Erica Alviyanti 06111010031 Uts(Layo)
-
Upload
erica-alviyanti-bastiand -
Category
Documents
-
view
455 -
download
30
Transcript of Erica Alviyanti 06111010031 Uts(Layo)
UTS STATISTIK
ERICA ALVIYANTI
06111010031
1. Jelaskan pengertian tentang korelasi !
Jawab:
Kata ‘korelasi’ berasal dari bahasa Inggris correlation yang dalam bahasa Indonesia
berarti ‘hubungan’ atau ‘saling hubungan’ atau ‘hubungan timbal balik’. Dalam ilmu
statistic pengertian korelasi adalah hubungan antardua variabel atau lebih.
2. Jelaskan tentang perbedaan antara Bivariate Correlation dan Multivariate Correlation!
Jawab:
Bivariate Correlation adalah hubungan antara dua variabel, sedangkan Multivariate
Correlation adalah hubungan antarlebih dari dua variabel.
3. Apa yang dimaksud dengan Korelasi Positif dan korelasi Negatif? (Berikan contohnya!)
Jawab:
Suatu korelasi disebut korelasi positif jika dua variabel (atau lebih) yang berkorelasi,
berjalan parallel artinya bahwa hubungan antardua variabel (atau lebih) itu menunjukkan
arah yang sama.
Contoh : Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) diikuti dengan kenaikan
ongkos angkutan, sebaliknya jika harga BBM rendah maka ongkos angkutan
pun murah (rendah)
Suatu korelasi disebut korelasi negative jika dua variabel (atau lebih) yang berkorelasi itu
berjalan dengan arah berlawanan, bertentangan, atau berkebalikan.
Contoh : Makin kurang dihayati atau diamalkannya ajaran agama Islam oleh para
remaja akan diikuti oleh makin meningkatnya frekuensi kenakalan remaja,
atau sebaliknya.
4. Tanda apakah yang dapat kita ketahui dari sebuah Peta Korelasi, jika dua variabel
berhubungan searah dan berhubungan secara berkebalikan arah ?
Jawab:
Tanda yang dapat dilihat pada peta korelasi, jika dua variabel berhubungan searah atau
berhubungan secara berkebalikan arah yaitu, apabila pencaran titik pada peta korelasi itu
semakin jauh tersebar maupun menjauhi garis linier.
5. Tanda apakah yang dapat kita ketahui dari sebuah Peta Korelasi jika dua variabel
mempunyai korelasi positif tertinggi atau maksimal?
Jawab:
Jika dua variabel mempunyai korelasi positif tertinggi atau maksimal, maka pancaran titik
yang terdapat pada peta korelasi apabila dihubungkan antara satu dengan yang lain, akan
membentuk satu buah garis lurus yang condong ke arah kanan.
6. Apa pula tandanya jika dua variabel mempunyai korelasi negatif tertinggi atau maksimal?
Jawab:
Jika dua variabel mempunyai korelasi negative tertinggi atau maksimal, ditandai dengan
pencaran titik yang terdapat pada Peta Korelasi apabila dihubungkan antara satu dengan
yang lain, akan membentuk satu buah garis lurus yang condong ke arah kiri.
7. Jelaskan definisi tentang Angka Indeks Korelasi!
Jawab:
Angka Indeks Korelasi adalah tinggi-rendah, kuat-lemah atau besar-kecilnya suatu
korelasi yang dinyatakan dalam suatu angka (koefisien).
8. Sebutkan: berapa besarnya angka indeks korelasi, jika dua variabel yang sedang kita
selidiki korelasinya itu menunjukkan korelasi negative maksimal?
Jawab:
Angka indeks korelasi yang menunjukkan korelasi negative maksimal adalah – 1.
9. Sebutkan: berapa besar angka indeks korelasi, jika dua variabel yang sedang kita selidiki
korelasinya itu menunjukkan korelasi positif tertinggi ?
Jawab:
Angka indeks korelasi yang menunjukkan korelasi positif tertinggi adalah + 1.
10. Pengertian apa yang dapat kita tarik, jika angka indeks korelasi menunjukkan angka di
atas 1,00?
Jawab: Jika angka indeks korelasi menunjukkan angka di atas 1,00 berarti telah terjadi
kesalahan pada perhitungannya.
11. “Bacalah” angka indeks korelasi berikut ini (apa artinya?):
a. Angka Indeks Korelasi = +0,675
Jawab:
Artinya korelasi antardua variabel adalah korelasi positif.
b. Angka Indeks Korelasi = -0,118
Jawab:
Artinya korelasi antardua variabel adalah korelasi negative.
12. Jelaskan tentang sifat-sifat yang dimiliki oleh Angka Indeks Korelasi!
Jawab:
Angka indeks korelasi yang diperoleh dari proses perhitungan bersifat relative, yaitu
angka yang fungsinya melambangkan indeks hubungan antarvariabel yang dicari
korelasinya. Jadi angka korelasi itu bukanlah angka yang bersifat eksak, atau angka yang
merupakan ukuran pada skala linear yang memiliki unit-unit yang sama besar,
sebagaimana yang terdapat pada mistar pengukur panjang (mistar penggaris).
13. Berikan pengertian tentang;
a. Teknik Analisis Korelasional
Jawab:
Teknik Analisis Korelasional adalah teknik analisis statistic mengenai hubungan antar
dua variabel atau lebih.
b. Teknik Analisis Korelasional Bivariat
Jawab:
Teknik Analisis Korelasional Bivariat adalah teknik analisis korelasi yang
mendasarkan diri pada dua buah variabel.
c. Teknik Analisis Korelasional Multivariat
Jawab:
Teknik Analisis Korelasional Multivariat adalah teknik analisis korelasi yang
mendasarkan diri pada lebih dari dua variabel.
14. Brog dan Gall dalam bukunya Educational Research (halaman 419) mengemukakan ada
10 jenis Teknik Analisis Korelasional Bivariat. Sebutkan satu persatu!
Jawab:
10 jenis Teknik Analisis Korelasional Bivariat, yaitu;
1) Teknik Korelasi Produk Momen (Product Moment Correlation)
2) Teknik Korelasi Tata Jenjang (Rank Difference Correlation atau Rank Order
Correlation)
3) Teknik Korelasi Koefisien Phi (Phi Coefficient Correlation)
4) Teknik Korelasi Kontingensi (Contingency Coefficient Correlation)
5) Teknik Korelasi Poin Biserial (Point Biserial Correlation)
6) Teknik Korelasi Biserial (Biserial Correlation)
7) Teknik Korelasi Kendall Tau (Kendalls’ Tau Correlation)
8) Teknik Korelasi Rasio (Correlation Ratio)
9) Teknik The Widespread Correlation
10) Teknik Korelasi Tetrakorik (Tetrachoric Correlation).
