EVALUASI MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN ......menggunakan prinsip bagi hasil maupun dengan...
Transcript of EVALUASI MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN ......menggunakan prinsip bagi hasil maupun dengan...
EVALUASI MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN
MURABAHAH PADA BANK BNI SYARIAH
CABANG MAKASSAR
SKRIPSI
Oleh
FIRDAWANTI
105731122616
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
ii
HALAMAN JUDUL
EVALUASI MANAJEMEN RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK BNI SYARIAH CABANG
MAKASSAR
SKRIPSI
Oleh
FIRDAWANTI
NIM 105731122616
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak) Pada Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2021
iii
MOTTO
Orang bilang halangan, kita bilang tantangan. Orang bilang hutan rimba, kita
bilang jalan raya. Orang bilang nekat, kita bilang nikmat. Orang bilang jalan
buntu, kita bilang mainan baru.
PERSEMBAHAN
Pada halaman ini saya persembahkan karya ilmiah saya kepada :
1. Allah SWT karena atas rahmat-Nya dan ridho-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan kuliah dan skripsi saya.
2. Kedua orang tua tercinta, senantiasa memberikan dukungan moril,
material, dan do’a yang tida henti-hentinya.
3. Saudara saya terutama kakakku tercinta yang turut membantu
memberikan semangat dan do’a.
4. Saya sangat berterima kasih kepada Bapak dan ibu dosen, terkhusus
kepada pembimbing 1 Bapak Dr. H. Andi Rustam, SE., MM. Ak. CA.CPA
dan Bapak Sahrullah, SE., M. Ak selaku pembimbing 2 yang telah
banyak membantu dalam memberikan bimbingan dan motivasi sehingga
saya dapat menyelesaikankripsi ini.
5. Para sahabat dan teman-teman seperjuangan terutama Ana,
Musdaliana, dan Hastipa dan Keluarga Besar AK16 F yang telah
membantu dan memberikan banyak motivasi.
6. Orang –orang disekitarku yang tidak bisa kusebutkan satupersatu
iv
v
vi
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT,
berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “Evaluasi Manajemen Risiko dalam Pembiayaan
Murabahah pada Bank BNI Syariah Cabang Makassar”. Shalawat dan
salam senantiasa terlimpahkan kepada Rasululllah SAW.
Penelitian skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat
akademik dalam menyelesaikan gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak) pada
program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis diberi
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulisan skripsi ini
dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima
kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof .Dr. H. Ambo Asse, M.Ag Selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, SE. MM, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE., M.Si., Ak., CA. CSP, selaku Ketua
Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Ibu Muttiarni, SE., M.Si selaku Penasehat akademik yang senantiasa
memberikan bimbingan kepada peneliti
viii
5. Bapak H. Andi Rustam, SE., MM. Ak. CA. CPA selaku pembimbing I
yang senantiasa membimbing dan mengarahkan penulis.
6. Bapak Sahrullah, SE., M. Ak selaku pembimbing II atas bimbingan dan
arahan yang diberikan selama proses penyusunan skripsi ini.
7. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah meluangkan waktu dalam
memberikan ilmu kepada penulis.
8. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
9. Orang Tua dan saudara penulis yang selalu membantu dan
membimbing penulis.
10. Teman-teman seperjuangan akuntansi 2016 yang telah membantu
peneliti dalam proses berada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
11. Serta kepada semua pihak yang terlibat dalam membantu peneliti yang
tidak dapat disebutkan satu persatu selama proses berada Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
ix
ABSTRAK
FIRDAWANTI. 2020, Evaluasi Manajemen Risiko dalam Pembiayaan Murabahah pada Bank BNI Syariah Cabang Makassar. Skripsi program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Andi Rustam dan Sahrullah.
Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko sehingga bank syariah bisa memperoleh hasil yang optimal. Dengan proses manajemen risiko sangat penting untuk mengevaluasi risiko tersebut, evaluasi bertujuan untuk mengetahui dan memastikan keberhasilan manajemen risiko tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang mencakup observasi, hasil wawancara, dan dokumentasi, dengan teknik analisis yaitu transkip hasil wawancara, reduksi data, interpretasi data serta penyajian data. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menilai evaluasi serta penerapan manajemen risiko pembiayaan murabahah pada Bank BNI Syariah Cabang Makassar.
Hasil dalam penelitian ini adalah Bank BNI Syariah Cabang Makassar melakukan evaluasi manajemen risiko untuk mengantisipasi dan memperkecil risiko yang muncul pada pembiayaan murabahah. Adapun risiko yang sering muncul yaitu risiko kredit dan risiko operasional. Bank BNI Syariah Cabang Makassar menerapkan manajemen risiko dengan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko. Proses identifikasi risiko dengan prinsip 5C, pengukuran risiko menggunakan stress testing dan penentuan scoring nasabah, pemantauan risiko melalui profil risiko dan memantau nasabah dan usaha nasabah, terakhir pengendalian risiko dengan pengendalian internal & tahap restrukturisasi yaitu rescheduling & reconditioning. Bank BNI Syariah Cabang Makassar juga menangani risiko yang muncul dan membuat strategi baru pada saat pandemi covid19. Bank BNI Syariah Cabang Makassar terus melakukan evaluasi dan mengembangkan kebijakan yang ditetapkan untuk penyempurnaan penerapan manajemen risiko, khususnya pada pembiayaan murabahah.
Kata Kunci : Bank Syariah, Manajemen Risiko, Evaluasi, Pembiayaan Murabahah
x
ABSTRACT
FIRDAWANTI. 2020, Evaluation of Risk Management in Murabahah
Financing at Bank BNI Syariah Makassar Branch. Thesis of the
Accounting study program, Faculty of Economics & Business,
Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by Andi Rustam and
Sahrullah.
Risk is defined as an adverse event and is difficult to avoid, if the
risk befalls islamic banks, Islamic banks will experience significant losses.
Therefore, it is important to manage risks. Risk management aims to manage
this risk so that islamic banks can obtain optimal results. With the risk
management process it is very important to evaluate these risks, evaluation
aims to determine and ensure the succes of risk management. This study
used a qualitative method that includes observation, interview results, and
documentation, with analysis techniques namaly transcripts of interview
results, data reduction, interpretation and presentation. This study aims to
determine and assess the evaluation and implementation of murabahah risk
management at Bank BNI Syariah Makassar Branch
The results in this study are the Bank BNI Syariah Makassar
Branch conducts risk management evaluation to anticipate and minimize the
risks that arise in murabahah financing. The risks that often arise are credit
risk and operational risk. Bank BNI Syariah Makassar Branch implements risk
management with a process of identification, measurement, monitoring and
risk control. Risk identification process using the 5C principles, risk
measurement using stress testing and determining customer scoring,
monitoring risk through risk profiles and monitoring customers and her
business, finally controlling risk through internal control & restructuring stage,
namely rescheduling & reconditioning. Bank BNI Syariah Makassar Branch
also handle emerging risks and creates new strategies during the covid-19
pandemic. Bank BNI Syariah Makassar Branch continues to evaluate and
develop policies that are set to improve the implementation of risk
management, especially in the financing of murabahah.
Keywords : Islamic Bank, Risk Management, Evaluation, Murabahah
Financing.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………..... .......................... ....ii
MOTTO & PERSEMBAHAN ................................................................... ...iii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ...................................................... ...iv
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................ ...v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................................... ..vi
KATA PENGANTAR............................................................................... ..vii
ABSTRAK .............................................................................................. ...ix
ABSTRACT ............................................................................................ ...x
DAFTAR ISI .......................................................................................... ..xi
DAFTAR TABEL ................................................................................... .xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... ..1
A. Latar Belakang .......................................................................... ..1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... ..6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ ..6
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... ..6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... ..8
A. Evaluasi ..................................................................................... ..8
B. Risiko ......................................................................................... ..9
C. Manajemen Risiko ..................................................................... 12
D. Pembiayaan Murabahah ............................................................. 23
E. Penelitian Terdahulu .................................................................. 29
F. Kerangka Pikir ............................................................................ 31
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 32
A. Jenis Penelitian ......................................................................... 32
B. Fokus Penelitian ........................................................................ 32
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 32
D. Sumber Data ............................................................................. 33
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 33
F. Instrumen Penelitian .................................................................. 35
xii
G. Teknik Analisis Data ................................................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................... 37
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................. 37
1. Sejarah Bank BNI Syariah Cabang Makassar ....................... 37
2. Visi & Misi Bank BNI Syariah Cabang Makassar ................... 39
3. Budaya Kerja BNI Syariah Cabang Makassar ....................... 40
4. Struktur Organisasi Bank Syariah Cabang Makassar ............ 42
5. Produk Bank BNI Syariah ..................................................... 43
B. Hasil Penelitian ........................................................................... 47
1. Prosedur Pengajuan Pembiayaan Murabahah Bank BNI
Syariah Cabang Makassar ................................................... 47
2. Penetapan Margin atau Keuntungan Bank BNI Syariah
Cabang Makassar ................................................................. 50
3. Risiko Pembiayaan Murabahah pada Bank BNI Syariah
Cabang Makassar ................................................................. 53
4. Proses Pengelolaan dan Penerapan Manajemen Risiko
pada Bank BNI Syariah Cabang Makassar ........................... 56
5. Proses Evaluasi Manajemen Risiko Pembiayaan
Murabahah pada Bank BNI Syariah Cabang Makassar ........ 71
C. Pembahasan ............................................................................... 73
1. Proses Penerapan Manajemen Risiko Pembiayaan
Murabahah pada Bank BNI Syariah Cabang Makassar ......... 73
2. Proses Evaluasi Manajemen Risiko Pembiayaan
Murabahah pada Bank BNI Syariah Cabang Makassar ......... 76
BAB V PENUTUP .................................................................................. 78
A. Kesimpulan ................................................................................ 78
B. Saran .......................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 80
xiii
DAFTAR TABEL
2.1 Penelitian Terdahulu……………………………………………………29
4.1 Metode flat…………................…………………………………….......52
4.2 Persentase margin……………………………………………………....52
4.3 Customer Risk Rating…………………………………………………...63
xiv
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kerangka Berpikir………………………………………………………...31
4.1 Struktur organisasi………………………………………………………..42
4.2 Alur pembiayaan murabahah BNI Syariah Cabang Makassar……...48
4.3 Proses Manajemen risiko BNI Syariah Cabang Makassar…….........58
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perbankan syariah pertama kali muncul di Indonesia tahun 1992
adalah merupakan hal baru dalam kerangka mekanisme sistem perbankan
pada umumnya. Krisis moneter yang telah mengguncang Indonesia tahun
1997 membuat perbankan konvensional lumpuh yang disebabkan oleh
kredit. Kredit yang awalnya lancar akhirnya menjadi macet sedangkan
perbankan syariah yang tertuang dalam “UU No 10/98” yang menyatakan
adanya dua sistem perbankan yaitu konvensional dan sistem syariah.
Menurut Undang-Undang Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008
dijelaskan bahwa perbankan syariah merupakan segala sesuatu yang
menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan usahanya. Beberapa contoh bank syariah antara lain Syariah
Mandiri, Bank Muamalat, BNI Syariah, BTN Syariah, BRI Syariah.
Pada pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia
memiliki kerangka dual banking system atau sistem perbankan ganda,
untuk menghadirkan alternatif jasa perbankan yang semakin lengkap kepada
masyarakat Indonesia. Sistem perbankan syariah maupun perbankan
konvensional secara sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara
lebih luas untuk meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor
2
perekonomian nasional.Pembiayaan merupakan aktivitas yang sangat
penting bagi Bank Islam karena dengan adanya pembiayaan, akan diperoleh
sumber pendapatan utama dan menjadi penunjang kelangsungan usaha
Bank Islam baik Bank Umum Syariah maupun Unit Usaha Syariah.
Fungsi bank syariah adalah sebagai alat investasi yaitu bank-bank
islam menginvestasikan dana yang disimpan pada bank tersebut (dana
pemilik bank maupun dana rekening investasi) dengan menggunakan alat
investasi yang sesuai dengan syariah. Pada fungsi ini dapat dilihat dalam hal
penyaluran dana yang dilakukan bank syariah, baik yang dilakukan dengan
menggunakan prinsip bagi hasil maupun dengan prinsip jual beli.Bank
syariah dapat melaksanakan jual beli berupa perpindahan kepemilikan
barang atau benda (transfer of property) melalui transaksi murabahah.
Murabahah merupakan salah satu jenis kontrak (akad) yang paling
umum diterapkan dalam aktivitas pembiayaan perbankan syariah.
Murabahah diterapkan melalui mekanisme jual beli barang dengan
penambahan margin sebagai keuntungan yang akan diperoleh bank.
Pembiayaan murabahah yang mudah menjadikannya primadona .bagi
perbankan syariah untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan konsumtif
seperti pengadaan kendaraan bermotor, pembelian rumah dan kebutuhan
konsumen lainnya.
Pada awalnya, murabahah tidak berhubungan dengan
pembiayaan. Lalu, para ahli dan ulama perbankan syariah memadukan
3
konsep murabahah dengan beberapa konsep lain sehingga membentuk
konsep pembiayaan dengan akad murabahah. Sekalipun pembiayaan
murabahah identik dengan pembiayaan konsumtif, namun sesungguhnya
pembiayaan murabahah dapat juga digunakan untuk pembelian barang
produktif bagi aktivitas investasi maupun modal kerja usaha.
Murabahah bukan transaksi jual beli biasa antara satu pembeli dan
satu penjual saja sebagaimana yang kita kenal didalam dunia bisnis
perdagangan di luar perbankan syariah.Murabahah sebagai jual beli dimana
harga dan keuntungan disepakati antara penjual dengan pembeli. Dalam
murabahah penjual menyebutkan harga pembelian barang kemudian ia
mensyaratkan atas laba dalam jumlah tertentu. Murabahah merupakan suatu
bentuk jual beli yang harus tunduk pada kaidah hukum umum jual beli yang
berlaku dalam muamalah islam.
Pada fenomena yang biasa terjadi pada pembiayaan murabahah,
misalnya nasabah yang tidak ingin perbankan syariah mengetahui
pendapatan nasabah saat di interview oleh pihak perbankan syariah pada
saat mengajukan pembiayaan, dan mayoritas nasabah biasanya tidak mau
memberikan jaminannya kepada pihak perbankan syariah. Oleh karena itu,
Pembiayaan murabahah tidak bisa terlepas dengan namanya risiko, meski
risiko yang ditanggung cenderung lebih kecil jika dibandingkan pembiayaan
dengan konsep profit loss sharing namun ia harus tetap memiliki standar
pengelolaan atau manajemen risiko yang baik oleh bank. Hal itu karena bank
bertanggung jawab sebagai institusi yang menyimpan dan mengelola dana
4
pihak ketiga yang ia peroleh dari nasabah. Bank syariah harus cekatan
menganalisa risiko-risiko yang mungkin bisa terjadi agar tidak menimbulkan
kerugian terhadap bank, pada tahap awal bank harus secara tepat dalam
mengidentifikasi risiko dengan cara mengenal dan memahami seluruh risiko
yang sudah ada. Oleh karena itu, sistem manajemen risiko yang baik dan
efektif harus dapat diterapkan dalam keseluruhan proses pembiayaan
murabahah.
Proses manajemen risiko merupakan bagian yang sangat penting
agar dapat meminimalkan kerugian yang mungkin timbul dalam suatu bisnis.
Proses manajemen risiko menggambarkan sistem yang komprehensif yang
mencakup menciptakan lingkungan manajemen risiko yang tepat, menjaga
efisien pengukuran risiko, mitigasi, proses monitoring, dan menetapkan
pengaturan pengendalian internal yang memadai. Proses penerapan
manajemen risiko pembiayaan murabahah yang diberikan dapat terekspos
oleh risiko kredit, risiko pasar, ataupun risiko operasional.
Manajemen bank sangat penting memiliki kompetensi dan
integritas yang baik, sehingga segala macam risiko yang berpotensi muncul
dapat ditekan seminimal mungkin, sehingga potensi kerugian yang akan
diderita dapat diantisipasi sejak awal dan mencari cara penanggulangannya.
