EVOLUSI DALAM PELAPORAN KEUANGAN...
Transcript of EVOLUSI DALAM PELAPORAN KEUANGAN...
EVOLUSI DALAM PELAPORAN KEUANGAN
PERUSAHAAN :ANALISIS SEMIOTIK ATAS
INTEGRATED REPORTING PT UNITED
TRACTORS TBK
Yuni Widiyastuti
Anis Chariri, S.E., M.Com, Ph.D, Akt.
ABSTRACT
This study is a qualitative research conducted to analyze PT United Tractors Tbk
Integrated Reports. The purpose of this study is to understand and analyze the evolution of
financial reporting practices especially integrated reporting PT United Tractors Tbk
whether it complies with the standards of IIRC and how companies disclose the required
elements in the integrated reporting. In addition, this study aims to understand and analyze
the company reasons to use the integrated reporting in the annual report.
This study uses a semiotic analysis of the integrated report PT United Tractors Tbk .
It uses semiotic approach to analyze the annual report. The data used is annual report of PT
United Tractors Tbk in 2008 ,2009, and 2010. The data obtained by downloading it from
official website.
The results showed that the company doing the evolution of financial reporting using
the integrated reporting format along with the principles and elements contained in the
integrated reporting standards IIRC about integrated reporting. PT United Tractors Tbk
reveales elemen of integrated reporting in the statement of board commissioner, board
director, and management analysis. The company uses integrated reporting to gain
legitimacy from stakeholders. This study also gives an information that PT United Tractors
Tbk do the evolutionary process in their annual report.
Keywords : evolution, integrated reporting, annual report, semiotic
PENDAHULUAN
Laporan keuangan mempunyai peranan penting bagi terciptanya suatu komunikasi
antara pihak manajemen dengan pihak lain yang berkepentingan seperti investor, issuer, dan
penjamin emisi. Laporan keuangan dapat dipandang sebagai sarana untuk mempertanggung
jawabkan segala sesuatu yang dilakukan manajer atas sumber daya pemilik (Belkaoui, 1993).
Dengan demikian laporan keuangan merupakan media untuk mengukur kinerja suatu
perusahaan yang diharapkan dapat menyediakan informasi bermanfaat bagi pihak
berkepentingan dalam mengevaluasi keberhasilan perusahaan.
Pada awalnya laporan keuangan cenderung bersifat sederhana yang memuat informasi
kuantitatif tentang posisi keuangan, kinerja keuangan, arus kas, perubahan ekuitas dan
penjelasan atas laporan keuangan. Namun, seiring dengan perkembangan bisnis dan
teknologi, laporan keuangan tidak hanya berisi informasi kuantitatif, akan tetapi berisi
informasi kualitatif. David (2002) menyatakan bahwa pada perkembangannya, pelaporan
keuangan yang diwujudkan dalam annual report tidak hanya menyajikan informasi kuantitatif
tetapi juga informasi lain seperti text, foto, tabel, grafik dan narrative text. Narrative text di
dalam pelaporan perusahaan antara lain meliputi sambutan yang disampaikan oleh direktur
dan komisaris serta analisis manajemen. Diskusi dan analisis manajemen digunakan sebagai
alat untuk menjelaskan mengenai tujuan dari perusahaan. Sambutan dari Dewan Direksi dan
Dewan Komisaris berisi informasi tentang ringkasan kinerja masa lalu dan rencana kerja
yang akan datang (Yuthas et al ,2002).
Kemunculan informasi lain selain informasi kuantitatif bukannya tanpa tujuan bagi
perusahaan. Informasi non-kuantitatif dimunculkan perusahaan dengan tujuan untuk
membentuk atau memunculkan suatu image tertentu sebagaimana yang diinginkan
perusahaan. Perusahaan cenderung menginginkan image yang positif serta menghindari
image negatif (Gardner dan Martinko, 1988). Pembentukan image positif dipilih perusahaan
karena dapat menguntungkan posisi perusahaan di mata masyarakat dan pihak eksternal yang
berkepentingan.
Pembentukan image positif melalui pesan dalam annual report merupakan strategi
yang digunakan perusahaan untuk membangun kepercayaan publik (Kohut dan Segars,
1992). Oleh karena itu perusahaan berusaha untuk menciptakan sesuatu di dalam pelaporan
keuangannya sehingga menarik kepercayaan bagi investor, masyarakat umum, dan calon
pemegang saham. Hal tersebut membuat narrative text di dalam annual report menjadi hal
yang penting bagi perusahaan dan menarik perhatian beberapa akademisi untuk meneliti isu
berkaitan dengan laporan keuangan.
Anderson dan Epstein (1995) dalam Chariri (2006) menyatakan bahwa penelitian di
dalam laporan keuangan cenderung dimaksudkan untuk meneliti manfaat laporan keuangan
dalam membuat keputusan ekonomi. Hal ini didukung oleh Azam, et al (2011) yang meneliti
tentang manfaat integrated reporting untuk meningkatkan transparansi di dalam operasi
perusahaan. Di dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa dengan meningkatnya transparansi
akan meningkatkan kepercayaan stakeholder. Hal ini terjadi karena stakeholder dapat melihat
kinerja perusahaan dalam segala aspek sehingga mempermudah dalam pengambilan
keputusan bisnis dan menilai risiko yang akan dihadapi. Penelitian tersebut menunjukkan
bahwa laporan keuangan memegang peranan dalam mewujudkan suatu pengambilan
keputusan ekonomi. Namun demikian, penelitian tersebut mengabaikan aspek semiotik yang
berhubungan dengan cara-cara yang digunakan oleh perusahaan dalam mendesain format dan
isi laporan keuangan.
Semiotik adalah model penelitian kualitatif yang dilakukan untuk memahami makna
yang muncul dari simbol, tanda, angka atau kata yang disampaikan pihak pemberi pesan
melalui media komunikasi tertentu (Hoed, 2007). Penelitian tentang semiotik diantaranya
yaitu dilakukan oleh Yusoff dan Glen (2009) tentang tujuan pelaporan pengungkapan
lingkungan perusahaan di Australia dan Malaysia dengan menggunakan metode semiotik.
Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa tujuan pelaporan lingkungan perusahaan
adalah untuk meningkatkan reputasi perusahaan.
Penelitian lain yang berhubungan dengan pelaporan keuangan dari sisi semiotik
pernah dilakukan oleh Nugroho (2009) yang meneliti tentang penggunaan cerita retorik oleh
PT Aneka Tambang Tbk dalam mengungkapkan corporate social responsibility pada
sustainability report. Penelitian lain juga dilakukan oleh Fitriany (2009) yang meneliti cara
dan alasan penggunaan retorika pada annual report beberapa perusahaan ketika perusahaan
mengalami kerugian. Budiani (2011) juga meneliti tentang narsisme bahasa yang digunakan
di dalam annual report beberapa perusahaan yang mengalami kerugian untuk menciptakan
image positif. Namun demikian, penelitian tersebut mengabaikan arti penting integrasi
elemen pembentuk pelaporan keuangan yang mengukur keberhasilan perusahaan secara
komprehensif.
Kebutuhan untuk memenuhi informasi dalam pengambilan keputusan membuat luas
lingkup pelaporan keuangan makin berkembang. Saat ini tren format pelaporan keuangan
mulai berkembang menjadi integrated reporting. Fenomena ini muncul sebagai dampak dari
adanya krisis keuangan global yang menimpa Amerika pada tahun 2008 (Azam, et al.2011;
Krzus 2010). Krisis tersebut menyebabkan banyak kalangan meragukan isi yang ada di dalam
annual report. Isi tersebut dianggap kurang mencakup semua aspek yang bermanfaat untuk
menilai kinerja perusahaan secara menyeluruh. Hal membuat pemakai laporan keuangan
menjadi sulit untuk menentukan keputusan bisnis.
Integrated reporting menyediakan satu laporan yang sepenuhnya mengintegrasikan
informasi keuangan perusahaan dan non-keuangan (termasuk environmental, social,
governance, dan intangibles ) (Krzus 2010; Eccles dan Krzus 2010; Oates 2009 dalam Azam,
et al. 2011). Pada dasarnya keinginan suatu perusahaan untuk mengikuti atau tidak mengikuti
perkembangan format pelaporan yang baru seperti integrated reporting, tergantung dari
judgement internal perusahaan itu sendiri.
Argumen di atas menunjukkan bahwa pada dasarnya pelaporan keuangan merupakan
praktek yang dinamis dan berkembang secara evolusioner bukan revolusioner. Perkembangan
tersebut dapat terjadi karena dinamika bisnis yang semakin kompleks, keinginan untuk
memperoleh legitimasi, dan tuntutan stakeholder. Pandangan ini sejalan dengan pendapat
Hines (1988) yang menyatakan bahwa akuntansi bukanlah merupakan praktik yang statis dan
mengabaikan aspek dinamika sosial. Chariri (2006) juga menyatakan bahwa akuntansi
merupakan praktik yang dinamis dan dibentuk berdasarkan interaksi sosial antara individu
dengan lingkungannya. Praktik pelaporan keuangan berkembang seiring dengan
perkembangan lingkungan bisnis, hukum dan ekonomi. Konsekuensinya, agar perusahaan
dapat memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan para stakeholder, perusahaan harus
mampu menyesuaikan format dan isi informasi yang disajikan dalam pelaporan keuangan.
Atas dasar argumen di atas, penelitian ini dibangun atas dasar ontology bahwa praktik
pelaporan keuangan merupakan praktik yang bersifat evolusioner berkaitan dengan
penyediaan informasi tentang kegiatan dan keberhasilan suatu perusahaan. Praktik pelaporan
yang evolusioner tersebut dilakukan oleh perusahaan sebagai media untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya dari tuntutan dan tekanan stakeholder. Oleh karena pemahaman
tentang evolusi pelaporan keuangan tidak dapat dilakukan dengan pendekatan kuantitatif
berbasis model statistik, maka penelitian ini dilakukan dengan menggunakan paradigma
interpretive dan didasarkan pada teknik penelitian semiotik atas praktik pelaporan keuangan
yang dilakukan oleh suatu perusahaan.
