FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU DETEKSI DINI ...
Transcript of FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU DETEKSI DINI ...
Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional Penelitian & Pengabdian Masyarakat (PINLITAMAS 1) Dies Natalis ke-16 STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | ISSN 2654-
5411
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU DETEKSI DINI KANKER SERVIKS METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) PADA
WANITA USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIMAHI TENGAH
TAHUN 2018
Santi Novidasari, Juju Juhaeriah Program Studi Kesehatan Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi Email:
ABSTRAK Prevalensi dari kanker serviks paling tinggi diantara semua jenis kanker di Indonesia dan secara nasional terbesar ketiga di Jawa Barat. Tingginya prevalensi tersebut perlu ditanggulangi melalui deteksi dini di fasilitas
kesehatan. Program nasional di Indonesia untuk deteksi dini kanker serviks adalah Inspeksi Visual Asam Asetat
(IVA) dengan target 50% wanita berusia 30-50 tahun yang dicapai dalam lima tahun. Sementara itu, total
cakupan pemeriksaan IVA secara nasional masih rendah (4,34%). Capaian di wilayah Kota Cimahi dan Puskesmas Cimahi Tengah masing-masing hanya 7,52% dan 13,27%. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
faktor yang berhubungan dengan perilaku deteksi dini kanker serviks metode Inspeksi Visual Asam Asetat
(IVA) pada wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Cimahi Tengah tahun 2018. Rancangan penelitian cross sectional dengan jumlah sampel 94 responden dan diambil melalui multistage random sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Analisis data meliputi univariat dan bivariat
menggunakan Chi-Square (X2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 79,8% wanita berpengetahuan baik, 78,7%
bersikap positif, 26,6% terpapar informasi, 50,0% memperoleh dukungan anggota keluarga, dan 23,4% telah menjalani pemeriksaan IVA. Ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku deteksi dini kanker serviks metode IVA (p value = 0,038). Tidak ada hubungan antara sikap dengan perilaku deteksi dini kanker serviks metode IVA (p value = 0,775). Ada hubungan antara keterpaparan informasi dengan perilaku deteksi dini kanker serviks metode IVA (p value = 0,0001). Tidak ada hubungan antara dukungan anggota keluarga dengan perilaku deteksi dini kanker serviks metode IVA (p value = 0,808). Efektivitas dari promosi kesehatan kepada masyarakat perlu ditingkatkan secara terukur.
Kata kunci : Kanker serviks, cross sectional, pengetahuan, keterpaparan informasi, Inspeksi Visual Asam Asetat.
ABSTRACT The prevalence of cervical cancer is the highest among all cancer types in Indonesia and nationwide, it is the third
highest in West Java. The high prevalence needs to be addressed through early detection in health care facilities. The
national program carried out in Indonesia for early detection of cervical cancer is Visual Inspection of Acetic Acid
(VIA) with target of 50% of women aged 30-50 years are screened in five years. Total coverage of VIA examination
nationally is still low (4.34%). The coverages in Cimahi and Cimahi Tengah Public Health Center are still 7.52% and
13.27% respectively. The objective of this study is to determine the factors that are associated with early detection
behaviour of cervical cancer using Visual Inspection method of Acetic Acid (VIA) in fertile aged women in areas of
Cimahi Tengah Public Health Center in 2018. The study design is cross sectional with 94 respondents that have be
taken by multistage random sampling. Data was collected using questionnaire. Data analysis included univariate and
bivariate by Chi-Square (X2). The result has shown that 79.8% of women have good knowledge, 78.7% have positive
attitude, 26.6% are exposed information related to VIA examination, 50.0% are supported by family members, and
23.4% had a VIA examination. There is association between knowledge with early detection behaviour of cervical
cancer using VIA method (p value = 0.038). There is no association between attitude with early detection behaviour of
cervical cancer using VIA method (p value = 0.775). There is an association between the exposure of information with
early detection behaviour of cervical cancer using VIA method (p value = 0.0001). There is no association between
support of family members with early detection behaviour of cervical cancer using VIA method (p value = 0.808). The
effectiveness of health promotion to the community needs to be scaled up.
Keywords : Cervical cancer, cross sectional knowledge, exposure of information, Visual Inspection of Acetic Acid.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi Halaman 359
Jl.Terusan Jenderal Sudirman – Cimahi 40533 Tlp: 0226631622 - 6631624
Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (Iva) Pada Wanita Usia Subur Di Wilayah Kerja Puskesmas Cimahi Tengah Tahun 2018
PENDAHULUAN Data World Health Organization (WHO, 2018),
sekitar 280.000 wanita di seluruh dunia
meninggal akibat kanker serviks pada tahun 2015
dan hampir 90% kematian terjadi di negara
berpenghasilan rendah atau menengah termasuk
Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar tahun
2013 menunjukkan bahwa prevalensi kanker di
Indonesia sebesar 1,4 per 1.000 penduduk atau
sekitar 347.000 orang. Angka tersebut mencakup
kanker serviks dengan prevalensi tertinggi
(28,4%) di Indonesia (Kemenkes, 2015).
Sementara itu, kanker serviks merupakan
penyebab kematian wanita tertinggi kedua
(10,3%) di Indonesia. Provinsi Jawa Barat
merupakan wilayah yang mempunyai estimasi
jumlah penderita kanker serviks paling besar
ketiga di Indonesia pada tahun 2013 (Kemenkes,
2015). Tingginya prevalensi kanker serviks di wilayah
Indonesia perlu ditanggulangi melalui tindakan
deteksi dini yang dapat dilakukan di fasilitas
pelayanan kesehatan. Bila ditangani secara cepat
dan tepat, kasus kanker yang ditemukan pada
stadium dini akan memiliki tingkat kesembuhan
tinggi dan harapan hidup penderitanya lebih
lama. Alasan lainnya yang menjadi dasar
pentingnya deteksi dini yaitu insidensi dan
prevalensi kanker cukup tinggi di wilayah
Indonesia, perkembangan kanker cukup lama,
terdapat teknik pemeriksaan yang sensitif dan
spesifik, ditemukan cara pengobatan yang
efektif, dan pemeriksaan yang invasif (Sabrida,
2015). Hasil penelitian Kusumawati, dkk tahun 2016
yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara perilaku deteksi dini dengan
kejadian kanker serviks di Kabupaten Sukoharjo.
