FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN...

110
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PASIEN TUBERKULOSIS PARU DALAM PENCEGAHAN PENULARAN TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS TANGERANG SELATAN TAHUN 2013 Proposal Skripsi Ditujukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Disusun Oleh: Humaira 109104000049 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M

Transcript of FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN...

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PERILAKU PASIEN TUBERKULOSIS PARU DALAM

PENCEGAHAN PENULARAN TUBERKULOSIS DI

PUSKESMAS TANGERANG SELATAN TAHUN 2013

Proposal Skripsi

Ditujukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

(S.Kep)

Disusun Oleh:

Humaira

109104000049

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1434 H/2013 M

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

ii

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

iii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

Skripsi, Oktober 2013

Humaira, NIM: 109104000049

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pasien Tuberkulosis Paru

dalam Pencegahan Penularan di Puskesmas Tangerang Selatan.

Xviii + 64 halaman + 8 tabel + 2 skema + 5 lampiran.

ABSTRAK

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh

Mycobacterium Tuberculosis yang ditularkan melalui udara. Indonesia belum

terbebas 100% dari infeksi tersebut, walaupun banyak upaya pencegahan dan

penatalaksanaan, dikarenakan penyakit ini sangat mudah menyebar. Angka

kejadian kasus baru TB paru juga meningkat setiap tahunnya.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungn

dengan pasien TB paru terhadap perilaku pencegahan penularan TB di Puskesmas

Wilayah Tangerang Selatan pada tahun 2013. Faktornya adalah jenis kelamin, tipe

TB, dan Pengetahuan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan

desain cross sectional dengan p = 0,005. Responden berjumlah 32 dengan total

sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data yang

digunakan adalah analisa univariat dan bivariat berupa uji chi-squre, uji fisher,

dan uji spearman. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara jenis

kelamin, tipe TB dan pengetahuan pasein TB paru dengan perilaku pencegahan

penularan TB (p jenis kelamin= 0,24, p tipe TB= 0,49, p pengetahuan= 0,741).

Rekomendasi penelitian ini adalah peneliti selanjutnya dapat melanjutkan

penelitain ini lebih dalam pada responden yang lebih banyak serta menambahkan

faktor-faktor lain misalnya dukungan keluarga, usia, dan sebagainya. Sehingga

dengan mengetahui hubungan faktor-faktor tersebut, mempermudah petugas

kesehatan dalam memberi pelayanan terhadap pasien TB paru, dan nantinya

diharapkan terjadi penurunan penemuan kasus baru TB paru.

Kata kunci : Tuberkulosis, Perilaku, Pencegahan penularan.

Referensi : 59 (2002 - 2013)

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

iv

FAKULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

SCHOOL OF NURSING

SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF

JAKARTA

Undergraduate Thesis, Oktober 2013

Humaira, NIM: 109104000049

Factors related to the Behavior of Pulmonary Tuberculosis Patients in the

prevention of Transmission in Puskesmas South Tangerang

Xviii + 64 pages + 8 tables + 2 schemes + 5 attachments

ABSTRACT

Tuberculosis (TB) is an infectious disease which is caused by Mycobacterium

Tuberculosis and it is transmitted through the air. Indonesia is not 100% free from

this kind of illness although many ways to prevent and treat, because it can spread

easily. The number of new pulmonary TB cases is also increasing every year.

The objective of this research is to know the factors which associate with

pulmonary TB patients toward their behaviour to prevent the TB transmission at

Puskesmas in South Tangerang in 2013. The factors are sex, TB type, and

knowledge. This research uses qualitative method with cross sectional design with

p = 0.005. There are 32 respondents with total sampling. The data is obtained by

using questionnaires. Analysis of the data which are used are univariate and

bivariate in form of chi-square test, Fisher test, and the Spearman test. Statistical

test results showed no relationship between gender, type of TB, and knowledge of

pulmonary TB patients with their behaviour to prevent the TB transmission (sex p

= 0.24, p = 0.49 TB type, knowledge p = 0.741).

Recommendation of this research is for the next research can continue this

research and to more respondent and more in other factors such as family support,

age and so on. So, by knowing the relationship between those factors, it can

facilitate health workers in providing care to pulmonary TB patients and hopefully

there will be a decline in the discovery of new cases of pulmonary tuberculosis.

Keywords : Tuberculosis, Behavior, Prevention of transmission.

Reference : 59 (2002 -2013)

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul

F'AKTOR- X'AKTOR YANG BERHUBT]NGAN DENGAN PERILAKU PASIENTUBERKULOSIS PARU DALAM PENCEGAHAI[ PENULARAN

DI PUSKESMAS TANGERANG SELATAN TAHUN 2013

Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh:

HUMAIRA

NIM: 109104000049

Pembimbing I Pembimbing II

rMMaulina llandayani, S.Kp, MSc

NrP. 197902,0200s4,2002

Penguji II

Ernawati, S.Kp, M.Kep, Sp. KMB

NrP. 19731 106200s012003

Yenita M. Kep, Sp. Mat., Ph.D

NIP. 19720608 200604 2001"a),-4Maulina Handavani. S.Kn. MSc

NrP. 19790210 200501 2002

Penguji III

WErnawati o S.Kp, M.Kep, Sp. KMB

NrP. 19731 106200s012003

lt

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

LEMBAR PENGESAIIAN

PANITIA SII}AI\G UJIAN SKRIPSI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKTILTAS KEPOIilERAN DAI\ ILMU KESEHATAN

T]NIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF IIIDAYATULLAI{ JAKARTA

Ciputat, Oktober 2013

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Kqrerawatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

-

Prof. FR 'rrdin. Sp. And

m

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : HUMAIRA

Tempat, tanggal Lahir : Blang Jruen, 04 April 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat :

HP : +6281210653463

E-mail : [email protected]

Fakultas/Jurusan :

PENDIDIKAN

1. SDN Inpres Blang Jruen 1997-2003

2. MTs Pon Pes Al-Kautsar Al-Akbar Medan 2003-2006

3. MA Pon Pes Al-Kautsar Al-Akbar Medan 2006-2009

4. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2009-sekarang

Dusun Keumudee, Ds. Blang Jruen, Tanah Luas,

Aceh Utara, Aceh.

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/

Program Studi Ilmu Keperawatan

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

ix

Persembahan

Teruntuk Ayahanda H. Sulaiman dan Ibunda Murniati

yang tercinta senantiasa memberikan dukungan penuh, baik

berupa material maupun spiritual yang selalu mengiringi setiap

langkah dan semangatku sampai saat ini dengan doa tulus ikhlas.

Kalian orang tua No.1 untukku.

Saudara ku bang Zulfahmi dan kak Khairunnisa serta adik-

adikku Zaqki dan Andi dan juga keponakanku Abrar, serta iparku

tersayang bang Wan dan kak Kiki yang selalu dapat memberikan

semangat disaat aku lelah selama proses mengejar cita-cita ku ini.

Buat M. April yang selalu berdoa dan memberi dukungan

serta selalu bisa membuatku tersenyum dan membangkitkan

semangat dalam kelelahan yang kurasakan. Sehingga aku bisa

bangkit dan berdiri tegak kembali.

Sahabat-sahabat terbaikku “D-A-D-U” (Dewi, Dian, Ulfi),

Tika, Ainul dan Asdar yang selalu meluangkan waktu kalian

untukku berkeluh kesah dan memberikan motivasi-motivasi

terbaik mereka. Terimakasih buat semua yang telah kalian

berikan dalam hidupku.

Teman-teman terbaikku di akademik “The Fighters” seluruh

teman di akademikku terima kasih atas motivasi, semangat, dan

bantuan serta jalinan pertemana yang tak terlupakan.

Teman-teman di CSS MoRA dan IMAPA (Ikatan Mahasiswa

dan Pemuda Aceh) yang mengajarkanku bersosial dengan orang

lain selama masa pendidikan di UIN Syari Hidayatullah.

Kupersembahkan semua ini untuk kalian yang begitu

berarti dan telah mengisi lukisan hidupku, semuanya begitu indah

dan tak akan terlupakan.

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah

memberikan karunia, rahmat, taufik, nikmat, dan hidayah-Nya sehingga peneliti

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul faktor-faktor yang berhubungan

dengan perilaku pasien tuberkulosis paru dalam pencegahan penularan di

Puskesmas Tanggerang Selatan. Shalawat dan salam semoga tetap disanjungkan

keharibaan junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Pembawa syari’ah-Nya yang

universal bagi semua umat manusia dalam setiap waktu dan tempat sampai akhir

zaman. Semoga kita kita mendapat syfaatnya dihari akhir kelak. Amin

Dalam penyusunan skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang

peneliti hadapi, namun syukur Alhamdulillah dengan doa, kesungguhan, kerja

keras, dan kesabaran disertai dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik

langsung maupun tidak langsung, segala ritangan dapat diatasi dengan sebaik-

baiknya yang pada akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan.

Oleh sebab itu, sudah sepantasnya pada kesempatan ini peneliti ingin

mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr (hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Bapak Waras Budi Utomo S.Kep, Ns, MKM selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Tien Gartinah, MN selaku Dosen Penasehat Akademik peneliti yang telah

membimbing dan selalu memberikan nasehat kepada peneliti selama

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

xi

menjalani masa pendidikan di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Ernawati, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB selaku pembimbing pertama dan Ibu

Maulina Handayani, S.Kp, Msc selaku pembimbing kedua yang telah

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran serta kesabaran selama membimbing

dan memberikan banyak masukan, pengetahuan, dan bimbingan pada peneliti.

5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen atau Staf Pengajar, pada lingkungan Program

Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu

pengetahuannya kepada peneliti selama duduk di bangku kuliah serta staff

akademik Bapak Azib Rosyidi, S.Psi dan Ibu Syamsiyah yang telah

memudahkan dalam birokrasi.

6. Segenap Jajaran Staf dan Karyawan Akademik dan Perpustakaan Fakultas

yang telah banyak membantu dalam pengadaan referensi-referensi sebagai

bahan rujukan skripsi.

7. Kementrian Agama RI, selaku pemberi beasiswa. Sehingga penulis dapat

menempuh pendidikan di Program Studi Keperawatan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah.

8. Pihak Puskesmas Ciputat Timur, Puskesmas Situ Gintung, dan Pisangan yang

telah memberikan kesempatan dan perizinan dalam melakukan studi

pendahuluan untuk penyusunan skripsi ini.

9. Kepada pasien tuberkulosis yang pernah peneliti rawat dan peneliti teliti,

mereka begitu tabah dengan pengobatannya. Dari sanalah peneliti bisa belajar

banyak tentang TB dan menjadi dasar dalam penelitian ini.

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

xii

10. Kak Umsiah yang banyak membantu peneliti melalui skripsinya dan Kak TB

yang juga sangat membantu dalam penyusunan Skipsi ini.

11. Terimakasih untuk semua pihak yang telah membantu, baik dari segi

pendapat, material dan lain-lain yang sangat membantu dalam penelitian ini.

Akhir kata, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun

sehingga peneliti dapat memperbaiki skripsi ini. Peneliti berharap semoga

penelitian ini dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi

pembaca yang mempergunakannya terutama untuk proses kemajuan pendidikan

selanjutnya.

Ciputat, 11 Oktober 2013

Humaira

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................... ii

ABSTRAK ............................................................................................................... iii

ABSTRACT ............................................................................................................. iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN ........................................................................... v

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................. viii

LEMBAR PERSEMBAHAN .................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................................. xiii

DAFTAR BAGAN ................................................................................................... xvii

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xix

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum ................................................................................. 5

2. Tujuan Khusus ................................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Puskesmas .............................................................. 6

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

xiv

2. Manfaat Bagi Pofesi Keperawatan ............................................... 6

3. Manfaat Bagi Peneliti .................................................................. 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 6

BAB II : TINJAUAN TEORI

A. Tuberkulosis (TB)

1. Definisi ........................................................................................ 8

2. Etiologi ........................................................................................ 8

3. Klasifikasi .................................................................................... 9

4. Patofisiologi .................................................................................. 10

5. Manifestasi Klinis ......................................................................... 11

6. Penegakan Diagnosis .................................................................... 13

7. Pengobatan ................................................................................... 14

8. Komplikasi ................................................................................... 15

9. Cara Penularan ............................................................................. 15

10. Pencegahan Penularan .............................................................. 18

B. Perilaku

1. Definisi Perilaku ........................................................................... 19

2. Teori Perilaku Lowren Green ....................................................... 20

a. Jenis Kelamin ........................................................................... 21

b. Tipe Pasien TB ......................................................................... 21

c. Pengetahuan ............................................................................. 23

d. Pelayanan Kesehatan ................................................................ 24

e. Perilaku Pasien TB ................................................................... 25

C. Kerangka Teori .................................................................................. 27

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

xv

BAB III: KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep .............................................................................. 28

B. Hipotesis ............................................................................................ 29

C. Definisi Operasional .......................................................................... 30

BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian ............................................................................... 32

B. Lokasi dan waktu penelitian ............................................................. 32

C. Populasi dan sampel .......................................................................... 32

D. Teknik pengambilan sampel .............................................................. 34

E. Instrumen penelitian .......................................................................... 34

F. Uji validitas dan reabilitas ................................................................ 36

G. Metode Pengumpulan data ................................................................ 38

H. Pengolahan data ................................................................................ 40

I. Analisis data ...................................................................................... 41

J. Etika penelitian .................................................................................. 43

BAB V : HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Dinas Kesehatan Tangerang Selatan ................................ 44

1. Puskesmas Ciputat Timur ............................................................. 44

2. Puskesmas Situ Gintung ............................................................... 46

3. Puskesmas Pisangan ..................................................................... 47

B. Analisa Univariat ............................................................................... 48

C. Analisa Bivariat ................................................................................. 50

BAB VI : PEMBAHASAN

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

xvi

A. Analisa Univariat ............................................................................... 53

B. Analisa Bivariat ................................................................................. 57

C. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 62

BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Keseimpulan ...................................................................................... 64

B. Saran .................................................................................................. 64

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

xvii

DAFTAR BAGAN

Nomor Bagan Judul Bagan Hal

2.1 Kerangka teori .............................................................................. 27

3.1 Kerangka konsep penelitian .......................................................... 28

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

xviii

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman

4.1 Tabel interpretasi kekuatan koefisien korelasi .................................. 42

5.1 Distribusi jenis kelamin pasien TB paru di Puskesmas Tangerang

Selatan tahun 2013 ............................................................................ 48

5.2 Distribusi tipe pasien TB paru di Puskesmas Tangerang Selatan

tahun 2013 ......................................................................................... 48

5.3 Distribusi pengetahuan pasien TB paru di Puskesmas Tangerang

Selatan tahun 2013 ............................................................................ 49

5.4 Distribusi perilaku pasien TB paru di Puskesmas Tangerang

Selatan tahun 2013 ............................................................................ 49

5.5 Korelasi jenis kelamin pasien TB paru dengan perilaku pencegahan

di Puskesmas Tangerang Selatan tahun 2013 .................................... 50

5.6 Distribusi jenis kelamin pasien TB paru di Puskesmas Tangerang

Selatan tahun 2013 ............................................................................ 51

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumen perizinan

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 3 Kuesioner penelitian

Lampiran 4 Hasil uji validitas dan riliabilitas

Lampiran 5 Hasil penelitian

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuberkulosis (TB) merupakan infeksi penyakit menular yang disebabkan

oleh bakteri Mycobakterium tuberculosis, suatu basil aerobik tahan asam, yang

ditularkan melalui udara (Asih, 2004). Penanganan dan pemberantasan TB

Indonesia menyatakan bahwa TB merupakan penyakit menular yang

disebabkan oleh kuman TB. TB lebih sering menyerang paru-paru, namun juga

dapat menyerang bagian tubuh lain seperti selaput otak, kulit, tulang, kelenjar

getah bening dan bagian tubuh lainnya (PPTI, 2012).

Sejak tahun 1993, World Health Organization (WHO) menyatakan

bahwa terjadi kegawatdaruratan global disebabkan oleh infeksi TB. Walaupun

strategi DOTs (Directly Observed Treatment Short course) terbukti sangat

efektif untuk pengendalian TB, namun beban penyakit TB di masyarakat masih

sangat tinggi (STRANAS TB, 2011).

Hampir 10 tahun Indonesia menjadi peringkat ke-3 sedunia dalam kasus

tuberkulosis, namun pada tahun 2009 posisi Indonesia menurun keperingkat 5

dan termasuk dalam pencapaian kinerja 1 tahun Kementrian Kesehatan (WHO

Global Tuberculosis Control 2010). Pada tahun 2009 ditemukan 9,4 juta kasus

baru tuberkulosis (bppsdmk.depkes, 2012). Global Report TB WHO tahun

2011 melaporkan bahwa, angka penemuan baru TB paru BTA positif

meningkat 5,2% dibandingkan dengan tahun 2010. Menurut catatan

departemen kesehatan, sepertiga penderita ditemukan di RS dan sepertiganya

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

lagi di Puskesmas dan selebihnya tidak terdata atau terdeteksi dengan baik

(Depkes, 2011).

