EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM...

1

Transcript of EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM...

Page 1: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

i

EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM MENINGKATKAN

RESILIENSI PESERTA DIDIK KELAS XII SMA NEGERI 12

BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna

Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Tarbiyah

Oleh :

NURUL ‘AINI

NPM : 1211080082

Jurusan : Bimbingan dan Konseling

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

1437 H/2017 M

Page 2: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

i

EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM MENINGKATKAN

ESILIENSI PESERTA DIDIK KELAS XII SMA NEGERI 12

BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

dalam Ilmu Bimbingan dan Konseling

Oleh :

NURUL ‘AINI

NPM. 1211080082

Jurusan: Bimbingan dan Konseling (BK)

Pembimbing I : Dra. Laila Maharani, M.Pd

Pembimbing II : Hardiyansyah Masya, M.Pd

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

1438 H/2016 M

Page 3: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

ii

ABSTRAK

EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM MENINGKATKAN

RESILIENSI PESERTA DIDIK KELAS XII SMA NEGERI 12 BANDAR

LAMPUNGTAHUN AJARAN 2016/2017

Oleh

Nurul ‘Aini

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya resiliensi peserta didik di kelas

XII SMA Negeri 12 Bandar lampung yang ditandai dengan sikap peserta didik yang

membutuhkan keterangan tentang kecerdasan emosi, kurang mampu mengendalikan

diri, perpikir dan bersikap positif, sering gagal dan patah semangat, kurangnya

kemampuan dalam pennyelesaian konflik, merasa sukar menyesuaikan diri dengan

orang lain, takut bertanya atau menjawab dikelas, merasa tidak memiliki bakat

apapun. Atas dasar hal tersebut penulis menerapkan layanan konseling sebaya untuk

meningkatkan resiliensi peserta didik. Maka rumasan masalah dalam penelitian ini

adalah “apakah layanan konseling sebaya efektif dalam meningkatkan resiliensi

peserta didik kelas XII SMA Negeri 12 Bandar Lampung?”

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pre-experimental

dengan one group pretest-posttest desain. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 10

peserta didik kelas XII SMA Negeri 12 Bandar Lampung yang memiliki resiliensi

rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa layanan konseling

sebaya ektif dalam meningkatkan resiliensi yang rendah pada peserta didik kelas XII

SMA Negeri 12 Bandar Lampung tahun ajaran 2016/2017. Teknik pengumpulan data

dalam penelitian ini menggunakan angket, (skala tentang resiliensi) dan observasi.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa resiliensi dapat

ditingkatkan menggunakan layanan konseling sebaya, hal ini ditunjukkan dari hasil

analisis data dengan menggunakan t-test, dari skor yang diperoleh yaitu thitung =

23,653 > ttabel = 2,101 maka, Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya layanan

konseling sebaya efektif untuk meningkatkan resiliensi yang rendah.

Kesimpulan dalam penelitian adalah bahwa layanan konseling sebaya efektif

dalam meningkatkan resiliensi peserta didik kelas XII SMA Negeri 12 Bandar

Lampung tahun ajaran 2016/2017.

Kata Kunci: Layanan Konseling Sebaya, Resiliensi.

Page 4: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

iii

Page 5: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

iv

Page 6: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

v

MOTTO

Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan

takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan

bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya”.1

1 Al-Qur‟an Surat Al-maaidah ayat 02

Page 7: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

vi

PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama Allah SWT, saya ucapkan banyak terimakasih,

skripsi ini saya persembahkan kepada;

1. Kedua orang tua saya yang tercinta, untuk Bapak Mahmud dan Ibu Ismawati

yang telah menyayangi, mengasihi, dan mendidik saya, serta senantiasa selalu

mendo‟akan saya dalam penyelesaian skripsi.

2. Nenekku Mardiyah yang selalu mendo‟akan dan mencintaiku, serta adik-adik

yang saya cintai, Nabila Azhari, Akhdan Natha Azizan, Chusna maratus

sholehah, dan Muhammad Jimba yang selalu menemani dan memberikan

semangat dalam kondisi senang maupun susah.

3. Keluarga besar yang selalu membantuku, mendukung setiap langkahku, dan

selalu mendampingiku disetiap kesulitanku dan memotivasiku, dan member

dukungan dalam penyelesaian skripsi.

4. Almamaterku IAIN Radin Intan Lampung yang telah banyak mengajarkan saya

untuk belajar bersikap, berfikir dan bertindak lebih baik.

Page 8: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

vii

RIWAYAT HIDUP

Nurul „Aini dilahirkan di Mesuji pada tanggal 09 Februari 1994, merupakan

anak tunggal dari pasangan bapak Mahmud dan ibu Ismawati.

Pendidikan penulis dimulai di Taman Kanak-kanak (TK) Raudatul Atfal Al-

Hidayah 1 Silir Sari Labuhan Ratu IV Lampung Timur diselesaikan pada Tahun

2000, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di Madrasah Ibtida‟iyah (MI) Miftahul

Huda Silir Sari Labuhan Ratu IV Lampung Timur diselesaikan pada Tahun 2006,

dilanjutkan di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Miftahul Huda Silir Sari Labuhan

Ratu IV Lampung Timur selesai Tahun 2009, dan Sekolah Menengah Atas

(SMA) di MAN 1 Metro selesai pada Tahun 2012.

Tahun 2012, Penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung, Jurusan

Bimbingan dan Konseling. Pada Agustus 2015 Penulis melakukan Kuliah Kerja

Nyata (KKN) di Kampung Banjar Sari Kecamatan Way Sulan Kabupaten

Lampung Selatan. Pada Oktober 2015 Penulis melakukan Praktik Pengalaman

Lapangan (PPL) di MAN 1 Bandar Lampung.

Page 9: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan

rahmatnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “efektifitas layanan

konseling sebaya dalam meningkatkan resiliensi peserta didik kelas XII SMAN

12 Bandar Lampung tahun pelajaran 2016/2017”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena

itu kritik dan saan yang membangun sangat penulis harapkan. Tak lupa penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. H. Chairul Anwar, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Negeri Raden Intan Lampung.

2. Andi Thahir, M.A.,Ed.D., selaku Ketua Prodi Bimbingan Konseling Institut

Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung.

3. Dr. Ahmad Fauzan, M.Pd selaku sekertaris Prodi Bimbingan Dan Konseling

Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung.

4. Dr. Laila Maharani, M.Pd, selaku Pembimbing I atas kesediaannya meluangkan

waktu untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses

penyelesaian skripsi ini;

5. Hardiyansyah Masya, M. Pd selaku pembimbing II yang telah bersedia dengan

tulus hati meluangkan waktu, dan tenaga, dengan penuh kesabaran dan

Page 10: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

ix

ketelitian dalam memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan

skripsi ini.

6. Dosen-dosen Program Studi Bimbingan Konseling. Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan Instutut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung yang telah

membekali ilmu pengetahuan, memberi bimbingan, mendidik, mengarahkan,

memberi teladan, serta memberi motivasi selama peneliti menempuh

pendidikan sarjana.

7. Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam Negeri

Raden Intan Raden Intan Lampung, serta seluruh staff perpustakaan yang telah

memberikan fasilitas berupa peminjaman buku untuk literatur.

8. Keluarga Besarku yang selalu mendukung dan mendoakan apapun yang terbaik

bagiku, juga selalu menjadi penyemangat dalam menyelesaikan studi ku di

perguruan tinggi.

9. Drs. Sudaryadi selaku Guru Pamong yang telah membantu dalam pelaksanaan

proses penelitian;

10. Bapak dan Mamak yang selalu memberikan doa untuk keberhasilan penulis dan

bantuan moril maupun materil dalam penulisan skripsi ini;

11. Sahabat-sahabat terbaik selama ini, Fitri Astuti, Miftahul Janah, Dwi Ratna

Sari, Latifah Eka Putri, Yoga Rahayu Hardani, sahabat-sahabat ku satu

bimbingan yaitu M.Hendi Surya Dinata, Tri Aeni, Muhammad Mansyur, Ayu

Susanti, Sunida Wati, Gustina Rahmawati, Resis Supiyani, Jerry Prafitasari, Nia

Page 11: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

x

Voniati, Heni Febriani, Luluk Hidayati, Marina Sari, Risnasari Z, Dwi Dayanto,

Evi Susanti, Purna Genta, Reza Rakhmady, Suhendra yang telah berjuang

bersama, dan sahabat-sahabat seperjuangan ku BK C yang saling memberikan

motivasi dan semangat yang tidak dapat disebutkan satu persatu; dan

12. Semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung

dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan yang dimiliki, untuk itu

saran atau masukan sangat diharapkan dari berbagai pihak, dan akhir kata semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pribadi dan juga bagi pembaca.

Wassalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Bandar Lampung, Desember 2016

Penulis

Nurul ‘Aini

NPM.1211080082

Page 12: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

ABSTRAK ............................................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv

MOTTO ................................................................................................................. v

PERSEMBAHAN ................................................................................................. vi

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 15

C. Batasan Masalah .............................................................................. 15

D. Rumusan Masalah ........................................................................... 16

E. Tujuan Kegunaan dan Ruang Lingkup Penelitian ........................... 16

1. Tujuan Penelitian ....................................................................... 16

2. Manfaat Penelitian .................................................................... 17

3. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................... 17

BAB II LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar Layanan Konseling Sebaya ...................................... 19

1. Layanan Konseling Sebaya ....................................................... 19

2. Urgensi Layanan Konseling Sebaya .......................................... 21

3. Fungsi dan Manfaat Layanan Konseling Sebaya ...................... 25

4. Tujuan Layanan Konseling Sebaya ........................................... 26

Page 13: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

xii

5. Karakteristik konselor sebaya.................................................... 28

B. Resiliensi ......................................................................................... 30

1. Definisi Resiliensi .................................................................... 30

2. Faktor-faktor Resiliensi ............................................................ 33

3. Karakteristik Resiliensi ............................................................. 37

4. Fungsi Resiliensi ...................................................................... 39

C. Penelitian Yang Relevan ................................................................ 42

D. Kerangka Berfikir ............................................................................ 44

E. Hipotesis .......................................................................................... 46

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................................ 47

B. Desain Penelitian ............................................................................. 47

C. Variabel Penelitian .......................................................................... 50

D. Definisi Operasional ........................................................................ 50

E. Populasi Dan Sampel ....................................................................... 52

1. Populasi ..................................................................................... 52

2. Sampel dan Teknik Sampling .................................................... 52

F. Pengembangan Instrument .............................................................. 53

G. Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas.................................................... 58

1. Uji Validitas............................................................................... 58

2. Uji Reliabilitas ........................................................................... 63

H. Pengembangan Treatment Layanan Konseling Sebaya .................. 65

I. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 68

1. Metode Kuesioner/Angket......................................................... 68

2. Metode Observasi ...................................................................... 68

3. Metode Wawancara ................................................................... 69

J. Teknik Pengolaha Data Dan Analisis Data ..................................... 69

Page 14: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

xiii

1. Teknik Pengolahan Data............................................................ 69

2. Analisis Data ............................................................................. 70

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................................ 72

1. Profil Umum Resiliensi ............................................................. 72

2. Efektivitas Layanan Konseling Sebaya Dalam Meningkatkan

Resiliensi Diri Peserta Didik ..................................................... 83

a. Pelaksanaan Layanan Konseling Sebaya Dalam

Meningkatkan Resiliensi ..................................................... 83

b. Hasil Uji Efektivitas Layanan Konseling Sebaya Dalam

Meningkatkan Resiliensi ..................................................... 89

B. Pembahasan ..................................................................................... 102

1. Pembahasan Umum Resiliensi Peserta Didk ............................. 102

2. Efektivitas Layanan Konseling Dalam Meningkatkan

Resiliensi Terhada Konflik Diri Peserta Didik .......................... 104

C. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 110

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................................ 112

B. Saran ................................................................................................. 113

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

Page 15: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel: Halaman

1. Peserta didik Yang Mengalami Masalah Tentang Resiliensi ............................ 8

2. Definisi Operasional .......................................................................................... 51

3. Rincian Jumlah Populasi Penelitian .................................................................. 52

4. Kisi-Kisi Pengembangan Instrument Penelitian Sebelum Uji Coba ................. 54

5. Skor Skala Likert ............................................................................................... 56

6. Kriteria Resiliensi .............................................................................................. 58

7. Kisi-Kisi Pengembangan Instrument Penelitian Setelah Uji Validitas ............. 60

8. Kriteria Resiliensi .............................................................................................. 63

9. Langkah-Langkah Pelatihan Konselor Sebaya Dalam Meningkatkan

Resiliensi Peserta Didik ..................................................................................... 66

10. Gambaran Umum Resiliensi Peserta Didik ....................................................... 73

11. Gambaran Resiliensi Pada Indikator

Regulasi Emosi .................................................................................................. 75

12. Gambaran Resiliensi Pada Indikator

Pengendalian Impuls ......................................................................................... 76

13. Gambaran Resiliensi Pada Indikator Optimis ................................................... 77

14. Gambaran Resiliensi Pada Indikator

Analisis Penyebab Masalah ............................................................................... 78

15. Gambaran Resiliensi Pada Indikator Empati ..................................................... 79

16. Gambaran resiliensi Pada Indikator Efikasi Diri ............................................... 80

17. Gambaran Resiliensi Pada Indikator

Mampu Meraih Apa Yang Diinginkan .............................................................. 81

18. Gambaran Resiliensi Berdasarkan Indikator ..................................................... 82

19. Hasil Uji t Paired Sample Test resiliensi Peserta Didik ................................... 90

20. Hasil Uji t Paired Sample Test Resiliensi

Peserta Didik Pada Indikator Regulasi Emosi ................................................... 92

Page 16: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

xv

21. Hasil Uji t Paired Sample Test Resiliensi

Peserta Didik Pada Indikator kontrol terhadap impuls ...................................... 93

22. Hasil Uji t Paired Sample Test Resiliensi

Peserta Didik Pada Indikator Optimis ............................................................... 94

23. Hasil Uji t Paired Sample Test Resiliensi

Peserta Didik Pada Indikator Kemampuan Menganalisis Masalah ................... 95

24. Hasil Uji t Paired Sample Test Resiliensi

Peserta Didik Pada Indikator Empati ................................................................ 97

25. Hasil Uji t Paired Sample Test Resiliensi

Peserta Didik Pada Indikator Efikasi Diri ......................................................... 98

26. Hasil Uji T Paired Sample Test Resiliensi

Peserta Didik Pada Indikator Kemampuan Meraih Apa Yang Diinginkan ....... 99

27. Deskripsi Data Pretest, Posttest Dan Score Peningkatan Resiliensi

Terhadap Konflik Diri ...................................................................................... 101

Page 17: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar: Halaman

1. Interaksi Triadik antara Konselor Ahli, Konselor Teman Sebaya,

Dengan Konseli Teman Sebaya (Suwarjo)........................................................ 24

2. Kerangka berfikir penelitian .............................................................................. 45

3. Pola One Group Pretest-Posttest Design .......................................................... 48

4. Hubungan antara variabel .................................................................................. 50

5. Hasil Sebelum Dan Sesudah Diberikan Layanan Konseling Sebaya ................ 91

6. Peningkatan Rata-Rata Nilai Pretest dan Posttest Pada Indikator

Regulasi Emosi .................................................................................................. 92

7. Peningkatan Rata-Rata Nilai Pretest dan Posttest Pada Indikator

Kontrol Terhadap Impuls .................................................................................. 94

8. Peningkatan Rata-Rata Nilai Pretest dan Posttest Pada Indikator Optimis ...... 95

9. Peningkatan Rata-Rata Nilai Pretest dan Posttest Pada Indikator

Kemampuan Menganalisis Masalah .................................................................. 96

10. Peningkatan Rata-Rata Nilai Pretest dan Posttest Pada Indikator Empati ........ 97

11. Peningkatan Rata-Rata Nilai Pretest dan Posttest Pada Indikator

Efikasi Diri ........................................................................................................ 99

12. Peningkatan Rata-Rata Nilai Pretest dan Posttest

Pada Indikator Kemampuan Meraih Apa Yang Diinginkan ............................ 100

13. Grafik Peningkatan Resiliensi

Pada Hasil Pretest dan Posttest ........................................................................ 102

Page 18: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran: Halaman

1. Jadwal pelaksanaan penelitian ....................................................................... 3

2. Rencana pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling .............................. 5

3. Kisi-kisi wawancara ...................................................................................... 26

4. Hasil uji validitas dan reliabilitas angket ....................................................... 27

5. Angket peserta didik ...................................................................................... 29

6. Hasil jawaban angket populasi penelitian ..................................................... 31

7. Hasil pretest ................................................................................................... 33

8. Hasil posttest ................................................................................................. 34

9. IMS (Identifikasi masalah siswa) .................................................................. 35

10. Modul konseling sebaya ................................................................................ 42

11. Lembar persetujuan responden ...................................................................... 53

12. Lembar persetujuan konselor sebaya............................................................. 54

13. Kartu konsultasi ............................................................................................. 55

14. Dokumentasi kegiatan ................................................................................... 60

Page 19: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di tengah tantangan menghadapi globalisasi, permasalahan peserta didik di sekolah

semakin kompleks. Selain itu dilihat dari tingkat perkembangannya, peserta didik

SMA dan sederajat sangat rentan terhadap permasalahan. Kondisi ini menuntut

semakin eksis dan profesional kerja guru BK ataupun konselor di sekolah. Bahkan di

Indonesia saat ini kegiatan layanan bimbingan konseling telah difokuskan pada

konseling, dan konseling telah dianggap tenaga pendidik profesional yang memiliki

kedudukan yang sama dengan profesi lain.2

Peserta didik SMA dan sederajat sesuai dengan perkembangannya berada

pada masa remaja. Remaja sebagai pewaris dan penerus kehidupan perlu mendapat

perhatian. Beberapa alasan antara lain, pertama, menurut Organisasi Kesehatan

Dunia, (World Health Organization) satu di antara lima penduduk tergolong dalam

kelompok remaja yang berusia 10 sampai 19 tahun. Kedua, remaja merupakan masa

yang labil jika dilihat dari perkembangan fisik ataupun psikologis dan tidak sedikit

remaja yang tidak dapat melewati masa tersebut dengan baik.3

Sebagai anak dan remaja memiliki masa lalu yang kurang menguntungkan

bagi perkembangan mereka. Bahkan setiap individu pernah mengalami berbagai

2Erhamwilda, Konseling Islami, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2009), h. 75

3 Hunainah.Teori Dan Implementasi Model Konseling Sebaya(Bandung : Rizqi Press, 2011). h.1

Page 20: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

2

peristiwa yang kurang menyenangkan tetapi tidak dapat dihindarkan. Setiap individu

pernah mengalami kegagalan dan masa-masa yang penuh dengan kesulitan.4Masa

lalu memang tidak dapat diubah, tetapi pengaruh negatif masa lalu dapat dikurangi

atau bahkan dihilangkan.

Dalam segala segi remaja mengalami perubahan dan perubahan-perubahan

yang sangat cepat sering menimbulkan kegoncangan dan ketidakpastian.

Kegoncangan dan ketidakpastian juga muncul dari lingkungan yang sedang dan akan

terus cepat berubah. Dalam menghadapi badai perkembangan (storm and stress)

banyak remaja berhasil mengatasi berbagai kegagalan sebagai peluang dan tantangan

untuk tetap bangkit meraih keberhasilan, membentuk kelompok sebaya untuk saling

menguatkan, dan pada akhirnya berhasil melaksanakan tugas-tugas perkembangan

secara wajar. Salah satu faktor yang berperan terhadap keberhasilan individu dalam

menghadapi berbagai kesulitan adalah daya lentur individu atau resilience. Di pihak

lain, banyak pula remaja yang gagal dan kandas terhempas ke dalam berbagai tingkah

laku menyimpang yang tidak sesuai dengan tugas-tugas perkembangan yang

dituntutkan kepadanya.5

Resiliensi adalah kapasitas individu untuk menghadapi dan mengatasi serta

merespon secara positif kondisi-kondisi tidak menyenangkan yang tidak dapat

4Lestariningsih. Upaya meningkatkan resiliensi melalu pelaksaaan pelatihan peer counseling

pada siswa. Jurnal ilmu pendidikan bimbingan dan konseling jurusan pendidikan bimbingan dan

konseling IKIP Veteran Semarang. h 9 5Suwarjo. Konseling teman sebaya (peer counseling) untuk mengembangkan resiliensi remaja.

Dalam Seminar Pengembangan Ilmu Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Yogyakarta, 2008. h.1

Page 21: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

3

dihindari, dan memanfaatkan kondisi-kondisi tidak menyenangkan itu untuk

memperkuat diri sehingga mampu menyesuaikan diri beradaptasi terhadap

perubahan, tuntutan, dan kekecewaan yang muncul dalam kehidupan. Menurut

Reivich & Shatte, Resiliensi secara umum didefinisikan sebagai situasi-situasi yang

sulit dalam kehidupan.6

Hal senada diungkapkan oleh Rhodes dan Brown juga menyatakan bahwa anak-

anak yang resilien adalah mereka yang mampu memanipulasi dan membentuk

lingkungannya, menghadapi tekanan hidup dengan baik, cepat beradaptasi pada

situasi baru, mempersepsikan apa yang sedang terjadi dengan jelas, fleksibel

dalam berperilaku, lebih toleran dalam menghadapi frustasi dan kecemasan, serta

meminta bantuan saat mereka membutuhkannya.7

Resiliensi dipandang sebagai suatu kapasitas individu yang berkembang

melalui proses belajar. Melalui berbagai keberhasilan dan kegagalan dalam

menghadapi situasi-situasi sulit, individu terus belajar memperkuat diri sehingga

mampu mengubah kondisi yang menekan dan tidak menyenangkan menjadi suatu

kondisi yang wajar untuk diatasi.

Islam memandang, resiliensi dihubungkan dengan ujian keimanan seseorang.

Ujian yang dialami manusia dalam kehidupan sangat bermacam-macam, seperti

ketakutan, kelaparan, kemiskinan, kematian, bencana alam, dan beberapa hal lain.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 155-157 :

6 Ahmad Junaedi Salim Pulungan dan Tarmidi. Gambaran resiliensi siswa SMA yang beresiko

putus sekolah di masyarakat pesisir. Jurnal PS psikologi Fakultas psikologi Universitas Sumatera

Utara. Vol 1. 2012. h. 47 7 Lestariningsih. Op.Cit. h. 10

Page 22: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

4

Artinya:

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,

kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita

gembira kepada orang-orang yang sabar.(yaitu) orang-orang yang apabila

ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi

raaji'uun". Mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan

rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat

petunjuk.8

Dari ayat tersebut, dapat diketahui bahwa dalam menguraikan beberapa

cobaan yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia untuk menguji keimanan

dan kesabarannya agar dapat lebih baik (meningkatkan keimanan), namun

individu akan tetap bahagia dan bertatahan dalam kehidupannya dan kondisi yang

menekan apabila ia mampu bersabar dan mengucap “Inna lillaahi wa innaa ilaihi

raaji'uun"apabila ditimpa musibah. Sabar dalam islam bukanlah sikap yang hanya

pasrah dan tidak melakukan apa-apa terhadap sebuah kondisi yang sulit, namun

sabar merupakan sikap yang tegar dan meyakini bahwa cobaan merupakan suatu

hal yang harus dihadapi dan melakukan usaha-usaha untuk merubah kondisi yang

sulit tersebut.

Seperti halnya dalam memberikan definisi, para ahli juga berbeda

pendapat dalam merumuskan ciri-ciri yang dapat menggambarkan karakteristik

8Al-Qur‟an Surat Al-Baqarah ayat 155-157

Page 23: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

5

seorang yang resilien.Reivich dan Shatte memaparkan tujuh aspek dari resiliensi,

aspek-aspek tersebut adalah pengaturan emosi, kontrol terhadap impuls,

optimisme, kemampuan menganalisis masalah, empati, efikasi diri, dan

pencapaian. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. pengaturan emosi : diartikan sebagai kemampuan individu untuk mengatur

emosi sehingga tetap tenang meskipun berada dalam situasi di bawah tekanan;

2. kontrol terhadap impulsadalah kemampuan individu untuk mengendalikan

impuls atau dorongan-dorongan dalam dirinya, kemampuan mengontrol

impuls akan membawa kepada kemampuan berpikir yang jernih dan akurat;

3. optimismeberarti individu memiliki kepercayaan bahwa segala sesuatu akan

menjadi lebih baik. Individu mempunyai harapan dan kontrol atas

kehidupannya;

4. kemampuan menganalisis masalah. Kemampuan menganalisis masalah pada

diri individu dapat dilihat dari bagaimana individu dapat mengidentifikasikan

secara akurat sebab-sebab dari permasalahan yang menimpanya;

5. empatimerupakan kemampuan individu untuk bisa membaca dan merasakan

bagaimana perasaan dan emosi orang lain;

6. efikasi dirimewakili kepercayaan individu bahwa individu mampu untuk

mengatasi segala permasalahan disertai keyakinan akan kekuatan yang

dimiliki untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang dialami;

7. pencapaian(Reaching Out). Pencapaian menggambarkan kemampuan individu

untuk meningkatkan aspek-aspek yang positif dalam kehidupannya yang

mencakup pula keberanian seseorang untuk mengatasi segala ketakutan-

ketakutan yang mengancam dalam kehidupannya.9

Individu yang memiliki resiliensi tinggi akan mampu mengatasi kesulitan dan

trauma yang dihadapi. Indivudu ini akan mampu melihat kegagalan sebagai suatu

kesempatan untuk menjadi lebih maju dan mampu menarik pelajaran dari

kegagalannya itu. Namun, pada kenyataannya tidak semua individu mempunyai

karakteristik tersebut, individu yang memiliki tingkat resiliensi rendah cenderung

mempersepsi masalah sebagai suatu beban dalam hidupnya. Masalah yang dipandang

9Desmita. Mengembangkan Resiliensi Remaja Dalam Upaya Mengatasi Stres Sekolah.

Jurnal Ta‟dib Vol. 12, No. 1. 2009. h. 3

Page 24: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

6

sebagai beban akan membuat dirinya lebih mudah merasa terancam dan merasa

frustasi.10

Paparan tersebut menguatkan asumsi bahwasannya resiliensi merupakan

kemampuan yang penting untuk dimiliki oleh setiap peserta didik. Peserta didik yang

resiliensinya rendah sangat mungkin untuk tidak mampu menyesuaikan diri dan

beradaptasi terhadap perubahan, tuntutan, dan kekecewaan yang muncul dalam

kehidupan.

Namun, tidak jarang kita menemukan fenomena-fenomena yang terjadi

padapeserta didik, seperti mengalami kesulitan dalam hubungan sosial dan pribadi,

baik kurangnya kemampuan peserta didik dalam bergaul dan beradaptasi dengan

lingkungan baru, kurangnya kemampuan dalam menyelesaikan masalah (problem

solving) yang peserta didik alami.

Identifikasi Masalah Siswa merupakan salah satu instrumen BK yang

pertamakali disusun dan digunakan oleh Andori, S.Pd.,Kons. Melalui IMS yang

diberikan guru BK kepada peneliti, dapat diketahui resiliensi peserta didik pada

point-point yang terdapat pada IMS tersebut. Penggunaan instrumen IMS

dikarenakanmenurut Guru BK di SMA 12 Bandar Lampung tidak semua peserta

didik dapat mengemukakan permasalahan yang dihadapi secara langsung kepada

guru pembimbing atau guru BK. Konselor sekolah harus mempunyai alternatif agar

permasalahan peserta didik dapat diungkapkan dan tidak berdampak pada

10

Fonny, dkk. Resiliensi pada prestasi akademik anak tunarungu. Jurnal Provitae

Vol;2No.1.2006. h. 35

Page 25: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

7

perkembangan kepribadian dan kelangsungan belajar. Beberapa Instrumen

Bimbingan dan konseling salah satunya adalah IMS (Identifikasi Masalah Siswa)

menjadi sarana penting yang dapat digunakan konselor sekolah agar permasalahan

peserta didik dapat diungkapkan.

Berdasarkan data hasil pengelolaan IMS (Identifikasi Masalah Siswa) peserta

didik kelas XI IPA 1 yang didapat dari guru bimbingan konseling di SMA N 12

Bandar Lampung,tidak sedikit peserta didik yang memiliki resiliensi rendah yang

ditandai dengan : (1) kurangnya kemampuan dalam penyelesaian konflik; (2) kurang

mampu mengendalikan diri, berpikir dan bersikap positif; (3) sulit beradaptasi dan

menyesuaikan diri dengan orang lain.

Dari fenomena tersebut, melalui observasi terhadap guru BK di SMA N 12

Bandar Lampung untuk mengetahui resiliensi peserta didik pada lembaga sekolah

tersebut, guru menyatakan bahwa kurang lebih 13 peserta didik di kelas XI IPA yang

kurang menyukai berhubungan dengan teman-temannya disertai peserta didik bersifat

pendiam dan tidak terbuka dalam mengungkapkan masalahnya terhadap guru BK.

Untuk itu, guru BK menyarankan untuk meneliti kelas XI IPA dan peneliti tertarik

untuk meneliti lebih lanjut mengenai resiliensipeserta didik di SMA N 12 Bandar

Lampung yang nantinya diharapkan dengan adanya layanan konseling sebaya dapat

meningkatkan resiliensi peserta didik.

Dalam melihat resiliensi peserta didik peneliti mengkombinasikan IMS

(Identifikasi Masalah Siswa) dengan indikator resiliensi yang telah dijabarkan oleh

Page 26: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

8

Reivich and Shatte seperti Pengaturan emosi; kontrol terhadap impuls;optimism;

kemampuan menganalisis masalah; empati; efikasi diri; dan pencapaian. Seperti yang

dijelaskan dalam tabel berikut :

Tabel 1

Data Resiliensi Peserta Didik

Kelas XI IPA1 SMA N 12 Bandar Lampung tahun 2016/2017

No Identifikasi Masalah Siswa

(IMS) Nomor kode konseli

Jumlah

Peserta

didik

(%)

1. Membutuhkan keterangan

tentang kecerdasan emosi

5A1,6A1,8A1,9A1,10A1,12A1,1

3A1,15A1,17A1,19A1,21A1,22

A1,24A1,29A1,30A1,31A1

16 51%

2. Kurang mampu

mengendalikan diri, berpikir

dan bersikap positif

2A1,5A1,7A1,8A1,10A1,11A1,1

3A1,15A1,16A1,22A1,24A1,25

A1,26A1,29A1,31A1 15 48,3%

3. Sering gagal dan patah

semangat

5A1,7A1,8A1,9A1,11A1,12A1,1

4A1,17A1,25A1 9 29%

4. Kurangnya kemampuan

dalam penyelesaian konflik

2A1,7A1,8A1,9A1,10A1,11A1,1

2A1,13A1,17A1,18A1,21A1,22

A1,24A1,25A1,27A1,28A1,29A

1,30A1,31A1

19 61,2%

5. Merasa sukar meyesuaikan

diri dengan orang lain

2A1,3A1,4A1,5A1,10A1,12A1,1

3A1,16A1,23A1,27A1,29A1 11 35,4%

6. Takut bertanya/menjawab di

kelas

5A1,7A1,9A1,10A1,12A1,13A1,

14A1,17A1,22A1,23A1,27A1,28

A1,31A1

13 41,9 %

7. Merasa tidak memiliki bakat

apapun

11A1,12A1,16A1,29A1,31A1, 5 16,1%

Jumlah 88/7 indikator = 13 peserta didik

Sumber: Dokumentasiguru bk/konselor di SMA N 12 Bandar Lampung

Berdasarkan tabel 1 diperoleh data bahwa peserta didik kelas XI IPA 1 SMA

N 12 Bandar Lampung memiliki masalah resiliensi yang telah dijelaskan pada tabel

tersebut. Dalam tabel 1 ditemukan88 jumlah peserta didik dibagi dengan 7 indikator

Page 27: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

9

dari resiliensi maka ditemukan 13 dari 31 jumlah peserta didik yang memiliki

masalah resiliensi, hal ini menunjukkan bahwa yang mempunyai resiliensi

rendahadalah peserta didik kelas XI IPA 1 SMA N 12 Bandar Lampung tahun ajaran

2016/2017.

