EKOKRITIK DALAM NOVEL KEKAL KARYA JALU KANCANA DAN ...
Transcript of EKOKRITIK DALAM NOVEL KEKAL KARYA JALU KANCANA DAN ...
EKOKRITIK DALAM NOVEL KEKAL KARYA JALU
KANCANA DAN IMPLIKASINYA DENGAN MATERI
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA
(KAJIAN EKOLOGI SASTRA)
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam bidang
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh:
Nama Mahasiswa : Istiqomah
Nim : 1688201142
PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2020
i
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama Mahasiswa : Istiqomah
Nomor Pokok Mahasiswa : 1688201142
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Judul Skripsi : Ekokritik dalam Novel Kekal Karya Jalu Kancana
dan Implikasinya dengan Materi Pembelajaran
Bahasa Indonesia di SMA (Kajian Ekologi Sastra)
Telah disetujui oleh Tim Pebimbing Skripsi untuk mengikuti Sidang Skripsi.
Tangerang, 20 April 2020
Tim Pembimbing: Tanda Tangan:
Pembimbing I.
Nori Anggraini, S.Pd.,MA ………………..
NBM. 1146136
Pembimbing II,
Ariyana, M.Pd ……...................
NBM. 013073
Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Blewuk Setyo Nugroho, M.Pd.
NBM. 1094914
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang betanda tangan di bawah ini:
Nama : Istiqomah
Nomor Induk Mahasiswa : 1688201142
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas : Universitas Muhammadiyah Tangerang
Dengan ini menyatakan bahwa juduk skripsi “EKOKRITIK DALAM NOVEL
KEKAL KARYA JALU KANCANA DAN IMPLIKASINYA DENGAN
MATERI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA (KAJIAN
EKOLOGI SASTRA)” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri
dan bukan merupakan hasil jiplakan atau plagiat dari karya orang lain karena hal
tersebut melanggar etika yang berlaku dalam kaidah keilmuan. Atas pernyataan
ini, saya siap menggung resiko atau sanksiyang dijatuhkan kepada saya apabila
dikemudian hari ternyata terdapat pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam
karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya ini.
Tangerang,8 Mei 2020
Istiqomah
NIM. 1688201142
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat allah SWT atas nikmat, petunjuk, dan berkahnya yang
selalu berlimpah, sehingga peneliti mampu menyelesaikan penyusunan skripsi
dengan judul “Ekokriik dalam Novel Kekal Karya Jalu Kancana dan Implikasinya
dengan Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA” sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana (S1) pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan, Universitas
MUhammadiyah Tangerang.
Penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa bantuan dari
berbagai pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk
itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. H. Ahmad Amarullah, M.Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah
Tangerang.
2. Dr. Enawar, S.Pd., M.M., M.O.S., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang.
3. Sumiyani, M.Pd., Wakil Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Tangerang.
4. Dr. Asep Suhendar, M.Pd., Wakil Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammdaiyah Tangerang.
5. Blewuk Setyo Nugroho, M.Pd., Kaprodi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Universitas Muhammadiyah Tangerang.
6. Nori Anggraini, S.Pd., M.A., Dosen Pembimbing I yang selalu
memberikan waktu, arahan, dan bimbingan terbaiknya dalam penyusunan
skripsi ini.
iv
7. Ariyana, M.Pd., Dosen Pembimbing II yang selalu memberikan waktu,
arahan, dan bimbingan terbaiknya dalam penyusunan skripsi ini.
8. Seluruh doen pengampu mata kuliah yang telah memberikan banyak ilmu
pengetahuan kepada peneliti selama mengikuti pendidikan di Universitas
Muhammadiyah Tangerang.
9. Kepada kedua orang tua yang selalu memberikan materi, semangat dan
doa dalam proses penyusunan skripsi dan selama menempuh pendidikan di
Universitas Muhammadiyah Tangerang.
10. Semua rekan-rekan mahasiswa kelas A1 prodi Pendidkan Bahasa dan
Sastra Indonesia angkatan 2016 khususnya rekan-rekan Basis Belakang
yang selalu memberikan semangat dalam proses penyusunan skripsi.
11. Seluruh pihak yang bersedia dengan ikhlas membantu dan memberikan
semangat dalam proses penyusunan skripsi ini. Khususnya orang-orang
yang terkasih yang tidak bisapeneliti sbeutkan namanya satu-persatu.
Semoga allah SWT, senantiasa melimpahkan berkahnya sebagai
balasan atas segala kebaikan yang telah diberikan. Peneliti mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun untuk menyempurnakan skripsi
ini.
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... v
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................................. 1
B. Fokus Penelitian .......................................................................................................... 2
C. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 3
D. Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 3
E. Manfaat Penelitian ...................................................................................................... 3
BAB II ................................................................................................................................. 5
LANDASAN TEORI .......................................................................................................... 5
A. Landasan Teori ............................................................................................................ 5
1. Novel ........................................................................................................................... 5
a. Pengertian Novel ......................................................................................................... 5
b. Karakteristik Novel ..................................................................................................... 6
c. Jenis-jenis novel .......................................................................................................... 7
d. Unsur Pembangun Novel .......................................................................................... 11
2. Ekokritik Sastra ......................................................................................................... 14
3. Ekologi Sastra ........................................................................................................... 15
a. Merawat Ekologi Sastra ............................................................................................ 16
b. Sastra dalam Lintasan Hukum Alam Semesta .......................................................... 16
c. Sastra Mengabdi pada Lingkungan ........................................................................... 17
vi
4. Implikasi dengan Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA ......................... 17
5. Penelitian yang Relevan ............................................................................................ 18
BAB III ............................................................................................................................. 20
METODE PENELITIAN .................................................................................................. 20
A. Pendekatan dan Metode Penelitian ........................................................................... 20
B. Waktu Penelitian ....................................................................................................... 21
C. Sumber dan Jenis Data Penelitian ............................................................................. 21
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................ 22
E. Instrumen Penelitian ................................................................................................. 23
F. Teknik Analisis Data ................................................................................................. 24
G. Keabsahan Data ........................................................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 29
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Karya sastra merupakan sebuah karya seni yang dituangkan kedalam
bentuk tulisan melalui bahasa yang dibuat oleh seorang pengarang dengan
menggunakan estetik dan diksi yang menarik untuk dibaca. Sehingga para
pembaca merasa terpacu untuk terus membaca karya tersebut. Karya sastra
tercipta atas realita yang terjadi pada kehidupan sehari-hari yang erat kaitannya
dengan kehidupan manusia. Karena pada dasarnya sastra tercipta dari kehidupan
nyata. Mulai dari persoalan hidup, ekonomi, percintaan, agama bahkan persoalan
lingkungan. Dengan adanya imajinasi yang tinggi serta pandangan disekitar
seorang pengarang akan lebih mudah membuat sebuah karya sastra yang bagus
dan baik untuk di baca.
