EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA …
Transcript of EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA …
EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PENGOBATAN HIPERTENSI PASIEN PRE-EKLAMPSIA DI
INSTALASI RAWAT INAP RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE TAHUN 2007-2008
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana armasi (S. Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Elisabeth Kartika Tri Widianingsih
058114146
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
ii
EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PENGOBATAN HIPERTENSI PASIEN PRE-EKLAMPSIA DI
INSTALASI RAWAT INAP RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE TAHUN 2007-2008
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Elisabeth Kartika Tri Widianingsih
058114146
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
v
Apa yang kau takutkan dengan semua ini. Bukankan kesedihan sering kita alami keadaan ini buat kita terbiasa…..
Percayalah lelah ini hanya sebentar saja jangan menyerah walaupun tak mudah meraihnya….
Tetaplah tersenyum…. (Song By : Ipang “Teruslah Bermimpi”)
Karya ini kupersembahkan untuk :
Jesus Kristus AndalanKu…. Ayahku yang kini ada disisi
Mu…. Ibuku…..
Kakak-kakakku…. Pasanganku….
Sahabat-sahabat dan Almamaterku….
vi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Baik yang telah berkenan
memberikan rahmat dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) Pada Pengobatan
Hipertensi Pasien Pre-eklampsia Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta Periode Tahun 2007-2008“. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah
satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Oleh sebab itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin
menyampaikan rasa terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain:
1. Tuhan Jesus Christ yang selalu menemani dan membangkitkan semangat
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma atas bimbingannya
selama penulis melakukan proses pembelajaran di Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu dr. Fenty M.Kes., Sp.PK. selaku dosen pembimbing atas arahan,
semangat, dan dukungan yang diberikan kepada penulis selama proses
penyusunan skripsi.
4. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku dosen penguji skripsi atas dukungan,
arahan, kritik, dan masukan serta semangat yang diberikan kepada penulis.
vii
5. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen penguji skripsi atas
dukungan, arahan, kritik, dan masukan serta semangat yang diberikan kepada
penulis.
6. Direktur Rumah Sakit Umum Dr. Sardjito Yogyakarta yang telah
memberikan izin untuk penulis dapat melakukan penelitian.
7. Kepala beserta staf Bagian Pendidikan dan Penelitian (Diklit) dan Bagian
Rekam Medik Rumah Sakit Umum Dr. Sardjito Yogyakarta (Ibu Nani, Ibu
Mamik, Pak Dirman, Ibu Dari, dr. Endang) atas bantuan dan dukungannya.
8. Seluruh pasien pre-eklampsia Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta yang secara tidak langsung telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
9. Segenap dosen pengajar, staf sekretariatan serta laboran Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma atas dukungan dan bantuannya dalam
menyelesaikan skripsi ini.
10. Ayahku Agustinus Samino yang selalu dihatiku dan selalu memberikan
dorongan, semangat, kekuatan dari dari sisi Mu dalam menyelesaikan skripsi
ini.
11. Kakaku Gabriel Sigit Dewantara yang selalu memberikan arahan, dukungan,
fasilitas, dan semangat dalam menyalesaikan skripsi ini.
12. Ibuku Maria Bibiana, kakakku Yohanes Antun Wardoyo, dan keluarga
kakakku Thomas Chris Hartono atas bimbingan, fasilitas, semangat, dan doa
dalam menyalesaikan skripsi ini.
viii
13. Ingnatius Alfa Mardhiprasetya atas dukungan, semangat yang menguatkan,
bimbingan, suka dan duka yang dijalani bersama dalam setiap langkah hidup
penulis.
14. Seluruh keluarga yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu atas
dukungan, kasih sayang dan doanya.
15. Presty Arma, Aloyna Rebha, Shinta Visitasia, dan Lya Devitasari atas
semangat, dukungan, persahabatan, kebersamaan yang telah dilalui dalam
suka dan duka bersama penulis dan dalam menyalesaikan skripsi ini.
16. Elisabeth Estelita, Suster Bernadetta, Tara, Widyanita, Agnes, Rani, Maria
Endah, Eva Wibowo, Ana S., dan Dinda atas dukungan, bantuan, dan
kebersamaan yang telah dilalui dalam suka dan duka bersama penulis.
17. Seluruh teman-teman Farmasi angkatan ‘05 pada umumnya, teman-teman
FKK ’05 pada khususnya, teman-teman KKN USD kel. 22 angkatan
XXXVIII, dan teman-teman alumni SMA Steladuce Bantul atas kebersamaan
yang telah dilalui bersama.
18. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu oleh penulis.
Semoga Tuhan Yang Maha Baik selalu memberikan berkat-Nya kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca skripsi ini. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi yang membaca.
Yogyakarta, 02 Januari 2010
Penulis
xi
INTISARI
Drug related problems (DRPs) terjadi kira-kira sepertiga bagian yang berkaitan dengan rawat inap. Di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, pre-eklampsia menduduki urutan 7 dan pada pre-eklampsia ringan diurutan 16 dari 20 besar kasus penyakit kandungan dan kebidanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi adanya drug related problems (DRPs), dan melihat outcome pasien pre-eklamsia setelah menjalani rawat inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode tahun 2007-2008.
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif. Tahapan dalam menyalesaikan penelitian ini yaitu: persiapan, pengumpulan data, dan analisis data. Data didapat dari rekam medik (MR), dianalisis dengan melihat gambaran pengobatan hipertensi pasien pre-eklamsia, mengevaluasi adanya drug related problems (DRPs), dan melihat outcome pasien pre-eklamsia.
Kasus yang ditemukan adalah sebanyak 29 kasus. Prosentase umur 20-34 tahun sebesar 59%, cara persalinan pervaginal sebesar 69 %, tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg sebesar 66 %, tekanan darah diastolik 80-109 mmHg sebesar 83 %, prosentase magnesium sulfat sebesar 95 % sedangkan untuk diazepam sebesar 5 %, dan nilai kadar hasil pemeriksaan laboratorium yang tidak normal. Penggunaan antihipertensi terdapat empat kelompok obat yaitu nifedipin sebesar 78%, metildopa sebesar 11 %, kaptopril sebesar 7 %, dan furosemid sebesar 3 %. Hasil evaluasi menunjukkan DRPs interaksi obat yaitu sebesar 4 kasus, butuh obat 1 kasus, tidak butuh obat 2 kasus. Sebanyak 27 kasus pasien meninggalkan rumah sakit dalam keadaan membaik.
Kata kunci : pre-eklampsia, drug related problem (DRPs), pengobatan hipertensi
xii
ABSTRAK
Drug related problems (DRPs) occurred about one-third part related to hospitalization. Based on at RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, pre-eclampsia and ranked 7th in mild pre-eclampsia at number 16 of the 20 major cases of pregnancy and gynecological diseases.This study aims to evaluate the drug related problems (DRPs), and the output of pre-eclampcia patients after undergoing hospitalization in RSUP Dr. Yogyakarta Sardjito period 2007-2008.
This is a non-experimental research design and descriptive retrospective evaluative. Stages in completing this research are: preparation, data collection and data analysis. Data obtained from medical record (MR), analyzed treatment of pre-hypertension patients eklamsia, evaluate the drug related problems (DRPs), and the output pre-eklamsia patients.
Cases of pre-eklamsia patients are 29 cases. The largest percentage of age at the age of 20-34 years is 59%, which means labor pervaginal for 69% (20 cases), systolic blood pressure ≥ 160 mm Hg in the amount of 66%, diastolic blood pressure of 80-109 mmHg for 83%, the percentage of magnesium sulfate in the amount of 95% whereas for diazepam by 5% to prevent seizures, and the value of content laboratory results abnormal. The use of antihypertensive drug there are four groups of nifedipin 78%, 11% metildopa, captopril for 7%, and 3% furosemid. Evaluation results show that drug interactions DRPs for 2 cases, the drugs needed for 4 case does not need a drug that is for 1 case. As much as 27 cases patient to leave hospital in good condition.
Keywords: pre-eclampcia, drug related problems (DRPs), treatment of hypertension
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………….iii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………….iv
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………….……………..v
PRAKATA…………..……………………………………………………………vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………………….ix
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI………………………………………..x
INTISARI…………………………………………………………...…………….xi
ABSTRACT………………………..………………………………………...…....xii
DAFTAR ISI……………………………………………………………...……..xiii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………….xvi
DAFTAR GAMBAR………………………………………...…….……………xxi
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………xxii
BAB I. PENGANTAR…………………………………………………………....1
A. Latar Belakang………………………………………………………………...1
1. Permasalahan……..………………………………………………………..3
2. Keaslian Penelitian………………………………………………………...3
3. Manfaat Penelitian………………………….……………...……………...4
a. Manfaat Teoritis...……………………….……………...……………..4
b. Manfaat Praktis………………………………………………………..4
B. Tujuan Penelitian…………………………………………...…………………4
xiv
1. TujuanUmum……………………………...……………………………....4
2. Tujuan Khusus…………………………………...………………………..4
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA……………………….…………………..6
A. Drug Related Problems………………………………………………………..6
B. Pre-eklampsia……………………………..…………………………...………8
1. Definisi…………………………………………………………………….8
2. Etiologi….………………………..……………………………...……….10
3. Patogenesis………...……………………………………………………..10
4. Manifestasi Klinis…………………...………………………………..….14
5. Diagnosis ………………………………...………………………….…...14
6. Pencegahan…………………………………………………………….…17
7. Strategi Terapi……...……………………………………………….…....19
C. Terapi Obat Antihipertensi…………………………………………….……..23
BAB III. METODE PENELITIAN……..……………………………………..29
A. Jenis dan Rancangan Penelitian……………………………………………...29
B. Definisi Operasional………………………..…………..…………………….29
C. Subyek Penelitian…………………………………………………………….30
D. Bahan Penelitian…..………………………………………………………….30
E. Lokasi Penelitian……………………………………………………………..31
F. Tata Cara Penelitian………………………………………………………….31
a. Persiapan…………………………………………………………………31
b. Pengumpulan Data……………………………...………………………..31
c. Analisis Data………...…………………………………………………...32
xv
d. Pembahasan Kasus…………………...…………………………………..32
G. Kesulitan Penulis……………………………………………………………..33
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………….……....34
A. Gambaran Karakteristik..……………………………………………….……34
1. Prosentase Umur………………………………………………….…...…34
2. Distribusi Macam Persalinan…………………………...………………..35
3. Distribusi Tekanan Darah Sistolik……………...………...…….………..36
4. Distribusi Tekanan Darah Diastolik ………………………….….………37
5. Perbandingan Terjadinya Pre-eklampsia ……………...………….…..….38
6. Gambaran Data Laboratorium…………………………………..……..…39
B. Profil Obat…………………………………………………………………....40
1. Berdasarkan Kelas Terapi………………..……………………...….........40
2. Golongan Obat Antihipertensi……………….....……..…………………42
C. Evaluasi DRPs……………………………………………………………..…45
BAB V. Kesimpulan Dan Saran……………….…………………………….…52
A. Kesimpulan…………………………………………………………………..52
B. Saran………………………………………………………………………….53
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..54
LAMPIRAN…………………………………………………………………….56
BIOGRAFI PENULIS.…………………………………………………………90
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel I. Uji Diagnostik Pre-eklampsia………...………………………...17
Tabel II. Obat Antihipertensi yang Dapat digunakan Pada Pre-eklampsia...21
Tabel III. Rekomendasi Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Ibu Hamil...24
Tabel IV. Hasil Analisis DRPs yang Terjadi Pada Pengobatan Hipertensi
Pasien Pre-eklampsia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode
Tahun 2007-2008……...................................................................46
Tabel V. Kejadian DRPs Butuh Obat (need of additional Drug therapy)
Pada Pengobatan Hipertensi Pasien Pre-eklampsia di RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta Periode Tahun 2007-2008.............................46
Tabel VI. Kejadian DRPs Tidak Butuh Obat (unnecessary Drug therapy)
Pada Pengobatan Hipertensi Pasien Pre-eklampsia di RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta Periode Tahun2007-2008…………......……47
Tabel VII. Kejadian DRPs Interaksi Obat Pada Pengobatan Hipertensi Pasien
Pre-eklampsia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Tahun
2007-2008………………………………………………………...48
Tabel VIII. Kajian DRPs Kasus 1 Pengobatan Hipertensi Pada Pengobatan
Hipertensi Pasien Pre-eklampsia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Periode Tahun 2007-2008..............................................................56
Tabel IX. Kajian DRPs Kasus 2 Pengobatan Hipertensi Pada Pengobatan
Hipertensi Pasien Pre-eklampsia di RSUP Dr. Sarjito Yogyakarta
Periode Tahun 2007-2008..............................................................57
xvii
Tabel X. Kajian DRPs Kasus 3 Pengobatan Hipertensi Pada Pengobatan
Hipertensi Pasien Pre-eklampsia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Periode Tahun 2007-2008.............................................................58
Tabel XI. Kajian DRPs Kasus 4 Pengobatan Hipertensi Pada Pengobatan
Hipertensi Pasien Pre-eklampsia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Periode Tahun 2007-2008..............................................................59
Tabel XII. Kajian DRPs Kasus 5 Pengobatan Hipertensi Pada Pengobatan
Hipertensi Pasien Pre-eklampsia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Periode Tahun 2007-2008..............................................................60
Tabel XIII. Kajian DRPs Kasus 6 Pengobatan Hipertensi Pada pengobatan
Hipertensi Pasien Pre-eklampsia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Periode Tahun 2007-2008..............................................................61
Tabel XIV. Kajian DRPs Kasus 7 Pengobatan Hipertensi Pada Pengobatan
Hipertensi Pasien pre-eklampsia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Periode Tahun 2007-2008..............................................................62
Tabel XV. Kajian DRPs Kasus 8 Pengobatan Hipertensi Pada Pengobatan
Hipertensi Pasien Pre-eklampsia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Periode Tahun 2007-2008..............................................................63
Tabel XVI. Kajian DRPs Kasus 9 Pengobatan Hipertensi Pada Pengobatan
Hipertensi Pasien Pre-eklampsia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Periode Tahun 2007-2008..............................................................64
xviii
Tabel XVII. Kajian DRPs Kasus 10 Pengobatan Hipertensi Pada Pengobatan
Hipertensi Pasien Pre-eklampsia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Periode Tahun 2007-2008..............................................................65
Tabel XVIII. Kajian DRPs Kasus 11 Pengobatan Hipertensi Pada Pengobatan
Hipertensi Pasien Pre-eklampsia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Periode Tahun 2007-2008..............................................................66
Tabel XIX. Kajian DRPs Kasus 12 Pengobatan Hipertensi Pada Pengobatan
Hipertensi Pasien Pre-eklampsia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Periode Tahun 2007-2008..............................................................67
Tabel XX. Kajian DRPs Kasus 13 Pengobatan Hipertensi Pada Pengobatan
Hipertensi Pasien Pre-eklampsia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Periode Tahun 2007-2008..............................................................68
Tabel XXI. Kajian DRPs Kasus 14 Pengobatan Hipertensi Pada Pengobatan
Hipertensi Pasien Pre-eklampsia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Periode Tahun 2007-2008..............................................................69
Tabel XXII. Kajian DRPs Kasus 15 Pengobatan Hipertensi Pada Pengobatan
Hipertensi Pasien Pre-eklampsia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Periode 2007-2008.........................................................................70
Tabel XXIII. Kajian DRPs Kasus 16 Pengobatan Hipertensi Pada Pengobatan
Hipertensi Pasien Pre-eklampsia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Periode Tahun 2007-2008..............................................................71
xix
Tabel XXIV. Kajian DRPs Kasus 17 Pengobatan Hipertensi Pada Pengobatan
Hipertensi Pasien Pre-eklampsia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Periode Tahun 2007-2008..............................................................72
Tabel XXV. Kajian DRPs Kasus 18 Pengobatan Hipertensi Pada pengobatan
Hipertensi Pasien Pre-eklampsia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Periode Tahun 2007-2008..............................................................73
Tabel XXVI. Kajian DRPs Kasus 19 Pengobatan Hipertensi Pada Pengobatan
Hipertensi Pasien Pre-eklampsia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Periode Tahun 2007-2008..............................................................74
Tabel XXVII. Kajian DRPs Kasus 20 Pengobatan Hipertensi Pada Pengobatan
Hipertensi Pasien Pre-eklampsia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Periode Tahun 2007-2008..............................................................75
Tabel XXVIII.Kajian DRPs Kasus 21 Pengobatan Hipertensi Pada Pengobatan
Hipertensi Pasien Pre-eklampsia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Periode Tahun 2007-2008..............................................................76
Tabel XXIX. Kajian DRPs Kasus 22 Pengobatan Hipertensi Pada Pengobatan
Hipertensi Pasien Pre-eklampsia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Periode Tahun 2007-2008..............................................................77
Tabel XXX. Kajian DRPs Kasus 23 Pengobatan Hipertensi Pada Pengobatan
Hipertensi Pasien Pre-eklampsia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Periode Tahun 2007-2008..............................................................78
xx
Tabel XXXI. Kajian DRPs Kasus 24 Pengobatan Hipertensi Pada Pengobatan
Hipertensi Pasien Pre-eklampsia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Periode Tahun 2007-2008..............................................................79
Tabel XXXII. Kajian DRPs Kasus 25 Pengobatan Hipertensi Pada Pengobatan
Hipertensi Pasien Pre-eklampsia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Periode Tahun 2007-2008..............................................................80
Tabel XXXIII. Kajian DRPs Kasus 26 Pengobatan Hipertensi Pada Pengobatan
Hipertensi Pasien Pre-eklampsia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Periode Tahun 2007-2008..............................................................81
Tabel XXXIV. Kajian DRPs Kasus 27 Pengobatan Hipertensi Pada Pengobatan
Hipertensi Pasien Pre-eklampsia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Periode Tahun 2007-2008..............................................................82
Tabel XXXV. Kajian DRPs Kasus 28 Pengobatan Hipertensi Pada Pengobatan
Hipertensi Pasien Pre-eklampsia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Periode Tahun 2007-2008..............................................................83
Tabel XXXVI.Kajian DRPs Kasus 29 Pengobatan Hipertensi Pada Pengobatan
Hipertensi Pasien Pre-eklampsia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Periode Tahun 2007-2008..............................................................84
xxi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram Prosentase Umur Pasien Pre-eklampsia di RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta Periode Tahun 2007-2008……...…....……..34
Gambar 2 Diagram Prosentase Macam Persalinan Pasien Pre-eklampsia di
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Tahun 2007-2008……....36
Gambar 3. Diagram Prosentase Distribusi Tekanan Darah Sistolik Pasien
Pre-eklampsia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Tahun
2007-2008…………………………………………………….…..37
Gambar 4. Diagram Prosentase Distribusi Tekanan Darah Diastolik Pasien
Pre-eklampsia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Tahun
2007-2008…………………………………………….…………..38
Gambar 5. Gambaran Perbandinan Terjadinya Pre-eklampsia………..……..39
Gambar 6. Gambaran Laboratorium Pasien Pre-eklampsia di RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta Periode Tahun 2007-2008…………...……..40
Gambar 7. Diagram Prosentase Golongan Obat Antihiperteni Pasien Pre-
eklampsia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Tahun
2007-2008…………………...………………………….….……..41
Gambar 8. Diagram Prosentase Terapi Kejang Pasien Pre-eklampsia di RSUP
Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Tahun 2007-2008………….…..42
Gambar 9. Diagram Outcome Pasien Pre-eklampsia di RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta Periode Tahun 2007-2008………………..……...….49
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Data dan Analisis Drug Related Problems (DRPs) pada pengobatan Hipertensi
Pasien Pre-eklampsia di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sarjito Yoyakarta Periode
Tahun 2007-2008……………………………………………...…………….…...54
Standar Pelayanan Medik RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta ……………….....…..85
Biografi Penulis….......…………………………………………………………...90
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Penyakit Hipertensi dalam Kehamilan (HDK) termasuk pre-eklampsia
dan eklampsia sampai saat ini masih merupakan masalah dalam pelayanan obsteri
di Indonesia. Walaupun jauh menurun, angka mortibilitas dan mortalitas maternal
dan perinatal akibat pre-eklampsia dan eklampsia masih tinggi dan merupakan
salah satu dari ketiga penyebab utama kematian ibu, disamping perdarahan dan
infeksi (Armanza dan Karkata, 2005).
