Etika Dalam Praktik Akuntansi Manajemen

21
ETIKA DALAM PRAKTIK AKUNTANSI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI KEUANGAN Etika dalam akuntansi keuangan dan manajemen merupakan suatu bidang keuangan yang merupakan sebuah bidang yang luas dan dinamis. Bidang ini berpengaruh langsung terhadap kehidupan setiap orang dan organisasi. Ada banyak bidang yang dapat di pelajari, tetapi sejumlah besar peluang karir tersedia di bidang keuangan. Manajemen keuangan dengan demikian merupakan suatu bidang keuangan yang menerapkan prinsip-prinsip keuangan dalam sebuah organisasi untuk menciptakan dan mempertahankan nilai melalui pengambilan putusan dan manajemen sumber daya yang tepat Akuntansi keuangan adalah bagian dari akuntansi yang berkaitan dengan penyiapan laporan keuangan untuk pihak luar, seperti pemegang saham, kreditor,pemasok, serta pemerintah. Prinsip utama yang dipakai dalam akuntansi keuangan adalah persamaan akuntansi di mana aktiva adalah harta yang dimiliki suatu perusahaan digunakan untuk operasi perusahaan dalam upaya untuk menghasilkan pendapatan. Sedangkan modal yaitu selisih antara aktiva dikurang hutang. Akuntansi keuangan berhubungan dengan masalah pencatatan transaksi untuk suatu perusahaan atau organisasi dan penyusunan berbagai laporan berkala dari hasil pencatatan tersebut. Laporan ini yang disusun untuk kepentingan umum dan biasanya digunakan pemilik perusahaan untuk menilai prestasi manajer atau dipakai manajer sebagai pertanggungjawaban keuangan terhadap para pemegang saham. Hal penting dari akuntansi keuangan adalah adanya

Transcript of Etika Dalam Praktik Akuntansi Manajemen

Page 1: Etika Dalam Praktik Akuntansi Manajemen

ETIKA DALAM PRAKTIK AKUNTANSI MANAJEMEN DAN

AKUNTANSI KEUANGAN

Etika dalam akuntansi keuangan dan manajemen merupakan suatu bidang keuangan

yang merupakan sebuah bidang yang luas dan dinamis. Bidang ini berpengaruh langsung

terhadap kehidupan setiap orang dan organisasi. Ada banyak bidang yang dapat di pelajari,

tetapi sejumlah besar peluang karir tersedia di bidang keuangan. Manajemen keuangan

dengan demikian merupakan suatu bidang keuangan yang menerapkan prinsip-prinsip

keuangan dalam sebuah organisasi untuk menciptakan dan mempertahankan nilai melalui

pengambilan putusan dan manajemen sumber daya yang tepat

Akuntansi keuangan adalah bagian dari akuntansi yang berkaitan dengan penyiapan

laporan keuangan untuk pihak luar, seperti pemegang saham, kreditor,pemasok, serta

pemerintah. Prinsip utama yang dipakai dalam akuntansi keuangan adalah persamaan

akuntansi di mana aktiva adalah harta yang dimiliki suatu perusahaan digunakan untuk

operasi perusahaan dalam upaya untuk menghasilkan pendapatan. Sedangkan modal yaitu

selisih antara aktiva dikurang hutang. Akuntansi keuangan berhubungan dengan masalah

pencatatan transaksi untuk suatu perusahaan atau organisasi dan penyusunan berbagai laporan

berkala dari hasil pencatatan tersebut. Laporan ini yang disusun untuk kepentingan umum

dan biasanya digunakan pemilik perusahaan untuk menilai prestasi manajer atau dipakai

manajer sebagai pertanggungjawaban keuangan terhadap para pemegang saham. Hal penting

dari akuntansi keuangan adalah adanya Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang merupakan

aturan- aturan yang harus digunakan didalam pengukuran dan penyajian laporan keuangan

untuk kepentingan eksternal. Dengan demikian, diharapkan pemakai dan penyusun laporan

keuangan dapat berkomunikasi melalui laporan keuangan ini, sebab mereka menggunakan

acuan yang sama yaitu SAK. SAK ini mulai diterapkan di Indonesia pada 1994,

menggantikan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia tahun 1984.