Prosa mempunyai beberapa jenis karya fiksi diantaranya ialah novel,
cerpen, dan puisi. Novel merupakan sebuah karya sastra yang mempunyai
rangkaian cerita yang panjang tentang kehidupan yang didalamnya terdapat tokoh
dan penokohan. Lalu cerpen merupakan karya sastra yang rangkaian ceritanya
sama dengan novel tetapi yang membedakan novel dengan cerpen ini bahwa
cerpen mempunyai rangkaian cerita yang lebih singkat dan langsung kepada
tujuan atau inti cerita tersebut. Puisi merupakan bentuk karya sastra yang berasal
dari ungkapkan seorang pengarang yang setiap baitnya memiliki makna dan
terikat oleh rima, irama. Karya sastra pada saat ini lebih banyak mengaitkannya
dengan keadaan disekitar yang berhubungan dengan alam serta lingkungan. Maka
para pengarang di era sekarang banyak yang menjadikan alam sebagai objek dari
sebuah karyanya.
Pada pembelajaran Bahasa Indonesia tidak terlepas dari pembelajaran
buku fiksi dan non fiksi salah satu buku fiksi yaitu novel. Dalam pembelajaran
novel siswa dapat mengetahui unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik yang dapat
2
dijadikan pembelajaran, salah satunya adalah mengenai pembelajaran ekokritik
yaitu siswa dapat berpikir kritis mengenai lingkungan khususnya dilingkungan
sekitarnya bahwa menjaga alam dan lingkungan adalah salah satu pembelajaran
sastra, yang mengarahkan kepada siswa untuk berpikir kritis terhadap suatu
permasalahan dalam hal keadaan lingkungan. Serta dapat mengarahkan kepada
siswa tentang pentingnya menjaga, merawat lingkungan terutama di lingkungan
sekitar dan lebih mencintai alam sebagai tempat yang selalu dipijak.
Jalu Kancana adalah salah satu novelis yang membuat karya fiksi pada
novel “Kekal” yang mengeksplorasi permasalahan yang terjadi dikawasan cagar
alam. Pada karyanya tersebut Jalu Kancana memaparkan tentang bagaimana
kecintaannya terhadap lingkungan dengan berjuang untuk pelestarian hutan
lindung atau cagar alam agar tidak dirusak oleh perusahaan-perusahaan atau
orang-orang yang hanya melihat dari segi ekonomi saja. Disinilah seorang
pegarang mulai bertindak atas apa yang terjadi pada lingkungan alam sekitarnya
yang menjadi latar belakang pada permasalahan karya sastra yang dibuatnya.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti menganalisis Ekokritik dalam
Novel Kekal Karya Jalu Kancana dan Implikasinya dengan Materi Pembelajaran
Bahasa Indonesia di SMA (Kajian Ekologi Sastra), memfokuskan pada
permasalahan ekologi dalam karya sastra novel yaitu ekokritik. Fokus dalam
penelitian ini merupakan masalah ekologi yang terjadi di Negeri sendiri, maka
permasalahan yang terdapat dalam ekokritik yang akan diuraikan dalam penelitian
ini.
B. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah :
Ekokritik yang terdapat dalam novel Kekal Karya Jalu Kancana melalui kajian
ekologi sastra.
3
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Apa sajakah kalimat yang termasuk pada bagian Ekokritik dalam novel Kekal
karya Jalu Kancana ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan ekokritik yang terdapat dalam novel Kekal karya Jalu
Kancana.
2. Untuk dapat dijadikan acuan dalam menjaga kelestarian lingkungan
3. Untuk dapat diaplikasikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia bahwa
lingkungan sekitar dan alam termasuk dalam objek karya sastra.
4.
5. Untuk dapat mengajarkan siswa lebih perduli, menjaga dan merawat
terhadap lingkungan disekitar.
E. Manfaat Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat teoritis
maupun praktis
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam melakukan
penelitian di bidang sastra, khususnya analisis mengenai novel dan karya
fiksi lainnya dengan menggunakan kajian ekologi.
2. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah apresiasi dan memberi manfaat
kepada para pembaca terhadap karya sastra, terutama bagi mereka yang
berkecimpung dalam dunia pendidikan dan pengajaran bahasa Indonesia
khususnya dibidang sastra.
4
a. Bagi peneliti
Dapat menggunakan kajian ekologi dalam meningkatkan pemahaman
terhadap ekokritik sastra, khususnya novel.
b. Bagi guru bahasa dan sastra Indonesia
Penelitian ini pula dapat dijadikan acuan bagi guru Bahasa dan Sastra
Indonesia dalam proses belajar mengajar dalam mengajarkan tentang
ekologi dalam sebuah novel.
c. Bagi siswa
Dapat memotivasi dan menambah pengetahuan siswa agar bisa
mengembangkan kreativitasnya dalam bidang sastra khususnya
pemahaman tentang ekokritik, sehingga dapat mencintai lingkungan
disekitar.
d. Bagi pembaca
Bagi pembaca, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi
atau perbandingan dengan penelitian sebelumnya atau penelitian
lainnya.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Novel
a. Pengertian Novel
Novel merupakan karya sastra yang berisi cerita-cerita yang
didalamnya mengandung kiah-kisah kehidupan yang dimainkan oleh para
tokoh dengan mengangkat tema kehidupan yang dialami dalam kehidupan
sehari-hari dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh para
penikmat sastra. Hal ini mengacu pada pendapat Tarigan (2015) “Novel
adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang yang tertentu, yang
melukiskan para tokoh, gerak, serta adegan kehidupan nyata yang
representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau
kusut”. (h. 167). Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa dalam cerita novel banyak sekali mengambarkan kisah-kisah
tentang kehidupan nyata yang dialami oleh para tokoh-tokoh dari mulai
permasalahan ekonomi hingga permasalahan lingkungan disekitarnya yang
dituliskan oleh pengarang.
Menurut Stanton (2007) “Novel mampu menghadirkan perkembagan
satu karakter, situasi sosial yang rumit, hubungan yang melibatkan banyak
atau sedikit karakter, dan berbagai peristiwa ruwet yang terjadi beberapa
tahun silam secara lebih mendetail” (h. 90). Berdasarkan paparn yang
disampaikan ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam cerita novel
selain dapat menghadirkan permasalahan, pengarang juga mampu
memberikan penyelesaian yang terjadi dalam peroblematika pada cerita
novel tersebut sehingga cerita menjadi lebih hidup dan bermakna.
Menurut Nurgiyantoro (2013) “Novel dapat mengemukakan sesuatu
secara bebas, menyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih
6
detil, dan lebih banyak melibatkan berbagai permasalahan yang kompleks”
(h. 13). Berdasarkan pendapat ahli di atas, peneliti meyimpulkan bahwa
novel menjadi alah satu karya fiksi yang sangat bagus untuk dibaca karena
di dalamnya mengungkapkan segala cerita mulai dari pengenalan sampai
penyelesaian yang diungkapkan secara mendetil.
