Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergantian Auditor Pada...
Transcript of Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergantian Auditor Pada...
1
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergantian Auditor Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016
Desi emilia1, Ing Lengga Sari Munthe2, Asri Eka Ratih3
Program studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji
(UMRAH), Tanjungpinang, Indonesia
Email : [email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik,
Pergantian Manajemen, Opini Audit, Kesulitan Keuangan dan Audit Delay Terhadap
Audit Switching pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2013-2016.
Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
2013-2016. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah purposive sampling. Model analisis untuk penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik. Hasil penelitian
ini menunjukan bahwa secara parsial Pargantian Manajemen dan Opini Audit
berpengaruh terhadap Audit Switching sedangkan Ukuran Kantor Akuntan Publik, Kesulitan Keuangan, Audit Delay tidak berpengaruh terhadap Auditor Switching. Secara
simultan Ukuran Kantor Akuntan Publik, Pergantian Manajemen, Kesulitan Keangan, Opini Audit dan Audit Delay berpengaruh terhadap Auditor Switching.
Kata Kunci: Auditor Switching Ukuran Kantor Akuntan Publik, Ukuran, Pargantian Manajemen, Kesulitan Keuangan, Opini Audit, Audit Delay,
PENDAHULUAN
Pada saat ini banyak perusahaan yang go publik yang beroperasi di
Indonesia, sehingga mempengaruhi perekonomian di Indonesia saat sekarang ini,
semakin banyak perusahaan maka semakin banyak juga jasa audit yang di
butuhkan untuk peningkatan kualitas laporan keuangan perusahaan. Pemenuhan
standar audit oleh auditor dapat berdampak lamanya penyelesaian laporan audit,
tetapi juga berdampak peningkatan kualitas hasil audit. Pelaksanaan audit yang
semakin sesuai dengan standar membutuhkan waktu semakin lama. Hal ini
berdasarkan pada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), Kompartemen
Akuntan Publik, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, 2011) khususnya tentang standar
pekerjaan lapangan mengatur tentang prosedur dalam penyelesaian pekerjaan
lapangan seperti perlu adanya perencanaan atas aktivitas yang akan dilakukan,
pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern dan pengumpulan
bukti-bukti kompeten yang diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan
pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan.
Peraturan mengenai auditor switching dijelaskan kembali dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015 tentang Praktik Akuntan
2
Publik. Peraturan ini menyatakan bahwa pemberian jasa audit atas informasi
keuangan historis terhadap suatu entitas oleh seorang Akuntan Publik dibatasi
paling lama untuk lima tahun buku berturut-turut sedangkan pemberian jasa audit
oleh Kantor Akuntan Publik tidak di batasi (pasal 11 ayat 1). Akuntan publik yang
telah memberikan jasa audit atas informasi keuangan historis terhadap entitas
dapat memberikan kembali setelah dua tahun buku berturut-turut tidak
memberikan jasa tersebut (pasal 11 ayat 4).
Rumusan maslaah dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui Pengaruh
Ukuran KAP, Pergantian Manajemen, Opini Audit, Kesulitan Keuangan, dan
Audit Delay terhadap Auditor Switching pada Perusahan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016 baik secara parsial dan
simultan. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
pengaruh Ukuran KAP, Pergantian Manajemen, Opini Audit, Kesulitan
Keuangan, dan Audit Delay terhadap Auditor Switching.
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
Auditor switching
Auditor switching merupakan perpindahan auditor (KAP) yang dilakukan
oleh perusahaan klien. Bukti teoritis didasarkan pada teori agensi dan informasi
ekonomi. Dalam kedua kasus, permintaan layanan audit muncul terutama dari
adanya asimetri informasi. Dalam teori agensi, audit independen berfungsi untuk
mengurangi biaya agensi yang timbul dari perilaku mementingkan diri sendiri
oleh agen (manajer).
Ukuran Kantor Akuntan Publik
KAP adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berusaha di bidang
penerimaan jasa professional dalam praktek akuntansi publik,(Mulyadi,2013:61).
Ukuran Akuntan Publik dapat di katakan besar jika KAP tersebut berafiliasi
dengan big 4, mempunyai cabang dan kliennya perusahaan-perusahan besar.
