EKSPERIMENTAL ON SANDY CLAY SOIL …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/1297a91be79a2e2081fe01b8...air,...

13
EKSPERIMENTAL STABILISASI BIOGROUTING BACILLUS SUBTILIS PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN EKSPERIMENTAL ON SANDY CLAY SOIL STABILIZATION BY BIOGROUTING BACILLUS SUBTILIS Iffah fadliah, Tri Harianto, Puspita Lisdiyanti Program Studi Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin Alamat Korespondensi : Iffah Fadliah Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245 HP. 082196985551 Email : [email protected]

Transcript of EKSPERIMENTAL ON SANDY CLAY SOIL …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/1297a91be79a2e2081fe01b8...air,...

EKSPERIMENTAL STABILISASI BIOGROUTING

BACILLUS SUBTILIS PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN

EKSPERIMENTAL ON SANDY CLAY SOIL STABILIZATION BY BIOGROUTING BACILLUS SUBTILIS

Iffah fadliah, Tri Harianto, Puspita Lisdiyanti

Program Studi Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin

Alamat Korespondensi : Iffah Fadliah Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245 HP. 082196985551 Email : [email protected]

ABSTRAK

Teknologi biogrouting merupakan teknologi yang mensimulasikan proses diagenesis yaitu transformasi butiran pasir menjadi batuan pasir (calcarinite/sandcone), kristal kalsit (CaCo3) yang terbentuk dari proses biogrouting akan menjadi pengikat antara butiran pasir sehingga menyebabkan proses sementasi dan mengubah pasir menjadi batuan pasir. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komposisi optimum larutan bakteri Bacilius subtilis untuk stabilitasi tanah dan mengevaluasi karakteristik mekanis tanah yang telah distabilisasi dengan variasi larutan bakteri Bacilius subtilis dan larutan sementasi, dikombinasikan dengan variasi waktu pemeraman. Pengujian karakteristik tanah lempung kepasiran menggunakan standar SNI dan ASTM. Metode experimental pengembangan pengujian dilakukan dalam menguji rancangan model percobaan dengan ukuran masing-masing 7.2x3.6 cm, 6x6.4 cm, 2x6.4 cm dengan cara grouting. Percobaan yang dilakukan untuk menganalisis hasil adalah kuat tekan bebas, permeabilitas, dan geser langsung. Jumlah volume bakteri bacillus subtilis yang diinjkesi pada tanah lempung kepasiran masing-masing sebesar 2 cc sampai 32 cc dengan pemeraman selama 3, 7, 14, 21, dan 28 hari. Hasil pengujian pada percobaan kuat tekan bebas skala labolatorium menunjukkan bahwa pengujian tanpa terinjeksi bakteri sebesar 0.13 kg/cm2 untuk hasil yang terinjeksi bakteri sebesar 0.35 kg/cm2. Percobaan permeabilitas tanpa terinjeksi bakteri nilai koefisiennya sebesar 2.49.10-4 cm/detik untuk hasil setelah terinjeksi bakteri nilai koefisiennya sebesar 4.91.10-6 cm/dtk. Percobaan geser langsung tanpa terinjeksi bakteri sudut gesernya sebesar 4.46º untuk hasil setelah terinjeksi bakteri sebesar 35.07º. Maka dapat disimpulkan bahwa penambahan bakteri untuk stabilisasi tanah lempung kepasiran dengan metode grouting dapat meningkatkan daya dukung tanah. Hal ini dibuktikan dengan meningkatkan kekuatan tanah dan memperkecil rembesan dalam tanah. Kata kunci : Biogrouting, Bacillus subtilis, Kuat tekan bebas, Permeabilitas, Geser Langsung