Hasil yang diperoleh dari SKRT (survey kesehatan rumah tangga) pada

tahun 1992, menunjukkan bahwa jumlah penderita tuberkulosis semakin

meningkat dan menyebabkan kematian terbanyak pada urutan kedua. survey

kesehatan nasional 2001 menyatakan TB menempati urutan ketiga penyebab

kematian (9,4 %) (Widoyono, 2008). Pada tahun 2009, 1,7 juta orang

meninggal karena TB tersebut (bppsdmk.depkes, 2012). Depkes RI pada tahun

2012 menyatakan bahwa setiap hari terdapat 175 orang Indonesia meninggal

dunia akibat penyakit tuberkulosis. Jadi, kematian akibat TB paru dalam

setahun mencapai 64.000 warga Indonesia (PPTI, 2013).

Pada tahun 2011 terdapat banyak penemuan baru TB paru BTA positif di

Indonesia. Banten sendiri menduduki peringkat keenam tertinggi dengan

penemuan baru TB paru BTA positif (Profil data Kesehatan Indonesia, 2011).

Dinas kesehatan Tangerang selatan melaporkan bahwa terdapat 570 penderita

TB paru atau sekitar 0,04% dari jumlah penduduk di Tangerang Selatan.

Peringkat tertinggi penderita TB paru tersebut berada di wilayah kerja

Puskesmas Ciputat Timur yaitu 83 pasien atau sekitar 14,6% dari jumlah

pasien keseluruhan masyarakat di area kerja Puskesmas tersebut. Ditemukan

77 kasus baru dan 6 kasus lama penderita TB paru di Puskesmas tersebut.

Puskesmas Pisangan dan Gintung merupakan Puskesmas baru dan mempunyai

program pemberantasan TB serta dalam tahap pencarian kasus baru TB (Profil

kesehatan Dinkes Tangsel, 2011).

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ada 3 faktor yang menjadi penyebab tingginya kasus TB di Indonesia,

yaitu: waktu pengobatan yang memakan waktu panjang (6-8 bulan),

menyebabkan penderita TB sulit sembuh karena pasien tersebut putus obat

setelah merasa sehat walaupun proses pengobatan belum selesai. Selain itu,

kasus TB diperberat oleh adanya peningkatan infeksi HIV/AIDS yang

berkembang secara pesat dan muncul permasalahan baru yaitu TB-MDR

(Multi Drug Resistant). Masalah lain adalah adanya penderita TB laten yaitu

dimana penderita tidak sakit namun ketika daya tahan tubuhnya menurun maka

penyakit TB tersebut akan muncul (Yoga dalam bppsdmk.depkes, 2012).

Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit yang membahayakan di

Indonesia. Kuman TB sangat mudah menyebar, satu orang penderita TB dapat

menularkan kuman tersebut kepada 10-15 orang lainnya, 10% darinya akan

berkembang dan menderita penyakit tuberkulosis. Daya penularan seorang

penderita TB ditentukan oleh banyaknya kuman TB yang dikeluarkan dari

parunya ketika batuk (Cahyono, 2010). Penyakit ini seperti flu biasa yang

mudah dan cepat menyebar pada orang-orang yang hidup bersama penderita.

Saat ini upaya pencegahan dini telah dilakukan dengan imunisasi BCG pada

balita, namun Indonesia belum terbebas 100 % dari penyakit infeksi ini

(Kristanti, 2009).

Survey prevelensi TB tahun 2004 terhadap pengetahuan sikap dan

perilaku penderita TB hanya 26% yang dapat menyebutkan gejala dan tanda

TB dan hanya 51% keluarga memahami cara penularan TB (Depkes, 2011).

Penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti mengenai

perilaku pencegahan penularan TB. Maka diperoleh hasil bahwa pengetahuan,

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

4

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sikap, dan pelayanan kesehatan dapat mempengaruhi perilaku pencegahan

penularan TB. Namun ada juga yang memperoleh hasil tidak ada hubungan

faktor-faktor tersebut dengan pencegahan penularan TB . (Djannah 2009,

Umsiah 2009, Nugroho 2010, & Rahmawati 2012). Hasil penelitian

sebelumnya belum dapat di pastikan secara pasti faktor-faktor yang

berhubungan dengan perilaku pencegahan penularan TB. Penelitian terkait

dengan pengetahuan penderita TB paru terhadap perilaku pencegahan

penularan TB, maka diperoleh hasil bahwa semakin tinggi pengetahuan

seseorang, maka semakin baik perilaku pencegahan penularan TB tersebut

(Gaster, 2008).

Studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis terhadap 5 penderita TB

dan keluarga penderita TB ketika praktik dilapangan mengenai cara penularan

dan pencegahan TB terhadap orang lain. Ketika dilakukan wawancara dan

observasi terkait dengan penularan dan cara pencegahan penularan TB,

kebanyakan dari mereka mengetahui cara penularan dan pencegahan penularan

TB tersebut, namun tidak melakukan perilaku pencegahan penularan TB.

Prilaku dan sikap yang dilakukan yaitu, makan dengan keluarga dalam satu

wadah, tidak menggunakan masker, ketika batuk tidak menutupi mulut mereka.

Penulis menyimpulkan bahwa tidak semua penderita TB paru mengetahui cara

mencegah penularan TB kepada orang lain. Maka dari itu, penulis tertarik

untuk melakukan penelitian tentang “faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi pasien TB paru terhadap pencegahan penularan TB kepada

orang lain?”

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

5

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

B. Rumusan masalah

TB merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium

Tuberculosis yang ditularkan melalui udara. Indonesia belum terbebas 100%

dari infeksi tersebut, walaupun telah banyak upaya pencegahan dan

penatalaksanaan, dikarenakan penyakit ini sangat mudah menyebar. Dari studi

pendahuluan terdahulu di dapatkan hasil bahwa tidak semua penderita TB

berprilaku mencegah penularan TB tersebut. Bagaimana gambaran dan

hubungan karakteristik jenis kelamin, tipe TB, dan pengetahuan pasien TB

paru terhadap perilaku pencegahan penularan TB?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pasien

TB paru dalam pencegahan penularan di Puskesmas Tangerang Selatan.

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi gambaran karakteristik jenis kelamin pasien TB paru

b. Mengidentifikasi gambaran tipe TB pasien TB paru.

c. Mengidentifikasi gambaran pengetahuan pasien TB paru.

d. Mengidentifikasi hubungan karakteristik jenis kelamin pasien TB paru

terhadap perilaku pencegahan penularan TB.

e. Mengidentifikasi hubungan tipe TB pasien TB paru terhadap perilaku

pencegahan penularan TB.

f. Mengidentifikasi hubungan pengetahuan pasien TB paru terhadap

perilaku pencegahan penularan TB.

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

6

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian dapat menjadi informasi mengenai faktor-faktor yang

berhubungan dengan perilaku pasien TB paru terhadap pencegahan

penularan TB. Sehingga bisa menjadi evaluasi dan perencanaan program

baru terkait dengan perilaku pencegahan penularan TB di masyarakat.

2. Bagi profesi keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan, terutama bagi

perawat profesi keperawatan medikal bedah dalam memberikan asuhan

keperawatan kepada pasien TB terhadap perilaku pencegahan penularan TB

terhadap orang lain.

3. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan keilmuan penelitian

selanjutnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku penderita TB

paru terhadap pencegahan penularan TB. Serta dapat menjadi dasar untuk

penelitian selanjutnya.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini berfokus pada area keperawatan medikal bedah, khususnya

mengenai infeksi pada sistem pernapasan. Penelitian dilakukan untuk

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pasien TB paru

terhadap pencegahan penularan TB. Faktor-faktornya meliputi karakteristik

jenis kelamin, tipe TB, dan pengetahuan pasien TB paru. Populasi dalam

penelitian ini adalah pasien TB paru pada usia produktif (15-54 tahun) yang

tecatat di Puskesmas Ciputat Timur, Situ gintung, dan Pisangan. Jenis

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, peneliti ingin menggunakan

desain deskriptif dengan menggunakan metode cross sectional.

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

8 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tuberkulosis (TB)

1. Definisi TB

Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit menular langsung yang

disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis, sebagian besar

menyerang paru-paru namun dapat juga mengenai organ lain (Suryo, 2010).

Tuberkulosis adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang parenkim

paru-paru. Tuberkulosis dapat juga ditularkan kebagian tubuh lainnya, yaitu

meninges, ginjal, tulang, dan nodus limfe (Brunner & Suddarth dalam

Smelzert (2002) dan Somantri (2007)). Junaidi (2010) dalam Ardiansyah

(2012) menyatakan bahwa TB sebagai suatu infeksi akibat Mycobakterium

Tuberculosis yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru

dengan gejala yang sangat bervariasi.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa

tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi yang menular melalui udara.

Bakteri penyebab infeksi tersebut adalah Mycobakterium Tuberculosis yaitu

suatu bakteri yang tahan terhadap asam, sehingga sangat sulit untuk diobati.

2. Etiologi TB

Mycobakterium tuberculosis merupakan jenis kuman berbentuk

batang berukuran panjang 1-4 mm dengan tebal 0,3-0,6 mm. Sebagian besar

komponennya adalah lipid sehingga kuman tersebut mampu bertahan

terhadap asam serta sangat tahan terhadap zat kimia dan faktor fisik. Bakteri

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ini bersifat aerob sehingga sangat menyukai daerah yang banyak oksigen

dan lembab. Oleh karena itu, M. Tuberkulosis sangat senang tinggal

dibagian apeks paru-paru yang terdapat banyak oksigen (Somantri, 2008).

Bakteri tuberkulosis ini disebut dengan bakteri tahan asam (BTA) di

karenakan bertahan terhadap pencucian warna dengan asam dan alkohol

serta tahan dalam keadaan dingin dan kering. Bersifat dorman dan aerob.

Mycobakterium tuberculosis bisa mati pada pemanasan 100 0C selama 5-10

menit, pada pemanasan 60 0C selama 30 menit, dan dengan alkohol 70-95%

selama 15-30 detik. Bakteri ini juga tahan selama 1-2 jam di udara terutama

di tempat yang lembab dan gelap (bisa berbulan-bulan), tetapi tidak tahan

terhadap sinar atau aliran udara (Widoyono, 2008).

3. Klasifikasi

Ardiansyah (2012) mengklasifikasikan tuberkulosis dalam 2 bentuk,

yaitu:

a. Tuberkulosis Primer

Tuberkulosis Primer adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh

Mycobakterium tuberculosis yang pertama kali mengenai penderita dan

belum mempunyai reaksi spesifik sebelumnya terhadap bakteri TB. TB

primer merupakan infeksi yang bersifat sistemik.

b. Tuberkulosis sekunder

Sebagian kecil dari bakteri TB masih hidup dalam keadaan dorman

dalam jaringan parut. 90% diantaranya tidak mengalami kekambuhan.

Reaktifitas penyakit TB terjadi bila daya tahan tubuh menurun, pecandu

alkohol, silikosis, dan pada penderita diabetes mellitus serta AIDS. TB

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

paru pascaprimer dapat disebabkan oleh infeksi lanjutan dari sumber

eksogen, terutama pada masa tua dengan riwayat masa muda pernah

mengalami infeksi TB.

4. Patofisiologi

Tempat masuknya kuman M. Tuberculosis adalah saluran pernapasan,

saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi TB

terjadi melalui udara, yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung

kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi TB.

Infeksi TB dikendalikan oleh respon imunitas yang diperantarai oleh sel. Sel

efektornya adalah limfosit (biasanya sel T) dan makrofag (Price, 2006).

Individu yang rentan dan menghirup basil tuberkulosis serta terinfeksi.

Bakteri dapat berpindah melalui jalan napas ke alveoli, tempat

berkumpulnya bakteri tersebut dan berkembangbiak. Basil tersebut juga

dapat berpindah melalui sistem limfe dan aliran darah ke bagian tubuh

lainnya seperti ginjal, tulang, kortek serebri dan area paru-paru lainnya

seperti lobus atas.

Sistem imun tubuh hospis berespon dengan melakukan reaksi

inflamasi. Fagosit (neutrofil dan makrofag) memakan banyak bakteri,

limfosit spesifik tuberkulosis melisis basil dan jaringan normal. Reaksi

jaringan ini mengakibatkan penumpukan eksudat dalam alveoli,

menyebabkan bronkopenomonia. Infeksi awal biasanya terjadi 2-10 minggu

setelah pemajanan (Brunner & Suddarth dalam Smelzert, 2002).

Patogenesis tuberkulosis pada individu imunokompeten yang belum

pernah terpajan berfokus pada pembentukan imunitas selular yang

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

11

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

menimbulkan resistensi terhadap organisme dan menyebabkan terjadinya

hipersensitivitas jaringan terhadap antigen tuberkular (Robbins, 2007).

Massa jaringan baru yang disebut dengan granulomas, yang merupakan

gumpalan basil yang masih hidup dan sudah mati. Dikelilingi oleh makrofag

yang membentuk dinding protektif. Granulomas tersebut diubah menjadi

massa jaringan fibrosa. Bagian sentral dari massa fibrosa ini disebut

tuberken Ghon. Bahan (bakteri dan makrofag) menjadi nekrotik dan

membantuk massa seperti keju. Massa ini dapat mengalami kalsifikasi dan

membentuk skar kolagenosa.

5. Manifestasi Klinis

Penyakit tuberkulosis ini pada umumnya menimbulkan tanda dan

gejala yang sangat berbeda-beda pada masing-masing penderita, ada yang

tidak bergejala namun ada juga yang bergejala sangat akut. Tanda-tanda dan

gejala penderita TB menurut Ardiansyah 2012 adalah:

a. Sistemik: malaise, anoreksia, berat badan menurun, keringat malam.

Gejala akut adalah demam tinggi, seperti flu, menggigil milier: demam

akut, sesak nafas, dan sianosis.

b. Respiratorik: batuk-batuk lama lebih dari 2 minggu, sputum yang

mukoid, nyeri dada, batuk darah, dan gejala-gejala lain, yaitu bila ada

tanda-tanda penyebaran keorgan-organ lain seperti pleura: nyeri pleuritik,

sesak nafas, ataupun gejala meningeal, yaitu nyeri kepala, kaku kuduk,

dan lain-lain.

Sudoyo 2007 menyatakan bahwa gejala yang paling sering ditemukan

pada TB paru adalah:

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

a. Demam: biasanya subfebril menyerupai influenza. Namun terkadang

suhu tubuh bisa mencapai 40-41 0C. Serangan demam hilang dan timbul,

sehingga penderita selalu merasa tida terbebas dari serangan demam

influenza ini. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh

penderita dan banyaknya bakteri TB yang masuk.

b. Batuk/batuk darah: batuk terjadi dikarnakan adanya iritasi pada

bronkus. Batuk ini diperlukan untuk membuang produk-produk radang.

Batuk baru ada setelah terjadi peradangan pada paru-paru setelah

berminggu-minggu. Sifat batuk dimulai dari batuk kering kemudian

setelah timbul peradangan menjadi produktif (menghasilkan sputum).

Keadaan lanjut adalah berupa batuk darah karena pembuluh darah yang

pecah. Kebanyakan terjadi pada kavitas, namun dapat terjadi juga di

ulkus dinding bronkus.

c. Sesak napas: pada penyakit ringan belum dirasakan sesak napas. Namun

akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, yaitu pada infiltrasinya

sudah meliputi setengah paru.

d. Nyeri dada: nyeri dada ini timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke

pleura sehingga menimbulkan pleuritis. Terjadi gesekan kedua pleura

sewaktu pasien inspirasi atau aspirasi.

e. Malaise: gejala ini sering ditemukan berupa anoreksia, berat badan

menurun, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam dan lain-lain.

Gejala malaise ini semakin lama semakin berat dan terjadi hilang timbul

secara tidak teratur.

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

13

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

6. Penegakan Diagnosis

Diagnosis TB ditegakkan atas dasar anamnesa, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang. Gejala dan tanda TB paru dapat juga dijumpai pada

penyakit paru lain. Untuk memastikannya, perlu dilakukan pemeriksaan

sputum terhadap BTA secara mikroskopik. Pemeriksaan ini merupakan

pemeriksaan penunjang yang tercepat memberikan hasil untuk menegakkan

dignosa TB (Depkes RI, 2002).

Pemeriksaan fisik yang dilakukan adalah dengan memeriksa fungsi

pernapasan, yaitu frekuensi pernapasan, jumlah dan warna sputum ,

frekuensi batuk serta pengkajian nyeri dada. Pengkajian paru-paru terhadap

konslidasi denagn mengevauasi bunyi napas, fremitus, serta hasil

pemeriksaan perkusi. Kesiapan emosional pasien, dan persepsi tentang

tuberkulosis juga perlu dikaji (Brunner & Suddarth dalam Smelzert, 2002).