Apabila masalah ini terus berlanjut, tentu berdampak buruk pada peserta didik

dalam mengembangkan resiliensi dalam diri mereka, oleh karena itu resiliensi peserta

didik perlu ditingkatkan agar mereka memiliki bekal kemampuan untuk bangkit dan

bertahan dalam situasi, perubahan, dan tekanan seperti yang sedang terjadi di era

globalisasi saat ini. Dalam rangka meningkatkan resiliensi, layanan bimbingan dan

konseling juga turut bertanggung jawab dalam mendukung peningkatan karakteristik

resiliensi peserta didik.

Bimbingan menurut Mortensen dan Schumuller adalah bagian dari keseluruhan

pendidikan yang membantu menyediakan kesempatan-kesempatan pribadi dan

layanan staf ahli dengan cara mana setiap individu dapat mengembangkan

kemampuan-kemampuan dan kesanggupannya sepenuhnya sesuai dengan ide-ide

demokrasi.11

Sedangkan konseling menurut Bernard dan Fullmer adalah

pemahaman dan hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan-

kebutuhan, motivasi, dan potensi-potensi yang unik dari individu dan membantu

individu yang bersangkutan untuk mengapresiasi ketiga hal tersebut.12

Berdasarkan pernyataan tersebut, bimbingan dan konseling merupakan

layanan profesional yang diberikan oleh seorang konselor kepada seseorang yang

mengalami masalah. Sebagai sebuah proses yang profesional, untuk melaksanakan

konseling diperlukan seperangkat teori dan pendekatan yang mendasari serta

11

Prayitno, Erman Amti.Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2008). h. 109-110 12

Ibid. h. 101

Page 28: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

10

memperhatikan kebutuhan konseli mengenai permasalahannya.13

Dalam bimbingan

dan konseling terdapat enam bidang layanan yaitu bidang sosial, belajar, pribadi,

keluarga dan agama.

Tetapi guru bimbingan dan konseling saat ini menunjukkan bahwa kinerja

profesional konselor dihadapkan kepada berbagai kendala. Salah satu kendala dalam

mewujudkan layanan bimbingandan konseling adalahrasio perbandingan jumlah

konselor dengan peserta didik, semua konselor di sekolah rata-rata melayani peserta

didik di atas standar yaitu 1:150 peserta didik.14

Sedangkan Peraturan Menteri

Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 111 Tahun 2014 Pasal 10 Ayat

(2) berbunyi :

Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling pada SMP/MTs atau yang sederajat,

SMA/MA atau yang sederajat, dan SMK/MAK atau yang sederajat dilakukan

oleh Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling dengan rasio satu Konselor

atau Guru Bimbingan dan Konseling melayani 150 orang Konseli atau peserta

didik.15

Dalam meningkatkan kualitas layanan bimbingan dan konseling di sekolah

selain konselor yang profesional tentu butuh bantuan dan dukungan dari pihak

sekolah seperti kepala sekolah, wali kelas dan para staf sekolah. Banyak program

bimbingan konseling yang belum terealisasi dikarenakan banyaknya kendala yang

dihadapi pihak bimbingan konseling di sekolah.

13

Erhamwilda.Op.Cit. h. 75. 14

Agus akhmadi.Konseling Sebaya Dalam Bimbingan Konseling Komprehensif (Materi

Diklat Teknis Fungsional Peningkatan KompetensiGuru Pertama Bk). h. 1-2 15

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan. Tentang Bimbingan Dan Konseling Pada

Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah NO. 111. Th 2014. h. 6

Page 29: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

11

Dalam upaya meningkatkan resiliensi peserta didik, dibutuhkan sebuah

langkah kongkrit untuk membantu peserta didik meningkatkan resiliensinya. Layanan

bimbingan dan konseling sebagai bagiaan integral dari sistem pendidikan memiliki

peran strategis dalam membantu peserta didik meningkatkan resiliensinya. Layanan

bimbingan dan konseling yang sekiranya relevan untuk meningkatkan resiliensi

peserta didik adalah konseling sebaya (peer counseling).16

Pada penelitian terdahulu

yang dilakukan Buhrmester (Suwarjo) menunjukkan bahwa “pada masa remaja

kedekatan hubungan dengan teman sebaya meningkat secara drastis, dan pada saat

yang bersamaan kedekatan hubungan remaja dengan orang tua menurun secara

drastis”. Hasil penelitian Buhrmester dikuatkan oleh temuan Nickerson & Nagle

(suwarjo) bahwa “pada masa remaja komunikasi dan kepercayaan terhadap orang tua

berkurang, dan beralih kepada teman sebaya untuk memenuhi kebutuhan akan

kelekatan (attachment)”17

.

Hasil penelitian Lestariningsih menyatakan bahwa “secara kuantitatif layanan

konseling sebaya efektif dalam meningkatkan resiliensi pada peserta didik” hal

tersebut terjadi karena sebagian besar peserta didik sering membicarakan masalah-

masalah mereka dengan teman sebaya dibandingkan dengan orang tua, pembimbing,

atau guru di sekolah. Untuk masalah yang dianggap sangat seriuspun mereka

bicarakan dengan teman sebaya (sahabat). Kalaupun terdapat peserta didik yang

akhirnya menceritakan masalah serius yang mereka alami kepada orang tua,

16

Lestariningsih. Op.Cit. h.10 17

Suwarjo. Op.Cit. h. 2

Page 30: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

12

pembimbing atau guru, biasanya karena sudah terpaksa (pembicaraan dan upaya

pemecahan masalah bersama teman sebaya mengalami jalan buntu). Hal tersebut

terjadi karena remaja memiliki ketertarikan dan komitmen serta ikatan terhadap

teman sebaya yang sangat kuat.18

Dari hasil penelitian terdahulu dapat dilihat betapa

pentingnya layanan konseling teman sebaya (peer counseling) untuk diterapkan.

Teman sebaya atau peers menurut Santrockadalah anak-anak dengan tingkat

kematangan atau usia yang kurang lebih sama. Salah satu fungsi terpenting dari

kelompok teman sebaya adalah untuk memberikan sumber informasi dan

komparasi tentang dunia luar keluarga. Melalui kelompok teman sebaya anak-

anak menerima umpan balik dari teman-teman mereka tentang kemampuan

mereka.19

Menurut Carr pada dasarnya konseling teman sebaya merupakan suatu cara bagi

para peserta didik (remaja) belajar bagaimana memperhatikan dan membantu

anak-anak lain, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sementara

itu, Tindall dan Gray mendefinisikan konseling teman sebaya sebagai suatu

ragam tingkah laku membantu secara interpersonal yang dilakukan oleh individu

nonprofesional yang berusaha membantu orang lain. Lebih lanjut, menurut

Tindall & Gray konseling teman sebaya mencakup hubungan membantu yang

dilakukan secara individual (one-to-one helping relationship), kepemimpinan

kelompok, kepemimpinan diskusi, pemberian pertimbangan, tutorial, dan semua

aktivitas interpersonal manusia untuk membantu atau menolong.20

Melalui observasi yang dilakukan kepada peserta didik SMA N 12 Bandar

Lampung, mereka menyatakan bahwa pelatihan dan layanan konseling sebaya belum

pernah didapatkan dari guru BK, dapat dikatakan bahwa hal tersebut menjadi salah

satu penghambat peningkatan reseliensi peserta didik. Sedangkan dapat dikatakan

bahwa konseli-konseli yang memanfaatkan layanan konseling sebaya mampu

melakukan identifikasi diri dengan teman sebaya mereka, dan para konseli

18

Lestariningsih. Op. Cit. h. 11 19

Suwarjo. Op.Cit. h.3 20

Hunainah.Op. Cit. h 81

Page 31: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

13

menganggap bahwa konselor sebaya memiliki kemauan membangun jembatan

komunikasi, namun hal ini tidak berarti konselor sebaya mengganti keberadaan

konselor profesional, ia hanya membantu meningkatkan pelayanan.

Berangkat dari kenyataan tersebut, para ahli menyatakan konseling sebaya

efektif dalam meningkatkan perkembangan kepribadian dan mengatasi berbagai

masalah peserta didik. Oleh karena itu menerapkan konseling sebaya dapat menjadi

pilihan. Inovasi ini perlu dilakukan dengan melatihkan anak menjadi konselor.

Konseling sebaya merupakan konseling untuk dilakukan oleh kelompok sebaya

dalam hal ini remaja melalui hubungan saling percaya terhadap individu yang

membutuhkan bantuan. Konseling ini dipandang cukup efektif karena diberikan oleh

teman sebayanya sendiri. Pada remaja ada kecenderungan untuk memiliki personal

fable yaitu keyakinan bahwa hanya dia yang mengalami pengalaman unik, bukan

orang dewasa lain. Oleh karena itu, penguatan melalui konseling sebaya dipandang

cukup bermakna untuk dilakukan.

Fungsi konselor sebaya menurut Rogation adalah sebagai: (1) sahabat yang

bersedia membantu, mendengarkan, dan memahami; (2) fasilitator yang bersedia

membantu remaja untuk tumbuh dan berkembang bersama kelompoknya; dan

(3) sebagai pemimpin yang karena kepeduliannya pada orang lain menjadi

penggerah perubahan sosial.21

Seperti yang dijelskan dalam hadits riwayat Bukhori dan Muslim sebagai berikut :

21

Kartika Nur Fathiyah dan Farida Harahap. Konseling Sebaya untuk Meningkatkan Efikasi Diri

Remaja terhadap Perilaku Beresiko. Dosen psikologi pendidikan dan bimbingan FIP UNY.h.4-5

Page 32: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

14

Artinya:

“Sesungguhnya antara seseorang mukmin dengan mukmin lainnya bagaikan

bangunan yang saling melengkapi (memperkokoh) satu sama lainnya.”

(H. R. Bukhari dan Muslim).22

Hadits tersebut menjelaskan bahwa manusia memiliki dua hasrat yaitu

keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya dan keinginan

untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya. Hadits tersebut juga

mengingatkan kita kepada kata bijak dari Dave Matthew‟s Band yaitu “Aku

bersandar kepadamu dan kamu bersandar kepadaku, maka kita akan mampu berdiri

bersama-sama dengan baik”. Yang artinya ketika kita saling terbuka atau membuka

diri untuk saling membantu dalam menyelesaikan masalah, besar atau kecil masalah

tersebut maka semua masalah akan bisa diselesaikan.

Berdasarkan beberapa penjelasantersebut, maka peneliti ingin mengadakan

peneliti tentang efektivitas konseling sebaya (peer counseling) dalam meningkatkan

Resiliensi terhadap konflik diri peserta didik. Adapun maksud dari efektivitas di sini

adalah untuk memperkirakan sejauh mana usaha tersebut mencapai tujuan yang

diharapkan ataupun menimbulkan dampak tertentu baik positif maupun negatif

terhadap konseli yang memperoleh layanan konseling sebaya.

22

Imam An-Nawawi.Terjemah Hadits Arba‟in An-Nawawi( Jakarta Timur: Al-I‟tishomCahaya

Umat, 2006), h. 23

Page 33: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

15

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka identifikasi masalah yang

ditemukan dalam penelitian ini adalah:

1. Terdapat 16 peserta didik yang membutuhkan keterangan tentang kecerdasan

emosi (51%)

2. Terdapat 15 peserta didikyang dinyatakan kurang mampu mengendalikan

diri, berpikir dan bersikap positif (48,3%)

3. Adanya 9 peserta didik yang sering gagal dan patah semangat(29%)

4. Terdapat 19 peserta didik yang mengalami kurangnya kemampuan dalam

penyelesaian konflik(61,2%)

5. Terdapat 11 peserta didik yang merasa sukar meyesuaikan diri dengan orang

lain (11,4%)

6. Adanya 13 peserta didik yang takut bertanya/menjawab di kelas (41,9%)

7. Terdapat 5 peserta didik yang merasa tidak memiliki bakat apapun (16,1%)

8. Belum adanya layanan konseling sebaya yang dapat meningkatkan resiliensi

di SMA N 12 Bandar Lampung.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka pembatasan masalah

dalam penelitian ini adalah “Efektivitas Layanan Konseling Sebaya Dalam

Meningkatkan Resiliensi Peserta Didik Kelas XII SMA N 12 Bandar Lampung”.

Page 34: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

16

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dijelaskan

tersebut, maka masalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut “Apakah Layanan

Konseling Sebaya Efektif dalam Meningkatkan Resiliensi Peserta Didik kelas XII

SMA N 12 Bandar Lampung?”

E. Tujuan, Manfaat dan Ruang Lingkup Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya suatu

hal yang diperoleh setelah penelitian selesai23

. Tujuan penelitian diharapkan nantinya

mampu menjawab dari rumusan masalah yang telah dipaparkan. Oleh karena itu,

tujuan yang hendak dicapai peneliti digolongkan menjadi dua, yakni:

Tujuan Umum

Untuk mengembangkan teori layanan konseling teman sebaya dalam

meningkatkan resiliensi peserta didik.

Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat resiliensi peserta didik kelas XII SMA N 12

Bandar Lampung

b. Untuk mengetahui apakah resiliensi dapat ditingkatkan dengan menggunakan

layanan konseling sebaya.

23

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Penerbit Rineka Cipta,

Jakarta, Tahun 2011), h. 4

Page 35: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

17

2. Manfaat Penelitian

Dengan merujuk pada manfaat dari penggunaan konseling sebaya, yakni

memberikan pemahaman yang utuh tentang perilaku dan resikonya terhadap

kesehatan fisik maupun psikis baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek,

maka hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

a. Peserta didik SMA N 12 Bandar Lampung, agar dapat memperbaiki

kualitas hidup melalui jalinan hubungan sosial yang baik dengan

lingkungan sekolah.

b. Bagi guru bimbingan dan konseling dilingkungan pendidikan SMA N 12

Bandar Lampung, agar memiliki progresif dalam inovasi pelayanan

bimbingan yang tepat bagi permasalahan remaja, khususnya bidang

pribadi sosial

c. Peneliti, agar dapat mengambil sumbangan informasi serta pemikiran

dari penerapan layanan konseling teman sebaya terhadap peningkatan

resiliensi peserta didik.

3. Ruang lingkup penelitian

Dalam hal ini penulis membatasi ruang lingkup penelitian ini agar

penelitian ini lebih jelas dan tidak menyimpang dari tujuan yang telah

ditetapkan, diantaranya adalah:

Page 36: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

18

a. Ruang lingkup ilmu

Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup ilmu bimbingan dan

konseling bidang pribadi-sosial.

b. Ruang lingkup objek

Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah meningkatkan

resiliensi peserta didik melalui konseling sebaya yang dilaksanakan di

sekolah.

c. Ruang lingkup subjek

Subjek dalam penelitian ini adalahpeserta didik kelas XII SMA N 12

Bandar Lampung .

d. Ruang lingkup wilayah

Ruang lingkup wilayah dalam penelitian ini adalah SMA N 12 Bandar

Lampung.

Page 37: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

19

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar Layanan Konseling Sebaya

1. Layanan Konseling Sebaya

Teman sebaya (peers) adalah peserta didik dengan tingkat kematangan atau

usia yang kurang lebih sama.24

Semantara itu, Tindal dan Gray mendefinisikan

teman sebaya sebagai suatu ragam tingkah laku dalam membantu secara

interpersonal yang dilakukan indivudu yang non-profesional yang berusaha

membantu orang lain.25

Layanan konseling sebaya atau peer counselingmenurut Hunainah adalah

aktivitas memperhatikan dan saling membantu secara interpersonal di antara

sesama peserta didik yang berlangsung dalam kehidupan sehari-hari di

sekolah, dengan menggunakan keterampilan mendengar aktif, empati dan

keterampilan pemecahan masalah (problem solving), dalam kedudukan yang

setara (equal) antara teman sebaya tersebut.26

Lebih lanjut pengertianlayanan konseling sebayamenurut Erhamwilda

adalah layanan bantuan konseling yang diberikan oleh teman sebayanya

yang telah terlebih dahulu diberikan pelatihan-pelatihan untuk menjadi

konselor sebaya sehingga dapat memberikan bantuan baik secara individual

24

Hunainah. Teori Dan Implementasi Model Konseling Sebaya (Bandung : Rizqi Press, 2011)

h. 83 25

Lalu Abdurrachman Wahid.Layanan konseling sebaya Bagi Remaja (Tinjauan Teoritis dalam Mengatasi Problematika Remaja Persepektif Bimbingan dan Konseling). Jurnal al-Tazkiah, Vol.2 No.1, 2013.h. 7

26 Hunainah. Op.Cit. h. 85

Page 38: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

20

maupun kelompok kepada teman-temannya yang bermasalah ataupun

mengalami berbagai hambatan dalam perkembangan kepribadiannya.27

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Erhamwilda, bahwa layanan

konseling teman sebaya dilakuan oleh konselor sebaya yang sebelumnya telah

mendapatkan pelatihan-pelatihan dasar keterampilan konseling. Hal ini

sependapat dengan Mamarchev, bahwa konselor sebaya adalah para professional

dan non professional yang terlatih yang diberi tugas mereview informasi dari

teman sebaya yang ada dalam sebuah kelompok28

. Konselor sebaya menjalankan

layanannya dibawah pengawasan konselor ahli.

Peserta didik yang menjadi konselor sebaya juga berfungsi sebagai mediator

yang membantu konselor dengan cara memberikan informasi tentang kondisi,

perkembangan, atau masalah peserta didik yang perlu mendapat layanan bantuan

bimbingan atau konseling.

Program layanan konseling sebaya merupakan usaha mempengaruhi

(memperbaiki tingkah laku yang dimiliki oleh peserta didik), yaitu tingkah laku

yang dapat membedakan antara tingkah laku yang pantas dengan tidak pantas,

dan menggunakan tingkah laku yang pantas menjadi identitas pribadi yang

diharapkan, serta menemukan berbagai cara pemecahkan masalah, dan

memberikan pengalaman yang memberikan motivasi mengikuti pelatihan untuk

pengembangan diri mereka sebagai orang dewasa yang matang dan bertanggung

27

Erhamwilda. Layanan konseling sebayaAlternatif Kreatif Layanan Bimbingan Konseling Di Sekolah. (Yogyakarta : Media Akademi, 2015) h. 43

28Ibid. h. 83.

Page 39: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

21

jawab. Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok

teman sebaya dibanding orang tua. Dibanding pada masa kanak-kanak, remaja

lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan sekolah,

ekstrakurikuler dan bermain dengan teman29

. Dengan demikian, pada masa

remaja peran kelompok teman sebaya sangat besar, hal demikian juga dapat

memberi pengaruh positif dan pengaruh negatif.

2. Urgensi Layanan konseling sebaya

Keluarga merupakan salah satu konteks sosial yang penting bagi

perkembangan individu. Meskipun demikian perkembangan anak juga sangat

dipengaruhi oleh apa yang terjadi dalam konteks sosial yang lain seperti relasi

dengan teman sebaya. Laursen menandaskan bahwa teman sebaya merupakan

faktor yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan pada masa-masa remaja.30

Salah satu fungsi terpenting dari kelompok teman sebaya adalah untuk

memberikan sumber informasi tentang dunia di luar keluarga. Melalui kelompok

teman sebaya individu menerima umpan balik dari teman-teman mereka tentang

kemampuan mereka. Remaja menilai apa-apa yang mereka lakukan, apakah dia

lebih baik dari pada teman-temannya, sama, ataukah lebih buruk dari apa yang

remaja lain kerjakan. Hal demikian akan sulit dilakukan dalam keluarga karena

saudara-saudara kandung biasanya lebih tua atau lebih muda (bukan sebaya).

29

Ibid. h. 85. 30

Neni Noviza. Konseling Teman Sebaya (Peer Counseling) Suatu Inovasi Layanan

Bimbingan Konseling Di Perguruan Tinggi. h. 85

Page 40: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

22

Seiring dengan semakin meningkatnya dorongan dan kebutuhan remaja

untuk berinteraksi dengan teman, baik sejenis maupun lawan jenis maka relasi

teman sebaya menjadi hal yang sangat penting. Seperti yang dinyatakan Laursen

bahwa teman sebaya merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap

kehidupan pada masa remaja.31

Cowie dan Wallace juga mengemukakan bahwa

dukunganteman sebaya banyak mambantu atau memberikan keuntungan kepada

anak-anak yang memiliki problem sosial dan problem keluarga dapat membantu

memperbaiki iklim sekolah, serta memberikan pelatihan keterampilan sosial.32

Budaya sebaya yang positif memberikan kesempatan kepada remaja untuk

menguji keefektifan komunikasi, tingkah laku, persepsi dan nilai-nilai yang

mereka miliki. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk membangun budaya

sebaya yang positif adalah dengan mengembangkan layanan konseling sebaya

dalam komunitas remaja. Beberapa alasan menggunakan layanan konseling

sebaya di sekolah dikemukakan Varenhorst, yaitu: (1) konselor tidak cukup

punya waktu untuk melayani semua konseli; (2) guru menganggap bahwa

konselor menangani masalah yang sangat luas; (3) peserta didik menganggap

konselor tidak mengenal dirinya dan konselor tidak tidak punya waktu; (4)

peserta didik merasa tidak mudah terbuka membicarakan masalah dalam situasi

31

Hunainah. Op.Cit. h. 85 32

Lalu Abdurrachman Wahid. Op. Cit. h. 9

Page 41: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

23

formal; (5) peserta didik merasa lebih leluasa dalam mengungkapkan

permasalahan kepada teman sebaya.33

Penerapan layanan konseling sebaya dianggap perlu karena berdasarkan

pengamatan yang dilakukan sebagian besar remaja lebih suka bercerita tentang

masalah-masalah yang mereka hadapi dengan teman sebayanya dibandingkan

dengan guru pembimbing, guru mata pelajaran, wali kelas, maupun orang tua.

Konseling teman sebaya secara kuat menempatkan keterampilan-

keterampilan komunikasi untuk memfasilitasi eksplorasi diri dan pembuatan

keputusan. “Konselor” sebaya bukanlah konselor profesional atau ahli terapi.

“Konselor” sebaya adalah para peserta didik (remaja) yang memberikan bantuan

kepada siswa lain di bawah bimbingan konselor ahli. Dalam layanan konseling

sebaya, peran dan kehadiran konselor ahli tetap diperlukan. Pada hakekatnya

peer counseling adalah counseling through peers. Dalam model konseling teman

sebaya, terdapat hubungan Triadik antara Konselor ahli, “konselor” sebaya dan

konseli. Hubungan triadik tersebut dapat digambarkan melalui gambar berikut:

33

Hunainah, Op.Cit. h. 90

Konselor

ahli

Konseli

sebaya

Konselor

sebaya

Page 42: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

24

Gambar 1

Interaksi Triadik antara Konselor Ahli, Konselor Teman Sebaya,

DenganKonseli Teman Sebaya (Suwarjo).

Keterangan :

Interaksi antara konselor ahli dengan konseli melalui

“konselor”teman sebaya.

Interaksi langsung antara konselor ahli dengan konseli atas rujukan

“konselor” teman sebaya.34

Konselor” sebaya terlatih yang direkrut dari jaringan kerja sosial

memungkinkan terjadinya sejumlah kontak yang spontan dan informal. Kontak-

kontak yang demikian memiliki multiplying impact pada berbagai aspek dari

remaja lainnya. Kontak-kontak tersebut juga dapat memperbaiki atau

meningkatkan iklim sosial dan dapat menjadi jembatan penghubung antara

konselor profesional dengan para siswa (remaja) yang tidak sempat atau tidak

bersedia berjumpa dengan konselor.

3. Fungsi dan Manfaat Layanan konseling sebaya

Fungsi suatu layanan dapat diketahui dengan melihat kegunaan, manfaat,

atupun keuntungan yang dapat diberikan oleh layanan tersebut. Suatu pelayanan

dapat dikatakan tidak berfungsi apabila ia tidak memperlihatkan kegunaan

ataupun memberikan manfaat atau atau keuntungan tertentu. Fungsi layanan

konseling sebaya ditinjau dari kegunaan dan manfaat, ataupun keuntungan-

keuntungan apa yang diperoleh melalui pelayanan secara umum dapat

dikelmpokkan menjadi dua yakni fungsi bagi konselor, dan fungsi bagi konseli.

34

Suwarjo. Op.Cit. h. 9

Page 43: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

25

a. Fungsi konselor sebaya menurut Lalu Abdurrachman Wahid adalah:

1) remaja dengan keterampilan konseling, akan membantu remaja yang

lain menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dialaminya;

2) remaja dengan keterampilan konseling, akan membantu remaja yang

lain untuk berkembang menjadi suatu pribadi yang sehat dan efektif;

3) remaja dengan keterampilan konseling, akan membantu remaja yang

lain supaya mampu melakukan perubahan-perubahan positif dalam

hidupnya;

4) remaja dengan keterampilan konseling, akan membantu remaja yang

lain supaya mampu mengambil keputusan-keputusan tertentu untuk

memperbaiki kualitas hidupnya;

5) layanan konseling sebaya akan memudahkan remaja untuk

mengoptimalisasikan kemampuan refleksi diri dan menyelami aspek-

aspek psiko-sosial yang sangat bermanfaat untuk memahami kehidupan

pribadinya sendiri dan kehidupan pribadi yang akan dibantunya.35

b. Manfaat layanan konseling sebayabagi peserta didik:

1) remaja memiliki kemampuan melakukan pendekatan dan membina

percakapan dengan baik serta bermanfaat dengan orang lain;

2) remaja memiliki kemampuan mendengar, memahami dan merespon

(3m), termasuk komunikasi nonverbal (cara memandang, cara

tersenyum, dan melakukan dorongan minimal);

3) remaja memiliki kemampuan mengamati dan menilai tingkah laku orang

lain dalam rangka menentukan apakah tingkah laku itu bermasalah atau

normal;

4) remaja memiliki kemampuan untuk berbicara dengan orang lain tentang

masalah dan perasaan pribadi;

5) remaja memiliki kemampuan untuk menggunakan keputusan yang

dibuat dalamkonseling mengahadapi permasalahan-permasalahan

pribadi, permasalahan kesehatan, permasalahan sekolah, dan

permasalahan perencanaan hubungan dengan teman sebaya;

6) remaja memiliki kemampuan untuk mengembangkan tindakan alternatif

sewaktu menghadapi masalah;

7) remaja memiliki kemampuan menerapkan keterampila interpersonal

yang menarik untuk mengusahakan terjadi pertemuan pertama dengan

peserta didik yang meminta pertolongan;

8) remaja memiliki kemampuan untuk mengembangkan keterampilan

observasi atau pengamatan agar dapat membedakan tingkah laku

abnormal dengan normal; terutama mengidentifikasi masalah dalam

35

Lalu Abdurachman Wahid. Op.Cit. h. 13

Page 44: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

26

menggunakan minuman keras, masalah terisolasi, dan masalah

kecemasan;

9) remaja memiliki kemampuan mengalih tangankan konseli ke konselor

ahli untuk menolongnya memecahkan masalahnya jika dalam layanan

konseling sebaya tidak dapat terselesaikan;

10) remaja memiliki kemampuan mendemontrasikan kemampuan

bertingkah laku yang beretika;

11) remaja memiliki kemampuan mendemontrasikan pelaksanaan strategi

konseling.36

4. Tujuan Layanan konseling sebaya

Setelah mengetahui pengertian dan manfaat dari layanan konseling sebaya,

maka selanjutnya yang diketahui adalah tujuan dari layanan konseling sebaya.

Prayitno menjelaskantujuan dari setiap layanan bimbingan dan konseling

merupakan penjabaran dari tujuan umum yang dikaitakan secara langsung dengan

permasalahanyang dialamai oleh individu yang bersangkutan, sesuai dengan

kompleksitas permasalahannya itu37

. Untuk mengetahui tujuan layanan konseling

sebaya, terlebih dahulu harus merujuk pada tujuan umum dari bimbingan dan

konseli.

Tujuan umum bimbingan dan konseling yang di kemukakakn oleh Colleman,

yakni memberikan dukungan, memberikan wawasan, pandangan, pemahaman,

keterampilan, dan alterantif baru, serta mengatasi permasalahan yang dihadapi

oleh konseli.38

Dalam prakteknya, layanan konseling sebaya hendaknya dapat

memberikan pemahaman yang utuh tentang perilaku dan risikonya terhadap

kesehatan fisik maupun psikis baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

36

Ibid. h. 14 37

Prayitno dan Erman Amti. Op.Cit. h. 113. 38

Ibid. h. 112

Page 45: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

27

Menurut Hunainah, secara umum tujuan layanan konseling sebaya

dikelompokan menjadi dua, yaitu:

1) Tujuan bagi konselor sebaya

a. membekali calon konselor sebaya agar mampu menggunakan keterampiln

mendengar aktif, melakukan empat dan keterampilan memecahkan

masalah yang dihadapi teman sesama remaja;

b. mengembangkan kemampuan saling memperhatikan dan saling berbagi

pengalaman dalam mengatasi masalah;

c. mengembangkan sikap-sikap positif yang diperlakukan dalam membantu

teman sebaya menghadapi masalah.

2) Tujuan bagi remaja sebagai konseli

a. membantu remaja memahami masalah yang sedang dihadapi;

b. membantu remaja membangun afeksi positif dalam menghadapi masalah

yang dihadapi;

c. membantu remaja berlatih membiasakan bertindak secara konstruktif

dalam menghadapi masalah.39

5. Karakteristik konselor sebaya

Dalam hal pemilihan calon konselor sebaya, Tindall dan Gray menyatakan

bahwa keefektifan program layanan konseling sebaya tergantung pada proses

pemilihan calon konselor sebaya. Dalam proses pemilihan calon konselor sebaya

harus memperhatikan kriteria khusus diantaranya :(1) kualitas kondisi humanistik

seperti karakteristik hangat; (2) memiliki minat pada kegiatan layanan bantuan;

(3) dapat diterima orang lain; (4) toleran terhadap perbedaan system nilai; dan(5)

energik.40

Selain Tindall dan Gray, Suwarjo juga memandang bahwa calon konselor

sebaya memiliki kriteria berikut : secara sukarela bersedia membantu orang lain,

39

Hunainah. Bimbingan Teknis Implementasi Model Layanan konseling sebaya. (Rizki Pres: Serang. 2012) h. 8

40 Hunainah. Teori dan implementasi layanan konseling sebaya. Op.Cit. h. 103

Page 46: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

28

memiliki emosi yang stabil, dan memiliki prestasi belajar yang cukup baik atau

minimal rerata, serta mampu menjaga rahasia, merupakan kriteria lain yang perlu

dijadikan dasar pemilihan calon konselor sebaya.41

Selain karakteristik, Lalu Abdurrachman Wahid mengatakan bahwa syarat

menjadi konselor sebaya adalah sebagai berikut: (1) berpengalaman sebagai

pendidik sebaya (tidak mutlak); (2) memiliki minat, kemauan, dan perhatian

untuk membantu klien; (3) terbuka untuk pendapat orang lain; (4) menghargai

dan menghormati klien; (5) peka terhadap perasaan orang dan mampu berempati;

(6) dapat dipercaya dan mampu memegang rahasia; (7) pendidikan minimal

setingkat SLTA (lebih diutamakan).42

Setelah pemilihan calon konselor sebaya berdasarkan syarat dan karakteristik

tersebut,peserta didik calon konselor sebaya akan mendapatkan pelatihan dasar,

untuk memiliki keterampilan-keterampilan pokok. Agar terciptanya layanan

konseling sebaya yang baik, para konselor sebaya non profesional harus memiliki

keterampilan-keterampilan pokok. Ivey menjelaskan, keterampilan-keterampilan

pokok tersebut ialah:

a. attending yaitu perilaku yang secara langsung berhubungan dengan respek,

yang ditunjukan ketika konselor memberikan perhatian penuh pada konseli,

melalui komunikasi verbal maupun non verbal, sebagai komitmen untuk fokus

pada konseli. Konselor menjadi pendengar aktif yang akan berpengaruh pada

efektivitas bantuan. Termasuk pada komunikasi verbal dan non verbal adalah

Empati;

b. merangkum, yaitu menyimpulkan berbagai pernyataan konseli menjadi satu

pernyataan. Ini berpengaruh pada kesadaran untuk mencari solusi masalah;

41

Suwarjo. Op.Cit. h. 12 42

Lalu Abdurachman Wahid. Op.Cit. h. 14

Page 47: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

29

c. bertanya, yaitu proses mencari apa yang ada di balik diskusi, dan seringkali

berkaitan dengan kenyataan yang dihadapi konseli. Pertanyaan yang efektif

dari konselor adalah yang tepat, bersifat mendalam untuk mengidentifikasi,

untuk memperjelas masalah, dan untuk mempertimbangkan alternatif;

d. keaslian adalah mengkomunikasikan secara jujur perasaan sebagai cara

meningkatkan hubungan dengan dua atau lebih individu;

e. asertif, termasuk kemampuan untuk mengekspresikan pemikiran dan perasaan

secara jujur, yang ditunjukkan dengan cara berterus terang, dan respek pada

orang lain;

f. konfrontasi adalah komunikasi yang ditandai dengan ketidak sesuaian/ketidak

cocokan perilaku seseorang dengan yang lain;

g. pemecahan masalah adalah proses perubahan seseorang dari fase

mengeksplorasi satu masalah, memahami sebab-sebab masalah, dan

mengevaluasi tingkah laku yang mempengaruhi penyelesaian masalah itu.43

Dalam pelatihan konselor sebaya, para professional dalam hal ini guru

pembimbing bertanggung jawab untuk memberikan pelatihan kepada para peserta

didik dengan baik, penjelasan tentang standar etik, dan suport atau dukungan pada

orang yang dilatih dan dapat berkontribusi pada tersedianya tenaga yang

potensial. Dalam penelitian ini, layanan layanan konseling sebaya diharapkan

dapat meningkatkan resiliensi peserta didik di sekolah SMA 12 Bandar Lampung.