Manfaat dari penerapan manajemen risiko oleh perbankan yaitu
menyediakan informasi bagi para pengelola bank yang memungkinkan
terjadinya kerugian di masa depan, dapat meningkatkan pengambilan
keputusan. Bagi nasabah, manajemen risiko dapat memberikan keuntungan
5
yang lebih baik, jaminan keamanan dalam menggunakan jasa perbankan
syariah. Selain itu, dengan adanya proses evaluasi agar dapat menilai
apakah bank berhasil dalam menerapkan manajemen risiko dan evaluasi
sangat penting dilakukan karena membantu pihak bank dalam menentukan
langkah selanjutnya. Berdasarkan uraian yang penulis paparkan diatas,
Penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan ingin menuangkannya dalam
bentuk karya ilmiah berupa skripsi yang berjudul “EVALUASI MANAJEMEN
RISIKO DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK BNI SYARIAH
CABANG MAKASSAR”
6
B. Rumusan Masalah
1. Apakah manajemen risiko dalam pembiayaan murabahah sudah
diterapkan pada Bank BNI Syariah cabang Makassar?
2. Apakah proses evaluasi manajemen risiko dalam pembiayaan
murabahah sudah diterapkan pada Bank BNI Syariah cabang
Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka
tujuan yang ingin dicapai sebagai berikut:
1. Untuk menilai penerapan manajemen risiko pembiayaan murabahah
pada Bank BNI Syariah Cabang Makassar
2. Untuk menilai proses evaluasi manajemen risiko pembiayaan
murabahah pada Bank BNI Syariah Cabang Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperoleh
tambahan pengetahuan dan referensi bagi universitas, khususnya
mahasiswa yang memilih bidang kajian akuntansi syariah tentang
Evaluasi Manajemen Risiko dalam Pembiayaan Murabahah pada
Bank BNI Syariah.
7
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pengembangan
ilmu pengetahuan serta dijadikan dasar informasi bagi para pengelola
bank, khususnya untuk Bank BNI Syariah yang berhubungan pada
proses penerapan manajemen risiko dan evaluasinya.
8
BAB ll
TINJAUAN PUSTAKA
A. Evaluasi
Evaluasi merupakan proses perbandingan dan pengukuran dari
hasil akhir pekerjaan yang dinyatakan dicapai dengan hasil-hasil yang
seharusnya dicapai. Hasil evaluasi dapat diartikan sebagai perencanaan
kembali, dan berfungsi sebagai administrasi dan manajemen yang
terakhir.
Menurut Wirawan (2012:7) evaluasi merupakan sebagai riset
untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan informasi yang
bermanfaat mengenai objek evaluasi, selanjutnya menilai dan
membandingkannya dengan indikator evaluasi dan hasilnya
dipergunakan untuk mengambil keputusan mengenai objek evaluasi
tersebut.
Jadi, evaluasi merupakan suatu kegiatan penting untuk menilai
apakah kegiatan yang telah ditentukan dapat dicapai, dan apakah
pelaksanaan program sesuai dengan rencana dan dampak apa yang
terjadi setelah program dilaksanakan.
Adapun jenis-jenis evaluasi yang terdiri 2 jenis, yakni:
1. Evaluasi formatif merupakan suatu penilaian terhadap hasil-hasil
yang telah dicapai selama proses pelakasanaan suatu kegiatan atau
9
program kerja. Waktu pelaksanaan evaluasi dilaksanakan secara
rutin perbulan atau pertahun.
2. Evaluasi sumatif merupakan proses penilaian terhadap hasil-hasil
yang telah dicapai selama proses suatu kegiatan atau program kerja,
secara keseluruhan dari awal sampai akhir kegiatan. Pada Waktu
pelaksanaan hasil evaluasi sumatif diadakan pada saat akhir
kegiatan sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan oleh suatu
kegiatan atau program kerja. Adapun program kerja atau kegiatan
yang memiliki jangka waktu selama enam bulan, maka evaluasi
sumatif ini juga dilaksanakan menjelang akhir bulan tersebut.
B. Risiko
1. Pengertian Risiko
Menurut Fahmi (2010;2) Risiko merupakan suatu potensi atau
kemungkinan kejadian yang dapat menimbulkan dampak yang
berlawanan atau hasil yang tidak diinginkan.Risiko diartikan sebagai
peluang kehancuran, dan dapat menimbulkan kerugian apabila tidak
diantisipasi sejak awal. Risiko tidak dapat dihindari tetapi dapat dikelola,
perusahaan dapat meminimalisir risiko yang terjadi dengan cara
mengantisipasi berupa kontrol, tetapi tidak akan mungkin dapat
sepenuhnya berhasil , bahkan dengan cara terstruktur pengendalian
maksimal.
10
2. Faktor-faktor penyebab terjadinya Risiko
Faktor penyebab risiko secara rinci yang dikutip menurut
Khotibul Umam (2017:219) antara lain sebagai berikut:
a. Faktor internal
Faktor internal yaitu faktor yang ada di dalam perusahaan
sendiri dan faktor utama yang paling dominan adalah manajerial. Namun,
Bisa juga disebabkan karena pelanggaran ketentuan dalam kontrak yang
dilakukan sehingga nasabah lalai dalam mengelola modal yang
diberikan.Terdapat dua faktor yang menjadi penyebab terjadinya faktor
internal yaitu, kesalahan manusia (moral hazard) & kegagalan sistem.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang berada diluar
kekuasaan manajemen perusahaan, seperti bencana alam, peperangan,
perubahan-perubahan teknologi, dan lain-lain. Faktor eksternal
merupakan penyebab yang datang dari luar dan diluar kontrol bank,
banyak kejadian eksternal berdampak cukup besar sehingga dapat
mengganggu bisnis yang sedang atau akan yang dilakukan oleh bank.
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan kegagalan sistem antara lain
kejadian di bank lain yang berdampak pada industri secara keseluruhan,
external fraud & pencurian, force major, kegagalan kesepakatan dalam
outsourcing, implementasi peraturan baru, kegagalan fasilitas umum,
11
seperti pemadaman listrik, ketidakpastian posisi hukum yang diterapkan
pada suatu negara.
3. Teknik Pengelolaan Risiko
Ada empat tekhnik pengelolaan risiko secara klasik, yaitu
penghindaran risiko, pengurangan risiko, pemindahan risiko dan
penanganan risiko.
a. Penghindaran Risiko
Penghindaran risiko (risk avoidance) adalah tindakan
perusahaan untuk tidak melakukan bisnis atau kegiatan tertentu yang
mengandung risiko yang tidak diinginkan.Pada dasarnya, tidak ada
manusia di muka bumi yang bisa menghindari semua risiko dengan tidak
memasuki wilayah bisnis atau kegiatan tertentu saja.Yang terpenting
adalah bagaimana bank melakukan studi dan identifikasi jenis risiko
tertentu dari suatu bisnis atau kegiatan yang ingin dihindari.
b. Pengurangan Risiko
Pengurangan risiko penting dilakukan oleh bank agar dapat
menekan besarnya risiko.Pengurangan risiko dapat dilakukan dengan
pengurangan kemungkinan terjadinya peril, yaitu penyebab langsung
terjadinya kerugian dan menakar besarnya dampak bila terjadi kerugian.
12
c. Pemindahan Risiko
Cara pemindahan atau pengalihan risiko tidak bertujuan untuk
menghilangkan risiko. Yang dilakukan adalah memindahkan risiko dari
perusahaan ke pihak lain yang bersedia atau ke perusahaan yang
membisniskan risiko. Contohnya, perusahaan asuransi.Akibat
pemindahan risiko tersebut, maka bank harus menanggung dua macam
biaya.pertama, biaya premi yang dibayarkan kepada mereka yang
bersedia menanggung risiko. Kedua, berupa hilangnya kesempatan
(opportunity loss) untuk mendapatkan keuntungan atau manfaat ekstra
dengan menanggung risiko.
d. Penanganan Risiko
Ada dua sebab mengapa risiko tersebut diputuskan untuk
ditangani.Sebab pertama, perusahaan dengan sadar ingin
mempertahankan risiko dan mengelolanya sendiri karena pertimbangan
efektivitas biaya, dan manajemen memiliki kemampuan untuk
mengelolanya.Kedua, adalah perusahaan tidak mengetahui risiko
tersebut.
C. Manajemen Risiko
1. Pengertian Manajemen Risiko
Manajemen Risiko adalah sebagai suatu cara mengelola suatu
risiko untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengendalikan risiko
13
untuk meminimalisir dampak negatif yang mungkin ditimbulkan terhadap
suatu perusahaan.
Menurut Adiwarman Karim (2013:255), Manajemen Risiko ialah
serangkaian prosedur dan metodologi yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang
timbul dari kegiatan usaha.
Menurut Fahmi (2010;2) Manajemen Risiko merupakan suatu
bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana suatu organisasi
menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan yang ada
dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara
komperehensif serta sistematis.
Menurut Fahmi (2010;3) dalam implementasi manajemen risiko
secara komperehensif ada beberapa tahap yang perlu dilaksanakan oleh
perusahaan, sebagai berikut:
a. Identifikasi risiko
b. Mengidentifikasi bentuk-bentuk risiko
c. Menempatkan ukuran risiko
d. Menempatkan alternative-alternatif
e. Menganalisis setiap alternativ
f. Memutuskan suatu alternativ
g. Melaksanakan alternativ yang dipilih
h. Mengontrol alternativ yang dipilih
14
i. Mengevaluasi jalannya alternative
2. Manajemen Risiko Dalam Pandangan Islam
Menurut pandangan islam, manajemen risiko adalah suatu metode
dalam mengelola risiko untuk menjaga amanah baik dari antar sesama
manusia maupun menjaga amanah Allah demi kemaslahatan umat manusia.
Selain itu, manajemen risiko merupakan bentuk usaha dalam mencapai
tujuan perusahaan dan melaksanankan fungsi manajemen untuk
menanggulangi risiko sesuai dengan ajaran islam.
Dalam manajemen risiko islam menerapkan ruhaniah halal dan
haram yang merupakan landasan utama dalam setiap perencanaan,
pelaksanaan serta semua kegiatan yang dilakukan demi mencapai tujuan
perusahaan. Selain itu, tidak menyimpang dengan ajaran agama islam.
Sedangkan,manajemen risiko konvensional menerapkan bunga dalam
kegiatan perhitungan investasi yang dilakukan demi mencapai tujuan
perusahaan.
Dalam sumber ayat Al-Qur’an memberikan kepada manusia
mengenai pentingnya dalam mengelola risiko.Penanganan munculnya risiko
pernah dilakukan oleh Nabi Yusuf saat Mesir dilanda krisis pangan seperti
yang tertulis dalam Al-Qur’an:
قال تزرعون سبع سنين دأبا فما حصدت م فذروه فى سنبلهۦ إلا
ا تأكلون ما قليل م
15
Artinya:
“Yusuf berkata: “Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan”. (QS. Yusuf: 47).
Berdasarkan ayat diatas dijelaskan bahwa kita dituntut untuk
berusaha menjaga kelangsungan hidupdengan melindungidan
memproteksi akan kemungkinan terjadinya kondisi atau hal-hal yang
buruk. Islam menginginkan umatnya untuk mengantisipasi risiko dan
menganjurkan untuk melaksanakan perencanaan agar lebih baik dimasa
yang akan datang. Sebagaimana yang terlihat dalam Al-Qur’an surat al-
Hasyr ayat 18 yaitu:
ا قدامت لغد وٱتاقوا ولتنظر نفس ما أي ها ٱلاذين ءامنوا ٱتاقوا ٱللا ي
خبير بما تعملون إنا ٱللا ٱللا
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan”.(Q.S. al-Hasyr: 18).
Berdasarkan ayat diatas bahwa sudah sepatutnya seorang
hamba memeriksa amal perbuatannya di dunia. Sama halnya dengan
manajemen risiko, dalam mengantisipasi agar tidak terjadi terlalu parah
maka harus dipikirkan apa yang akan terjadi dikemudian harinya, dengan
melakukan pengawasan untuk hari esok.
Sangat jelas bahwa sudut pandang manajemen risiko,
islammendukung semua upaya untuk meminimalisir risiko, sekaligus
16
mempercayai bahwa hanya keputusan Allah yang akan menentukan
hasilnya.
3. Fungsi Manajemen Risiko
Fungsi manajemen risiko bertujuan untuk mengidentifikasi dan
mendiagnosa risiko, terutama dalam menghadapi risiko utama yang dapat
mengganggu dan merugikan suatu perusahaan. Beberapa fungsi
manajemen risiko, sebagai berikut :
1) Menetapkan arah & risk appetite dengan cara mengkaji ulang secara
berkala serta menyetujui risk exposure limits yang mengikuti perubahan
strategi perusahaan.
2) Menetapkan limit umumnya mencakup pemberian kredit, penempatan
non-kredit, asset liability management, trading maupun kegiatan lain,
contohnya derivtif dan lain sebagainya.
3) Menetapkan kecukupan prosedur atau prosedur pemeriksaan (audit)
guna memastikan adanya integrasi pengukuran risiko, kontrol sistem
pelaporan, serta kepatuhan terhadap kebijakan & prosedur yang berlaku.
4) Menetapkan metodologi sebagai untuk mengelola risiko dengan
menggunakan sistem pencatatan dan pelaporan yang terintegrasi
dengan sistem komputerisasi agar dapat diukur serta dipantau sumber
risiko utama terhadap organisasi bank.
17
4. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko.
Prinsip-prinsip manajemen risiko merupakan panduan yang dapat
membantu dalam merancang penerapan dan pengawasan kerangka kerja
dan proses manajemen risiko.
Manajemen risiko dalam suatu organisasi hanya dapat efektif
jika mampu menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Manajemen risiko melindungi dan memiliki nilai tambah.
b. Manajemen risiko merupakan bagian terpadu dari proses organisasi.
c. Manajemen risiko termasuk bagian dari proses pengambilan
keputusan.
d. Manajemen risiko secara khusus menangani aspek ketidakpastian.
e. Manajemen risiko bersifat sistemik, terstruktur serta tepat waktu.
f. Manajemen risiko berdasarkan informasi terbaik yang tersedia.
g. Manajemen risiko adalah khas untuk penggunanya (tailored)
h. Manajemen risiko mempertimbangkan faktor manusia &budaya.
i. Manajemen risiko harus transparan & inklusif
j. Manajemen risiko bersifat dinamis, berulang serta tanggap terhadap
perubahan.
k. Manajemen risiko harus memfasilitasi terjadinya perbaikan maupun
peningkatan organisasi secara berlanjut.
18
5. Macam-macam Manajemen Risiko Perbankan Syariah.
a. Risiko Kredit
Risiko kredit terjadi pada saat bank memberikan fasilitas kredit
pada debitur yang terdapat risiko debitur tidak melaksanakan
kewajibannya.Penyebab utamanya yaitu terlalu mudah memberi
pinjaman atau melakukan investasi dan terlalu dituntut untuk
memanfaatkan kelebihan likuiditas yang mana hal tersebut dapat
mengurangi penilaian kredit kurang cermat dan hati-hati dalam
mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang sudah
dibiayainya.
Penyebab utama muncul risiko ini yaitu diakibatkan dari
penilaian kredit yang kurang cermat serta lemahnya antisipasi terhadap
berbagai risiko usaha yang dibayar oleh bank tersebut
b. Risiko Pasar
Risiko pasar merupakan risiko pada posisi neraca dan rekening
administrative termasuk transaksi deviratif, akibat perubahan secara
keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option.
Perubahan harga pasar timbul dikarenakan pergerakan faktor pasar, dan
dapat merugikan portofolio bank.Faktor pasar merupakan tingkat suku
bunga, harga saham, nilai tukar.Bank hanya bisa bereaksi jika faktor pasar
berubah, agar dampak kerugian dapat ditekan sampai level minimal.
19
c. Risiko Operasional
Risiko operasional menurut Djohanputro (2008:65), merupakan
suatu potensi penyimpangan dari hasil yang diharapkan karena tidak
berfungsinya suatu sistem, sumber daya manusia, teknologi, atau faktor
lain.Risiko ini lebih erat dengan adanya human error atau kesalahan oleh
manusia, kegagalan sistem serta ketidakcukupan prosedur dan kontrol.
Manajemen operasional merupakan area dimana industri-industri, sektor-
sektor yang cukup penting, dan para kompetitor berkemauan dalam
membagi informasi dan ide-idenya.
Risiko operasional dapat melekat disetiap aktivitas bank, yakni
melekat pada aktivitas perkreditan, tresuri dan ivestasi, operasional dan
jasa, pembiayaan perdagangan, pendanaan dan instrument utang,
teknologi sitem informasi dan sistem informasi manajemen serta
pengelolaan sumberdaya manusia.
d. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas merupakan pemicu utama kebangkrutan yang
dialami bank, baik itu bank besar maupun bank kecil.Bukan karena
kerugian yang dialami, melainkan karena ketidakmampuan bank dalam
memenuhi kebutuhan likuiditasnya.
