EVALUASI PELAYANAN BIMBINGAN MANASIK HAJI DI...
Transcript of EVALUASI PELAYANAN BIMBINGAN MANASIK HAJI DI...
EVALUASI PELAYANAN BIMBINGAN MANASIK HAJI
DI MIHRAB QOLBI TRAVEL TAHUN 2016
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)
Disusun oleh :
Muhammad Reza
(1113053000027)
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2017 M/1438 H
i
ABSTRAK
Muhammad Reza NIM 1113053000027
Di Bawah Bimbingan Drs. H. Mulkanasir, BA. S.Pd, MM.
Evaluasi Pelayanan Bimbingan Manasik Haji di Mihrab Qolbi Travel Tahun
2016.
Menunaikan ibadah haji adalah sunnah Rosululloh saw. Dalam
pelaksanaannya kadang terbentur berbagai kendala, diantaranya minimnya
pengetahuan, pertimbangan biaya dan tata-cara melaksanakan ibadah haji.
Sehingga bagi para calon jema'ah haji diperlukan bekal yang cukup serta
bagaimana tata-cara dalam ibadah haji. Untuk dapat melaksanakan ibadah haji
dengan benar dan baik, maka seseorang harus mengerti memahami cara-cara
pelaksanaanya, tujuanya, dan kandungan makna yang terdapat dalam ibadah haji
tersebut. Itulah yang kemudian disebut dengan ilmu manasik haji dan umroh.
Ibadah haji itu hukumnya wajib bagi yang telah memenuhi syarat-syarat
wajib haji, maka ia harus mengetahui ilmu yang mempelajari hal-hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan ibadah haji, agar hajinya diterima oleh Allah Ta'ala.
Mengingat betapa pentingnya ilmu manasik haji dan umroh ini bagi calon jemaah
haji, maka mempelajari ilmu manasik haji dan umroh hukumnya wajib. Mihrab
Qolbi adalah salah satu lembaga keagamaan yang terjun dalam bidang bimbingan
haji, yang dalam pelaksanaannya harus benar-benar amanah dan tidak
menyimpang dari peraturan-peraturan yang berlaku.
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana regulasi pelayanan
bimbingan manasik haji, bagaimana pelayanan pembinaan bimbingan manasik
haji di Mihrab Qolbi Travel dan bagaimana hasil evaluasi pelayanan bimbingan
manasik haji di Mihrab Qolbi Travel. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1)
untuk mengetahui regulasi pelayanan bimbingan manasik haji, (2) untuk
mengetahui pelayanan bimbingan manasik haji di Mihrab Qolbi Travel, dan (3)
untuk mengetahui hasil evaluasi bimbingan manasik haji di Mihrab Qolbi Travel.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif,
yang menghasilkan data deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan
data berupa interview, observasi dan dokumentasi. Dari hasil penelitian penulis,
ternyata Mihrab Qolbi Travel telah melakukan evaluasi terhadap bimbingan
manasik haji yang diberikan Mihrab Qolbi kepada para calon jamaah haji.
Evaluasi yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang
lebih baik lagi. Selain itu agar dapat memberikan bekal serta pengetahuan
kepada calon jamaah haji dalam menjalankan ibadah hajinya. Karena ibadah haji
adalah ibadah yang sangat sakral (suci) sehingga dibutuhkan pengetahuan serta
kemampuam selama menjalankan semua kegiatan ibadah haji agar dapat
beribadah dengan baik dan benar sesuai tuntunan Allah SWT serta Nabi
Muhammad SAW.
Kata Kunci: Evaluasi, Pelayanan dan Manasik Haji
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji dan syukur Ilahi Rabbi penulis haturkan kepada Allah
SWT atas karunia dan nikmat-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga
penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik yang berjudul
“EVALUASI PELAYANAN BIMBINGAN MANASIK HAJI DI MIHRAB
QOLBI TRAVEL TAHUN 2016”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah
kepada Baginda Nabi Muhammad SAW beserta kepada para sahabatnya dan
pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung penulisan skripsi ini baik moral maupun materil, sehingga penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis yakin tanpa dukungan mereka semua,
penulisan skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan. Untuk itu dengan segala
kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:
1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Bapak Suparto , M.Ed.,Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang
Akademik, Ibu Dr. Roudhonah, M.Ag. selaku Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum, Bapak Dr. Suhaimi, M.Si Selaku Wakil Dekan III
Bidang Kemahasiswaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
ii
2. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen
Dakwah, dan Bapak Drs. Sugiharto, MA, selaku sekretaris Jurusan
Manajemen Dakwah, yang telah membantu penulis menyelesaikan studi di
Konsentrasi Manajemen Haji dan Umrah.
3. Kedua orang tuaku yang tersayang. Papahku Ahmad Yusuf dan Mamahku
Nasiah serta Kakakku Farhan Hidayat dan adikku Fajar Rizky Mausuly
yang telah memberikan cinta dan kasih sayangnya kepada ku dan yang
selalu mendoakanku dalam menyelesaikan skripsi, serta selalu
memberikan bantuan baik secara materil maupun moril sehingga penulis
dapat menyelesaikan Studi Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Sihabuddin Noor , selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah membantu memberikan arahan untuk memulai menyusun skripsi
kepada penulis.
5. Bapak Drs. H. Mulkanasir, BA., S.Pd, MM, selaku dosen pembimbing
yang sabar dan selalu memberikan masukan kepada penulis dan ikhlas
meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam penyusunan
skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Penguji Munaqosyah, Ketua Sidang Munaqosyah,
Sekretaris yang telah menguji skripsi penulis, memberikan kesempatan
kepada penulis untuk mempersentasikan hasil skripsi ini.
iii
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya jurusan Manajemen
Dakwah konsenterasi Manajemen Haji dan Umrah (MHU) serta tanpa
mengurangi rasa hormat yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang selama ini telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis,
semoga ilmu yang telah diberikan dapat bermanfaat dan penulis dapat
mengamalkan kembali ilmu yang telah diberikan.
8. Para Pegawai Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan
Perpustakaan Umum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah melayani peminjaman buku-buku sebagai bahan referensi
dalam penyusunan skripsi.
9. Pengurus Mihrab Qolbi Travel, Bunda Ningrum selaku Direktur Utama
Mihrab Qolbi Travel yang telah mengizinkan saya untuk melakukan
penelitian di Mihrab Qolbi, Bapak Tedi selaku Manajer Marketing dan
semua staf Mihrab Qolbi yang baik dalam memberikan data yang
diperlukan.
10. Untuk teman-teman seperjuangan MHU 2013 (Chairunnisa, Alwi,
Romaza, Wahyu Rizky, Fikri Maulana, Hanifah, Mukhlisoh dan Laila)
dan semuanya yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu. Dari
kalianlah penulis bisa mendapatkan berbagai ilmu, pengalaman, inspirasi
dan kenangan-kenangan yang tidak bisa dilupakan. Kalianlah yang sudah
memberikan semangat kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
iv
Penulis berdoa dan berharap, semoga seluruh pengorbanan yang
telah diberikan kalian semua kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini mendapatkan pahala yang berlimpah dari Allah SWT aamiin Ya
Rabbal Alamin. Penulis juga menyadari bahwa karya ini jauh dari kata
sempurna dan sangat sederhana. Namun penulis berharap sekecil apapun
makna dari karya ini, semoga tetap memberikan manfaat. Amin Ya Rabbal
Alamin.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.
Jakarta, 25 Juli 2017
Penulis
Muhammad Reza
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah...................................................... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 4
D. Metodologi Penelitian ............................................................................. 6
E. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 9
F. Sistematika Penulisan ............................................................................. 11
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 13
A. Evaluasi ................................................................................................... 13
1. Pengertian Evaluasi ........................................................................... 13
2. Proses Evaluasi ................................................................................. 14
3. Tujuan Evaluasi ................................................................................. 14
B. Pelayanan ................................................................................................ 15
1. Pengertian Pelayanan ........................................................................ 15
2. Ciri-Ciri Pelayanan yang Baik .......................................................... 16
vi
3. Kualitas Pelayanan yang Baik ........................................................... 17
4. Dimensi Kualitas Pelayanan ............................................................. 18
C. Bimbingan Manasik Haji ........................................................................ 20
1. Pengertian Bimbingan Manasik ........................................................ 20
2. Fungsi Bimbingan Manasik .............................................................. 22
3. Bentuk dan Bimbingan Manasik Haji ............................................... 22
4. Haji .................................................................................................... 24
BAB III GAMBARAN UMUM MIHRAB QOLBI TRAVEL ...................... 28
A. Latar Belakang Pendirian Mihrab Qolbi Travel...................................... 28
B. Visi Dan Misi .......................................................................................... 30
C. Harapan Dan Spirit Mihrab Qolbi Travel ............................................... 30
D. Pelayanan Unggulan Mihrab Qolbi Travel ............................................. 31
E. Aspek Legal dan Perizinan Mihrab Qolbi Travel ................................... 33
F. Lokasi, Nomor Telpon dan Email Mihrab Qolbi Travel ........................ 33
G. Organisasi Mihrab Qolbi Travel ............................................................. 36
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................. 39
A. Regulasi Pelayanan Bimbingan Manasik Haji ........................................ 39
B. Pelayanan Pembinaan Bimbingan Manasik Haji
di Mihrab Qolbi Travel ........................................................................... 42
C. Evaluasi Pelayanan Bimbingan Manasik Haji
di Miihrab Qolbi Travel........................................................................... 50
vii
BAB VPENUTUP .............................................................................................. 56
A. Kesimpulan ............................................................................................. 56
B. Saran ........................................................................................................ 58
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 59
LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1: Struktur Kepengurusan Mihrab Qolbi Travel .................... 35
Gambar 4.1: Praktek memakai kain ihram .............................................. 46
Gambar 4.2: Proses Thawaf .................................................................... 47
Gambar 4.3: Praktek Wukuf di Arafah, serta bermalam
di Muzdalifah dan Mina ..................................................... 48
Gambar 4.4: Praktek Melempar Jumrah ................................................. 49
ix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Izin Penelitian
2. Surat Bimbingan Skripsi
3. Surat Pernyataan telah Melakukan Penelitian
4. Surat Undangan Ujian Skripsi
5. Aspek Legalitas dan Perizinan Mihrab Qolbi Travel
6. Hasil Wawancara
7. Hasil Kuesioner Evaluasi Bimbingan Manasik Haji Mihrab Qolbi Travel
8. Jadwal Acara Manasik Haji Mihrab Qolbi Travel
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelayanan adalah usaha melayani kebutuhan orang lain. Pelayanan
pada dasarnya, kegiatan yang ditawarkan kepada konsumen atau
pelanggan yang dilayani. Pelayanan Haji kepada jamaah menjadi tugas
dan kewajiban pemerintah dan masyarakat. Kewajiban dalam memberikan
pelayanan haji merupakan tugas bersama, maka melibatkan berbagai unsur
terkait, baik di dalam negeri, pemerintah kerajaan Arab Saudi maupun
organisasi profesi, juga dunia usaha swasta.
Pemerintah memberikan pelayanan kepada jamaah haji sejak di
Tanah Air, memobilitas jamaah yang lebih dari 200.000 orang ke Arab
Saudi. Selanjutnya, memberikan pelayanan di Arab Saudi sesuai kebijakan
dan ketentuan peraturan perhajian (taklimatul hajj). Besarnya resiko ini
memerlukan sistem yang terkoordinasi, maka diperlukan manajemen
operasional.
Menunaikan ibadah haji merupakan perintah Allah, dalam
ketentuan perundang-undangan prinsipnya non profit, dengan tawakal
kepada Allah, terkadang ada saja pertolongannya, jika mengelolanya juga
besandar pada manajemen Ilahiyah. Penerapan manajemen setelah
berupaya dengan prosedur dan sistem yang ada semaksimal mungkin, lalu
semua diserahkan pada Allah (tawakal).
Meski demikian, tidak boleh menjadi alasan kalau penyelenggara
ibadah haji tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh, bahkan terkesan
2
tidak profesional. Pasal 2 UU No. 13 Tahun 2008 menyatakan, bahwa
penyelenggaraan ibadah haji berdasarkan asas keadilan, profesional, dan
akuntabilitas dengan prinsip nirlaba. Melaksanakan ketentuan ini
merupakan amanah dan tanggung jawab untuk dilaksanakan. Beberapa
kewajiban pemerintah dalam memberikan pelayanan jamaah haji, meliputi
antara lain: pendaftaran/kuota, pelayanan pemberangkatan dan
pemulangan jamaah haji dari dan ke Indonesia, pelayanan bimbingan
ibadah (manasik haji), pelayanan dokumen, pengasramaan/pemondokan,
transportasi, katering, keamanan dan kesehatan haji.
