EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra...

42
EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra WNPG XI) Jakarta, 23 Mei 2018

Transcript of EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra...

Page 1: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting

(Pra WNPG XI)

Jakarta, 23 Mei 2018

Page 2: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Tema ”Penurunan stunting melalui revitalisasi ketahanan pangan dan gizi dalam rangka mencapai pembangunan berkelanjutan”

Pendahuluan (1)

Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi XI di Hotel Bidakara Jakarta, 3-4 Juli 2018

Kondisi stunting merupakan akibat dari berbagai faktor multidimensi terkait derajat kesehatan anak terutama pada saat 1000 hari pertama kehidupannya (HPK). Mengatasi stunting, merupakan upaya meningkatkan derajat kesehatan, meningkatkan kualitas generasi bangsa, dan memutus rantai kemiskinan. Kerangka Intervensi Stunting yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu Intervensi Gizi Spesifik dan Intervensi Gizi Sensitif. Data dan informasi yang berkualitas sangat diperlukan sebagai pijakan dalam tahap perencanaan, monitoring, dan evaluasi program intervensi pengentasan stunting.

Page 3: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2017

Susenas merupakan survei rutin tahunan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Ukuran contoh Susenas sebesar 300.000 rumah tangga tersebar di seluruh kabupaten/kota.

Skema sampling yang digunakan Susenas adalah two stage one phase stratified sampling.

Menghasilkan data representatif estimasi tingkat kabupaten/kota.

Menggunakan kuesioner konsumsi pengeluaran dan kuesioner kor

Merupakan salah satu survei penyuplai data untuk kebutuhan SDGs dan RPJMN.

Page 4: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Modul Kesehatan dan Perumahan 2016

Susenas Modul Kesehatan dan Perumahan merupakan survei rutin tiga tahunan yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Ukuran contoh Susenas sebesar 75.000 rumah tangga tersebar di seluruh provinsi.

Skema sampling yang digunakan Susenas adalah two stage one phase stratified sampling.

Menghasilkan data representatif estimasi tingkat provinsi.

Menggunakan kuesioner konsumsi pengeluaran dan kuesioner modul kesehatan dan perumahan.

Page 5: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Topik Tulisan Eksplorasi Susenas untuk Intervensi Stunting

1. Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan/

Prevalence of Undernourishment (PoU) Indonesia, 2017.

2. Skala Pengalaman Kerawanan Pangan

(FIES-Food Insecurity Experienced Scale) Indonesia, 2017.

3. Peta Kesehatan Balita di Indonesia, 2017.

4. Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak di Indonesia, 2017.

5. Pola Kebutuhan Keluarga Berencana yang Tidak Terpenuhi

(Unmet Need for Family Planning) di Indonesia, 2017.

6. Situasi Pelayanan maternal di Indonesia, 2016.

Page 6: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Topik 1. Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan/ Prevalence of Undernourishment (PoU) di Indonesia, 2017.

Ketidakcukupan konsumsi pangan adalah peluang dari seseorang yang dipilih secara acak dari populasi yang mengonsumsi makanan dengan menghasilkan energi yang kurang untuk memenuhi kebutuhannya sendiri untuk hidup sehat dan tetap aktif. Prevalensinya memberikan gambarangan mengenai penduduk yang mengonsumsi kalori dibawah kebutuhan kalori minimum untuk hidup sehat dan aktif. Data konsumsi kalori penduduk Indoensia (per kapita) dihitung dari Survei Sosial Ekonomi Nasional dengan kuesioner konsumsi dan pengeluaran. Konversi kalori menurut komoditi Susenas yang digunakan untuk penghitungan kalori berdasarkan pada Hasil Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VIII, 17-19 Mei 2004

Page 7: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Topik 1. Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan/ Prevalence of Undernourishment (PoU) di Indonesia, 2017.

Prosedur untuk menghasilkan konsumsi kalori perkapita dari Susenas Konsumsi dan

Pengeluaran yaitu:

1. Menghitung jumlah konsumsi menurut komoditi selama seminggu terakhir dari setiap

rumah tangga.

2. Menghitung jumlah konsumsi gizi menurut komoditi untuk setiap rumah tangga

3. Menghitung total konsumsi kalori rumah tangga

4. Menghitung konsumsi kalori perkapita sehari

5. Menghitung estimasi rata-rata konsumsi kalori perkapita sehari

Page 8: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Topik 1. Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan/ Prevalence of Undernourishment (PoU) di Indonesia, 2017.

