ERGONOMI KONSER.docx

42
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat, sehingga peralatan sudah menjadi kebutuhan pokok pada lapangan pekerjaan.Artinya peralatan dan teknologi merupakan salah satu penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu,akan terjadi dampak negatifnya bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin akan timbul. Hal ini tentunya dapat di cegah dengan adanya antisipasi berbagai resiko. Antara lin kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja, penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan kecelakaan akibat kerja yang dapat menyebkan kecacataan dan kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomic. Dalam dunia kerja terdapat Undang-Undang yang mengatur tentang ketenagakerjaan yaitu Undang-Undang No. 14 tahun 1969 tentang ketentuan-ketentuan pokok tenaga kerja merupakan subyek dan obyek pembangunan. Ergonomic yang bersasaran akhir efisiensi dan keserasian kerja memiliki arti penting bagi tenaga kerja, baik sebagai subyek maupun obyek. Akan tetapi sering kali suatu tempat kerja mengesampingkan aspek ergonomic bagi para pekerjanya, hal ini tentunya sangat merugikan para pekerja itu sendiri.

description

ERGONOMI KEDOKTERAN GIGI

Transcript of ERGONOMI KONSER.docx

Page 1: ERGONOMI KONSER.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang

      Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat, sehingga peralatan sudah menjadi

kebutuhan pokok pada lapangan pekerjaan.Artinya peralatan dan teknologi merupakan salah

satu penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis

pekerjaan. Disamping itu,akan terjadi dampak negatifnya bila kita kurang waspada

menghadapi bahaya potensial yang mungkin akan timbul. Hal ini tentunya dapat di cegah

dengan adanya antisipasi berbagai resiko. Antara lin kemungkinan terjadinya penyakit akibat

kerja, penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan kecelakaan akibat kerja yang dapat

menyebkan kecacataan dan kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak

dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini

dikenal sebagai pendekatan ergonomic.

      Dalam dunia kerja terdapat Undang-Undang yang mengatur tentang ketenagakerjaan

yaitu Undang-Undang No. 14 tahun 1969 tentang ketentuan-ketentuan pokok tenaga kerja

merupakan subyek dan obyek pembangunan. Ergonomic yang bersasaran akhir efisiensi dan

keserasian kerja memiliki arti penting bagi tenaga kerja, baik sebagai subyek maupun obyek. 

Akan tetapi sering kali suatu tempat kerja mengesampingkan aspek ergonomic bagi para

pekerjanya, hal ini tentunya sangat merugikan para pekerja itu sendiri.

      Pada umumnya ergonomic belum diterapkan secara merata pada sector kegiatan ekonomi.

Gagasannya telah lama disebarluaskan sebagai unsure hygiene perusahaan dan kesehatan

kerja (hiperkes), tetapi sampai saat ini kegiatan-kegiatan baru sampai pada taraf pengenalan

oleh khususnya pada pihak yang bersangkutan, sedangkan penerapannya baru pada tingkat

perintisan. Fungsi pembinaan ergonomic secara teknis merupakan tugas pemerintah. Pusat

Bina Hiperkes dan Keselamatan Kerja memiliki fungsi pembinaan ini melalui pembinaan

keahlian dan pengembangan penerapannya. Namun begitu, sampai saat ini pengembangan

kegiatan-kegiatannya baru diselenggarakan dan masih menunggu kesiapan masyarakat untuk

menerima ergonomic dan penerapannya.

B.     Rumusan masalah

      Rumusan masalah yang kiranya dapat di susun dalam makalah ini antara lain:

1. Apa saja permasalahan ergonomi di bidang kedokteran gigi?

2. Apa akibat permasalahan ergonomi di bidang kedokteran gigi?

Page 2: ERGONOMI KONSER.docx

3. Bagaimana cara pemecahan masalah ergonomi di bidang kedokteran gigi?

C.     Tujuan

1. Mengetahui permasalahan ergonomi di bidang kedokteran gigi.

2. Mengetahui akibat permasalahan ergonomi di bidang kedokteran gigi.

3. Mengetahui cara pemecahan masalah ergonomi di bidang kedokteran gigi

D.    Manfaat

1.      Menambah pengetahuan bagi pembaca mengenai masalah ergonomi ditempat kerja

khususnya di bidang kedokteran gigi.

2.      Sebagai sarana informasi untuk lebih memperhatikan tentang masalah ergonomi

ditempat kerja.

Page 3: ERGONOMI KONSER.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI ERGONOMI

Ergonomi merupakan sains yang berhubungan dengan interaksi antara manusia dengan

lingkungan kerja mereka. Oleh itu, dental ergonomi merupakan pengetahuan yang

mempelajari tentang operator dan lingkungan pekerjaannya agar tidak menimbulkan

kelelahan, ketakutan dan kebosanan pasien. dental ergonomi juga termasuk desain kursi yang

khusus khas untuk dokter gigi agar postur badan yang neutral tetap dapat dipertahankan.

B. TUJUAN ERGONOMI

Tujuan ergonomi ada dua hal, yaitu peningkatan efektifitas dan efisiensi kerja serta

peningkatan nilai-nilai kemanusiaan, seperti peningkatan keselamatan kerja, pengurangan rasa lelah

dan sebagainya. (Mc Coinick 1993)

Tujuan-tujuan dari penerapan ergonomi adalah sebagai berikut (Tarwaka, 2004):

a.Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan penyakit

akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan

kerja.

b.Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial dan

mengkoordinasi kerja secara tepat, guna meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun

waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.

c.Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, dan antropologis dari

setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang

tinggi.

C. RUANG LINGKUP

1.      Tehnik

2.      Fisik

3.      Pengalaman psikis

4.      Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan persendian

5.      Sosiologi

6.      Fisiologi, kaitanya dengan temperature tubuh, oxygen up take, dan aktifitas otot

7.      Desain, dll

Page 4: ERGONOMI KONSER.docx

D. MANFAAT ERGONOMI

Ilmu ergonomi pada dasarnya sangat penting dipelajari karena memberi berbagai

manfaat bagi manusia berkaitan dengan pekerjaannya. Terdapat beberapa manfaat yang dapat

diperoleh dari mempelajari ilmu ergonomi. Manfaat-manfaat ilmu ergonomi yaitu sebagai

berikut:

a. Meningkatkan unjuk kerja, seperti menambah kecepatan kerja, ketepatan,

keselamatan kerja, mengurangi energi serta kelelahan yang berlebihan.

b. Mengurangi waktu, biaya pelatihan, dan pendidikan.

c. Mengopimalkan pendayagunaan sumber daya manusia melalui peningkatan

keterampilan yang diperlukan.

d. Mengurangi waktu yang terbuang sia-sia dan meminimalkan kerusakan peralatan

yang disebabkan kesalahan manusia.

e. Meningkatkan kenyamanan karyawan dalam bekerja.

