FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA...
Transcript of FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA...
ANALISIS PENGARUH CAR, NPF, FDR DAN BOPO TERHADAP
PROFITABILITAS PADA BANK SYARIAH MANDIRI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
DISUSUN OLEH
DIAH SUKO ISTIYANI
NIM : 213-14-059
JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2019
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka
Skripsi saudara:
Nama : Diah Suko Istiyani
NIM : 213-14-059
Jurusan : S1-Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Judul Skripsi :Analisis Pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO Terhadap
Profitabilitas (ROA) Pada Bank Syariah Mandiri.
Dapat diajukan dalam sidang munaqosah Skripsi. Demikian surat ini dibuat untuk
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Salatiga, 22 Juli 2019
Pembimbing
Dr. Ahmad Mifdlol M, Lc., M.S.I.
NIP. 19800409 200801 1 015
ii
PENGESAHAN
ANALISIS PENGARUH CAR, NPF, FDR DAN BOPO TERHADAP
PROFITABILITAS (ROA) PADA BANK SYARIAH MANDIRI
DISUSUN OLEH:
DIAH SUKO ISTIYANI
NIM : 213-14-059
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 14
Agustus 2019 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memproleh gelar
Sarjana S1 Ekonomi
Susunan Panitia Penguji
Salatiga, 19 Agustus 2019
Dekan
Dr. Anton Bawono, S.E, M.Si
NIP. 19740320 200312 1 001
Ketua Sidang : Dr. Agus Waluyo, M. Ag
Sekertaris Sidang : Dr. Ahmad Mifdlol M, Lc., M.S.I
Penguji I : Dr. Faqih Nabhan, MM
Penguji II : Ari Setiawan, MM
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : DIAH SUKO ISTIYANI
NIM : 213-14-059
Jurusan : S1-Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga
Judul Skripsi :Analisis Pengaruh CAR, NPF, FDR, dan BOPO Terhadap
Profitabilitas (ROA) Pada Bank Syariah Mandiri.
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat orang lain kecuali
sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan ilmiah yang lazim.
Salatiga, 22 Juli 2019
Penulis
DIAH SUKO ISTIYANI
NIM. 213-14-059
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Bapak terhebat (Subandriyo) dan Ibu tercinta (Sugiyanti) terimakasih atas
do’a, semangat, kasih, sayang dan dukungannya. Semoga apa yang
bermanfaat dalam skripsi ini dapat menjadi amal baik untuk beliau.
Kakakku Etik Indrawati, Nur Kholis Ari Susanto, serta keponakanku,
Irvanindra Edo terimakasih untuk doa dan dukungannya.
Calon Imamku Arijal Wahyu Isnanto yang selalu mensuport aku dalam
segala situasi dan kondisi.
Sahabatku M. Akhsin Azizi yang bersedia meminjamkan laptopnya
untukku selama menyusun skripsi.
Rekan-rekan kerja BMT NU SEJAHTERA Salatiga Azimatul Husni
Laela, Intan Tiya Utami, Nova Amertadenata, Selamet Giyanto, Acil
Pramono, dan Miftakhil Anwar yang tidak pernah lelah mengingatkan dan
menemani saat menyusun skripsi.
Pembimbing skripsi Bapak Dr. Ahmad Mifdhol M. Lc., M.S.I. terimakasih
atas saran dan bimbingannya.
Untuk sahabat-sahabati PMII Kota Salatiga dan sahabat-sahabati Teater
Lintang Songo Djoko Tingkir Kota Salatiga.
Serta seluruh sahabat S1 Perbankan Syariah.
v
MOTTO
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri”
_Q.S Al-Isra’[17]:7
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh,
Alhamdulillahi Rabbil ‘alamiin, puji syukur senantiasa bagi Allah SWT,
atas izin-Nya penulis diberi anugerah, kekuatan serta kemudahan dalam
menyelesaikan skripsi ini. Allahumma Sholli ‘alaa Sayyidinaa Muhammad, rasa
kagum senantiasa untuk Baginda Muhammad SAW yang telah menjadi suri
tauladan umat yang selalu penulis rindukan dan nantikan syafaatnya di hari akhir
nanti.
Sungguh bahagia dan penuh rasa syukur atas selesainya skripsi yang
berjudul “ANALISIS PENGARUH CAR, NPF, FDR DAN BOPO TERHADAP
PROFITABILITAS (ROA) PADA BANK SYARIAH MANDIRI. Untuk itu
penulis mengucapkan terimakasih dan mengapresiasi setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam.
3. Bapak Ari Setiyawan M.M. selaku Ketua Jurusan S1 Perbankan syariah
serta pembimbing pendamping dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Dr. Ahmad Mifdhol M. Lc., M.S.I. selaku dosen pembimbing
skripsi atas semua waktu, arahan, masukan dalam membantu
penyelesaian skripsi ini.
5. Seluruh dosen serta staff di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam.
vii
6. Bapak terhebat (Subandriyo) dan Ibu tercinta (Sugiyanti) terimakasih
atas do’a, semangat, kasih, sayang dan dukungannya. Semoga apa yang
bermanfaat dalam skripsi ini dapat menjadi amal baik untuk beliau.
7. Kakakku Etik Indrawati, Nur Kholis Ari Susanto, serta keponakanku,
Irvanindra Edo terimakasih untuk doa dan dukungannya.
8. Calon Imamku Arijal Wahyu Isnanto yang selalu mensuport aku dalam
segala situasi dan kondisi.
9. Rekan-rekan kerja BMT NU SEJAHTERA Salatiga Azimatul Husni
Laela, Intan Tiya Utami, Nova Amertadenata, Selamet Giyanto, Acil
Pramono, dan Miftakhil Anwar yang tidak pernah lelah mengingatkan
dan menemani saat menyusun skripsi.
Atas apa yang telah diberikan semoga Allah SWT memberikan limpahan balasan.
Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu kami selalu mengharap kritik dan saran yang membangun dalam skripsi
ini. Besar harapan penulis skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis, dan pembaca
ataupun yang mengkaji skripsi ini selanjutnya.
Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Salatiga, 22 Juli 2019
Penulis
Diah Suko Istiyani
213-14-059
viii
ABSTRAK
Istiyani, Diah S .2019. Analisis Pengaruh CAR, NPF, FDR, dan BOPO Terhadap
Profitabilitas (ROA) Pada Bank Syariah Mandiri. Fakulutas Ekonomi dan
Bisnis Islam Jurusan Strata Satu Perbankan Syariah Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing : Dr. Ahmad Mifdhol M. Lc.,
M.S.I.
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO
terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri periode 2009-2018.
Data dalam penelitian ini diperoleh dari publikasi laporan keuangan website bank
syariah mandiri dan data yang dipublikasikan Otoritas Jasa Keuangan. Dalam
penelitian ini menggunakan uji regresi linier berganda yang sebelumnya data telah
diuji dengan pengujian asumsi klasik meliputi uji autokorelasi, uji
multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas.
Berdasarkan selama periode pengamatan tidak ditemukan variabel pengganggu
dalam model penelitian ini. Uji statistik menunjukkan secara simultan variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Secara parsial
variabel CAR berpengaruh negatif dan tidak signifikan, NPF dan BOPO
berpengaruh negatif dan signifikan, serta FDR berpengaruh posisitif dan
signifikan terhadap profitabilitas (ROA).
Kata kunci: Capital Adequancy Ratio (ROA), Non Performing Financing (NPF),
Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional Pendapatan
Operasional (BOPO), Profitabilitas (ROA)
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................ii
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN .....................................................iii
PERSEMBAHAN ...............................................................................................iv
MOTTO ..............................................................................................................v
KATA PENGANTAR ........................................................................................vi
ABSTRAK ..........................................................................................................viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................ix
DAFTAR TABEL ...............................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah ........................................................................1
B.Rumusan Masalah ..................................................................................8
C.Tujuan Penelitian ...................................................................................8
D.Manfaat Penelitian .................................................................................9
E.Sistematika Penulisan .............................................................................11
BAB II LANDASAN TEORI
A.Telaah Pustaka .......................................................................................13
B.Kerangka Teori ......................................................................................24
1. ROA .............................................................................................24
2. CAR ..............................................................................................25
3. NPF...............................................................................................27
4. FDR ..............................................................................................30
5. BOPO ...........................................................................................32
C.Kerangka Pemikiran ...............................................................................36
D.Hipotesis ................................................................................................37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.Jenis Penelitian ......................................................................................42
B.Populasi Dan Sempel .............................................................................43
C.Teknik Pengumpulan Data .....................................................................45
x
D.Definisi Konsep Dan Operasional .........................................................46
E.Analisis Data ..........................................................................................48
F.Alat Analisis ...........................................................................................53
BAB IV ANALISIS DATA
A.Deskripsi Objek Penelitian ....................................................................54
B.Deskripsi Statistik Sampel Penelitian ....................................................56
C.Proses dan Hasil Analisis Data ..............................................................58
D. Proses dan Hasil Uji Hipotesis .............................................................63
BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan ............................................................................................71
B.Saran.......................................................................................................71
B.Keterbatasan Penelitian ..........................................................................73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu ................................................................ 20
Tabel 2.2 hasil Dugaan Hipotesis ......................................................................... 41
Tabel 4.1 Rasio Keuangan .................................................................................... 54
Tabel 4.2 Deskripsi Statistik Variabel .................................................................. 57
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolenearitas ................................................................... 59
Tabel 4.4 Kriteria Nilai Uji DW ........................................................................... 60
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokolerasi .......................................................................... 60
Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Park) ..................................................... 61
Tabel 4.7 Hasil Uji F ............................................................................................. 63
Tabel 4.8 Hasil Uji T ............................................................................................. 64
Tabel 4.9 Hasil Uji Determinasi ........................................................................... 69
Tabel 4.10 Hasil Analisis ...................................................................................... 70
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 36
Gambar 4.1 Grafik Scatterplot .............................................................................. 62
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perbankan adalah industri keuangan yang berfungsi menghimpun dana
yang kurang produktif (idle fund) dari masyarakat dan menyalurkannya
menjadi kredit bagi dunia usaha. Dengan peranannya yang dikenal dengan
sebutan fungsi intermediasi keuangan tersebut, perbankan menjadi salah satu
mata rantai dalam sistem keuangan suatu negara. Sebagai lembaga keuangan
dengan kemampuan utama melaksanakan intermediasi keuangan menjadikan
perbankan dapat disebut sebagai salah satu industri yang mampu untuk
merubah tabungan menjadi investasi. Dengan fungsinya yang strategis
tersebut, tidak heran apabila perbankan mendapat perhatian yang besar dari
pemerintah karena perbankan adalah bisnis yang sarat dengan risiko dan
kegagalan yang terjadi pada sistem perbankan bisa memberi dampak yang
fatal pada perekonomian secara menyeluruh disebut juga sebagai risiko
sistemik (Eng, 2013: 153).
Dunia perbankan kini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Perkembangan bank yang semakin pesat menjadikan kinerja keuangan adalah
hal yang sangat penting untuk diperhatikan, dalam rangka persaingan
menambah nasabah atau costumer. Hal ini dapat dilihat dengan semakin
banyaknya bank yang ada di Indonesia baik itu Bank Konvensional maupun
Bank Syariah.
2
Dengan bertambahnya jumlah bank, persaingan untuk menarik dana dari
masyarakat semakin meningkat. Semua bank berlomba menghimpun dana
dari masyarakat yang nantinya akan disalurkan kembali kepada masyarakat
bagi yang membutuhkan baik untuk tujuan produktif maupun konsumtif.
Karena bagi bank dana merupakan persoalan yang paling utama. Tanpa
adanya dana, bank tidak akan berfungsi sebagaimana layaknya. Dana bank
yang berasal dari modal sendiri dan modal cadangan hanya sebesar 7%
sampai dengan 8% dari total aktiva pada bank tesebut. Dana dana yang
dihimpun dari masyarakat merupakan dana terbesar yang paling dihandalkan
oleh suatu bank yang mencapai 80% sampai dengan 90% dari seluruh total
dana yang dikelola oleh bank. Dana yang dihimpun dari masyarakat biasanya
disimpan dalam bentuk giro, deposito, tabungan. Selain dari ketiga macam
bentuk dana simpanan dari pihak ketiga tersebut yaitu giro, deposito, dan
tabungan masih banyak terdapat dana dari pihak ketiga lainnya yang dapat
diterima oleh bank. Akan tetapi, dana-dana ini sebagian besar berbentuk dana
sementara yang sukar disusun perencanaannya karena bersifat sementara.
Namun krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997, yang disusul dengan
krisis politik nasional telah membawa dampak besar dalam perekonomian
nasional. Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang
didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat
parah. Keadaan tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa
mengambil tindakan untuk merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian
bank-bank di Indonesia. Lahirnya Undang Undang No. 10 tahun 1998,
3
tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan,
pada bulan November 1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi
tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia. Undang-Undang tersebut
memungkinkan bank beroperasi sepenuhnya secara syariah atau dengan
membuka cabang khusus syariah. PT. Bank Susila Bakti yang dimiliki oleh
Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT. Bank Dagang Negara dan PT.
