FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT … · berjudul “FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI...
Embed Size (px)
Transcript of FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT … · berjudul “FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TINGKAT KESEHATAN BANK
(Studi Kasus Di PD BPR Bank Daerah Kota Madiun)
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat
Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
SRI LESTARI
NIM. F1107021
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
Tidak ada yang lebih utama sesudah pekerjaan fardhu, selain menuntut ilmu pengetahuan dan
agama.
(HR . Asy Safi’i )
Berpedomanlah bahwa orang lain bisa mengapa kita tIdak, orang lain berani mengapa kita takut,
orang lain sukses mengapa kita gagal.
( A. Masrur dan B. Marhijanto)
Sukses adalah perjalanan bukan tujuan akhir..
( Ben Sweetland)
Pelajarilah ilmu. Barangsiapa mempelajarinya karena Allah, itu taqwa. Menuntutnya, itu ibadah.
Mengulang-ulangnya, itu tasbih. Membahasnya, itu jihad. Mengajarkannya kepada orang yang
tidak tahu, itu sedekah. Memberikannya kepada ahlinya, Itu mendekatkan diri kepada Tuhan.
(Abusy Syaikh Ibnu Hibban dan Ibnu Abdil Barr, Ilya Al-Ghozali, 1986)
PERSEMBAHAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Ayah dan Ibuku tercinta yang selalu memberikan
kasih sayang, dorongan dan doa.
2. Kakak dan Adekku tersayang yang selalu
memberikan semangat dan doa.
3. Someone yang selalu memberikan semangat dan
motivasi.
4. Temen-temenku Andri House
5. Sahabat-sahabatku EP FE UNS 07.
KATA PENGANTAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT
KESEHATAN BANK (Studi Kasus Di PD BPR Bank Daerah Kota
Madiun).”
Skripsi ini disusun dengan maksud guna memenuhi persyaratan untuk
mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada
Universitas Sebelas Maret.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat hal yang
kurang sempurna, penulisan skripsi ini juga tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga dalam kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret.
2. Bapak Drs. Supriyono, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
3. Bapak Drs. Sutanto, MSi selaku Dosen Pembimbing yang dengan
kesabarannya telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis
dalam penulisan skripsi ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Ibu Dra. Endang Widowati, Msi dan Bapak Dr. A.M Soesilo, M. S selaku
dosen penguji atas saran dan kritik yang sangat berguna bagi penulis.
5. Bapak, Ibu dan semua keluarga besar tercinta atas kasih sayang, dorongan,
semangat dan doanya.
6. Seluruh staf pengajar dan karyawan fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
7. Semua staf PD BPR Bank Daerah Kota Madiun yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Temen-temenku Andri House untuk semua kenangan yang indah sekali.
9. Seluruh teman-teman Fakultas Ekonomi yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu, terima kasih atas kebersamaan dan dukungannya selama ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna karena kurangnya
pengalaman dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, dengan terbuka penulis
menerima segala bentuk kritik dan saran yang bersifat membangun.
Surakarta, Juni 2011
Penulis
Sri Lestari
DAFTAR ISI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
ABSTRAKSI ................................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv
HALAMAN MOTTO .................................................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ............................................................ vii
HALAMAN DAFTAR ISI .......................................................................... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ................................................................... xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ............................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Perumusan Masalah ........................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Perbankan .......................................................................... 7
1. Pengertian Bank ........................................................... 7
2. Peranan dan Fungsi Bank ............................................. 8
B. Badan Perkreditan Rakyat .................................................. 10
1. Pengertian BPR ............................................................ 10
2. Kegiatan dan Larangan BPR ........................................ 11
3. Bentuk Hukum dan Alokasi Kredit BPR ..................... 12
C. Laporan Keuangan ………………………………………. 13

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
D. Tingkat Kesehatan Bank ………………………………… 14
E. Analisis Camel …………………………………………… 16
F. Penelitian Terdahulu ......................................................... 19
G. Kerangka Pemikiran .......................................................... 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................. 23
B. Jenis dan Sumber Data ....................................................... 23
C. Definisi Operasional Variabel ............................................ 25
D. Metode Analisis Data ........................................................ 27
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan ............................................ 36
1. Dasar Pendirian Perusahaan …………………………. 36
2. Gambaran Umum ……………………………………. 37
3. Visi dan Misi ………………………………………… 38
4. Dasar Hukum ………………………………………… 38
5. Struktur Organisasi …………………………………... 39
6. Uraian Jabatan ……………………………………….. 40
B. Analisis Data ...................................................................... 47
C. Pembahasan ........................................................................ 89
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 93
B. Saran ....................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
3.1 Bobot Nilai Kredit Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan ................ 29
3.2 Bobot Nilai Kredit Rasio PPAPYD ………………………………… 29
3.3 Bobot Nilai Kredit Kualitas Aktiva Produktif .................................... 30
3.4 Bobot Nilai Kredit Faktor Manajemen ............................................... 31
3.5 Bobot Nilai Kredit Rasio Biaya Operasional
Terhadap Pendapatan Operasional ....................................................... 32
3.6 Bobot Nilai Kredit Rasio Alat Likiuid
Terhadap Hutang Lancar ..................................................................... 33
3.7 Bobot Nilai Kredit Rasio Kredit Terhadap
Dana yang Diterima …………………………………………………. 34
3.8 Kategori Tingkat Kesehatan Bank ...................................................... 34
4.1 Perhitungan Rata-Rata Rasio Modal Tahun 2007 .............................. 48
4.2 Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif Tahun 2007 ........................... 50
4.3 Perhitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Tahun 2007 . 52
4.4 Perhitungan Rasio Manajemen Tahun 2007 ........................................ 54
4.5 Perhitungan Rentabilitas Tahun 2007 .................................................. 55
4.6 Perhitungan Rata-Rata Faktor Likuiditas Tahun 2007 ……………… 58
4.7 Perhitungan Jumlah Dana Yang Diterima Tahun 2007 ……………... 59
4.8 Perhitungan Faktor LDR Tahun 2007 ……………………………….. 60
4.9 Perhitungan Rata-Rata Rasio Modal Tahun 2008 .............................. 62
4.10 Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif Tahun 2008 ........................... 64
4.11 Perhitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Tahun 2008 . 66
4.12 Perhitungan Rasio Manajemen Tahun 2008 ........................................ 68
4.13 Perhitungan Rentabilitas Tahun 2008 .................................................. 69

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
4.14 Perhitungan Rata-Rata Faktor Likuiditas Tahun 2008 ……………… 72
4.15 Perhitungan Jumlah Dana Yang Diterima Tahun 2008 ……………... 73
4.16 Perhitungan Faktor LDR Tahun 2008 ……………………………….. 73
4.17 Perhitungan Rata-Rata Rasio Modal Tahun 2009 .............................. 75
4.18 Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif Tahun 2009 ........................... 77
4.19 Perhitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Tahun 2009 . 79
4.20 Perhitungan Rasio Manajemen Tahun 2009 ........................................ 81
4.21 Perhitungan Rentabilitas Tahun 2009 .................................................. 82
4.22 Perhitungan Rata-Rata Faktor Likuiditas Tahun 2009 ……………… 85
4.23 Perhitungan Jumlah Dana Yang Diterima Tahun 2009 ……………... 86
4.24 Perhitungan Faktor LDR Tahun 2009 ……………………………….. 87
4.25 Perbandingan Rasio Penilaian Tingkat Kesehatan Bank ……………. 89
4.26 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank ………………………………….. 92
DAFTAR GAMBAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................ 22
2.2 Struktur Organisasi PD BPR Bank Daerah Kota Madiun ................... 39

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KESEHATAN BANK
(Studi kasus di PD BPR Bank Daerah Kota Madiun)
Sri Lestari F1107021
ABSTRACTS
This study aims to determine the soundness of the bank at PD BPR Bank
Daerah Kota Madiun in 2007-2009. The formulation of the problem to be studied is how the health condition of the PD BPR Bank Daerah Kota Madiun, including in the category of healthy, quite healthy, less healthy, or unhealthy when viewed with the CAMEL method.
In this study, using CAMEL analysis method is a method used to determine the soundness of banks. The data that is needed is a general overview, the balance sheet, income statement PD BPR Bank Daerah Kota Madiun and questionnaires for the assessment of management factors. Data collection techniques that is by documentation, interviews, literature. Analysis of data using quantitative analysis method CAMEL.
The results obtained in this study five CAMEL factors are all healthy predicate. Thus the hypothesis in this study, suspected health predicate PD BPR Bank Daerah Kota Madiun is healthy attested.
Advice given to the progress of PD BPR Bank Daerah Kota Madiun Given the purpose of which is the establishment of the PD BPR Bank Daerah Kota Madiun is to help increase weak economy activities, should the provisions regarding lending policies more geared to the interests of traders, businessmen, and employees who enter on weak economic ranking with the software requirements can be met by possible so that their business potential debtors more productive. And in the face of competition in the banking world is very tight, PD BPR Bank Daerah Kota Madiun should build trust to the public. The steps taken is to increase the company's ability to maintain liquidity remains adequate, participate in the government's deposit insurance program, and provide and maintain a good service to customers
Kata Kunci: CAMEL, Health Level of Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan semakin berkembangnya pelaku ekonomi
mengakibatkan penggunaan kebutuhan terhadap uang akan semakin
meningkat, transaksi antara pihak yang kelebihan dana dan kekurangan dana
sering dilakukan, tetapi hal itu tidak hanya dapat dilakukan dengan pertemuan
secara langsung, kehadiran pihak perantara menjadi suatu hal yang penting.
Perantara dalam kegiatan ekonomi itu sering disebut lembaga keuangan.
Lembaga keuangan dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk, yaitu : bank
dan bukan bank. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang
melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman,
mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai
tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha perusahaan dan
lain-lain. Sedangkan bukan bank adalah lembaga keuangan yang menghimpun
dana secara tidak langsung dari masyarakat. (Thomas Suyatno, 1997:1)
Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara
keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana
(surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit) serta
sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar aliran lalu lintas pembayaran. Di
samping itu, bank juga sebagai suatu industri yang dalam kegiatan usahanya
mengandalkan kepercayaan masyarakat. Dalam hal ini adalah dalam pemberian
kredit. Kestabilan lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu
perekonomian. Penilaian kinerja perusahaan bagi manajemen dapat diartikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
sebagai penilaian terhadap prestasi yang dapat dicapai. Dalam hal ini laba
dapat digunakan sebagai ukuran dari prestasi yang dicapai dalam suatu
perusahaan.
Pada waktu sekarang dalam perekonomian tumbuh dan berkembang
berbagai macam lembaga keuangan. Salah satu diantara lembaga-lembaga
keuangan tersebut yang nampaknya paling besar peranannya dalam
perekonomian adalah lembaga keuangan bank. Bank merupakan lembaga
keuangan yang menjadi tempat bagi perusahaan, badan-badan pemerintah dan
swasta, maupun perorangan menyimpan dana-dananya. Melalui kegiatan
perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan, bank melayani kebutuhan
pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua
sektor perekonomian.
Dalam kegiatan transaksi dengan nasabahnya bank selalu
memperhatikan aspek kepercayaan. Tanpa adanya kepercayaan masyarakat
terhadap bank dan juga sebaliknya kepercayaan bank terhadap masyarakat,
maka bank tidak dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian hal yang
berperan penting dalam mewujudkan kepercayaan masyarakat terhadap dunia
perbankan adalah tingkat kesehatan bank.
Kesehatan suatu bank merupakan kepentingan semua pihak yang
terkait baik pemilik, pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank dan bank
Indonesia selaku otoritas pengawas bank. Penilaian tingkat kesehatan bank
sangat diperlukan sebagai tolok ukur bagi manajemen bank menilai apakah
pengelolaan bank telah sejalan dengan prinsip Prudential Banking, yaitu
prinsip kehati-hatian.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Penilaian kesehatan bank adalah penilaian tentang kondisi dan
perkembangan suatu bank yang meliputi permodalan, kualitas aktiva
produktif, kualitas manajemen, rentabilitas dan likuiditas dengan
menggunakan rasio-rasio yang telah ditentukan nilai dan bobotnya masing-
masing. Menyadari arti pentingnya kesehatan suatu bank bagi pembentukan
kepercayaan dalam dunia perbankan serta untuk melaksanakan prinsip kehati-
hatian (Prudential Banking) dalam dunia perbankan, maka Bank Indonesia
merasa perlu untuk menetapkan aturan tentang kesehatan bank. Dengan
adanya aturan tentang kesehatan bank ini, perbankan diharapkan selalu dalam
kondisi sehat, sehingga tidak akan merugikan masyarakat yang berhubungan
dengan perbankan. (Totok Budi Santoso,2006:52)
Pemerintah menegaskan pentingnya penilaian tingkat kesehatan bank
yang dituangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
1998 tanggal 10 November 1998 pasal 29 ayat 2 yang menyatakan bahwa
bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan
kecukupan modal, kualitas asset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas,
solvabilitas dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib
melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian.
Bank Indonesia selaku pembina dan pengawas bank juga
mengeluarkan peraturan mengenai penilaian kinerja BPR yang tertuang dalam
SK DIR BI No.30/12/KEP/DIR/1997 tanggal 30 April 1997 yang didasarkan
pada lima indikator penilaian yaitu: Capital, Assets, Management, Earning
dan Liquidity (CAMEL). Pada metode CAMEL ada batasan-batasan yang
telah ditentukan oleh Bank Indonesia adalah tentang seberapa besar prosentase

