ektum produktivitas fadli
-
Upload
rahman-fadli -
Category
Documents
-
view
74 -
download
2
description
Transcript of ektum produktivitas fadli
Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan
PRODUKTIVITAS
Disusun Oleh:
Kelompok
Faishal Haryansyah 342510
Musdalifah 342510
Rahman Fadli 3415092301
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Jakarta
2013
I. Latar Belakang
A. Latar Belakang
Konsep ekosistem beserta komponen-komponen mempunyai fungsi sangat
spesifik sehingga ekosistem dapat menjalankan fungsinya mencapai kestabilan yang
dinamis atau mencapai keadaan yang steady state. Dua proses penting dalam ekosistem
yaitu Aliran Energi dan Siklus Materi. Kedua proses tersebut berjalan untuk menjaga
keberlangsuungan pertumbuhan organisme, menjalankan fungsi ekosistem, dan untuk
menghasilkan produktivitas.
Produktivitas dapat dibedakan menjadi 2, yaitu produktivitas primer dan
produktivitas sekunder. Produktivitas sangat berkaitan erat dengan fotosintesis.
Organisme dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tak henti-
hentinya, sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti
karbohidrat. Organisme heterotrofik seperti ragi dan kita sendiri, hidup dan tumbuh
dengan memasukkan molekul-molekul organik ke dalam sel-selnya. Untuk tujuan
praktis, satu-satunya sumber molekul bahan bakar yang menjadi tempat bergantung
seluruh kehidupan ialah fotosintesis.
Tanaman dapat diketahui produktivitasnya dengan berbagai metode, salah
satunya adalah metode panen. Metode ini digunakan dengan memangkas bagian daun
tumbuhan kemudian diukur berat keringnya. Dalam beberapa rentang waktu tertentu,
maka dapat diketahui produktivitas dari suatu tanaman tersebut apakah semakin tinggi
atau semakin rendah. Oleh karena itu, untuk mengetahui hal tersebut, maka dari
praktikum kali ini akan diktetahui produktivitas dari suatu tanaman yang digunakan,
yaitu rerumputan. Dengan menggunakan metode panen, maka dari praktikum ini juga
akan diketahui kecenderungan produktivitas rumput tersebut dari rentang waktu tertentu
serta beberapa faktor yang mempengaruhinya.
B. Tujuan
Praktikum produktivitas ini bertujuan untuk menentukan perubahan produksi
dalam biomassa selama kurun waktu tertentu.
II. Tinjauan Pustaka
Energi
Perilaku energi di alam bebas mengikuti hukum termodinamika. Hukum
termodinamika pertama mengatakan bahwa energi dapat diubah dari suatu bentuk energi
menjadi bentuk energi yang lain tetapi energi tak pernah dapat diciptakan dan tak dapat
dimusnahkan. Sebagai contoh, energi cahaya dapat diubah menjadi energi panas, dapat pula
diubah menjadi energi potensial dalam bentuk makanan , tergantung pada situasi dan kondisi
(Resosoedarmo, 1986).
Hukum termodianamika kedua mengatakan bahwa setiap terjadi perubahan bentuk
energi, pasti terjadi degradasi energi dari bentuk energi yang terpusat menjadi bentuk yang
terpencar. Sebagai contoh, benda panas pasti mehyebarkan panas ke lingkungan yang lebih
rendah suhunya. Hukum kedua ini dapat pula diartikan sebagai berikut. Oleh karena berbagai
energi selalu memencar menjadi energi panas, tidak ada transformasi secara spontan dari
suatu bentuk energi (cahaya misalnya) menjadi energi potensial (bahan-bahan organik dalam
tubuh organisme misalnya) berlangsung dengan 100% efisien. Dalam proses fotosintesis
umpamanya, hanya sedikit saja energi surya yang diubah menjadi energi potensial dalam
bentuk pangan, sedanggkan sebagian besar radiasi surya itu berubah menjadi energi panas
(Resosoedarmo, 1986).