Dalam memberikan pelayanan kepada jamaah haji seharusnya
memperhatikan aspek ibadah, karena pada hakikatnya pelayanan diberikan
untuk memberikan dukungan kelancaran pelaksanaan ibadah. Petugas haji
yang ditunjuk harus diingatkan kalau tugas utamanya memberikan
pelayanan kepada jamaah haji, bukan untuk berhaji. Komitmen pelayanan
itu dimaksudkan, agar petugas fokus memberikan pelayanan terbaik, yang
dilandasi nilai-nilai ikhlas beramal, ikhlas mengabdi, sabar, dan tawadlu
dalam melayani.
Proses perjalanan ibadah haji yang sarat dengan nilai spiritual,
sangat disayangkan jika lebih dari 200.000 jamaah haji yang berangkat ke
Tanah Suci, setelah kembali hanya sekadar membawa oleh-oleh kurma, air
zamzam, tasbih, pakaian dan lain-lain yang sifatnya materi. Padahal,
bangsa Indonesia membutuhkan sosok 'Haji Mabrur', yang doanya akan
langsung tembus ke atas Arsy. Perilaku sosialnya menggambarkan
kesempurnaan Islamnya. Keteladanannya sebagai gambaran pribadi yang
3
saleh dan matang ilmu agamanya. Mereka mampu menjadi pionir dalam
pembangunan karakter bangsa Indonesia. Jika hal ini dapat diwujudkan,
maka pantaslah baginya surga baik di dunia maupun kelak di akhirat.
Pemerintah dalam meningkatkan kualitas pelayanan pemondokan
di Arab Saudi harus memperhatikan keamanan dan kenyamanan.
Bagaimana pun juga, lingkungan yang kondusif, familier bagi jamaah haji
Indinesia, memiliki ruang pertemuan/tempat solat, dan dekat Masjidil
Haram yang membuat semangat jamaah haji rajin beribadah. Pelayanan
kepada jamaah haji, jika dilihat dari aspek spiritual harus dapat mendorong
jamaah ingin mendekatkan diri kepada Allah, bahkan mengantarkan
mereka seakan kembali kepada Allah.1
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “EVALUASI PELAYANAN BIMBINGAN
MANASIK HAJI di MIHRAB QOLBI TRAVEL TAHUN 2016”
dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Penelitian ini difokuskan pada:
a. Evaluasi pelayanan
b. Pelayanan Bimbingan Manasik Haji
c. Mihrab Qolbi Travel.
1 Ali Rokhmad dan Abdul Choliq, Haji Transformasi Profetik Menuju Revolusi Mental
(Jakarta: Media Dakwah, 2015), h. 125-127.
4
2. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah pokok yang akan dibahas pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana regulasi pelayanan bimbingan manasik haji?
b. Bagaimana pelayanan pembinaan bimbingan manasik haji di
Mihrab Qolbi Travel?
c. Bagaimana hasil evaluasi pelayanan bimbingan manasik haji di
Mihrab Qolbi Travel?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka ada beberapa
tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, yaitu :
a. Untuk mengetahui regulasi pelayanan bimbingan manasik haji.
b. Untuk mengetahui pelayanan pembinaan bimbingan manasik haji
di Mihrab Qolbi Travel.
c. Untuk mengetahui hasil evaluasi bimbingan manasik haji di
Mihrab Qolbi Travel.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki nilai manfaat akademis, teoris dan
praktis di antaranya:
5
a. Manfaat Akademis
Merupakan suatu penelitian yang hasilnya dapat
dijadikan sebagai pelengkap referensi dan pembanding untuk
studi-studi selanjutnya.
b. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi khazanah
keilmuan manajemen dakwah dalam lingkup manajemen haji
dan umrah oleh Mihrab Qolbi Travel dan dapat dijadikan
sebagai acuan dalam berbagai penulisan karya ilmiah.
c. Manfaat Praktis
1) Bagi Mihrab Qolbi Travel
Sebagai sumber evaluasi pelayanan bimbingan
manasik haji untuk dapat lebih baik dalam peningkatan
pembinaan bagi jamaah haji. Di samping itu, sebagai
referensi untuk menjalankan bimbingan manasik haji yang
lebih efektif dan efisien agar tidak terjadi penyimpangan
dalam proses bimbingan manasik haji kepada para jamaah
haji.
2) Bagi Jamaah Haji
Sebagai salah satu gambaran dan informasi kepada
masyarakat umum khususnya pada mahasiswa Manajemen
Dakwah konsentrasi Manajemen Haji dan Umrah mengenai
bimbingan manasik haji di Mihrab Qolbi Travel.
6
D. Metodelogi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan deskriptif analitis dengan pertimbangan bahwa penelitian
ini bertujuan untuk menemukan data yang berhubungan dengan
evaluasi program bimbingan manasik haji di Mihrab Qolbi Travel.
Penelitian ini berusaha mengangkat kondisi nyata mengenai evaluasi
pelayanan bimbingan manasik haji di Mihrab Qolbi Travel. Penelitian
ini tidak mengadakan ukur mengukur dan hitung menghitung terhadap
data, karena itu dalam penelitian ini dituntut ketajaman dan
kecermatan dalam mengamati, mencatat suatu proses dan aktivitas
yang nampak dalam realita serta menganalisisnya dalam satu kesatuan
yang bermakna, membutuhkan kesabaran, ketekunan dan keluwesan
dari peneliti dalam melaksanaan penelitian kualitatif ini.2
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Adapun lokasi penelitian ini bertempat di Mihrab Qolbi Travel
yang beralamat di Jl. Tebet Barat VIII No. 27 Jakarta Selatan. Waktu
penelitian dimulai dari bulan Maret sampai Juni 2017.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah orang yang memberikan informasi
dan data-data kepada penulis. Sedangkan objeknya adalah evaluasi
hasil dari pelayanan bimbingan manasik haji pada Mihrab Qolbi
Travel.
2 Moh, Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif, (Malang: 2010), h. 181-
182.
7
4. Sumber Data
Sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian terbagi menjadi
dua sumber, yaitu:
a. Data primer, yaitu: hasil wawancara penulis dengan Direktur
Utama dan Manajer Pemasaran di Mihrab Qolbi Travel.
b. Data sekunder, yaitu: Peraturan Menteri Agama No. 15 Tahun
2012 tentang Penyelenggara Ibadah Haji Khusus, Peraturan
Menteri Agama No. 22 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan
Minimal Penyelenggara Ibadah Haji Khusus, Al-Quran, buku dan
situs-situs internet yang dapat dipertanggungjawabkan dan
tentunya memiliki keterkaitan dengan masalah skripsi.
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penulisan skripsi ini penulis mengumpulkan data
dengan menggunakan penelitian lapangan, yaitu penelitian yang
dilakukan di lapangan, tempat dimana objek penelitian itu berada
sebagai pengambilan datanya dalam penelitian lapangan adalah dengan
metode:
a. Interview
Interview atau wawancara adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan informan, dimana
pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang
relatif lama.
8
b. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian
manusia dengan menggunakan panca indera mata sebagai alat
bantu utamanya selain panca indera lainnya seperti telinga,
penciuman, mulut dan kulit. Adapun observasi atau pengamatan
dilakukan pada Mihrab Qolbi Travel.
c. Dokumentasi
Metode dokumenter adalah salah satu metode pengumpulan
data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial. Atau
metode yang digunakan untuk menelusuri data historis yang
memiliki peranan yang sangat penting. Dalam penelitian ini
penulis menggunakan dokumen yang didapat dari proses observasi.
6. Tekhnik Analisis Data
Setelah data penulis peroleh melalui observasi dan wawancara,
selanjutnya penulis mengolahnya dengan menggunakan metode
content analisis yaitu menganalisa dan menguraikan secara jelas dan
utuh hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang ada yaitu
sesuai dengan judul skripsi penulis, yang telah diuraikan perumusan
dan pembatasan masalahnya yaitu mengenai evaluasi pelayanan
bimbingan manasik di Mihrab Qolbi Travel Tahun 2016. Untuk
memperkuat analisis, penulis membandingkan dengan informasi yang
diberikan oleh informan.
9
Kemudian setelah metode penelitian ini ditempuh, penulis
selanjutnya membuat kesimpulan dengan pendekatan metode induktif
yaitu menyimpulkan kesimpulan dari yang bersifat khusus ke umum.
E. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan tinjauan yang sudah dilakukan beberapa sumber
kepustakaan, penulis menemukan skripsi yang dijadikan tinjauan pustaka
sebagai bahan pertimbangan dan untuk menghindari adanya penjiplakan
dalam pembuatan skripsi yang akan saya susun, adapun tinjauan pustaka
dalam penelitian ini di antaranya :
1. Skripsi ini berjudul “Evaluasi Pelayanan Manasik Haji Pada
Kementrian Agama Jakarta Timur Tahun 2013” yang disusun oleh
Wasilaturrohmah, jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi. Penelitian ini hampir sama dengan yang penulis
lakukan, karena sama-sama membahas tentang evaluasi, tetapi ada
yang membedakan yaitu penelitian yang penulis lakukan mengenai
Evaluasi Pelayanan Bimbingan Manasik Haji di Mihrab Qolbi Travel
Tahun 2016 sedangkan penelitian skripsi Wasilaturrohmah mengenai
Evaluasi Pelayanan manasik haji pada Kementrian Agama Jakarta
Timur.
2. Skripsi ini berjudul “Evaluasi Program Bimbingan Manasik Haji di
KUA Jagakarsa Jakarta Selatan Tahun 2014” yang disusun oleh
Nurfadhilah, jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi. Penelitian ini hampir sama dengan yang penulis lakukan,
10
karena sama-sama membahas tentang evaluasi, tetapi ada yang
membedakan yaitu penelitian yang penulis lakukan mengenai Evaluasi
Pelayanan Bimbingan Manasik Haji di Mihrab Qolbi Travel Tahun
2016 sedangkan penelitian skripsi Nurfadhilah mengenai Evaluasi
Program Bimbingan Manasik Haji di KUA Jagakarsa Jakarta Selatan
Tahun 2014.
3. Skripsi ini berjudul “Evaluasi Program Bimbingan Manasik Haji pada
KUA Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2012” yang disusun
oleh Sri Rezeki, Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi. Penelitian ini hampir sama dengan yang penulis lakukan,
karena sama-sama membahas tentang evaluasi, tetapi ada yang
membedakan yaitu penelitian yang penulis lakukan mengenai Evaluasi
Pelayanan Bimbingan Manasik Haji di Mihrab Qolbi Travel Tahun
2016 sedangkan penelitian skripsi Sri Rezeki mengenai Evaluasi
Program Bimbingan Manasik Haji pada KUA Kecamatan Cipayung
Jakarta imur Tahun 2012.
4. Skripsi ini berjudul “Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan Manasik
Haji pada Calon Jamaah Haji Kantor Kementerian Agama Jakarta
Selatan Tahun 2014” yang disusun oleh Muhammad Antar Musallam,
Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
Penelitian ini hampir sama dengan yang penulis lakukan, karena sama-
sama membahas tentang evaluasi, tetapi ada yang membedakan yaitu
penelitian yang penulis lakukan mengenai Evaluasi Pelayanan
Bimbingan Manasik Haji di Mihrab Qolbi Travel Tahun 2016
11
sedangkan penelitian skripsi Muhammad Antar Musallam Evaluasi
Penyelenggaraan Pelatihan Manasik Haji pada Calon Jamaah Haji
Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan Tahun 2014.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab, adapun
pembahasannya secara rinci adalah sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan, bab ini membahas latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan
sistematikan penulisan.
BAB II Landasan Teori, bab ini berisi pengertian evaluasi, proses
evaluasi, tujuan evaluasi, pengertian pelayanan, ciri-ciri
pelayanan yang baik,kualitas pelayanan yang baik, dimensi
kualitas pelayanan, Juga terdiri dari pengertian, fungsi,
bentuk dan metode bimbingan manasik haji.
BAB III Gambaran Umum Travel Mihrab Qolbi, bab ini berisi
Profil, Visi, Misi, Tujuan, Tugas Pokok, Fungsi Struktur
Organisasi Travel Mihrab Qolbi.
BAB IV Pembahasan, bab ini berisi tentang, regulasi pelayanan
bimbingan manasik haji, pelayanan pembinaan bimbingan
manasik haji di Mihrab Qolbi Travel Jakarta Selatan, serta
12
hasil evaluasi pelayanan bimbingan manasik haji pada
Mihrab Qolbi Travel.