15. Jelaskan tentang pengertian dan penggunaan dari Teknik Korelasi Product Moment dari
Pearson!
Jawab:
Teknik Korelasi Product Moment adalah salah satu teknik untuk mencari korelasi
antardua variabel yang kerap kali digunakan. Karena teknik korelasi ini dikembangkan
oleh Karl Pearson maka sering disebut Teknik Korelasi Pearson. Disebut Produst Moment
Correlation karena koefisien korelasinya diperoleh dengan cara mencari hasil perkalian
dari momen-momen variabel yang dikorelasikan.
Penggunaannya
Teknik korelasi Product Momen dipergunakan apabila kita berhadapan dengan keadaan
berikut :
a. Variabel yang kita korelasikan berbentuk gejala atau data yang bersifat kontinu.
b. Sampel yang diteliti mempunyai sifat homogen, atau setidak-tidaknya mendekati
homogen.
c. Regresinya merupakan regresi linear.
16. Apakah lambang yang dipergunakan bagi Angka Indeks Korelasi Product Moment?
Jawab:
Angka Indeks Korelasi Product Momen diberi lambang “r”.
17. Ada enam macam cara yang dapat dipergunakan bagi Angka Indeks Korelasi “r” Product
Moment untuk Data Tunggal yang N-nya kurang dari 30. Sebutkan keenam cara
dimaksud!
Jawab:
Cara-caranya yaitu sebagai berikut:
1. dengan terlebih dahulu memperhitungkan Deviasi Standarnya
2. dengan tidak usah menghitung Deviasi Standarnya
3. dengan mendasarkan diri pada skor aslinya atau angka kasarnya
4. dengan mendasarkan diri pada (memperhitungkan) Mean-nya
5. dengan mendasarkan diri pada selisih deviasinya
6. dengan mendasarkan diri pada selisih skornya (selisih ukuran kasarnya).
18. Langkah apa yang perlu kita tempuh jika kita ingin mencari korelasi antar dua variabel,
dimana Number of Cases-nya = 30 atau lebih dari 30 sedangkan datanya adalah data
tunggal ?
Jawab:
Langkah yang perlu ditempuh jika N = 30 atau lebih dari 30 yaitu perhitungan
korelasinya dilakukan dengan menggunakan alat Bantu berupa Peta Korelasi atau
Diagram Korelasi atau dikeanal dengan nama Scatter Diagram.
19. Bagaimana cara yang Saudara tempuh jika kita ingin mencari Angka Indeks Korelasi “r”
Product Moment , yang datanya berupa data kelompokan (grouped data)?
Jawab:
Cara yang ditempuh :
a. Merumuskan Hipotesis Alternatif (Ha) dan Hipotesis nolnya (Ho)
b. Melakukan perhitungan untuk mengetahui besarnya angka indeks korelasi “r” product
moment, dengan langkah sebagai berikut:
(1) Menyiapkan peta korelasinya, berikut perhitungannya sehingga diperoleh: ∑fx’,
∑fx’2, ∑fy’, ∑fy’2, dan ∑x’y’.
(2) Mencari Cx, dengan rumus;
∑ fx '
N
(3) Mencari Cy, dengan rumus:
∑ fy '
N
(4) Mencari SDx’ dengan rumus :
SDx’ = i √∑ fx ' 2
N−(∑ fx '
N )2
(dimana i = 1)
(5) Mencari SDy’ dengan rumus :
SDx’ = i √∑ fy ' 2
N−(∑ fy '
N )2
(dimana i = 1)
(6) Mencari rxy dengan rumus :
Rxy =
∑ x ' y '
N−(Cx ' )( X y ' )
(SDx ' ) (SDy ' )
c. memberikan interpretasi terhadap rxy dapat dilakukan dengan secara sederhana (tanpa
menggunakan table nilai “r” Product Moment) atau dengan menggunakan Tabel Nilai
“r” Product Moment, kemudian menarik kesimpulannya.
20. Ada dua macam cara yang dapat kita tempuh dalam rangka memberikan interpretasi
terhadap rxy. Jelaskan kedua macam cara tersebut!
Jawab:
a. Memberikan Interpretasi terhadap Angka Indeks Korelasi Product Moment secara
kasar (sederhana).
Dalam memberikan interpretasi secara sederhana terhadap angka indeks korelasi “r”
Product Moment (rxy), pada umumnya dipergunakan atau ancar-ancar sebagai berikut:
Besarnya “r” Product Moment
(rxy)
Interpretasi:
0,00 – 0,20
0,20 – 0,40
0,40 – 0,70
0,70 – 0,90
0,90 – 1,00
Antara Variabel X dan Variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara Variabel X dan Variabel Y)
Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah.
Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukupan.
Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi.
Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi.
b. Memberikan Interpretasi terhadap Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment,
dengan jalan berkorelasi pada tabel nilai “r” Product Moment.
Pemberian Interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” Product Moment dengan
jalan berkonsultasi pada Tabel Nilai “r” Product Moment, yang biasanya selalu
tercantum dalam buku-buku statistic sebagai lampiran.
Apabila yang kita gunakan adalah cara ini makan prosedur yang harus dilalui ialah
sebagai berikut :
1. Merumuskan (membuat) hipotesis alternative (Ha) dan hipotesis nihil atau
hipotesis nol (Ho)
2. Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesis yang kita ajukan tadi.
21. Data :
SubjekSkor pada Variabel
X Y
ABCDEFGHIJ
8465749656
5576656767
Soal:
Selidikilah dengan cara seksama, apakah memang terdapat korelasi positif yang
signifikananatara skor variabel X dan skor variabel Y, dengan cara:
a. Merumuskan Hipotesis Alternatifnya
b. Merumuskan Hipotesis Nihilnya
c. Melakukan perhitungan untuk memperoleh Angka Indeks Korelasi rxy, dengan
mencari SD-nya lebih dulu !
d. Memberikan interpretasi secara sederhana (secara kasar) terhadap rxy.
e. Memberikan interpretasi terhadap rxy dengan cara berkonsultasi pada Tabel Nilai “r”
Product Moment.
f. Kesimpulan apa yang dapat Saudara kemukakan?
