FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan...

70
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN MOBILISASI DINI PADA PASIEN POST APPENDIKTOMI DI BANGSAL ANGGREK RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan Oleh : Noerini Rachmawati NIM. ST14045 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016

Transcript of FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan...

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN

MOBILISASI DINI PADA PASIEN POST APPENDIKTOMI DI

BANGSAL ANGGREK RSUD dr. SOEDIRAN

MANGUN SUMARSO WONOGIRI

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh :

Noerini Rachmawati

NIM. ST14045

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

i �

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN

MOBILISASI DINI PADA PASIEN POST APPENDIKTOMI DI

BANGSAL ANGGREK RSUD dr. SOEDIRAN

MANGUN SUMARSO WONOGIRI

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh :

Noerini Rachmawati

NIM. ST14045

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

ii �

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul :

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN

MOBILISASI DINI PADA PASIEN POST APPENDIKTOMI DI BANGSAL

ANGGREK RSUD DR. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI

Oleh :

Noerini Rachmawati

NIM. ST14045

Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 10 Februari 2016 dan

dinyatakan telah memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan

Pembimbing Utama,

Wahyu Rima Agustin, S. Kep., Ns., M. Kep

NIK. 201079102�

Pembimbing Pendamping,

Fakhrudin Nasrul Sani, S. Kep., Ns., M. Kep

NIK. 201185071�

Penguji,

Galih Setia Adi, S. Kep., Ns., M. Kep

NIK.201188089

Surakarta, 26 Februari 2016

Ketua Program Studi S-1 Keperawatan,

Atiek Murharyati, S. Kep., Ns., M. Kep

NIK. 200680021

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

iii �

SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Noerini Rachmawati

NIM : ST14045

Dengan ini menyatakan bahwa :

1) Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik (sarjana), baik di STIKes Kusuma Husada

Surakarta maupun di perguruan tinggi lainnya.

2) Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri

tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukkan

Tim Penguji.

3) Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis

atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama

pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4) Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila dikemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka

saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang

telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma

yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Surakarta, 07 Januari 2016

Yang membuat pernyataan,

(Noerini Rachmawati)

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

iv �

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat

dan karunia-Nya akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul :

“Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Pelaksanaan Mobilisasi Dini Pada

Pasien Post Appendiktomi Di Bangsal Anggrek RSUD dr. Soediran Mangun

Sumarso Wonogiri”. Dalam penyusunan skripsi ini, banyak mendapat bimbingan

dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti

mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayat-Nya penelitian ini dapat

terwujud.

2. Wahyu Rima Agustin, S. Kep., Ns., M. Kep, selaku ketua STIKes Kusuma

Husada Surakarta.

3. Atiek Murharyati S.Kep., Ns., M. Kep, selaku Ka.Prodi S-1 Keperawatan

STIKes Kusuma Husada Surakarta.

4. Wahyu Rima Agustin, S. Kep., Ns., M. Kep, selaku Pembimbing Utama.

5. Fakhrudin Nasrul Sani, S.Kep., Ns., M. Kep, selaku Pembimbing

Pendamping yang telah memberikan masukkan dan arahan selama

penyusunan skripsi.

6. Galih Setia Adi, S. Kep., Ns., M. Kep selaku penguji yang telah banyak

memberikan masukan dan saran.

7. Seluruh dosen dan staf akademik Program Studi S-1 Keperawatan STIKes

Kusuma Husada Surakarta, yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya.

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

v �

8. Direktur RSUD Dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri, yang telah

memberikan ijin tempat dalam penelitian ini.

9. Suami tercinta dan anak-anak tersayang yang selalu memberi semangat,

dukungan, motivasi, do’a dan dorongan dalam menempuh pendidikan ini.

10. Teman-teman seangkatan Mahasiswa Program Studi S1 Transfer

Keperawatan STIKes Kusuma Husada angkatan 2014, yang selalu

mendukung dan memberi semangat dalam penyusunan skripsi ini.

11. Responden dan keluarga yang telah memberikan izin untuk ikut serta dalam

penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat

kekurangan, maka kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan

demi kesempurnaan skripsi ini, dan penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi semua pihak dan dapat digunakan untuk pengembangan ilmu

pelayanan keperawatan.

Surakarta, 07 Januari 2016

Peneliti

(Noerini Rachmawati)

NIM : ST14045

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

vi �

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN ........................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................ iv

DAFTAR ISI .............................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ...................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. x

ABSTRAK .................................................................................................. xi

ABSTRACT ................................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ..................................................................... 3

1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................... 3

1.4. Manfaat Penelitian .................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teori ............................................................................. 6

2.1.1. Appendiktomi ................................................................. 6

2.1.2. Mobilisasi Dini ............................................................... 11

2.1.3. Faktor-faktor yang Berhubungan dg Mobilisasi Dini ....... 19

2.2. Keaslian Penelitian ..................................................................... 27

2.3. Kerangka Teori............................................................................ 30

2.4. Kerangka Konsep ....................................................................... 31

2.5. Hipotesis .................................................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitan ..................................................... 32

3.2. Populasi dan Sampel .................................................................... 32

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 34

3.4. Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ... 34

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

vii �

3.5. Alat Penelitian dan cara pengumpulan Data ................................... 36

3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................................ 39

3.7. Tehnik Pengolahan dan Analisa Data ............................................ 40

3.8. Etika Penelitian ............................................................................. 42

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Karakteristik Responden .............................................................. 44

4.2. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Pelaksanaan

Mobilisasi Dini Pasien Post Operasi Appendiktomi ..................... 45

4.3. Analisis Pengaruh Kondisi Kesehatan Pasien, Emosi, Gaya

Hidup, Dukungan Sosial dan Pengetahuan Terhadap

Pelaksanaan Mobilisasi Dini Pasien Post Operasi Appendiktomi .. 47

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Responden .............................................................. 48

5.2. Faktor kondisi Kesehatan Terhadap Pelaksanaan Mobilisasi Dini 48

5.3. Faktor Emosi Terhadap Pelaksanaan Mobilisasi Dini ................... 51

5.4. Faktor Gaya Hidup Terhadap Pelaksanaan Mobilisasi Dini .......... 52

5.5. Faktor Dukungan Sosial Terhadap Pelaksanaan Mobilisasi Dini .. 52

5.6. Faktor Pengetahuan Terhadap Pelaksanaan Mobilisasi Dini ......... 53

BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan ............................................................................... 54

6.2. Saran ........................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

viii �

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman

Tabel 2.1 Keaslian Penelitan 25

Tabel 3.1 Definisi Operasional 32

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan 44

Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan dan

Pekerjaan

Tabel 4.2 Analisis Faktor Kondisi Kesehatan 45

Terhadap Pelaksanaan Mobilisasi Dini

Tabel 4.3 Analisis Faktor Emosi Terhadap 45

Pelaksanaan Mobilisasi Dini

Tabel 4.4 Analisis Faktor Gaya Hidup Terhadap 46

Pelaksanaan Mobilisasi Dini

Tabel 4.5 Analisis Faktor Dukungan Sosial 46

Terhadap Pelaksanaan Mobilisasi Dini

Tabel 4.6 Analisis Faktor Pengetahuan Terhadap 47

Pelaksanaan Mobilisasi Dini

Tabel 4.7 Analisis Uji Regression Faktor 47

Mobilisasi Dini

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

ix �

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori 28

Gambar 2.2 Kerangka Konsep 29

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

x �

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Keterangan

1 Jadwal Penelitian

2 F.04 Pengajuan Ijin Studi Pendahuluan

3 F.07 Pengajuan Ijin Penelitian

4 Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

5 Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan

6 Surat Ijin Penelitian

7 Surat Balasan Ijin Penelitian

8 Surat Keterangan Selesai Penelitian

9 Lembar Permohonan menjadi Responden

10 Lembar Persetujuan menjadi Responden

11 Kuesioner dan Instrumen Penelitian

12 Sampel Isian Kuesioner Responden

13 Data Hasil Penelitian

14 Hasil Analisis SPSS v.18.00

15 Dokumentasi Penelitian

16 Lembar Konsultasi

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

xi �

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2016

Noerini Rachmawati

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pelaksanaan Mobilisasi Dini pada

Pasien Post Appendiktomi di Bangsal Anggrek RSUD dr. Soediran

Mangun Sumarso Wonogiri

ABSTRAK

Appendiksitis adalah peradangan dari apendiks vermiformis dan merupakan

penyebab penyakit abdomen akut yang sering terjadi di negara berkembang. Hasil

studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Wonogiri didapatkan data bahwa 4

dari 5 pasien mengatakan takut untuk bergerak dalam waktu 1 x 24 jam setelah

mengalami operasi appendiksitis dikarena merasa nyeri, takut jahitannya lepas

dan takut lukanya tidak kunjung sembuh. Pelaksanaan mobilisasi dini sering tidak

dihiraukan karena berbagai faktor yang membuat seseorang tidak melakukannya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

mobilisasi dini pasien post appendiktomi.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif populasi dalam penelitian ini

adalah pasien yang telah melakukan appendiktomi di RSUD dr. Soediran Mangun

Sumarso Wonogiri. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive

sampling yaitu 19 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Analisa data dalam

penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Pada penelitian ini data yang

disajikan adalah frekuensi dari karakteistik responden yang meliputi jenis

kelamin, umur, dan faktor-faktor yang mempengaruhi mobilisasi dini.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor kondisi kesehatan (suhu,

TD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi

pelaksanaan mobilisasi dini. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan perawat

dan tenaga medis lainnya mampu memberikan motivasi terhadap pasien dan

keluarga dalam latihan mobilisasi dini.

Kata Kunci : Appendiksitis, Appendiktomi, Mobilisasi Dini

Daftar Pustaka : 18 (2005-2014)

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

xii �

BACHELOR OF NURSING PROGRAM

SCHOOL OF HEALTH SCIENCES OF KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2016

Noerini Rachmawati

Factors Associated with Early Mobilization of Patients Staying at Anggrek

Ward of dr. Soediran Mangun Sumarso Regional Public Hospital of Wonogiri

after Appendectomy

ABSTRACT

Appendicitis refers to inflammation of the vermiform appendix and is

supposed to be the cause of acute abdominal pain. This disease commonly occurs

in developing countries. A previous study conducted in Regional Public Hospital

of Wonogiri indicates that four of five patients were afraid of making movements

in 1 x 24 hours after undergoing appendectomy due to the pain, fear of surgical

knot loosening, and that of unrelieved pain. The implementation of early

mobilization is often ignored because of several factors. This research aims at

investigating the factors influencing the early mobilization of patients after

appendectomy.

This research belongs to descriptive research. The population includes all

patients who underwent appendectomy at dr. Soediran Mangun Sumarso Regional

Public Hospital of Wonogiri. Samples comprising 19 respondents meeting

inclusion criteria were selected using purposive sampling method. Descriptive

analysis was applied to analyze the data presenting frequencies of respondents’

characteristics including gender, age, and other factors contributing to the early

mobilization.