Manfaat pelaksanaan ergonomi adalah sebagai berikut:

1. Menurunnya angka kesakitan akibat kerja.

2. Menurunnya kecelakaan kerja.

3. Biaya pengobatan dan kompensasi berkurang.

4. Stress akibat kerja berkurang.

5. Produktivitas membaik.

6. Alur kerja bertambah baik.

7. Rasa aman karena bebas dari gangguan cedera.

8. Kepuasan kerja meningkat.

E. METODE ERGONOMI

Beberapa metode dalam artikel ergonomi dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

dalam menilai ergonomis atau tidaknya suatu lingkungan kerja, yaitu:

1. Diagnosis, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja

penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomik checklist, dan pengukuran

lingkungan kerja lainnya. Variasinya akan sangat luas, mulai dari yang sederhana

sampai yang kompleks.

Page 5: ERGONOMI KONSER.docx

2. Treatment, pemecahan masalah ergonomic akan tergantung data dasar pada saat

diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi meubel, letak

pencahayaan atau jendela yang sesuai. Membeli furniture sesuai dengan demensi fisik

pekerja.

3. Follow-up, dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif misalnya dengan

menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri bahu dan siku, keletihan,

sakit kepala dan lain-lain. Secara obyektif misalnya dengan parameter produk yang

ditolak, absensi sakit, angka kecelakaan dan lain-lain.

F. PENGEMBANGAN PENERAPAN ERGONOMI

Ergonomi mengalami berbagai perkembangan dari masa ke masa. Terdapat beberapa

tokoh dan lembaga yang telah berkontribusi untuk mengembangkan bidang ilmu ergonomi.

Berikut ini adalah pembahasan singkat mengenai beberapa tokoh dan lembaga tersebut:

a. C.T. Thackrah, Inggris, 1831

Thackrah adalah seorang dokter dari Inggris yang meneruskan pekerjaan dari seorang

Italia bernama Ramazzini, dalam serangkaian kegiatan yang berhubungan dengan

lingkungan kerja tidak nyaman yang dirasakan oleh para operator di tempat kerjanya.

Thackrah mengamati postur tubuh pada saat bekerja sebagai bagian dari masalah

kesehatan.

b. F.W. Taylor, USA, 1898

F.W. Taylor adalah seorang insinyur Amerika yang menerapkan metode ilmiah untuk

menentukan cara yang terbaik dalam melakukan suatu pekerjaan. Beberapa metodenya

merupakan konsep ergonomi dan manajemen modern.

c. F.B. Gilberth, USA, 1911

Gilberth mengamati dan mengoptimasi metode kerja, dalam hal ini lebih mendetail dalam

analisa gerakan dibandingkan dengan Taylor. Buku hasil tulisannya pada tahun 1911

menunjukkan bagaimana postur tubuh membungkuk dapat diatasi dengan mendesain suatu

sistem meja yang dapat diatur naik turun (adjustable).

d. Badan Penelitian untuk Kelelahan Industri (Industrial Fatique Research Board), Inggris,

1918

Badan ini didirikan sebagai penyelesaian masalah yang terjadi di pabrik amunisi pada

Perang Dunia ke-1. Mereka menunjukkan bagaimana output setiap harinya meningkat

dengan jam kerja per harinya yang menurun. Selain itu, mereka juga mengamati waktu

Page 6: ERGONOMI KONSER.docx

siklus optimum untuk sistem kerja berulang (repetitive work systems) dan menyarankan

adanya variasi dan rotasi pekerjaan.

e. Mayo dan teman-teman, USA, 1933

Elton Mayo adalah seorang warga negara Australia, ia memulai beberapa studi di suatu

perusahaan listrik yaitu Western Electric Company, Hawthorne, Chicago. Tujuan studinya

adalah untuk mengkuantifikasi pengaruh dari variable fisik seperti misalnya pencahayaan

dan lamanya waktu istirahat terhadap faktor efisiensi dari para operator kerja pada unit

perakitan.

f. Kelompok Ergonomi (The International Ergonomic Association)

Awalnya pembentukkan Masyarakat Peneliti Ergonomi (The Ergonomic Research

Society) di Inggris tahun 1949 melibatkan professional. Sehingga menghasilkan jurnal

(majalah ilmiah) pertama dalam bidang ergonomi pada November 1957.

Sementara itu, pada tahap awal pengembangan ergonomi kedokteran gigi terutama

diarahkan pada komponen pekerjaan fisik, orang di belakang itu tidak masalah.

Pengembangan secara nyata dimulai, ketika di awal tahun enam puluhan, slow drill

digantikan oleh water drill yaitu Borden air rotor, yang bekerja jauh lebih cepat dan water-

cooled . Namun, airnya terkuras habis cukup cepat dan hal itu menimbulkan masalah. Selain

itu, permintaan untuk perawatan gigi meningkat pesat dan berbagai laporan diterbitkan yang

menarik perhatian pada masalah serius yang disebabkan oleh postur kerja dokter gigi.

Hasilnya adalah pengembangan peralatan modern, memungkinkan dokter gigi untuk

duduk selama perawatan pasien, yang tidak mungkin dilakukan sebelumnya. Pada saat pola

kerja klasik tidak tidak lagi berfungsi dan pekerjaan menjadi lebih rumit, ergonomi

diperkenalkan. Perkembangan ini telah memberikan pengaruh yang cukup besar pada praktek

kedokteran gigi .

