EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING...

232
EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING TERKAIT PERILAKU PERUNDUNGAN (BULLYING) PADA SISWA DI SMPN 9 CIMAHI TAHUN 2016 Oleh Bakar Al-Shidiq 1111101000019 Skripsi PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HDAYATULLAH JAKARTA 2017 M / 1438 H

Transcript of EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING...

Page 1: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL

BIMBINGAN KONSELING TERKAIT PERILAKU

PERUNDUNGAN (BULLYING) PADA SISWA DI SMPN 9

CIMAHI TAHUN 2016

Oleh

Bakar Al-Shidiq

1111101000019

Skripsi

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HDAYATULLAH

JAKARTA

2017 M / 1438 H

Page 2: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL

BIMBINGAN KONSELING TERKAIT PERILAKU

PERUNDUNGAN (BULLYING) PADA SISWA DI SMPN 9

CIMAHI TAHUN 2016

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

Oleh

Bakar Al-Shidiq

1111101000019

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HDAYATULLAH

JAKARTA

2017 M / 1438 H

Page 3: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar srata 1 Program Studi Kesehatan

Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Uni

4. versitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, Juni 2017

BAKAR AL-SHIDIQ

Page 4: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

ii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN

Skripsi, Juni 2017

Bakar Al-Shidiq, NIM : 1111101000019

EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING

TERKAIT PERILAKU PERUNDUNGAN (BULLYING) PADA SISWA DI SMPN 9

CIMAHI TAHUN 2016

xiii + 173 halaman, 7 gambar, 6 tabel

ABSTRAK

Kasus perundungan banyak terjadi pada anak-anak khususnya pada usia sekolah.

Data Komisi Perlindungan Anak (2015) menyebutkan bahwa sejak 2012 hingga 2015,

dari 2 ribu anak di seluruh Indonesia, sebanyak 87 persen mengalami kasus kekerasan

yang di dalamnya termasuk perundungan. Faktor resiko terjadinya tindakan perundungan

diantaranya adalah status disabilitas. Di SMPN 9 Cimahi yang merupakan sekolah

inklusi, kejadian perundungan tidak hanya terjadi pada siswa berkebutuhan khusus tetapi

juga pada siswa regular. Sekolah sudah berupaya mencegah dan mengurangi terjadinya

tindakan perundungan pada siswa melalui layanan klasikal bimbingan konseling (BK).

Walaupun upaya tersebut sudah dilaksanakan, namun kasus perundungan di SMPN 9

Cimahi masih saja terjadi.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran dan keterkaitan masukan (SDM,

fasilitas, materi, metode), aktivitas (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,

pengawasan dan penilaian, tindak lanjut, pelaporan) dan keluaran (cakupan layanan

klasikal bimbingan konseling tentang perundungan) pada layanan klasikal bimbingan

konseling tentang perundungan di SMPN 9 Cimahi.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan model

analisis Hubber dan Mills. Penelitian ini dilakukan di SMPN 9 Cimahi selama tiga bulan

sejak bulan Agustus 2016 hingga Oktober 2016. Informan pada penelitian ini adalah Guru

BK, Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, Siswa yang sudah menerima layanan klasikal

tentang bullying di SMPN 9 Cimahi.

Data cakupan layanan klasikal BK bisa diketahui jika laporan pelaksanaan

program dibuat. Laporan pelaksanaan program bisa disusun jika pencatatan hasil

pengawasan dan penilaian berjalan, selain itu perlu juga didukung oleh upaya

pengawasan yang tegas. Dengan upaya pengawasan yang kurang maksimal ditambah

dengan beban kerja berlebih maka hal tersebut menyebabkan tidak terlaksananya

pencatatan hasil penilaian proses dan penilaian hasil. Beban kerja yang berlebih

disebabkan karena jumlah SDM yang tersedia tidak sesuai dengan banyaknya tugas yang

harus dilakukan oleh Guru BK. Oleh karena itu secara tidak langsung, Jumlah SDM Guru

BK yang tidak sesuai dengan beban kerja menyebabkan beberapa kegiatan akhirnya tidak

terlaksana.

Kata Kunci: Perundungan, Bullying, Evaluasi, SMP, Layanan Klasikal, Bimbingan

Konseling

Page 5: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

iii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

STUDY PROGRAM OF PUBLIC HEALTH

HEALTH PROMOTION

A Skripsi, June 2017

Bakar Al-Shidiq, NIM : 1111101000019

EVALUATION OF CLASSICAL COUNSELING GUIDANCE SERVICES

IMPLEMENTATION RELATED BULLYING BEHAVIOR ON STUDENTS AT

SMPN 9 CIMAHI

xiii + 173 pages, 7 pictures, 6 tables

ABSTRACT

Bullying cases occur in children especially at school age. Data from the

Commission on Child Protection (2015) states that from 2012 to 2015, out of 2 thousand

children across Indonesia, 87 percent have cases of violence that include bullying. Risk

factors of bullying are disability. At SMPN 9 Cimahi, which is an inclusive school,

bullying occurs not only in special needs students but also in regular students. Schools

have tried to prevent and reduce the occurrence of bullying on students through classical

counseling guidance services (BK). Although the effort has been implemented, the case

of bullying at SMPN 9 Cimahi is still happened.

The study aims to see the description and relation of inputs (HR, facilities,

materials, methods), activities (planning, organizing, implementation, monitoring and

assessment, follow-up, reporting) and output (coverage of classical guidance services

counseling on bullying) in classical counseling guidance services on bullying in SMPN 9

Cimahi

The research is a qualitative research using Hubber and Mills analysis model. It

was conducted at SMPN 9 Cimahi for three months start from August 2016 until October

2016. The informants in this research are BK Teachers, Vice Principal of Public

Relations, Students who have received the classical service about bullying at SMPN 9

Cimahi.

Data coverage of classical BK service can be known if the program

implementation report was made. A program implementation report can be arranged if the

recording of supervision results and assessment run well, in addition it should also be

supported by strict supervision efforts. With less than maximal supervision efforts

coupled with excessive workload, it causes the failure on recording the results of process

assessment and outcome assessment. Excessive workload is due to the number of

available human resources were not in line with the number of tasks that must be done by

the BK teacher. Therefore, indirectly, the number of BK Teachers who were not in

accordance with the workload cause some activities eventually not implemented.

Keywords: Bullying, Evaluation, Junior High School, Classical Services, Counseling

Guidance

Page 6: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN

EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN

KONSELING TERHADAP PERILAKU PERUNDUNGAN (BULLYING)

PADA SISWA DI SMPN 9 CIMAHI TAHUN 2016

Oleh :

Bakar Al-Shidiq

NIM. 1111101000019

Telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, Juni 2017

Mengetahui

Pembimbing 1

Dr. M Farid Hamzens, M. Si

NIP. 19630621 199403 1 001

Pembimbing 2

Ratri Ciptaningtyas, MHS

NIP. 19840404 200912 2 007

Page 7: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

v

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Jakarta, Juni 2017

Penguji I,

Yuli Amran, MKM

NIP. 19800506 200801 2 015

Penguji II,

Narila Mutia Nasir, MKM, Ph.D

NIP.19800604 200312 2 017

Penguji III,

Laily Hanifah, M.Kes

NIP.

Page 8: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim, ”Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”

Alhamdulilahirabbil ’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT atas berkat rahmat, hidayah, nikmat serta kasih-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Evaluasi Pelaksanaan Layanan

Klasikal Bimbingan Konseling Terhadap Perilaku Perundungan (Bullying) pada

Siswa di SMPN 9 Cimahi tahun 2016”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah

satu syarat menyelesaikan Pendidikan Strata Satu (S1) pada Program Studi

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kodekteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih

yang tidak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan

penelitian ini, khususnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Arif Sumantri, SKM, MKes, selaku dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Fajar Ariyanti, SKM, MKes, PhD, selaku Kepala Program Studi

Kesehatan Masyarakat dan penanggung jawab skripsi.

3. Para dosen-dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat dan dosen-dosen

Peminatan Promosi Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

memberikan ilmu yang bermanfaat.

4. Bapak Dr. M. Farid Hamzens, M.Si dan Ibu Ratri Ciptaningtyas, MHS selaku

Dosen Pembimbing Skripsi, terima kasih atas arahan, nasehat, motivasi serta

waktu serta bimbingannya selama peneliti mengerjakan skripsi ini.

Page 9: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

vii

5. Kedua orang tua, Bapak Erwan Syahbuddin dan Ibu Nurhayati serta kakakku

Zakiah Al-Wahdah, S.KomI tercinta, yang tak pernah lelah mendukung dan

mendoakan. Terima kasih atas cinta, kasih sayang, kepercayaan, kesabaran,

dan doa yang tiada henti selama ini. Semoga Allah SWT senantiasa

memberikan kasih dan sayangnya kepada kalian.

6. Pihak SMPN 9 Cimahi yang telah mempersilahkan saya untuk melakukan

penelitian dan telah memberikan data yang saya butuhkan

7. Ulia Rahmah, S.Pd yang telah memberikan banyak bantuan dan dukungan

semangat kepada peneliti.

8. Ibu Siti Ummi Khatimah, M.Pd dan Ibu Dini Huriani, S.Pd yang telah

membantu peneliti dalam mengumpulkan data

9. Kepada sahabat-sahabatku Munir, Randika, Rihena, Wanda, Alul, Richo,

Sugi, Rois, Muslim, Chandra dan adikku Fadhilah Rizky Ningtyas yang selalu

mendukung, menasihati, dan menghibur dikala peneliti sedang kehilangan

semangat. Semoga Allah SWT melancarkan segala urusan kalian.

10. Seluruh teman-teman seperjuangan Promkes 2011 yang selalu mendukung

peneliti selama mengerjakan skripsi

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, peneliti sangat mengharapkan saran perbaikan dari pembaca.

”Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”

Jakarta, Juni 2017

Penulis

Page 10: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

viii

Daftar Isi

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... i

ABSTRAK ............................................................................................................. ii

ABSTRACT .......................................................................................................... iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv

Daftar Isi ............................................................................................................. viii

Daftar Gambar .................................................................................................... xii

Daftar Tabel ........................................................................................................ xiii

BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 6

C. Pertanyaan Penelitian ........................................................................................... 7

D. Tujuan Penelitian.................................................................................................. 8

1. Tujuan Umum .................................................................................................. 8

2. Tujuan Khusus ................................................................................................. 8

E. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 9

F. Ruang Lingkup ..................................................................................................... 9

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 11

A. Bimbingan Konseling ......................................................................................... 11

1. Definisi ............................................................................................................ 11

2. Tujuan dan Fungsi BK................................................................................... 12

3. Jenis Layanan BK .......................................................................................... 13

4. Format Layanan BK ...................................................................................... 15

B. Perundungan (Bullying) ..................................................................................... 16

1. Definisi ............................................................................................................ 16

2. Jenis Perundungan (Bullying) ....................................................................... 17

3. Dampak Buruk Perundungan (Bullying)...................................................... 18

4. Pemeran pada Kejadian Perundungan (Bullying) ....................................... 19

C. Remaja ................................................................................................................. 20

1. Definisi Remaja .............................................................................................. 20

2. Tahap Perkembangan Remaja ...................................................................... 21

3. Kenakalan Remaja ......................................................................................... 22

Page 11: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

ix

D. Evaluasi ............................................................................................................... 23

1. Definisi ............................................................................................................ 23

2. Jenis Evaluasi ................................................................................................. 24

E. The Logic Model .................................................................................................. 26

1. Resources / Input ............................................................................................. 27

2. Program Activities ........................................................................................... 27

3. Output .............................................................................................................. 28

4. Outcomes ......................................................................................................... 28

5. Impact .............................................................................................................. 28

F. Pelaksanaan Layanan Klasikal Bimbingan Konseling .................................... 28

1. Input ................................................................................................................ 29

2. Aktivitas .......................................................................................................... 35

3. Output .............................................................................................................. 40

G. Kerangka Teori ................................................................................................... 41

BAB 3. KERANGKA BERPIKIR DAN DEFINISI ISTILAH ................................... 44

A. Kerangka Pikir ................................................................................................... 44

B. Definisi Istilah ..................................................................................................... 45

BAB 4. METODE PENELITIAN ................................................................................. 50

A. Desain Penelitian ................................................................................................. 50

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................. 50

C. Informan Penelitian ............................................................................................ 50

D. Pengumpulan Data ............................................................................................. 51

E. Instrumen Penelitian .......................................................................................... 52

F. Manajemen dan Analisis Data ........................................................................... 52

1. Data Reduction (Reduksi Data) ..................................................................... 52

2. Display Data (Penyajian Data) ....................................................................... 52

3. Conclusion Drawing/Verification ................................................................... 53

G. Validitas Data Penelitian .................................................................................... 53

1. Trianggulasi Sumber ...................................................................................... 53

2. Triangulasi Metode ........................................................................................ 53

BAB 5. HASIL ................................................................................................................ 55

A. Masukan (Input) Layanan Klasikal Bimbingan Konseling ............................. 55

1. Sumber Daya Manusia (SDM) ...................................................................... 55

Page 12: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

x

2. Fasilitas ........................................................................................................... 61

3. Materi .............................................................................................................. 68

4. Metode ............................................................................................................. 73

B. Aktivitas Layanan Klasikal Bimbingan Konseling .......................................... 78

1. Perencanaan ................................................................................................... 78

2. Pengorganisasian ............................................................................................ 82

3. Pelaksanaan .................................................................................................... 84

4. Pengawasan dan Penilaian ............................................................................. 91

5. Tindak Lanjut............................................................................................... 105

6. Pelaporan ...................................................................................................... 109

C. Keluaran (Output) Layanan Klasikal Bimbingan Konseling

118_Toc488142237

D. Gambaran Keterkaitan Masukan (Input) – Aktivitas (Activity) –

Keluaran (Output) ................................................................................... 121

BAB 6. PEMBAHASAN .............................................................................................. 125

A. Keterbatasan Penelitian ................................................................................... 125

B. Masukan (Input) Layanan Klasikal BK .......................................................... 126

1. Sumber Daya Manusia (SDM) .................................................................... 126

2. Fasilitas ......................................................................................................... 129

3. Materi ............................................................................................................ 133

4. Metode ........................................................................................................... 134

C. Aktivitas Layanan Klasikal BK .......................................................................... 138

1. Perencanaan ................................................................................................. 139

2. Pengorganisasian .......................................................................................... 141

3. Pelaksanaan .................................................................................................. 142

4. Pengawasan dan Penilaian ........................................................................... 146

5. Tindak Lanjut............................................................................................... 153

6. Pelaporan ...................................................................................................... 158

C. Keluaran (Output) Layanan Klasikal BK (Cakupan Layanan Klasikal BK

tentang Perundungan) ...................................................................................... 160

D. Keterkaitan Masukan (Input) – Aktivitas (Activity) – Keluaran (Output)

Layanan Klasikal BK tentang Perundungan .................................................. 162

BAB 7. KESIMPULAN ............................................................................................... 164

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 164

Page 13: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

xi

B. Saran .................................................................................................................. 165

Daftar Pustaka ............................................................................................................. 166

Page 14: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

xii

Daftar Gambar

Gambar 2.1 Logic Model ……………………………………………………..…27

Gambar 2.2 Denah Ruangan Kantor UPBK……………………………………..31

Gambar 2.3 Kerangka Teori Penelitian menggunakan Logic Model dan Panduan

Bimbingan Konseling untuk SM…...…………………………………….………42

Gambar 3.1 Kerangka Pikir Penelitian ……………………………………….….44

Gambar 5.1 Gambaran keterkaitan antara masukan (input), aktivitas dan keluaran

(output) layanan klasikal BK tentang perundungan di SMPN 9 Cimahi tahun

2016……………………………………………………………………………..119

Gambar 6.1 Contoh minimal penataan ruang bimbingan dan konseling……….122

Gambar 6.2 Permasalahan masukan (input) layanan klasikal BK tentang

perundungan di SMPN 9 Cimahi tahun

2016.......………………………………………………………………………...130

Page 15: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

xiii

Daftar Tabel

Tabel 3.1 Definisi Istilah………………………………………………………....45

Tabel 5.1 Daftar Guru Pembimbing SMPN 9 Cimahi…………………………...56

Tabel 5.2 Data Guru Bimbingan Konseling SMPN 9 Cimahi Berdasarkan

Riwayat Pendidikan………..……………………………………….....59

Tabel 5.3 Data Kasus Perundungan (Bullying) di SMPN 9 Cimahi tahun 2014 –

2016…………………………………………………………………...97

Tabel 5.4 Format Evaluasi Laporan Evaluasi Pelaksanaan Bimbingan dan

Konseling Semester Genap Tahun Pembelajaran 2011-2012 SMPN 9

Cimahi………………………………………………………………..117

Tabis 5. 5 Jumlah siswa kelas 7 semester ganjil tahun ajaran 2015-2016 yang

menerima layanan klasikal bimbingan konseling dengan tema perilaku

perundungan Bullying…..…………………………………………....119

Page 16: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak-anak merupakan salah satu asset berharga yang dimiliki oleh

sebuah bangsa. Anak-anak sering kali memiliki masalah dalam menjalani

kehidupannya disekolah, diantaranya adalah perundungan atau lebih

dikenal dengan istilah bullying. Mengacu kepada definisi kesehatan

menurut UU No. 36 tahun 2009, yang didefinisikan sebagai keadaan sehat

baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial, maka korban, pelaku

maupun penonton tindakan perundungan termasuk dalam seseorang yang

memiliki masalah kesehatan.

Menurut Wicaksana (2008), bullying atau perundungan adalah

kegiatan kekerasan fisik dan psikologis jangka panjang yang dilakukan

seseorang atau kelompok terhadap seseorang yang tidak mampu

mempertahankan dirinya dalam situasi dimana ada hasrat untuk melukai

atau menakuti orang itu atau membuat dia tertekan. Perundungan banyak

terjadi pada anak-anak khususnya pada usia sekolah. Data Komisi

Perlindungan Anak (2015) menyebutkan bahwa sejak 2012 hingga 2015,

dari 2 ribu anak di seluruh Indonesia, sebanyak 87 persen mengalami

kasus kekerasan yang di dalamnya termasuk perundungan. Berdasarkan

data kasus perundungan dari KPAI sejak tahun 2011 hingga 2016 tercatat

pada tahun 2011 terdapat 56 korban kasus kekerasan di sekolah (bullying).

Pada tahun 2012 tercatat sebanyak 130 korban, tahun 2013 sebanyak 96

Page 17: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

2

korban, tahun 2014 sebanyak 159 korban, tahun 2015 sebanyak 154

korban dan tahun 2016 sebanyak 81 korban. Sementara untuk pelaku

kekerasan di sekolah pada tahun 2011 sebanyak 48 pelaku, tahun 2012

sebanyak 66 pelaku, tahun 2013 sebanyak 63 pelaku, tahun 2014 sebanyak

64 pelaku, tahun 2015 sebanyak 93 pelaku dan tahun 2016 sebanyak 93

pelaku. Swearer (2015), menjelaskan bahwa status disabilitas

(berkebutuhan khusus) merupakan salah satu faktor risiko terjadinya

tindakan perundungan pada individu.

Berdasarkan data dari program IKEA-Save The Children Jawa Barat,

pada tahun 2014 tercatat jumlah anak berkebutuhan khusus (disabilitas)

sebanyak 3.279 anak di enam Kabupaten/Kota yang menjadi lingkup

wilayah program IKEA - Save The Children Jawa Barat. Dalam data

tersebut Kota Cimahi memiliki 391 anak dengan kebutuhan khusus.

Dalam program IKEA-Save The Children Tahun 2012-2015, Kota

Cimahi memiliki sekolah penyelenggara pendidikan inklusi yang

mendapatkan dampingan dari Save The Children. Salah satu sekolah

tersebut adalah SMPN 9 Cimahi. SMPN 9 Cimahi merupakan sekolah

penyelenggara pendidikan inklusi dengan jumlah siswa paling banyak dari

sekolah dampingan Save The Children lainnya. SMPN 9 Cimahi memiliki

16 anak yang tercatat merupakan anak berkebutuhan khusus. Pada kelas 7

terdapat 7 siswa, kelas 8 sebanyak 6 siswa dan kelas 9 sebanyak 3 siswa.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di SMPN 9 Cimahi terhadap 3

siswa berkebutuhan khusus di kelas 9, diketahui bahwa ketiga siswa

tersebut pernah menerima tindakan perundungan yang dilakukan oleh

Page 18: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

3

siswa reguler. Perlakuan yang diterima siswa berkebutuhan khusus

tersebut antara lain seperti dikucilkan oleh teman yang lain, sering

dimarahi oleh teman dan beberapa kali menerima tindakan perundungan

lainnya seperti dipalak, menarik baju, dipukul maupun dijahili. Tindakan

perundungan ini terjadi ketika mereka duduk di kelas 7 dan 8. Selain itu,

berdasarkan wawancara dengan 7 siswa kelas 7 yang memiliki kebutuhan

khusus, diketahui 3 orang siswa pernah menerima perlakuan perundungan,

dan dua diantaranya masih sering menerima perlakuan perundungan.

Pada SMPN 9 Cimahi, kasus perundungan tidak hanya terjadi pada

siswa berkebutuhan khusus tetapi juga pada siswa reguler. Berdasarkan

data yang dimiliki oleh guru Bimbingan Konseling, pada tahun ajaran

2014-2015 tercatat sebanyak 13 kasus dan tahun ajaran 2015-2016 tercatat

sebanyak 15 kasus. Dari data tersebut terlihat bahwa jumlah kasus

perundungan meningkat dalam satu tahun terakhir.

Hasil wawancara dengan 2 siswa yang pernah menjadi pelaku

perundungan diketahui bahwa mereka melakukan perundungan untuk

mencari kesenangan. Pelaku perundungan memiliki pengetahuan yang

rendah sebelum mereka menghentikan aksinya. Hal ini diketahui dari

ketidaktahuan mereka terhadap dampak perundungan bagi korban, teman

yang menyaksikan dan bahkan diri mereka sendiri.

Permasalahan perundungan baik dikalangan anak-anak maupun orang

dewasa sudah menjadi salah satu permasalahan dalam kesehatan

masyarakat. Perundungan (Bullying) merupakan salah satu masalah utama

dalam kesehatan masyarakat yang menuntut waktu dan perhatian yang

Page 19: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

4

terkoordinasi oleh penyelenggara layanan kesehatan, pembuat kebijakan

dan keluarga (WHO, 2010). Menurut WHO (2010), bahwa tindakan

perundungan merupakan salah satu bahaya psikososial yang memiliki

dampak pada kesehatan. Pada masa kanak-kanak tindakan perundungan

terbukti memiliki hubungan yang signifikan terhadap penyakit kejiwaan,

sementara pada orang dewasa yang menerima tindakan perundungan

cenderung menderita berbagai risiko kesehatan, termasuk depresi dan

masalah kesehatan kardiovaskular.

Menjadi korban perundungan dimasa anak-anak berdampak pada

kesehatan mental yang lebih buruk, seperti depresi, perasaan cemas yang

berlebih, fungsi dalam peran sosial yang lebih buruk dan berpikir untuk

melakukan bunuh diri (Hertz, 2013). Menurut Hertz, dkk. (2013) ada

hubungan yang kuat antara perundungan dan perilaku yang berhubungan

dengan tindakan bunuh diri, namun hubugan ini sering dimediasi oleh

beberapa faktor termasuk depresi dan kejahatan. Siswa yang mengalami

perundungan memiliki peningkatan resiko mengalami depresi, kecemasan,

kesulitan tidur, dan penyesuaian yang buruk dilingkungan sekolah (Center

of Disease Control, 2012). Siswa yang terlibat dalam tindakan

perundungan memiliki risiko yang signifikan untuk mengalami spektrum

gejala psikosomatik, melarikan diri dari rumah, penyalah gunaan alkohol

dan obat terlarang, ketidak hadiran di sekolah dan terutama mengalami

cedera yang ditimbulkannya sendiri, tidak disengaja maupun dilakukan

orang lain (WHO, 2010). Dari hasil wawancara dengan guru BK SMPN 9

Cimahi, siswa yang mengalami tindakan perundungan juga mengalami

Page 20: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

5

gangguan dalam proses belajar mereka di dalam kelas. Selain itu siswa

yang mengalami perundungan menjadi sulit beradaptasi dengan

lingkungan sekolah dan merasa tidak nyaman di sekolah. Dalam beberapa

penelitian menjelaskan beberapa faktor yang memiliki hubungan

signifikan dengan tindakan perundungan di sekolah diantaranya

pengetahuan (Fajrin, 2013), peran kelompok teman sebaya, iklim sekolah

(Usman, 2010) dan persepsi siswa terhadap iklim sekolah (Rachmawati,

2014).

Iklim sekolah didefinisikan sebagai sebuah sistem, dimana anggota-

anggotanya saling berinteraksi dan interaksi tersebut dapat mempengaruhi

sikap, kepercayaan, nilai-nilai, motivasi, dan perilaku anggota-anggotanya

(Rachmawati, 2014). Iklim sekolah itu sendiri meliputi aspek lingkungan

fisik dan sosial, hubungan antara rumah dan sekolah, dan keamanan

sekolah. Iklim sekolah yang dibangun dengan positif, terbuka dan penuh

dengan pengasuhan akan menciptakan lingkungan yang produktif dan

berprestasi bagi guru dan murid (Rachmawati, 2014). Salah satu upaya

sekolah untuk membangun iklim sekolah yang baik adalah dengan

membentuk unit pelayanan bimbingan konseling (UPBK). Dalam

penelitian Nurbaiti (2009) diketahui bahwa bimbingan konseling berperan

sebagai upaya prefentif dan kuratif dalam menangani perilaku

perundungan pada siswa di SMA Al-Izhar Pondok Labu. Penelitian lain

yang dilakukan oleh Efastri, Rustono dan Wibowo (2015) menjelaskan

bahwa konseling kelompok dengan pendekatan behavioural terbukti

efektif untuk mengurangi perilaku perundungan. Penelitian lain terkait

Page 21: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

6

intervensi kekerasan berbasis nuansa sekolah membuktikan bahwa

tindakan preventif dengan mengintergrasikan kurikulum 2013 dalam

pembelajaran klasikal, secara bertaham mampu menanamkan nilai-nilai

positif, pembinaan sikap dan mengurangi tindakan perundungan pada

siswa di SDN Lenteng Timur (Mufrihah, 2016).

Sebelum diberikan layanan konseling secara individu (layanan

individu), upaya yang dilakukan untuk mencegah dan mengurangi

tindakan perundungan di lingkungan sekolah SMPN 9 adalah dengan

memberikan layanan klasikal. Layanan klasikal tentang perundungan

dilakukan sebagai langkah pertama untuk mencegah tindakan

perundungan di SMN 9 Cimahi. Layanan klasikal merupakan bentuk

kegiatan bimbingan konseling yang melayani sejumlah peserta didik

dalam rombongan belajar satu kelas. Layanan klasikal ini diberikan pada

siswa kelas 7 dan 8. Namun dari hasil studi pendahuluan di atas, masih

ditemukan kasus perundungan. Oleh karena itu, evaluasi dalam kegiatan

konseling perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kekurangan dan

keberhasilan layanan klasikal bimbingan konseling yang sudah dilakukan

untuk mencegah tindakan perundungan di SMPN 9 Cimahi.

B. Rumusan Masalah

Kasus perundungan pada SMPN 9 Cimahi mengalami peningkatan

dalam lebih dari satu tahun terakhir. Korban perundungan itu sendiri

adalah siswa dengan kebutuhan khusus dan siswa reguler. Untuk

mengurangi terjadinya tindakan perundungan di sekolah, Guru Bimbingan

Page 22: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

7

Konseling memberikan bimbingan konseling pada siswa secara individu

maupun melalui layanan klasikal.

Dari latar belakang, diketahui layanan klasikal dan bimbingan

konseling individu belum bisa menurunkan kasus perundungan. Hal ini

terlihat dari masih ditemukannya sejumlah kasus perundungan pada siswa.

Namun demikian Guru Bimbingan Konseling selama ini melakukan

evaluasi hanya berdasarkan pelaporan kasus baru dari siswa. Evaluasi ini

tentu sangat penting untuk mengembangkan kegiatan layanan konseling

sebagai upaya menghentikan tindakan perundungan disekolah. Oleh

karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang evaluasi

layanan klasikal bimbingan konseling terhadap perilaku perundungan pada

siswa di SMPN 9 Cimahi.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran masukan (input) (SDM, fasilitas, materi, dan

metode pelayanan) pada layanan klasikal bimbingan konseling terhadap

perilaku perundungan di SMPN 9 Cimahi?

2. Bagaimana gambaran aktivitas (activities) (Perencanaan kegiatan,

pengorganisasian, pelaksanaan, Pengawasan dan penilaian, tindak lanjut,

pelaporan) pada layanan klasikal bimbingan konseling terhadap perilaku

perundungan di SMPN 9 Cimahi?

3. Bagaimana gambaran keluaran (output) (cakupan layanan klasikal

bimbingan konseling) pada layanan klasikal bimbingan konseling

terhadap perilaku perundungan di SMPN 9 Cimahi?

Page 23: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

8

4. Bagaimana gambaran keterkaitan antara masukan, aktivitas dan keluaran

pada layanan klasikal bimbingan konseling terhadap perilaku

perundungan di SMPN 9 Cimahi?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran

layanan klasikal terhadap perilaku bullying di SMPN 9 Cimahi tahun

2016.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya gambaran masukan (input) (SDM, fasilitas, materi, dan

metode pelayanan) pada layanan klasikal bimbingan konseling

terhadap perilaku perundungan di SMPN 9 Cimahi

b. Diketahuinya gambaran aktivitas (activities) (Perencanaan kegiatan,

pengorganisasian, pelaksanaan, Pengawasan dan penilaian, tindak

lanjut, pelaporan) pada layanan klasikal bimbingan konseling

terhadap perilaku perundungan di SMPN 9 Cimahi

c. Diketahuinya gambaran keluaran (output) (cakupan layanan klasikal

bimbingan konseling) pada layanan klasikal bimbingan konseling

terhadap perilaku perundungan di SMPN 9 Cimahi

d. Diketahuinya gambaran keterkaitan antara masukan, aktivitas dan

keluaran pada layanan klasikal bimbingan konseling terhadap perilaku

perundungan di SMPN 9 Cimahi

Page 24: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

9

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Peneliti

Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan bentuk aplikasi

keilmuan yang telah didapatkan saat perkuliahan dan syarat untuk

memperoleh gelar sarjana.

2. Manfaat Bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Sebagai referensi dan acuan untuk penelitian selanjutnya terutama

terkait layanan klasikal bimbingan konseling terhadap perilaku

perundungan pada siswa SMP.

3. Manfaat Bagi SMPN 9 Cimahi

Sebagai sumber informasi terkait evaluasi pada layanan klasikal

bimbingan konseling terhadap perilaku perundungan pada siswa. Selain

itu sebagai acuan untuk mengembangkan program dalam upaya

menghentikan tindakan perundungan siswa di SMPN 9 Cimahi.

F. Ruang Lingkup

Penelitian ini berjudul “Evaluasi Pelaksanaan Layanan Klasikal

Bimbingan Konseling terkait Perilaku Perundungan (Bullying) pada

Siswa SMPN 9 Cimahi Tahun 2016” yang dilakukan oleh mahasiswa

program studi Kesehatan Masyarakat peminatan Promosi Kesehatan

Universitas Islam Negri Jakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan

April-Oktober 2016. Variabel yang diteliti meliputi input (SDM, fasilitas,

materi layanan, metode pelayanan), aktivitas (perencanaan,

Page 25: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

10

pengorganisasian, pelaksanaan, Pengawasan dan penilaian, tindak lanjut,

pelaporan) dan output (cakupan cakupan layanan klasikal bimbingan

konseling) pada layanan klasikal bimbingan konseling. Penelitian ini

dilakukan di SMPN 9 Cimahi, Provinsi Jawa Barat.

Page 26: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

11

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bimbingan Konseling

1. Definisi

Menurut Aisyah (2015) bimbingan konseling (BK) merupakan

layanan bantuan bagi peserta didik, baik secara perorangan maupun

kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam

bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan

belajar, dan perencanaan karir. Berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 111 tahun 2014 tentang

bimbingan dan konseling pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah,

bimbingan dan konseling didefinisikan sebagai upaya sistematis, objektif,

logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau

guru bimbingan dan konseling untuk memfasilitasi konseli (peserta didik)

untuk mencapai kemandirian dalam hidupnya.

Paradigma pelayanan BK didasari oleh pandangan bahwa setiap

peserta didik mempunyai potensi untuk berkembang secara optimal.

Sebagaimana arah dari penerapan Kurikulum 2013, berkembang secara

optimal tidak hanya sebatas pencapaian prestasi sesuai kapasitas intelektual

dan minat peserta didik. Perkembangan optimal juga mencakup sebuah

kondisi perkembangan yang memungkinkan peserta didik mampu

mengambil pilihan dan keputusan secara sehat, aktif, produktif dan

bertanggungjawab serta memiliki daya adaptasi tinggi terhadap dinamika

Page 27: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

12

kehidupan yang dihadapinya (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

2014).

2. Tujuan dan Fungsi BK

Pelayanan BK berdasarkan panduan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan (2014) bertujuan untuk mengembangkan peserta didik mampu

mengekspresikan diri dalam bentuk kehidupan efektif sehari-hari (KES)

sesuai dengan tututan karakter yang terpuji, bakat, minat, potensi,

kebutuhan, kondisi dan tugas perkembangan, serta perkembangan arah

peminatan mereka mengacu pada pencapaian tujuan pendidikan. Namun

demikian, pelayanan BK juga menangani permasalahan peserta didik dalam

bentuk kehidupan efektif sehari-hari yang terganggu (KES-T). Hal ini

mencakup kehidupan di dalam lembaga pendidikan, hubungan teman

sebaya, kehidupan dalam keluarga, dan kehidupan sosial atau

kemasyarakatan serta lingkungan sekitar (Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, 2014).

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2014) menetapkan ada

lima fungsi diselenggarakannya pelayanan BK.

a. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi pelayanan BK untuk membantu

peserta didik memahami diri, tuntutan studi, dan lingkungannya.

b. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu

peserta didik memelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai potensi

dan kondisi positif yang dimilikinya secara optimal sesuai dengan

tuntutan karakter yang terpuji.

Page 28: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

13

c. Fungsi pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu

mencegah atau menghindari diri dari berbagai permasalahan yang dapat

menghambat perkembangan diri pada umumnya, kesuksesan studi pada

khususnya.

d. Fungsi pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik

mengatasi masalah yang dialaminya.

e. Fungsi advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik

memperoleh pembelaan atas hak dan/atau kepentingannya, baik yang

berkenaan dengan hak-hak kehidupan pada umumnya, khususnya hak

terkait pendidikannya.

3. Jenis Layanan BK

Layanan BK berdasarkan panduan bimbingan dan konseling

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dibagi menjadi 10 jenis layanan.

a. Layanan Informasi, yaitu layanan BK yang membantu peserta didik

menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar,

karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan secara terarah, objektif dan

bijak.

b. Layanan Orientasi, yaitu layanan BK yang membantu peserta didik

memahami lingkungan baru, seperti lingkungan di lembaga pendidikan

bagi peserta didik baru, dan objek-objek yang perlu dipelajari.

Layanan orientasi dilakukan untuk menyesuaikan diri serta

mempermudah dan memperlancar peran peserta didik dilingkungan

baru secara efektif dan berkarakter.

Page 29: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

14

c. Layanan Penguasaan Konten, yaitu layanan BK yang membantu

peserta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi.

d. Layanan Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan BK yang

membantu peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang

tepat di dalam kelas, kelompok belajar, pemi-natan/jurusan/program

studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra kurikuler secara

terarah, objektif dan bijak.

e. Layanan Konseling Perorangan, yaitu layanan BK yang membantu

peserta didik dalam memecahkan masalah pribadinya melalui prosedur

perorangan.

f. Layanan Bimbingan Kelompok, yaitu layanan BK yang membantu

peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan

sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan,

serta melakukan kegiatan tertentu. Layanan bimbingan kelompok

dilakukan melalui pembahasan topik-topik tertentu dalam suasana

dinamika kelompok.

g. Layanan Konseling Kelompok, yaitu layanan BK yang membantu

peserta didik dalam pembahasan dan penyelesaian masalah pribadi

sesuai dengan tuntutan karakter yang terpuji melalui suasana dinamika

kelompok.

h. Layanan Konsultasi, yaitu layanan BK yang membantu peserta didik

dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan

cara-cara dan atau perlakuan yang perlu dilaksanakan kepada pihak

ketiga.

Page 30: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

15

i. Layanan Advokasi, yaitu layanan BK yang membantu peserta didik

untuk mendapatkan kembali hak-hak dirinya yang tidak diperhatikan

atau mendapat perlakuan yang salah.

j. Layanan Mediasi, yaitu layanan BK yang membantu peserta didik

dalam menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan

dengan pihak lain.

4. Format Layanan BK

Format pelayanan BK menurut Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan (2014) dibedakan menjadi enam macam.

a. Individual, yaitu format kegiatan BK yang melayani peserta didik

secara perorangan

b. Kelompok, yaitu format kegiatan BK yang melayani sejumlah peserta

didik melalui suasana dinamika kelompok.

c. Klasikal, yaitu format kegiatan BK yang melayani sejumlah peserta

didik dalam rombongan belajar satu kelas

d. Lapangan, yaitu format kegiatan BK yang melayani seorang atau

sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau di lapangan

terbuka/bebas.

e. Pendekatan Khusus/Kolaboratif, yaitu format kegiatan BK yang

melayani kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada pihak-

pihak terkait yang dapat memberikan kemudahan.

f. Jarak Jauh, yaitu format kegiatan BK yang melayani kepentingan

peserta didik melalui media dan/atau saluran jarak jauh, seperti surat

dan sarana elektronik.

Page 31: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

16

B. Perundungan (Bullying)

1. Definisi

Menurut Wicaksana (2008), perundungan merupakan kegiatan

kekerasan fisik maupun psikologis jangka panjang yang dilakukan

seseorang atau kelompok terhadap seseorang yang tidak mampu

mempertahankan dirinya dalam situasi dimana ada untuk melukai atau

menakuti orang itu atau membuat dia tertekan. Menurut Lines (2008),

perundungan (bullying) adalah perilaku yang bersifat terus menerus dan

merupakan bentuk intimidasi secara fisik, psikis, sosial, dan emosional

yang dilakukan individu maupun kelompok. Menurut Farrington (dalam

Lines, 2008), perundungan (bullying) adalah penindasan yang dilakukan

berulang-ulang baik secara fisik maupun psikis yang dilakukan oleh

seseorang yang memiliki kekuasaan lebih besar kepada orang lain yang

memiliki kekuasaan lebih kecil. Sedangkan menurut Daniel Olweus

(dalam Harris, 2009) menjelaskan tiga kriteria utama untuk

mendefinisikan perundungan (Bullying). Pertama adalah adanya aksi

atau perilaku menyakiti yang dilakukan dengan sengaja. Kedua adalah

aksi tersebut dilakukan berulang kali. Dan ketiga, pelaku bully dan

korbannya ditandai dengan adanya ketidak seimbangan kekuasaan atau

kemampuan.

Dari beberapa definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

perundungan merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sengaja

oleh seseorang atau kelompok tertentu terhadap orang lain yang

dianggap lebih lemah dan bertujuan untuk mengintimidasi atau

Page 32: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

17

menyakiti baik secara fisik, psikis, sosial maupun emosional. Tindakan

perundungan yang terjadi di lingkungan sekolah biasanya disebut

dengan istilah school bullying. Perundungan ini terjadi karena adanya

ketidak seimbangan kekuatan atau kekuasaan antara pelaku bully dengan

korbannya. Contoh dari ketidak seimbangan kekuatan seperti kalah

jumlah antara pelaku bully dengan korban bully, karena pelaku bully

memiliki kekuasaan yang lebih besar, karena kondisi fisik yang lebih

unggul dan lain sebagainya.

2. Jenis Perundungan (Bullying)

Rigby (2007) mengelompokan perilaku perundungan (bullying)

dalam dua kelompok yaitu secara fisik dan non-fisik dan setiap

kelompok dapat ditunjukan secara langsung maupun tidak langsung.

a. Bentuk perilaku perundungan secara fisik langsung contohnya

dengan memukul, menendang, meludah, melempar batu dan lain-

lain sedangkan secara tidak langsung dengan cara menyuruh orang

lain untuk menyerang seseorang.

b. Bentuk perilaku perundungan non-fisik dibedakan menjadi dua

kelompok verbal dan non-verbal.

1) Contoh perilaku perundungan verbal langsung adalah

melakukan penghinaan dengan ucapan, mencaci atau mencela,

memanggil seseorang dengan nama lain dengan maksud

menghina. Sedangkan contoh perilaku perundungan non-fisik

Page 33: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

18

verbal bentuk tidak langsung dengan menyuruh orang lain

menghina seseorang atau menyebarkan rumor yang tidak baik.

2) Contoh perilaku perundungan non-verbal langsung adalah

dengan isyarat yang mengancam atau melecehkan. Sedangkan

contoh tidak langsung dengan cara membuang atau

menyembunyikan barang orang lain atau melakukan

pengucilan yang disengaja dari kelompok atau aktivitas.

3. Dampak Buruk Perundungan (Bullying)

Dampak buruk perundungan tidak hanya terjadi pada korban

perundungan tetapi juga para saksi yang melihat tindakan perundungan

dan juga pelaku perundungan itu sendiri. Dampak buruk yang dapat

terjadi pada anak yang menjadi korban perundungan menurut Priyatna

(2010) antara lain :

a. Kecemasan

b. Merasa kesepian

c. Rendah diri

d. Tingkat kompetensi sosial yang rendah

e. Depresi

f. Simtom psikosomatik

g. Penarikan sosial

h. Keluhan pada kesehatan fisik

i. Minggat dari rumah

j. Penggunaan alkohol dan obat terlarang

Page 34: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

19

k. Bunuh diri

l. Penurunan performasi akademik

Dampak pada anak-anak yang menyaksikan tindakan perundungan pada

kawan-kawannya berada pada risiko :

a. Menjadi penakut dan rapuh

b. Sering mengalami kecemasan

c. Rasa keamanan diri yang rendah

Sementara itu dampak yang bisa terjadi pada pelaku perundungan adalah

memiliki risiko beberapa hal berikut.

a. Sering terlibat dalam perkelahian

b. Mengalami cedera akibat perkelahian

c. Melakukan tindakan pencurian

d. Minum alkohol

e. Merokok

f. Menjadi pembuat masalah di sekolah

g. Kabur dari sekolah

h. Gemar membawa senjata tajam

i. Menjadi pelaku tindak kriminal

4. Pemeran pada Kejadian Perundungan (Bullying)

Dalan sebuah kejadian perundungan, setiap orang yang berada

disekitar tempat kejadian perundungan memiliki peran masing-masing.

Menurut Salmivalli (1999) beberapa peran yang terlibat dalam kejadian

perundungan di sekolah adalah korban, bullies (orang yang berinisiatif

melakukan tindakan perundungan), assistant of bullies, reinforcers,

Page 35: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

20

outsiders, dan defender. Assistant of bullies adalah mereka yang

mengikuti bullies, reinforcers adalah mereka yang tidak terlibat

langsung tetapi memberikan dukungan kepada bullies dengan

menertawakan dan bersorak. Sementara itu, outsiders adalah mereka

yang memilih tidak ikut campur dan tidak memihak kepada siapapun,

dan defenders adalah mereka yang mendukung korban dan berusaha

menghentikan tindakan perundungan. (Salmivalli, 1999).

