ELABORASI PERENCANCANAAN EKONOMI WILAYAH DALAM...
Transcript of ELABORASI PERENCANCANAAN EKONOMI WILAYAH DALAM...
ELABORASI :
PERENCANAAN
EKONOMI WILAYAH
DALAM KONSTELASI
PENATAAN RUANG
WILAYAH
STUDI KASUS PADAREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BLITAR
Gambar diambi dari http://ciputrauceo.net/
DISAMPAIKAN DALAM WORKSHOP PROGRAM PERENCANAAN EKONOMI WILAYAH DI JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNANUNIVERSITAS NEGERI MALANG MEI 2020
Oleh Robert Suwan Ndhari Saputra, ST, IAPEmail : [email protected]
MUATAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN
A. KONSEP RENCANA
B. RENCANA :
1. TUJUAN PENATAAN RUANG
2. KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG
3. STRUKTUR RUANG
4. POLA PEMANFAATAN RUANG
5. KAWASAN STRATEGIS
6. ARAHAN (PROGRAM) PEMANFAATAN RUANG
7. ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
TENAGA AHLI YANG TERLIBAT DALAM PENYUSUNAN/EVALUASI:1. AHLI PERENCANA WILAYAH
DAN KOTA2. AHLI LINGKUNGAN 3. AHLI EKONOMIWILAYAH/
PEMBANGUNAN4. AHLI INFRASTRUKTUR (SIPIL,
PENGAIRAN DLL)5. AHLI PENGEMBANGAN SDA
(PERTANIAN, KEHUTANAN DLL)
6. AHLI SOSIAL KEMASYARAKATAN
7. AHLI KEBIJAKAN PUBLIK/HUKUM
8. AHLI PEMETAAN/GIS
Diringkas dari Peraturan menteri Agraria No.1 Tahun 2018 Tentang Penyusunan RTRW ProVinsi, Kabupaten dan Kota
Ketentuan Peninjauan
Kembali Eksistensi RTRW
• 5 tahun sekali dapat di tinjau
• Lebih dari 1 kali dalam 5 tahun jika ada kondisi tertentu :
✓ Ada kebijakan strategis nasional
✓ Bencana
Yang berpengaruh terhadapStruktur dan polapemanfaatan ruang wilayah
Dituliskan kembali berdasarkan UU 26 tahun 2007 tentang penataan ruang dan PP 15 Tahn
2010 Tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BLITAR
TELAH MENJADI PERATURAN DAERAH
PENGKAJIAN (SCANNING) DAN EVALUASI EKSISTENSI RTRW TERHADAP DINAMIKA PERKEMBANGAN WILAYAH NASIONAL DAN KABUPATEN
7DINAMIKA
Sumber : Disarikan dari Dokumen Penijauan Kembali RTRW Kab.
Blitar 2011 - 2031
REKOMENDASI PENINJAUAN
KEMBALI ( P K ) RTRW KAB. BLITAR 2011-2031
1. Perbaikan peta dan basis data spasial2. Dukungan ketersediaan dan kualitas air baku :
pengendalian DAS secara ketat dengan pendekatan oneriver, one plan, one management dan peningkatan aksespenduduk terhadap air bersih
3. Pertanian pangan berkelanjutan4. Rawan bencana; Gunung Berapi dan Flood risk maps5. Wilayah rawan air bersih : 37 desa rawan air; Bencana
Kekeringan 16 desa, di lima kecamatan
6. Dukungan Revisi RTRW terhadap target pertumbuhanekonomi Kabupaten → melalui pemerataan /desentralisasai stimulan pertumbuhan ekonomi kewilayah pedesaan (bagian utara dan bagian selatankabupaten), peningkatan pendapatan masyarakatdalam kategori pra sejahtera, peningkatan lapangankerja
