Effervescent .docx

21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tablet Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi (Dirjen POM, 1995). Tablet dapat dibuat dengan berbagai ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, waktu hancurnya dan dalam aspek lainnya tergantung pada cara pemakaian tablet dan metode pembuatannya (Ansel, 1989). Tablet merupakan bentuk sediaan padat yang paling banyak digunakan. Sebagian besar tablet dibuat dengan metode kompresi atau pengempaan, yaitudengan cara memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan baja. Selain dengan metode kompresi, tablet juga dapat dibuat dengan metode cetak, yaitu dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah ke dalam lubang cetakan (Ditjen POM, 1995). A.1 Komposisi Tablet Tablet umumnya disamping zat aktif, juga mengandung zat pengisi, zat pengikat, zat penghancur dan zat pelicin. Untuk tablet tertentu zat pewarna, zat perasa, dan bahan-bahan lainnya dapat ditambahkan jika diperlukan. Komposisi umum dari tablet adalah:

description

By Samhariratul Kauliyah

Transcript of Effervescent .docx

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. TabletTablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi (Dirjen POM, 1995). Tablet dapat dibuat dengan berbagai ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, waktu hancurnya dan dalam aspek lainnya tergantung pada cara pemakaian tablet dan metode pembuatannya (Ansel, 1989). Tablet merupakan bentuk sediaan padat yang paling banyak digunakan. Sebagian besar tablet dibuat dengan metode kompresi atau pengempaan, yaitudengan cara memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan baja. Selain dengan metode kompresi, tablet juga dapat dibuat dengan metode cetak, yaitu dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah ke dalam lubang cetakan (Ditjen POM, 1995).A.1 Komposisi TabletTablet umumnya disamping zat aktif, juga mengandung zat pengisi, zat pengikat, zat penghancur dan zat pelicin. Untuk tablet tertentu zat pewarna, zat perasa, dan bahan-bahan lainnya dapat ditambahkan jika diperlukan. Komposisi umum dari tablet adalah:1. Zat berkhasiat/ zat aktifmempunyai fungsi khusus agar dapat dibentuk menjadi sediaan tablet (Anief, 1994).2. Zat pengisiZat pengisi adalah suatu zat yang ditambahkan ke dalam suatu formulasi tablet bertujuan untuk penyesuaian bobot dan ukuran tablet sehingga sesuai dengan persyaratan, untuk membantu kemudahan dalam pembuatan tablet, dan meningkatkan mutu sediaan tablet. Zat pengisi yang biasa digunakan adalah pati (amilum), laktosa, manitol, sorbitol dan lain-lain (Siregar, 2008).3. Zat pengikat Zat pengikat dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak, dan dapat dibentuk menjad granul sehingga dapat dikempa atau dicetak. Zat pengikat yang biasa digunakan adalah gelatin, amilum maidis, amilum manihot, amilum tritici dan lain-lain (Anief, 1994).4. Zat penghancurZat penghancur dimaksudkan untuk memudahkan pecahnya tablet ketika berkontak dengan cairan saluran pencernaan dan mempermudah absorbsi. Zat penghancur yang biasa digunakan adalah pati, asam alginat, gom dan lain-lain (Lachman, dkk, 1994).5. Zat pelicinZat pelicin adalah zat tambahan yang digunakan dalam formulasi sediaan tablet untuk mempermudah pengeluaran sediaan tablet dari dalam lubang kempa dan untuk mencegah tablet melekat pada dinding lubang kempa. Zat pelicin yang biasa digunakan adalah talk, magnesium stearat, kalsium stearat, natrium stearat, polietilen glikol, dan lain-lain (Siregar, 2008).