Mahkota Prestasi berupaya keluar dari krisis 1997 - 1999 dengan berbagai
cara. Mulai dari langkah-langkah menuju merger sampai pada akhirnya
memilih konversi menjadi bank syariah dengan suntikan modal dari pemilik.
Dengan terjadinya merger empat bank (Bank Dagang Negara, Bank
Bumi Daya, Bank Exim dan Bapindo) ke dalam PT. Bank Mandiri (Persero)
pada tanggal 31 Juli 1999, rencana perubahan PT. Bank Susila Bakti menjadi
bank syariah (dengan nama Bank Syariah Sakinah) diambil alih oleh PT.
Bank Mandiri (Persero). PT. Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik baru
mendukung sepenuhnya dan melanjutkan rencana perubahan PT. Bank Susila
Bakti menjadi bank syariah, sejalan dengan keinginan PT. Bank Mandiri
(Persero) untuk membentuk unit syariah. Langkah awal dengan merubah
Anggaran Dasar tentang nama PT. Bank Susila Bakti menjadi PT. Bank
Syariah Sakinah berdasarkan Akta Notaris : Ny. Machrani M.S. SH, No. 29
pada tanggal 19 Mei 1999. Kemudian melalui Akta No. 23 tanggal 8
September 1999 Notaris : Sutjipto, SH nama PT. Bank Syariah Sakinah
Mandiri diubah menjadi PT. Bank Syariah Mandiri.
4
Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat Keputusan
Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP. BI/1999 telah memberikan ijin
perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah kepada PT. Bank Susila Bakti. Selanjutnya dengan Surat
Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999
tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia telah menyetujui perubahaan nama
PT. Bank Susila Bakti menjadi PT. Bank Syariah Mandiri. Senin tanggal 25
Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999 merupakan hari pertama
beroperasinya PT. Bank Syariah Mandiri. Kelahiran Bank Syariah Mandiri
merupakan buah usaha bersama dari para perintis bank syariah di PT. Bank
Susila Bakti dan Manajemen PT. Bank Mandiri yang memandang pentingnya
kehadiran bank syariah dilingkungan PT. Bank Mandiri (Persero). PT. Bank
Syariah Mandiri hadir sebagai bank yang mengkombinasikan idealisme usaha
dengan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya. Harmoni antara
idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu
keunggulan PT. Bank Syariah Mandiri sebagai alternatif jasa perbankan di
Indonesia.
Diperkenalkannya Bank Syariah Mandiri sebagai bank bagi hasil di
Indonesia diharapakan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang mulai
sadar akan pentingnya bank bebas bunga dan mayoritas penduduk Indonesia
yang beragama Islam membuat Bank Syariah Mandiri menjadi salah satu
bank syariah yang mengalami kemajuan pesat, hal tersebut dapat dilihat dari
kinerja perusahaan yang baik dari tahun ke tahun. Selama tujuh tahun ini
5
Bank Syariah Mandiri telah mengalami pertumbuhan yang cukup pesat,
bahkan rata-rata per tahun selalu berada di atas 50 persen. Aset yang semula
hanya Rp. 448 miliar, kini telah berkembang menjadi Rp. 43 triliun.
Perkembangan ini, banyak dipengaruhi oleh tingginya permintaan dari
masyarakat yang mulai tertarik dengan sistem perbankan syariah sebagai
lembaga alternatif pembiayaan bisnis. Selain itu, juga banyak dipengaruhi
oleh faktor eksternal, terutama ekonomi Timur Tengah. Setelah peristiwa 11
september, terjadi pergeseran ekonomi global dari Amerika Serikat ke Timur
Tengah. Hal tersebut yang membuat penulis ingin meneliti kemajuan Bank
Syariah Mandiri dilihat dari tingkat kesehatan bank tersebut.
Bank yang selalu dapat menjaga kinerjanya dengan baik terutama tingkat
profitabilitas yang tinggi dan mampu membagikan dividen dengan baik serta
prospek usahanya dapat selalu berkembang dan dapat memenuhi ketentuan
prudential banking regulation dengan baik, maka kemungkinan nilai saham
dari bank yang bersangkutan di pasar sekunder dan jumlah dana dari pihak
ketiga yang berhasil dikumpulkan akan naik. Kenaikan nilai saham dan
jumlah dana pihak ketiga ini merupakan salah satu indikator naiknya
kepercayaan masyarakat kepada bank yang bersangkutan. Kepercayaan dan
loyalitas pemilik dana terhadap bank merupakan faktor yang sangat
membantu dan mempermudah pihak manajemen bank untuk menyusun
strategi bisnis yang baik. Sebaliknya para pemilik dana yang kurang menaruh
kepercayaan kepada bank yang bersangkutan maka loyalitasnya pun juga
sangat tipis, hal ini sangat tidak menguntungkan bagi bank yang bersangkutan
6
karena para pemilik dana ini sewaktu-waktu dapat menarik dananya dan
memindahkannya ke bank lain.
Penilaian terhadap kinerja suatu bank dapat dilakukan dengan melakukan
analisis terhadap laporan keuangannya. Laporan keuangan bank berupa
neraca memberikan informasi kepada pihak di luar bank. Laporan laba rugi
memberikan gambaran mengenai perkembangan bank yang bersangkutan.
Pengukuran tingkat kesehatan bank harus dilakukan oleh semua bank baik
bank konvensional maupun bank syariah karena terkait dengan kepentingan
semua pihak terkait, baik pemilik, pengelola (manajemen) bank, masyarakat
pengguna jasa bank, Bank Indonesia selaku otoritas pengawasan bank, dan
pihak lainnya. Informasi mengenai kondisi suatu bank dapat digunakan oleh
pihak-pihak tersebut untuk mengevaluasi kinerja bank dalam menerapkan
prinsip kehati-hatian, kepatuhan terhadap ketentuan ketentuan yang berlaku
dan manajemen resiko.
Perkembangan metedologi penilaian kondisi bank senantiasa bersifat
dinamis sehingga sistem penilaian tingkat kesehatan bank perlu di-review
secara periodik untuk menyesuaikan kondisi terkini. Tujuannya adalah agar
lebih mencerminkan kondisi bank saat ini dan di waktu yang akan datang.
Dalam konteks inilah Bank Indonesia senantiasa melakukan perbaikan
kembali terhadap sistem penilaian tingkat kesehatan yang meliputi
penyempurnaan pendekatan penilaian kualitatif dan kuantitatif dan
penambahan faktor penilaian. Bagi perbankan, hasil akhir penilaian kondisi
bank tersebut dapat digunakan sebagai salah satu sarana dalam menetapkan
7
strategi usaha di waktu yang akan datang. Sedangkan bagi Bank Indonesia,
antara lain digunakan sebagai sarana penetapan dan implementasi strategi
pengawasan bank.
Analisis laporan finansial (financial statement analysis), khususnya
mencurahkan perhatian kepada perhitungan rasio agar dapat mengevaluasi
keadaan finansial pada masa lalu, sekarang dan memproyeksikan masa yang
akan datang. Analisis rasional merupakan bentuk atau cara yang umum
digunakan dalam analisis laporan finansial. Dengan kata lain, diantara alat-
alat analisis yang digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan yang
dihadapi pasar dibidang keuangan, adalah analisis ratio (financial ratio
analysis).
Rasio profitabilitas mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil
pengembalian yang dihasilkan dari pinjaman dan investasi. Indikator yang
biasa digunakan utnuk mengukur kinerja profitabilitas bank adalah ROA
(Return on asset) yaitu rasio keuangan perusahaan yang terkait dengan
potensi keuntungan mengukur kekuatan perusahaan membuahkan keuntungan
atau juga laba pada tingkat pendapatan, asset, dan juga modal saham spesifik.
Dari latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka
penulis memilih judul “Analisis Pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio),
NPF (Non Performing Financing), FDR (Financing to Deposito Rasio), dan
BOPO (biaya operasional pendapatan operasional) terhadap Profitabilitas
(ROA) Pada Bank Syariah Mandiri.
8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka pokok permasalahan yang akan
dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
Profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri?
2. Bagaimana pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap
Profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri?
3. Bagaimana pengaruh Financing to Deposito Rasio (FDR) terhadap
Profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri?
4. Bagaimana pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional
(BOPO) terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan
untuk :
1. Menganalisis pengaruh capital adequacy ratio (CAR) terhadap
Profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri.
2. Menganalisis pengaruh non performing financing (NPF) terhadap
profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri.
3. Menganalisis pengaruh Financing to Deposito Rasio (FDR) terhadap
profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri.
4. Menganalisis pengaruh biaya operasional pendapatan operasional
(BOPO) terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri.
9
D. Manfaat Penelitian
Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi berbagai pihak. Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi Penulis
2. Penelitian yang dilakukan ini dapat memberikan manfaat dalam hal
pengembangan ilmu ekonomi khususnya manajemen keuangan,
melalui pendekatan dan cakupan varibel yang digunakan, dan
tambahan pengetahuan mengenai analisis pengaruh capital adequacy
ratio (CAR), non performing financing (NPF), Financing to Deposito
Rasio (FDR), dan rasio biaya operasional pendapatan operasional
(BOPO) terhadap return on asset (ROA) pada Bank Syariah Mandiri
pada periode 2009-2018 dan mengaplikasikan ilmu yang telah didapat
selama dibangku perkuliahan.
3. Bagi Debitur dan Kreditur
4. Penelitioan diharapkan bermanfaat terutama bagi para debitur dan
kreditur bank syariah guna mengetahui bagaimana perubahan suatu
kondisi perbankan syariah. Dengan begitu debitur dan kreditur
mempunyai gambaran pada kondisi yang bagaimana suatu perbankan
dapat menguntungkan sebagai media investasi maupun penyedia dana.
5. Bagi Bank Syariah
6. Bagi bank syariah diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam
pembuatan keputusan terhadap kebijakan pembiayaan maupun
10
ekspansi asset serta untuk langkah antisipasi terhadap semua faktor
yang nantinya akan mempengaruhi kinerja perusahaan.
7. Bagi Investor, Calon Investor dan Calon Nasabah
8. Bagi investor, calon investor dan calon nasabah penelitian ini dapat
bermanfaat dalam memberikan pertimbangkan dalam berinvestasi,
mengembangkan perbankan di Indonesia dan dapat memberikan
manfaat dalam mempertimbangkan dalam memutuskan untuk menjsi
nasabah bank syariah.
11
E. Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab, masing-
masing uraian yang secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi pendahuluan sebagai titik tolak dan menjadi
acuan dalam proses oenelitian yang akan dilakukan. Bab ini terdiri
dari lima sub yaitu latar belakang penelitian, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini membahas tentang landasan teori yang berhubungan
dengan variable-variabel penelitian. Bab ini dimulai dengan sub
bab telaah pustaka untuk memaparkan penelitian sejeniz yang
pernah dilakukan guna mengetahui posisi penelitian ini. Kemudian
dilanjutkan dengan kerangka teori, kerangka penelitian dan
hipotesis penelitian.
BAB III : METODE PENELITIAN
Dalam bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang
dikunakan pendekatan dan jenis penelitian; populasi, sempel dan
teknik sampling; teknik pengumpulan data; sumber data, variable
dan skala pengukuran; analisis data.
BAB IV : ANALISI DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisi pembahasan tentang hasil penelitian yang
telah dilakukan beserta analisisnya yang meliputi diskripsi data dan
12
analisis data yang telah ditemukan pada bab sebelumnya sebagai
interpretasi hasil analisis.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini merupakan bab penutup yang terdiri dari
Kesimpulan dan Saran yang dianggap berguna. Kesimpulan
merupakan jawaban dari pokok-pokok masalah yang telah
dikemukakan pada bab pertama. Kemudian saran berisi masukan-
masukan yang ditunjukan bagi pihak yang berkepentingan yang
terkait dengan penelitian ini.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Dalam penulisan ini penulis bukan yang pertama membahas mengenai
faktor yang mempengaruhi profitabilitas (ROA) bank. Adapun yang dijadikan
penulis sebagai landasan adalah beberapa penelitian yaitu sebagai berikut :
Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2012) dalam “Pengaruh CAR,
BOPO, NPF dan FDR terhadap Return On Asset (ROA) Bank Umum
Syariah”. Populasi dalam penelitian ini adalah 11 Bank Umum Syariah di
Indonesia. Setelah melewati tahap purposive sampling, terdapat 3 sampel
Bank Umum Syariah yang layak digunakan yaitu Bank Muamalat Indonesia,
Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah. Teknik analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda yang bertujuan
untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara
variabel. Sedangkan uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi uji autokorelasi, uji normalitas, uji multikolonieritas, dan uji
heteroskedastisitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR berpengaruh
negatif terhadap ROA, tetapi tidak signifikan. Variabel BOPO dan NPF
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA Bank Umum Syariah.
Sedangkan variabel FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA
Bank Umum Syariah. Kemampuan prediksi dari keempat variabel tersebut
terhadap ROA sebesar 67,2%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain
13
di luar model penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
pedoman bagi manajemen Bank Umum Syariah dalam mengelola perusahaan.