Berdasarkan pemaparan dari tiga (3) ahli di atas peneliti dapat
menyimpulkan bahwa novel adalah gambaran dari sebuah kehidupan nyata
yang di dalamnya terdapat kisah-kisah kehidupan sehari-hari yang
diceritakan oleh pengarang kedalam bentuk tulisan, pada cerita novel juga
tidak hanya menceritakan tentang permasalahan-permasalahan yang
sedang terjadi atau yang pernah terjadi tetapi novel juga bisa menjadi
hiburan bagi penikmat karya sastra serta dapat memberikan pengajaran
dan dapat menjadi pembelajaran yang dapat bermanfaat untuk pembaca
b. Karakteristik Novel
Novel merupakan karangan berbentuk fiksi yang dituangkan kedalam
tulisan dengan menggunakan bahasa yang baku dan ditulis dengan gaya
bahasa yang dapat melukiskan keadaan di dalam setiap ceritanya. Cerita
dalam novel biasanya sampai beratus-ratus halaman untuk dapat
mengungkapkan sebuah cerita serta permasalahan-permasalahan dan
menemukan inti dari permasalahan dalam isi novel.
Menurut Tarigan (2015) “berdasarkan segi jumlah kata, maka biasanya
suatu novel mengandung kata-kata yang berkisar antara 35.000 buah
sampai tak terbatas jumlahnya. Dengan kata lain, jumlah minimum kata-
katanya adalah 35.000 buah” (h. 168). Berdasarkan pendapat ahli di atas,
di dalam novel memiliki ciri khas yaitu jumlah kata yang sangat banyak,
dalam novel kata yang terdapat bisa mencapai 35.000 kata dalam satu
novel.
7
Menurut Nurgiyantoro (2013) “sebuah cerita yang panjang, katakanlah
berjumlah ratusan halaman, jelas tidak dapat disebut sebagai cerpen,
melainkan lebih tepat sebagai novel” (h. 12). Berdasarkan pendapat ahli di
atas, novel hamper sama dengan cerpen bedanya cerpen ialah ceritanya
lebih pendek tidak panjang seperti novel, maka cerita dalam satu novel
bisa berjumlah ratusan halaman.
Berdasrkan kesimpulan para ahli di atas, bahwa novel memiliki jumlah
kata dan jumlah halaman yang sangat banyak bahkan bisa mencapai
ratusan dan habis dibaca hingga berkali-kali, beda dengan cerpen yang
memiliki cerita pendek yang bisa dibaca hanya sekali baca, karena dalam
cerita novel banyak menggambarkan kehidupan yang terjadi yang disusun
dengan rapi yang didalamnya terdapat tokoh-tokoh, penokohan, alur, plot
dll dan novel juga memiliki unsur-unsur pembangun seperti unsur intrinsik
dan ekstrinsik. Dalam novel banyak sekali yang mengisahkan tentang
banyaknya cerita dan konflik kehidupan nyata yang dituangkan pengarang
ke dalam tulisan.
c. Jenis-jenis novel
Novel merupakan karya prosa fiksi yang mempunyai alur yang
panjang dan memiliki banyak tokoh yang dimainkan lewat peran yang
berbeda-beda, maka ada beberapa jenis novel yang sering dimainkan yaitu
novel serius dan popular,
Pendapat ini sesuai dengan Nurgiyantoro (2013), menurutnya novel
dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
1) Novel Serius mengambil realitas kehidupan ini sebagai model,
kemudian menciptakan sebuah “dunia baru”, dunia dalam
kemungkinan, lewat pengembangan cerita dan penampilan tokoh-
tokoh dalam situasi yang khusus.
2) Novel Populer yang popular pada masanya dan banyak penggemarnya,
khususnya pembaca dikalangan remaja.
8
3) Novel Teenlit adalah bahwa mereka selalu berkisah tentang remaja,
baik yang menyangkut tokoh-tokoh utama maupun permasalahannya.
Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa novel terbagi tiga macam
yaitu : novel serius, novel popular, dan novel teenlit. Dengan demikian
peneliti meyimpulkan bahwa novel terbagi tiga macam yaitu: 1) novel
serius, 2) novel populer, 3) novel teenlit. Novel serius ialah novel yang
menggambarkan realitas kehidupan berdasarkan cerita dengan berbagai
konflik serta permasalahan yang terjadi sehingga mengajak pembaca untuk
dapat merenungi dan meresapi tentang cerita yang terdapat dalam novel.
Novel populer ialah novel dengan cerita yang terjadi sesuai dengan
zamannya atau pada masanya, dengan menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti oleh berbagi macam kalangan dan ceritanya tidak terlalu rumit,
sedangkan novel teenlit ialah yang selalu diminati oleh kalangan remaja
karena dalam cerita novel tersebut selalu menceritakan cita-cita, gaya
hidup, pergaulan yang biasanya dialami oleh remaja saat ini, maka dari itu
novel teenlit ini banyak disukai oleh remaja.
Menurut Tarigan (2015) berpendapat bahwa novel terbagi dalam
beberapa jenis yaitu :
1) Novel Avontur yang dipusatkan pada seorang lakon atau hero utama.
Biasanya dalam novel avontur yang romantis adaah heroine atau
lakon wanita yang seterusnya merupakan rintangan-rintangan bagi
lakon untuk mencapai tujuan.
2) Novel Psikologis lebih diutamakan pemeriksaan seluruhnya dari
semua pikiran-pikiran para pelaku.
3) Novel Detektif untuk membongkar rahasia kejahatan dalam novel
detektif, tentu dibutuhkan bukti-bukti agar dapat menangkap si
pembunuh, dan sebagainya.
4) Novel sosial dan novel politik dalam novel ini ditinjau bukan dari
sudut persoalan orang-orang sebagai individu, tetapi persoalan ditinjau
melingkupi persoalan golongan-golongan dalam masyarakat, reaksi
9
setiap golongan terhadap masalah-masalah yang timbul, dan pelaku-
pelaku hanya dipergunakan sebagai pendukung jalan cerita saja.
5) Novel Kolektif tidak terutama membawa “cerita”, tetapi lebih
mengutamakan cerita masyarakat sebagai suatu totalitas, suatu
keseluruhan. Novel seperti ini mencampuradukkan pandangan-
pandangan antropologis dan sosiologis dengan cara mengarang novel
atau roman.
Dengan demikian novel memiliki berbagai macam yaitu novel
avontur, novel psikologis, novel detektif, novel sosial dan politik, dan
novel kolektif. Dari setiap novel tersebut memiliki pengertian serta ciri
dan fokusnya masing-masing yang sesuai dengan jenis-jenisnya.
