Epistaksis Posterior Ec Ht Grade II

download Epistaksis Posterior Ec Ht Grade II

of 18

Transcript of Epistaksis Posterior Ec Ht Grade II

  • 7/26/2019 Epistaksis Posterior Ec Ht Grade II

    1/18

    LAPORAN KASUS

    EPISTAKSIS POSTERIOR

    disusun oleh :

    Ratna Agustina, S.Ked 15181!185

    "ina #ul$iani, S.Ked 15181!15!

    Pe%&e'to%an:

    d%. (ad)i*an +, S'.T(T

    A-IAN ILU PEN+AKIT TELIN-A, (I/UN-, /AN TEN--OROKAN

    RUA( SAKIT UU A(A/ +ANI ETRO

    0AKULTAS KE/OKTERAN UNI"ERSITAS LAPUN-

    !1

  • 7/26/2019 Epistaksis Posterior Ec Ht Grade II

    2/18

    PEN/A(ULUAN

    Lata% ela2ang

    Epistaksis atau perdarahan dari hidung merupakan suatu tanda atau keluhan bukan

    suatu penyakit. Terdapat 2 jenis epistaksis yaitu epistaksis anterior yang berasal

    dari Pleksus Kiesselbach ataupun dari arteri ethmoidalis anterior. Sedangkan

    epistaksis posterior berasal dari arteri sphenopalatina dan arteri ethmoidalis

    posterior. Epistaksis anterior banyak dijumpai pada anak anak usia 2 10 tahun

    sedangkan epistaksis posterior sering terjadi pada orang tua usia !0"#0 tahun dan

    biasanya disertai dengan ri$ayat penyakit hipertensi atau arteriosklerosis

    %Kano$it& et al 200'( )hingra 200'*.

    Secara umum penyebab epistaksis dibagi dua yaitu lokal dan sistemik. Penyebab

    lokal terutama trauma sering karena kecelakaan lalu lintas olah raga %seperti

    karena pukulan pada hidung* yang disertai patah tulang hidung mengorek hidung

    yang terlalu keras sehingga luka pada mukosa hidung adanya tumor di hidung

    ada benda asing %sesuatu yang masuk ke hidung* biasanya pada anak"anak atau

    lintah yang masuk ke hidung in+eksi atau peradangan hidung dan sinus %rinitis

    dan sinusitis*. Penyebab sistemik artinya penyakit yang tidak hanya terbatas padahidung yang sering meyebabkan epistaksis adalah hipertensi in+eksi sistemik

    seperti penyakit demam berdarah dengue atau cikunguya kelainan darah seperti

    hemo+ili autoimun trombositipenic purpura dan penggunaan obat"obatan

    golongan antikoagulasi dan antiplatelets%Pope ,-obbs 200!*.

    alaupun pada umumnya epistaksis dapat diatasi dengan mudah namun

    perdarahan hidung merupakan gejala yang sangat mengganggu dan dapat pula

  • 7/26/2019 Epistaksis Posterior Ec Ht Grade II

    3/18

    mengancam ji$a jika tidak segera ditolong sehingga diperlukan penanganan

    sesuai dengan prinsip utama dalam menanggulangi epistaksis yaitu menghentikan

    perdarahan mencegah komplikasi dan mencegah berulangnya epistaksis.

    Tu)uan

    Tujuan dari penulisan laporan kasus ini adalah /

    1. ntuk mengetahui tentang epistaksis posterior dan pentalaksanannya.

    !. untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik dokter muda di S 3lmu T-T

    4S) 5enderal 6hmad 7ani Kota etro.

  • 7/26/2019 Epistaksis Posterior Ec Ht Grade II

    4/18

    TIN3AUAN PUSTAKA

    A. EPISTAKSIS

    Epistaksis adalah keluarnya darah dari hidung yang penyebabnya bisa lokal

    atau sistemik. Perdarahan bisa ringan sampai serius dan bila tidak segera

    ditolong dapat berakibat +atal. Sumber perdarahan biasanya berasal dari

    bagian depan atau bagian belakang hidung %unir dkk 2008*.

    Anato*i 4as2ule%

    Suplai darah ca9um nasi berasal dari sistem karotis yaitu arteri karotis

    eksterna dan karotis interna. 6rteri karotis eksterna memberikan suplai darah

    terbanyak pada ca9um nasi melalui/

    1. 6rteri sphenopalatina cabang terminal arteri maksilaris yang berjalan melalui

    +oramen sphenopalatina yang memperdarahi septum tiga perempat posterior

    dan dinding lateral hidung.

