Etika Profesi
-
Upload
georgius-apriliananda -
Category
Documents
-
view
140 -
download
0
description
Transcript of Etika Profesi
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul WeBe Fashion Bag. Makalah ini
dibuat untuk menyelesaikan penugasan mata kuliah DKV322 Desain Produk.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan Makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Latar Belakang
Segar sari adalah salah satu produk dari perusahaan Kino Corporation yang
berpusat di kemayoran, Jakarta. Perusahaan ini memproduksi tidak hanya makanan
serta minuman tetapi juga memproduksi kebutuhan – kebutuhan rumah tangga, dan
bahkan memproduksi mainan.
Kami akan membahas tentang produk Segar sari. Produk ini merupakan
minuman bubuk instan yang dikemas dalam bentuk sachet. Segar sari tersedia
dalam beberapa pilihan rasa yaitu rasa buah (jeruk, anggur, mangga) dan susu soda
sebagai varian baru dari inovasi rasa produk ini.
Dalam memperkenalkan varian rasa baru produk ini perusahaan
menggunakan bentuk promosi TVC atau iklan televisi. Iklan terbaru dari produk
Segar Sari adalah iklan yang mempromosikan rasa baru dari Segar Sari Susu Soda.
Pada iklan tersebut, tagline yang digunakan adalah “mantap susunya, segar
sodanya” yang disesuaikan dengan rasa barunya. Target Audiens dari iklan serta
produk ini adalah semua usia, terutama anak-anak karena dilihat dari kenyataan di
lapangan, Segar Sari lebih banyak disukai dan dikonsumsi oleh anak-anak. Model
yang digunakan untuk iklan ini adalah Julia Perez (JuPe).
Permasalahan
Dengan adanya hal baru yang muncul, maka akan ada sisi negative dari hal
tersebut. Begitu juga dengan Segar Sari yang mengeluarkan varian rasa baru yaitu
susu soda (dalam hal ini bentuk promosi yang diberikan). Beberapa permasalahan
yang terdapat pada iklan terbaru Segar Sari Susu Soda adalah antara lain:
Iklan tersebut dibintangi oleh Jupe yang dinilai mengasosiasikan
produk susu segar dengan bagian tubuh Jupe.
Pada iklan produk Segar Sari Susu Soda ini, perusahaan
menggunakan artis Julia Perez sebagai model yang akan
memperkenalkan produk tersebut. Sudah banyak diketahui bahwa orang
banyak mempersepsikan Julia Perez sebagai artis yang identik dengan
sensualitas, ataupun pornografi.
Gambar 1.1Sumber: google.com
Pemilihan model pada iklan ini tidak sesuai dengan target audiens
produk.
Menurut data yang dicari oleh kelompok kami, produk Segar Sari
Susu Soda ini mempunyai target audiens yaitu semua kalangan
masyarakat. Namun pada kenyataannya produk ini lebih digemari oleh
anak-anak khususnya dibawah umur sampai remaja. Dari segmentasi
tersebut perusahaan telah salah dalam pemilihan artis Julia Perez sebagai
model yang mempromosikan produk Segar Sari Susu Soda dalam iklan
yang ditayangkan di televise nasional.
Isi iklan yang kurang pantas ditujukan pada anak-anak dibawah
umur.
Pada iklan promosi produk Segar Sari Susu Soda tersebut
didalamnya terdapat bagian – bagian dimana tidak pantas dilihat oleh
anak – anak. Diantaranya adalah dimana Julia Perez mempromosikan
produk Segar Sari Susu Soda tersebut dengan bahasa tubuh yang
sensual dan lebih menekankan pada bentuk tubuh yang dia miliki, dan
bukannya memberikan porsi khusus pada produk yang akan dikenalkan
itu sendiri.
Iklan tersebut sering ditayangkan oleh stasiun televisi nasional pada
siang hari dimana bisa dilihat oleh anak-anak dibawah umur.