7. Pengendalian Urbanisasi & Pemerataan pelayanan dasarsesuai target SDGs
8. Peningkatan Sarana dan Prasarana Permukimanpedesaan (wilayah miskin dan kategori wilayahterpencil)
Desa Jugo Kec Kesamben, Desa Pulerejo Kec Bakung,....dst
9. Permukiman MBR :
Desa Siraman Kec Kesamben, Desa Slemanan KecUdanawu, ....dst
10. Wilayah pesisir berkelanjutan
11. Mendorong pengembangan Industri pengolahan
12. Ekowisata ; citra industri pariwisata berbasis budayalokal dan agrowisata
13. Revitalisasi Agropolitan dan minapolitan : potensikecamatan gandusari .......dst.
14. Proyek strategis Nasional PLTA Kesamben (37 MW)dan PLTA Lodoyo (50 MW) yang masuk dalam strategisnasional
Nilai Akhir < 85 = RTRW KABUPATEN BLITAR PERLU DIREVISI
No AspekNilai Akhir
BobotPerkalian
Bobot
1 Kualitas RTRW 1,80 30 54,10
2Kesesuaian Terhadap Peraturan Perundang-undangan
2,14 30 64,29
3 Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang 1,95 40 77,83
Total 5,89 100 196,21
Rata-rata Nilai Penilaian Akhir PK RTRW Kabupaten Blitar
1,96 65,40
Penilaian Dokumen RTRW 2011 - 2031
Rekomendasi :
DILAKUKAN
PROSES REVISI
RTRW
KABUPATEN
Sumber : Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan RTRW Provinsi,Kabupaten/kota
TEKNIK ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH YANG DIGUNAKAN*
1. Analisis kedudukan dan peran kabupaten dalam wilayah yang lebih luas
2. Kajian karakteristik umum fisik wilayah, letak geografis, morfologi wilayah,potensi rawan bencana dan sebagainya
3. Kawasan potensi ekonomi dan lestari sumberdaya alam untuk industriekstraktif;
4. Daya dukung dan daya tampung ruang,
5. Analisis satuan kemampuan lahan (SKL)
6. Analisis neraca sumber daya alam ekosistem esensial
7. Kebutuhan ruang dalam bumi, laut, serta udara.
8. Analisa ekonomi wilayah
9. Analisis sebaran ketersedian dan kebutuhan sarana dan prasarana wilayahkabupaten;
10. Analisis penguasaan tanah yang menghasilkan status penguasaan tanahpublik dan privat (termasuk status hutan adat);
11. Analisis sistem pusat-pusat permukiman (sistem perkotaan) yangdidasarkan pada hasil identifikasi sebaran daerah fungsional perkotaan2(functional urban area) yang ada di wilayah kabupaten.
12. Analisis lingkungan hidup, antara lain meliputi inventarisasi gas rumahkaca serta kapasitas adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim;
13. Analisis pengurangan risiko bencana;14. Analisis kemampuan keuangan pembangunan daerah15. Analisis ruang (spasial).
upaya Untuk
“memacu” perkembangan sosial
- ekonomi,
mengurangi
“kesenjangan” wilayah
dan menjaga
“kelestarian” lingkungan hidup
melalui Penataan
ruang wilayah
* Dielaborasi dari Peraturan menteri Agraria No.1 Tahun 2018 Tentang Penyusunan RTRW Propinsi, Kabupaten dan Kota dan Beberapa Jurnal dan Literatur
STANDART MINIMAL TEKNIK ANALISIS EKONOMI WILAYAH
DALAM PENYUSUNAN TATA RUANG WILAYAH
KEGIATAN DATA TEKNIK ANALISIS (Perlu Pengembangan) HASIL
Analisis potensi dankeunggulan ekonomi wilayah
• PDRB kabupaten(Time series 10 tahun)
• PDRB Provinsi(Time series 10th)
• Data Investasi• Matrik I-O/IRIO• Data Ekonomi Sektoral
• indeks kontribusi sektoral, location quotient (LQ), dynamic location quotient (DLQ), gabungan LQ dan DLQ, multiplier effect, model rasio pertumbuhan (MRP), analisis daya saing wilayah, I-O/RIO,
• dan/atau metode analisis lainnya
Basis ekonomiwilayah
Analisis Tingkat pertumbuhanekonomi wilayah
• Rata-rata tiap tahun, compoundingfactor, Analisis Entropi, indeks williamson
• dan/atau metode analisis lainnya.
Pertumbuhanekonomi
Analisis struktur ekonomi danpergeserannya
• shift-share :• dan/atau metode analisis lainnya.