Akuntansi manajemen adalah disiplin ilmu yang berkenaan dengan penggunaan

informasi akuntansi oleh para manajemen dan pihak-pihak internal lainnya untuk keperluan

penghitungan biaya produk, perencanaan, pengendalian dan evaluasi, serta pengambilan

keputusan. Definisi akuntansi manajemen menurut Chartered Institute of Management

Accountant, yaitu Penyatuan bagian manajemen yang mencakup, penyajian dan penafsiran

informasi yang digunakan untuk perumusan strategi, aktivitas perencanaan dan pengendalian,

Page 2: Etika Dalam Praktik Akuntansi Manajemen

pembuatan keputusan, optimalisasi penggunaan sumber daya, pengungkapan kepada pemilik

dan pihak luar, pengungkapan kepada pekerja, pengamanan asset.

Bagian integral dari manajemen yang berkaitan dengan proses identifikasi penyajian

dan interpretasi/penafsiran atas informasi yang berguna untuk merumuskan strategi, proses

perencanaan dan pengendalian, pengambilan keputusan, optimalisasi keputusan,

pengungkapan pemegang saham dan pihak luar, pengungkapan entitas organisasi bagi

karyawan, dan perlindungan atas aset organisasi. Akuntansi Manajemen (Managerial

Accounting) berhubungan dengan pengidentifikasian dan pemilihan yang terbaik dari

beberapa alternatif kebijakan atau tindakan dengan menggunakan data historis atau taksiran

untuk membantu pimpinan.

Persamaan akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen prinsip akuntansi yang

diterima baik dalam akuntansi dalam akuntansi keuangan kemungkinan besar juga

merupakan prisnsip pengukuran yang Releven dalam akuntansi manajemen dan

menggunakan sistem informasi operasi yang sama sebagai bahan baku untuk menghasilkan

informasi yang disajikan kepada pemakainya.

ETIKA DALAM PRAKTIK AKUNTANSI MANAJEMEN

Akuntansi Manajemen merupakan akuntansi yang bertujuan menghasilkan informasi

keuangan untuk kepentingan manajemen (pihak intern perusahaan) dalam usaha mencapai

tujuan perusahaan. Informasi tersebut diperlukan oleh manajemen untuk bahan pertimbangan

pengambilan keputusan manajemen serta melihat/menilai hasil-hasil yang sudah diperolah

suatu perusahaan. Definisi akuntansi manajemen menurut Chartered Institute of Management

Accountant, yaitu Penyatuan bagian manajemen yang mencakup, penyajian dan penafsiran

informasi yang digunakan untuk perumusan strategi, aktivitas perencanaan dan pengendalian,

pembuatan keputusan, optimalisasi penggunaan sumber daya, pengungkapan kepada pemilik

dan pihak luar, pengungkapan kepada pekerja.

Akuntan manajemen mempunyai peran penting dalam menunjang tercapainya tujuan

perusahaan, dimana tujuan tersebut harus dicapai melalui cara yang legal dan etis, maka para

akuntan manajemen dituntut untuk bertindak jujur, terpercaya, dan etis.

Tujuan umum akuntansi manajemen adalah :

1. Menyediakan informasi yang diperlukan dalam penghitungan harga pokok jasa,

produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajer.

Page 3: Etika Dalam Praktik Akuntansi Manajemen

2. Menyediakan informasi yang digunakan dalam perencanaan, pengendalian,

pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.

3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.

Karakteristik akuntansi manajemen yaitu :

1. Manajemen akuntansi menghasilkan informasi untuk pengguna internal

2. Tidak ada aturan yang mengikat

3. Akuntansi manajemen memberikan informasi keuangan dan non keuangan : lebih

subjektif

4. Akuntansi manajemen lebih menekankan pada penyediaan informasi kegiatan-

kegiatan dimasa mendatang.

5. Akuntansi manajemen menyediakan ukuran dan laporan internal yang digunakan

untuk mengevaluasi kinerja berbagai entitas, lini produk, departemen, dan manajer

6. Akuntansi manajemen jauh lebih luas daripada akuntansi keuangan, meliputi aspek-

aspek ekonomi manajerial, rekayasa industri, dan ilmu manajemen.

Tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang akuntan manajemen lebih luas dibandingkan

tanggung jawab seorang akuntan keuangan, yaitu:

a) Perencanaan, menyusun dan berpartisipasi dalam mengembangkan sistem perencanaan,

menyusun sasaran-sasaran yang diharapkan, dan memilih cara-cara yang tepat untuk

memonitor arah kemajuan dalam pencapaian sasaran.

b) Pengevaluasian, mempertimbangkan implikasi-implikasi historical dan kejadian-kejadian

yang diharapkan, serta membantu memilih cara terbaik untuk bertindak.

c) Pengendalian, menjamin integritas informasi finansial yang berhubungan dengan aktivitas

organisasi dan sumber-sumbernya, memonitor dan mengukur prestasi, dan mengadakan

tindakan koreksi yang diperlukan untuk mengembalikan kegiatan pada cara-cara yang

diharapkan.

d) Menjamin pertanggungjawaban sumber, mengimplementasikan suatu sistem pelaporan

yang disesuaikan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi sehingga

sistem pelaporan tersebut dapat memberikan kontribusi kepada efektifitas penggunaan

sumber daya dan pengukuran prestasi manajemen.

Page 4: Etika Dalam Praktik Akuntansi Manajemen

e) Pelaporan eksternal, ikut berpartisipasi dalam proses mengembangkan prinsip-prinsip

akuntansi yang mendasari pelaporan eksternal.

Kebiasaaan beretika adalah sangat penting dalam menjalankan perekonomian kita

telah memicu berbagai perubahan peraturan dan permintaan perundang-undangan baru.

Dalam perekonomian yang baru, digital, dan berbasis kepercayaan, kepentingan sangat

dijunjung tinggi. Kejujuran perusahaan, yang diwujudkan dalam merek dan reputasi,

meningkatkan kepercayaan pelanggan, karyawan dan investor. Pengalaman menunjukkan

bahwa aset semacam ini harus dibangun lama dan penuh pengorbanan, namun cepat dapat

hilang dalam sekejap, dan jika hilang, maka kehilangan segalanya. Akhirnya, untuk kebaikan

semua orang termasuk perusahaan pencetak laba adalah sangat penting untuk menjalankan

bisnis dalam kerangka etika yang membangun dan menjaga kepercayaan.

Ikatan Akuntan Manajemen (Institute of Management Accountant – IMA) di Amerika

Serikat telah mengembangkan kode etik yang disebut Standar Kode Etik untuk Praktisi

Akuntan Manajemen dan Manajemen Keuangan (Standards of Ethical Conduct for

Practitioners of Management Accounting and Financial Management).

Ada empat standar etika untuk akuntan manajemen yaitu:

1. Kompetensi

Artinya, akuntan harus memelihara pengetahuan dan keahlian yang sepantasnya, mengikuti

hukum, peraturan dan standar teknis, dan membuat laporan yang jelas dan lengkap

berdasarkan informasi yang dapat dipercaya dan relevan.

Praktisi manajemen akuntansi dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk:

Menjaga tingkat kompetensi profesional sesuai dengan pembangunan berkelanjutan,

pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.

Melakukan tugas sesuai dengan hukum, peraturan dan standar teknis yang berlaku.

Mampu menyiapkan laporan yang lengkap, jelas, dengan informasi yang relevan serta

dapat diandalkan.

2. Kerahasiaan (Confidentiality)

Mengharuskan seorang akuntan manajemen untuk tidak mengungkapkan informasi rahasia

kecuali ada otorisasi dan hukum yang mengharuskan untuk melakukan hal tersebut.

Praktisi manajemen akuntansi dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk:

Page 5: Etika Dalam Praktik Akuntansi Manajemen

Mampu menahan diri dari mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dalam

pekerjaan, kecuali ada izin dari atasan atau atas dasar kewajiban hukum.

Menginformasikan kepada bawahan mengenai kerahasiaan informasi yang diperoleh,

agar dapat menghindari bocornya rahasia perusahaan. Hal ini dilakukan juga untuk

menjaga pemeliharaan kerahasiaan.

Menghindari diri dari mengungkapkan informasi yang diperoleh untuk kepentingan

pribadi maupun kelompok secara ilegal melalui pihak ketiga.