Oleh sebab itu, penting bagi para wanita untuk
melakukan deteksi dini kanker serviks
(Kemenkes, 2017). Berbagai metode deteksi dini
yang dapat digunakan untuk mengetahui
keberadaan kanker serviks antara lain pap smear,
pap net, tes Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA),
servikografi, kolposkopi, Thin Prep Liquid Base
Cytology, tes HPV, tes
Liquid Base Cytology (LBC), biopsi, dan
konisasi (Savitri, 2015). Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2015-2019
memutuskan bahwa salah satu upaya
penanggulangan kanker serviks dilakukan
melalui tindakan deteksi dini menggunakan
metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA).
Target program ini adalah 50% wanita berusia
30-50 tahun yang dicapai dalam lima tahun.
Kegiatan ini tidak hanya perlu diperkuat di
daerah yang sudah mengembangkan, tetapi
juga diperluas ke daerah lain yang belum
mengembangkan untuk dapat mencapai target
nasional (Wahidin, 2015). Menurut Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor 34 Tahun 2015,
seorang wanita yang sudah menjalani
pemeriksaan dan menerima hasil IVA negatif
harus melakukan skrining setiap 3 sampai 5
tahun sekali. Menurut Samadi (2010, dalam Sari, 2017),
metode IVA adalah pemeriksaan yang
dilakukan dengan cara mengamati leher rahim
yang sudah dipulas dengan asam asetat (3-5%)
selama 1 menit. Daerah yang tidak normal
akan berubah warna dengan batas yang tegas
menjadi putih (acetowhite). Hal tersebut
mengindikasikan bahwa serviks mungkin saja
mempunyai lesi prakanker. Pelaksanaan
metode IVA lebih mudah dan sederhana,
sehingga skrining dapat dilakukan dengan
cakupan yang luas dan diharapkan terdapat
banyak kasus kanker serviks yang ditemukan
secara dini. Upaya deteksi dini kanker serviks di Indonesia
sudah didukung oleh Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) yang mana anggota BPJS
mendapatkan keuntungan untuk diberikan
pelayanan IVA secara gratis. Berdasarkan data
BPJS dari tahun 2014 sampai bulan Oktober
2016, terdapat 95.803 peserta Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN)-BPJS yang telah
menjalani IVA. Sementara total cakupan
pemeriksaan IVA secara nasional tahun 2008-
2016 adalah sebanyak 1.623.913
PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 360
Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (Iva) Pada Wanita Usia Subur Di Wilayah Kerja Puskesmas Cimahi Tengah Tahun 2018
orang (4,34%) dari total target 37,5 juta wanita
Indonesia (Kemenkes, 2017). Cakupan ini masih
sangat rendah, padahal deteksi dini merupakan
salah satu langkah yang efektif untuk
menurunkan angka kematian pada perempuan
akibat kanker serviks. Semua layanan yang ada tidak serta merta
menjamin banyak orang datang untuk
memeriksakan diri. Dari berbagai survei
diketahui bahwa salah satu faktor penyebab
tingginya jumlah kasus kanker stadium lanjut
adalah keengganan memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan karena pemeriksaan
tersebut ditujukan pada bagian yang sangat
pribadi bagi seorang wanita. Selain itu, perasaan
takut didiagnosis kanker serta kurangnya
pengetahuan juga menjadi faktor penghambat
deteksi dini kanker serviks (Sabrida, 2015). Kurangnya pengetahuan seorang wanita
berpengaruh terhadap pelaksanaan deteksi dini
kanker serviks. Pengetahuan merupakan salah
satu faktor yang membentuk perilaku seorang individu. Hal tersebut dikemukakan berdasarkan
teori Lawrence Green (dalam Notoatmodjo,
2010), yang menyebutkan bahwa perilaku
seorang individu dipengaruhi oleh tiga faktor
utama, yaitu faktor predisposisi (pengetahuan,
sikap, keyakinan, tradisi, dan nilai); faktor
pemungkin (sarana dan prasarana); dan faktor
penguat (sikap dan perilaku petugas kesehatan).
Sementara itu, menurut teori Snehendu Kar
(dalam Notoatmodjo, 2014), perilaku kesehatan
tidak hanya ditentukan oleh niat seseorang
terhadap objek kesehatan, tetapi juga adanya
dukungan sosial, informasi kesehatan, kebebasan
seorang individu untuk mengambil keputusan
serta situasi yang memungkinkan seseorang
untuk bertindak. Kaitan antara pengetahuan dan sikap dengan
perilaku dibuktikan dalam beberapa penelitian,
misalnya pada hasil penelitian yang sudah
dilakukan oleh Dewi, dkk., (2013) di Puskesmas
Buleleng I menunjukkan adanya hubungan yang
positif antara tingkat
pengetahuan dan sikap pada wanita usia subur
dengan perilaku deteksi dini metode Inspeksi
Visual Asam Asetat (IVA). Selain itu, penelitian
yang dilakukan oleh Lyimo dan Beran (2012)
juga menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan
tentang kanker serviks dan pencegahannya,
kekhawatiran wanita tentang rasa malu serta rasa
sakit karena skrining dinyatakan berhubungan
dengan status skrining pada wanita di pedesaan
Tanzania. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lyimo dan
Beran (2012) juga menunjukkan bahwa ada
tidaknya dukungan anggota keluarga terutama
persetujuan suami berhubungan dengan status
skrining pada wanita di pedesaan Tanzania.
Tindakan berupa deteksi dini kanker serviks
yang tidak mendapatkan dukungan sosial dari
anggota keluarga cenderung membuat seorang
wanita merasa tidak nyaman. Sehingga, untuk
dapat berperilaku kesehatan (perilaku deteksi
dini kanker serviks metode IVA), seorang wanita
membutuhkan dukungan sosial dari anggota
keluarga lainnya.
Hasil penelitian yang telah dilakukan di wilayah Afrika menunjukkan bahwa kurangnya
paparan informasi merupakan salah satu faktor
yang menghambat pemanfaatan deteksi dini
kanker serviks (Lim, 2017). Informasi terkait
kesehatan yang diperoleh oleh seseorang dapat
memberikan pengetahuan yang lebih baik.
Pengetahuan tersebut pada akhirnya diharapkan
dapat berpengaruh terhadap perilaku
(Notoatmodjo, 2010). Rendahnya perilaku deteksi dini kanker
serviks terjadi di wilayah Kota Cimahi
Provinsi Jawa Barat. Data Dinas Kesehatan
Kota Cimahi tahun 2015 hingga 2017
menunjukkan bahwa cakupan pemeriksaan
IVA di Kota Cimahi hanya mencapai 10,19%.
