Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara...

65
108 LAMPIRAN

Transcript of Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara...

Page 1: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

108

L A M P I R A N

Page 2: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

109

Lampiran 1:

INSTRUMEN PENELITIAN

EVALUASI TERHADAP PENYELENGGARAAN PROGRAM

PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA PALANGKA RAYA

MENGGUNAKAN MODEL CIPP

Komponen

Evaluasi Substansi Pertanyaan Sumber

Context

a. Deskripsi dari

lingkungan

yang diteliti

1. Bagaimana

deskripsi dari

sekolah yang

diteliti?

Kepala

Sekolah

b. Kebutuhan

yang belum terpenuhi

dalam

lingkungan

tersebut

1. Apa yang

melatarbelakangi pelaksaan program

pendidikan inklusif

di sekolah?

c. Populasi yang

dilayani

1. Siapa yang menjadi

sasaran dari

program tersebut?

2. Siapa yang menjadi sumber peserta

didik dari program

tersebut?

d. Peluang dan

manfaat

sekolah

dengan melaksanakan

program

1. Apa manfaat yang

diperoleh sekolah

dalam

penyelenggaraan program tersebut?

Input

a. Kemampuan

sekolah

1. Sarana dan

prasarana apa yang

dimilik sekolah

dalam menyelenggarakan

program tersebut?

Kepala

Sekolah,

Guru BK/

Pendamping

2. Apa saja jenis

kebutuhan khusus

siswa yang dilayani

dalam program tersebut?

b. Perencanaan 1. Siapa saja yang Kepala

Page 3: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

110

dari penye-

lenggaraan program

tersebut

terlibat dalam

penyelenggaraan program tersebut di

sekolah?

Sekolah,

Guru BK/ Pendampi

ng

2. Bagaimana

keterlibatan

pakar/ahli dalam

penyelenggaraan program tersebut?

c. Sumber dana 1. Berasal dari mana

sumber dana

pembiayaan

program tersebut di

sekolah?

Kepala

Sekolah

d. Staf/SDM

1. Bagaimana

ketersediaan Guru Pendamping Khusus

(GPK) yang memang

berkompetensi

dalam menangani

ABK di sekolah tersebut?

Kepala

Sekolah, Guru BK/

Pendampi

ng

2. Bagaimana

kemampuan/

kesanggupan guru

reguler dalam

melaksanakan

program tersebut di sekolah?

Guru

Reguler

3. Apakah guru reguler

dan atau guru

BK/pendamping

memperoleh

pelatihan khusus untuk

meningkatkan

kompetensi?

Kepala

Sekolah,

Guru

Reguler,

Guru BK/ Pendampi

ng

Process

a. Monitoring

dan evaluasi

1. Apakah terdapat

monev yang

dilakukan oleh

dinas pendidikan setempat melalui

pengawas sekolah

terhadap program

tersebut?

Kepala

Sekolah

b. Kompetensi

guru reguler

1. Apakah guru sudah

menyusun

Guru

Reguler

Page 4: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

111

perencanaan

pembelajaran sebelum mengajar?

2. Apakah guru sudah

menyusun

perencanaan

pendampingan

sebelum mendampingi ABK?

Guru BK/

Pendampi

ng

c. Pelaksanaan

kegiatan

pembelajaran

dan

pendampinga

n

1. Bagaimana proses

pembelajaran dalam

kelas?

Guru

Reguler

2. Bagaimana proses

pendampingan di

dalam atau luar

kelas ?

Guru BK/

Pendampi

ng

3. Dari segi non akademik apakah

kegiatan

ekstrakurikuler bagi

siswa reguler juga

diperuntukkan bagi siswa berkebutuhan

khusus?

Kepala Sekolah,

Guru

Reguler,

Guru BK/

Pendamping

d. Efektivitas

sarpras

1. Apakah sarana dan

prasarana yang ada

sudah bermanfaat

bagi ABK?

Guru

Reguler,

Guru BK/

Pendampi

ng

2. Apakah sarana dan prasarana yang ada

sudah bermanfaat

bagi guru?

Guru Reguler,

Guru BK/

Pendampi

ng

e. Masalah/

problem/ kendala yang

dihadapi

1. Apakah yang

menjadi kendala dalam pelaksanaan

program tersebut di

sekolah?

Kepala

Sekolah, Guru

Reguler,

Guru BK/

Pendampi

ng 2. Apa harapan Anda

bagi pelaksanaan

program tersebut di sekolah?

Product

a. Dampak

penerapan

program

tersebut

1. Bagaimana

perkembangan atau

prestasi siswa dari

segi akademik

Kepala

Sekolah,

Guru

Reguler,

Page 5: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

112

terhadap

prestasi/perkembangan

siswa

maupun non

akademik ketika program sedang

berjalan?

Guru BK/

Pendamping

b. Jumlah ABK

yang terlayani

2. Ada berapa jumlah

ABK yang terlayani?

Kepala

Sekolah

Page 6: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

113

Lampiran 2:

Transkrip Wawancara Sekretaris Pokja PI

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

Hari/tanggal : Jumat, 27 Maret 2015

Waktu : 08.00 – 09.00 WIB

Tempat : Ruang Kasi. SLB Disdikpora Kota Palangka Raya

Informan : Kasi. SLB Disdikpora (Sekretaris Pokja PI)

No. Pertanyaan Jawaban 1

.

Apa yang

menjadi visi

dan misi

POKJA PI

Disdikpora

Kota Palangka Raya?

Visinya adalah mewujudkan sekolah yang

ramah, adil dan tanpa diskriminatif.

Misi yang akan dilakukan untuk mencapai

visi tersebut antara lain adalah:

(1) optimalisasi perluasan dan pemerataan

akses kesempatan memperoleh pendidikan yang ramah, bermutu, berdaya saing dan

relebvan dengan kebutuhan masyarakat serta

berwawasan kebangsaan berdasarkan imtaq

dan iptek, (2) membantu dan memfasilitasi

pengembangan potensi peserta didik secara holistik (menyangkut semua aspek

kecerdasan siswa), (3) meningkatkan

kesiapan masukan dan kualitas proses

pendidikan untuk mengoptimalkan

pembentukan kepribadian yang berbudaya

inklusif (menghargai setiap perbedaan, saling bekerjasama, menghormati dan tenggang

rasa), (4) meningkatkan keprofesionalan dan

akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai

pusat pembudayaan ilmu pengetahuan,

keterampilan, dan sikap, berdasarkan standar nasional, dan (5) memberdayakan

peran serta masyarakat dalam

penyelenggaraan pendidikan ramah,

bermutu, adil dan tanpa diskriminatif.

2 Apa yang Pencanangan/penyelenggaraan program

Page 7: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

114

No. Pertanyaan Jawaban . melatarbelaka

ngi

pencanangan/

penyelenggara

an program pendidikan

inklusif di

Kota Palangka

Raya?

pendidikan inklusif ini dilatarbelakangi oleh

adanya Perwali Palangka Raya No. 26 Tahun

2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan

Khusus, Pendidikan Inklusif dan Pusat

Sumber di Kota Palangka Raya. Peraturan yang ditetapkan langsung oleh walikota dan

diundangkan oleh Plt. Sekda Kota Palangka

Raya untuk ditempatkan dalam Berita

Daerah Kota Palangka raya pada tanggal 4

September 2014 di Palangka Raya. Sebelumnya, walikota memutuskan tentang

pembentukan tim penyusunan Perwali

tersebut yang diketuai langsung oleh Kepala

Disdikpora Kota Palangka Raya.

Setelah pemberlakuan Perwali tersebut,

Disdikpora kemudian membentuk struktur organisasi kepanitiaan Pokja PI yang diketuai

langsung oleh Hj. Ida Sutiana, SH (Kabid. TK,

SD, dan SLB Disdikpora). Pokja PI kemudian membuat Grand Design sebagai arah atau

panduan pendidikan inklusif di Kota

Palangka Raya, yang disusun mulai tahun 2014 hingga 2026 sebagai perencanaan jangka panjang (long term planning). Seiring

dengan perintah dan pengundangan Perwali dan perancangan Grand Design oleh Pokja PI

inilah kemudian Disdikpora mendeklarasikan

Kota Palangka Raya sebagai Kota Pendidikan Inklusif. Dengan demikian, seluruh sekolah

dari tingkat TK, SD, SMP, dan SMA/SMK

baik negeri maupun swasta wajib menjalan-

kan program Pendidikan Inklusif tanpa

terkecuali. Berkenaan dengan kebijakan

tersebut, Disdikpora maupun Pokja PI akan tetap dan terus berusaha memfasilitasi,

memandu, dan memantau seiring

berjalannya program tersebut di sekolah-

sekolah.

3

.

Apakah

terdapat masalah yang

penting

sehingga

program

tersebut perlu

dicanangkan/

Sebenarnya tidak ada masalah yang

signifikan, hanya saja jumlah siswa berkebutuhan khusus atau ABK di Palangka

Raya kini mencapai 895 siswa. Dengan

demikian, demi pencapaian visi dan misi Kota

Palangka Raya serta Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) Kota Palangka Raya harus

didukung oleh berbagai bidang terutama

Page 8: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

115

No. Pertanyaan Jawaban diselenggaraka

n?

bidang pendidikan. Dan supaya

Pembangunan Bidang Pendidikan di Kota

Palangka Raya bisa berjalan optimal pula

maka perlu disusun Peraturan Pelaksanaan

yaitu Peraturan Walikota tentang Penyelenggaraan Pendidikan Khusus,

Pendidikan Inklusif dan Pusat Sumber di

Kota Palangka Raya.

4

.

Apa yang

menjadi

tujuan dalam mencanangka

n/

menyelenggara

kan program

tersebut?

Pokja Pendidikan Inklusif Kota Palangka Raya

memiliki tujuan yang ingin dicapai hingga

2026 yaitu menjadikan pendidikan di Palangka Raya yang ramah, adil tanpa

diskriminatif. Tujuan dicapai melalui

indikator keberhasilan di antaranya (1)

meningkatnya daya serap pelayanan

pendidikan inklusif di seluruh kecamatan di

kota Palangka Raya, (2) terlaksananya Perwali Pendidikan Inklusif Kota Palangka Raya, (3)

peningkatan APK, APM, dan PAS sudah di

atas rata-rata nasional, (4) meningkatnya

prosentase wajib belajara pendidikan dasar

yang didorong oleh banyaknya anak berkebutuhan khusus yang terlayani di

sekolah di seluruh kota Palangka Raya, (5)

tersedianya sarana prasarana aksesibilitas

pendidikan (gedung, peralatan kantor,

laboratorium, dan sarana penunjang) di

seluruh wilayah kota Palangka Raya, dan (6) memiliki tenaga-tenaga pendidik yang

berwawasan global dan berdaya saing

nasionla dan internasional, sehinggga dapay

menjalin komunikasi dan hubungan

interanasioanl sebagai bagian dari masyrakat internasional.

Dari indikator-indikator keberhasilan

tersebut, ada beberapa indikator yang sudah

berhasil dan tercapai. Namun, selebihnya

masih dalam proses pelaksanaan. Oleh

karena itu, kami masih berjuang dan berusaha untuk memenuhi indikator

keberhasilan tersebut.