Pre-eklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema,
dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi pada
triwulan ke-3 kehamilan dan sering tidak diketahui atau tidak diperhatikan oleh
wanita yang bersangkutan sehingga tanpa disadari dalam waktu singkat dapat
timbul pre-eklamsia berat, bahkan eklampsia. Eklampsia adalah pre-eklampsia
yang disertai dengan kejang (Wiknjosastro, 2002).
Di Indonesia pre-eklampsia masih merupakan sebab utama kematian
ibu, disamping perdarahan dan infeksi dan penyebab kematian perinatal yang
tinggi. Dari berbagai penelitian di Indonesia diketahui kematianan ibu berkisar
antara 9,8%-25,5% sedang kematian bayi dinegara maju lebih kecil
(Wiknjosastro, 2002). Menurut Suspran dan Arulkumaran (Sudhabera, 2001),
melaporkan angka kejadian pre-eklampsia di dunia sebesar 0-13%, di Singapura
0,13-6,6%, sedangkan di Indonesia 3,4-8,5%. Penelitian yang dilakukan
Soejeones (Sudhabera, 2001), di RS pendidikan di Indonesia didapat kejadian pre-
2
eklampsia-eklampsia 5,30% dengan kematian perinatal 10,83 perseribu (4,5 kali
lebih besar dibandingkan dengan kehamilan normal).
Drug related problems terjadi kira-kira sepertiga bagian yang
berkaitan dengan rawat inap. Adanya Drug related problems yang terjadi dalam
pengobatan akan merugikan pasien. Drug related problems mengakibatkan
penurunan kualitas hidup pasien, meningkatkan biaya pengobatan yang
dikeluarkan oleh pasien, serta meningkatkan rata-rata angka kematian pada pasien
(Nguyen, 2000). Drug related problems pada pre-eklampsia dilakukan karena
angka kejadian dibangsal inap obstetrik dan ginekologi di RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta yang cukup tinggi pada tahun 2002 yaitu sebesar 69 kasus, maka
perlu dianalisis dengan DRPs.
Penanganan pre-eklampsia terutama pre-eklampsia berat dilakukan di
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun 2007-2008. Dan berdasarkan data
penelitian pada tahun 2002 dibangsal inap obstetrik dan ginekologi di RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta, pre-eklampsia menduduki urutan 7 dan pada pre-eklampsia
ringan diurutan 16 dari 20 besar kasus penyakit kandungan dan kebidanan. Dari
data yang didapatkan ini menggambarakan bahwa angka kejadian cukup tinggi
(Juwita, 2004). Penelitian yang dilakukan pada pasien pre-eklampsia periode
tahun 2007-2008 yaitu untuk melihat perbandingan terjadinya pre-eklampsia di
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
3
1. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat disusun
perumusan masalahnya seperti berikut dibawah ini :
a. Bagaimana gambaran karakteristik pasien pre-eklamsia di Instalasi Rawat
Inap RSUP Dr Sardjito Yogyakarta Periode Tahun 2007-2008?
b. Bagaimana gambaran pada pengobatan hipertensi pasien pre-eklamsia di
Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Tahun
2007-2008?
c. Apakah ada drug related problems yang meliputi:
1) Butuh obat (need of additional drug therapy)
2) Butuh obat yang jelas (unecessary drug therapy)
3) Obat salah (wrong drug)
4) Pasien mendapat obat yang tidak mencukupi atau kurang (dossage to low)
5) Pasien mendapat dosis yang berlebih (dossage to high)
6) Muncul efek yang tidak diinginkan (adverse drug reaction) atau efek
samping dan adanya interaksi obat (drug interaction)
d. Bagaimana outcome pasien pre-eklamsia di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta Periode Tahun 2007-2008?
2. Keaslian Penelitian
Penelitian serupa tentang pre-eklampsia pernah dilakukan oleh Beatrix
Marendeng (2007), yaitu tentang “Profil Peresepan Obat Antihipertensi pada
Pasien Pre-eklampsia Di Instalai Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta Tahun 2007” dan penelitian yang serupa oleh Fajar Ira Juwita (2004)
4
yaitu “Pola Peresepan Pasien Hipertensi Gestasional Di Bangsal Rawat Inap
Obstetrik dan Ginekologi Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun 2002”.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu yaitu karena lokasi penelitian
berbeda, perbedaan periode tahun, dan dilakukan evalusi drug related problem
pengobatan hipertensi pada pasien pre-eklamsia di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta Periode Tahun 2007-2008.
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
Dapat digunakan sebagai informasi dan referensi untuk bahan
pertimbangan dalam mengembangkan pelayanaan kesehatan di Farmasi
Klinis.
b. Manfaat praktis
Dapat menjadi salah satu sumber informasi tentang drug related
problem pada pengobatan hipertensi pada pasien pre-eklamsia.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum : penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi adanya drug
related problems pengobatan hipertensi pasien pre-eklamsia di Instalasi Rawat
Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Tahun 2007-2008.
2. Tujuan khusus :
a. Mengetahui gambaran karakteristik pasien pre-eklamsia di Instalasi Rawat
Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Tahun 2007-2008
5
b. Mengetahui gambaran pengobatan hipertensi pada pasien pre-eklamsia di
Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Tahun 2007-
2008
c. Mengevaluasi drug related problem yang meliputi butuh obat, butuh obat
yang jelas, obat salah, pasien mendapat obat yang tidak mencukupi atau
kurang, pasien mendapat dosis yang berlebih, muncul efek yang tidak
diinginkan atau efek samping, dan adanya interaksi obat.
d. Mengetahui outcome pasien pre-eklamsia di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta Periode Tahun 2007-2008.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Drug Related Problems (DRPs)
Drug Related Problems (DRPs) atau Drug Therapy Problems (DTP)
didefinisikan sebagai kejadian tidak diinginkan yang menimpa pasien yang
berhubungan dengan terapi obat, dan secara nyata maupun potensial berpengaruh
terhadap perkembangan pasien yang diinginkan. DRPs dapat diklasifikasikan
menurut Cipolle et al. (2004) berdasarkan hubungannya dengan hal-hal yang
menjadi pokok perhatian dan harapan pasien sebagai berikut :
1. Pasien butuh obat (need of additional drug therapy), jika kondisi baru
membutuhkan obat, kondisi kronis yang membutuhkan kelanjutan terapi obat,
kondisi yang membutuhkan kombinasi obat, dan kondisi yang mempunyai
resiko kejadian efek samping dan membutuhkan obat untuk pencegahanya.
2. Pasien butuh obat yang jelas (unnecessary drug therapy), tidak butuh obat
jika obat yang diberikan tidak sesuai dengan indikasi pada saat itu, pemakaian
obat kombinasi yang seharusnya tidak diperlukan, dan meminum obat dengan
tujuan untuk mencegah efek samping obat lain yang seharusnya dapat
dihindarkan.
3. Obat salah (wrong drug), obat salah jika obat yang diberikan pada pasien tidak
efektif (kurang sesuai dengan indikasinya), obat tersebut efektif, tetapi tidak
ekonomis, pasien mempunyai alergi terhadap obat tersebut, obat yang
diberikan mempunyai kontraindikasi dengan obat lain yang dibutuhkan, dan
7
antibiotik yang sudah resisten terhadap infeksi pasien.
4. Pasien mendapat obat yang tidak mencukupi atau kurang (dossage to low),
pasien mendapat obat yang tidak mencukupi atau kurang, jika dosis obat
tersebut terlalu rendah untuk memberikan efek, dan interval dosis tidak cukup.
5. Pasien mengalami efek obat yang tidak diinginkan, pasien menerima obat
dalam jumlah lebih banyak dibandingkan dosis terapinya, jika dosis obat
terlalu tinggi untuk pemberian efek.
6. Pasien mendapat dosis yang berlebih (dossage to high), pasien mengalami
reaksi obat yang tidak diinginkan (adverse drug reaction, ADR), jika ada
alergi, ada faktor resiko, ada interaksi dengan obat lain, dan hasil laboratorium
yang berubah akibat penggunaan obat.
7. Muncul efek yang tidak diinginkan (adverse drug reaction) atau efek samping
dan adanya interaksi obat (drug interaction), ketidakpatuhan pasien dapat
menimbulkan DRPs, jika pasien tidak menerima regimen obat yang tepat,
terjadi medication error (peresepan, penyerahan obat, dan monitoring pasien),
ketidaktaatan pasien, pasien tidak membeli obat yang disarankan karena
mahal, pasien tidak menggunakan obat karena ketidaktaan cara pemakaian
obat, pasien tidak menggunakan obat karena ketidakpercayaan dengan produk
obat yang dianjurkan.
8
B. Pre-eklampsia
1. Definisi
Pre-eklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema,
dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi
dalam triwulan ke-3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada
mola hidatidosa. Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu dari pada tanda-tanda
lain (Wiknjosastro, 2006).
Pre-eklampsia adalah penyakit pada wanita hamil yang secara
langsung disebabkan oleh kehamilan. Definisi pre-eklampsia adalah hipertensi
disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20
minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu
bila terjadi penyakit trofoblastik (Manuba, 2001).
Pre-eklampsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria
dan atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.
Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit
trofoblas. Pre-eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai
dengan timbulnya hipertensi ≥ 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan
atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Hipertensi biasanya terjadi
lebih dahulu dari pada tanda-tanda lain. Untuk menegakkan diagnosis pre-
eklampsia, kenaikan tekanan sistolik harus 30 mmHg atau lebih diatas tekanan
yang biasa ditemukan, atau mencapai 140 mmHg atau lebih. Kenaikan tekanan
diastolik sebenarnya lebih dapat dipercaya. Apabila tekanan diastolik naik dengan
13 mmHg atau lebih, atau menjadi 90 mmHg atau lebih, maka diagnosis
9
hipertensi dapat dibuat. Penentuan tekanan darah dilakukan minimal 2 kali dengan
jarak waktu 6 jam dalam keadaan istirahat (Wiknjosastro, 2006). Hipertensi
merupakan suatu penyakit di mana terjadi peningkatan tekanan darah arteri
(blood pressure) yang berlangsung lama, menyebabkan meningkatnya resiko
terhadap stroke, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal (Saseen dan
Carter, 1999).
The National high blood pressure education program working groub
on high blood pressure pregnancy mengelompokkan hipertensi dalam kehamilan
menjadi 4 kelompok sebagai berikut:
1. Pre-eklampsia, diagnosis pre-eklampsia ditetapkan bila tekanan darah sistolik
≥ 140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg yang muncul pada
wanita hamil setelah minggu ke 20, tekanan darah wanita hamil normal.
Adanya protein dalam urin ≥ 30 mg/dl atau hasil tes dipstik +1.
2. Hipertensi kronik, diagnosis hipertensi kronik ditetapkan bila tekanan darah ≥
140/90 mmHg sebelum minggu ke-20 atau jika pengukuran setelah minggu
ke-20 tekanan darah tetap > 140/90 mmHg sampai 12 minggu setelah
melahirkan.
3. Superimpose pre-eklampsia dengan hipertensi kronis didefinisikan sebagai
hipertensi kronis pada wanita hamil yang kemudian berkembang menjadi pre-
eklampsia dengan adanya protein urin, trombositopenia, atau peningkatan
enzim hati.
4. Hipertensi gestational adalah hipertensi pada kehamilan yang tidak disertai
dengan tanda-tanda pre-eklampsia seperti adanya protein urin (Gifford, 2000).
10
2. Etiologi
Apa yang menjadi penyebab pre-eklampsia dan eklampsia sampai
sekarang belum diketahui. Telah banyak teori yang mencoba menerangkan sebab-
musabab penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada yang dapat memberi jawaban
yang pasti. Teori yang dapat diterima harus dapat menerangkan hal-hal berikut :
a. Sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan.
b. Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin
dalam urterus.
c. Sebab jarangnya terjadi eklampsia pada kehamilan-kehamilan berikutnya.
d. Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang, dan koma
(Wiknjosastro, 2006).
Teori yang dewasa ini banyak ditemukan sebagai sebab pre-eklampsia
ialah iskemia plasenta. Akan tetapi, dengan teori ini tidak dapat diterangkan
semua hal yang bertalian dengan penyakit ini. Tidak hanya satu faktor, melainkan
banyak faktor yang menyebabkan pre-eklamsia dan eklampsia. Diantara faktor-
faktor yang ditemukan sering kali sukar ditentukan mana yang menjadi sebab dan
mana yang akibat (Wiknjosastro, 2006).
3. Patogenesis
Penyebab dari pre-eklampsia belum dapat diketahui dengan pasti.
Penyakit ini dianggab sebagai maladaptation syndrome akibat vasospasme
general dengan segala akibatnya. Namun, ada beberapa teori mencoba
menjelaskan perkiraan etiologi dari kelainan tersebut diatas. Dalam standar
pendidikan obstetri dan ginekologi tersurat teori yang dianut yaitu teori ischemia
11
regio uteroplasenter dengan dukungan teori lainnya (Manuba, 2001). Adapun
teori-teori tersebut antara lain:
a. Teori genetik
Menyebutkan bahwa hipertensi dalam kehamilan ada kemungkinan
diturunkan, khususnya pada kehamilan pertama. Tingkat kejadian pada pre-
eklampsia pada anak perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan menantu
wanita (Manuba, 2001). Beberapa bukti yang menunjukkan peran faktor
genetik pada kejadian pre-eklampsia antara lain: pre-eklampsia hanya terjadi
pada manusia, terdapatnya kecendrungan meningkatnya frekuensi pre-
eklampsia pada anak-anak dari ibu yang menderita pre-eklampsia,
kecenderungan meningkatnya frekuensi pre-eklampsia pada anak dan cucu ibu
hamil dengan riwayat pre-eklampsia dan bukan pada ipar mereka
(Sudhaberata, 2001).
b. Teori radikal bebas
Teori ini menjelaskan jika oksigen labil distribusinya akan
menimbulkan produk metabolisme samping yaitu radikal bebas, dengan ciri
yaitu terdapat. “elektron bebas” ini akan mencari pasangan dengan merusak
jaringan khususnya endotel pembuluh darah. Timbunanan agregasi dan adhesi
trombosit disekitar pembuluh darah yang rusak mengakibatkan kerusakan dan
lisis dari trombosit, dan akhirnya berakibat menurunnya jumlah trombosit
sehingga memudahkan terjadinya pendarahan (Manuba, 2001).
12
c. Teori kerusakan endotel
Fungsi endotel sendiri adalah melancarkan sirkulasi darah sehingga
terdapat aliran nutrisi dan hasil pembuangan metabolisme dapat berjalan baik,
melindungi pembuluh darah agar tidak terjadi timbunan trombosit, serta
menghindari pengaruh vasokonstriktor. Adapun kerusakan sel endotel
menyebabkan fungsi sel endotel sendiri menurun sampai hilang, terjadi
timbunaan trombosit pada lumen pembuluh darah sehingga aliran darah
terganggu karena lumen sempit, meningkatnya permeabilitas membran dan
terjadi ekstravasasi cairan darah yang menyebabkan endema. Kerusakan
endotel menyebabkan gangguan produksi progstalglandin total, terjadi
gangguan keseimbangan produksi dengan lebih banyak tromboksan, yang
merupakan vasokonstriksi pembuluh darah yang poten sehingga hipoksia
plasenta makin bertambah. Kerusakan khas dari pembuluh darah, terutama
pada ginjal menimbulkan glomerular endotheliosis yang menyebabkan
proteinuria (Manuba, 2001).
d. Teori ischemia regio uteroplasenter
Invasi sel trofoblas dapat menimbulkan dilatasi pembuluh darah pada
kehamilan normal, sehingga dapat memenuhi kebutuhan nutrisi dan oksigen
serta plasenta dapat berfungsi normal. Pada kasus pre-eklampsia, invasi
trofoblas hanya terjadi pada sebagian arteri spiralis di daerah endometrium-
desidua, yang mengakibatkan terjadinya fungsi plasenta karena sebagian besar
arteri spiralis miometrium tetap dalam keadaan konstriksi sehingga tidak
mampu memenuhi kebutuhan darah plasenta untuk nitrisi dan oksigen. Akibat
13
labilnya distribusi oksigen ke plasenta, maka akan menghasilkan radikal bebas
dan menyebabkan kerusakkan endotel pembuluh darah. Kerusakkan endotel
akan mengakibatkan terjadinya agregasi dan adhesi trombosit disekitar
pembuluh darah yang rusak mengakibatkan kerusakan dan lisis dari trombosit
sehingga menurunkan jumlah trombosit sehingga memudahkan terjadi
pendarahan (Manuaba, 2001).
e. Teori diet ibu hamil
Kebutuhan kalsium ibu hamil cukup tinggi. Kebutuhan untuk
pembentukan tulang dan organ lain dari janin sekitar 2-2,5 gram/hari, jumlah
tersebut juga diperlukan untuk mempertahankan agar konsentrasi dalam darah
konstan. Bila kekurangan kalsium, maka kalsium ibu hamil akan dikuras
untuk memenuhi kebutuhan sehingga terjadi pengeluaran kalsium dari
jaringan otot. Manifestasi yang terjadi akibat kalsium yang keluar dari otot
jantung adalah melemahnya kontraksi otot jantung dan menurunkan stroke
volume, sehingga aliran darah akan menurun dan seterusnya mengakibatkan
ischemia regio uteroplasenter, selain itu keluarnya kalsium dari otot pembuluh
darah akan menimbulkan kompensasi terjadinya vasokonstriksi pembuluh
darah akibatnya tekanan darah meningkat dan terjadi hipertensi (Manuba,
2001).
f. Teori Imunologik
Faktor imunologis, pre-eklampsia sering terjadi pada kehamilan
pertama dan tidak timbul lagi pada kehamilan berikutnya. Hal ini dapat
diterangkan bahwa pada kehamilan pertama pembentukan blocking antibodies
14
terhadap antigen plasenta tidak sempurna, yang semakin sempurna pada
kehamilan. Janin adalah benda asing. Pada keadaan normal, terdapat Human
Leukocyte Antigen (HLA) HLA G terdapat pada jaringan plasenta pada
kehamilan normal. HLA G mempunyai peranan penting dalam merangsang
respon imun terhadap “benda asing” yang terdapat diplasenta. Pada pre-
eklampsia memiliki HLA G yang lebih sedikit atau memiliki protein HLA G
yang berbeda sehingga terjadi gangguan adaptasi terdapat “benda asing“
dalam hal ini janin (Grifford, 2000).
4. Manifestasi Klinik
Pada pre-eklampsia ringan tidak ditemukan gejala-gejala subjektif.
Pada pre-eklampsia berat didapatkan sakit kepala di daerah frotal, skotoma,
diplopia, penglihatan kabur, nyeri didaerah epigastrum, mual atau muntah-
muntah. Gejala-gejala ini sering ditemukan pada pre-eklampsia yang meningkat
dan merupakan petunjuk bahwa eklampsia akan timbul. Tekanan darah pun akan
meningkat lebih tinggi, edema menjadi lebih umum, dan proteinuria bertambah
banyak (Wiknjosastro, 2006).
5. Diagnosis
Gejala Pre-eklampsia dibagi menjadi dua menurut Sudhabrata (2001)
yaitu pre-eklampsia ringan dan berat. Kriteria diagnosis pre-eklampsia ringan
sebagai berikut :
a. Tekanan darah ≥ 140mmHg/90mmHg atau kenaikan sistolik dan diastolik 30
mmHg/15mmHg.
b. Edema tungkai, lengan atau wajah, atau kenaikan berat badan 1 kg/ minggu.
15
c. Proteinuri 0,3 g/24 jam atau plus 1-2.
d. Oliguri.
