EPCM udara-bekasi.ppt
-
Upload
riuhardana -
Category
Documents
-
view
171 -
download
1
description
Transcript of EPCM udara-bekasi.ppt
ROADMAP PROGRAM EPCM DI JAWA BARAT
2010
BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BPLHD)
PROVINSI JAWA BARAT
EPCM ROADMAP IN WEST JAVA
2004
INITIATION OF COOPERATION IN EPCM
PROGRAM (JETRO – MOI –BPLHD JABAR)
PILOT ACTIVITY OF WATER EPCM PROGRAM
2005
2009
2008
2007 UPSCALE WATER EPCM TO NATIONAL LEVEL
ARRANGEMENT OF AIR EPCM PROGRAM
DEVELOPMENT OF AIR EPCM PROGRAM
PREPARATION FOR PILOT ACTIVITY OF AIR
EPCM
2010
backgroundbackground
KENAPA EPCM?
Belajar dari kasus pencemaran di Jepang
Apakah Program EPCM ?Apakah Program EPCM ?
Program yang bertujuan Program yang bertujuan untuk meningkatkan untuk meningkatkan kapasitas SDM di industri terutama yang kapasitas SDM di industri terutama yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan agar berkaitan dengan pengelolaan lingkungan agar dapat memenuhi kewajiban dalam pengendalian dapat memenuhi kewajiban dalam pengendalian pencemaran dari aktifitas produksi industri, pencemaran dari aktifitas produksi industri, melalui mekanisme sertifikasi bagi para melalui mekanisme sertifikasi bagi para penanggung jawab/pengelola lingkunganpenanggung jawab/pengelola lingkungan
Kegiatan yang membutuhkan dukungan penuh Kegiatan yang membutuhkan dukungan penuh dari industri sebagai pelaku utama dari program dari industri sebagai pelaku utama dari program iniini
EPCM : seseorang yang dinilai memiliki EPCM : seseorang yang dinilai memiliki kompetensi dan tugas untuk mengkoordinasikan kompetensi dan tugas untuk mengkoordinasikan pelaksanaan upaya pencegahan dan pelaksanaan upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air yang dapat penanggulangan pencemaran air yang dapat ditimbulkan oleh suatu produktivitas produksi ditimbulkan oleh suatu produktivitas produksi atau jasa.atau jasa.
Tujuan Sertifikasi Tujuan Sertifikasi EPCMEPCM
Menunjang upaya pengelolaan lingkungan, Menunjang upaya pengelolaan lingkungan, khususnya lingkungan air melalui pelibatan khususnya lingkungan air melalui pelibatan personil pengendalian pencemaran air personil pengendalian pencemaran air yang kompetenyang kompeten
Mendorong peningkatan kompetensi dan Mendorong peningkatan kompetensi dan tanggung jawab keprofesian dari personil tanggung jawab keprofesian dari personil yang menjalankan fungsi pengendalian yang menjalankan fungsi pengendalian pencemaran airpencemaran air
Memberikan pengakuan profesionalitas Memberikan pengakuan profesionalitas kepada mereka yang sudah memenuhi kepada mereka yang sudah memenuhi persyaratan dan bakuan kompetensi EPCMpersyaratan dan bakuan kompetensi EPCM
PENANGGUNGJAWAB UTAMA
ORGANISASI FUNGSIONALPENGENDALIAN PENCEMARAN DI INDUSTRI
MANAJERPENGENDALIANPENCEMARAN AIR
MANAJERPENGENDALIANPENCEMARAN UDARA
MANAJERPENGELOLAANSAMPAH INDUSTRI
PELAKSANAOPERASI IPAL PELAKSANA
OPERASI PERANGKATPENGENDALI EMISI
PENANGGUNGJAWABPENANANGAN LIMBAH B3
PELAKSANAOPERASI INSINERATOR
EPCMManajer Pengendalian Pencemaran Lingkungan
History of environmental problems in JapanHistory of environmental problems in Japan Environment-related topics Historical topics
Pollution in the pre-World War II period
~1911 Mineral pollution associated with the refining activities at mines and smoke pollution caused by sulfurous acid gas occurred at Ashio Mines, Besshi Copper Mines' Niihama and Shisakajima Stations and Hitachi Mines.
High economic growth and pollution
problems 1955~ The four major pollution cases* occurred. 1964 Tokyo Olympics held.
Pollution control measures
1967 Basic Law for Environmental Pollution Control enacted. 1970 Diet session on pollution problems called (pollution-related
laws* enacted). 1971 Pollution Control Managers Law enacted.
1968 Apollo No.11 spaceship landed on the moon.
From pollution problems to
environmental problems:
globalization of environmental
problems
1971 Environment Agency established. 1972 Natural Conservation Law enacted. 1973 Law Concerning Pollution-Related Health Damage
Compensation and other Measures enacted.
1972 U.N. Conference on the Human Environment (Stockholm Conference) held.
1980 London Convention came into effect. 1987 Montreal Protocol adopted. 1989 Basel Convention adopted.
Activities for coping with global
environmental problems and the
creation of a recycling-oriented
economy and society
1991 Several laws for recycling enacted; the Japan Federation of Economic Organizations (Keidanren) adopted the "Global Environment Charter.
1993 Basic Environment Law enacted. 1996 Environment management standards (ISO1400 series)
established.
1998 Law Concerning the Promotion of the Measures to Cope with Global Warming enacted.
1999 Pollutant Release and Transfer Register (PRTR) Law enacted. 2000 Basic Law for Establishing a Sound Material-Cycle Society. 2001 Environment Agency reorganized as the Ministry of the
Environment. ~ Law for the Promotion of Utilisation of Recyclable Resources
and other recycling- oriented society-related laws* enacted.