Sedangkan jumlah wanita usia subur (30-50
tahun) yang menjalani deteksi dini kanker
serviks metode IVA hanya mencapai 7.300
orang atau sekitar 7,52%. Jumlah ini dinilai
rendah karena cakupan pemeriksaan IVA yang
diharapkan pada tahun 2017 ialah sebesar 30%
dari total wanita usia subur di Kota Cimahi.
PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 361
Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (Iva) Pada Wanita Usia Subur Di Wilayah Kerja Puskesmas Cimahi Tengah Tahun 2018
Salah satu puskesmas di wilayah kerja Kota Cimahi
yang memiliki cakupan pemeriksaan Inspeksi
Visual Asam Asetat (IVA) cukup rendah adalah
Puskesmas Cimahi Tengah. Proporsi wanita usia
30-50 tahun di puskesmas ini adalah sebesar 16%
dari total penduduk. Menurut data yang diperoleh
peneliti, jumlah wanita yang sudah menjalani
pemeriksaan IVA sejak tahun 2015 sampai 2017
ialah sebesar 688 dari 5.186 orang atau sekitar
13,27%. Target capaian pada tahun 2017 yang
ditetapkan secara nasional adalah sebesar 30% dari
total wanita usia 30-50 tahun di wilayah kerja
Puskesmas Cimahi Tengah. Sehingga, cakupan
tersebut masih rendah bila
METODE PENELITIAN
dibandingkan dengan target yang sudah
ditentukan. Berdasarkan data tersebut, peneliti tertarik
untuk meneliti yang bertujuan mengetahui
faktor yang berhubungan dengan perilaku
deteksi dini kanker serviks metode Inspeksi
Visual Asam Asetat (IVA) pada wanita usia
subur di wilayah kerja Puskesmas Cimahi
Tengah tahun 2018. Adapun tujuan khusus
dalam penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap,
keterpaparan informasi dan dukungan anggota
keluarga dengan perilaku deteksi dini kanker
serviks metode Inspeksi Visual Asam Asetat
(IVA) pada wanita usia subur di wilayah kerja
Puskesmas Cimahi Tengah tahun 2018.
Rancangan penelitian yang digunakan jenis
survei analitik dengan desain penelitian yang
digunakan adalah cross sectional. Populasi penelitian seluruh wanita usia subur
berusia 30-50 tahun yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Cimahi Tengah sebanyak 5.186 orang
(Data Puskesmas Cimahi Tengah tahun 2016).
Teknik sampel adalah multistage random sampling, berdasarkan
perhitungan yang dilakukan, maka besar sampel
pada penelitian ini adalah sebanyak 94
responden. Langkah penelitian menggunakan dua kelompok
data yaitu data primer dan sekunder. Data primer
diperoleh dari hasil pengisian kuesioner yang
terdiri dari variabel
HASIL
pengetahuan, sikap, keterpaparan informasi,
dukungan anggota keluarga, dan perilaku
deteksi dini kanker serviks metode IVA. Data
tersebut dikumpulkan selama dua minggu
terhitung sejak tanggal 9 sampai 23 April
2018. Setiap responden diberikan penjelasan
mengenai tujuan penelitian dan lembar
persetujuan. Data sekunder diperoleh dari
hasil laporan pemeriksaan Inspeksi Visual
Asam Asetat (IVA) baik di Kota Cimahi
maupun di Puskesmas Cimahi Tengah. Analisis data menggunakan analisis
univariat dan analisis bivariate. Analisis
statistik yang digunakan ialah Chi-Square
(X2) dan Prevalence ratio.
Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Metode Inspeksi
Visual Asam Asetat pada Wanita Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Cimah
Tengah Tahun 2018
Tabel 1. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Metode Inspeksi Visual Asam
Asetat pada Wanita Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Cimahi Tengah Tahun 2018 Deteksi Dini Kanker Serviks
PR P
Metode IVA
Total
(95% CI) Value
Pengetahuan Tidak Ya
n % n % n %
PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 362
Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (Iva) Pada Wanita Usia Subur Di Wilayah Kerja Puskesmas Cimahi Tengah Tahun 2018
Tidak baik 18 94,7 1 5,3 19 100 1,316
Baik 54 72,0 21 28,0 75 100 (1,103- 0,038
1,570)
Total 72 76,6 22 23,4 94 100
Hasil analisis dari 19 responden yang
mempunyai pengetahuan tidak baik, diantaranya (94,7%) tidak pernah menjalani pemeriksaan IVA. Sedangkan (28,0%) pernah menjalani
pemeriksaan IVA terhitung sejak tahun 2015. Hasil uji statistik didapatkan p value sebesar 0,038
≤ nilai α (0,05) yang berarti Ho ditolak. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara pengetahuan dengan perilaku
deteksi dini kanker serviks
metode Inspeksi Visual Asam Asetat pada wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Cimahi Tengah tahun 2018. Dari tabel 1
diketahui hasil PR adalah sebesar 1,316 (95% CI = 1,103-1,570), artinya wanita yang mempunyai pengetahuan tidak baik berisiko 1,316 kali untuk tidak melakukan deteksi dini
kanker serviks metode IVA bila bandingkan dengan wanita yang mempunyai pengetahuan baik tentang kanker serviks.
Hubungan Sikap dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Metode Inspeksi Visual
Asam Asetat pada Wanita Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Cimah Tengah
Tahun 2018
Tabel 2. Hubungan Sikap dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Metode Inspeksi Visual Asam Asetat pada Wanita Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Cimahi Tengah Tahun 2018
Deteksi Dini Kanker Serviks PR
Sikap Metode IVA Total (95% P Value
Tidak
Ya
CI)
n % n % n %
Negatif 16 80,0 4 20,0 20 100 1,057
Positif 56 75,7 18 24,3 74 100
0,775 (0,820-1,363)
Total 72 76,6 22 23,4 94 100
Hasil analisis bahwa dari 20 responden yang
mempunyai sikap negatif terhadap deteksi dini kanker serviks, diantaranya (80,0%) tidak menjalani pemeriksaan IVA. Selain itu responden mempunyai sikap positif (24,3%)
pernah menjalani pemeriksaan IVA terhitung sejak tahun 2015. Hasil uji statistik didapatkan p value sebesar 0,775
> nilai α (0,05) yang berarti Ho diterima. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara sikap dengan
perilaku deteksi dini kanker serviks metode Inspeksi Visual Asam Asetat pada wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Cimahi Tengah tahun 2018. Hasil PR ialah sebesar
1,057 (95% CI 0,820-1,363), artinya belum dapat disimpulkan apakah variabel sikap mendukung atau mempengaruhi perilaku deteksi dini kanker serviks khususnya metode
IVA pada penelitian ini.