Fotosintesis
Fotosintesis menyediakan makanan bagi hampir seluruh kehidupan di dunia baik
secara langsung atau tidak langsung. Organisme memperoleh senyawa organik yang
digunakan untuk dan rangka karbon dengan satu atau dua cara utama: nutrisi autotrofik atau
heterotrofik. Autotro dapat diartikan bahwa dapat menyediakan makanan bagi diri sendiri
hanya dalam pengertian bahwa autotrof dapat mempertahankan dirinya sendiri tanpa
memakan dan menguraikan organisme lain. Autotrof membuat molekul organik mereka
sendiri dari bahan mentah anorganik yang diperoleh dari lingkuannya. Oleh karena alasan
inilah, para ahli biologi menyebut autotrof sebagai produsen biosfer (Campbell,2002).
Organisme heterotrof memperoleh materi organik melalui cara pemenuhan nutrisi
kedua. Ketidakmampuan dalam membuat makanan mereka sendiri, menyebabkan hererotrof
ini hidup tergantung pada senyawa yang dihasilkan oleh organisme lain; heteritrif merupakan
komponen biosfer. Sebagian autotrof mengkonsumsi sisa-sisa organisme mati, menguraikan
dan memekan sampah seperti bangkai, tinja dan daun-daun yang gugur. Heterotrof ini
dikenak sebagai pengurai. Sebagian besar fungi dan banyak jenis bakteri memperoleh
makana dengan cara seperti ini. Hampir seluruh heterotrof, termrasuk manusia, benar-benar
tergantung pada fotoautotrof untuk mrndapatkan makanan dan juga untuk mendapatkan
oksigen, yang merupakan produk samping fotosintesis (Campbell,2002).
Produktivitas
Setiap ekosistem, atau komunitas, atau bagian-bagiannya memiliki produktivitas
dasar atau disebut pula produktivitas primer. Batasan produktivitas primer adalah kecepatan
penyimpanan energi potensial oleh organisme produsen, melalui proses fotosisntesis dana
kemosistesis, dalam bentuk bahan-bahan organik yang dapat digunakan sebagai bahan
pangan (Resosoedarmo, 1986).
Produktivitas adalah proses pemasukan dan penyimpanan energi di dalam ekosistem.
Produktivitas akan mengikuti sebuah pola perubahan saat suksesi yang sama dengan pola dari
perubahan beberapa spesies. Produktivitas tumbuhan merupakan efisiensi fotosintesis yang
mengubah energi matahari menjadi energi kimia yang tersimpan dalam molekul-molekul
tumbuhan. Botkin (1972) membuat model yang dibangun dari prediksi/perkiraan
pertumbuhan hutan yang terdiri dari potongan yang berdiri yang naik dengan drastik sekitar
200 tahun, kemudian mennurun 30-40 % pada saat yang sama. Pengurangan biomassa ini
sendiri, merupakan penjumlahan dari beberapa penurunan produktivitas
(Resosoedarmo,1986).
Macam – macam produktivitas
Produktivitas dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Produktivitas primer
Produktivitas primer adalah laju dimana energi pancaran atau cahaya disimpan oleh
kegiatan fotosintesis atau kemosintesis organisme-organisme produsen dalam bentuk
senyawa-senyawa organik yang dapat digunakan sebagai bahan pangan.
Produktivitas primer dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
a. Produktivitas primer bersih
Produktivitas primer bersih ialah laju penyimpanan bahan organik di dalam jaringan
tumbuh – tumbuhan selama jangka waktu tertentu waktu pengukuran.
Rumus perhitungan :
Keterangan :
NPP : produktivitas primer bersih atau laju penyimpanan energi di dalam ekosistem.
GPP : produktivitas primer kotor taua laju pemasukan energi ke dalam ekosistem.
R : respirasi atau laju nergi yang digunakan bagi aktivitas ekosistem.
b. Produktivitas primer kotor
Produktivitas primer kotor ialah laju total dari fotosintesis, termasuk bahan organik di
dalam respirasi selama waktu pengukuran tertentu.
