etika profesi keguruan

27
[] |Sikap Profesional Keguruan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya peningkatan kualitas pendidikan dari tahun ke tahun selalu menjadi program pemerintah. Salah satunya dengan ditetapkannya UU. No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan dijelaskan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.Kualitas pendidikan ditentukan oleh penyempurnaan integral dari seluruh komponen pendidikan seperti kualitas guru, penyebaran guru yang merata,kurikulum,sarana dan prasarana yang memadai,suasana pembelajaran yang kondusif,dan kualitas guru yang meningkat dan didukung oleh kebijakan pemerintah.Guru merupakan titik sentral peningkatan kualitas pendidikan yang bertumpu pada kualitas proses belajar mengajar. Oleh sebab itu peningkatan profesionalisme guru merupakan suatu keharusan. Guru profesional tidak hanya menguasai bidang ilmu,bahan ajar,dan metode yang tepat,akan tetapi mampu memotivasi siswa,memiliki keterampilan yang tinggi dan wawasan yang luas terhadap dunia pendidikan.Profesionalisme guru secara konsinten menjadi salah satu faktor terpenting dari mutu pendidikan.Guru yang profesional mampu membelajarkan murid secara efektif sesuai dengan kendala sumber daya dan lingkungan.Namun,untuk menghasilkan guru yang profesional juga bukanlah tugas yang mudah. Dewasa ini banyak sekali guru-guru diberbagai tingkat pendidikan yang masih jauh dari sikap profesional.Kebanyakan mereka masuk kesuatu tingkat sekolah tertentu masih mempunyai sikap acuh tak acuh.Diatara mereka hanya berkerja untuk mengajar saja tanpa memikirkan bagaimana mengajar yang baik,tanpa memikirkan bagaimana membuat administrasi pendidikan yang baik dan kadang-kadang juga

description

etika profesi keguruan

Transcript of etika profesi keguruan

Page 1: etika profesi keguruan

[]

|Sikap Profesional Keguruan 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya peningkatan kualitas pendidikan dari tahun ke tahun selalu menjadi

program pemerintah. Salah satunya dengan ditetapkannya UU. No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional dan dijelaskan lebih lanjut dalam Peraturan

Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.Kualitas

pendidikan ditentukan oleh penyempurnaan integral dari seluruh komponen

pendidikan seperti kualitas guru, penyebaran guru yang merata,kurikulum,sarana dan

prasarana yang memadai,suasana pembelajaran yang kondusif,dan kualitas guru yang

meningkat dan didukung oleh kebijakan pemerintah.Guru merupakan titik sentral

peningkatan kualitas pendidikan yang bertumpu pada kualitas proses belajar

mengajar. Oleh sebab itu peningkatan profesionalisme guru merupakan suatu

keharusan.

Guru profesional tidak hanya menguasai bidang ilmu,bahan ajar,dan metode

yang tepat,akan tetapi mampu memotivasi siswa,memiliki keterampilan yang tinggi

dan wawasan yang luas terhadap dunia pendidikan.Profesionalisme guru secara

konsinten menjadi salah satu faktor terpenting dari mutu pendidikan.Guru yang

profesional mampu membelajarkan murid secara efektif sesuai dengan kendala

sumber daya dan lingkungan.Namun,untuk menghasilkan guru yang profesional juga

bukanlah tugas yang mudah.

Dewasa ini banyak sekali guru-guru diberbagai tingkat pendidikan yang masih

jauh dari sikap profesional.Kebanyakan mereka masuk kesuatu tingkat sekolah

tertentu masih mempunyai sikap acuh tak acuh.Diatara mereka hanya berkerja untuk

mengajar saja tanpa memikirkan bagaimana mengajar yang baik,tanpa memikirkan

bagaimana membuat administrasi pendidikan yang baik dan kadang-kadang juga

Page 2: etika profesi keguruan

[]

|Sikap Profesional Keguruan 2

hanya sekedar menjalankan tugas.Sehingga,proses belajar dan pembelajaran di negara

kita masih jauh ketinggalan dengan negara berkembang lainnya.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang kami bahas dalam makalah ini yaitu :

1. Apa pengertian guru yang professional?

2. Bagaimana sasaran sikap profesi ?

3. Bagaimana pengembangan sikap professional ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian guru yang profesional.

2. Untuk mengetahui sasaran sikap profesi.

3. Untuk mengetahui pengembangan sikap professional.

Page 3: etika profesi keguruan

[]

|Sikap Profesional Keguruan 3

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SIKAP PROFESIONAL GURU

Sebelum menguraikan definisi Sikap Profesional Guru, terlebih dahulu kita

mengetahui apa sebenarnya definisi dari ketiga kata tersebut,

Thursthoen dalam Walgito (1990: 108) menjelaskan bahwa, “Sikap” adalah

gambaran kepribadian seseorang yang terlahir melalui gerakan fisik dan tanggapan

pikiran terhadap suatu keadaan atau suatu objek. Sedangkan Berkowitz, dalam

Azwar (2000:5) menerangkan Sikap seseorang pada suatu objek adalah Perasaan

atau emosi, dan faktor kedua adalah reaksi/respon atau kecenderungan untuk

bereaksi. Sebagai reaksi maka sikap selalu berhubungan dengan dua alternatif, yaitu

senang (like) atau tidak senang (dislike), menurut dan melaksanakan atau

menjauhi/menghindari sesuatu

Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan

menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau

kecakapan yang memiliki standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan

pendidikan profesi (UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen).

Pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan

oleh mereka khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh

mereka karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain (Nana Sudjana, 1988 dalam

usman, 2005).

Menurut para ahli, profesionalisme menekankan kepada penguasaan ilmu

pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapannya. Maister

(1997) mengemukakan bahwa profesionalisme bukan sekadar pengetahuan teknologi

dan manajemen tetapi lebih merupakan sikap, pengembangan profesionalisme lebih

Page 4: etika profesi keguruan

[]

|Sikap Profesional Keguruan 4

dari seorang teknisi bukan hanya memiliki keterampilan yang tinggi tetapi memiliki

suatu tingkah laku yang dipersyaratkan.