Hubungan Keterpaparan Informasi dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Metode
Inspeksi Visual Asam Asetat pada Wanita Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Cimah Tengah Tahun 2018
Tabel 3. Hubungan Keterpaparan Informasi dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Metode Inspeksi Visual
Asam Asetat pada Wanita Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Cimahi Tengah Tahun 2018
Deteksi Dini Kanker Serviks PR P
Keterpaparan
Metode IVA
Total
(95% CI) Value
Informasi Tidak
Ya
n % n % n %
Tidak terpapar 56 98,2 1 1,8 57 100 2,272 0,000
Terpapar 16 43,2 21 56,8 37 100
(1,568-3,292) 1
Total 72 76,6 22 23,4 94 100
PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 363
Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (Iva) Pada Wanita Usia Subur Di Wilayah Kerja Puskesmas Cimahi Tengah Tahun 2018
Hasil analisis dari 57 responden yang tidak
terpapar oleh informasi, (98,2%) tidak menjalani pemeriksaan IVA. Sedangkan yang terpapar informasi (56,8%) pernah menjalani pemeriksaan
IVA terhitung sejak tahun 2015. Hasil uji statistik diperoleh p value adalah
sebesar 0,0001 ≤ nilai α (0,05) yang berarti Ho ditolak. Sehingga disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara keterpaparan informasi
dengan perilaku deteksi dini kanker
serviks metode Inspeksi Visual Asam Asetat
pada wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Cimahi Tengah tahun 2018. Hasil
PR ialah sebesar 2,272 (95% CI = 1,568-3,292), artinya wanita yang tidak terpapar
informasi memiliki risiko 2,272 kali untuk tidak melakukan deteksi dini kanker serviks
metode IVA apabila bandingkan dengan wanita yang sudah terpapar informasi terkait
pemeriksaan IVA.
Hubungan Dukungan Anggota Keluarga dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks
Metode Inspeksi Visual Asam Asetat pada Wanita Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Cimah Tengah Tahun 2018
Tabel 4. Hubungan Dukungan Anggota Keluarga dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Metode
Inspeksi Visual Asam Asetat pada Wanita Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Cimahi Tengah Tahun 2018
Dukungan Deteksi Dini Kanker Serviks
Total PR P
Metode IVA (95% CI) Value Anggota
Tidak
Ya
Keluarga
n % n % n
%
Tidak 37 78,7 10 21,3 47 100 1,057
Mendukung
(0,845 - 0,808 Mendukung 35 74,5 12 25,5 47 100
1,322)
Total 72 76,6 22 23,4 94
100
Hasil analisis dari 47 responden yang tidak
mendapatkan dukungan dari anggota keluarga, (78,7%) tidak menjalani pemeriksaan IVA. Sedangkan responden yang memperoleh dukungan anggota keluarga, (25,5%) pernah
menjalani pemeriksaan IVA terhitung sejak tahun 2015. Hasil uji statistik didapatkan p value sebesar 0,808
> nilai α (0,05) yang berarti Ho diterima. Sehingga
disimpulkan tidak ada hubungan
PEMBAHASAN
Hasil uji statistik pada tabel I didapatkan p value sebesar 0,038 ≤ nilai α
(0,05) yang berarti Ho ditolak. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku
deteksi dini kanker serviks metode IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) pada wanita usia subur di
wilayah kerja Puskesmas Cimahi Tengah tahun 2018. Nilai PR adalah sebesar 1,316 (95% CI =
1,103-1,570), artinya wanita yang memilki pengetahuan tidak baik berisiko 1,316 kali untuk
tidak melakukan deteksi dini kanker serviks metode IVA bila bandingkan
yang signifikan antara dukungan anggota
keluarga dengan perilaku deteksi dini kanker
serviks metode Inspeksi Visual Asam Asetat
pada wanita usia subur di wilayah kerja
Puskesmas Cimahi Tengah tahun 2018. Hasil
PR ialah 1,057 (0,845-1,322), artinya belum
dapat disimpulkan apakah variabel dukungan
dari anggota keluarga mendukung atau
mempengaruhi perilaku deteksi dini kanker
serviks metode IVA pada penelitian ini.
dengan wanita yang memiliki pengetahuan baik tentang kanker serviks. Hasil penelitian sesuai dengan yang
dikembangkan Lawrence Green (dalam
Notoatmodjo, 2014) yang menyatakan bahwa
pengetahuan merupakan salah satu faktor utama
yang mempengaruhi perilaku seseorang.
Pengetahuan masuk bagian faktor predisposisi
yang dapat mempermudah terjadinya perilaku
dari seorang individu. Tanpa ada tingkat
pengetahuan yang baik terutama terkait risiko
yang mungkin terjadi jika tidak melakukan
pemeriksaan secara dini dan keuntungan yang
didapatkan apabila melakukan upaya deteksi
PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 364
Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (Iva) Pada Wanita Usia Subur Di Wilayah Kerja Puskesmas Cimahi Tengah Tahun 2018
dini kanker serviks metode IVA, maka kecil kemungkinan bagi seorang wanita untuk
memeriksakan diri. Hasil penelitian didukung oleh beberapa penelitian serupa mengenai hubungan
pengetahuan dengan deteksi dini kanker serviks
metode IVA. Menurut hasil penelitian oleh
Kurniawati (2015), ada hubungan yang bermakna
antara pengetahuan wanita usia subur dengan
pemeriksaan IVA dengan p value sebesar 0,005 <
nilai α (0,05) dan nilai PR sebesar 4,821. Sementara
itu, penelitian Lestari (2016) menyebutkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dengan deteksi dini kanker serviks (p
value = 0,025; 95% CI = 0,141-0,908). Penelitian
dari Masturoh (2016) juga menemukan adanya
hubungan yang bermakna antara pengetahuan
dengan deteksi dini kanker serviks di wilayah kerja
Puskesmas Bangetayu Semarang dengan p value
sebesar 0,023. Perilaku seorang individu dapat dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu perilaku tertutup (covert
behaviour) dan terbuka (overt behaviour).
Pengetahuan adalah salah satu bentuk dari covert
behaviour, artinya perilaku tersebut yang belum
dapat diamati oleh orang lain secara jelas
(Notoatmodjo, 2010). Menurut Benjamin Bloom
(dalam Notoatmodjo, 2010), ada tiga domain
perilaku, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Berdasarkan pembagian
domain tersebut, pengetahuan wanita tentang
kanker serviks dan cara pencegahannya masuk
dalam ranah cipta atau kognitif. Dalam penelitian
ini, seorang wanita akan berusaha pergi ke
puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya untuk
memeriksakan diri apabila mengetahui keganasan
kanker serviks serta cara pencegahan yang dapat
dilakukan agar terhindar dari kanker serviks.
