Emergency Tht Kl
-
Upload
indah-nababan -
Category
Documents
-
view
255 -
download
0
Transcript of Emergency Tht Kl
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
1/133
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sebagai calon dokter yang akan turun lapangan secara langsung, penting bagi kita untuk
mengetahui segala kasus mengenai kegawatdaruratan secara keseluruhan termasuk
kegawatdaruratan dibidang THT-KL. Banyak kasus yang terjadi dilapangan dan tak sedikit luput
dari diagnosis dan penanganan yang salah. Kegawatdaruratan THT-KL yang akan dibahas pada
reerat ini merupakan kasus yang sering kali terjadi dan berikut akan dibahas mengenai gejala
dan penanganannya. Kesigapan seorang dokter untuk kasus kegawatdaruratan THT-KL sangat
dibutuhkan mengingat berkaitan dengan panca indera dan pernapasan.
!enanganan dan memberikan rujukan yang cepat pun sangat diharapkan mengingat angka
mortalitas kasus kegawatdaruratan THT-KL cukup tinggi. "isalnya saja kasus obstruksi saluran
napas atas yang di sebabkan oleh banyak hal merupakan salah satu kasus yang harus bisa ketahui
dengan baik dalam diagnosis serta penanganannya. Tak lupa juga banyak kasus seperti benda
asing THT, tuli mendadak, #"SK dengan komplikasi intracranial, rhinosinusitis dengan
komplikasi inraorbta, epistaksis, abses leher dalam, B!!$ dan trauma laring yang sering kali
luput dari penanganan yang cepat.
"enangani kasus kegawatdaruratan THT-KL memanglah tidak mudah, memgingat
memerlukan kecepatan dan ketepatan diagnosis serta penanganannya. "aka dari itu perlu bagi
kita sebagai calon dokter untuk mengetahui lebih banyak tentang kasus ini. Kasus
kegawatdaruratan THT-KL memang cukup sering ditemui dilapangan oleh karena itu perlu
belajar lebih banyak dalam menanganinya agar tidak menimbulkan komplikasi yang lebih buruk
ataupun pasien menjadi meninggal karena keterlambatan diagnosis dan penanganan.
%alam reerat ini akan dibahas mengenai gejala klinis yang khas, diagnosis serta penangananyang tepat untuk kegawatdaruratan di bidang THT-KL. Semoga dengan adanya reerat yang telah
disusun ini dapat bermanaat untuk semua kalangan dan dapat menjadi suatu ilmu yang tidak
akan pernah dilupakan dalam menangani berbagai kasus kegawatdaruratan THT-KL.
1
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
2/133
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Benda Asing pada THT-KL
Benda Asing Pada Telinga
Telinga sering kemasukan benda asing. Kadang-kadang benda dapat masuk. Bila kemasukan
benda asing di telinga, tentu saja terjadi penurunan pendengaran. Terkadang benda asing dapat
masuk tanpa sengaja ke dalam telinga orang dewasa yang mencoba membersihankan kanalis
eksternus atau mengurangi gatal atau dengan sengaja anak-anak memasukkan benda tersebut ke
dalam telinganya sendiri.&amun, terkadang sering dianggap enteng oleh setiap orang. !ada anak,anak tak melaporkan keluhannya sebelum timbul keluhan nyeri akibat ineksi di telinga tersebut,
lama-lama telinganya berbau. 'ika hal ini terjadi, orang tua patut mencurigainya sebagai akibat
kemasukan benda asing. 'angan menanganinya sendiri karena bisa-bisa benda yang masuk malah
melesak ke dalam karena anatomi liang telinga yang berlekuk. %i telinga banyak terdapat sara-
sara dan bisa terjadi luka. Benda yang masuk biasanya hanya bisa dikeluarkan oleh dokter THT
dengan menggunakan peralatan dan keahlian khusus.(
Etiologi
)da beberapa aktor yang dapat menyebabkan benda asing diliang telinga yaitu* +
• aktor kesengajaan, biasanya terjadi pada anak-anak balita.
• aktor kecerobohan sering terjadi pada orang dewasa sewaktu menggunakan alat alat
pembersih telinga misalnya kapas, tangkai korek api atau lidi yang tertinggal di dalam
telinga, yang terakhir adalah aktor kebetulan terjadi tanpa sengaja dimana benda asing
masuk kedalam telinga contoh masuknya serangga, kecoa, lalat dan nyamuk.
Berikut beberapa benda asing yang sering masuk ke telinga dan penangangan pertama yang bisa
dilakukan*
2
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
3/133
• )ir * Sering kali saat kita heboh mandi, berenang dan keramas, membuat air masuk ke
dalam telinga. 'ika telinga dalam keadaan bersih, air bisa keluar dengan sendirinya.
Tetapi jika di dalam telinga kita ada kotoran, air justru bisa membuat benda lain di
sekitarnya menjadi mengembang dan air sendiri menjadi terperangkap di
dalamnya.Segera kunjungi dokter THT untuk membersihkan kotoran kuping yang ada.
• otton Buds * otton buds tidak di anjurkan secara medis untuk membersihkan telinga.
Selain kapas bisatertinggal di dalam telinga, bahaya lainnya adalah dapat menusuk
selaput gendang bila tidak hati-hati menggunakannya.
• Benda-benda kecil * )nak-anak kecil sering tidak sengaja memasukkan sesuatu ke dalam
telinganya. "isalnya, manik-manik mainan. 'ika terjadi, segera bawa ke dokter THT.
'angan coba-coba mengeluarkannya sendiri, karena bisa menimbulkan masalah baru. %i
ruang praktek, dokter mempunyai alat khusus untuk mengeluarkan benda tersebut.
• Serangga * Bila telinga sampai kemasukan semut, berarti ada yang salah dengan bagian
dalam telinga. !ada prinsipnya, telinga punya mekanisme sendiri yang dapat
menghambat binatang seperti semut untuk tidak masuk ke dalam.
Manifestasi klinik
/ek dari masuknya benda asing tersebut ke dalam telinga dapat berkisar di tanpa gejala
sampai dengan gejala nyeri berat dan adanya penurunan pendengaran.(,+
• "erasa tidak enak ditelinga * Karena benda asing yang masuk pada telinga, tentu saja
membuat telinga merasa tidak enak, dan banyak orang yang malah membersihkan
telinganya, padahal membersihkan akan mendoraong benda asing yang mauk kedalam
menjadi masuk lagi.
• Tersumbat * Karena terdapat benda asing yang masuk kedalam liang telinga, tentu saja
membuat telinga terasa tersumbat.
• !endengaran terganggu * Biasanya dijumpai tuli kondukti namun dapat pula bersiat
campuran. Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perorasi membran timpaniserta keutuhan dan mobilitas system pengantaran suara ke telinga tengah.
• 0asa nyeri telinga 1 otalgia * &yeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat
hambatan pengaliran sekret, terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, atau
ancaman pembentukan abses otak. &yeri merupakan tanda berkembang komplikasi
telinga akibat benda asing.
3
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
4/133
• !ada inspeksi telinga akan terdapat benda asing
Patofisiologi
Benda asing yang masuk ke telinga biasanya disebabkan oleh beberapa aktor antara lain
pada anak anak yaitu aktor kesengajaan dari anak tersebut , aktor kecerobohan misalnya
menggunakan alat-alat pembersih telinga pada orang dewasa seperti kapas, korek api ataupun
lidi serta aktor kebetulan yang tidak disengaja seperti kemasukan air, serangga lalat ,nyamuk dll.
"asukknya benda asing ke dalam telinga yaitu ke bagian kanalis audiotorius eksternus akan
menimbulkan perasaaan tersumbat pada telinga, sehingga klien akan berusaha mengeluarkan
benda asing tersebut. &amun, tindakan yang klien lakukan untuk mengeluarkan benda asing
tersebut sering kali berakibat semakin terdorongnya benda asing ke bagian tulang kanalis
eksternus sehingga menyebabkan laserasi kulit dan melukai membrane timpani. )kibat dari turun
ke trakea. Kemudian pasien dapat dirujuk ke rumah sakit yang mempunyai asilitas laringoskopi
atau bronkoskopi untuk mengeluarkan benda asing itu dengan cunam. Tindakan ini dapat
dilakukan dengan anastesi 2umum3 atau analgesia 2lokal3.+
Pemeriksaan dengan Otoskopik
aranya * Bersihkan serumen, Lihat kanalis dan membran timpani
4nterpretasi * 5arna kemerahan, bau busuk dan bengkak menandakan adanya ineksi, 5arna
kebiruan dan kerucut menandakan adanya tumpukan darah dibelakang gendang dan
Kemungkinan gendang mengalami robekan.+
Pencegahan
Kebiasaan terlalu sering memakai cottonbud untuk membersihkan telinga sebaiknya dijauhi
karena dapat menimbulkan beberapa eek samping* kulit teling kita yang ditumbuhi bulu- bulu
halus yang berguna untuk membuat gerakan menyapu kotoran di telinga kita akan rusak,
sehingga mekanisme pembersihan alami ini akan hilang. 'ika kulit kita lecet dapat terjadi ineksi
telinga luar yang sangat tidak nyaman dan kemungkinan lain bila anda terlalu dalam mendorong
cottonbud, maka dapatmelukai atau menembus gendang telinga.Hindarkan memberi mainan
berupa biji-bijian pada anak-anak, dapat tejadi bahaya di atas atau juga dapat tertelan dan yang
atal dapat menyumbat jalan naas.6
4
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
5/133
Penatalaksanaan
'ika benda asing masih hidup, harus dimatikan terlebih dahulu sebelum dikeluarkan.
Biasanya cukup dengan memasukkan tampon basah ke liang telinga lalu meneteskan cairan,
misalnya larutan ri7anol di telinga kurang lebih (8 menit, kemudian benda asing tersebutdiirigasi dengan air bersih untuk mengelurkannya, atau dengan pinset atau kapas 2yang dililitkan
dengan pelilit kapas3. Benda asing yang besar dapat ditarik dengan pengait serumen, yang kecil
bias diambil dengan cunam atau pengait. Bila ada laserasi, liang telinga diberikan antibiotic
ampisilin selama 6 hari dan analgetik jika perlu. 'ika benda asing ringan dan mudah bergerak,
keluarkan dengan suction, jika benda asing keras dan seris, dan pasien tidak kooperati, benda
asing dapat dikeluarkan dengan pengait, kuret telinga, atau wire loop.
orsep alligator dipakai untuk mengeluarkan benda asing yang lunak seperti kapas dankertas. Tangkai yang terbuat dari kayu dan dibalut kapasswab pada ujungnya dapat digunakan
untuk mengambil benda asing yang halus, kering dan bersih dengan memberikan ( tetes dari
cyanoacrylate 2Super 9lue3. Benda asing seperti karet busa, bunga, kapas, dijepit dengan pinset
dan ditarik keluar. Korpus alienum yang licin dank eras seperti batu, manic-manik, biji-bijian
pada anak yang tidak kooperati harus dikeluarkan dalam narcosis. %engan memakai lampu
kepala yang sinarnya terang, korpus alienum lebih jelas terlihat dan dikelurkan dengan hati-hati
memakai pengait, karena tindakan tersebut dapat menyebabkan trauma pada membrane timpani
dan korpus alienum yang licin tersebut terdorong masuk melului robekan ke dalam ka7um
timpani. 6
Benda asing di hidung
Terdapatnya benda yang membatu dalam hidung yaitu suatu massa yang mengalami
mineralisasi dan ditemukan di dalam ka7um nasi disebut dengan 0hinolith. Komposisi rhinolith
termasuk kalsium, magnesium, osat, dan karbonat yang memadat, kemudian menempel pada
nukleusnukleus bakteri, darah, sel-sel pus atau benda asing. Biasanya unilateral dan lokasinya
tersering di dasar hidung, ukuran dan bentuknya bermacam-macam. dimulai sejak anak-anak dan
setelah beberapa tahun, rhinolith ini terus berkembang dan akhirnya menimbulkan keluhan.