5 Apa saja Program sekolah penyelenggara pendidikan

Page 9: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

116

No. Pertanyaan Jawaban . program

POKJA dalam

rangka

penyelenggara

an program pendidikan

inklusif?

inklusif antara lain adalah (1) pengembangan

dan pelaksanaan kurikulum yang fleksibel,

(2) modifikasi bahan ajar, model

pembelajaran dan sistem penilaian, (3)

bantuan pengadaan perpustakaan dan penambahan koleksi bagi sekolah inklusif, (4)

bantuan pembelian buku ajar standar, (5)

bantuan pengembangan media belajar dan

alat pendidikan baik yang reguler maupun

alat pendidikan khusus, (6) bantuan pembinaan dan pelaksanaan akreditasi bagi

sekolah inklusif, (7) pemberian beasiswa bagi

siswa di skolah inklusif, (8) pemilihan siswa

berprestasi, (9) lomba kreativitas bagi siswa

inklusif, (10) pelatihan penulisan karya

ilmiah (berbasis PTK dan lain-lain) bagi guru sekolah inklusif, (11) penyelenggaraan

PORSENI tingkat jenjang sekolah

penyelenggara pendidikan inklusif se-Kota

Palangka Raya, (12) bantuan untuk sertifikasi

(kuliah) dan uji kompetensi pendidik sekolah inklusif, (13) diklat pengembnagan kosnep

dan metodologi pembelajaran terkini

berlandaskan transformative learning dan

paradigma learn-unlearn-relearn, (14) diklat

penggunaan ICT (termasuk e-learning) bagi

guru/tenaga pendidikan dan kepala sekolah, (15) lokakarya implementasi pendidikan

karakter, (16) bantuan penyusunan modul

pembelajaran akhlak, (17) Diklat Siaran radio

Pendidikan(SRP) bagi guru/tenaga

kependidikan, (18) peningkatan penerimaan

insentif bagi guru/tenaga kependidikan, (19) monitoring dan evaluasi serta supervisi

pelaksanaa kurikulum dan pembelajaran,

(20) pengadaan runag sumber belajar di TK,

SD, SMP, dan SMA/SMK inklusif, dan (21)

meningkatkan kemitraan sekolah. Sejauh ini, ada beberapa program yang sudah

terlaksana dan sebagian sedang dalam proses

pelaksanakan sehingga keberhasilan juga

belum sepenuhnya terlihat dan nampak.

6 Siapa yang Sasaran dan indikator sasaran kebijakan

Page 10: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

117

No. Pertanyaan Jawaban . menjadi

sasaran dari

program

tersebut?

pendidkan inklusif kota Palangka Raya

tersusun dalam lima tahunan dengan

berbagai asumsi serta kombinasi pendekatan bottom up dan top down dengan keterlibatan

pejabat di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya. Pendekatan top down: perencanaaan

memperhatikan ketersediaan anggaran sesuai

dengan estimasi APBN dan APBD. Pendekatan bottom up: memperoleh

gambaran kebutuhan pendanaan guna

mewujudkan kondisi ideal.

7

.

Siapa yang

menjadi

sumber

peserta didik

dari program tersebut?

Peserta didik pada pendidikan inklusif adalah

seluruh anak usia sekolah baik yang akan

dan sedang belajar pada pendidikan formal,

nonformal dan informal. Anak berkebutuhan

khususi/berkelainan dan berpotensi pada kecerdasan dan/atau bakat istimewa yang

bersekolah pada satuan pendidikan berhak

mendapatkan pelayanan pembelejaran dan

evaluasinya disesuaikan dengan kondisi

kemampuan yang bersangkutan. Peserta

didik berkelainan terdiri atas kelainan fisik dan/atau motorik (tunadaksa), kelainan

penglihatan (tunanetra), kelainan

pendengaran (tunarungu), kelainan bicara

(tunawicara), emosional dan/atau perilaku

(tunalaras), intelektual/kecerdasan (berkesulitan belajar, lamban belajar,

tunagrahita), autistik dan hiperaktif.

Kemudian perekrutan peserta didik oleh

pendidikan formal

mengutamakan/memprioritaskan

penerimaan didasarkan pada jarak terdekat domisili peserta didik ke sekolah.

*Informasi tambahan: GPK akan dipersiapkan tahun ini (2015,

masih proses – akan ada training)

Page 11: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

118

Lampiran 3:

Transkrip Wawancara Kepala SDN 6 Bukit Tunggal

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

Hari/tanggal : Selasa, 31 Maret 2015

Waktu : 09.00 – 10.00 WIB

Tempat : Ruang Kepala SDN 6 Bukit Tunggal

Informan : Kepala SDN 6 Bukit Tunggal

No. Pertanyaan Jawaban

1.

Bagaimana

deskripsi dari

sekolah yang

diteliti?

SDN 6 Bukit Tunggal merupakan sekolah negeri yang pada awalnya berdiri pada tahun

1995. Pada tahun 1995-2002, sekolah ini

diberi nama SDN Palangka 31. Kemudian

pada tahun 2002-2006 nama sekolah ini

berubah nama menjadi SDN Bukit Tunggal 6 dan pada tahun 2006 hingga sekarang

sekolah ini berubah menjadi SDN 6 Bukit

Tunggal.

2.

Apa yang

menjadi visi

dan misi

sekolah?

Visinya adalah unggul dalam prestasi dan

peduli terhadap lingkungan, siap

mengahadapi era globalisasi, berbudi pekerti

luhur, berakhlak mulia, serta berwawasan lingkungan.

Misinya adalah (1) menumbuhkan semangat

belajar secara intensif dan menyeluruh, (2)

meningkatkan kompetensi guru dan pegawai

di bidang pendidikan dan teknologi serta lingkungan hidup, dan (3) terciptanya

lingkungan sekolah yang bersih, sehat,

indah, nyaman, aman, kekeluargaan, dan

menyenangkan.

3.

Apa yang

melatarbelakangi

pelaksanaan

program

pendidikan

inklusif di

sekolah?

Sebelum adanya Perwali dan surat

pemberitahuan dari Dinas kota, sekolah ini

sudah menerima ABK karena banyak peserta didik yang memiliki kebutuhan

khusus/kelainan. Selain itu juga, ada begitu

banyak ABK yang tinggal di sekitar

lingkungan sekolah ini sehingga permohonan

dan permintaan dari para orang tua agar anaknya bisa diterima di sekolah ini pun

Page 12: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

119

No. Pertanyaan Jawaban menjadi salah satu alasan. Oleh karena itu,

kami terus melanjutkan kegiatan ini hingga

saatnya kebetulan Disdikpora baru

mencanangkan kota ini sebagai Kota

Pendidikan Inklusif.

4.

Siapa yang menjadi

sasaran dari

program

tersebut?

Sasarannya adalah semua anak yang memiliki kebutuhan khusus atau kelainan.

Pada TA 2014/2015 jumlah ABK ada 43 anak

yang terdata memiliki kebutuhan

khusus/kelainan slow learner semua.

5.

Siapa yang

menjadi

sumber

peserta didik dari program

tersebut?

Sumber peserta didik dari program ini sudah

tentu adalah siswa yang memiliki kebutuhan khusus ringan atau tidak berat. Hal ini

disebabkan karena kemampuan sekolah juga

yang masih terbatas. Jadi apabila ada anak

yang parah dan sekolah tidak mampu

melayaninya maka kami akan konsultasikan

kembali kepada orang tua dan mengusulkan untuk menyekolahkan anak tersebut ke SLB

saja. Hal ini menyangkut dengan kemampuan

guru kelas yang terbatas dalam mengajar dan

mendidik ABK juga. Selain itu, sekolah belum

mempunyai GPK.

6.

Apa manfaat

yang diperoleh

sekolah dalam

penyelenggara

an program

tersebut?

Sebenarnya tidak ada manfaat yang begitu signifikan bagi sekolah terhadap pelaksanaan

program ini. Secara sosial, sekolah hanya

mendapatkan kepercayaan dari masyarakat

luas dimana sekolah bisa melayani ABK di

sekolah ini walaupun pelayanan masih belum

maksimal yang dikarenakan oleh keterbatasan sekolah.

7.

Sarana dan

prasarana apa

yang dimiliki

sekolah dalam

menyelenggarakan program

tersebut?

Hingga saat ini, sekolah belum mendapatkan

bantuan sarana maupun prasarana khusus

bagi pelayanan ABK. Sarana prasarana yang

ada di sekolah ini masih umum sehingga

kami hanya memanfaatkan seadanya dan secara merata saja.

8.

Apa saja jenis

kebutuhan

khusus siswa

yang dilayani

dalam program

tersebut?

Sebanyak 43 ABK di sekolah ini memiliki

jenis kelainan lamban belajar (slow learner).

9. Siapa saja Yang terlibat dalam pelaksanaan program di

Page 13: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

120

No. Pertanyaan Jawaban yang terlibat

dalam

penyelenggara

an program

tersebut di sekolah?

sekolah ini adalah semua pihak sekolah baik

dari saya sendiri sebagai kepsek, komite,

pengawas sekolah, para wakasek, walikelas,

dan para guru mapel.

10.

Bagaimana

keterlibatan

pakar/ahli

dalam

penyelenggaraan program

tersebut?

Sampai saat ini belum ada keterlibatan dari

psikolog, GPK, atau tenaga profesional dalam

rangka pelaksanaan program tersebut di

sekolah ini.

11.

Berasal dari

mana sumber

dana

pembiayaan

program tersebut di

sekolah?

Kami menggunakan dan memanfaatkan dana

BOS untuk membantu ABK dalam rangka

pembiayaan program tersebut di sekolah ini.

Hal ini mengingat bahwa belum ada bantuan

dana khusus bagi ABK.

12.

Bagaimana

ketersediaan

Guru

Pendamping Khusus (GPK)

yang memang

berkompetensi

dalam

menangani

ABK di sekolah

tersebut?

Sekolah ini belum memiliki atau belum

pernah mendapatkan bantuan berupa GPK.

Jadi selama ini, ABK hanya ditangani

langsung oleh wali kelas dan guru mapel saja dengan keterbatasan para guru juga.

13.

Apakah guru

reguler dan

atau guru

BK/pendamping

memperoleh

pelatihan

khusus untuk

meningkatkan

kompetensi?

Ada beberapa guru yang pernah mengikuti

workshop.

14.

Apakah terdapat

monev yang

dilakukan oleh

Monev terakhir hanya disampaikan melalui surat permohonan dan pemberitahuan dari

Kasi. SLB Disdikpora pada bulan Nopember

2014 agar setiap sekolah segera

Page 14: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

121

No. Pertanyaan Jawaban dinas

pendidikan

setempat

melalui

pengawas sekolah

terhadap

program

tersebut?

mengidentifasi tiap peserta didik yang

memiliki kelainan, melakukan pendataan

sesuai format dan segera melaporkan ke

Dinas tersebut untuk segera ditindaklanjuti.

15.

Dari segi non

akademik apakah

kegiatan

ekstrakurikule

r bagi siswa

reguler juga

diperuntukkan bagi siswa

berkebutuhan

khusus?