BAB V Penutup, bab ini berisi kesimpulan dan saran sebagai
sumbangan penulis untuk melengkapi kekurangan yang ada
disertai dengan harapan-harapan.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses yang teratur dan sistematis dalam
membandingkan hasil yang dicapai dengan tolak ukur atau kriteria
yang telah ditetapkan kemudian dibuat suatu kesimpulan dan
penyusunan saran pada setiap tahap dari pelaksanaan program.
Sedangkan pengertian evaluasi menurut pendapat para ahli ialah:
Anas Sudiono mengemukakan bahwa secara harfiah kata evaluasi
berasal dari bahasa Inggris evaluation, dalam bahasa Indonesia berarti
penilaian. Akar katanya adalah value yang artinya nilai. Jadi istilah
evaluasi menunjuk pada suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai dari sesuatu.3
Asmawi Zainul dan Noehi Nasution, mengartikan penilaian adalah
suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan
informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang
menggunakan tes maupun nontes.4 Jadi evaluasi itu ialah serangkaian
kegiatan yang ditujukan untuk mengukur keberhasilan pelayanan
bimbingan manasik haji.
3 Anas sudiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:PT.Grafindo persada, 2001). 4 Asmawi Zainul dan Noehi Nasution. Penilaian Hasil Belajar. (Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional, 2001).
14
2. Proses Evaluasi
Proses evaluasi pada umumnya memiliki tahapan-tahapannya
sendiri. Walaupun tidak selalu sama, tetapi yang lebih penting adalah
bahwa prosesnya sejalan dengan tujuan evaluasi itu sendiri. Berikut ini
dipaparkan beberapa proses evaluasi diantaranya yaitu:
a. Menentukan suatu standar untuk mengukur kinerja perusahaan dan
membuat batas toleransi yang dapat diterima untuk tujuan, sasaran
dan strategi.
b. Menghubungkan dan mengukur hasil kinerja yang telah dicapai.
c. Membandingkan antara standar dengan hasil yang dicapai dan jika
melampaui batas toleransi, maka harus ditoleransi penyebab-
penyebabnya.
d. Mengambil tindakan perbaikan jika diperlukan.5
3. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah meningkatkan mutu program, memberikan
justifikasi atau penggunaan sumber-sumber yang ada dalam kegiatan,
memberikan kepuasan dalam pekerjaan dan menelaah setiap hasil yang
telah direncanakan.6 Tujuan evaluasi antara lain:
a. sebagai alat untuk memperbaiki dan perencanaan program yang
akan datang,
5Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2005), h. 119.
6 Suprihanto, Manajemen Personalia, (Yogyakarta: BPFE, 1988).
15
b. untuk memperbaiki alokasi sumber dana, daya dan manajemen
saat ini serta dimasa yang akan datang,
c. memperbaiki pelaksanaan dan dan faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan program perencanaan kembali suatu program melalui
kegiatan mengecek kembali relevansi dari program dalam hal perubahan
kecil yang terus-menerus dan mengukur kemajuan target yang
direncanakan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan evaluasi adalah untuk
memperbaiki pelayanan-pelayanan yang direncanakan untuk kegiatan atau
program pelayanan yang akan datang.
B. Pelayanan
1. Pengertian Pelayanan
Pelayanan adalah usaha melayani kebutuhan orang lain. Pelayanan
pada dasarnya, kegiatan yang ditawarkan kepada konsumen atau
pelanggan yang dilayani. Pelayanan Haji kepada jamaah menjadi tugas
dan kewajiban pemerintah dan masyarakat. Kewajiban dalam
memberikan pelayanan haji merupakan tugas bersama, maka
melibatkan berbagai unsur terkait, baik di dalam negeri, pemerintah
kerajaan Arab Saudi maupun organisasi profesi, juga dunia usaha
swasta.
Selanjutnya, Moenir menjelaskan bahwa pelayanan adalah proses
pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung.7
Adapun Kotler menyebutkan bahwa pelayanan (Service) dapat
7 Moenir, Manajmen Pelayanan Umum di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005).
16
didefinisikan sebagai suatu tindakan atau kinerja yang diberikan oleh
seseorang kepada orang lain. Kotler menjelaskan lebih lanjut bahwa
pelayanan itu diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
a. High contact service, yaitu klasifikasi pelayanan jasa dimana
kontak antara konsumen dan penyedia jasa yang sangat tinggi,
konsumen selalu terlibat dalam proses dari layanan jasa tersebut.
b. Low contact service, yaitu klasifikasi pelayanan jasa dimana
kontak antara konsumen dengan penyedia jasa tidak terlalu tinggi.
Physical contact dengan konsumen hanya terjadi di front desk
adalah termasuk dalam klasifikasi low contact service. Contohnya
adalah lembaga keuangan.8
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pelayanan adalah tindakan seseorang kepada orang lain untuk
memberikan kepuasan dalam memenuhi kebutuhan seseorang
tersebut.
2. Ciri-ciri Pelayanan yang Baik
Pelayanan yang baik memiliki ciri-ciri tersendiri. Dalam hal
ini,sebuah travel atau sebuah perusahaan menggunakan kriteria untuk
membentuk ciri-ciri pelayanan yang baik yang didorong oleh beberapa
faktor pendukung yang berpengaruh langsung terhadap mutu
pelayanan yang diberikan, yaitu:
8 Philip Kotler, Marketing Management, (Prentice Hall: New Jersey, 2003).
17
a. Faktor manusia yang memberikan pelayanan tersebut. Manusia
(Customer Service Officer) yang melayani jamaah harus memiliki
kemampuan melayani pelanggan secara tepat dan cepat.
Disamping itu, Customer Service Officer harus memiliki
kemampuan dalam berkomunikasi, sopan santun, ramah, dan
bertanggung jawab penuh terhadap nasabahnya.
b. Faktor tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung
kecepatan, ketepatan, dan keakuratan pekerjaan. Sarana dan
prasarana yang dimiliki harus dilengkapi oleh kemajuan teknologi
terkini. Pada akhirnya, sarana dan prasarana ini dioperasikan oleh
manusia yang berkualitas. Sehingga, kedua faktor pendukung di
atas, saling menunjang satu sama lainnya.9
3. Kualitas Pelayanan yang Baik
Menurut Tjiptono, kualitas pelayanan adalah suatu keadaan
dinamis yang berkaitan erat dengan produk, jasa, sumber daya
manusia, serta proses dan lingkungan yang setidaknya dapat
memenuhi atau malah dapat melebihi kualitas pelayanan yang
diharapkan. Menurut Tjiptono, definisi kualitas pelayanan ini adalah
upaya pemenuhan kebutuhan yang dibarengi dengan keinginan
konsumen serta ketepatan cara penyampaiannya agar dapat memenuhi
harapan dan kepuasan pelanggan tersebut. Dalam kualitas pelayanan
9 https://rajaperhotelan.wordpress.com/2013/06/27/ciri-ciri-pelayanan-yang-baik/ diakses
pada 25 Febuari 2017 pukul 17.30.
18
yang baik, terdapat beberapa jenis kriteria pelayanan, antara lain
adalah sebagai berikut :
a. Ketepatan waktu pelayanan, termasuk didalamnya waktu untuk
menunggu selama transaksi maupun proses pembayaran.
b. Akurasi pelayanan, yaitu meminimalkan kesalahan dalam
pelayanan maupun transaksi.
c. Sopan santun dan keramahan ketika memberikan pelayanan.
d. Kemudahan mendapatkan pelayanan, yaitu seperti tersedianya
sumber daya manusia untuk membantu melayani konsumen, serta
fasilitas pendukung seperti komputer untuk mencari ketersediaan
suatu produk.
e. Kenyamanan konsumen, yaitu seperti lokasi, tempat parkir, ruang
tunggu yang nyaman, aspek kebersihan, ketersediaan informasi,
dan lain sebagainya.10
Jadi, kualitas pelayanan yang baik adalah kegiatan yang dilakukan
oleh sebuah perusahaan dalam melayani konsumennya dengan
berusaha agar keinginan konsumen dapat terpenuhi dengan baik.
4. Dimensi Kualitas Pelayanan
Menurut Rambat Lupiyoadi dalam bukunya yang berjudul
Manajemen Pemasaran Jasa menjelaskan bahwa dimensi Kualitas
Pelayanan dibagi menjadi lima dimensi yaitu adalah:
10
http://ciputrauceo.net/blog/2016/2/18/kualitas-pelayanan-dimensi-dan-cara-
mengukurnya, diakses pada 19 Maret 2017 pukul 15.50.
19
a. Tangibles (bukti fisik) yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam
menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan
dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan
keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan
yang diberikan oleh pemberi jasa. Yang meliputi fasilitas fisik
(gedung, gudang, dan lain sebagainya), perlengkapan dan
peralatan yang dipergunakan (teknologi), serta penampilan
pegawainya.
b. Reliability (kehandalan) yaitu kemampuan perusahaan untuk
memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan
terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang
berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua
pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan
akurasi yang tinggi.
c. Responsiveness (ketanggapan) yaitu kemauan untuk membantu
dan memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat
kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas.
d. Assurance (jaminan dan kepastian) yaitu pengetahuan,
kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan
untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada
perusahaan. Terdiri dari beberapa komponen antara lain
komunikasi, kredibilitas, keamanan, kompetensi, dan sopan
santun.
20
e. Emphaty (empati) yaitu memberikan perhatian yang tulus dan
bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para
pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen.
Dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan
pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan
secara spesifik, serta memiliki waktu untuk pengoperasian yang
nyaman bagi pelanggan.11
C. Bimbingan Manasik Haji
1. Pengertian Bimbingan Manasik
Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata
guidance berasal dari kata kerja to guide yang mempunyai arti
menunjukkan, membimbing, menuntun, maupun membantu. Kata
bimbingan bila dilihat dari segi bahasa artinya “menunjukkan, memberi
jalan ataupun menuntun orang lain ke arah yang bermanfaat atau yang
lebih bermanfaat bagi dirinya, baik dihari ini, esok atau yang akan
datang.”12
Bimbingan dalam Bahasa Indonesia diartikan “memberikan
informasi untuk menyajikan pengetahuan yang dapat digunakan untuk
mengambil suatu keputusan atau memberitahukan sesuatu sambil
11 Rambat Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi Pertama, (Jakarta: Salemba
Empat, 2001).
12M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT.
Golden Terayon Press, 1998), Cet. ke-6, h. 1.
21
memberikan nasihat, pengetahuan dan menuntun ke suatu tujuan”.13
Para
ahli bahasa mendeskripsikan pengertian bimbingan mempunyai pendapat
yang berbeda-beda, tetapi pada intinya mengandung arti dan tujuan yang
sama, hal ini dimaksudkan agar dapat memunculkan satu pemahaman
yang sempurna. Menurut Bernard dan fullmer bimbingan merupakan
“segala kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi pribadi setiap
individu”.14
Lebih lanjut, berkaitan dengan bimbingan manasik haji, memurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian manasik yaitu: “hal-
hal yang berhubungan dengan ibadah haji seperti ihram, thawaf, sa’i,
wukuf dan peragaan pelaksana ibadah haji sesuai dengan rukun-rukunnya
(biasanya menggunakan ka’bah tiruan dan sebagainya)”.15
Selain itu,
Kementerian Agama Republik Indonesia merumuskan bahwa manasik haji
adalah “sebagai suatu ilmu yang mempelajari syarat, rukun, dan wajib haji
yang harus diketahui oleh setiap jamaah yang akan menunaikan ibadah
haji”.16
Menurut Nidjam dan Hanan manasik adalah "pemberian bantuan
dari seseorang kepada orang lain melalui proses tertentu dalam
memecahkan masalah-masalah yang ada dalam melaksanakan ibadah haji
agar tercapai kemampuan untuk menerima diri, menyerahkan diri dan
merealisasikannya pada lingkungan sesuai dengan potensi yang dimiliki
13 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Edisi ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 64.
14
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1999), Cet. ke-1, h. 94.
15Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahas Indonesia "Manasik"
(Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 553-554.
16
Kementerian Agama, Pembakuan Sarana Alat Praga Bimbingan Manasik Haji
(Jakarta: Dirjen PHU, 2006), h. 5.
22
untuk dapat menjadi muslim yang baik.17
Jadi dapat disimpulkan
bimbingan manasik haji ialah tata cara dalam beribadah haji dengan
mempelajari syarat, rukun dan wajib haji yang harus diketahui oleh setiap
jamaah yang akan menunaikan ibadah haji.
