EFEKTIVITAS PENYALURAN KUR (KREDIT USAHA RAKYAT) …
Transcript of EFEKTIVITAS PENYALURAN KUR (KREDIT USAHA RAKYAT) …
EFEKTIVITAS PENYALURAN KUR (KREDIT USAHA RAKYAT)
PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. UNIT
TANAH LEMO KECAMATAN BONTO BAHARI
KABUPATEN BULUKUMBA
ARIF MUDASSIR
Nomor Stambuk:105610441812
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Mahasiswa : Arif Mudassir
Nomor Stambuk : 105610441812
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa
bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan orang lain atau melakukan
plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian
hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik
sesuai aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.
Makassar, 17 Juli 2019
Yang menyatakan,
Arif Mudassir
iv
ABSTRAK
ARIF MUDASSIR. Efektivitas Penyaluran KUR (Kredit Usaha Rakyat) Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba(Dibimbing oleh Djuliati Saleh dan NasrulHaq)
Efektivitas penyaluran KUR (Kredit Usaha Rakyat) pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba dimana permasalahan yang muncul minimnya dana yang dimiliki pengusaha untuk mengembangkan usahanya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penyaluran Kredit
Usaha Rakyat (KUR) pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo Kecamatan Bontobahari Kab. Bulukumba dan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat Penyaluran KUR (Kredit Usaha Rakyat) PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo Kecamatan Bontobahari Kab. Bulukumba.
Tipe penelitian ini bersifat fenomenologi. Dasar penelitian yang digunakan
adalah deskrektif kualitatif yaitu penulis bermaksud untuk mendekskripsikan efektivitas penyaluran KUR (Kredit Usaha Rakyat) pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba dimana penulis mewawancarai 8 informan, sumber data sendiri dari data primer yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen – dokumen, catatan –catatan, laporan –laporan maupun arsip- arsip resmi yang dapat didukung dengan kelengkapan data primer.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efektivitas penyaluran KUR (Kredit
Usaha Rakyat) pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba dengan indiator pencapaian tujuan, integrasi dan adaptasi dapat disimpulkan bahwa cukup memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan usaha masayarakat, namun tidak terlepas juga dari faktor yang mendukung antara lain sosialisasi dan data sedamgkanfaktor yang menghambat yaitu proses pencairan, pola pikir dan pemahamam dalam proses pelaksanaannya. Kata Kunci: Efektivitas, Kredit, Usaha, Bank
v
ABSTRACT
ARIF MUDASSIR. Effectiveness of KUR Distribution (People's Business Credit) at PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Tanah Lemo Unit, Bonto Bahari District, Bulukumba Regency (Supervised by Djuliati Saleh and NasrulHaq) The effectiveness of KUR (Kredit Usaha Rakyat/People's Business Credit) distribution at PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Tanah Lemo Unit, Bonto Bahari Sub-District, Bulukumba Regency, where problems arise from the lack of funds owned by entrepreneurs to develop their businesses. The purpose of this study was to determine the effectiveness of distribution of People's Business Credit (KUR) at PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Tanah Lemo Unit, Bontobahari District, Kab. Bulukumba and the factors that support and inhibit the Distribution of KUR (People's Business Credit) PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Tanah Lemo Unit, Bontobahari District, Kab. Bulukumba. This type of research is phenomenological. The basis of the research used is descriptive qualitative, namely the author intends to describe the effectiveness of KUR distribution (People's Business Credit) at PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Tanah Lemo Unit, Bonto Bahari Sub-District, Bulukumba Regency where the author interviewed 8 informants, the data sources themselves from primary data were obtained through interviews, while secondary data was obtained from documents, records, reports and official files that could be supported by completeness of primary data. The results of this study indicate that the effectiveness of KUR (People's Business Credit) distribution at PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. The Tanah Lemo Unit of Bonto Bahari Sub-District, Bulukumba Regency with an indicator of achieving goals, integration and adaptation can be concluded that it has a considerable influence on the development of the business of the community, but it cannot be separated from the supporting factors and there are still several factors that hinder the process of implementation. Keywords: Effectiveness, Credit, Business, Bank
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirahiim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirabil’alamin, segala puji dan syukur peneliti panjatkan
kehadirat Allah SWT serta shalawat dan salam peneliti limpahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga serta sahabatnya juga
seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Hanya dengan rahmat dan karunia Allah SWT, peneliti dapat
menyelesaikan Laporan Skripsi ini dengan judul “Efektivitas Penyaluran KUR
(KREDIT USAHA RAKYAT) pada PT. Bank Rakyat Indonesia (persero)
Tbk. unit Tanah Lemo Kecamatan Bontobahri Kabupaten Bulukumba.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyajian laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik, dari segi penggunaan tata bahasa, tulisan, maupun dari segi
redaksionalnya, sehingga peneliti mengharapkan saran dan kritik yang berguna,
yang Insya Allah denga jalan ini peneliti ini dapat memperbaiki kekurangannya
dikemudian hari.
Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan bimbingan serta
penghargaan dari semua pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, peneliti
ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya
kepada yang terhormat IbuDra, Hj. DjuliatiSaleh, M.Si selaku pembimbing I,
dankepada yang terhormat bapak Nasrul Haq, S.Sos., M,PAselaku pembimbing
II yang telah bersedia meluangkan waktunya disela-sela kesibukkan untuk
vii
membimbing dan menuntun peneliti dalam proses penyusunan skripsi dari awal
sampai akhir
Sebagai wujud terimakasih, rasa hormat, dan penghargaan yang mendalam
dari peneliti, perkenankanlah peneliti menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M. selaku Rektor Universitas
Muhammdiyah Makassar.
2. Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos. M.Si Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik Universitas Muhammdiyah Makassar
3. Dr. Samsir Rahim, S.Sos., M.Si
4. Seluruh dosen dan staf tata usaha di Fakultas Ilmu Social Dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Makassar
5. Dan tak lupa ucapan terimakasih kepada ayahanda kita tercinta Dr.
Burhanuddin, S.Sos., M.Si yang telah membantu dalam memberikan saran
yang membangun bagi anak-anaknya.
Selanjutnya peneliti tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya dan tidak terhingga kepada:
1. Kedua orang tua tercinta yaitu Ibunda Rajuani dan Ayahanda Abdul Wahab
yang terus menerus memberikan kasih sayangnya dan selalu mendo’akan
demi keberhasilan peneliti, serta dukungan baik moral maupun materil yang
sangat tulus kepada peneliti, untuk itu dengan segala kerendahan hati saya
ingin mengucapkan terima kasih yang mendalam dan rasa hormat yang tulus
dan ikhlas kepada kedua orang tua ku tercinta.
viii
2. Ucapan terima kasih yang sebesar-besrnya kepada keluarga besar di
BULUKUMBA atas segala motivasi, bantuan dan doanya selama ini sehingga
penulis bisa menyelesaikan skripsi ini terkhusus buat kakak saya Awaluddin
dan Akif Munandar
3. Terimakasih juga buat keluarga besar saya di ara (YayaFebriawan, S.Pd,
Surya Prasetya, Novi Asrianty) yang telah banyak membantu dan memberikan
motivasi sehingga skripsi ini dapat selesai.
4. Terima kasih juga buat keluarga besar KEPMA terkhusus buat kakanda
(Andrian Naldi, S.Pd, Dedi Resky Fauzy, S.Pd, dan Adrian Adwinata, S.Pd)
yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi sehingga skripsi ini
dapat selesai.
5. Buat sahabatku Yaya Febriawan, S.Pd, Surya Prasetya, Afriansyah, Bayou
Ardian teman seperjuangan mengejar semua mimoi yang kadang sulit untuk
menjadi kenyataan.
6. Teman-teman seangkatan 2012 ku di UNISMUH yang bersama-sama
berjuang di kampus biru kita tercinta.
7. Semua sepupu penulis terutama surya prasetya, Ulfa Dwi Yanti, Yaya
Febriawan S.Pd, serta keluarga lainnya yang ada di Makassar, yang telah
memberikan motivasi, dorongan moril dan materil kepada penulis selama
menyelesaikan studi.
8. Terakhir buat semua yang turut mendukung dan membantu penulis meski
hanya dengan doa tapi tidak sempat penulis mencantumkan namanya, terima
kasih banyak karena semua itu sangat berarti bagi penulis.
ix
Semoga bantuan dan perhatian yang diberikan mendapat berkah dan
balasan yang lebih besar dari allah SWT atas segala sumbangsih dari semua pihak
baik moril maupun materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Sebagai penutup sekali lagi peneliti ingin mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah banyak
membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga amal ibadah, dan
dorongan serta doa yang diberikan kepada peneliti dengan tulus ikhlas
mendapatkan rahmat dan karunia dari Allah SWT. Amien,
Billahi fiisabililhaq
Wasalaamu’alaikumWr.Wb
Makassar, 22 Juli 2019
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman Sampul .............................................................................................. i
Halaman Persetujuan ........................................................................................ ii
Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ................................................... iii
Abstrak ............................................................................................................. iv
Abstract ............................................................................................................ v
Kata Pengantar ................................................................................................. vi
Daftar Isi........................................................................................................... ix
Daftar Tabel ..................................................................................................... xi
Daftar Gambar .................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian Kegunaan Penelitian ...................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 7
A. Pengertian Efektivitas ................................................................... 7
B. Kerangka Pikir .............................................................................. 14
C. Fokus Penelitian ............................................................................ 15
D. Deskripsi Fokus Penelitian ............................................................ 16
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 18
A. Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................ 18
B. Jenis dan Tipe Penelitian ............................................................... 18
C. Sumber Data .................................................................................. 19
D. Informan Penelitian ....................................................................... 19
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 20
F. Teknik Analisa Data ...................................................................... 21
G. Keabsahan Data ............................................................................. 22
xi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 24
A. Lokasi Penelitian ............................................................................ 24
B. Pembahasan .................................................................................... 31
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 53
A. Kesimpulan .................................................................................... 53
B. Saran ............................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 56
LAMPIRAN – LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Data Informan Penelitian ................................................................ 20
Tabel 4.1 Jumlah Penerima Dana KUR ........................................................... 31
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir ............................................................... 15
Gambar 4.1. Bagan dan Struktur Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba ................................................. 30
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah Indonesia mengalami krisis ekonomi pada tahun 1997-1998 yang
mengakibatkan menurunnya nilai tukar uang rupiah terhadap dollar dan situasi
pada sektor riil menunjukan banyak usaha-usaha besar yang gulung tikar
(Sugiyono,2003). Hal ini merupakan pelajaran yang sangat penting untuk kembali
mencermati suatu pembangunan ekonomi yang benar-benar harus memiliki
struktur yang kuat dan dapat bertahan dalam situasi apapun. Kontribusi yang
diberikan oleh pelaku usaha mikro kecil danmenengah (UMKM)
padakondisikrisis ekonomi dapat diukur sebagai penyangga dalam proses dalam
memulihkan perekonomian nasional, dipandang dari laju pertumbuhan ekonomi
nasional maupun dalam peningkatan kesempatan kerja.
Pemerintah mulai merencanakan program kredit usaha rakyat (KUR) pada
tahun 2007 sebagai respon atas Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2007 tentang
kebijakan percepatan pengembangan sector riil dan pemberdayaan usaha mikro
kecil danmenengah (UMKM) khususnyabidangreformasi sector keuangan. Inpres
tersebut ditindak lanjuti dengan ditandatanganinya Nota KesepahamanBersama
(Memorandum of Understanding/MoU) antara lembaga penjaminan, pemerintah
dan perbankan padatanggal 9 oktober 2007 sebagaimana yang kemudian di ubah
dengan addendum pada tanggal 14 Mei 2008 tentang penjaminan
kredit/pembiayaan kepadakoperasidanUMKM atau yang lebih dikenal dengan
istilah kredit Usaha Rakyat (KUR) Pemerintah mengesahkan UU No. 20 tahun
2
2008 mengenai Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
TerbentuknyaUndang–undang tersebut bermaksud agar pemeberdayaan usaha
mikro kecil dan menengah dapat ditingkatkan secara nasional sampai bulan
November 2014, bank nasional yang menyalurkan KUR sebanyak 7 (tujuh) bank
yaitu Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri,
Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Bukopin, Bank SyariahMandiri (BSM) dan
Bank Negara Indonesia Syariah (BNI Syariah).