Jawab:
a. Hipotesa alternatifnya “Ada korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan
variabel Y.
b. Hipotesa nihilnya “Tidak ada (tidak terdapat) korelasi positif yang signifikan antara
variabel X dan variabel Y.
c. Mencari Angka Indeks Korelasi rxy
Subjek X YX = X -
Mx
Y = Y -
My
XY X2 Y2
ABCDEFGHIJ
8465749656
5576656767
+2-20-1+1-2+30-10
- 1-1+100-10
+10
+1
-2+2000
+20000
+4+40
+1+1+4+90
+10
+1+1+100
+10
+10
+1
Mx =
∑ x
N =
6010
=6 MY =
∑ y
N =
6010
=6
SDx = √∑ x2
N−√24
10 SDx = √∑ y2
N−√ 6
10
= 1,549 = 0,775
rxy =
∑ xy
N . SDx . SD y
=
210×1,549×0 ,775
=
212 , 00475
= 0,167
d. Interpretasi secara sederhana (secara kasar)
rxy = + 0,167. Ini berarti terdapat korelasi positif (searah) di antara variabel X dan
variabel Y. rxy yang diperoleh sebesar 0,167 maka terletak antara 0,00 – 0,20.
berdasarkan percobaan atau ancar-ancar maka dapat dinyatakan bahwa antara variabel
X dan variabel Y memang terdapat korelasi akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau
sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara
variabel X dan variabel Y)
e. Memberikan interpretasi terhadap rxy dengan cara berkonsultasi pada table nilai “r”
product moment.
Hipotesa alternatifnya : Ada (terdapat) korelasi positif yang signifikan antara
variabel X dan Y.
Hipotesa nihilnya : Tidak ada (tidak terdapat) korelasi positif yang signifikan
antara variabel X dan variabel Y.
dF = N – nr
dF = 10 – 2
dF = 8
dF = 8 diperoleh “r” product moment pada taraf signifikansi 5% = 0,0632 dan pada
taraf signifikansi 1% = 0,765.
Karena ro < rt baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1%
0,167 < 0,63 5%
0,167 < 0,765 1%
maka hipotesis alternatifnya ditolak sedangkan hipotesis nihilnya diterima atau
disetujui.
f. Kesimpulan yang dapat kita tarik adalah korelasi positif antara variabel X dan
variabel Y disini bukanlah merupakan korelasi positif yang menyakinkan.
22. Cari / hitunglah kembali Angka Indeks Korelasi rxy dari data No. V.A di atas, dengan
catatan bahwa dalam perhitungan tersebut tidak usah dicari Deviasi Standarnya!
Jawab:
Indeks korelasi rxy dari data no. V.A di atas dengan catatan bahwa dalam perhitungan
tersebut tidak perlu dicari deviasi standarnya.
r xy=∑ xy
√ (∑ x2) (∑ y2)
r xy=2
√24×6 =
212
= 0,167
23. Cari / hitunglah kembali Angka Indeks Korelasi rxy dari data No. V.A di atas, dengan
catatan bahwa dalam memperhitungkan / mencari rxy itu didasarkan pada skor aslinya!
Jawab :
Indeks korelasi rxy dari data No. V.A di atas dengan catatan bahwa dalam
memperhitungkan / mencari rxy itu didasarkan pada skor aslinya.
Subjek X Y XY X2 Y2 X - Y (X – Y)2
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
8
4
6
5
7
4
9
6
5
6
5
5
7
6
6
5
6
7
6
7
40
20
42
30
42
20
54
42
30
42
64
16
35
25
49
16
81
36
25
36
25
25
49
36
36
25
36
49
36
49
+3
+1
-1
-1
+1
-1
+3
-1
-1
-1
+9
+1
+1
+1
+1
+1
+9
+1
+1
+1
N = 10 60 60 362 384 366 - 26
r xy=N .∑ XY− (∑ X ) (∑Y )
√ [ N .∑ X2− ( X )2 ] [ N .∑Y 2−(∑ Y )2 ]r xy=
(10 ) (362 )− (60 ) (60 )
√ [10×384−(60 )2] [10×366−(60 )2]
r xy=20
√240×60
r xy=20120
r xy=0 ,167
24. Cari / hitunglah kembali angka Indeks Korelasi rxy dari data No. V.A di atas, dengan
mempergunakan slisih skor aslinya!
Jawab :
r xy=N [∑ X2+∑Y 2−∑ ( X−Y )2]−2 (∑ X ) (∑ Y )2√[ N×∑ X2−(∑ X )2 ][ N×∑ Y 2− (∑Y )2]
r xy=10 [ 384+366−26 ]−2 (60 ) (60 )
2√[10×384−(60 )2 ] [10×366 ]−(60 )2
r xy=7240−72002√240×60
r xy=0 ,167
25. Cari / hitunglah kembali Angka Indeks Korelasi rxy dari data No. V.A di atas, dengan
mempergunakan slisih deviasinya!
Jawab :
Indeks korelasi rxy dari data No. V.A di atas dengan mempergunakan selisih skor
deviasinya.
Subjek X Y x y x2 y2 d = x - y d=(x – y)2
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
8
4
6
5
7
4
9
6
5
6
5
5
7
6
6
5
6
7
6
7
2
-2
0
-1
+1
-2
+3
0
-1
0
-1
-1
+1
0
0
-1
0
+1
0
+1
+4
+4
0
+1
+1
+4
+9
0
+1
0
+1
+1
+1
0
0
+1
0
+1
0
+1
+3
-1
-1
-1
+1
-1
+3
-1
-1
-1
+9
+1
+1
+1
+1
+1
+9
+1
+1
+1
N = 10 60 60 - - +24 +6 - 26
r xy=∑ x2+∑ y2−∑ d2
2√(∑ x2 ) (∑ y2 )
r xy=24+6−262√24×6
r xy=0 ,167
26. Cari / hitunglah kembali angka Indeks Korelasi rxy dari data No. V.A di atas, dengan
memperhitunglan Mean-nya!