Sedangkan ukuran Kantor Akuntan Publik KAP / auditor yang termasuk Big 4,
sehingga perusahaan tidak akan mengganti KAP-nya jika KAP tersebut sudah
bereputasi. Adapun KAP yang termasuk dalam kelompok KAP Big 4 yaitu :
1. Delloitte Touche Tohmatshu (Deloitte) yang berafiliasi dengan Hans
Tuanakotta mustofa & Halim; osman Ramli Satrio & rekan; osman
bing satrio & rekan.
2. Ernst & young (EY) yang berafiliasi dengan Prasetio, Sarwoko &
Sandjaja; Purwantono , Sarwoko & sandjaja
3. Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) yang berafiliasi denga
siddharta siddharta & widjaja.
3
4. Price Waterhouse Cooper (PwC) yang berafiliasi dengan haryanto
sahari & rekan; Tanudireja, wibisiena & rekan.
Pergantian Manajemen
Damayanti dan Sudarma (2008), menyatakan pergantian manajemen
disebabkan pihak manajemen berhenti karena kemauan sendiri atau keputasan
rapat umum pemegang saham, sehingga pemegang saham harus melakukan
pergantian manajemen yang baru yaitu direktur utama atau Chief Executive
Officer (CEO). Dengan adanya CEO baru mengakibatkan perubahan pada
kebijakan di dalam perusahaan seperti dalam bidang akuntansi, keuangan dan
pemilihan sebuah KAP.
Opini Audit Paragraf ketiga dalam laporan audit baku merupakan paragraf yang
digunakan oleh auditor untuk menyatakan pendapatnya mengenai laporan
keuangan yang disebutkannya dalam paragraf pengantar. Dalam paragraf ini
auditor menyatakan semua hal yang material, yang didasarkan atas kesesuaian
penyusunan laporan keuangan tersebut dengan prinsip berterima umum (Mulyadi,
2013).
Kesulitan Keuangan
Kesulitan Keuangan dalam penelitian ini diproksikan dengan Debt to
Equity Ratio (DER). Tujuan dari rasio ini adalah untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar hutang-hutang yang dimilikinya dengan modal atau
ekuitas yang ada. Menurut (Kasmir, 2015) rumus debt to equity ratio adalah
sebagai beriku
Audit delay
Menurut Ashton et.al (1987) dalam penelitian Wirakusuma (2004), Audit
Delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit dari akhir tahun fiskal perusahaan
sampai tanggal laporan audit dikeluarkan. Menurut Abdula (1996) dalam
penelitian Andi Kartika (2009), semakin panjang waktu yang dibutuhkan di dalam
mempublikasikan laporan keuangan tahunan sejak akhir tahun buku suatu
perusahaan milik klien, maka semakin besar pula kemungkinan informasi tersebut
bocor kepada investor tertentu atau bahkan bisa menyebabkan insider trading dan
rumor-rumor lain di bursa saham. Apabila hal ini sering terjadi maka akan
mengarahkan pasar tidak dapat lagi bekerja dengan maksimal. Dengan demikian,
regulator harus menentukan suatu regulasi yang dapat mengatur batas waktu
penerbitan laporan keuangan yang harus dipenuhi pihak emiten. Tujuannya untuk
tetap menjaga reliabilitas dan relevansi suatu informasi yang dibutuhkan oleh
pihak pelaku bisnis di pasar modal.
4
Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Auditor Switching
Penelitian Juliantari dan Rasmini (2013), menjelaskan perusahaan yang
telah menggunakan jasa KAP Big 4 menganggap memiliki kualitas audit yang
lebih baik, serta untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan dan reputasi
perusahaan di mata pemakai laporan keuangan. KAP besar biasanya dianggap
lebih mampu mempertahankan independensi auditor dibandingkan KAP kecil
karena mereka biasanya menyediakan berbagai layanan untuk klien dalam jumlah
besar sehingan mengurai ketergantungan mereka pada klien tertentu. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wijayanti(2010), Wijayani (2011), dan
Juliantari dan Rasmini (2013) bahwa ukuran KAP berpengaruh terhadap auditor
switching.
