EPILEPSI- fera
-
Upload
yusak-andri -
Category
Documents
-
view
85 -
download
2
Transcript of EPILEPSI- fera
EPILEPSIPembimbing: Dr. M.Rowi, Sp.S Disusun oleh: Ni Putu fera 030.07.182 Fk trisakti
PENDAHULUAN Epilepsi adalah suatu gejala atau manifestasi lepasnya
muatan listrik yang berlebihan di sel neuron saraf pusat yang dapat menimbulkan hilangnya kesadaran, gerakan involunter, fenomena sensorik abnormal, kenaikan aktivitas otonom dan berbagai gangguan fisik (Doenges, 2000).1 Penyakit otak yang sering ditemukan. Data WHO menunjukan epilepsi menyerang 1% penduduk dunia, nilai yang sama dengan kanker payudarapada perempuan dan kanker prostat pada pria. Semua bangsa Segala usia, Insiden tertinggi terdapat pada golongan usia dini yang akan menurun pada gabungan usia dewasa muda sampai setengah tua, kemudian meningkat lagi pada usia lanjut. Laki-laki >> wanita
DEFINISI Epilepsi didefinisikan sebagai kumpulan gejala
dan tanda-tanda klinis yang muncul disebabkan gangguan fungsi otak secara intermiten, yang terjadi akibat lepas muatan listrik abnormal atau berlebihan dari neuron-neuron secara paroksismal dengan berbagai macam etiologi.
Serangan atau bangkitan epilepsi (epileptic seizure) adalah manifestasi klinis yang serupa dan berulang secara paroksismal, yang disebabkan oleh hiperaktivitas listrik sekelompok sel saraf di otak yang spontan dan bukan disebabkan oleh penyakit akut(unprovoked).2 Manifestasi serangan atau bangkitan epilepsi: -timbulnya mendadak -hilang spontan -cenderung untuk berulang. Gejala dan tanda-tanda klinis:-gangguan tingkat penurunan kesadaran -gangguan sensorik (subyektif) -gangguan motorik atau kejang (obyektif) -gangguan otonom (vegetatif) -perubahan tingkah laku (psikologis).
Semuanya itu tergantung dari letak fokus epileptogenesis atau sarang epileptogen dan penjalarannya sehingga dikenallah bermacam jenis epilepsi2
Status epileptikus adalah kekejangan
umumyang terdiri dari banyak serangan berulang tanpa didapatinya kesadaran antara kekejangan tersebut.3
EPIDEMIOLOGI Prevalensi epilepsi berkisar antara 0,5%-2%.
Diperkirakan bahwa bila penduduk Indonesia saat ini sekitar 220 juta akan ditemukan antara 1,1 sampai 4,4 juta penderita penyandang epilepsi. Sedangkan dari semua wanita hamil didapatkan antara 0,3%0,5% penyandang epilepsi dan 40% masih dalam usia reproduksi.4 Angka epilepsi lebih tinggi di negara berkembang. - Insiden epilepsi di negara maju ditemukan sekitar 50/100,000 sementara di negara berkembang mencapai 100/100,000.5 -Di negara berkembang sekitar 80-90% diantaranya tidak mendapatkan pengobatan apapun.6 Penderita laki-laki umumnya sedikit lebih banyak dibandingkan dengan perempuan. Insiden tertinggi terjadi pada anak berusia di bawah 2 tahun (262/100.000 kasus) dan uisa lanjut di atas 65 tahun (81/100.000 kasus).7 Menurut Irawan Mangunatmadja dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta angka kejadian epilepsi pada anak cukup tinggi, yaitu pada anak usia 1 bulan sampai 16 tahun berkisar 40 kasus per 100.000.8
ETIOLOGIIdiopatik Penyebab tidak diketahui
Simptomatik Kelainan/ lesi SSP Post trauma kapitis, infeksi SSP, ggn metabolik, malformasi otak kongenital, asphyxia neonatorum, SOL, ggn peredaran darah otak, toksik neurodegeneratif
Kriptogenik Penyebab belum diketahui
50% epilepsi anak, predisposisi genetik, awitan> usia 3th
Sindrom West, Lennox-Gastaut, epilepsi mioklonik
KLASIFIKASI
Bangkitan Epilepsi(ILAE 1981)I . Bangkitan Parsial (fokal) A. Parsial sederhana ( gangguan kesadaran -) Gejala:motorik, sensorik, otonom,psikis B. Parsial Kompleks (gangguan kesadaran+) C. Parsial menjadi umum II. Bangkitan umum (konvulsi III. Bangkitan epileptik yang atau non-konvulsi) tidak tergolongkan -Lena(absens) -Mioklonik -Klonik -Tonik -Tonik-Klonik -Atonik