Praktik pelaporan keuangan bukanlah praktik yang bersifat statis tetapi praktik yang
bersifat dinamis yang melibatkan aspek sosial, kultur, bahasa dan penyusun serta pihak yang
mengkonsumsi laporan yang dihasilkan. Pelaporan keuangan memiliki aspek retorika yaitu
bagaimana laporan tersebut didesain oleh perusahaan untuk mendapatkan legitimasi dari para
stakeholder. Dari sisi, semiotika, format dan isi dari suatu laporan memiliki tujuan dan makna
tertentu yang harus diinterpretasikan oleh penerima pesan (pemakai). Penelitian tentang
pelaporan keuangan seharusnya dikaitkan juga dengan aspek semiotika karena akuntansi pada
dasarnya ada media komunikasi atau bahasa bisnis yang melibatkan aspek semiotik
(Belkaoui, 2006 ). Namun demikian sebagian besar penelitian yang ada mengabaikan aspek
retorika dan semiotika dalam pelaporan keuangan.
Akuntansi bukan sekedar menyajikan angka, akan tetapi merupakan media untuk
mengakui eksistensi perusahaan di dalam industri. Pelaporan keuangan seharusnya dipahami
dari perspektif yang terintegrasi yang melibatkan berbagai elemen dalam pelaporan tersebut
seiring dengan perkembangan bisnis dan tuntutan para stakeholder. PT United Tractor Tbk
adalah salah satu perusahaan di Indonesia yang mencoba untuk menerapkan integrated
reporting dan memperoleh beberapa penghargaan, yang terbaru diantaranya adalah “ Best
CSR Disclosure in Annual Report” pada ajang ISRA Award 2010. Praktek pelaporan CSR
merupakan bagian dari integrated reporting sehingga menarik untuk diteliti.
Pelaporan keuangan PT United Tractor menarik untuk diteliti karena selain
memperoleh penghargaan, perusahaan tersebut juga termasuk unik karena penyusunan
integrated reporting bukanlah praktek yang diwajibkan di Indonesia. Perusahaan tersebut
secara sukarela menerapkan integrated reporting sehingga menarik untuk dipahami mengapa
dan bagaimana perusahaan tersebut menerapkan model pelaporan tersebut. Oleh karena itu
penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian berikut ini.
1. Apakah pelaporan keuangan PT United Tactors Tbk telah menerapkan prinsip-
prinsip Integrated Reporting IIRC ?
2. Bagaimana cara PT United Tractors Tbk mengungkapkan elemen-elemen yang
diperlukan dalam integrated reporting ?
3. Mengapa PT United Tractors Tbk memilih menggunakan format integrated
reporting di dalam annual reportnya?
TELAAH TEORI
Akuntansi Sebagai Bahasa Bisnis
Akuntansi merupakan suatu sarana untuk mengkomunikasikan informasi perusahaan
(Belkaoui, 1993). Oleh karena itu akuntansi dianggap sebagai bahasa bisnis. Ijiri (dikutip
oleh Belkaoui, 1993) berpendapat bahwa akuntansi memiliki banyak hal yang sama dengan
bahasa lain karena berbagai aktivitas bisnis perusahaan dilaporkan dalam laporan akuntansi
menggunakan bahasa akuntansi.
Bahasa dibentuk dari simbol-simbol (tanda-tanda) yang saling berhubungan antara
satu dengan yang lain. Keberadaan simbol memerlukan pemahaman yang jelas karena simbol
bukan merupakan tanda yang disusun secara acak tetapi mengarah pada konsep tertentu
(Chariri, 2010). Simbol atau tanda disusun dengan menggunakan pola tertentu yang mengatur
pengunaannya. Oleh karena itu pemahaman terhadap simbol atau tanda tersebut sangat
tergantung pada makna yang disampaikan pemberi simbol dan makna yang ditangkap oleh
penerima simbol.
Dalam konteks akuntansi, berbagai simbol (tanda, warna, gambar, huruf, dan lain-
lain) digunakan perusahaan dengan maksud untuk menyampaikan suatu pesan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan (Chariri, 2010). Akuntansi menggunakan simbol-simbol tertentu
yang dituangkan di dalam bentuk elemen-elemen laporan keuangan, foto/gambar dan
narrative text tertentu. Pemahaman terhadap simbol tersebut dapat dilakukan dengan
memahami konsep semiotik.
Teori Semiotik
Semiotik merupakan ilmu yang mempelajari tanda yang ada di dalam kehidupan
manusia (Hoed, 2007). Di dalam kehidupan manusia selalu ada makna dari setiap hal yang
ada di sekitar manusia. Tanda tersebut terkadang tidak dimengerti oleh manusia karena
ketidakmampuan manusia dalam memahami tanda tersebut.
De Saussure (1916) dalam Hoed (2007) memandang tanda sebagai pertemuan antara
bentuk dengan makna. Di dalam teorinya, Saussure memakai istilah significant dan signified
untuk membedakan segi bentuk sebagai tanda dengan makna. Pemberi pesan menyampaikan
tanda tertentu (significant) dan penerima pesan akan mencari makna (signified) atas tanda
yang disampaikan pemberi pesan sesuai dengan pemahaman yang dimilikinya. Misalnya,
ketika pemberi pesan berkata “mawar” maka penerima pesan akan memaknai kata “mawar”
sesuai dengan struktur kata-kata yang mengikuti kata “mawar” tersebut. Makna “mawar”
pada struktur kalimat “Amir sedang menanam mawar” akan berbeda maknanya pada struktur
kalimat “Amir sedang jatuh cinta pada Mawar”. Oleh karena itu, sesuai dengan teori yang
dikemukakan Saussure, segala sesuatu yang terdapat di dalam kehidupan manusia dilihat
sebagai bentuk yang memiliki makna tertentu.
Pelaporan Keuangan Perusahaan
Pelaporan keuangan perusahaan merupakan media yang digunakan untuk
mengkomunikasikan pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik sumber daya
(Belkaoui, 1993). Menurut SFAC No 1 (FASB, 1978) tujuan dari laporan keuangan adalah
menyediakan :
1. Informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan investasi;
2. Informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan kredit;
3. Informasi dalam menilai arus kas di masa depan;
4. Informasi mengenai sumber daya perusahaan, claim terhadap sumber daya dan
perubahan yang terjadi pada sumber daya tersebut.
Pelaporan keuangan tidak hanya berisi informasi yang bersifat kuantitatif saja
(laporan keuangan yang sudah diaudit), melainkan juga berisi media lain yang dapat
berkaitan langsung atau tidak langsung dengan informasi yang disajikan sistem akuntansi
yang digunakan. Wolk et al (2004) menyatakan bahwa pelaporan keuangan perusahaan
meliputi laporan keuangan yang sudah diaudit yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berterima umum dan media pelaporan lain yang digunakan untuk menyampaikan informasi
bagi para pihak yang berkepentingan. Dalam FASB (1978) SFAC No 1 tentang tujuan
pelaporan keuangan pada usaha bisnis disebutkan :
Pelaporan keuangan mencakup tidak hanya laporan keuangan tetapi juga media
pelaporan informasi lainnya, yang berkaitan langsung atau tidak langsung,dengan
informasi yang disediakan oleh system akuntansi – yaitu informasi tentang sumber-
sumber ekonomi, hutang, laba periodik dan lain-lain.
Penelitian mengenai pelaporan keuangan telah berkembang sehingga tidak hanya
meneliti mengenai manfaat dan kualitas laporan keuangan tetapi menyajikan tema yang
berbeda seperti pengungkapan informasi kualitatif dan informasi lain yang berkaitan dengan
laporan keuangan seperti ESG (economic, social,dan governance) (KPMG 2010; Krzus
2010). Deegan (1997) meneliti tentang materialitas pengungkapan informasi lingkungan bagi
pengguna annual report. Annual report menjadi fokus utama bagi beberapa kelompok
pengguna laporan keuangan untuk menilai kinerja lingkungan perusahaan (Epstein and
Freedman,1994; Hart et al., 1991; Tilt, 1994 dalam Deegan 1997 ). Davison, et al (2007)
meneliti kekuatan komponen kualitatif yaitu narrative text ( gambar, teks, grafik ) untuk
mengkomunikasikan tujuan organisasi di dalam annual report. Oleh karena itu informasi
kualitatif dan informasi lain yang berkaitan langsung ataupun tidak langsung dengan laporan
keuangan memegang peranan penting bagi pelaporan keuangan dan pihak berkepentingan.
Teori Legitimasi
Suchman (1995) mengatakan bahwa legitimasi adalah sebagai persepsi umum dimana
tindakan yang dilakukan sebuah perusahaan merupakan tindakan yang layak, pantas,
diinginkan atau sesuai dengan sistem yang ada. Gray et al (1996, p.45 dalam Deegan 2002)
menyatakan bahwa teori legitimasi adalah :
…sistem yang berorientasi terhadap pandangan organisasi dan masyarakat...
memungkinkan kita untuk fokus pada peran informasi dan pengungkapan dalam
hubungan antara, negara, individu, dan kelompok.
O’Donovan (2000) mengatakan bahwa legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai
sesuatu yang diberikan masyarakat kepada perusahaan dan sesuatu yang diinginkan atau
dicari perusahaan dari masyarakat. Deegan (2001) menyatakan bahwa organisasi akan terus
menerus berusaha untuk mencari dan memastikan bahwa mereka beroperasi di dalam batas
serta norma masyarakat sekitar dan memastikan bahwa aktivitas yang mereka lakukan adalah
aktivitas legitimat. Pada saat terjadi perbedaan nilai antara nilai sosial perusahaan dan sistem
nilai masyarakat maka akan ada ancaman terhadap legitimasi perusahaan (Lindblom, 1994
dalam Deegan 2002).