C. Remaja

1. Definisi Remaja

WHO dalam Depkes RI (2005) mendefinisikan bahwa remaja

merupakan seseorang yang berusia 12 sampai 24 tahun. Sementara

menurut undang-undang nomor 23 tahun 2002, mereka yang masih

berusia dibawah 18 tahun bahkan yang masih di dalam kandungan

didefinisikan sebagai anak-anak. Seorang remaja merupakan individu

yang sedang mengalami masa peralihan secara berangsur-angsur

mencapai kematangan seksual, jiwanya berkembang dari jiwa kanak-

kanak menjadi dewasa dan keadaan ekonominya beralih dari

ketergantungan menjadi relatif mandiri. Definisi lain dari remaja adalah

mereka yang berada dalam masa transisi dari masa kanak-kanak menuju

dewasa, yang ditandai oleh perubahan-perubahan fisik pubertas dan

emosional yang kompleks, dramatis serta penyesuaian sosial (Hamilton,

1995).

Page 36: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

21

Menurut Hamilton (1995), pubertas pada perempuan terlihat pada

usia antara 10 dan 15 tahun dan pada laki-laki antara 12 dan 17 tahun.

Masa remaja merupakan masa penuh dengan gejolak emosi dan ketidak

seimbangan dan mudah terpengaruh oleh lingkungan (Gunarsa, 2008).

Menurut A. Bandura (dalam Gunarsa, 2008), masa remaja digambarkan

sebagai suatu masa pertentangan dan pemberontakan.

2. Tahap Perkembangan Remaja

Perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan yang dimulai

pada waktu konsepsi dan berlangsung selama siklus hidup (Santrock,

2003). Sebagian perkembangan mencakup juga pertumbuhan dan

penurunan (seperti kematian). Santrock (2003) menjelaskan ada tiga jenis

proses perkembangan yang dialami oleh remaja yaitu proses biologis,

kognitif, dan sosial-emosional. Proses biologis yang dialami remaja

mencakup perubahan-perubahan fisik individu seperti perkembangan

otak, pertumbuhan tinggi dan berat badan, keterampilan motorik,

perubahan hormon dan lain sebagainya. Proses perkembangan kognitif

pada remaja mencakup perkembangan intelegensi dan bahasa,

kemampuan menyelesaikan masalah, imajinasi dan sebagainya. Proses

sosial-emosional yang terjadi pada remaja, meliputi perubahan hubungan

antara individu dengan manusia lain, perubahan emosi, kepribadian, dan

peran sosial.

Tahapan perkembangan pada remaja secara umum dibagi menjadi

tiga tahap (Robert dan Williams, 2000):

Page 37: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

22

a. Remaja Awal (early adolescence) : usia 10-14 tahun, suka

membandingkan diri dengan orang lain, sangat mudah dipengaruhi

oleh teman sebayanya dan lebih senang bergaul dengan teman sejenis.

b. Remaja Tengah (middle adolescence) : usia 15-19 tahun, lebih

nyaman dengan keadaan sendiri, suka berdiskusi dan mulai berteman

dengan lawan jenis, serta mengembangkan rencana masa depan.

c. Remaja Akhir (late adolescence) : usia 20-24 tahun, mulai

memisahkan diri dari keluarga dan identitas, bersifat keras tetapi tidak

berontak, teman sebaya tidak penting, berteman dengan lawan jenis

secara dekat lebih penting, serta lebih fokus pada rencana karir masa

depan.

Kenakalan yang banyak dilakukan oleh remaja dilingkungan

sekolah diantaranya adalah perundungan. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Trevi (2013) tentang sikap siswa terhadap perundungan di

sekolah, diketahui siswa dengan usia 15 tahun lebih cenderung memiliki

sikap negatif terhadap perundungan. Mereka yang memiliki sikap negarif

cenderung tidak menyukai tindakan perundungan disekolah. Sedangkan

mereka yang berumur 16 tahun memiliki sikap cenderung positif. Selain

itu berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Halimah, Khumas dan

Zainuddin (2015) terkait intensitas perundungan pada siswa SMP,

diketahui pada rentang usia 12 sampai 15 tahun yang paling banyak

menjadi pelaku perundungan adalah remaja berusia 13 tahun (56,25%).

3. Kenakalan Remaja

Menurut Djiwandono (1989), kenakalan remaja adalah suatu

penyesuaian diri dan sebagai respon yang dipelajari dari situasi

lingkungan yang tidak cocok atau lingkungan yang memusuhinya.

Page 38: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

23

Pendapat lain menurut Chomaria (2008), kenakalan remaja merupakan

perilaku yang tidak sesuai dengan peraturan atau melanggar hokum

sehingga dapat mengganggu ketertiban dan ketenangan hidup di

masyarakat.

Didik Hermawan (dalam Chomaria, 2008) membagi empat jenis

kenakalan pada remaja.

a. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain, seperti

perampokan, perkelahian, pembunuhan, pemerkosaan dan lain-lain

b. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak lain

seperti penyalahgunaan obat, prostitusi dan lain-lain

c. Kenakalan yang menibulkan korban materi seperti perusakan,

pencurian, pemerasan dan lain-lain

d. Kenakalan yang melawan status sosial remaja seperti pelajar yang

kabur atau bolos dari sekolah ketika jam belajar.

D. Evaluasi

1. Definisi

Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan memberi nilai

secara obyektif atas pencapaian hasil-hasil pelaksanaan (program) yang

telah direncanakan sebelumnya dan dilakukan secara sistematis dan

obyektif dengan menggunakan metode yang relevan (Lilik, 2009).

Evaluasi didefinisikan juga sebagai proses memahami atau memberi arti,

mendapatkan dan mengkomunikasikan suatu informasi sebagai petunjuk

untuk pihak-pihak pengambil keputusan (Mubarak dkk, 2007). Evaluasi

didefinisikan juga sebagai sebuah proses merencanakan, memperoleh,

Page 39: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

24

dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk menentukan

alternatif-alternatif keputusan (Suardi, 2015).

2. Jenis Evaluasi

Azwar (2010), menjelaskan bahwa ada beberapa jenis evaluasi.

Jenis evaluasi tersebut dijelaskan sebagai berikut

a. Evaluasi Formatif

Evaluasi formatif merupakan evaluasi yang dilakukan pada

tahap pelaksanaan program dengan tujuan untuk mengubah atau

memperbaki program.Evaluasi ini dilakukan untuk memperbaiki

program yang sedang berjalan dan didasarkan atas kegiatan

sehari-hari, minggu, bulan bahkan tahun, atau waktu yang relatif

pendek.Tujuan evaluasi formatif ini utamanya adalah untuk

mengetahui seberapa jauh sebuah program diimplementasikan dan

kondisi-kondisi apa yang dapat diupayakan untuk meningkatkan

keberhasilannya. Manfaat evaluasi formatif terutama untuk

memberikan umpan balik kepada manajer program tentang hasil

yang dicapai beserta hambatan-hambatan yang dihadapi. Evaluasi

Formatif adalah untuk mengevaluasi pelaksanaan program yang

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Merupakan evaluasi terhadap proses

2) Menilai tingkat kepatuhan pelaksana atas standard aturan

3) Menggunakan model-model dalam implementasi

4) Biasanya bersifat kuantitatif

Page 40: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

25

5) Melihat dampak jangka pendek dari pelaksanaan kebijakan/

program

b. Evaluasi Promotif

Evaluasi promotif merupakan evaluasi yang dilakukan pada

saat program sedang dilaksanakan. Bermaksud mengukur apakah

program yang dilaksanakan sesuai dengan rencana, atau terjadi

penyimpangan. Ada 2 bentuk yaitu Pengawasan (Pengawasan)

dan penilaian berkala (periodic evaluation).

1) Pengawasan : biasanya dilakukan setiap 2 minggu sekali,

dilakukan oleh kalngan sendiri (internal evaluator), dan

bersifat terbatas hanya memperbaiki beberapa penyimpangan

saja.

2) Periodic evaluation : biasanya dilakukan setiap 6 bulan

sampai 1 tahun sekali, dilakukan oleh kalangan sendiri atau

pihak ketiga (external evaluator), dan bersifat lebih luas dan

bahkan dapat merevisi program secara keseluruhan.

c. Evaluasi Sumatif

Evaluasi sumatif, adalah evaluasi yang dilakukan untuk melihat

hasil keseluruhan dari suatu program yang telah selesai

dilaksanakan. Evaluasi ini dilakukan pada akhir kegiatan atau

beberapa kurun waktu setelah program, guna menilai keberhasilan

program. Tujuan evaluasi sumatif ini, antara lain :

1) Menilai apakah program telah membawa dampak yang

diinginkan terhadap individu, rumah tangga dan lembaga

Page 41: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

26

2) Menilai apakah dampak tersebut berkaitan dengan intervensi

program

3) Menggali apakah ada akibat yang tidak diperkirakan baik

yang positif maupun yang negatif

4) Mengkaji bagaimana program mempengaruhi kelompok

sasaran, dan apakah perbaikan kondisi kelompok sasaran

betul-betul disebabkan oleh adanya program tersebut ataukah

karena faktor lain.

E. The Logic Model

The logic model didefinisikan oleh Center of Disease Control and Prevention

(2009) sebagai visualisasi sebuah program yang mengkomunikasikan

hubungan yang diinginkan antara tujuan program, aktivitas (kegiatan),

output, dan hasil (outcome) yang diharapkan. Pendekatan logic model ini

banyak digunakan sebagai model untuk melakukan perencanaan dan evaluasi.

Secara sederhana, model ini membantu untuk menggambarkan bagaimana

sebuah program yang direncanakan untuk mampu berjalan dan mencapai

tujuan yang diharapkan.

Page 42: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

27

Resources/ Input

Activities Output Outcomes Impact

Planed work Intended result

Gambar 2.1 Logic Model (W.K. Kellog Foundation, 2004)

Kerangka berpikir logic model digambarkan oleh Kellog Foundation

(2004) dalam alur berikut.

Pada bagian planed work menggambarkan sumberdaya apa saja yang

dibutuhkan untuk mengimplementasikan sebuah program dan apa saja

pekerjaan yang perlu dilakukan dalam implementasi. Sedangkan pada bagian

intended resulr menjelaskan hasil yang ingin dicapai dari program yang di

implementasikan (mencakup output, outcomes, dan dampak).

1. Resources / Input

Resources dijelaskan sebagai segala jenis sumber daya yang

tersedia dan dibutuhkan untuk menjalankan sebuah program atau

pekerjaan seperti SDM, fasilitas, keuangan, sumberdaya dalam komunitas

dan lain-lain.

2. Program Activities

Program activities merupakan apa saja yang dilakukan oleh

program terhadap sumberdaya yang ada. Aktivitas disini juga dijelaskan

sebagai proses, alat, kegiatan, dan tindakan yang dilakukan dan

merupakan bagian dari implementasi program.

Page 43: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

28

3. Output

Output merupakan produk atau jasa yang dihasilkan langsung dari

aktivitas program. Output juga merupakan bukti langsung dari kegiatan

yang dilaksanakan.

4. Outcomes

Outcomes (tujuan) merupakan perubahan tertentu pada perilaku,

pengetahuan, keterampilan, status, tingkatan fungsi dari semua yang

menjadi peserta atau sasaran program. Pencapaian outcomes dalam diukur

dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk jangka pendek bisa

antara 1-3 tahun, sedangkan jangka panjang bisa mencapai 4-6 tahun.

5. Impact

Impact (dampak) merupakan perubahan mendasar baik yang

diinginkan maupun tidak diinginkan, yang terjadi dalam organisasi,

masyarakat, atau sistem sebagai hasil dari kegiatan program dalam jangka

waktu yang panjang.

F. Pelaksanaan Layanan Klasikal Bimbingan Konseling

Dalam pelaksanaan layanan klasikal bimbingan konseling, terdapat

beberapa unsur yang kemudian dikelompokan oleh peneliti menjadi masukan

atau input (SDM, fasilitas, materi pelayanan, metode pelayanan), aktivitaas

(Perencanaan kegiatan, pengorganisasian, pelaksanaan, Pengawasan dan

penilaian, tindak lanjut), dan keluaran atau output (laporan).

Page 44: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

29

1. Masukan (Input)

Input (masukan) menurut merupakan kumpulan bagian atau

elemen yang ada dalam sistem dan diperlukan untuk dapat berfungsinya

sistem tersebut (Azwar, 2010). Input juga merupakan segala sesuatu yang

harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses (Nurkolis,

2003). Input (masukan) dalam penelitian ini antara lain sumber daya

manusia (SDM), fasilitas, materi pelayanan dan metode pelayanan.

a. Sumber daya manusia (SDM)

Menurut Mathis dan Jackson (2006), SDM merupakan rancangan

sistem-sistem formal dalam sebuah organisasi untuk memastikan

penggunaan bakat manusia secara efektif dan efisien guna mencapai

tujuan organisasi. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, sumber

daya manusia merupakan potensi manusia yang dapat dikembangkan

untuk proses produksi. Dalam pelayanan bimbingan konseling, SDM

yang diperlukan untuk menjalankan proses layanan bimbingan

konseling disekolah adalah Guru BK/Konselor.

Berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia nomor 111 tahun 2014, kegiatan Bimbingan dan

Konseling (BK) dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan

Konseling. Dalam peraturan tersebut juga menetapkan bahwa Guru

BK merupakan pendidik professional dengan kualifikasi akademik

minimal Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan

konseling serta memiliki kompetensi dibidang Bimbingan dan

Konseling.

Page 45: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

30

Kualifikasi dan jumlah guru BK atau konselor yang perlu ada di

SMP berdasarkan panduan bimbingan dan konseling untuk SMP

adalah 1 : 150. Artinya dalam 150 peserta didik setidaknya

dibutuhkan satu guru BK atau konselor. Dalam memberikan

pelayanan konseling, guru BK atau konselor hendaknya

memperhatikan etika dasar profesi konseling. Etika dasar profesi

tersebut dijelaskan sebagai berikut (Kemendikbud, 2014).

1) Upaya konseling bertujuan untuk mengembangkan KES

(Kehidupan efektif sehari-hari) dan menangani KES-T

(Kehidupan efektif sehari-hari yang terganggu), dengan fokus

kemandirian pribadi dan pengendalian diri berkarakter cerdas.

2) Upaya Konseling terarah pada membelajarkan klien agar klien

belajar dalam dimensi dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak

bisa menjadi bisa, dari tidak mau menjadi mau, dari tidak

bersyukur menjadi bersyukur dan ikhlas.

3) Konselor tidak ernah memihak kecuali pada kebenaran

4) Konselor tidak bekerja dengan acuan sanksi ataupun hukuman.

5) Konselor memegang teguh rahasia klien.

b. Fasilitas

Fasilitas di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia didefinisikan

sebagai sarana untuk melancarkan pelaksanaan fungsi. Dalam konteks

pembelajaran, sumber daya fasilitas merupakan peralatan dan

perlengkapan yang secara langsung dipergunakan untuk menunjang

proses pendidikan (Murniati dan Usman, 2009). Dengan demikian,

Page 46: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

31

fasilitas dapat diartikan sebagai sarana fisik yang digunakan untuk

melancarkan dan menunjang proses pendidikan.

Dalam sebuah Unit Pelayanan BK (UPBK) SMP, fasilitas yang

dicantumkan dalam panduan pelaksanaan BK dari Kemendikbud

tahun 2014 meliputi perangkat sebagai berikut.

1) Ruang Kantor yang terdiri dari ruang data, ruang konseling

perorangan, ruang tamu, ruang bimbingan/konseling kelompok,

ruang kerja dan ruang relaksasi. Adapun denah dari ruangan

kantor tersebut digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.1. Denah Ruangan Kantor UPBK

(Kemendikbud, 2014)

Page 47: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

32

2) Prasarana dan sarana perkantoran, administrasi, dan pendanaan

serta kesempatan yang mencukupi untuk berkembang dan

suksesnya UPBK serta terpenuhinya kinerja para Guru BK atau

konselor.

3) Fasilitas kelengkapan untuk keberlangsungan kegiatan

pendidikan/ pembelajaran bagi suksesnya pelayanan BK secara

menyeluruh pada umumnya dan khususnya pelayanan peminatan

peserta didik, terutama tes dan inventori standar (antara lain alat

ungkap masalah) serta alat ukur/ ungkap lainnya, dan perangkat

audio visual serta format-format standar pelaksanaan pelayanan.

Selain ruang kantor, fasilitas lain dalam pelayanan BK mencakup

semua sarana yang dibutuhkan untuk keberlangsungan kegiatan

pendidikan/pembelajaran bagi suksesnya pelayanan BK secara

menyeluruh. Sarana tersebut termasuk alat ukur/ungkap masalah dan

alat ukur lainnya, serta perangkat lain yang dibutuhkan dalam

pelaksanaan pelayanan dalam berbagai format layanan

(Kemendikbud, 2014).

c. Materi Pelayanan

Materi pelayanan BK dapat dirumuskan berupa tema yang akan

dibahas dalam praktik pelayanan. Tema itu sendiri merupakan

rumusan yang mengandung sejumlah aspek materi yang saling

berkaitan yang selanjutnya menjadi muatan kegiatan pelayanan yang

dimaksudkan (Kemendikbud, 2014). Materi yang diberikan dalam

Page 48: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

33

pelayanan bimbingan konseling sebagaimana yang dijelaskan dalam

panduan bimbingan dan konseling Kemendikbud tahun 2014, terfokus

kepada pengembangan KES dan/atau penanganan KES-T,

kemandirian dan pengendalian diri.

Menurut peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

nomor 111 tahun 2014, penyusunan materi dalam layanan konseling

dilakukan berdasarkan hasil analisis kebutuhan siswa. Penyampaian

materi yang diberikan dalam bimbingan klasikal bersifat

pengembangan, pencegahan dan pemeliharaan (Kemendikbud, 2016).

d. Metode pelayanan

Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan-

tujuan tertentu (Wiguna, 2014). Metode juga didefinisikan sebagai

cara, pendekatan, atau proses untuk menyampaikan informasi

(Bastable, 2002). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode

merupakan cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan sebuah

pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki.

Mubarak, dkk (2007) menjelaskan, dalam kegiatan pendidikan

dan pengajaran terdapat beberapa jenis metode yang biasa digunakan

untuk menyampaikan materi pembelajaran.

1) Metode ceramah yang merupakan cara penyampaian materi

pembelajaran dengan komunikasi lisan satu arah. Metode ini

cocok digunakan untuk pembelajaran dengan tujuan

penyampaian informasi atau memberi pengantar bagi format lain.

Metode ceramah yang merupakan cara penyampaian materi

Page 49: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

34

pembelajaran dengan komunikasi lisan satu arah. Metode ini

cocok digunakan untuk pembelajaran dengan tujuan

penyampaian informasi atau memberi pengantar bagi format lain.

Metode ceramah tentu saja memiliki beberapa kelemahan dan

kelebihan, menurut Simamora (2009) kelemahan dalam metode

ceramah adalah

a) Membuat peserta didik menjadi pasif

b) Mengandung unsur paksaan kepada peserta didik

c) Mengandung sedikit daya kritis peserta didik

d) Bagi peserta didik dengan tipe belajar visual akan lebih

sulit menerima pelajaran dibanding peserta didik tipe

audio

e) Sukar mengendalikan sejauh mana pemahaman belajar

peserta didik

f) Kegiatan pembelajaran menjadi verbalisme

g) Jika terlalu lama dapat membuat jenuh peserta didik

metode ceramah juga memiliki beberapa kelebihan seperti

a) Pendidik mudah menguasai kelas

b) Pendidik mudah menerangkan banyak bahan ajar

c) Dapat diikuti peserta didik dalam jumlah besar

d) Mudah dilaksanakan

2) Metode tanya-jawab merupakan cara penyampaian materi

pembelajaran melalui komunikasi dua arah antara guru dan

peserta didik.

Page 50: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

35

3) Metode Demonstrasi merupakan cara penyampaian materi

pembelajaran dengan memperagakan sesuatu. Metode ini efektif

untuk membantu peserta memahami suatu proses atau cara-cara

melakukan sesuatu.

4) Metode diskusi merupakan suatu cara penyampaian materi

melalui wahana tukar pendapat dan informasi berdasarkan

pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh peserta didik.

Metode ini dapat mengembangkan kemampuan peserta didik

untuk bertanya, berkomunikasi, menafsirkan, dan memberikan

kesimpulan. Metode ini juga dapat membuat suasana

pembelajaran menjadi lebih aktif, karena metode ini dapat

meningkatkan aktivitas siswa di dalam pembelajaran.

2. Aktivitas

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, aktivitas disini juga

dijelaskan sebagai proses, alat, kegiatan, dan tindakan yang dilakukan dan

merupakan bagian dari implementasi program. Sementara, proses itu

sendiri didefinisikan sebagai tahap perubahan masukan menjadi output

yang dilakukan oleh sistem (Marimin dkk, 2006). Menurut Azwar (2010),

proses merupakan kumpulan bagian atau elemen yang ada dalam sebuah

sistem dan berfungsi untuk mengubah input (masukan) menjadi output

(keluaran) yang diharapkan.

Dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan konseling, baik klasikal

maupun nonklasikal terdapat beberapa tahap yang perlu dilakukan

Page 51: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

36

pelaksana kegiatan konseling dan ditetapkan oleh Kemendikbud dalam

panduan BK untuk SMP. Tahapan tersebut adalah perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan Pengawasan dan penilaian, serta tindak

lanjut (Kemendikbud, 2014).

a. Perencanaan Kegiatan

Menurut Luddin (2010) perencanaan merupakan proses sistematis

dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan

pada waktu yang akan datang. Perencanaan dalam pelayanan BK,

sering dikenal dengan istilah Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL)

atau Satuan Layanan (SATLAN) dan Rencana Kegiatan Pendukung

(RKP) atau Satuan Kegiatan Pendukung (SATKUNG). Perencanaan

pelayanan kegiatan konseling ini dilakukan oleh Guru BK atau

Konselor (Kemendikbud, 2014).

Komponen SATLAN / RPL atau SATKUNG / RKP memuat hal-hal

pokok yang terkait langsung dengan penyelenggaraan layanan dan

kegiatan pendukung seperti materi yang akan disampaikan

(sebagaimana yang telah diprogramkan), sasaran layanan, waktu dan

tempat, serta teknik dan media yang akan digunakan.

b. Pengorganisasian

Setelah tersusun SATLAN / RPL dan SATKUNG / RKP, tahap

selanjutnya adalah mengorganisasikan berbagai aspek pokok terutama

menyangkut prasarana dan sarana fisik, personalia dan administrasi

untuk menjamin kelancaran dan suksesnya pelaksanaan SATLAN /

RPL dan SATKUNG / RKP yang telah disusun. Pengorganisasian

Page 52: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

37

juga termasuk sebagai upaya perincian tugas-tugas setiap Guru BK

sebagai pemangku layanan bimbingan dan konseling (Kemendikbud,

2016).

c. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan pelayanan berdasarkan SATLAN / RPL dan

SATKUNG / RKP terselenggarakan pada waktu, tempat yang telah

ditetapkan dengan subjek sasaran. Dalam setiap pelaksanaan kegiatan

konseling terdapat lima langkah yang menjadi alur dan mengatur arah

aktifitas yang dilakukan. Kelima langkah tersebut dimulai dari

pengantaran, penjajakan, penafsiran, pembinaan, dan penilaian.

d. Pengawasan dan Penilaian

Selama dilaksanakannya SATLAN / RPL dan SATKUG / RKP, Guru

BK atau Konselor secara langsung melakukan Pengawasan proses

pelayanan (penilaian proses) yang sedang berjalan. Selain itu Guru

BK atau Konselor melakukan penilaian atas hasil yang dicapai oleh

peserta pelayanan (penilaian hasil). Hasil Pengawasan dan penilaian

ini menjadi isi Laporan Pelaksanaan Program (LAPELPROG).

Selain Pengawasan yang dilakukan oleh Guru BK atau konselor,

kegiatan Pengawasan pada pelayanan BK juga dilakukan secara

interen oleh kepala satuan pendidikan maupun eksteren oleh

pengawas satuan pendidikan bidang BK. Fokus dari kegiatan

pengawasan tersebut adalah kemampuan professional dan

implementasi kegiatan pelayanan BK yang merupakan kewajiban

kinerja dan tugas dari guru BK atau Konselor dalam satuan

Page 53: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

38

pendidikan. Kegiatan pengawasan ini dilakukan secara berkala dan

berkelanjutan.

e. Tindak lanjut

Setelah dilakukan Pengawasan oleh Guru BK atau Konselor terhadap

proses pelayanan dan hasil-hasilnya sebagaimana menjadi isi

LAPELPROG dianalisis dan ditindaklanjuti untuk perbaikan

pemantapan ataupun penyesuaian kegiatan pelayanan selanjutnya.

Sementara hasil Pengawasan dari pengawas kegiatan pelayanan BK

(Kepala satuan pendidikan atau pengawas satuan pendidikan bidang

BK) didokumentasikan, dianalisis, dan ditindaklanjuti untuk

meningkatkan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan

BK. Tindak lanjut atau umpan balik yang dilakukan oleh pengawas

dapat disebut dengan istilah pembinaan terhadap kinerja Guru BK.

f. Pelaporan

Pelaporan dalam kegiatan bimbingan konseling dipelukan untuk

menginterpretasikan hasil dari penilaian sehingga dapat ditarik sebuah

kesimpulan. Laporan itu sendiri didefinisikan sebagai alat komunikasi

tertulis yang memuat hasil pengolahan data dan informasi serta

memberikan kesimpulan atau rekomendasi atas fakta-fakta atau

keadaan-keadaan yang telah diselidiki sebelumnya (Nuraida, 2008).

Dari definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pelaporan

merupakan upaya mengkomunikasikan informasi, hasil pengolahan

data, dan rekomendasi secara tertulis. Dalam pelaporan pelayanan BK,

Page 54: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

39

Kemendikbud (2014) menetapkan beberapa hal yang perlu

diperhatikan dan dilaksanakan.

a. Untuk setiap jenis kegiatan BK (yang dilaksanakan melalui

kegiatan jenis layanan dan kegiatan pedukung, format klasikal

dan nonklasikal) disusun oleh Guru BK atau konselor dalam

bentuk Laporan Pelaksanaan Program (LAPELPROG), yang

memuat komponen pokok layanan atau kegiatan pendukung

secara menyeluruh, disertai data penilaian hasil dan penilaian

proses, dilengkapi dengan arah tindak lanjutnya.

b. Volume dan waktu dalam pelaksanaan pelayanan BK di dalam

kelas dan di luar kelas setiap minggu oleh Guru BK atau Konselor

dengan persetujuan pimpinan satuan pendidikan. Dalam hal ini,

Guru BK atau Konselor membuat laporan dengan mencantumkan

frekuensi keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan pelayanan

BK setiap semester.

c. Nilai hasil layanan, yaitu dalam rangka penilaian jangka panjang

(laijapang) dalam unit waktu semesteran, dalam bentuk penilaian

kualitatif, dilaporkan dalam format yang telah ditetapkan oleh

kementerian pendidikan dan kebudayaan.

Dalam panduan operasional pelaksanaan bimbingan dan konseling

untuk SMP dari Kemendikbud tahun 2016 penyusunan pelaporan

terdapat tiga aspek pokok yang perlu diperhatikan.

a. Sistematika laporan logis dan dapat dipahami

Page 55: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

40

b. Deskripsi laporan yang disusun hendaknya memperhatikan kaidah

penulisan dan menggunakan bahasa yang baku

c. Laporan pelaksanaan program bimbingan dan konseling harus

dilaporkan secara akurat dan tepat waktu. Akurasi laporan yang

dimaksud adalah laporan dibuat dengan menggambarkan detil

keseluruhan layanan yang telah dilakukan. Sementara bersifat

tepat waktu berarti laporan harus diserahkan kepada pihak terlibat

dan berkepentingan sesuai dengan waktu yang telah disepakati

bersama.

3. Keluaran (Output)

Output (keluaran) adalah kumpulan bagian atau elemen yang

dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam sistem (Azwar, 2010).

Menurut Susanto (dalam Djahir dan Pratita, 2014), output merupakan

hasil dari suatu proses yang merupakan tujuan dari keberadaan sistem.

Output dalam penelitian ini adalah cakupan pelaksanaan layanan klasikal

bimbingan konseling kepada siswa.

a. Layanan Klasikal Bimbingan Konseling

Berdasarkan penjelasan dari Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan (2014), Layanan Klasikal Bimbingan Konseling merupakan

kegiatan bimbingan konseling yang melayani peserta didik dalam jumlah

besar didalam satu kelas. Menurut Supriyo (2010), Layanan klasikal

merupakan layanan bimbingan atau gabungan beberapa kelas. Layanan

klasikal yang diberikan bersifat preventif dengan tujuan agar tidak

terjadi masalah atau menekan jumlah masalah pada siswa. Layanan

Page 56: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

41

klasikal ini juga merupakan upaya untuk menjaga agar keadaan yang

sudah baik agar tetap terjaga.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

nomor 18A tahun 2013 tentang implementasi kurikulum, pelayanan BK

yang dalam format klasikal diselenggarakan dalam dua jam

pembelajaran (JP) per kelas (rombongan belajar siswa). Kegiatan tatap

muka yang dilaksanakan secara klasikal dalam tiap kelas ditujukan untuk

menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran,

penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain

yang dapat dilakukan di dalam kelas.

G. Kerangka Teori

Seperti dijelaskan sebelumnya, logic model dijelaskan sebagai

visualisasi sebuah program yang mengkomunikasikan hubungan yang

diinginkan antara tujuan program, aktivitas (kegiatan), output, dan hasil

(outcome) yang diharapkan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori

the logic model yang didalamnya disesuaikan dengan variabel-variabel yang

terdapat dalam panduan BK untuk SMP Kemendikbud 2014 dan fokus

kepada kegiatan konseling sekolah dalam upaya mencegah dan mengurangi

tindakan perundungan di sekolah.

Page 57: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

42

Input

• SDM

• Fasilitas

• Materi Layan-an

• Metode Pelaya-nan

Activity

• Perencanaa-n

• Pengorgani-sasian

• Pelaksanaan

• Pengawasan dan Penilaian

• Tindak lanjut

• Pelaporan

Output

• Cakup-an pelaks-anaan layanan klasikal bimmb-ingan konseli-ng

Outcome

• Penget-ahuan, sikap, persepsi dan perilaku peserta didik terhada-p bullying di sekolah

Impact

• Bullying di sekolah

Keterangan:

: yang diteliti

: tidak termasuk dalam penelitian

Gambar 2.3 Kerangka Teori Penelitian menggunakan Logic Model dan Panduan

Bimbingan Konseling untuk SMP

(W.K. Kellogg Foundation, 2004 dan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah

Pertama Kemendikbud, 2014)

Page 58: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan
Page 59: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

44

Gambar 3.1 Kerangka Pikir Penelitian

Input

• SDM

• Fasilitas

• Materi Layanan

• Metode Pelayanan

Activity

• Perencanaan

• Pengorganisasian

• Pelaksanaan

• Pengawasan dan Penilaian

• Tindak lanjut

• Pelaporan

Output

• Cakupan pelaksanaan layanan klasikal bimbingan konseling

BAB 3

KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH

A. Kerangka Pikir

Berdasarkan kerangka teori yang telah dibuat, peneliti membuat

kerangka pikir agar penelitian yang akan dilakukan jelas dan tidak keluar dari

tema penelitian. Variabel yang akan diteliti dijelaskan dalam gambar berikut.

Gambar diatas menjelaskan beberapa variabel yang akan diteliti dalam

penelitian ini. Dalam variabel masukan (input) diantaranya seperti SDM,

fasilitas, materi, dan metode. Variabel masukan mencakup unsur-unsur yang

perlu dipersiapkan untuk menjalankan proses layanan konseling di sekolah,

seperti jumlah dan kualitas SDM, ketersediaan fasilitas, penyusunan materi

dan pemilihan metode. Dalam variabel aktivitas mencakup apa saja yang

dilakukan sebagai upaya pencegahan tindakan perundungan dengan

menggunakan layanan klasikal bimbingan konseling yang dimulai dari

Page 60: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

45

perencanaan hingga pelaporan. Dalam variabel keluaran menjelaskan tujuan

dari pelaksanaan kegiatan berupa cakupan layanan klasikal bimbingan

konseling di SMPN 9 Cimahi. Variabel outcome, dan impact tidak diteliti

karena untuk mengukur dampak layanan klasikal terhadap pengetahuan,

sikap, persepsi dan perilaku siswa dibutuhkan waktu yang panjang dan desain

penelitian yang berbeda dan tidak sesuai dengan fokus penelitian ini.

B. Definisi Istilah

Tabel 3.1 Definisi Istilah

No. Istilah Definisi Cara Ukur Alat Ukur Sumber

Informasi

Masukan (Input)

1. SDM

Sumber daya

manusia yang

tersedia di SMPN 9

Cimahi khususnya

pada pelayanan

konseling (Guru BK

atau Konselor),

yang ditinjau dari

kuantitas dan

kualitas (standar

pendidikan dan

pengalaman dalam

menangani masalah)

Wawancara

mendalam,

telaah

dokumen

dan

observasi

Panduan

wawancara,

daftar

dokumen,

tabel check

list

1. Wakasek

Bidang

Humas

SMPN 9

Cimahi)

2. Guru BK

3. Data

Kepegawa

ian Guru

BK

SMPN 9

Cimahi

2. Fasilitas Sarana prasarana

yang disediakan

Wawancara

mendalam,

Panduan

wawancara,

1. Guru BK

2. Wakasek

Page 61: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

46

SMPN 9 Cimahi

dalam pelaksanaan

pelayanan konseling

terkait perilaku

perundungan, serta

kualitas sarana

prasarana tersebut.

telaah

dokumen

dan

Observasi

daftar

dokumen

dan table

check list

Bidang

Humas

SMPN 9

Cimahi)

3. Dokumen

perencana

an

program

BK

3. Materi

Pelayanan

Konten materi yang

diberikan dalam

pelayanan

bimbingan

konseling

khususnya terkait

perilaku

perundungan

Wawancara

mendalam,

telaah

dokumen

dan

observasi

Panduan

wawancara,

daftar

dokumen

dan table

check list

1. Guru BK

pemegang

program

2. Siswa

3. Dokumen

materi

layanan

konseling

4. Dokumen

RPL

5. Data hasil

analisis

kebutuhan

4. Metode

pelayanan

Cara yang

digunakan oleh

Guru BK atau

Konselor untuk

menyampaikan

informasi terkait

perilaku

perundungan dalam

Wawancara

mendalam,

telaah

dokumen

dan

observasi

Panduan

wawancara,

daftar

dokumen,

tabel check

list

1. Guru BK

pemegang

program

2. Siswa

3. Dokumen

RPL

Page 62: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

47

proses pembinaan

Aktivitas

5. Perencanaan Peran SDM terkait

penyusunan

tindakan yang akan

dilakukan dalam

penggunaan

fasilitas,

penyusunan materi

pelayanan dan

aplikasi metode

pelayanan dalam

pelaksanaan

bimbingan

konseling terkait

perilaku

perundungan di

SMPN 9 Cimahi

Wawancara

mendalam

dan telaah

dokumen

Panduan

wawancara

dan daftar

dokumen

1. Guru BK

pemegang

program

2. Dokumen

RPL

6. Pengorganisasian Upaya yang

dilakukan SDM

dalam mengelola

sumberdaya yang

dicantumkan dalam

perencanaan dan

memastikan

ketersediaan

sumberdaya untuk

menjamin

berlangsungnya

kegiatan layanan

konseling

Wawancara

mendalam

dan

Observasi

Panduan

wawancara

dan table

check list

1. Guru BK

pemegang

program

Page 63: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

48

7. Pelaksanaan Implementasi

kegiatan layanan

klasikal bimbingan

konseling

Wawancara

mendalam,

telaah

dokumen

dan

Observasi

Panduan

wawancara,

dafter

dokumen,

dan Tabel

check list

1. Guru BK

pemegang

program

2. Siswa

3. Dokumen

RPL

8. Pengawasan

dan penilaian

Upaya Pengawasan

dan pemberian nilai

terhadap

pelaksanaan

layanan kepada

siswa oleh konselor

maupun

Pengawasan dan

pemberian nilai atas

kinerja konselor

oleh petugas

pengawas.

Wawancara

mendalam,

Telaah

dokumen,

dan

observasi

Panduan

wawancara,

daftar

dokumen,

dan

observasi

1. Guru BK

2. Wakasek

bidang

Humas dan

pengawas

(Assessor)

3. Siswa

4. Catatan

penilaian

proses

5. Catatan

penilaian

hasil

6. Dokumen

penilaian

kinerja

9. Tindak lanjut Upaya pengambilan

keputusan terkait

tindakan yang akan

dilakukan atas

pertimbangan hasil

Pengawasan dan

penilaian terhadap

hasil layanan

Wawancara

mendalam

dan telaah

dokumen

Panduan

wawancara

dan daftar

dokumen

1. Guru BK

2. Wakasek

bidang

Humas

3. Siswa

4. Dokumen

RPL

Page 64: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

49

terhadap siswa

maupun kinerja

konselor.

10. Pelaporan Upaya

menginterpretasikan

hasil dari penilaian

kedalam sebuah

dokumen sehingga

dapat ditarik sebuah

kesimpulan untuk

melakukan tindak

lanjut terhadap

perilaku

perundungan di

SMPN 9 Cimahi

Wawancara

mendalam

dan telaah

dokumen

Panduan

wawancara

dan daftar

dokumen

1. Guru BK

pemegang

program

2. Kepala

Sekolah

3. Laporan

Pelaksana

an

Program

4. Laporan

Akhir

Semester

Keluaran (Output)

11. Cakupan

pelaksanaan

layanan klasikal

bimbingan

konseling

Hasil capaian

pelaksanaan

layanan klasikal

bimbingan

konseling tentang

perundungan oleh

SMPN 9 Cimahi

Telaah

dokumen

Daftar

dokumen

1. Daftar

hadir

siswa saat

pelayanan

klasikal

Page 65: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

50

BAB 4

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa gambaran dan kata-kata tertulis atau lisan

dari informan serta perilaku yang diamati. Metode penelitian ini juga

digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2009).

Jenis penelitian kualitatif Metode penelitian kualitatif ini digunakan oleh

peneliti dengan tujuan untuk mendapatkan data yang mendalam dari informan

mengenai pelaksanaan layanan bimbingan konseling terkait perilaku

perundungan dikalangan siswa SMPN 9 Cimahi. Data yang mendalam

diperlukan oleh peneliti untuk mengetahui dimana letak kekurangan

pelaksanaan layanan klasikal bimbingan konseling dan keterkaitan disetiap

variabel penelitian.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SMPN 9 Cimahi, Jawa Barat. Penelitian

akan dilakukan pada bulan April sampai Oktober 2016.

C. Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan

metode purposive sampling. Metode ini merupakan teknik penarikan

sampel sebagai sumber data dengan pertimbangan tertentu, misalnya orang

yang paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin sebagai

Page 66: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

51

penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi

yang di teliti (Sugiyono, 2009). Informan yang menjadi narasumber dalam

penelitian ini adalah:

1. Guru Bumbungan Konseling SMPN 9 Cimahi yang bertanggung jawab

dalam pelaksanaan kegiatan (Informan 1, Informan 2, Informan 3)

2. Kepala Sekolah SMPN 9 Cimahi atau Pengawas Unit Layanan BK

(Informan Pendukung 1)

3. Siswa SMPN 9 Cimahi yang pernah menerima layanan klasikal

bimbingan konseling terkait perundungan termasuk siswa yang tidak

pernah ataupun pernah melakukan perundungan setelah diberikan

layanan klasikal. (Informan Pendukung 2, Informan Pendukung 3,

Informan Pendukung 4)

D. Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan sebagai sumber informasi dalam penelitian

ini yaitu:

1. Data primer yang dikumpulkan oleh peneliti dengan wawancara mendalam

dengan para informan serta satu kali observasi lapangan.

2. Data sekunder yang didapatkan oleh peneliti dari dokumen atau data yang

dimiliki oleh SMPN 9 Cimahi seperti data Guru BK, data daftar siswa,

Dokumen perencanaan Program BK tahun ajaran 2015-2016, Satuan

Layanan / RPL, Alat ungkap masalah, Materi layanan klasikal BK, dan

daftar hadir siswa pada saat layanan klasikal.

Page 67: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

52

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara untuk

mewawancarai informan terkait dengan pelaksanaan bimbingan konseling

terhadap perilaku perundungan. Instrumen penelitian lain dalam

pengumpulan data adalah pedoman observasi serta daftar dokumen. Selain

itu, peneliti juga menggunakan beberapa alat bantu berupa alat tulis, kamera

untuk mengambil gambar ketika observasi dan perekam suara untuk

merekam pembicaraan selama wawancara berlangsung agar dapat

memperkuat akurasi data.

F. Manajemen dan Analisis Data

Penelitian ini menggunakan pengelolaan dan analisis data model

Huberman & Miles. Dalam analisis model Huberman & Miles, ada tiga

aktivitas yang dilakukan dalam analisis data:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Dari sekian banyak data yang ditemukan Peneliti di lapangan, tidak

semua data tersebut disimpan. Mereduksi data artinya Peneliti

merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, dicari tema dan polanya.

2. Display Data (Penyajian Data)

Melalui penyajian data ini, maka data dapat terorganisasikan, tersusun

dalam pola, sehingga akan semakin mudah dipahami sehingga akan

memudahkan dalam perencanaan kerja selanjutnya. Peyajian data dalam

penelitian kualitatif dapat berupa teks naratif, matrik, tabel dan bagan.

Page 68: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

53

3. Conclusion Drawing/Verification

Langkah ketiga dalam teknik analisis model Huberman dan Miles adalah

penarikan kesimpulan dan verifikasi. Pada tahap ini peneliti menarik

sebuah kesimpulan dari data-data yang telah melalui beberapa tahap

sebelumnya. Kesimpulan tersebut berupa gambaran keseluruhan data

yang ditemukan dilapangan dan merupakan jawaban dari pertanyaan

penelitian yang belum diketahui sebelumnya. Penarikan kesimpulan

tersebur didukung oleh data-data yang valid sehingga dapat dijadikan

kesimpulan yang kredibel.

G. Validitas Data Penelitian

Penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif umumnya memiliki

jumlah sampel yang sedikit. Oleh karena itu, untuk menjaga validitas dari

data dalam penelitian ini, peneliti melakukan trianggulasi data diantaranya:

1. Trianggulasi Sumber

Trianggulasi sumber dilakukan dengan cara melakukan cross check data

dengan fakta dari informan lain yang berhubungan dengan topik yang

sama. Trianggulasi ini dilakukan dengan cara mewawancara Kepala

Sekolah, Guru BK pemegang program dan siswa pada SMPN 9 Cimahi

2. Triangulasi Metode

Trianggulasi metode dilakukan dengan menggunakan metode

pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data yang

valid. Pemngumpulan data ini dilakukan oleh peneliti dengan melakukan

Page 69: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

54

wawancara mendalam, yang didukung dengan observasi dan telaah data

sekunder berupa beberapa dokumen yang berhubungan dengan topik

yang dibahas.

Page 70: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

55

BAB 5

HASIL PENELITIAN

A. Masukan (Input) Layanan Klasikal Bimbingan Konseling

Masukan dalam Layanan Klasikal Bimbingan Konseling terkait

perilaku perundungan pada siswa di SMPN 9 Cimahi antara lain SDM,

fasilitas, materi, dan metode.

1. Sumber Daya Manusia (SDM)

Untuk mengetahui gambaran SDM yang tersedia untuk melaksanakan

layanan klasikal bimbingan konseling, peneliti menggunakan dua aspek

yaitu berdasarkan aspek kuantitas dan kualitas.

a. Gambaran Kuantitas

Berdasarkan hasil pengumpulan data, peneliti menyimpulkan

bahwa jumlah Guru BK di SMPN 9 belum bisa memenuhi ketetapan

Kemendikbud dalam Peraturan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan nomor 111 tahun 2014 tentang rasio Guru BK dan siswa

(1:150). Hal tersebut disimpulkan berdasarkan hasil observasi, telaah

dokumen, dan wawancara mendalam. SMPN 9 Cimahi seharusnya

memiliki 9 atau 10 Guru BK untuk sekolah dengan jumlah siswa

(pada tahun pembelajaran 2016-2017) sebanyak 1.424 siswa.