Kriteria diagnosis pre-eklampsia berat yaitu apabila pada kehamilan
lebih 20 minggu didapatkan satu atau lebih tanda berikut:
a. Tekanan darah ≥ 160/110 mmHg diukur dalam keadaan relaks (minimal
setelah istirahat 10 menit) dan tidak dalam keadaan his.
b. Proteinuri > 5 g/24 jam atau 4+ pada pemeriksaan kualitatif.
c. Oliguri : urine < 500 ml/24 jam disertai kenaikan kreatinin plasma. Pada pre-
eklampsia terjadi perubahan anatomi dan patofiologi, sehingga terjadi
penurunan perfusi renal dan filtrasi glomerulos. Pre-eklampsia berkaitan
dengan penurunan produksi urin dan eksresi kalsium akibat peningkatan
resorbsi tubuler (Widjanarko, 2009).
d. Gangguan visus dan serebral.
e. Nyeri epigastrium/hipokondrium kanan.
f. Edema paru dan sianosis.
g. Gangguan pertumbuhan janin intrauetrin.
h. Adanya HELLP Syndrome (Hemolysis, Elevated liver enzim, Low Platelet
Count). Pre-eklampia berat sering disertai dengan hemolisis yang terlihat dari
kenaikan kadar serum LDH-lactate-dehydrogenase dan perubahan gambaran
dari darah perifer. Hemolisis mikroangiopatik yang diakibatkan oleh
kerusakan endotel yang disertai dengan deposisi trombosit dan fibrin. Terjadi
Elevated liver enzim karena terjadinya perdarahan periportal pada tepi hepar
dan perdarahan subkapsular. Peningkatan enzim hati akibat obstruksi aliran
16
darah hati oleh deposit fibrin disinusoid. Obstruksi ini menyebabkan nekrosis
periportal dan pada kasus yang berat dapat terjadi perdarahan intrahepatik,
hematom subkapsuler atau rupture hati. Low Platelet Count menjadi penanda
memburuknya pre-eklampsia dimana terjadi trombositopenia disebabkan oleh
aktivitas dan agregasi platelet akibat vasospasme yang merangsang hemolisis
mikroangiopatik (Widjanarko, 2009).
Diagnosis differensial antara pre-eklampsia dengan hipertensi
menahun atau penyakit ginjal tidak jarang menimbulkan kesukaran. Pada
hipertensi menahun adanya tekanan darah yang meninggi sebelum hamil, pada
kehamilan muda, atau enam bulan post partum akan sangat berguna untuk
membuat diagnosis (Wiknjosastro, 2006).
Dahulu tekanan darah sistolik sebesar ≥130 mmHg atau kenaikan
diastolik meningkat >15 mmHg. Walaupun nilai absolut tekanan darah dibawah
140/90 mmHg merupakan salah satu kriteria diagnosis pre-eklampsia, tetapi
menurut The National High Blood Pressure Education Program Working Group
on High Blood Pressure in Pregnancy, hal ini tidak lagi merupakan salah satu
kriteria diagnosis, karena bukti klinis yang ada menunjukkan bahwa pasien pada
kategori ini tidak mengalami perburukkan keadaan. Namun, penilaian para
praktisi kliniks menyatakan bahwa pasien yang mengalami peningkatan tekanan
darah sisitolik sebesar > 30 mmHg atau tekanan diastolik meningkat > 15 mmHg
perlu pengawasan yang ketat, khususnya jika terdapat protein urin dan asam urat
sama dengan atau lebih besar dari 6 mmHg/dl (Gifford, 2000).
17
Tekanan darah diastolik pada trisemester kedua yang lebih dari
85 mmHg patut dicurigai sebagai bakat pre-eklampsia. Proteinuria, bila terdapat
sebanyak 0,3 g/L protein dalam urin 24 jam atau pemeriksaan kualitatif
menunjukkan +1 atau 2, atau kadar protein ≥ 1g/L dalam urin yang dikeluarkan
dengan kateter atau urin porsi tengah, diambil minimal 2 kali dengan jarak waktu
6 jam (Mansjoer dkk, 1999).
Tabel I. Uji Diagnostik Pre-eklampsia (Wiknjosastro, 2006). Uji diagnostik dasar Pengukuran tekanan darah
Analisis protein dalam urin Pemeriksaan edema Pengukuran tinggi fundus uteri Pemeriksaan funduskopik
Uji laboratorium dasar Evaluasi hematologik (hematokrit, jumlah trombosit, morfologi eritrosit pada sediaan apus darah tepi). Pemeriksaan fungsi hati (bilirubin, protein serum, aspartan aminotransferase, dan sebagainya) Pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin).
Uji untuk meramalkan hipertensi Roll-over test Pemberian infuse angiotensin II
6. Pencegahan
Pengamatan ANC (aternatal care) yang teratur dan terarah, tetap
merupakan sarana yang paling penting sehingga diagnosis dini dapat ditegakkan,
untuk menghindari tingginya angka kematian Ibu, angka kematian janin karena
HDK (Manuba, 2001). Kunci manajemen terapi HDK (termasuk pre-eklampsia)
adalah pencegahan, yang diketahui melalui ANC rutin. Perubahan tekanaan darah
serta berat badan pasien yang drastis dapat juga diketahui dengan cepat melalui
ANC rutin, sehingga penangganan HDK sejak awal dapat dilakukan
(Crombleholme, 2002).
18
Pemeriksaan anternatal yang teratur dan teliti dapat menemukan tanda-
tanda dini pre-eklampsia, dan dalam hal itu harus dilakukan penanganan
semestinya. Walaupun timbulnya pre-eklampsia tidak dapat dicegah sepenuhnya,
namun frekuensinya dapat dikurangi dengan pemberian penerangan. secukupnya
dan pelaksanaan pengawasan yang baik pada wanita hamil. Penerangan tentang
manfaat istirahat dan diet berguna dalam pencegahan. Istirahat tidak selalu berarti
berbaring di tempat tidur, namun pekerjaan sehari-hari perlu dikurangi, dan
dianjurkan lebih banyak duduk berbaring (Wiknjosastro, 2006). Pencegahan
asupan garam tak dapat mencegah terjadinya pre-eklampsia. Dari penelitian
Chappel (1999) membuktikan adanya penurunan aktivasi sel endotel pada
pemberian vitamin C atau E pada kehamilan 18-22 minggu dan pemberian
vitamin C atau E dapat menurunkan secara bermakna kejadian pre-eklampsia
(Widjanarko, 2009).
Wanita dicurigai mengidap pre-eklampsia harus dirawat di rumah
sakit. Jika pre-eklampsia atau hipertensi parah terjadi setelah minggu ke-36
gestasi, maka melahirkan merupakan terapi pilihan. Jika masalah timbul lebih
dini, kelahiran dapat ditangguhkan pada beberapa pasien disertai pengawasan
yang ketat. Jika terbukti ada penyakit stadium lanjut (terutama trombositopenia
atau uji fungsi hati yang abnormal) atau ada gejala akan terjadi eklampsia,
diusulkan agar ibu segera melahirkan beberapa pun jangka waktu gestasinya
(Anonim, 1996).
19
7. Strategi Terapi
Pengobatan hanya dapat dilakukan secara simtomatis karena etiologi
pre-eklampsia, dan faktor-faktor apa dalam kehamilan yang menyebabkan, belum
diketahui. Tujuan utama penanganan ialah mencegah terjadinya pre-eklampsia
berat dan eklampsia, melahirkan janin hidup, melahirkan janin dengan trauma
sekecil-kecilnya. Pengobatan pre-eklampsia yang tepat ialah dengan melahirkan
untuk menghilangkan sebab dan mencegah terjadinya eklampsia dengan bayi yang
masih prematur penundaan pengakhiran kehamilan mungkin dapat menyebabkan
eklampsia atau kematian janin. Cara pengakhiran dapat dilakukan dengan induksi
persalinan atau seksio sesarea menurut keadaaan. Pada umumnya indikasi untuk
pengakhiran kehamilan ialah pre-eklampsia ringan dengan kehamilan lebih dari
cukup bulan, pre-eklampsia dengan hipertensi dan atau proteinuria menetap
selama 10-14 hari dan janin cukup aman, pre-eklampsia berat, eklampsia
(Wiknjosastro, 2006).
Menurut Sudhaberata ( 2001), penanganaan pre-eklampsia dibagi
menjadi 2 bagian yaitu perawatan aktif dan konservatif. Perawatan aktif terbagi
pengobatan medisinal dan pengobatan obstetrik.
1. Terapi medisinal meliputi :
a. Segera rawat diruangan terang dan tenang, terpasang infus dekstrosa atau
ringer laktat dari IGD.
b. Total bed rest
c. Diet cukup protein, rendah karbohidrat-lemak dan garam
20
d. Antasida
e. Anti kejang
Magnesium sulfat, syarat: tersedia atidotum kalsium glukonat 10 % (1 ampul
secara i.v. dalam 3 menit), reflek platella cukup kuat, kecepatan nafas > 16
kali/menit, tanda distress nafas negatif, produksi urin > 100 cc lebih dari 4 jam
sebelumya. Cara pemberian: loading dose secara (i.v.): MgSO4 20 % 4g
selama 4 menit, intremuskuler (i.m.): 4g MgSO4 40% gluteus kanan4g MgSO4
40% gluteus kiri. Jika ada tanda inpending eklampsia loading dose diberikan
i.v. dan i.m., jika da loading dose cukup diberikan secara i.m saja.
Maintenance dose, di berikan 6 jam, bergiliran pada gluteus kanan atau
gluteus kiri.
Diazepam : digunakan bila MgSO4 tidak tersedia, atau syarat pemberian
MgSO4 tidak terpenuhi. Cara pemberian: drip 10 mg dalam 500 ml, maksimal
120 mg dalam 24 jam. Jika dalam dosis 100 mg dalam 24 jam tidak ada
perbaikan, alih rawat ke ruang ICU.
f. Antihipertensi
Berikut ini obat antihipertensi yang dapat digunakan pada pre-
eklampsia :
21
Tabel II. Obat Antihipertensi yang Dapat Digunakan Pada Pre-eklampsia (Wiknjosastro, 2006).
No Jenis Obat Obat 1 Penghambat Andregenik
a) Andregenik Sentral 1) Metildopa 2) Klonidin
b) Penghambat Beta 1) Pindolol
c) Penghambat Alfa 1) Prazosin
d) Penghambat Alfa-Beta 1) Labetalol
3x125 mg /hari sampai 3x500 mg/hari 3x0,1 mg/hari atau 0,30 mg/500 mg destrosa 5% / 6jam 1x5 mg/hari sampai 3x10 mg/hari 3x1 mg/hari sampai 3x5 mg/hari 3x100 mg/hari
2 Vasodilator 1) Hidralazin
4x25 mg/hari atau perenteral 2,5 mg – 5 mg
3 Antagonis Kalsium 1) Nifedipin
3x10 mg/hari
Alternatif untuk antepartum, dapat digunakan metildopa dengan aturan
dosis 3x125-500 mg/hari atau klonidin drips/titrasi 0,30 mg/500 ml dekstrosa 5% /
6 jam dan klonidin oral 0,1 mg/hari. Alternatif untuk post partum, dapat
digunakan penghambat ACE misanya kaptopril dengan aturan dosis 2x2,5-25 mg
atau dapat digunakan antagonis kalsium misalnya nifedipin dengan aturan dosis
3 x 5-10 mg. Diuretik, untuk penggunaan atepartum, dapat digunakan manitol dan
untuk penggunaan post partum dapat digunakan spironolakton atau furosemid.
Indikasi penggunaan diuretika bila terdapat endema paru-paru, gagal jantung
kongesif ataupun edema anasarka.
g. Kardiotonika
22
h. Lain-lain seperti anthipiretika jika suhu > 38,5 ºC, antibiotika jika ada indikai,
analgetika, dan sebagainya (Sudhaberata, 2001).
2. Pengobatan obstetrik, meliputi pengobatan pada tahap sebelum inpartu dan
tahap sudah inpartu. Tahap sebelum inpartu meliputi amniostomi atau oksitosin
drip bila bishop score > 8 setelah 3 menit terapi medisinal dan seksio sesarea bila
terdapat kontraindikasi oksitosin drip selama 12 jam diberi oksitosin aktif belum
masuk fase aktif. Tahap sudah inpartu meliputi kala I dan kala II. Pada kala I
dilakukan seksio sesarea bila dalam 6 jam tidak masuk fase aktif atau dilakukan
amniotomi pada fase laten dan 6 jam kemudian bila pembukaan belum lengkap
dilakukan seksio sesarea. Pada kala II untuk persalinan pervaginam, dilakukan
partus buatan vakum ekstrasi atau forcep ekstrasi. Untuk kehamilan < 37 minggu,
bila memungkinkan terminasi ditunda 2x24 jam untuk maturasi paru janin
(Sudhaberata, 2001).
Perawatan konservatif kehamilan preterm < 37 minggu tanpa disertai
tanda-tanda inpending eklampsia, dengan kejadian janin baik. Perawatan tersebut
terdiri dari terapi MgSO4 dan terapi lain. Perawatan konservatif diaggap gagal jika
dalam waktu 24 jam tidak ada perbaikan, harus diterminasi atau jika sebelum
24 jam hendak dilakukan tindakan, diberikan MgSO4 20 % 2 garam secara i.v.
terlebih dahulu. Penderita pulang bila dalam 3 hari perawatan setelah tanda-tanda
pre-eklampsia ringan dan keadaan penderita tetap baik dan stabil (Sudhaberata,
2001).
Untuk hipertensi akut yang parah, pada pre-eklampsia/eklampsia,
diusulkan pemberian hidralazin secara intravena, dengan tujuan menurunkan TD
23
diastolik secara berlahan-lahan sampai 90-110 mmHg (12,0-13,3 kPa). Pemberian
magnesium sulfat tetap merupakan tindakan penanganan untuk mencegah kejang-
kejang eklampsia (Batagol, 1998).
Sebagai pengobatan untuk mencegah timbulnya kejang-kejang dapat
diberikan larutan magnesium sulfat 40 % sebanyak 10 ml (4 gram) disutikkan
intramuskular, dan dapat diulang 4 gram tiap 6 jam menurut keadaan. Tambahan
magnesium sulfat hanya diberikan bila diuresis baik, refleks patella positif, dan
kecepatan pernafasan lebih dari 16 per menit. Obat tersebut selain menenangkan,
juga menurunkan tekanan darah dan meningkatan diuresis; klorpromazin 50 mg;
diazepam 20 mg intramuskulus (Wiknjosastro, 2006).
C. Terapi Obat Antihipertensi
Terapi obat antihipertensi direkomendasikan untuk wanita hamil
dengan tekanan darah sistolik 160-180 mmHg atau tekanan sistolik yang lebih
besar dari 180 mmHg dan tekanan diastolik yang lebih besar dari 105-110mmHg.
Tujuan terapi adalah untuk menurunkan tekanan sistolik sampai 140-155 mmHg
dan tekanan diastolik sampai 90-105 mmHg, untuk mengatasi terjadinya
hipotensi, tekanan darah harus diturunkan secara berlahan-lahan (Wanger, 2004).
Terapi pasca persalinan, pemilihan jenis obat antihipertensi menjadi lebih bebas
(Widjanarko, 2009).
1. Rekomendasi Terapi Hipertensi Post Partum
Obat yang direkomendasikan adalah metildopa (grade B), dan
nifedipin (grade B) ( Rey dkk, 1997).
24
2. Rekomendasi Terapi Hipertensi Berat dalam Kehamilan
Tujuan terapi hipertensi berat dalam kehamilan adalah untuk mencapai
tekanan darah diastolik 90-100 mmHg. Adapun obat lini pertama adalah
hidralazin (grade B), labetalol (grade B), nifedipin (grade B). Hal-hal yang
harus diperhatikan antara lain fungsi neuromuscular dan takanan darah ketika
menggunakan nifedipin bersamaan dengan magnesium sulfat (grade B) dan
perlu monitor denyut jantung bayi selama terapi akut (Rey dkk, 1997).
3. Tabel III. Rekomendasi Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Ibu Hamil ( Rey dkk, 1997).
Kategori CHS NHBPEP ASSH Hipertensi ringan
Obat pilihan Metildopa, labetol, pindolol, oxrenelol,
nifedipine
metildopa Metildopa, labetol,
oxrenelol, klonidin
Obat yang harus
dihindari
Penghambat ACE, antagonis reseptor
angiotensin II
Penghambat ACE
Penghambat ACE, diuretik
Hipertensi berat Obat pilihan Hidralazin, labetol,
nifedipin Hidralazin Hidralazin,
labetol, nifedipin, diazoxida
Kejang Obat untuk pencegahan
Magnesium sulfat Magnesium sulfat
Magnesium sulfat,
fenitoin
Obat untuk pengobatan
Magnesium sulfat Magnesium sulfat
Diazepam secara i.v
Keterangan :
CHS : Canadian Hypertension society (Kanada)
NHBPEP : National High Blood Pressure Education Program ( Amerika Serikat)
25
ASSH : Australasian Society for Study of Hypertension (Australia)
Obat antihipertensi yang digunakan:
a. Diuretik kuat
Diuretik kuat bekerja menurunkan tekanan darah dengan cara
menghambat reabsorpsi natrium dan klorida pada acending lope hanle dan
tubulus distal ginjal, mempengaruhi sistem transport pengikatan klorida
sehingga menyebabkan peningkatan ekskresi dari air, natrium, klorida,
magnesium dan kalsium (Lacy dkk, 2005).
a. Hidralazin
Merupakan vasodilator arteriolar langsung yang menyebabkan
takikardi dan peningkatan cardiac output. Hidralazin membantu meningkatkan
aliran darah ke uterus dan mencegah hipotensi. Hidralazin dimetabolisir di hati
(Saseen dan Carter, 2005).
c. Labetalol
Digunakan sebagai pengobatan alternatif dari hidralazin pada
penderita eklampsia. Aliran darah ke uteroplasenta tidak dipengaruhi oleh
pemberian labetalol (Saseen dan Carter, 2005).
d. Obat yang bekerja sentral
Metildopa dan klonidin merupakan contoh golongan obat ini.
Metildopa dan klonidin bekerja dengan jalan menstimulasi reseptor
andrenergik α2 di otak. Stimulasi ini menyebabkan pengurangan aliran
simpatis dari pusat vasomotor di otak dan meningkatkan denyut vagal.
26
Pengurangan aktifitas saraf parasimpatis, dapat menurunkan denyut jantung,
curah aliran jantung, dan tahanan perifer (Saseen dan Carter, 2005).
e. Penghambat enzim pengkonversi angiotensin (penghambat ACE)
Penghambat ACE bekerja dengan cara menghambat pengubahan
angiotensin I menjadi angiotensin II (Anonim, 2000). Enzim pengkonersi
angiotensin (ACE) terdistribusi dalam banyak jaringan dan terdapat dari
beberapa tipe sel yang berbeda, tetapi secara umum ACE terletak pada sel
endotelial. Oleh karena itu, produksi utama angiotensin II terletak di
pembuluh darah bukan di ginjal (Saseen dan Carter, 2005).
Angiotensin II merupakan vasokonstriktor yang poten yang juga
menstimulasi pengeluaran aldosteron. Penghambat ACE juga menghambat
pembongkaran bradikinin dan merangsang sintesis dari beberapa substansi
vasodilator termasuk prostaglandin E2 protasiklin. Peningkatan bradikinin
akan meningkatkan efek hipotensi dari penghambat ACE sehingga hal ini
menimbulkan batuk kering yang menjadi efek samping dari obat golongan
penghambat ACE. Contoh obatnya ialah kaptopril, enalapril maleat,
benazepril, lisinopril, peridropil, kuinapril, ramipril, dan fosinopril (Saseen
dan Carter, 2005).
f. Antagonis kalsium
Antagonis kalsium bekerja dengan cara menghambat influks ion
kalsium trans membran, yaitu mengurangi masuknya ion kalsium lambat ke
dalam sel otot polos, otot jantung dan saraf. Contoh golongan ini adalah
nifedipin, verapamil, diltiazem, felodipin, nimodipin (Anonim, 2000).
27
Kontraksi otot halus pembuluh darah bergantung pada konsentrasi
ion Ca2+ di intrasel. Penghambatan pergerakan dari ion Ca2+ yang mencapai
intrasel, sehingga terjadi penurunan kontraktilitas otot jantung. Penurunan
kontraktilitas otot jantung akan mengakibatkan penurunan curah jantung.
g. Magnesium sulfat
Magnesium menekan saraf pusat sehingga menimbulkan anestesi
dan mengakibatkan penurunan reflek fisiologis. Pengaruhnya terhadap SSP
mirip dengan ion kalium. Hipomagnesemia mengakibatkan peningkatan
iritabilitas SSP, disorientasi, kebingungan, kegelisahan, kejang dan perilaku
psikotik. Suntikan magnesium sulfat secara intravena cepat dan dosis tinggi
dapat menyebabkan terjadinya kelumpuhan dan hilangnya kesadaran. Hal ini
mungkin disebabkan karena adanya hambatan pada neuromuskular perifer.
Pada sistem syaraf otonom Magnesium menghambat aktifitas dan ganglion
simpatis dan dapat digunakan untuk mengontrol penderita tetanus yang berat
dengan cara mencegah pelepasan katekolamin sehingga dapat menurunkan
kepekaan reseptor adrenergik alfa (Saseen dan Carter, 2005).