B. Resiliensi

1. Definisi Resiliensi

Secara bahasa, resiliensi merupakan istilah yang berasal dari bahasa inggris

dari kata resilience yang artinya daya pegas, daya kenyal atau kegembiraan.

Istilah resiliensi diformulasikan pertama kali oleh Block dngan namaego-

resillience yang diartikan sebagai kemampuan umum yang melibatkan

43

Erhamwida. Layanan konseling sebaya. Op.Cit. h. 54-55

Page 48: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

30

kemampuan penyesuaian diri yang tinggi dan luwes saat dihadapkan pada

tekanan internal maupun eksternal.44

Menurtu Rinaldi resiliensi adalah keberhasilan menyesuaikan diri terhadap

tekanan yang terjadi. Penyesuaian diri menggambarkan kapasitas untuk

membangun hasil positif dalam peristiwa kehidupan yang penuh tekanan.

Penyesuaian diri adalah mem-bangun daya tahan dan mempertahankan batas

antara tingkat emosi positif dan negatif yang menggambarkan kekuatan yang

mendasari individu dalam kelen-turan menyesuaikan diri.45

Lebih lanjut menurut Cefai mengaju pada luthar menyebutkan definisi

resiliensi adalah kompetensi dan keberhasilan, meskipun menghadai kesulitan

yang berkepanjangan dan merugikan. Schoon berpendapat bahwa resiliensi

umumnya tidak langsung diukur, tetapi diidentifikasi dengan berdasarkan pada

dua pertimbangan mendasar: (1) ketika seseorang dalam kondisi baik; dan (2)

pada saat sekarang, ketika seseorang belum pernah menghadapi kejadian yang

berisiko secara signifikan atau adany kesulitan yang harus diatasi.46

Hamid patilima juga memberi definisi mengenai resiliensi, yaitu sebagai

proses pendampingan oleh pendidik untuk mempersiapkan anak usia dini agar

44

Desmita. Op.Cit. h. 3 45 Rinaldi. Resiliensi Pada Masyarakat Kota Padang Ditinjau Dari Jenis Kelamin.

Jurnal Psikologi Volume 3, No. 2, Juni 2010 h. 100 46

Hamid Patilima. Resiliensi Anak Usia Dini. (Alfabeta: bandung. 2015) h.52

Page 49: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

31

mampu menghadapi kerentanan dan tantangan, terhindar dari kemunduran,

sehinga sukses dalam segala bidang kehidupan di masa kini dan masa depan.47

Resiliensi secara umum Reivich dan Shatte mendefinisikan resiliensi

sebagai kemampuan beradaptasi terhadap situasi-situasi yang sulit dalam

kehidupan.48

Individu dianggap sebagai seseorang yang memiliki resiliensi jika

mereka mampu untuk secara cepat kembali kepada kondisi sebelum trauma dan

terlihat kebal dari berbagai peristiwa-peristiwa kehidupan yang negatif. Di dalam

penelitian ini, kami berasumsi bahwa tingkat fleksibilitas yang membuat peserta

didik berhasil dalam akademis walaupun mereka berada pada kondisi yang sulit,

sehingga ia mampu untuk bertahan, bangkit dan menyesuaikan dengan kondisi

sulit, ini yang disebut dengan resiliensi.

Dari beberapa defenisi tersebut dapat dipahami bahwa resiliensi (daya

lentur, ketahanan) adalah kemampuan atau kapasitas insani yang dimiliki

seseorang, kelompok atau masyarakat yang memungkinkannya untuk

menghadapi, mencegah, meminimalkan dan bahkan menghilangkan dampak-

dampak yang merugikan dari kondisi yang tidak menyenangkan, atau mengubah

kondisi kehidupan yang menyengsarakan menjadi suatu hal yang wajar untuk

diatasi. Bagi mereka yang resilien, resiliensi membuat hidupnya menjadi lebih

kuat. Artinya, resiliensi akan membuat seseorang berhasil menyesuaikan diri

dalam berhadapan dengan kondisi yang tidak menyenangkan, serta dapat

47

Ibid. h. 54 48

Ahmad Junaedi Salim Pulungan dan Tarmidi. Op.Cit. 47

Page 50: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

32

mengembangkan kompetensi sosial, dan akademis sekalipun berada di tengah

kondisi stress hebat dalam kehidupan.

2. Faktor-Faktor Resiliensi

a. Sumber Resiliensi

Menurut Grotberg ada beberapa sumber dari resiliensi adalah sebagai berikut49

:

1) I Have (sumber dukungan eksternal)

I Have merupakan dukungan dari lingkungan di sekitar individu. Dukungan

ini berupa hubungan yang baik dengan keluarga, lingkungan sekolah yang

menyenangkan, ataupun hubungan dengan orang lain diluar keluarga.

Melalui I Have, seseorang merasa memiliki hubungan yang penuh

kepercayaan. Hubungan seperti ini diperoleh dari orang tua, anggota

keluarga lain, guru, dan teman-teman yang mencintai dan menerima diri anak

tersebut.

Individu yang resilien juga memperoleh dukungan untuk mandiri dan dapat

mengambil keputusan berdasarkan pemikiran serta inisiatifnya sendiri. Dukungan

yang diberikan oleh orangtua ataupun anggota keluarga lainnya akan sangat

membantu dalam membentuk sikap mandiri dalam diri seseorang. Sehingga hal

ini akan membantu mereka untuk mengembangkan rasa percaya diri dalam diri

anak.

2) I Am (kemampuan individu)

I am, merupakan kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang, kekuatan

tersebut meliputi perasaan, tingkah laku, dan kepercayaan yang ada dalam

dirinya.

Individu yang resilien merasa bahwa mereka mempunyai karakteristik yang

menarik dan penyayang sessama. Hal tersebut ditandai dengan usaha mereka

49Myta Devi Nurdian Dan Zainul Anwar. Konseling Kelompok Untuk

Meningkatkan Resiliensi Pada Remaja Penyandang Cacat Fisik (Difable). Jurnal

Ilmiah Psikologi Terapan. Vol. 02, No.01, 2014. h. 39

Page 51: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

33

untuk selalu dicintai dan mencintai orang lain. Mereka juga sensitif terhadap

perasaan orang lain dan mengerti yang diharapkan orang lain terhadap dirinya.

Mereka juga merasa bahwa mereka memiliki empati dan sikap kepedulian yang

tinggi terhadap sesama. Mereka bangga terhadap apa yang telah mereka capai.

Ketika merekamendapatkan masalah atau kesulitan, rasa percaya dan harga diri

yang tinggi akan membantu mereka dalam mengatasi kesulitan tersebut. Mereka

merasa mandiri dan cukup bertanggungjawab. Mereka dapat melakukan banyak

hal dengan kemampuan mereka sendiri.

3) I Can (kemampuan sosial dan interpersonal)

I Can merupakan kemampuan anak untuk melakukan hubungan sosial dan

interpersonal. Mereka dapat belajar kemampuan ini melalui interaksinya

dengan semua orang yang ada disekitar mereka. Individu tersebut juga

memiliki kemampuan untuk berkomunikasi serta memecahkan masalah

dengan baik. Mereka mampu mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka

dengan baik.

Seperti yang dijelaskan dijelaskan dalam Al-Qur‟an suratAr-Rum ayat 22:

Artinya:

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi

dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang

demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang

mengetahui.50

50

Al-Qur’an Surat Ar-Rum ayat 22

Page 52: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

34

Ayat tersebut menjelaskan bahwa manusia tidaklah lepas dari interaksi sosial

meski memiliki perbedaan setiap individunya. Intetaksi sosial adalah suatu

hubungan antara dua atau lebih individu yang saling mempengaruhi, mengubah,

atau memperbaiki kelakuan antara individu yang satu individu lainnya.

Kemampuan untuk mengendalikan perasaan dan dorongan dalam hati juga

dimiliki oleh individu yang resilien. Mereka mampu menyadari perasaan mereka

dan mengekspresikannya dalam kata-kata dan perilaku yang tidak mengancam

perasaan dan hak orang lain. Mereka juga dapat memahami karakteristik dirinya

sendiri dan orang lain. Ini membantu individu untuk mengetahui seberapa banyak

waktu yang diperlukan untuk berkomunikasi, dan seberapa banyak ia dapat

menangani berbagai macam situasi. Selain itu, individu yang resilien juga dapat

menemukan seseorang untuk meminta bantuan, untuk menceritakan perasaan dan

masalah, serta mencari cara untuk menyelesaikan masalah pribadi dan

interpersonal.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Resiliensi

Dalam membangun resiliensi, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

seperti individu, keluarga, lingkungan, dan lembaga. Faktor-faktor ini saling

mempengaruhi satu sama lain.51

1) Karakteristik individu

Schoon mendefinisikan bahwa individu yang mampu membangun resiliensi

adalah individu yang mengenal kompetensinya, individu yang mempu

51

Hamid Patilima. Op.Cit. h. 55

Page 53: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

35

merumuskan ambisi, aspirasi, rencana hidup yang lebih terarah dari sekarang

untuk masa depan. Sifat individu yang meningkatkan resiliensi adalah individu

yang memiliki hubungan baik dengan sesame, humoris, kemampuan menilai

orang, independen, mampu mengontrol diri, optimis, fleksibel, mempunyai

keingintahuan yang tinggi, kepercayaan diri, tekun, dan kreatif.

2) Lingkungan sekitar

Menurut Schoon, lingkungan dapat diaggap sebagai tempat lahirnya resiko

yang membentuk kehidupan anak, keluarga, dan masyarakat. Menurut pendekatan

ini, resiliensi didasarkan pada transaksi yang kompleks dan langsung antara

individu dan konteks.

3) Kelembagaan

Lingkungan sekolah secara umum adalah pembentuk yang kuat dalam

perkembangan potensi individu. Pendidik dan sekolah dapat memainkan peran

khusus dengan memberikan dukungan emosional dalam berbagai cara, termasuk

memahami perasaan peserta didik yang mungkin sedan diliputi rasa marah, takut,

bersalah, dan mendorong mereka untuk mengekspresikan diri, juga memahami

masalah konsentrasi mereka.52

52

Ibid. h. 59

Page 54: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

36

3. Karakteristik Resiliensi

Seperti yang telah dikatakan bahwa resiliensi adalah kemampuan bangkit

dari situasi sulit dan tekanan, tentu terdapat kemampuan dasar yang dimiliki

individu yang resilien. Revich dan Shatte memaparkan tujuh kemampuan yang

membentuk resiliensi, yaitu sebagai berikut53

:

a. Emotion Regulation

Regulasi emosi adalah kemampuan untuk tetap tenang di bawah kondisi

yang menekan. Reivich dan Shatte mengungkapkan dua buah keterampilan

yang dapat memudahkan individu untuk melakukan regulasi emosi, yaitu

yaitu tenang (calming) dan fokus (focusing). Dua buah keterampilan ini akan

membantu individu untuk mengontrol emosi yang tidak terkendali, menjaga

fokus pikiran individu ketika banyak hal-hal yang mengganggu, serta

mengurangi stres yang dialami oleh individu.

b. Impulse Control

Pengendalian impuls adalah kemampuan individu untuk mengendalikan

keinginan, dorongan, kesukaan, serta tekanan yang muncul dari dalam diri.

Individu yang memiliki kemampuan pengendalian impuls yang rendah, cepat

mengalami perubahan emosi yang pada akhirnya mengendalikan pikiran dan

perilaku mereka.

Individu dapat mengendalikan impulsivitas dengan mencegah terjadinya

kesalahan pemikiran, sehingga dapat memberikan respon yang tepat pada

permasalahan yang ada. Menurut Reivich dan Shatte, pencegahan dapat dilakukan

dengan dengan menguji keyakinan individu dan mengevaluasi kebermanfaatan

terhadap pemecahan masalah. Kemampuan individu untuk mengendalikan impuls

sangat terkait dengan kemampuan regulasi emosi yang ia miliki.

c. Optimisme

Optimisme yang dimaksud Reivich dan Shatte adalah optimisme yang

realistis (realistic optimism), yaitu sebuah kepercayaan akan terwujudnya

53 Riezky Vieramadhani Poetry Dkk. Resiliensi PadaMahasiswa Baru

Penyandang Cerebral Palsy (Cp). h. 7

Page 55: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

37

masa depan yang lebih baik dengan diiringi segala usaha untuk mewujudkan

hal tersebut. Berbeda dengan unrealistic optimism dimana kepercayaan akan

masa depan yang cerah tidak dibarengi dengan usaha yang signifikan untuk

mewujudkannya. Perpaduan antara optimisme yang realistis dan self-efficacy

adalah kunci resiliensi dan kesuksesan.

d. Analisis Penyebab Masalah

Causal analysis merujuk pada kemampuan individu untuk

mengidentifikasikan secara akurat penyebab dari permasalahan yang mereka

hadapi. Individu yang tidak mampu mengidentifikasikan penyebab dari

permasalahan yang mereka hadapi secara tepat, akan terus menerus berbuat

kesalahan yang sama.

e. Empati

Empati sangat erat kaitannya dengan kemampuan individu untuk

membaca tanda-tanda kondisi emosional dan psikologis orang lain.

Seseorang yang memiliki kemampuan berempati cenderung memiliki

hubungan sosial yang positif. Menurut Reivich dan Shatte ketidakmampuan

berempati berpotensi menimbulkan kesulitan dalam hubungan.

f. Efikasi Diri

Self-efficacy adalah hasil dari pemecahan masalah yang berhasil. Self-

efficacy merepresentasikan sebuah keyakinan bahwa kita mampu

memecahkan masalah yang kita alami dan mencapai kesuksesan. Self-

efficacy merupakan hal yang sangat penting untuk mencapi resiliensi.

g. Reaching out

Banyak individu yang tidak mampu melakukan reaching out, hal ini

dikarenakan mereka telah diajarkan sejak kecil untuk sedapat mungkin

menghindari kegagalan dan situasi yang memalukan. Mereka adalah

individu- individu yang lebih memilih memiliki kehidupan standar

dibandingkan harus meraih kesuksesan namun harus berhadapan dengan

resiko kegagalan hidup dan hinaan masyarakat. Hal ini menunjukkan

kecenderungan individu untuk berlebih-lebihan (overestimate) dalam

memandang kemungkinan hal-hal buruk yang dapat terjadi di masa

mendatang.54

Dapat disimpulkan bahwa individu yang resilien memiliki karakteristik yaitu

individu yang optimis, mampu beradaptasi dengan baik, memiliki motivasi diri,

54

Ibid. h. 8

Page 56: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

38

memiliki kompetensi personal, memiliki internal locus of control, self-esteem dan

rasa percaya diri yang tinggi, mandiri, sosiabilitas, serta mampu berempati.

4. Fungsi Resiliensi

Rutter mengemukakan ada empat fungsi resliensi, yaitu :

a. untuk mengurangi resiko mengalami konsekuensi-konsekuensi negatif

setelah adanya kejadian hidup yang menekan;

b. mengurangi kemungkinan munculnya rantai reaksi yang negatif setalah

peristiwa hidup yang menekan;

c. membantu menjaga harga diri dan rasa mampu diri;

d. meningkatkan kesempatan untuk berkembang.55

Resiliensi bukanlah karakteristik kepribadian atau trait, tetapi lebih sebagai

proses dinamis dengan disertainya sejumlah faktor yang membantu mengurangi

resiko individu dalam menghadapi tekanan hidup.

Sesuai dengan kemampuannya, konselor sebaya diharapkan mampu menjadi

sahabat yang baik, yaitu minimal mampu menjadi pendengar aktif bagi teman

sebayanya yang membutuhkan perhatian. Pendengar aktif adalah pendengar yang

dengan penuh perhatian memperhatikan isi ungkapan hati teman yang sedang

curhat, mampu menangkap ungkapan pikiran dan emosi di balik ekspresi verbal

maupun non verbal, mampu mengekspresikan pemahaman dan penerimaan secara

tulus dan empatik kepada teman sebayanya, serta mampu memantulkan kembali

ekspresi emosi dan pikiran konselor sebaya kepada konseli. Jika memungkinkan

55 Riezky Vieramadhani Poetry. Op.Cit. 10

Page 57: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

39

konselor sebaya juga dapat membantu pemecahan masalah sederhana. Meskipun

dilatihkan dalam pelatihan, kemampuan ini tidak begitu dituntutkan.56

Untuk

pemecahan masalah dimana konselor sebaya merasa kurang kompeten, dia

diharapkan merujuk konseli kepada konselor ahli. Tentu saja hal tersebut

dilakukan atas persetujuan konseli. Konselor sebaya dapat berperan sebagai agen

yang mendorong konseli untuk bersedia secara langsung memperoleh layanan

dari konselor ahli. Jika konseli sebaya tetap tidak menghendaki bertemu langsung

dengan konselor, konselor sebaya dapat berkonsultasi kepada konselor ahli

tentang masalah yang dihadapi konseli tanpa menyebutkan identitas konseli.

Melalui interaksi dan komunikasi interpersonal yang terjadi antara konselor

teman sebaya dengan konseli teman sebaya, baik melalui interaksi-interaksi

spontan tidak terstruktur, maupun melalui interaksi-interaksi terprogram yang

dirancang oleh konselor ahli, keterampilan-keterampilan resiliensi dapat

ditularkan. Melalui proses modeling misalnya, konseli teman sebaya dapat meniru

dan menginternalisasi sikap, keterampilan, dan berbagai strategi tertentu yang

tampak dari konselor sebaya pada saat-saat menghadapi masalah atau situasi-

situasi adversif.57

Konselor sebaya juga dapat secara langsung mengajarkan

keterampilan-keterampilan resiliensi kepada teman sebaya pada saat mereka

curhat tentang suatu masalah. Melalui wahana dan cara-cara yang demikian,

resiliensi teman-teman sebaya akan meningkat.

56

Suwarjo. Op.Cit. h. 13 57

Lestariningsih. Op.Cit. h. 17

Page 58: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

40

Winfield mengingatkan bahwa resiliensi tidak cukup hanya semata-mata

diajarkan, tetapi lebih dipelajari melalui interaksi sosial yang positif.58

Oleh

karena itu semua komponen yang berada di lingkungan remaja hendaknya

memberikan pelayanan secara hangat, respek, penuh perhatian dan penerimaan,

serta empatik. Dengan cara demikian remaja akan memodeling tingkah laku

positif orang-orang yang ada di sekelilingnya, yang pada akhirnya akan

meningkatkan resiliensi mereka. Interaksi personal yang positif di antara remaja

(antar teman sebaya) ditambah dengan dukungan positif dari keluarga dan

sekolah, serta lingkungan sosialnya diharapkan dapat meningkatkan resiliensi

remaja. Resiliensi individu tergambarkan dari tujuh faktor resiliensi yaitu:

pengendalian emosi, pengendalian dorongan, optimisme, kemampuan melakukan

analisis penyebab, empati, efikasi diri, serta kemampuan membuka diri.

Kemampuan resiliensi adalah kemampuan yang lebih bersifat dipelajari, bukan

sekedar diturunkan. Diharapkan melalui konseling teman sebaya, resiliensi remaja

dapat ditingkatkan.

C. Penelitian Yang Relevan

Penelitian tentang layanan bimbingan dan konseling telah banyak dilakukan,

terbukti dengan ditemukannya berbagai karya ilmiah sebagai berikut:

1. Penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Resiliensi Melalui

Pelaksanaan Pelatihan Peer Counseling Pada Siswa” oleh Lestariningsih.

58

Suwarjo. Op.Cit. h. 14

Page 59: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

41

Dalam penelitian ini terjadi peningkatan poin pada masing-masing

indikator seperti rata-rata peningkatan indikator regulasi emosi adalah 2,5

poin, peningkatan skor pengendalian impuls adalah 3,4 poin, peningkatan

indikator optimisme adalah 1,6 poin, peningkatan indikator analisis penyebab

masalah adalah 2,8 poin, peningkatan skor Empati adalah 2,3 poin,

peningkatan skor Self Efficacy adalah 2,8 poin,peningkatan indikator

reaching out adalah 3 poin. Menurut Lestariningsih Secara kuantitatif

pelaksanaan layanan peer counseling (pelatihan calon peer konselor) secara

efektif dapat meningkatkan resiliensi pada diri peserta didik. Peningkatan ini

dipengaruhi oleh 2 faktor utama, yakni peran serta konselor ahli dan juga

tingkat keaktifan dari calon peer konselor. Penggunaan teknik dan metode

yang bervariasi oleh konselor ahli memungkinkan calon peer konselor untuk

berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan kelompok.

2. Penelitian Kartika Nur Fathiyah dan Farida Harahap dengan judul “Layanan

konseling sebaya untuk Meningkatan Efikasi Diri Remaja terhadap Perilaku

Berisiko”.

Pada penelitian ini menunjukan bahwa jika hasil pretest dan posttest

diperbandingkan, tampak ada kecenderungan peningkatan efikasi diri peserta

didik yang diberi layanan konseling sebaya secara berarti. Pada saat pretest

ada 1 peserta didik (4,35 %) yang memiliki efikasi diri sedang, 7 peserta

didik (30,43) memiliki efikasi diri tinggi, dan 15 peserta didik (65,22 %)

Page 60: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

42

memiliki efikasi diri sangat tinggi. Sedangkan pada saat posttest hanya

terdapat 2 orang peserta didik (6,25 %) memiliki efikasi diri tinggi untuk

menolak perilaku berisiko dan 21 orang peserta didik (91,3%) memiliki

efikasi diri sangat tinggi untuk menolak perilaku berisiko. Sesudah perlakuan

kriteria efikasi diri sedang sudah tidak ada dan berubah menjadi efikasi diri

tinggi. Selain itu, terdapat peningkatan efikasi diri siswa yang diberi layanan

konseling sebaya dengan kriteria sangat tinggi sebesar 26,08 %.

3. Dan penelitian oleh suwarjo dengan judul “Layanan konseling sebaya (Peer

Counseling) Untuk Mengembangkan Resiliensi Remaja”. Dalam penelitian

iniSuwarjo memaparkan bahwa kemampuan resiliensi adalah kemampuan

yang lebih bersifat dipelajari, bukan sekedar diturunkan. Melalui konseling

teman sebaya, resiliensi remaja dapat ditingkatkan.

D. Kerangka berfikir

Layanan konseling sebaya adalah proses pemberian bantuan dari

konselor sebaya kepada konseli yang yang mempunyai resiliensi rendah.

Sehingga peserta didik yang memperoleh layanan akan mendapatkan berbagai

macam informasi tentang bagaimana cara menghadapi dan menyelesaikan

masalah yang ada dalam diri peserta didik. Sementara resiliensi adalah kapasitas

individu untuk menghadapi dan mengatasi serta merespon secara positif kondisi-

kondisi tidak menyenangkan itu untuk memperkuat diri. Dengan demikian

layanan konseling sebaya memberikan beberapa upaya atau cara untuk

Page 61: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

43

meningkatkan resiliensi peserta didik. Hal ini menunjukan bahwa layanan

konseling sebaya mampu memberikan perubahan terhadap resiliensi yang

rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Lestariningsih dengan judul “Upaya meningkatkan resiliensi melalu

pelaksanaan pelatihan Peer Counseling pada siswa”. Menurut Lestariningsih

secara kuantitatif pelaksanaan layanan konseling sebaya secara efektif dapat

meningkatkan resiliensi pada peserta didik. Berdasarkan pemaparan tersebut,

maka kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat melalui gambar berikut ini:

Page 62: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

44

Output

Resiliensi 10 peserta didik kelas XII SMA Negeri 12 Bandar Lampung dapat

ditingkatkan melalui layanan konseling sebaya yang ditandai dengan: mampu

mengontrol emosi; tetap tenang dibawah tekanan; mampu berfikir jernih dan akurat;

dapat mengontrol dan mengendalikan emosi; memiliki keyakinan bahwa segala

permasalahan pasti ada jalan keluar; mampu menganalisis masalah dengan baik;

Kemampuan memahami dan merasakan perasaan orang lain; Mempunyai keyakinan

untuk bangkit dari keterpurukan; Kekuatan individu mengatasi masalah; mempunyai

keberanian mengatasi segala kekuatan yang mengancam.

Gambar 2

Kerangka Berfikir Penelitian

Input (permasalahan)

Terdapat 10 Peserta didik yang mempunyai resiliensi rendah di kelas XII SMA

Negeri 12 Bandar Lampung tahun 2016/2017 ditandai dengan: membutuhkan

keterangan tentang kecerdasan emosi; kurang mampu mengendalikan diri, berpikir

dan bersikap positif; sering gagal dan patah semangat; kurangnya kemampuan

dalam penyelesaikan konflik; merasa sukar menyesuaikan diri dengan orang lain;

takut bertanya/menjawab dikelas; merasa tidak memiliki bakat apapun.

Proses Pemberian Layanan Konseling Sebaya

Pelatihan konselor sebaya :

1. Ketrampilan Attending

2. Ketrampilan merangkum

3. Ketrampilan bertanya

4. Keaslian

5. Ketrampilan asertif

6. Ketrampilan konfrontasi

7. Ketrampilan pemecahan

masalah

Langkah-langkah

konseling sebaya:

1. Assesmen

kebutuhan layanan

konseling sebaya

2. Pemilihan

konselor sebaya

3. Layanan konseling

sebaya

Pemilihan konselor sebaya berdasarkan

sampel:

1. Konselor Bmm dipilih oleh Ad

2. Konselor Dnp dipilih oleh Ikw dan Sgy

3. Konselor Dn dipilih oleh Fr

4. Konselor Mr dipilih oleh Ap

5. Konselor Nmd dipilih oleh Al dan Ds

6. Konselor Sa dipilih oleh Anj

7. Konselor Ss dipilih oleh Swz

8. Konselor Asr dipilih oleh Msh

Page 63: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

45

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis

terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.59

Hipotesis

penelitian yang diajukan oleh peneliti adalah “Layanan layanan konseling sebaya

efektif dalam meningkatkan resiliensi peserta didik Kelas XII SMAN 12 Bandar

Lampung tahun ajaran 2016/2017.”

Berdasarkan hipotesis penelitian tersebut, penulis mengajukan hipotesis

statistik penelitian ini sebagai berikut :

Ho :Layanan konseling sebaya tidak efektif dalam meningkatkan resiliensi

peserta didik kelas XIISMAN 12 Bandar Lampung Tahun Ajaran

2016/2017.

Ha :Layanan konseling sebaya efektif dalam meningkatkan resiliensi peserta

didik kelas XII SMAN 12 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017.

Untuk menguji hipotesis ini peneliti menggunakan uji statistik dengan uji

t.Dengan ketentuan jika hasil thitung> ttabel maka hipotesis Ho ditolak dan Ha yang

diterima, tetapi jika thitung< ttabel maka Ho yang diterima.

59

Sedarmayanti dan syaifudin hidayat. Metode penelitian. (mawar maju: Bandung, 2011) h. 108

Page 64: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

46

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, karena dengan

menggunakan penelitian kuantitatif, peneliti dapat mengetahui efektivitas

layanan konseling sebaya dalam meningkatkan resiliensi peserta didik.

Sebagaimana diketahui bahwa penelitian kuantitatif yaitu suatu pendekatan

penelitian yang secara primer menggunakan paradigm postpositivist dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan seperti pemikiran tentang sebab akibat,

reduksi kepada variabel, hipotesis dan pertanyaan spesifik menggunakan

pengukuran observasi serta pengujian teori, yang menggunakan strategi

penelitian seperti eksperimen.60

.

B. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-

Experimental Desain, metode ini tidak mempunyai kelompok kontrol. Karena

60

Emzir. Metodelogi Penelitian Pendidikan (Kuantitatif Dan Kualitatif). (Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada, 2010) H. 28

Page 65: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

47

masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya

variabel dependen, dan sampel tidak dipilih secara random.61

Desain penelitian yang digunakan adalah one-group pretest-posttest design.

Alasan peneliti menggunakan one-group pretest-posttest design karena

berdasarkan hasil IMS (Identifikasi Masalah Siswa) yang didapat dari guru BK

SMAN 12 Bandar Lampung yang menunjukan bahwa kriteria resiliensi rendah

terdapat di kelas XII IPA 1, maka dari itu guru BK merekomendasikan kepada

peneliti untuk mengambil subjek penelitian di kelas tersebut. Subyek diobservasi

dua kali (pretest dan post-test). Penelitian dengan desain ini digunakan untuk

mengukur resiliensi peserta didik. Maka pengukuran resiliensi dilakukan

sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah dilakukan layanan konseling

sebaya. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena

dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.62

Desain

penelitian dapat dilihat sebagai berikut:

Pengukuran Pengukuran

(Pretest) Perlakuan (Posttest)

Gambar 3

Pola One Group Pretest-Posttest Design

61

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D.

(Bandung : Alfabeta, 2013). h. 109 62

Ibid. h. 110

O1 X O2

Page 66: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

48

Keterangan:

O1 : nilai pretest (sebelum diberikan layanan konseling sebaya)

X : pemberian layanan konseling sebaya

O2 : nilai posttest (setelah diberikan layanan konseling sebaya)

63

Desain penelitian eksperimen pre-test and post-test one group design

rancangan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pretest

Tujuan dari pretest dalam penelitia ini adalah untuk mengetahui resiliensi

peserta didik kelas XII SMAN 12 Bandar lampung yang mempunyai

resiliensi rendah sebelum diberikan perlakuan (treatment).

2. Pemberian Treatment

Rencana pemberian treatment dalam penelitian diberikan kepada

beberapa konseli atau peserta didik yang telah dipilih. Selanjutnya dengan

menggunakan layanan konseling sebaya dalam meningkatkan resiliensi

peserta didik kelas XII SMAN 12 Bandar lampung.

3. Tahap Post-test

Dalam kegiatan ini penelitian memberikan angket kepada konseli setelah

pemberian treatment. Setelah itu membandingkan persentase hasil dari

angket dengan indikator dalam meningkatkan minat resiliensi peserta didik,

antara sebelum dan sesudah pemberian treatment.

