EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8

11
EKMA4413 – Riset Operasi Program Studi Manajemen Oleh: M. Mujiya Ulkhaq Sungai Kapuas, Kalimanta Modul 8 Seoul, 6 th of April 2014

description

Slide ini merupakan materi kuliah Mata Kuliah Riset Operasi Program Studi Manajemen Universitas Terbuka di Korea

Transcript of EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8

Page 1: EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8

EKMA4413 – Riset Op-erasiProgram Studi Manaje-menOleh: M. Mujiya Ulkhaq

Sungai Kapuas, Kalimantan

Modul 8

Seoul, 6th of April 2014

Page 2: EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8

2

Tinjauan Umum Modul 8

Secara umum, Modul 8 akan membahas tentang metode pengambilan keputusan dalam keadaan yang pasti dan dalam keadaan yang belum tentu.

Modul 8 terdiri dari dua kegiatan belajar:• Kegiatan Belajar 1 – Pengambilan Keputusan dalam Keadaan yang Pasti;• Kegiatan Belajar 2 – Pengambilan Keputusan dalam Keadaan yang Belum Tentu.

Setelah mempelajari Modul 8, diharapkan dapat melakukan pengambilan keputusan berdasarkan data-data yang ada dengan cepat.

Secara khusus, setelah mempelajari Modul 8, diharapkan dapat memanfaatkan data untuk melakukan pengambilan keputusan dengan cara yang tepat dalam keadaan yang pasti, mengandung risiko, maupun yang tidak pasti.

Page 3: EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8

3

Keadaan PastiA. Pengambilan Keputusan dengan Tujuan Tunggal

Dalam keadaan ini, kita hanya memiliki satu tujuan, sehingga kita akan memilih alternatif yang akan mengoptimalkan tujuan tersebut.

Contoh 1:

Suatu perusahaan akan menentukan saat penggantian mesin yang dimiliki, diganti setiap satu tahun, dua tahun, tiga tahun, atau empat tahun. Harga beli mesin tersebut adalah Rp 5.000.000. Data-data lain mengenai mesin adalah sebagai berikut (dalam ribuan Rp):

Biaya rata-rata:

Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4

Harga Jual 3.000 2.600 2.000 1.600

Biaya Pemeliharaan 500 800 1.000 2.000

Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4

Harga Jual 3.000 2.600 2.000 1.600

Penurunan Harga Mesin 2.000 2.400 3.000 3.400

Biaya Pemeliharaan (kum) 500 1.300 2.300 4.300

Jumlah 2.500 3.700 5.300 7.700

Rata-rata 2.500 1.850 1.766,67 1.925

Page 4: EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8

4

Keadaan PastiA. Pengambilan Keputusan dengan Tujuan Tunggal

Contoh 2:

Suatu perusahaan akan meningkatkan volume penjualannya dengan salah satu usaha di bawah ini. Jumlah anggaran maksimal adalah Rp 100.000.000. Data-data-datanya adalah sebagai berikut (dalam ribuan Rp):

Tindakan BiayaKenaikan

Volume PenjualanPersentase Kenaikan

Penjualan (%)

Advertency 50 600 1.200

Potongan Harga 40 700 1.750

Undian Berhadiah 30 500 1.670

Personal Selling 70 1.000 1.430

Page 5: EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8

5

Keadaan PastiB. Pengambilan Keputusan dengan Tujuan Ganda

Apabila ada lebih datri satu tujuan, maka kita gunakan bobot untuk pada masing-masing tujuan dengan bobot yang lebih banyak pada tujuan yang menjadi prioritas utama.

Ni adalah persentase kenaikan/pengurangan hasil yang diperoleh.

aij adalah hasil yang diperoleh dari strategi/alternatif ke-j.

bj adalah bobot untuk strategi/alternatif ke-j.

n

jjmjm baN

1

n

jjjbaN

111

n

jjjbaN

122

nnbababaN 12121111

nnbababaN 22221212

nmnmmm bababaN 2211

Page 6: EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8

6

Keadaan PastiB. Pengambilan Keputusan dengan Tujuan Ganda

Contoh:

Suatu perusahaan akan memasang iklan untuk menaikkan volume penjualan, menaikkan laba usaha, dan menaikkan harga sahamnya di pasar modal. Iklan akan dimuat di salah satu surat kabar A, B, C, dan D. Bobot setiap tujuan adalah: 1 untuk kenaikan saham, 2 untuk kenaikan penjualan, dan 4 untuk kenaikan harga saham. Data-data yang ada adalah sebagai berikut (dalam ribuan Rp):

Perhitungan:

