EKONOMI INDONESIA YANG TAK BERFUNDAMENTAL KUAT fileEKONOMI INDONESIA YANG TAK BERFUNDAMENTAL KUAT...

42
EKONOMI INDONESIA YANG TAK BERFUNDAMENTAL KUAT Awalil Rizky Jakarta, 6 Nopember 2018

Transcript of EKONOMI INDONESIA YANG TAK BERFUNDAMENTAL KUAT fileEKONOMI INDONESIA YANG TAK BERFUNDAMENTAL KUAT...

EKONOMI INDONESIAYANG TAK BERFUNDAMENTAL KUAT

Awalil Rizky

Jakarta, 6 Nopember 2018

Awalil Rizky

PT Permodalan BMT Ventura, Chief Economist

Pokja Kesinambungan Fiskal, Komite Ekonomi dan Industri

Nasional (KEIN), Anggota

Dewan Pakar Tim Sinkronsasi Anies-Sandi 2017, Wakil Ketua

Pokja Ekonomi, Rumah Transisi Jokowi-JK 2014, Anggota

Penulis buku: Neoliberalisme Mencengkeram Indonesia, Utang

pemerintah Mencekik Rakyat, Bank Bersubsidi yang membebani,

BMT : fakta dan Prospek, Keuangan Inklusif: Peluang atau

Ancaman bagi BMT?

[email protected]

[email protected]

awalilrizky.blogspot.com

08158740497 (HP dan WA)

FUNDAMENTAL EKONOMI?1. APA saja barang dan jasa yang diproduksi oleh perekonomian tersebut?

Apakah produksi barang industri manufaktur meningkat (menunjukan proses produksi yang makin tak bergantung alam); Apakah produktifitas pertanianpangan meningkat?; Apakah jasa-jasa yang berkembang menunjang industri?; Apakah yang diproduksi cukup variatif dan ada beberapa yang menjadiandalan (ciri) perekonomian?

2. BAGAIMANA cara memproduksinya? Apakah penggunaan tenaga kerja sudahoptimal?; penggunaan modal efisien?; teknologi produksi berkembang denganbaik? Apakah proses produksi bergantung pada pihak lain?; Apakah produksisangat bergantung pada satu atau sedikit input?

3. UNTUK SIAPA saja barang dan jasa dibagikan? Bagaimana kondisi distribusipendapatan; apakah kemiskinan tertangani; apakah bisa diperdagangkansecara mengutungkan dengan pihak luar (ekspor); apakah surplus ekonomibanyak yang dibawa pergi ke luar negeri?

INDIKASI FUNDAMENTAL EKONOMI TAK KUAT

1. Struktur produksi (PDB) belum kokoh – APA

2. Produksi Pangan makin tidak mencukupi - APA

3. Separuh Pekerja dalam kondisi rentan – BAGAIMANA

4. Ketergantungan eksternal terlampau besar – BAGAIMANA

5. Kondisi keuangan Pemerintah sulit - BAGAIMANA

6. Kemiskinan masih masalah besar – UNTUK SIAPA

7. Oligarki mendominasi ekonomi – UNTUK SIAPA

1,2 Struktur PDB tak kuat, Produksi Pangan tak mencukupi

• Transformasi sektor pertanian ke industri pengolahan tak berjalan baik

• Sektor pertanian hanya tumbuh perlahan, tanaman pangan tidakmencukupi kebutuhan negeri, variasi tanaman pangan tak terjadi

• Pertumbuhan industri pengolahan melambat, produktifitas menurun.

• Pertumbuhan tinggi hanya pada sektor nontradeable, seperti sektorinformasi, komunikasi dan jasa keuangan.