Perubahan strukturekonomi
Analisis pengembangan sektorpenggerak ekonomi danpeluang investasi ekonomi,
Kualitatif Deskriptif Peluang investasipenggerakekonomi
URGENSI ANALISIS BERBASIS SPASIAL1. BERDASARKAN PROSES PENGUMPULAN
DATA :
• Menggambarkan Kejadian di dalam ruang
geografis (deskripsi pola)
• Menjelaskan pola kejadian dan asosiasi
antar kejadian (pemahaman proses)
• Prediksi dan pengendalian kejadian2
dalam ruang (lokasi) geografis
2. BERDASARKAN ATAS APLIKASINYA
• Menyusun prediksi dan skenario pada
ruang (lokasi) geografis
• Analisis Dampak Terhadap Kebijakan pada
ruang (lokasi) geografis
• Penyusuan kebijakan dan Desain pada
ruang (lokasi) geografisGambar diambil dari ringkasanbukugeografi.blogspot.com dan
danielken.blogspot.com
OUTPUT analisis dalam Penyusunan RTR
01Potensi & masalah
penataan ruang wilayah, termasuk kaitannya dengan wilayah sekitarnya
(Analisis Akar Masalah AAM)
08Isu strategis
pengembangan
(Skoring Prioritas/
AHP/ lainnya)
02Peluang dan
tantangan penataan ruang, termasuk
kaitannya dengan wilayah sekitarnya
(Kualitatif Deskriptif)
05Perkiraan
kebutuhan
pengembangan
wilayah
06Kecenderungan pengembangan
& kesesuaian kebijakan
pengembangan
04Daya dukung & daya tampung
ruang(Overlay peta)
07Distribusi penduduk
perkotaan dan perdesaan
03Disparitas antar wilayah, kluster ekonomi, dan
pusat pertumbuhan
ekonomi
Dielaborasi dari Peraturan menteri Agraria No.1 Tahun 2018 Tentang
Penyusunan RTRW Propinsi, Kabupaten dan Kota dan Beberapa Jurnal
dan Literatur
SUMBER DAYA PERTANIAN
JUMLAH PRODUKSI TANAMAN PANGAN DI
KAB BLITAR (Kw/Ha)
Kabupaten Blitar Dalam Angka 2018
JUMLAH PRODUKSI PERKEBUNAN DI KAB
BLITAR (Kw/Ha)
CONTOH DATA YANG DIGUNAKAN UNTUK ANALISIS EKONMI WILAYAH 1. :POTENSI LESTARI DAN HASIL EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI SUMBER DAYA ALAM
STRUKTUR PEREKONOMIAN
SEKTOR SEKUNDER
STRUKTUR PEREKONOMIAN
SEKTOR SEKUNDER
INVESTASI
STRUKTUR PEREKONOMIAN SEKTOR
PRIMER
PERTANIAN DAN PERTAMBANGAN/GALIAN
MENCAPAI 47,90 %
PDRB
PDRB
INVESTASI sektor Industri, Listrik Gas dan
Air Bersih, dan Konstruksi
memiliki share sebesar 5,34 %
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran,
Pengangkutan/Telekomunikasi, Keuangan
dan Jasa Perusahaan, serta Jasa-
jasa memiliki share sektoral sebesar
46,76%
PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)
Kabupaten Blitar dari tahun ke tahun
menunjukkan peningkatan. sebesar
19,868.51 miliar rupiah pada tahun 2012,
21.755,1 miliar rupiah pada tahun 2013,
24.140,62 miliar rupiah pada tahun 2014,
26.779,69 miliar rupiah pada tahun 2015,
29.335,58 miliar rupiah pada tahun 2016
dan meningkat lagi di tahun 2017
menjadi 31.654,91 miliar rupiah.
INVESTASI BIDANG PETERNAKAN
ayam ras petelur. Populasi ayam ras petelur pada
tahun 2016 mencapai 15,17 juta ekor, mengalami
peningkatan sebesar 1 ,32 persen dari tahun
sebelumnya
INVESTASI BIDANG INDUSTRI.
