EFEKTIVITAS SIARAN BERITA TELEVISI SEBAGAI SUMBER ...
Transcript of EFEKTIVITAS SIARAN BERITA TELEVISI SEBAGAI SUMBER ...
i
EFEKTIVITAS SIARAN BERITA TELEVISI SEBAGAI SUMBER INFORMASI
BAGI MASYARAKAT PEDESAAN (Studi Pada Warga Desa Girimakmur, Kecamatan
Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat)
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh: Deby Novia
NIM. 1112051100006
KONSENTRASI JURNALISTIK JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2016 M / 1437 H
i
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Januari 2017
Deby Novia
iii
iv
ABSTRAK Deby Novia, NIM: 1112051100006, Efektivitas Siaran Berita Televisi sebagai Sumber Informasi bagi Masyarakat Pedesaan (Studi pada Warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat), dibawah bimbingan Ir. Noor Bekti Negoro, SE., M.Si. Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Dalam menjalankan paradigmanya media massa berperan sebagai institusi pencerahan masyarakat (media edukasi), media informasi, media hiburan, serta sebagai kontrol sosial. Setiap orang membutuhkan informasi sebagai bagian dari tuntutan kehidupannya, penunjang kegiatannya, dan pemenuhan kebutuhannya tidak terkecuali orang-orang yang tinggal di pedesaan. Namun, desa-desa di Indonesia tidak memiliki tingkat perkembangan yang sama. Semakin jauh desa dari ibukota kabupaten atau kecamatan semakin tinggi tingkat kesulitannya. Termasuk desa yang diteliti yaitu Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Berdasarkan latar belakang tersebut timbul pertanyaan penelitian. Apakah siaran berita televisi efektif dalam memberikan informasi bagi masyarakat pedesaan? Apa saja faktor-faktor yang menilai efektivitas siaran berita televisi? Untuk menjawab permasalahan tersebut, penulis menggunakan teori di antaranya adalah teori uses and effects, konsep efektivitas, dan efek kehadiran media massa. Efektivitas sendiri merupakan gambaran tingkat keberhasilan atau keunggulan dalam mencapai sasaran yang lebih ditetapkan dan adanya keterkaitan antara nilai-nilai yang bervariasi. Sedangkan teori uses and effects menjelaskan tentang perkiraan tentang hasil penggunaan media massa itu sendiri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan paradigma positivisme. Metode penelitian ini menggunakan metode survey sebagai salah satu turunan dari pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random samplingn dengan rumus slovin. Pengumpulan data menggunakan instrumen berbentuk kuesioner. Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan rumus paired sample t-test dengan membandingkan dua kondisi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siaran berita televisi tidak efektif sebagai sumber informasi bagi Warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Hal tersebut dibuktikan dari hasil perhitungan paired sample t-test thitung< ttabel = -14,379 < 1,980. Berdasarkan wawancara, faktor-faktor efektivitas itu sendiri dinilai dari isi berita dan gaya bahasa. Kata Kunci: Efektivitas, Informasi, Televisi, Desa, Teori Uses and Effects
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi dengan judul “Efektivitas Siaran
Berita Televisi sebagai Sumber Informasi bagi Masyarakat Pedesaan (Studi pada
Warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa
Barat)”.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Sosial (S.Sos). Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih terdapat banyak kekhilafan, kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan
yang penulis miliki. Namun berkat adanya semangat, bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat penulis selesaikan. Dalam kesempatan
ini penulis ingin berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Dr. H. Arief Subhan, M. Ag.
2. Wakil Dekan I Bidang Akademik FIDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Suparto, M. Ed, Ph. D, Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum FIDIK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Hj. Roudhonah M. Ag, dan Wakil
Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama FIDIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Suhaimi, M.Si
3. Ketua Konsentrasi Jurnalistik FIDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kholis
Ridho, M. Si dan Sekretaris Konsentrasi Jurnalistik FIDIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA.
4. Dosen Pembimbing Skripsi, Ir.Noor Bekti Negoro, S.E, M. Si yang telah
begitu sabar membimbing penulis menyelesaikan skripsi di tengah
kesibukannya yang padat.
5. Dosen Pembimbing Akademik, Siti Nurbaya, M. Si yang telah memberikan
bimbingan untuk memilih judul skripsi.
6. Segenap bapak dan ibu dosen FIDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang
telah mentransformasikan ilmu, sehingga penulis mampu menyelesaikan studi
maupun penulisan skripsi ini.
vi
7. Pimpinan dan para petugas perpustakaan FIDIK dan Perpustakaan Utama
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Ibunda Yati Parida dan Ayahanda Dodi Rukanda yang tidak pernah berhenti
memberikan do’a dan dukungan secara moril dan materil untuk penulisan
skripsi ini.
9. Keluarga besar Aki Iad Madria dan keluarga besar (Alm) Abah Rohim
dengan motivasi kalian akhirnya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
10. Kakak-kakak yang telah membantu memberikan semangat, do’a dan
dukungan saat penulisan skripsi ini.
11. Mochhammad Syarief, teman berbagi suka dan duka yang rela mendengarkan
penulis berkeluh kesah serta banyak membantu penulis selama penulisan
skripsi ini.
12. Rista Dwi Septiani, Hana Futari, dan Corrie Prestita Ishaya yang telah
berbagi tawa dan canda di sela-sela sulitnya penulisan skripsi ini.
13. Adlina Septyadini, Bara Tracy Lovita, dan Endah Setyaningsih yang karena
kesuksesannya mampu membuat penulis sesegera mungkin cepat
menyelesaikan skripsi ini.
14. Jurnalistik A 2012 yang telah bersama-sama selama empat tahun berbagi ilmu
dan canda tawa.
15. KKN Koempoel Desi, Melin, Fivi, Anes, Sarah, Sari, Devi, Fajrul, Wahyu,
Zuki, Fatur, Rido, dan Arif terima kasih karena telah menjadi teman baru bagi
penulis selama melaksanakan KKN.
16. HMI Komfakda Cabang Ciputat yang telah memberikan pengalaman luar
biasa selama penulis menjadi kader.
vii
Demikian sebagai pengantar dalam penelitian ini, dengan penuh harapan
penulis senantiasa berdoa untuk keberkahan ilmu yang telah peulis dapati dan
semoga penelitian ini bermanfaat bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT semua amal baik dikembalikan, semoga
Allah SWT membalas jasa segala dukungan yang diberikan kepada penulis
dengan balasan yang berlipat ganda. Penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca pada umumnya.
Amin ya Robbal’lamin...
Jakarta, Januari 2017
Deby Novia
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................. iii
ABSTRAK .................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ..................................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 7
D. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 9
E. Sistematika Penulisan.................................................................. 10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konsep Efektivitas ...................................................................... 12
B. Efek Kehadiran Media Massa ..................................................... 17
C. Media Massa ............................................................................... 21
D. Sejarah Televisi Dan Perkembangannya ..................................... 24
E. Pengertian Berita ......................................................................... 31
F. Sumber Informasi ........................................................................ 35
G. Masyarakat Pedesaan .................................................................. 38
H. Teori Uses And Gratifications..................................................... 39
I. Teori Uses And Effects ................................................................. 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Paradigma Penelitian .................................................................. 42
B. Pendekatan Penelitian ................................................................. 42
C. Metode Penelitian ....................................................................... 43
D. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 44
ix
E. Populasi Dan Sampel .................................................................. 45
F. Variabel Penelitian ...................................................................... 47
G. Macam Dan Sumber Data ........................................................... 49
H. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 50
I. Uji Instrumen ............................................................................... 51
J. Teknik Analisis Data .................................................................... 53
K. Hipotesis Penelitian .................................................................... 56
BAB IV GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Terbentuknya Desa Girimakmur..................................... 57
B. Kondisi Umum Desa Girimakmur ............................................... 58
C. Isu Strategis Yang Dihadapi Desa ............................................... 67
D. Visi Dan Misi Desa Girimakmur ................................................. 67
E. Profil Liputan 6 Petang ............................................................... 69
F. Profil Seputar Indonesia .............................................................. 71
BAB V HASIL DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Responden .................................................................. 74
B. Analisis Data .............................................................................. 77
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 94
B. Saran .......................................................................................... 95
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Waktu Penelitian ..................................................................... 44
Tabel 2. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian .......................... 48
Tabel 3. Skala Likert ............................................................................. 53
Tabel 4. Luas Lahan menurut Jenis Penggunaan .................................... 59
Tabel 5. Jumlah Penduduk .................................................................... 59
Tabel 6. Jumlah Rumah Tangga/Kepala Keluarga ................................. 59
Tabel 7. Sex Ratio dan Kepadatan/km2 .................................................. 60
Tabel 8. Jumlah Tenaga Kesehatan........................................................ 60
Tabel 9. Tingkat Pendidikan .................................................................. 61
Tabel 10. Jumlah Guru dan Murid Jenjang PAUD-SMA ......................... 61
Tabel 11. Jumlah Lulusan Sekolah .......................................................... 61
Tabel 12. Jumlah Sarana Pendidikan ....................................................... 61
Tabel 13. Kondisi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial ................. 62
Tabel 14. Jumlah Tenaga Kerja ............................................................... 63
Tabel 15. Klub Olahraga ......................................................................... 63
Tabel 16. Sarana dan Prasarana Olahraga ................................................ 63
Tabel 17. Kelompok Budaya dan Seni ..................................................... 64
Tabel 18. Sarana Peribadatan .................................................................. 64
Tabel 19. Sumber Air Bersih yang digunakan ......................................... 66
Tabel 20. Deskripsi Responden berdasarkan usia .................................... 75
Tabel 21. Deskripsi Responden berdasarkan jenis kelamin ...................... 75
Tabel 22. Deskripsi Responden berdasarkan Pekerjaan ........................... 76
Tabel 23. Deskripsi Responden berdasarkan Pendidikan ......................... 77
Tabel 24. Hasil Uji Validitas Variabel X ................................................. 78
Tabel 25. Hasil Uji Validitas Variabel Y ................................................. 79
Tabel 26. Hasil Uji Reliabilitas Variabel X ............................................. 81
Tabel 27. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y ............................................. 82
Tabel 28. Hasil Uji Normalitas K-S ......................................................... 86
xi
Tabel 29. Hasil Uji Homogenitas ............................................................ 87
Tabel 30. Hasil paired sample t-test ........................................................ 88
Tabel 31. Rekapitulasi Data Angket ........................................................ 89
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Grafik P-Plot Variabel X ......................................................... 84
Gambar 2. Grafik P-Plot Variabel Y ......................................................... 85
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Televisi merupakan salah satu media massa yang paling efektif dalam hal
menyampaikan pesan. Dengan karakteristiknya yang merupakan media audio
visual, televisi mampu menampilkan tayangan yang menarik minat
masyarakat. Namun, tidak semua masyarakat bisa memahami fungsi dari
televisi itu sendiri. Misalnya, masyarakat karena faktor tertentu hanya
memanfaatkan satu dari empat fungsi televisi. Ada yang hanya memanfaatkan
fungsi kontrol dan edukasi, ada yang hanya memanfaatkan fungsi hiburan.
Karena secara sosiologis, masyarakat Indonesia memiliki karakteristik
dikotomis, yakni pembagian atas dua kelompok yang saling bertentangan
yaitu desa dan kota. Masyarakat desa mencerminkan masyarakat tradisional,
sederhana, memiliki kegiatan utama di bidang pertanian, berorientasi pada
nilai, norma, dan adat istiadat. Sebaliknya, kota berkonotasi masyarakat
modern, penduduk relatif padat, kompleks, memiliki kegiatan ekonomi utama
pada sektor industri dan perdagangan. Komunitas kota dan desa dibedakan
dengan cara menganalisa cara hidup, berpikir dan perasaan homogenitas
heterogenitas, ikatan kekerabatan impersonal, terisolasi atau tidak, serta
berpegang pada hal yang suci-sekuler.1 Masyarakat dengan kondisi ini hanya
memanfaatkan sebagian fungsi televisi yang telah disebutkan tadi.
1 Paulus Wirotomo dkk, Sistem Sosial Indonesia, (Jakarta: UI Press, 2012), h.231.
2
Adapun pengertian desa secara hukum menurut UU No. 32 tahun 2004
adalah kesatuan hukum yang memiliki batas-batas wilayah, yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus masyarakat setempat; berdasarkan asal-usul
dan asat-istiadat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan mempertimbangkan definisi
formal yuridis tersebut, pengertian sosiologis tentang desa memiliki elemen-
elemen: (1) sekumpulan orang penduduk asli ataupun pendatang; (2)
memiliki struktur sosial dan budaya sendiri sehingga dapat disebut otonom;
(3) memiliki wilayah atau lingkungan tempat mereka melakukan kegiatan
sehari-hari dan darimana struktur sosial budaya muncul dan berkembang; (4)
memiliki hubungan dengan masyarakat luar.2
Desa-desa di Indonesia tidak memiliki tingkat perkembangan yang sama.
Semakin jauh desa dari ibukota kabupaten atau kecamatan semakin tinggi
tingkat kesulitannya.3 Salah satu desa yang akan peneliti jadikan subjek
penelitian adalah Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten
Garut, Jawa Barat. Dengan jarak 10 km menuju ibukota kecamatan
malangbong dan jarak 40 km menuju ibukota kabupaten tingkat
perkembangan desa ini terbilang cukup sulit. Desa tersebut berdiri tanggal 11
Agustus 2011 dan ditetapkan oleh Peraturan Daerah No. 14 Tahun 2011
setelah sebelumnya bergabung dengan desa tetangganya, Desa Sanding.
Pemerintah Kabupaten Garut akhirnya menyetujui pemekaran desa tersebut
dikarenakan jumlah penduduk yang terlalu padat dan juga wilayah yang
terlalu luas. 2 Paulus Wirotomo dkk, Sistem Sosial Indonesia, (Jakarta: UI Press, 2012), h.232. 3 Paulus Wirotomo dkk, Sistem Sosial Indonesia, (Jakarta: UI Press, 2012), h.232.
3
Berdasarkan hasil sensus pada Mei 2016, total jumlah penduduk di desa
tersebut 4.297 penduduk dengan jumlah penduduk wanita 2.058 penduduk
dan jumlah penduduk pria 2.239 penduduk. Wilayah desa tersebut berada di
dataran tinggi dan hampir seluruh penduduknya mempunyai lahan bercocok
tanam seperti padi, jagung, umbi-umbian, serta berbagai macam sayur dan
buah. Penduduknya juga memiliki lahan ternak seperti ternak ayam, kambing,
dan ikan. Mata pencaharian mayoritas penduduk di desa tersebut adalah
buruh tani dan juga buruh lepas, sedangkan sisanya merupakan ibu rumah
tangga dan pencari kerja di perkotaan.4
Tingkat pendidikan mayoritas penduduk di desa tersebut adalah setingkat
Sekolah Dasar (SD) namun ada juga beberapa penduduk yang melanjutkan ke
jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA)
dan juga jenjang perguruan tinggi, hal tersebut dikarenakan akses jalan
terdekat yang ada di desa tesebut hanyalah SMP 2 Malangbong dan juga
beberapa sekolah dasar, sedangkan akses jalan ke SMA cukup jauh sehingga
menjadi pertimbangan bagi penduduk untuk melanjutkan sekolah ke jenjang
yang lebih tinggi.5
Meskipun desa tersebut cukup jauh dari akses keramaian seperti ibukota
kabupaten, informasi merupakan salah satu hal terpenting yang dibutuhkan
masyarakat. Masyarakat mendapatkan informasi salah satunya melalui media
massa. Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change,
yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigma utama media
massa. Dalam menjalankan paradigmanya media massa berperan sebagai
4Peraturan Desa Girimakmur No. 01 Tahun 2015. 5Peraturan Desa Girimakmur No. 01 Tahun 2015.
4
institusi pencerahan masyarakat (media edukasi), media informasi, media
hiburan, serta sebagai kontrol sosial.
Setiap orang membutuhkan informasi sebagai bagian dari tuntutan
kehidupannya, penunjang kegiatannya, dan pemenuhan kebutuhannya. Rasa
ingin tahu seseorang timbul karena ia ingin selalu berusaha menambah
pengetahuannya. Krech, Crutchfield, dan Ballachey lebih jauh menjelaskan
karena adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah-masalah sosial,
seseorang termotivasi untuk mencari pengetahuan, bagaimana caranya agar
dapat memecahkan masalah tersebut. Salah satu caranya adalah mencari
tambahan pengetahuan melalui membaca berbagai media bahan bacaan yang
sebagian besar tersedia di perpustakaan-perpustakaan6. Hal ini sesuai dengan
firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadillah ayat 11:
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”.
6 Pawit M Yusup, Pedoman Praktis Mencari Informasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), h.8.
5
Fungsi informasi bisa berkembang sesuai dengan bidang garapan yang
disentuhnya. Namun, setidaknya yang utama adalah sebagai data dan fakta
yang membuktikan adanya suatu kebenaran, sebagai penjelas hal-hal yang
sebelumnya meragukan, sebagai prediksi untuk peristiwa-peristiwa yang
mungkin akan terjadi pada masa yang akan datang. Nyatanya, informasi itu
banyak fungsinya. Tidak terbatas pada salah satu bidang atau aspek saja,
melainkan menyeluruh, hanya bobot dan manfaatnya yang berbeda karena
disesuaikan dengan kondisi yang membutuhkannya7
Taylor menjelaskan empat tingkat kebutuhan informasi yaitu: visceral,
yaitu informasi aktual yang dibutuhkan tetapi tidak dapat diungkapkan;
conscious, merupakan kebutuhan-kebutuhan yang dapat dijelaskan atau
digambarkan; formalized, pernyataan resmi atas suatu kebutuhan; dan
compromised, yaitu pertanyaan yang diajukan pada sistem informasi.
Informasi merupakan hal yang bisa memenuhi kebutuhan kognitif
seseorang. Dengan informasilah kebutuhan kognitif seseorang bisa terpenuhi.
Karena kebutuhan kognitif berkaitan erat dengan kognitif atau pola pikir
seseorang. Sikap bisa berubah karena adanya terpaan informasi yang terus
bertambah. Perubahan ini hanya bisa terjadi apabila jumlah informasi yang
menerpanya, atau yang dibacanya, cukup banyak dan dalam waktu yang
cukup lama8.
7 Pawit M Yusup, Pedoman Praktis Mencari Informasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), h.13. 8 Pawit M Yusup, Pedoman Praktis Mencari Informasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), h.5.
6
Dengan latar belakang di atas penulis tertarik melakukan penelitian dengan
judul “Efektifitas Siaran Berita Televisi sebagai Sumber Informasi bagi
Masyarakat Pedesaan (Studi pada Warga Desa Girimakmur, Kecamatan
Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat)”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terfokus peneliti akan terlebihi dahulu
memberikan batasan dalam karya ini. Dalam penelitian ini hanya akan
mengidentifikasi dan memberikan penjelasan terkait dengan penilaian
yang diberikan responden. Penelitian hanya akan mengambil responden
usia 17-55 tahun pada warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong,
Kabupaten Garut, karena usia 17-55 tahun merupakan usia produktif di
mana masyarakat harus terbuka terhadap informasi.