Penilaian efektivitas dalam penyaluran kredit usaha rakyat dan
pengaruhnya terhadap peningkatan kinerja usaha mikro kecil dapat di ukur
menggunakan lima aspek, yaitu aspek ketepatan sasaran program, aspek ketepatan
waktu, aspek ketepatan jumlah uang yang diterima oleh nasabah, aspek ketepatan
beban kredit dan aspek ketepatan prosedur. Faktor-faktor produksi sangat
berpengaruh terhadap peningkatan kinerja perusahaan. Berdasarkan
perkembangannya, UMKM telah banyak berkontribusi terhadap pertumbuhan
perekonomian di Indonesia. Bahkan sebagai tiang ekonomi dan juga sebagai
pejuang ekonomi rakyat, terutama dalam aspek dalam peningkatan pemerataan
pendapatan, kesempatan kerja, pembangunan pedesaan dan ekspor nonmigas.
Selainitu UMKM juga mempunyai pengaruh besar terhadap jumlah pendapatan
dalam negara, dan juga sekaligus meningkatkan tingkat kesejahtraan masyarakat.
Dalam perkembangannya UMKM meski dihadapi dengan masalah klasik,
yakni masalah pada permodalan, iklim usaha, manajemen sumber daya manusia,
produksi, financial, birokrasi/perizinan, efesiensi, nilai tambah dan informasi
peluang bisnis, Permasalahan utamanya yaitu berkaitan dengan kesulitan dalam
3
hal permodalan dan pemasaran. Modal merupakan faktor yang penting dalam
suatu produksi, yang artinya modal akan sangat mempengaruhi tumbuh
kembangnya suatu usaha, ketika modal yang digunakan sedikit maka produk yang
dihasilkan juga sedikit begitu pula jika modal yang digunakan besar maka tidak
akan menutup kemungkinan jumlah produk yang dihasilkan juga besar.
Efektivitas suatu program diartikan sebagai tingkat kemampuan suatu
program untuk mewujudkan hasil yang diharapkan sesuai dengan tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan, begitu pula dengan efektivitas KUR, efektivitas
program KUR bisa dilihat dari besarnya alokasi penyaluran kredit dan sangat
tergantung pada distribusi pengalokasiannya, baik menurut sector ekonomi
maupun penerimanya (pelaku ekonominya). Oleh karena itu distribusi
pengalokasian penyaluran KUR juga menjadi masalah krusial dalam upaya
optimalisasi dampak positif dan efektivitas program KUR.
Program KUR merupakan program khusus, dimana perbankan hanya akan
menyalurkan kredit selama pemerintah berkomitmen dalam melakukan
penjaminan atas kredit. Oleh karena itu, peningkatan dari sisi penawaran sangat
tergantung besaran jaminan diperusahaan penjamin.
Dalam upaya peningkatan besarnya jaminan di perusahaan penjamin untuk
program KUR tentunya pemerintah perlu mempertimbangkan berbagai hal karena
alokasinya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Setiap
jenis alokasi dalam APBN secara mendasar merupakan perhatian dan prioritas
bagi pemerintah. Oleh karena itu, peningkatan besaran jaminan di perusahaan
penjamin untuk KUR mestilah jadi prioritas dalam mengelola anggaran,
4
sehinggan KUR ini mampu bisa mencapai tujuan-tujuannya.
Sebagaimana peranan KUR sebagai upaya pemerintah untuk
memberdayakan UKM dengan member kemudahan dalam pemberian pinjaman.
KUR ini merupakan program pemerintah yang melibatkan APBN Negara, dengan
hal tersebut sudah barang tentu perlu dibuktikan efektivitasnya secara empiris dan
mendalam. Selain dampaknya positif, KUR perlu dibuktikan apakah benar-benar
mampu secara efektif dalam mencapai tujuannya, yaitu menggerakan/
mengembangkan/memperluasUKM, mengurangi kemiskinan, dan mengurangi
pengangguran.
Seperti yang kita ketahui bahwa efektivitas berarti suatu keadaan atau
kegiatan itu mencapai taraf sesuai dengan yang diinginkan ataupun berhasil.
Berarti sangat diharapkan dalam penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat ini dapat
berjalan berhasil dalam membantu rakyat Indonesia yang melakukan UMKM
(Usaha mikro, kecil dan menengah). Tetapi apakah benar bahwa penyaluran dana
Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan oleh BRI sudah efektif? Oleh karena
itu hal tersebut diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul:“Efektivitas Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pada Pt. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo Kecamatan BontoBahari
Kabupaten Bulukumba”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan dari latar belakang masalah yang telah saya
kemukakan di atas maka rumusan masalah yang akan dijawab melalui penelitian
ini adalah:
5
1. Bagaimana efektivitas penyaluran dana kredit usaha rakyat (KUR) pada PT.
Bank Rakyat Indonesia (persero) tbk Unit Tanah Lemo Kecamatan
Bontobahari Kab. Bulukumba?
2. Faktor-faktor apa yang mendukung dan menghambat penyaluran dana kredit
usaha rakyat (KUR) pada Pt. Bank Rakyat Indonesia (persero) tbk Unit Tanah
Lemo Kecamatan Bontobahari Kab. Bulukumba?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah:
1. Untuk mengetahui efektivitas penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo Kecamatan
BontobahariKab. Bulukumba.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat
Penyaluran (KUR) Kredit Usaha Rakyat PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk. Unit Tanah Lemo Kecamatan BontobahariKab. Bulukumba.
D. Manfaat Penelitian
Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat atau kegunaan baik teoritis maupun praktis sebagai berikut:
1. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan
dan informasi bagi dunia akademik di bidan ilmu pengetahuan, khususnya
mengetahui efektivitas penyaluran (KUR) Kredit Usaha Rakyat pada PT.
Bank Rakyat Indonesia(Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo Kecamatan
BontobahariKab. Bulukumba.
6
2. Secara praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan
atau sumbangan pemikiran bagi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Unit Tanah Lemo Kecamatan Bontobahari Kab. Bulukumbadalampenyaluran
(KUR) Kredit Usaha Rakyat.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Efektivitas
1. PengertianEfektivitas
Kata efektif berasal dari bahasa inggris yakni effective yang mempunyai
arti berhasilatausesuatu yang di lakukan dengan baik. Dalam kamus ilmiah
popular saatini Iamendefenisikanefektivitassebagaiketetapanpenggunaan, hasil
atau guna demi menunjang tujuan.
Apakah hasil yang diinginkan telah tercapai dalam hal ini adalah unit
penyaluran. Efektivitas yaitu hubungan antara output dengan tujuan, semakin
besar sumbangan(kontribusi) output terhadap pencapaian sebuah tujuan, maka
semakin efektif sebuah organisasi, program atau kegiatan Efektivitas berfokus
pada hasil, program atau kegiatan yang dinilai efektif apabila output yang
dihasilkan dapat memenuhi tujuan yang diinginkan atau di katakan spending
wisely. Membahas tentang masalah ukuran efektivitas sangat bervariasi dari sudut
terpenuhinya yang mengenai sasaran dan sebuah tujuan yang ingin dicapai serta
menunjukkan sejauh mana organisasi, program kerja/kegiatan yang melaksanakan
fungsi-fungsi secara optimal.
MenurutSubagyo(2000),ia mendefinisikan efektivitas sebagai kesesuaian
antara output dengan tujuan yang sudah di tetapkan. Efektivitas menurut Steers
dalamSutrisno, (2010) yang pada umumnya efektivitas hanya bias dikaitkan
dengan tujuan dalam organisasi, yaitulaba, yang sangat cenderung mengabaikan
aspek yang sangat penting dari keseluruhan prosesnya, yaitu sumber daya
8
manusia. Dalam sebuah penelitian yang mengenai efektivitas organisasi sumber
daya manusia dan perilaku manusia tersebut seharusnya muncul menjadi fokus
primer, dana sebuah usaha untuk meneliti perilaku manusia di tempat ia bekerja.
Sedangkan menurut Sedarmayanti (2009) mendefinisikan konsep efektivitas
sebagai suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat
tercapai. Pengertian efektivitas ini lebih berorientasi kepada keluaran sedangkan
masalah penggunaan masukan kurang menjadi perhatian utama. Apabila efisiensi
dikaitkan dengan efektivitas maka walaupun terjadi peningkatan efektivitas belum
tentu efisiensi meningkat.
Seperti yang di ungkapkan sebelumnya, Steer dalamSutrisno (2010)
mengemukakantiga konsep yang dapat digunakan untuk melihat efektivitas
organisasi, apakah organisasi dapat mencapai sasaran dan tujuannya, yaitu dengan
melihat:
a. Konsep optimalisasi tujuan
b. Konsep perspektif sistem
c. Tekanan Terhadap perilaku
Dalam sebuah penelitian yang mengenai efektivitas sebuah organisasi,
sumber daya manusia, perilaku manusia harusnya muncul sebagai focus primer,
dan usaha-usaha untuk meningkatkan sebuah efektivitas yang mulanya melalui
penelitian prilaku manusia di tempat kerja, pendapat yang dipaparkan oleh Caster
I. Bernard,Efektivitas merupakan sasaran tercapainya yang sudah di sepakati
bersama (Bernard,1992).
Menurut Effendy ia mendefinisikan efektivitas sebagai berikut:
9
“Komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang sudah di rencanakan harus
sesuai dengan biaya yang sudah di anggarkan, waktu yang sudah ditetapkan serta
jumlah personil yang sudah di tentukan”(Effendy,1989) sedangkan definisi
menurut Susanto “Efektivitas yaitu sebuah pesan untuk mempengaruhi atau sering
disebut dengan tingkat kemampuan pesan-pesan untuk mempengaruhi” (Susanto,
1975).
Menurut CampbelJ.P dalam Lestanata (2016), Untuk itu mengukur
efektivitas secara umum dan paling menonjol adalah:
a. Keberhasilan program
b. Keberhasilan sasaran
c. Kepuasan terhadap program
d. Tingkat input dan output
Dengan demikian efektifitas sering di artikan sebagai suatu tolak ukur
untuk pencapaian tujuan yang sudah direncanakan sebelumnya secara matang.
Efektivitas (effectiveness) yang mempunyai definisi secara abstrak sebagai tingkat
pencapaian sebuah tujuan, di ukur menggunakan rumus hasil dibagi dengan
tujuan. Tujuan yang bermula dari visi yang mempunyai sifat abstrak itu bisa
dideduksi sampai menjadi hal yang kongkrit, yaitu sebuah sasaran atau strategi.
Menurut The Liang Gie dalam Halim (2004) ia mempunyai pemahaman
tentang efektivitas sebagai berikut: Efektifitas merupakan sebuah keadaan yang
mengandung definisi mengenai terjadinya sebuah efek atau akibat yang sudah di
kehendaki, kalau seseorang melakukan sebuah perbuatan yang mempunyai
maksudtertentu yang memang dikehendaki. Maka orang itu dikatakan efektif bila
10
menimbulkan akibat atau mempunyai maksud sebagaimana yang dikehendaki
dengan demikian efektivitas adalah ketercapaian tujuan yang diperoleh oleh
seseorang sehingga apa yang ingin mereka capai dalam suatu kegiatan yang
mereka lakukan telah mampu mereka capai.
Pengertian efektivitas secara umum menunjukkan sampai seberapa jauh
tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Menurut Streers dalam
Ahmad Habibullah (2008), efektivitas adalah konsistensi kerja yang tinggi untuk
mencapai tujuan yang telah disepakati. Adapun Stoner yang dikutip dalam Ahmad
Habibullah (2008) memberikan definisi bahwa efektifitas sebagai kemampuan
menentukan tercapainya tujuan.