G. KELUHAN DI TEMPAT KERJA YANG BERKAITAN DENGAN ERGONOMI

- Muskuloskeletal disorder

Gangguan muskuloskeletal yang meliputi tulang belakang bagian atas dan bawah, bahu,

dan pergelangan tangan merupakan faktor risiko pada profesi dokter gigi. Sejumlah faktor

teknis seperti dental unit, lampu kerja dan peralatan lain yang digunakan tidak ergonomis dan

faktor non teknis antara lain cara dan posisi saat merawat pasien serta life style dokter gigi

merupakan risiko yang berperan penting untuk terjadinya gangguan musculoskeletal pada

dokter gigi. Gangguan muskuloskeletal yang kerap terjadi pada praktisi kesehatan. Hal ini

Page 7: ERGONOMI KONSER.docx

terjadi akibat posisi tubuh sewaktu bekerja kurang ergonomis dan terjadi dalam waktu yang

lama serta berulangulang. Di antara praktisi kesehatan yang rentan dalam menghadapi adanya

ancaman gangguan muskuloskeletal adalah dokter gigi. Secara umum jenis pekerjaan dokter

gigi ditandai dengan adanya posisi tubuh yang statis dan kaku dalam melakukan perawatan

terhadap pasien. Pasien yang dirawat di atas kursi gigi menyebabkan seorang dokter gigi

harus duduk atau berdiri membungkuk dalam waktu lama. Posisi tubuh seperti ini

menyebabkan dokter gigi yang berpraktiks ering mengalami rasa sakit atau rasa tidak nyaman

di daerah leher, bahu dan tulang punggung sehingga dapat mengakibatkan antara lain

gangguan muskuloskeletal yang berupa nyeri punggung bagian bawah (lower back pain).

Kebanyakan gangguan muskuloskeletal terjadi karena dokter gigi secara tanpa sadar berada

pada posisi tubuh yang kurang mendukung saat merawat pasien. Saat melakukan preparasi

gigi atau mencabut gigi misalnya, kadang-kadang dokter gigi membungkuk ke arah pasien,

bergerak secara mendadak, memutar tubuh dari satu sisi ke sisi yang lain. Seluruh gerakan

tersebut dilakukan berkali-kali dalam jangka waktu yang panjang. Hal inilah yang dapat

menyebabkan sindroma muskuloskeletal. Walaupun bekerja dengan postur netral dapat

mencegah atau mengurangi sindroma muskuloskeletal, kebanyakan dokter gigi tidak

menyadari pentingnya manfaat sistem ergonomik dengan posisi yang baik saat merawat

pasien.

H. APLIKASI ERGONOMI PADA KEDOKTERAN GIGI

Aplikasi ergonomi dalam kedokteran gigi

1. Aplikasi dalam desain ruangan praktik

Desain ruang praktik dokter gigi dianjurkan sesuai dengan ergonomi, hal ini untuk

mengurangi kemungkinan dokter gigi mengalami musculoskeletal disorders. Desain

yang dianjurkan adalah desain yang dapat memberikan ruang gerak yang bebas dan

nyaman bagi operator dan asisten operator. Desain yang dianjurka sesuai dengan

Clock concepts pada konsep Four Handed Dentistry , dimana tempat kerja disekitar

pasien dibagi menjadi 4 area berbeda dengan kepala pasien sebagai pusatnya. jam 12

terletak tepat di belakang kepala pasien, maka arah jam 11 sampai jam 2 disebut

Static Zone, arah jam 2 sampai jam 4 disebut Assisten’s Zone, arah jam 4 sampai jam

8 disebut Transfer Zone, kemudian dari arah jam 8 sampai jam 11 disebut Operator’s

Zone sebagai tempat pergerakan Dokter Gigi.

Page 8: ERGONOMI KONSER.docx

Static Zone adalah daerah tanpa pergerakan Dokter Gigi Maupun Perawat Gigi serta

tidak terlihat oleh pasien, zona ini untuk menempatkan Meja Instrumen Bergerak

(Mobile Cabinet) yang berisi Instrumen Tangan serta peralatan yang dapat membuat

takut pasien. Assistant’s Zone adalah zona tempat pergerakan Perawat Gigi, pada

Dental Unit di sisi ini dilengkapi dengan Semprotan Air/Angin dan Penghisap Ludah,

serta Light Cure Unit pada Dental Unit yang lengkap. Transfer Zone adalah daerah

tempat alat dan bahan dipertukarkan antara tangan dokter gigi dan tangan Perawat

Gigi. Sedangkan Operator’s Zone sebagai tempat pergerakan Dokter Gigi.

Selain pergerakan yang terjadi di seputar Dental Unit, pergerakan lain yang perlu

diperhatikan ketika membuat desain tata letak alat adalah pergerakan Dokter Gigi,

Pasien, dan Perawat Gigi di dalam ruangan maupun antar ruangan. Jarak antar

peralatan serta dengan dinding bangunan perlu diperhitungkan untuk memberi ruang

bagi pergerakan Dokter Gigi, Perawat Gigi, dan Pasien ketika masuk atau keluar

Ruang Perawatan, mengambil sesuatu dari Dental Cabinet, serta pergerakan untuk

keperluan sterilisasi.

Page 9: ERGONOMI KONSER.docx

2. Aplikasi dalam penggunaan kekuatan dalam praktik

Hal dalam praktik dokter gigi yang sering memicu terjadiny MSDs adalah

penggunaan kekuatan yang berlebih, pengulangan gerakan tertentu dan terlalu

berlebihan dalam bekerja. Untuk itu, dianjurkan untuk tidak terlalu memberikan

kekuatan yang berlebih dalam melakukan tindakan, misalnya pada saat scaling.

Mengurangi gerakan berulang dan beristirahat yang cukup setelah mengerjakan

beberapa tindakan untuk memberikan tubuh waktu untuk istirahat.

3. Aplikasi dalam desain instrument

Instrument didesain senyaman mungkin bagi dokter gigi. Desain yang tepat

membantu mengurangi penggunaan kekuatan yang berlebih saat tindakan dan

membantu menjaga tangan tetap pada posisi netralnya. Hal yang perlu

dipertimbangkan dalam desain ini adalah bentuk, berat instrument, kemudahan dalam

pemakaian dan perawatannya.

Cara memegang instrumen tangan atau instrumen rotatori adalah modified pen grasp.

Cara alat dipegang adalah dengan menggunakan jari tengah, jari telunjuk, dan ibu jari.

Jari telunjuk dan ibu jari berada berdekatan dengan gagang alat pada sisi yang

berseberangan, sedangkan jari tengah berada di atas leher alat. Jari telunjuk ditekuk

pada ruas kedua dan berada di atas jari tengah pada sisi yang sama dari alat. Ibu jari

ditempatkan di antara telunjuk dan jari tengah pada sisi yang berseberangan. Dengan

posisi ketiga jari yang demikian didapatkan efek tripod yang akan mencegah

terputarnya alat secara tak terkontrol pada waktu tekanan dilepaskan sewaktu

instrumentasi. Selain itu, keuntungan dari cara pemegangan instrumen ini adalah

dimungkinkan sensasi taktil oleh jari tengah yang diletakkan di atas leher alat.