Menurut PP No. 74 Tahun 2008 pasal 1.1 Tentang Guru, Guru adalah

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

usia dini jalar pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Selanjutnya dijelaskan menurut Arifin (2000), bahwa guru Indonesia yang

profesional dipersyaratkan mempunyai:

a. Dasar ilmu yang kuat sebagai pengejawantahan terhadap masyarakat

teknologi dan masyarakat ilmu pengetahuan di abad 21;

b. Penguasaan kiat-kiat profesi berdasarkan riset dan praksis pendidikan yaitu

ilmu pendidikan sebagai ilmu praksis bukan hanya merupakan konsep-konsep

belaka. Pendidikan merupakan proses yang terjadi di lapangan dan bersifat

ilmiah, serta riset pendidikan hendaknya diarahkan pada praksis pendidikan

masyarakat Indonesia;

c. Pengembangan kemampuan profesional berkesinambungan, profesi guru

merupakan profesi yang berkembang terus menerus dan berkesinambungan

antara LPTK dengan praktek pendidikan. Kekerdilan profesi guru dan ilmu

pendidikan disebabkan terputusnya program pre-service dan in-service karena

pertimbangan birokratis yang kaku atau manajemen pendidikan yang lemah.

Apabila syarat-syarat profesionalisme guru di atas itu terpenuhi akan

mengubah peran guru yang tadinya pasif menjadi guru yang kreatif dan dinamis. Hal

ini sejalan dengan pendapat Semiawan (1991) bahwa pemenuhan persyaratan guru

profesional akan mengubah peran guru yang semula sebagai orator yang verbalistis

menjadi berkekuatan dinamis dalam menciptakan suatu suasana dan lingkungan

belajar yang invitation learning environment. Dalam rangka peningkatan mutu

pendidikan, guru memiliki multi fungsi yaitu sebagai fasilitator, motivator,

Page 5: etika profesi keguruan

[]

|Sikap Profesional Keguruan 5

informator, komunikator, transformator, change agent, inovator, konselor, evaluator,

dan administrator (Soewondo, 1972 dalam Arifin 2000).

Berdasarkan beberapa pengertian diatas ditambah dengan pendapat para ahli,

dapat ditarik kesimpulan bahwa, Sikap Guru Profesional adalah Suatu Kepribadian

atau respon yang menggambarkan kecenderungan untuk bereaksi sebagai seorang

guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas

pendidikan dan pengajaran yang alhi dalam menyampaikannya.

Kompetensi di sini meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan

profesional, baik yang bersifat pribadi, sosial, dan akademis. Dengan kata lain, Guru

profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam

bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru

dengan kemampuan

bahasa Inggris) berarti ahli, pakar, mumpun dalam bidang yang digeluti. Menjadi

profesional, berarti menjadi ahli dalam bidangnya. Dan seorang ahli, tentunya

berkualitas dalam melaksanakan pekerjaannya. Akan tetapi tidak semua Ahli dapat

menjadi berkualitas. Karena menjadi berkualitas bukan hanya persoalan ahli, tetapi

juga menyangkut persoalan integritas dan personaliti. Dalam perspektif

pengembangan sumber daya manusia, menjadi profesional adalah satu kesatuan

antara konsep personaliti dan integritas yang dipadupadankan dengan skil atau

keahliannya guru yang professional.

Menjadi profesional adalah tuntutan setiap profesi, seperti dokter, insinyur,

pilot, ataupun profesi yang telah familiar ditengah masyarakat. Akan tetapi guru?

Sudahkan menjadi profesi dengan kriteria diatas. Guru jelas sebuah profesi. Akan

tetapi sudahkah ada sebuah profesi yang profesional? Minimal menjadi guru harus

memiliki keahlian tertentu dan distandarkan secara kode keprofesian. Apabila

keahlian tersebut tidak dimiliki, maka tidak dapat disebut guru. Artinya tidak

sembarangan orang bisa menjadi guru.

Kalau mengacu pada konsep di atas, menjadi profesional adalah meramu

kualitas dengan intergiritas, menjadi guru pforesional adalah keniscayaan. Namun

Page 6: etika profesi keguruan

[]

|Sikap Profesional Keguruan 6

demikian, profesi guru juga sangat lekat dengan peran yang psikologis, humannis

bahkan identik dengan citra kemanusiaan. Karena ibarat sebuah laboratorium,

seorang guru seperti ilmuwan yang sedang bereksperimen terhadap nasib anak

manusia dan juga suatu bangsa.Ada beberapa kriteria untuk menjadi guru profesional.

Secara umum, sikap profesional seorang guru dilihat dari faktor luar. Akan

tetapi, hal tersebut belum mencerminkan seberapa baik potensi yang dimiliki guru

sebagai seorang tenaga pendidik. Menurut PP No. 74 Tahun 2008 pasal 1.1 Tentang

Guru dan UU. No. 14 Tahun 2005 pasal 1.1 Tentang Guru dan Dosen, guru adalah

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

usia dini jalar pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan

menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, dan

kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan

pendidikan profesi (UU. No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 1.4).

Guru sebagai pendidik professional dituntut untuk selalu menjadi teladan bagi

masyarakat di sekelilingnya.

Dalam melaksanakan tugasnya, guru memiliki aturan-aturan yang tercantum

didalam Kode Etik Guru (Kongres PGRI ke-8, Jakarta) yaitu:

1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk

membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila.

2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum

sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing.

3. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh

informasi tentang anak didik tetapi menghindari dari segala bentuk

penyalahgunaan.

4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara

hubungan dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi

kepentingan anak didik.

Page 7: etika profesi keguruan

[]

|Sikap Profesional Keguruan 7

5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat sekitar

sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan

pendidikan.

6. Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama berusaha

mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya.