    2. 6rteri palatina desenden memberikan cabang arteri palatina mayor yang

    berjalan melalui kanalis incisi9us palatum durum dan menyuplai bagian

    in+eroanterior septum nasi. Sistem karotis interna melalui arteri o+talmika

    mempercabangkan arteri ethmoid anterior dan posterior yang men darahi

    septum dan dinding lateral superior % oore , 6gur 201:*.

  • 7/26/2019 Epistaksis Posterior Ec Ht Grade II

    5/18

    -a*a% 1. Pembuluh darah di daerah septum nasi

    -a*a% !. Pembuluh darah di dinding lateral hidung

    . Etiologi

    " aktor ;okal

  • 7/26/2019 Epistaksis Posterior Ec Ht Grade II

    6/18

  • 7/26/2019 Epistaksis Posterior Ec Ht Grade II

    7/18

    6theroslerosis hipertensi dan alkohol.

    Kelainan hormonal. Seperti kelebihan hormon adrenokortikosteroid

    atau hormon mineralokortikoid pheochromocytoma hyperthyroidism

    atau hypothyroidism kelebihan hormon pertumbuhan dan

    hyperparathyroidism %Pope ,-obbs 200!*.

    -a*a% 6. Epistaksis anterior dan posterior

    7. (IPERTENSI

    )alam rekomendasi penatalaksanaan hipertensi yang dikeluarkan oleh the 7th

    of Joint National Committe on Prevention, Detection, Evaluation, and

    Treatment of High Blood Pressure (JNC7! "##$, %orld Health &rgani'ation

    )nternational *ociet+ of H+pertension (%H&)*H! --- dinyatakan bah$a

    de+inisi hipertensi sama untuk semua golongan umur di atas 1# tahun.

    Pengobatan juga bukan berdasarkan penggolongan umur melainkan

    berdasarkan tingkat tekanan darah dan adanya risiko kardio9askuler pada

    pasien.

  • 7/26/2019 Epistaksis Posterior Ec Ht Grade II

    8/18

    oPrehipertensi / Sistolik 120"1:' mm-g )iastolik atau #0"'0 mm-g.

    o Hipertensi stadium / Sistolik 1>0"1!' mm-g )iastolik atau '0"''

    mm-g.

    oHipertensi stadium " / Sistolik D 180 mm-g )iastolik atau D 100 mm-g.

    o)solated *+stolic H+pertension / Sistolik D 1>0 mm-g )iastolik dan C '0

    mm-g.

  • 7/26/2019 Epistaksis Posterior Ec Ht Grade II

    9/18

    STATUS PEN/ERITA

    I. I/ENTITAS PASIEN

    Aama / Tn. K

    mur / 88 tahun

    6gama / 3slam

    5enis kelamin / ;aki " ;aki

    Pekerjaan / Petani

    6lamat / 6direjo 5abung

    II. ANANESIS

    Ana*nesis / 6utoanamnesis

    Keluhan Uta*a / Keluar darah dari kedua lubang hidung dan mulut.

    Ria9at Pe%)alanan Pen9a2it

    =s mengeluh keluar darah dari lubang hidung kanan sejak dua hari sebelum

    masuk rumah sakit. Keluhan ini dirasakan saat pasien sedang istirahat tiba"tiba

    darah mengalir dari lubang hidung kanan namun hanya sedikit. Kemudian pada

    siang hari darah sempat berhenti namun pada malam hari darah kembali keluar

    dari kedua hidung dengan jumlah kurang lebih sebanyak setengah gelas

    belimbing. )arah sempat berhenti selama beberapa saat namun pada pagi hari

    darah kembali mengalir dengan jumlah yang lebih banyak %kira"kira satu rantang*.

  • 7/26/2019 Epistaksis Posterior Ec Ht Grade II

    10/18

    =s akhirnya menyumbat lubang hidungnya dengan menggunakan tissue untuk

    menghentikan perdarahan. ;alu os memeriksakan dirinya ke mantri dan oleh

    mantri di rujuk ke 4S67. 4i$ayat nyeri pada hidung disangkal. 4i$ayat trauma

    disangkal. 4i$ayat panas badan disertai batuk pilek disangkal. Ayeri pada saat

    menelan disangkal begitupun dengan adanya benjolan pada leher juga disangkal.

    Ria9at Pen9a2it /ahulu

    =s pernah belum pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya dan mengaku

    memiliki ri$ayat hipertensi kurang lebih sejak 10 tahun yang lalu ri$ayat

    diabetes mellitus disangkal ri$ayat gangguan pembekuan darah disangkal. =s

    memiliki ri$ayat penyakit maag.