Contohnya:Access Control Models sangat berfungsi dalam menentukan jenis kontrol akses yang diperlukan dalam mendukung kebijakan keamanan. Model akses kontrol ini menyediakan view konseptual dari kebijakan keamanan. Hal ini akan mengijinkan kita untuk melakukan pemetaan antara tujuan dan petunjuk dari kebijakan keamanan anda terhadap event yang spesifik. Proses dari pemetaan ini memungkinkan terbentuknya definisi formal dan spesifikasi yang diperlukan dalam melakukan kontrol terhadap keamanan. Singkatnya, access control model memungkinkan untuk memilah kebijakan keamanan yang kompleks menjadi langkah–langkah keamanan yang lebih sederhana dan terkontrol. Beberapa model yang berbeda sudah dibangun sampai dengan tahun ini. Kita akan membahas beberapa model yang dianggap unik pada bagian-bagian selanjutnya. Kebanyakan penerapan kebijakan keamanan melakukan kombinasi dari beberapa access control models.

3. Integritas (Integrity)

Mengharuskan untuk menghindari “conflicts of interest”, menghindari kegiatan yang dapat

menimbulkan prasangka terhadap kemampuan mereka dalam menjunjung etika.

Praktisi manajemen akuntansi dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk:

Menghindari adanya konflik akrual dan menyarankan semua pihak agar terhindar dari

potensi konflik.

Menahan diri dari agar tidak terlibat dalam kegiatan apapun yang akan mengurangi

kemampuan mereka dalam menjalankan tigas secara etis.

Menolak berbagai hadiah, bantuan, atau bentuk sogokan lain yang dapat

mempengaruhi tindakan mereka.

Menahan diri dari aktivitas negati yang dapat menghalangi dalam pencapaian tujuan

organisasi.

Mampu mengenali dan mengatasi keterbatasan profesional atau kendala lain yang

dapat menghalagi penilaian tanggung jawab kinerja dari suatu kegiatan.

Mengkomunikasikan informasi yang tidak menguntungkan serta yang

menguntungkan dalam penilaian profesional.

Page 6: Etika Dalam Praktik Akuntansi Manajemen

Menahan diri agar tidak terlibat dalam aktivitas apapun yang akan mendiskreditkan

profesi.

Contoh untuk melindungi dari ancaman terhadap integritas, yaitu :

Memberikan akses dalam kerangka need-to-know basis Pemisahan tugas(separation of duties) Rotasi tugas

4. Objektivitas (Objectifity)

Mengharuskan para akuntan untuk mengkomunikasikan informasi secara wajar dan objektif,

mengungkapan secara penuh (fully disclose) semua informasi relevan yang diharapkan dapat

mempengaruhi pemahaman user terhadap pelaporan, komentar dan rekomendasi yang

ditampilkan.

Praktisi manajemen akuntansi dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk:

Mengkomunikasikan atau menyebarkan informasi yang cukup dan objektif.

Mengungkapkan semua informasi relevan yang diharapkan dapat memberikan

pemahaman akan laporan atau rekomendasi yang disampaikan.

WHISTLE BLOWING

Merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang karyawan

untuk membocorkan kekurangan yang dilakukan oleh perusahaan atau atasannya kepada

pihak lain, berkaitan dengan kecurangan yang merugikan perusahaan sendiri maupun pihak

lain.

Whistle bowing dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Whistle Blowing internal, yaitu kecurangan dilaporkan kepada pimpinan perusahaan tertinggi, pemimpin yang diberi tahu harus bersikap netral dan bijak, loyalitas moral bukan tertuju pada orang, lembaga, otoritas, kedudukan, melainkan pada nilai moral: keadilan, ketulusan, kejujuran, dan dengan demikian bukan karyawan yang harus selalu loyal dan setia pada pemimpin melainkan sejauh mana pimpinan atau perusahaan bertindak sesuai moral

·         2. Whistle Blowing eksternal, yaitu membocorkan kecurangan perusahaan kepada pihak luar seperti masyarakat karena kecurangan itu merugikan masyarakat, motivasi  utamanya adalah mencegah kerugian bagi banyak orang, yang perlu diperhatikan adalah langkah yang tepat sebelum membocorkan kecurangan terebut ke masyarakat, untuk membangun iklim bisnis yang baik dan etis memang dibutuhkan perangkat legal yang adil dan baik

Page 7: Etika Dalam Praktik Akuntansi Manajemen

Contoh Kasus: Kasus Mulyana W Kusuma tahun 2004. Menjabat sebagai sebagai seorang

anggota KPU diduga menyuap anggota BPK yang saat itu akan melakukan audit keuangan

berkaitan dengan pengadaan logistic pemilu. Dalam kasus ini ICW melaporkan tindakan