Dari semua penjelasan tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa sebuah hal
bisa dikatakan efektif apabila sudah sesuai dengan apa yang di kehendaki, artinya
pencapaian sebuah hal dimaksud yaitu pencapaian tujuan yang dilakukan demi
mencapai hal tersebut. Efektivitas bisa diartikan sebagai proses pencapaian sebuah
tujuan yang sudah ditetapkan dari sebelumnya. Sebuah usaha atau sebuah
kegiatan bisa dikatakan efektifapabilakegiatantersebuttelahmencapaitujuannya.
Apabila tujuan itu dimaksud dalam suatu instansi maka pencapaiannya tersebut
merupakan sebuah keberhasilan dalam pelaksanaan program menurut wewenang,
serta tugas dan fungsi dari instansi tersebut. Jadi dimaksudkan disini yaitu
bagaimana penyaluran dana KUR pada BRIitumencapaititik berhasil sesuai
dengan teori-teori yang ada tersebut. untuk mengetahui penyaluran dana KUR
tersebut efisien atau tidak maka diperlukan tolak ukur indikator.
Alat ukur dipakai berguna untuk mengetahui apakah penyaluran dana
11
Kredit Usaha Rakyat (KUR) itu berhasil atau tidak yaitu melihat apakah tujuan
dibentuknya program Kredit Usaha Rakyat (KUR) sudah mencapai hasil dan
bermanfaat bagi masyarakat khususnya para pelaku Usaha Kecil Menengah
(UKM).
2. Ukuran efektifitas
Mengukur sebuah efektivitas dalam sebuah organisasi bukanlah hal yang
sederhana, karena efektivitas bisa dikaji dari berbagai sudut pandang yang
berbeda serta tergantung pada siapa yang menilai serta mengiterpretasikannya.
Bila dipandang dari sudut produktivitas, maka seorang manajer produksi
memberikan pemahaman bahwa efektivitas berarti kualitas dan kuantitas (outpu)
barang dan jasa.
Adapun kriteria atau ukuran mengenai pencapaian tujuan efektif atau
tidak. Sebagai mana dikemukakan oleh Siagian (2007), yaitu:
a. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, hal ini dimaksud agar semua karyawan
dalam melaksanakan tugas dapat mencapai sasaran yang terarah serta tujuan
sebuah organisasi tercapai.
b. Kejelasan strategi tentang pencapaian sebuah tujuan, sudah di ketahui bahwa
strategi merupakan pada jalan yang diikuti melaksanakan berbagai upaya
dalam pencapaian sasaran yang ditentukan agar semua impla mengerti tidak
tersesat dalam sebuah pencapaian tujuan dalam organisasi.
c. Proses perumusan dan analisis kebijakan yang harus mantap, serta berkaitan
dengan tujuan yang ingin dicapai dan strategi yang telah di tetapkan artinya
kebijakan ini harus mampu menjembatani tujuan-tujuan serta usaha
12
pelaksanaan sebuah kegiatan yang operasional.
d. Perencanaan harus matang yang pada hakekatnya berarti memutuskan hal apa
yang dikerjakan sekarang untuk organisasi di masa yang akan datang.
e. Menyusun sebuah program yang tepat adalah suatu rencana yang baik, namun
masih ada dipaparkan dalam program pelaksanaan yang apabila para
pelaksanaakan kurang memliki pedoman bertindak dan bekerja.
Campbell dalam Sutrisno (2010) mengungkapkan indikator efektivitas
dilihat dari beberapa segi kriteria efektivitas, sebagai berikut:
a. Efektivitas keseluruhan. Sejauh mana organisasi melaksanakan tugasnya
untuk mencapai tujuan-tujuannya. Ini merupakan penilaian secara umum
dengan sebanyak mungkin kriteria yang tunggal serta menghasilkan penilaian
umum tentang efektivitas organisasi.
b. Kualitas. Kualitas jasa atau produk utama yang dihasilkan oleh organisasi.
c. Produktivitas. Kuantitas atau volume produk atau jasa utama yang dihasilkan
oleh organisasi. Ini dapat diukur menurut tiga tingkatan; tingkat individu,
tingkat kelompok, dan tingkat organisasi.
d. Kesiapsiagaan Penilaian menyeluruh mengenai kemungkinan bahwa
organisasi mampu menyelesaikan tugas secara khusus dengan baik jika
diminta.
e. Efisiensi. Suatu rasio yang mencerminkan perbandingan beberapa aspek
satuan prestasi terhadap biaya untuk menghasilkan prestasi itu.
f. Laba. Hasil terhadap penanaman modal yang digunakan untuk menjalankan
sebuah organisasi dapat dilihat dari berbagai segi pemilik. Sejumlah sumber
13
daya yang masih tersisa sesudah dikurangi biaya atau kewajiban, yang
biasanya dinyatakan dalam sebuah presentase.
g. Pertumbuhan. Penambahan hal seperti fasilitas pabrik, serta tenaga kerja, laba,
dan penemuan hal yang baru. Suatu perbandingan antara keadaan organisasi
masa sekarang dengan keadaan masa lampau.
Sedangkan Duncan dalamNdraha (2003) mengungkapkanada 3 indikator
dalam efektivitas. Ia mengatakan indikator efektivitas sebagai berikut:
a. Pencapaiantujuan, Pencapaiantujuanadalahkeseluruhan upaya pencapaian
tujuan harus dipandang sebagai suatu proses. Oleh karena itu, agar pencapaian
tujuan akhir semakin terjamin, diperlukan pertahapan, baik dalam arti
pertahapan pencapaian bagian-bagiannya maupun
tahapandalamartiperiodisasinya. Pencapaian tujuan terdiri dari 2 sub-indikator,
yaitu: kurun waktu dan sasaran yang merupakan target kongkrit.
b. Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi
untuk mengadakan sosialisasi, komunikasi dan pengembangan konsensus.
Integrasi menyangkut proses sosialisasi.
c. Adaptasi adalah kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Berkaitan dengan kesesuaian pelaksanaan program dengan
keadaan di lapangan. Berdasarkan beberapa indikator efektivitas yang
diungkapkan menurut beberapa ahli diatas, bahwa teori yang cocok digunakan
dalam penelitian ini adalah indicator efektivitas menurut Duncam Alasan
peneliti menggunakan teori ini adalah karena keseluruhan indikator efektivitas
dalam teori ini sesuai.
14
3. Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Kur adalah skim penjaminan kredit yang khusus diperuntukkan bagi
UMKM danKoperasi yang usahanya produktif dan layak namun tidak mempunyai
agunan yang cukup sesuai persyaratan yang ditetapkan Perbankan. Usaha
produktif adalah usaha untuk menghasilkan barang atau jasa untuk memberikan
nilai tambah dan meningkatkan pendapatan bagi pelaku usaha. Usaha layak adalah
usaha yang menguntungkan dan memberikan laba sehingga mampu membayar
bunga/marjin dan mengembalikan seluruh utang/ kewajiban pokok
kredit/pembiayaan dalam jangk a waktu yang disepakati antara Bank Pelaksana
dengan debitur KUR dan memberikan sisa keuntungan untuk mengembangkan
usahanya. UMKM belum bankable karena belum dapat memenuhi persyaratan
perkreditan/pembiayaan dari Bank Pelaksana antara lain dalam penyediaan
agunan dan pemenuhan persyaratan perkreditan/pembiayaan yang sesuai dengan
ketentuan Bank Pelaksana.
Menurut Mulyati dalam kredit perbankan (2016) Kredit Usaha Rakyat
adalah kredit / pembiayaan kepada UMKM dan koperasi yang tidak sedang
menerima kredit program dari pemerintah, pada saat permohonan
kredit/pembiayaan diajukan, yang dibuktikan dengan hasil sistem informasi
debitur dikecualikan untuk jenis KPR, KKB, Kartu kredit, dan kredit konsumtif
lainnya.
B. Kerangka Pikir
Pemerintah mulai mencanangkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR)
pada tahun 2007 sebagai respon atas Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2007
15
Tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan
Usaha Mikro Kecil danMenengah (UMKM).
Untuk menetukan bagaimana efektivitas penyaluran kredit usaharakyat
(kur) pada PT. Bank rakyat indonesia (persero) tbk. Unit tanah lemo kecamatan
bontobahari kabupaten bulukumba, digunakan tiga tahap indikator untuk menilai
hal tersebut, yakni: Pencapaian Tujuan, Integrasi, Adaptasi, beserta apa-apa saja
yang menjadi faktor pendukung dan penghambat di dalam penyaluran kredit
usaha rakyat untuk mencapai suatu keberhasilan.
Gambar 2.1. BaganKerangkaPikir
C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah Efektivitas Penyaluran Kredit Usaha Rakyat
(KUR) Pada Pt. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah
LemoKecamatanBontoBahari Kabupaten Bulukumba. Adapun Indikator
EfektivitasPenyaluranKur (Kredit Usaha Rakyat) Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit
Tanah LemoKecamatanBontoBahari Kabupaten Bulukumba
Faktor Pendukung 1. Sosialisasi 2. Dana
Indikator 1. Pencapaian tujuan 2. Integrasi 3. Adaptasi
EfektivitasPenyaluranKredit Usaha Rakyat pada Pt. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Faktor Penghambat 1. Pola Pikir dan
Pemahaman 2. Proses Pencairan
16
penyaluran kredit usaha rakyat terdiri dari Pencapaian Tujuan, Integrasi, Adaptasi.
Dimana dalam penyaluran kredit usaha rakyat terdapat factor penghambat dan
pendukungnya.
D. Deskripsi Fokus Penelitian
1. Pencapaian Tujuan adalah keseluruhan upaya yang dipandang sebagai sebuah
proses. Pencapaian tujuan ini sangat penting jika ditinjau dari segi penyaluran
kredit usaharakyat (kur) di Pt. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit
Tanah Lemo Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.
2. Integrasi adalah tolak ukur terhadap kemampuan sebuah organisasi untuk
mengadakan sosialisasi, pengembangan consensus serta komunikasi dari
berbagai macam organisasi lainnya. Dalam hal ini integrasi menyangkut
proses sosialisasi.
3. Adaptasi merupakan kemampuan sebuah organisasi untuk menyesuaikan diri
terhadap lingkungannya. Berkaitan dengan kesesuaian pelaksanaan program
dengan keadaan di lapangan. Peneliti akan uraikan agar terjadi pemahaman
yang baik. Adaptasi menurut peneliti adalah penyesuaian diri. Suatu proses
penyesuaiandiridenganmengembangkanpola-polatertentu yang dilakukanpihak
pendamping yang mampu menjadi lebih baik dari kondisi sebelumnya atau
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
a. Faktor Pendukung adalah faktor-faktor yang telah mendukung dalam
peningkatan Efektivitas Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pada
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah
LemoKecamatanBontoBahari Kabupaten Bulukumba.
17
b. Faktor Penghambat adalah segala faktor yang menghambat dalam
peningkatan Efektivitas Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pada
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo
Kecamatan BontoBahari Kabupaten Bulukumba.
18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu penelitian dilakukan selama dua bulan, penelitian ini dilaksanakan
di kantor PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Unit Tanah Lemo, karena
lokasi ini mudah dijangkau oleh peneliti dan mudah untuk mendapatkan data dan
belum pernah dilakukannya penelitian tentang efektivitas penyaluran kredit usaha
rakyat (KUR). Sebagai pelaksana kebijakan daerah yang memberikan pelayanan
langsung kepada pelanggan yang hendak mengajukan Kredit Usaha Rakyat
(KUR).
B. Jenis dan Tipe Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif. Hal ini di
lakukan penelitian ini berupa untuk mengangkat strategi efektivitas penyaluran
KUR di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Unit Tanah Lemo.