Page 10: ERGONOMI KONSER.docx

Tumpuan dan sandaran jari adalah menunjukkan penempatan jari manis dari tangan

yang memegang alat baik secara intra-oral atau ekstra oral untuk dapat mengkontrol

kerja alat dengan lebih baik. sandaran jari digunakan untuk memperbesarkan aksi

instrumen dan dengan memperbesarkan instrumen akan menjadi pengungkit. Dengan

cara demikian, aplikasi tekanan akan bertambah baik dan stabilisasi alat semakin

terjamin. Pergelangan tangan dan lengan operator berperan sebagai tuas yang

merupakan suatu kesatuan dengan tumpuan.

Sandaran jari bisa intra oral atau ekstra oral. Sandaran intra oral berupa:

1. Konvensional. Jari manis bersandar pada permukaan gigi tetangga dari gigi yang

diinstrumentasi. Cara ini paling sering digunakan.

2. Berseberangan. Jari manis bersandar pada permukaan gigi yang berseberangan

pada lengkung rahang yang sama.

3. Berlawanan. Jari manis bersandar pada permukaan gigi di lengkung rahang yang

berlawanan.

4. Jari di atas jari. Jari manis bersandar di atas telunjuk ibu jari tangan yang tidak

bekerja.

Pada waktu instrumentasi, pergelangan tangan dan lengan bawah harus menyatu

dengan alat dan tumpun supaya pekerjaan dapat dilakukan secara efisien. Gerakan

pergelangan tangan dan lengan haruslah mulus dan efisien. kadang-kadang

pergelangan tangan terpaksa ditekukkan, namun otot-otot telapak tangan dan lengan

bawah meregang dan bergerak sebagai satu unit. Instrumentasi dengan menekukkan

pergelangan tangan atau dengan gerak jari ke atas dan ke bawah akan menyebabkan

cepat lelah dan instrumentasi tidak efektif. Selain itu, instrumentasi dengan

menekukkan pergelangan tangan atau gerak jari saja akan menyebabkan Sindrom

Karpal Tunnel dan inflamasi pada ligamen dan saraf pergelangan tangan.

4. Aplikasi dalam kursi operator (dental stool)

Kursi yang bersifat ergonomis yang mendukung penjagaan postur tulang belakang

terutama daerah lumbar dimana lengkung di daerah ini dipertahankan dengan

memberikan desain yang nyaman. Dental stool yang dianjurkan adalah dental stool

dengan seating berbentuk saddle dan miring, karena akan mencegah tekanan pada

paha bagian belakang dan menjaga kelengkungan bagian lumbar dari tulang belakang

bagian bawah dengan menjaga panggul tetap pada posisi netralnya.

Page 11: ERGONOMI KONSER.docx

5. Aplikasi dalam kursi pasien (dental chair)

Kursi gigi pertama diproduksi oleh SS white dental company yang disebut sebagai

Harris. Kursi hidrolik pertama diproduksi pada tahun 1877 disebut Wilkinson. Kursi

gigi modern dipasarkan akhir tahun 1960.

Desain yang diinginkan adalah desain yang memberikan kenyamanan bagi pasien.

Kursi harus stabil dengan kemudahan dalam penyesuaiannya, baik tinggi kursi

terhadap lantai juga posisi headrest dari kursi untuk menyamankan posisi kepala

pasien terhadap operator.

Page 12: ERGONOMI KONSER.docx

6. Aplikasi dalam posisi

Posisi ini baik berupa posisi dari pasien maupun posisi dari dokter gigi. Posisi pasien

yang ideal adalah posisi supine. Kursi diatur sehingga pasien hampir sejajar dengan

lantai dan punggung kursi sedikit dinaikkan. Kepala pasien harus berada dekat

puncak sandaran kursi. Posisi pasien pada perawatan kwandran kiri dan kanan rahang

atas harus sehorizontal mungkin. Manakala perawatan pada kwandran kiri rahang

bawah, pasien harus berbaring di krusi dengan posisi sandaran krusi 30˚ dari bidang

horizontal. Untuk kwandran rahang bawah, pasien harus berbaring dengan sudut 40˚

dari bidang horizontal.

Supine posisition untuk pemeriksaan maksila

Posisi untuk pemeriksaan mandibula kuadran kiri RB

Page 13: ERGONOMI KONSER.docx

Posisi untuk pemeriksaan mandibula kuadran kanan RB

Posisi operator bervariasi tergantung pada sisi mana instrumentasi dilakukan. Posisi

operator dikaitakan dengan arah jarum jam. Posisi pukul 8 – 12 adalah posisi bagi

operator normal, sedangkan posisi pukul 12 – 4 adalah posisi bagi operator kidal.

Tabel di bawah menunjukkan posisi operator yang bukan kidal pada waktu

melakukan perawatan pada pasien.

Untuk operator dengan tangan kanan (right handed dentist), posisi sesuai dengan

clock concept normal yang diajarkan.

Posisi operator untuk pemeriksaan gigi anterior dan regio gigi yang diperiksa

Page 14: ERGONOMI KONSER.docx

Posisi operator untuk pemeriksaan gigi posterior dan regio gigi yang diperiksa

Untuk operator dengan tangan kidal (left handed dentist), posisi yang dianjurkan

merupakan kebalikan dari posisi normal

Page 15: ERGONOMI KONSER.docx

Posisi operator untuk pemeriksaan gigi anterior dan regio gigi yang diperiksa

Page 16: ERGONOMI KONSER.docx

Posisi operator untuk pemeriksaan gigi posterior dan regio gigi yang diperiksa

7. Aplikasi dalam self protection dokter gigi

Proteksi sangat penting diperhatikan oleh seorang dokter gigi. Pada umumnya pasien

datang pada kondisi infeksi gigi (pulpa). Proteksi oleh seorang dokter gigi membantu

mencegah terjadinya transfer infeksi baik infeksi penyakit rongga mulut yang diderita

atau mungkin penyakit lain yang diderita oleh pasien yang memiliki kemampuan

penyebaran melalui saliva misalnya HIV dan Hepatitis. Contoh self protection yang

dapat dilakukan adalah penggunaan masker dan sarung tangan yang sesuai dengan

aturan,

8. Aplikasi dalam penjadwalan kerja dokter gigi

Kerja yang berlebih dapat memberikan efek yang kurang baik bagi dokter gigi. Selain

kelelahan, dapat juga terjadi penekanan terhadap kondisi psikis dokter gigi yang akan

menyebabkan terganggunya kesehatan dokter gigi tersebut. Untuk itu, dianjurkan

dokter gigi mengatur jadwal kerjanya sehingga dia tetap mendapatkan istirahat yang

cukup agar dapat tetap bekerja dengan optimal.