A.2 Bentuk TabletTerdapat berbagai macam bentuk tablet yang telah dikembangkan oleh pabrik-pabrik farmasi antara lain:1. Bentuk bundar dengan permukaan datar2. Bentuk cembung3. Bentuk kapsul (kaplet)4. Bentuk lonjong5. Bentuk segitiga, empat segi, segi enam (heksagonal), dan seterusnya (Siregar, 2008).A.3 Penggolongan Tablet Menurut Siregar (2008) berdasarkan tujuan penggunaannya tablet dapat digolongkan sebagai berikut:1. Golongan tablet oral yang dihantarkan ke dalam saluran cerna- Tablet kempaTablet kempa adalah tablet tak bersalut yang dibuat dengan siklus pengempaan tunggal dan biasanya terdiri atas zat aktif tunggal atau dalam kombinasi dengan zat tambahan.- Tablet salut gulaTablet salut gula adalah tablet yang disalut dengan lapisan tipis larutan gula berwarna atu tidak berwarna. Guna penyalutan adalah untuk melindungi zat aktif, menutupi zat aktif yang beraroma atau berasa tidak menyenangkan dan menyempurnakan penampilan tablet.- Tablet salut selaput (film)Tablet salut film adalah tablet yang disalut dengan polimer yang larut air diberi warna atau tidak diberi warna yang terdisintegrasi segara dalam saluran cerna.- Tablet salut enterikTablet salut enterik adalah tablet yang disalut dengan suatu zat, yang tidak terdisolusi dalam lambung (suasana asam) tetapi terlarut dalam saluran cerna (suasana basa).2. Golongan tablet yang dihantarkan ke rongga mulut- Tablet kunyahTablet kunyah dimaksudkan untuk dikunyah, memberikan residu dengan rasa enak dalam rongga mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak.- Tablet bukal dan tablet sublingualKedua jenis tablet ini dimaksudkan untuk ditahan dalam mulut, tablet bukal ditempatkan di antara pipi dan gusi, sedangkan tablet sublingual ditempatkan di bawah lidah, sehingga zat aktif diserap secara langsung. Tablet hisap Tablet hisap adalah tablet yang dibuat dari zat aktif dan zat pemberi aroma dan rasa yang menyenangkan, serta dimaksudkan terdisolusi lambat dalam mulut.3. Golongan tablet untuk komponen sediaan racikan obat resep- Tablet trituratTablet triturat adalah tablet yang berbentuk kecil, umunya silindris, digunakan untuk menyediakan jumlah zat aktif yang tepat dalam peracikan obat. Tablet ini biasanya mengandung zat aktif yang toksik atau berkhasiat keras.4. Golongan tablet yang dilarutkan terlebih dahulu dalam air kemudian diminum- Tablet efervesenTablet efervesen adalah tablet yang dibuat dengan cara dikempa dan berbuih (pelepasan karbon dioksida) jika berkontak dengan air. Tablet harus dibiarkan terlarut baik dalam air sebelum diminum.5. Golongan tablet yang ditanam- Tablet implantasiTablet implantasi adalah tablet yang didesain dan dibuat secara aseptic dan rasa yang menyenangkan, serta dimaksudkan terdisolusi lambat dalam mulut.5. Golongan tablet yang ditanam- Tablet implantasiTablet implantasi adalah tablet yang didesain dan dibuat secara aseptic untuk implantasi subkutan pada hewan atau manusia. Kegunaannya ialah memberi efek zat aktif yang diperlama yaitu sekitar satu bulan sampai setahun.6. Golongan tablet yang dihantarkan ke rongga tubuh lainnya- Tablet vaginaTablet vaginal adalah tablet sisipan yang didesain untuk terdisolusi dalamrongga vagina. Tablet ini berbentuk telur untuk memudahkan penahanandalam vagina.7. Golongan tablet untuk disuntikkan setelah dilarutkan dalam pembawa- Tablet hipodermikTablet hipodermik adalah