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
kinerja keuangan yang memenuhi persyaratan bank tersebut untuk dinyatakan
sehat, serta tidak membahayakan atau merugikan pihak-pihak yang
berkepentingan.
PD. BPR Bank Daerah Kota Madiun adalah salah satu badan usaha
milik pemerintah kota Madiun yang usahanya bergerak dibidang jasa
perbankan, yang melayani kalangan usaha mikro, kecil dan menengah.
Dengan adanya pemberian pinjaman kredit tersebut diharapkan masyarakat
ekonomi menengah dapat memanfaatkanya untuk mendapatkan kredit guna
menjalankan usahanya sehingga taraf hidup masyarakat dapat meningkat.
Tujuan PD. BPR Bank Daerah Kota Madiun adalah untuk membantu
dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah
disegala bidang dan sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.
Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung sejumlah rasio
keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank.
Analisis rasio keuangan memungkinkan manajemen untuk
mengidentifikasikan perubahan-perubahan pokok pada trend jumlah, dan
hubungan serta alasan perubahan tersebut. Hasil analisis laporan keuangan
akan membantu mengintepretasikan berbagai hubungan serta kecenderungan
yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan
perusahaan dimasa mendatang. Untuk menilai kinerja perusahaan perbankan
umumnya digunakan aspek penilaian, yaitu: Capital, Assets, Management,
Earnings, dan Liquidity yang biasa disebut CAMEL. Aspek-aspek tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
menggunakan rasio keuangan. Hal ini menunjukan bahwa rasio keuangan
dapat digunakan untuk menilai tingkat kesehatan bank.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penulisan skripsi ini penulis
mengambil judul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TINGKAT KESEHATAN BANK (Studi Kasus Di PD BPR Bank Daerah
Kota Madiun).”
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas di dalam rencana penelitian ini secara
garis besar adalah sebagai berikut:
Bagaimanakah kondisi tingkat kesehatan PD BPR Bank Daerah Kota Madiun,
termasuk dalam kategori sehat, cukup sehat, kurang sehat, atau tidak sehat
apabila dilihat dengan metode CAMEL?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan diatas maka yang menjadi tujuan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui kondisi tingkat kesehatan PD BPR Bank Daerah Kota
Madiun menurut penilaian CAMEL.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
E. Manfaat Penelitian
Dari pembahasan permasalahan diatas, diharapkan rencana penelitian ini akan
dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan, antara
lain:
1. Bagi BPR Bank Daerah Kota Madiun
a. Sebagai tolok ukur menetapkan arah pembinaan dan pengembangan
bank dimasa yang akan datang.
b. Sebagai tolok ukur bagi manajemen bank untuk menilai apakah
pengelolaan bank telah dilakukan sejalan dengan ketentuan yang
berlaku.
2. Bagi Penulis
a. Dapat menambah wawasan penulis dibidang analisis perbankan.
b. Dapat menambah wawasan penulis tentang penilaian kesehatan bank.
3. Bagi Akademis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan bisa dikembangkan lebih
lanjut oleh peneliti yang akan melakukan penelitian dalam bidang atau
masalah yang sama.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perbankan
1. Pengertian Bank
Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan
yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa
bank lainnya. Jika di tinjau dari asal mula terjadinya bank, maka
pengertian bank adalah meja atau tempat untuk menukarkan uang.
Seiring dengan perkembangan bank, definisi bank dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang. Berikut ini dapat dikemukakan beberapa
pendapat tentang pengertian bank:
a. Pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998
tentang Perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
b. Bank adalah badan yang usaha utamanya menciptakan kredit.
(Suyatno, 1996:1)
c. Bank adalah lembaga atau perusahaan yang aktivitasnya menghimpun
dana berupa giro, deposito tabungan dan simpanan yang lain dari pihak
yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian
menempatkanya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
(deficit spending unit) melalui penjualan jasa keuangan yang pada
gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak (Taswan,
6,2010)
d. Menurut Dictionary of Banking and financial service by Jerry
Rosenberg bahwa yang dimaksud bank adalah lembaga yang
menerima simpanan giro, deposito, dan membayar atas dasar dokumen
yang ditarik pada orang atau lembaga tertentu, mendiskonto surat
berharga, memberikan pinjaman dan menanamkan dananya dalam
surat berharga.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.
Pertama, pengertian bank telah mengalami evolusi sesuai dengan
perkembanganya itu sendiri. Kedua, fungsi bank pada umumnya adalah
menerima berbagai bentuk simpanan dari masyarakat, memberikan kredit
ke masyarakat, dan memberikan jasa-jasa lalu lintas pembayaran dan
peredaran uang.
2. Peranan dan Fungsi Bank
Bank dan lembaga keuangan bukan bank mempunyai peranan yang
sangat penting dalam sistem keuangan yaitu: (Totok Budi
Santoso,2006:11)
a. Pengalihan Asset (Asset Transmutation)
Dalam hal ini bank dan lembaga keuangan akan memberikan pinjaman
kepada pihak yang membutuhkan dana dalam jangka waktu tertentu
yang telah disepakati. Sumber dana pinjaman tersebut diperoleh dari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
pemilik dana yaitu unit surplus yang jangka waktunya dapat diatur
sesuai keinginan pemilik dana.
b. Transaksi (Transaction)
Bank dan lembaga keuangan bukan bank memberikan berbagai
kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi barang
dan jasa.
c. Likuiditas (Liquidyty)
Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk
produk-produk berupa giro, tabungan, deposito dan sebagainya.
Produk-produk tersebut masing-masing mempunyai tingkat likuiditas
yang berbeda-beda.
d. Efisiensi (Efficiency)
Bank dan lembaga keuangan bukan bank dapat menurunkan biaya
transaksi dengan jangkauan pelayanannya.
Dalam bukunya Totok Budi Santoso, 2006:9 dijelaskan secara umum
fungsi bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau
financial intermediary. Secara lebih spesifik fungsi bank antara lain:
a. Agent of trust
Dasar utama kegiatan bank adalah kepercayaan (trust), baik dalam
penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan
bersedia menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur
kepercayaan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
b. Agent of development
Tugas bank sebagai penghimpun dana dan penyalur dana sangat
diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian disektor riil.
Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan
investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa mengingat
semua kegiatan tersebut berkaitan dengan penggunaan uang, maka
kelancaran kegiatan investasi, distribusi dan konsumsi tidak lain
adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.
c. Agent of service
Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana,
bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain
kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya
dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa ini
antara lain berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang
berharga, jasa pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian tagihan.
B. Badan Perkreditan Rakyat (BPR)
1. Pengertian BPR
Bank Perkreditan Rakyat menurut UU No.10 Tahun 1998, yaitu
adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan
atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa lalu lintas pembayaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
2. Kegiatan dan Larangan Usaha Badan Perkreditan Rakyat
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh Bank Perkreditan
Rakyat adalah: (Totok Budi Santoso, 2000:51)
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
deposito berjangka, tabungan, dan / atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
b. Memberikan kredit.
c. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
deposito berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank
lain.
Sedangkan kegiatan- kegiatan yang dilarang bagi BPR adalah
sebagai berikut:
a. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas
pembayaran.
b. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.
c. Melakukan penyertaan modal
d. Melakukan usaha perasuransian.
e. Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud di
atas.
Berdasarkan kegiatan usaha dan larangan-larangannya, maka Bank
Perkreditan Rakyat secara umum mempunyai kegiatan yang lebih terbatas
dibandingkan Bank Umum.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
3. Bentuk Hukum dan Alokasi Kredit Badan Perkreditan Rakyat
Bentuk hukum Bank Perkreditan Rakyat dapat Berupa:
a. Perusahaan Daerah
b. Koperasi
c. Perseroan Terbatas
d. Bentuk lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
Dalam mengalokasikan kredit, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan oleh BPR, yaitu :
a. Dalam memberikan kredit, BPR wajib mempunyai keyakinan atas
kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi utangnya sesuai
dengan perjanjian.
b. Dalam memberikan kredit, BPR wajib memenuhi ketentuan Bank
Indonesia mengenai batas maksimum pemberian kredit, pemberian
jaminan, atau hal lain yang serupa, yang dapat dilakukan oleh BPR
kepada peminjam atau sekelompok peminjam yang terkait, termasuk
kepada perusahaan-perusahaan dalam kelompok yang sama dengan
BPR tersebut. Batas maksimum tersebut adalah tidak melebihi 30%
dari modal yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank
Indonesia.
c. Dalam memberikan kredit, BPR wajib memenuhi ketentuan Bank
Indonesia mengenai batas maksimum pemberian kredit, pemberian
jaminan, atau hal lain yang serupa, yang dapat dilakukan oleh BPR
kepada pemegang saham (dan keluarga) yang memiliki 10% atau lebih
dari modal disetor, anggota dewan komisaris (dan keluarga), anggota

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
direksi (dan keluarga), pejabat BPR lainnya, serta perusahaan-
perusahaan yang di dalamnya terdapat kepentingan pihak pemegang
saham (dan keluarga) yang memiliki 10% atau lebih dari modal
disetor, anggota dewan komisaris (dan keluarga), anggota direksi (dan
keluarga), pejabat BPR lainnya. Batas maksimum tersebut tidak
melebihi 10% dari modal yang sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan Bank Indonesia.
C. Laporan Keuangan
Laporan keuangan yaitu laporan semua kegiatan keuangan selama
periode tertentu. Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi
keuangan perusahaan, baik kepada pemilik, manajemen maupun pihak luar
yang berkepentingan terhadap laporan tersebut.
Laporan keuangan bank menunjukkan kondisi keuangan bank secara
keseluruhan. Dari laporan ini akan terbaca bagaimana kondisi bank yang
sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Laporan ini
juga menunjukkan kinerja manajemen bank selama satu periode. Keuntungan
dengan membaca laporan ini, pihak manajemen dapat memperbaiki
kelemahan yang ada serta mempertahankan kekuatan yang dimilikinya.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi:
a. Neraca
b. Laporan rugi laba
c. Laporan perubahan ekuitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
d. Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan
arus kas atau laporan arus dana
e. Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan
D. Tingkat Kesehatan Bank
Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004
tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan bank Umum menjelaskan bahwa
bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara triwulan.
Peraturan tersebut menjelaskan bahwa tingkat kesehatan bank merupakan
hasil penelitian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap
kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian faktor permodalan, kualitas
asset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap risiko
pasar. Kesehatan Bank diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk
melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu
memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai
dengan peraturan perbankan yang berlaku.
Menyadari arti pentingnya kesehatan suatu bank bagi pembentukan
kepercayaan dalam dunia perbankan serta untuk melaksanakan prinsip kehati-
hatian (Prudential Banking) dalam dunia perbankan, maka Bank Indonesia
merasa perlu untuk menetapkan aturan tentang kesehatan bank.
Dengan adanya aturan tentang kesehatan bank ini, perbankan
diharapkan selalu dalam kondisi sehat, sehingga bank tidak akan merugikan
masyarakat yang berhubungan dengan perbankan. Bank yang beroperasi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
berhubungan dengan masyarakat diharapkan hanya bank yang benar-benar
sehat. Penilaian tingkat kesehatan bank adalah merupakan penilaian terhadap
hasil usaha bank dalam kurun waktu berdasarkan faktor-faktor yang telah
ditentukan, yang dapat dianalisis dari laporan keuangan bank meliputi neraca
dan laporan laba rugi serta keadaan manajemen secara utuh.
Berdasarkan UU NO.7 tahun 1992 dalam bukunya Totok Budi Santoso
(2000:33) tentang perbankan, dijelaskan bahwa apabila dalam suatu bank
mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya maka,
Bank Indonesia dapat melakukan tindakan agar:
a. Pemegang saham menambah modal.
b. Pemegang saham mengganti dewan komisaris dan / atau Direksi bank.
c. Bank menghapusbukukan kredit atau pembiayaan berdasarkan syariah
yang macet.
d. Bank melakukan merger atau konsolidasi dengan bank lain.
e. Bank dijual kepada pembeli yang bersedia mengambil alih seluruh
kewajiban.
f. Bank menyerahkan pengelolaan seluruh atau sebagian kegiatan bank
kepada pihak lain.
g. Bank menjual sebagian atau seluruh harta dan atau kewajiban bank kepada
bank atau pihak lain.
Metode CAMEL berisikan langkah-langkah perhitungan tingkat kesehatan
suatu bank umum sebagai berikut (Dendawijaya, 2003) :
Langkah I : Menghitung rasio berdasarkan rumus yang ditetapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Langkah II : Menghitung besarnya nilai kredit (credit point) untuk
masing-masing komponen CAMEL
Langkah III : Mengalikan nilai kredit (credit point) tersebut dengan
bobot bagi masing-masing komponen CAMEL.
Langkah IV : Menjumlahkan seluruh nilai komponen CAMEL.
Langkah VI : Menetapkan kategori kesehatan bank yang bersangkutan
5. Analisi Camel
Sebagaimana layaknya manusia, bank sebagai perusahaan perlu juga
dinilai kesehatannya. Tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi bank
tersebut yang sesungguhnya apakah dalam keadaan sehat, kurang sehat atau
mungkin sakit. Dari penilaian kesehatan bank ini pada akhirnya akan
diketahui kinerja bank tersebut.
Untuk menilai kesehatan suatu bank dapat diukur dengan berbagai
metode. Penilaian kesehatan akan berpengaruh terhadap kemampuan bank dan
loyalitas nasabah terhadap bank yang bersangkutan. Salah satu alat untuk
mengukur kesehatan bank adalah dengan analisis CAMEL. Sesuai SK DIR BI
No. 30/12/KEP/DIR dan SE BI No. 30/3/UPPB tanggal 30 April 1997 tentang
tata cara penilaian kesehatan BPR, faktor-faktor dan komponen CAMEL yang
dinilai sebagai berikut :
a. Capital Adequency (Penilaian Terhadap Permodalan)
Pada aspek permodalan ini yang dinilai adalah struktur permodalan
yang ada di bank tersebut dalam operasi kegiatannya sehari-hari. Penilaian
tersebut didasarkan kepada CAR (Capital Adequency Ratio) yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
ditetapkan oleh Bank Indonesia. Perbandingan rasio tersebut adalah
perbandingan modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko.
b. Assets Quality ( Penilaian Kualitas Aktiva Produktif)
Aktiva produktif adalah semua aktiva dalam rupiah maupun valuta
asing yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk memperoleh
penghasilan. Pada aspek kualitas asset ini merupakan penilaian jenis-jenis
asset yang dimiliki oleh bank, yaitu dengan cara membandingkan antara
aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan aktiva produktif. Kemudian
perbandingan penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva
produktif diklasifikasikan. Rasio ini dapat dilihat pada neraca yang telah
dilaporkan secara berkala kepada Bank Indonesia.
c. Management (Aspek Kualitas Manajemen)
Manajemen adalah suatu cara untuk mengatur pola operasi dari
berbagai aktiva bank terutama dalam mengantisipasi resiko bisnis.
Penilaian terhadap manajemen mencakup beberapa komponen yaitu:
a. Manajemen umum
b. Manajemen Resiko
Dalam hal manajemen, manajemen dinilai atas dasar 25 pertanyaan
atau pernyataan yang diajukan. Jumlah pertanyaan sebanyak 25 yang
terdiri dari 10 pertanyaan atau pernyataan manajemen umum dan 15
pertanyaan atau pernyataan manajemen resiko. Daftar 25 pertanyaaan atau
pernyataan tersebut telah dicantumkan pada lampiran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
d. Earnings (Aspek Rentabilitas)
Rentabilitas adalah kemampuan bank dalam meningkatkan labanya
apakah setiap periode atau tahun meningkat dengan baik atau tetap atau
sebaliknya turun. Pada aspek rentabilitas ini yang dilihat adalah
kemampuan bank dalam meningkatkan laba dan efisiensi usaha yang
dicapai. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas yang
terus meningkat. Metode penilaiannya dapat juga dilakukan dengan:
1. Perbandingan laba terhadap total asset (ROA).
2. Perbandingan biaya operasi dengan pendapatan operasi (BOPO).
e. Liquidyty (Aspek Likuiditas)
Likuiditas menunjukkan ketersediaan dana dan sumber dana bank pada
saat ini dan masa yang akan datang. Pengaturan likuiditas bank terutama
dimaksudkan agar bank setiap saat dapat memenuhi kewajiban-kewajiban
yang harus segera dibayar. Pada aspek likuiditas ini penilaian didasarkan
atas kemampuan bank dalam membayar semua hutang-hutangnya
terutama simpanan tabungan, giro, dan deposito pada saat ditagih dan
dapat memenuhi semua permohonan kredit yang layak untuk disetujui.
Yang dianalisis dalam rasio ini adalah:
1. Rasio Alat Likuid Terhadap Hutang Lancar (Cash Ratio)
2. Rasio Kredit Terhadap Dana Yang Diterima Oleh Bank (LDR)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
G. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti tentang
kesehatan bank diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Agustin Dwi Hatuti dan Kussudyarsono
Agustin dan Kussudyarono (2007) menganalisis tingkat kesehatan
pada PD BPR BKK Sragen tahun 2003-2005 dengan menggunakan rasio
CAMEL. CAMEL terdiri dari modal, kualitas aktiva, manajemen,
rentabilitas dan likuiditas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kesehatan bank pada PD BPR BKK Sragen Kota dari tahun 2003 sampai
2005 sebesar 97,2%. Ini menunjukkan bahwa kesehatan PD BPR BKK
Sragen Kota dalam kategori sehat.
2. Venny Lestari
Venny (2008) menilai tingkat kesehatan bank-bank pemerintah
dengan metode CAMEL. Rasio yang digunakan terdiri dari CAR, KAP,
ROA, BOPO, dan LDR. Hasil yang didapat adalah tidak ada perbedaan
yang signifikan antara tingkat kesehatan Bank BNI, Bank BRI, dan Bank
Mandiri jika dilihat dari kelima aspek CAMEL tersebut. Penelitian
tersebut menunjukkan bahwa Bank BNI, Bank BRI, dan Bank Mandiri
masing-masing mendapatkan predikat sehat.
3. Wiriyanto Wahyuana
Wiriyanto (2005) mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan BUMN
pada sektor perbankan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah variabel CAR, KAP, PPAP, NPM, ROA, BOPO, dan LDR.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Bank BNI secara umum memiliki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
tingkat rasio keuangan yang lebih rendah dibanding bank-bank yang lain
yaitu Bank BRI dan Bank Mandiri. Berdasar uji tingkat kesehatan
perbankan dengan model CAMEL diperoleh bahwa Bank BNI
dimasukkan dalam kategori kurang sehat sedangkan Bank BRI dan Bank
Mandiri termasuk dalam kategori sehat.
Dari beberapa penelitian terdahulu tersebut terdapat perbedaan hasil
analisis dimana Dayu (2008) menyatakan bahwa ada perbedaan tingkat
kesehatan Bank Mandiri dengan Bank BRI dilihat dari aspek BOPO
sedangkan Venny (2008) menyatakan bahwa tidak ada perbedaan tingkat
kesehatan Bank BNI, Bank BRI dan Bank Mandiri baik dilihat dari aspek
CAR, KAP, ROA, BOPO, maupun LDR. Oleh karena itu, penulis ingin
meneliti kembali penelitian mengenai tingkat kesehatan bank pemerintah
dengan metode CAMEL. Penelitian ini merupakan replikasi
pengembangan dari penelitian yang telah dilakukan oleh Venny (2008).
Penelitian ini menganalisis tingkat kesehatan bank pemerintah dengan
metode CAMEL yang menggunakan rasio CAR, NPL, KAP, ROA, BOPO
dan LDR. Hasil penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada
perbedaan tingkat kesehatan antara Bank BNI, Bank BRI, dan Bank
Mandiri.
H. Kerangka Pemikiran
Penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan dengan maksud untuk
menilai sejauh mana kelayakan usaha dan kelangsungan hidup BPR.
Pentingnya penilaian tingkat kesehatan bank ini ditegaskan dalam UU No. 10