Kategori berdasarkan faktor risiko yang digunakkan United States
Food and Drug Administration (FDA) berdasarkan risiko obat terhadap sistem
reproduksi, kemungkinan timbulnya efek samping, dan perbandingan besarnya
faktor risiko :
Kategori A: Stusi terkontrol pada wanita tidak memperlihatkan adanya risiko
terhadap janin pada kehamilan trimester 1 (dan tidak ada bukti mengenai risiko
28
pada trimester selanjutnya), dan sangat rendah keungkinannya untuk
membahayakan janin.
Kategori B: Studi pada sistem reproduksi binatang percobaan tidak
memperhatikan adanya risiko terhadap janin, tetapi studi terkontrol terhadap
wanita hamil belum pernah dilakukan. Atau studi terhadap reproduksi binatang
percobaan memperlihatkan adanya efek samping obat (selain penurunan fertilitas)
yang tidak diperlihatkan pada studi terkontrol pada wanita hamil trimester 1 (dan
bukti mengenai risiko pada trimester berikutnya.
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping
pada janin (teratogenik atau embriosidal atau efek samping lainya) dan belum ada
studi kontrol pada wanita, atau studi terhadap wanita dan binatang percobaan
tidak dilakukan. Obat hanya dapat diberikan jika manfaat yang diperoleh melebihi
besarnya risiko yang mungkin timbul pada janin.
Kategori D: Terbukti menimbulkan risiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya
manfaat yang diperoleh jika digunakan pada wanita hamil dapat dipertimbangkan
(misalnya obat diperlukan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau
penyakit serius dimana obat yang lebih aman tidak efektif atau tidak dapat
diberikan).
Kategori X: Studi pada binatang percobaan atau manusia telah memperlihatkan
adanya abnormalitas janin dan besarnya risiko obat ini pada wanita hamil jelas-
jelas melebihi manfaatnya. Dikontraindikasikan bagi wanita hamil usia subur
(Anonim, 2008).
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian mengenai drug related problem pengobatan hipertensi
pasien pre-eklamsia di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sarjito Yogyakarta Tahun
2007-2008 termasuk jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan
deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data retrospektif dengan melakukan penelusuran dari
dokumen terdahulu yaitu lembar rekam medis pasien pre-eklampsia di instalasi
Rawat Inap RSUP Dr. Sarjito Yogyakarta Periode Tahun 2007-2008.
Penelitian ini bersifat non eksperimental karena tidak ada perlakuan
pada subyek penelitian (Pratiknya, 2001). Rancangan penelitian deskriptif
evaluatif bertujuan melakukan eksplorasi deskriptif terhadap fenomena kesehatan
yang terjadi kemudian mengevaluasi data dari rekam medik (Notoatmodjo, 2005).
B. Definisi Operasional
1. Pre-eklampsia adalah pasien di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sarjito
Yogyakarta Periode Tahun 2007-2008 yang di diagnosis utama pre-eklampsia
ringan dan pre-eklampsia ringan.
2. Golongan obat antihipertensi adalah kelompok obat yang digunakan untuk
terapi hipertensi pada pasien pre-eklampsia berdasarkan efek terapi dari tiap
golongan obat yang diberikan pada pasien sebelum melahirkan atau setelah
melahirkan.
30
3. Drug related problems adalah masalah-masalah yang berhubungan dengan
obat yaitu butuh obat, tidak butuh obat, obat tidak efektif, dosis kurang, dosis
berlebih, adverse drug reaction (ADR) dan interaksi obat, serta ketidaktaatan
pasien dalam penggunaan obat (uncompliance).
4. Drug related problems yang diamati dalam penelitian ini adalah DRPs yang
berhubungan dengan penyakit pre-eklampsia terutama untuk hipertensi yang
meliputi butuh obat, tidak butuh obat, obat tidak efektif, dosis kurang, dosis
terlalu besar, dan adverse drug reaction (ADR) dan interaksi obat.
5. Outcome pasien pre-eklamsia adalah keadaan pasien pada saat meninggalkan
rumah sakit yaitu dengan melihat keterangan yang ada pada data Rekam
Medik.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang digunakan adalah pasien dengan diagnosis
utama pre-eklamsia di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Periode Tahun 2007-2008.
D. Bahan Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan adalah lembar rekam medik (medical
record) pasien pre-eklamsia di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta Periode Tahun 2007-2008 yang diambil berdasarkan data dibagian
rekam medik.
31
E. Lokasi Penelitian
Penelitian tentang evaluasi drug related problems pada pasien pre-
eklamsia di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Tahun
2007-2008 di Instalasi Catatan Medis di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Lokasi
penelitian yaitu RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta : jalan kesehatan 01 Sekip
Yogyakarta 587333.
F. Tata Cara Penelitian
Penelitian tentang evaluasi drug related problems pada pengobatan
hipertensi pada pasien pre-eklamsia di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta Periode Tahun 2007-2008 di Instalasi Catatan Medis di RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta dilakukan dalam beberapa tahap dalam menyalesaikan
penelitian yaitu:
1. Tahap persiapan
Dimulai dengan survei atau penelusuran jumlah pasien pre-eklamsia di
Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Tahun 2007-2008
didalam rekam medik.
2. Tahap pengumpulan data
Tahap ini adalah tahap pengumpulan data dari sampel pasien pre-
eklamsia di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode
Tahun 2007-2008. Adapun data yang dikumpulkan terdiri atas : identitas
32
pasien, diagnosis, riwayat pengobatan, pemeriksaan fisik, catatan
perkembangan pasien serta terapi yang diberikan, dosis yang diberikan.
Teknik pengambilan sampel penelitian ini merupakan Non-
probabilitas (non probability sampling method) tipe Judgement Sampling.
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara ini karana hanya menggunakan
rekam medik (MR) tertentu saja yang tersedia untuk dapat diteliti dengan
melihat diagnosis utama kasus yang diteliti.
Jumlah sampel yang ada untuk diagnosis pre-eklampsia adalah 29
kasus. Dari ke-29 kasus dengan diagnosis utama pre-eklampsia yang
digunakkan sebagai sampel untuk dianalisis.
3. Tahap analisis data
Data yang akan diperoleh dianalisis dengan melihat karakteristik
pengobatan hipertensi pasien pre-eklamsia, pola pengobatan pasien pre-
eklamsia yang mengalami hipertensi, mengevaluasi adanya drug related
problem, dan mendeskripsikan keluaran pada pengobatan hipertensi pasien
pre-eklamsia di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode
Tahun 2007-2008.
Evaluasi drug related problem yang terjadi dalam pengobatan pasien
hipertensi pasien pre-eklamsia dilakukan dengan menggunakan standar
pelayanan medis RSUP DR Sardjito Yogyakarta pada pengobatan hipertensi
pada pasien pre-eklamsia dengan dengan metode dokumentasi yaitu dengan
SOAP (Subjectives, Objectives, Assessment, Plan).
33
4. Tahap pembahasan kasus
Kasus yang didapat dibahas dengan metode SOAP (Subjective,
Objective, Assessment, Plan) per kasus. Literatur yang digunakan adalah
MIMS Indonesia edisi 7 tahun 2007/2008, Drug Information Handbook
(DIH) edisi 14, Drug Interaction Facts (DIF) dan Informatorium Obat
Nasional Indonesia (IONI) 2000.
G. Kesulitan Penelitian
Penelitian secara retrospektif memiliki banyak kelemahan
dibandingkan penelitian secara prospektif. Kelemahan penelitian secara
retrospektif yaitu karena peneliti tidak mengamati perkembangan kondisi pasien
yang sebenarnya berkaitan dengan DRPs yaitu tentang terjadinya efek samping
obat, interaksi obat, dan kepatuhan terapi. Kesulitan yang lain adalah tidak
lengkapnya catatan dokter ataupun catatan dari perawat dan tidak adanya catatan
tentang keluhan pasien dan kurang adanya catatan mengenai pengobatan sebelum
melahirkan atau pada saat kehamilan yang terkait dengan diagnosa pre-eklampsia
sehingga kurang teramati.
1
p
R
t
D
g
u
≥
p
G
1. Prosenta
D
pre-eklamps
Rentang us
terjadinya y
Dari pengel
gambar 1 d
untuk kelom
≥ 35 tahun
paling banya
Gambar 1.
3
ase Umur
Dari proses
sia. Dari 29
sia pasien
aitu pada um
ompokan pa
dibawah ini
mpok umur
sebanyak 3
ak terjadi pa
ProsentaseYogyakart
34%
HASIL DA
A. Gam
penelusuran
9 kasus, did
pre-eklamp
mur ≤ 19 tah
asien pre-ek
yaitu untuk
20-34 tahun
4 %. Dari k
ada usia 20-3
e Umur Pata Periode T
34
BAB IV
AN PEMBA
mbaran Kar
n data, didap
dapatkan ki
psia dikelom
hun, umur 2
klampsia ber
k kelompok
n sebanyak
ketiga kelom
34 tahun.
asien Pre-ekTahun 2007
7%
AHASAN
rakteristik
patkan kisar
isaran umur
mpokkan m
20-34 tahun,
rdasarkan um
umur ≤ 19
59 %, dan u
mpok umur
klampsia di7-2008.
59%
≤
20
≥
ran umur p
r antara 19
menjadi 3
dan umur ≥
mur, dapat d
tahun seba
untuk kelom
pasien pre
i RSUP Dr
19 tahun
0‐34 tahun
35 tahun
ada pasien
-41 tahun.
kelompok
≥ 35 tahun.
dilihat dari
nyak 7 %,
mpok umur
-eklampsia
r. Sardjito
35
Dari ketiga kelompok umur pasien pre-eklampsia di Instalasi Rawat Inap
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode tahun 2007-2008 pada digambar 1, paling
banyak terjadi pada usia 20-34 tahun. Di dalam beberapa penelitian angka
kejadian pre-eklampsia terjadi pada umur 20-34 tahun, namun dari beberapa
referensi angka kejadian ditemukan paling banyak pada usia ekstrim ≤ 19 tahun
dan ≥ 35 tahun. Pada penelitian terdahulu di Rumah Sakit Panti Rapih tahun 2005
dengan angka kejadian pasien pre-eklampsia paling banyak juga terjadi pada usia
20-34 tahun namun tidak ada usia pasien yang ≤ 19 tahun. Dari penelitian
terdahulu ada kesamaan distribusi umur terbanyak yang mengalami pre-eklampsia
yaitu pada usia 20-34 tahun, namun ada perbedaan pada distribusi umur ≤ 19
tahun tidak ada sedangkan pada penelitian ini ada.
2. Distribusi Macam Persalinan
Distribusi Macam Persalinan pasien pre-eklampsia di Instalasi Rawat
Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode tahun 2007-2008 dapat dilihat dalam
gambar 2 dibawah ini. Yang terbanyak dengan cara persalinan pervaginal sebesar
69 %, baik dengan spontan atau dengan vakum, sedangkan untuk persalinan
perabdominal sebesar 31 %.
Tindakan persalinan perabdominal dilakukan untuk mengakhiri
kehamilan agar kehamilan tidak semakin parah, dengan keadaan janin yang matur.
Persentase terbanyak dari macam persalinan pada gambar 2 yaitu persalinan
pervaginal. Persalinan pervaginal dan bukan dengan perabdominal yang dilakukan
untuk mengakhiri kehamilan agar kehamilan tidak semakin parah dengan keadaan
janin yang matur, hal ini dapat dikarenakan pasien yang pre-eklampsia di Instalasi
R
p
d
p
G
3
t
h
d
≥
≥
t
Rawat Inap
pasien kirim
dan kedaan p
pervaginal.
Gambar 2.
3. Distrib
D
tanda saja m
hipertensi. P
darah ≥ 14
≥ 160 mmH
≥ 160 mmH
tekanan dara
RSUP Dr.
man dari ber
pasien yang
ProsentaseRawat Inap2008.
busi Tekana
Dalam diagn
melainkan 2
Pasien dapat
40 mmHg d
Hg. Pada gam
Hg memiliki
ah sistolik ≥
31%
Sardjito Y
rbagi rumah
cukup baik
e Macam Pp RSUP Dr.
an Darah Si
nosis pre-ekla
dari 3 tand
t dikatakan m
dan dikatego
mbar 3, dapa
presentasi y
140 mmHg
ogyakarta P
sakit denga
atau mampu
ersalinan P. Sardjito Y
istolik
ampsia bera
da yang terja
mengalami p
orikan pre-ek
at diketahui b
yang lebih b
sebesar 34 %
Periode Tah
an keadaan
u untuk dapa
Pasien Pre-eYogyakarta
at tidak hany
adi yang sal
pre-eklamps
klampsia be
bahwa pada
besar, yaitu 6
%.
69%
per
per
hun 2007-20
bayi yang t
at melalukan
eklampsia DPeriode Ta
ya didasarkan
ah satunya m
sia ringan bi
erat bila teka
a tekanan dar
66 % sedang
rvaginal
rabdominal
36
008 adalah
telah matur
n persalinan
Di Instalasi ahun 2007-
n pada satu
merupakan
ila tekanan
anan darah
rah sistolik
gkan untuk
G
I
k
d
k
d
k
4
≥
≥
d
t
4
Gambar 3.
P
Instalasi Raw
kebanyakkan
darah sisitol
kriteria teka
diagnosis ut
kriteria tekan
4. Distrib
P
≥ 90 mmHg
≥ 110 mmH
di Instalasi R
tekanan dar
4 berikut d
. DistribusiInstalasi RTahun 20
Pada penelu
wat Inap RS
n diagnosis
lik pre-eklam
anan darah s
tama pada
nan darah de
busi Tekana
Pasien dapat
g dan dikate
Hg. Pada pen
Rawat Inap R
ah diastolik
dapat diketah
66
i Tekanan Rawat Inap
007-2008.
usuran data
SUP Dr. Sa
snya adalah
msia ringan h
istolik pre-e
penelusuran
engan diagno
an Darah D
t dikatakan
gorikan pre-
nelusuran dat
RSUP Dr. S
k memiliki r
hui bahwa
6%
Darah Sis RSUP Dr
yang dida
ardjito Yogy
h pre-eklamp
hanya sebag
eklampsia rin
n data ada b
osis utamany
Diastolik
pre-eklamp
-eklampsia b
ta yang dida
Sardjito Yog
rentang ant
pada tekan
stolik Pasier. Sardjito
apatkan pas
yakarta peri
psia berat. U
gian kecil. N
ngan dan be
beberapa ya
ya.
psia bila tek
berat bila te
apatkan pada
gyakarta per
tara 84-130
nan darah si
34%
TD ≥
TD ≥
en pre-eklaYogyakart
sien pre-ekl
iode tahun
Untuk kriter
Namun, bila
erat pada kas
ang tidak sa
kanan darah
ekanan darah
a pasien pre
riode tahun
mmHg. Pa
istolik 80-1
≥ 140 mmHg
≥ 160 mmHg
37
ampsia Di ta Periode
lampsia di
2007-2008
ria tekanan
dilihat dari
sus dengan
ama antara
h diastolik
h diastolik
-eklampsia
2007-2008
ada gambar
09 mmHg
m
d
G
5
p
e
p
t
0
S
0
e
d
memiliki pre
darah sistoli
Gambar 4.
5. Perband
J
peride tahun
eklampsia. P
peride tahun
tahun 2002
0,69 %. di
Singapura 0
0-13%.
B
eklampasia
dapat dikat
esentasi yang
k ≥ 110 mm
DistribusiInstalasi RTahun 20
dingan Terj
Jumlah kasu
n 2007-2008
Prosentase te
n 2007-2008
prosentase
Indonesia p
0,13-6,6%, s
Bila di lihat
pada tahun
takan sema
17%
g lebih besar
mHg sebesar
i Tekanan Rawat Inap
007-2008.
adinya Pre-
us pasien pre
8 yaitu seb
erjadinya pr
8 yaitu sebe
pre-eklamp
prosentase te
edangkan an
t dari gamb
2002 dan
akin menga
%
r yaitu sebes
17 %.
Darah Dia RSUP Dr
-eklampsia
e-eklampsia
anyak 29 k
re-eklampsia
esar 0,29 %
sia di RSUP
erjadinya pr
ngka kejadia
bar 5, menu
2007-2008
alami penur
83%
sar 83 %, sed
astolik Pasier. Sardjito
di RSUP D
kasus untuk
a di RSUP D
%, sedangka
P Dr.Sardjit
re-eklampsia
an pre-eklam
urunnya pro
di RSUP D
runan pros
TD diastmmHg
TD diastmmHg
dangkan unt
en Pre-eklaYogyakart
Dr.Sardjito Y
diagnosis u
Dr.Sardjito Y
an dari data
to Yogyakar
a sebesar 3,
mpsia di dun
osentase kej
Dr.Sardjito Y
entase keja
tolik 80-110
tolik ≥110
38
tuk tekanan
ampsia Di ta Periode
Yogyakarta
utama pre-
Yogyakarta
penelitian
rta sebesar
4-8,5%, di
nia sebesar
jadian pre-
Yogyakarta
adian atau
p
y
r
G
6
Y
l
y
d
l
t
m
l
perbaikan d
yang telah d
rutin (ANC)
Gambar 5.
6. Gambar
P
Yogyakarta
laboratorium
yang antara
dan platelet
laboratorium
terjadinya p
melahirkan
lagi pada pa
dalam bidang
dilakukan pa
).
PerbandinRSUP Dr.
ran Data La
Pada pasien
periode t
m yang tidak
lain nilai h
t yang dapa
m dapat di
pre-eklampsi
atau setelah
sien.
10Ju
mla
h p
asie
n p
re-e
klam
psia
g kesehatan
ada wanita h
ngan terjadiSardjito Yo
aboratorium
n pre-eklamp
ahun 2007
k normal. K
hemoglobin,
at dilihat pa
iakibatkan
ia). Hasil la
melahirkan
0
50
00
Pre-ekltahun
. Hal ini da
hamil pada
inya Pre-ekogyakarta.
m yang Tida
psia di Instal
-2008, dap
Ketidak norm
hematokrit
ada gambar
karena terj
aboratorium
n sampai par
lampsia n 2002 Pre
tah
Periode tah
apat dikaren
waktu hami
klampsia D
ak Normal
lasi Rawat In
pat dikataka
malan gamba
, AST, ALT
r 6. Ketidak
jadinya pre
ini dapat no
rameter pre-e
-eklampsia hun 2007-
2008
hun
nakan pence
il dengan pe
i Instalasi R
nap RSUP D
an adanya
aran data lab
T, total prot
k normalan
e-eklampsia
ormal kemb
eklampsia ti
39
gahan dini
emeriksaan
Rawat Inap
Dr. Sardjito
gambaran
boratorium
tein, HMT,
parameter
(penanda
bali setelah
idak terjadi
G
1
I
p
a
k
g
a
y
y
Gambar 6.
1. Berdasa
T
Inap RSUP
pemberian o
antara lain p
kaptopril, g
golongan ob
antihipertens
yang diguna
yang paling
GambaraPre-eklamYogyakar
arkan Golon
Terapi yang
Dr. Sardji
obat antihipe
pengahamba
golongan ob
bat antihiper
si antagonis
akan untuk p
banyak dig
05
10152025
Jum
lah
kasu
s
an Laborampsia Di Irta Periode
B
ngan Obat A
telah dilak
to Yogyaka
ertensi, yait
at enzim pen
bat antihiper
rtensi diuret
s kalsium ya
pengobatan p
gunakan untu
Parameter lab
atorium yInstalasi RaTahun 2007
B. Profil Ob
Anthihipert
kukan pasien
arta periode
tu dari bebe
ngubah ang
rtensi yang
tik kuat yai
aitu nifedipin
pada tiap ka
uk pengobat
boratorium ya
yang Tidaawat Inap7-2008.
bat
tensi
n pre-eklam
e tahun 200
erapa golong
iotensin (pe
bekerja sen
itu furosemi
n. Dari keli
asus terlihat p
tan hiperten
ang tidak norm
ak NormaRSUP Dr.
mpsia di Insta
07-2008 yai
gan obat ant
enghambat A
ntral yaitu
id, dan golo
ma obat ant
pada gamba
nsi yaitu dar
mal
LO
HI
nor
40
al Pasien . Sardjito
alasi Rawat
itu dengan
tihipertensi
ACE) yaitu
metildopa,
ongan obat
tihipertensi
ar 7, bahwa
ri golongan
O
rmal
a
h
p
s
p
s
G
antagonis k
hipertensi y
pengobatan
sebesar 4
penghambat
sebesar 7 %
Gambar 7.
