Faktor - Faktor Pengadaan Bahan Baku

10
BAB 1. FAKTOR - FAKTOR PERENCANAAN BAHAN BAKU AGROINDUSTRI 2.1 Faktor Jumlah dalam Perencanaan Bahan Baku Agroindustri Jumlah bahan baku yang cukup bagi perencanaan agroindustri perlu dipenuhi. Hal tersebut untuk menjamin operasi pengolahan berjalan sesuai dengan kapasitas produksi dan untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan pasar akan produk agroindustri yang dihasilkan Hal-hal yang harus diperhatikan mengenai jumlah bahan baku untuk perencanaan agroindustri meliputi : a. Jadwal produksi harian b. Jumlah permintaan pasar (Universitas Brawijaya, 2012). Salah satu hal yang menyebabkan kurangnya bahan baku ialah ketidak pastian produksi pertanian sehingga mengakibatkan ketidakstabilan harga bahan baku. Hal tersebut berdampak pada pendanaan dan pengelolaan modal untuk pengadaan bahan baku. Jika pasokan bahan baku tersendat-sendat atau tidak teratur maka seringkali terjadi kesenjangan antara ketersediaan bahan baku

description

manajemen agroindustri

Transcript of Faktor - Faktor Pengadaan Bahan Baku

Page 1: Faktor - Faktor Pengadaan Bahan Baku

BAB 1. FAKTOR - FAKTOR PERENCANAAN BAHAN BAKU

AGROINDUSTRI

2.1 Faktor Jumlah dalam Perencanaan Bahan Baku Agroindustri

Jumlah bahan baku yang cukup bagi perencanaan agroindustri perlu dipenuhi.

Hal tersebut untuk menjamin operasi pengolahan berjalan sesuai dengan

kapasitas produksi dan untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan pasar akan

produk agroindustri yang dihasilkan

Hal-hal yang harus diperhatikan mengenai jumlah bahan baku untuk

perencanaan agroindustri meliputi :

a. Jadwal produksi harian

b. Jumlah permintaan pasar (Universitas Brawijaya, 2012).

Salah satu hal yang menyebabkan kurangnya bahan baku ialah ketidak

pastian produksi pertanian sehingga mengakibatkan ketidakstabilan harga bahan

baku. Hal tersebut berdampak pada pendanaan dan pengelolaan modal untuk

pengadaan bahan baku. Jika pasokan bahan baku tersendat-sendat atau tidak

teratur maka seringkali terjadi kesenjangan antara ketersediaan bahan baku

dengan produksi dalam kegiatan agroindustri (Bagus, 2011).

Persediaan bahan baku menurut Barry Render dan Jay Haizer (dalam Sari,

2010) dapat dikelompokkam menjadi empat jenis, yaitu :

a. Persediaan bahan mentah/ bahan baku (raw material inventory)

Yaitu persediaan barang-barang yang akan digunakan dalam proses

produksi. Bahan baku ini didapatkan langsung dari alam atau dari perusahaan

dimana bahan baku tersebut dibeli.

b. Persediaan barang dalam proses/ barang setengah jadi

Yaitu persediaan barang-barang yang keluar dari tiap bagian suatu pabrik

tapi masih perlu diproses lebih lanjut sehingga menjadi barang jadi.

Page 2: Faktor - Faktor Pengadaan Bahan Baku

c. Persediaan MRO (maintenance, repair and operation)

Persediaan yang khusus untuk pelengkap pemeliharaan atau perbaikan

atau operasi.

d. Persediaan barang jadi

Yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses (Sari, 2010).

2.2 Faktor Kualitas dalam Perencanaan Bahan Baku Agroindustri

Faktor kualitas bahan baku bagi agroindusri perlu diperhatikan, karena

kualitas bahan baku yang digunakan terkait dengan persyaratan produksi, harga,

dan strategi pengendalian mutu. Bahan baku yang digunakan untuk agroindustri

harus mempunyai standar yg jelas tentang mutu bahan baku yg diterima dan harus

ditetapkan metode pengendalian mutu yang akan digunakan dalam agroindustri

(Universitas Brawijaya, 2012).

Kualitas bahan baku berperan dalam penentuan harga produksi agroindustri.

Apabila bahan baku berkualitas buruk maka harga yang dipasang untuk sebuah

produk agroindustri akan semakin rendah, akibatnya suatu perusahaan akan rugi.

Namun apabila bahan baku berkualitas baik maka harga yang dipasang akan

tinggi, sehingga dari penjualan produk agroindustri akan menghasilkan profit atau

keuntungan (Bagus, 2011).