Dengan permasalahan – permasalahan yang ada diatas, pertanyaan
selanjutnya yang harus ditujukan adalah, “kapan saja iklan tersebut akan
ditayangkan oleh televisi nasional?” ternyata iklan Segar Sari Susu Soda
tersebut ditayangkan pada pagi atau siang hari sehingga anak – anak
dibawah umur bisa dengan leluasa melihat iklan yang bisa dipersepsikan
mempunyai unsur pornografi.
Model iklan terlalu sensual membuat iklan ini tidak pantas untuk
ditayangkan.
Julia Perez sendiri yang dipilih oleh perusahaan sebagai model iklan
untuk mempromosikan produk terbarunya tersebut berharap Julia Perez
dapat mengangkat citra produk tersebut dan dapat berhasil dalam
persaingan pasar yang ada di Indonesia. Namun juga dapat diketahui
bahwa nama “Julia Perez” tersebut tidak hanya melekat predikat sebagai
artis namun juga sebagai figur yang sensual. Hal ini diperkuat dengan
dirinya yang juga membintangi iklan pengaman bermerk “Sutra”.
Gambar 1.2Sumber: Google.com
Adanya warga yang protes ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)
untuk menegur semua stasiun televise agar tidak menayangkan iklan
tersebut lagi.
Dengan adanya permasalah – permasalahan yang muncul diatas,
masyarakat yang kritis terhadap informasi – informasi yang disampaikan
kepada khalayak ramai ini mempunyai inisiiatif untuk melaporkan keadaan
ini kepada Komisi Pernyiaran Indonesia supaya mau menegur badan –
badan stasiun televisi yang tadinya menayangkan iklan Segar Sari Susu
Soda tersebut untuk tidak menayangkan iklan tersebut kembali, apalagi
pada jam – jam dimana anak – anak dibawah umur dengan leluasa dapat
melihat iklan tersebut.
Adanya kekhawatiran orang tua terhadap psikologi anak saat
menonton iklan ini.
Dengan hadirnya iklan Segar Sari Susu Soda yang merujuk pada hal
pornografi tersebut, para orang tua mengkhawatirkan psikologi anak –
anak mereka saat mereka menonton iklan seronok tersebut.
Analisa Psikologi
Dalam menganalisis iklan ini, teori psikologi yang dipakai adalah aliran gestalt.
Psikologi Gestalt bermula pada lapangan pengamatan (persepsi) dan mencapai
sukses yang terbesar juga dalam lapangan ini. Demonstrasinya mengenai peranan
latar belakang dan organisasinya terhadap proses-proses yang diamati secara
fenomenal demikian meyakinkan sehingga boleh dikatakan tidak dapat di bantah.
Pandangan pokok psikologi Gestalt adalah berpusat bahwa apa yang
dipersepsi itu merupakan suatu kebulatam suatu unity atau suatu Gestalt.
Psikologi Gestalt semula memang timbul berkaitan dengan masalah persepsi,
yaitu pengalaman Wertheimer di stasiun kereta api yang disebutnya sebagai
sinar yang bergerak (Garret, 1958). Walaupun secara objektif sinar itu tidak
bergerak.
Dengan demikian maka dalam persepsi itu ada peran aktif dalam diri
perseptor. Ini berarti bahwa dalam individu mermpersepsi sesuatu tidak hanya
bergantung pada stimulus objektif saja, tetapi ada aktivitas individu untuk
menentukan hasil persepsinya. Apa yang semula terbatas pada persepsi, kemudian
berkembang dan berpengaruh pada aspek-aspek lain, antara lain dalam psikologi
belajar.
Psikologi Gestalt adalah suatu aliran psikologi yang mempelajari suatu gejala
sebagai suatu keseluruhan atau loyalitas. Data-data dalam psikologi gestalt disebut
fenomena, sebab dalam suatu gejala terdapat dua unsur yakni objek dan arti. Objek
adalah sesuatu yang dapat dideskripsikan setelah objek tersebut ditangkap oleh
indra.
Pada objek tersebut kita akan memberikan arti dan sekaligus kita
mendapatkan suatu informasi dari objek tersebut.