Terjadinya proses mineralisasi umumnya akibat dari benda asing yang tersumbat di ca7um nasi.
Keberadaan benda asing di hidung paling sering di temukan pada anak-anak. )nak-anak
5
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
6/133
cenderung memasukkan benda-benda kecil ke dalam hidung, misalnya manik-manik atau
potongan mainan, karet penghapus dan sebagainya. Benda asing umumnya ditemukan pada
bagian anterior 7estibulum atau pada meatus inerior sepanjang dasar hidung. Tidak satupun
benda asing boleh dibiarkan di dalam hidung karena bahaya nekrosis atau ineksi sekunder yang
mungkin timbul, dan kemungkinan aspirasi ke dalam saluran penapasan bawah. Benda asing
yang tidak di tangani atau tidak terdiagnosa dapat berkembang menjadi rhinolit. Benda asing
yang permukaannya kasar dapat dikeluarkan memakai orseps yang ujungnya dapat memegang
dengan baik, tetapi untuk mengeluarkan manik-manik yang bulat dan licin sebaiknya
menggunakan alat yang bengkok. 9ejala yang sering timbul ialah naas berbau dan adanya sekret
berbau busuk. %apat menyebabkan perdarahan dan sumbatan hidung satu sisi.
Patogenesis
Beberapa aktor dapat dihubungkan dengan rhinolit, termasuk dengan adanya benda asing
dalam ka7um nasi, inlamasi akut dan kronik, obstruksi dan stagnasi sekresi nasal dan pelepasan
garam mineral. !erkembangan dan progresiitasnya terjadi bertahun-tahun. :mumnya
mineralisasi yang terjadi merupakan kejadian sekunder dari benda yang masuk dalam regio
sinonasal. !enyelubungan benda asing lengkap atau parsial, baik eksogenous maupun
endogenous, tergantung dari inti benda dimana penyelubungan terjadi. 0hinolit juga dianggap
sebagai suatu benda asing khusus yang biasanya diamati oleh orang dewasa. 9aram-garam tak
larut dalam sekret hidung membentuk suatu massa berkapur sebesar benda asing yang tertahan
lama atau bekuan darah. Sekret sinus kronik dapat mengawali terbentuknya massa seperti itu
dalam rongga hidung.(,+
Gambaran klinis
:mumnya pasien dengan rhinolith datang karena adanya rhinore unilateral dengan atau
tanpa obstruksi nasi unilateral. 0hinore bersiat mukoid, mokupurulen, dan kadang- kadang
sekret bercampur darah. 9ejala lainnya dapat berupa epistaksis, etor, sinusitis, sakit kepala, dan
epiora.
Diagnosis
6
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
7/133
!ada diagnosis rhinolit umumnya dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
isis. !ada anamnesis umumnya didapatkan rhinore unilateral disertai obstruksi nasi unilateral
sebagai keluhan utama dan keluhan lain seperti napas berbau busuk,sekret berbau busuk. !ada
pemeriksaan intranasal, umumnya rhinolit dapat ditemukan dengan rhinoskopi anterior berupa
massa kalsiikasi yang berwarna abu-abu dan gelap, dengan konsistensi yang keras seperti batu
dan permukaan yang irregular. !emeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menegakkan
diagnosis adanya rhinolith * !emeriksaan radiologis yaitu oto kepala dan T scan kepala,
9ambaran radiologis radioopak pada oto kepala biasanya letaknya di dasar ka7um nasi. !ada
T scan didapatkan massa hiperdens. (
Penatalaksanaan
0hinolit dapat dikeluarkan dengan menggunakan orseps yang ujungnya dapat memegangdengan baik. orceps alligator Hartman, orceps bayonet atau wire loops umumnya digunakan.
%engan anestesi lokal dapat dilakukan apabila pasien yang kooperati sedangkan penggunaan
anestesi umum dapat dilakukan jika pasien tidak kooperati. 'ika terlalu besar, rhinolit dapat
dipecahkan terlebih dahulu dalam keeping yang lebih kecil dengan menggunakan ultrasound
lithotripsy. Bila tidak berhasil, dapat dilakukan rhinotomi lateral.(,+
Komplikasi
)danya benda asing pada hidung ini menyebabkan terjadinya obstruksi hidung dan rinore,
inlamasi lokal dan edema pada mukosa hidung. %an pada saat dilakukan tindakanpengeluaran
juga benda asing ini dapat masuk ke dalam saluran naas jika terdorong kebelakang. 6
Diagnosis banding
(. 9igi hidung * ;aitu gigi rahang atas yang tumbuh ke dalam hidung karena ada yang
menghalangi pertumbuhan ke bawah dan jumlah gigi yang berlebih.
2. Benda asing lain dalam ca7um nasi * Benda asing yang sering ditemukan biasanya
pada anak-anak biasanya manik-manik, kancing, karet penghapus, kelereng, kacang-
kacangan, dan lain-lain.
3. !olip &asi * !olip nasi terdapat pada jaringan gelatin yang terbentuk dari proses
alergi, gejala klinis yang tampak obstruksi nasi, rasa tidak nyaman pada hidung
7
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
8/133
bagian dalam, rinolali, pada pemeriksaan isis dan penunjang yakni tampak massa
yang bertangkai dan berwarna putih yang berada di konka media.6
Prognosis
!rognosis umumnya baik jika dilakukan penanganan secara dini dan tepat. Tidak boleh
dibiarkan dalam rongga hidung oleh karena bahaya nekrosis dan ineksi sekunder yang mungkin
timbul, dan kemungkinan aspirasi ke dalam saluran pernapasan bawah. turun ke trakea.(
Benda asing saluran na!as
Benda asing di dalam suatu organ ialah benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam
tubuh, yang dalam keadaan normal tidak ada dan sebagai penyebab sumbatan pada THT. Benda
asing dari luar tubuh disebut eksogen, biasanya dapat masuk dari mulut atau hidung. Benda asing
eksogen dapat berupa
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
9/133
anak3, memberikan kacang atau permen pada anak yang gigi molarnya belum
lengkap.
Patogenesis
Tujuh puluh lima persen dari bendaa asing di bronkus ditemukaan pada aanaak di bawah
umur + tahun, dengan riwayat khas, yaitu pada saat benda atau makanan ada di dalam mulut,
anak tertawa atau menjerit, sehingga pada saat inspirasi,laring terbuka dan makanan atau benda
asing masuk ke dalam laring. !ada saat benda asing itu terjepit di singter laring, pasien batuk
berulang-ulang 2paroksismal3, sumbatan di trakea, mengi dan sianosis. Bila benda asing telah
masuk ke dalam trakea atau bronkus, kadaang-kadang terjadi ase asimtomatik selama +? jam
atau lebih, kemudian diikuti oleh ase pulmonan dengan gejala yang tergantung pada derajat
sumbatan bronkus. Benda asing organik, seperti kacang-kacangan, mempunyai siat higroskopik,
mudah menjadi lunak dan mengambang oleh air, serta menyebabkan iritasi pada mukosa.
"ukosa bronkus menjadi edema dan meradang, serta dapat pula terjadi jaringan granulasi
disekitar benda asing, sehingga gejala sumbatan bronkus makin menghebat. )kibatnya timbul
gejala laringotrakeobronkitis, toksemia, batuk dan demam yang tidak terus-menerus 2irregular3.
Benda asing anorganik menimbulkan reaksi jaringan yang lebih ringan dan lebih mudah
didiagnosis dengan pemerksaan radiologic karena umumnya benda asing anorganik bersiat
raadiopak. Benda asing yang terbuat dari metal dan tipis, seperti peniti, jarum dapat masuk ke
dalam bronkus yang lebih distal dengan gejala batuk spasmodik. Benda asing yang lama berada
dibronkus dapat menyebabkan perubaahan patologik jaringan, sehingga menimbulkan
komplikasi antara lain penyakit paru kronik supurati, bronkiektasis, abses paru dan jaringan
granulasi yang menutupi benda asing.6
Gejala dan tanda
9ejala sumbatan benda asing di dalam saaluran naas tergantung pada lokasi benda asing,
deraajat sumbaatan 2total atau sebagian3, siat, bentuk dan ukuran benda asing. 9ejala yang
timbul ber7ariasi, dari tanpa gejala sampai kemaatian sebelum diberi pertolongan, akibat
sumbatan total. Seseorang yang engaalaami aspirasi benda asing akan mengalami 6 stadium,
yaitu* (,6
9
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
10/133
(. Stadium pertama merupakan gejala permulaaan, yaitu batuk-batuk hebat secara tiba-tiba
27iolent paroAysms o coughing3, rasa tercekik 2choking3, rasa tersumbat di tenggorokan
2gagging3, bicara gagap dan obstruksi jalan naas yang terjadi dengan segera.
+. Stadium kedua, gejala stadium permulaan diikuti oleh inter7al asimtomatik. Hal ini
karena benda asing tersebut tersangkut, releks-releks akan melemah dan gejala
rangsangan akut menghilang. Stadium ini berbahaya, sering menyebabkan keterlambatan
diagnosis atau cenderung mengabaikan kemungkinan aspirasi benda asing karena gejala
dan tanda tidak jelas.
6. Stadium ketiga, telah terjadi gejala komplikasi dengan obstruksi, erosi atau ineksi
sebagai akibat reaksi terhadap benda asing, sehingga timbul batuk-batuk, hemoptisis,
pneumonia dan abses paru.