Jawab:
Indeks korelasi rxy dari data No.V.A di atas dengan memperhitungkan meannya.
rxy =
∑ XY−M x M y . N
√[∑ X2−N . M x2 ] [∑Y 2−N . M y
2 ]
=
362−6 (6 )(10)
√[384−10 (6)2 ] [366−10 (6)2 ]
=
2
√24 x6
= 0,167
27. Data No. V.B:
Skor Variabel X:
62 72 66 70 73 72 70 69 71 69
73 74 66 72 73 70 72 73 71 72
70 68 74 66 68 71 73 67 69 72
71 73 69 68 66 72 71 70 69 68
71 69 68 67 69 70 71 72 69 72
Skor Variabel Y (urutan sama dengan variabel X):
59 64 58 62 65 64 62 61 63 61
65 66 58 64 65 62 64 65 63 64
62 60 66 58 60 63 65 59 61 64
63 65 61 60 58 64 63 62 61 60
65 60 62 60 59 64 66 63 59 60
Soal:
Coba selidiki dengan secara seksama, apa memang terdapat korelasi positif yang
meyakinkan (signifikan) antara skor Variabel X dan Variabel Y, dengan cara:
a. Merumuskan Hipotesis alternatifnya
b. Merumuskan Hipotesis nihilnya
c. Melakukan perhitungan untuk memperleh Angka Indeks Korelasi “r” Product
Moment (dalam hal ini : rxy)
d. Memberikan interpretasi terhadap rxy dengan menggunakan tabel Nilai “r” Product
Moment, dengan Tabel Nilai “r”!
e. Menarik kesimpulannya.
Jawab:
a. Hipotesis alternatifnya “Ada korelasi positif yang signifikan, antara skor variabel x
dan skor variabel Y”.
b. Hipotesis Nihilnya “ Tidak ada korelasi positif yang signifikan, antara skor variabel X
dan skor variabel Y.
c. Perhitungan untuk memperoleh Angka Indeks Korelasi rxy Product Moment
Mencari nilai tertinggi (Highest Score) dan nilai terendah (lowest score)
Untuk variabel X : H = 74 dan L = 66
Untuk variabel Y : H = 66 dan L = 58
Mencari Total Range (R) ;
Untuk variabel X : R = H – L + 1 = 74 – 66 + 1 = 9
Untuk variabel Y : R = H – L + 1 = 66 – 58 + 1 = 9
Menetapkan besar/luasnya pengelompokan data:
Untuk variabel X;
R / i = 10 – 20, jadi i dapat ditetapkan = 1. Dengan demikian, enterval
tertinggi untuk variabel X adalah 74 dan interval terendahnya 66.
Untuk variabel Y;
R / i = 10 – 20, jadi i dapat ditetapkan = 1. dengan demikian, interval tertinggi
untuk variabel Y adalah 66 dan interval terendahnya 58.
Membuat Peta Korelasi
XY 66 67
6
869 70 71 72 73 74 F(Y) Y’ FY’ FY’2 X’Y’
65 1
+4
2
+323 +4 +12 48 36
66 1
+36
+547 +3 +21 63 57
64 1
0
7
+288 +2 +16 32 28
63 5 1
+26 +1 +6 6 7
+5
621
0
5
06 0 0 0 0
61 5
+55 -1 -5 5 5
60 1
+6 4
+16
1
+2
1
-47 -2 -14 28 20
59 2
+18
2
+64 -3 -12 36 24
58 4
+644 -4 -16 64 64
F(X) 4 3 5 8 6 7 9 6 250=
N+8=
282=
241=
X’ -4 -3 -2 -1 0 +1 +2 +3 +4
FX’ -16 -9 -10 -8 0 +7 +18 +18 +8 +8 =
FX’2 64 272
08 0 7 36 54 32 248=
X’Y
’64 24
1
613 0 12 26 54 32 241=
Melalui peta korelasi di atas, telah berhasil kita ketahui : N = 50; ∑fx’ = 8; ∑fy’ 2 = +8 ; ∑fx’2
= 248; ∑fy’2 = 282 ; ∑x’y’ = 241.
Mencari Cx’, dengan rumus:
Cx’ =
∑ fx '
N=
850
=0 ,16
Mencari Cy’, dengan rumus:
Cy’ =
∑ fy '
N=
850
=0 ,16
Mencari SDx’, dengan rumus :
SDx’ = i √∑ fx '2
N−(∑ fx '
N )2
= 1 √24850
−( 850 )
2
= 1 √4 ,96−(0 , 16 )2
= 1 √4 ,9344
= 2,22
Mencari SDy’, dengan rumus :
SDy’ = i √∑ fy '2
N−(∑ fy '
N )2
= 1 √28250
−( 850 )
2
= 1 √5 , 64− (0 ,16 )2
= 1 √5 , 6144
= 2,37
Mencari rxy dengan rumus :
rxy =
∑ x ' y '
N−( x ' ) ( y ' )
( SDx ' ) (SDy ' )
=
24150
−(0 ,16 ) (0 , 16 )
(2 ,22 ) (2, 37 )
=
4 ,82−0 ,02565 ,2614
= 0,911
d. Interpretasi terhadap rxy.
Terlebih dahulu kita rumuskan hipotesis alternative dan hipotesis nolnya:
Ha = ada korelasi positif yang signifikan antara skor variabel X dan skor variabel Y.
Ho = tidak ada korelasi positif yang signifikan antara skor variabel X dan skor
variabel Y.
Selanjutnya kita uji kedua hipotesis tersebut dengan membandingkan besarnya rxy atau
ro dengan besarnya r tabel yang tercantum dalam tabel nilai “r” product moment
dengan memperhitungkan dF-nya terlebih dahulu. dF = N – nr = 50 – 2 = 48
(konsultasi tabel nilai “r”) ternyata dF 48 tidak terdapat dalam tabel, kita pakai dF 50.
dengan dF sebesar 50 diperoleh r tabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,273,
sedangkan pada taraf signifikansi 1% diperoleh r tabel sebesar 0,354. ternyata rxy atau
ro (yang besarnya = 0,911) adalah jauh lebih besar daripada tabel (yang besarnya
0,273 dan 0,354). Karena ro lebih besar daripada rtabel, maka hipotesis nol ditolak.
Berarti terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan variabel Y.
e. Kesimpulan
Tinggi – rendahnya nilai / skor Y erat sekali hubungannya dengan nilai / skor mereka
pada X, dimana hubungannya itu sifatnya searah.