Data pendukung yang digunakan untuk menghitung PoU diantaranya meliputi :

1. Data populasi penduduk menurut umur dan jenis kelamin.

2. Data konsumsi kalori, didekati dengan menggunakan data konsumsi kalori

perkapita hasil Susenas.

3. Data Pendapatan, didekati dengan menggunakan data Pengeluaran yang

diperoleh dari hasil Susenas

4. Data tinggi dan berat badan, didekati dengan menggunakan data median tinggi

dan berat badan menurut umur dan jenis kelamin dari Balitbangkes

Page 9: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Topik 1. Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan/ Prevalence of Undernourishment (PoU) di Indonesia, 2017.

Prosedur penghitungan PoU dengan menggunakan data Susenas yaitu :

1. Membuat piramida penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin.

2. Menghitung konsumsi kalori perkapita sehari

3. Menghitung koefisien variasi dari data konsumsi kalori perkapita sehari.

4. Menghitung Minimum Dietary Energy Requirement (MDER) dan koefisien variasinya

(CV). MDER dihitung dengan cara menghitung kebutuhan minimum kalori yang

diperlukan seseorang sesuai dengan umur dan jenis kelaminnya

5. Menghitung total koesisien variasi (CV). Total koefisien variasi dihitung dengan

menjumlahkan koefisien variasi dan variabel pembentuknya

6. Menghitung PoU, yaitu dengan membandingkan antara konsumsi kalori perkapita

dengan MDER. Nilai PoU adalah banyaknya penduduk yang konsumsi kalorinya dibawah

MDER.

Page 10: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Topik 1. Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan/ Prevalence of Undernourishment (PoU) di Indonesia, 2017.

Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan di Indonesia, 2017 adalah : 7,8 PERSEN

Peta Tematik. Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan Menurut Provinsi di Indonesia, 2017.

Sumber data: Susenas Maret, 2017

Keterangan:

Page 11: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Topik 2. Skala Pengalaman Kerawanan Pangan/ Food Insecurity Experienced Scale (FIES) Indonesia, 2017.

Food Insecurity Experienced Scale (FIES) atau Skala Pengalaman Kerawanan Pangan adalah metode untuk mengukur akses pangan pada tingkat individu atau rumah tangga. FIES berdasarkan pengalaman dari seberapa parah kondisi kerawanan pangan rumah tangga atau individu yaitu kendala pada kemampuan untuk mengakses makanan. Meskipun ketidakmampuan untuk mengakses makanan biasanya menyebabkan berkurangnya konsumsi makanan, atau dalam konsumsi makanan dengan nilai gizi yang terbatas, FIES tidak dimaksudkan untuk memberikan pengukuran langsung kuantitas dan kualitas konsumsi makanan aktual atau status gizi responden FIES Ini mampu menghasilkan matrik keparahan kerawanan pangan berbasis pengalaman yang mengandalkan tanggapan langsung orang-orang terhadap serangkaian pertanyaan terkait akses mereka ke makanan yang memadai. FIES diharapkan dapat memberikan kontribusi penting untuk setiap indikator keamanan pangan dan gizi.

Page 12: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Topik 2. Skala Pengalaman Kerawanan Pangan/ Food Insecurity Experienced Scale (FIES) Indonesia, 2017.

Pada Susenas Maret 2017 pertanyaan mengenai Skala Pengalaman Kerawanan Pangan (FIES-

Food Insecurity Experienced Scale) sudah dimasukkan dengan mengadopsi 8 (delapan)

pertanyaan mengenai FIES dari FAO.

Delapan pertanyaan tersebut terbagi menjadi 3 bagian, untuk pengukuran jenis kerawanan

pangan:

1. Bagian pertama adalah 3 pertanyaan pertama, mengarah pada pengukuran kerawanan pangan ringan (light),

2. Bagian kedua adalah 3 pertanyaan kedua, mengarah pada pengukuran kerawanan pangan sedang (moderate), dan

3. Bagian ketiga adalah 2 pertanyaan terakhir, mengarah pada pengukruan kerawanan pangan berat (severe)

Page 13: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Topik 2. Skala Pengalaman Kerawanan Pangan/ Food Insecurity Experienced Scale (FIES) Indonesia, 2017.

1. Selama setahun terakhir, apakah anda/art lainnya khawatir tidak akan memiliki cukup makanan untuk disantap karena kurangnya uang atau sumber daya lainnya?

