ETIKA PROFESI

32
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama ini banyak sekali berbagai macam penyimpangan atau pelanggaran yang dilakukan oleh profesional konstruksi sehingga banyak merugikan konsumen. Mulai dari kolusi, penipuan serta mutu produk konstruksi yang tidak memenuhi standar. Sebagian besar konsumen merasa tidak puas dengan hasil kinerja para profesional konstruksi. Hal ini mendorong beberapa peneliti dan organisasi konstruksi di dunia untuk melakukan survey. Sehingga dari hasil survey tersebut dibuat beberapa peraturan/ kode etik untuk mengurangi keluhan ketidak puasan konsumen terhadap hasil produk konstruksi. Konstruksi merupakan industri yang hasil produksinya digunakan oleh banyak orang. Dimana industri konstruksi sangat berhubungan dengan kepuasan dan keselamatan banyak orang. 1.2. Rumusan Masalah Dalam makalah ini akan dibahas mengenai berbagai macam pelanggaran etika profesi berdasarkan hasil survey yang dilakukan beberapa organ yang dilakukan. 1

Transcript of ETIKA PROFESI

Page 1: ETIKA PROFESI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Selama ini banyak sekali berbagai macam penyimpangan atau pelanggaran

yang dilakukan oleh profesional konstruksi sehingga banyak merugikan

konsumen. Mulai dari kolusi, penipuan serta mutu produk konstruksi yang tidak

memenuhi standar. Sebagian besar konsumen merasa tidak puas dengan hasil

kinerja para profesional konstruksi.

Hal ini mendorong beberapa peneliti dan organisasi konstruksi di dunia

untuk melakukan survey. Sehingga dari hasil survey tersebut dibuat beberapa

peraturan/ kode etik untuk mengurangi keluhan ketidak puasan konsumen

terhadap hasil produk konstruksi.

Konstruksi merupakan industri yang hasil produksinya digunakan oleh

banyak orang. Dimana industri konstruksi sangat berhubungan dengan kepuasan

dan keselamatan banyak orang.

1.2. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai berbagai macam pelanggaran

etika profesi berdasarkan hasil survey yang dilakukan beberapa organ yang

dilakukan.

1.3. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini antara lain :

- Menjelaskan pengertian kode etik dalam bekerja.

- Menjelaskan alasan dibuatnya kode etik  profesi dalam industri konstruksi.

1

Page 2: ETIKA PROFESI

BAB II

ISI

2.1.Pengertian Konstruksi

Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun

prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi

juga dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau

pada beberapa area. Walaupun kegiatan konstruksi dikenal sebagai satu pekerjaan,

tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari

beberapa pekerjaan lain yang berbeda. Pada umumnya kegiatan konstruksi

diawasi oleh manajer proyek, insinyur disain, atau arsitek proyek. Orang-orang ini

bekerja di dalam kantor, sedangkan pengawasan lapangan biasanya diserahkan

kepada mandor proyek yang mengawasi buruh bangunan, tukang kayu, dan ahli

bangunan lainnya untuk menyelesaikan fisik sebuah konstruksi. Dalam

melakukan suatu konstruksi biasanya dilakukan sebuah perencanaan terpadu. Hal

ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya yang diperlukan, rancang-

bangun, dan efek lain yang akan terjadi saat pekerjaan konstruksi dilakukan.

Sebuah jadwal perencanaan yang baik akan menentukan suksesnya sebuah

pembangunan terkait dengan pendanaan, dampak lingkungan, keamanan

lingkungan konstruksi, ketersediaan material bangunan, logistik, ketidak-

nyamanan publik terkait dengan adanya penundaan pekerjaan konstruksi,

persiapan dokumen dan tender, dan lain sebagainya.

2.2. Etika

Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat

kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana

yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik,

berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-

kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang

dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini :

2

Page 3: ETIKA PROFESI

1. Drs. O.P. Simorangkir : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam

berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.

2. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang

tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari seg baik dan buruk, sejauh

yang dapat ditentukan oleh akal.

3. Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara

mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam

hidupnya.

           Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia.

Etika member manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui

rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk

mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada

akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang

perlu kita lakukan dan yang pelru kita pahami bersama bahwa etika ini dapat

diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini

dapatdibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan

manusianya.

           Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan

baik dan buruknya prilaku manusia :

1. Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan

rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia

dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif

memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang

prilaku atau sikap yang mau diambil.

2. Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan

pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini

sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus

memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan

diputuskan.

3

Page 4: ETIKA PROFESI

Etika secara umum dapat dibagi menjadi :

1. Etika Umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana

manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan

etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi

pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai

baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan

dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum

dan teori-teori.

2. Etika Khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam

bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana

saya mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan

kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan

prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan itu dapat juga berwujud :

Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang

kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang

memungkinkan manusia bertindak etis : cara bagaimana manusia

mengambil suatu keputusan atau tidanakn, dan teori serta prinsip moral

dasar yang ada dibaliknya.