63

Ibid. h. 111

Page 67: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

49

C. Variable Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Sugiyono mengatakan bahwa variabel

penelitian adalah suatu atribut atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang

mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesumpulannya.64

Dalam penelitian ini terdapat satu variabel

babas (X) dan satu variabel terikat (Y), hubungan kedua variabel digambarkan

sebagai berikut:

Gambar 4

Hubungan Antara Variabel

D. Definisi Operasional

Definisi Operasional variabel merupakan uraian yang berisikan sejumlah

indikator yang dapat diamati dan diukur untuk mengidentifikasi variabel atau

konsep yang digunakan. Definisi operasional dibuat untuk memudahkan

pemahaan dan pengukuran setiap variabel yang ada dalam penelitian. Adapun

definisi operasional dari peneliti adalah:

64

Ibid. h. 61

Layanan Konseling Sebaya

Peserta Didik Kelas XII

SMAN 12 Bandar Lampung

(X)

Lampung

Resiliensi Peserta Didik

Kelas XII SMAN 12

Bandar Lampung

(Y)

Page 68: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

50

Tabel 2

Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Alat ukur Cara ukur Hasil

ukur

Skala

ukur

1 Variabel

bebas (X)

Layanan

konseling

sebaya

proses

konseling yang

dilakukan oleh

teman sebaya

yang terlebih

dahulu telah

mendapatkan

pelatihan-

pelatihan untuk

menjadi

konselor

sebaya,

sehingga dapat

memberikan

bantuan baik

secara individu

maupun

kelompok

kepada teman-

temannya yang

bermasalah

ataupun

mengalami

hambatan dalam

perkembangan

kepribadiannya.

Observasi

2 Variabel

terikat

(Y)

Resiliensi

Resiliensi

adalah

kemampuan

seseorang untuk

bangkit dari

keterpurukan

atau kondisi

yang tidak

menyenangkan

menjadi sesuatu

Angket/

kuesioner

Menyebarkan

angket

Skor

terendah-

Skor

tertinggi

interval

Page 69: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

51

permasalahan

yang mudah

untuk diatasi.

E. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah himpunan keseluruhan karakteristik dari objek yang

diteliti.65

Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XII IPA 2,

XII IPS 1, XII IPS 2 dan XII IPS 3 SMAN 12 Bandar Lampung. Dalam

pengambilan populasi penelitian ini peneliti mendapat rekomendasi dari guru

bimbingan konseling di SMAN 12 Bandar Lampung. Sebagaimana yang

dijelaskan dalam tabel berikut:

Tabel 3

Rincian Jumlah Populasi Penelitian

Kelas Jumlah Jumlah peserta didik

XII IPA 27 peserta didik

XII IPS 73 peserta didik

jumlah 100 peserta didik

Sumber: Administrasi SMAN 12 Bandar Lampung

2. Sampel dan Teknik Sampling

a. Sampel adalah kelompok kecil yang diamati dan merupakan bagian dari

populasi sehingga sifat dan karakteristik populasi juga dimiliki oleh

65

Sedarmayanti dan syaifudin hidayat, Op.Cit. h. 121

Page 70: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

52

sampel. Ferguson mendefinisikan sampel adalah beberapa bagian kecil

atau cuplikan yang ditarik dari populasi.66

b. Teknik pengambilan sampel berdasarkan purposive sampling yaitu teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.67

Dari data IMS

(Identifikasi Masalah Siswa) menunjukan bahwa kelas XII IPA 1

mempunyai kriteria resiliensi rendah, tetapi untuk mendapatkan data yang

lebih akurat peneliti kembali membagi angket kepada peserta didik kelas

XII dengan memberikan skala resiliensi yang berupa angket pernyataan

pada peserta didik kelas XII yang kemudian diperoleh jumlah peserta

didik yang memiliki resiliensi rendah. Skala resiliensi berfungsi menjaring

peserta didik yang memiliki resiliensi rendah dengan pretest untuk

mendapatkan sampel penelitian dengan kriteria yang telah ditentukan.

Kemudian akan diberi layanan konseling sebaya sebagai treatment.

F. Pengembangan Instrumen Penelitian

Dalam hal ini peneliti mengembangkan instrumen resiliensi yang

dikemukakan oleh Reivich and Shatte yaitu antara lain: (1) regulasi emosi; (2)

pengendalian impuls; (3) optimis; (4) analisis penyebab masalah; (5) empati; (6)

efikasi diri; dan (7) kemampuan meraih apa yang diinginkan (Reaching Out)

Adapun kisi-kisi pengembangan instrumen dapat dilihat pada tabel berikut:

66

Ibid. h. 124 67

Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). (Bandung : Alfabeta, 2013) h. 126

Page 71: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

53

Tabel 4

Kisi-Kisi Pengembangan Instrument Penelitian Sebelum Uji Coba

Variabel Indikator Aspek No Item

Favorable (+) Unfavorable (-)

Regulasi

emosi

Mengatur emosi 1. Saya dapat mengontrol

perasaan saya ketika

sedang kesulitan.

2. Saya tidak dapat

mengontrol perasaan

saya ketika sedang

kesulitan

Tetap tenang di

bawah tekanan

3. Saya berusaha tenang

agar dapat

menyelesaikan

masalah yang saya

hadapi

4. Saya menyerah jika

segalanya menjadi

sulit dihadapi.

Pengendalian

impuls

Kemampuan

berfikir jernih

dan akurat

5. Saya sulit berpikir

positif untuk dapat

fokus pada tugas/

pekerjaan

6. Masalah yang saya

hadapi membuat saya

kurang mampu dalam

mengendalikan diri,

berpikir dan bersikap

positif

Optimis Harapan dan

kepercayaan

untuk kembali

pada kondisi

normal

7. Saya cepat kembali

melakukan aktivitas

sehari-hari walaupun

memiliki masalah

8. Saya ragu apakah saya

dapat menyelesaikan

permasalahan yang

saya alami

Analisis

penyebab

masalah

Mengidentifikasi

sebab-sebab dari

permasalahan

secara akurat

9. Saya tahu apa yang

seharusnya saya

lakukan jika

mempunyai masalah

10. Ketika ada masalah,

saya mencoba mencari

berbagai solusi

sebelum mencoba

untukmenyelesaikanny

a

11. Dalam kebanyakan

situasi, saya mampu

mengenali penyebab

suatu masalah yang

datang.

12. Permasalah dengan

teman membuat saya

kurang peka terhadap

masalah yang saya

hadapi

Page 72: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

54

Empati Kemampuan

memahami dan

merasakan

perasaan orang

lain

13. Saya dapat memahami

ketika teman sedang

mengalami masalah

14. Saya merasa bingung

untuk memahami

sikap orang lain.

15. Saya tidak peduli

orang lain menderita

16. Saya pura-pura

bersimpati dengan

orang lain

Efikasi diri Keyakinan diri

untuk bangkit

17. Saya berusaha tenang

agar dapat bangkit dari

situasi yang tidak

menyenangkan

18. Saya cepat pulih dari

kesedihan yang saya

alamI

19. Saya larut dalam

kesedihan dengan

waktu yang lama

karena mempunyai

banyak masalah

20. Saya ragu bahwa

setiap masalah ada

hikmahnya

21. Tuhan tidak adil

memberikan masalah

kepada saya

Kekuatan

individu

mengatasi

masalah

22. Saya tahu kemana

harus berkonsultasi

jika mempunyai

masalah

23. Saya sadar ketika saya

sedang berhadapan

dengan masalah

24. Hidup saya tidak

nyaman karena

mengalami banyak

masalah

Pencapaian

(Reaching

Out)

Keberanian

mengatasi segala

kekuatan yang

mengancam

dalam kehidupan

25. Saya berusaha kuat

untuk mencapai tujuan

saya meskipun banyak

rintangan yang saya

hadapi

26. Saya berani melawan

rasa takut ketika

dihadapkan dengan

masalah

27. Saya mencemaskan

kesehatan saya di

masa depan.

28. Saya kurang suka

tantangan baru

29. Saya panik dan tidak

tenang ketika sedang

dalam masalah

30. Saya sering murung

dan tidak bahagia

31. Merasa terancam

berada di lingkungan

baru yang membuat

saya tidak nyaman

Page 73: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

55

Semangat

mencapai tujuan

dan cita-cita

32. Saya yakin akan

menjadi orang yang

sukses

33. Saya tidak membuat

rencana untuk masa

depan saya.

34. Ketika diminta untuk

memikirkan masa

depan, saya sulit

melihat diri saya

sebagai orang yang

sukses.

Agar responden tidak mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan

dalam angket peneliti menggunakan bentuk jawaban skala Likert. Skala Likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial.68

Skor skala likert dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 5

Skor Skala Likert

Jenis

Pertanyaan

Alternatif Jawaban

Sangat

Setuju Setuju Ragu-Ragu

Tidak

Setuju

Sangat

Tidak

Setuju

Favorable 5 4 3 2 1

Unfavorable 1 2 3 4 5

Penilaian resiliensi dalam penelitian ini menggunakan rentang skor dari 1-5

dengan banyaknya item 34. Adapun aturan dalam pemberian skor dan klasifikasi

hasil penilaian adalah sebagai berikut:

68

Sugiyono, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Op.Cit. h. 134

Page 74: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

56

a. skor penyataan negatif kebalikan dari pernyataan yang positif;

b. jumlah skor tertinggi ideal = jumlah pernyataan atau aspek penilaian x

jumlah pilihan;

c. skor akhir = (jumlah skor yang diperoleh : skor tertinggi ideal) x jumlah

kelas interval;

d. jumlah kelas interval = skala hasil penelitian. Artinya kalau penilaian

menggunakan skala 5, hasil penilaian diklasifikasikan menjadi 5 kelas

interval; dan

e. penentuan jarak interval (J) diperoleh dengan rumus:

Keterangan :

t = skor tertinggi ideal dalam skala

r = skor terendah ideal dalam skala

Jk = jumlah kelas interval.

Sehingga interval kriteria tersebut dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut:

a. skor tertinggi : 5 X 34 = 170

b. skor terendah : 1 X 34 = 34

c. rentang : 170 – 34 = 136

d. jarak interval : 136 : 5 = 22

Berdasarkan keterangan tersebut maka kriteria resiliensi adalah sebagai berikut:

Ji = (t – r)/Jk

Page 75: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

57

Tabel 6

Kriteria Resiliensi

Interval Kriteria Deskriptif

123 - 144 Sangat tinggi Peserta didik yang masuk dalam

kategori sangat tinggi mereka yang

mempunyai sikap tidak menyerah

dan berusaha untuk menghadapi

segala sesuatu yang tidak

menyenangkan yang mereka alami,

memiliki sifat yang terbuka,

percaya diri, semangat dan

memiliki keyakinan untuk menjadi

orang sukses

100 – 122 Tinggi Peserta didik yang masuk dalam

kategori tinggi telah menunjukan

resiliennya namun belum

sepenuhnya

80 – 100 Sedang Peserta didik dalam kategori sedang

cenderung tidak stabil dalam

bersikap dan memiliki semangat

naik turun.

57 – 79 Rendah Peserta didik yang masuk dalam

kategori rendah belum menunjukan

kemampuan resiliensinya secara

optimal

34 – 57 Sangat rendah Dalam kategori sangat rendah

peserta didik memiliki ciri-ciri

mudah menyerah, menghindari

masalah, tidak memiliki semangat

untuk bangkit dan berusaha

menjadi lebih baik.

G. Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas

1. Uji Validitas

Instrument yang akan digunakan perlu diadakan uji coba agar mendapat

validitas. Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapat

Page 76: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

58

data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam hal ini peneliti

menggunakan program SPSS for windows reliase 16untuk dapat mengetahui

kevalidan suatu instrument maka digunakan korelasi product moment sebagai

berikut:

Keterangan :

xi : nilai jawaban responden pada butir/item solal ke-i

yi : nilai total responden ke-i

rxy : nilai koofesien korelasi pada butir/item soal ke-i sebelum dikoreksi

sy : standar deviasi total

sx : standar deviasi butir/item soal ke-i

rx(y-1) : corrected item-total correlation coefficient

Nilai rx(y-1) akan dibandingkan dengan koofesien korelasi tabel rtabel = r(a,n-2).

Jika rx(y-1) ≥ rtabel, maka instrumen valid. Pada output SPSS, corrected item-total

correlation coefficient t≥ rtabel, maka instrument validitas (n = banyaknya

responden).69

Setelah dilakukan uji validitas instrument dengan menggunakan program

SPSS for windows reliase 16, maka terdapat beberapa item pernyataan yang gugur

atau tidak valid, yaitu butir pernyataan nomor 9, 20, 21, dan 30 dinyatakan tidak

69

Novalia Dan Muhammad Syazali. Olah Data Penelitian Pendidikan. (Bandar Lampung :

Anugrah Utama Raharja (AURA), 2014) h. 38

Page 77: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

59

valid karena nilai corrected item-total correlation <=rtabel = 0,349. Berikut

adalalah kisi-kisi pengembangan instrument setelah uji coba:

Tabel 7

Kisi-Kisi Pengembangan Instrument Penelitian Setelah Uji Validitas

Variabel Indikator Aspek No Item

Favorable (+) Unfavorable (-)

Resiliensi Regulasi

emosi

Mengatur emosi 1. Saya dapat

mengontrol perasaan

saya ketika sedang

kesulitan.

2. Saya tidak dapat

mengontrol perasaan

saya ketika sedang

kesulitan

Tetap tenang di

bawah tekanan

3. Saya tetap tenang

agar dapat

menyelesaikan

masalah yang saya

hadapi

4. Saya menyerah jika

segalanya menjadi

sulit dihadapi.

Pengendalian

impuls

Kemampuan

berfikir jernih

dan akurat

5. Saya sulit berpikir

positif untuk dapat

fokus pada tugas/

pekerjaan

6. Masalah yang saya

hadapi membuat saya

kurang mampu dalam

mengendalikan diri,

berpikir dan bersikap

positif

Optimis Harapan dan

kepercayaan

untuk kembali

pada kondisi

normal

7. Saya cepat kembali

melakukan aktivitas

sehari-hari walaupun

memiliki masalah

8. Saya ragu apakah saya

dapat menyelesaikan

permasalahan yang

saya alami

Analisis

penyebab

masalah

Mengidentifikas

i sebab-sebab

dari

permasalahan

secara akurat

9. Ketika ada masalah,

saya mencoba

mencari berbagai

solusi sebelum

mencoba untuk

menyelesaikannya

10. Dalam kebanyakan

situasi, saya mampu

mengenali penyebab

suatu masalah yang

datang.

11. Permasalah dengan

teman membuat saya

kurang peka terhadap

masalah yang saya

hadapi

Page 78: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

60

Empati Kemampuan

memahami dan

merasakan

perasaan orang

lain

12. Saya dapat

memahami ketika

teman sedang

mengalami masalah

13. Saya merasa bingung

untuk memahami

sikap orang lain.

14. Saya tidak peduli

orang lain menderita

15. Saya pura-pura

bersimpati dengan

orang lain

Efikasi diri Keyakinan diri

untuk bangkit

16. Saya berusaha

tenang agar dapat

bangkit dari situasi

yang tidak

menyenangkan

17. Saya cepat pulih dari

kesedihan yang saya

alamI

18. Saya larut dalam

kesedihan dengan

waktu yang lama

karena mempunyai

banyak masalah

Kekuatan

individu

mengatasi

masalah

19. Saya tahu kemana

harus berkonsultasi

jika mempunyai

masalah

20. Saya sadar ketika

saya sedang

berhadapan dengan

masalah

21. Hidup saya tidak

nyaman karena

mengalami banyak

masalah

Kemampuan

meraih apa

yang

diinginkan.

pencapaian

Keberanian

mengatasi

segala kekuatan

yang

mengancam

dalam

kehidupan

22. Saya berusaha kuat

untuk mencapai

tujuan saya

meskipun banyak

rintangan yang saya

hadapi

23. Saya berani

melawan rasa takut

ketika dihadapkan

dengan masalah

24. Saya mencemaskan

kesehatan saya di

masa depan.

25. Saya kurang suka

tantangan baru

26. Saya panik dan tidak

tenang ketika sedang

dalam masalah

27. Merasa terancam

berada di lingkungan

baru yang membuat

saya tidak nyaman

Semangat

mencapai tujuan

dan cita-cita

28. Saya yakin akan

menjadi orang yang

sukses

29. Saya tidak membuat

rencana untuk masa

depan saya.

30. Ketika diminta untuk

memikirkan masa

Page 79: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

61

depan, saya sulit

melihat diri saya

sebagai orang yang

sukses.

Setelah melakukan uji validitas instrumen maka rentang aturan dalam

pemberian skor dan klasifikasi hasil penilaian adalah sebagai berikut:

Keterangan :

t = skor tertinggi ideal dalam skala

r = skor terendah ideal dalam skala

Jk = jumlah kelas interval.

Sehingga interval kriteria tersebut dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut:

e. skor tertinggi : 5 X 30 = 150

f. skor terendah : 1 X 30 = 30

g. rentang : 150 – 30 = 120

h. jarak interval : 120 : 5 = 24

Berdasarkan keterangan tersebut maka kriteria resiliensi adalah sebagai berikut:

Ji = (t – r)/Jk

Page 80: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

62

Tabel 8

Kriteria Resiliensi

Interval Kriteria Deskriptif

126 - 150 Sangat tinggi Peserta didik yang masuk dalam

kategori sangat tinggi mereka yang

mempunyai sikap tidak menyerah

dan berusaha untuk menghadapi

segala sesuatu yang tidak

menyenangkan yang mereka alami,

memiliki sifat yang terbuka,

percaya diri, semangat dan

memiliki keyakinan untuk menjadi

orang sukses

101 – 125 Tinggi Peserta didik yang masuk dalam

kategori tinggi telah menunjukan

resiliennya namun belum

sepenuhnya

79 – 100 Sedang Peserta didik dalam kategori sedang

cenderung tidak stabil dalam

bersikap dan memiliki semangat

naik turun.

54 – 78 Rendah Peserta didik yang masuk dalam

kategori rendah belum menunjukan

kemampuan resiliensinya secara

optimal

29 - 53 Sangat rendah Dalam kategori sangat rendah

peserta didik memiliki ciri-ciri

mudah menyerah, menghindari

masalah, tidak memiliki semangat

untuk bangkit dan berusaha

menjadi lebih baik.

2. Uji reliabilitas

Instrument yang telah diuji validitasnya kemudian diuji reliabilitasnya.

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrument cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena

Page 81: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

63

instrument tersebut sudah baik. Pengujian realibilitas instrument dalam

penelitian ini menggunakan program SPSS statistics 17. Rumus reliabel

adalah sebagai berikut:

Keterangan :

r11 : reliabilitas instrument/koefesien Alfa

k : banyaknya item/butir soal

: varians total

: jumlah seluruh varians masing-masing soal

Nilai koefesien alpha (r) akan dibandingkan dengan koefesien korelasi

tabel rtabel= r(a,n-2). Jika r11 > rtabel, maka instrument reliable. Pada output

SPSS, jika Cronbach‟s Alpha > rtabel, maka instrumen Reliabel.70

Dari hasil uji reliabilitas dengan menggunakan program SPSS for

windows reliase 16, diketahui bahwa nilai Cronbach's Alpha = 0,922 > rtabel

= 0,349, maka instrument adalah reliable.

70

Ibid. h. 39

Page 82: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

64

H. Pengembangan Treatment Layanan Konseling Sebaya

Berdasarkan hasil pretest yang dilakukan, maka dirancang program layanan

konseling sebaya dalam meningkatkan resiliensi peserta didik. Layanan

konseling sebaya adalah konseling yang dilakukan oleh teman sebaya yang

terlebih dahulu telah mendapatkan pelatihan-pelatihan untuk menjadi konselor

sebaya, sehingga dapat memberikan bantuan baik secara individu maupun

kelompok kepada teman-temannya yang bermasalah ataupun mengalami

hambatan dalam perkembangan kepribadiannya. Dengan mengidentifikasi

masalah resiliensi peserta didik, peneliti menggunakan program konseling

sebaya untuk meningkatkan resiliensi peserta didik di SMAN 12 Bandar

Lampung, yang diakibatkan ketidakmampuan peserta didik dalam menghadapi

permasalahan yang dihadapi.

Langkah-langkah program konseling sebaya dilakukan melalui pretest dan

posttest. Prestest dilakukan sebelum diadakannya penelitian untuk mendapat

subjek/sampel penelitian. Selanjutnya treatment diberikan setelah subjek

penelitian ditentukan. Posttest dilakukan setelah diberikannya layanan konseling

sebaya sebagai untuk mengetahui efektivitas layanan konseling sebaya dalam

meningkatkan resiliensi peserta didik.

Sebelum diberikan layanan konseling sebaya, terlebih dahulu peserta didik

diberikan pelatihan konselor sebaya, dalam pemilihan konselor sebaya perlu

didasarkan pada beberapa karakteristik dalam pemilihan konselor sebaya.

Page 83: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

65

Karakteristik tersebut adalah : (a) hangat; (b) memiliki minat dibidang

pemberian bantuan; (c) dapat diterima orang lain; (d) toleran terhadap perbedaan

sistem nilai; (e) energik; (f) bersedia secara sukarela membantu orang lain; (g)

memiliki emosi yang stabil; (h) memiliki prestasi belajar yang cukup baik atau

minimal rerata; dan (i) mampu menjaga rahasia. Pemilihan konselor sebaya,

dapat dilakukan dengan membagikan formulir kepada peserta didik. Akan sangat

membantu jika para calon konselor sebaya dapat mengidentifikasi diri mereka

sendiri melalui permohonan untuk menjadi sukarelawan (volunteers) yang

tertarik dalam konseling. Berikut adalah langkah-langkah dalam pelatihan

konselor sebaya:

Tabel 9

Langkah-Langkah Pelatihan Konselor Sebaya

Dalam Meningkatkan Resiliensi Peserta Didik

No Pertemuan Tema Jumlah

pertemuan

waktu Tujuan

1 1 Pretest 1 kali

pertemuan

Untuk mengetahui profil

resiliensi peserta didik

1 1 Pelatihan

attending dan

merangkum

Pelatihan

ketrampilan

bertanya dan

perilaku

genuine

1 kali

pertemuan

45 menit

45 menit

- Agar konselor sebaya dapat

menjadi pendengar aktif dan

dapat menyimpulkan segala

permasalahan yang telah

diungkapkan konseli.

- Agar konselor dapat

memberikan pertanyaan yang

efektif dan tepat untuk

konseli, serta

mengkomunikasikan secara

jujur perasaan yang dialami

2 2 Pelatihan

ketrampilan

1 kali

pertemuan

45 menit

- Agar konselor sebaya mampu

mengekspresikan pemikiran

Page 84: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

66

asertif dan

konfrontasi

Pelatihan

ketrampilan

pemecahan

masalah

45 menit

dan perasaan secara jujur serta

mampu mengetahui

kesesuaian antara perilaku dan

ucapan dari konseli

- Agar konselor sebaya dapat

Mengeksplorasi suatu

masalah, dan memahami

sebab-sebab masalah.

3

4

3

4

Mempelajari

ABC-mu dan

Menghindari

Perangkap-

Perangkap

Pikiran

Mendeteksi

”Gunung Es”

Menantang

keyakinan-

keyakinan

Penenangan

dan

pemfokusan

1 kali

pertemuan

45 menit

- Mengidentifikasi berbagai

peristiwa tidak menyenangkan

yang dapat menimbulkan

perasaan tertekan. Dan

Memahami peran pikiran dan

keyakinan terhadap

pemaknaan individu dalam

menghadapi situasi yang

adversif

- Mengidentifikasi keyakinan-

keyakinan dasar (underlying

belief) yang adaptif dan

keyakinan-keyakinan dasar

yang mal adaptif.

- Mengidentifikasi masalah

melalui pertanyaan mengapa

(why questions),

Mengidentifikasi gaya

berpikir eksplanatori yang

terjadi.

- Memahami teknik-teknik

penenangan untuk

meminimalisir stress,

Menenangkan gejolak emosi

pada saat menghadapi

berbagai situasi adversif.

5 5 Penerapan

konseling

sebaya

2 kali

pertemuan

30-35

menit

Untuk meningkatkan resiliensi

peserta didik

Page 85: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

67

6 6 Posttest 1 kali

pertemuan

Untuk mengetahui

peningkatan resiliensi peserta

didik setelah diberikan

treatment.

I. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Kuesioner/ Angket

Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya.71

Kuesioner atau angket digunakan peneliti

untuk memperoleh data tentang resiliensi peserta didik kelas XII SMAN 12

Bandar Lampung.

Adapun untuk mempermudah responden dalam menjawab suatu

pertanyaan dalam angket peneliti menggunakan skala likert. Skala likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

kelompok tentang fenomena sosial. Yang menggunakan format seperti sangat

setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

2. Observasi

Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan yang sistematis

terhadap gejala-gejala yang diteliti.72

Dalam penelitian ini observasi

digunakan sebagai alat pengumpul data setelah angket. Selain itu observasi

juga digunakan untuk melihat perkembangan yang dialami oleh peserta didik

71

Ibid. h. 193 72

Ibid. h. 197

Page 86: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

68

baik sebelum layanan konseling sebaya maupun setelah diberikan layanan

konseling sebaya.

3. Wawancara

Wawancara suatu cara pengumpulan data dengan jalan mengajukan

pertanyaan secara lisan kepada sumber data, dan sumber data juga

memberikan jawaban secara lisan pula.73

Maka wawancara merupakan bentuk

komunikasi verbal antara peneliti dengan guru bimbingan konseling, hal ini

digunakan untuk memperoleh informasi tentang pelaksanaan layanan

bimbingan dan konseling di SMAN 12 Bandar Lampung.

J. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Menurut Notoadmojo setelah data-data terkumpul, dapat dilakukan

pengolahan data dengan menggunakan editing, coding, procesing, dan

cleaning:

a. editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah

dikumpulkan, untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat

pada pencatatan di lapangan dan bersifat koreksi;

b. coding dilakukan dengan memberi tanda pada masing-masing jawaban

dengan kode berupa angka, sehingga memudahkan proses pemasukan data

di komputer;

73

Ibid. h. 188

Page 87: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

69

c. processing pada tahap ini data yang terisi secara lengkap dan telah

melewati proses pengkodean maka akan dilakukan pemprosesan data

dengan memasukkan data dari seluruh skala yang terkumpul kedalam

program komputer; dan

d. cleaning merupakan pengecekan kembali data yang sudah dientri apakah

ada kesalahan atau tidak. Kesalahan tersebut kemungkinan terjadi pada

saat mengentri data ke komputer.

2. Analisis data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau

sumber lain terkumpul.74

Analisis data juga berarti proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

dokumentasi, dan skala rating scale. Teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji t, t-test sampel

berpasangan (paired samples t-test) dengan menggunakan program bantuan

SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 17. Ada pun rumus uji t

adalah sebagai berikut:

74

Ibid. h. 166

Page 88: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

70

Keterangan :

t-tes : perbedaan tes awal dan tes akhir

Md : mean dari deviasi (d) antar posttest dan pretest

Xd : perbedaan deviasi dengan mean deviasi

N : banyak subyek

Df/db : ditentukan dengan (n-1)

Kriteria uji:

Jika thitung ≤ ttabel maka Ho diterima, tetapi jika thitung ≥ ttabel maka Ho ditolak

yang artinya ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai pretest dan

rata-rata nilai posttest yaitu resiliensi peserta didik dapat ditingkatkan melalui

layanan konseling sebaya.

Page 89: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

71

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 12 Bandar Lampung tahun ajaran

2016/2017 pada tanggal 07 November – 07 Desember 2016, yang sesuai dengan

jadwal yang telah disepakati dengan sasaran atau subjek penelitian. Hasil

penelitian diperoleh melalui penyebaran instrument yang bertujuan untuk

memperoleh data mengenai profil atau gambaran resiliensi peserta didik. Hasil

penyebaran instrument dijadikan analisis awal untuk perumusan layanan

konseling sebaya dalam meningkatkan resiliensi peserta didik.

1. Profil umum Resiliensi

Berdasarkan hasil penyebaran instrumen penelitian resiliensi terhadap

peserta didik kelas XII SMAN 12 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017

diperoleh persentase resiliensi peserta didik yang dikategorikan dalam lima

kategori sebagaimana yang terdapat pada Tabel 10 sebagai berikut.

Page 90: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

72

Tabel 10

Gambaran Umum Resiliensi Peserta Didik Kelas XII SMAN 12 Bandar Lampung

Tahun Ajaran 2016/2017

Kategori Rentang Skor Frekuensi Persentase

SangatTinggi 126 – 150 1 1%

Tinggi 101 – 125 22 22%

Sedang 79 – 100 68 68%

Rendah 54 – 78 10 10%

SangatRendah 29 – 53 0 0%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa resiliensi peserta didik

kelas XII SMAN 12 Bandar Lampung tahun ajaran 2016/2017 terdapat 1

peserta didik (1%) berada pada kategori sangat tinggi, 22 peserta didik (22%)

pada kategori tinggi, 68 peserta didik (68%) pada kategori sedang, 10 peserta

didik pada kategori rendah (10%) dan 0% pada kategori sangat rendah.

Hasil tersebut didapatkan dari penyebaran angket penelitian kepada seluruh

populasi penelitian yang berjumlah 100 peserta didik. sebanyak 10 peserta didik

(10%) yang berada pada kategori rendah belum menunjukan resiliensi secara

optimal yang ditandai dengan ciri-ciri mudah menyerah, menghindari masalah,

tidak memiliki semangat untuk bangkit dan berusaha menjadi lebih baik.

Sementara itu, peserta didik yang berada pada kategori sedang yang berjumlah

68 peserta didik (68%) telah menunjukkan tidak stabil dalam bersikap dan

Page 91: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

73

memiliki semangat naik turun. Sedangkan untuk peserta didik yang berada pada

kategori tinggi yang berjumlah 22 peserta didik (22%) telah menunjukan

resiliennya namun belum sepenuhnya. Dan pada kategori sangat tinggi yang

berjumlah 1 peserta didik (1%) adalah peserta didik yang mempunyai sikap

tidak menyerah dan berusaha untuk menghadapi segala sesuatu yang tidak

menyenangkan yang mereka alami, memiliki sifat yang terbuka, percaya diri,

semangat dan memiliki keyakinan untuk menjadi orang sukses.

Tujuan diadakan layanan konseling sebaya dalam penelitian ini adalah agar

peserta didik dapat meningkatkan resiliesinya terhadap konflik diri. Resiliensi

peserta didik dapat dilihat pada berbagai indikator, diantaranya: (1) mampu

meregulasi emosi; (2) pengendalian impuls yang baik; (3) optimis; (4) mampu

menganalisis penyebab masalah; (5) memiliki rasa empati; (6) mempunyai

efikasi diri; dan (7) mampu meraih apa yang diinginkan.

Page 92: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

74

a. Gambaran Resiliensi Pada Indikator Regulasi Emosi

Hasil penelitian menunjukkan gambaran resiliensi peserta didik pada

indikator regulasi emosi berada pada kategori sangat tinggi sebanyak 5 peserta

didik (5%), pada kategori tinggi sebanyak 11 peserta didik (11%), pada kategori

sedang sebanyak 53 peserta didik (53%), pada kategori rendah sebanyak 30

peserta didik (30%), dan pada kategori sangat rendah sebanyak 1 peserta didik

(1%) Secara rinci disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11

Gambaran Resiliensi Pada Indikator Regulasi Emosi

Kategori Interval Frekuensi Persentase

Presentase

Sangat Tinggi ≥ 16 - 20 5 5%

60.22%

Tinggi ≥ 12 - 16 11 11%

Sedang ≥ 8 - 12 53 53%

Rendah ≥ 4 - 8 30 30%

Sangat Rendah ≥ 0 - 4 1 1%

Berdasarkan tabel 11 persentase pada indikator regulasi emosi dalam

resiliensi peserta didik sebagian besar berada pada kategori sedang, sedangkan

peserta didik lainnya berada pada kategori sangat tinggi, tinggi, rendah, dan

sangat rendah. Hal ini ditandai dengan sikap peserta didik yang masih belum

dapat mengatur emosinya ketika mengalami konflik diri.