Dalam penelitian Nurkhosidah (2009) tentang “Analisis Pengaruh
Variabel Non Performing Financing¸ Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produktif, Financing to Deposite Ratio dan Biaya Operasional per
Pendapatan Operasional terhadap Profitabilitas Pada Bank Syariah Mandiri”.
Penelitian yang dilakukan pada Bank Syariah Mandiri pada tahun 2005
sampai dengan tahun 2007 menyatakan bahwa NPF dan BOPO berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap profitabilitas. Variabel FDR dan PPAP tidak
bepengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
Dalam penelitian Suryani (2011) mengenai “Analisis Pengaruh
Financing to Deposite Ratio (FDR) terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah
di Indonesia” menyatakan bahwa FDR tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Dalam penelitian ini selain
menganalis pengaruh FDR terhadap profitabilitas juga menganalisis kondisi
Financing to Deposit Ratio (FDR) pada Perbankan Syariah di Indonesia,
menganalisis profitabilitas perbankan syariah di Indonesia. Sampel dari kajian
ini meliputi 11 bank syariah (BUS), 23 Unit Usaha Syariah (UUS). Data
penelitian ini diperoleh dari Statistik Perbankan Syariah yang diterbitkan oleh
Bank Indonesia dari bulan Januari 2008 hingga Desembar 2010 (Kajian
mengenai Financial Ratio BUS dan UUS dalam periode 2008-2010 Sebanyak
34 bank dilibatkan dalam penelitian ini. Adapun teknik yang digunakan
14
dalam kajian ini adalah analisis regresi linear dengan bantuan program
EVIEWS versi 5.
Penelitian Syaichu (2013) dalam “Analisis Pengaruh Suku Bunga,
Inflasi, CAR, BOPO, NPF Terhadap Profitabilitas Bank Syariah”. Suku
bunga tidak mempunyai pengaruh terhadap ROA, inflasi tidak mempunyai
pengaruh terhadap ROA, CAR tidak mempunyai pengaruh terhadap ROA,
begitu pula dengan NPF. BOPO mempunyai pengaruh langsung negatif
signifikan terhadap ROA.
Penelitian Aisyah (2017) “Analisis Pengaruh CAR, NPF, BOPO
Terhadap ROA pada Bank Syariah” Dari analisis data yang dilakukan untuk
mengetahui pengaruh CAR, NPF, dan BOPO terhadap ROA maka dapat
disimpulkan bahwa dari hasil analisis linier berganda dapat diketahui bahwa
uji t menunjukkan variabel CAR secara parsial tidak berpengaruh terhadap
ROA dan variabel NPF, BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA. Uji F
menunjukkan bahwa variable CAR, NPF, BOPO berpengaruh signifikan
terhadap ROA. Hasil analisis Uji t diketahui bahwa variabel CAR secara
parsial tidak berpengaruh terhadap ROA dan variabel NPF, BOPO
berpengaruh signihkan terhadap ROA. Dan Koefesien Determinasi (R2)
diperoleh Adjusted Square (R2) sebesar 0,413 hal inimenunjukkan bahwa
ROA dapat dijelaskan oleh variabel CAR, NPF, BOPO sebesar 88,7%,
sedangkan 11,3% dipengaruhi oleh faktor - faktor lain diluar vaiabel yang
diteliti.
15
Dalam penelitian Mawardi (2014) mengenai “Pengaruh Financing To
Deposito Rasio (FDR) Terhadap Return On Asset (ROA) Dengan Variabel
Intervening Penempatan Dana Pada Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)
Pada Bank Syariah di Indonesia” menyatakan bahwa Financing To Deposito
Rasio (FDR) memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap Sertifikat
Bank Syariah Indonesia (SBIS). Jenis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data sekunder. Data sekunder dalam penelitian ini data statistic
FDR, jumlah penempatan dana pada SBIS dan ROA yang diterbitkan dalam
Statistik Perbankan Syariah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia detiap
bulannya selama periode Januari 2009 hingga Oktober 2013. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data statistic Financing to Deposit
Ratio (FDR), Return on Asset (ROA), dan penempatan dana pada SBIS
periode Januari 2009 sampai Oktober 2013 yaitu sebanyak 58 data. Teknik
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur atau path
analysis. Analisis jalur merupakan pengembangan lebih lanjut dari analisis
regresi berganda dan bivariate.
Penelitian Rafsanjani (2016) “Pengaruh Internal Capital Adequency
Ratio (CAR), Financing To Deposit Ratio (FDR), dan Biaya Operasional
Pendapatan Operasional (BOPO) dalam Peningkatan Profitabilitas Industri
Bank Syariah di Indonesia”. Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah
data sekunder antara lain capital adequacy ratio (CAR), likuiditas (FDR),
efisiensi operasional (BOPO) dan profitabilitas (ROA) pada industri
perbankan umum syariah yang terdaftar di Bank Indonesia. Data tersebut
16
merupakan data time series cross section dari tahun 2010-2012 dan 2013
(hanya pada bulan Januari hingga Maret 2013) yang diperoleh melalui situs
resmi statistik perbankan, Bank Indonesia (www.bi.go.id). Untuk
menganalisisnya, peneliti menggunakan model regresi linear berganda
dengan SPSS 16. Dari hasil pengamatan dan analisis data yang telah
dilakukan, kesimpulan pada penelitian ini adalah CAR, FDR, dan BOPO
terhadap ROA yang merupakan indikator kesehatan Bank untuk mengukur
profitabilitasnya memiliki hubungan yang tinggi. CAR secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Variabel FDR secara parsial
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas. Berbeda lagi
dengan BOPO yang secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap ROA.
Dalam penelitian Harianto (2017) mengenai “Rasio Keuangan dan
Pengaruhnya Terhadap Profitabilitas Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
di Indonesia” Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya rasio efisiensi
operasional (BOPO) dan rasio kredit bermasalah (NPF) berpengaruh terhadap
tingkat profitabilitas. Tingkat profitabilitas diukur dengan tingkat
pengembalian aset (ROA). Sedangkan rasio pembiayaan terhadap dana pihak
ketiga (FDR) dan rasio kecukupan modal (CAR) tidak berpengaruh terhadap
bank pembiayaan rakyat syariah. Hasil ini berimplikasi bahwa bank
pembiayaan rakyat syariah sebaiknya meningkatkan efisiensi operasional dan
menurunkan tingkat pembiayaan bermasalah. Teknik analisis yang
dipergunakan untuk menjawab tujuan penelitian yaitu menganalisis pengaruh
17
antara BOPO, NPF, FDR, dan CAR terhadap ROA Bank Pembiayan Rakyat
Syariah (BPRS) di Indonesia ialah teknik regresi linier berganda. Data yang
digunakan adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala
numerik (angka).
Dalam penelitian Lemiyana (2016) mengenai “Pengaruh NPF, FDR,
BOPO Terhadap ROA pada Bank Umum Syariah” menyatakan bahwa Secara
parsial Variabel Non Performing Financing (NPF) dan Financing to Deposit
Ratio (FDR), tidak ada pengaruh terhadap Return On Asset (ROA).
Sedangkan variabel Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO) berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA). Capital
Adequacy Ratio (CAR) tidak terdapat pengaruh negatif signifikan antara
CAR terhadap ROA. Dan variabel Inflasi dan Nilai tukar juga tidak
mempunyai pengaruh terhadap Return On Asset (ROA). Sedangakan secara
simultan Variabel Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit
Ratio (FDR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO),Capital Adequacy Ratio (CAR),Inflasi, dan Nilai Tukar tidak
adapengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Kontribusi seluruh
variabel bebas (Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio
(FDR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO),Capital
Adequacy Ratio (CAR), Inflasi, dan Nilai Tukar) terhadap Return On Asset
(ROA) sebesar 71,9% sisanya 28,1% dijelaskan oleh variabel lain diluar
model penelitian ini.
18
Dalam penelitian Rahmat (2012) mengenai “Pengaruh CAR, FDR, NPF
Terhadap Profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri” Berdasarkan analisis
data dan pembahasan hasil penelitian menyatakan bahwa hasil perhitungan
secara parsial terhadap tingkat profitabilitas adalah CAR berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri, sehingga
hipotesis awal tidak terbukti. FDR berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri, sehingga hipotesis awal
tidak terbukti, NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas
pada Bank Syariah Mandiri, sehingga hipotesis awal terbukti. Dari hasil
pengujian diperoleh F-statistik lebih besar dari F-tabel, maka dapat
disimpulkan bahwa CAR, FDR, dan NPF secara simultan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Profitabilitas (ROE). Dilihat dari R-squared,
profitabilitas mampu dijelaskan oleh variable independen yang digunakan
dalam model (CAR, FDR, dan NPF)
19
Tabel 2.1
Review Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Variabel Hasil Penelitian
1. - Pratiwi
(2012)/Skripsi
- X1 : CAR
- X2 : BOPO
- X3 : NPF
- X4 : FDR
- Y : ROA
- Variabel CAR mempunyai
pengaruh negatif terhadap ROA,
namun tidak signifikan.
- NPF dan BOPO mempunyai
pengaruh negatif dan signifikan
terhadap ROA
-Sedangkan variabel FDR
mempunyai pengaruh positif
dan signifikan terhadap ROA.
2. - Nurkhosidah
(2009)/Jurnal
- X1 : NPF
- X2 : PPAP
- X3 : FDR
- X4 : BOPO
- Y : ROA
- Uji T secara parsial
menunjukkan bahwa NPF dan
BOPO berpengaruh negatif
signifikan terhadap ROA.
- Sedangkan FDR dan PPAP tidak
berpengaruh signifikan terhadap
ROA
3. -Suryani
(2011)/Jurnal
-X1 : FDR
-Y : ROA
Hasil analisis regresi me-
nunjukkan tidak adanya pengaruh
signfikan Financing to Deposit
Ratio (FDR) terhadap Return on
20
Asset (ROA)
4. - Syaichu
(2013)/Jurnal
- X1 : Suku bunga
- X2 : Inflasi
- X3 : CAR
- X4 : BOPO
- X5 : NPF
- Y : ROA
- Hasil penelitian menunjukkan
bahwa inflasi, suku bunga, CAR,
dan NPF tidak mempunyai
pengaruh terhadap ROA
-BOPO mempunyai pengaruh
signifikan negatif terhadap ROA
5. -Aisyah
(2017)/Skripsi
-X1 : CAR
-X2 : NPF
-X3 : BOPO
-Y : ROA
-Secara parsial variabel CAR
tidak berpengaruh signifikan
terhadap ROA.
-Sedangkan NPF dan BOPO
secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap ROA.
6. -Mawardi
(2014)/Jurnal
-X1 : FDR
-Y : ROA
- Menyatakan bahwa Financing
To Deposito Rasio (FDR)
memiliki pengaruh negatif yang
signifikan terhadap Sertifikat
Bank Syariah Indonesia (SBIS).
7. - Risfanjani
(2017)/Jurnal
- X1 : CAR
- X2 : FDR
- X3 : BOPO
- Y : ROA
- CAR tidak mempunyai pengaruh
signifikan terhadap ROA.
-FDR mempunyai pengaruh
negatif tidak signifikan terhadap
ROA.
21
-BOPO mempunyai pengaruh
negatif signifikan terhadap ROA.
8. - Hariyanto
(2017)/Jurnal
- X1 : BOPO
- X2 : NPF
- X3 : FDR
- X4 : CAR
- Y : ROA
- Hasil penelitian menunjukkan
bahwa hanya rasio efisiensi
operasional (BOPO) dan rasio
kredit bermasalah (NPF)
berpengaruh terhadap tingkat
profitabilitas.
- Sedangkan rasio pembiayaan
terhadap dana pihak ketiga
(FDR) dan rasio kecukupan
modal (CAR) tidak berpengaruh
terhadap bank pembiayaan rakyat
syariah.
9. - Lemiyana
(2016)/Jurnal
- X1 : NPF
- X2 : FDR
- X3 : BOPO
- Y : ROA
- Secara parsial variable NPF dan
FDR tidak ada pengaruh
signifikan terhadap ROA
- Sedangkan variable BOPO
secara parsial berpengaruh
negative terhadap ROA
10. - Rahmat
(2012)/Skripsi
- X1 : CAR
- X2 : FDR
- X3 : NPF
- CAR berpengaruh negative dan
signifikan terhadap profitabilitas
- FDR berpengaruh positif tidak
22
- Y : ROA signifikan terhadap profitabilitas
- NPF berpengaruh negative dan
signifikan terhadap profitabilitas.
23
B. Kerangka Teori
Untuk lebih memahami penulisan skripsi yang berjudul “Analisis
Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Permorming Financing
(NPF), Financing To Deposito Rasio (FDR) dan Biaya Operasional
Pendapatan Operasional (BOPO) Terhadap Profitabilitas (ROA) Pada Bank
Syariah Mandiri.” maka penulis perlu menjelaskan istilah-istilah dalam judul
skripsi tersebut:
1. Return On Asset (ROA)
Variabel terikat atau dependent yaitu variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013: 59).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Profitabilitas yang di
proksikan dengan ROA pada perusahaan Bank Syariah Mandiri. Variabel
dependen (Y) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Profitabilitas.