Page 17: ERGONOMI KONSER.docx

I. WAKTU BEKERJA DAN ISTIRAHAT YANG BAIK BAGI DOKTER GIGI

Masa kerja dalam hubungan pelaksanaan tugas dan pemeliharaan keadaan tubuh tetap baik

berkaitan dengan pekerjaan sewaktu-waktu menurut beban kerja, pekerjaan sehari, dalam

seminggu dan lain-lain. Lamanya seseorang bekerja dalam sehari secara baik pada umumnya

6-8 jam dan sisanya untuk istirahat atau kehidupan keluarga dan masyarakat. Memperpanjang

waktu kerja lebih dari itu biasanya disertai menurunnya efisiensi tubuh, timbulnya kelelahan,

penyakit dan kecelakaan akibat kerja. Pelaksanaan tidak dapat meningkat lagi bahkan

menurun jika waktunya telah melebihi 8 jam kerja. Dari penelitian angka absensi meningkat

dengan cepat jika jam kerja melebihi 63,2 jam seminggu untuk pria dan 53,7 jam untuk

wanita. Jumlah jam kerja yang memungkinkan seseorang tenaga kerja dapat bekerja dengan

baik adalah 40 jam seminggu. Lebih dari itu akan menunjukkan hal-hal yang merugikan.

Menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan No.25 Tahun 1997 disebutkan bahwa

waktu untuk melakukan pekerjaan, dapat dilaksanakan pada siang atau malam hari.

a. siang hari adalah waktu antara pukul 06.00-18.00

b. malam hari adalah waktu antara pukul 18.00-06.00

Adapun pasal 100 ayat 2, waktu kerja meliputi :

a. Waktu kerja siang hari yaitu :

1. 7 jam sehari dan 40 jam seminggu, bentuk 6 hari kerja seminggu

2. 8 jam sehari dan 48 jam seminggu, bentuk 5 hari kerja seminggu.

Waktu kerja bagi seseorang menentukan efisiensi dan produktivitasnya. Segi penting dan

persoalan waktu kerja meliputi :

Page 18: ERGONOMI KONSER.docx

a. lamanya seseorang mampu bekerja dengan baik.

b. hubungan diantara waktu kerja dan istirahat.

c. waktu kerja sehari yang meliputi pagi, siang, sore dan malam.

I. UPAYA KESEHATAN KERJA

1)      Gizi dan produktivitas

Dalam bekerja seorang pekerja dalam kehidupannya memerlukan kalori makanan yang cukup

demi menunjang aktivitas para pekerja. Adapun susunan yang baik bagi pekerja adalah

sebagai berikut :

a.       Makan pokok, yakni :

1.      Bahan makan yang lazim dimakan dengan porsi besar sehingga diharapkan dapat menjamin

tenaga (kalori) yang besar pula

2.      Bahan makanan setempat, yang mudah didapatkan atau yang sesuai dengan selera keluarga

3.      Bahan-bahan ini berupa beras, jagung, sagu, ubi, dll

b.      Lauk pauk, yakni :

1.      Bahan makan yang lazim dapat menjamin pertumbuhan tubuh atau mengganti bagian badan

yang aus dan rusak

2.      Bahan-bahan ini berupa kedelai, kacang, tempe, tahu, dll

c.       Sayuran, yakni :

1.      Bahan makan yang lazim dapat mempertahankan tubuh, dalam keadaan sehat atau

mempertahankan tubuh terhadap serangan atau penyakit

2.      Sayuran yang berwarna lebih baik khasiatnya misalnya kangkung, bayam, wortel, tomat, dll

d.      Buah yakni;

1.      Bahan makan yang gunya hampir seperti sayuran

2.      Di Indonesia buah terkenal sebagai pencuci mulut

3.      Setelah makan dan biasa dimakan dan sebagai maknan extra diluar waktu-waktu makan.

Sebaiknya buah-buahan yang sesuai dengan musimnya sebab relative lebih murah

2)      Penerangan dan dekorasi

Penerangan dan dekorasi yaitu keserasian fungsi mata terhadap pekerjaan dan kegairahan atas

dasar faktor kejiwaan.

o   Intensitas penerangan

Page 19: ERGONOMI KONSER.docx

Tabel 2 Pedoman intensitas penerangan

Pekerjaan Contoh-contoh Tingkat penerangan yang

perlu

Tidak teliti Penimbunan barang 80 - 70

Agak teliti Pemasangan (tidak teliti) 170 – 350

Teliti Membaca, menggambar 350 – 700

Sangat teliti Pemasangan(teliti) 700– 10.000

o   Warna di tempat kerja

            Warna yang dipakai di tempat kerja sangat berpengaruh karena menimbulkan

penciptaan kontras warna agar tangkapan mata dan pengadaan lingkungan psikologis yang

optimal.

3)      Pemeliharaan pendengaran dan penggunaan musik

1.      Kebisingan,efek dan pencegahannya

Adapun pengaruh kebisingan secara keseluruhan adalah:

         Kerusakan pada indera pendengaran

         Gangguan komunikasi dan timbulnya salah pengertian

         Pengaruh faal,seperti gangguan psikomotor, gangguan tidur, dan efek-efek saraf otonom

         Efek psikologis yaitu perasaan terganggu dan ketidaksenangan

2.      Music dan pekerjaan

Musik dalam kerja diharapkan meningkatkan kegairahan dan kesegaran, tetapi musik tidak

dapat dipergunakan dalam pekerjaan yang memiliki kebisingan tinggi, karena pada keadaan

seperti itu music menambah besarnya gangguan. Musik dapat dimainkan pada saat sebelum

bekerja, Ketika bekerja, pada waktu istirahat atau ketika pulang menurut keperluan.