1991 Berlin Wall demolished. 1992 Earth Summit held in Rio de Janeiro,
Brazil. 1993 EU inaugurated.
1997 Kyoto Conference on the Prevention of Global Warming (COP3) held.
1010
◆ Apa itu Pencemaran ? Yang disebut “pencemaran” di Jepang adalah seperti yang tertera di dalam UU Pokok Lingkungan, yang didefinisikan dalam 7 jenis yaitu “pencemaran udara, pencemaran kualitas air, pencemaran tanah,kebisingan, getaran, subsidensi tanah, dan bau busuk, yang merupakan hasil dari aktivitas usaha atau aktivitas manusia lainnya, yang mana karena itu menimbulkan gangguan pada manusia, dan/atau gangguan pada lingkungan hidup.”
10
◆ Minamata Terjadi di teluk Minamata di Prefektur Kumamoto,
dan penyebabnya adalah pencemaran kualitas air karena methyl mercuri dan pencemaran sedimen, kemudian menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia melalui rantai makanan jenis ikan.
◆ Minamata Kedua (Minamata Niigata) Terjadi di daerah aliran sungai Aganogawa di
Prefektur Niigata, dan penyebabnya adalah pencemaran kualitas air karena metil merkuri dan pencemaran sedimen, kemudian menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia melalui rantai makanan jenis ikan.
◆ Asma Yokkaichi Terjadi di kota Yokkaichi di Prefektur Mie, dan
penyebabya adalah polusi udara terutama karena sulfur oksida (SOx).
◆ Penyakit itai-itai Terjadi di daerah aliran sungai Jintsugawa di
Prefektur Toyama, dan penyebabnya adalah pencemaran kualitas air karena Cadmium , kemudian menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia melalui beras dll.
Minamata
Penyakit itai-itai
Minamata Niigata
Asma Yokkaichi
Referensi4 Penyakit Besar akibat Pencemaran di Jepang
Specified facilities defined by the Water Pollution Control LawSpecified facilities defined by the Water Pollution Control Law
Applicable industry Specified facilities covered by the law Applicable industry Specified facilities covered by the law
Livestock product producers
a. Raw material processing facilities b. Cleaning facilities c. Boiling facilities
Glass or glass product manufacturers
a. Grinding and cleaning facilitiesb. Waste gas cleansing facilities
Marine product producers
a. Raw marine animal material processing facilities
b. Cleaning facilitiesc. Filtering facilities d. Boiling facilities
Refiners of raw ceramic materials
a. Water washing-type crushing facilitiesb. Water washing-type separating
facilitiesc. Acid treatment facilitiesd. Drying facilities
Wheat flour producers a. Cleaning facilities Thermal power plants
using coal as a fuel a. Waste gas cleansing equipment
Petroleum refineries
a. Desalination facilitiesb. Facilities for distilling crude oil at normal
pressuresc. Desulfurization facilitiesd. Facilities for cleaning with volatile oil,
kerosene or light oile. Facilities for cleaning with lubrication oil
Steel industries
a. Tar and gas-liquid separation equipment
b. Gas cooling and cleansing equipmentc. Rolling facilitiesd. Hardening facilitiese. Wet-type dust collection facilities
Spinning industries or textile product manufacturers or processors
a. Cocoon boiling facilitiesb. Raw material dipping facilitiesc. Bleaching machines and bleaching
tanksd. Dyeing facilities
- And five other types of facilities are defined as specified ones by the law -
Producers of pulp, paper or paper products
a. Raw material dipping facilitiesb. Timber grindersc. Chip and pulp cleaning facilitiesd. Bleaching facilities - and seven other types of facilities are
defined as specified ones by the law -
- a. Facilities for surface treatment with acids or alkalis
- Other 90 types of facilities are defined as specified ones by the law -
Note: The facilities shown in green are excluded in the Pollution Control Manager System.
Purposes of the Pollution Control Manager SystemPurposes of the Pollution Control Manager System
1.1. Considering the fact that the control under pollution control-Considering the fact that the control under pollution control-related laws and ordinances has been strengthened, to put related laws and ordinances has been strengthened, to put factories, the sources of industrial pollution, under an obligation factories, the sources of industrial pollution, under an obligation to establish a pollution control organization for dealing with such to establish a pollution control organization for dealing with such pollution in their premises so as to ensure that the pollution is pollution in their premises so as to ensure that the pollution is prevented effectively.prevented effectively. -- This organization will be composed of pollution control managers having This organization will be composed of pollution control managers having
special knowledge and skills in pollution control, a chief pollution control special knowledge and skills in pollution control, a chief pollution control manager and a pollution control supervisor whose duty is to supervise the manager and a pollution control supervisor whose duty is to supervise the pollution control managers and senior pollution control manager.pollution control managers and senior pollution control manager.
2.2. To educate and train pollution control managers, senior pollution To educate and train pollution control managers, senior pollution control managers and others having certain skills required for control managers and others having certain skills required for pollution control activities.pollution control activities. -- In order to accomplish the purpose mentioned above, to conduct national In order to accomplish the purpose mentioned above, to conduct national
examinations for qualifications for these managers and to give courses for examinations for qualifications for these managers and to give courses for qualifying as pollution control managers.qualifying as pollution control managers.
Business categories covered by the Business categories covered by the Pollution Control Manager SystemPollution Control Manager System
(1) (1) ManufacturersManufacturers(including the processors of commodities)(including the processors of commodities) Lumber and wooden product manufacturers, pulp, paper and Lumber and wooden product manufacturers, pulp, paper and paper product manufacturers, chemical product manufacturers, paper product manufacturers, chemical product manufacturers, petroleum/coal product manufacturers, plastic product petroleum/coal product manufacturers, plastic product manufacturers, ceramic and earth and stone product manufacturers, ceramic and earth and stone product manufacturers, steelmakers, non-ferrous metal manufacturers, manufacturers, steelmakers, non-ferrous metal manufacturers, general machine and instrument manufacturers, etc.general machine and instrument manufacturers, etc.