Dalam psikologi gestalt terhadap hokum Pragnaz. Hokum Pragnaz ini
menunjukkan tenttang berarahnya segala kejadian yaitu tentang suatu keadaan
seimbang. Keadaan yang seimbang ini mencakup sikap-sikap keturunan,
kesederhanaan, kestabilan, simetri dan sebagainya. Contohnya ketika melihat awan,
kerapkali kita menghubungkan dengan objek yang ada dalam pikiran kita sehingga
menjadi sebuah bentuk yang mirip suatu objek nyata lainnya. Dengan objek yang
ada dalam pikiran kita sehingga menjadi sebuah bentuk yang mirip suatu objek
nyata lainnya. Misalnya mirip wajah seseorang. Contoh lain pada sebuah iklan, pada
iklan pop mie, pertama yang kita lihat adalah isi iklan keseluruhannya, dengan
menyajikan berbagai gambaran untuk mendeskripsikan pop mie dan pada akhirnya
kita mengetahui bahwa kilan tersebut adalah iklan pop mie dengan kemasan baru.
Analisa Permasalahan yang di Hadapi
PRINSIP TEORI ETIKA DALAM KEPROFESIAN DKV
Teori Moral Kategorial Kant
Filsuf etika Immanuel Kant (1785) menyampaikan pesan etis moral yang
disebut sebagai “pesan kategorial”, yaitu:
Semua orang berkedudukan seimbang, tidak adaorang yang dapat atau
berhak memanfaatkan oranglain melampaui kebebasan orang lain.
Suatu yang tidak konsisten secara logika dan merusak pendapat pribadi
serta orang lain adalah tidak etis secara moral.
Maka, pada keprofesian DKV setiap pekerjaan dan produk desain yang
dihasilkan akan selalu dibayangi pekerjaan bernuansa etis dan bukan hanya
sekedar kegiatan biasa. Konflik sosial dan etika dapat muncul akibat perbedaan
moral dan budaya dari pemberi tugas (klien) dan khalayak sasaran. Sehingga tugas
desainer profesional dituntut untuk melakukan tindakan profesi berdasar moral etis.
Dalam pembuatan iklan Segar Sari Susu Soda ini sepertinya tim kreatif tidak
dengan matang – matang menggodok konsep yang digunakan untuk
mempromosikan produk mereka melalui media iklan televisi nasional. Terbukti
dengan melesetnya pemilihan model yang dipilih untuk mempromosikan produk baru
tersebut. Sehingga menuai banyak kritikan serta protes keras dari masyarakat
banyak.
"Mohon KPI menegur semua stasiun televisi yang menayangkan iklan susu
SEGAR SARI yang dibintangi oleh Julia perez (Jupe). Isi iklan itu mengandung unsur
pornografi yang tidak pantas, apalagi iklan ini sering ditayangkan siang hari yang
ditonton anak-anak di bawah umur," tulis Wisnu Wijanarko.
Kalimat diatas adalah salah satu contoh kritikan keras dari masyarakat yang
menolak akan adanya iklan Segar Sari Susu Soda yang dibintangi oleh artis
kontroversial Julia Perez. Kritikan tersebut disampaikan pada kanal “Pojok Aduan” di
situs resmi Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
Praktek DKV secara etis
Beberapa teori etika dapat diterapkan dan akan mempengaruhi praktek DKV.
Teori tersebut adalah:
Teori Manfaat (Teleologi) dan Konsekuensi (Utilitas)
Teori Tindakan berdasar Moral (Deontologi)
Teori Kesepakatan (Kontrak)
Teori Kebajikan (Virtue) dan Keunggulan (Excellence).
Teori Manfaat
Teori manfaat akan mengacu pada elemen: (1). Konsekuensi tindakan dan
evaluasi manfaat hasil, (2). Persoalan dan cara mendapatkan hasil akhir, (3).
Konsekuensi hasil positif, (4). Tidak memasalahkan proses mencapai hasil, dan
melakukan (5). Identifikasi dan berhitung manfaat maksimal yang berpengaruh untuk
mayoritas
Ditilik dari teori manfaat, perusahaan kurang berfikir bagaimana manfaat
serta pengaruh yang akan terjadi setelah iklan tersebut disajikan. Perusahaan
terkesan terlalu mentah – mentah memakai konsep yang diberikan pada tim kreatif.
