Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS ...

22
Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Menggunakan Metode HOT-Fit Pada Pengguna Akhir SIMRS di RSUD-Talaud Artikel Ilmiah Oleh : Dewi Satria Larinse NIM : 682011022 Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Januari 2015

Transcript of Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS ...

Page 1: Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS ...

Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

(SIMRS) Menggunakan Metode HOT-Fit Pada Pengguna

Akhir SIMRS di RSUD-Talaud

Artikel Ilmiah

Oleh :

Dewi Satria Larinse

NIM : 682011022

Program Studi Sistem Informasi

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Januari 2015

Page 2: Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS ...
Page 3: Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS ...
Page 4: Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS ...
Page 5: Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS ...
Page 6: Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS ...
Page 7: Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS ...

Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)

Menggunakan Metode HOT-Fit Pada Pengguna Akhir SIMRS di

RSUD-Talaud Dewi Satria Larinse

1, Samuel Papilaya

2, Charitas Fibriani

3

Sistem Informasi

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: [email protected]¹, [email protected]², [email protected] 3

Abstract

SIMRS is an order related to data collection, data processing, presentation of

information, data analysis and inference of information and delivery of information

required for hospital activities. This research was to evaluate the implementation of

SIMRS using implements HOT-Fit model developed. This research was used to test

whether the system quality, information quality, and service quality have influence

toward the system use and user satisfaction, to test whether environment organization

have influence toward the structure organization, to test whether user satisfaction have

influence toward the system use, to test whether system use, user satisfaction, structure

organization, and environment organization have influence on net benefit.

This research used 50 respondents from SIMRS users. Data was taken by

respondens filled the questionnaires and measured with a likert scale using software

SMARTPLS. The test indicates that system quality has influence on system use, and

system use has influence on the net benefit.

Keywords: Human, Organization, Technology (HOT)-Fit, System qulity, information

quality, service quality, system use, user satisfaction, structure organization, environment

organization, net benefit, SMARTPLS

Abstraksi

Sistem informasi rumah sakit (SIMRS) merupakan suatu tatanan yang berkaitan

dengan pengumpulan data, pengolahan data, penyajian informasi, analisis data dan

penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan

rumah sakit. Penelitian ini akan melakukan evaluasi terhadap penerapan SIMRS dengan

menggunakan Model HOT-Fit yang dikembangkan. Penelitian ini digunakan untuk

menguji apakah kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas pelayanan berpengaruh

terhadap pengguna sistem dan kepuasan pengguna, menguji apakah lingkungan

organisasi berpengaruh terhadap struktur organisasi, menguji apakah kepuasan pengguna

berpengaruh terhadap pengguna sistem, serta menguji apakah pengguna sistem, kepuasan

pengguna, struktur organisasi, lingkungan organisasi berpengaruh terhadap net benefit.

Penelitian ini menggunakan 50 responden dari pengguna akhir SIMRS. Data

diperoleh melalui kuesioner yang diisi oleh responden dan diukur dengan skala likert

menggunakan software SMARTPLS. Hasil pengujian menujukan bahwa kualitas sistem

memiliki pengaruh terhadap pengguna sistem dan pengguna sistem memiliki pengaruh

terhadap net benefit.

Kata Kunci: kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas pelayanan, pengguna sistem,

kepuasan pengguna, struktur organisasi, lingkungan organisasi, net benefit, SMARPLS.

1 Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

2 Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

3 Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

Page 8: Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS ...

1. Pendahuluan

SIMRS berfungsi mengelola dan mengatur informasi yang diperlukan oleh

para petugas kesehatan atau medis untuk membantu serta meningkatkan kinerja

mereka[1]. SIMRS juga harus direncanakan dan diimplementasikan sesuai dengan

kebutuhan rumah sakit sehingga visi dan misi organisasi dapat tercapai.

Keberhasilan penerapan SIMRS bergantung pada pengguna akhir, dukungan

organisasi dan kemampuan teknologi SIMRS itu sendiri.

Evaluasi suatu sistem informasi merupakan usaha nyata untuk mengetahui

kondisi sebenarnya suatu penyelenggaraan sistem informasi. Evaluasi sistem

informasi adalah suatu kegiatan untuk mengukur atau menggali segala attribute

dari sistem (dalam perencanaan, pengembangan, pengimplementasi atau

pengoperasian). Evaluasi SIM adalah mendefinisikan seberapa baik SIM dapat

beroperasi pada organisasi yang menerapkannya untuk memperbaiki prestasi

dimasa mendatang[2]. Evaluasi yang akan dilakukan terkait dengan penerimaan

sistem oleh pengguna akhir.

Pengguna akhir merupakan salah satu indikator untuk menilai sejauh mana

sistem informasi dapat memberikan kemudahan dan memberikan manfaat kepada

pengguna SIRMS tersebut. Sehingga hasil penelitian diharapkan dapat

mengidentifikasi masalah-masalah potensial yang dialami oleh pengguna sistem

[2].