20
e. Proses manajemen Risiko Pembiayaan.
Pada proses penerapan manajemen risiko pembiayaan, maka
perusahaan perlu melakukan identifikasi risiko, pengukuran risiko,
pemantauan risiko, dan pengendalian risiko.Adapun Proses pelaksanaan
manajemen risiko pembiayaan antara lain:
a. Identifikasi Risiko Pembiayaan
Bank perlu mengidentifikasi risiko pembiayaan yang melekat
pada seluruh produk dan aktivitasnya. Identifikasi risiko pembiayaan
tersebut merupakan hasil kajian terhadap karakteristik risiko pembiayaan
yang melekat pada aktivitas fungsional tertentu. Dalam kegiatan
pembiayaan harus memperhatikan kondisi keuangan debitur, dan
khususnya kemampuan membayar secara tepat waktu, serta jaminan
atau agunan yang diberikan. Menurut Veithzal Rifai dan Rifka Ismal
(2013:405) Prinsip mengenal nasabah yaitu membuat suatu kebijakan
dan prosedur penerapan prinsip mengenal nasabah.
b. Pengukuran Risiko Pembiayaan
Pengukuran risiko merupakan sebagai tahap lanjutan setelah
pengidentifikasian risiko. Pengukuran risiko yaitu usaha untuk
mengetahui besar kecilnya risiko yang terjadi. Hal ini dilakukan agar
melihat tinggi rendahnya risiko yang dihadapi perusahaan, kemudian
dapat melihat dampak dari risiko terhadap kinerja perusahaan sekaligus
21
dapat melakukan prioritisasi risiko mana yang paling relevan. Dalam
pengukuran risiko, stress testing dapat mengukur potensi risiko yang bisa
terjadi dibawah kondisi tekanan makroekonomi. Menurut Jurion
(2009:266) dalam Munich (2013:139) mendeskripsikan stress test
merupakan aktivitas kunci dalam manajemen risiko. Stress testing
dipergunakan untuk melawan risiko, karena menggunakan berbagai
skenario dan sensitivy analysis dapat menguji seberapa kuat objek
tersebut mampu bertahan.
c. Pemantauan Risiko Pembiayaan
Pada dasarnya bank perlu mengembangkan dan menerapkan
sistem informasi serta prosedur untuk memantau kondisi setiap debitur &
counterparty pada seluruh portofolio pembiayaan bank. Sistem
pemantauan risiko pembiayaan sekurang-kurangnya memuat ukuran
dalam rangka memastikan bahwa bank mengetahui kondisi keuangan
akhir dari debitur, memantau kepatuhan terhadap persyaratan dalam
perjanjian pembiayaan atau kontrak transaksi risiko pembiayaan, menilai
kecukupan agunan dibanding dengan kewajiban debitur, mengidentifikasi
ketidaktepatan pembayaran serta mengklasifikasikan pembiayaan
bermasalah secara tepat waktu & menangani dengan cepat pembiayaan
bermasalah. Analisis pembiayaan diperlukan guna dapat menilai
kelayakan usaha calon debitur dan menekan risiko akibat tidak
terbayarnya pembiayaan.
22
Menurut Wangsawidjaya (2013:107) untuk mengantisipasi
risiko yang mungkin terjadi dikemudian hari maka bank wajib melakukan
verifikasi mengenai kebenaran dan keabsahan data yang diajukan oleh
calon nasabah, misalnya dengan malukan pemeriksaan setempat ke
lokasi usaha calon penerima fasilitas apakah sesuai dengan izin-izn yang
dimilki atau tidak, apakah barang yang dijaminkan telah sesuai dengan
bukti-bukti kepemilikannya , apakah perusahaan berjalan dengan baik,
dan lain sebagainya.
d. Pengendalian Risiko Pembiayaan.
Risiko pembiayaan yaitu suatu tindakan untuk memperkecil
kemungkinan atau peluang terjadinya kerugian, menyelamatkan
perusahaan dari kerugian dan dapat mengurangi keparahan bila suatu
risiko memang terjadi. Pengendalian risiko dapat difokuskan pada usaha
mengurangi kemungkinan (probability) munculnya risiko & mengurangi
keseriusan (severity) konsekuensi risiko tersebut. Pelaksanaan proses
pengendalian risiko, digunakan untuk dapat mengelola risiko tertentu
yang dapat membahayakan kelangsungan usaha bank. Perbankan
syariah harus memiliki keahlian dan kompetensi yang baik mengenai
manajemen dan strategi restrukturisasi pembiayaan bank syariah, agar
bank syariah dapat terhindar dari kerugian financial dan nasabah dapat
pulih kondisi keuangannya. Adapun menurut Malayu Hasibuan
(2011:115) resktrukturisasi pembiayaan yaitu rescheduling,
reconditioning, restructuring, dan liquidation.
23
D. Pembiayaan Murabahah.
1. Pengertian Murabahah.
Murabahah atau disebut juga ba’ bitsmanil ajil. Murabahah
berasal dari kata ribhu yang artinya “keuntungan”.Sehingga murabahah
berarti saling menguntungkan.Secara sederhana murabahah berarti jual
beli barang ditambah keuntungan yang disepakati.
Jual beli murabahah secara terminologis adalah pembiayaan
yang saling menguntungkan yang dilakukan oleh shahib al-mal dengan
pihak yang membutuhkan melalui transaksi jual beli.Dengan penjelasan
bahwa harga pengadaan barang dan harga jual terdapat nilai lebih yang
merupakan keuntungan atau laba bagi shabib al-mal dan
pengembaliannya dilakukan secara tunai atau angsur.
Murabahah merupakan bagian dari jual beli secara umum
dibolehkan berdasarkan keumuman hukum jual beli berdasarkan dalil Al-
Qur’an dan Hadits Rasulullah Saw serta Ijma’ ulama.Terdapat dinamika
karena tidak ada dalil Al-Qur’an dan Hadits secara langsung menyatakan
tentang kebolehan murabahah.Menurut Al-kaff para tokoh ulama
menyatakan pendapat mereka mengenai murabahah pada seperempat
pertama abad kedua Hijriah berhubung tidak adanya rujukan langsung di
dalam Al-Qur’an maupun Hadits sahih yang membenarkan murabahah.
Para ulama membenarkan murabahah dengan dasar yang lain. Imam
Malik membenarkan keabsahannya dengan merujuk pada praktik
24
penduduk Madinah yang lazim menerapkan akad jual beli
murabahah.Syafi’I secara khusus menyatakan bahwa jual beli murabahah
adalah halal.Fiqh Mazhab Hanafi juga memperbolehkan murabahah
berdasarkan terpenuhinya syarat-syarat yang penting bagi sahnya suatu
akad jual beli dalam murabahah selain itu juga karena orang
memerlukannya.
Defenisi murabahah secara terminologis menurut beberapa
ulama dikemukakan dalam beberapa variasi bahasa, antara lain sebagai
berikut:
a. Menurut ulama Malikiyah mendefenisikan murabahah adalah jual beli
dimana pemilik barang menyebutkan harga beli barang tersebut,
kemudian ia mengambil keuntungan dari pembeli secara sekaligus
dan mengatakan, “saya membelinya dengan harga 10 dinar dan
anda memberikan keuntungan kepadaku sebesar 1 dinar atau 2
dinar.” Atau juga bisa ditentukan dengan ukuran tertentu maupun
dengan menggunakan presentase.
b. Ulama Hanafiyah mengartikan murabahah merupakan pemindahan
sesuatu yang dimiliki dengan akad awal dan harga awal disertai
tambahan keuntungan.
c. Menurut fatwa Dewan Syariah Nasional nomor: 04/DSN-MUI/IV/2000
tentang pembiayaan murabahah,murabahah diartikan
sebagaifasilitas bank syariah bagi yang memerlukannya, yaitu
menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada
25
pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih
sebagai laba
d. Menurut ulama Syafi’iyyah dan Hanabilah, akad murabahah
merupakan jual beli yang dilakukan seseorang dengan mendasarkan
pada harga beli penjual ditambah keuntungan dengan syarat harus
sepengetahuan kedua belah pihak.
e. Wahbah Zuhaili mengungkapkan bahwa murabahah adalah jual beli
yang dilakukan seseorang dengan harga awal ditambah dengan
keuntungan. Penjual menyampaikan harga beli kepada pembeli
ditambah dengan permintaan keuntungan yang dikehendaki penjual
kepada pembeli.
Beberapa defenisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
murabahah ialah transaksi jual beli barang dengan pemberian
keuntungan yang disepakati oleh penjual dan pembeli.
2. Dasar Hukum Murabahah
Menurut pandangan islam, murabahah ialah suatu akad yang
dibolehkan berdasarkan Al-Qur’an, Hadits, Ijma’ dan Qiyas.
a. Al-Qur’an
1) QS. Al-Baqarah : 275
ا بو م ٱلر ٱللاهوأحلا ٱلبيع وحرا
26
Artinya:
“Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (QS. Al-Baqarah : 275)
2) QS. An-Nisa : 29.
أن تكون ط ل إلا لكم بينكم بٱلب أي ها ٱلاذين ءامنوا ل تأ كلوا أمو ي
كان بكمرحيما نكم ول تقتلوا أنفسكم إنا ٱللا رة عن تراض م تج
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka diantara kamu.Dan janganlah kamu membunuh dirimu.Sungguh, Allah adalah Maha penyayang kepadamu.
b. Al-hadits
Akad murabahah juga didasarkan pada hadits, berikut:
عن أبي رضيالخدريسعيد الل عنه أنا رس و ل الل
صلاى الل عليه وآله وسلام قال :إن ما عنالبيع تراض ،(هروا
نوابلبيهقي وصححماجه ابن نحبا
Artinya:
“Dari Abu Sa’id Al-Khudri bahwa Rasulullah Saw bersabda : “Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka” (HR. Al-Baihaqi dan Ibnu Majah dan dinilai sahih oleh Ibnu Hibban)
c. Al-ijma’
Transaksi murabahah telah dipraktekkan diberbagai tempat dan
tidak ada yang mengingkarinya.Berdasarkan hal tersebut berarti para
27
ulama membolehkannya. Dalam kaidah fikh menyatakan “pada dasarnya,
semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang
mengharamkannya.
3. Macam-macam Murabahah
Secara umum, dalam aplikasi pembiayaan murabahah terdiri
dari dua jenis, sebagai berikut :
a. Murabahah dengan pesanan (murabaha to the purchaseorder)
Dalam murabahah jenis ini, penjual melakukan pembelian barang
setelah ada pemesanan dari pembeli.Murabahah dengan pesanan dapat
bersifat mengikat atau tidak mengikat pembeli untuk membeli barang yang
dipesannya.Jika bersifat mengikat, berarti pembeli harus membeli barang
yang dipesannya dan tidak dapat membatalkan pesanan tersebut. Jika aset
murabahah yang telah dibeli penjual, dalam murabahah pesanan mengikat,
mengalami penurunan nilai sebelum diserahkan kepada pembeli maka
penurunan nilai tersebut menjadi beban penjual dan akan mengurangi nilai
akad.
b. Murabahah tanpa pesanan
Murabahah tanpa pesanan yaitu penyediaan barang tidak
terpengaruh dan tidak berkaitan terhadap pesanan maupun
pembeli.Murabahah jenis ini bersifat tidak mengikat dan dapat
membatalkan barang yang dipesan.
28
4. Rukun dan Syarat Murabahah
Rukun dan ketentuan murabahah adalah sebagai berikut :
1. Penjual (ba’i)
2. Pembeli (musytari)
3. Barang yang diperjualbelikan/objek jual beli (mabi’)
4. Harga barang (Tsaman)
5. Ijab Qobul (pernyataan serah terima
Adapun beberapa syarat-syarat murabahah, antara lain
sebagai berikut :
a. Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah.
b. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan.
c. Kontrak harus bebas dari riba.
d. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas
barang sesudah pembelian.
e. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.
29
E. Penelitian terdahulu.
Penelitian dan masalah yang telah dipaparkan diatas
didapatkan dari ide dan pengetahuan dari penelitian sebelumnya, namun
tetap memiliki perbedaan diantara masing-masing penelitian. Adapun
penelitian terdahulu yang dijadikan referensi sebagai berikut:
Tabel 2.1
No. Nama Peneliti Judul Peneliti
Hasil penelitian
1. Badratun Nisak (2014)
Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Musyarakah Pada Baitul Qiradh Bina Insan Mandiri Banda Aceh.
Upaya meminimalisir risiko pembiayaan musyarakah pada bank tersebut menerapkan secara ketat konsep 5C yaitu character, capacity, capital, condition, dan collateral.
2. Maya Andriani (2015)
Analisis Manajemen Risiko Dalam Mengatasi Pembiayaan Bermasalah Pada Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Pada Bank BRI Syariah Cabang Bogor.
Proses penyelesaian pembiayaan bermasalah pada pembiayaan KPR di Bank BRI syariah telah mencapai kolektabilitas V (macet), pihak bank tidak melakukan langkah-langkah penyelamatan dengan skema rescedhuling, reconditioning, maupun restructuring.
3. Hajar (2017) Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Natural Uncertaity Contracts (NUC) (Studi pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang)
Pengelolaan risiko pembiayaan NUC yang dikembangkan di Kantor Wilayah PT Bank Syariah Mandiri Malang melakukan 11 tahap, yaitu: permintaan pembiayaan, pengumpulan dan penyidikan data,
30
analisis pembiayaan, review, persetujuan, pengumpulan data tambahan, verifikasi, pengikatan, pencairan, pemantauan, dan pengendalian risiko.
4. Foya Frasasti (2017)
Penerapan Manajemen Risiko Pembiayaan pada BMT BINA Masyarakat (BINAMAS) Purworejo
Pada BMT BINA Masyarakat (BINAMAS) Purworejo menerapkan manajemen risiko dengan proses identifikasi risiko dengan menrapkan prinsip 5C dan 3R, pengukuran risiko dengan pengelompokan pembiayaan dengan 4 kategori kolektablitas yaitu lancar, kurang lancar, diragukan, dan macet, pemantauan risiko dengan pemantauan lembar angsuran,lembar monitoring, rekening koran, jaminan dan penjemputan angsuran. dan pengendalian risiko dengan menrapkan pengendalian internal dan diservifikasi portofolio.
5. Moh Solachuddin Zulfa (2014)
Analisis tentang Manajemen Risiko dalam Operasional Pembiayaan Muraba’ah di BMT Amanah
Operasional pembiayaan yang berbasis jual beli dengan menggunakan akad murabahah yang ada di BMT Amanah Kudus sudah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan telah menetapkan manajemen risiko untuk meminimalisir risiko yang terjadi.
31
F. Kerangka Pikir
Berdasarkan pada penjelasan tersebut, peneliti membuat bagan
kerangka berpikir sebagai berikut.
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Bank BNI Syariah
Pembiayaan Murabahah
Risiko Pembiayaan
MurabahahMurabahah
Evaluasi Manajemen
Risiko
Pengendalian
Risiko
Pemantauan
Risiko
Pengukuran
Risiko
Identifikasi
Risiko
Manajemen Risiko
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif.Adapun alasan
peneliti menggunakan penelitian kualitatif yaitu permasalahan dan fakta
yang ditemukan akan lebih tepat menggunakan metode kualitatif. Selain
itu, metode kualitatif akan membantu ketersediaan diskripsi yang kaya
atas fenomena,metode ini dapat digunakan untuk menemukan dan
memahami apa yang tersembunyi dibalik fenomena yang kadangkala
merupakan sesuatu yang sulit untuk dapat dipahami.
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini berfokus pada “Evaluasi Manajemen Risiko dalam
Pembiayaan Murabahah pada Bank BNI Syariah Cabang Makassar”.
Evaluasi manajemen risiko yang artinya adalah perusahaan/bank
mengetahui proses penerapan manajemen risiko dalam pembiayaan
murabahah pada Bank BNI Syariah Cabang Makassar sekaligus
mengatasi serta meminimalisir kerugian-kerugian yang terjadi pada
pembiayaan murabahah.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Pada penelitian ini dilaksanakan pada Bank BNI Syariah Cabang
Makassar di Jl. Veteran Utara No. 295b, Maricaya Baru. Penelitian telah
33
dilaksanakan selama 2 (dua) bulan, yaitu dimulai pada bulan Agustus
sampai September 2020.