Profitabilitas dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan perbankan
untuk menghasilkan laba pada periode 2009-2018. Pada penelitian ini
digunakan ROA digunakan sebagai proksi menghitung profitabilitas.
Rasio profitabilitas adalah rasio yang menunjukkan tingkat
efektifitas yang dicapai melalui usaha operasional bank. Return on Asset
adalah rasio yang menggambarkan kemampuan bank dalam mengelola
dana yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva yang menghasilkan
keuntungan. ROA adalah gambaran produktivitas bank dalam mengelola
dana sehingga menghasilkan keuntungan (Muhammad, 2005: 159). ROA
24
adalah perbandingan antara pendapatan bersih (net income) dengan rata-
rata aktiva (average assets) (Muhammad, 2002: 245).
Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang
dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah
semakin kecil (Machmud dan Rukmana, 2010:166). ROA adalah rasio
yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas. ROA dihitung
dengan menggunakan formula : ROA = Laba Sebelum Pajak / Rata-rata
Total Aset. Semakin besar ROA yang dicapai menunjukkan tingkat
profitabilitas yang semakin baik (Eng 2013). Mengacu pada Surat Edaran
Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2014, ROA
dirumuskan sebagai berikut :
ROA = x 100………………………….………
2. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Menurut Dendawijaya (2005) CAR adalah rasio yang
memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung
risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut
dibiayai dari dana modal sendiri bank, di samping memperoleh dana-dana
dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman
(utang) dan lain-lain. Dengan kata lain, Capital Adequacy Ratio adalah
rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank
untuk menunjang aktiva yang mengandung atau mennghasilkan risiko,
misalnya kredit yang diberikan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai
berikut :
25
(Modal Bank / Aktiva Tertimbang Menurut Risiko) x 100% CAR
merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi
penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang
disebabkan oleh aktiva yang berisiko”.
Dendawijaya (2001), CAR adalah rasio yang memperlihatkan
seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit,
penyertaan surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana
modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber
diluar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. CAR
menunjukkan sejauh mana penurunan asset bank yang masih dapat ditutup
oleh equity bank yang tersedia, semakin tinggi CAR maka semakin baik
kondisi bank (Tarmidzi, 2003). Dengan kata lain, CAR adalah rasio
kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk
menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya
kredit yang diberikan.
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan
seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit,
penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana
modal sendiri bank, di samping memperoleh dana-dana dari sumber-
sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (hutang), dan
lainlain (Dendawijaya, 2005: 121). Tingkat CAR yang ideal akan
meningkatkan kepercayaan masyarakat sebagai pemilik dana terhadap
bank sehingga masyarakat akan memiliki keinginan yang lebih untuk
26
menyimpan dananya di bank, yang pada akhirnya bank akan memiliki
kecukupan dana untuk menjalankan kegiatan perasionalnya seperti
pemberian kredit kepada masyarakat yang memungkinkan bank untuk
dapat memperoleh laba lebih dari kenaikan pendapatan bunga kredit yang
dikucurkannya (Hardiyanti, 2012).
Variabel bebas atau independent yaitu variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen
(terikat) (Sugiyono, 2013: 59). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
CAR, NPF, FDR, BOPO. CAR adalah rasio yang memperlihatkan
seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko
(kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai
dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber diluar
bank pada perusahaan perbankan periode 2013-2017. Mengacu pada Surat
Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, secara
matematis CAR dapat dirumuskan sebagai berikut :
CAR = x 100% …………......….….
3. Non Permorming Financing (NPF)
Rasio Non Performing Financing analog dengan Non Performing
Loan pada bank konvensional. Karena pada bank syariah tidak mengenal
adanya pinjaman namun menggunakan istilah pembiayaan. NPF
mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPF semakin kecil pula risiko
kredit yang ditanggung pihak bank (Nusantara, 2009).
27
Menurut Eng (2013) Rasio NPF adalah adalah perbandingan antara
kredit bermasalah terhadap total kredit. Rasio ini menunjukan kemampuan
manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah. Semakin tinggi rasio
ini maka akan semakin semakin buruk kualitas kredit bank yang berarti
jumlah kredit bermasalah semakin besar, sehingga kemungkinan suatu
bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Untuk penilaian bank,
besarnya Rasio Non Performing Financing (NPF) maksimum yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah sebesar 5%. Bank Indonesia
mewajibkan bank melakukan penilaian kualitas aktiva dan menetapkan
kualitas kredit ke dalam 5 golongan yaitu Lancar, Dalam Perhatian
Khusus, Kurang Lancar, Diragukan atau Macet. Aktiva produktif dengan
kualitas kurang lancar, diragukan dan macet digolongkan sebagai aktiva
produktif bermasalah dan Rasio NPF adalah adalah perbandingan antara
kredit bermasalah terhadap total kredit.
NPF merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kualitas aset.
Rasio NPF dihitung dengan menggunakan formula : NPF = Kredit
bermasalah / Total Kredit. NPF yang besar menunjukkan di bank tersebut
terdapat banyak kredit bermasalah. Dengan demikian semakin kecil NPF
menunjukkan bank tersebut semakin bagus kualitas asetnya demikian juga
sebaliknya.
Rasio NPF digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Risiko
kredit yang diterima oleh bank merupakan salah satu risiko usaha bank,
28
yang diakibatkan dari ketidakpastian dalam pengembaliannya atau yang
diakibatkan dari tidak dilunasinya kembali kredit yang diberikan oleh
pihak bank kepada debitur, (Hasibuan, 2007). Semakin tinggi rasio ini
maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah
kredit bermasalah semakin besar dan menyebabkan kerugian, sebaliknya
jika semakin rendah NPF maka laba atau profitabilitas bank tersebut akan
semakin meningkat.
Menurut Said (2014) NPF adalah perbandingan antara total kredit
bermasalah dengan total kredit yang di berikan kepada debitur. Bank
dikatakan mempunyai NPF yang tinggi jika banyaknya kredit yang
bermasalah lebih besar daripada jumlah kredit yang diberikan kepada
debitur. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal
12 April 2004 tentang sistem Penilaian Tingkat kesehatan Bank Umum,
semakin tinggi nilai NPF (di atas 5%) maka bank tersebut tidak sehat. NPF
yang tinggi menyebabkan menurunnya laba yang akan diterima oleh bank.
Penurunan Laba akan mengakibatkan dividen yang dibagikan juga
semakin berkurang sehingga pertumbuhan tingkat return saham bank akan
mengalami penurunan, dengan kata lain semakin besar NPF suatu bank,
maka akan mengurangi Profitabiltas bank tersebut.
Faktor selanjutnya adalah risiko kredit yang dihitung dengan Non
Performing Financing (NPF) yaitu rasio yang menunjukan kemampuan
bank dalam mengelola kredit. Dalam beberapa penelitian tentang pengaruh
NPF terhadap ROA terdapat hasil penelitian yang berbeda-beda seperti
29
NPF yang diteliti oleh Mawardi (2005) memperlihatkan hasil bahwa NPF
berpengaruh negatif terhadap ROA. Hasil studi oleh Miller & Noulas
(1997), menyatakan bahwa NPF berpengaruh secara negative dan
signifikan terhadap kinerja profitabilitas ROA perbankan nasional. Hal ini
berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Usman (2003) yang
menunjukkan bahwa NPF positif dan tidak signifikan terhadap ROA.
Rasio kredit diproksikan dengan NPF, yang merupakan
perbandingan antara total kredit bermasalah terhadap total kredit yang
diberikan pada perusahaan perbankan periode 2011-2013. Menurut Surat
Edaran BI No.6/23/DNDP NPF diitung dengan rumus sebagai berikut :
NPF = x 100%..............................................
4. Financing To Deposito Ratio (FDR)
FDR adalah salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur
likuiditas bank. FDR dihitung dengan menggunakan formula :FDR =
Kredit / Dana Pihak Ketiga Berbeda dengan rasio lainnya, pencapaian
FDR yang bagus adalah apabila nilai FDR masih dalam batas yang
ditetapkan Bank Indonesia. FDR yang terlalu tinggi maupun terlalu rendah
tidak akan bagus bagi bank (Eng 2013).
Penelitian Dendawijaya (2005), menyebutkan pengertian Financing
to deposito rasio (FDR) adalah ”rasio antara seluruh jumlah kredit yang
diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank”. Sedangkan
Jumingan (2011) menyebut Financing to deposito rasio dengan istilah
30
Banking Ratio dan menyatakan bahwa rasio tersebut “dipergunakan untuk
mengetahui kemampuan bank dalam membayar kepada para penyimpan
dana dengan jaminan pinjaman yang diberikan.
Berdasarkan Peraturan Bank Indoneisa (PBI)
Nomor.12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010 dan berlaku 1 Maret 2011,
tingkat FDR yang dianggap sehat oleh Bank Indonesia adalah berkisar
antara 78% s/d 100%. Bank Indonesia perlu menetapkan kisaran FDR
karena selain bisa mempengaruhi likuiditas bank, FDR juga merupakan
indikator keberhasilan bank menjalankan fungsi sebagai financial
intermediary.
Financing to Deposit Ratio yang selanjutnya disingkat FDR adalah
rasio pembiayaan yang diberikan kepada pihak ketiga dalam rupiah dan
valuta asing, tidak termasuk pembiayaan pada bank lain, terhadap dana
pihak ketiga yang mencakup giro, tabungan, deposito, dalam rupiah dan
valuta asing, tidak termasuk antar bank (Ginting dkk, 2013: 74). Pada
cetak biru perbankan syariah yang diterbitkan Bank Indonesia tahun 2002,
FDR dianalogkan dengan Financing to deposito rasio(FDR) pada bank
konvensional. Berikut adalah formula penghitungan :
FDR : ×100%.................................
Sumber: Rivai dkk (2010: 559).
Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi rendahnya
kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan (Rivai dkk, 2010: 560).
Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang digunakan untuk memberikan
31
pembiayaan semakin besar sehingga akan semakin sedikit dana likuid dan
resiko tidak terpenuhinya kemampuan membayar penarikan nasabah lebih
tinggi.
Rasio FDR digunakan untuk mengukur kemampuan bank tersebut
mampu membayar hutang-hutangnya dan membayar kembali, serta dapat
memenuhi permintaan kredit yang diajukan. FDR adalah rasio antara
seluruh jumlah kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga. Besarnya
jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan bank. Jika
bank tidak mampu menyalurkan kredit sementara dana yang terhimpun
banyak maka akanmenyebabkan bank tersebut rugi (Kasmir, 2004). Hjghh
hghjgRasio likuiditas diproksikan dengan FDR, yang merupakan rasio
kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga (Giro, Tabungan,
Sertifikatt Deposito, dan Deposito) pada perusahaan perbankan periode
2011-2013. FDR ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan bank
dalam memenuhi pembayaran kembali deposito yang telah jatuh tempo
kepada deposannya serta dapat memenuhi permohonan kredit yang
diajukan tanpa terjadi penangguhan.
FDR = x 100% .......................................................
5. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
Menurut peraturan BI No.6/23/DPNP/2004 BOPO sebagai indokator
efesiensi operasional suatu bank dalam menjalankan operasinya dalam
menjalankan segala aktifitas untuk mendapatkan laba yang diharapkan.
Rasio BOPO sering disebut rasio efisiensi yang digunakan untuk
32
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya
operasional terhadap pendapatan operasional. Efesiensi sumber daya suatu
bank akan tercermin dengan persentase rasio BOPO yang rendah, yang
merupakan perbandingan antara total biaya operasional dengan total
pendapatan operasi.
Rasio BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasi) menunjukkan
efisiensi bank dalam menjalankan usaha pokoknya, terutama kredit,
dimana sampai saat ini pendapatan bank-bank di Indonesia masih
didominasi oleh pendapatan bunga kredit. Semakin kecil BOPO
menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan aktivitas usahanya.
Bank yang sehat rasio BOPO nya kurang dari 1 sebaliknya bank yang
kurang sehat rasio BOPO nya lebih dari 1. Semakin tinggi biaya
pendapatan maka bank menjadi tidak efisien sehingga Profitabilitas makin
kecil (Rahmat, Arfan, Said / 2014 : 87).
Eng (2013) menyatakan bahwa BOPO juga merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi bank. Rasio BOPO dihitung
dengan menggunakan formula : BOPO = Total Beban Operasional Total
Pendapatan Operasional. Berbeda dengan NIM yang nilainya semakin
tinggi semakin baik, maka untuk BOPO nilai yang semakin rendah justru
menunjukkan pengelolaan operasi yang semakin efisien. BOPO adalah
perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional
(Dendawijaya, 2005: 119). Semakin kecil BOPO maka semakin efisien
biaya operasional yang dikeluarkan bank yang besangkutan
33
(Herdiningtyas, 2005). Semakin efisien bank dalam menjalankan aktivitas
usahanya maka laba yang dapat dicapai bank semakin meningkat.