tablet yang dibuat dari bahan yang mudah larutatau larut sempurna dalam air. Tablet ini umumnya digunakan untukmembuat sediaan parenteral dengan cara melarutkan tablet dalam air steril.A.4 Evaluasi Tableta. Uji keseragaman sediaanKeseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan salah satu dari 2metode yaitu:- Keragaman bobotPengujian keragaman bobot dilakukan jika tablet yang diuji mengandung 50 mg atau lebih zat aktif tunggal yang merupakan 50% atau lebih dari bobot satuan sediaan Keseragaman kandunganPengujian keseragaman kandungan dilakukan jika jumlah zat aktif kurang dari 50 mg per tablet atau kurang dari 50% dari bobot satuan sediaan (Siregar, 2008)b. Uji kekerasan tablet Pada umumnya tablet harus cukup keras dan tahan pecah waktu dikemas, dikirim dan waktu penyimpanan tetapi tablet juga harus cukup lunak untuk hancur dan melarut dengan sempurna begitu digunakan atau dapat dipatahkan dengan jari bila tablet perlu dibagi dalam pemakaiannya. Tablet diukur kekuatannya dalam kg, pound atau dalam satuan lainnya. Alat yang digunakan sebagai pengukur kekerasan tablet biasanya adalah hardness tester (Ansel, 1989).c. Uji keregasan tablet Keregasan tablet dapat ditentukan dengan menggunakan alat friabilator. Pengujian dilakukan pada kecepatan 25 rpm, tablet dijatuhkan sejauh 6 inci pada setiap putaran, dijalankan sebanyak 100 putaran. Tablet ditimbang sebelum dan sesudah diputar, kehilangan berat yang dibenarkan yaitu lebih kecil dari 0,5% sampai 1% (Lachman, dkk, 1994).d. Uji waktu hancurWaktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan tablet pecah menjadi partikel-partikel kecil atau granul sebelum larut dan diabsorbsi. Uji waktu hancur dilakukan dengan menggunakan alat uji waktu hancur. Masing-masing sediaan tablet mempunyai prosedur uji waktu hancur da persyaratan tertentu. Uji waktu hancur tidak dilakukan jika pada etiket dinyatakan tablet kunyah, tablet isap, tablet dengan pelepasan zat aktif bertahap dalam jangka waktu tertentu (Siregar, 2008).e. Uji disolusiDisolusi adalah suatu proses larutnya zat aktif dari suatu sediaan dalam medium. Hal ini berlaku untuk obat-obat yang diberikan secara oral dalam bentuk padat seperti tablet. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui banyaknya zat aktif yang terabsorbsi dan memberikan efek terapi di dalam tubuh (Ansel, 1989).

f. Uji penetapan kadar zat berkhasiat Untuk mengevaluasi kemanjuran suatu tablet, jumlah obat dalam tablet harus dipantau pada setiap tablet atau batch (Lachman, dkk, 1994). Dalam penetapan kadar zat berkhasiat pada sediaan tablet biasanya menggunakan 20 tablet yang kemudian dihitung, ditimbang dan kemudian diserbukkan. Sejumlah serbuk tablet yang digunakan dalam penetapan mewakili seluruh tablet maka, harus ditimbang seksama. Kadar zat berkhasiat tertera pada masing-masing monografi, baik persyaratan maupun cara penetapannya (Siregar, 2008).B. Definisi tablet effervescentTablet adalah sediaan obat padat takaran tunggal. Sediaan ini dicetak dengan mesin bertekanan tinggi dengan bahan serbuk kering, kristal atau granulat dan umumnya dengan penambahan bahan pembantu. Bentuk sediaan tablet terbukti sangat menguntungkan karena harganya murah. Bentuk tablet takarannya tepat, pengemasannya mudah, tranportasi dan penyimpanannya praktis (stabilitas obatnya terjaga dalam sediaannya) (Voight,1994). Effervescent