Page 93: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

75

b. Gambaran Resiliensi Pada Indikator Pengendalian Impuls

Hasil penelitian menunjukkan gambaran resiliensi peserta didik pada

indikator pengendalian impuls berada pada kategori sangat tinggi sebanyak 3

peserta didik (3%), pada kategori tinggi sebanyak 9 peserta didik (9%), pada

kategori sedang sebanyak 36 peserta didik (36%), pada kategori rendah

sebanyak 50 peserta didik (50%), dan pada kategori sangat rendah terdapat 2

peserta didik (2%). Secara rinci disajikan pada Tabel 12.

Tabel 12

Gambaran Resiliensi Pada Indikator

Pengendalian Impuls

Kategori Interval Frekuensi Persentase

Presentase

Sangat Tinggi ≥ 8.4 – 10 3 3 %

58.44%

Tinggi ≥ 6.8 – 84 9 9%

Sedang ≥ 5.2 - 6.8 36 36%

Rendah ≥ 3.6 – 5.2 50 50%

Sangat Rendah ≥ 2 - 3.6 2 2%

Berdasarkan tabel 12 persentase pada indikator pengendalian impuls dalam

resiliensi peserta didik sebagian besar berada pada kategori rendah, sedangkan

peserta didik lainnya berada pada kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, dan

sangat rendah. Hal ini ditandai dengan sikap peserta didik kurang mampu

mengendalikan diri, berpikir dan bersikap positif.

Page 94: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

76

c. Gambaran Resiliensi Pada Indikator Optimis

Hasil penelitian menunjukkan gambaran resiliensi peserta didik pada

indikator optimis berada pada kategori tinggi sebanyak 10 peserta didik (10%),

pada kategori sedang sebanyak 42 peserta didik (42%), pada kategori rendah

sebanyak 47 peserta didik (47%), dan pada kategori sangat rendah terdapat 1

peserta didik (1%). Secara rinci disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13

Gambaran Resiliensi Pada Indikator Optimis

Kategori Interval Frekuensi Persentase

Presentase

Sangat Tinggi ≥ 8.4 – 10 0 0%

54.67%

Tinggi ≥ 6.8 – 84 10 10%

Sedang ≥ 5.2 - 6.8 42 42%

Rendah ≥ 3.6 - 5.2 47 47%

Sangat Rendah ≥ 2 - 3.6 1 1%

Berdasarkan tabel 13 persentase pada indikator Optimis dalam resiliensi

peserta didik sebagian besar berada pada kategori rendah, sedangkan peserta

didik lainnya berada pada kategori tinggi, sedang, dan sangat rendah. Hal ini

ditandai dengan sikap peserta didik patah semangat dan tidak mempunyai

keyakinan untuk bangkit.

d. Gambaran Resiliensi Pada Indikator Analisis penyebab masalah

Hasil penelitian menunjukkan gambaran resiliensi peserta didik pada

indikator analisis penyebab masalah berada pada kategori tinggi sebanyak 7

peserta didik (7%), pada kategori sedang sebanyak 67 peserta didik (67%), pada

Page 95: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

77

kategori rendah sebanyak 24 peserta didik (24%), dan pada kategori sangat

rendah terdapat 2 peserta didik (2%). Secara rinci disajikan pada tabel 14.

Tabel 14

Gambaran Resiliensi Pada Indikator Analisis Penyebab Masalah

Kategori Interval Frekuensi Persentase

Presentase

Sangat Tinggi ≥ 12.6 – 15 0 0%

57.78%

Tinggi ≥ 10.2 – 12.6 7 7%

Sedang ≥ 7.8 - 10.2 67 67%

Rendah ≥ 5.4 - 7.8 24 24%

Sangat Rendah ≥ 3 - 5.4 2 2%

Berdasarkan tabel 14 persentase pada indikator analisis penyebab masalah

dalam resiliensi peserta didik sebagian besar berada pada kategori sedang,

sedangkan peserta didik lainnya berada pada kategori tinggi, rendah dan sangat

rendah. Hal ini ditandai dengan sikap peserta didik yang terkadang kurang

mampu dalam menyelesaikan konflik diri yang dihadapi.

e. Gambaran Resiliensi Pada Indikator Empati

Hasil penelitian menunjukkan gambaran resiliensi peserta didik pada

indikator empati berada pada kategori tinggi sebanyak 9 peserta didik (9%),

pada kategori sedang sebanyak 46 peserta didik (46%), dan pada kategori

rendah sebanyak 45 peserta didik (45%). Secara rinci disajikan pada tabel 15.

Page 96: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

78

Tabel 15

Gambaran Resiliensi Pada Indikator Empati

Kategori Interval Frekuensi Persentase

Presentase

Sangat Ti nggi ≥ 16 – 20 0 0%

45.56%

Tinggi ≥ 12 – 12.6 9 9%

Sedang ≥ 8 - 12 46 46%

Rendah ≥ 4 - 8 45 45%

Sangat Rendah ≥ 0 - 4 0 0%

Berdasarkan tabel 15 persentase pada indikator Empati dalam resiliensi

peserta didik sebagian besar berada pada kategori sedang, sedangkan peserta

didik lainnya berada pada kategori tinggi dan rendah. Hal ini ditandai dengan

sikap peserta didik yang terkadang kurang mampu merasakan merasakan emosi

orang lain dan sukar menyesuaikan diri dengan orang lain.

f. Gambaran Resiliensi Pada Indikator Efikasi Diri

Hasil penelitian menunjukkan gambaran resiliensi peserta didik pada

indikator efikasi diri berada pada kategori sangat tinggi sebanyak 4 peserta

didik (4%), pada kategori tinggi sebanyak 17 peserta didik (17%), kategori

sedang sebanyak 20 peserta didik (20%), pada kategori rendah sebanyak 40

peserta didik (40%) dan pada kategori sangat rendah sebanyak 19 peserta didik

(19%). Secara rinci disajikan pada tabel 16.

Page 97: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

79

Tabel 16

Gambaran resiliensi Pada Indikator Efikasi Diri

Kategori Interval Frekuensi Persentase

Presentase

Sangat Tinggi ≥ 26 – 30 4 4%

61.48%

Tinggi ≥ 22 – 26 17 17%

Sedang ≥ 18 - 22 20 20%

Rendah ≥ 14 - 18 40 40%

Sangat Rendah ≥ 10 - 14 19 19%

Berdasarkan tabel 16 persentase pada indikator efikasi diri dalam resiliensi

peserta didik sebagian besar berada pada kategori rendah, sedangkan peserta

didik lainnya berada pada kategori sangat tinggi, sedang dan sangat rendah. Hal

ini ditandai dengan sikap peserta didik yang tidak mempunyai keyakinan terkait

akan terselesaikannya konflik yang dihadapi.

g. Gambaran Resiliensi Pada Indikator Mampu Meraih Apa Yang

Diinginkan

Hasil penelitian menunjukkan gambaran resiliensi peserta didik pada

indikator mampu meraih apa yang diinginkan berada pada kategori sangat tinggi

sebanyak 1 peserta didik (1%), pada kategori tinggi sebanyak 17 peserta didik

(17%), pada kategori sedang sebanyak 26 peserta didik (26%), pada kategori

rendah sebanyak 33 peserta didik (33%) dan pada kategori sangat rendah

terdapat 23 peserta didik (23%). Secara rinci disajikan pada tabel 17.

Page 98: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

80

Tabel 17

Gambaran Resiliensi Pada Indikator

Mampu Meraih Apa Yang Diinginkan

Kategori Interval Frekuensi Persentase

Presentase

Sangat Tinggi ≥ 41 – 45 1 1%

75.01%

Tinggi ≥ 37 – 41 17 17%

Sedang ≥ 33 - 37 26 26%

Rendah ≥ 29 - 33 33 33%

Sangat Rendah ≥ 25 - 29 23 23%

Berdasarkan tabel 17 persentase pada indikator mampu meraih apa yang

diinginkan dalam resiliensi peserta didik sebagian besar berada pada kategori

sangat rendah, sedangkan peserta didik lainnya berada pada kategori tinggi,

sedang dan rendah. Hal ini ditandai dengan sikap peserta didik yang tidak

mempunyai keyakinan dalam mencapai cita-cita.

Secara keseluruhan persentase resiliensi peserta didik pada setiap indikator

dapat dilihat pada tabel 18 sebagai berikut.

Tabel 18

Gambaran Resiliensi Berdasarkan Indikator

Indikator Kategori Interval F Persentase ∑

Persentase

Regulasi

Emosi

Sangat Tinggi ≥ 16 - 20 5 5%

60.22%

Tinggi ≥ 12 - 16 11 11%

Sedang ≥ 8 - 12 53 53%

Rendah ≥ 4 - 8 30 30%

Sangat Rendah ≥ 0 - 4 1 1%

Pengendalian

Impuls

Sangat Tinggi ≥ 8.4 – 10 3 3 %

58.44% Tinggi ≥ 6.8 – 84 9 9%

Sedang ≥ 5.2 - 6.8 36 36%

Page 99: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

81

Rendah ≥ 3.6 - 5.2 50 50%

Sangat Rendah ≥ 2 - 3.6 2 2%

Optimis

Sangat Tinggi ≥ 8.4 – 10 0 0%

54.67%

Tinggi ≥ 6.8 – 84 10 10%

Sedang ≥ 5.2 - 6.8 42 42%

Rendah ≥ 3.6 - 5.2 47 47%

Sangat Rendah ≥ 2 - 3.6 1 1%

Analisis

penyebab

masalah

Sangat Tinggi ≥ 12.6 – 15 0 0%

57.78% Tinggi ≥ 10.2 – 12.6 7 7%

Sedang ≥ 7.8 - 10.2 67 67%

Rendah ≥ 5.4 - 7.8 24 24%

Sangat Rendah ≥ 3 - 5.4 2 2%

Empati

Sangat Tinggi ≥ 16 – 20 0 0%

45.56%

Tinggi ≥ 12 – 12.6 9 9%

Sedang ≥ 8 - 12 46 46%

Rendah ≥ 4 - 8 45 45%

Sangat Rendah ≥ 0 - 4 0 0%

Efikasi diri

Sangat Tinggi ≥ 26 – 30 4 4%

61.48%

Tinggi ≥ 22 – 26 17 17%

Sedang ≥ 18 - 22 20 20%

Rendah ≥ 14 - 18 40 40%

Sangat Rendah ≥ 10 - 14 19 19%

Kemampuan

meraih apa

yang

diinginkan

Sangat Tinggi ≥ 41 – 45 1 1%

75.01%

Tinggi ≥ 37 – 41 17 17%

Sedang ≥ 33 - 37 26 26%

Rendah ≥ 29 - 33 33 33%

Sangat Rendah ≥ 25 - 29 23 23%

Secara keseluruhan gambaran resiliensi pada tiap indikator menunjukkan

perbedaan. Berdasarkan persentase tertinggi urutan pada indikator resiliensi

adalah sebagai berikut: (1) Kemampuan meraih apa yang diinginkan (67.51%);

(2) indikator efikasi dri (60.67%); (3) indikator analisis penyebab masalah

Page 100: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

82

(57.04%); (4) indikator optimis (54.89%); (5) pengendalian impuls (51.78%); (6)

indikator regulasi emosi (46.89%); dan (7) indikator empati (45.67%).

Dalam hal ini, peneliti memberi layanan konseling sebaya untuk

meningkatkan resiliensi peserta didik yang termasuk dalam kategori rendah

berdasarkan seluruh indikator resiliensi.

2. Efektivitas Layanan Konseling Sebaya Dalam Meningkatkan Resiliensi

Diri Peserta Didik Kelas XII SMAN 12 Bandar Lampung Tahun

Ajaran 2016/2017

a. Pelaksanaan Layanan Konseling Sebaya Dalam Meningkatkan

Resiliensi Peserta Didik

Deskripsi proses pelaksanaan layanan konseling sebaya dilakukan

dengan memaparkan hasil pengamatan selama proses layanan dari

pertemuan pertama sampai dengan pertemuan terakhir. Kemudian hasil

pengamatan yang telah dilakukan selama proses layanan konseling sebaya

akan dijelaskan di bawah ini:

1) Tahap pertama

Pertemuan pertama merupakan tahap pertama sebelum melaksanakan

penelitian, terlebih dahulu peneliti mencatat daftar nama peserta didik kelas

XII yang dijadikan sebagai populasi dalam penelitian. Setelah itu peneliti

mencari peserta didik yang memiliki resiliensi yang rendah dengan

menyebarkan angket (kuesioner) resiliensi kepada peserta didik kelas XII

Page 101: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

83

SMAN 12 Bandar Lampung. Sebelum memberikan angket tersebut peneliti

memberikan penjelasan tentang apa yang harus dikerjakan dan tujuan dari

pengisian skala tersebut. Penyebaran skala ini dilaksanakan pada tanggal 14

November 2016.

Dari penyebaran angket resiliensi peneliti menemukan 10 (sepuluh)

peseta didik dengan kriteria rendah yang nantinya akan menjadi responden

dalam penelitian ini dan akan mendapatkan layanan konseling sebaya untuk

meningkatkan resiliensi 10 (sepuluh) peserta didik tersebut.

2) Tahap kedua

Pada tahap kedua ini peneliti melakukan Rekrutmen dan Seleksi

Konselor Sebaya. Rekrutmen dan seleksi konselor sebaya yang dilakukan

pada tanggal 16-17 November 2017 dengan syarat calon konselor sebaya

adalah : a) prestasi akademik 15 besar di kelasnya, b) kemampuan

sosialisasi dan kepribadian baik, dan c) aktif dalam kegiatan organisasi

sekolah. Pada rekrutmen dan seleksi konselor sebaya mendapatkan

rekomendasi dari guru BK SMAN 12 Bandar Lampung. Berdasarkan

Karakteristik yang telah ditetapkan, guru BK SMAN 12 Bandar Lampung

memilih 8 peserta didik yang yang memenuhi syarat.

Metode dan materi pelatihan konselor sebaya yang digunakan peneliti

merujuk pada “Modul Pelatihan Praktik Keterampilan Konseling” yang

disusun oleh Dr Suwarjo, M.Si dari Universitas Negeri Yogyakarta tahun

Page 102: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

84

2008. Pelatihan ini bertujuan agar konselor sebaya mampu bertindak

sebagai Peer Educator yang memiliki keterampilam konseling dasar.

Metode yang digunakan dalam pelatihan konselor sebaya meliputi ceramah,

diskusi, dan brainstroming, serta simulasi. Materi yang diberikan beruapa

keterampilan Attending, Berempati, Bertanya, Konfrontasi, Merangkum,

Berprilaku Genuin, Pemecahan Masalah. Pelatihan konselor sebaya

dilaksanakan tanggal 17-18 November 2017 di ruang BK SMAN 12 Bandar

Lampung.

3) Tahap ketiga

Pada tahap ini, peneliti menjelaskan materi tentang resiliensi pada

peserta didik yang mempunyai kriteria resiliensi rendah yaitu 10 peserta

didik dari kelas XII IPS 1 dan XII IPS 2. Metode dan materi pada tahap ini

peneliti menggunakan “modul pengembangan resiliensi yang disusun oleh

Dr Suwarjo, M.Si dari Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2008. Tahap ini

bertujuan agar peserta didik yang mengalami resiliensi rendah dapat

memahami berbagai kendala yang menyebabkan peserta didik tidak

mempunyai kemampuan dalam menghadapi konflik diri, dalam materi

pengembangan resiliensi terdapat berbagai poin yang harus dipelajari oleh

peserta didik diantaranya : mempelajari ABC-mu, menghindari perangkap-

erangkap pikiran, penenangan dan pemfokusan. Pemberian materi ini

dilaksanakan pada 21 November 2016.

Page 103: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

85

4) Tahap keempat

Pada tahap keempat ini peneliti memasuki tahap goal setting atau

menentukan tujuan konseling sebaya yaitu menetapkan inti permasalahan

resiliensi. Konseling sebaya dilakukan sebanyak dua kali pertemuan yaitu

konseling individu dan konseling kelompok, dilaksanakan pada tanggal 14-

15 November 2016 yang berdurasi 45 menit. Adapun pelaksanaannya

adalah, konseling individu membahas tentang resiliensi yaitu kemampuan

individu dalam menghadapi situasi sulit dalam diri, dan konseling kelompok

membahas tentang keterampilan dalam menghadapi situasi sulit.

5) Tahap kelima

Tahap kelima merupakan tahap dan pertemuan akhir dalam penelitian

ini, setelah layanan konseling sebaya dilaksanakan, kemudian dilakukan

pemberian post-test pada hari Rabu tanggal 23 November 2016 dengan

tujuan untuk mengetahui resiliensi peserta didik setelah diberikan perlakuan

menggunakan layanan konseling sebaya.

Berdasarkan hasil pengamatan, secara umum pelaksanaan posttes

dikatakan lancar dapat dilihat dari antusias peserta didik memanfaatkan

layanan konseling dengan mengisi seluruh item pernyataan angket resiliensi

sesuai dengan petunjuk pengisian serta kegiatan ini selesai pada waktu yang

telah ditentukan.

Page 104: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

86

b. Hasil Uji Efektivitas Layanan Konseling Sebaya Dalam

Meningkatkan Resiliensi Peserta Didik Kelas XII SMAN 12 Bandar

Lampung Tahun Ajaran 2016/2017

Efektifitas layanan konseling sebaya dalam meningkatkan resiliensi

peserta didik dapat dilihat dari perbandingan hasil gain score hasil

pembagian instrument sebelum dan sesudah pelaksanaan layanan konseling

sebaya. Sebelum dilakukan perbandingan gain score, terlebih dahulu

dilakukan uji t untuk mengetahui pengaruh konseling sebaya sebagai media

bimbingan dan konseling dalam meningkatkan resiliensi peserta didik.

1) Hasil Uji Efektivitas Layanan Konseling Sebaya Dalam

Meningkatkan Resiliensi Peserta Didik Secara Keseluruhan

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

(1) Ho= Tidak efektifnya penggunaan layanan konseling sebaya

dalam meningkatkan resiliensi peserta didik kelas XII SMAN

12 Bandar Lampung.

(2) Ha= Efektifnya penggunaan layanan konseling sebaya dalam

meningkatkan resiliensi peserta didik kelas XII SMAN 12

Bandar Lampung

(3) Adapun hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:

H0 : µ1 ≠ µ0

H1 : µ1= µ0

Page 105: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

87

Berdasarkan hasil uji t one sampel test pada layanan konseling sebaya dalam

meningkatkan resiliensi peserta didik dengan menggunakan SPSS (statistical

product and service solution) for windows reliase 16, didapat hasil sebagai

berikut:

Tabel 19

Hasil Uji t Paired Sample Test resiliensi Peserta Didik

Secara Keseluruhan

Hasil Rata-

rata Sd

Perbedaan

rata-rata

Statistik

uji t

Sig Sig.2

tailed Keterangan

Prettest 69,2000 3,93841

2,61725 11,271 0,560 0,000 Signifikan Posttest 98,7000 6,49872

Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh nilai Sig (0,000) ≤ α (0,05), dan

berdasarkan hasil perhitungan pengujian diperoleh thitung 23,653 pada derajat

kebebasan (Df) 9 kemudian dibandingkan dengan ttabel 0,05 = 2,101, maka thitung ≥

ttabel (23,653 ≥ 2,101), nilai Sig. (2-tailed) lebih kecil dari nilai kritik 0,005 (000 ≤

0,005), ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, selain itu didapat nilai

rata-rata post-test lebih besar dari pada nilai rata-rata pretest (98,7000 ≥ 69,2000).

Jika dilihat dari nilai rata-rata, maka peningkatan resiliensi peserta didik pada nilai

post-test lebih tinggi dibanding dengan nilai pretest. Jadi dapat disimpulkan bahwa

layanan konseling sebaya dapat meningkatkan resiliensi pada peserta didik kelas

XII SMAN 12 Bandar Lampung tahun ajaran 2016/2017. Gambar 3 menunjukkan

rata-rata peningkatan resiliensi peserta didik pada hasil pretest dan posttest.

Page 106: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

88

Gambar 5

Hasil Sebelum Dan Sesudah Diberikan Layanan Konseling Sebaya

Peserta Didik Kelas XII SMAN 12 Bandar Lampung

Berdasarkan gambar grafik perhitungan hasil pretest dan post-test, maka

terlihat perubahan pada masing-masing peserta didik. Selain itu terdapat pula

peningkatan pada tiap indikator. Berikut dapat dilihat perubahan resiliensi peserta

didik dilihat dari peningkatan tiap indikator resiliensi dapat dilihat sebagai berikut:

2) Hasil Uji Efektivitas Layanan Konseling Sebaya Dalam Meningkatkan

Resiliensi Percaya Diri Peserta Didik Pada Setiap Indikator.

a. Indikator Regulasi Emosi

Hasil uji efektivitas layanan konseling sebaya dalam meningkatkan

resiliensi peserta didik pada indikator regulasi emosi sebagai berikut:

0

20

40

60

80

100

120

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

pretest

post-test

Page 107: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

89

Tabel 20

Hasil Uji t Paired Sample Test Resiliensi Peserta Didik

Pada Indikator Regulasi Emosi

Hasil Rata-

rata Sd

Perbedaan

rata-rata

Statistik

uji t

Sig Sig.2

tailed Keterangan

Prettest 8,0000 1,05409

0,59722 8,875 0,621 0,000 Signifikan Posttest 13,3000 1,76698

Berdasarkan Tabel 20 pada indikator regulasi emosi, hasil uji t paired

sample test nilai perbandingan pretest dan posttest meningkat dan signifikan,

karena memiliki nilai sig 2. Tailed ≤ 0,05 (0,000 ≤ 0,05). Jika dilihat dari rata-

rata, maka pingkatan pada indikator regulalsi emosi pada hasil posttest lebih

tinggi dibandingkan hasil pretest. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan

layanan konseling sebaya lebih efektif dalam meningkatkan regulasi emosi

peserta didik. Peningkatan indikator regulasi emosi peserta didik terlihat pada

gambar berikut ini:

0

20

40

60

80

100

120

140

Indikator 1

pretest

posttest

Page 108: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

90

Gambar 6

Peningkatan Rata-Rata Nilai Pretest dan Posttest

Pada Indikator Regulasi Emosi

b. Indikator Kontrol Terhadap Impuls

Hasil uji efektivitas layanan konseling sebaya dalam meningkatkan

resiliensi peserta didik pada indikator kontrol terhadap impuls sebagai berikut:

Tabel 21

Hasil Uji t Paired Sample Test Resiliensi Peserta Didik

Pada Indikator kontrol terhadap impuls

Hasil Rata-

rata Sd

Perbedaan

rata-rata

Statistik

uji t Sig

Sig.2

tailed Keterangan

Prettest 4,6000 0,51640

1,22927 -514 0,645 0,619 Tidak

signifikan Posttest 4,8000 1,03280

Berdasarkan Tabel 21 pada indikator kontrol terhadap impuls, hasil uji t

paired sample test nilai perbandingan pretest dan posttest adalah tidak

signifikan, karena memiliki nilai sig 2. Tailed ≤ 0,619 (0,619 ≥ 0,05). Jika

dilihat dari rata-rata, maka pingkatan pada indikator kontrol terhadap impuls

pada hasil posttest lebih tinggi dibandingkan hasil pretest. Hal ini

menunjukkan bahwa penerapan layanan konseling sebaya lebih efektif dalam

meningkatkan pengontrolan peserta didik terhadap impuls atau dorongan yang

ada dalam diri peserta didik. Peningkatan indikator kontrol terhadap impuls

peserta didik terlihat pada gambar berikut ini:

Page 109: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

91

Gambar 7

Peningkatan Rata-Rata Nilai Pretest dan Posttest

Pada Indikator Kontrol Terhadap Impuls

c. Indikator Optimis

Hasil uji efektivitas layanan konseling sebaya dalam meningkatkan

resiliensi peserta didik pada indikator optimis sebagai berikut:

Tabel 22

Hasil Uji t Paired Sample Test Resiliensi Peserta Didik

Pada Indikator Optimis

Hasil Rata-

rata Sd

Perbedaan

rata-rata

Statistik

uji t Sig

Sig.2

tailed Keterangan

Prettest 4,8000 1,03280

1,13529 0,557 0,462 0,591 Tidak

signifikan Posttest 5,0000 1,81650

Berdasarkan Tabel 22 pada indikator optimis, hasil uji t paired sample

test nilai perbandingan pretest dan posttest adalah tidak signifikan, karena

memiliki nilai sig 2. Tailed ≥ 0,05 (0,000 ≥ 0,05). Jika dilihat dari rata-rata,

45

45.5

46

46.5

47

47.5

48

48.5

Indikator 2

pretest

posttest

Page 110: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

92

maka pingkatan pada indikator optimis pada hasil posttest lebih tinggi

dibandingkan hasil pretest. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan layanan

konseling sebaya lebih efektif dalam meningkatkan optimis peserta didik.

Peningkatan indikator optimis peserta didik terlihat pada gambar berikut ini:

Gambar 8

Peningkatan Rata-Rata Nilai Pretest dan Posttest

Pada Indikator Optimis

d. Indikator Kemampuan Menganalisis Masalah

Hasil uji efektivitas layanan konseling sebaya dalam meningkatkan

resiliensi peserta didik pada indikator kemampuan menganalisis masalah

sebagai berikut:

47

47.5

48

48.5

49

49.5

50

50.5

Indikator 3

pretest

posttest

Page 111: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

93

Tabel 23

Hasil Uji t Paired Sample Test Resiliensi Peserta Didik

Pada Indikator Kemampuan Menganalisis Masalah

Hasil Rata-

rata Sd

Perbedaan

rata-rata

Statistik

uji t Sig

Sig.2

tailed Keterangan

Prettest 7,3000 2,00278

1,96921 4,657 0,242 0,001 Signifikan Posttest 10,2000 1,54919

Berdasarkan Tabel 23 pada indikator kemampuan menganalisis

masalah, hasil uji t paired sample test nilai perbandingan pretest dan posttest

meningkat dan signifikan, karena memiliki nilai sig 2. Tailed ≤ 0,05 (0,001 ≤

0,05). Jika dilihat dari rata-rata, maka pingkatan pada indikator kemampuan

menganalisis masalah pada hasil posttest lebih tinggi dibandingkan hasil

pretest. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan layanan konseling sebaya

lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan peserta didik dalam

menganalisis penyebab masalah. Peningkatan indikator kemampuan

menganalisis masalah peserta didik terlihat pada gambar berikut ini:

Page 112: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

94

Gambar 9

Peningkatan Rata-Rata Nilai Pretest dan Posttest

Pada Indikator Kemampuan Menganalisis Masalah

e. Indikator Empati

Hasil uji efektivitas layanan konseling sebaya dalam meningkatkan

resiliensi peserta didik pada indikator empati sebagai berikut:

Tabel 24

Hasil Uji t Paired Sample Test Resiliensi Peserta Didik

Pada Indikator Empati

Hasil Rata-

rata Sd

Perbedaan

rata-rata

Statistik

uji t Sig

Sig.2

tailed Keterangan

Prettest 8,4000 1,50555

2,02485 9,214 0,909 0,000 Signifikan Posttest 14,3000 1,41814

Berdasarkan Tabel 24 pada indikator empati, hasil uji t paired sample test

nilai perbandingan pretest dan posttest meningkat dan signifikan, karena

memiliki nilai sig 2. Tailed ≤ 0,05 (0,000 ≤ 0,05). Jika dilihat dari rata-rata,

maka pingkatan pada indikator empati pada hasil posttest lebih tinggi

0

20

40

60

80

100

120

indikator 4

pretest

posttest

Page 113: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

95

dibandingkan hasil pretest. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan layanan

konseling sebaya lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan empati

peserta didik. Peningkatan indikator empati peserta didik terlihat pada gambar

berikut ini:

Gambar 10

Peningkatan Rata-Rata Nilai Pretest dan Posttest

Pada Indikator Empati

f. Indikator Efikasi Diri

Hasil uji efektivitas layanan konseling sebaya dalam meningkatkan

resiliensi peserta didik pada indikator efikasi diri sebagai berikut:

Tabel 25

Hasil Uji t Paired Sample Test Resiliensi Peserta Didik

Pada Indikator Efikasi Diri

Hasil Rata-

rata Sd

Perbedaan

rata-rata

Statistik

uji t Sig

Sig.2

tailed Keterangan

Prettest 14,4000 2,17051

2,79682 7,462 0,271 0,000 Signifikan Posttest 21,0000 2,78887

0

20

40

60

80

100

120

140

160

Indikator 5

pretest

posttest

Page 114: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

96

Berdasarkan Tabel 25 pada indikator efikasi diri, hasil uji t paired

sample test nilai perbandingan pretest dan posttest meningkat dan signifikan,

karena memiliki nilai sig 2. Tailed ≤ 0,05 (0,000 ≤ 0,05). Jika dilihat dari rata-

rata, maka pingkatan pada indikator efikasi diri pada hasil posttest lebih tinggi

dibandingkan hasil pretest. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan layanan

konseling sebaya lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan efikasi diri

peserta didik. Peningkatan indikator efikasi diri peserta didik terlihat pada

gambar berikut ini:

Gambar 11

Peningkatan Rata-Rata Nilai Pretest dan Posttest

Pada Indikator Efikasi Diri

0

50

100

150

200

250

Indikator 6

pretest

posttest

Page 115: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

97

g. Indikator Kemampuan Meraih Apa Yang Diinginkan

Hasil uji efektivitas layanan konseling sebaya dalam meningkatkan

resiliensi peserta didik pada indikator kemampuan meraih apa yang

diinginkan sebagai berikut:

Tabel 26

Hasil Uji T Paired Sample Test Resiliensi Peserta Didik

Pada Indikator Kemampuan Meraih Apa Yang Diinginkan

Hasil Rata-

rata Sd

Perbedaan

rata-rata

Statistik

uji t Sig

Sig.2

tailed Keterangan

Prettest 21,7000 2,11082

4,18463 6,197 0,152 0,000 Signifikan Posttest 29,9000 2,72641

Berdasarkan Tabel 26 pada indikator kemampuan meraih apa yang

diinginkan, hasil uji t paired sample test nilai perbandingan pretest dan

posttest meningkat dan signifikan, karena memiliki nilai sig 2. Tailed ≤ 0,05

(0,000 ≤ 0,05). Jika dilihat dari rata-rata, maka pingkatan pada indikator

kemampuan meraih apa yang diinginkan pada hasil posttest lebih tinggi

dibandingkan hasil pretest. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan layanan

konseling sebaya lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan peserta didik

dalam meraih apa yang diinginkan. Peningkatan indikator kemampuan meraih

apa yang diinginkan peserta didik terlihat pada gambar berikut ini:

Page 116: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

98

Gambar 12

Peningkatan Rata-Rata Nilai Pretest dan Posttest

Pada Indikator Kemampuan Meraih Apa Yang Diinginkan

3) Hasil pretest, posttest, dan score peningkatan resiliensi peserta didik.

Setelah dilakukan layanan konseling sebaya didapat hasil pretest, posttest,

dan gain score dapat dilihat pada tabel 13 sebagai berikut:

0

50

100

150

200

250

300

350

Indikator 7

pretest

posttest

Page 117: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

99

Tabel 27

Deskripsi Data Pretest, Posttest Dan Score Peningkatan Resiliensi Peserta Didik

Kelas XII SMAN 12 Bandar Lampung

Tahun Ajaran 2016/2017

No

Nama Peserta Didik

Prettest

Post-test

Skor peningkatan

1 Ade Dio Divaldhy 69 95 26

2 Adelia 67 94 27

3 Devi Safitri 66 95 29

4 Furwanti 67 96 29

5 Indra Kusuma Wijaya 70 102 32

6 Sugiyanti 71 91 20

7 Andini Prastiwi 64 108 44

8 Anjasmara 67 104 37

9 M. Saulan Habibi 74 108 34

10 Sepri Wijaya Zulputra 77 93 16

N = 10 ∑ 692 ∑ 986 ∑ 294

Rata-rata 69,9 98,6 29,4

Berdasarkan hasil perhitungan pretest dan post-test 10 (sepuluh)

sampel tersebut didapat hasil rata-rata resiliensi dengan kriteria rendah peserta

didik dengan nilai 697 : 10 = 69,9. Setelah diberikan layanan konseling sebaya,

resiliensi peserta didik cenderung meningkat dengan angka 986 : 10 = 98,6,

dengan skor peningkatan sebesar 29,4. Jadi dapat disimpulkan bahwa layanan

konseling sebaya efektif dalam meningkatkan resiliensi peserta didik, dilihat

dari perubahan yang terjadi sebelum dan sesudah diberikan layanan.