28. Data V.C:
Skor Variabel X:
65 68 75 94 85 93 64 67 58 50
82 99 63 80 83 92 95 74 62 84
68 73 78 59 77 70 68 62 92 93
70 56 87 89 62 79 88 84 78 74
Skor Variabel Y (urutan sama dengan variabel X):
68 72 77 94 89 97 67 69 62 54
83 90 67 84 87 94 99 77 63 84
68 75 80 61 79 70 72 60 92 96
73 58 87 90 60 89 87 85 79 74
Soal:
Selidiki dengan secara seksama, apakah secara signifikan terdapat korelasi positif antara
Variabel X dan Variabel Y, dengan cara:
a. Merumuskan Hipotesis alternatifnya (Ha)
b. Merumuskan Hipotesis nihilnya (Ho)
c. Melakukan perhitungannya, untuk memperoleh Angka Indeks Korelasi rxy
d. Memberikan interpretasi terhadap rxy dengan menggunakan tabel Nilai “r” Product
Moment.
e. Menarik kesimpulannya.
Jawab :
a. Hipotesis alternatifnya “Ada korelasi positif yang signifikan, antara variabel x dan
variabel Y”.
b. Hipotesis Nihilnya “ Tidak ada korelasi positif yang signifikan, antara variabel X dan
variabel Y.
c. Perhitungan untuk memperoleh Angka Indeks Korelasi rxy Product Moment
Mencari nilai tertinggi (Highest Score) dan nilai terendah (lowest score)
Untuk variabel X : H = 95 dan L = 50
Untuk variabel Y : H = 99 dan L = 54
Mencari Total Range (R) ;
Untuk variabel X : R = H – L + 1 = 95 – 50 + 1 = 46
Untuk variabel Y : R = H – L + 1 = 99 – 54 + 1 = 46
Menetapkan besar/luasnya pengelompokan data:
Untuk variabel X;
R / i = 10 – 20, jadi i dapat ditetapkan = 4. Dengan demikian, enterval
tertinggi untuk variabel X adalah 95 dan interval terendahnya 48 (karena 50
bukan klipatan 4).
Untuk variabel Y;
R / i = 10 – 20, jadi i dapat ditetapkan = 4. dengan demikian, interval tertinggi untuk
variabel Y adalah 99 dan interval terendahnya 54 (karena 54 bukan kelipatan 4).
Membuat Peta Korelasi
X
Y49-51 52-55 56-59 60-63 64-67 68-71 72-75 76-79 80-83 84-87 88-91 92-95 F(Y) Y’ fY’ fY’2 X’Y’
96-99 3
+603 +5
+1
575 60
92-
95
3
+483 +4
+1
248 48
88-
91
1
0
1
+6
2
+184 +3
+1
236 24
84-
87
2
+4
3
+12
1
+66 +2
+1
224 22
80-
83
1
0
1
12 +1
+1
22 1
76-
79
2
0
2
04 0 0 0 0
72-
75
3
+3
2
05 -1 -5 5 3
68-
74
2
+8
2
+44 -2 -8 16 12
64-
67
1
+9
1
+62 -3 -6 18 15
60-
63
2
+32
3
+365 -4 -20 80 68
56-
59
1
+201 -5 -5 25 20
52-
55
1
+31 -6 -6 36 3
F(X) 1 0 3 4 3 5 4 4 3 4 3 640=
N+3 365= 276=
X’ -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 0 +1 +2 +3 +4
fX’ -6 0 -12 -12 -6 -5 0 0 +1 +2 +3 +4 +3
fX’2 36 0 48 36 12 5 0 0 3 16 27 96279
=
X’Y
’3 0 52 45 14 73 0 0 5 18 24 108
276
=
Melalui peta korelasi di atas, telah berhasil kita ketahui: N = 40; ∑fx’ = +3; ∑fy’ = +3; ∑fx’2
= 279; ∑fy’2 = 365; ∑x’y’ = 276.
Mencari Cx’, dengan rumus :
Cx’ =
∑ fx '
N=
340
=0 , 075
Mencari Cy’, dengan rumus:
Cy’ =
∑ fy '
N=
340
=0 , 075
Mencari SDx’, dengan rumus :
SDx’ = i √∑ fx '2
N−(∑ fx '
N )2
= 1 √27940
−( 340 )
2
= 1 √6 , 975− (0 , 015 )2
= 1 √6 , 975−0 , 005625
= 2,64
Mencari SDy’, dengan rumus :
SDy’ = i √∑ fy '2
N−(∑ fy '
N )2
= 1 √36540
−( 340 )
2
= 1 √9 , 125−(0 , 005625 )2
= 3,02
Mencari rxy dengan rumus :
rxy =
∑ x ' y '
N−( x ' ) ( y ' )
( SDx ' ) (SDy ' )
=
27640
− (0 , 075 ) (0 ,075 )
(2 , 64 ) (3 , 02 )
=
6,9−0 ,00562557 , 9728
= 0,86
d. Interpretasi terhadap rxy.
Selanjutnya kita uji kedua hipotesis tersebut dengan membandingkan besarnya rxy atau
ro dengan besarnya r tabel yang tercantum dalam tabel nilai “r” product moment
dengan memperhitungkan dF-nya terlebih dahulu. dF = N – nr = 40 – 2 = 38
(konsultasi tabel nilai “r”). ternyata dF 38 tidak terdapat dalam tabel, kita pakai dF
40.Dengan dF sebesar 40 diperoleh rtabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,304,
sedangkan pada taraf signifikansi 1% diperoleh r tabel sebesar 0,393. Ternyata rxy atau
ro (yang besarnya = 0,86) adalah jauh lebih besar daripada tabel (yang besarnya 0,304
dan 0,393). Karena ro lebih besar daripada rtabel, maka hipotesis nol ditolak. Berarti
terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan variabel Y.
e. Kesimpulan
Tinggi – rendahnya nilai Y erat sekali hubungannya dengan variabel X, dimana
hubungannya itu sifatnya searah.