2. Selama setahun terakhir, apakah ada saat di mana anda/art lainnya tidak dapat menyantap makanan sehat dan bergizi karena kurangnya uang atau sumber daya lainnya?

3. Selama setahun terakhir, apakah anda/art lainnya hanya menyantap sedikit jenis makanan karena tidak memiliki uang atau sumber daya lainnya?

1. Selama setahun terakhir, apakah anda/art lainnya khawatir tidak akan memiliki cukup makanan untuk disantap karena kurangnya uang atau sumber daya lainnya?

2. Selama setahun terakhir, apakah ada saat di mana anda/art lainnya tidak dapat menyantap makanan sehat dan bergizi karena kurangnya uang atau sumber daya lainnya?

3. Selama setahun terakhir, apakah anda/art lainnya hanya menyantap sedikit jenis makanan karena tidak memiliki uang atau sumber daya lainnya?

1. Selama setahun terakhir, apakah anda/art lainnya khawatir tidak akan memiliki cukup makanan untuk disantap karena kurangnya uang atau sumber daya lainnya?

2. Selama setahun terakhir, apakah ada saat di mana anda/art lainnya tidak dapat menyantap makanan sehat dan bergizi karena kurangnya uang atau sumber daya lainnya?

Page 14: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Topik 2. Skala Pengalaman Kerawanan Pangan/ Food Insecurity Experienced Scale (FIES) Indonesia, 2017.

Penghitungan kerawanan pangan dengan FIES menggunakan Rasch Model agar dapat dilakukan kalibrasi pada data yang digunakan. Rasch Model merupakan pengembangan dari teori respons butir (Item Response Theory-IRT) yaitu 1PL (One Parameter Logistic). Analisis dengan Rasch Model menghasilkan statistik kesesuaian (fit statistic) yang memberikan keterangan mengenai kesesuaian hubungan antara respons dan item. Parameter yang digunakan adalah infit dan outfit dari kuadrat tengah (mean square) dan nilai terstandarkan (standardized values).

Page 15: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Topik 2. Skala Pengalaman Kerawanan Pangan/ Food Insecurity Experienced Scale (FIES) Indonesia, 2017.

Secara nasional, selama setahun terakhir sebanyak 9,77 persen rumah tangga di Indonesia pernah mengalami rawan pangan. Rumah tangga yang mengalami rawan pangan antar provinsi sangat variatif. Provinsi yang rumah tangganya paling tinggi mengalami rawan pangan adalah Nusa Tenggara Timur (31,79 persen) sedangkan yang paling rendah adalah Bangka Belitung (3,77 persen).

Page 16: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Topik 3.

Peta Kesehatan Balita di Indonesia, 2017.

(Sumber Data: VSEN17.K)

Ardian Candra M , Hertanto W. Subagio, Ani Margawati. 2016. Determinan Kejadian Stunting Pada Bayi Usia

6 Bulan di Kota Semarang. https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgi/article/viewFile/16302/11942

M Rizal Permadi, Diffah Hanim, Kusnandar, dan Dono Indarto. 2016. Risiko Inisiasi Menyusu Dini Dan

Praktek Asi Eksklusif Terhadap Kejadian Stunting Pada Anak 6-24.

https://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/pgm/article/view/5965/804580458063

Indah Yuliana. 2015. Faktor-faktor Penentu Disparitas Prevalensi Stunting Pada Balita Di Berbagai

Kabupaten/Kota di Indonesia. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Aditianti. 2010. Faktor Determinan “Stunting” Pada Anak Usia 24 – 59 Bulan di Indonesia. Bogor: Institut

Pertanian Bogor.

Eksplorasi Variabel pada “Peta Kesehatan Balita di Indonesia, 2017 “

a. Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR).

b. Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini.

c. Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif.

d. Pemberian ASI pada anak usia 7 – 23 bulan.

e. Imunisasi Lengkap.