Sekolah ini memiliki kegiatan ekstrakurikuler

yang diperuntukkan bagi semua siswa baik siswa reguler maupun ABK.

16.

Apakah yang

menjadi

kendala dalam

pelaksanaan

program tersebut di

sekolah?

Ada beberapa kendala yang dihadapi sekolah

dalam rangka pelaksanaan program ini di

sekolah. Pertama, sekolah belum mempunyai atau mendapatkan bantuan GPK yang

khusus menangani anak. Kemampuan guru

di sini terbatas karena tidak memiliki latar

belakang pendidikan khusus. Kedua, sarpras

khusus bagi ABK juga belum ada sehingga

kami hanya menggunakan dan memanfaatkan penggunaan sarpras yang

seadanya dan yang umum dipakai oleh siswa

reguler pada umumnya.

Oleh sebab itu, pelayanan kami terhadap

ABK di sekolah ini belum dikatakan maksimal.

17.

Apa harapan

Anda bagi

pelaksanaan

program

tersebut di

sekolah?

Harapan saya adalah ada bantuan dan solusi

dari kendala yang saya jelaskan di atas tadi.

Maka nantinya, sekolah bisa memaksimalkan

pelayanannya kepada ABK dan pelaksanaan

program tersebut bisa berjalan dengan baik

dan sebagaimana mestinya.

18.

Bagaimana perkembangan

atau prestasi

siswa dari segi

akademik

Karena sejauh ini jenis kebutuhan ABK di sekolah hanya slow learner dan KKMnya

kami turunkan karena menyesuaikan

kemampuan siswa, maka perkembangan

anak cukup baik. Dalam artian, ABK mampu

Page 15: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

122

No. Pertanyaan Jawaban maupun non

akademik

ketika

program

sedang berjalan?

mencapai nilai standarnya. Perkembangan

ABK tidak begitu signifikan dan hanya rata-

rata.

Dari segi non akademik, ada beberapa anak

yang memiliki prestasi cukup baik juga.

19.

Ada berapa

jumlah ABK

yang

terlayani?

Pada TA 2014/2015 jumlah ABK ada 43 anak

yang terdata memiliki kebutuhan

khusus/kelainan slow learner semua.

Page 16: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

123

Lampiran 4:

Transkrip Wawancara Wali Kelas SDN 6 Bukit Tunggal

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

Hari/tanggal : Senin, 6 April 2015

Waktu : 10.00 – 11.00 WIB

Tempat : Ruang Kepala SDN 6 Bukit Tunggal

Informan : Wali Kelas SDN 6 Bukit Tunggal

No. Pertanyaan Jawaban

1.

Sarana dan

prasarana apa yang

dimiliki sekolah

dalam

menyelenggarakan

program tersebut?

Sarpras masih umum sama seperti

yang digunakan atau disediakan

sekolah untuk siswa reguler. Sekolah

belum mendapatkan bantuan

sarpras khusus demi menunjang

kebutuhan khusus ABK.

2.

Apa saja jenis kebutuhan khusus

siswa yang dilayani

dalam program

tersebut?

Semua ABK di sini memiliki kelainan dalam hal lamban belajar.

3.

Siapa saja yang

terlibat dalam penyelenggaraan

program tersebut di

sekolah?

Yang terlibat dalam pelaksanaan

program tersebut di sekolah adalah semua warga sekolah mulai dari

kepsek, komite, pengawas sekolah,

wakasek, wali kelas, dan guru mapel.

4.

Bagaimana

keterlibatan

pakar/ahli dalam

penyelenggaraan program tersebut?

Sejauh ini, pakar, tenaga profesional

atau GPK dari SLB langsung yang

disediakan/diberikan dari Dinas

setempat untuk datang kemari, tidak ada dan belum pernah terlibat dan

membantu kami di sini.

5.

Bagaimana

ketersediaan Guru

Pendamping Khusus

(GPK) yang memang berkompetensi dalam

menangani ABK di

sekolah tersebut?

Sekolah ini belum pernah memiliki

atau mendapatkan bantuan GPK

langsung. Sekolah hanya mengatasi

dan menangani ABK dengan seadanya saja, sesuai dengan porsi

dan kemampuan dari tiap guru di

sini.

6. Apakah guru reguler

dan atau guru

Saya pribadi selaku wali kelas yang

juga turut serta dalam mendampingi

Page 17: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

124

BK/pendamping

memperoleh pelatihan khusus

untuk meningkatkan

kompetensi?

ABK selaku anak wali saya memang

belum pernah mendapatkan pelatihan, sosialisasi atau kegiatan

workshop.

7.

Apakah guru sudah

menyusun

perencanaan pendampingan

sebelum

mendampingi ABK?

Dari segi pendampingan, saya tidak

menyusun perencanaan khusus

seperti lembar kerja begitu. Pendampingan dilakukan secara

umum dan reguler saja.

8.

Bagaimana proses

pendampingan di

dalam atau luar

kelas?

Ketika mengajar di kelas, saya akan

mengajar secara umum dulu.

Kadang saya mendekati ABK

tersebut dan berusaha menjelaskan berkali-kali dengan cara yang lebih

mudah. Kemudian saat pemberian

soal latihan, saya memberikan soal

latihan yang mudah dibanding dari

siswa reguler lainnya. Hal ini ditujukan agar ABK tersebut bisa

mencapai standar sesuai KKM

khususnya.

Ketika saya melihat ABK masih

kurang paham atau kesulitan, saya

akan memberikan dia jam pelajaran tambahan setelah pulang sekolah. Di

situ saya akan menjelaskan ulang

materi pelajaran atau hal apa yang

menjadi kelemahan siswa sehingga

menyebabkan dia kurang atau belum paham. Kadang saya juga

memberikan PR tambahan dengan

soal yang lebih mudah agar siswa ini

nantinya ada peningkatan

pemahamannya ketika belajar di

rumah bersama orang tua.

9.

Dari segi non akademik apakah

kegiatan

ekstrakurikuler bagi

siswa reguler juga

diperuntukkan bagi siswa berkebutuhan

khusus?

Di sekolah ini ada banyak kegiatan ekstrakurikuler yang ditujukan

untuk semua siswa termasuk ABK.

Banyak ABK yang ikut serta dalam

kegiatan tersebut di luar jam

sekolah.

10. Apakah sarana dan

prasarana yang ada

Berhubung sekolah tidak memiliki

atau mendapat bantuan sarpras

Page 18: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

125

sudah bermanfaat

bagi ABK?

khusus bagi ABK sehingga sekolah

menggunakan sarpras umum yang juga pada umumnya dipakai oleh

siswa umum maka sarpras yang ada

tetap bermanfaat. Walaupun

manfaat ini tidak begitu signifikan

terhadap sejauh mana manfaatnya bagi siswa tersebut.

11.

Apakah sarana dan

prasarana yang ada

sudah bermanfaat

bagi guru?

Sarpras yang ada memang milik

sekolah yang pada umumnya juga

digunakan dan diberikan kepada

siswa reguler maka bagi saya

penggunaannya memberikan

dampak yang biasa saja dan tidak begitu signifikan.

12.

Apakah yang menjadi

kendala dalam pelaksanaan program

tersebut di sekolah?

Kendala yang ada meliputi GPK atau

tenaga khusus yang belum ada

untuk membantu penanganan ABK.

Kedua, sarpras masih minim karena

belum ada bantuan dari Dinas terkait pelayanan bagi ABK. Ketiga,

kemampuan dan pengetahuan guru

masih terbatas sehingga pelayanan

terhadap ABK belum bisa diberikan

secara maksimal.

13.

Apa harapan Anda

bagi pelaksanaan

program tersebut di

sekolah?

Harapan saya agar guru-guru bisa

mendapatkan pelatihan atau mengikuti kegiatan workshop,

sosialisasi atau pelatihan tentang

pendidikan inklusif. Dengan

demikian, para guru mendapatkan

wawasan khusus tentang bagaimana melayani ABK di dalam maupun di

luar kelas dengan baik dan benar.

Saya juga berharap agar ada

bantuan sarpras dari Dinas

setempat, seperti alat peraga dll

sehingga guru merasa terbantu dalam mengajar dan mendampingi

ABK.

Selain itu, ketersediaan GPK juga

sangat dibutuhkan untuk bisa

menangani dan membimbing ABK secara intens dan mendalam.

14.

Bagaimana

perkembangan atau

prestasi siswa dari

Perkembangan anak dalam bidang

akademik tidak begitu signifikan

atau bagus dikarenakan ada

Page 19: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

126

segi akademik

maupun non akademik ketika

program sedang

berjalan?

beberapa ABK yang masih belum

mencapai KKMnya walaupun secara evaluasi di kelas sudah mengalami

penurunan standar penilaian khusus

ABK. namun, ada juga beberapa ABK

yang bisa mencapai KKMnya. Untuk

prestasi bidang non akademik dari ABK juga tidak nampak begitu

signifikan atau bisa dikatakan masih

rata-rata saja.

Page 20: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

127

Lampiran 5:

Transkrip Wawancara Guru Kelas SDN 6 Bukit Tunggal

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

Hari/tanggal : Kamis, 16 April 2015

Waktu : 09.00 – 10.00 WIB

Tempat : Ruang Guru SDN 6 Bukit Tunggal

Informan : Guru Kelas SDN 6 Bukit Tunggal

No. Pertanyaan Jawaban

1.

Bagaimana

kemampuan/

kesanggupan guru

reguler dalam

melaksanakan program tersebut di

sekolah?

Guru memiliki kemampuan terbatas

dalam memberikan pelayanan dan menangani ABK dimana guru tidak

berlatar belakang pada pendidikan

khusus. Selain itu, guru belum

pernah mendapatkan pelatihan,

workshop maupun sosialisasi sehingga guru masih minim

terhadap wawasan dalam hal

menangani dan membimbing ABK

secara baik dan benar.

2.

Apakah guru reguler

dan atau guru

BK/pendamping memperoleh pelatihan

khusus untuk

meningkatkan

kompetensi?

Setau saya guru-guru di sini belum

pernah terlibat atau mengikuti

pelatihan, sosialisasi, seminar maupun workshop tentang ABK dan

Pendidikan Inklusif.

3.

Apakah guru sudah

menyusun

perencanaan

pembelajaran

sebelum mengajar?

Dalam membuat RPP, saya tidak

menyusun atau memasukkan topik/materi khusus bagi ABK. Kami

di sini masih menggunakan KTSP

dan pemberlakuan kurikulum ini

tetap sama baik untuk siswa reguler

pada umumnya maupun ABK secara

khusus. Jadi tidak ada modifikasi kurikulum bagi ABK.

4.

Bagaimana proses

pembelajaran dalam

kelas?

Saya memberikan bimbingan dan

perhatian khusus kepada ABK,

misalnya saya mendekati mereka

dan kemudian membimbing secara

khusus dibanding teman-temannya

Page 21: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

128

yang lain.

Untuk masalah nilai atau KKM kami tetap samakan dengan siswa reguler.

Kami hanya lebih intens pada

pelayanan ABK.

5.

Dari segi non

akademik apakah

kegiatan ekstrakurikuler bagi

siswa reguler juga

diperuntukkan bagi

siswa berkebutuhan

khusus?