Menurut Hasim dan Aziez (2010) mengatakan bahwa, novel
terbagi dalam beberapa jenis yaitu:
1) Novel picaresque yang berasal dari kata picaro, yang dalam bahasa
Spanyol berarti bandit atau penjahat yang bernani melawan hukum
serta moral dalam kehidupan masyarakat.
2) Novel epistolari merupakan novel yang memanfaatkan dari segi surat
(epistles) yang dikirim di antara para tokoh yang terdapat di dalam
cerita tersebut sebagai media penyampaian pesan dalam cerita.
3) Novel sejarah biasanya merupakan novel yang berbentuk petualangan
yang memaparkan kejadian dan tokohnya dalam konteks sejarah yang
jelas, jenis novel ini bisa pula memasukkan tokoh-tokoh rekaan dan
nyata dalam rangkaian ceritanya, dengan demikian novel ini adalah
novel yang memaparkan rangkaian latar belakang sejarah dan tokoh-
tokoh sejarah dalam cerita fiktif.
4) Novel regional ialah novel yang latarnya atau “warna daerahnya”
memainkan peranan yang sangat penting, maka novel regional ini
menggunakan latar daerah terpencil atau perdesaan daerah
pegunungan bukan di daerah perkotaan
5) Novel satir yaitu prosa yang bersifat rekaan yang menyerang sesuatu
yang dituding sebagai kejahatan atau kebodohan, baik bersifat
10
perorangan, kelompok, maupun anggota masyarakat secara
keseluruhan dan alatnya adalah lelucon dan cemoohan.
6) Novel bildungsroman istilah yang berasal dari Jerman, novel ini
mengonsentrasikanceritanya pada perkembangan diri sang tokoh, dari
masa muda atau kanak-kanak hingga dewasa.
7) Novel tesis merupakan novel yang mengandung pernyataan atau teori
yang selalu dilibatkan dan didukung oleh argumen yang menjadi dasar
ceritanya.
8) Novel gotik merupakan novel yang memunculkan tokoh-tokoh, latar,
dan situasi khas yang sampai sekarang masih muncul dalam film-film
horror modern.
9) Roman-Fleuve merupakan jenis novel berantai, yang rangkaian
ceritanya tentang satu keluarga besar yang masing-masing novel
mengutamakan ceritanya pada satu cabang keluarga tertentu.
10) Roman feuilleton merupakan novel yang diterbitkan secara mencicil
dan tanpa mengalami pemotongan dalam suatu surat kabar.
11) Fiksi ilmiah merupakan novel tentang ilmu pengetahuan yang modern,
yang sesuai dengan perkembangan teknologi, terutama perjalanan
antarplanet dan dunia luar angkasa.
12) Novel baru merupakan novel yang dirangkai dengan sedemikian rupa
untuk membingungkan pembaca dan untuk mencapai efek tertentu
yang berbeda.
13) Metafisika merupakan novel yang secara sengaja mengoyak ilusi
fiktif dan mengomentari secara langsung hakikat fiktifnya sendiri atau
proses penulisannya.
14) Faksi merupakan novel yang digunakan untuk memunculkan kembali
peristwa-peristiwa sejarah bagi pembacanya.
Dengan demikian novel merupakan berbagai macam jenis, seperti
yang sudah dipaparkan di atas dan semuanya memiliki perbedaan dan
fokus ceritanya masing-masing.
11
Berdasarkan pemaparan di atas, novel memiliki banyak macamnya
yaitu novel serius, novel popular, novel teenlit, novel avontur, novel
psikologis, novel detektif, novel sosial dan politik, novel kolektif, novel
picaresque, novel epistolari, novel sejarah, novel regional, novel satir,
novel bildungsroman, novel tesis, novel ghotik, roman fleuve, roman
feuillton, fiksi ilmiah, novel baru, metafiksi, dan faksi novel. Dimana dari
masing-masing novel tersebut memiliki cerita yang terfokus yang terlihat
dari tema dan topiknya, tokoh, latar tempat, latar suasana dan kondisi yang
dapat membangun isi cerita dalam novel. Pada novel yang akan diteliti
yaitu novel kekal karya jalu kancana ini termasuk kedalam jenis novel
detektif, karena isi cerita dalam novel tersebut merupakan usaha
pembuktian dari kejahatan-kejahatan yang dilakukan terhadap kawasan
cagar alam oleh sekelompok orang yang secara tidak langsung dapat
merusak lingkungan cagar alam beserta isinya.
d. Unsur Pembangun Novel
Novel merupakan sebuah karya yang sangat indah yang di dalamnya
terdapat cerita-cerita yang menarik dan baik untuk dibaca, karena novel
memiliki unsur-unsur yang menarik dan estetik. Sebagai sebuah karya
novel mempunyai unsur-unsur pembangun yang saling berkaitan secara
erat. Unsur-unsur tersebut yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik.
1) Unsur Intrinsik
Menurut Nurgiyantoro (2013) mengatakan unsur intrinsik (intrinsic)
adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur
inilah yang menyebabkan suatu teks hadir sebagai teks sastra, unsur-unsur
yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur
intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut
serta membangun cerita. Kepaduan antraberbagai unsur intrinsik inilah
yang membuat sebuah novel berwujud. Atau sebaliknya, jika dilihat dari
12
sudut kita pembaca, unsur-unsur (cerita) inilah yang akan dijumpai jika
kita membaca sebuah novel. Unsur yang dimaksud, untuk menyebut
sebagian saja misalnya, peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema, latar,
sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan lain-lain (h.30).
Berdasarkan pengertian ahli di atas, bahwa unsur intrinsik adalah unsur
yang dapat membnagun sebuah karya sastra itu sendiri yang didaamnya
terdapat unsur seperti peristiwa, erita, plot, penokohan, tema, latra, sudut
pandnag dan lain sebagainya yang sudah pasti ada dalam unsur intrinsik
novel.
Menurut Stanton (2012) , a) tema merupakan aspek cerita yang
sejajar dengan makna dalam pengalaman manusia, b) alur merupakan
rangkaian peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita, c) latar adalah
lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, d) sudut
pandang adalah posisi atau pusat kesadaran, tempat dimana dapat
memahami peristiwa dalam cerita, e) gaya bahasa adalah cara pengarang
dalam menggunakan bahasa di dalam ceritanya. Demikian unsur intrinsik
dari novel terdapat lima unsur seperti tema yang merupakan intisari dari
sebuah cerita, alur sebagai jalan cerita dari setiap peristiwa-peristiwa yang
terjadi, latar yang menjadi segala sesuatunya terjadi seperti latar tempat,
waktu dan suasana yang sedang terjadi, sudut pandang dimana pengarang
membuat cerita dalam novel sesuai apa yang dilihat dan rasakannya, gaya
bahasa yang digunakan oleh pengarang untuk membuat isi dalam ceritanya
tersebut menjadi lebih hidup yang dapat melukiskan apa saja yang
pengarang tulis.