The research findings demonstrate that factors of health conditions

(temperature, blood pressure, respiration, hemoglobin (Hb), and pain),

knowledge, and social support give influence to the implementation of the early

mobilization. It is expected that nurses and other medical personnel give

motivation to patients and their family when implementing the early mobilization.

Keywords : appendicitis, appendectomy, early mobilization

Bibliography : 18 (2005-2014)

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

1 �

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Appendiksitis adalah peradangan dari apendiks vermiformis dan

merupakan penyebab penyakit abdomen akut yang sering terjadi di negara

berkembang, penyakit ini dapat mengenai semua umur baik laki - laki

maupun perempuan, tetapi lebih sering menyerang laki - laki berusia antara

10 sampai 30 tahun. Salah satu kelainan atau penyakit yang terjadi dalam

sistem pencernaan yang membutuhkan pembedahan secara khusus adalah

Appendiksitis (Primariawan, 2010).

Prevalensi tindakan operasi di Amerika serikat tahun 2009 dari 27 juta

orang yang menjalani operasi setiap pelayanan kesehatan, pasien dengan

infeksi pada daerah operasi abdomen akan menjalani perawatan dua kali lebih

lama di rumah sakit daripada yang tidak mengalami infeksi. Kurangnya

mobilisasi dini dapat menimbulkan lamanya hari perawatan dari pasien

dengan laparatomi, selain itu kurangnya mobilisasi dini pada pasien pasca

operasi laparatomi dapat menimbulkan adanya infeksi (Jitowiyono &

Kristiyanasari, 2010). Penyakit appendiksitis merupakan penyakit dengan

urutan keempat terbanyak pada tahun 2006 di Indonesia. Data yang dirilis

oleh Departemen Kesehatan RI pada tahun 2008 jumlah penderita

appendiksitis di indonesia mencapai 591.819 orang dan meningkat pada tahun

2009 sebesar 596.132 orang. Kelompok usia yang umumnya mengalami

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

2 �

appendiksitis yaitu pada usia antara 10 - 30 tahun. Insiden laki - laki lebih

tinggi dibandingkan perempuan (Eylin, 2009). Laporan Departemen

Kesehatan (Depkes) mengenai kejadian laparatomi atas indikasi appendiksitis

meningkat dari 162 pada tahun 2005 menjadi 983 kasus pada tahun 2006 dan

1.281 kasus pada tahun 2007. Berdasarkan Data Tabulasi Nasional

Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2009, tindakan bedah

menempati urutan ke 11 dari 50 pertama penyakit di rumah sakit se-Indonesia

dengan persentase 12,8% yang diperkirakan 32% diantaranya merupakan

tindakan bedah laparatomi (Hajidah & Haskas, 2014).

Penelitian yang dilakukan oleh Ambarwati dalam Hajidah & Haskas

(2014), menemukan bahwa ada pengaruh mobilisasi dini dengan

pemulihan peristaltik usus pada klien pasca operasi laparatomi di Ruang

Perawatan Bedah RSU Dr. Soetomo Surabaya. Penelitian lain dilakukan

oleh Isrofi menemukan bahwa mobilisasi dini 2 jam pasca operasi lebih

efektif dari pada mobilisasi 6 jam pasca operasi terhadap pemulihan

peristaltik usus pasien pasca operasi apendictomy dengan anastesi

subarchnoid blok di RSI Jemursari Surabaya.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Wonogiri bulan Juni

2015 didapatkan data bahwa 4 dari 5 pasien mengatakan takut untuk bergerak

dalam waktu 1 x 24 jam setelah mengalami operasi appendiksitis dikarena

merasa nyeri, takut jahitannya lepas dan takut lukanya tidak kunjung sembuh.

Pelaksanaan mobilisasi dini sering tidak dihiraukan karena berbagai faktor

yang membuat seseorang tidak melakukannya sehingga peneliti tertarik untuk

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

3 �

melakukan penelitian dengan judul “Faktor – faktor yang berhubungan

dengan pelaksanaan mobilisasi dini pada pasien post Appendiktomi di

bangsal Anggrek RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis mencoba merumuskan

permasalahan yaitu faktor – faktor apa saja yang berhubungan dengan

pelaksanaan mobilisasi dini pada pasien post Appendiktomi di Bangsal

Anggrek RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan

mobilisasi dini pada pasien post Appendiktomi di Bangsal Anggrek RSUD

dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri?

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi hubungan faktor kondisi kesehatan pasien

(suhu, tekanan darah, pernafasan, hemoglobin dan nyeri) dengan

pelaksanaan mobiilisasi dini pasien post appendiktomi.

b. Untuk mengidentifikasi hubungan emosi terhadap pelaksanaan

mobilisasi dini pada pasien post appendiktomi.

c. Untuk mengidentifikasi hubungan faktor gaya hidup terhadap

pelaksanaan mobilisasi dini pada pasien appendiktomi.

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

4 �

d. Untuk mengidentifikasi hubungan faktor dukungan sosial dengan

pelaksanaan mobilisasi dini pada pasien post appendiktomi.

e. Untuk mengidentifikasi hubungan faktor pengetahuan dengan

pelaksanaan mobilisasi dini pasien post appendiktomi.

f. Untuk mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan

mobilisasi dini pasien post appendiktomi.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Rumah sakit

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan informasi

dan masukan bagi perawat dalam pemberian asuhan keperawatan pasien

post appendiktomi di rumah sakit.

2. Institusi pendidikan

Diharapkan dapat menambah pembendaharaan ilmu pengetahauan

dalam keperawatan terutama dalam mobilisasi pasien paska operasi.

Sebagai sumber pustaka tentang penelitian mobilisasi dini pada pasien

post operasi.

3. Peneliti lain

Memberikan pengalaman serta sebagai aplikasi praktik dari teori

yang sudah didapatkan serta menambah wawasan pengetahuan tentang

appendiksitis.

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

5 �

4. Manfaat bagi peneliti

Sebagai data bagi penelitian selanjutnya dalam ruang lingkup

mobilisasi dini pasien post appendiktomi.

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

6��

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Teori

2.1.1. Appendiktomi

1. Pengertian

Apendiksitis adalah peradangan pada apendiks vermiformis dan

merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. Penyakit ini

mengenai semua umur baik laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih

sering menyerang laki-laki berusia 10 sampai 30 tahun (Mansjoer,

2000). Menurut Smeltzer C. Suzanne (2001), Appendiksitis adalah

penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah kanan dari

rongga abdomen dan merupakan penyebab paling umum untuk bedah

abdomen darurat. Appendiksitis adalah kondisi dimana terjadi infeksi

pada umbai apendiks dan merupakan penyakit bedah abdomen yang

paling sering terjadi. Klasifikasi apendisitis terbagi menjadi dua

yaitu, apendisitis akut dan apendisitis kronik (Sjamsuhidayat, 2005).

a. Apendisitis akut.

Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang

didasari oleh radang mendadak umbai cacing yang memberikan

tanda setempat, disertai maupun tidak disertai rangsang peritonieum

lokal. Gajala apendisitis adalah nyeri samar-samar dan tumpul yang

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

7��

merupakan nyeri viseral didaerah epigastrium disekitar umbilikus.

Keluhan ini sering disertai mual dan kadang muntah. Umumnya

nafsu makan menurun. Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah

ketitik mcBurney. Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas

letaknya sehingga merupakan nyeri somatik setempat.

b. Apendisitis kronik

Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika

ditemukan adanya riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2

minggu, radang kronik apendiks secara makroskopik dan

mikroskopik. Kriteria mikroskopik apendisitis kronik adalah

fibrosis menyeluruh dinding apendiks, sumbatan parsial atau

total lumen apendiks, adanya jaringan parut dan ulkus lama

dimukosa, dan adanya sel inflamasi kronik.Insiden apendisitis

kronikantara 1-5%.

2. Etiologi dan predisposisi

Apendisitis akut merupakan merupakan infeksi bakteria. Berbagai

berperan sebagai faktor pencetusnya. Sumbatan lumen apendiks

merupakan faktor yang diajukan sebagai faktor pencetus disamping

hiperplasia jaringan limfe, fekalit, tumor apendiksitis dan cacing askaris

dapat pula menyebabkan sumbatan. Penyebab lain yang diduga dapat

menimbulkan apendiksitis adalah erosi mukosa apendiks karena parasit

seperti E. histolytica. Penelitian epidemiologi menunjukkan peran

kebiasaan makan makanan rendah serat dan pengaruh konstipasi

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

8��

terhadap timbulnya apendisitis. Konstipasi akan menaikkan tekanan

intrasekal yang berakibat timbulnya sumbatan fungsional apendiks dan

meningkatnya pertumbuhan kuman flora kolon biasa. Semuanya ini

mempermudah timbulnya apendisitis akut (Sjamsuhidayat, 2005).

3. Patofisiologi

Apendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen

apendiks oleh hiperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, struktur

karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya, atau neoplasma.

Obstruksi tersebut menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa

mengalami bendungan. Semakin lama mukus tersebut semakin banyak,

namun elastisitas dinding apendiks mempunyai keterbatasan sehingga

menyebabkan peningkatan tekanan intralumen. Tekanan yang meningkat

tersebut akan menghambat aliran limfe yang mengakibatkan edema,

diapedesis bakteri, dan ulserasi mukosa. Pada saat inilah terjadi

apendisitis akut lokal yang ditandai oleh nyeri epigastrium. Bila sekresi

mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal tersebut akan

menyebakan obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri akan

menembus dinding.

Peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum

setempat sehingga menimbulkan nyeri didaerah kanan bawah. Keadaan

ini disebut apendisitis supuratif akut. Bila kemudian aliran arteri

terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yang diikuti dengan

gangren. Stadium ini disebut dengan apendisitis gangrenosa. Bila dinding

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

9��

yang telah rapuh itu pecah, akan terjadi apendisitis perforasi. Bila semua

proses diatas berjalan lambat, usus yang berdekatan akan bergerak

kearah apendiks hingga timbul suatu massa lokal yang disebut infiltrate

apendikularis. Peradangan pada apendiks tersebut dapat menjadi abses

atau menghilang. Perforasi mudah terjadi karena telah ada gangguan

pembuluh darah (Mansjoer, 2009).

4. Manifestasi klinik

Apendisitis akut sering tampil dengan gejala yang khas yang

didasari oleh radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda

setempat. Nyeri kuadran bawah terasa dan biasanya disertai oleh demam

ringan, mual, muntah dan hilangnya nafsu makan. Pada apendiks yang

terinflamasi, nyeri tekan dapat dirasakan pada kuadran kanan bawah pada

titik Mc. Burney yang berada antara umbilikus dan spinalis iliaka

superior anterior. Derajat nyeri tekan, spasme otot dan apakah terdapat

konstipasi atau diare tidak tergantung pada beratnya infeksi dan lokasi

apendiks. Bila apendiks melingkar dibelakang sekum, nyeri dan nyeri

tekan terasa didaerah lumbal. Bila ujungnya ada pada pelvis, tanda-tanda

ini dapat diketahui hanya pada pemeriksaan rektal.