Rumus perhitungan :
Keterangan :
NPP : Produktivitas primer bersih atau laju penyimpanan energi ke dalam ekosistem.
GPP : Produktivitas primer kotor atau laju pemasukan energi kedalam ekosistem.
R : respirasi atau laju nergi yang digunakan bagi aktivitas ekosistem.
(Jamin,1989).
2. Produktivitas Sekunder.
Kecepatan penyimpangan energi potensial pada tingkat trofik konsumen dan
pengurai, disebut produktivitas sekunder. Dengan sendirinya energi ini semakin kecil pada
tingkat trofik berikutnya. Arus energi total pada tingkat heterotrofik yang analog dengan
produktivitas kotor pada tingkat autotrofik, sebaiknya dinamakan asimilasi bukan kata
produksi (Resosoedarmo, 1986).
Cara paling sederhana mengukur produktivitas sekunder adalah dengan
memperkirakan pertambahan bobot atau ukuran hewan atau tumbuhan selama jangka waktu
tertentu. Energi yang terdapat pada makanan tidak digunakan 100%. Bila dinyatakan dalam
persamaan, maka:
Keterangan :
NPP = GPP-R
Ei = Enp + Ep
GPP = NPP + R
Ei = masukan energi dalam bentuk pemasukan makanan
Enp = energi yang digunakan untuk pemeliharaan hewan dan yang hilang melalui kotoran
dan ekskresi
Ep = energi yang digunakan dalam membangun jaringan tubuh. Ep mewakili produksi
sekunder, energi yang ditahan setelah semua kehilangan pernafasan, ekskresi dan degestian
(Michael,1994)
Pengukuran Produktivitas Primer Menurut Metode Panen
Padang rumput paling sesuai untuk digunakan dalam pengkajian produktivitas
tumbuhan darat, karena mudah untuk menghasilkan panen berkala dengan memotong daerah
percontohan yang kecil dan dengan demikian memperoleh ukuran langsung dari pertumbuhan
tunas selanjutnya pada selang waktu selama misim itu. Namun, harus dipertimbangkan pula
mengnai pertumbuhan bagian bawah tanah dengan memperkirakan biomasa akar hidup yang
tercuci dari tanah yang telah diketahui volumenya setiap kali tunasnya dipanen. Pernapasan
oleh suatu luas satuan padang rumput dapat ditaksir dengan mengukur laju menghasilkan
karbon dioksida. Pekerjaan ini lebih dipermudah bila percontohan padang rumput itu dibuat
dalam pot bunga. Penaksiran karbon dioksida itu dilaksanakan dengan memakai cara
peltenkoffer. Dengan cara ini karbon dioksida diserap dalam larutan bariun hidroksida
sedangkan banyaknya ditaksir dengan titrasi terhadap asam klorida baku, atau dengan analisis
gas inframerah (Ewusie, 1990).
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas primer antara lain unsur hara,
cahaya, dan temperatur. Produktivitas primer merupakan mata rantai makanan yang
memegang peranan penting bagi suatu ekosistem. Melalui produktivitas primer, energi akan
mengalir dalam ekosistem dimulai dengan fiksasi oleh tumbuhan hijau melalui proses
fotosintesis. Peningkatan suplai zat hara dan tersedianya zat hara khususnya nitrogen dan
fosfor merupakan faktor kimia yang dapat mempengaruhi produktivitas primer disamping
faktor fisik cahaya matahari dan temperatur. Cahaya matahari merupakan salah satu faktor
fisika yang memegang peranan penting dalam perubahan produktivitas primer. Energi cahaya
matahari digunakan dalam proses fotosintesis, diserap oleh pigmen klorofil dan diubah
menjadi energi kimia yang digunakan dalam proses reduksi karbondioksida sehingga
terbentuk bahan organik sebagai hasil akhir fotosintesis.