29. Dalam suatu penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui apakah secara signifikan
terdapat korelasi positif antara Nili Hasil Belajar para siswa dalam bidang studi Agama
Islam dan Sikap Keagamaan mereka, dalam penelitian mana telah ditetapkan sebagai
sampel sejumlah 10 orang siswa MAN, telah berhasil dihimpun skor yang menunjukkan
Prestasi Belajar para siswa MAN tersebut dalam bidang studi Agama Islam (Variabel I)
dan skor yang menunjukkan Sikap Keagamaan mereka (Variabel II) sebagaimana tertera
pada tabel di bawah ini:
Skor yang Melambangkan Prestasi Belajar Bidang Studi Agama Islam
dan Sikap Keagamaan dari Sejumlah 10 Orang Siswa MAN
Subjek
Skor
Prestasi Belajar Bidang Studi Agama Islam
(I)
Sikap Keagamaan(II)
ABCDEFGHIJ
66826576695790507459
60775975634080477054
Soal:
Cobalah saudara selidiki secara seksama, apakah memang secara meyakinkan (signifikan)
terdapat korelasi positif antara Variabel I dan Variabel II tersebut di atas, dengan cara :
a. Merumuskan hipotesis alternative dan hipotesis nihilnya
b. Mencari (menghitung) Angka Indeks Korelasi antara Variabel I dan Variabel II,
dengan menggunakaan Teknik Korelasi Tata Jenjang
c. Memberikan Interpretasi terhadap Angka Indeks Korelasi yang telah diperoleh
dengan menggunakan Tabel Nihil Rho.
d. Apa kesimpulan yang dapat Saudara tarik?
Jawab :
a. Ha : Ada korelasi positif yang signifikan antara prestasi belajar bidang studi Agama
islam dan sikap keagamaan.
Ho : Tidak ada korelasi positif yang signifikan antara prestasi belajar bidang studi
Agama Islam dan Sikap Keagamaan.
b. Menghitung angka indeks korelasi
No.Urut
Nam
a
Skor RankD = R1-
R2
D2Prestasi belajar bidang studi agama islam
Sikap keagama
an
I= R1 II=R2
1 A 66 60 5 5 0 0
2 B 82 77 9 9 0 0
3 C 65 59 4 4 0 0
4 D 76 75 8 8 0 0
5 E 69 63 6 6 0 0
6 F 57 40 2 2 1 1
7 G 90 80 10 10 0 0
8 H 50 47 1 1 -1 1
9 I 74 70 7 7 0 0
10 J 59 54 3 3 0 0
Total 10 - - - - 0 2
ρ=1−6∑ D2
N ( N2−1)
ρ=1− 6 x 2
10(102−1 )
= 0,988
c. Dengan melihat tanda yang terdapat di depan angka indeks korelasi tersebut yaitu
tanda positif maka hal ini mengandung arti bahwa antara prestasi belajar Bidang Studi
Agama Islam dan sikap Keagamaan terdapat korelasi yang searah (korelasi positif)
dalam arti semakin baik prestasi belajar Bidang Studi Agama Islam maka semakin
baik sikap keagamaannya.
Terhadap nilai = 0,988 itu kita berikan interprestasi dengan berkonsultasi pada table
nilai Rho.
dF = N = 10. Dengan dF = 10, diperoleh Rho total pada taraf signifikansi 5 % = 0,684
sedangkan pada taraf signifikansi 1% = 0,794, karena ρhitung >ρtabel maka Ho ditolak.
d. Kesimpulan :
Baik buruknya sikap keagamaan para siswa erat hubungannya dengan prestasi belajar
bidang studi Agama Islam dalam arti : semakin tinggi prestasi belajar bidang studi
Agama Islam semakin baik sikap keagamaannya.
30. Dalam suatu kegiatan penelitian, diperoleh data sebagaimana tertera pada tabel berikut:
Peserta Tes
Sipenmaru
Sekolah AsalJumlah
SMTA Negeri SMTA Swata
Lulus 270 470 740
Tidak lulus 180 840 1020
Jumlah 450 1310 1760
Soal:
a. Rumuskan Hipotesis Alternatif dan Hipotesis nihilnya!
b. Cari / hitunglah angka indeks korelasinya, dengan menggunakan Teknik Korelasi
Koefisien Phi.
c. Berikan interpretasi terhadap Phi dan kemukakan kesimpulannya.
Jawab:
a. Ha = Ada korelasi yang signifikan antara asal sekolah SMTA Negeri dan SMTA
swasta terhadap prestasi dalam tes SIPENMARU.
Ho = Tidak ada korelasi yang signifikan antara asal sekolah SMTA Negeri dan
SMTA swasta terhadap prestasi dalam tes SIPENMARU.
b. Menghitung angka indeks korelasi
Peserta Tes
Sipenmaru
Sekolah AsalJumlah
SMTA Negeri SMTA Swata
Lulus 270 (a) 470 (b) 740
Tidak lulus 180 (c) 840 (d) 1020
Jumlah 450 1310 1760
φ= ad−bc
√( a+b ) (a+c ) (b+d ) (c+d )
φ=(270×840 )−(470×180 )
√(270+470 ) (270+180 ) (470+840 ) (180+840 )
φ=142200
√(740 ) ( 450 ) (1310 ) (1020 )
φ=0 , 213
c. Interpretasi : φ dianggap sebagai rxy
dF = n – nr = 1760 – 2 = 1758
Dalam table periodic tidak dijumpai dF sebesar 1758 karena itu kita pergunakan dF
sebesar 1000. dengan dF = 1000, diperoleh rtabel pada taraf signifikan 5% = 0,062
sedangkan pada taraf signifikansi 1% = 0,081. karena φ hitung > φ table maka hipotesa
nol (Ho) ditolak.
Kesimpulan :
Ada korelasi yang signifikan antara asal sekolah SMTA negeri dan SMTA swasta
terhadap prestasi dalam SIPENMARU.
31. Dalam suatu penelitian, diperoleh data sebagai berikut:
Kegiatan Dalam Organisasi Extrauniversiter dan Prestasi Studi
dari Sejumlah 600 Orang Mahasiswa
Kegiatan dalam Organisasi
Extrauniversiter
Prestasi StudiJumlah
Baik Cukup Gagal
Aktif
Kurang aktif
Tidak aktif
20
30
40
70
245
45
60
75
15
150
350
100
jumlah 90 360 150 600
Soal:
a. Rumuskanlah Hipotesis Alternatifnya dan Hipotesis Nihilnya
b. Cari / hitunglah angka indeks korelasinya antar kedua variabel di atas, dengan
menggunakan Teknik Korelasi Koefisien Kotingensi C atau KK.
c. Berikan interpretasi terhadap C atau KK itu
d. Apa kesimpulan saudara?
Jawab:
a. Ha : Ada korelasi yang positif yang signifikan antara prestasi studi dalam kegiatan
organisasi.