Di sekolah ada beberapa kegiatan

ekstrakurikuler yang diberikan dan

boleh diikuti oleh semua siswa tergantung minat dan ketertarikan

mereka masing-masing. Dalam hal

ini, ada beberapa ABK yang

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

sesuai dengan kemampuan dan hobi

mereka.

6.

Apakah sarana dan

prasarana yang ada

sudah bermanfaat

bagi ABK?

Sejauh ini manfaat yang diberikan atau diperoleh ABK dari adanya

program tersebut belum signifikan

dan maksimal, mengingat

ketersediaan sarpras masih terbatas.

7.

Apakah sarana dan

prasarana yang ada

sudah bermanfaat bagi guru?

Sarpras sudah ada yang memang

disediakan oleh sekolah sendiri seperti buku penunjang, buku

paket, dan sebagian alat peraga.

Namun guru juga terkadang

membuat alat peraga khusus untuk

menunjang pelajaran termasuk buat

ABK. Jadi guru belum sepenuhnya mendapatkan manfaat dari

penggunaan sarpras yang sudah ada

ini untuk mengajar ABK terkait

dengan beberapa sarpras yang

belum terpenuhi atau belum lengkap.

8.

Apakah yang menjadi

kendala dalam

pelaksanaan program tersebut di sekolah?

Kendalanya adalah alat peraga yang

masih kurang untuk media belajar

ABK di kelas, jadi perlu ditambah

dan dimaksimalkan. Kemudian, GPK

belum ada sehingga guru-guru yang

ada di sini hanya membantu seadanya saja. Hal ini terkait dengan

pelatihan yang belum pernah

diperoleh oleh guru-guru di sini

juga.

9.

Apa harapan Anda

bagi pelaksanaan program tersebut di

sekolah?

Saya berharap semoga ke depannya

ada pelatihan buat guru-guru agar bisa mendapatkan wawasan tentang

pendidikan inklusif. Selain itu,

Page 22: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

129

sarpras khusus untuk alat peraga

juga bisa diberikan. Dan saya berharap supaya kriteria penilaian

sebagai panduan yang sah bagi ABK

yang disediakan atau dibuat dari

Kementrian atau Dinas juga ada.

Dengan demikian, kami bisa memahami dan mengerti bagaimana

kriteria penilaian yang benar dari

proses belajar ABK.

10.

Bagaimana

perkembangan atau prestasi siswa dari

segi akademik

maupun non

akademik ketika

program sedang

berjalan?

Perkembangan secara akademik dari

ABK tidak terlihat begitu signifikan

dan menonjol. Sejauh ini, ABK

hanya mencapai rata-rata dengan nilai yang standar karena soal-soal

yang dibuat saat kegiatan evaluasi di

kelas dipermudah sesuai

kemampuan ABK. Dari segi non

akademik, prestasi siswa juga sebatas rata-rata dan tidak begitu

menonjol.

Page 23: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

130

Lampiran 6:

Transkrip Wawancara Kepala SMPN 3

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

Hari/tanggal : Senin, 6 April 2015

Waktu : 11.00 – 12.00 WIB

Tempat : Ruang Kepala SMP Negeri 3

Informan : Kepala SMP Negeri 3

No. Pertanyaan Jawaban

1.

Bagaimana deskripsi

dari sekolah yang diteliti?

SMPN 3 merupakan salah satu

sekolah favorit di kota ini. Hal ini terlihat dari jumlah peserta didik

yang makin meningkat di tiap tahun

ajarannya. Faktor lainnya adalah

meningkatnya prestasi akademik

siswa pada NUAN, prestasi akademik peringkat rerata NUAN,

prestasi akademik NUS, angka

kelulusan dan lulusan yang

kemudian melanjutkan pendidikan,

serta perolehan kejuaraan/prestasi

akademik dan non akademik dalam lomba-lomba.

Letak sekolah ini termasuk strategis

karena berada di dalam kota dan

berjarak 4 km dari pusat kota. Oleh

karena itu, sekolah ini sangat mudah diakses masyarakat luas

hingga banyak orang tua yang

menyekolahkan anaknya di sini.

Saya mulai menjabat menjadi kepala

sekolah di sini pada tanggal 9

Januari 2012.

2. Apa yang menjadi visi

dan misi sekolah?

Visinya adalah berprestasi, bertaqwa dan berbudaya berbasis ICT menuju

Sekolah Berstandar Internasional.

Misinya adalah mewujudkan

pelaksanaan pendidikan,

pengajaran, pelatihan, dengan KTSP yang didukung oleh fasilitas

berbasis ICT, tenaga pendidik dan

Page 24: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

131

kependidikan yang kompeten dalam

lingkungan sekolah yang aman, nyaman berakhlak mulia, menuju

perubahan-perubahan lebih

bermutu menuju sekolah yang

kompetitif.

3.

Apa yang melatarbelakangi

pelaksanaanprogram

pendidikan inklusif di

sekolah?

Secara menyeluruh, SMPN 3

menjalankan program pendidikan inklusif sejak pendeklarasian kota

Palangka Raya sebagai Kota

Pendidikan Inklusif pada tanggal 18

Oktober lalu. Ini merupakan

kewajiban dari semua sekolah untuk

melaksanakan program ini. Oleh karena itu, semua sekolah tanpa

terkecuali wajib melaksanakan

kebijakan tersebut. Jadi semua

sekolah wajib menerima dan

melayani ABK. Tidak ada alasan apabila ada sekolah yang nantinya

malah menolak anak tersebut.

Sebenarnya sejak saya mulai

ditugaskan sebagai kepala sekolah

di sini pada awal tahun 2012, saya

sudah melihat dan menemukan ada beberapa siswa demikian. Jadi saya

pikir sekolah ini dengan pemimpin

terdahulu pun memang sudah

terbuka menerima dan melayani

siswa demikian. Hal ini juga didukung dari adanya SK dari

Disdikpora pada tahun 2008 dimana

sekolah ini wajib menerima ABK.

Ada beberapa anak yang harus

dilayani di sekolah ini mengingat

begitu banyak permintaan dan kepercayaan para orang tua yang

memiliki ABK untuk dilayani dan

diterima di sekolah ini. Kebanyakan

siswa demikian juga berdomisili di

Kecamatan Jekan Raya, rumah yang berdekatan dengan sekolah ini. Jadi

sejak saya mulai memimpin hingga

sekarang pun, sekolah ini akan

tetap terbuka dalam menerima siswa

demikian.

4. Siapa yang menjadi Sasaran dari program tersebut

Page 25: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

132

sasaran dari program

tersebut?

sudah tentu siswa yang memiliki

jenis kebutuhan khusus/kelainan yang variatif atau ABK. Namun

kebutuhan khusus yang dimaksud

di sini adalah jenis

kebutuhan/kelainan kelas ringan

atau tidak berat/parah sekali. Contohnya, anak-anak yang

memiliki cacat fisik ringan namun

secara intelektual masih standar

atau rata-rata dan masih bisa

mengikuti pelajaran, maka kami

tetap melayaninya. Jadi, ada batas-batas toleransi tertentu terhadap

jenis kebutuhan/kelainan ABK yang

bisa kami terima di sekolah ini.

5.

Siapa yang menjadi sumber peserta didik

dari program

tersebut?

Yang menjadi sumber peserta didik

dari program tersebut di sekolah ini

sudah tentu peserta didik baru dengan kebutuhan khusus/kelainan

yang bervariasi namun tentunya

bukan jenis kebutuhan/kelainan

yang tergolong parah sekali. Jadi,

kami mendapatkan keterangan atau

informasi dari sekolah asal tentang jenis ketunaan anak. Apabila jenis

ketunaan anak masuk dalam

kategori parah atau berat, maka

kami akan menyampaikan dan

mengusulkan kepada orang tua untuk menyekolahkan anaknya di

sekolah atau pendidikan khusus.

Hal ini berhubungan dengan

keterbatasan sekolah dalam hal

tenaga pendidik khusus yaitu GPK

dan sarana prasarana khusus sesuai kebutuhan siswa yang belum

memadai. Selain itu, kemampuan

guru kelas secara menyeluruh juga

hanya melayani semampu mereka

saja berkaitan latar belakang mereka yang bukan pada

penanganan/pendidikan khusus.

Dalam hal pengidentifikasian/assessment,

sekolah juga masih terbatas. Jadi,

ketika siswa pada awal TA masuk

Page 26: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

133

atau pindah dari sekolah lain dan

dalam proses kegiatan belajar ternyata diamati dan cenderung

memiliki kebutuhan/kelainan

khusus, maka sekolah kemudian

akan mencari solusi dan

berkonsultasi kepada guru kelas, guru BK, dan orang tua ABK.

6.

Apa manfaat yang

diperoleh sekolah

dalam

penyelenggaraan

program tersebut?

Dengan keterbukaan sekolah dalam

menerima dan berusaha melayani

ABK maka sekolah juga

mendapatkan kepercayaan dan

dukungan masyarakat. Masyarakat

mendapatkan haknya dalam hal pemerataan akses pendidikan bagi

anak-anaknya. Oleh karena itu,

sekolah juga berharap adanya kerja

sama dari orang tua agar tidak

hanya semata-mata menitikberatkan/menyerahkan

pelayanan dan pemenuhan

kebutuhan belajar anaknya di

sekolah saja, sementara di rumah

tidak dilanjutkan, dikembangkan

atau diaplikasikan. Karena jika demikian, semua akan menjadi sia-

sia nantinya.

Selain itu, dengan kerja sama dan

dukungan dari guru kelas, guru BK,

teman-teman sekolah dari ABK, dan juga orang tua ABK, ada beberapa

ABK yang mengharumkan nama

sekolah ini dengan memperoleh

juara 1 tingkat kota dengan

kemampuan/bakatnya di bidang

non akademik.

7.

Sarana dan prasarana

apa yang dimiliki

sekolah dalam menyelenggarakan

program tersebut?

Untuk saat ini, kami belum mempunyai sarpras khusus bagi

ABK terkait jenis kebutuhan ABK di

sini juga memang tidak begitu parah

dan masih bisa ditangani. Namun,

kami pernah mengusulkan kepada Dinas terkait untuk membuka

kelas/ruang khusus bagi ABK tapi

hingga saat ini belum direalisasi.

Sebelumnya, sekolah memang

pernah mendapatkatkan bantuan

Page 27: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

134

dari Pemko berupa kursi roda

namun alat bantu ini masih belum kami gunakan dan arahkan untuk

siswa ABK. Pemko belum

melakukan pengawasan terhadap

keadaan ABK di sekolah ini sehingga

kami belum berani menggunakan alat bantu ini, demi menghindari

kerusakan atau hal yang tidak

diinginkan lainnya.

8.

Apa saja jenis

kebutuhan khusus

siswa yang dilayani

dalam program tersebut?

Jenis kebutuhan khusus/kelainan

dari ABK di sini ada 2 yaitu tuna

daksa dan slow learner. Untuk

tahun ajaran 2014/2015, ada 7 siswa yang terdata sebagai penerima

bantuan beasiswa ABK – PKLK

Dikdas Tahun 2014 dengan

perincian 5 siswa memiliki kelainan

fisik (tuna daksa) dan 2 siswa memiliki kelainan dalam hal lamban

belajar (slow learner). Sementara

yang belum mendapatkan beasiswa

ada beberapa siswa. Jadi hingga

saat ini jumlah ABK yang terdata di

sekolah ini ada sekitar 12 siswa.