Penggunaan lebih dari satu pendekatan pengumpulan data memerlukan evaluator
menggabungkan kekuatan dan kebenaran dari suatu sumber data. Hal ini
berangkat dari pemaknaan pendekatan penelitian kualitatif itu sendiri dimana
metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa perkataan lisan atau tertulis dari orang-orang yang diamati.
Tipe penelitian ini adalah tipe penelitian fenomenologi dimaksud
Fenomenologi yaitu menggali data untuk mendapatkan makna dari hal-hal
esensial dan mendasar dari realitas, fenomena atau pengalaman yang dirasakan
19
oleh objek penelitian, Penelitian fenomenologi dapat dimulai dengan menelaah
dan memperhatikan fokus fenomena yang akan diteliti, yang melihat berbagai
aspek subjektif dari perilaku objek. Kemudian, peneliti melakukan penggalian dan
pengambilan data berupa seperti bagaimana pemaknaan objek dalam memberikan
makna terhadap fenomena yang terkait. Penggalian data ini dilakukan dengan
melakukan wawancara mendalam kepada informan atau objek dalam penelitian,
juga dengan melakukan observasi langsung dilokasi mengenai bagaimana objek
penelitian menginterpretasikan pengalamannya kepada orang lain.
C. Sumber Data
Sumber data yang di perlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data primer yaitu data hasil yang diperoleh melalui wawancara, dokumen dan
pengamatan langsung terhadap objek penelitian.
2. Data sekunder yaitu data diperoleh melalui studi kepustakaan, referensi-
referensi, peraturan perundang-undangan, dokumen, observasi, yang didapat
dari lokasi penelitian.
D. Informan Penelitian
Informan dalam penelitiankualitatif yaitu informan penelitian yang
memahami informasi tentang objek penelitian. Informan yang dipilih harus
memiliki kriteria agar informasi yang di dapatkan bermanfaat untuk penelitian
yang dilakukan.(Sugiyono, 2008).
Oleh karena itu, peneliti akan menggunakan informan untuk memperoleh
berbagai informasi yang dibutuhkan selama proses penelitian. Informan penelitian
20
dipilih berdasarkan teknik purposive yaitu sengaja memilih orang-orang yang
diyakini paling mengetahui dan dapat memberikan informasi sesuai dengan tujuan
penelitian. Berikut merupakan jumlah informasi dalam penelitian.
Tabel 3.1. Data Informan Penelitian
No. Nama Informan Inisial Jabatan
1. Muh. Nur Fahmie FM Kepala Unit PT. Bank Rakyat
Indonesia
2. Agun Ag Mantri KUR
3. Rahmad Hidayat RH
Masyarakat penerima Kredit Usaha
Rakyat
(KUR) atau Debitur
4. Hj. Subaedah Ahmad SA
5. Karman KR
6. Saena Asri SA
7. SittiRamlah SR
8. Aspar As Kepala Desa Tanah Lemo
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data dan informasi di lapangan ditempuh beberapa
teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan cara peneliti melakukan pengamatan
secara langsung dilapangan dan mencatat gejala-gejala yang di temukan
dilapangan serta menjaring data yang tidak terjangkau.
2. Wawancara
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan tanya
jawab baik secara langsung maupun tidak langsung dengan para nasabah
(sampel) maupun dengan pihak PT. Bank BRI yang mempunyaiwewenang.
21
3. Dokumentasi
Dalam penelitian ini metode dokumentasi dilakukan mengumpulkan
data dari dokumen yang ada di PT. Bank BRI berupa proposal pengajuan dan
data lengkap nasabah (sampel) serta dokumen lain yang di perlukan.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data ialah langkah selanjutnya untuk mengelola data dimana data
yang diperoleh, dikerjakan dan dimanfaatkan untuk sedemikian rupa untuk
menyimpulkan persoalan yang diajukan dalam menyusun hasil penelitian. Dalam
model ini terdapat 3 (tiga) komponen pokok. Menurut pendapat Miles dan
Huberman dalam Sugiyono (2012), ketigakomponen tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Reduksi Data (data reduction)
Yakni Data yang di peroleh dilapangan jumlahnya sangat cukup
banyak, untuk itu sangat perlu dicatat dengan sangat rinci dan teliti. Seperti
yang telah di kemukakan, makin lama peneliti di lapangan maka jumlah data
juga akan semakin banyak, kompleks dan rumit. untuk itu perlu juga segera
dilakukan tindakan analisis data dan melalui reduksi data berarti merangkum
dan memilih hal-hal yang pokok saja, memfokuskan pada hal-hal yang
dianggap penting, dan dicaribentukdantemanyasertamembuang yang tidak
terlalu diperlukan dalam hal ini yaitu data yg tidak begitu penting.
2. Penyajian Data (data display)
Dalam suatu penelitian kualitatif, penyajian data bisa dapat dilakukan
dalam suatu bentuk uraian singkat dan bagan dan kaitan antara kategori dan
sejenisnya.
22
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (conclusion drawing and verification).
Langkah ketiga dalam suatu analisis data kualitatif yaitu adalah penarikan
kesimpulan dan pengecekan/verifikasi. Bentuk kesimpulan awal yang dibuat
masih bersifat sementara, dapat berubahbilatidakdidaptkanbukti yang kuat,
yang dapat mendukung tahap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan data
yang dikemukakan sebelumnya pada tahap pertama, didukung oleh suatu bukti
yang valid, kuat dan konsisten saat peneliti telah kembali kelapangan untuk
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang sebelumnya dikemukakan harus
merupakankesimpulan yang kridibel.
G. Keabsahan Data
Salah satu cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengujian kredibilitas
data adalah dengan triangulasi. Triangulasi dapat dikatakan sebagai pengecekan,
pengujian data dari berbagai sumber-sumber dengan berbagai waktu dan berbagai
cara. Lebih lanjut triangulasi dapat dibagi ke dalam tiga macam, yaitu:
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber di lakukan dengan cara memeriksa data/menguji
data yang telah didapat melalui beberapa sumber. Dalam hal ini peneliti
melakukan pengumpulan data dan pengujian data yang sudah di dapat melalui
hasil pengamatan, wawancara dan dokumen yang ada. Kemudian peneliti
membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, dan membandingkan
hasil dari wawancara dengan dokumen yang ada.
23
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik di lakukan dengan cara memeriksa data kepada
sumber-sumber yang sama dengan menggunakan teknik yang berbeda. Dalam
hal ini data yang diperoleh dengan wawancara, lalu di cek
denganobservasidandokumen. Apabiladenganketigateknik pengujian
kredibilitas data tersebut, melahirkan data yang berbeda-beda, maka peneliti
akan melakukan diskusi lebih lanjut lagi kepada sumber data yang
bersangkutan atau dengan yang lain, untuk memastikan data mana yang
diyakini benar atau mungkin semuanya bisa benar karena mempunyai sudut
pandang yang masing-masing berbeda-beda.
3. Triangulasi Waktu
Waktu dapat juga mempengaruhi kredibilitas data. Data yang di
kumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara pada saat di pagi hari,
saat nara sumber masih segar, belum banyak masalah
danakanmemberikandata, yanglebih valid sehingga akan lebih meyakinkan.
24
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Lokasi Penelitian
1. Sejarah Umum PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Bank Rakyat Indonesia pertama kali didirikan di Purwokerto, Jawa
Tengah oleh Raden Aria Wiraatmadja dengan nama Hulp-
enSpaarbankderInlandscheBestuurAmbtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan
Milik Kaum Priyayi yang Berkebangsaan Indonesia (Pribumi). Nama lainnya
yaitu Hulp-enSpaarbank der InlandscheHoofden atau Bank Bantuan Milik Kaum
Priyayi Purwokerto. Sebutan lainnya yaitu De PoerwokertoscheHulp-
enSpaarbank derInlandscheHoofdenatau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik
Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang
berkebangsaan Indonesia (pribumi). Berdiri tangal 16 Desember 1895, yang
kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.
Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, Bank Rakyat Indonesia
ditetapkan sebagai Bank Pemerintah pertama sesuai dengan Peraturan Pemerintah
No. 1 Tahun 1946 Pasal 1 di Republik Indonesia. Pada saat terjadi situasi perang
mempertahankan untuk kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan dari Bank Rakyat
Indonesia sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali
setelah Perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan perubahan nama menjadi
Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui Peraturan Perundang-
undangan No. 41 Tahun 1960 dibentuk Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN)
yang merupakan peleburan dari Bank Rakyat Indonesia, Bank Tani dan
25
NederlandscheMaartrschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden
(Penpres) No. 9 Tahun 1965, BKTNdiintergrasikan ke dalam Bank Indonesia
dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan. Sebulan
kemudian keluarlahPenpres No. 17 Tahun 1965 tentang Pembentukan Bank
Tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank
Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eksBKTN) diintegrasikan dengan
nama Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular, sedangkan NHM menjadi
Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Ekspor Impor (exim). Berdasarkan
Undang-undang No. 14 Tahun 1967 tentang Undang-undang Pokok Perbankan
dan Undang-undang No. 13 Tahun 1968 tentang Undangundang Bank Sentral,
yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan
Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan
masing-masing menjadi dua bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor
Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 Tahun 1968
menetapkan kembali tugas-tugas Pokok Bank Rakyat Indonesia sebagai Bank
Umum.
Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-undang Perbankan No. 7 tahun
1992 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 21 Tahun 1992 status
Bank Rakyat Indonesia berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang saat itu
kepemilikannya masih 100 % ditangan pemerintah. Sehingga pada tahun 2003,
Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual saham dari Bank ini sebesar 30
% sehingga Bank ini menjadi Perusahaan Publik dengan nama resmi yang masih
dipakai sampai saat ini yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Sejak
26
didirikan pada tahun 1895, fokus utama dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk. adalah konsisten untuk melakukan pelayanan pada masyarakat kecil dan
sampai sekarang tetap konsisten yaitu dengan memberikan fasilitas kredit kepada
golongan pengusaha kecil. Hal ini tercermin pada salah satu program
perkembangan penyaluran Kredit Usaha Kecil (KUK) pada tahun 1994 sebesar
Rp. 6. 419,8 Milyar yg meningkat menjadi Rp. 8. 231,1Milyar pada tahun 1995
sampai dengan Bulan September sebesar Rp. 20. 466 Milyar dan dengan masih
begitu banyaknya program yang dimiliki oleh PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk. Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yg semakin pesat
maka sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai Unit Kerja yang
berjumlah 4. 447 buah, yang terdiri dari 1 Kantor Pusat BRI, 12 Kantor Wilayah,
2 kantor Inspeksi/SPI, 170 Kantor Cabang (dalam negeri), 145 Kantor Cabang
Pembantu, 1 Kantor Cabang Khusus, 1 New York Agency, 1 Caymand Island
Agency, 1 Kantor Perwakilan Hongkong, 40 Kantor Kas Bayar, 6 Kantor Mobil
Bank, 193 P. POINT, 3. 705 BRI UNIT dan 357 Pos Pelayanan Desa.
2. Slogan, Visi dan Misi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
BRI ini mempunyai slogan atau motto “Melayani dengan Setulus Hati”
a. Visi:
Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan
nasabah.
b. Misi:
1) Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan
pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang
27
peningkatan ekonomi masyarakat.
2) Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang
tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang professional
dengan melaksanakan praktek good corporate governance.
3) Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.
3. Jumlah Pegawai dan Struktur Organisasi
Di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo
Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba terdiri dari 1 orang Kepala Unit,
1 orang mantri BRIguna, 3 orang mantri KUPEDES, 3 orang mantri KUR, 2
orang Deskman atau Customer Service, 2 orang Teller dan sebagai tambahan 1
orang security atau satpam. Jam kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Unit Tanah Lemo ini mulai dari pukul 09. 00 WITA – 15. 00 WITA.