didefinisikan sebagai bentuk sediaan yang menghasilkan gelembung sebagai hasil reaksi kimia dalam larutan. Dalam ilmu kedokteran campuran effervescent sangat populer. Flavored beverage effervescent adalah sediaan effervescent yang digunakan unuk membuat minuman ringan secara praktis, yaitu dengan cara mencampurkan tablet ffervescent ke dalam air. Gas yang dihasilkan saat pelarutan adalah karbondioksida (CO2) sehingga dapat memberikan efek sparkle atau rasa seperti air soda (Mohrle, 1989). Tablet effervescent merupakan tablet berbuih yang dibuat dengan cara kompresi granul yang mengandung garam effervescent atau bahan-bahan lain yang mampu melepaskan gas ketika bercampur dengan air (Ansel, 1989). Reaksi yang terjadi pada pelarutan effervescent adalah reaksi antara senyawa asam dan senyawa karbonat untuk menghasilkan gas CO2. CO2 yang terbentuk dapat memberikan rasa segar, sehingga rasa getir dapat tertutupi dengan adanya CO2 dan pemanis (Juniawan, 2004). Reaksi ini dikehendaki terjadi secara spontan ketika effervescent dilarutkan ke dalam air. Garam-garam effervescent biasanya diolah dari suatu kombinasi asam sitrat dan asam tartarat daripada hanya satu macam asam saja, karena penggunaan bahan asam tunggal saja akan menimbulkan kesukaran. Apabila asam tartarat sebagai asam tunggal, granul yang dihasilkan akan mudah kehilangan kekuatannya dan akan menggumpal. Asam sitrat saja akan menghasilkan campuran lekat dan sukar menjadi granul (Ansel, 1989). Reaksinya adalah sebagai berikut :

H3C6H5O7.H2O + 3 NaHCO3 Na3C6H5O7 + 4 H2O + 3 CO2asam sitrat Na-bikarbonat Na-sitratH2C4H4O6 + 2 NaHCO3 Na2C4H4O6 + 2 H2O + 2 CO2asam tartarat Na-bikarbonat Na-tartarat Gambar 1. Reaksi asam-basa pada sediaan effervescent (Ansel, 1989)Pemilihan tablet effervescent untuk sediaan karena tablet effervescent memiliki kelebihan dalam hal ketepatan dosis, stabilitas dan kepraktisannya. Keuntungan lain adalah kemungkinan penyiapan larutan dalam waktu seketika yang mengandung dosis obat yang tepat (Banker dan Anderson, 1994). Tablet effervescent lebih praktis dan mudah digunakan (Lieberman, et al, 1989).B. 1. Bahan BakuPada umumnya bahan baku tablet effervescent terdiri dari zat aktif dan bahan pembantu yang terdiri dari :a. Sumber asamSenyawa asam dapat diperoleh dari tiga sumber utama yaitu asam makanan, asam anhibrida dan garam asam. Asam makanan paling sering dan umum digunakan pada makanan serta secara alami terdapat pada makanan contohnya asam sitrat, asam tartarat, asam malat, asam fumarat, asam adipat dan asam suksinat (Mohrle, 1989). Asam sitrat memiliki kelarutan yang tinggi dalam air dan mudah diperoleh dalam bentuk granular. Alasan inilah yang menyebabkan mengapa asam sitrat lebih sering digunakan sebagai sumber asam dalam proses pembuatan tablet effervescent (Rohdiana, 2002).b. Sumber basaSenyawa karbonat yang paling banyak digunakan dalam formulasi effervescent adalah garam karbonat kering karena kemampuannya menghasilkan CO2. Sumber karbonat yang yang biasa digunakan adalah natrium bikarbonat, natrium karbonat, kalium hydrogen karbonat dan kalium bikarbonat (Mohrle, 1989).c. Bahan pengisiBahan pengisi diperlukan bila dosis obat tidak cukup untuk membuat bulk (penuh). Pengisi juga dapat ditambahkan karena alasan untuk memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung atau untuk memacu aliran (Banker dan Anderson, 1994). Bahan ini juga dimaksudkan untuk mencapai bobot tablet dan volume yang diinginkan. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan pengisi adalah netral terhadap bahan yang berkhasiat, inert (stabil) secara farmakologi serta tidak boleh berbahaya atau tidak tercampur dengan bahan berkhasiat. Syarat lain yang harus dipenuhi adalah mudah larut sehingga dapat membentuk larutan yang jernih (Banker dan Anderson, 1994). Beberapa contoh bahan pengisi adalah laktosa, laktosa anhidrat, laktosa spray dried, mannitol, sorbitol, sukrosa (Lieberman, et al, 1990). Laktosa merupakan bahan pengisi yang paling banyak digunakan karena tidak bereaksi dengan hampir semua bahan obat yang digunakan dalam bentuk hidrat atau anhidrat dan dapat larut air (Banker dan Anderson, 1994).d. Bahan pengikatBahan pengikat berfungsi sebagai perekat yang mengikat komponen dalam bentuk serbuk menjadi granul sampai tablet pada proses pengempaan (Rohdiana, 2002). Bahan pengikat juga berfungsi sebagai pengikat komponen-komponen tablet sehingga produk tidak pecah ketika dikempa. Pemakaian bahan pengikat disesuaikan dengan bahan aktif, dalam pembuatan tablet effervescent bahan pengikat yang biasa digunakan adalah PVP (Polivinil Pirolidon). Polivinil pirolidon adalah pengikat yang serbaguna dan salah satu yang paling banyak digunakan, mudah larut dalam air, alkohol dan pelarut organik lain. Polivinil pirolidon biasanya digunakan sebagai pengikat di dalam tablet effervescent dan tablet kunyah karena pembuatan dengan pengikat ini mempunyai daya simpan yang lebih lama (Mohrle, 1989).e. Bahan pelincirBahan pelincir memenuhi fungsi berbeda, antara lain berfungsi sebagai bahan pengatur aliran, bahan pelincir dan bahan pemisah bentuk. Bahan pengatur aliran berfungsi memperbaiki daya luncur massa yang ditabletasi, bahan pelicin berfungsi untuk memudahkan pendorongan tablet ke atas dan ke ruang cetak melalui pengurangan gesekan antara dinding dalam lubang ruang cetak dan permukaan sisi tablet, sedangkan bahan pemisah bentuk berguna untuk menghindarkan lengketnya massa tablet pada stempel dan pada dinding dalam ruang cetak (Rohdiana, 2002). Zat pelincir yang paling banyak dipakai yaitu talk, asam stearat, garam stearat dan derivatnya. Bentuk garam yang paling banyak dipakai adalah kalsium dan magnesium stearat (Banker dan Anderson, 1994). Magnesium stearat [Mg(C18H38O2)2] merupakan salah satu zat pelincir yang digunakan dalam tablet. Antirekat (pelincir) yaitu zat yang meningkatkan aliran bahan memasuki cetakan tablet dan mencegah lekatnya bahan pada cetakan serta membuat tablet menjadi lebih bagus dan mengkilat (Lieberman, et al, 1989). f. PemanisPemberi rasa pada sediaan farmasi digunakan untuk bentukbentuk sediaan cair. Seluruh pengecap rasa dimulut berlokasi pada lidah dan mengadakan respon dengan cepat terhadap sediaan yang diminum. Obat dalam bentuk cair berhubungan langsung dengan pengecap rasa. Penambahan zat pemberi rasa ke dalam sediaan obat dimaksudkan untuk menyembunyikan rasa obat yang tidak disukai. Pemanis yang biasa digunakan adalah sakarin, sukrosa dan aspartame (Ansel, 1989). Aspartam adalah senyawa metil ester dipeptida yang memiliki daya kemanisan 120 280 kali lebih manis dari gula tebu (Ansel, 1989). Aspartam merupakan salah satu bahan tambahan makanan yang telah mengalami test dan percobaan yang