Penelitan yang Menunjukkan adanya Pengaruh Kesehatan Balita terkait Stunting

Page 17: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Karakteristik

Persentase Wanita

Melahirkan Anak BBLR

Persentase Wanita

Melakukann IMD

Persentase ASI Eksklusif Pada Anak

(<6 bln)

Persentase Masih ASI (6-23 bln)

Persentase Imunisasi Lengkap

(12-23 bln) (1) (2) (3) (4) (5) (6)

Indonesia 14,57 67,21 55,96 73,61 50,31

Tipe daerah Perdesaan 14,62 64,05 57,22 78,24 48,49 Perkotaan 14,53 70,02 54,77 69,56 51,90

Pengeluaran Perkapita

Kuintil 1 (rendah) 15,59 65,95 59,83 80,33 48,45 Kuintil 2 14,72 65,01 56,15 77,24 47,72 Kuintil 3 14,50 68,63 56,46 73,60 49,61 Kuintil 4 14,41 68,04 48,28 69,63 52,13 Kuintil 5 (tinggi) 13,21 69,39 57,16 62,83 55,67

Ijazah Ibu

<=SD 15,64 64,37 56,23 79,42 45,64 SMP 14,88 68,72 58,28 77,38 52,04 SMA/D1-3 13,93 68,19 53,84 70,28 52,98 D4/S1-3 12,10 69,88 62,42 69,64 57,35

Status Bekerja Ibu

Tidak Bekerja 14,72 67,24 57,63 77,60 50,45 Bekerja 14,08 67,10 46,92 66,28 49,87

Umur Ibu

<20 tahun 19,39 63,52 59,24 80,13 40,42 20-29 13,99 68,19 56,21 74,99 51,17 30-39 14,13 66,99 56,10 74,61 48,54 >=40 tahun 18,68 63,45 - 71,14 -

Jml anak lhr hidup Ibu

1-2 orang 14,17 68,18 56,69 74,43 52,67 3-4 orang 15,22 65,90 56,97 75,93 47,48 >=5 orang 17,74 58,61 46,72 74,92 36,58

Page 18: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Topik 3.

Peta Kesehatan Balita di Indonesia, 2017.

(Sumber Data: VSEN17.K)

Gambar. Persentase Wanita Usia 15-49 Tahun yang Melahirkan Anak Terakhir BBLR Menurut Provinsi, di Indonesia Tahun 2017.

Keterangan:

Sumber data: Susenas Maret, 2017

13.03 14.35

14.57

0

5

10

15

20

2015 2016 2017

Gambar. Persentase Wanita Usia 15-49 Tahun yang Melahirkan Anak Terakhir BBLR, di Indonesia Tahun 2015-2017.

Page 19: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Topik 3.

Peta Kesehatan Balita di Indonesia, 2017.

(Sumber Data: VSEN17.K)

Peta Tematik. Persentase Wanita Usia 15-49 Tahun yang Melaksanakan IMD Saat Melahirkan Anak Terakhir

Menurut Kabupaten, di Indonesia Tahun 2017.

Keterangan:

Sumber data: Susenas Maret, 2017

Page 20: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Topik 3.

Peta Kesehatan Balita di Indonesia, 2017.

(Sumber Data: VSEN17.K)

Peta Tematik. Persentase Anak Usia < 6 Bulan yang Diberikan ASI Eksklusif

Menurut Provinsi, di Indonesia Tahun 2017.

Sumber data: Susenas Maret, 2017

Keterangan:

Persentase

ASI Eksklusif,

2015 - 2017

45,09

2015

50,04

2016

55,96

2017

Page 21: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Topik 3.

Peta Kesehatan Balita di Indonesia, 2017.

(Sumber Data: VSEN17.K)

Sumber data: Susenas Maret, 2017

Keterangan:

Persentase Anak Usia 6 -23 Bulan yang Masih Diberikan ASI Menurut Kabupaten/Kota, di Indonesia Tahun 2017.

Page 22: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Topik 3.

Peta Kesehatan Balita di Indonesia, 2017.

(Sumber Data: VSEN17.K)

Sumber data: Susenas Maret, 2017

Gambar. Persentase Anak Usia 12 -23 Bulan yang Imunisasi Lengkap* Menurut Provinsi, di Indonesia Tahun 2017.

Keterangan:

* Anak usia usia 12–23 tahun telah menerima 1 (satu) kali imunisasi BCG, 3 (tiga) kali imunisasi hepatitis B, 3 (tiga) kali imunisasi DPT, 3 (tiga) kali imunisasi polio, dan 1 (satu) kali imunisasi campak

Page 23: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Topik 4.