Mulyana W Kusuma kepada Majelis Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan

sekaligus meminta supaya dilakukan tindakan etis terhadap anggotanya yang melanggar kode

etik profesi akuntan

CREATIVE ACCOUNTING

Semua proses dimana beberapa pihak menggunakan kemampuan pemahaman

pengetahuan akuntansi (termasuk di dalamnya standar, teknik, dll) dan menggunakannya

untuk memanipulasi pelaporan keuangan (Amat, Blake dan Dowd, 1999). Di dalam creative

accounting ada pendapat yang mengatakan creative accounting di bagi dua jenis, yaitu yang

legal dan illegal. Maksud dari legal di sini adalah yang sesuai dengan perundang-undangan

atau sesuai peraturan yang berlaku, sedangkan yang illegal adalah yang menyalahi peraturan

atau perundang-undangan yang berlaku.

Contoh kasus (Legal) :

Perusahaan PT. ABC lebih menggunakan metode FIFO dalam metode arus

persediaannya. Karena dari sisi FIFO akan menghasilkan profit lebih besar dibandingkan

LIFO, atau Average. Hal ini dilakukan karenaAsumsi Inflasi Besar. FIFO dapat dianggap

sebagai sebuah pendekatanyang logis dan realistis terhadap arus biaya ketika penggunaan

metodeidentifikasi khusus tidak memungkinkan atau tidak praktis.

FIFO mengasumsikan bahwa arus biaya yang mendekati parallel dengan arus fisik yang

terjual. Beban dikenakan pada biaya yang dinilai melekat pada barang Jika perusahaan

dengan tingkat persediaan yang tinggi sedang mengalami kenaikan biaya persediaan yang

signifikan, dan kemungkinan tidak akan mengalamipenurunan persediaan di masa depen,

maka LIFO memberikan keuntungan arus kas yang substansial dalam hal penundaan pajak.

Ini adalah alasan utama dari penerapan LIFO oleh kebanyakan perusahaan. Bagi banyak

perusahaan dengan tingkat persediaany ang kecil atau dengan biaya persediaan yang datar

atau menurun, maka LIFO hanyamemberikan keuntungan kecil dari pajak. Perusahaan seperti

ini memilih untuk tidak menggunakan LIFO.

a.      Fraud (Kecurangan)

Secara umum fraud merupakan suatu perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh

orang-orang dari dalam dan atau luar organisasi, dengan maksud untuk mendapatkan

keuntungan pribadi atau kelompoknya yang secara langsung merugikan pihak lain.

Page 8: Etika Dalam Praktik Akuntansi Manajemen

Orang awam seringkali mengasumsikan secara sempit bahwa fraud sebagai tindak pidana

atau perbuatan korupsi.

b.      Fraud Auditing ( Kecurangan Audit )

Upaya untuk mendeteksi dan mencegah kecurangan dalam transaksi-transaksi

komersial. Untuk dapat melakukan audit kecurangan terhadap pembukuan dan transaksi

komersial memerlukan gabungan dua keterampilan, yaitu sebagai auditor yang terlatih

dan kriminal investigator.

Contoh Kasus : Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission

(COSO). Penelitian COSO menelaah hampir 350 kasus dugaan kecurangan pelaporan

keuangan oleh perusahaan-perusahaan publik di Amerika Serikat yang diselidiki oleh SEC.

Diantaranya adalah :

1.   Kecurangan keuangan memengaruhi perusahaan dari semua ukuran, dengan median

perusahaan memiliki aktiva dan pendapatan hanya di bawah $100juta.

2.   Berita mengenai investigasi SEC atau Departemen Kehakiman mengakibatkan penurunan

tidak normal harga saham rata-rata 7,3 persen.

3.   Dua puluh enam persen dari perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam kecurangan

mengganti auditor selama periode yang diteliti dibandingkan dengan hanya 12 persen dari

perusahaan-perusahaan yang tidak terlibat.

