Embriologi-drArifin

48
Embriologi Embriologi Dr. ARIFIN DIII- FISIOTERAPI STIKES ARGA HUSADA

Transcript of Embriologi-drArifin

Page 1: Embriologi-drArifin

EmbriologiEmbriologi

Dr. ARIFINDIII- FISIOTERAPI

STIKES ARGA HUSADA

Page 2: Embriologi-drArifin

Organisms (species) develop from primordial cells Organisms (species) develop from primordial cells or/or/of of previous organismprevious organismss by sexual or asexual by sexual or asexual reproduction.reproduction.

Multicellular organisms (including human) develop Multicellular organisms (including human) develop by sexual reproduction.by sexual reproduction.

Sexual reproduction is carried out Sexual reproduction is carried out through thethrough the reunion of reunion of gametesgametes ( (sex cells) sex cells) fusion of male fusion of male gametesgametes (spermatozoa) & female gametes (ovum) (spermatozoa) & female gametes (ovum) — —

fertilization fertilization zygotes zygotes develop to become develop to become new new organisms.organisms.

In humans — production of gametes, fertilization & In humans — production of gametes, fertilization & generation of new organism (embryo) are facilitated generation of new organism (embryo) are facilitated by sex organs (reproductive organs).by sex organs (reproductive organs).

Page 3: Embriologi-drArifin

GametogenesisGametogenesis

Primordial germ cells (PGC) occupy gonad Primordial germ cells (PGC) occupy gonad during during embryonic development.embryonic development. male male spermatogonia spermatogonia sem semiiniferousniferous tubules.tubules. female female oogonia oogonia ovarian cortex. ovarian cortex. Spermatogonia & oogonia are inactiveSpermatogonia & oogonia are inactive during during childhood and become active as individuals become childhood and become active as individuals become puberty.puberty.

Gametogenesis process :Gametogenesis process : - cell proliferation — mitosis- cell proliferation — mitosis - formation of haploid cells — meiosis- formation of haploid cells — meiosis - maturation — transformation & capacity forfertilization- maturation — transformation & capacity forfertilization

Page 4: Embriologi-drArifin
Page 5: Embriologi-drArifin
Page 6: Embriologi-drArifin
Page 7: Embriologi-drArifin
Page 8: Embriologi-drArifin

Zigot merupakan hasil dari penyatuan inti sperma yang mengandung 23 kromosom (haploid) dengan inti ovum yang mengandung 23 kromosom (haploid). Pembelahan berlangsung secara mitosis berkali-kali

Page 9: Embriologi-drArifin
Page 10: Embriologi-drArifin
Page 11: Embriologi-drArifin
Page 12: Embriologi-drArifin

Cleavage ?Cleavage ?Ketika zigot telah terbentuk, maka dimulailah

pembelahan mitosis pada zigot yang dikenal dengan tahapan pembelahan (cleavage).

Dalam fase ini, zygot berubah bentuk dari sel tunggal menjadi sebuah masa sel yang solid/padat disebut morula. Morula berkembang menjadi bola sel yang berrongga (rongga =blastosel), disebut blastula.

Sel-sel kecil hasil pembelahan tersebut dikenal dengan istilah blastomer.

Page 13: Embriologi-drArifin

Pembelahan diawali dengan pembelahan inti, kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasma menjadi banyak sel yang lebih kecil, zigot membelah secara mitosis menjadi 2, 4, 8, 16 dan seterusnya. Pada saat dimana sel tersebut mencapai 32 sel dan membentuk bola padat, inilah yang disebut morula.

Page 14: Embriologi-drArifin
Page 15: Embriologi-drArifin
Page 16: Embriologi-drArifin
Page 17: Embriologi-drArifin

Compaction and Cavitation

Compaction

Cavitation

Page 18: Embriologi-drArifin
Page 19: Embriologi-drArifin

Bagaimana perkembangan Bagaimana perkembangan selanjutnya dari Blastula?selanjutnya dari Blastula?

Perkembangan zigot menjadi morula dan blastula merupakan tahapan cleavage.

Setelah terbentuk blastula, sel-sel tersebut akan terus membelah dan menata ulang dirinya hingga terbentuk embrio berlapis tiga disebut gastrula, proses pada tahapan ini disebut Gastrulasi.