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Tahun 1998 pasal 29 ayat 2 yang menyatakan bahwa bank wajib memelihara
tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas
asset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan aspek lain
yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha
sesuai dengan prinsip kehati-hatian.
Adapun analisis tingkat kesehatan bank itu sendiri dilakukan sesuai
dengan Surat Keputusan Direktur Bank Indonesia No. 30/12/KEP/DIR/97 dan
Surat Edaran Bank Indonesia No. 30/3/UPPB/97 tanggal 30 April 1997
tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat,
yaitu dengan cara menilai faktor permodalan, kualitas aktiva produktif,
manajemen, rentabilitas, dan likuiditas atau yang disebut CAMEL. Penilaian
tingkat kesehatan itu sendiri didasarkan pada ketentuan perhitungan rasio atas
berbagai faktor dan komponen yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Rasio yang diperoleh dari hasil penilaian faktor dan komponen tersebut
selanjutnya diberi kredit 0 sampai dengan 100. Nilai kredit yang diperoleh dari
hasil kuantifikasi digunakan untuk menentukan predikat kesehatan dari BPR
yang meliputi sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
GAMBAR 2.1
SKEMA KERANGKA PEMIKIRAN
SK DIR BI No.30/11/KEP/DIR
SE BI No.30/2/UPPB
Laporan Keuangan
Aspek CAMEL
Permodalan (Capital)
Manajemen (Management)
PD BPR Bank Daerah Kota Madiun
Predikat Tingkat Kesehatan Bank Sehat,Cukup Sehat, Kurang Sehat, Tidak Sehat
KAP (Asset)
Rentabilitas (Earnings)
Likuiditas (Liquidity)
Rasio CAR
Rasio KAP Rasio PPAP
Manaj. Umum Manaj. Resiko
Rasio ROA Rasio BOPO
Cash Ratio LDR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan studi kasus, studi kasus merupakan
penelitian dilakukan didasarkan pada suatu permasalahan yang dihadapi dalam suatu
objek.
Penelitian yang dilakukan dengan mengambil data laporan keuangan dari
tahun 2007 sampai 2009. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah studi kasus pada PD BPR Bank Daerah Kota Madiun dengan menggunakan
metode CAMEL.
B. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data Kualitatif
Yaitu data yang berisikan gambaran umum PD BPR Bank Daerah Kota
Madiun.
b. Data Kuantitatif
Yaitu data laporan keuangan PD BPR Bank Daerah Kota Madiun yang
terdiri dari laporan laba rugi dan neraca.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
2. Sumber Data
a. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian. Data ini diperoleh
dengan cara observasi, wawancara.
b. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari lokasi penelitian dan berbentuk dokumen
yaitu berbentuk neraca dan laporan laba rugi dari tahun 2007-2009.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data sekunder sebagai
pendukung data primer. Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan
data laporan keuangan pada PD. BPR Bank Daerah kota Madiun, untuk
mengetahui aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen,
rentabilitas dan likuiditasnya.
b. Metode Wawancara
Metode pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara
langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan pada PD. BPR Bank
Daerah Kota Madiun.
c. Metode Kepustakaan
Metode penelitian yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku,
referensi, laporan-laporan, peraturan-peraturan, catatan-catatan kuliah, jurnal
dan sumber lainnya yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
dalam tugas akhir ini. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang
diperlukan terutama dalam pembahasan dan untuk membandingkan dengan
permasalahan yang sebenarnya sehingga penulis memiliki landasan teori
yang cukup kuat dalam menarik kesimpulan.
C. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Kesehatan Bank
Adalah kemampuan suatu bank untuk melakukan operasional perbankan
secara normal dan mampu memenuhi kewajibannya dengan baik, dengan cara-
cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku.
b. Metode CAMEL
Tahap pertama dengan cara mengkuantitatifkan komponen-komponen yang
ada dalam faktor dimaksud. Faktor dan komponen tersebut diberikan bobot
sesuai dengan besarnya pengaruh terhadap kesehatan bank. Penilaian terhadap
faktor dan komponen dilakukan dengan sistem kredit (Reward System) yang
dinyatakan dengan angka 0 sampai 100. Hasil penelitian atas bobot komponen
dan factor dapat dikurangi dengan nilai kredit atas ketentuan pelaksanaan yang
sanksinya dikaitkan dengan penilaian tingkat kesehatan BPR. (Taswan,
2010:509)
Definisi untuk rasio keuangan CAMEL yaitu:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
a. Capital Adequency (Permodalan)
Adalah kewajiban penyediaan modal minimum yang harus selalu
dipertahankan oleh suatu bank sebagai suatu proporsi tertentu dari Total
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Penilaian didasarkan kepada
permodalan yang dimiliki oleh salah satu bank. Salah satu penilaian adalah
dengan metode CAR (Capital Adequency Ratio) yaitu dengan cara
membandingkan modal terhadap aktiva tertimbang.
b. Asset Quality (Kualitas Aktiva)
Adalah penanaman bank dalam bentuk kredit, surat berharga dan
penanaman lainnya yang dimaksudkan untuk memperoleh
penghasilan.Faktor ini digunakan untuk rasio-rasio kualitas aktiva.
c. Management ( Manajemen)
Manajemen adalah suatu cara untuk mengatur pola operasi dari berbagai
aktiva bank terutama dalam mengantisipasi resiko bisnis. Penilaian terhadap
manajemen mencakup beberapa komponen yaitu:
1. Manajemen umum
2. Manajemen Resiko
Dalam hal manajemen dinilai atas dasar 25 pertanyaan atau pernyataan
yang diajukan. Jumlah pertanyaan sebanyak 25 yang terdiri dari 10
pertanyaan atau pernyataan manajemen umum dan 15 pertanyaan atau
pernyataan manajemen resiko.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
d. Earning (Rentabilitas)
Adalah kemampuan bank untuk memperoleh laba. Penilaian didasarkan
kepada rentabilitas suatu bank yang dilihat dari kemampuan suatu bank
dalam menciptakan laba. Untuk Penilaian Rentabilitas dilakukan terhadap
dua rasio yaitu: ROA (Return On Asset Rasio) dan rasio BOPO.
e. Liquidity (Likuiditas)
Adalah kemampuan untuk memenuhi kewajiban atau hutang yang harus
segera dibayar. Penilaian terhadap faktor likuiditas ini dilakukan dengan dua
rasio, yaitu Cash Ratio dan Loan to Deposit.
D. Metode Analisis Data
Adapun teknik dan langkah-langkah analisis yang dilakukan untuk
mengetahui tingkat kesehatan BPR Bank Daerah Madiun adalah sebagai berikut:
Menghitung dengan menggunakan Metode CAMEL. Sesuai dengan surat
keputusan direksi bank Indonesia nomor 30/11/KEP/DIR tanggal 30 april 1997
tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank umum dan BPR. Untuk
menilai kesehatan BPR, pada dasarnya menggunakan pendekatan kuantitatif atas
berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu
bank. Pendekatan kuantitatif tersebut dilakukan terhadap faktor-faktor
permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas.
Yang selanjutnya faktor tersebut disingkat menjadi CAMEL (Taswan:
2010:509)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
a. Capital (Permodalan)
Pada aspek permodalan ini yang dinilai adalah permodalan yang
didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian
tersebut didasarkan kepada CAR (Capital Adequency Ratio) yang telah
ditetapkan oleh Bank Indonesia. Perbandingan rasio tersebut adalah
perbandingan modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko.
%100 (ATMR) Re
X
sikorutimbangMenuAktivaTertModalJumlah
CAR =
b. Asset Quality ( Penilaian Kualitas Aktiva Produktif)
Aktiva produktif adalah semua aktiva dalam rupiah maupun valuta asing
yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan.
Penilaian didasarkan kepada kualitas aktiva yang dimiliki bank. Rasio
yang diukur ada dua macam yaitu:
1. Rasio Aktiva Produktif yang diklasifikasikan terhadap total Aktiva
Produktif (Rasio KAP)
%100 Produktif
asikanDiklasifik Yang Produktif KAP X
AktivaAktiva
Rasio =
Kualitas Aktiva Produktif merupakan alokasi dari dana yang telah
berhasil dihimpun dalam berbagai bentuk aktiva.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Tabel 3.1
Bobot nilai kredit dan predikat kesehatan aktiva produktif yang
diklasifikasikan
Bobot
(a)
Rasio
(b)
Nilai Kredit Standar
(c)
Bobot Nilai Kredit Dalam
Komponen (d=axc)
Predikat
25% 7,50 s/d <10,35 81 s/d 100 20,25 s/d 25,00 Sehat
10,35 s/d <12,60 66 s/d <81 16,50 s/d <20,25 Cukup Sehat
12,60 s/d <14,85 51 s/d <66 12,75 s/d <16,50 Kurang Sehat
14,85 s/d <22,50 0 s/d <51 0,00 s/d <12,75 Tidak Sehat
Sumber: Taswan, 2010:513
2. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Cadangan
Penyisihan Penghapusan Aktiva yang wajib Dibentuk (Rasio PPAP)
%100 BankDibentuk WajibYang PPAP
BankDibentuk Yang PPAP X
PPAPRasio =
Tabel 3.2
Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio PPAPYD
Bobot
(a)
Rasio
(b)
Nilai Kredit Standar
(c)
Bobot Nilai Kredit Dalam
Komponen (d=axc)
Predikat
5% 81 s/d 100 81 s/d 100 4,05 s/d 5,00 Sehat
66 s/d <81 66 s/d <81 3,30 s/d <4,05 Cukup Sehat
51 s/d <66 51 s/d <66 2,55 s/d <3,30 Kurang Sehat
0 s/d <51 0 s/d <51 0,00 s/d <2,55 Tidak Sehat
Sumber: Taswan, 2010:513