Pengaruh Pergantian Manajemen terhadap Auditor Switching
Sinarwati (2010) menyatakan Pergantian manajemen dalam perusahaan
sering kali diikuti oleh perubahan kebijakan dalam perusahaan. Begitu pula dalam
hal memilih KAP. Jika menajemen yang baru berharap bahwa KAP yang baru
lebih bias diajak berkerjasama dan lebih bias memberikan opini seperti yang
diharapkan olrh manajemen, disertai dengan adanya referensi tersendiri tentang
auditor yang akan digunakannya, Perusahaan akan mencari KAP yang selaras
dengan kebijakan dan pelaporan akuntansinya. Manajemen memerlukan auditor
yang lebih berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan pertumbuhan perusahaan
yang cepat, jika hal ini tidak terpenuhi, kemungkinan besar perusahaan akan
mengganti auditornya. Hal ini sejalan dengan penelitian Pawitri dan Yadnyana
(2015), bahwa pergantian manajemen berpengaruh terhadap auditor switching.
Pengaruh Opini Audit Terhadap Auditor Switching
Menurut Putra dan Surnyawa (2016) bahwa klien y
ang mendapat opini audit yang tidak diharapkan atas laporan keuangannya
akan cenderung mengganti KAP. Sebaliknya jika perusahaan telah memperoleh
opini waja tanpa pengecualian, kemungkinan dilakukannya pergantian auditor
akan semakin berkurang. Alasan suatu perusahaan melakukan Penggantian KAP
dapat disebabkan karena manjemen tidak menyukai apabila auditor mengeluarkan
hasil laporan audit yang kurang baik, karena opini yang kurang baik adalah
indikasi bahwa kinerja manajemen memburuk, ini dapat berpengaruh terhadap
kepercayaan investor. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Andriani
(2016), yang menyatakan bahwa opini audit berpengaruh terhadap auditor
switching.
5
Pengaruh Kesulitan Keuangan terhadap auditor switching
Kesulitan keuangan atau financial distress merupakan kondisi dimana
perusahaan mengalami kondisi yang tidak sehat dikhawatirkan akan mengalami
kebangkrutan. Menurut Wijayani (2011), perusahaan yang terancam bangkrut
lebih sering berpindah KAP dari pada perusahaan yang sehat. Dengan demikian,
perusahaan yang sedang mengalami masalah keuangan akan cendrung berpindah
KAP dengan alasan bahwa mereka perlu memiliki kualitas auditor yang baik. Hal
ini sejalan dengan penelitian Sinarwati (2010), bahwa financial distress
berpengaruh terhadap auditor switching.
Pengaruh audit delay terhadap auditor switching
Audit delay didefinisikan sebagai lamanya waktu penyelesaian audit yang
diukur dari tanggal tutup buku tahun perusahaan yaitu 31 Desember sampai
tanggal ditandatanganinya laporan audit (Robbitasari & Wiratmaja, 2013).
Apabila waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan auditnya terlalu
lama, menyebabkan perusahaan terlambat menyampaikan laporan keuangan ke
pasar modal dapat berpengaruh terhadap pergantian KAP Stocken (2000) dalam
(Juhartin, 2016).
BAHAN DAN METODE
Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Objek studi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah laporan keuangan dan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI tahun 2013-2016
Metode Penelitian
Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif, dan data yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang meliputi variabel-
variabel independen penelitian yaitu Ukuran KAP, Pergantian Manajemen, Opini
Audit, Kesulitan Keuanagan, Audit delay dan Audit Switching pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016. Informasi
tentang data yang diperlukan diperoleh dari Laporan Keuangan yang diunduh dari
website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).
Metode penentuan populasi dan sampel
Metode pengumpulan sampel (sampling method) yang digunakan dalam
penelitian adalah purposive sampling. Metode purposive sampling adalah metode
pengumpulan sampel yang berdasarkan pada kriteria tertentu untuk memperoleh
6
sampel yang representative terhadap populasi. Adapun kriteria-kriteria yang
digunakan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini antara lain;
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
periode 2011-2014
2. Menerbitkan laporan keuangan dan laporan tahunan yang telah di audit.
3. Perusahaan yang hanya menggunakan mata uang Rupiah (Rp) dalam
mempublikasikan laporan keuangan.
4. Perusahaan manufaktur melakukan perpindahan KAP minimal satu kali
selama periode 2011-2014.
Metode Penelitian
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
logistik (logistik regression) Regresi logistik digunakan karena terdapat capuran
skala variabel independen. Adapun model regresi logistik dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
SWITCH = α + b1 KAP + b2 UP+ b3 DAR + b4 DAR + b5 PM+e ….