Etika Khusus dibagi lagi menjadi dua bagian :

1. Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap

dirinya sendiri.

2. Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku

manusia sebagai anggota umat manusia.

           Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat

dipisahkan satu sama lain dengan tajam, karena kewajiban manusia terhadap diri

sendiri dan sebagai anggota umat manusia saling berkaitan.

Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia baik secara

langsung maupun secara kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis

terhadpa pandangan dunia dan idiologi-idiologi maupun tanggung jawab umat

manusia terhadap lingkungan hidup.

4

Page 5: ETIKA PROFESI

           Dengan demikian luasnya lingkup dari etika sosial, maka etika sosial ini

terbagi atau terpecah menjadi banyak bagian atau bidang. Dan pembahasan bidang

yang paling aktual saat ini adalah sebagai berikut :

1. Sikap terhadap sesama

2. Etika keluarga

3. Etika profesi

4. Etika politik

5. Etika lingkungan

6. Etika idiologi

Sistem Penilaian Etika :

1. Titik berat penilaian etika sebagai suatu ilmu, adalah pada perbuatan baik

atau jahat, susila atau tidak susila.

2. Perbuatan atau kelakuan seseorang yang telah menjadi sifat baginya atau

telah mendarah daging, itulah yang disebut akhlak atau budi pekerti. Budi

tumbuhnya dalam jiwa, bila telah dilahirkan dalam bentuk perbuatan

namanya pekerti. Jadi suatu budi pekerti, pangkal penilaiannya adalah dari

dalam jiwa; dari semasih berupa angan-angan, cita-cita,niat hati, sampai ia

lahir keluar  berupa perbuatan nyata.

3. Burhanuddin Salam, Drs. menjelaskan bahwa sesuatu perbuatan di nilai

pada 3 (tiga) tingkat :

a. Tingkat pertama, semasih belum lahir menjadi perbuatan, jadi masih

berupa rencana dalam hati, niat.

b. Tingkat kedua, setelah lahir menjadi perbuatan nyata, yaitu pekerti.

c. Tingkat ketiga, akibat atau hasil perbuatan tersebut, yaitu baik atau

buruk.

           Dari sistematika di atas, kita bisa melihat bahwa Etika Profesi merupakan

bidang etika khusus atau terapan yang merupakan produk dari etika sosial. Kata

hati atau niat biasa juga disebut karsa atau kehendak, kemauan, wil. Dan isi dari

karsa inilah yang akan direalisasikan oleh perbuatan. Dalam hal merealisasikan ini

ada (4 empat) variabel yang terjadi :

1. Tujuan baik, tetapi cara untuk mencapainya yang tidak baik.

5

Page 6: ETIKA PROFESI

2. Tujuannya yang tidak baik, cara mencapainya ; kelihatannya baik.

3. Tujuannya tidak baik, dan cara mencapainya juga tidak baik.

4. Tujuannya baik, dan cara mencapainya juga terlihat baik.

2.3. Profesi

Harus kita ingat dan fahami betul bahwa “Pekerjaan / Profesi” dan

“Profesional” terdapat beberapa perbedaan :

1. Profesi :

a. Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus.

b. Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna

waktu).

c. Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.

d. Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.

2. Profesional :

a. Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya.

b. Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu.

c. Hidup dari situ.

d. Bangga akan pekerjaannya.

  Ciri- Ciri Profesi

Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi,

yaitu:

1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini

dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-

tahun.

2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya

setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.

3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi

harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.

4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan

selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai

kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan

6

Page 7: ETIKA PROFESI

sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu

ada izin khusus.

5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.

           Dengan melihat ciri-ciri umum profesi di atas, kita dapat menyimpulkan

bahwa kaum profesional adalah orang-orang yang memiliki tolak ukur perilaku

yang berada di atas ratarata. Di satu pihak ada tuntutan dan tantangan yang sangat

berat, tetapi di lain pihak ada suatu kejelasan mengenai pola perilaku yang baik

dalam rangka kepentingan masyarakat. Seandainya semua bidang kehidupan dan

bidang kegiatan menerapkan suatu standar profesional yang tinggi, bisa

diharapkan akan tercipta suatu kualitas masyarakat yang semakin baik.

Profesi selalu dikaitkan dengan gagasan 'layanan'. Dengan demikian, profesi

telah digambarkan sebagai sekelompok orang terorganisir untuk melayani tubuh

khusus pengetahuan dalam kepentingan masyarakat (Appelbaum & Lawton,

1990: p4). Demikian pula, Whitbeck (1998: p74) menegaskan bahwa profesi

adalah "pekerjaan yang baik memerlukan studi lanjutan dan penguasaan tubuh

khusus pengetahuan dan melakukan untuk mempromosikan, menjamin atau

menjaga beberapa hal yang secara signifikan mempengaruhi 'kesejahteraan orang

lain ". Tanggung jawabnya telah banyak digambarkan sebagai termasuk kepuasan

"kebutuhan sosial sangat diperlukan dan bermanfaat" (Johnson, 1991: p63- 64);

dan tujuan pelayanan kepada publik (Murdock dan Hughes, 1996, dikutip dalam

Fryer, 1997:p31). Seorang profesional beroperasi di dunia orang-orang dengan

siapa mereka bekerja, rekan dan spesialis lain, dan orang-orang yang mereka

layani, seperti klien mereka dan publik (Pressman, 1997: p10) - hubungan yang

telah disebut sebagai "konsensus dan fidusia "(Pressman, (1997).