Hasil uji statistik tabel II didapatkan p value
sebesar 0,775 > nilai α (0,05) yang berarti Ho diterima. Sehingga disimpulkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara sikap
dengan perilaku deteksi dini kanker serviks metode
Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada wanita
usia subur di wilayah kerja Puskesmas Cimahi
Tengah tahun 2018. Nilai PR ialah sebesar 1,057
(95% CI 0,820-1,363), artinya bahwa belum bisa
disimpulkan apakah variabel sikap mendukung atau
mempengaruhi
perilaku deteksi dini kanker serviks metode IVA pada penelitian ini. Berdasarkan komponen sikap yang dikembangkan oleh Allport (dalam
Notoatmodjo, 2014), sikap seorang wanita pada penelitian ini terdiri dari penilaian
terhadap tes IVA yang meliputi ada tidaknya rasa malu dan takut apabila dilakukan
pemeriksaan oleh petugas kesehatan serta ada tidaknya kecenderungan bertindak yang
dijabarkan melalui pertanyaan terkait kesediaan menjalani tes IVA secara rutin
minimal tiga sampai lima tahun sekali. Menurut Notoatmodjo (2014), ada empat
tingkat intensitas sikap, meliputi menerima, menanggapi, menghargai, serta bertanggung
jawab. Pada penelitian yang dilakukan ini, variabel sikap berada sampai level menerima
(receiving) terhadap penyataan yang terkait dengan pemeriksaan IVA. Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa penelitian tentang hubungan sikap dengan
deteksi dini kanker serviks metode Inspeksi Visual Asam Asetat yang telah dilakukan
sebelumnya. Menurut hasil penelitian Dewi (2014), tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara sikap wanita usia subur dengan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam
Asetat (IVA) dengan p value sebesar 1,000 > nilai α (0,05) dan nilai PR = 1,692 (95% CI = 0,193-14,810). Penelitian dari Parapat (2016)
juga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan deteksi
dini kanker serviks metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Puskesmas Candiroto
Kabupaten Temanggung dengan nilai p sebesar 0,097. Menurut teori “PRECEDE-PROCEED”, sikap
merupakan faktor utama yang dapat
mempengaruhi perilaku. Selain pengetahuan,
sikap juga bagian dari faktor predisposisi untuk
terjadinya perilaku individu. (Lawrence Green,
dalam Notoatmodjo, 2014). Sikap kesehatan
adalah pendapat atau penilaian seseorang
terhadap semua hal yang berkaitan dengan
pemeliharaan kesehatan (Notoatmodjo, 2010).
Seorang wanita yang mempunyai penilaian baik
(setuju) terhadap deteksi dini kanker serviks
cenderung lebih mudah menerima jika dilakukan
pemeriksaan seperti tes Inspeksi Visual Asam
Asetat (IVA). Penelitian ini tidak dapat membuktikan teori yang dikemukakan
PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 365
Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (Iva) Pada Wanita Usia Subur Di Wilayah Kerja Puskesmas Cimahi Tengah Tahun 2018
tersebut, kemungkinan yang terjadi adalah karena sikap wanita tidak didukung oleh paparan informasi yang menunjang pengetahuan terkait pengadaan deteksi dini kanker serviks. Selain itu, seorang wanita yang merasa malas atau menganggap tidak mempunyai cukup waktu
untuk pergi ke fasilitas kesehatan seperti puskesmas juga mungkin menjadi penyebab dirinya tidak melakukan pemeriksaan IVA. Salah satu hal yang mungkin dapat menyebabkan
terbentuknya sikap positif dari wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Cimahi Tengah
adalah latar belakang pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, mayoritas
responden (56,4%) mempunyai tingkat pendidikan SMA. Sehingga, mereka cenderung
lebih mudah menerima tindakan dari seorang petugas kesehatan terkait upaya pemeliharaan
kesehatan seperti deteksi dini kanker serviks metode IVA. Berdasarkan pembagian domain perilaku dari Benjamin Bloom (dalam Notoatmodjo, 2010),
sikap seorang individu masuk dalam ranah rasa atau afektif. Sikap ialah kecenderungan untuk
bertindak (tendency to behave), artinya sikap merupakan ancang-ancang untuk bertindak/
berperilaku terbuka (Notoatmodjo, 2014). Sikap positif wanita terhadap pemeriksaan IVA belum
tentu dapat terwujud ke dalam bentuk tindakan deteksi dini kanker serviks. Sebab, diperlukan
faktor lain yang juga ikut mempengaruhi tindakan tersebut, yaitu tersedianya fasilitas
kesehatan (Notoatmodjo, 2014). Penelitian ini menunjukkan fasilitas yang melayani
pemeriksaan IVA sebetulnya tersedia. Akan tetapi,
ketidaktahuan seorang wanita tentang adanya
pemeriksaan IVA yang dapat diakses dengan
mudah dan bahkan tanpa biaya (gratis)
kemungkinan menyebabkan dirinya tidak
melakukan tindakan deteksi dini kanker serviks.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa seorang wanita
tidak melakukan pemeriksaan IVA bukan karena
adanya rasa malu atau takut terhadap hasil
pemeriksaan. Namun, terdapat kemungkinan bahwa
sikap positif dari seorang wanita tidak didukung
oleh pengetahuan tentang program pemerintah yang
saat ini sedang berlangsung, yaitu deteksi dini
kanker serviks metode Inspeksi Visual Asam Asetat
(IVA). Keterpaparan informasi
mengenai pemeriksaan IVA merupakan hal
yang paling penting untuk membentuk tindakan dari seorang wanita terutama pada penelitian ini. Selanjutnya, pembahasan terkait
keterpaparan informasi akan kembali diulas lebih lanjut pada penyajian berikut ini.
Hasil uji statistik diperoleh p value adalah sebesar 0,0001 ≤ nilai α (0,05) yang berarti Ho
ditolak. Sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara keterpaparan
informasi dengan perilaku deteksi dini kanker serviks metode Inspeksi Visual Asam Asetat
(IVA) pada wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Cimahi Tengah tahun 2018. Nilai
PR adalah sebesar 2,272 (95% CI = 1,568-3,292), artinya wanita yang tidak terpapar informasi mempunyai risiko sebanyak 2,272
kali tidak melakukan deteksi dini kanker serviks metode IVA apabila bandingkan
dengan wanita yang sudah terpapar informasi terkait pemeriksaan IVA. Hasil penelitian ini sesuai berdasarkan teori dari
Snehandu Kar (dalam Notoatmodjo, 2014) yang
menyebutkan bahwa terjangkaunya informasi
serta situasi yang memungkinkan untuk
bertindak merupakan determinan perilaku.