2. Fungsi Bimbingan Manasik
Menurut Mazni Muhammad Yunus bila ditinjau dari sifatnya,
layanan bimbingan manasik haji dapat berfungsi sebagai berikut:
a. Fungsi Prevensif, layanan bimbingan ini berfungsi sebagai
pencegahan, yang artinya mengharapkan usaha pencegahan
terhadap timbulnya masalah dari pelaksanaan haji.
b. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan yang akan
menghasilkan pemahaman tentang kegiatan ibadah haji oleh para
pihak-pihak tertentu.
c. Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan yang akan menghentikan
terpecahnya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami
individu (jamaah).
d. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan, fungsi ini berarti bahwa
layanan bimbingan ini dapat membantu para individu dalam
memelihara dan mengembangkan pribadinya secara meyeluruh,
mantap, terarah dan berkelanjutan.18
17 Alatif Hasan dan Nidjam Ahmad, Manajemen Haji (Jakarta: Zikrul Hakim, 2003), h.
17.
18
Alatif Hasan dan Nidjam Ahmad, Manajemen Haji, h. 5.
23
3. Bentuk dan Metode Bimbingan Manasik Haji
Bentuk dan metode merupakan cara kerja yang digunakan untuk
memudahkan kita dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan
agar tercapai tujuan seperti yang telah ditentukan dan diharapkan.
Dalam hal bimbingan manasik haji pun terdapat bentuk dan metode
yang digunakan.
Bentuk bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan yang dilakukan
oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok.
Artinya, semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi,
bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi saran, dan lain
sebagainya; apa yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri
peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya.19
Adapun
jenis metode yang dipakai dalam bimbingan kelompok ini adalah
metode ceramah, tanya jawab dan simulasi. Tiga metode tersebut akan
dijelaskan sebagai berikut:20
a. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan
pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar.
Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya
inspirasi bagi pendengarnya.21
19
H. Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999) h.
178. 20
Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah,
Tuntunan Manasik Haji dan Umrah, (Jakarta: Tanpa Penerbit, 2014), h. 7. 21
Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran, (Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 2002), h. 21.
24
b. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyampaian suatu
pelajaran melalui interaksi dua arah dari jamaah kepada
pembimbing haji atau dari pembimbing haji kepada jamaah agar
diperoleh jawaban kepastian materi. Dalam metode tanya jawab,
pembimbing haji dan jamaah sama-sama aktif agar mereka tidak
tergantung pada keaktifan pembimbing.
c. Metode Simulasi
Dalam metode simulasi Udin Syaefudin menyatakan bahwa
simulasi merupakan replikasi atau visualisasi dari perilaku sebuah
sistem, misalnya sebuah perencanaan pendidikan, yang berjalan
pada kurun waktu tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa simulasi itu
adalah sebuah model yang berisi seperangkat variabel yang
menampilkan ciri utama dari sistem kehidupan yang sebenarnya.
Simulasi memungkinkan keputusan-keputusan yang menentukan
bagaimana ciri-ciri utama itu bisa dimodifikasi secara nyata.22
4. Haji
a. Pengertian Haji
Secara lughawi, haji berarti menyengaja atau menuju dan
mengunjungi.23
Menurut etimologi bahasa Arab, kata haji
mempunyai arti qashd, yakni tujuan, maksud, dan menyengaja.
Menurut istilah syara', haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-
22
Syaefudin, Perencanaan Pendidikan Pendekatan Komprehensif, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2005), h. 129. 23 Nogarsyah Moede Gayo, Pustaka pintar haji dan umrah, (Jakarta: Tanpa Penerbit,
2003).
25
tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu
pula. Yang dimaksud dengan tempat-tempat tertentu dalam definisi
diatas, selain Ka'bah dan Mas'a (tempat sa'i), juga Arafah,
Muzdalifah, dan Mina. Yang dimaksud dengan waktu tertentu ialah
bulan-bulan haji yang dimulai dari Syawal sampai sepuluh hari
pertama bulan Zulhijah. Adapun amal ibadah tertentu ialah thawaf,
sa'i, wukuf, mabit di Muzdalifah, melontar jumrah, mabit di Mina,
dan lain-lain.24
b. Rukun Haji
Yang dimaksud rukun haji ialah:
Sesuatu yang harus dikerjakan didalam menunaikan ibadah
haji, jika tidak dikerjakan, maka hajinya tidak sah. Adapun rukun
haji adalah sebagai berikut:
1. Ihram, Yaitu mengenakan pakaian ihram dengan niat untuk haji
atau umrah di Miqat Makani.
2. Wukuf di Arafah, yaitu berdiam diri, zikir dan berdo'a di Arafah
pada tanggal 9 Zulhijah.
3. Tawaf Ifadah, Yaitu mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali,
dilakukan sesudah melontar jumrah Aqabah pada tanggal 10
Zulhijah. Sesuai firman Allah SWT:
24
Sundarmi Burkan Saleh, Pedoman haji, umrah, dan ziarah, (Jakarta: Senayan Abadi
Publishing, 2003).
26
بالب يت العتيق ث لي قضوا ت فث هم وليوفوا نذورهم وليطوفوا “Kemudian hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang
ada pada badan mereka dan hendaklah mereka
menyempurnakan nazar-nazar mereka dan hendaklah mereka
melakukan tawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah)”.
(QS. Al-Hajj: 29).
4. Sa'i, yaitu berjalan atau berlari-lari kecil antara Shafa
dan Marwah sebanyak 7 Kali, dilakukan sesudah Tawaf Ifadah.
5. Tahallul, yaitu bercukur atau menggunting rambut sesudah
selesai melaksanakan Sa'i.
6. Tertib, yaitu mengerjakannya sesuai dengan urutannya serta
tidak ada yang tertinggal.
c. Wajib Haji
Yang dimaksud dengan wajib haji adalah rangkaian
kegiatan yang harus dilakukan dalam ibadah haji sebagai
pelengkap Rukun Haji, yang jika tidak dikerjakan harus membayar
dam (denda). Yang termasuk wajib haji adalah ;
1. Niat Ihram, untuk haji atau umrah dari Miqat Makani,
dilakukan setelah berpakaian ihram.
2. Mabit (bermalam) di Muzdalifah pada tanggal 9 Zulhijah
(dalam perjalanan dari Arafah ke Mina). Allah berfirman:
27
فاذكروا الله عند المشعر الرام فإذا أفضتم من عرفات
“Maka apabila kamu telah bertolak di Arafah, berdzikirlah
kepada Allah di Masy’aril Haram” (QS: Al-Baqarah: 198).
3. Melontar Jumrah Aqabah tanggal 10 Zulhijah
4. Mabit di Mina pada hari Tasyrik (tanggal 11, 12 dan 13
Zulhijah).
5. Melontar Jumrah Ula, Wustha dan Aqabah pada hari Tasyrik
(tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah).
6. Tawaf Wada', Yaitu melakukan tawaf perpisahan sebelum
meninggalkan kota Mekah.
7. Meninggalkan perbuatan yang dilarang waktu ihram.25
25
http://bimbingan-manasik-haji.blogspot.co.id/2013/01/rukun-haji_10.html, diakses
pada 27 Juli 2017, pukul 11.50.
28
BAB III
GAMBARAN UMUM MIHRAB QOLBI TRAVEL JAKARTA SELATAN
A. Latar Belakang Pendirian Mihrab Qolbi Travel
Mihrab Qolbi Travel ingin berkecimpung sebagai penyelenggara
travel haji dan umrah. Awalnya, MQ Travel ini lebih dikenal dengan
nama Manajemen Qolbu Travel pada tahun 2008 yang didirikan di
Bandung. Kemudian pada tahun 2011 MQ melanjutkan perjalanan
bisnisnya dengan nama baru yaitu Mihrab Qolbi Travel yang didirikan di
Jakarta dengan manajemen yang tidak berbeda. Saat itu Mihrab Qolbi
berada di bawah pimpinan seorang pengusaha muslim yang bernama H.
Kosasih Wikanta.
Mihrab Qolbi tidak hanya ingin sebagai travel haji dan umrah,
tetapi juga ingin menjadi jembatan penghubung bagi tamu-tamu Allah
menuju Baitullah untuk melaksanakan haji dan umrah. Selain itu, Mihrab
Qolbi berdiri karena melihat masih banyaknya jamaah haji dan umrah
yang dalam melaksanakan ibadah sehari-hari sangat diperlukan bimbingan
untuk peningkatan kualitas ibadahnya.
Jumlah jamaah haji dan umrah yang setiap tahunnya mengalami
peningkatan, juga menjadi faktor pendorong berdirinya Mihrab Qolbi
Travel. Karena Indonesia paling banyak mengirimkan jamaah haji dan
umrah setiap tahunnya, maka Mihrab Qolbi Travel terpanggil untuk dapat
membantu tamu-tamu Allah yang ingin menunaikan ibadah umrah
maupun haji.
29
Mihrab Qolbi Travel dapat dikatakan sebagai travel yang berada di
kalangan kelas menengah, sehingga masyarakat dapat menjangkau harga
yang tersedia pada travel tersebut. Adapun unit usaha yang dimiliki oleh
Mihrab Qolbi Travel selain haji dan umrah ialah ticketing dan sebagai
provider visa. Unit usaha ticketing dan provider visa berlangsung selama
kurang lebih tiga tahun yaitu pada tahun 2013-2015. Peningkatan jumlah
jamaah pada Mihrab Qolbi Travel pada setiap tahunnya berkisar antara
700-1200 jamaah. Kantor operasional Mihrab Qolbi Travel berada di
Jakarta Selatan, dan travel ini memiliki kantor cabang pembantu yang
berada di daerah Cirebon dan Surabaya. Sejak awal berdirinya, Mihrab
Qolbi Travel sudah mengalami satu kali pergantian pengurus.
Dari kontribusi tersebutlah Mihrab Qolbi Travel membuat tema
“Perjalanan Suci Menuju Perubahan Hati”. Dengan kekuatan latar
belakang menyelenggarakan travel inilah membuat unsur-unsur perubahan
hati ini dibuat. Walaupun pada dasarnya perubahan hati sendiri merupakan
usaha maksimal dari jamaah itu sendiri dan hak Allah dalam memberikan
hidayah-Nya. Mihrab Qolbi sebagai travel hanya menyiapkan sarana.
Dengan latar belakang kekuatan tersebut, maka Mihrab Qolbi
Travel dibentuk untuk membantu para jamaah yang ingin melaksanakan
perjalanan ibadah haji maupun umrah ke Tanah Suci.26
26
Ningrum Maurice, Marketing Manajer, Latar Belakang Pendirian Mihrab Qolbi Travel,
Wawancara di Jakarta, pada tanggal 24 Febuari 2017.
30
B. Visi dan Misi
Adapun visi dan misi pada Mihrab Qolbi Travel ialah:
Visi : Mihrab Qolbi menjadikan Umroh dan Haji sebagai media
perubahan dan perbaikan qolbu seorang hamba.
Misi : a. Mengantarkan perubahan untuk perbaikan qolbu jamaah
b. Berkontribusi dalam pembekalan manasik sebagai layanan
tulus27
C. Harapan dan Spirit dari Mihrab Qolbi Travel
Mihrab Qolbi Travel memiliki harapan dan spirit yang dibuat untuk
lebih mengedepankan semangat baik bagi Mihrab Qolbi sendiri maupun
bagi jamaah. Adapun harapan dan spirit dari Mihrab Qolbi Travel sebagai
berikut:
1. Berakhlak ahsan (baik)
2. Keluarga menjadi harmonis
3. Karier menjadi sukses barokah
4. Dermawan (sebagai pelita perubahan masalah sosial Islam)
Selain itu, Mihrab Qolbi Travel juga memiliki kelebihan yang lain
yaitu:
a. More Loving to Each Other (lebih saling mencintai satu sama
lain)
b. More Caring to Customer (lebih perhatian ke kostumer)
27
Dokumen Mihrab Qolbi Travel, Tahun 2017.
31
c. More Profit in Zakat (lebih mengedepankan zakat)
d. More Benefit to Dhuafa (lebih banyak memberi manfaat ke
kaum dhuafa)
e. More Success in Business (lebih sukses dalam usahanya)
f. And More Tawadhu in Life (dan lebih tawadhu dalam hidup)
D. Pelayanan Unggulan Mihrab Qolbi Travel
1. Pendampingan
Pendampingan yang diberikan oleh Mihrab Qolbi Travel kepada
jamaah haji yaitu dengan memberikan pembimbing ibadah
(ustadz/ustadzah) dalam 1 bus yang disertai oleh 1 pendamping dari
tanah air dan selama di tanah suci.