Teori Stakeholder
Stakeholder didefinisikan sebagai individu atau kelompok yang dapat mempengaruhi
atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan organisasi (Freeman, 1984). Teori stakeholder
mengatakan bahwa perusahaan bukan entitas yang beroperasi untuk kepentingan sendiri
namun harus memberikan kontribusi terhadap kepentingan stakeholder. Dengan demikian
eksistensi perusahaan di lingkungan industrinya dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan
oleh stakeholder perusahaan (Ghozali dan Chariri, 2007).
Stakeholder pada umumnya dapat mengendalikan pemakaian sumber ekonomi yang
digunakan di dalam perusahaan. Kekuatan stakeholder untuk mengatur atau mempengaruhi
pemakaian sumber daya perusahaan tergantung pada besar kecilnya pengaruh stakeholder di
perusahaan. Kekuatan pengaruh stakeholder di dalam perusahaan dapat berupa akses
terhadap media , modal, dan kemampuan mengatur perusahaan (Deegan, 2000 dalam Ghozali
dan Chariri 2007).
Teori Evolusi
Teori Evolusi erat kaitannya dengan kemampuan bertahan suatu makhluk berdasarkan
seleksi alam. Dengan adanya seleksi alam maka organisme akan berkompetisi untuk
mempertahankan hidup di tengah lingkungan yang selalu berubah. Di dalam Teori Evolusi
Darwin terdapat pernyataan yang menyatakan bahwa “ it is not the strongest of the species
that survives, nor the most intelligent, but the one most responsive to change”.
Pernyataan dari Darwin tersebut memiliki makna bahwa makhluk yang mampu
bertahan hidup adalah makhluk yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya
bukan makhluk yang paling cerdas atau paling kuat. Teori evolusi ini adalah teori yang
digunakan sebagai cermin dalam memahami evolusi praktik pelaporan keuangan. Menurut
Crawford (2011), proses evolusi suatu standar pelaporan bagi entitas bisnis sudah dimulai
sejak beberapa tahun yang lalu.
Evolusi tersebut dimulai dari konsep pelaporan yang sederhana, yang melibatkan
aspek keuangan dengan fokus utama pada penilaian kinerja keuangan (laba). Dalam
perkembangannya, pelaporan keuangan kemudian makin berkembang dengan fokus pada
konsep 3P (profit, people dan planet) atau dikenal dengan konsep triple bottom line,
kemudian muncul pelaporan CSR dan terakhir integrated reports. Semua konsep tersebut
dirumuskan ke dalam standar dan kerangka kerja.
Integrated Reporting
Konsep inti dari integrated reporting adalah menyediakan satu laporan yang
sepenuhnya mengintegrasikan informasi keuangan perusahaan dan non keuangan seperti
masalah environmental, governance, social issues (Krzus 2010; Eccles dan Krzus 2010;
Azam, et al. 2011; PwC 2010; Oates 2009; White 2005).
Integrated reporting menekankan pentingnya suatu transparansi di dalam pelaporan
kinerja perusahaan. Transparansi dalam pelaporan adalah hal penting untuk membangun
kembali kepercayaan publik (Krzus, 2010). Suatu pelaporan kinerja yang dilakukan
perusahaan akan memberikan wawasan mengenai bagaimana sebuah perusahaan
memandang dirinya sendiri dan perannya dalam masyarakat. Ini mengkomunikasikan kinerja
perusahaan, yang baik dan buruk. Hal tersebut akan menciptakan komitmen untuk
meningkatkan kinerja perusahaan di masa depan dan menetapkan akuntabilitas untuk
mencapai tujuan.
Implementasi integrated reporting pada suatu perusahaan bukanlah sekedar technical
exercise (White, 2010). Hal ini disebabkan integrated reporting menghubungkan dua tradisi
mendasar dalam pengungkapan perusahaan, yaitu laporan keuangan dan laporan
keberlanjutan. Menurut White (2010) kerangka integrated reporting dibangun di atas konsep
capital stewardship. Capital stewardship didefinisikan sebagai pemeliharaan dan perluasan
berbagai bentuk modal, yang semuanya berkontribusi untuk penciptaan nilai jangka panjang
oleh perusahaan. Capital stewardship dioperasionalkan dengan mengurai konsep menjadi
lima komponen yang disingkat "INFOS” ( intellectual, natural, financial, organizational and
social capital).
International Integrated Reporting Council membagi modal atau capital menjadi
enam kategori (IIRC, 2011). Modal tersebut adalah sebagai berikut :
1. Modal intelektual, yaitu intangible yang memberikan manfaat kompetitif, diantaranya
adalah paten, copyright, software, dan sistem organisasi
2. Modal alam yaitu input terhadap produksi barang atau ketentuan mengenai suatu jasa.
3. Modal keuangan yaitu modal yang tersedia bagi organisasi untuk memproduksi
barang dan jasa serta diperoleh melalui pembiayaan, seperti utang, ekuitas, hibah, atau
yang dihasilkan melalui operasi dan investasi.
4. Modal pabrik yaitu modal yang berbeda dengan modal alam yang digunakan dalam
memproduksi barang dan jasa, contohnya adalah gedung, peralatan dan infrastruktur.
5. Modal manusia yaitu kemampuan seseorang dan motivasinya untuk berinovasi seperti
kemampuan untuk memahami dan menerapkan startegi organisasi.
6. Modal sosial yaitu lembaga dan hubungan yang dibangun di dalam dan diantara
kelompok dan stakeholder untuk meningkatkan kesejahteraan bersama.
International Integrated Reporting Council (IIRC) memiliki prinsip-prinsip panduan
tentang integrated reporting. Berikut adalah prinsip-prinsip tersebut :
1. Fokus strategi
Integrated report menghubungkan tujuan dan sumber daya organisasi dengan
kemampuan untuk menciptakan dan mempertahankan nilai organisasi. Integrated
Report mengkomunikasikan apa yang penting bagi organisasi dari perspektif
strategis. Hal tersebut berarti menjelaskan mengenai (1) tujuan strategis organisasi;
(2) strategi yang telah digunakan beserta rencana implementasi; (3) hubungan
keduanya dengan komponen lainnya dari model bisnis.
2. Konektivitas informasi
Integrated report menunjukkan hubungan komponen yang berbeda di dalam
organisasi bisnis diantaranya adalah faktor eksternal yang mempengaruhi organisasi.
Konektivitas adalah pusat untuk memastikan bahwa integrated report dapat
menjelaskan tentang perubahan di dalam pengambilan keputusan bisnis serta
hubungannya dengan pemikiran bisnis dan aktivitas bisnis. Contoh konektivitas
termasuk:
1. Informasi tentang pengaruh dampak perubahan di lingkungan pasar terhadap
strategi organisasi.
2. Hubungan antara strategi dengan key performance indicators (KPIs), key risk
indicators (KRIs) dan remunerasi.
3. Orientasi Masa Depan
Integrated report menyajikan informasi harapan manajemen tentang masa
depan. Informasi tersebut bermanfaat membantu pengguna laporan untuk memahami
dan menilai prospek organisasi beserta risiko yang dihadapi. Orientasi ke masa depan
meliputi: (1) keseimbangan kepentingan organisasi pada jangka pendek dan jangka
panjang; (2) harapan organisasi kedepan; (3) rencana masa depan suatu organisasi; (4)
kemungkinan tantangan dan hambatan .
4. Tanggapan terhadap stakeholder
Integrated report memberikan pengetahuan mengenai relasi antara organisasi
dengan stakeholder. Integrated report juga memberi pandangan tentang bagaimana
serta sejauh mana organisasi memahami, memperhitungkan dan menanggapi
kebutuhan para stakeholder. Hal ini membantu organisasi untuk: (1) mengidentifikasi
isu-isu material; (2) mengembangkan dan mengevaluasi strategi organisasi; (3)
mengelola kegiatan termasuk tanggapan dan strategi terhadap masalah yang material.
5. Keringkasan, keandalan, dan materialitas
Sebuah integrated report menyediakan informasi material ringkas yang dapat
dipercaya untuk menilai kemampuan organisasi dalam menciptakan dan
mempertahankan nilai jangka pendek, menengah dan panjang. Oleh karena
menyediakan informasi yang ringkas dan material dan dapat dipercaya maka
manajemen harus dapat mengklasifikasikan informasi yang bermanfaat untuk
memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan bisnis. Dengan begitu
informasi menjadi relevan, reliable, dan material.
Integrated reporting memiliki beberapa elemen yang terkait satu sama lain. Elemen
menurut IIRC (2011) tersebut adalah: (1) ikhtisar organisasi dan model bisnis; (2) konten
operasi termasuk risiko dan peluang; (3) strategi untuk mencapai tujuan; (4) tata kelola dan
remunerasi; (5) kinerja: (6) tampilan masa depan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis semiotik atas
integrated reporting pada annual report perusahaan. Metode kualitatif merupakan suatu
metode yang berusaha mengkonstruksi realitas dan memahami maknanya. Alasan utama
menggunakan metode penelitian ini adalah bahwa penelitian ini cenderung dimaksudkan
untuk menginterpretasikan makna yang terkandung dalam narrative text sehingga dapat
dipahami proses evolutif dalam pelaporan keuangan. Penelitian kualitatif adalah tipe
penelitian yang sangat memperhatikan proses, peristiwa dan otentisitas (Cresswell 1994:
Somantri 2005). Oleh karena itu, penelitian ini tidak menggunakan angka-angka sebagai
indikator variabel penelitian untuk menjawab permasalahan penelitian.