Profesional tidak dibebaskan dari perilaku etis yang umum - seperti,

kewajiban, tugas dan tanggung jawab - yang mengikat orang-orang biasa

(Johnson, 1991:p131) dan biasanya terikat oleh seperangkat prinsip, sikap atau

jenis karakter disposisi yang mengontrol cara profesi dipraktekkan Hal ini telah

disebut dan kekhawatiran potensi masalah menghadapi anggota profesi atau

kelompok dan dampaknya terhadap masyarakat (Johnson, 1991:p132) dengan

implikasi bahwa keadilan harus dikaitkan tidak hanya untuk klien tapi juga rekan-

rekan dan publik (Johnson, 1991: p117). Salah satu aspek penting adalah bahwa

7

Page 8: ETIKA PROFESI

konflik kepentingan, didefinisikan sebagai bunga yang, jika diikuti, bisa tetap

profesional dari pertemuan salah satu kewajiban mereka (Coleman, 1998: P34).

Lain adalah profesional yang tepat yang relevan disebut sebagai "Hak Penolakan

nurani" yang merupakan hak karyawan untuk menolak untuk mengambil bagian

dalam tidak etis melakukan ketika dipaksa untuk melakukannya oleh majikan. Hal

ini dapat terjadi dalam pekerjaan atau non-kerja situasi dan mungkin tidak perlu

melibatkan melanggar hukum (Whitbeck (1998: P51).

Penolakan nurani dapat dilakukan dengan baik hanya tidak berpartisipasi

dalam kegiatan yang satu melihat sebagai tidak bermoral, atau mungkin dilakukan

dengan harapan membuat protes publik yang akan menarik perhatian pada situasi

yang orang percaya yang salah (Whitbeck, 1998). Profesi yang berbeda,

bagaimanapun, memiliki reputasi yang berbeda sepanjang etika perilaku yang

bersangkutan. Dalam sebuah survei pendapat terbaru umum, misalnya, arsitek

dinilai unggul dalam perilaku etis untuk pengacara, beberapa dokter dan hampir

semua pengusaha, dengan para ulama berada di peringkat tertinggi Pengacara,

tampaknya, diharapkan untuk memprioritaskan kewajiban mereka untuk klien atas

kewajiban mereka kepada publik bahkan jika klien mereka bersalah melakukan

kejahatan, terlepas dari bagaimana keji kejahatan (Johnson, 1991).

2.4. Kode Etik Profesi

Kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh

suatu kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma

sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki sangsi yang agak berat, maka

masuk dalam kategori norma hukum. Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola

aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau

pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman

berperilaku. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya

kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan

yang tidak profesional.

Prinsip- Prinsip Etika Profesi :

1. Tanggung jawab

a. Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.

8

Page 9: ETIKA PROFESI

b. Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau

masyarakat pada umumnya.

2. Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa

yang menjadi haknya.

3. Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di

beri kebebasan dalam menjalankan profesinya.

Tujuan Kode Etik Profesi :

1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.

2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.

3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.

4. Untuk meningkatkan mutu profesi.

5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.

6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.

7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.

8. Menentukan baku standarnya sendiri. 

Adapun fungsi dari kode etik profesi adalah :

1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip

profesionalitas yang digariskan.

2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang

bersangkutan.

3. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang

hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Etika profesi sangatlah

dibutuhkan dalam berbagai bidang.

Proyek konstruksi telah dikritik karena kurang mencapai dalam hal

kepuasan klien mengenai layanan yang diberikan oleh anggota tim

konstruksi.Proyek kurang menghormati hal ini yang kemungkinan akan

menghasilkan kinerja buruk profesional konstruksi. Federasi survei pada tahun

1997, misalnya, telah menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga klien tidak puas

dengan kinerja kontraktor dan konsultan. Selanjutnya, klien juga tidak puas

dengan kinerja arsitek. Oleh karena itu, evaluasi kinerja pembangunanpada

9

Page 10: ETIKA PROFESI

proyek-proyek penting. Ada banyak penelitian tentang konstruksi, dengan fokus

pada aspek yang berbeda dari pengaruh mereka terhadap kinerja proyek. Ini

mencakup evaluasi kinerja kontraktor, menyelidiki kebutuhan klien selama proses

pembangunan, membahas peran arsitek dan mengidentifikasi keterampilan inti

untuk surveyor. Namun, ada kurangnya penelitian membahas isu-isu etika profesi

konstruksi.