Setelah dilakukan telaah dokumen terkait SDM yang dimiliki

SMPN 9 Cimahi, didapatkan data seperti dibawah ini.

Page 71: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

56

Tabel 5.1

Daftar Guru Pembimbing SMPN 9 Cimahi

No. SDM Status

Kepegawaian

Pangkat Golongan

1. Guru BK 1 PNS Pembina IV a

2. Guru BK 2 PNS Pembina IV a

3. Guru BK 3 PNS Pembina IV a

4. Guru BK 4 PNS Penata

Muda

III a

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dalam pelaksanaan

bimbingan konseling di SMPN 9 Cimahi dilakukan oleh empat orang

Guru Bimbingan Konseling. Data tersebut didukung dengan hasil

observasi yang dilakukan oleh peneliti yang menemukan bahwa

terdapat Guru BK yang aktif dalam UPBK SMPN 9 Cimahi.

Kekurangan SDM ini memiliki hubungan dengan kebijakan dari

Kepala Sekolah dan Dinas Pendidikan terkait pengangkatan SDM

Guru BK di Sekolah baik pegawai tetap maupun honorer.

Berdasarkan hasil wawancara, diketahui juga bahwa SMPN 9 Cimahi

tidak melakukan rekrutmen untuk tenaga Guru BK.

“Eeh sebenarnya itu kan sekolah mengajukan terus

setiap tahun ke Dinas. Jadi kembali kepada Dinas, apakah

mengangkat Guru BK atau bagaimana. … Kan kalau

sekolah negri itu agak sulit ya untuk menerima guru honor

juga ya. Untuk pegawai honorer SMPN 9 tidak menerima

untuk beberapa tahun ini, karena dianggap cukup dan juga

untuk pendanaan honornya belum siap” (Informan 1)

Page 72: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

57

“Itu belum bisa dipenuhi karena kondisinya ya tenaga

tidak ada, tidak ada recruitment untuk pegawai juga.”

(Informan 2)

Berdasarkan hasil telaah dokumen laporan akhir semester BK

pada tahun ajaran 2011-2012 diketahui bahwa kekurangan jumlah

Guru BK sudah selama beberapa tahun. Selama ini SMPN 9 Cimahi

hanya dapat mengoptimalkan kinerja keempat orang Guru BK untuk

menjalankan kegiatan konseling di SMPN 9 Cimahi. Pada bulan

Agustus tahun 2016, SMPN 9 Cimahi mulai membentuk sebuah

organisasi siswa yang diberi nama Pusat Informasi Konseling Remaja

(PIKR). Anggota dari organisasi ini adalah siswa-siswa yang dipilih

oleh Guru BK dan wali kelas. Hal tersebut diketahui berdasarkan hasil

wawancara peneliti dengan salah satu siswa yang merupakan anggota

organisasi tersebut. Beriku adalah kutipan hasil wawancara tersebut.

“Ada namanya PIKR (Pusat Informasi Konseling

Remaja) itu kan baru dibuat. Jadi temen curhatnya temen-

temen gitu lah. Jadi dipilih KM atau yang dipercaya wali

kelas untuk ikutin PIKR itu… Kemarin kan baru perkenalan

sesama anggota… ada sih sekitar 2 bulan yang lalu…

Sekarang mungkin fokusnya lagi pembentukan dulu PIKR

di sekolah-sekolah.” (Informan Pendukung 2)

Hasil wawancara tersebut didukung oleh keterangan Guru BK.

Berikut adalah kutipan hasil wawancara tersebut.

“Kalau nggak salah itu program Kota, yang bergulir

untuk semua remaja di Kota Cimahi… kalau SMP 9 Baru

tahun ini mulai” (Informan 2)

Dari wawancara tersebut diketahui bahwa saat ini PIKR SMPN 9

Cimahi masih tahap pembentukan. Sementara seperti yang dijelaskan

dalam wawancara dengan salah satu anggota PIKR, organisasi

Page 73: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

58

tersebut menjadi salah satu wadah bagi siswa untuk menceritakan

masalahnya di sekolah. PIKR dibawah bimbingan Guru BK SMPN 9

Cimahi bisa menjadi organisasi yang berfungsi sebagai perpanjangan

tangan dari Guru BK. Seperti yang dipaparkan dari hasil wawancara

dengan anggota PIKR, PIKR juga diharapkan menjadi wadah yang

mampu membantu BK dalam menyelesaikan masalah siswa SMPN 9

Cimahi. Hal tersebut diketahui juga berdasarkan hasil wawancara

dengan Guru BK. Berikut adalah kutipan hasil wawancara tersebut.

“Wadah aja untuk tempat bercerita, jadi anak yang

sungkan bercerita dengan BK atau ke Guru atau siapapun

yang di sekolah. Jadi dia bisa mendekati teman-teman yang

dari PIKR ini. Nanti PIKR sendiri mempunyai program

untuk menuntaskan masalah pribadi dikalangan remaja.”

(Informan 2)

Mengoptimalkan kinerja PIKR di SMPN 9 Cimahi ini bisa

menjadi salah satu upaya yang menjadi pertimbangan peneliti untuk

menaggulangi kekurangan SDM BK di SMPN 9 Cimahi. Dengan

mengoptimalkan organisasi tersebut, diharapkan dapat mengurangi

beban kerja Guru BK yang sangat banyak sehingga masalah-masalah

yang timbul akibat kekurangan SDM BK dapat diminimalisasi.

b. Gambaran Kualitas

Ditinjau dari segi kualitas, semua Guru BK SMPN 9 Cimahi

memenuhi kualifikasi profesi Guru BK yang ditetapkan Kemendikbud

dan memiliki pengalaman cukup banyak dalam menangani masalah

perundungan pada siswa. Hal tersebut disimpulkan berdasarkan hasil

telaah dokumen dan wawancara.

Page 74: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

59

1) Pendidikan

Berdasarkan hasil telaah dokumen, diketahui data sebagai

berikut.

Tabel 5.2

Data Guru Bimbingan Konseling SMPN 9 Cimahi Berdasarkan

Riwayat Pendidikan

No. SDM Riwayat Pendidikan Waktu terdaftar sebagai

tenaga pendidik di SMPN 9

Cimahi

1. Guru BK 1 S1 Psikologi

Pendidikan dan

Bimbingan

1 Maret 1994

2. Guru BK 2 S1 Psikologi

Pendidikan dan

Bimbingan

S2 Pedidikan

Bimbingan

Konseling

1 Juli 1999

3. Guru BK 3 S1 Psikologi

Pendidikan dan

Bimbingan

9 Januari 1996

4. Guru BK 4 S1 Pendidikan

Bimbingan

Konseling

1 Februari 2010

Berdasarkan data diatas, diketahui jumlah Guru BK di SMPN

9 Cimahi yang berpendidikan S1 berjumlah tiga orang dan S2

berjumlah satu orang. Berdasarkan data tersebut, semua Guru BK

sudah memenuhi kualifikasi sebagai Guru BK berdasarkan

Page 75: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

60

Permendikbud nomor 111 tahun 2014 dan panduan pelaksanaan

BK untuk SMP dari Kemendikbud. Ketetapan tersebut

menyebutkan bahwa Guru BK atau konselor merupakan lulusan

S1 bidang pendidikan konseling dan telah lulus pendidikan profesi

Guru Bimbingan Konseling.

2) Pengalaman Menangani Masalah Perundungan (Bullying)

Berdasarkan hasil wawancara, peneliti menyimpulkan bahwa

setiap Guru BK yang ada di SMPN 9 Cimahi sudah memiliki

pengalaman yang banyak dalam menangani permasalahan

perundungan pada siswa dan juga telah memiliki pengalaman

kerja sebagai Guru BK di SMPN 9 Cimahi selama lebih dari 7

tahun. Kesimpulan tersebut didukung oleh pemaparan pengalaman

informan yang merupakan Guru BK dalam menangani masalah

perundungan di sekolah.

“Misalkan ya apa… menarik ini… kerah baju,

menampar, bahkan sampai berkelahi seperti itu ya, atau

ada lagi yang secara halus, bully secara halus tetapi ini

sangat bahaya… yaitu mengancam temannya untuk

melakukan suatu… suatu… perbuatan yang salah. … Kalau

tidak melakukan eee nanti dikhawatirkan ada tindakan

memukul. Nah jadi itu di SMP itu seperti itu.” (Informan 1)

“…yang Ibu rasakan kelass 7 itu cerita nuansa bullynya

lebih kental. Dibanding kelas 8 kelas 9 ya, karena begini di

kelas 7 itu kaya sikap-sikap kecil aja itu dilaporin. Contoh,

“Bu dia ngejekin nama orang tua saya” anak kan nggak

nyaman ya, anak kan tau nama orang tuanya rada aneh

kumaha nya, dijadikan ejekan. Terus yang ngancem-

ngancem, jahil… begitu, jadi kelas 7 begitu.” (Informan 2)

“Yang becanda-becanda kayak gitu ya.. kayak bercanda

contoh narik, narik kerudung..kemudian ada yang...

Page 76: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

61

“noel”gitu. tapi ada yang juga..yang ibu bilang berat juga

salah satunya kalo bercanda narik bangku.” (Informan 3)

Pengalaman Guru BK dalam memberikan bimbingan kepada

siswa sudah cukup banyak. Keempat orang Guru BK di

SMPN 9 Cimahi tersebut sudah memiliki pengalaman

memberikan bimbingan konseling sudah cukup lama. Semua

Guru BK yang ada di SMPN 9 Cimahi setidaknya memiliki

pengelaman di bidang konseling selama lebih dari 15-20 tahun

Hal ini didukung oleh pernyataan Wakil Kepala Sekolah

Bidang Humas yang juga bertugas memantau kinerja Guru di

sekolah selain Kepala Sekolah. Berikut kutipan pernyataan

yang diberikan oleh Informan pendukung

“Ee.. disana yang paling unggul SDM nya adalah bu

“Guru BK 2”, dia sebagai Penanggungjawab BP.

Tentunya dia mempunyai ee.. kualitas SDM yang paling

unggul. Kemudian dibawahnya ada bu “Guru BK 3” itu

mungkin setelah bu “Guru BK 2” kemampuan SDM nya

dengan bu “Guru BK 4”, setelah itu yang paling akhir bu

“Guru BK 1”… Dan pengalamannya adalah.. dari BP, dan

memang ya.. sudah punya jam terbang yang lumayan lah..

sudah diatas 20 tahun.” (Informan Pendukung 1)

2. Fasilitas

Fasilitas merupakan sarana fisik yang dibutuhkan untuk mendukung

berjalannya proses layanan konseling di sekolah. Fasilitas sama pentingnya

dengan SDM, karena ketersediaan fasilitas yang baik dapat menunjang

kualitas kinerja SDM. Ketersediaan fasilitas untuk kegiatan BK pada tahun

2016 di SMPN 9 Cimahi cukup lengkap. Hal tersebut disimpulkan

berdasarkan hasil wawancara, telaah dokumen dan observasi yang dilakukan

Page 77: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

62

oleh peneliti. Pada variabel ini peneliti membagi hasil temuan lapangan

dalam tiga aspek yaitu ruangan, fasilitas penunjang kinerja BK dan fasilitas

penunjang layanan BK.

a. Ruangan

Ditinjau dari segi ruangan, walaupun ruangan Kantor BK di

SMPN 9 Cimahi memiliki semua fungsi yang dibutuhkan untuk

menjalankan kegiatan konseling namun kelengkapan ruangan kantor

BK belum sesuai dengan ketetapan panduan pelaksanaan BK karena

ada beberapa ruangan yang digabung seperti ruang relaksasi,

konseling individu dan konseling kelompok. Tata ruang kantor BK

belum sesuai dengan standar minimum dalam panduan pelaksanaan

BK Kemendikbud tahun 2014 dan Peraturan Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan nomor 111 tahun 2014. Hal tersebut

diketahui berdasarkan hasil wawancara dan observasi peneliti.

Untuk menjalankan layanan bimbingan konseling, SMPN 9

Cimahi memiliki ruangan khusus untuk bimbingan konseling dan

ruang kelas yang digunakan untuk kegiatan layanan klasikal BK.

Hal ini diketahui berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang

dilakukan oleh peneliti.

“Kalau klasikal kita gunakan ruangan kelas… Kalau

konseling disini, diruang BK.” (Informan 1)

“Kalau untuk ruangan, klasikal kalau untuk tahun ini

kebijakan sekolah kan ada infocus tiap kelas. Jadi untuk

klasikal bisa dikelas masing-masing. Jadi kalaupun pake

media, laptop gitu gak perlu pake ruangan multimedia.”

(Informan 2)

Page 78: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

63

“Ruangan kelas..kemudian ruang BK kan ada 4 sekat

ya,, 4 sekat yang ruang administrasi, ruang kerja guru BK,

ruang tamu, dan ini ruang konseling.” (Informan 3)

Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti diketahui

bahwa layanan konseling dilakukan di ruang kelas dan ruangan

kantor BK. Adapun ruang kantor BK dibagi kembali menjadi

beberapa ruang yaitu ruang tamu, ruang konseling, ruang

administrasi (data) dan ruang kerja Guru BK. Ketersediaan ruang

kantor BK secara fungsional memang sudah memenuhi kebutuhan

pelaksanaan BK, namun berdasarkan ketetapan panduan

pelaksanaan BK Kemendikbud dahun 2014 dan Peraturan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan nomor 111 tahun 2014

masih belum terpenuhi. Kekurangan tersebut adalah pada ruangan

konseling sebagai mana ditetapkan dalam panduan dan peraturan di

atas perlu dipisahkan antara ruang konseling perorangan dan

ruangan relaksasi, dan ruangan konseling kelompok.

b. Fasilitas Penunjang Kinerja

Fasilitas penunjang kinerja merupakan sarana dan prasarana

yang diberikan oleh sekolah untuk membantu Guru BK untuk

melaksanakan tugasnya di Sekolah. Fasilitas tersebut mencakup

sarana dan prasarana perkantoran, administrasi dan pendanaan

kegiatan. Ketersediaan fasilitas untuk menunjang kinerja BK SMPN

9 Cimahi sudah memadai. Namun tidak ada anggaran khusus untuk

layanan klasikal. Pengajuan dana pada sekolah dilakukan pada saat

Page 79: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

64

menyerahkan perencanaan program BK untuk 1 tahun. Dana

tersebut untuk pelaksanaan home visit, pengadaan inventory, dan

alat-alat lain.

Dari segi pendanaan berdasarkan hasil wawancara kepada Guru

BK dan Wakasek diketahui bahwa tidak ada pendanaan khusus

untuk menyelenggarakan kegiatan layanan klasikal bimbingan

konseling. Hal ini dikarenakan pelaksanaan kegiatan tersebut sudah

termasuk kedalam tugas pokok Guru BK. Jika ada pengajuan dana

terkait pelaksanaan layanan konseling hal ini diajukan pada awal

tahun pembelajaran. Adapun pengajuan dana kepada sekolah

ditujukan untuk pengadaan fasilitas penunjang kinerja seperti

pengadaan lemari, software dan hardware, pelaksanaan psikotest,

home visit dan lain-lain. Berikut kutipan hasil wawancara terkait

pendanaan untuk kegiatan BK.

“…Ya tapi ini kan, untuk perilaku bully itu sendiri lebih

kenanya ke layanan klasikal atau layanan individual, itu

sebenarnya tidak ada pendanaan khusus karena sudah

tugas pokok guru itu.” (Informan 1)

“O.. kalo layanan BK itu termasuk dalam kerja guru BK

aja… Seperti kegiatan home visit..mungkin

ya..ehm..he’eh..kegiatan home visit, kemudian kegiatan beli

peralatan BK..kayak lemari.. kemudian mungkin ada

berkas-berkas yang harus diperbanyak. Beli kelengkapan

BK salah satunya itu alat mungkin ya..seperti.. ee..ITP,

inventory itu..Nah, itu kita beli dan didanai oleh sekolah”

(Informan 3)

“Ada, cuma kalau dari sekolah itu kan kita biasanya

program yang dengan mengajukan proposal biasanya

untuk psikotest, pengadaan berkas-berkas untuk home visit,

sarana seperti software, hardware itu kita ajukan diawal

tahun ajaran” (Informan 2)

Page 80: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

65

Hal tersebut dipertegas oleh keterangan terkait pendanaan dalam

layanan klasikal dan kebutuhan BK lain dari Wakasek.

“Itu memang sudah TUPOKSI, tugas pokok dan fungsi

guru. Itu sudah digaji dari negara diantaranya itu.. seperti

guru..mengajar jadi.. ee.. setiap guru mengajukan,

berdasarkan kebutuhannya itu pada awal tahun, semua

melalui MGMP di sekolah ini. Jadi, masing-masing guru

mata pelajaran mengajukan kebutuhan, selama 1 tahun..

termasuk BP.” (Informan Pendukung 1)

Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa dalam pelaksanaan

layanan klasikal BK tidak memiliki anggaran dana khusus. Sementara

anggaran dana yang dimiliki oleh BK adalah untuk pengadaan sarana

lain untuk menunjang program dan kinerja BK secara keseluruhan.

Berdasarkan hasil telaah dokumen perencanaan program BK tahun

ajaran 2015-2016 diketahui tidak ada anggaran khusus untuk

pelaksanaan layanan klasikal tentang perundungan. Anggaran untuk

kebutuhan manajemen (alat tulis kantor dan kegiatan rapat),

pelaksanaan layanan dasar, layanan responsif, layanan perencanaan

individual dan layanan dukungan sistem. Berdasarkan hasil telaah

dokumen diketahui juga bahwa sumber pembiayaan kegiatan dari BK

berasal dari RKAS (rencana kegiatan dan anggaran sekolah) dan

sumber-sumber lain melalui kesepakatan lembaga dengan pihak lain.

Informasi tersebutdidukung oleh hasil wawancara kepada Wakasek

bidang humas, berikut kutipan wawancara tersebut.

“Ya.. kalo pendanaan.. didanai dari BOS termasuk yang

home visit.. kemudian kita mengadakan kerjasama dengan..

lembaga lain.” (Informan Pendukung 1)

Page 81: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

66

Dari hasil observasi, diketahui bahwa untuk menunjang kinerja

Guru BK di SMPN 9 Cimahi, pihak sekolah juga menyediakan kantor

BK yang dilengkapi dengan ruang kerja, ruang administrasi, ruang

konseling dan ruang tamu. Perlengkapan perkantoran juga disediakan

oleh sekolah seperti perangkat komputer, meja kerja, lemari

penyimpan data, dan berbagai dokumen administrasi pelaksanaan

program BK seperti home visit, buku konseling siswa, alat ungkap

masalah, dokumen untuk psikotest dan lain-lain.

c. Fasilitas Penunjang Layanan BK

Fasilitas pendukung layanan BK merupakan sarana dan prasarana

yang diberikan oleh sekolah untuk menunjang terlaksananya layanan

konseling bagi siswa. Fasilitas tersebut mencakup ruangan pelaksanaan

konseling dan alat-alat yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan

konseling dalam format apapun di sekolah. Ditinjau dari segi

ketersediaan fasilitas untuk mendukung layanan BK, SMPN 9 Cimahi

sudah memiliki fasilitas yang memadai. Hal tersebut disimpulkan

berdasarkan hasil wawancara dan observasi.

Untuk layanan klasikal bimbingan konseling di SMPN 9 Cimahi

saat ini dapat dilakukan di setiap kelas. Jika sebelumnya layanan

klasikal biasa dilakukan di ruangan multimedia dengan mencampur

beberapa kelas dalam satu sesi layanan karena keterbatasan fasilitas,

saat ini layanan klasikal dapat dilakukan di setiap kelas karena telah

Page 82: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

67

tersedia fasilitas yang memadai di setiap kelas seperti LCD proyektor,

layar dan lain-lain.

“Untuk tahun sekarang, Alhamdulillah cukup lengkap,

karena di tiap kelas ada ini yaah… LCD proyektor… Kita

tinggal bawa laptop, kita sambungkan ke proyektor gitu

yah udah.” (Informan 1)

“Kalau untuk ruangan, klasikal kalau untuk tahun ini

kebijakan sekolah kan ada infocus tiap kelas. Jadi untuk

klasikal bisa dikelas masing-masing. Jadi kalaupun pake

media, laptop gitu gak perlu pake ruangan multimedia.”

(Informan 2)

“Itu dari sekolah e itu seperti LCD disediakan.. dari

sekolah.. paling kita bawa laptop.. speaker juga kadang.”

(Informan 3)

Berdasarkan hasil kutipan wawancara di atas, diketahui bahwa

fasilitas yang disediakan oleh sekolah untuk menunjang kegiatan

layanan klasikal BK berupa LDC proyektor. Jika konselor atau Guru

BK menggunakan media atau alat bantu lain untuk membantu

pelaksanaan layanan klasikal, konselor atau Guru BK menyiapkan

sendiri bahan-bahan tersebut. Berdasarkan hasil observasi diketahui

selain setiap kelas sudah dilengkapi dengan proyektor (Infocus) pihak

sekolah juga menyediakan laptop, speaker, audio player, CD

pembelajaran, format absensi dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil

wawancara dan observasi tersebut maka ditinjau dari fasilitas

penunjang layanan BK, SMPN 9 Cimahi sudah memenuhi ketetapan

dalam panduan pelaksanaan BK Kemendiknas dan peraturan

Kemendiknas nomor 111 tahun 2014.

Page 83: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

68

3. Materi

Pada pelayanan BK materi dirumuskan dalam bentuk tema-tema dan

kemudian dibahas dalam pelaksanaan layanan, baik itu layanan konseling

kelompok, individu, maupun klasikal. Tema itu sendiri merupakan rumusan

dari sejumlah aspek yang menjadi muatan kegiatan pelayanan yang

dimaksudkan. Fokus materi dalam penelitian ini dikhususkan pada materi

yang diberikan dalam layanan klasikal BK sebagai upaya mengatasi masalah

perundungan dikalangan siswa. Cakupan gambaran itu sendiri meliputi

bagaimana penyusunan materi, sumber acuan dan sasaran penerima materi

tersebut.

a. Penyusunan Materi

Sebelum menentukan materi apa yang akan diberikan dalam

layanan klasikal, Guru BK terlebih dahulu melakukan need

assessment melalui laporan yang masuk ke Guru BK, observasi,

inventori tugas perkembangan sesuai dengan cara yang

dijelaskan dalam panduan pelaksanaan BK dari Kemendikbud.

Hal tersebut disimpulkan berdasarkan hasil telaah dokumen dan

wawancara mendalam.

Penyusunan materi pada layanan klasikal BK dilakukan

melalui beberapa tahap. Berdasarkan hasil wawancara terhadap

Guru BK, diketahui bahwa Guru BK melakukan assessment

terlebih dahulu terkait kondisi siswa dan kebutuhan siswa

sebelum menentukan materi apa yang akan diberikan dalam

layanan klasikal BK. Berikut kutipan hasil wawancara tersebut.

Page 84: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

69

“Oleh guru BK aja… Eeh jadi gini… kita melihat gejala

anak ini apa sih kecenderungannya? Misalkan, Eeh kaya

anak kelas 1, anak kelas 1 itu kebanyakan ngebullynya,

ngejek nama orang tua, ngejek keluarga ya kan…?! Nah

kemudian kita bikin materinya tentang bully itu

dihubungkan dengan hal-hal yang factual dikelas 1.”

(Informan 1)

“Mungkin dari assessment kan kita ada beberapa..data

yang kita ambil dari anak, permasalahan-permasalahan

anak. Nah, kira-kira dari permasalahan itu, yang paling

banyak apa nih.. Nah, kemudian kita usulkan dalam

silabus.” (Informan 3)

“Biasanya kita melakukan need assessment selain pakai

instrument kita melihat persentase kasus. Misalkan pada

tahun ajaran ini kasus bully banyak ditemukan, maka pada

tahun ajaran berikutnya kita melakukan antisipasi dengan

memberikan pembekalan dulu supaya bully itu tidak

merebak lagi begitu. Jadi dijadikanlah layanan

pencegahan atau preventif ya namanya.” (Informan 2)

Data hasil wawancara tersebut didukung oleh hasil telaah

dokumen. Berdasarkan hasil telaah dokumen, diketahui

instrument pengumpul data sebagai mana disebutkan dalam

wawancara diatas berupa inventori tugas perkembangan siswa,

dan alat ungkap masalah dalam modul buku pribadi siswa,

Bimbingan dan Konseling. Hasil pengumpulan data kemudian

diolah dan ditampilkan dalam bentuk grafik profil individu dan

profil kelompok. Selain itu, need assessment juga dilakukan

berdasarkan laporan masuk kepada Guru BK dan tercatat dalam

buku kasus BK. Upaya need assessment tersebut sudah sesuai

dengan ketetapan peraturan Kemendikbud nomor 111 tahun 2014

yang menyatakan bahwa layanan BK diselenggarakan secara

Page 85: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

70

terprogram berdasarkan need assessment dengan berbagai

instrument non tes dan tes, pengumpulan fakta, laporan diri dan

observasi yang dilakukan oleh Guru BK atau pihak lain yang

berkewenangan.

Setelah dilakukan need assessment, tahap selanjutnya yang

seharusnya dilakukan oleh Guru BK berdasarkan peraturan

Kemendikbud nomor 111 tahun 2014 dan panduan pelaksanaan

BK Kemendikbud tahun 2014 adalah menyusun materi

pelayanan kedalam RPL. Berdasarkan hasil telaah dokumen RPL

dan konten materi yang diberikan dalam layanan klasikal,

diketahui materi layanan tersebut adalah “Aspek-aspek sosial dan

religi dalam kehidupan” dengan sub-materi “Menghindari

Bullying (Pergaulan remaja berakhlak mulia)”. Konten dari

materi layanan tersebut mencakup penjelasan tentang pengertian

bullying, bentuk bullying, dan aspek hukum tetang bullying.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyusunan materi

layanan klasikal tentang perundungan sudah memenuhi ketetapan

peraturan Kemendikbud nomor 111 tahun 2014 dan panduan

pelaksanaan BK untuk SMP dari Kemendikbud tahun 2014.

b. Acuan Materi

Acuan untuk konten materi layanan klasikal terkait

perundungan lebih banyak diambil dari artikel di internet dan

Page 86: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

71

surat kabar online. Dari hasil wawancara diketahui informasi

sebagai berikut.

“Yang pertama kita baca buku, yang kedua kita rajin

nyari-nyari di internet seperti itu.” (Informan 1)

“Untuk materinya sendiri kita menyesuaikan apakah kita

browsing dari internet atau dari buku-buku yang relevan,

atau dari surat kabar” (Informan 2)

“Sumber salah satunya mungkin dari… googling.

Kemudian dari buku-buku juga, buku sumber yang kita

punya ada buku psikologi anak, kemudian psikologi

remaja, ee... ya materi-materi berita dari TV juga yang

update.” (Informan 3)

Sementara berdasarkan hasil telaah dokumen tentang konten

materi dan acuan yang digunakan oleh Guru BK diketahui bahwa

materi yang dibuat oleh Guru BK lebih banyak bersumber

kepada artikel-artikel dari website dan juga surat kabar online.

Berdasarkan data tersebut maka peneliti menyimpulkan bahwa

materi perundungan yang disusun oleh Guru BK lebih banyak

bersumber dari artikel di internet dan surat kabar online.

c. Sasaran Materi

Layanan klasikal BK dengan materi perundungan ini diberikan

dikelas 7 dan 8. Hal tersebut disimpulkan berdasarkan hasil

wawancara, telaah dokumen RPL dan observasi. Walaupun

sasaran utama adalah kelas 7 dan 8, Guru BK juga mengingatkan

agar tidak melakukan perundungan pada seluruh siswa termasuk

kelas 9. Berikut adalah hasil kutipan wawancara terkait sasaran

pemberian dari materi perundungan itu sendiri.

Page 87: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

72

“Kalau kita lihat, kebanyakan materi bully itu diberikan

di kelas 7 dan 8.” (Informan 1)

“Kalau kemarin kelas 7. Karena kita berasumsi bahwa

kalau kelas 7 itu kan mereka bersosialisasi dilingkungan

baru, transisi dari SD ke SMP. Otomatis harus punya bekal

bagaimana bersosialisasi dengan teman.” (Informan 2)

“Iya..Kelas tujuh. Kelas delpan nanti diingatkan ulang..

Kelas sembilan diingatkan lagi…” (Informan 3)

Pernyataan para informan tersebut didukung oleh hasil

wawancara yang dilakukan peneliti kepada siswa kelas 8. Berikut

kutipan hasil wawancara tersebut.

“Waktu di kelas 8 baru aja… Pernah kelas 7 juga dulu”

(Informan Pendukung 2)

“Di kelas 7 semester 2” (Informan Pendukung 3)

“Kelas 7… semester 1 akhir” (Informan Pendukung 4)

Berdasarkan hasil wawancara diatas, diketahui bahwa semua

informan pernah menerima layanan klasikal BK dengan konten

materi perundungan ketika di kelas 7 dan 8. Hal ini menguatkan

pernyataan sebelumnya yang dipaparkan oleh Guru-guru BK.

Berdasarkan hasil telaah dokumen diketahui bahwa dalam

RPL dituliskan bahwa sasaran layanan klasikal tentang

perundungan adalah kelas 8. Sementara dari hasil observasi yang

dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa layanan klasikal tentang

perundungan sebagaimana yang tertulis di RPL diberikan kepada

siswa kelas 8. Berdasarkan hasil wawancara, telaah dokumen,

dan observasi maka peneliti menarik kesimpulan bahwa layanan

klasikal tentang perundungan diberikan kepada siswa dikelas 7

dan 8.

Page 88: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

73

Dari pemaparan hasil temuan di lapangan, peneliti menarik kesimpulan

bahwa sebelum penyusunan materi, Guru BK terlebih dahulu melakukan

analisis kebutuhan pada siswa. Konten dari materi yang akan disampaikan

disusun dengan acuan beberapa referensi seperti artikel website dan surat

kabar online. Ditinjau dari segi sasaran, materi tentang perundungan

ditujukan khususnya untuk kelas 7 dan 8.

4. Metode

Metode merupakan cara-cara yang digunakan dalam melakukan suatu

pekerjaan agar dapan mencapai target yang telah ditentukan. Fokus metode

yang terdapat dalam penelitian ini adalah cara-cara yang digunakan Guru

BK dalam memberikan layanan klasikal kepada siswa dengan tujuan

memberikan informasi tentang perundungan kepada siswa. Fokus metode

dalam penelitian ini mencakup frekuensi pemberian layanan, durasi pada

setiap pemberian layanan, dan cara yang digunakan dalam menyampaikan

informasi.

a. Frekuensi

Ditinjau dari frekuensi pemberian layanan klasikal tentang

perundungan hanya diberikan dalam 1-2 kali pertemuan.

Pelaksanaan layanan klasikal secara keseluruhan belum

memenuhi ketetapan Kemendikbud. Layanan klasikal terjadwal

sebagaimana dijelaskan dalam panduan pelaksanaan BK dan

Page 89: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

74

Permendiknas nomor 111 tahun 2014 bahwa layanan klasikal BK

terjadwal dilakukan satu kali pertemuan perminggu di setiap

kelas. Penarikan kesimpulan tersebut diperoleh berdasarkan hasil

wawancara dengan Guru BK dan Siswa. Berikut adalah kutipan

wawancara tersebut.

“Minimal itu sebulan sekali… karena kita dipotong

dengan kegiatan lain yah. Itu ada lah satu semester kira-

kira 4 kali… Itu 4 kali itu ada satu yang pure bully

kemudian yang sisanya itu tentang etika pergaulan, tentang

norma-norma di masyarakat dan itu selalu dikaitkan

dengan bully juga.” (Informan 1)

“Kalau yang direncanakan kemarin kan minimal satu

kelas itu dapat satu kali layanan tentang bully.” (Informan

2)

“Kita paling 2 kali dalam 1 kelas” (Informan 3)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, diketahui frekuensi

pemberian layanan klasikal diberikan setiap bulan pada setiap

kelas. Dalam satu semester dalam kelas yang sama bisa

mendapatkan layanan klasikal sekitar 4 kali pertemuan. Sementara

untuk layanan klasikal dengan konten materi perundungan

dilakukan setidaknya satu kali pada masing-masing kelas.

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa dikelas 8, diketahui

bahwa mereka pernah menerima layanan klasikal tentang

perundungan sebanyak 1 – 2 kali pertemuan. Berikut adalah

kutipan hasil wawancara tersebut.

“Waktu di kelas 8 baru aja… Pernah kelas 7 juga dulu”

(Informan Pendukung 2)

“Iya, sekali aja waktu di kelas 7.” (Informan Pendukung

3)

Page 90: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

75

“Pernah waktu itu… Kelas 7” (Informan Pendukung 4)

Berdasarkan kutipan hasil wawancara di atas, diketahui semua

informan pernah menerima layanan klasikal BK dengan konten

perundungan ketika di kelas 7 dan satu orang informan

mendapatkan layanan klasikal dengan tema yang sama untuk

kedua kalinya di kelas 8. Frekuensi pelayanan belum memenuhi

standar yang ditetapkan oleh Kemendikbud karena frekuensi

pembiran layanan tidak setiap minggu dan tidak terjadwal.

Berdasarkan peraturan Kemendikbud nomor 111 tahun 2014

dijelaskan bahwa layanan bimbingan klasikal merupakan layanan

yang dilaksanakan dalam seting kelas, diberikan kepada semua

peserta didik, dalam bentuk tatap muka terjadwal yang rutin setiap

kelas per minggu.

Layanan klasikal tidak berjalan setiap minggu pada setiap kelas

karena untuk pelaksanaan layanan tersebut belum terjadwal.

Kesimpulan tersebut didukung oleh hasil wawancara dengan guru

BK. Berikut adalah kutipan hasil wawancara tersebut.

“Paling.. pada saat guru tidak ada.. kita kemudian

butuh.. menyampaikan sesuatu itu kita minta ke guru yang

bersangkutan. Pada saat guru itu mugkin pelatihan atau

mungkin guru itu.. meminta ke kita” (Informan 2)

b. Metode

Metode yang lebih sering digunakan berupa ceramah singkat,

dan tanya jawab. Metode lain yang digunakan bisa berupa diskusi,

Page 91: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

76

roleplay dan simulasi. Penarikan kesimpulan tersebut diakukan

berdasarkan hasil wawancara, telaah dokumen dan observasi.

Ditinjau dari jenis metode yang digunakan oleh Guru BK

dalam memberikan layanan klasikal, ada beberapa metode yang

digunakan dalam pemberian layanan klasikal. Metode-metode

tersebut diantaranya metode ceramah singkat dengan bantuan

media audio visual, diskusi, tanya-jawab dan roleplay. Hal

tersebut diketahui berdasarkan hasil wawancara kepada tiga orang

Guru BK dan juga telaah dokumen. Dalam dokumen satuan

layanan BK (RPL) tertulis metode yang digunakan adalah

ceramah bervariasi, diskusi dan tanya jawab. Sementara dari hasil

wawancara, metode yang digunakan tidak hanya seerti yang

tertulis dalam RPL. Berikut adalah hasil kutipan wawancara

tersebut.

“Kebanyakan metode ceramah, tanya jawab, tapi

menggunakan media… misalkan ada pemutaran film

seperti itu” (Informan 1)

“Ee.. permainan… Kemudian ada yang.. ceramah,

kemudian pemutaran film, seperti itu. Kemudian ada tanya-

jawab juga.. wawancara ke siswa mungkin, kira-kira.. ada

masalah apa nih.. gitu.. Role-Playing.. jadi anak bermain

berperan...” (Informan 2)

“Metodenya kalau saya itu cenderung simulasi dan

diskusi.” (Informan 3)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diketahui bahwa

kebanyakan dari informan menggunakan metode ceramah singkat,

diskusi dan tanya jawab. Hal tersebut diperkuat dengan

Page 92: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

77

keterangan dari siswa yang pernah menerima layanan klasikal

tersebut. Berikut adalah kutipan hasil wawancara tersebut.

“Jadi Guru BK juga jelasin tentang bullying bagaimana

akibatnya kedepannya begitu. Jadi kita juga ngerti sih…

pake permainan juga, jadi pemahaman tentang bullying

juga pakai games jadi agak seru gitu” (Informan

Pendukung 2)

“secara lisan aja terus tanya jawab, udah sih”

(Informan Pendukung 3)

“Itu sih jadi nerangin aja, seolah-olah aja sih

ngebayangin kalau kita teh dapet bully dari temen, dari

senior, atau apa.” (Informan Pendukung 4)

Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa Guru BK

menggunakan metode ceramah singkat dengan tanya jawab yang

dibantu dengan penayangan media audio visual. Pemilihan

metode yang digunakan dalam menyampaikan informasi dipilih

oleh Guru BK atas pertimbangan observasi Guru BK dan hasil

analisis data kecenderungan pola belajar anak melalui hasil

psikotest. Dengan demikian Guru BK mengetahui sekiranya

metode apa yang tepat untuk sasaran. Hal ini diketahui

berdasalkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan

beberapa Guru BK. Berikut adalah kutipan hasil wawancara

tersebut.

“Eeh… disini kebanyakan anak-anak tuh visual gaya

belajarnya. Jadi dia itu senang nonton, senang melihat jadi

kita perlihatkan film-film atau gambar yang mengarah ke

perilaku bully gitu. Nah itu, dari situ.” (Informan 1)

“Ya kita melihat kecenderungan anak-anak dikelas itu

seperti apa, mereka lebih tertarik dengan metode seperti

apa dalam penyampaian materi. Jadi kita juga melakukan

observasi ya istilahnya. Terus kita sesuaikan kira-kira

Page 93: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

78

metode apa yang cocok supaya layanan klasikal itu jadi

menyenangkan, terus materi yang disampaikan juga bisa

pahami oleh anak-anak” (Informan 2)

Berdasarkan hasil wawancara diatas peneliti menyimpulkan

bahwa metode yang digunakan oleh Guru BK sudah sesuai

dengan yang direncanakan dalam RPL. Penentuan metode

diakukan berdasarkan hasil need assessment melalui observasi dan

data kecenderungan dari data hasil psikotest siswa.

B. Aktivitas Layanan Klasikal Bimbingan Konseling

Aktivitas layanan klasikal BK terkait perilaku perundungan pada siswa

mencakup beberapa hal seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,

Pengawasan dan penilaian, tindak lanjut, dan pelaporan.

1. Perencanaan

Dari segi perencanaan yang perlu dipersiapkan oleh Guru BK, RPL dan

prencanaan program BP sudah tersedia namun isi RPL untuk layanan

klasikal BK tentang perundungan tidak terlalu lengkap dan belum seperti

yang dicontohkan dalam panduan pelaksanaan BK SMP dari

Kemendikbud tahun 2014. Sementara untuk tenaga yang dilibatkan dalam

penyusunan perencanaan hanya Guru BK saja. Penarikan kesimpulan

tersebut dilakukan berdasarkan hasil wawancara dan telaah dokumen.

Dari hasil wawancara diketahui dalam proses perencanaan hal-hal yang

perlu dilakukan oleh Guru BK sebelum memberkan layanan klasikal BK

adalah menyiapkan dokumen satuan layanan (RPL), bahan yang akan

disampaikan dan media yang sesuai, format absensi siswa, melakukan

Page 94: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

79

sosialisasi jadwal pemberian layanan dan bekerja sama dengan Guru wali

kelas. Berikut kutipan hasil wawancara tersebut.

“Eeh… satu kita mempersiapkan RPLnya, kedua kita

siapkan medianya, ketiga kita siapkan juga format absen

begitu, terus keempatnya kita beritahukan dulu siswanya

kalau akan ada pertemuan dengan kita guru BK pada jam

pelajaran sekian begitu…” (Informan 1)

“penyusunan RPL... kemudian mungkin cari-cari film..

yang bisa diinikan ke siswa… kira- kira... masuk gak ya?

paham gak ya? siswa untuk materi ini… gitu...” (Informan

2)

“Pertama mah kita harus siap bahan. Apa yang mau kita

sampaikan, medianya apa, terus koordinasi dengan wali

kelas. Walaupun jadwal sudah dipajang, sudah di tanda

tangan kepala sekolah, tapi pada hari H kita mengingatkan

lagi kepada wali kelas.” (Informan 3)

Ditinjau dari SDM yang berperan dalam penyusunan perencanaan

layanan klasikal BK terkait perilaku perundungan, diketahui bahwa hanya

Guru BK yang dilibatkan dalam penyusunan RPL. Berikut adalah kutipan

hasil wawancara tersebut.

“Kita aja… BK aja…” (Informan 1)

“Ya paling rekan guru BK, yang lain nggak ada sih.”

(Informan 2)

“Kalau RPL mah masing-masing, jadi setiap guru BK

menyimpan RPL” (Informan 3)

Setelah dilakukan telaah dokumen, peneliti mengetahui bahwa isi dari

RPL tersebut sama hanya saja berbeda tempat dan sasaran penerima

layanan, karena setiap Guru BK sudah mempunyai tanggung jawab masing-

masing terhadap kelas-kelas siswa tertentu. Adapun format dokumen RPL

tersebut tersusun atas beberapa aspek sebagai berikut.

Page 95: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

80

a. Materi layanan

b. Sub Materi

c. Jenis layanan

d. Fungsi Layanan

e. Bidang Bimbingan

f. Tugas Perkembangan

g. Sasaran Layanan

h. Semester/Waktu pelaksanaan

i. Uraian Kegiatan

j. Nilai-nilai yang harus dibangun/dikembangkan/dibisasakan

k. Sumber Belajar

l. Metode

m. Tempat

n. Penyelenggara/pelaksana

o. Penilaian

p. Tindak lanjut

Berdasarkan hasil telaah dokumen, diketahui pada bagian waktu

pelaksanaan tidak dicantumkan berapa lama layanan klasikal terkait

perundungan ini disampaikan. Selain itu pada uraian kegiatan, belum

dipaparkan dengan jelas uraian kegiatan apa saja yang akan dilakukan

secara bertahap sejak awal masuk kedalam kelas hingga selesai pemberian

layanan. Hal tersebut menjadi salah satu kesulitan bagi peneliti maupun

pengawas jika tidak melihat langsung bagaimana gambaran pelaksanaan

layanan klasikal di dalam kelas. Karena ada beberapa tahapan yang perlu

Page 96: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

81

dilakukan oleh Guru BK mengacu pada panduan Kemendikbud tahun 2014

yang sebenarnya dilakukan oleh Guru BK namun tidak tercantumkan dalam

uraian kegiatan di dokumen RPL. Selain RPL, Guru BK juga menyiapkan

perencana program BK tahunan. Dokumen perencanaan yang tersedia

adalah perencanaan pada tahun ajaran 2015-2016.

Berdasarkan ketetapan peraturan Kemendikbud nomor 111 tahun 2014

disebutkan bahwa perencanaan (action plan) dibuat sebagai alat untuk

merespon kebutuhan yang telah teridentifikasi, mengimplementasi tahap-

tahap untuk memenuhi kebutuhan, dan identifikasi pihak yang bertanggung

jawab pada setiap tahap, serta mengatur jadwal dalam program tahunan dan

semesteran. Perencanaan yang dimaksud dalam peraturan tersebut disusun

kedalam RPL dan Perencanaan Program BK tahunan atau semesteran.