7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antarsesama guru

baik berdasarkan lingkungan kerja maupun didalam hubungan

keseluruhan.

8. Guru secara bersama-sama memelihara, membina, dan

meningkatkan mutu organisasi guru professional sebagai sarana

pengabdian.

9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan segala

kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.

B. Sasaran Sikap Profesional

Secara umum, sikap profesional seorang guru dilihat dari faktor luar. Akan

tetapi, hal tersebut belum mencerminkan seberapa baik potensi yang dimiliki guru

sebagai seorang tenaga pendidik. Menurut PP No. 74 Tahun 2008 pasal 1.1 Tentang

Guru dan UU. No. 14 Tahun 2005 pasal 1.1 Tentang Guru dan Dosen, guru adalah

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

usia dini jalar pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan

menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, dan

kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta

memerlukan pendidikan profesi (UU. No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

pasal 1.4). Guru sebagai pendidik professional dituntut untuk selalu menjadi teladan

Page 8: etika profesi keguruan

[]

|Sikap Profesional Keguruan 8

bagi masyarakat di sekelilingnya. Berikut dijelaskan tujuh sikap profesional guru

(dalam Ady, 2009)

Pola tingkah laku guru yang berhubungan dengan itu akan dibicarakan sesuai

dengan sasarannya, yakni sikap profesional keguruan terhadap:

1. Sikap pada peraturan

2. Sikap Terhadap Organisasi Profesi

3. Sikap Terhadap Teman Sejawat

4. Sikap Terhadap Anak Didik

5. Sikap Tempat kerja

6. Pemimpin

7. Pekerjaan

1. Sikap Pada Peraturan

Pada butir sembilan Kode Etik Guru Indonsia disebutkan bahwa : ” Guru

melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan”

(PGRI,1973). Kebijaksanaan pendidikan di negara kita dipegang oleh Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan melalui ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan

yang harus dilaksanakan oleh aparatur dan abdi negara. Guru mutlak merupakan

unsur aparatur dan abdi negara. Karena itu guru harus`mengetahui dan melaksanakan

kebijakan-kebijakan yang ditetapkan. Setiap Guru di Indonesia wajib tunduk dan taat

terhadap kebijaksanaan dan peraturan yang ditetapkan dalam bidang pendidikan, baik

yang dikeluarkan oleh Depdikbud maupun departemen lainnya yang berwenang

mengatur pendidikan. Kode Etik Guru Indonesia memiliki peranan penting agar hal

ini dapat terlaksana.

2. Sikap Terhadap Organisasi Profesi

Page 9: etika profesi keguruan

[]

|Sikap Profesional Keguruan 9

Dalam UU. No 14 Tahun 2005 pasal 7.1.i disebutkan bahwa ” guru harus

memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang

berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.”

Pasal 41.3 menyebutkan ” Guru wajib menjadi anggota organisasi profesi” Ini

berarti setiap guru di Indonesia harus tergabung dalam suatu organisasi yang

berfungsi sebagai wadah usaha untuk membawakan misi dan memantapkan profesi

guru. Di Indonesia organisasi ini disebut dengan Persatuan Guru Republik Indonesia

(PGRI). Dalam Kode `Etik Guru Indonesia butir delapan disebutkan : Guru secara

bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana

perjuangan dan pengabdian. Ini makin menegaskan bahwa setiap guru di Idonesia

harus tergabung dalam PGRI dan berkewajiban serta bertanggung jawab untuk

menjalankan, membina, memelihara dan memajukan PGRI sebagai organisasi

profesi. Baik sebagai pengurus ataupun sebagai anggota. Hal ini dipertegas dalam

dasar keenam kode etik guru bahwa Guru secara pribadi dan bersama-sama

mengembangkan, dan meningkatkan martabat profesinya. Peningkatan mutu profesi

dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti penataran, lokakarya, pendidikan

lanjutan, pendidikan dalam jabatan, studi perbandingan dan berbagai kegiatan

akademik lainnya. Jadi kegiatan pembinaan profesi tidak hanya terbatas pada

pendidikan prajabatan atau pendidikan lanjutan di perguruan tinggi saja, melainkan

dapat juga dilakukan setelah lulus dari pendidikan prajabatan ataupun dalam

melaksanakan jabatan.

3. Sikap Terhadap Teman Sejawat

Dalam ayat Kode Etik Guru disebutkan bahwa ” Guru memelihara hubungan

seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial.” Ini berarti bahwa:

1. Guru hendaknya menciptakan dan memelihara hubungan sesama guru dalam

lingkungan kerjanya.

Page 10: etika profesi keguruan

[]

|Sikap Profesional Keguruan 10

2. Guru hendaknya menciptakan dan memelihara semangat kekeluargaan dan

kesetiakawanan sosial di dalam dan di luar lingkungan kerjanya.

Dalam hal ini ditunjukkan bahwa betapa pentingnya hubungan yang harmonis untuk

menciptakan rasa persaudaraan yang kuat di antara sesama anggota profesi. Di

lingkungan kerja, yaitu sekolah, guru hendaknya menunjukkan suatu sikap yang ingin

bekerja sama, menghargai, pengertian, dan rasa tanggung jawab kepada sesama

personel sekolah. Sikap ini diharapkan akan memunculkan suatu rasa senasib

sepenanggungan, menyadari kepentingan bersama, dan tidak mementingkan

kepentingan sendiri dengan mengorbankan kepentingan orang lain. Sehingga

kemajuan sekolah pada khususnya dan kemajuan pendidikan pada umumnya dapat

terlaksana. Sikap ini hendaknya juga dilaksanakan dalam pergaulan yang lebih luas

yaitu sesama guru dadri sekolah lain.

4. Sikap Terhadap Anak Didik

Dalam Kode Etik Guru Indonesia disebutkan : ”Guru berbakti membimbing peserta

didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya berjiwa Pancasila”. Dasar ini

mengandung beberapa prinsip yang harus dipahami seorang guru dalam menjalankan

tugasnya sehari-hari, yakni: tujuan pendidikan nasional, prinsip membimbing, dan

prinsip pembentukan manusia Indonesia yang seutuhnya.