Seorang individu akan melakukan pemeliharaan
atau perawatan kesehatan jika tersedia informasi
yang memadai terkait dengan tindakan tersebut
(Notoatmodjo, 2010). Sehingga terlihat jelas
bahwa tersedianya informasi sehubungan dengan upaya pencegahan kanker serviks merupakan bagian dari situasi yang sangat diperlukan untuk dapat mempengaruhi tindakan yang dilakukan
oleh wanita usia subur. Penelitian dari Lim (2017) juga menunjukkan bahwa kurangnya paparan informasi menjadi salah satu faktor yang dapat menghambat pemanfaatan program
deteksi dini kanker serviks di Afrika. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Febriani (2016), ada hubungan yang bermakna antara keterpaparan informasi dengan deteksi dini kanker serviks dengan p value sebesar
0,001 < nilai α (0,05) dan nilai PR = 2,7 (95% CI = 1,5-5,0). Penelitian dari Lestari (2016) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara informasi dengan deteksi dini kanker serviks (p value
sebesar 0,042). Penelitian Parapat (2016) juga menemukan adanya hubungan yang bermakna antara keterpaparan informasi dengan deteksi
PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 366
Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (Iva) Pada Wanita Usia Subur Di Wilayah Kerja Puskesmas Cimahi Tengah Tahun 2018
dini kanker serviks metode IVA di Puskesmas Candiroto Kabupaten Temanggung dengan p
value sebesar 0,01. Informasi ialah suatu pesan yang diterima oleh seorang individu melalui bimbingan, penyuluhan,
ceramah atau diskusi. Suatu informasi dapat disampaikan melalui media cetak ataupun
elektronik. Informasi kesehatan seperti manfaat deteksi dini kanker serviks metode IVA serta
fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan IVA dapat memberikan pengetahuan yang jauh
lebih baik bagi seorang wanita. Pengetahuan yang diperoleh tersebut pada akhirnya
diharapkan dapat membentuk perilaku yaitu berupa deteksi dini kanker serviks menggunakan metode Inspeksi Visual Asam Asetat atau IVA
(Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan teori “PRECEDE-PROCEED”,
informasi menjadi salah satu faktor pemungkin (enabling factor) terhadap perilaku deteksi dini kanker serviks metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA). Peran faktor tersebut ialah untuk
memfasilitasi perilaku kesehatan (Lawrence Green, dalam Notoatmodjo, 2014). Sehingga dapat disimpulkan bahwa seorang wanita yang terpapar informasi terkait pemeriksaan IVA akan lebih mungkin untuk melakukan tindakan deteksi dini kanker serviks khususnya metode IVA. Menurut keterangan yang diperoleh peneliti, pihak Puskesmas Cimahi Tengah sebenarnya
sudah mengadakan upaya promosi dan edukasi tentang kanker serviks kepada masyarakat. Namun, informasi-informasi penting seperti
manfaat serta fasilitas kesehatan mana yang dapat memberikan layanan IVA masih dinilai
kurang. Tidak ada leaflet, spanduk ataupun video yang memuat ajakan untuk melakukan deteksi
dini kanker serviks di Puskesmas Cimahi Tengah. Kegiatan sosialisasi di dalam gedung belum
dilakukan secara rutin. Menurut beberapa kader
kesehatan, sosialisasi juga masih jarang diadakan di
tempat-tempat umum yang sebenarnya memadai
seperti posyandu ataupun posbindu. Pemegang
program deteksi dini kanker serviks tidak
mempunyai target yang pasti terkait jumlah
pelaksanaan sosialisasi. Kondisi tersebut pada
akhirnya menyebabkan keterpaparan informasi
tentang
pemeriksaan IVA yang ditujukan kepada masyarakat menjadi tidak maksimal. Guna mendukung program dari pemerintah tentang deteksi dini kanker serviks, Puskesmas Cimahi Tengah juga memyediakan layanan konseling untuk masyarakat setiap Sabtu.
Namun, petugas kesehatan yang sering tidak ada menyebabkan rendahnya kunjungan konseling. Dampaknya, seorang wanita yang ingin bertanya terkait pemeriksaan IVA tidak
memperoleh jawaban atau informasi yang diharapkan.
Hasil uji statistik table IV didapatkan p
value sebesar 0,808 > nilai α (0,05) yang berarti Ho diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan anggota keluarga dengan perilaku deteksi dini kanker serviks metode
Inspeksi Visual Asam Asetat pada wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Cimahi Tengah tahun 2018. Nilai PR ialah sebesar 1,057 (0,845-1,322), artinya belum dapat
disimpulkan apakah variabel dukungan anggota keluarga mendukung atau mempengaruhi perilaku deteksi dini kanker serviks metode IVA pada penelitian yang telah dilakukan ini. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori Snehandu Kar (dalam Notoatmodjo, 2014)
yang mengidentifikasi bahwa salah satu determinan perilaku adalah dukungan sosial. Menurut teori tersebut, seorang individu
memerlukan legitimasi dari orang disekitarnya untuk dapat berperilaku kesehatan
(Notoatmodjo, 2010). Apabila tindakan seseorang tidak mendapatkan persetujuan atau
dukungan dari orang-orang disekitarnya, maka dirinya akan cenderung merasa kurang dan
tidak nyaman. Perasaan yang ada ini kemudian dapat menyebabkan seseorang tidak
mempunyai perilaku tertentu. Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan dukungan dari anggota keluarga tidak mempunyai hubungan dengan perilaku deteksi dini kanker serviks metode IVA. Pertama, menurut teori Snehandu Kar (dalam Notoatmodjo, 2014), kebebasan seseorang untuk mengambil keputusan dapat mempengaruhi perilaku kesehatan. Pada masa kini, seorang wanita dapat mengambil beberapa keputusan secara mandiri tanpa
melibatkan anggota keluarga terutama suami.
PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 367
Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (Iva) Pada Wanita Usia Subur Di Wilayah Kerja Puskesmas Cimahi Tengah Tahun 2018
Mereka meyakini bahwa keputusan terkait
pemeliharaan kesehatan seperti melakukan deteksi dini kanker serviks juga akan
memperoleh persetujuan anggota keluarga meskipun tidak ada pembicaraan sebelumnya.