Bila seorang pasien, terutama anak, diketahui mengalami rasa tercekik atau maniestasi
lainnya, rasa tersumbat di tenggorok, batuk-batuk sedang makan, maka keadaan ini haruslah
dianggap sebagai gejala aspirasi benda asing. Benda asing di laring dapat menutup laring,
tersangkut di antara pita suara atau berada di subglotis. 9ejala sumbatan laring tergantung besar,
bentuk dan letak benda asing Sumbatan total di laring akan menimbulkan keadaan yang gawat
biasanya kematian mendadak karena terjadi asiksia dalam waktu singkat. Hal ini disebabkan
oleh timbulnya spasme laring dengan gejala antara lain disonia sampai aonia, apne dan
sianosis. Sumbatan tidak total di laring dapat menyebabkan gejala suara parau, disonia sampaiaonia, batuk yang disertai sesak, odinoagia, mengi, sianosis, hemoptisis dan rasa subyekti dari
benda asing 2pasien akan menunjuk lehernyasesuai letak benda asing tersangkut3 dan dispne
dengan derajat ber7aariasi. 9ejala dan tanda ini jelas bila benda asing masih tersangkut di laring,
dapat juga benda asing sudah turun ke trakea, tetapi masih meninggalkaan reaksi laring oleh
karena edema laring. (
Benda asing di trakea
%isamping gejala batuk dengan tibaa-tiba yang berulang-ulang dengan rasa tercekik
2choking3, rasa tersumbat di tenggorokan, tedapat gejala patognomonik yaitu audible slap,
palpatory thud dan asthmatoid whee
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
11/133
yang masih dapat bergerak, pada saat benda itu sampai di karina, dengan timbulnya batuk, benda
asing itu akan terlempar ke laring. Sentuhan benda asing itu pada pita suara dapat tersa
merupakan getaran di daerah tiroid, yang disebut oleh 'ackson sebagai palpatory thud, atau dapat
didengar dengan stetoskop di daeraah tiroid, yang disebut audible slap. Selain itu terdapat juga
gejala suara serak, dispne dan sianosis, tergantungpada besar benda asing serta lokasinya. 9ejala
palpatory thud serta audible slap lebih jelas teraba atau terdengar bila pasien tidur terlentang
dengan mulut terbuka saat batuk, sedangkan gejala mengi 2asthmatoid whee
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
12/133
-(83. Benda asing di sinus piriormis menunjukkan tanda 'akcson 2'akcsonCs Sign3 yaitu
terdapat akumulasi ludah di sinus piriormis tempat benda asing tersangkut. Bila benda asing
menyumbat introitus esophagus, maka tampak ludah tergenang di kedua sinus piriormis.+
Pemeriksaan pen!njang
!ada kasus benda asing di saluran naas dapat dilakukan pemeriksaan radiologic dan
laboratorium utuk membantu menegakkan diagnosis. Benda asing yang bersiat radioopak dapat
dibuat 0o oto segera setelah kejadian, sedangkan benda asing radiolusen 2seperti kacang-
kacangan3 dibuatkan 0o oto setelah +? jam kemudian, karena sebelum +? jam kejadian belum
menunjukkan gambaran radiologis yang berarti. Biasanya setelah +? jam baru tampak tanda
atelektasis atau emisema. !emeriksaan radiologik leher dalam posisi tegak untuk penilaian
jaringan lunak leher dan pemeriksaan toraks postero anterior dan lateral sangat penting padaaspirasi benda asing. !emeriksaan toraks lateral dilakukan dengan lengan di belakang punggung,
leher dalam leksi dan kepala ekstensi untuk melihat keseluruhan jalan naas. Karena benda asing
di bronkus utama atau lobus, pemeriksaan paru sangat membantu diagnosis. $ideo luoroskopi
merupakan cara terbaik untuk melihat saluran naas secara keseluruhan, dapat menge7aluasi
pada saat ekspirasi dan inspirasi dan adanya obstruksi parsial. /misema obstrukti merupakan
bukti radiologik pada benda asing di saluran naas setelah +? jam beda teraspirasi. 9ambaran
emisema tampak sebagai pergeseran mediastinum ke sisi paru yang sehat pada saat ekspirasi
2mediastinal shit3 dan pelebaran interkostal. Bronkogram berguna untuk benda asing radiolusen
yang berada di perier pada pandangan endoskopi, serta perlu untuk menilai bronkiektasis akibat
benda asing yang lama berada di bronkus. !emeriksaan laboratorium darah diperlukan untuk
mengetahui adanya gangguan keseimbangan asam basa serta tanda ineksi traktus
trakeobronkial.(,+
Penatalaksanaan
:ntuk dapat menanggulangi kasus aspirasi benda asing dengan cepat dan tepat perlu
diketahui dengan sebaik-baiknya gejala di tiap lokasi tersangkutnya benda asing tersebut. Secara
prinsip benda asing di saluaran naas diatasi dengan pengangkatan segera secara endoskopik
dalam kondisi yang paling aman, dengan trauma yang minimum. Kebanyakan pasien dengan
12
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
13/133
aspirasi benda asing yang datang ke ahli THT telah melalui ase akut, sehingga pengangkatan
secara endoskopik harus dipersiapkan seoptimal mungkin, baik dari segi alat maupun personal
yang telah terlatih.(
2. enda asing di laring
!asien dengan benda asing di laring harus diberi pertolongan segera, karena asiksia dapat
terjadi dalam waktu hanya beberapa menit. !ada anak dengan sumbatan total pada laring, dapat
dicoba menolongnya dengan memegang anak dengan posisi terbalik, kepala ke bawah, kemudian
daerah punggung1tengkuk dipukul, sehingga diharapkan benda asing dapat dibatukkan ke luar.
ara lain untuk mengeluarkan benda asing yang menyumbat laring secara total ialah dengan cara
perasat dari Heimlich 2Heimlich maneu7er3, dapat dilakukan pada anak maupun dewasa.
"enurut teori Heimlich,benda asing masuk ke dalam laring ialah pada waktu inspirasi. %engandemikian paru penuh oleh udara, diibaratkan sebagai botol plastic yang tertutup, dengan
menekan botol itu, maka sumbatnya akan terlempar ke luar. %engan perasat Heimlich, dilakukan
penekanan pada paru. aranya ialah, bila pasien masih dapat berdiri, maka penolong berdiri di
belakang pasien, kepalan tangan kanan penolong diletakkan di atas prosesus Aioid, sedangkan
tangan kirinya diletakkan diatasnya. Kemudian dilakukan penekanan ke belakang dan keatas
paru beberapa kali, sehingga diharapkan benda asing akan terlempar ke luar dari mulut pasien.
Bila pasien sudah terbaring karena pingsan, maka penolong bertumpu pada lututnya di kedua sisi
pasien, kepalan tangan diletakkan di bawah prosesus Aioid, kemudian dilakukan penekanan ke
bawah dan kearah paru pasien beberapa kali, sehingga benda asing akan terlempar ke luar mulut.
!ada tindakan ini posisi muka pasien harus lurus, leher jangan ditekuk ke samping, supaya jalan
naas merupakan garis lurus. Komplikasi perasat Heimlich ialah kemunginan terjadi ruptur
lambung atau hati dan raktur iga. #leh karena itu pada anak sebaiknya cara menolongnya tidak
dengan menggunakan kepalan tangan, tetapi cukup dengan dua buah jari kiri dan kanan. !ada
sumbatan benda asing tidak total di laring, perasat Heimlichtidak dapat digunakan. %alam hal ini
pasien masih dapat dibawake rumah sakit terdekat untuk diberi pertolongan dengan
menggunakan laringoskop atau bronkoskop, atau kalau alat-alat itu tidak ada, dilakukan
trakeostomi sebelum merujuk. !ada waktu tindakan trakeostomi, pasien tidur dengan posisi
Trendelenburg, kepala lebih rendah dari badan, supaya benda asing tidak turun ke trakea.
Kemudian pasien dapat dirujuk ke rumah sakit yang mempunyai asilitas laringoskopi atau
13
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
14/133
bronkoskopi untuk mengeluarkan benda asing itu dengan cunam. Tindakan ini dapat dilakukan
dengan anastesi 2umum3 atau analgesia 2lokal3.6
3. enda asing di trakea
Benda asing di trakea dikeluarkan dengan bronkoskopi. Tindakan ini merupakan tindakan
yang harus segera dilakukan, dengan pasien tidur terlentang posisi Trendelenburg, supaya benda
asing tidak lebih turun ke dalam bronkus. !ada waktu bronkoskopi, benda asing dipegang
dengan cunam yang sesuai dengan benda asing itu, dan ketika dikeluarkan melalui laring
diusahakan sumbu panjang benda asing segaris dengan sumbu panjang trakea, jadi pada sumbu
7ertical untuk memudahkaan pengeluaran benda asing itu melalui rima glotis. Bila asilitas untuk
melakukan bronkoskopi tidak ada,maka pada kasus benda asing di trakea dapat dilakukan
trakeostomi, dan bila mungkin benda asing itu dikeluatkan dengan memakai cunam aatau alat
penghisap melalui trakeostomi. Bila tidak berhasil pasien dirujuk ke rumah sakit dengan asilitas
endoskopi, ahli dan personal yang tersedia optimal.(,+
". enda asing di bronk!s
:ntuk mengeluarkan benda asing dari bronkus dilakukan dengan bronkoskopi, menggunakan
bronkoskopi kaku atau serat optic dengan memakai cunam yang sesuai dengan benda asing itu.
Tindakan bronkoskopi harus segera dilakukan, apalagi bila benda asing bersiat organik. Benda
asing yang tidak dapat dikeluarkan dengan cara bronkoskopi, seperti benda asing tajam, tidak
rata dan tersangkut pada jaringan, dapat dilakukan ser7ikotomi atau torakotomi untuk
mengeluarkan benda asing tersebut. )ntibiotika dan kortikosteroid tidak rutin diberikaan setelah
tindakan endoskopi pada ekstraksi benda asing. isoterapi dada dilakukan pada kasus
pneumonia, bronchitis purulenta dan ateleltasis. !asien dipulangkan +? jam setelah tindakan, jika
paru bersih dan tidak demam. oto thoraks pasca bronkoskopi dibuat hanya bila gejala
pulmonum tidak menghilang. 9ejala-gejala persisten seperti batuk, demam, kongesti paru,obstruksi jalan naas atau odinoagia memerlukan penyelidikan lebih lanjut dan pengobatan tepat
dan adekuat.(-6
#. enda asing di dasar lidah
14
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
15/133
Benda asing di dasar lidah dapt dilihat dengan kaca tenggorok yang besar. !asien diminta
menarik lidahnya sendiri dan pemeriksa memegang kaca tenggorok dengan tangan kiri,
sedangkan tangan kanan memegang cunam untuk mengambil benda tersebut. Bila pasien sangat
perasa sehingga menyukarkan tindakan, sebelumnya dapat disemprotkan obat anastetikum,
seperti Aylocain atau pantocain.(-6
Tuli *endadak +Sudden Dea!ness,
Sudden deaness ialah tuli yang terjadi secara tiba-tiba, jenis ketuliannya adalah
sensorineural, penyebabnya tidak dapat langsung diketahui, biasanya terjadi pada telinga.
15
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
16/133
Beberapa ahli mendeinisikan tuli mendadak sebagai penurunan pendengaran sensorineural 68
dB atau lebih, paling sedikit tiga rekuensi berturut-turut pada pemeriksaan audiometri dan
berlangsung dalam waktu kurang dari 6 hari. Kerusakan terutama di koklea dan biasanya bersiat
permanen, kelainan ini dimasukkan ke dalam keadaan darurat neurologi.?
Etiologi
Tuli mendadak dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain oleh iskemia koklea, ineksi
7irus, trauma kepala, trauma bising yang keras, perubahan tekanan atmoser, autoimun,
ototoksik, penyakit meniere dan neuroma akustik. Tetapi yang biasanya dianggap sebagai
etiologi dan sesuai dengan deinisi di atas adalah iskemia koklea dan ineksi 7irus.?
Patofisiologi
4skemia koklea merupakan penyebab utama tuli mendadak. Keadaan ini dapat disebabkan
oleh spasme, trombosis atau perdarahan arteri auditi7a interna. !embuluh darah ini merupakan
arteri ujung 2end arterty3, sehingga bila terjadi gangguan pada pembuluh darah ini koklea sangat
mudah mengalami kerusakan. 4skemia mengakibatkan degenarasi luas pada sel-sel ganglion stria
7askularis dan ligamen spiralis. Kemudian diikuti oleh jaringan ikat dan penulangan. Kerusakan
sel-sel rambut tidak luas dan membran basal jarang terkena.
Beberapa jenis 7irus, seperti 7irus parotis, 7irus campak, 7irus inluensa B dan mononukleosis
menyebabkan kerusakan pada organ corti, membran tektorial dan selubung myelin sara akustik.
Ketulian yang terjadi biasanya berat, terutama pada rekuensi sedang tinggi.?,D
Manifestasi klinis
Timbulnya tuli pada iskemia koklea dapat bersiat mendadak atau menahun secara tidak
jelas. Kadang-kadang dapat bersiat sementara atau berulang dalam serangan, tetapi biasanya
menetap. Tuli yang bersiat sementara biasanya tidak berat dan tidak berlangsung lama.
Kemungkinan sebagai pegangan harus diingat bahwa perubahan yang menetap akan terjadi
sangat cepat. Tuli dapat unilateral atau bilateral, dapat disertai dengan tinnitus dan 7ertigo.
!ada ineksi 7irus, timbulnya tuli mendadak biasanya pada satu telinga, dapat disertai dengan
tinnitus dan 7ertigo. Kemungkinan ada gejala dan tanda penyakit 7irus seperti parotis, 7arisela,
16
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
17/133
7ariola, atau pada anamnesis baru sembuh dari penyakit 7irus tersebut. !ada pemeriksaan klinis
tidak terdapat kelainan telinga.?
