Eksistensi Partai Politik Lokal Aceh
-
Upload
ards-munawir -
Category
News & Politics
-
view
89 -
download
2
description
Transcript of Eksistensi Partai Politik Lokal Aceh
Eksistensi Partai
Politik Lokal di
Aceh
Kelompok 1:
Ikhsan FajriAhmad TakdirArdi Munawir
Efrinda Agus SuryaMaulina
M. Novri Taslim (absen)Herwanda (absen)
Junianda Al-Muqni (absen)
Pengertian Partai Politik
R.H. Soltou: partai Politik adalah sekelompok warga negara
yang sedikit banyaknya terorganisir, yang bertindak sebagai
satu kesatuan politik, yang dengan memanfaatkan kekuasan
memilih, bertujuan menguasai pemerintah dan melaksanakan
kebijakan umum mereka.
Definisi lainnya adalah kelompok yang terorganisir yang
anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-
cita yang sama.
Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan
politik dan merebut kedudukan politik - (biasanya) dengan
cara konstitusionil - untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan
mereka.
Keberadaan Partai Lokal sebenarnyasudah lama dikenal dimasademokrasi parlementer pada tahun1950-an seperti Partai Dayak diKalimantan. Hanya saja sejak OrdeBaru berkuasa dan jumlah partaidipangkas menjadi tiga partai(Golkar, PDI, dan PPP), lalureferensi tentang partai lokal darisistem kepartaian Indonesia yangkemudian lebih didominasi olehwacana partai nasional.
Sampai saat ini, walaupun Partai Lokal telah mendapatkan status legalnya dari pemerintah, namun posisinya sebagai partai yang mempunyai hak untuk berpolitik secara demokratis dan adil belum memperoleh kepastian. Masih ada keengganan atau kekhawatiran dari partai-partai nasional melalui fraksinya di DPR/DPRD untuk tidak memberikan ruang gerak yang lebih luas pada partai lokal untuk memasuki arena politik Pemilu.
SEJARAH PARTAI POLITIK
LOKAL DI INDONESIA
Sejarah Partai Politik lokal di Aceh Pembentukan Partai Politik Aceh merupakan salah satu butir
MoU Helsinki antara GAM dan Pemerintah RI pada 15 Agustus 2005, terdapat pada point 1.2.1:
“Sesegera mungkin tidak lebih dari satu tahun sejak penandatanganan Nota Kesepahaman ini, Pemerintah RI menyepakati dan akan memfasilitasi pembentukkan partai-partai politik yang berbasis di Aceh yang memenuhi persyaratan nasional.”
Partai Politik Lokal di Aceh• Ada belasan Partai Politik yang lahir semenjak Penandatangan
MoU Helsinki. Berikut Partai Politik Aceh yang ikut serta dalampemuli (2009&2014):
Partai Aceh (Pemilu 2009 dan 2014)Berdiri : 4 Juni 2007Partai Aceh didirikan oleh mantan anggota GerakanAceh Merdeka (GAM). Mulanya, begitu tiba masaperdemaian, para mantan gerilyawan itu membentukpartai yang diberi nama GAM, namun kemudian diubahmenjadi Partai Aceh.
Partai Nasional Aceh (Pemilu 2014)Berdiri : 24 April 2012 oleh Irwandi YusufWalaupun masih berusia muda, Partai ini juga memilikipengaruh kuat karena di nahkodai oleh mantanGubernur Aceh, Irwandi Yusuf.
Partai Politik Lokal di Aceh
Partai Daulat Aceh (PDA) – (Pemilu 2009 dan 2014) Berdiri : 1 Februari 2008Partai ini bermula dari sebuah forum kajian yangdinamakan Forum Daulat Aceh. Forum itu berisikansantri, politisi lokal dan para ulama. Merasa aspirasi taktersalurkan, forum sepakat mengubah diri menjadiparpol lokal.
Partai Suara Independen Rakyat Aceh (Pemilu 2009)Berdiri : 10 Desember 2007 oleh Muhammad NazarAkronim SIRA sepintas sama dengan Sentral InformasiReferendum Aceh yang naik daun semasapemberlakuan DOM. Tak heran, Partai SIRA memangdidirikan oleh aktivis SIRA referendum, MuhammadNazar mantan Wakil Gubernur Aceh.