Kedua, tes IVA adalah pemeriksaan sederhana yang tidak membutuhkan biaya besar. Tentu
dengan alasan tersebut, terdapat kemungkinan bahwa anggota keluarga tidak menjadikan
perilaku deteksi dini kanker serviks metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) sebagai
masalah yang besar. Hasil penelitian ini serupa dengan beberapa penelitian tentang hubungan dukungan anggota
keluarga dengan deteksi dini kanker serviks metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA).
Berdasarkan hasil penelitian Dewi (2014), tidak ada hubungan yang bermakna antara dukungan anggota keluarga dengan pemeriksaan IVA
dengan p value sebesar 0,450 > nilai α (0,05) dan nilai PR = 2,217 (95% CI = 0,411-11,696).
Penelitian Masturoh (2016) juga menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara dukungan anggota keluarga yang berasal dari suami dengan deteksi dini kanker serviks
metode IVA di wilayah kerja Puskesmas Bangetayu Kota Semarang dengan p value
sebesar 0,222. Hasil penelitian yang berbeda ditunjukkan oleh
penelitian Lyimo dan Beran (2012) yang mengemukakan bahwa ada tidaknya dukungan
anggota keluarga terutama persetujuan suami berhubungan dengan status skrining pada wanita
di pedesaan Tanzania. Menurut pandangan peneliti, perbedaan hasil penelitian tersebut dapat
terjadi karena letak geografis yang tidak sama. Penelitian yang dilakukan Lyimo dan Beran
(2012) berada di area pedesaan, sedangkan penelitian ini dilaksanakan di wilayah perkotaan.
Kemungkinan terdapat perbedaan nilai, norma ataupun budaya yang dianut oleh masing- masing anggota keluarga. Sehingga, pentingnya peranan dukungan anggota keluarga menjadi berbeda pada dua penelitian tersebut. Menurut Rokk dan Dooley (1985, dalam Tumanggor, Ridho & Nurochim, 2017) anggota keluarga ialah salah satu sumber dukungan sosial yang diterima oleh seseorang. Berdasarkan teori
“PRECEDE-PROCEED” (Lawrence Green, dalam Notoatmodjo, 2014),
dukungan dari anggota keluarga menjadi
faktor penguat yang dapat mendorong terbentuknya perilaku seseorang. Keluarga
adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri; atau suami, istri, dan
anaknya; atau ayah dan anaknya; atau ibu dan anaknya yang tinggal dalam satu atap serta
saling ketergantungan (UU No. 52 Tahun 2009). Sehingga, bagi seorang wanita
dukungan tersebut kemungkinan dapat berasal dari suami atau bahkan anak. Bentuk dukungan sosial yang diberikan anggota
keluarga dibagi menjadi empat, yaitu berupa
dukungan informatif, perhatian emosional,
bantuan instrumental serta bantuan penilaian.
Sebuah penilaian dapat bersifat positif ataupun
negatif. Dukungan dari anggota keluarga yang
dibutuhkan oleh seorang individu adalah
penilaian yang bersifat positif (House, dalam
Harnilawati, 2013). Dalam penelitian ini ada tiga
bentuk dukungan sosial yang dianalisis
berdasarkan teori dari House, meliputi dukungan
informatif berupa ada tidaknya informasi yang
diberikan oleh anggota keluarga mengenai
pemeriksaan IVA, dukungan instrumental
berupa kesediaan anggota keluarga untuk
menemani dan memberikan biaya transportasi
untuk seorang wanita guna melakukan
pemeriksaan IVA serta dukungan penilaian
terkait persetujuan dari anggota keluarga apabila
seorang wanita menjalani pemeriksaan IVA.
Dukungan anggota keluarga mengacu pada kemampuan untuk mampu mengenali serta
menanggapi kebutuhan keluarga, terutama selama masa-masa sulit (Gilligan, 1995,
dalam National Guidance & Local Implementation, 2013). Menurut pandangan
peneliti, sebenarnya anggota keluarga menyetujui jika seorang wanita hendak
melakukan pemeriksaan IVA. Apabila diperlukan, mereka juga bersedia menemani
dan memberikan biaya transportasi kepada responden untuk pergi ke puskesmas. Peluang tersebut tidak didukung oleh paparan
informasi yang memadai terkait program
pemeriksaan IVA. Akibatnya, seorang wanita
atau anggota keluarga tidak mampu mengenali
kebutuhan bagi dirinya sendiri maupun
kebutuhan bagi anggota keluarga lainnya.
Kesimpulan yang kemudian ditarik adalah
anggota keluarga yang selama ini belum
PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 368
Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (Iva) Pada Wanita Usia Subur Di Wilayah Kerja Puskesmas Cimahi Tengah Tahun 2018
terpapar informasi terkait tes IVA tidak dapat
memberikan dukungan sosial terutama dalam
bentuk informasi kepada responden.
KESIMPULAN Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
dengan perilaku deteksi dini kanker serviks metode
Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada wanita
usia subur di wilayah kerja Puskesmas Cimahi
Tengah tahun 2018 dengan p value 0,038 ≤ α (0,05)
dan nilai PR sebesar 1,316 (95% CI = 1,103-1,570).
Ada hubungan yang signifikan antara keterpaparan
informasi dengan perilaku deteksi dini kanker
serviks metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
pada wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas
Cimahi Tengah tahun 2018 dengan p value 0,0001
≤ α (0,05) dan nilai PR sebesar 2,272 (95% CI =
1,568-3,292). Tidak ada
SARAN Adanya peningkatan efektivitas yang terukur
pada program promosi kesehatan khususnya
skrining. Meningkatkan kesadaran masyarakat
terutama wanita usia subur akan pentingnya
skrining melalui metode langsung ataupun tidak
langsung yaitu dapat berupa penyuluhan yang
dilaksanakan secara rutin, penyebarluasan
informasi baik melalui website, akun media
sosial puskesmas yang dapat diakses masyarakat,
leaflet, poster atau
DAFTAR PUSTAKA
Budiman, & Riyanto, A. (2014). Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. BKKBN. (2011). Batasan dan Pengertian MDK. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Tersedia di http://aplikasi.bkkbn.go.id/mdk/BatasanM DK.aspx. Dewi L., (2014). Faktor-faktor yang berhubungan
dengan Perilaku Wanita Usia Subur dalam Deteksi
Dini Kanker Serviks
hubungan yang signifikan antara sikap dengan
perilaku deteksi dini kanker serviks metode
Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada
wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas
Cimahi Tengah tahun 2018 dengan p value
0,775 > α (0,05) dan nilai PR sebesar 1,057 (95% CI = 0,820-1,363). Tidak ada hubungan
yang signifikan antara dukungan dari anggota
keluarga dengan perilaku deteksi dini kanker
serviks metode Inspeksi Visual Asam Asetat
(IVA) pada wanita usia subur di wilayah kerja
Puskesmas Cimahi Tengah tahun 2018 dengan p value 0,808 > α (0,05) dan nilai PR sebesar
1,057 (95% CI = 0,845-1,322).