Nyeri pada defekasi menunjukkan ujung apendiks berada dekat

rektum. nyeri pada saat berkemih menunjukkan bahwa ujung apendiks

dekat dengan kandung kemih atau ureter. Adanya kekakuan pada bagian

bawah otot rektus kanan dapat terjadi. Tanda rovsing dapat timbul

dengan melakukan palpasi kuadran bawah kiri yang secara paradoksial

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

10��

menyebabkan nyeri yang terasa dikuadran kanan bawah. Apabila

apendiks telah ruptur, nyeri menjadi menyebar. Distensi abdomen terjadi

akibat ileus paralitik dan kondisi pasien memburuk.

Pada pasien lansia, tanda dan gejala apendisitis dapat sangat

bervariasi. Tanda-tanda tersebut dapat sangat meragukan, menunjukkan

obstruksi usus atau proses penyakit lainnya. Pasien mungkin tidak

mengalami gejala sampa ia mengalami ruptur apendiks. Insidens

perforasi pada apendiks lebih tinggi pada lansia karena banyak dari

pasien-pasien ini mencari bantuan perawatan kesehatan tidak secepat

pasien-pasien yang lebih muda (Smeltzer C. Suzanne, 2002).

5. Penatalaksanaan

Pembedahan diindikasikan bila diagnosa apendisitis telah

ditegakkan. Antibiotik dan cairan IV diberikan serta pasien diminta untuk

membatasi aktivitas fisik sampai pembedahan dilakukan (Akhyar &

Yayan, 2008). Analgetik dapat diberikan setelah diagnosa ditegakkan.

Apendiktomi (pembedahan untuk mengangkat apendiks) dilakukan

sesegera mungkin untuk menurunkan resiko perforasi. Apendiktomi

dapat dilakukan dibawah anestesi umum atau spinal, secara terbuka

ataupun dengan cara laparoskopi yang merupakan metode terbaru yang

sangat efektif. Bila apendiktomi terbuka, insisi Mc.Burney banyak

dipilih oleh para ahli bedah. Pada penderita yang diagnosisnya tidak jelas

sebaiknya dilakukan observasi dulu. Pemeriksaan laboratorium dan

ultrasonografi bisa dilakukan bila dalam observasi masih terdapat

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

11��

keraguan. Bila terdapat laparoskop, tindakan laparoskopi diagnostik

pada kasus meragukan dapat segera menentukan akan dilakukan operasi

atau tidak (Smeltzer C. Suzanne, 2005).

6. Komplikasi

Komplikasi utama apendisitis adalah perforasi apendiks yang dapat

berkembang menjadi peritonitis atau abses. Insidens perforasi adalah

10% sampai 32%. Insidens lebih tinggi pada anak kecil dan lansia.

Perforasi secara umum terjadi 24 jam setelah awitan nyeri. Gejala

mencakup demam dengan suhu 37,70 C atau lebih tinggi, penampilan

toksik, dan nyeri atau nyeri tekan abdomen yang kontinyu (Smeltzer C.

Suzanne, 2005).

2.1.2. Mobilisasi Dini

1. Pengertian

Mobilisasi adalah jalan untuk melatih hampir semua otot tubuh

dan meningkatkan fleksibilitas sendi (Rasjad, 1998). Tahap-tahap

dalam melakukan mobilisasi adalah latihan ambulasi dilakukan lebih

baik setelah 12 - 24 jam pertama dan harus dibawah pengawasan

perawat untuk memastikan bahwa latihan tersebut dilakukan dengan

tepat dan dengan cara yang aman. Latihan tersebut melalui tahap-tahap

yaitu:

a. Setelah 12-24 jam pertama postoperasi pasien berpindah posisi

setiap 1-2 jam. Melakukan latihan kaki setiap jam jika pasien terjaga.

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

12��

b. Jika pasien mampu beradaptasi untuk melakukan miring kiri dan

kanan, 6 – 12 jam berikutnya pasien dibantu untuk bergerak secara

bertahap dari posisi berbaring ke posisi duduk sampai semua tanda

pusing hilang. Posisi ini dapat dicapai dengan menaikan bagian

kepala tempat tidur.

c. Apabila pasien dapat duduk di tempat tidur tanpa mengeluh pusing

hari ketiga post operasi anjurkan untuk menjuntai kaki di samping

tempat tidur, jika tanda-tanda vital normal dan pasien tidak

mengeluh pusing bantu pasien untuk berdiri disamping tempat tidur

dan bantu pasien untuk berjalan perlahan dalam jarak pendek ± 2-3

meter.

d. Hari keempat pasien dibantu untuk berjalan kekamar mandi dan jika

luka operasi kering, pemenuhan nutrisi baik, hasil pemeriksaan

penunjang baik, tidak ada komplikasi lainnya, perawat dapat

memberitahukan kepada dokter agar pasien boleh dipulangkan

(Perry dan Poter, 2006).

Jenis-jenis latihan mobilisasi dini :

1) Kontraksi otot

a) Latihan isotonik

b) Latihan isometrik

c) Latihan isokinetik

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

13��

2) Pergerakan tubuh

a) Latihan aerobik

b) Latihan peregangan

c) Latihan kekuatan dan penahanan

d) Pergerakan dan aktifitas sehari-hari

Jenis bantuan untuk mobilisasi :

1) Dengan bantuan satu perawat

2) Dengan bantuan dua perawat

3) Dengan bantuan alat lain :

a) Walker

b) Cane ( tongkat )

c) Brace ( penyangga )

d) Crutch

Jenis tindakan range of motion :

1) Range of motion pasif

Range of motion pasif adalah rentang gerak yang

dilakukan oleh pasien dengan bantuan perawat atau orang lain

dengan posisi pasien pasif.

2) Range of motion aktif

Range of motion aktif adalah rentang gerak yang

dilakukan oleh pasien dengan tanpa bantuan perawat atau orang

lain dengan posisi pasien aktif.

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

14��

3) Continuos passive motion machine

a) Metode nafas dalam dan latihan batuk

b) Tidur pada posisi semi fowler atau fowler, lutut dilipat untuk

memekarkan otot dada sepenuhnya

c) Tempatkan tangan yang ringan diatas perut

d) Tarik nafas perlahan-lahan melalui hidung, membiarkan dada

mekar dan rasakan perut naik menekan tangan

e) Tahan nafas selama 3 detik

4) Dampak mobilisasi post operasi

a) Peningkatan sirkulasi

(1) Nutrisi untuk penyembuhan mudah didapat pada daerah

luka

(2) Mencegah trombophlebitis

(3) Peningkatan kelancaran fungsi ginjal

(4) Pengurangan rasa nyeri

b) Peningkatan berkemih

Mencegah retensi urine

c) Peningkatan metabolisme

(1) Mencegah berkurangnya tonus otot

(2) Mengembalikan keseimbangan nitrogen

d) Peningkatan peristaltik

(1) Memudahkan terjadinya flatus

(2) Mencegah distensi abdominal dan nyeri akibat gas

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

15��

(3) Mencegah konstipasi

(4) Mencegah illeus paralitik

Mobilisasi dini menurut Marlitasari, Ummah dan Iswati (2010)

meliputi :

1. Perencanaan mobilisasi dini

Mobilisasi dini yang dilakukan pada pasien post

appendiktomi adalah untuk membantu penyembuhan pada

pasien post appendiktomi. Kategori ini diperinci dengan

jawaban Ya = 90%, dan Tidak = 10%. Hal ini dikarenakan

pendidikan perawat sangat mendukung dalam hal memberikan

pendidikan kesehatan. Rata-rata pendidikan perawat di ruang

rawat inap adalah DIII keperawatan, namun hal itu tidak

menjadi masalah karena mereka dapat melaksanakan instruksi

kerja yaitu dalam memberikan asuhan keperawatan maupun

tindakan keperawatan khususnya mobilisasi dini dengan cukup

baik.

Mobilisasi dini memiliki tujuan bagi pasien post

appendiktomi adalah untuk memperlancar peredaran darah,

mencegah komplikasi pasca operasi seperti ateletaksis,

pneumonia hipostatik, gangguan gastrointestinal, dan masalah

sirkulasi (tromboplebitis, dekubitus). Manfaat mobilisasi bagi

pasien post operasi adalah penderita merasa lebih sehat dan kuat

dengan ambulasi dini (early ambulation). Pergerakan yang

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

16��

dilakukan dapat membuat otot-otot perut dan panggul akan

kembali normal sehingga otot perutnya menjadi kuat kembali

dan dapat mengurangi rasa sakit, mempercepat kesembuhan.

Faal usus dan kandung kencing lebih baik. Mobilisasi dini

dengan bergerak akan merangsang peristaltik usus kembali

normal. Aktifitas ini juga membantu mempercepat organ-organ

tubuh bekerja seperti semula. Mencegah terjadinya trombosis

dan tromboemboli, dengan mobilisasi sirkulasi darah

normal/lancar sehingga resiko terjadinya trombosis dan

tromboemboli dapat dihindarkan.

Mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu rentang

gerak pasif. Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga

kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot

orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan

menggerakkan kaki pasien. Rentang gerak aktif untuk melatih

kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara

menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring

pasien menggerakkan kakinya. Rentang gerak fungsional

berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan

melakukan aktifitas yang diperlukan.

2. Pelaksanaan mobilisasi dini

Teknik mobilisasi berupa miring kanan miring kiri,

menggerakkan ekstremitas atas dan bawah secara bergantian,

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

17��

serta menganjurkan pasien untuk duduk semi fowler diatas

tempat tidur. Sehingga hanya sebagian saja teknik mobilisasi

dini yang dilakukan pasien.

Faktor pendidikan pasien juga mempengaruhi dalm

pelaksanaan mobilisasi dini. Pasien tidak mengetahui tentang

pentingnya mobilisasi dini post operasi. Kadang pasien hanya

menjawab saja tanpa melakukan mobilisasi dini sesuai anjuran

perawat. Jadi dalam hal ini sulit untuk menyalahkan pihak yang

terkait. Pelaksanaan mobilisasi dini yang dilakukan perawat

dalam memberikan tindakan keperawatan berupa latihan miring

kanan miring kiri sejak 6-10 jam setelah pasien sadar, latihan

menggerakkan ekstremitas atas dan bawah, latihan pernafasan

yang dapat dilakukan pasien sambil tidur telentang, latihan

duduk selama 5 menit, latihan nafas dalam dan batuk efektif,

dan mampu merubah posisi tidur terlentang menjadi setengah

duduk/semi fowler.