    Ria9at Pen9a2it Kelua%ga

    =s mengaku tidak ada keluarga yang pernah sakit seperti ini. 4i$ayat alergi dan

    asma pada keluarga disangkal penderita. Terdapat ri$ayat hipertensi dari 6yah os.

    Ria9at Ale%gi

    4i$ayat alergi seperti bersin"bersin dan gatal"gatal ketika terkena debu atausetelah memakan makanan tertentu disangkal.

    Ria9at P%iadi

    4i$ayat Konsumsi 6spirin lebih dari : kali dalam seminggu

    III. PEERIKSAAN 0ISIK

    Status gene%alis

    Keadaan umum / Sakit sedang

    Kesadaran / ?ompos entis

    .ital *ign /

    Tekanan darah / 1B0100 mm-g

  • 7/26/2019 Epistaksis Posterior Ec Ht Grade II

    11/18

    Suhu / :8Bo?

    Aa+as / 20 F menit

    Aadi / B# F menit

    Kepala / dalam batas normal

    ata / dalam batas normal

    ;eher / dalam batas normal

    ThoraF / dalam batas normal

    6bdomen / dalam batas normal

    Ekstremitas / dalam batas normal

    Status lo2alis

    Telinga / dalam batas normal

    -idung / pada konka in+erior dan media

    deFtra tampak hiperemis.

    ulut dan oro+aring / dalam batas nomal.

    aksilo+asial / dalam batas normal.

    I". PEERIKSAAN PENUN3AN-

    " )arah ;engkap / dalam batas normal

    " ?T

  • 7/26/2019 Epistaksis Posterior Ec Ht Grade II

    12/18

    ". /IA-NOSIS AN/IN-

    Epistaksis anterior

    Trauma

    Karsinoma naso+aring

    "I. /IA-NOSIS

    Epistaksis posterior ec hipertensigrade33

    "II. PEN-ELOLAAN /AN TERAPI

    Pemberian tampon.

    De/ridement

    Bed rest

    0aintenancecairan / i9+d 4; 20 gttmenit

    Pemberian obat oral/

    " 6mlodipin 10 mg tab 1F1

    " Paracetamol !00 mg tab : F 1

    " 3j 6sam traneksamat 180 mg :F1

    " 3j 4anitidin 2F1

  • 7/26/2019 Epistaksis Posterior Ec Ht Grade II

    13/18

    "II. PRO-NOSIS

    Huo ad 9itam / ad bonam

    Huo ad +unctionam / dubia ad bonam

    "II. 0OLLO UP

    (a%i 'e%ta*a:

    .ital *ign /

    Tekanan darah / 1:0B0 mm-g

    Suhu / :8!o?

    Aa+as / 20 F menit

    Aadi / '8 F menit

    Penatalaksanaan/

    Bed rest

    " 0aintenanceTensi darah setiap 8 jam

    " )ia&epam ! mg tab 2F1

    " Sohobion tab 2F

    (a%i 2edua:

    .ital *ign /

  • 7/26/2019 Epistaksis Posterior Ec Ht Grade II

    14/18

    Tekanan darah / 1>0'0 mm-g

    Suhu / :>>o?

    Aa+as / 20 F menit

    Aadi / #> F menit

    Penatalaksanaan/

    Bed rest

    " 0aintenanceTensi darah setiap 8 jam

    " 6mlodipin 10 mg tab 1F1

    " )ia&epam ! mg tab 2F1

    " Sohobion tab 2F1

    (a%i 2etiga:

    .ital *ign /

    Tekanan darah / 1:0#0 mm-g

    Suhu / :88o?

    Aa+as / 20 F menit

    Aadi / #0 F menit

    Penatalaksanaan/

    " 6mlodipin 10 mg tab 1F1

    " )ia&epam ! mg tab 1F1

    " KalneF :F1

    " Sohobion tab 1F1

  • 7/26/2019 Epistaksis Posterior Ec Ht Grade II

    15/18

    PEA(ASAN

    Terdapat dua hipotesis yang menerangkan kenapa epistaksis dapat terjadi pada

    pasien"pasien dengan hipertensi yaitu/

    1. Pasien dengan hipertensi yang lama memiliki kerusakan pembuluh darah

    yang kronis. -al ini berisiko terjadi epistaksis terutama pada kenaikan

    tekanan darah yang abnormal.