(2)(2) Power suppliersPower suppliers (3)(3) Gas suppliersGas suppliers (4)(4) Heat suppliersHeat suppliers
((Based on the Ministry of Internal Affairs and Communications, Based on the Ministry of Internal Affairs and Communications,
"Japan Standard Industry Classification.")"Japan Standard Industry Classification.")
Types of pollution-causing facilities under the charge of pollution Types of pollution-causing facilities under the charge of pollution control managers and senior pollution control managerscontrol managers and senior pollution control managers
Qualifications Pollution-causing facilities Qualifications Pollution-causing facilities
Air pollution control manager: class 1
Facilities discharging soot and smoke containing hazardous substances that are established at a factory whose exhaust gas emission is 40,000 m3/hour or more
Water pollution control manager: class 1
Facilities discharging wastewater containing hazardous substances, etc. that are established at a factory whose effluent discharge is 10,000 m3/day or more
Air pollution control manager: class 2
Facilities discharging soot and smoke containing hazardous substances that are established at a factory whose exhaust gas emission is less than 40,000 m3/hour
Water pollution control manager: class 2
Facilities discharging wastewater containing hazardous substances, etc. that are established at a factory whose effluent discharge is less than 10,000 m3/day or at a plant that lets specified underground seepage water permeate through the ground
Air pollution control manager: class 3
Facilities discharging soot and smoke that are established at a factory whose exhaust gas emission is 40,000 m3/hour or more
Water pollution control manager: class 3
Facilities discharging wastewater containing no hazardous substances, etc. that are established at a factory whose effluent discharge is 10,000 m3/day or more
Air pollution control manager: class 4
Facilities discharging soot and smoke that are established at a factory whose exhaust gas emission is 10,000 m3/hour or more but less than 40,000 m3/hour
Water pollution control manager: class 4
Facilities discharging wastewater containing no hazardous substances, etc. that are established at a factory whose effluent discharge is 1,000 m3/day or more but less than 10,000 m3/day
Specified dust pollution control manager
Facilities discharging specified dust (asbestos)
Noise and vibration pollution control manager
Facilities producing noises and facilities generating vibrations
General dust pollution control manager
Facilities discharging general dust (dust other than asbestos)
Senior pollution control managers
Factories that have both a facility discharging soot and smoke whose exhaust gas emission is 40,000 m3/hour or more and a facility discharging 10,000 m3/day or more of wastewater, etc.
Dioxin pollution control manager Facilities discharging dioxins
13 types of qualifications in total(The qualifications shown in blue:
11 types of qualifications initially created when the Pollution Control Manager System was introduced)
National examination subjects for National examination subjects for water pollution control managerswater pollution control managers
Water pollution control managers
Class 1 Class 2 Class 3 Class 4
1. Overview on water pollution ○ ○ ○ ○
2. Introduction to water pollution ○ ○ ○ ○
3. Technology for waste water treatment and monitoring
○ ○ ○ ○
4. Water pollution control caused by hazardous substances
○ ○ × ×
5. Water pollution control at large-scale factory ○ × ○ ×
Tasks that prefectural governors have Tasks that prefectural governors have the power to dothe power to do
(1)(1) To accept the notification of assignmentTo accept the notification of assignment The prefectural governor should accept the notification of assignment The prefectural governor should accept the notification of assignment of the pollution control supervisor, senior pollution control manager of the pollution control supervisor, senior pollution control manager and pollution control managers and their proxies presented by a and pollution control managers and their proxies presented by a specified enterprise.specified enterprise.
(2)(2) To order removal of a pollution control manager, etc.To order removal of a pollution control manager, etc. If any pollution control supervisor, senior pollution control manager or If any pollution control supervisor, senior pollution control manager or pollution control manager or their proxy acts against a pollution pollution control manager or their proxy acts against a pollution control-related law or ordinance, the prefectural governor may order control-related law or ordinance, the prefectural governor may order the specified enterprise in question to remove such person from the the specified enterprise in question to remove such person from the post.post.
(3)(3) Reporting and inspectionReporting and inspection The prefectural governor may cause specified enterprises to present The prefectural governor may cause specified enterprises to present a report of the performance of duties by the pollution control a report of the performance of duties by the pollution control supervisor, pollution control managers, etc. or cause prefectural supervisor, pollution control managers, etc. or cause prefectural government officials to enter the factory and inspect related government officials to enter the factory and inspect related documents, etc.documents, etc.