Jumlah investasi kecil di Kabupaten Blitar pada
tahun 2017 sebesar 102.311 juta rupiah. Di
Kabupaten Blitar pada tahun 2017 tercatat
sebanyak 2 industri besar dan 337 industri sedang
CONTOH DATA YANG DIGUNAKAN UNTUK ANALISIS EKONMI WILAYAH 2. :
5,43 5,625,06 5,02 5,05 5,08 5,07
6,446,64
6,08 5,865,44 5,57 5,45
0
2
4
6
8
10
12
14
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Kabupaten Blitar JAWA TIMUR
0
1000000
2000000
3000000
4000000
5000000
6000000
7000000
8000000
Sumber Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Blitar Tahun 2017
CONTOH DATA YANG DIGUNAKAN UNTUK ANALISIS EKONMI WILAYAH 2. :
DISTRIBUSI KEGIATAN EKONOMI WILAYAH (1)PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2011-2017
DISTRIBUSI SEKTOR PDRB KABUPATEN BLITAR %
34,29%
Kontribusi SektorPertanian, Kehutanandan Perikananterhadap PDRBKabupaten Blitar
13,26 %Kontribusi Sektorindustri Pengolahanterhadap PDRBKabupaten Blitar
5,05 %
Kontribusi SektorPerdagangan Besar danEceran terhadap PDRB Kabupaten Blitar
9,48%
Kontribusi SektorJasa Kontruksiterhadap PDRB Kabupaten Blitar
17,86 %
Kontribusi Sektor Informasidan Komunikasi terhadapPDRB Kabupaten Blitar
KEMAMPUAN KEUANGAN PEMBANGUNAN DAERAH
76.191
96.266
115.671
188.422176.939 223.643
224.735
851.193
972.235
1.088.238
1.161.1101.231.046
1.599.004
1.603.200
310.610
312.515
400.321
577.775
594.549
417.141
467.123
0
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2018
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
Dana Perimbangan
Pendapatan Asli Daerah
KINERJA PELAKSANAAN APBD AKBUPATEN
DAERAH 2011-2018
Peningkatan Aspek Pendapatan Daerah
Pertumbuhan Pendapatan Daerah 2011-1028 : 11%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
Pendapatan Asli
Daerah; 22%
Dana Perimbangan;
12%
Lain-lain
pendapatan daerah
yang sah; 10%
Kondisi pertumbuhan PAD presentasenya paling
tinggi dibandingkan dengan sumber pendapatan
yang lain hal tersebur menggambarkan bahwa
Kabupaten Blitar memiliki kemampuan dalam
membangun kemandirian daerah, dan mengurangi
ketergantungan terhadap dana pusat
Elaborasi data dan analisisPlatform daya saing Kab Blitar Perbedaan
perkembangan wilayahSosial dan
produktivitasTingkat Pelayanan
Sarana dan Prasarana
BONUS DEMOGRAFI Faktor produksi yang dikuasai masyarakat di
eraindustri 4.0 dan masyrakat digital
• Struktur ekonomi wilayah adapergeseran kearah komunikasi,pariwisata dan perdagangan
• Sektor penggerak ekonomikabupaten dan sharing terhadapjatim potensial di industrimakanan dan minuman
• Indeks daya saing wilayahrendah
• daya saing penggerak ekonomikabupaten (sektor yang perlu didukungdaya saingnya) sektorbasis, industri dan pariwisata
• tingkat perkembangan ekonomiwilayah relatif rendah
• Sharing ekonomi dalam lingkupyang lebih luas rendah
• dan indeksperkembangan/kemajuanterhadap wilayah sekitar sedang
Perbedaan pemusatankegiatan danperbedaan tingkatketersediaan saranadan prasarana,ekonomi sosial :sehingga dindikasikanterjadi perbedaanperkembangan bagianselatan dan utarasungai brantas
✓ distribusi matapencaharian dantingkatpendidikan(sumber sensusekonomi BPS)
✓ Distribusikegiatan ekonomidan ketenagakerjaan
✓ Nilai tukar petanidan rasio petanidan garapan
✓ IPM
✓ Pelayanan Airbersihperluleningkatan
✓ Kelistrikan baik✓ Sanitasi rendah✓ Rasio jalan
sedang✓ Komunikasi
perlupeningkatan
✓ TransportasiPerludikembangkanuntuk angkutanlogistik
1. SDM :✓ distribusi
matapencaharian
✓ IndeksPembangunan Manusia
✓ Nilai tukarpetani danrasio petanidan garapan
2. SDM siap kerja.Vokasi
3. Struktur Generasimillenial (lahir 1976- 2001
4. SDM berbasisiteknologi danpeningkatan skILL
1. Indegeneous :• Peternakan• Pertanian• Perikanan
2. Exogeneous• Trading• Industri.
3. New emergingeconomy
• Industri kreatif :desa wisata, senidan obyek wisatabuatan.