Menurut Ardiansyah 2012 menyatakan bahwa pemeriksaan diagnostik

yang biasa dilakukan adalah:

a. Tes tuberkulin

b. Pemeriksaaan rontgen torak

c. Pemeriksaaan CT-scan

d. Pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan diagnosis terbaik dengan

pemeriksaan mikrobiologi melalui isolasi bakteri.

Pemeriksaan dahak mikroskopik:

Pemeriksaan dahak berfungsi untuk menegakkan diagnostik, menilai

keberhasilan pengobatan dan menentukan potensi penularan. Pemeriksaan

dahak ini dilakukan dengan mengumpulkan 3 spesimen dahak yang

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dikumpulkan berurutan dalam dua hari kunjungan berupa Sewaktu-Pagi-

sewaktu (SPS),

c. S (sewaktu): dahak dikumpulkan pada saat suspek TB datang berkunjung

pertaam kali. Pada saat pulang, suspek membawa sebuat pot dahak untuk

mengumpulkan dahak pagi pada hari berikutnya.

d. P (pagi): dahak dikumpulkan dirumah pada pagi hari kedua, segera

setelah bangun tidur. Pot dibawa dan diserahkan sendiri kepada petugas

di pelayanan kesehatan.

e. S (sewaktu): dahak dikumpulkan di pelayanan kesehatan pada hari

kedua, saat menyerahkan dahak pagi (Depkes, 2007).

7. Pengobatan TB

Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah

kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan, dan

mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap OAT (Depkes, 2007).

Terdapat 5 jenis antibiotik yang dapat digunakan bagi penderita TB. Infeksi

tuberkulosis pulmoner aktif seringkali mengandung 1 miliar atau lebih

bakteri, sehingga jika hanya diberikan satu macam obat, maka akan

menyisakan ribuan bakteri yang resisten terhadap obat tersebut. Oleh karena

itu, paling tidak diberikan 2 macam obat yang memiliki mekanisme kerja

yang berlainan.

Antibiotik yang sering digunakan adalah isoniazid, rifampicin,

pirazinamid, streptomisin, dan etambutol. isoniazid, rifampicin, dan

pirazinamid dapat digabungkan dalam satu kapsul. Ketiga obat tersebut

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dapat menyebabkan mual dan muntah sebagai akibat dari efeknya terhadap

hati (Mahdiana, 2010).

Dalam rangka program pemberantasan tuberkulosis paru, Departeman

Kesehatan RI menggunakan pedoman terapi jangka pendek dengan

pengobatan TB paru, yaitu: HRE/5 HaRa = isoniazid + rifampisin +

etambutol setiap hari selama 1 bulan. Kemudian dilanjutkan dengan

isoniazid + rifampisin 2 kali seminggu selama 5 bulan (Sudoyo, 2007).

Pengobatan ini dilakukan dengan pengawasan yang ketat, disebut dengan

DOTs (Directly Observed Treatment Short course) atau di sebut juga

pengawas menelan obat (PMO). Tujuan dari program TB paru ini adalah

untuk memutus rantai penularan sehingga penyakit tuberkulosis paru tidak

lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.

8. Komplikasi

Infeksi tuberkulosi paru jika tidak ditangani dengan baik, maka akan

menimbulkan komplikasi, menurut Sudoyo 2007 terbagi atas dua yaitu:

1. Akut : pleuritis, Efusi pleura, empiema, gagal napas, Poncet’s

arthropsthy, laringitis

2. Kronis : Obstruksi jalan napas pasca TB, kerusakan parenkim berat/,

fibrosis paru, kor pulmonal, karsinoma paru, amiloidosis, syndrom gagal

napas dewasa (ARDS)

9. Cara Penularan

Brunner dan Suddart menyatakan bahwa tuberkulosis ini ditularkan

melalui orang ke orang lain melalui udara. Individu terinfeksi melalui

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

16

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

berbicara, batuk, bersin, tertawa atau bernyanyi. Melepaskan droplet besar

(lebih besar dari 100 ) dan kecil (1 sampai 5 ). Droplet yang besar

menetap, sementara droplet yang kecil tertahan di udara dan terhirup oleh

individu yang rentan (Smeltzert, 2002).

Sumber utama penularan TB ini adalah penderita TB BTA positif.

Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara

dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat

menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. Umumnya penularan terjadi

dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama.

Ventilasi yang baik dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar

matahari yang mengenai langsung dapat membunuh bakteri. Percikan

tersebut dapat bertahan beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan

lembab. Daya dari penularan seseorang ditentukan oleh banyaknya kuman

yang dikeluarkan dari paru-parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil

pemeriksaan dahak, maka semakin menular pasien tersebut. Faktor yang

memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh konsentrasi

percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut (Depkes,

2007).

Menurut Naga ( 2012) secara umum, derajat atau tingkat penularan

penyakit tuberkulosis paru tergantung pada banyaknya basil tuberkulosis

dalam sputum, virulensi atas, dan peluang adanya pencemaran udara dari

batuk, bersin, dan berbicara keras. Kuman ini dapat bertahan diudara selama

beberapa jam, sehingga cepat atau lambat droplet yang mengandung bakteri

TB akan terhirup oleh orang lain.

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

17

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Risiko penularan tergantung dari tingkat pajanan dengan percikan

dahak. Pasien TB dengan BTA positif memberikan kemungkinan penularan

lebih besar ketimbang pasien dengan BTA negatif. Risiko penularan setiap

tahunnya ditunjukkan dengan Annual Risk of Tuberculosis Infection (ARTI)

yaitu proporsi penduduk yang berisiko terinfeksi TB selama satu tahun.

ARTI sebesar 1%, berarti sepuluh orang diantara 1000 penduduk terinfeksi

setiap tahun. ARTI di Indonesia bervariasi yaitu antara 1-3%. Infeksi TB ini

dibuktikan dengan perubahan reaksi tuberkulin negatif menjadi positif.

Kemungkinan seseorang menjadi pasien TB dipengaruhi oleh daya tahan

tubuh yang rendah dan malnutrisi. Meningkatnya pasien TB, maka akan

meningkat pula penularan TB di masyarakat.

Brunner dan Suddart dalam Smeltzer (2002) individu yang berisiko

tinggi untuk tertular penyakit tuberkulosis adalah:

a. Mereka yang kontak dekat dengan seseorang yang mempunyai TB aktif.

b. Individu imunosupresif (termasuk lansia, pasien dengan kanker, mereka

yang dalam terapi kortikosteroid, atau mereka yang terinveksi HIV)

c. Pengguna obat-obat IV dan alkaholik

d. Setiap individu yang tanpa perawatan kesehatan yang adekuat

e. Setiap individu yang sudah ada gangguan medis sebelumnya

f. Setiap individu yang tiggal di Institusi misalnya fasilitas perawatan

jangka panjang

g. Individu yang tinggal diperumahan kumuh

h. Petugas kesehatan

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

18

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Upaya dari penanggulangan TB sudah dilakukan oleh WHO sejak

tahun 1990-an dan mengembangkan strategi penanggulangan TB yang

dikenal dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course)

dan telah terbukti sebagai stategi penanggulangan yang secara ekonomis

paling efektif. Penerapan strategi DOTS secara baik termasuk pengawasan

langsung pengobatan, maka akan secara cepat mencegah penularan infeksi

tersebut, dengan demikian akan menurunkan insiden TB di masyarakat.

Menemukan dan menyembuhkan pasien merupakan cara terbaik dalam

upaya pencegahan TB.

10. Pencegahan penularan

Pencegahan penularan di lakukan oleh pasien TB paru sendiri dan di

bantu oleh petugas pelayanan kesehatan. Pencegahan tuberkulosis paru

menurut Zain dalam Ardiansyah (2012) yaitu dengan:

1. Pemeriksaan kontak, yaitu pemeriksaan terhadap individu yang bergaul

erat dengan penderita TB paru BTA positif.

2. Mass chest X-ray, yaitu pemeriksaan massal terhadap kelompok-

kelompok populasi tertentu, misalnya karyawan rumah sakit, atau

puskesmas atau balau pengobatan dan lain-lain.

3. Vaksinasi BCG; reaksi positif terjadi jika setelah mendapat vaksinasi

lansung terdapat lesi lokal yang besar dalam waktu kurang dari 7 hari

setelah penyuntikan.

4. Kemoprofilaksis, dengan menggunakan INH mg/kg BB selama 6-12

bulan dengan tujuan menghancurkan atau mengurangi papulasi bakteri

yang masih sedikit.

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

19

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Komunikasi, informasi, dan edukasi, tentang penyakit tuberkulosis

kepada masyarakat di tingkat puskesmas maupun rumah sakit oleh

petugas kesehatan.

Pada setiap pelayanan kesehatan, Arias (2010) menyebutkan tindakan

pengendalian yang paling penting dalam mencegah penularan tuberkulosis

meliputi:

a. Pengenalan segera orang-orang (pasien dan petugas) yang menderita TB

paru

b. Isolasi segera pasien yang diketahui atau diduga menderita TB paru

dalam sebuah ruangan khusus yang tidak bertukar udara .

c. Membuat diagnosis yang tepat dengan cepat untuk orang-orang dengan

tanda dan gejala tuberkulosis paru (misalnya riwayat medis dan fisik,

radiografi dada, uji kulit tuberkulin, dan pulasan serta biakan sputum

untuk uji bakteri tahan asam (BTA))

d. Penggunaan alat pelindung pernapasan (masker) untuk petugas yang

merawat pasien yang diketahui atau diduga TB.

e. Perawatan segera pasien dengan pengobatan anti tuberkulosis.

f. Anjurkan pasien rawat jalan untuk menggunakan masker

B. Perilaku

1. Definisi Perilaku

Di lihat dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau

aktivitas organisme yang bersangkutan. Menurut Skinner dalam

Notoatmodjo (2007) menyatakan perilaku merupakan respon atau reaksi

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

20

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Jadi, dapat disimpulkan

bahwa perilaku ialah kegiatan dan reaksi makhluk hidup terhadap

rangsangan dari luar.

2. Teori Perilaku Lawrence Green

Green dalam Notoatmodjo (2007) mencoba menganalisis perilaku

manusia dari tingkat kesehatan. Menurutnya, kesehatan manusia atau

masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor perilaku

(behaviour causes) dan faktor di luar perilaku (non-behaviour causes).

Perilaku itu sendiri terbentuk atau ditentukan oleh 3 faktor, yaitu:

1. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.

2. Faktor-faktor pendukung (enabling factors) yang terwujud dalam

lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau

sarana-sarana kesehatan, misalnya obat-obatan, puskesmas, jamban dan

lain-lain.

3. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap

dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan suatu

kelompok penuntun atau pembimbing bagi masyarakat.

Model ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan:

B = Behaviour F = Fungsi

PF = Predisposing Factors EF = Enabling factors

RF = Reinforcing factors

B = f (PF, EF, RF)

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

a. Jenis kelamin

Jenis kelamin adalah istilah yang mengacu pada status biologis

seseorang. Terdiri dari tampilan fisik yang membedakan antara wanita

dengan pria (Henderson, 2006). TB paru lebih banyak mengenai laki-laki

dibandingkan dengan wanita karena laki-laki sebagian besar memiliki

kebiasaan buruk sehingga memudahkan terjangkitnya TB paru. Menurut

WHO, sekitar 1 juta perempuan meninggal akibat tuberkulosis paru

dalam periode setahun. Pada laki-laki penyakit ini lebih tinggi, dikaitkan

dengan mengkonsumsi rokok dan alkohol yang dapat menurunkan

kekebalan tubuh sehingga sangat rentan dengan kejadian TB.

Jenis kelamin menentukan derajat kejadian TB, namun belum

diketahui mengenai pengaruh karakteristik jenis kelamin penderita TB

paru terhadap penularan TB. Perempuan cenderung lebih banyak mencari

pengobatan atau perawatan kesehatan dari pada laki-laki. Laki-laki

cenderung tidak bergantung pada perawatan kesehatan dibandingkan

perempuan adalah karena harapan masyarakat tentang peran yang dipikul

laki-laki, yaitu bahwa laki-laki harus lebih kuat. Alasan ini membentuk

laki-laki tidak mencari perawatan kesehatan kecuali jika sakit parah

(Bastable, 2002)

b. Tipe Pasien TB

Penderita TB paru adalah seseorang yang terdiagnosis infeksi TB,

baik dengan BTA positif atau BTA negatif dan sebagainya. Lama

seseorang menderita TB tergantung diagnosa dari dokter dan berbagai

pemeriksaan. Penderita yang telah melakukan pengobatan belum tentu

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

22

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sembuh total dengan infeksi tersebut. Kemungkinan bisa saja BTA tetap

positif atau kambuh kembali ketika daya tahan tubuh menurun, sehingga

akan tetap dapat menularkan infeksi tersebut kepada orang lain

(Smeltzer, 2002 dan Sudoyo, 2007).

WHO 1991 dalam Sudoyo (2007) membagi TB dalam empat

kategori, yaitu:

a. Kategori I, ditujukan terhadap:

1) Kasus baru dengan sputum positif

2) Kasus baru dengan bentuk TB berat.

b. Kategori II, ditujukan terhadap:

1) Kasus kambuh

2) Kasus gagal dengan sputum BTA positif.

c. Kategori III, dijujukan terhadap:

1) Kasus BTA negatif dengan kelainan paru yang tidak luas.

2) Kasus TB ektra paru selain dari yang disebut dalam kategori I.

d. Kategori IV, ditujukan terhadap TB kronis.

Departemen Kesehatan RI 2007 membagi penderita TB

Berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya, yaitu:

a. Kasus baru: adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT

atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (4 minggu)

b. Kasus kambuh (Relaps): yaitu pasien TB yang sebelumnya pernah

mendapat pengobatan TB dan telah dinyatakan sembuh atau

pengobatan lengkap, didiagnosa kembali dengan BTA positif (apusan

atau kultur).

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

23

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

c. Kasus setelah putus berobat (Default): yaitu pasien yang telah berobat

dan putus berobat 2 bulan atau lebih dengan BTA positif.

d. Kasus setelah gagal (Failure): adalah pasien yang hasil pemeriksaan

dahaknya tetap positif atau kembali menjadi posistif pada bulan

kelima atau lebih selama pengobatan.

e. Kasus pindahan (Transfer In): yaitu pasien yang dipindahkan dari

UPK yang memiliki register TB lain untuk melanjutkan

pengobatannya.

f. Kasus lain: semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas,

termasuk kasus kronik, yaitu pasien dengan hasil pemeriksaan masih

BTA positif setelah pengobatan ulangan.

c. Pengetahuan

Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa Pengetahuan adalah hasil

dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga

terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya perilaku terbuka (overt behavior). Perilaku

yang didasari pengetahuan umumnya bertahan lama.

Pengetahuan seseorang akan mempengaruhi kesehatan seseorang,

sehingga dengan pengetahuan yang cukup maka seseorang tersebut akan

berusaha berprilaku hidup bersih dan sehat. Begitu juga dengan penderita

TB setelah mengetahui mengenai penyakitnya, mereka akan mengetahui

tujuan dari pengobatan, pencegahan penularan, dan sebagainya.

Pengetahuan penderita TB paru yang kurang akan cara penularan,

bahaya, dan cara pengobatan akan berpengaruh terhadap sikap dan

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

24

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

perilaku sebagai seorang yang sakit dan akhirnya berakibat menjadi

sumber penular bagi orang disekelilingnya (Suryo, 2010).

Penderita TB paru kebanyakan dari kalangan berpendidikan

rendah, akibatnya mereka sering kali tidak menyadari bahwa

penyembuhan penyakit dan kesehatan merupakan hal yang sangat

penting. Pendidikan yang rendah sering kali menyebabkan seseorang

tidak dapat meningkatkan kemempuannya untuk mencapai taraf hidup

yang baik. Padahal, tingkatan hidup yang baik amat dibutuhkan untuk

penjagaan kesehatan pada umumnya dan dalam menghadapi infeksi dan

pencegahan penularan pada umumnya (Muttaqin, 2007).

d. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan merupakan public good, artinya merupakan

alat pemuas kebutuhan manusia yang pada umumnya penyediaannya

dilakukan oleh pemerintah dengan pertimbangan bahwa barang dan jasa

tersebut dibutuhkan oleh orang banyak.

Sarana pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat meliputi:

1. Puskesmas yang dilengkapi tenaga dan fasilitas pemeriksaan sputum

BTA.

2. Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Paru (RSP) dapat

melaksanakan semua kegiatan tatalaksana pasien TB, dapat merujik

pasien kembali ke Puskesmas yang terdekat dengan tempat tinggal

pasien untuk mendapatkan pengobata dan pengawasan selanjutnya.