9.

Siapa saja yang

terlibat dalam

penyelenggaraan

program tersebut di

sekolah?

Program tersebut melibatkan semua warga sekolah, mulai dari kepala

sekolah, komite sekolah, pengawas

sekolah, wakasek (bidang SIM,

Kesiswaan, Kurikulum, Sarana

Prasarana, dan Humas), seluruh guru kelas, guru BK/pendamping

dan walikelas, dan staf TU.

10.

Bagaimana keterlibatan

pakar/ahli dalam

penyelenggaraan

program tersebut?

Secara terjadwal dan khusus,

sekolah ini belum pernah

mendapatkan kunjungan atau

keikutsertaan dari profesional.

Namun, dulu pernah ada seorang GPK langsung dari SLBN 1 yang

menangani khusus seorang ABK di

sekolah ini. Itupun GPK

didatangkan atas keinginan dan

inisiatif orang tua siswa itu sendiri agar mendampingi anaknya dalam

proses kegiatan belajar di sekolah

ini.

11. Berasal dari mana Pada tahun 2012, sekolah ini

Page 28: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

135

sumber dana

pembiayaan program tersebut di sekolah?

pernah mendapatkan bantuan dana

dari Pemerintah Pusat guna mendukung ABK dalam

meningkatkan keterampilan serta

bantuan dana berupa beasiswa bagi

ABK yang berprestasi. Selain itu,

pada tahun 2014 tepatnya sebelum pendeklarasian Kota Pendidikan

Inklusif, bidang Dikdas Disdikpora

memberikan bantuan beasiswa ABK-

PKLK kepada 7 ABK.

Untuk saat ini, sekolah belum

mendapatkan bantuan dana khusus bagi ABK lainnya sementara jumlah

ABK kian bertambah. Jadi selama

ini, dana kami ambil dari BOS yang

diberikan kepada seluruh siswa

termasuk ABK. Hal ini dikarenakan, penggunaan dana BOS tidak

memandang latar belakang siswa

baik siswa reguler maupun ABK.

12.

Bagaimana

ketersediaan Guru

Pendamping Khusus (GPK) yang memang

berkompetensi dalam

menangani ABK di

sekolah tersebut?

Sekolah ini belum memiliki GPK dan

belum mendapat bantuan GPK dari

Dinas Pendidikan Provinsi maupun

Kota. Sejauh ini, secara khusus ABK langsung ditangani dan didampingi

oleh guru BK/pendamping.

Jumlah guru BK/pendamping di

sekolah ada 5 orang.

13.

Apakah guru reguler

dan atau guru

BK/pendamping

memperoleh pelatihan khusus untuk

meningkatkan

kompetensi?

Disdikpora pernah mengadakan

sosialisasi dan workshop dan mengundang keikutsertaan setiap

sekolah, termasuk sekolah ini. Jadi

saya sendiri pernah ikut serta dan

memilih beberapa guru kelas,

walikelas, dan/atau guru BP untuk

ikut serta dalam kegiatan tersebut. Namun pelatihan secara khusus

bagi semua guru belum ada atau

belum merata. Terakhir kemarin,

salah satu guru BP mendapatkan

surat tugas dari Disdikpora untuk mengikuti kegiatan Bimtek

penyusunan kurikulum PK/PLK.

14.

Apakah terdapat

monev yang

dilakukan oleh dinas

Setelah pencanangan Kota

Pendidikan Inkluisf pada bulan

Oktober 2014 lalu, sekolah

Page 29: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

136

pendidikan setempat

melalui pengawas sekolah terhadap

program tersebut?

mendapat surat permohonan dan

pemberitahuan dari Disdikpora, perihal monev sekolah ABK. Melalui

surat ini, sekolah diminta untuk

mengidentifikasi tiap peserta didik

yang memiliki kelainan, melakukan

pendataan sesuai format dan segera melaporkan ke Dinas tersebut untuk

segera ditindaklanjuti.

15.

Dari segi non

akademik apakah

kegiatan

ekstrakurikuler bagi

siswa reguler juga diperuntukkan bagi

siswa berkebutuhan

khusus?

Di sini ada begitu banyak kegiatan

ekstrakurikuler di berbagai bidang

seperti di bidang olahraga, kesenian,

kemanusiaan/sosial, SAINS,

kesehatan, keterampilan memasak, dll. Tentunya, kegiatan ini terbuka

untuk semua siswa termasuk ABK.

16.

Apakah yang menjadi

kendala dalam

pelaksanaan program tersebut di sekolah?

Yang menjadi kendala adalah

pertama tidak adanya GPK/tenaga

profesional khusus dalam mendampingi, mengidentifasi dan mengassessment ABK. Paling tidak

masing-masing sekolah harus

mempunyai 1 GPK berdasarkan

perintah dan tugas dari Dinas

terkait. Kemudian, sarpras belum mendukung dalam hal ruang

khusus untuk mendampingi ABK

dalam latihan keterampilan,

pelajaran tambahan dan lain-lain.

Dalam hal ini, kami pernag

mengajukan permohonan Dinas setempat untuk pengadaan ruang

khusus ini namun belum

direalisasikan. Terakhir, banyak

guru kelas yang kurang pengalaman

dalam menangani ABK yang bisa disebabkan juga karena kurangnya

kegiatan sosialisasi, workshop atau

pelatihan tentang penanganan ABK

dalam lingkup pendidikan inklusif.

Oleh karena kendala-kendala ini,

pelaksanaan program di sekolah ini belum terlaksana dengan maksimal.

17.

Apa harapan Anda

bagi pelaksanaan

program tersebut di

Harapan saya tentunya agar

kendala-kendala di atas tadi bisa

segera dipecahkan dan diberi jalan

Page 30: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

137

sekolah? keluar/solusi sehingga ABK bisa

terlayani dengan baik oleh sekolah ini dan sekolah juga bisa

menjalankan tugas dan tanggung

jawabnya dengan baik dalam

menyukseskan program tersbut.

Sekolah ini juga berencana untuk menyusun standar KKM dalam hal

evaluasi belajar ABK pada TA

2015/2016. Semoga nantinya

rencana ini bisa berjalan dan

mendapat dukungan dari banyak

pihak baik SDM yang ada di sekolah maupun informasi atau panduan

dari Dinas terkait.

18.

Bagaimana perkembangan atau

prestasi siswa dari

segi akademik

maupun non

akademik ketika

program sedang berjalan?

Sejauh ini, perkembangan akademik

ABK bisa dikatakan rata-rata atau

cukup baik, mengingat bahwa jenis

ketunaannya ringan yaitu hanya fisik dan intelektual yang masih bisa

mengikuti/mengejar pelajaran. Dari

bidang non akademik, ABK cukup

berprestasi dan membanggakan.

Malah dulu sebelum kebijakan

pendeklarasian kota ini sebagai Kota Pendidikan Inklusif, sekolah ini

sudah meluluskan banyak ABK dan

bahkan bisa melanjutkan ke jenjang

studi yang lebih tinggi.

19. Ada berapa jumlah

ABK yang terlayani?

Untuk tahun ajaran 2014/2015, ada

7 siswa yang terdata sebagai penerima bantuan beasiswa ABK –

PKLK Dikdas Tahun 2014 dengan

perincian 5 siswa memiliki kelainan

fisik (tuna daksa) dan 2 siswa

memiliki kelainan dalam hal lamban

belajar (slow learner). Sementara yang belum mendapatkan beasiswa

ada beberapa siswa. Jadi hingga

saat ini jumlah ABK yang terdata di

sekolah ini ada sekitar 12 siswa.

Page 31: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

138

Lampiran 7:

Transkrip Wawancara Guru BK SMPN 3

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

Hari/tanggal : Rabu, 8 April 2015

Waktu :10.30 – 11.30 WIB

Tempat : Ruang BK SMP Negeri 3

Informan : Guru BK/Pendamping SMP Negeri 3

No. Pertanyaan Jawaban

1.

Sarana dan prasarana apa yang dimiliki

sekolah dalam

menyelenggarakan

program tersebut?

Pemko pernah memberikan kursi

roda sebanyak 4 buah sebagai alat bantu bagi ABK namun belum

kami gunakan. Untuk prasarana

lainnya belum ada seperti ruang

khusus dll.

2.

Apa saja jenis

kebutuhan khusus siswa yang dilayani

dalam program

tersebut?

Jenis kebutuhan khusus/kelainan

dari ABK di sini hanya tuna daksa (tidak bisa berjalan) dan slow

learner.

3.

Siapa saja yang terlibat dalam penyelenggaraan

program tersebut di

sekolah?

Program tersebut melibatkan

semua warga sekolah, mulai dari

kepala sekolah, komite sekolah,

pengawas sekolah, wakasek (bidang SIM, Kesiswaan,

Kurikulum, Sarana Prasarana, dan

Humas), seluruh guru kelas, guru

BK/pendamping dan walikelas,

dan staf TU.

4.

Bagaimana keterlibatan pakar/ahli dalam

penyelenggaraan

program tersebut?

Sekolah belum pernah mendapatkan bantuan tenaga

profesional. Kami hanya

mengandalkan kemampuan dari

guru BK saja.

5.

Bagaimana

ketersediaan Guru

Pendamping Khusus (GPK) yang memang

berkompetensi dalam

menangani ABK di

sekolah tersebut?

Di sini masih belum ada GPK jadi

penanganan/pendampingan ABK

langsung saya dan 4 guru BK lainnya yang bertanggungjawab.

Jadi, guru BK bertugas langsung

dalam menangani dan

mendampingi ABK di sekolah.

Page 32: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

139

6.

Apakah guru reguler dan atau Anda

memperoleh pelatihan

khusus untuk

meningkatkan

kompetensi?

Saya sudah mengikuti pelatihan

dan workshop sebanyak 3 kali perihal pendidikan inklusif yang

diselenggarakan oleh Disdikpora.

Saya pernah mendapat tugas dari

Kepala Disdikpora untuk

mengikuti kegiatan bimbingan teknis (Bimtek) penyusunan

kurikulum PK-PLK Prov. Kalteng

tahun 2015 pada tanggal 23-28

Maret 2015 lalu. Tujuan dari

kegiatan ini salah satunya adalah

memeberikan bimbingan teknis penyusunan kurikulum kepada

guru-guru SLB dan sekolah

inkusif dalam melaksanakan tugas

pembelajaran di sekolah dengan

baik dan benar.

7.

Apakah Anda sudah menyusun perencanaan

pendampingan sebelum

mendampingi ABK?

Tidak ada perencanaan atau penyusunan materi/lembar kerja

khusus bagi ABK secara tertulis.

Semua dilakukan sesuai jadwal

kerja atau piket kami selaku guru

BP dalam melayani jika ada siswa

yang bermasalah atau perlu pendampingan khusus di ruang

BK secara berkesinambungan.

Namun jika ada hal yang krusial

dan mendadak dari guru kelas

yang membutuhkan penanganan atau pendampingan khusus dari

kami maka kami akan mendatangi

kelas dan langsung menangani

ABK tersebut.