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Tabel 3.3
Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan
Kualitas Aktiva Produktif
Bobot
(a)
Nilai Kredit Standar
(c)
Bobot Nilai Kredit Dalam Komponen
(c=axb) Predikat
30% 81 s/d 100 24,30 s/d 30,00 Sehat 66 s/d <81 19,80 s/d <24,30 Cukup Sehat 51 s/d <66 15,30 s/d <19,80 Kurang Sehat 0 s/d <51 0 s/d <15,30 Tidak Sehat
Sumber:Taswan, 2010:513
c. Management (Manajemen)
Manajemen adalah suatu cara untuk mengatur pola operasi dari berbagai
aktiva bank terutama dalam mengantisipasi resiko bisnis. Penilaian terhadap
manajemen mencakup beberapa komponen yaitu:
1. Manajemen Umum
2. Manajemen Resiko
Dalam hal manajemen, manajemen dinilai atas dasar 25 pertanyaan atau
pernyataan yang diajukan. Jumlah pertanyaan sebanyak 25 yang terdiri dari 10
pertanyaan atau pernyataan manajemen umum dan 15 pertanyaan atau
pernyataan manajemn resiko. Daftar 25 pertanyaaan atau pernyataan tersebut
telah dicantumkan pada lampiran.
Skala penilaian untuk setiap pertanyaan atau pernyataan ditetapkan antara 0
sampai dengan 4 dengan kriteria:
1. Untuk nilai 0 mencerminkan kondisi yang lemah
2. Nilai1,2,3 mencerminkan kondisi antara
3. Nilai 4 mencerminkan kondisi yang baik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Tabel 3.4
Bobot nilai kredit dan predikat kesehatan
faktor manajemen
Bobot
(a)
Nilai Kredit Faktor
(b)
Nilai Kredit Standar
(c)
Bobot Nilai Kredit Dalam
Komponen (d=axc)
Predikat
20% 81 s/d 100 81 s/d 100 16,20 s/d 20,00 Sehat
66 s/d <81 66 s/d <81 13,20 s/d <16,20 Cukup Sehat
51 s/d <66 51 s/d <66 10,20 s/d <13,20 Kurang Sehat
0 s/d <51 0 s/d <51 0,00 s/d <10,20 Tidak Sehat
Sumber: Taswan, 2010:516
d. Earning (Rentabilitas)
Penilaian didasarkan kepada rentabilitas suatu bank yang dilihat kemampuan
suatu bank dalam menciptakan laba. Rentabilitas suatu bank dalam analisa
CAMEL ini adalah meliputi besarnya rasio laba sebelum pajak diperoleh
terhadap total asset (ROA), dan rasio beban operasional terhadap pendapatan
operasional bank (BOPO). Penilaian terhadap faktor ini dibagi menjadi 2, yaitu:
1. ROA
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA
suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank
tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan
asset. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
%100
Pajak Sebelum LabaROA X
AktivaTotal=
2. BOPO
Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional
dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Rasio ini dapat dirumuskan dan
pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi dan kemampuan bank sebagai berikut
%100 Aktiva
Pajak Sebelum LabaBOPO X
Total=
Tabel 3.5
Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan
Rasio Biaya Operasional Terhadap
Pendapatan Operasional
Bobot
(a)
Rasio BOPO
(b)
Nilai Kredit Standar
(c)
Bobot Nilai Kredit Dalam
Komponen (d=axc)
Predikat
5% 92,00 s/d <93,52 81 s/d 100 4,05 s/d 5,00 Sehat
93,52 s/d <94,72 66 s/d <81 3,30 s/d <4,05 Cukup Sehat
94,72 s/d <95,92 51 s/d <66 2,55 s/d <3,30 Kurang Sehat
95,92 s/d <100,00 0 s/d <51 0,00 s/d <2,55 Tidak Sehat
Sumber: Taswan, 2010:518
e. Liquidity (Likuiditas)
Likuiditas adalah kemampuan untuk memenuhi kewajiban atau hutang
yang harus segera dibayar. Penilaian didasarkan kepada dua macam rasio
yaitu:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
1. Rasio Alat Likuid Terhadap Hutang Lancar (Cash Ratio)
Cash Ratio adalah rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga yang
dihimpun bank yang harus segera dibayar. Rasio ini digunakan untuk
mengukur kemampuan bank dalam membayara kembali simpanan
nasabah pada saat ditarik dengan menggunakan alat likuid yang
dimilikinya.
%100 Aktiva HutangLancar Aktiva
RatioCash X=
Tabel 3.6
Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio Alat Likuid
Terhadap Hutang Lancar
Bobot
(a)
Rasio
(b)
Nilai Kredit Standar
(c)
Bobot Nilai Kredit Dalam
Komponen (d=axc)
Predikat
5% 4,05 s/d <5,00 81 s/d 100 4,05 s/d 5,00 Sehat
3,30 s/d <4,05 66 s/d <81 3,30 s/d <4,05 Cukup Sehat
2,55 s/d <3,30 51 s/d <66 2,55 s/d <3,30 Kurang Sehat
0 s/d <2,55 0 s/d <51 0,00 s/d <2,55 Tidak Sehat
Sumber: Taswan, 2010:519
2. Rasio Kredit Terhadap Dana Yang Diterima Oleh Bank (LDR)
LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan
dana yang diterima oleh bank.
%100 Diberikan Yang DanaJumlah Diberikan YangKredit Jumlah
LDR X=

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Untuk mengetahui kemampuan bank membayar kembali kewajiban
kepada nasabahnya dengan menarik kembali kredit-kredit yang telah
diberikan kepada debiturnya.
Tabel 3.7
Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio
Kredit Terhadap Dana Yang Diterima
Bobot
(a)
Rasio
(b)
Nilai Kredit Standar
(c)
Bobot Nilai Kredit Dalam
Komponen (d=axc)
Predikat
5% 89,00 s/d <93,75 81 s/d 100 4,05 s/d 5,00 Sehat
93,75 s/d <97,50 66 s/d <81 3,30 s/d <4,05
Cukup Sehat
97,50 s/d <101,25 51 s/d <66 2,55 s/d <3,30
Kurang Sehat
101,25 s/d <115,00 0 s/d <51 0,00 s/d <2,55
Tidak Sehat
Sumber: taswan, 2010: 519
c. Intrepretasi Pemecahan Masalah
Intrepretasi Pemecahan masalah disini menjelaskan tentang kriteria dan
bobot dari faktor CAMEL dan kategori tingkat kesehatan bank.
Tabel 3.8 Kategori Tingkat Kesehatan Bank
Sumber: Dendawijaya, 2005:150
Nilai Kredit Camel Predikat 81-100 Sehat 66-<81 Cukup Sehat 51-<66 Kurang Sehat 0-<51 Tidak Sehat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Secara ringkas faktor-faktor CAMEL yang dinilai dan bobotnya adalah sebagai
berikut menurut SK DIR BI no 30/12/KEP DIR tanggal 30 april 2007:
Faktor Yang Dinilai Komponen yang dinilai Bobot 1. Modal Rasio/Modal/terhadap/ATMR 30% 2. Kualitas
Aktiva Produktif
a. Rasio aktiva prduktif terhadap total aktiva produktif
b. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang dibentuk terhadap Penyisihan Aktiva Prouktif yang wajib dibentuk
25% 5% 30%
3. Manajemen a. Manajemen Umum b. Manajemen Resiko
10% 10%
4. Rentabilitas a. Rasio laba terhadap rata-rata volume usaha b. Rasio Biaya Operasional Terhadap
Pendapatan Operasional
5% 5%
5. Likuiditas a. Rasio alat likuid terhadap hutang lancar b. Rasio kredit terhadap dana yang diterima
5% 5%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Dasar Pendirian PD BPR Bank Daerah Madiun
Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank Pasar Kota Madiun
didirikan dengan landasan hukum peraturan daerah Nomor 16 Tahun 1981 dan
secara operasional bergerak dibidang perbankan setelah mendapat ijin dari
Menteri Keuangan Republik Indonesia sebagaimana tertuang dalam Surat
Keterangan Melanjutkan Usaha Nomor: S.088/MK/1984 tanggal 25 Februari
1984 .
Selanjutnya sebagai tindak lanjut instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor
8 Tahun 1994 tentang pelaksanaan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor: 4
Tahun 1993 tentang perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank Pasar
Kotamadya Daerah Tingkat II Madiun yang disahkan dengan dengan keputusan
Gubernur KDH Tingkat I Jawa Timur Nomor 278/P Tahun 1997 tanggal 20 Mei
1997 dan pada tanggal 20 Oktober 1997 telah terbit keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor :Kep 552/KM.17/1997 tentang
persetujuan perubahan nama Perusahaan Daerah Bank Pasar Kotamadya Daerah
Tingkat II Madiun.
Selanjutnya berdasarkan Perda Nomor 3 Tahun 2004 tanggal 16 April
2004 merupakan penyempurnaan dari Perda sebelumnya menjadi Daerah Bank

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Perkreditan Rakyat Bank Pasar Madiun, hingga sekarang dengan segala
perkembangannya.
Berdasarkan surat keputusan dari Bank Indonesia No 12/25/DKBU/Kd
tentang penetapan penggunaan izi usaha yang dimiliki BPR dengan nama yang
baru dan berdasarkan surat keputusan pemimpin Bank Indonesia No 12/1/SK.
PBI/DKBU/Kd/2010 tentang penetapan penggunaan izin usaha karena
perubahan nama PD BPR Bank Pasar Kota Madiun menjadi PD BPR Bank
Daerah Kota Madiun per 18 Januari 2010.
2. Gambaran Umum PD BPR Bank Daerah Madiun
PD. BPR kota Madiun adalah salah satu Badan Usaha Milik Pemerintah
Kota Madiun yang usahanya bergerak dibidang Jasa Perbankan, yang melayani
kalangan usaha Mikro, Kecil dan menengah merupakan Lembaga Keuangan
yang sangat efektif dalam mendorong pergerakan perekonomian di Kota Madiun
dan sekitarnya serta sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah.
Untuk mempertahankan keberadaan PD. BPR Bank Daerah Madiun
dalam menghadapi persaingan yang semakin global serta tantangan dan
perkembangan kedepan maka terus berusaha untuk membenahi dan
meningkatkan kinerja serta kwalitas sumber daya manusia yang handal,
informasi teknologi yang memadai sehingga mampu meningkatkan mutu
pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.
Volume usaha BPR Bank Daerah Madiun dari tahun ke tahun yang
semakin meningkat menunjukkan bahwa BPR itu mempunyai prospek yang
sangat baik dimasa yang akan datang.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Peningkatan usaha tersebut disebabkan oleh meningkatnya jumlah
simpanan dana masyarakat yang dihimpun, dan disalurkan kepada masyarakat.
Sedangkan peningkatan laba dapat dilakukan dengan mengoptimalkan
penempatan dana pada penyaluran kredit. Namun demikian PD. BPR Bank
Daerah Madiun masih menghadapi beberapa kendala baik yang bersifat intern
maupun ekstern. Kendala tersebut antara lain, Kwalitas sumber daya manusia
yang sangat terbatas, teknologi informasi yang belum mendukung, persaingan
yang sangat ketat dan perekonomian yang belum pulih.
3. Visi dan Misi
Dalam mencapai tujuannya PD. BPR Bank Pasar Madiun memiliki “Visi dan
Misi” ,yaitu:
1. Visi nya, tumbuh dan berkembang secara sehat bersama mitra kerja yang
dinamis.
2. Misinya, meningkatkan taraf hidup masyarakat yang mandiri dan dinamis.
4. Dasar Hukum:
Dasar hukum pendirian PD. BPR Bank Pasar Madiun sebagai berikut:
1. SK Menteri Keuangan No. S-088/MK.11/1984
2. SK Menteri Keuangan No.Kep.-552/KM.17/1997
3. Peraturan Daerah Kota Madiun No.3 Tahun 2004