Keterangan :
SWICTH :Auditor Switching
A : Konstanta
B1-b3 : Koefisien Regresi
KAP : Ukuran KAP
UP : Ukuran Perusahaan
DAR : Kesulitan Keuangan
OA : Opini Audit
PM : Pergantian Manajemen
e : Eror
HASIL
Table 4.1
Hasil statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
kesulitan
keuangan 96 .03723 1.57106 .4718824 .30947930
audit
delay 96 40 270 83.00 27.055
Valid N
(listwise) 96
Output deskriptif statistik pada tabel 4.2 diatas menunjukan bahwa jumlah
observasi (N) adalah 96. Kondisi keuangan perusahaan yang diukur degan DAR
menunjukan nilai maximum 1.57106 di PT. Apac Citra Centertex Tbk (MYTX)
7
nilai minimum 0.03723 di PT.Jaya Pari Steel Tbk (JPRS) nilai rata-rata
0.4718824 dan standar deviation 0.30947930 sedang audit delay yang di ukur
dengan hitungan hari menunjukan nilai maximum 270 nilai minimum 40 nilai
rata-rata 83.00 dan standar deviation 27.055
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi
ukuran KAP
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid KAP non
Big4 87 90.6 90.6 90.6
KAP Big4 9 9.4 9.4 100.0
Total 96 100.0 100.0
pergantian manajemen
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak
menganti
manajemen
82 85.4 85.4 85.4
mengganti
manajemen 14 14.6 14.6 100.0
Total 96 100.0 100.0
opini audit
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid selain wajar
tampa
pengecualian
56 58.3 58.3 58.3
wajar tampa
pengecualian 40 41.7 41.7 100.0
Total 96 100.0 100.0
audit switching
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak
mengganti
KAP
62 64.6 64.6 64.6
menganti
KAP 34 35.4 35.4 100.0
Total 96 100.0 100.0
Dari tabel tersebut dapat di ketahui bahwa terdapat perusahaan 87 atau
90.6% yang menggunakan KAP non Big4 dan 9 atau 9.4% perusahaan yang
menggunakan KAP Big4 hasil ini menunjukan bahwa perusahaan manufaktur di
8
Bursa Efek Indonesia selama perode 2013-2016 lebih banyak yang menggunakan
KAP non Big4 dari dari pada yang mengunakan KAP Big4.
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa untuk Pergantian Manajemen
sebanyak 14 atau 14.6% yang melakukan pergantian dan yang tidak melakukan
pergantian 82 atau 85.4%. Maka dapat diketahui bahwa lebih banyak yang tidak
melakukan pergantian manajemen dari pada yang melakukan pergantian
manajemen.
Opini audit juga dapat dilihat dari tabel 4.3 yang menunjukan bahwa 56
atau 58.3% perusahhan yang mendapatkan opini selain Wajar Tampa
Pengecualian (WTP) dan 40 atau 41.7% perusahaan mendapatkan opini Wajar
Tampa Pengecualian (WTP). Hai ini menunjukan bahwa perusahan lebihbanyak
mendapatkan opini Wajar Tampa Pengecualian (WTP).
Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa perusahaan yang melakukan auditor
switching sebanyak 34 atau 35.4% dan perusahaan yang tidak melakukan auditor
switching 62 atau 64.6%. Hal ini menunjukan bahwa lebih banyak perusahaan
yang melakukan auditor switching dibandingkan dengan yang tidak melakukan
auditor switching.
Tabel 4.3
Hasil pengujian -2 LogL (awal )
Iteration Historya,b,c
Iteration
-2 Log
likelihood
Coefficients
Constant
Step
0
1 124.804 -.583
2 124.798 -.601
3 124.798 -.601
Tabel 4.4
Hasil Pengujian -2 LogL (akhir)
Iteration Historya,b,c,d
Iteration
-2 Log
likelihood
Coefficients
Constant KAP CEO OPINI DAR AD
Step 1 1 98.113 -.361 -.130 1.573 -1.466 -.585 .005
2 96.021 -.618 -.227 1.989 -2.011 -.860 .011
3 95.937 -.712 -.251 2.101 -2.139 -.944 .012
4 95.937 -.716 -.252 2.108 -2.145 -.949 .012
9
5
95.937 -.716 -.252 2.108 -2.145 -.949 .012
Dari tabel di atas menunjukan adanya penurunan nilai -2log likelihood,
dimana nilai -2log likelihood pada model awal (block number=0) sebesar 124.798
menjadi 95.937 pada -2log likelihood setelah variable bebas dimasukan ke dalam
model (block number=1) ini menunjukan model regresi yang lebih baik atau
dengan kata lain model yang di hopotesiskan fit dengan data.