Page 118: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

100

Gambar 13

Grafik Peningkatan Resiliensi

Pada Hasil Pretest dan Posttest

B. Pembahasan

1. Pembahasan Umum Resiliensi Peserta Didik Di SMAN 12 Bandar

Lampung Tahun Ajaran 2016/2017

Berdasarkan hasil perhitungan hasil angket resiliensi peserta didik

dapat diketahui bahwa sebelum diberikan layanan konseling sebaya, 10

peserta didik masuk dalam kriteria rendah. Persentase resiliensi dari 10

peserta didik sebelum diberikan layanan konseling sebaya yaitu sebesar

110%, masuk dalam kriteria rendah. Hal ini menunjukkan bahwa secara

umum peserta didik belum menguasai resiliensi. Berdasarkan hasil pretest

yang diberikan kepaada 10 peserta didik tersebut perlu mendapatkan

treatment lebih lanjut terkait dengan masalahnya.

0

20

40

60

80

100

120

140

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

pretest

posttest

Page 119: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

101

Peneliti menangani resiliensi peserta didik dengan cara melatih peserta

didik agar mampu mengatur emosi dengan baik, kontrol terhadap impuls

atau dorongan, optimis, mampu menganalisis masalah, empati, efikasi diri,

dan dapat meningkatkan segala aspek positif dalam kehidupannya.

Sedangkan untuk keseluruhan proses konseling sebaya diberikan sebanyak 2

kali pertemuan pada peserta didik. Sedangkan gambaran resiliensi peserta

didik berdasarkan perhitungan hasil angket resiliensi peserta didik, dapat

diketahui bahwa setelah diberikan layanan konseling sebaya, terjadi

perubahan pada hasil angket posttest resiliensi pada 10 peserta didik

tersebut masuk dalam kriteria tinggi dan sedang dengan rata-rata persentase

sebesar 172%. Hal ini menunjukkan bahwa setelah diberi treatment

sebanyak 3 kali terjadi peningkatan skor sebanyak 62%. Hal ini juga terlihat

selama proses konseling sebaya bahwa peserta didik mulai dapat

mengungkapkan segala permasalahan yang dihadapi tanpa rasa malu dan

takut jika berhadapan langsung dengan konselor sekolah atau guru BK.

2. Efektivitas Layanan Konseling Dalam Meningkatkan Resiliensi

Terhada Konflik Diri Peserta Didik Kekas XII SMAN 12 Bandar

Lampung Tahun Ajaran 2016/2017

Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan setiap indikator antara hasil sebelum dan sesudah diberi layanan

Page 120: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

102

konseling sebaya. Perbedaan setiap indikator tersebut adalah sebagai

berikut:

a. Indikator Regulasi Emosi

Berdasarkan penyebaran angket resiliensi, hasil posttest pada

penyebaran angket tersebut mengalami peningkatan. Pada indikator

regulasi emosi meningkat dari 8% menjadi 13,3%, karena nilai posttes >

pretest (13,3% > 8%) maka dapat dikatakan bahwa layanan konseling

sebaya efektif untuk meningkatkan resiliensi peserta didik pada

indikator regulasi emosi. Pada indikator ini, peserta didik sudah terlihat

dapat mengontrol emosinya sehingga tetap tenang meskipun berada

dalam situasi di bawah tekanan. Hal ini sesuai dengan pendapat Desmita

tentang ciri-ciri pribadi yang resilien diantaranya dapat tenang dan fokus

sehingga dapat mengendalikan emosi yang tidak terkendali oleh

individu.75

b. Indikator Kontrol Terhadap Impuls

Berdasarkan penyebaran angket resiliensi, hasil posttest pada

penyebaran angket tersebut mengalami peningkatan. Pada indikator

kontrol terhadap impuls meningkat dari 4.6% menjadi 4,8%, karena nilai

posttes > pretest (4,8% > 4,6%) maka dapat dikatakan bahwa layanan

konseling sebaya efektif untuk meningkatkan resiliensi peserta didik

75

Desmita. Mengembangkan Resiliensi Remaja Dalam Upaya Mengatasi Stress Sekolah.

Jurnal Ta‟dib Vol. 12, No. 1. 2009. h. 3

Page 121: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

103

pada indikator kontrol terhadap impuls. Pada indikator ini, peserta didik

sudah terlihat dapat mengendalikan dan mempertimbangkan segala

keinginan, dorongan, dan tekanan yang muncul dalam dirinya. Hal ini

sesuai dengan pendapat Ayu Dewanti P dan Veronika Suprapti bahwa

individu yang dapat mengontrol impuls dalam dirinya adalah individu

yang dapat mengendalikan keinginan, dorongan kesukaan dan tekanan

yang muncul dari dalam dirinyadengan baik.76

c. Indikator Optimis

Berdasarkan penyebaran angket resiliensi, hasil posttest pada

penyebaran angket tersebut mengalami peningkatan. Pada indikator

opimis meningkat dari 4,8% menjadi 5%, karena nilai posttes > pretest

(5% > 4.8%) maka dapat dikatakan bahwa layanan konseling sebaya

efektif untuk meningkatkan resiliensi peserta didik pada indikator

optimis. Pada indikator ini, peserta didik sudah terlihat bahwasanya

sebuah permasalahan pasti ada jalan keluarnya dan peserta didik mulai

menyukai tantangan. Hal ini sesuai dengan pendapat Enung Fatimah

tentang beberapa ciri atau karakteristik individu yang memiliki sikap

resiliensi yaitu percaya akan kompetensi/kemampuan diri, hingga tidak

membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, ataupun hormat dari

76

Ayu Dewanti P, Veronika Suprapti. “Resiliensi Remaja Putri terhadap Problematika Pasca

Orang Tua Bercerai”. JURNAL Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Volume 3, No. 3, Desember

2014..h. 168

Page 122: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

104

orang lain. Tidak mudah menyerah serta tidak tergantung mengharapkan

bantuan orang lain.77

d. Indikator Kemampuan Menganalisis Masalah

Berdasarkan penyebaran angket resiliensi, hasil posttest pada

penyebaran angket tersebut mengalami peningkatan. Pada indikator

kemampuan menganalisis masalah meningkat dari 7,3% menjadi 10,2%,

karena nilai posttes > pretest (10,2% > 7,3%) maka dapat dikatakan

bahwa layanan konseling sebaya efektif untuk meningkatkan resiliensi

peserta didik pada indikator kemampuan menganalisis masalah. Pada

indikator ini, peserta didik terlihat berusaha mengidentifikasikan secara

akurat sebab-sebab dari permasalahan yang menimpanya, peseta didik

tidak secara lansung menyalahkan orang lain mengenai permasalahan

yang dihadapi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Martin Seligman

bahwa secara realistis, individu tidak mengabaikan faktor-faktor yang

permanent dan memiliki harapan pada masa depan. Individu juga tidak

secara refleks menyalahkan orang lain untuk memelihara self esteemnya

atau membebaskan dirinya dari rasa bersalah serta melepaskan nilai-

nilai yang ada dalam menghadapi peristiwa-peristiwa atau keadaan di

luar kontrol dirinya.78

77

Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik), (Bandung,

Pustaka Setia, 3, 2010) h. 149 78

Zainal Abidin, Pengaruh Pelatihan Resiliensi terhadap Perilaku Asertif pada Remaja.

Jurnal Pamator, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2011. h. 133

Page 123: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

105

e. Indikator Empati

Berdasarkan penyebaran angket resiliensi, hasil posttest pada

penyebaran angket tersebut mengalami peningkatan. Pada indikator

empati meningkat dari 8,4% menjadi 14.9%, karena nilai posttes >

pretest (14,9% > 8,4%) maka dapat dikatakan bahwa layanan konseling

sebaya efektif untuk meningkatkan resiliensi peserta didik pada

indikator empati. Pada indikator ini, peserta didik berusaha dapat

mamahami dan merasakan perasaan dan emosi orang lain tanpa melalui

ekpresi wajah dan cara berbicara tanpa ikut terbawa emosi. Hal tersebut

sesuai dengan pendapat Reivich and Shatte dalam prihastuti bahwa cirri-

ciri individu yang resilien adalah individu yang dapat

menginterpretasikan perilakunonverbal orang lain, seperti ekspresi

wajah, nada suara dan bahasa tubuh serta menentukan apa yang

dipikirkan dan dirisaukan orang tersebut. Ketidakmampuan dalam hal

ini akan berdampak pada kesuksesan dan menunjukkan perilaku

nonresilien.79

f. Indikator Efikasi Diri.

Berdasarkan penyebaran angket resiliensi, hasil posttest pada

penyebaran angket tersebut mengalami peningkatan. Pada indikator

efikasi diri meningkat dari 14,4% menjadi 21%, karena nilai posttes >

79

Prihastuti. Profil Resiliensi Pendidik Berdasarkan Resilience Quetient Test. Jurnal

Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan. h. 207

Page 124: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

106

pretest (21% > 14,4%) maka dapat dikatakan bahwa layanan konseling

sebaya efektif untuk meningkatkan resiliensi peserta didik pada

indikator efikasi diri. Pada indikator ini, peserta didik terlihat

mempunyai keyakinan bahwa mereka mempunyai keyakinan bahwa

segala permasalahan pasti dapat diselesaikan. Hal tersebut sesuai dengan

pendapat Martin Seligman bahwa individu yang resilien adalah mereka

yang yakin terhadap kemampuan memecahkan masalah, dengan kata

lain mampu mengarahkan dirinya dan tidak tergantung kepada orang

lain.80

g. Indikator Kemampuan Meraih Apa Yang Diinginkan

Berdasarkan penyebaran angket resiliensi, hasil posttest pada

penyebaran angket tersebut mengalami peningkatan. Pada indikator

kemampuan meraih apa yang diinginkan meningkat dari 21,7% menjadi

29%, karena nilai posttes > pretest (29% > 21.7%) maka dapat

dikatakan bahwa layanan konseling sebaya efektif untuk meningkatkan

resiliensi peserta didik pada kemampuan meraih apa yang diinginkan.

Pada indikator ini, peserta didik terlihat sudah mempunyai keyakinan

bahwa mereka mempunyai keberanian untuk mengatasi segala ketakutan

yang mengancam dalam kehidupan dan semangat dalam mencapai cita-

cita. Hal tersebut sesuai dengan Prihastusi bahwa individu yang resilien

dapat meningkatkan aspek-aspek positif yang ada dalam peserta didik

80

Zainal Abidin. Op.Cit. h. 133

Page 125: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

107

yang mencakup keberanian untuk mengatasi segala ketakutan yang

mengancam dalam kehidupannya dan mampu meraih sesuatu dengan

cara sebaikbaiknya, sehingga dapat memperbaiki berbagai aspek

kehidupan secara positif.81

Setelah melaksanakan kegiatan layanan konseling sebaya dan konseling

kelompok dengan konselor sebaya sebagai pemimpin kelompok yang

dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan, terdapat beberapa kesan bagi peneliti

bahwa peneliti merasa senang ketika melihat anggota kelompok dapat

merubah pola fikir mereka tentang kelebihan masing-masing. Anggota

kelompok merasakan banyak manfaat yang diambil setelah pelaksanaan

konseling sebaya. Begitupun dengan konselor sebaya mereka mendapatkan

banyak pengetahuan dan wawasan tentang bimbingan dan konseling serta

mempunyai banyak pengalaman tentang penyelesaian konflik.

Tercapainya tujuan penelitian mulai terlihat dimana suasana konseling

sebaya tercipta dengan baik, sehingga konseli sebaya antusias

mengungkapkan masalah yang dihadapi tanpa ada rasa malu dan takut.

Peserta didik yang telah mendapat informasi mengenai adanya konselor

sebaya di sekolah merasa sangat membantu mereka dalam menyelesaikan

masalah ketika mereka bingung dan takut ketika berhadapan langsung

dengan konselor sekolah atau guru pembimbing. Hal ini terlihat dari

perkembangan hasil pengisian laiseg dari setiap pertemuan. Sehingga

81

Prihastuti. Op. Cit. h. 207-208

Page 126: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

108

konseli sebaya lebih percaya diri dalam mengungkapkan masalah yang

dihadapi.

C. Keterbatasan Penelitian

Meskipun penelitian ini telah dilaksanakan dengan sebaik mungkin, namun

peneliti menyadari betul bahwa masih banyak kekurangannya Peneliti sebagai

pemberi pelatihan konselor sebaya dan materi tentang resiliensi mengalami

beberapa hambatan. Pada awal pertemuan, peserta didik mengalami kesulitan

dalam mengungkapkan segala permasalahan yang dihadapi. Namun, hal itu

dapat diatasi oleh peneliti, dengan cara meyakinkan peserta didik bahwa dalam

bimbingan konseling memiliki berbagai asas atau ketentuan salah satunya

adalah asas kerahasiaan dimana peserta didik sebagai konseli tidak perlu takut

jika permasalahan yang dihadapi diketahui oleh orang lain. Melalui penjelasan

tersebut peserta didik mulai merasa nyaman dan mau mengungkapkan identitas

diri dalam tahap perkenalan.

Hambatan selanjutnya adalah kesulitan dalam menyampaikan maksud dan

tujuan dari pelatihan konselor sebaya yang akan dilaksanakan, karena seluruh

anggota pelatihan konselor sebaya belum pernah mengikuti kegiatan ini

sebelumnya sehingga mereka terlihat bingung. Untuk mengatasi kebingungan

yang dialami calon konselor sebaya, secara perlahan peneliti memberikan

penjelasan tentang bimbingan konseling.

Page 127: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

109

Selain keterbatasan tersebut, dimungkinkan juga ada jawaban yang tidak

sesuai dengan keadaan sebenarnya dari peserta didik karena alasan-alasan

tertentu. Hal ini dikarenakan peserta didik dimungkinkan mencari aman dalam

menjawab angket resiliensi. Namun peneliti sudah berusaha menjelaskan

kepada peserta didik untuk jujur dalam menjawab butir-butir pernyataan angket

tersebut yang sesuai dengan keadaan peserta didik yang sebenarnya, karena

jawaban dari angket tersebut tidak akan berpengaruh pada nilai mata pelajaran

apapun.

Page 128: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

110

Page 129: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

111

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ditunjukan dengan analisis data dan

pembahasan maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa layanan konseling

sebaya efektif meningkatkan resiliensi peserta didik SMA Negeri 12 Bandar

lampung. Resiliensi peserta didik dapat ditingkatkan. Meskipun pada awalnya

peserta didik masih merasa bingung dalam mengikuti layanan konseling sebaya,

namun setelah peneliti menjelaskan tujuan konseling sebaya dan dengan

berjalanya penelitian ini peserta didik mulai berantusias dan semangat dalam

mengikuti kegiatan konseling sebaya. Setelah diberikan treatment konseling

sebaya resiliensi peserta didik menjadi tinggi.

Berdasarkan hasil analisis data perhitungan rata-rata skor resiliensi

sebelum mengikuti layanan konseling sebaya adalah rendah dan setelah

mengikuti layanan konseling sebaya resiliensi peserta didik berada pada

kategori sedang dan tinggi, hal ini ditandai dengan sikap peserta didik yang

terlihat dapat mengontrol emosi sehingga tetap tenang meskipun berada dalam

situasi di bawah tekanan, dapat mengengendalikan keinginan yang berdampak

negatif, mempunyai keyakinan bahwa segala permasalahan pasti ada jalan

keluarnya, mampu mengidentifikasi sebab-sebab permasalahan yang terjadi,

Page 130: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

112

mampu memahami dan merasakan perasaan dan emosi orang lain, mempunyai

keyakinan agar dapat menyelesaikan masalah, dan mampu meraih apa yang

dinginkan. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan dan perbandingan antara hasil

pretest dan posttes. Dari hasil uji t menggunakan program SPSS versi 17 dapat

diketahui bahwa rata-rata nilai prettest adalah 69 dan posttest adalah 98.

B. Saran

Dari kesimpulan penelitian yang dilakukan, maka ada beberapa saran yang

ditunjukkan kepada, Guru Pembimbing, Kepala Sekolah, kepada peneliti

selanjutnya dan kepada peserta didik SMA N 12 Bandar Lampung tahun ajaran

2016/2017.

1. Guru Pembimbing, diharapkan lebih mengintensifkan pemberian layanan

bidang bimbingan pribadi sosial agar peserta didik mampu berkembang

dengan baik dilingkungan sosial sekitar untuk menunjang proses pendidikan

mereka serta memeberikan bimbingan dan pengawasan kepada konselor

sebaya secara berkesinambungan dalam menjalankan layanan konseling

teman sebaya.

2. Konselor sebaya agar mengembangkan ruang lingkup layanan konseling

teman sebaya kepada semua teman sebaya yang membutuhkan bantuan.

3. Peserta didik dapat meningkatkan resiliensi agar dapat lebih optimal dalam

mengembangkan kepribadian yang dimiliki tanpa adanya rasa bingung dan

takut jika berhadapan dengan konselor sekolah.

Page 131: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

113

4. Kepala sekolah diharapkan dapat mengkoordinasikan kegiatan bimbingan

dengan kegiatanan seperti kegiatan pembelajaran dan latihan sehingga

menjadi satu kesatuan yang terpadu, harmonis dan dinamis seperti

penyediaan waktu untuk khusus untuk pengembangan layanan bimbingan

dan konseling di sekolah. Contoh penyediaan waktu untuk pelatihan

konselor teman sebaya.

Untuk peneliti lebih lanjut, diharapkan dapat melakukan penelitian yang

lebih luas dan komprehensif mengenai layanan konseling sebaya untuk

meningkatkan resiliensi peserta didik, serta hendaknya dapat menggunakan

kelompok kontrol untuk melihat sejauhmana variabel-variabel lain yang dapat

mengganggu perkembangan resiliensi peserta didik.

Page 132: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

114

DAFTAR PUSTAKA

Abidin,Zainal. 2011. Pengaruh Pelatihan Resiliensi terhadap Perilaku Asertif pada

Remaja. Jurnal Pamator, Volume 4, Nomor 2.

Amin,Munir. 2010. Bimbingan Konseling Islam. (Jakarta: Amzah)

Akhmadi,Agus. Konseling Sebaya Dalam Bimbingan Konseling Komprehensif

(Materi Diklat Teknis Fungsional Peningkatan Kompetensi Guru Pertama Bk)

Amti,Erman. Prayitno. 2008. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: PT.

Rineka Cipta)

An-Nawawi,imam. 2006. Terjemah Hadits Arba‟in An-Nawawi (Jakarta Timur: Al-

I‟tishom Cahaya Umat)

Arikunto,Suharsimi. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Rineka

Cipta: Jakarta)

Departemen Agama RI. 2011. Al-„Alim Al-Qur‟an dan Terjemahannya. (Bandung :

Al-Mizan Publishing House)

Desmita. 2009. Mengembangkan Resiliensi Remaja Dalam Upaya Mengatasi Stres

Sekolah. Jurnal Ta‟dib Vol. 12, No. 1.

Dewanti P,Ayu. 2014. Resiliensi Remaja Putri terhadap Problematika Pasca Orang

Tua Bercerai. JURNAL Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Volume 3,

No. 3.

Erhamwilda. 2009.Konseling Islami. (Yogyakarta:Graha Ilmu)

Erhamwilda. 2015. Konseling Sebaya Alternatif Kreatif Layanan Bimbingan

Konseling Di Sekolah. (Yogyakarta : Media Akademi)

Fatimah Enung. 2010. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik).

(Pustaka Setia: Bandung)

Fonny, dkk. 2006. Resiliensi pada prestasi akademik anak tunarungu. Jurnal Provitae

Vol;2 No.1.

Page 133: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

115

Hunainah. 2011. Teori Dan Implementasi Model Konseling Sebaya (Bandung : Rizqi

Press)

Hunainah. 2012. Bimbingan Teknis Implementasi Model Konseling Sebaya. (Rizki

Pres: Serang)

Kartika Nur Fathiyah dan Farida Harahap “Konseling Sebaya untuk Meningkatkan

Efikasi Diri Remaja terhadap Perilaku Beresiko”. Dosen psikologi

pendidikan dan bimbingan FIP UNY.

Lestarianingsih. Upaya meningkatkan resiliensi melalu pelaksaaan pelatihan peer

counseling pada siswa. Jurnal ilmu pendidikan bimbingan dan konseling

jurusan pendidikan bimbingan dan konseling IKIP Veteran Semarang.

Nurdian,Devi,Myta Dan Anwar,Zainul. 2014. Konseling Kelompok Untuk

Meningkatkan Resiliensi Pada Remaja Penyandang Cacat Fisik (Difable).

Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan. Vol. 02, No.01.

Noviza Neni. Konseling Teman Sebaya (Peer Counseling) Suatu Inovasi Layanan

Bimbingan Konseling Di Perguruan Tinggi.

Patilima,Hamid. 2015. Resiliensi Anak Usia Dini. (Alfabeta: bandung)

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan. 2014. Tentang Bimbingan Dan

Konseling Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah NO. 111.

Poetry,Vieramadhani,Riezky Dkk. Resiliensi Pada Mahasiswa Baru Penyandang

Cerebral Palsy (Cp)

Prihastuti. Profil Resiliensi Pendidik Berdasarkan Resilience Quetient Test. Jurnal

Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan.

Rinaldi. 2010. Resiliensi Pada Masyarakat Kota Padang Ditinjau Dari Jenis

Kelamin. Jurnal Psikologi Volume 3, No. 2.

Salim,Junaidi dan Tarmidi. 2012. Gambaran resiliensi siswa SMA yang beresiko

putus sekolah di masyarakat pesisir. Jurnal PS psikologi Fakultas psikologi

Universitas Sumatera Utara. Vol 1.

Sudarmayanti dan hidayat syaifudin. 2011. Metode penelitian. (mawar maju:

Bandung)

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). (Alfabeta:

Bandung)

Page 134: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

116

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

Dan R&D. (Alfabeta : Bandung)

Suwarjo. 2008. Konseling teman sebaya (peer counseling) untuk mengembangkan

resiliensi remaja. Dalam Seminar Pengembangan Ilmu Pendidikan Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

Syazali,Muhammad Dan Novalia. 2014. Olah Data Penelitian Pendidikan. (Bandar

Lampung : Anugrah Utama Raharja (AURA)

Wahid, Abdurrachman,Lalu. 2013. Konseling Sebaya Bagi Remaja (Tinjauan Teoritis

dalam Mengatasi Problematika Remaja Persepektif Bimbingan dan

Konseling). Jurnal al-Tazkiah, Vol.2 No.1.

Page 135: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

117

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 136: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

118

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

Judul Penelitian :

EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA

DALAM MENINGKATKAN RESILIENSI TERHADAP

KONFLIK DIRI PESERTA DIDIK KELAS XII SMA N

12 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2016/2017

NO HARI/TANGGAL WAKTU TEMPAT KEGIATAN

1 . Senin,

07 November 2016

09:00 WIB Ruang Tata

Usaha

Mengunjungi sekolah untuk

mengajukan permohonan

mengadakan penelitian

kepada kepala sekolah

2. Rabu,

10 November 2016

10:00 WIB Kelas XI Uji validitas instrumen

penelitian berupa angket

kepada peserta didik

3. Senin,

14 November 2016

07:30 – 13:30

WIB

Kelas XII

IPA 1,

IPS 1,

IPS 2,

IPS 3.

Pengumpulan sampel dari

masing-masing kelas XII dan

dilanjutkan dengan

penandatanganan surat

persetujuan menjadi

responden penelitian

4. Rabu, Kamis

16-17 November

2016

09:00 WIB s/d Kelas XII Rekrutmen dan seleksi calon

konselor sebaya berdasarkan

rekomendasi guru BK.

3. Senin,

21 November 2016

13:00 – 14:15

WIB

Kelas XII Penjelasan materi tentang

resiliensi terhadap konflik

diri kepada peserta didik

yang menjadi sampel

penelitian.

4. Selasa,

22 November 2016

10:00 – 10:45

WIB

Ruang BK Pelakasanaan layanan

konseling sebaya (konseling

individu) pertemuan 1

Page 137: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

119

5. Rabu,

23 November 2016

09:30 – 10:15

WIB

Ruang BK Pelakasanaan layanan

konseling sebaya (konseling

individu) pertemuan 2

6. Jum‟at,

25 November 2016

09:00 – 09:45

WIB

Kelas

XII IPS 1

Pelaksanaan layanan

konseling sebaya (konseling

kelompok)

7 Sabtu,

26 November 2016

09:00 WIB Ruang BK Pelaksanaan posttest

Bandar Lampung, 18 November 2016

Guru BK,

Dra. Hj.Hernawati

NIP 196709101994032005

Peneliti,

Nurul „Aini

NPM. 1211080082

Page 138: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

120

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN

BIMBINGAN DAN KONSELING

PELATIHAN KONSELOR SEBAYA KELAS XII

I. IDENTITAS

A. Nama sekolah : SMA N 12 BANDAR LAMPUNG

B. Tahun ajaran : 2016-2017

C. Kelas : XII

D. Pelaksana : Peneliti

II. WAKTU DAN TEMPAT

A. Hari/Tanggal : Kamis/ 17 November 2016

B. Jam pelayanan : jam ke-6

C. Waktu : 10.00 – 11.30 WIB

D. Tempat : Ruang BK

III. MATERI PEMBELAJARAN

A. Tema : a. Tema : Pelatihan Konselor Sebaya

b. Subtema : Pelatihan attending dan merangkum.

Serta Pelatihan ketrampilan

bertanya dan perilaku genuine

B. Sumber materi : Pelatihan Konselor Sebaya

IV. TUJUAN

A. Pengembangan KES

1. Agar peserta didik memahami adanya dan kegunaan pelayanan konseling

sebaya serta termotivasi untuk memanfaatkan dalam rangka

mengembangkan potensi diri

Page 139: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

121

2. Dapat menyampaikan kepada teman sebaya tentang adanya dan kegunaan

pelayanan konseling sebaya yang siap membantu peserta didik.

B. Penanganan KES-T

Untuk menghindari/menghilangkan dan mencegah ketidaktahuan dan

kebingungan dalam mengatasi konflik yang terjadi.

V. METODE DAN TEKNIK

A. Jenis layanan : layanan informasi (Format Klasikal)

VI. SASARAN PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN

Diperoleh hal-hal baru oleh peserta didik dalam kaitannya dengan KES dengan

unsur-unsur AKURS.

A. KES

1. Acuan (A): adanya dan kegunaan pelayanan konseling sebaya.

2. Kompetensi (K): apa yang perlu dilakukan peserta didik memanfaatkan

pelayanan konseling sebaya dan mampu menyampaikan kepada teman

sebaya.

3. Usaha (U): kegiatan peserta didik untuk memanfaatkan dan

menyampaikan kepada teman sebaya tentang kegunaan layanan tersebut

4. Rasa (R): bagaimana peserta didik merasa setelah mengetahui dan

memahami tentang adanya pelayanan konseling sebaya.

5. Sungguh-sungguh (S): kesungguhan peserta didik menyampaikan teman

sebaya tentang adanya pelayanan konseling sebaya di sekolah dan

memanfaatkan layanan tersebut secara optimal.

B. KES-T

Page 140: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

122

Menghindakan dan mencegah ketidaktahuan, ketidak pedulian ataupun

penolakan terhadap pelayanan BK yang mengakibatkan tidak tercegah dan

tidak teratasi permasalahan peserta didik.

VII. LANGKAH KEGIATAN

A. LANGKAH PENGANTARAN

1. Mengucap salam dan mengajak peserta didik berdoa.

2. Mengecek kehadiran peserta didik

3. Mengajak peserta didik untuk mengikuti kegiatan pelatihan dengan penuh

perhatian, semangat dengan melakukan kegiatan berpikir, merasa,

bersikap, bertindak dan bertanggung jawab berkenaan dengan materi

pelatihan yang akan dibahas.

4. Menyampaikan arah materi pokok pembelajaran, yaitu dengan judul

“Pelatihan attending dan merangkum. Serta Pelatihan ketrampilan

bertanya dan perilaku genuine”.

5. Menyampaikan tujuan pembahasan yaitu dipahaminya oleh peserta didik

tentang adanya pelayanan konseling sebaya untuk membantu sesuai

kebutuhan mereka.

B. LANGKAH PENJAJAKAN

1. Menanyakan kepada peserta didik siapa yang sudah tahu tentang

bimbingan konseling.

C. LANGKAH PENAFSIRAN

1. Pembahasan tentang makna kata “attending, merangkum, bertanya dan

perilaku genuine”

2. Menjelaskan apa yang harus difahami dari masing-masing ketrampilan

tersebut.

Page 141: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

123

3. Apa kaitan konselor dengan ketrampilan tersebut

D. LANGKAH PEMBINAAN

1. Apa, bagaimana dan kenapa konselor harus menguasai ketrampilan

attending, merangkum, bertanya dan perilaku genuine.

2. Siswa diminta untuk melihat diri sendiri apakah ketrampilan tersebut

sudah dimiliki oleh peserta didik sebelum didapatkan pelatihan konselor

sebaya.

3. Siapa yang mau datang ke konselor sebaya untuk mendapat pelayanan

konseling sebaya? Kapan? Bagaimana caranya?

4. Bagaimana peserta didik mengajak teman-teman datang ke kantor BK

untuk mendapatkan pelayanan?

E. LANGKAH PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT

Di akhir proses pembelajaran peserta didik diminta merefleksikan apa yang

mereka peroleh dengan pola BMB3 dalam unsur-unsur AKURS, yaitu :

a. Berfikir: apa yang mereka pikirkan tentang ketrampilan konselor sebaya

seperti attending, merangkum, bertanya dan perilaku genuine (unsur A).

b. Merasa: apa yang mereka rasakan dengan dimilikinya ketrampilan

attending, merangkum, bertanya dan perilaku genuine (unsur R)

c. Bersikap: bagaimana mereka bersikap dan akan melakukan apa setelah

menguasai ketrampilan tersebut (unsur K dan U).

d. Bertindak: bagaimana menyampaikan kepada teman sebaya tentang

layanan konselor sebaya kapan dan bagaimana caranya (unsur K dan U).

e. Bertanggung jawab: bagaimana mereka bersungguh-sungguh dalam

memanfaatkan ketrampilan yang mereka miliki.

VIII. SARANA

Sumber/bahan dan alat : Materi Tentang ketrampilan attending, merangkum,

bertanya dan perilaku genuine (terlampir).

Page 142: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

124

Bandar lampung, 17 November 2016

Guru BK/Konselor

Drs. SUDARYADI

Peneliti

NURUL „AINI

1211080082

Page 143: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

125

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN

BIMBINGAN DAN KONSELING

PELATIHAN KONSELOR SEBAYA KELAS XII

IX. IDENTITAS

E. Nama sekolah : SMA N 12 BANDAR LAMPUNG

F. Tahun ajaran : 2016-2017

G. Kelas : XII

H. Pelaksana : Peneliti

X. WAKTU DAN TEMPAT

E. Hari/Tanggal : Jum‟at/18 November 2016

F. Jam pelayanan : -

G. Waktu : 09.30 – 11.00 WIB

H. Tempat : Ruang BK

XI. MATERI PEMBELAJARAN

C. Tema : a. Tema : Pelatihan Konselor Sebaya

b. Subtema : Pelatihan ketrampilan asertif,

konfrontasi dan ketrampilan

pemecahan masalah

D. Sumber materi : Pelatihan Konselor Sebaya

XII. TUJUAN

C. Pengembangan KES

Page 144: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

126

3. Agar peserta didik memahami adanya dan kegunaan pelayanan konseling

sebaya serta termotivasi untuk memanfaatkan dalam rangka

mengembangkan potensi diri

4. Dapat menyampaikan kepada teman sebaya tentang adanya dan kegunaan

pelayanan konseling sebaya yang siap membantu peserta didik.