3. Balai Pengobatan dan Dokter Praktik Swasta (DPS), konsep

pelayanann yang ada sama seperti di rumah sakit, dapat merujuk

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

25

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pasien dan spesimen ke puskesmas, rumah sakit (Pedoman nasional

penanggulan TB, 2006).

OAT (obat anti tuberkulosis) disediakan oleh pemerintah secara

gratis disarana pelayanan kesehatan yang telah menerapkan strategi

DOTs (Directly Observed Tretment Short course) seperti dipuskesmas,

balai pengobatan paru dan beberapa rumah sakit (Yoga dalam Manalu

2010).

Tenaga kesehatan yang ada di pelayanan kesehatan turut

membantu memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh penderita TB.

Tenaga kesehatan memantau OAT yang dikonsumsi oleh paien secara

teratur. Seperti halnya perawat mempunyai peran penting dalam merawat

pasien TB dan keluarganya seperti memberikan penyuluhan kepada

pasien dan keluarga, mengkaji terhadap reaksi obat, mensurvei tempat

tinggal pasien, dan pelayanan-pelayanan lainnya yang diberikan oleh

pelayanan kesehatan ((Brunner & Suddarth dalam Smelzert, 2002).

e. Perilaku Pasien TB

Pasien TB yang patuh terhadap pengobatan dengan OAT yang tepat

dapat mencegah penularan terhadap orang lain. Pada umumnya dalam 2

minggu pengobatan penderita TB BTA (+) tidak dapat menularkan infeksi

tersebut kepada orang lain, namun bakteri TB tersebut masih berada dalam

tubuh penderita. Seseorang penderita TB paru dengan BTA (+) akan sangat

mudah menyebarkan infeksi tersebut. Pada waktu batuk, bersin atau

membuang ludah, penderita tersebut menyebarkan kuman ke udara dalam

bentuk droplet (percikan dahak) (Nisa, 2007).

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

26

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Menurut Dinas Kesehatan DKI Jakarta (2002) perilaku pencegahan

agar tidak tertular kepada orang lain, yaitu:

a. Penderita tuberculosa paru:

1) Minum obat secara teratur sampai selesai

2) Menutup mulut waktu bersin atau batuk

3) Tidak meludah di sembarang tempat

4) Meludah di tempat yang terkena sinar matahari atau di tempat yang

diisi sabun atau karbol/lisol

5) Menggunakan tempat makan terpisah/ khusus

b. Untuk keluarga:

1) Jemur tempat tidur bekas penderita secara teratur

2) Buka jendela agar udara segar & sinar matahari dapat masuk, karena

kuman TB akan mati bila terkena sinar matahari

c. Pencegahan yang lain

1) Imunisasi BCG pada bayi

2) Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi

Tuberkulosis adalah penyakit yang menular, dengan menghabiskan

semua obat yang di intruksikan adalah cara yang paling efektif dalam

pencegahan penularan. Pasien TB sangat penting menjaga higienis,

termasuk perawatan mulut, menutup mulut dan hidung ketika batuk dan

bersin, membuang tisu basah yang telah di gunakan ke tempatnya, dan juga

mencuci tangan serta menggunakan alat pelindung pernapasan (Asih,

2004).

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

27

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

f. Kerangka Teori

Bagan 2.1 kerangka teori

Sumber: Green dalam Notoatmodjo (2007); Depkes RI (2002 & 2007); Brunner &

Suddarth dalam Smeltzer (2002);

M. Tuberculosis

Faktor

predisposisi:

- Karakteristik

jenis kelamin

- tipe TB

- Pengetahuan

Faktor

pendukung:

- Lingku

ngan

fisik

Faktor

pendorong:

- Pelayanan

kesehatan

Perilaku pencegahan

penularan:

- Menggunakan

masker

- Tidak meludah

sembarangan

- Mengkonsumsi

OAT secara teratur

- Dll

Menular

melalui udara

Masuk ke saluran

pernapasan

Berkembang

biak

Bakteri hidup

dalam sel

makrofag

Bakteri

Mati

Proses

fagositosis

Positif TB

Penatalaksaan

Pemeriksaan penunjang:

- Pemeriksaan fisik

- Tes tuberkulin

- Rontgen torak

- Laboratorium (sputum,

urine, darah, dll)

- Dll

Manifestasi

klinis

- Keringat

malam

- Anoreksia

- Penurunan

BB

- Malaise

- Dll

Pengobatan: OAT

Komplikasi:

- Gagal napas,

- Hemoptisis

- Efusi pleura

- Empiema

- Amiloidosis

- Aspergiloma

- dll

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

28 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan diatas, maka faktor-

faktor yang berhubungan dengan perilaku pasien tuberkulosis paru terhadap

pencegahan penularan tuberkulosis perlu diteliti, sehingga pasien TB paru

dapat memahami pencegahan penularan TB tersebut. Variabel yang akan

diteliti adalah variabel independen yang terdiri dari faktor predisposisi yaitu

karakteristik jenis kelamin, tipe TB, dan pengetahuan. Sedangkan variabel

dependen yang akan diteliti adalah perilaku pencegahan penularan tuberkulosis

dari pasien TB paru di Puskesmas Tangerang Selatan.

Variabel Independen Variabel Dependen

Bagan 3.1 Kerangka konsep

Perilaku pencegahan

penularan TB

Faktor-faktor yang

berhubungan dengan

prilaku pasien TB

- Karakteristik jenis

kelamin

- tipe TB)

- Pengetahuan

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

29

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ditinjau dari kerangka konsep diatas, peneliti ingin mengetahui tentang

faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pasien TB paru dalam

pencegahan penularan TB, yaitu Karakteristik jenis kelamin, tipe TB, dan

pengetahuan pasien TB paru terhadap perilakunya dalam mencegah penularan

TB tersebut.

B. Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan sebagai jawaban sementara atas

pertanyaan penelitian, yang harus diuji validitasnya secara empiris

(Sastroasmoro, 2010). Hipotesisnya terdiri dari:

1. Ha :

a. Ada hubungan antara karakteristik jenis kelamin pasien TB paru dengan

perilaku pencegahan penularan TB.

b. Ada hubungan antara tipe TB pasien TB paru dengan perilaku

pencegahan penularan TB.

c. Ada hubungan antara pengetahuan pasien TB paru dengan perilaku

pencegahan penularan TB.

2. H0 :

a. Tidak ada hubungan antara karakteristik jenis kelamin pasien TB paru

dengan perilaku pencegahan penularan TB.

b. Tidak ada hubungan antara tipe TB pasien TB paru dengan perilaku

pencegahan penularan TB.

c. Tidak ada hubungan antara pengetahuan pasien TB paru dengan perilaku

pencegahan penularan TB.

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

30

C. Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Pengukuran

Jenis

kelamin

Identitas responden

dengan membedakan

secara fisik

Angket Kuesioner A

Data demografi

0. Laki-laki

1. Perempuan

Nominal

Tipe TB Kasus TB paru, yaitu

dalam tipe I, II, III, atu

IV

Angket dan dengan

menggunakan data dari rekam

medis pasien

Kuesioner A

Data demografi

0. Tipe I

1. Tipe II

2. Tipe III

3. Tipe IV

Nominal

Pengetahuan Pengetahuan penderita

TB tentang definisi

TB, etiologi TB, gejala

Penderita TB (responden)

diberikan pertanyaan dari

kuesioner yang berkaitan dengan

Format kuesioner

B1-B28

Berisi 28

0. Kurang (bila

didapat < 55%)

1. Cukup (bila

Ordinal

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

31

TB, pemeriksaan

penunjang, cara dan

pencegahan penularan,

pengobatan, dan

komplikasi dari TB,

pengetahuan penderita TB

terhadap penyakit TB.

pertanyaan,

dengan

menggunakan

pengukuran skala

Guatman

didapat 56-75%)

2. Baik (bila

didapat 76-

100%)

(Arikunto, 2006)

Perilaku Reaksi atau respon

penderita TB terhadap

TB yang dideritanya

dan lingkungan sekitar

rumahnya.

Responden diberikan pertanyaan

dari kuesioner yang berkaitan

dengan perilaku pasien TB paru

terhadap pencegahan penularan

TB. Prilaku tersebut diantaranya

adalah dengan menutup mulut

saat bersin dan batuk,

membuang ludah tidak

sembarangan.

Format kuesioner

C1-C18

Berisikan 18

pertanyaan, dan

dengan

menggunakan

skala Likert

0. Baik jika

jawaban ya ≥

mean

1. Kurang baik jika

jawaban ya <

mean

Ordinal

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

32

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

32 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan sebuah penelitian kuantitatif, peneliti ingin

menggunakan desain deskriptif dengan menggunakan metode cross sectional.

Karena pada penelitian ini akan menggunakan variabel independen dan

dependen serta akan diamati pada periode (waktu) yang sama. Tujuan

menggunakan rancangan deskriptif ini adalah untuk melihat hubungan faktor-

faktor yang ada pada pasien TB paru terhadap perilaku pencegahan penularan

TB.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Tangerang Selatan dan

waktu penelitiannya dilakukan pada bulan Agustus 2013.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik

tertentu yang akan diteliti. Bukan hanya objek atau subjek yang dipelajari

tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek

tersebut (Hidayat, 2008). Populasi pada penelitian ini adalah pasien TB paru

yang tercatat dan benar-benar sedang melakukan pengobatan di Puskesmas.

Seluruh pasien berobat dalam sebulan penuh, jadi diputuskan penelitian

dilakukan pada bulan Agustus 2013, yaitu:

a. Puskesmas Ciputat Timur terdata 20 pasien TB paru,

b. Puskesmas Situ Gintung terdata 20 pasien TB paru,

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

33

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

c. Puskesmas Pisangan terdata 6 pasien TB paru.

Dari keseluruhan Puskesmas yang akan dijadikan tempat penelitian

tersebut terdapat 46 populasi.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007).

Sampel pada penelitian ini adalah pasien TB paru yang terdata di Puskesmas

wilayah Tangerang Selatan yang memenuhi kriteria inklusi, adapun

kriterianya adalah:

Kriteria sampel inklusi:

a. Bersedia menjadi responden

b. Positif menderita TB

c. Mampu membaca dan menulis

d. Penderita TB paru yang tercatat di Puskesmas Ciputat Timur, Situ

Gintung dan Pisangan.

Kriteria sampel eklusi:

a. Usia < 15 dan > 64 tahun.

b. Gangguan mental

c. Gangguan kognitif

d. Sedang dirawat atau sakit sehingga tidak memungkinkan untuk menjadi

responden

e. Penderita yang tidak menyetujui lembar persetujuan menjadi responden

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

34

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dari kriteria tersebut diatas maka sampel pada setiap Puskesmas

adalah:

a. Puskesmas Ciputat Timur sebanyak 11 (34,4%) responden,

b. Puskesmas Situ Gintung terdata 18 (56,2%) responden,

c. Puskesmas Pisangan terdata 3 (9,4%) responden.

Jumlah keseluruhan sampel pada penelitian ini yaitu sebesar 32

responden.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan

teknik nonprobability sampling, yaitu dengan total sampling atau sampel jenuh

yang merupakan cara pengambilan sampel dengan mengambil semua anggota

populasi menjadi sampel (Sugiono dalam Hidayat, 2008). Pengambilan sampel

tersebut dilakukan pada 46 populasi diambil sesuai dengan kriteria inklusi dan

eklusi pada penelitian ini, adapun keseluruhan sampel terdapat 32 sampel.

E. Instrumen Penelitian

Intrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner yang

dirancang berdasarkan teori dan pertanyaan yang harus dijawab oleh

responden. Instrumen ini terdiri dari 3 bagian, yaitu:

1. Bagian pertama yaitu kuesioner A berisi data demografi responden meliputi

nomor responden, umur, dan jenis kelamin. Sedangkan untuk Tipe pasien

TB paru akan di isi oleh petugas kesehatan atau dari rekam medis pasien.

2. Bagian kedua yaitu kuesioner B tentang pengetahuan pasien TB terhadap

penyakit TB yang berisi 30 pertanyaan tertutup, yaitu :

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

35

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

a) 2 pertanyaan tentang definisi TB,

b) 3 pertanyaan tentang etiologi TB,

c) 3 pertanyaan tentang manifestasi klinis dari TB paru,

d) 3 pertanyaan tentang pemeriksaan penunjang untuk infeksi TB paru,

e) 10 pertanyaan tentang cara dan pencegahan penularan TB paru,

f) 4 pertanyaan tentang pengobatan,

g) 3 pertanyaan tentang komplikasi

Instrumen ini menggunakan skala Guttman. Penilaian untuk

pertanyaan baik dan kurang penderita TB yaitu: baik : 1 sedangkan buruk :

0. Pertanyaan B1, B2, B3, B5, B6, B7, B8, B9, B10, B11, B12, B13, B15,

B16, B17, B18, B19, B20, B22, B24, B26, B27, dan B28, skor 1 untuk

jawaban benar, 0 untuk jawaban salah. Sedangkan untuk kuesioner B4, B14,

B23, dan B25, skor 0 untuk jawaban benar dan skor 1 untuk jawaban salah.

Sehingga skor tertinggi adalah 28 dan terendah adalah 0. Untuk variabel

pengetahuan penderita TB paru, akan dikelompokkan menjadi 3 kategori

dengan menggunakan standar skor dibawah ini :

a. Kurang : Bila total skor jawaban yang didapat < 55%

b. Cukup : Bila total skor jawaban yang didapat 56-75%

c. Baik : Bila total skor jawaban yang didapat 76-100% (Arikunto, 2006)

3. Bagian ketiga yaitu kuesioner C berisi 14 pertanyaan tertutup tentang

perilaku pasien TB. Perilaku disini adalah perilaku pasien TB dalam

mencegah penularan TB kepada orang lain. Skala pengukuran menggunakan

skala Likert. Kuesioner C1, C2, C3, C5, C6, C7, C8, C9, C11, C12, C14,

C15, C16, dan C17 diberi skor 4 untuk jawaban selalu, 3= sering, 2=

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

36

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

kadang-kadang, 1= tidak pernah. 3 pertanyaan unfarable yaitu C4, C10, C13

dan C18 skor 1 untuk jawaban selalu, 2= sering, 3= kadang-kadang, 4=

tidak pernah. Sehingga skor tertinggi untuk kuesioner perilaku pasien TB

paru adalah 72, sedangkan skor terendahnya adalah 18. Adapun variabel

perilaku ini akan dikelompokkan menjadi 2 kategori dengan menggunakan

standar skor dibawah ini :

a) Perilaku baik: Jika total skor jawaban ≥ mean

b) Perilaku kurang baik: Jika total skor jawaban < mean

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji validitas

Uji validitas merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

kesahihan suatu alat ukur (Dahlan, 2010). Uji validitas ini berguna untuk

apakah ada pertanyaan-pertanyaan pada kusioner yang harus di buang atau

diganti karena dianggap tidak relevan. Pengujian dilakukan secara statistik,

yang dapat dilakukan secara manual atau dukungan komputer. Pengujian

validitas dilakukan dengan menggunakan Pearson Product Moment dan

dicari reabilitas dengan menggunakan metode Alpha Cronbach. Sebelum

melakukan penelitian ini, peneliti terlebih dahulu menguji kuesioner pada

responden pasien TB paru selain pasien yang tercatat di Puskesmas Ciputat

Timur, Situ gintung, dan Pisangan yaitu di klinik LKC. Responden yang

digunakan yaitu sebanyak 20 pasien TB paru. Pengujian validitas dan

reliabilitas ini dilakukan pada bulan Juni 2013.

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

37

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut. Dalam hal ini menggunakan beberapa item pertanyaan yang secara

tepat mengungkapkan variabel yang diukur tersebut. Uji ini dilakukan

dengan menghitung korelasi antara masing-masing skor item pertanyaan

dari tiap variabel dengan total skor variabel tersebut. Suatu intrumen

dikatakan valid jika nilai t hitung > t tabel, dan dikatakan tidak valid jika

nilai t hitung < t tabel (Hidayat, 2008).

Hasil uji validitas terhadap kuesioner pada penelitian ini yaitu:

1. Kuesioner pengetahuan: terdapat 30 pertanyaan dengan pilihan jawaban

“benar” dan “salah”, dari keseluruhan item yang di uji diperoleh hasil

bahwa tidak valid.

2. Kuesioner perilaku: terdapat 20 pertanyaan dengan pilihan jawaban

“selalu”, “sering”, “kadang-kadang” dan “tidak pernah”, dari keseluruhan

item yang di uji diperoleh hasil bahwa kebanyakan pertanyaan tidak

valid.