Tujuan Pendidikan Nasional sesuai dengan UU. No. 2/1989 yaitu membentuk

manusia Indonesia seutuhnya berjiwa Pancasila. Prinsip yang lain adalah

membimbing peserta didik, bukan mengajar, atau mendidik saja. Pengertian

membimbing seperti yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu Ing ngarso

sung tulodo, ing madyo mangun karso, dan tut wuri handayani. Kalimat ini

mengindikasikan bahwa pendidikkan harus memberi contoh, harus dapat memberikan

pengaruh, dan harus dapat mengendalikan peserta didik.

Page 11: etika profesi keguruan

[]

|Sikap Profesional Keguruan 11

Prinsip manusia seutuhnya dalam kode etik ini memandang manusia sebagai kesatuan

yang bulat, utuh baik jasmani maupun rohani, tidak hanya berilmu tinggi tetapi juga

bermoral tinggi pula. Dalam mendidik guru tidak hanya mengutamakan aspek

intelektual saja, tetapi juga harus memperhatikan perkembangan seluruh pribadi

peserta didik, baik jasmani, rohani, sosial, maupun yang lainnya sesuai dengan

hakikat pendidikan.

5. Sikap Tempat Kerja

Untuk menyukseskan proses pembelajaran guru harus bisa menciptakan suasana kerja

yang baik, dalam hal ini adalah suasana sekolah. Dalam kode etik dituliskan: ”Guru

menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses

belajar mengajar.” Oleh sebab itu guru harus aktif mengusahakan suasana baik

itudengan berbagai cara, baik dengan penggunaan metode yang sesuai, maupun

dengan penyediaan alat belajar yang cukup, serta pengaturan organisasi kelas yang

mantap, ataupun pendekatan yang lainnya yang diperlukan.

Selain itu untuk mencapai keberhasilan proses pembelajaran guru juga harus mampu

menciptakan hubungan yang harmonis antar sesama perangkat sekolah, orang tua

siswa dan juga masyarakat. Hal ini dapat diwujudkan dengan mengundang orang tua

sewaktu pengambilan rapor, membentuk BP3 dan lain- lain.

6. Sikap Terhadap Tempat Kerja

Sudah menjadi perkembangn umum bahwa suasana yang baik ditempat kerja

akan meningkatkan produktifitas. Hal ini disadari dengan sebaik-baiknya oleh setiap

guru, dan guru berkewajiban menciptakan suasana yang demikian dalam

lingkungannya. Untuk menciptakan suasana kerja yang bauk ini ada dua hal yang

harus diperhatikan, yaitu:

Page 12: etika profesi keguruan

[]

|Sikap Profesional Keguruan 12

1. Guru sendiri

2. Hubungan guru dengan orang tua dan masyarakat sekeliling

Terhadap guru sendiri dengan jelas juga dituliskan dalam salah satu butir dari

kode etik yang berbunyi : “Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang

menunjang keberhasilan proses belajar mengajar”. Oleh sebab itu, guru harus aktif

mengusahakan suasana yang baik itu dengan berbagai cara, baik dengan penggunaan

metode mengajar sesuai, maupun dengan penyediaan alat belajar yang cukup, serta

pengaturan organisasi kelas yang mantap, ataupun pendektan lainnya yang

diperlukan.

Suasana yang harmonis disekolah tidak akan terjadi bila personil yang terlibat

didalannya, yakni kepala sekolah, guru, staf administrasi dan siswa tidak menjalin

hubungan yang baik diantara sesamanya. Penciptaan suasana kerja yang menantang

harus dilengkapi denga terjalinya hubungan yang baik dengan orang tua dan

masyarakat sekitarnya. Ini dimaksudkan untuk membina peran serta dan rasa

tanggung jawab bersama terhadap pendidiknya.

7. Sikap Terhadap Pemimpin

Sebagai salah seorang anggota organisasi, baik organisasi guru maupun organisasi

yang lebih besar guru akan selalu berada dalam bimbingan dan pengawasan pihak

atasan. Dari organisasi guru, ada strata kepemimpinan mulai dari pegurus cabang,

daerah, sampai kepusat. Begitu juga sebagai anggota keluarga besar DEPDIKBUD,

ada pembagian pengawasan mulai dari kepala sekolah, kakandep, dan seterusnya

sampai kementri pendidikan dan kebudayaan.

Sudah jelas bahwa pemimpin suatu unit atau organisasi akan mempunyai

kebijaksanaan dan arahan dalam memimpin organisasinya, di mana tiap anggota

organisasi itu di tuntut berusaha untuk bekerja sama dalam melaksanakan tujuan

Page 13: etika profesi keguruan

[]

|Sikap Profesional Keguruan 13

organisasi tersebut. Dapat saja kerja sama yang dituntut pemimpin tersebut diberikan

berupa tuntutan akan kepatuhannya dalam melaksanakan arahan dan petunjuk yang

diberikan mereka. Kerja sama juga dapat diberikan dalam bentuk usulan dan malahan

kritik yang membangun demi pencapaiantujuan yang telah di gariskan bersama dan

kemajuan organisasi. Oleh sebab itu, dapat kita simpulkan bahwa sikap seorang guru

terhadap pemimpin harus positif, dalam pengertian harus bekerja sama dalam

menyukseskan program yang telah disepakati, baik disekolah maupan diluar sekolah.