Partai Politik Lokal di Aceh
Partai Bersatu Aceh (Pemilu 2009)Berdiri : 27 Januari 2008Didirikan oleh Ahmad Farhan Hamid, seoranganggota DPR (2004-2009) yang meninggalkanPAN untuk mendirikan partai ini.
Partai Aceh Aman Sejahtera(Pemilu 2009)Berdiri : 3 Juni 2007 oleh Ghazali Abbas AdanDidirikan oleh mantan anggota MPR, GhazaliAbbas Adan. Pada saat pendeklarasiannya 6Juni 2007, ia didukung sejumlah ulama besardari kabupaten-kabupaten di Aceh.
Partai Politik Lokal di Aceh
Partai Rakyat Aceh (Pemilu 2009)
Berdiri : 16 Maret 2006
Partai yang digawangi aktivis mahasiswa 98
(Mulyadi, Malahayati, Ma`arif, Thamrin Ananda)
yang peduli akan nasib rakyat ini mengandalkan
intelektual kader dan militansi kadernya agar
dapat sukses pada pemilu 2009. Proses
penyadaran rakyat akan hak-hak dasarnya
menjadi basis gerakan partai
• Pada saat pemilu 9 April 2009 Kemenangan mutlak Partai Aceh sebagai salah satu partai politik lokal dari 6 partai politiklokal kontestan pemilu 2009 telah meraih 33 kursi dari 69 kursidi DPRA.
• Disusul oleh partai nasional yaitu Partai Demokrat yang memperoleh 10 kursi dan partai Golkar dengan 7 kursi. Sedangkan partai politik lokal lainnya malah kalah denganperoleh partai tengah seperti PAN, PKS dan PPP. Dari peroleh pemungutan suara hanya Partai Daulat Aceh yang memperoleh 1 kursi.
• Melihat realitas politik tersebut, kekuatan partai nasional secarakeseluruhan masih kuat dibandingkan dengan partai politiklokal, walaupun secara dominan Partai Aceh akanmenguasai fraksi dan komisi di DPRA.
Peran partai politik lokal saat itu sebagai kanal yang
memperjuangkan aspirasi lokal dan rekruitmen elite lokal
Aceh baru hanya Partai Aceh dan Partai Daulat Aceh.
Sedangkan lainnya masih dikuasai oleh Partai Politik
Nasional.
Eksistensi Partai Lokal yang menang mutlak pada Pemilu 2009
yakni Partai Aceh, juga berpengaruh terhadap Pemilukada Aceh
pada tahun 2012. Dimana pada pemilukada 2012 Partai Aceh yang
mengusung Zaini Abdullah (CaGub) dan Muzakkir Manaf
(CaWaGub) berhasil memikat hati peserta pemilukada Aceh.
Partai politik lokal lain yang mengusung Calon Gubernur dan Wakil
Gubernur adalah Partai Suara Independen Rakyat Aceh. Tetapi
SIRA hanya berhasil memperoleh 7,65% suara di tingkat Provinsi.
Berikut Hasil Pemilukada Calon Gubernur dan Calon WakilGubernur Aceh 2012:
Perolehan Suara Pilkada Gubernur Aceh 2012
Dari hasil Pemilu 2009 dan Pilkada Aceh 2012, tak ayal
jika banyak pejabat di tingkat DPRK-DPRA,
Bupati/Wabup, dan Gubernur dan Wakil Gubernur yang
berasal dari Partai Aceh.
Akan tetapi, keberhasilan sebuah partai politik bukanlah
diukur dari banyaknya kursi yang mereka tempati, akan
tetapi diukur dari kinerja yang mereka lakukan. Adalah
mereka (pejabat) yang mendengarkan aspirasi dan
mengutamakan kepentingan rakyat dibanding
kepentingan diri mereka sendiri dan organisasinya yang
dikatakan berhasil.
Hingga tahun 2014, partai politik lokal masih mendudukiperingkat diatas parpol nasional di Aceh. Akan tetapi, posisitersebut hanya didominasi oleh satu Parpol saja.
Sedangkan partai politik lokal yang lain tidak memilikipengaruh besar, semakin tersisih dan seakan-akan hilang darikancah perpolitikan di Aceh.