Etika merupakan masalah penting bagi para profesional Sebuah profesi

sebagian besar melayani kebutuhan publik. Profesi hanya bisa bertahan jika

publik masih memiliki keyakinan padanya. Bagi sebuah profesi untuk

mendapatkan kepercayaan publik tergantung pada dua elemen penting, yaitu

pengetahuan profesional dan perilaku etis. Oleh karena itu, biaya ketidaktahuan

tentang etika berpotensi sangat tinggi. Selain dari mempengaruhi pada profesional

sendiri, juga dapat memberi dampak yang signifikan pada kualitas layanan yang

disediakan dan juga pada persepsi publik dan citra profesi. Menurut penelitian

yang dilakukan di Hong Kong, kesalahan antara praktisi konstruksi telah

menyebabkan citra industri memberikan standar pekerjaan yang buruk dan

banyaknya malpraktek. Para pelanggar etika konstruksi seperti praktisi dan

profesional telah menyebabkan perhatian pemerintah dan kepedulian. Sebuah

tingkat kinerja serta etika  yang tinggi menunjukkan tingkat kinerja yang

profesional dan  karenanya, tingkat ketidakpuasan dari klien rendah. Meskipun

ada literatur pada kinerja konstruksi dan ketidakpuasan klien, etika profesional

hampir pada tingkat yang rendah.

Partisipasi surveyor di industri konstruksi meliputi keseluruhan proyek

siklus sebagai surveyor kuantitas, surveyor praktek umum dan surveyor bangunan

telah spesialisasi yang berbeda. Meskipun Royal Institution Chartered Surveyors

(RICS) memiliki Kerajaan Charter status, persepsi masyarakat umum survei

profesional yang rendah. Mereka berpikir surveyor yang menawarkan jenis

pelayanan yang sama seperti agen perumahan dan juga memiliki tingkat yang

sama kepercayaan dan profesionalisme Peraturan RICS Profesional dan

Departemen Perlindungan Konsumen telah melaporkan mereka ditangani dengan

sekitar 2.700 kasus kesalahan profesional yang melibatkan surveyor di Inggris

yang tidak pernah mencapai Profesional Melakukan Panel.Namun, Panel masih

10

Page 11: ETIKA PROFESI

harus menyeberang melalui sejumlah besar pelanggaran peraturan, rekening

pelanggaran, keluhan tentang penanganan masalah prosedur dan konflik.

Kurang dari 10% kasus mencapai Disiplin Panel, dan nama-nama yang

dilaporkan dalam Bisnis RICS hanya ujung dari peraturan gunung Steven Gould,

Direktur Peraturan RICS telah menyuarakan keprihatinannya, "RICS harus sangat

khawatir bahwa masih ada beberapa perusahaan survei yang tampaknya tidak

memahami dasar-dasar tentang cara menangani uang klien. Tidak ada niat untuk

melakukan hal yang salah tapi pada saat yang sama, tidak ada pemahaman tentang

bagaimana melakukan mereka benar dan tidak nyata pengakuan bahwa dalam

skenario terburuk; tindakan-tindakan tertentu bisa sangat merusak 'kepentingan'

klien. Hal ini semakin menegaskan perlunya penelitian pada etika profesional

surveyor.

Sebagian besar (90%) berlangganan Kode Etik profesional dan banyak

(45%) memiliki Kode Etik Perilaku dalam organisasi yang mempekerjakan

mereka, dengan mayoritas (84%) mempertimbangkan praktik etika yang baik

menjadi tujuan organisasi penting. 93% dari responden setuju bahwa "Etika

Bisnis" harus didorong atau diatur oleh "Pribadi Etika", dengan 84% responden

menyatakan bahwa keseimbangan dari keduabpersyaratan klien dan dampak pada

masyarakat harus dipertahankan. Tidak ada responden mengetahui adanya kasus

majikan berusaha untuk memaksa mereka karyawan untuk memulai, atau

berpartisipasi dalam, perilaku yang tidak etis. Meskipun demikian, semua

responden telah menyaksikan atau mengalami beberapa derajat perilaku tidak etis,

dalam bentuk perilaku tidak adil (81%), kelalaian (67%), konflik kepentingan

(48%), kolusi (44%), penipuan (35%), kerahasiaan dan kepatutan melanggar

(32%), penyuapan (26%) dan pelanggaran etika lingkungan (20%).