C. Ciri-Ciri Guru Yang Profesional

Memiliki skill/keahlian dalam mendidik atau mengajar

Menjadi guru mungkin semua orang bisa. Tetapi menjadi guru yang memiliki

keahlian dalam mendidikan atau mengajar perlu pendidikan, pelatihan dan jam

terbang yang memadai. Dalam kontek diatas, untuk menjadi guru seperti yang

dimaksud standar minimal yang harus dimiliki adalah:

Memiliki kemampuan intelektual yang memadai

Kemampuan memahami visi dan misi pendidikan

Keahlian mentrasfer ilmu pengetahuan atau metodelogi pembelajaran

Memahami konsep perkembangan anak/psikologi perkembangan

Kemampuan mengorganisir dan problem solving

Kreatif dan memiliki seni dalam mendidik

1. Personaliti Guru

Profesi guru sangat identik dengan peran mendidik seperti membimbing,

membina, mengasuh ataupun mengajar. Ibarat sebuah contoh lukisan yang akan ditiru

oleh anak didiknya. Baik buruk hasil lukisan tersebut tergantung dari contonya. Guru

(digugu dan ditiru) otomatis menjadi teladan. Melihat peran tersebut, sudah menjadi

Page 14: etika profesi keguruan

[]

|Sikap Profesional Keguruan 14

kemutlakan bahwa guru harus memiliki integritas dan personaliti yang baik dan

benar. Hal ini sangat mendasar, karena tugas guru bukan hanya mengajar (transfer

knowledge) tetapi juga menanamkan nilai – nilai dasar dari bangun karakter atau

akhlak anak.

2. Memposisikan profesi guru sebagai The High Class Profesi

Di negeri ini sudah menjadi realitas umum guru bukan menjadi profesi yang

berkelas baik secara sosial maupun ekonomi. Hal yang biasa, apabila menjadi Teller

di sebuah Bank, lebih terlihat high class dibandingkan guru. jika ingin menposisikan

profesi guru setara dengan profesi lainnya, mulai di blow up bahwa profesi guru

strata atau derajat yang tinggi dan dihormati dalam masyarakat. Karena mengingat

begitu fundamental peran guru bagi proses perubahan dan perbaikan di masyarakat.

3. Program Profesionalisme Guru

Pola rekruitmen yang berstandar dan selektif

Pelatihan yang terpadu, berjenjang dan berkesinambungan (long life

eduction)

Penyetaraan pendidikan dan membuat standarisasi mimimum pendidikan

Pengembangan diri dan motivasi riset

Pengayaan kreatifitas untuk menjadi guru karya (Guru yang bisa menjadi

guru)

4. Peran Manajeman Sekolah

Fasilitator program Pelatihan dan Pengembangan profesi

Menciptakan jenjang karir yang fair dan terbuka

Membangun manajemen dan sistem ketenagaan yang baku

Membangun sistem kesejahteraan guru berbasis prestasi

Page 15: etika profesi keguruan

[]

|Sikap Profesional Keguruan 15

Kinerja Profesional Guru

a. Pendidik sebagai Profesi

Di Indonesia, beberapa profesi masih pada taraf sedang berkembang,

termasuk profesi pendidik. Dalam praktek di lapangan, tidak semua okupasi didukung

dengan kemampuan profesi, karena kondisi pasar tenaga kerja, belum dirumuskannya

standar profesi, lemahnya organisasi dalam mengontrol pengisian okupasi, dan

penerapan pengetahuan dan keterampilan yang lebih dikontrol oleh profesi lain.

Kondisi semacam ini akan semakin berbahaya apabila dibiarkan karena tidak ada

kepastian kemampuan minimal yang harus dipenuhi dalam mengisi okupasi, jeleknya

layanan publik, dan biasanya cenderung berdampak kepada penyalahgunaan

kewenangan (malpraktek).

Menurut Saudagar dan Idrus (2009: 87-88), suatu jabatan dapat termasuk kategori

profesi apabila memenuhi setidak-tidaknya lima syarat, yaitu sebagai berikut.

1. Didasarkan atas sosok ilmu pengetahuan teoretik (body of theoretical

knowledge) yang disepakati bersama.

2. Komitmen untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilannya dalam

praktek secara otonom dan berkekuatan monopoli.

3. Adanya kode etik profesi sebagai instrumen untuk memonitor tingkat ketaatan

anggotanya dan sistem sanksi yang perlu diterapkan.

4. Adanya organisasi profesi yang mengembangkan, menjaga, dan melindungi

profesi.

5. Sistem sertifikasi bagi individu yang memiliki pengetahuan dan keterampilan

untuk dapat menjalankan profesi tersebut.

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan, jelas

membedakan antara pendidik dan tenaga kependidikan. Pendidik dipastikan

merupakan tenaga profesional, yaitu yang bertugas merencanakan dan melaksanakan

proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembibingan dan

pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Karena

sebagai tenaga professional, pendidik harus memiliki kualifikasi minimal dan

Page 16: etika profesi keguruan

[]

|Sikap Profesional Keguruan 16

sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajarnya. Tidak semua tenaga

kependidikan merupakan jabatan yang memerlukan keahlian profesional, karena

termasuk dalam pengertian ini adalah tenaga administrasi dan penyelenggara

pendidikan.

D. Peningkatan Kinerja Profesional Guru

a. Akuntabilitas Publik

Otonomi pengelolaan sekolah dapat dipertanggungjawabkan kepada

masyarakat, pemerintah, dan stakeholder lainnya, seperti dana yang diterima, kualitas

SDM guru, dan sumber daya lainnya harus diimbangi dengan meningkatnya

tanggung jawab sosial terhadap institusi.

Otonomi dalam pengelolaan guru seharusnya lebih fleksibel. Kompensasi

yang diterima guru seharusnya tidak mengacu pada sistem kompensasi PNS, tetapi

didasarkan pada prestasi kerja dalam kurun waktu guru mempertahankan kinerja

prima.

b. Pengembangan Total Quality Management dalam Pendidikan

Implementasi Total Quality Management (TQM) di bidang pendidikan

secara fungsional dalam struktur organisasi lembaga pendidikan terbagi menjadi tiga,

yaitu sebagai berikut.

a) Quality control, yang diperankan oleh guru sebagai lini depan pelaksanaan

proses pembelajaran.

b) Quality assurance, yang dijalankan oleh para pemimpin menengah.

c) Quality management, yang merupakan tanggung jawab pucuk pimpinan.