Siaran Berita yang merupakan indikator kuesioner hanyalah siaran
berita Liputan 6 Petang pukul 16.30-17.00 WIB di SCTV dan Seputar
Indonesia pukul 16.30-17.00 WIB di RCTI dengan topik ekonomi,
politik, bencana alam atau kecelakaan, dan kesehatan. Jam tersebut
merupakan waktu senggang di luar aktivitas lainnya. Penelitian ini tidak
bertujuan untuk memberikan kritik namun lebih pada memberikan
penjelasan tentang apa yang dirasakan responden terkait dengan acara
berita yang disaksikannya.
7
2. Rumusan Masalah
Sesuai dengan pemaparan di atas berikut rumusan masalah yang akan
dibahas dalam penelitian penulis:
1. Apakah siaran berita televisi efektif dalam memberikan informasi
bagi Warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten
Garut, Jawa Barat?
2. Apa saja faktor-faktor yang menilai efektivitas siaran berita televisi?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang jelas dapat memberikan landasan yang kuat
untuk merancang penelitian, memilih metode yang tepat serta dapat
memberikan arahan ketika melakukan analisis penelitian. Sesuai dengan
penjabaran latar belakang dan rumusan masalah di atas, penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Mengetahui efektif atau tidaknya siaran berita Televisi sebagai
sumber informasi bagi Warga Desa Girimakmur, Kecamatan
Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
2. Mencari faktor-faktor yang menilai efektivitas siaran berita televisi.
8
2. Manfaat Penelitian
Selain untuk memperoleh tujuan-tujuan di atas, penelitian ini juga
diharapkan dapat memberikan manfaat seperti:
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan
riset komunikasi seperti penerapan fungsi-fungsi media bagi
khalayak dan kajian mengenai efektivitas tayangan berita televisi
yang khususnya terhadap masyarakat pedesaan. Penelitian ini juga
diharapkan menjadi salah satu bahan yang menggambarkan
penerapan teori uses and gratifications dan teori uses and effects
dalam melihat sebuah fenomena yang terjadi di masyarakat.
b. Manfaat Praktis
Dalam aspek praktis, penelitian ini juga diharapkan dapat
bermanfaat bagi para pembaca, khususnya pekerja media sebagai
salah satu bahan referensi. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan gambaran dan identifikasi tentang penilaian serta
pengaruhnya terhadap tayangan berita yang dikonsumsi oleh
penonton khususnya pada masyarakat pedesaan. Sehingga nantinya
penelitian ini dapat bermanfaat untuk pekerja media merancang
sebuah siaran berita yang memberikan efek positif serta memenuhi
kebutuhan informasi masyarakat.
9
D. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan hasil penelusuran peneliti pada beberapa literatur, peneliti
menemukan beberapa hasil penelitian yang memiliki kemiripan baik pada
subjek penelitian ataupun masalah penelitian. Tujuan dari tinjauan pustaka
peneliti adalah mencari penelitian terdahulu sehingga tidak memiliki
kesamaan dan dapat melengkapi koleksi penelitian yang ada.
1. Efektivitas Media Online Harian Fajar sebagai Sumber Informasi bagi
Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Allaudin
Makasar, Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) UIN Allaudin Makasar,
Penulis: Saiful Ullah.
2. Efektivitas Republika Online (ROL) pada Kanal Hikmah untuk
Meningkatkan Informasi Mengenai Islam bagi Mahasiswa Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Penulis: Rika Alisha.
Meskipun Peneliti menggunakan tema yang sama dengan dua judul skripsi
diatas, namun penelitian yang dilakukan tetaplah beda. Perbedaan tersebut
terletak pada objek penelitiannya, dimana objek penelitian ini adalah
Tayangan Berita Televisi dan subjeknya adalah masyarakat Desa
Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
10
E. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diuraikan
dalam penelitian ini, maka penulis membagi sistematika penyususnan ke
dalam enam bab. Dimana masing-masing bab dibagi ke dalam sub-sub
dengan penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penulisan, tinjauan pustaka dan sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Berisikan tentang konsep efektivitas, efek kehadiran media
massa, pengertian media massa, sejarah televisi dan
perkembangannya, pengertian berita, definisi sumber informasi,
definisi masyarakat pedesaan, teori uses and gratifications, dan
teori uses and effects.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian ini berisikan tentang pendekatan
penelitian, ruang lingkup penelitian, populasi dan sampel,
variabel penelitian, macam dan sumber data penelitian, teknik
pengumpulan data, uji instrumen, dan teknik analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM
Gambaran mengenai sejarah terbentuknya Desa Girimakmur,
kondisi umum Desa Girimakmur, isu strategis yang dihadapi
11
desa, visi dan misi Desa Girimakmur, profil Liputan 6 Petang,
dan profil Seputar Indonesia.
BAB V HASIL PENELITIAN
Temuan dan analisis berupa hasil penelitian yang telah diteliti,
berisikan tentang deskripsi responden, faktor-faktor yang
memengaruhi efektivitas siaran berita televisi sebagai sumber
informasi, aspek peningkatan informasi dan tingkat efektivitas
siaran berita televisi sebagai sumber informasi.
BAB VI PENUTUP
Bab ini merupakan penutup atas pembahasan masalah yang
telah diuraikan pada skripsi ini yang berisikan mengenai
kesimpulan dan menemukan saran-saran yang bermanfaat.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Efektivitas
Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil
atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah popular
mendefinisikan efektivitas sebagai ketetapan penggunaan, hasil guna atau
menunjang tujuan. Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa
jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Di mana makin
besar presentase target yang di capai, makin tinggi efektivitasnya9.
Efektivitas merupakan gambaran tingkat keberhasilan atau keunggulan
dalam mencapai sasaran yang lebih ditetapkan dan adanya keterkaitan antara
nilai-nilai yang bervariasi. Efektivitas berkaitan dengan kepentingan orang
banyak, Efektivitas merupakan penilaian hasil pengukuran dalam arti
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Efektivitas perlu di
perhatikan sebab mempunyai efek yang besar terhadap kepentingan orang
banyak10.
Mengukur efektivitas media bukanlah suatu hal yang sederhana karena
efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang dan tergantung pada
siapa yang menilai serta menginterpretasikannya. Adapun yang perlu
diperhatikan untuk tercapainya suatu tujuan bagi media massa antara lain11:
9 Hidayat, Efektivitas Dalam Kinerja Karyawan, (Yogyakarta:Gajah Mada University Press, 1986), h. 30. 10 Soewarno Handayaningrat, Sistem birokrasi Pemerintahan, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 1985), h. 53. 11 Hasan Asy’ari Oramahi, Jurnalistik Televisi, (Jakarta: Erlangga, 2015), h. 16-19.
13
1. Accuracy (Akurasi)
Ketepatan (akurasi) merupakan hal paling utama dalam penulisan
berita televisi. Jika berita tidak dapat memberikan unsur ketepatan di
dalam berita tersebut, berarti berita tersebut gagal merebut minat
pemirsa, yang berarti pula berita tersebut kehilangan kredibilitasnya.
Semua unsur dan materi berita harus terlebih dahulu di lakukan check
and re-check.12
Ketelitian dan kebenaran berkaitan dengan tuntutan akal kecermatan
dalam menyusun berita agar memenuhi syarat aktualitas dan tenggat
waktu (deadline). Berita harus objektif dan tidak boleh mengandung
opini pribadi. Membuat laporan berdasarkan fakta merupakan pekerjaan
wartawan sehari-hari. Baginya fakta itu suci (fact is scared).13
Media elektronik seperti radio dan televisi memiliki keunggulan
karena lebih cepat dibandingkan dengan media cetak dalam hal
penyampaian terhadap khalayak. Namun kecepatan memiliki risiko,
yakni mudah membuat kesalahan (error). Keterbatasan waktu siar juga
menghendaki buletin berita harus dikemas secara singkat, padat, dan
jelas. Di sini akan timbul masalah lain, yaitu berita yang ditulis menjadi
kurang jelas atau bahkan memiliki pengertian ganda (ambiguity).14
Terlebih, berita televisi merupakan perpaduan antara gambar dan
suara. Saling mengisi, artinya suara menerangkan gambar yang sedang
12Hasan Asy’ari Oramahi, Jurnalistik Televisi, (Jakarta: Erlangga, 2015), h. 16. 13Sedia Willing Barus, Jurnalistik (Petunjuk Teknis Menulis Berita), (Jakarta:Erlangga, 2010), h. 35. 14Hasan Asy’ari Oramahi, Jurnalistik Televisi, (Jakarta: Erlangga, 2015), h. 17.
14
ditayangkan. Jadi, naskah narasi yang dibaca penyiar hendaknya
menerangkan aspek yang tidak terlihat di gambar.
Perkatan rumor atau desas-desus tidak boleh ada didalam naskah.
Bukan profesi wartawan televisi untuk berspekulasi. Sebaliknya,
wartawan harus melaporkan secara tepat dan akurat atas sebuah fakta.
Berita tidak boleh mengandung atau melaporkan opini atau pendapat
wartawan. Berita hanya melaporkan fakta dan opini orang lain. Kendati
demikian, opini yang diucapkan orang lain sudah memiliki nilai berita
sehingga dapat disiarkan karena termasuk kategori fakta, yaitu fakta
berupa apa yang diucapkan tersebut.15
Pembuatan berita merupakan pekerjaan yang tergesa-gesa. Semuanya
dituntut serba cepat. Tuntutan ini yang menjadikan masalah ketelitian
serta kebenaran akan fakta, data, dan informasi sering kali terabaikan. Di
satu sisi, pekerja selalu dituntut memberi laporan yang bersifat segera
(immediately) demi memenuhi unsur ‘kebaruan’ dan ‘aktualitas’. Di sisi
lain pekerja tidak boleh gegabah saat menyusun berita.16
2. Balance (Berimbang)
Dalam meliput berita, agar hasilnya dapat digunakan sebagai materi
siaran, semuanya haruslah berimbang. Untuk itu, diperlukan upaya yang
disebut cover both sides. Khusus berita-berita yang kontroversial, cover
15Hasan Asy’ari Oramahi, Jurnalistik Televisi, (Jakarta: Erlangga, 2015), h. 17. 16Sedia Willing Barus, Jurnalistik (Petunjuk Teknis Menulis Berita), (Jakarta:Erlangga, 2010), h. 35.
15
both sides merupakan suatu keharusan. Jika tidak, berita tersebut akan
kehilangan kredibilitasnya.17
Ketidakseimbangan dalam liputan berita televisi masih banyak kita
jumpai, terutama di negara-negara yang stasiun televisinya masih
dikelola oleh pemerintah. Ketidakseimbangan ini muncul dalam wujud:18
a. Terlalu banyak berita keberhasilan pemerintah saja, tanpa menyebut
kegagalannya.
b. Berita-berita yang terlalu didominasi oleh apa yang ingin diperbuat
oleh seorang presiden, menteri kabinet dan sebagainya.
c. Masih banyak berita seremonial yang kurang memiliki nilai
jurnalistik.
d. Hanya sedikit berita dari pihak oposan, misalnya yang mengkritik
kebijakan pemerintah.
e. Terlalu banyak berita luar negeri yang tidak ada berita relevansinya
dengan kepentingan dalam negeri.
f. Kontradiksi dalam mengelola berita dalam negeri (yang kebanyakan
positive centered news) dengan berita luar negeri (yang kebanyakan
melibatkan konflik dan kontroversial).
g. Terlalu banyak berita yang bersumber dari masyarakat perkotaan,
padahal sebagian besar masyarakat di negara berkembang tinggal di
pedesaan.
h. Sedikit sekali berita tentang human interest.
17Hasan Asy’ari Oramahi, Jurnalistik Televisi, (Jakarta: Erlangga, 2015), h. 18. 18Hasan Asy’ari Oramahi, Jurnalistik Televisi, (Jakarta: Erlangga, 2015), h. 18.
16
Untuk menjaga keharmonisan dalam suatu multiracial society dan
multireligious society seperti di indonesia yang sangat heterogen,
diperlukan kehati-hatian dalam meliput berita yang berhubungan dengan
masyarakat yang beraneka ragam. Hal terpenting dalam penyajian adalah
keberimbangan. Misalnya dengan menyisipkan voice insert dari pihak-
pihak yang terlibat sebagai news maker.
3. Clarity (Jelas)
Apabila pesan yang disampaikan tidak dapat dimengerti oleh pemirsa,
itu artinya pesan tersebut tidak jelas. Pemirsa hanya mempunyai satu
kesempatan untuk mendengar pesan yang disampaikan. Gagal
memenfaatkan peluang ini, berarti proses komunikasi yang dibangun
tidak berhasil.19
Seorang pembaca surat kabar dapat membalik kembali halaman surat
kabar yang dibacanya untuk membaca ulang berita yang kurang jelas.
Sebaliknya, hal ini sama sekali tidak dapat dilakukan oleh seorang
pemirsa televisi. Itu sebabnya, semua pesan yang disampaikan nelalui
siaran televisi harus jelas. Jangan membuat pemirsa berpikir untuk
menafsirkan maksud pesan yang disampaikan karena sewaktu pemirsa
masih berpikir, penyiar sudah menyampaikan pesan yang lain.
Sebagian besar stasiun televisi di negara berkembang yang dikelola
pemerintah kerap diragukan sebagai sumber berita karena umumnya
berita yang disiarkan di media massa milik pemerintah ini selalu yang
menguntungkan pemerintah saja.
19Hasan Asy’ari Oramahi, Jurnalistik Televisi, (Jakarta: Erlangga, 2015), h. 19.
17
B. Efek Kehadiran Media Massa
Efek yang disebabkan oleh kehadiran media massa kepada khalayak
merupakan akibat dari perubahan psikologis. Efek-efek tersebut antara lain,
yaitu efek kognitif, efek afektif dan efek konatif yang sering disebut juga efek
behavioral.
1. Efek Kognitif Media Massa
Informasi merupakan sesuatu yang dapat memberikan kejelasan atau
klarifikasi. Informasi yang didapatkan telah menstruktur atau
mnegorganisasikan realitas, realitas adalah gambaran yang mempunyai
makna20. Gambaran tersebut lazim disebut dengan citra. Media massa
bekerja untuk menyampaikan informasi. Bagi khalayak, informasi itu
dapat membentuk, mempertahankan atau mendefinisikan citra. Dengan
media massa khalayak memperoleh informasi tentang benda, orang atau
tempat yang tidak dialami secara langsung.
Efek kognitif berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga
dengan informasi yang diberikan oleh media massa membuat khalayak
yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti, yang tadinya bingung
menjadi lebih jelas21. Contohnya, seorang suami yang menonton iklan
keluarga berencana merasakan bahwa mempunyai anak dua saja akan
membuat keluarganya sejahtera.
20 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Edisi Revisi), (Bandung:Remaja Rosdakarya, 1999), h. 223. 21 Onong Ucjana, Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi, (Bandung:Citra Aditya Bakti, 2003), h. 318.
18
2. Efek Afektif Media Massa
Efek afektif berkaitan dengan perasaan. Akibat dari membaca surat
kabar atau majalah, mendengarkan radio, menonton acara televisi atau film
bioskop, timbul perasaan tertentu pada khalayak. Perasaan akibat terpaan
media massa itu bermacam-macam, senang sehingga tertawa
terbahakbahak, sedih sehingga mencucurkan air mata, takut sampai
merinding, dan lain-lain misalnya: perasaan marah, benci, kesal, kecewa,
penasaran, dan lain sebagainya22.
Faktor-faktor yang memengaruhi rangsangan emosional pesan media
antara lain, suasana emosional (mood), skema kognitif, suasana terpaan,
predisposisi individual dan tingkat identifikasi khalayak dengan tokoh
dalam media massa23.
a. Suasana Emosional
Suasana emosional yang mendahului terpaan stimuli mewarnai respon
khalayak pada stimuli itu. Dapat dikatakan bahwa respon khalayak pada
film, sandiwara televis, atau surat kabar akan dipengaruhi oleh suasana
emosional khalayak. Film-film sedih akan sangat mengharukan, setelah
khalayak itu sendiri mengalami kekecewaan sebelumnya. Adegan-adegan
lucu menyebabkan tertawa terbahak-bahak bila khalayak menontonnya
setelah mendapat keuntungan yang tidak disangka-sangka.
22 Onong Ucjana, Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi, (Bandung:Citra Aditya Bakti, 2003), h. 319. 23 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Edisi Revisi), (Bandung:Remaja Rosdakarya, 1999), h. 234.
19
b. Skema Kognitif
Ini adalah semacam naskah pada pikiran yang menjelaskan alur
peristiwa. Dalam film tentang superhero khalayak mengetahui bahwa
dalam film tersebut pemeran superhero akan menang pada akhirnya.
Kesadaran bahwa sang pahlawan dalam kebanyakan cerita akan tetap
hidup pada akhir cerita, cenderung memoderatkan goncangan emosional
ketika sang pahlawan ditempatkan dalam situasi berbahaya dan
menakutkan. Karena alasan inilah, penonton mungkin sangat kecewa
ketika mengetahui akhir cerita seorang pahlawan kalah oleh para
penjahat.24
c. Suasana Terpaan
Penonton akan sangat ketakutan menonton film horror bila
menontonnya sendirian disebuah rumah tua, ketika hujan lebat, dan tiang-
tiang rumah berderik. Begitu pula reaksi orang lain pada saat menonton
akan memengaruhi emosi pada waktu memberikan respon. Ketakutan, juga
emosi lainnya memang mudah menular.
d. Predisposisi Individual
Mengacu pada karakteristik khas individu. Orang yang melankolis
cenderung menanggapi tragedi lebih terharu daripada orang periang.
Sebaliknya orang periang akan lebih terhibur oleh adegan lucu. Misalnya,
drama televisi yang melukiskan keluarga yang penuh sayang dan
kehangatan terasa sangat menyakitkan bagi anak-anak yang tinggal di
panti asuhan.
24Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Edisi Revisi), (Bandung:Remaja Rosdakarya, 1999), h. 234.
20
e. Identifikasi Khalayak
Dengan identifikasi penonton, pembaca atau pendengar menempatkan
dirinya dalam posisi tokoh. Ia ikut merasakan apa yang dirasakan tokoh.
Karena itu, ketika tokoh identifikasi itu kalah, ia juga kecewa, ketika tokoh
identifikasi berhasil, ia ikut gembira. Mungkin juga kita menganggap
seorang tokoh dalam televisi atau film sebagai lawan kita. Yang terjadi
sekarang ialah disidentifikasi. Dalam posisi ini kita gembira bila tokoh
disidentifikasi celaka dan jengkel bila ia berhasil. Semuanya ini
menunjukkan bahwa makin tinggi identifikasi atau Dis-identifikasi kita
dengan tokoh yang disajikan, makin besar intensitas emosional pada diri
kita akibat terpaan pesan media massa.25
3. Efek Konatif Media Massa
Efek konatif bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha yang
cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan. Karena berbentuk
perilaku, maka sebagaimana disinggung efek konatif sering disebut juga
efek behavioral26.