ABSTRACT Biogrouting technology is a technology that simulates the process of diagenesis transformation sand into sand stone (calcarinite/sandcone) ,calcite (CaCo3) isformedfrombiogrouting process will bebinding between the grains of sand, causing the cementation process sand transform sand intosandstone.This research aims to determine the optimum composition of the bacillus subtilis bacteria solution for soil stabilization and evaluate the mechanical characteristic of the soil that stabilized with variations bacillus subtilis bacteria solution and cementation solution, combined with variety of curing time. The standard for soil testing of SNI and ASTM. Development of experimental methods of testing performed in an experimental model with test the design of each size 7.2cm x 3.6cm , 6cm x 6,6cm, and 2cm x 6,4cm with grouting method. Mechanical testing laboratory performed by unconfined compressive strength, permeability, and direct shear. Volume of bacillus subtilis bacteria are injected into the soil amounted 2cc to 32cc with curing time 3, 7, 14, 21, and 28 days. The test results of unconfined compressive strength on laboratory scale shows that testing without injected bacteria at 0,13 kg/cm2 for bacteria injected outcome of 0,35 kg/cm2. Permeability experiments without bacteria has coefficient value of 2.49.10-4cm/sec for the results after the injected bacteria coefficient value of 4.91.10-6cm/sec. Direct shear experiments without bacteria injected has angle of internal friction 4.46 º and for the results after the injected bacteria is 35.07º. Can be concluded that the addition of bacteria for stabilization sandy clay soil with biogrouting method can increase the carrying capacity of the land. This is proven with increasing strength of the soil and minimize permeability in the soil. Keywords : Biogrouting, Bacillus subtilis, Unconfined compressive strength, Permeability, Direct Shear Test.

PENDAHULUAN

Tanah merupakan komponen yang paling penting dalam semua pekerjaan yang

berhubungan dengan pembangunan dari pondasi konstruksi/struktur suatu bangunan. Namun

seringkali di lapangan dijumpai kerusakan-kerusakan pada lapisan perkerasan, hal tersebut

disebabkan oleh lapisan tanah dasar yang mengalami penurunan pada saat lapisan atas

menerima beban. Kerusakan struktur bisa terjadi akibat penurunan tanah terutama pada jenis

tanah yang memiliki potensi penurunan yang besar seperti lempung lunak. Tanah dasar yang

baik dan stabil merupakan syarat bagi kemampuan konstruksi dalam memikul beban

diatasnya. Usaha-usaha untuk memperbaiki sifat tanah yang mengandung sifat kembang susut

besar telah banyak dilakukan dengan metode stabilisasi tanah, diantaranya stabilisasi yaitu

menggunakan metode grouting yang tidak ramah lingkungan yang biasanya berupa suspense

(semen, lempung-semen, pozzolan, bentonite, dsb) atau emulsi (aspal, dsb) (Karol, 2003).

Oleh sebab itu kami mencari alternatife metode grouting yang ramah lingkungan, yaitu

dengan pemanfaatan mikroorganisme yang berasal dari bakteri karna dapat menghasilkan

kalsit/kristal kalsium karbonat yang bisa merubah butiran pasir menjadi batuan pasir, metode

ini disebut dengan biogrouting.

Lempung dapat didefinisikan sebagai susunan partikel yang ukurannya kurang dari

0.002 mm (Das, 1995). Menurut Hardiyatmo (2010), sifat-sifat yang ada pada tanah lempung

adalah ukuran butiran-butiran halusnya >0,002 mm, permeabilitas rendah, kenaikan air

kapiler yang tinggi, bersifat sangat kohesif, kadar kembangsusut yang tinggi dan proses

konsolidasi lambat.

Berbagai penelitian telah dilakukan sebelumnya antara lain, Microbially Induced

Cementation to Control Sand Response to Undrained Shear (Dejong, 2006). penelitian ini

mengunakan mikroorganisme Bacillus pasteurii. Sebagai bahan perbaikan tanah. selanjunya

penelitian Biogrout ground improvement by microbial induced carbonate precipitation. (Van

Passen, 2009). Dalam penelitian ini proses biogrouting menggunakan bakteri jenis

Sporosarcina pasteurii, spesies bakteri yang mengandung sejumlah besar enzim urease. In

situ Soil Cementation with Ureolytic Bacteria by Surfa Percolation (Cheng, L. 2012). Pada

penelitian ini menyajikan sebuah aplikasi baru yaitu Pengendapan Kalsium Karbonhidrat

Padat (MICP) sebagai teknik konsolidasi untuk tanah jenuh dengan menggunakan metode

permukaan isolasi yang mudah diterapkan. Modelling Biogrout: a new ground improvement

method based on microbial induced carbonate precipitation (Wijngaarden, 2009). Pada

penelitian ini Sebuah model telah dirumuskan untuk menggambarkan proses Biogrout.

