Esterifikasi Kel 7

download Esterifikasi Kel 7

of 14

description

MODUL: PEMBUATAN ESTERIFIKASIKELOMPOK: 7

Transcript of Esterifikasi Kel 7

  • 5/27/2018 Esterifikasi Kel 7

    1/14

    LABORATORIUM SATUAN PROSESSEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2013/2014

    MODUL : Esterifikasi

    PEMBIMBING : Surya Shoelarta

    Oleh :

    Kelompok : VII

    Nama : 1. Rima Puspitasari, (121411026)

    2. Siska Fizri Yuliantika ,(121411027)

    3. Sumiyati,(121411028)

    Kelas :2A

    PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

    JURUSAN TEKNIK KIMIA

    POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

    2013

    Praktikum : 24 Oktober 2013

    Penyerahan : 11 November 2013

    la oran

  • 5/27/2018 Esterifikasi Kel 7

    2/14

    ESTERIFIKASI

    Pembuatan n-butil asetat

    1. PENDAHULUAN1.1Latar Belakang

    Ester merupaka senyawa yang banyak di produksi oleh industri dan banyak di

    butuhkan oleh industri.

    Ester ini di gunakan untuk berbagai keperluan misalnya : di gunakan sebagai

    pelarut untuk selulosa nitrat, pada industri makanan banyak di gunakan sebagai

    komponen yang di gunakan untuk pemberi rasa dan aroma.

    1.2Tujuana. Membuat n- butil asetat melalui esterifikasib. Mengerti hal hal yang berpengaruh dalam proses esterifikasic. Mengidentifikasi produk ester

    1.3 Landasan teori

    Proses esterifikasi adalah suatu reaksi reversible antara suatu asam

    karboksilat dengan suatu alkohol. Produk esterifikasi disebut ester yang

    mempunyai sifat yang khas yaitu baunya yang harum. Sehingga pada umumnya

    digunakan sebagai pengharum (essence) sintetis. Reaksi esterifikasi merupakan

    reaksi reversible yang sangat lambat. Tetapi bila menggunakan katalis asam

    sulfat atau asam klorida, kesetimbangan reaksi akan tercapai dalam beberapa

    jam. Esterifikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah; struktur

    molekul dari alkohol, suhu proses dan konsentrasi katalis maupun reaktan.

    Ester merupakan senyawa yang penting dalam industri dan secara biologis.

    Lemak adalah ester yang mempunyai rantai panjang asam karboksilat dengan

    trihidroksi alkohol(gliserol). Bau yang enak dan buah-buahan adalah campuran

    yang kompleks dari ester volatil.

    Bau dari isopentenil asetat adalah mirip dengan aroma buah pisang ataupun

    buah pir. Butil butanoat seperti aroma nanas, sedangkan propil 2-

    metilpropanoat memberi aroma rum (minuman). Sedangkan berton-ton

    senyawa polimer p-dimetil terephtalat disintesis setiap tahunnya untuk

    membuat produk dengan nama Dacron, yang merupakan polimer dari ester.

    Dalam kimia, ester adalah suatu senyawa organik yang terbentuk melalui

    penggantian satu (atau lebih) atom hidrogen pada gugus hidroksil dengan suatu

    gugus organik (biasa dilambangkan dengan R). Asam oksigen adalah suatu asam

    yang molekulnya memiliki gugus -OH yang hidrogennya (H) dapat terdisosiasi

    menjadi ion H+.

  • 5/27/2018 Esterifikasi Kel 7

    3/14

    Ester dapat dibuat dari reaksi antara lain klorida asam dengan suatu alkohol

    dalam media basa seperti piridin, dari reaksi asam anhidrida dengan suatu

    alkohol, dan juga reaksi antara asam karboksilat dengan alkohol menggunakan

    katalis karboksilat dan alkohol direfluks secara bersama-sama dengan adanya

    asam sebagai katalis.

    Reaksi ini merupakan reaksi kesetimbangan, sehingga tidak mungkin

    mendapatkan ester secara kuantitatif dalam setiap mol reaktannya.