4. Tugas Pokok dan Fungsi Pegawai
Berdasarkan dari struktur organisasi yang dimiliki PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo, memiliki tugas pokok dan fungsi
pegawai masing-masing bidangnya. Adapun tugas pokok dan fungsinya
berdasarkan jabatannya, sebagai berikut:
a. Kepala Unit
Tugas pokok dan fungsi dari seorang Kepala Unit yaitu:
1) Memimpin kantor unit di wilayah kedudukannya dan bertindak untuk dan
atas nama direksi baik di dalam maupun di luar pengadilan dalam
hubungannya dengan pihak lain atau pihak ketiga di wilayah
28
kerjanyayang berkaitan dengan usaha bank.
2) Mengelola keuangan dan harta kekayaan bank dan seluruh kegiatan
kantor unit berdasarkan prinsip-prinsip ketatalaksanaan yang sehat dan
tertib administrasi sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang ditetapkan
direksi.
3) Pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan dan peralatan kerja untuk
menunjang operasional kantor unit sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4) Pemeliharaan hubungan kedinasan dalam rangka kerjasama antar instansi
pemerintah maupun swasta ataupun lembaga perbankan/nonperbankan di
wilayah kantor unit untuk memperlancar kegiatan usaha bank.
5) Mengoptimalisasi pendayagunaan tenaga kerja dan peralatan guna
meningkatkan motivasi kerja, keahlian dalam bidangnya, dan hubungan
yang baik dengan sesama karyawan sehingga tercapai kerja yang
maksimal.
6) Bertanggungjawab atas kebenaran penyusunan laporan keuangan secara
berkala dan laporan lainnya yang berhubungan dengan kantor unit.
7) Mengusahakan pengambilan kredit yang telah diterbitkan dengan cara
yang dapat dipertanggungjawabkan.
8) Mengadakan koordinator dan pengawasan terhadap tugas- tugas yang
diberikan kepada bawahan dengan mengadakan evaluasi terhadap
pelaksanaan tugas tersebut.
b. Mantri Unit
Tugas dan fungsi dari seorang Mantri Unit adalah sebagai berikut:
29
1) Menangani analisis kredit bagi peminjaman uang di bank dan memastikan
bahwa semua data yang diajukan oleh calon debitur itu sudah memenuhi
syarat, benar dan layak untuk menerima dana kredit.
2) Melakukan peninjauan langsung ke lokasi dari calon debitur yang akan
menerima dana kredit yang diajukannya.
c. Deskman atau Customer Service
Tugas dan fungsi dari seorang Deskman yaitu:
Menangani komplain ataupun masukan dari nasabah, serta
memberikan solusi bagi permasalahan perbankan dan keluhan dari para
nasabah. Petugas ini harus memiliki hati yang kuat untuk menahan amarah,
dan bersedia mendahulukan senyum dibandingkan perasaan dan emosinya.
d. Teller
Tugas dan fungsi dari teller antara lain adalah:
1) Melayani setoran tunai angsuran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) cabang
sendiri dan cabang lain.
2) Melayani setoran dan pembayaran deposito.
3) Melayani penabungan dan penarikan tabungan tunai.
4) Menerima transaksi giro.
5) Mengelola kas cabang.
6) Melayani kebutuhan nasabah lainnya.
7) Melakukan transaksi penjemputan uang tunai.
8) Melakukan penjualan dana keluar.
30
e. Satpam
Satpam bertanggung jawab atas keamanan di sekitar kantor bank,
mulai dari parkir, kenyamanan pelanggan dan keamanan gedung bank.
Gambar 4. 1 Bagan dan Struktur Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba
5. Jumlah Penerima Dana Kur (Kredit Usaha Rakyat)
Data nasabah penerima KUR pada PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk. Unti Tanah Lemo tahun 2019, mencatat pada triwulan I-II ada
sekitar 104 orang. Dari table di bawah ini disajikan data jumlah penerima dana
KUR (Kredit Usaha Rakyat) pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Unit Tanah Lemo Sebagai berikut:
KEPALA UNIT MUH. NUR FAHMIE
MANTRI BRIGUNA SYAHWAL
MANTRI KUPEDES MOH. TAUFIK
DIAN MARDIANTO
MANTRI KUR TITI EFIN
AGUN
TELLER IINASTRIANA
SURIANTO
DESKMAN ATAU CUSTOMER SERVICE
SURAHMAT SYAH ENNIADRIANI
31
Tabel 4.1 Jumlah Penerima Dana KUR
Realisasi/Bulan Jumlah Nasabah Total Realisasi (Rupiah)
Januari 13 185,000,000
Februari 15 245,000,000
Maret 18 362,000,000
April 20 385,000,000
Mei 21 432,000,000
Juni 17 314,000,000
Total 104 1. 923. 000. 000
Sumber: Bank BRI Unit Tanah Lemo, 2019 (Data Diolah).
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwatotal dana yang
digunakan dari triwulan I-II adalah 1. 923 juta rupiah. Adapun jumlah
penerima dana KUR terbanyak ada pada bulan mei berjumlah 21 orang
dengan dana berjumlah 432 juta rupiah. Serta jumlah terendah ada pada bulan
januari hanya 13 oang dengan dana 185 juta rupiah.
B. Pembahasan
Efektivitas penyaluran dana kredit usaha rakyat (KUR) pada PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) tbk Unit Tanah Lemo Kecamatan Bontobahari Kab.
Bulukumba.
Dalam pencapaian efektivitas penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat
(KUR), ada 3 indikator yang mendasari yaitu: pencapaian tujuan, integrasi dan
adaptasi.
32
1. Pencapaian Tujuan
Pencapaian tujuan adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus
dipandang sebagai suatu proses. Oleh karena itu, agar pencapaian tujuan akhir
semakin terjamin, diperlukan tahapan, baik dalam arti tahapan pencapaian bagian-
bagiannya maupun tahapan dalam arti periodisasinya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak FM selaku Kepala Unit PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo terkait dengan
pencapaian tujuan, mengatakan bahwa:
“proses pemberian kredit usaha rakyat sudah berjalan sangat efektif, dan dimana para debitur yg meminjam dana kredit usaha rakyat benar-benar digunakan untuk menggembangkan usahanya dan para debitur selalu tepat waktu dalam membayaran anggsuran tiap bulannya.
Sesuai hasil wawancara diatas dapat dikemukakan bahwa Kepala Unit PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo, Program Kredit usaha
rakyat di Bank Bri Unit tanah lemo betul-betul sudah berjalan lancar atau efektif
dimana para pihak debitur tidak pernah terlambat dalam membayar anggusuran
kreditnya jadi bisa dikatakan para debitur usahanya berkembang dengan adanya
program KUR.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak FM selaku Kepala Unit PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo tentang syarat-syarat
penyaluran:
“…. Menurut saya dalam proses penyaluran pastikan debitur
mempersiapkan berkas atau dokumen untuk mendapatkan kredit.Dokumen yang di perlukan untuk mendpatkan KUR ini antara lain identitas (KTP,kartu keluarga, keterangan domisili), legalitas usaha (akte pendirian usaha),ijin usaha (SIUP,TDP), laporan keuangan,proposalusaha,danpersayaratan tambahan lain yang mungkin diminta oleh bank.”(Hasil wawancara FM, 30 januarii 2020).
33
Dari hasil wawancara diatas membuktikan bahwa: calon debitur untuk
mendapatkan dana KUR itu harus benar-bemar mempersiapkan syarat-syarat yang
dibutuhkan bank untuk mendapatkan dana KUR.
Pernyataan selanjutnya dilontarkan oleh Bapak AR selaku penerima dana
Kredit Usaha Rakyat (KUR), PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit
Tanah Lemo, mengatakan bahwa:
“Kami sangat merrespon dan menyambut baik dari dilaksanakannya
program Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini. Dimana sangat membantu untuk
menggembangkan usaha kami dan pihak bank pun tidak mempersulit dalam
persayaratan dalam medapatkan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR).”(Hasil
wawancara AR,19 februari 2019).
Dari hasil wawancara diatas membuktikan bahwa: tingkat kepuasan
masyarakat terhadap pihak Bank dalam program kredit usaha rakyat (KUR)
sangat memuaskan dan membantu para pengusaha kecil yang ingin
menggembankanusahanya.
Senada dengan hasil wawancara dengan Bapak RM selaku Mantri Kredit
Usaha Rakyat (KUR), PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah
Lemo, mengatakan bahwa:
“Tujuan dari KUR itu sendiri sebagai modal awal bagi masyarakat yang
ingin mengembangkan usahanya dengan proses yang lebih mudah, karena masyarakat hanya melakukan permohonan tertulis dengan melampirkan fotokopi KTP, KK, pas foto serta surat keterangan usaha dari Desa. Setelah semua terpenuhi kami akan proses untuk pencairannya” (Hasil
wawancara RM, 18 Februari 2019).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dikemukakan bahwa Mantri
34
Kredit Usaha Rakyat (KUR) PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit
Tanah Lemo memberikan kemudahan bagi masyarakat yang ingin melakukan
permohonan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan melampirkan beberapa syarat,
seperti: Fotokopi KTP, Fotokopi KK, Pas Foto serta Surat Keterangan dari Desa.
Semua syarat itu untuk menjamin dalam proses pencairan dana KUR agar
masyarakat dapat menerima dana awal untuk pengembangan usaha yang
dimilikinya.
Lebih lanjut wawancara dilakukan oleh Bapak AS selaku Kepala Desa
Tanah Lemo Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba, mengatakan
bahwa:
“Antusias masyarakat sangat bagus dengan adanya program KUR ini, banyak yang datang mengurus surat keterangan usaha karena itu menjadi salah satu persyaratan dalan proses pencairan dananya. Selain itu, ini juga dapat membantu kesejahteraan masyarakat terutama dalam pengembangan usahanya dengan adanya dana tambahan, secara otomatis juga bisa membantu pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat”
(Hasil wawancara As, 20 Februari 2019).
Sesuai hasil wawancara diatas dapat dikemukakan bahwa Kepala Desa
Tanah Lemo Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba sangat mendukung
adanya program Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini karena dapat membantu
masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat serta membantu pemerintah
dalam pemberdayaan masyarakat itu sendiri. Peran Desa sangat berpengaruh juga
dalam program ini karena dalam persyaratan pengajuan permohonan KUR harus
melampirkan Surat Keterangan Usaha dari Desa Setempat.
Berlanjut dengan hasil wawancara oleh Bapak KR salah satu masyarakat
penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR), mengatakan bahwa:
35
“dengan adanya program KUR ini dari Bank sangat memudahkan kami
dalam mengembangkan usaha, karena persyaratannya yang tidak terlalu banyak ditambah Kepala Desa juga memudahkan dalam proses pengurusan surat keterangan usaha” (Hasil wawancara KR, 21 Februari 2019).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dikemukakan bahwa
masyarakat penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) sangat terbantu dengan adanya
program ini, karena dapat mengembangakan usaha yang dimilikinya. Disisi lain
juga pemerintah desa memberikan kemudahan dalam proses pengurusan Surat
Keterangan Usaha sebagai salah satu persyaratan dalam proses permohonan KUR
tersebut.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan dan hasil wawancara diatas,
peneliti dapat mengemukakan bahwa dalam proses pencapaian tujuan program
Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini diperlukan keterkaitan satu sama lain. Program
ini hadir sebagai solusi bagi masyarakat yang ingin mengembangkan usahanya
namun minim akan dana. Melihat kondisi Negara ini adalah proses adaptasi
menuju Negara maju sehingga dibutuhkan penunjang untuk mendukung
pencapaian tersebut. Program KUR adalah salah satu program pemerintah yang
bekerjasama dengan Bank-Bank untuk membantu masyarakat dalam peningkatan
usaha yang dikelolahnya. Sebagaimana yang disampaikan oleh Sedarmayanti
(2009) mengemukakan bahwa konsep efektivitas sebagai suatu ukuran yang
memberikan gambaran seberapa jauh target dapat tercapai. Dalam proses
pencairan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) ada beberapa syarat yang harus
disediakan, diantaranya: foto kopi KTP, foto kopi KK, pas poto 3x4 serta surat
keterangan Usaha dari Desa. Syarat ini sebagai bentuk bukti tertulis agar dalam
36
proses penerimaan dana, masing-masing pihak saling menguntungkan. Serta salah
satu bukti valid ketika ada penyalahgunaan data yang diberikan.