2. Manasik haji dan umrah
Sebelum keberangkatan ke Tanah Suci Mekkah, Mihrab Qolbi
memiliki pelayanan unggulan selain pendampingan yaitu memberikan
pelayanan berupa manasik haji dan umrah. Berbeda dengan manasik
umrah yang diadakan hanya satu hari penuh di Balai Kartini, manasik
haji diadakan selama 3 hari di luar kota (Bogor). Tujuan diadakannya
manasik haji selama 3 hari dan tidak diadakan di Kota Jakarta adalah
untuk memberikan pelayanan yang berbeda dari travel lain. Selama 3
hari tersebut jamaah diberikan materi tentang haji, praktek langsung
seperti melakukan rangkaian ibadah haji mulai dari thawaf, sa’i,
melempar jumrah, wukuf, bermalam di Mina dan Muzdalifah. Untuk
manasik umrah, Mihrab Qolbi Travel menggunakan metode diskusi
32
dan tanya jawab. Pengisi materi untuk manasik umrah adalah
ustadz/ustdzah yang berkualitas dalam segi pendidikan, pengalaman
dalam ilmu manasiknya.
3. Keberangkatan di Lounge
Dalam hal keberangkatan khususnya untuk keberangkatan umrah
Mihrab Qolbi menggunakan lounge umrah yang berada di Bandara
Soekarno Hatta. Di lounge umrah jamaah disediakan konsumsi oleh
pihak travel dan dilakukan juga pembagian buku manasik, name tag
dan syal yang merupakan identitas dari Mihrab Qolbi Travel.
4. Program di tanah suci:
a. Evaluasi ibadah haji maupun umrah
Evaluasi yang dilakukan Miihrab Qolbi Travel ada dua hal yaitu
dari segi ibadah dan dari segi pelayanannya (service). Kedua hal itu
perlu dilakukan evaluasi supaya Mihrab Qolbi dapat mengetahui
kekurangan dan kelebihan dan dapat menjadi lebih baik lagi ke
depannya. Untuk haji, evaluasinya lebih kepada pelayanannya.
Karena haji merupakan ibadah yang sangat sakral, dimana terdapat
rukun haji yang tidak bisa ditinggalkan seperti salah satunya adalah
wukuf di Padang Arafah.
b. Tausiyah setiap hari
Diadakan tausiyah setiap hari berfungi untuk menambah ilmu para
jamaah haji maupun umrah, selain itu juga sebagai pengingat
kepada jamaah agar tidak melanggar larangan-larangan selama
menjalankan ibadah haji maupun umrah. Tausiyah juga dapat
33
meningkatkan tali silaturahmi (persaudaraan) di antara jamaah,
karena di dalam tausiyah juga ada interaksi seperti tanya jawab.
c. Konsultasi khusus
Para jamaah haji dan umrah bisa menanyakan secara langsung
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan tata cara dalam
menunaikan ibadah haji dan umrah maupun hal-hal lain yang
dirasa perlu ditanyakan kepada pembimbing ibadah secara khusus.
E. Aspek Legal dan Perizinan Mihrab Qolbi Travel
Sebagai lembaga penyelenggara ibadah Haji dan Umroh yang taat
dan patuh kepada peraturan pemerintah, Mihab Qolbi Travel senantiasa
melengkapi aspek legalitas dan perizinan untuk keberlangsungan
kegiatannya.
Aspek legal dan perizinan Mihrab Qolbi Travel di antaranya adalah
Surat Izin Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) dengan
Nomor: D/92 Tahun 2016 Tanggal 29 Februari 2016 hingga 29 Februari
2019, Surat Izin Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) dengan
Nomor: No. D/471/2014 Tanggal 25 Juli 2014 hingga 25 Juli 2017 dan
lain-lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran.
F. Lokasi, Nomor Telpon dan Email Mihrab Qolbi Travel
Jakarta:
Jl. Tebet Barat VIII No. 27
Tebet, Jakarta Selatan – Indonesia 12810
Telp. +62 21 83795216,
34
Fax. +62 21 8302434
E-mail: [email protected]
Bandung:
Jl. Gegerkalong Hilir No. 143
Sukasari, Bandung – Indonesia 40135
Telp. +62 22 2012004,
Fax. +62 22 2005495
E-mail:[email protected]
G. Organisasi Mihrab Qolbi Travel
Setiap lembaga, baik lembaga formal maupun lembaga non formal
selalu mempunyai susunan kepengurusan. Adanya susunan kepengurusan
tersebut memang mempunyai tujuan yaitu agar setiap anggota yang ikut
bergabung dan mempunyai jabatan di susunan kepengurusan memahami
tentang tanggung jawab atas tugasnya masing-masing.
1. Struktur Organisasi
Untuk melihat struktur organisasi, dapat dilihat pada gambar 3.1.
35
Gambar 3.1
Struktur Kepengurusan Mihrab Qolbi Travel
(Sumber: Dokumen Mihrab Qolbi Travel)
H. Syafrullah Hasan Ismail
(Komisaris)
Tedi M.S
( Manajer
Pemasaran)
H. Gun Gun Wiguna
(General Manager &
Manajer Keuangan)
Hj. Ningrum Maurice
( Direktur Utama)
H. Maman Abdurrahman
(Manajer Operasional Haji,
Umrah & Divisi Visa)
Yana Soetardjo
( Sekretaris)
36
2. Pembagian Tugas Para Pengurus Mihrab Qolbi Travel
a. Komisaris
1) Pelaksanaan rapat secara berkala satu bulan sekali.
2) Pemberian nasihat, tanggapan dan/atau persetujuan secara
tepat waktu dan berdasarkan pertimbangan yang memadai.
3) Pemberdayaan komite-komite yang dimiliki Komisaris.
4) Mendorong terlaksananya implementasi good corporate
governance.
b. Direktur Utama
1) Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan di
bidang administrasi keuangan, kepegawaian dan
kesekretariatan.
2) Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber
pendapatan serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan.
3) Memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif.
4) Sebagai pengambil keputusan terakhir untuk menjalankan
sebuah perusahaan.
c. Sekretaris
1) Mempersiapkan rapat (mulai dari menyusun daftar orang yang
akan diundang, membuat surat undangan, mengatur ruangan
rapat serta menyediakan segala bahan yang dibutuhkan untuk
rapat tersebut).
2) Menyusun makalah, pidato untuk pimpinan.
37
3) Mendatangi perusahaan lain atau instansi pemerintah untuk
mencari informasi atau menyampaikan informasi.
4) Mengurus perjalanan dinas pimpinan (mulai dari pemesanan
tiket, booking hotel, menyusun agenda perjalanan pimpinan
pada sampai catatan pengeluaran biaya perjalanan dinas ).28
d. General Manager
1) Menganalisis data semua karyawan sebagai bahan acuan untuk
memperbaiki kinerja di masa mendatang.
2) Menjaga kerjasama yang baik antar partner kerjasama dengan
menjaga koneksi yang berkesinambungan.
3) Menghadiri seminar atau undangan dalam rangka
meningkatkan channel serta jaringan sebagai upaya
memperluas marketing network.
4) Bekerja dengan loyalitas tinggi dan penuh dengan skill
professionalisme yang relevan dengan bidang kerjanya.
e. Manajer Keuangan
1) Manajer Keuangan bekerja sama dengan manajer lain, bertugas
merencanakan dan meramalkan beberapa aspek dalam
perusahaan termasuk perencanaan umum keuangan perusahaan.
2) Manajer keuangan bertugas mengambil keputusan penting
investasi dan berbagai pembiayaan serta semua hal yang terkait
dengan keputusan tersebut.
28
http://belajarilmukomputerdaninternet.blogspot.co.id/2013/02/tugas-tugas-
sekretaris.html, diakses pada 07 April 2017 pukul 19.26.
38
3) Manajer keuangan bertugas dalam menjalankan dan
mengoperasikan roda kehidupan perusahaan seefisien mungkin
dengan menjalin kerja sama dengan manajer lainnya
f. Manajer Operasional
1) Mengawasi produksi barang atau penyediaan jasa.
2) Mengawasi tata letak operasional, persediaan dan distribusi
barang.
3) Membuat atau merencanakan pengembangan operasi dalam
jangka pendek maupun panjang.
4) Meningkatkan sistem operasional, proses dan kebijakan dalam
mendukung visi dan misi perusahaan.
g. Manajer Pemasaran
1) Menciptakan, menumbuhkan, dan memelihara kerja sama yang
baik dengan konsumen serta merumuskan target penjualan.
2) Merumuskan standard harga jual dengan koordinasi bersama
Direktur Operasional serta Departemen terkait.
3) Melakukan pengendalian terhadap rencana-rencana yang sudah
disusun untuk menjamin bahwa sasaran yang ditetapkan dapat
terwujud, misalnya: volume penjualan dan tingkat
keuntungan.29
29 http://ardy-web.blogspot.co.id/2015/12/tugas-dan-tanggung-jawab-manajer.html.
39
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Regulasi Pelayanan Bimbingan Manasik Haji
Regulasi pelayanan bimbingan manasik haji di dalam Mihrab
Qolbi Travel berpedoman pada Peraturan Menteri Agama (PMA) No. 15
Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus30
dan PMA No.
22 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan
Ibadah Haji Khusus31
. Dalam sebuah perusahaan atau travel yang bergerak
di bidang haji dan umrah umumnya menggunakan regulasi yang sudah
ditetapkan oleh pemerintah, yang membedakan hanya pada cara
pelaksanaan teknis dari travel itu sendiri dalam memberikan sebuah
pelayanan kepada para jamaahnya. Seperti program-program yang dibuat
oleh masing-masing travel pasti berbeda.
Peraturan Menteri Agama (PMA) No. 15 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus yang berkaitan dengan pelayanan
bimbingan jamaah terdapat pada Bab VII pasal 34 dan pasal 35. Adapun
bunyi pasal tersebut ialah sebagai berikut:
1. PIHK wajib memberikan bimbingan manasik dan perjalanan
haji kepada jamaah haji khusus sebelum keberangkatan, selama
dalam perjalanan, dan selama di Arab Saudi.
30
Peraturan Menteri Agama tentang Penyelenggara Ibadah Haji Khusus, diakses pada 23
April 2017 pukul 14.15. 31
Peraturan Menteri Agama tentang Standar Pelayanan Minimal Penyelenggara Ibadah
Haji Khusus, diakses pada 25 Juli 2017 pukul 13.17.
40
2. Bimbingan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
berpedoman pada buku bimbingan manasik dan perjalanan haji
yang diterbitkan oleh Kementerian Agama.
3. PIHK wajib memberikan buku paket bimbingan manasik dan
perjalanan haji yang diterbitkan oleh Kementerian Agama
kepada jamaah haji khusus.
Adapun Peraturan Menteri Agama (PMA) No. 22 Tahun 2011
tentang Standar Pelayanan Minimal Penyelenggara Ibadah Haji
Khusus terdapat pada Bab II bagian ketiga pasal 8, 9 dan 10 yaitu:
Pasal 8
1. PIHK wajib memberikan bimbingan manasik dan perjalanan haji
sebelum keberangkatan, selama di perjalanan, dan selama di
Arab saudi.
2. Bimbingan manasik dan perjalanan haji sebelum keberangkatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan paling sedikit 5
(lima) kali pertemuan.
Pasal 9
1. Bimbingan selama di perjalanan dan di Arab Saudi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) dilaksanakan oleh petugas yang
ditunjuk oleh PIHK.
2. Petugas pembimbing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
sedikit 1 (satu) orang untuk setiap 45 jemaah.
41
Pasal 10
PIHK wajib memberikan buku paket bimbingan manasik dan
perjalanan haji yang diterbitkan oleh Kementerian Agama kepada
setiap jemaah.
Bimbingan manasik haji yang dikemukakan oleh Kementerian
Agama yang berpedoman pada buku bimbingan manasik dan
perjalanan haji ialah:
1. Pengantar Manasik
Di dalam pengantar manasik dijelaskan mengenai niat dan adab
ibadah haji, adab bertamu di Kota Madinah dan adab bertamu
di Kota Mekkah.
2. Fiqh Ibadah I
Fiqh ibadah I di dalamnya membahas tentang adab safar, shalat
bagi musafir dan thaharah (wudhu, tayamum, mandi).
3. Fiqh Ibadah II
Fiqh ibadah II membahas tentang ibadah selama di Masjid
Nabawi, Masjidilharam dan Armina.
4. Manasik Umrah
Di dalam manasik umrah dijelaskan pengertian umrah,
keutamaan umrah, syarat umrah, rukun dan wajib umrah.
5. Manasik Haji
Manasik haji membahas tentang berbagai bentuk haji, amalan
ibadah haji, hukum haji, rukun dan wajib haji.