2.3 Faktor Kontinuitas dalam Perencanaan Bahan Baku Agroindustri

Kontiunitas berarti berkelanjutan, maka yang dimaksud aspek kontinuitas

bahan baku ialah bahan baku untuk produksi ialah terus tersedia saat dibutuhkan.

Apabila terjadi ketidakpastian pada ketersediaan bahan baku maka akan terjadi

pula kesenjangan dan ketidakstbilan produksi suatu produk agroindustri (Bagus,

2011).

Aspek produksi perlu memperhatikan ketersediaan produk pertanian, yang

dipakai sebagai bahan baku. Secara kontinuitas, maka bahan baku harus tersedia

Page 3: Faktor - Faktor Pengadaan Bahan Baku

secara kontinyu sepanjang tahun karena proses produksi terus berjalan (Andriani,

2013).

Sistem terus menerus dilakukan dengan secara terus menerus melihat catatan

jumlah persediaan. Setiap waktu, setiap unit posisi persediaan selalu dibandingkan

dengan pemesanan kembali. Jika posisi persediaan sama atau lebih kecil dari

pemesanan kembali, maka pemesanan adalah dalam jumlah tetap. Jika posisi

persediaan lebih besar dari pemesanan kembali berarti tidak ada tindakan yang

perlu dilakukan (Nurhasanah et-al, Tanpa Tahun).

Tidak kontinuitasnya suatu bahan baku disebabkan oleh beberapa factor.

Diantaranya ialah bahan baku yang digunakan hanya tesedia pada musim tertentu,

contohnya durian. Faktornya ialah kerusakan tanaman yang akan digunakan untuk

bahan baku (Bagus, 2011).

Cuaca sangat berpengaruh pada hasil yang diterima oleh pihak perusahaan.

Cuaca yang buruk seperti hujan deras dapat mengakibatkan kegagalan panen

sehingga petani tidak bisa mengirimkan hasil panennya. Selain kegagalan panen

juga berpengaruh pada waktu pengiriman barang, karena hujan deras dapat

mengakibatkan jalan menuju perusahaan banjir dan transportasi jalan menjadi

macet (Sari, 2010).

2.4 Faktor Waktu dalam Perencanaan Bahan Baku Agroindustri

Pengadaan bahan baku sangat terkait dengan kendala musiman, mudah rusak,

dan faktor jarak akibat lokasi yang terpencar. Karakteristik setiap komoditas

berbeda sehingga waktu pengadaan bahan baku memerlukan studi atau penelitian

untuk masing-masing komoditas (Universitas Brawijaya, 2012).

Waktu tunggu merupakan tenggang waktu yang diperlukan antara satu

pemesanan bahan baku dengan datangnya bahan baku tersebut. Waktu tunggu

harus diperhatikan karena berhubungan dengan penentuan saat pemesanan ke bali

bahan baku. Dengan diketahuinya waktu tunggu yang tepat, perusahaan dapat

membeli pada saat yang tepat pula, sehingga resiko penumpukan persediaan atau

Page 4: Faktor - Faktor Pengadaan Bahan Baku

kekurangan persedian dapat ditekan seminimal mungkin (Budiman dan Hakimi,

Tanpa Tahun).

2.5 Faktor Pembiayaan dalam Perencanaan Bahan Baku Agroindustri

Bahan baku agroindustri menjadi faktor penentu biaya karena umumnya

menyerap sebagian besar biaya produksi. Penetapan kesepakatan harga perlu

ditentukan dengan memperhatikan prinsip saling menguntungkan (win-win

solution) (Universitas Brawijaya, 2012).

Biaya bahan baku tidak hanya mencakup harga bahan baku tersebut, namun

juga mencakup transportasi bahan baku tersebut ke pabrik pengolahan. Semakin

tinggi biaya bahan baku maka semakin tinggi pula harga produk agroindustri. Hal

ini dapat berdampak pada minat para konsumen untuk membeli produk

agroindustri tersebut. Tingginya harga bahan baku disebabkan oleh

ketidakpastiannya ketersediaan bahan baku tersebut. Hal tersebut menyebabkan

bahan baku tersebut menjadi langka dan mahal, contohnya cabe (Bagus, 2011).