    Kesetimbangan dapat diarahkan ke produk dengan mengambil produk airnya,

    atau dengan membuat lebih kuantitas salah satu reaktan, biasanya reaktan yang

    harganya relatif murah.

    Ada dua metode yang digunakan dalam esterifikasi yaitu proses batch dan

    proses kontinyu. Proses esterifikasi berlangsung dibawah tekanan pada suhu

    200-250C. Pada reaksi kesetimbangan, air dipindahkan secara kontinyu untuk

    menghasilkan ester. Henkel telah mengembangkan esterifikasi countercurrentkontinyu menggunakan kolom reaksi dodel plate. Teknologi ini didasarkan pada

    prinsip reaksi esterifikasi dengan absorpsi simultan superheated metanol vapor

    dan desorpsi metanolwater mixture.

    Reaksi ini menggunakan tekanan sekitar 1000 Kpa dan suhu 240 C.

    Keuntungan dari proses ini adalah kelebihan metanol dapat dijaga secara nyata

    pada rasio yang rendah yaitu 1,5 : 1 molar metanol : asam lemak dibandingkan

    proses batch dimana rasionya 3-4 : 1 molar. Metil ester yang melalui proses

    distilasi tidak memerlukan proses pemurnian. Kelebihan metanol di rectified dan

    digunakan kembali. Esterifikasi proses kontinyu lebih baik daripada proses batch.Dengan hasil yang sama, proses kontinyu membutuhkan waktu yang lebih

    singkat dengan kelebihan metanol yang lebih rendah.

    Proses esterifikasi merupakan proses yang cenderung digunakan dalam

    produksi ester dari asam lemak spesifik Laju reaksi esterifikasi sangat

    dipengaruhi oleh struktur molekul reaktan dan radikal yang terbentuk dalam

    senyawa antara. Data tentang laju reaksi serta mekanismenya disusun

    berdasarkan karakter kinetiknya, sedangkan data tentang perkembangan reaksi

    dinyatakan sebagai konstanta kesetimbangan. Secara umum laju reaksi

    esterifikasi mempunyai sifat sebagai berikut :

    1. Alkohol primer bereaksi paling cepat, disusul alkohol sekunder, dan paling

    lambat alkohol tersier.

    2. Ikatan rangkap memperlambat reaksi.

    3. Asam aromatik (benzoat dan p-toluat) bereaksi lambat, tetapi mempunyai

    batas konversi yang tinggi.

    4. Makin panjang rantai alkohol, cenderung mempercepat reaksi atau tidak

    terlalu berpengaruh terhadap laju reaksi.

  • 5/27/2018 Esterifikasi Kel 7

    4/14

    Sistem pemroses yang dirancang untuk menyelesaikan reaksi esterifikasi

    dikehendaki untuk sedapat mungkin mencapai 100%. Oleh karena itu reaksi

    esterifikasi merupakan kesetimbangan, maka konversi sempurna tidak mungkin

    tercapai, dan sesuai informasi yang ada konversi yang dapat dicapai hanya

    sampai 98%. Nilai konversi yang tinggi dapat dicapai dengan ekses reaktan yang

    besar. Proses esterifikasi secara umum harus diketahui untuk dapat mendorong

    konversi sebesar mungkin. Secara umum ada tiga golongan proses, dan

    penggolongan ini bergantung kepada volatilitas ester.

    Golongan 1Dengan ester yang sangat mudah menguap, seperti metil format, metil

    asetat, dan etil format, titik didih ester lebih rendah daripada alkohol, oleh

    karena itu ester segera dapat dihilangkan dari campuran reaksi. Produksi metil

    asetat dengan metode distilasi Bachaus merupakan sebuah contoh dari

    golongan ini. Metanol dan asam asetat diumpankan ke dalam kolom distilasi danester segera dipisahkan sebagai campuran uap dengan metanol dari bagian atas

    kolom. Air terakumulasi di dasar tangki dan selanjutnya dibuang. Ester dan

    alkohol dipisahkan lebih lanjut dalam kolom distilasi yang kedua.