42
B. Pelayanan Pembinaan Bimbingan Manasik Haji di Mihrab Qolbi
Travel
Mihrab Qolbi Travel memberikan pelayanan kepada jamaah sesuai
dengan peraturan yang sudah tertulis pada PMA No. 15 Tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus dan PMA No. 22 Tahun
2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Ibadah Haji
Khusus . Pelayanan tersebut berupa bimbingan manasik haji yang
dilakukan sebelum keberangkatan, selama dalam perjalanan dan selama di
Arab Saudi. Selain itu, pelayanan yang diberikan oleh Mihrab Qolbi
Travel adalah dengan memberikan buku pedoman bimbingan manasik dan
perjalanan haji kepada para calon jamaah haji. Buku tersebut dibuat sesuai
dengan ketentuan dari Kementerian Agama. Pemberian buku pedoman
tersebut bertujuan untuk mempermudah para calon jamaah haji agar dapat
lebih memahami tentang haji. Mihrab Qolbi menyelenggarakan bimbingan
manasik haji hanya satu kali selama 3 hari berturut-turut, bimbingan
tersebut diantaranya adalah:
Pertama, supaya calon jamaah haji lebih fokus dan lebih mudah
memahami dan mengerti basic atau ilmu dasar dari ibadah haji. Karena
Mihrab Qolbi Travel mempunyai tag line yaitu “haji dengan ilmu”. Maka,
bekal utama yang diutamakan oleh Mihrab Qolbi adalah ilmu dasar untuk
calon jamaah haji. Di zaman modern seperti sekarang ini yang sudah
mengalami kemajuan dalam hal teknologinya, travel ini membuat cara
untuk mempermudah komunikasi antara jamaah dengan pembimbingnya.
Salah satunya adalah membuat grup bimbingan manasik yang di dalamnya
43
terdapat beberapa jamaah dan pembimbingnya. Hal tersebut dilakukan
agar antara jamaah dengan pembimbingnya merasa nyaman satu sama
lain.
Kedua, selama 3 hari penyelenggaraan bimbingan manasik haji
Mihrab Qolbi travel membuat jadwal kegiatan yang sama dengan kegiatan
ibadah haji. Tujuannya ialah agar para calon haji yang belum pernah
merasakan pergi ke Tanah Suci dan baru pertama kali melakukan
perjalanan menuju Baitullah dapat mengetahui apa saja kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan selama berhaji di Mekkah Al-Mukarramah. Menurut
Mihrab Qolbi sendiri, jika bimbingan manasik haji dilakukan hanya 2
minggu sekali pertemuan dirasa kurang efektif. Adapun fungsi bimbingan
manasik haji bagi Mihrab Qolbi sendiri adalah untuk benar-benar
mengenalkan kepada calon jamaah haji apa itu haji, bagaimana kegiatan
yang dilakukan selama haji dan rangkaian ibadah selama haji. Karena
tidak semua calon jamaah haji sudah memiliki pengalaman sebelumnya
untuk pergi ke Tanah Suci, seperti misalnya menunaikan ibadah umrah.
Bagi jamaah haji yang baru pertama kali menunaikan ibadah haji pasti
akan bertanya-tanya mengenai haji.
Dan dari sinilah Mihrab Qolbi Travel berperan dalam membantu
calon jamaah haji untuk menunaikan ibadah haji melalui penyelenggaraan
bimbingan manasik haji tersebut. Dengan mensimulasikan kegiatan-
kegiatan pada saat berada di Tanah Suci, dapat membantu memberikan
gambaran kepada calon jamaah haji. Jadi, pada dasarnya regulasi
bimbingan manasik haji di setiap travel itu berpegang pada Peraturan
44
Menteri Agama (PMA) No. 15 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Ibadah Haji Khusus dan PMA No. 22 Tahun 2011 tentang Standar
Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus. Namun setiap
travel memiliki cara yang berbeda-beda dalam memberikan pelayanan
bimbingan manasik haji kepada calon jamaah haji. Pelayanan pembinaan
bimbingan manasik haji di Mihrab Qolbi Travel ialah:
1. Mencoba merubah mindset calon jamaah haji. Karena pola pikir setiap
manusia itu berbeda-beda. Terutama ketika akan menunaikan ibadah
haji, ada calon jamaah yang berpikir bahwa merasa dirinya yang
beruntung karena dapat pergi haji ke Tanah Suci. Untuk itu, Mihrab
Qolbi berusaha untuk menurunkan ego calon jamaah haji dalam
menjalankan ibadah haji nanti.
2. Dalam soal ibadahnya (mengenai Fiqh Haji), kegiatan-kegiatan di
Tanah Suci dilakukan berbeda dengan bimbingan manasik saat umrah.
Ketika bimbingan manasik umrah, pembahasan mengenai fiqh
umrahnya hanya dilakukan selama kurang lebih dua jam, berbeda pada
saat bimbingan manasik haji pembahasan fiqh hajinya dilakukan
sampai setengah hari atau kurang lebih selama 12 jam. Pembahasan
fiqh haji ini diselenggarakan secara interaktif atau adanya tanya jawab
antara pembimbing dengan para calon jamaah haji. Hal ini dilakukan
agar para calon jamaah haji dapat lebih mudah dalam memahami
tentang hukum-hukum haji, larangan-larangan haji dan yang lebih
utama adalah lebih ke dalam mempersiapkan mental calon jamaah haji.
45
Menurut Tedi Setiadi selaku Manager Marketing (manajer pemasaran)
di Mihrab Qolbi Travel menuturkan bahwa:
“Dalam memberikan pelayanan pembinaan bimbingan manasik yang
dilakukan pertama kali adalah mencoba merubah pola pikir calon
jamaah haji. Untuk merubah mindset (pola pikir) calon jamaah haji,
kami selaku pihak travel berusaha menurunkan ego jamaah dalam
menjalankan ibadah nanti. Setelah berusaha merubah mindset calon
jamaah haji, hal selanjutnya yang kami lakukan adalah memberikan
penjelasan dari segi Fiqh Ibadah. Penjelasan ini kami lakukan secara
interaktif. Ada tanya jawabnya, supaya jamaah mudah paham.
Misalnya hukum-hukumnya, larangan-larangannya. Intinya lebih ke
persiapan mental calon jamaah haji.”32
3. Dalam hal praktiknya dalam manasik haji yang dibimbing langsung
oleh ustadz/ustadzah dari Mihrab Qolbi Travel dari mulai cara
memakai kain ihram sampai pada proses tahalul. Adapun prosesnya
adalah sebagai berikut:
a. Memakai kain ihram
Para calon jamaah haji khususnya jamaah haji laki-laki
yang dalam melaksanakan ibadah haji diwajibkan memakai kain
ihram, maka para ustadz memberikan contoh cara memakai kain
ihram yang baik dan benar. Untuk memberikan contoh kepada
calon jamaah haji, strategi yang diberikan adalah dengan
memanggil 2 orang dari jamaah laki-laki untuk maju ke depan dan
diajarkan langsung cara memakai kain ihram yang baik dan benar
di hadapan para jamaah yang lain. Untuk melihat praktek memakai
kain ihram lebih jelasnya lihat pada gambar 4.1.
32
Tedi M.S, Marketing Manajer, Analisis Pembahasan Bab IV di Mihrab Qolbi Travel,
Wawancara di Jakarta, pada tanggal 31 Maret 2017.
46
Gambar 4.1
(Praktek memakai kain ihram)
(Sumber: Dokumen Mihrab Qolbi Travel)
b. Proses thawaf dan sa’i
Untuk proses thawaf dan sa’i Mihrab Qolbi Travel sudah
menyediakan miniatur seperti Kakbah, Hijr Ismail, Hajar Aswad,
Maqam Ibrahim, Shafa dan Marwah yang digunakan sebagai
pelengkap dalam melaksanakan manasik haji. Tujuan dibuatnya
miniatur tersebut adalah untuk mempermudah para calon jamaah
haji dalam melakukan proses manasik haji seperti thawaf dan sa’i.
Para ustadz dan ustadzah yang turut membantu dalam
proses thawaf dan sa’i terlebih dahulu memberikan penjelasan
kepada para jamaah tentang cara dalam melakukan thawaf dan sa’i.
Setelah para jamaah selesai mendengarkan penjelasan dari para
ustadz maupun ustadzah, maka para jamaah diajak langsung turun
ke lapangan untuk melakukan proses thawaf dan sa’i dengan
47
menggunakan miniatur yang telah disediakan. Untuk melihat
proses thawaf lebih jelasnya lihat pada gambar 4.2.
Gambar 4.2
(Proses Thawaf)
(Sumber: Dokumen Mihrab Qolbi Travel)
c. Wukuf, Bermalam di Muzdalifah dan Mina
Selain menyediakan miniatur untuk thawaf dan sa’i, Mihrab
Qolbi juga menyediakan fasilitas tenda yang digunakan untuk
melakukan proses wukuf, serta bermalam di Muzdalifah dan Mina.
Tenda-tenda itu dibuat menyerupai tenda-tenda yang akan dijumpai
oleh para jamaah di Tanah Suci nanti. Untuk melihat praktek
wukuf dan bermalam di Armina lebih jelasnya lihat pada gambar
4.3.
48
Gambar 4.3
(Praktek Wukuf di Arafah, serta bermalam di Muzdalifah dan Mina)
(Sumber: Dokumen Mihrab Qolbi Travel)
d. Melempar jumrah
Melempar jumrah juga merupakan salah satu proses yang
penting di dalam manasik haji. Sama halnya seperti proses thawaf
dan sa’i yang memakai miniatur ka’bah, hijr ismail dan lain-lain,
pada saat praktek melempar jumrah juga disediakan miniatur
berupa papan nama yang bertuliskan nama-nama jumrah (ula,
wustho, aqabah). Hal itu dilakukan untuk memudahkan para
jamaah dalam praktek melempar jumrah.
Jadi, dalam hal praktik bimbingan manasik haji di Mihrab
Qolbi Travel memiliki perbedaan tersendiri dari travel lain yaitu
dilakukan selama 3 hari dan menyediakan berbagai fasilitas seperti
miniatur-miniatur untuk keperluan praktik manasik. Hal tersebut
dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah para calon jamaah
haji dalam melakukan manasik haji dan mempermudah
ustadz/ustadzah untuk memberikan pemahaman ataupun
49
pengenalan kepada para calon jamaah haji tentang tata cara dalam
melakukan rangkaian kegiatan ibadah haji. Untuk melihat praktek
melempar jumrah lebih jelasnya lihat pada gambar 4.4.
Gambar 4.4
(Praktek Melempar Jumrah)
(Sumber: Dokumen Mihrab Qolbi Travel)
e. Tahallul
Di dalam manasik haji yang dilakukan oleh Mihrab Qolbi
Travel, pada proses tahallul terlebih dahulu dijelaskan bagaimana
tata cara dalam melakukan tahallul. Adapun sunnah dalam tahallul
ialah mencukur habis (gundul) bagi laki-laki dan menggunting dari
beberapa bagian kepala bagi wanita, memulai mencukur dari
bagian kanan kepala, menghadap kiblat dan membaca doa saat
mulai bercukur. Setelah jamaah mengetahui tata cara melakukan
tahallul, maka pihak Mihrab Qolbi memberikan ilustrasi (contoh)
kepada jamaah dalam melakukan tahallul.
50
C. Evaluasi Pelayanan Bimbingan Manasik Haji di Miihrab Qolbi Travel
Evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengukur keberhasilan melalui tindakan yang dilakukan oleh sebuah
perusahaan jasa kepada pelanggannya, sedangkan pelayanan adalah
tindakan seseorang kepada orang lain untuk memberikan kepuasan dalam
memenuhi kebutuhan seseorang tersebut. Jadi, yang dimaksud dengan
evaluasi palayanan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengukur keberhasilan melalui tindakan yang dilakukan oleh sebuah
perusahaan jasa kepada pelanggannya (jamaah) untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan (jamaah) tersebut.
Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya tentang
regulasi pelayanan bimbingan manasik haji, Mihrab Qolbi Travel
berpedoman pada Peraturan Menteri Agama (PMA) No. 15 Tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus yang tercantum pada pasal
34 dan 35 dan PMA No. 22 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan
Minimal Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus. Pelaksanaan dalam
pelayanan bimbingan manasik haji Mihrab Qolbi Travel membuat cara
tersendiri untuk dapat memberikan pelayanan bimbingan manasik haji
yang terbaik kepada para calon jamaah haji.