Situasi Ketersedian Air Minum Layak dan Sanitasi Layak di Indonesia

1. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). 100 Kabupaten/Kota Prioritas untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting) - Ringkasan. 2017. Jakarta:TNP2K

2. Harriet Torlesse, Aidan Anthony Cronin, Susy Katikana Sebayang, Robin Nandy. Determinants of stunting in Indonesian children: evidence from a cross-sectional survey indicate a prominent role for the water, sanitation and hygiene sector in stunting reduction. BMC Public Health. 2016; 16: 669. Published online 2016 Jul 29. doi: 10.1186/s12889-016-3339-8, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4966764.

3. UNICEF South Asia. 2015. Stop Stunting in South Asia A Common Narrative on Maternal and Child Nutrition UNICEF South Asia Strategy 2014-2017. Nepal: UNICEF South Asia.

4. Lulu'ul Badriyah, Ahmad Syafiq. The Association Between Sanitation, Hygiene, and Stunting in Children Under Two-Years (An Analysis of Indonesia’s Basic Health Research, 2013). Makara J. Health Res., 2017, 21(2): 35-41 doi: 10.7454/msk.v21i2.6002 . http://journal.ui.ac.id/index.php/health/article/view/6002/3928

5. Atmarita, Tatang S. Fallah. 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Makalah disajikan pada Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII, Jakarta 17-19 Mei 2004.

Tulisan Ilmiah Pengaruh Air Minum Layak dan Sanitasi Layak terkait Penurunan Stunting

Page 24: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Topik 4.

Situasi Ketersedian Air Minum Layak dan Sanitasi Layak di Indonesia

Air minum yang layak adalah air minum yang terlindung meliputi air ledeng (keran), keran umum, hydrant umum, terminal air, penampungan air hujan (PAH) atau mata air dan sumur terlindung, sumur bor atau sumur pompa, yang jaraknya minimal 10 meter dari pembuangan kotoran, penampungan limbah dan pembuangan sampah. Tidak termasuk air kemasan, air isi ulang, air dari penjual keliling, air yang dijual melalui tanki, air sumur tidak terlindung, mata air tidak terlindung, dan air permukaan (seperti sungai/danau/waduk/kolam/irigasi). Air minum aman dan berkelanjutan adalah air minum (termasuk air untuk memasak, mandi,

cuci, dll) yang berasal dari sumber air minum layak (sesuai definisi diatas) yang memenuhi aspek 4K (kuantitas, kualitas, kontinuitas, dan keterjangkauan), yaitu:

(i) lokasi sumber air minum berada di dalam atau di halaman rumah; (ii) jarak ke sumber air minum kurang dari 1 km atau memerlukan waktu kurang dari 30

menit (pulang pergi termasuk antri) untuk mendapatkan air; (iii) memenuhi kondisi fisik air minum (tidak keruh, tidak berwarna, tidak berasa, tidak

berbusa, dan tidak berbau); dan (iv) memenuhi kondisi biologi dan kimiawi air minum.

Page 25: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Topik 4.

Situasi Ketersedian Air Minum Layak dan Sanitasi Layak di Indonesia

Proporsi populasi yang memiliki fasilitas cuci tangan dengan sabun dan air adalah Proporsi populasi yang memiliki fasilitas cuci tangan dengan sabun dan air adalah perbandingan antara banyaknya rumah tangga yang memiliki kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun dengan jumlah rumah tangga seluruhnya. Fasilitas sanitasi layak adalah fasilitas sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan, antara lain klosetnya menggunakan leher angsa, tempat pembuangan akhir tinjanya menggunakan tanki septik (septic tank) atau Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL), dan fasilitas sanitasi tersebut digunakan oleh rumah tangga sendiri atau bersama dengan rumah tangga lain tertentu. Rumah tangga yang menempati rumah tidak layak huni adalah rumah tangga yang memiliki skor 5-7 dengan memperhatikan kondisi rumah berdasar 7 (tujuh) indikator pembentuk: Jenis atap rumah terbuat dari Jerami/ijuk/alang-alang/rumbia/daun atau lainnya, skor=1. Jenis dinding rumah terbuat dari bambu atau lainnya, skor=1. Jenis lantai tanah atau lainnya, skor=1. Luas lantai per kapita kurang dari 7,2 meter persegi, skor=1. Sumber penerangan bukan listrik, skor=1. Menggunakan air yang termasuk dalam kategori air tidak layak sebagai air minum, skor=1. Menggunakan fasilitas sanitasi yang termasuk dalam kategori sanitasi tidak layak, skor=1.

Page 26: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Topik 4.

Situasi Ketersedian Air Minum Layak dan Sanitasi Layak di Indonesia

Sumber data: Susenas Maret, 2017

Gambar. Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Akses Air Minum Layak Menurut Provinsi, di Indonesia Tahun 2017.