    Golongan 2Ester dengan kemampuan menguap sebaiknya dipisahkan dengan cara

    menghilangkan air yang terbentuk secara distilasi. Dalam beberapa hal,

    campuran terner dari alkohol, air dan ester dapat terbentuk. Kelompok ini layak

    untuk dipisahkan lebih lanjut: dengan etil asetat, semua bagian esterdipindahkan sebagai campuran uap dengan alkohol dan sebagian air, sedangkan

    sisa air akan terakumulasi dalam sistem. Dengan butil asetat, semua bagian air

    dipindahkan ke bagian atas dengan sedikit bagian dari ester dan alkohol,

    sedangkan sisa ester terakumulasi dalam system.

    Golongan 3Dengan ester yang mempunyai volatilitas rendah, beberapa kemungkinan

    timbul. Dalam hal butil dan amil alkohol, air dipisahkan sebagai campuran biner

    dengan alkohol. Contoh proses untuk tipe seperti ini adalah pembuatan dibutilftalat. Untuk menghasilkan ester dari alkohol yang lebih pendek (metil, etil,

    propil) dibutuhkan penambahan hidrokarbon seperti benzena dan toluena untuk

    memperbesar air yang terdistilasi.dengan alkohol bertitik didih tinggi (benzil,

    furfuril, b-feniletil) suatu cairan tambahan selalu diperlukan untuk

    menghilangkan kandungan air dari campuran.

  • 5/27/2018 Esterifikasi Kel 7

    5/14

    II. PERCOBAAN

    2.1 Alat dan Bahan yang Digunakan

    Alat yang digunakan:

    Gambar 1 : Peralatan Refluks

    1. Reaktor 1 buah2. Penangas air 1 buah3. Kondensor 1 buah4. Thermometer 1 buah5. Tabung CaCl21 buah6. Motor pengaduk 1 buah7. Selang silicon 75cm 3 buah

    Gambar 2: Peralatan Ekstrasi

    1. Ekstraktor 1 buah2. Corong 1 buah

    Gambar 3: Peralatan Destilasi

    1. Labu destilasi 1 buah2.

    Penangas air 1 buah3. Kondensor 1 buah

    4. Kepala destilasi 1 buah5. Thermometer 1 buah6. Labu distilat 1 buah

    Bahan yang digunakan dalam percobaan ini meliputi:

  • 5/27/2018 Esterifikasi Kel 7

    6/14

    - Butanol 46 ml- Asam asetat glacial 60 ml- Asam sulfat pekat 1 ml- Larutan jenuh natrium bikarbonat 25ml- Natrium sulfat anhydrous 6 gram- Aquadest 400ml

    2.2. Rancangan Percobaan

    Bahanbahan

    Reaktan

    Proses

    REFLUKS Proses

    EKSTRAKSI

    Proses

    DESTILASI

    Identifikasi

    Produk secara

    fisika

  • 5/27/2018 Esterifikasi Kel 7

    7/14

    2.3. Flowchart Pembuatan Butil Asetat

    1 ml H2SO4pekat

    Na2CO325 ml

    Na2SO4anhydrous 6 gr

    Pencampuran

    46 ml butanolAsam asetat glacial

    Refluks selama 60

    Pemisahan

    Butil asetat +

    Lapisan atas; butil

    asetat

    Lapisan bawah; Air

    Butil asetat +

    100 ml

    A uadest

    Pemisahan

    Lapisan bawah;

    Lapisan atas; butil

    asetat

    Butil asetat +

    50 ml

    A uadest

    PemisahanButil asetat yang

    cukup murni

    Penyaringa

    Larutan

    Distilat

    Identifikasi

    Produk:

    indeks bias,

    titik didih,viskositas,dll.