TQM sebagai roh peningkatan mutu dalam pendidikan ada lima unsur, yaitu

sebagai berikut.

a) Quality first, semua pikiran dan yindakan pengelola pendidikan harus

memprioritaskan mutu.

Page 17: etika profesi keguruan

[]

|Sikap Profesional Keguruan 17

b) Stakeholders-in, semua tindakan pengelola pendidikan ditujukan kepada

kepentingan stakeholders.

c) The next process is our stakeholders, target utama dari proses pendidikan

adalah kepuasan pengguna akhir.

d) Speak with data, setiap kebijakan atau keputusan dalam pengelolaan

pendidikan harus berdasarkan hasil data yang teruji kebenarannya.

e) Upstream management, semua pengambilan keputusan dalam proses

pendidikan dilakukan secara partisipatif.

c. Pengembangan Profesionalisme Guru

Ilmu pendidikan sebagai roh pengembangan profesi pendidikan mengkaji

dan memberikan pemahaman cara tugas dan fungsi, serta perilaku pendidik yang

professional dalam menciptakan suasana layanan pembelajaran yang mendidik dan

menyenangkan.1[3]

d. Kompetensi dan Keterampilan Profesional Guru

Kompetensi merupakan kemampuan personal yang diperlukan pada suatu

profesi tertentu yang berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai. Secara

professional, kompetensi guru mengandung dua bidang kajian pokok, yaitu

kompetensi akademik dan kompetensi etika profesi atau perilaku profesi.

Secara operasional, keterampilan perilaku profesi keguruan terwujud dalam

bentuk tindakan atau perilaku pendidik dalam berkomunikasi dengan peserta didik,

baik berupa kata-kata maupun dalam bentuk bahasa tubuh. Menurut Widana

(2003:19) Ada beberapa keterampilan perilaku professional keguruan dalam proses

pembelajaran, yaitu sebagai berikut.

Keterampilan bertanya

Keterampilan membimbing

Keterampilan menjelaskan

Page 18: etika profesi keguruan

[]

|Sikap Profesional Keguruan 18

Keterampilan merangkum

Keterampilan memotivasi

Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

Keterampilan Mengelola kelas

Keterampilan memberi rangsangan (stimulus)

Keterampilan memberi penguatan

Setiap tindakan yang ditampilkan oleh pendidik atau guru merupakan cermin

peserta didik dan konsekuensinya dapat berdampak positif atau negatif dalam

pembentukan kepribadian dan perilaku peserta didik. Oleh karena itu, penerapan

beberapa keterampilan perilaku professional keguruan perlu dilandasi nilai-nilai etika

profesi yang selalu mengedepankan nilai dan martabat peserta didik.

Page 19: etika profesi keguruan

[]

|Sikap Profesional Keguruan 19

E. Hambatan-hambatan menjadi guru yang profesional

Banyak hambatan yang dihadapi seorang guru untuk menjadi guru yang baik.

Beberapa hambatan tersebut diantaranya adalah:

1. Gaji yang terlalu pas-pasan bahkan mungkin kurang. Gaji yang pas-pasan

memaksa seorang guru untuk mencari nafkah tambahan seusai jam kerja. Hal ini

mengakibatkan tidak memiliki kesempatan untuk membuat persiapan mengajar

dengan membaca ulang materi pelajaran yang akan diajarkan besok hari. Hal ini

dapat mengurangi kesiapan dan penampilan di muka kelas.

2. Tugas-tugas administrasi yang memberatkan. Sejak diberlakukannya kurikulum

2006, banyak tugas-tugas administrasi yang harus dikerjakan seorang guru yang

tujuannya untuk meningkatkan profesionalitas seorang guru. Ternyata tugas-tugas ini

menjadi beban yang cukup berat dan hampir tidak ada manfaatnya untuk menambah

penampilan dan kesiapan seorang guru di muka kelas. Sebagian besar tugas

administrasi dibuat dengan setengah terpaksa hanya untuk menyenangkan hati atasan.

Sebagai contoh, seorang guru diwajibkan membuat KTSP, Silabus dan Tetek bengek

yang lain, yang memaksa guru menuliskan uraian yang sama pada tugas pertama dan

ditulis ulang pada tugas kedua dan tugas ketiga. Semuanya ini tidak pernah dipakai

untuk meringankan beban mengajar di kelas karena tugas-tugas tersebut tidak pernah

dibaca lagi pada waktu akan/dan sedang mengajar. Seorang guru lebih suka membuka

dan membaca buku pegangan mengajar daripada membawa Program Satuan

Mengajar, Analisis Materi Pelajaran ataupun Rencana Pengajaran. Tugas-tugas ini

memang sangat berguna bagi seorang calon guru. Tapi bagi guru yang sudah

mengajar lebih dari tiga tahun, tugas ini hanya merupakan pekerjaan yang sia-sia

Bagaimana menguasai bahan tergantung pada kemampuan guru unuk

menggunakan teknik-teknik mengajar dan alat-alat pengajaran yang dapat menjamin

murid dapat berhasil dalam belajarnya.Guru perlu pula memehami prinsip dan tahu

Page 20: etika profesi keguruan

[]

|Sikap Profesional Keguruan 20

bagaimana prinsip-prinsip tersebut dapat diterapkan pada muridnya,Karena itu

prosedur mengajar harus disuaikan dengan prinsip-prinsip mengajar.biasanya guru

yang efektif adalah guru yang menyesuaikan prosedur mengajarnya dengan

pengetahuannya tentang prinsip-prinsip psikologi serta pengertian tentang

kemampuan tentang murid-muridnya.