To
tal n
um
be
r o
f su
cce
ssfu
l ca
nd
ida
tes
in t
he
sta
te e
xam
ina
tion
Year
Total number of successful candidates in the national Total number of successful candidates in the national examination for pollution control managers in Japanexamination for pollution control managers in Japan
Total number of successful candidates in the national Total number of successful candidates in the national examination for pollution control managers by type in Japanexamination for pollution control managers by type in Japan (1971-2008) (1971-2008)
Air pollution control manager: class 1 58,618 Noise/vibration pollution
control manager: 1,022
class 2 4,821 Noise 46,403
class 3 6,831 Vibration 13,696
class 4 6,947 Specified dust pollution control manager 295
Sub-total 77,217 General dust pollution control manager 5,407
Water pollution control manager: class 1 96,691 Dioxin pollution control
manager 9,789
class 2 20,106 Senior pollution control manager 12,278
class 3 9,780
class 4 21,372
Sub-total 147,949 Total 314,056
Kawasan industri di pinggir laut akhir-akhir ini
Kawasan industri di pinggir laut pada tahun 1966
Gunung Fuji
Kota Kawasaki
EPCM AIR: PROGRES DAN TINDAK LANJUT
EPCM AIR/ dasar hukum• PERDA JBR NO. 3/2004 TTG PENGELOLAAN KUALITAS AIR &
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR (EPCM ADA DI PS. 18)• KEPGUB JBR NO. 24/2007 TTG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
(PROSEDUR PELAKSANAAN EPCM AIR)• KEPMENLH NO. 6/2006 TTG PROSEDUR UMUM UNT LEMBAGA JASA
LINGKUNGAN & STANDARDISASI KOMPETENSI • PERMEN LH NO. 03 TAHUN 2009 TENTANG SERTIFIKASI KOMPETENSI DAN
STANDAR KOMPETENSI MANAGER PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
EPCM AIR/ bakuan kompetensi
1. EVALUASI KARAKTERISTIK LIMBAH CAIR
2. PENILAIAN POTENSI PENC. LIMBAH CAIR
3. MINIMISASI LIMBAH CAIR
4. PENGENDALIAN OPERASI IPAL
5. TINDAKAN TANGGAP DARURAT PENC. AIR
EXAMINATION RESULT : 2005 - 2010EXAMINATION RESULT : 2005 - 2010
YEAR PARTICIPANT
PASSING PERSON
FAILED PERCENTAGE
2005 61 53 8 86,88%
2006 83 79 4 95,18%
2007 51 39 12 76,47%
2008 52 31 21 59,62%
2009 19 18 1 94,74%
2010 44 35 9 79,54%
PASSING PERSON WATER EPCM EXAMINATION
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
2005 2006 2007 2008 2009 2010
PersentaseKelulusan
EPCM AIR
TOTAL EPCM AIR JAWA BARAT:
255 ORANG
HASIL MONITORING EVALUASI:
PENINGKATAN KINERJA IPAL
PEMBANGUNAN IPAL BARU
MODIFIKASI IPAL
PENGHEMATAN BAHAN KIMIA
EPCM AIR/ tindak lanjutPersiapan harmonisasi dengan standar kompetensi tingkat nasional
Refreshment pemegang sertifikat
Monitoring & Evaluasi
Peninjauan ulang kriteria calon EPCM Revisi Pergub
Peningkatan peran serta Kab/Kota dalam implementasi EPCM secara mandiri
Pelatihan Operator sesuai amanat Perda No 3 tahun 2004 bekerjasama dengan APPLI
TINDAK LANJUT
HIGHLIGHTS 2008: KONGRES APPLI DAN FORUM OWNER
APPLI CONGRESS HELD IN BANDUNG ON MAY 2008 IS THE 1st POLLUTION CONTROL ASSOCIATION EVER IN INDONESIA
FORUM OWNER
DIHADIRI WAGUB
JABAR – DES 2008
LAUNCHING PROGRAM EPCM (MPPA) NASIONAL
NOVEMBER 2007 MOE & DEPT. OF INDUSTRY
Perusahaan wajib melaporkan pemegang Sertifikat MPPA di perusahaannya kepada Badan.
Pelaporan pemegang Sertifikat MPPA wajib disertai dengan dokumen yang menjelaskan struktur OPPL di perusahaannya dilengkapi dengan nama personil dan uraian tugas.
Dalam hal terjadi alih tugas pemegang Sertifikat MPPA baik di dalam dan/atau keluar perusahaan, maka perusahaan wajib melaporkan kembali kepada Badan.
Setiap pemegang sertifikat MPPA yang telah dilaporkan kepada Badan harus melakukan pelatihan penyegaran dan evaluasi ulang secara berkala sekurang-kurangnya sekali dalam tiga tahun.
MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN
PASAL 25
PEMBINAAN, PENGAWASAN & PENGENDALIAN (1)
PASAL 26
Badan melaksanakan Pembinaan dan Pengawasan terhadap kinerja perusahaan dalam melaksanakan pengendalian pencemaran air, termasuk kepada para pemegang sertifikat MPPA yang terdaftar.
Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap para pemegang sertifikat MPPA yang terdaftar, Badan melakukan koordinasi dengan Lembaga yang menangani pengendalian lingkungan hidup di Kabupaten/Kota dan Lembaga Sertifikasi.