Microbially mediated sand solidification using calcium phosphate compounds, Faculty of

Engineering (Akiyama, 2010). Pada penelitian ini, kami melakukan percobaan laboratorium

mendasar pada biogrouting Kalsium Senyawa Fosfat (CPC) yang menggunakan ekstrak tanah

yang meliputi mikroorganisme yang berasal dari dua tanah yang berbeda pada pH dan asam

amino sebagai sumber amonia baru. Electro-Biogrouting abd Its challenges (Keykha, 2011).

Pada Penelitian ini Biogrouting adalah metode baru untuk pengendapan CaCO3 di tanah

berpasir oleh aktivitas mikroba untuk meningkatkan kekuatan dengan bakteri Pasteurii

Bacillus. Bacterial carbonate precipitation for biogrouting (Lisdianti, 2011). Pada penelitian

ini mencari alternative bahan yang digunakan untuk meningkatkan kekuatan tanah dengan

memanfaatkan mikroorganisme.

Dalam penulisan ini digunakan proses biogrouting untuk pencampuran bakteri dan

tanah lempung kepasiran, untuk menganalisa digunakan percobaan kuat tekan bebas,

permeabilitas dan geser langsung. Cara biogrouting diperkenalkan dalam studi ini untuk

meningkatkan daya dukung tanah sebagai stabilisasi tanah dengan aman dan ramah akan

lingkungan. Tujuan penelitian ini untuk menentukan komposisi optimum larutan bakteri

Bacilius subtilis untuk stabilitasi tanah dan mengevaluasi karakteristik mekanis tanah yang

telah distabilisasi dengan variasi larutan bakteri Bacilius subtilis dan larutan sementasi,

dikombinasikan dengan variasi waktu pemeraman.

BAHAN DAN METODE

Lokasi dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik Sipil

Universitas Hasanuddin dan di Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia (LIPI). Jenis penelitian ini penelitian eksperimen laboratorium berupa pengujian

tanah lempung kepasiran yang digrouting menggunakan larutan bakteri Bacilius subtilis dan

larutan sementasi. Pemerikasaan meliputi pemeriksaan sifat fisis dan mekanis tanah. Tanah

lempung yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari tanah asli yang berlokasi di

Kelurahan Tamalanrea, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar. Dalam pengujian sifat fisis

dan menakinis tanah digunakan standart SNI dan ASTM sesuai dengan jenis pengujian yang

dilakukan. Rancangan penelitian yang di gunkan dalam penelitian ini merupaka metode

experimental yang dilakukan di labolatorium dengan skala fisik labolatorium.

Populasi dan Sampel micro

Dalam penelitian ini dimulai dengan pengumpulan data-data karakteristik tanah serta

pengujian mikrostruktur tanah menggunakan Scanning Electron Mikcroscope (SEM) dan X-

Ray Diffrection (XRD) tanah lempung kepasiran. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan

laruta sementasi dan larutan bakteri Bacillus subtilis dan kemudian proses biogrouting.

Langkah pertama dalam pengujian ini adalah menumbuhkan kultur bakteri Bacillus

subtilis pada medium B4 yang terdiri dari dari urea 20g, nutrient brouth 3g, NaHCO3 2.12g,