Mobilisasi dini merupakan faktor yang menonjol dalam

mempercepat pemulihan pasca bedah dan dapat mencegah

komplikasi pasca bedah. Banyak keuntungan bisa diraih dari

latihan ditempat tidur dan berjalan pada periode dini pasca

bedah. Mobilisasi sangat penting dalam percepatan hari rawat

dan mengurangi resikoresiko karena tirah baring lama seperti

terjadinya dekubitus, kekakuan/penegangan otot-otot seluruh

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

18��

tubuh dan sirkulasi darah dan pernapasan terganggu, juga

adanya gangguan peristaltik maupun berkemih. Sering kali

dengan keluhan nyeri di daerah operasi klien tidak mau

melakukan mobilisasi ataupun dengan alasan takut jahitan lepas

klien tidak berani merubah posisi. Disinilah peran perawat

sebagai edukator dan motivator kepada klien sehingga klien

tidak mengalami suatu komplikasi yang tidak diinginkan.

Tahapan ambulasi dini yaitu dengan melakukan sitting

balance yaitu membantu pasien untuk duduk disisi tempat tidur

dengan bantuan yang diperlukan. Pergerakan dimulai dari duduk

di tempat tidur. Aktivitas ini dilakukan 2 atau 3 kali selama 10-

15 menit, kemudian dilatih untuk turun dari tenpat tidur dengan

bantuan perawat sesuai dengan kebutuhan pasien. Jangan terlalu

memaksakan pasien untuk melakukan banyak pergerakan pada

saat bangun untuk menghindari kelelahan (Hoeman, 2011).

Manfaat ambulasi dini yaitu peningkatan sirkulasi

sehingga nutrisi untuk penyembuhan mudah didapat pada daerah

luka, Mencegah trombophlebitis, Peningkatan kelancaran fungsi

ginjal (Mencegah retensi urine), Pengurangan rasa nyeri,

Peningkatan metabolisme (Mencegah berkurangnya tonus otot

dan Mengembalikan keseimbangan nitrogen), Peningkatan

peristaltik (Memudahkan terjadinya flatus, Mencegah distensi

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

19��

abdominal dan nyeri akibat gas, Mencegah konstipasi,

Mencegah illeus paralitik (Hoeman, 2011).

2.1.3. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Ambulasi Dini

Faktor-faktor yang berhubungan dengan ambulasi dini pasien paska

operasi ekstremitas bawah adalah :

1. Kondisi kesehatan pasien

Perubahan status kesehatan dapat mempengaruhi sistem

muskuloskeletal dan sistem saraf berupa penurunan koordinasi.

Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh penyakit, berkurangnya

kemampuan untuk melakukan aktivitas (Kozier & Erb, 2007).

Nyeri paska bedah kemungkinan disebabkan oleh luka bekas

operasi tetapi kemungkinan sebab lain harus dipertimbangkan. Setelah

pembedahan nyeri mungkin sangat berat, edema, hematom dan spasme

otot merupakan penyebab nyeri yang dirasakan, beberapa pasien

menyatakan bahwa nyerinya lebih ringan dibanding sebelum

pembedahan dan hanya memerlukan jumlah anlgetik yang sedikit saja

harus diupayakan segala usaha untuk mengurangi nyeri dan

kestidaknyamanan. Tersedia berbagai pendekatan farmakologi berganda

terhadap penatalaksanaan nyeri. Analgesia dikontrol pasien (ADP) dan

analgesia epidural dapat diberikan untuk mengontrol nyeri, pasien

dianjurkan untuk meminta pengobatan nyeri sebelum nyeri itu menjadi

berat. Obat harus diberikan segera dalam interval yang ditentukan bila

awitan nyeri dapat diramalkan misalnya ½ jam sebelum aktivitas

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

20��

terencana seperti pemindahan dan latihan ambulasi (Brunner &

Suddarth, 2005).

Menurut Brunner & Suddarth (2005) kebanyakan pasien merasa

takut untuk bergerak setelah paska operasi fraktur karena merasa nyeri

pada luka bekas operasi dan luka bekas trauma. Efek immobilisasi pada

sistem kardiovaskular adalah hipotensi ortostatik. Hipotensi orthostatik

adalah suatu kondisi ketidak mampuan berat dengan karakteristik

tekanan darah yang menurun ketika pasien berubah dari posisi

horizontal ke vertikal (posisi berbaring ke duduk atau berdiri), yang

dikatakan hipotensi ortostatik jika tekanan darahnya < 100 mmhg

(Dingle, 2003 dalam Perry & Potter, 2006). Ditandai dengan sakit

kepala ringan, pusing, kelemahan, kelelahan, kehilangan energi,

gangguan visual, dispnea, ketidaknyamanan kepala dan leher, dan

hampir pingsan atau pingsan (Gilden, 1993 dalam Potter & Perry, 2006)

Keadaan ini sering menyebabkan pasien kurang melakukan mobilisasi

dan ambulasi.

Kelelahan dan kerusakan otot dan neuromuskular, kelelahan otot

mungkin karena gaya hidup, bedrest dan penyakit, keterbatasan

kemampuan untuk bergerak dan beraktivitas karena otot lelah

menyebabkan pasien tidak dapat meneruskan aktivitas. Kelelahan otot

dapat menurunkan kekuatan pasien untuk bergerak, ditandai dengan

pergerakan yang lambat. Kelelahan yang berlebihan bisa menyebabkan

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

21��

pasien jatuh atau mengalami ketidak seimbangan pada saat latihan

(Berger & Williams, 2012).

Ketidakmampuan untuk berjalan berhubungan dengan kelemahan

dan kerusakan otot ekstremitas bawah, terlihat tanda-tanda penurunan

kekuatan dan massa otot kaki dan lutut yang selalu ditekuk ketika

berusaha untuk berdiri (Berger & Williams, 2012). Ambulasi dini pada

pasien paska operasi fraktur sulit dilakukan karena pemasangan alat

fiksasi eksternal, luka bekas operasi dan luka bekas taruma (Gartland,

2007) yang mengakibatkan kerusakan pada neuromuskular atau sistem

skeletal yang bisa memperberat dan menghambat pergerakan pasien

(Kozier & Erb, 2007). Demam paska bedah dapat disebabkan oleh

gangguan dan kelainan. Peninggian suhu badan pada hari pertama atau

kedua mungkin disebabkan oleh radang saluran nafas, sedangkan

infeksi luka operasi menyebabkan demam setelah kira-kira 1 minggu.

Transfusi darah juga sering menyebabkan demam, dan diperkirakan

kemungkinan adanya dehidrasi (Sjamsuhidajat & jong, 2005).

Pasien yang mengalami perubahan fungsi fisiologis seperti

dispnea selama latihan tidak akan tahan melakukan ambulasi seperti

pada pasien yang tidak mengalaminya. Pada pasien lemah tidak mampu

meneruskan aktivitasnya karena energi besar diperlukan untuk

menyelesaikan aktivitas menyebabkan kelelahan dan kelemahan yang

menyeluruh (Potter & Perry, 2006). Hipotermia, pasien yang telah

mengalami anastesi rentan terhadap menggigil. Pasien yang telah

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

22��

menjalani pemajanan lama terhadap dingin dalam ruang operasi dan

menerima banyak infus intravena dipantau terhadap hipotermi.

Ruangan dipertahankan pada suhu yang nyaman dan selimut disediakan

untuk mencegah menggigil. Resiko hipertermia lebih besar pada pasien

yang berada diruang operasi untuk waktu yang lama (Brunner &

Suddarth, 2005).

Anemia adalah adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan/atau

hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai

anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41% pada pria atau Hb < 12 g/dl dan

Ht < 37% pada wanita. Gejala-gejala umum anemia antara lain cepat

lelah, takikardia, palpitasi dan takipnea pada latihan fisik (Mansjoer et

al, 2009).

2. Emosi

Kondisi psikologis seseorang dapat memudahkan perubahan

perilaku yang dapat menurunkan kemampuan ambulasi yang baik.

Seseorang yang mengalami perasaan tidak aman, tidak termotivasi dan

harga diri yang rendah akan mudah mengalami perubahan dalam

ambulasi (Kozier & Erb, 2007). Orang yang depresi, khawatir atau

cemas sering tidak tahan melakukan aktivitas sehingga lebih mudah

lelah karena mengeluarkan energi cukup besar dalam ketakutan dan

kecemasannya jadi pasien mengalami keletihan secara fisik dan emosi

(Potter & Perry, 2006).

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

23��

Hubungan antara nyeri dan takut bersifat kompleks. Perasaan

takut seringkali meningkatkan persepsi nyeri tetapi nyeri juga dapat

menimbulkan perasaan takut. Menurut Paice (1991) dalam Potter &

Perry (2006) melaporkan suatu bukti bahwa stimulus nyeri

mengaktifkan bagian sistem limbik yang diyakini mengendalikan emosi

seseorang khususnya rasa takut. Setelah paska operasi fraktur nyeri

mungkin sangat berat khususnya selama beberapa hari pertama paska

operasi. Area insisi mungkin menjadi satu-satunya sumber nyeri, iritasi

akibat selang drainase, balutan atau gips yang ketat menyebabkan

pasien merasa tidak nyaman. Secara signifikan nyeri dapat

memperlambat pemulihan. Pasien menjadi ragu-ragu untuk melakukan

batuk, nafas dalam, mengganti posisi, ambulasi atau melakukan latihan

yang diperlukan. Setelah pembedahan analgetik sebaiknya diberikan

sebelum nyeri timbul dengan dosis yang memadai. Jenis obat dan

pemberian bergantung pada penyebab, letak nyeri dan keadaan pasien

(Sjamsuhidajat & Jong, 2005).

Orang yang depresi, khawatir atau cemas sering tidak tahan

melakukan aktivitas. Pasien depresi biasa tidak termotivasi untuk

berpartisipasi. Pasien khawatir atau cemas lebih mudah lelah karena

mereka mengeluarkan energi cukup besar dalam ketakutan dan

kecemasannya jadi mereka mengalami keletihan secara fisik dan

emosional (Potter & Perry, 2006).

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

24��

Tidak bersemangat karena kurangnya motivasi dalam

melaksanakan ambulasi. Penampilan luka, balutan yang tebal drain

serta selang yang menonjol keluar akan mengancam konsep diri pasien.

Efek pembedahan, seperti jaringan parut yang tidak beraturan dapat

menimbulkan perubahan citra diri pasien secara permanen,

menimbulkan perasaan klien kurang sempurna, sehingga klien merasa

cemas dengan keadaannya dan tidak termotivasi untuk melakukan

aktivitas. Pasien dapat menunjukkan rasa tidak senang pada

penampilannya yang ditunjukkan dengan cara menolak melihat insisi,

menutupi balutannya dengan baju, atau menolak bangun dari tempat

tidur karena adanya selang atau alat tertentu (Perry & Potter, 2006).

3. Gaya hidup

Status kesehatan, nilai, kepercayaan, motivasi dan faktor lainnya

mempengaruhi gaya hidup. Gaya hidup mempengaruhi mobilitas.