Efek konatif tidak langsung timbul sebagai akibat dari terpaan media
massa, melainkan didahului oleh efek kognitif dan efek afektif. Dengan
perkataan lain, timbulnya efek konatif setelah muncul efek kognitif dan
efek afektif. Misalnya, seorang suami yang bertekad untuk berkeluarga
dua anak saja merupakan efek konatif setelah ia menyaksikan fragmen
25Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Edisi Revisi), (Bandung:Remaja Rosdakarya, 1999), h. 234. 26 Onong Ucjana, Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi, (Bandung:Citra Aditya Bakti, 2003), h. 319.
21
TVRI, betapa bahagianya beranak dua, dan sebaliknya betapa repotnya
beranak banyak.
C. Media Massa
1. Pengertian Media Massa
Kamus Besar Indonesia menjelaskan bahwa arti media adalah alat
(sarana) komunikasi seperti Koran, majalah, radio, televisi, film, poster
dan spanduk. Kemudian, media massa merupakan sarana dan saluran
resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada
masyarakat luas. Istilah media massa memberikan gambaran mengenai alat
komunikasi yang bekerja dalam berbagai skala, mulai dari skala terbatas
hingga dapat mencapai dan melibatkan siapa saja dimasyarakat, dengan
skala yang sangat luas. Istilah media massa mengacu kepada sejumlah
media yang telah ada sejak puluhan tahun yang lalu dan tetap
dipergunakan hingga saat ini, seperti surat kabar, majalah, film, radio,
televisi, internet dan lain-lain27.
Media massa kini tidak bisa lagi dipisahkan dari kehidupan masyarakat
karena media massa, baik cetak maupun elektronik sudah menjadi
kebutuhan hidup. Mulai dari kota hingga pedesaan, masyarakat
memanfaatkan media massa untuk berbagai keperluan, sesuai dengan
fungsi pers. Melalui media massa, masyarakat minimal mendapatkan
beragam hiburan dan informasi terbaru tentang berbagai hal yang terjadi
diberbagai belahan dunia. Kalaupun terjadi pengecualian, ada masyarakat
27 Morissan, Andy Corry dan Farid Hamid, Teori Komunikasi Massa (Media, Budaya dan Masyarakat) (Bogor:Ghalia Indonesia, 2002), h. 1.
22
yang belum menikmati media massa mungkin hanya bagi masyarakat suku
terasing saja.
Media massa yang kini digunakan masyarakat semakin beragam. Bila
kita bicara media cetak, bisa berarti surat kabar, tabloid atau majalah. Bila
kita bicara media elektronik, bisa berarti radio, televisi dan internet.
Perkembangan teknologi sekarang ini sudah sedemikian maju. Bila dulu
media massa hanya berbentuk media cetak, kini muncul media elektronik,
baik radio, televisi maupun internet28.
2. Peran Media Massa
Scramn menyebutkan, peran media massa dalam pembangunan
nasional merupakan agen pembaharu. Peran yang dapat dilakukannya
berupa pembentukan pendapat msyarakat (umum) dalam mempercepat
proses peralihan kearah lebih baik. Utamanya, peralihan dari kebiasaan
yang dapat menghambat pembangunan kesikap baru yang tanggap pada
pembaharuan. Media massa merupakan salah satu sarana penyampaian
informasi dan difusi inofasi29.
Perkembangan media massa sebenarnya tidak terlepas dari ilmu
komunikasi yang intinya menyampaikan pesan karena pada dasarnya,
media massa berfungsi menyampaikan pesan kepada masyarakat luas.
Lebih jauh dijelaskan, informasi yang disampaikan media massa lebih
bersifat massal sehingga hanya dapat meningkatkan pengetahuan. Bila
ingin mencapai tingkat dari itu, perlu ada lembaga atau orang-orang yang
menindaklanjuti informasi media masa tersebut. Media massa merupakan
28 Mondary, Pemahaman Teori Dan Praktik Jurnalistik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), h. 12. 29 Mondary, Pemahaman Teori Dan Praktik Jurnalistik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), h. 84.
23
institusi yang berperan sebagai agent of change yang menjadi lembaga
pelopor perubahan. Ini merupakan paradigma utama media massa. Dalam
menjalankan paradigma tersebut, media massa berperan sebagai berikut:
a. Media Massa Sebagai Media Edukasi
Melalui perannya sebagai institusi pencerahan masyarakat. Media
massa menjadi media yang setiap saat mendidik masyarakat supaya
cerdas, terbuka pikirannya dan menjadi masyarakat maju.30
b. Media Massa Sebagai Media Informasi
Dengan informasi yang terbuka, jujur dan benar yang disampaikan
media massa kepada masyarakat, akan menjadikan masyarakat kaya
terhadap informasi, masyarakat menjadi dengan informasi. Sebaliknya
pula masyarakat akan menjadi masyarakat informatif, masyarakat yang
dapat menyampaikan informasi dengan jujur kepada media massa.
Informasi tidak hanya disadari menjadi kebutuhan masyarakat di
negara berkembang, melainkan terlebih juga bagi masyarakat negara
maju sebagai upaya mempertahankan keunggulan serta memperkokoh
pengaruh dan hegemoni di era persaingan global yang kian tajam.31
c. Media Massa Sebagai Media Hiburan
Fungsi hiburan media massa tampak jelas dari isi medianya, yang
mencakup berita, laporan, foto, dan artikel mengenai gaya hidup, cerita
bersambung, cerpen, konser musik, dunia tari, dunia mode, karikatur,
feature, humor, kehidupan artis dan lain-lain. Peran media elektronik
30Mondary, Pemahaman Teori Dan Praktik Jurnalistik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), h. 85. 31Sedia Willing Barus, Jurnalistik (Petunjuk Teknis Menulis Berita), (Jakarta:Erlangga, 2010), h. 35.
24
dalam dunia hiburan lebih menonjol lagi dengan tayangan-tayangan,
film cerita alias sinetron, musik pop, drama, komedi situasi, dan banyak
lagi yang lain32.
d. Media Massa Sebagai Kontrol Sosial
Sebagai agent of change, media massa juga menjadi institusi budaya
yang merupakan institusi yang setiap saat menjadi corong kebudayaan
dan kalatisator perkembangan budaya masyarakat. Sebagai agen
perubahan itu, media massa juga mendorong agar perkembangan
budaya itu bermanfaat bagi kepentingan manusia bermoral dan
masyarakat madani. Dengan demikian, media massa juga berperan
mencegah berkembangnya budaya-budaya yang justru merusak
peradaban manusia dan masyarakat.
D. Sejarah Televisi dan Perkembangannya
1. Sejarah Singkat Televisi
Penemuan televisi telah melalui berbagai eksperimen yang dilakukan
oleh para ilmuwan akhir abad 19 dengan dasar penelitian yang dilakukan
oleh James Clark Maxwell dan Heinrich Hertz, serta penemuan Marconi
pada tahun 1890. Paul Nipkow dan William Jenkins melalui
eksperimennya menemukan metode pengiriman gambar melalui kabel.
Televisi sebagai pesawat transmisi dimulai pada tahun 1925 dengan
menggunakan metode mekanikal dari Jenkins. Pada tahun 1928 General
Electronic Company mulai menyelenggarakan acara siaran televisi secara
32 Sedia Willing Barus, Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita, (Jakarta: Erlangga, 2010), h.17.
25
reguler. Pada tahun 1939 Presiden Franklin D. Roosevelt tampil di layar
televisi. Sedangkan siaran televisi komersial di Amerika di mulai pada 1
September 194033.
Penyiaran televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962,
bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan Pesta Olahraga se-Asia
IV atau Asean Games di Senayan. Sejak itu pula Televisi Republik
Indonesia yang disingkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan stasiun
(station call) hingga sekarang. Selama tahun 1962-1963 TVRI berada di
udara rata-rata satu jam sehari dengan segala kesederhanaannya34.
Seiring perkembangan jaman dan kemajuan teknologi, TVRI mendapat
saingan televisi siaran lainnya. Banyak stasiun-stasiun televisi nasional
yang bermunculan dan turut serta meramaikan penyiaran televisi di
Indonesia. Sampai saat ini ada 11 stasiun televisi nasional yang sedang
mewarnai dunia penyiaran televisi di Indonesia, yaitu: TVRI, RCTI,
SCTV, INDOSIAR, ANTV, MNC TV, METRO TV, TRANS TV,
GLOBAL TV, TRANS 7, dan TV ONE.
Sekarang, hampir semua negara di dunia memiliki stasiun televisi. Di
Asia, bidang broadcasting ini dipelopori oleh jepang pada tahun 1953,
Filipina tahun yang sama, Muangthai tahun 1955, Indonesia dan RRC
tahun 1962, Singapura tahun 1963 dan disusul oleh negara Malaysia35.
33 Drs. Elvinaro Ardianto dkk, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h.135. 34 Onong Uchjana Effendy, Televisi Siaran Teori dan Praktek, (Jakarta: Mandar Maju, 1993), h.54. 35 Adi Badjuri, Jurnalistik Televisi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h.5.
26
2. Pengertian Televisi
Televisi merupakan perkembangan medium berikutnya setelah radio
yang diketemukan dengan karakternya yang spesifik yaitu audio visual36.
Sedangkan Menurut Drs. Wawan Kuswandi, televisi adalah salah satu
media hiburan dan informasi yang berkembang pesat di Indonesia dan di
dunia37.
Pengertian lain televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan
gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang.
Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke
dalam gelombang elektronik dan mengkonversinya kembali ke dalam
cahaya yang dapat dilihat dan suaranya dapat didengar.
3. Fungsi Televisi
Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar
dan radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan
membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi,
pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk
memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi.
4. Karakteristik Televisi
a. Audiovisual
Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat
dilihat. Keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis.
36 Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005). 37 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa sebuah analisis Media Televisi, (Jakarta: Rineka Cipta: 1996).
27
b. Berpikir dalam Gambar
Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berfikir dalam gambar.
Pertama, adalah visualisasi yakni menerjemahkan kata kata yang
mengandung gagasan yang menjadi gambar secara induvidual. Kedua,
penggambaran yakni kegiatan merangkai gambar-gambar induvidual
sedemikian rupa.
c. Pengoperasian Lebih Kompleks
Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran
lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang.
5. Program Televisi
Program televisi dibuat dan disajikan agar audiens tertarik dan akhirnya
menyaksikan siaran program acara tersebut. Oleh karena itu, program
acara televisi harus dibuat semenarik mungkin untuk mengambil perhatian
audiens. Program acara yang selalu mengikuti trend, menarik, dan dikemas
dalam nuansa yang berbeda dengan stasiun televisi lain menjadi pilihan
menarik bagi audiens.
a. Jenis-jenis Program Televisi
Menurut Morissan, M.A, Jenis-jenis program acara televisi dibagi
menjadi dua, yaitu38 :
1. Program Informasi
Program Informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya
untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada
khalayak audiens. Daya tarik program ini adalah informasi, dan
38 Morissan, M.A, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008)
28
informasi itulah yang “dijual” kepada audiens. Program informasi
dapat dibagi menjadi 2 bagian besar,yaitu :
a. Berita Keras atau Hard News adalah segala informasi penting
dan/atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media
penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar
dapat diketahui khalayak audien secepatnya. Berita keras atau
hard news dapat dibagi ke dalam beberapa bentuk berita, yaitu :
Straight News, Features, dan Infotainment.
b. Berita Lunak atau Soft News adalah segala informasi yang penting
dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun
tidak bersifat harus segera ditayangkan. Berita yang masuk
kategori ini ditayangkan pada satu program tersendiri diluar
program berita. Program yang masuk ke dalam kategori berita
lunak ini adalah : current affair, magazine, dokumenter, dan talk
show.
2. Program Hiburan
Program Hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan
untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan
permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah39:
a. Permainan atau game show merupakan suatu bentuk program
yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun
kelompok (tim) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu.
39Morissan, M.A, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008)
29
Program permainan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : Quiz
Show, Ketangkasan, dan Reality Show.
b. Program Musik, dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu
videoklip atau konser. Program musik di televisi saat ini sangat
ditentukan dengan kemampuan artis menarik audien. Tidak saja
dari kualitas suara namun juga berdasarkan bagaimana mengemas
penampilannya agar menjadi lebih menarik.
c. Pertunjukan adalah program yang menampilkan kemampuan
(performance) seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi
baik di studio ataupun diluar studio, di dalam ruangan (indoor)
ataupun di luar ruangan (outdoor).
d. Program Drama adalah pertunjukan atau show yang menyajikan
cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa
orang (tokoh) yang diperankan oleh pemain (artis) yang
melibatkan konflik dan emosi. Suatu drama akan mengikuti
kehidupan atau petualangan para tokohnya. Program televisi yang
termasuk dalam program drama adalah film dan sinetron.
6. Program Siaran
Program siaran televisi di Indonesia pada umumnya diproduksi oleh
stasiun televisi yang bersangkutan.40 Stasiun televisi dapat memilih
program yang menarik dan memiliki nilai jual kepada pemasang iklan,
sementara perusahaan produksi acara televisi dapat meraih keuntungan
dari produksinya.
40Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005).
30
Menurut Deddy Iskandar Muda, pada umumnya isi program siaran
televisi meliputi41:
a. News Reporting: Laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang
benar, menarik, dan penting bagi sebagian besar khalayak melalui
media massa.
b. Talk Show: Sebuah program televisi dimana seseorang ataupun grup
berkumpul bersama untuk mendiskusikan berbagai topik dengan
suasana santai tapi serius, yang dipandu oleh seorang moderator.
c. Documenter: Menampilkan suatu tayangan dengan peristiwa yang
mendalam dan luas serta dikemas secara artistik.
d. Magazine: Program yang menampilkan informasi ringan namun
mendalam yang lebih menekankan aspek menariknya suatu informasi.
e. Advertising: Penyajian pesan secara persuasif kepada masyarakat
melalui media massa dengan tujuan mempromosikan produk yang
dijual perusahaan.
f. Education/instructionnal: Program yang menayangkan acara-acara
yang berhubungan dengan pengajaran.
g. Art & Culture: Program yang menayangkan acara-acara yang
berhubungan dengan seni dan kebudayaan.
h. Music: Program yang menayangkan acara-acara yang berhubungan
dengan music.
i. TV Movies: Film yang diproduksi oleh stasiun televisi untuk
ditayangkan di televisi itu sendiri.
41 Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005).
31
j. Film: Media komunikasi yang bersifat audio visual untuk
menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul
di suatu tempat tertentu.
k. Game Show/Quiz: Program yang menayangkan sekelompok orang yang
terkadang dalam bentuk tim memecahkan teka-teki untuk meraih
sejumlah uang.
E. Pengertian Berita
Kalangan pakar jurnalistik mengakui bahwa membuat definisi berita itu
sangatlah sulit. Belum ada batasan yang begitu memuaskan yang dapat
mencakup seluruh segi, sifat, karakteristik, ciri, dan jenis-jenisnya. Mungkin
karena terlalu sulit itulah seorang direktur sebuah institut jurnalistik di
London, Tom Clarke, mengatakan bahwa pada mulanya menurut suatu kisah
yang diakui tidak dapat diuji kebenarannya, kata news (berita) berasal dari
suatu singkatan north, east, west, dan south. Dengan singkatan tersebut
Clarke ingin menggambarkan betapa berita sebagai suatu hal yang dapat
memenuhi kebutuhan naluri keingintahuan manusia dengan memberi kabar
dari segala penjuru dunia42.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan Drs. Suharso dan Dra.
Ana Retnoningsih disebutkan bahwa berita itu sama artinya dengan kabar,
warta: memberi tahu, pemberitahuan. Namun, tidak sedikit pula definisi
42 Sedia Willing Barus, Jurnalistik (Petunjuk Teknis Menulis Berita), (Jakarta:Erlangga, 2010), h. 25.
32
mengenai berita disampaikan oleh para pakar jurnalistik. Beberapa
diantaranya disebutkan dibawah ini43:
Willard Bleyer: Berita adalah suatu kejadian aktual yang diperoleh
wartawan untuk dimuat dalam surat kabar karena
menarik atau mempunyai makna bagi pembaca.
(Newspaper Writing and Editing)
William Maulsby: Berita adalah suatu penuturan secara benar dan tidak
memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti penting
dan baru terjadi yang dapat menarik perhatian para
pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut.
(Getting the News)
Chilton Bush: Berita adalah laporan mengenai peristiwayang penting
diketahui masyarakat dan juga laporan peristiwa yang
semata-mata menarik karena berhubungan dengan hal
yang menarik dari seseorang atau sesuatu dalam situasi
yang menarik (Newspaper Reporting of Public Affairs,
1940)
Eric Hepwood: Berita adalah laporan pertama dari kejadian penting yang
dapat menarik perhatian umum. (Redaktur di Cleveland
Pain Dealer)
Curtis Dougall: Berita adalah apa saja yang menarik hati orang dan berita
yang terbaik adalah yang menarik hati orang sebanyak-
banyaknya. (Interpretative Reporting)
43 Sedia Willing Barus, Jurnalistik (Petunjuk Teknis Menulis Berita), (Jakarta:Erlangga, 2010), h. 26.
33
Kesimpulannya, berita adalah segala laporan mengenai peristiwa,
kejadian, gagasan, fakta yang menarik perhatian dan penting untuk
disampaikan atau dimuat dalam media massa agar diketahui atau menjadi
kesadaran umum. Dengan demikian, jika diamati berita mengandung
beberapa unsur antara lain44:
a. Suatu peristiwa, kejadian, gagasan, pikiran, fakta yang aktual;
b. Menarik perhatian karena ada faktor yang luar biaa di dalamnya;
c. Penting;
d. Dilaporkan, diumumkan, atau dibuat untuk menjadi kesadaran umum
supaya menjadi pengetahuan bagi orang banyak (massa);
e. Laporan itu dimuat di media tertentu
Muncul formulasi yang menyebutkan bahwa ciri yang harus dimiliki
sebuah berita mencakup45:
a. Accuracy: akurat, cermat, dan teliti;
b. Universality: berlaku umum;
c. Fairness: jujur dan adil;
d. Humanity: nilai kemanusiaan;
e. Immediate: segera
44 Sedia Willing Barus, Jurnalistik (Petunjuk Teknis Menulis Berita), (Jakarta:Erlangga, 2010), h. 27. 45Sedia Willing Barus, Jurnalistik (Petunjuk Teknis Menulis Berita), (Jakarta:Erlangga, 2010), h. 31.