Dari keseluruhan kuesioner yang tidak valid, maka dilakukan validitas

konten oleh pembimbing. Validitas konten adalah menentukan kevalidan

kuesioner berdasarkan kesesuaian isi pertanyaan dengan lingkup penelitian

yang dilakukan. Dari 30 pertanyaan pengetahuan yang tidak valid, sebanyak

2 pertanyaan di eliminasi/dibuang karena pertanyaan tersebut sudah diwakili

oleh pertanyaan yang lain. Jadi total pertanyaan untuk variabel pengetahuan

berjumlah 28 pertanyaan. Dari 20 pertanyaan perilaku yang tidak valid,

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

38

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sebanyak 2 pertanyaan di eliminasi/dibuang. Jadi total pertanyaan untuk

variabel perilaku berjumlah 18 pertanyaan.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah derajat ketetapan, ketelitian, atau keakuratan yang

ditujukan oleh instrumen pengukuran (Umar, 2011). Uji reabilitas berguna

untuk menetapkan apakah instrumen atau kuesioner dapat digunakan lebih

dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama. Misalnya, seseorang

yang telah mengisi kuesioner dimintakan mengisi kembali dikarenakan

kuesioner yang pertama hilang atau rusak. Isian kuesioner yang pertama dan

kedua haruslah sama atau dianggap sama. Pengukuran akan dilakukan

menggunakan bantuan software computer dengan rumus Alpha Cronbach.

Suatu variabel di katakan reliabel jika r11 > r tabel, dan tidak reliabel jika r11

< r tabel (Hidayat, 2008).

Hasil uji reliabilitas didapatkan nilai Alpha Cronbach dari variabel

pengetahuan sebesar 0,510. Sedangkan variabel perilaku sebesar 0,462. Dari

kedua hasil uji reliabel tersebut dapat dinyatakan bahwa kuesioner yang di

uji tersebut tidak reliabel.

G. Metode Pengumpulan Data

Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner yang telah

diisi oleh responden dan data sekunder adalah data yang diperoleh dengan

melihat rekam medis milik responden. Adapun Proses pengumpulan data

dilakukan di Puskesmas Ciputat Timur, Situ gintung tersebut, yaitu dengan

proses sebagai berikut:

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

39

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1. Setelah proposal penelitian mendapat izin dari pembimbing akademik

kemudian dilanjutkan dengan membuat surat permohonan dari PSIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang ditujukan kepada kepala TU (tata usaha)

Puskesmas Ciputat Timur, Situ gintung, dan Pisangan,

2. Setelah mendapat persetujuan dari kepala TU, peneliti menyerahkan surat

permohonan tersebut kepada penanggung jawab program TB yang ada di

Puskesmas tersebut,

3. Kemudian peneliti meminta izin kepada penanggung jawab program TB

tersebut untuk melihat data penderita TB paru sesuai dengan rekam medis,

4. Selanjutnya melakukan pengambilan sampel dengan teknik total sampling,

5. Peneliti melakukan pendekatan kepada calon responden yang berobat pada

saat itu selama sebulan serta memberikan penjelasan tentang penelitian.

Bagi responden yang bersedia dipersilahkan menandatangani lembar

persetujuan penelitian,

6. Peneliti membagikan lembar kuesioner yang harus diisi oleh responden

yang bersedia dan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, dan dibantu

oleh penanggung jawab program TB paru,

7. Memberikan waktu kepada responden untuk menjawab pertanyaan dan

memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya jika ada yang

belum jelas terkait dengan keusioner,

8. Setelah seluruh pertanyaan dalam kuesioner dijawab, maka peneliti

memeriksa kembali kelengkapan data,

9. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada responden atas partisipasinya.

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

10. Kemudian peneliti mencocokkan kembali data demografi pasien dengan

rekam medis pasien.

H. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan setelah pengumpulan data, data yang

diperoleh diorganisir sedemikian rupa agar mudah untuk disajikan dan

dianalisis (Budiarto, 2004). Dalam proses pengolahan data, peneliti

menggunakan langkah-langkah pengolahan data diantaranya sebagai berikut:

1. Menyunting data (editing)

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data atau

formulir kuesioner yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing pada

penelitian ini dilakukan pada saat pengumpulan data dan setelah data

terkumpul.

2. Mengkode data (coding)

Coding adalah suatu kegiatan pemberian kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat

penting, karena dalam pengolahan dan analisis data peneliti menggunakan

komputer.

3. Memasukkan data (entri data)

Pada tahap ini peneliti memasukkan data yang telah dikumpulkan ke

dalam master tabel atau data base computer, kemudian membuat distribusi

frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontigensi.

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

41

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Melakukan teknik analisis(cleaning data)

Pada tahap ini peneliti melakukan analisis, khususnya terhadap data

penelitian akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan

dengan tujuan yang akan dianalisis (Hidayat, 2008).

I. Analisis Data

1. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan secara deskriptif, yaitu dengan melihat

distribusi frekuensi variabel dependen dan independen. Variabel tersebut

yaitu karakteristik responden (jenis kelamin dan tipe TB), pengetahuan, dan

pelayanan kesehatan. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini

adalah perilaku pencegahan penularan tuberkulosis.

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara

variabel dependen dan independen, yaitu perilaku pencegahan penularan TB

paru dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pasien TB paru

(karakteristik (jenis kelamin dan tipe TB), dan pengetahuan.). Teknik

analisa menggunakan uji statistik Chi-Squere . Uji Chi-Squre digunakan

untuk melihat adalah hubungan atau perbedaan yang signifikan pada

penelitian yang berskala nominal (Hidayat, 2008). Syarat uji Chi-Squere

adalah sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5, maksimal 20%

dari jumlah sampel. Jika syarat uji Chi-Squere tidak terpenuhi, maka dipakai

uji alternatifnya untuk tabel 2x2 adalah uji fisher. Untuk tabel 2x3 dan

menggunakan skala ordinal menggunakan uji spearman (Dahlan, 2010).

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

42

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Adapun hubungan yang akan diukur adalah karakteristik jenis

kelamin, tipe TB, dan pengetahuan dengan perilaku pencegahan penularan

TB pada pasien TB paru. Uji kemaknaan yang digunakan yaitu nilai p (p

value) dengan menggunakan derajat kepercayaan 95% dengan α 5%. Jika

nilai p (p value) < 0,05, maka hasil perhitungan statistik bermakna

(signifikan) atau menunjukkan ada hubungan antara variabel dependen

dengan variabel independen. Jika nilai p (p value) > 0,05, maka hasil

perhitungan statistik tidak bermakna atau tidak ada hubungan antara

variabel depanden dengan variabel independen.

Interpretasi koefisien kolerasi terhadap kekuatan hubungan seperti

pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1

Tabel Interpretasi Kekuatan Koefisien Korelasi

No Nilai Interpretasi

1. 0,800-1,000 Sangat tinggi

2. 0,600-0,799 Tinggi

3. 0,400-0,599 Cukup tinggi

4. 0,200-0,399 Rendah

5. 0,000-0,199 Sangat rendah

Sumber: Hidayat, 2008

Adapun untuk melihat sebab dengan akibat yaitu dengan melihat nilai

rasio odd (resiko relatif) dapat menggunakan rumus dibawah ini:

Rasio ood =

Interpretasi rasio odd:

a. OR > 1, artinya mempertinggi resiko

b. OR = 1, artinya tidak terdapat asosiasi/hubungan

c. OR < 1, artinya mengurangi resiko (Riwidikdo, 2008).

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

43

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

J. Etika Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan etika penelitian menurut Hidayat,

2008,yaitu:

1. informed consent: yaitu bentuk persetujuan antara peneliti dan responden

penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Lembar persetujuan ini

diberikan sebelum penelitian dilakukan. jika presponden tersebut tidak

setuju, maka gugur menjadi responden.

2. Anomity: dalam penelitian ini tidak menyebutkan nama responden. Namun

untuk membedakan antara responden menggunakan no responden.

3. Confidentiality (Kerahasiaan): menjaga kerahasian terkait dengan informasi

atau masalah-masalah lainnya. Peneliti berusaha menjaga kerahasiaan

responden.

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

44 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Dinas Kesehatan Tangerang Selatan

Kota Tangerang Selatan adalah daerah otonom yang terbentuk pada akhir

tahun 2008 berdasarkan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008, tentang

Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten tertanggal 26 November

2008. Pembentukan daerah otonom merupakan pemekaran dari Kabupaten

Tangerang, yang dilakukan dengan tujuan meningkatkan pelayanan dalam bidang

kesehatan.

Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan Memiliki 25 Puskesmas terdiri

dari 18 Puskesmas Perawatan dan 7 Puskesmas Non Perawatan dan 1 Rumah sakit

umum daerah yang saat ini sedang dalam proses pembangunan adalah RSUD Kota

Tangerang Selatan. Adapun puskesmas yang dijadikan tempat penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Puskesmas Ciputat Timur

Puskesmas Ciputat Timur merupakan salah satu diantara 4 puskesmas

yang berada di daerah Ciputat Timur. Sebelah Utara puskesmas berbatsan

dengan DKI Jakarta, sebalah Selatan dengan wilayah kerja Puskesmas Ciputat,

sebelah Barat dengan wilayah kerja Puskesmas Rengas dan DKI Jakarta, dan

sebelah Timur dengan wilayah kerja Puskesmas Pisangan.

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

45

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Puskesmas Ciputat Timur terletak di jalan Rempoa No. 1 kelurahan

Rempoa, kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan, provinsi Banten.

Di bangun di atas tanah seluas 600 M2, dengan luas bangunan kurang lebih

1000 m2 terdiri atas 2 lantai. Kegiatan pelayanan dipusatkan di lantai satu dan

lantai dua difungsikan sebagai ruang pimpinan, staff, data, dan ruang rapat.

Serta di lantai dua juga terdapat ruang pelayanan pengobatan TB paru, ruang

perawatan umum, dan laboratorium.

Wilayah kerja Ciputat Timur terdiri dari dua kelurahan, yaitu kelurahan

Rempoa dan kelurahan Cempaka Putih. Tolal penduduk yang terdapat

dikelurahan tersebut berjumlah 60.144 jiwa, yang terdiri dari 31.440 jiwa laki-

laki dan 28.704 jiwa perempuan. Tingkat kepadatan penduduk 13.092 jiwa per

km2.

Program kegiatan yang ada di Puskesmas Ciputat Timur, diantaranya

adalah:

1) Promosi kesehatan

2) Kesehatan ibu dan anak

3) Perbaikan gizi

4) Pencegahan dan pemberantasan penyakit

a) Penyakit menular tidak langsung

b) Penyakit menular langsung : penyakit Tuberkulosis

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

46

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Puskesmas Situ Gintung

Puskesmas Situ Gintung termasuk dalam wilayah Kecamatan Ciputat

tepatnya Kelurahan Serua dengan luas wilayah 379.153 Ha. Wilayah Kerja

Puskesmas Situ Gintung terdiri satu kelurahan saja, yaitu Kelurahan

Serua.Dengan batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan

Sarua Indah, sebelah Selatan dengan Kelurahan Benda Baru, sebelah Barat

dengan Kelurahan Jombang, Kelurahan Ciater & Kecamatan Serpong, dan

sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Sarua Indah.

Adapun program kegiatan wajib di Puskesmas Gintung adalah:

1) Program Promosi Kesehatan

2) Program Kesehatan Lingkungan

3) Program KIA-KB

4) Program Perbaikan Gizi

5) Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (termasuk pengobatan

Tuberkulosis)

6) Program Pelayanan Pengobatan dan Kesehatan Rujukan

Program pengembangan puskesmas yang dilaksanakan di puskesmas ini

diantaranya adalah:

1) Program Pengembangan Wajib

a) Program Kesehatan Lansia dan Remaja

b) Program UKS

c) Program Penanggulangan NAPZA

2) Program Pengembangan Pilihan

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

47

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

a) Program Kesehatan Mata

b) Program Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi dan

Mulut pada Masyarakat

3) Program Penunjang : laboratorium

3. Puskesmas Pisangan

Puskesmas Pisangan adalah Puskesmas yang ada di kecamatan Ciputat

Timur, yang terletak di sebelah Tenggara Tanggerang, dengan luas wilayah

:797 Ha, dengan sebagian besar tanah darat dan sisanya rawa. Adapun letak

Puskesmas Pisangan berada dengan batas-batas sebagai berikut : Sebelah Barat

dengan wilayah Kerja PKM Ciputat ( Kec. Ciputat ), sebelah Timur dengan

DKI Jakarta, sebelah Utara dengan wilayah Kerja Puskesmas Jurangmangu

Timur ( Kec. Pondok Aren ), dan sebelah Selatan dengan wilayah Kerja PKM

Pamulang( Kel. Pd Cabe Ilir )

Puskesmas Pisangan bertanggung jawab atas 2 Kelurahan yaitu

Kelurahan Pisangan dan Kelurahan Cireundeu, dengan jumlah penduduk

40.778 jiwa. Program kerja Puskesmas saat ini meliputi skrining pasien TB, dan

pegobatan pada hari rabu dan kamis.

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

48

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

B. Analisa Univariat

1. Gambaran Jenis Kelamin

Gambaran jenis kelamin pasien TB paru di Puskesmas wilayah

Tangerang selatan pada bulan Agustus 2013 lebih didominasi oleh pasien

berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 18 pasien laki-laki (56,2%) dan 14

pasien perempuan (43,8%). Untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel 5.1 di

bawah ini :

Tabel 5.1

Distribusi jenis kelamin pasien TB paru di Puskesmas Tangerang Selatan

tahun 2013 (n=32)

n %

Jenis kelamin Laki-laki

Perempuan

18

14

56,2

43,8

Total 32 100

2. Gambaran Tipe Pasien TB Paru

Gambaran tipe pasien TB paru yang tercatat di Puskesmas Tangerang

selatan pada penelitian ini lebih didominasi oleh pasien TB paru tipe I sebanyak

30 pasien (93,8%) dan tipe II sebanyak 2 pasien (6,2%), sedangkan tipe III dan

IV tidak ditemukan di Puskesmas yang dijadikan tempat penelitian. hasil

gambaran tersebut dapat di lihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 5.2

Distribusi tipe pasien TB paru di Puskesmas Tangerang Selatan tahun

2013 (n=32)

n %

Tipe Responden Tipe I

Tipe II

Tipe III

Tipe IV

30

2

0

0

93,8

6,2

0

0

Total 32 100

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

49

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Gambaran Pengetahuan Pasien TB Paru

Gambaran pengetahuan pasien TB paru tentang pencegahan penularan TB

di ukur melalui pertanyaan-pertanyaan yang ada di kuesioner, yaitu mengenai

definisi, etiologi, manifestasi klinis, penegakan diagnosa, sumber dan

pencegahan infeksi, pengobatan, serta komplikasi. Pada tabel di bawah ini

dapat dilihat bahwa pasien TB paru dengan pengetahuan kurang berjumlah 3

pasien (9,4%), dengan pengetahuan cukup berjumlah 8 pasien (25,0%), dan

dengan pengetahuan baik berjumlah 21 pasien (65,6%).

Tabel 5.3

Distribusi pengetahuan pasien TB paru di puskesmas Tangerang Selatan

tahun 2013

n %

Pengetahuan Kurang

Cukup

Baik

3

8

21

9,4

25,0

65,6

Total 32 100

4. Gambaran perilaku Pasien TB Paru

Gambaran perilaku pasien TB paru yang diteliti di puskesmas wilayah

Tangerang selatan didapatkan gambaran pasien yang berperilaku baik yaitu

sebanyak 19 pasien (59,4%) dan 13 pasein (40,6%) yang berperilaku kurang

baik. Gambaran tersebut diukur melalui pertanyan-pertanyan mengenai perilaku

pencegahan penularan TB paru. Dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 5.4

Distribusi perilaku pasien TB paru di Puskesmas Tangerang Selatan tahun

2013 (n=32)

n %

Perilaku responden Kurang baik

Baik

13

19

40,6

59,4

Total 32 100

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

50

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

C. Analisa Bivariat

Analisa bivariat pada penelitian ini menggunakan uji chi-square, uji fisher

dan uji kolerasi spearman. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara

faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan penulran TB paru,

yaitu karakteristik responden (jenis kelamin dan tipe TB paru) dan pengetahuan

pada pasien TB paru di Puskesmas wilayah Tangerang Selatan tahun 2013. Hasil

penelitian tersebut dapat dilihat di bawah ini:

1. Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Perilaku Pencegahan Penularan

TB

Uji statistik pada variabel jenis kelamin menggunakan uji chi-square. Uji

tersebut memperoleh hasil 8 pasien laki-laki (44,4%) dan 10 pasien perempuan

(71,4%) berperilaku baik, sedangkan 10 pasien laki-laki (55,6%) dan 4 pasien

perempuan (28,6%) berperilaku kurang baik. Dapat dilihat pada tabel di bawah

ini:

Tabel 5.5

Korelasi jenis kelamin pasien TB paru dengan perilaku pencegahan di

Puskesmas Tangerang Selatan tahun 2013 (n=32)

Perilaku

P Value Baik Kurang baik

N % n %

Jenis kelamin Laki-laki

Perempuan

8

10

44,4

71,4

10

4

55,6

28,6

0,24

Total 18 56,2 14 43,8

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

51

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dari tabel 5,5 diatas dapat terlihat bahwa p value = 0,24 yang

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin

pasien TB paru dengan pencegahan penularan infeksi TB tersebut. Dapat

disimpulkan bahwa H0 diterima atau Ha ditolak.