Ho : Tidak ada positif yang signifikan antara prestasi studi dan kegiatan dalam
organisasi.
b. menghitung angka indeks korelasi
Sel f o f t ( f o− f t ) ( f o−f t )2 ( f o−f t )2
f t
1 20 22,5 -2,5 6,25 0,2778
2 70 90 -20 400 4,4444
3 60 37,5 22,5 506,25 13,5
4 30 52,5 -22,5 506,25 9,6429
5 245 210 35 1225 5,8333
6 75 87,5 -12,5 156,25 1,7857
7 40 15 25 625 41,6667
8 45 60 -15 225 3,75
9 15 25 -10 100 4
Jumlah 600 600 0 3750 84,9008
Dari table di atas diperoleh :
∑ ( ( f 0−f t )2
f t) = 84,9008
Karena itu Kai kuadrat (X2) = 84,9008
C atau KK = √ X2
X2+N = √84 ,900884 ,9008+600 = 0,352
Angka Indeks Prestasi :
=
C
√1−C2
=
0 , 352
1−(0 , 352 )2
= 0,376
b. Memberikan interprestasi terhadap C atau KK.
dF = N – nr = 600 – 2 = 598. Dalam table tidak diperoleh dF = 598 karena itu
digunakan dF = 1000. Dengan dF 1000 diperoleh harga r table pada taraf signifikan 5%
= 0,062, sedangkan pada taraf signifikasi 1% = 0,01, karena lebih besar dari r table
maka hipotesisnya nol (Ho) ditolak.
c. Kesimpulan :
Ada korelasi positif antara prestasi studi dan kegiatan dalam organisasi exstra
universiter. Semakin aktif mahasiswa dalam organisasi exstra universiter diikuti
dengan semakin tingginya prestasi belajar.
32. Sejumlah 10 orang siswa dihadapkan pada suatu tes dengan mengajukan 14 butir soal.
Skor yang berhasil dicapai oleh 10 orang siswa tersebut untuk butir soal yang mereka
kerjakan adalah sebagai berikut:
Skor yang Berhasil Dicapai Oleh 10 Orang SIswa Dalam Menjawab 10 Butir Soal yang Diajukan
Kepada Mereka (untuk Jawaban Betul Diberi Skor 1,
untuk Jawaban Salah Diberi Skor 0)
Nama
Siswa
Skor yang Dicapai untuk Butir Soal Nomor :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 121
314
ABCDEFGHIJ
0101101101
0101001011
1100111110
1011010001
0011111011
1010010110
0011110001
1011010111
0101111010
1001011011
1100110101
1010011011
0101111111
1001011011
Soal:
Anda diminta untuk menguji validity item (validitas butir soal) nomor 1 sampai dengan
nomor 14 tersebut di atas, dengan mempergunakan Teknik Analisis Korelasi Point
Biserial.
Jawab :
Nama
Siswa
Skor yang Dicapai untuk butir soal nomor :
Xt Xt21 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0
1
1
1
2
13 14
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
1
8
6
6
10
7
12
9
6
10
11
64
36
36
100
49
144
81
36
100
121
10=N 6 5 7 5 7 5 5 7 6 6 6 6 8 6 85 767
P 0,
5
0,5 0
,
7
0
,
5
0,7 0,5 0,5 0
,
7
0
,
6
0
,
6
0
,
6
0
,
6
0,8 0,6
Q 0,
4
0,5 0
,
3
0
,
5
0,3 0,5 0,5 0
,
3
0
,
4
0
,
4
0
,
4
0
,
4
0,2 0,4
Mt =
∑ Xt 2
N =
8510 = 8,5
SDt = √∑ Xt 2
N−(∑ Xt
N )2
= √76710
−(8510 )
2
= √76 , 7−72 , 25
= √4 ,45
= 2,109
Soal no. 1
Menguji validitas soal no.1 dengan p = 0,6 ; q = 0,4
Mp =
6+10+7+9+6+116 = 8,167
Rpbi =
M p−M t
SDt √ pq
=
8 ,167−8,52 ,109 √ 0,6
0,4
= -0,193
Interpretasi : df = N – nr = 10 – (-0,2) = 12
Dengan df sebesar 12 diperoleh harga rtabel pada taraf signifikansi 5%
sebesar 0,632 sedangkan pada taraf signifiansi 0,765. Karena rpbi yang kita peroleh
jauh lebih kecil dibandingkan dengan rtabel, maka dapat kita simpulkan bahwa butir
soal no.1 adalah invalid atau tidak valid.
Soal no.2
Menguji validitas soal no.2 dengan p = 0,5 ; q = 0,5
Mp =
6+10+9+10+115 = 9,2
Rpbi =
M p−M t
SDt √ pq
=
9,2−8,52 ,109 √ 0,5
0,5
= 0,332
Karena rpbi < rtabel maka dapat disimpulkan bahwa butir soal no.2 adalah invalid atau
tidak valid.