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
5. Struktur Organisasi PD BPR Bank Daerah Kota Madiun
Gambar 4.1
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
PD. BPR BANK DAERAH KOTA MADIUN
Sumber: PD BPR Bank Daerah Kota Madiun
DEWAN PENGAWAS
BAGIAN PERKREDITAN
BAGIAN KEUANGAN
BAGIAN PENGAWASAN
BAGIAN UMUM
SEKSI Sekretariat
SEKSI Rumah Tangga
SEKSI Pembukuan
SEKSI Simpanan
SEKSI Keuangan
SEKSI Pengawas
Perkreditan
SEKSI Pengawas Keuangan
SEKSI Penagihan
SEKSI Kredit
DIREKSI
WALI KOTA MADIUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
6. Uraian Jabatan
Adapun uraian jabatan pada PD BPR Bank Daerah Kota
Madiun adalah sebagai berikut :
1. Direktur Utama
Tugas utamanya adalah:
a. Mengatur dan menentukan kebijaksanaan dalam
pengembangan usaha baik intern maupun ekstern
Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank Pasar
dengan dasar pedoman Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku, ketentuan dan kebijaksanaan kepala daerah.
b. Menandatangani surat persetujuan pinjaman > Rp
25.000.000,- s/d Rp 75.000.000,-
c. Koordinasi dengan direktur maupun pejabat dibawahnya dan
atau instansi lain demi kelancaran pengurusan PD. BPR
Bank Daerah Kota Madiun.
d. Mengadakan kegiatan pengawasan intern.
e. Mempertanggung jawabkan atas pelaksanaan tugas-tugas
kepada kepala daerah.
2. Direktur
Tugas utama dari direktur adalah:
a. Didalam batas kewenangan yang diatur bersama dengan
direktur utama, apabila direktur utama berhalangan atas
sebab lain melaksanakan tugas mewakili direktur utama
baik intern maupun ekstern perusahaan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
b. Meneliti berkas-berkas permohonan pinjaman dan menanda
tangani surat persetujuan pinjaman > Rp 7.500.000,- s/d Rp
25.000.000,-
c. Memproses kegiatan penagihan dan penunggakan.
d. Membantu direktur utama dalam melaksanakan tugas-
tugasnya.
e. Mempertanggung jawabkan tugas-tugasnya kepada direktur
utama.
3. Bagian Umum
Tugas bagian umum adalah:
a. Membantu direksi sesuai dengan hirarki dibidang tugasnya.
b. Menyelenggarakan tata usaha dan dokumentasi peraturan
di Bank.
c. Menyimpan dan memelihara dokumen-dokumen penting
yang berkenan dengan tugas-tugas bagian umum.
d. Mempersiapkan penyelenggaraan rapat-rapat direksi
ataupun pertemuan yang diadakan direksi dan membuat
serta meyebarkan catatan-catatan keputusan rapat atau
pertemuan yang diselenggarakan, serta mengikuti
pelaksanaanya.
e. Menyediakan perlengkapan atau peralatan yang dibutuhkan
oleh Bank Pasar berupa harta bergerak atau tidak bergerak.
f. Menjaga dan memelihara harta benda yang dikuasai oleh
Bank Pasar dan mengelola adminitrasi fisiknya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
g. Menyusun program-program kerja bidang kepegawaian
dan mengatur pelaksanaanya.
h. Membina, mengurus , dan menyelenggarakan segala
sesuatu yang berkenaan dengan masalah kepegawaian.
i. Mengurus dan menyelenggarakan usaha-usaha pendidikan
dalam rangka meningkatkan sesuatu manajemen dan
organisasi Bank dan tersedianya tenaga-tenaga oleh
perbankan.
j. Menyelenggarakan hubungan dengan masyarakat
khususnya nasabah dan relasi Bank, dengan tujuan
memelihara dan meningkatkan pengertian baik tentang
tugas, wewenang dan kedudukan Bank.
k. Memberikan saran-saran dan atau pertimbangan
pertimbangan kepada direksi sesuai dengan hirarki tentang
langkah-langkah atau tindakan tindakan yang perlu
dibidang tugasnya.
4. Seksi Rumah Tangga
Tugas seksi rumah tangga adalah:
a. Malaksanakan tata laksana rumah tangga perusahaan.
b. Menyediakan segala kebutuhan pelaksanaan rapat
dilingkungan Perusahaan dan acara dinas lainnya.
c. Memelihara serta menyimpan alat-alat rumah tangga
perusahaan.
5. Bagian Kredit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Tugas bagian kredit adalah:
a. Membantu direktur sesuai dengan hirarki dibidang
tugasnya.
b. Memberikan penjelasan kepada peminat-peminat kredit
Bank.
c. Menerima permohonan, membahas dan menilai kredit,
menyimpan atau mengurusi jaminan kredit serta mengurus
pengambilan atau pelunasan kredit tersebut.
d. Meneliti berkas-berkas permohonan pinjaman dan
menandatangani surat persetujuan pinjaman > Rp 100.000,-
s/d Rp 7.500.000,-
e. Menyelenggarakan langkah-langkah kelanjutan dari
pembayaran dan tagihan kredit serta mengusahakan
pembinaan nasabah.
f. Menyelenggrakan adminitrasi kredit dan membuat laporan
berkala yang berhubungan pelaksanaan tugasnya.
g. Menyimpan dan memelihara dokumen-dokumen penting
yang berkenan dengan tugas penyelenggaraan pemberian
kredit.
h. Memberikan saran-saran dan atau pertimbangan-
pertimbangan kepada Direksi sesuai dengan hirarki tentang
langkah-langkah atau tindakan yang perlu diambil dibidang
tugasnya.
6. Seksi Kredit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Seksi kredit tugasnya adalah:
a. Mengkoordinir proses permohonan kredit untuk diadakan
analisis dan diajukan kepada penanggung jawab bagian
kredit.
b. Mengadministrasikan serta bertanggungjawab terhadap
jaminan kredit.
7. Seksi Penagihan
Seksi Penagihan tugasnya adalah:
a. Mengadakan pengecekan terhadap kredit kurang lancar.
b. Membuat surat penagihan terhadap kredit-kredit kurang
lancar, diragukan dan macet agar menjadi lancar kembali.
c. Mengadministrasikan penagihan kredit kurang lancar.
d. Membuat penagihan kredit pegawai dalam setiap bulannya.
8. Bagian Keuangan
Bagian keuangan tugasnya adalah:
a. Membantu Direksi sesuai dengan hirarki dibidang tugasnya.
b. Menyusun perencanaan keuangan bank termasuk anggaran
pendapatan dan belanja perusahaan.
c. Mengusahakan perbaikan sistem administrasi keuangan
Bank.
d. Mengurus dan mengusahakan dana-dana berupa tabungan
wajib dan deposito dari luar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
e. Menyelenggarakan administrasi lengkap berkenaan dengan
transaksi keuangan dan administrasi yang berkaitan dengan
perhimpunan dana.
f. Menyelenggarakan administrasi pembukuan dari seluruh
aktivitas atau operasi Bank serta membuat laporan posisi
keuangan dan posisis likuiditasi.
g. Memberikan saran-saran dan atau pertimbangan-
pertimbangan kepada Direksi, sesuai dengan hirarki tentang
langkah-langkah atau tindakan yang perlu diambil dibidang
tugasnya.
9. Seksi Pembukuan
Seksi pembukuan tugasnya adalah:
a. Membuat jurnal harian dari transaksi setiap hari.
b. Mengadakan kontrol atau ceking antar Bank aktiva.
c. Membuat laporan keuangan harian maupun dalam setiap
bulan.
d. Membuat laporan penyusunan aktiva tetap dan inventaris.
e. Menghitung PPh, Pasal 21,25 dan pasal 4 ayat 2.
f. Menghitung honor bendaharawan gaji masing-masing
kantor.
10. Seksi Simpanan
Seksi simpanan tugasnya adalah:
a. Mengadministrasikan setoran dan pengambilan simpanan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
b. Membuat Bilyet Deposito untuk dimintakan tanda tangan
direksi.
c. Mengadministrasikan dana bergulir bagi nasabah koperasi.
d. Mengadministrasikan dana bergulir bagi nasabah pertanian.
11. Bagian Pengawas
Bagian pengawas tugasnya adalah:
a. Membantu direksi sesuai dengan hirarki dibidang tugasnya.
b. Melakukan audit dan administrasi keuangan dengan
pengelolan penggunaan dana dan seluruh kekayaan milik
bank.
c. Meneliti kebenaran dan kelengkapan laporan-laporan
keuangan terutama neraca dan perhitungan Rugi/ Laba.
d. Mengadakan pengawasan atas anggaran pendapatan dan
belanja Bank.
e. Mengadakan pengawasan terhadap penyelenggaraan tata
kerja dan prosedur menurut ketentuan-ketentuan yang
berlaku serta meninjau efisiensi.
f. Mengadakan pengawasan keamanan dan ketertiban bank.
g. Mengawasi dan mengikuti kegiatan-kegiatan operasional
Bank dan memberikan penilaian pembahasan secara
periodik atau berkala.
h. Mengurus atau mengelola debitur-debitur dan piutang
piutang lainnya yang telah diputus oleh Direksi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
i. Melakukan penagihan secara intensi dan semaksimal mungkin
atas debitur-debitur tersebut diatas dan dimana perlu
memberikan bimbingan padanya.
j. Mengadakan supervise atas agunan-agunan dan lain-lain
jaminan yang diterima bank serta merealisasikan agunan atau
jaminan.
B. Analisis Data
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.30/2/UPPB dan surat
keputusan Direksi Bank Indonesia No.30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997
bahwa untuk menilai tingkat kesehatan bank adalah dengan menggunakan
analisis CAMEL. (Capital adequency, Asset quality, Management, Earning
ability, Liquidity). Analisis data merupakan pembahasan masalah tingkat
kesehatan bank yang dilakukan sesuai dengan tujuan dan hipotesis yang
dikemukakan dalam BAB 1. Data yang dibutuhkan dalam penilaian kesehatan
bank adalah data primer untuk penilaian manajemen dan data sekunder yaitu
data laporan keuangan BPR Bank Daerah Madiun yang terdiri dari Neraca dan
laopran Laba / Rugi serta laporan Kolektibilitas selama tiga tahun berjalan
yaitu tahun 2007, 2008 dan 2009.
Pemecahan masalah menggunakan analisis CAMEL (Capital
adequency, Asset quality, Management, Earning ability, Liquidity). Data yang
dianalisis adalah laporan keuanganPD BPR Bank Daerah Madiun. Berikut
data yang akan dianalisis:
Perhitungan CAMEL PD BPR Bank Daerah Kota Madiun Tahun 2007

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
1. Capital Adequancy (Permodalan)
Adalah penilaian terhadap faktor permodalan yang didasarkan pada
rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) yang
disebut rasio kecukupan modal (Capital Adequency Ratio / CAR).
Tabel 4.1 Perhitungan Rasio Modal
Tahun 2007 (dalam ribuan)
I Komponen ATMR Nominal Bobot ATMR Kas 280.780 0% 0 Antar bank aktiva 7.984.434 20% 1.596.887 Kredit yang diberikan 16.072.661 100% 16.072.661 Aktiva tetap dan inventaris 250.673 100% 250.673 Rupa-rupa aktiva 686.365 100% 686.365 Jumlah ATMR 18.606.586 II Modal inti Modal disetor 5.000.000 Cadangan umum 557.686 Cadangan tujuan 573.330 Laba/rugi tahun lalu 0 Laba tahun berjalan 766.498 Jumlah modal inti 6.897.514 III Modal pelengkap Penyisihan penghapusan
aktiva produktif (1,25% dari ATMR)
232.582
Modal pinjaman Pinjaman subordinasi Jumlah modal pelengkap 232.582 Jumlah modal 7.130.096
Sumber: Data sekunder diolah tahun 2007
Modal minimum (8% dari ATMR) = 1.488.527

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Keterangan : Bobot komponen tersebut berdasarkan pada ketentuan yang
telah ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu dalam surat edarannya.
a. Rasio (CAR) = %100 (ATMR) Re
X
sikorutimbangMenuAktivaTertModalJumlah
= %100 18.606.586
096.130.7X
= 38,32%
Rasio permodalan PD BPR Bank Daerah Kota Madiun pada tahun
2007 sebesar 38,2%.
b. NK Rasio Modal = 1 KenaikanKetentuan
+CARAngkaRasio
= 1 0,1%
%32,38+
= 384,2
Berdasarkan peraturan yang berlaku yaitu maksimum nilai kredit rasio
kecukupan modal adalah 100, maka nilai kredit rasio kecukupan modal
384,2 dianggap 100.
c. Menentukan nilai kredit faktor kecukupan modal yaitu dengan cara
mengalikan nilai kredit rasio kecukupan modal dengan bobot faktor
modal. Bobot faktor permodalan yang telah ditetapkan yaitu sebesar
30%.
NKF Kecukupan Modal = 100 X 30%
= 30

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Berdasarkan perhitungan maka predikat permodalan PD BPR Bank
Daerah Kota Madiun untuk tahun 2007 adalah sehat karena terletak
pada nilai 24,3 < NKF ≤ 30
2. Asset Quality (Aktiva Produktif)
Adalah penilaian kualitas aktiva produktif yang didasarkan pada dua
rasio yaitu rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan (APYD) terhadap
aktiva produktif dan rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif
(PPAP) yang dibentuk oleh bank terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produktif yang wajib dibentuk (PPAPYWD).
a. Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif
Tabel 4.2 Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif
Tahun 2007
Kolektibilitas Jumlah aktiva produktif
Bobot Aktiva Produktif yang diklasifikasikan
Lancar 14.295.145.050 0% 0 Kurang lancar 234.651.250 50% 117.325.625 Diragukan 375.820.250 75% 281.865.188 Macet 1.167.044.550 100% 1.167.044.550 Jumlah APYD 1.566.235.363 Aktiva Produktif Kredit yang diberikan 16.072.661.000 Antar bank aktiva 0 Giro / aktiva produktif lainnya
7.984.434.000
Jumlah aktiva produktif
24.057.095.000
Sumber : Data sekunder diolah tahun 2007

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
1. Rasio KAP = %100 Produktif
asikanDiklasifik Yang Produktif X
aTotalAktiv
Aktiva
= %100 .00024.057.0953631.566.235.
X
= 6,51%
Rasio aktiva produktif pada PD BPR Bank Daerah Kota Madiun tahun
2007 sebesar 6,51%.
2. Menentukan Nilai Kredit Rasio KAP
Nilai kredit digunakan untuk menentukan nilai kredit faktor kualitas
aktiva produktif.
NK KAP = 0,15
6,51 - 22,5
= 106,6
Nilai kredit rasio Kualitas Aktiva Produktif pada PD BPR Bank
Daerah Kota Madiun sebesar 106,6. Berdasarkan ketentuan nilai kredit
maksimal adalah 100, maka nilai kredit 106,6 dianggap 100.
3. Bobot faktor rasio KAP berdasarkan ketentuan adalah 25%
4. Menentukan Nilai Kredit Faktor (NKF)
Ditentukan dengan cara mengalikan nilai kredit rasio KAP dengan
bobot faktor komponen KAP.
NKF = 100 X 25%
= 25

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor kualitas aktiva
produktifnya sebesar 25.
b. Penghitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
Tabel 4.3 Perhitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)
Tahun 2007
Kolektibilitas Jumlah aktiva produktif
Bobot Penghapusan aktiva produktif yang wajib di bentuk
Lancar 14.295.145.050 0,50% 71.475.725 Kurang lancar 234.651.250 10% 23.465.125 Diragukan 375.820.250 50% 187.910.125 Macet 1.167.044.550 100% 1.167.044.550 Jumlah 1.449.895.525
Sumber : Data sekunder diolah tahun 2007
1. %100 BankDibentuk WajibYang PPAP
BankDibentuk Yang PPAP X
PPAPRasio =
%100 5251.449.895.0001.096.596.
X=
= 75,63%
Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap
penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk PD
BPR Bank Daerah Kota Madiun sebesar 75,63%
2. Menghitung Besarnya Nilai Kredit Ratio PPAP
Nilai kredit diperoleh dengan cara membagi rasio PPAP dengan
ketentuan kenaikan 1%.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
NK Rasio PPAP 1%
75,63%=
= 75,63%
3. Menentukan Niai Kredit Faktor
Nilai kredit faktor ditentukan dengan cara mengalikan nilai kredit
PPAP dengan bobot faktor rasio PPAP yaitu sebesar 5%
NKF = 75,63% X 5%
= 3,78%
4. Menentukan NKF keseluruhan
Menentukan kredit faktor keseluruhan untuk faktor kualitas aktiva
produktif adalah dengan menjumlahkan nilai kredit faktor aktiva
produktif dengan nilai kredit faktor PPAP.
NKF = 25 + 3,78
= 28,78
Predikat untuk rasio kualitas aktiva produktif adalah sehat karena
terletak pada nilai 24.3 < NKF ≤ 30
3. Management (Manajemen)
Maksud dan tujuan penilaian kesehatan bank melalui faktor manajemen
adalah untuk menilai kemampuan manajemen dalam menjalankan usaha
bank yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta untuk menilai
tujuan jangka pendek atau panjang yang disusun manajeman.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Tabel 4.4 Perhitungan Manajemen
Tahun 2007
Sumber : data primer diolah
a. NK Faktor Manajemen 0,488
= x 1
= 220
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor manajemen adalah 220.
b. NKF = 88 x 20%
= 17,6%
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor manajemen tahun 2007
sebesar 17,6%. Predikat faktor manajemen PD BPR Bank Daerah Madiun
Tahun 2007 adalah sehat karena terletak pada nilai 16,20 < NKF ≤ 20.
No Komponen Penilaian Jumlah Pertannyaan Jumlah Nilai 1 Manajemen Umum a. Strategi/sasaran 1 3 b. Struktur 2 7 c. Sistem 4 15 d. Kepemimpinan 3 10 Sub jumlah 10 35 II Manajemen Resiko a. Resiko likuiditas 2 6 b. Resiko kredit 3 11 c. Resiko operasional 3 11 d. Resiko hukum 3 12 e. Resiko pemilik dan pengurus 4 13 Sub jumlah 15 53 Jumlah 25 88