Teori Utilitas
Teori utilitas akan digunakan untuk: (1). Menghitung manfaat vs resiko dan
biaya, (2). Membandingkan nilai manfaat, (a). siapa dan berapa besar yang
mendapat manfaat, (b). siapa dan berapa besar yang tidak mendapat
manfaat/dirugikan.
Dibandingkan dengan berapa besar pihak yang mendapat manfaat, dengan
beredarnya iklan tersebut, banyak pihak – pihak yang merasa dirugikan seperti
contohnya sebagian orang tua yang tidak mau anaknya mengalami perubahan
psikologis yang terlalu cepat dengan menonton iklan yang tidak pantas dilihat oleh
anak – anak kecil.
Selain itu dengan adanya pengaduan atas iklan yang dibuat oleh persuhaan
tersebut, perusahaan juga ikut dirugikan karena secara perlahan iklan ini seolah
menjadi bumerang yang menyerang balik tuannya. Iklan ini dapat merusak citra
perusahaan sebagai produsen makanan serta minuman ringan.
Dilihat dari segi fungsi Desain Komunikasi Visual:
1. Informatif: pada iklan Segar Sari Susu Soda ini tidak memiliki pesan yang
jelas dan jernih dimana kita baru dapat mengetahui produk yang ditawarkan
setelah pada iklan tersebut menunjukkan cara prnggunaan produk tersebut
yang berada di akhir iklan. Selain itu pada awal skenario, iklan ini seolah
bukan menjual Segar Sari Susu Soda namun seperti lebih menonjolkan
model iklan tersebut yang lebih sensual yaitu Julia Perez.
2. Identitas: sama halnya dengan penjelasan diatas, kita baru dapat
mengetahui produk yang ditawarkan pada akhir skenario iklan, dimana orang
kebanyakan jika sudah tidak tahan atau cepat bosan dengan suatu hal pasti
akan mangganti saluran televisi untuk menghindari iklan – iklan tersebut.
3. Edukasi: dalam segi ini, iklan produk tersebut benar – benar tidak memiliki
nilai edukasi pada target audiens yang bahkan terjadi kesalahan antara
model yang dipilih dengan target utama pasar. Iklan ini tidak menampilkan
sama sekali nilai edukasi dan hanya menampilkan nilai sensualitas.
4. Rekreatif: Jika dilihat dari rekreatif, jelas iklan ini memberikan nilai rekreatif
dengan memberikan tontonan yang begitu mengasyikan dimana model iklan
tersebut berakting dengan sangat bergairah. Tapi rekreatif untuk siapa?
Tentu saja bukan untuk pangsa pasar utama perusahaan yaitu anak – anak.
Nilai ini hanya bisa dan seharusnya hanya boleh diterima bagi orang – orang
yang sudah cukup umur.
5. Persuasif: nilai fungsi ini dapat terlihat tidak pada target utama pasar yaitu
anak – anak. Iklan ini menurut kami lebih cocok untuk mengajak orang –
orang yang sudah cukup umur dengan cara penyajian informasi yang
sedemikian rupa sehingga
Kesimpulan dan Saran
Dari permasalah – permasalahan yang dihadapi perusahaan kino tersebut
diatas, kami dapat menyimpulkan bahwa media promosi yang disajikan oleh
perusahaan Kino masih mempunyai banyak kelemahan. Mulai dari pemilihan model
yang kurang tepat, yang membuat melesetnya segmentasi yang dituju oleh
perusahaan karena ketidakcocokkan dengan konsep yang digunakan perusahaan
untuk mempromosikan produk terbarunya.
Ditambahi neh yak io .. wgwg
Daftar Pustaka
http://forum.viva.co.id/aneh-dan-lucu/551990-susu-segar-jupe-diprotes-warga.html, “Susu
Segar Jupe” Diprotes Warga.
http://www.kino.co.id
http://www.youtube.com/watch?v=oWZczSe6Rv0, “Segar Sari Susu Soda ver Jupe”