D. Penanganan KES-T

Untuk menghindari/menghilangkan dan mencegah ketidaktahuan dan

kebingungan dalam mengatasi konflik yang terjadi.

XIII. METODE DAN TEKNIK

B. Jenis layanan : layanan informasi (Format Klasikal)

XIV. SASARAN PENILAIAN HASIL

PEMBELAJARAN

Diperoleh hal-hal baru oleh peserta didik dalam kaitannya dengan KES dengan

unsur-unsur AKURS.

C. KES

6. Acuan (A): adanya dan kegunaan pelayanan konseling sebaya.

7. Kompetensi (K): apa yang perlu dilakukan peserta didik memanfaatkan

pelayanan konseling sebaya dan mampu menyampaikan kepada teman

sebaya.

8. Usaha (U): kegiatan peserta didik untuk memanfaatkan dan

menyampaikan kepada teman sebaya tentang kegunaan layanan tersebut

9. Rasa (R): bagaimana peserta didik merasa setelah mengetahui dan

memahami tentang adanya pelayanan konseling sebaya.

10. Sungguh-sungguh (S): kesungguhan peserta didik menyampaikan teman

sebaya tentang adanya pelayanan konseling sebaya di sekolah dan

memanfaatkan layanan tersebut secara optimal.

D. KES-T

Page 145: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

127

Menghindakan dan mencegah ketidaktahuan, ketidak pedulian ataupun

penolakan terhadap pelayanan BK yang mengakibatkan tidak tercegah dan

tidak teratasi permasalahan peserta didik.

XV. LANGKAH KEGIATAN

F. LANGKAH PENGANTARAN

6. Mengucap salam dan mengajak peserta didik berdoa.

7. Mengecek kehadiran peserta didik

8. Mengajak peserta didik untuk mengikuti kegiatan pelatihan dengan penuh

perhatian, semangat dengan melakukan kegiatan berpikir, merasa,

bersikap, bertindak dan bertanggung jawab berkenaan dengan materi

pelatihan yang akan dibahas.

9. Menyampaikan arah materi pokok pembelajaran, yaitu dengan judul

“Pelatihan ketrampilan asertif, konfrontasi dan ketrampilan pemecahan

masalah”.

10. Menyampaikan tujuan pembahasan yaitu dipahaminya oleh peserta didik

tentang adanya pelayanan konseling sebaya untuk membantu sesuai

kebutuhan mereka.

G. LANGKAH PENJAJAKAN

2. Menanyakan kepada peserta didik siapa yang sudah tahu tentang

bimbingan konseling.

H. LANGKAH PENAFSIRAN

4. Pembahasan tentang makna kata “Pelatihan ketrampilan asertif,

konfrontasi dan ketrampilan pemecahan masalah”

5. Menjelaskan apa yang harus difahami dari masing-masing ketrampilan

tersebut.

6. Apa kaitan konselor dengan ketrampilan tersebut

Page 146: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

128

I. LANGKAH PEMBINAAN

5. Apa, bagaimana dan kenapa konselor harus menguasai ketrampilan

Pelatihan ketrampilan asertif, konfrontasi dan ketrampilan pemecahan

masalah.

6. Peserta didik diminta untuk melihat diri sendiri apakah ketrampilan

tersebut sudah dimiliki oleh peserta didik sebelum didapatkan pelatihan

konselor sebaya.

7. Siapa yang mau datang ke konselor sebaya untuk mendapat pelayanan

konseling sebaya? Kapan? Bagaimana caranya?

8. Bagaimana peserta didik mengajak teman-teman datang ke kantor BK

untuk mendapatkan pelayanan?

J. LANGKAH PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT

Di akhir proses pembelajaran peserta didik diminta merefleksikan apa yang

mereka peroleh dengan pola BMB3 dalam unsur-unsur AKURS, yaitu :

f. Berfikir: apa yang mereka pikirkan tentang ketrampilan konselor sebaya

seperti Pelatihan ketrampilan asertif, konfrontasi dan ketrampilan

pemecahan masalah (unsur A).

g. Merasa: apa yang mereka rasakan dengan dimilikinya ketrampilan

Pelatihan ketrampilan asertif, konfrontasi dan ketrampilan pemecahan

masalah (unsur R)

h. Bersikap: bagaimana mereka bersikap dan akan melakukan apa setelah

menguasai ketrampilan tersebut (unsur K dan U).

i. Bertindak: bagaimana menyampaikan kepada teman sebaya tentang

layanan konselor sebaya kapan dan bagaimana caranya (unsur K dan U).

j. Bertanggung jawab: bagaimana mereka bersungguh-sungguh dalam

memanfaatkan ketrampilan yang mereka miliki.

Page 147: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

129

XVI. SARANA

Sumber/bahan dan alat : Materi Tentang ketrampilan Pelatihan ketrampilan

asertif, konfrontasi dan ketrampilan pemecahan masalah (terlampir).

Bandar lampung, 18 November 2016

Guru BK/Konselor

Drs. SUDARYADI

Peneliti

NURUL „AINI

1211080082

Page 148: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

130

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN

BIMBINGAN DAN KONSELING

LAYANAN KLASIKAL KELAS XII

XVII. IDENTITAS

I. Nama sekolah : SMA N 12 BANDAR LAMPUNG

J. Tahun ajaran : 2016-2017

K. Kelas : XII

L. Pelaksana : Peneliti

XVIII. WAKTU DAN TEMPAT

I. Hari/Tanggal : Senin/ 21 November 2016

J. Jam pelayanan : jam ke-6

K. Waktu : 13.00 – 14.00 WIB

L. Tempat : Ruang Kelas XII IPS 1

XIX. MATERI PEMBELAJARAN

E. Tema : a. Tema : Meningkatkan Resiliensi

b. Subtema : Resiliensi

F. Sumber materi : Meningkatkan resiliensi

XX. TUJUAN

E. Pengembangan KES

5. Agar peserta didik memahami resiliensi yang ada dalam dirinya sehingga

dapat ditingkatkan

6. Dapat mengungangkap segala sesuatu yang dialaminya tanpa malu dan

menganggap bahwa orang lain tidak mengerti perasaannya.

Page 149: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

131

F. Penanganan KES-T

Untuk menghindari/menghilangkan dan mencegah ketidaktahuan dan

kebingungan dalam mengatasi konflik yang terjadi.

XXI. METODE DAN TEKNIK

C. Jenis layanan : layanan informasi (Format Klasikal)

XXII. SASARAN PENILAIAN HASIL

PEMBELAJARAN

Diperoleh hal-hal baru oleh peserta didik dalam kaitannya dengan KES dengan

unsur-unsur AKURS.

E. KES

11. Acuan (A): adanya dan kegunaan mengenai resiliensi

12. Kompetensi (K): apa yang perlu dilakukan peserta didik setelah

mendapatkan pengetahuan tentang resiliensi terhadap konflik diri.

13. Usaha (U): kegiatan peserta didik untuk memanfaatkan layanan konseling

sebaya untuk meningkatkan resiliensinya.

14. Rasa (R): bagaimana peserta didik merasa setelah mengetahui dan

memahami tentang resiliensi.

15. Sungguh-sungguh (S): kesungguhan peserta didik dalam mengubah

ketidaktahuan mengenai resiliensi dengan menggunakan layanan

konseling sebaya.

F. KES-T

Menghindakan dan mencegah ketidaktahuan, ketidak pedulian ataupun

penolakan terhadap pelayanan BK yang mengakibatkan tidak tercegah dan

tidak teratasi permasalahan peserta didik.

XXIII. LANGKAH KEGIATAN

K. LANGKAH PENGANTARAN

Page 150: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

132

11. Mengucap salam dan mengajak peserta didik berdoa.

12. Mengecek kehadiran peserta didik

13. Mengajak peserta didik untuk mengikuti kegiatan dengan penuh perhatian,

semangat dengan melakukan kegiatan berpikir, merasa, bersikap,

bertindak dan bertanggung jawab berkenaan dengan materi yang akan

dibahas.

14. Menyampaikan arah materi pokok pembelajaran, yaitu dengan judul

“resiliensi terhadap konflik diri” dan merangkum.

15. Menyampaikan tujuan pembahasan yaitu dipahaminya oleh peserta didik

tentang pentingnya pengetahuan mengenai resiliesni.

L. LANGKAH PENJAJAKAN

3. Menanyakan kepada peserta didik siapa yang sudah tahu tentang

resiliensi.

M. LANGKAH PENAFSIRAN

7. Pembahasan tentang makna kata “resiliensi”

8. Menjelaskan apa yang harus difahami dari masing-masing ketrampilan

resiliensi.

N. LANGKAH PEMBINAAN

9. Apa, bagaimana dan kenapa konselor harus memahami dan mengetahui

tentang resiliensi terhadap konflik diri.

10. Peserta didik diminta untuk melihat diri sendiri apakah mereka termasuk

dalam individu yang resilien.

11. Siapa yang mau datang ke konselor sebaya untuk mendapat pelayanan

konseling sebaya? Kapan? Bagaimana caranya?

12. Bagaimana peserta didik mengajak teman-teman datang ke kantor BK

untuk mendapatkan pelayanan?

O. LANGKAH PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT

Page 151: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

133

Di akhir proses pembelajaran peserta didik diminta merefleksikan apa yang

mereka peroleh dengan pola BMB3 dalam unsur-unsur AKURS, yaitu :

k. Berfikir: apa yang mereka pikirkan tentang resiliensi (unsur A).

l. Merasa: apa yang mereka rasakan dengan jika memiliki resiliensi tinggi

atau rendah. (unsur R)

m. Bersikap: bagaimana mereka bersikap dan akan melakukan apa setelah

mengetahui peengertian dan pemahaman tentang resiliensi. (unsur K dan

U).

n. Bertindak: bagaimana mereka menyikapi segala sesuatu yang ada dalam

dirinya terkait dengan resiliensi (unsur K dan U).

o. Bertanggung jawab: bagaimana mereka bersungguh-sungguh dalam

meningkatkan resiliensi terhadap konflik diri.

XXIV. SARANA

Sumber/bahan dan alat : Materi Tentang Resiliensi (terlampir).

Bandar lampung, 21 November 2016

Guru BK/Konselor

Drs. SUDARYADI

Peneliti

NURUL „AINI

1211080082

Page 152: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

134

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN

BIMBINGAN DAN KONSELING

LAYANAN KLASIKAL KELOMPOK

XXV. IDENTITAS

M. Nama sekolah : SMA N 12 BANDAR LAMPUNG

N. Tahun ajaran : 2016-2017

O. Kelas : XII

P. Pelaksana : Peneliti dan konselor sebaya

XXVI. WAKTU DAN TEMPAT

M. Hari/Tanggal : Selasa, 15 November 2016

N. Jam pelayanan : 2 x 40 menit.

O. Waktu : 09.30 WIB

P. Tempat : Ruang BK

XXVII. MATERI PEMBELAJARAN

G. Tema : a. Tema : Topik bebas

b. Subtema: sering dibully teman-teman di kelas.

H. Sumber materi : Materi tentang Bullying

XXVIII. TUJUAN

A. Pengembangan KES

Peserta didik menjadi mantap belajar tanpa mengalami tekanan mentar

karena diejek/dibully teman-temannya.

B. Penanganan KES-T

Page 153: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

135

Untuk menghindari dan menghilangkan rasa tidak percaya diri karena

keadaan fisik dan menjadi bahan bully.

XXIX. METODE DAN TEKNIK

D. Jenis layanan : Layanan Konseling Kelompok

XXX. SASARAN PENILAIAN HASIL

PEMBELAJARAN

Diperoleh hal-hal baru oleh peserta didik dalam kaitannya dengan KES dengan

unsur-unsur AKURS.

G. KES

16. Acuan (A): adanya dan kegunaan layanan konseling kelompok

17. Kompetensi (K): apa yang perlu dilakukan peserta didik setelah

melakukan konseling kelompok

18. Usaha (U): kegiatan peserta didik dalam rangka memperbaiki hubungan

sosial di kelas dan di sekolahnya

19. Rasa (R): bagaimana peserta didik merasa setelah melakukan konseling

kelompok

20. Sungguh-sungguh (S): kesungguhan peserta didik dalam melakukan

tindakan lanjutan setelah melakukan proses konseling.

H. KES-T

Untuk menghindari dan menghilangkan rasa tidak percaya diri karena

keadaan fisik dan menjadi bahan bully.

XXXI. LANGKAH KEGIATAN

TAHAPAN KONSELING KELOMPOK

Tahap pembentukan.

Page 154: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

136

a. Guru pembimbing membentuk kelompok, yaitu 11 peserta didik yang

menjadi responden.

b. Guru pembimbing mengucapkan salam dan doa

c. Guru pembimbing melakukan perkenalan diri antar anggota kelompok

d. Guru pembimbing menyampaikan tujuan diadakannya konseling kelompok

e. Ice breaking

Tahap peralihan.

a. Guru pembimbing menjelaskan peranan anggota kelompok

b. Guru pembimbing menciptakan suasana interaksi yang kondusif

Tahap kegiatan.

a. Konselor sebaya menetapkan masalah atau topik yang akan dibahas

b. Konselor sebaya mengatur jalannya konseling kelompok agar tidak keluar

dari topik permasalahan

c. Konselor sebaya memberikan dorongan dan penguatan

Tahap pengakhiran.

a. Anggota kelompok menyampaikan kesimpulan dan keputusan atas

pemecahan masalah

b. Guru pembimbing menutup kegiatan konseling kelompok

LANGKAH PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT

Di akhir proses pembelajaran peserta didik diminta merefleksikan apa yang

mereka peroleh dengan pola BMB3 dalam unsur-unsur AKURS, yaitu :

p. Berfikir: apa yang mereka pikirkan setelah melakukan proses konseling

(unsur A).

q. Merasa: apa yang mereka rasakan dengan adanya pelayanan BK di

sekolah (unsur R)

r. Bersikap: bagaimana mereka bersikap dan akan melakukan apa tentang

permasalahan yang mereka hadapi (unsur K dan U).

Page 155: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

137

s. Bertindak: bagaimana mereka menyikapi dan menerapkan segala

kesimpulan yang mereka dapat di akhir proses konseling (unsur K dan

U).

t. Bertanggung jawab: bagaimana mereka bersungguh-sungguh dalam

melakuan tindakan selanjutnya setelah proses konseling sebaya.

XXXII. SARANA

Sumber/bahan dan alat : materi tentang Resiliensi

Bandar Lampung, 15 November 2016

Guru BK/Konselor

Drs. SUDARYADI

Peneliti

NURUL „AINI

121108008

LAPORAN HASIL KONSELING KELOMPOK

A. IDENTITAS KLIEN

1. Klien 1

a. Nama : Ade Dio Divaldhy

b. Kelas : XII IPS 1

c. Umur : 17 tahun

2. Klien 2

a. Nama : Adelia

b. Kelas : XII IPS 1

c. Umur : 17 tahun

3. Klien 3

a. Nama : Devi Safitri

b. Kelas : XII IPS 1

c. Umur : 16 tahun

4. Klien 4

a. Nama : Furwanti

Page 156: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

138

b. Kelas : XII IPS 1

c. Umur : 18 tahun

5. Klien 5

a. Nama : Indra Kusuma Wijaya

b. Kelas : XII IPS 1

c. Umur : 18 tahun

6. Klien 6

a. Nama : Sugiyanti

b. Kelas : XII IPS 1

c. Umur : 17 tahun

7. Klien 7

a. Nama : Andini Prastiwi

b. Kelas : XII IPS 2

c. Umur : 18 tahun

8. Klien 8

a. Nama : Anjasmara

b. Kelas : XII IPS 2

c. Umur : 18 tahun

9. Klien 9

a. Nama : M. Saulan Habibi

b. Kelas : XII IPS 2

c. Umur : 17 tahun

10. Klien 10

a. Nama : Rosa Indica Sitompul

b. Kelas : XII IPS 2

c. Umur : 17 tahun

11. Klien 11

a. Nama : Sepri Wijaya Zulputra

b. Kelas : XII IPS 2

c. Umur : 18 tahun

B. IDENTITAS MASALAH

Masalah yang hampir semua klien dihadapi adalah sering merasa di bully karena

keadaan fisik yang mereka anggap berlebihan atau tidak seperti biasa.

C. DIAGNOSA

1. Klien 1, sering di ejek/dibully karena bentuk rambutnya yang keriting,

karena hal itu teman-temannya memanggil dia tango.

2. Klien 2, sering dibully karena bentuk matanya yang sipit.

Page 157: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

139

3. Klien 3, tidak ada masalah yang diungkapkan.

4. Klien 4, tidak ada masalah yang diungkapkan.

5. Klien 5, merasa kakak tingkat yang ada di tempat tinggalnya tidak suka

padanya karena alasan yang tidak diungkapkan.

6. Klien 6,

7. Klien 7, sering menjadi bahan omongan karena ia merasa tinggi badannya

berlebihan sehingga teman-temannya tidak percaya diri jika jalan berdua

dengannya karena tinggi tidak sesuai.

8. Klien 8, diantara klien yang lain, klien kali ini berbeda masalah yang

dihadapi, yaitu ia merasa keingingannya tidak sesuai dengan bakat dan minat

yang ia lakukan sekarang.

9. Klien 9, tidak ada masalah yang diungkapkan.

10. Klien 10, tidak ada masalah yang diungkapkan.

D. PROGNOSA

Pada masing-masing klien yang mempunyai permasalahan tentang bullying

mengambil kesimpulan bahwa semua perkataan dan ejekan dari teman-temannya

tidak akan di ambil hati bila memang mereka menganggap hal itu keterlaluan mereka

akan mengungkapkannya kepada orang yang bersangkutan.

Page 158: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

140

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN

BIMBINGAN DAN KONSELING

LAYANAN KLASIKAL KELAS XII

XXXIII. IDENTITAS

Q. Nama sekolah : SMA N 12 BANDAR LAMPUNG

R. Tahun ajaran : 2016-2017

S. Kelas : XII IPS

T. Pelaksana : Konselor sebaya

XXXIV. WAKTU DAN TEMPAT

Q. Hari/Tanggal : Senin, 14 November 2016

R. Jam pelayanan : 2 x 40 menit.

S. Waktu : 11.30 WIB

T. Tempat : Ruang BK

XXXV. MATERI PEMBELAJARAN

I. Tema : a. Tema : Bingung memilih jurusan

b. Subtema: malas belajar karena bingung memilih

study lanjutan

Sumber materi : -

XXXVI. TUJUAN

G. Pengembangan KES

Peserta didik diharapkan menjadi rajin belajar dan dapat fokus kepada apa

yang sedang ditargetkannya pada saat ini, yaitu ujian akhir semester.

H. Penanganan KES-T

Page 159: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

141

Untuk menghilangkan kebiasaan malas belajar dikarenakan bingung memilih

jurusan apa yang akan ia pilih.

XXXVII. METODE DAN TEKNIK

E. Jenis layanan : Konseling Perorangan.

XXXVIII. SASARAN PENILAIAN HASIL

PEMBELAJARAN

Diperoleh hal-hal baru oleh peserta didik dalam kaitannya dengan KES dengan

unsur-unsur AKURS.

I. KES

21. Acuan (A): adanya manfaat melakukan proses konseling dalam hal

pengentasan masalah yang dialami peserta didik.

22. Kompetensi (K): apa yang perlu dilakukan peserta didik setelah yakin

dengan keputusannya bahwa ia akah berubah ke arah yang lebih positif

23. Usaha (U): kegiatan peserta didik untuk lebih rajin belajar sesuai dengan

apa yang ia fokuskan sekarang,

24. Rasa (R): bagaimana perasaan peserta didik sebelum dan setelah

melakukan proses konseling.

25. Sungguh-sungguh (S): kesungguhan peserta didik dalam menerapkan

segala keputusan yang ia ambil dalam proses konseling, yaitu untuk lebih

memilih fokus kepada ujian akhir semester terlebih dahulu.

J. KES-T

Menghindakan dan mencegah perilaku malas belajar dikarenakan bingun

memilih study lanjutan.

XXXIX. LANGKAH KEGIATAN

Page 160: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

142

P. LANGKAH PENGANTARAN

1. Mengucapkan salam selanjutnya mengajak konseli berdoa untuk

memulai kegiatan konseling perorangan

2. Melalui tanya jawab konseli memahami bahwa layanan konseling sebaya

adalah bagian dari layanan BK yaitu untuk membantu mengenal diri

sendiri, mengarahkan serta membantu untuk menyelesaikan masalah

yang sedang dihadapi dan menjadi pribadi yang mandiri dengan bantuan

konselor sebaya.

Q. PENJAJAKAN

1. Diungkapkan hubungan konseli dengan konselor sebaya

2. Dijajaki kesiapan konseli untuk mengikuti proses selanjutnya

3. Konselor sebaya memeberi pertanyaan apakah peserta didik mengetahui

alasan konselor memanggilnya ke ruang BK

R. LANGKAH PENAFSIRAN

1. Bersama konseli disimpulkan pokok-pokok permasalahan yang

dialaminya

2. Didalami seluk beluk dan keterkaitan antara pokok permasalahan

S. LANGKAH PEMBINAAN

Meningkatkan pemahaman bahwa banyak dampak yang ditimbulkan apabila

peserta didik malas belajar karena masalah yang sedang dihadapinya.

XL. LANGKAH PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT

1. Penilaian Hasil :

Diakhir proses pembelajaran/ pelayanan peserta didik diminta diminta merefleksikan

(secara lisan dan atau tertulis) apa yang mereka peroleh dengan pola BMB 3

dalam unsur-unsur AKURS:

a. Berfikir: apa yang konseli pikirkan tentang dampak malas belajar.

Page 161: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

143

b. Merasa: apa yang konseli rasakan mengenai masalah yang sedang dialami.

c. Bersikap: bagaimana konseli menyikapi keputusannya.

d. Bertindak: apa yang hendak konseli lakukan untuk mendengarkan,

memahami, merespon.

e. Betanggung Jawab: bagaiman konseli bertanggung jawab atas keputusannya

bahwa ia akan merubah sikapnya.

2. Penilaian Proses

Melalui pengamatan dilakukan penilaian proses pembelajaran/ pelayanan untuk

memperoleh gambaran tentang aktifitas peserta didik dan efektifitas

pembelajaran/ pelayanan yang telah diselenggaranan.

3. Penutup

Diakhir konseli diucapkan terimakasih atas kesedian konseli dengan konselor dan

meminta untuk datang kembali bila ada permasalahan yang perlu dibahas.

XLI. SARANA

Sumber/bahan dan alat : -

Bandar lampung, 14 November 2016

Guru BK/Konselor

Drs. SUDARYADI

Peneliti

NURUL „AINI

1211080082

Page 162: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

144

KISI-KISI WAWANCARA

Meggunakan wawancara tidak tersruktur

Nama responden : Drs. Sudaryadi

Jabatan : Guru Bimbingan dan konseling

Hari/tanggal wawancara : Rabu, 16 Agustus 2016

A. Pengantar

1. Pedoman wawancara ini digunakan untuk mendapat informasi mengenai

Resiliensi peserta didik

2. Wawancara ini diadakan ketika guru bimbingan dan konseling sedang

memiliki waktu luang. Peneliti mengadakan wawancara erkaitan dengan

resiliensi peserta didik

B. Daftar Pertanyaan

1. Bagaimana program bimbingan dan konseling di SMA N 12 Bandar

Lampung?

2. Apakah ada jam pelajaran untuk guru bimbingan dan konseling di

sekolah?

3. Apa saja permasalahan yang dihadapi atau yang sering muncul di SMA N

12 Bandar Lampung?

4. Apakah di SMA N 12 Bandar Lampung ada permasalahan tentang

resiliensi?

5. Adakah langkah yang dilakukan sekolah untuk mengatasi masalah

resiliensi peserta didik?

Page 163: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

145

Output Uji Validitas

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item

Deleted

Scale

Variance

if Item

Deleted

Corrected

Item-Total

Correlatio

n

Cronbach's

Alpha if

Item

Deleted

butir_1 120.7813 386.757 .629 .932

butir_2 120.4063 396.443 .608 .933

butir_3 120.7813 386.757 .629 .932

butir_4 121.2813 385.564 .598 .933

butir_5 121.0625 389.480 .522 .934

butir_6 120.7813 386.757 .629 .932

butir_7 120.5313 403.418 .390 .935

butir_8 121.2813 385.564 .598 .933

butir_9 119.8750 410.048 .177 .936

butir_10 121.1250 391.855 .426 .935

butir_11 121.2813 385.564 .598 .933

butir_12 121.5000 388.645 .606 .933

butir_13 120.6563 403.394 .374 .935

butir_14 121.4688 393.612 .508 .934

butir_15 121.2813 385.564 .598 .933

butir_16 120.5313 380.580 .680 .932

butir_17 121.0000 380.323 .568 .933

butir_18 121.4688 393.612 .508 .934

butir_19 121.0625 389.480 .522 .934

butir_20 120.1563 411.749 .075 .937

butir_21 119.8750 410.048 .177 .936

butir_22 120.4063 386.894 .624 .933

butir_23 121.1875 386.996 .659 .932

butir_24 120.9375 384.770 .613 .933

Page 164: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

146

butir_25 120.5313 380.580 .680 .932

butir_26 120.5313 380.580 .680 .932

butir_27 121.0000 380.323 .568 .933

butir_28 121.4688 393.612 .508 .934

butir_29 120.9375 384.770 .613 .933

butir_30 120.5625 411.028 .103 .937

butir_31 121.4063 402.765 .328 .935

butir_32 120.4063 396.443 .608 .933

butir_33 120.5313 380.580 .680 .932

butir_34 120.4063 396.443 .608 .933

Output Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.935 34

Page 165: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

147

Angket Resiliensi

Petunjuk Pengisian:

1. Skala ini berisi pernyataan

2. Isilah identitas diri anda dengan lengkap dan jelas

3. Bacalah setiap pernyataan dengan cermat dan teliti. Berilah tanda checklist (√)

pada kolom yang tersedia sesuai dengan kondisi diri anda.

4. Di bawah ini ada beberapa pernyataan. Keterangan alternatif jawaban :

SS : sangat setuju

S : setuju

R : ragu-ragu

TS : tidak setuju

STS : sangat tidak setuju

Nama :

Kelas/ sekolah :

Jenis kelamin/ usia :

No Pernyataan Alternatif jawaban

SS S R TS STS

1. Saya dapat mengontrol perasaan saya ketika sedang kesulitan.

2. Saya tidak dapat mengontrol perasaan saya ketika sedang

kesulitan

3 Saya tetap tenang agar dapat menyelesaikan masalah yang saya

hadapi

4. Saya menyerah jika segalanya menjadi sulit dihadapi

5. Saya sulit berpikir positif untuk dapat fokus pada tugas/

pekerjaan

6. Masalah yang saya hadapi membuat saya kurang mampu dalam

mengendalikan diri, berpikir dan bersikap positif

7. Saya cepat kembali melakukan aktivitas sehari-hari walaupun

memiliki masalah

8. Saya ragu apakah saya dapat menyelesaikan permasalahan yang

Page 166: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

148

saya alami

9. Ketika ada masalah, saya mencoba mencari berbagai solusi

sebelum mencoba untuk menyelesaikannya

10. Dalam kebanyakan situasi, saya mampu mengenali penyebab

suatu masalah yang datang.