Keterangan:

Page 27: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Topik 4.

Situasi Ketersedian Air Minum Layak dan Sanitasi Layak di Indonesia

Sumber data: Susenas Maret, 2017

Gambar. Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Akses Sanitasi Layak Menurut Provinsi, di Indonesia Tahun 2017.

Keterangan:

Page 28: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Topik 4.

Situasi Ketersedian Air Minum Layak dan Sanitasi Layak di Indonesia

Sumber data: Susenas Maret, 2017

Peta. Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Akses Cuci Tangan Pake Sabun Menurut Provinsi, di Indonesia Tahun 2017.

Keterangan:

Page 29: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Topik 4.

Situasi Ketersedian Air Minum Layak dan Sanitasi Layak di Indonesia

Sumber data: Susenas Maret, 2017

Peta. Persentase Rumah Tangga yang Tinggal di Rumah Tidak Layak Huni Menurut Provinsi, di Indonesia Tahun 2017.

Keterangan:

Page 30: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Topik 5. Pola Kebutuhan Keluarga Berencana yang Tidak Terpenuhi di Indonesia, 2017.

1. Carrie Shapiro-Mendoza, Beatrice J Selwyn, David P Smith, Maureen Sanderson. Parental pregnancy intention and early childhood stunting: findings from Bolivia. International Journal of Epidemiology, Volume 34, Issue 2, 1 April 2005, Pages 387–396, https://doi.org/10.1093/ije/dyh354.

2. Rosha, B., Kumala Putri, D., dan Surya Putri, I. Determinan Status Gizi Pendek Anak Balita Dengan Riwayat Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia (Analisis Data Riskesdas 2007-2010). Jurnal Ekologi Kesehatan, Volume 12, 3 Sep 2015, Hal:195 - 205. doi:10.22435/jek.v12i3 Sep.3866.195 – 205

3. Aditianti. 2010. Faktor Determinan “Stunting” Pada Anak Usia 24 – 59 Bulan di Indonesia. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Eksplorasi Variabel pada “Pola Kebutuhan Keluarga Berencana yang Tidak Terpenuhi di Indonesia, 2017“ Metode analisis regresi logistik biner.

Pengaruh variabel bebas: status bekerja, kepemilikan jaminan kesehatan nasional (JKN), tipe daerah tempat tinggal, tingkat pendidikan, tingkat kesejahteraan (kuintil pengeluaran per kapita), umur, dan jumlah anak yang dilahirkan.

Terhadap variabel tak bebas: wanita dengan kebutuhan kontrasepsi yang tidak terpenuhi.

Penelitan yang Menunjukkan adanya Pengaruh Kebutuhan Keluarga Berencana terkait Stunting

Page 31: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Peubah Bebas S.E. Uji Wald Sig. Odds Ratio

(Exp( ))

Selang kepercayaan 95 %

untuk Exp( ) Batas

Bawah Batas Atas

(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9)

Status bekerja Bekerja -0,003 0,012 0,076 0,78 0,997 0,973 1,021

Status Kepemilikan JKN Memiliki JKN 0,013 0,012 1,893 0,17 1,017 0,993 1,041

Tipe daerah Perkotaan 0,152 0,012 148,510 0,00 1,164 1,136 1,193

Ijazah >=SMU 0,192 0,013 212,133 0,00 1,211 1,181 1,243

Pengeluaran perkapita Kuintil 1 (terendah) 198,448 0,00 Kuintil 2 - 0,190 0,019 105,096 0,00 0,827 0,797 0,857

Kuintil 3 -0,233 0,019 154,275 0,00 0,792 0,764 0,822

Kuintil 4 -0,200 0,019 113,113 0,00 0,818 0,789 0,849

Kuintil 5 (tertinggi) -0,123 0,020 38,832 0,00 0,884 0,850 0,919

Kelompok umur 15-29 1543,140 0,00 30-39 0,094 0,017 30,494 0,00 1,098 1,062 1,135

40-49 0,561 0,018 998,140 0,00 1,752 1,692 1,814

Kelompok jml anak lahir hidup Belum memiliki anak (0) 1897,475 0,00 1-2 orang 0,956 0,033 817,551 0,00 2,602 2,437 2,778

3-4 orang 1,164 0,035 1114,103 0,00 3,203 2,992 3,430

>=5 orang 1,599 0,039 1715,901 0,00 4,946 4,586 5,335

Konstanta -2,743 0,036 5700,698 0,00 0,064

Page 32: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Hasil olah data membuktikan bahwa variabel status bekerja dan kepemilikan JKN tidak berpengaruh signifikan terhadap kebutuhan kontrasepsi yang tidak terpenuhi.