• Pertumbuhan jasa sosial dan kemasyakaratan lebih sebagai dampakindustrialisasi yang kurang berjalan secara baik dan terencana; hanyasektor darurat ekonomi rakyat, bukan sektor penunjang industri bagiperkembangannya suatu perekonomian

Pertanian, Kehutanan, Perikanan, 13.45%

Pertambangan dan Penggalian, 9.64%

Industri Pengolahan, 21.13%

Konstruksi, 9.74%Perdagangan, 13.30%

Informasi dan Komunikasi, 3.62%

Jasa Keuangan dan Asuransi, 3.85%

Lainnya, 25.27%

STRUKTUR PDB RATA-RATA 2010-2017

Sumber data: BPS. Porsi nilai tambah produksi pertanian kecil, dan industri pengolahan tidak cukup besar

27.75 29.05 28.72 28.25 28.07 27.41 27.54 27.05 27.81 26.36 24.80 24.34 23.96 23.69 23.71

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Porsi Industri Pengolahan dalam PDB (%)cenderung menurun

Sumber data: BPS; PDB atas dasar harga berlaku seri tahun 2000

Sumber data: BPS, diolah. PDB data seri 2010, ketenagakerjaan kondisi Agustus

PRODUKTIFITAS TERINDIKASI MENURUN

• Produktivitas adalah output yang dihasilkan masing-masing unit input dariseluruh faktor produksi yang dipergunakan, suatu perbandingan antarakeluaran (output) dan masukan (input).

• Pertumbuhan total produktivitas faktor produksi (TPF) salah satu penentuutama pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

• Begitu pula dengan ICOR dan produktifitas tenaga kerja

• TPF, ICOR dan produktifitas tenaga kerja cenderung stagnan dan menurun.

3. BANYAK PEKERJA DALAM KONDISI RENTAN

Pekerja tidak penuh, yakni yang bekerja kurang dari 35 jama seminggu, mencapai40 juta orang pada februari 2018.

Jika pekerja tidak penuh dijumlahkan dengan penganggur 46,86 juta (35%)

Sektor pertanian masih menampung sekitar 40 juta pekerja, mayoritas berusia di atas 45 tahun, berproduktifitas rendah

Lebih dari separuh pekerja (58,22%) tergolong pekerja informal

Mayoritas pekerja berpendidikan rendah

Upah pekerja buruh tani, buruh bangunan, dan sektor lainnya jauh di bawah UMP

Mayoritas pekerja belum terlindungi oleh jaminan sosial

35.77

39.99

43.01

46.86

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

35.00%

40.00%

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

PENGANGGUR DAN PEKERJA TIDAK PENUHmeski penganggur sedikit turun, jumlah pekerja tidak penuh meningkat

Pengangguran Terbuka Pekerja Tidak Penuh Jumlah Penganggur dan Pekerja Tidak Penuh % dari Angkatan Kerja

Sumber data: BPS; 2010-2017 adalah kondisi Agustus, 2018 adalah kondisi Februari

-

5,000,000

10,000,000

15,000,000

20,000,000

25,000,000

30,000,000

35,000,000

40,000,000

45,000,000

50,000,000

Feb

ruar

i

No

vem

ber

Feb

ruar

i

Agu

stu

s

Feb

ruar

i

Agu

stu

s

Feb

ruar

i

Agu

stu

s

Feb

ruar

i

Agu

stu

s

Feb

ruar

i

Agu

stu

s

Feb

ruar

i

Agu

stu

s

Feb

ruar

i

Agu

stu

s

Feb

ruar

i

Agu

stu

s

Feb

ruar

i

Agu

stu

s

Feb

ruar

i

Agu

stu

s

Feb

ruar

i

Agu

stu

s

Feb

ruar

i

Agu

stu

s

1986198719881989199019911992199319941995***)199619971998199920002001200220032004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

PEKERJA SEKTOR PERTANIAN, INDUSTRI, DAN JASA KEMASYARAKATAN

Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan Industri Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Perorangan

Sumber data: BPS; Yang penyerapan tenaga kerjanya terus meningkat pesat adalah jasa kemasyarakatan