Fungsi pendidikan yang semakin bertambah penting adalah membimbing

murid mengembangkan sikap dan pola-pola tingkah laku yang dapat di terima oleh

masyarakat.Aspek social dari pendidikan ini tidak dapat dipisahkan dari aspek

personalnya.Reaksi-reaksi emosional anak didik di rumah,di sekolah ataupun di

masyarakat merupakan pengalaman-pengalaman yang dapat mengembangkankan

sikap.Meskipun para psikolog,sosiolog,para pendidik,dan tokoh masyarakat berusaha

meningkat kan dan memperbaiki situasi serta kondisi rumah tangga dan masyarakat

yang dapat menangkal siskap-sikap antisocial pada diri anak tetapi tanggung jawab

membentuk sikap itu merupaakan fungsi sekolah yang perdana.

Situasi belajar mengajar itu mempunyai implikasi-implikasi emosional.Sikap guru

terhadap murid, terhadap pekerjaannya, terhadap hidup umumnya perpengaruh sekali

terhadap sikap emosional murid.Konsekuensinya,seperti apakah pribadi guru itu

berpengaruh sekali terhadap keberhasilan mengajar dan belajar ketimbang luas serta

dalamnya pengetahuan yang dimiliki dan cara pendekatannya dalam mengajar.

F. Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru

Guru profesional seharusnya memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi

pedagogis, kognitif, personaliti, dan sosial.

Oleh karena itu, selain terampil mengajar, seorang guru juga memiliki pengetahuan

yang luas, bijak, dan dapat

bersosialisasi dengan baik. Profesi guru dan dosen merupakan bidang pekerjaan

khusus yang memerlukan prinsip-prinsip profesional. Mereka harus memiliki bakat,

Page 21: etika profesi keguruan

[]

|Sikap Profesional Keguruan 21

minat, panggilan jiwa, dan idealisme, memiliki kualifikasi pendidikan dan latar

belakang pendidikan

yang sesuai dengan bidang tugasnya, memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai

dengan bidang tugasnya, mematuhi kode etik profesi, memiliki hak dan kewajiban

dalam melaksanakan tugas, memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan

prestasi kerjanya, memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesinya secara

berkelanjutan, memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan

tugas profesionalnya, dan memiliki organisasi profesi yang berbadan hukum

(sumber UU tentang Guru dan Dosen).

Bila kita mencermati prinsip-prinsip profesional di atas, kondisi kerja pada

dunia pendidikan di Indonesia masih memiliki titik lemah pada hal-hal berikut.

1. Kualifikasi dan latar belakang pendidikan tidak sesuai dengan bidang

tugas. Di lapangan banyak di antara guru mengajarkan mata

pelajaran yang tidak sesuai dengan kualifikasi pendidikan dan

latar belakang pendidikan yang dimilikinya.

2. Tidak memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai bidang tugas.

Guru profesional seharusnya memiliki empat kompetensi, yaitu

kompetensi pedagogis, kognitif, personaliti, dan sosial. Oleh karena

itu, seorang guru selain terampil mengajar, juga memiliki

pengetahuan yang luas, bijak, dan dapat bersosialisasi dengan baik.

3. Penghasilan tidak ditentukan sesuai dengan prestasi kerja. Sementara

ini guru yang berprestasi dan yang tidak berprestasi mendapatkan

penghasilan yang sama. Memang benar sekarang terdapat program

sertifikasi. Namun, program tersebut tidak memberikan peluang

kepada seluruh guru. Sertifikasi hanya dapat diikuti oleh guru-guru

yang ditunjuk kepala sekolah yang notabene akan berpotensi

subjektif.

Page 22: etika profesi keguruan

[]

|Sikap Profesional Keguruan 22

4. Kurangnya kesempatan untuk mengembangkan profesi secara

berkelanjutan. Banyak guru yang terjebak pada rutinitas. Pihak

berwenang pun tidak mendorong guru ke arah pengembangan

kompetensi diri ataupun karier. Hal itu terindikasi dengan minimnya

kesempatan beasiswa yang diberikan kepada guru dan tidak adanya

program pencerdasan guru, misalnya dengan adanya tunjangan buku

referensi, pelatihan berkala, dsb.

Profesionalisme dalam pendidikan perlu dimaknai he does his job well.

Artinya, guru haruslah orang yang memiliki insting pendidik, paling tidak mengerti

dan memahami peserta didik. Guru harus menguasai secara mendalam minimal

satu bidang keilmuan. Guru harus memiliki sikap integritas profesional. Dengan

integritas barulah, sang guru menjadi teladan atau role model.

Menyadari banyaknya guru yang belum memenuhi kriteria profesional, guru

dan penanggung jawab pendidikan harus mengambil langkah. Hal-hal yang dapat

dilakukan di antaranya:

(1)penyelenggaraan pelatihan. Dasar profesionalisme adalah

kompetensi. Sementara itu, pengembangan kompetensi mutlak harus

berkelanjutan. Caranya, tiada lain dengan pelatihan.

(2) Pembinaan perilaku kerja. Studi-studi sosiologi sejak zaman Max

Weber di awal abad ke-20 dan penelitian-penelitian manajemen dua

puluh tahun belakangan bermuara pada satu kesimpulan utama bahwa

keberhasilan pada berbagai wilayah kehidupan ternyata ditentukan

oleh perilaku manusia, terutama perilaku kerja.

(3) Penciptaan waktu luang. Waktu luang (leisure time) sudah lama

menjadi sebuah bagian proses pembudayaan. Salah

satu tujuan pendidikan klasik (Yunani-Romawi) adalah menjadikan

Page 23: etika profesi keguruan

[]

|Sikap Profesional Keguruan 23

manusia makin menjadi “penganggur terhormat”,

dalam arti semakin memiliki banyak waktu luang untuk mempertajam

intelektualitas (mind) dan kepribadian (personal).

(4) Peningkatan kesejahteraan. Agar seorang guru bermartabat dan

mampu “membangun” manusia muda dengan penuh

percaya diri, guru harus memiliki kesejahteraan yang cukup.