2. Integrasi
Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi
untuk mengadakan sosialisasi, komunikasi dan pengembangan konsensus.
Integrasi menyangkut proses sosialisasi. Berdasarkan hasil wawancara dengan
Bapak FM selaku Kepala Unit PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit
Tanah Lemo, memaparkan bahwa:
“Dalam proses integrasi yaitu sosialisasi mengenai Kredit Usaha Rakyat
ini, kita berkerja sama dengan pihak pemerintah serta menghadirkan para pemilik usaha kecil ataupun menengah agar bisa lebih memahami apa sebenarnya itu KUR dan bagaimana prosesnya supaya tidak ada lagi yang salah mengartikannya. Disamping itu kita juga terus melakukan sosialisasi di kantor-kantor setiap unit untuk memasang Bunner supaya lebih memudahkan lagi” (Hasil Wawancara FM, 18 Februari 2019).
Sesuai hasil wawancara diatas dapat dikemukakan bahwa Kepala Unit PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo dalam proses integrasi
atau sosialisasi mengenai Kredit Usaha Rakyat (KUR) bekerjasama dengan pihak
pemerintah dan menghadirkan pemilik usaha kecil maupun menengah sebagai
peserta kegiatan sebagai bentuk pengenalan serta pemahaman mengenai proses
KUR itu sendiri. Sosialisasi pun dilakukan di setiap kantor unit dengan memasang
berupa Bunner sebagai bentuk pemberitahuan tidak langsung agar bisa
memudahkan juga.
Senada dengan hasil wawancara dengan Bapak AS selaku Kepala Desa
Tanah Lemo, mengatakan bahwa:
“Kita selaku Aparat Pemerintah Desa juga turut serta dalam sosialisasi yang dilakukan oleh pihak bank, ini salah satu bentuk dukungan ke Bank
37
karena merupakan juga salah satu mitra untuk mengembangkan masyarakat, disisi lain juga secara pribadi ingin mengetahui alurnya agar ke depannya jika ada kebutuhan juga bisa mengurus” (Hasil Wawancara
dengan As, 20 Februari 2019).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dikemukakan bahwa Kepala
Desa selaku Aparat Pemerintah Desa turut serta dalam kegiatan sosialisasi yang
dilakukan oleh pihak Bank sebagai bentuk dukungan. Selain itu, Bank juga
merupakan salah satu mitra dalam pengembangan masyarakat. Disisi lain juga,
Pemerintah Desa memiliki niat secara pribadi kedepannya untuk melakukan KUR
jika ada kebutuhan mendesak.
Lanjut hasil wawancara dengan Bapak KR selaku masyarakat penerima
dana Kredit Usaha Rakyat (KUR), mengatakan bahwa:
“Bersyukur bisa mengikuti sosialisasi Kredit Usaha Rakyat itu sendiri karena bisa lebih memahami semuanya baik itu caranya, syarat-syaratnya serta jumlah dana yang bisa diterima. Saya selaku penerima KUR Mikro lebih bisa mengetahui mau dikemanakan dana yang diterima ini, tidak semata mengurus saja kemudian tidak ditau mau di kemanakan ini dana. Lagian juga karena suku bunganya tidak memberatkan hanya 7% per tahunnya” (Hasil Wawancara KR, 21 Februari 2019).
Sesuai hasil wawancara diatas dapat dikemukakan bahwa masyarakat
penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) sangat bersyukur dapat mengikuti
sosialisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dilakukan oleh Bank BRI. Ada
beberapa hal yang bisa dipahami dari kegiatan tersebut, diantaranya cara
menerima dana KUR, syarat-syarat penerima dana KUR serta jumlah dana KUR
yang diterima. Selain itu, dapat juga mengetahui dana yang diterima di alokasikan
untuk kebutuhan apa selaku penerima dana KUR Mikro. Ditambah karena suku
bunga yang di keluarkan oleh Bank cukup ringan untuk kalangan masyarakat
bawah hanya 7% per tahun.
38
Berdasarkan hasil observasi di lapangan dan hasil wawancara diatas,
peneliti dapat mengemukakan bahwa dalam proses integrasi atau sosialisasi yang
dilakukan oleh Bank dapat dikatakan tercapai. Terlihat dari sosialisasi Bank
bekerja sama dengan pihak pemerintah terkait dengan menghadirkan pemilik
usaha kecil dan menengah sebagai peserta kegiatan. Disisilain, Pemerintah Desa
juga sebagai mitra Bank sangat terbantu dengan adanya program KUR itu sendiri
karena dapat membantu proses pengembangan masyarakat. Masyarakat juga
sangat terbantu dengan program ini. Selain dapat mengetahui alur dan proses serta
syarat-syarat untuk menerima dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) itu senditri juga
dapat mengetahui alokasi dana yang diterimanya. Dana KUR pun yang
dikeluarkan oleh Bank BRI memiliki suku bunga yang sangat ringan hanya 7%
per tahunnya, sehingga tidak memberatkan debiturnya. Sesuai dengan Permenko
Nomor 9 Tahun 2016 pasal 13 ayat 2 berbunyi “suku bunga/marjin KUR Mikro
sebesar 9% (Sembilan perseratus) efektif pertahun atau disesuaikan dengan suku
bunga/marjin flat/anuitas yang setara”. Ini adalah flatfon maksimum dalam
penerapan suku bunga KUR Mikro dan Bank BRImemerapkan 7% sebagai
flatfom suku bunganya pertahun.
3. Adaptasi
Adaptasi adalah kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Berkaitan dengan kesesuaian pelaksanaan program dengan
keadaan di lapangan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak FM selaku
39
Kepala Unit PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo,
mengatakan bahwa:
“Terkait dengan adaptasi, kita disini selalu melihat kondisi kebutuhan
masyarakat sekitar, di daerah sini memang banyak yang mulai mengembangkan usahanya seperti nelayan, pertanian dan parawisata apalagi ada potensi daerah yang dimiliki sehingga perlu dikembangka seperti parawisatanya. Dengan adanya program KUR kan sangat membantu proses itu karena masyarakat bisa mengembangkan usaha yang dimilikinya” (Hasil Wawancara FM, 18 Februari 2019).
Sesuai hasil wawancara diatas dapat dikemukakan bahwa Kepala Unit PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo melakukan prores
adaptasi dengan daerah sekitar untuk memastikan kebutuhan masyarakatnya.
Adanya potensi daerah yang perlu dikembangkan sehingga sangat singkron
dengan program KUR untuk memberikan kredit sehingga dapat mengembangkan
usahanya.
Senada hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak RM selaku Mantri
KUR PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo, mengatakan
bahwa:
“kita cukup mudah beradaptasi dengan daerah sini karena memang masyarakat memiki kebutuhan untuk mengembangkan usahanya. Sehingga program KUR itu sendiri berjalan cukup lancar walaupun ada beberapa kendala sih dalam pelaksanaannya. Tapi itu bukanlah sebuah halangan dalam program ini” (Hasil Wawancara dengan RM, 18 Februari 2019).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dikemukakan bahwa Mantri
KUR PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo tidak terlalu
mendapatkan kendala yang serius dalam adaptasi dengan program KUR yang
dijalankannya. Melihat bahwa masyarakat memiliki kebutuhan untuk
pengembangan usahanya itu sendiri. Adapun kendala kadang didapatkan namun
40
bukanlah menjadi sebuah masalah besar yang menjadikan program KUR tidak
berjalan.
Lanjut hasil wawancara dengan Bapak KR selaku penerima dana KUR,
mengatakan bahwa:
“Saya pikir tidaklah susah bank beradaptasi karena melihat kemarin
waktu saya mengurus dana KUR banyak masyarakat yang antri untuk mengurus juga. Justru sebenarnya ini malah mempermudah kita sebagai masyarakat untuk mengembangkan usahata. Karena ada pinjaman yang tidak terlalu berat cicilannya yang dibayar” (Hasil Wawancara dengan KR, 22 Februari 2019).
Sesuai hasil wawancara diatas dapat dikemukakan bahwa debitur penerima
dana KUR melihat kondisi langsung di lapangan pihak Bank tidak terlalu susah
dalam proses adaptasi. Ini dikarenakan masyarakat sendiri antusias dalam
pengurusan dana KUR. Justru melihat bahwa dengan adanya program KUR ini
lebih mempermudah masyarakat dalam pengembangan usaha yang dimilikinya.
Selain itu dikarenakan suku bunga yang diterapkan pihak Bank tidak terlalu
tinggi.
Sesuai hasil observasi di lapangan dan hasil wawancara diatas, peneliti
dapat mengemukakan bahwa dalam proses adaptasi yang di lakukan pihak Bank
tidaklah terlalu susah. Melihat bahwa ada potensi daerah yang perlu
dikembangkan oleh masyarakat. Serta masyarakat memiliki antusias untuk
mengembangkan usaha yang dimilikinya. Disisi lain juga suku bunga yang
diberikan cukup membantu masyarakat karena tidak terlalu membebaninya.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Duncan dalam Ndraha (2003), mengatakan
bahwa adaptasi adalah kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Ini sudah sesuai antara adaptasi dengan program yang
41
dijalankannya. Dikarenakan program ini hadir untuk memberikan kemudahan
serta membantu pemilik usaha kecil atau menengah untuk mengembangkan usaha
yang dimilikinya.
a. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo Kecamatan Bontobahari Kab. Bulukumba.
Kredit Usaha Rakyat (KUR) ialah salah satu program Pemerintah yang
bekerjasama dengan Bank terpilih dengan alasan bahwa perekonomian masih
menjadi pemegang kendali dalam kelangsungan hidup masyarakat di Indonesia
masih sangat lemah. Namun, dalam proses berjalannya program tersebut tidaklah
selalu berjalan dengan mudah. Ada saja yang menjadi faktor dalam
pelaksanaannya baik itu faktor pendukung maupun faktor penghambat.
1) Faktor Pendukung
Faktor pendukung merupakan segala elemen yang menjadi sinergi dalam
pelaksanaan program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Di Negara berkembang ini
memang membutuhkan faktor pendukung untuk mencapai tujuan dalam program
tersebut. Yang menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan KUR ini adalah
sosialisasi dan dana.
a) Sosialisasi
Sosialisasi merupakan suatu kegiatan atau proses interaksi antara satu
dengan yang lain untuk mencapai suatu tujuan. Dalam kehidupan sosialisasi
sangat dibutuhkan antara setiap individu begitupun dalam kehidupan bernegara.
Dalam kegiatanpun dibutuhkan sosialisasi sebagai bentuk perkenalan terhadap
target agar dapat saling bersinergi satu sama lain. Sebagaimana hasil wawancara
42
dengan Bapak FM selaku Kepala Unit PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Unit Tanah Lemo, mengatakan bahwa:
“Yang menjadi faktor pendukung dalam program ini adalah adanya
sosialisasi yang bekerjasama dengan pihak pemerintah untuk memberikan pemahaman terhadap calon debitur. Selain itu adanya sosialosasi melalui media massa dan media sosial sehingga lebih mempermudah penyampaian ke masyarakat. Serta dana juga menjadi penopang utama karena biar kita melakukan terus sosialisasi namun tidak ada dana kan sama saja bohong. Maka kita terus upayakan agar tidak ada yang kredit macet agar bisa uang terus berputar” (Hasil Wawancara FM, 18 Februari 2019).