Berdasarkan seluruh data diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa selain

dokumen perencanaan (RPL dan Program tahunan BK) sudah dipersiapkan

untuk menjawab analisis kebutuhan, Guru BK juga sudah mampu

mengidentifikasi dan berkoordinasi dengan pihak yang akan dilibatkan

dalam pelaksanaan sebagaimana yang dimaksudkan dalam peraturan

Kemendikbud nomor 111 tahun 2014. Namun dari segi kelengkapan konten

RPL masih didapati kekurangan pada bagian waktu pelaksanaan dan

pemaparan uraian kegiatan yang tidak dijelaskan berdasarkan tahapan-

tahapan pengantaran, penjajakan, penafsiran, pembinaan, dan penilaian.

Page 97: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

82

2. Pengorganisasian

Pengorganisasian dalam penelitian ini didefinisikan sebagai upaya yang

dilakukan SDM dalam mengelola sumberdaya yang dicantumkan dalam

perencanaan dan memastikan ketersediaan sumberdaya untuk menjamin

berlangsungnya kegiatan layanan konseling. Guru BK melakukan kegiatan

pengorganisasian sesuai dengan yang yang ditetapkan dalam panduan

pelaksanaan BK dari Kemendikbud. Penarikan kesimpulan tersebut

dilakukan berdasarkan hasil wawancara dan observasi.

Berdasarkan pemaparan hasil wawancara terkait beberapa sumberdaya

yang dibutuhkan dantara lain seperti sarana penunjang layanan seperti

media, ruangan kelas, LCD dan lain-lain. Sementara itu, Guru BK juga

bekerja sama dengan Guru wali kelas, Guru mata pelajaran ataupun bagian

kesiswaan dalam menentukan jadwal pemberian layanan. Sebelum

melaksanakan layanan klasikal, berdasarkan hasil wawancara kepada tiga

orang informan dari Guru BK diketahui bahwa semua informan melakukan

pengorganisasian setiap sumberdaya terlebih dahulu sebelum

mengimplementasikan perencanaan. Berikut adalah kutipan hasil

wawancara terkait bagaimana Guru BK mengorganisasi sumberdaya untuk

pelaksanaan layanan klasikal.

“Harus koordinasi,… wali kelasnya dulauan misalkan

yang menyampaikan kondisi kelasnya… terus kita

sampaikan juga rencana dari BK kira-kira kita akan

melakukan hal seperti apa, setelah itu kita sampaikan apa

hasinya dengan wali kelas… Kalau fasilitas seperti LCD

dan lain-lain itu sudah ada kan ya di kelas, ada bagiannya

yang ngurus itu. Tinggal kita mempersiapkan laptop kita

aja sebenarnya untuk penyampaian materi di layanan

klasikal.”

(Informan 1)

Page 98: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

83

“Pertama kita tentukan waktunya dulu dan Guru yang

mau memberikan waktu dikelasnya terutama ya. Kemudian

ada kelasnya, ada siswanya… itu bisa insyaallah… Iya,

harus koordinasi. Ya mungkin salah satunya mungkin

kesiswaan.” (Informan 2)

“Kita perlu koordinasi lagi dengan Kepala Sekolah,

Wali kelas sama Kesiswaan juga. Kalau sumber daya

berupa materi kan media yang kita gunakan, materi, sama

ruangan yang paling penting. … Berarti dari jauh-jauh

hari kita sudah siapkan… kalau klasikal itu kita harus

setting waktunya, terus kita sosialisasi ke guru, wali kelas,

terus kita juga harus kondisikan ruangan. Karena ruangan

itu kan tidak bisa sembarangan kita pakai, karena bisa jadi

ruangan itu sedang dipakai Guru lain.” (Informan 3)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa

kegiatan pengorganisasian yang dilakukan oleh Guru BK adalah melakukan

koordinasi dengan wali kelas, guru pengajar, kepala sekolah, atau bagian

kesiswaan. Sementara itu untuk pengorganisasian fasilitas guru BK hanya

memastikan ketersediaan kelas untuk layanan sedangkan fasilitas lain

seperti LCD sudah disediakan disetiap kelas sehingga Guru BK hanya perlu

menyiapkan laptop, materi dan media yang dibutuhkan.

Dari hasil observasi diketahui bahwa kegiatan pengorganisasian yang

dilakukan oleh Guru BK mencakup melakukan koordinasi dengan wali

kelas atau guru mata pelajaran tertentu, memastikan kembali sarana,

prasarana, waktu dan kelengkapan administrasi untuk melaksanaan layanan

klasikal. Guru BK memastikan kembali sarana yang berfungsi di dalam

kelas (LCD, laptop, speaker) satu hari sebelum pelaksanaan. Dalam

pengorganisasian prasarana, Guru BK memastikan kelas yang akan menjadi

tempat pelayanan satu hari sebelum pelaksanaan. Dalam pengorganisasian

personalia, Guru BK melakukan koordinasi dengan Guru wali kelas atau

Page 99: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

84

guru mata pelajaran satu minggu dan satu hari sebelum pelaksanaan. Dalam

pengorganisasian waktu, Guru BK memastikan kembali waktu

pelaksanaan satu minggu sebelum pelaksanaan. Dalam pengorganisasian

administrasi, Guru BK mempersiapkan dokumen-dokumen seperti absensi

siswa, RPL, dan materi layanan satu hari sebelum pelaksanaan.

3. Pelaksanaan

Pelaksanaan dalam penelitian ini merupakan implementasi dari satuan

layanan atau RPL yang dilakukan oleh Guru BK dalam memberikan

layanan klasikal dengan konten perundungan. Untuk mengetahui gambaran

pelaksanaan layanan klasikal BK tentang perundungan di kelas, peneliti

melakukan wawancara kepada Guru BK dan siswa. Selain itu peneliti juga

melakukan observasi ketika layanan klasikal tentang perundungan

berlangsung.

a. Durasi

Durasi pemberian layanan klasikal tentang perundungan

berbeda-beda dan belum memenuhi ketetapan kemendikbud.

Volume kegiatan tidak sampai 2 jam pembelajaran dalam satu kali

pertemuan dan tidak juga dicantumkan dalam RPL. Penarikan

kesimpulan tersebut dilakukan berdasarkan hasil wawancara,

telaah dokumen dan observasi.

Ditinjau dari durasi pemberian layanan, berdasarkan hasil

observasi peneliti diketahui pemberian layanan klasikal BK

dilakukan selama 2 x 60 menit. Namun durasi pada setiap

Page 100: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

85

pertemuan tidak sama dikarenakan pada saat pemberian layanan,

Guru BK memanfaatkan waktu jam pelajaran yang Guru pengajar

pada jam tersebut berhalangan hadir. Berikut adalah kutipan hasil

wawancara tersebut.

“Kalau satu jam pelajaran 45 menit, ini mah kita satu

jam 60 menit kadang lebih gitu.” (Informan 1)

“45 menit ya..” (Informan 2)

“Jadi satu jam karena dari jam 11 sampai jam 12 begitu.

Ya kalau ada bonusnya 60 menitan lah begitu ya.”

(Informan 3)

Dari hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa dalam satu kali

pemberian layanan klasikal dilakukan selama 45-60 menit yang

berarti antara sekitar satu jam pelajaran (1 JP). Hal tersebut

didukung oleh pernyataan siswa yang sudah menerima layanan

klasikal terkait perundungan dari Guru BK. Berikut kutipan hasil

wawancara tersebut.

“Sekitar sejam lah… Jadi bagaimana ya, pokknya satu

jam pelajaran itu sekitar 45 menit ya jadi 2 jam pelajaran

lah.” (Informan pendukung 2)

“Satu jam pelajaran kurang lebih.” (Informan

pendukung 3)

“Satu jam pelajaran, jadi 45 menit” (Informan

pendukung 4)

Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa pemberian

layanan klasikal diberikan selama kurang lebih 60 menit atau 1

jam pelajaran atau lebih. Hal tersebut berbeda dengan yang

ditemukan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti.

Berasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, layanan

klasikal diberikan selama 2 jam pelajaran yang kurang lebih

selama 90 menit.

Page 101: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

86

Perbedaan durasi pemberian layanan ini dilakukan karena

penetapan waktu pemberian layanan klasikal tidak ditetapkan

sejak awal perencanaan. Layanan klasikal terjadwal dilakukan

pada saat keputrian untuk siswi yang dilaksanakan setiap hari

Jum’at dari jam 11.30 sampai 12.30 ketika para siswa

melaksanakan sholat Jum’at. Sementara untuk layanan klasikal

untuk putra tidak ada waktu khusus. Penyusunan jadwal layanan

klasikal BK dilakukan ketika sudah dimulai tahun ajaran dengan

menyesuaikan jadwal wali kelas dan guru-guru yang berhalangan

hadir. Untuk memastikan setiap kelas mendapatkan layanan

klasikal, Guru BK berkoordinasi dengan wali kelas atau guru mata

pelajaran tertentu. Hal tersebut diketahui berdasarkan hasil

wawancara dengan guru BK. Berikut adalah kutipan hasil

wawancara tersebut.

“kalau klasikal kita kerjasama dengan wali kelas

misalkan ini ada jam wali kelas nih, wali kelas evaluasi

sudah… terus dia butuh kita masuk juga, maka kita masuk

disitu di jam wali kelas … kita masuk kelas pada jam wali

kelas dengan kesepakatan, atau dengan jam guru pelajaran

tertentu yang sakit misalkan atau gurunya izin ada

tugas…” (Informan 1)

“Kita tidak bisa menjadwalkan karena memang

kondisinya anak kalau pulang sekolah sudah lelah. Terus

kadang kita kalau pulang sekolah ada kegiatan lain

mungkin ya seperti menerima tamu orang tua murid, kan

nggak mungkin kita suruh orang tua nunggu sementara kita

masuk kelas. Atau anak ditinggalkan, kemudian kita

menemui orang tua terus kita ngobrol dengan orang tua

yak an nggak mungkin juga gitu. Jadi kebanyakan saat

tidak ada kegiatan lain, baru kita bisa melaksanakan

layanan klasikal.” (Informan 2)

Hasil wawancara tersebut didukung dengan pernyataan siswa

yang telah menerima layanan klasikal tersebut. Berikut kutipan

hasil wawancara tersebut.

“jadi gini… waktu ada jam kosong, biasanya Guru BK

masuk tentang apa yang dikeluhkan anak-anak tentang

Page 102: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

87

temen-temennya gitu, salah satunya tadi bullying”

(Informan pendukung 2)

Dengan demikian, diketahui bahwa durasi layanan klasikal

pada tiap kelas tidak sama karena pelaksanaan layanan klasikal

menyesuaikan waktu yang ditetapkan bersama dengan wali kelas

atau dengan mengisi jam pelajaran dimana guru mata pelajaran

terkait berhalangan untuk hadir.

Berdasarkan data hasil observasi dan wawancara diatas

diketahui bahwa pada pelaksanaan layanan kegiatan layanan

konseling tentang perundungan masih belum sesuai dengan

volume kegiatan yang ditetapkan oleh Kemendikbud. Volume

kegiatan pada setiap layanan klasikal seharusnya memiliki volume

setara dengan dua jam pelajaran atau 2x45 menit. Waktu

pelaksanaan bimbingan klasikal juga belum sesuai dengan

ketetapan Kemendikbud bahwa kegiatan layanan klasikal BK

seharusnya sudah direncanakan saat penyusunan perencanaan

Program BK semesteran atau tahunan. Dalam satu kelas

seharusnya mendapatkan layanan klasikal satu kali perminggu

dengan volume 2 jam pelajaran.

b. Uraian Kegiatan Layanan Klasikal

Dari segi pelaksanaan uraian kegiatan layanan klasikal, Guru

BK sudah melakukan tahapan-tahapan kegiatan sesuai dengan

prosedur dasar pelaksanaan konseling yang ditetapkan oleh

Page 103: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

88

Kemendikbud. Penarikan kesimpulan tersebur dilakukan

berdasarkan hasil wawancara dan observasi.

Pada pelaksanaan uraian kegiatan yang dilakukan Guru BK di

dalam kelas, diketahui terdapat beberapa tahap yang dilakukan

oleh Guru BK antara lain melakukan tahap pengantaran,

penjajakan, penafsiran, pembinaan dan penilaian. Hal tersebut

diketahui dari hasil wawancara. Berikut adalah kutipan hasil

wawancara tersebut.

“dijelaskan… jadi target dari materi itu tuh apa. Nah

terus setelah itu ungkap persepsi anak sejauh ini terhadap

materi itu bagaimana, itu kaya tanya jawab aja… nah terus

kita rangkum, jadi persepsi awal kan?! Kemudian kita

berikan lagi persepsi baru sesuai dengan materi yah, kita

jelaskan baru kita masuk ke penayangan-penayangan

seperti itu. Setelah itu kita tanya jawab lagi. Terus sudah

tanya-jawab… jawaban bukan dari kita ya, dari temannya

“menurut kalian jawaban yang baik itu seperti apa?”

kumpulkan terus kita rangkum begitu. Sudah beres

pemberian materi, terus kita tanya, kita refleksi. Nah okay,

ini sudah beres nih materi ini misalkan kita bilang “tadi

dalam diskusi, dalam obrolan kalian sudah sepaham

sekarang ibu mau tanya, kira-kira materi yang Ibu

sampaikan ini penting nggak untuk kalian?” begitu refleksi

“oh penting bu… oh biasa aja bu…” bisa begitu jawaban

siswa. Terus kita sampaikan lagi “Setelah pemberian

materi dari Ibu dari diskusi apa yang akan kalian lakukan

nanti di rumah?” begitu, jadi setiap akhir tuh ada refleksi

begitu.” (Informan 1)

“Sama aja ya seperti yang ada di RPL gitu. Salam

pembuka, kemudian pembukaan dulu ke anak, pendekatan

ke anak, kemudian review mungkin kalau misalkan kita

sudah dua kali di kelas itu. Kemudian kita sampaikan

materi yang akan disampaikan itu apa, seperti apa saja.

Kemudian masuk ke materi ya, kita sampaikan materi ini

sekitar 15 menit. Kemudian 15 menit selanjutnya ada tanya

jawab dengan siswa. 15 menit kemudian kita pakai untuk

menerima tanggapan atau feedback dari siswa setelah

pemberian materi. Jadi pembuka, isi, dan penutup.”

(Informan 2)

Page 104: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

89

“Kan kita perkenalan dulu, pembukaan. Terus kita

menyampaikan tujuan dari layanan klasikal ini untuk

membahas apa. Kita ungkapkan alasan kenapa kita perlu

menyampaikan ini, dan kenapa penting untuk dibahas.

Dalam memberikan materi dengan konten bully Ibu sendiri

menanyakan sebelumnya apakah ada atau tidak siswa yang

sudah tahu apa itu bully? Mungkin ada beberapa orang

kan yang “ngacung” gitu ya. Terus setelah itu Ibu jelaskan

apa itu bully secara definitif melalui power point. Terus Ibu

tanya lagi kalian sendiri pernah menjadi apa dalam hal ini,

apa ada yang pernah jadi pelaku, korban atau hanya

pernah melihat? Jadi anak langsung dilibatkan. Jadi akan

lebih efektif jika kita menyampaikan materi kepada anak,

dan anak itu mengungkapkan pengalaman mereka terkait

materi yang disampaikan begitu.” (Informan 3)

Berdasarkan hasil kutipan wawancara di atas diketahui bahwa

semua Guru BK melakukan kegiatan pengantaran terlebih dahulu

dengan menjelaskan tujuan layanan, materi yang akan

disampaikan dan seterusnya. Kemudian Guru BK melakukan

tahap penjajakan dimana siswa bebas memberikan pendapat

mereka tentang materi yang akan disampaikan melalui diskusi

atau tanya jawab. Setelah itu penafsiran dilakukan oleh Guru BK

terkait setiap pendapat siswa terhadap konten materi tersebut

untuk mengetahui pemahaman awal siswa. Tahap selanjutnya

Guru BK mulai memberikan pembinaan berupa penyampaian

materi menggunakan alat bantu atau media yang sudah disiapkan.

Pada tahap terakhir, Guru BK melakukan tanya jawab kembali

untuk mengetahui apakah informasi yang disampaikan sudah

dipahami oleh siswa.

Hasil wawancara tersebut diperkuat dengan hasil observasi

yang dilakukan oleh peneliti ketika layanan klasikal tentang

Page 105: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

90

perundungan diberikan. Peneliti melihat Guru BK melakukan

tahapan-tahapan tersebut walaupun dalam RPL tidak tertulis

secara rinci uraian kegiatan berdasarkan tahapan-tahapan tersebut.

Pada akhir kegiatan, Guru BK memberikan tugas refleksi kepada

siswa. Siswa diminta menjawab beberapa pertanyaan terkait

materi yang disampaikan sebelumnya didalam kertas selembar.

Selain itu, siswa juga diminta memberikan saran atau komentar

mereka terkait pemberian materi yang baru saja diberikan sebagai

masukan untuk Guru BK.

c. Cara Penyampaian Guru BK dalam Memberikan Layanan

Klasikal

Cara Guru BK menyampaikan materi layanan klasikal tentang

perundungan sudah baik dan mampu membangun suasana kelas

yang aktif, sehingga informasi mudah dipahami oleh siswa. Hal

tersebut diketahui berdasarkan hasil wawancara dan observasi.

Dari hasil observasi diketahui bahwa Guru BK menyampaikan

layanan dengan bahasa yang mudah dimengerti siswa, tidak

terlalu kaku dan berusaha menciptakan suasana yang nyaman bagi

siswa sehingga siswa bisa lebih terbuka untuk menyampaikan

pendapat mereka. Selain itu, dengan cara penyampaian yang baik

juga mampu membuat siswa lebih mudah menangkap informasi

dan membuat siswa membentuk persepsi tentang apa itu

perundungan dan dampak yang dihasilkannya. Hasil observasi ini

Page 106: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

91

didukung oleh wawancara dengan siswa yang pernah menerima

layanan klasikal dengan konten perundungan ini. Berikut adalah

kutipan hasil wawancara tersebut.

“Sudah baik menurut saya sih… Jadi ada bahan

pertimbangan juga bagi kita gitu… Dapet juga nangkep

nasihat dari Bu “Guru BK 3” tadi, jadi gak usah lah bully-

bullying lagi. Udah tahu akibatnya yang bikin temen-temen

tuh takut.” (Informan Pendukung 2)

“Ya baik gitu…Bicaranya enak gitu… enak, masuk ke

hati gitu.” (Informan Pendukung 3)

“Ya bagus sih, jadi si siswanya teh gampang mengerti.

Bahasanya sih gampang dimengerti sama siswanya.”

(Informan Pendukung 4)

Ketiga informan pendukung tersebut menerima layanan

klasikal tentang perundungan dari tiga orang Guru BK yang

berbeda, sementara dua orang informan pernah menerima layanan

klasikal tersebut lebih dari satu kali dengan Guru BK yang

berbeda. Oleh karena itu, berdasarkan observasi dan wawancara

tersebut peneliti menyimpulkan cara penyampaian informasi yang

dilakukan oleh Guru BK sudah baik.

4. Pengawasan dan Penilaian

Dalam sebuah proses pelaksanaan program, kegiatan Pengawasan dan

penilaian sangat perlu dilakukan untuk mengukur sejauh mana keberhasilan

suatu program atau kegiatan. Dalam penelitian ini fukus dari Pengawasan

dan penilaian dikhususkan pada upaya Pengawasan dan pemberian nilai

terhadap pelaksanaan layanan kepada siswa oleh konselor maupun

Page 107: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

92

Pengawasan dan pemberian nilai atas kinerja konselor oleh petugas

pengawas. Dengan demikian, peneliti membagi dua aspek Pengawasan dan

penilaian. Pertama Pengawasan dan penilaian terhadap layanan klasikal

yang dilakukan oleh Guru BK terhadap siswa. Kedua Pengawasan dan

penilaian kinerja Guru BK yang dilakukan oleh petugas yang bertanggung

jawab melakukan supervisi (Pengawas).

a. Gambaran Pengawasan dan Penilaian Guru BK terhadap

Siswa

Gambaran Pengawasan dan penilaian Guru BK terhadap siswa

menjelaskan apa saja aspek yang dinilai oleh Guru BK kepada

siswa yang menjadi bahan pertimbangan keberhasilan layanan

yang mereka berikan. Penilaian ini mencakup penilaian proses

maupun penilaian hasil. Penilaian proses merupakan upaya

Pengawasan sendiri proses pelayanan yang diselenggarakan oleh

Guru BK. Sementara penilaian hasil merupakan penilaian atas

hasil yang dicapai oleh peserta dalam pelayanan. Penilaian hasil

mencakup penilaian segera, penilaian jangka pendek dan penilaian

jangka panjang.

Penilaian proses sudah dilakukan namun tidak disertai dengan

catatan hasil penilaian proses. Ditinjau dari penilaian hasil, Guru

BK sudah melakukan penilaian segera, namun pencatatan data

kasus perundungan untuk penilaian jangka pendek dan jangka

panjang belum terlaksana. Hal tersebut dapat mempersulit Guru

BK dalam menilai keberhasilan layanan BK untuk mencegah dan

Page 108: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

93

mengatasi masalah perundungan di sekolah dalam penilaian

jangka pendek maupun jangka panjang. Penarikan tersebut

dilakukan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan telaah

dokumen.

Berikut adalah kutipan hasil wawancara kepada Guru BK

terkait bagaimana Guru BK melakukan Pengawasan dan penilaian

terhadap keberhasilan layanan yang mereka berikan.

“penilaian dari BK itu lebih pada observasi, untuk

penilaian proses kita lebih menggunakan observasi. Ketika

kita masuk kita nilai bagaimana keaktifan anak, antusias

anak, kita sampaikan materi juga bagaimana anak itu

paham. Anak bisa menjawab pertanyaan, anak bisa

mengemukakan pendapat, itu kita nilai juga. Itu proses

semuanya kan dan di akhir kita juga akan menanyakan dan

mengevaluasi” (Informan 1)

“Kalau untuk prosesnya kita lihat dari sejauh mana sih

anak itu bisa aktif dikelas ketika layanan” (Informan 2)

“Kalau penilaian proses itu kan ketika kita mengukur

keberhasilan berarti sejauh mana fokus ya, fokus terhadap

apa yang kita sampaikan, terus bertanya, menjawab, atau

merespon apa yang kita sampaikan.” (Informan 3)

Berdasarkan hasil wawancara diatas, diketahui bahwa semua

informan melakukan Pengawasan selama proses pemberian

layanan klasikal. Sementara penilaian proses dilihat oleh Guru BK

dari fokus siswa, keaktifan, antusias dan kemampuan anak

memahami informasi yang diterima. Berdasarkan hasil observasi

diketahui bahwa penilaian proses dilakukan oleh Guru BK melalui

observasi dan dengan memberikan tanda pada daftar hadir siswa

untuk menilai siswa mana yang aktif dan kurang aktif selama

kegiatan layanan berlangsung.

Page 109: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

94

Berdasarkan panduan pelaksanaan BK Kemendikbud,

penilaian proses dilakukan melalui analisis terhadap keterlibatan

unsur-unsur sebagaimana dicantumkan dalam RPL untuk

mengetahui efektifitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan.

Berdasarkan pemaparan diatas maka peneliti menyimpulkan

bahwa penilaian proses yang dilakukan oleh Guru BK sudah

terlaksana sesuai dengan yang ditetapkan dalam panduan

pelaksanaan BK. Walaupun penilaian proses sudah sesuai dengan

panduan Kemendikbud, namun untuk upaya pencatatan hasil

penilaian proses masih belum terlaksana. Catatan hasil penilaian

proses sebagaimana dijelaskan dalam pedoman pelaksanaan BK

Kemendikbud dicantumkan didalam laporan pelaksanaan program

(Lapelprog). Dari proses telaah dokumen, Guru BK tidak dapat

menunjukan Lapelprog karena dalam tiga tahun terakhir

pembuatan laporan tersebut belum berjalan sehingga peneliti

menyimpulkan pencatatan dari penilaian proses belum terlaksana.

Sementara itu untuk penilaian hasil dilihat dari bagaimana

pemahaman dan perkembangan perilaku perundungan pada siswa.

Hal tersebut diketahui berdasarkan hasil wawancara terhadap

Guru BK. Berikut adalah kutipan hasil wawancara tersebut.

“Klasikal itu keberhasilannya ada perubahan perilaku,

jadi misalkan diawal ada laporan dari guru, wali kelas.

Misalkan kelas ini nih banyak anak yang begini-begini.

Terus mereka datang kepada kita meminta kita masuk

kelas, setelah kita masuk nanti kita tanya

perkembangannya. Bagaimana perkembangan di kelas

setelah itu? Oh sudah reda misalkan. Nah itu

keberhasilannya, perubahan perilaku gitu.” (Informan 1)

Page 110: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

95

“Kita minimal, kita lihat anak paham, anak tidak

melakukan, itu bisa menjadi indikator bahwa anak

memahami apa yang kita sampaikan kepada mereka.”

(Informan 2)

“Kalau untuk melihat penilaian hasil itu ketika kita

memeriksa pemahaman materi yang kita sampaikan itu dan

masih ada tindakan bullying apa enggak nih setelah itu

atau minimal berkurang lah… Kalau saya pribadi saya

tanyakan lagi di akhir terkait materi yang saya sampaikan.

Misalkan jadi bully itu apa sih, terus contoh-contohnya

seperti apa saja. Atau juga saya suka ngasih kertas satu

lembar untuk menulis kesan mereka, atau menulis apa yang

ingin mereka sampaikan tapi mungkin malu untuk

diungkapkan di dalam kelas gitu kan, ditulis aja kaya gitu.”

(Informan 3)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut peneliti menyimpulkan

bahwa kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh Guru BK untuk

mengetahui sejauh mana siswa memahami materi layanan klasikal

merupakan bentuk dari penilaian segera (LAISEG). Kesimpulan

tersebut didukung oleh hasil wawancara kepada siswa, berikut

kutipan hasil wawancara tersebut.

“Jadi di akhir itu guru BK nanya lagi tentang apa yang

yang tadi disampaikan, terus guru BK juga ngelihat dari

keseharian mereka yang biasa disebutnya teh “Langganan

BK”. (Informan Pendukung 2)

“Ya nanya-nanya lagi paling seputar yang disampaikan

tadi.” (Informan pendukung 3)

“Ya nanyain ada yang nggak ngerti gak? Kalau

misalkan ada yang nggak ngerti disuruh ngacung gitu.”

(Informan pendukung 4)

Penilaian hasil yang dilakukan oleh Guru BK dilakukan

dengan melakukan observasi terhadap perilaku siswa. Namun

proses observasi ini tidak disertai dengan pencatatan

Page 111: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

96

perkembangan siswa. Oleh karena itu, sulit untuk mengukur

penilaian hasil jika melihat dari jumlah perkembangan kasus

perundungan diantara siswa. Untuk pencatatan kasus perundungan

di sekolah hanya tercatat melalui laporan masuk yang dilakukan

oleh siswa yang biasanya merupakan korban perundungan dan itu

pun tidak semua tercatat. Hal tersebut diketahui berdasarkan hasil

wawancara dan telaah dokumen yang dilakukan peneliti. Berikut

adalah kutipan hasil wawancara tersebut.

“He’eh… kebanyakan observasi BK mah… banyakan

observasi ya. Dicatat atau enggak? Nah itu harusnya

dicatat nggak hehehe… gitu ya… enggak… tapi memang

proses itu mah jalan. Proses itu sudah jalan, cuma

pencatatannya nggak ini…” (Informan 1)

Hasil wawancara tersebut didukung oleh hasil telaah dokumen

yang dilakukan oleh peneliti. BK SMPN 9 Cimahi tidak memiliki

data perkembangan kasus perundungan dari setiap semester atau

setiap tahun. Untuk mengetahui perkembangan kasus

perundungan di SMPN 9 Cimahi, peneliti melakukan telaah

dokumen catatan buku kasus BK SMPN 9 Cimahi. Berikut adalah

hasil temuan telaah dokumen peneliti.

Page 112: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

97

Tabel 5.3

Data Kasus Perundungan (Bullying) di SMPN 9 Cimahi tahun

2014 – 2016 (Data olahan peneliti)

Tahun Kelas 7 Kelas 8 Kelas 9 Jumlah

2014 3 5 3 11

2015 4 4 5 13

2016 1 1 2 4

Jumlah 8 10 10 28

Kurangnya jumlah SDM dan tugas yang terus menerus datang

merupakan salah satu penyebab tidak tercatatnya perkembangan

kasus perundungan. Hal tersebut disampaikan oleh informan pada

saat wawancara. Beban kerja yang berat dan tenaga yang kurang

bahkan sering kali membuat Guru BK harus tetap berada

disekolah dari pagi sampai sore. Berikut adalah kutipan hasil

wawancara tersebut.

“Eeh… Jadi apa ya? Karena banyaknya tugas ya, jadi

ketika mau menulis itu biasanya datang lagi tugas yang

baru. Jadi akhirnya terlupakan dan akhirnya tidak

tertuliskan gitu.” (Informan 1)

“Sekarang kita cenderung baru pulang jam 4 itu karena

anak kan pulang jam 1. Kadang pada saat kita mau pulang

jam 2, anak digerbang mencegat “Bu mau curhat” atau

ada kejadian incidental apa gitu… ya kita selesaikan dulu.

Jadi kadang kita pulang-pulang itu jam 5… jam 4 paling

cepet pulangnya.” (Informan 2)

Jumlah SDM BK yang terbatas dan tidak sesuai dengan beban

kerja yang banyak berdampak terhadap beberapa aktivitas yang

tidak terlaksana, salah satunya adalah pencatatan data kasus

Page 113: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

98

perundungan. Jika penilaian jangka panjang Guru BK adalah

berkurangnya kasus perundungan di SMPN 9 Cimahi maka

diperlukan pencatatan bagaimana perkembangan kasus

perundungan di sekolah. Pencatatan ini dapat digunakan sebagai

refleksi dan tolak ukur keberhasilan layanan klasikal yang telah

diberikan.

Penilaian hasil menurut panduan pelaksanaan BK untuk SMP

dari Kemendikbud tahun 2014 terdiri dari tiga penilaian yaitu

penilaian segera, penilaian jangka pendek, penilaian jangka

panjang. Penilaian segera merupakan penilaian hasil pencapaian

yang didapat langsung setelah pelayanan selesai diberikan.

Penilaian jangka pendek merupakan penilaian dalam waktu satu

minggu sampai dengan satu bulan setelah satu jenis layanan atau

kegiatan pendukung telah diberikan. Hal tersebut untuk melihat

dampak dari layanan yang diberikan dan melaksanakan tindak

lanjut dari kegiatan tersebut sesuai dengan yang direncanakan.

Sementara Penilaian jangka panjang merupakan penilaian yang

dilakukan dalam waktu satu bulan sampai satu semester setelah

beberapa layanan dan kegiatan pendukung BK dilaksanakan.

Penilaian ini untuk melihat lebih jauh dampak layanan BK

terhadap peserta didik dana rah tindak lanjutnya secara

menyeluruh.

Berdasarkan ketetapan dan data yang diperoleh dari hasil

wawancara dan telaah dokumen maka peneliti menyimpulkan

Page 114: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

99

bahwa penilaian jangka pendek sudah dilaksanakan Guru BK

dengan menilai pemahaman siswa setelah layanan klasikal tentang

perundungan diberikan. Sementara penilaian jangka pendek sudah

dilakukan oleh Guru BK melalui observasi dan penerimaan

laporan masuk terkait masalah perundungan. Namun pencatatan

dari hasil penilaian jangka pendek belum berjalan. Untuk

penilaian jangka panjang dilakukan dengan melihat perubahan

perilaku dan laporan kasus. Penilaian jangka panjang juga dapat

dilihat berdasarkan Lapelprog atau laporan akhir semester. Hasil

penelusuran peneliti diketahui bahwa penyusunan laporan

program dan laporan akhir semester ganjil maupun genap tidak

tersedia. oleh karena itu peneliti menyimpulkan untuk penilaian

jangka panjang tidak berjalan.

b. Gambaran Pengawasan dan Penilaian Pengawas terhadap

Guru BK

Gambaran Pengawasan dan penilaian pengawas terhadap Guru

BK mencakup siapa yang melakukan pengawasan dan penilaian,

kapan pengawasan dan penilaian tersebut dilakukan, dan

bagaimana teknis pengawasan dan penilaian tersebut. Petugas

yang melakukan pengawasan terhadap kinerja BK di SMPN 9

Cimahi adalah Assessor, Kepala Sekolah dan satu orang pengawas

dari Dinas Pendidikan Kota Cimahi. Kegiatan sipervisi yang

dilakukan oleh Kepala sekolah maupun assessor dilakukan

minimal satu kali dalam setiap semester. Pengawasan dilakukan

Page 115: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

100

oleh assessor dengan menggunakan format panduan pengawasan

yang sudah disiapkan oleh sekolah. Beberapa hal tersebut

disimpulkan berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada

Guru BK dan Wakasek Bidang Humas SMPN 9 Cimahi.

Berikut adalah kutipan hasil wawancara terkait siapa yang

melakukan Pengawasan dan penilaian terhadap kinerja Guru BK.

“Jadi untuk SMPN 9 itu kurang lebih ada sepuluh

nama yang menjadi supervisi di bidangnya, namanya kita

sebut assessor… Kepala sekolah itu menilai perilaku kerja,

kalau Ibu itu menilai proses bimbingannya, terus

layanannya. Misalkan dari perencanaannya ya RPLnya,

kemudian apakah ketika memberikan layanan sudah sesuai

langkah-langkah, nah seperti itu. Tetapi kalau untuk

perilaku kerja itu kepala sekolah.” (Informan 1)

“Biasanya kita langsung dengan Kepala Sekolah,

sementara teman-teman lainpun memantau gitu. Ada

feedback dari teman-teman. Oh BK begini-begini… itu

masukan jadi buat kita… Bisa dari teman sejawat ya, Guru

BK, Wali Kelas, terus guru bidang studi, PKS (Pembantu

Kepala Sekolah) juga bisa memberikan feedback ke kita.

Para PKS terutama, Wakasek sekarang mah (Wakil Kepala

Sekolah)… Kalau di dinas pendidikan itu ada pengawas

BK. Satu pengawas induk, pengawas induk itu pengawas

Pembina. Pengawas Pembina itu yang mengawasi

seluruhnya. Kalau kita disini dari disdik itu mengawasi…

apa ya… menjadi pendamping untuk semua mata

pelajaran. Terus di BK sendiri di Kota Cimahi itu ada

khusus juga sebagai pengawas Pembina khusus BK”

(Informan 2)

“Kalau untuk penilaian kinerja guru kalau dari BK ada

koordinatornya Ibu “Guru BK 2” sebagai assessor.

Sedangkan kalau untuk Pengawasan di dalam kelas atau

ketika pelaksanaan layanan klasikal dilakukan oleh Ibu

sendiri selaku pemberi layanan.”

(Informan 3)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa yang

bertanggung jawab dalam melakukan kegiatan Pengawasan dan

Page 116: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

101

penilaian adalah Assessor. Assessor adalah guru-guru yang dipilih

menjadi koordinator di bidangnya masing-masing yang mencakup

Guru mata pelajaran dan Guru BK. Assessor tersebut bertugas

memantau dan menilai apakah yang dilakukan Guru-guru yang

menjadi titik pantaunya melakukan kegiatan (baik mengajar atau

memberikan layanan) sesuai dengan yang direncanakan.

Sementara untuk BK ditetapkan satu Guru BK sebagai

koordinator dan memantau dan menilai ketiga Guru BK lainnya.

Penilaian ini mencakup bagaimana Guru BK dalam memberikan

layanan konseling kepada siswa.

Selain Assessor, Kepala Sekolah dan pengawas dari dinas

pendidikan juga melakukan kegiatan Pengawasan dan penilaian.

Berbeda dengan Assessor, Kepala Sekolah menilai perilaku kerja

seluruh Guru secara umum. Kegiatan Pengawasan dan penilaian

ini bisa dilakukan langsung dengan melihat kondisi di lapangan,

maupun berdasarkan hasil Pengawasan dari Assessor. Sementara

itu berdasarkan hasil wawancara juga diketahui bahwa penilaian

pada BK terbuka tidak hanya dari Assessor dan Kepala Sekolah.

Guru BK membuka kepada guru-guru lain, pembantu kepala

sekolah dan sesama rekan BK untuk memberikan penilaian dan

masukan terhadap BK agar lebih baik kedepannya. Dari luar

sekolah, pelaksanaan BK juga dipantau oleh petugas pengawas

bidang BK dari dinas pendidikan Kota Cimahi. Kegiatan

Pengawasan dari Assessor diperkuat oleh pernyataan dari hasil

Page 117: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

102

wawancara kepada wakasek. Berikut adalah kutipan hasil

wawancara tersebut.

“Jadi.. ada.. bu “Guru BK 2”, itu.. yang menilai khusus

kepala sekolah.. koordinator BP.. menilai, mengadakan

class visit atau kunjungan kelas, mesupervisi kepada anak

buahnya yang 3 orang itu” (Informan Pendukung 1)

Dari kutipan wawancara tersebut diketahui bahwa Assessor

BK melakukan pengawasan dan penilaian terhadap ketiga Guru

BK lainnya. Sementara Assessor dipantau dan dinilai langsung

oleh Kepala Sekolah. Berdasarkan pemaparan data hasil

wawancara tersebut maka peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan

supervisi terhadap kegiatan BK di SMPN 9 Cimahi dilakukan oleh

Assessor, Kepala Sekolah, dan Pengawas BK dari Dinas

Pendidikan Kota Cimahi.

Ditinjau dari frekuensi pengawasan, berdasarkan hasil

wawancara dengan Guru BK diketahui bahwa pengawasan

dilakukan sekali dalam satu semester. Berikut adalah kutipan hasil

wawancara tersebut.

“…satu semester itu ada satu kali supervisi berarti satu

tahun ada dua supervisi” (Informan 1)

“Satu semester.” (Informan 2)

“…tiap semester satu kali supervisi biasainya.”

(Informan 3)

Keterangan tersebut dipertegas oleh pernyataan wakasek

terkait pengawasan terhadap kinerja Guru. Berikut adalah kutipan

wawancara tersebut.

Page 118: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

103

“Minimal satu semester sekali harus diadakan

supervisi. Minimal satu semester sekali, minimal!”

(Informan Pendukung 1)

Ditinjau dari segi teknis pengawasan, diketahui bahwa

pengawasan dilakukan oleh Assessor dengan turun langsung

melihat proses pelayanan dengan menggunakan format

pengawasan yang sudah disediakan oleh sekolah. Sementara itu,

Kepala sekolah tidak mengawasi langsung pelayanan melainkan

dengan laporan yang diberikan oleh Assessor. Hal ini diketahui

berdasarkan hasil wawancara dengan Guru BK yang menjadi

Assessor didukung dengan keterangan Wakasek. Berikut kutipan

hasil wawancara tersebut.

“…panduan sudah ada… format sudah ada… mengacu

kepada tugas dan peranan guru itu seperti apa, seperti

tugas dan peranan guru BK itu harus seperti apa. Misalkan

melakukan perencanaan layanan, melaksanakan program

bimbingan misalkan ya. Nah itu semua harus ada dalam

pedoman penilaian. Assessor semua punya pedoman

penilaian. Nah setelah itu supervisi kita masuk ke kelas

mengamati ya, memantau, kita check list-check list, kita

foto apa yang dia lakukan.” (Informan 1)

“Jadi supervisi itu oleh kelompoknya dulu, Bu “Guru

BK 2” pegang 5 guru diantaranya guru BP itu sama guru

lain. Dan nanti, temuan-temuan Bu “Guru BK 2” itu akan

dikaji dan akan dievaluasi oleh Pak Tatang (Wakasek

Bidang Kurikulum). Oleh PKGnya itu, Penilaian Kinerja

Guru. Nanti dari hasil itu, kalau ada tindakan lebih lanjut

itu melalui PKB (Penilaian Kinerja Berkelanjutan). PKB

kebetulan saya yang megang. Nah itu semua nanti

diketahui oleh Kepala Sekolah. Jadi Kepala Sekolah tidak

langsung menangani guru-guru itu, tetapi melalui tahapan-

tahapan ini.” (Informan Pendukung 1)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diketahui bahwa teknis

pengawasan dilapangan dilakukan oleh assessor yang kemudian

Page 119: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

104

dilaporkan dan didiskusikan kepada petugas PKG dan PKB

sebelum dilaporkan kepada Kepala Sekolah. Berdasarkan hasil

telaah dokumen, peneliti mengetahui format penilaian yang

digunakan Assessor mencakup tugas utama Guru BK mulai dari

perencanaan layanan BK, pelaksanaan layanan BK, serta evaluasi,

pelapora dan tindak lanjut. Dalam penilaian pelayanan layanan

klasikal ada dua aspek yang menjadi penilaian Assessor. Pertama

adalah penilaian sebelum pelaksanaan layanan mencakup

kesiapan dokumen seperti RPL, dan materi yang akan

disampaikan. Kedua adalah penilaian selama pelaksanaan yang

mencakup bagaimana cara Guru BK memberikan layanan klasikal

di dalam kelas.

Berdasarkan ketetapan dalam panduan pelaksanaan BK

Kemendikbud disebutkan bahwa kegiatan pengawasan dilakukan

dari pihak sekolah (Kepala sekolah atau petugas pengawas dari

sekolah) dan luar sekolah (Petugas pengawas bidang BK). Fokus

penilaian meliputi kemampuan professional dan implementasi

kegiatan pelayanan BK. Pengawasan kinerja juga dilihat dari data

yang termuat dalam berbagai format (RPL, Lapelprog, absensi

siswa, hasil Pengawasan/penilaian) yang menjadi bukti fisik dari

realisasi pelayanan kinerja BK.

Berdasarkan seluruh data yang dipaparkan di atas dan

ketetapan dalam panduan pelaksanaan BK, maka peneliti

menyimpulkan penilaian dan Pengawasan kinerja BK sudah

Page 120: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

105

sesuai dengan ketetapan dalam panduan BK. Fokus penilaian

kinserja yag dilakukkan oleh assessor sudah sesuai dengan yang

ditetapkan dalam panduan pelaksanaan BK SMPN 9 Cimahi

5. Tindak Lanjut

Setelah dilakukan Pengawasan dan penilaian, upaya tindak lanjut sangat

dibutuhkan sebagai langkah pengambilan keputusan untuk perbaikan

pemantapan ataupun penyesuaian kegiatan pelayanan selanjutnya. Dalam

penelitian ini, tindak lanjut didefinisikan sebagai upaya pengambilan

keputusan terkait tindakan yang akan dilakukan atas pertimbangan hasil

Pengawasan dan penilaian terkait hasil layanan terhadap siswa maupun

kinerja konselor. Oleh karena itu, peneliti memaparkan hasil temuan terkait

tindak lanjut mencakup tindak lanjut terkait hasil layanan terhadap siswa

dan tindak lanjut terkait hasil Pengawasan dan penilaian terhadap kinerja

Guru BK.

a. Tindak lanjut terhadap siswa

Rencana tindak lanjut terhadap siswa sudah tercantum dalam

RPL dan dilaksanakan sesuai dengan yang dicantumkan dalam

RPL sebagaimana ditentukan dalam panduan pelaksananan BK

Kemendikbud. Kesimpulan tersebut diambil berdasarkan hasil

wawancara dan telaah dokumen.

Setelah siswa diberikan layanan klasikal tentang perilaku

perundungan, Guru BK melakukan Pengawasan terhadap siswa.

Jika setelah diberikan layanan klasikal masih didapati siswa yang

melakukan tindakan perundungan maka selanjutnya Guru BK

Page 121: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

106

melakukan upaya konseling individu maupun kelompok terhadap

siswa yang melakukan perundungan maupun yang menjadi korban

perundungan. Hal tersebut diketahui berdasarkan hasil wawancara

yang dilakukan oleh peneliti kepada Guru BK. Berikut adalah

kutipan hasil wawancara tersebut.

“Jadi kalau masih belum ada perubahan perilaku, kita

panggil terus kita konseling bisa kelompok, bisa individu.”