Tingkat kesehatan seseorang dapat dilihat dari gaya hidupnya dalam

melakukan aktivitas dan dia mendefinisikan aktivitas sebagai suatu

yang mencakup kerja, permainan yang berarti, dan pola hidup yang

positif seperti makan yang teratur, latihan yang teratur, istirahat yang

cukup dan penanganan stres Pender (1990 dalam berger & Williams,

2012). Menurut Oldmeadow et al (2006) tahapan pegerakan dan

aktivitas pasien sebelum operasi di masyarakat atau dirumah dapat

mempengaruhi pelaksanaan ambulasi.

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

25��

4. Dukungan Sosial

Dukungan sosial sebagai info verbal atau non verbal, saran,

bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang

yang akrab dalam subjek didalam lingkungan soisialnya atau yang

berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan

emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Menurut

Sjamsuhidajat & Jong (2005) Keterlibatan anggota keluarga dalam

rencana asuhan keperawatan pasien dapat memfasilitasi proses

pemulihan. Membantu pasien mengganti balutan, membantu

pelaksanaan latihan ambulasi atau memberi obat-obatan. Menurut

penelitian yang dilakukan Oldmeadow et al (2006) dukungan sosial

yaitu keluarga, orang terdekat dan perawat sangat mempengaruhi untuk

membantu pasien melaksanakan latihan ambulasi. Menurut Olson

(1996 dalam Hoeman, 2011) ambulasi dapat terlaksana tergantung dari

kesiapan pasien dan keluarga untuk belajar dan berpatisipasi dalam

latihan (Olson, 1996 dalam Hoeman, 2011).

5. Pengetahuan

Pasien yang sudah diajarkan mengenai gangguan muskuloskeletal

akan mengalami peningkatan alternatif penanganan. Informasi

mengenai apa yang diharapkan termasuk sensasi selama dan setelah

penanganan dapat memberanikan pasien untuk berpartisipasi secara

aktif dalam pengembangan dan penerapan penanganan. Informasi

khusus mengenai antisipasi peralatan misalnya pemasangan alat fiksasi

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

26��

eksternal, alat bantu ambulasi (trapeze, walker, tongkat), latihan, dan

medikasi harus didiskusikan dengan pasien (Brunner & Suddarth,

2002). Informasi yang diberikan tentang prosedur perawatan dapat

mengurangi ketakutan pasien.

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

27��

2.2. Keaslian Penelitian

Tabel 2.1 Keaslian Penelitian

No Nama

Pengarang Judul Metodologi Hasil

1 Nova Mega

Yanty

(2009)

Analisis Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi

Pelaksanaan Ambulasi

Dini Pasien Paska

Operasi Fraktur

Ekstremitas Bawah Di

Rindu B3 Rsup. H. Adam

Malik Medan

Desain penelitian

menggunakan

deskriptif observasi

dengan jumlah

sampel 24 responden

pasien

paska operasi fraktur

ekstremitas bawah.

Tehnik pengumpulan

data menggunakan

lembar checklis,

kuesioner dan lembar

observasi.

Hasil penelitian

Analisis uji

regresi logistik

menunjukkan

terdapat pengaruh

yang signifikan

antara: faktor

kondisi kesehatan

pasien: Hb

terhadap

pelaksanaan

ambulasi dini

dimana

(p=0,026<0,05)

dan faktor

dukungan sosial

terhadap

pelaksanaan

ambulasi dini

dimana

(p=0,029<0,05).

Sedangkan faktor

kondisi kesehatan:

suhu, hipotensi

ortostatik,

pernafasan dan

nyeri, faktor emosi,

faktor gaya hidup

dan faktor

pengetahuan tidak

terdapat pengaruh

signifikan terhadap

pelaksanaan

ambulasi

dini (P>0,05)

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

28��

2 Ajidah

& Yusran

Haskas

(2014)

Pengaruh Mobilisasi Dini

Terhadap Peristaltik Usus

Pada Pasien Pasca

Operasi Laparatomi Di

Ruang Rawat Inap Rsup

Dr. Wahidin

Sudirohusodo Makassar

Rancangan penelitian

yang dipakai dalam

penelitian ini adalah

quasi eksperimental

design: non

equivalent control

group design.

Penelitian ini

dilaksanakan dengan

memberikan

intervensi berupa

pemberian mobilisasi

dini. Sedangkan

kelompok kontrol

tidak

diberikan perlakuan

apa-apa oleh peneliti

selain mengobservasi

peristaltik usus.

Pengambilan sampel

dilakukan dengan

metode purposive

sampling dengan

jumlah sampel

sebanyak 30 orang

yang teridiri

atas kelompok

kontrol dan

kelompok perlakuan

masing-masing 15

orang, kemudian

hasilnya diuji

dengan cara

Independen Sample

T-Test dengan ti

ngkat kemaknaan a =

0,05

Hasil penelitian ini

didapatkan bahwa

perubahan

peristaltik usus

pada pasien pasca

operasi laparatomi

di Ruang Rawat Inap RSUP Dr.

Wahidin

Sudirohusodo

Makassar pada

kelompok yang

diberikan

mobilisasi dini

(kelompok

perlakuan) rata-rata

11,200 (±0,262),

perubahan

peristaltik usus

pada pasien pasca

operasi laparatomi

di Ruang Rawat

Inap RSUP Dr.

Wahidin

Sudirohusodo

Makassar pada

kelompok

kontrol rata-rata

1,533 (± 0,723),

dan ada pengaruh

mobilisasi dini

terhadap perubahan

peristaltik

usus pada pasien

pasca operasi

laparatomi di

Ruang Rawat Inap

RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo

Makassar

(p=0,001)

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

29��

3 Hesti

Marlitasari,

Basirun Al

Ummah,

Ning Iswati

(2010)

Gambaran

Penatalaksanaan

Mobilisasi Dini Oleh

Perawat Pada Pasien Post

Appendiktomy Di Rs Pku

Muhammadiyah

Gombong

Jenis penelitian ini

merupakan penelitian

non

eksperimental

dengan

menggunakan desain

deskriptif

observasional.

mobilisasi dini

pada pasien post

appendiktomy

sebanyak 27 orang

(bangsal Inayah

sebanyak 14 orang

dan bangsal

Barokah sebanyak 13

orang) pada

hari pertama poat

operasi

Gambaran

penatalaksanaan

mobilisasi dini oleh

perawat pada

pasien post

appendiktomy telah

dilakukan perawat

sebanyak 19

responden dengan

hasil yang

baik dengan

prosentase 62,96%

(17 responden).

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

30��

2.3. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

(Sumber : Sjamsuhidayat, 2005, Ummah dan Ismawati, 2010)

Hiperplasia Jaringan

Limfe

Erosi Mukosa Peradangan

Appendiksitis

Appendiktomi

Mobilisasi Dini

Faktor-faktor yang mempengaruhi :

1. Kondisi kesehatan pasien

2. Emosi

3. Gaya hidup

4. Dukungan sosial

5. pengetahuan

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

31��

2.4. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Keterangan :

__________ : diteliti

- - - - - - - - - : tidak diteliti

2.5. Hipotesis

H0 : Tidak ada faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan

mobilisasi dini pada pasien post appendiktomi di Bangsal Anggrek

RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso.

H1 : Ada faktor- faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan mobilisasi dini

pada pasien post appendiktomi di Bangsal Anggrek RSUD dr. Soediran

Mangun Sumarso.

Faktor-faktor Mobilisasi Dini

1. Kondisi kesehatan pasien

2. Emosi

3. Gaya hidup

4. Dukungan sosial

5. Pengetahuan

Mobilisasi Post Appendiktomi

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

32��

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain

deskriptif observasional yaitu mendiskripsikan (memaparkan) peristiwa-

peristiwa penting yang terjadi pada masa kini. Penelitian ini akan

mendiskripsikan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan

mobilisasi dini pada pasien post operasi appendiktomi (Nursalam, 2014).

3.2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah kumpulan subjek yang dijadikan sebagai responden

suatu penelitian (Nursalam, 2014). Populasi dalam penelitian ini adalah

semua pasien yang telah melakukan appendiktomi di RSUD DR. Soediran

Mangun Sumarso Wonogiri. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan

didapatkan data bahwa dalam 3 bulan diperkirakan terdapat 20 pasien yang

melakukan operasi appediktomi.

Sampel adalah beberapa subjek yang dijadikan sebagai responden

penelitian. Pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel

purposive sampling yaitu responden dipilih berdasarkan atas kriteria yang

ditetapkan oleh peneliti (Nursalam, 2014). Kriteria-kriteria sampel pada

penelitian ini adalah :

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

33��

Kriteria inklusi :

1. Pasien yang telah menjalani operasi appendiktomi

2. Pasien yang bersedia menjadi responden

3. Keluarga pasien menyetujui pasien menjadi responden dan mendatangani

lembar persetujuan (Informed Consent)

Kriteria eksklusi :

1. Pasien yang tidak sadar penuh

2. Keluarga pasien menolak pasien menjadi responden

Rumus penghitungan sampel

n��

������

Keterangan :

n : Sampel

N : Populasi

d : Konstanta tingkat kesalahan (0,05)

n��

������� � = 19 Responden

Sampel pada penelitian ini menggunakan 19 sesponden yang telah

melakukan operasi appendiktomi dan dalam keadaan composmentis.

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

34��

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD DR. Soediran Mangun Sumarso

Wonogiri pada bulan Desember 2015.