Sesuai hasil wawancara diatas dapat dikemukakan bahwa Kepala Unit PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo dalam proses
pelaksanaan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) sangat terbantu dengan adanya
sosialisasi langsung yang kerjasama dengan pemerintah. Selain itu, faktor
pendukung lainnya adalah sosialisasi secara tidak langsung melalui media massa
ataupun media social untuk mempermudah memberikan pemahaman terhadap
masyarakat umum maupun calon debitur. Serta yang menjadi juga faktor
pendukung adalah dana. Dana menjadi penopang utama dalam kegiatan ini,
karena biar berapa kalipun sosialisasi namun tidak adanya dana kegiatan tersebut
tidak akan terlaksana juga. Makanya selalu diupayakan agar tidak ada yang
mengalami kemacetan kredit agar dapat terjadi perputaran dana kredit.
Senada dengan hasil wawancara bersama Bapak AG selaku Mantri KUR
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo, mengatakan bahwa:
“Yang mendukung itu dari Debitur itu sendiri yang lancar pembayaran
kreditnya. Sehingga kita bisa lebih mudah untuk memutar dana ketika ada calon debitur baru yang masuk. Hal lain juga itu adalah sosialisasi langsung ke pemilik usaha mikro, kecil dan menegah. Serta sosialisasi tidak langsung melalui media massa dan media social atau pemasangan bunner seperti di depan” (Hasil Wawancara AG, 18 Februari 2019).
43
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dikemukakan bahwa Mantri
KUR PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo dalam
keberlangsungan program KUR sangat terbantu oleh debitur yang lancar proses
pembayaran cicilannya karena dana yang masuk dapat digunakan untuk calon
debitur baru. Hal lain juga adalah sosialisasi langsung yang dilakukan oleh pihak
Bank untuk memberikan pemahaman terhadap pemilik usaha mikro, kecil dan
menengah. Serta sosialisasi tidak langsung melalui media massa ataupun media
sosial. Salah satu contoh yang ada di BRI Tanah lemo itu sendiri pemasangan
bunner depan pintu masuk bank.
Lanjut dengan hasil wawancara dengan Bapak ASselaku Kepala Desa
Tanah Lemo, mengatakan bahwa:
“Kita selalu Aparat Pemerintah Desa juga turut serta dalam sosialisasi
yang dilakukan oleh pihak bank, ini salah satu bentuk dukungan ke Bank karena merupakan juga salah satu mitra untuk mengembangkan masyarakat, disisi lain juga secara pribadi ingin mengetahui alurnya agar ke depannya jika ada kebutuhan juga bisa mengurus” (Hasil Wawancara
dengan As, 20 Februari 2019).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dikemukakan bahwa Kepala
Desa selaku Aparat Pemerintah Desa turut serta dalam kegiatan sosialisasi yang
dilakukan oleh pihak Bank sebagai bentuk dukungan. Selain itu, Bank juga
merupakan salah satu mitra dalam pengembangan masyarakat. Disisi lain juga,
Pemerintah Desa memiliki niat secara pribadi kedepannya untuk melakukan KUR
jika ada kebutuhan mendesak.
Lanjut hasil wawancara denganIbuSA selaku masyarakat penerima dana
Kredit Usaha Rakyat (KUR), mengatakan bahwa:
44
“Bersyukur bisa mengikuti sosialisasi Kredit Usaha Rakyat itu sendiri karena bisa lebih memahami semuanya baik itu caranya, syarat-syaratnya serta jumlah dana yang bisa di terima. Saya selaku penerima KUR Mikro lebih bisa mengetahui mau dikemanakan dana yang diterima ini, tidak semata mengurus saja kemudian tidak ditau mau di manakan ini dana. Lagian juga karena suku bunganya tidak memberatkan hanya 7% per tahunnya” (Hasil Wawancara SA, 21 Februari 2019).
Sesuai hasil wawancara diatas dapat dikemukakan bahwa masyarakat
penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) sangat bersyukur dapat mengikuti
sosialisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dilakukan oleh Bank BRI. Ada
beberapa hal yang bisa dipahami dari kegiatan tersebut, diantaranya cara
menerima dana KUR, syarat-syarat penerima dana KUR serta jumlah dana KUR
yang diterima. Selain itu, dapat juga mengetahui dana yang diterima dialokasikan
untuk kebutuhan apa selaku penerima dana KUR Mikro. Ditambah karena suku
bunga yang di keluarkan oleh Bank cukup ringan untuk kalangan masyarakat
bawah hanya 7% per tahun.
Kemudian hasil wawancara dengan Bapak KR selaku masyarakat
penerima dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pada PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo, mengatakan bahwa:
“Iya, saya pernah ikut sosialisasinya dan itu sangat bagus karena kita bisa paham bagaimana mekanisme mulai dari proses permohonan sampai pencairan di jelaskan, baru dana yang diterima mau diapakan juga na jelaskan, sehingga itu sangat mendukung kita sebagai penerima dana kredit, pokoknya banyak pengetahuan nakasikanki” (Hasil Wawancara
dengan KR, 21 Februari 2019).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dikemukakan bahwa
masyarakat penerima dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) sangat terdukung dengan
adanya sosialisasi yang dilakukan oleh bank. Ada banyak pengetahuan yang
didapatkan dalam kegiatan sosialisasi tersebut. Mulai dari mekanisme
45
permohonan dana kredit sampai pencairan. Serta alokasi dana yang diterima
diberikan penjelasan untuk kebutuhannya.
b) Dana
Dana adalah uang yang disediakan untuk suatu kebutuhan tertentu. Dalam
setiap kegiatan apapun itu, dana sangatlah dibutuhkan.
Sebagaimana hasil wawancara dengan Bapak FM selaku Kepala Unit PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo, mengatakan bahwa:
“Yang menjadi faktor pendukung dalam program ini adalah adanya
sosialisasi yang bekerjasama dengan pihak pemerintah untuk memberikan pemahaman terhadap calon debitur. Selain itu adanya sosialisasi melalui media massa dan media social sehingga lebih mempermudah penyampaian ke masyarakat. Serta dana juga menjadi penopang utama karena biar kita melakukan terus sosialisasi namun tidak ada dana kan sama saja bohong. Maka kita terus upayakan agar tidak ada yang kredit macet agar bisa uang terus berputar” (Hasil Wawancara FM, 18 Februari 2019).
Sesuai hasil wawancara diatas dapat dikemukakan bahwa Kepala Unit PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo dalam proses
pelaksanaan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) sangat terbantu dengan adanya
sosialisasi langsung yang kerjasama dengan pemerintah. Selain itu, faktor
pendukung lainnya adalah sosialisasi secara tidak langsung melalui media massa
ataupun media social untuk mempermudah memberikan pemahaman terhadap
masyarakat umum maupun calon debitur. Serta yang menjadi juga faktor
pendukung adalah dana. Dana menjadi penopang utama dalam kegiatan ini,
karena biar berapa kalipun sosialisasi namun tidak adanya dana kegiatan tersebut
tidak akan terlaksana juga. Makanya selalu diupayakan agar tidak ada yang
mengalami kemacetan kredit agar dapat terjadi perputaran dana kredit.
46
Sesuai dengan hasil wawancara bersama Bapak AG selaku Mantri KUR
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo, mengatakan bahwa:
“Yang mendukung itu dari Debitur itu sendiri yang lancar pembayaran
kreditnya. Sehingga kita bisa lebih mudah untuk memutar dana ketika ada calon debitur baru yang masuk. Hal lain juga itu adalah sosialisasi langsung ke pemilik usaha mikro, kecil dan menegah. Serta sosialisasi tidak langsung melalui media massa dan media social atau pemasangan bunner seperti di depan” (Hasil Wawancara AG, 18 Februari 2019).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dikemukakan bahwa Mantri
KUR PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo dalam
keberlangsungan program KUR sangat terbantu oleh debitur yang lancar proses
pembayaran cicilannya karena dana yang masuk dapat digunakan untuk calon
debitur baru. Hal lain juga adalah sosialisasi langsung yang dilakukan oleh pihak
Bank untuk memberikan pemahaman terhadap pemilik usaha mikro, kecil dan
menengah. Serta sosialisasi tidak langsung melalui media massa ataupun media
sosial. Salah satu contoh yang ada di BRI Tanah lemo itu sendiri pemasangan
bunner depan pintu masuk bank.
Lanjut hasil wawancara dengan Bapak SA selaku masyarakat penerima
dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Tanah Lemo, mengatakan bahwa:
“Kita kan sebagai penerima dana KUR bersyukur dengan adanya program ini. Jadi ketika Bank memberikan cicilan, kita bayar tepat waktu. Sehingga untuk melanjutkan lagi penerimaan dana lebih mudah dan ada kepercayaan Bank terhadap kita. Daripada nanti kita lagi mau melanjutkan na Bank tidak maumi gara-gara cicilan selalu lambat untuk dibayar. Kan saya ini termasuk yang terima dana kedua ini, Alhamdulillah lancar ji” (Hasil Wawancara SA, 22 Februari 2019).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dikemukakan bahwa
masyarakat penerima dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) PT. Bank Rakyat
47
Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo merasa bersyukur dengan adanya
program ini. Makanya, sebagai debitur harus melunasi cicilan yang diberikan
tepat waktu untuk memberikan kemudahan proses lanjutan pencairan dana
cicilannyakedepannya. Ini juga akan menjaga kepercayaan oleh pihak Bank.
Dengan selalu melakukan pembayaran tepat waktu, maka saat percairan dana
lanjutan tidak mendapatkan kendala lagi.
Kemudian hasil wawancara dengan IbuSR selaku masyarakat penerima
dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Unit Tanah Lemo, mengatakan bahwa:
“Kan tergantung dananya juga, karena kita kan cuma butuh dana untuk
mengembangkan usaha ta, jadi otomatis ada ketersediaan dana di bank. Karena nda mungkin bank melakukan sosialisasi kalo tidak ada dananya”
(Hasil Wawancara dengan SR, 22 Februari 2019).
Sesuai hasil wawancara diatas dapat dikemukakan bahwa masyarakat
penerima dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) sangat tergantung dari dana yang di
keluarkan bank untuk kegiatan kredit tersebut. Dalam analisanya bahwa Bank
tidak akan melakukan suatu sosialisasi ketika dana untuk kegiatan itu tidak ada
yang disediakan dalam artian bahwa dana sangatlah mendukung dalam kegiatan
kredit yang di lakukan oleh pihak bank.
Sesuai hasil observasi di lapangan dan hasil wawancara diatas, peneliti
dapat mengemukakan bahwa yang menjadi faktor pendukung dalam kelangsungan
penyaluran dana program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yaitu sosialisasi yang
dilakukan oleh pihak PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah
Lemo. Sosialisasi dengan dua cara yaitu sosialisasi langsung yang bekerjasama
dengan pemerintah terkait menghadirkan para pemilik usaha mikro, kecil dan
48
menengah sebagai peserta kegiatan. Kedua ialah sosialisasi tidak langsung melalui
media massa dan media sosial, salah satu contoh adalah pemasangan bunner
depan kantor bank untuk mempermudah penyampaian ke masyarakat secara
umum atau pemilik usaha. Selain itu, adanya dana yang memadai dari debitur
yang lancar pembayarannya. Sehingga dana tersebut bisa digunakan pihak Bank
untuk memudahkan debitur baru ataupun lanjutan dalam pencairan kegiatan
penyaluran lebih lancar. Jika penyaluran tersebut menjadi lancar akan berdampak
naik juga bagi pengembangan usaha kecil menegah dan juga berdampak baik
untuk perkembangan perekonomian daerah serta Negara itu sendiri.