Oleh karena itu, rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana

mengevaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit di RSUD-Talaud

Kab.Kep.Talaud dengan menggunakan metode HOT-Fit ditinjau dari persepsi

pengguna akhir. Dimana, penerapan SIMRS di RSUD-Talaud masih baru dan

belum dilakukan evaluasi sehingga pada peneliatian ini perluya evaluasi

penerapan SIMRS di RSUD-Talaud. Selain metode HOT-Fit merupakan salah

satu kerangka teori yang digunakan untuk evaluasi sistem informasi dalam bidang

pelayanan kesehatan. Metode HOT-Fit juga ditujukan pada komponen inti dalam

sistem informasi yaitu Human (Manusia) – Organization (Organisasi) -

Technology (Teknologi) dan kesesuaian hubungan diantara ketiga komponen

tersebut[2]. Dimana dalam mengevaluasi sistem informasi manajemen rumah

sakit adalah dengan mengukur penilaian berdasarkan sikap responden terhadap

suatu kondisi [3].

Dari hasil Evaluasi SIMRS di RSUD-Talaud diharapkan dapat digunakan

sebagai acuan untuk menilai, mengukur, memperbaiki atau menyempurnakan

sistem informasi manajemen rumah sakit serta mengembangkan potensi yang ada.

Sehingga dapat bermanfaat bagi RSUD-Talaud dalam meningkatkan kinerja

dalam pelayanan rumah sakit kearah lebih baik, serta dapat mendukung tujuan,

visi dan misi organisasi.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian yang berjudul “Evaluasi Faktor-Faktor Kesuksesan

Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit PKU Muhammdiyah

Page 9: Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS ...

Sruweng dengan menggunakan Metode HOT-Fit”, pada penelitian ini Rumah

Sakit PKU Muhammdiyah Sruweng dengan menggunakan Metode HOT-Fit

sebagai salah satu rumah sakit swasta di daerah Kebumen, saat ini sedang

berusaha untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan

memulai menerapkan SIMRS. Penelitan ini melakukan analisis terhadap hasil

evaluasi faktor-faktor kesuksesan penerapan SIMRS dengan menggunakan

metode HOT-Fit. Karena, model ini dapat memberikan penjelasan dan

memberikan evaluasi faktor penerapan sebuah sistem dibidang pelayanan

kesehatan dari sisi Human (Manusia), Technology (Teknologi), Organization

(Organisasi) dan Net Benefit. Berdasarkan hasil penelitian terhadap data yang

diperoleh dari RS PKUMuhammadiyah Sruweng, maka dapat disimpulkan bahwa

variabel yang mempengaruhi keberhasilan penerapan SIMRS adalah dari sisi

teknologi. Sedangkan dari sisi variabel manusia dan organisasi sudah

mempengaruhi kepusan pegguna serta lingkungan yang ada[4].

Pada penelitian yang berjudul “Evaluasi Implementasi Sistem E-

LEARNING Menggunakan Model Evaluasi HOT-Fit Studi Kasus Universitas

SAM RATULANGI”. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi mengukur

tingkat kelayakan, bahkan keberhasilan dari kinerja E-Learning itu sendiri.

Evaluasi harus dilakukan karena evaluasi akan menilai serta mengukur manfaat

yang didapatkan dari penerapan sistem e-learning di Universitas Sam Ratulangi.

Sebelumnya E-Learning UNSRAT yang telah berjalan beberapa tahun, diketahui

belum dilakukan evaluasi, baik secara organisasi, teknologi dan pengguna akhir.

Maka, penelitian ini menggunakan metode HOT-Fit yang melibatkan faktor utama

yakni pegguna, organisasi dan teknologi, yang ditopang oleh variabel kunci

kesuksesan sistem informasi yang terdiri dari System Quality, Information

Quality, Service Quality, System Use, User Satisfaction dan Net Benefit. Hasil

penelitian ini menunjukan baha hubungan antar variabel mempunyai hubungan

yang cukup kuat dan positif saling berhubungan dan mempengaruhi satu dengan

yang lain serta ketiganya mempunyai hubungan yang kuat serta searah terhadap

Net Benefit dari sistem [5].

Sedangkan pada penelitian ini dilakukan Evaluasi SIMRS dengan

menggunakan Metode HOT-Fit di RSUD-Talaud. Metode HOT-Fit ini sering

digunakan dalam evaluasi sistem dimana metode HOT-Fit memiliki variabel

dalam mengevaluasi sistem informasi yakni dari sisi Human (Manusia),

Technology (Teknologi), Organization (Organisasti) serta kesesuaian dari ketiga

variabel (Net Benefit). Dalam Penelitian ini diharapakan dapat mengukur, menilai

serta melihat seberapa jauh tingkat keberhasilan penerapan SIMRS di RSUD-

Talaud dengan mengetahui variabel apa yang harus diprioritaskan pada RSUD-

Talaud guna mendukung pelayanan atau tugas dalam rumah sakit tersebut.