Diagnosis
%iagnosis tuli mendadak ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan isik dan THT,
audiologi, laboratorium, serta pemeriksaan penunjang.
)namnesis yang teliti mengenai proses terjadinya ketulian, gejala yang menyertai serta aktor
predisposisi penting untuk mengarahkan diagnosisi. !emeriksaan isik termasuk tekanan darah
sangat diperlukan. !ada pemeriksaan otoskopi tidak dijumpai kelainan ditempat yang sakit.
!emeriksaan selanjutnya sebagai diagnosis. !ada pemeriksaan pendangaran audiologi dasar
kualit tati berupa tes penala. tes 0inne, 5eber dan schwabach. !ada kasus ini didapatkan Tes
0inne positi pada telinga yang sakit, weber lateralisasi pada telinga yang sehat, dan schwabach
memendek. Kesan tuli sensorineural.D
Audi)etri nada murni * tuli sensorineural ringan sampai berat. Tes S4S4 2 short
increment sensiti$it% inde&3. Skor * (88 E atau kurang dari >8 E. Kesan * ditemukan rekrutmen.
Tes Tone %ecay atau releks kelelahan negetai. Kesan * bukan tuli retroklokea.
)udiometri tutur 2'peech a!diometr%3 S%S 2'pecch discrimination score3. Kurang dari (88E,
kesan tuli sensori neural.
)udiometri impedangs * Timpanogram tipe ) 2normal3, releks stapedius ipsilateral negati atau
positi, sedangkan kontralateral positi. Kesan * tuli sensorineural koklea.
B/0) 2pada anak3 menunjukkan tuli sensorineural ringan sampai berat.
!emeriksaan /&9 2 Elektronistagmografi3 mungkin terdapat pareses kanal. !emeriksaan
tomograi komputer 2T scan3 dan pencitraan resonansi magnetik 2"043 dengan kontras
diperlukan untuk menyingkirkan diagnosis seperti neuroma akustik dan malormasi tulang
temporal. B4la diduga kemungkinan adanya neuroma akustik, pasien dikonsulkan ke bagian
sara. !emeriksaan arteriograi diperlukan untuk kasus yang diduga akibat trombosis.
!emeriksaan laboratorium dapat digunakan untuk memeriksa kemungkinan ineksi 7irus, bakteri,
hiperlipidemia, hiperibrinogen,hipotiroid, penyakit auto imun dan aal hemostasi.
:ntuk mengetahui ada tidaknya hiperkoagulasi darah pada pasien tuli mendadak dapat dilakukan
pemeriksaan aal hemostasis dan tes penyaring pembekuan darah.
17
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
18/133
!enderita perlu di konsulkan ke sub-bagian hematologi penyakit dalam dan bagian kardiologi
untuk mengetahui adanya kelainan darah dan hal8hal yang mengakibatkan penyumbatan
pembuluh darah.D
Penatalaksanaan
Tirah baring sempurna 2total bed rest3 istirahat isik dan mental selama dua minggu
untukmenghilangkan atau mengurangi stress yang besar pengaruhnya pada keadaan kegagalan
neuro7askular.
$asodilatansia injeksi yang cukup kuat disertai dengan pemberian tablet 7asodilator.
!rednisone 2kortikosteroid3 ? A (8 mg 2+ tablet3. tappering off tiap 6 hari 2hati-hati pada pasien
diabetes mellitus3.
$itamin D88 mg (A( tablet1hari, 7itamin / (A( tablet.
&eurobion 2neurotonik3 6A( tablet1hari
%iit rendah garam dan rendah kolesterol
4nhalasi oksigen ?A(D menit 2+ liter1menit3 obat anti7irus sesuai dengan 7irus penyebab
Hiperbarik oksigen therapy.?
!ada pasien diabetes perlu diperhatikan, sebaiknya diberikan kortikosteroid injection dan
perlu dilakuan pemeriksaan gula darah secara rutin setiao hari serta konsultasi ahli penyakit
dalam. )pabila hasil konsultasi dengan sub bagian hematologi penyakit dalam dan bagian
kardiologi ditemukan kelainan, terapi ditambah, sesuai dengan nasehat bagian tersebut.
Saat ini telah dikenal terapi oksigen bertekanan tinggi dengan teknik pemberian oksien
hiperbarik adalah dengan memasukan pasien ke dalam suatu ruangan 2chamber 3 yang bertekanan
+ )T).
/7aluasi ungsi pendengaran dilakukan setiap minggu selama satu bulan. Kallinen et al 2(FF>3
mendeinisikan perbaikan pendengaran pada tuli mendadak adalah sebagai berikut *
. Sangat (aik apabila lebih dari 68 dB pada D rekuensi
". Se(uh apabila perbaikan ambang pendengaran kurang dari 68 dB pada rekuensi +D8 H
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
19/133
Bila gangguan pendengaran tidak sembuh dengan pengobatan diatas, dapat dipertimbangkan
pemasangan alat bantu dengar 2hearing aid 3. )pabila dengan alat bantu dengar juga masih belum
dapat berkomunikasi secara adekuat perlu dilakukan psikoterapi dengan tujuan agar pasien daGat
menerima keadaan. 0ehabilitasi pendengaran agar dengan sisa pendengaran yang ada dapat
digunakan secara maksimal bila memakai alat bantu dengar dan rehabilitasi suara agar dapat
mengendalikan 7olume, nada dan intonasi oleh karena pendengarannya tidak cukup untuk
mengontrol hal tersebut.?
Prognosis
!rognosis tuli mendadak tergantung pada bebrapa aktor yaitu * kecepatan pemberian obat,
respon + minggu pengobatan pertama, usia, derajat tuli sara dan adanya aktor predisposisi.
!ada umumnya makin cepa diberikan pengobatan makin besar kemungkinan untuk sembuh, bila
lebih dari + minggu kemungkinan sembuh menjadi lebih kecil. !enyembuhan dapat sebagian
atau lengkap, tetapi dapat juga tidak sembuh, ha ini disbabkan oleh karena aktor konstitusi
pasien seperti pasien yang pernah mendapat pengobatan ototoksik yang cukup lama, pasien
diabetes mellitus, pasien dengan kadar lemak darah yang tinggi, pasien dengan 7iskositas darah
yang tinggi dan sebagainya, walaupun pengobatan diberikan secara dini.
!asien yang cepat mendapat pemberian kortikosteroid dan atau 7asodilator mempunyai angka
kesembuhan yang lebih tinggi, dengan pula dengan kombinasi pemberian steroid dengan
heparinisasi dan karbogen serta steroid dengan obat ibrinolisis.
:sia muda mempunyai angka perbaikan yang lebih besar dibandingkan usia tua, tuli
sensorineural berat dan sangat berat mempunyai prognosis lebih buruk dibandingkan dengan tuli
sensorineural nada rendah dan menengah. Tinnitus adalah gejala yan paling sering menyertai dan
paling mengganggu di samping 7ertigo dan perasaan penuh ditelinga. 9ejala 7ertigo dan
perasaan telinga penuh lebih mudah hilang dibangdingkan dengan gejala tinnitus. )da ahli yang
berpendapat bahwa adanya tinnitus menunjukkan prognosis yang lebih baik.?,D
K)plikasi /titis *edia Supurati! Kr)nis
19
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
20/133
#titis media supurati, baik yang akut maupun konis, mempunyai potensi untuk menjadi
serius karena komplikasinya yang dapat mengancam kesehatan dan dapat menyebabkan
kematian. Bentuk komplikasi ini teragantung pada kelainan patologik yang menyebabkan otore.
biasanya komplikasi didapatkan pada pasien #"SK tipe bahaya, tetapi #"SK tipe amanpun
dapat menyebabkan suatu komplikasi, bila terineksi kuman yang 7irulen. %engan tersedianya
antibiotika yang mutakhir komplikasi otogenik menjadi semakin jarang. !emberian obat8obat
sering menyebabkan gejala dan tanda klinis komplikasi menjadi kurang jelas. Hal tersebut
menyebabkan pentingya menganal pola penyakit yang berhubungan dengan komplikasi ini.
Patofisiologi
Komplikasi otitis media terjadi apabila sawar 2barrier 3 pertahanan telinga tengah yang
normal dilewati, sehingga memungkinkan ineksi menjalar ke struktur disekitarnya. !ertahanan
pertama ialah mukosa ka7um timpani yang juga seperti mukosa saluran naas, mampu
melokalisasi ineksi. Bila sawar ini runtuh, masih ada sawar kedua, yaitu dinding tulang ka7um
timpani dan sel mastoid. Bila sawar ini runtuh, maka struktur lunak disekitarnya akan terkena.
0untuhnya periosteum akan menyebabkan terjadinya abses subperiosteal, suatu komplikasi yang
relati tidak bahaya. )pabila ineksi ini mengarah kedalam, ke tulang temporal, maka akan
menyebabkan paresis n.asialis atau labirintis. Bila kearah kranial, akan menyebabkan abses
ekstradural, trombolebitis sinsus lateralis, meningitis dan abses otak.
Bila sawara tulang terlampaui, suatu dinding pertahanan ketiga yaitu jaringan granulasi
terbentuk. !ada otitis media supurati akut atau suatu eksaserbasi akut penyebaran biasanya
melalui ostetrombolebitis 2hematogen3. Sedangakn pada kasus yang kronis, penyebaran terjadi
melalui erosi tulang. ara penyebaran lainnya ialah toksin masuk melalui jalan yang sudah ada,
misalnya melalui enestra rotundum, meatus akustikus internus, duktus perilimatikus dan duktus
endolimatikus.
%ari gejala dan tanda yang ditemukan, dapat diperkirakan jalan penyebaran suatu ineksi telinga
tengah kranial.
20
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
21/133
• !enyebaran hematogen
!enyebaran melalui osteotrombolebitis dapat diketahui dengan adanya 2(3 komplikasi
terjadi pada awal suatu ineksi atau eksaserbasi akut, dapat terjadi pada hari pertama atau
hari kedua samapai hari kesepuluh. 2+3 gejala prodromal tidak jelas seperti didapatkan
pada gejala meningitis lokal. 263 pada operasi, didapatan dinding tulang telinga tengah
utuh, dan tulang serta lapisan mukoperiosteal meradang dan mudah berdarah, sehingga
disebut juga mastoiditis hemhoragika.,>
!enyebaran melalui erosi tulang
!enyebaran melalui erosi tulang dapat diketahui, bila 2(3 komplikasi terjadi beberapa
minggu atau lebih setelah awal penyakit, 2+3 gejala prodromal ineksi lokal biasanya
mendahului gejala ineksi yang lebih luas, misalnya paresis n.asialis ringan yang hilang
timbul mendahului paresis n.asialis yang total, atau gejala meningitis lokal mendahului
meningitsi purulen, 263 pada operasi dapat ditemukan lapisan tulang yang rusak diantara
okus supurasi dengan struktur sekitarnya. Struktrur jaringan lunak yang terbuka biasanya
dilapisi oleh jaringan granulasi.(
!enyebaran melalui jalan yang sudah ada
!enyebaran ini dapat diketahui bila 2(3 komplikasi terjadi pada awal penyakit, 2+3 ada
serangan labirintis atau meningitis berulang, mungkin didapatkan raktur tengkorak,
riwayat operasi tulang atau riwayat otitis media yang sudah sembuh. Komplikasi
intrakranial mengikuti komplikasi labirintis supurati. 263 pada operasi dapat ditemukan
jlan penjalaran melalui sawar tulang yang bukan oleh karena erosi.
Manifestasi Klinis
Beberapa penulis mengemukakan klasiikasi komplikasi otitis media yang berlainan, tetapi
dasarnya tetap sama.