  • 5/27/2018 Esterifikasi Kel 7

    8/14

    III. DATA PERCOBAAN

    a. Persiapan

    b. Proses Refluks

    Waktu (menit) Suhu penangas Suhu reaktor Warna Bau

    0 88C 78C Bening Menyengat

    10 86C 85C Bening Aroma pisang

    (sedikit)

    20 89C 86C Bening Aroma pisang

    30 89C 82C Bening Aroma pisang

    40 87C 83C Bening Aroma pisang

    50 88C 84C Bening Aroma pisang

    60 87C 83C Bening Aroma pisang

    No Nama Bahan RumusMolekul

    MassaMolekul

    Berat /Volume

    TitikDidih (C)

    Titik Leleh(C)

    1Asam asetat

    glasial

    CH-

    3COOH60 1,0492 118 16,63

    2 Asam sulfat pekat H2SO4 98 1,84 315-338 10,4

    3 N Butil akohol C4H9OH 74 0,8109 117,7 -90

    4Natrium

    bikarbonatNaHCO3 84 2,159 851 60

    5Natrium sulfat

    anhidrousNa2SO4 142 2,671 1100 888

  • 5/27/2018 Esterifikasi Kel 7

    9/14

    IV. PENGOLAHAN DATA

    1. Asam asetat glasialVolume = 60 mL

    Berat jenis = 1 g/mL

    Massa = 60 g

    Mr = 60 g/mol

    mol asam asetat mula mula =

    =

    = 1 mol

    2. n-butanolVolume = 46 mL

    Berat jenis = 0,8043 g/mL

    Massa = 37 g

    Mr = 74 gram/mol

    mol butanol mula mula =

    =

    = 0,5 mol

    asam asetat glasial + n-butanol n-butil asetat

    O O

    H3CCOH + CH3CH2CH2CH2OH H3CCO(CH2)3CH3

    mula mula : 1 mol 0,5 mol -

    reaksi : 0,5 mol 0,5 mol 0,5 mol

    sisa : 0,5 mol - 0,5 mol

  • 5/27/2018 Esterifikasi Kel 7

    10/14

    3. berat n-butil asetat secara teoritis = mol butil asetat x Mr= 0,5 mol x 116 g/mol

    = 58 gram

    4. berat n-butil asetat dan berat jenis berdasarkan praktikum Massa gelas kimia 100 ml kosong = 128,99 g Massa gelas kimia 100 ml + n butil asetat 49,5 ml = 168,1 g Massa n butil asetat = ( 168,1 g128,99 g ) = 39,11 g n butil asetat = ( 39,11 g / 47 mL) = 0,8321 g/mL

    5. Yield n-butil asetat =

    =

    = 67,43 %

    6. Analisis Penentuan berat jenis n-butil Asetat, berat jenis produk dinyatakan dalam berat

    per volume.

    n butil asetat = ( 39,11 g / 47 mL) = 0,8321 g/mL

    Penentuan indeks bias n. Butil asetat , dengan menggunakan refraktometer.Indeks n - butil asetat = 1,3926

  • 5/27/2018 Esterifikasi Kel 7

    11/14

    V. PEMBAHASAN

    Rima Puspitasari (121411026)

    Esterifikasi adalah reaksi pembuatan senyawa ester dengan mereaksikan antara

    asam karboksilat dengan alkohol dan menghasilkan hasil samping berupa H 2O. Pada

    praktikum kali ini, kami membuat n-butil asetat dari asam asetat glasial dan n-butil alkohol.

    Ester yang dihasilkan adalah ester beraroma pisang. Katalis yang digunakan adalah H2SO4

    pekat yang bersifat eksoterm. Oleh karena itu, penambahan asam sulfat dilakukan perlahan

    (tetes demi tetes).

    Proses yang pertama yaitu proses refluks. Pada proses ini asam asetat glasial, n-butil

    alkohol dan asam sulfat direaksikan di dalam reaktor selama 1 jam. Selama reaksi ini

    berlangsung, dilakukan pemanasan dengan tujuan untuk mempercepat laju reaksi.

    Hasil proses refluks kemudian diekstraksi menggunakan corong pisah yang telah diisi

    aquadest agar terbentuk 2 lapisan yang dapat dipisahkan. Hal tersebut dilakukan secara

    berulang-ulang sehingga didapatkan ester yang murni atau bebas air ( lapisan atas

    merupakan ester dan lapisan bawah adalah cairan yang mungkin saja masih mengandung n-

    butil alcohol dan asam asetat glacial berlebih serta H2SO4dan air sebagai byproduct ). Maka

    dari itu dilakukan penambahan senyawa natrium bikarbonat jenuh yang berfungsi untuk

    mengikat pereaksi berlebih dan senyawa natrium sulfat anhydrous yang berfungsi untuk

    mengikat air.