Sistem Informasi secara teknis didefinisikan sebagai sekumpulan

komponen yang saling berhubungan, mengumpulkan (atau mendapatkan),

memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk menunjang

pengambilan keputusan, koordinasi dan pengawasan[6]. Sistem Informasi juga

membantu manajer dan karyawan menganalisis permasalahan, menggambarkan

hal-hal yang rumit dan menciptakan produk baru[6].

Page 10: Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS ...

Sistem terbagi menjadi 2 kelompok pendekatan yaitu pendekatan sistem

dan prosedur. Sistem Informasi Manajemen merupakan perangkat prosedur yang

terorganisasi, apabila dijalankan akan memberikan umpan balik dan informasi

kepada manajemen tentang masukan, proses dan keluaran dari suatu siklus

manajemen yaitu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengendalian [7].

SIMRS merupakan suatu tatanan yang berkaitan dengan pengumpulan

data, pengolahan data, penyajian informasi, analisis data dan penyimpulan

informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah

sakit [8]. SIMRS yang ideal dilengkapi dengan sebuah sistem informasi yang

terintegrasi dan disiapkan untuk menangani keseluruhan proses manajemen rumah

sakit yang berhubungan dengan pengumpulan data, pengolahan data, penyajian

informasi, serta analisa pelayanan kesehatan di rumah sakit[9]. Hasil informasi

dari data yang telah diolah yaitu berupa laporan, dapat digunakan oleh pengguna

dalam mengambil keputusan untuk peningkatan upaya pelayanan kesehatan.

Pengguna dalam SIMRS dibagi dalam dua kategori, yaitu : 1). End User

yaitu pekerjaan yang mencakup kreasi, pemrosesan dan distribusi dari informasi,

mencakup operator komputer, supervisor, seluruh pihak manajemen. Pengguna

akhir SIMRS dibedaan menjadi : a. Operator, sebagai pengguna langsung SIMRS

yang bertugas untuk memasukan data ke sistem yaitu seluruh karyawan disetiap

unit. b. Pengguna informasi yang dihasilkan oleh SIMRS, pengguna tidak

langsung seperti pemimpin instalasi, asisten manajer dan manajer unit instalasi. c.

Pelanggan, yaitu individu yang menjadi objek dari SIMRS, mencakup para pasien

yang menggunaka jasa rumah sakit. 2). Vendor, sebagai penyedia SIMRS baik

secara perangkat lunak, perangkat keras dan jaringan komputer, memberikan

dukungan teknis jika diperlukan. 3). Penanggung Jawab, penanggung jawab

SIMRS adalah unit teknologi informasi rumah sakit yang merupakan sub bagian

dari bagian manajemen kepegawaian dan administrasi, unit TI bertugas untuk

menjembatani antara pengguna akhir dengan pihak penyedia SIMRS[8].

SIMRS merupakan bagian dari Sistem Informasi Rumah Sakit. SIMRS yang

terintegrasi adalah kumpulan dari sub sistem yang saling berhubungan

membentuk satu kesatuan dan saling berinteraksi antar bagian satu dengan yang

lain yang ada di RS untuk melakukan pengolahan data yang dimulai dari masukan

data (input), kemudian mengolah (procesing), dan hasil keluaran (output) berupa

informasi untuk mengambil keputusan dalam rangka untuk mencapai suatu

tujuan[9]

Peran sistem informasi didalam kegiatan manajemen rumah sakit sangatlah

membantu dan mempunyai peran yang sangat efektif dalam proses pelayanan

kesehatan di rumah sakit, dengan sistem informasi seorang pimpinan rumah sakit

dapat mengambil suatu kebijakan secara cepat,

tepat dan akurat berdasarkan informasi yang didapat dari pelayanan

kesehatan di rumah sakit yang dipimpinnya.

Kerangka baru yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi sistem

informasi yang disebut Human-Organization-Technology (HOT) Fit Model.

Page 11: Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS ...

Model ini menempatkan komponen penting dalam sistem informasi yakni

Manusia (Human), Organisasi (Organization) dan Teknologi (Technology). dan

kesesuaian hubungan di antaranya. HOT-Fit merupakan salah satu kerangka teori

yang dipakai untuk mengevaluasi sistem informasi khusus dalam bidang

pelayanan kesehatan[10].

Model ini merupakan kombinasi dari model kesuksesan SI dari Delone dan

Mclean dan I Organization Fit Model dari Morton [10]. Kerangka HOT-Fit

meliputi : 1). Komponen Manusia (Human), komponen manusia menilai sistem

informasi dari sisi penggunaan sistem (system use) pada frekwensi dan luasnya

fungsi dan penyelidikan sistem informasi. System use juga berhubungan dengan

siapa yang menggunakan (who use it), tingkat penggunanya (level of user),

pelatihan, pengetahuan, harapan dan sikap menerima (acceptance) atau menolak

(resistance) sistem. Komponen ini juga menilai sistem dari aspek kepuasan

pengguna (user satisfaction). User satisfaction dapat dihubungkan dengan

persepsi manfaat (usefulness) dan sikap pengguna terhadap sistem informasi yang

dipengaruhi oleh karakteristik personal[8]. 2). Komponen Organisasi

(Organization), komponen organisasi menilai sistem dari aspek struktur

organisasi dan lingkungan organisasi. Struktur organisasi terdiri dari tipe, kultur,