Untuk profesi membangun dan merancang, nilai tak terhitung kehidupan

manusia tuntutan tidak kurang dari pertimbangan moral tertinggi dari mereka

yang mungkin resiko sebaliknya (Mason, 1998: p2 Insinyur, arsitek, manajer

proyek dan kontraktor, oleh karena itu, memiliki hak dasar nurani profesional

(Martin dan Schinzinger, 1996). Sebuah aspek penting dari etika dalam industri

konstruksi "Etika pribadi" - sering ditafsirkan oleh para profesional konstruksi

sebagai hanya mengobati lain dengan tingkat yang sama kejujuran bahwa mereka

11

Page 12: ETIKA PROFESI

ingin diperlakukan (Badger dan Gay, 1996). Telah menyarankan, bagaimanapun,

bahwa profesional pada umumnya cenderung percaya bahwa kewajiban mereka

untuk klien mereka jauh lebih besar daripada tanggung jawab mereka kepada

orang lain, seperti publik (Johnson, 1991: p28 Ada juga beberapa kasus di mana

kritik telah dibuat mengenai kepatuhan terhadap standar etika, tidak ada yang

lebih dari keracunan asbes skandal yang mempengaruhi banyak pekerja pada

1960-an (Coleman, 1998:p70)

Hari ini, profesional bangunan mendapatkan integritas dan kehormatan

sampai batas tertentu melalui profesional badan-badan seperti Australian Institute

of Building (2001) yang misinya termasuk yang dari mencerminkan anggotanya

'"... cita-cita untuk pendidikan, standar dan etika...". Ini diwujudkan dalam kode

praktek yang mendefinisikan peran dan tanggung jawab profesional (Harris et al,

1995) dan merupakan landasan apapun. Meskipun banyak laporan independen dan

investigasi dilakukan dan menegaskan bahwa asbes itu berakibat fatal,

penggunaan dalam industri bangunan tetap sangat tinggi sampai penggunaan itu

benar-benar dilarang (Coleman, 1998). Program etika (Calhoun dan Wolitzer,

2001). Tentu saja, kode saja cukup untuk memastikan perilaku etis dan mereka

perlu dilengkapi dengan penugasan tanggung jawab fungsional (misalnya, etika

perwira) dan majikan pelatihan.

Efektivitas ini telah menjadi obyek paling penelitian empiris sampai saat ini,

dengan penekanan khusus pada tender kolusif, yang didefinisikan sebagai

"perjanjian ilegal antara peserta tender yang menghasilkan tawaran yang

tampaknya kompetitif, penetapan harga, distribusi atau pasar skema yang

menghindari semangat bebas kompetisi dan menipu klien "(Zarkada-Fraser, 2000)

dan termasuk tawaran-potong tawaran-belanja, harga tutup, biaya tersembunyi

dan komisi dan kompensasi untuk peserta tender yang gagal (Ray et al, 1999;

Zarkada-Fraser dan Skitmore, 2000) bersama-sama dengan "penarikan" (Zarkada,

1998: p36) di mana sebuah tenderer menarik tawaran mereka setelah

berkonsultasi dengan peserta tender lainnya. 

2.5.Etika Industri Konstruksi

Dalam hal profesi individu, seringkali diasumsikan bahwa arsitek tidak

hanya berbakat dalam desain dan konstruksi bangunan, tetapi juga etika tertinggi

12

Page 13: ETIKA PROFESI

kaliber  untuk contoh, telah ditelusuri kembali ini untuk American Institute of

Architects Kode Etik ditetapkan pada tahun 1947. Kode etik saat ini berkisar pada

konsep "umum yang baik adalah benar "untuk hal-hal tidak didasarkan pada

hukum (Pressman, 1997: p52). Demikian pula, KodePerilaku Profesional, terdiri

dari Prinsip, Aturan dan Catatan. Arsitek telah ditemukan ingin di kali,

bagaimanapun, sebuah jajak pendapat baru-baru ini tentang etika dalam arsitektur

dilakukan oleh majalah Arsitektur Progresif, 1987 mengutip jenis utama dari

perilaku yang tidak etis dalam arsitektur menjadi:

- Menyembunyikan kesalahan konstruksi dan mencuri orang lain

menggambar

- Melebih-lebihkan pengalaman dan prestasi akademik di resume dan

aplikasi untuk komisi

- Pengisian klien untuk bekerja tidak dilakukan, biaya tidak dikeluarkan

atau berlebihan

- janji-janji palsu kemajuan seperti yang dilakukan oleh beberapa arsitek

- menyesatkan klien dalam manajemen proyek

- Keterlibatan dalam konflik kepentingan

Untuk manajer proyek, salah satu elemen penting dari profesi mereka adalah

pertimbangan etika dan tanggung jawab sosial (Fryer, 1997: p13). Harus ada ada

konflik antara moralitas dan manajemen yang baik "... Itupenting bahwa manajer

proyek melakukan pekerjaan mereka secara etis ...". Ini dari Pembukaan Kode

Etik bagi Manajer Proyek (Walker, 1989), menegaskan lingkup kode etik yang

tepat diperlukan oleh manajer proyek. Kontraktor konstruksi juga diharapkan

untuk berperilaku secara etis. Sebuah terakhir wawancara survei profesional

konstruksi menunjukkan peran penting etika melakukan bermain di kontraktor

konstruksi (Badger dan Gay, 1996), suatu mengejutkan Bahkan mengingat bahwa

orang yang bekerja di industri konstruksi dua kali lebih mungkin mempertahankan

cedera utama dan lima kali lebih mungkin untuk dibunuh, daripada rata-rata untuk

semua industri (Davis, 2001). Menjadi jujur dan realistis juga dikatakan sebagai

dasar aspek integritas profesional, terutama ketika membuat klaim dan estimasi

(Johnson, 1991: p114).