Pendekatan kualitatif digunakan dalam studi ini karena penelitian ini menganalisis
penerapan integrated reporting pada annual report PT United Tractors Tbk dengan
menggunakan analisis semiotik. Alasan lain yaitu penelitian ini dikembangkan berdasarkan
aspek ontology bahwa pelaporan keuangan merupakan proses evolusioner yang berkaitan
dengan penyediaan informasi. Sebagai bagian dari proses evolusioner, penelitian ini
menuntut pemahaman atas narrative text dalam integrated reporting. Pendekatan penelitian
yang berbasis pemahaman (verstehen) hanya dapat dilakukan dengan paradigma interpretive
(Lincoln dan Guba, 1997).
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data yang
dimaksud adalah annual report PT United Tractors Tbk yang diperoleh dari situs resmi PT
United Tractors Tbk. Annual report yang dianalisis adalah annual report tahun 2008, 2009,
dan 2010. Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan metode dokumenter (Cresswell
1994: Somantri 2005). Data dan informasi yang bersifat kualitatif diperoleh dengan
memperkaya bacaan yang berasal dari berbagai literature (Gubrium et.al. 1992; Cresswell
1994).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Evolusi Pelaporan Keuangan
PT United Tractors Tbk adalah perusahaan penyedia alat berat Komatsu yang
didirikan pada 13 Oktober 1972. Perusahaan ini mencatatkan saham perdananya di Bursa
Efek Jakarta pada tanggal 19 September 1989 dengan pemegang saham mayoritas perusahaan
PT Astra Internasional Tbk. PT United Tractors Tbk memiliki tiga buah segmen usaha yang
meliputi distributor mesin konstruksi, kontraktor penambangan, dan pertambangan batu bara.
PT United Tractors Tbk telah menerapkan pelaporan keuangannya berdasarkan
format pelaporan integrated reporting sejak tahun 2008. Bukti tersebut dapat dilihat dari
susunan poin-poin di dalam integrated report PT United Tractors Tbk pada tahun 2008 yang
berbeda dengan annual report tahun 2007. Pada tahun 2008 susunan poin-poin lebih detil
dengan perbedaan utama pada pengungkapan terkait masalah economic, environment, social,
dan governance yang diungkapkan lebih jelas pada tahun 2008, 2009, dan 2010.
Prinsip-Prinsip Penyajian Integrated Reporting
IIRC telah mendesain pedoman penyusunan integrated reporting yang dapat
digunakan oleh perusahaan yang berkeinginan untuk menyajikan informasi secara
komprehensif. Salah satu aspek yang dibahas oleh IIRC adalah prinsip-prinsip yang harus
diperhatikan dalam pelaporan terintegrasi. Prinsip-prinsip tersebut adalah fokus strategi;
konektivitas informasi; orientasi masa depan, tanggapan terhadap stakeholder; keringkasan,
keandalan, dan materialitas.
Fokus strategi PT United Tractors Tbk setiap tahun mengalami perubahan sesuai
dengan perkembangan bisnis dan ekonomi yang terjadi pada tahun tersebut. Hal ini
dibuktikan dengan adanya perbedaan fokus strategi perusahaan pada tahun 2008 sampai
tahun 2010. Terkait fokus strategi pada tahun 2008, Dewan Komisaris memberikan
pernyataan bahwa tahun 2008 merupakan tahun yang penuh kejutan bagi dunia bisnis
internasional dan nasional, akan tetapi perusahaan dapat mengatasi hal tersebut yang
dibuktikan dengan kesuksesan penerbitan sejumlah saham. Bukti dari pernyataan tersebut
diantaranya adalah sebagai berikut : Laporan Dewan Komisaris tahun 2008 pada halaman
24 :
The Company has successfully accomplished Rights Issue to increase its capital just
at the right time several months prior to the occurrence of global and national shock
of capital market.
Konsisten dengan tahun sebelumnya, pada tahun 2009, Dewan Komisaris
menginformasikan strategi yang telah diimplementasikan dan fokus strategi yang akan
datang. Konsistensi tersebut dapat dilihat dari pernyataan Dewan Komisaris tahun 2009 pada
halaman 26 dan 27 :
During the year in review, the Board of Commissioners and Board of Directors have
been regularly evaluating and reformulating the Company’s strategic plans, covering
the establishment of targets and positioning in the heavy equipment industry as well
as energy resources supply
the Board of Commissioners keeps track thoroughly on the implementation of Astra
Green Company and Astra Friendly Company programs conducted by the Board of
Directors, and indeed providing advices and opinions concerning the program
implementation.
Pada tahun 2009 tersebut, Dewan Komisaris sepertinya ingin memberikan infomasi
bahwa perusahaan telah melakukan strategi untuk mempertahankan posisi perusahaan di
dalam penguasaan industri alat berat di tengah tantangan yang dialami perusahaan dari krisis
ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008.
PT United Tractors Tbk ingin membuktikan keseriusannya di dalam menerapkan
prinsip penyajian integrated reporting terkait fokus strategi. Seperti yang terdapat pada
Laporan Dewan Komisaris pada tahun 2010. Berikut adalah pernyataan Dewan Komisaris
tahun 2010 pada halaman 29 :
During the year of reporting, Board of Commissioners and Board of Directors
regularly evaluated the execution of work program and restructured the Company’s
strategic plans in anticipation of the dynamic evolvement of business condition
Fokus strategi perusahaan pada tahun 2010 tidak berbeda jauh dari tahun 2009 karena
pada tahun ini perusahaan melanjutkan strategi yang telah dicanangkan pada tahun
sebelumnya.
Bukti terkait fokus strategi perusahaan tidak hanya berupa teks narasi seperti yang
tertuang di dalam pernyataan dewan komisaris tetapi terlihat dalam bentuk gambar, grafik,
dan tabel yang ada di dalam integrated report perusahaan. Seperti yang tampak pada
halaman sampul integrated report perusahaan menampilkan gambar dua orang pekerja yang
sedang menunjuk ke arah alat berat. Di dalam sampul yang didominasi warna biru tersebut
juga terdapat gambar langit beserta tulisan “ Moving to the New Horizon”. Sepertinya
perusahaan ingin menginformasikan pada stakeholder bahwa perusahaan ingin mencapai
suatu pencapaian baru terkait kinerja ekonomi yang berhubungan dengan segmen industrinya.
Pada halaman 1 sampai 11 banyak terdapat foto alat berat milik perusahaan, grafik
perkembangan laba dari ketiga segmen industri perusahaan tabel yang berisi ikhtisar
keuangan dan saham milik perusahaan. Secara keseluruhan integrated report perusahaan
banyak menampilkan foto dokumentasi produk perusahaan yaitu alat berat, dokumentasi
kegiatan perusahaan dalam ketiga segmen industrinya, dan tabel terkait informasi keuangan
selama periode pelaporan. Gambar berbeda ditunjukkan pada halaman 84 sampai 116 yang
berisi tentang deskripsi pengelolaan perusahaan. Di dalam laporan terkait pengelolaan
perusahaan, gambar para pegawai adalah yang paling dominan. Sepertinya perusahaan ingin
menunjukkan transparansi tentang pengelolaan SDM perusahaan.
Gambar, grafik, dan tabel yang terdapat dalam integrated report perusahaan juga
memainkan peranan penting dalam menginformasikan fokus strategi perusahaan. Menurut
Barthes (1964) dalam Preston, et al. (1996) bahwa dalam periklanan, gambar disajikan
dengan cara pandang yang paling baik sehingga maknanya dapat mudah dimengerti. Oleh
karena itu pada sampul perusahaan ditampilkan gambar seseorang yang berlari di tengah
padang runput. Orang tersebut seperti ingin mengejar balon udara yang sedang terbang di
langit. Pada sampul yang berwarna cerah tersebut juga tertulis “ the Journey Continues”
sebagai judul dari integrated report tahun 2009.
Konektivitas informasi PT United Tractors Tbk mengalami perkembangan setiap
tahun. Hal tersebut terjadi karena setiap tahun lingkungan bisnis selalu berubah sehingga
dapat mempengaruhi aktivitas dan keputusan bisnis perusahaan. Bukti dari adanya informasi
terkait konektivitas informasi diantaanya terdapat pada pernyataan Dewan Direksi. Berikut
Laporan Dewan Direksi tahun 2008 pada halaman 33 :
related to the crude oil price, follows the trend of drastic decline. However within
short period, there is still hope on the achievement of new balance in the price of
energy commodities – especially coal – in a sufficient level, driven by the demand in
China and India
Hal serupa terlihat pada Laporan Dewan Direksi tahun 2009 dan 2010. Perbedaan
antara tahun 2008, 2009, dan 2010 hanya terdapat pada jenis informasi yang disampaikan
terkait dengan prinsip konektivitas informasi. Contoh perbedaan adalah seperti pada tahun
2010, perusahaan ingin menyampaikan bahwa akibat adanya tren pertumbuhan ekonomi
maka berdampak positif bagi penjualan alat berat yang semakin meningkat.
Laporan Dewan Direksi tahun 2010 pada halaman 36:
Against the backdrop of the country’s rising economy, Construction Machinery
business segment was once again successful and broke its own record of Komatsu
heavy equipment sales
Menurut Yuthas et al (2002) bahwa sambutan dari Dewan Direksi dan Dewan
Komisaris berisi informasi tentang ringkasan kinerja masa lalu dan rencana kerja yang akan
datang. Oleh karena itu maka informasi mengenai orientasi masa depan dapat dilihat dari
sambutan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris. Berikut adalah Laporan Dewan Komisaris
dan Direksi pada tahun 2008 :
Company plans to commence the production in TTA in 2009, with an estimate
production target of three million ton per year, when TTA starts its full commercial
production
Pada tahun 2009, perusahaan berorientasi pada pengembangan kompetensi sumber
daya manusia dan membawa tema “Value Chain Solution For Growth “ seperti yang
terdapat pada pernyataan direksi halaman 37. Di dalam pernyataan direksi terdapat tabel pada
halaman 34 yang menggambarkan tentang perbandingan antara target dengan pencapaian
sebenarnya operasi perusahaan. Dengan adanya tabel dapat memudahkan stakeholder untuk
menganalisis pencapaian perusahaan.