Berikut adalah poin-poin yang sesuai antara regulasi dengan
pelaksanaan bimbingan manasik haji di Mihrab Qolbi Travel:
1. Dalam pasal 34 yang terdapat pada Peraturan Menteri Agama
No. 15 Tahun 2012, PIHK wajib memberikan bimbingan
manasik dan perjalanan haji kepada calon jamaah haji khusus
51
sebelum keberangkatan, selama dalam perjalanan dan selama di
Arab Saudi. Mihrab Qolbi Travel sudah memberikan pelayanan
bimbingan manasik haji kepada calon jamaah sesuai dengan
Peraturan Menteri Agama yang tersebut di atas. Pelayanan
tersebut yakni dengan memberikan bimbingan manasik haji
selama 3 hari berturut-turut sebelum keberangkatan. Selama
dalam perjalanan menuju Arab Saudi, Mihrab Qolbi juga
memberikan pelayanan manasik dengan mengingatkan secara
singkat dan jelas tentang ilmu-ilmu yang berhubungan dengan
ibadah haji saat jamaah berada di dalam pesawat dan bus. Pada
saat di Arab Saudi, Mihrab Qolbi Travel memberikan
pelayanan yang berupa pengadaan evaluasi ibadah yang
bertujuan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi
kendala pada saat menunaikan ibadah haji dan juga untuk
mengetahui sudah benar atau belumnya para jamaah haji dalam
menunaikan ibadahnya di tanah suci
2. PIHK wajib memberikan buku paket bimbingan manasik dan
perjalanan haji yang diterbitkan oleh Kementerian Agama
kepada jamaah haji khusus. Mihrab Qolbi Travel sudah
mengikuti peraturan yang ada di dalam PMA No. 15 Tahun
2012 tentang penyelenggaraan ibadah haji khusus yaitu dengan
memberikan buku pedoman bimbingan manasik haji kepada
para calon jamaah sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan
52
oleh Kementerian Agama. Bimbingan yang diberikan Mihrab
Qolbi kepada jamaah yaitu:
a. Pengantar manasik, yaitu menjelaskan mengenai niat dan
adab ibadah haji, adab bertamu di Kota Madinah dan di
Kota Mekkah.
b. Fiqh Ibadah I, yaitu menjelaskan tentang adab safar, shalat
bagi musafir dan thaharah.
c. Fiqh Ibadah II, yaitu menjelaskan tentang ibadah selama di
Masjid Nabawi, Masjidilharam dan Armina.
d. Manasik Umrah, yaitu menjelaskan pengertian umrah,
keutamaan umrah, syarat umrah, rukun dan wajib umrah.
e. Manasik Haji, membahas tentang berbagai bentuk haji,
amalan ibadah haji, hukum haji, rukun dan wajib haji.
Bimbingan tersebut dijelaskan oleh para ustadz/ustadzah
dari Mihrab Qolbi Travel kepada para jamaah haji sesuai
dengan buku pedoman yang diberikan.
Adapun yang tidak sesuai dengan pelayanan bimbingan manasik
haji di Mihrab Qolbi Travel berkaitan dengan PMA No. 22 Tahun 2011
tentang Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus
pada Bab II bagian ketiga pasal 8 ayat 2 yang berisi bahwa pihak travel
berhak memberikan bimbingan manasik haji paling sedikit 5 kali
pertemuan, tetapi Mihrab Qolbi Travel hanya memberikan bimbingan
manasik haji hanya 3 kali pertemuan kepada calon jamaah haji.
53
Evaluasi yang dilakukan oleh Mihrab Qolbi Travel adalah dengan
membuat kuesioner yang diberikan kepada para calon jamaah haji.
Kuesioner tersebut diberikan di tengah-tengah berlangsungnya pelayanan
bimbingan manasik haji yang diselenggarakan oleh Mihrab Qolbi Travel.
Di dalam kuesioner tersebut terdapat 3 lembar yang berisi tentang
beberapa hal yang terkait dengan pelayanan bimbingan manasik haji. Pada
lembar pertama berisi tentang sarana bimbingan, fasilitas, materi dan
narasumber, dimana jamaah haji diminta untuk memberikan penilaian
terkait dengan pelayanan bimbingan manasik. Pada lembar kedua berisi
tentang kesan dan pesan bimbingan manasik haji Mihrab Qolbi.
Jamaah haji diminta untuk memberikan kesan yang dirasakan
selama mengikuti bimbingan manasik haji di Mihrab Qolbi Travel dan
pada lembar ketiga berisi tentang rencana tindakan persiapan ibadah haji.
Pada bagian ini jamaah diminta untuk menuliskan cita-cita atau harapan
atau impian yang ingin dicapai oleh jamaah dalam menunaikan ibadah
haji. Dari pengisian kuesioner tersebut diperoleh hasil data yang
menggambarkan bahwa jamaah haji yang berangkat melalui Mihrab Qolbi
Travel merasa sangat puas. Hal tersebut dibuktikan oleh hasil hitung
kuesioner yang diberikan Mihrab Qolbi Travel kepada jamaah. Untuk
melihat hasil lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran.
Pemberian kuesioner kepada para calon jamaah haji yang
mengikuti bimbingan manasik haji di Mihrab Qolbi Travel bertujuan agar
pelayanan bimbingan manasik haji dapat lebih baik lagi, dan dari
kuesioner tersebut juga dapat diketahui apa yang dibutuhkan oleh para
54
calon jamaah haji ketika menunaikan ibadah haji di Tanah Suci Mekkah.
Pelayanan bimbingan manasik haji yang dilakukan oleh Mihrab Qolbi
Travel ataupun yang dilakukan oleh travel lain pasti mempunyai
kekurangan di dalamnya. Untuk itu sangat dibutuhkan kegiatan
pengukuran keberhasilan yang biasa disebut dengan evaluasi. Adapun
tujuan dilakukannya evaluasi ialah sebagai berikut
1. Sebagai alat untuk memperbaiki dan perencanaan program yang akan
datang.
Setelah melalui berbagai proses evaluasi, maka dapat diketahui apa
saja yang menjadi kekurangan dalam pelayanan bimbingan manasik
tersebut. adapun tujuan pertama dilakukannya evaluasi ialah untuk
memperbaiki sistem perencanaan pelayanan bimbingan manasik untuk
pelaksanaan yang akan datang.
2. Untuk memperbaiki alokasi sumber dana, daya dan manajemen saat ini
serta dimasa yang akan datang.
Selain untuk memperbaiki rencana pelayanan bimbingan manasik
haji yang akan datang, evaluasi juga dapat memperbaiki manajemen di
Mihrab Qolbi Travel baik dari segi alokasi dana dan sumber daya
manusia agar lebih terorganisir dengan baik.
3. Memperbaiki pelaksanaan dan faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
program perencanaan kembali suatu program melalui kegiatan
mengecek kembali relevansi dari program dalam hal perubahan kecil
yang terus-menerus dan mengukur kemajuan target yang direncanakan.
55
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya pelayanan
bimbingan manasik haji yang diselenggarakan oleh Mihrab Qolbi
Travel dengan melalui beberapa proses dapat membentuk jamaah
haji yang mandiri yaitu jamaah yang tidak bergantung dengan
pembimbing dalam melaksanakan ibadah hajinya dan dapat
memahami makna dari haji itu sendiri. Seperti memahami tentang
rangkaian dalam kegiatan ibadah haji, hukum-hukum serta
larangan-larangan dalam melaksanakan ibadah haji.
Selain itu Mihrab Qolbi Travel dari segi pelayanan
bimbingan manasik hajinya sudah mengacu pada regulasi yang
dibuat oleh Kementerian Agama, dan untuk buku pedoman
bimbingan manasik haji yang dibagikan oleh Mihrab Qolbi kepada
jamaah juga sudah mengikuti peraturan buku pedoman bimbingan
manasik yang dibuat oleh Kementerian Agama.
Dari hasil perhitungan kuesioner tersebut telah didapatkan
data yang menunjukkan rasa puas jamaah atas pelayanan yang
diberikan oleh Mihrab Qolbi Travel kepada jamaah. Mulai dari
sarana bimbingan, fasilitas, materi dan narasumber yang diberikan
oleh Mihrab Qolbi Travel. Persentase yang menunjukkan jamaah
sangat setuju dan puas dengan pelayanan tersebut lebih besar
dibandingkan dengan jamaah yang merasa tidak puas. Mayoritas
jamaah yang mengikuti bimbingan manasik haji di Mihrab Qolbi
Travel merasa sangat puas dengan pelayanan yang diberikan.
56
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan penelitian tentang Evaluasi Pelayanan
Bimbingan Manasik Haji di Mihrab Qolbi Travel, maka dapat
disimpulkan beberapa hal yang merupakan jawaban dari rumusan masalah,
sebagai berikut:
1. Regulasi Pelayanan Bimbingan Manasik Haji di Mihrab Qolbi Travel
berpedoman pada PMA No. 15 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Ibadah Haji Khusus pada pasal 34 dan pasal 35 serta PMA No. 22
Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan
Ibadah Haji Khusus. Dalam pelaksanaan teknisnya Mihrab Qolbi
memiliki kebiasaan atau cara tersendiri yang berbeda dari travel-travel
lain. Karena setiap travel pasti memiliki ciri khasnya masing-masing
dalam memberikan pelayanan kepada para jamaahnya.
2. Pelayanan Pembinaan Bimbingan Manasik Haji di Mihrab Qolbi
Travel ada tiga tahapan yaitu pertama mencoba merubah mindset calon
jamaah haji, kedua mengutamakan dalam soal ibadahnya (mengenai
Fiqh Haji) dan yang ketiga dalam hal praktiknya. Merubah mindset
jamaah haji bertujuan agar para jamaah dapat meluruskan niat ketika
akan menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Mekkah. Dalam ibadah
haji, pemahaman mengenai Fiqh Haji sangat penting bagi calon
jamaah haji agar dapat menjalankan segala rangkaian kegiatan ibadah
haji dengan benar sesuai dengan perintah Allah SWT dan tuntunan dari
57
Nabi Muhammad SAW. Pelayanan dalam soal praktiknya juga
merupakan hal yang sangat penting, karena ibadah haji tidak hanya
memerlukan pendalaman materi. Namun lebih dari itu, yaitu sangat
diperlukan adanya praktik lapangan sebelum menjalankan segala
rangkaian kegiatan ibadah haji di Tanah Suci. Dan dalam soal
praktiknya Mihrab Qolbi Travel telah menyediakan miniatur-mniniatur
yang menyerupai bangunan-bangunan seperti Ka’bah, Hijr Ismail,
Maqam Ibrahim dan tenda-tenda yang menyerupai pada saat di Armina
(Arafah, Muzdalifah dan Mina).
3. Hasil Evaluasi Pelayanan Bimbingan Manasik Haji di Miihrab Qolbi
Travel bahwa dengan adanya pelayanan bimbingan manasik haji yang
diselenggarakan oleh Mihrab Qolbi Travel dengan melalui beberapa
proses dapat membentuk jamaah haji yang mandiri yaitu jamaah yang
tidak bergantung dengan pembimbing dalam melaksanakan ibadah
hajinya dan dapat memahami makna dari haji itu sendiri. Seperti
memahami tentang rangkaian dalam ibadah haji, hukum-hukum serta
larangan-larangan dalam melaksanakan ibadah haji. Adapun hasil
evaluasi menurut persepsi dan respon jamaah yaitu ada pada jawaban
jamaah haji dalam kuesioner yang diberikan Mihrab Qolbi Travel. Dari
jawaban tersebut dapat dilihat hasil persentasenya jamaah yang merasa
puas dengan pelayanan yang diberikan oleh Mihrab Qolbi Travel.
58
B. Saran
Evaluasi merupakan serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mengukur
keberhasilan dalam suatu hal atau perencanaan. Seperti halnya dalam
bimbingan manasik haji sangat penting diadakannya evaluasi. Tujuannya
ialah untuk dapat memperbaiki pelayanan bimbingan manasik haji di
Mihrab Qolbi Travel menjadi lebih baik lagi. Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan, maka penulis mengemukakan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Untuk Mihrab Qolbi Travel disarankan untuk tetap menerapkan
evaluasi pelayanan bimbingan manasik haji seperti yang selama ini
sudah dijalankan. Karena bagi para calon jamaah haji yang baru
pertama kali melakukan perjalanan ke Tanah Suci tentu sangat
membutuhkan materi serta bimbingan dalam hal manasik haji.
2. Untuk para peniliti khususnya di bidang haji dan umrah disarankan
agar dapat membantu para pengelola travel haji dan umrah. Karena
dengan adanya penelitian, maka masalah-masalah yang dihadapi
seputar urusan haji dan umrah dapat ditemukan solusinya.
3. Untuk mempermudah bagi calon jamaah haji dalam memperoleh
informasi mengenai haji maupun umrah, maka disarankan Mihrab
Qolbi Travel mengiklankan produk-produk haji dan umrah di media
cetak seperti koran/majalah mapun di media sosial seperti membuat
pendaftaran secara online.