4)      Olahraga dan kesegaran jasmani

Mengingat pentingnya kesegaran jasmani untuk kesehatan dan produktivitas maka

pembinaan kesegaran jasmani perlu mendapat perhatian yang lebih, sungguh-sungguh baik

berupa pelaksanaan, pembinaan kesegaran jasmani yang khusus maupun melalui berbagai

Page 20: ERGONOMI KONSER.docx

kegiatan olahraga. Pembinaan kesegaran jasmani perlu dilaksanakan sejak seleksi karyawan

yang berupa tes kesegaran jasmani. Misalnya, program aerobic dari cooper.

Page 21: ERGONOMI KONSER.docx

BAB III

PEMBAHASAN

A. PERMASALAHAN ERGONOMI DI BIDANG KEDOKTERAN GIGI

Saat ini masih banyak dokter gigi yang belum menyadari mengenai manfaat

pentingnya penerapan konsep ergonomis dalam dunia praktek. Salah satu contohnya

adalah ketidaktepatan posisi kursi kerja yang dapat menyebabkan keluhan kepala,

leher, bahu, pinggang, lengan, tangan, lutut, kaki, dan paha. Kesalahan-kesalahan lain

yang dapat menyebabkan timbulnya beberapa masalah ergonomis diantaranya :

1. Penempatan posisi tubuh yang salah.

Kebanyakan dokter gigi hanya memperhatikan kenyamanan pasien yang

dirawat, tapi kurang memperhatikan kenyamanan bagi diri mereka sendiri saat

merawat pasiennya.Misalnya saat melakukan preparasi gigi atau mencabut gigi,

kadang-kadang dokter gigi membungkuk ke arah pasien, bergerak secara mendadak,

memutar tubuh dari satu sisi ke sisi yang lain. Seluruh gerakan tersebut dilakukan

berkali-kali dalam jangka waktu yang panjang.Hal inilah yang dapat menyebabkan

sindroma muskuloskeletal.

Posisi tubuh yang statis dan kaku dalam melakukan perawatan terhadap pasien

juga beresiko menyebabkan seorang dokter gigi harus duduk atau berdiri

membungkuk dalam waktu lama. Posisi tubuh seperti ini menyebabkan dokter gigi

yang berpraktik sering mengalami rasa sakit atau rasa tidak nyaman di daerah leher,

bahu dan tulang punggung sehingga dapat mengakibatkan antara lain gangguan

muskuloskeletal yang berupa nyeri punggung bagian bawah (lower back pain).

(Posisi Salah) (Posisi Benar)

Page 22: ERGONOMI KONSER.docx

2. Penempatan mobile cabinet yang tidaktepat.

Mobile Cabinet merupakan meja bergerak yang berisi instrumen tangan serta

peralatan yang nantinya digunakan sebagai tempat penyimpanan bahan dan alat

selama perawatan berlangsung.

Peletakan mobile cabinet yang terlalu jauh dari jangkauan menyebabkan

dokter gigi atau perawat gigi mengalami kesulitan saat pengambilan instrumen dan

material yang digunakan selama proses perawatan. Hal ini juga menyebabkan

pergerakan yang berulang kali dan dapat memicu faktor kelelahan fisik.

3. Dental Light

Dalam praktik dokter gigi, dental light memiliki peran yang penting untuk

membantu melihat kondisi mulut pasien. Dental light yang dianjurkan adalah jangan

terlalu besar dan lebar, pilih yang sempit dan fokus hanya pada mulut pasien dan tidak

menghasilkan bayangan yang mengganggu.Jika intensitas cahaya yang dikeluarkan

lampu tersebut terlalu kecil atau besar dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan

kelelahan pada mata.

Bahkan seharusnya pada dental unit yang dirancang dengan sistem ergonomik,

tombol untuk menyalakan dan memadamkan dental light sudah menyatu pada meja

kursi dental dan pada assistant console, sehingga mudah dijangkau.Operator tidak

perlu lagi menyentuh tombol dental light untuk mengatur posisinya sehingga

intensitas gerakan yang dilakukan berkurang.

4. Getaranyangditimbulkanalat-alatkedokterangigi

Dalam dunia kedokteran gigi selalu berkaitan dengan penggunaan alat yang

menimbulkan efek getaran.Biasanya gangguan yang dapat ditimbulkan dapat

mempengaruhi kondisi bekerja, mempercepat datangnya kelelahan dan menyebabkan

timbulnya beberapa penyakit.Besaran getaran ditentukan oleh lama, intensitas, dan

frekuensi getaran. Sedangkan anggota tubuh mempunyai frekuensi getaran sendiri

sehingga jika frekuensi alami ini beresonansi dengan frekuensi getaran mekanis akan

mempengaruhi konsentrasi kerja, mempercepat kelelahan, gangguan pada

anggotatubuhsepertimata, syaraf, danotot.

5. Kebisingan yang ditimbulkan oleh suara-suara alat kedokteran gigi

Alat-alat kedokteran gigi tidak hanya menimbulkan getaran, tetapi juga suara

bising yang akan menganggu jika terus menerus ada. Contohnya adalah suara bur

yang sedang berputar ketika preparasi gigi. Pengaruh kebisingan secara keseluruhan

Page 23: ERGONOMI KONSER.docx

antara lain adalah kerusakan pada indera pendengaran, gangguan komunikasi dan

timbulnya salah pengertian, serta pengaruh faal seperti gangguan psikomotor,

gangguan tidur, dan efek-efek saraf otonom.

B. AKIBAT PERMASALAHAN ERGONOMI DI BIDANG KEDOKTERAN

GIGI

Tenaga kesehatan gigi yang belum menyadari mengenai manfaat pentingnya

penerapan konsep ergonomis dapat mengakibatkan berbagai hal yang dapat mempengaruhi

kenerja. Akibat yang ditimbulkan dari permasalahan ergonomis di kedokteran gigi diuraikan

sebagai berikut:

1. Akibat penempatan posisi tubuh yang salah.

Posisi tubuh yang salah yang dilakukan berkali-kali dalam jangka waktu yang panjang

dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal. Gangguan muskuloskeletal

(musculoskeletal disorders) adalah suatu kumpulan gangguan atau cedera yang mengenai

sistem muskuloskeletal. Rasa sakit atau gangguan muskuloskeletal ini biasanya dikaitkan

dengan pekerjaan seseorang yang disertai adanya rasa tidak nyaman pada tangan, lengan,

bahu, leher dan tulang punggung akibat posisi saat bekerja dengan postur tubuh yang tetap

selama bekerja. Gangguan muskuloskeletal dapat terjadi pada dokter gigi dikarenakan saat

melakukan perawatan pasien berada dalam posisi berdiri, duduk atau membungkuk.