34
Adapula yang mengatakan bahwa untuk menilai apakah suatu kejadian
memiliki nilai berita atau tidak, berita harus mempunyai unsur sebagai
berikut46:
a. Penting (significane): mempunyai pengaruh yang besar terhadap
kehidupan orang banyak atau kejadiannya mempunyai akibat atau dampak
yang luas terhadap kehidupan khalayak pembaca.
b. Besaran (magnitute):Sesuatu yang besar dari segi jumlah, nilai, atau angka
yang besar hitungannya sehingga pasti menjadi sesuatu yang berarti dan
menarik untuk diketahui oleh orang banyak.
c. Kebaruan (timeliness): Memuat peristiwa yang baru saja terjadi. Karena
kejadiannya belum lama, hal ini menjadi aktual dan masih hangat
dibicarakan umum. Aktual (terkini) berkaitan dengan tenggat waktu bahwa
kejadian tersebut bukan berita basi atau terlambat memenuhi waktu
pemuatan yang sudah ditetapkan pemimpin redaksi.
d. Kedekatan (proximity): Memiliki kedekatan jarak (geografis) ataupun
emosional dengan pembaca. Termasuk kedekatan karena profesi, minat,
bakat, hobi, dan perhatian pembaca.
e. Ketermukaan (prominence): Hal-hal yang mencuat dari diri seorang atau
sesuatu benda, tempat, atau kejadian. Suatu peristiwa yang menyangkut
orang terkenal atau sesuatu yang dikenal masyarakat.
f. Sentuhan manusiawi (human interest): Sesuatu yang menyentuh rasa
kemanusiaan, menggugah hati, dan minat.
46Sedia Willing Barus, Jurnalistik (Petunjuk Teknis Menulis Berita), (Jakarta:Erlangga, 2010), h. 31.
35
Sedangkan berita menurut bidang-bidang persoalannya terdiri dari
beberapa macam47, seperti:
a. Berita Politik
b. Berita Ekonomi
c. Berita Hukum dan Peradilan
d. Berita Kriminal
e. Berita Kecelakaan
f. Berita Seni dan Budaya
g. Berita Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
h. Berita Olahraga
i. Berita Perang
j. Berita lainnya (Infotainment)
F. Sumber Informasi
Istilah informasi sering kita soroti dalam lingkup teknologi, seperti
istilah teknologi informasi yang umum kita ketahui. Namun informasi
memiliki pengertian yang sangat luas bukan hanya ada dalam teknologi.
Meskipun kenyataannya tidak bisa kita pungkiri bahwa informasi ini
memiliki kaitan erat dengan teknologi, karena dengan perkembangan
teknologi itu sendiri informasi juga berkembang dengan pesat, karena itu
tepat lah bahwa perkembangan teknologi dan informasi ini membentuk
sebuah era yaitu “Era Informasi”.48
47Sedia Willing Barus, Jurnalistik (Petunjuk Teknis Menulis Berita), (Jakarta:Erlangga, 2010), h. 41-49. 48Engkos Kosasih, Cerdas Berbahasa Indonesia, (Jakarta:Erlangga, 2006).
36
Secara Etimologi, Kata informasi ini berasal dari kata bahasa Perancis
kuno informacion (tahun 1387) mengambil istilah dari bahasa Latin yaitu
informationem yang berarti “konsep, ide atau garis besar,”. Informasi ini
merupakan kata benda dari informare yang berarti aktivitas Aktifitas
dalam “pengetahuan yang dikomunikasikan”49.
Informasi bisa menjadi fungsi penting dalam membantu mengurangi
rasa cemas pada seseorang. Menurut pendapat Notoatmodjo, bahwa
semakin banyak memiliki informasi dapat memengaruhi atau menambah
pengetahuan terhadap seseorang dan dengan pengetahuan tersebut bisa
menimbulkan kesadaran yang akhirnya seseorang itu akan berperilaku
sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
Informasi merupakan pesan atau kumpulan pesan (ekspresi atau
ucapan) yang terdiri dari order sekuens dari simbol, atau makna yang
ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan. Informasi dapat direkam atau
ditransmisikan, hal ini merupakan tanda-tanda, atau sebagai sinyal
berdasarkan gelombang.50
Informasi bisa dikatakan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari
pembelajaran, pengalaman, atau instruksi. Namun, istilah ini memiliki
banyak arti bergantung pada konteksnya, dan secara umum berhubungan
erat dengan konsep seperti arti, pengetahuan, persepsi, kebenaran,
representasi, negentropy, Stimulus, komunikasi, dan rangsangan mental.
Informasi bisa dikatakan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari
belajar, pengalaman atau instruksi. Namun, istilah ini masih memiliki
49Engkos Kosasih, Cerdas Berbahasa Indonesia, (Jakarta:Erlangga, 2006). 50Tata Sutabri, Sistem Informasi Manajemen, (Yogyakarta: Andi Publisher, 2005).
37
banyak arti tergantung pada konteksnya. Dalam beberapa pengetahuan
tentang suatu peristiwa tertentu yang telah dikumpulkan ataupun dari
sebuah berita dapat juga dikatakan sebagai informasi. Lain halnya dalam
ilmu komputer, informasi adalah data yang disimpan, diproses atau
ditransmisikan. Para ahli meneliti konsep informasi tersebut sebagai
pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman maupun
instruksi.
Dari pengertian lainnya informasi adalah data yang telah diberi makna.
misalnya, dokumen berupa spreadsheet (Ms.Excel) biasa digunakan untuk
membuat informasi dari data yang ada didalamnya. Laporan laba rugi dan
neraca merupakan salah satu bentuk informasi, sedangkan angka yang
terdapat didalamnya adalah data yang telah diproses sehingga bisa
digunakan oleh siapa saja yang membutuhkannya dan pada akhrinya Sifat
informasi ini adalah bisa menambah pengetahuan atau wawasan terhadap
seseorang.51
Sumber informasi adalah data. Data itu berupa fakta kenyataan yang
menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Yang
kemudian data tersebut diolah melalui suatu metode untuk menghasilkan
informasi, kemudian penerima menerima informasi tersebut, membuat
suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang kemudian menghasilkan
suatu tindakan yang lain yang akan menimbulkan sejumlah data kembali.
Data tersebut akan ditangkap sabagai input, diproses kembali lewat suatu
model dan seterusnya membentuk suatu siklus.
51Tata Sutabri, Sistem Informasi Manajemen, (Yogyakarta: Andi Publisher, 2005)
38
G. Masyarakat Pedesaan
Secara sosiologis, masyarakat memiliki karakteristik dikotomis, yakni
pembagian atas dua kelompok yang saling bertentangan yaitu desa dan kota.
Masyarakat desa mencerminkan masyarakat tradisional, sederhana, memiliki
kegiatan utama di bidang pertanian, berorientasi pada nilai, norma, dan adat
istiadat. Sebaliknya, kota berkonotasi masyarakat modern, penduduk relatif
padat, kompleks, memiliki kegiatan ekonomi utama pada sektor industri dan
perdagangan. Komunitas kota dan desa dibedakan dengan cara menganalisa
cara hidup, berpikir dan perasaan homogenitas heterogenitas, ikatan
kekerabatan impersonal, terisolasi atau tidak, serta berpegang pada hal yang
suci-sekuler.52
Adapun pengertian desa secara hukum menurut UU No. 32 tahun 2004
adalah kesatuan hukum yang memiliki batas-batas wilayah, yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus masyarakat setempat; berdasarkan asal-usul
dan asat-istiadat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan mempertimbangkan definisi
formal yuridis tersebut, pengertian sosiologis tentang desa memiliki elemen-
elemen: (1) sekumpulan orang penduduk asli ataupun pendatang; (2)
memiliki struktur sosial dan budaya sendiri sehingga dapat disebut otonom;
(3) memiliki wilayah atau lingkungan tempat mereka melakukan kegiatan
sehari-hari dan darimana struktur sosial budaya muncul dan berkembang; (4)
memiliki hubungan dengan masyarakat luar.53 Desa-desa di Indonesia tidak
52Paulus Wirotomo dkk, Sistem Sosial Indonesia, (Jakarta: UI Press, 2012), h.231. 53 Paulus Wirotomo dkk, Sistem Sosial Indonesia, (Jakarta: UI Press, 2012), h.232.
39
memiliki tingkat perkembangan yang sama. Semakin jauh desa dari ibukota
kabupaten atau kecamatan semakin tinggi tingkat kesulitannya.
H. Teori Uses and Gratifications
Penggunaan (uses) isi media untuk mendapatkan pemenuhan
(gratifications) atas kebutuhan seseorang. Teori dan pendekatan ini tidak
mencakup atau mewakili keseluruhan proses komunikasi, karena sebagian
besar perilaku audience hanya dijelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs)
dan kepentingan (interest) mereka sebagai suatu fenomena mengenai proses
penerimaan (pesan media). Pendekatan uses and gratifications ditujukan
untuk menggambarkan proses penerimaan dalam komunikasi massa dan
menjelaskan penggunaan media oleh individu atau agregasi individu.54
Pendekatan uses and gratifications memberikan alternatif untuk
memandang pada hubungan antara isi media menurut fungsinya. Meskipun
masih diragukan adanya satu atau beberapa model uses and gratifications,
Katz menggambarkan logika yang mendasari pendekatan mengenai uses and
gratifications yaitu:
a. Kondisi sosial psikologis seseorang akan menyebabkan adanya
b. Kebutuhan, yang menciptakan
c. Harapan-harapan terhadap
d. Media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa kepada
e. Perbedaan pola penggunaan media yang akhirnya akan menghasilkan
f. Pemenuhan kebutuhan
54 Prof.Dr.H.M.Burhan Bungin, S.Sos.M.Si, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), cet ke-6, h.290.
40
g. Konsekuensi lainnya, termasuk yang tidak diharapkan sebelumnya
Sebagai tambahan bagi elemen-elemen dasar tersebut di atas, pendekatan
uses and gratifications sering memasukkan unsur motif untuk memuaskan
kebutuhan dan alternatif-alternatif fungsional untuk memenuhi kebutuhan.
Karl Erik Rosengren memodifikasi tujuh elemen di atas menjadi 11
elemen sebagai berikut55:
a. Kebutuhan mendasar tertentu, dengan interaksinya dengan
b. Berbagai kombinasi antara ekstra dan intra individu, dan juga dengan
c. Struktur masyarakat, termasuk struktur media, menghasilkan
d. Berbagai percampuran personal individu, dan
e. Persepsi mengenai solusi bagi persoalan tersebut yang menghasilkan
f. Berbagai motif untuk mencari pemenuhan atau penyelesaian persoalan,
yang menghasilkan
g. Perbedaan pola konsumsi media dan
h. Perbedaan pola perilaku lainnya, yang menyebabkan
i. Perbedaan pola konsumsi, yang dapat memengaruhi
j. Kombinasi karakteristik ekstra dan intra individu, sekaligus akan
memengaruhi pula
k. Struktur media dan berbagai struktur politik, kultural, dan ekonomi
dalam masyarakat
55Prof.Dr.H.M.Burhan Bungin, S.Sos.M.Si, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), cet ke-6, h.291.
41
I. Teori Uses and Effects
Teori uses and effects pertama kali dikemukakan oleh Sven Windahl
(1979) teori ini merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratification
dan teori tradisional mengenai efek. Konsep use merupakan bagian yang
sangat penting. Karena pengetahuan yang mengenai pemggunaan media yang
menyebabkan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu
proses komunikasi massa. Penggunaan media massa dapat memiliki banyak
arti. Ini dapat bererati exposure yang semata mata menunjuk pada tindakan
mempersepsi. Dalam konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu
proses yang lebih kompleks dimana isi terkait harapan harapan tertentu untuk
dapat dipenuhi.56
56 Prof.Dr.H.M.Burhan Bungin, S.Sos.M.Si, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), cet ke-6, h.291
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Paradigma Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan paradigma positivisme, yaitu
suatu pandangan bahwa ilmu hanya dapat diperoleh melalui fenomena yang
empiris, dapat diamati dan dapat diukur serta diujikan dengan metode ilmiah.
Dalam buku Severin dan Tankard, tujuan dari postpositivis adalah untuk
memberikan penjelasan-penjelasan, prediksi, dan kontrol (dalam hal ini
melihat hubungan antara ilmu sosial dan ilmu fisik). Paradigma ini
memberikan jarak antara peneliti dengan kajian penelitiannya.57
B. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini akan digunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian
kuantitatif ialah penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan suatu
masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan.58 Pada penelitian ini, penulis
menggunakan pendekatan kuantitatif agar dapat menggambarkan secara
objektif tentang fenomena yang terjadi. Pada penelitian kuantitatif, analisis
data harus bebas dari pendapat pribadi peneliti sehingga menjaga keobjektifan
penelitian. Penelitian kuantitatif juga digunakan untuk mendukung atau
menolak sebuah teori atau hipotesis penelitian. Dalam penelitian ini metode
riset yang digunakan adalah metode survei. Penelitian metode survei adalah
57 Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa, (Jakarta: Raja Grafindo, 2012), Cet. Ke-1, h.27 58 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2009), Cet. Ke-3, h.55
43
penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan
kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.59
C. Metode Penelitian
Peneliti menggunakan metode survey yang merupakan salah satu varian
dari metodologi kuantitatif. Metode survey ialah penelitian yang mengambil
sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data yang pokok. Pengumpulan data tersebut dilakukan dalam
menguji hipotesis atau mengadakan evaluasi yang membahas mengenai
seberapa jauh tujuan yang digariskan pada awal program tercapai atau
mempunyai tanda-tanda akan tercapai. Jenis metode survey yang digunakan
peneliti adalah survey eksplanatik (analitik) yang bertujuan untuk
menjelaskan sebab dari sebuah fenomena dan apa pengaruhnya. Sifat dalam
metode survey eksplanatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah sifat
assosiatif dan komparatif. Karena penelitian ini tidak hanya mencari minat
masyarakat dalam mengonsumsi tayangan berita yang ada di Televisi saja
tetapi juga mencari keefektifan tayangan berita tersebut sebagai sumber
informasi.
59 Sofian Effendi danTukiran, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 2012), h. 3.
44
D. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian mencakup dua objek kajian, adapun antara lain
yaitu:
a. Subjek dan Objek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian ini adalah orang-orang yang menjadi
sumber informasi yang relevan dengan objek yang diteliti, yakni warga
Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa
Barat. Sedangkan objek penelitian adalah siaran berita liputan 6 petang
dan siaran berita seputar indonesia.
b. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada selama bulan september sampai
november. Sebelum penelitian dimulai, penulis mengawali dengan
observasi untuk menemukan permasalahan yang dihadapi.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Girimakmur, Kecamatan
Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Tempat ini dipilih karena
subjek penelitian ini adalah warga Desa Girimakmur, Kecamatan
Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Tabel 1.Waktu Penelitian
No. Keterangan Bulan 1. Observasi Awal Agustus 2. Penyusunan Skripsi September 3. Penyusunan Kuesioner Oktober 4. Penyebaran Kuesioner Oktober 5. Analisis Data November 6. Penyusunan Laporan Penelitian Desember
45
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada pada
suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan
masalah penelitian, atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang
lingkup yang akan
diteliti60.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh warga Desa
Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut dengan jumlah
warga 4.297 orang.
2. Sampel Penelitian
Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau
keadaan tertentu yang akan diteliti. Atau, sampel dapat didefinisikan
sebagian anggota populasi yang dipilih dengan menggnakan prosedur
tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasi61.
Penentuan sampel penelitian ini menggunakan teknik simple random
sampling, artinya sebuah sampel yang diambil dari tiap unit penelitian atau
satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk
dipilih sebagai sampel62. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan
Kartu Keluarga (KK) dan mengambil acak dari setiap RT/RW.
60Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif (Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder), (Jakarta: Raja Grafindo), hal 74. 61Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif (Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder), (Jakarta: Raja Grafindo), h. 74 62Masri Singarimbun dan sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, (Jakarta:LP3ES, 2011), h. 155.
46
Penentuan sampel penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut:
ɳ = N
1+Ne2
Keterangan:
ɳ = Jumlah sampel yang dicari
N = Jumlah populasi
e = Nilai Presisi (10%)
Berdasarkan rumus diatas kemudian diperoleh jumlah sampel sebagai
berikut:
ɳ = 4.297
1+4.297 (0,1)2
ɳ = 4.297
1+42,97
ɳ = 4.297
43,97
ɳ = 97,725 mendekati 98
Jadi, sampel yang akan digunakan oleh peneliti adalah 98 orang
47
F. Variabel Penelitian
Dalam kaitannya dengan penelitian ini variabel yang digunakan adalah
efektifitas siaran berita televisi sebagai sumber informasi bagi masyarakat
pedesaan.
1. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Dalam menentukan variabel penelitian, peneliti membagi menjadi dua
yaitu:
a. Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel yang memengaruhi
variabel lain atau menghasilkan akibat pada variabel yang lain, yang
pada umumnya berada dalam urutan tata waktu yang terjadi lebih dulu.
Keberadaan variabel ini dalam penelitian kuantitatif merupakan
variabel yang menjelaskan terjadinya fokus atau topik penelitian.
Variabel ini biasanya dilambangkan dengan variabel “X”63. Dalam
penelitian ini, yang menjadi variabel independenya yaitu pernyataan
responden sebelum menonton siaran berita televisi, faktor
keefektivitasan dilihat dari:
1. Accuracy (Akurat)
2. Balance (Berimbang)
3. Clarity (Jelas)
63Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif,(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005), h. 57.
48
b. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang diakibatkan atau
dipengaruhi oleh variabel independen. Keberadaan variabel ini dalam
penelitian kuantitatif adalah sebagai variabel yang dijelaskan dalam
fokus atau topik penelitian. Variabel ini biasanya dilambangkan dengan
variabel “Y”64. Dalam penelitian ini, variabel dependennya adalah
pernyataan responden sesudah menonton siaran berita televisi, dengan
sub variabel:
1. Accuracy
2. Balance
3. Clarity
2. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat
variabel yang di amati. Definisi operasional mencakup hal-hal penting
dalam penelitian yang memerlukan penjelasan. Definisi operasional
bersifat spesifik, rinci, tegas dan pasti yang menggambarkan karakteristik
variabel-variabel penelitian. Sedangkan indikator digunakan untuk
mengukur dari setiap dimensi-dimensi yang ada.
Tabel 2. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian
Variabel Dimensi Indikator
Sebelum menonton siaran berita televisi
Masyarakat buta terhadap informasi
1. Accuracy 2. Balance 3. Clarity
Sesudah menonton siaran berita televisi
Masyarakat melek terhadap informasi
1. Accuracy 2. Balance 3. Clarity
64Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif (Analisis Isi Dan Analisis Data Sekunder), (Jakarta: Raja Grafindo), h. 57.
49
G. Macam dan Sumber Data
Untuk mendapat data yang akurat, peneliti menggunakan dua sumber data
yaitu data primer dan data sekunder sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer adalah yang langsung diperoleh dari sumber data pertama
penelitian atau objek penelitian65. Yang menjadi data primer peneliti
dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner. Angket merupakan
daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar
orang yang diberi angket tersebut bersedia memberikan respon sesuai
dengan permintaan.
Dalam penelitian ini jenis angket yang digunakan adalah angket
tertutup yaitu angket yang disajikan dengan serangkaian alternatif,
sedangkan responden cukup memberi tanda silang66. Angket akan
disebarkan pada sampel penelitian yaitu warga Desa Girimakmur,
Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat sejumlah 98
orang.
2. Data Sekunder
Data dan sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari
sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan67.
Yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis dikumpulkan
melalui penelitian kepustakaan, untuk mencari konsep dan teori-teori
65Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif,(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005), h. 122. 66Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial (Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif Edisi Kedua), (Yogyakarta: Erlangga, 2009), h. 100. 67Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005), h. 122.