)dams dkk 2(FF3 mengemukakan klasiikasi sebagai berikut *A. Komplikasi ditelinga tengah *
. !erorasi membran impani persisten
". /rosi tulang pendengaran
#. !aralisis ner7us asialis
B. Komplikasi di telinga dalam *
21
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
22/133
. istula labirin
". Labirintis supurati
#. Tulis sara 2sensorineural3
. Komplikasi ekstra dural
. )bses ekstradural
". Trombosis sinus lateralis
#. !etrositis
%. Komplikasi ke susunan sara pusat
. "eningitis
". )bses otak
#. Hidrosealus otitis
Sou
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
23/133
- Thrombolebitis sinus lateralis
- Hidrosealus otikus
I Komplikasi ekstrakranial
- )bses retroaurikuler
- )bses be
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
24/133
jaringan patologis yang terdapat di ka7um timpani pun, misalnya kolesteatoma dapat menghantar
dapat menghantar ke telinga dalam.>
Paresis nervus fasialis
&er7us asialis dapat terkena oleh penyebaran ineksi langsung ke kanalis asialis pada otitis
media akut. !ada otitis media kronis, kerusakan terjadi oleh karena erosi tulang oleh
kolesteatoma atau oleh jaringan granulasi, disusul oleh ineksi kedalam kanalis asialis tesebut.
!ada otitis media akut operasi dekompresi kanalis asialis tidak dperlukan. !erlu diberikan
antibiotik dosis tinggi dan terapi penunjang lainnya serta menghilangkan tekanan di dalam
ka7um timpani dengan drenase. Bila dalam jangka waktu tertentu ternyata tidak ada perbaikan
seteleh diukur dengan elektrodiagnostik 2elektromiograi3, barulah dipikirkan untuk melakukan
dekompresi.
!ada otitis media supurati kronis, tindakan dekompresi harus segera dilakukan tanpa harus
menunggu pemeriksaan elektrodiagnostik.,>
Komplikasi telinga dalam
)pabila terdapat peninggian tekanan di telinga tengah oleh produksi ineksi, ada kemungkinan
produk ineksi itu akan menyebarkan ke telinga dalam melalui tingkap bulat 2enestra rotundum3.
Selama kerusakan hanya sampai bagian basalnya saja biasanya tidak menimbulkan keluhan pada
pasien. )kan tetapi apabila kerusakan telah menyebar ke koklea akan menjadi masalah. Hal ini
sering dipakai sebagai indikasi untuk melakukan miringotomi segera pada pasien otitis media
akut yang tidak membagik dalam empat puluh delapan jam dan penatalaksanaan medikamentosa
saja.
!enyebaran oleh proses destruksi, seperti oleh kolesteatoma atau ineksi langsung ke labirin
akan menyebabkan gangguan keseimbangan dan pendengaran. "isalnya 7ertigo, mual dan
muntah, serta tuli sara.,>
Fistula labirin dan labirinitis
#titis media supurati kronis terutama dengan kolesteatoma, dapat menyebabkan terjadinya
kerusakan pada bagian 7estibuler labirin, sehingga membentuk istula. !ada keadaan ini ineksi
dapat masuk, sehingga terjadi labirinitis dan akhirnya akan terjadi komplikasi tuli total atau
meningitis.
24
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
25/133
istula di labirin dapat diketahui dengan tes istula, yaitu dengan memberikan tekanan udara
positi ataupun negati ke liang telinga melalui otoskop Siegel dengan corong telinga yang kedap
atau balon karet dengan bentuk elips pada ujungnya yang dimasukkan kedalam liang telinga.
Balon karet di pencet dan udara didalamnya akan menyebabkan perubahan tekanan udara di
liang telinga. Bila istula yang terjadi masih paten maka akan terjadi kompresi dan ekspansi
labirin membran. Tes istla positi akan menimbulkan nistagmus atau 7ertigo. Tes istula bisa
negati, bila istulanya sudah tertutup oleh jaringan granulasi atau bila labirin sudah mati1paresis
kanal.
!emeriksaan radiologik tomograi atau T scan yang baik kadang-kadang dapat
memperlihatkan istula labirin, yang biasanya ditemukan di kanalis semisirkularis hori
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
26/133
K)plikasi Ke Ekstradural
Petrositis
Kira-kira sepertiga dari populasi manusia, tulang temporalnya mempunya sel-sel udara
sampai ke apeks os petrosum. Terdapat beberapa cara penyebaran ineksi dari telinga tengah ke
os petrosum. ;ang sering ialah penyebaran langsung ke sel-sel udara tersebut.
)danya petrositis sudah harus dicurigai, apabila pada pasien otitis media terdapat keluhan
diplopia, karena kelemahan ner7us $4. Seringkali disertai rasa nyeri didaerah parietal, temporal,
atau oksipital oleh karena terkenanya n.$, ditambah dengan terdapatnya otorea yang persisten,
terbentuklah suatu sindrom gradenigo.
Kecurigaan terhadap petrositis terutama bila terdapat nanah yang keluar terus menerus dan
rasa nyeri yang menetap pasca mastoidektomi.
!engobatan petrositis ialah operasi serta pemberian antibiotika protokol komplikasi intrakranial.
!ada waktu melakukan operasi telinga tengah dilakukan juga eksplorasi sel-sel udara tulang
petrosum serta mengeluarkan jaringan patogen.
Tromboflebitis sinus lateralis
4n7asi ineksi ke sinus sigmoid ketika melewati tulang mastoid akan menyebabkan terjadinya
trombosis sinus lateralis. Komplikasi ini sering ditemukan pada
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
27/133
drenase sinus dan mengeluarkan trombus. Sebelum itu dilakukan dulu ligasi 7ena jugulare
interna untuk mencegah trombus terlepas ke paru dan kedalam tubuh lain.
Abses ekstradural
)bses ekstradural adalah terkumpulnya nanah diantara duramater dan tulang. !ada otitis
media supurati kronis keadaan ini berhubungan dengan jaringan granulasi dan kolestetaoma
yang menyebabkan erosi tegmentimpani dan mastoid.
9ejalanya terutama berupa nyeri telinga hebat dan nyeri kepala. %engan oto rontgen
mastoid yang baik, terutama posisi schuller, dapat dilihat kerusakan di lempeng tegmen 2tegmen
plate3 yang menandakan tertembusnya tegmen. !ada umumnya abses ini baru diketahui pada
waktu operasi mastoidektomi.
Abses subdural
)bses subdural jaran terjadi sebagai perluasan langsung dari abses ekstradural biasanya
sebagai perluasan trombolebitis melalui pembuluh 7ena.
9ejalanya dapat berupa demam, nyeri kepala dan penurunan kesadaran sampai koma pada
pasien #"SK. 9ejala kelainan susunan sara pusat berupa kejang, hemiplegia dan pada
pemeriksaan terdapat tanda kernig positi.
!ungsi lumbal perlu untuk membedakan abses subdural dan meningitis. !ada abses subdural
pada pemeriksaan likuor serebrospinal kadar protein biasanya normal dan tidak ditemukan
bakteri. Kalau pada abses ekstradural nanah keluar pada waktu operasi mastoidektomi, pada
abses subdural nanah harus dikeluarkan secara bedah sara 2neuro-surgical3, sebelum dilakukan
operasi mastoidektomi.
K)plikasi susunan sara! pusat
Meningitis
Komplikasi otitis media ke susunan sara pusat yang palig sering ialah meningitis. Keadaan
ini dapat terjadi oleh otitis media akut, maupun kronis, serta dapat terlokalisasi atau umum.
5alau secara klinik kedua bentuk ini mirip, pada pemeriksaan likuor serebrospinal terdapat
bakteri pada bentuk yang umum, sedangkan pada bentuk yang terlokalisasi tidak ditemukan
bakteri.
27
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
28/133
9ambaran klinik meningitis biasanya berupa kaku kuduk, kenaikan suhu tubuh, mual,
muntah yang kadang-kadang proyektil, serta nyeri kepala hebat. !ada kasus yang berat biasanya
kesadaraan menurun 2delir sampai koma3. !ada pemeriksaan klinik terdapat kaku kuduk waktu
dileksikan dan terdapat tanda kernig positi. Biasanya kadar gula menurun dan kadar protein
meninggi di likuor serebrspinal.
!engobatan meningitis otogenik ini ialah dengan mengobati meningitisnya dulu dengan
antibiotik yang sesuai, kemudian ineksi ditelinganya ditanggulangi dengan operasi
mastoidektomi.,>
Abses otak
)bses otak sebagai komplikasi otitis media dan mastoiditis dapat ditemukan di serebelum,
osa kranial posterior atau di lobus temporal, di ossa kranial media. Keadaan ini sering
berhubungan dengan trombolebitis sinus lateralis, petrositis atau meningitis. )bses otak
biasanya merupakan perluasan langsung dari ineksi telinga dan mastoid atau trombolebitis.
:mumnya didahului oleh suatu abses ekstradural.
9ejala abses serebelum biasanya lebih jelas daripada abses lobus temporal. )bses serebelum
dapat ditandai dengan ataksia, disidadokokinesis, tremor intensi dan tidak tepat menunjuk suatu
objek.
)asia dapat terjadi pada abses lobus temporal. 9ejala lain yang menunjukkan adanya
toksisitas, berupa nyeri kepala, demam, muntah serta letargik. Selain itu sebagai tanda yang
nyata suatu abses otak ialah nadi yang lambat serta serangan kejang. !emeriksaan likuor
serebrospinal memperlihatkan kadar protein likuor yang tinggi serta kenaikan tekanan likuor.
"ungkin terdapat juga edema papil. Lokasi abses dapat ditentukan dengan pemeriksaan
angigrai, 7entrikulograi atau dengan tomograi komputer.
!engobatan abses otak ialah dengan antibiotika parenteral dosis tinggi 2protokol terapi
komplikasi intrakranial3, dengan atau tanpa operasi untuk melakukan drenase dari lesi. Selain itu
pengobatan dengan antibiotika harus intensi. "astoidektomi dilakukan untuk membuang
sumber ineksi, pada waktu keadaan umum lebih baik.,>
Hidrosefalus otitis
28
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
29/133
Hidrosealus otitis ditandai dengan peningkatan tekanan likuor serebrospinal yang hebat tapa
adanya kelainan kimiawi dari likuor itu. !ada pemeriksaan terdapat edema papil. Keadaan ini
dapat menyertai otitis media akut atau kronis.
9ejala berupa nyeri kepala yang menetap, diplopia, pandangan yang kabur, mual dan muntah.
Keadaan ini diperkirakan disebabkan oleh tertekannya sinus laterlais yang mengakibatkan
kegagalan absorpis likuor serebrospinal oleh lapisan arakhnoid.
Diagn)sis
!engenalan yang baik terhadap perkembangan penyakit telinga merupakan suatu prasyarat
untuk mengetahui timbulnya komplikasi. Bila dengan pengobatan medikamentosa tidak berhasil
mengurangi gejala klinik dengan tidak berhentinya otorea dan pada pemeriksaan otoskopik tidak
menunjukkan berkurangnya reaksi inlamasi dan pengumpulan cairan maka harus diwaspadai
kemungkinan terjadi komplikasi. !ada stadium akut, naiknya suhu tubuh, nyeri kepala atau
adanya tanda toksisitas seperti malaise, perasaan mengantuk, somnolen atau gelisah yang
menetap dapat merupakan tanda bahaya. Timbulnya nyeri kepala didaerah parietal atau oksipital
dan adanya keluhan mual, muntah proyektil serta kenaikan suhu badan yang menetap selama
terapi diberikan merupakan tanda komplikasi intrakranial.
!ada #"SK. tand-tanda penyebaran penyakit dapat terjadi setelah sekret berhenti keluar hal
ini menandakan adanya sekret purulen yang terbendung.