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
4. Earning (Rentabilitas)
Penilaian terhadap faktor rentabilitas diperlukan untuk menghitung
atau mempertimbangkan kebijakan bank agar tidak mengalami kerugian.
Penilaian terhadap faktor ini dibagi menjadi dua yaitu rasio laba sebelum
pajak terhadap rata-rata volume usaha (ROA) dan Rasio Beban
Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).
Tabel 4.5
Perhitungan Rentabilitas
Tahun 2007
No Komponen Penilaian Jumlah I Rasio laba terhadap rata-rata total asset (ROA) A Laba sebelum pajak 2.210.594.000 B Total aktiva 24.178.317.000 Rasio (a:b) 9,14% II Rasio Operasional terhadap Pendapatan Operasional A Beban Operasional 3.325.945.000 B Pendapatan Operasional 5.320.343.000 Rasio (a:b) 62,5%
Sumber : Data sekunder diolah tahun 2007
1. Rasio laba terhadap rata-rata volume usaha (ROA)
a. ROA = %100
Pajak Sebelum LabaX
AktivaTotal
= %100 000.317.178.24
0002.210.594.X
= 9,14% Berdasarkan perhitungan rasio ROA yang diperoleh sebesar 9,14%.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
b. NK Rasio ROA = ROA Rasio Angka
enaikanKetentuanK
= 015,0
9,14
= 609,3
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio ROA sebesar
609,3, tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai
kredit maksimum 100, maka nilai kredit 609,3 dianggap 100.
c. Menentukan NKF
NKF = Nilai Kredit ROA x Bobot Faktor ROA
= 100 x 5%
= 5
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan maka nilai kredit faktor
ROA sebesar 5.
2. Rasio BOPO
a. BOPO = %100 lOperasiona Pendapatan
lOperasionaBeban X
= %100 5.320.343
945.325.3X
= 62,5%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
b. Menghitung Nilai Kredit BOPO
NK BOPO = PenurunanKetentuan
BOPO Rasio Angka - BOPOKredit RasioKetentuan
= 0,08
5,62100 -
= 468,75
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio BOPO sebesar
468,75, tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai
kredit maksimum 100, maka nilai kredit 468,75 dianggap 100.
c. Menghitung NK Faktor BOPO
NKF = 100 x 5%
= 5
d. Menentukan total nilai kredit faktor keseluruhan
Ditentukan dengan cara menjumlahkan nilai kredit rasio ROA
dengan nilai kredit faktor BOPO.
Total NKF = 5 + 5
= 10
Faktor Rentabilitas PD BPR Bank Daerah Kota Madiun tahun 2007
adalah sehat, karena terletak pada nilai 8,1 < NKF ≤ 10.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
5. Liquidity (Likuiditas)
Penilaian likuiditas ini dibagi menjadi dua yaitu Cash Ratio atau
rasio alat likuid terhadap hutang lancar dan Loan Deposit Ratio (LDR) /
rasio kredit dana yang diberikan terhadap dana pihak ke -3 terhadap
masing-masing rasio.
Tabel 4.6 Perhitungan Rata-Rata Faktor Likuiditas
Tahun 2007
Komponen Jumlah 1. Aktiva lancar a. Kas 280.780.000 b. Sertifikat Bank Indonesia 0 c. Antar Bank Indonesia 7.984.434.000
Jumlah aktiva lancar 8.265.214.000 2. Hutang lancar a. Kewajiban yang segera dibayar 28.439.000 b. Tabungan 2.768.086.000 c. Deposito Berjangka 9.372.800.000 d. Bank Indonesia 0 e. Antar Bank Indonesia 0
Jumlah hutang lancar 12.169.325.000 Rasio a : b 67,91%
Sumber: Data sekunder diolah tahun 2007
1. Cash Ratio ( Rasio Aktiva Lancar terhadap Hutang Lancar)
a. Cash Ratio = %100 Aktiva HutangLancar Aktiva
X
= %100 .00012.169.3250008.265.214.
X
= 67,91% Cash Ratio pada BPR Bank Daerah Madiun tahun 2007 67,91%.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
b. Menghitung Nilai Kredit Cash Ratio
NK Cash Ratio = KenaikanKetentuan
RatioAktivaCash
= 0,05
91,67
= 1358
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio Cash Ratio
sebesar 1358 tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa
nilai kredit maksimum 100, maka nilai kredit 1358 dianggap 100.
c. Menentukan Nilai Kredit Faktor (NKF) rasio Cash Ratio
NKF Cash Ratio = 100 x 5%
= 5
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diatas maka nilai kredit
faktor Cash Ratio sebesar 5.
Tabel 4.7 Perhitungan Jumlah Dana yang Diterima
Komponen Jumlah Dana pihak ke tiga a. Tabungan 2.768.086.000 b. Deposito 9.372.800.000 c. Bank Indonesia 0 d. Antar Bank Pasiva 0 e. Modal inti 7.664.012.000 Jumlah dana yang diterima 19.804.898.000
Sumber: Data sekunder diolah tahun 2007

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Tabel 4.8 Perhitungan Faktor LDR
Komponen Jumlah a. Aktiva 8.265.214.000 b. Hutang lancar 12.169.325.000 c. Jumlah kredit yang diberikan 16.072.661.000 d. Jumlah dana yang diterima 19.804.898.000
Sumber: Data sekunder diolah tahun 2007
B. Loan To Deposit Ratio (LDR)
a. LDR = %100 Diterima Yang DanaJumlah
Diberikan YangKredit Jumlah X
= %100 .00019.804.898.00016.072.661
X
= 81,15%
Rasio LDR bank pada BPR Bank Daerah Madiun tahun 2007 adalah
81,15%.
b. Menghitung Nilai Kredit LDR
NK LDR = 4 x KenaikanKetentuan
RasioLDRasioNKLDRKetentuanR -
= 4x 1
81,15 - 115%
= 135,4
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio LDR sebesar 135,4
tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai kredit
maksimum 100, maka nilai kredit 135,4 dianggap 100.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
c. Menghitung Nilai Kredit Faktor LDR
NKF LDR = NK LDR x Bobot
= 100 x 5%
= 5
d. Total NKF = NKF Cash Ratio + NKF LDR
= 5 + 5
= 10
Predikat untuk faktor Likuiditas tahun 2007 adalah sehat, karena
terletak pada nilai 8,1< NKF ≤ 10.
Penilaian CAMEL PD BPR Bank Daerah Kota Madiun Tahun 2008
1. Capital Adequancy (Permodalan)
Adalah penilaian terhadap faktor permodalan yang didasarkan pada
rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) yang
disebut rasio kecukupan modal (Capital Adequency Ratio / CAR).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Tabel 4.9 Perhitungan Rasio Modal
Tahun 2008 (dalam ribuan)
I Komponen ATMR Nominal Bobot ATMR Kas 39.790 0% 0 Antar bank aktiva 9.589.121 20% 1.917.824 Kredit yang diberikan 25.458.457 100% 9.589.121 Aktiva tetap dan inventaris 240.387 100% 25.458.857 Rupa-rupa aktiva 414.529 100% 240.387 Jumlah ATMR 37.206.189 II Modal inti Modal disetor 5.000.000 Cadangan umum 1.024.260 Cadangan tujuan 1.039.905 Laba/rugi tahun lalu 0 Laba tahun berjalan 781.538 Jumlah modal inti 7.845.703 III Modal pelengkap Penyisihan penghapusan aktiva
produktif (1,25% dari ATMR)
465.077 Modal pinjaman Pinjaman subordinasi Jumlah modal pelengkap 465.077 Jumlah modal 8.310.780
Sumber: Data sekunder diolah tahun 2008
Modal minimum (8% dari ATMR) = 2.976.495
Keterangan : Bobot kompinen tersebut berdasarkan pada ketentuan yang
telah ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu dalam surat edarannya.
a. Rasio Modal (CAR)
= %100 (ATMR) Re
X
sikorutimbangMenuAktivaTertModalJumlah
= %100 37.206189
780.310.8X
= 22,3%
Rasio permodalan PD BPR Bank Daerah Kota Madiun pada tahun 2008
sebesar 22,3%.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
b. NK Rasio Modal = 1 KenaikanKetentuan
+CARAngkaRasio
= 1 0,1%
%3,22+
= 224
Berdasarkan peraturan yang berlaku yaitu maksimum nilai kredit rasio
kecukupan modal adalah 100, maka nilai kredit rasio kecukupan modal
224 dianggap 100.
c. Menentukan nilai kredit faktor kecukupan modal yaitu dengan cara
mengalikan nilai kredit rasio kecukupan modal dengan bobot faktor
modal. Bobot faktor permodalan yang telah ditetapkan yaitu sebesar 30%.
NKF Kecukupan Modal = 100 X 30%
= 30
Berdasarkan perhitungan maka predikat permodalan PD BPR Bank
Daerah Kota Madiun untuk tahun 2008 adalah sehat karena terletak pada
nilai 24,3 < NKF ≤ 30.
2. Asset Quality (Kualitas Aktiva)
Adalah penilaian kualitas aktiva produktif yang didasarkan pada dua
rasio yaitu rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan (APYD) terhadap
aktiva produktif dan rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif
(PPAP) yang dibentuk oleh bank terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produktif yang wajib dibentuk (PPAPYWD)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
1. Perhitungan Kualitas Aktiva
Tabel 4.10 Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif
Tahun 2008
Kolektibilitas Jumlah aktiva produktif
Bobot Aktiva Produktif yang diklasifikasikan
Lancar 23.617.438.350 0% 0 Kurang lancar 325.867.050 50% 162.933.525 Diragukan 220.527.550 75% 165.395.663 Macet 1.294.624.250 100% 1.294.624.250 Jumlah APYD 1.622.953.438 Aktiva Produktif Kredit yang diberikan 25.458.457.000 Antar bank aktiva 0 Giro / aktiva produktif lainnya
9.589.121.000
Jumlah aktiva produktif
35.047.578.000
Sumber : Data sekunder diolah tahun 2008
1. Rasio KAP = %100 Produktif
asikanDiklasifik Yang Produktif X
aTotalAktiv
Aktiva
= %100 .00035.047.5784381.622.953.
X
= 4,63%
Rasio aktiva produktif pada PD BPR Bank Daerah Kota Madiun tahun
2008 sebesar 4,63%.
2. Menentukan Nilai Kredit Rasio KAP
Nilai kredit digunakan untuk menentukan nilai kredit faktor kualitas
aktiva produktif.
NK KAP = 0,15
4,63 - 22,5
= 119,13

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Nilai kredit rasio Kualitas Aktiva Produktif pada PD BPR Bank
Daerah Kota Madiun sebesar 119,3 Berdasarkan ketentuan nilai kredit
maksimal adalah 100, maka nilai kredit 119,3 dianggap 100.
3. Bobot faktor rasio KAP berdasarkan ketentuan adalah 25%
4. Menentukan Nilai Kredit Faktor (NKF)
Ditentukan dengan cara mengalikan nilai kredit rasio KAP dengan
bobot faktor komponen KAP.
NKF = 100 X 25%
= 25
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor kualitas aktiva
produktifnya sebesar 25.
2. Perhitungan Penyisihan Penghapusan Piutang
Tabel 4.11 Perhitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)
Tahun 2008 Kolektibilitas Jumlah aktiva
produktif Bobot Penghapusan
aktiva produktif yang wajib di bentuk
Lancar 23.617.438.350 0,50% 118.087.192 Kurang lancar 325.867.050 10% 32.586.705 Diragukan 220.527.550 50% 110.263.775 Macet 1.294.624.250 100% 1.294.624.250 Jumlah 1.555.561.922
Sumber : Data sekunder diolah tahun 2008
1. %100 BankDibentuk WajibYang PPAP
BankDibentuk Yang PPAP X
PPAPRasio =
%100 9221.555.561.0001.067.862.
X=
= 68,6%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap penyisihan
pengahapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk BPR Bank Daerah
Madiun sebesar 68,6%
2. Menghitung Besarnya Nilai Kredit Ratio PPAP
Nilai kredit diperoleh dengan cara membagi rasio PPAP dengan
ketentuan kenaikan 1%.
NK Rasio PPAP 1%
68,6%=
= 68,6%
3. Menentukan Niai Kredit Faktor
Nilai kredit faktor ditentukan dengan cara mengalikan nilai kredit
PPAP dengan bobot faktor rasio PPAP yaitu sebesar 5%
NKF = 68,6% X 5%
= 3,43%
4. Menentukan NKF keseluruhan
Menentukan kredit faktor keseluruhan untuk faktor kualitas aktiva
produktif adalah dengan menjumlahkan nilai kredit faktor aktiva
produktif dengan nilai kredit faktor PPAP.
NKF = 25 + 3,43
= 28,43
Predikat untuk rasio kualitas aktiva produktif adalah sehat karena
terletak pada nilai 24.3 < NKF ≤ 30.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
3. Management (Manajemen)
Maksud dan tujuan penilaian kesehatan bank melalui faktor
manajemen adalah untuk menilai kemampuan manajemen dalam
menjalankan usaha bank yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta
untuk menilai tujuan jangka pendek atau panjang yang disusun manajeman.
Tabel 4.12
Perhitungan Manajemen Tahun 2008
sumber: Data primer diolah
a. NK Faktor Manajemen 0,490
= x 1
= 225
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor manajemen adalah 225.
b. NKF = 90 x 20%
= 18%
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor manajemen tahun
2008 sebesar 18%. Predikat faktor manajemen PD BPR Bank Daerah
No Komponen Penilaian Jumlah Pertannyaan Jumlah Nilai 1 Manajemen Umum e. Strategi/sasaran 1 3 f. Struktur 2 6 g. Sistem 4 14 h. Kepemimpinan 3 10 Sub jumlah 10 33 II Manajemen Resiko f. Resiko likuiditas 2 8 g. Resiko kredit 3 12 h. Resiko operasional 3 11 i. Resiko hukum 3 12 j. Resiko pemilik dan pengurus 4 14 Sub jumlah 15 57 Jumlah 25 90