50
yang berhubungan dengan masalah data pendukung skripsi ini seperti
buku-buku, artikel, internet dan literatur yang berkaitan dengan judul
penelitian.
H. Teknik Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam rangka
mengumpulkan data yang kemudian di analisis dan diuji kebenarannya adalah
dengan menggunakan metode survei langsung dan libarary research sebagai
tambahan informasi data. Dalam menggunakan teknik pengumpulan data,
peneliti mengambil langkah-langkah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia
dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya
selain seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit. Oleh karena itu,
observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan
pancaindra lainnya68. Peneliti mengamati bagaimana efektivitas siaran
berita televisi bagi warga desa girimakmur, kecamatan malangbong,
kabupaten garut, jawa barat sebagai sumber informasi.
2. Angket
Angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun
secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden69. Setelah
68 Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif,(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005), h. 133. 69Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif,(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005), h. 123.
51
diisi, angket dikirim kembali atau dikembalikan kepada peneliti. Angket
ini diberikan kepada warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong,
Kabupaten Garut, Jawa Barat.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah informasi yang disimpan atau didokumentasikan
sebagai bahan dokumenter. Seperti mengumpulkan buku-buku, internet
dan lain sebagainya70.
I. Uji instrumen
1. Uji Validitas
Validitas alat ukur adalah akurasi alat ukur terhadap yang diukur
walaupun dilakukan berkali-kali dan dimana-mana. Ini artinya bahwa alat
ukur haruslah memiliki akurasi yang baik terutama apabila alat ukur
tersebut digunakan sehingga validitas akan meningkatkan bobot kebenaran
data yang akan diteliti71. Suatu Instrumen dikatakan valid apabila
instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur72.
Uji kualitas terhadap instrumen yang dipakai untuk mengukur variabel
penelitian dilakukan sebelum menganalisis pokok masalah. Validitas
adalah suatu ukuran yang mengajukkan tingkat keandalan atau kesahihan
alat ukur. Rumus yang digunakan untuk mengukur validitas instrument
penelitian ini adalah rumus pearson product moment.
70Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif,(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005), h. 144. 71Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005), h. 97-98 72Rony Kountur, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis(seri umum no. 5), (Jakarta: Penerbit PPM, 2004), h. 152.
52
r = n (∑ XY) – (∑X ∑Y)
√[N ∑X2 – (∑X)2][N∑Y2-(∑Y)2]
Keterangan:
r = korelasi Person Product Moment
N = banyaknya responden
X = sikap tiap item pertanyaan
Y = skor total responden
XY = skor tiap item pertanyaan dikali skor total responden
ΣXY = jumlah hasil perkalian skor tiap item dengan skor total
responden
ΣX = jumlah seluruh skor tiap item pertanyaan
ΣY = jumlah seluruh skor total responden
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketepatan atau tingkat presisi suatu ukuran atau alat
pengukur. Suatu alat ukur disebut mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat
dipercaya, jika alat ukur itu mantap, dalam pengertian bahwa alat ukur
tersebut stabil, dapat diandalkan dan dapat diramalkan. Suatu alat ukur
yang mantap tidak berubah-ubah pengkurannya dan dapat di andalkan
karena penggunaan alat ukur tersebut berkali-kali akan memberika hasil
yang serupa73. Peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul
data. Jika alat ukur dinyatakan valid, selanjutnya reliabilitas alat ukur
tersebut diuji reliabilitas menunjukakan pada suatu pengertian bahwa suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
73 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia, 2013), h. 133-134.
53
data yang tidak bersifat tendesius atau mengarahkan responden untuk
memilih jawaban-jawaban tertentu74.
Instrumen dikatakan realible apabila terdapat kesamaan data dalam
waktu yang berbeda, suatu kuesioner dikatakan realible atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten meskipun duji
berkali-kali. Jika hasil dari cronbach alpha > 0,60 maka data tersebut
mempunyai kehandalan yang tinggi75.
J. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan efektivitas siaran
berita televisi sebagai sumber informasi bagi masyarakat pedesaan.
Untuk menggambarkan efektivitas siaran berita televisi sebagai sumber
informasi bagi masyarakat pedesaan dilakukan dengan cara skala likert, yaitu
mengembangkan prosedur pengukuran dengan skala. Adapun skala likert ini
menggunakan lima kategori penilaian yang masing-masing kategori tersebut
diberi bobot nilai atau skor.
Tabel 3. Skala Likert
Kategori Singkatan Skor Sangat setuju SS 5
Setuju S 4 Cukup setuju CS 3 Tidak setuju TS 2
Sangat tidak setuju STS 1
74R. Gunawan Sudarmanto, Analisis Regresi Linear Berganda dengan SPSS, (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2005), h. 89. 75Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariante dengan Program SPSS.,(Semarang: BP. UNDP, 2003), h. 41-42.
54
Keuntungan penggunaan skala likert dari tingkat kepentingan dan tingkat
pelaksanaan yaitu adanya keragaman skor (Variability Of Scorer) sebagai
akibat penggunaan skala 1-5 dengan dimensi mutu tercermin dalam daftar
pertanyaan, memungkinkan responden mengekspresikan tingkat pendapat
mereka mengenai efektivitas siaran berita televisi. Dari segi pandangan
statistik, skala dengan lima tingkatan (1-5) lebih tinggi kendalanya
dibandingkan dengan dua tingkatan yaitu antara “YA” atau “TIDAK”.
Penelitian deskriptif ini menggunakan pernyataan secara terstruktur atau
sistematis kepada banyak orang untuk kemudian seluruh jawaban yang
diperoleh penulis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif yaitu
metode analisis yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengolah,
menyajikan, dan menganalisis data yang berwujud angka. Analisis ini
meliputi perhitungan skoring, perhitungan mean (menghitung rata-rata), dan
standar deviasi.
Dalam melakukan perhitungan data hasil angket, digunakan pengujian
dengan perhitungan melalui mean yaitu menghitung rata-rata, dan standar
deviasi. Berikut rumusnya:
1. Menghitung Rata-Rata atau Mean
Mean merupakan nilai rata-rata dari beberapa data. Mean ini dapat
diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh nilai dari data yang ada,
yang kemudian dibagi dengan banyaknya data.
Rumus76 : x = ∑fixi
∑fi
76 Pasaribu Amudi, Pengantar Statistik, (Jakarta:Ghalia Indonesia), hal 71.
55
Keterangan:
x = rata-rata
xi = pengamatan
fi = jumlah pengamatan
Atau dengan rumus berikut ini:
Rumus Mean: 𝑥𝑥1 + 𝑥𝑥2 + 𝑥𝑥3 + … … . 𝑥𝑥𝑛𝑛
𝑛𝑛
2. Standar Deviasi
Rumus Standar Deviasi (SD)77:
SD = √∑𝑥𝑥2
𝑁𝑁
Keterangan:
SD = Standar Deviasi
Σ𝑥𝑥2= Adalah Jumlah deviasi dari rata-rata kuadrat
N = Jumlah Individu
3. Mengkategorisasikan hasil yang didapat
Jika tinggi (T) = 𝑥𝑥 + SD atau hasil yang didapat berada diatas standar
deviasi.
Jika sedang (S) = 𝑥𝑥 atau hasil yang didapat berada diantara standar nilai
tinggi dan rendah dari Standar Deviasi.
Jika rendah (R)= 𝑥𝑥 - SD atau hasil yang didapat berada dibawah
standar deviasi.
77 Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005) h. 179.
56
K. Hipotesis Penelitian
Untuk melakukan uji hipotesis, ada beberapa ketentuan yang perlu
diperhatikan yaitu merumuskan hipotesis nol (Ho) yang menyatakan tidak
ada hubungan antara variabel X dan variabel Y yang diteliti, atau variabel
independen tidak memengaruhi variabel dependen dan harus disertai pula
dengan hipotesis alternative (Ha), hipotesis ini menyatakan ada hubungan,
yang berarti signifikansi hubungan antara variabel independen dan variabel
dependen78. Adapun hipotesis penelitian ini adalah :
H0 : µD ≤ 0
H1 : µD ≥ 0
H0 : (Siaran berita Televisi tidak efektif sebagai sumber informasi bagi
masyarakat pedesaan)
H1 : (Siaran berita Televisi efektif sebagai sumber informasi bagi masyarakat
pedesaan)
78Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005), h. 80.
57
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Terbentuknya Desa Girimakmur
Desa Girimakmur merupakan pemekaran dari Desa Sanding yang
berkedudukan di sebelah selatan desa tersebut. Desa ini dibentuk dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 14 Tahun 2011 Tentang
Pembentukan Desa Girimakmur Kecamatan Malangbong, ditetapkan di Garut
pada tanggal 11 Agustus 2011, dan diundangkan di Garut pada tanggal 15
Agustus 2011. Desa Girimakmur memiliki arti yaitu Giri adalah pegunungan
dan makmur adalah sejahtera dalam ekonomi maupun agama.
Desa Girimakmur mempunyai batas-batas wilayah:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Sanding
b. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Karangmulya
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Wilayah Perhutani
d. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Kutanagara
Dengan luas wilayah sebesar 248 hektar, jumlah penduduk sebanyak 4.297
jiwa, dan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 1.327 KK yang terdiri dari
3 dusun, 4 Rukun Warga (RW), dan 23 Rukun Tetangga (RT).
Pejabat definitif hasil pemilihan Kepala Desa Girimakmur periode 2012-
2018 dipegang oleh:
a. Kepala Desa : Solehudin Rais S.Sos
b. Sekretaris Desa : Ikah
c. Kaur Pemerintahan : Hotib Rizal Fauzi S.Pd
58
d. Kaur Kesra : Dedah Jubaedah
e. Kaur Ekbang : Sarnan
f. Kaur Umum : Linha Siti Maesaroh
g. Kaur Trantib : Herman Najmudin
h. Kepala Dusun I : Ajum
i. Kepala Dusun II : Suardi
j. Kepala Dusun III : Sukarna
B. Kondisi Umum Desa Girimakmur
Wilayah administratif Desa Girimakmur secara visual digambarkan dalam
peta dibawah ini:
1. Tofografi
Desa Girimakmur merupakan desa yang berada dibawah lereng
pegunungan, dengan ketinggian 800-1200 mdl (diatas permukaan laut).
2. Hidrologi dan Klimatologi
Sungai Cileuleuy merupakan sungai yang menjadi batas wilayah Desa
Girimakmur dengan Desa Kutanagara. Sedangkan mata air yang
menghidupi masyarakat Desa Girimakmur yang digunakan untuk
kebutuhan sebagai sarana air bersih dan mengairi sawah adalah Mata Air
Cinyusu, Cicadas, Baru Kodok, Cirangkong, Situ Burung, Bukit Sereh,
dan Cikupa.
59
3. Luas dan Sebaran Penggunaan Lahan
Tabel 4. Luas Lahan Menurut Jenis Penggunaan
Sawah (Daerah air) (Ha)
Darat (Ha)
Teknis ½ Teknis
Tadah Hujan
Pekarang Pemukim
Hutan Rakyat
Peng- Angonan
Hutan Negara
Lainnya
0 20 ha 3 ha 120,5 ha 0 8 ha 0 0
4. Keadaan Sosial
a. Kependudukan
Laju pertumbuhan penduduk Desa Girimakmur dalam kurun tiga
waktu terakhir, dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Jumlah Penduduk
No.
Tahun
Jenis Kelamin Jumlah
Laju Pertumbuhan (%)
L
P 1. 2014 2186(51%) 2052 (49%) 4288 2. 2015 2213 (52%) 2055 (48%) 4268 0,0047% 3. 2016 2234 (53%) 2063 (47%) 4297 0,0065%
Jumlah Kepala Keluarga (KK) Desa Girimakmur pada tahun 2014
berjumlah 1292 KK, pada tahun 2015 berjumlah 1307 KK, sedangkan
pada tahun 2016 berjumlah 1325 KK, Jumlah KK dalam kurun waktu
tiga tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Jumlah Rumah Tangga/Kepala Keluarga
No. Tahun Jumlah Rumah Tangga/ KK 1. 2014 1292 KK 2. 2015 1307 KK 3. 2016 1327 KK
60
Sebaran jumlah Kepala Keluarga Desa Girimakmur pada tahun
2016 dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Sex Ratiodan kepadatan/ km2
No. Nama Dusun Jumlah KK Kepadatan/km2 Sex Ratio 1. Dusun Kp. Sanding
(I) 335 (25,2%) 0,56 1,14
2. Dusun Kp. Cilanggok (II)
334 (25,2%) 0,32 1,06
3. Dusun Kp. Patrol dan Kp. Sukabatu
658 (49,6%) 0,259 1,18
JUMLAH 1327 0,347 3,38
b. Kesehatan
Tenaga Kesehatan yang ada di Desa Girimakmur dapat dilihat pada
tabel 8.
Tabel 8. Jumlah Tenaga Kesehatan
No. Tenaga Kesehatan Jumlah Keterangan
1.
Medis Dokter Umum
-
Dokter Spesialis
-
2. Keperawatan Bidan 1 Kontrak Perawat -
3. Partisipasi Masyarakat
Posyandu 4 Paraji 2
Jumlah 7
c. Pendidikan
Data pendidikan Desa Girimakmur, mulai dari jumlah Sarjana,
Diploma, Hingga lulusan sekolah serta jumlah guru, murid, dan sarana
pendidikan dapat dilihat pada tabel 9, tabel 10, tabel 11, dan tabel 12.
61
Tabel 9. Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%) 1. Tidak tamat SD 85 1,98 2. Tamat SD/Sederajat 2.821 65,67 3. Tamat SLTP/ Sederajat 626 14,57 4. Tamat SLTA/ Sederajat 465 10,82 5. D1 0 - 6. D2 3 0,0007 7. D3 25 0,0058 8. S1 30 0,0032 9. S2 4 0,0005 10. S3 0
Jumlah 4.296
Tabel 10. Data Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Paud-SMA
No. Uraian PAUD/TK SD SLTP SLTA Jumlah 1. Guru 7 34 39 0 80 2. Murid 80 472 480 0 1.032
Tabel 11. Jumlah Lulusan Sekolah berdasar Jenjang Pendidikan
No. Jenjang Pendidikan Jumlah 1. Tidak Tamat SD 0 2. SD/Sederajat 2896 3. SLTP/ Sederajat 708 4. SLTA/ Sederajat 531 5. Perguruan Tinggi (PT) 46
Tabel 12. Jumlah Sarana Pendidikan
No. Uraian Jumlah 1. PAUD/TK 7 2. SD/Sederajat 4 3. SLTP/Sederajat 2
62
d. Kesejahteraan Sosial
Masalah kesejahteraan sosial Desa Girimakmur didominasi oleh
masalah keluarga miskin. Untuk masalah data kesejahteraan sosial,
dapat dilihat pada tabel 13.
Tabel 13. Kondisi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
No. Masalah Kesejahteraan Sosial Jumlah Keterangan 1. Anak terlantar - 2. Anak nakal - 3. Anak balita terlantar - 4. Anak jalanan - 5. Lansia terlantar - 6. Pengemis - 7. Gelandangan - 8. Korban NAPZA - 9. PSK -
10. Eks Narapidana - 11. Penyandang Cacat 1 Fisik 12. Keluarga miskin sosial 3.790 RTS 13. Keluarga bermasalah sosial
psikologis 1 Stres
14. Keluarga rumahnya tidak layak huni
150
15. Wanita rawan sosial ekonomi - 16. Pemulung -
e. Ketenagakerjaan
Masalah ketenagakerjaan di pedesaan bukanlah hal yang asing,
sebab hampir semua desa memiliki kondisi yang sama. Hal ini
disebabkan oleh proses pembangunan yang tidak merata, adanya gap
antara kota dan desa. Karena masih kurangnya lapangan pekerjaan
yang ada di desa girimakmur, mengakibatkan angka pengangguran
cukup tinggi. Penduduk desa girimakmur pada umumnya bekerja ke
63
daerah perkotaan. Kalaupun ada yang bekerja di daerah Desa
Girimakmur, selain guru dan dinas lainnya, bekerja disektor
nonformal seperti buruh. Jumlah tenaga kerja dapat dilihat pada tabel
14.
Tabel 14. Jumlah Tenaga Kerja
No. Uraian Laki-laki Perempuan Jumlah 1. Bekerja 1.376 153 1.529 2. Tidak Bekerja 858 1.909 2.767
Jumlah 2.234 2.062 4.296
f. Pemuda dan Olahraga
Pemuda Desa Girimakmur cukup aktif dalam bidang keolahragaan.
Hal ini ditunjukkan oleh menjamurnya klub-klub khususnya klub bola
volly dan sepakbola. Data klub olahraga dan sarana olahraga dapat
dilihat pada tabel 15 dan tabel 16.
Tabel 15. Data Klub Olahraga
No. Klub Olahraga Jumlah Keterangan 1. Klub Bola Volly 4 3 dusun 2. Klub Sepak Bola 7 3 dusun 3. Klub Bulu Tangkis 7 2 dusun 4. Klub Tenis Meja 2 2 dusun
Tabel 16. Data Sarana dan Prasarana Olahraga
No. Sarana Olahraga Jumlah Keterangan 1. Gelanggang Olahraga
(GOR) - Belum ada
2. Lapangan Bola Volly 9 Cukup Baik 3. Lapangan Sepak Bola 1 Cukup Baik 4. Lapangan Tenis Meja 4 Cukup Baik
64
g. Kebudayaan
Selo Soemardjan menyebutkan, budaya adalah hasil rasa, cipta,
karsa, dan karya manusia79. Tapi, budaya yang dimaksudkan disini
diberatkan pada aspek seni yang mempunyai nilai sebagai
pengejawantahan rasa yang disebutkan Selo Soemardjan. Berikut
kesenian masyarakat yang dapat dilihat di tabel 17.
Tabel 17. Data Kelompok Budaya dan Seni
No. Jenis Jumlah Keterangan 1. Calung 4 Aktif 2. Marawis 4 Aktif 3. Qosidah Rebana 6 Aktif 4. Badeng 1 Aktif
h. Tempat Peribadatan
Penduduk Desa Girimakmur keseluruhan beragama islam, data
tempat peribadatan dapat dilihat pada tabel 18.
Tabel 18. Data Sarana Peribadatan
No. Jenis Jumlah Keterangan 1. Mesjid 3 - 2. Mushola/Surau 19 -
5. Keadaan Ekonomi
Sumber penerimaan desa diantaranya didapat melalui:
1. Pajak dan retribusi desa
2. Alokasi dana desa
3. Sumber penerimaan desa lainnya
79Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, Setangkai Bunga Sosiologi, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI), 1964.
65
Sumber pendapatan desa selain dari hal diatas adalah dari tanah
carik dan insentif.
4. Transportasi perhubungan
Panjang jalan utama desa girimakmur pada tahun 2015 sepanjang
3.500 m, jalan produksi pertanian sepanjang 4.540 m dan jalan
lingkungan sepanjang 3.225 m adapun transportasi yang digunakan
oleh masyarakat adalah jasa ojeg, jalur ke kota kabupaten
menggunakan angkot yang beroperasi trayek malangbong-ke kota
garut.