Unsur-unsur yang membangun cerita dalam karya sastra novel,
unsur tersebut ada untuk membahas tentang apa saja yang terdapat dalam
novel, unsur intrinsik dapat membangun cerita dalam novel unsur ini
menjadi hal yang paling penting dalam novel yang dapat menentukan
kualitas dari karya sastra novel.
13
Berdasarkan uraian unsur-unsur di atas, menurut peneliti unsur intrinsik
sebuah novel adalah unsur yang dapat membangun karya sastra, unsur
intrinsik sangat dibutuhkan dalam karya sastra seperti novel. Unsur
intrinsik dalam novel terdiri dari tema, alur, tokoh dan penokohan, sudut
pandang, gaya bahasa dan amanat dalam cerita.
2) Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik merupakan bagian unsur yang berada di luar dari
karya sastra, seperti latar belakang masyarakat dan penulis, amanat atau
pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang dan nilai-nilai yang
terkadnung dalam cerita novel. Unsur ekstrinsik memiliki kaitan yang erat
dengan unsur intrinsik, maka dari itu kedua unsur tersebut akan membantu
dalam memahami sebuah karya sastra.
Menurut Nurgiyantoro (2013) unsur ekstrinsik (extrinsic) adalah
unsur-unsur yang berada diluar teks sastra itu, tetapi secara tidak langsung
memengaruhi bangun atau sistem organisme teks sastra. Atau, Secara lebih
khusus ia dapat dikatakan sebagai unsur-unsur yang memengaruhi bangun
cerita sebuah karya sastra, namun sendiri tidak ikut menjadi bagian di
dalamnya. Berdasrkan ahli di atas unsur ekstrinsik yang membahas apa
saja yang terdapat di luar karya itu sendiri, yang dapat membangun karya
sastra tetapi tidak terdapat di dalam cerita novel tersebut.
Menurut Soebacman (2014), unsur ekstrinsik meliputi latar
belakang penciptaan, sejarah, biografi pengarang (h. 113). Berdasarkan
pendapat ahli di atas bahwa unsur ekstrinsik yang tidak ada dalam novel
seperti latar belakang penciptaan novel, latar belakang seorang pengarang,
sejarah, biografi pengarang.
Berdasrkan uraian para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa unsur
ekstrinsik karya sastra yang dapat mempengaruhi isi cerita dari karya
sastra itu sendiri yang tidak terdapat dalam cerita tetapi sangat
memengaruhi jalan cerita, seperti latar belakang pengarang, latar belakang
14
penciptaannya, kondisi sosial, serta tempat atau kondisi alam yang terjadi
yang merupakan pembahasan dari unsur ekstrinsik.
2. Ekokritik Sastra
Ekokritik sastra merupakan teori kritis dalam pendekatan mutakhir
sastra. Sastra yang berdekatan dengan ekokritik adalah folklor, kalau tidak
boleh dikatakan sastra lisan. (Glotfelty, 1996) ekokritik adalah studi
tentang hubungan antara sastra dan lingkungan fisik, Garrard (2004)
menyatakan bahwa ekokritik dapat membantu menentukan,
mengeksplorasi, dan bahkan menyelesaikan masalah ekologi.
Lawrence buell (1995) mengingatkan bahwa kriteria ekokritik
cenderung tampak terlalu luas karena menggabungkan apa pun dari sekian
banyak karya sastra di mana “alam” yang menggambarkan semuanya, atau
kriteria yang terlalu sempit karena tidak semua termasuk, kecuali karya
yang paling jelas berorientasi ekologis. Kearifan lingkungan merupakan
sebuah cara untuk membuat sadar bahwa manusia merupakan bagian dari
alam. Keraf (2010) mengatakan, kearifan lingkungan berisi prinsip-prinsip
moral berupa sikap hormat terhadap alam (respect for nature), sikap
bertanggung jawab terhadap alam (responsibility for nature), kepedulian
terhadap alam (caring for nature), prinsip kasih sayang terhadap alam, dan
prinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam (Endaswara, 2016, h. 26).
Senada dengan uraian di atas, Sukmawan (2016), 1) sikap hormat
terhadap alam memandang bahwa manusia mempunyai kewajiban moral
untuk menghargai alam. Dalam perspektif etika lingkungan,
penghromatan terhadap alam sebagai unsur ekologi didasari oleh
kesadaran masyarakat tentang nilai intrinsic alam, bahwa alam mempunyai
nilai pada dirinya sendiri sehingga ia mempunyai hak untuk dihormati, 2)
sikap tanggung jawab moral terhadap alam, karena secara ontologis
manusia adalah bagian integral dari alam. Tanggung jawab ini bukan saja
bersifat individual melainkan juga kolektif. Prinsip moral ini menuntut
manusia untuk mengambil prakarsa, usaha, kebijakan, dan tindakan
15
bersama secara nyata untuk menjaga alam semesta dengan segala isinya, 3)
sikap solidaritas terhadap alam, manusia tentunya mempunyai kedudukan
ekual dengan alam dan dengan sesama makhluk hidup lain. Kenyataan ini
menumbuhkan perasaan solider dalam diri manusia, perasaan
sepenaggungan dengan alam dan dengan sesama makhluk hidup lain.
Misalnya, bisa ikut merasakan apa yang dirasakan oleh hewan sehingga
timbul kesadaran untuk melindunginya, 4) sikap kasih sayang dan
kepedulian terhadap alam muncul dari kenyataan bahwa sebagai sesama
anggota komunitas ekologis, semua makhluk hidup mempunyai hak untuk
dilindungi, dipelihara, tidak disakiti, dan dirawat, 5) sikap tidak
mengganggu kehidupan alam termuat dalam a) kesadaran tidak merugikan
alam secara tidak perlu, b) kesanggupan tidak mengancam eksistensi
makhluk hidup di alam semesta, c) pemertahanan dan penghayatan
kewajiban tidak merugikan alam dalam norma, dan d) pembiaran alam
dalam keadaan tidak tersentuh (h. 21).
Berdasarkan pemaparan para ahli di atas, bahwa ekokritik sastra
merupakan teori kritis sastra yang memiliki hubungan antara sastra dan
lingkungan fisik, kearifan lingkungan salah satu cara untuk membuat sadar
manusia terhadap masalah lingkungan, maka kearifan lingkungan memiliki
prinsip-prinsip diantaranya sikap hormat terhadap alam, sikap bertanggung
jawab terhadap alam, kepedulian terhadap alam, prinsip kasih sayang
terhadap alam, dan prinsip hidup sederhana dan selaras terhadap alam.