Seorang guru yang profesional perlu mengetahui tentang mengajar yang

efektif.Mengajar yang efektif meliputi tiga langkah,yaitu:

1.Langkah Sebelum Mengajar

Langkah ini meliputi:

a.Menentukan tujuan pengajaran,baik tujun jangka panjang maupun

jangka pendek.Untuk hal ini guru harus menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti:

Hasil-hasil apakah yang ingin di capai dari proses belajar mengajar?

Bagaimanakah kaitan hasil-hasil tersebut dengan tujuan instruksional

umum,tujuan instruksional khusus,tujuan kurikuler,tujuan institusional dan

tujuan nasional?

b.Setelah itu guru harus memilih strategi mengajar untuk meraih tujuan-tujuan yang

telah ditetapkan dan mengumpulkan bahan-bahan pengetahuan dan keterampilan

yang berguna dalam proses belajar mengajar.

c.Yang lebih peting lagi adalah guru harus menyadari tingkat kesiapan murid untuk

menerima pelajaran.Kesiapan murid ditentukan oleh bermacam-macam faktor:

Page 24: etika profesi keguruan

[]

|Sikap Profesional Keguruan 24

pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki sebelumnya.

motivasi yang tepat.

Murid-murid yang telah menguasai pengetahuan dan keterampilan dasar akan dapat

menerima dengan baik pelajaran baru yang diberikan guru,demikian pula murid-

murid yang mempunyai motivasi belajar.

d.Merencanakan cara penilaian

Bagaimana menentukan ukuran pencapaian tujuan pengajaran.

Dengan cara bagainmana proses pengajaran dan hasil belajar itu di nilai?

Bagaimana hasil penilaian itu akan perpengaruh terhadap keputusan-

keputusan pengajaran berikutnya.

2.Langkah Pelaksanaan Pengajaran

Langkah ini berupa pelaksanaan strategi-strategi yang telah di rancang untuk

membawa murid mencapai tujuan pengajaran.Pada umumnya langkah ini meliputi

komunikasi,kepemimpinan, motivasi,dan kontrol (pembinaan disiplin dan

pengelolaan).

3.Langkah Sesudah Mengajar

Langkah ini berupoa pengukuran dan penilaian hasil mengajar sehubungan

dengan tujuan-tujuan yang ditetapkan guru sebelum mengajar.Dari proses penilaian

ini dapat diketahui efiktf tidaknya proses belajar,tepat tidaknya tujuan

pengajaran,seberapa tinggi tingkat kesiapan murid,tepat tidaknya strategi belajar yang

digunakan dan bahkan derajat relevansi serta ketepatan prosedur yang di tempuh.

Page 25: etika profesi keguruan

[]

|Sikap Profesional Keguruan 25

Kebutuhan Profesional Dan Personal Guru

Dalam bidang studi apapun,menguasai isi pelajaran yang diajarkan adalah tanggung

jawab murid,guru tidak dapat mengunyah dan mencerna isi pelajaran bagi

muridnya.Fungsi guru adalah mengarahkan kegiatan belajar menuju tercapainya

tujuan-tujuan yang telaah ditetapakan.Guru harus benar-benar menguasai pelajaran

yang diajarkan,,agar mengajarnya lebih berhasil guru harus yakin bahwa bahan yang

yang diajarkan itu bernilai bagi murid –muridnya.Ditambah lagi guru harus dapat

memotivasi murid-muridnya agar bergairah dalam belajar,agar memahami mengapa

dan untuk apa ia belajar.

G. Pengembangan Sikap Propesional

1),Pengembangan Sikap Selama Prajabatan

Dalam Pendidikan prajabatan,calon guru di didik dalam berbagai

pengetahuan,sikap,dan keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaannya,karena

tugasnya yang bersifat unik,guru selalu menjadi panutan bagi siswanya dan bagi

masyarakat sekelilingnya.

2).Pengembangan Sikap Selama Dalam Jabatan

Pengembangan sikap professional tidak berhenti apabila calon guru selesai

mendapatkan pendidikan prajabatan.Seperti telah di sebut peningkatan dapat di

lakukan dengan cara formal melalui kegiatan mengikuti penataran,lokakarya,seminar

atau kegiatan ilmiah lainnya,ataupun informal melalui media massa seperti

televise,radio,Koran,dan majalah maupun publikasi lainnya.Kegiatan ini selain dapat

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan,sekaligus dapatn juga meningkatkan

sikap professional guru

Page 26: etika profesi keguruan

[]

|Sikap Profesional Keguruan 26

BAB III

Penutup

A. Kesimpulan

Sebagai guru yang professional, guru harus selalu meningkatkan penegtahuan,

sikap, dan keterampilan secara terus menerus. Sasaran penyikapan itu meliputi

penyikapan terhadap perundang-undangan, organisasi profesi, teman sejawat, peserta

didik, tempat kerja, pemimpin, dan pekerjaan.

Sebagai jabatan yang harus dapat menjawab tantangan perkembangan

masyarakat, jabatan guru harus selalu dikembangkan, dalam sikap guru harus selalu

mengadakan pembahuruan sesuai dengan tuntutan tugasnya.

B. Saran

Untuk belajar memahami dan mengaplikasikan materi sikap profesional

keguruan ini di butuhkan daya pikir yang baik supaya dapat menunjang tercapainya

pemahaman dan pengaplikasian materi ini ketika kitamenjadi seorang guru nanti.

Page 27: etika profesi keguruan

[]

|Sikap Profesional Keguruan 27

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Wiyani Ardy, 2015. Etika profesi keguruan. Jakarta: Gava media

Danim Sudarman, cetakan ketiga 2013. Profesionalisasi dan etika profesi

guru. Cv. alfabeta

Saondi ondy dan suherman arie. 2011. Etika profesi keguruan. Cv refika

aditama

Dokumen website

http://edukasi.kompasiana.com/2012/05/08/makalah-profesi-keguruan/ di

akses 28 februari 2013

http://sucipto.guru.fkip.uns.ac.id/2010/01/06/kode-etik-profesi-keguruan/ di

akses 28 februari 2013