Salah satu penyebab sindroma muskuloskeletal pada dokter gigi dikarenakan dokter gigi

hanya memperhatikan kenyamanan bagi pasien yang dirawat, tapi kurang memperhatikan

kenyamanan anda bagi diri mereka sendiri saat merawat pasiennya. Selain itu timbulnya

gangguan muskuloskeletal ini terkait dengan kondisi lingkungan kerja dan cara kerja

mendukung sehingga dengan kondisi seperti ini dapat menyebabkan kerusakan pada otot,

syaraf, tendon, persendian, kartilago, dan diskus vertebralis. Hal ini terjadi akibat posisi

tubuh sewaktu bekerja kurang ergonomis dan terjadi dalam waktu yang lama serta

berulang- ulang.

Muskuloskeletal disorder yang diderita tenaga kesehatan gigi disebut work-related

musculoskeletal disorder (WMSDs). Tanda dan gejala WMSDs adalah :

1. Leher sakit pada waktu malam

2. Punggung terasa kaku pada pagi hari

Page 24: ERGONOMI KONSER.docx

3. Pergelangan tangan sakit

4. Rasa kebas pada jari

Salah satu tipe WMSD adalah Sindrom Karpal Tunnel. Sindrom ini terjadi akibat

kompresi pada nervus median yang bermula dari pleksus brachial yang menginervasi jari

tangan. Etiologi dari sindrom ini adalah pergerakan yang berulang dan membutuhkan

tenaga atau aspek lain misalnya tekanan pada nervus median yang dapat menurunkan

aliran darah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa postur duduk yang baik berkorelasi negatif

dengan nyeri punggung. Lebih dari 80% dokter gigi yang memiliki posisi duduk yang

menyebabkan sakit punggung.

2. Penempatan mobile cabinet yang tidak tepat.

Penempatan mobile cabinet yang terlalu jauh dari jangkauan menyebabkan pergerakan

yang berulang kali dan dapat memicu faktor kelelahan fisik. Jika kelelahan ini tidak

terlalu berat kelelahan bisa hilang setelah istirahat dan tidur yang cukup.

Proses injuri sel saraf pada sindrom karpal turner

Bagian pada tangan yang diinervasi pleksus branchial yang akan terpengaruh apabila menderita sindrom karpal turner.

Page 25: ERGONOMI KONSER.docx

3. Dental Light

Intensitas cahaya dental light yang terlalu kecil atau besar dapat menimbulkan rasa

tidak nyaman dan kelelahan pada mata.

4. Getaran yang ditimbulkan alat-alat kedokteran gigi

Getaran yang ditimbulkan alat-alat kedokteran gigi akan mempengaruhi konsentrasi

kerja, mempercepat kelelahan, gangguan pada anggota tubuh seperti mata, syaraf, dan

otot.

5. Kebisingan yang ditimbulkan oleh suara-suara alat kedokteran gigi

Kebisingan yang ditimbulkan oleh suara-suara alat kedokteran gigi dapat

mengakibatkan kerusakan pada indera pendengaran, gangguan komunikasi dan

timbulnya salah pengertian, serta pengaruh faal seperti gangguan psikomotor,

gangguan tidur, dan efek-efek saraf otonom.

C. PEMECAHAN MASALAH

Gangguan muskuloskeletal yang meliputi tulang belakang bagian atas dan bawah,

bahu, dan

pergelangan tangan merupakan faktor risiko pada profesi dokter gigi. Pada beberapa

penelitian

sebelumnya diketahui prevalens gangguan muskuloskeletal pada dokter gigi berkisar antara

25-85%. Sebagai Usaha pencegahan gangguan muskuloskeletal dengan sistem ergonomik

bukan saja terbatas pada perbaikan posisi dan postur dokter gigi saat melakukan perawatan

pada pasien, namun juga melibatkan peralatan di ruang perawatan dan bagaimana dokter gigi

bekerja secara bebas di dalam suatu ruang yang sempit, diantaranya :

a. Peralatan ergonomik

Peralatan yang ergonomik membantu operator dan asisten dapat bekerja dengan posisi

dan postur tubuh, lengan dan bahu yang baik agar selama melakukan perawatan yang

membutuhkan waktu yang panjang dan posisi tubuh yang menetap.

b. Operating Stool : kursi yang digunakan dokter gigi

- Bentuk tempat duduk yang membantu tubuh dalam posisi yang benar dengan spinal

yang tegak dan dekat dengan kursi gigi.

Page 26: ERGONOMI KONSER.docx

- Bentuk sandaran yang mendukung punggung agar otot punggung bagian bawah tetap

tegak dan lengkungannya dipertahankan.

- Sandaran lengan dirancang untuk mengurangi tekanan dan kelelahan pada otot-otot

punggung bagian atas, leher dan bahu dengan membentuk sudut tegak lurus terhadap

siku lengan dokter gigi.

c. Operator Table : meja dari kursi dental yang memungkinkan pergerakan posisi vertikal

dan horisontal, sehingga dapat disesuaikan dengan posisi operator berada.

- Kursi dental dengan sandaran kepala dan belakang yang lebar serta tebal akan

menyulitkan operator bekerja lebih dekat dengan pasien, sehingga cenderung

membungkuk ke arah pasien.

- Kursi dental yang ergonomik adalah dengan sandaran kepala yang sempit dan tipis.

Bentuk demikian memungkinkan operator meletakkan tangannya dengan mudah di

bawah pasien, memudahkan pandangan ke daerah operasi, dan tetap mempertahankan

postur yang optimal.

d. Dental-loupe : alat bantu lihat yang dapat memperbesar obyek yang dilihat sehingga

memungkinkan dokter gigi dapat duduk lebih nyaman dengan postur leher dan bahu yang

optimal.

- Pembesaran paling kurang dua kali sudah cukup menghasilkan jarak penglihatan yang

baik dengan posisi pasien.

- Pembesaran yang lebih tinggi ditambah dengan sistem pencahayaan yang optimal

dapat meningkatkan efisiensi penglihatan yang lebih rinci dan tidak ada hambatan

bayangan pada daerah operasi.

e. Handpiece/ultra sonic scaler/endodontic

- Permukaan handpiece yang halus.

- Tangkai handpiece membentuk sudut 15odengan permukaan daerah kerja.