III. Hasil dan Pembahasan
A. HASIL PENGAMATAN
Hari / Tanggal : Rabu, 20 Maret, 3 April, 17 April 2013
Waktu Pengamatan : 13.30
Lokasi : Samping lapangan voli
Luas Lokasi Pengamatan : 2 (50 x 50 cm)
Cuaca : Mendung, cerah dan berawan
Pengamat : Faisal Heryansyah, Musdalifah, Rahman FaDLI
Waktu
PanenIndikator Perhitungan
Plot Jumlah
(gram)
Rata-rata
(gram)I II
IBerat Basah (gram) 48,95 58,05 107
30,40
53,5
15,20Berat Kering (gram) 15,15 15,25
IIBerat Basah (gram) 7,40 7,53 14,93
3,90
7,45
2,19Berat Kering (gram) 1,45 2,45
IIIBerat Basah (gram) 7,25 3,60 10,85
5,50
5,42
1,52Berat Kering (gram) 3,85 1,65
Tabel 1. Data Pengamatan Metode Pemanenan untuk Pengukuran Produktivitas
Perhitungan
Waktu Panen I
Plot I = Berat Basah – Berat Kering
= 48,95 – 15,15
= 33,8 gram
Plot II = Berat Basah – Berat Kering
= 58,05 – 15,25
= 42,8 gram
Waktu Panen II
Plot I = Berat Basah – Berat Kering
= 7,40 – 1,45
= 5,95 gram
Plot II = Berat Basah – Berat Kering
= 7,53 – 2,45
= 5,08 gram
=5,515gram
Waktu Panen III
Plot I = Berat Basah – Berat Kering
= 7,25– 3,85
= 3,4 gram
Plot II = Berat Basah – Berat Kering
= 3,60– 1,65
= 1,95 gram
Menentukan Total Jumlah Rata-rata Berat Rumput Selama Tiga Kali Panen
B. PEMBAHASAN
Praktikum produktivitas bertujuan untuk mengukur produktivitas suatu populasi
tumbuhan. Pada praktikum produktivitas ini, tumbuhan yang digunakan adalah rumput-rumput
yang berada di lingkungan kampus. Praktikum produktivitas ini menggunakan metode panen
yang dilakukan dengan memotong bagian tumbuhan yang berada di atas permukaan tanah. Plot
yang digunakan berukuran 0,5 m x 0,5 m sebanyak 2 plot. Panen dilakukan setiap dua minggu
sekali sebanyak 3 kali pengambilan data pada siang hari sekitar pukul 13.30 s/d 14.30 wib.
Bagian tumbuhan yang dipotong selanjutnya ditimbang dengan timbangan digital untuk
kemudian dinyatakan produktivitas primer dalam biomassa per unit area per unit
waktu, yaitu gr/m2/2minggu.
Berdasarkan data yang didapatkan, terjadi penurunan berat produktivitas dari panen yang
dilakukan. Hal ini menunjukkan terdapat perubahan lingkungan yang nyata, hal tersebut
didukung dengan teori menurut Campbell (2002) terjadinya perbedaan produktivitas pada
berbagai ekosistem dalam biosfer disebabkan oleh adanya faktor pembatas dalam setiap
ekosistem. Faktor yang paling penting dalam pembatasan produktivitas bergantung pada jenis
ekosistem dan perubahan musim dalam lingkungan. Hal ini diperjelas dengan keadaan cuaca plot
yang tidak menentu yaitu terkadang hujan dan terkadang panas bahkan dalam satu hari bisa
mengalami kedua cuaca tersebut. Terjadinya hujan menyebabkan banyaknya nitrogen yang
terfiksasi di udara, dan turun ke bumi bersama air hujan sehingga membuat lahan menjadi subur.
Pada praktikum rumput yang ada tidak terlalu tinggi dan jumlahnya pun relatif sedikit.