13

Page 14: ETIKA PROFESI

Berbeda dengan arsitek, bagaimanapun, kontraktor konstruksi memiliki

reputasi perilaku tidak etis, masalah utama yang, menurut sebuah jajak pendapat

yang dilakukan oleh jurnal Penelitian Bangunan dan Informasi (Pilvang dan

Sutherland, 1998), tinggi tingkat perselisihan antara pemilik dan pembangun.

Mereka umumnya miskin perilaku telah dikatakan berasal dari masuknya

perusahaan konstruksi baru dengan baru orang yang tidak memiliki etika

bangunan konstruksi, dengan keserakahan menjadi salah satu utama faktor yang

menyebabkan perilaku yang tidak etis (Ritchey, 1990 Sebagai tanggapan, telah

ada panggilan dari masyarakat kontraktor sendiri untuk "menyingkirkanorang-

orang dalam tengah-tengah kitayang tidak melakukan hal yang benar "(Master

Builder, 1997: P25). Ada juga pindah ke yang lebih besar swa-regulasi.

Queensland Pembangun Guru, misalnya, dimulai drive untuk lisensi semua

pembangun untuk memberikan beberapa jaminan integritas mereka. Demikian

pula Inggris kontraktor telah memperkenalkan konsumen didorong inisiatif yang

disebut "Mark Kualitas 'dengan tujuan membedakan antara 'Nakal' pembangun

dan organisasi terkemuka, seperti ditunjukkan dalam The Majalah dariFederation

of Master BuildersBiro Bisnis dan EkonomiPenelitian telah menggambarkan

sebuah inisiatif serupa di Amerika Serikat, untuk mengekang perilaku tidak etis

oleh kontraktor, yang disebut JenderalAsosiasi Kontraktor / AmerikaAsosiasi

subkontraktor (AGC / ASA) yang bertujuan untuk alamat yang berbeda masalah

dalam industri konstruksi.

2.6.Kinerja proyek konstruksi

2.6.1. Pengukuran kinerja konstruksi

Indikator kinerja tradisional untuk proyek konstruksi telah waktu,   biaya.

Sebuah pengukuran yang lebih baru diperkenalkan keberhasilan proyek adalah

tingkat pencapaian tentang tujuan proyek yang ditetapkan oleh berbagai pihak

untuk itu De Wit (1988) menyatakan, proyek ini dianggap sebagai keberhasilan

keseluruhan jika proyek tersebut memenuhi spesifikasi kinerja teknis dan / atau

untuk dilakukan, dan jika ada tingkat kepuasan yang tinggi tentang hasil antara

orang-orang kunci dalam organisasi induk, kunci orang di tim proyek dan

pengguna kunci atau klien dari usaha pembuat keputusan pada apakah proyek ini

sukses adalah klien. Pentingnya klien telah diidentifikasi dalam beberapa ulasan

14

Page 15: ETIKA PROFESI

dan laporan Pada tahun 1981, Roger Flanagon menyatakan 'partai penting dalam

konstruksi industri klien Bangunan adalah tentang mendapatkan itu tepat bagi

klien karena dia adalah hanya orang yang penting di akhir hari 'Latham (1994)

telah menempatkan klien pada 'inti dari proses dan kebutuhan mereka harus

dipenuhi oleh industri Baru-baru ini, Boyd dan Kerr (1998) menyatakan bahwa

'baru-baru ini doktrin yang 'berfokus pada klien' telah mengangkat peran klien

dalam properti dan konstruksi industri untuk posisi seperti Tuhan. Hal ini dapat,

oleh karena itu, dikatakan bahwa kepuasan klien adalah kriteria yang paling

penting bagi keberhasilan proyek.

2.6.2.       Tingkat kinerja konstruksi

Meskipun penting, kinerja industri konstruksi rendah, diukur dalam hal baik

tradisional atau indikator kepuasan klien. Misalnya, survei dilakukan oleh Forum

Klien Konstruksi menemukan bahwa lima puluh delapan persen dari responden

mengalami overruns program pada proyek- proyek mereka dengan panjang

keterlambatan rata-rata empat puluh delapan hari dari titik penyelesaian

diantisipasi untuk aktual tanggal menyelesaikan Di depan anggaran, klien secara

kritis ketidakmampuan industri untuk menjaga anggaran kontrak yang disepakati;