2. Hubungan Antara Tipe Pasien dengan Perilaku Pencegahan Penularan TB

Uji statistik pada variabel ini menggunakan uji Fisher, dari 30 pasien TB

paru tipe I di dapatkan hasil bahwa 16 pasien berperilaku baik (53,3%) dan 14

pasien (46,7%) yang berperilaku kurang baik. Sedangkan 2 pasien tipe II

(100%) berperilaku baik. Dapat dilihat pada tabel 5,6 dibawah ini:

Tabel 5.6

Korelasi tipe pasien TB paru dengan perilaku pencegahan di Puskesmas

Tangerang Selatan tahun 2013 (n=32)

Perilaku

P Value Baik % Kurang

baik

%

Tipe responden Tipe 1

Tipe 2

16

2

53,3

100

14

0

46, 7

0

0,49

Total 18 56,2 14 43,8

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa p value 0,49, jadi hasil uji tersebut

tidak ada hubungan yang signifikan antara tipe pasien TB paru dengan

pencegahan penularan infeksi TB atau H0 diterima.

3. Hubungan Antara Pengetahuan dengan Perilaku Pencegahan Penularan

TB

Uji statistik ini menggunakan uji spearman rho, hasil uji tersebut dapat

dilihat pada tabel 5.7 di bawah ini:

Page 71: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

52

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 5.7

Kolerasi pengetahuan pasien TB paru dengan perilaku pencegahan di

Puskesmas Tangerang Selatan tahun 2013

Perilaku

Pengetahuan responden r

p

n

-0.061

0,74

32

Dari tabel 5.7 diatas dapat terlihat bahwa nilai p value = 0,741, hasil

tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara

pengetahuan pasien TB paru dengan perilaku pencegahan penularan infeksi TB

tersebut. Nilai korelasi spearman sebesar -0,061 yang menunjukkan bahwa arah

kolerasi negatif dengan kekuatan kolerasi yang sangat kuat.

Page 72: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

53 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Analisis Univariat

1. Gambaran jenis kelamin

Jenis kelamin adalah istilah yang mengacu pada status biologis seseorang.

Terdiri dari tampilan fisik yang membedakan antara wanita dengan pria

(Henderson, 2006). Hiswani (2009) mengatakan bahwa keterpaparan infeksi

TB pada seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: status sosial

ekonomi, status gizi, umur, jenis kelamin dan faktor sosial lainnya. Jenis

kelamin pasien TB paru cenderung lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan

perempuan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 32 responden sebagian besar

terdiri dari 56,2% responden laki-laki dan sisanya 43,8% responden perempuan.

Hasil tersebut menggambarkan bahwa pasien TB paru lebih didominasi oleh

jenis kelamin laki-laki dari pada perempuan. Menurut WHO 2013 insiden

kejadian TB paru lebih tinggi pada jenis kelamin laki-laki mungkin dikarenakan

oleh beberapa hal, diantaranya: perbedaan epidemiologi atau paparan, resiko

infeksi, dan perkembangan dari penyakit infeksi, hal ini dikaitkan dengan

mengkonsumsi rokok dan alkohol yang dapat menurunkan kekebalan tubuh

sehingga sangat rentan dengan kejadian TB (www.who.com).

Penelitian yang dilakukan oleh Habibah (2013) dan Wadjah (2012)

terhadap gambaran karakteristik pasien TB paru, menunjukkan bahwa sebagian

Page 73: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

54

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

besar responden berjenis kelamin perempuan. Gambaran jenis kelamin pada

penelitian tersebut tidak sejalan dengan gambaran jenis kelamin pada penelitian

ini. Maka dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin laki-laki dan perempuan

sama banyaknya terpajan infeksi TB paru.

2. Gambaran tipe pasien TB paru

WHO (1991) membagi pasien TB Paru ke dalam 4 tipe menurut

pengobatannya, yaitu: tipe I adalah pasien dengan kasus baru dengan sputum

positif dan kasus baru dengan bentuk TB berat, tipe II yaitu kasus kambuh dan

kasus gagal dengan sputum BTA positif, tipe III adalah kasus BTA negatif

dengan kelainan paru yang tidak luas dan kasus TB ektra paru selain dari yang

disebut dalam tipe I. Sedangkan tipe IV ditujukan terhadap TB kronis (Sudoyo,

2007).

Pada penelitian ini hanya terdapat dua Tipe pasien TB paru, yaitu sebesar

93,8% tipe I dan 6,2 % tipe II. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa

pasien tipe I lebih dominan dari pada pasien dengan tipe lainnya. Menurut

petugas kesehatan yang bertanggung jawab di Puskesmas, Hal tersebut

disebabkan pengawasan pengobatan yang ketat dari petugas, keluarga dan

kesadaran pasien sendirei maka pasien TB paru tersebut sembuh dengan

pengobatan yang rutin hingga sembuh total, sehingga tidak terdapat pasien tipe

III, atau IV.

Wahyuni (2013) menyimpulkan penelitiannya terhadap kejadian

tuberkulosis kambuh terjadi diusia antara 19-55 tahun, sebagian besar laki-laki

Page 74: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

55

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dengan tingkat pendidikan rendah, bekerja di sektor informal dengan tingkat

sosial ekonomi rendah, kebiasaan merokok, dengan DM (diabetes mellitus),

dan sebagian besar responden tidak memiliki riwayat kontak dengan pasien TB

lainnya. Penelitian yang dilakukan oleh Munir (2010) terhadap 101 responden

TB paru. maka didapatkan 22,8% kasus baru (tipe I), 17,8% kasus putus obat

dan 36,6% kasus kambuh (tipe II), 16,9% kasus gagal (tipe III), dan 5,9% kasus

kronik.

3. Gambaran pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari mengetahui, dan ini terjadi setelah

seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan

terjadi melalui pancaindra, yakni indra penglihayan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan tersebut diperoleh dari mata dan

telinga (Notoadmodjo, 2007). Pengetahuan responden yang dikaji dalam

penelitian ini terkait dengan pengertian TB paru, etiologi, manifestasi klinis,

penegakan diagnosis, pencegahan penularan, pengobatan dan komplikasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 9,4% responden dengan

pengetahuan kurang, 25% responden dengan pengetahuan cukup, dan 65,6%

responden dengan pengetahuan baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

sebagian besar responden berpengetahuan baik. Pasien TB paru dengan

pengetahuan yang baik diharapkan dapat berperilaku baik terhadap pencegahan

penularan TB. Kesadaran terhadap pentingnya pencegahan penularan akan

tumbuh jika pengetahuan pasien TB paru baik. Pengetahuan tersebut terkait

dengan penyakit TB paru yaitu diantaranya termasuk pencegahan penularan.

Page 75: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

56

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Gambaran perilaku

Skinner dalam Notoadmodjo (2007) mengatakan bahwa perilaku adalah

merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari

luar). Perilaku dalam penelitian ini adalah tindakan atau kebiasaan yang biasa

dilakukan oleh responden terhadap pencegahan penularan infeksi TB tersebut.

Cara untuk mendapatkan informasi mengenai perilaku yang dilakukan oleh

responden dalam melakukan pencegahan penularan TB tersebut adalah dengan

cara memberikan beberapa pertanyaan terkait dengan perilaku pencegahan TB

yang tercantum pada instrumen (kuesioner) sebanyak 18 item.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 40,6% responden

dengan perilaku kurang baik, dan 59,4% responden dengan perilaku baik. Dari

hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa sebagian besar responden berperilaku

baik terhadap pencegahan penularan TB. Hal tersebut diimbangi dengan

pengetahuan responden yang baik juga. Menurut Lewin dalam Notoatmodjo

(2007) perilaku merupakan hasil pengalaman dan proses interaksi dengan

lingkungannya, yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan

sehingga diperoleh keadan seimbang.

Perilaku adalah faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang

memengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat (Bloom dalam

Maulana 2009). Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme)

terhadap stimulus atau objek yang berhubungan dengan sakit dan penyakit,

sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan. Perilaku

sakit merupakan respon seseorang terhadap sakit dan penyakit, persepsi

Page 76: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

57

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan

penyakit, dan usaha-usaha untuk mencegah penyakit dan penularan (Maulana,

2009).

B. Analisis Bivariat

1. Hubungan jenis kelamin dengan perilaku pencegahan penularan TB

Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus,

namun respon tersebut juga sangat dipengaruhi oleh karakteristik atau faktor-

faktor lain dari orang tersebut. Faktor tersebut yaitu internal dan eksternal.

Internal adalah faktor dari orang itu sendiri, seperti jenis kelamin antara

perempuan dan laki-laki. Faktor eksternal disini meliputi lingkungan fisik,

sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Perilaku seseorang individu baik laki-laki

atau perempuan merupakan penghayatan atau aktivitas seseorang yang

merupakan hasil bersama antara faktor internal dan eksternal (Maulana, 2009).

Perbedaan perilaku berdasarkan jenis kelamin antara lain cara berpakaian,

melakukan pekerjaan sehari-hari, dan pembagian tugas pekerjaan. Perbedaan ini

bisa dimungkinkan karena faktor hormonal, struktur fisik maupun norma

pembagian tugas. Wanita seringkali berperilaku berdasarkan perasaan,

sedangkan laki-laki cenderung berperilaku atau bertindak atas pertimbangan

rasional. Walaupun stimulus yang diberikan sama terhadap kedua jenis kelamin

tersebut, namun responnya bisa berbeda (Notoatmodjo, 2007). Menurut

Bastable (2002) perempuan lebih mudah mengerjakan sesuatu yang disarankan

oleh orang lain dan lebih dipengaruhi oleh sugesti ketimbang laki-laki. Jadi,

Page 77: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

58

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

perempuan lebih mudah berperilaku baik terhadap pencegahan penularan TB

paru.

Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara jenis kelamin

dengan perilaku pencegahan penularan TB (p value = 0,24). Pernyataan diatas

didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Prihanto (2009) dan Umsiah

(2009) yang mendapatkan hasil bahwa jenis kelamin pasien TB paru tidak

berhubungan dengan pencegahan penularan TB. Hasil tersebut dapat

dipengaruhi oleh pengalaman atau tingkat pendidikan dari responden tersebut

yang berbeda-beda, sehingga menyebabkan jenis kelamin tidak berhubungan

dengan perilaku pencegahan penularan TB. (Pickett & Hanlon (2009)).

Meskipun tidak ada hubungan antara jenis kelamin pasien TB paru

dengan pencegahan penularan TB, akan tetapi jenis kelamin berpengaruh

terhadap perilaku kesehatan. Perempuan cenderung lebih banyak mencari

pengobatan atau perawatan kesehatan dari pada laki-laki. Laki-laki cenderung

tidak bergantung pada perawatan kesehatan dibandingkan perempuan adalah

karena harapan masyarakat tentang peran yang dipikul laki-laki, yaitu bahwa

laki-laki harus lebih kuat. Alasan ini membentuk laki-laki tidak mencari

perawatan kesehatan kecuali jika sakit parah (Bastable, 2002). Namun

responden pada penelitian ini lebih banyak laki-laki dari pada perempuan. Hal

tersebut menunjukkan bahwa jenis kelamin laki-laki dan perempuan sama-sama

mencari pelayanan kesehatan. Perilaku tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor

lain, seperti dukungan keluarga.

Page 78: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

59

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Hubungan tipe pasien dengan perilaku pencegahan penularan TB

Pasien TB paru yang telah melakukan pengobatan belum tentu sembuh

total dari infeksi kuman TB tersebut. Kemungkinan bisa saja BTA tetap positif

atau kambuh kembali ketika daya tahan tubuh menurun, sehingga akan tetap

dapat menularkan infeksi kepada orang lain (Smeltzer, 2002 dan Sudoyo,

2007).

Hasil uji statistik pada penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan antara tipe pasien TB paru dengan perilaku pencegahan penularan TB

(p value = 0,49). Jadi, tipe TB paru baik tipe I atau II tidak mempengaruhi

perilaku pasien TB paru, walaupun sebagian besar pasien berperilaku baik. Hal

tersebut dapat dikarenakan pengalaman atau tingkat pendidikan responden yang

berbeda-beda (Pickett & Hanlon (2009). Namun belum ditemukan penelitian

yang serupa yang mendukung atau tidak dengan penelitian ini.

Pickett dan Hanlon (2009) menyatakan bahwa pasien TB paru sebagian

besar bersikap kooperatif terhadap pelayanan kesehatan. Responden pada

penelitian ini melakukan pengobatan dan pemeriksaan secara rutin di

Puskesmas. Petugas kesehatan yang bertangung jawab terhadap program TB

juga selalu memantau dan memberikan pengarahan terkait dengan TB Paru,

termasuk perilaku pencegahan penularan TB, sehingga sebagian besar perilaku

responden baik terhadap pencegahan penularan TB. Pengobatan yang dilakukan

juga tidak terdapat kendala, dikarenakan pemerintah telah membebaskan biaya

untuk obat-obat TB paru, sehingga tidak memberatkan pasien TB paru yang

sebagian besar dari kalangan sosial ekonomi rendah.

Page 79: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

60

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Hubungan pengetahuan dengan perilaku pencegahan penularan

Green dalam Notoatmodjo (2007) mencoba menganalisis perilaku

manusia dari tingkat kesehatan yang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu perilaku

dan faktor diluar perilaku. Perilaku itu sendiri terbentuk dari tiga faktor, yaitu

faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor pendorong. Pengetahuan

seseorag termasuk kedalam faktor predisposisi. Seseorang yang tidak

melakukan perilaku yang baik terhadap pencegahan penularan TB bisa

dikarnakan kurang mengetahui cara pencegahan penularan (faktor predisposisi).

Atau karena tempat pengobatan yang jauh dari rumahnya, sehingga jarang

mengikuti penguluhan terkait tentang TB paru (faktor pendukung). Hal lain bisa

disebabkan oleh petugas kesehatannya yang kurang memperkenalkan penyakit

TB paru dan pencegahan penularannya (faktor pendorong).

Menurut Green dalam Maulana (2009) pendidikan kesehatan mempunyai

peranan penting dalam mengubah dan menguatkan faktor-faktor perilaku

(predisposisi, pendukung, dan pendorong) sehingga menimbulkan perilaku

positif dari masyarakat. Hal tersebut menunjukkan bahwa, perilaku, pendidikan

kesehatan, dan status kesehatan saling berhubungan satu sama lain. Pelayanan

kesehatan sendiri memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien TB paru

ketika pertama kali mereka terdiagnosis TB paru. Pendidikan kesehatan

tersebut meliputi pengertian tentang penyakit, pengobatan, tanda dan gejala,

akibat dari penyakit TB jika tidak ditangani, cara penularan dan pencegahan

penularan. Pendidikan kesehatan berikutnya tergantung dari kebutuhan pasien.

Tidak ada jadwal khusus atau rutin terhadap penyuluhan bagi pasien TB paru

Page 80: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

61

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dan keluarganya. Sehingga diharapkan, dari pendidikan kesehatan yang

diberikan, pasien TB paru dapat mengubah perilakunya.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara

pengetahuan dengan perilaku pencegahan penularan TB (p value = 0,74 , r = -

0,061 ). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Nugroho (2010) menyimpulkan bahwa meskipun 50% pengetahuan responden

baik dalam pencegahan penularan TB, tetapi apabila tidak ditunjang dengan

faktor-faktor lain, misalnya sarana dan prasarana yang kurang mendukung

terjadinya perilaku, sehingga perilaku pencegahan penularan TB paru tidak

dapat dijalankan dengan baik (p= 0,25). Hal ini juga didukung dari hasil

penelitian yang dilakukan oleh Djannah (2009) yang menyimpulakan bahwa

pengetahuan seseorang tidak berhubungan dengan perilaku pencegahan

penularan TB (p= 0,21, r= 0,00).

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori Green (1980) yang

mengatakan bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor predisposisi yang

mendasari perubahan perilaku seseorang. Pengetahuan responden yang baik

dapat dijadikan sebagai dasar dalam pembentukan perilaku dalam pencegahan

penularan pengetahuan merupakan domain terendah dalam pembentukan

perilaku (Notoatmodjo, 2007). Teori Green tersebut didukung oleh hasil

penelitian yang menyatakan bahwa pengetahuan pasien TB paru berhubungan

dengan perilaku pencegahan penularan TB dengan p= 0,0001 (Habibah, 2013).

Seseorang yang sedang sakit mempunyai hak dan kewajiban, seperti tidak

menularkan penyakitnya pada orang lain (Maulana, 2009). Pengetahuan

Page 81: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

62

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

penderita TB paru yang kurang tentang cara penularan, bahaya dan cara

pengobatan akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku sebagai orang sakit,

dan akhirnya berakibat menjadi sumber penular bagi orang lain (Suryo, 2010).