Pada Pemilu yang akan dihelat pada 9 April 2014 mendatangterdapat 3 Partai Politik yang akan bertarung untuk merebutkursi DPRK dan DPRA. 3 Partai tersebut adalah Partai Aceh (PA), Partai Nasional Aceh (PNA) dan Partai Daulat Aceh (PDA). Tidak hanya itu, Parpol lokal Aceh juga akan bertarung dengan13 Partai Nasional.
Eksistensi Partai Politik Lokal di AcehHasil Polling sementara atjehlink.com *
1. Partai Aceh (PA) (26%)
2. Partai NasDem (23%)
3. Partai Nasional Aceh (PNA) (15%)
4. Partai Bulan Bintang (PBB) (7%)
5. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) (6%)
6. Partai Damai Aceh (PDA) (4%)
7. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) (3%)
8. Partai Golongan Karya (Golkar) (3%)
9. Partai Amanat Nasional (PAN) (3%)
10. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) (3%)
11. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) (2%)
12. Partai Demokrat (2%)
13. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) (2%)
14. Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) (2%)
15. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) (1%)
*Hasil polling parpol peserta pemilu 2014 di Atjeh LINK ini belum tentu menggambarkan keadaan yang sesungguhnya terjadi pada pencoblosan 9 April 2014 mendatang. Akan tetapi 5 besar rating parpol hasil polling ini dapat kita jadikan parameter / ukuran awal untuk melihat kemana arah dukungan rakyat mengalir.
MENGAPA PARTAI POLITIKLOKAL?
• Meningkatnya kesadaran politik masyarakat lokal
yang mempertanyakan kembali seberapa besarnya
komitmen partai-partai nasional mampu
memperjuangkan aspirasi dan tuntutan
masyarakat di tingkat lokal telah menjadi sumber
kekecewaan yang semakin meluas.
• Kesenjangan dan ketegangan relasi antara
aspirasi masyarakat lokal dengan partai-partai
nasional tidak hanya terjadi di Aceh, tapi hampir di
semua daerah merasakan hal yang sama, walaupun
dalam derajat yang berbeda-beda.
Mengapa Partai Politik Lokal?• Partai politik lokal memiliki hubungan yang kuat dan dekat
dengan pemilih mereka didaerah. Banyak kasus para
kandidat tidak pernah tinggal atau bukan warga negara dari
daerah setempat.
• Dengan hubungan erat tadi, partai politik lokal lebih memiliki
hubungan emosional dengan masyakat pemilihnya,
sebaliknya masyarakat juga menggetahui siapa wakil
mereka di DPR.
• Sistem kepartaian yang sentralistik memiliki kelemahan
diantaranya keputusan politik sampai penentuan kandidat
legislatif dan eksekutif lebih banyak ditentukan pengurus
pusat, bahkan oleh ketua partai sebgai figur sentral.
• Cabang dan pengurus partai daerah memiliki
ketergantungan dengan pimpinan pusat, sehingga
melemahkan kemandirian partai secara pendanaan maupun
posisi tawar politik.
Bisakah Partai Politik lokal menjadi alternatif politik lokal? Memang tidak otomatis Partai lokal bisa menjadi lebih baikdari partai nasional atau menjadi harapan masyarakatlokal.
Partai lokal juga bisa terjebak penyakit sebagaimana yang diidap oleh partai nasional, seperti paternalistic (kebapak-bapakan), elitisme lokal pada tokoh-tokoh lokal, sertapraktik politik uang.
Namun secara geografis, partai politik lokal memilikikesempatan yang besar untuk dapat secara emosionalbersentuhan langsung dengan rakyat sebagai pemilih.
• Aceh memiliki partai 7 politik (yang diketahui) yang
merupakan hasil dari MoU Helsinki 15-9-2005.
• Partai Politik lokal menguasai kursi di tingkat legislatif
dan yudikatif di Aceh, terutama Partai Aceh.
• Partai politik lokal sebagai sarana membangun Aceh,
karena partai lokal lah yang tahu segala permasalaahn
yang ada di Aceh.
• Partai Lokal di Aceh perlu dijadikan contoh yang baik,
agar kehadirannya bisa mengubah pandangan sistem
kepartaian di Indonesia.