Rasio BOPO rasio perbandingan antara biaya operasional dengan
pendapatan operasional. Rasio BOPO digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya.
Semakin besar BOPO maka akan semakin kecil atau menurun kinerja
keuangan perbankan. Begitu juga sebaliknya, jika BOPO semakin kecil,
maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan perbankan semakin
meningkat atau membaik (Ambo, 2013).
Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak
sebagai perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat,
maka biaya dan pendapatan operasional bank didominasi oleh biaya bunga
dan hasil bunga. Setiap peningkatan biaya operasional akan berakibat pada
berkurangnya laba sebelum pajak yang pada akhirnya akan menurunkan
laba atau profitabilitas bank yang bersangkutan (Dendawijaya, 2003).
Masalah lain yang dihadapi bisnis perbankan adalah adanya persaingan
yang tidak seimbang yang dapat menyebabkan ketidakefisienan
manajemen yang berakibat pada pendapatan dan munculnya kredit
bermasalah yang dapat menimbulkan penurunan laba. Kredit bermasalah
akan mempengaruhi permodalan yang juga dapat menyebabkan bank
mengalami masalah likuiditas.
Menurut Bank Indonesia, efisiensi operasi diukur dengan
membandingkan total biaya operasi dengan total pendapatan operasi atau
34
yang sering disebut BOPO. Rasio BOPO ini bertujuan untuk mengukur
kemampuan pendapatan operasional dalam menutup biaya operasional.
Rasio yang semakin meningkat mencerminkan kurangnya kemampuan
bank dalam menekan biaya operasional dan meningkatkan pendapatan
operasionalnya yang dapat menimbulkan kerugian karena bank kurang
efisien dalam mengelola usahanya(SE. Intern BI, 2004). Bank Indonesia
menetapkan angka terbaik untuk rasio BOPO adalah dibawah 90%, karen
jika rasio BOPO melebihi 90% hingga mendekati angka 100% maka bank
tersebut dapat dikategorikan tidak efisien dalam menjalankan operasinya.
Rasio yang sering disebut rasio efesiensi ini digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya
operasional terhadap pendapatan operasional yang dikeluarkan bank pada
perusahan perbankan periode 2011-2013. Biaya operasional dihitung
berdasarkan penjumlahan dai total beban bunga dan total beban
operasional lainnya. Pendapatan operasional adalah penjumlahan dari total
pendapatan dan total pendapatan operasional lainnya. BOPO dihitung
dengan rumus sebagai berikut (Imam Gozali,2007):
BOPO = x 100%.....................................
35
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tinjauan landasan teori dalam penelitian terdahulu, maka
dapat disusun kerangka pemikiran yang dikembangkan dalam penelitian ini
adalah adanya hubungan antar CAR, NPF, FDR, dan BOPO terhadap ROA
dimana hubungan tersebut digambarkan dibawah ini :
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat diperoleh
persamaan sebagai berikut :
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 +β4X4 + ε
Dimana :
Y = Profitabilitas (ROA)
CAR
(X1)
NPF
(X2)
FDR
(X3)
ROA
(Y)
BOPO
(X4)
H2
H1
H4
H3
36
X 1 = Rasio kecukupan modal (CAR)
X2 = Rasio Pembiayaan bermasalah (NPF)
X3 = Rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga (FDR)
X4 = Rasio efisiensi operasional (BOPO)
α = Konstanta
β1,2,3,4 = Variabel regresi dari setiap variabel bebas
ε = Variabel pengganggu yang bersifat random (tidak jelas)
2.4. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban permasalahan sementara yang bersifat
dugaan dari suatu penelitian. Dugaan ini harus dibuktikan kebenarannya
melalui data empiris (fakta lapangan). Hipotesis dapat benar terbukti dan
tidak terbukti setelah didukung oleh fakta-fakta dari hasil penelitian lapangan.
Hipotesis penelitian tidak sendirinya harus terbukti kebenarannya, akan tetapi
apapun hasilnya yang lebih penting adalah kemampuan peneliti untuk
mencari jawaban dengan data, fakta lapangan yang sebenarnya (Supardi,
2005)
Atas kerangka pemikiran di atas maka hipotesis yang akan diuji pada
penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh variabel bebas
(independen) Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Permorming Financing
(NPF), financing to deposite ratio (FDR), biaya operasional per pendapatan
operasional (BOPO) terhadap variabel terikat (dependen) profitabilitas
(ROA).
37
1. Pengaruh CAR terhadap profitabilitas (ROA)
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mawardi (2005) menunjukkan
hasil bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On
Asset (ROA). Oleh karena itu besarnya modal suatu bank akan
mempengaruhi jumlah aktiva produktif, sehingga semakin tinggi asset
utilization maka modal harus bertambah besar. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa semakin besar CAR, maka ROA juga akan semakin
besar, dalam hal ini kinerja keuangan bank menjadi semakin meningkat
atau membaik. Dari beberapa argumentasi di atas, secara umum dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Return On Asset (ROA).
2. Pengaruh NPF Terhadap Profitabilitas (ROA)
Penelitian yang dilakukan oleh Usman (2003) menunujukan
pengaruh negatif Non Performing Financing (NPF) terhadap perubahan
laba, semakin tinggi NPF maka semakin besar risiko yang disalurkan
bank sehingga semakin rendah pendapatan sehingga laba yang
diproksikan dengan Return On Asset (ROA) menurun.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mawardi,
(2005), menyimpulkan bahwa NPF secara signifikan berpengaruh negatif
terhadap ROA. Sehingga jika semakin besar NPF, akan mengakibatkan
menurunnya ROA, yang juga berarti kinerja keuangan bank yang
menurun. Begitu pula sebaliknya, jika NPF turun, maka ROA akan
38
semakin meningkat, sehingga kinerja keuangan bank dapat dikatakan
semakin baik. Dari beberapa argumentasi di atas, secara umum dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H2 : Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap Return On Asset (ROA)
3. Pengaruh FDR Terhadap Profitabilitas (ROA)
Semakin tinggi nilai rasio FDR menunjukkan semakin rendahnya
kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan
suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar (Adyani,
2011), sebaliknya semakin rendah rasio FDR menunjukkan kurangnya
efektifitas bank dalam menyalurkan pembiayaan sehingga hilangnya
kesempatan bank untuk memperoleh laba. Jika rasio berada pada standar
yang ditetapkan bank Indonesia, maka laba akan meningkat (dengan
asumsi bank tersebut menyalurkan pembiayaannya dengan efektif).
Meningkatnya laba, maka Return On Asset (ROA) juga akan meningkat,
karena laba merupakan komponen yang membentuk ROA.
Penelitian yang dilakukan oleh Suyono, (2005), yang menyatakan
bahwa FDR berpengaruh signifikan positif terhadap ROA. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Usman, (2003), dimana FDR
berpengaruh positif terhadap laba bank. Karena laba merupakan
komponen yang membentuk ROA, maka dapat disimpulkan bahwa
secara tidak langsung FDR juga berpengaruh positif terhadap ROA. Jadi
kesimpulan dari hipotesis penelitian terdahulu adalah sebagi berikut:
39
H3 : Financing to deposito rasio (FDR) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Return On Asset (ROA)
4. Pengaruh BOPO Terhadap Profitabilitas (ROA)
Biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisien dan
kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Biaya
operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka
menjalankan aktivitas usaha pokoknya (seperti biaya bunga, biaya tenaga
kerja, biaya pemasaran dan biaya operasi lainnya). Pendapatan
operasional merupakan pendapatan utama bank, yaitu pendapatan bunga
yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan
pendapatan operasi lainnya. Bank yang efisien dalam menekan biaya
operasionalnya dapat mengurangi kerugian akibat ketidakefisienan bank
dalam mengelola usahanya sehingga laba yang diperoleh juga akan
meningkat. Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien bank
dalam menjalankan aktivitas usahanya sehingga semakin sehat bank
tersebut (Herdiningtyas, 2005).
Menurut Bank Indonesia, efisiensi operasi diukur dengan
membandingkan total biaya operasi dengan total pendapatan operasi atau
yang sering disebut BOPO. Rasio BOPO ini bertujuan untuk mengukur
kemampuan pendapatan operasional dalam menutup biaya operasional.
Rasio yang semakin meningkat mencerminkan kurangnya kemampuan
bank dalam menekan biaya operasional dan meningkatkan pendapatan
operasionalnya yang dapat menimbulkan kerugian karena bank kurang
40
efisien dalam mengelola usahanya (SE. Intern BI, 2004). Bank Indonesia
menetapkan angka terbaik untuk rasio BOPO adalah dibawah 90%, karen
jika rasio BOPO melebihi 90% hingga mendekati angka 100% maka
bank tersebut dapat dikategorikan tidak efisien dalam menjalankan
operasinya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mawardi (2005)
menunjukkan hasil bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap Return
On Asset (ROA).
H4: Rasio BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On
Asset (ROA).
Adapun hasil dugaan sementara hipotesis dalam penelitian ini dapat
dilihat pada tabel 2.2 sebagai berikut :
Tabel 2.2
Dugaan Hipotesis
No Variabel Hasil Dugaan Hipotesis
1 (H1) CAR Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Return On Asset (ROA).
2 (H2) NPF Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA)
3 (H3) FDR Financing to deposito rasio (FDR) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA).
4 (H4) BOPO Rasio BOPO berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap Return On Asset (ROA).
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan
mengumpulkan data yang berupa angka. Data yang berupa angka tersebut
kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan suatu informasi ilmiah di
balik angka-angka tersebut (Martono, 2011:20).
Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2012:2). Berdasarkan
variabel-variabel yang diteliti maka jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif. Penelitian deskriptif
merupakan penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini
dari suatu populasi”.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dalam penelitian ini menggunakan
metode explanatory research. Hal ini sesuai dengan pernyataan Effendy
(2006:5) mengemukakan bahwa “Explanatory research merupakan penelitian
yang menjelaskan hubungan antara variabel-variabel melalui pengujian
hipotesis”. Dengan kata lain explanatory adalah penelitian yang untuk
menguji hipotesis antara variabel satu dengan variabel lain. Penelitian ini
merupakan Penelitian kuantitatif yaitu mengenai pengaruh karakteristik bank,
pendapatan operasional, dan makro ekonomi terhadap profitabilitas Bank
Syariah, maka desain penelitian yang digunakan adalah panel. Menurut
42
Sugiyono (2012:3) “Time series adalah desain penelitian yang bermaksud
untuk mengetahi kestabilan dan kejelasan suatu keadaan, yang menentu dan
tidak konsisten”.
Dalam penelitian ini penulis menfokuskan pada CAR, NPF, FDR, dan
BOPO yang mempengaruhi profitabilitas bank syariah mandiri yang diukur
dengan rasio ROA. Studi kasus pada penelitian ini pada bank syariah mandiri.
Penulis meneliti pengaruh antar variabel tersebut periode dalam kurun waktu
10 tahun yaitu periode tahun 2009 sampai dengan periode tahun 2018 dengan
menggunakan laporan keuangan triwulan. Hal ini dikarenakan pada periode
tersebut laporan keuangan sudah dipublikasikan kepada masyarakat dalam
situs resmi yang dimiliki oleh bank syariah mandiri ataupun situs resmi yang
lain.
B. Populasi dan Sampel
Menurut Bungin (2005:59) populasi dan sampel dalam penelitian
kuantitatif merupakan istilah yang sangat lazim dipakai. Populasi dalam
penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang
dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai,
peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya sehingga objek-objek ini dapat
menjadi sumber data penelitian.
Yang disebut dengan populasi adalah keseluruhan wilayah objek dan
subjek penelitian yang ditetapkan untuk dianalisis dan ditarik kesimpulan
oleh peneliti. Totalitas dari objek dan subjek penelitian yang dilakulan oleh
43
peneliti, tentunya yang memiliki hubungan atau memenuhi syarat-syarat
tertentu dengan masalah yang dipecahkan (Bawono, 2006:28).
Kesimpulannya Populasi adalah keseluruhan dari objek yang diteliti.
Jadi yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan
Perusahaan Bank Syariah Mandiri. Jumlah populasi dari penelitian ini yaitu
40 yang di ambil dari laporan keuangan triwulan I 2009 – triwulan IV 2018
Bank Syariah Mandiri.
Sampel adalah objek atau subjek penelitian yang dipilih guna mewakili
keseluruhan dari populasi. Hal ini dilakukan untuk menghemat waktu dan
biaya. Sehingga di dalam menentukan sampel harus hati-hati, karena
kesimpulan yang dihasilkan, nantinya merupakan kesimpulan dari populasi.