Sedangkan pada tahun 2010 perusahaan fokus pada “ Value Chain Solution For
Growth: Menuju Target Jangka Panjang 2020” seperti yang terdapat dalam pernyataan
komisaris halaman 32 sebagai berikut :
The Board of Commissioners also urges every person in the Company to make the
most of every opportunity arising in 2011 with the spirit of cooperativeness and unity
with all subsidiaries to jointly realize Company’s strategy, Value Chain Solution For
Growth towards Long Term Target 2020
Tanggapan terhadap stakeholder adalah penjelasan terkait segala sesuatu yang
berkaitan dengan respon yang diberikan manajemen perusahaan terhadap kebutuhan para
stakeholder (IIRC, 2011). Berikut analisis pernyataan dari Dewan Komisaris dan Dewan
Direksi :
Laporan Dewan Komisaris tahun 2008 halaman 24 :
The Company has successfully accomplished Rights Issue to increase its capital just
at the right time several months prior to the occurrence of global and national shock
of capital market... Net earnings per share also rose 69% into Rp884 from the
position of Rp524 per share in the last year (after the rights issue
Di dalam pernyataan tersebut, perusahaan ingin menegaskan bahwa perusahaan
sangat peduli terhadap kepentingan stakeholder utama diantaranya pemegang saham dan
pegawai perusahaan.
Perusahaan sepertinya tidak hanya peduli terhadap stakeholder utama saja tetapi
peduli terhadap stakeholder lain seperti masyarakat, partner bisnis dan regulator. Pernyataan
tersebut tidak secara jelas diungkapkan dan terkesan eksplisit. Berikut adalah pernyataan
komisaris pada tahun 2008 halaman 25 :
On the same occasion, the management has been continually caring for the actual
matters in environmental, health and occupational safety aspects, through the
execution of a range of programs that consist of UT Green Forestry and Go-Green
with Astra, as part of the corporate social responsibility initiatives. The balance of
achievement in operational performance, financial performance and social
performance will undoubtedly bring the Company closer to the concept of Good
Corporate Citizen aiming by the Company, by continually leading in its respected
sector of industry.
Keringkasan, keandalan dan materialitas memiliki arti menyediakan informasi
material ringkas yang dapat dipercaya untuk menilai kemampuan organisasi dalam
menciptakan dan mempertahankan nilai jangka pendek, jangka menengah serta jangka
panjang (IIRC, 2011). Dalam hal ini dituntut kemampuan pihak manajemen di dalam
mengklasifikasikan informasi yang material, reliable, dan ringkas. Penerapan prinsip
integrated reporting terkait dengan keringkasan, keandalan, dan materialitas terdapat pada
pernyataan tentang diskusi dan analisis manajemen.
Pada diskusi dan analisis manajemen tahun 2008 terdapat informasi perusahaan yang
telah diklasifikasikan dalam beberapa poin penting. Poin tersebut diantaranya adalah : (1)
prospek sektor usaha, (2) tinjauan hasil operasional per unit usaha selama tahun 2008, (3)
tinjauan keuangan, (4) risiko usaha dan strategi perseroan, (5) pengembangan teknologi
informasi, (6) strategi pemasaran, (7) kejadian setelah tanggal neraca. Poin pada tahun 2008
tidak sama dengan poin yang terdapat di tahun 2009 dan 2010. Poin pada tahun 2009 dan
2010 adalah sama dengan poin sebagai berikut : (1) kondisi umum dan prospek usaha, (2)
laporan kinerja usaha, (3) tinjauan kinerja keuangan, (4) laba rugi, (5) neraca, (6) arus kas,
(7) rasio-rasio keuangan, (8) belanja modal/investasi, (9) prospek dan strategi bisnis di tahun
2009 / 2010, (10) informasi-informasi material.
Dari hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa poin penyajian di dalam analisis dan
diskusi manajemen tahun 2009 dan 2010 lebih rinci dibandingkan tahun 2008.
Cara Mengungkapkan Elemen-Elemen Integrated Reporting Menurut IIRC di dalam
Integrated Reporting PT United Tractors Tbk
Integrated reporting PT United Tractors Tbk 2008, 2009, dan 2010 masing-masing
terdiri atas 288 halaman, 286 halaman , dan 388 halaman. Isi integrated reporting tahun
2008, 2009, dan 2010 apabila dilihat secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan yang
mendasar. Berikut dibahas lebih detil mengenai pengungkapan elemen-elemen integrated
reporting sesuai standar IIRC pada integrated reporting PT United Tractors Tbk pada tahun
2008, 2009, dan 2010 :
1. Ikhtisar organisasi dan model bisnis
Elemen ini menjelaskan mengenai segala sesuatu yang dilakukan perusahaan dan
menjelaskan bagaimana cara perusahaan menciptakan dan mempertahankan nilai (IIRC,
2011). Di dalam integrated reporting tahun 2008 sampai 2010 selalu terdapat teks yang
bertuliskan visi, misi perusahaan seperti yang terdapat pada integrated report 2008 halaman
16, integrated report 2009 halaman 15, dan integrated report 2010 halaman 15. Tidak hanya
berisi informasi tentang visi misi perusahaan, informasi terkait serangkaian kegiatan utama
perusahaan mulai dari menghasilkan barang dan jasa sampai informasi segmen pasar juga
menjadi bagian di dalam elemen ini. Informasi tersebut dapat ditemukan di dalam laporan
dewan direksi, dan analisis dan diskusi manajemen pada masing-masing periode pelaporan.
Penjelasan terkait hal itu tidak hanya berupa teks saja melainkan dapat berupa gambar
yang menunjukkan diagram hubungan perusahaan dengan anak perusahaan berdasarkan
segmen usahanya seperti yang terdapat pada integrated report 2008 halaman 19, integrated
report 2009 halaman 18, integrated report 2010 halaman 20. Gambar lain terkait model
bisnis juga dapat ditemukan diantaranya dalam integrated report tahun 2008 halaman 78
tentang pengembangan teknologi informasi yang dilakukan perusahaan.
2. Konten operasi termasuk risiko dan peluang
Elemen ini menjelaskan mengenai lingkungan operasi perusahaan kaitannya dengan
risiko serta peluang yang ada (IIRC, 2011). Integrated reporting melalui elemen ini ingin
mengidentifikasi lingkungan operasi perusahaan sehingga kemudian dihubungkan dengan
peraturan yang mempengaruhi kemampuan organisasi untuk menciptakan dan
mempertahankan nilai perusahaan. Berikut bukti pengungkapan terkait elemen ini di dalam
integrated report perusahaan :
Elemen ini diungkapkan di dalam poin analisis dan diskusi manajemen pada ketiga
tahun tersebut. Hal tersebut terlihat jelas pada poin-poin penyampaian di dalam analisis dan
diskusi manajemen. Pada analisis dan diskusi manajemen tahun 2008 terdiri atas poin: (1)
prospek sektor usaha, (2) tinjauan hasil operasional per unit usaha selama tahun 2008, (3)
tinjauan keuangan, (4) risiko usaha dan strategi perseroan, (5) pengembangan teknologi
informasi, (6) strategi pemasaran, (7) kejadian setelah tanggal neraca. Sedangkan pada tahun
2009 dan 2010 terdiri atas poin : (1) kondisi umum dan prospek usaha, (2) laporan kinerja
usaha, (3) tinjauan kinerja keuangan, (4) laba rugi, (5) neraca, (6) arus kas, (7) rasio-rasio
keuangan, (8) belanja modal/investasi, (9) prospek dan strategi bisnis di tahun 2009 / 2010,
(10) informasi-informasi material .
3. Strategi untuk mencapai tujuan
Elemen ini menjelaskan strategi dipilih perusahaan agar mencapai tujuan yang
diinginkan (IIRC, 2011). Oleh karena itu perlu adanya identifikasi pengaturan manajemen
risiko perusahaan dan indentifikasi mengenai keunggulan kompetitif yang diharapkan dapat
menciptakan nilai di masa depan. Berikut bukti pengungkapan elemen ini di dalam integrated
report perusahaan :
Pernyataan dari komisaris dan direksi, merupakan salah satu bukti yang memuat
elemen yang menginformasikan strategi perusahaan dengan tujuan yang diinginkan. Hal
tersebut jelas karena pada dasarnya pada direksi dan komisaris memberikan pernyataan
terkait strategi masa depan perusahaan besarta tujuan yang ingin dicapainya (Yuthas et al ,
2002) .
Selain pernyataan direksi dan komisaris, analisis dan diskusi manajemen cukup jelas
menjelaskan elemen ini karena pada bagian itu perusahaan menjelaskan secara keseluruhan
penetapan strategi perusahaan, praktik produksi barang dan jasa sampai pengelolaan hal-hal
yang berkaitan langsung dan tidak langsung terhadap operasi perusahaan. Perusahaan juga
menjelaskan tentang berbagai peristiwa yang mempengaruhi pengambilan keputusan
perusahaan seperti kondidi pasar, perekonomian, dan perubahan standar akuntansi.
4. Tata kelola dan remunerasi
Elemen ini ingin menjelaskan beberapa hal diantaranya tentang kepemimpinan
organisasi dan proses pembuatan keputusan strategis (IIRC,2011). Tidak hanya terkait hal
diatas, tetapi juga terkait tindakan apa yang telah diambil manajemen untuk mempengaruhi
tujuan strategis perusahaan termasuk budaya, nilai-nilai etika, dan hubungan dengan
stakeholder, permasalahan remunerasi. Berikut analisis terkait elemen tata kelola dan
remunerasi :
Elemen tersebut dapat dijumpai pada laporan perusahaan terkait good corporate
governance. Seperti pada good corporate governance 2008 halaman 95 sampai 116
menjelaskan mengenai struktur organisasi perusahaan,pengelolaan perusahaan, struktur
dewan direksi dan dewan komisaris, dan remunerasi dewan direksi dan komisaris. Konsisten
dengan tahun sebelumnya pada tahun 2009 pada halaman 94 sampai 115 dijelaskan mengenai
hal yang sama, begitu juga dengan tahun 2010.