!emeriksaan radiologik dapat membantu memperlihatkan kemungkinan kerusakan dinding
mastoid, baik pemeriksaan radiologik kon7ensional maupun T scan. !emeriksaan radiologik
kon7ensional yang paling baik untuk menjelaskan anatomi telinga tengah adalah posisi schuller.
%ari pemeriksaan oto schuller dapat di7isualisasikan temporomandibular joint 2T"'3, tegmen
plate 2batas antara rongga mastoid dengan ossa media serebri3, sinus sigmoid dan gambaran
kolestetaoma. T scan tentu saja memiliki keunggulan dalam mem7isualisasikan anatomi ini,
tetapi pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan.
:ntuk melihat lesi otak, misalnya abses otak, hidrosealus dan lain-lain dapat dilakukan
pemeriksaan T scan otak tanpa dan dengan kontras.
Penatalaksanaan
29
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
30/133
Secara umum penatalaksanaan komplikasi penyakit telinga harus mencakup dua hal. Tidak
hanya penangan yang eekti terhadap komplikasinya yang harus diperhatikan tetapi juga usaha
untuk penyembuha ineksi primernya. Seringkali beratnya komplikasi mengharuskan kita
menunda mastoidektomi sampai keadaan umum pasien mengi
!engobatan antibiotika pada komplikasi intrakranial sulit, karena adanya sawar darah otak
yang menghalangi banyak jenis antibiotika untuk mencapai konsentrasi yang tinggi di cairan
serebrospinal. %ulu sering dipakai cara pemberian penisilin intratekal untuk mempertinggi
konsentrasi penisilin, tetapi ternyata terlalu mengiritasi, sehingga sekarang biasanya diberikan
deri7at penisilin dosis tinggi secara 4$. !asien harus dirawat dan diberikan antibiotik dosis secara
intra7ena. !emberian antibiotika dimulai dengan ampisilin ? A +88-?88 mg1k9bb1hati,
kloramenikol ? A (1+ - ( g1hari untuk orang dewasa atau 8 - (88 mg1kg BB1 hari untuk anak.
!emberian metronida
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
31/133
pasien buruk atau suhu tetap tinggi, maka pengobatan medikamentosa dilakukan sampai +
minggu, kemudian segera dilanjutkan dengan mastoidektomi yang dilakukan dalam analgesia
lokal.
Bila pemeriksaan tomograi tidak dapat dibuat, maka pengobatan medikamentosa diteruskan
sampai + minggu untuk kemudian dilakukan mastoidektomi. Bila keadaan umum tetap buruk
atau suhu tetap tinggi maka mastoidektomi dilakukan dengan analgesia lokal.
Terapi bedah idealnya dilakukan pada stadium dini komplikasi. %alam prakteknya hal tersebut
merupakan masalah untuk menentukan saat yang optimum. Hal yang ikut menentukan keputusan
diambil tindakan bedah atau tidak adalah diagnosis, kondisi pasien, dan respon pasien terhadap
pengobatan antibiotika. 0angsangan yang kontinyu dari kolesteatoma di mastoid dapat
menyebabkan meningitis berulang atau progresi7itas abses otak. #leh sebab itu kontrol terhadap
penyakit primernya merupakan keharusan untuk penyembuhan yang lengkap. Seringkali drenase
empiema subdura atau abses otak harus didahulukan, tetapi mastoidektomi harus segera
dilakukan setela kondisi pasien mengi
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
32/133
%ulu penggunaan antikoagulansia dan pengikatan sinus sering dilakukan untuk mencegah
pembentukan trombus kembali. Telah terbukti bahwa prosedur tersebut tidak jelas gunanya
sebagai tindakan rutin dan tidak diindikasikan pada kebanyakan kasus. )ntikoagulan dapat
digunakan bila terdapat pembentukan trombus yang luas dan mengenai sinus petrosus dan sinus
ka7ernosus. Kini ligasi 7ena jugularis jarang dilakukan, oleh karena dapat digunakan banyak
macam antibiotika yang mengontrol emboli sepsis. "alahan, sepsis yang berkepanjangan
menyebabkan perlunya reeksplorasi sinus melalui mastoid untuk lebih membersihkan secara
sempurna trombus yang terineksi. !ada keadaan ini serebelum harus ditusuk dengan jarum
untuk melihat kemungkinan adanya abses, sebab kedua kelainan tersebut sering bersamaan
terjadinya serta kemungkinan sebagai penyebab sepsis.
Ligasi $. jugularis jika diperlukan, dilakukan dengan insisi +-6 inci pada tepi anterior m.
sternokleidomastoideus, persis dibawah ujung tulang mastoid. $ena tersebut diikat dobel dan
diinsisi diantara kedua ikatan tersebut.
Terjadinya hidrosealus otik memerlukan aspirasi berulang cairan otak, terutam bila ada
ancaman terjadinya atroi optik. Biasanya tindakan operasi trombsis sinus menyebabkan
terjadinya penurunan tekanan serebrospinal secara bertahap.
"eningitis diobati terutama dengan pemberian antibiotik. Kemungkinan adanya komplikasi
lain seperti abses atau trombolebitis harus selalu dipikirkan dan harus dilakukan operasi bila
hasil pengobatan tidak seperti yang diharapkan. "eningitis otogenik yang berulang sering terjadi
dan pada keadaan begini harus dilakukan mastoidektomi dengan tidak mengindahkan tipe
penyakit telinganya. !ada kasus begini biasanya terdapat suatu daerah nekrosis tulang kadang-
kadang ditemukan suatu abses ekstradura.
)bses subdural merupakan komplikasi berat dan mengancam jiwa yang pengobatannya
merupakan tindakan gawat darurat bedah sara. %ibuat lubang dengan bor diatas dan dibawah
tempat yang terkena, dan pus yang terkumpul dihisap. Kemudian dilakukan irigasi dengan cairan
isiologik serta dengan larutan antibiotika, dan dipasang salir karet agar dapat dilakukan reirigasi
berkali-kali. seringkali tindakan mastoidektomi ditunda sampai pus tersebut habis.
)bses otak juga merupakan masalah bedah sara walaupun diagnosisnya kebetulan ditegakkan
ketika melakukan mastoidektomi. %renase abses melalui tegmen mastoid dulu sering dilakukan,
tetapi tindakan demikian merupak prosedur berisiko tinggi terhadap terjadinya herniasi otal
melalui tempat drenase tersebut ke rongga mastoid. )kan menolong sekali bila dilakukan operasi
32
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
33/133
mastoid dan bedah sara dalam waktu yang berdekatan. Kontaminasi ineksi yang terus menerus
dari mastoid ke jaringan otak akan menyebabkan respon pengobatan menjadi buruk. 4dealnya
kedua operasi tersebut dilakukan bersama-sama. !ada kasus-kasus berat tentu saja hal tersebtu
tidak mungkin dilakukan. !ada kasus berat diberikan pengobatan antibiotika dosis tinggi dulu.
Bila pengobatan ineksi telah berhasil mengurangi edema jaringan otak, maka operasi mastoid
harus dilaksanakan.,>
33
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
34/133
Epistaksis
(natomi )id!ng
Hidung luar berbentuk piramid dengan
bagian-bagiannya dari atas kebawah*
(. pangkal hidung 2bridge3,
+. batang hidung 2dorsum3,6. puncak hidung 2tip3,
?. ala nasi,
D. kolumela,. lubang hidung 2nares anterior3.
Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang
rawan yang dilapisi kulit, jaringan ikat dan beberapa otot
kecil yang berungsi melebarkan dan menyempitkan lubang
hidung. Kerangka tulang terdiri dari
(.tulang hidung 2os nasal3,
+.prosesus rontalis os maksila, dan
6.prosesus nasalis os rontal.
Sedangkan kerangka tulang rawan terdiri dari
beberapa pasang tulang rawan yang terletak di bagian bawah hidung, yaitu *
(.sepasang kartilago nasalislateralis superior,
+.sepasang kartilago nasalis lateralis inerior yang disebut juga sebagai kartilago alar mayor
dan
6.tepi anterior kartilago septum.
0ongga hidung atau ka7um nasi berbentuk terowongan dari depan ke belakang dipisahkan
oleh septum nasi di bagian tengahnya menjadi ka7um nasi kanan dan kiri. !intu atau lubang
masuk ka7um nasi di bagian depan disebut nares anterior dan lubang belakang disebut nares
34
9ambar ( )natomi Hidung
9ambar + )natomi Hidung
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
35/133
posterior 2koana3 yang menghubungkan ka7um nasi dengan nasoaring. %inding medial hidung
disebut sebagai septum nasi. Septum di bentuk oleh tulang dantulang rawan. Bagian tulangnya
adalah
(.lamina prependikularis,
+.7omer,
6.krista nasalis os maksila dan
?.krista nasalis os palatina.
Bagian tulang rawannya adalah* (.kartilago septum2lamina kuadrangularis3 dan +.kolumela.!ada
dinding lateral terdapat ? buah konka, yang terbesar dan terletak paling bawah ialahkonka
inerior, kemudian yang lebih kecil ialah konka media, lebih kecil lagi ialah konkasuperior
sendangkan yang terkecil disebut konka suprema. Konka suprema ini biasanya rudimenter.
Konka 4nerior merupakan tulang tersendiri yang melekat pada os maksila dan labirin
etmoid, sedangkan konka media, superior dan suprema merupakan bagian dari labirin etmoid.
%iantara konka-konka dan dinding lateral hidung terdapat rongga sempit yang disebutmeatus.
)da 6 meatus yaitu meatus inerior, medius, dan superior. "eatus inerior terletak diantara konkainerior dengan dasar hidung dan dinding lateral rongga hidung. !ada meatus inerior terdapat
muara 2ostium3 duktus nasolakrimalis. "eatus medius terletak diantarakonka media dan dinding
lateral rongga hidung. !ada meatus medius terdapat muara dari sinus rontal, sinus maksila, dan
sinus etmoid anterior. "eatus superior terletak diantarakonka superior dan konka media. !ada
meatus superior terdapat muara sinus etmoid posterior dan sinus senoid.%inding inerior
35
9ambar 6 )natomi Hidung
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
36/133
merupakan dasar rongga hidung dan dibentuk oleh os maksila dan os palatum. %inding superior
atau atap hidung sangat sempit dan dibentuk oleh lamina kribiormis, yang memisahkan rongga
tengkorak dari rongga hidung. Lamina kribiormismerupakan lempeng tulang berasal dari os
etmoid, tulang ini berlubang-lubang2kribosaJsaringan3 tempat masuknya serabut-serabut sara
olaktorius. !ada bagian posterior,atap rongga hidung dibentuk oleh os senoid.
*ask!larisasi )id!ng
!endarahan untuk hidung berasal dari 6 sumber utama yaitu arteri etmoidalis anterior,arteri
etmoidalis posterior 2cabang dari arteri otalmika3, dan arteri senopalatina. )rterietmoidalis
anterior memperdarahi septum bagian superior anterior dan dinding lateral hidung.)rteri
etmoidalis posterior memperdarahi septum bagian superior posterior. )rterisenopalatina terbagi
menjadi arteri nasalis posterolateral yang menuju ke dinding lateralhidung dan arteri septi
posterior yang menyebar pada septum nasi.Bagian bawah rongga hidung mendapat pendarahan
dari cabang arteri maksilarisinterna, diantaranya ialah ujung arteri palatina mayor dan arteri
senopalatina yang keluar dari oramen senopalatina bersama ner7us senopalatina dan
memasuki rongga hidung di belakang ujung posterior konka media. Bagian depan hidung
mendapat pendarahan daricabang-cabang arteri asialis.!ada bagian depan septum terdapat
anastomosis dari cabang-cabang arteri senopalatina,arteri etmoidalis anterior, arteri labialis
superior dan arteri palatina mayor,yang disebut pleksus Kiesselbach 2LittleCs area3 yang letaknya
superisial dan mudah cederaoleh trauma, sehingga sering menjadi sumber epistaksis.$ena-7ena
hidung mempunyai nama yang sama dan berjalan berdampingan denganarterinya. $ena di
7estibulum dan struktur luar hidung bermuara ke 7ena otalmika superior yang berhubungan
dengan sinus ka7ernosus.