Apabila kinerja MPPA melanggar ketentuan yang berlaku, maka Badan menindaklanjuti sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Prosedur tindak lanjut terhadap MPPA yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 27 ayat (3) adalah sebagai berikut :
a. Apabila efluen atau air limbah dari hasil pengolahan air limbah di industri melebihi Baku Mutu Air Limbah, maka tanggung jawab berada di dalam jenjang OPPL yang melibatkan Penanggungjawab Utama, Manajer serta Pelaksana Operasi Fasilitas Penanganan Limbah, dan akan ditindaklanjuti sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Apabila pelanggaran adalah murni karena kelalaian MPPA, maka Badan meminta industri untuk mengganti posisi MPPA serta menginformasikan ke Lembaga Sertifikasi;
c. Sertifikat MPPA dapat ditarik oleh Lembaga Sertifikasi, dan ditindaklanjuti sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
PEMBINAAN, PENGAWASAN, PENGENDALIAN (2)
PASAL 27
EPCM UDARA: EPCM UDARA: PROGRES DAN PROGRES DAN TINDAK LANJUTTINDAK LANJUT
EPCM UDARA DI JAWA EPCM UDARA DI JAWA BARATBARAT
3333
Sumber Pencemaran Sumber Pencemaran UdaraUdara
Sumber bergerak
Sumber tidak bergerak
3434
GGambar 2.3 Sumber area (stockpile ambar 2.3 Sumber area (stockpile batubara,polutan debu)batubara,polutan debu)
Gambar 2.4 Sumber titik (cerobong industri,polutan
asap)
Kualitas udara cenderung memburuk
Kurangnya sistem pemantauan dan pengendalian
Pencemaran UdaraPencemaran Udara
Sumber: National Science and Technology Council Committee on Environment and Natural Resources, Air Quality Research Subcommittee, 1999
www2.nature.nps.gov
Pencemaran Udara
SUMBER POLUSI UDARA
ANTROPOGENIK(Sumber dari Aktifitas Manusia)
BIOGENIK(Sumber Alamiah)
Transportasi
CO, CO2, NOx, SO2, TNMH, SPM
Aktifitas G. Berapi
SO2 H2S
Industri
CO, CO2
NOx
SO2
Rumah Tangga
SO2 CO
Kebakaran Hutan
CO
N2O
NH3
CH4
aerosol
Udara beracunUdara beracun
PerubahaPerubahan Iklimn Iklim
Penipisan Penipisan Lapisan Lapisan OzonOzonEkosistem AirEkosistem Air
KesehataKesehatann
Ekosistem Ekosistem DaratDarat
Beberapa Dampak Polusi Udara Pada Lingkungan
Hujan Hujan AsamAsam
Jarak Pandang
Lokal / Regional Global
Karakteristik dan Karakteristik dan DDampak ampak PPencemar encemar UUdaradara
Tabel 2.1 Jenis pencemar, karakteristik, sifat dan dampak terhadap kesehatan
Jenis Pencemar
Karakteristik Sifat Dampak Kesehatan
CO Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak menimbulkan iritasi
Mudah berikatan dengan Hb dengan kemampuan 240 kali lipat O2
200 ppm: pusing-pusing400 ppm: pusing-pusing lalu pingsan setelah 45 mnt – 2 jam>2000 kematian
NMHC Berupa gas dan aerosol, Karsinogenik dan toksik Efek jangka panjang tergantung dari toksisitas dan sifat karsinogeniknya
Partikulat Padat dengan ukuran <10 mikron dan <= 2,5 mikron termasuk jelaga
inhalable Penyakit saluran pernafasan. Dampak lebih serius bila partikel bersifat asam, toksik atau karsinogenik
Pb (timbal) Partikel berukuran <=2,5 mikron
Toksik (menghambat kerja enzim dan mengubah struktur kimia sel-sel tubuh)
Anemia, kegagalan fungsi ginjal, kerusakan otak, kecerdasan turun
Tabel 2.1 Jenis pencemar, karakteristik, sifat dan dampak terhadap kesehatan (lanjutan)
Jenis
PencemarKarakteristik Sifat Dampak kesehatan
NOx Terdiri dari NO dan NO2 yang berwarna kecoklatan
Menyebabkan Iritasi Perubahan fungsi paru-paru, meningkatkan sensitivitas terhadap alergi, meningkatkan resiko infeksi saluran pernafasan terutama pada penderita asma
O3 Gas yang terbentuk di atmosfer dari reaksi NOx, HC dan CO ditambah dengan sinar matahari
Toksik pada permukaan saluran pernafasan yang halus di paru-paru
Perubahan fungsi paru-paru, iritasi mata dan paru-paru , meningkatkan serangan asma, kelelahan, edema, bronkiolitis akut
SO2 Gas Iritasi sistem pernafasan Penyempitan saluran pernafasan pada penderita asma, serangan pada penderita penyakit respiratori akut, iritasi tenggorokan, edema
Tipe Emisi Emisi (pounds/10^9 BTU)
Batu Bara Minyak Gas
CO2 208 164 117
SOx 2.591 1.122 1
PM10 2.744 84 7
NOx 457 448 92
CO 208 33 40
Perbandingan Emisi dari Tiap Jenis Sumber Energi di Pembangkit Listrik
Sumber: Bappenas.2006.Indonesia Country Natural Resource Environment Analysis
4242
Gambaran Penggunaan Energi Primer Gambaran Penggunaan Energi Primer di Indonesia dan Jepangdi Indonesia dan Jepang
Sumber: Bappenas.2007.Indonesia Country Natural Resource Environment Analysis
4343
Trend Penggunaan Jenis Energi di Trend Penggunaan Jenis Energi di Indonesia dan JepangIndonesia dan Jepang
Sumber: Bappenas.2007.Indonesia Country Natural Resource Environment Analysis
4444
Trend Penggunaan Jenis Energi Industri di Indonesia dan Jepang
4545
Tabel Indeks Kualitas Udara di Tabel Indeks Kualitas Udara di Beberapa Kota di Indonesia (2002-Beberapa Kota di Indonesia (2002-2005)2005)
Sumber: Bappenas.2006.Indonesia Country Natural Resource Environment Analysis
Tingkat Penaatan
Pengendalian Pencemaran Udara
Jumlah %
Taat 121 45
Belum Taat 149 55
Tingkat penaatan industri terhadap peraturan pengendalian pencemaran udara (2006 – 2007)
Industri Manufaktur, 270 perusahaan
Sumber: Laporan ASDEP Pengendalian Pencemaran Manufaktur 2007
Kondisi Cerobong yang Tidak Sesuai dengan Peraturan
Penempatan lubang sampling yang belum sesuai peraturan
Cerobong yang belum dilengkapi Sarana pendukung sampling
Bag House Filter Pabrik Peleburan
Debu dari Bag House Filter
Bag House Fillter yang tidak
mempunyai Cerobong
Kebijakan Energi beresiko terhadap Kebijakan Energi beresiko terhadap Kualitas LingkunganKualitas Lingkungan
Dok : Padalarang, 31 Mei 2004
Pikiran Rakyat, 2002
Sistem Pengelolaan Kualitas Sistem Pengelolaan Kualitas UdaraUdara
EPC
M
PERATURAN PERATURAN PERUNDANGANPERUNDANGAN Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang
PerindustrianPerindustrian Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan HidupHidup
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Tenaga KerjaTenaga Kerja
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 3 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 3 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Kualitas Air Tahun 2004 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Airdan Pengendalian Pencemaran Air
Peraturan Daerah Jawa Barat Nomor 11 Tahun Peraturan Daerah Jawa Barat Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pengendalian Pencemaran Udara2006 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
PAYUNG HUKUM EPCM UDARA:
PERDA JABAR NO. 11/2006 TTG PENGELOLAAN KUALITAS UDARA
1.