Biaya persediaan bahan baku adalah semua pengeluaran dan kerugian yang

timbul sebagai akibat persediaan. Biaya tersebut adalah biaya pembelian, biaya

pemesanan, biaya penyiapan, biaya penyimpanan, dan biaya kekurangan

persediaan.

a. Biaya penyiapan (set up cost) adalah semua pengeluaran yang timbul dalam

mempersiapkan produksi. Biaya ini terjadi bila item sediaan diproduki sendiri

dan tidak membeli dari pemasok. Biaya ini meliputi biaya persiapan peralatan

produksi, biaya mempersiapkan atau menyetel (set-up) mesin, biaya

mempersiapkan gambar kerja, biaya mempersiapkan tenaga kerja langsung,

biaya perencanaan dan penjadwalan produksi, dan biaya–biaya lain yang

besarnya tidak tergantung pada jumlah item yang diproduksi.

b. Biaya penyimpanan adalah biaya yang dikeluarkan dalam penanganan atau

penyimpanan material, semi finished product, sub assembly, atau pun produk

jadi.

Page 5: Faktor - Faktor Pengadaan Bahan Baku

c. Biaya kekurangan persediaan. Bila perusahaan kehabisan barang saat ada

permintaan, maka akan terjadi stock out. Stock out menimbulkan kerugian

berupa biaya akibat kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan atau

kehilangan pelanggan yang kecewa (yang pindah keproduk saingan).

(Baroto dalam Sari, 2010).

2.6 Faktor Organisasi dalam Perencanaan Bahan Baku Agroindustri

Kelembagaan pendukung untuk pengadaan bahan baku penting diperhatikan

karena terkait dengan banyak pihak. Aspek yg perlu dicermati adalah struktur

organisasi di dalam perusahaan dan produsen bahan baku (Universitas Brawijaya,

2012).

Pola kemitraan pemasok bahan baku dengan perusahaan dapat dilihat pada

Gambar 2.1.

Gambar 1.2 Pola kemitraan petani-agroindustri pada zaman sekarang

(lakitan, 2012).

2.6.1. Organisasi dalam Perencanaan Bahan Baku Perusahaan

Perencanaan dan pembelian berada dibawah tanggung jawab direktur

produksi dan teknik, dipimpin oleh seorang manajer pembelian dibantu kepala

Page 6: Faktor - Faktor Pengadaan Bahan Baku

bagian (supervisor ) perencanaan kebutuhan bahan baku, supervisor ekspor –

impor dan administrator. Kegiatan pembelian dilakukan tersentralisasi (terpusat),

artinya departemen pembelian memegang seluruh pembelian untuk kebutuhan

perusahaan sehingga dapat dengan mudah mengikuti perkembangan pasar dan

bahan baku yang digunakan lebih seragam kualitasnya (Budiman dan Hakimi,

Tanpa Tahun).

2.6.2. Organisasi dalam Perencanaan Bahan Baku Pemasok (Produsen Bahan

Baku)

a. Sistem Tidak Kontrak

Sistem kerjasama yang dilakukan antara pihak petani dan pihak perusahaan

tidak menggunakan sistem kontrak, sehingga ada petani yang beralih sementara ke

tanaman pangan lain yang sesuai dengan musimnya. Adanya perpindahan petani

yangberalih ke tanaman lain tidak berpengaruh terlalu besar, hanya sekitar 5%

penerimaan akan berkurang. Bahan baku yang dikirim petani pada musim panen

bisa dalam jumlah yang besar dan bisa over stock. Pihak perusahaan tidak

memberikan standarisasi mengenai bahan baku yang harus disediakan petani.

Pihak perusahaan hanya menuntut bahan baku dikirim harus dalam keadaan segar

(Sari, 2010).

b. Sistem Kontrak

Sistem kerja sama kontrak merupakan pengaturan yang dilakukan dalam

menentukan jumlah pasokan, jadwal pasokan dan mutu pasokan berdasarkan

acuan harga tertentu. Pengaturan kontrak kerjasama tersebut dapat digunakan

dalam rangka memenuhi kriteria untuk menjamin mutu pasokan, seperti adanya

kontinuitas pasokan bahan baku yang bermutu, peningkatan kepercayaan

konsumen dan kemudahan penelusuran mutu produk sehingga proses jaminan

mutu lebih mudah dilakukan.

Sistem Kerja sama kontrak yang dilakukan antara perusahaan dan pemasok

bahan baku agroindustri diterapkan dalam penyediaan bahan baku industri gelatin

diantara pemasok kulit atau pedagang kulit dengan industri penyamakan kulit dan

industri gelatin. Kontrak kerjasama antara pedagang kulit dengan industri

penyamakan kulit dilakukan untuk penyediaan bahan baku kulit yang bermutu,

Page 7: Faktor - Faktor Pengadaan Bahan Baku

sedangkan kontrak kerjasama diantara industri gelatin dengan industri

penyamakan kulit adalah untuk mengolah limbah industri penyamakan kulit

berupa kulit sapi split menjadi gelatin (Nur, et – al, 2012).