Hal ini didukung dengan suatu teori bahwa berat suatu tanaman pada dasarnya juga dipengaruhi
oleh tinggi tanaman dan jumlah daun. Apabila pertumbuhan dan perkembangan tanaman terus
berlanjut, maka berat segar juga juga akan bertambah. Berat segar merupakan total kadar air di
dalam tanaman dengan total hasil fotosintesis. Hasil bahan kering merupakan produk suatu
tanaman yang merupakan hasil resultante dari proses fotosintesis, penurunan hasil asimilasi
akibat respirasi dan translokasi bahan kering ke dalam hasil tanaman. Hasil fotosintesis berkaitan
erat dengan proses fisiologis yang terjadi pada daun, dalam arti seandainya proses fisiologis pada
daun tidak maksimal, maka akan menurunkan hasil bersih fotosintesis yang dapat diukur mealuli
berat kering (Alfandi dkk, 2007).
Berat suatu tanaman pada dasarnya dipengaruhi oleh tinggi tanaman dan jumlah daun
yang mengalami fotosintesis. Organ tanaman utama yang dapat menyerap radiasi matahati
adalah daun. Semakin banyak jumlah daun dan semakin lebar luas daun yang dihasilkan maka
proses fotosintesis akan berjalan dengan baik. Tingginya proses fotosintesis akan menghasilkan
proses fotosintat dan energi yang lebih besar untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Dengan semakin banyak jumlah daun dan semakin lebah luas daun, akibatnya akan berpengaruh
positif pada berat kering tanaman. Pertumbuhan tanaman yang baik dapat dilihat dari
peningkatan bahan kering yang meliputi proses diferensiasi yang besar sumbangannya dalam hal
peniumbunan bahan kering. Penimbunan bahan kering menrupakan petunjuk yang memberikan
ciri pertumbuhan, karena biasanya mempunyai kepentingan ekonomi yang besar (Alfandi dkk,
2007).
Cuaca pada rentang waktu praktikum sampai panen menunjukkan kecenderungan jarang
terjadi hujan. Hal ini mengakibatkan kadar air yang ada di dalamnya menjadi berkurang. Hal ini
dibuktikan pada saat melakukan penimbangan. Kadar air dalam suatu tumbuhan diperoleh dari
berat basah dikurangi dengan berat kering, kadar air tersebut merupakan indikator biomasa
produktivitas tumbuhan. Jadi semakin tinggi kadar airnya semakin tinggi biomasanya, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa produktivitasnya semakin tinggi.
IV.
IV. Penutup
A. Kesimpulan
1. produktivitas suatu tumbuhan menunjukan efisiensi fotosintesis yang mengubah
energi matahari menjadi energi kimia yang tersimpan dalam molekul molekul
tumbuhan
2. Energi hasil fotosintesis dapat diukur dengan metode sederhana yaitu dengan
menentukan biomassa tumbuhan
3. Metode yang digunakan adalah panen secara berkala dengan memotong daerah
percontohan yang kecil dan dengan demikian memperoleh ukuran langsung dari
4. Hasil yang didapatkan menunjukkan terjadinya penurunan produktivitas dari
B. Saran
VI. Daftar Pustaka
Wiharto, M. 2007. Produktivitas Vegetasi Hutan Hujan Tropis. (pdf_file).
Campbell, N. A., J. B. Reece, L. G. Mitchell. 2002. Biologi (terjemahan), Edisi kelima Jilid 3.
Penerbit Erlangga. Jakarta.
Resosoedarmo, Soedjiran. 1993.Pengantar Ekologi.PT Remaja Rosdakarya: Bandung.
Alfandi dkk. 2007. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tiga Kultivar Kacang tanah (Vigna
radiata L.) terhadap Kompetisi denagn Gulma pada Dua Jenis Tanah. Fakultas Pertanian
Unsgawati Cirebon : Jakarta.
Ewusie, J.Y. 1990. Pengantar Ekologi Tropika.Penerbit ITB: Bandung.
Jamin, Hasan Basri. 1989. Ekologi Tanaman. Rajawali Press : Jakarta. Michael, P. 1994.Metode
Ekologi Untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium.UI Press: Jakarta.
VII. Lampiran