5. Kinerja
Elemen kinerja ingin menjelaskan mengenai hal-hal terkait kinerja organisasi, dampak
organisasi terhadap sumber daya dan korelasi antara keduanya (IIRC, 2011). Berikut analisis
terkait elemen kinerja :
Pada integrated report tahun 2008 sampai 2010 terdapat pernyataan dari dewan
direksi, komisaris, analisis dan diskusi manajemen, beserta sustainability report perusahaan.
Elemen ini terbagi di dalam beberapa poin pelaporan tersebut. Seperti halnya informasi
terkait indikator kinerja dan berbagai hal yang berhubungan dengan pengelolaan sumber daya
perusahaan sampai hasil yang di dapatkan dapat ditemukan dalam pernyataan direksi,
komisaris, analisis dan diskusi manajemen. Sedangkan laporan keberlanjutan khusus
membahas hal yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan yang meliputi
ekonomi, sosial, lingkungan, dan tata kelola perusahaan. Melalui poin tersebut dapat
diketahui posisi perusahaan di dalam lingkungan bisnis dan masyarakat.
6. Tampilan masa depan
Elemen ini menjelaskan berbagai ketidakpastian, peluang dan tantangan yang akan
dihadapi perusahaan di masa mendatang serta tindakan yang diambil perusahaan untuk
menghadapi semua hal tersebut (IIRC, 2011). Elemen tersebut harus dapat menjelaskan
risiko yang akan dihadapi perusahaan ataupun pihak yang ingin ikut ambil bagian dalam
perusahaan. Berikut analisis elemen tampilan masa depan :
Tampilan masa depan dapat buktikan dengan analisis dan diskusi manajemen. Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa di dalam penjelasan terkait analisis dan diskusi
manajemen terdapat poin tentang risiko dan prospek bisnis di masa mendatang dalam
berbagai segmen usaha.
Alasan PT United Tractors Tbk Memilih Menggunakan Format Integrated Reporting di
dalam Annual Reportnya
Perusahaan melakukan evolusi di dalam pelaporan keuangan sebagai langkah untuk
mempertahankan legitimasi. O’Donovan (2000) mengatakan bahwa legitimasi organisasi
dapat dilihat sebagai sesuatu yang diberikan masyarakat kepada perusahaan dan sesuatu yang
diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat. Oleh karena itu perusahaan melakukan
evolusi tersebut.
Evolusi format pelaporan keuangan sudah terjadi 10 tahun yang lalu. Evolusi dimulai
dari adanya konsep triple bottom line, kemudian dilanjutkan konsep CSR / sustainability
report dan yang terbaru adalah integrated report. Saat ini beberapa perusahaan sedang
berkompetisi untuk dapat bertahan dalam perubahan lingkungan bisnis yang menginginkan
suatu format pelaporan yang baru (Crawford, 2011). PT United Tractors Tbk melihat
fenomena tersebut sehingga menerapkan integrated reporting di dalam annual reportnya.
Penerimaan Legitimasi dari Stakeholder
PT United Tractors Tbk membutuhkan legitimasi dari para stakeholder dalam
menjalankan bisnisnya. Hal ini diungkapkan dalam integrated reporting PT United Tractors
Tbk. Pernyataan terkait legitimasi dinyatakan melalui pernyataan Dewan Komisaris PT
United Tractors Tbk dalam integrated report tahun 2008 pada halaman 27 berikut :
Each period brings with it its own opportunity and challenge. However based on
solid foundation and business strategy, that comes with full supports of our
stakeholders, I’m convinced that United Tractors will be able of improving its
performance leading towards a better future.
Konsisten dengan pernyataan sebelumnya pada integrated report tahun 2008, Dewan
Komisaris kembali menekankan pentingnya legitimasi dari stakeholder pada pernyataannya
di integrated report 2009, sebagai berikut:
Our sincerest appreciation is also offered to the Shareholders, Customers, Business
Partners and all the Company’s Employees for their continuing supports and
cooperation
Pada tahun 2010 Dewan Komisaris konsisten dalam kembali menekankan pentingnya
legitimasi dari stakeholder, berikut pernyataan tersebut :
In closing, on behalf of the Board of Commissioners I would like to convey our
sincere gratitude and appreciation to all shareholders, customers, business partners
and employees of the Company for their support and cooperation that enabled the
Company to achieve good operating results
Legitimasi merupakan hal yang penting bagi perusahaan. Deegan (2001) menyatakan
bahwa organisasi akan terus menerus berusaha untuk mencari dan memastikan bahwa mereka
beroperasi di dalam batas serta norma masyarakat sekitar dan memastikan bahwa aktivitas
yang mereka lakukan adalah aktivitas legitimasi. Dalam hal ini PT United Tractors Tbk
menggunakan kalimat yang berupa pernyataan dari Dewan Komisaris untuk meyakinkan
stakeholder tentang kegiatan legitimasi perusahaan. Penggunaan kalimat dapat
mempermudah stakeholder untuk memahami maksud dan tujuan dari perusahaan dalam
hubungannya dengan praktek legitimasi. Penjelasan tersebut sesuai dengan pendapat Yeoh
(2010) :
narrative reporting can contribute immensely towards this cause as a powerful
communication tool between management, investors, and other stakeholders
Dengan demikian alasan PT United Tractors Tbk memilih menggunakan format
integrated reporting di dalam annual report-nya adalah untuk memperoleh legitimasi dari
stakeholder.
Pelaporan Keuangan sebagai Proses Evolusioner
Dari gambaran dan argumen di atas dapat dilihat bahwa proses pelaporan keuangan
yang dipraktikkan oleh PT. United Tractors Tbk adalah proses yang bersifat evolusioner.
Sebelum tahun 2008, pelaporan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan cenderung
mengacu pada informasi yang berkaitan dengan aspek keuangan. Pelaporan keuangan hanya
berisi informasi yang dicakup dalam Laporan Posisi Keuangan (Neraca), Laporan Laba Rugi,
Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan. Sejak tahun 2008, United
Tractor mulai menerapkan integrated reporting. Meskipun demikian, pada tahun 2009 dan
2010, integrated reporting yang dipublikasikan cenderung mengalami perubahan baik dalam
isi maupun format penyajiannya.
Meminjam istilah Darwin dalam Teori Evolusi, proses pelaporan keuangan
sebagaimana yang dipraktikkan United Tractor merupakan proses yang bersifat evolusioner
bukan revolusioner. Proses evolusioner ini dilakukan sebagai bagian dari strategi perusahaan
untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan lingkungan bisnis. Perusahaan harus adaptif
terhadap perubahan lingkungan, mengidentifikasi kebutuhan informasi stakeholder dan
menyesuaikan praktik pelaporan keuangannya dengan segala perubahan dan kebutuhan yang
diinginkan para stakeholder. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa dalam akuntansi,
praktik pelaporan keuangan berkembang dengan berbagai dimensi isi dan format pelaporan.
Perkembangan ini dimulai dari pelaporan yang berorientasi keuangan dengan fokus pada
laba, kemudian muncul laporan triple bottom line (profit, people dan planet), pelaporan
corporate social responsbility, sustainability reporting versi Global Reporting Initiative dan
trend terakhir mengarah pada integrated reporting yang lebih komprehensif dan terintegrasi.
DeDonato (2011) mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi
evolusi dalam praktik pelaporan keuangan. Dari tahun ke tahun, praktik pelaporan keuangan
hanya difokuskan pada aspek keuangan. Namun, praktik pelaporan keuangan yang sekarang
ada (seperti corporate social responsibility, sustainability dan integrated reporting) telah
menjadi barometer atas praktik pelaporan yang sekarang berjalan dan memberi pandangan
baru tentang trend dan praktik terbaik dalam pelaporan keuangan (DeDonato, 2011).
Meskipun annual report konvensional masih hidup dan berjalan, laporan ini tidak lagi
mampu menyajikan informasi yang komprehensif dibandingkan integrated reporting. Oleh
karena itu DeDonato (2010) meyakini bahwa di masa mendatang evolusi praktik pelaporan
keuangan akan terus terjadi dengan berbagai format dan model.
Roehrbein (2012) juga berargumen bahwa perkembangan pelaporan keuangan kearah
integated reporting telah menarik perhatian para pemimpin dan pengawas perusahaan
(Dewan Komisaris). Integrated reporting merupakan dokumen yang mengintegrasikan
berbagai sumber modal dengan strategi perusahaan. Lebih lanjut Roehrbein (2012)
mengatakan bahwa integrated reporting tidak dikembangkan untuk mengganti secara
keseluruahn format laporan keuangan tetapi mencoba mengintegrasikannya dalam struktur
dan format yang lebih terintegrasi sehingga memudahkan dalam memahami informasi yang
dkeluarkan perusahaan. Integrated reporting dikembangkan melalui pembahasan intensif dari
berbagai discussion paper dan pilot project yang melibatkan lebih dari 60 perusahaan.
Argumen Roehrbein juga menunjukkan bahwa praktik pelaporan keuangan
merupakan praktik yang bersifat evolusioner bukan revolusioner. Lebih lanjut Roehrbein
(2012) mengatakan bahwa Aviva Group akan mempromosikan integrated reporting pada
konvensi Corporate Sustainability Reporting yang diselenggarakan oleh Perserikatan
Bangsa-Bangsa pada bulan Juni 2012. Menurutnya pada konvensi ini, semua negara akan
diminta untuk mendorong perusahaan menerapkan integrated reporting baik melalui
pendekatan sukarela atau wajib yang diatur dalam regulasi khusus.