3. Ekologi Sastra
Endaswara (2016) ekologi merupakan salah satu cabang biologi. Yaitu
ilmu pengetahuan tentang hubungan antara organisme dan lingkungannya,
atau ilmu yang mempelajaru pengaruh faktor lingkungan terhadap jasad
hidup. Ada juga yang mengatakan bahwa ekologi adalah suatu ilmu yang
mencoba mempelajari hubungan antara tumbuhan, binatang dan manusia
dengan lingkungannya di mana mereka hidup, bagaimana kehidupannya
an mengapa mereka ada di situ. Ekologi berasal dari bahasa Yunani
16
“oikos” (rumah atau tempat hidup) dan “logos” yang berarti ilmu. Secara
harfiah ekologi adalah pengkajian hubungan organisme-organisme atau
kelompok organisme terhadap lingkungannya. Ekologi hanya mempelajari
apa yang ada dan apa yang terjadi di alam dengan tidak melakukan
percobaan.
Dengan demikian berdasarkan uraian ahli di atas peneliti
menyimpulkan bahwa ekologi berasal dari kata “oikos” yaitu rumah atau
tempat hidup dan “logos” yaitu ilmu yang mempelajari tentang hubungan
alam, tumbuhan, lingkungan dan manusia.
a. Merawat Ekologi Sastra
Endraswara (2016) mengatakan, menyelamatkan lingkungan berarti
sekaligus menumpuk hadirnya ekologi sastra. Menyelamatkan ekologi
sastra termasuk hal pentng. Ekologi adalah kondisi di sekitar sastrawan.
Kepekaan sastrawan dapat menangkap suasana ekologis, yang kadang-
kadang berupa: (a) situasi lingkungan yang prak-poranda, penuh dengan
demo, penuh sampah, dan tata ruang yang semakin semrawut, (b) keadaan
alam yang nyaman, tenteram, damai, dan memberikan inspirasi untuk
hidup. Banyak fakta lingkungan yang perlu diselamatkan, yang kurang
sejalan dengan tuntutan nurani (h. 72).
b. Sastra dalam Lintasan Hukum Alam Semesta
Endraswara (2016) sastra itu berada dalam lingkungan yang penuh
hukum dan aturan. Sastra selalu berada pada lintasan hukum alam yang
serba pasti. Namun alam juga sering berada pada situasi tidak terduga.
Hukum alam itu pasti, sulit di eja, dan penuh keajaiban. Berarti mirip pula
dengan sastra. Baik alam semesta maupun sastra sama-sama membutuhkan
kepekaan dan ilmu titen (pengalaman). Maka memahami alam dan sastra
sesungguhnya memiliki kemiripan. Jika alam mengenal hukum kausalitas,
sastra banyak mengikuti hukum probabilitas. Memang berbeda antara alam
dan sastra. Yang jelas sastra butuh alam. Alam belum tentu butuh sastra.
Yang bagus tentu alam pun butuh sentuhan (h. 82).
17
c. Sastra Mengabdi pada Lingkungan
Menurut Endraswara (2016), ada tiga asumsi penting untuk
menyatakan bahwa sastra itu mengabdi pada lingkungan, yaitu (1) sastra
senantiasa muncul di lingkungan apa pun, selama sastrawan memiliki
dedikasi luas biasa, (2) sastra menjadi corong keadaan lingkungan, dan (3)
sastra mengalirkan kesejukan di tengah lingkungan yang gersang sekalipun.
Dari tiga asumsi dasar ini, para pemerhati ekologi sastra akan berjuang
memerhatikan lingkungan lewat sastra. Sastra merupakan salah satu
cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia dan tidak
dapat ditolak, bahkan kehadiran tersebut diterima sebagai salah satu
realitas sosial budaya. Hingga saat ini sastra tidak saja dinilai sebagai
sebuah karya seni yang memiliki budi, imajinasi, dan emosi, tetapi telah
dianggap sebagai suatu karya kreatif yang dimanfaatkan sebagai konsumsi
intelektual di samping konsumsi emosi (h. 78)
4. Implikasi dengan Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA
Pembelajaran di Sekolah Menengah Atas khususnya mata pelajaran
Bahasa Indonesia yang sudah menggunakan kurikulum 2013, saat ini
seluruhnya menggunakan teks. Pada kurikulum 2013 revisi tahun 2018
isinya memadukan kurikulum antara 2013 dan KTSP. Pada materi novel
tidak begitu saja dimasukkan kedalam materi tertentu, tetap disebut novel
sama seperti kurikulum KTSP, hanya saja yang membedakannya dalam
pembelajaran dengan menggunakan kurikulum 2013. Terkait pembahasan
pada materinya tetap mengacu pada kedua kurikulum tersebut. Sesuai
dengan implikasinya dengan materi pembelajaran Bahasa Indonesia di
Sekolah Menengah Atas, maka yang membahas mengenai novel di mata
pelajaran Bahasa Indonesia hanya terdapat di kelas XII. Materi pada novel
yaitu terdapat pada KD 3.8, 4.8, 3.9, dan 4.9. materi pada novel yang
dibahas meliputi: 1) menafsirkan pandangan pengarang terhadap
kehidupan dalam novel, 2) menganalisis isis dan kebahasaan pada novel, 3)
menyajikan hasil interpretasi pandangan terhadap pengarang, dan 4)
18
membuat novel dengan memerhatikan isi dan kaidah kebahasaan. Materi
novel yang akan diajarkan kepada siswa dengan melakukan kegiatan
mengintrepretasikan pandangan seorang pengarang terhadap kehidupan
yang ada pada cerita novel. Dari kegiatan tersebut dapat menggunakan
novel yang berkaitan dengan lingkungan alam, seperti novel Kekal yang
menceritakan tentang masalah lingkungan, serta memasukkan ekokritik
dalam proses penafsiran pandangan pengarang.
5. Penelitian yang Relevan
Berdasarkan telaah kepustakaan yang telah peneliti lakukan,
terdapat beberapa hasil yang relevan diantaranya:
1. Hasil penelitian Wiradita Sawijiningrum (2018) Ekokritik Greg
Garrard dalam Novel Api Awan Asap Karya Korrie Layun Rampan
dan Relevansi Pembelajaran Sastra di Sekolah Menengah Atas. Skripsi
Universitas Islam Majapahit. Penelitian ini menunjukan bahwa adanya
hubungan karakter dengan kerusakan lingkungan alam dalam novel api
awan asap dan relevansinya terhadap pembelajaran sastra di sekolah
menengah atas. Perbedaan penelitian ini dengan peneliti yaitu,
penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan karakter
dengan kerusakan alam, sedangkan peneliti menganalisis tentang
hubungan manusia dengan alam lingkungannya yang berusaha
mempertahankan lingkungan alamnya dari yang merusaknya.
Persamaan pada penelitian ini yaitu sama-sama meneliti kerusakan
lingkungan alam dan relevansinya terhadap pembelajaran di Sekolah
Menengah Atas.
19
2. Hasil penelitian Nova Agusryana Syarif (2019) Fenomena Lingkungan
dalam Serial Anak-Anak Mamak Karya Tere Liye: Tinjauan Ekokritik.