D
yang paling
kalsium yai
antihiperten
Penggunaan
antihiperten
7%
alsium yaitu
ang bekerja
hipertensi g
%, dan g
t enzim pen
.
Golongan Rawat Inap2008.
Dari prosent
g banyak d
itu nifedipin
nsi yang dir
n diuretik pa
nsi pada pasi
%
4%
u nifedipin
a sentral yait
golongan oba
golongan un
ngubah ang
obat antihp RSUP Dr.
ase penggun
digunakan ad
n. Menurut S
rekomendasi
ada kasus in
ien pre-eklam
11%
sebesar 78
tu metildopa
at antihipert
ntuk pengo
giotensin (pe
ipertensi P. Sardjito Y
naan obat an
dalah golon
Sudhaberata
ikan untuk p
ni bertujuan
mpsia.
%, sedangk
a sebesar 11
tensi diuretik
batan hiper
enghambat
asien Pre-eYogyakarta
ntihipertensi
ngan obat an
(2001), nife
pasien pre-e
untuk meng
78%
kan untuk p
1 %, sedang
k kuat yaitu
rtensi golon
ACE) yaitu
eklampsia DPeriode Ta
pada gamb
ntihipertensi
edipin merup
klampsia po
gatasi udem
nifedipine
captopril
furosemid
metildopa
41
pengobatan
gkan untuk
furosemid
ngan obat
u kaptopril
Di Instalasi ahun 2007-
bar 7 diatas
i antagonis
pakan obat
ost partum.
juga untuk
e
d
a
G
2
p
a
T
Yogyakarta
pencegahan
obat ini un
menurunka
gambar 8, y
sedangkan
lini pertama
Gambar 8.
2. Golonga
P
pre-eklamps
a. Golonga
Terapi pasien
a periode tah
n kejang yait
ntuk pengob
an tekanan
yang paling
untuk diaze
a untuk men
Terapi UnInstalasi RTahun 200
an Obat An
Penggolonga
sia ini terdap
an obat antih
n pre-eklam
hun 2007-20
tu diberikan
batan dan pe
darah dan
banyak dig
epam sebesa
ngatasi kejan
tuk MengatRawat Inap07-2008.
tihipertensi
an obat antih
pat empat pen
hipertensi ant
5%
mpsia di Insta
08 juga dibe
n magnesium
encegahan k
meningkata
gunakan yait
ar 5 %. Mag
ng atau untuk
tasi KejangRSUP Dr
i
hipertensi p
nggunaan go
tagonis kalsi
95%
%
alasi Rawat I
erikan terapi
m sulfat dan d
kejang deng
an diuresis.
tu magnesiu
gnesium sul
k pencegahan
g Pasien Pre. Sardjito
pada pengob
olongan obat
ium yaitu ni
Magne
diazepa
Inap RSUP D
i untuk peng
diazepam. P
gan cara me
Dapat dili
m sulfat seb
lfat merupak
n kejang.
e-eklampsiaYogyakart
batan hiperte
t antihiperte
fedipin
esium sulfat
am
42
Dr.Sardjito
gobatan dan
Penggunaan
enenangkan
ihat dalam
besar 95 %
kan pilihan
a Berat Di a Periode
ensi pasien
nsi.
43
Penggunaan obat antihipertensi paling banyak adalah golongan
antagonis kalsium nifedipin yaitu sebesar 78 %. Obat antihipertensi golongan
antagonis kalsium nifedipin bekerja dengan cara menghambat influks ion kalsium
trans membran, yaitu mengurangi masuknya ion kalsium lambat ke dalam sel otot
polos, otot jantung dan saraf. Kontraksi otot halus pembuluh darah bergantung
pada konsentrasi ion Ca2+ di intrasel. Penghambatan pergerakkan dari ion Ca2+
yang mencapai intrasel, sehingga terjadi penurunan kontraktilitas otot jantung.
Penurunan kontraktilitas otot jantung akan mengakibatkan penurunan curah
jantung. Penggunaan golongan antagonis kalsium nifedipin ini bila diberikan
bersamaan dengan obat antihipertensi lain dapat menyebabkan hipotensif
(Anonim, 2000).
b. Golongan obat antihipertensi yang bekerja sentral yaitu metildopa
Penggunaan obat antihipertensi yang bekerja sentral metildopa yaitu
sebesar 11 %. Obat antihipertensi yang bekerja sentral metildopa bekerja dengan
jalan menstimulasi reseptor andrenergik α2 di otak. Stimulasi ini menyebabkan
pengurangan aliran simpatis dari pusat vasomotor di otak dan meningkatkan
denyut vagal. Pengurangan aktifitas saraf parasimpatis, dapat menurunkan denyut
jantung, curah aliran jantung, dan tahanan perifer. Penggunaan metildopa
merupakan obat antihipertensi yang paling sering digunakan untuk terapi pre-
eklampsia dan penggunaan metildopa pada trisemester ketiga tidak mempengaruhi
uteroplasenta atau hemodinamik dari janin (Saseen dan Carter, 2005).
44
c. Obat antihipertensi golongan pengahambat enzim pengubah angiotensin
(penghambat ACE) yaitu kaptopril
Penggunaan obat antihipertensi pengahambat enzim pengubah
angiotensin (penghambat ACE) kaptopril yaitu sebesar 7 %. Obat antihipertensi
golongan pengahambat enzim pengubah angiotensin (penghambat ACE) kaptopril
bekerja dengan cara menghambat pengubahan angiotensin I menjadi angiotensin
II (Anonim, 2000). Enzim pengkonersi angiotensin (ACE) terdistribusi dalam
banyak jaringan dan terdapat dari beberapa tipe sel yang berbeda, tetapi secara
umum ACE terletak pada sel endotelial. Oleh karena itu, produksi utama
angiotensin II terletak di pembuluh darah bukan di ginjal (Saseen dan Carter,
2005).
Angiotensin II merupakan vasokonstriktor yang poten yang juga
menstimulasi pengeluaran aldosteron. Penghambat ACE juga menghambat
pembongkaran bradikinin dan merangsang sintesis dari beberapa substansi
vasodilator termasuk prostaglandin E2 protasiklin. Peningkatan bradikinin akan
meningkatkan efek hipotensi dari penghambat ACE sehingga hal ini
menimbulkan batuk kering yang menjadi efek samping dari obat golongan
penghambat ACE (Saseen dan Carter, 2005).
d. Obat antihipertensi diuretik kuat yaitu furosemid
Penggunaan obat antihipertensi diuretik kuat furosemid yaitu sebesar
4 %. Obat antihipertensi diuretik kuat furosemid bekerja menurunkan tekanan
45
darah dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan klorida pada acending
lope hanle dan tubulus distal ginjal, mempengaruhi sistem tramsport pengikatan
klorida sehingga menyebabkan peningkatn ekskresi dari air, natrium, klorida,
magnesium dan kalsium (Lacy dkk, 2005).
Angiotensin I adalah hasil hidrolisis angiotensinogen (dihasilkan di
hati) oleh hormon renin yang dihasilkan oleh ginjal. Angiotensin I ini nantinya
oleh suatu enzim yaitu angiotensin converting enzyme (ACE) yang dihasilkan di
paru-paru akan diubah menjadi angiotensin II yang memiliki peranan kunci dalam
menaikkan tekanan darah. Angiotensin reseptor blockers menurunkan tekanan
darah dengan cara menghambat angiotensin II agar tidak bertemu dengan reseptor
(AT1) yang terletak pada kelenjar adrenal yang dapat mensekresi aldosteron.
Aldosteron ini menyebabkan reabsorbsi sodium dan cairan dari ginjal sehingga
terjadi peningkatan volume plasma dan mengakibatkan tekanan darah menjadi
naik.
C. Evaluasi DRPs
Pengobatan yang dilakukan dapat dikatakan berhasil, apabila efek
terapi tercapai. Evaluasi DRPs ini dilakukan untuk mengetahui masalah-masalah
yang berkaitan dengan peresepan pada pasien preeklampsia di Instalasi Rawat Inap
RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta periode tahun 2007-2008. Drug related problems
yang diamati pada penelitian ini meliputi butuh obat, tidak butuh obat, obat tidak
efektif, dosis kurang, dosis berlebih, dan adverse drug reaction (ADR) dan
interaksi obat. Drug related problems ketidaktaatan pasien dalam penggunaan
46
obat yang diresepkan tidak dapat dilakukan karena penelitian ini bersifat
retrospektif. Adapun hasil dari analisis DRPs dapat dilihat dalam tabel berikut ini
berdasarkan jumlah kasus terjadinya dari jumlah kasus yang dianalisis
Tabel IV. Hasil analisis DRPs yang terjadi pada pengobatan hipertensi pasien pre-eklampsia di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode 2007-2008
Tipe DRPs Jumlah kasus
Butuh obat 4 kasus Tidak butuh obat 1 kasus
Interaksi obat 2 kasus
Hasil analisis kasus, pasien pre-eklampsia di Instalasi Rawat Inap RSUP
Dr.Sardjito Yogyakarta periode tahun 2007-2008 diantaranya terjadi DRPs yaitu 7
kasus total dari 29 kasus yang ada. Dalam 1 kasus umumnya ada 1 DRPs. Untuk
melihat jumlah kasus DRPs yang terjadi, dapat dilihat pada kolom jumlah kasus
dengan melihat tipe DRPs yang terjadi. Rangkuman DRPs pada pasien pre-
eklampsia di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta periode tahun
2007-2008 tersaji dibawah ini dengan tipe DRPs yang terjadi pada kasus yang
dianalisis
Tabel V. Kejadian DRPs Butuh Obat (need of additional drug therapy) pada Pengobatan Hipertensi Pasien pasien pre-eklampsia di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Tahun 2007-2008
No. Kasus DRPs Rekomendasi
1, 2, 6, 26
Pasien tidak mendapat terapi anthihipertensi lagi
Diberikan obat antihipertensi metildopa 3x125 mg atau nifedipin 3 x 10 mg ( Rey dkk, 1997).
47
Kejadiaan DRPs butuh obat pada pasien pre-eklampsia di Instalasi
Rawat Inap RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta periode tahun 2007-2008 yang tersaji
dalam tabel diatas dengan propsentase sebesar 4 kasus dari 29 kasus. Drug related
problems terjadi karena pasien butuh obat pada kondisi yang membutuhkan terapi
obat untuk pencegahan atau untuk mengobati.
Tabel VI. Kejadian DRPs Tidak Butuh Obat (unnecessary drug therapy) pada Pengobatan Hipertensi Pasien pasien pre-eklampsia di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Tahun 2007-2008
No. Kasus DRPs Rekomendasi
18 Pemberian anthihipertensi bersamaan nifedipin dan metildopa pada tanggal 08 Oktober 2007
Pemberian anthihipertensi cukup nifedipin 3 x 10 mg (Rey dkk, 1997).
Kejadian DRPs tidak butuh obat pada pasien pre-eklampsia di Instalasi
Rawat Inap RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta periode tahun 2007-2008 terjadi sebesar
1 kasus dari 29 kasus. Drug related problems terjadi karena pemberian obat tidak
sesuai dengan indikasi pada saat itu, selain itu pasien juga mendapat terapi obat
/obat kombinasi yang sebenarnya tidak diperlukan, selain bertambahnya biaya
yang harus dikeluarkan oleh pasien.
Pada penelitian ini, dilakukan pengamatan terhadap DRPs obat tidak
efektif, dosis kurang, dosis terlalu besar, dan muncul efek yang tidak diinginkan
untuk pengobatan antihipertensi pasien pre-eklampsia di Instalasi Rawat Inap RSUP
Dr.Sardjito Yogyakarta periode tahun 2007-2008 dan tidak ditemukan adanya
DRPs untuk obat tidak efektif , dosis kurang, dosis terlalu besar untuk pengobatan
48
antihipertensi pasien pre-eklampsia di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr.Sarjito
Yogyakarta periode 2007-2008.
Tabel VII. Kejadian DRPs Interaksi Obat pada Pasien pasien pre-eklampsia di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Tahun 2007-2008
No. Kasus DRPs Rekomendasi
5
7
Pemberian kombinasi anthipertensi antara Nifedipin dan dopamet
Pemberian obat antihipertensi secara bersamaan yaitu antara metildopa, kaptopril, dan furosemid
Diberikan anthipertensi Hidralazin (Rey dkk, 1997) Pemakaian obat kombinasi yang tidak sesuai antara captopril, metildopa, dan furosemid karena dapat menyebabkan hipotensif maka cukup diberikan satu obat antihipertensi yaitu furosemid karena selain untuk antihipertensi juga untuk mengatasi udem (Lacy dkk, 2005).
Kejadian DRPs interaksi obat pada pasien paling banyak terjadi yaitu
sebesar 2 kasus dari 29 kasus dibandingkan kasus yang dievaluasi. Sebagian besar
DRPs yang terjadi adalah interaksi obat akibat pemberian obat antihipertensi
golongan antagonis kalsium yaitu nifedipin dan golongan yang bekerja sentral
yaitu metildopa yang diberikan bersamaan sehingga dapat meningkatkan risiko
terjadinya hipotensif pada pasien yang mengalami hipertensi. Dan terdapat
kombinasi obat antihipertensi antara 3 golongan obat yaitu ACEI (kaptopril),
golongan yang bekerja sentral (metildopa), dan golongan diuretik kuat
(furosemid) yang dapat meningkatkan resiko terjadinya hipotensif. Pemberian
49
furosemid diindikasikan untuk udem yang terjadi pada kasus ini, namun
furosemid juga memberikan efek antihipertensi.
D. Outcome Pasien Pre-eklampsia
Outcome pada pasien pre-eklampsia yang mengalami hipertensi, hanya
ada 1 bayi yang meninggal dari 29 kasus yang ada. Hal ini dikarenakan pada
pasien pre-eklampsia berat masih dapat mengalami eklampsia bila tidak ditangani
dengan baik dan dapat menimbulkan kejang dan kematian baik untuk bayi atau
pun ibu. Dari 29 kasus dapat dilihat dalam gambar 9 berikut untuk Outcome
pasien pre-eklampsia.
Gambar 9. Outcome Pasien Pre-eklampsia Di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Tahun 2007-2008.
Dari gambar 9 diatas, terdapat 29 kasus yang dievaluasi dapat dilihat
bahwa Outcome pasien pre-eklampsia boleh pulang dan membaik sebesar 27
kasus, sedangkan untuk pasien membaik dengan bayi yang meninggal ada 1
kasus, dan untuk pasien pulang paksa sebesar 1 kasus. Untuk pasien yang pulang
dengan keadaan pulang paksa atau pulang dengan permintaan sendiri yang
0 5 10 15 20 25 30
Boleh pulang & membaik
Pulang paksa
Membaik & bayi meninggal
Jumlah kasus
Out
com
e pa
sien
50
mungkin dikarenakan tidak tahan tinggal di rumah sakit atau dapat juga
disebabkan masalah ekonomi.
E. Rangkuman Pembahasan
Pada penelitian ini terdapat 29 kasus pasien dengan diagnosis utama
pre-eklampsia di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta periode tahun
2007-2008. Sampel yang diambil berupa data rekam medik yang diambil dari
instalasi catatan rekam medik RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Karekteristik dari 29 kasus yang dievaluasi dapat diketahui bahwa
kasus pre-eklampsia di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr.Sarjito Yogyakarta paling
banyak terjadi pada kelompok umur 20-34 tahun yaitu sebesar 59 %, sedangkan
untuk kelompok umur ≤19 tahun sebesar 7 %, dan untuk kelompok umur ≥35
tahun sebesar 34 %. Macam cara persalinan pada kasus pre-eklampsia di Instalasi
Rawat Inap RSUP Dr.Sarjito Yogyakarta paling banyak dengan cara persalinan
pervaginal yaitu sebesar 69 %, sedangkan untuk persalinan perabdominal sebesar
31 %. Distribusi tekanan sistolik pada pasien pre-eklampsia pada tekanan darah
sistolik ≥ 160 mmHg paling banyak yaitu sebesar 66 % sedangkan untuk tekanan
darah sistolik ≥ 140 mmHg sebesar 34 %. Distribusi tekanan diastolik pada pasien
pre-eklampsia pada tekanan darah diastolik 80-109 mmHg memiliki presentasi
yang lebih besar yaitu sebesar 83 %, sedangkan untuk tekanan darah diastolik
≥ 110 mmHg sebesar 17 %. Nilai kadar pemeriksaan laboratorium yang tidak
normal karena terjadinya pre-eklampsia.
51
Pengobatan hipertensi dengan antihipertensi yang diberikan pada
pasien pre-eklampsia di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr.Sarjito Yogyakarta dibagi
menjadi 4 kelompok antihipertensi yaitu obat antihipertensi antagonis kalsium
nifedipin, obat antihipertensi yang bekerja sentral metildopa, obat penghambat
enzim pengubah angiotensin (penghambat ACE) kaptopril, obat diuretik kuat
furosemid. Penggunaan obat yang banyak digunakan adalah obat antihipertensi
dari kelompok antagonis kalsium nifedipin yaitu sebesar 78% diikuti obat
antihipertensi yang bekerja sentral metildopa sebesar 11 %, obat pengahambat
enzim pengubah angiotensin (penghambat ACE) kaptopril sebesar 7 %, dan obat
diuretik kuat yaitu furosemid sebesar 3 %. Magnesium sulfat merupakan pilihan
lini pertama untuk mengatasi kejang atau untuk pencegahan kejang, untuk
pemberian magnesium sulfat yaitu sebesar 95 % sedangkan untuk diazepam
sebesar 5 %.
Pada penelitian ini, kejadian DRPs yang paling banyak terjadi pada
pada pengobatan hipertensi pasien pre-eklampsia adalah butuh obat yaitu
sebanyak 4 kasus diikuti dengan interaksi obat sebanyak 2 kasus, dan tidak butuh
obat sebanyak 2 kasus. Sebagian besar DRPs yang terjadi adalah butuh obat
karena tekanan darah yang masih tinggi dan membutuhkan terapi anthihipertensi
pada kasus yang dianalisis.
Outcome pasien pre-eklampsia boleh pulang dan membaik untuk
dibawa pulang sebesar 27 kasus, sedangkan untuk pasien membaik dengan bayi
yang meninggal ada 1 kasus, dan untuk pasien pulang paksa sebesar 1 kasus.
52
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian “Evaluasi Drug Related Problems (DRPs)
Pada Pengobatan Hipertensi Pasien Pre-eklamsia di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta Periode Tahun 2007-2008” sebagai berikut :
1. Karakteristik pasien pre-eklampsia kelompok umur 20-34 tahun sebesar 59 %,
kelompok umur ≤ 19 tahun sebesar 7 %, dan kelompok umur ≥35 tahun
sebesar 34 %. Cara persalinan pervaginal sebesar 69 %, persalinan
perabdominal sebesar 31 %. Tekanan darah sistolik ≥160 mmHg sebesar 66
%, tekanan darah sistolik ≥140 mmHg sebesar 34 %. Tekanan darah distolik
80-109 mmHg sebesar 83 % untuk tekanan darah distolik ≥110 mmHg sebesar
17 %. Pemeriksaan laboratorium (hemoglobin, hematokrit, AST, ALT, total
protein, HMT, dan platelet) abnormal akibat terjadinya pre-eklampsia.
2. Penggunaan obat hipertensi yaitu nifedipin sebesar 78% , metildopa sebesar
11 %, kaptopril sebesar 7 %, dan furosemid sebesar 3 %. Penggunaan obat
untuk mengatasi kejang yaitu magnesium sulfat sebesar 95 % dan untuk
diazepam sebesar 5 %.
3. Drug related problems yang terjadi adalah butuh obat yaitu sebanyak 4 kasus
interaksi obat sebanyak 2 kasus, dan tidak butuh obat sebanyak 1 kasus.
4. Outcome pasien pre-eklampsia, boleh pulang dan membaik sebesar 27 kasus,
pasien membaik dengan bayi yang meninggal ada 1 kasus, dan untuk pasien
pulang paksa sebesar 1 kasus.
53
B. Saran
1. Dilakukan penelitian lanjutan pada pasien pre-eklamsia di RSUP Dr. Sarjito
Yogyakarta pada periode tahun yang berbeda secara prospektif pada tahap
kepatuhan pasien, efek samping obat, dan interaksi obat lebih lanjut agar dapat
dilihat perbandingan pelayanan kesehatan yang diberikan.