Menurut Sugiyono (2012:81), teknik sampling merupakan teknik
pengambilan sampel. Penarikan sampel merupakan suatu proses pemilihan
sejumlah elemen dari populasi sehingga dengan mempelajari sampel, suatu
pemahaman karakteristik subjek sampel akan memungkinkan
menggeneralisasikan karakter elemen populasi. Sampling dapat diartikan
sebagai suatu cara untuk mengumpulkan data atau pengambilan sampel yang
sifatnya tidak menyeluruh, yaitu tidak mencakup seluruh populasi penelitian
tetapi hanya sebagian dari populasi itu saja. Terdapat dua jenis sampling yang
dapat digunakan dalam penelitian yaitu probability sampling dan
nonprobability sampling. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sampel
yaitu nonprobability sampling. Sugiyono (2012:81) berpendapat bahwa
“nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
44
memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur anggota populasi untuk
dipilih sebagai sampel. Teknik sampel ini meliputi sampling sistematis,
kuota, aksidental, purposive, jenuh dan snowball.
Penelitian ini menggunakan data time series selama dua tahun terakhir,
sehingga populasi dalam penelitian ini sekaligus menjadi sempel penelitian.
C. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2012:402) “Teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data”. Berdasarkan sumber datanya,
pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder.
Sugiyono (2012:402) berpendapat bahwa sumber primer adalah sumber data
yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber
sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data.
Sugiyono (2012:402) mengemukakan bahwa jika dilihat dari segi cara
atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat
dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner
(angket), dokumentasi dan gabungan keempatnya.
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan teknik dokumentasi dan studi pustaka. Teknik dokumentasi,
yakni penelusuran dan perolehan data yang diperlukan melalui data yang
telah tersedia. Biasanya berupa data statistik, agenda kegiatan, produk
keputusan atau kebijakan, sejarah, dan hal lainnya yang berkait dengan
45
penelitian. Kelebihan teknik dokumentasi ini adalah karena data tersedia, siap
pakai, serta hemat biaya dan tenaga. Teknik dokumentasi dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara mengakses laporan keuangan Bank Syariah Mandiri
melalui situs resmi masing-masing Bank Umum Syariah di Indonesia pada
dua periode yaitu periode tahun 2009 sampai dengan periode 2018 yang
berupa perhitungan rasio keuangan serta catatan atas laporan keuangan.
D. Definisi Konsep dan Operasional
Sugiyono (2012:59) menjelaskan bahwa, variabel penelitian adalah
suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang objek atau kegiatan yang
mempunyai ariasi yang tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian ini menggunakan empat
variabel bebas (variabel independen) dan satu variabel terikat (dependen)
yang meliputi:
1. ROA (Return on Assets) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
mencetak keuntungan dari setiap Rp 1 aset yang digunakan. Rasio ini juga
menggambarkan seberapa efisien operasional perusahaan dalam
memanfaatkan aktivanya (Laksmana, 2009:152). Semakin tinggi rasio
profitabilitas maka semakin baik kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba (Ja’far, 2006:206).
................................
2. Variabel bebas atau independent yaitu variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen
(terikat) (Sugiyono, 2013:59). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
46
CAR, NPF, FDR, dan BOPO. CAR adalah rasio yang memperlihatkan
seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko
(kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai
dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber diluar
bank pada perusahaan perbankan periode 2009-2018. Mengacu pada Surat
Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, secara
matematis CAR dapat dirumuskan sebagai berikut :
CAR = x 100% …………......….….
3. Rasio pembiayaan diproksikan dengan NPF, yang merupakan
perbandingan antara total pembiayaan bermasalah terhadap total
pembiayaan yang diberikan pada perusahaan perbankan periode 2009-
2018. Menurut Surat Edaran BI No.6/23/DNDP NPF dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
NPF = x 100%..............................................
4. Rasio likuiditas diproksikan dengan FDR, yang merupakan rasio
pembiayaan yang diberikan terhadap dana pihak ketiga (Giro, Tabungan,
Sertifikatt Deposito, dan Deposito) pada perusahaan perbankan periode
2009-2018. FDR ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan bank
dalam memenuhi pembayaran kembali deposito yang telah jatuh tempo
kepada deposannya serta dapat memenuhi permohonan pembiayaan yang
diajukan tanpa terjadi penangguhan.
FDR = x 100% .......................................................
47
5. Rasio yang sering disebut rasio efesiensi ini digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional
terhadap pendapatan operasional yang dikeluarkan bank pada perusahan
perbankan periode 2009-2018. Biaya operasional dihitung berdasarkan
penjumlahan dai total beban bunga dan total beban operasional lainnya.
Pendapatan operasional adalah penjumlahan dari total pendapatan dan total
pendapatan operasional lainnya. BOPO dihitung dengan rumus sebagai
berikut (Gozali, 2007):
BOPO = x 100%.....................................
E. Analisis Data
Dalam melakukan sebuah penelitian, sebaiknya penelitian itu terukur
sehinggga bisa digunakan untuk forecasting dan dapat lebih mudah untuk
dibuktikan penelitiannya menjadi lebih obyektif (Bawono, 2006:30-31).
1. Uji Asumsi Klasik
Merupakan tahapan yang penting dilakukan dalam proses analisis
regresi. Apabila tidak terdapat gejala asumsi klasik diharapkan dapat
dihasilkan model regresi yang handal sesuai dengan kaidah BLUE (best
linier unbiased estimator), yang menghasilkan model regresi yang tidak
bias, dan handal sebagai penaksir. Pelanggaran terhadap asmsi klasik
berarti model regresi yang diperoleh tidak banyak manfaat dan kurang
valid (Bawono, 2006:115).
48
Uji Asumsi Klasik digunakan untuk menguji apakah model regresi
benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif. Uji
asumsi klask terdiri uji:
a. Uji Multikolinearitas
Situasi dimana terdapat korelasi variabel-variabel bebas diantara
satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini dapat disebut variabel-variabel
ini tidak orthogonal. Variabel yang bersifat orthogonal adalah variabel
bebas yang nilai korelasi antar sesamanya sama dengan nol. Masalah
multikoloniaritas biasanya muncul pada data time series, yang apabila
masalah multikoloniaritas ini serius dapat mengakibatkan berubahnya
tanda dari parameter estimasi (Bawono, 2006).
Menurut Bawono (2006) Uji Multikoloninearitas menguji apakah
korelasi antara variabel independen dengan variabel dependen lebih
besar dari pada nilai independen. Jika tidak ada gejala multikolinearitas
jika R square dari regresi utama > dar R square antar independen.
b. Heteroskedastisitas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain tetap, disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan metode park.
49
Park mengemukakan bahwa σ2 merupakan fungsi daru variabel-
variabel bebas, yang dinyatakam dalam σ2=αXi
β (Bawono,2006: 133).
Gozali (2013) Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksammaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastesitas dan jika variance tidak konstan atau berubah-ubah
maka disebut heteroskedastisitas. Model Regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau yang tidak terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Autokorelasi
Menurut Sumodiningrat (1999) Autokorelasi adalah korelasi
(hubungan) yang terjadi diantara anggota-anggota dari serangkaian
pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu (seperti pada data
runtun waktu atau time series) atau yang tersusun dalam rangkaian
ruang (seperti data silang waktu atau cross section).
Uji Autokorelasi adalah korelasi yang menjadi anggota observasi
yang terletak berdekatan, biasanya terjadi pada data time series.
Autokorelasi menunjukkan hubungan antara nilai – nilai yang
berurutan dari variabel-variabel. Autokorelasi dapat terjadi apabila
suatu keadaan dimana gangguan pada periode tertentu berkorelasi
dengan variabel pengganggu pada periode lain. Dalam penelitian ini
cara yang digunakan ada atau tidaknya gejala autokorelasi adalah
dengan menggunakan uju Durbin-Watson. Jadi hasil dari uji Durbin-
Watson harus menunjukkan bebas dari autokorelasi, untuk memenuhi
50
syarat terbebas dari uji asumsi klasik dengan kriteria du<dw<4-du
(Bawono, 2006: 60-61)
2. Uji Statistik
Uji statistik digunakan untuk melihat tingkat atau keakuratan dari
suatu fungsi atau persamaan untuk menaksir dari data yang dianalisa.
Nilai ketepatan dan keakuratan dapat diukur dengan goodness of fitnya
(Bawono, 2006; 88-89). Uji statistik dapat dilihat dari:
a. Uji t ( uji secara individu)
Uji ini digunakan untuk melihat tingkat signifikansi variabel
independen (CAR, NPF, FDR, dan BOPO) mempengaruhi variabel
dependen profitabilitas (ROA) secara individu-individu atau sendiri-
sendiri. Pengujian ini dilakukan secara parsial atau individu, dengan
menggunakan uji t statistik masing varoiabel bebas, dengan tingkat
kepercayaana tertentu. Kriteria dari uji ini dengan cara melihat nilai
signifikan jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka variabel
independen secara individu mempengaruhi variabel dependen
(Bawono, 2006: 90-91).
b. Uji F (uji secara serempak)
Uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh
semua variabel X (independen) secara bersama-sama dapat
mempengaruhi variabel Y (dependen). Kriteria dari uji ini dengan cara
melihat nilai signifikansinya, jika nilai signifikansinya lebih kecil dari
51
0,05 maka variabel independen secara bersama mempengaruhi variabel
dependen (Bawono, 2006: 91).
c. Uji R2 (koefisien determinasi)
Koefisien determinasi (R2) menunjukkan sejauh mana tingkat
hubungan antara variabel dependen Y (ROA) dengan variabel
independen X (CAR, NPF, FDR, BOPO dan CSR). Ciri-ciri R2 adalah:
1) Besarnya nilai koefisien determinaasi terletak antara 0 sampai
dengan 1, jadi nilai R2 terletak antara 0 ≤ R
2 ≤ 1.
2) Nilai 0 (nol) menunjukkan tidak adanya hubungan yang sempurna
antara variabel independen dengan variabel dependen.
3) Nilai 1 menunjukkan adanya hubungan yang sempurna antara
variable independen dengan variabel dependen.
4) Menghitung koefisien determinasi (R2) untuk menilai besarnya
sumbangan atau kontribsi variabel independen (X) terhadap
variabel dependen (Y) (Bawono, 2006: 92-93)
3. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi adalah teknik statistika yang berguna untuk
memeriksa dan memodelkan hubungan diantara variabel-variabel
(Sujianto, 2009: 58). Analisis regresi dikelompokan dalam beberapa jenis
tergantung tujuan yang berlandaskan pengetahuan atau teori sementara,
bukan asal ditentukan saja. Penelitian ini menggunakan regresi berganda.
Regresi berganda sering kali digunakan untuk mengatasi permasalahan
analisis regresi yang melibatkan hubungan dari dua atau lebih variabel
52
bebas. Analisis regresi berganda mempunyai langkah yang sama dengan
analisis regresi sederhana. Hanya di sini analisisnya lebih kompleks,
karena melibatkan banyak variabel bebas (Irianto, 2007: 193). Dalam
penelitian ini, menggunakan empat variabel bebas (X) dan satu variabel
terikat (Y). Dengan persamaan sebagai berikut :
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 +β4X4 + ε
Dimana :
Y = Profitabilitas (ROA)
X 1 = Rasio kecukupan modal (CAR)
X2 = Rasio Pembiayaan bermasalah (NPF)
X3 = Rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga (FDR)
X4 = Rasio efisiensi operasional (BOPO)
α = Konstanta
β1,2,3,4,5 = Variabel regresi dari setiap variabel bebas
ε = Variabel pengganggu yang bersifat random (tidak jelas)
F. Alat Analisis
Agar tujuan penelitian dapat tercapai, maka peneliti menggunakan data
kuantitatif dengan uji statistika dengan menggunakan software pengolahan
data SPSS versi 23. SPSS merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk
kepentingan analisis data ekonomi dan keuangan. Kegunaan SPSS antara lain
untuk menganalisis dan mengevaluasi data yang sudah diolah.