- Jarak minimal 26 mm dari ujung handpiece yang masuk di dalam mulut pasien

sampai ke tangkai yang bersudut.

- Peralatan tersebut diharapkan ringan dan tidak terlalu besar diameternya.

f. Dental light

Dental light yang dianjurkan adalah jangan terlalu besar dan lebar, pilih yang sempit

dan fokus hanya pada mulut pasien dan tidak menghasilkan bayangan yang mengganggu.

Lebih dianjurkan menggunakan dental light dengan sensor, atau monitor untuk lampu

ditempatkan pada lokasi yang mudah dicapai tanpa harus memegang tangkai lampu. Pada

dental unit yang dirancang dengan sistem ergonomik, tombol untuk menyalakan dan

Page 27: ERGONOMI KONSER.docx

memadamkan dental light sudah menyatu pada meja kursi dental dan pada assistant

console, sehingga mudah dijangkau. Operator tidak perlu lagi menyentuh tombol dental

light untuk mengatur posisinya.

Selain itu, untuk memcahkan masalah ergonomi dalam bidang kedokteran gigi juga

dapat digunakan konsep four-handed dentistry yang terdiri dari dokter gigi dan asisten yang

masing-masing memiliki keterampilan. Pada umumnya rancangan dental unit dibuat dengan

sputum-bowl yang terletak didaerah posisi asisten, sehingga bagian ini menghambat

penempatan asisten di daerah tersebut. Akibatnya dokter gigi harus mengambil dan

mengembalikan handpiece atau peralatan lainnya dari/pada tempatnya, sehingga fokus

pandangan operator berpindah-pindah dari mulut pasien ke tempat peralatan. Beberapa

prinsip yang dianjurkan untuk menerapkan konsep four-handed dentistry agar dapat memberi

manfaat yang lebih baik yaitu :

a. Dokter gigi diharapkan melatih asisten sehingga tidak perlu melakukan pergerakan yang

tidak efisien. Misalnya mengambil forcep atau alat pencabutan gigi di daerah yang jauh

dari jangkauannya.

b. Asisten yang membantu dokter gigi harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan

dalam menangani peralatan. Terlatih untuk mengikuti setiap prosedur perawatan yang

dilakukan dokter gigi.

c. Asisten harus lebih sering menangani peralatan misalnya saliva ejector, suction pump,

handpiece dan bor, sehingga dokter gigi tidak perlu melakukannya sendiri. Idealnya

penanganan peralatan yang dilakukan asisten adalah 80 – 90% dari waktu kerja, sehingga

dokter gigi hanya berkonsentrasi pada perawatan pasien.

d. Letak peralatan yang harus ditangani asisten lebih banyak berada pada sisi asisten untuk

memudahkan pemindahan alat ke dokter gigi. Posisi alat harus berada di depan asisten

dan jangan di samping asisten, agar tidak perlu melakukan pergerakan tubuh memutar.

e. Asisten juga harus berada di daerah yang bebas agar mudah memindahkan alat tanpa

melewati dada pasien. Alat yang dipindahkan sebaiknya melewati batas dagu pasien.

f. Bidang perawatan (operatory-field) dibentuk sedemikian rupa sehingga terdapat ruang

bebas, baik bagi asisten, dokter gigi dan pasien. Kondisi seperti ini menyebabkan pasien

tidak merasa terkurung oleh dokter gigi maupun asisten. Biasanya ruangan dibagi atas

empat daerah aktivitas, yaitu daerah operator, daerah asisten, daerah untuk memindahkan

alat, dan daerah statik.

Page 28: ERGONOMI KONSER.docx

Beberapa Cara Pencegahan Gangguan Muskuloskeletal antara lain :

1. Gunakan kursi dental dengan sistem ergonomik atau kursi dental selalu diatur dengan

posisi yang mendukung postur yang tepat.

2. Usahakan agar posisi dokter gigi lebih dekat dengan pasien. Hindari postur yang

membungkuk yang menyebabkan rasa sakit pada punggung dan leher.

3. Hindari kecenderungan dokter gigi untuk menyesuaikan posisi terhadap pasien, namun

usahakan pasien didudukkan sesuai dengan posisi yang benar bagi dokter gigi.

4. Hindari mengangkat siku atau lengan terlalu tinggi untuk mencegah otot terlalu tegang.

5. Siapkan waktu untuk memposisikan pasien pada posisi horisontal (terlentang) dengan

sudut yang benar, pada saat melakukan perawatan untuk gigi rahang atas, sedangkan

posisi pasien setengah horisontal untuk perawatan gigi rahang bawah.

6. Gunakan bantal di bawah leher pasien untuk mempertahankan posisi kepala yang benar

selama melakukan perawatan gigi pada rahang atas.

7. Lakukan latihan yoga, meditasi, senam ringan, relaksasi otot dengan pengurutan, mandi

uap setelah melakukan kegiatan yang sangat menegangkan otot.

8. Senantiasa melakukan perubahan posisi, agar tidak hanya dalam posisi menetap, kaku dan

hindari postur yang menetap dalam jangka waktu lama.

9. Gunakan sarung tangan yang cocok, jangan terlalu cekat dan jangan juga longgar, karena

dapat mengakibatkan carpal tunnel syndrome (CTS).

10. Gunakan dental-loupe untuk membantu penglihatan agar tidak terjadi kelelahan pada

mata.

11. Bilamana menerapkan four-handed dentistry dalam praktik, maka lakukan dengan konsep

yang benar, agar lebih efisien dan bermanfaat.

12. Sebaiknya dokter gigi menggunakan semacam korset (lumbosacral support) yang

berfungsi sebagai penyangga tulang belakang sewaktu merawat pasien.

13. Ada jeda waktu antara satu pasien dengan pasien lainnya agar dapat mengistirahatkan

otot.

Page 29: ERGONOMI KONSER.docx

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN

Page 30: ERGONOMI KONSER.docx

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Prinsip Dasar Kesehatan Kerja.http://www.depkes.go.id

Andayasari, Lelly. 2012. Gangguan Muskuloskeletal pada Praktik Dokter Gigi.Media Litbang

Kesehatan Vol 22 (2).

Luthfianto, Saufik dan Siswiyanti. 2008. Pengujian Ergonomi Dalam Perancangan Desain

Produk. Prosiding Seminar Nasional Teknoin 2008

Tarwaka, Solichul H.B, Lilik S. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan Kerja dan Produktivitas.

Surakarta: Uniba Press.