36
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
37/133
9ambar ? $askularisasi hidung
+nner$asi )id!ng
Bagian depan dan atas ronga hidung mendapat persaraan sensoris dari ner7us
etmoidalisanteior, yang merupakan cabang dari ner7us nasosiliaris, yang berasal dari ner7us
otalmikus2&.$3. 0ongga hidung lainnya, sebagian besarnya mendapat persaraan sensoris dari
ner7usmaksila melalui ganglion senopalatina.9angglion senopalatina, selain memberikan
persaraan sensoris, juga memberikan persaraan 7asomotor atau otonom untuk mukosa hidung.
9anglion ini menerima serabut sara sensoris dari ner7us maksila 2&. $3, serabut parasimpatis
dari ner7us petrosus superisialis mayor dan serabut sara simpatis dari nerus petrosus proundus.
37
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
38/133
9angglion senopalatina terletak di belakan dan sedikit di atas ujung posterior konka
media.ungsi penghidu berasal dari ner7us olaktorius. Sara ini turun melalui lamina
kribosadari permukaan bawah bulbus olaktorius dan kemudian berakhir pada sel- sel
reseptor penghidu pada mukosa olaktorius di daerah sepertiga atas hidung.
,isiologi )id!ng
%alam keadaan idealnya, desain hidung internal menyediakan saluran yang canggih untuk
pertukaran udara yang laminer. Selama inspirasi hidung, terjadi penyaringan partikel-partikel dan
pelembaban udara dari luar oleh epitel bertingkat torak semu bersilia 2pseudostratiied ciliated
columnar epithelium3. Lapisan hidung, terutama pada konka inerior dan media mengandung
lamia propia ber7askuler tinggi. )rteriol-arteriol konka berjalan melewati tulang konka dan
dikelilingi oleh pleksus 7ena. %ilatasi arteri yang terjadi dapat memblok aliran balik 7ena, yang
akhirnya menyebabkan kongesti mukosal.
0ungsi 1espirasi
:dara yang dihirup akan mengalami humidiikasi oleh palut lendir. Suhu udara yang melalui
hidung diatur sehingga berkisar 6>8. ungsi pengatur suhu ini dimungkinkan oleh banyaknya
pembuluh darah di bawah epitel dan adanya permukaan konka dan septum yang luas. !artikel
debu, 7irus, bakteri, dan jamur yang terhirup bersama udara akan disaring di hidung oleh* rambut
27ibrissae3 pada 7estibulum nasi, silia, palut lendir. %ebu dan bakteri akan melekat pada palut
lendir dan partikel-partikel yang besar akan dikeluarkan dengan releA bersin.
0ungsi Penghidu
Hidung bekerja sebagai indra penghidu dan pencecap dengan adanya mukosa olaktorius
pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas septum. !artikel bau dapat
mencapai daerah ini dengan cara diusi dengan palut lendir atau bila menarik napas dengan kuat.
ungsi hidung untuk membantu indra pencecap adalah untuk membedakan rasa manis yang
berasal dari berbagai macam bahan.
38
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
39/133
9ambar D isiologi hidung
0ungsi 0)netik
0esonansi oleh hidung penting untuk kualitas suara ketika berbicara dan menyanyi.
Sumbatan hidung akan menyebabkan resonansi berkurang atau hilang,sehingga terdengar suara
sengau 2rhinolalia3. Terdapat + jenis rhinolalia yaitu rhinolalia aperta yang terjadi akibat
kelumpuhan anatomis atau kerusakan tulang di hidung dan mulut. ;ang paling sering terjadi
karena stroke dan rhinolalia oklusa yang terjadi akibat sumbatan benda cair 2ketika pilek3 atau
padat 2polip, tumor, benda asing3 yang menyumbat.
1e!leks Nasal
"ukosa hidung merupakan reseptor releA yang berhubungan dengan saluran
cerna,kardio7askuler dan pernapasan. 4ritasi mukosa hidung akan menyebabkan releA bersin dan
napas berhenti. 0angsang bau tertentu akan menyebabkan sekresi kelenjar liur, lambung, dan
pancreas.
Definisi
/pistaksis atau mimisan adalah perdarahan akut yang berasal dari lubang hidung, rongga
hidung atau nasoaring dan sering kali berubah menjadi kasus gawat darurat dan memerlukan
tindakan segera. /pistaksis biasanya terjadi tiba-tiba. !erdarahan mungkin banyak, bisa juga
sedikit. !enderita selalu ketakutan sehingga merasa perlu memanggil dokter. /pistaksis bukan
39
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
40/133
suatu penyakit, melainkan gejala dari suatu kelainan yang mana hampir F8 E dapat berhenti
sendiri.
/pistaksis terbanyak dijumpai pada usia +-(8 tahun dan D8-8 tahun. Tidak ada perbedaan
yang bermakna antara laki-laki dan wanita. /pistaksis bagian anterior sangat umum dijumpai
pada anak dan dewasa muda, sementara epistaksis posterior sering pada orang tua dengan
riwayat penyakit hipertensi atau arteriosklerosis. /pistaksis anterior dan posterior akan dibahas
pada point berikutnya di bab ini.
Tiga prinsip utama dalam menanggulangi epistaksis yaitu menghentikan
perdarahan,mencegah komplikasi dan mencegah berulangnya epistaksis rongga hidung. F
/pistaksis dibagi menjadi + menurut sumber perdarahannya yaitu *
a. /pistaksis anterior * !erdarahan yang umumnya berasal dari pleksus Kisselbach di
septum bagian anterior atau dari etmoidalis anterior. !erdarahan pada septum anterior
biasanya ringan karena keadaan mukosa yang hiperemis atau kebiasaan mengorek hidung
dan kebanyakan terjadi pada anak yang sering kali berulang dan dapat berhenti sendiri.
b. /pistaksis posterior * !erdarahan dapat dari arteri etmoidalies posterior atau arteri arteri
sennopalatina. !erdarahan biasanya lebih hebat dan jarang dapat berhenti sendiri. Sering
ditemukan pada pasien yang mengalami penyakit sistemik seperti hipertensi,
arteriosklerosis atau pasien dengan penyakit kardio7askuler karena pecahnya arteri
senopalatina.
Etiologi
/pistaksis dapat ditimbulkan oleh sebab-sebab lokal dan umum atau kelainan sistemik. -F
(3 Lokal
a, Traua
!erdarahan dapat terjadi karena trauma ringan misalnya mengorek hidung, benturan ringan,
bersin atau mengeluarkan ingus terlalu keras, atau sebagai akibat trauma yang lebih hebat seperti
kena pukul, jatuh atau kecelakaan lalu lintas. Trauma karena sering mengorek hidung dapat
menyebabkan ulserasi dan perdarahan di mukosa bagian septum anterior. Selain itu epistaksis
juga bisa terjadi akibat adanya benda asing tajam atau trauma pembedahan.
40
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
41/133
/pistaksis sering juga terjadi karena adanya spina septum yang tajam. !erdarahan dapat
terjadi di tempat spina itu sendiri atau pada mukosa konka yang berhadapan bila konka itu
sedang mengalami pembengkakan. Bagian anterior septum nasi, bila mengalami de7iasi atau
perorasi, akan terpapar aliran udara pernaasan yang cenderung mengeringkan sekresi hidung.
!embentukan krusta yang keras dan usaha melepaskan dengan jari menimbulkan trauma digital.
!engeluaran krusta berulang menyebabkan erosi membrana mukosa septum dan kemudian
perdarahan.
Benda asing yang berada di hidung dapat menyebabkan trauma local, misalnya pada pipa
nasogastrik dan pipa nasotrakea yang menyebakan trauma pada mukosa hidung.
Trauma hidung dan wajah sering menyebabkan epistaksis. 'ika perdarahan disebabkan
karena laserasi minimal dari mukosa biasanya perdarahan yang terjadi sedikit tetapi trauma
wajah yang berat dapat menyebabkan perdarahan yang banyak.
9ambar D /pistaksis
(, In!eksi l)kal
/pistaksis bisa terjadi pada ineksi
hidung dan sinus paranasal seperti rhinitis
atau sinusitis.4neksi akan
menyebabkan inlamasi yang akan
merusak mukosa. 4nlamasi akan menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah
setempat sehingga memudahkan terjadinya perdarahan di hidung.
2, Ne)plasa
/pistaksis yang berhubungan dengan neoplasma biasanya sedikit dan intermiten, kadang-
kadang ditandai dengan mukus yang bernoda darah, Hemangioma, angioibroma dapat
menyebabkan epistaksis berat. Karena pada tumor terjadi pertumbuhan sel yang abnormal dan
41
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
42/133
pembentukan pembuluh darah yang baru 2neo7askularisasi3 yang bersiat rapuh sehingga
memudahkan terjadinya perdarahan.
9ambar /pistaksis pada malignan melanoma
d, Kelainan k)ngenital
Kelainan kongenital yang sering menyebabkan epistaksis ialah perdarahan telangiektasis
heriditer 2hereditary hemorrhagic telangiectasia1#slers disease3. 'uga sering terjadi pada $on
5illendbrand disease. Telengiectasis hemorrhagic hereditary adalah kelainan bentuk pembuluh
darah dimana terjadi pelebaran kapiler yang bersiat rapuh sehingga memudah kan terjadinya
perdarahan.
9ambar > #slerCs %isease
'ika ada cedara jaringan, terjadi kerusakan pembuluh darah dan akan menyebabkan
kebocoran darah melalui lubang pada dinding pembuluh darah. !embuluh dapat rusak dekat
permukaan seperti saat terpotong. )tau dapat rusak di bagian dalam tubuh sehingga terjadi
memar atau perdarahan dalam.
42
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
43/133
e, Pengaruh lingkungan
Kelembaban udara yang rendah dapat menyebabkan iritasi mukosa. /pistaksis sering terjadi
pada udara yang kering dan saat musim dingin yang disebabkan oleh dehumidiikasi mukosa
nasal selain itu bisa di sebabkan oleh
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
44/133
pada penderita hemoilia tidak dapat membeku dengan sendirinya secara normal. !roses
pembekuan darah berjalan amat lambat. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya epistaksis.
Leukemia adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah putih yang diproduksi
oleh sumsum tulang 2bone marro-3. Sumsum tulang atau bone marro- ini dalam tubuh manusia
memproduksi tiga tipe sel darah diantaranya sel darah putih 2berungsi sebagai daya tahan tubuh
melawan ineksi3, sel darah merah 2berungsi membawa oksigen kedalam tubuh3 dan trombosit
2bagian kecil sel darah yang membantu proses pembekuan darah3. !ada Leukemia terjadi
peningkatan pembentukan sel leukosit sehingga menyebabkan penekanan atau gangguan
pembentukan sel-sel darah yang lain di sumsum tulang termasuk trombosit. Sehingga terjadi
keadaan trombositpenia yang menyebabkan perdarahan mudah terjadi.