2. Untuk pengobatan hipertensi pre-eklampsia disarankan agar Rumah Sakit Umum
Dr. Sardjito Yogyakarta menyesuaikan atau memberikan tambahan dalam
standar acuan untuk antihipertensi.
54
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1991, Standar Pelayanan Medik obstetric dan Ginekologi, bagian I, 1-8, Balai penerit
FKUI, Jakarta Anonim, 1996, Hypertension Control-WHO, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, 56-57,
Penerbit ITB, Bandung Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta Anonim, 2003, The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure, http://www.nature.com/tpj/journal/vaop/ncurrent/pdf/tpj200938a.pdf, diakses tanggal 02 Januari 2010
Anonim, 2008, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi, Edisi 8 2008/2009, Edisi 8, CMP Medica
Asia Pte Ltd, Jakarta Armanza, F and Karkata, M,K, 2005, Kadar Asam Urat Sebagai Prediktor Luaran Pengelolaan
Pre-eklampsia Berat Preterm, Cermin Dunia Kedokteran, tahun 2005, No. 146 Chandra, B., 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, 37-38,55-57, EGC, Jakarta Cipolle, R.J., Strand L.M., Morley M.C., 1998. Pharmaceutical Care Practice, 178-191,
McGraw-Companies, Inc., New York Crombleholme, W.R., 2002, Obstetrics, in Lawrence, M.T.J., McPhee, S.J., Papadakis M.A.,
(Eds). Curent Medical Diagnosis and Treatment, 41st Edition, 789, Medical Publishing Division,USA
Gifford, R.W.,August, P.A., Cunningham,G., Green, L.A., Lindheimer, M.D., McNellis, D.,
dkk., 2000, National high blood pressure education program working groub on high blood pressure pregnancy, http://www.nhlbi.nih.gov/health/prof/heart/hbp/hbp_preg.pdf, diakses tanggal 12 Sebtember 2008
Guyton, A. C., dan Hall, J. E., 1996, Textbook of Medical Physiology, diterjemahkan oleh Irawati
Setiawan, LMA., Ken Ariata Tengadi, Alex Santoso, ECG, Jakarta Juwita, I., 2004, Pola Peresepan Pasien Hipertensi gestasional di Bangsal Rawat Inap Obstetri
dan GinekologiRumah Sakit Dr, Sarjito Yogyakarta Tahun 2002, Skripsi, Universitas Shanata Dharma, Yogyakarta
55
Lacy, C. F., Armstrong, L. L., Goldman, M. P., dan Lance, L. L., 2005, Drug Information Hanbook, Edisi 14, Lexi-Comp Inc, Ohio
Manuba, I. B. G., 2001, Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetrik Ginekologi dan KB, 30-
31, 67, 304-308, penerbit buku EGC Mnsjoer A., Suprohaita, Wardani, W.I., Setyowulan, W., 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi
3, 270-272, Media Aesculapius FKUI, Jakarta Marendeng, B., 2007, Profil Peresepan Obat Antihipertensi pada Pasien Pre-eklampsia, di
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Pantirapih Yogyakarta Tahun 2007, Skripsi, Universitas Shanata Dharma, Yogyakarta
Notoatmodjo, S., 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, 86-88, Rineka Cipta, Jakarta Pratiknya, A. W., 2001, Dasar Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 10-18, 176-183 Rey, Lelorier, J., Burgess, E., Lange, I.R., Leduc., 1997, Report pf The Canadian Hypertension
Society Consensus Conference: 3 Pharmacologic Treatment of Hypertensive Disorder in Pregnency, hhttp://wwww.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fegi?artid=1228354, diakses tanggal 11 Oktober 2009
Saseen. J. J., dan Carter. L. B., 2005, Hypertension, dalam Pharmacotherapy: A Pathophysiology
Appoarch, Sixth Edition, diedit oleh J. T. Dipiro, McGraw-Hill Company, Inc., 185-217
Sudhabera, K., 2001, Profil Penderita Pre-eklampsia-Eklampsia di RSU Tarakan, Kaltim,
http://www.tempo.co.id/medika/arsip/022001/art-2.htm diakses tanggal 12 September 2007
Tatro, D. S., 2001, Drug Interaction Facts 1-2, A Wolters Kluwer Company, St. Louis Missouri Wanger, L.K., 2004, Diagnosis and Management of Pre-eclampsia, www.aafp.org/afp, diakses
tanggal 28 September 2008 Widjanarko, B., 2009, Hipertensi dalam Kehamilan, Digilib.unsri.ac.id/938, diakses tanggal 4
januari 2010 Wiknjosastro, H., 2006, Ilmu Kebidanan, Edisi III, cetakan ke 7, 282, 287-294, Bina Pustaka,
Jakarta
56
LAMPIRAN Data dan Analisis Drug Related Problems Pada Pengobatan Hipertensi
Pasien Pre-eklampsia Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yoyakarta Periode Tahun 2007-2008
Tabel VIII. Kajian Drug Related Problems Pada Pengobatan Hipertensi Pasien Pre-
eklampsia Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yoyakarta Periode Tahun 2007-2008
Kasus 1. No. RM : 01.37.40.99 (19/10/08-27/10/08) Subjective : Wanita usia : 29 tahun DU : Severe Pre-eklampsia DL : Partial HELLP Syndrom, janin tunggal hidup, KU : Baik, sadar dan tidak anemis. Pasien hamil 8 bulan. TD mulai naik sejak umur kehamilan 7 bulan Keadaan pulang : membaik, boleh pulang Objective: Hasil Lab
Parameter Nilai normal Hb 12,5 Gr/dl 12- 16 Gr/dl HMT LO 36,5 L % 42,0 – 52 L % Platelet 344.103 /µL 130-400.103 /µL Total protein 6,1 g/dl 6,4 - 8,3 g/dl AST 41,1 IU/L 10 – 42 IU/L ALT HI 47,4 IU/L 10 – 40 IU/L Kreatinin HI 1,54 mg/dl 0,6 – 1,3 mg/dl Proteinuria + 4
Tanda Vital Tanggal TD
*19/10/08 170/100 mmHg 20/10/08 110/70 mmHg 21/10/08 130/80 mmHg 22/10/08 130/90 mmHg 23/10/08 180/110 mmHg 24/10/08 150/100 mmHg 25/10/08 150/100 mmHg 26/10/08 150/90 mmHg 27/10/08 120/80 mmHg
Nadi:120x/menit RR:24x/menit Suhu:38,5ºC BB : 58 kg ; TB : 159 cm Penatalaksanaan
Nama Obat Tanggal
(oktober 2007) 19
Nifedipin 3 x 10 mg √
Assessment : 1. Tidak diberikan antihipertensi lagi setelah tanggal 19/10/08
DRPs : Butuh obat Rekomendasi :
1. Diberikan Nifedipin 3 x 10 mg ( Rey dkk, 1997). 2. Pemberian vitamin C atau E dan diet kalsium. 3. Pantau kadar kreatinin ,kadar ALT, kadar HMT, dan tekanan darah.
Keterangan : * : waktu melahirkan
57
Tabel IX. Kajian Drug Related Problems Pada Pengobatan Hipertensi Pasien Pre-eklampsia Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yoyakarta Periode Tahun 2007-2008
Kasus 2. No. RM 01.33.34.76 (18/01/08-21/01/08) Subjective : Wanita Usia : 38 tahun DU : Severe Pre-eklampsia DL : Spontaneus vortex delivery, janin tunggal hidup KU : Baik, sadar, tidak anemis dan endema ekstrimites. Pasien hamil 9 bulan. gerakan janin(+). Riwayat
tekanan darah tinggi sejak usia kehamilan 8 bulan. Keadaan pulang : membaik, boleh pulang Objective: Hasil Lab
Parameter Nilai normal Hb 11,9 Gr/dl 12- 16 Gr/dl HMT LO 35,5 L % 42,0 – 52 L % Platelet 183.103 /µL 130-400.103 /µL Total protein 6,53 g/dl 6,4 – 8,3 g/dl AST HI 43,8 IU/L 10 – 42 IU/L ALT HI 28,1 IU/L 10 – 40 IU/L Kreatinin 0,78 mg/dl 0,6 – 1,3 mg/dl Proteinuria + 1
Tanda Vital
Tanggal TD 18/01/08 180/100 mmHg
*19/01/08 150/90 mmHg 20/01/08 170/110 mmHg 21/01/08 160/100 mmHg 22/01/08 160/100 mmHg
Nadi: 88x/menit RR:20x/menit Suhu:37ºC BB : 66 kg ; TB : 160 cm Penatalasanaan
Nama Obat Tanggal (Januari
2007) 19 20
Nifedipin 3 x 10 mg √ Magnesiun sulfat 4 gram/6 jam √
Assessment : 1. Tidak diberikan antihipertensi lagi setelah tanggal 20/01/08
DRPs : Butuh obat Rekomendasi :
1. Diberikan obat anthihipertensi lagi Nifedipin 3 x 10 mg atau captopril (Anonim, 2003) 2. Pemberian vitamin C atau E dan diet kalsium. 3. Pantau kadar ALT, kadar AST, kadar HMT, dan tekanan darah .
Keterangan : * : waktu melahirkan
58
Tabel X. Kajian Drug Related Problems Pada Pengobatan Hipertensi Pasien Pre-
eklampsia Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yoyakarta Periode Tahun 2007-2008
Kasus 3. No. RM 01.32.65.50 (04/12/07-07/12/07) Subjective : Wanita Usia : 30 tahun DU : Severe Pre-eklampsia DL : persalinan spontan KU : baik, sadar dan tidak anemis. Pandangan kabur dan nyeri ulu hati. Keluhan dirasakan sejak 1 bulan
yang lalu. TD saat hamil normal, meningkat sejak 1 minggu yang lalu. Keadaan pulang : membaik, boleh pulang, dan bayi meninggal Objective Hasil Lab
Parameter Nilai normal Hb 14,9 Gr/dl 12- 16 Gr/dl HMT 45,1 L % 42,0 – 52 L % Platelet 374.103 /µL 130-400.103 /µL Total protein 6,65 g/dl 6,4 - 8,3 g/dl AST HI 76,9 IU/L 10 – 42 IU/L ALT HI 65 IU/L 10 – 40 IU/L Kreatinin 0,95 mg/dl 0,6 – 1,3 mg/dl Proteinuria + 2
Tanda Vital
Tanggal TD 04/12/07 140/100 mmHg
*05/12/07 150/100 mmHg 06/12/07 100/70 mmHg 07/12/07 130/90 mmHg
Nadi:100x/menit RR:20x/menit Suhu:37ºC BB : 49 ; TB : 155cm Penatalaksanaan
Nama Obat
Tanggal (Desember
2007) 05
Magnesiun sulfat 4 gram/6 jam √
Assessment : Rekomendasi :
1. Pemberian vitamin C atau E dan diet kalsium. 2. Pantau kadar ALT , kadar AST dan tekanan darah.
Keterangan : * : waktu melahirkan
59
Tabel XI. Kajian Drug Related Problems Pada Pengobatan Hipertensi Pasien Pre-
eklampsia Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yoyakarta Periode Tahun 2007-2008
Kasus 4. No. RM 01.31.89.70 (22/10/07-27/10/07) Subjective : Wanita Usia : 29 thn DU : Severe Pre-eklampsia DL : false labor before 37 competed week of gestation KU : baik, sadar dan tidak anemis. Pasien merasa perut kenceng-kenceng dan ada perdarahan vagina.
Riwayat hamil sebelumnya (+) positif. Keadaan pulang : membaik, boleh pulang Objective: Hasil Lab
Parameter Nilai normal Hb 14,2 Gr/dl 12- 16 Gr/dl HMT LO 40,5 L % 42,0 – 52 L % Platelet LO 83.103 /µL 130-400.103 /µL Total protein 5,97 g/dl 6,4 - 8,3 g/dl AST 40 IU/L 10 – 42 IU/L ALT 36 IU/L 10 – 40 IU/L Kreatinin HI 2,90 mg/dl 0,6 – 1,3 mg/dl Proteinuria + 2
Tanda Vital
Tanggal TD *22/10/07 168/84 mmHg 23/10/07 169/99 mmHg 24/10/07 130/90 mmHg 25/10/07 170/96 mmHg 26/10/07 165/90 mmHg 26/10/07 145/100 mmHg
Nadi: x/menit RR:x/menit Suhu:ºC BB : 56 kg ; TB : 165 cm Penatalasanaan
Nama Obat Tanggal (Oktober 2007)
22 22 24 25 Nifedipin 3 x 10 mg √ √ √ Magnesiun sulfat 4 gram/6 jam √ √
Assessment : Rekomendasi :
1. Pemberian vitamin C atau E dan diet kalsium. 2. Pantau kadar HMT, kadar platelet, dan tekanan darah.
Keterangan : * : waktu melahirkan
60
Tabel XII. Kajian Drug Related Problems Pada Pengobatan Hipertensi Pasien Pre-
eklampsia Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yoyakarta Periode Tahun 2007-2008
Kasus 5. No. RM 01.30.10.79 (14/06/07-19/06/07) Subjective : Wanita Usia : 41 thn DU : Severe Pre-eklampsia DL : Partial HELLP syndrom PEB superimposed graminda hamil preterm KU : baik, sadar dan tidak anemis. Pasien hamil 8 bulan. keluhan mual (+), pusing (+). Riwayat HT
sebelumnya (+) Keadaan pulang : pulang paksa Objective: Hasil Lab
Parameter Nilai normal Hb LO 10,3 Gr/dl 12- 16 Gr/dl HMT LO 31,7 L % 42,0 – 52 L % Platelet LO 83.103 /µL 130-400.103 /µL Total protein 5,97 g/dl 6,4 - 8,3 g/dl AST 40 IU/L 10 – 42 IU/L ALT 36 IU/L 10 – 40 IU/L Kreatinin HI 2,90 mg/dl 0,6 – 1,3 mg/dl Proteinuria + 2
Tanda Vital
Tanggal TD 14/06/07 150/100 mmHg 15/06/07 145/90 mmHg
*16/06/07 150/100 mmHg 17/06/07 180/120 mmHg 18/06/07 180/110 mmHg 19/06/07 170/120 mmHg
BB : 60 kg ; TB : 157 cm Penatalasanaan
Nama Obat Tanggal (Juni
2007) 17 18 19
Nfedipin 3 x 10 mg √ √ √ Dopamet 3 x 250 mg √ √ √
Assessment : 1. Pemberian kombinasi anthipertensi antara Nifedipin dan dopamet
DRPs : interaksi obat Rekomendasi :
1. Diberikan anthipertensi Hidralazin (Rey dkk, 1997) 2. Diet kalsium. 3. Pantau kadar HMT, kadar platelet, kadar kreatinin, kadar Hb dan tekanan darah.
Keterangan : * : waktu melahirkan
61
Tabel XIII. Kajian Drug Related Problems Pada Pengobatan Hipertensi Pasien Pre-eklampsia Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yoyakarta Periode Tahun 2007-2008
Kasus 6. No. RM 01.28.32.76 (20/02/07-24/02/07) Subjective : Wanita Usia : 34 thn DU : Severe Pre-eklampsia DL : multigravida kamil aterm belum dalam persalinan KU : baik, sadar dan tidak anemis. Pasien hamil 9 bulan. Riwayat HT (-) Keadaan pulang : membaik, boleh pulang Objective: Hasil Lab
Parameter Nilai normal Hb 11,8 Gr/dl 12- 16 Gr/dl HMT LO 33,9 L % 42,0 – 52 L % Platelet 103 /µL 130-400.103 /µL Total protein 6,7g/dl 6,4 - 8,3 g/dl AST 24 IU/L 10 – 42 IU/L ALT 28 IU/L 10 – 40 IU/L Kreatinin LO 0,52 mg/dl 0,6 – 1,3 mg/dl Proteinuria + 1
Tanda Vital
Tanggal TD 20/02/07 170/100 mmHg 21/02/07 180/75 mmHg *22/02/07 135/85 mmHg 23/02/07 140/100 mmHg 24/02/07 150/90 mmHg
Nadi: 88x/menit RR:24x/menit Suhu:37ºC BB : 82 kg ; TB : 162 cm Penatalasanaan Assessment :
1. Tidak diberikan anthihipertensi DRPs : butuh obat Rekomendasi :
1. Diberikan anthihipertensi Nifedipin 3 x 10 mg atau metildopa 3x125 mg ( Rey dkk, 1997). 2. Diet kalsium. 3. Patau kadar HMT, kadar kreatinin, dan tekanan darah.
Keterangan : * : waktu melahirkan
62
Tabel XIV. Kajian Drug Related Problems Pada Pengobatan Hipertensi Pasien Pre-eklampsia Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yoyakarta Periode Tahun 2007-2008
Kasus 7. No. RM 01.32.52.90 (25/11/07-30/11/07) Subjective : Wanita Usia : 40 thn DU : Severe Pre-eklampsia DL : persalinan spontan, udem pulmo KU : baik, sadar dan tidak anemis. Pasien hamil 9 bulan. TD (+) sejak awal kehamilan. Riwayat TD (-)
keluhan sesak nafas sejak UK 5 belum saat bekerja, saat istirahat tidak sesak nafas, tidur membutuhkan 2 bantal
Keadaan pulang : membaik, boleh pulang Objective: Hasil Lab
Parameter Nilai normal Hb 15,8 Gr/dl 12- 16 Gr/dl HMT 47,8 L % 42,0 – 52 L % Platelet 394. 103 /µL 130-400.103 /µL Total protein 6,68g/dl 6,4 - 8,3 g/dl AST 25 IU/L 10 – 42 IU/L ALT 20 IU/L 10 – 40 IU/L Kreatinin HI 1,76mg/dl 0,6 – 1,3 mg/dl Proteinuria + 1
Tanda Vital Tanggal TD
*25/11/07 173/99 mmHg 26/11/07 180/130 mmHg 27/11/07 140/90 mmHg 28/11/07 180/130 mmHg 29/11/07 120/80 mmHg 30/11/07 150/100 mmHg
Nadi: 100x/menit RR:28x/menit Suhu:37ºC BB : 92 kg ; TB : 163 cm Penatalasanaan
Nama Obat Tanggal (November 2007)
25 26 27 28 29 Nifedipin 3 x 10 mg √ Metildopa 3 x 250 mg √ √ √ √ Captopril 3 x 6,35 mg √ √ √ √ Furosemid 1 Ampul √ √ √
Assessment : Pemberian obat antihipertensi secara bersamaan DRPs : interaksi obat Rekomendasi :
1. Pemakaian obat kombinasi yang seharusnya tidak diperlukan antara captopril, metildopa dan furosemid dapat menyebabkan hipotensif maka Cukup diberikan satu obat antihipertensi yaitu captopril (Lacy dkk,, 2003).
2. Pantau kadar kreatinin dan tekanan darah. Keterangan : * : waktu melahirkan
63
Tabel XV. Kajian Drug Related Problems Pada Pengobatan Hipertensi Pasien Pre-eklampsia Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yoyakarta Periode Tahun 2007-2008
Kasus 8. No. RM 01.21.53.72 (05/12/07-08/12/07) Subjective : Wanita Usia : 23 tahun DU : Severe Pre-eklampsia DL : janin tunggal hidup, spontaneus vortex delivery KU : baik, sadar dan tidak anemis. Hamil 9 bulan, Riwayat. Penyakit HT selama kehamilan disangkal.