2) Faktor Penghambat
Dalam proses penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR), tidaklah
selalu berjalan dengan lancar. Akan ada masalah-masalah yang akan muncul
dalam proses penyalurannya. Masalah yang muncul akan menjadi faktor
penghambat dalam sebuah organisasi. Sebagaimana hasil wawancara dengan
Bapak FM selaku Kepala Unit PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit
Tanah Lemo, mengatakan bahwa:
“Masalah-masalah yang sering timbul yaitu masyarakat yang salah mengartikan bahwa Kredit Usaha Rakyat (KUR) itu adalah hadiah pemberian dari Pemerintah. Padahal sepenuhnya dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) itu adalah dari Bank kita. Masyarakat berfikir itu bantuan total dari Pemerintah sehingga tidak perlu melunasi apa yang mereka pinjam. Hal ini menyusahkan Bank kita dan terjadilah kredit macet yang tinggi, lalu kekeliruan persepsi mengenai ‘tanpa agunan’ padahal
semuanya itu harus disesuaikan agar debitur tidak kesusahan ketika membayar angsuran, dan kredit hanya diberikan untuk debitur yang belum pernah meminjam dan harus benar-benar memenuhi syarat serta lokasi yang memungkinkan untuk dijangkau dalam peninjauan. Akan tetapi dari semua itu banyak yang belum dapat dipenuhi oleh calon debitur” (Hasil Wawancara dengan FM. 18 Februari 2019).
49
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dikemukakan bahwa Kepala
Unit PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo mendapatkan
masalah-masalah di lapangan saat penyaluran dana. Permasalahan yang muncul
adalah hal dasar yang berupa pemahaman dan pola pikir masyarakat sering
beranggapan bahwa Kredit Usaha Rakyat (KUR) ialah hadiah yang diberikan dari
pemerintah. Sehingga dalam proses pelunasan beranggapan bahwa tidak perlu
pelunasan secara total. Hal tersebut bisa menyusahkan pihak Bank dan dapat
menjadikan kemacetan kredit. Serta adanya kesalahan persepsi masyarakat “tanpa
anggunan”, padahal justru itu untuk mempermudah debitur dalam pembayaran
angsuran. Dalam proses pengajuan permohonan kredit masih belum memenuhi
syarat yang ditentukan serta lokasi yang ditentukan dapat dijangkau oleh pihak
Bank. Ini berujung tidak mau membayar kembali cicilan sesuai dengan perjanjian
awal dan menyebabkan terjadi kemacetan kredit.
Lanjut hasil wawancara dengan Bapak RM Mantri KUR PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo, mengatakan bahwa:
“Biasanya yang menghambat karena banyaknya masyarakat yang hendak
menjadi calon debitur Kredit Usaha Rakyat, sementara kita di sini hanya berapa orang yang bertugas sehingga dalam proses pencairan dana terjadi keterlambatan. Banyaknya juga calon debitur yang belum lengkap persyaratan mengajukan kredit dari Bank seperti kondisi usaha yang belum layak untuk mendapatkan kredit. Karena yang bisa menerima dana kredit itu minimal usahanya 6 bulan berjalan” (Hasil Wawancara dengan
RM, 18 Februari 2019). Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dikemukakan bahwa Mantri
KUR PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah lemo mendapat
hambatan dalam proses pencairan kredit. Keterlambatan pencairan kredit terjadi
karena banyaknya masyarakat yang hendak menjadi calon debitur, sementara
50
karyawan yang melayani dana KUR tidak sebanding dengan peminat Kredit
Usaha Rakyat (KUR). Disisilain, banyaknya juga calon debitur yang tidak
memenuhi persyaratan dari pihak Bank seperti usaha yang belum layak untuk
menerima kredit. Karena sesuai dengan aturan yang berlaku bahwa yang berhak
untuk menerima dana kredit itu memiliki usaha yang berjalan minimal 6 bulan.
Lanjut hasil wawancara dengan Ibu SR selaku penerima Kredit Usaha
Rakyat (KUR) PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo,
mengatakan bahwa:
“Lambat sekali pengurusan di BRI sana, kita mengurus dana kredit lama
sekali baru cair padahal sudah lengkap berkasnya. Biasa satu bulan baru cair dananya. Makanya biasa malas-malas bayar cicilannya, apalagi ini kan program dari pemerintah dan tidak mesti dilunasi semua. Jadi kalo ada yang pergi menagih mungkin kami sembunyi dulu untuk menghindari penagih” (Hasil Wawancara SR, 23 Februari 2019).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dikemukakan bahwa debitur
penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Unit Tanah Lemo mengeluhkan kelambatan pengurusan yang dilakukan oleh
pihak Bank. Terlebih berkas yang disediakan telah memenuhi syarat yang
ditentukan oleh pihak Bank. Proses pencairan kreditpun terbilang cukup lama dari
waktu memasukkan berkas yaitu satu bulan. Sehingga timbul rasa malas untuk
membayar cicilan dari kredit yang diambil. Belum lagi masih ada pola pikir
bahwa program kredit ini adalah program pemerintah sehingga tidak harus
melunasi secara total. Sehingga dalam proses penagihan cicilan, sering kali
mangkir dari penagih.
Sesuai dengan observasi di lapangan dan hasil wawancara diatas, peneliti
dapat mengemukakan bahwa yang menjadi faktor penghambat dalam pemahaman
51
dan pola pikir calon debitur atau masyarakat terhadap Kredit Usaha Rakyat
(KUR) masih minim. Terlihat masih banyak calon debitur beranggapan bahwa
dana kredit merupakan hadiah dari pemerintah sehingga tidak perlu pelunasan
secara total. Kesalahan berfikir ini menjadikan adanya kemacetan kredit
dikarenakan tidak adanya pelunasan dari penerima dana kredit. Selain itu, masih
banyak masyarakat yang belum paham akan syarat untuk pengajuan penerima
dana kredit yang harus memiliki usaha berjalan minimal 6 bulan. Belum lagi
proses pencairan dana yang lambat menjadi penghambat dalam program ini.
Banyaknya peminat penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) sementara pegawai
Bank bagian KUR yang kurang singgaprosesnya menjadi lamban. Sesuai dengan
ketentuan dari pemerintah yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 10
Tahun 2009, Kredit Usaha Rakyat (KUR) hanya bisa diberikan kepada calon
debitur yang belum pernah mendapatkan kredit atau pembiayaan dari perbankan
yang dibuktikan dengan Sistem Informasi Debitur (SID). Dalam kenyataannya
banyak calon debitur yang telah mendapatkan kredit atau pembiayaan dari
perbankan sehingga tidak bisa lagi dibiayai dengan fasilitas Kredit Usaha Rakyat
(KUR). Melihat permasalahan diatas, peneliti menyarankan agar pihak Bank lebih
gencar untuk melakukan sosialisasi ke calon debitur ataupun pemilik usaha agar
kiranya tidak banyak yang salah mengartikan Kredit Usaha Rakyat (KUR)
tersebut. Selain itu, adanya penambahan karyawan ataupun kantor unit untuk
memberikan kemudahan dalam pencairan dana kredit. Sehingga karyawan tidak
merasa kelelahan dan calon debitur tidak terlalu lama menunggu proses pencairan
dana kredit.
52
53
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dipaparkan, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Efektifitas penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) Tbk. Unit Tanah Lemo Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba a. Pencapaian tujuan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) telah tercapai hal
ini dapat di buktikan dengan perkembangan usaha masyarakat penerima
dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) .
b. Proses sosialisasi telah dilakukan secara efektif. Hal ini merangsang
pertumbuhan usaha skala mikro dan menegah pada masyarakat pasca
adanya program dana Kredit Usaha Rakya (KUR).
c. Adaptasi penyaluran dana kredit usaha rakyat (KUR) berdampak pada
penggembangan usaha sesuai potensi daerah berupa penambahan alat dan
perluasaan pasar untuk nelayan dan penggembangan usaha bagi
masyarakat sekitar parawisata.
2. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo Kecamatan Bontobahari Kab. Bulukumba. a. Adapun faktor pendukung pada penyaluran dana kredit usah rakyat
(KUR) berupa , sosialisasi langsung maupun tidak langsung untuk
merangsang pengusaha skala mikro di masyarakat. Selain itu dana yang
berperan dalam penggembangnya usaha masyarakat.
b. Faktor penghambat berupa pemahaman sebagian yang masih kurang
54
terkait dari proses syarat dan manfaat dana kredit usaha rakat, sehingga
sering kali terhambat pada proses pencairan.
B. Saran
Berdasarkan simpulan diatas maka disampaikan beberapa saran antara lain:
1. Proses pemberian kredit usaha rakyat di BRI Unit Tanah Lemo
Kecamatan Bontobahri Kabupaten Bulukumba sebaiknya perlu
mengkaji ulang penilaian aspek character dalam tahap peninjauan dan
analisis kredit.
2. Ada baiknya apabila pemerintah lebih memperjelas penyuluhan yang
dilakukan mengenai pengenalan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada
masyarakat Indonesia. Hal ini untuk mencegah masyarakat tetap
berfikir bahwa dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) itu merupakan hibah
dari pemerintah dan mencegah terjadi resiko kredit macet.
.
56
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim, 2004. Akuntansi Keuangan Daerah. Salemba. Jakarta.
Barnard, I, Chester. 1992. Organisasi dan manajemen, Struktur, Perilaku dan proses. Jakarta: Gramedia
Campbell, J. P. 1973. The Measurementof Organization Effectivenes: A Review of Relevant Research, And Opinion. San Diego, California Naval Personel Research and Development
Effendy. 1989. Kamus Komunikasi. Bandung: PT. mandar Maju.
EttyMulyati. 2016. Kredit Perbankan. Bandung: ReflikaAditama
Habibullah. Ahmad, dkk. 2008. Efektivitas Pokjawas dan Kinerja Pengawas Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT. Pena Citasatria.
Instruksi Presiden Republic Indonesia No. 6 Tahun 2007 Tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sector Riil Dan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah
Kasmir. 2017. Bank Dan lembaga Keuangan lainnya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Laporan Kajian Peran Lembaga Linkage Dalam Meningkatkan Pembiayaan/ KreditKepadaUmkm 2015
Lestanata. 2016. Efektivitas Pelaksanaan Program Pembangunan Berbasis Rukun Tetangga Di Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2014-2015. Vol. 3 No. 3. Oktober
Milles, M. B. and Huberman, M. A. 1984. Qualitative Data Analysis. London: Sage Publication
NdrahaTaliziduhu, 2003. Budaya Organisasi. RinekaCipta, Jakarta.
Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat.
Rachmat Firdaus, 2003. Manajemen Perkreditan Bank Umum, Bandung: Alfabeeeta.
Siagian, 2007. Teori Pengembangan Organisasi. Bumi Aksara, Jakarta.
Steers, Richard M., 1977, “Problems in The Measurement of OrganiztionalFffectivness”, Administrative Science Quarterly, December,
57
Volume 20, 546-5
Subagyo, 2000. Efektivitas Program Penanggulangan Kemiskinan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan. Yokyakarta: UGM
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeeeta
Sutrisno, 2010. Budaya Organisasi. Jakarta: Kharisma Putra Utama
Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republic Indonesia Tahun 1945 Pasal 33.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Pengertian Kredit.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
Gambar 2. Foto dengan Kepala Unit PT. bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo setelah wawancara
Gambar 3. Foto dengan Mantri KUR PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Tanah Lemo setelah wawancara
Gambar 4. Foto dengan Kepala Desa Tanah Lemo saat wawancara
RIWAYAT HIDUP
Arif mudassir, Lahir di Desa Lembanna pada tanggal 28
Maret 1993. Anak ketiga dari tiga bersaudara dari buah
hati pasangan suami istri dari ayahanda Abdul wahab
dan ibunda Rajuani. Penulis menyelesaikan pendidikan
formal di sekolah dasar negeri 162 Lembanna pada
tahun 2006 dan melanjutkan jenjang pendidikan di SMP
Negeri 2 Bonto Bahari (SMP Negeri 30 Bulukumba) pada tahun 2009, kemudian
melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Ujung Loe dan tamat pada tahun 2012,
pada tahun 2012 penulis baru melanjutkan pendidikan di salah satu perguruan
tinggi di Makassar yaitu Universitas Muhammadiyah Makassar dan mengambil
program studi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Administasi Negara.