Koefisien determinasi
Untuk mengetahui seberapa besar variabel ukuran KAP, pergantian
manajemen, opini audit, kesulitan keuangan dan audit delay berpengaruh
terhadap Auditor switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia digunakan nilai nagelkerke’s R square. Nagelkerke’s
R Square merupakan modifikasi dari cox and snell R Square yang dapat di
inteprestasikan seperti nilai R Square pada regresi berganda. Berikut
adalah nilai cox nd snell R Square yang dihasilkan dari model logistik :
Tabel 4.5
Hasil uji nagelkerke R Square
Model Summary
Step
-2 Log
likelihood
Cox &
Snell R
Square
Nagelkerke
R Square
1 95.937a .260 .357
Berdasaekan tabel diatas di ketahui nilai cox and snell R Square
yang di peroleh sebesar 0,260 dengan nilai nagelkerke R Square 0.357. hal
ini menunjukan bahwa Auditor switching pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia di pengaruhi oleh Ukuran KAP,
pergantian manajemen, opini audit, kesulitan keuangan, dan audit delay
sebesar 24% dan 76 % sisanya di pengaruhi oleh faktor lain yang tidak di
teliti.
Menguji Kelayakan Model Regresi
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan hosmer and
Lemeshow’s Goodness of Fit Test yang diukur dengan nilai Chi-square. Jika
Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test menghasilkan nilai signifikan Chi-
square lebih besar dari 0.05 berati model mampu memprediksi nilai observasinya
atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data
observasinya. Jika nilai Chi-squarenya lebih kecil dari 0,05 berati data perbedaan
signifikan antara model dengan observasinya.
10
Tabel 4.6
Hasil pengujian Hosmer and Lemesshow’s Goodness o Fit
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square Df Sig.
1 7.891 8 .444
Dari hasil pengujian Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test i
ketahui bahwa nilai Chi-square sebesar 7.891 dengan Df 8 dan tingkat signifikan
0.444. hasil tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti model dapat diterima
karena model sesuai dengan data observasinya.
Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variable bebas (independen ). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable independen.
Pengujian ini menggunakan matriks kerelasi antara variable bebas untuk melihat
besarnya korelasi antar variable indepanden.
Tabel 4.7
Uji Multikolinearitas
Correlation Matrix
Constant KAP CEO OPINI DAR AD
Step 1
Constant 1.000 -.134 -.025 -.106 -.002 -.839
KAP -.134 1.000 -.178 .106 -.122 .102
CEO -.025 -.178 1.000 -.126 .026 -.044
OPINI -.106 .106 -.126 1.000 .260 -.159
DAR -.002 -.122 .026 .260 1.000 -.464
AD -.839 .102 -.044 -.159 -.464 1.000
Dari tabel di atas menunjukan tidak adanya nilai koefisien korelasi antara
variable yang nilainya lebih besar dari 0.9 maka tidak ada gejala miltikoleniaritas
yang serius antara variable bebas.
Model Regresi Logistik
Model regresi logistik yang terbentuk disajikan pada tabel 4.8 sebagai berikut :
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a KAP -.252 .922 .075 1 .784 .777
11
CEO 2.108 .810 6.765 1 .009 8.232
OPINI -2.145 .606 12.531 1 .000 .117
DAR -.949 .903 1.103 1 .294 .387
AD .012 .013 .902 1 .342 1.012
Constant -.716 .979 .535 1 .464 .488
a. Variable(s) entered on step 1: KAP, CEO, OPINI, DAR, AD.
Berdasarkan hasil diatas di peroleh model logistik sebagai berikut:
SWITCH= a -b1 KAP + b2 PM + b3 OA + b4 DAR + b5 AD +e……
SWITCH= -0.095-0.207KAP + 1.023PM + -0.288OA + 0.075DAR + 0.003AD
Pengujian Secara Simultan
Tabel 4.9
Omnimbus ( Simultan )
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square Df Sig.