politik, hierarki, perencanaan dan pengendalian sistem, strategi , manajemen dan

komunikasi. Sedangkan lingkungan organisasi terdiri dari sumber pembiayaan,

pemerintahan, politik, kompetisi, hubungan interorganisasional dan

komunikasi[8]. 3). Komponen teknologi (Technology), komponen teknologi

terdiri dari kualitas sistem (system quality), kualitas informasi (information

quality) dan kualitas layanan (service quality). Kualitas sistem dalam sistem

informasi di institusi pelayanan kesehatan menyangkut performa sistem dan user

interface. Kemudahan penggunaan (ease of use), kemudahan untuk dipelajari

(ease of learning), response time, usefulness, ketersediaan, fleksibilitas

merupakan variabel atau faktor yang dapat dinilai dari kualitas sistem. Kriteria

yang dapat digunakan untuk menilai kualitas informasi antara lain adalah

kelengkapan, keakuratan, ketepatan waktu, ketersediaan, relevansi, konsistensi,

dan data entry. Sedangkan Service quality dapat dinilai dengan kecepatan respon,

jaminan, empati dan tindak lanjut layanan[8]. 4). Net Benefit, merupakan

keseimbangan antara dampak positif dan negatif dari pengguna sistem informasi.

Net Benefit dapat diakses menggunakan benefit langsung, efek pekerjaan, efisien

dan efektifitas, menurunkan tingkat kesalahan, mengendalikan pengeluaran dan

biaya. Semakin tinggi dampak positif yang dihasilkan semakin berhasil penerapan

sistem informasi [12].

Hubungan keterkaitan dalam kerangka HOT-Fit, yaitu : 1). Saling

mempengaruhi baik secara sendiri dan bersama-sama antara system quality,

information quality, service quality mempengaruhi system use dan user

satisfaction. 2). System use, user satisfaction memiliki hubungan timbal balik

dengan information quality. Sistem akan menghasilkan output informasi yang

baik jika pengguna mahir dan puas menggunakan sistem informasi. Kemahiran

pengguna tergantung pada pengetahuan dan pelatihan pengguna terhadap

Page 12: Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS ...

penggunaan sistem informasi. 3). System use juga memiliki hubungan timbal balik

dengan user satisfaction. pengguna akan semakin puas dalam menggunakan

sistem informasi jika pengguna mahir dan memahami sistem informasi. 4). System

use dan user satisfaction akan memberikan pengaruh langsung kepada net

benefits. Net Benefits memberikan timbal balik juga kepada system use dan user

satisfaction. 5). Structure dan Environtment akan memberikan pengaruh langsung

kepada Net Benefits. Net Benefits akan memberikan timbal balik juga kepada

Organization[3].

Dimensi-dimensi ini mempengaruhi antara satu dengan yang lain. Kualitas

sistem, kualitas informasi, dan kualitas layanan secara sendiri dan bersama-sama

mempengaruhi penggunaan sistem dan kepuasan pengguna. Fit dapat diukur dan

dianalis menggunakan jumlah definisi yang diberikan ketiga faktor tersebut.

Ketiga faktor tersebut berhubungan dengan dimensi relasi dan kesuksesan sistem

informasi yaitu Sistem Quality, Information Quality, Service Quality, System Use,

User Satisfaction, Structure, Environtmet dan Net Benefit)[9].

Gambar 1. Human-Organization-Technology (HOT)-Fit Model [10]

Model ini dianggap mampu menjelaskan evaluasi sistem informasi dengan

pendekatan komponen inti sistem informasi, yaitu Human (Manusia),

Organization (Organisasi), Technology (teknologi) serta kesesuaian di antara

ketiga komponen tersebut mempengaruhi manfaat Net Benefits dari penerapan

sistem informasi tersebut.

Pada penelitian ini untuk menentukan jumlah sampel maka dilakukan

pengukuran sampel. Dimana pengukuran sampel ini, dikembangkan oleh Isaac

dan Michael yang berupa tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu

dengan taraf kesalahan 1%, 5% dan 10%. Seperti pada tabel 1.

Page 13: Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS ...

Tabel 1. Pengukuran Sampel

dengan taraf kesalahan 1%, 5% dan 10%.