Setelah terbentuk gastrula, embrio akan berdiferensiasi dan membentuk perubahan bertahap yang dramatis dalam proses organogenesis

Page 20: Embriologi-drArifin

Stage Time Period

1. Zygote 12-14 hours after ovulation.

2. Cleavage 30 hours to 3 days.

3. Morula Third to fourth day.

4. Blastocyst Fifth day to end of the second week.

Page 21: Embriologi-drArifin
Page 22: Embriologi-drArifin

Gastrulasi ?Gastrulasi ?• Setelah mencapai bentuk blastula,

pertambahan massa sel masih terus terjadi dengan pembelahan mitosis. Akibatnya sel mendesak kebawah (ke arah kutub vegetal / vegetal pole) dan terjadilah pelipatan sel ke dalam (invaginasi). Terjadinya invaginasi membentuk sebuah lekukan yang disebut blastopore.

• Invaginasi ini menandai dimulainya gastrulasi. • Gastrulasi adalah pengaturan kembali sel-sel

blastula, sehingga blastula akan mengalami transformasi menjadi embrio berlapis tiga (gastrula)

Page 23: Embriologi-drArifin

Bagaimana Terbentuknya Bagaimana Terbentuknya GastrulaGastrula??Sel-sel blastula yang mengalami invaginasi terus

tumbuh ke arah dalam sehingga blastopore akan terus terdesak ke dalam dan terbentuk rongga arkenteron.

Rongga ini membagi sel-sel yang tumbuh tersebut menjadi lapisan endoderm disebelah dalam dan mesoderm dibagian tengah.

Lapisan bagian luar dari lapisan sel pada animal pole yang tetap berada diluar (tidak melipat ke dalam) membentuk ektoderm.

Ketiga lapisan tersebut kemudian disebut dengan Lapisan Germinal Embrio

Page 24: Embriologi-drArifin

Hasil Akhir GastrulasiHasil Akhir GastrulasiGastrulasi akan menghasilkan gastrula, embrio

berlapis tiga (3 lapisan germinal; endoderm, mesoderm, ektoderm) dengan rongga pencernaan rudimenter (arkenteron).

3 lapisan germinal hasil gastrulasi ini menjadi ciri umum perkembangan pada sebagian besar filum hewan, yaitu tipe tubuh tripoblastik (3 lapis).

Ketiga lapisan tersebut nantinya akan berkembang menjadi berbagai jaringan dan organ dalam sistem tubuh hewan dewasa.

Page 25: Embriologi-drArifin

ImplantasiImplantasiBlastokis uterusPenetrasi dinding uterusSel-sel trofoblas enzim erosi stratum

kompaktum invasiSel-sel trofoblas proliferasi sel-sel

superfisial dng batas tdk jelas sinsitio trofoblas korion (berfungsi sbg endokrin)

Sel-sel trofoblas bag yg berbatasan dng blastosul sito-trofoblas

Page 26: Embriologi-drArifin
Page 27: Embriologi-drArifin
Page 28: Embriologi-drArifin

Stages of implantationStages of implantation

Apposition is the orientation of the blastocyst within the lumen of the uterus.

Adhesion of the blastocyst is a progressive phenomenon that ties the embryo to the lumenal epithelium and is the primary event initiating an embryo-maternal relationship regulated by cytokines and adhesion molecules (Cross et al.,1994).

Invasion is a process that allows the embryonic trophoblast to penetrate deep into the maternal decidua, invading the endometrial spiral arteries (Blankenship et al., 1993).

Page 29: Embriologi-drArifin

Apposition

Hatching.

ICM and trophectoderm

.

Cytokines : CSF1-LIF-IL1

Adhesion

A whole collection of adhesion molecules, including integrins and selectins that

interact with extracellular component, especially

Laminin and fibronectin

Invasion

Cyto and Syncitiotrophoblas

t formation

Invasion of maternal blood

vessels

Page 30: Embriologi-drArifin
Page 31: Embriologi-drArifin

ImplantasiImplantasi

Sinsitio trofoblas korion hormon HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)

Sekitar 3 minggu tes kehamilan +

Page 32: Embriologi-drArifin
Page 33: Embriologi-drArifin
Page 34: Embriologi-drArifin
Page 35: Embriologi-drArifin

יעודיעוד

Page 36: Embriologi-drArifin

DIFERENSIASI DAN DIFERENSIASI DAN ORGANOGENESISORGANOGENESIS

Ektoderm : epidermis,rambut, kel.minyak, kel.keringat, sistem saraf.