Menurut Notoatmodjo (2007) sebelum seseorang mengubah perilakunya ia

harus mengetahui terlebih dahulu arti atau manfaat perilaku tersebut bagi

dirinya atau keluarganya. Begitu halnya dengan pengetahuan tentang sakit dan

penyakit dalam cara penularan dan pencegahan penularan TB. Sehingga

terbentuklah perilaku yang baik terhadap suatupenyakit dikaitan dengan

pengetahuan seseorang.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memilki beberapa keterbatasan yang dapat mempengaruhi

hasil penelitai, diantaranya sebagai berikut:

1. Sampel yang digunakan pada penelitian ini terlalu sedikit untuk dijadikan

penelitian yaitu sebesar 32 responden, hal tersebut dikarenakan ada beberapa

sampel yang tidak memenuhi kriteria inklusi.

2. Instrument dalam penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan

literatur yang didapatkan mengenai penyakit TB paru dan pencegahan

penularan TB, dikarenakan belum ada instrument pengumpulan data yang baku

dalam penelitian ini.

3. Selama proses pengumpulan data memiliki beberapa kekurangan, diantaranya

adalah tempat yang jauh, waktu pengobatan pasien yang bersamaan di

Page 82: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

63

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

puskesmas sehingga saya tidak dapat mendampingi responden sepenuhnya saat

penelitian berlangsung.

4. Houthrone effect ; subjek yang diteliti mengetahui bahwa dirinya sedang diteliti

sehingga dapat mempengaruhi jawaban responden.

Page 83: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

64 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-

bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini yaitu:

1. Gambaran karakteristik yaitu jenis kelamin dan tipe TB Paru pada penelitian ini

ialah: persentasi jenis kelamin laki-laki 56,2% dan sisanya perempuan.

Persentasi tipe TB paru pada setiap tipe adalah, tipe I sebesar 93,8%, dan

sisanya tipe II, tidak terdapat tipe III dan tipe IV.

2. Sebagian besar responden pada penelitian ini memiliki pengetahuan yang baik,

yaitu sebesar 65,6%. Perilaku responden sebagian besar baik sebesar 59,4%.

3. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa faktor-faktor yang diteliti oaleh peneliti

tidak ada hubungan dengan perilaku perilaku pencegahan penularan TB.

Adapun faktor-faktornya yaitu: Jenis kelamin (p= 0,24), tipe TB (p= 0,49), dan

pengetahuan (p=0,74).

B. Saran

1. Bagi Puskesmas

Saran peneliti untuk Puskesmas yang dijadikan tempat penelitian. Pihak

Puskesmas perlu melakukan kegiatan-kegiatan seperti penyuluhan yang rutin

sebulan sekali guna untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan kesadaran

pasien TB paru terhadap perilaku pencegahan penularan TB. Sehingga

Page 84: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

65

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

diharapkan pasien dengan TB paru dapat berperilaku baik terhadap pencegahan

penularan TB dan akan terjadi penurunan kejadian TB paru di masyarakat stiap

tahunnya.

2. Bagi Profesi Keperawatan

Profesi keperawatan diharapkan lebih memberi peran kepada masyarakat

atau pasien TB paru terhadap edukasi atau praktik pencegahan penularan TB.

Terlebih kepada perawat ahli medikal bedah atau perawat komunitas yang

kontak langsung dengan pasien TB.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat meneliti lebih dalam terait

dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan penularan

TB misalnya dukungan keluarga, usia dan lain-lain dan juga menambahkan

responden yang lebih banyak. Peneliti selanjutnya juga dapat melakukan

penelitian dengan observasi secara langsung. Sehingga diharapkan mendapat

hasil yang lebih baik dari penelitian ini.

Page 85: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, Muhammad. Medikal Bedah untuk Mahasiswa. Yogyakarta: DIVA

Press, 2012.

Arias, Kathleen Meehan. Investigasi dan Pengendalian Wabah di Fasilitas

Pelayanan Kesehatan. Jakarta : EGC, 2010.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :

Rineka Cipta, 2006.

Asih, Niluh G.Y dan Effendy C. Keperawatan Medikal Bedah: Klien dengan

Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta:EGC, 2004.

Bastable, Susan B. Perawat Sebagai Pendidik: Prinsip-prinsip Pengajaran dan

Pembelajaran. Jakarta: EGC, 2002.

Budiarto, Eko dan Angraeni, Dewi. Pengantar Epidemiologi. Edisi 2. Jakarta: EGC,

2003.

Budiarto, Eko. Metodologi Penelitian Kedokteran : Sebuah Pengantar. Jakarta: EGC,

2004.

Cahyono, J.B Suharjo B. dkk. Vaksinasi: Cara Ampuh Cegah Penyakit Infeksi.

Yogyakarta: KASINIUS, 2010.

Dahlan, M. Sopiyudin. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel: Dalam

Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika, 2011.

Depkes. Laporan Nasional Riskesdas tahun 2007. Jakarta: pusat penelitian

pengembangan kesahatan, 2008.

Depkes. diakses 26 November 2012. http://www.bppsdmk.depkes/ tuberkulosis 2012.

Depkes RI. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. 2007.

Page 86: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

Depkes RI, Stategi Nasional Pengendalian TB di Indonesia 2010-2014. 2011.

Depkes RI. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta: KemenKes RI, 2011.

Depkes RI. Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Jakarta: KemenKes RI,

2012.

Djannah, Siti Nur. dkk. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku

Pencegahan Penularan TBC pada Mahasiswa Di Asrama Manokwari Sleman

Yogyakarta. Vol 3. No 3 (2009). Jurnal Kesehatan Masyarakat.

Dinas kesehatan DKI Jakarta. Tuberculosa Paru (TB Paru) Pencegahan dan

Pengobatan. Jakarta, 2002.

Dinkes Tangsel, Profil kesehatan 2011. Tangerang Selatan, 2012.

Gaster. Determinan Perilaku Masyarakat dalam Pencegahan Penularan Penyakit

TBC di Wilayah Kerja Puskesmas Bendosari. Vol 4. No 1. Februari. 2008.

Habibah dkk. Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang TB Paru Terhadap

Perilaku Pencegahan Penularan Penyakit TB Paru.

Henderson, Christine. Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC, 2005.

Hidayat, A. Aziz Alimul. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:

Salemba Medika, 2007.

Hidayat, A. Aziz Alimul. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.

Jakarta: Salemba Medika, 2008.

Hiswani. Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah

kesehatan masyarakat. http:library.usu.ac.id/download/fkm-hiswani6.pdf2009

Kristanti, Handriani. Waspada!!! 11 Penyakit Berbahaya. Yogyakarta: Citra Pustaka,

2009.

Lubis, Ade Fatma. Kesehatan Ekonomi. Medan: USU Press, 2009.

Page 87: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

Mahdiana, Ratna. Mengenal, Mencegah, dan Mengobati Penularan Penyakit dari

Infeksi. Yogyakarta: Citra Pustaka, 2010.

Manalu, Helper Sahat P. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian TB Paru dan

Upaya Penanggulangannya. Jurnal Ekologi Kesehatan. Vol. 9 No 4 (Desember

2010) h. 1340-1346.

Maulana, Heri D.J. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC. 2009.

Munir, Sri Melati dkk. Pengamatan Pasien Tuberkulosis Paru dengan Multidrug

resistant (TB-MDR) di Poliklinik Paru RSUP Persahabatan. Vol. 30. No 2 (April

2010)

Murwani, Arita. Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Yogyakarta: Gosyen Publishing,

2011.

Naga, Soleh S. Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam. Yogyakarta: DIVA

Press, 2012.

Notoatmodjo, Soekidjo. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka

Cipta, 2007.

Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka

Cipta, 2007

Nugroho, Ferry Adreas. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan sikap dengan perilaku

pencegahan penularan Tuberkulosis Paru pada Keluarga. Vol 3. No 1 (2010).

Jurnal Penelitian Stikes RS Babti Kediri.

Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:

Salemba Medika, 2008

PPTI. diakses 26 November 2012 http://www.ppti.info/2012/09/tbc-di-indonesia-

peringkat-ke-5.html

Page 88: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

Pickett, George dan Hanlon, John J. Kesehatan Masyarakat: Administrasi dan

Praktik. Jakarta: EGC, 2009.

Price, Sylvia A dan Wilson, Lorraine M. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses

Penyakit. Vol 2. Jakarta: EGC, 2006.

Prihanto, Jais. Hubungan Karakteristik Pasien TB Paru dengan Perilaku Pencegahan

Penularan Pada Anggota Keluarga di Kecamatan Ngadirejo Kabubaten

Temanggung. 2009. Jurnal stikes.

Rahmawati dkk. Peran PMO dalam Pencegahan Penularan TB Paru di Wilayah

Kerja Puskesmas Remaja Samarinda. 2012

Riwidikdo, Handoko. Statistik Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press, 2008.

Robbin, Stanley L dkk. Buku Ajar Patologi. Vol 2. Jakarta: EGC, 2007.

Sastroasmoro, Sudigdo dan Ismael, Sofyan. Dasar-dasar Metodologi Penelitian

Klinis.-----: Sagung Seto, 2010.

Setiadi. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.

Smeltzer, Suzanne C & Bare, Brenda G. Keperawatan Medikal Bedah.vol 1. Jakarta:

EGC, 2002.

Somantri, Irman. Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem

Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika, 2007.

Sudoyo, Aru W. Dkk. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Jakarta: Departemen Ilmu

Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UI, 2007.

Sunaryo. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC, 2004.

Suryo, Joko. Herbal “Penyembuh Gangguan Sistem Pernapasan: Pneumonia,

Kanker paru-paru, TB, Bronkitis, Pleurisis”. Yogyakarta: B First, 2010.

Page 89: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

Umar, Husein. Metode penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:

Rajagrafindo Persada, 2011.

Umsiah. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keluarga Terhadap Pencegahan

Penularan Tuberkulosis (TB) di Pusat Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis

Indonesia (PPTI) di Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Skripsi, 2009.

WHO. 26 November 2012 http://whoindonesia.healthrepository.org/

WHO. Tuberculosis and gender. Diakses 1 Oktober 2013.

http://www.who.int/tb/challenges/gender/page_1/en/index.html

Widoyono. Penyakit Tropis : Epidemiologi, Penularan, Pencegahan &

Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga, 2008.

Yoga, Tjandra. Masalah Kesehatan Dunia terkait TB. Artikel diakses 1 Desember

2012 http://www.bppsdmk.depkes.go.id/2012.

---------------. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2010

------------. Situasi TB di Indonesia dalam Pencapaian MDGs: Program dan

Kegiatan. diakses pada 1 Desember 2012 http://pppl.depkes.go.id/depkes.

www.datastatistik-indonesia.com. Diakses pada 1 desember 2012.

Page 90: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

PEMEruNTAH KOTA TANGERANG SELATAN

DINAS KESEH,{TA}{Jl. Wikrua Harja Komp. $asmia Jaya No' 27

Telp. 021 - 7 M1557 , Fax' 02 1 ' 'l M1236 - Pamulang

:800 tMl Dinkes lru I 2012

:-: Pemberian lzin Sludi Pendehuluan

Nana

NIM

Program Sudi

Tema

Tembusan:Ytb1. Wali Kota Tangemry Selstar' (sebagai laporan) ;

2, YaugB€ssanghrtan

Sehubungan dengan aAanya surat dari lJlN Syarif Hidayatullah Jalorta Falultas*

Kedol*teran dan Ilmu Kesehatdn, Nomor : un.01/ r10/KM'01'21 327512012' perihal : '

Permohonan Izin Studi Pendauhluan alas uuna:

Humaira

r09104000049

Ilmu KePerawatan

.Taktor-&ktor yang berhubungan dengan penderita TB Pant

Terhadap Pe,ncegaban Peoularan TB kepada Orang Lain"

Pada dasamya kami tidak keberatan unfi* memberikan Izin studi Pendahuluan

yang dilakukan oleh lvlahasiswa UIN Syarif Hidayatullah lakart4'adapun dalam hat

pelaksanaannya harap untuk berkoordinasi kepada Iftpala Bidang P2PL yang al(all

dihHtjungi.it

Demikian atas Perhatian dan kcrja kasih.

-7 TKI

Nomor

Lampiran

Perihal

Paurulang, 28 Desember 2012

KepadaYtb,

Dekan

LIIN Syarif HidaYaarllah Iakafia

Fakultas Kedolteran dan Ilnu Kesehatan

di-TEMPAT

DINAF KESEEATAI{

1990031 006

Page 91: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

KEMENTERIAN AGAMAI.INTVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN )SYARIF HIDAYATTJLLAH JAKARTA

FAKTJLTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

Ir. Kerramukti No. 5 pisangan ciputat r54re fflf;n" ',(!?^*lJl,:T'Lf ;ffi,fi'rild"1'J,Z::".,.

Ciputat (7luni2}tZNomor : Un.01tFl0/I(M.AL.z/ Lq? lZAt3Lampiran : -Hal : Permohonan Izin Uji Yaliditas dan Relibilitas

Kepada Yang Terhorma!Kepala Lay anan Kesehatan Cuma-cumaJl. Ir. Juanda Mega Mall Blok D-01di

Ciputat

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Delam rangka penyelesaian tugas akhir perkuliahan mahasiswadiperlukan penyusunan skripsi yang berjudul "Faktor-faktor yangBerhubungan Dengan Perilaku Penderita Tuberkulosis paru TerhadapPencegahan Penularan Tuberkulosis di Puskesmas Tangerang,'.

sehubungan dengan itu kami mohon diberikan izin rnelaksanakan ujivaliditas dan relibilitas atas nama :

Humaira

109104000049

vmIlmuKeperawatan

Kedokteran dan Ilmu Keseharan UIN SyarifHidayatullah lakarta

Demikian atas perhatian dan bantuan saudara kami ucapkan terimakasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Tembusan:Dekan FKIK

Nama

NIMSemester

Program Studi

Fakultas

A.n. Dekan

'"iE#6)hari V/idjajakusumah, AIF., PFK

r,A\'.4

Page 92: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

DOMPETDHUAFA

SUBAT KETERANGANN o. 0 58/S D UL K C N lll 20 1 3

Kamiyang bertanda tangan di bawah ini :

NamaNRPJabatan

Menerangkan bahwa:

NamaNRPiurusan

: Eko Fajar Santoso:13.04.2Q1: Manager Operasional

:Humaira: 109104000049: !lmu Keperawatan Universitas lslam Negeri Jakarta

Yang bersangkutan benar telah melakukan Uji Validitas dan Reliabilitas padaLayanan Kesehatan cuma - cuma (LKC Dompet Dhuafa). Jl. lr. H. Juanda No.34 Mega Mall Ciputat pada tanggal 23 Juni- 3 Juli 2013 .

Demikianlah surat keterangan ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimanamestinya.

Ciputat, 17 Juli 2013

Hormat Kami,

DOMP[TDHUAFA

Elfo Faiar SantosoManager Operasional

Tembusan: Arsip

Layanan Kesehatan Cuma - CumaCiputat Mega Mall BLOK D-01Jl. h H. Juanda No. 34Ciputat Tangerang 15412Telp :021 7416262 (huntig)Fax 1021 7416'171

Page 93: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

PEMERIINTAH KOTA TANGERANG SELATAI{

DINAS KESEHIflANJl. Witana Harja Komp. Sasmita Jaya No. 27

Telp. 021 - 7441557,Fa:r. 021 - 7 441236 - Parrulang mNomor

Larnpiran

Perihal

: 800 /48* / Dinkes lYll I 2013

: Pemberian Izin Penelitian

Nama

NIM

Pamulang, 15 Juli 2013

Kepada Yth,

Dekan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

di-

TEMPAT

Sehubungan dengan adanya surat dari UIN Syarif Hidayatullalr Jakarta Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Nomor: Un.01/ Fl0/KM.0l .21 360712013, perihal :

Permohonan Izin Penelitian atas nama :

:Humaira

:109104000049

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Tema : "Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku penderita

Tuberkulosis Paru terhadap Pencegahan Penularan Tuberkulosis

di Puskesmas Kota Tangerang Selatan".

Pada dasarnya kami tidak keberatan untuk memberikan Izin Studi Pendahuluan

yang d'ilakukan oleh Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, adapun dalam lral

pelaksanaannya harap untuk berkoordinasi kepada Kepala UPT Puskesmas yang akan

dikunj ungi.

Demikian atas perhatian dan kerja samanya diucapkan terima kasih.

Tembusan :YthL Wali Kota Tangerang Selatan, (sebagai laporan) ;

2. Kepala UPT Puskesmas Pisaqgan di Kota Tangerang Selatan;

3. Kepala UPT Puskesrnas Ciputat Timur di Kota Tangerang Selatan;

4. Kepala UPT Puskesmas Situ Gintung di Kota Tangerang Selatan;

5. Yang Bersangkutan.

KESEHATAN .