pemasangan spanduk di tempat-tempat
strategis. Penelitian selanjutnya diharapkan
dapat melakukan riset untuk menguji
efektivitas program promosi kesehatan yang
selama ini sudah berlangsung. Sehingga,
selanjutnya dapat dirancang sebuah bentuk
program promosi kesehatan yang efektif untuk
meningkatkan literasi masyarakat terkait
pentingnya skrining kanker serviks.
dengan Metode Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Hulu Pontianak Timur Tahun 2014. Naskah Publikasi. Pontianak. Universitas Tanjungpura. Dewi, N. M. S., Suryani, N., & Murdani, P. (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur (WUS) dengan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Puskesmas Buleleng I. Jurnal Magister Kedokteran Keluarga, 1(1), 57–66. Tersedia di http://jurnal.pasca.uns.ac.id.
PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 369
Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (Iva) Pada Wanita Usia Subur Di Wilayah Kerja Puskesmas Cimahi Tengah Tahun 2018
Dinas Kesehatan Kota Cimahi. (2017). Laporan Deteksi Dini Kanker Serviks Metode Inspeksi
Visual Asam Asetat (IVA) Tahun 2015-2017. Cimahi: Dinas Kesehatan. Febriani, C. A. (2016). Faktor-faktor yang berhubungan dengan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim di Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus Lampung. Jurnal Kesehatan, 7(2),
228-237. Harnilawati. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi Selatan: Pustaka As Salam. Idowu, A., Olowookere, S. A., Fagbemi, A. T.,
Ogunlaja, O. A. (2016). Determinants of Cervical Cancer Screening Uptake among Women in Ilorin, North Central Nigeria: A Community-Based Study. Journal of
Cancer Epidemiology, 2016. Kemenkes. (2015). Infodatin Pusat Data dan Informasi. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. ________, (2017). Masyarakat tak perlu Khawatir dengan Biaya Cek Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara di Puskemas. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. ________, (2017). Pekan Deteksi Kanker pada Perempuan di Medan. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. Kurniawati, I. (2015). Pengaruh Pengetahuan, Motivasi, dan Dukungan Suami terhadap
Perilaku Pemeriksaan IVA pada Kelompok Wanita Usia Subur di Puskesmas Kedungrejo. Tesis. Surakarta. Universitas Sebelas Maret. Kusumawati, Y., Wiyasa, R., & Rahmawati, E. N. (2016). Pengetahuan, Deteksi dini, dan Vaksinasi HPV sebagai Faktor Pencegah Kanker Serviks di Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 11(2), 204– 213. Lestari, I. S. (2016). Faktor-faktor yang mempengaruhi Kesediaan WUS dalam melakukan Deteksi Dini Kanker Serviks di Puskesmas Manahan Surakarta. Naskah Publikasi. Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Lim, J. N. W. (2017). Barriers to utilisation of cervical cancer screening in Sub Sahara Africa : a systematic review, 1–9. Tersedia di https://doi.org/10.1111/ecc.12444 Lyimo, F. S., & Beran, T. N. (2012).
Accessibility Factors Associated with
Uptake of Cervical Cancer Screening
among Women in a Rural District of Tanzania : Three public policy implications. BMC Public Health, 12(1),
22. Tersedia di https://doi.org/10.1186/1471-2458-12-22.
Masturoh, E. (2016). Faktor-faktor yang mempengaruhi Wanita Usia Subur (WUS) dalam melakukan Deteksi Dini Kanker Serviks Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA).
Skripsi. Semarang. Universitas Negeri Semarang.
National Cancer Institute. (2011). Diethylstilbestrol (DES) and Cancer. Tersedia di http://www.cancer.gov/about- cancer/causes- prevention/risk/hormones/des-fact-sheet.
National Guidance & Local Implementation. (2013). What Work in Family Support?.
Tersedia di
http://www.tusla.ie/uploads/content/Family
_Support_CFA?What_Work_in_Family_S
upport_(2).pdf. Notoatmodjo, S. , (2010). Promosi Kesehatan
Teori & Aplikasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
_____________, (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Parapat, F. T. (2016). Faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Metode Inspeksi Visual Asam Asetat di Puskesmas Candiroto Kabupaten Temanggung. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 4(4), 363-370. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2015 tentang Penanggulangan Kanker Payudara dan Leher Rahim. Jakarta. Puskesmas Cimahi Tengah. (2016). Jumlah
Penduduk Kota Cimahi Tahun 2016. Cimahi: Puskesmas Cimahi Tengah.
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. (2015). Kementerian Kesehatan RI. Sabrida. (2015). Peranan Deteksi Dini Kanker untuk menurunkan Penyakit Kanker Stadium Lanjut. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia: Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. Sari, A. N. (2017). Hubungan Motivasi Deteksi
Dini Kanker Serviks Dengan Tindakan Pap
Smear Pada Wanita Usia Subur di Wilayah
Gonilan. IJMS-Indonesian Journal on
PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 370
Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (Iva) Pada Wanita Usia Subur Di Wilayah Kerja Puskesmas Cimahi Tengah Tahun 2018
Medical Science, 4(2), 189–195. Savitri, A. (2015). Kupas Tuntas Kanker Payudara, Leher Rahim, dan Rahim.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Wahidin. (2015). Deteksi Dini Kanker Leher
Rahim dan Kanker Payudara di Indonesia 2007-2014. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. Widia, L. (2015). Buku Ajar Biologi Dasar &
Biologi Perkembangan (Kebidanan). Yogyakarta: Nuha Medika.
World Health Orgnization. (2014). Cancer Country Profiles. World Health Organization. ______________________, (2017). 10 Facts about Cancer. Tersedia di http://www.who.int/features/factfiles/cance r/en/. ______________________, (2018). Cervical Cancer Prevention and Control Saves Lives in
the Republic of Korea. Tersedia di
http://www.who.int/features/2018/cervical-
cancer-republic-of-korea/en/.
PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 |
Halaman 371