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Kota Madiun Tahun 2008 adalah sehat karena terletak pada nilai 16,20
< NKF ≤ 20.
4. Earning (Rentabilitas)
Penilaian terhadap faktor ini dibagi menjadi dua yaitu rasio laba
sebelum pajak terhadap rata-rata volume usaha (ROA) dan Rasio
Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).
Tabel 4.13 Perhitungan Rentabilitas
Tahun 2008
No Komponen Penilaian Jumlah I Rasio laba terhadap rata-rata total asset (ROA) A Laba sebelum pajak 2.246.862.000 B Total aktiva 34.674.422.000 Rasio (a:b) 6,5% II Rasio Operasional terhadap Pendapatan Operasional A Beban Operasional 3.764.535.000 B Pendapatan Operasional 5.749.583.000 Rasio (a:b) 65,5%
Sumber : Data sekunder diolah tahun 2008
1. Rasio laba terhadap rata-rata volume usaha (ROA)
a. ROA = %100
Pajak Sebelum LabaX
AktivaTotal
= %100 000.422.674.340002.246.862.
X
= 6,5%
Berdasarkan perhitungan ROA sebesar 6,5%.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
b. NK Rasio ROA = ROA Rasio Angka
enaikanKetentuanK
= 015,06,5
= 433,33
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio ROA sebesar 433,33,
tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai kredit
maksimum 100, maka nilai kredit 433,33 dianggap 100.
d. Menentukan NKF
NKF = Nilai Kredit ROA x Bobot Faktor ROA
= 100 x 5%
= 5
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, nilai kredit faktor ROA sebesar 5.
2. Rasio BOPO
a. BOPO = %100 lOperasiona Pendapatan
lOperasionaBeban X
= %100 0005.749.583.000.535.764.3
X
= 65,5%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
b. Menghitung Nilai Kredit BOPO
NK BOPO = PenurunanKetentuan
BOPO Rasio Angka - BOPOKredit RasioKetentuan
= 0,08
5,65100 -
. = 431,25 Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio BOPO sebesar
431,25, tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai kredit
maksimum 100, maka nilai kredit 431,25 dianggap 100
c. Menghitung NK Faktor BOPO
NKF = 100 x 5%
= 5
d. Menentukan total nilai kredit faktor keseluruhan
Ditentukan dengan cara menjumlahkan nilai kredit rasio ROA dengan nilai
kredit faktor BOPO.
Total NKF = 5 + 5
= 10
Faktor Rentabilitas PD BPR Bank Daerah Kota Madiun tahun 2008 adalah
sehat, karena terletak pada nilai 8,1 < NKF ≤ 10.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
5. Liquidity (Likuiditas)
Penilaian likuiditas ini dibagi menjadi dua yaitu Cash Ratio atau rasio alat
likuid terhadap hutang lancar dan Loan Deposit Ratio (LDR) / rasio kredit
dana yang diberikan terhadap dana pihak ke -3 terhadap masing-masing
rasio.
Tabel 4.14 Perhitungan Rata-Rata Faktor Likuiditas
Tahun 2008
Komponen Jumlah 1. Aktiva lancar a. Kas 39.790.000 b. Sertifikat Bank Indonesia 0 c. Antar Bank Indonesia 9.589.121.000
Jumlah aktiva lancar 9.628.911.000 2. Hutang lancar a. Kewajiban yang segera dibayar 115.802.000 b. Tabungan 3.660.692.000 c. Deposito Berjangka 16.636.350.000 d. Bank Indonesia 0 e. Antar Bank Indonesia 0
Jumlah hutang lancar 20.412.844.000 Rasio a : b 47,17%
Sumber: Data sekunder diolah tahun 2008 \
1. Cash Ratio
a. Cash Ratio = %100 Aktiva HutangLancar Aktiva
X
= %100 .00020.412.8440009.628.911.
X
= 47,17%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Cash Ratio pada BPR Bank Daerah Madiun tahun 2008 47,17%.
b. Menghitung Nilai Kredit Cash Ratio
NK Cash Ratio = KenaikanKetentuan
RatioAktivaCash
= 0,05
17,47
= 943,4
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio Cash Ratio
sebesar 943,4 tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa
nilai kredit maksimum 100, maka nilai kredit 943,4 dianggap 100.
c. Menentukan Nilai Kredit Faktor (NKF) rasio Cash Ratio
NKF Cash Ratio = 100 x 5%
= 5
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diatas maka nilai kredit
faktor Cash Ratio sebesar 5.
Tabel 4.15
Perhitungan Jumlah Dana yang Diterima
Komponen Jumlah Dana pihak ke tiga
a. Tabungan 3.660.692.000 b. Deposito 16.636.350.000 c. Bank Indonesia 0 d. Antar Bank Pasiva 886.008 e. Modal inti 8.627.241.000 Jumlah dana yang diterima 29.810.291.000
Sumber: data sekunder diolah tahun 2008

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Tabel 4.16 Perhitungan Faktor LDR
Komponen Jumlah
a. Aktiva 9.628.911.000 b. Hutang lancar 20.412.844.000 c. Jumlah kredit yang diberikan 25.458.457.000 d. Jumlah dana yang diterima 28.924.283.000
Sumber: Data sekunder diolah tahun 2008
2. LDR
a. LDR = %100 Diterima Yang DanaJumlah
Diberikan YangKredit Jumlah X
= %100 .00029.810.291.00025.458.457
X
= 85,40%
Rasio LDR bank pada BPR Bank Daerah Madiun tahun 2008 adalah
85,40%.
b. Menghitung Nilai Kredit LDR
NK LDR = 4 x KenaikanKetentuan
RasioLDRasioNKLDRKetentuanR -
= 4x 1
85,40 - 115%
= 118,4
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio LDR sebesar 118,4
tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai kredit
maksimum 100, maka nilai kredit 118,4 dianggap 100.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
c. Menghitung Nilai Kredit Faktor LDR
NKF LDR = NK LDR x Bobot
= 100 x 5%
= 5
d. Total NKF = NKF Cash Ratio + NKF LDR
= 5 + 5
= 10
Predikat untuk faktor Likuiditas tahun 2007 adalah sehat, karena
terletak pada nilai 8,1< NKF ≤ 10.
Berikut Penilaian CAMEL PD BPR Bank Daerah Kota Madiun Tahun 2009
1. Capital Adequancy (Permodalan)
Adalah penilaian terhadap faktor permodalan yang didasarkan pada
rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) yang
disebut rasio kecukupan modal (Capital Adequency Ratio / CAR).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Tabel 4.17
Perhitungan Rasio Modal Tahun 2009
(dalam ribuan) I Komponen ATMR Nominal Bobot ATMR Kas 89.515 0% 0 Antar bank aktiva 5.458.764 20% 1.091.753 Kredit yang diberikan 33.442.989 100% 33.442.989 Aktiva tetap dan inventaris 235.029 100% 235.029 Rupa-rupa aktiva 688.610 100% 688.610 Jumlah ATMR 35.458.381 II Modal inti Modal disetor 9.200.032 Cadangan umum 1.184.545 Cadangan tujuan 1.075.439 Laba/rugi tahun lalu 0 Laba tahun berjalan 946.587 Jumlah modal inti 12.406.603 III Modal pelengkap Penyisihan penghapusan aktiva
produktif (1,25% dari ATMR) 443.230
Modal pinjaman Pinjaman subordinasi Jumlah modal pelengkap 443.230 Jumlah modal 12.849.833
Sumber: Data sekunder diolah tahun 2009
Modal minimum (8% dari ATMR) = 2.836.670
Keterangan : Bobot komponen tersebut berdasarkan pada ketentuan yang
telah ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu dalam surat edarannya.
a. Rasio CAR = %100 (ATMR) Re
X
sikorutimbangMenuAktivaTertModalJumlah
= %100 35.458.381
230.849.12X

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
= 36,23%
Rasio permodalan PD BPR Bank Daerah Kota Madiun pada tahun
2009 sebesar 36,23%.
b. NK Rasio Modal = 1 KenaikanKetentuan
+CARAngkaRasio
= 1 0,1%
%23,36+
= 363,3
Berdasarkan peraturan yang berlaku yaitu maksimum nilai kredit rasio
kecukupan modal adalah 100, maka nilai kredit rasio kecukupan modal
363,3 dianggap 100.
c. Menentukan nilai kredit faktor kecukupan modal yaitu dengan cara
mengalikan nilai kredit rasio kecukupan modal dengan bobot faktor
modal. Bobot faktor permodalan yang telah ditetapkan yaitu sebesar
30%.
NKF Kecukupan Modal = 100 X 30%
= 30
Berdasarkan perhitungan di atas maka predikat permodalan PD BPR
Bank Daerah Kota Madiun untuk tahun 2009 adalah sehat karena
terletak pada nilai 24,3 < NKF ≤ 30

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
2. Asset Quality (Kualitas Aktiva)
Adalah penilaian kualitas aktiva produktif yang didasarkan pada dua
rasio yaitu rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan (APYD) terhadap
aktiva produktif dan rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif
(PPAP) yang dibentuk oleh bank terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produktif yang wajib dibentuk.
a. Perhitungan Kualitas Aktiva
Tabel 4.18 Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif
Tahun 2009 Kolektibilitas Jumlah aktiva
produktif Bobot Aktiva
Produktif yang diklasifikasikan
Lancar 31.337.198.000 0% 0 Kurang lancar 180.546.000 50% 90.273.000 Diragukan 185.623.000 75% 139.217.250 Macet 1.739.622.000 100% 1.739.622.000 Jumlah APYD 1.969.112.250 Aktiva Produktif Kredit yang diberikan 33.442.989.000 Antar bank aktiva Giro / aktiva produktif lainnya
5.458.764.000
Jumlah aktiva produktif
38.901.753.000
Sumber: Data sekunder diolah tahun 2009
1. Rasio KAP = %100 Produktif
asikanDiklasifik Yang Produktif X
aTotalAktiv
Aktiva
= %100 .00038.901.7532501.969.112.
X
= 5,06%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap jumlah aktiva
produktif tahun 2007 sebesar 5,06%.
2. Menentukan Nilai Kredit Rasio KAP
Nilai kredit digunakan untuk menentukan nilai kredit faktor kualitas
aktiva produktif.
NK KAP = 0,15
5,06 - 22,5
= 116,26
Nilai kredit rasio Kualitas Aktiva Produktif pada PD BPR Bank
Daerah Kota Madiun sebesar 116,26 Berdasarkan ketentuan nilai
kredit maksimal adalah 100, maka nilai kredit 116,26 dianggap 100.
3. Bobot faktor rasio KAP berdasarkan ketentuan adalah 25%
4. Menentukan Nilai Kredit Faktor (NKF)
Ditentukan dengan cara mengalikan nilai kredit rasio KAP dengan
bobot faktor komponen KAP.
NKF = 100 X 25%
= 25
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor kualitas aktiva
produktifnya sebesar 25.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
b. Perhitungan Penyisihan Penghapusan Piutang
Tabel 4.19 Perhitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
Tahun 2009
Kolektibilitas Jumlah aktiva produktif
Bobot Penghapusan aktiva produktif yang wajib di bentuk
Lancar 31.337.198 0,50% 156.686 Kurang lancar 180.546 10% 18.055 Diragukan 185.623 50% 92.811 Macet 1.739.622 100% 1.739.622 Jumlah 2.007.174
Sumber : Data sekunder diolah tahun 2009
1. %100 BankDibentuk WajibYang PPAP
BankDibentuk Yang PPAP X
PPAPRasio =
%100 2.007.1741.495.821
X=
= 74,52%
Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap penyisihan
pengahpusan aktiva produktif yang wajib dibentuk BPR Bank Daerah
Madiun sebesar 74,52%
2. Menghitung Besarnya Nilai Kredit Ratio PPAP
Nilai kredit diperoleh dengan cara membagi rasio PPAP dengan
ketentuan kenaikan 1%.
NK Rasio PPAP 1%
74,52%=
= 74,52%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
3. Menentukan Niai Kredit Faktor
Nilai kredit faktor ditentukan dengan cara mengalikan nilai kredit
PPAP dengan bobot faktor rasio PPAP yaitu sebesar 5%
NKF = 74,52% X 5%
= 3,72
4. Menentukan NKF keseluruhan
Menentukan kredit faktor keseluruhan untuk faktor kualitas aktiva
produktif adalah dengan menjumlahkan nilai kredit faktor aktiva
produktif dengan nilai kredit faktor PPAP.
NKF = 25 + 3,72