5. Telekomunikasi dan informasi
Sarana informasi dan komunikasi yang digunakan penduduk desa
girimakmur adalah telepon genggam (handphone) dikarenakan jasa
telefon rumah belum masuk ke desa girimakmur.
6. Pengairan dan irigasi
Kondisi pengairan di desa girimakmur hampir semuanya
menggunakan tadah hujan dan sebagian kecil mengalirkan sumber
mata air dari gunung. Padahal penduduk desa girimakmur banyak
yang berprofesi sebagai petani.
66
7. Air bersih
Pengguna sumber air bersih dapat dilihat pada tabel 19
Tabel 19. Jumlah Air Bersih yang digunakan masyarakat
No. Jenis Sumber Air Bersih Jumlah KK Persentase 1. PAM SIMAS 55 4,15% 2. Sumber mata air 1.265 95,47% 3. Artesis 3 0,23% 4. Sumur gali 2 0,15% 5. Fasilitas air bersama - - 6. Kali/sungai - -
8. Air limbah
Air limbah yang dihasilkan dari limbah rumah tangga seperti cuci,
kakus, dll sebagian masyarakat menggunakan diantaranya jamban
umum, septictank, bahkan ada yang ke sungai. Air limbah yang
dihasilkan bukan dari kegiatan rumah tangga seperti ternak sebagian
dibuang ke selokan yang dialirkan ke sungai.
9. Energi
Hampir 90% rumah yang berada di desa girimakmur sudah teraliri
listrik milik PLN. Hanya ada beberapa masyarakat yang belum
tersambung listrik secara langsung dikarenakan faktor ekonomi. Pada
umumnya masyarakat yang belum mampu memasang listrik secara
langsung mengambil dari tetangganya.
10. Musim
Seperti daerah Jawa Barat pada umumnya, desa girimakmur
mengenal dua musim, yaitu musih hujan dan musim kemarau.
67
C. Isu Strategis yang dihadapi Desa
Isu strategis merupakan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena
atau belum dapat diselesaikan dan memiliki dampak jangka panjang bagi
kelanjutan pelaksanaan pembangunan sehingga perlu diatasi secara bertahap.
Isu strategis dalam pembangunan desa girimakmur diantaranya.
1. Kualitas pelayanan umum pemerintahan masih dirasakan belum
memuaskan bagi sebagian masyarakat.
2. Kompetensi dan daya saing penduduk usia produktif masih dirasakan
kurang memenuhi dunia usaha.
3. Pertumbuhan ekonomi yang relatif lambat mengakibatkan sektor riil
kurang mampu berkembang dan peluang usaha yang ada kurang
termanfaatkan secara optimal.
4. Kondisi lingkungan hidup cenderung semakin memprihatinkan sebagai
akibat eksploitasi terutama terjadinya pembalakan hutan.
5. Masih banyaknya kerusakan pada sarana jalan sebagai sarana utama
mobilisasi perekonomian, jaringan irigasi, sarana pendidikan dan juga
olahraga yang berujung pada lemahnya kesejahteraan rakyat itu sendiri.
D. Visi dan Misi Desa Girimakmur
1. Visi
Berdasarkan gambaan dari masalah dan potensi yang ada di desa
girimakmur serta keinginan yang harus terjadi di masa depa. Selain faktor
tersebut, visi dan misi ini disesuaikan dengan visi dan misi pemerintah
daerah kabupaten garut yaitu “Terwujudnya kabupaten garut yang
68
bermartabat, nyaman dan sejahtera.” Maka, desa girimakmur menetapkan
visi dan misi sebagai berikut “Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang
baik dan bersih, transparan dan bertanggung jawab, guna menciptakan
mansyarakat yang mandiri dan sejahtera”.
2. Misi
a. Memelihara kerukunan dan gotong royong masyarakat.
b. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintah desa yang amanah,
menjunjung tinggi demokrasi dan hak asasi manusia.
c. Memelihara dan meningkatkan sumber daya manusia dengan
mensukseskan wajar 12 tahun dan mewujudkan kehidupan beragama
yang harmonis.
d. Menata ibu kota girimakmur sebagai pusat kegiatan ekonomi
malangbong selatan yang representatif dan nyaman.
e. Menjaga dan meningkatkan pola hidup sehat.
f. Membina dan mengarahkan usaha warga dalam ekonomi pedesaan
melalui agro bisnis dan agro industri.
g. Meningkatkan pembangunan infrastruktur desa.
h. Melestarikan dan mengembangkan seni budaya tradisional desa.
69
E. Profil Liputan 6 Petang
Liputan 6 (sebelumnya bernama sebagai Liputan 6 Sore) adalah program
berita televisi Indonesia yang disiarkan di SCTV. Setelah sebelumnya
merelay Berita Daerah pada tahun 1990-1993, maka SCTV membuat Liputan
6 Sore pada tanggal 7 November 1994. Hal ini kemudian mempelopori
penayangan Liputan 6 Petang yang memulai siaran harian pada tanggal 20
Mei 1996. Saat itu, jam tayang acara tersebut adalah pada pukul 18:30 WIB
(hingga 2 Oktober 2005) dan pertama kali dibawakan oleh Riza Primadi.
Pada awal penayangannya, Liputan 6 hanya tayang dua kali sehari.
Kemudian, pada tanggal 24 Agustus 1996 mulai ditayangkan Liputan 6
Pagi pada pukul 06:00-08:00 WIB (120 menit) dan Liputan 6 Siang pada
pukul 12:00-12:30 WIB. Liputan 6 hadir dalam bahasa Inggris dengan nama
News Watch yang mulai ditayangkan pada tanggal 12 Maret 1997 setelah
Liputan 6 Pagi pada pukul 08:00-08:30 WIB, tetapi dihentikan
penayangannya pada tahun 2000.
Pada tanggal 24 Agustus 2000, Liputan 6 meluncurkan website
www.liputan6.com. Mulai tahun 2001, Liputan 6 hadir dengan format dan
studio baru, di Jl. Gatot Subroto No. 21, Jakarta. Studio ini digunakan hingga
23 November 2007. Sejak tahun 2002 Liputan 6 mulai menghadirkan
program khusus hukum dan kriminal Buser (singkatan dari BUru dan
SERgap), yang ditayangkan pada pukul 11:30-12:30 WIB sebelum Liputan 6
Siang. Kemudian, pada tanggal 4 Februari 2003 Liputan 6 memproduksi
berita Liputan 6 Malam yang dimulai pukul 22:30-23:00 WIB.
70
Dengan perubahan format ini juga, ditayangkan berbagai program khusus
setelah Liputan 6 Siang. Program khusus Usaha Anda pada awalnya menjadi
segmen terakhir pada Liputan 6 Petang, tetapi ditayangkan setiap Sabtu dan
Minggu selama lima menit setelah Liputan 6 Siang. Program khusus
dokumenter hukum dan kriminal Sigi Investigasi ditayangkan setiap Sabtu
pukul 12:35 WIB, sejak tahun 2013 hingga saat ini ditayangkan setiap
Minggu dini hari pukul 01:00 WIB. Program khusus dokumenter Potret
ditayangkan setiap Minggu pukul 12:35 WIB, sejak tahun 2013 hingga saat
ini ditayangkan setiap Senin dini hari pukul 01:00 WIB.
Perpindahan studio dan perubahan format ini tidak sia-sia, Liputan 6
berhasil meraih penghargaan dalam kategori Program Ngetop pada
penyelenggaraan perdana SCTV Awards pada tahun 2001 hingga saat ini.
Perubahan format kedua Liputan 6 pada bulan Oktober 2005 dan perubahan
format ketiga pada bulan Juli 2007. Jam tayang Liputan 6 Pagi dimajukan
menjadi pukul 05:00-06:30 WIB (90 menit), sedangkan jam tayang Liputan 6
Petang dimajukan menjadi pukul 17:30-18:00 WIB. Untuk Liputan 6 Siang
(termasuk Usaha Anda pada hari Sabtu dan Minggu), Liputan 6 Malam,
Buser, Sigi Investigasi, dan Potret tetap seperti biasa. Pada bulan Februari
2008, studio Liputan 6 dipindahkan ke Jl. Asia-Afrika, Senayan, Jakarta
Selatan.
Peluncuran logo baru Liputan 6, Jam tayang seluruh program tetap seperti
biasa. Kemudian, pada tahun 2010, terdapat perubahan jam tayang untuk
Liputan 6 Pagi yang dimajukan pada pukul 04:30-06:00 WIB. Pada tahun
2013, terdapat perubahan jam tayang untuk tiga program khusus. Buser
71
ditayangkan setiap Selasa dini hari pukul 01:30 WIB dan setiap Rabu-Sabtu
dini hari pukul 01:00 WIB (setelah Liputan 6 Malam). Sigi Investigasi
ditayangkan setiap Minggu dini hari pukul 01:00 WIB dan Potret ditayangkan
setiap Senin dini hari pukul 01:00 WIB.
F. Profil Seputar Indonesia
Seputar Indonesia adalah program berita pertama yang diproduksi oleh
RCTI. Dengan konsep yang lebih tegas dan menarik membuat program ini
banyak diminati oleh seluruh pemirsa RCTI di Indonesia. Sebenarnya,
Seputar Indonesia mengambil konsep dari acara Seputar Jakarta yang juga
pernah ditayangkan oleh RCTI. Hanya saja, Seputar Indonesia mencakup
seluruh wilayah Indonesia dengan adanya Koresponden RCTI yang berada di
pelosok Negeri. Sebelum Seputar Indonesia hadir, Seputar Jakarta merupakan
program berita RCTI. Seputar Jakarta ini hanya menginformasikan berita-
berita yang ada di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan sekitarnya
yaitu kota Jakarta Pusat, kota Jakarta Barat, kota Jakarta Selatan, kota Jakarta
Utara dan kota Jakarta Timur. Dengan durasi hanya 15-menit. Setelah itu,
ditingkatkan menjadi 30-menit pada awal Agustus 1990.
Pada tanggal 2 November 1990, Program Seputar Jakarta resmi diganti
menjadi Seputar Indonesia. Namun, Seputar Indonesia pada saat
kemunculannya, mengikuti konsep berita TVRI, yaitu dengan hadirnya
pemandu acara berita yang dikhususkan untuk Pemirsa Tunawicara dan
Tunarungu. Hal itu terbukti pada sudut kanan bawah, terdapat pemandu berita
yang secara khusus memandu pemirsa yang mengalami tunawicara dan
72
tunarungu. Durasi waktu Seputar Indonesia pun ditingkatkan menjadi 60-
menit setiap harinya.
Buletin Siang adalah program berita tengah hari pertama yang diproduksi
oleh stasiun televisi swasta di Indonesia. Buletin Siang pertama kali
mengudara di stasiun RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia) pada tanggal
24 Agustus 1993 yang tepatnya sehari sebelum RCTI berulang tahun yang ke-
4. Buletin Siang, yang diproduksi oleh Redaksi RCTI setelah Seputar
Indonesia dan Buletin Malam, dirancang khusus untuk memenuhi keperluan
berita para pemirsa perempuan yang mendominasi komposisi kepemirsaan di
siang hari dengan pendekatan newsfeatures sehingga selama bertahun-tahun
menjadi program berita dengan rating tertinggi pada tengah hari di Indonesia.
Selama beberapa tahun pertama setelah kemunculannya, program ini
bersimultan oleh SCTV yang waktu itu masih bergabung dengan RCTI.
Namun pada pertengahan 1990-an, SCTV meninggalkan Buletin Siang dan
memproduksi sendiri adalah Liputan 6 Siang, sebagai tanda SCTV telah
berpisah dari RCTI. Mulai 10 Februari 2009, program Buletin Siang sudah
ditiadakan dan diganti dengan "Seputar Indonesia Siang".
Buletin Malam, program berita pertama yang memuat berita-berita
internasional yang dibuat oleh stasiun televisi swasta di Indonesia. Pertama
kali mengudara 1 Februari 1991 di stasiun RCTI (Rajawali Citra Televisi
Indonesia). Ditayangkan menjelang tengah malam, Buletin Malam yang
dipandu oleh Helmi Johannes saat itu merupakan adaptasi dari program CNN
International News yang berisikan berita-berita internasional. Pada saat itu
73
para penyiar berita dalam membacakan kembali berita-berita CNN World
News yang direkam di Associated Press.
Selama beberapa tahun pertama setelah kemunculannya program ini juga
bersimultan oleh SCTV memulai oleh Buletin Pagi sebelum SCTV mampu
memproduksi beritanya sendiri lewat program Liputan 6 Malam.
Seputar Indonesia mendapat penghargaan sebagai program berita
terfavorit pada Panasonic Gobel Awards 2015 sebagai program berita dan
majalah berita terbaik dalam nominasi tersebut. Sementara itu, Michael
Tjandra juga mendapat penghargaan sebagai pembaca berita terbaik dalam
ajang Panasonic Gobel Awards 2013.
Tidak hanya pada tahun 2014, tahun-tahun sebelumnya, Seputar Indonesia
juga mendapat penghargaan sebagai acara televisi dan acara berita terbaik
versi Panasonic Gobel Awards dari sejak pada tahun 1997 sampai dengan
2002 dan kembali sejak pada tahun 2007 sampai dengan sekarang.
74
BAB V
HASIL DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Responden
Dalam penelitian ini, peneliti menyebarkan kuesioner kepada 98
responden yang berisikan 38 butir pertanyaan mengenai Efektivitas Siaran
Berita Televisi sebagai Sumber Informasi bagi Mayarakat Pedesaan. Pada
penelitian ini, responden adalah warga Desa Girimakmur, Kecamatan
Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat yang berjumlah 98 orang.
Dari 98 kuesioner yang telah terkumpul, peneliti mendapatkan data
mengenai identitas responden dan akan mengklasifikasikannya berdasarkan
usia, jenis kelamin, pekerjaan dan pendidikan terakhir. Karena peneliti ingin
mencari perbedaan dari tingkat usia, jenis kelamin, pekerjaan dan latar
belakang pendidikan sebelumnya.
1. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan tabel 20, diketahui karakteristik responden berdasarkan usia.
Responden yang berusia berkisar 17-25 tahun sebanyak 23 responden
dengan presentase 25 %, sedangkan responden yang berusia berkisar
antara 26-35 tahun sebanyak 31 responden dengan presentase 33 %,
responden yang berusia berkisar 36-45 tahun sebanyak 16 responden
dengan presentase 17 %, dan responden yang berusia berkisar 46-55 tahun
sebanyak 23 responden dengan presentase 25 %.
75
Tabel 20. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
No. Usia Jumlah Persentase
1. 17-25 Tahun 23 Orang 25%
2. 26-35 Tahun 31 Orang 33%
3. 36-45 Tahun 16 Orang 17%
4. 46-55 Tahun 23 Orang 25%
2. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel 21, diketahui karakteristik responden berdasarkan
jenis kelamin. Responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 36
responden dengan presentase 37 %, sedangkan responden yang berjenis
kelamin perempuan sebanyak 62 responden dengan presentase 63 %.
Tabel 21. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah Presentase
1. Laki-laki 36 Orang 37%
2. Perempuan 62 Orang 63%
3. Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Berdasarkan tabel 22, diketahui karakteristik responden berdasarkan
pekerjaan. Responden yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS)/
Tentara Nasional Indonesia (TNI)/ Polisi sebanyak 12 responden dengan
presentase 12 %, responden yang bekerja sebagai karyawan swasta
sebanyak 14 responden dengan presentase 15 %, responden yang bekerja
76
sebagai wiraswasta sebanyak 10 responden dengan presentase 10 %,
responden yang bekerja sebagai buruh sebanyak 14 responden dengan
presentase 14 %, responden yang berstatus sebagai pelajar/mahasiswa
sebnayak 8 responden dengan presentase 8 %, dan responden yang
berstatus sebagai ibu rumah tangga merupakan responden terbesar
sebanyak 40 orang dengan presentase 41 %.
Tabel 22. Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan
No. Pekerjaan Jumlah Presentase
1 PNS/TNI/POLISI 12 12%
2 Karyawan Swasta 14 15%
3 Wiraswasta 10 10%
4 Buruh 14 14%
5 Pelajar/Mahasiswa 8 8%
6 Ibu Rumah Tangga 40 41%
4. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Berdasarkan tabel 23, diketahui karakteristik responden berdasarkan
tingkat pendidikan terakhir. Responden yang tidak tamat sekolah dasar
sebanyak 1 responden dengan presentase 1 %, responden dengan
pendidikan terakhir tamat Sekolah Dasar (SD) sebanyak 36 responden
dengan presentase 37 %, responden dengan pendidikan terakhir tamat
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) sebanyak 27 responden
dengan presentase 28 %, responden dengan pendidikan terakhir tamat
77
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) sebanyak 22 responden dengan
presentase 22 %, dan responden dengan pendidikan terakhir tamat
S1/S2/S3 sebanyak 12 responden dengan presentase 12 %.
Tabel 23. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase
1. Tidak Tamat SD 1 Orang 1%
2. Tamat SD 36 Orang 37%
3. Tamat SLTP 27 Orang 28%
4. Tamat SLTA 22 Orang 22%
5. Tamat S1/S2/S3 12 Orang 12%
B. Analisis Data
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pertanyaan
yang diajukan dapat mewakili objek yang diamati, sehingga pertanyaan
dalam kuesioner memenuhi syarat sah atau tidak untuk dijadikan data
primer dalam penelitian. Uji validitas dapat mengkorelasikan masing-
masing pertanyaan dengan jumlah skor masing-masing sub variabel.
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan rumus Pearson Product
Moment dan hasilnya dibandingkan dengan nilai angka kritik tabel
korelasi nilai r. Berdasarkan kuesioner yang disebar kepada 30 responden
dengan signifikansi 5% dari sini didapat nilai df=n-2, df=30-2=28.
78
Didapatkan angka r tabel= 0,361.jika r hitung>r tabel, maka pernyataan
itu valid. Berikut rumus uji validitas Pearson Product Moment80:
a. Uji Validitas Variabel Sebelum Menonton Siaran Berita Televisi
Tabel 24. Hasil Uji Validitas Variabel X
Item Pertanyaan
Harga Koefisien r Hitung
Harga Koefisien r Tabel
Kesimpulan
Pertanyaan 1 0,589 0,361 Valid
Pertanyaan 2 0,705 0,361 Valid
Pertanyaan 3 0,771 0,361 Valid
Pertanyaan 4 0,357 0,361 Tidak Valid
Pertanyaan 5 0,613 0,361 Valid
Pertanyaan 6 0,493 0,361 Valid
Pertanyaan 7 0,515 0,361 Valid
Pertanyaan 8 0,203 0,361 Tidak Valid
Pertanyaan 9 0,408 0,361 Valid
Pertanyaan 10 0,375 0,361 Valid
Pertanyaan 11 0,451 0,361 Valid
Pertanyaan 12 0,579 0,361 Valid
Pertanyaan 13 0,534 0,361 Valid
Pertanyaan 14
-0,379 0,361 Tidak Valid
80Syofian Siregar. Metode Penelitian Kuantitatif dilengkapi dengan perbandingan perhitungan manual dan SPSS, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2013), h. 48.