2.MEKANISME EPCM LAINNYA YG BERHUBUNGAN DG KEBIJAKAN NASIONAL
Pasal 23 : ayat bSetiap usaha dan/atau kegiatan dari sumber tidak bergerak yang mengeluarkan emisi, wajib :
“Memiliki manajer pengelola lingkungan bidang udara yang bersertifikat “
INDUSTRI YANG WAJIB INDUSTRI YANG WAJIB MEMILIKI EPCMMEMILIKI EPCM
Oil and Gas, Fertilizer, Iron and Oil and Gas, Fertilizer, Iron and Steel, Pulp and Paper, Cement, Steel, Pulp and Paper, Cement, Power Plant, Industries with coal Power Plant, Industries with coal fuel utilities. Food and Beverage, fuel utilities. Food and Beverage, Industrial estateIndustrial estate
Industri yang dalam dokumen Industri yang dalam dokumen lingkungan memiliki potensi lingkungan memiliki potensi pencemaran udara yang tinggipencemaran udara yang tinggi
APPLICANTAPPLICANT
PRECONDITION
REGISTRATION
WRITTEN EXAM
SCORING
PASS
AIR EPCM CERTIFICATEAIR EPCM CERTIFICATE
AIR EPCM BASIC TRAINING
PASS
> Diploma > 2 yrs experience
> Diploma > 2 yrs experience
TRAINING INSTITUTION (registered at MoE)TRAINING INSTITUTION (registered at MoE)
. By Board of Jury
. Passing score >60. By Board of Jury . Passing score >60
YesYes
No No
tidaktidak
AIR EPCM CERTIFICATION MECHANISMAIR EPCM CERTIFICATION MECHANISM
2nd chance2nd chance
. 6 parts, according to competency std. element
. Total 60 questions, 120 minutes. 6 parts, according to competency std. element. Total 60 questions, 120 minutes
YesYes Competency Certification & Standard
SOURCE: IATPI, 2009
WORKSHOP I: PENGENALAN EPCM WORKSHOP I: PENGENALAN EPCM UDARA (April 2008)UDARA (April 2008)
KLASIFIKASI INDUSTRI YG WAJIB MENGIKUTI KLASIFIKASI INDUSTRI YG WAJIB MENGIKUTI EPCM UNTUK TAHAP AWAL (SESUAI DG EPCM UNTUK TAHAP AWAL (SESUAI DG KEPMEN): KEPMEN):
– MINYAK DAN GASMINYAK DAN GAS– PUPUKPUPUK– BESI DAN BAJABESI DAN BAJA– PULP DAN KERTASPULP DAN KERTAS– SEMENSEMEN– PLTU BERBAHAN BAKAR BATU BARAPLTU BERBAHAN BAKAR BATU BARA– MAKANAN DAN MINUMANMAKANAN DAN MINUMAN
BAKUAN KOMPETENSI:BAKUAN KOMPETENSI:– PERATURANPERATURAN– FUNGSI DAN CARA KERJA ALAT PPUFUNGSI DAN CARA KERJA ALAT PPU– TANGGAP DARURATTANGGAP DARURAT– PROSEDUR PENGUKURAN DAN PEMANTAUANPROSEDUR PENGUKURAN DAN PEMANTAUAN
WORKSHOP II DAN IIIWORKSHOP II DAN III
KESEPAKATAN:KESEPAKATAN: STANDAR KOMPETENSI STANDAR KOMPETENSI KELEMBAGAANKELEMBAGAAN MEKANISME EPCM UDARAMEKANISME EPCM UDARA KONSEP DETIL BAKUAN KOMPETENSI KONSEP DETIL BAKUAN KOMPETENSI OUTLINE BUKU PANDUANOUTLINE BUKU PANDUAN
KEGIATAN PENDUKUNG:PELATIHAN KEGIATAN PENDUKUNG:PELATIHAN PPU BAGI TEKNISI INDUSTRIPPU BAGI TEKNISI INDUSTRI
• Diadakan pada bulan Agustus 2008• Diikuti oleh 40 peserta dari berbagai industri• Sistem classroom dan kunjungan lapangan ke PT Panasia
KEGIATAN PENDUKUNG:SURVEY IDENTIFIKASI ALAT PPU DI PABRIK
LIPPO INDUSTRIAL ESTATE & PINDODELI ON 3 APRIL 2008
Progress of Air EPCMY
ear
2008
Workshop I
Workshop II
METI/JEMAI Study
-November 2008
-Desember 2008
-Januari 2009
TA Textbook Agustus – Desember
2009(JETRO Support)
Finalization of Textbook februari
2010 (JETRO support)
ToT In Japan 19 Participants Februari-
March (AOTS Support)
Next Program New Proposal at
GAP (EPCM Application )