3.4. Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran

Tabel 3.1 Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran

Variabel Definisi Alat Ukur Penilaian Skala

Faktor-faktor

Mobilisasi Dini

a. Faktor kondisi

kesehatan

pasien

1) Suhu

2) Tekanan

darah

Kondisi

kesehatan

pasien secara

umum yang

berhubungan

dengan

kemampuan

pasien paska

appendiktomi

Suhu pasien

paska

appendiktomi

yang

berhubungan

dengan

pelaksanaan

ambulasi dini

dikatakan

abnormal jika

hipotermi atau

hipertermi

Tekanan darah

sistolik dan

diastolik pasien

appendiktomi

yang

berhubungan

dengan

pelaksanaan

ambulasi dini,

Lembar

Checklis

Lembar

Checklis

1. Normal:

35,80C-

37,00C

2. Abnormal:

>370C

(hipertermi)

<350C

(hipotermi)

1. Normal:

120/80-

139/89

mmHg

2. Abnormal:

<100/60

mmHg

Nominal

Nominal

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

35��

3) Pernafasan

4) HB

5) Nyeri

dikatakan

abnormal

adalah

hipotensi

Proses

pertukaran

oksigen dan

karbondioksida

Kadar HB

pasien

appendiktomi

yang

berhubungan

dengan

ambulasi dini

Skala nyeri

yang dirasakan

pasien

appendiktomi

saat melakukan

mobilisasi dini

Lembar

Checklis

Lembar

Checklis

Lembar

Checklis

1. Normal:

12-20 x/mnt

2. Abnormal:

> 20x/mnt &

< 12x/mnt

1. Normal:

12g/dl-18g/dl

2. Abnormal:

>18g/dl &

<12g/dl

1. Tidak nyeri

s/d nyeri

sedang:

Skala 1-5

2. Abnormal:

Nyeri hebat

s/d paling

hebat:

Skala 6-10

Nominal

Nominal

Nominal

b. Faktor Emosi Kondisi

psikologis

pasien

appendiktomi

yang

berhubungan

dengan

perilaku untuk

melakukan

ambulasi dini

Kuesioner

sebanyak 7

pertanyaan

(1,5,9,13,1

7,21,23) 5

pertanyaan

positif dan

2

pertanyaan

negatif

1. Tidak stabil:

< 3

2. Stabil :

� 4

Nominal

c. Gaya Hidup Pergerakan dan

kebiasaan

pasien sehari-

hari

dilingkungan

dan dirumah

sebelum

appendiktomi

yang

Kuesioner

sebanyak 4

pertanyaan

(2,6,10,14)

3

pertanyaan

positif dan

1

pertanyaan

1. Positif:

< 2

2. Negatif:

� 2

Nominal

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

36��

berhubungan

dengan

pelaksanaan

ambulasi dini

negatif

d. Dukungan

Sosial

Dukungan

psikologis

berupa

motivasi dan

bantuan yang

diberikan oleh

anggota

keluarga dan

orang lain

dalam

melaksanakan

ambulasi dini

Kuesioner

sebanyak 5

pernyataan

(3,7,11,15,

19) 4

pernyataan

positif dan

1

pertanyaan

negatif

1. Ada : > 3

2. Tidak ada:

� 3

Nominal

e. Pengetahuan Pengetahuan

pasien tentang

pengertian

ambulasi,

manfaat

ambulasi dan

pelaksanaan

ambulasi dini

paska operasi

ekstremitas

bawah

Kuesioner

sebanyak 8

(4,8,12,16,

18,20,22,2

3)

pertanyaan

positif

1. Pengetahuan

baik : > 4

2. Pengetahuan

Kurang: � 4

Nominal

f. Tahapan

Ambulasi

Pelaksanaan

ambulasi dini

pasien

appendiktomi

sampai hari

ketiga

Lembar

Observasi

tahapan

ambulasi

dini (1-5)

1. Ambulasi

terlaksana :

� 3

2. Ambulasi

tidak

terlaksana:

< 2

Nominal

3.5. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

3.5.1. Alat Penelitian

Alat penelitan yang digunakan meliputi kuesioner tentang

faktor-faktor yang berhubungan dengan mobilisasi dini. Alat

pendukung penelitian lainnya adalah bolpoin, kertas dan kuesioner.

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

37��

3.5.2. Cara pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan saat pasien sudah melakukan

operasi tetapi sudah di Ruang. Data diambil dalam satu waktu dengan

memberikan kuesioner sebagai alat pengambilan data.

1. Kuesioner

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti

menggunakan alat pengumpul data berupa lembar checklist,

kuesioner dan lembar observasi, instrumen ini terdiri dari 4 bagian

yaitu kuesioner data demografi, kuesioner faktor-faktor yang

berhubungan dengan pelaksanaan mobilisasi dini pada pasien

appendiktomi, lembar checklist pemeriksaan kondisi kesehatan

pasien dan lembar observasi pelaksanaan mobilisasi dini.

Kuesioner yang berisi data demografi pasien yang meliputi

umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan tipe pembedahan.

Data yang didapat melalui kuesioner ini tidak dianalisis, hanya

mendeskripsikan distribusi dan presentase dalam bentuk tabel.

Kuesioner faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan

mobilisasi dini di ambil dari penelitian yang dilakukan oleh Yanti

(2010) di RSUP H. Adam Malik Medan dengan berpedoman pada

tinjauan pustaka. Kuesioner tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini responden terdiri dari

24 pertanyaan dalam bentuk pertanyaan dengan jawaban ya atau

tidak (dikotomi), meliputi emosi (pernyataan no.

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

38��

1,5,9,13,17,21,24), gaya hidup (pernyataan no. 2,6,10,14),

dukungan sosial (pernyataan no. 3,7,11,15,19), pengetahuan

(pernyataan no. 4,8,12,16,18,20,22,23). Kriteria pernyataan negatif

yaitu no. 1,10,14,19,24 untuk jawaban ya nilainya 0 dan jawaban

tidak nilainya 1. Sedangkan pertanyaan positif jawaban ya nilainya

1 dan jawaban tidak nilainya 0. Nilai terendah adalah 12 dan

tertinggi adalah 24.

2. Lembar Checklist

Faktor kondisi kesehatan pasien diidentifikasikan dengan 5

pemeriksaan meliputi: suhu, tekanan darah, frekuensi pernafasan

Hb dengan kategori normal 2 dan abnormal 1, nyeri: kategori skala

nyeri 1-5 (tidak nyeri sampai dengan nyeri sedang) adalah 2 dan

skala nyeri 6-10 (nyeri hebat sampai dengan paling hebat) adalah 1.

Untuk lembar checklist pemeriksaan kondisi kesehatan terdapat 5

item setiap item masing-masing nilai terendah diberi skor 1 dan

nilai tertinggi diberi skor 2 sehingga nilai tertinggi adalah 10 dan

nilai terendah adalah 1.

3. Lembar Observasi

Pelaksanaan mobilisasi dini diidentifikasi melalui lembar

observasi dengan 5 objek pengamatan (1-5) yang dilakukan peneliti

untuk mengamati pelaksanaan mobilisasi dengan memilih tanda

checklist pada kolom “ya” jika tahapan mobilisasi dilaksanakan dan

idak” jika tahapan mobilisasi tidak terlaksana. Nilai 1 untuk

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

39��

jawaban ya dan nilai 0 untuk jawaban tidak, nilai tertinggi adalah �

3 dan terendah 0-2.

3.6. Reliabilitas Instrumen

Reabilitas adalah alat ukur yang penting untuk menjamin pengumpulan

data yang akurat (Assaf, 2003). Untuk mencari reliabilitas angket digunakan

rumus Alpha Cronbaach :

R11=( ) �

��

��� �

−���

���

− ta

ba

k

k2

2

11

Keterangan :

R11 : realibilitas instrument

K : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

ba2� : jumlah varians butir

ta 2 : varians total

Jika nilai koefisien > 0,7 maka instrument dikatakan reliable (Arikunto,

2006). Uji realibilitas pada instrumen ini sebelumnya sudah diujikan oleh

Yanti (2010) di RSUP H. Adam Malik Medan yang diperoleh dengan cara

menganalisis data dari satu kali pengetasan. Untuk faktor kondisi kesehatan

pasien dan kuesioner faktor emosi, gaya hidup, dukungan sosial dan

pengetahuan pasien diuji dengan menggunakan Cronbach Alpha. Untuk

lembar checklist faktor kondisi kesehatan pasien diperoleh hasil 0,737 dan

untuk kuesioner emosi, gaya hidup, dukungan sosial dan pengetahuan hasil

yang diperoleh 0,755 hasil ini dinyatakan sudah reliabel dan layak untuk

dilakukan penelitian.

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

40��

3.7. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

3.7.1. Pengolahan data

Dalam penelitian ini dilakukan pengolahan data dengan tahap

sebagai berikut :

1. Editing

Pada tahap ini peneliti melakukan koreksi data untuk melihat

kebenaran pengisian dan kelengkapan jawaban kuesioner dari

responden. Hal ini dilakukan di tempat pengumpulan data sehingga

bila ada kekurangan segera dapat dilengkapi. Selama proses

penelitian ada beberapa data yang tidak terisi sehingga peneliti

meminta responden untuk melengkapinya sehingga didapatkan data

yang lengkap.

2. Coding

Peneliti melakukan pemberian kode pada data untuk

mempermudah mengolah data, hanya 1 variabel diberi kode yaitu

variabel dependen (Nursalam 2013).

3. Entry data

Merupakan suatu proses pemasukan data kedalam komputer

untuk selanjutnya dilakukan analisa data dengan menggunakan

program komputer.

4. Cleaning

Cleaning adalah memastikan bahwa seluruh data yang

dimasukkan kedalam mesin pengolah data sudah sesuai dengan

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

41��

sebenarnya atau proses pembersihan data. Dalam proses ini peneliti

melakukan pengecekan ulang untuk memastikan bahwa semua data

yang dimasukkan dalam program komputer telah sesuai dengan

data asli yang didapat di lapangan.

5. Tabulating

Kegiatan memasukkan data hasil penelitian kedalam tabel

kemudian diolah dengan bantuan komputer.

3.7.2. Analisa Data

1. Analisis Univariat dan Bivariat

Data yang dikumpulkan disajikan secara deskriptif

berbentuk tabel distribusi frekuensi. Pada penelitian ini data yang

disajikan adalah frekuensi dari karakteristik responden yang

meliputi jenis kelamin, umur. Analisis bivariat digunakan Uji chi-

square, hal ini dilakukan untuk mengetahui besarnya proporsi

faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan ambulasi dini pada

masing-masing variabel yang diteliti dengan menggunakan

program SPSS v.18 for windows.

2. Analisis Multivariat

Analisis Multivariat digunakan untuk mengetahui faktor-

faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan ambulasi dini pada

pasien post operasi appendiktomi dengan menggunakan analisis

statistik regresi linier. Analisis regresi linier digunakan untuk

melihat pengaruh sejumlah variabel independen terhadap variabel

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

42��

dependen yang berupa variabel binominal atau juga untuk

memprediksi nilai suatu variabel dependen (yang berupa nominal)

berdasarkan nilai-nilai variabel independen (Dahlan, 2013).

Model yang diasumsikan dari regresi linier adalah sebagai

berikut:

������

���� = b0+ b1+ b2+ b3+ b4+ b5+ b6+ b7+ b8+ b9+ b10

Keterangan :

������

���� = Pelaksanaan mobilisasi dini

Variabel yang memiliki nilai p-value terbesar dikeluarkan secara

bertahap sehingga didapatkan variabel dengan nilai p-value <

0,005 artinya kesimpulan constant dari model regresi linier ini

signifikan.

3.8. Etika Penelitian

Ada beberapa etika yang dilakukan untuk mendukung kelancaran

penelitian ini antara lain sebagai berikut :

1. Informed consent (Lembar Persetujuan)

Informed consent merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan

calon responden dengan memberikan lembar persetujuan. Peneliti

menjelaskan tujuan penelitian kepada calon responden. Calon responden

bersedia menjadi responden maka dipersilahkan menandatangani lembar

persetujuan.

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

43��

2. Anonimity (Kerahasiaan Identitas)

Anonimity merupakan etika penelitian dimana peneliti tidak

mencantumkan nama responden dan tanda tangan pada lembar alat ukur,

tetapi hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data. Kode yang

digunakan berupa nama responden.