(Informan 1)

“Kasus bullying mungkin kalau kita lihat kalau ada lagi

mungkin ada tindakan berikutnya konseling individual ya…

Tapi kalau di SMPN 9 ini biasanya tertuntaskan dengan

konseling individual. Kalau tidak, kita paling pakai

konseling kelompok… Ada individu dulu baru kelompok,

ada yang kelompok dulu baru individu. Gimana lihat

situasi dan kondisi anak” (Informan 2)

“Kalaupun ada laporan dari wali kelas, saya langsung

respon. Kemudian saya hubungi siswa yang bersangkutan,

saya beri penguatan lagi… kalau itu Ibu sama siswanya

saja secara personal dulu ya biasanya.” (Informan 3)

Hal tersebut dipertegas dengan keterangan dari hasil

wawancara peneliti kepada siswa. Berikut adalah kutipan hasil

wawancara tersebut.

“Waktu itu sih BK sudah manggil anak teresebut… dari

BK juga lapor ke kesiswaan… Setelah itu mulai berkurang

sih sekarang mah.” (Informan Pendukung 2)

“Iya biasanya sih dipanggil, dinasehatin lagi gitu”

(Informan Pendukung 3)

“Ada, ya itu paling dipanggil yang ngebully sama yang

dibully. Dikasih pengarahan dua-duanya.” (Informan

Pendukung 3)

Page 122: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

107

Berdasarkan hasil telaah dokumen diketahui juga bahwa

tindak lanjut dari layanan klasikal BK tentang perundungan ini

ditujukan kepada siswa yang masih belum mampu mengendalikan

tindakan perundungan. Tindak lanjut tersebut berupa konseling

individu maupun konseling kelompok. Berdasarkan panduan

pelaksanaan BK, tindak lanjut kegiatan konseling memang sudah

seharusnya tercantum pada saat perencanaan (penyusunan RPL).

b. Tindak lanjut terhadap kinerja Guru BK

Tindak lanjut yang diberikan setelah dilakukan penilaian

kinerja BK berupa pembinaan yang diberikan oleh assessor

melalui saran aplikatif dan pembinaan melalui program Guru

Pembelajar dan memberikan kesempatan untuk mengikuti

pelatihan-pelatihan keprofesian untuk keningkatkan kompetensi

Guru BK.. Tindak lanjut tersebut sudah sesuai sebagaimana

dijelaskan dalam panduan pelaksanaan BK Kemendikbud bahwa

tindak lanjut dapat berupa pembinaan dan pemberian kesempatan

dalam mengikuti kegiatan peningkatan kompetensi profesi.

Kesimpulan tersebut dibuat atas dasar hasil wawancara kepada

Guru BK dan Wakasek Bidang Humas yang bertugas sebagai

Petugas Penilaian Kinerja Berkelanjutan.

Setelah dilakukan Pengawasan dan penilaian terhadap kinerja

Guru BK, maka dibuatlah tindak lanjut atas hasil temuan

Assessor. Tindak lanjut ini dapat berupa saran-saran maupun

Page 123: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

108

diikut sertakan dalam pembinaan khusus. Berikut adalah kutipan

hasil wawancara dengan Guru BK terkait tindak lanjut tersebut.

“Hmm… Biasanya berupa saran-saran begitu sebagai

masukan dari Assessor atau mungkin ada dari Guru-guru

lain atau Kepala Sekolah. Biasanya juga berupa pemberian

kesempatan, kemudian Kepala Sekolah mengajak teman-

teman lain untuk memberikan peluang untuk BK.”

(Informan 2)

“Jadi waktu itu saya pakai simulasi “Raja

Tersinggung” pas waktu itu ada kekurangan pas

pembukaan saya kurang mengkondisikan. Jadi simulasi ini

kan rentan ya walaupun secara tidak langsung bisa

membuat anak menjadi “Down”. Jadi simulasi ini itu

mengkritik secara halus, nah ada kalanya teman nggak

siap di kritik kan?! Meskipun yang mengkritik itu nggak

pakai nama. Tapi perlu juga dikasih penguatan bahwa ini

sebagai upaya untuk perbaikan diri supaya kita itu bisa

lebih lancar dalam bersosialisasi dengan teman. Nah waktu

itu saya kurang memunculkan pengkondisian itu. Jadi Ibu

“Guru BK 2” menyarankan dari hasil pengamatan beliau

misalkan ini yang kurang tadi waktu pembukaan,

pengkondisian ke anak-anaknya belum muncul begitu

contohnya.” (Informan 3)

Berdasarkan kutipan hasil wawancara diatas, diketahui bahwa

tindak lanjut yang diberikan assessor dapat berupa saran-saran

seperti yang disampaikan oleh Informan 2 dan Informan 3.

Berdasarkan hasil telaah dokumen pengawasan diketahui juga

bahwa tindak lanjut terhadap hasil Pengawasan tersebut

merupakan pemberian saran-saran aplikatif untuk meningkatkan

kualitas pelaksanaan konseling yang diberikan oleh Assessor.

Sementara itu tindak lanjut lain yang dilakukan berupa pemberian

pelatihan khusus melalui Program Guru Pembelajar dan pelatihan-

pelatihan terkait profesi BK untuk meningkatkan kompetensi

Guru BK di SMPN 9 Cimahi. Hal tersebut diketahui melalui

Page 124: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

109

wawancara dengan Assessor dan penanggung jawab Penilaian

Kinerja Berkelanjutan. Berikut adalah kutipan hasil wawancara

tersebut.

“Misalkan di layanan klasikal ITnya kurang, berarti

dia harus menguasai IT misalkan. Disitu nanti ada

program lagi gitu…Nah sekarang sudah ada programnya,

Program Guru Pembelajar. Jadi masing-masing dari kita

itu sudah punya raport. Misalkan ada sepuluh tema, Ibu

merahnya itu ada tiga misalkan. Nah yang merahnya itu

harus belajar lagi… Iya, semacam pelatihan. Cuma

namanya sekarang itu Guru Pembelajar ya.” (Informan 1)

Hal tersebut didukung oleh pernyataan yang diberikan

Wakasek bidang Humas sebagai penanggung jawab Penilaian

Kinerja Berkelanjutan (PKB). Berikut adalah kutipan hasil

wawancara tersebut.

“…ya tentunya pembekalan terhadap Guru BP/BK…

Masih banyak tindak lanjut yang lain… diantaranya kita

memberangkatkan pelatihan-pelatihan untuk program-

program ke-BP-an” (Informan Pendukung 1)

Dalam panduan pelaksanaan BK dijelaskan bahwa upaya

tindak lanjut terhadap kinerja Guru BK dilakukan melalui proses

pembinaan. Pembinaan tersebut dapat dilakukan oleh pengawas

ketika kegiatan pengawasan dilaksanakan maupun melalui

kegiatan seperti penataran, lokakarya, seminar dan studi lanjut.

6. Pelaporan

Dalam penelitian ini pelaporan tersebut didefinisikan sebagai upaya

menginterpretasikan hasil dari penilaian kedalam sebuah dokumen

sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan untuk melakukan tindak lanjut

Page 125: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

110

terhadap perilaku perundungan di SMPN 9 Cimahi. Peneliti meninjau

beberapa aspek dalam aktifitas pelaporan layanan klasikal BK tentang

perilaku perundungan di SMPN 9 Cumahi. Aspek-aspek tersebut adalah

frekuensi pelaporan, teknis pelaporan dan format laporan.

a. Frekuensi Pelaporan

Ditinjau berdasarkan frekuensi pelaporan, pelaporan secara

tertulis dilakukan setiap satu semester namun pelaporan secara

tertulis belum terlaksana dalam 3 tahun terakhir. Hal tersebut

disimpulkan berdasarkan hasil wawancara dan telaah dokumen.

Dari hasil wawancara dengan Guru BK diketahui bahwa laporan

tertulis pelaksanaan layanan BK seharusnya dibuat setiap

semester. Berikut adalah kutipan hasil wawancara tersebut.

“Kalau kita melaporkan itu melaporkan laporan

program BK 1 tahun” (Informan 1)

“Per semester! Kita membuat laporan ke Kepala

Sekolah” (Informan 2)

“Tiap semester… Tapi ada kalanya kita menyesuaikan

dengan Kelapa Sekolah, kalau diminta satu tahun saja juga

kita satu tahun evaluasinya gitu. Tapi memang kita juga

selama ini per semester sih. Tapi ada juga satu kali tiap

tahun ajaran di akhir.” (Informan 3)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut peneliti menemukan

informasi yang berbeda-beda. Dua orang informan mengatakan

laporan dibuat di setiap semester, sementara satu orang informan

mengatakan melakukan pelaporan program BK selama 1 tahun.

Berdasarkan hasil telaah dokumen yang dilakukan oleh peneliti,

diketahui bahwa laporan yang dibuat oleh guru BK adalah

Page 126: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

111

Laporan Evaluasi Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dalam

satu semester. Sementara berdasarkan wawancara dengan

Wakasek, diketahui bahwa laporan secara tertulis dibuat minimal

satu semester sekali, namun BK juga melakukan laporan rutin di

akhir tahun, laporan mingguan atau bulanan. Hal tersebut

tergantung dari masalah apa yang sedang ditangani oleh BK.

Berikut adalah kutipan hasil wawancara tersebut.

“BK itu laporan… ada laporan rutin semesteran…

laporan rutin akhir tahun… kemudian laporan rutin… ya

dia kan hanya menerima laporan dari wali kelas. Anak-

anak yang bermasalah laporan ke BP. Itu ditindak lanjuti

oleh BP, setelah itu nanti akan memberikan laporannya itu

ketika ada masalah. Jadi ya mungkin ada mingguan,

bulanan, tergantung masalahnya.” (Informan pendukung

1)

Dalam proses telaah dokumen, peneliti tidak menemukan

laporan program atau laporan evaluasi akhir semester dalam tiga

tahun terakhir. Laporan terakhir yang bisa diperlihatkan hanya

Laporan Evaluasi Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

Semester Genap tahun ajaran 2011-2012. Berdasarkan hasil telaah

dokumen dan hasil wawancara peneliti menyimpulkan bahwa

laporan tertulis dibuat oleh Guru BK adalah laporan semesteran.

Walaupun demikian penyusunan laporan belum terlaksana selama

tiga tahun terakhir.

b. Teknis Pelaporan

Ditinjau dari teknis pelaksanaannya, pembuatan laporan rutin

secara tertulis belum terlaksana rutin pada setiap semester.

Page 127: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

112

Informan lebih banyak menyampaikan laporan kegiatan secara

lisan kepada Kepala Sekolah. Pelaporan tertulis belum terlaksana

karena beberapa hal yaitu kurangnya SDM Guru BK, tugas yang

banyak, dan pengawasan yang kurang maksimal. Hal tersebut

diketahui berdasarkan hasil wawancara dan telaah dokumen.

Gambaran teknis pelaporan layanan BK SMPN 9 Cimahi

dibagi menjadi dua cara yaitu laporan secara lisan dan secara

tertulis. Laporan secara tertulis seperti yang dipaparkan

sebelumnya dibuat dalam satu semester satu kali. Sementara untuk

laporan secara lisan dilakukan pada saat rapat dengan Kepala

Sekolah atau rapat Guru BK dengan dinas pendidikan. Dalam

laporan secara lisan ini menjelaskan bagaimana progres

berjalannya layanan BK dan masalah apa saja yang ditemukan

dilapangan. Hal tersebut diketahui berdasarkan hasil wawancara

kepada Guru BK. Berikut adalah kutipan hasil wawancara

tersebut.

“Kalau yang formalnya itu setahun sekali. Tapi kadang

kalau sedang rapat dinas kan, secara lisan kita juga suka

melaporkan.” (Informan 1)

“Iya jadi kalau laporan yang tertulis itu kita tiap

semester, tapi kadang kita suka laporan juga secara lisan

kalau misalkan lagi rapat dengan Kepala Sekolah atau

rapat dengan dinas yah…” (Informan 2)

“Kita ada evaluasi program di akhir. Jadi kan diawal

kita merencanakan tuh apa-apa saja, terjadwal kapan-

kapan kegiatannya, terlaksana atau enggak, dari segi

peserta bagaimana. Evaluasi tentang konseling, evaluasi

tentang sarana prasarana juga. Kita sampaikan secara

tertulis dan secara lisan juga ketika rapat.” (Informan 3)

Page 128: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

113

Hal tersebut diperkuat juga oleh pernyataan Wakasek terkait

bagaimana pelaporan yang dilakukan oleh Guru BK. Berikut

adalah kutipan hasil wawancara tersebut.

“Tertulis ada, lisan ada… Kalau yang tertulis minimal

satu semester sekali. Itu dalam rapat juga disampaikan.”

(Informan Pendukung 1)

Sementara itu berdasarkan hasil telaah dokumen yang

dilakukan oleh peneliti sebagaimana dijelaskan sebelumnya,

dokumen pelaporan terakhir yang dapat diperlihatkan oleh BK

hanya pada semester genap tahun ajaran 2011-2012. Hal tersebut

memang diakui oleh Guru BK sebagai kelemahan mereka

dibidang administrasi dan selama ini pelaporan dilakukan secara

lisan ketika rapat. Selain itu dalam kegiatan pengawasan yang

dilakukan kepala sekolah maupun assessor belum maksimal.

Berikut adalah kutipan hasil wawancara tersebut.

“Kita tidak ditekankan dan tidak “diintimidasi” untuk

melakukan pelaporan rutin gitu. Sok lah seenaknya asal

kalau dibutuhkan ada administrasinya”. (Informan 2)

“Kalau klasikalnya mah jalan, terus konseling juga

jalan… tapi ya memang kita terbenturnya administrasi itu

belum maksimal gitu ya. Belum maksimal kita lakukan…”

(Informan 3)

Kelemahan dibidang administrasi ini kemudian dijelaskan

karena beban kerja dan jumlah SDM yang tidak seimbang. Jumlah

SDM dan tugas yang terus bergulir membuat Guru BK memiliki

waktu yang sangat sedikit untuk melengkapi berbagai macam

kekurangan pada bagian administrasi. Dengan demikian, Guru BK

Page 129: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

114

akhirnya melengkapi semua administrasi jika akan di adakan

akreditasi. Berikut adalah kutipan hasil wawancara tersebut.

“Bergulir ya… karena kerjanya terus bergulir, setelah

tugas ini ada lagi tugas baru datang… kalau ada…

akreditasi, baru dirapihkan.” (Informan 1)

“Iya… Sesudah konseling terus datang lagi siswa…

“Ibu ini mau konsultasi” ini mah teknis ya dilapangan.

Terus seperti ini… kita lagi nulis, ada siswa udah begitu

aja sampai lupa hehehe… tapi iya betul aja ya kalau ada

ini… baru kita perapihan gitu… apa lagi kalau mau ada,

biasanya akhir tahun… akreditasi… itu baru kita

rapihkan.” (Informan 3)

Berdasarkan hasil seluruh wawancara tersebut maka peneliti

menarik sebuah kesimpulan bahwa pelaporan dilakukan secara

lisan yang disampaikan pada saat rapat rutin semesteran, akhir

tahun, maupun rapat dengan dinas pendidikan. Untuk laporan

secara tertulis dibuat dalam setiap semester dan disampaikan pada

rapat akhir tahun dan rapat rutin setiap semester. Namun demkian

pembuatan laporan rutin ini tersendat dikarnakan jumlah SDM

dan banyaknya tugas yang dimiliki Guru BK tidak sesuai,

sehingga kegiatan pelaporan lebih banyak dilakukan secara lisan

dalam rapat.

c. Format Laporan

Ditinjau dari format laporan, isi dari laporan yang sebelumnya

belum bisa digunakan unuk mengukur keberhasilan program yang

sudah dijalankan atau sebagai acuan data analisis kebutuhan untuk

Page 130: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

115

penyusunan program selanjutnya. Hal tersebut disimpulkan

peneliti berdasarkan hasil wawancara dan telaah dokumen.

Pada rapat rutin setiap semester Guru BK menyampaikan hasil

pencapaian dalam setiap program secara keseluruhan beserta

evaluasi dari pelaksanaan program selama satu semester tersebut.

Hal tersebut diketahui berdasarkan hasil wawancara mendalam

dengan Guru BK dan hasil telaah dokumen yang dilakukan oleh

peneliti. Berikut adalah kutipan hasil wawancara terbut.

“Ya formatnya semacam pendahuluan… seperti itu.

Deskripsi… gitu ya. Terus dibagankan lah ya. Terus

dibawahnya tindak lanjut, penutup… semua program…

misalkan psikotestnya bagaimana, konselingnya

bagaimana, klasikalnya bagaimana gitu… penanganan

siswa bermasalah bagaimana… ya begitu, poin-poin

pentingnya aja yang kita sampaikan.”(Informan 1)

“Untuk format kita buat sendiri, itu isinya apa saja yang

kita lakukan perminggu. Kemudian analisa selama

kegiatan itu apa saja. Kemudian nanti tindak lanjut

berikutnya apa.” (Informan 2)

“Nah nanti juga untuk evaluasi secara garis besar aja

begitu. Layanan klasikal kelas 7 gimana kebetulan kan Ibu

yang pegang ya. Bagaimana layanan di kelas 7, terlaksana

atau enggak.” (Informan 3)

Berdasarkan hasil telaah dokumen laporan evaluasi

pelaksanaan bimbingan dan konseling tahun pelajaran 2011-2012

SMPN 9 Cimahi yang dilakukan dilakukan peneliti, diketahui

bahwa dalam laporan tersebut terdiri dari beberapa sub-bab yaitu

pendahuluan, proses evaluasi, penutup dan lampiran. Pada sub-

bab proses evaluasi dipaparkan bagaimana hasil pencapaian,

Page 131: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

116

evaluasi beserta rencana tindak lanjutnya secara garis besar.

Adapun aspek yang dievaluasi adalah sebagai berikut.

1) Program BK, yang berisi setiap program yang

direncanakan pada awal tahun ajaran, deskripsi hasil

evaluasi serta rencana tindak lanjutnya.

2) Personal BP/BK, yang berisi deskripsi hasil evaluasi

serta rencana tindak lanjutnya terkait jumlah Guru BK

dan rasio dengan jumlah siswa serta jumlah jam

perminggu Guru BK.

3) Komponen program, yang berisi deskripsi hasil

evaluasi serta rencana tindak lanjutnya terkait

pelaksanaan layanan dasar, pelaksanaan perencanaan

individual, pelaksanaan layanan responsif dan

pelaksanaan dukungan sistem.

4) Strategi layanan BK, yang berisi deskripsi hasil

evaluasi serta rencana tindak lanjutnya terkait

pelaksanaan konseling individu, konseling kelompok,

bimbingan klasikal, bimbingan kelompok, aplikasi

instrumentasi, himpunan data, home visit, mediasi dan

advokasi serta konsultasi dan koordinasi.

5) Penataan sarana BK, yang berisi deskripsi hasil

evaluasi serta rencana tindak lanjutnya terkait tata

pengaturan serta kerapihan dan sistematika

penyimpanan data.

Page 132: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

117

6) Kasus siswa, yang berisi deskripsi hasil evaluasi serta

rencana tindak lanjutnya terkait jenis kasus siswa dan

jumlah kasusnya.

7) Hasil, yang berisi deskripsi hasil evaluasi serta rencana

tindak lanjutnya terkait prestasi akademik siswa dan

ketertibaan siswa dalam upacara bendera dan peraturan

sekolah.

Pada akhir laporan, Staff BK melampirkan foto-foto sebagai

lampiran dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan.

Berdasarkan hasil telaah dokumen tersebut, peneliti melihat

deskripsi hasil evaluasi terlalu general dan belum bisa terukur jika

ada kenaikan atau penurunan. Sebagai contoh pada kasus siswa,

berikut peneliti paparkan kutipan tabel pada laporan tersebut.

Tabel 5.4

Format Evaluasi Laporan Evaluasi Pelaksanaan Bimbingan dan

Konseling Semester Genap Tahun Pembelajaran 2011-2012

SMPN 9 Cimahi

No. Aspek Yang

Dievaluasi

Deskripsi Hasil

Evaluasi

Tindak Lanjut

6. Kasus Siswa

a. Jenis kasus Jenis kasus lebih

banyak pada masalah

belajar, yaitu motivasi

belajar yang rendah,

kemampuan siswa,

sikap ketika belajar

baik tanggung jawab

terhadap pribadi

maupun terhadap

tugas-tugas. Kasus

Perlu ditingkatkan

langkah preventif dari

semua personal

sekolah, pendekatan

yang lebih humanis

terhadap siswa,

koordinasi dan

kolaborasi.

Page 133: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

118

merokok masih ada dan

terjadi diluar sekolah.

b. Jumlah Kasus Jumlah kasus

mengalami penurunan

dibanding dengan

tahun sebelumnya.

Akan tetapi masih ada

kasus yang terjadi

diluar pantauan sekolah

dan tidak terprediksi

sebelumnya

Perlu peningkatan dan

kerja keras dalam

pemberian layanan

dasar untuk semua

siswa, terutama

diarahkan pada

pembentukan karakter

dan perilaku yang

sehat.

C. Keluaran (Output) Layanan Klasikal Bimbingan Konseling

Keluaran sebagaimana didefinisikan sebelumnya merupakan produk atau

jasa yang dihasilkan langsung dari aktivitas sebuah program. Layanan klasikal

BK terkait perilaku perundungan pada siswa di SMPN 9 Cimahi

merupakansalah satu layanan yang berfungsi untuk memberikan informasi dan

pemahaman. Oleh karena itu produk atau jasa yang dihasilkan langsung dari

aktivitas tersebut adalah cakupan pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

konseling yang dilakukan oleh Guru BK. Cakupan tersebut terukur dari berapa

jumlah siswa yang merupakan sasaran layanan tersebut.

1. Cakupan Pelaksanaan Layanan Klasikal Bimbingan Konseling

Cakupan pelaksanaan layanan klasikal BK terkait perilaku perundungan

pada siswa diukur dari seberapa banyak siswa yang sudah menerima layanan

tersebut. Pencatatan data cakupan layanan klasikal maupun layanan dasar

konseling lainnya belum berjalan. Selain itu, belum semua siswa menerima

layanan klasikal BK tentang perundungan. Cakupan layanan klasikal

Page 134: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

119

khususnya dengan konten perundungan belum memenuhi target yang

ditetapkan dalam peraturan Kemendikbud nomor 111 tahun 2014. Kesimpulan

tersebut dibuat berdasarkan hasil wawancara dan telaah dokumen.

Berdasarkan hasil telaah dokumen laporan terakhir yang dilakukan

peneliti, staff BK tidak memasukan berapa banyak siswa yang menerima

layanan klasikal dengan tema apapun. Oleh karena itu untuk melihat cakupan

pelaksanaan layanan tersebut, peneliti melihat dokumen absensi pada saat

layanan klasikal dengan tema perilaku perundungan tersebut disampaikan.

Berikut adalah jumlah siswa yang menerima layanan klasikal BK terkait

perilaku perundungan.

Tabel 5. 4

Jumlah siswa kelas 7 semester ganjil tahun ajaran 2015-2016 yang

menerima layanan klasikal bimbingan konseling dengan tema perilaku

Perundungan (Bullying) (Data hasil olahan peneliti)

Kelas Jumlah Siswa Jumlah Siswa yang menerima layanan klasikal

7 A 34 28

7 B 36 28

7 C 37 25

7 D 36 28

7 E 36 27

7 F 36 23

7 G 36 26

7 H 34 21

7 I 35 22

Page 135: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

120

7 J 36 31

7 K 34 28

7 L 36 31

7 M 36 33

7 N 35 25

Total 497 376 (75.65%)

Tabel di atas merupakan data hasil absensi kehadiran ketika layanan

klasikal BK tentang perundungan diberikan di kelas 7 ketika semester ganjil

pada tahun ajaran 2015-2016. Peneliti tidak mendapatkan absensi kehadiran

pada tahun ajaran 2016-2017 karena masih dalam proses pelaksanaan.

Sementara itu peneliti mengambil absensi kelas 7 karena layanan klasikal

tentang perundungan ini diberikan kepada siswa kelas 7 sebagai sasaran

utamanya. Dari pemaparan tabel tersebut diketahui bahwa hanya 75.65% siswa

yang mengikuti layanan klasikal tersebut.

Berdasarkan hasil telaah dokumen tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa

selain pencatatan cakupan layanan klasikal tidak berjalan, cakupan layanan

klasikal khususnya dengan konten perundungan juga belum memenuhi target

yang ditetapkan dalam peraturan Kemendikbud nomor 111 tahun 2014. Dalam

peraturan tersebut disebutkan bahwa layanan klasikal BK merupakan layanan

yang dilaksanakan dalam kelas dan diberikan kepada semua peserta didik.

Page 136: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

121

D. Gambaran Keterkaitan Masukan (Input) – Aktivitas (Activity) –

Keluaran (Output)

Berdasarkan data hasil seluruh temuan pada variabel masukan, aktivitas

dan output maka peneliti mencoba untuk menggambarkan keterkaitan antaa

variabel tersebut kedalam bagan sebagai berikut.

Page 137: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

122

Keterangan:

: Dampak yang

ditimbulkan

: Masalah

berdasarkan data hasil temuan

Input

Jumlah SDM Guru BK kurang (SDM)

Ruangan Kantor BK belum memenuhi

ketetapan Kemendikbud tahun

2014 (Fasilitas)

Aktivitas

Perencanaan

1. Layanan klasikal tidak terjadwal

2. Uraian kegiatan tidak dipaparkan secara detail

Pelaksanaan

1. Durasi pelayanan belum memenuhi ketetapan Kemendikbud

Pengawasan dan Penilaian

1. Pencatatan hasil penilaian jangka pendek belum terlaksana (data perkembangan kasus bullying)

2. Penilaian jangka panjang belum terlaksana

3. Pengawasan dari Kepala sekolah belum maksimal

Pelaporan

1. Penyusunan lapelprog belum terlaksana

2. Penyusunan laporan akhir semester belum terlaksana

Output

Pencatatan cakupan layanan klasikal BK tentang bullying di SMPN 9 Cimahi belum terlaksana

Gambar 5.1

Gambaran keterkaitan antara Input, aktivitas dan output layanan

klasikal BK tentang bullying di SMPN 9 Cimahi tahun 2016

Page 138: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

123

Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa beberapa permasalahan yang

dimekukan pada masukan layanan klasikal terkait perlaku perundungan di

SMPN 9 Cimahi adalah jumlah SDM yang kurang dan ruangan kantor BK

yang belum memenuhi standar Kemendikbud. Jumlah SDM yang kurang

berdampak kepada beberapa masalah pada aktivitas layanan klasikal seperti

penjadwalan layanan klasikal yang belum tetap atau tidak terjadwal, pencatatan

penilaian hasil jangka pendek, penyusunan laporan pelaksanaan program dan

laporan akhir semester yang belum terlaksana.

Permasalahan yang ditemukan dalam aktifitas pelaksanaan layanan

klasikal tentang perundungan di SMPN 9 terdapat pada perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan dan penilaian, dan pelaporan. Dalam perencanaan,

layanan klasikal belum memiliki jadwal tetap dan durasi layanan tidak

ditetapkan dalam RPL. Dari pelaksanaan layanan klasikal, masalah yang

ditemukan adalah durasi layanan klasikal yang belum sesuai dengan ketetapan

Kemendikbud, hal tersebut juga disebabkan karena alokasi waktu untuk

layanan klasikal belum terjadwal sehingga durasi layanan yang sudah

terlaksana mengikuti waktu yang dimiliki ketika menggantikan Guru mata

pelajaran yang berhalangan hadir. Selain hal tersebut, masih ditemukan

masalah lain pada pengawasan dan penilaian. Masalah dalam pengawasan dan

penilaian adalah pencatatan penilaian hasil jangka pendek dan jangka panjang

yang belum terlaksana. Selain itu pengawasan dan penilaian dari Kepala

Sekolah belum optimal karena belum maksimal menjalankan tugasnya dalam

menagih hasil pencatatan dan laporan tertulis dari Guru BK. Dengan tidak

terlaksananya pencatatan hasil penilaian jangka pendek, maka laporan

Page 139: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

124

pelaksanaan program belum berjalan karena sebagian besar konten dalam

laporan tersebut bersumber dari hasil pencatatan jangka pendek. Sementara

dalam penilaian jangka panjang belum terlaksana karena bahan-bahan untuk

melakukan penilaian jangka panjang dilihat dari beberapa laporan pelaksanaan

program yang telah dilaksanakan. Penilaian jangka panjang yang belum

terlaksana, kurangnya jumlah SDM Guru BK dan ditambah dengan kurangnya

pengawasan yang dilakukan Kepala Sekolah yang kemudian akhirnya menjadi

penyebab belum terlaksananya penyusunan laporan akhir semester.

Permasalahan yang ditemukan dalam output layanan klasikal bimbingan

klasikal terkait perilaku perundungan di SMPN 9 Cimahi adalah belum

terlaksananya pencatatan cakupan pelaksanaan layanan klasikal tentang

perundungan. Cakupan tersebut seharusnya bisa diketahui melalui laporan

pelaksanaan program dan laporan akhir semester, karena dalam dua laporan

tersebut Guru BK perlu menjabarkan seberapa besar siswa yang telah

mengikuti kegiatan tersebut. Hasil temuan lapangan diketahui bahwa Guru BK

hanya melakukan absensi pada setiap layanan klasikal sebagai upaya

mendokumentasikan kegiatan tanpa merekap kembali jumlah siswa secara

keseluruhan yang menerima layanan klasikal berdasarkan tema-tema yang telah

disusun.

Page 140: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

125

BAB 6

PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan wawancara, observasi

dan telaah dokumen. Adapun beberapa kekurangan pada penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Peneliti tidak dapat mewawancara Kepala Sekolah dikarenakan pada saat

melakukan pengambilan data pada bulan September 2016, SMPN 9

Cimahi memiliki Kepala Sekolah Baru yang sebelumnya bukan

merupakan tenaga pengajar dari sekolah tersebut sehingga untuk

menggali informasi terkait pelaksanaan BK, supervisi dan lain-lain

dilakukan dengan mewawancara Wakasek bidang humas yang sekaligus

bertugas sebagai penanggung jawab penilaian kinerja berkelanjutan.

Walaupun demikian, data terkait teknis pengawasan dan penilaian yang

dilakukan oleh kepala sekolah kurang mendalam.

2. Pada pelaksanaan layanan klasikal, observasi yang dilakukan oleh peneliti

hanya satu kali dikarenakan peneliti menyesuaikan jadwal pemberian

layanan klasikal pada kelas 7 dan semua kelas 7 sudah diberikan layanan

klasikal tentang perundungan. Dengan demikian, data hasil observasi

terkait pelaksanaan layanan klasikal didalam kelas masih kurang kuat

sebagai bahan pertimbangan peneliti dalam menarik kesimpulan terkait

pelaksanaan layanan di kelas.

Page 141: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

126

B. Masukan (Input) Layanan Klasikal BK

Bimbingan dan Konseling (BK) dalam sebuah lembaga pendidikan memiliki

peran yang cukup penting. BK dalam lembaga pendidikan dimaksudkan untuk

dapat menfasilitasi Guru BK atau Konselor Sekolah untuk membantu dan juga

menangani peserta didik yang memiliki masalah psikologis maupun psikososial

seperti sulit berkonsentrasi, munculnya rasa cemas dan perilaku menyimpang

(Kemendikbud, 2014). Masalah-masalah tersebut kemudian yang bisa menjadi

penghambat dalam proses belajar anak. Dalam menjalankan peran BK dalam

sekolah dibutuhkan unsur-unsur yang dapat menggerakan kegiatan layanan

konseling disekolah, unsur-unsur tersebut yang disebut masukan.

Bimbingan konseling dalam bentuk layanan klasikal dapat menjadi sarana

yang digunakan Guru BK di SMPN 9 Cimahi sebagai langkah preventif terhadap

tindakan perundungan di lingkungan sekolah. Adapun unsur-unsur yang

dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan tersebut antara lain adalah sumber daya

manusia (SDM), fasilitas, metode, materi.

1. Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumberdaya manusia (SDM) merupakan unsur yang sangat penting

dalam menggerakkan kegiatan konseling di sekolah. Kelengkapan fasilitas,

materi yang sesuai dengan sasaran dan metode yang telah dirumuskan tidak

dapat diterapkan tanpa adanya SDM (konselor) yang memenuhi kualifikasi.

Berdasarkan Permendiknas nomor 27 tahun 2008 dijelaskan dalam pasal 1

bahwa untuk dapat ditetapkan sebagai konselor, seseorang wajib memenuhi

standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor yang berlaku secara

nasional.

Page 142: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

127

Ditinjau dari segi kuantitas SDM, berdasarkan pemaparan hasil temuan

dilapangan diketahui bahwa jumlah Guru BK atau konselor yang ada di

SMPN 9 Cimahi berjumah empat orang. Hal tersebut belum dapat

memenuhi ketetapan Permendikbud nomor 81A tahun 2013 dimana pada

satu SMP/MTs/SMPLB diangkat sejumlah Guru BK atau konselor dengan

rasio 1:150 pada setiap tahun ajaran. Ketetapan tersebut dimaksudkan bahwa

setiap satu orang Guru BK atau Konselor melayani hingga 150 orang siswa

bimbingan. Melihat jumlah siswa di SMPN 9 Cimahi pada tahun ajaran

2016-2017 yang mencapai 1.424 orang siswa, maka setidaknya dibutuhkan

9-10 orang Guru BK atau Konselor di SMPN 9 Cimahi. Sementara itu,

sebagaimana pemaparan hasil wawancara, diketahui bahwa SMPN 9 Cimahi

tidak sedang melakukan perekrutan tenaga honorer.

Kekurangan jumlah SDM ini tentu saja akan berdampak pada beban

kerja yang sangat berat. Beban kerja yang seharusnya dikerjakan oleh 9 atau

10 orang terpaksa harus dilakukan oleh 4 orang. Beban kerja yang berat juga

termasuk sebagai stressor bagi individu. Bagi individu, beban kerja yang

berlebih memiliki dampak negatif diantaranya seperti rentan terhadap

kecelakaan, konsentrasi yang buruk, penyalah gunaan obat terlarang dan

alkohol sebagai upaya yang diambil untuk mengurangi stressor. Sementara

bagi organisasi bisa berupa absennya karyawan, peningkatan biaya

kesehatan dan medis, serta penurunan kuantitas dan kualitas produktifitas

(Ivancevich dkk, 2007). Beban kerja berlebih yang dialami oleh Guru BK

bisa disebabkan karena tuntutan kerja yang berlebihan dan kurangnya waktu

istirahat yang dimiliki oleh Guru BK yang kemudian bisa berdampak pada

Page 143: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

128

kondisi fisik, psikis, dan perilaku kerja Guru BK. Dampak pada kondisi fisik

seperti kelelahan, letih, lemas, sakit kepala, gangguan pola tidur, nafsu

makan menurun, dan gejala-gejala lainnya. Dampak gejala psikis berupa

rasa cemas berlebih, pelupa, sulit berkonsentrasi, dan mudah marah.

Sementara untuk dampak pada perilaku kerja meliputi ketidak hadiran atau

pelaksanaan tugas yang belum optimal (Sandra dan Ifdil, 2015).

Ditinjau dari segi kualitas, setiap Guru BK di SMPN 9 Cimahi sudah

memenuhi kualifikasi yang ditetapkan Permendiknas nomor 27 tahun 2008.

Ketetapan Permendiknas nomor 27 tahun 2008 menjelaskan bahwa mereka

yang disebut sebagai konselor di sekolah adalah orang-orang yang telah

menjadi sarjana pendidikan (S-1) dalam bidang Pendidikan dan Konseling

serta menyelesaikan pendidikan profesi konselor. SMPN 9 Cimahi memiliki

4 orang Guru BK yang sudah memenuhi kualifikasi sebagai konselor di

sekolah. Tidak hanya sekedar memenuhi kualifikasi, para Guru BK di

SMPN 9 Cimahi juga memiliki pengalaman yang tidak sedikit dalam

menangani berbagai permasalahan siswa di sekolah termasuk perundungan.

Dengan demikian, peneliti menyimpulkan bahwa disatu sisi SMPN 9

Cimahi memiliki tenaga-tenaga konselor yang memenuhi kualifikasi dan

berpengalaman namun dari segi kuantitas, jumlah tenaga konselor tersebut

belum memenuhi standar Permendiknas nomor 27 tahun 2008. Adapun

dampak yang dihasilkan adalah beban kerja yang sangat berlebih kepada

keempat Guru BK di SMPN 9 Cimahi tersebut. Beban kerja yang berlebih

pada Guru BK dapat berimbas pada beberapa hal dalam pelayanan BK yang

belum optimal.

Page 144: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

129

2. Fasilitas

Keberadaan SDM yang memadai dari segi kualitas dan kuantitas tentu

saja sangat penting untuk menjalankan sebuah program atau kegiatan. Tidak

kalah penting dari SDM, ketersediaan fasilitas yang memadai juga

merupakan unsur yang penting untuk menjalankan sebuah program atau

kegiatan. Fasilitas tersebut mencakup setiap jenis sarana dan prasarana yang

dibutuhkan untuk menunjang sebuah program atau kegiatan. Berdasarkan

hasil penelitian Indriasih (2013), salah satu yang mempengaruhi kinerja

Guru disekolah adalah ketersediaan fasilitas. Semakin lengkap fasilitas yang

di sediakan oleh sekolah, maka akan semakin baik juga kinerja guru di

sekolah.

Sebagai salah satu upaya pencegahan tindakan perundungan di SMPN 9

Cimahi, Guru BK memberikan layanan klasikal bimbingan konseling

kepada seluruh siswa SMPN 9 Cimahi. Layanan klasikal itu sendiri

merupakan salah satu bentuk layanan BK yang melayani sejumlah peserta

didik dalam rombongan belajar satu kelas (Kemendikbud, 2014). Layanan

klasikal biasanya dilakukan dalam sebuah ruangan kelas atau aula yang

mampu memuat peserta didik dengan jumlah yang cukup banyak. Tidak

hanya fasilitas untuk menunjang kegiatan layanan klasikal, fasilitas untuk

persiapan pelaksanaan tindak lanjut setelahnya juga perlu dipersiapkan.

Fasilitas yang digunakan oleh Fasilitas lain yang disediakan untuk BK

adalah ruangan BK yang terdiri dari beberapa ruang yaitu ruang tamu, ruang

konseling, ruang administrasi dan ruang kerja Guru BK.

Page 145: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

130

Kemendikbud (2014) menetapkan beberapa perangkat yang termasuk

dalam fasilitas UPBK di SMP adalah sebagai berikut.

a. Ruang Kantor yang terdiri dari ruang data, ruang konseling perorangan,

ruang tamu, ruang bimbingan/ konseling kelompok, ruang kerja dan

ruang relaksasi. Contoh minimal penataan ruang BK berdasarkan

peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan nomor 111 tahun

2014 digambarkan sebagai berikut.

Gambar 6.1

Contoh minimal penataan ruang bimbingan dan konseling (Peraturan

Kemendikbud nomor 111 tahun 2014)

Page 146: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

131

b. Prasarana dan sarana perkantoran, administrasi, dan pendanaan serta

kesempatan yang mencukupi untuk berkembang dan suksesnya UPBK

seperti terpenuhinya kinerja para Guru BK atau Konselor.

c. Fasilitas kelengkapan untuk keberlangsungan kegiatan pendidikan/

pembelajaran bagi suksesnya pelayanan BK secara menyeluruh pada

umumnya dan khususnya pelayanan peminatan peserta didik, terutama

tes dan inventori standar (antara lain alat ungkap masalah) serta alat

ukur/ ungkap lainnya, dan perangkat audio visual serta format-format

standar pelaksanaan pelayanan.

Ditinjau dari perangkat ruangan, SMPN 9 Cimahi memiliki satu ruangan

kantor BK. Berdasarkan hasil temuan dilapangan, secara kelengkapan

ruangan kantor BK di SMPN 9 Cimahi, masih dikatakan belum memenuhi

standar Kemendikbud namun secara fungsional, ruangan tersebut sudah

dapat memenuhi kebutuhan ruang kantor BK. Kekurangan dari segi ruangan

terletak pada ruangan konseling yang tidak dipisahkan untuk konseling

kelompok, konseling individu dan ruangan relaksasi.

Dari segi sarana dan prasarana perkantoran, fasilitas yang disediakan

untuk menunjang kinerja Guru BK di SMPN 9 Cimahi sudah cukup

lengkap. Dari hasil temuan di lapangan peneliti melihat beberapa perangkat

kerja seperti komputer, meja kerja, lemari penyimpan dokumen dan lain-lain

tersedia di ruang kantor BK. Sementara untuk pendanaan, berdasarkan hasil

telaah dokumen dan wawancara diketahui bahwa SMPN 9 Cimahi

menyiapkan dana yang bisa diajukan setiap awal tahun ajaran oleh Guru BK

Page 147: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

132

dalam sebuah perencanaan dan anggaran dana untuk pelaksanaan kegiatan

BK. Sumber pendanaan untuk pelaksanaan kegiatan BK berasal dari RKAS

maupun atas kesepakatan sekolah dengan lembaga lain.

Ditinjau dari segi fasilitas untuk menunjang kegiatan bimbingan klasikal,

setelah tahun 2016, sekolah telah menyediakan ruangan kelas dengan

dilengkapi proyektor sehingga siswa bisa menerima layanan klasikal di kelas

masing-masing. Fasilitas pendukung lain dalam layanan klasikal BK terkait

perundungan yang digunakan Guru BK adalah laptop, speaker, slide show,

dan media lain jika diperlukan. Fasilitas tersebut dipersiapkan oleh Guru BK

yang disesuaikan dengan metode mereka dalam memberikan layanan

klasikal. Beberapa Guru BK terkadang membuat media mereka sendiri

sebagai alat bantu jika akan melakukan simulasi dalam layanan klasikal.

Selain itu, SMPN 9 Cimahi juga memiliki instrument alat ungkap masalah

dan buku bimbingan untuk siswa.

Berdasarkan hasil temuan di lapangan maka peneliti menarik kesimpulan

bahwa dari segi fasilitas, SMPN 9 Cimahi sudah memiliki fasilitas yang

cukup memadai untuk menunjang kegiatan bimbingan dan konseling.

Namun untuk ruangan, walaupun SMPN 9 memiliki semua ruangan dengan

fungsi yang sudah ditetapkan dalam panduan BK Kemendikbud tahun 2014

namun masih ada beberapa ruangan yang disatukan. Hal tersebut karena

keterbatasan dari ukuran kantor BK SMPN 9 Cimahi. Dengan demikian

seharusnya Guru BK dapat memberikan layanan klasikal dengan optimal

untuk mencegah dan mengurangi tindakan perundungan di SMPN 9 Cimahi.

Page 148: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

133

3. Materi

Tidak kalah penting dengan SDM dan fasilitas yang memadai,

pemberian materi yang sesuai dengan karakteristik sasaran juga sangat

penting. Layanan klasikal yang dimanfaatkan sebagai upaya pencagahan dan

mengurangi tindakan perundungan di SMPN 9 Cimahi merupakan salah satu

contoh fungsi layanan BK seperti yang ditetapkan dalam Permendikbud

nomor 111 tahun 2014 pasal 2 tentang bimbingan dan konseling pada

pendidikan dasar dan menengah. Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa

layanan BK memiliki fungsi diantaranya pencegahan timbulnya masalah,

perbaikan dan penyembuhan.