Skripsi Universitas Negeri Makassar. Penelitian ini menunjukan bahwa
adanya fenomena-fenomena alam yang terjadi serta bentuk-bentuk
kearifan alam. Perbedaan penelitian ini dengan peneliti ialah tidak
membahas bagaimana penerapannya di sekolah dalam pembelajaran
sastra. Persamaan pada penelitian ini ialah sama-sama meneliti tentang
kerusakan lingkungan yang terjadi di lingkungan sekitar.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif
dengan metode penelitian analisis isi. Moleong (2007) mengatkan,
penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh objek penelitian
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah (h. 6).
Penelitian yang akan dikaji menggunakan metode analisis isi. Metode
analisis isi ini merupakan metode yang mempelajari dan mengungkapkan
sesuatu yang terdapat dalam komponen-komponen isi suatu karya sastra
atau naskah. Dengan metode analisis ini peneliti berusaha mengungkapkan
pesan serta gagasan yang tekandung di dalam isi karya sastra atau karya
yang akan dikaji yaitu novel, Subrayogo (2001) menyatakan bahwa,
analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi-
inferensi yang dapat ditiru (repicable) dan sahih data dengan
memperhatikan konteksnya. Sebagai suatu teknik penelitian, analisis isi
mencakup prosedur-prosedur khusus untuk pemerosesan dalam data ilmiah
dengan tujuan memberikan pengetahuan, membuka wawasan baru, dan
menyajikan fakta (h. 71).
21
B. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dimulai dari pengajuan judul proposal sampai pada ujian
skripsi.
NO KEGIATAN WAKTU KET
1 Pengajuan Judul
2 Bimbingan Proposal
3 Seminar Proposal
Skripsi
4 Bimbingan dan Revisi
Hasil Seminar
5 Pembuatan Instrumen
Penelitian
6 Pengumpulan Data
7 Pengolahan dan
Analisis Data
8 Ujian Skripsi
C. Sumber dan Jenis Data Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat sumber dan jenis data yang
dikelompokkan menjadi data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber utama itu sendiri, data yang didapatkan dari hasil
analisis isi dalam novel yang dikaji untuk menentukan pesan serta
gagasan yang akan diteliti sesuai dengan fokus penelitian.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang peneliti peroleh dari buku, tulisan,
website, dan lingkungan sekitar yang bisa dijadkan sumber dari data
22
sekunder agar mendapatkan teori maupun sesuatu yang dapat
mendukung proses penelitian sesuai dengan topik dan fokus yang
dteliti.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik merupakan suatu cara atau alat yang dipakai untuk dapat
mencapai sebuah tujuan. Sugiyono (2016) mengatakan bahwa, teknik
mnegumpulkan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (h. 224).
Peneliti dalam mengumpulkan data menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi merupakan upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk
mengetahui secara langsung dengan menggunakan panca indera baik
dengan melihat atau mendengar sesuatu atau kegiatan yang terjadi
selama proses kegiatan penelitian. Objek yang akan diobservasi ini
adalah buku novel yang berjudul Kekal karya Jalu Kancana.
2. Wawancara
Wawancara merupakan cara untuk mengumpulkan data dengan
mengajukan pertanyaan atau dengan mencari informasi langsung
kepada nara sumber atau seseorang yang berkompeten dalam
bidangnya terhadap fokus masalah pada penelitian ini.
3. Studi Dokumen
Studi dokumen merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan
memperoleh dan menganalisis yang terdapat pada dokumen tertulis
yang berbentuk naskah pada novel. Studi dokumen dalam penelitian
ini yaitu dengan teknik membaca dan mencatat. Kegiatan
pembacaannya secara berulang-ulang karena dokumen tersebut berupa
data nonverbal. Teknik dalam studi dokumen ini yaitu membaca
dengan cermat dan teliti keseluruhan isi dalam novel sebagai sumber
23
penelitian, membaca novel yang akan diteliti dengan pemahaman dan
ketelitian, menafsirkan dan membuat gambaran dari data sehingga
dapat diperoleh data mengenai kerusakan-kerusakan terhadap
lingkungan.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan sebuah cara untuk memperoleh
pemecahan masalah dalam penelitian atau untuk mencapai tujuan
penelitian. Sugiyono (2010) menyatakan bahwa, dalam penelitian
kualitatif, yang menjadi instrumen adalah peneliti itu sendiri, posisi
peneliti dalam penelitian kualitatif sebagai human instrument, berfungsi
menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data,
melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,
menafsirkan data dan membuat kesimpulannya atas temuannya (h. 305).
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri yang bertindak
sebagai pengumpul data. Instrumen dalam penelitian sangat diperlukan
untuk mendukung langkah-langkah dalam meneliti. Instrumen dibantu
dengan lembaran isi novel untuk dapat menentukan kalimat yang
mengandung ekokritik dalam novel.
Tabel 3.2
Instrumen Penelitian
Tabel Data Analisis Ekokritik Novel Kekal Karya Jalu Kancana
No. Kutipan Nilai Ekokritik Keterangan
1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
24
Keterangan :
1. Sikap Hormat Terhadap Alam
2. Sikap Tanggung Jawab Terhadap Alam
3. Sikap Solidaritas Terhadap Alam
4. Sikap Kasih Sayang dan Kepedulian Terhadap Alam
5. Sikap Tidak Mengganggu Kehidupan Alam
F. Teknik Analisis Data
Sagindu (2007) mengatakan bahwa, teknik analisis data bertujuan
untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca
dan interpretasikan. Analisis dalam penelitian kualitatif terdiri dari tiga
komponen yaitu redujsi data, sajian data, dan verifikasi serta simpulan (h.
73).
1. Reduksi Data
Sagindu (2007), reduksi data adalah merampingkan dengan memilih
data yang dipandang penting, menyederhanakan, dan
mengabstraksikannya (h. 73). Analisis data dimulai setelah
mengumpulkan data-data dari novel Kekal karya Jalu Kancana yang
menggunakan teori Suwardi Endraswara yang meliputi kerusakan
lingkungan pada alam. Setelah semua data telah diperoleh, selanjutnya
dilakukan reduksi data dengan tepat.
2. Penyajian Data
Sagindu (2007) menyatakan, sajian data adalah menyajikan data
secara analitis dan sintesis dalam bentuk uraian dari data-data yang
terangkat disertai dengan bukti-bukti tekstual yang ada (h. 74). Sajian
data tersebut mengenai kerusakan lingkungan pada alam yang terdapat
dalam novel Kekal karya Jalu kancana agar data yang disajikan lebih
jelas.
3. Menarik kesimpulan/verifikasi
Sagindu (2007) mengatakan, verifikasi dan simpulan adalah melihat
kembali (diverifikasi) pada catatan-catatan yang telah dibuat oleh
25
peneliti dan selanjutnya membuat simpulan-simpulan sementara (h.