N

Siginifikasi

N

Siginifikasi

1% 5% 10% 1% 5% 10%

10 10 10 10 280 197 155 138

15 15 14 14 290 202 158 140

20 19 19 19 300 207 161 143

25 24 23 23 320 216 167 147

30 29 28 28 340 225 172 151

35 33 32 32 360 234 177 155

40 38 36 36 380 242 182 158

45 42 40 39 400 250 186 162

50 47 44 42 420 257 191 165

55 51 48 46 440 265 195 168

60 55 51 49 460 272 198 171

65 59 55 53 480 279 202 173

70 63 58 56 500 285 205 176

75 67 62 59 550 301 213 182

80 71 65 62 600 315 221 187

85 75 68 65 650 329 227 191

90 79 72 68 700 341 233 195

95 83 75 71 750 352 238 199

100 87 78 73 800 363 243 202

110 94 84 78 850 373 247 205

120 102 89 83 900 382 251 208

130 109 95 88 950 391 255 211

140 116 100 92 1000 399 258 213

150 122 105 97 1100 414 265 217

160 129 110 101 1200 427 270 221

170 135 114 105 1300 440 275 224

180 142 119 108 1400 450 279 227

190 148 123 112 1500 460 283 229

200 154 127 115 1600 469 286 232

210 160 131 118 1700 477 289 234

220 165 135 122 1800 485 292 235

230 171 139 125 1900 492 294 237

240 176 142 127 2000 498 297 238

250 182 146 130 2200 510 301 241

260 187 149 133 2400 520 304 243

270 192 152 135 2600 529 307 245

Page 14: Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS ...

3 Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif

dengan melakukan survei dan mengumpulkan data primer melalui wawancara

dengan panduan penyebaran kuesioner terhadap pengguna akhir SIMRS sebagai

responden. Data primer diperoleh dari kuesioner yang akan diberikan kepada

pengguna akhir SIMRS sebagai responden. Pengguna adalah pegawai atau

karyawan di RSUD-Talaud Kab.Kep.Talaud.

Penelitian ini menggunakan model HOT-Fit yang dikembangkan oleh

Yosuf et al dengan beberapa modifikasi untuk menilai keberhasilan penerapan

SIMRS. Bentuk umum kuesioner disusun mengikuti skala pengukuran evaluasi

sematik diferensial yang mengukur penilaian berdasarkan sikap responden

terhadap satu kondisi. Pilihan jawaban dipetakan dalam bentuk Liker scale

dengan rentang nilai 1(„sangat tidak setuju‟) hingga 5(„sangat setuju‟). Pada

penelitian ini akan dilakukan beberapa tahapan yang saling berhubungan mulai

dari tahap awal sampai tahap terakhir. Berikut adalah tahapan penelitian yang

akan dilakukan seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Tahapan Penelitian

Dari gambar tahapan penelitian diatas dapat dijelaskan kembali bahwa

tahapan-tahapan penelitian yang akan dilakukan yaitu: Tahap pertama dari

penelitian ini adalah rumusan masalah, dimana rumusan masalah yang didapat

adalah bagaimana mengevaluasi SIMRS mengunakan metode HOT-Fit. Setelah

menentukan rumusan masalah, tahapan berikutnya adalah studi literatur. Dimana

pada tahap ini mempelajari buku-buku referensi dan hasil penelitian terdahulu

yang dijadikan landasan untuk mencari solusi permasalahan yang akan dibahas

dalam penelitian ini. Teori merupakan pijakan bagi peneliti untuk memahami

persoalan yang diteliti dengan benar dan sesuai dengan kerangka berpikir. Pada

tahap ini lebih untuk memahami metode HOT-Fit yang nantinya akan digunakan

untuk menganalisis evaluasi sistem informasi manajemen rumah sakit di RSUD-

Talaud.

Rumusan Masalah

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Analisis Data

Kesimpulan Dan Saran

Page 15: Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS ...

Setelah studi literatur, tahapan berikutnya adalah tahap pengumpulan data.

Dimana pada tahap ini menggunakan jenis data primer. Dimana data primer

diperoleh dari kuesioner yang akan diberikan kepada pengguna SIMRS

dibeberapa bagian di RSUD-Talaud. Kuesioner itu sendiri merupakan daftar

pertanyaan yang diajukan pada seorang responden untuk mencari jawaban dari

permasalahan yang diteliti sesuai dengan konteks pengukuran variabel evaluasi

SIMRS menggunakan metode HOT-Fit sehingga total kuesioner yang didapat

adalah 50 kuesioner.

Pada tahap selanjutnya yaitu tahap analisis data. Dimana pada tahap ini,

semua data yang telah dikumpulkan sebelumnya, dianalisis dengan menggunakan

metode HOT-Fit dalam menjawab rumusan masalah yang dirumuskan. Kemudian

pada tahapan akhir akan ditarik kesimpulan dari tahapan analisis data.

Model evaluasi sistem informasi menggambarkan suatu hipotesis hubungan

antara faktor-faktor yang secara langsung mempunyai dampak pada sistem

informasi, Pada model ini, kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas layanan

dipakai sebagai hipotesis dalam mempengaruhi anggapan pengguna terhadap

sistem [1].