Pemberian materi yang sesuai dengan kebutuhan siswa sangat penting

diberikan. Jika materi yang disampaikan tidak sesuai dengan kebutuhan

siswa, maka pelayanan konseling tersebut akan tidak efisien dan memiliki

nilai manfaat yang kecil bagi siswa. Berdasarkan pemaparan pada hasil

penelitian diketahui bahwa sebelum menyusun materi, Guru BK di SMPN 9

Cimahi melakukan analisis situasi terlebih dahulu. Guru BK melihat kondisi

siswa dan permasalahan yang dihadapinya di sekolah yang dapat berpotensi

mengganggu kegiatan belajar siswa di sekolah. Analisis situasi dilakukan

dengan observasi, laporan masuk, dan data hasil psikotest dan inventori

tugas perkembangan siswa. Setelah dilakukan analisis situasi, maka Guru

BK melakukan diskusi dengan sesama Guru BK untuk menentukan skala

prioritas dan menyusun materi pelayanan yang sesuai.

Menurut peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan nomor 111

tahun 2014, dijelaskan bahwa bimbingan konseling direncanakan,

Page 149: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

134

dilaksanakan, dan dievaluasi serta ditindak lanjuti berdasarkan data dari

hasil analisis kebutuhan. Analisi kebutuhan dilakukan dengan berbagai

instrument test maupun non test, pengumpulan fakta, laporan diri dari siswa,

dan observasi Guru BK. Merujuk kepada peraturan tersebut maka

penyusunan materi konseling yang dilakukan di SMPN 9 sudah sesuai

ketetapan Permendikbud nomor 111 tahun 2014 pasal 5. Dalam pasal

tersebut dijelaskan bahwa layanan bimbingan dan konseling dilaksanakan

berdasarkan beberapa prinsip yang salah satunya adalah disusun berdasarkan

kebutuhan konseli (yang menerima konseling).

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Mufrihah (2016) menjelaskan

bahwa upaya prefentif dengan memberikan bimbingan kepada siswa yang

disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan dikaitkan dengan kurikulum

sekolah, secara bertahap mampu membuat siswa dapat memahami untuk

mengendalikan dirinya sendiri dan berbuat baik pada sesama teman di

sekolah.

4. Metode

Sebagaimana penyusunan materi, penetapan metode yang akan digunakan

untuk layanan klasikal juga harus sesuai dengan kebutuhan dan kondisi

siswa di kelas. Dalam pelaksanaan layanan klasikal Kemendiknas tidak

memberi batasan terkait metode apa yang digunakan. Namun dalam

pelaksanaan penyampaian materi bimbingan, strategi pembelajaran yang

digunakan berbeda dengan Guru mata pelajaran. Strategi pembelajaran yang

ditetapkan oleh Kemendikbud adalah Strategi transformasional yang dapat

Page 150: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

135

dilihat pada pelaksanaan layanan dengan melakukan beberapa tahap dari

pengantaran, penjajakan, penafsiran, pembinaan, dan penilaian. Sementara

fokus pada variable metode dalam penelitian ini adalah cara yang digunakan

oleh Guru BK pada tahap pembinaan. Untuk acuan metode yang digunakan

disesuaikan sebagaimana hasil need assessment yang dirumuskan bersama

dengan materi di dalam RPL.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dalam menyampaikan

informasi melalui layanan klasikal, Guru BK menetapkan metode

berdasarkan analisis kecenderungan cara belajar anak. Data tersebut

didapatkan berdasarkan hasil dari psikotest. Proses pembelajaran yang

dilakukan ketika melakukan konseling berbeda dengan pembelajaran pada

mata pelajaran disekolah. Berdasarkan panduan pelaksanaan BK untuk SMP

dari Kemendikbud tahun 2014, strategi yang digunakan dalam proses

pendidikan melalui konseling adalah dengan pendekatan proses

pembelajaran transformasional.

Einstein dan Russel menyatakan bahwa terdapat dua pendekatan

pembelajaran yang dapat mengubah cara berpikir, yaitu pembelajaran

transformatif dan evolusioner (dalam Amien, 2005). Pembelajaran yang

bersifat transformasional mengarahkan peserta didik kepada pengubahan

dan pembentukan dirinya sesuai dengan tujuan pendidikan (Kemendikbud,

2014). Pembeajaran transformatif merupakan pendekatan proses

pembelajaran yang berkaitan dengan pengembangan internal, yang

dikarakterisasi dengan ekspansi kesadaran individu dan kesadaran kolektif

Page 151: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

136

yang dilakukan dengan proses transformasi cara pandang dan

pengembangan kapasitas diri (Amien, 2005).

Pendekatan transformasional tersebut kemudian dirumuskan oleh

Kemendikbud dalam panduan pelaksanaan BK melalui tahapan-tahapan

konkrit pada pelaksanaan bimbingan konseling. Tahapan-tahapan tersebut

adalah tahap pengantaran, penjajakan, penafsiran, pembinaan, dan penilaian.

Tahapan-tahapan tersebut menuntut Guru BK untuk menciptakan suasana

kelas pada layanan klasikal yang aktif serta mampu mengetahui pola pikir

peserta didik sehingga Guru BK dapat merubah pola piker siswa yang

menyimpang. Berdasarkan hasil temuan lapangan, metode yang digunakan

oleh Guru BK adalah tanya jawab, ceramah singkat dan juga penayangan

media audiovisual. Berdasarkan observasi pada pelaksanaan BK, Guru BK

sudah mampu menciptakan suasana kelas yang bisa membuat siswa untuk

aktif terlibat dalam layanan klasikal melalui kegiatan tanya jawab.

Sementara pada tahap pembinaan, Guru BK menggunakan metode ceramah

singkat diikuti dengan penayangan media audiovisual.

Pada penerapannya ketika layanan klasikal di kelas, metode ceramah

yang digunakan oleh Guru BK mampu menciptakan suasana kelas yang

aktif namun tetap terkendali. Hal tersebut karena Guru BK

mengkombinasikan metode ceramah singkat dengan bantuan penayangan

media audiovisual dan kegiatan tanya jawab. Untuk mengajak siswa agar

tetap aktif selama pelayanan, Guru BK melakukan tanya jawab dengan

siswa terkait masalah perundungan. Untuk siswa dengan tipe belajar visual,

Guru BK menampilkan materi dengan media audiovisual baik itu dari

Page 152: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

137

slideshow maupun video yang berkaitan dengan materi perundungan. Untuk

mencegah kejenuhan siswa, Guru BK tidak menerapkan metode ceramah

dalam waktu yang lama, metode ceramah tetap diselingi dengan kegiatan

tanya jawab kepada siswa. Diakhir layanan, Guru BK melakukan penilaian

terhadap pemahaman siswa dengan meminta siswa untuk menjawab

pertanyaan didalam satu lembar kertas maupun secara verbal. Oleh karena

itu untuk konteks layanan klasikal, metode ceramah singkat yang dipadukan

dengan tanya jawab dan penampilan media audiovisual merupakan metode

yang sangat baik.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Monica dan Susanti (2016),

diketahui bahwa penyampaian infirmasi melalui metode ceramah saja

membuat peserta didik sulit memahami materi yang disampaikan dalam

layanan klasikal untuk mengembangkan interaksi sosial peserta didik kelas 8

di SMPN 26 Bandar Lampung. Setelah metode ceramah dipadukan dengan

penggunaan media audio visual, diketahui bahwa metode tersebut efektif

untuk mengembangkan interaksi sosial peserta didik di sekolah tersebut.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Supiyani (2016) yang menjelaskan bahwa

melalui layanan informasi pada bimbingan konseling dengan menggunakan

metode ceramah dan dipadukan dengan menggunaan beberapa media

audiovisual, efektif dalam menurunkan perilaku perundungan terhadap

peserta didik berkebutuhan khusus di SMAN 14 Bandar Lampung.

Berdasarkan seluruh penjelasan pada variabel masukan, maka peneliti

mencoba untuk menggambarkan berbagai penyimpangan atau masalah yang ada

pada setiap aspek masukan pelayanan klasikal BK terkait perilaku perundungan

Page 153: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

138

Gambar 6.2

Permasalahan Input layanan klasikal BK tentang bullying di SMPN 9

Cimahi tahun 2016

di sekolah. Berikut adalah gambaran permasalahan yang ada pada variabel

masukan.

Permasalahan yang ada pada variabel masukan tentunya akan memiliki

dampak pada aktivitas layanan konseling di SMPN 9 Cimahi. Dampak tersebut

selanjutnya akan dibahas pada variabel aktivitas.

C. Aktivitas Layanan Klasikal BK

Untuk mencapai sebuah tujuan, tentunya ada beberapa hal yang perlu

dilakukan. Selain membutuhkan beberapa aspek penting sebagai syarat untuk

mencapai sebuah tujuan (input), perlu juga dilakukan berbagai usaha dan

aktivitas pengelolaan agar masukan dapat dimanfaatkan secara efisien untuk

Input

• Jumlah SDM Guru BK kurang

•Ruangan Kantor BK belum memenuhi ketetapan Kemendikbud tahun 2014

Aktivitas

• Perencanaan

• Pengorganisasian

• Pelaksanaan

• Penilaian dan Pengawasan

• Tindak Lanjut

• Pelaporan

Output

• Cakupan layanan klasikal BK tentang bullying

Page 154: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

139

mencapai tujuan. Dalam pelaksanaan kegiatan layanan dan kegiatan pendukung

BK, perlu diterapkan tahap-tahap pengelolaan P3MT (perencanaan,

pengorganisasian aspek-aspek persiapan teknis, pelaksanaan, Pengawasan dan

penilaian, serta tindak lanjut) (Kemendikbud, 2014). Pada pasca pelayanan,

bedasarkan panduan pelaksanaan BK Kemendikbud tahun 2014, Guru BK

diminta menyusun laporan pelaksanaan program (LAPELPROG) yang padat

namun menyeluruh. LAPELPROG tersebut memuat aspek pokok

penyelenggaraan kegiatan, disertai data penilaian hasil dan proses serta arah

tindak lanjutnya. Tahapan-tahapan P3MT dan pelaporan tersebut yang kemudian

dibahas oleh peneliti dalam variabel aktivitas.

1. Perencanaan

Dalam pedoman pelaksanaan konseling dari Kemendikbud tahun 2014,

dijelaskan bahwa sebelum memberikan layanan konseling baik itu layanan

klasikal ataupun non klasikal, Guru BK harus mempersiapkan perencanaan

yang dituliskan kedalam dokumen satuan layanan (SATLAN) atau Rencana

Pelaksanaan Layanan (RPL). Berdasarkan pemaparan hasil sebelumnya,

diketahui beberapa hal yang dipersiapkan Guru BK sebelum memberikan

layanan klasikal adalah materi, fasilitas dan juga RPL.

Komponen Satlan atau RPL memuat hal-hal pokok yang terkait langsung

dengan penyelenggaraan pelayanan atau kegiatan pendukung dengan materi

sebagaimana yang telah diprogramkan (Kemendikbud, 2014). Secara

menyeluruh, Kemendikbud membuat format umum Satlan atau RPL dalam

panduan penyelenggaraan BK di SMP tahun 2014 sebagai berikut.

Page 155: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

140

a. Identitas (Satuan pendidikan, tahun ajaran/ semester, sasaran

pelayanan, pelaksana dan pihak terkait)

b. Waktu dan tempat (Tanggal, Jam pembelajaran, Volume waktu

dalam Jam Pembelajaran, spesifikasi tempat)

c. Materi Pelayanan (Tema/ Subtema/ Pokok Materi, Sumber

Materi)

d. Tujuan arah pelayanan (Pengembangan kehidupan efektif sehari-

hari dan penanganan kehidupan efektif sehari-hari yang

terganggu)

e. Metode dan teknik dasar

f. Sarana (Media, instrumen, sumber elektronik)

g. Sasaran Penilaian

h. Langkah Kegiatan

Berdasarkan pemaparan hasil temuan lapangan sebelumnya, diketahui

bahwa Guru BK merumuskan perencanaan pelayanan klasikal BK dalam

dokumen Satlan atau RPL. Dari hasil telaah dokumen juga diketahui bahwa

masih terdapat beberapa kekurangan dalam dokumen RPL diantaranya

durasi pelayanan dan uraian kegiatan. Sebagaimana yang dijelaskan

sebelumnya, penyampaian informasi yang dilakukan dengan strategi

transformasional. Hal ini tentu berbeda dengan penyampaian informasi yang

dilakukan oleh Guru mata pelajaran. Untuk melihat apakah strategi

penyampaian di kelas tersebut sudah sesuai dengan dengan ketetapan

panduan BK Kemendikbud, maka dalam RPL perlu dijelaskan secara rinci

setiap langkah kegiatan yang akan dilaksanakan.

Page 156: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

141

Dalam panduan Kemendikbud terkait pelaksanaan BK untuk SMP tahun

2014, menjelaskan dalam RPL bagian langkah kegiatan mencakup beberapa

aspek yang perlu dipaparkan. Langkah-langkah tersebut adalah pengantaran,

penjajakan, penafsiran, pembinaan, dan penilaian. Langkah-langkah tersebut

belum dipaparkan dengan jelas pada RPL layanan klasikal tentang

perundungan. Walaupun dalam pelaksanaan Guru BK melakukan beberapa

tahapan tersebut, pemaparan di RPL tetap diperlukan agar mempermudah

kegiatan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah atau koordinator yang

bertugas. Selain itu pemaparan langkah-langkah tersebut juga dapat

membantu Guru BK sebagai gambaran awal bagaimana menyampaikan

layanan klasikal di kelas.

2. Pengorganisasian

Setelah tahap perencanaan, tahap selanjutnya yang perlu dilakukan Guru

BK sebagai langkah pengelolaan P3MT adalah pengorganisasian.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam panduan pelaksanaan BK kemendikbud

tahun 2014, langkah pengorganisasian mencakup semua upaya

mengorganisasi prasarana, sarana, personalia, tempat, waktu dan

administrasi dalam kesiapan untuk pelaksanaan kegiatan.

Berdasarkan hasil wawancara dari ketiga informan, diketahui bahwa

setelah mempersiapkan RPL, mereka juga melakukan beberapa hal untuk

persiapan pelaksanaan RPL tersebut. Beberapa hal yang dilakukan berupa

mengurus administrasi yang diperlukan ketika memberikan layanan klasikal

seperti format absensi siswa. Selain itu Guru BK juga berkoordinasi dengan

Page 157: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

142

Kepala sekolah, Guru Wali Kelas, dan siswa yang akan diberikan layanan

klasikal terkait waktu pemberian layanan klasikal. Guru BK juga

memastikan ruangan yang akan digunakan tersedia dan berbagai fasilitas

untuk menunjang pelaksanaan layanan klasikal tersedia.

Dalam Pedoman Bimbingan dan Konseling yang dilampirkan pada

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor

111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling pada pendidikan dasar dan

pendidikan menengah, menjelaskan bahwa dalam melaksanakan tugas

layanan BK maka Guru BK dapat bekerja sama dengan berbagai pihak di

dalam satuan pendidikan (kepala sekolah, wakil, kepala sekolah, wali kelas,

guru mata pelajaran, staf administrasi sekolah) dan di luar satuan pendidikan

(pengawas pendidikan, komite sekolah, orang tua, organisasi profesi BK,

dan profesi lain yang relevan). Berdasarkan hasil temuan lapangan tersebut,

peneliti menyimpulkan bahwa langkah yang dilakukan oleh Guru BK SMPN

9 Cimahi sudah sesuai seperti panduan Kemendikbud terkait pelaksanaan

BK di SMP tahun 2014 dan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

nomor 111 tahun 2014..

3. Pelaksanaan

Setelah disusun perencanaan dan mengorganisasi setiap aspek yang

dibutuhkan dalam pelaksanaan layanan konseling, maka pada tahap

selanjutnya adalah implementasi layanan konseling sesuai dengan yang

sudah direncanakan dan diorganisasikan. Ditinjau dari durasi pelaksanaan

layanan klasikal tentang perundungan, lama layanan klasikal pada setiap

Page 158: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

143

kelas berbeda-beda berkisar antara 1-2 jam pelajaran. Dari hasil wawancara

peneliti mengetahui durasi layanan biasanya dilakukan sekitar 45-60 menit

yang artinya antara satu jam pelajaran atau lebih.

Pada panduan pelaksanaan BK yang ditetapkan Kemendikbud tahun

2014 menjelaskan dalam satu semester, kegiatan pembelajaran/ pelayanan

minimal dalam 17 minggu efektif. Dengan demikian, dalam satu semester

tiap rombongan belajar (kelas) peserta didik mendapatkan pelayanan

klasikal BK dengan volume 17 x 2 JP atau 34 JP. Dengan demikian artinya

setiap kelas setidaknya menerima satu kali layanan klasikal setiap minggu

dengan dengan volume kegiatan sebanyak 2 JP. Jika diantara 17 pertemuan

itu satu diantaranya disampaikan materi terkait perilaku perundungan, maka

setidaknya layanan tersebut dilakukan selama 2 jam pelajaran atau 90 menit.

Mengacu ketetapan tersebut, maka dari segi durasi pemberian layanan

klasikal masih belum semua kelas mendapatkan volume layanan klasikal

yang sesuai dengan ketetapan kemendikbud.

Ditinjau dari uraian kegiatan, pada perencanaan layanan klasikal BK

tentang perundungan tidak dicantumkan secara detail dan juga prosedur

dasar yang harus dilakukan pada setiap pemberian layanan konseling.

Adapun prosedur dasar kegiatan pelayanan BK yang dirumuskan

Kemendikbud dalam panduan pelaksanaan BK untuk SMP tahun 2014

adalah sebagai berikut.

a. Pengantaran yang merupakan kegiatan untuk membangun

suasana agar konseli memasuki proses konseling dengan rasa

aman, nyaman, dinamis, positif dan sukarela.

Page 159: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

144

b. Penjajakan yang merupakan kegiatan untuk mengungkapkan

kondisi diri konseli (perasaan, pemikiran, keinginan, sikap dan

kehendaknya, seta pengalamannya) dalam suasana kekinian atau

sesuai dengan konten yang akan disampaikan dalam layanan.

c. Penafsiran yang merupakan kegiatan untuk mendalami dan

memahami lebih jauh terkait berbagai hal yang dikemukakan

konseli melalui proses konseli berpikir, merasa, bersikap,

kemungkinan bertindak, dan bertanggung jawab (BMB3) secara

positif. Kegiatan ini juga dapat digunakan untuk melakukan

analisis terhadap kondisi konseli yang periu diperbaiki atau

dibangun.

d. Pembinaan yang merupakan kegiatan yang menunjang

terbangunnya kehidupan efektif sehari-hari konseli dan

teratasinya kehidupan efektif sehari-hari konseli yang terganggu.

e. Penilaian yang merupakan kegiatan untuk mengetahui hasil yang

dicapai konseli melalui kegiatan belajarnya dalam proses

konseling yang ia jalani, dan tindak lajutnya.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diketahui bahwa pada saat

pelaksanaan kegiatan, Guru BK memulai kegitan melalui tahap pengantaran.

Pada tahap pengantaran Guru BK mencoba untuk membangun suasana yang

menyenangkan dengan melakukan pendekatan terhadap siswa melaui tanya

jawab singkat, menanyakan kabar para siswa sekaligus melakukan absesi

hingga melakukan permainan. Selanjutnya Guru BK menyampaikan tujuan

pemberian materi pada layanan klasikal yang akan dilaksanakan serta

Page 160: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

145

manfaatnya untuk para siswa dilanjutkan dengan mengungkap bagaimana

pemahaman, sikap dan persepsi siswa terhadap perilaku perundungan. Pada

tahap ini terjadi proses penjajakan sebagaimana yang dijelaskan diatas. Guru

BK menangkap semua pendapat para siswa dan mencoba menafsirkan

bagaimana siswa berpikir, merasa, bersikap, berbuat dan bertanggung jawab

terhadap perilaku perundungan.

Kegiatan pembinaan dilakukan Guru BK setelah siswa selesai

menyampaikan pemahaman awal mereka terkait perundungan. Kegiatan

pembinaan yang dilakukan oleh Guru BK bermacam-macam mulai dari role

play, ceramah singkat, simulasi maupun diskusi. Guru BK menggunakan

media yang sesuai dengan metode yang digunakan dalam proses pembinaan.

Dari hasil observasi peneliti melihat Guru BK melakukan pembinaan dengan

metode ceramah singkat yang dibantu dengan media audiovisual berupa film

animasi dan film pendek. Pada tahap ini, Guru BK mencoba untuk

menjelaskan apa sebenarnya yang dimaksud dengan perundungan, jenis-

jenis dan contohnya, dan juga dampaknya bagi siswa dengan Bahasa yang

mudah dimengerti oleh siswa.

Setelah Guru BK melakukan pembinaan, Guru BK mencoba untuk

mengukur sejauh mana siswa menangkap informasi yang disampaikan pada

tahap pembinaan melalui proses tanya jawab. Beberapa Guru BK bahkan

membuat beberapa pertanyaan secara tertulis dan meminta siswa untuk

menjawab yang disertakan pendapat mereka terhadap layanan klasikal yang

baru saja mereka dapatkan. Upaya tersebut dilakukan untuk melihat

bagaimana respon siswa terhadap layanan klasikal yang disampaikan. Jika

Page 161: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

146

ditemukan banyak kekurangan maka akan menjadi pertimbangan untuk

memperbaiki layanan klasikal tersebut.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa

untuk durasi pelaksanaan layanan klasikal BK tentang perundungan

beberapa kelas belum memenuhi volume minimum yang di tetapkan oleh

Kemendikbud. Hal tersebut dikarenakan jumlah SDM yang sangat terbatas

sedangkan jumlah kelas di SMPN 9 Cimahi sangat banyak. Selain itu untuk

waktu pelaksanaan dilakukan dengan melihat jadwal-jadwal kosong dari

setiap kelas dengan kata lain layanan klasikal tidak terjadwal dengan jelas.

Walaupun ditemukan jadwal kosong pada suatu kelas, layanan klasikal

belum tentu bisa diberikan karena kesibukan dan tugas yang dimiliki oleh

Guru BK tidak sesuai dengan jumlah SDM guru BK. Sebagaimana

ketetapan Peraturan Kemendikbud nomor 111 tahun 2014 mengatakan

bahwa layanan klasikal diselenggarakan dengan seting kelas dan terjadwal

setiap minggu dengan volume kegiatas setara 2 jam pembelajaran.

4. Pengawasan dan Penilaian

Aktivitas selanjutnya setelah pelaksanaan adalah pengawasan dan

penilaian. Pengawasan dan penilaian dilakukan pada saat layanan klasikal

diberikan maupun sesudah layanan klasikal diberikan. Dalam variabel

pengawasan dan penilaian, peneliti membagi aspek pengawasan dan

penilaian menjadi dua bagian. Pertama peneliti mencoba menggambarkan

aktifitas pengawasan dan penilaian yang dilakukan oleh Guru BK kepada

siswa di SMPN 9 Cimahi. Kedua, peneliti mencoba menggambarkan

Page 162: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

147

aktifitas pengawasan dan penilaian yang dilakukan oleh Pengawas atau

Assessor terhadap pelaksanaan konseling yang dilakukan oleh Guru BK.

a. Pengawasan dan Penilaian Guru BK terhadap Siswa

Kegiatan puncak praktik pelayanan konseling terletak pada

langkah pembinaan yang selanjutnya diakhiri dengan penilaian dalam

bentuk penilaian segera (LAISEG), penilaian jangka pendek

(LAIJAPEN) (Kemendikbud, 2014). Kegiatan pengawasan dan

penilaian Guru BK kepada siswa yang dilakukan pada saat dan

sesudah dilakukan layanan klasikal mencakup penilaian proses dan

penilaian hasil. Penilaian proses merupakan upaya Pengawasan yang

dilakukan sendiri oleh Guru BK selama proses layanan berlangsung

dan diikuti dengan kegiatan penilaian atas hasil yang dicapai oleh

peserta pelayanan atau disebut penilaian hasil (Kemendikbud, 2014).

Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa Guru BK

melakukan kegiatan penilaian proses dan penilaian hasil kepada siswa.

Dalam penilaian proses, Guru BK melakukan observasi ketika

menyampaikan layanan klasikal. Beberapa aspek yang dilihat oleh

Guru BK dalam penilaian proses diantaranya adalah keaktifan,

tanggapan dan antusias siswa ketika pelayanan berlangsung.

Sementara untuk penilaian hasil, Guru BK melakukan tanya-jawab

pada akhir layanan untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa

terkait materi bimbingan yang telah disampaikan. Selain itu Guru BK

juga memantau siswa setelah layanan klasikal diberikan dan melihat

Page 163: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

148

perkembangan masalah perundungan pada kelas yang sudah diberikan

layanan klasikal tersebut.

Pada penilaian hasil kegiatan pelayanan BK dilakukan melalui

penilaian segera (LAISEG), penilaian jangka pendek (LAIJAPEN),

dan penilaian jangka panjang (LAIJAPANG) (Kemendikbud, 2014).

1) Penilaian segera merupakan penilaian yang dilakukan pada

akhir setiap jenis layanan dan kegiatan pendukung BK untuk

mengetahui pencapaian peserta layanan BK secara langsung.

2) Penilaian jangka pendek merupakan penilaian dalam waktu satu

minggu atau satu bulan setelah layanan diberikan. Penilaian ini

dilakukan setelah dilaksanakannya satu jenis layanan atau

kegiatan pendukung BK untuk melihat dampak lanjutan layanan

terhadap siswa.

3) Penilaian jangka panjang merupakan penilaian dalam waktu satu

bulan sampai satu semester. Penilaian ini dilakukan setlah satu

atau beberapa layanan dan kegiatan pendukung BK

dilaksanakan. Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui lebih

jauh dampak layanan BK terhadap peserta didik yang

bersangkutan dan arah tindak lanjutnya secara menyeluruh.

Sebagaimana dipaparkan diatas, jika penilaian ditinjau secara

terpisah berdasarkan penilaian segera, penilaian jangka pendek, dan

penilaian jangka panjang, maka diketahui ada beberapa kegiatan

pengawasan yang tidak terlaksana. Bedrasarkan pemaparan hasil

wawancara diketahui pada penilaian segera dilakukan dengan cara

Page 164: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

149

mengukur kembali hasil pencapaian siswa melalui tanya jawab di akhir

sesi layanan klasikal.

Sebagai upaya penilaian jangka pendek, Guru BK melakukan

Pengawasan terhadap siswa yang sebelumnya diketahui melakukan

tindakan perundungan. Pengawasan ini dilakukan untuk melihat

apakah ada perubahan setelah diberikan layanan klasikal tentang

perundungan. Jika masih belum ada perubahan maka guru BK akan

menyiapkan tindak lanjut terhadap siswa tersebut.

Sementara untuk penilaian jangka panjang, Guru BK melihat

secara keseluruhan hasil pencapaian pelaksanaan kegiatan layanan

klasikal dan tindak lanjut yang sudah dilakukan untuk mencegah dan

menangani masalah perundungan disekolah. Hasil pencapaian ini

dilakukan oleh guru BK melalui observasi dan laporan masuk dari

siswa maupun wali kelas. Dalam menilai hasil jangka panjang layanan

klasikal BK dalam mencegah dan menangani masalah perundungan di

SMPN 9 Cimahi masih didapati kekurangan dalam pencatatan

perkembangan kasus perundungan. Pengolahan data perkembangan

kasus perundungan belum terlaksana sehingga tidak dapat diketahui

bagaimana hasil capaian layanan konseling dalam mengatasi masalah

perundungan di SMPN 9 Cimahi. Berdasarkan hasil wawancara

diketahui bahwa pencatatan data kasus belum terlaksana dikarenakan

beban kerja dan tugas-tugas Guru BK yang banyak tidak sesuai dengan

jumlah SDM yang tersedia.

Page 165: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

150

Dalam pelaksanaan kegiatan Pengawasan BK, sangat diperlukan

kegiatan pencatatan. Kegiatan pengawasan dan penilaian perlu

dirumuskan kedalam catatan hasil pengawasan dan penilaian. Hasil

dari penilaian dan pengawasan ini yang kemudian dijelaksan dalam

panduan pelaksanaan BK mejadi acuan sebagai isi laporan pelaksanaan

program (Lapelprog). Lapelprog merupakan salahsatu bukti fisik yang

diperlukan untuk kepentingan pengawasan dan penilaian jangka

panjang. Dengan tidak terlaksananya pencatatan hasil penilaian dan

pengawasan maka Lapelprog tidak dapat disusun. Sementara untuk

menilai hasil jangka panjang, Lapelprog sangat dibutuhkan sebagai

sumber data untuk mengetahui dampak layanan terhadap peserta didik.

b. Pengawasan dan Penilaian Pengawas atau Assessor terhadap

Guru BK

Kegiatan pelayanan BK di sekolah dipantau, dievaluasi, dan

dibina melalui kegiatan pengawasan. Kegiatan pengawasan tersebut

dilakukan oleh pengawas internal (Kepala Sekolah) maupun eksternal

(Pengawas satuan pendidikan bidang BK) (Kemendikbud, 2014).

Menurut Anjar (2014), pengawasan pada bidang bimbingan dan

konseling memiliki tujuan sebagai berikut.

1) Meningkatkan kemampuan Guru BK dalam memanfaatkan

lingkungan belajar

2) Meningkatkan kemampuan Guru BK dalam menyusun dan

melaksanakan program BK di sekolah

Page 166: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

151

3) Menilai kemampuan Guru BK dalam merencanakan

pembelajaran melalui pelayanan BK

4) Menilai kemampuan Guru BK dalam melaksanakan

pembelajaran melalui pelayanan BK

5) Menilai kemampuan Guru BK dalam melaksanakan program

BK di sekolah

6) Menilai kemampuan Guru BK dalam meningkatkan hasil

belajar siswa melalui layanan BK

7) Menilai kemampuan Guru BK dalam melaksanakan

penelitian tindakan kelas

8) Menilai kemampuan Guru BK dalam melaksanakan

pembaharuan pembelajaran

9) Membina Guru BK dalam mempertinggi kompetensi

profesionalnya

10) Membina disiplin Guru BK dalam melaksanakan tugasnya

sebagai agen pembelajaran

11) Membina Guru BK dalam menggunakan teknologi informasi

dan komunikasi untuk pembelajaran

12) Membina Guru BK dalam mengembangkan karir profesi dan

pangkatnya.

Penerapannya di SMPN 9 Cimahi, kegiatan pengawasan BK

dilakukan oleh Assessor dan Kepala Sekolah sebagai pengawas

internal dan oleh satu orang pengawas bidang BK dari dinas

pendidikan Kota Cimahi. Assessor ditunjuk oleh Kepala Sekolah

Page 167: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

152

sebagai perpanjangan tangan dari Kepala Sekolah untuk melakukan

kegiatan Pengawasan dan penilaian langsung di sekolah.

Dalam proses pengawasan kegiatan pelayanan BK, sudah

seharusnya dilakukan secara berkala dan berkelanjutan (Kemendikbud,

2014). Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa kegiatan

pengawasan di SMPN 9 Cimahi dilakukan minimal satu kali pada

setiap semester. Ditinjau dari teknis pelaksanaannya, kegiatan

Pengawasan dan penilaian BK dilakukan oleh Assessor dengan

menggunakan panduan pengawasan yang telah dibuat dari sekolah.

Adapun aspek yang menjadi penilaian merupakan beberapa bukti fisik

kinerja BK (RPL, absensi ketika layanan, materi layanan) dan melihat

langsung pada saat pelaksanaan layanan BK. Selain Assessor, Kepala

Sekolah juga memantau kinerja Guru BK secara langsung maupun

melalui Assessor. Pelaksanaan pengawasan sebagaimana dicantumkan

dalam panduan pelaksanaan BK dari Kemendikbud tahun 2014,

difokuskan kepada kemampuan profesional dan implementasi kegiatan

pelayanan BK yang menjadi kewajiban kinerja dan tugas Guru BK.

Diantara kewajiban Guru BK sebelum melaksanakan layanan klasikal

adalah menyiapkan dokumen satuan layanan, materi dan format

absensi tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara terkait pelaporan disebutkan bahwa

Kepala Sekolah tidak terlalu menekankan Guru BK dalam pembuatan

laporan. Hal tersebut bertentangan dengan apa yang seharusnya

dilakukan oleh Kepala Sekolah untuk memastikan suksesnya UPBK

Page 168: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

153

disekolah dan kinerja Guru yang ada di UPBK. Beberapa hal yang

seharusnya dilakukan oleh Kepala Sekolah untuk kesuksesan UPBK

adalah sebagai berikut (Kemendiknas, 2014).

1) Memberikan instruksi, sesuai dengan peraturan yang berlaku,

kepada koordinator BK dan Guru BK yang ada di UPBK

berkenaan pelayanan BK yang merupakan tugas pokok dan

fungsi, kewajiban dan kewenangan UPBK beserta Guru BK

di dalamnya.

2) Meminta dan menagih pertanggung jawaban pelaksanaan

tugas dari koordinator BK dan Guru BK atas pelaksanaan

tugas dan tanggung jawab mereka dengan bukti fisik yang

diperlukan

3) Melaksanakan pengawasan dan pembinaan terhadap kinerja

pelayanan BK oleh Guru BK.

Dari penjelasan tersebut, maka peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan

pengawasan yang dilakukan pada UPBK di SMPN 9 Cimahi masih

belum optimal sehingga masih terdapat beberapa kegiatan yang

seharusnya dilakukan tetapi tidak terlaksana.

5. Tindak Lanjut

Pengawasan terhadap Guru BK juga bertujuan sebagai sarana untuk

membina Guru BK. Pembinaan ini dilakukan sebagai upaya tindak lanjut

atas hasil temuan dari Pengawasan dan penilaian terhadap Guru BK. Tindak

lanjut dalam aktivitas layanan bimbingan dan konseling di sekolah

Page 169: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

154

merupakan hasil Pengawasan terhadap proses pelayanan dan hasil-hasilnya

yang kemudian diangkat menjadi isi LAPELPROG. Hasil tersebut dianalisis

dan ditindaklanjuti dengan tujuan untuk perbaikan, pemantapan maupun

penyesuaian kegiatan selanjutnya (Kemendikbud, 2014). Sama dengan

Pengawasan dan penilaian, pada variabel tindak lanjut peneliti membagi

pembahasan kedalam dua aspek yaitu tindak lanjut terhadap siswa dan

tindak lanjut terhadap Guru BK.

a. Tindak Lanjut terhadap Siswa

Tindak lanjut terhadap siswa merupakan respon dari penilaian

hasil yang dilakukan oleh Guru BK setelah memberikan layanan

klasikal tentang perundungan kepada siswa. Berdasarkan panduan

pelaksanaan BK Kemendikbud tahun 2014, penyusunan tindak lanjut

sudah seharusnya direncanakan dan dipaparkan dalam dokumen

Satuan Layanan atau RPL.

Berdasarkan hasil telaah dokumen, rencana tindak lanjut terhadap

siswa sudah dimuat dalam RPL. Dalam RPL disebutkan bahwa bagi

siswa yang belum mampu mengendalikan diri dalam tindakan

perundungan maka akan dilakukan konseling lanjutan baik secara

individu maupun kelompok. Hal tersebut sesuai dengan hasil

wawancara kepada Guru BK dan Siswa. Selain melakukan konseling

lanjutan, Guru BK juga bekerja sama dengan bagian kesiswaan dan

wali kelas dalam ketika akan melakukan tindak lanjut. Dari hasil

temuan tersebut, maka peneliti menyimpulkan penyusunan tindak

lanjut sudah sesuai dengan ketetapan panduan BK Kemendikbud tahun

Page 170: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

155

2014. Sementara untuk pelaksanaan tindak lanjut kepada siswa sudah

mengikuti rencana yang disusun oleh Guru BK dalam Satuan Layanan

atau RPL.

b. Tindak Lanjut terhadap Guru BK

Setelah dilakukan pengamatan dan penilaian terhadap kinerja

Guru BK, maka hasil temuan tersebut menjadi bahan pertimbangan

atas pemberian tindak lanjut terhadap Guru BK. Pemberian tindak

lanjut tersebut biasa disebut juga dengan proses pembinaan. Hal

tersebut sejalan dengan penelitian Asiah, Murniati dan Bahrun (2016),

upaya tindak lanjut dari hasil pengawasan lebih bersifat bantuan dari

atasan kepada Guru BK di SMPN 1 Bandar Baru Kabupaten Pidie

Jaya. Dengan upaya tersebut maka memungkinkan setiap program

bimbingan konseling akan terlaksana dengan baik dalam menangani

berbagai permasalahan yang dihadapi peserta didik di sekolah (Asiah,

Murniati dan Bahrun, 2016).

Berdasarkan panduan pelaksanaan BK dari Kemendikbud tahun

2014, upaya pembinaan terhadap kinerja Guru BK atau konselor

diselenggarakan melalui tiga hal.

1) Upaya pembinaan dapat diberikan oleh pengawas ketika

kegiatan pengawasan dilaksanakan

2) Upaya pembinaan dapat diberikan melalui kegiatan seperti

penataran, lokakarya, seminar dan studi lanjut

Page 171: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

156

3) Upaya pembinaan diselenggarakan melalui penilaian dan

pembinaan berkelanjutan dalam rangka kenaikan

pangkat/jabatan Guru BK atau Konselor.

Berdasarkan hasil temuan dilapangan, para informan menjelaskan

bahwa upaya tindak lanjut yang diberikan kepada Guru BK dapat

berupa diskusi antara assessor atau pengawas lain dengan Guru BK

yang dipantau. Hal tersebut relevan dengan penjelasan dalam panduan

BK bahwa pembinaan dapat dilakukan oleh pengawas. Selain itu,

tindak lanjut lain yang dipaparkan oleh informan adalah dengan diikut

sertakan dalam pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kompetensi

yang dimiliki Guru BK. Pelatihan tersebut dapat berupa pelatihan-

pelatihan keprofesian dan juga diikut sertakan dalam program guru

pembelajar.

Program Guru Pembelajar merupakan salah satu upaya

pemerintah khususnya Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga

Kependidikan (GTK) untuk mewujudkan visi dan misi Kemendikbud

2015-2019. Visi Kemendikbud 2015-2019 adalah “Terbentuknya Insan

serta Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan yang Berkarakter dengan

Berlandaskan Gotong Royong”. Untuk mencapai visi tersebut,

kemendikbud membentuk misi sebagai berikut.

1) Mewujudkan Pelaku Pendidikan dan Kebudayaan yang

Kuat (M1)

2) Mewujudkan Akses yang Meluas, Merata, dan

Berkeadilan (M2)

Page 172: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

157

3) Mewujudkan Pembelajaran yang Bermutu (M3)

4) Mewujudkan Pelestarian Kebudayaan dan Pengembangan

Bahasa (M4)

5) Mewujudkan Penguatan Tata Kelola serta Peningkatan

Efektivitas Birokrasi dan Pelibatan Publik (M5).

Salah satu tujuan strategis untuk mencapai visi-misi Kemendiknas

2015-2019 adalah Penguatan Peran Siswa, Guru, Tenaga

Kependidikan, Orang tua, dan Aparatur Institusi Pendidikan dalam

Ekosistem Pendidikan, dengan sasaran strategis berupa meningkatnya

kualitas sikap guru dan tenaga pendidikan dalam kepribadian, spiritual

dan sosial (Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan, 2016).

Berdasarkan hasil pemaparan di atas, maka peneliti menyimpulkan

bahwa penyusunan rencana tindak lanjut sudah tercantum dalam dokumen

satuan layanan. Penerapan tindak lanjut terhadap siswa dilakukan sesuai

dengan yang tertera dalam dokumen satuan layanan. Dengan demikian maka

pelaksanaan tindak lanjut kepada siswa tersebut sudah sesuai dengan

panduan pelaksanaan BK Kemendikbud tahun 2014. Sementara tindak lanjut

untuk kinerja Guru BK berupa pembinaan yang dilakukan oleh Assessor

atau pengawas yang biasanya berupa saran-saran maupun melalui diskusi,

dengan pemberian kesempatan kepada BK untuk mengikuti pengembangan

keprofesian dalam bidang BK. Hal tersebut sesuai dengan upaya pembinaan

yang ditetapkan pada panduan pelaksanaan BK oleh Kemendikbud tahun

2014.

Page 173: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

158

6. Pelaporan

Pelaporan pada hakikatnya merupakan kegiatan menyusun dan

mendeskripsikan seluruh hasil yang telah dicapai dalam evaluasi proses

maupun hasil dalam format laporan yang dapat memberikan informasi

kepada seluruh pihak yang terlibat tentang keberhasilan dan kekurangan dari

bimbingan dan konseling yang telah dilakukan (Kemendikbud, 2016).

Penyusunan laporan pelaksanaan program layanan (LAPELPROG)

merupakan salah satu tugas Guru BK setelah menjalankan kegiatan

konseling. Lapelprog disusun secara padat tetapi menyeluruh sehingga

mampu memuat segenap aspek pokok penyelenggaraan kegiatan disertai

data penilaian hasil dan proses serta arah tindak lanjutnya (Kemendikbud,

2014). Ditinjau dari frekuensi pelaporan, berdasarkan hasil wawancara

diketahui bahwa Guru BK melakukan kegiatan pelaporan runtin setiap

semester dan setiap akhir tahun pembelajaran kepada Kepala Sekolah.

Untuk teknis pelaporan, berdasarkan hasil wawancara seluruh informan

menyatakan bahwa kegiatan pelaporan dilakukan baik secara tertulis

maupun secara lisan.

Disamping pemaparan dari apa yang disampaikan oleh seluruh informan,

Dari hasil penelusuran dilapangan, diketahui bahwa Guru BK tidak dapat

memperlihatkan Lapelprog, sementara laporan yang mampu diperlihatkan

adalah laporan semesteran pada tahun ajaran 2011-2012. Berdasarkan

panduan pelaksanaan BK Kemendikbud tahun 2014, pembuatan lapelprog

dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penilaian hasil

pelayanan secara menyeluruh (LAIJAPANG) serta laporan dalam unit

Page 174: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

159

waktu tertentu seperti laporan akhir semester. Oleh karena itu, jika lapelprog

tidak dibuat maka tidak ada bukti fisik yang menjadi bahan pertimbangan

penilaian jangka panjang dari pelaksanaan program yang telah disusun pada

awal semester. Hal tersebut diakui oleh informan sebagai kelemahan Guru

BK. Guru BK melakukan perapihan berkas ketika akan diadakan akreditasi.

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa penyusunan tidak

terlaksana akibat banyaknya tugas-tugas Guru BK yang harus segera

ditangani seperti melakukan layanan responsif, menerima tamu orang tua

murid, melakukan home visit, pengelolaan data hasil psikotest para siswa

dan lain sebagainya sehingga penyusunan lapelprog akhirnya tertunda dan

tidak terlaksana. Berdasarkan hasil wawancara diketahui banyaknya tugas

dan jumlah SDM yang sedikit menjadi alasan beberapa kegiatan

administratif pada Unit Pelayanan Bimbingan Konseling (UPBK) di SMPN

9 Cimahi tidak terlaksana. Selain tugas yang banyak, upaya Pengawasan

yang kurang maksimal juga bisa menjadi penyebab pembuatan laporan

pelaksanaan program maupun laporan akhir semester tidak terlaksana.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka peneliti menyimpulkan bahwa

dengan tidak tersedianya lapelprog ataupun laporan akhir semester, maka

Guru BK tidak dapan melakukan penilaian jangka panjang terhadap upaya

pencegahan dan penanggulangan masalah perundungan di SMPN 9 Cimahi

melalui layanan klasikal BK.

Page 175: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

160

C. Keluaran (Output) Layanan Klasikal BK (Cakupan Layanan Klasikal

BK tentang Perundungan)

Keluaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data cakupan

layanan klasikal bimbingan konseling tentang perundungan. Untuk

mengetahui persentase cakupan layanan klasikal tersebut, dapat dilihat melalui

laporan pelaksanaan program. Sebagaimana dijelaskan dalam panduan

pelaksanaan BK dan peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

nomor 111 tahun 2014 bahwa salah satu bukti fisik pelaksanaan kinerja BK

adalah tersusunnya lapelprog. Lapelprog itu sendiri memuat segenap aspek

pokok penyelenggaraan kegiatan disertai data penilaian hasil dan proses,

disertai arah tindak lanjutnya yang disusun secara padat namun menyeluruh.