    2. Pasien epistaksis dengan hipertensi cenderung mengalami perdarahan

    berulang pada bagian hidung yang kaya dengan persara+an autonom yaitu

    bagian pertengahan posterior dan bagian diantara konka media dan konka

    in+erior.

    -ubungan antara hipertensi dengan kejadian epistaksis masih merupakan suatu

    yang kontro9ersial. 6danya kecendrungan peningkatan kejadian epistaksis

    pada pasien dengan hipertensi yang lama dan hipertro+i 9entrikel kiri. 6danya

    hubungan antara hipertensi dengan epitaksis terutama epitaksis yang berasal

    dari meatus medius tapi tidak ditemukan hubungan dengan beratnyaepistaksis. Sedangkan common cold stres dan kelelahan dilaporkan sering

    mendahului terjadinya epistaksis %Temmel et al, 2001!1

    ;esi lokal di hidung yang menyebabkanstagnan aliran pembuluh darah seperti

    in+eksi atau penyebab lainnya yang menghancurkan dinding pembuluh darah

    atau mukoperiostealnya yang dapat menjadi pemicu terjadinya epistaksis maka

    hipertensi dan aterosklerosis baru akan memainkan peranannya dalam

    memperberat epistaksis. )ari ;ubianca mengatakan ada tiga +aktor lain yang

  • 7/26/2019 Epistaksis Posterior Ec Ht Grade II

    16/18

    dapat membuat samar diagnosis epistaksis yang disebabkan oleh hipertensi

    yaitu/

    1* kelainan anatomi hidung

    2* bukti adanya kerusakan organ target lain

    :* kelainan hemostasis

    Terdapat hubungan hipertensi pada aliran darah di retina dengan aliran darah di

    hidung. -asilnya didapatkan pada aliran darah dalam retina didukung oleh

    tekanan dari intraokuler. Sebaliknya aliran darah di hidung tidak ada tekanan

    pendukung dari mukoperikondrium dan mukoperiostium. 3nilah yang mungkin

    menjelaskan pada pasien hipertensi dengan gejala epistaksis tapi tidak ada gejala

    perdarahan retina dan eksudat pada kelompok yang diperiksa. Perdarahan di retina

    berhubungan dengan penyebab sistemik seperti diabetes melitus atau penyebab

    lokal seperti tekanan intraokuler yang rendah. -erkner mendapatkan dari 21:

    orang pasien yang datang ke unit ga$at darurat dengan epistaksis mempunyai

    tekanan darah sistolik 181 %1!B"18!* mm-g dan tekanan darah diastolik #> %#2"

    #8* mm-g serta pada hipertensi stadium : %D1#0D110 mm-g* %-erkner et al

    2000*. -ipertensi tidak berhubungan dengan beratnya epistaksis yang terjadi.

    Tetapi hipertensi terbukti dapat membuat kerusakan yang berat pada pembuluh

    darah di hidung %terjadi proses degenerasi perubahan jaringan +ibrous di tunika

    media* yang dalam jangka $aktu yang lama merupakan +aktor risiko terjadinya

    epistaksis %Knop+hol& et al 200'*.

    KESIPULAN

    1. Penanganan epistaksis dimulai dengan melakukan anamnesis yang ringkas

    dan tepat serta pemeriksaan +isik bersamaan dengan persiapan untuk

    menghentikan epistaksis.

  • 7/26/2019 Epistaksis Posterior Ec Ht Grade II

    17/18

    2. -ubungan hipertensi dengan terjadinya epistaksis masih belum jelas.

    Perubahan endotel pembuluh darah arteri pada kasus hipertensi menjadi dasar

    adanya hubungan antara epistaksis dengan hipertensi.

    :. Terdapat bukti sementara bah$a ada hubungan antara hipertro+i 9entrikel kiri

    dan epistaksis dengan hipertensi yang berlangsung lama.

  • 7/26/2019 Epistaksis Posterior Ec Ht Grade II

    18/18

    /A0TAR PUSTAKA

    oore K; )alley 6 6gur 64 oore E. 201:. 2natomi 3linis Dasar. Edisi

    keI!. 5akarta/ Erlangga

    Kano$it& S5 ?itardi 5 th Edition.

    Aoida/ Elsi9ier.

    Pope ;E4 -obbs ?G;. 200!. Epista4is5 2n 6pdate on Current 0anagement.

    Postgrad ed 5. #1/ :0'"1>.

    unir dkk. 2008. ajalah Kedokteran Ausantara Jolume :'. )epartemen 3lmu

    Kesehatan Telinga -idung Tenggorok / 10B"

    '.