Step 1
Step 28.861 5 .000
Block 28.861 5 .000
Model 28.861 5 .000
Berdasarkan tebel diatas di peroleh nilai sig sebesar 0,000, karena nilai ini lebih
kecil dari 0,5 (5%) maka hipotesis ke enam dapat diterima sehingga dapat di
simpulkan bahwa variabel ukuran KAP, pergantian manajemen, opini audit,
kesulitan keuangan, dan audit delay berpengaruh terhadap auditor switching.
PEMBAHASAN
Pembahasan penelitian
Pengaruh Ukuran KAP Terhadap Auditor Switching
Penelitian ini gagal membuktikan adanya pengaruh ukuran KAP terhadap
auditor switching. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan
sebelumnya oleh (Andriyani, 2016). Dalam penelitian ini, sebagian besar dari
perusahaan- perusahaan sampel menggunakan KAP non Big4 dengan sampel 87
atau 0.6% dan KAP Big4 9 atau 9.4% dari total perusahaan sampel. Hal ini
mungkin disebabkan karena perusahaan sudah merasa nyaman dengan auditor
yang dipakainya saat ini. Selain itu KAP skala besar cendrung membutuhkan
biaya besar pula, perusahan- perusahaan yang dijadikan sampel sebagian besar
adalah perusahaan dalam skala kecil oleh karena itu mereka lebih memilih KAP
skala kecil juga agar biaya tidak terlalu tinggi dan tidak mencoba menganti ke
KAP skala besar.
Pengaruh Pergantian Manjemen Terhadap Auditor Switching
Pergantian manajemen mungkin dilakukan perusahaan karena hasil kinerja
manajemen yang buruk atau ada pergantian kepemilikan perusahaan. Namun
12
ketika terjadi pergantian manajemen, Setia manajemen punya gaya kepemimpinan
dan punya tujuan masing-masing. Jadi, jika terdapat pergantian manajemen akan
secara langsung atau tidak langsung mendorong auditor switch karena manajemen
perusahaan yang baru cenderung akan mencari KAP yang sesuai dengan
kebijakan-kebijakan manajemen. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Wijayanti (2011) yang menyatakan bahwa pergantian manajemen
berpengaruh terhadap auditor switching, sedangkan penelitian mendukung
penelitian Andriani (2015) yang menyatakan bahwa pergantian manajemen tidak
berpengaruh terhadap auditor switching.
Pengaruh Opini Audit terhadap Auditor Switching
Hal ini menunjukan bahwa perusahaan kan mengganti KAP yang baru jika
mendapatkan opini selain wajar tampa pengecualian karena opini audit
merupakan cerminan dari laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Oleh karena itu, perusahaan menginginkan opini audit wajar tampa pengecualian
terhadap laporan keuangannya. Ketika perusahaan mendapatkan opini tampa
pengecualian hal ini dapat mempengaruhi pengambilan keputusan ppihak
investor yang enggan membeli saham di perusahaan yang mendapatkan opini
selain wajar tampa pengecualian.
Dengan mendapatkan opini wajar tampa pengecualian perusahaan akan
lebih baik dimata investor, sehingga perusahaan lebih mudah untuk melakukan
kegiatan bisnis yang memerlukan laporan keuangan yang telah di audit dan
beropini wajar tampa pengecualian
Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Pawitri dan
Yadnyana (2015) dan wijayanti (2011) bahwa opini audit tidak berpengaruh
terhadap auditor switching, dan penelitian ini mendukung penelitian yang
dilakukan Andriyani (2015) yang menyatakan bahwa opini audit berpengaruh
terhadap auditor switching.
Pengaruh Kesulitan Keuangan Terhadap Auditor Switching
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti (2010
) kesulitan keuangan tidak menjadi faktor penyebab perusahaan untuk melakukan
pergantian Auditor. Perusahaan dalam kesulitan keuangan cendrung untuk tidak
Melakukan Auditor switching karena memperhatikan persentasi pemegang saham
sebagai pemilik dana diperusahaan, perusahaan juga tidak berpindah auditor untik
menghindari anggapan negative dari ekternal ketika melakukan auditor switching
karena kesulitan keuangan yang dialami perusahaan.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Andriyani (2015) dan Putra dan Ketut (2016) bahwa kesulitan keuangan tidak
bepengaruh terhadap auditor switching. Sedangkan penelitian Mahantara (2012)
bahwa kesulitan keuangan berpengaruh terhadap auditor switching.