Hasil ini perlu tindak lanjut, mengingat pemenuhan jaminan pelayanan kontrasepsi dengan berlakunya program JKN telah ditanggung pemerintah

Saat ini wanita yang tidak bekerja pun memiliki keinginan yang sama untuk melakukan penjarangan ataupun pembatasan jumlah kelahiran.

Peningkatan peluang memiliki kebutuhan KB yang tidak terpenuhi terjadi apabila wanita usia 15-49 tahun berstatus kawin:

Tinggal di daerah perkotaan, Memiliki ijazah lebih tinggi dari SMA, Berada pada kelompok umur lebih tua, Memiliki jumlah anak lahir hidup lebih banyak, dan Berada pada kuintil pengeluaran per kapita terendah

Topik 5. Pola Kebutuhan Keluarga Berencana yang Tidak Terpenuhi di Indonesia, 2017.

Page 33: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Topik 5. Pola Kebutuhan Keluarga Berencana yang Tidak Terpenuhi di Indonesia, 2017.

Keterangan:

Peta Tematik.

Persentase Wanita Usia 15-49 Tahun Berstatus Kawin

Dengan Kebutuhan Kontasepsi yang Tidak Terpenuhi

Menurut Kabupaten/Kota, di Indonesia Tahun 2017.

Sumber data: Susenas Maret, 2017

Gambar. Persentase Wanita Usia 15-49 Tahun Berstatus Kawin Dengan Kebutuhan Kontasepsi yang Tidak Terpenuhi

Menurut Alasan Tidak Menggunakan Alat/Cara KB

Tidaksetuju KB

Tidak tahualat/cara

KB

Takut efeksamping

Lainnya Tidak tahu

6.00 1.30

36.50 49.40

6.80 4.70

0.20

40.20 49.60

5.30 5.30 0.70

38.60

49.50

5.90

Perdesaan

Perkotaan

Perkotaan + Perdesaan

Page 34: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

• Ramirez Nobora F. , Luis. F. Gamboa, Arjun S. Bedi and Robert Sparrow. Child Malnutrition and Antenatal Care: Evidence from Three Latin American Countries. Working Paper No. 536 International Institute of Social Studies. 2012.

• Chuku Stella Nwenebunha. Low Birth Weight in Nigeria: Does Antenatal Care Matter?. 2008.

• Mamabolo LR, Alberts M, Steyn NP, Henriette ADW and Naomi SL. Prevalence and determinants of stunting and over weight in 3-year-old black South African children residing in the Central Region of Limpopo Province, South Africa. Public Health Nutrition 2005; 8(5), 501–508. DOI: 10.1079/PHN2005786. 2005.

• Najahah Imtihanatun, Kadek Treshna Adi, GN Indraguna Pinatih. Faktor risiko Stunting Usia 12-36 Bulan di Puskesmas Dasan Agung, Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Public Health and Preventive Medicine Archive Vol.1 No. 2. 2013.

Topik 6. Situasi Pelayanan Maternal di Indonesia, 2016.

Eksplorasi Variabel pada “Situasi Pelayanan Maternal di Indonesia, 2016“

a. Pemeriksaan kehamilan di fasilitas kesehatan.

b. Pemeriksaan kehamilan pada tenaga kesehatan.

c. Pemeriksaan lengkap saat periksa kehamilan (1. ditimbang berat atau diukur tinggi badan 2. diukur tekanan darah 3. diukur lingkar lengan atas (lila) 4. diperiksa kandungan (tinggi rahim, letak dan denyut jantung janin) 5. ditanya status imunisasi tt 6. diberi tablet zat besi sebanyak 90 butir 7. diperiksa urin atau darah )

d. Frekuensi periksa kehamilan/K4 (min 1 kali di tw 1; min 1 kali di tw 2; min 2 kali di tw 3)

e. Jumlah konsumsi zat besi selama mengandung

Penelitan yang Menunjukkan adanya Pengaruh Pelayanan Maternal terkait Stunting

Page 35: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Karakteristik

Pemeriksaan kehamilan di

faskes (%)