Format lapelprog yang dicontohkan dalam panduan pelaksanaan BK untuk

SMP memasukan data jumlah siswa peserta layanan klasikal berdasarkan tema

layanan. Dari laporan tersebut maka dapat terlihat persentase cakupan layanan

klasikal yang telah dilaksanakan BK.

Karena penyusunan laporan pelaksanaan program (Lapelprog) di SMPN

9 Cimahi tidak berjalan, maka peneliti melihat cakupan layanan klasikal BK

tentang perundungan melalui daftar kehadiran siswa pada saat layanan.

Berdasarkan telaah dokumen tersebut, diketahui pada pelaksanaan layanan

klasikal tahun ajaran 2015-2016 jumlah siswa dikelas 7 yang sudah pernah

menerima layanan tersebut sebanyak 376 siswa atau sebesar 75.65% dari

seluruh siswa kelas 7 yang merupakan sasaran layanan klasikal tentang

perundungan. Cakupan tersebut belum bisa memenuhi ketetapan peraturan

Kemendikbud nomor 111 tahun 2014. Layanan klasikal bimbingan konseling

Page 176: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

161

terjadwal seharusnya didapatkan oleh seluruh siswa satu kali perminggu.

Untuk mencapai target cakupan layanan klasikal untuk seluruh siswa di

SMPN 9 Cimahi sudah seharusnya Guru BK memberikan layanan klasikal

konseling susulan atau konseling kelompok kepada siswa yang tidak hadir

dalam layanan klasikal terjadwal dan tentunya disertai bukti fisik pelaksanaan

konseling tersebut.

Secara garis besar, keluaran didefinisikan sebagai barang atau jasa yang

dihasilkan secara langsung dari pelaksanaan kegiatan berdasarkan masukan

yang digunakan (Gusti, 2008). Bagusnya hasil capaian keluaran tidak terlepas

dari kondisi masukan yang baik. Begitu juga sebaliknya jika masukan yang

dimiliki tidak dalam kondisi baik maka keluaran yang dihasilkan akan tidak

baik. Pada hasil penelitian ini menggambarkan bagaimana masalah yang ada

pada masukan kemudian berdampak pada pelaksanaan aktivitas dan akhirnya

mempengaruhi keluaran.

Data cakupan layanan klasikal BK bisa diketahui jika laporan

pelaksanaan program dibuat. Laporan pelaksanaan program bisa disusun jika

pencatatan hasil pengawasan dan penilaian berjalan, selain itu perlu juga

didukung oleh upaya pengawasan yang tegas. Dengan upaya pengawasan

yang kurang maksimal ditambah dengan beban kerja berlebih maka hal

tersebut menyebabkan tidak terlaksananya pencatatan hasil penilaian proses

dan penilaian hasil. Beban kerja yang berlebih disebabkan karena jumlah

SDM yang tersedia tidak sesuai dengan banyaknya tugas yang harus dilakukan

oleh Guru BK. Oleh karena itu secara tidak langsung, Jumlah SDM Guru BK

Page 177: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

162

yang tidak sesuai dengan beban kerja menyebabkan beberapa kegiatan

akhirnya tidak terlaksana.

D. Keterkaitan Masukan (Input) – Aktivitas (Activity) – Keluaran (Output)

Layanan Klasikal BK tentang Perundungan

Permasalahan terkait perilaku perundungan merupakan salah satu

masalah kesehatan masyarakat. Sebagai upaya pencegahan dan mengurangi

tindakan perundungan di dalam sebuah komunitas perlu juga dilakukan

dengan menggunakan pendekatan dari perspektif kesehatan masyarakat. Salah

satu upaya pendekatan kesehatan masyarakat yang bisa dilakukan untuk

mencegah dan menurunkan tindakan perundungan di sekolah adalah dengan

menerapkan sistem surveilans terhadap perilaku perundungan di sekolah

(Centers for Disease Control and Prevention, 2014). Menurut Thacker dan

Berkelman (dalam CDC, 2014) surveilans merupakan upaya mengumpulkan

data, dan analisis yang berkelanjutan dan sistematis, interpretasi data

digunakan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi praktik kesehatan

masyarakat. Pendekatan ilmu kesehatan masyarakat tidak hanya digunakan

untuk mengenali besaran permasalahan perundungan dan mengidentifikasi

faktor risiko tetapi juga untuk mengembangkan program dan kebijakan yang

sesuai untuk mengatasi permasalahan tersebut (CDC, 2014).

Dari hasil pemaparan hasil penelitian, permasalahan-permasalahan yang

terdapat dalam upaya pencegahan tindakan perundungan dengan

menggunakan layanan klasikal BK di SMPN 9 Cimahi tersebar dari masukan,

aktivitas dan keluaran. Walaupun layanan klasikal telah dilakukan telah

dilaksanakan namun masalah perundungan di SMPN 9 Cimahi masih saja

Page 178: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

163

muncul. Hal tersebut dapat terjadi karena upaya yang belum maksimal dari

segi manajemen pengendalian yang dilakukan oleh UPBK SMPN 9 Cimahi

khususnya dalam layanan klasikal bimbingan konseling tentang perilaku

perundungan pada siswa.

Manajemen pengendalian dalam pelaksanaan layanan BK adalah

mekanisme monitoring dan evaluasi proses dan hasil layanan bimbingan dan

konseling, pelaporan hasil monitoring dan evaluasi, serta perencanaan

program tindaklanjut layanan bimbingan dan konseling berdasarkan hasil

evaluasi (Kemendikbud, 2016). Dengan belum terlaksananya penyusunan

laporan pelaksanaan program, maka akan sangat sulit untuk melihat efektifitas

layanan klasikal BK terhadap pencegahan dan penurunan tindakan

perundungan pada siswa di SMPN 9 Cimahi.

Page 179: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

164

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam pelaksanaan layanan klasikal bimbingan konseling terkait

perilaku perundungan di SMPN 9 Cimahi ditinjau dari apek masukan,

aktivitas, dan keluaran masih terdapat beberapa masalah. Dari segi

masukan, jumlah SDM Guru BK kurang dari ketetapan Kemendikbud, dan

ruangan kantor BK yang dimiliki SMPN 9 Cimahi belum memenuhi

standar minimum Kemendikbud. Dari segi aktivitas, pada perencanaan

layanan klasikal BK belum mempunyai jadwal tetap dan durasi layanan

tidak dicantumkan dalam dokumen RPL. Pada pelaksanaan, durasi

pelaksanaan layanan belum memenuhi volume kegiatan layanan klasikal

yang ditetapkan Kemendikbud. Pada aktivitas pemantauan dan penilaian,

pencatatan penilaian hasil jangka pendek dan jangka panjang belum

terlaksana. Selain itu pengawasan dari kepala sekolah juga belum optimal.

Pada aktivitas pelaporan, penyusunan laporan pelaksanaan program dan

laporan akhir semester belum berjalan dalam 3 tahun terakhir. Dari segi

keluaran layanan klasikal BK terkait perundungan di SMPN 9 Cimahi,

keluaran layanan belum dapat terukur karena pencatatan cakupan layanan

klasikal tentang perundungan di SMPN 9 Cimahi belum terlaksana.

Walaupun pada pelaksanaan layanan klasikal didalam kelas sudah

dilaksanakan dengan baik dan juga dari segi kualitas SDM, cara

penyampaian, materi dan metode sudah baik, namun dari segi pengelolaan

program BK masih belum optimal dan hasil capaian kegiatan pencegahan

Page 180: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

165

perundungan melalui layanan klasikal belum bisa diukur. Dengan

demikian, Guru BK akan memiliki kesulitan untuk mengetahui efektifitas

upaya yang dilakukan untuk mencegah tindakan perundungan di SMPN 9

Cimahi.

B. Saran

1. Saran untuk Guru BK

a. Dapat bekerjasama dengan organisasi PIKR yang ada di SMPN 9

Cimahi untuk meringankan beban kerja Guru BK khususnya terkait

pencatatan data kasus dan pengawasan jangka pendek.

b. Menyusun kembali jadwal tetap untuk melakukan tatap muka dengan

siswa dalam layanan klasikal terjadwal sesuai dengan ketentuan

Kemendikbud.

2. Saran untuk Kepala Sekolah dan Pengawas Kinerja BK

a. Melakukan pengawasan dengan lebih tegas khususnya dalam meminta

pertanggung jawaban kinerja dalam bukti fisik.

b. Melibatkan OSIS dalam upaya pencegahan dan penanganan masalah

perundungan melalui berbagai kegiatan kesiswaan.

Page 181: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

166

Daftar Pustaka

Aisyah, Siti. 2015. Perkembangan Peserta Didik dan Bimbingan Belajar.

Deepublish: Yogyakarta

Al Fatta, Hanif. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keuntungan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. ANDI

: Yogyakarta

Amien, A. Mappadjantji. 2005. Kemandirian Lokal, Konsepsi

Pembangunan, Organisasi, dan Pendidikan dari Perspektif Sains

Baru. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

Anjar, Tri. 2014. Task and Management Supervision of Guidance and

Counceling. Guidena, Journal of Guidance and Counceling

Volume 4 No. 1 September 2014. Akses dari

https://media.neliti.com/media/publications/41234-ID-task-and-

management-supervision-of-guidance-and-counseling.pdf

Ariawan, Iwan. 1998. Besar dan Metode Sampel pada Penelitian

Kesehatan. Jurusan Biostatistik dan Kependudukan Fakultas

Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia

Asiah, Nur dkk. 2016. Manajemen Guru Bimbingan dan Konseling di

SMPN 1 Bandar Baru Kabupeten Paidie Jaya. Jurnal Magister

Administrasi Pendidikan, Pascasarjana Universitas Syiah Kuala.

Volume 4, nomor 4 November 2016. Diakses dari

http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JAP/article/view/5683/4699

Azwar, Azrul. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan edisi 3. Bina

Rupa Aksara : Tangerang

Bastable, Susan B. 2002. Perawat Sebagai Pendidik: Prinsip-Prinsip

Pengajaran dan Pembelajaran. EGC; Jakarta

Page 182: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

167

Center for Disease Control, National Center for Injury Prevention and

Control. 2012. Understanding bullying. Akses dari

http://www.cdc.gov/violenceprevention/pdf/bullyingfactsheet2012-

a.pdf.

Center for Disease Control and Prevention. 2009. Logic Model For

Planning and Evaluation. Akses dari

https://www.cdc.gov/ncbddd/birthdefects/models/resource1-

evaluationguide2009.pdf

Centers for Disease Control and Prevention. 2014. Bullying Surveilance

Among Youths. Diakses dari https://stacks.cdc.gov/view/cdc/21596

Chomaria, Nurul. 2008. Aku Sudah Gede (Nobrolin Pubertas untuk

Remaja Islami). Solo: Samudera

Departemen Kesehatan RI. 2005. Strategi Nasional Kesehatan Remaja.

Jakarta : Direktorat Kesehatan Keluarga.

Djahir, Yulia & Pratita, Dewi. 2014. Bahan Ajar Sistem Informasi

Manajemen. Yogyakarta: Deepublisher

Djiwandono, Sri E. W. 1989. Psikologi Pendidikan. Grasindo; Jakarta

Efastri, Sean M. dkk. 2015. Keefektifan Konseling Kelompok dengan

Pendekatan Behavioral untuk Mengurangi Perilaku Bullying,

Perilaku Agresif. Jurnal Bimbingan Konseling Vol. 4 No.2 Akses

dari http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk

Fajrin, Ahmad Nur. 2013. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan

Perilaku Bullying pada Remaja di SMK PGRI Semarang. Skripsi.

Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas

Muhammadiyah Semarang.

Page 183: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

168

Green, Lawrence W., & Kreuter, Marshal W. 1999. Health Promotion

Planning: An Educational and Environtmental Approach.

Mayfield Publishing Company; Mountain View

Griffin, Ricky W. 2004. Manajemen. Erlangga ; Jakarta.

Gunarsa, Singgih D. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.

Gunung Mulya ; Jakarta.

Gusti, I Agung Rai. 2008. Audit Kerja Pada Sektor Publik: Konsep,

Praktik, dan Studi Kasus. Salemba Empat: Jakarta.

Halimah, Andi. Dkk. 2015. Persepsi pada Bystander terhadap Intensitas

Bullying pada Siswa SMP. Jurnal Psikologi Vol. 42 No. 2 Akses

dari http://jurnal.ugm.ac.id/jpsi

Hamilton, Persis M. 1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas. EGC ;

Jakarta.

Harris, Monica J. 2009. Bullying, Rejection, and Peer Victimization a

social cognitive neuroscience perspective. Springer Publisher

Company : New York.

Hastono, Sutanto P.& Sabri, Luknis. 2011. Statistik Kesehatan. Rajawali

Pers : Jakarta

Hergenhahn, B.R & Olson, M.H. 2008. Theory of Learning Edisi ketujuh.

Jakarta: Kencana

Hertz, M. F., Donato, I., & Wright, J. (2013). Bullying and suicide: A

public health approach. Journal of Adolescent Health, 53. Akses

dari http://www.ncdsv.org/images/JAH_Bullying-and-Suicide-a-

public-health-approach_7-2013.pdf.

Page 184: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

169

ILO, 2013, Inklusi Penyandang Disabilitas di Indonesia. Inernational

Labour Organization : Jakarta. Akses dari

http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/@asia/@ro-

bangkok/@ilo-jakarta/documents/publication/wcms_233426.pdf

Indriasih, Nanik W. 2013. Kinerja Guru SD di Kecamatan Slawi, Suatu

Tinjauan Aspek Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala

Sekolah, Budaya Kerja, dan Fasilitas Pembelajaran. Varia

Pendidikan Vol. 25 No.1, Juni 2013. Akses dari

http://journals.ums.ac.id/index.php/varidika/article/view/715/446

Ivancevich, John M. 2007. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Erlangga

: Jakarta

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Panduan Bimbingan dan

Konseling Sekolah Menegah Pertama. Direktorat Jenderal

Pendidikan Dasar: Jakarta

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Panduan Operasional

Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah

Pertama (SMP). Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga

Kependidikan. Jakarta

KPAI. 2015. KPAI : Tak kuat dibully, ada anak sampai bunuh diri.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia : Jakarta. Akses dari

http://www.kpai.go.id/berita/kpai-tak-kuat-dibully-ada-anak-

sampai-bunuh-diri/

Lilik, A.M. 2009. Cara Cepat Menjadi Supervisor Unggul. Elex Media

Komputindo; Jakarta.

Lines, Dennis. 2008. The Bullies : Understanding Bullies and Bullying.

Thomson-Shore: Philadelphia.

Luddin, Abu Bakar M. 2010. Dasar-dasar Konseling: Tinjauan Teori dan

Praktik. Citapustaka Media Perintis : Bandung

Page 185: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

170

Marimin, dkk. 2006. Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia.

Grasindo; Jakarta

Masitah, M., & Minauli, I. 2014. Hubungan Kontrol Diri dan Iklim

Sekolah dengan Perilaku Bullying. Jurnal Analitika, Vol. VI nomor

2. Diakses dari

http://www.ojs.uma.ac.id/index.php/analitika/article/view/65

Monica, M. A & Susanti, Devi. 2016. Efektivitas Bimbingan Klasikal

Menggunakan Media Audiovisual untuk Mengembangkan Interaksi

Sosial Peserta Didik Kelas VIII Semester Ganjil di SMPN 26

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017. Jurnal Bimbingan

dan Konseling Volume 3 nomor 2 tahun 2016. UIN Raden Intan

Lampung. Diakses dari

http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/konseli/article/view/570/

461

Mubarak, Iqbal Wahit. Dkk. 2007. Promosi Kesehatan : Sebuah

Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Graha

Ilmu; Yogyakarta.

Mufrihah, Ariana. 2016. Perundungan Reaktif di Sekolah Dasar dan

Intervensi Berbasis Nuansa Sekolah. Jurnal Psikologi Volume 43,

nomor 2, 2016. Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

Diakses dari

https://journal.ugm.ac.id/jpsi/article/view/15441/15174

Murniati & Usman, Nasir. 2009. Implementasi Manajemen Stratejik dalam

Pemberdayaan Sekolah Menengah Kejuruan. Ciptapustaka Media

Perintis: Bandung.

Nuraida, Ida. 2008. Manajemen Administrasi Perkantoran. Kanisius;

Yogyakarta

Nurbaiti, Siti. 2009. Peran Bimbingan Konseling dalam Mengatasi

Perilaku Bullying Siswa SMA Al-Izhar Pondok Labu. Skripsi

Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 186: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

171

Nurkolis. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah. Grasindo; Jakarta

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.

81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.

111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada

Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Priyatna, Andri. 2010. Memahami, Mencegah, dan Mengatasi Bullying.

Elex Media Komputindo : Jakarta.

Rachmawati, Lysa A. 2014. Hubungan antara Persepsi Siswa terhadap

Iklim Sekolah dengan Kecenderungan Perilaku Bullying pada

Siswa SMP 2 Sepuluh Nopember Semarang. Skripsi Fakultas

Psikologi. Universitas Islam Sultan Agung.

Rigby, Ken. 2007. Bullying in School: and what to do about it. Acer Press:

Victoria.

Roberts, B.S.W & Williams, S.R. 2000. Nutrition Throughout the Life

Cycle (4 th ) Edition. McGraw-Hill Book Companies: Singapore.

Robins, Stephen P. & Judge, Thimoty A. 2008. Perilaku Organisasi.

Salemba Empat ; Jakarta.

Salmivalli, Christina. 1999. Participant Role Approach to School bullying:

Implication for Intervention. Journal of Adolescence,22. Akses dari

http://www.researchgate.net/publication/12829538

Sandra, Rober & Ifdil. 2015. Konsep Stress Kerja Guru Bimbingan

Konseling. Jurnal Educatio volume 1 Nomor 1, Oktober 2015

diakses dari http://jurnal.iicet.org/index.php/j-

edu/article/view/54/48

Page 187: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

172

Santrock, John W. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja. Erlangga ;

Jakarta.

Simamora, Raymond H. 2009. Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan.

EGC: Jakarta

Suardi, Moh. 2015. Belajar dan Pembelajaran. Deepublish ; Yogyakarta

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Alfabeta : Bandung

Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran

EGC : Jakarta

Supiyanti, Resis. 2016. Efektivitas Layanan Informasi dalam Mereduksi

Perilaku Bullying terhadap Peserta Didik Kebutuhan Khusus di

SMA Negeri 14 Bandar Lampung. Skripsi, Institut Agama Islam

Negeri Raden Intan Lampung. Diakses

dari http://repository.radenintan.ac.id/324/1/Skripsi_Full.pdf.

Supriyo. 2010. Teknik Bimbingan Klasikal. Swadaya Publishing ;

Semarang

Swarjana, I Ketut. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. ANDI ;

Yogyakarta.

Swearer, Susan M. 2015. Risk Factors for and Outcomes of Bullying and

Victimization. U.S. Department of Health & Human Services. Di

akses pada 20 Mei 2015 dari http://www.stopbullying.gov/at-

risk/groups/lgbt/white_house_conference_materials.pdf

Syafaruddin. 2012. Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat. Perdana

Publishing : Medan

Trevi, T. (2013). Sikap Siswa Kelas X SMK Y Tangerang terhadap

Bullying. Jurnal Psikologi, Vol. 10, no.01. Akses dari

Page 188: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

173

http://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/Psi/article/viewFile/104/98

?skuvhfrpvqnynrpc

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang

Perlindungan Anak

Usman, Irvan. 2010. Perilaku Bullying ditinjau dari Peran Kelompok

Teman Sebaya dan Iklim Sekolah pada Siswa SMA di Kota

Gorontalo. Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri

Gorontalo.

WHO. 2010. Prevention of Bullying-related Morbidity and Mortality: A

Call for Public Health Policies. Bulletin of the World Health

Organization volume 88, number 6, June 2010. Diakses dari

http://www.who.int/bulletin/volumes/88/6/10-077123/en/

Wicaksana, Inu. 2008. Mereka Bilang Aku Sakit Jiwa : Refleksi kasus-

kasus Psikiatri dan Problematika Kesehatan Jiwa di Indonesia.

Kanisius : Yogyakarta

Wiguna, Alivermana. 2014. Isu-isu Kontemporer Pendidikan Islam.

Deepublish ; Yogyakarta

W.K. Kellogg Foundation. 2004. Logic Model Development Guide.

Dikases dari http://wkkf.org/resource-

directory/resource/2006/02/wk-kellogg-foundation-logic-model-

development-guide

Page 189: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan
Page 190: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

LAMPIRAN

Page 191: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN

Assalamualaikum Wr, Wb

Saya Bakar Al-Shidiq, Mahasiswa peminatan Promosi Kesehatan program studi

Kesehatan Masyarakat, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya bermaksud melakukan

penelitian “Evaluasi Pelaksanaan Layanan Klasikal Bimbingan Konseling Terkait

Perilaku Perundungan (Bullying) Pada Siswa di SMPN 9 Cimahi Tahun 2016”.

Penelitian ini dilakukan sebagai tugas akhir dalam studi saya.

Saya berharap Bapak/Ibu/Adik bersedia untuk menjadi informan dan bersedia

melakukan wawancara yang terkait dengan penelitian. Semua informasi yang

Bapak/Ibu/Adik berikan terjamin kerahasiaannya. Jika Bapak/Ibu/Adik bersedia, maka

saya mohon untuk mengisi dan menandatangani lembar persetujuan ini.

NAMA : ………………………………………..

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

Umur : ____ tahun

No. Hp :…………………………………………

Dengan ini saya menyatakan setuju untuk diikutsertakan sebagai responden dalam

penelitian ini.

Responden

(..................................................)

Page 192: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

PANDUAN PENGUMPULAN DATA

Variabel Pertanyaan Sumber informasi Metode

Input

SDM

1. Berapa jumlah siswa di SMPN 9

Cimahi?

1. Kepala Sekolah atau bagian Tata

Usaha Sekolah

2. Daftar absensi siswa

1. Wawancara mendalam

2. Telaah dokumen

2. Berapa jumlah tenaga konselor

di SMPN 9 Cimahi?

1. Kepala Sekolah atau bagian Tata

Usaha Sekolah

2. Daftar absensi Guru bimbingan

dan Konseling

1. Wawancara mendalam

2. Telaah dokumen

3. Bagaimana pengalaman dan

latarbelakang pendidikan tenaga

konselor di SMPN 9 Cimahi?

1. Kepala Sekolah

2. Guru Bimbingan dan Konseling

(BK)

1. Wawancara mendalam

Fasilitas

1. Ruangan apa saja yang

disediakan untuk melakukan

kegiatan konseling?

1. Bagian Sarana dan Prasarana

Sekolah

2. Guru BK

3. Tabel check list

1. Wawancara mendalam

2. Observasi

2. Apa saja perlengkapan yang

dibutuhkan dalam pelaksanaan

layanan klasikal bimbingan

konseling?

1. Bagian Sarana dan Prasarana

Sekolah

2. Guru BK

3. Tabel check list

1. Wawancara mendalam

2. Observasi

3. Bagaimana kebijakan mengenai

pendanaan untuk kegiatan

konseling di sekolah?

1. Kepala Sekolah atau Bagian

Keuangan

2. Guru BK

3. Dokumen program bimbingan dan

konseling

1. Wawancara mendalam

2. Telaah dokumen

Page 193: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

Materi

1. Bagaimana proses penyusunan

materi untuk layanan klasikal

bimbingan konseling?

1. Guru BK

2. Rencana Pelaksanaan Layanan

(RPL) bimbingan konseing

1. Wawancara mendalam

2. Telaah dokumen

2. Apa yang menjadi sumber acuan

konselor dalam membuat materi

layanan konseling?

1. Guru BK

2. Materi layanan Konseling

1. Wawancara mendalam

2. Telaah dokumen

3. Siapa yang menjadi sasaran

pemberian materi dalam layanan

klasikal bimbingan konseling

tentang bullying?

1. Guru BK

2. Siswa

3. RPL

1. Wawancara mendalam

2. Telaah dokumen

Metode

1. Berapa kali pertemuan yang

direncanakan dalam memberikan

layanan klasikal dengan tema

bullying?

1. Guru BK

2. Rencana Pelaksanaan Layanan

(RPL) bimbingan konseing

1. Wawancara mendalam

2. Telaah dokumen

2. Bagaimana proses penetapan

metode yang akan digunakan

dalam memberikan layanan?

1. Guru BK

2. Rencana Pelaksanaan Layanan

(RPL) bimbingan konseing

1. Wawancara mendalam

2. Telaah dokumen

3. Berapa lama durasi yang

diberikan dalam layanan klasikal

bimbingan konseling?

1. Guru BK

2. Siswa

3. RPL

1. Wawancara mendalam

2. Telaah dokumen

Aktivitas

Perencanaan

1. Apa saja yang perlu dilakukan

oleh konselor sebelum

memberikan layanan klasikal

konseling?

1. Guru BK

2. RPL

1. Wawancara mendalam

2. Telaah dokumen

2. Siapa saja yang dilibatkan dalam

proses pembuatan perencanaan

1. Guru BK 1. Wawancara mendalam

Page 194: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

layanan klasikal bimbingan

konseling?

Pengorganisasian

1. Apa saja sumberdaya yang

dibutuhkan oleh konselor untuk

menjamin kelancaran

penyelenggaraan layanan

klasikal konseling?

1. Guru BK

2. RPL

1. Wawancara mendalam

2. Telaah dokumen

2. Bagaimana konselor mengelola

setiap sumber daya yang

dibutuhkan untuk menjamin

kelancaran penyelenggaraan

layanan klasikal konseling?

1. Guru BK

1. Wawancara mendalam

3. Bagaimana konselor

memanfaatkan fasilitas yang

disediakan sekolah dalam proses

layanan klasikal?

1. Guru BK

2. Siswa

3. Observasi

1. Wawancara mendalam

2. Tabel checklist

Pelaksanaan

1. Berapa lama layanan klasikal

dilakukan dalam setiap

pertemuan?

1. Tabel Checklist

2. RPL

1. Observasi

2. Telaah dokumen

2. Bagaimana konselor

menyampaikan materi dalam

layanan klasikal bimbingan

konseling?

1. Guru BK

2. Siswa

3. Observasi

1. Wawancara mendalam

2. Tabel checklist

3. Bagaimana tahapan-tahapan

yang dilakukan konselor dalam

pemberian layanan klasikal?

(Tahap pengantaran, penjajakan,

1. Guru BK

2. Siswa

3. Observasi

1. Wawancara mendalam

2. Tabel checklist

Page 195: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

penafsiran, pembinaan,

penilaian)

Monitoring dan

Penilaian

1. Siapa yang melakukan

pengawasan dalam pelaksanaan

layanan bimbingan konseling di

sekolah?

1. Kepala Sekolah

2. Guru BK

1. Wawancara mendalam

2. Telaah dokumen

2. Kapan periode pengawasan

dalam layanan konseling di

sekolah dilakukan?

1. Guru BK

2. Siswa

3. RPL

1. Wawancara mendalam

2. Telaah dokumen

3. Bagaimana teknis pengawasan

dalam layanan bimbingan

konseling di sekolah?

1. Kepala Sekolah

2. Guru BK

1. Wawancara mendalam

3. Bagaimana Konselor menilai

keberhasilan penyelenggaraan

setiap layanan klasikal konseing

1. Guru BK

2. Dokumen hasil penilaian

1. Wawancara mendalam

2. Telaah dokumen

4. Bagaimana Konselor melakukan

penilaian terhadap materi yang

disampaikan dalam layanan

klasikal konseling?

1. Guru BK

2. Dokumen hasil penilaian

1. Wawancara mendalam

2. Telaah dokumen

5. Bagaimana Konselor menilai

pemahaman dan perkembangan

siswa setelah pemberian layanan

klasikal konseling?

1. Guru BK

2. Siswa

3. Dokumen hasil penilaian

1. Wawancara mendalam

2. Telaah dokumen

Tindak Lanjut

1. Bagaimana tindak lanjut dari

Konselor berdasarkan hasil

penilaian terhadap siswa?

1. Guru BK

2. Siswa

1. Wawancara mendalam

2. Bagaimana tindak lanjut dari 1. Kepala Sekolah / Pengawas 1. Wawancara mendalam

Page 196: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

Pengawas berdasarkan hasil

penilaian terhadap pelayanan

konseling di sekolah?

2. Guru BK

Laporan

Pelaksanaan

Program

1. Bagaimana teknis pelaporan

layanan bimbingan konseling di

sekolah?

1. Kepala Sekolah

2. Guru BK

1. Wawancara mendalam

2. Kapan waktu pelaporan layanan

bimbingan konseling di sekolah?

1. Kepala Sekolah

2. Guru BK

1. Wawancara mendalam

3. Bagaimana tindak lanjut dari

pelaporan layanan bimbingan

konseling di sekolah?

1. Kepala Sekolah

2. Guru BK

3. Laporan Pelaksanaan Program

1. Wawancara mendalam

2. Telaah dokumen

4. Bagaimana format pelaporan

layanan bimbingan konseling

yang ditetapkan di sekolah?

1. Kepala Sekolah

2. Guru BK

3. Laporan Pelaksanaan Program

1. Wawancara mendalam

2. Telaah dokumen

Output

Cakupan

pelaksanaan

layanan klasikal

bimbingan

konseling

1. Berapa jumlah siswa yang telah

menerima layanan klasikal

bimbingan konseling tentang

bullying?

1. Laporan Pelayanan 1. Telaah dokumen

2. Berapa jumlah laporan kasus

bullying yang tercatat setelah

pemberian layanan klasikal

bimbingan konseling?

1. Data Kasus Bullying di SMPN 9

Cimahi

1. Telaah dokumen

Page 197: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

MATRIKS INFORMASI

MATRIKS INFORMASI VARIABEL INPUT (SDM)

Aspek yang diteliti Hasil Wawancara Telaah dokumen Observasi Kesimpulan

Kuantitas Tidak ada recruitmen tenaga

pendidik Baru untuk Guru BK

di SMPN 9 Cimahi

SMPN 9 Cimahi memiliki 4

orang Guru BK

Jumlah Guru BK yang aktif

di SMPN 9 berjumlah 4

orang

Jumlah Guru BK di SMPN 9

belum bisa memenuhi

ketetapan Kemendikbud

terkait rasio Guru BK dan

siswa (1:150)

Kualitas (Pengalaman dan latar

belakang pendidikan)

Biasanya di SMP itu seperti

menarik kerah, mengancam,

menampar bahkan sampai

berkelahi

1 Orang meemiliki pendidikan

terakhir S2 dan 3 orang

memiliki pendidikan terakhir

S1 di bidang BK. Guru BK

memiliki pengalaman bekerja

di SMPN 9 Cimahi lebih dari 7

tahun

Semua Guru BK SMPN 9

Cimahi memenuhi kualifikasi

profesi Guru BK yang

ditetapkan Kemendikbud dan

memiliki pengalaman cukup

banyak dalam menangani

masalah bullying pada siswa.

MATRIKS INFORMASI VARIABEL INPUT (Fasilitas)

Aspek yang diteliti Hasil Wawancara Telaah dokumen Observasi Kesimpulan

Ruangan Pelaksanaan layanan klasikal

dilaksanakan menggunakan

ruang kelas

Layanan Klasikal dilaksanakan

di ruang kelas dan tersedia

Ruang Kantor BK dengan 4

Sekat. Untuk ruangan relaksasi

dijadikan satu dengan ruangan

administrasi (tempat

penyimpanan data) kemudian

ruangan konseling kelompok di

jadikan satu dengan ruangan

Walaupun ruangan Kantor

BK memiliki semua fungsi

yang dibutuhkan untuk

menjalankan kegiatan

konseling namun

kelengkapan ruangan kantor

BK belum sesuai dengan

ketetapan panduan

pelaksanaan BK karena ada

Page 198: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

konseling individu beberapa ruangan yang

digabung.

Fasilitas Penunjang kinerja

(Prasarana dan sarana

perkantoran, administrasi, dan

pendanaan)

Tidak ada anggaran khusus

untuk layanan klasikal.

Pengajuan dana pada sekolah

dilakukan pada saat

menyerahkan perencanaan

program BK untuk 1 tahun.

Dana tersebut untuk

pelaksanaan home visit,

pengadaan inventory, dan alat-

alat lain.

Dalam perencanaan Program

BK dalam periode satu tahun

pembelajaran terdapat

anggaran dana untuk

kebutuhan seperti home visit,

pengadaan inventory¸ software,

pelaksanaan psikotest dan lain-

lain. Untuk layanan klasikal

tidak termasuk dalam anggaran

khusus.

Di dalam Kantor BK SMPN 9

Cimahi disediakan ruangan

kerja untuk Guru BK,

dilengkapi dengan perangkat

komputer, lemari penyimpanan

berkas, dokumen-dokumen

untuk psikotest, home visit.

Ketersediaan fasilitas untuk

menunjang kinerja BK SMPN

9 Cimahi sudah memadai.

Namun tidak ada anggaran

khusus untuk layanan

klasikal. Pengajuan dana pada

sekolah dilakukan pada saat

menyerahkan perencanaan

program BK untuk 1 tahun.

Dana tersebut untuk

pelaksanaan home visit,

pengadaan inventory, dan

alat-alat lain.

Fasilitas untuk mendukung

Layanan BK

Fasilitas yang disediakan di

dalam kelas sudah cukup untuk

mendukung layanan klasikal

dari Guru BK..

Setiap kelas di SMPN 9

Cimahi sudah dilengkapi

dengan infocus. Fasilitas

pendukung lain yang bisa

digunakan di dalam kelas

disediakan juga oleh sekolah

seperti laptop, speaker dan

audioplayer, namun Guru BK

lebih sering membawa laptop

sendiri ketika memberikan

layanan klasikal

Ketersediaan fasilitas untuk

mendukung layanan BK

SMPN 9 Cimahi sudah

memadai.

MATRIKS INFORMASI VARIABEL INPUT (Materi)

Aspek yang diteliti Hasil Wawancara Telaah dokumen Observasi Kesimpulan

Penyusunan Guru BK terlebih dahulu

melakukan need assessment

melalui laporan yang masuk ke

Guru BK, observasi, dan

pengumpulan data

Data hasil need assessment

ditampilkan dalam bentuk

diagram berisi profil kelompok

(kelas) dan individu.

Sebelum menentukan materi

apa yang akan diberikan

dalam layanan klasikal, Guru

BK terlebih dahulu

melakukan need assessment

Page 199: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

menggunakan instrumen. melalui laporan yang masuk

ke Guru BK, observasi,

inventori tugas perkembangan

sesuai dengan cara yang

dijelaskan dalam panduan

pelaksanaan BK dari

Kemendikbud .

Acuan Acuan untuk konten materi

layanan klasikal terkait

bullying dari buku, website

internet, surat kabar, hingga

berita ter-update dari TV.

Materi layanan klasikal dengan

konten bullying bersumber dari

artikel dan berita diinternet

Acuan untuk konten materi

layanan klasikal terkait

bullying lebih banyak diambil

dari artikel di internet dan

surat kabar online.

Sasaran Materi layanan klasikal tentang

bullying diberikan di kelas 7

dan kelas 8

Sasaran layanan dalam RPL

adalah siswa kelas 8

Pelaksanaan layanan klasikal

tentang Bullying deberikan di

kelas 8 I

Materi layanan klasikal

tentang bullying diberikan di

kelas 7 dan kelas 8

MATRIKS INFORMASI VARIABEL INPUT (Metode)

Aspek yang diteliti Hasil Wawancara Telaah dokumen Observasi Kesimpulan

Frekuensi Pemberian layanan klasikal

tentang bullying hanya

diberikan minimal sebanyak

satu kali pertemuan

Pemberian layanan klasikal

tentang bullying hanya

diberikan dalam 1-2 kali

pertemuan. Pelaksanaan

layanan klasikal belum

memenuhi ketetapan

Kemendikbud (layanan

klasikal terjadwal dilakukan

satu kali pertemuan

perminggu di setiap kelas)

Jenis metode yang digunakan Metode yang digunakan Guru

BK dalam layanan klasikal

tentang bullying berupa

ceramah singkat, tanya jawab,

simulasi, roleplay, diskusi dan

disertai dengan penayangan

Metode yang tertuliskan dalam

RPL adalah ceramah

bervariasi, dan diskusi

Guru BK menggunakan

metode ceramah singkat

dengan tanya jawab yang

dibantu dengan media audio

visual pada tahap pembinaan.

Metode yang lebih sering

digunakan berupa ceramah

singkat, dan tanya jawab.

Metode lain yang digunakan

bisa berupa diskusi, roleplay

dan simulasi.

Page 200: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

film yang berhubungan dengan

materi

MATRIKS INFORMASI VARIABEL AKTIVITAS (Perencanaan)

Aspek yang diteliti Hasil Wawancara Telaah dokumen Observasi Kesimpulan

Yang dipersiapkan Sebelum memberikan layanan

konseling, Guru BK

mempersiapkan RPL, materi,

media, format daftar hadir dan

melakukan sosialisasi dengan

siswa

RPL dan prencanaan program

BP tersedia namun isi RPL

untuk layanan klasikal BK

tentang bullying tidak

mencantumkan durasi dan

jadwal tetap yang telah

direncanakan. Selain itu uraian

kegiatan tidak dipaparkan

berdasarkan tahapan tahapan

yang telah ditetapkan dalam

panduan Kemendikbud

(Pengantaran, penjajakan,

penafsiran, pembinaan,

penilaian)

RPL dan prencanaan program

BP tersedia namun isi RPL

untuk layanan klasikal BK

tentang bullying tidak terlalu

lengkap dan belum seperti

yang dicontohkan dalam

panduan pelaksanaan BK

SMP dari Kemendikbud

tahun 2014

Yang dilibatkan Yang terlibat dalam

perencanaan pemberilan

layanan klasikal tentang

bullying hanya Guru BK saja.

Yang terlibat dalam

perencanaan pemberilan

layanan klasikal tentang

bullying hanya Guru BK saja.

Page 201: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

MATRIKS INFORMASI VARIABEL AKTIVITAS (Pengorganisasian)

Aspek yang diteliti Informan 1 Telaah dokumen Observasi Kesimpulan

Kegiatan yang dilakukan

dalam mengorganis-asi sumber

daya untuk melaksanakan

layanan klasikal BK

Guru BK melakukan

koordinasi dengan wali kelas,

bagian kesiswaan, Kepala

Sekolah. Guru BK juga

mempersiapkan kembali

ketersediaan fasilitas yang

dibutuhkan untuk layanan

klasikal

Guru BK mempersiapkan

kembali sarana, prasarana,

personalia, waktu, dan

andministrasi yang diperlukan

untuk menjamin terlaksananya

layanan klasikal.

Guru BK melakukan kegiatan

pengorganisasian sesuai

dengan yang yang ditetapkan

dalam panduan pelaksanaan

BK dari Kemendikbud.

MATRIKS INFORMASI VARIABEL AKTIVITAS (Pelaksanaan)

Aspek yang diteliti Hasil Wawancara Telaah dokumen Observasi Kesimpulan

Durasi Durasi pemberian layanan

klasikal tentang bullying yang

telah dilakukan adalah 45-60

menit.

Durasi pelayanan tidak

dicantumkan dalam RPL

2 x 60 menit (9.30 – 11.30) Durasi pemberian layanan

klasikal tentang bullying

berbeda-beda dan belum

memenuhi ketetapan

kemendikbud. Volume

kegiatan tidak sampai 2 jam

pembelajaran dalam satu kali

pertemuan dan tidak juga

dicantumkan dalam RPL.

Uraian kegiatan layanan

klasikal tentang bullying

Guru BK melakukan tahapan

pengantaran dengan

melakukan pendekatan dan

menyampaikan tujuan kepada

siswa, penjajakan dan

penafsiran dengan

mengungkap persepsi dan

pengetahuan siswa tentang

Tahapan-tahapan tidak

dijelaskan secara rinci di

dalam RPL

Guru BK melakukan beberapa

tahapan mulai dari

pengantaran, penjajakan,

penafsiran, pembinaan, tanya

jawab, hingga refleksi terhadap

layanan klasikal tersebut.

Guru BK sudah melakukan

tahapan-tahapan kegiatan

sesuai dengan prosedur dasar

pelaksanaan konseling yang

ditetapkan oleh

Kemendikbud.

Page 202: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

materi terkait, pembinaan

dengan menjelaskan materi

melalui ceramah dan

penayangan film, penilaian

dengan kegiatan tanya jawab di

akhir sesi layanan

Cara penyampaian Guru BK

dalam memberikan layanan

Klasikal

Cara Guru BK menyampaikan

materi layanan klasikal tentang

bullying sudah baik dan mudah

dimengerti oleh siswa

Guru BK menyampaikan

materi layanan klasikal dengan

Bahasa yang mudah dimengerti

dan mampu membangun

suasana kelas yang aktif

Cara Guru BK

menyampaikan materi

layanan klasikal tentang

bullying sudah baik dan

mampu membangun suasana

kelas yang aktif, sehingga

informasi mudah dipahami

oleh siswa.

MATRIKS INFORMASI VARIABEL AKTIVITAS (Pemantauan dan Penilaian)

Aspek yang diteliti Informan 1 Telaah dokumen Observasi Kesimpulan

Penilaian proses Guru BK melakukan penilaian

proses melalui observasi.

Aspek yang dinilai dalam

penilaian proses adalah fokus

siswa pada saat layanan

klasikal dan keaktifan siswa di

dalam kelas pada saat proses

tanya jawab dan diskusi

Catatan hasil penilaian proses

yang seharusnya dapat dilihat

dari laporan pelaksanaan

program tidak tersedia.

Guru BK melakukan penilaian

proses selama kegiatan layanan

klasikal diberikan dengan

observasi. Guru BK

memberikan tanda pada

melalui daftar absen kepada

siswa yang dianggap kurang

aktif atau sangat antusias

dalam menerima layanan

konseling

Penilaian proses sudah

dilakukan namun tidak

disertai dengan catatan hasil

penilaian proses

Penilaian Hasil Penilaian segera dilaksanakan

dengan kegiatan tanya jawab

untuk mengukur pencapaian

siswa setelah layanan.

Penilaian jangka pendek dan

Tidak ada pencatatan data

perkembangan kasus bullying

di setiap semester. Guru BK

hanya melihat kasus bullying

dari laporan yang masuk

Guru BK menanyakan kembali

terkait materi yang

disampaikan diakhir layanan

sebagai penilaian segera.

Guru BK sudah melakukan

penilaian segera,

namun pencatatan data kasus

bullying untuk penilaian

jangka pendek dan jangka

Page 203: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

jangka panjang dilihat dari

perkembangan masalah

bullying di sekolah

melalui siswa atau guru yang

lain. Laporan tersebut hanya

tertulis dalam buku kasus

namun tidak direkap dan

dipisahkan data berdasarkan

jenis kasus.

panjang belum terlaksana.

Hal tersebut dapat

mempersulit Guru BK dalam

menilai keberhasilan layanan

BK untuk mencegah dan

mengatasi masalah bullying di

sekolah dalam penilaian

jangka pendek maupun

jangka panjang

Yang melakukan pengawasan

dan penilaian (Supervisor)

Penilaian dan pengawasan

terhadap kinerja BK dilakukan

oleh Assessor, pengawas dari

dinas pendidikan dan kepala

sekolah

Pengawasan layanan secara

langsung dikelas dilakukan

oleh Assessor (Koordinator

BK)

Penilaian dan pengawasan

terhadap kinerja BK

dilakukan oleh Assessor,

pengawas dari dinas

pendidikan dan kepala

sekolah

Periode pengawasan dan

penilaian terhadap Guru BK

Kegiatan sipervisi yang

dilakukan oleh Kepala sekolah

maupun assessor dilakukan

minimal satu kali dalam setiap

semester

Kegiatan sipervisi yang

dilakukan oleh Kepala sekolah

maupun assessor dilakukan

minimal satu kali dalam setiap

semester

Teknis Pengawasan terhadap

Guru BK

Pengawasan dilakukan oleh

assessor dengan menggunakan

format panduan pengawasan

Format pengawasan sudah

tersedia untuk assessor sebagai

instrument untuk melakukan

kegiatan pengawasan dan

penilaian Guru BK yang

mencakup penilaian terhadap

dokumen perencanaan layanan

(RPL), materi layanan, dan

pelaksanaan layanan.