74). Penarikan kesimpulan merumuskan apa yang telah didapatkan
dari reduksi data maupun pengumpulan data. Penarikan kesimpulan
memerlukan pengulangan proses terhadap data-data yang telah
diperoleh agar hasil yang didaptkan sesuai dan tepat.
G. Keabsahan Data
Sugiyono (2007) mengatakan bahwa, keabsahan data dilakukan untuk
membuktikan apakah penelitian yang dilakukan benar-benar merupakan
penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji data yang diperoleh. Uji
keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility,
transferability, dependability, dan confirmability (h. 270).
Untuk dapat meyakinkan bahwa penelitian dapat dipertanggung
jawabkan perlu dilakukan uji keabsahan data. Adapun uji keabsahan data
yang dapat dilakukan yaitu:
1. Objektivitas (confirmability)
Penelitian dapat dikatakan objektif apabila penelitian telah disepakati
oleh banyak orang. Uji confirmability berarti menguji hasil penelitian
yang telah dikaitkan dengan proses yang telah dilakukan seperti
menentukan fokus penelitian dengan tepat, kajian literatur yang
relevan, pengumpulan data yang sesuai dengan fokus penelitian,
menganalisis secara benar, dan mempunyai manfaat bagi ilmu
pengetahuan khususnya pengajaran di sekolah mengenai sastra.
2. Kesahihan internal (credibility)
Uji credibility merupakan uji kepercayaan terhadap hasil penelitian
yang disajikan agar hasil penelitian tidak meragukan sebagai sebuah
karya ilmiah sebuah penelitian. Terdapat beberapa kriteria keabsahan
data sebagai berikut:
26
a. Pegamatan yang dilakukan dapat meningkatkan kepercayaan
data. Dengan pengamatan peneliti langsung terjun dalam proses
pengamatan, wawancara dengan sumber data yang ditemui.
Keterkaitan pengamat dengan partisipan dapat memperoleh
infomasi semakin banyak dan lengkap.
b. Observasi secara terus menerus dapat meningkatkan kecermatan.
Meningkatkan kecermatan merupakan salah satu cara untuk
mengecek sebuah data yang disajikan sudah benar atau belum.
c. Trianggulasi
Wiliam Wiersma (1986) menyatakan trianggulasi dalam
pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari
berbagai sumber dengan berbagai waktu. Dengan demikian
terdapat trianggulasi sumber, trianggulasi teknik pengumpulan
data, dan waktu (Sugiyono, 2007, h. 274).
1) Trianggulasi Sumber
Sugiyono (2007) mengatakan bahwa, untuk menguji
kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data
yang telah diperoleh melalui beberapa sumber, data yang
diperoleh dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan
suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan
(member check) dengan tiga sumber data (h. 274).
2) Trianggulasi Teknik
Sugiyono ( 2007) menyatkan bahwa, untuk menguji
kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data
kepada sumber yang sama dengan teknik yang bereda.
Misalnya untuk mengecek data bisa melalui wawancara,
observasi, dokumentasi. Bila dengan teknik pengujian
kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang
berbeda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut
27
kepada sumber data yang bersangkutan untuk
memastikan data mana yang dianggap benar (h. 274).
3) Trianggulasi Waktu
Sugiyono (2007) mengatakan bahwa, data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada
saat narasumber masih segar, akan memberikan data
lebih valid sehingga lebih kredibel. Selanjutnya dapat
dilakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau
teknik lain dalm waktu atau situasi yang berbeda. Bila
hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka
dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai
ditemukan kepastian datanya (h. 274).
4) Analisis Kasus Negatif
Sugiyono (2007) menyatakan bahwa, melakukan analisis
kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda
atau bahkan bertentangan dengan data yang telah
ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau
bertentangan dengan temuan, berarti masih mendapatkan
data-data yang bertentangan dengan data yang ditemukan,
maka peneliti mungkin akan mengubah temuannya (h.
275).
5) Berdiskusi dengan teman sejawat dapat menambah
bahan referensi dalam proses penelitian terlebih teman
sejawat yang juga melakukan penelitian yang
sefrekuensi dengan yang peneliti teliti. Sugiyono (2007)
menyatakan, yang dimaksud referensi adalah pendukung
untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh
peneliti. Dalam laporan penelitian, sebaiknya data-data
yang dikemukakan perlu dilengkapi dengan foto-foto
28
atau dokumen autentik, sehingga menjadi lebih dapat
dipercaya (h. 275).
6) Mengadakan Membercheck
Sugiyono (2007) berpendapat bahwa, tujuan
membercheck adalah untuk mengetahui seberapa jauh
data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan
oleh pemberi data. Jadi tujuan membercheck adalag agar
informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam
penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud
sumber data atau informan (h. 276).
3. Kesahihan eksternal ( transferability)
Sugiyono (2007) menurutnya, transferability merupakan validitas
eksternal dalam penelitian kualitatif. Validitas eksternal menunjukan
derajat ketetapan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi
di mana sampel tersebut diambil (h. 276).
4. Keterandalan ( dependability)
Dependability atau reliabilitas adalah penelitian yang dilakukan
oleh orang lain, dengan proses penelitian yang sama akan memperoleh
hasil yang sama pula. Maka akan dilakukan pengujian terhadap
keseluruhan proses penelitian dengan cara auditor. Pembimbing yang
independen mengaudit keseluruhan aktivitas yang dilakukan oleh
penliti dalam melakukan penelitian.
29
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Hendri Guntur.(2015).Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung:
Cv Angkasa.
Stanton, Robert. (2007). Teori Fiksi. Yogyakarta: Syura Media Utama.
Nurgiyantoro, Burhan. (2013). Teori Pengkajian Fiksi.
Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Aziez dan Hasim. (2010). Menganalisa Fiksi. Jakarta: Pt Multi
Kreasi Satu Delapan.
Stanton, Robert. (2012). Teori Fiksi. Yogyakarta: Syura Media Utama.
Soebachman. (2014). 4 Hari Mahir Menulis. Yogyakarta: Syura
Media Utama.
Endraswara, Suwardi. (2016). Metode Penelitian Ekologi Sastra.
Yogyakarta: CAPS (center for academik publishing service).
Endraswara, Suwardi. (2016). Ekokritik Sastra. Yogyakarta: CAPS (center
for academik publishing service).
Sukmawan, Sony. (2016). Ekokritik Sastra: Menanggap Sasmita
Arcadia. Malang: UB Press.
Endraswara, suwandi. (2016). Sastra Ekologis. Yogyakarta: CAPS
(center for academik publishing service).
Sugiyono. (2016). Metode penelitian kuntitatif, kualitatif dan R&D.
Bandung: PT Alfabet.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan pendekatan
kauntitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: PT Alfabet.
Sagindu. (2007). Penelitian Sastra: Pendekatan, Teori, Metode,
Teknik, dan Kiat. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Moleong, Lexy. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya.
30