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Tabel 4.20 Perhitungan Manajemen
Tahun 2009
No Komponen Penilaian Jumlah Pertannyaan
Jumlah Nilai
1 Manajemen Umum a. Strategi/sasaran 1 3 b. Struktur 2 10 c. Sistem 4 15 d. Kepemimpinan 3 10 Sub jumlah 10 38 II Manajemen Resiko a. Resiko likuiditas 2 8 b. Resiko kredit 3 12 c. Resiko operasional 3 10 d. Resiko hukum 3 12 e. Resiko pemilik dan
pengurus 4 14
Sub jumlah 15 56 Jumlah 25 94
Sumber: Data primer diolah
a. NK Faktor Manajemen 0,494
= x 1
= 235
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor manajemen adalah 225.
b. NKF = 94 x 20%
= 18,8%
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor manajemen tahun
2009 sebesar 18,8%. Predikat faktor manajemen PD BPR Bank Daerah
Kota Madiun Tahun 2008 adalah sehat karena terletak pada nilai 16,20
< NKF ≤ 20.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
3. Earning (Rentabilitas)
Penilaian terhadap faktor ini dibagi menjadi dua yaitu rasio laba
sebelum pajak terhadap rata-rata volume usaha (ROA) dan Rasio Beban
Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).
Tabel 4.21 Perhitungan Faktor Rentabilitas
Tahun 2009
No Komponen Penilaian Jumlah I Rasio laba terhadap rata-rata total asset
(ROA)
A Laba sebelum pajak 2.341.515.000 B Total aktiva 38.419.086.000 Rasio (a:b) 6,09% II Rasio Operasional terhadap Pendapatan
Operasional
A Beban Operasional 4.614.901.000 B Pendapatan Operasional 6.991.362.000 Rasio (a:b) 66%
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2009
1. ROA
a. Rasio laba terhadap rata-rata volume usaha (ROA)
ROA = %100
Pajak Sebelum LabaX
AktivaTotal
= %100 000.086.419.380002.341.515.
X
= 6,09%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
b. NK Rasio ROA = ROA Rasio Angka
enaikanKetentuanK
= 015,0
6,09
= 406 Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio ROA sebesar 406,
tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai kredit
maksimum 100, maka nilai kredit 406 dianggap 100.
c. Menentukan NKF
NKF = Nilai Kredit ROA x Bobot Faktor ROA = 100 x 5% = 5
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, nilai kredit faktor ROA sebesar 5.
2. Rasio BOPO
a. BOPO = %100 lOperasiona Pendapatan
lOperasionaBeban X
= %100 6.991.362
901.614.4X
= 66%
Rasio Biaya Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) pada BPR
Bank Daerah Madiun sebesar 66%.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
b. Menghitung Nilai Kredit BOPO
NK BOPO = PenurunanKetentuan
BOPO Rasio Angka - BOPOKredit RasioKetentuan
= 0,08
66100 -
= 425
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio BOPO sebesar 425,
tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai kredit
maksimum 100, maka nilai kredit 431,25 dianggap 100.
c. Menghitung NK Faktor BOPO
NKF = 100 x 5%
= 5
d. Menentukan total nilai kredit faktor keseluruhan
Ditentukan dengan cara menjumlahkan nilai kredit rasio ROA dengan
nilai kredit faktor BOPO.
Total NKF = 5 + 5
= 10
Faktor Rentabilitas PD BPR Bank Daerah Kota Madiun tahun 2008
adalah sehat, karena terletak pada nilai 8,1 < NKF ≤ 10.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
4. Liquidity (Likuiditas)
Penilaian likuiditas ini dibagi menjadi dua yaitu Cash Ratio atau
rasio alat likuid terhadap hutang lancar dan Loan Deposit Ratio (LDR) /
rasio kredit dana yang diberikan terhadap dana pihak ke -3 terhadap
masing-masing rasio.
Tabel 4.22 Perhitungan rata-rata faktor likuiditas
Tahun 2009
Komponen Jumlah 1. Aktiva lancar
a. Kas 89.515.000 b. Sertifikat Bank Indonesia 0 c. Antar Bank Indonesia 5.458.764.000
Jumlah aktiva lancar 5.548.279.000 2. Hutang lancar
a. Kewajiban yang segera dibayar 157.238.000 b. Tabungan 4.662.897.000 c. Deposito Berjangka 19.161.300.000 d. Bank Indonesia 0 e. Antar Bank Indonesia 0
Jumlah hutang lancar 23.981.435.000 Rasio a : b 23,13%
Sumber: Data sekunder diolah tahun 2009
a. Cash Ratio = %100 Lancar Hutang
Lancar AktivaX
= %100 .00023.981.4350005.458.764.
X
= 23,13%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Cash Ratio pada BPR Bank Daerah Madiun tahun 2009 sebesar 23,13%.
b. Menghitung Nilai Kredit Cash Ratio
NK Cash Ratio = KenaikanKetentuan
RatioAktivaCash
= 0,05
13,23
= 462,6
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio Cash Ratio
sebesar 462,6 tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa
nilai kredit maksimum 100, maka nilai kredit 462,6 dianggap 100.
c. Menentukan Nilai Kredit Faktor (NKF) rasio Cash Ratio
NKF Cash Ratio = 100 x 5%
= 5
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diatas maka nilai kredit
faktor Cash Ratio sebesar 5.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Tabel 4.23 Perhitungan Jumlah Dana Yang Diterima
Sumber: Data sekunder diolah tahun 2009
Tabel 4.24 Perhitungan faktor LDR
Sumber: Data sekunder diolah tahun 2009
a. LDR = %100 Diterima Yang DanaJumlah
Diberikan YangKredit Jumlah X
= %100 .00037.381.061.00033.442.989
X
= 89,47% Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank pada BPR Bank
Daerah Madiun tahun 2009 adalah 89,47%.
b. Menghitung Nilai Kredit LDR
NK LDR = 4 x KenaikanKetentuan
RasioLDRasioNKLDRKetentuanR -
= 4x 188,95-115
= 164,2
Komponen Jumlah Dana pihak ke tiga a. Tabungan 4.662.897.000 b. Deposito 19.161.300.000 c. Bank Indonesia 0 d. Antar Bank Pasiva 203.674.000 e. Modal inti 13.353.190.000 Jumlah dana yang diterima 37.381.061.000
Komponen Jumlah a. Aktiva 5.548.279.000 b. Hutang lancar 23.981.435.000 c. Jumlah kredit yang diberikan 33.442.989.000 d. Jumlah dana yang diterima 37.381.061.000

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio LDR sebesar 164,2
tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai kredit
maksimum 100, maka nilai kredit 164,2 dianggap 100.
c. Menghitung Nilai Kredit Faktor LDR
NKF LDR = NK LDR x Bobot
= 100 x 5% = 5
d. Total NKF = NKF Cash Ratio + NKF LDR
= 10
Predikat untuk faktor Likuiditas tahun 2007 adalah sehat, karena
terletak pada nilai 8,1< NKF ≤ 10

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
C. Pembahasan
Tabel 4.25 Perbandingan Rasio Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Sumber: data sekunder diolah
Dari Tabel 4.25 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Capital Adequency
Dari perhitungan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa rasio
permodalan tahun 2005 sebesar 38,32%, pada tahun 2008 mengalami
penurunan menjadi 22,3%, dan pada tahun 2009 mengalami peningkatan
menjadi 36,23%, artinya bank mampu untuk mempertahankan pengelolaan
terhadap modal sendiri dan aktiva-aktiva yang mengandung resiko serta
mampu menutup kerugian atas kredit yang diberikan.
2. Kualitas Aktiva Produktif
Rasio KAP tahun 2007 sebesar 6,51% ke tahun 2008 mengalami penurunan
menjadi 4,63% , dan mengalami peningkatan pada tahun 2009 menjadi
5,06%, artinya PD BPR Bank Daerah Kota Madiun mampu untuk mengatasi
resiko usaha yang
No Faktor yang Dinilai Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Rasio Indikator Rasio Indikator Rasio Indikator 1 Capital (Permodalan) 38,32% Sehat 22.3% Sehat 36,23% Sehat 2 Kualitas aktiva
Produktif
a. Rasio KAP 6,51% Sehat 4,63% Sehat 5,06% Sehat b. Rasio PPAP 75,63% Cukup
Sehat 68,6% Cukup
Sehat 74,52% Cukup
Sehat 3 Manajemen 88 Sehat 90 Sehat 94 Sehat 4 Rentabilitas a. ROA 9,14% Sehat 6,5% Sehat 6,09% Sehat b. BOPO 62,5% Sehat 65,5% Sehat 66% Sehat 5 Likuiditas a. Cash Ratio 67,91% Sehat 47,17% Sehat 23,13% Sehat b. LDR 85,40% Sehat 89,46% Sehat 88,95% Sehat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
terkandung pada komponen kredit yang diterima dari bank. Sedangkan
untuk rasio PPAP yang dihasilkan pada tahun 2007 adalah sebear 75,63%
dan mengalami penurunan di tahun 2008 sebesar 68,6%, kemudian ditahun
2009 mengalami peningkatan sebesar 74,52%, artinya PD BPR Bank Daerah
Kota Madiun berhasil dalam analisis kredit yaitu layak atau tidaknya kredit
diajukan kepada masyarakat.
3. Manajemen
Rasio manajemen tahun 2007 sebesar 88, mengalami peningkatan pada
tahun 2008 menjadi 90, dan ditahun 2009 juga mengalami peningkatan
menjadi 94. Hal ini berarti terjadi peningkatan kinerja manajemen dalam
mengatur strategi dalam usaha pencapaian tujuan bank.
4. Rentabilitas
Penilaian faktor rentabilitas didasarkan pada 2 rasio yaitu ROA dan BOPO.
Rasio ROA pada tahun 2007 sebesar 9,14%, mengalami penurunan ditahun
2008 menjadi 6,5%, dan ditahun 2009 mengalami penurunan lagi menjadi
6,09%, artinya keuntungan yang dicapai PD BPR Bank Daerah Kota Madiun
mengalami penurunan. Sedangkan untuk rasio BOPO pada tahun 2007
sebesar 62,5%, mengalami peningkatan ditahun 2008 menjadi 65,5% dan
tahun 2009 mengalami peningkatan lagi menjadi 66%, artinya pendapatan
operasional yang dihasilkan PD BPR Bank Daerah Kota Madiun lebih besar
dari pada biaya operasional yang ditanggung oleh bank.
5. Likuiditas
Likuiditas diukur dengan dua rasio yaitu cash ratio dan LDR. Komponen
Cash Rasio yang meliputi alat likuid mengalami penurunan yang sukup

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
signifikan. Rasio Cash Ratio ditahun 2007 sebesar 67,91% mengalami
penurunan ditahun 2008 menjadi 47,17% dan pada tahun 2009 mengalami
penurunan lagi menjadi 23,13%, artinya dalam pengelolaan asset yang
digunakan untuk membayar kewajiban yang harus dibayar menurun.
Sedangkan rasio LDR mengalami peningkatakan di tiga tahun terakhir.
Pada tahun 2007 sebesar 81,15%, di tahun 2008 menjadi menjadi 85,40%
dan ditahun 2009 menjadi 89,47%. Hal ini berarti dana yang diterima oleh
PD BPR Bank Daerah Kota Madiun mengalami peningkatan, baik dari
tabungan, deposito berjangka, modal inti yang berarti kemampuan dalam
menyalurkan kreditnya meningkat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Tabel 4.26 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
No Faktor yang Dinilai
NKF Tahun 2007
NKF Tahun 2008
NKF Tahun 2009
1 Capital (Permodalan) 30 30 30 2 Kualitas aktiva produktif c. Rasio KAP 25 25 25 d. Rasio PPAP 3,78 3,43 3,72 3 Manajemen 17,6 18 18,8 4 Rentabilitas c. ROA 5 5 5 d. BOPO 5 5 5 5 Likuiditas c. Cash Ratio 5 5 5 d. LDR 5 5 5 Nilai akhir tingkat
kesehatan bank 96,38 96,43 97,52
Sumber: data sekunder diolah Dari tabel 4.26 dapat diketahui bahwa secara keseluruhan tingkat kesehatan
bank setelah dihitung menggunakan CAMEL adalah sehat karena terletak
pada nilai 81 < NKF ≤ 100. Pada tahun 2007 sebesar 96,38, tahun 2008
sebesar 96,43, dan tahun 2009 sebesar 97,52.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada penilaian tingkat kesehatan bank pada PD BPR
Bank Daerah Kota Madiun yang telah dilakukan dengan menggunakan
analisis CAMEL, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kondisi rasio CAR (Permodalan) pada PD. BPR Bank Daerah Madiun
tahun 2007 adalah sebesar 38,32% dan tergolong sehat karena lebih dari
8% sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan pada tahun
2008 mengalami penurunan yaitu menjadi sebesar 22,3% predikatnya juga
masih sehat. Pada tahun 2007 mengalami kenaikan nilai rasio CAR
menjadi sebesar 36,23%. Jadi permodalan pada PD BPR Bank Daerah
Madiun tahun 2007-2009 termasuk dalam kriteria sehat artinya bank
mampu untuk mempertahankan pengelolaan terhadap modal sendiri dan
aktiva-aktiva yang mengandung resiko serta mampu menutup kerugian
atas kredit yang diberikan.
2. Kondisi rasio KAP menurut aktiva yang diklasifikasikan terhadap total
aktiva produktif dan rasio PPAP adalah berpredikat sehat, hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan berhasil dalam analisis kredit yaitu layak
atau tidaknya kredit diajukan kepada masyarakat atau nasabah.
3. Nilai faktor manajemen pada BPR Bank Daerah Madiun pada tahun 2007-
2009 sebesar 88,90,91. Berarti hal ini menunjukkan keberhasilan pihak
manajemennya dalam upaya peningkatan kondisi keuangannya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
4. Penilaian faktor rentabilitas PD BPR Bank Daerah Madiun dari tahun
2007-2009 adalah berpredikat sehat, hal ini berarti rasio rentabilitasnya
yang dicapai adalah tinggi dan hal ini menunjukkan efektifnya penggunaan
dana pada sisi aktiva dalam menghasilkan laba.
5. Cash Ratio pada PD. BPR Bank Daerah Madiun tahun 2007-2009
termasuk dalam kriteria sehat berarti bank memiliki kemampuan
dalam mengelola asset yang digunakan untuk membayar kewajiban yang
harus dibayar pada waktunya. Rasio LDR pada PD. BPR Bank Daerah
Madiun mengalami kecenderungan penigkatan selama tahun 2007-2009
sehingga dana yang diterima oleh bank mengalami kenaikan baik dari
tabungan, deposito berjangka, modal inti yang berarti kemampuan bank
dalam menyalurkan kreditnya meningkat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
B. Saran
Penilaian tingkat kesehatan bank pada PD BPR Bank Daerah Madiun
secara keseluruhan dari tahun 2007—2009 adalah berpredikat sehat. Adapun
saran yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut:
1. Mengingat tujuan didirikannya PD BPR Bank Daerah Madiun adalah
untuk membantu peningkatan kegiatan uaha ekonomi lemah, seyogyanya
ketentuan-ketentuan tentang kebijakan penyaluran kredit lebih diarahkan
untuk kepentingan pedagang, pengusaha, maupun karyawan yang masuk
pada peringkat ekonomi lemah dengan persyaratan-persyaratan yang lunak
dimungkinkan dapat dipenuhi oleh para debiturnya sehingga potensi usaha
mereka semakin produktif.
2. Dalam menghadapi persaingan dalam dunia perbankan yang sangat ketat,
PD BPR Bank Daerah Kota Madiun harus membangun kepercayaan
kepada masyarakat. Langkah-langkah yang diambil yaitu dengan
meningkatkan kemampuan perusahaan dengan menjaga likuiditas tetap
tercukupi, ikut serta dalam program pemerintah yaitu penjaminan
simpanan, dan memberikan serta mempertahankan pelayanan yang baik
kepada nasabah.