53
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
Objek penelitian yang digunakan adalah Bank Syariah Mandiri,
Penelitian ini melihat pengaruh CAR, NPF, FDR, dan BOPO terhadap
profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri periode Triwulan I 2009 –
Triwulan IV 2018. Data rasio keuangan Bank Syariah Mandiri sesuai periode
pengamatan yang diperoleh dari laporan keuangan Triwulan Bank Syariah
Mandiri yang diakses melalui situs resmi Bank Syariah Mandiri dan Otoritas
Jasa Keuangan. Data rasio keuangan yang diperoleh tersajikan dalam Tabel
4.1. berikut :
Tabel 4.1
Rasio Keuangan CAR, NPF, FDR, BOPO dan ROA
TAHUN TRIWULAN CAR NPF FDR BOPO ROA
2009
I 12.73 2.15 86.85 72.05 2.08
II 14.00 1.92 87.03 73.88 2.00
III 11.47 1.45 87.93 71.84 2.30
IV 10.60 1.29 83.07 74.97 2.21
2010
I 12.50 0.66 83.93 74.66 2.04
II 12.43 0.88 85.16 73.15 2.22
III 11.06 1.26 86.31 73.85 2.03
IV 14.57 0.95 82.54 76.44 1.95
54
2011
I 11.88 1.12 84.06 73.07 2.22
II 11.24 1.14 88.52 74.02 2.12
III 14.57 0.95 89.86 76.44 1.95
IV 11.06 1.26 86.03 73.85 2.03
2012
I 13.91 0.86 87.25 70.47 2.17
II 13.66 1.41 92.21 70.11 2.25
III 13.15 1.55 93.90 71.14 2.22
IV 13.82 1.14 94.40 73.00 2.25
2013
I 15.23 1.55 95.61 69.24 2.56
II 14.16 1.10 94.22 81.63 1.79
III 14.33 1.59 91.29 87.53 1.51
IV 14.10 2.29 89.37 84.03 1.53
2014
I 14.83 2.65 90.34 81.99 1.77
II 14.86 3.90 89.91 93.03 0.66
III 15.53 4.23 85.68 93.02 0.80
IV 14.76 4.29 82.13 98.46 0.17
2015
I 12.63 4.41 81.67 91.57 0.81
II 11.97 4.70 85.01 96.16 0.55
III 11.84 4.34 84.49 97.41 0.42
IV 12.85 4.05 81.99 94.78 0.56
2016
I 14.01 3.13 79.19 94.12 0.59
II 13.69 3.74 82.31 93.76 0.62
55
III 13.50 3.63 80.40 93.93 0.60
IV 14.01 3.13 79.19 94.12 0.59
2017
I 14.40 3.16 77.75 93.82 0.60
II 14.37 3.23 80.03 93.89 0.59
III 14.92 3.12 78.29 94.22 0.56
IV 15.89 2.71 77.66 94.44 0.59
2018
I 15.59 2.49 73.92 91.20 0.79
II 15.62 2.75 75.47 90.09 0.89
III 16.46 2.51 79.08 89.73 0.95
IV 16.26 1.56 77.25 90.68 0.88
Sumber : Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri
B. Deskripsi Statistik Sampel Penelitian
Pada bagian ini akan digambarkan atau dideskripsikan dari data masing-
masing variabel yang telah diolah menggunakan SPSS, adapun hasil olahan
data SPSS dalam bentuk deskriptif statistik akan menampilkan karakteristik
sampel yang digunakan didalam penelitian antara lain meliputi: jumlah
sampel (N), rata-rata sampel (mean), dan standar deviasi (σ) untuk masing-
masing variabel, yang disajikan dalam tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
ROA 13.855 .74775 40
CAR 137.115 152.963 40
56
Sumber :
data sekunder diolah dengan SPSS
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui descriptive statistics dari masing-
masing variabel. Dari 40 sampel ini variabel ROA memiliki standar deviasi
0,75% masih lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata (mean) sebesar
1,38%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa simpangan data pada
variabel ROA baik.
Variabel CAR diperoleh standar deviasi sebesar 1,53% masih lebih kecil
dibandingkan dengan nilai hasil rata-rata (mean) 13,71%, ini menunjukkan
bahwa data pada variabel CAR baik. Variabel NPF diperoleh standar deviasi
sebesar 1,23% masih kecil dibandingkan dengan nilai hasil rata-rata sebesar
2,4%, ini menunjukan bahwa variabel NPF baik. Variabel FDR diperoleh
standar deviasi sebesar 5,6% masih kecil dibandingkan dengan nilai hasil
rata-rata sebesar 84,78%, ini menunjukan bahwa variabel FDR baik. Variabel
BOPO diperoleh standar deviasi sebesar 10,1% masih kecil dibandingkan
dengan nilai hasil rata-rata sebesar 83,89%, ini menunjukan bahwa variabel
BOPO baik.
Jika nilai mean masing-masing variabel lebih kecil dari pada standar
deviasinya, biasanya didalam data tersebut terdapat outlier (data yang terlalu
extrim). Outlier adalah data yang memiliki karakteristik unik terlihat sangat
berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai
NPF 23.563 122.595 40
FDR 847.825 556.595 40
BOPO 838.948 1.008.536 40
57
extrim (Ghozali, 2006). Data-data outlier tersebut biasanya akan
mengakibatkan tidak normalnya distribusi data. Berdasarkan hasil uji statistic
deskriptif terhadap variabel penelitian diperoleh standar deviasi yang jauh
lebih kecil dari nilai rata-rata variabel, sehingga dapat disimpulkan tidak
terdapat data yang outlier.
C. Proses dan Hasil Analisis Data
1. Hasil Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai Tolerance dan lawannya
Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap
variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya.
Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat
dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance rendah sama
dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance) dan menunjukan adanya
koleniaritas yang tinggi. Nilai cutoff yang umum di pakai adalah nilai
tolerance di atas 0,10 atau sama dengan nilai VIF di bawah 10.
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
0.736 1.358
0.207 4.824
0.535 1.870
58
0.136 7.347
Sumber : data sekunder diolah dengan SPSS
Hasil uji multikolinearitas dengan menggunakan bantuan SPSS hasilnya
terlihat dalam tabel 4.3 keempat variabel independent CAR, NPF, FDR, dan
BOPO menunjukan angka VIF kurang dari 10 dan Tolerance lebih dari 0,10.
Dengan demikian dapat disimpulkan model regresi tersebut tidak terdapat
masalah multikolinearitas. Maka model regresi yang ada, layak untuk dipakai.
2. Hasil Uji Autokorelasi
untuk mengetahui adanya autokorelasi dalam suatu model regresi
dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin Watson (Uji DW)
dengan ketentuan sebagai berikut :
Tabel 4.4
Kriteria Nilai Uji Durbin Watson
NO NILAI DW KESIMPULAN
1 1,65 < DW< 2,35 Tidak Ada Autokorelasi
2 1,21 < DW < 1,65
Tidak dapat disimpulkan
3 2,35 < DW < 2,79
4 DW < 1,21
Terjadi Autokorelasi
5 DW > 2,79
Sumber : Wahid Sulaiman (2004)
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Change Statistics Durbin-
59
Sumber : data sekunder diolah dengan SPSS
Pada hasil uji regresi melalui SPSS yang terlihat pada tabel 4.5
menghasilkan nilai Durbin Watson sebesar 1,831 disimpulkan bahwa tidak
terjadi masalah autokorelasi.
3. Hasil Uji Heteroskedastisitas (uji park)
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
akan disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang
tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006).
Dalam pengujian ini peneliti menggunakan heteroskedastisitas uji glejser
dan grafik scatterplot. Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas
antar variabel independen dapat dilihat dari tabel dan grafik plot antar nilai
prediksi variabel terikat dengan residualnya. Adapun tabel dan grafik hasil
pengujian heteroskedastisitas menggunakan SPSS dapat dilihat dibawah ini :
Tabel 4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Park)
R Square
Change
F Change df1 df2
Sig. F
Change
Watson
.985 578.821 4 35 .000 1.831
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
(Constant) 13.889 5.611 2.475 .018
Ln_X1 .209 .362 .036 .578 .567
60
Coefficientsa
Sumber : data sekunder diolah dengan SPSS
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat disimpulkan bahwa apabila nilai
signifikansi (sig.) > 0,05 maka tidak terjadi gejala Heteroskedastisitas. Dari
olahan data sekunder di atas, maka tampak bahwa keempat variabel tidak ada
gelaja Heteroskedastisitas karena Sig. > 0,05.
Gambar 4.1
Hasil Uji Heteroskedastisitas (grafik scatterplot)
Sumber : data sekunder diolah dengan SPSS
Berdasakan gambar 4.1 dapat diketahui bahwa data (titik-titik) menyebar
secara merata di atas dan dibawah garis 0 (nol), dan tidak berkumpul disatu
tempat, serta tidak membentuk pola tertentu yang jelas. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
D. Proses dan Hasil Uji Hipotesis
1. Hasil Uji F (ANOVA)
Ln_X2 -.240 .130 -.203 -1.856 .072
Ln_X3 .809 .758 .080 1.067 .293
Ln_X4 -4.005 .727 -.730 -5.508 .000
61
Uji statistik F atau Analisis Of Variance (ANOVA) pada dasarnya
menunjukan apakah semua variabel independen yang dimasukan dalam
model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependennya. Nilai F dalam tabel ANOVA juga untuk melihat apakah model
yang digunakan sudah teat atau tidak.
Hasil perhitungan Uji F ini dengan menggunakan SPSS versi 23 dapat
dilihat pada tabel 4.7 berikut :
Tabel 4.7
Hasil Perhitungan Uji F
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 21.481 4 5.370 578.821 .000b
Residual .325 35 .009
Total 21.806 39
Sumber : data sekunder diolah dengan SPSS
Untuk menguji apakah model yang digunakan tepat dapat dilakukan
dengan cara yaitu ,e,bandingkan Sid. pada tabel ANOVA dengan taraf
nyatanya (alfa 0.05%). Jika Sig. > 0,05 maka model diterima. Pada tabel uji F
di atas nilai sig. < 0,05 yaitu 0,00. Maka dapat disimpulkan model dapat
diterima.
Dari hasil analisis regresi dapat diketahui pula bahwa secara bersama-
sama variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai F hitung (578,821) yang
62
lebih besar dari nilai F tabel (2,64) dan nilai profitabilitas 0,000 yang lebih
kecil dari 0,05. Dimana F tabel di dapat dari F-tabel = 0.05.4.35 = 2,64 (data
diolah menggunkan Microsoft Excel). Sehingga dapat dikatakan bahwa CAR,
NPF, FDR dan BOPO secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
Profitabilitas (ROA).
2. Hasil Uji T
Uji t bertujuan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel
independen (CAR, NPF, FDR, dan BOPO) terhadap variabel dependen
(Profitabilitas). Hasil uji analisis regresi coefficients dengan menggunakan
SPSS terlihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.8
Hasil Uji t
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 5.151 .523 9.845 .000
CAR -.013 .012 -.026 -1.073 .291
NPF -.095 .028 -.155 -3.426 .002
FDR .017 .004 .123 4.360 .000
BOPO -.057 .004 -.767 -13.718 .000
Sumber : data sekunder diolah dengan SPSS
Pengaruh dari masing-masing variabel CAR, NPF, FDR, dan BOPO
terhadap Profitabilitas (ROA) dapat dilihat dari arah tanda dan tingkat
signifikansi (profitabilitas). Variabel CAR, NPF dan BOPO mempunyai arah
63
negatif, sedangkan variabel FDR menunjukan arah positif. Variabel CAR
berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap profitabilitas (ROA) karena
memiliki nilai signifikan > 0,05, sementara NPF dan BOPO berpengaruh
negatif signifikan terhadap profitabilitas (ROA) karena memiliki nilai
signifikan < 0,05. Dan FDR berpengaruh positif signifikan terhadap
profitabilitas (ROA) karena memiliki nilai signifikan < 0,05.
a. Analisis pengaruh CAR terhadap profitabilitas (ROA)
Hipotesis pertama menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif dan
siginifikan terhadap profitabilitas (ROA). Dari hasil penelitian diperoleh
koefisien transformasi regresi sebesar -1,073 dengan nilai signifikan sebesar
0,29 dan nilai ini lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa CAR
berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank
Syariah Mandiri, sehingga hepotesis awal tidak terbukti.
Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin besar CAR maka
profitabilitas (ROA) semakin menurun. Hasil ini berbeda dengan penelitian
Mawardi (2005) menunjukkan hasil bahwa CAR berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Return On Asset (ROA).
b. Analisis Pengaruh NPF Terhadap Profitabilitas (ROA)
Hipotesis kedua menyatakan bahwa NPF berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap tingkat profitabilitas. Dari hasil hasil penelitian diperoleh
koefiesen regresi untuk variabel NPF sebesar -3,426 dan nilai signifiikansi
sebesar 0,002 dimana nilai ini signifikan karena lebih kecil dari 0,05. Untuk
koefisien regresi sebesar -3,426 berarti setiap penambahan NPF sebesar 1%
akan menurunkan ROA sebesar 3,426%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
64
NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas pada Bank
Syariah Mandiri, sehingga hipotesis ini sejalan dengan hipotesis Usman
(2003) yang menunujukan pengaruh negatif Non Performing Financing
(NPF) terhadap perubahan laba,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai NPF maka
tingkat profitabilitas semakin rendah. NPF merupakan rasio yang
mengindikasikan tingkat kredit macet pada bank tersebut. Semakin besar NPF
suatu bank, semakin besar pula tingkat kredit macet bank tersebut, sehingga
akan berpengaruh secara negatif terhadap profitabilitas.
c. Analisis Pengaruh FDR Terhadap Profitabilitas (ROA)
Hipotesis Ketiga menyatakan bahwa FDR berpengaruh positif dan
signifikan. Dari hasil penelitian diperoleh koefisien regresi sebesar 4,360 dan
nilai signifikansi sebesar 0,000, artinya lebih kecil dari 0,05. Karena tingkat
signifikansinya kurang dari 0,05% maka dalam hal ini pengaruh FDR
terhadap profitabilitas signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa FDR
berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada Bank Syariah
Mandiri, sehingga hipotesis ini sejalan dengan hipotesis penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh Suyono (2005), yang menyatakan bahwa FDR
berpengaruh signifikan positif terhadap ROA.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi FDR maka akan
semakin tinggi pula tingkat profitabilitas. Pengaruh positif FDR terhadap
ROA disebabkan karena semakin besar dana yang disalurkan dalam bentuk
pembiayaan maka dapat mengindikasikan semakin meningkatnya
65
profitabilitas. Signifikannya pengaruh FDR terhadap ROA disebabkan oleh
FDR semakin besar, maka semakin rendah kemampuan likuiditas bank yang
bersangkutan yang akan meningkatkan resiko pada bank tersebut dan juga
sebaliknya. Jika rasio berada pada standar yang ditetapkan bank di Indonesia,
maka laba akan meningkat (dengan asumsi bank tersebut menyalurkan
pembiayaannya dengan efektif). Meningkatnya laba maka ROA juga akan
meningkat, karena laba merupakan komponen yang membentuk ROA.
d. Analisis pengaruh BOPO terhadap Profitabilitas (ROA)
Hipotesis keempat menyatakan bahwa BOPO berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Dari hasil penelitian diperoleh
koefisien transformasi regresi sebesar -13,718 dengan nilai signifikan 0,000
dan nilai ini lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel
BOPO berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank
Syariah Mandiri, sehingga hipotesis ini sejalan dengan hipotesis awal yang
dilakukan oleh Mawardi (2005) hasilnya menunjukkan bahwa BOPO
berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA).
Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin besar BOPO maka akan
semakin kecil atau menurun kinerja perusahaan, begitu juga sebaliknya. Hasil
ini sama dengan hasil penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa BOPO
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA).
3. Hasil Uji Determinasi
66
Kekuatan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dapat
diketahui dari besarnya nilai koefisien determinan (R2), yang berada antara
nol dan satu.
67
Tabel 4.9
Hasil Uji Determinasi
Sumber : data sekunder diolah dengan SPSS
Tabel 4.9 menunjukan koefisien korelasi (R) dan koefisien determinasi
(R squre). Nilai R menerangkan tingkat hubungan antar variabel-variabel
independen (X) dengan variabel dependen (Y). Dari hasil olahan data di atas
diperoleh nilai koefisien sebesar 99,3% artinya hubungan antar variabel X
(CAR, NPF, FDR dan BOPO) terhadap variabel Y (ROA) dalam kategori
kuat.
R square menjelaskan seberapa besar variasi Y yang disebabkan oleh X,
dari hasil perhitungan di atas diperoleh nilai R2
sebesar 0,985 atau 98,5%.
Artinya 98,5% tingkat profitabilitas (ROA) dipengaruhi oleh keeempat
variabel bebas CAR, NPF, FDR, dan BOPO. Sedangkan sisanya 1,5%
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain di luar model. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa profitabilitas (ROA) mampu dijelaskan oleh variabel
independen yang digunakan dalam model (CAR, NPF, FDR dan BOPO).
Dari analisis data di atas dapat disimpulkan dalam bentuk tabel yang
dapat dilihat pada tabel 4.10 dibawah ini :
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .993
a
.985
.983 .09632
68
Tabel 4.10
Hasil Analisis
No Variabel Hasil Analisis Hipotesis
1 CAR CAR berpengaruh negatif tidak signifikan
terhadap Profitabilitas pada Bank Syariah
Mandiri.
Ditolak
2 NPF NPF berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap Profitabilitas pada Bank Syariah
Mandiri.
Diterima
3 FDR FDR berpengaruh posistif dan signifikan
terhadap Profitabilitas pada Bank Syariah
Mandiri.
Diterima
4 BOPO BOPO berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap Profitabilitas pada Bank Syariah
Mandiri.
Diterima
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil perhitungan secara parsial terhadap tingkat profitabilitas sebagai
berikut:
a. CAR berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap profitabilitas
pada Bank Syariah Mandiri, sehingga hipotesis awal tidak terbukti.
b. NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas
pada Bank Syariah Mandiri, sehingga hipotesis awal terbukti.
c. FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas
pada Bank Syariah Mandiri, sehingga hipotesis awal terbukti.
d. BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas
pada Bank Syariah Mandiri, sehingga hipotesis awal terbukti.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis pembahasan serta beberapa kesimpulan pada
penelitian ini , adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil
penelitian ini, yaitu :
1. Bank Syariah Mandiri sebaiknya menjaga nilai CAR agar bisa stabil
karena nilai CAR yang tinggi dapat mengurangi tingkat profitabilitas
(ROA).
70
2. Bank Syariah Mandiri sebaiknya menjaga agar nilai NPF tetap rendah,
karena dengan nilai NPF yang tinggi, maka akan mengintimidasikan
tingginya pembiayaan non lancer (kredit macet), sehingga akan
berpengaruh pada profitabilitas.
3. Bank Syriah Mandiri senantiasa menjaga nilai FDR agar tetap setabil
karena apabila nilai FDR terlalu tinggi,ini mengintimidasikan semakin
rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Sedangkan
nilai FDR terlalu rendah ini mengintimidasikan bahwa pembiayaan
bank tersebut sangat minim, akibatnya terdapat kas yang menganggur
(idle money).
4. Bank Syariah Mandiri sebaiknya selalu menjaga nilai BOPO agar
tetap setabil karena apabila nilai BOPO semakin tinggi ini
mengintimidasikan rendahnya atau menurunnya kinerja pada bank
yang bersangkutan.
5. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan bisa meneliti faktor-faktor lain
yang dapat mempengaruhi tingkat profitabilitas bank. Mengingat
penelitian ini hanya menggunakan 4 variabel penjelas. Dan juga dapat
memperpanjang periode amatan, sehingga hasil yang didapatkan
memiliki kekuatan yang tinggi.
71
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya agar mendapatkan hasil
yang lebih baik lagi.
1. Penelitian ini hanya menggunakan faktor internal untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat profitabilitas.
2. Penelitian hanya menggunakan objek penelitian pada Bank Syariah
Mandiri serta menggunakan 40 periode triwulan, yaitu triwulan I
tahun 2009 – triwulan I tahun 2018, sehingga hasil ini belum dapat
menggeneralisasikan hasil penelitian yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Referensi Buku
Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analysis Dengan SPSS. Salatiga: Stain
Salatiga Press.
Bungin, Burhan. 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Dendawijaya,Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Ghozali, Imam, 2001, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Ghozali, Imam. 2011. Ekonometrika; Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan SPSS
17. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Kuncoro, Mudrajad & Suhardjono. (2002). Manajemen Perbankan Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta : BPFE.
Martono. (2002). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Yogyakarta: Ekonisia.
Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Sulaiman, Wahid. 2004. Analisis Regresi Menggunakan SPSS: Contoh Kasus dan
Pemecahan. Yogyakarta: ANDI.
Referensi Skripsi dan Jurnal
Suryani, Suryani. 2011. “Analisis Pengaruh FDR Terhadap Profitabilitas
Perbankan Syariah di Indonesia” Jurnal. UIN Walisongo.
Halim, Ningkusuma dan Risfanjani, Haqiqi. 2016. “Pengaruh Internal Capital
Adequency Ratio (CAR), Financing To Deposit Ratio (FDR), dan Biaya
Operasional Per Pendapatan Operasional (BOPO) dalam Peningkatan
Profitabilitas Industri Bank Syariah di Indonesia” Jurnal Aplikasi
Manajemen. Vol. 14 No. 1: 161-168.
Syaichu, Muhammad. 2013. “Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, CAR,
BOPO, NPF Terhadap Profitabilitas Bank Syariah” Jurnal. Universitas
Diponegoro
Wulandari, Aisyah Rahmawati. 2017. “Analisis Pengaruh CAR, NPF, BOPO
Terhadap ROA Pada Bank Syariah.” Skripsi. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Nurkhosidah, Nur. 2009. “Analisis Pengaruh Variabel Non Performing
Financing¸Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif, Financing to
Deposite Ratio dan Biaya Operasional per Pendapatan Operasional
terhadap Profitabilitas Pada Bank Syariah Mandiri” Skripsi. Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Hariyanto, Syawal. 2017. “Rasio Keuangan dan Pengaruhnya Terhadap
Profitabilitas Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia”.
Jurnal. Politeknik Negeri Lhokseumawe.
Pratiwi, Dhian Dayinta. 2012. “Analisis Pengaruh CAR, BOPO, NPF, dan FDR
terhadap ROA Bank Umum Syariah (Studi Kasus Bank Umum Syariah
pada Tahun 20005-2010)” Skripsi. Universitas Diponegoro.
Lemiyana, dan Erdah Litriani. 2016. “Pengaruh NPF, FDR, BOPO Terhadap
ROA Pada Bank Umum Syariah”. Jurnal. Universitas Diponegoro.
Suryani, 2011. Jurnal “Analisis Pengaruh Financing to Deposite Ratio (FDR)
terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia” Jurnal Walisongo.
Vol.19 No. Mei 2011: 47-74.
Rahmat, Muhammad. 2012. Jurnal “Analisis Pengaruh CAR, NPF, FDR Terhadap
Profitabilitas Pada Bank Syariah Mandiri”. Skripsi. Universitas Hasanudin.
Website :
https://ojk.go.id/id/kanal/perbankan/data-dan-statistik/laporan-keuangan-
perbankan/Default.aspx
https://www.syariahmandiri.co.id/tentang-kami/company-report/laporan-
keuangan/laporan-triwulan
LAMPIRAN
Rasio Keuangan Bank Syariah Mandiri
TAHUN TRIWULAN CAR NPF FDR BOPO ROA
2009
I 12.73 2.15 86.85 72.05 2.08
II 14.00 1.92 87.03 73.88 2.00
III 11.47 1.45 87.93 71.84 2.30
IV 10.60 1.29 83.07 74.97 2.21
2010
I 12.50 0.66 83.93 74.66 2.04
II 12.43 0.88 85.16 73.15 2.22
III 11.06 1.26 86.31 73.85 2.03
IV 14.57 0.95 82.54 76.44 1.95
2011
I 11.88 1.12 84.06 73.07 2.22
II 11.24 1.14 88.52 74.02 2.12
III 14.57 0.95 89.86 76.44 1.95
IV 11.06 1.26 86.03 73.85 2.03
2012
I 13.91 0.86 87.25 70.47 2.17
II 13.66 1.41 92.21 70.11 2.25
III 13.15 1.55 93.90 71.14 2.22
IV 13.82 1.14 94.40 73.00 2.25
2013
I 15.23 1.55 95.61 69.24 2.56
II 14.16 1.10 94.22 81.63 1.79
III 14.33 1.59 91.29 87.53 1.51
IV 14.10 2.29 89.37 84.03 1.53
2014
I 14.83 2.65 90.34 81.99 1.77
II 14.86 3.90 89.91 93.03 0.66
III 15.53 4.23 85.68 93.02 0.80
IV 14.76 4.29 82.13 98.46 0.17
2015
I 12.63 4.41 81.67 91.57 0.81
II 11.97 4.70 85.01 96.16 0.55
III 11.84 4.34 84.49 97.41 0.42
IV 12.85 4.05 81.99 94.78 0.56
2016
I 14.01 3.13 79.19 94.12 0.59
II 13.69 3.74 82.31 93.76 0.62
III 13.50 3.63 80.40 93.93 0.60
IV 14.01 3.13 79.19 94.12 0.59
2017 I 14.40 3.16 77.75 93.82 0.60
II 14.37 3.23 80.03 93.89 0.59
III 14.92 3.12 78.29 94.22 0.56
IV 15.89 2.71 77.66 94.44 0.59
2018
I 15.59 2.49 73.92 91.20 0.79
II 15.62 2.75 75.47 90.09 0.89
III 16.46 2.51 79.08 89.73 0.95
IV 16.26 1.56 77.25 90.68 0.88
Hasil Olah Data SPSS
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 5.151 .523 9.845 .000
CAR -.013 .012 -.026 -1.073 .291 .736 1.358
NPF -.095 .028 -.155 -3.426 .002 .207 4.824
FDR .017 .004 .123 4.360 .000 .535 1.870
BOPO -.057 .004 -.767 -13.718 .000 .136 7.347
a. Dependent Variable: ROA
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 13.889 5.611 2.475 .018
Ln_X1 .209 .362 .036 .578 .567
Ln_X2 -.240 .130 -.203 -1.856 .072
Ln_X3 .809 .758 .080 1.067 .293
Ln_X4 -4.005 .727 -.730 -5.508 .000
a. Dependent Variable: Ln_y
Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjuste
d R
Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
Durbin-
Watson
R Square
Change
F
Chang
e df1 df2
Sig. F
Change
1 .993
a .985 .983 .09632 .985
578.82
1 4 35 .000 1.831
a. Predictors: (Constant), BOPO, CAR, FDR, NPF
b. Dependent Variable: ROA
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 5.151 .523 9.845 .000
CAR -.013 .012 -.026 -1.073 .291
NPF -.095 .028 -.155 -3.426 .002
FDR .017 .004 .123 4.360 .000
BOPO -.057 .004 -.767 -13.718 .000
a. Dependent Variable: ROA
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 21.481 4 5.370 578.821 .000b
Residual .325 35 .009
Total 21.806 39
a. Dependent Variable: ROA
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .993
a
.985
.983 .09632
a. Predictors: (Constant), BOPO, CAR, FDR, NPF