CaCl2.2H2O 4.14g, NH4CL 10g, dan dH2O. kemudian dicampurkan kedalam labu erlemeyer

dengan air aquades sebanyak 1 liter. Setelah itu dimasukan kedalam alat Autoclave dengan

suhu 121º dengan waktu 15 menit tekanan 1 ATM. Setelah medium dingin kemudian

dilakukan proses inokulasi nakteri yaitu pencampuran isolat bakteri kedalam medium B4 yang

sudah dibuat dan semua dikerjakan didalam alat laminar Airflow untuk menjaga

kesterilannya. Setelah selesai bakteri ditumbuhkan didalam ruang shaker selama 3 hari pada

suhu ruang. Langkah kedua yaitu pembuatan larutan smentasi yang merupakan campuran dari

urea dan CaCl2 yang digunakan oleh bakteri untuk menghasilkan kalsit. Langkah ketiga yaitu

proses pencampuran larutan bakteri dan larutan sementasi kedalam tanah dengan cara

grouting dengan varisi injeksi 1, 2, 3, dan 4 kali dan waktu pemeraman 3, 7, 14, 21 dan 28

hari.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengujian-pengujian karakteristik

sifat fisis tanah dan pasir yang digunakan dalam penelitian ini, yang meliputi pengujian kadar

air, berat jenis, analisa saringan, pengujian hidrometer, pengujian batas-batas atterberg. Selain

pengujian karakteristik sifat fisis tanah dilakukan juga pengujian sifat mekanis yang meliputi

pengujian pemadatan standar, pengujian kuat tekan bebas (unconfined), Permeabilitas

(permeability) dan pengujian geser langsung (Sheer Stres). Data-data yang telah dikumpulkan

merupakan paremeter yang akan digunakan dalam analisa perbaikan kekuatan tanah.

HASIL

Hasil Pengujian sifat Fisis dan Mekanis Tanah

Dalam pengujian kadar air didapat nilai kadar air alami dari tanah asli yang di ambil

dari lapangan sebesar 43,40 %. Dari hasil pemeriksaan berat jenis spesifikasi diperoleh nilai

berat jenis 2,70. Dalam pelaksanaan pengujian gradasi yang dilakukan dengan pengujian

analisa saringan dan pengujian hidrometer di dapat hasil tanah tersebut labih dari 50 % lolos

saringan No. 200 yaitu 57,5 %. Tanah tersebut merupakan tanah Berbutir Halus. Hal ini

menunjukkan persentase butiran halusnya cukup dominan. Menurut AASHTO tanah ini

termasuk dalam tipe A-7-5 jenis tanah berlempung dimana indeks plastisitasnya >11.

Peninjauan klasifikasi tanah yang mempunyai ukuran butir lebih kecil dari 0,075 mm, tidak

didasarkan secara langsung pada gradasinya sehingga penentuan klasifikasinya lebih

didasarkan pada batas-batas Atterbergnya. Batas Cair (Liquid Limit, LL) dari hasil grafik

hubungan jumlah ketukan dan kadar air diperoleh nilai batas cair (LL) = 45,97 %. Batas

Plastis (Plastic Limit, PL) dalam pengujian diperoleh hasil batas plastis (PL) = 31,54 %.

Indeks plastisitas diperoleh dari selisih antara batas cair dan batas plastis, dengan rumus PI =

LL – PL maka diperoleh nilai Indeks Plastisitas (PI) = 14,42%. Batas Susut (Shringkage

Limit, SL) dari pengujian batas susut diperoleh nilai batas susut = 16,47 %. Pengujian bobot

isi yang dilakukan didapat hasil sebesar 1,66 gram/cm3. Pengujian pemadatan standar

(proctor standard test) didapat hasil dari grafis dimana kadar air optimum sebesar wopt = 36 %

dan berat isi kering maksimumnya dmaks = 1,328 gram/cm3. Hasil pengujian dapat dilihat

pada tabel 1.

Hasil Pengujian Model Labolatorium Tanah Dengan Menggunakan Metode Grouting

Tanah-Bakteri.

Dari hasil pengujian model yang dilakukan diketahui nilai untuk percobaan kuat tekan

bebas bahwa tanah yang tidak terinjeksi bakteri sebesar 0.13 kg/cm2. Untuk pemeraman 3 hari

diperoleh nilai sebesar 0.16 kg/cm2 dengan jumlah injeksi sebesar 9cc. Masa pemeraman 7

hari diperoleh nilai sebesar 0.06 kg/cm2 dengan jumlah injeksi sebesar 9cc. Masa pemeraman

14 hari diperoleh nilai sebesar 0.16 kg/cm2 dengan jumlah injeksi sebesar 9cc. Masa

pemeraman 21 hari diperoleh nilai sebesar 0.22 kg/cm2 dengan jumlah injeksi sebesar 9cc.

sedangkan untuk pemeraman 28 hari kenaikan nilai lebih besar dengan nilai sebesar 0.35

kg/cm2 dengan jumlah injeksi sebesar 9cc, seperti terlihat pada gambar 2.