D. Sumber Data.
Jenis sumber data yang digunakan peneliti terdiri dari dua bagian, yaitu:
1. Data primer yaitu merupakan data yang dibuat oleh peneliti untuk
maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang
ditanganinya. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari
sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan. Peneliti akan
berkomunikasi langsung dengan pihak bank, yang bertanggung jawab
dalam manajemen Bank BNI Syariah Cabang Makassar.
2. Data sekunder yaitu merupakandata yang sudah dikumpulkan
dengan maksud menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data
ini dapat ditemukan dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi
sumber data sekunder adalah literature, artikel, jurnal, serta situs di
internet yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam
data sekunder ini akanmenjadi bahan pelengkap oleh peneliti untuk
membuktikan penelitiannya menjadi lebi valid dan relevan.
E. Teknik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data ini menggunakan beberapa cara yang
dianggap relevan dengan penelitian, antara lain:
34
1. Observasi
Observasi dilakukan dengan cara melakukan pengamatan
langsung ke lapangan dengan mendatangi narasumber yakni Bank BNI
Syariah Cabang Makassar, agar peneliti dapat mengetahui langsung
keadaan yang terjadi di lokasi penelitian hal itu berhubungan dengan
Evaluasi Manajemen Risiko dalam Pembiayaan Murabahah pada Bank
BNI Syariah Cabang Makassar.
2. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara dengan tokoh lembaga/
fungsionaris atau offiecer Bank BNI Syariah yang dianggap berkompoten
dan berkaitan dengan masalah yang akan dibahas agar mendapatkan
informasi mengenai Evaluasi Manajemen Risiko dalam
PembiayaanMurabahah pada Bank BNI Syariah Cabang Makassar.
3. Dokumentasi
Pada teknik ini akan terkumpul data yang diperoleh dari
narasumber tetapi terdapat pada berbagai sumber tertulis yang
berhubungan dengan struktur organisasi Bank BNI Syariah Cabang
Makassar, evaluasi dan manajemen risiko pembiayaan murabahah,
dokumentasi seperti foto pada saat wawancara, rekaman wawancara,
dan lain sebagainya yang berasal dari Bank BNI Syariah Cabang
Makassar.
35
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, pengumpulan data pada penelitian kualitatif
menggunakan teknik wawancara dan dalam pelaksanaannya
menggunakan Instrumen penelitian berupa panduan pedoman
wawancara, bantuan alat rekam, dan kamera untuk dokumentasi berupa
handphone yang mengharuskan peneliti terlibat dan berkomunikasi
langsung dengan subjek penelitian.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif
mencakup transkip hasil wawancara, reduksi data, analisis, interpretasi
data, serta penyajian data.Dari hasil analisis data yang kemudian dapat
ditarik kesimpulan.
Berikut adalah teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti,
antara lain:
1. Reduksi Data
Pada tahap berikut dilakukan pemilihan antara relevan tidaknya
antara data dan tujuan penelitian. Informasi dari lapangan sebagai bahan
mentah diringkas, disusun lebih sistematis, serta ditonjolkan pokok-pokok
yang penting sehingga akanlebih mudah dikendalikan.
36
2. Penyajian Data
Untuk dapat melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-
bagian tertentu dari gambaran keseluruhan.Pada tahap ini peneliti
berupaya untuk mengklarifikasi dan mengkaji data sesuai dengan pokok
permasalahan yang diawali dengan pengkodean pada setiap subpokok
permasalahan.
3. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan akhir baru ditarik setelah tidak ditemukan informasi
lagi mengenai kasus atau masalah yang diteliti. Kemudian kesimpulan
yang telah ditarik akan diverifikasi baik dengan kerangka berfikir peneliti
maupun dengan catatan lapangan hingga tercapai konsesus pada tingkat
optimal pada peneliti dengan sumber-sumber informasi maupun dengan
kolega peneliti sehingga diperoleh validitas dan akuratisasinya.
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum objek Penelitian
1. Sejarah Bank BNI Syariah Cabang Makassar
Pada krisis moneter yang melanda Indonesia tahun 1997, yang
mengakibatkan lumpuhnya kegiatan perekonomian.Disamping itu, BNI
Syariah dapat membuktikan ketangguhan sistem perbankan
syariah.Prinsip syariah dengan tiga pilar utamanya dalam sistem ekonomi
syariah yaitu, adil, transparan, dan maslahat mampu membuktikan
kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan dengan yang lebih
adil. Dengan mengacu pada Undang-undang No.10 tahun 1998, Unit
Usaha Syariah (UUS) PT Bank BNI (Persero)Tbk. Beroperasi pada
tanggal 29 april 2000, berawal dari lima kantor cabang di Yogyakarta,
Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin, selanjutnya UUS BNI
berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang
Pembantu.
Disamping itu, nasabah juga dapat menikmati layanan syariah
di Kantor Cabang BNI Konvensional (office channeling) dengan kurang
lebih 1746 outlet yang tersebar di seluruh wilayah yang ada di Indonesia.
Di dalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap
memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah.Dengan Dewan
Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai oleh Dr. Hasanuddin,
M.Ag. semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS
sehingga telah memenuhi aturan syariah.
38
BNI Syariah merupakan hasil proses spin off dari Unit Usaha
Syariah (UUS) PT Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk., Corporate Plan
UUS BNI tahun 2000 menetapkan bahwa status UUS hanya bersifat
temporer dan oleh karena itu dilakukan spin off pada tahun 2009 dan
selesai juni 2010 dengan didirikannya PT Bank BNI Syariah sebagai Bank
Umum Syariah (BUS) berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank
Indonesia No.12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 mei 2010.
Tujuan pelaksanaan spin off adalah langkah strategis BNI
dalam merespon perkembangan faktor eksternal, yaitu situasi ekonomi,
kebutuhan pasar, regulasi, maupun faktor internal, yaitu corporate plan,
kesiapan organisasi, serta customer base. Dalam mendirikan BNI Syariah
tentu tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang
kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No.21 tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah. Disamping itu, komitmen Pemerintah terhadap
pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap
keunggulan produk perbankan syariah juga semakin meningkat.
Dalam mengusung visi “Menjadi bank syariah pilihan
masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja. BNI Syariah semakin
tumbuh dan berkembang menjadi penyedia layanan jasa perbankan
syariah yang diperhitungkan di Tanah Air.Pertumbuhan usaha Perseroan
selalu berada diatas rata-rata pertumbuhan industry perbankan
syariah.Agar dapat memberikan pelayanan yang unggu untuk nasabah,
BNI Syariah terus mengalami pertumbuhan yang signifikan yang sangat
39
baik.Setiap tahun, pertumbuhan usaha BNI Syariah berada diatas rata-
rata pertumbuhan industry perbankan syariah di Indonesia.Perseroan
juga didukung oleh sistem teknologi informasi terdepan yang telah
tersertifikasi ISO 9001:2008, sehingga memungkinkan BNI Syariah untuk
menyajikan layanan perbankan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah.
Pada Desember tahun 2019, jaringan usaha BNI Syariah tersebar
mencapai 3 kantor wilayah, 68 Kantor Cabang, 218 Kantor Cabang
Pembantu, 13 Kantor Kas, 23 Mobil Layanan Gerak, dan 58 Payment
Point. Selain itu, BNI Syariah senantiasa meningkatkan pelayanan
disetiap jaringannya.Sebagai salah satu bentuk peningkatan layanan
yang berkelanjutan, Operasional BNI Syariah juga didukung oleh
sumberdaya manusia yang berkompeten dalam mendukung pencapaian
kinerja yang baik disegalaspek. BNI Syariah telah memiliki 4.737 pegawai
dimana proses pengembangan kompetensi terus dilakukan agar setiap
pegawai yang ada menjadi yang terbaik dibidangnya.
2. Visi & Misi Bank BNI Syariah Cabang Makassar
a. VISI
Menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam
layanan dan kinerja.
b. MISI
a) Memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat dan peduli
pada kelestarian lingkungan.
40
b) Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa
perbankan syariah.
c) Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.
d) Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggan untuk
berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan
ibadah.
e) Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.
3. Budaya Kerja BNI Syariah Cabang Makassar
c. Amanah
a) Jujur & menepati janji
b) Bertanggung jawab
c) Bersemangat dalam menghasilkan karya terbaik
d) Berkerja ikhlas serta mengutamakan niat ibadah
e) Melayani melebihi harapan
d. Jama’ah
b. Peduli dan berani memberi maupun menerima umpan balik
yang konstruktif
c. Membangun sinergi secara professional
d. Membagi pengetahuan yang bermanfaat
e. Memahami keterkaitan proses kerja
f. Memperkuat kepemimpinan yang efektif
41
e. Hasanah
Hasanah ialah budaya kerja perusahaan (Corporate Value)
BNI Syariah yang menjadi karakter utama bagi karyawan serta
perusahaan sehingga BNI Syariah dapat mudah dikenal. Dalam tata
nilai disusun dengan semangat memberikan kebaikan dengan cara
membangun nlai-nilai, baik dalam setiap Produk, Jasa,maupun
perilaku keseharian Insan Hasanah, sosok Insan Hasanah dicapai
secara kolektif dengan melaksanakan pilar-pilar Amanah & Jama’ah.
Hasanah merupakan corporate campaign BNI Syariah yang
memiliki makna “segala kebaikan” bagi diri sendiri, masyarakat,
maupun bangsa dan negara baik itu didunia maupun diakhirat (QS.Al-
Baqarah : 201). Hasanah ialah sebuah nilai yang disarikan dari Al-
Qur’an dan menjadi identitas BNI Syariah dalam menebarkan
kebaikan melalui Insan Hasanah dan produk/layanannya.Cita-cita
mulia yang ingin disampaikan melalui nilai Hasanah ialah kehadiran
BNI Syariah dapat membawa kebaikan bagi seluruh pihak serta
menjadi Rahmatan Lil’ Alamin. Hasanah didasari oleh Maqoshid
Syariah yang berarti tujuan dari ditetapkannya syariah (hukum
agama) yaitu untuk melindungi keyakinan, keberlangsungan hidup,
serta hak asasi manusia, terdiri dalam lima hal yaitu menjaga agama,
menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga keturunan, serta menjaga
harta.
42
4. Struktur Organisasi Bank BNI Syariah Cabang Makassar
Gambar 4.1
Branch Manager (BM)
BURHAN
Mikro Sales Head
Lukman
Back Office
Head
A.Febriana W.
Financing
Administration Head
Putri Nilam Ida lestari
Customer
Service Head
Nur Rahmah
Consumer
Processing
Dian Agussardi
Sales Head
Much. Rifkal A.
Operational Manager
Yulianty
Micro Account
Officer
1. Asriadi
2. Sudarman T
Customer
Service
M. Anggi
Teller
Syaiful I.
Adm.
Assistant
Hafsyarinasi
Processing
Collection
Assistant
1. M. Adi K.
2. A.Sudarm
an
Operational
Assistant
Abd. Malik
Financing
Administartion
Assistant
A. Fitriani T.
Funding
Sales
1. A. Reza F.
2. A. Dara
Consumer
Sales
Syahrul
Fattah
Micro Sales
Assistant
Naufal M. Rifat
43
5. Produk Bank BNI Syariah
1. Produk Simpanan
a) Tabungan iB Hasanah
Tabungan dengan akad mudharabah atau wadi’ah dengan
berbagai fasilitas serta kemudahan bagi nasabah perorangan
maupun non perorangan dalam mata uang
rupiah.Keunggulannya, bebas biaya administrasi bulanan (untuk
akad wadiah).Bagi nasabah, perorangan dilengkapi dengan
Hasanah Debit Silver yang digunakan sebagai transaksi di mesin
ATM dan belanja di EDC.
b) Tabungan iB Prima Hasanah
Tabungan dengan akad mudharabah atau wadi’ah
dilengkapi dengan berbagai fasilitas serta kemudahan bagi
Nasabah segmen high networth individuals secara perorangan
dalam mata uang rupiah maupun bagi hasil yang lebih kompetitif.
Tabungan ini disertai Kartu ATM/Debit Zamrud Card yang
memiliki fasilitas free executive lounge dan layanan antrian
prioritas dan perlindungan asuransi jiwa.
c) Tabungan BNI Tabunganku iB Hasanah
Tabungan nasional dengan akad wadi’ah dan setoran awal
hanya Rp. 20.000,-. Oleh karena itu, menabung sudah menjadi
suatu habit/kebiasaan dikalangan masyarakat.Tabungan ini
44
dilengkapi dengan Kartu ATM/Debit dan e-channel (Mobile
Banking, Internet Banking, SMS Banking).
d) Tabungan iB Tapenas Hasanah
Tabungan berjangka dengan akad mudharabah sebagai
perencanaan masa yang akan datang yang dikelola sesuai prinsip
syariah dengan sistem setoran bulanan.
e) Tabungan iB Tunas Hasanah
Tabungan dengan akad mudharabah ata wadi’ah yang
diperuntukkan untuk anak-anak dan pelajar yang berusia dibawah
17 tahun. Bebas biaya administrasi bulanan rekening, dilengkapi
dengan Tunas Card atas nama anak yang berfungsi sebagai kartu
ATM dan kartu debit yang dapat digunakan diseluruh EDC di
Indonesia.
f) Tabungan iB Bisnis Hasanah
Tabungan akad mudharabah atau wadi’ah dilengkapi
dengan detil mutasi debit dan kredit pada buku tabungan dan bagi
hasil yang lebih kompetitif bagi nasabah perindividu maupun
nonperindividu.
g) Tabungan iB Baitullah Hasanah
Tabungan dengan akad mudharabah atau wadi’ah sebagai
sarana yang digunakan untuk mendapatkan kepastian porsi
berangkat menunaikan ibadah haji (Reguler/Khusus) dan
merencanakan ibadah umrah sesuai keinginan penabung dengan
45
sistem setoran bebas atau bulanan dalam mata uang Rupiah dan
USD.
h) Deposito iB Hasanah
Investasi berjangka dengan akad mudharabah yang
diperuntukkan untuk nasabah perorangan dan perusahaan dalam
mata uang Rupiah, USD dan SAR.Tersdia jangka waktu 1 bulan,
3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan.
2. Produk Pembiayaan Konsumtif
a. Pembiayaan BNI Griya iB Hasanah
Pembiayaan dengan prinsip murabahah/jual beli yang
diberikan kepada individu untuk membeli, membangun,
merenovasi rumah (termasuk ruko, rukan, rusun, apartemen, dll)
dan membeli tanah kafling, rumah inden, dengan sistem angsuran
tetap hingga akhir masa pembiayaan sehingga memudahkan
nasabah mengelola keuangannya.
b. Pembiayaan BNI Emas iB Hasanah
Fasilitas pembiayaan untuk kepemilikan emas logam mulia
secara angsuran tetap setiap bulannya dengan menggunakan
akad murabahah.
c. Pembiayaan Rahn Emas iB Hasanah
Pembiayaan bagi nasabah yang membutuhkan dana cepat
dengan sistem penjaminan berupa emas baik batangan maupun
46
perhiasan didukung administrasi dan proses persetujuan yang
cepat dan mudah.
d. Pembiayaan BNI Multiguna iB Hasanah
Fasilitas pembiayaan konsumtif yang diberikan kepada
masyarakat untuk membeli kebutuhan konsumtif dengan agunan
berupa fix asset berdasarkan dengan prinsip syariah.
e. Pembiayaan BNI Oto iB Hasanah
Fasilitas pembiayaan dengan prinsip murabahah yang
diberikan kepada individu untuk pembelian kendaraan bermotor.
f. Pembiayaan BNI Fleksi iB Hasanah
Pembiayaan konsumtif bagi pegawai atau karyawan suatu
perusahaan/instansi yang sudah bekerja sama dengan BNI
Syariah untuk pembelian barang dan jasa sesuai dengan prinsip
syariah.
g. Pembiayaan BNI Cash Collateral Financing iB Hasanah
Pembiayaan dengan jaminan dana nasabah yang
disimpan dalam bentuk deposito, tabungan dan giro yang
diterbitkan oleh BNI Syariah.
47
B. Hasil penelitian
1. Prosedur Pengajuan Pembiayaan Murabahah Bank BNI Syariah
Cabang Makassar.