79
Item Pertanyaan
Harga Koefisien r Hitung
Harga Koefisien r Tabel
Kesimpulan
Pertanyaan 15 0,554 0,361 Valid
Pertanyaan 16 0,602 0,361 Valid
Pertanyaan 17 0,468 0,361 Valid
Pertanyaan 18 0,358 0,361 Tidak Valid
Pertanyaan 19 0,771 0,361 Valid
Pertanyaan 20 0,635 0,361 Valid
Pertanyaan 21 0,577 0,361 Valid
Pertanyaan 22 0,643 0,361 Valid
Pertanyaan 23 0,322 0,361 Tidak Valid
Pertanyaan 24 -0,042 0,361 Tidak Valid
Pertanyaan 25 0,752 0,361 Valid
b. Uji Validitas Variabel setelah menonton siaran berita televisi
Tabel 25. Hasil Uji Validitas Variabel Y
Item Pertanyaan
Harga Koefisien r Hitung
Harga Koefisien r Tabel
Kesimpulan
Pertanyaan 1 0,412 0,361 Valid
Pertanyaan 2 0,475 0,361 Valid
Pertanyaan 3 0,575 0,361 Valid
Pertanyaan 4 0,333 0,361 Tidak Valid
Pertanyaan 5 0,611 0,361 Valid
Pertanyaan 6 0,677 0,361 Valid
Pertanyaan 7 0,751 0,361 Valid
Pertanyaan 8
0,319 0,361 Tidak Valid
Item Harga Koefisien Harga Koefisien Kesimpulan
80
Pertanyaan r Hitung r Tabel Pertanyaan 9 0,728 0,361 Valid
Pertanyaan 10 0,578 0,361 Valid
Pertanyaan 11 0,469 0,361 Valid
Pertanyaan 12 0,504 0,361 Valid
Pertanyaan 13 0,619 0,361 Valid
Pertanyaan 14 -0,096 0,361 Tidak Valid
Pertanyaan 15 0,594 0,361 Valid
Pertanyaan 16 0,674 0,361 Valid
Pertanyaan 17 0,759 0,361 Valid
Pertanyaan 18 0,204 0,361 Tidak Valid
Pertanyaan 19 0,532 0,361 Valid
Pertanyaan 20 0,601 0,361 Valid
Pertanyaan 21 0,468 0,361 Valid
Pertanyaan 22 0,555 0,361 Valid
Pertanyaan 23 -0,322 0,361 Tidak Valid
Pertanyaan 24 0,352 0,361 Tidak Valid
Pertanyaan 25 0,422 0,361 Valid
2. Uji Reliabilitas dengan Teknik Alpha Cronbach
Uji reliabilitas adalah tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran.
Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi yaitu pengukuran yang
mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliabel). Teknik yang
digunakan untuk mengukur reliabilitas dengan menggunakan teknik
Alpha Cronbach.
81
Teknik ini digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya
memiliki rentang nilai antara beberapa nilai, misalnya 0-10 atau dalam
bentuk skala 1-3, 1-5, atau 1-7. Rumus menghitung nilai reliabilitas
instrument menggunakan teknik Alpha Cronbach ditulis sebagai
berikut81:
Kuesioner yang disebar untuk uji reliabilitas berjumlah 30 orang. Uji
reliabilitas ini dihitung dengan menggunakan program SPSS 16.0 for
Windows. Kriteria suatu instrument penelitian dikatakan reliabel, bila
koefisien reliabilitas (r11)>0,6.
a. Uji Reliabilitas Variabel Sebelum Menonton Siaran Berita
Televisi (X)
Tabel 26. Hasil Uji Reliabilitas Variabel X
81Syofian Siregar. Metode Penelitian Kuantitatif dilengkapi dengan perbandingan perhitungan manual dan SPSS, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2013), h. 58.
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
82
Dari hasil perhitungan uji reliabilitas untuk variabel X didapatkan
hasil Cronbach Alpha sebesar 0,896 yang artinya bahwa seluruh
pertanyaan variabel X dinyatakan reliabel dikarenakan nilai Cronbach
Alpha lebih dari 0,6 (0,896>0,6).
b. Uji Reliabilitas Variabel Setelah Menonton Siaran Berita Televisi
(Y)
Tabel 27. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.896 19
83
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.895 19
Sedangkan hasil perhitungan uji reliabilitas untuk variabel Y
didapatkan hasil Cronbach Alpha sebesar 0,895 yang artinya bahwa
seluruh pertanyaan variabel X dinyatakan reliabel dikarenakan nilai
Cronbach Alpha lebih dari 0,6 (0,895>0,6).
3. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam variabel
dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji normal
84
probability plot yaitu dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari grafik dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
a. Jika data menyebar di sekitar garis normal dan mengkuti arah garais
diagonal menunjukan bahwa pola distribusi data normal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak
mengikuti garis diagonalnya maka dapat disimpulkan distribusi data
tidak normal dan model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik p-plot disajikan pada
gambar berikut:
Gambar 1. Grafik P-Plot Variabel X
85
Gambar 2. Grafik P-Plot Variabel Y
Dari hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik probability plot
dapat dilihat bahwa penyebaran data berada di sekitar garis diagonal dan
mengikuti garis diagonal, hal ini menunjukan bahwa model regresi telah
memenuhi asumsi normalitas.
Untuk lebih meyakinkan hasil uji grafik, pada uji normalitas ini juga
dilakukan dengan uji statistik, yaitu uji kolmogorov-smirnov (K-S).
Dalam uji kolmogorov-smirnov ini residual dikatakan terdistribusi secara
normal jika signifikansi kolmogorov-smirnov berada lebih dari 0,05.
Berikut adalah hasil uji kolmogorov smirnov pada tabel:
86
Tabel 28. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Terlihat pada tabel nilai signifikansi 0,162>0,05 dan 0,087>0,05. Hal ini
membuktikan bahwa seluruh variabel memiliki distribusi normal dan
memenuhi uji normalitas.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Sebelum Sesudah
N 98 98
Normal Parametersa Mean 55.96 73.80
Std. Deviation 11.150 7.074
Most Extreme
Differences
Absolute .113 .126
Positive .112 .126
Negative -.113 -.094
Kolmogorov-Smirnov Z 1.120 1.252
Asymp. Sig. (2-tailed) .162 .087
a. Test distribution is Normal.
87
4. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah objek yang
diteliti mempunyai varian yang sama. Hasil perhitungan ini, dapat dilihat
pada tabel:
Tabel 29. Hasil Uji Homogenitas
Dari tabel test of homogeneity of variances didapatkan nilai
signifikansi sebesar 0,00. Nilai ini menunjukan bahwa nilai
sig>0,05=0,00>0,05, maka dapat disimpulkan kedua kelompok data
mempunyai varian yang sama.
5. Efektifitas siaran berita televisi sebagai sumber informasi bagi
mayarakat pedesaan menggunakan paired sample t-test
Efektifitas siaran berita televisi diukur berdasarkan perubahan tingkat
informasi dengan indikator perubahan pengetahuan informasi masyarakat
sebelum dan sesudah menonton siaran berita televisi. Pengukuran
perubahan dilakukan menggunakan paired sample t-test melalui SPSS
Test of Homogeneity of Variances
Sesudah
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
4.175 23 61 .000
88
16.0 for Windows dan diperkuat menggunakan uji t-test berpasangan
hitungan manual.
Langkah pengujian:
a. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:
H0 : µD ≤ 0
H1 : µD ≥ 0
H0 : (Siaran berita Televisi tidak efektif sebagai sumber informasi
bagi masyarakat pedesaan)
H1 : (Siaran berita Televisi efektif sebagai sumber informasi bagi
masyarakat pedesaan)
b. Menentukan alpha
α : sebesar 5% atau 0,05
c. Menetukan statistik uji (thitung)
Dalam penelitian ini menggunakan paired sample t-test pada SPSS
16.0 for Windows dan diperkuat menggunakan uji statistik t-Test
saling berpasangan dengan metode penghitungan manual.
Tabel 26. Hasil paired sample t-test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Sebelum menonton siaran
berita TV 55.96 98 11.150 1.126
Sesudah menonton siaran
berita TV 73.80 98 7.074 .715
89
Tabel 30. Rekapitulasi Data Angket
X Y D D2 64 70 -6 36 62 62 0 0 63 71 -8 64 67 67 0 0 65 71 -6 36 69 72 -3 9 54 73 -19 361 63 72 -9 81 61 72 -11 121 62 72 -10 100 60 71 -11 121 62 72 -10 100 62 71 -9 81 61 72 -11 121 40 72 -32 1024 71 73 -2 4
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Sebelum menonton siaran
berita TV & Sesudah
menonton siaran berita TV
98 .149 .142
Paired Samples Test
Paired Differences
T df Sig. (2-tailed)
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1
Sebelum menonton siaran berita TV - Sesudah menonton siaran berita TV
-17.837 12.280 1.240 -20.299 -15.375 -14.379 97 .000
90
X Y D D2 43 83 -40 1600 66 83 -17 289 62 68 -6 36 68 84 -16 256 62 72 -10 100 60 72 -12 144 73 77 -4 16 79 77 2 4 70 70 0 0 61 69 -8 64 62 68 -6 36 72 77 -5 25 72 77 -5 25 40 55 -15 225 50 73 -23 529 48 73 -25 625 48 73 -25 625 58 66 -8 64 66 69 -3 9 59 91 -32 1024 63 73 -10 100 49 80 -31 961 61 79 -18 324 55 71 -16 256 52 72 -20 400 61 60 1 1 62 66 -4 16 48 76 -28 784 50 73 -23 529 48 80 -32 1024 62 82 -20 400 59 82 -23 529 59 81 -22 484 59 81 -22 484 48 75 -27 729 44 79 -35 1225 53 75 -22 484 40 60 -20 400 52 69 -17 289 40 69 -29 841
91
X Y D D2 50 77 -27 729 50 75 -25 625 50 75 -25 625 68 82 -14 196 51 75 -24 576 53 66 -13 169 52 68 -16 256 43 72 -29 841 46 72 -26 676 46 72 -26 676 46 72 -26 676 30 67 -37 1369 42 69 -27 729 42 70 -28 784 42 68 -26 676 41 70 -29 841 41 70 -29 841 46 76 -30 900 44 50 -6 36 47 63 -16 256 45 82 -37 1369 46 81 -35 1225 46 82 -36 1296 46 82 -36 1296 46 79 -33 1089 38 89 -51 2601 47 70 -23 529 85 86 -1 1 71 79 -8 64 73 78 -5 25 73 78 -5 25 61 79 -18 324 64 83 -19 361 76 76 0 0 65 68 -3 9 68 70 -2 4 68 68 0 0 38 89 -51 2601 47 70 -23 529 47 86 -39 1521
92
X Y D D2 73 87 -14 196 61 68 -7 49
-1748 45806
S= 1 45806 – (-1748)2 97 98 S= 12,279976
thitung = -1748 = -14,379 98 12,279976
√98
d. Menentukan ttabel
ttabel= 1,980
e. Kesimpulan
Karena nilai thitung sebesar -14,379 nilai ini menunjukkan bahwa nilai
thitung<ttabel = -14,379<1,980, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Dapat
disimpulkan bahwa siaran berita televisi tidak efektif sebagai sumber
informasi bagi masyarakat pedesaan.
93
6. Faktor-Faktor Efektifitas Siaran Berita Televisi sebagai Sumber
Informasi bagi Masyarakat Pedesaan
Berdasarkan wawancara dengan beberapa warga Desa Girimakmur,
Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat Efektifitas siaran
berita televisi dapat dilihat dari82:
1. Isi berita
Siaran berita televisi lebih banyak mengangkat berita dengan unsur
politik yang kebanyakan hanya dimengerti oleh kalangan masyarakat
perkotaan, sehingga bagi kalangan masyarakat pedesaan semakin
banyak unsur berita berita politik, semakin malas mereka menonton
siaran berita televisi.
2. Gaya Bahasa
Berita yang disajikan oleh stasiun televisi lebih banyak
menggunakaan bahasa yang awam dimengerti oleh masyarakat
pedesaan, sehingga semakin banyak ketidakpahaman yang mereka
dapatkan dari menonton siaran berita televisi mereka semakin bosan
saat menonton.
82Lihat Lampiran Wawancara.
94
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian skripsi yang berjudul Efektivitas Siaran Berita Televisi
Sebagai Sumber Informasi Bagi Masyarakat Pedesaan (Studi pada Warga
Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat)
ini, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa:
1. Siaran berita televisi tidak efektif sebagai sumber informasi bagi
masyarakat pedesaan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian yang
dilakukan dengan menggunakan rumus paired sample t-test.
Didapatkan hasil bahwa nilai thitung< ttabel = -14,379<1,980.
2. Masyarakat pedesaan menilai bahwa siaran berita televisi lebih banyak
berisikan informasi mengenai politik yang lebih dipahami oleh
kalangan menengah ke atas. Bahasa yang digunakan oleh siaran berita
televisi juga kurang dimengerti masyarakat pedesaan. Masyarakat
pedesaan juga lebih banyak memanfaatkan media massa khususnya
televisi sebagai hiburan.
95
B. Saran
Berkenaan dengan segala hal yang berhubungan dengan penelitian ini,
penulis ingin menyampaikan beberapa catatan dan saran-saran yang
dianggap perlu, yaitu:
1. Siaran berita televisi harusnya berisikan berita-berita yang mudah
dipahami oleh semua kalangan. Aspek-aspek mengenai kehidupan
sehari-hari harus lebih diperbanyak dalam setiap siaran berita televisi
manapun.
2. Bahasa yang digunakan pada siaran berita televisi juga harus dipahami
oleh semua kalangan. Jangan menggunakan istilah-istilah yang terlalu
rumit artinya sehingga masyarakat terutama yang berada di pedesaan
bisa lebih tertarik menonton berita televisi, sehingga masyarakat bisa
memanfaatkan media massa itu bukan hanya sebagai media hiburan
saja tetapi juga sebagai media informasi.
96
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro. Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007.
Badjuri, Adi. Jurnalistik Televisi, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.
Barus, Sedia Willing. Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita, Jakarta: Erlangga, 2010.
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005.
. Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013.
Effendi, Sofian dan Masri Singarimbun. Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES, 2011.
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003.
. Televisi Siaran Teori dan Praktek, Jakarta: Mandar Maju, 1993.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariante dengan Program SPSS, Semarang: BP. UNDIP, 2003.
Handayaningrat, Soewarno. Sistem Birokrasi Pemerintahan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1985.
Hidayat. Efektivitas dalam Kinerja Karyawan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1986.
Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial (Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif), Jakarta: Erlangga, 2009.
Kountur, Ronny. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta: Penerbit PPM, 2007.
Kriyantono, Rachmat. Teknis Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009.
Kuswandi, Wawan. Komunikasi Massa sebuah Analisis Media Televisi, Jakarta: Rineka Cipta, 1996.
Martono, Nanang. Metode Penelitian Kuantitatif (Analisi Isi dan Analisis Data Sekunder), Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010.
Mondary. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, Bogor: Ghalia Indonesia, 2008.
Morissan. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.
, dan Andy Corry Wardhani. Teori Komunikasi Massa (Media, Budaya dan Masyarakat), Bogor: Ghalia Indonesia, 2002.
Muda, Deddy Iskandar. Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
Nazir, Moh. Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia, 2013.
Oramahi, Hasan Asy’ari. Jurnalistik Televisi, Jakarta: Erlangga, 2015.
Pasaribu, Amudi. Pengantar Statistik, Bogor: Ghalia Indonesia, 2009.
Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999.
Siregar, Syofian. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Prenada Media Group, 2012.
Soemardjan, Selo dan Soelaiman Soemardi. Setangkai Bunga Sosiologi, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 1964.
Sudarmanto, R Gunawan. Analisis Regresi Linear Berganda dengan SPSS, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005.
Sugiarto, dan Dergibson Siagian. Metode Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000.
Sutabri, Tata. Sistem Informasi Manajemen, Yogyakarta: Andi Publisher, 2005.
Tamburaka, Apriadi. Agenda Setting Media Massa, Jakarta: Raja Grafindo, 2012.
Tukiran, dan Sofian Effendi. Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES, 2013.
Wirotomo, Paulus. Sistem Sosial Indonesia, Jakarta: UI Press, 2012.
Yusup, Pawit M. Pedoman Praktis Mencari Informasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995
LAMPIRAN
Proposal Skripsi
EFEKTIVITAS TAYANGAN BERITA TELEVISI
SEBAGAI SUMBER INFORMASI BAGI
MASYARAKAT PEDESAAN (Studi pada Warga Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten
Garut, Jawa Barat)
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi
Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Deby Novia
1112051100006
Konsentrasi Jurnalistik
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
2016
PERMOHONAN UNTUK MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Assalamualaikum, Wr, Wb. Salam sejahtera dan senang berkenalan
dengan Bapak/Ibu di Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten
Garut, Jawa Barat.
Nama Saya Deby Novia, Mahasiswi Jurusan Jurnalistik Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta angkatan 2012. Saya akan melakukan penelitian skripsi dengan judul
“Efektivitas Siaran Berita Televisi Sebagai Sumber Informasi Bagi
Masyarakat Pedesaan (Studi pada Warga Desa Girimakmur, Kecamatan
Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat)”.
Untuk keperluan diatas, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi
kuesioner dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan yang Bapak/Ibu rasakan/alami.
Saya menjamin kerahasiaan pendapat dan identitas diri Bapak/Ibu. Partisipasi
Bapak/Ibu dalam mengisi kuesioner ini sangat saya hargai dan sebelumnya saya
ucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
(Deby Novia)
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Judul Penelitian : Efektivitas Siaran Berita Televisi Sebagai Sumber
Informasi Bagi Masyarakat Pedesaan (Studi pada Warga
Desa Girimakmur, Kecamatan Malangbong, Kabupaten
Garut, Jawa Barat)
Peneliti : Deby Novia
Pembimbing : Ir. Noor Bekti Negoro, SE., M.Si
Saya telah mendapatkan penjelasan dari peneliti. Saya memahami bahwa
penelitian ini tidak menimbulkan kerugian bagi saya dan tidak ada paksaan dari
pihak manapun. Jawaban yang saya berikan juga akan dijaga kerahasiaannya serta
saya diberi kesempatan untuk bertanya pada hal-hal yang belum dimengerti.
Apabila dalam pertanyaan kuesioner menimbulkan respon tidak
menyenangkan bagi saya, maka peneliti memberikan hak kepada saya untuk
mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa resiko apapun.
Dengan demikian saya menyatakan bersedia menjadi responden pada
penelitian ini.
Responden,
(.................................)