    Hasil dari proses ekstraksi selanjutnya didistilasi dengan tujuan untuk menghilangkan

    kadar air yang tersisa di dalam ester sehinggan diperoleh ester yang murni. Akan tetapi pada

    distilasi yang kami lakukan tidak terjadi pemisahan. Dengan demikian dapat disimpulkan

    bahwa ester yang dihasilkan sudah cukup murni sehingga tidak ada air yang terpisahkan dari

    ester.

    Setelah semua proses dalam pembuatan esterifikasi dilakukan, selanjutnya kami

    menganalisis indeks bias dan viskositas ester serta menentukan berat jenis dan % yieldnya.

    N-butil asetat yang dihasilkan dari nilai analisis kuantitatifnya tidak jauh berbeda dengan

    literatur, yaitu memilki indeks bias 1,3926, viskositas 8, dan berat jenis 0,8321 g/mL.

    Sedangkan menurut literatur n-butil asetat harus memiliki indeks bias 1,3951 dan berat jenis

    0,8826 g/mL. Persen yield yang dihasilkan sebesar 67,43 %, persen yield yang dihasilkan

  • 5/27/2018 Esterifikasi Kel 7

    12/14

    tidak 100% dikarenakan suhu reaktor tidak bisa mencapai suhu optimum, di mana pada

    suhu ini akan terjadi reaksi yang sempurna antara n-butil alkohol dengan asam asetat glacial

    dengan katalis asam sulfat. Disebakan juga oleh adanya juga penguapan sewaktu proses dan

    tidak sempurnanya reaksi atau tidak sempurnanya tahap pemisahan atau pemurniannya.

    Siska Fizri Yuliantika (121411027)

    Ester adalah senyawa yang dapat dibuat dengan mereaksikan asam karboksilat dan

    alkohol. Pada percobaan yang dilakukan asam karboksilat yang digunakan yaitu asam asetat

    glacial. Karena percobaan ini merupakan pembuatan n-butil asetat maka alkohol yang

    digunakanpun adalah n-butanol.

    Reaksi esterifikasi ini berlangsung sangat lama, dapat berlangsung selama berjam

    jam atau bahkan berhari hari. Oleh karena itu, untuk mempercepat reaksi ditambahkan

    katalis H2SO4pekat. Selain ditambahkan katalis, reaksi ini pun dilakukan pada suhu sekitar

    78,5oC, dibawah suhu didih reaktan. Karena itulah reaktan dipanaskan dengan

    menggunakan penangas air. Sementara itu reaksi dilakukan dengan refluks yaitu dengan

    medidihkan campuran lalu mengkondensasi uap dengan pendingin air dan kembali mencair

    ke labu reaksi. Proses refluks dilakukan selama 1 jam. Selama proses refluks, pada menit ke

    10 sudah tercium aroma pisang. Ini menandakan bahwa senyawa ester mulai terbentuk.

    Menurut literature senyawa ester yang terbentuk yaitu amil asetat.

    Setelah dilakukan refluks, larutan didingankan pada suhu kamar dan kemudian

    dilakukan pemisahan dengan cara ekstraksi cair-cair. Larutan ditambahkan natrium

    bikarbonat dan aquadest. Kemudian larutan akan terpisah menjadi dua lapisan. Lapisan atas

    merupakan senyawa ester. Setelah dilakukan pemisahan secara berulang, larutan

    ditambahkan natrium sulfat anhydrous untuk mengikat air.

    Oleh karena pemisahan secara ekstraksi saja tidak cukup untuk mendapatkan ester

    murni maka dilakukan destilasi. Hal ini dilakukan dengan memisahkan ester dan air sesuai

    titik didihnya sehingga ester yang dihasilkannya pun murni. Dari praktikum yang dilakukan

    tidak terdapat larutan yang menguap, maka dapat disimpulkan bahwa ester yang didapat

    sudah murni.