Mesoderm : tulang, jar.ikat, otot, sistem peredaran darah, ekskresi, sistem reproduksi.

Endoderm : epitel pencernaan, respirasi, pankreas dan hati, kel. Gondok.

Page 37: Embriologi-drArifin

Plasenta dan Membran Janin

Amnion - Epiblast / Mesoderm Ekstraembrional

Kantung kunir (Yolk Sac) - Hipoblas / Mesoderm Ekstraembrional

Alantois - Embryonic HindgutKorion - Trofoblas / Mesoderm

Ekstraembrional Plasenta - Korion / Desidua Maternal

Page 38: Embriologi-drArifin

Kantung Kunir (Yolk Sac)

Hipoblas – kantung kunir primer atau Heuser's membrane.

Hari ke 12 – Gelombang kedua migrasi sel - membentuk kantung kunir definitif

Berasal dari endoderm ekstraembrionik Nutrisi dini (2-3 minggu)untuk embrio –

kemudian akan berdegenerasi – tidak berfungsi – divertikulum Meckels (evaginasi usus halus / outpocketing of small intestine)

Page 39: Embriologi-drArifin

Berhubungan dengan midgut melalui tangkai kantung kunir (yolk sac stalk)

Derivat:Membentuk sel darah dini dari pulau-

pulau darahSel primordia germinal (SPG)Cikal bakal usus, epitel saluran

respirasi dan pencernaan

Page 40: Embriologi-drArifin

Plasenta dan Membran Janin

Amnion - Epiblast / Mesoderm Ekstraembrional

Kantung kunir (Yolk Sac) - Hipoblas / Mesoderm Ekstraembrional

Alantois - Embryonic HindgutKorion - Trofoblas / Mesoderm

Ekstraembrional Plasenta - Korion / Desidua Maternal

Page 41: Embriologi-drArifin

AlantoisBerasal dari endoderm – evaginasi

kaudal dari kantung kunirMasuk kedalam tangkai penghubung

(stalk) (mesoderm ekstraembrional) yg menggantung embrio di dalam rongga korionik

Terlibat dalam hematopoiesis dini (sampai 2 bulan pertama)

Pembuluh darah alantois - arteri dan vena – menjadi pembuluh darah umbilikalis

Sisa alantois menjadi ligamen urachus yg menghubungkan belly button ke kandung kemih

Page 42: Embriologi-drArifin

Korion

Rongga korionik (sulom ekstraembrional – dibatasi oleh mesoderm ekstraembrional

Rongga korionik meluas memisahkan amnion dari sitotrofoblas

Kantung korionik terdiri dari :Lapisan sitotrofoblasLapisan sinsitiotrofoblasMesoderm somatik ekstraembrionalKorion / endometrium maternal membentuk

plasentaKorion membentuk jonjot (stem villi)

Page 43: Embriologi-drArifin
Page 44: Embriologi-drArifin

Plasenta dan Membran Janin

Amnion - Epiblast / Mesoderm Ekstraembrional

Kantung kunir (Yolk Sac) - Hipoblas / Mesoderm Ekstraembrional

Alantois - Embryonic HindgutKorion - Trofoblas / Mesoderm

Ekstraembrional Plasenta - Korion / Desidua Maternal

Page 45: Embriologi-drArifin

Desidua

Reaksi Desidua – sel stroma – mengakumulasi glikogen dan lipid, disebut Sel Desidua

Desidua basalis – membentuk komponen maternal dari plasenta; berhubungan dengan korion frondosom

Desidua kapsularis – lapisan superfisial membungkus seluruh embrioblast – lapisan ini akhirnya berdegenerasi; berhubungan dengan chorion leave

Desidua parietalis – semua bagian sisa dari endometrium – yang tidak berhubungan dengan embrio

Page 46: Embriologi-drArifin

Anatomi PlasentaAnatomi Plasenta

Page 47: Embriologi-drArifin

Korda Umbilikalis (Umbilical Cord)

Satu vena umbilikalis, dua arteri umbilikalis

Jeli Wharton – jaringan penyambung mukoid yg mengelilingi pembuluh darah

Alantois Tangkai Kunir/Yolk stalk

(duktus vitelinus) dan pembuluh darah vitelinus (dini)

Intestinal loop – umbilical hernia (late)

Page 48: Embriologi-drArifin

Terima Kasih