3. Confidentiality (Kerahasiaan Informasi)

Peneliti menjamin kerahasiaan hasil penelitian baik informasi atau

masalah lain yang menyangkut privacy klien. Hanya kelompok data

tertentu yang dilaporkan pada hasil penelitian.

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

44 �

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Analisis Univariat

4.1.1. Karakteristik Responden

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin,

Pendidikan dan Pekerjaan (n=19)

Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1. Umur

12-16 Tahun

17-25 Tahun

26-35 Tahun

36-45 Tahun

2

6

8

3

10.5

31.6

42.1

15.8

2. Jenis Kelamin

Laki-Laki

Perempuan

10

9

52.6

47.4

3. Pendidikan

Tidak Sekolah

SD

SLTP

SLTA

Perguruan Tinggi

4

1

6

5

3

21.1

5.3

31.6

26.3

15.8

4. Pekerjaan

Tidak Bekerja

Petani

Buruh

Swasta

Karyawan

4

2

2

3

7

21.1

15.8

15.8

10.5

36.8

N=19

Sumber: data Primer yang di olah, 2015

Berdasarkan Tabel 4.1 distribusi responden berdasarkan umur

diketahui jumlah paling sedikit berumur 12-16 tahun sebanyak 2 responden

(10%) dan yang paling banyak berumur 26-35 tahun sebanyak 8 responden

(42,1%). Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin diketahui jumlah

paling sedikit berjenis kelamin perempuan sebanyak 9 responden (47,4%) dan

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

45��

paling banyak berjenis kelamin laki-laki sebanyak 10 responden (52,6%).

Distribusi responden berdasakan tingkat pendidikan diketahui jumlah paling

sedikit berpendidikan SD sebanyak 1 responden (5,3%) dan paling banyak

berpendidikan SLTP sebanyak 6 responden (31,6%). Distribusi responden

berdasarkan pekerjaan diketahui jumlah paling sedikit bekerja di swasta

sebanyak 2 responden (10,5%) dan paling banyak bekerja sebagai karyawan

sebanyak 7 responden (36,8%).

4.2. Analisis Bivariat Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pelaksanaan

Mobilisasi Dini Pasien Post Operasi Appendiktomi

4.2.1. Analisis Faktor Kondisi Kesehatan Terhadap Pelaksanaan Mobilisasi Dini

Tabel 4.2 Analisis Uji Chi-Square Faktor Kondisi Kesehatan Terhadap

Pelaksanaan Mobilisasi Dini

Kategori Frekuensi (f) Presentase (%) P-value

Normal 19 100.0 .000

Tidak Normal 0 0

Total 19 100.0

Berdasarkan Tabel 4.2 faktor kondisi kesehatan (suhu, tekanan

darah, pernafasan, Hb, nyeri) terhadap pelaksanaan mobilisasi dini diketahui

19 (100%) responden memiliki kondisi kesehatan yang normal dengan p-

value 0,000 (p-value < 0,05).

4.2.2. Analisis Faktor Emosi Terhadap Pelaksanaan Mobilisasi Dini

Tabel 4.3 Analisis Uji Chi-Square Faktor Emosi Terhadap Pelaksanaan

Mobilisasi Dini

Kategori Frekuensi (f) Presentase (%) P-value

Tidak Stabil 6 31.6 .342

Stabil 13 68.4

Total 19 100.0

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

46��

Berdasarkan Tabel 4.3 faktor emosi terhadap pelaksanaan mobilisasi

dini diketahui jumlah paling sedikit memiliki emosi tidak stabil sebanyak 6

responden (31,6%) dan paling banyak memiliki emosi stabil sebanyak 13

responden (68,4%) dengan p-value 0,345 (p-value > 0,05).

4.2.3. Analisis Faktor Gaya Hidup Terhadap Pelaksanaan Mobilisasi Dini

Tabel 4.4 Analisis Uji Chi-Square Faktor Gaya Hidup Terhadap

Pelaksanaan Mobilisasi Dini (n=19)

Kategori Frekuensi (f) Presentase (%) P-value

Negatif 4 21.1 .750

Positif 15 78.9

Total 19 100.0

Berdasarkan Tabel 4.4 faktor gaya hidup terhadap pelaksanaan

mobilisasi dini diketahui jumlah paling sedikit memiliki gaya hidup

negatif sebanyak 4 responden (21,1%) dan paling banyak memiliki gaya

hidup positif sebanyak 15 responden (78,9%) dengan p-value 0,750 (p-

value > 0,05).

4.2.4. Analisis Faktor Dukungan Sosial Terhadap Pelaksanaan Mobilisasi Dini

Tabel 4.5 Analisis Uji Chi-Square Faktor Dukungan Sosial Terhadap

Pelaksanaan Mobilisasi Dini (n=19)

Kategori Frekuensi (f) Presentase (%) P-value

Ada 19 100.0 .002

Tidak Ada 0 0

Total 19 100.0

Berdasarkan Tabel 4.5 faktor dukungan sosial terhadap

pelaksanaan mobilisasi dini diketahui semua mendapat dukungan sosial

sebanyak 19 responden (100%) dengan p-value 0,002 (p-value < 0,05).

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

47��

4.2.1. Analisis Faktor Pengetahuan Terhadap Pelaksanaan Mobilisasi Dini

Tabel 4.6 Analisis Uji Chi-Square Faktor Pengetahuan Terhadap

Pelaksanaan Mobilisasi Dini (n=19)

Kategori Frekuensi (f) Presentase (%) P-value

Pengetahuan Baik 19 100.0 .001

Pengetahuan Kurang 0 0

Total 19 100.0

Berdasarkan Tabel 4.6 faktor pengetahuan terhadap pelaksanaan

mobilisasi dini diketahui semua berpengetahuan baik sebanyak 19

responden (100%) dengan p-value 0,001 (p-value < 0,05).

4.3. Analisis Multivariat Pengaruh Kondisi Kesehatan Pasien, Emosi, Gaya

Hidup, Dukungan Sosial dan Pengetahuan Terhadap Pelaksanaan

Mobilisasi Dini Pasien Post Operasi Appendiktomi

Tabel 4.7 Analisis Uji Regression Faktor Mobilisasi Dini (n=19)

Kategori Koefisien Regresi Thitung P-value

Emosi .749 2.030 .063

Gaya hidup -1.208 -2.365 .562

Dukungan Sosial

Pengetahuan

1.429

.649

1.674

.718

.002

001

Kondisi Kesehatan .650 .514 .000

Constant 11.571 1.181 .259

Berdasarkan Tabel 4.7 faktor mobilisasi dini diketahui yang

mempunyai pengaruh signifikan yaitu faktor dukungan sosial, pengetahuan

dan kondisi kesehatan karena memiliki p-value < 0,05 secara bertahap di

dalam uji regresi linier, maka didapatkan hanya 3 variabel yang masuk

sebagai prediktor yaitu faktor pengetahuan sebesar (0.649), faktor kondisi

kesehatan (suhu, tekanan darah, pernafasan, Hb, nyeri) sebesar (0.650) dan

faktor yang paling berpengaruh yaitu faktor dukungan sosial sebesar (1.429).

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

48 �

BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Responden

Hasil penelitian karakteristik responden berdasarkan umur diketahui

yang paling banyak berumur 26-35 tahun sebanyak 8 responden (42,1%).

Jenis kelamin diketahui jumlah paling banyak berjenis kelamin laki-laki

sebanyak 10 responden (52,6%). Tingkat pendidikan diketahui paling banyak

berpendidikan SLTP sebanyak 6 responden (31,6%). Pekerjaan diketahui

jumlah paling banyak bekerja sebagai karyawan sebanyak 7 responden

(36,8%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ajidah (2014) karakteristik responden paling banyak berumur 21-30 tahun

berjumlah 13 responden dengan total 30 responden, Namun untuk jenis

kelamin, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan terdapat perbedaan. Menurut

peneliti hal ini dapat terjadi karena perbedaan tempat penelitian dan

responden yang digunakan peneliti.

5.2. Faktor Kondisi Kesehatan (suhu, tekanan darah, pernafasan, Hb, nyeri)

Terhadap Pelaksanaan Mobilisasi Dini

Hasil penelitian faktor kondisi kesehatan terhadap pelaksanaan

mobilisasi dini diketahui 19 (100%) responden memiliki kondisi kesehatan

yang normal. Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Yanti (2010) yang

memperlihatkan bahwa kondisi kesehatan yang normal tidak mempengaruhi

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

49��

pelaksanaan ambulasi dini pasien paska operasi. Pada penelitian ini mayoritas

semua responden tidak mengalami suhu yang abnormal atau demam,

sehingga melihat dari kondisi kesehatan pasien seharusnya memungkinkan

untuk melakukan ambulasi dini. Dalam masa hospitalisasi, pasien sering

memilih untuk tetap ditempat tidur sepanjang hari, meskipun kondisi mereka

mungkin membolehkan untuk melakukan aktifitas pergerakan lain (Berger &

Williams, 1992 dalam Yanti 2010).

Tekanan darah pasien juga berpengaruh terhadap kondisi

kesehatannya. Memperhatikan pusing sementara adalah tindakan pencegahan

yang penting saat mempersiapkan pasien untuk ambulasi. Bedrest jangka

pendek, terutama setelah cidera atau tindakan pembedahan dapat disertai

dengan hipotensi. Hipotensi dapat menyebabkan pasien kurang melakukan

aktivitas seperti ambulasi (Perry & Potter, 2009). Tekanan darah pada semua

responden adalah normal sehingga peneliti meyakini bahwa mobilisasi dini

dapat dilakukan oleh semua responden.

Frekuensi pernafasan yang abnormal misalkan pada pasien dispnea

selama latihan ambulasi tidak akan tahan melakukan ambulasi seperti pada

pasien yang tidak mengalaminya, pada pasien lemah tidak mampu

meneruskan aktivitas latihan karena energi besar diperlukan untuk

menyelesaikan latihan menyebabkan kelelahan dan kelemahan yang

menyeluruh. Hasil penelitian rata-rata frekuensi pernafasan responden

berkisar antara 12-20 x/mnt sehingga masih dalam kondisi normal dan tidak

ada responden yang mengalami sesak nafas.

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

50��

Menurut pendapat Kozier & Erb (2010) menyatakan bahwa perubahan

status kesehatan dapat mempengaruhi sistem saraf berupa penurunan

koordinasi, perubahan tersebut dapat disebabkan oleh penyakit sehingga

mengakibatkan berkurangnya kemampuan seseorang untuk melakukan

aktivias dan latihan. Hal ini juga sependapat dengan Perry & Potter (2009)

yang menyatakan bahwa seseorang yang mengalami sakit kepala ringan,

pusing, kelemahan, kelelahan, kehilangan energi, dispnue dan hampir pingsan

kurang mampu untuk melakukan aktivias seperti ambulasi. Kelelahan yang

berlebihan bisa menyebabkan pasien jatuh atau mengalami

ketidakseimbangan pada saat latihan.