8.

Bagaimana proses

pendampingan di dalam

atau luar kelas?

Kami memberi bimbingan dan

pendampingan secara

berkesinambungan. Kemudian, kami membuat catatan khusus

dari proses tiap siswa. Dengan

harapan, melalui catatan ini kami

bisa menilai permasalahan dan

perkembangan ABK.

9.

Dari segi non akademik apakah kegiatan

ekstrakurikuler bagi

siswa reguler juga

diperuntukkan bagi

Semua siswa di sini memiliki kebebasan untuk memilih dan

mengikuti berbagai kegiatan

ekstrakurikuler, termasuk diikuti

oleh ABK. Jadi kegiatan ini

Page 33: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

140

siswa berkebutuhan

khusus?

terbuka untuk semua siswa sesuai

dengan kemampuan, hobi dan bakat dari anak itu sendiri.

10.

Apakah sarana dan

prasarana yang ada

sudah bermanfaat bagi ABK?

Sejauh ini karena jenis ketunaan

atau kelainan yang dimiliki ABK di

sini hanya ada 2 saja, jadi ABK

yang tuna daksa seperti seorang

ABK yang lumpuh maka ada alat bantu kursi roda yang disediakan

oleh orang tuanya sendiri.

Meskipun, sekolah sudah

mendapat bantuan kursi roda dari

Pemko, namun karena belum

adanya pemeriksaan dari Dinas terkait maka kami belum berani

menggunakan kursi ini untuk

anak tersebut.

Sejauh ini sarana berupa kursi

roda sudah ada namun belum digunakan dan prasarana masih

belum ada juga. Sehingga manfaat

pengadaannya pun belum terlihat.

11.

Apakah sarana dan prasarana yang ada

sudah bermanfaat bagi

Anda dalam

mendampingi/melayani

ABK?

Manfaat dari pengadaan sarpras

belum terlihat begitu sigifikan. Hal

ini dikarenakan belum adanya

pengarahan dan penggunaan alat bantu korsi roda. Selain itu,

prasarana juga belum ada

sehingga belum ada manfaat yang

terlihat dari segi prasarana.

Sejauh ini sekolah hanya menggunakan dan memanfaatkan

sarpras yang ada dari sekolah.

12.

Apakah yang menjadi

kendala dalam

pelaksanaan program

tersebut di sekolah?

Kendala yang ada adalah GPK

belum ada. Kemudian, guru mata

pelajaran (misal mapel olahraga)

belum mampu membuat RPP

adaptif yaitu RPP khusus bagi ABK. Hal ini dikarenakan masih

ada beberapa guru yang belum

mendapatkan pelatihan, sosialisai

atau workshop sehingga wawasan

tentang penanganan ABK belum ada. Selain itu, belum adanya

pengawasan atau kegiatan

monitoring khusus dari Pemko

terhadap proses pelaksanaan

Page 34: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

141

program di sekolah. Hal ini

berakibat pada salah satunya yaitu penggunaan kursi roda yang

belum bisa diarahkan atau

dilaksanakan.

13.

Apa harapan Anda bagi

pelaksanaan program

tersebut di sekolah?

Harapan saya semoga kendala-

kendala di atas tadi bisa teratasi

segera mungkin demi menunjang pelaksanaan program tersebut.

14.

Bagaimana

perkembangan atau

prestasi siswa dari segi

akademik maupun non

akademik ketika program sedang

berjalan?

Sejauh ini, sekolah masih

menggunakan kurikulum umum

dan standar KKM yang sama bagi

ABK yang slow learner. ABK yang

slow learner memakai kurikulum

akomodatif standar nasional di bawah rerata sementara tuna

daksa memakai kurikulum reguler

atau umum kurikulum 2013.

Pencapaian prestasi untuk ABK

slow learner dikatakan masih standar atau hanya rata-rata

KKM. Sementara anak tuna daksa

juga mencapai standar KKM

sesuai kurikulum umum/reguler.

Dari bidang non akademik,

memang ada beberapa ABK yang berprestasi misal dalam bidang

keterampilan memasak.

Page 35: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

142

Lampiran 8:

Transkrip Wawancara Guru Mapel SMPN 3

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

Hari/tanggal : Rabu, 20 Mei 2015

Waktu : 09.00 – 10.00 WIB

Tempat : Ruang Guru SMP Negeri 3

Informan : Guru Reguler SMP Negeri 3

No. Pertanyaan Jawaban

1.

Bagaimana

kemampuan/ kesanggupan guru

reguler dalam

melaksanakan

program tersebut di

sekolah?

Kami hanya melayani semampunya

saja karena tidak memiliki kemampuan atau latarbelakang

khusus dalam mendampingi ABK.

2.

Apakah guru reguler

dan atau guru

BK/pendamping

memperoleh

pelatihan khusus

untuk meningkatkan kompetensi?

Memang ada beberapa guru yang pernah atau sudah mengikuti

kegiatan sosialisasi, workhsop dan

pelatihan. Namun, saya pribadi

belum pernah. Sehingga, saya pun

belum begitu memahami bagaimana

penanganan yang benar dan tepat bagi ABK dalam proses belajar

mengajar.

3.

Apakah guru sudah menyusun

perencanaan

pembelajaran

sebelum mengajar?

Kami tidak ada menyusun

perencanaan pembelajaran khusus

bagi ABK. sejauh ini ABK masih

mengikuti sistem pembelajaran yang sama dnegan teman-temannya.

Namun dalam penanganannya di

kelas, kami memberikan pelayanan

atau bimbingan yang lebih kepada

ABK tersebut. Jadi dalam proses

mengajar, kami hanya menyesuaikan saja dengan kemampuan ABK.

4.

Bagaimana proses

pembelajaran dalam

kelas?

Saya tetap memberikan materi secara

umum dan merata terhadap semua

siswa di kelas. Namun saya

memberikan layanan

khusus/individual yang berbeda dari

Page 36: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

143

teman-temannya.

5.

Dari segi non

akademik apakah kegiatan

ekstrakurikuler bagi

siswa reguler juga

diperuntukkan bagi

siswa berkebutuhan khusus?

Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah

ini terbuka untuk semua siswa. Jadi, ABK sangat boleh mengikuti kegiatan

ini sesuai dengan kemampuan, hobi,

minat dan ketertarikannya.

6.

Apakah sarana dan

prasarana yang ada

sudah bermanfaat

bagi ABK?

Sarpras yang memang ada sejak awal

dan disediakan dari sekolah memang

digunakan dan dimanfaatkan oleh

ABK juga walaupun sebenarnya

sarpras yang ada diperuntukkan bagi

semua siswa. Jadi, manfaatnya yang nampak bagi ABK tidak begitu

signifikan dan biasa-biasa saja.

7.

Apakah sarana dan

prasarana yang ada

sudah bermanfaat

bagi guru?

Sama halnya dengan jawaban di atas

dimana manfaat adanya sapras yang

ada dalam melayani ABK, bagi saya

tidak begitu signifikan.

8.

Apakah yang menjadi

kendala dalam

pelaksanaan program tersebut di sekolah?

Kendalanya antara lain adalah kurangnya pemerataan terhadap

pemberian/pengadaan pelatihan,

workshop maupun sosialisasi bagi

sebagian guru. Sehingga, wawasan

guru juga kurang dalam menangani

ABK. Kedua, tenaga GPK yang tidak ada sehingga ABK belum terlayani

oleh sekolah dengan baik dan

sebagaimana mestinya. Selain itu,

sarpras belum memadai dalam

memfasilitasi ABK.

9.

Apa harapan Anda

bagi pelaksanaan

program tersebut di

sekolah?

Harapan saya adalah kendala di atas bisa teratasi. Kemudian,

Pemko/Dinas setempat lebih gencar

lagi dalam mensosialisasikan

program tersebut ke sekolah-sekolah,

masyarakat luas dan terkhhusus

kepada orang tua.

10.

Bagaimana perkembangan atau

prestasi siswa dari

segi akademik

maupun non

akademik ketika program sedang

Mengacu pada jenis kebutuhan khusus/kelainan ABK di sekolah

saat ini yang hanya tuna daksa

(namun memiliki IQ yang bagus) dan

slow learner, maka prestasi

akademik bagus bagi siswa yang tuna daksa tadi dan rerata KKM bagi

Page 37: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

144

berjalan? siswa yang slow learner. Sementara

dari segi non akademik, ada beberapa ABK yang berprestasi baik.

Bahkan beberapa tahun sebelumnya

mengingat sekolah ini sudah

menjalankan program pendidikan

inklusif sebelum tahun 2014, maka ada beberapa siswa yang berhasil

lulus dengan prestasi yang cukup

baik baik dari akademik maupun

non kademik.

Page 38: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

145

Lampiran 9:

Transkrip Wawancara Kepala SMAN 4

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

Hari/tanggal : Rabu, 27 Mei 2015

Waktu : 09.00 – 10.00 WIB

Tempat : Ruang Kepala SMA Negeri 4

Informan : Kepala SMA Negeri 4

No. Pertanyaan Jawaban

1.

Bagaimana deskripsi

dari sekolah yang diteliti?

Sekolah ini berdiri pada tahun 1994.

2. Apa yang menjadi visi

dan misi sekolah?

Visinya adalah cerdas spiritual,

cerdas sosial, cerdas terampil,

cerdas intelektual, dan berbasis

saintifik, budaya dan lingkungan.

Misinya adalah (1) melaksanakan, mengamalkan ajaran agama yang

dianutnya dan bersikap toleran, (2)

mewujudkan rasa kebersamaan

tanpa diskriminatif, (3)

mengembangkan kreatifitas warga

sekolah dalam berbagai bidang, (4) menciptakan insan berprestasi dan

budaya lokal dan cinta lingkungan,

dan (5) menanamkan nilai-nilai

kearifan budaya lokal dan cinta

lingkungan.

3.

Apa yang

melatarbelakangi

pelaksanaan program pendidikan inklusif di

sekolah?

Sebelum pencanangan kota Palangka Raya sebagai Kota

Pendidikan Inklusif, sekolah ini

sudah diundang dan ditunjuk dari pilot project yang diselenggarakan

oleh Pemerintah Pusat bersama

Pemprov untuk menjalankan program pendidikan inklusif

(perwakilan tingkat SMA) pada

tahun 2009. Jadi sekolah ini sudah

lama memiliki kepedulian untuk

menerima semua siswa tanpa

diskriminasi, apakah siswa tersebut

Page 39: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

146

normal atau berkebutuhan khusus.

Hal ini juga berkaitan dengan banyaknya permintaan dan

kepercayaan orang tua ABK yang

ingin menyekolahkan anaknya di

sekolah ini.

Hingga pada Oktober 2014 kemarin, Disdikpora mengeluarkan kebijakan

untuk menjadikan Kota Palangka

Raya sebagai Kota Pendidikan

Inklusif, maka sekolah kami pun

sudah siap untuk menjalankan

tugas itu meskipun masih banyak hambatan. Sekarang jumlah ABK

makin bertambah jadi perlu

penanganan khusus yang lebih

intens yang harus dipersiapkan oleh

sekolah berdasarkan bantuan dari Dinas terkait.