670.3%100600

4201%100

600

400.24%100

600

000.62

78,677.4%100900

7001%100

900

400.54%100

900

900.92

150.4%100400

4001%100

400

800.14%100

400

500.42

700.3%100500

5001%100

500

000.24%100

500

000.52

D

C

B

A

Page 7: EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8

7

Keadaan Belum TentuKeadaan yang belum tentu berarti keadaan di mana informasi yang diperoleh untuk mempertimbangkan (sebagai dasar pengambilan keputusan) sifatnya belum tentu terjadi, misalnya informasi mengenai laju in-flasi tahun depan bisa 5%, 4%, atau 2.4%. Keadaan yang belum tentu ini terbagi menjadi dua:

1. Keadaan yang mengandung risiko terjadi apabila probabilitas terjadinya dapat diasumsikan diketahui.

2. Keadaan yang tidak pasti (uncertain) terjadi apabila probabilitas terjadi tidak diketahui.

Namun dalam Modul ini hanya dibahas mengenai keadaan yang mengandung risiko.

A. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai harapan.

Dalam pendekatan ini, kita memilih alternatif dengan nilai harapan tertingi.

n

jjmjm XPNH

1

n

jjj XPNH

111

n

jjj XPNH

122

nn XPXPXPNH 12121111

nn XPXPXPNH 22221212

nmnmmm XPXPXPNH 2211

Page 8: EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8

8

Keadaan Belum TentuA. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai harapan.

Contoh:

Seorang pengusaha sirkus akan mengadakan pertunjukan di tiga kota. Kalau cuaca baik, maka laba yang diperoleh kalau mengadakan pertunjukan di Medan adalah Rp 50 juta, di Surabaya Rp 40 juta, di Ambon Rp 60 juta. Namun kalau cuaca tidak baik, maka labanya adalah sebagai berikut: Medan Rp 10 juta, Surabaya Rp 30 juta, dan Ambon Rp 5 juta. Probabilitas keadaan cuaca baik = 0.6 dan cuaca tidak baik = 0.4. Perhitungannya adalah sebagai berikut (dalam jutaan Rp):

KotaCuaca Baik

(P = 0.6)Cuaca Baik

(P = 0.4)Nilai Harapan

Medan 50 10 0.6(50) + 0.4(10) = 34

Surabaya 40 30 0.6(40) + 0.4(30) = 36

Ambon 60 5 0.6(60) + 0.4(5) = 38

Page 9: EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8

9

Keadaan Belum TentuB. Pohon Keputusan.

Apabila alternatif yang akan dipilih terdiri dari beberapa alternatif lagi, maka akan lebih mudah apabila digambar pohon keputusan.

Contoh:

Suatu perusahaan menghadapi kesulitan untuk membeli mesin dengan kapasitas besar atau kecil, den-gan didasarkan pertimbangan kalau kemungkinan akan terjadi kenaikan permintaan barang (dengan probabilitas 0.75 dan tidak terjadi kenaikan permintaan dengan probabilitas 0.25).

1. Membeli Mesin dengan Kapasitas Besar

Kalau permintaan meningkat maka laba yang diperoleh Rp 1 juta dan bila tidak Rp 200 ribu.

2. Membeli Mesin dengan Kapasitas Kecil

Kalau permintaan meningkat, maka pada tahun pertama laba yang diperoleh Rp 100 ribu. Pada tahun kedua, pemerintah akan memberikan kredit pembelian mesin dengan probabilitas 0,8 dan laba yang dihasilkan Rp 800 ribu. Namun kalau pemerintah tidak memberikan kredit maka pe-rusahaan tetap membeli mesin dan laba yang dihasilkan Rp 700 ribu. Kalau perusahaan tidak membeli mesin lagi maka laba yang diperoleh hanya Rp 400 ribu.

Kalau permintaan tidak meningkat, maka laba yang dihasilkan Rp 300 ribu.

Page 10: EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8

10

Keadaan Belum TentuB. Pohon Keputusan.

• Nilai Harapan Membeli Mesin Besar (NH1) = 0.75(1.000.000) + 0.25(200.000) = 800.000• Nilai Harapan Membeli Mesin Kecil (NH2) = 0.75(100.000+780.000) + 0.25(300.000) = 735.000

– Nilai Harapan Membeli Mesin Baru di Tahun kedua (NH2a) = 0.80(800.000) + 0.20(700.000) = 780.000– Nilai Harapan Tidak Membeli Mesin Baru di Tahun Kedua (NH2b) = 400.000

Page 11: EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8

EKMA4413 – Riset Op-erasiProgram Studi Manaje-menOleh: M. Mujiya Ulkhaq

Sungai Kapuas, Kalimantan

Modul 8

Terima Kasih

감사합니다

Sampai Bertemu Lagi di Pertemuan Selanjutnya

Seoul, 6th of April 2014