Bapak Dian Agussardi selaku Consumer Processing Head mengatakan “prosedur pengajuan pembiayaan murabahah di kantor kita kan itu mba pake 2 cara untuk memperoleh nasabah, ada yang nasabah datang langsung ada yang diperoleh sama sales marketing kita, nah sales marketing nya itu turun langsung ke lapangan kunjungi nasabah-nasabah yang memang layak dikasih pembiayaan murabahah mba. Dan kalau nasabah yg datang langsung ke kantor itu biasanya nda safety dan rata-rata bermasalah karena pakai makelar mba, jadi kita tetap utamakan yang didapat langsung sama marketing kita dikantor mba”
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Dian Agussardi
selaku Consumer Processing Head dapat disimpulkan bahwa tahap
prosedur Bank BNI Syariah Cabang Makassar lebih mengutamakan
personal selling dibandingkan nasabah yang datang langsung ke bank
untuk mengajukan, pembiayaan, Bank BNI Syariah Cabang Makassar
lebih memprioritaskan rekomendasi dari karyawan/staff bank dan
nasabah yang diperoleh langsung oleh Sales Marketing dengan
menerapkan metode door to door yaitu Sales Marketing mengunjungi dan
menawarkan langsung ke tempat usaha maupun rumah calon nasabah.
Namun,bank tetap melayani nasabah yang datang langsung ke bank
untuk mengajukan permohonan pembiayaan hanya saja bank harus
benar-benar lebih teliti dan hati-hati dalam menyeleksi calon nasabah
yang mengajukan pembiayaan. Hal ini dikarenakan biasanya terjadi
nasabah yang datang langsung ke bank melalui atau melibatkan calo
diluar pihak bank, sehingga bank menganggap hal ini tidak aman dan
lebih beresiko.
48
Tambahan dari Bapak Dian Agussardi “karna kita lebih utamakan yang digait langsung sama sales marketing yah tahap awal pengajuannya itu mulai dari marketingnya dulu cari nasabah, terus nasabahnya isi formulirnya sama lengkapi berkasnya, kalo berkasnya sudah lengkap di proses sama admin untuk dibuatkan proposal dan dianalisa kembali berkasnya,terus lanjut acc sama pimpinan, nah kalau sudah sama-sama cocok antara bank sama nasabahnya yah kita deal dan lanjut akad sampai dananya cair, gitu mba”
Berdasarkan pernyataan tersebut, alur pembiayaan murabahah
pada Bank BNI Syariah Cabang Makassar adalah sebagai berikut :
Gambar 4.2
Sales Marketing berkunjung
ke calon nasabah
Calon nasabah mengisi
data formulir
pembiayaan
Admin Sales Marketing
memproses data
pembiayaan calon
nasabah
Survey usaha nasabah
oleh Sales Marketing
Persetujuan pembiayaan
oleh Pimpinan Cabang,
Operational Manager,
serta Komite.
Penerbitan SP3 & akad
perjanjian pembiayaan
antara bank dan nasabah
Penandatangan akad
perjanjian & pencairan
dana pembiayaan kepada
nasabah
Pembuatan proposal kepada
Consumer Processing Head
untuk diverifikasi
49
Keterangan :
1. Sales Marketing mengunjungi rumah atau tempat usaha calon
nasabah sekaligus menawarkan langsung kepada calon nasabah
yang memenuhi syarat untuk mengajukan pembiayaan murabahah.
2. Calon nasabah terlebih dahulu mengisi data formulir pembiayaan
serta melengkapi syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh bank. Data
formulir terdiri dari biodata calon nasabah, nomor telepon, fotocopy
KTP/KK, fotocopy akta nikah, fotocopy sertifikat IMB, jumlah
tanggungan, alamat & nomor telepon tempat usaha disertai dengan
keterangan kegiatan usaha perusahaan, omset perbulan, penawaran
fasilitas cash pick up dan tanda tangan calon nasabah.
3. Sales Marketing melakukan survey untuk melihat langsung kondisi
usaha calon nasabah.
4. Admin Sales Marketing memproses dan mengelola data pembiayaan
yang diajukan calon nasabah.
5. Sales Marketing mengajukan usulan atau membuat proposal yang
diserahkan kepada Consumer Processing Head untuk memverifikasi,
menganalisis data formulir dan dokumen pembiayaan calon nasabah.
6. Selanjutnya, persetujuan pembiayaan olehPimpinan Cabang,
Operational Manager, serta Komite.
7. Pihak bank menerbitkan SP3 (Surat Persetujuan Pasilitas
Pembiayaan) dan melakukan akad perjanjian pembiayaan antara
bank dan nasabah.
50
8. Nasabah menandatangani surat ikatan jaminan dan akad perjanjian.
Setelah itu, Pencairan dana pembiayaan oleh Teller bank untuk
diserahkan ke nasabah.
Bank BNI Syariah Cabang Makassar memiliki tim yang
mengawasi aktivitas nasabah yang sedang melakukan pembiayaan
murabahah. Karyawan/staff bank yang terlibat dalam aktivitas
pembiayaan dituntut untuk memperketat dalam menganalisa nasabah
yang mengajukan pembiayaan murabahah, Tim dengan integritas yang
baik merupakan kunci sukses keberhasilan bank dalam meminimalisir
risiko.
2. Penetapan Margin atau Keuntungan Murabahah Bank BNI
Syariah Cabang Makassar
Pada dasarnya, referensi margin murabahah bank syariah
berdasarkan rekomendasi dan saran dalam rapat Tim Asset Liability
Management Committee (ALCO) dengan mempertimbangkan beberapa
komponen, yakni : Direct Competitor’s Market Rate (DCMR), Indirect
Competitor’s Market Rate (ICMR), Expected Competitive Return For
Investors (ECRI), Acquiring Cost, dan Overhead cost.
Secara teknis, penetapan margin merupakan persentase yang
ditetapkan pertahun perhitungan pendapatan margin secara harian, maka
jumlah hari dalam setahun ditetapkan sebanyak 360 hari, jika
penghitungan pendapatan margin keuntungan secara bulanan, maka
setahun ditetapkan 12 bulan.
51
Bapak Dian Agussardi menjelaskan “kalo aturan margin
murabahah itu kita sebenarnya ngikut sama BNI Syariah pusat dan acuan
dari Tim ALCO dek, tapi besaran marginnya itu tetap kantor yg tentukan
dengan menggunakan metode flat dan itu sudah tetap kan setiap tahun
sudah di proyeksi dek keuntungannya. makanya dalam prosedurnya itu
kita jelasin ke nasabah, misalnya bank beli barang harganya senilai 100
juta dan bank jual kembali 120 juta berarti keuntungan bank kan 20 juta,
nah kita kasih tau nasabahnya kalo keuntungan bank segitu yah kalo
nasabahnya setuju kita lanjut akad, jadi sudah tetap nda tawar menawar
dulu sama nasabah, intinya bekerja sama saling untunglah, dan nda ada
yang merasa dipaksa dan dirugikan dek ”
Dalam wawancara dengan Bapak Dian Agussardi, penulis
menyimpulkan bahwa penentuan margin murabahah merujuk pada
kebijakan yang ditentukan oleh Bank BNI Syariah Pusat namun
presentase atau besarnya margin murabahah tetap Bank BNI Syariah
Cabang Makassar yang menentukan dan dilakukan secara sepihak tanpa
melakukan negoisasi terlebih dahulu dengan pihak nasabah. Siapapun
debitur dan bagaimanapun kondisinya, dalam sistem operasionalnya
setiap tahun bank tentu sudah menetapkan besarnya keuntungan yang
dianggarkan dan berpengaruh pada penentuan margin atau keuntungan
bank. Dalam akad pembiayaan murabahah, keuntungan yang diinginkan
oleh bank dan setelah itu disepakati oleh para pihak dan nilainya tidak
berubah selama masa kontrak perjanjian yang disepakati. Selain itu,
penetapan margin murabahah oleh bank syariah mengantisipasi akan
terjadi inflasi dan kenaikan suku bunga atau penurunan nilai mata uang
52
pada masa yang akan datang. Jika hal ini terjadi maka bank syariah
tentunya akan mengalami kerugian.
Dalam penghitungan margin keuntungan murabahah secara
angsuran oleh Bank BNI Syariah Cabang Makassar menggunakan
metodekeuntungan flat. Metode keuntungan flat ialah pendapatan margin
terhadap nilai harga pokok pembiayaan secara tetap dari satu periode ke
periode lainnya, walaupun baki debitnya menurun sebagai akibat dari
adanya angsuran harga pokok.
Metode flat Tabel 4.1
Bapak Malik selaku Operational Assistant mengatakan
“pembagian keuntungannya atau marginnya itu tergantung berapa besar
pinjaman yang diambil sama nasabahnya, jadi kita jelaskan kalo ambil
sekian marginnya segini, kalo masalah jangka waktunya yah beda lagi
semakin lama semakin tinggi mba”
Dari penjelasan dengan Bapak Malik bahwa persentase
margin tergantung jangka waktu dan besarnya pinjaman atau plafon
pembiayaan yang diajukan oleh pihak nasabah.
Persentase marginTabel 4.2
Pinjaman Persentase margin
10.000.000 - 50.000.000 1,49% flat/bulan
51.000.000 - 100.000.000 1,29% flat/bulan
101.000.000 - 200.000.000 1,09% flat/bulan
AM = (Plafon) x (% margin : 12)
53
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa jika
nasabah mengajukan pembiayaan diatas Rp. 10.000.000 maka margin
ditawarkan sebesar 1,49%, dan jika pembiayaan diatas Rp. 50.000.000
maka marginnya 1,29%, namun apabila lebih dari Rp. 100.000.000 maka
marginnya sebesar 1,09%.
3. Risiko Pembiayaan Murabahah pada Bank BNI Syariah Cabang
Makassar
Menurut Bapak Malik mengatakan bahwa “risiko bank syariah itu banyak mba, tapi yang paling sering muncul dan berkaitan sama murabahah itu yah risiko kredit sama risiko operasional dan ada faktor internal sama eksternal yang jadi sebabnya, misalnya nasabah itu telat bahkan nda mau bayar akibatnya kredit jadi macet mba. biasanya juga computer tiba-tiba error atau jaringan tidak bagus atau karyawan bank yang masih belum berpengalaman, nah ini kan termasuk faktor internal mba, tapi kita di kantor ada yang namanya pelatihan rutin untuk para karyawan bank supaya mereka cekatan menjalankan sistem operasional bank mba, dan faktor eksternalnya itu kan di kantor itu mba menerapkan murabahah bil wakalah yaitu nasabahnya yang mewakilkan bank untuk membeli barang itu, nah disini biasanya nasabah melakukan fraud mba. biasa juga terjadi sudah akad sama nasabah eh tiba-tiba rupiah turun nah disini kan tentu bank akan rugi, dan ini juga kan nda ditau akan ada corona mba otomatis usahanya nasabah juga turun akibatnya mereka telat bayar dulu”
Dalam pernyataan tersebut, risiko yang berkaitan dengan
pembiayaan murabahah dan yang paling sering terjadi pada Bank BNI
Syariah Cabang Makassar, antara lain sebagai berikut :
1) Risiko Kredit
Risiko kredit dipengaruhi oleh kegagalan nasabah atau pihak lain
dalam membayar angsuran pembiayaan murabahah, dalam hal ini
nasabah sudah lalai dalam memenuhi kewajibannya kepada bank,
54
faktor ini terjadi biasanya karena kondisi usaha nasabah yang kian
menurun dan diluar kendali nasabah.
2) Risiko Operasional
Secara umum, risiko operasional merupakan risiko yang timbul akibat
dari kelalaian manusia atau kegagalan sistem baik dari faktor internal
maupun faktor eksternal.Adapun, sumber penyebab dari risiko
operasional yaitu teknologi, infrastruktur, maupun sumber daya
manusia.Setiap kejadian terkait risiko operasional dapat memiliki satu
atau beberapa sebab. Misalnya, risiko pada komputer karena
terserang oleh virus, kecelakaan kerja, kesalahan dalam pencatatan
pembukuan secara manual, kesalahan pembelian barang dan tidak
ada kesepakatan bahwa barang yang dibeli dapat ditukar kembali.
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab risiko
tersebut, antara lain sebagai berikut.
a. Faktor Internal
Faktor internal ini terjadi pada pihak Bank sekaligus nasabah yang
mengajukan pembiayaan BNI Syariah Cabang Makassar. Pada pihak
BNI Syariah Cabang Makassar yakni tenaga kerja yang relatif masih
baru sehingga staf tersebut melakukan kecerobohan atau masih
kurang berpengalaman dalam menyaring pembiayaan bermasalah
misalnya staf sales marketing salah menilai dalam kemampuan
pembayaran nasabah dan lemahnya tenaga ahli hukum dalam
pelaksanaan penyelamatan dan penyelesaian pembiayaan. Pada
55
pihak nasabah, ada beberapa yang melakukan kecurangan (fraud)
dengan memanipulasi laporan keuangan sewaktu mengajukan
pembiayaan, nasabah melakukan unsur kesengajaan dan tidak
sengaja dalam melakukan pembayaran kepada pihak bank akibatnya
pembiayaannya macet.Selain itu, dana yang digunakan nasabah tidak
sesuai dengan perencanaan, dalam akad murabahah bil wakalah
yang artinya nasabah mewakili pihak bank dalam membeli barang
sehingga memungkinkan nasabah untuk melakukan pengurangan
mark up dari harga pokok barang tanpa melaporkan pada pihak bank.
b. Faktor eksternal
Terdapat beberapa faktor eksternal dalam pembiayaan murabahah
pada Bank BNI Syariah Cabang Makassar, yaitu kebijakan
pemerintah atau sector ekonomi yang merugikan pihak bank,
bencana alam, kebakaran yang dialami oleh nasabah.Selain itu,
dampak covid19 yang tidak dapat diprediksi dan merugikan pihak
Bank BNI Syariah Cabang Makassar. Pasca kemunculan covid19
proyeksi revenue dalam industri perbankan diprediksi turun tidak
terkecuali pembiayaan murabahah, dampak dari covid19
mengakibatkan nasabah yang sebelumnya lancar dalam angsuran
pembayaran menjadi tersendat atau tidak dapat menyelesaikan
angsurannya. Hal ini dikarenakan berkurangnya omset atau
pendapatan pada usaha yang dimiliki nasabah.
56
4. Proses Pengelolaan dan Penerapan Manajemen Risiko
Pembiayaan Murabahah pada Bank BNI Syariah Cabang
Makassar
Proses manajemen risiko meliputi identifikasi, analisa, dan
evaluasi risiko, kemudian perlakuan risiko dan diakhiri dengan
pemantauan dan pengkajian risiko. Bank BNI Syariah menerapkan
kerangka kerja manajemen risiko yang tertuang dalam kebijakan,
prosedur, limit-limit transaksi dan kewenangan dan ketentuan lain serta
berbagai perangkat manajemen risiko. Kerangka kerja manajemen risiko
dapat menjadi dasar dan penataan yang mencakup seluruh kegiatan
manajemen risiko disegala tingkatan organisasi. Karena kerangka kerja
manajemen risiko ini membantu bank dalam mengelola risiko secara
efektif serta dapat memastikan bahwa informasi yang lengkap dan
memadai yang diperoleh dari proses manajemen risiko akan dilaporkan
serta digunakan sebagai landasan dalam pengambilan keputusan.
Pembiayaan murabahah cenderung memiliki risiko yang kecil
dibandingkan pembiayaan dengan konsep profit loss sharing namun
harus tetap memiliki standar pengelolaan dan penerapan manajemen
risiko yang diterapkan oleh bank syariah, karena bank bertanggung jawab
sebagai institusi yang menyimpan dan mengelola dana pihak ketiga yang
diperoleh dari nasabah. Sistem manajemen risiko yang baik dan efektif
harus dapat diterapkan keseluruhan proses pembiayaan murabahah.
Pengelolaan dan penerapan manajemen risiko sangatlah penting karena
57
dapat memaksimalkan nilai tambah bagi para pemegang saham,
pengelolaan modal secara komprehensif, memastikan profitabilitas dan
pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan serta dapat mengantisipasi
kerugian yang ditimbulkan dari aktivitas operasional perbankan.
Bank BNI Syariah Cabang Makassar melaksanakan
operasional dan aktivitasnya beserta penerapan manajemen risiko
berdasarkan prosedur dan rekomendasi dari Bank BNI Syariah Pusat.