Year 2009/2010
Workshop III
Year 2006
West Java Regulation : Air Pollution Control
Time Schedule for Air Time Schedule for Air EPCMEPCM
No. Activity Jun Jul Aug
Sep Oct
Nov
Dec
1 Preparation
2 Expert Dispatch
3 Development of Training Module & Exam Material
4 Textbook Multiplication for Pilot Activity
5 Dissemination and Consolidation
6 Training AOTS for Industry & Gov.
7 Pilot Activity & Expert Dispatch
8 Evaluation
9 Development of integrated monitoring system
STANDARD KOMPETENSI STANDARD KOMPETENSI MANAGER PENGENDALI MANAGER PENGENDALI
PENCEMARAN UDARAPENCEMARAN UDARA
BAKUAN KOMPETENSIBAKUAN KOMPETENSI
Bab 1 KERANGKA HUKUM DAN Bab 1 KERANGKA HUKUM DAN KEBIJAKAN PROGRAM EPCM UDARAKEBIJAKAN PROGRAM EPCM UDARA
Bab 2 PENGETAHUAN DASAR Bab 2 PENGETAHUAN DASAR PENGELOLAAN KUALITAS UDARAPENGELOLAAN KUALITAS UDARA
Bab 3 BAHAN BAKARBab 3 BAHAN BAKAR Bab 4 PEMANTAUAN UDARABab 4 PEMANTAUAN UDARA Bab 5 TEKNOLOGI PENGENDALIAN EMISIBab 5 TEKNOLOGI PENGENDALIAN EMISI Bab 6 PENILAIAN POTENSI PENCEMARAN Bab 6 PENILAIAN POTENSI PENCEMARAN
UDARAUDARA
Kompetensi bab IKompetensi bab IKERANGKA HUKUM DAN KERANGKA HUKUM DAN KEBIJAKAN PROGRAM EPCM UDARAKEBIJAKAN PROGRAM EPCM UDARA
Competency Satuan kompetensi
1.1. Kerangka hukum dan Kebijakan program EPCM udara
1.1.1 Memahami Dasar hukum tentang EPCM udara1.1.2 Memahami Mekanisme sertifikasi EPCM udara1.1.3 Memahami Peran dan tanggung jawab EPCM udara
1.2 Kebijakan tentang lingkungan hidup
1.2.1 Memahami prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan1.2.2 Mengetahui hierarki peraturan lingkungan di Indonesia1.2.3 Mengetahui ketentuan UU no.32 tahun 2009 yang terkait dengan pencemaran udara
1.3 Instrumen kebijakan dan hukum tentang pencegahan pencemaran udara
1.3.1 Mengetahui kajian/dokumen lingkungan terkait1.3.2 Memahami keterkaitan antara dokumen lingkungan dengan izin lingkungan dan izin usaha
1.4 Peraturan tentang pengendalian pencemaran udara
1.4.1 Memahami PP 41 tahun 1999 yang terkait dengan pengendalian pencemaran udara di industri1.4.2 Memahami peraturan baku mutu emisi1.4.3 Memahami tentang peraturan daerah yang terkait dengan PPU1.4.4 Memahami manajemen penaatan peraturan
Kompetensi bab IIKompetensi bab IIPENGETAHUAN DASAR PENGELOLAAN PENGETAHUAN DASAR PENGELOLAAN KUALITAS UDARAKUALITAS UDARA
Ruang lingkup kompetensi
Satuan kompetensi
2.1 pengetahuan dasar pengelolaan kualitas udara
2.1.1 Memahami definisi tentang pencemaran2.1.2 Mengetahui morfologi sumber dan Jenis Pencemar Udara2.1.3 Memahami makna Status Kualitas Udara2.1.4 Memahami komponen-komponen sistem pengelolaan kualitas udara
2.2 mekanisme terjadinya pencemaran udara
2.2.1 Memahami pengaruh meteorologi, kecepatan angin dan stabilitas2.2.2 Mengetahui cara mengkonversi kecepatan angin2.2.3 Mengetahui pengaruh reaksi kimia (smog fotokimia, hujan asam, perubahan iklim)
2.3 dampak pencemaran udara
2.3.1 Mengetahui dampak terhadap kesehatan2.3.2 Mengetahui dampak terhadap lingkungan & ekosistem2.3.3 Mengetahui dampak terhadap material2.3.4 Mengetahui dampak terhadap lingkungan global (perubahan iklim)
Ruang lingkup kompetensi
Satuan kompetensi
3.1. pengetahuan tentang bahan bakar
3.1.1. Mengetahui jenis bahan bakar dan karakteristiknya3.1.2 Mengetahui pengaruh unsur-unsur kimia dalam bahan bakar terhadap gas hasil pembakaran
3.2. perhitungan proses pembakaran
3.2.1 Memahami pengertian tentang LHV dan HHV3.2.2 Mampu menghitung kebutuhan udara untuk proses pembakaran3.2.3 Mampu menghitung gas-gas hasil proses pembakaran 3.2.4 Mampu menghitung efisiensi proses pembakaran
3.3. metode pembakaran dan peralatannya
3.3.1 Memahami pengaturan pembakaran3.3.2 Memahami metode pembakaran3.3.3 Mengetahui tipe-tipe peralatan unit konversi energi
3.4. pencegahan emisi NOx dalam proses pembakaran
3.4.1 Memahami teknologi pembakaran rendah emisi NOx3.4.2 Mengetahui peralatan burner rendah emisi NOx
Kompetensi bab IIIKompetensi bab IIIBAHAN BAKARBAHAN BAKAR
kompetensi Satuan kompetensi
4.1. metode pengukuran emisi
4.1.1 Mengetahui peraturan baku mutu emisi dan tujuan pengukuran emisi (Baku mutu , Kewajiban pemantuan, frekuensi pemantauan, Pihak pelaksana pemantaun , Maksud dan tujuan pemantauan)
4.1.2 Mengetahui persyaratan cerobong lubang sampling, penentuan traverse point 8D dan 2D (Persyaratan fisik cerobong, Penentuan lokasi lubang sampling , jumlah lubang sampling , diameter dan persyaratan lainnya, Penentuan titik lintasan dan menghitung , jaraknya masing –masing dari dinding cerobong)