Klasifikasi Sindroma Epilepsi (ILAE 1989)Berkaitan dgn lokasi kelainan A. Idiopatik Benign childhood epilepsy with centrotemporal spikes epilepsy with occipital paroxysm primary reading epilepsy B. Simptomatik Sindrom Kojenikow Sindrom dengan bangkitan yang dipresipitasi oleh suatu rangsangan (kurang tidur, alkohol, obat-obatan, hiperventilasi, epilepsi refleks, stimulasi fungsi kortikal tinggi dan membaca) Epilepsi lobus temporalis, frontalis, parietalis, oksipitalis C. Kriptogenik
Epilepsi umum dan berbagai sindrom epilepsi sesuai peningkatan umur A. Idiopatik Kejang neonatus familial benigna Kejang epilepsi mioklonik pada bayi Epilepsi lena pada anak &remaja Epilepsi mioklonik pada remaja Epilepsi dengan bangkitan tonik-klonik saat terjaga Epilepsi umum idiopatik lain Epilepsi tonik klonik yang dipresipitasi dengan aktivitas tertentu B. Kriptogenik Wests syndrome (infantile spasms) Lennox gastaut syndrome Epilepsy with myoclonic astatic seizures Epilepsy with myoclonic absences C.Simptomatik Etiologi non spesifik Early myoclonic encephalopathy Ensefalopati infantil dini dengan burst supression Specific disease states presenting with seizures Etiologi spesifik Bangkitan epilepsi sebagai komplikasi penyakit lain
Epilepsi lobus temporalis
PATOFISIOLOGIKejang disebabkan karena ada ketidakseimbangan antara pengaruh inhibisi dan eksitatori pada otak Ketidakseimbangan bisa terjadi karena : Kurangnya transmisi inhibitori (gamma amino butyric acid (GABA) dan glisin) Meningkatnya aksi eksitatori(glutamat, aspartat, norepinefrin dan asetilkolin )
Keadaan patologik
Membran mudah dilampaui ion Ca dan Na (ekstra intraseluler)
Influks Ca: mencetuskan letupan depolarisasi membran& lepas muatan listrik berlebih
Serangan epilepsi
Beberapa saat serangan berhenti akibat proses inhibisi/ kelelahan neuron akibat habis zat
GEJALAKejang Parsial Sederhana Pasien tetap sadar, bangkitan dimulai tangan/ kaki/muka(unilateral/ fokal) menyebar ke sisi yg sama (Jacksonian march) Kepala mungkin berpaling ke sisi kejang Dejavu, rasa senang/ takut tiba-tiba, perasaan kebas/ ditusk-tusuk, halusinasi
Kejang Parsial Kompleks Serangan yg mengenai bagian otak yg lebih luas & bertahan lama Bangkitan fokal disertai gangguan kesadaran, Kepala mungkin berpaling ke sisi kejang Automatisme stereotipik(mengunyah, menelan), bicara menggumam
Kejang Tonik-Klonik (Grand Mal) Tipe kejang paling sering, diawali dgn aura 2 fase kaku&kelojotan/ 1 fase saja Lemas setelah serangan
Kejang Umum Lena Ggn kesadaran mendadak (absense) bbrp detik Kegiatan motorik terhenti selama bangkitan Pemulihan kesadaran segera terjadi tanpa perasaan bingung dan lgsg melanjutkan aktivitas
Kejang Parsial Sederhana
DIAGNOSIS Diagnosis epilepsi ditegakkan atas dasar adanya
gejala dan tanda klinik dalam bentuk bangkitan epilepsi berulang (minimum 2 kali) yang ditunjang oleh gambaran epileptiform pada EEG. 1
Anamnesis
Pemeriksaan Penunjang
DIAGNOSIS
PF umum
PF Neurologis
Anamnesis riwayat trauma kepala dengan kehilangan kesadaran, meningitis,
ensefalitis, gangguan metabolik, malformasi vaskuler dan penggunaan obat-obatan tertentu. Anamnesis (auto dan aloanamnesis), meliputi: Pola / bentuk serangan Lama serangan Gejala sebelum, selama dan paska serangan Frekuensi serangan Faktor pencetus Ada / tidaknya penyakit lain yang diderita sekarang Usia saat serangan terjadinya pertama Riwayat kehamilan, persalinan dan perkembangan Riwayat penyakit, penyebab dan terapi sebelumnya Riwayat penyakit epilepsi dalam keluarga
PF umum& neurologisPeriksa tanda-tanda trauma kepala, infeksi telinga atau sinus, gangguan kongenital, gangguan neurologik fokal atau difus Pada anak; keterlambatan perkembangan, organomegali, perbedaan ukuran antara anggota tubuh dapat menunjukkan awal gangguan pertumbuhan otak unilateral.