0

20,000,000

40,000,000

60,000,000

80,000,000

100,000,000

120,000,000

140,000,000

Feb

ruar

i

No

vem

ber

Feb

ruar

i

Agu

stu

s

Feb

ruar

i

Agu

stu

s

Feb

ruar

i

Agu

stu

s

Feb

ruar

i

Agu

stu

s

Feb

ruar

i

Agu

stu

s

Feb

ruar

i

Agu

stu

s

Feb

ruar

i

Agu

stu

s

Feb

ruar

i

Agu

stu

s

Feb

ruar

i

Agu

stu

s

Feb

ruar

i

Agu

stu

s

Feb

ruar

i

Agu

stu

s

Feb

ruar

i

Agu

stu

s

Feb

ruar

i

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

PEKERJA MENURUT STATUS PEKERJAAN

Berusaha Sendiri Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap/Buruh Tidak Dibayar

Berusaha Dibantu Buruh Tetap/Buruh Dibayar Buruh/Karyawan/Pegawai

Pekerja Bebas di Pertanian Pekerja Bebas di Non Pertanian

Pekerja Keluarga/Tak Dibayar

Sumber data: BPS; porsi pekerja informal bertahan besar, pada Februari 2018 sebesar 58,22%

20,486,560 23,615,379

19,275,556

20,938,152

0

5,000,000

10,000,000

15,000,000

20,000,000

25,000,000

30,000,000

35,000,000

40,000,000

45,000,000

50,000,000

Feb

ruar

i

No

vem

ber

Feb

ruar

i

Agu

stu

s

Feb

ruar

i

Agu

stu

s

Feb

ruar

i

Agu

stu

s

Feb

ruar

i

Agu

stu

s

Feb

ruar

i

Agu

stu

s

Feb

ruar

i

Agu

stu

s

Feb

ruar

i

Agu

stu

s

Feb

ruar

i

Agu

stu

s

Feb

ruar

i

Agu

stu

s

Feb

ruar

i

Agu

stu

s

Feb

ruar

i

Agu

stu

s

Feb

ruar

i

Agu

stu

s

Feb

ruar

i

198619871988198919901991199219931994199619971998199920002001200220032004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

INDIKASI JUMLAH PENGUSAHA SKALA MIKRO DAN SKALA KECIL

Berusaha Sendiri Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap/Buruh Tidak Dibayar

Sumber data: BPS; jumlah mereka yang berusaha sendiri dan yang dibantu buruh tidak tetap meningkat

100.1699.86

101.77

104.58

105.24104.92

102.03101.59 101.65

101.27

102.07

97.00

98.00

99.00

100.00

101.00

102.00

103.00

104.00

105.00

106.00

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Nilai Tukar Petani

Sumber data: BPS; tahun 2018 rata-rata bulan jan-juli

Nilai tukar petani tidak bisa membaik signifikan. Beberapa subsektor bahkan dibawah 100

Sumber data: BPS

4. Ketergantungan Eksternal makin menguat

• Transaksi Berjalan telah mengalami defisit sejak tahun 2012

• Neraca Pembayaran Indonesia hanya bisa surplus jika ada arus masuk bersih dalamtransaksi finansial; mulai terancam defisit pada tahun 2018

• Struktur ekspor amat lemah: bergantung pada komoditas primer, produk olahan yang terbatas, negara tujuan yang amat terbatas

• Ketergantungan kepada impor cukup tinggi, terutama dalam bahan baku produksi

• Neraca pendapatan primer (keuntungan investasi, bunga utang, dll) makin menekanperekonomian; dengan kecenderungan meningkat

• Ketergantungan pada arus masuk investor asing dalam investasi portofolio makinbesar; dan kepada makin sedikit pihak

• Amat sensitif atas kondisi dan kebijakan negara maju, serta rawan atas sudden reversal

Gambar disalin dari publikasi Bank Indonesia tentang Neraca Pembayaran Indonesia Tw II-2018

REMITANSI TKI SALAH SATU PENYUMBANG DEVISAPekerja Migran Indonesia (PMI/TKI) yang tercatat 3,5 juta orang2014-2017 rata-rata USD 9 miliar/tahun. Akan mencapai USD12 miliar tahun 2018

Gambar disalin dari publikasi Bank Indonesia tentang Neraca Pembayaran Indonesia Tw II-2018

4408.61 4189.27 4277.19

5566.64

1764.25

10335.91

13201.98

3806.37

9206.43

10872.61

26066.63

16182.68

18995.58

20648.01

-1098.22

-5000

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 7 2 0 0 8 2 0 0 9 2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 J U L - 1 8