4.1.3 Memahami parameter pengukuran (Peralatan dan teknik pengukuran dan metode perhitungannya untuk masing-masing parameter : temperatur, tekanan, kecepatan , komposisi, kadar air, berat molekul , berat jenis)
4.1.4 Mampu menghitung unit konsentrasi (Satuan %, ppm, mg/m3, Konversi satuan pada kondisi satndar 25 C , 1 atm, dan pada kondisi konsentrasi O2 tertentu)
4.1.5 Memahami teknik pengukuran debu (Teknik Sampling isokinetik, pengaruh sampling non isokinetik terhadap hasil pengukuran , Susunan peralatan untuk sampling debu)
4.1.6 Memahami teknik pengukuran SO2 dan NO2 (Metode , teknik sampling , susunan peralatan untuk parameter SO2 dan NO2
4.1.7 Mengetahui pengukuran opasitas (Definisi opasitas, Kertas Roingelman, teknik pengukurannya
4.1.6 Memahami cara pelaporan dan evaluasi (Membandingkan hasil pengukuran dengan baku mutu yang berlaku)
Kompetensi bab IVKompetensi bab IVPEMANTAUAN UDARAPEMANTAUAN UDARA
Lanjutan Kompetensi bab IVLanjutan Kompetensi bab IVPEMANTAUAN UDARAPEMANTAUAN UDARA
kompetensi Satuan kompetensi
4.2. metode pengukuran ambien
4.1.1 Mengetahui peraturan baku mutu ambien yang berlaku (Jenis parameter , metode pengukuran lama pengukuran dan tujuan pengukuran udara ambien, Pedoman penentuan lokasi pemantauan)
4.1.2 Mengetahui teknik sampling gas dan debu (Susunan peralatan untuk sampling udara ambien . Teknik sampling gas dengan metode adsorpsi dan absorpsi, Teknik pengukuran TSP, PM10,PM 2.5 dan dustfall, Metode pengukuran NOx dan SO2 dan CO)
4.1.3 Mengetahui teknik pengukuran parameter meteorologi (Peralatan yang digunakan dan teknik pengukurannya untuk parameter temperatur, tekanan , kelembaban , kecepatan dan arah angin serta radiasi matahari)
4.1.4 Memahami cara pelaporan dan evaluasi (membandingkan hasil pengukuran dengan baku mutu)
Kompetensi Satuan kompetensi
5.1. alat pengolahan debu 5.1.1 Memahami prinsip disain pengolahan debu5.1.3 Memahami tipe fasilitas alat pengolahan
debu (prinsip pemilahan debu, kelebihan dan kekurangan dari peralatan, aplikasi, pemeliharaan dan pengoperasiannya
5.2. teknologi desulfurisasi (de-SOx)
5.2.1 Memahami jenis proses desulfurisasi (metode kering dan basah) dan prinsip dari desulfurisasi (absorbent, reaksi, by product)
5.2.2 Memahami kelebihan dan kekurangan dari proses desulfurisasi dan pengoperasiannya
5.3. teknologi denitrifikasi (pengolahan emisi NOx atau de NOx).
5.3.1 Memahami jenis teknologi pengolahan emisi NOx atau denitrifikasi5.3.2 Memahami prinsip dari teknologi pengolahan emisi NOx atau denitrifikasi dan pengoperasiannya
5.4. teknologi pengolahan gas-gas lainnya
5.4.1 Memahami prinsip teknologi pengolahan untuk bau dan VOC
Kompetensi bab VKompetensi bab VTEKNOLOGI PENGENDALIAN EMISITEKNOLOGI PENGENDALIAN EMISI
Ruang lingkup kompetensi
Satuan kompetensi
6.1. Fenomena difusi secara umum
6.1.1 Mampu meng identifikasi kegiatan yang berpotensi mengemisikan pencemar udara
6.1.2 Memahami definisi emisi, inventarisasi emisi, metode estimasi emisi, faktor emisi, pengendalian emisi,
6.1.3 Mengetahui faktor alamiah yang berpengaruh (kepulan, angin, temperatur udara, stabilitas atmosfer dan hubungan antara kepulan dan stabilitas)
6.1.4 Mengtahui faktor teknis yang berpengaruh (tinggi cerobong, diameter, kecepatan gas, temperatur gas)
6.2. metode perhitungan untuk konsentrasi difusi
6.2.1 Mampu menentukan stabilitas berdasarkan data meteorologi6.2.2 Memahami data yang diperlukan untuk prediksi sebaran difusi6.2.3 Mampu mengestimasi laju emisi panas (Qh)6.2.4 Mampu mengestimasi tinggi kepulan dengan berbagai formula
yang tersedia
6.3. model difusi untuk prediksi dampak pencemaran udara
6.3.1 Mengetahui rumus dasar prediksi dengan model Gauss6.3.2 Memahami asumsi-asumsi yang diterapkan dalam model6.3.3 Memahami pengertian upwind dan downwind6.3.4 Mampu menentukan nilai simpangan z dan y dengan grafik, rumus empiris dan tabel, dan rumus sutton 6.3.5 Mampu mengestimasi konsentrasi pencemar udara dengan model Gauss dari sumber tunggal 6.3.6 Memahami cara validasi hasil prediksi dengan data monitoring6.3.7 Memahami cara evaluasi hasil prediksi dengan baku mutu udara
Kompetensi bab VIKompetensi bab VIPENILAIAN POTENSI PENCEMARAN PENILAIAN POTENSI PENCEMARAN UDARAUDARA
Contoh kompetensi yang Contoh kompetensi yang dibutuhkan :dibutuhkan :
Pengendalian DebuPengendalian Debu
AAlat lat PPengendali dan engendali dan UUkuran kuran PPartikel artikel yang yang DDapat apat DDikendalikanikendalikan
Resmiani [email protected]@bplhdjabar.go.id