Pengawasan dilakukan oleh

assessor dengan menggunakan

format panduan pengawasan

yang sudah disiapkan oleh

sekolah

Page 204: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

MATRIKS INFORMASI VARIABEL AKTIVITAS (Tindak lanjut)

Aspek yang diteliti Hasil Wawancara Telaah dokumen Observasi Kesimpulan

Tindak lanjut terhadap siswa Tindak lanjut kepada siswa

yang belum dapat

mengendalikan diri dalam

tindakan bullying dulakukan

dengan konseling individu dan

kelompok

Tindak lanjut yang tertulis

dalam RPL adalah konsling

bagi siswa yang belum mampu

mengendalikan diri dalam

tindakan bullying dan belum

mencerminkan pergaulan

dengan akhlak mulia

Rencana tindak lanjut

terhadap siswa sudah

tercantum dalam RPL dan

dilaksanakan sesuai dengan

yang dicantumkan dalam RPL

sebagaimana ditentukan

dalam panduan pelaksananan

BK Kemendikbud.

Tindak lanjut terhadap kinerja

Guru BK

Tindak lanjut yang diberikan

berupa pembinaan yang

diberikan oleh assessor melalui

saran aplikatif dan pembinaan

melalui program Guru

Pembelajar dan memberikan

kesempatan untuk mengikuti

pelatihan-pelatihan keprofesian

untuk keningkatkan

kompetensi Guru BK..

Tindak lanjut terhadap hasil

Pengawasan kinerja Guru BK

dilakukan dengan pemberian

saran-saran aplikatif untuk

meningkatkan kualitas

pelaksanaan konseling kepada

Guru BK yang diberikan oleh

Assessor.

Tindak lanjut yang diberikan

setelah dilakukan penilaian

kinerja BK berupa pembinaan

yang diberikan oleh assessor

melalui saran aplikatif dan

pembinaan melalui program

Guru Pembelajar dan

memberikan kesempatan

untuk mengikuti pelatihan-

pelatihan keprofesian untuk

keningkatkan kompetensi

Guru BK.. Tindak lanjut

tersebut sudah sesuai

sebagaimana dijelaskan

dalam panduan pelaksanaan

BK Kemendikbud bahwa

tindak lanjut dapat berupa

pembinaan dan pemberian

kesempatan dalam mengikuti

kegiatan peningkatan

kompetensi profesi.

Page 205: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

MATRIKS INFORMASI VARIABEL AKTIVITAS (Pelaporan)

Aspek yang diteliti Hasil Wawancara Telaah dokumen Observasi Kesimpulan

Frekuensi Pelaporan Penyusunan laporan dilakukan

setiap semester dan setiap

akhir tahun

Laporan tertulis terakhir yang

dibuat oleh Guru BK

merupakan laporan akhir

semester BK. (Laporan akhir

semester ganjil tahun ajaran

2011-2012)

Pelaporan tertulis dilakukan

setiap satu semester namun

pelaporan secara tertulis

belum terlaksana dalam 3

tahun terakhir.

Teknis Pelaporan Kalau yang formalnya itu

setahun sekali. Tapi kadang

kalau sedang rapat dinas kan,

secara lisan kita juga suka

melaporkan.

Dokumen laporan tidak setiap

semester ada. Laporan terakhir

yang dapat ditunjukkan kepada

peneliti hanya laporan kegiatan

yang dibuat per semester

(Laporan evaluasi program BK

akhir semester ganjil tahun

ajaran 2011-2012)

Pembuatan laporan rutin

secara tertulis belum

terlaksana rutin pada setiap

semester. Informan lebih

banyak menyampaikan

laporan kegiatan secara lisan

kepada Kepala Sekolah.

Kegiatan pelaporan tertulis

belum terlaksana karena

beberapa hal yaitu kurangnya

SDM Guru BK, tugas yang

banyak, dan pengawasan

yang kurang maksimal.

Format Pelaporan Pembuatan laporan rutin secara

tertulis setiap semester dan

disampaikan secara lisan

melalui rapat kerja kepada

Kepala Sekolah pada akhir

tahun, maupun rapat dengan

dinas.

Laporan berisi setiap program

yang sudah direncanakan

diawal semester terdiri dari

beberapa sub-bab

(Pendahuluan, proses evaluasi,

penutup, lampiran).

Dalam proses evaluasi,

pencapaian setiap program

dipaparkan dalam tabel secara

umum yang terdiri dari aspek

yang di evaluasi, deskripsi

hasil evaluasi dan tindak

lanjut. Pada format evaluasi

Lapelprog semester Genap

Isi laporan belum bisa

digunakan unuk mengukur

keberhasilan program yang

sudah dijalankan atau sebagai

acuan data analisis kebutuhan

untuk penyusunan program

selanjutnya.

Page 206: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

tahun ajaran 2011-2012 hasil

evaluasi yang dipaparkan

terlalu general sehingga sulit

untuk mengukur keberhasilan

program yang sudah dijalankan

atau penyusunan program

selanjutnya.

MATRIKS INFORMASI VARIABEL OUTPUT (Cakupan layanan klasikal BK tentang Bullying)

Aspek yang diteliti Hasil Wawancara Telaah dokumen Observasi Kesimpulan

Data Cakupan layanan klasikal

tentang bullying

Peneliti tidak menemukan

laporan tertulis akhir semester

dalam tiga tahun terakhir. Dan

pada laporan akhir semester

terakhir yang dibuat oleh

Pengurus BK tidak

dicantumkan data cakupan

layanan klasikal yang sudah

diberikan. Peneliti mengelola

sendiri data cakupan

berdasarkan daftar hadir siswa

pada saat layanan klasikal BK

tentang bullying diberikan.

Jumlah siswa kelas 7 pada

semester ganjil tahun ajaran

2015-2016 yang menerima

layanan klasikal bimbingan

konseling dengan tema

perilaku Bullying sebanyak

376 siswa (75.65%)

Pencatatan data cakupan

layanan klasikal maupun

layanan dasar konseling

lainnya belum berjalan.

Belum semua siswa menerima

layanan klasikal BK tentang

bullying. Cakupan layanan

klasikal khususnya dengan

konten bullying belum

memenuhi target yang

ditetapkan dalam peraturan

Kemendikbud nomor 111

tahun 2014.

Page 207: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

MATRIKS HASIL WAWANCARA VARIABEL INPUT (SDM)

Aspek yang

diteliti

Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan

Pendukung 1

Informan

Pendukung 2

Informan

pendukung 3

Informan

pendukung 4

Kesimpulan

Kuantitas Sebenarnya itu

kan sekolah

mengajukan

terus setiap

tahun ke Dinas.

Jadi kembali

kepada Dinas,

apakah

mengangkat

Guru BK atau

bagaimana.

Karena ternyata

di tiap sekolah

memang

kurang Guru

BKnya

begitu… Kan

kalau sekolah

negri itu agak

sulit ya untuk

menerima guru

honor juga ya.

Untuk pegawai

honorer SMPN

9 tidak

menerima

untuk beberapa

tahun ini,

karena

dianggap cukup

dan juga untuk

pendanaan

Itu belum bisa

dipenuhi karena

kondisinya ya

tenaga tidak ada,

tidak ada

recruitment

untuk pegawai

juga

Tidak ada

recruitmen

tenaga pendidik

Baru untuk

Guru BK di

SMPN 9

Cimahi

Page 208: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

honornya

belum siap

Kualitas

(Pengalaman

dan latar

belakang

pendidikan)

Biasanya di

SMP itu seperti

menarik kerah,

mengancam,

menampar

bahkan sampai

berkelahi

Yang Ibu

rasakan kelass 7

itu cerita nuansa

bullynya lebih

kental dibanding

kelas 8 kelas 9

ya. Contohnya

seperti

mengejek,

mengancam, dan

jahil begitu.

Ada yang

bercanda-

bercanda seperti

narik kerudung,

noel, atau narik

bangku

temannya itu

yang berbahaya

Dari 4 orang itu

paling unggul

SDM-nya

adalah Bu Umi

sebagai

penanggung

jawab,

kemudian Bu

Dini dan Bu Eti,

baru Bu Elis.

Dan

pengalaman

mereka sudah

lumayan, jam

terbangnya

sudah banyak,

sudah di atas 20

tahun

Guru BK

SMPN 9

Cimahi

memiliki

pengalaman

yang sangat

banyak dalam

menangani

masalah

bullying pada

siswa

Page 209: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

MATRIKS INFORMASI VARIABEL INPUT (Fasilitas)

Aspek yang

diteliti

Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan

Pendukung 1

Informan

Pendukung 2

Informan

pendukung 3

Informan

pendukung 4

Kesimpulan

Ruangan Kalau klasikal di

ruang kelas,

kalau konseling

di ruang BK

Kalau klasikal

untuk tahun ini

di tiap kelas

Ada Ruang kelas

sama ruang BK.

Disini ada empat

sekat, ruang

administrasi,

ruang tamu,

ruang kerja,

ruang konseling

Pelaksanaan

layanan

klasikal

dilaksanakan

menggunakan

ruang kelas

Fasilitas

Penunjang

kinerja

(Prasarana dan

sarana

perkantoran,

administrasi, dan

pendanaan)

Kalau

pendanaan sudah

termasuk

kedalam

program BK

semua sudah

tercover dalam

anggaran untuk

program BK,

tidak ada

anggaran khusus

untuk layanan

klasikal

Untuk

pendanaan itu

kalau dari

sekolah itu kan

kita biasanya

program yang

dengan

mengajukan

proposal

biasanya untuk

psikotest,

pengadaan

berkas-berkas

untuk home

visit, sarana

seperti software,

hardware itu kita

ajukan diawal

tahun ajaran

Kalau

pendanaan dari

sekolah itu

untuk kegiatan

seperti home

visit, inventory

perkantoran,

lemari, alat-alat

penunjang lain

dan pengadaan

berkas-berkas

Kalau untuk

layanan klasikal

itu sudah

menjadi

Tupoksi Guru

BK jadi tidak

ada anggaran

khusus. Jadi.

setiap guru

mengajukan,

berdasarkan

kebutuhannya

itu pada awal

tahun, semua

melalui MGMP

di sekolah ini.

Jadi, masing-

masing guru

mata pelajaran

mengajukan

kebutuhan,

selama 1 tahun..

Tidak ada

anggaran

khusus untuk

layanan

klasikal.

Pengajuan dana

pada sekolah

dilakukan pada

saat

menyerahkan

perencanaan

program BK

untuk 1 tahun.

Dana tersebut

untuk

pelaksanaan

home visit,

pengadaan

inventory, dan

alat-alat lain.

Page 210: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

termasuk BP.

Fasilitas untuk

mendukung

Layanan BK

Untuk layanan

klasikal di tiap

kelas sudah ada

proyektor jadi

kita tinggal

bawa laptop

saja.

Untuk layanan

klasikal tahun

ini sudah ada

infocus di tiap

kelas, jadi kalau

butuh pakai

media kita

tinggal bawa

laptop dan gak

perlu pakai

ruangan

multimedia

Untuk LCD

proyektor sudah

disediakan di

tiap kelas, paling

kita bawa

laptop, sepeaker

juga kadang

Fasilitas yang

disediakan di

dalam kelas

sudah cukup

untuk

mendukung

layanan klasikal

dari Guru BK.

MATRIKS INFORMASI VARIABEL INPUT (Materi)

Aspek yang

diteliti

Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan

Pendukung 1

Informan

Pendukung 2

Informan

pendukung 3

Informan

pendukung 4

Kesimpulan

Penyusunan Kita melihat

gejala anak ini

apa sih

kecenderungann

ya? Misalkan,

anak kelas 1 itu

kebanyakan

ngebullynya,

ngejek nama

orang tua,

ngejek keluarga.

Nah kemudian

kita bikin

materinya

tentang bully itu

dihubungkan

dengan hal-hal

Biasanya kita

melakukan need

assessment

selain pakai

instrument kita

melihat

persentase

kasus. Misalkan

pada tahun

ajaran ini kasus

bully banyak

ditemukan,

maka pada tahun

ajaran

berikutnya kita

melakukan

antisipasi

Mungkin dari

assessment kan

kita ada

beberapa..data

yang kita ambil

dari anak,

permasalahan-

permasalahan

anak. Nah, kira-

kira dari

permasalahan

itu, yang paling

banyak apa nih..

Nah, kemudian

kita usulkan

dalam silabus

Guru BK

terlebih dahulu

melakukan

need

assessment

melalui laporan

yang masuk ke

Guru BK,

observasi, dan

pengumpulan

data

menggunakan

instrumen.

Page 211: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

yang faktual

dikelas 1

dengan

memberikan

pembekalan

dulu supaya

bully itu tidak

merebak lagi

begitu.

Acuan Pertama kita

baca-baca buku,

kedua kita bisa

cari dari internet.

Untuk materi

kita

menyesuaikan

bisa dari

browsing

internet, buku-

buku yang

relevan atau dari

surat kabar

Kita googling,

kemudian dari

buku-buku juga,

materi materi

berita di TV

juga yang

update.

Acuan untuk

konten materi

layanan

klasikal terkait

bullying dari

buku, website

internet, surat

kabar, hingga

berita ter-

update dari TV.

Sasaran Kalau kita lihat,

kebanyakan

materi bully itu

diberikan di

kelas 7 dan 8.

Kalau kemarin

kelas 7. Karena

kita berasumsi

bahwa kalau

kelas 7 itu kan

mereka

bersosialisasi

dilingkungan

baru, transisi

dari SD ke SMP.

Otomatis harus

punya bekal

bagaimana

bersosialisasi

dengan teman

Iya..Kelas tujuh.

Kelas delpan

nanti diingatkan

ulang.. Kelas

sembilan

diingatkan

lagi…

Waktu di kelas 8

baru aja…

Pernah kelas 7

juga dulu

Di kelas 7

semester 2 Kelas 7…

semester 1

akhir

Materi layanan

klasikal tentang

bullying

diberikan di

kelas 7 dan

kelas 8

Page 212: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

MATRIKS INFORMASI VARIABEL INPUT (Metode)

Aspek yang

diteliti

Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan

Pendukung 1

Informan

Pendukung 2

Informan

pendukung 3

Informan

pendukung 4

Kesimpulan

Frekuensi Itu ada lah satu

semester kira-

kira 4 kali… Itu

4 kali itu ada

satu yang pure

bully

Minimal satu

kelas itu dapat

satu kali layanan

tentang bully.

Kita paling 2

kali dalam 1

kelas

Waktu di kelas

8 baru aja…

Pernah kelas 7

juga dulu

Iya, sekali aja

waktu di kelas 7.

Pernah waktu

itu… Kelas 7

Pemberian

layanan

klasikal tentang

bullying hanya

diberikan

minimal

sebanyak satu

kali pertemuan

Jenis metode

yang digunakan

Kebanyakan

metode ceramah,

tanya jawab, tapi

menggunakan

media…

misalkan ada

pemutaran film

Roleplay,

ceramah,

kemudian

pemutaran film,

ada tanya jawab

juga.

Kalau saya lebih

cenderung

simulasi dan

diskusi

Jadi Guru BK

juga jelasin

tentang bullying

bagaimana

akibatnya

kedepannya

begitu. Jadi kita

juga ngerti sih…

pake permainan

juga, jadi

pemahaman

tentang bullying

juga pakai

games jadi agak

seru gitu

secara lisan

aja terus

tanya jawab,

udah sih

jadi nerangin

aja, seolah-olah

aja sih

ngebayangin

kalau kita teh

dapet bully dari

temen, dari

senior, atau apa.

Jadi seolah-olah

kita teh disuruh

ngebayangin

gimana rasanya

kalau kena

bully.

Metode yang

digunakan

Guru BK

dalam layanan

klasikal tentang

bullying berupa

ceramah

singkat, tanya

jawab,

simulasi,

roleplay,

diskusi dan

disertai dengan

penayangan

film yang

berhubungan

dengan materi .

Page 213: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

MATRIKS INFORMASI VARIABEL AKTIVITAS (Perencanaan)

Aspek yang

diteliti

Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan

Pendukung 1

Informan

Pendukung 2

Informan

pendukung 3

Informan

pendukung 4

Kesimpulan

Yang

dipersiapkan

satu kita

mempersiapkan

RPLnya, kedua

kita siapkan

medianya, ketiga

kita siapkan juga

format absen

begitu, terus

keempatnya kita

beritahukan dulu

siswanya kalau

akan ada

pertemuan

dengan kita guru

BK pada jam

pelajaran sekian

begitu

penyusunan

RPL... kemudian

mungkin cari-

cari film yang

bisa ditampilkan

untuk siswa.

Film yang sesuai

dengan materi

Pertama kita

harus siap

bahan. Apa yang

mau kita

sampaikan,

medianya apa,

terus koordinasi

dengan wali

kelas.

Sebelum

memberikan

layanan

konseling,

Guru BK

mempersiapkan

RPL, materi,

media, format

daftar hadir dan

melakukan

sosialisasi

dengan siswa

Yang dilibatkan Kita aja, BK aja. Ya paling

rekan Guru

BK

Kalau untuk

RPL yang

menyiapkan

masing-masing.

Jadi setiap guru

menyiapkan

RPL

Yang terlibat

dalam

perencanaan

pemberilan

layanan

klasikal tentang

bullying hanya

Guru BK saja.

Page 214: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

MATRIKS INFORMASI VARIABEL AKTIVITAS (Pengorganisasian)

Aspek yang

diteliti

Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan

Pendukung 1

Informan

Pendukung 2

Informan

pendukung 3

Informan

pendukung 4

Kesimpulan

Kegiatan yang

dilakukan dalam

mengorganis-asi

sumber daya

untuk

melaksanakan

layanan klasikal

BK

Harus koordinasi

dengan wali

kelas,

menyampaikan

apa yang akan

dilakukan. Kalau

fasilitas sudah

tersedia di kelas

jadi hanya

mempersiapkan

laptop, media

dan materi untuk

layanan saja.

Kita tentukan

dulu waktunya,

koordinasi

dengan wali

kelas, bagian

kesiswaan,

kemudian

pastikan ada

kelasnya, ada

siswanya.

Kita perlu

koordinasi lagi

dengan Kepala

Sekolah, wali

kelas sama

kesiswaan juga.

Kalau sumber

daya berupa

materi kan

media yang kita

gunakan, materi,

sama ruangan

yang paling

penting. Selain

koordinasi kita

juga harus

memastikan

waktunya,

memastikan

ruangan juga

harus dipastikan

ada

Guru BK

melakukan

koordinasi

dengan wali

kelas, bagian

kesiswaan,

Kepala

Sekolah. Guru

BK juga

mempersiapkan

kembali

ketersediaan

fasilitas yang

dibutuhkan

untuk layanan

klasikal

Page 215: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

MATRIKS INFORMASI VARIABEL AKTIVITAS (Pelaksanaan)

Aspek yang

diteliti

Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan

Pendukung 1

Informan

Pendukung 2

Informan

pendukung 3

Informan

pendukung 4

Kesimpulan

Durasi 45 yah

sebenarnya. Tapi

karena kita kan

lepas diluar jam

pelajaran jadi

minimal itu satu

jam gitu. Kalau

satu jam

pelajaran 45

menit, ini mah

kita satu jam 60

menit kadang

lebih gitu.

45 menit ya Kalau itu 1 x 45

menit. Jadi satu

jam karena

kemarin dari jam

11 sampai jam

12 begitu. Ya

kalau ada

bonusnya 60

menitan lah

begitu ya.

Sekitar sejam

lah ada

Satu jam

pelajaran kurang

lebih.

Satu jam

pelajaran, jadi

45 menit

Durasi

pemberian

layanan

klasikal tentang

bullying yang

telah dilakukan

adalah 45-60

menit.

Uraian kegiatan

layanan klasikal

tentang bullying

Menjelaskan

tujuan

pemberian

matei,

mengungkap

persepsi anak

terhadap materi

yang

disampaikan,

memberikan

persepsi baru

sesuai dengan

materi layanan,

penjelasan

tentang materi,

penayangan

film, tanya

jawab, dan

refleksi terhadap

Sama seperti

yang tertera di

RPL.

Pembukaan,

pendekatan, bisa

review.

Menyampaikan

tujuan

penyampaian

materi,

kemudian

menjelaskan isi

materi, tanya

jawab.

Kemudian di

akhir digunakan

untuk menerima

pendapat atau

feedback dari

Perkenalan,

pembukaan,

kemudian

menyampaikan

tujuan, dan

kenapa materi

ini penting untuk

disampaikan.

Melihat apakah

sudah ada siswa

yang memiliki

pengetahuan

tentang materi

yang akan

disampaikan.

Kemudian

menjelaskan

materi kemudian

tanya jawab.

Guru BK

melakukan

tahapan

pengantaran

dengan

melakukan

pendekatan dan

menyampaikan

tujuan kepada

siswa,

penjajakan dan

penafsiran

dengan

mengungkap

persepsi dan

pengetahuan

siswa tentang

materi terkait,

pembinaan

Page 216: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

pemberian

layanan klasikal

tersebut.

siswa terkait

layanan klasikal

yang sudah

diberikan

dengan

menjelaskan

materi melalui

ceramah dan

penayangan

film, penilaian

dengan

kegiatan tanya

jawab di akhir

sesi layanan

Cara

penyampaian

Guru BK dalam

memberikan

layanan Klasikal

Sudah baik

menurut saya

sih, mudah

ditangkap apa

yang

disampaikan.

Baik, bicaranya

enak, masuk

kehati

Bagus, siswanya

jadi gampang

ngerti dan

mudah di

mengerti

ucapannya

Cara Guru BK

menyampaikan

materi layanan

klasikal tentang

bullying sudah

baik dan

mudah

dimengerti oleh

siswa

MATRIKS INFORMASI VARIABEL AKTIVITAS (Pemantauan dan Penilaian)

Aspek yang

diteliti

Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan

Pendukung 1

Informan

Pendukung 2

Informan

pendukung 3

Informan

pendukung 4

Kesimpulan

Penilaian proses Untuk penilaian

proses, kita lebih

menggunakan

observasi. kita

nilai bagaimana

keaktifan anak,

antusias anak,

kita sampaikan

materi juga

Kalau untuk

prosesnya kita

lihat dari sejauh

mana sih anak

itu bisa aktif

dikelas ketika

layanan

Kalau penilaian

proses itu kan

ketika kita

mengukur

keberhasilan

berarti sejauh

mana fokus ya,

fokus terhadap

apa yang kita

Guru BK

melakukan

penilaian

proses melalui

observasi.

Aspek yang

dinilai dalam

penilaian

proses adalah

Page 217: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

bagaimana anak

itu paham. Anak

bisa menjawab

pertanyaan, anak

bisa

mengemukakan

pendapat, itu

kita nilai juga.

sampaikan, terus

bertanya,

menjawab, atau

merespon apa

yang kita

sampaikan..

fokus siswa

pada saat

layanan

klasikal dan

keaktifan

siswa di dalam

kelas pada saat

proses tanya

jawab dan

diskusi

Penilaian Hasil Klasikal itu

keberhasilannya

ada perubahan

perilaku, jadi

misalkan diawal

ada laporan dari

guru, wali kelas.

setelah kita

masuk nanti kita

tanya

perkembangann

ya. Bagaimana

perkembangan

di kelas setelah

itu? Oh sudah

reda misalkan.

Nah itu

keberhasilannya,

perubahan

perilaku gitu.

Kita minimal,

kita lihat anak

paham, anak

tidak

melakukan, itu

bisa menjadi

indikator bahwa

anak memahami

apa yang kita

sampaikan

kepada mereka.

Kalau untuk

melihat

penilaian hasil

itu ketika kita

memeriksa

pemahaman

materi yang kita

sampaikan itu

dan masih ada

tindakan

bullying apa

enggak nih

setelah itu atau

minimal

berkurang lah

Jadi di akhir itu

guru BK nanya

lagi tentang apa

yang yang tadi

disampaikan,

terus guru BK

juga ngelihat

dari keseharian

mereka yang

biasa disebutnya

teh “Langganan

BK”.

Ya nanya-nanya

lagi paling

seputar yang

disampaikan

tadi.

Ya nanyain

ada yang

nggak ngerti

gak? Kalau

misalkan ada

yang nggak

ngerti disuruh

ngacung gitu.

Penilaian

segera

dilaksanakan

dengan

kegiatan tanya

jawab untuk

mengukur

pencapaian

siswa setelah

layanan.

Penilaian

jangka pendek

dan jangka

panjang dilihat

dari

perkembangan

masalah

bullying di

sekolah

Yang melakukan

pengawasan dan

penilaian

(Supervisor)

Jadi untuk

SMPN 9 itu

kurang lebih ada

sepuluh nama

yang menjadi

supervisi di

bidangnya,

Biasanya kita

langsung dengan

Kepala Sekolah,

sementara

teman-teman

lainpun

memantau gitu.

Kalau untuk

penilaian kinerja

guru kalau dari

BK ada

koordinatornya

Ibu Umi sebagai

assessor.

Jadi ada bu Umi,

itu yang menilai

khusus kepala

sekolah.

koordinator BP.

yang bu Umi..

menilai,

Penilaian dan

pengawasan

terhadap

kinerja BK

dilakukan oleh

Assessor,

pengawas dari

Page 218: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

namanya kita

sebut assessor.

Kepala sekolah

itu menilai

perilaku kerja,

kalau Ibu itu

menilai proses

bimbingannya,

terus

layanannya.

Kalau di dinas

pendidikan itu

ada pengawas

BK

mengadakan

class visit atau

kunjungan kelas,

mesupervisi

kepada staffnya

yang 3 orang itu

dinas

pendidikan dan

kepala sekolah

Periode

pengawasan dan

penilaian

terhadap Guru

BK

satu semester itu

ada satu kali

supervisi berarti

satu tahun ada

dua supervisi

Satu semester tiap semester

satu kali

supervisi

biasainya

Minimal satu

semester sekali

harus diadakan

supervisi.

Kegiatan

sipervisi yang

dilakukan oleh

Kepala sekolah

maupun

assessor

dilakukan

minimal satu

kali dalam setiap

semester

Teknis

Pengawasan

terhadap Guru

BK

format sudah

ada, mengacu

kepada tugas

dan peranan

guru BK itu

harus seperti

apa. Misalkan

melakukan

perencanaan

layanan,

melaksanakan

program

bimbingan. Itu

semua harus ada

dalam pedoman

penilaian.

Jadi supervisi itu

oleh

kelompoknya

dulu, Bu Umi

pegang 5 guru

diantaranya guru

BP itu sama guru

lain. Dan nanti,

temuan-temuan

Bu Umi itu akan

dikaji dan akan

dievaluasi oleh

PKGnya itu,

Penilai Kinerja

Guru. Nanti dari

hasil itu, kalau

ada tindakan

Pengawasan

dilakukan oleh

assessor

dengan

menggunakan

format panduan

pengawasan

Page 219: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

Setelah itu

supervisi kita

masuk ke kelas

mengamati ya,

memantau, kita

check list-check

list, kita foto apa

yang dia

lakukan.

lebih lanjut itu

melalui PKB

(Penilai Kinerja

Berkelanjutan).

Itu semua nanti

diketahui oleh

Kepala Sekolah.

Jadi Kepala

Sekolah tidak

langsung

menangani guru-

guru itu, tetapi

melalui tahapan-

tahapan ini.

MATRIKS INFORMASI VARIABEL AKTIVITAS (Tindak lanjut)

Aspek yang

diteliti

Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan

Pendukung 1

Informan

Pendukung 2

Informan

pendukung 3

Informan

pendukung 4

Kesimpulan

Tindak lanjut

terhadap siswa

Jadi kalau masih

belum ada

perubahan

perilaku, kita

panggil terus

kita konseling

bisa kelompok,

bisa individu

kalau ada lagi

mungkin ada

tindakan

berikutnya

konseling

individual ya

kalau tidak, kita

paling pakai

konseling

kelompok

Kalaupun ada

laporan dari wali

kelas, saya

langsung respon.

Kemudian saya

hubungi siswa

yang

bersangkutan,

saya beri

penguatan lagi

Waktu itu sih BK

sudah manggil

anak teresebut…

dari BK juga

lapor ke

kesiswaan…

Setelah itu mulai

berkurang sih

sekarang mah.

Iya biasanya sih

dipanggil,

dinasehatin lagi

gitu

Ada, ya itu

paling dipanggil

yang ngebully

sama yang

dibully. Dikasih

pengarahan dua-

duanya.

Tindak lanjut

kepada siswa

yang belum

dapat

mengendalikan

diri dalam

tindakan

bullying

dulakukan

dengan

konseling

individu dan

kelompok

Tindak lanjut

terhadap kinerja

Guru BK

Misalkan di

layanan klasikal

ITnya kurang,

Biasanya berupa

saran-saran

begitu sebagai

Jadi Ibu Umi

menyarankan

dari hasil

ya tentunya

pembekalan

terhadap Guru

Tindak lanjut

yang diberikan

berupa

Page 220: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

berarti dia harus

menguasai IT

misalkan. Disitu

nanti ada

program lagi

gitu…Nah

sekarang sudah

ada programnya,

Program Guru

Pembelajar

masukan dari

Assessor atau

mungkin ada

dari Guru-guru

lain atau Kepala

Sekolah.

Biasanya juga

berupa

pemberian

kesempatan,

kemudian

Kepala Sekolah

mengajak

teman-teman

lain untuk

memberikan

peluang untuk

BK

pengamatan

beliau

BP/BK. Masih

banyak tindak

lanjut yang lain

diantaranya kita

memberangkatka

n pelatihan-

pelatihan untuk

program-program

ke-BP-an

pembinaan

yang diberikan

oleh assessor

melalui saran

aplikatif dan

pembinaan

melalui

program Guru

Pembelajar dan

memberikan

kesempatan

untuk

mengikuti

pelatihan-

pelatihan

keprofesian

untuk

keningkatkan

kompetensi

Guru BK..

MATRIKS INFORMASI VARIABEL AKTIVITAS (Pelaporan)

Aspek yang

diteliti

Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan

Pendukung 1

Informan

Pendukung 2

Informan

pendukung 3

Informan

pendukung 4

Kesimpulan

Frekuensi

Pelaporan

Kalau kita

melaporkan itu

melaporkan

laporan program

BK 1 tahun

Per semester!

Kita membuat

laporan ke

Kepala Sekolah

Tiap semester…

Tapi ada kalanya

kita

menyesuaikan

dengan Kelapa

Sekolah, kalau

diminta satu

tahun saja juga

kita satu tahun

evaluasinya gitu.

BK itu laporan,

ada laporan rutin

semesteran,

laporan rutin

akhir tahun

Penyusunan

laporan

dilakukan

setiap semester

dan setiap akhir

tahun

Page 221: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

Teknis

Pelaporan

Kalau yang

formalnya itu

setahun sekali.

Tapi kadang

kalau sedang

rapat dinas kan,

secara lisan kita

juga suka

melaporkan.

Iya jadi kalau

laporan yang

tertulis itu kita

tiap semester,

tapi kadang kita

suka laporan

juga secara lisan

kalau misalkan

lagi rapat

dengan Kepala

Sekolah atau

rapat dengan

dinas

Kita ada

evaluasi

program di

akhir. Jadi kan

diawal kita

merencanakan

tuh apa-apa saja,

terjadwal kapan-

kapan

kegiatannya,

terlaksana atau

enggak, dari segi

peserta

bagaimana.

Evaluasi tentang

konseling,

evaluasi tentang

sarana prasarana

juga. Kita

sampaikan

secara tertulis

dan secara lisan

juga ketika

rapat.

Tertulis ada, lisan

ada… Kalau

yang tertulis

minimal satu

semester sekali.

Itu dalam rapat

juga

disampaikan.

Pembuatan

laporan rutin

secara tertulis

setiap semester

dan

disampaikan

secara lisan

melalui rapat

kerja kepada

Kepala Sekolah

pada akhir

tahun, maupun

rapat dengan

dinas.

Format

Pelaporan

Ya formatnya

semacam

pendahuluan,

deskripsi di

bawahnya tindak

lanjut, penutup.

misalkan

psikotestnya

bagaimana,

konselingnya

bagaimana,

klasikalnya

bagaimana,

Untuk format

kita buat sendiri,

itu isinya apa

saja yang kita

lakukan

perminggu.

Kemudian

analisa selama

kegiatan itu apa

saja. Kemudian

nanti tindak

lanjut berikutnya

apa

evaluasi secara

garis besar aja

begitu. Layanan

klasikal kelas 7

gimana

kebetulan kan

Ibu yang pegang

ya. Bagaimana

layanan di kelas

7, terlaksana

atau enggak

Isi laporan

terdiri dari

pendahuluan,

hasil evaluasi

dan tindak

lanjut program

(secara garis

besar) yang

sudah

direncanakan

(terlaksana atau

tidak

terlaksana), dan

Page 222: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

penanganan

siswa

bermasalah

bagaimana, ya

begitu, poin-

poin pentingnya

aja yang kita

sampaikan

penutup

Page 223: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

TABEL HASIL TELAAH DOKUMEN

No. Aspek yang

diteliti Sumber

Ketersediaan dokumen

Keterangan Tersedia

Tidak

Tersedia

Input

1. SDM Data Guru BK

SMPN 9 Cimahi

1. Jumlah Guru BK ada 4 orang.

2. Pendidikan terakhir S2 Bidang BP 1 orang, S1 Bidang BP 4

orang

3. Semua Guru BK sudah memiliki pengalaman menjadi Guru BK

di SMP 9 Cimahi lebih dari 7 tahun

Data Absesni siswa

SMPN 9 Cimahi

semester ganjil

tahun ajaran 2016-

2017

Jumlah Siswa di SMPN 9 Cimahi pada tahun pembelajaran 2016-2017

sebanyak 1424 siswa

2. Fasilitas

(Pendanaan)

Dokumen

perencanaan

Program BK tahun

ajaran 2015-2016

Dalam perencanaan Program BK dalam periode satu tahun

pembelajaran terdapat anggaran dana untuk kebutuhan seperti

home visit, pengadaan inventory¸ software, pelaksanaan psikotest

dan lain-lain. Untuk layanan klasikal tidak termasuk dalam

anggaran khusus.

3. Metode Satuan Layanan /

RPL

1. Metode yang digunakan adalah ceramah bervariasi, dan diskusi

2. RPL tidak mencantumkan waktu pelaksanaan yang jelas durasi,

dan uraian kegiatan tidak dipaparkan berdasarkan tahapan

prosedur pelaksanaan konseling (Pengantaran, penjajakan,

penafsiran, pembinaan, penilaian)

4. Materi Alat ungkap

masalah √

Data hasil need assessment ditampilkan dalam bentuk diagram

berisi profil kelompok (kelas) dan individu.

Materi layanan √ Materi layanan klasikal dengan konten bullying bersumber dari

Page 224: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

klasikal BK artikel dan berita di internet

Satuan Layanan /

RPL √

Sasaran layanan dalam RPL adalah siswa kelas 8

Aktivitas

5. Perencanaan dan

Pelaksanaan

Satuan Layanan /

RPL

RPL dan prencanaan program BP tersedia namun isi RPL untuk

layanan klasikal BK tentang bullying tidak mencantumkan durasi

dan jadwal tetap yang telah direncanakan. Selain itu uraian

kegiatan tidak dipaparkan berdasarkan tahapan tahapan yang telah

ditetapkan dalam panduan Kemendikbud (Pengantaran, penjajakan,

penafsiran, pembinaan, penilaian)

6. Penilaian Proses Catatan hasil

penilaian proses

Catatan hasil penilaian proses yang seharusnya dapat dilihat dari

laporan pelaksanaan program tidak tersedia.

7. Penilaian Hasil Data perkembangan

kasus bullying di

SMPN 9 Cimahi

Peneliti menggunakan laporan masuk yang tercatat dalam buku

kasus BK untuk melihat data perkembangan kasus bullying

Laporan

pelaksanaan

program

Laporan pelaksanaan program belum berjalan

8. Teknis

Pelaporan

Laporan

pelaksanaan

program

Dokumen laporan tidak setiap semester ada. Laporan terakhir yang

dapat ditunjukkan kepada peneliti hanya laporan kegiatan yang

dibuat per semester (Laporan evaluasi program BK akhir semester

ganjil tahun ajaran 2011-2012)

9. Tindak Lanjut

Pengawasan

Kinerja Guru

BK

Dokumen hasil

pengawasan dan

penilaian

Tindak lanjut terhadap hasil Pengawasan kinerja Guru BK

dilakukan dengan pemberian saran-saran aplikatif untuk

meningkatkan kualitas pelaksanaan konseling kepada Guru BK

yang diberikan oleh Assessor.

9. Format

Pelaporan

Laporan akhir

semester ganjil dan

Peneliti melihat format laporan semester Genap tahun ajaran 2011-

2012.

Page 225: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

genap tahun ajaran

2015-2016

Laporan berisi setiap program yang sudah direncanakan diawal

semester terdiri dari beberapa sub-bab (Pendahuluan, proses

evaluasi, penutup, lampiran).

Dalam proses evaluasi, pencapaian setiap program dipaparkan

dalam tabel secara umum yang terdiri dari aspek yang di evaluasi,

deskripsi hasil evaluasi dan tindak lanjut. Pada format evaluasi

Lapelprog semester Genap tahun ajaran 2011-2012 hasil evaluasi

yang dipaparkan terlalu general sehingga sulit untuk mengukur

keberhasilan program yang sudah dijalankan atau penyusunan

program selanjutnya.

Output

10 Data cakupan

pelaksanaan

layanan klasikal BK

tentang bullying

tahun ajaran 2015-

2016

Peneliti menggunakan daftar hadir siswa kelas 7 ketika menerima

layanan klasikal tentang bullying. Jumlah siswa kelas 7 pada

semester ganjil tahun ajaran 2015-2016 yang menerima layanan

klasikal bimbingan konseling dengan tema perilaku Bullying

sebanyak 376 siswa (75.65%)

Page 226: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

TABEL OBSERVASI

No. Item Observasi Ya Tidak Keterangan

Input

1.

Jumlah SDM Guru BK aktif Jumlah Guru BK aktif di

SMPN 9 Cimahi

berjumlah 4 orang

2. Ketersediaan Fasilitas

a. Ruang Data √ Ruang konseling individu

tidak dipisahkan secara

khusus dengan ruang

konseling kelompok dan

ruang relaksasi. Kegiatan

konseling pada kantor

BK terfokus semuanya

pada ruangan konseling

b. Ruang Konseling Individu √

c. Ruang Tamu √

d. Ruang Bimbingan/Konseling

Kelompok

e. Ruang Kerja √

f. Ruang Relaksasi √

g. LCD Proyektor √

Fasilitas penunjang

kegiatan layanan klasikal

sudah cukup memadai

h. Media/alat bantu √

i. Laptop √

j. Speaker √

k. Audio player √

l. Buku pribadi bimbingan

konseling untuk siswa

Fasilitas penunjang

kinerja Guru BK sudah

cukup memadai

m. Buku catatan kasus BK √

n. Lemari penyimpan data √

o. Meja Kerja √

p. Perangkat Komputer √

q. Software penunjang analisis

data √

r. Inventori tugas perkembangan √

s. Format daftar hadir siswa

dalam layanan konseling √

t. Instrumen Psikotest √

u. Format pelaksanaan home visit √

3. Dokumen Rencana Pelaksanaan

Layanan (RPL)

Guru BK tidak

mencantumkan waktu

pasti dan durasi lamanya

pelaksanaan layanan

klasikal. Uraian kegiatan

dipaparkan secara umum

tidak berdasarkan tahap

tahap prosedur

pemberian konseling

yang telah ditetapkan

kemendikbud.

Aktivitas

3. Kegiatan pengorganisasian sebelum

Page 227: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

layanan:

a. Sarana √ Guru BK memastikan

kembali sarana yang

berfungsi di dalam kelas

satu hari sebelum

pelaksanaan

b. Prasarana √ Guru BK memastikan

kelas yang akan menjadi

tempat pelayanan satu

hari sebelum pelaksanaan

c. Personalia √ Guru BK melakukan

koordinasi dengan Guru

wali kelas atau guru mata

pelajaran satu minggu

dan satu hari sebelum

pelaksanaan

d. Waktu √ Guru BK memastikan

kembali waktu

pelaksanaan satu minggu

sebelum pelaksanaan

e. Administrasi √ Guru BK mempersiapkan

dokumen-dokumen

seperti absensi siswa,

RPL, dan materi layanan

satu hari sebelum

pelaksanaan

4. Kegiatan Pelaksanaan Layanan Klasikal (1)

Waktu Observasi : 28 September 2016

Tempat Observasi: SMPN 9 Cimahi (Kelas 8 I)

Durasi Kegiatan : 120 menit (9.30-11.30)

Penerima Layanan : Siswa Kelas 8 I

a. Pengantaran √ Guru BK berusaha

membangun suasana

kelas yang nyaman

dengan melakukan tanya

jawab ketika melakukan

absen terhadap siswa

b. Penjajakan √ Guru BK mengajak siswa

untuk mengungkapkan

apa yang mereka ketahui,

pernah rasakan,

pemikiran, pengalaman

maupun sikap terhadap

materi yang akan

disampaikan.

c. Penasfiran √ Guru BK mencoba lebih

mendalami apa yang

siswa pikirkan, rasakan

dan sikap mereka terkait

Page 228: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

materi yang akan

disampaikan dengan

tanya jawab untuk

memahami lebih jauh

terkait apa yang

dikemukakan siswa

sebelumnya.

d. Pembinaan √ Guru BK mencoba

memberikan persepsi

baru atau menguatkan

persepsi lama siswa yang

telah sesuai dengan

tujuan penyampaian

materi yang disampaikan

melalui ceramah singkat,

penayangan film, dan

tanya jawab.

e. Penilaian (Penilaian Proses) √ Penilaian proses

dilakukan Guru BK

dengan observasi. Guru

BK memberikan tanda

pada melalui daftar

absen kepada siswa yang

dianggap kurang aktif

atau sangat antusias

dalam menerima layanan

konseling

f. Penilaian hasil (Laiseg) √ Guru BK menilai

pencapaian siswa setelah

pelaksanaan layanan

konseling dengan menilai

pemahaman siswa terkait

materi yang baru saja

disampaikan.

Pada langkah penilaian

ini Guru BK juga

melakukan refleksi

terhadap kinerja dengan

meminta siswa untuk

menuliskan masalah yang

mereka punya di kelas,

harapan untuk kinerja

BK kedepannya, dan

materi layanan klasikal

yang dibutuhkan

selanjutnya.

g. Kondisi siswa di kelas Sejak tahap pengantaran

hingga penilaian hasil,

siswa sangat aktif

bertanya, mengemukakan

Page 229: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

pendapat dan menjawab

dan antusias mengikuti

layanan klasikal. Suasana

kelas meyenangkan dan

tidak pasif selama

kegiatan pembinaan

walaupun Guru BK

menggunakan metode

ceramah singkat.

h. Cara Guru BK menyampaian

materi layanan klasikal

Bahasa yang digunakan

Guru BK mudah

dimengerti oleh siswa

dan tidak terlalu formal

sehingga kondisi kelas

tetap santai namun tetap

terkendali oleh Guru BK.

Page 230: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

Ruangan Kantor BK

Ruang Tamu

Page 231: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

Ruang Konseling

Ruang Administrasi dan Ruang Data

Page 232: EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35951/1/Bakar Al... · evaluasi pelaksanaan layanan klasikal bimbingan

Proses Pelaksanaan Layanan Klasikal BK tentang Bullying