Pemeriksaan kehamilan pada nakes

(%)

Periksa Lengkap *)

K4 (tanpa memperhatikan

waktu) (%)

K4 (min 1 kali di tw 1; min 1 kali di tw 2;

min 2 kali di tw 3) (%)

Konsumsi zat besi selama

mengandung (%)

Indonesia 97,17 97,58 90,79 84,07 76,79 21,85 Tipe daerah Tempat Tinggal Perkotaan 99,01 99,26 94,48 89,61 83,05 24,97 Perdesaan 95,24 95,81 86,92 78,26 70,23 18,59 Umur ibu 15-19 tahun 97,52 97,57 87,70 78,23 71,54 18,85 20-34 tahun 97,36 97,68 91,65 84,70 77,48 21,85 35-49 tahun 96,38 97,21 88,39 83,19 75,54 22,61 Tingkat pendidikan ibu Tidak/belum

pernah sekolah 87,80 88,19 74,08 65,61 56,99 16,56

SD 96,00 96,93 88,13 80,41 71,96 19,62 SMP 97,30 97,67 91,03 83,84 76,98 20,02 SMA 98,55 98,73 92,71 86,95 79,37 24,33 Perguruan tinggi 99,49 99,69 97,09 91,22 86,33 24,87 Kelompok pengeluaran rumah tangga Kuintil 1 94,57 95,41 85,36 79,03 70,47 19,50 Kuintil 2 96,62 97,43 90,07 81,49 73,63 19,96 Kuintil 3 97,80 97,91 92,00 83,97 77,33 21,37 Kuintil 4 98,79 98,74 93,62 86,83 80,56 22,22 Kuintil 5 99,50 99,54 95,83 93,01 86,67 28,67

*) Wanita usia 15-49 tahun pernah kawin dan pernah melahirkan anak lahir hidup dalam dua tahun terakhir yang mendapatkan pemeriksaan lengkap

Page 36: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Persentase Wanita usia 15-49 tahun yang Periksa ke Faskes Saat Mengandung,

2016

Persentase Wanita usia 15-49 tahun yang Periksa ke Faskes Saat Mengandung,

Menurut Jenis Fasilitas Kesehatan, 2016

Topik 6. Situasi Pelayanan Maternal di Indonesia, 2016.

Page 37: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Persentase Wanita usia 15-49 tahun yang Periksa ke Nakes Saat

Mengandung, 2016

Topik 6. Situasi Pelayanan Maternal di Indonesia, 2016.

Persentase Wanita usia 15-49 tahun yang Periksa ke Nakes Saat Mengandung,

Menurut Jenis Tenaga Kesehatan

Page 38: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Persentase Wanita usia 15-49 tahun yang Periksa ke Nakes Saat Mengandung dan Mendapatkan Pemeriksaan Lengkap, 2016

Topik 6. Situasi Pelayanan Maternal di Indonesia, 2016.

Page 39: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Persentase Wanita usia 15-49 tahun yang Periksa ke Nakes Saat Mengandung dengan Frekuensi Minimal 4 Kali (K4)

Tanpa Memperhitungkan Waktu Pemeriksaang

Topik 6. Situasi Pelayanan Maternal di Indonesia, 2016.

Page 40: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Topik 6. Situasi Pelayanan Maternal di Indonesia, 2016.

Persentase Wanita usia 15-49 tahun yang Periksa ke Nakes Saat Mengandung dengan Frekuensi Minimal 4 Kali (K4)

(Minimal 1 kali pada Tw 1; Minimal 1 kali pada Tw 2; dan Minimal 2 kali pada Tw 3)

Page 41: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak

Persentase Wanita usia 15-49 Menurut Kebiasaan Mengonsumsi Pil Zat Besi

(>=90 butir) Saat Mengandung

Persentase Wanita usia 15-49 Menurut Kebiasaan Mengonsumsi

Pil Zat Besi Saat Mengadung

11.79

16.19

20.37

51.65

Tidak Minum pil tambah darah atau lupa Minum pil tambah darah kurang dari 90 Minum pil tambah darah lebih dari 90 Minum pil tambah darah tetapi lupa jumlahnya

Topik 6. Situasi Pelayanan Maternal di Indonesia, 2016.

Page 42: EKSPLORASI DATA SUSENAS untuk Intervensi Stunting (Pra ...gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2018/05/Eksplorasi-data... · Situasi Ketersedian air minum layak dan sanitasi layak