Gambar 3. Model Hipotesis Evaluasi SIMRS di RSUD-Talaud

Model hipotesis yang dikembangkan untuk evaluasi SIMRS-Talaud yang

berdasarkan model HOT-Fit dengan komponen human, organization, technology

dan net benefit. Model hipotesis SIMRS RSUD-Talaud dapat dilihat pada Gambar

3. Berdasarkan Gambar 3, maka hipotesis-hipotesis yang akan dikembangkan

dalam penelitian ini yaitu :

Technology

System Quality

Information

Quality

Service Quality

Human

Organization

System Use

User

Satisfaction

Structure

Environment

Net Benefit

Page 16: Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS ...

Tabel 2. Hipotesis

No Hipotesis Keterangan

1 H1 System Quality (SQ) berpengaruh terhadap System Use (SU)

2 H2 System Quality (SQ) berpengaruh terhadap User Satisfaction

(US)

3 H3 Information Quality (IQ) berpengaruh terhadap System Use

(SU)

4 H4 Information Quality (IQ) berpengaruh terhadap User

Satisfaction (US)

5 H5 Service Quality (SEQ) berpengaruh terhadap System Use (SU)

6 H6 Service Quality (SEQ) berpengaruh terhadap User Satisfaction

(US)

7 H7 Structure (S) berpengaruh terhadap System Use (SU)

8 H8 Structure (S) berpengaruh terhadap User Satisfaction (US)

9 H9 Structure (S) berpengaruh terhadap Net Benefit (NB)

10 H10 Environment (E) berpengaruh terhadap System Use (SU)

11 H11 Environment (E) berpengaruh terhadap User Satisfaction (US)

12 H12 Environment (E) berpengaruh terhadap Structure (S)

13 H13 Environment (E) berpengaruh terhadap Net Benefit (NB)

14 H14 User Satisfaction (US) berpengaruh terhadap System Use (SU)

15 H15 User Satisfaction (US) berpengaruh terhadap Net Benefit (NB)

16 H16 System Use (SU) berpengaruh terhadap Net Benefit (NB)

Penyusunan kerangka kerja evaluasi dimulai dengan menginterpretasikan

setiap aspek pada model HOT-Fit menjadi satu statemen yang terukur, yang

terdiri dari variabel dan indikator-indikator. Berikut adalah kerangka kerja

evaluasi model HOT-Fit seperti pada Tabel 3.

Tabel 3. Variabel Dan Indikator-Indikator Model HOT-Fit

NO Variabel Indikator

1.

System Use

SU1 = Selalu menggunakan sistem SIMRS

SU2 = Sistem SIMRS mudah digunakan.

SU3 = Pengguna mengikuti pelatihan dalam

Page 17: Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS ...

menggunakan sistem SIMRS

SU4 = Pengguna memiliki ketrampilan dalam

menggunakan sistem SIMRS

SU5 = Menyelesaikan pekerjaan pengguna dengan cepat

2

.

User

Satisfaction

US1 = Membantu dalam mengelolah informasi

US2 = Mempermudah pengguna dalam melakukan

tugasnya

US3 = Meningkatkan kompetensi dan kinerja saya.

US4 = Memiliki tampilan interface yang menarik

3. System

Quality

SQ1 = Mempercepat penyajian informasi

SQ2 = Mudah untuk digunakan

SQ3 = Mudah untuk dipelajari

SQ4 = Handal dan jarang eror

SQ5 = Memiliki fasilitas petunjuk penggunaan

4. Information

Quality

IQ1 = Menyediakan informasi yang relevan

IQ2 = Bermanfaat bagi pengguna

IQ3 = Menyediakan informasi yang lengkap dan akurat.

IQ4 = Menyediakan informasi yang mudah dipahami

IQ5 = Isi informasi yang disajikan

5 Service

Quality

SEQ1 = Menyediakan helpdesk support

SEQ2 = Menyediakan jaminan kualitas layanan

terhadap pengguna sistem

SEQ3 = Divisi SIMRS memiliki sikap peduli (Empati)

ketika membantu pengguna sistem.

SEQ 4 = Divisi SIMRS menyelesaikan masalah yang

dihadapi pengguna sistem sampai selesai.

6 Structure

Organization

S1 = Menyediakan bantuan fasilitas dalam mendukung

pengguna dalam menggunakan sistem SIMRS

S2 = Mempertimbangkan latar belakang pendidikan

calon pengguna akhir sistem SIMRS

S3 = Menyediakan pelatihan

S4 = Memiliki komunikasi yang baik dengan pengguna

akhir sisttem SIMRS

S5 = Memiliki fasilitas jaringan yang mewadai

7 Enviroment

Organization

E1 = Dorongan pihak manajemen

E2 = Dorongan teman sekerja

E3 = Meningkatkan komunikasi data

E4 = Menghemat waktu dalam menyajikan informasi

8 Net Benefit NB1 = Sistem informasi membantu sistem SIMRS

Page 18: Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS ...

menjadi lebih efektif dan efisien

NB2 = Sistem informasi dapat menurunkan tingkat

kesalahan

NB3 = Sistem informasi meningkatkan komunikasi

antar seluruh divisi RSUD

NB4 = Sistem informasi menjadikan kinerja rumah sakit

menjadi lebih baik

NB5 = Sistem informasi dapat meningkatkan kinerja

pengguna SIMRS

NB6 = Sistem informasi dapat meningkatkan kinerja

rumah sakit dalam menghadapi persaingan yang ada

saat ini.