Dari hasil pengujian model yang dilakukan diketahui nilai untuk percobaan

permeabilitas bahwa tanah yang tidak terinjeksi bakteri sebesar 2.49.10-4 cm/dtk. Untuk

pemeraman 3 hari diperoleh nilai sebesar 5.14.10-5 cm/dtk dengan jumlah injeksi sebesar

32cc. Masa pemeraman 7 hari diperoleh nilai sebesar 1.49.10-5 cm/dtk dengan jumlah injeksi

sebesar 32cc. Masa pemeraman 14 hari diperoleh nilai sebesar 1.49.10-5 cm/dtk dengan

jumlah injeksi sebesar 32cc. Masa pemeraman 21 hari diperoleh nilai sebesar 6.88.10-6 cm/dtk

dengan jumlah injeksi sebesar 32cc. sedangkan untuk pemeraman 28 hari penurunan nilai

lebih besar dengan nilai sebesar 4.91.10-6 cm/dtk dengan jumlah injeksi sebesar 32 c, seperti

terlihat pada gambar 3.

Dari hasil pengujian model yang dilakukan diketahui nilai untuk percobaan geser

langsung bahwa tanah yang tidak terinjeksi bakteri sebesar 4.46º. Untuk pemeraman 14 hari

diperoleh nilai sebesar 2.23º dengan jumlah injeksi sebesar 6cc. sedangkan untuk pemeraman

28 hari kenaikan nilai lebih besar dengan nilai sebesar 35.07º dengan jumlah injeksi sebesar

6cc, seperti terlihat pada gambar 4.

Hasil analisa Scanning Electron Mikcroscope (SEM) dari hasil percobaan kuat tekan

bebas, permeabilitas, dan geser langsung menunjukkan adanya perubahan struktur tanah yang

disebabkan karna perkembangbiakan bakteri dalam tanah. Hasil Scanning Electron

Mikcroscope (SEM) dapat dilihat pada gambar 5.

PEMBAHASAN

Penelitian ini memperlihatkan bahwa Dari hasil pengujian model fisik labolatorium

terhadap karakteristik mekanis (kuat tekan bebas, permeabilitas, dan geser langsung)

didapatkan secara umum kadar optimum larutan bakteri Bacillus subtilis yang diinjeksikan ke

dalam sampel tanah adalah empat kali (4) injeksi dengan masa pemeraman selama 28 hari.

Untuk hasil pengujian kuat tekan bebas didapatkan hasil peningkatan nilai kuat tekan sebesar

60% terhadap nilai kuat tekan tanpa bakteri. Selanjutnya permeabilitas tanah yang

distabilisasi dengan bakteri menunjukan penurunan nilai koefisien permeabilitas. Kemudian

hasil pengujian Geser langsung terjadi kenaikan nilai cohesi (c) seiring dengan penambahan

volume bakteri kedalam sampel tanah.

Dari hasil pengujian dapat di interprestasikan bahwa tanah tanpa injeksi bakteri

mengalami penurunan sedangkan pada tanah yang telah terinjeksi bakteri mengalami

kenaikan sebesar 60 % untuk percobaan kuat tekan bebas. Sementara untuk percobaan

permeabilitas mengalami penurunan nikai koefisien sebesar 80 %, untuk percobaan geser

langung mengalami kenaikan sebesar 90 %. Dengan menggunakan volume injeksi bakteri 9

cc, 32 cc, dan 6 cc pada tanah dengan variasi pemeraman selama 28 hari dapat mencapai

kenaikan hingga 80%.

Dari hasil pengujian menerangkan bahwa dengan semakin lamanya pemaraman dan

semakin besarnya volume bakteri yang diinjeksikan dalam tanah maka semakin besar

kenaikan nilai kekuatan tanah.