Pusing (+) Keadaan pulang : membaik, boleh pulang Objective: Hasil Lab
Parameter Nilai normal Hb 12,4 Gr/dl 12- 16 Gr/dl HMT LO 37,8 L % 42,0 – 52 L % Platelet 233. 103 /µL 130--400.103 /µL Total protein 5,4 g/dl 6,4 - 8,3 g/dl AST 30 IU/L 10 – 42 IU/L ALT 20 IU/L 10 – 40 IU/L Kreatinin 0,8mg/dl 0,6 – 1,3 mg/dl Proteinuria + 4
Tanda Vital
Tanggal TD *05/12/07 140/100mmHg 06/12/07 130/95mmHg 07/12/07 140/90mmHg 08/12/07 140/90 mmHg
Nadi: 88x/menit RR:20x/menit Suhu:37ºC BB : 68 kg ; TB : 157 cm Penatalasanaan Assessment : Rekomendasi :
1. Pemberian vitamin C atau E dan diet kalsium. 2. Pantau kadar HMT dan tekanan darah.
Keterangan : * : waktu melahirkan
64
Tabel XVI. Kajian Drug Related Problems Pada Pengobatan Hipertensi Pasien Pre-eklampsia Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yoyakarta Periode Tahun 2007-2008
Kasus 9.No. RM 01.28.73.34 (15/03/07-27/03/07) Subjective : Wanita Usia : 30 tahun DU : Pre-eklamsia berat DL : hamil preterm, janin tunggal hidup KU : baik, sadar dan tidak anemis. Pasien hamil 8 bulan. TD meningkat sejak 3 minggu,. riwayat HT (-) Keadaan pulang : membaik, boleh pulang Objective : Hasil Lab
Parameter Nilai normal Hb 13,3 Gr/dl 12- 16 Gr/dl HMT LO 37,3 L % 42,0 – 52 L % Platelet 222.103 /µL 130-400.103 /µL Total protein LO 5,33 g/dl 6,4 - 8,3 g/dl AST 29,1 IU/L 10 – 42 IU/L ALT 13,5 IU/L 10 – 40 IU/L Kreatinin 0,64 mg/dl 0,6 – 1,3 mg/dl Proteinuria + 2
Tanda Vital Tanggal TD 15/03/07 170/110 mmHg *16/03/07 134/77 mmHg 17/03/07 125/80 mmHg 18/03/07 111/77 mmHg 19/03/07 140/100 mmHg 20/03/07 128/75 mmHg 21/03/07 150/100 mmHg 22/03/07 160/110 mmHg 23/03/07 150/90 mmHg 24/03/07 120/73 mmHg 26/03/07 140/85 mmHg 27/03/07 130/80 mmHg
Nadi: 80x/menit RR:20x/menit Suhu:37ºC BB : 64,5 kg ; TB : 158 cm Penatalasanaan
Nama Obat Tanggal (Maret 2007)
15 16 17 18 19 20 22 25 Nifedipin 3 x 10 mg √ √ Magnesium sulfat 4 gram/6 jam √ √ √ √ √ √ √ √
Assessment : Rekomendasi :
1. Pantau kadar HMT, kadar total protein, dan tekanan darah.
Keterangan : * : waktu melahirkan
65
Tabel XVII. Kajian Drug Related Problems Pada Pengobatan Hipertensi Pasien Pre-eklampsia Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yoyakarta Periode Tahun 2007-2008
Kasus 10.No. RM 01.29.02.34 (03/04/07-10/04/07) Subjective : Wanita Usia : 36 thn DU : Pre-eklamsia berat DL : HELLP syndrome, janin preterm KU : baik, sadar dan tidak anemis.Pasien merasa hamil 7 bulan. Gerakan janin (+). Riwayat HT (+) sejak
usia kehamilan 8 bulan. Keadaan pulang : membaik, boleh pulang Objective : Hasil Lab
Parameter Nilai normal Hb 12,4 Gr/dl 12- 16 Gr/dl HMT LO 34,7 L % 42,0 – 52 L % Platelet 160. 103 /µL 130-400.103 /µL Total protein LO 5,16 g/dl 6,4 - 8,3 g/dl AST HI 61 IU/L 10 – 42 IU/L ALT HI 47 IU/L 10 – 40 IU/L Kreatinin 1,19mg/dl 0,6 – 1,3 mg/dl Proteinuria + 4
Tanda Vital
Tanggal TD 03/04/07 180/130 mmHg
*04/04/07 182/126 mmHg 05/04/07 153/97 mmHg 06/04/07 150/100mmHg 07/04/07 160/80mmHg 08/04/07 180/100mmHg 09/04/07 160/110mmHg 10/04/07 180/110mmHg
Nadi: 84x/menit RR:20x/menit Suhu:37ºC BB : 60 kg ; TB :157 cm Penatalasanaan
Nama Obat Tanggal (Maret 2007) 03 04 05 08 10
Nifedipin 3 x 10 mg √ √ √ √ Magnesiun sulfat 4 gram/6 jam √ √
Assessment :
Rekomendasi : 1. Pemberian vitamin C atau E dan diet kalsium. 2. Pantau kadar HMT kadar total protein, AST dan ALT dan tekana darah.
Keterangan : * : waktu melahirkan
66
Tabel XVIII. Kajian Drug Related Problems Pada Pengobatan Hipertensi Pasien Pre-eklampsia Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yoyakarta Periode Tahun 2007-2008
Kasus 11.No. RM 01.28.69.50 (13/03/07-21/03/07) Subjective : Wanita Usia : 41 thn DU : Pre-eklamsia berat DL : efusi pleura, udem pulmonium KU : baik, sadar dan tidak anemis. Pasien hamil 8 bulan. Pasien datang dengan keluhan pandangan kabur
dan nyeri ulu hati. Keluhan dirasakan sejak ± 1 bulan yang lalu.TD saat hamil normal, meningkat sejak 1 minggu yang lalu.
Keadaan pulang : membaik, boleh pulang Objective : Hasil Lab
Parameter Nilai normal Hb 11,6 Gr/dl 12- 16 Gr/dl HMT LO 34,7 L % 42,0 – 52 L % Platelet 487.103 /µL 130-400.103 /µL Total protein 5,10 g/dl 6,4 - 8,3 g/dl AST 54,7IU/L 10 – 42 IU/L ALT 16,3IU/L 10 – 40 IU/L Kreatinin 0,95 mg/dl 0,6 – 1,3 mg/dl Proteinuria + 3
Tanda Vital
Tanggal TD 13/03/07 140/100 mmHg *14/03/07 173/96 mmHg 15/03/07 140/70mmHg 16/03/07 160/100 mmHg 17/03/07 170/110 mmHg 18/03/07 160/90 mmHg 19/03/07 155/100 mmHg 20/03/07 155/100 mmHg 21/03/07 120/90 mmHg
Nadi: 100x/menit RR:20x/menit Suhu:37ºC BB : 41 kg ; TB : 145 cm Penatalasanaan
Nama Obat Tanggal (Maret
2007) 12 17
Nifedipin 3 x 10 mg √ Magnesiun sulfat 4 gram/6 jam √
Assessment : Rekomendasi :
1. Pemberian vitamin C atau E dan diet kalsium. 2. Pantau kadar HMT dan tekanan darah
Keterangan : * : waktu melahirkan
67
Tabel XIX. Kajian Drug Related Problems Pada Pengobatan Hipertensi Pasien Pre-eklampsia Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yoyakarta Periode Tahun 2007-2008
Kasus 12.No. RM 01.28.15.64 (14/02/07-22/02/07) Subjective : Wanita Usia : 26 thn DU : Pre-eklamsia berat DL : hamil paterm, janin tunggal hidup KU : baik, sadar dan tidak anemis. Pasien hamil 7 bulan dengan pre-eklampsia. Riwayat HT (+) serjak usia
kehamilan 8 bulan Keadaan pulang : membaik, boleh pulang Objective : Hasil Lab
Parameter Nilai normal Hb 11,8 Gr/dl 12- 16 Gr/dl HMT 44,9 L % 42,0 – 52 L % Platelet 257.103 /µL 130-400.103 /µL Total protein 5,53g/dl 6,4 - 8,3 g/dl AST HI 44,8IU/L 10 – 42 IU/L ALT 22,5IU/L 10 – 40 IU/L Kreatinin 0,86 mg/dl 0,6 – 1,3 mg/dl Proteinuria + 2
Tanda Vital
Tanggal TD 14/02/07 153/116 mmHg
*15/02/07 130/90 mmHg 16/02/07 150/70mmHg 17/02/07 120/90 mmHg 18/02/07 130/80 mmHg 19/02/07 120/100 mmHg 20/02/07 15/100 mmHg 21/02/07 130/90 mmHg 22/02/07 130/85 mmHg
Nadi: 92x/menit RR:20x/menit Suhu:37ºC BB : 65 kg ; TD : 155 cm Penatalasanaan
Nama Obat Tanggal (Maret 2007)
19 20 21 22 Captopril 2 x 6,25 mg √ √ √ √
Assessment : Rekomendasi :
1. Pemberian vitamin C atau E dan diet kalsium. 2. Pantau kadar AST dan tekanan darah.
Keterangan : * : waktu melahirkan
68
Tabel XX. Kajian Drug Related Problems Pada Pengobatan Hipertensi Pasien Pre-eklampsia Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yoyakarta Periode Tahun 2007-2008
Kasus 13.No. RM 01.27.61.25 (03/01/07-06/01/07) Subjective : Wanita Usia : 40 thn DU : Pre-eklamsia berat DL : persalinan spontan, hamil aterm KU : baik, sadar dan tidak anemis. Pasien merasa hamil 9 bulan. Riwayt TD meningkat sejak umur
kehamilan 4 bulan. Hipertensi pada kehamilan sebelumnya disangkal. Keadaan pulang : membaik, boleh pulang Objective : Hasil Lab
Parameter Nilai normal Hb 11,9 Gr/dl 12- 16 Gr/dl HMT LO 34,2 L % 42,0 – 52 L % Platelet 261.103 /µL 130-400.103 /µL Total protein 5,87g/dl 6,4 - 8,3 g/dl AST 28 IU/L 10 – 42 IU/L ALT 23 IU/L 10 – 40 IU/L Kreatinin 0,57mg/dl 0,6 – 1,3 mg/dl Proteinuria +2
Tanda Vital
Tanggal TD *03/01/07 180/110 mmHg 04/01/07 150/100 mmHg 05/01/07 170/110 mmHg 06/01/07 130/90 mmHg
Nadi: 84x/menit RR:20x/menit Suhu:36,5ºC ‘BB : 60 kg ; TD : 159 cm Penatalasanaan
Nama Obat Tanggal
(Januari 2007) 03 05
Nfedipin 3 x 10 gram √ √ Magnesiun sulfat 4 gram/6 jam √
Assessment : Rekomendasi :
1. Pemberian vitamin C atau E dan diet kalsium. 2. Pantau kadar HMTdan tekanan darah
Keterangan : * : waktu melahirkan
69
Tabel XXI. Kajian Drug Related Problems Pada Pengobatan Hipertensi Pasien Pre-eklampsia Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yoyakarta Periode Tahun 2007-2008
Kasus 14.No. RM 01.30.96.24 (08/08/07-18/08/07) Subjective : Wanita Usia : 27 tahun DU : Pre-eklamsia berat DL : udem pulmo, partial HELLP syndrome, gangguan multi organ KU : sadar, tidak anemis. Fungsi ginjal memburuk. Keadaan pulang : membaik, boleh pulang Objective : Hasil Lab
Parameter Nilai normal Hb 16,2 Gr/dl 12- 16 Gr/dl HMT 49,9 L % 42,0 – 52 L % Platelet 103 /µL 130-400.103 /µL Total protein 7,1g/dl 6,4 - 8,3 g/dl AST 20 IU/L 10 – 42 IU/L ALT HI 45 IU/L 10 – 40 IU/L Kreatinin HI 2,2 mg/dl 0,6 – 1,3 mg/dl Proteinuria + 3
Tanda Vital
Tanggal TD *08/08/07 180/110 mmHg 09/08/07 150/100 mmHg 10/08/07 170/110 mmHg 11/08/07 140/90 mmHg 12/08/07 135/90 mmHg 13/08/07 170/110 mmHg 14/08/07 190/120 mmHg 15/08/07 140/100 mmHg 16/08/07 180/110 mmHg 17/08/07 190/140 mmHg 18/08/07 160/110 mmHg
Nadi: 84x/menit RR:20x/menit Suhu:36,5ºC BB : 66 kg ; TD : 163 cm Penatalaksanaan
Nama Obat Tanggal (Agustus 2007) 08 10 13 14 16 17 18
Nfedipin 3 x 10 mg √ √ √ √ √ √ √
Assessment : Rekomendasi :
1. Pemberian vitamin C atau E dan diet kalsium. 2. Pantau kadar ALT dan kreatinin dan tekanan darah.
Keterangan : * : waktu melahirkan
70
Tabel XXII. Kajian Drug Related Problems Pada Pengobatan Hipertensi Pasien Pre-eklampsia Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sarjito Yoyakarta Periode Tahun 2007-2008
Kasus 15.No. RM 01.28.67.87 (12/03/07-15/03/07) Subjective : Wanita Usia : 36 tahun DU : Pre-eklamsia berat DL : hamil aterm, persalinan dengan vacuum, janin tunggal hidup KU : baik, sadar dan tidak anemis. Pasien hamil 8 bulan. HT diderita sejak 3 minggu. Riwayat HT sebelum
hamil Keadaan pulang : membaik, boleh pulang Objective : Hasil Lab
Parameter Nilai normal Hb 13 Gr/dl 12- 16 Gr/dl
HMT 41,1 L % 42,0 – 52 L % Platelet 201.103 /µL 130-400.103 /µL Total protein 6,9 g/dl 6,4 - 8,3 g/dl AST 28,9 IU/L 10 – 42 IU/L ALT 29,6 IU/L 10 – 40 IU/L Kreatinin 0,78 mg/dl 0,6 – 1,3 mg/dl Proteinuria + 1
Tanda Vital
Tanggal TD *12/03/07 200/110 mmHg 13/03/07 140/90 mmHg 14/03/07 120/80 mmHg 15/03/07 160/90 mmHg
Nadi: 88x/menit RR:20x/menit Suhu:37ºC BB : 60 kg ; TD : 154 cm Penatalasanaan
Nama Obat Tanggal (Maret
2007) 12 13
Nfedipin 3 x 10 gram √ Magnesiun sulfat 4 gram/6 jam √ √
Assessment : Rekomendasi :
1. Pemberian vitamin C atau E dan diet kalsium. 2. Pantau tekanan darah.
Keterangan : * : waktu melahirkan
71
Tabel XXIII. Kajian Drug Related Problems Pada Pengobatan Hipertensi Pasien Pre-eklampsia Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yoyakarta Periode Tahun 2007-2008
Kasus 16.No. RM 01.27.89.12 (19/01/07-23/01/07) Subjective : Wanita Usia : 28 tahun DU : Pre-eklamsia berat DL : hamil preterm, janin tunggal hidup, persalinan spontan KU : baik, sadar dan tidak anemis. Pasien merasa hamil 8 bulan, kenceng-kencemg teratur sejak 6 jam
yang lalu. Lendir darah (+) dan air kawah (+). Riwayat ANC di bidan, dikatakan darah tinggi 180/110 mmHg.
Keadaan pulang : membaik, boleh pulang Objective : Hasil Lab
Parameter Nilai normal Hb 13,6 Gr/dl 12- 16 Gr/dl HMT LO 30,2 L % 42,0 – 52 L % Platelet 280.103 /µL 130-400.103 /µL Total protein 5,10 g/dl 6,4 - 8,3 g/dl AST 34,7 IU/L 10 – 42 IU/L ALT 16,3 IU/L 10 – 40 IU/L Kreatinin 0,68 mg/dl 0,6 – 1,3 m/dl Proteinuria + 3
Tanda Vital
Tanggal TD *19/01/07 180/120 mmHg 20/01/07 120/90 mmHg 21/01/07 150/90 mmHg 22/01/07 175/115 mmHg 23/01/07 140/90 mmHg
Nadi: 88x/menit RR:20x/menit Suhu:37ºC BB : 50 kg ; TB : 145 cm Penatalaksanaan
Nama Obat Tanggal
(Januari 2007) 19 22
Nifedipin 3 x 10 gram √ √
Assessment : Rekomendasi :
1. Pemberian vitamin C atau E dan diet kalsium. 2. Pantau HMT dan tekanan darah
Keterangan : * : waktu melahirkan
72
Tabel XXIV. Kajian Drug Related Problems Pada Pengobatan Hipertensi Pasien Pre-eklampsia Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yoyakarta Periode Tahun 2007-2008
Kasus 17.No. RM 00.43.09.14 (30/12/07-02/01/08) Subjective : Wanita Usia : 37 tahun DU : Severe Pre-eklampsia DL : janin tunggal hidup, KU : sadar, sadar dan tidak anemis. Pasien hamil 9 bulan. Keadaan pulang : membaik, boleh pulang Objective : Hasil Lab
Parameter Nilai normal Hb 16,2 Gr/dl 12- 16 Gr/dl HMT 46,0 L % 42,0 – 52 L % Platelet 103 /µL 130-400.103 /µL Total protein 5,98 g/dl 6,4 - 8,3 g/dl AST 22 IU/L 10 – 42 IU/L ALT 13 IU/L 10 – 40 IU/L Kreatinin 0,76 mg/dl 0,6 – 1,3 mg/dl Proteinuria + 3
Tanda Vital
Tanggal TD
*30/12/07 160/120 mmHg 01/01/08 130/90 mmHg
02/01/08 130/90 mmHg
Nadi: 84x/menit RR:20x/menit Suhu:36,5ºC
BB : 50 kg ; TB : 148 cm Penatalaksanaan
Nama Obat
Tanggal (Desember
2007) 30
Nifedipin 3 x 10 mg √ Magnesiun sulfat 4 gram/6 jam √
Assessment : Rekomendasi :
1. Pemberian vitamin C atau E dan diet kalsium
Keterangan : * : waktu melahirkan
73
Tabel XXV. Kajian Drug Related Problems Pada Pengobatan Hipertensi Pasien Pre-
eklampsia Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yoyakarta Periode Tahun 2007-2008
Kasus 18.No. RM 00.40.70.09 (08/12/08-11/12/08) Subjective : Wanita Usia : 35 tahun DU : Severe Pre-eklampsia DL : janin tunggal hidup, spontaneus vortex delivery KU : sadar, sadar, dan tidak anemis. Pasien hamil 9 bulan. Riwayat HT sebelumnya disangkal Keadaan pulang : membaik, boleh pulang Objective : Hasil Lab
Parameter Nilai normal Hb 11,9 Gr/dl 12- 16 Gr/dl HMT LO 30,3 L % 42,0 – 52 L % Platelet 198,103 /µL 130-400.103 /µL Total protein 7 g/dl 6,4 - 8,3 g/dl AST 29 IU/L 10 – 42 IU/L ALT 17 IU/L 10 – 40 IU/L Kreatinin 1 mg/dl 0,6 – 1,3 mg/dl Proteinuria + 3
Tanda Vital
Tanggal TD 08/12/08 140/90mmHg
*09/10/07 140/90 mmHg 10/10/07 120/99 mmHg 10/10/07 120/70 mmHg 11/10/07 130/80 mmHg
Nadi: 82x/menit RR:20x/menit Suhu:37ºC BB : 68 kg ; TB : 157 cm Penatalaksanaan
Nama Obat Tanggal (Oktober
2007) 08 09 10 11
Nifedipin 3 x 10 mg √ √ √ √ Dopamet 3 x 250 mg √ Magnesiun sulfat 4 gram/6 jam √
Assessment : 1. Pemberian anthihipertensi bersamaan pada tanggal 08 Oktober 2007
DRPs : Tidak butuh obat
Rekomendasi : 1. Pemberian anthihipertensi cukup dopamet 3 x 250 mg (Rey dkk, 1997). 2. Pemberian vitamin C atau E dan diet kalsium. 3. Pantau kadar HMT dan tekanan darah.