Nyeri yang dirasakan pada responden berintensitas ringan sampai

sedang sehingga tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap mobilisasi

paska appendiktomi. Menurut Brunner & Suddarth (2002) yang menyatkan

kebanyakan pasien merasa takut untuk bergerak setelah paska operasi karena

merasa nyeri pada luka bekas operasi. Menurut Sjamsuhidajat & Jong (2005)

menyatakan bahwa pasien menjadi ragu-ragu untuk melakukan batuk, nafas

dalam, mengganti posisi, ambulasi atau melakukan latihan yang diperlukan.

Masalah lain yang sering terjadi adalah ketika pasien merasa terlalu sakit atau

nyeri, faktor lain yang menyebabkan mereka tidak mau melakukan mobilisasi

dini dan memilih untuk istirahat ditempat tidur (Kozier & Erb, 2010). Pada

penelitian ini responden mendapatkan terapi analgetik setelah pembedahan

untuk mengurangi nyeri sehingga nyeri yang dirasakan tidak berat. Menurut

Brunner & Suddarth (2002) beberapa pasien menyatakan bahwa nyerinya

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

51��

lebih ringan dibanding sebelum pembedahan dan hanya memerlukan jumlah

analgetik yang sedikit, harus diupayakan segala usaha untuk mengurangi

nyeri dan ketidaknyamanan.

5.3. Faktor Emosi Terhadap Pelaksanaan Mobilisasi Dini

Hasil penelitian faktor emosi terhadap pelaksanaan mobilisasi dini

diketahui sebagian besar responden emosinya stabil sebanyak 13 responden

(68,4%). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh yanti (2010)

yaitu tidak ada pengaruh antara emosi dengan pelaksanaan ambulasi dini

pasien paska operasi. Menurut Kozier & Erb (2010) yang menyatakan bahwa

kondisi psikologis seseorang dapat memudahkan perubahan perilaku yang

dapat menurunkan kemampuan ambulasi yang baik, seseorang yang

mengalami perasaan tidak nyaman, tidak termotivasi dan harga diri yang

rendah akan mudah mengalami perubahan dalam ambulasi.

Hal ini didukung Perry & Potter (2005) menyatakan bahwa pasien

paska operasi tidak bersemangat karena kurang motivasi untuk melaksanakan

ambulasi, penampilan luka, balutan yang tebal akan mengancam konsep diri

pasien. Efek pembedahan seperti jaringan parut yang tidak beraturan dapat

menimbulkan perubahan citra diri pasien secara permanen, menimbulkan

perasaan pasien kurang sempurna sehingga pasien merasa cemas dengan

keadaannya dan tidak termotivasi untuk melakukan aktivitas latihan.

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

52��

5.4. Faktor Gaya Hidup Terhadap Pelaksanaan Mobilisasi Dini

Hasil penelitian faktor gaya hidup terhadap pelaksanaan mobilisasi

dini diketahui sebagian besar responden memiliki gaya hidup positif

sebanyak 15 responden (78,9%). Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh yanti (2010) yaitu tidak ada pengaruh gaya hidup terhadap

pelaksanaan ambulasi dini pasien paska operasi. Hal ini menunjukkan bahwa

dengan gaya hidup yang positif tidak mempunyai pengaruh signifikan dengan

pelaksanaan mobilisasi karena dengan gaya hidup positif belum tentu pasien

merasa lebih mudah untuk melakukan mobilisasi dini. Gaya hidup juga

mempengaruhi mobilitas, tingkat kesehatan seseorang dapat dilihat dari gaya

hidupnya dalam melakukan aktivitas dan mendefinisikan aktivitas sebagai

suatu yang mencakup kerja, pola hidup yang positif seperti makan yang

teratur, latihan yang teratur, istirahat yang cukup (Oldmeadow, 2006).

5.5. Faktor Dukungan Sosial Terhadap Pelaksanaan Mobilisasi Dini

Hasil penelitian faktor dukungan sosial terhadap pelaksanaan

mobilisasi dini diketahui semua responden mendapatkan dukungan sosial

sebanyak 19 responden (100%). Hal ini sesuai dengan pernyataan Hoeman

(2001), bahwa perlu adanya keluarga, orang terdekat dan perawat yang

memberikan dukungan dan bantuan pada pasien dalam melakukan latihan

ambulasi dini dapat memfasilitasi proses penyembuhan. Hal ini diperkuat

dengan hasil penelitian Oldmeadow et al (2006) yang menyatakan bahwa

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

53��

dukungan sosial yaitu keluarga, orang terdekat dan perawat sangat

mempengaruhi untuk membantu pasien melaksanakan latihan mobilisasi.

5.6. Faktor Pengetahuan Terhadap Pelaksanaan Mobilisasi Dini

Hasil penelitian faktor pengetahuan terhadap pelaksanaan mobilisasi

dini diketahui semua responden berpengetahuan baik. Menurut Brunner &

Suddarth (2002) menyatakan bahwa pasien yang sudah diajarkan mengenai

gangguan muskuloskeletal akan mengalami peningkatan alternatif

penanganan. Informasi mengenai apa yang diharapkan termasuk sensasi

selama dan setelah penanganan misalnya adanya balutan dapat memberanikan

pasien untuk berpartisipasi secara aktif dalam pengembangan dan penerapan

perawatan. Pada penelitian ini responden semua berpengetahuan baik

sehingga mobilisasi dini dapat dilaksanakan dengan optimal.

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

54 �

BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

1. Ada hubungan yang signifikan (p-value 0.000< 0.05) antara faktor

kondisi kesehatan: suhu, tekanan darah, pernafasan dengan pelaksanaan

mobiilisasi dini pasien post appendiktomi.

2. Tidak ada hubungan (p-value 0.342> 0,05) antara emosi dengan

pelaksanaan mobilisasi dini pada pasien post appendiktomi.

3. Tidak ada hubungan (p-value 0.750> 0,05) antara gaya hidup dengan

pelaksanaan mobilisasi dini pada pasien post appendiktomi.

4. Ada hubungan yang signifikan (p-value 0.002< 0.05) antara dukungan

sosial dengan pelaksanaan mobiilisasi dini pasien post appendiktomi.

5. Ada hubungan yang signifikan (p-value 0.001< 0.05) antara tingkat

pengetahuan dengan pelaksanaan mobiilisasi dini pasien post

appendiktomi.

6. Hasil uji statistik regresi linier menunjukkan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara faktor kondisi kesehatan p-value 0.000 < 0.05,

dukungan sosial dengan nilai p-value 0.002 dan pengetahuan dengan

nilai p-value < 0,001 terhadap mobilisasi dini pasien post operasi

appendiktomi. Ketiga faktor yang berhubungan terdapat faktor yang

paling dominan terhadap mobilisasi dini pasien post operasi

appendiktomi yaitu faktor dukungan sosial dengan koefisien regresi

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

55��

sebesar 1.429. Dari beberapa faktor yang diidentifikasi diketahui bahwa

tidak ada hubungan signifika antara faktor emosi dan gaya hidup

dengan pelaksanaan mobilisasi dini�pasien post operasi appendiktomi.

6.2. Saran

1. Bagi Perawat

Perawat dan tenaga medis lainnya mampu meningkatkan

pemberian motivasi terhadap pasien dan keluarga dalam latihan mobilisasi

dini pasien post operasi appendik.

2. Bagi Rumah Sakit

Rumah sakit mampu menyediakan penambahan sumber daya

berupa media promosi baik berupa cetak maupun media elektronik seperti

menyediakan leaflet sebagai pendukung pelaksanaan mobilisasi dini.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi dalam penelitian

selanjutnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi mobilisasi dini

pasien post operasi dan bisa dikembangkan menjadi penelitian kualitatif

dengan desain yang berbeda.

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

DAFTAR PUSTAKA

Ajidah & yusran Haskas. (2014). Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Peristaltik

Usus pada Pasien Pasca Operasi Laparatomi di Ruang Rawat Inap

RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Jurnal Kesehatan STIKes

Nani Hasanuddin Makassar. vol.3 no. 6 Tahun 2014 ISSN:2302-

1721.

Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan aplikasi

kebutuhan dasar klien. Jakarta : Salemba Medika

Beger & Williams. (2012). Buku Ajar Keperawatan : Konsep dan Aplikasi

Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika

Craven F.R & Hirnle J.C. (2009). Fundamental of Nursing Human, Health and

Function (edisi ke 6).USA: Lippincott william & wilkins

Dahlan, S. (2013). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba

Medika.

Gartland,J.J. (2007). Fundamentals of Orthopaedics.(4th edition).USA: Saunders

Company

Hidayat, A.A. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi dan

Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Hoeman, S.P. (2011). Rehabilitation Nursing (Process Application & out comes

(3 th edition).United States Of America : Mosby Inc

Jitowiyono & Kristiyanasari. (2010). Asuhan Keperawatan Post Operasi

Pendekatan Nanda, NIC NOC. Yogyakarta: Nuha Medika

Kozier, B & Ebr, G. (2007). Time to Ambulation After Hip Fracture Surgery :

Relation Hopitalization Outcomes. http : biomed. gerontologyjournal.

org/ cgi/ content/ full/ 58/ 11/ M1042# T02.

Kozier. Erb, Berman. Snyder. (2010). Buku Ajar Fondamental Keperawatan

:Konsep, Proses & Praktik, Volume : 1, Edisi : 7. Jakarta: EGC

Lewis et al. (2010). Medical Surgical Nursing : Assesment and Management of

Clinical Problem. (5th edition). Philadelphia: Mosby.

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN · PDF fileTD, pernafasan, Hb, nyeri), pengetahuan dan dukungan sosial mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini. ... supposed to be the cause

Marlitasari, Hesti, Ummah, Basirun Al & Iswati, Ning. (2010).� Gambaran

Penatalaksanaan Mobilisasi Dini Oleh Perawat Pada Pasien Post

Appendiktomy Di RS PKU Muhammadiyah Gombong.�Jurnal Ilmiah

Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 2

Oldmeadow,B.L et al. (2006). No Rest for the Wounded: Early Ambulation After

Hip Surgery Accelerates Recovery. http:// proquest. umi. com/

pqdweb?did=1682638771&Fmt=3&clienttld=6392&RQT=309&Vna

me=PQD

Perry.GA & Potter A.P. (2006). Clinical Nursing Skills & Techniques (edition 6).

USA : Mosby

Potter, P.A, Perry, A. G., Crisp, J. & Taylor, C. (2005). Fundamental of Nursing.

Sixth Ed. Philadelphia: Mosby Inc.

Setiawati & Dermawan. (2008) . Proses Pendekatan Dalam Pendidikan

Kesehatan. Jakarta : Trans Info Media

Sjamsuhidayat & De Jong. (2005). Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta : EGC

Yanty, Nova Mega. (2009). Analisa faktor-faktor yang mempengaruhi

pelaksanaan ambulasi dini pasien paska operasi fraktur ekstremitas

bawah di RINDU D3 RSUP H.Adam Malik Medan. Skripsi.

Universitas Sumatra Utara