  • 5/27/2018 Esterifikasi Kel 7

    13/14

    Setelah didapatkan ester, dilakukan uji analisis secara fisika. Dari hasil uji analilis

    diketahui bahwa ester memiliki indeks bias bias 1,3926, viskositas 8, dan berat jenis 0,8321

    g/mL. Sedangkan menurut literatur n-butil asetat harus memiliki indeks bias 1,3951 dan

    berat jenis 0,8826 g/mL. Berdasarkan data, yield yang diperoleh 67,43%. Hal ini dapat

    disebabkan kurang lamanya proses refluks, sehingga reaksi tidak berlangsung sempurna.

    Selain itu dapat juga disebabkan n-butil asetat yang menguap ketika proses pemisahan

    maupun pemurnian, karena seperti yang diketahui n-butil asetat ini mudah menguap.

    Sumiyati (121411028)

    Pada percobaan kali ini kelompok kami membuat salahsatu senyawa ester yang

    menghasilkan aroma pisang. Bau yang dihasilkan dalam percobaan menyengat. Bau khas

    ester itu sangat harum. Hal ini salahsatunya karena bau asam karboksilat.

    Ester di bentuk dari reaksi esterifikasi antara asam karboksilat dan gugus

    alkohol,senyawa yang di gunakan adalah asam asetat glasial dan Butanol yang di tambahkan

    asam sulfat sebagai katalis untuk mempercepat reaksi. Reaksi esterifikasi pada dasarnya

    adalah penggantian hidrogen pada gugus karbonil dengan suatu hidrokarbon atau alkil.

    Ketika proses pemanasan perlu ditambahkan batu didih ke dalam labu dasar bulat,

    agar ketika larutan dipanaskan tidak terjadi bumping atau timbulnya letupan-letupan pada

    larutan karena panas. Adapun peran dari asam sulfat pekat yang juga ditambahkan pada

    reaksi adalah sebagai katalis yang dapat mempercepat berlangsungnya reaksi

    Setelah sekitar 60 menit di refluks maka ester yang dihasilkan di didinginkan

    beberapa menit kemudian di saring dengan corong pisah.Pertama ester di ekstraksi dengan

    aquades dalam dua tahap, ketika di campurkan di kocok-kocok ester berada di atas

    permukaan air yang larut dengan sisa butanol karena memiliki berat jenis yang lebih besar

    sehingga air terlebih dahulu di keluarkan dari corong pisah sehingga tersisa ester. Setelah

    ester di peoleh dilakukan proses distilasi, tujuanya adalah untuk memperoleh kadar

    kemurnian yang tinggi. Namun ketika di distilasi ternyata ester sudah sangat murni.

    Berdasarkan hasil percobaan yang kami peroleh yield 67,43 % dengan indeks bias

    sebesar 1,3926 sedangkan indeks bias menurut literature adalah 1,387 sehingga ester yang

    di hasilkan mendekati kemurnian ester berdasarkan literature. Viskositas n-butil asetat = 8 .

    n butil asetat = ( 39,11 g / 47mL) = 0,8321 g/mL. Adapun faktor-faktor yang

    mempengaruhi proses esterifikasi adalah : suhu larutan / titik didih senyawa, suhu

    penangas dan bahan yang digunakan.

  • 5/27/2018 Esterifikasi Kel 7

    14/14

    VI. KESIMPULAN

    1. Yield n-butil asetat = 67,43 %2. Indeks n - butil asetat = 1,39263.n butil asetat = 0,8321 g/mL

    VII. DAFTAR PUSTAKA

    Fumiss, B.B., et.al .1978 .Vogels Textbook of Practical Organic Chemistry.Fourth Edition,

    Longman Scientific & Technical.

    Petunjuk Praktikum Satuan Proses Reaksi Pembuatan n. Butil asetat

    Fessenden & Fessenden. Kimia organik Edisi Ketiga. Erlangga : Jakarta.