Salah satu pengelolaan risiko yang dilakukan BNI Syariah Cabang
Makassar yaitu dengan menerapkan Three Line Of Defense, adalah:
a. First Line Defense
Unit yang berhadapan langsung dan mampu memitigasi risiko
dalam aktivitas keseharian bank.Fungsi mereka dapat mencakup
identifikasi, mengukur, memonitor, mengendalikan, serta
melaporkan risiko serta mengambil langkah yang dianggap perlu
dalam memitigasi risiko.
b. Second Line Defense
Unit yang bertugas menetapkan standar dan kebijakan dalam
mengelola risiko. Fungsi ini meliputi Divisi risiko bisnis dan Divisi
penyelamatan& penyelesaian pembiayaan.
c. Third Line Defense
Unit independen yang memastikan Kerangka Kerja Manajemen
Risiko dijalankan serta pengelolaan risiko dilakukan secara efektif
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
58
Bapak Hasbullah selaku Junior Financing Risk menyatakan bahwa “manajemen risiko di kantor kita itu tentu sudah diterapkan mba dan mengenai penerapannya itu tetap acuan dari BNI Syariah Pusat salah satunya menerapkan three line of defense, tapi kita tetap punya kebijakan sendiri dan proses manajemen risiko kita menerapkan identifikasi risiko, pengukuran risiko, pemantauan risiko, dan pengendalian risiko, dan tentunya setiap bank syariah itu pasti ada perbedaan kebijakan atau aturan tersendirinya mba”
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Hasbullah, Bank BNI
Syariah Cabang Makassar sudah menjalankan penerapan manajemen risiko,
namun dalam memastikan pelaksanaan kebijakan manajemen risiko. Bank
perlu mengetahui dan memetakan risiko yang melekat pada aktivitas bank
agar risiko tersebut dapat dikelola dan tidak mengganggu aktivitas
perbankan. Bank BNI Syariah Cabang Makassar menerapkan proses
manajemen risiko, yaitu:
Proses manajemen risiko Gambar 4.3
PENGUKURAN
RISIKO
PENGENDALIAN
RISIKO
PEMANTAUAN
RISIKO
IDENTIFIKASI
RISIKO
59
1) Identifikasi Risiko
Bapak Hasbullah kembali mengungkapkan pernyataannya
“Kuncinya ada di sales marketing mba, jadi manajemen di kantor itu kasih
pemahaman ke sales marketing kalau mereka harus benar-benar teliti
menilai sifat si nasabah dengan menerapkan prinsip 5C supaya angsuran
pembayaran nasabah itu lancar”
Bank BNI Syariah Cabang Makassar menganalisa risiko setiap
produk dan aktivitas baru yang akan diterbitkan, begitupun nasabah yang
akan mendapatkan fasilitas pembiayaan perlu dilakukan identifikasi risiko.
Dalam mengidentifikasi risiko, bank perlu mengidentifikasi karakter dari
nasabah yang mengajukan pembiayaan karena karakter nasabah sangat
berpengaruh terhadap kelancaran pembiayaan. Untuk mengidentifikasi
nasabah Bank BNI Syariah Cabang Makassar melaksanakan prinsip 5C,
yaitu sebagai berikut :
a) Character
Bank dapat menganalisa sifat nasabah dengan mengamati
kepribadian nasabah yaitu sewaktu bank melakukan wawancara dengan
nasabah yang mengajukan pembiayaan. Dengan melakukan wawancara
bank dapat menilai latar belakang, pola hidup dan kebiasaan nasabah.
Selain itu, pihak bank tidak hanya menilai nasabah dari satu sisi saja
melainkan pihak bank mencari tahu informasi mengenai nasabah melalui
tetangga/warga lingkungan sekitar nasabah tersebut, melakukan teknik
Bank Checking yaitu riwayat pembiayaan nasabah jika nasabah
terkonfirmasi mempunyai catatan buruk dari bank, maka nasabah tidak
dapat mengajukan permohonan pembiayaan.
60
b) Capacity
Prinsip ini bertujuan untuk dapat melihat kemampuan nasabah
dalam menjalankan usaha/bisnis yang dimilikinya.Pihak bank dapat menilai
apakah nasabah mampu membayar angsuran pembiayaannya terhadap
bank atau tidak. Usaha yang dilakukan pihak bank yaitu dengan melakukan
pengawasan dengan carasales marketing wajib mengunjungi nasabah
minimal sebulan sekali untuk mengawasi dan memantau aktivitas usaha
nasabah secara berkala.
c) Capital
Prinsip capital yakni menganalisis keuangan atau aset kekayaan
usaha yang dimilki nasabah dengan cara melihat laporan keuangan usaha
yang dikelola nasabah. Pihak bank harus hati-hati dan tidak boleh sampai
keliru karena plafon atau besarnya modal pinjaman pembiayaan yang
diajukan oleh nasabah harus sesuai dengan omset pendapatan usaha yang
dimiliki nasabah.Sehingga, bank dapat memutuskan apakah nasabah layak
atau tidak untuk mengajukan pembiayaan murabahah.
d) Collateral
Dalam prinsip ini, Bank BNI Syariah Cabang Makassar
menganalisa dan mengukur barang agunan nasabah sebagai barang
jaminan kepada pihak bank, barang agunan tersebut dapat menjadi
pelindung untuk bank jika suatu saat nasabah tidak mampu membayar
angsuran pembiayaannya.Jika hal tersebut terjadi, maka pihak bank berhak
61
menyita atau melelang barang jaminan tersebut.Oleh sebab itu, barang
jaminan nasabah idealnya melebihi jumlah dari pembiayaan yang diberikan.
e) Condition
Prinsip ini berpengaruh pada faktor diluar dari pihak bank ataupun
nasabah.Karena usaha yang dimiliki oleh nasabah tergantung dengan
kondisi perekonomian mikro/makro.Jika kondisi perekonomian nasabah
tidak baik, pihak bank dapat mempertimbangkan kembali dalam
permohonan pembiayaan yang diajukan oleh nasabah.
Dalam mengidentifikasi risiko, tidak hanya dilakukan sebatas
menganalisa risiko yang terkait dengan produk pembiayaan, tetapi
identifikasi dapat dilakukan dengan mencari penyebab risiko yang
berpeluang bisa terjadi. Manajemen Bank BNI Syariah Cabang Makassar
memberikan pemahaman ke sales marketing bahwa mereka harus mencari
nasabah-nasabah yang berkualitas, tidak hanya sekedar mengambil berkas
dari nasabah tanpa menganalisanya terlebih dahulu, hal ini dilakukan agar
risiko yang terjadi hanya terjadi relatif kecil.
2) Pengukuran Risiko
Pengukuran risiko bertujuan untuk mengetahui besarnya eksposur
risiko yang akan timbul. Segera setelah sumber risiko telah diidentifikasi,
maka sangat berguna jika dapat mengukur besarnya risiko.Sistem
pengukuran risiko dapat dilakukan Bank BNI Syariah Cabang Makassar
dengan mengukur:
62
a) Pengaruh aktivitas maupun produk terhadap perubahan dan faktor yang
mengakibatkan timbulnya risiko baik dalam keadaan maupun tidak
normal.
b) Perubahan yang terjadi dan frekuensi terjadinya risiko dan dampak serta
korelasinya dengan aktivitas di masa lalu.
c) Faktor penyebab terjadinya risiko individual;
d) Eksposur risiko secara keseluruhan maupun per risiko, dengan
mempertimbangkan keterkaitan antar risiko.
Bapak Hasbullah mengungkapkan “ada 2 cara pengukuran risiko
yang dilakukan BNI Syariah Cabang Makassar mba, yang pertama itu stress
testing yang gunanya dapat mengukur kondisi pasar. contohnya ini corona
kan pasti kondisi lagi tidak normal otomatis ekonomi anjlok mba, nah dari
stress testing kan bank bisa mengukur kerugiannya jadi selanjutnya kita bisa
menentukan langkah selanjutnya bagaimana. Cara yang kedua yaitu dengan
scoring nasabah/CRR atau biasa disebut rating risiko nasabah mba jadi kita
bisa lihat nasabah yang gagal bayar”
Menurut Bapak Hasbullah, pengukuran risiko dilakukan secara
berkala sedikitnya 2 kali dalam setahun melalui stress testing. Stress testing
bertujuan untuk melengkapi sistem pengukuran risiko dengan cara
mengestimasi potensi kerugian bank dan dapat mengukur potensi risiko
kredit yang akan terjadi pada kondisi krisis ekonomi serta pengembangan
FRP (Financing Risk Premium), agar dapat mengetahui sensitivitas kinerja
bank terhadap perubahan faktor risiko dan mengidentifikasi pengaruh yang
berdampak signifikan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pandemic
covid19 akan memberikan dampak bagi sektor perbankan syariah di
63
Indonesia. oleh karena itu, Bank BNI Syariah Cabang Makassar melakukan
stress testing dan menyiapkan langkah-langkah dalam memitigasi risiko
dampak dari munculnya covid19, pihak bank melakukan kajian terkait risiko
yang timbul secara berkala dan mereview hasil stress testing tersebut serta
mengambil langkah-langkah yang tepat apabila perkiraan kondisi yang akan
terjadi melebihi tingkat toleransi yang dapat diterima.
Bank BNI Syariah Cabang Makassar dalam mengukur risiko
adalah terus berupaya mengembangkan tools pengukuran risiko yaitu
melalui Credit rating tools atau penentuan scoring nasabah yaitu melakukan
penilaian terhadap nasabah yang akan mengajukan pembiayaan.
Penerapan scoring nasabah membantu pihak bank menjaring nasabah
apakah layak atau tidak untuk diberikan pembiayaan, Sehingga bank dapat
meramal atau memprediksi lebih dini oleh nasabah yang gagal memenuhi
kewajibannya.Secara umum, pada Pengukuran risiko, tinggi dan rendah
Customer Risk Rating/CRR(Rating Risiko Nasabah) akan diberi nilai/score,
yaitu:
CRR Tabel 4.3
Rating Score Tingkat Risiko
1 = Baik sekali 5 Very low risk
2 = Baik 4 Low risk
3 = Cukup/
Sedang
3 Moderate risk
4 = Kurang 2 High risk
5 = Buruk sekali 1 Very high risk
64
3) Pemantauan Risiko
Pemantauan risiko bertujuan untuk memastikan bahwa risiko telah
dikelola dengan baik sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.Hasil
pemantauan risiko dapat menjadi salah satu dasar dalam pengambilan
keputusan bisnis, menganalisa strategi pengelolaan risiko serta menentukan
tindakan yang diperlukan.
Bapak Hasbullah menyatakan “kalau proses pemantauannya itu
selain memantau profil risiko kita juga mengawasi nasabah yang sudah
berjalan pembiayaannya mba, minimal sekali dalam 2 bulan kita terjun
langsung ke nasabah itu, jadi ada memang laporan kunjungannya yang
dibuat sama account officernya. jadi kalau nasabah telat bayar angsurannya
yah kita kasih surat peringatan sampai nasabah mau bayar kembali lagi”
Proses pemantauan Bank BNI Syariah Cabang Makassar
mencakup informasi eksposur risiko secara bank wide yang mencakup
eksposur risiko per jenis risiko dan per jenis kegiatan, yaitu laporan penilaian
terhadap profil risiko secara berkala. Penilaian profil risiko merupakan hal
yang penting, karena penilaian profil risiko adalah salah satu faktor penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Berbasis Risiko (TKB RBBR) dan berpengaruh
terhadap besarnya penyediaan modal minimum sesuai profil risiko.
Selain itu, Bank BNI Syariah Cabang Makassar juga melakukan
pemantauan atau memonitoring yang dilakukan oleh Account Officer dengan
membuat LKN (Laporan Kunjungan Nasabah) dan sales marketing wajib
melakukan kunjungan minimal 2 bulan sekali untuk memantau
perkembangan usaha yang dijalankan nasabah, jika usaha nasabah
mengalami penurunan maka dilakukan penagihan secara intensif terhadap
65
nasabah, dengan cara menghubungi pihak nasabah pembiayaan agar
nasabah dapat mempersiapkan dananya lebih awal sebelum tanggal jatuh
tempo. Jika pihak nasabah tetap tidak mengindahkan kewajibannya maka
pihak bank akan menerbitkan Surat Peringatan (SP) kepada nasabah, hal ini
dilakukan agar menghindari terjadinya pembiayaan bermasalah.
4) Pengendalian Risiko
Bapak Hasbullah menambahkan “kalau mengenai pengendalian
risikonya yah kita menerapkan Risk Appetite secara kualitatif dengan tahap
restrukturisasi dan juga melakukan sistem pengendalian internal mba. Kalau
restrukturisasinya itu ada tahap rescheduling dan reconditioning atau
pendjawalan ulang namanya mba supaya nasabah nasabah juga merasakan
keringanan. Selain itu, sistem pengendalian internal yang dilakukan di kantor
kita itu integritas pegawainya diperketat, kan mereka yang menjalankan
operasional bank dan manajemen risikonya, jadi kalau pun kebijakan
manajemen risikonya sudah sangat efektif tapi integritas pegawainya kurang
yah sama aja nol mba, makanya di kantor kita itu merekrut karyawan dalam
setahun mba jadi ada workshop atau sosialisasi rutin budaya risiko untuk
para pegawainya”
Dari hasil wawancara tersebut berarti Pengendalian risiko
bertujuan untuk mengurangi risiko ke tingkat risiko yang masih dalam batas
kemampuan pengelolaan bank. Dalam rangka pengendalian risiko yang
berada di luar kendali bank, seperti bencana alam dan terjadinya pandemi
covid19, memastikan bahwa aktivitas operasional bank tetap berjalan. Risk
Appetite Statement (RAS) sebagai salah satu bentuk pengendalian risiko
yang merupakan strategi tahunan dan juga sebagai tingkat toleransi dari
bank terhadap suatu tingkat risiko. Tak bisa dipungkiri bahwa bank tidak
dapat dipisahkan dari risiko tetapi bank dapat mengendalikan risiko dengan
menyusun metode mitigasi risiko sehingga risiko yang terjadi dapat ditekan
66
sekecil mungkin. Dalam rincian pernyataan Risk Appetite secara kualitatif
yaitu bank wajib memberikan jasa pelayanan kepada nasabah, dan
melakukan pengembangan terhadap kualitas pelayanan nasabah dari waktu
ke waktu. Oleh karena itu Bank BNI Syariah Cabang Makassar melakukan
tahap pengendalian risiko dengan restrukturisasi pembiayaan, antara lain:
a) Rescheduling
Rescheduling yaitu pendjawalan ulang dengan kata lain
memperpanjang jangka waktu angsuran pembiayaan nasabah sehingga
nasabah merasakan keringanan dalam membayar angsuran, tetapi
sebelum memberikan penjadwalan ulang kepada nasabah pihak bank
terlebih dahulu menyelidiki apakah nasabah masih mampu menyelesaikan
angsurannya atau tidak, pendjawalan ulang hanya dapat diberikan kepada
nasabah yang masih memiliki itikad baik dalam memenuhi kewajibannya.
b) Reconditioning
Reconditioning yaitu merubah sebagian atau seluruh persyaratan
yang ada dalam pembiayaan , yaitu jadwal pembayaran, jangka waktu, dan
memberikan potongan. Namun, sebelum itu bank terlebih dahulu melihat
apakah nasabah masih mampu dan memiliki kemauan untuk melunasi
pembayarannya atau tidak. Namun, jika nasabah tetap tidak bisa kooperatif
maka langkah terakhir yang dilakukan Bank BNI Syariah Cabang Makassar
adalah dengan menyita atau melelang barang jaminan nasabah.
67
Pada proses restrukturisasi Bank BNI Syariah Cabang Makassar
dapat meringankan beban antara bank dan nasabah, dan dipertegas dengan
firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 280:
ن إ و ان و ذ ك ة ر س ةع ر ظ ن لى ف ة إ ر س ي ن م أ ق وا و د ص ر ت ي م خ ك ل
ن ت م إ ن ون ك م ل ع ت
Artinya : “Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka
berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian
atau semua hutang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui”
Proses pengendalian Bank BNI Syariah Cabang Makassar juga
melakukan sistem pengendalian internal guna meminimalkan risiko yaitu,
dengan meningkatkan integritas dan kompetensi karyawan/staff bank karena
mereka sangat berperan penting dalam pelaksanaan manajemen risiko.
Bank BNI Syariah Cabang Makassar senantiasa melaksanakan kegiatan
sosialisasi manajemen risiko, melakukan workshop dan pelatihan rutin setiap
bulan bagi para karyawan/staff khususnya di bidang Divisi Risiko, mengikut
sertakan karyawan/staff untuk kegiatan ujian sertifikasi manajemen risiko
yang diadakan setiap tahun, menyurvei budaya risiko bagi para
karyawan/staff, melakukan perekrutan karyawan/staff dalam kurun waktu
setahun, bagi karyawan/staff baru diberikan pemahaman terkait manajemen
risiko melalui pelatihan-pelatihan in house. Hal ini bertujuan untuk demi
terciptanya kesadaran akan risiko (risk awareness) bagi karyawan/staff Bank.