KETERGANTUNGAN PADA ARUS INVESTASI PORTOFOLIO

Sumber data: Bank Indonesia, publikasi NPI

141,273

172,870

293,328

353,327 358,732

0

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

350,000

400,000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Mar-18

UTANG LUAR NEGERI INDONESIA (Juta US Dolar)

Pemerintah BI Swasta Total ULN

Sumber data: Bank Indonesia, publikasi Statistik Utang Luar Negeri

ARUS BALIK MENDADAK (SUDDEN REVERSAL)?

Catatan tentang nilai investasi asing dalam instrumen surat berharga yang digolongkan investasi portofolio dicatat pada Posisi Investasi Internasional (PII) dari Bank Indonesia. Disebut sebagai kewajiban investasi portofolio.

Posisi akhir triwulan II 2018 sebesar 249,3 miliar USD. Berupa kepemilikan atassurat utang negara, surat utang korporasi, dan saham korporasi.

Nyaris mustahil akan mendadak balik ke luar negeri sejumlah itu, namun nilainyabersifat potensial. Pembalikan arus sekitar 10% nya atau USD25 miliar dalam satutriwulan dapat disebut sudden reversal.

Selama ini, secara tahunan selalu arus masuk (surplus) dan hanya defisitbeberapa kali secara triwulanan. Harusnya tidak mungkin terjadi jika memangfundamental ekonomi kita kuat, penilaian rating internasional sesuai, danpenjelasan otoritas ekonomi adalah benar.

5. KETERBATASAN KEUANGAN PEMERINTAH

Posisi utang meningkat pesat

Beban utang (pembayaran bunga dan cicilan) makin besar

Utang tidak terencana baik (melebihi yang direncanakan)

Masalah utang BUMN meningkat dan bisa berbalik ke APBN

Ruang fiskal menyempit (untuk mendorong perekonomian)

Kemampuan meningkatkan pelayanan publik makin terbatas

-1.05%

-0.21%

-0.87%

-1.26%

-0.08%

-1.58%

-0.68%

-1.08%

-1.78%

-2.22%-2.14%

-2.59%-2.49% -2.51%

-2.12%

-1.84%

-3.00%

-2.50%

-2.00%

-1.50%

-1.00%

-0.50%

0.00%

-400

-350

-300

-250

-200

-150

-100

-50

0

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

DEFISIT APBN

Defisit %Defisit atas PDB

2004-2017: realisasi; 2018: outlook APBN; 2019: RAPBN

62.49 65.179 79.8

88.4 93.8 88.3 93.2100.5

113.04

133.44

156.01

182.76

216.57

249.41

275.42

2.6113.9

0.88.6 5.4

-5.5

4.9 7.3 12.5420.4 22.57 26.75

33.81 32.8426.01

-50

0

50

100

150

200

250

300

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

PEMBAYARAN BUNGA UTANG

Pembayaran Bunga Utang Kenaikan

2004-2017: realisasi; 2018: outlook APBN; 2019: RAPBN

Posisi Utang per akhir September 2018 sebesar Rp4.416,37 T (30,47%); padaakhir tahun akan mencapai Rp4.510,65 T (31,12%); jika RAPBN 2019 sesuaitarget akan menjadi Rp4.910,65 T (33,13%) pada akhir 2019

4510.65

4910.65

31.12%33.13%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Posisi Utang Persentasi dari PDB

2004-2017: realisasi; 2018-2019: prakiraanku berdasar realisasi APBN KITA edisi Oktober dan RAPBN

Perkembangan Utang Sektor Publik

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Pemerintah Pusat Lembaga Keuangan Publik BUMN NonLembaga Keuangan Utang Sektor Publik

Sumber data: Bank Indonesia, statistik utang sektor publik

RASIO UTANG PEMERINTAH/PDB dan UTANG SEKTOR PUBLIK/PDB

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Utang Pemerintah/PDB Utang Sektor Publik/PDB