Dejong, (2009) hasil menunjukkan kekakuan geser meningkat awal dan kapasitas

elastis yang lebih tinggi dibandingkan dengan spesimen longgar tidak diobati, dan mirip

dengan kontrol gipsum-disemen perilaku spesimen. Degradasi sementasi baik gipsum dan

specimen.

Van Passen, (2009) hasil menunjukan bahwa urease yang mengkatalisis konversi urea

menjadi amonium dan karbonat dan karbonat dihasilkan presipitat dengan kalsium sebagai

kristal kalsium karbonat. Kristal ini membentuk ikatan antara butiran pasir meningkatkan

kekuatan dan kekakuan dari pasir. amonium klorida tersisa diekstraksi dan dibuang.

Cheng, (2012) hasil menunjukan Bakteri dapat bergerak di kolom lebih dari 1 m

panjang pada tingkat isolasi yang tinggi dengan menerapkan lapisan bergantian beberapa

suspensi bakteri dan solusi fiksasi diikuti dengan inkubasi. Peningkatan kekuatan kolom pasir

mencapai tingkat yang wajar homogenitas tanpa pembentukan kerak di permukaan.

Wijngaarden, (2009) hasil menunjukan Biogrout mempengaruhi sifat beberapa lapisan

tanah tersebut. Hasilnya adalah Pengendapan kalsium karbonat padat dapat menurunkan

porositas dan permeabilitas.

Akiyama, (2010) hasil menunjukan penggunaan ekstrak tanah dari tanah asam, hasil

biogrouting Kalsium Senyawa Fosfat (CPC) didapatkan hasil dari pengujian uji kuat tekan

bebas lebih besar dibandingkan dengan biogrouting tanpa sumber amonia.

Keykha, (2011) hasil menunjukan cara membuat curah hujan karbonat diinduksi

(CaCO3) untuk memperbaiki tanah sehingga beroperasi di tanah halus seperti tanah liat,

lumpur dan gambut yang tidak memiliki kemampuan dalam perjalanan banyak

mikroorganisme dan bakteri.

Lisdianti, (2011) hasil menunjukan bahwa didapatkan jenis bakteri Bacillus subtilis

menunjukan bahwa bakteri yang dapat berkembang biak dengan suhu di Indonesia serta

menghasilkan kalsit/Kristal terbanyak baerasal dari wilayah Papua.

KESIMPULAN & SARAN

Berdasarkan hasil pengujian dan analisa kami dapat simpulkan beberapa hal yaitu Dari

hasil pengujian terhadap karakteristik mekanis (kuat tekan bebas, permeabilitas, dan geser

langsung) didapatkan secara umum kadar optimum larutan bakteri Bacillus subtilis yang

diinjeksikan ke dalam sampel tanah adalah empat kali (4) injeksi dengan masa pemeraman

selama 28 hari. Dari hasil pengujian kuat tekan bebas didapatkan hasil peningkatan nilai kuat

tekan sebesar 60% terhadap nilai kuat tekan tanpa bakteri. Selanjutnya permeabilitas tanah

yang distabilisasi dengan bakteri menunjukan penurunan nilai koefisien permeabilitas.

Kemudian hasil pengujian Geser langsung terjadi kenaikan nilai cohesi (c) seiring dengan

penambahan volume bakteri kedalam sampel tanah.

Dalam pengujian dan analisa kami pada penelitian ini masih sebatas melihat kenaikan

nilai dari sebelum dicampur bakteri dan setelah dicampur bakteri sehingga hasil yang dicapai

cukup sebagai parameter atas kemampuan mekanis bakteri Bacillus subtilis sebagai material

perkuatan tanah yang dapat dijadikan data acuan bagi studi yang lebih lanjut. Beberapa saran

dapat dilakukan untuk penyempurnaan tersebut, yaitu perlu diadakan penelitian lebih lanjut

terhadap bakteri Bacillus subtilis sehingga mengurangi adanya perlakuan khusus terhadap

bakteri tersebut pada saat pencampuran. Dan perlu diadakan penelitian pencampuran bakteri