68
Menurut Al Haryono Jusup (2014:356) menjelaskan sistem
pengendalian internal sebagai proses yang dirancang, diimplementasikan,
dan dipelihara oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola,
manajemen, dan personel lain untuk menyediakan keyakinan memadai
tentang pencapaian tujuan entitas yang berkaitan dengan 11 keandalan
pelaporan keuangan, efisiensi dan efektivitas operasi, dan kepatuhan
terhadap peraturan perundangundangan.
Adapun tambahan dari Bapak Hasbullah mengungkapkan
“pandemi corona besar sekali dampaknya memang bagi sektor perbankan
syariah termasuk BNI Syariah Cabang Makassar mba,nah di BNI Syariah itu
mba ada namanya contingency plan atau perencanaan darurat, jadi kita
menangani risiko kredit dan risiko operasional dengan menerapkan strategi
baru, biasanya bank hanya menuntut pembayarannya nasabah, nah
sekarang kita bantu nasabah jalankan usahanya caranya promosikan
produknya di media online, dari sini juga kerjasamanya bank sama nasabah
semakin kuat jadi bank lebih mudah mengawasi nasabah mba. Kalau
pengelolaan risiko operasional itu sistem pengendalian internalnya yang lebih
diperketat mba, apalagi sekarang kan masih corona jadi bank terapkan WFH
atau kerja dari rumah tapi pakai sistem shift kerja jadi ada yang hari ini
masuk kantor besoknya dirumah, intinya kita pasti melakukan yang terbaiklah
agar risikonya kecil jadi bisa diantisipasi memang dari awal mba”
Berdasalkan hasil wawancara tersebut, Bank BNI Syariah Cabang
Makassar melakukan strategi secara efektif dan efisien dalam mengelola
risiko-risiko yang sering terjadi, antara lain sebagai berikut:
a) Risiko kredit
Risiko kredit dapat terjadi dikarenakan kegagalan nasabah dalam
memenuhi kewajibannya. Dengan munculnya wabah virus covid19
mengakibatkan usaha yang dimiliki nasabah mengalami penurunan omset
69
bahkan mengalami kebangkrutan, sehingga memaksa nasabah untuk tidak
dapat menyelesaikan angsurannya. Sebagaimana yang telah dijelaskan
sebelumnya, prosedur BNI Syariah Cabang Makassar lebih mengutamakan
personal selling atau menerapkan metode doo to door dibandingkan
nasabah yang datang langsung ke bank. Oleh karena itu, sebelum terjadi
kredit macet bank menghindari dengan tidak menjadikan pilihan calon
nasabah yang mengalami penurunan omset pada usahanya. Namun,
nasabah yang sudah berlangsung menjalani proses pembiayaan pada Bank
BNI Syariah Cabang Makassar tidak sekedar menuntut nasabah untuk
membayar angsurannya tetapi juga membantu mengiklankan produk usaha
yang dijalankan nasabah secara online.
b) Risiko operasional
Risiko operasional timbul karena tidak berfungsinya proses
internal, dan kegagalan sistem atau yang mempengaruhi aktivitas bank,
misalnya: salah mengirim dokumen, miss-selling, dan terlambat melakukan
penyesuaian pada perubahan kebijakan atau prosedur dan biasanya hal ini
dialami oleh pegawai/staff yang masih baru. Seperti pada penjelasan
sebelumnya Bank BNI Syariah Cabang Makassar meningkatkan integritas
dan kompetensi pegawai melalui kegiatan sosialisasi manajemen risiko, dan
pelatihan rutin setiap bulan bagi para pegawai, melakukan survey budaya
risiko bagi para pegawai, dan juga melakukan perekrutan pegawai dalam
kurun waktu setahun. Ditengah wabah covid19, Pegawai lebih meningkatkan
digital banking, dan memilah nasabah yang memiliki usaha yang makin
70
meroket ditengah merebaknya covid19. Selain itu, Bank BNI Syariah
Cabang Makassar mengantisipasi penyebaran virus bagi para pegawai
dengan menerapkan Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah untuk
sebagian bagi para pegawai namun tugas para pegawai yang menjalankan
Work From Home tetap tidak berubah sebagaimana aktivitas yang dilakukan
di kantor seperti biasanya.hal ini dilakukan jika pegawai dalam kondisi tidak
sehat tentu operasional bank akan terganggu sehingga memberikan dampak
dalam penerapan manajemen risiko pada Bank BNI Syariah Cabang
Makassar. Bapak Hasbullah mengungkapkan seluruh perangkat atau
pegawai yang ada di Bank BNI Syariah Cabang Makassar berkewajiban
untuk terlibat dalam pengelolaan dan penerapan manajemen risiko
pembiayaan, namun Bank BNI Syariah Cabang Makassar tetap memiliki
pegawai atau divisi khusus untuk mengelola penerapan manajemen risiko.
5. Proses Evaluasi Manajemen Risiko Pembiayaan Murabahah Pada
Bank BNI Syariah Cabang Makassar
Bapak Abd Malik, menyatakan dalam wawancaranya “evaluasi
manajemen risiko di kantor kita itu sudah berjalan mba dan memang sangat
penting, karena jika tidak ada evaluasi bank tidak akan tau kesalahannya
dan bank pasti akan rugi. Jadi setiap tahun Bank BNI Syariah Cabang
Makassar menganalisa dan melakukan revisi apa yang perlu dirubah dengan
sistem yang sebelumnya. Kita juga melakukan evaluasi pengendalian
internal mba dengan meningkatkan pemahaman ke karyawan bank tentang
kesadaran dan budaya risiko. Kalau tujuan evaluasi itu untuk merubah atau
melihat yang sudah diterapkan apakah sudah benar atau salah, kalau masih
terjadi kesalahan yah itu sudah diluar kendalinya bank makanya bank terus
kembangkan lagi mba, untuk perubahan setidaknya risiko2 yang terjadi tidak
sebesar yang sebelumnya”
71
Berdasarkan pernyataan Bapak Malik dapat disimpulkan bahwa
Evaluasi dalam penerapan manajemen risiko merupakan komponen yang
sangat penting,dengan proses evaluasi dapat menilai kesalahan lebih awal
dan membantu Bank BNI Syariah Cabang Makassar dalam mengambil
keputusan. Hasil dalam proses manajemen risiko akan menjadi bahan
pertimbangan untuk mengevaluasi apakah Bank BNI Syariah Cabang
Makassar sudah berhasil dalam meminimalisir risiko atau tidak serta
membantu bank untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama di masa lalu.
Pada proses pengelolaan risiko Bank BNI Syariah Cabang
Makassar sudah membantu nasabah dalam menyelesaikan pembiayaannya,
namun pembiayaan bermasalah tentu masih dialami oleh Bank BNI Syariah
Cabang Makassar, sehingga hal ini menjadi bahan evaluasi pihak bank,
adapun langkah-langkah yang dilakukan Bank BNI Syariah Cabang
Makassar, yaitu:
1. Meningkatkan kemampuan dan integritas pegawai dengan lebih
professional dan berkompeten sehingga dapat memaksimalkan
prinsip 5C dalam proses identifikasi risiko
2. Meningkatkan budaya risiko demi terciptanya penerapan manajemen
risiko yang efektif dan efisien
3. Meningkatkan pemeliharaan sistem informasi teknologi dalam sistem
operasional prosedur pembiayaan secara berkala
4. Mengembangkan sistem proses pembiayaan murabahah dan
penyesuaian organisasi manajemen risiko
72
5. Mengembangkan prosedur dan kebijakan dalam proses identifikasi,
pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko.
Bank BNI Syariah cabang Makassar secara berkala mengevaluasi
dan mengembangkan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan, dengan
tujuan untuk penyempurnaan penerapan manajemen risiko. Selain kebijakan
dan prosedur manajemen risiko, Bank BNI Syariah cabang Makassar juga
menetapkan kebijakan limit Risk Appetite dan Risk Tolerance yang berlaku
untuk membatasi risiko yang dapat diterima oleh bank, menetapkan batasan
risiko dan pengendalian dengan harapan tidak menimbulkan kerugian bagi
bank.
Evaluasi terhadap sistem pengendalian internal yaitu lingkungan
pengendalian yang mencakup seluruh sikap manajemen dan karyawan bank
mengenai pentingnya pengendalian internal. Secara periodic Bank BNI
Syariah cabang Makassar melakukan sosialisasi kesadaran risiko untuk
meningkatkan pemahaman dan kemampuan untuk seluruh karyawan/staff
bank dalam memitigasi kemungkinan risiko yang timbul.
Berikut tujuan adanya evaluasi dalam proses penerapan
manajemen risiko, yaitu :
a. Bank syariah dapat melihat tingkat keberhasilan dan kegagalan dalam
proses penerapan manajemen risiko
b. Tolak ukur bank syariah untuk menilai ketepatan suatu metode yang
diterapkan pada proses manajemen risiko
73
c. Kebijakan dan prosedur manajemen bank syariah akan lebih teliti dan
hati-hati
Berdasarkan proses manajemen risiko dan evaluasinya, Bank BNI
Syariah Cabang Makassar terus berupaya memaksimalkan pengembangan
ekosistem halal. Terbukti sejauh ini Bank BNI Syariah Cabang Makassar
mampu menghimpun DPK senilai Rp 156,04 milyar dan menyalurkan
pembiayaan senilai Rp 105,50 milyar. Selain itu, Bank BNI Syariah Cabang
Makassar telah memiliki lima KCP yaitu KCPS Takalar, KCPS Maros, KCPS
Tamalanrea, KCPS Pangkep, dan KCPS Bulukumba.
D. Pembahasan
1. Proses Penerapan Manajemen Risiko Pembiayaan Murabahah Pada
Bank BNI Syariah Cabang Makassar
Hasil penelitian diatas menunjukkan proses penerapan
manajemen risiko pembiayaan murabahah pada Bank BNI Syariah Cabang
Makassar berpedoman berdasarkan kebijakan dan prosedur dari Bank BNI
Syariah Pusat. Namun, Bank BNI Syariah Cabang Makassar juga tetap
memiliki kebijakan tersendiri dalam kegiatan operasionalnya untuk
mengatasi risiko yang berpotensi dapat merugikan bank. BNI Syariah
Cabang Makassar menerapkan manajemen risiko pembiayaan murabahah
meliputi proses identifikasi risiko, pengukuran risiko, pemantauan risiko, dan
pengendalian risiko. Hal ini sesuai berdasarkan Menurut Adiwarman Karim
(2013:255), Manajemen Risiko ialah serangkaian prosedur dan metodologi
74
yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan
mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha.
Hasil dari penelitian ini juga mendukung Penelitian yang dilakukan
Foya Frasasti (2017) tentang Penerapan Manajemen Risiko Pembiayaan
pada BMT BINA Masyarakat (BINAMAS) Purworejo Pada BMT BINA
Masyarakat (BINAMAS) Purworejo. Hasil tersebut menerapkan manajemen
risiko dengan proses identifikasi risiko dengan menerapkan prinsip 5C dan
3R, pengukuran risiko dengan pengelompokan pembiayaan dengan 4
kategori kolektablitas yaitu lancar, kurang lancar, diragukan, dan macet.
Pemantauan risiko dengan pemantauan lembar angsuran, lembar monitoring,
rekening koran, jaminan dan penjemputan angsuran. dan pengendalian risiko
dengan menerapkan pengendalian internal dan diservifikasi portofolio.
a. Identifikasi Risiko
Bank BNI Syariah Cabang Makassar melakukan analisa risiko
identifikasi karakter nasabah yang mengajukan pembiayaan dengan
menerapkan prinsip 5C karena karakter nasabah sangat berpengaruh
terhadap kelancaran pembiayaan. Dengan mengidentifikasi karakter
nasabah Bank BNI Syariah Cabang Makassar dapat mengenali profil
nasabah, sehingga dapat mengidentifikasi kemungkinan terjadinya transaksi
yang tidak diinginkan.
75
b. Pengukuran Risiko
Hasil penelitian pada Bank BNI Syariah Cabang Makassar
menunjukkan pengukuran risiko dengan melalui stress testing. Stress
testing bertujuan untuk melengkapi sistem pengukuran risiko dengan cara
mengestimasi potensi kerugian bank dan dapat mengukur potensi risiko
kredit yang akan terjadi pada kondisi krisis ekonomi serta pengembangan
FRP (Financing Risk Premium).
c. Pemantauan Risiko
Berdasarkan hasil penelitian Bank BNI Syariah Cabang Makassar
memantau profil risiko serta memonitoring nasabah dengan melakukan
kunjungan minimal 2 bulan sekali untuk memantau perkembangan usaha
yang dijalankan nasabah.
d. Pengendalian Risiko
Berdasarkan hasil penelitian, proses pengendalian risiko pada
Bank BNI Syariah Cabang Makassar yaitu melakukan pengendalian dengan
menerapkan Risk Appetite secara kualitatif dengan tahap restrukturisasi
pembiayaan, karena tahap restrukturisasi merupakan upaya penyelamatan
pembiayaan bank yang dilakukan antara lain: Reconditioning dan
Rescheduling.
Bank BNI Syariah Cabang Makassar juga melakukan sistem
pengendalian internal guna meminimalkan risiko yaitu, dengan
meningkatkan integritas dan kompetensi karyawan/staff bank karena
mereka sangat berperan penting dalam pelaksanaan manajemen risiko.
76
Bank BNI Syariah Cabang Makassar senantiasa melaksanakan kegiatan
sosialisasi manajemen risiko, melakukan workshop dan pelatihan rutin
setiap bulan bagi para karyawan/staff khususnya di bidang Divisi Risiko,
mengikut sertakan karyawan/staff untuk kegiatan ujian sertifikasi
manajemen risiko yang diadakan setiap tahun, menyurvei budaya risiko bagi
para karyawan/staff, melakukan perekrutan karyawan/staff dalam kurun
waktu setahun, bagi karyawan/staff baru diberikan pemahaman terkait
manajemen risiko melalui pelatihan-pelatihan in house. Hal ini bertujuan
untuk demi terciptanya kesadaran akan risiko (risk awareness) bagi
karyawan/staff Bank BNI Syariah Cabang Makassar.
2. Proses Evaluasi Manajemen Risiko Pembiayaan Murabahah pada
Bank BNI Syariah Cabang Makassar
Berdasarkan rumusan masalah pada point kedua proses evaluasi
penerapan manajemen risiko pada Bank BNI Syariah Cabang Makassar
sudah dijalankan secara efektif dan efisien, Bank BNI Syariah Cabang
Makassar tidak hanya fokus pada keuntungan dan pendapatan bank tetapi
juga membantu nasabah yang mengalami kesulitan dalam penyelesaian
pembiayaannya. Selain itu, Bank BNI Syariah Cabang Makassar juga
melakukan evaluasi pada pengendalian internal bank. Bank BNI Syariah
Cabang Makassar telah sesuai dengan rekomendasi Bank BNI Syariah Pusat
dan aturan Otoritas Jasa keuangan dengan nomor 18/POJK.03/2016. Bank
BNI Syariah Cabang Makassar akan terus melakukan evaluasi dan
77
pengembangan kebijakan manajemen risiko dan menerapkan berbagai
upaya dalam mengurangi dan memperkecil risiko.
Hasil dari proses manajemen risiko yang akan menjadi bahan
pertimbangan Bank BNI Syariah Cabang Makassar karena dengan adanya
proses evaluasi dapat menilai kesalahan lebih awal dan membantu Bank
BNI Syariah Cabang Makassar dalam mengambil keputusan. Hal ini
berdasarkan teori menurut Wirawan (2012:7) dalam bukunya mengenai
evaluasi sebagai riset untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi, dan
hasilnya dipergunakan untuk mengambil keputusan mengenai objek evaluasi
tersebut.