4.

Siapa yang menjadi

sasaran dari program

tersebut?

Sasaran dari program ini adalah

ABK yang memiliki kebutuhan

khusus atau kelainan tingkat ringan

dan bisa ditolerir oleh sekolah.

5.

Siapa yang menjadi

sumber peserta didik

dari program

tersebut?

Sumber peserta didik adalah ABK

yang memiliki kebutuhan

khusus/kelainan kelas ringan dan masih bisa ditolerir. Hal ini

disebabkan karena kemampuan

sekolah masih terbatas baik dari

segi SDM atau GPK dan sarpras.

Jadi kami menerima ABK yang masih bisa kooperatif dan mandiri.

Jika, ABK tergolong memiliki

kelainan/ketunaan yang berat,

belum bisa kooperatif dan mandiri

maka kami mengusulkan kepada

orang tua untuk menyekolahkan anak tersebut di sekolah atau

pendidikan khusus. Oleh karena itu,

pada saat proses penerimaan

peserta didik baru, sekolah ini

mendapat bantuan dari psikolog yang bertugas mengidentifikasi jenis

kelainan/ketunaan peserta didik

baru tersebut.

6. Apa manfaat yang

diperoleh sekolah

Manfaat yang diterima nyata dari

respon orang tua dan masyarakat

Page 40: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

147

dalam

penyelenggaraan program tersebut?

bahwa sekolah ini menerima ABK

sehingga mereka bisa menyekolahkan anaknya di sini.

Dengan demikian, sekolah

mendapat kepercayaan tinggi dari

masyarakat luas bahwa sekolah ini

bisa menjalankan tugasnya dalam memberikan pelayanan kepada ABK

walau belum maksimal.

7.

Sarana dan prasarana

apa yang dimiliki

sekolah dalam

menyelenggarakan

program tersebut?

Lepas dari sarpras yang memang

sudah ada dan disediakan oleh

sekolah sendiri, sekolah ini juga

pernah mendapatkan bantuan dari

pusat perihal pelaksanaan program pendidikan inklusif sejak tahun

2009 berupa alat bantu seperti

kacamata, tongkat pandu/alat

bantu jalan, dan laptop. Hanya dari

segi prasarana masih belum lengkap. Jadi sejauh ini, sekolah

masih cukup bisa memenuhi

kebutuhan ABK sesuai dengan

kebutuhan/ketunaan mereka.

8.

Apa saja jenis

kebutuhan khusus

siswa yang dilayani dalam program

tersebut?

Jenis ketunaan ABK di sini ada 6

seperti tuna daksa, tuna rungu

ringan, hiperaktif, autis, low vision dan slow learner.

9.

Siapa saja yang

terlibat dalam

penyelenggaraan program tersebut di

sekolah?

Pelaksanaan program ini melibatkan

kerja sama dan dukungan dari

semua pihak di sekolah seperti saya

sendiri, komite, pengawas, wakasek, walikelas, guru kelas/mapel dan

guru BK/pendamping bahkan pihak

luar seperti PK-PLK dan psikolog.

10.

Bagaimana

keterlibatan

pakar/ahli dalam

penyelenggaraan

program tersebut?

Dalam proses penerimaan peserta

didik baru, sekolah ini mendapat

bantuan dari psikolog dalam

mengidentifikasi jenis ketunaan peserta didik baru. Selain itu,

sekolah ini pernah mendapat

pendampingan PK-PLK oleh

perguruan tinggi dalam bentuk

pelaksanaan workshop/lokakarya yang dilaksanakan di sekolah ini

pada tanggal 22 Nopember 2013

lalu.

Page 41: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

148

11.

Berasal dari mana

sumber dana

pembiayaan program

tersebut di sekolah?

Untuk saat ini, dana yang

digunakan dalam melayani ABK dan menjalankan program pendidikan

inklusif di sekolah ini, berasal dari

dukungan APBD yang seyogyanya

secara umum juga digunakan dalam

melayani siswa reguler. Secara khusus bagi pelayanan ABK,

sekolah belum mendapatkan

bantuan/dana khusus.

12.

Bagaimana

ketersediaan Guru

Pendamping Khusus

(GPK) yang memang berkompetensi dalam

menangani ABK di

sekolah tersebut?

Sekolah ini belum memiliki GPK.

Oleh karena itu, ABK di sini hanya

dibimbing langsung dari guru BK

sebagai pendamping, di samping dukungan dan penanganan dari

guru kelas dan walikelas.

13.

Apakah guru reguler

dan atau guru

BK/pendamping memperoleh pelatihan

khusus untuk

meningkatkan

kompetensi?

Sebagian guru pernah mendapatkan

pelatihan termasuk saya juga

pernah ambil bagian.

14.

Apakah terdapat monev yang

dilakukan oleh dinas

pendidikan setempat

melalui pengawas

sekolah terhadap program tersebut?

Sekolah ini mendapat surat dari

Disdikpora yang berisi permohonan

dan pemberitahuan agar setiap sekolah segera mengidentifikasi tiap

peserta didik yang memiliki

kelainan, melakukan pendataan

sesuai format dan segera

melaporkan ke Disdikpora untuk segera ditindaklanjuti. Surat ini

diberikan kepada sekolah pada

bulan Nopember 2014.

15.

Dari segi non

akademik apakah

kegiatan

ekstrakurikuler bagi siswa reguler juga

diperuntukkan bagi

siswa berkebutuhan

khusus?

Semua siswa di sini tanpa terkecuali

boleh mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler sekolah yang

disesuaikan dengan bakat, kemampuan dan ketertarikan siswa.

Di sini banyak ABK juga yang

mengikuti kegiatan tersebut.

16.

Apakah yang menjadi

kendala dalam pelaksanaan program

tersebut di sekolah?

Kendala yang dihadapi sekolah

dalam rangka pelaksanaan program pendidikan inklusif di antaranya

adalah belum adanya GPK.

Page 42: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

149

Kemudian ketersediaan prasarana

juga belum lengkap.

17.

Apa harapan Anda

bagi pelaksanaan

program tersebut di

sekolah?

Mengingat sekarang jumlah ABK semakin bertambah, maka Dinas

terkait harus memberikan perhatian

yang lebih intens terhadap

penyelenggaraan program ini.

Contohnya, Dinas memaksimalkan SDM khusus seperti GPK untuk tiap

sekolah, pemberian atau

pengadaan pelatihan untuk guru-

guru, dan pengadaan bantuan

sarpras sesuai kebutuhan ABK.

Dengan kata lain, sinkronisasi semua aspek harus matang dan

terlaksana sehingga sekolah bisa

terbantu dalam menjalankan

tugasnya dan ABK bisa terlayani

dengan maksimal dan sebagaimana mestinya.

18.

Bagaimana

perkembangan atau

prestasi siswa dari segi akademik

maupun non

akademik ketika

program sedang

berjalan?

Sejauh ini, perkembangan ABK bisa

dikatakan baik. Banyak ABK yang

mengalami perubahan dan

perkembangan seperti lebih percaya

diri, mandiri dan bisa menyesuaikan

diri dengan lingkungan sekitar. Secara akademik, prestasi ABK

cukup baik bahkan memang ada

yang baik. Dari segi non akademik,

ABK cukup berprestasi dan

membanggakan. Baru-baru saja ada salah satu ABK kami yang

mengikuti lomba OSN di Yogyakarta

sebagai perwakilan provinsi Kalteng.

Ini merupakan kebanggaan bagi

kami di sekolah. Tidak hanya itu,

bahkan pada tahun-tahun sebelumnya yakni sejak 2009

sekolah ini menjalankan program

pendidikan inklusif, sekolah mampu

meluluskan ABK dengan prestasi

akademik dan non akademik yang baik. Bahkan lulusan ini banyak

yang bisa melanjutkan ke jenjang

studi yang lebih tinggi.

19. Ada berapa jumlah

ABK yang terlayani?

Ada 15 ABK dengan jenis kebutuhan

khusus/kelainan tuna daksa, tuna

Page 43: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

150

rungu ringan, hiperaktif, autis, low vision dan slow learner.

Lampiran 10:

Transkrip Wawancara Guru BK SMAN 4

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

Hari/tanggal : Kamis, 9 April 2015

Waktu : 09.00 – 10.00

Tempat : Ruang BK SMA Negeri 4

Informan : Guru BK SMA Negeri 4

No. Pertanyaan Jawaban

1.

Sarana dan prasarana

apa yang dimiliki

sekolah dalam menyelenggarakan

program tersebut?

Pada tahun 2012, sekolah ini

mendapat bantuan dari PK-PLK berupa alat bantu seperti kursi

roda, kacamata, laptop, tongkat

jalan/penyangga. Semua alat bantu

yang diberikan ini sudah sesuai

dengan jenis ketunaan yang dimiliki

ABK. Prasarana LAB khusus dan jalur khusus bagi ABK yang

memakai kursi roda juga sudah ada.

Jadi sejauh ini, sekolah masih

cukup bisa memenuhi kebutuhan

ABK sesuai dengan kebutuhan/ketunaan mereka.

2.

Apa saja jenis

kebutuhan khusus

siswa yang dilayani

dalam program

tersebut?

Jenis ketunaan ABK di sekolah ini

ada 6 di antaranya tuna daksa,

hiperaktif, autis, slow learner, tuna

rungu ringan, dan low vision. Dan

jumlah ABK ada 15 siswa.

3.

Siapa saja yang terlibat dalam

penyelenggaraan

program tersebut di

sekolah?

Yang terlibat dalam pelaksanaan program ini di sekolah adalah

kepala sekolah, guru BK, walikelas,

guru mapel, serta orang tua dari

ABK itu sendiri.

4.

Bagaimana keterlibatan

pakar/ahli dalam

penyelenggaraan

program tersebut?

Sekolah secara rutin mendapatkan

bantuan dengan andil para psikolog

dalam mengidentifikasi jenis ketunaan peserta didik baru pada

saat PPDB. Selain itu, pihak pusat

sering memonitor, memberikan

bantuan fasilitas/alat bantu,

mengadakan workshop/lokakarya,

Page 44: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

151

dan pelatihan pembuatan

kurikulum modifikasi bagi ABK yang berlangsung di sekolah ini.

5.

Bagaimana

ketersediaan Guru

Pendamping Khusus

(GPK) yang memang berkompetensi dalam

menangani ABK di

sekolah tersebut?

Sekolah ini belum memiliki GPK.

Jadi selama ini ABK ditangani oleh

guru BK, walikelas, dan guru kelas

dengan modal wawasan dan

pengalaman yang pernah didapat baik dari kegiatan

workshop/lokakarya, pelatihan

maupun sosialisasi di dalam

maupun di luar sekolah.

6.

Apakah guru reguler

dan atau guru

BK/pendamping memperoleh pelatihan

khusus untuk

meningkatkan

kompetensi?

Sebagian guru kelas, walikelas, dan

guru BK ada yang sudah pernah

ikut atau terlibat dalam kegiatan workshop/lokakarya, pelatihan

maupun sosialisasi di dalam

maupun di luar sekolah.

7.

Apakah guru sudah

menyusun

perencanaan

pendampingan sebelum

mendampingi ABK?