tiga puluh dua persen dari proyek melebihi setuju jumlah Akhirnya, lima puluh

tujuh persen dari klien mengalami cacat pada proyek mereka cukup untuk

menyebabkan penundaan proyek penyerahan Klien sering tidak puas dengan

pengiriman proyek dan situasi ini telah ada selama bertahun-tahun. Sebagai

contoh, lebih dari 20 tahun yang lalu, direktur managing Slough Perkebunan

menyatakan pandangannya 'bahwa tujuan industri adalah untuk memuaskan

kebutuhan saya tetapi gagal untuk melakukannya. Kritiknya difokuskan pada

industri bangunan kegagalan untuk mengantarkan barang tepat waktu, dan pada

harga yang wajar. Sir Michael Latham (1994) melaporkan menyatakan bahwa

"klien tidak selalu mendapatkan apa yang mereka minta dan tingkat kepuasan

klien dalam industri konstruksi lebih rendah dari industri. Meningkatkan kinerja

untuk memuaskan klien masih fokus dari sejumlah pasca-laporan Latham

(misalnya CCF, 1998; CIB, 1996, 1997; Egan, 1998) dan di terakhir Sir John

Egan mengungkapkan "keprihatinan yang mendalam bahwa industri secara

15

Page 16: ETIKA PROFESI

keseluruhan bawah mencapai dan mengatakan bahwa' kebutuhan untuk

meningkatkan dalam konstruksi jelas.

2.7. Literatur review atas surveyor

Pengetahuan profesional dan standar etika keduanya karakteristik penting

dari kompeten surveyor Namun, literatur sebelumnya konsentrat pada

pembahasan pengetahuan khusus surveyor. Hal ini juga berbeda dari penelitian

pada peserta konstruksi lainnya, tetapi berfokus lebih pada hubungan antara

surveyor dan kinerja proyek konstruksi. Sebaliknya, berfokus pada 'surveyor'

sendiri.

Wilayah utama pertama dari penelitian tentang surveyor membahas peran

surveyor. Dalam 1983, RICS (1983) menerbitkan panduan resmi pertama pada

peran kuantitas surveyor di Inggris. Dokumen ini berisi daftar peran dan tanggung

jawab kuantitas surveyor (QS). Hodgetts (1989) juga telah membahas peran QS

Australia.

Sejak itu, RICS telah menerbitkan lebih lanjut tentang peran perubahan

surveyor dalam dua dekade terakhir Mereka telah membahas tantangan perubahan

untuk survei profesional dan mendiskusikan apa yang adalah peran baru

dikembangkan untuk surveyor. Daerah penelitian kedua utama lainnya

menyelidiki keterampilan inti dan kompetensi surveyor. RICS (1985) telah

menghasilkan daftar layanan yang tersedia dari Chartered Surveyor Kuantitas

Pada 1990-an, RICS diterbitkan beberapa laporan yang ditujukan untuk

membicarakan persyaratan pasar untuk survei profesi dan juga menangani

keterampilan inti dan pengetahuan yang seharusnya surveyor kuantitas

Keterampilan dan pengetahuan adalah 'praktis' keterampilan, seperti

komputasi, pengukuran dan lain-lain kontrak, yang penting bagi mereka untuk

dapat melakukan 'tangan-' tugas. Jenis penelitian ini tidak terbatas ke Inggris

Nkado dan Kotze (2000) telah melakukan penelitian serupa di Afrika Selatan.

Ada juga ada kekurangan metode penelitian yang menyelidiki untuk

meningkatkan surveyor ' kualitas dan mempromosikan layanan mereka Ashworth

(1994) telah membahas apa jenis program pendidikan dan pelatihan surveyor

kuantitas mungkin bisa membantu dan meningkatkan kualitas layanan mereka

McNamar (1999) telah membahas bagaimana penelitian dapat menjadi strategi

16

Page 17: ETIKA PROFESI

pemasaran untuk layanan kuantitas survei. Procter dan Rwelamila (1999) telah

mempelajari bagaimana untuk memberikan kualitas layanan untuk surveyor

kuantitas di Afrika Selatan.

Literatur ini berfokus pada masalah bagaimana meningkatkan pengetahuan

profesional dan keterampilan teknis surveyor Namun, elemen kunci kedua profesi,

yaitu kode etik, telah diabaikan.

Ada pekerjaan akademis terbatas pada etika untuk memiliki penelitian

dilakukan di daerah ini. Yang pertama mempelajari persepsi standar etika

surveyor kuantitas profesional dan konstituen penting mempengaruhi pembuatan

keputusan etis. Namun, penelitian ini tidak mencerminkan seluruh gambar untuk

profesi seperti survei difokuskan pada mempelajari survei tertentu divisi. Juga,

kedua makalah mempelajari etika profesional sebagai subjek 'berdiri sendiri' dan

mengabaikan hubungannya dengan masalah lain, seperti kinerja proyek

konstruksi. 

2.8.Etika profesional dan surveyor

Profesional adalah kelompok terorganisir orang yang telah sistematis dan

umum pengetahuan yang dapat diterapkan untuk berbagai masalah. their Selain

itu, mereka perilaku secara ketat dikontrol oleh kode etik yang didirikan dan

dipelihara oleh asosiasi profesional dan belajar sebagai bagian dari pelatihan yang

diperlukan untuk memenuhi syarat sebagai seorang profesional. Akhirnya, mereka

harus memiliki kepedulian untuk kepentingan mereka klien dan masyarakat

daripada kepentingan pribadi ketika mereka menawarkan layanan mereka. Etika

dalam penggunaan umum berarti filosofi perilaku manusia dengan penekanan

pada pertanyaan moral yang benar dan Etika profesional. Namun, selalu terikat

dengan konsep yang lebih praktis dan harapan dari masyarakat, kompetensi

tanggung jawab, suka dan kesediaan untuk melayani publik RICS juga telah

mendirikan persyaratan yang sama untuk surveyor.