Soal no.3
Menguji validitas soal no.3 dengan p = 0,7 ; q = 0,3
Mp =
8+6+7+12+9+6+107 = 8,286
Rpbi =
M p−M t
SDt √ pq
=
8 ,286−8,52 ,109 √ 0,7
0,3
= -0,155
Karena rpbi < rtabel maka dapat disimpulkan bahwa butir soal no.3 adalah invalid atau
tidak valid
Soal no.4
Menguji validitas soal no.4 dengan p = 0,5 ; q = 0,5
Mp =
8+6+10+12+115 = 9,4
Rpbi =
M p−M t
SDt √ pq
=
9,4−8,52 ,109 √ 0,5
0,5
= 0,427
Karena rpbi < rtabel maka dapat disimpulkan bahwa butir soal no.4 adalah invalid atau
tidak valid
Soal no.5
Menguji validitas soal no.5 dengan p = 0,7 ; q = 0,3
Mp =
6+10+7+12+9+10+117 = 9,286
Rpbi =
M p−M t
SDt √ pq
=
9 ,286−8,52 ,109 √ 0,7
0,3
= 0,569
Karena rpbi < rtabel maka dapat disimpulkan bahwa butir soal no.5 adalah invalid atau
tidak valid
Soal no.6
Menguji validitas soal no.6 dengan p = 0,5 ; q = 0,5
Mp =
8+6+12+6+105 = 8,4
Rpbi =
M p−M t
SDt √ pq
=
8,4−8,52 ,109 √ 0,5
0,5
= -0,047
Karena rpbi < rtabel maka dapat disimpulkan bahwa butir soal no.6 adalah invalid atau
tidak valid
Soal no.7
Menguji validitas soal no.7 dengan p = 0,5 ; q = 0,5
Mp =
6+10+7+12+115 = 9,2
Rpbi =
M p−M t
SDt √ pq
=
9,2−8,52 ,109 √ 0,5
0,5
= 0,332
Karena rpbi < rtabel maka dapat disimpulkan bahwa butir soal no.7 adalah invalid atau
tidak valid
Soal no.8
Menguji validitas soal no.8 dengan p = 0,7 ; q = 0,3
Mp =
8+6+10+12+6+10+117 = 9
Rpbi =
M p−M t
SDt √ pq
=
9−8,52 ,109 √ 0,7
0,3
= 0,362
Karena rpbi < rtabel maka dapat disimpulkan bahwa butir soal no.8 adalah invalid atau
tidak valid
Soal no.9
Menguji validitas soal no.9 dengan p = 0,6 ; q = 0,4
Mp =
6+10+7+12+9+106 = 9
Rpbi =
M p−M t
SDt √ pq
=
9−8,52 ,109 √ 0,6
0,4
= 0,29
Karena rpbi < rtabel maka dapat disimpulkan bahwa butir soal no.9 adalah invalid atau
tidak valid
Soal no.10
Menguji validitas soal no.10 dengan p = 0,6 ; q = 0,4
Mp =
8+10+12+9+10+116 = 10
Rpbi =
M p−M t
SDt √ pq
=
10−8,52 ,109 √ 0,6
0,4
= 0,87
Karena rpbi < rtabel maka dapat disimpulkan bahwa butir soal no.10 memiliki validitas
yang baik.
Soal no.11
Menguji validitas soal no.11 dengan p = 0,6 ; q = 0,4
Mp =
8+6+7+12+6+116 = 8,333
Rpbi =
M p−M t
SDt √ pq
=
8 ,333−8,52 ,109 √ 0,6
0,4
= -0,098
Karena rpbi < rtabel maka dapat disimpulkan bahwa butir soal no.11 adalah invalid atau
tidak valid
Soal no.12
Menguji validitas soal no.12 dengan p = 0,6 ; q = 0,4
Mp =
8+6+12+9+10+116 = 9,333
Rpbi =
M p−M t
SDt √ pq =
9 ,333−8,52 ,109 √ 0,6
0,4
= 0,491
Karena rpbi < rtabel maka dapat disimpulkan bahwa butir soal no.12 adalah invalid atau
tidak valid
Soal no.13
Menguji validitas soal no.15 dengan p = 0,8 ; q = 0,2
Mp =
6+10+7+12+9+6+10+118 = 8,875
Rpbi =
M p−M t
SDt √ pq
=
8 ,875−8,52 ,109 √ 0,8
0,2
= 0,356
Karena rpbi < rtabel maka dapat disimpulkan bahwa butir soal no.13 adalah invalid atau
tidak valid
Soal no.14
Menguji validitas soal no.14 dengan p = 0,6 ; q = 0,4
Mp =
8+10+12+9+10+116 = 10
Rpbi =
M p−M t
SDt √ pq
=
10−8,52 ,109 √ 0,6
0,4
= 0,885
Karena rpbi > rtabel maka dapat disimpulkan bahwa butir soal no.14 memiliki validitas
yang baik.
33. Jelaskan, dalam keadaan yang bagaimanakah Saudara akan mempergunakan Teknik
Korelasi yang disebutkan di bawah ini :
a. Teknik Korelasi Rank Order
b. Teknik Korelasi Koefsisien Phi
c. Teknik Korelasi Koefisien Kontingensi
d. Teknik Korelasi Poin Biserial
Jawab :
a. Teknik Korelasi Rank Order
Teknik korelasi Rank Order dapat efektif digunakan apabila subjek yang dijadikan
sampel dalam penelitian lebih dari Sembilan tetapi kurang dari tiga puluh dengan kata
lain N = 9 – 30. Karena itu apabila N sama dengan 30 atau lebih dari 30, sebaiknya
jangan digunakan teknik korelasi ini.
b. Teknik Korelasi Koefsisien Phi
Teknik korelasi koefisien Phi, dipergunakan apabila data yang dikorelasikan adalah
data yang benar-benar dikotomik (terpisah atau dipisahkan secara tajam) dengan
istilah lain variabel yang dikorelasikan itu adalah variabel disktrit murni, misalnya:
laki-laki – perempuan, hidup-mati, lulus – tidak lulus, menjadi pengurus organisasi –
tidak menjadi pengurus organisasi, mengikuti bimbingan tes – tidak mengikuti
bimbingan tes, dan seterusnya. Jika variabelnya bukan merupakan variabel diskrit dan
kita ingin menganalisis data tersebut dengan menggunakan teknik korelasi Phi maka
variabel tersebut terlebih dahulu diubah menjadi variabel diskrit.
c. Teknik Korelasi Koefisien Kontingensi
Teknik korelasi koefisien kontingensi digunakan jika dua variabel yang dikorelasikan
berbentuk kategori atau merupakan gejala ordinal. Misalnya: tingkat pendidikan;
tinggi, menengah, rendah. Pemahaman terhadap ajaran agama islam: baik, cukup,
kurang, dan sebagainya.
Apabila variabel itu hanya terbagi menjadi dua kategori dan kedua kategori itu
sifatnya diskrit (terpisah menjadi kutub yang ekstrim) maka selain menggunakan
teknik korelasi koefisien, kontingensi dapat pula dipergunakan teknik korelasi
koefisien Phi. Akan tetapi kategori iu lebih dari dua buah maka teknik korelasi
koefisien Phi tidak dapat diterapkan disini.
d. Teknik Korelasi Poin Biserial
Teknimk korelasi point biserial dipergunakan untuk mencari korelasi antara dua
variabel. Varibel I berbentuk varibel kontinum (misalnya: skor hasil tes) sedangkan
variabel II berbentuk variabel diskrit murni (misalnya: betul atau salahnya calon
dalam menjawab butir-butir soal tes).
Teknik korelasi point biserial ini juga dapat dipergunakan untuk menguji validitas
item (validitas soal) yang telah diajukan dalam tes, dimana skor hasil tes untuk tiap
butir soal dikorelasikan dengan skor hasil tes secara totalitas.