Apa yang dilakukan oleh United Tractor dalam praktik pelaporan keuangan sehingga
perusahaan tersebut mengadopsi model integrated reporting tidak lebih dari upaya untuk
mendapatkan legitimasi dari stakeholder. Untuk memperoleh legitimasi tersebut, perusahaan
berusaha membentuk reputasi yang pada akhirnya dapat menarik dana bagi kepentingan
perusahaan. Fombrun (1996) menjelaskan bahwa reputasi perusahaan merupakan representasi
persepsi dari tindakan perusahaan di masa lalu dan prospek di masa mendatang yang
menggambarkan secara keseluruhan keinginan dari konstituennya (stakeholder)
dibandingkan dengan pesaing. Stakeholder mengembangkan harapan tentang bagaimana
perusahaan seharusnya bertindak dalam berbagai kondisi, dan kegagalan dalam memenuhi
harapan tersebut akan memberikan reputasi yang jelek (Dowling, 2002). Beberapa akademisi
juga sependapat dengan argumen ini (misalnya Brammer dan Millington 2005; Curran 2005;
Neville 2005; dan Sweeney 2009)
Curran (2005) berpendapat bahwa variasi dalam pelaporan keuangan seperti
pelaporan Corporate Sosial Responsibility (CSR) dengan fokus lingkungan merupakan
komponen kunci bagi perusahaan untuk mendapatkan reputasi. Hal ini disebabkan
perusahaan yang dipandang bertanggung jawab secara sosial dapat memperoleh keuntungan
dari reputasi yang dibangun melalui opini publik. Reputasi yang baik dalam komunitas bisnis
pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk menarik modal dan mitra
dagang (Sweeney, 2009). Sejalan dengan pandangan di atas, Brammer dan Millington (2005)
mengatakan bahwa reputasi sosial dari perilaku yang bertanggung jawab merupakan salah
satu cara untuk membedakan perusahaan dari para pesaingnya
Argumen di atas diperkuat oleh penelitian Neville (2005) yang mengidentifikasi
reputasi sebagai variabel perantara antara tanggung jawab sosial dan kinerja keuangan, serta
kesuksesan perusahaan dalam menerapkan tanggung jawab sosial akan sejalan dengan
pencapaian reputasi perusahaan. Brammer dan Millington (2005) juga menemukan bahwa
reputasi yang baik akan meningkatkan nilai dan sebaliknya reputasi buruk dapat mengurangi
nilai produk dan jasa. Oleh karena itu perusahaan akan menentukan strategi khusus ketika
perusahaan tersebut mengalami permasalahan dalam memperoleh legitimasi dari stakeholder.
Dowling dan Pfefer (1975) dalam Deegan (2002) menyatakan bahwa perusahaan
dapat menerapkan empat strategi legitimasi ketika menghadapi masalah legitimasi. Pertama,
perusahaan dapat menginformasikan kepada stakeholder tentang perubahan yang terjadi
tujuan, metode dan output perusahaan. Kedua, perusahaan dapat mengubah persepsi
stakeholder tetapi tidak mengubah actual behaviornya. Ketiga, perusahaan dapat mencoba
untuk merubah persepsi masyarakat dengan menghubungkan organisasi dengan simbol-
simbol yang memiliki status legitimasi yang tinggi. Keempat, perusahaan dapat mencoba
untuk mengubah harapan stakeholder dengan cara menyesuaikannya dengan output, metode,
dan tujuan organisasi.
Argumen di atas menunjukkan bahwa reputasi yang dimiliki perusahaan dalam
lingkungan bisnis dapat membuat perusahaan percaya diri untuk mempertahankan dirinya
sendiri dalam menghadapi klaim eksternal dan publikasi yang negatif (Shiun Lai, 2010).
Pelaporan keuangan yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan para stakeholder sesuai
dengan perkembangan ekonomi dan sosial merupakan media untuk membentuk reputasi.
Dengan pandangan yang serupa Altintas et al (2007) mengatakan bahwa pelaporan keuangan
yang melibatkan aspek non-keuangan seperti CSR merupakan salah satu bentuk tugas dan
tanggung perusahaan sebagai bagian dari warga negara yang baik. Menurut mereka proses
perubahan dalam pelaporan keuangan ini merupakan proses evolusi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab tiga rumusan masalah. Rumusan masalah
yang pertama adalah apakah pelaporan keuangan PT United Tactors Tbk telah menerapkan
prinsip-prinsip Integrated Reporting IIRC. Dari penjelasan dalam Bab IV dapat ditarik
kesimpulan bahwa pelaporan keuangan PT United Tractors Tbk telah menerapkan prinsip-
prinsip integrated reporting sejak tahun 2008 dan masih konsisten sampai tahun 2010.
Prinsip tersebut dapat dilihat dalam kerangka penyajian integrated reporting sampai kepada
pernyataan dari dewan komisaris, dewan direksi, dan analisis manajemen perusahaan pada
tahun 2008 sampai 2010 yang telah memberikan informasi terkait : fokus strategi pada masa
sekarang sampai masa yang akan datang; konektivitas antara komponen-komponen yang
mempengaruhi aktivitas bisnis perusahaan dengan sumber daya yang tersedia; orientasi masa
depan perusahaan; respon perusahaan terhadap kebutuhan para stakeholder; serta
keringkasan, keandalan dan materialitas kepada para stakeholder. Dalam menyajikan
informasi tersebut, perusahaan tidak hanya menggunakan teks narasi melainkan meliputi
aspek semiotika seperti gambar, tabel, dan grafik yang memudahkan perusahaan untuk
mengkomunikasikan informasi kepada para stakeholder. PT United Tractors Tbk telah
menerapkan prinsip integrated reporting sejak tahun 2008.
Pertanyaan yang kedua adalah bagaimana cara PT United Tractors Tbk
mengungkapkan elemen-elemen yang diperlukan dalam integrated reporting. Secara umum
dapat ditarik kesimpulan bahwa PT United Tractors Tbk telah mengungkapkan elemen-
elemen yang diperlukan di dalam integrated reporting. Bukti bahwa perusahaan telah
mengungkapkan elemen-elemen tersebut adalah adanya informasi tentang segala sesuatu
yang berkaitan dengan elemen: ikhtisar organisasi dan model bisnis perusahaan; konten
operasi termasuk risiko dan peluang; strategi untuk mencapai tujuan; tata kelola dan
remunerasi; kinerja; tampilan masa depan di dalam pernyataan dewan komisaris, dewan
direksi, dan analisis manajemen.
Pertanyaan ketiga adalah mengapa PT United Tractors Tbk memilih menggunakan
format integrated reporting di dalam annual reportnya. Seperti yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya bahwa alasan perusahaan memilih menggunakan format integrated reporting
adalah sebagai wujud penerimaan legitimasi dari stakeholder . Perusahaan sadar bahwa
legitimasi merupakan hal yang penting seperti yang disampaikan melalui pernyataan dewan
komisaris dari tahun ke tahun di dalam integrated reporting perusahaan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa proses pelaporan keuangan yang dilakukan oleh PT
United Tractors Tbk adakah praktik yang evolusioner untuk mendapatkan legitimasi dari
stakeholder.Untuk memperoleh legitimasi tersebut, perusahaan berusaha membentuk reputasi
yang pada akhirmya dapat menarik dana bagi kepentingan perusaahaan. Reputasi perusahaan
merupakan representasi persepsi dari tindakan perusahaan di masa lalu dan prospek di masa
mendatang yang menggambarkan secara keseluruhan keinginan dari stakeholder (Fombrun,
1996).
Keterbatasan dan Saran
Penelitian ini merupakan penelitian dengan studi kasus, maka terdapat beberapa
keterbatasan dalam pembuatannya. Pertama, keterbatasan terkait hasil penelitian karena objek
penelitian hanya fokus pada satu perusahaan saja yaitu PT United Tractors Tbk sehingga
hasil yang diperoleh tidak menggambarkan hasil yang sama apabila diterapkan pada
perusahaan yang berbeda. Kedua, penelitian ini menganalisis penerapan integrated reporting
pada annual report PT United Tractors Tbk secara semiotik dengan paradigma interpretif
maka terdapat subjektivitas dari peneliti. Namun hal itu dapat diatasi dengan
mengkonsultasikan hasil yang diperoleh kepada dosen pembimbing. Meskipun demikian, hal-
hal tersebut seharusnya bukan menjadi suatu masalah karena pendekatan apapun yang
digunakan di dalam penelitian tidak dapat lepas dari nilai subjektivitas.
Dengan mempertimbangkan keterbatasan yang ada pada penelitian ini, diharapkan
untuk penelitian yang akan datang dapat menggunakan objek penelitian lebih dari satu
perusahaan. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan dengan pendekatan lain seperti
ethnografis, fenomenologi (Gubrium et.al., 1992). Dengan demikian peneliti dapat lebih
mengeksplore informasi yang dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
Altintas, N.N., B. Adiloglu, and A. T. Altintas, 2007. "Evolution of Reporting on Corporate
Social Responsibility by the Companies in ISE National-30 Index in Turkey", Social
Responsibility Journal, Vol. 3 Iss: 3, pp.19 – 25
Anderson,R.H dan M.J Epstein. 1995.”The Usefullness of Annual Reports”.Australian
Accountant, November, hal 25-28
Azam, et al. 2011. “One Report: Bringing Change in Corporate Reporting through integration
of Financial and Non-Financial Performance Diclosure”. International Journal of
Accounting and Financial Reporting Vol. 1, No. 1,Hal. 50-71
Belkaoui, Ahmed R. 1993. Teori Akuntansi. Chambridge: The University Press.
Belkaoui, Ahmed R. 2006. Teori Akuntansi. Chambridge: The University Press.
Budiani, Rizka Julia. 2011. “Narsisme dalam Pelaporan Keuangan: Analisis Semiotik atas
Laporan Keuangan Perusahaan yang Mengalami Kerugian”.Skripsi, Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.