PenunjangEEG Rekaman EEG sebaiknya dilakukan pada saat bangun tidur, dengan stimulasi fotik, hiperventilasi, stimulasi tertentu sesuai pencetus bangkitan (pada epilepsi refleks). Kelainan epileptiform EEG interiktal (diluar bangkitan) pada orang dewasa dapat ditemukan sebesar 29-38%; pada pemeriksaan ulang gambaran epileptiform dapat meningkat menjadi 59-77%. Adanya kelainan fokal pada EEG menunjukkan kemungkinan adanya lesi struktural di otak, sedangkan adanya kelainan umum pada EEG menunjukkan kemungkinan adanya kelainan genetik atau metabolik.1 Indikasi pemeriksaan EEG:2 Membantu menegakkan diagnosis epilepsi Menentukan prognosis dalam kasus tertentu Pertimbangan dalam penghentian OAE Membantu dalam menentukan letak fokus Bila ada perubahan bentuk bangkitan
Radiologi MRI dapat mendeteksi sklerosis hipokampus, disgenesis kortikal, tumor dan hemangioma kavernosa. Pemeriksaan MRI diindikasikan untuk epilepsi yang sangat mungkin membutuhkan terapi bedah
Rekaman EEG dikatakan abnormal bila: Asimetris irama dan voltase gelombang pada daerah yang sama di kedua hemisfer otak. Irama gelombang tidak teratur, irama gelombang lebih lambat dibanding seharusnya misal gelombang delta. Adanya gelombang yang biasanya tidak terdapat pada anak normal, misalnya gelombang tajam, paku (spike), dan gelombang lambat yang timbul secara paroksimal.
DIAGNOSIS BANDINGNEONATUS Jittering Apneic spell ANAK Breath holding spells Sinkope Migrane Bangkitan psikogenik/konversi Prolonged QT syndrome Night terror Tics Hypercyanotic attack (pada TOF) DEWASA Sinkope, dapat berupa vasovagal attack, sinkope kardiogenik, sinkope hipovolemik, sinkope hipotensi, dan sinkope saat miksi (micturition syncope) TIA Vertigo Transient global amnesia Narkolepsi Bangkitan panik, psikogenik Sindroma meniere Tics 3
TERAPIPrinsip mekanisme kerja obat anti epilepsi : Meningkatkan neurotransmiter inhibisi (GABA) Menurunkan eksitasi: melalui modifikasi kponduksi ion: Na+, Ca2+, K+, dan Cl- atau aktivitas neurotransmiter
STATUS EPILEPTIKUS kondisi kegawatdaruratan yang memerlukan
pengobatan yang tepat untuk meminimalkan kerusakan neurologik permanen maupun kematian. Definisi dari status epileptikus yaitu serangan lebih dari 30 menit, akan tetapi untuk penanganannya dilakukan bila sudah lebih dari 510 menit
DAFTAR PUSTAKA
Harsono, Kustiowati E, Gunadharma, S. Pedoman TataLaksana Epilepsi. Jakarta: PERDOSSI. 2006. p.2-14. Harsono. EPILEPSI. Edisi kedua. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. 2007. p.1-14. Dam M, Kiorboe E. Epilepsi Diagnosa dan Pengobatan. Copenhagen; Dumex. 1980. Yayasan Epilepsi Indonesias. Available at http://www.ina-epsy.org/2010/08/epilepsi-diindonesia.html. Accesed on August 10,2012. Epilepsy, available at http://www.who.int/mental_health/neurology/epilepsy_atlas_introdion.pdf. Accessed on August 10, 2012. About Epilepsy. Available at http://www.epilepsyfoundation.org/about/statistics.cfm. Accessed on August 10, 2012 Epilepsi pada Anak. Available at http://epilepsiindonesia.com/pengobatan/epilepsi-dananak/pahami-gejala-epilepsi-pada-anak-2. Accessed on August 10, 2012. Epilepsy. Available at http://www.epilepsysociety.org.uk. Accessed on August 10, 2012. Shorvon SD. HANDBOOK OF Epilepsy Treatment Forms, Causes and Therapy in Children and Adults.2nd ed. America: Blackwell Publishing Ltd. 2005 Aminoff MJ dkk. Clinical Neurology. 6th ed. New York: McGraw-Hill. Wilkinson I. Essential neurology. 4th ed. USA: Blackwell Publishing. 2005 World Health organization. Epilepsy; historical overview. Fact sheet N 168. Available at: http://www.who.int/inf-fs/en/fact168.html, Accesed on August 11, 2012.