Bacillus subtilis dengan jenis tanah yang berbeda sehingga dapat dilakukan pembandingan

antara reaksi dari semua jenis tanah di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA Akiyama Masaru. (2010). Microbially mediated sand solidification using calcium phosphate

compounds, Faculty of Engineering, Hokkaido University, Kata 13, Nishi 8, Kita-ku, Sapporo, Hokkaido 060-8628, Japan

Cheng, L. (2012). In-Situ Soil Cementation with Ureolytic Bacteria by Surfa Percolation, Ecological Engineering, 42 . pp. 64-72.

Das, Braja M. (1995). Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid I, Erlangga, Jakarta.

Dejong, (2006). Microbially Induced Cementation to Control Sand Response to Undrained Shear. JOURNAL OF GEOTECHNICAL ANDGEOENVIRONMENTAL

Hardiyatmo, C. H. (2011). Mekanika Tanah 1, Gadjah Mada University Press, Jakarta. Karol, R.H. (2003). Chemical Grouting and Soil Stabilization. New York. P558 Keyka A. Hamed. (2011). Electro-Biogrouting abd Its challenges, Int. J. Electrochem. Sci., 7

2012 1196 – 1204. Lisdiyanti P. (2011). Bacterial carbonate precipitation for biogrouting, Prosiding Simposium

Nasional Ekohidrologi, PP 219-232. Van Paassen, LA (2009), Biogrout ground improvement by microbial induced carbonate

precipitation. Delft University of Technology, pp 202. Wijngaarden V K.W M. (2009). Modelling Biogrout: a new ground improvement method

based on microbial induced carbonate precipitation, ISSN 1389-6520 Reports of the Delft Institute of Applied Mathematics Delft 2009.

1.00E-06

5.10E-05

1.01E-04

1.51E-04

2.01E-04

2.51E-04

3.01E-04

0 5 10 15 20 25 30

4x Injeksi

3x injeksi

2x Injeksi

Tanpa Injeksi

0.0000

0.0500

0.1000

0.1500

0.2000

0.2500

0.3000

0.3500

0.4000

0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00

tega

ngan

(kg/

cm²)

regangan, Ɛ (%)

3 hari

7 hari

14 hari

21 hari

28 hari

tanpa bakteri

Gambar 1. Grafik hubungan tegangan dan regangan pengujian Kuat tekan bebas dengan jumlah injeksi sebesar 4 kali

Gambar 2. Grafik hubungan Koefiien permeabilitas dan Waktu Pemeraman pada percobaan Permeabilitas dengan variasi jumlah injeksi

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

1.40

1.60

1.80

2.00

0.31 0.41 0.51 0.61 0.71 0.81 0.91 1.01

tega

ngan

ges

er, τ

(kg/

cm²)

tegangan normal, σ (kg/cm²)

Tanpa Bakteri

1 x Injeksi H 28

2 xi Injeksi H 28

3 xi Injeksi H 28

Gambar 3. Grafik hubungan tegangan geser dan tegangan normal dengan variasi injeksi dengan masa pemeraman 28 hari percobaan Geser langsung

Gambar 4. Hasil Scanning Electron Mikroscope (SEM) Injeksi bakteri Bacillus subtilis yang mengalami perkembangbiakan didalam pori tanah.

Tabel 1. Hasil Pengujian Karakteritik Tanah Asli

No Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Pengujian Karakterisitk Tanah Asli

1 Kadar Air (w) 43.40 % 2 Berat jenis (Gs) 2.70 3 Pemeriksaan Analisa Saringan a. Berbutir Halus 57.5 % b. Berbutir Kasar 42.5 % 5 Atterberg a. Batas Cair ( LL ) 45.97 % b. Batas Plastis ( PL ) 31.54 % c. Index Plastis ( PI ) 14.42 % d. Batas Susut ( SL ) 16.47 % 6 Berat isi 1.66 gram/cm³ 7 Kompasi Standar a. Maximum Dry Density, d (MDD) 1.328 gram/cm³ b. Optimum Moisture Content (OMC) 36 %