NB7 = Sistem informasi dapat mendukung visi dan misi

dari rumah sakit

4 Hasil dan Pembahasan

Pada tahap ini data diolah dengan menggunakan sofware SMARTPLS.

Outer model atau measurement model, mendefinisikan bagaimana setiap blok

indikator berhubungan dengan variabel latennya. Ada 3 kriteria untuk

mengevaluasi outer model:

Validitas Konvergen (Concergent Validity). Pengujian validitas konvergen

dilakukan untuk mengetahui apakah semua pertanyaan (instrument) penelitian

yang diajukan untuk mengukur variabel penelitian adalah valid atau tidak.

Validitas konvergen mensyaratkan bahwa alat ukur (indikator) secara tepat

mengukur konstruk yang dimaksud. Dalam software SMARTPLS, validitas

konvergen sama dengan outer loading/loading factor yang nilainya dikatakan

tinggi apabila > 0,7. Namun demikian untuk penelitian tahap awal dari

pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,5 di anggap cukup[8]. Hasil

loading factor terlihat pada gambar 4.

\

Gambar 4. Hasil Loading Factor

Page 19: Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS ...

Dari hasil perhitungan tersebut, hasil loading factor <0,50 akan dihapus

dan hasil loading factor >0,5 telah memenuhi convergent validity sehingga semua

indikator >0,5 adalah valid.

Validitas Diskriminan (Discriminant Validity). Validitas Diskriminan

menguji serta mengukur konstruk pada setiap indikator hot-fit dengan

membadingkan nilai AVE dan √AVE[8]. Terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Nilai AVE dan Akar AVE

AVE √ AVE

SU 0.928 0.9633

US 0.509 0.7134

SQ 0.606 0.7784

IQ 0.5 0.7071

SEQ 0.584 0.7641

S 0.347 0.589

E 1 1

NB 0.669 0.8179

Pada Tabel 4. dapat dilihat bahwa nilai Akar AVE (√AVE) lebih tinggi

terhadap korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya, sehingga dapat

dikatakan memiliki nilai yang cukup.

Reliabilitas konstruk (Construct Reliability). Dalam PLS uji rebilitas diukur

dengan dua kriteria yaitu composite reliability dan cronbach alpha dari blok

indikator yang mengukur konstruk. Konstruk dinyatakan reliabel jika nilai

composite reliability >0,7 sedangkan batasan skor cronbach alpha > 0,6[8]. Hasil

dari pengolahan dengan menggunakan PLS dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Nilai composite reliability dan cronbach alpha

Composite

Reliability

Cronbach's

Alpha

SU 0.963 0.923

US 0.158 0.122

SQ 0.127 0.666

IQ 0.376 0.029

SEQ 0.008 0.410

S 0.000 0.099

E 1.000 1.000

NB 0.091 1.214

Pada Tabel 5 dapat diketahui bahwa nilai composite reliability hanya

mencakup indikator SU (System Use) dan E (Environment) sedangkan nilai

cronbach‟s alpha hanya mencakup indikator SU (Sysem Use), SQ (System

Page 20: Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS ...

Quality), E (Environment) dan NB (Net Benefit). Maka indikator-indikator

tersebut telah memenuhi reliabilitas.

Model Struktural (inner model). Dimana tahap ini merupakan tahap atau

langkah terakhir dalam mengevaluasi hubungan antara konstruk laten seperti yang

telah dihipotesiskan dalam penelitian ini.

Pengujian hipotesis bertujuan untuk menjawab permasalahan dalam

penelitian ini. Dalam pengujian hipotesis, dapat dilihat dari besarnya T-Statistik.

Dimana, tingkat signifikansi yang digunakan 95% yaitu 1,96. >1,96 berarti

hipotesis diterima[8]. Nilai t-statistik dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Hasil Inner Weight

Hipotesis Jalur

T-Statistik Hasil Pengujian α =

0,05 Dari Ke

H1 SQ SU 10.640 Diterima

H2 SQ US 0.871 Ditolak

H3 IQ SU 1.153 Ditolak

H4 IQ US 0.728 Ditolak

H5 SEQ SU 0.983 Ditolak

H6 SEQ US 1.561 Ditolak

H7 S SU 0.112 Ditolak

H8 S US 0.628 Ditolak

H9 S NB 0.547 Ditolak

H10 E SU 1.021 Ditolak

H11 E US 0.038 Ditolak

H12 E S 0.379 Ditolak

H13 E NB 0.519 Ditolak

H14 US SU 0.814 Ditolak

H15 US NB 1.021 Ditolak

H16 SU NB 8.809 Diterima

Dari Tabel 6. diatas dapat diketahui hipotesis ditolak maupun yang

diterima dengan melihat nilai dari T-Statistik dan koefisien jalurnya. Serta,

berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel 6. maka menghasilkan metode baru

seperti pada Gambar 5.