78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian tentang Evaluasi
Manajemen Risiko dalam Pembiayaan Murabahah pada Bank BNI Syariah
Cabang Makassar, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Risiko yang berkaitan dengan pembiayaan murabahah pada Bank
BNI Syariah Cabang Makassar, yaitu risiko kredit dan risiko
operasional dengan menerapkan manajemen risiko pembiayaan
murabahah meliputi proses identifikasi risiko, pengukuran risiko,
pemantauan risiko, dan pengendalian risiko. Identifikasi risiko
bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik nasabah dengan
menerapkan prinsip 5C, sistem pengukuran risiko dilakukan melalui
stress testing dan Credit Rating Tools atau scoring nasabah,
pemantauan risiko pada Bank BNI Syariah Cabang Makassar yaitu
dengan pemantauan penilaian profil risiko dan memonitoring nasabah
yang dilakukan oleh Account Officer, dan tahap pengendalian risiko
pada Bank BNI Syariah Cabang Makassar menggunakan
restrukturisasi pembiayaan yaitu, rescheduling dan reconditioning.
2. Pengelolaan risiko pada Bank BNI Syariah Cabang Makassar
menerapkan berbagai upaya maupun strategi untuk memperkecil
risiko, sehingga risiko yang timbul dapat diatasi dan diantisipasi
79
dengan baik oleh pihak bank. Proses manajemen risiko dan
evaluasinya pada Bank BNI Syariah Cabang Makassar sudah
dijalankan secara efektif dan efisien serta sesuai dengan kebijakan
Bank BNI Syariah Pusat dan aturan Otoritas Jasa keuangan.
B. Saran
1. Proses manajemen risiko pembiayaan murabahah dan evaluasi pada
Bank BNI Syariah Cabang Makassar yang sudah berjalan dengan
baik sehingga harus tetap dipertahankan, jika perlu dapat ditingkatkan
dengan mengembangkan berbagai inovasi baru, dan melakukan
evaluasi secara rutin dan teliti agar risiko-risiko yang terjadi dapat
diantisipasi sejak awal.
2. Pembiayaan bermasalah pada 2020 di Bank BNI Syariah Cabang
Makassar sedikit meningkat dibandingkan tahun lalu hal ini
dikarenakan dampak wabah covid19 yang tidak dapat diprediksi. Oleh
karena itu, perencanaan tiba-tiba yang dimiliki Bank BNI Syariah
Cabang Makassar lebih diperketat.
80
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, B. N. 2014. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah.Teras: Yogyakarta.
Djohanputro, Bramantyo. 2013. Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi, PPM: Jakarta.
Departemen Agama RI. 2017. Al-qur’an dan Terjemahan. PT Mizan Pustaka: Jakarta.
Fahmi, Irham. 2010. Manajemen Risiko. Alfabeta: Bandung.
Fatwa Dewan Syariah Nasional nomor: : 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Murabahah
Harahap , Wiroso, dan Yusuf. M. 2010. Akuntansi Perbankan Syariah. LPFE Usakti: Jakarta
Hasibuan, Malayu. 2011. Dasar-Dasar Perbankan. Bumi Aksara: Jakarta
Ismail. 2011. Manajemen Perbankan. Kencana: Jakarta.
Indroes, F. N. 2011. Manajemen Risiko Perbankan. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Jusup, A.H. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA). Pusat Penerbitan STIE YKPN: Yogyakarta.
Karim, A. A. 2013. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Raja Grafindo Persada: Jakarta
Kasmir. 2014. Manajemen Perbankan. Rajawali Press: Jakarta.
Loho, Robby. 2018. Pedoman Manajemen Risiko. PT Maskapai Indonesia Tbk: Jakarta.
Mardani. 2011. Ayat-ayat dan Hadits Ekonomi Syariah. PT Grafindo Persada: Jakarta.
Mardani. 2019. Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah. Prenadamedia: Jakarta.
Mahmudatus Sa’diyah. 2019. Fiqh Muamalah ll (Teori dan Praktik). Unisnu Press: Jawa Tengah.
Muhammad. 2016. Manajemen Pembiayaan di Bank Syariah. UPP STIM YKPM: Jakarta.
81
Munich & Budhi. 2013. Stress Testing The Indonesian Economic Sectors By Shock on its Macroeconomic Variabel (An Analysis of Firm-Wide Probability of Default). The Indonesian Journal of Business Administration. Vol 2. No 2.
Nurhayati & Wasilah. 2009. Akuntansi Syariah di Indonesia. Salemba Empat.
Naf’an. 2014. Pembiayaan Musyarakah dan Mudharabah. Graha Ilmu: Yogyakarta.
Rivai, Veithzal & Ismal Rifka. 2013. Islamic Risk Management for Islamic Bank. PT Gramedia Pustaka : Jakarta
Sholihin, A. I. 2010. Pedoman Umum Lembaga Keuangan Syariah. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta: Bandung.
Susilo, L. J. 2010. Manajemen Risiko berbasis ISO 31000: Untuk Industri Non Perbankan. PPM Manajemen: Jakarta.
Soemitra, Andri. 2019. Hukum Ekonomi Syariah & Fiqh Muamalah. Prenadamedia Group: Jakarta.
Umar, Husein. 2005. Evaluasi Kinerja Perusahaan. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Umam, Khotibul & Setiawan. 2017. Perbankan Syariah (Dasar-Dasar dan Dinamika Perkembangannya di Indonesia). Rajawali Press: Jakarta.
Wangsawidjaya. 2013. Pembiayaan Bank Syariah. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Wirawan.2012. Evaluasi: Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi. Rajagrafindo Persada: Jakarta
Widjajaatmadja & Solihah, Cucu. 2019. Akad Pembiayaan Murabahah di Bank Syariah dalam Bentuk Akta Otentik Implementasi Rukun, Syarat, dan Prinsip Syariah. Inteligensi Media: Malang.
Zuhaili, Wahbah. 2011.Fiqh Islam Waadilatuhu. Gema Insani: Jakarta.
Otoritas Jasa Keuangan http://www.ojk.go.id/bank-syariah diakses pada 10 agustus 2020
82
L
A
M
P
I
R
A
N
83
PEDOMAN WAWANCARA Informan : Dian Agussardi
Jabatan : Consummer Processing Head
1. Bagaimana prosedur dalam mengajukan pembiayaan murabahah pada
Bank BNI Syariah Cabang Veteran Makassar ?
“prosedur pengajuan pembiayaan murabahah di kantor kita kan itu mba pake 2 cara untuk memperoleh nasabah, ada yang nasabah datang langsung ada yang diperoleh sama sales marketing kita, nah sales marketing nya itu turun langsung ke lapangan kunjungi nasabah-nasabah yang memang layak dikasih pembiayaan murabahah mba. Dan kalau nasabah yg datang langsung ke kantor itu biasanya nda safety dan rata-rata bermasalah karena pakai makelar mba, jadi kita tetap utamakan yang didapat langsung sama marketing kita dikantor mba”
2. Bagaimana alur pembiayaan murabahah pada Bank BNI Syariah Cabang
Veteran Makassar ?
“karna kita lebih utamakan yang digait langsung sama sales marketing yah tahap awal pengajuannya itu mulai dari marketingnya dulu cari nasabah, terus nasabahnya isi formulirnya sama lengkapi berkasnya, kalo berkasnya sudah lengkap di proses sama admin untuk dibuatkan proposal dan dianalisa kembali berkasnya,terus lanjut acc sama pimpinan, nah kalau sudah sama-sama cocok antara bank sama nasabahnya yah kita deal dan lanjut akad sampai dananya cair, gitu mba”
3. Apakah Bank BNI Syariah Cabang Veteran Makassar dalam menentukan
margin menggunakan proyeksi bank atau sesuai dengan kondisi
nasabah?
Bapak Dian Agussardi di Bank BNI Syariah Cabang Makassar mengatakan “kalo aturan margin murabahah itu kita sebenarnya ngikut sama BNI Syariah pusat dan acuan dari Tim ALCO dek, tapi besaran marginnya itu tetap kantor yg tentukan dengan menggunakan metode flat dan itu sudah tetap kan setiap tahun sudah di proyeksi dek keuntungannya. makanya dalam prosedurnya itu kita jelasin ke nasabah, misalnya bank beli barang harganya senilai 100 juta dan bank jual kembali 120 juta berarti keuntungan bank kan 20 juta, nah kita kasih tau nasabahnya kalo keuntungan bank segitu yah kalo nasabahnya setuju kita lanjut akad, jadi sudah tetap nda tawar menawar dulu sama nasabah, intinya bekerja sama saling untunglah, dan nda ada yang merasa dipaksa dan dirugikan dek
84
PEDOMAN WAWANCARA
Informan : Abd Malik
Jabatan : Operational Assistant
1. Secara umum, berapa persentase keuntungan yang diperoleh dalam
pembiayaan murabahah ?
“pembagian keuntungannya atau marginnya itu tergantung berapa besar pinjaman yang diambil sama nasabahnya, jadi kita jelaskan kalo ambil sekian marginnya segini, kalo masalah jangka waktunya yah beda lagi semakin lama semakin tinggi mba”
2. Apa saja risiko yang berkaitan dengan pembiayaan murabahah pada
Bank BNI Syariah Cabang Veteran Makassar dan faktor-faktor apakah
yang menjadi penyebab risiko ini terjadi ?
“risiko bank syariah itu banyak mba, tapi yang paling sering muncul dan berkaitan sama murabahah itu yah risiko kredit sama risiko operasional dan ada faktor internal sama eksternal yang jadi sebabnya, misalnya nasabah itu telat bahkan nda mau bayar akibatnya kredit jadi macet mba. biasanya juga computer tiba-tiba error atau jaringan tidak bagus atau karyawan bank yang masih belum berpengalaman, nah ini kan termasuk faktor internal mba, tapi kita di kantor ada yang namanya pelatihan rutin untuk para karyawan bank supaya mereka cekatan menjalankan sistem operasional bank mba, dan faktor eksternalnya itu kan di kantor itu mba menerapkan murabahah bil wakalah yaitu nasabahnya yang mewakilkan bank untuk membeli barang itu, nah disini biasanya nasabah melakukan fraud mba. biasa juga terjadi sudah akad sama nasabah eh tiba-tiba rupiah turun nah disini kan tentu bank akan rugi, dan ini juga kan nda ditau akan ada corona mba otomatis usahanya nasabah juga turun akibatnya mereka telat bayar dulu”
3. Apakah proses evaluasi manajemen risiko dalam pembiayaan murabahah
sudah diterapkan dan bagaimana proses evaluasi manajemen risiko
dalam pembiayaan murabahah pada Bank BNI Syariah Cabang Veteran
Makassar ?
“evaluasi manajemen risiko di kantor kita itu sudah berjalan mba dan memang sangat penting, karena jika tidak ada evaluasi bank tidak akan tau kesalahannya dan bank pasti akan rugi. Jadi setiap tahun Bank BNI Syariah Cabang Makassar menganalisa dan melakukan revisi apa yang perlu dirubah dengan sistem yang sebelumnya. Kita juga melakukan
85
evaluasi pengendalian internal mba dengan meningkatkan pemahaman ke karyawan bank tentang kesadaran dan budaya risiko.
4. Apakah tujuan evaluasi dalam proses penerapan manajemen risiko pada
Bank BNI Syariah Cabang Veteran Makassar ?
Kalau tujuan evaluasi itu untuk merubah atau melihat yang sudah diterapkan apakah sudah benar atau salah, kalau masih terjadi kesalahan yah itu sudah diluar kendalinya bank makanya bank terus kembangkan lagi mba, untuk perubahan setidaknya risiko2 yang terjadi tidak sebesar yang sebelumnya”
86
PEDOMAN WAWANCARA
Informan : Hasbullah
Jabatan : Junior Financing Risk
1. Apakah manajemen risiko dalam pembiayaan murabahah sudah
diterapkan dan bagaimana proses pengelolaan dan penerapan
manajemen risiko pada Bank BNI Syariah Cabang Veteran Makassar ?
“manajemen risiko di kantor kita itu tentu sudah diterapkan mba dan mengenai penerapannya itu tetap acuan dari BNI Syariah Pusat salah satunya menerapkan three line of defense, tapi kita tetap punya kebijakan sendiri dan proses manajemen risiko kita menerapkan identifikasi risiko, pengukuran risiko, pemantauan risiko, dan pengendalian risiko, dan tentunya setiap bank syariah itu pasti ada perbedaan kebijakan atau aturan tersendirinya mba”
2. Bagaimana proses manajemen risiko seperti identifikasi risiko, penilaian
risiko, pemantauan risiko, dan pengendalian risiko dalam pembiayaan
murabahah pada Bank BNI Syariah Cabang Veteran Makassar ?
“Kuncinya ada di sales marketing mba, jadi manajemen di kantor itu kasih pemahaman ke sales marketing kalau mereka harus benar-benar teliti menilai sifat si nasabah dengan menerapkan prinsip 5C supaya angsuran pembayaran nasabah itu lancar”
“ada 2 cara pengukuran risiko yang dilakukan BNI Syariah
Cabang Makassar mba, yang pertama itu stress testing yang gunanya
dapat mengukur kondisi pasar. contohnya ini corona kan pasti kondisi
lagi tidak normal otomatis ekonomi anjlok mba, nah dari stress testing
kan bank bisa mengukur kerugiannya jadi selanjutnya kita bisa
menentukan langkah selanjutnya bagaimana. Cara yang kedua yaitu
dengan scoring nasabah/CRR atau biasa disebut rating risiko nasabah
mba jadi kita bisa lihat nasabah yang gagal bayar”
“kalau proses pemantauannya itu selain memantau profil risiko
kita juga mengawasi nasabah yang sudah berjalan pembiayaannya mba,
minimal sekali dalam 2 bulan kita terjun langsung ke nasabah itu, jadi ada
memang laporan kunjungannya yang dibuat sama account officernya.
87
jadi kalau nasabah telat bayar angsurannya yah kita kasih surat
peringatan sampai nasabah mau bayar kembali lagi”
kalau mengenai pengendalian risikonya yah kita menerapkan
Risk Appetite secara kualitatif dengan tahap restrukturisasi dan juga
melakukan sistem pengendalian internal mba. Kalau restrukturisasinya itu
ada tahap rescheduling dan reconditioning atau pendjawalan ulang
namanya mba supaya nasabah nasabah juga merasakan keringanan.
Selain itu, sistem pengendalian internal yang dilakukan di kantor kita itu
integritas pegawainya diperketat, kan mereka yang menjalankan
operasional bank dan manajemen risikonya, jadi kalau pun kebijakan
manajemen risikonya sudah sangat efektif tapi integritas pegawainya
kurang yah sama aja nol mba, makanya di kantor kita itu merekrut
karyawan dalam setahun mba jadi ada workshop atau sosialisasi rutin
budaya risiko untuk para pegawainya”
“pandemi corona besar sekali dampaknya memang bagi
sektor perbankan syariah termasuk BNI Syariah Cabang Makassar
mba,nah di BNI Syariah itu mba ada namanya contingency plan atau
perencanaan darurat, jadi kita menangani risiko kredit dan risiko
operasional dengan menerapkan strategi baru, biasanya bank hanya
menuntut pembayarannya nasabah, nah sekarang kita bantu nasabah
jalankan usahanya caranya promosikan produknya di media online, dari
sini juga kerjasamanya bank sama nasabah semakin kuat jadi bank lebih
mudah mengawasi nasabah mba. Kalau pengelolaan risiko operasional
itu sistem pengendalian internalnya yang lebih diperketat mba, apalagi
sekarang kan masih corona jadi bank terapkan WFH atau kerja dari
rumah tapi pakai sistem shift kerja jadi ada yang hari ini masuk kantor
besoknya dirumah, intinya kita pasti melakukan yang terbaiklah agar
risikonya kecil jadi bisa diantisipasi memang dari awal mba”
88
89
90
91
92
93
94
95
96
BIOGRAFI PENULIS
Firdawanti, Lahir pada tanggal 14 Februari 1998 di
Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan. Penulis
merupakan anak Ketiga dari 4 bersaudara, dari pasangan
Bapak Makmur Dg Jasa dan Ibu Hadasiah Dg Bau. Penulis
sekarang bertempat tinggal di Je’nemattallasa Kelurahan
Pattallasang, Kecamatan Pattallasang, Kabupaten Takalar.
Pendidikan yang telah ditempuh oleh penulis yaitu SD Negeri 01 Centre
Pattallassang, Kabupaten Takalar lulus pada tahun 2010, SMP Negeri 2 Takalar
lulus pada tahun 2013, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 3
Takalar, lulus pada tahun 2016 dan penulis melanjutkan pendidikan di program S1
Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
sampai dengan sekarang. Sampai dengan penulisan skripsi ini penulis masih
terdaftar sebagai mahasiswi program S1 Akuntansi di Universitas Muhammadiyah
Makassar.