Kuesioner Penelitian
A. Data Demografi
Petunjuk Pengisian
• Responden dimohon untuk menjawab semua pertanyaan yang tersedia
• Responden dimohon untuk mengisi kuesioner ini dengan memberi tanda
check list (√) pada kotak yang tersedia
• Tiap satu pertanyaan hanya diisi satu jawaban
1. Nama saya: ...........................................................................
2. Rentang usia saya saat ini:
□ 17-25 Tahun □ 26-35 Tahun
□ 36-45 Tahun □ 46-55 Tahun
3. Jenis Kelamin:
□ Laki-Laki □ Perempuan
4. Pekerjaan:
□ PNS/TNI/POLISI □ Karyawan Swasta □ Wiraswasta
□ Buruh □ Ibu Rumah Tangga □ Pelajar/ Mahasiswa
5. Pendidikan Terakhir:
□ Tidak Tamat SD □ Tamat SD □ Tamat SLTP
□ Tamat SLTA □ Diploma I/II/III □ Sarjana S1/S2/S3
Kuesioner Penelitian
B. Soal Pilihan Pernyataan
Petunjuk Pengisian
• Bacalah sejumlah pertanyaan dibawah ini dengan teliti.
• Anda dimohon untuk memberikan penilaian terkait seberapa banyak
tingkat informasi yang anda dapatkan sebelum dan sesudah menonton
berita televisi yang sudah dibatasi yaitu siaran berita televisi Seputar
Indonesia di RCTI dan Liputan 6 Petang di SCTV.
• Anda dimohon untuk memberikan jawaban sesuai dengan keadaan Anda
secara objektif dengan memberi tanda check list (√) pada salah satu
kriteria untuk setiap pernyataan yang menurut Anda paling tepat.
• Skor yang diberikan tidak mengandung nilai jawaban benar-salah
melainkan menunjukkan kesesuaian penilaian Anda terhadap isi setiap
pernyataan. Pilihan jawaban yang tersedia adalah :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
CS = Cukup Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
• Dimohon dalam memberikan penilaian tidak ada pernyataan yang
terlewatkan.
• Hasil penelitian ini hanya untuk kepentingan akademis saja. Identitas
dari Anda akan dirahasiakan dan hanya diketahui oleh peneliti.
SEBELUM MENONTON SIARAN BERITA
LIPUTAN 6 PETANG DAN SEPUTAR INDONESIA
No. Pernyataan SS S CS TS STS
1. Sebelum menonton siaran berita
televisi, saya buta terhadap informasi
2. Sebelum menonton siaran berita
televisi, tidak ada media untuk
mengetahui informasi dari luar
lingkungan tempat tinggal
3. Sebelum menonton siaran berita
televisi, saya acuh tak acuh terhadap
informasi diluar lingkungan tempat
tinggal
4. Sebelum menonton siaran berita
televisi, saya hanya mengetahui
informasi yang berasal dari
lingkungan tempat tinggal
5. Sebelum menonton siaran berita
televisi, saya buta terhadap informasi
mengenai pemilihan umum kepala
daerah (Pilkada) serentak
6. Sebelum menonton siaran berita
televisi, saya hanya melihat calon-
calon kepala daerah di spanduk/baliho
7. Sebelum menonton siaran berita
televisi, saya hanya mengetahui cara
mencoblos pada Pilkada saat hari
pemilihan berlangsung
8. Sebelum menonton siaran berita
televisi, saya acuh tak acuh terhadap
calon-calon kepala daerah karena
pergantian kepala daerah tidak
membawa perubahan pada
kehidupan rakyat
9. Sebelum menonton siaran berita
televisi, saya tahu kenaikan harga
bahan pokok saat transaksi jual beli
di pasar tradisional
10. Sebelum menonton siaran berita
televisi, saya buta terhadap informasi
mengenai kebijakan pemerintah terkait
harga-harga bahan pokok di pasaran
11. Sebelum menonton siaran berita
televisi, saya acuh tak acuh terhadap
pedagang yang menaikan harga bahan
pokok secara tinggi
12. Sebelum menonton siaran berita
televisi, saya tidak tahu penyebab
langkanya bahan pokok di pasaran
13. Sebelum menonton siaran berita
televisi, saya hanya mengetahui
bencana alam/ kecelakaan yang terjadi
dilingkungan sekitar tempat tinggal
14. Sebelum menonton siaran berita
televisi, tidak ada media untuk
mengetahui kejadian bencana alam/
kecelakaan yang terjadi diluar
lingkungan tempat tinggal
15. Sebelum menonton siaran berita
televisi, saya mengabaikan
keselamatan berlalu lintas seperti tidak
menggunakan helm yang dapat
menyebabkan kecelakaan
16. Sebelum menonton siaran berita
televisi, saya menebang pohon
sembarangan tanpa tahu hal tersebut
dapat menyebabkan bencana alam
17. Sebelum menonton siaran berita
televisi, saya acuh tak acuh terhadap
gejala-gejala penyakit yang
membahayakan
18. Sebelum menonton siaran berita
televisi, saya makan dan minum apa
saja tanpa tahu mana yang baik atau
tidak bagi kesehatan
19. Sebelum menonton siaran berita
televisi, saat saya sakit saya enggan
pergi ke klinik/dokter karena biaya
yang terbatas
SETELAH MENONTON SIARAN BERITA
LIPUTAN 6 PETANG DAN SEPUTAR INDONESIA
No. Pernyataan SS S CS TS STS
1. Setelah menonton siaran berita
televisi, saya tahu banyak informasi
2. Setelah menonton siaran berita
televisi, saya memiliki media untuk
mengetahui informasi dari luar
lingkungan tempat tinggal
3. Setelah menonton siaran berita
televisi, saya peduli pada informasi di
luar lingkungan tempat tinggal
4. Setelah menonton siaran berita
televisi, saya menerima informasi
yang berasal dari luar lingkungan
tempat tinggal
5. Setelah menonton siaran berita
televisi, saya tahu tentang pemilihan
umum kepala daerah (Pilkada)
serentak
6. Setelah menonton siaran berita
televisi, saya melihat calon-calon
kepala daerah di televisi
7. Setelah menonton siaran berita
televisi, saya mengetahui cara
mencoblos yang benar pada pemilihan
umum kepala daerah (Pilkada)
8. Setelah menonton siaran berita
televisi, saya memilih dengan hati-
hati calon-calon kepala daerah yang
diusung pada pemilihan umum kepala
daerah (Pilkada)
9. Setelah menonton siaran berita
televisi, saya tahu kenaikan harga
bahan pokok sebelum bertransaksi di
pasar tradisional
10. Setelah menonton siaran berita
televisi, saya tahu informasi mengenai
kebijakan pemerintah terkait harga-
harga bahan pokok di pasaran
11. Setelah menonton siaran berita
televisi, saya memprotes pedagang di
pasar tradisional yang menaikan harga
bahan pokok secara tinggi
12. Setelah menonton siaran berita
televisi, saya mengetahui penyebab
bahan pokok langka di pasaran
13. Setelah menonton siaran berita
televisi, saya tahu bencana alam/
kecelakaan yang terjadi diluar
lingkungan sekitar tempat tinggal
14. Setelah menonton siaran berita
televisi, saya memiliki media untuk
mengetahui kejadian bencana alam/
kecelakaan yang terjadi diluar
lingkungan tempat tinggal
15. Setelah menonton siaran berita
televisi, saya menaati keselamatan
berlalu lintas seperti menggunakan
helm agar tidak terjadi kecelakaan
16. Setelah menonton siaran berita
televisi, saya tetap melakukan
penebangan pohon sembarangan tanpa
tahu bahwa hal tersebut dapat
menyebabkan bencana alam
17. Setelah menonton siaran berita
televisi, saya peduli terhadap gejala
penyakit yang membahayakan
18. Setelah menonton siaran berita
televisi, saya memilih makanan dan
minuman yang baik bagi kesehatan
19. Setelah menonton siaran berita
televisi, saat saya sakit saya pergi ke
klinik/dokter karena adanya kartu
BPJS yang meringankan biaya
pengobatan
TRANSKRIP WAWANCARA PENELITIAN
Pewawancara : Deby Novia (Mahasiswi UIN Jakarta)
Narasumber : Iad Madria
Umur : 55 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Pelaksanaan Wawancara : Jumat, 09 Desember 2016, pukul 17.04 WIB di
Kediaman Bapak Iad Madria
1. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai hadirnya media massa
khususnya televisi yang masuk ke tempat Bapak/Ibu?
Saya senang dengan hadirnya televisi yang masuk ke desa ini. Karena
televisi membawa banyak manfaat terlebih kepada lansia seperti saya
untuk mendapatkan informasi dan hiburan.
2. Apa saja siaran televisi yang sering Bapak/Ibu tonton?
Saya biasanya menonton berita dan acara-acara seputar agama.
3. Apakah Bapak/Ibu suka menonton siaran televisi?
Ya, saya suka menonton berita di televisi.
4. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai siaran berita di televisi?
Saya mendapat banyak informasi melalui berita yang saya tonton di
televisi. Hanya terkadang saya kurang paham dengan bahasa yang
dibawakan. Bahkan pada beberapa stasiun televisi, lebih banyak
membahas politik yang tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan saya
sehari-hari.
5. Apa saran Bapak/Ibu terhadap program siaran berita televisi agar
dapat memberikan informasi secara maksimal bagi semua kalangan
terutama warga pedesaan?
Menurut saya, siaran televisi seharusnya mencoba untuk menyebarkan
berita bagi semua kalangan. Baik kalangan menengah keatas ataupun
menengah kebawah. Bahasa yang dipakai jangan terlalu sulit dipahami.
TRANSKRIP WAWANCARA PENELITIAN
Pewawancara : Deby Novia (Mahasiswi UIN Jakarta)
Narasumber : Ecin Kuraesin
Umur : 47 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pelaksanaan Wawancara : Jumat, 09 Desember 2016, Pukul 15.55 WIB di
Poskamling RT 003 RW 003 Desa Girimakmur
1. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai hadirnya media massa
khususnya televisi yang masuk ke tempat Bapak/Ibu?
Saya senang dengan hadirnya televisi yang masuk ke desa ini. Karena saya
jadi memiliki sarana hiburan baru yang bisa saya lihat dirumah saja.
2. Apa saja siaran televisi yang sering Bapak/Ibu tonton?
Sinetron, acara kontes menyanyi, ya pokoknya acara-acara yang berbau
hiburan.
3. Apakah Bapak/Ibu suka menonton siaran televisi?
Saya pernah menonton berita, tetapi jarang.
4. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai siaran berita di televisi?
Saya kurang mengerti dengan bahasa yang digunakan atau ditampilkan
sehingga membuat saya kurang tertarik dengan berita. Selain itu, saya
lebih butuh acara-acara hiburan daripada berita.
5. Apa saran Bapak/Ibu terhadap program siaran berita televisi agar
dapat memberikan informasi secara maksimal bagi semua kalangan
terutama warga pedesaan?
Isi berita yang ditampilkan lebih menarik jangan membosankan.
Bahasanya juga jangan tinggi-tinggi sehingga bisa lebih dimengerti semua
orang.
TRANSKRIP WAWANCARA PENELITIAN
Pewawancara : Deby Novia (Mahasiswi UIN Jakarta)
Narasumber : Alvin Firmansyah
Umur : 18 Tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
Pelaksanaan Wawancara : Sabtu, 10 Desember 2016, Pukul 08.34 WIB di
Kediaman Alvin Firmansyah
1. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai hadirnya media massa
khususnya televisi yang masuk ke tempat Bapak/Ibu?
Saya senang karena dengan adanya televisi, mayarakat di desa ini lebih
terbuka terhadap banyak hal di luar sana.
2. Apa saja siaran televisi yang sering Bapak/Ibu tonton?
Acara-acara musik, film, berita, dan masih banyak lagi.
3. Apakah Bapak/Ibu suka menonton siaran televisi?
Ya, saya suka menonton berita namun tidak sering atau tidak rutin.
4. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai siaran berita di televisi?
Berita memberikan banyak informasi, sehingga orang yang tidak tahu
menjadi tahu. Namun, berita lebih didominasi oleh politik apalagi saat-saat
pilkada seperti sekarang. Untuk sebagian orang, politik bukanlah hal yang
mudah dimengerti.
5. Apa saran Bapak/Ibu terhadap program siaran berita televisi agar
dapat memberikan informasi secara maksimal bagi semua kalangan
terutama warga pedesaan?
Berita harus bisa memberikan pengetahuan yang lebih terhadap
penontonnya terutama masyarakat pedesaan yang masih tertutup terhadap
informasi. Jangan hanya memberitakan sesuatu yang dimengerti kalangan
perkotaan saja, namun juga bisa dimengerti kalangan pedesaan, sehingga
tujuan berita sendiri bisa terpenuhi sebagai pemberi informasi.
TRANSKRIP WAWANCARA PENELITIAN
Pewawancara : Deby Novia (Mahasiswi UIN Jakarta)
Narasumber : Nana Juhana
Umur : 31 Tahun
Pekerjaan : Buruh
Pelaksanaan Wawancara : Sabtu, 10 Desember 2016, Pukul 18.22 WIB di
Masjid Ash-Sholihin
1. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai hadirnya media massa
khususnya televisi yang masuk ke tempat Bapak/Ibu?
Ya tanggapannya senang ada televisi.
2. Apa saja siaran televisi yang sering Bapak/Ibu tonton?
Saya suka nonton film, sinetron, dakwah, sama berita.
3. Apakah Bapak/Ibu suka menonton siaran televisi?
Saya suka menonton berita
4. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai siaran berita di televisi?
Beritanya kebanyakan politik. Saya gak ngerti. Bahasanya juga terlalu
tinggi jadi kadang cepat bosan nontonnya.
5. Apa saran Bapak/Ibu terhadap program siaran berita televisi agar
dapat memberikan informasi secara maksimal bagi semua kalangan
terutama warga pedesaan?
Dibikin lebih menarik aja supaya warga desa mau nonton, soalnya warga
desa lebih kepengen nonton sinetron daripada berita karena beritanya
mereka gak ngerti.
Nama Usia Gender Pekerjaan Pendidikan 1 2 3 Ela Susilowati 4 2 5 3 4 4 4 Juhria 4 1 1 6 3 4 4 Subekti 3 1 1 6 5 4 4 Asep Sofyan 2 1 2 6 5 4 3 Erik Mardiana 2 1 2 6 5 4 4 Ecin Kuraesin 4 2 5 2 4 4 4 Nana Juhana 4 1 4 2 4 4 4 Siti Julaeha 3 2 5 2 4 4 4 Sumiati 4 2 5 2 4 4 4 Ratnawati 2 2 5 3 4 4 4 Ai Munawar 3 2 5 3 4 4 4 Beti 3 2 5 2 4 4 4 Titi 4 2 5 2 4 4 4 Ida Rumdaningsih 3 2 5 2 4 4 4 Alvin Firmansyah 1 1 6 4 5 4 4 Beti Nur Baeti 3 2 5 3 5 5 4 Enih Jubaedah 3 2 5 2 5 5 5 Iqbal Herdianto 1 1 2 4 5 4 5 Waluya Tresna Firmansyah 1 1 2 4 4 3 4 Dedah Jubaedah 3 2 5 4 5 5 3 Sarnan 4 1 1 3 4 4 4 Suardi 4 1 4 2 5 4 4 Solehudin Rais 4 1 3 6 4 5 4 Mimin Mintarsih 4 2 5 2 4 5 4 Yeni 4 3 5 2 4 4 4 Kiki Syamsiati 2 2 5 3 5 4 4 Ekawati 2 2 5 3 4 4 4 Renti Rahayu 1 2 5 4 5 5 5 Asep Rahmat 2 1 2 6 5 5 5 Enden Nendah Nurjanah 1 2 2 6 3 3 3 Rio Kangka Logawa 1 1 6 3 4 4 4 Indrawati 2 2 5 4 4 4 4 Dedi Jahadi 3 1 4 3 4 4 4 Nani Suryani 3 2 5 2 4 3 3 Entin Suhartini 3 2 5 3 4 4 Dewi Purwati 1 2 5 4 5 5 5 Lina 1 2 5 3 4 4 4 Ela Siti Komala 2 2 5 4 5 4 4 A Kurniawan Arisandi 2 1 4 2 5 5 4 Tina Rahmawati 1 2 6 6 4 4 4 Rismawati Solihah 2 2 2 6 5 4 4
Sarja Dahori 4 1 3 2 4 2 4 Entay Sutarsih 4 2 5 2 4 2 4 Salim 4 1 4 2 5 5 4 Asep Ridwan Sobarna 3 1 4 4 4 4 4 Apong 4 2 5 2 5 5 5 Siti Nurhayati 3 2 5 4 5 5 4 Yanti Rosmayanti 1 2 4 3 5 5 4 Hani Farhani 1 2 6 4 5 5 4 Abdul Rosid 4 1 4 2 5 5 4 Dedi Mulyadi 2 1 1 6 5 5 4 Sita Nita R 1 2 2 4 5 5 5 Eti Rohmiati 3 2 1 6 5 5 4 Syifaur Rohmilia Fattansyah 1 2 4 3 3 4 3 Rina Riani 1 2 5 3 3 4 4 Nur Farida Afwa Auliansyah 1 2 4 3 4 4 4 Ecin Kuraesin 4 2 5 4 5 4 4 Siti Eva Farida 1 2 3 6 5 5 4 Usi 4 1 4 6 5 5 4 Iin 4 2 5 2 5 5 5 Enar Sunarsih 4 2 5 3 5 5 4 Erus Rosmiati 3 2 5 3 4 4 4 Udin Syamsudin 4 1 3 2 4 4 4 N Tri Dianti 3 2 1 6 4 4 4 N Dede Rustika 3 2 1 6 4 4 4 Yanti 3 2 1 6 4 4 4 Setianingsih 3 2 2 6 4 4 4 Eros Rosidah 3 2 2 6 5 4 5 Siti Dedah Jubaedah 2 2 5 6 4 4 4 Nanan Nuraesiah 4 2 1 6 4 4 4 Siti Nuraeni 3 2 5 6 4 4 4 Widia Nugraha Ningsih 4 2 5 6 4 4 4 Devi Herdiana Nugraha 2 1 2 6 4 4 4 Ida 4 2 5 1 5 5 5 Andri 2 1 1 6 4 3 2 Dadang 3 1 1 6 5 5 3 Indra Kamal 1 2 6 4 5 5 4 Hartono 3 1 1 6 5 5 4 Ela Laetasari 3 2 2 6 5 5 5 Neneng Nursaadah 4 2 5 6 5 5 4 Budi Nugraha 3 1 6 4 5 5 4 Entin Kartini 3 2 2 4 5 5 5
Surya S 3 1 3 3 5 5 4 Iad Madria 4 1 4 2 5 5 4 Bogi Mahesa 1 1 3 3 5 5 3 Nova Anisa Sholihah 1 2 6 4 5 5 5 Eti 3 2 5 2 5 5 5 Barda 3 1 3 2 5 5 4 Eros Rostina 3 2 5 2 5 5 4 Mulyanti 2 2 2 6 4 4 4 Reza Pahlepi 2 1 4 3 4 4 3 Sari Dewi 1 2 5 4 4 4 4 Giatno 3 1 3 3 4 4 4 Sri Giatmi 4 2 5 2 5 5 5 Arif Darmawan 1 1 4 3 5 5 4 Evi Nurhayati 1 2 4 3 5 5 4 Inna Bayani 1 2 6 4 5 5 5 Didi Supriyadi 4 1 3 2 4 4 3