Brammer S. and Millington A. 2005. “Corporate Reputation and Philanthropy: An Empirical
Analysis”, Journal of Business Ethics 61(1), 29-44
Chariri, Anis. 2006. “The Dynamic of Financial Reporting Practice An Indonesia Insurance
Company: A Reflection of Javanese Views on An Ethical Social Relationship.”
Unpublished Thesis, PhD in Accounting University of Wollongong, Australia
Chariri, Anis. 2010. “Rhetorics in Financial Reporting: An Interpretive Case Study”, Jurnal
Akuntansi dan Keuangan, Vol 12, No 2, pp.53-71
Cheng, Beiting., Daniela Saltzman, dan R.G.Eccles (Eds). 2010, The Landscape of Integrated
Reporting, Harvard Business School: The President and Fellows of Harvard College
Cambridge, diakses tanggal 31 Juli 2011, dari www.gooogle.com.
Crawford, David. 2011. “ Revolution or Evolution ?, Emerging Non-Financial Assurance
Standard”. Diakses tanggal 10 Januari 2012, dari Business Source Elite EBSCOhost
Research Databases
Creswell, John W. 1994. Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches.
California: Sage Publications, Inc.
Curran, Marina Martin . 2005. “ Assesing The Rate of Return of The Adoption of Corporate
Social Responsibility Initiatives”. Diakses tanggal 18 Februari 2012, dari
http://www.kantakji.com/fiqh/Files/Companies/z130.pdf.
David, S. 2002. “Narrative Patterns: Uses of Story in the Third Age of Knowledge
Management”. Journal of Information and Knowledge Management, 1 (1), 2002, pp.
1-6
DeDonato, J., 2011. “Evolution of Corporate Reporting”, Environemntal and Energy
Management News, May 25, diakses pada tanggal 21Februari 2012, dari
http://www.environmentalleader.com/2011/05/25/evolution-of-corporate-reporting.
Deegan, C dan M Rankin, 1997, “Do Australian Companies Report Environmental News
Objectively? An Analysis of Environmental Disclosure by Firms Prosecuted
Succesfully by The Environmental Protection Authority”, Accounting, Auditing and
Accountability Journal, Vol. 9, No. 2, Hal. 50-67
Deegan, C, 2002, “The Legitimising Effect of Social and Environmental Disclosure – A
Theoritical Foundation”, Accounting, Auditing and Accountibility Journal, Vol. 15,
No. 3
Deegan, et al., 2002, “An Examination of the Corporate Social and Environmental Disclosure
of BHP from 1983-1997, A Test of Legitimacy Theory”, Accounting, Auditing and
Accountability Journal, Vol. 15, No. 3, Hal. 312-34322
Deephouse, D.2000.” Media Reputation as a Strategic Resource: An Integration of Mass
Communication and Resource-Based Theories”. Journal of Management., Vol.26,
No.6, Hal 1091 – 1112
Dowling, J. and Pfeffer, J. 1975. “Organizational Legitimacy: Social Values and
Organizational Behaviour.” Pacific Sociological Review. Vol. 18, Hal. 122-136
Dowling,. R. 2002, “Corporate Reputation and Sustained Superior Financial Performance”,
Strategic Management Journal
Eccles, R.G dan M. Krzus. 2010. “Integrated Reporting for A Sustainable Strategy”.
www.financialexecutives.org. Diakses tanggal 28 September 2011.
Fitriany, Kiki. 2009. “ Retorika dalam Pelaporan Keuangan: Analisis atas Narrative Text
dalam Annual Report Perusahaan yang Mengalami Kerugian”. Skripsi, Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.
Freeman, R. E. 2004. “ The stakeholder approach revisited, in: Zeitschrift für Wirtschafts-
und Unternehmensethik” , Jg. 5, Heft 3, 228-241
Fombrun, C.1996. “Reputation: Realizing Value from the Corporate Image”. Harvard
University Press, Cambridge, MA.
Fontaine, et al., 2006, “The Stakeholder Theory”. Diakses tanggal 25 Januari 2012, dari
www.edalys.fr/.../Stakeholders%20theory.pdf.
Gardner, W. and J. Martinko. 1988. "Impression Management in Organizations." Journal of
Management, 14:2, Hal.321-338
Ghozali, Imam dan Anis, Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Badan Penerbitan Undip, Semarang
Guba,E.G. dan Y.S.Lincoln. 1998 .” Competing Paradigms in Qualitative Research”,dalam
Denzin,N.K dan Y.S.Lincoln (Eds), The Landscape of Qualitative Research-Teories
and Issues, Thousand Oaks, CA: Sage Publication, hal 195-220
Gubrium, Jaber F dan James A. Holstein. 1992.“Qualitative Methods”. Encyclopedia of
Sociology, Vol. 3. New York: Macmillan Publishing Company
Haslinda Yusoff dan Glen Lehman.2009."Corporate Environmental Reporting through the
Lens of Semiotics".Asian Review of Accounting, Vol. 17 Iss: 3, hal .226 – 246
Hines, R. 1998. “Financial Accounting: In Communicating Reality, We Construct Reality.”
Accounting, Organization and Society, 13:3, Hal 251-262
Hoed, B. H,.2007. Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya, Jakarta: FIB UI Depok
IIRC. 2011. “ Towards Integrated Reporting, Communicating Value in the 21 st Century”.
http://theiirc.org/wp-content/uploads/2011/09/IR-Discussion-Paper-2011_spreads.pdf.
Diakses tanggal 12 November 2011.
Kohut, G.F., dan A.H. Segars. 1992. “The President’s Letter to Stakeholders: An
Examination of Corporate Communication Strategy”. Journal of Business
Communication, Vol. 29, No.1, Hal 7-21
KPMG International. 2010. “Survival of the Fittest: GRC come to age-- How to envision,
strategize, and lead to achieve enterprise resilience (Industry and Business Issue)”
.Washington, USA.
Krzus, Michael. P. 2010 .” Integrated Reporting: if not now, when?”.
http://www.mikekrzus.com/resources/Krzus-IRZ-06-2011.pdf. Diakses tanggal 26
September 2011
Manan, Dewi Izzwi Abdul., dan Nawawi Mohd Jan. 2010 .” Do Human Capital, Firms’
Culture and Marketing Capability affect Firms’ Performance? Exploring Malaysian
Batik Firms”. Diakses tanggal 18 Februari 2012,dari
http://www.internationalconference.com.my/proceeding/icber2010_proceeding/
APER_176_HumanCapital.pdf.
Mc Williams, A., Donalds.S.Siegel., dan Patrick.M.Wright. 2006. “Corporate Social
Responsibility: Strategic Implications”. Journal of Management Studies, Hal 1-18
Neville B., Bell S. and Menguc B. 2005. “Corporate Responsibility, Stakeholders and the
Social Performance – Financial Performance Relationship”. European Journal of
Marketing 39(9/10), 1184-98
Nugroho, Firman Aji. 2009. “Retorika dalam Sustainability Reporting: Analisis atas
Narrative Text Pengungkapan Corporate Social Responsibility dalam Sustainability
Report PT Aneka Tambang Tbk”.Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Semarang.
Oates, T. (2009). “Jigsaw must be complete”.Integrated Reporting:Future Supplement, 1, Hal
12-15
O’Donovan, G, 2002, “Environmental Disclosure in the Annual Report, Extending the
Applicability and Predictive Power of Legitimacy Theory”, Accounting, Auditing and
Accountability Journal, Vol. 15, No. 3, Hal. 344 – 371
Preston, A. M., C. Wright, and J. J. Young. 1996. "Imag[in]ing Annual Reports."Accounting,
Organization and Society, 21:1, hal.113-137
PriceWaterCoopers.” Corporate reporting framework” . Diakses: 30 September 2011, dari
http://www.corporatereporting.com/ corporate-reporting-framework.html
Roehrbein,N., 2012, The evolution of corporate reporting, Investement and Pensions Europe
magazine, 1 February, diakses pada tanggal 21 Februari 2012, dari
http://www.ipe.com/magazine/the-evolution-of-corporate-reporting_43891.php
Shiun Lai et al. 2010, “The Effects of Corporate Social Responsibility on Brand
Performance: The Mediating Effect of Industrial Brand Equity and Corporate
Reputation”, Journal of Business Ethics
Somantri, Gumilar Rusliwa. 2005. “ Memahami Metode Kualitatif”.
http://journal.ui.ac.id/upload/artikel/03_METODE%20PENELITIAN%20KUALITA
TIF_Revisi-ybs.pdf. Diakses tanggal 4 Desember 2011.
Suchman, MC., 1995 , “Managing Legitimacy: Strategic and Institutional Approaches”,
Academy Management Review 1995, Vol. 20, No. 3, Hal 571-610
Sweeney, Lorraine. 2009. “A Study of Current Practice of Corporate Social Responsibility
(CSR) and an Examination of the Relationship Between CSR and Financial
Performance Using Structural Equation Modelling
(SEM)”.http://arrow.dit.ie/appadoc/19/. Diakses tanggal 18 Februari 2012.
Wang A. 2008. “Dimensions of Corporate Social Responsibility and Advertising Practice”.
Corporate Reputation Review 11(2), 155-68
White, A. 2005. “New Wine, New Bottles: The Rise of Non-Financial Reporting”.
www.bsr.org/reports/200506_BSR_Allen-White. Diakses tanggal 17 November
2012.
Wolk, H.I., J.L.Dodd, dan M.C.Tearney. 2004. Accounting Theory: Conceptual Issue in A
Political and Economic Environment. 6th
ed. USA: Thompson-South Western.
www.fasb.org
www.unitedtractors.com
Yeoh, Peter. 2010. “ Narrative Reporting : The UK Experience”. International Journal of
Law and Management. Vol. 52, No. 3, Hal . 211-231
Yuthas, K., R., Rogers dan J. F., Dillard, 2002. “Communicative Action and Corporate
Annual Reports”. Journal of Business Ethics, 41(1), 141-157.