mendalam serta menyeluruh (Winarno dan Rahayu, 1994).B.2 Pembuatan Tablet EffervescentProses pembuatan tablet effervescent diperlukan kondisi yang berbeda dengan pembuatan tablet pada tablet konvensional. Pembuatan tablet effervescent diperlukan kondisi khusus yaitu pada kelembaban relatif kurang lebih 25% (Mohrle, 1989). Pembuatan tablet effervescent dibuat memakai dua metode umum yaitu metode granulasi basah dan metode granulasi kering.a. Metode granulasi basah Granulasi adalah suatu proses pengubahan partikel-partikel serbuk menjadi bulatan-bulatan dalam bentuk beraturan yang disebut granul. Butiran yang diperoleh memiliki daya lekat dan sifat alir yang baik. Ukuran granul biasanya berkisar antara ayakan 4-12, walaupun demikian granul dari macam-macam ukuran lubang ayakan dapat dibuat tergantung pada tujuan pemakaiannya (Ansel, 1989). Granul yang baik memiliki bentuk dan warna yang sedapat mungkin homogen, memiliki sifat alir yang baik, memiliki distribusi ukuran partikel yang sempit dan mengandung komponen berbentuk serbuk, menunjukkan kekompakan mekanis yang memuaskan dan tidak terlalu kering serta mudah hancur di dalam air (Voight, 1994). Metode ini adalah metode yang paling tua dan masih banyak digunakan. Metode ini digunakan bila bahan obat tidak dapat dicetak langsung, misalnya karena sifat kohesif, sifat kompresibilitas dan sifat aliran yang kurang baik sementara dosisnya besar serta memerlukan penambahan pewarna dalam bentuk larutan sehingga dibutuhkan bahan pengikat (Ansel, 1989). Bahan yang akan dicetak dilembabkan dengan larutan pengikat sehingga serbuk terikat bersama dan terasa seperti tanah yang lembab. Kemudian serbuk tersebut dikeringkan dengan menggunakan oven, setelah kering ukurannya diperkecil dengan pengayakan dan siap untuk dicetak. Proses pembuatan tablet dengan metode ini meliputi beberapa tahap yaitu penimbangan, pencampuran awal, pembuatan larutan ikat, penambahan larutan ikat, pengayakan I, pengeringan, pengayakan II, pencampuran lubrikan dan pencetakan (Ansel, 1989).b. Metode granulasi kering Granulasi kering adalah proses granulasi tanpa menggunakan cairan dan panas. Proses granulasi kering dilakukan dengan mengkompresi bahan kering menjadi tablet. Pembuatan tablet dengan metode ini meliputi beberapa tahap yaitu penghalusan, pencampuran awal, pengempaan, granulasi, pencampuran akhir dan pengempaan menjadi tablet (Ansel, 1989).

BAB IIIPENUTUPA. Kesimpulan 1. Tablet adalah Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Tablet dapat dibuat dengan berbagai ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, waktu hancurnya dan dalam aspek lainnya tergantung pada cara pemakaian tablet dan metode pembuatannya.2. Effervescent didefinisikan sebagai bentuk sediaan yang menghasilkan gelembung sebagai hasil reaksi kimia dalam larutan3. Tablet effervescent merupakan tablet berbuih yang dibuat dengan cara kompresi granul yang mengandung garam effervescent atau bahan-bahan lain yang mampu melepaskan gas ketika bercampur dengan air.4. Bahan Baku terdiri atas sumber asam, sumber basa, bahan pelincir, bahan pengikat, bahan pengisi, dan pemanis5. Pembuatan tablet effervescent dengan menggunakan metode granul basah, dan metode granul kering.

B. SaranKami sarankan agar teman teman lebih mendalami bidang teknologi farmasi agar ilmunya dapat dimanfaatkan dengan baik dan benar.