Pengaruh Audit Delay Terhadap Auditor Switching
Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa audit delay berpengaruh
signifikan terhadap auditor switching. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan
13
penelitian yang dilakukan oleh Pawitri & Yadnyana (2015), namun hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Jurhatian (2015) yang
menyatakan bahwa audit delay tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor
switching. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan masih memiliki pertimbangan
untuk tetap mempertahankan KAP lama demi menjaga reputasi mereka di mata
investor maupun calon investornya dan apabila perusahaan mengganti KAPnya,
maka KAP baru perlu melakukan pemahaman atas bisnis perusahaan dan risiko
yang membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan jika perusahaan tetap
menggunakan KAP yang lama.
Pengaruh Ukuran KAP, Pergantian Manajemen, Opini Audit, Kesulitan
Keuangan, dan Audit Delay Terhadap Auditor switching.
Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa ukuran KAP,
pergantian manajemen, opini audit, kesulitan keuangan, dan audit delay
berpengaruh secara simultan terhadap kemungkinan perusahaan melakukan
auditor switching. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji hipotesis dimana ukuran
KAP, pergantian manajemen, opini audit, kesulitan keuangan,dan audit delay
signifikan pada 0,000 yang lebih kecil dibandingkan dengan signifikansi 5%
(0,05). Dengan demikian penelitian ini menerima hipotesis keenam (H6) yang
menyatakan bahwa ukuran KAP, pegantian manajemen, opini audit, kesulitan
keuangan, dan audit delay berpengaruh secara simultan terhadap kemungkinan
perusahaan melakukan auditor switching.
DAFTAR PUSTAKA.
Andriani, W. (2016). Pengaruh Ukuran Kantor Akuntansi Publik, Ukuran
Perusahaan, Kesulitan Keuangan, Opini Audit Dan Pergantian Manajemen
Terhadap Auditor Switching pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
Di BEI Tahun 2011-2014. Skripsi , Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariatif dengan program IBM SPSS 21
Edisi Ketujuh. Semarang : Universitas Dipenogoro.
Indonesia, I. A. (2011). Standar Profesional Akuntansi Publik. Jakarta : Salemba
Empat.
Kasmir, D. (2015). Analisis Laporan Keuangan Edisi 1 Cetakan 6. Jakarta:
Rajawali Pers.
Menteri Keuangan . (Jasa Akuntan Publik). Putusan Menteri Keuangan . Nomor
423/Kmk.06/2002 No 359/Kmk.06/2003 , Jakarta, 2003.
Menteri Keuangan . (2008). Putusan Menteri Keuangan Republik INdonesia.
Nomor 17/Pmk.01/2008 Pasal 3 "Jasa Akuntan Publik " , Jakarta.
Mulyadi. (2013). Auditing. Jakarta : Salemba Empat.
14
Pawitri & Yadnyana. (2015). Pengaruh Audit Delay, opini Audit Reputasi Auditor
dan Pergantian Manajemen pada Voluntary Auditor Switching. E-jurnal
Akuntansi Universitas Udayana 10.1 , ISSN : 2302-8578
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2015 tentang Praktik Akuntan Publik.
(n.d.).
Putra & Suryanawa. (2016). Pengaruh Opini Audit dan Reputasi pada Auditor
Switching Dengan Financial Distress Sebagai Variabel Moderasi. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana.14.2.Febuari , ISSN : 2302-8556.
Sari, F. F. (2018). Pengaruh Opini Audit, Financial distress, Perubahaan ROA,
dan Pertumbuhan Perusahaan Klien terhadap Auditor Switching ( studi pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-
2016). Universitas Islam Indonesia .
Sudarma, M. &. (2008). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan
Berpindah Kantor Akuntan Publik . Simposium Nasional Akuntansi 11 ,
Pontianak.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan. . (n.d.).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan
Publik. . (n.d.).
Wijayani, E. D. (2011). Analisi faktor- faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Di
Indonesia Melakukan Auditor Switching. Skripsi , Universitas Diponegoro.
Wijayanti, M. P. (2010). Analisis Hubungan Auditor_ klien: faktor-faktor yang
Mempengaruhi Auditor Switching di Indonesia. Skripsi , Universitas
dipenogoro.