Dari segi penyusunan perencanaan

pendampingan, guru tidak membuat sesuatu yang khusus berkenaan

dengan kekhususan pada ABK

karena jenis ketunaan anak juga

masih bisa dikendalikan dan

ditolerir. Pendampingan yang kami

berikan pada dasarnya sama seperti anak normal. Yang membedakan

hanyalah pelayanan dan

pendampingan khusus (individual)

yang guru BK berikan kepada ABK

yang tentunya menyesuaikan dengan jenis ketunaan anak.

8.

Bagaimana proses

pendampingan di

dalam atau luar

kelas?

Proses pendampingan diberikan

secara individual baik di ruang BK

atau kelas. Guru menyesuaikan

pembimbingan yang diberikan

dengan jenis ketunaan anak.

9.

Dari segi non akademik apakah

kegiatan

ekstrakurikuler bagi

siswa reguler juga

diperuntukkan bagi

siswa berkebutuhan khusus?

Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah

ini banyak sekali dan bersifat terbuka bagi seluruh siswa

termasuk ABK. ABK boleh mengikuti

kegiatan ini sesuai dengan

kemampuan, bakat, minat, hobi dan

ketertarikannya. Hal ini juga perlu didampingi oleh pendamping

kegiatan terkait.

Page 45: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

152

10.

Apakah sarana dan

prasarana yang ada sudah bermanfaat

bagi ABK?

Sejauh ini sarpras baik yang

disediakan oleh sekolah ataupun dari Dinas sudah cukup memadai

dan bermanfaat bagi siswa.

11.

Apakah sarana dan prasarana yang ada

sudah bermanfaat

bagi guru?

Sejauh ini kami merasa tidak ada

masalah untuk masalah sarpras

karena fasilitas yang diberikan

sudah cukup sesuai bagi ABK sesuai dengan jenis ketunaannya.

Selain itu, kami juga mendapatkan

bantuan dari Dinas kota berupa

buku-buku bacaan tentang ABK

yang saat bermanfaat nantinya bagi

kami semua guru.

12.

Apakah yang menjadi

kendala dalam

pelaksanaan program

tersebut di sekolah?

Yang menjadi kendala adalah pada saat UN dimana ABK juga

mendapatkan soal yang sama

layaknya yang diterima oleh anak

reguler. Pada saat penilaian

terhadap lembar jawaban, siswa ABK yang misalnya banyak

menjawab dengan salah maka

nantinya malah tidak lulus UN.

Padahal dari pusat selalu meminta

data ABK yang akan mengikuti UN

tapi tetap saja kebijakan dalam hal perhitungan hasil jawaban tetap

disamaratakan dengan anak reguler.

Hal ini sesungguhnya berbahaya

bagi ABK.

13.

Apa harapan Anda

bagi pelaksanaan

program tersebut di sekolah?

Kami berharap agar ada pemerataan

pelatihan khusus bagi guru-guru yang belum mendapatkannya agar

nantinya bisa paham dalam

menangani ABK. Kami juga

berharap adanya sinkronisasi antara

tuntutan pendidikan, keadaan anak,

orang tua dan SDM yang terlibat dalam proses belajar mengajar.

Paling tidak ada bantuan dana atau

penghargaan kepada guru yang

bekerjasama, membantu

semaksimal mungkin menangani ABK.

14.

Bagaimana

perkembangan atau

prestasi siswa dari

Prestasi akademik ABK (slow

learner) termasuk cukup baik

karena mampu mencapai rata-rata.

Page 46: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

153

segi akademik

maupun non akademik ketika

program sedang

berjalan?

Bahkan ada ABK yang pernah

mewakili provinsi Kalteng dalam lomba OSN di Yogyakarta.

Sementara, ABK juga banyak yang

menyumbangkan prestasi di bidang

non akademik, misalnya bidang

olahraga. Karena secara pemerintahan provinsi sekolah ini

sudah menjalankan program

pendidikan inklusif sejak tahun

2009 hingga saat secara

pemerintahan kota, maka sekolah

ini sudah banyak meluluskan ABK disertai prestasi non akaademik

yang bagus pula.

Page 47: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

154

Lampiran 11:

Transkrip Wawancara Guru Mapel SMAN 4

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

Hari/tanggal : Jumat, 10 April 2015

Waktu : 08.00 – 09.00

Tempat : Ruang Guru SMA Negeri 4

Informan : Guru Mapel SMA Negeri 4

No. Pertanyaan Jawaban

1.

Bagaimana

kemampuan/

kesanggupan guru

reguler dalam

melaksanakan

program tersebut di sekolah?

Bagi sebagian guru yang sudah

mendapatlan pengalaman untuk terlibat dalam pelatihan, workshop

dan sosialisasi bisa dikatakan cukup

mampu dalam menangani ABK.

Namun ada sebagian guru merasa

berat dan kesulitan dalam menangani ABK dikarenakan guru-guru ini tidak

atau belum pernah mendapat

pelatihan.

2.

Apakah guru reguler

dan atau guru

BK/pendamping

memperoleh pelatihan khusus

untuk

meningkatkan

kompetensi?

Saya pernah mendapatkan pelatihan

tahun ajaran 2007/2008 dan ikut

membimbing ABK di lomba olimpiade.

Namun masih ada sebagian guru yang belum mengikuti atau

mendapatkan kesempatan dalam

pelatihan.

3.

Apakah guru sudah

menyusun

perencanaan

pembelajaran sebelum mengajar?

Kurikulum yang digunakan sama

karena K 2013 khusus untuk ABK belum ada. Dari segi/kriteria

penilaian penentuan standar

penilaian per mata pelajaran juga

merata secara umum. Jadi memang

sejauh ini anak-anak masih bisa

mengikuti sejauh ada bimbingan dan perlakuan individual. ABK

menyesuaikan dengan kurikulum

berdasarkan bantuan dan peran dari

guru.

4. Bagaimana proses

pembelajaran dalam

Pemberian pengajaran dalam proses

belajar mengajar baik bagi ABK

Page 48: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

155

kelas? maupun non ABK tetap sama karena

berada dalam 1 kelas. Namun yang memebedakan hanyalah pelayanan

khusus (individual) kepada ABK,

penilaian tetap sama tapi tetap

disesuaikan dengan kemampuan

ABK. Jadi guru berperan dalam mensiasati/mengintensifkan

pelayanan sesuai keadaan ABK pada

saat itu. Misalnya, saya menjelaskan

materi pelajaran tidak cukup 1 kali

saja tapi 2-3 kali lebih diintensifkan.

5.

Dari segi non

akademik apakah kegiatan

ekstrakurikuler bagi

siswa reguler juga

diperuntukkan bagi

siswa berkebutuhan khusus?

Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah

ini diperuntukkan bagi siswa reguler maupun ABK. Jadi ABK boleh

mengikutinya sesuai kemampuan dan

minat mereka.

6.

Apakah sarana dan

prasarana yang ada

sudah bermanfaat

bagi ABK?

Sejauh ini sekolah sudah mempunyai

sarpras yang cukup memadai dalam

memfasilitasi ABK dikarenakan

pengadaanya sudah sesuai dengan

jenis ketunaan anak masing-masing.

Jadi, ABK sudah terbantu dan terfasilitasi dengan adanya sarpras

tersebut.

7.

Apakah sarana dan

prasarana yang ada

sudah bermanfaat

bagi guru?

Sama halnya dengan ABK, guru pun

bisa merasakan/mendapatkan

manfaat dari pengadaan sarpras yang

memadai.

8.

Apakah yang

menjadi kendala

dalam pelaksanaan

program tersebut di

sekolah?

Kendalanya adalah tidak ada standarisasi baku dari kementrian

tentang penilaian khusus bagi ABK.

Jadi, kami hanya menilai sesuai

dengan kemampuan/ketunaan siswa

saja entah apa itu benar, baku atau

sesuai pada porsi sebenarnya atau tidak. Selain itu, masih ada beberapa

guru yang belum mengikuti pelatihan.

9.

Apa harapan Anda

bagi pelaksanaan

program tersebut di sekolah?

Harapan saya agar ada sinkronisasi

dari kebijakan dengan pengadaan

sarpras yang harus dipersiapkan

terlebih dahulu. Karena kami dulu langsung terima ABK saja, sarpras

menyusul sambil proses berjalannya

Page 49: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

156

program padahal kami juga

kelabakan. Saya berharap agar SDM (GPK)

diberikan dan pelatihan kepada

semua guru bisa merata.

10.

Bagaimana

perkembangan atau prestasi siswa dari

segi akademik

maupun non

akademik ketika

program sedang berjalan?

Perkembangan ABK di sini cukup

bagus baik dari segi akademik seperti

salah satu ABK yang pernah mewakili Kalteng dalam lomba OSN (olimpiade)

dan prestasi non akademik (olahraga

dan seni).

Tahun-tahun sebelumnya juga

sekolah sudah banyak menghasilkan

lulusan siswa yang memiliki ketunaan dengan prestasi akademik dan non

akademik yang cukup baik pula.

Page 50: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

157

Lampiran 12:

Surat Ijin Penelitian dari Dinas Pendidikan Provinsi

Page 51: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

158

Lampiran 13:

Surat Ijin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kota

Page 52: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

159

Lampiran 14:

Page 53: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

160

Surat Ijin Penelitian dari Cabang Dinas Kecamatan

Pahandut

Lampiran 15:

Page 54: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

161

Surat Keputusan Kepala Disdikpora Kota Palangka

Raya tentang Penunjukkan Sekolah Piloting PI di Kota

Palangka Raya Tahun 2014

Page 55: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

162

Page 56: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

163

Lampiran 16:

Surat Keterangan Selesai Penelitian di SDN 6 Bukit

Tunggal

Page 57: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

164

Lampiran 17:

Surat Keterangan Selesai Penelitian di SMPN 3

Palangka Raya

Page 58: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

165

Lampiran 18:

Surat Keterangan Selesai Penelitian di SMAN 4

Palangka Raya

Page 59: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

166

Lampiran 19:

Peraturan Walikota Palangka Raya Nomor 26

Tahun 2014

Page 60: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

167

Lampiran 20:

Grand Design Pokja Pendidikan Inklusif Kota Palangka

Raya

Page 61: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

168

Lampiran 21:

Surat Monev Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus

(ABK)

Page 62: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

169

Lampiran 22:

Dokumentasi Foto Penulis Bersama Beberapa Nara

Sumber

Foto bersama Kepala SDN 6 Bukit Tungggal (tengah-Ibu Tinduh) dan guru kelas di SDN 6 Bukit Tunggal (kanan-Ibu Hele)

Foto bersama Kepala SMPN 3, Bapak Rudie

Page 63: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

170

Foto bersama Kepala SMAN 4, Pak Mizratul dan guru BK SMAN 4

(mulai kiri-Ibu Syuria dan kanan-Ibu Meti)

Page 64: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

171

Lampiran 22:

Hasil Uji Plagiat

BAB I

PENDAHULUAN

Page 65: Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Inklusif di Kota … · 2017. 3. 31. · belajar secara intensif dan menyeluruh, (2) meningkatkan kompetensi guru dan pegawai di bidang

172

BAB II

KAJIAN PUSTAKA