Sumber data: Bank Indonesia, statistik utang sektor publik

6. Kemiskinan masih masalah besar

• Angka kemiskinan turun makin pelan

• Jumlah penduduk miskin masih besar, sebanyak 25,95 juta (Maret 2018)

• Jumlah penduduk hampir miskin dan rentan miskin sekitar 67 juta; sehingga total terkait kemiskinan (ukuran <1,6 GK) adalah hampir mencapai 92 juta orang

• Jumlah penduduk SANGAT MISKIN masih lebih dari 9 juta

• PDB per kapita naik pesat, garis kemiskinan naik lebih landau, namun pendudukmiskin masih banyak, indikasi ketimpangan meningkat

• Gini rasio belum membaik signifikan dan lebih buruk dari 10-20 tahun lalu

KEMISKINAN hanya sedikit membaik

Sekitar 92 juta penduduk masih

berstatus Miskin, Hampir Miskin, dan

Rentan Miskin Lainnya (<1,6 GK)

Penduduk sangat miskin: 10 juta orang

Kedalamankemiskinandi perdesaanmeningkat2014-2018 (2,26 – 2,37)

2,37

Gambar disalin dariPublikasi BPS, Des 2017Data 2018 diambil dariPublikasi BPS Juli 2018

1,71

1,17

2018

Keparahankemiskinandi perdesaanmeningkat2014-2018 (0,55-0,63)

0,63

0,44

0,29

2018

Gambar disalin dariPublikasi BPS, Des 2017Data 2018 diambil dariPublikasi BPS Juli 2018

Indeks Gini Rasio tidak turun signifikan

0.34 0.340.32 0.32

0.344 0.351

0.374 0.367 0.3720.382

0.406 0.4080.397 0.393 0.389

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

0.4

0.45

1976 1980 1990 1999 2002 2005 2007 2008 2009 2010 2014 2015 2016 2017 2018

Sumber data: BPS, diolah. Tahun 2009 – 2018 kondisi bulan Maret

0

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

Jan Mar Mei Jul Sep Nop Feb Apr Jun Agt Okt Des Jan Mar Mei Jul Sep Nop Feb Apr Jun Agt Okt Des Jan Mar Mei

UPAH BURUH TANI SECARA RIIL TURUN

Nominal Riil

2014 2015 2016 2017 2018

Sumber data: BPS

27.225.9

22.5

34

49.547.97

38.3937.44

36.1535.1

39.3

37.17

34.96

32.5331.02

30.1229.25

28.17 28.28 28.59 28.01 27.7725.95

15.10%

13.70%

11.30%

17.47%

24.20%23.43%

18.20%17.42%

16.66%15.97%

17.75%16.58%

15.42%

14.15%13.33%

12.49%11.96%

11.36%11.25%11.22%10.86%10.64%9.82%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

0

10

20

30

40

50

60

1990 1993 1996 1997 1998 1999 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

KEMISKINAN DI INDONESIA RENTAN KRISIS

Jumlah Penduduk Miskin Angka kemiskinan 2019-2020 jika krisis?Dampak krisis

Sumber data: BPS, diolah. 2006-2018, kondisi Maret

7. Oligarki mendominasi ekonomi

• Indonesia menempati urutan ketujuh dalam indeks Kapitalisme Kroni 2017 versiThe Economist. Ada lonjakan kekayaan para miliarder yang mempunyaihubungan erat dengan penguasa (politik)

• Beberapa industri besar cenderung mengandalkan rente.

• Praktik kartel, monopoli dan lobi-lobi bisnis menjadi cara umum yang seringdilakukan pengusaha dengan melibatkan aparat negara.

• Sektor bisnis yang rentan terjadinya kartel antara lain di sektor telekomunikasi, industri berbasis sumber daya alam, real estate, konstruksi dan pertahanan.