#bat-obatan seperti terapi antikoagulan, aspirin dan enilbuta
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
45/133
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
46/133
%! 2ibrinogen degredation product3 sehingga terjadi penurunan aktor pembekuan. #leh
karena itu epistaksis sering terjadi pada kasus demam berdarah.
d, 5angguan h)r)nal
!ada saat hamil terjadi peningkatan estrogen dan progestron yang tinggi di pembuluh darah
yang menuju ke semua membran mukosa di tubuh termasuk di hidung yang menyebabkan
mukosa bengkak dan rapuh dan akhirnya terjadinya epistaksis.
e, Alk)h)lise
)lkohol dapat menyebabkan sel darah merah menggumpal sehingga menyebabkan terjadinya
sumbatan pada pembuluh darah. Hal ini menyebabkan terjadinya hipoksia dan kematian sel.
Selain itu hal ini menyebabkan peningkatan tekanan intra7ascular yang dapat mengakibatkan
pecahnya pembuluh darah sehingga dapat terjadi epistaksis.
Epidemiologi
/pistaksis banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari baik pada anak-anak maupun usia
lanjut. Sekitar 8E dari populasi mengalami epistaksis pada beberapa waktu, dan E
membutuhkan perhatian ahli medis. /pistaksis terbanyak dijumpai pada usia +-(8 tahun dan D8-
8 tahun dan sering dijumpai pada musim dingin dan kering. %i )merika Serikat angka kejadian
epistaksis dijumpai ( dari > penduduk. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara laki-laki dan
wanita. /pistaksis bagian anterior sangat umum dijumpai pada anak dan dewasa muda,
sementara epistaksis posterior sering pada orang tua dengan riwayat penyakit hipertensi atau
arteriosklerosis.F
Patofisiologi
"enentukan sumber perdarahan amat penting, meskipun kadang-kadang sukar ditanggulangi.
!ada umumnya terdapat dua sumber perdarahan, yaitu dari bagian anterior dan posterior. ,F
46
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
47/133
( /pistaksis anterior dapat berasal dari !leksus Kiesselbach, merupakan sumber perdarahan
paling sering dijumpai anak-anak. %apat juga berasal dari arteri ethmoid anterior.
!erdarahan dapat berhenti sendiri 2spontan3 dan dapat dikendalikan dengan tindakan
sederhana.
9ambar /pistaksis anterior + /pistaksis posterior, berasal dari arteri sphenopalatina dan arteri ethmoid posterior.
!erdarahan cenderung lebih berat dan jarang berhenti sendiri, sehingga dapat
menyebabkan anemia, hipo7olemi dan syok. Sering ditemukan pada pasien dengan
penyakit kardio7askular.
9ambar F /pistaksis posterior
!ada dasarnya epistaksis ini terjadi karena
perubahan progresi dari otot pembuluh darah
tunika media à jaringan kolagen à
gagalnya kontraski pemb.darah krn hilangnya
otot tunika mediaà perdarahan F
Manifestasi Klinis
!asien sering menyatakan bahwa perdarahan berasal dari bagian depan dan belakang
hidung. !erhatian ditujukan pada bagian hidung tempat awal terjadinya perdarahan atau pada
bagian hidung yang terbanyak mengeluarkan darah. ,F
47
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
48/133
Kebanyakan kasus epistaksis timbul sekunder trauma yang disebabkan oleh mengorek
hidung menahun atau mengorek krusta yang telah terbentuk akibat pengeringan mukosa hidung
berlebihan. !enting mendapatkan riwayat trauma terperinci. 0iwayat pengobatan atau
penyalahgunaan alkohol terperinci harus dicari. Banyak pasien minum aspirin secara teratur
untuk banyak alasan. )spirin merupakan penghambat ungsi trombosit dan dapat menyebabkan
pemanjangan atau perdarahan. !enting mengenal bahwa eek ini berlangsung beberapa waktu
dan bahwa aspirin ditemukan sebagai komponen dalam sangat banyak produk. )lkohol
merupakan senyawa lain yang banyak digunakan, yang mengubah ungsi pembekuan secara
bermakna.,F
Diagnosis
!ada anamnesis umumnya didapatkan pasien mengeluarkan darah dari rongga hidung atau
sepeti menelan tetesan darah yang berasal dari hidung. /pistaksis bisa terjadi tiba-tiba ataupun
berulang. Biasanya pasien datang karena panik, darah yang keluar banyak dan tidak berhenti.
0iwayat lokal atau riwayat sistemik biasanya kita dapatkan dari anamnesis. !ada pemeriksaan
isik harus kita siapkan alat-alat yang diperlukan untuk pemeriksaan seperti lampu kepala,
speculum hidung dan alat penghisap 2bila ada3 dan pinset bayonet, kapas, kain kassa.F
:ntuk pemeriksaan yang adekuat pasien harus ditempatkan dalam posisi dan ketinggian
yang memudahkan pemeriksa bekerja. Harus cukup sesuai untuk mengobser7asi atau
mengeksplorasi sisi dalam hidung.
%engan spekulum hidung dibuka dan dengan alat pengisap dibersihkan semua kotoran
dalam hidung baik cairan, sekret maupun darah yang sudah membekuN sesudah dibersihkan
semua lapangan dalam hidung diobser7asi untuk mencari tempat dan aktor-aktor penyebab
perdarahan. !asien yang mengalami perdarahan berulang atau sekret berdarah dari hidung yang
bersiat kronik memerlukan okus diagnostik yang berbeda dengan pasien dengan perdarahan
hidung akti yang prioritas utamanya adalah menghentikan perdarahan. !emeriksaan yang
diperlukan berupa.F
a 0inoskopi anterior * !emeriksaan harus dilakukan dengan cara teratur dari anterior ke
posterior. $estibulum, mukosa hidung dan septum nasi, dinding lateral hidung dan
48
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
49/133
konkha inerior harus diperiksa dengan cermat. 'ika perdarahan berasal dari anterior pada
rinoskopi anterior didapatkan adanya darah yang mengalir di rongga hidung.
9ambar (8 0hinoskopi )nterior
b 0inoskopi posterior
!emeriksaan nasoaring dengan rinoskopi posterior penting pada pasien dengan
epistaksis berulang dan sekret hidung kronik untuk menyingkirkan neoplasma.
c 0ontgen sinus dan T-Scan atau "04
0ontgen sinus dan T-Scan atau "04 penting mengenali neoplasma atau ineksi.
d /ndoskopi hidung untuk melihat atau menyingkirkan kemungkinan penyakit lainnya.
9ambar (( Tampilan endoskopi epistaksis posterior
e Skrining terhadap koagulopati
49
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
50/133
Tes-tes yang tepat termasuk waktu protrombin serum, waktu tromboplastin parsial,
jumlah platelet dan waktu perdarahan.
Penatalaksanaan ,F
!rinsip penatalaksanaan epistaksis adalah menghentikan perdarahan, mencegah komplikasi
dan mencegah perdarahan berulang.
Bila pasien datang dengan epistaksis, perhatikan keadaan umumnya, nadi, pernapasan, serta
tekanan darahnya. Bila ada kelainan atasi terlebih dahulu misalnya memasang inuse. 'alan napas
dapat tersumbat oleh darah atau bekuan darah, perlu dibersihkan atau diisap.
:ntuk dapat menghentikan perdarahan perlu dicari sumbernya. Harus diperhatikan jangan
sampai darah mengalir ke saluran napas bawah. Setidaknya dilihat apakah perdarahan dari
anterior atau posterior dengan langkah kita memasang tampon sementara terlebih dahulu yaitu
kapas yang dibahasi dengan adrenalin (1D888-(1(8.888 dan pantocain atau lidokain +E
dimasukan ke dalam rongga hidung untuk menghentikan perdaragan dan mengurangi rasa nyeri
pada saat dilakukan tindakan selanjutnya. Tampon itu dibiarkan selama (8-(D menit. Setelah
terjadi 7asokontriksi biasanya dapat dilihat apakah perdarahan berasal dari bagian anterior atau
posterior hidung.
50
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
51/133
Perdarahan anteri)r
Tampon )nterior
!erdarahan anterior sering kali berasal dari pleksus
Kisselbach di septum bagian depan. )pabila tidak berhenti
dengan sendirinya, perdarahan anterior, terutama pada
anak dapat dicoba dihentikan dengan menekan hidung dari
luar selama (8-(D menit, sering kali berhasil. Bila sumber
perdarahan dapat terlihat, tempat asal perdarahan dikaustik
dengan larutan &itras )rgenti 2)g? +D-68E.
Sesudahnya area tersebut diberi krim antibiotic.
Bila dengan cara ini perdarahan masih terus
berlangsung, maka perlu dilakukan pemasangan tampon
anterior yang dibuat dari kapas atau kasa yang diberi
pelumas 7aselin atau salep antibiotik. !emakaian pelumas
ini agar tampon mudah dimasukkan dan tidak
menimbulkan perdarahan baru atau dicabut. Tampon
dimasukkan sebanyak +-? buah, disusun dengan teratur
dan harus dapat menekan perdarahan. Tampon
dipertahankan selama + A +? jam, harus dikeluarkan untuk
mencegah ineksi hidung. Selama + hari ini dilakukan
pemeriksaan penunjang untuk mencari actor penyebab
epistaksis. Bila perdarahan masih belum berhenti, dipasang
tampon baru. F
Selain mengunakan kasa untuk anterior nasal packing , dapat juga di gunakan spons
2"erocel atau %oyle Sponge3. Tampon dimasukan dengan hati-hati pada dasar ca7um nasi
karena akan mengembang apabila terkena darah atau cairan lain. !emberian jel lubrikan pada
ujung tampon mempermudah pemasangan. Setelah tampon terpasang, tetesi tampon dengan
sedikit cairan 7asokonstriktor untuk mempercepat perhentian perdarahan. Tetesi saline kedalam
51
9ambar (+ Tampon anterior
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
52/133
lubang hidung agar tampon dapat mengembang sempurna. Tampon dapat dilepas setelah 6-D hari
terpasang dengan memastikan telah terjadi ormasi pembekuan darah yang adekuat.,F
!ack &asalis /ntaksis
!ack1tampon nasalis anterior yang relati7e baru adalah /&Taksis. !ack1tampon ini
merupakan polimer alami yang berasal dari ganggang laut dan mengandung kalsium alginate.
!ack ini menghasilkan hemostasis, memiliki siat menyembuhkan, serta dapat diinersi dan
dikeluarkan tanpa mengakti7asi kalsium alginate dan membuat pack ini lunak, pack
mengembang dan menyesuaikan dengan benuk ca7itas nasalis anterior. !ack ini mengakti7asi
agregasi platelet untuk menghasilkan hemostasis, menjaga hemostasis tetap lembab dan
mengeluarkan gel ke permukaan halus yang memungkinkan pengeluaran pack dengan mudah. F
!erdarahan !osterior
/pistaksis posterior jarang terjadi dibandingkan epistaksis anterior dan biasanya ditangani
oleh dokter spesialis. Posterior nasal packing atau tampon posterior dilakukan dengan
memasukkan kateter melalui salah satu lubang hidung atau keduanya ke nasoaring dan keluar
melalui mulut. Tampon kasa di kaitkan diujung kateter lalu ditempatkan di nasoaring posterior,
lalu kateter ditarik dari hidung sehingga tampon kasa dapat berada di belakang koana dan
menutupi aliran rogga hidung posterior serta memberikan eek penekanan pada sumber
perdarahan. !rosedur ini memerlukan keterampilan khusus dan biasanya dilakukan oleh dokter
spesialis. Semua pasien dengan tampon posterior ini harus dilakukan monitoring di rumah sakit.
9ambar (6 Tampon posterior
52
-
8/18/2019 Emergency Tht Kl
53/133
Beragam sistem balon eekti dalam menangani perdarah posterior dan menimbulkan
komplikasi yang lebih sedikit di bandingkan dengan prosedur packing. Konsepnya tetap sama,
dengan memasukkan udara atau cairan kedalam balon, balon akan mengembang dan
memberikan penekanan pada dinding lateral hidung dan septum. Tipe terbaru dari balon na