ETIKA DALAM PRAKTIK AKUNTANSI KEUANGAN

Akuntansi keuangan merupakan bidang akuntansi yang mengkhususkan fungsi dan

aktivitasnya pada kegiatan pengolahan data akuntansi dari suatu perusahaan dan penyusunan

laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak, yaitu pihak internal dan

eksternal. Oleh karena tujuan akuntansi keuangan adalah menyediakan informasi kepada

pihak yang berkepentingan, maka laporan keuangan harus bersifat umum sehingga dapat

diterima oleh semua pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan yang dimaksud harus

mampu menunjukkan keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan.

Laporan keuangan tersebut harus mampu memberikan suatu rangkaian historis

informasi dari sumber-sumber ekonomi, dan kewajiban-kewajiban perusahaan, serta

kegiatan-kegiatan yang mengabaikan perubahan terhadap sumber-sumber ekonomi dan

kewajiban-kewajiban tersebut, yang dinyatakan secara kuantitatif dengan satuan mata uang.

Page 9: Etika Dalam Praktik Akuntansi Manajemen

Seorang akuntan keuangan bertanggung jawab untuk:

a) Menyusun laporan keuangan dari perusahaan secara integral, sehingga dapat digunakan

oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan dalam pengambilan keputusan.

b) Membuat laporan keuangan yang sesuai dengan karakterisitk kualitatif laporan keuangan

yaitu dapat dipahami, relevan, materialitas, keandalan (penyajian yang jujur, substansi

mengungguli bentuk, netralitas, pertimbangan sehat, kelengkapan), dapat

diperbandingkan, kendala informasi yang relevan dan handal (tepat waktu, keseimbangan

antara biaya dan manfaat, keseimbangan di antara karakterisitk kualitatif), serta penyajian

yang wajar.

Perilaku Profesi Akuntan

Etika dalam akuntansi seringkali disebut sebagai suatu hal yang klasik. Hal tersebut

dikarenakan pengguna informasi akuntansi menggunakan informasi yang penting serta

membuat berbagai keputusan. Profesi dalam akuntansi keuangan memegang rasa tanggung

jawab yang tinggi kepada publik. Tindakan akuntansi yang tidak benar, tidak hanya akan

merusak bisnis, tetapi juga merusak auditor perusahaan yang tidak mengungkapkan salah

saji. Kode etik yang kuat dan tingkat kepatuhan terhadap etika dapat menyebabkan

kepercayaan investor sehingga mengarah kepada hal yang kepastian dan merupakan hal yang

keamananbagi para investor.

Para akuntan dan auditor dapat menghindari dilema etika dengan memiliki pemahaman yang

baik tentang pengetahuan etika. Hal tersebut memungkinkan mereka dapat membuat pilihan

yang tepat. Mungkin hal itu tidak berdampak baik bagi perusahaan tetapi dapat

menguntungkan masyarakat yang bergantung pada akuntan atau auditor. Aturan kode etik

yang ada menjadi panutan bagi akuntan dan auditor untuk mempertahankan standar etika dan

memenuhi kewajiban mereka terhadap masyarakat profesi dan organisasi yang mereka

layani. Beberapa bagian kode yang disoroti adalah integritas dan harus jujur dengan transaksi

mereka, objektivitas dan kebebasan dari konflik kepentingan, kebebasan auditor dalam

penampilan dan kenyataan, penerimaan kewajiban dan pengungkapan kerahasiaan informasi

non luar, kompetensi serta memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan

pekerjaannya.

Page 10: Etika Dalam Praktik Akuntansi Manajemen

Kode Etik IAI

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi

seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia

usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan

tanggung-jawab profesionalnya.

Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar

profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada

kepentingan publik. Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat empat kebutuhan dasar yang

harus dipenuhi:

Kredibilitas, masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.

Profesionalisme, diperlukan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh

pemakai jasa Akuntan sebagai profesional di bidang akuntansi.

Kualitas Jasa, terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan

diberikan dengan standar kinerja tertinggi.

Kepercayaan, Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat

kerangka etika profesional yang melandasi pemberian jasa oleh akuntan.

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:

1. Prinsip Etika,

2. Aturan Etika, dan

3. Interpretasi Aturan Etika.

Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi aturan etika, yang mengatur

pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip etika disahkan oleh Kongres

dan berlaku bagi seluruh anggota, sedangkan aturan etika disahkan oleh Rapat Anggota

Himpunan dan hanya mengikat anggota Himpunan yang bersangkutan. Interpretasi Aturan

Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh badan yang dibentuk oleh Himpunan

setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya,

sebagai panduan dalam penerapan aturan etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup

dan penerapannya.