Keterangan : * : waktu melahirkan
74
Tabel XXVI. Kajian Drug Related Problems Pada Pengobatan Hipertensi Pasien Pre-
eklampsia Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yoyakarta Periode Tahun 2007-2008
Kasus 19. No. RM 01.28.75.97 (18/03/07-21/03/07) Subjective : Wanita Usia : 29 tahun DU : Pre-eklampsia berat DL : janin tunggal hidup, hamil aterm, persalinan spontan KU : sadar, sadar, dan tidak anemis. Pasien hamil 9 bulan, merasa TD meningkat Keadaan pulang : membaik, boleh pulang Objective : Hasil Lab
Parameter Nilai normal Hb 12,5 Gr/dl 12- 16 Gr/dl HMT LO 35,3 L % 42,0 – 52 L % Platelet 353.103 /µL 130-400.103 /µL Total protein 6,88g/dl 6,4 - 8,3 g/dl AST 25 IU/L 10 – 42 IU/L ALT 22 IU/L 10 – 40 IU/L Kreatinin 0,73 mg/dl 0,6 – 1,3 mg/dl Proteinuria + 1
Tanda Vital
Tanggal TD 18/03/07 140/90mmHg
*19/03/07 140/90 mmHg 20/03/07 160/100 mmHg 21/03/07 150/100 mmHg
Nadi: 88x/menit RR:20x/menit Suhu:37ºC BB : 68 kg ; TD : 153 cm Penatalaksanaan
Nama Obat Tanggal (Maret
2007) 18
Magnesiun sulfat 4 gram/6 jam √
Assessment : Rekomendasi :
1. Pemberian vitamin C atau E dan diet kalsium. 2. Pantau kadar HMT dan tekanan darah.
Keterangan : * : waktu melahirkan
75
Tabel XXVII. Kajian Drug Related Problems Pada Pengobatan Hipertensi Pasien Pre-eklampsia Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yoyakarta Periode Tahun 2007-2008
Kasus 20. No. RM 01.27.64.09 (15/01/07-18/01/07) Subjective : Wanita Usia : 33 tahun DU : Pre-eklampsia berat DL : janin tunggal hidup, persalinan spontan, hamil aterm KU : sadar,sadar, dan tidak anemis. Pasien hamil 9 bulan. TD mulai meningkat sejak 2 minggu yang lalu Keadaan pulang : membaik, boleh pulang Objective : Hasil Lab
Parameter Nilai normal Hb 13,1 Gr/dl 12- 16 Gr/dl HMT LO 41,6 L % 42,0 – 52 L % Platelet 266.103 /µL 130-400.103 /µL Total protein 6,3g/dl 6,4 - 8,3 g/dl AST 26 IU/L 10 – 42 IU/L ALT 14 IU/L 10 – 40 IU/L Kreatinin 0,8 mg/dl 0,6 – 1,3 mg/dl Proteinuria + 3
Tanda Vital
Tanggal TD *15/01/07 166/112mmHg 16/01/07 160/110 mmHg 17/01/07 164/100 mmHg 18/01/07 150/90 mmHg 19/01/07 150/90 mmHg 20/01/07 150/90 mmHg
Nadi: 100x/menit RR:20x/menit Suhu:37ºC BB : 66 kg ; TB : 153 cm Penatalasanaan
Nama Obat Tanggal
(Januari 2007) 15 16 17
Nfedipin 3 x 10 mg √ √ √ Magnesiun sulfat 4 gram/6 jam √ √
Assessment : Rekomendasi :
1. Pemberian vitamin C atau E dan diet kalsium. 2. Pantau kadar HMT dan tekanan darah.
Keterangan : * : waktu melahirkan
76
Tabel XVIII. Kajian Drug Related Problems Pada Pengobatan Hipertensi Pasien Pre-
eklampsia Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yoyakarta Periode Tahun 2007-2008
Kasus 21. No. RM 01.29.12.32 (11/04/07-21/04/07) Subjective : Wanita Usia : 33 tahun DU : Pre-eklampsia berat DL : HELLP Syndrom, Hamil Preterm, persalinan spontan KU : sadar, tidak anemis. Pasien hamil 7 bulan, TD tinggi pada kehamilan sebelumnya (-) Keadaan pulang : membaik, boleh pulang Objective : Hasil Lab.
Parameter Nilai normal Hb 13,4 Gr/dl 12- 16 Gr/dl HMT LO 39,8 L % 42,0 – 52 L % Platelet 126,3.103 /µL 130-400.103 /µL
Total protein 6,6 g/dl 6,4 - 8,3 g/dl AST 38,1 IU/L 10 – 42 IU/L ALT 22,3IU/L 10 – 40 IU/L Kreatinin 0,93 mg/dl 0,6 – 1,3 mg/dl Proteinuria + 2
Tanda Vital
Tanggal TD *11/01/07 180/110mmHg 12/01/07 160/100 mmHg 13/01/07 170/110 mmHg 14/01/07 160/100 mmHg 15/01/07 170/110 mmHg 16/01/07 150/110 mmHg 17/01/07 150/100 mmHg 18/01/07 190/120 mmHg 19/01/07 160/110 mmHg 20/01/07 150/115 mmHg
Nadi: 88x/menit RR:20x/menit Suhu:37ºC BB : 60 kg ; TB : 155 cm Penatalasanaan
Nama Obat Tanggal (Januari 2007)
11 12 13 14 15 18 19 Nifedipin 3 x 10 mg √ √ √ √ √ Magnesiun sulfat 4 gram/6 jam √ √ √ √
Assessment : Rekomendasi:
1. Pemberian vitamin C atau E dan diet kalsium. 2. Pantau kadar HMT dan tekanan darah
Keterangan : * : waktu melahirkan
77
Tabel XXIX. Kajian Drug Related Problems Pada Pengobatan Hipertensi Pasien Pre-eklampsia Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yoyakarta Periode Tahun 2007-2008
Kasus 22. No. RM 01.28.41.63 (20/03/07-26/03/07)Subjective : Wanita Usia : 23 tahun DU : Pre-eklampsia berat DL : Hamil Preterm KU : sadar, tidak anemis. Pasien hamil 9 bulan Keadaan pulang : membaik, boleh pulang Objective : Hasil Lab
Parameter Nilai normal Hb 13,1 Gr/dl 12- 16 Gr/dl HMT LO 37,3 L % 42,0 – 52 L % Platelet 231.103 /µL 130-400.103 /µL
Total protein 5,7 g/dl 6,4 - 8,3 g/dl AST 20,8 IU/L 10 – 42 IU/L ALT LO 8,7 IU/L 10 – 40 IU/L Kreatinin 0,7 mg/dl 0,6 – 1,3 mg/dl Proteinuria + 3
Tanda Vital
Tanggal TD *20/03/07 150/100mmHg 21/03/07 190/110mmHg 22/03/07 160/100 mmHg 23/03/07 140/90 mmHg 24/03/07 170/100 mmHg 25/03/07 120/80 mmHg 26/03/07 130/90 mmHg
Nadi: 88x/menit RR:20x/menit Suhu:37ºC BB : 82 kg ; TB : 163 cm Penatalasanaan
Nama Obat Tanggal (Maret
2007) 20 21
Nfedipin 3 x 10 mg √ Magnesiun sulfat 4 gram/6 jam √ √
Assessment : Rekomendasi :
1. Pemberian vitamin C atau E dan diet kalsium. 2. Pantau kadar ALT, kadar HMT, dan tekanan darah.
Keterangan : * : waktu melahirkan
78
Tabel XXX. Kajian Drug Related Problems Pada Pengobatan Hipertensi Pasien Pre-eklampsia Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yoyakarta Periode Tahun 2007-2008
Kasus 23. No. RM 01. 27. 82. 41 (18/01/07 - 19/01/07) Subjective : Wanita Usia : 19 tahun DU : Pre-eklampsia berat DL : Hamil Preterm KU : baik, sadar, dan tidak anemis. Pasien hamil 8 bulan, kenceng-kenceng teratur mulai dirasakan Pasien
merasa perut kembung sejak tadi malam, muntah 1 x. TD mulai meningkat (+) sejak 1 minggu yang lalu.
Keadaan pulang : membaik, boleh pulang Objective : Hasil Lab
Parameter Nilai normal Hb 11,8 Gr/dl 12- 16 Gr/dl HMT LO 34,4 L % 42,0 – 52 L % Platelet 188.103 /µL 130-400.103 /µL Total protein 5,8g/dl 6,4 - 8,3 g/dl AST 21 IU/L 10 – 42 IU/L ALT HI 51 IU/L 10 – 40 IU/L Kreatinin 0,8 mg/dl 0,6 – 1,3 mg/dl Proteinuria + 3
Tanda Vital
Tanggal TD *16/01/07 150/100 mmHg 17/01/07 124/83 mmHg 18/01/07 126/80 mmHg 19/01/07 150/100 mmHg
Nadi: 90 x/menit RR:20 x/menit Suhu:37 ºC
BB : 54 kg ; TB : 148cm Penatalaksanaan
Nama Obat Tanggal
(Januari 2007) 16 17
Nifedipin 3 x 10 mg √ √ Magnesiun sulfat 4 gram/6 jam √ √
Assessment : Rekomendasi :
1. Pemberian vitamin C atau E dan diet kalsium. 2. Menurunkan kadar ALT, HMT, dan tekanandarah
Keterangan : * : waktu melahirkan
79
Tabel XXXI. Kajian Drug Related Problems Pada Pengobatan Hipertensi Pasien Pre-eklampsia Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yoyakarta Periode Tahun 2007-2008
Kasus 24. No. RM 01. 29. 63. 25 (13/05/07-16/05/07) Subjective : Wanita Usia : 28 tahun DU : Pre-eklampsia berat DL : Hamil Preterm, persalinan spontan, dan janin tunggal hidup KU : baik, sadar, dan tidak anemis. Pasien hamil 8 bulan, kenceng-kenceng teratur sudah dirasakan sejak
8 jam yang lalu. Air kawah sudah keluar. Lendir darah (+). Keadaan pulang : membaik, boleh pulang Objective : Hasil Lab
Parameter Nilai normal Hb 12 Gr/dl 12- 16 Gr/dl
HMT LO 34 L % 42,0 – 52 L % Platelet 294.103 /µL 130-400.103 /µL Total protein 6,43g/dl 6,4 - 8,3 g/dl AST 31 IU/L 10 – 42 IU/L ALT 23 IU/L 10 – 40 IU/L Kreatinin 0,8mg/dl 0,6 – 1,3 mg/dl Proteinuria + 2
Tanda Vital
Tanggal TD *13/05/07 180/110 mmHg 14/05/07 160/100 mmHg 15/05/07 140/100 mmHg 16/05/07 120/80 mmHg
Nadi: 88 x/menit RR:22 x/menit Suhu:37 ºC BB : 54 kg ; TB : 150 cm Penatalaksanaan
Nama Obat Tanggal (Mei
2007) 13
Nifedipin 3 x 10 mg √ Magnesiun sulfat 4 gram/6 jam √
Assessment : Rekomendasi :
1. Pemberian vitamin C atau E dan diet kalsium. 2. Meningkatkan kadar HMT dan tekanan darah.
Keterangan : * : waktu melahirkan
80
Tabel XXXII. Kajian Drug Related Problems Pada Pengobatan Hipertensi Pasien Pre-eklampsia Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yoyakarta Periode Tahun 2007-2008
Kasus 25. No. RM 01. 33. 34. 01 (15/01/08-21/01/08) Subjective : Wanita Usia : 28 tahun DU : Pre-eklampsia berat DL : Hamil Preterm, janin tunggal hidup, persalinan spontan KU : sadar, tidak anemis. Pasien hamil 8 bulan, mengeluh tensi meningkat sejak 7 bulan, namun masih
dibawah 160/110 mmHg Keadaan pulang : membaik, boleh pulang Objective : Hasil Lab
Parameter Nilai normal Hb 13,4 Gr/dl 12- 16 Gr/dl HMT LO 39,4 L % 42,0 – 52 L % Platelet 193.103 /µL 130-400.103 /µL
Total protein 5,19g/dl 6,4 - 8,3 g/dl AST HI 47 IU/L 10 – 42 IU/L ALT 30 IU/L 10 – 40 IU/L Kreatinin 0,8 mg/dl 0,6 – 1,3 mg/dl Proteinuria + 3
Tanda Vital
Tanggal TD *15/01/08 170/110 mmHg 16/01/08 160/110 mmHg 17/01/08 150/100 mmHg 18/01/08 150/90 mmHg 19/01/08 140/90 mmHg 20/01/08 160/110 mmHg 21/01/08 160/100 mmHg
Nadi: 84 x/menit RR:20 x/menit Suhu:37 ºC BB : 57 kg ; TB : 146 cm Penatalasanaan
Nama Obat Tanggal (Januari 2007) 15 16 17 19 20
Nifedipin 3 x 10 mg √ √ √ Magnesiun sulfat 4 gram/6 jam √ √ √
Assessment : Rekomendasi :
1. Pemberian vitamin C atau E dan diet kalsium. 2. Pantau kadar AST, HMT, dan tekanan darah.
Keterangan : * : waktu melahirkan
81
Tabel XXXIII. Kajian Drug Related Problems Pada Pengobatan Hipertensi Pasien Pre-eklampsia Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yoyakarta Periode Tahun 2007-2008
Kasus 26. No. RM 01. 04. 02. 56 (01/04/08-08/04/08) Subjective : Wanita Usia : 30 tahun DU : Pre-eklampsia berat DL : Hamil Preterm KU : sadar, baik, dan tidak anemis. Pasien hamil 7 bulan, keluhan utama pasien merasa cemas dengan
keadaan yangdialami dengan tekanan darah : 160/100 mmHg. Keadaan pulang : membaik, boleh pulang Objective : Hasil Lab
Parameter Nilai normal Hb LO 10,9 Gr/dl 12- 16 Gr/dl HMT LO 40,8 L % 42,0 – 52 L % Platelet 288.103 /µL 130-400.103 /µL Total protein 6,5 g/dl 6,4 - 8,3 g/dl AST 18 IU/L 10 – 42 IU/L ALT 18 IU/L 10 – 40 IU/L Kreatinin LO 0.5mg/dl 0,6 – 1,3 mg/dl Proteinuria +1
Tanda Vital
Tanggal TD 01/04/08 160/100 mmHg
*02/04/08 160/150 mmHg 03/04/08 140/100 mmHg 04/04/08 120/80 mmHg 05/04/08 150/85 mmHg 06/04/08 140/90 mmHg 07/04/08 120/90 mmHg 08/04/08 130/90 mmHg
Nadi: 80 x/menit RR:24 x/menit Suhu:37 ºC BB : 74 kg ; TB : 157 cm Penatalaksanaan Assessment :
1. Tidak diberikan obat antihipertensi DRPs : butuh obat Rekomendasi :
1. Diberikan obat antihipertensi metildopa 3x125 mg atau nifedipin 3 x 10 mg ( Rey dkk, 1997). 2. Pemberian vitamin C atau E dan diet kalsium. 3. Pantau kadar Hb, HMT, dan tekanan darah.
Keterangan : * : waktu melahirkan
82
Tabel XXXIV. Kajian Drug Related Problems Pada Pengobatan Hipertensi Pasien Pre-eklampsia Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yoyakarta Periode Tahun 2007-2008
Kasus 27. No. RM 01. 33. 17. 04 (08/01/08-28/01/08) Subjective : Wanita Usia : 32 tahun DU : severe Pre-eklampsia DL : partial HELLP syndrom, janin tunggal hidup, hamil paterm KU : sedang ,sadar, dan anemis. Pasien hamil 8 bulan. TD pasien meningkat sejak 5hari yang lalu,
sebelum hamil dan kehamilan sebelunya TD tidak meningkat. Keadaan pulang : membaik, boleh pulang Objective : Hasil Lab
Parameter Nilai normal Hb 12 Gr/dl 12- 16 Gr/dl
HMT LO 37,2 L % 42,0 – 52 L % Platelet 108.103 /µL 130-400.103 /µL Total protein 5,91 g/dl 6,4 - 8,3 g/dl AST HI 68 IU/L 10 – 42 IU/L ALT HI 66,5 IU/L 10 – 40 IU/L Kreatinin LO 0.93 mg/dl 0,6 – 1,3 mg/dl Proteinuria +3
Tanda Vital
Tanggal TD *08/01/08 160/110 mmHg 09/01/08 170/110 mmHg 10/01/08 180/110 mmHg 11/01/08 170/110 mmHg 12/01/08 130/90 mmHg 13/01/08 180/100 mmHg 14/01/08 150/100 mmHg 15/01/08 140/100 mmHg
Nadi: 88 x/menit RR:20 x/menit Suhu:37 ºC BB : 67 kg TB : 152 cm Penatalaksanaan
Nama Obat Tanggal (Januari 2007) 08 09 10 11
Nifedipin 3 x 10 mg √ √ √ √ Magnesiun sulfat 4 gram/6 jam √ √ √
Assessment : Rekomendasi :
1. Pemberian vitamin C atau E dan diet kalsium. 2. Pantau kdar AST dan ALT, HMT, dan tekanan darah.
Keterangan : * : waktu melahirkan
83
Tabel XXXV. Kajian Drug Related Problems Pada Pengobatan Hipertensi Pasien Pre-eklampsia Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yoyakarta Periode Tahun 2007-2008
Kasus 28. No. RM 01.33.78.97 (24/04/08-30/04/08) Subjective : Wanita Usia : 19 tahun DU : Severe Pre-eklampsia DL : separation of retinal layer KU : baik, tidak anemis . Pasien hamil 8 bulan. TD 160/110 meningkat sejak 1 minggu sebelum
pandangan kabur dissertai pusing. Keadaan pulang : membaik, boleh pulang Objective: Hasil Lab
Parameter Nilai normal Hb LO 10 Gr/dl 12- 16 Gr/dl HMT LO 29,6 L % 42,0 – 52 L % Platelet 157.103 /µL 130-400.103 /µL Total protein 4,2 g/dl 6,4 - 8,3 g/dl AST HI 33 IU/L 10 – 42 IU/L ALT HI 29 IU/L 10 – 40 IU/L Kreatinin 0,8 mg/dl 0,6 – 1,3 mg/dl Proteinuria +
Tanda Vital
Tanggal TD 18/01/08 180/100 mmHg
*19/01/08 150/90 mmHg 20/01/08 170/110 mmHg 21/01/08 160/100 mmHg 22/01/08 160/100 mmHg
Nadi: 88x/menit RR:20x/menit Suhu:37ºC BB : 66 kg 56 kg TB : 153 cm Penatalaksanaan
Nama Obat Tanggal
(Januari 2007) 20
Nifedipin 3 x 10 mg √
Assessment : Rekomendasi :
1. Pemberian vitamin C atau E dan diet kalsium. 2. Pantau kadar AST dan ALT, HMT, dan tekanan darah.
Keterangan : * : waktu melahirkan
84
Tabel XXXVI. Kajian Drug Related Problems Pada Pengobatan Hipertensi Pasien
Pre-eklampsia Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yoyakarta Periode Tahun 2007-2008
Kasus 29. No. RM 01.28.79.71 (19/03/07-26/03/07) Subjective : Wanita Usia : 33 tahun DU : Pre-eklampsia berat DL : janin tunggal hidup, section cesaria emergency KU : baik, sadar, tidak anemis . Pasien hamil 8 bulan. TD mulai naik sejak 3 minggu yang lalu. Keadaan pulang : membaik, boleh pulang Objective: Hasil Lab
Parameter Nilai normal Hb LO 11,2 Gr/dl 12- 16 Gr/dl
HMT 41,3 L % 42,0 – 52 L % Platelet 225.103 /µL 130-400.103 /µL Total protein 5,64 g/dl 6,4 - 8,3 g/dl AST 32 IU/L 10 – 42 IU/L ALT 30 IU/L 10 – 40 IU/L Kreatinin 0,8 mg/dl 0,6 – 1,3 mg/dl Proteinuria +2
Tanda Vital
Tanggal TD 19/03/07 135/90 mmHg
*20/03/07 130/80 mmHg 21/03/07 170/105 mmHg 22/03/07 153/96 mmHg 23/03/07 169/107 mmHg 24/03/07 160/100 mmHg 25/03/07 145/95mmHg 26/03/07 145/95 mmHg
Nadi: 88x/menit RR:20x/menit Suhu:37ºC BB : 60kg TB : 148 cm Penatalasanaan
Nama Obat Tanggal (Maret 2007) 19 20 21 23 25
Magnesiun sulfat 4 gram/6 jam √ √ √ √ Diazepam 3 x 30 mg √
Assessment : Rekomendasi :
1. Pemberian vitamin C atau E dan diet kalsium. 2. Pantau kadar Hb dan tekanan darah.
Keterangan : * : waktu melahirkan
85
86
87
88
89
90
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi “Drug Related Problems (DRPs) pada
Pengobatan Hipertensi Pasien Pre-eklampsia Di
Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sarjito Yoyakarta
Periode Tahun 2007-2008“ ini memiliki nama lengkap
Elisabeth Kartika Tri Widianingsih. Penulis dilahirkan di
Lampung 13 November 1987 dari pasangan Maria Bibiana
dan almarhum Agustinus Samino sebagai putri ke empat
dari empat bersaudara. Pendidikan formal yang telah
ditempuh penulis yaitu 1992-1993 di TK Lampung, tahun 1993-1999 di SD Negri
1 Sri Busono Lampung Tengah, tahun 1999-2002 di SLTP Xaverius Metro
Lampung, tahun 2002-2005 di SMA Steladuce Bantul Yogyakarta. Pada Tahun
2005 penulis melanjutkan pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Selama menjadi Mahasiswa, penulis aktif dalam kegiatan
kemahasiswaan antara lain tergabung dalam anggota UKF Tari Modern tahun
2005-2006, Pharmacy Perfomance 2007, temu alumni dari tiga latar belakang
2007, dan Bakti Sosial Pengobatan Gratis tahun 2007.