Selain mencapai standar yang diperlukan pelayanan di bidang spesialis

mereka, itu adalah diharapkan anggota akan memahami pentingnya RICS

profesional etika dan bersedia untuk memenuhi standar yang dibutuhkan dari

mereka (Salah satu isu-isu inti untuk RICS etika profesional adalah bahwa

'mengamankan klien' kepentingan '. The Para Etika Profesional Partai Kerja juga

17

Page 18: ETIKA PROFESI

telah menekankan pandangan ini: ia mengatakan bahwa 'Etika profesional adalah

memberikan seseorang terbaik untuk memastikan bahwa klien kepentingan benar

dirawat, tetapi dengan begitu kepentingan umum yang lebih luas juga diakui dan

dihormati. RICS mendefinisikan etika sebagai seperangkat prinsip moral meluas

melampaui kode resmi perilaku Ia juga mengatakan bahwa kesediaan anggota

untuk mengikuti prinsip-prinsip ini adalah salah satu kunci untuk ekspansi profesi

Berlatih dan memberikan saran kepada klien secara etis profesional adalah salah

satu alasan utama orang memilih untuk jawaban pada anggota mengakui badan

profesional. Dengan mengikuti kode etika profesional, anggota menyelesaikan

konflik yang tak terelakkan antara kepentingan dari profesional, klien dan

masyarakat pada umumnya Namun, etika bukan teks tetap yang bisa dipelajari

sekali. 'Etis standar' adalah dinamis masalah Tindakan tertentu dapat etis saat ini

atau dalam masyarakat khususnya dan dalam tertentu situasi, tapi mungkin bisa

dipandang secara berbeda oleh orang lain atau di lain waktu. Oleh karena itu,

diperlukan untuk terus meninjau perilaku dalam rangka untuk mengikuti dengan

terus-menerus mengubah standar Selain itu, penilaian pribadi juga diperlukan bila

etika dilema menghadapi

Dengan cara yang sama seperti yang dilakukan lembaga-lembaga

profesional lainnya; RICS menyediakan satu set Aturan Perilaku mana semua

anggota harus mengikuti secara ketat. Lembaga ini telah diperbarui Aturan

Perilaku secara teratur untuk tetap sejalan dengan sosial yang berubah lingkungan

Dokumen-dokumen menutupi area standar pribadi dan profesional, melakukan

kegiatan profesional dan professional bisnis rincian praktek, dan kerjasama,

konflik kepentingan, profesional ganti rugi asuransi, aturan account anggota ',

belajar seumur hidup dan disiplin prosedur. Selain itu, pedoman etika lainnya-isu

terkait disediakan. masalah meliputi prosedur penanganan keluhan, mendirikan

sebuah perusahaan survei, perlindungan terhadap pencucian uang, kepemilikan

file bisnis, dan pengangkatan sebuah locum untuk menutupi pekerjaan jika

surveyor sedang pergi. Sebagai bagian dari ini, RICS telah merancang prinsip-

prinsip inti sembilan etika, yang merupakan 'Alasan' untuk Aturan Perilaku.

Tujuan dari prinsip-prinsip adalah untuk membantu surveyor di keraguan tentang

bagaimana menangani keadaan yang sulit, atau dalam situasi di mana ada bahaya

18

Page 19: ETIKA PROFESI

bahwa profesionalisme anggota dapat dikompromikan. Ini sembilan prinsip

adalah: bertindak dengan integritas, selalu jujur, terbuka dan transparan dalam

urusan Anda, bertanggung jawab untuk semua tindakan Anda, tahu dan bertindak

dalam keterbatasan Anda, obyektif sepanjang waktu, tidak pernah

mendiskriminasikan orang lain, menetapkan contoh yang baik dan memiliki

keberanian untuk membuat berdiri. Surveyor diharapkan tidak hanya untuk

menunjukkan pengetahuan dan pemahaman tentang prinsip-prinsip ini, tetapi juga

memiliki komitmen untuk memenuhi etika standar dan mempertahankan integritas

profesi.

Sembilan prinsip dan kode etik melayani tujuan yang sama yaitu untuk

memberikan layanan profesional untuk memastikan bahwa kepentingan klien

terjaga dan kepentingan umum dianggap.

19

Page 20: ETIKA PROFESI

BAB III

PENUTUP

Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman

berperilaku. Kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati

oleh suatu kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam

norma sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki sangsi yang agak berat,

maka masuk dalam kategori norma hukum. Kode Etik juga dapat diartikan

sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu

kegiatan atau pekerjaan

20