• Kesempatan orang atau kelompok baru untuk kaya secara fair makin berkurang

OLIGARKImendominasi

BEBERAPA INFO PERBANKAN

Jumlah Rekening DPK per 1.000 Penduduk Dewasa: 1.456

Jumlah Rekening Kredit per 1.000 Penduduk Dewasa: 225

Jumlah Rekening Kredit UMKM per 1.000 Penduduk Dewasa: 76

Baki Debet Kredit UMKM: Rp 972,88 Triliun

Kredit UMKM terhadap Total Kredit Perbankan: 19,13%

Kredit Usaha Menengah terhadap Total Kredit UMKM: 44,51%

Jumlah Rekening Kredit UMKM: 14,70 juta; total perbankan 43,77 juta

Sektor Perdagangan Besar dan Eceran: Rp498,38 triliun (51,23%)

PERKEMBANGAN KREDIT PERBANKAN

SUKU BUNGA KREDIT PERBANKAN

KESIMPULAN• Perekonomian kita memang masih tampak tumbuh dan berkembang, namun tidak

memiliki fundamental yang kuat

• Pertumbuhan ekonomi tanpa fundamental kuat, cenderung tidak berkualitas

• Amat mudah menjadi melambat, stagnan dan rawan krisis

• Ketergantungan eksternal meninggi, kita “small open economy”; terbuka dan rentan.

• Rencana dan Kebijakan ekonomi Otoritas (Pemerintah, Bank Indonesia, OJK, dan DPR) memiliki perspektif jangka pendek, kurang memperhitungakan masa depan.

• Pemerintah cenderung melemah kekuatannya dalam mempengaruhi perekonomian

• Perlu perubahan yang mendasar dalam kebijakan ekonomi yang berorientasimemperkuat fundamental ekonomi dan berhorison jangka panjang.

• Kita tampaknya makin menjauh dari amanat konstitusi dan tujuan kemerdekaan dalamhal kehidupan ekonomi; bukan sistem ekonomi berdasar kekeluargaan (Pancasila)

DAMPAK BAGI BMT?

• Likuiditas dari Bank ke BMT akan makin sulit

• Inflasi berpotensi akan meningkat kembali, apalahi jika pelemahanrupiah terus berlanjut;

• Perekonomian akan lebih lesu, setidaknya stagnan. Berpengaruh padasumber penghimpunan dana, serta kualitas pembiayaan

• Program kemiskinan akan meningkat sebagai antisipasi kondisi olehPemerintah, apalagi seiring tahun politik. Padahal, sering menyulitkankoperasi, seperti: KUR, UMi, Wakaf Mikro, dll

• Jika ada BMT berdekatan mengalami masalah, penularan akan cepat

• NAMUN PELUANG BAGI BMT YANG FUNDAMENTALNYA KUAT

BMT BERFUNDAMENTAL KUAT?

• Sumber pendanaan dari anggota berporsi terbesar

• Anggota mayoritas sudah menjadi bagian komunitas BMT

• Porsi Pembiayaan terbesar adalah kepada usaha mikro dengan nilai di bawah Rp50 juta, tersebar cukup luas

• Sumber Daya Insani sudah menjadi bagian keluarga BMT dengan nilaikeislaman yang kuat; memiliki integritas dan komitmen

• Fungsi Maal berjalan baik, sehingga memiliki kredibilitas tinggi di masyarakat, yang menjadi benteng dari rush dan semacamnya

ANCAMAN MENJADI PELUANG, KARENA BANK AKAN MENAHAN DIRI; BMT BERFUNDAMENTAL KUAT DAPAT TUMBUH DENGAN BAIK

APA YANG PERLU DILAKUKAN BMT

• Bagi yang berfundamental kuat, bisa ekspansi dengan hati-hati

• Bagi yang fundamentalnya belum kuat, perkuat lebih dahulu. Takperlu lagi mengacu pada pertumbuhan aset, apalagi laba (SHU).

• Bagi yang fundamentalnya lemah, perlu ada “sense of crisis”

• Perkuat kesadaran SDI agar tak minta kenaikan imbalan dalam kondisisulit ini. Dimulai dari jajaran pengurus dan manajer

• Perkuat kebersamaan antar gerakan BMT, terutama komunitas PBMT

• Jika tak jadi krisis, tetap akan menguntungkan BMT masa mendatang

• PERBANYAK DOA, DAN TINGKATKAN AMAL KEBAIKAN