NG SEI,ATAN q

NIP. 19690204 1990031 006

* Iili{As I(ESE}IATAI{

Page 94: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

E---

PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN

DINAS KESEHATANUPT. PUSKESMAS CIPUTM TIMURJl. Anggur I No. 3, Kel. Rempoa, Kec. Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan

Telp. (021) 74403.12

SURAT KETERANGANNo : DoiftrlPkm. cpt.mr/X20 I 3

Dengan ini menerangkan bahwa:

:Humaira: 109104000049

: Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

: IlmuKeprawatan

Nama

MMFakultas

Jurusan

Menyatakan telah melalokan penelitian di Puskesmas Ciputat Timur pada bulan agustus

20L3. Penelitian dengan judul "Faklor-fakfor yang Berhubungan dengan Perilaku Pasien

Tuberkulosis Paru dalam Pencegahan Penularan Tuberkulosis di Puskesmas Tangerang Selatan

tahun 2013".

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Ciputat Timur, 7 Oktober 2013

PLH Kepala UPT

Pu$esmas Timur

NIP.,tr972051 199203 2005

(

Page 95: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

PtsTTIERINTAH KT}TA TAITTGEHA}T$G SSLA ANB$SASKE.SGIIIL-TANI*&:FAThI{GSRANGSEIITTAIY

Hrrnaira

109104000049

Kedokteran dan IImu Kesehatan

IlmuKeperauatan

PUSKESMA$ STT.$ GINTI}NGJdan Serm Rs5'a KdnfnmgBuaram RT/RW08ff2, Kecmratan C@rt- Tmgsrang Setatilr

SURAT KETERANGAN

Nomor: 800/ 006/PKM.SG/DU2013

Yangbertandatangan di bawatr ini :

Nrna : Hj. Sri Naikouati Ningsih,S.ST.

Jabatan : Kena! UPT Puskesmas Situ Gintung

Dengan ini menerangkan bahwa:

NIM

Fakultas

Junrsan

Menyatakan telah melakukan penelitian di Puskesmas Situ Gintung dari tanggal 2lAgustus sampai dengan 28 Agustus 2013.

Demikian sur4tketerangan int dihnlgturftk digunakan mestinya.

Seru4 9 Agustus 2013

Kepala UPT Pusksrmrs Situ Gintung

Kota Tangerang Selatan

Hi. Sri Naikowati Ninesih,S.ST.

nrP.19710402 199101 2 001

Page 96: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATANDINAS KESEHATAN

UPTPUSKESMAS PISANGANJl. Hijau Lestari Vll Komplek Perum Pd. Hijau Kel. Pisangan Kec. Ciputat Timur. Tangerang Setatan

Telp, 021-37615824

SURAT KETERANGANNo. 800 I 02 lptu.pisangannVZ0t:

Dengan ini menerangkan bahwa:

Nama

NIM

Fakultas

Jurusan

Humaira

109104000049

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Ikmr Keperawatan

Menyatakan telah melakukan penelitian di Puskesmas Pisangan pada bulan Agustus

2013. Penelitian dengan judul "Faldor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pasien

Tuberkulosis Paru dalam Pencegahan Penularan Tuberkulosis di Puskesmas Tangerang

Selatantahun 2013-.

Demikian surat ketemngan ini dibuat untuk digunakan sebagaimanamestinya.

Pisangan" 7 Oktober 2013

50530 201001 I 021

Page 97: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

Lampiran 2

Lembar Inform Consent

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PASIEN

TUBERKULOSIS PARU DALAM PENCEGAHAN PENULARAN DI

PUSKESMAS TANGGERANG SELATAN TAHUN 2013

Assalamualaikum. WR. WB

Salam sejahtera.

Nama : Humaira

NIM : 109104000049

Saya mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan

sedang melaksanakan penelitian untuk penulisan skripsi sebagai tugas akhir untuk

menyelesaikan pendidikan sebagai Sarjana Keperawatan (S. Kep).

Dalam lampiran ini terdapat beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan

penelitian. Untuk itu saya harap dengan segala kerendahan hati agar kiranya

bapak/ibu bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner yang telah

disediakan. Kerahasiaan jawaban bapak/ibu akan dijaga dan hanya diketahui oleh

peneliti.

Kuesioner ini saya harap diisi dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan apa

yang dipertanyakan. Sehingga hasilnya dapat memberikan gambaran yang baik

untuk penelitian ini.

Saya ucapkan terima kasih atas bantuan dan partisipasi bapak/ibu dalam

pengisian kuesioner ini.

Apakah bapak/ibu bersedia menjadi responden?

YA / TIDAK

Tertanda

( )

Responden

Page 98: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

Lampiran 3

Lembar Kuesioner

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU

PASIEN TUBERKULOSIS PARU DALAM PENCEGAHAN PENULARAN

DI PUSKESMAS TANGERANG SELATAN TAHUN 2013

Tujuan:

Kuesioner ini di rancang untuk mengidentifikasi: “Faktor-faktor yang

berhubungan dengan perilaku pasien TB paru dalam pencegahan penularan TB

kepada orang lain di Puskesmas wilayah Tangerang Selatan tahun 2013”

Petunjuk:

1. Bacalah dengan cermat dan teliti pada setiap pertanyaan yang tersedia di

bawah ini.

2. Pilihlah salah satu jawaban yang benar dan sesuai menurut bapak/ibu

dengan kondisi yang dialami dengan memberikan tanda cek list (√).

3. Isilah titik-titik yang tersedia dengan jawaban yang benar.

4. Jawablah semua pertanyaan yang ada di bawah ini.

Nomor Responden :.........

Tipe pasien :……(di isi oleh peneliti)

A. Data Demografi Responden

1. Usia : ..... tahun

2. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan

B. Pengetahuan

Page 99: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

Berilah tanda cek list ( ) pada kolom jawaban benar atau salah dibawah

ini!

No Pertanyaan Benar Salah

1. Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit yang menyerang paru-

paru

2. TBC paru merupakan penyakit yang menular

3. Penyebab TBC adalah bakteri yang berbahaya bagi tubuh

4. Kuman penyebab TBC paru sama dengan kuman penyebab

flu/pilek

5. Sinar matahari dapat mematikan kuman TBC

6. Batuk lebih dari 2 minggu dapat dicurigai terinfeksi TBC paru

7. Batuk berdahak atau batuk berdarah gejala dari TBC Paru

8. Tanda-tanda dari TBC paru adalah berkeringat diwaktu malam

hari dan penurunan berat badan

9. Rontgen dada merupakan salah satu pemeriksaan untuk

menentukan penyakit TBC paru

10. Pemeriksaan dahak dilakukan untuk menentukan infeksi TBC

paru

11. Pasien TBC paru dinyatakan sembuh jika sudah menyelesaikan

pengobatan secara lengkap dan pemeriksaan dahak ulang

hasilnya negatif

No Pertanyaan Benar Salah

12. Dahak penderita TBC paru dapat menjadi sumber infeksi bagi

orang lain

13. Meludah sembarangan dapat menyebarkan infeksi TBC

14. Infeksi TBC paru ditularkan dari orang ke orang melalui

keringat

15. Orang yang paling berisiko terkena infeksi TBC adalah orang

yang berada di sekitar pasien TBC paru

16. Menutup mulut saat batuk dan bersin dapat mencegah

Page 100: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

penyebarkan infeksi TBC paru

17. Minum obat TBC secara teratur sesuai anjuran dokter termasuk

pencegahan penularan TBC.

18. Imunisasi BCG adalah upaya pencegahan TBC pada anak-anak

19. Ventilasi/pencahayaan ruangan yang baik sangat berpengaruh

dalam pencegahan infeksi TBC

20. Tujuan menggunakan masker mulut pada pasien TBC paru

untuk mencegah penyebaran infeksi TBC

21. Daya tahan tubuh seseorang yang lemah dapat mempengaruhi

terjadinya infeksi TBC

22. Tujuan dari pengobatan TBC yaitu untuk menyembuhkan dan

mencegah kekambuhan infeksi TBC

23. Pengobatan TBC dapat dihentikan setelah pasien merasa

sembuh

24. Mual dan muntah adalah efek samping dari obat TBC

25. Pengawas menelan obat (PMO) pada pasien TBC paru harus

dari petugas kesehatan

26. TBC paru juga dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain.

27. Komplikasi yang disebabkan oleh TBC diantaranya adalah

gagal napas/ sesak napas

28. TBC paru dapat menyebabkan kematian

C. Perilaku

Pernyataan di bawah ini berisikan perilaku sehari-hari. Berilah tanda cek

list ( ) pada kolom jawaban dibawah ini!

Keterangan:

Selalu : tidak pernah tidak melakukan perbuatan tersebut

Sering :berulang kali melakukan perbuatan tersebut

Kadang-kadang : sekali-sekali melakukan perbuatan tersebut

Tidak pernah : belum sekali pun melakukan perbuatan tersebut (KBBI)

Page 101: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

No Pertanyaan Selalu Sering Kadang

-kadang

Tidak

pernah

1. Menutup mulut ketika bersin atau batuk

2. Memeriksakan kondisi TBC secara

teratur ke Pelayanan kesehatan

3. Menjemur Kasur dan bantal yang

digunakan secara teratur

4. Meludah disembarang tempat

5. Mengikuti penyuluhan yang ada di

Pelayanan kesehatan

6. Menutup mulut pada saat batuk

7. Membuang/meletakkan masker yang

telah digunakan dimana saja

8. Mengkonsumsi makanan tinggi protein

seperti telor, tempe, tahu, dan susu

No Pertanyaan Selalu Sering Kadang

-kadang

Tidak

pernah

9. Membuka jendela rumah setiap hari

10. Meminum obat TBC jika ada yang

mengawasi

11. Minum obat TBC secara teratur sesuai

dengan anjuran petugas kesehatan

12. Mengkonsumsi makanan yang bergizi

13. Membuang dahak dimana saja sesuka

hati

14. Menggunakan masker setiap

berhadapan dengan orang lain

Page 102: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

15. Mengkonsumsi rokok

16. Mencuci tangan setelah menutup mulut

saat bersin dan batuk

17. Membuang tisu bekas bersin atau batuk

ke tempat sampah

18. Berobat/memeriksakan TBC paru ke

pelayanan kesehatan ketika merasa

tidak sehat (batuk, sesak napas)

Page 103: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

Lampiran 4

Validitas dan reliabilitas pengetahuan

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.510 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

VAR00001 25.0000 5.579 .000 .511

VAR00002 25.0000 5.579 .000 .511

VAR00003 25.1000 5.147 .241 .486

VAR00004 25.0000 5.579 .000 .511

VAR00005 25.3000 5.484 -.057 .544

VAR00006 25.1000 5.463 .015 .518

VAR00007 25.1000 4.937 .400 .463

VAR00008 25.1000 5.253 .164 .497

VAR00009 25.0500 5.839 -.287 .543

VAR00010 25.0500 5.418 .106 .505

VAR00011 25.0000 5.579 .000 .511

VAR00012 25.5000 5.000 .138 .505

VAR00013 25.0500 5.103 .422 .472

VAR00014 25.0500 5.418 .106 .505

Page 104: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

VAR00015 25.1000 4.937 .400 .463

VAR00016 25.2500 4.829 .283 .472

VAR00017 25.1500 4.766 .424 .451

VAR00018 25.0000 5.579 .000 .511

VAR00019 25.0500 5.418 .106 .505

VAR00020 25.1500 5.187 .155 .498

VAR00021 25.4500 5.208 .047 .525

VAR00022 25.0000 5.579 .000 .511

VAR00023 25.0500 5.418 .106 .505

VAR00024 25.0500 5.103 .422 .472

VAR00025 25.0500 5.103 .422 .472

VAR00026 25.2500 5.461 -.038 .537

VAR00027 25.7000 5.379 -.010 .534

VAR00028 25.1500 5.818 -.211 .557

VAR00029 25.1000 4.937 .400 .463

VAR00030 25.1000 4.937 .400 .463

Validitan dan reliabilitas perilaku

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.462 19

Page 105: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

VAR00001 56.1000 26.937 -.061 .491

VAR00002 55.2500 23.882 .504 .397

VAR00003 56.4000 22.253 .546 .364

VAR00004 56.4500 21.103 .428 .363

VAR00005 56.2500 33.355 -.512 .632

VAR00006 55.4500 23.629 .361 .404

VAR00007 55.5000 23.000 .311 .405

VAR00008 55.5000 26.158 .062 .463

VAR00009 56.2000 21.853 .437 .371

VAR00010 55.4500 22.155 .512 .365

VAR00011 55.0000 25.684 .369 .434

VAR00012 55.6000 23.411 .371 .400

VAR00013 55.2000 25.432 .238 .437

VAR00014 54.9000 26.411 .316 .448

VAR00015 56.2500 23.039 .361 .397

VAR00016 55.1500 25.292 .155 .446

VAR00017 56.0000 24.842 .122 .453

VAR00018 55.5000 27.421 -.128 .518

VAR00019 57.1500 31.608 -.508 .575

Page 106: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

Lampiran 5

1. Uji Normalitas

Descriptives

Statistic Std. Error

pengetahuan Mean 21.38 .809

95% Confidence

Interval for Mean

Lower Bound 19.72

Upper Bound 23.03

5% Trimmed Mean 21.89

Median 22.50

Variance 20.952

Std. Deviation 4.577

Minimum 3

Maximum 26

Range 23

Interquartile Range 5

Skewness -2.314 .414

Kurtosis 7.448 .809

perilaku Mean 54.00 1.389

95% Confidence

Interval for Mean

Lower Bound 51.17

Upper Bound 56.83

5% Trimmed Mean 54.13

Median 54.50

Variance 61.742

Std. Deviation 7.858

Minimum 34

Maximum 69

Range 35

Interquartile Range 13

Skewness -.237 .414

Kurtosis .075 .809

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Page 107: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

pengetahuan .211 32 .001 .779 32 .000

perilaku .090 32 .200* .982 32 .865

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

2. Hasil analisa univariat

Frequency Table

Kategori Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid baik 21 65.6 65.6 65.6

cukup 8 25.0 25.0 90.6

kurang 3 9.4 9.4 100.0

Total 32 100.0 100.0

Kategori Perilaku

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid baik 19 59.4 59.4 59.4

kurang baik 13 40.6 40.6 100.0

Total 32 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid L 18 56.2 56.2 56.2

P 14 43.8 43.8 100.0

Total 32 100.0 100.0

Page 108: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

Tipe Pasien TB Paru

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 30 93.8 93.8 93.8

2 2 6.2 6.2 100.0

Total 32 100.0 100.0

3. Analisis Bivariat

Jeniskelamin * Perilaku Crosstabulation

perilaku

Total baik kurang baik

jeniskelamin L Count 8 10 18

Expected Count 10.1 7.9 18.0

% within

jeniskelamin 44.4% 55.6% 100.0%

% within perilaku 44.4% 71.4% 56.2%

P Count 10 4 14

Expected Count 7.9 6.1 14.0

% within

jeniskelamin 71.4% 28.6% 100.0%

% within perilaku 55.6% 28.6% 43.8%

Total Count 18 14 32

Expected Count 18.0 14.0 32.0

% within

jeniskelamin 56.2% 43.8% 100.0%

% within perilaku 100.0% 100.0% 100.0%

Page 109: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 2.330a 1 .127

Continuity Correctionb 1.363 1 .243

Likelihood Ratio 2.378 1 .123

Fisher's Exact Test .165 .121

N of Valid Casesb 32

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,13.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for jenis kelamin (L / P) .320 .072 1.415

For cohort perilaku = baik .622 .337 1.149

For cohort perilaku = kurang baik 1.944 .771 4.906

N of Valid Cases 32

tipe * perilaku Crosstabulation

perilaku

Total baik kurang baik

tipe 1 Count 16 14 30

Expected Count 16.9 13.1 30.0

% within tipe 53.3% 46.7% 100.0%

% within

perilaku 88.9% 100.0% 93.8%

2 Count 2 0 2

Expected Count 1.1 .9 2.0

% within tipe 100.0% .0% 100.0%

% within

perilaku 11.1% .0% 6.2%

Total Count 18 14 32

Page 110: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25558/1/HUMAIRA... · Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

Expected Count 18.0 14.0 32.0

% within tipe 56.2% 43.8% 100.0%

% within

perilaku 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 1.659a 1 .198

Continuity Correctionb .305 1 .581

Likelihood Ratio 2.405 1 .121

Fisher's Exact Test .492 .308

N of Valid Casesb 32

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,88.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

For cohort perilaku = baik .533 .382 .745

N of Valid Cases 32

Pengetahuan * Perilaku Correlations

pengetahuan perilaku

Spearman's rho pengetahuan Correlation Coefficient 1.000 -.061

Sig. (2-tailed) . .741

N 32 32

perilaku Correlation Coefficient -.061 1.000

Sig. (2-tailed) .741 .

N 32 32