• Eko wisata• Pasar Digital• Perikanan hias →
to leisure hoby
RANGKUMAN ANALISIS
SPASIAL FISIOGRAFIS DAN
KONDISI RUANG WILAYAH
Berdasarkan Overlay• Tutupan Lahan Eksisting• Status Tanah• Daya Dukung Ketersediaan Air • Daya Dukung Lahan Pertanian• Struktur Biofisik Wilayah• Jasa Ekosistem• Kerentanan Bencana
KELAYAKAN PENEMBANGAN KAWASAN
Isu Strategis
Kriteria Data & Informasi
Prinsip
Sistem
Sistem pengembangan wilayah
• Sistem pengembangan wilayah kawasanperdesaan
• Sistem pengembangan wilayah kawasanperkotaan
.
Prinsip-prinsip pengembangan
• Berbasis pada sektor unggulan atauprioritas
• Berdasar pada karasteristik wilayah• Komprehensif dan terpadu
• Koneksitas forward and backward linkage • Mengedepankan prinsip otonomi dan
desentralisasi
Kriteria Data dan Informasi
• Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaianpembangunan.
• Memiliki dampak luas terhadap publiK• Memiliki daya ungkit untuk pembangunan.
• Adanya kemugkinan untuk bida dikelola lebih baik. .
Apa Isu Stretegis itu?
• Kondisi atau hal yang jadi erhatian kedepan dalam perencanaanpembangunan karena memberikan dampak signifikan dalam
pembangunan• Keadaan apabila tidak diantisipasi → kerugian,lepasnya peluang
Dasar merumuskan isu strategis : • Identifikasi fakta
• Analisis terhadap fakta & informasi kunci. .
Wil. Pheriphery
PENENTUAN ISU STRATEGIS
PENGEMBANGAN WILAYAH
Penataan Ruang untuk meningkatkan daya saing di
era E K O N O M I D I G I TA L .
Pola Ruang yang mewadahi
K R E AT I V I TA S dan I N O VA S Iproduktivitas warga
Pola ruang berbasis Cluster ekonomi lokal, keterkaitan antar ruang
dan kemudahan untuk investasi, munculnya desa/kampung berbasis
kreativitas dan inovasi produktivitas warga. (berorientasi pada upaya
peningkatan value dan skala pasar dalam berkegiatan ekonomi)
1
2
Penataan pusat – pusat kegiatan untuk inkubator
K O L A B O R A S I dan K E M I T R A A N bagi Pengembangan Daya Ekonomi Lokal
(emerging Local Digital Market Place)
Pengendalian Ruang untuk mewujudkan TRANSFORMASI ekonomi – sosial dan Perubahan Lingkungan Yang BERKELANJUTAN
3
4
Struktur ruang yang memudahkan kolaborasi menujuefisiensi penetrasi ke pasar dan riset/penelitian bersamatentang kebutuhan pasar, negosiasi secara kolektif danpengalaman belajar, ataupun studi banding terkoordinasike luar wilayah atau luar negeri ), serta manajemenpelayanan dasar yang baik.
KONSEP REVISI RTRW KABUPATEN BLITAR
Ruang yang secara efektif adaptif terhadapperubahan peluang ekonomi, teknologi informasi,pemenuhan pelayanan dasar, penciptaan lapangankerja kreatif, lingkungan lestari yang menjangkauseluruh wilayah sehingga terbentuk masyarakatKab. Blitar adaptif terhadap perubahan di masamendatang.
→ RUANG EKONOMI INKLUSIF : melalui kebijakandan tindakan afirmatif pemerintah Kab. Blitar dalampenyediaan rantai suplai kegiatan ekonomi (digital),perlindungan dan kemudahan akses ke teknologi,informasi dan berjejaring di pasar global bagiseluruh warga.
→ RUANG KOLABORASI MULTI-STAKEHOLDER :Kolaborasi pemerintah Kabupaten ,BUMDES, badan usahaswasta, kelompok masyarakat (pokdarwis dll) melaluiKPBU dalam jejaring ekonomi dan peningkatanpelayanan dasar di Kab. Blitar
→ RUANG UNTUK KEMANDIRIAN EKONOMI : masyarakat
lokal mengelola dan menguasai pertanian 4.0, agrbisnis
digital, perdagangan dan jasa digital, industri pengolahan
makanan dan minuman 4.0, eco-creative tourism dan akomodasi
wisata (penyedia makan dan minum).