Gambar 5 Hasil Uji Hipotesis

SQ SU NB

Page 21: Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS ...

Gambar 5 diatas merupakan model akhir yang menggambarkan faktor-

faktor untuk melihat tingkat evaluasi sistem informasi manajemen rumah sakit

(SIMRS) dimana System Quality (SQ) mempengaruhi System Use (US). System

Use (US) juga mempengaruhi Net Benefit (NB). Dari Hasil Pengujian Hipotesis

maka dapat diambil kesimpulan yaitu :

5 Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan dari hasil analisis data statistik dan pembahasan mengenai

evaluasi sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) di RSUD-Talaud

Kab.Kep.Talaud dapat diambil kesimpulan yaitu : 1). Kesuksesan penerapan

SIMRS dipengaruhi oleh faktor System Quality, System Use dan Net Benefit. 2).

System Quality yang diterapkan di RSUD-Talaud memiliki hubungan yang searah

(positif) terhadap System Use. Hal ini berarti system quality memberi pengaruh

terhadap system use untuk menggunakan sistem SIMRS yang telah diterapkan di

RSUD-Talaud. 3). Net Benefit dipengaruh secara langsung oleh system use. Hal

ini berarti semakin tinggi manfaat yang dirasakan pengguna dalam menggunakan

SIMRS maka semakin tinggi juga niat pengguna dalam menggunakan SIMRS. 4).

Adanya faktor-faktor yang belum saling berpengaruh seperti information quality,

servise quality, user satisfaction, structure organization dan organiation

environment.

Berdasarkan hasil kesimpulan dari hasil penelitian tersebut maka peneliti

memberikan saran sebagai berikut : 1). Diperlukan sebuah perencanaan yang

matang untuk penerapan dan pengembangan SIMRS selanjutnya untuk

mendapatkan kualitas sistem yang baik sehingga dapat meningkatkan niat

pengguna sistem dalam mendukung tugas pelayanan di RSUD-Talaud. 2).

Perlunya penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor lain yang mempengaruhi

penerapan SIMRS dalam meningkatkan kualitas suatu sistem informasi. 3). Untuk

penelitian selanjutnya disarankan dapat meminimalisir kelemahan dalam

penelitian ini. Seperti, penelitian ini hanya berdasarkan pada persepsi pengguna

akhir SIMRS. Serta dalam penelitian selanjutnya di sarankan untuk menggunakan

teknik analisis kualiatif atau mixed method.

Page 22: Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS ...

6 Daftar Pustaka [1] Kristianto, Edy, 2007. Evaluasi penerapan Sistem Informasi Manajemen

Rumah Sakit di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dengan menggunakan HOT-Fit.

Yogyakarta.

[2] Asep Jalaludin, Modul Sistem Infomasi Manajemen, SIM-sevz@2007 12

[3] Raden, Eko. 2013, Evaluasi penerapan Sistem Informasi Manajemen

Kepegawaian (SIMPEG). Bogor.

[4] Andika, Izzati, 2013. Evaluasi Faktor-Faktor Implementasi Sistem

Informasi Manajemen Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sruweng dengan

menggunakan metode HOT-Fit

[5] Frincy, Arie, Alicia., 2014. Evaluasi Implementasi Sistem E-Learning

menggunakan Model HOT-Fit Studi Kasus Universias Sam Ratulangi. Manado.

[6] Laudon, Jane. 2007, Management information system (11th Edition),

Pearson Prentice Hall, New Jersey

[7] Jogiyanto, 2005. Sistem Teknologi Informasi: Pendekatan Terintegrasi

Konsep Dasar, Teknologi, Aplikasi, Pengembangan dan Pengelolaan. Yogyakarta.

[8] Sabarguna, Boy. 2003, Sisten Informasi Manajemen Rumah Sakit,

Yogyakarta.

[9] Endang. 2014, Kajian Teori Model Penelitian untuk menilai kesuksesan

dan evaluasi Sistem Informasi Rumah Sakit, Yogyakarta.

[10] Yusof M. M, R.J. Paul dan L. K. Stergioulas. 2006. Towards a Framework

for Health Information System Evalution. Paper read at Proceedings of the 39th

Hawaii international Conferences on System Sciences Kauai, at Hawaii, USA

[11] Yusof MM, Kuljis J, Papazafeiropoulou A, Stergioulas LK. (2008). "An

Evaluation Framework for Health Information Systems: Human, Organization and

Technology-Fit Factors (HOT-Fit).

[12] Andiono, 2008. Evaluasi Implementasi Sistem Informapsi Manajemen

Kepegawaian di Badan Kepegawaian Daerah Kab.Banyumas, UGM, Yogyakarta.

[13] Davis, G. B. (1999), Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen, PT.

Gramedia, Jakarta, Hal : 46,243

[14] Prof.Dr.Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Hal 128-130