59
DAFTAR PUSTAKA
Anas, Muhammad. 2002. Mengenal Metodologi Pembelajaran, (Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan).
Arifin, M. 1998. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama.
(Jakarta: PT. Golden Terayon Press).
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
(Jakarta: Balai Pustaka).
Dokumen Mihrab Qolbi Travel, Tahun 2017.
Gayo , Nogarsyah Moede. 2003. Pustaka pintar haji dan umrah, (Jakarta: Tanpa
Penerbit).
Hasan, Alatif dan Nidjam Ahmad.2003. Manajemen Haji. (Jakarta: Zikrul
Hakim, 2003).
Kasiram, Moh. 2010.Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif. (Malang).
Kementerian Agama. 2006. Pembakuan Sarana Alat Praga Bimbingan Manasik
Haji (Jakarta: Dirjen PHU).
Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah. 2014.
Tuntunan Manasik Haji dan Umrah. (Jakarta: Tanpa Penerbit).
Kotler, Philip. 2003. Marketing Management. (Prentice Hall: New Jersey).
Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi Pertama, (Jakarta:
Salemba Empat).
Moenir. 2005. Manajmen Pelayanan Umum di Indonesia. (Jakarta: Bumi
Aksara).
Prayitno dan Erman Amti. 1999. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling,
(Jakarta: Rineka Cipta).
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI. 2005. Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Edisi ketiga. (Jakarta: Balai Pustaka).
Rokhmad, Ali dan Abdul Choliq. 2015. Haji Transformasi Profetik Menuju Revolusi
Mental. (Jakarta: Media Dakwah).
Sudiono, Anas. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta:PT.Grafindo
persada).
60
Suharto. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. (Bandung: PT.
Refika Aditama).
Suprihanto. 1988. Manajemen Personalia. (Yogyakarta: BPFE).
Syaefudin. 2005. Perencanaan Pendidikan Pendekatan Komprehensif,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya).
Zainul, Asmawi dan Noehi Nasution. 2001. Penilaian Hasil Belajar. (Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
INTERNET
https://rajaperhotelan.wordpress.com/2013/06/27/ciri-ciri-pelayanan-yang-baik/
diakses pada 25 Febuari 2017 pukul 17.30.
http://ciputrauceo.net/blog/2016/2/18/kualitas-pelayanan-dimensi-dan-cara-mengukurnya,
diakses pada 19 Maret 2017 pukul 15.50.
http://belajarilmukomputerdaninternet.blogspot.co.id/2013/02/tugas-tugas-
sekretaris.html, diakses pada 07 April 2017 pukul 19.26.
http://ardy-web.blogspot.co.id/2015/12/tugas-dan-tanggung-jawab-manajer.html.
Peraturan Menteri Agama tentang Penyelenggara Ibadah Haji Khusus, diakses
pada 23 April 2017 pukul 14.15.
http://bimbingan-manasik-haji.blogspot.co.id/2013/01/rukun-haji_10.html,
diakses pada 27 Juli 2017, pukul 11.50.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Aspek Legal dan Perizinan Mihrab Qolbi Travel
Akta Pendirian Perseroan Terbatas
PT MANAJEMEN QOLBU
TRAVEL
No. 3 Tanggal 5 Juli 2002
Notaris : Siti Mardiah Mubarik, S.H.
Akta Perubahan Nama Perusahaan PT.
Manajemen Qolbu Travel Menjadi
PT. Manajemen Mihrab Qolbi
No. 08 Tanggal 16 Mei 2011
Notaris : Yaseer Arafat, SH, Mkn
Tanda Daftar Perusahaan (TDP) an.
PT. Manajemen Mihrab Qolbi
No.101117915885
Tanggal 17 September 2015 – 20
September 2020
Tanda Daftar Usaha Pariwisata
(TDUP) an. PT. Manajemen Mihrab
Qolbi
No.556/Herr TFUP-
0030/DISBUDPAR/2014 Tanggal 8
April 2016 hingga 13 Mei 2017
Surat Keterangan Domisili Perusahaan
(SKDP)
an. PT. Manajemen Mihrab Qolbi
No. 33/DP/X/2014
Tanggal 27 Oktober 2014
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
an. PT. Manajemen Mihrab Qolbi
No. 0049/IUP-UB/IX/2015/BPPT
Tanggal 8 September 2015 – 8 September
2020
Surat Izin Penyelenggara Perjalanan
Ibadah Umrah (PPIU)
an. PT. Manajemen Mihrab Qolbi
No. D/92 Tahun 2016
Tanggal 29 Februari 2016 hingga 29
Februari 2019
Surat Izin Penyelenggara Ibadah Haji
Khusus (PIHK)
an. PT. Manajemen Mihrab Qolbi
No. D/471/2014 Tanggal 25 Juli 2014
hingga 25 Juli 2017
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) No. 02.244.004.4-428.000
Sertifikat Keanggotaan HIMPUH No. Anggota : 113/HIMPUH/2010
Sertifikat Keanggotaan ASITA No. Anggota : 0201/IX/DPP/2002
Sertifikat Keanggotaan IATA No. HO 15-3 1173 0 Tahun 2012
HASIL WAWANCARA
Nama : Bapak Tedi M.S
Jabatan : Manager Marketing
Tanggal Wawancara : 31 Maret 2017
Tempat : Mihrab Qolbi Travel
1. A: Muhammad Reza
Bagaimana regulasi bimbingan manasik di Mihrab Qolbi Travel?
B: Pak Tedi
Regulasi bimbingan manasik haji itu mengikuti Peraturan Menteri Agama
(PMA). Khususnya yaitu PMA No. 15 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Ibadah Haji Khusus. Mihrab Qolbi mengikuti pedoman yang diberikan oleh
Kementerian Agama dalam memberikan pelayanan kepada para jamaah haji.
Dalam Peraturan Menteri Agama tersebut sudah tertulis bagaimana travel-travel
haji dan umrah itu seharusnya memberikan pelayanan yang baik kepada calon
jamaahnya. Jadi, regulasi bimbingan manasik haji di Mihrab Qolbi Travel
berpedoman pada PMA tersebut.
Untuk bimbingan manasik hajinya sendiri Mihrab Qolbi berbeda dengan
travel lain. Yaitu hanya mengadakan 1 kali bimbingan manasik haji yaitu selama
3 hari berturut-turut. Tujuannya yaitu supaya pada hari itu para calon jamaah haji
mengertinya basicnya atau ilmu dasarnya. Karena Mihrab Qolbi mempunyai tag
line haji dengan ilmu, maka bekal utamanya adalah ilmunya terlebih dahulu.
Kemudian pada hari berikutnya bisa dipraktekkan gerakan-gerakan dalam ibadah
hajinya. Menurut Mihrab Qolbi sendiri fungsi manasik itu benar-benar untuk
memperkenalkan kepada jamaah apa itu haji dan sebagainya. Bagi calon jamaah
haji yang baru pertama kali ke sana, maka Mihrab Qolbi mencoba
mensimulasikan (seperti jam-jamnya, kegiatan-kegiatannya). Jadi, jamaah haji
sudah memiliki gambaran ketika berada di Tanah Suci nanti.
2. A: Muhammad Reza
Bagaimana program pelayanan manasik haji di Mihrab Qolbi Travel?
B: Pak Tedi
Program pelayanan manasik haji di Mihrab Qolbi Travel di antaranya yaitu:
Pertama, mencoba merubah mindset calon jamaah haji. Dengan berusaha
menurunkan ego jamaah dalam menjalankan ibadah nanti.
Kedua, dalam soal ibadahnya (Fiqhnya) untuk hal-hal kegiatan selama di sana.
Untuk penjelasan tentang ibadah terutama untuk haji diadakan sampai
setengah hari. Penjelasan tersebut diadakan secara interaktif yaitu ada tanya
jawabnya. Supaya jamaah mudah dalam memahami dan mengerti dalam soal
hukum-hukumnya, larangan-larangannya dan lain sebagainya. Kegiatannya ini
intinya untuk mempersiapkan mental calon jamaah haji. Kalau untuk soal fisik
biasanya dijelaskan oleh dokter. Dokter akan mengontrol masalah-masalah
kesehatan jamaah.
3. A: Muhammad Reza
Bagaimana hasil evaluasi program bimbingan manasik di Mihrab Qolbi
Travel?
B: Pak Tedi
Dalam bimbingan manasik, setiap harinya Mihrab Qolbi selalu memberikan
kuesioner kepada jamaah. Dalam sehari itu ada 3 sesi yaitu pada saat malam atau
sebelum isya atau sesudah makan. Kuesioner yang diberikan seputar kegiatan
yang dilakukan pada hari itu.
Hasil akhirnya, yaitu data tersebut diolah untuk mengetahui seberapa berhasil
bimbingan manasik tersebut diadakan. Dari kuesioner tersebut, Mihrab Qolbi bisa
memprediksi karakter jamaah. Fungsi evaluasi sendiri yaitu sebagai pelayanan
evaluasi kegiatan dan untuk mnegetahui potensi-potensi apa yang dimiliki oleh
masing-masing jamaah.
Jakarta, 31 Maret 2017
Tedi Muhammad Setiadi
HASIL WAWANCARA
Nama : Bunda Ningrum Maurice
Jabatan : Direktur Utama
Tanggal Wawancara : 24 Febuari 2017
Tempat : Mihrab Qolbi Travel
1. A: Muhammad Reza
Bagaimana latar belakang atau sejarah berdirinya Mihrab Qolbi Travel?
B: Bunda Ningrum
Mihrab Qolbi Travel ingin berkecimpung sebagai penyelenggara travel
haji dan umrah. Awalnya, MQ Travel ini lebih dikenal dengan nama
Manajemen Qolbu Travel pada tahun 2008 yang didirikan di Bandung.
Kemudian pada tahun 2011 MQ melanjutkan perjalanan bisnisnya dengan
nama baru yaitu Mihrab Qolbi Travel yang didirikan di Jakarta dengan
manajemen yang tidak berbeda. Saat itu Mihrab Qolbi berada di bawah
pimpinan seorang pengusaha muslim yang bernama H. Kosasih Wikanta.
Mihrab Qolbi tidak hanya ingin sebagai travel haji dan umrah, tetapi
juga ingin menjadi jembatan penghubung bagi tamu-tamu Allah menuju
Baitullah untuk melaksanakan haji dan umrah. Selain itu, Mihrab Qolbi
berdiri karena melihat masih banyaknya jamaah haji dan umrah yang dalam
melaksanakan ibadah sehari-hari sangat diperlukan bimbingan untuk
peningkatan kualitas ibadahnya.
Jumlah jamaah haji dan umrah yang setiap tahunnya mengalami
peningkatan, juga menjadi faktor pendorong berdirinya Mihrab Qolbi Travel.
Karena Indonesia paling banyak mengirimkan jamaah haji dan umrah setiap
tahunnya, maka Mihrab Qolbi Travel terpanggil untuk dapat membantu tamu-
tamu Allah yang ingin menunaikan ibadah umrah maupun haji.
Mihrab Qolbi Travel dapat dikatakan sebagai travel yang berada di
kalangan kelas menengah, sehingga masyarakat dapat menjangkau harga yang
tersedia pada travel tersebut. Adapun unit usaha yang dimiliki oleh Mihrab
Qolbi Travel selain haji dan umrah ialah ticketing dan sebagai provider visa.
Unit usaha ticketing dan provider visa berlangsung selama kurang lebih tiga
tahun yaitu pada tahun 2013-2015. Peningkatan jumlah jamaah pada Mihrab
Qolbi Travel pada setiap tahunnya berkisar antara 700-1200 jamaah. Kantor
operasional Mihrab Qolbi Travel berada di Jakarta Selatan, dan travel ini
memiliki kantor cabang pembantu yang berada di daerah Cirebon dan
Surabaya. Sejak awal berdirinya, Mihrab Qolbi Travel sudah mengalami satu
kali pergantian pengurus.
Dari kontribusi tersebutlah Mihrab Qolbi Travel membuat tema
“Perjalanan Suci Menuju Perubahan Hati”. Dengan kekuatan latar belakang
menyelenggarakan travel inilah membuat unsur-unsur perubahan hati ini
dibuat. Walaupun pada dasarnya perubahan hati sendiri merupakan usaha
maksimal dari jamaah itu sendiri dan hak Allah dalam memberikan hidayah-
Nya. Mihrab Qolbi sebagai travel hanya menyiapkan sarana.
Dengan latar belakang kekuatan tersebut, maka Mihrab Qolbi Travel
dibentuk untuk membantu para jamaah yang ingin melaksanakan perjalanan
ibadah haji maupun umrah ke Tanah Suci.
Jakarta, 24 April 2017
Bunda Ningrum Maurice