→ RUANG ADAPTIF BERKELANJUTAN : pemanfaatan SDA efisien
dan lestari, digital manajemen rantai suplai kebutuhan/pelayanan dasar,good (modern) governance, mitigasi bencana berbasis TIK, masyarakatcerdas dan adaptif terhadap perubahan (kelentingan).Obet~S 2019
ORIENTASI (→) OUTCOME REVISI TATA RUANG KAB. BLITAR (Adaptif Terhadap Perubahan Teknologi, Ekonomi Dan Lingkungan)
Pengendalian untuk mendorong partisipasi seluruh masyarakat dalamimplementasi tata ruang agar selaras dengan proses pembangunanberkelanjutan secara ekologis dalam jangka panjang, pemanfaatan ruangyang mengakomodasi nilai-nilai dan lembaga sosial
Obet~S : Economic turning at the industrial revolution 4.0 with reciprocal rural – urban economy digital linkage
Pertumbuhan perkotaan berbasis ekonomi Digital :
• Penguatan Sektor informasi dan komunikasi di PPK dan PPL
• Penguatan Pendidikan dan Jasa komersial di PKL
• Industri berbasis teknologi untuk percepatan produksi
pangan industri unggulan dan industri pendukung/hulu
pertanian (cangkul dan pupuk) dan peternakan (pakan),
pergudangan Besar dan storage (di wlinggi untuk pelayanan
area timur dengan hub stasiun KA Wlingi, ponggok – Udan
awu untuk kolekting perkotaan menuju hub airport kediri,
dan garum melayani area tengah dengan Hub stasiun
Garum)
• Pengolahan air dan energi: pengolahan air baku (PDAM)
dan kemasan (masyarakat) dan energi (PLTA).
Desentralisasi pertumbuhan kawasan pedesaan ke agropolis (DPP)
sebagai pusat cluster berbasis agribisnis digital di kawasan
agropolitan :
• Munculnya modern food procecing (tanaman pangan dan
perkebunan) dan water packaging sebagai industri unggulan di
kaw agropolitan. diletakkan di koridor agropolitan dan terkait
langsung dengan cluster berbasis tanaman pangan dan
perkebunan dan pelayanan DPP oleh BUMDES/gabungan
BUMDES
• Leisure based Economic : ecowisata and village tourism /kreatif
tourism and heritage (koridor wisata → ecotourism, creatif
tourism and heritage tourism trail.
• Pengembangan perusahaan energi mikro hidro dan energi
alternatif biogas.
INTERAKSI PERDESAAN DAN PERKOTAAN untuk mendorong Ekonomi berbasis :
Digital Agribisnis, Logistik dan agro industri pengolahan tersebar di DPP di motori BUMDES→ ditopang manajemen rantai suplai berbasis digital
infrastruktur, resi gudang di pedesaan dan perkotaan (mengembangkan platform ekonomi di pedesaan melalui sharing kolaborasi penyedia platform digital
(startup) dengan BUMDES/Pemerintah)→ maka di butuhkan kualitas internet di pedesaan yang bagus dan hub digital di PPK sebagai inkubator dan
pembelajaran berbisnis melalui digital marketplace, KPBU (bumdes dengan badan usaha swasta), keterhubungan pusat koleksi dan penggudangan di
kawasan pedesaan dengan hub distribusi/logistik di perkotaan berbasis angkutan KA dan Jalan raya.
JARINGAN KONEKTIVITAS untuk :
Penguatan distribusi dan pelayanan dasar Energi (pipa biogas dan listrik di pedesaan berbasis energi alternatif ; diperkotaan berbasis PLTA dan pipa gas
regional), dan infrastruktur untuk keberlanjutan produksi bahan industri pangan (pertanian dan sawah) jaringan SDA dan konektivitas komunikasi global
untuk distribusi barang (pemasaran) dari DPP ( lokasi penggudangan) berupa jaringan TIK → komunikasi ke digital hub (PPK) penguatan digital resi gudang
produksi pertanian (full fiber optic and basis 5G), IOT Water manajemen berbasis Hipam di pegunungan dan bagian selatan dan e governance. Dan
dukungan jalan poros untuk angkutan barang. (koridor agropolitan → DPP ke PPL dan PPK dan PKL → hub distribusi regional barang: wlingi, ponggok
– Udanawu dan garum)
N A R A S I R E V I S I KO N S E P PENGEMBANGAN WILAYAH KAB. BLITAR
SISTEM
ENTITAS SPASIAL
INFRA-
STRUKTUR
Dikonsep oleh Obet-s
Dikonsep oleh Obet-s
Dikonsep oleh Obet-s
Dikonsep oleh Obet-s
Dikonsep oleh Obet-s
Dikonsep oleh Obet-s