Page 11: Etika Dalam Praktik Akuntansi Manajemen

Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai interpretasi dan

atau aturan etika sampai dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru untuk menggantikannya.

Kepatuhan

Kepatuhan terhadap Kode Etik, seperti juga dengan semua standar dalam masyarakat

terbuka, tergantung terutama sekali pada pemahaman dan tindakan sukarela anggota. Di

samping itu, kepatuhan anggota juga ditentukan oleh adanya pemaksaan oleh sesama anggota

dan oleh opini publik, dan pada akhirnya oleh adanya mekanisme pemrosesan pelanggaran

Kode Etik oleh organisasi, apabila diperlukan, terhadap anggota yang tidak menaatinya. Jika

perlu, anggota juga harus memperhatikan standar etik yang ditetapkan oleh badan

pemerintahan yang mengatur bisnis klien atau menggunakan laporannya untuk mengevaluasi

kepatuhan klien terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Prinsip Etika Profesi

Keanggotaan dalam Ikatan Akuntan Indonesia bersifat sukarela, Dengan menjadi

anggota, seorang akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga disiplin diri di atas dan

melebihi yang disyaratkan oleh hukum clan peraturan. Prinsip Etika Profesi dalam Kode Etik

Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan pengakuan profesi akan tanggungjawabnya kepada

publik, pemakai jasa akuntan, dan rekan. Prinsip ini memandu anggota dalam memenuhi

tanggung jawab profesionalnya dan merupakan landasan dasar perilaku etika dan perilaku

profesionalnya. Prinsip ini meminta komitmen untuk berperilaku terhormat, bahkan dengan

pengorbanan keuntungan pribadi. Prinsip-prinsip berikut adalah:

1. Prinsip Pertama – Tanggung Jawab Profesi

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai professional, setiap anggota harus

senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan professional dalam semua kegiatan

yang harus dilakukannya.

Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan

dengan peranan tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai

jasa profesional mereka. Anggota juga harus selalu bertanggung jawab untuk bekerja

sarna dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara

kepercayaan masyarakat, dan menjalankan tanggung-jawab profesi dalam mengatur

Page 12: Etika Dalam Praktik Akuntansi Manajemen

dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan

meningkatkan tradisi profesi.

2. Prinsip Kedua – Kepentingan Publik

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan

kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas

profesionalisme.

3. Prinsip Ketiga – Integritas

Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus

memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.

4. Prinsip Keempat – Obyektivitas

Setiap anggota harus menjaga obyektivitas dan bebas dari benturan kepentingan

dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.

5. Prinsip Kelima – Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehati-hatian,

kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

pengetahuan dan ketrampilan professional pada tingkat yang diperlukan untuk

memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa professional

yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi, dan teknik yang paling

mutakhir.

6. Prinsip Keenam – Kerahasiaan

Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama

melakukan jasa professional dan tidak boleh memakai atau menggungkapkan informasi

tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban professional atau hukum

untuk mengungkapkan.

7. Prinsip Ketujuh – Perilaku Profesional

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik

dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi

tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai

Page 13: Etika Dalam Praktik Akuntansi Manajemen

perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain,

staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.

8. Prinsip Kedelapan – Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa professional yang relevan. Sesuai dengan

keahliannya dan dengan hati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan

penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip

integritas dan objektivitas. Standar teknis dan standar profesional yang hams ditaati

anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh lkatan Akuntan Indonesia, International

Federation of Accountants, badan pengatur, dan peraturan perundang-undangan yang

relevan.

Kode Perilaku Profesional

Profesional adalah orang yang memiliki keahlian tertentu dan menggunakan keahlian

yang dimilikinya dan mampu mengemban tugas yang diamanatkan oleh masyarakat.Dalam

istilah umum, tugas yang diharapkan dari seorang professional adalah mempertahankan:

Memiliki kompetensi dalam bidang keahlian

Objektifitas dalam melakukan pelayanan

Integritas dalam menangani klien

Konfidensial sehubungan dengan permasalahan klien

Disiplin atas anggota yang tidak menjalankan tugas sesuai dengan standar yang

diharapkan.

Mampu mengemban tugas yang diamanatkan oleh masyarakat.

Memiliki moral yang baik.

Memiliki kejujuran.