11. Permasalah dengan teman membuat saya kurang peka terhadap

masalah yang saya hadapi

12. Saya dapat memahami ketika teman sedang mengalami masalah

13. Saya merasa bingung untuk memahami sikap orang lain.

14. Saya tidak peduli orang lain menderita

15. Saya pura-pura bersimpati dengan orang lain

16. Saya berusaha tenang agar dapat bangkit dari situasi yang tidak

menyenangkan

17. Saya cepat pulih dari kesedihan yang saya alami

18. Saya larut dalam kesedihan dengan waktu yang lama karena

mempunyai banyak masalah

19. Saya tahu kemana harus berkonsultasi jika mempunyai masalah

20. Saya sadar ketika saya sedang berhadapan dengan masalah

21. Hidup saya tidak nyaman karena mengalami banyak masalah

22. Saya berusaha kuat untuk mencapai tujuan saya meskipun

banyak rintangan yang saya hadapi

23. Saya berani melawan rasa takut ketika dihadapkan dengan

masalah

24. Saya mencemaskan kesehatan saya di masa depan.

25. Saya kurang suka tantangan baru

26. Saya panik dan tidak tenang ketika sedang dalam masalah

27. Merasa terancam berada di lingkungan baru yang membuat

saya tidak nyaman

28. Saya yakin akan menjadi orang yang sukses

29. Saya tidak membuat rencana untuk masa depan saya

30. Ketika diminta untuk memikirkan masa depan, saya sulit

melihat diri saya sebagai orang yang sukses

Page 167: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

149

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 ADD 1 2 1 2 6 6 2 2 4 4 2 2 4 4 2 3 2 7 7 2 3 3 2 10 10 3 3 3 2 3 3 17 17 2 3 2 1 3 3 2 2 2 20 20 68 rendah

2 A 2 1 2 2 7 7 2 2 4 4 3 3 6 6 1 3 1 5 5 3 1 3 3 10 10 2 3 1 3 3 3 15 15 3 3 1 1 1 1 4 3 3 20 20 67 rendah

3 AJS 3 3 2 2 10 10 2 4 6 6 2 2 4 4 4 2 4 10 10 2 1 3 2 8 8 4 4 4 4 4 2 22 22 4 4 2 4 4 4 4 4 4 34 34 94 sedang

4 AC 2 3 3 2 10 10 2 2 4 4 2 3 5 5 2 3 4 9 9 3 2 4 4 13 13 3 4 3 2 3 2 17 17 5 4 2 5 4 4 5 5 5 39 39 97 sedang

5 AGM 2 2 3 2 9 9 2 2 4 4 2 2 4 4 4 1 2 7 7 1 1 4 4 10 10 3 2 3 2 2 3 15 15 4 4 4 2 2 4 5 4 4 33 33 82 sedang

6 BMM 2 2 3 2 9 9 2 2 4 4 2 2 4 4 4 5 1 10 10 3 1 3 3 10 10 4 1 1 5 5 1 17 17 5 5 4 4 1 2 5 5 5 36 36 90 sedang

7 DS 2 2 2 2 8 8 3 2 5 5 2 2 4 4 2 2 2 6 6 2 1 2 1 6 6 3 4 2 2 4 2 17 17 3 2 2 2 2 2 3 2 2 20 20 66 rendah

8 EPA 2 1 3 3 9 9 2 4 6 6 3 3 6 6 2 3 3 8 8 4 2 2 t 8 8 4 4 4 4 4 4 24 24 4 4 2 4 2 2 5 5 4 32 32 93 sedang

9 FR 2 1 3 2 8 8 2 2 4 4 3 2 5 5 3 3 4 10 10 2 2 2 2 8 8 1 2 1 3 3 1 11 11 3 2 1 2 2 2 3 3 3 21 21 67 rendah

10 GWP 4 4 4 4 16 16 2 2 4 4 3 2 5 5 4 4 2 10 10 2 1 3 2 8 8 4 4 4 5 4 4 25 25 4 4 5 5 4 4 5 5 4 40 40 108 tinggi

11 IKS 3 2 2 2 9 9 4 1 5 5 1 2 3 3 3 3 2 8 8 2 2 3 3 10 10 1 3 2 3 2 3 14 14 3 2 1 2 1 3 3 3 3 21 21 70 rendah

12 IB 2 3 2 1 8 8 3 1 4 4 1 3 4 4 4 2 4 10 10 4 3 3 4 14 14 3 2 2 3 2 2 14 14 5 5 5 2 4 4 5 5 4 39 39 93 sedang

13 JH 2 1 2 1 6 6 5 4 9 9 2 4 6 6 2 2 4 8 8 2 1 2 2 7 7 4 4 5 4 4 5 26 26 4 2 2 4 1 4 3 3 4 27 27 89 sedang

14 MDR 1 1 3 1 6 6 3 1 4 4 4 4 8 8 5 5 2 12 12 3 1 2 4 10 10 5 5 4 5 5 4 28 28 5 4 2 5 2 4 5 5 5 37 37 105 tinggi

15 MR 1 2 1 3 7 7 2 3 5 5 4 2 6 6 4 2 2 8 8 3 1 2 4 10 10 4 2 2 2 4 1 15 15 5 2 2 4 2 2 5 5 5 32 32 83 sedang

16 MDR 4 4 4 3 15 15 3 4 7 7 4 2 6 6 2 3 4 9 9 2 2 1 2 7 7 4 4 4 4 4 2 22 22 3 3 4 3 2 3 3 4 4 29 29 95 sedang

17 MR 4 2 4 2 12 12 2 2 4 4 5 2 7 7 4 3 2 9 9 3 2 3 3 11 11 3 2 4 3 3 3 18 18 5 5 2 2 4 4 5 4 4 35 35 96 sedang

18 MA 4 4 4 4 16 16 3 3 6 6 4 2 6 6 3 2 4 9 9 2 1 2 1 6 6 4 4 4 4 4 2 22 22 4 4 2 2 4 2 5 4 5 32 32 97 sedang

19 NJP 2 2 1 5 10 10 3 3 6 6 3 3 6 6 3 2 4 9 9 1 3 2 3 9 9 4 3 3 2 2 2 16 16 3 3 3 3 4 2 4 3 3 28 28 84 sedang

20 NGS 3 3 2 3 11 11 2 2 4 4 4 2 6 6 2 3 2 7 7 3 3 3 3 12 12 3 3 3 4 3 2 18 18 5 4 2 5 5 2 5 5 5 38 38 96 sedang

21 NA 3 1 2 2 8 8 2 3 5 5 2 3 5 5 1 3 4 8 8 2 1 1 2 6 6 4 2 3 4 3 3 19 19 4 5 3 3 1 3 4 4 4 31 31 82 sedang

22 SG 3 2 2 2 9 9 3 2 5 5 3 2 5 5 3 2 2 7 7 3 2 2 1 8 8 2 2 1 3 2 3 13 13 3 3 3 3 2 2 3 2 3 24 24 71 rendah

23 SAS 2 2 1 3 8 8 2 1 3 3 3 3 6 6 1 3 4 8 8 2 2 1 2 7 7 2 3 5 4 4 5 23 23 5 3 2 5 3 4 4 5 4 35 35 90 sedang

24 SHA 4 4 5 4 17 17 2 3 5 5 5 2 7 7 5 2 4 11 11 2 2 2 1 7 7 3 2 4 3 3 2 17 17 4 5 2 1 5 2 2 5 4 30 30 94 sedang

25 APG 2 2 2 3 9 9 2 3 5 5 4 2 6 6 5 4 3 12 12 2 2 2 1 7 7 4 4 4 2 3 3 20 20 4 3 3 2 3 3 5 4 4 31 31 90 sedang

26 AP 2 2 3 1 8 8 5 4 9 9 1 4 5 5 5 4 2 11 11 2 3 4 1 10 10 1 3 2 3 2 3 14 14 4 5 2 1 4 2 5 5 5 33 33 90 sedang

27 ANP 2 2 2 2 8 8 2 3 5 5 3 3 6 6 1 2 1 4 4 2 2 1 2 7 7 1 3 1 2 3 1 11 11 3 2 3 2 3 3 2 2 3 23 23 64 rendah

28 AGP 4 3 4 5 16 16 3 4 7 7 3 3 6 6 5 3 3 11 11 3 3 3 3 12 12 3 4 3 3 4 3 20 20 4 5 3 3 4 2 4 3 3 31 31 103 tinggi

29 ANJ 1 2 1 3 7 7 2 2 4 4 2 3 5 5 2 2 3 7 7 3 2 2 3 10 10 2 4 3 2 2 2 15 15 3 2 2 3 2 2 2 1 2 19 19 67 rendah

30 AM 2 2 1 3 8 8 2 2 4 4 4 4 8 8 5 5 2 12 12 1 2 3 1 7 7 5 4 2 5 5 1 22 22 5 5 1 1 3 2 4 5 3 29 29 90 sedang

31 AP 3 1 3 1 8 8 4 3 7 7 5 1 6 6 5 3 3 11 11 2 3 2 2 9 9 1 2 1 5 5 3 17 17 3 3 5 5 3 1 5 1 1 27 27 85 sedang

32 CAS 2 2 2 1 7 7 2 3 5 5 4 3 7 7 2 3 3 8 8 4 3 2 4 13 13 3 5 4 2 4 4 22 22 5 4 4 2 4 4 5 4 4 36 36 98 sedang

33 DAP 3 2 2 2 9 9 2 2 4 4 3 1 4 4 2 3 2 7 7 2 3 2 3 10 10 3 2 3 3 2 3 16 16 4 3 2 3 2 4 4 4 4 30 30 80 sedang

34 ERD 2 2 1 3 8 8 2 2 4 4 2 4 6 6 2 2 4 8 8 3 2 3 2 10 10 2 3 2 3 2 2 14 14 4 3 1 4 3 4 5 4 5 33 33 83 sedang

35 FAT 3 3 3 4 13 13 4 3 7 7 3 3 6 6 2 3 1 6 6 3 3 2 3 11 11 3 3 2 2 3 2 15 15 3 4 3 2 4 4 5 4 3 32 32 90 sedang

36 JKN 1 1 3 1 6 6 3 3 6 6 4 2 6 6 3 2 2 7 7 1 2 3 1 7 7 4 5 3 5 5 4 26 26 5 4 4 4 3 4 5 5 5 39 39 97 sedang

37 MSH 3 1 2 1 7 7 2 3 5 5 3 3 6 6 3 3 3 9 9 2 1 2 2 7 7 3 3 2 4 2 2 16 16 3 3 1 3 2 3 3 3 3 24 24 74 rendah

38 NSY 3 3 2 3 11 11 1 4 5 5 3 2 5 5 2 3 2 7 7 3 3 2 1 9 9 3 2 3 3 3 3 17 17 3 3 2 4 4 3 3 4 2 28 28 82 sedang

39 RY 2 2 3 1 8 8 1 2 3 3 4 2 6 6 4 3 3 10 10 2 1 1 2 6 6 4 4 4 3 4 2 21 21 4 4 3 3 4 4 4 3 2 31 31 85 sedang

40 RS 4 2 3 1 10 10 2 4 6 6 5 1 6 6 3 3 2 8 8 4 3 3 3 13 13 3 3 1 5 5 1 18 18 5 5 1 4 1 1 5 4 4 30 30 91 sedang

41 RIS 4 3 1 2 10 10 4 1 5 5 3 1 4 4 4 3 1 8 8 3 1 3 3 10 10 3 3 2 3 3 3 17 17 3 3 3 2 1 1 4 3 3 23 23 77 rendah

42 SPA 2 2 2 1 7 7 4 3 7 7 3 4 7 7 2 3 2 7 7 2 2 3 2 9 9 2 2 3 3 3 4 17 17 4 3 4 3 2 3 4 5 5 33 33 87 sedang

43 SWZ 3 2 2 3 10 10 2 3 5 5 2 2 4 4 3 3 4 10 10 2 2 3 1 8 8 1 3 2 3 3 3 15 15 3 3 3 2 3 3 3 4 1 25 25 77 rendah

44 TH 2 2 2 3 9 9 3 3 6 6 3 2 5 5 4 3 3 10 10 4 2 2 4 12 12 4 4 5 3 4 4 24 24 5 4 4 4 3 3 5 5 5 38 38 104 tinggi

45 USN 1 4 2 1 8 8 3 4 7 7 1 4 5 5 3 2 2 7 7 2 2 3 2 9 9 3 3 3 2 3 3 17 17 5 5 4 4 4 4 5 4 4 39 39 92 sedang

46 ADR 4 2 3 3 12 12 3 2 5 5 3 2 5 5 3 2 4 9 9 3 1 3 3 10 10 4 1 1 5 5 1 17 17 4 4 2 4 2 2 5 5 4 32 32 90 sedang

47 AR 3 2 4 2 11 11 2 4 6 6 4 2 6 6 3 3 2 8 8 2 1 3 2 8 8 3 4 2 2 4 2 17 17 3 2 1 2 2 2 3 3 3 21 21 77 sedang

48 BSW 2 2 4 2 10 10 2 4 6 6 3 2 5 5 2 2 2 6 6 3 2 4 4 13 13 4 4 4 4 4 4 24 24 4 4 5 5 4 4 5 5 4 40 40 104 tinggi

49 BFN 3 2 4 2 11 11 2 4 6 6 3 2 5 5 3 2 2 7 7 1 1 4 4 10 10 1 2 1 3 3 1 11 11 3 4 3 4 3 3 4 3 4 31 31 81 sedang

50 DSS 4 3 3 2 12 12 2 4 6 6 4 2 6 6 2 3 2 7 7 3 1 3 3 10 10 4 4 4 5 4 4 25 25 5 5 5 2 4 4 5 5 4 39 39 105 sedang

51 FTA 3 4 3 2 12 12 2 3 5 5 3 1 4 4 3 2 3 8 8 2 1 2 1 6 6 3 3 2 3 2 3 16 16 4 2 2 4 3 4 3 3 5 30 30 81 sedang

52 FSR 2 2 3 2 9 9 2 4 6 6 3 2 5 5 2 2 4 8 8 4 2 2 t 8 8 3 2 2 3 2 2 14 14 5 4 2 5 2 4 5 5 5 37 37 87 sedang

53 FDE 3 4 3 3 13 13 4 2 6 6 4 2 6 6 4 1 3 8 8 2 2 2 2 8 8 4 4 5 4 4 5 26 26 5 2 2 4 2 2 5 5 5 32 31 99 sedang

54 FB 3 2 4 2 11 11 2 4 6 6 4 2 6 6 3 2 2 7 7 2 1 3 2 8 8 5 5 4 5 5 4 28 28 3 3 4 3 2 3 3 4 4 29 29 95 sedang

55 HN 2 2 4 2 10 10 2 4 6 6 2 4 6 6 3 2 3 8 8 2 2 3 3 10 10 4 2 2 2 4 1 15 15 5 5 2 2 4 4 5 4 4 35 35 90 sedang

56 HP 2 3 3 3 11 11 5 5 10 10 2 3 5 5 3 2 2 7 7 4 3 3 4 14 14 4 4 4 4 4 2 22 22 4 4 3 4 4 2 5 4 5 35 35 104 tinggi

57 IL 4 4 4 2 14 14 3 4 7 7 3 2 5 5 3 2 3 8 8 3 1 2 4 10 10 4 3 3 2 2 2 16 16 3 3 3 3 4 2 4 3 3 28 28 88 sedang

58 IS 4 4 4 4 16 16 2 4 6 6 2 3 5 5 4 2 3 9 9 2 2 1 2 7 7 3 3 3 4 3 2 18 18 5 4 2 5 5 2 5 5 5 38 38 99 sedang

59 KO 4 4 4 4 16 16 2 2 4 4 3 2 5 5 3 4 2 9 9 3 2 3 3 11 11 4 2 3 4 3 3 19 19 5 4 2 4 4 3 2 4 4 32 32 96 sedang

60 MV 3 3 3 3 12 12 2 3 5 5 3 2 5 5 2 2 4 8 8 2 1 2 1 6 6 2 2 1 3 2 3 13 13 4 4 4 4 4 4 5 5 4 38 38 87 sedang

61 MN 3 3 3 2 11 11 2 4 6 6 2 3 5 5 3 3 3 9 9 1 3 2 3 9 9 2 3 5 4 4 5 23 23 4 4 2 3 3 3 5 4 5 33 33 96 sedang

62 NAY 2 2 3 2 9 9 2 4 6 6 3 2 5 5 2 2 4 8 8 3 3 3 3 12 12 3 2 4 3 3 2 17 17 4 3 1 4 2 2 4 4 2 26 26 83 sedang

63 NUR 2 2 4 2 10 10 2 4 6 6 2 4 6 6 2 2 3 7 7 2 1 1 2 6 6 4 4 4 2 3 3 20 20 4 4 2 4 2 4 4 4 4 32 32 87 sedang

64 RH 3 3 3 4 13 13 2 4 6 6 4 2 6 6 4 1 2 7 7 3 2 2 1 8 8 1 3 2 3 2 3 14 14 4 4 2 4 2 2 5 5 4 32 32 86 sedang

65 RS 2 2 4 2 10 10 2 4 6 6 2 4 6 6 4 5 1 10 10 2 2 1 2 7 7 1 3 1 2 3 1 11 11 3 2 1 2 2 2 3 3 3 21 21 71 rendah

66 SW 3 4 3 2 12 12 4 4 8 8 2 3 5 5 2 2 2 6 6 3 1 3 3 10 10 4 4 4 4 4 4 24 24 4 4 5 5 4 4 5 5 4 40 40 105 tinggi

67 SEP 3 2 4 4 13 13 5 3 8 8 2 3 5 5 2 3 3 8 8 2 1 3 2 8 8 5 4 2 3 4 2 20 20 3 2 1 2 1 3 3 3 3 21 21 83 sedang

68 SS 2 2 3 2 9 9 2 4 6 6 3 2 5 5 3 3 4 10 10 3 2 4 4 13 13 2 2 1 2 4 2 13 13 5 5 5 2 4 4 5 5 4 39 29 95 sedang

69 WA 4 4 4 4 16 16 4 2 6 6 4 2 6 6 4 4 2 10 10 1 1 4 4 10 10 4 2 4 4 2 2 18 18 4 2 2 4 1 4 3 3 4 27 27 93 sedang

70 WL 3 3 3 4 13 13 2 4 6 6 2 2 4 4 3 3 2 8 8 3 1 3 3 10 10 4 3 4 3 3 3 20 20 5 4 2 5 2 4 5 5 5 37 37 98 sedang

71 WIE 2 2 4 2 10 10 2 4 6 6 2 4 6 6 4 2 4 10 10 2 1 2 1 6 6 3 3 2 3 4 3 18 18 5 2 2 4 2 2 5 5 5 32 32 88 sedang

72 AS 3 4 3 3 13 13 2 5 7 7 2 2 4 4 2 2 4 8 8 4 2 2 t 8 8 3 2 3 3 3 5 19 19 3 3 4 3 2 3 3 4 4 29 29 88 sedang

73 AZ 4 2 1 4 11 11 2 4 6 6 3 3 6 6 4 2 2 8 8 2 2 2 2 8 8 1 2 1 3 3 1 11 11 5 5 2 2 4 4 5 4 4 35 35 85 sedang

74 AM 3 3 3 4 13 13 2 4 6 6 2 3 5 5 2 3 4 9 9 2 1 3 2 8 8 4 4 4 5 4 4 25 25 4 4 2 2 4 2 5 4 5 32 32 98 sedang

75 AEJ 3 3 2 3 11 11 2 3 5 5 3 2 5 5 4 3 2 9 9 2 2 3 3 10 10 1 3 2 3 2 3 14 14 3 3 3 3 4 2 4 3 3 28 28 82 sedang

76 AC 4 5 5 4 18 18 2 4 6 6 2 3 5 5 3 2 4 9 9 4 3 3 4 14 14 3 2 2 3 2 2 14 14 5 4 2 5 5 2 5 5 5 38 38 104 tinggi

77 AT 4 4 4 1 13 13 4 2 6 6 2 2 4 4 3 2 4 9 9 2 1 3 2 8 8 4 4 5 4 4 5 26 26 5 3 4 4 4 4 4 5 4 37 37 103 tinggi

78 BAN 5 5 4 4 18 18 5 5 5 5 4 5 9 9 5 5 5 15 15 5 4 4 4 17 17 5 5 4 5 5 4 28 28 5 5 4 4 4 4 5 5 2 38 38 130 sangat tinggi

79 CSB 4 4 4 3 15 15 3 2 5 5 3 4 7 7 1 3 4 8 8 1 1 4 4 10 10 4 2 2 2 4 1 15 15 5 5 1 5 5 5 5 5 5 41 41 101 tinggi

80 CMR 4 2 2 3 11 11 3 2 5 5 4 2 6 6 3 2 2 7 7 3 1 3 3 10 10 4 3 4 3 3 4 21 21 4 4 3 4 2 3 4 4 4 32 32 92 sedang

81 DVD 3 4 4 3 14 14 3 2 5 5 3 2 5 5 1 3 4 8 8 2 1 2 1 6 6 2 3 2 3 2 4 16 16 4 4 1 3 2 5 5 4 5 33 33 87 sedang

82 DF 3 5 3 1 12 12 4 2 6 6 2 2 4 4 4 3 3 10 10 4 2 2 t 8 8 4 5 5 3 2 2 21 21 5 1 1 5 5 2 5 5 5 34 34 95 sedang

83 DPS 2 2 2 4 10 10 2 4 6 6 3 3 6 6 4 2 4 10 10 2 2 2 2 8 8 4 4 4 4 4 4 24 24 4 4 4 4 4 2 4 4 4 34 34 98 sedang

84 FR 2 3 3 2 10 10 3 2 5 5 2 3 5 5 3 3 4 10 10 2 1 3 2 8 8 5 5 5 5 5 1 26 26 5 5 2 5 5 5 5 5 4 41 41 105 tinggi

85 FA 3 3 4 4 14 14 3 4 7 7 3 2 5 5 3 3 3 9 9 2 2 3 3 10 10 1 2 1 3 3 1 11 11 3 3 3 3 3 4 5 3 4 31 31 87 sedang

86 IH 2 2 2 3 9 9 2 2 4 4 3 3 6 6 3 3 3 9 9 3 1 2 4 10 10 4 4 4 5 4 4 25 25 4 4 4 4 2 3 4 4 4 33 33 96 sedang

87 IS 2 1 2 2 7 7 1 5 6 6 2 4 6 6 2 2 3 7 7 2 2 1 2 7 7 1 3 2 3 2 3 14 14 5 5 5 5 5 1 5 5 5 41 41 88 sedang

88 KSP 4 4 4 1 13 13 4 2 6 6 2 2 4 4 3 2 3 8 8 3 2 3 3 11 11 3 2 2 3 2 2 14 14 5 3 4 4 4 4 4 5 4 37 37 93 sedang

89 MGA 3 3 4 3 13 13 3 2 5 5 3 2 5 5 3 2 4 9 9 2 1 2 1 6 6 4 4 5 4 4 5 26 26 5 5 4 4 4 4 5 5 4 40 40 104 tinggi

90 MV 3 4 3 4 14 14 4 2 6 6 4 2 6 6 4 1 3 8 8 1 3 2 3 9 9 5 5 4 5 5 4 28 28 4 4 1 2 3 4 5 3 2 28 28 99 sedang

91 MN 3 2 4 2 11 11 2 4 6 6 5 2 7 7 4 3 2 9 9 3 3 3 3 12 12 4 2 2 2 4 1 15 15 4 3 3 3 2 2 3 2 1 23 23 83 sedang

92 MDF 4 4 4 2 14 14 2 2 4 4 5 2 7 7 2 2 2 6 6 2 1 1 2 6 6 4 3 3 2 2 2 16 16 5 3 2 4 2 3 5 4 5 33 33 86 tinggi

93 NSP 3 2 2 3 10 10 2 3 5 5 3 4 7 7 2 3 3 8 8 3 2 2 1 8 8 3 3 3 4 3 2 18 18 4 4 2 4 2 4 5 5 5 35 35 91 tinggi

94 PS 3 2 3 3 11 11 2 3 5 5 2 1 3 3 3 3 4 10 10 2 2 1 2 7 7 4 2 3 4 3 3 19 19 4 4 2 3 4 4 5 5 4 35 35 90 tinggi

95 RSA 3 2 3 2 10 10 4 3 7 7 2 4 6 6 4 4 2 10 10 1 3 2 3 9 9 2 2 1 3 2 3 13 12 5 5 1 5 5 5 5 5 5 41 41 96 tinggi

96 RJ 4 2 2 3 11 11 4 2 6 6 4 2 6 6 3 3 2 8 8 3 3 3 3 12 12 2 3 5 4 4 5 23 23 4 4 3 4 2 3 4 4 4 32 32 98 sedang

97 RP 3 3 3 4 13 13 3 2 5 5 4 2 6 6 4 2 4 10 10 2 1 1 2 6 6 3 2 4 3 3 2 17 17 4 4 2 4 4 4 5 5 5 37 37 94 tinggi

98 SZ 2 3 3 3 11 11 2 3 5 5 3 2 5 5 2 2 4 8 8 3 2 2 1 8 8 4 4 4 2 3 3 20 20 5 4 2 5 4 4 5 3 3 35 35 92 tinggi

99 YR 3 2 3 2 10 10 4 2 6 6 4 2 6 6 4 2 2 8 8 2 2 1 2 7 7 1 3 2 3 2 3 14 14 4 4 2 4 4 4 5 5 5 37 37 88 tinggi

100 YAP 2 1 2 2 7 7 1 4 5 5 2 4 6 6 2 3 4 9 9 3 1 3 5 12 12 1 3 1 2 3 1 11 11 5 5 5 3 5 2 5 5 3 38 38 88 tinggi

137 133 144 128 123 145 127 119 135 117 138 111 81 107 111 140 138 136 148 142 126 193 169 117 169 151 145 202 192 181

No Nama

Regulasi Emosi

TOT

Pengendalia

n ImpulsTOT

OptimisTOT

Analisis Penyebab

Masalah

5∑

6∑

7TOT JML KRITERIA

1∑

2∑

3∑

4TOT

Empati

TOT

Efikasi Diri

TOT

Mampu Meraih Apa Yang Diinginkan

246

60.22 58.44 54.67

542542

263263

246410

830830

57.78 45.56 61.48 75.01

62.22

PRETTEST POPULASI PENELITIAN

15191519 420060.22 58.44 54.67 57.78 45.56 61.48 75.01

390390

410

HASIL JAWABAN ANGKET POPULASI PENELITIAN

Page 168: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

150

53 FDE 3 4 3 3 13 13 4 2 6 6 4 2 6 6 4 1 3 8 8 2 2 2 2 8 8 4 4 5 4 4 5 26 26 5 2 2 4 2 2 5 5 5 32 31 99 sedang

54 FB 3 2 4 2 11 11 2 4 6 6 4 2 6 6 3 2 2 7 7 2 1 3 2 8 8 5 5 4 5 5 4 28 28 3 3 4 3 2 3 3 4 4 29 29 95 sedang

55 HN 2 2 4 2 10 10 2 4 6 6 2 4 6 6 3 2 3 8 8 2 2 3 3 10 10 4 2 2 2 4 1 15 15 5 5 2 2 4 4 5 4 4 35 35 90 sedang

56 HP 2 3 3 3 11 11 5 5 10 10 2 3 5 5 3 2 2 7 7 4 3 3 4 14 14 4 4 4 4 4 2 22 22 4 4 3 4 4 2 5 4 5 35 35 104 tinggi

57 IL 4 4 4 2 14 14 3 4 7 7 3 2 5 5 3 2 3 8 8 3 1 2 4 10 10 4 3 3 2 2 2 16 16 3 3 3 3 4 2 4 3 3 28 28 88 sedang

58 IS 4 4 4 4 16 16 2 4 6 6 2 3 5 5 4 2 3 9 9 2 2 1 2 7 7 3 3 3 4 3 2 18 18 5 4 2 5 5 2 5 5 5 38 38 99 sedang

59 KO 4 4 4 4 16 16 2 2 4 4 3 2 5 5 3 4 2 9 9 3 2 3 3 11 11 4 2 3 4 3 3 19 19 5 4 2 4 4 3 2 4 4 32 32 96 sedang

60 MV 3 3 3 3 12 12 2 3 5 5 3 2 5 5 2 2 4 8 8 2 1 2 1 6 6 2 2 1 3 2 3 13 13 4 4 4 4 4 4 5 5 4 38 38 87 sedang

61 MN 3 3 3 2 11 11 2 4 6 6 2 3 5 5 3 3 3 9 9 1 3 2 3 9 9 2 3 5 4 4 5 23 23 4 4 2 3 3 3 5 4 5 33 33 96 sedang

62 NAY 2 2 3 2 9 9 2 4 6 6 3 2 5 5 2 2 4 8 8 3 3 3 3 12 12 3 2 4 3 3 2 17 17 4 3 1 4 2 2 4 4 2 26 26 83 sedang

63 NUR 2 2 4 2 10 10 2 4 6 6 2 4 6 6 2 2 3 7 7 2 1 1 2 6 6 4 4 4 2 3 3 20 20 4 4 2 4 2 4 4 4 4 32 32 87 sedang

64 RH 3 3 3 4 13 13 2 4 6 6 4 2 6 6 4 1 2 7 7 3 2 2 1 8 8 1 3 2 3 2 3 14 14 4 4 2 4 2 2 5 5 4 32 32 86 sedang

65 RS 2 2 4 2 10 10 2 4 6 6 2 4 6 6 4 5 1 10 10 2 2 1 2 7 7 1 3 1 2 3 1 11 11 3 2 1 2 2 2 3 3 3 21 21 71 rendah

66 SW 3 4 3 2 12 12 4 4 8 8 2 3 5 5 2 2 2 6 6 3 1 3 3 10 10 4 4 4 4 4 4 24 24 4 4 5 5 4 4 5 5 4 40 40 105 tinggi

67 SEP 3 2 4 4 13 13 5 3 8 8 2 3 5 5 2 3 3 8 8 2 1 3 2 8 8 5 4 2 3 4 2 20 20 3 2 1 2 1 3 3 3 3 21 21 83 sedang

68 SS 2 2 3 2 9 9 2 4 6 6 3 2 5 5 3 3 4 10 10 3 2 4 4 13 13 2 2 1 2 4 2 13 13 5 5 5 2 4 4 5 5 4 39 29 95 sedang

69 WA 4 4 4 4 16 16 4 2 6 6 4 2 6 6 4 4 2 10 10 1 1 4 4 10 10 4 2 4 4 2 2 18 18 4 2 2 4 1 4 3 3 4 27 27 93 sedang

70 WL 3 3 3 4 13 13 2 4 6 6 2 2 4 4 3 3 2 8 8 3 1 3 3 10 10 4 3 4 3 3 3 20 20 5 4 2 5 2 4 5 5 5 37 37 98 sedang

71 WIE 2 2 4 2 10 10 2 4 6 6 2 4 6 6 4 2 4 10 10 2 1 2 1 6 6 3 3 2 3 4 3 18 18 5 2 2 4 2 2 5 5 5 32 32 88 sedang

72 AS 3 4 3 3 13 13 2 5 7 7 2 2 4 4 2 2 4 8 8 4 2 2 t 8 8 3 2 3 3 3 5 19 19 3 3 4 3 2 3 3 4 4 29 29 88 sedang

73 AZ 4 2 1 4 11 11 2 4 6 6 3 3 6 6 4 2 2 8 8 2 2 2 2 8 8 1 2 1 3 3 1 11 11 5 5 2 2 4 4 5 4 4 35 35 85 sedang

74 AM 3 3 3 4 13 13 2 4 6 6 2 3 5 5 2 3 4 9 9 2 1 3 2 8 8 4 4 4 5 4 4 25 25 4 4 2 2 4 2 5 4 5 32 32 98 sedang

75 AEJ 3 3 2 3 11 11 2 3 5 5 3 2 5 5 4 3 2 9 9 2 2 3 3 10 10 1 3 2 3 2 3 14 14 3 3 3 3 4 2 4 3 3 28 28 82 sedang

76 AC 4 5 5 4 18 18 2 4 6 6 2 3 5 5 3 2 4 9 9 4 3 3 4 14 14 3 2 2 3 2 2 14 14 5 4 2 5 5 2 5 5 5 38 38 104 tinggi

77 AT 4 4 4 1 13 13 4 2 6 6 2 2 4 4 3 2 4 9 9 2 1 3 2 8 8 4 4 5 4 4 5 26 26 5 3 4 4 4 4 4 5 4 37 37 103 tinggi

78 BAN 5 5 4 4 18 18 5 5 5 5 4 5 9 9 5 5 5 15 15 5 4 4 4 17 17 5 5 4 5 5 4 28 28 5 5 4 4 4 4 5 5 2 38 38 130 sangat tinggi

79 CSB 4 4 4 3 15 15 3 2 5 5 3 4 7 7 1 3 4 8 8 1 1 4 4 10 10 4 2 2 2 4 1 15 15 5 5 1 5 5 5 5 5 5 41 41 101 tinggi

80 CMR 4 2 2 3 11 11 3 2 5 5 4 2 6 6 3 2 2 7 7 3 1 3 3 10 10 4 3 4 3 3 4 21 21 4 4 3 4 2 3 4 4 4 32 32 92 sedang

81 DVD 3 4 4 3 14 14 3 2 5 5 3 2 5 5 1 3 4 8 8 2 1 2 1 6 6 2 3 2 3 2 4 16 16 4 4 1 3 2 5 5 4 5 33 33 87 sedang

82 DF 3 5 3 1 12 12 4 2 6 6 2 2 4 4 4 3 3 10 10 4 2 2 t 8 8 4 5 5 3 2 2 21 21 5 1 1 5 5 2 5 5 5 34 34 95 sedang

83 DPS 2 2 2 4 10 10 2 4 6 6 3 3 6 6 4 2 4 10 10 2 2 2 2 8 8 4 4 4 4 4 4 24 24 4 4 4 4 4 2 4 4 4 34 34 98 sedang

84 FR 2 3 3 2 10 10 3 2 5 5 2 3 5 5 3 3 4 10 10 2 1 3 2 8 8 5 5 5 5 5 1 26 26 5 5 2 5 5 5 5 5 4 41 41 105 tinggi

85 FA 3 3 4 4 14 14 3 4 7 7 3 2 5 5 3 3 3 9 9 2 2 3 3 10 10 1 2 1 3 3 1 11 11 3 3 3 3 3 4 5 3 4 31 31 87 sedang

86 IH 2 2 2 3 9 9 2 2 4 4 3 3 6 6 3 3 3 9 9 3 1 2 4 10 10 4 4 4 5 4 4 25 25 4 4 4 4 2 3 4 4 4 33 33 96 sedang

87 IS 2 1 2 2 7 7 1 5 6 6 2 4 6 6 2 2 3 7 7 2 2 1 2 7 7 1 3 2 3 2 3 14 14 5 5 5 5 5 1 5 5 5 41 41 88 sedang

88 KSP 4 4 4 1 13 13 4 2 6 6 2 2 4 4 3 2 3 8 8 3 2 3 3 11 11 3 2 2 3 2 2 14 14 5 3 4 4 4 4 4 5 4 37 37 93 sedang

89 MGA 3 3 4 3 13 13 3 2 5 5 3 2 5 5 3 2 4 9 9 2 1 2 1 6 6 4 4 5 4 4 5 26 26 5 5 4 4 4 4 5 5 4 40 40 104 tinggi

90 MV 3 4 3 4 14 14 4 2 6 6 4 2 6 6 4 1 3 8 8 1 3 2 3 9 9 5 5 4 5 5 4 28 28 4 4 1 2 3 4 5 3 2 28 28 99 sedang

91 MN 3 2 4 2 11 11 2 4 6 6 5 2 7 7 4 3 2 9 9 3 3 3 3 12 12 4 2 2 2 4 1 15 15 4 3 3 3 2 2 3 2 1 23 23 83 sedang

92 MDF 4 4 4 2 14 14 2 2 4 4 5 2 7 7 2 2 2 6 6 2 1 1 2 6 6 4 3 3 2 2 2 16 16 5 3 2 4 2 3 5 4 5 33 33 86 tinggi

93 NSP 3 2 2 3 10 10 2 3 5 5 3 4 7 7 2 3 3 8 8 3 2 2 1 8 8 3 3 3 4 3 2 18 18 4 4 2 4 2 4 5 5 5 35 35 91 tinggi

94 PS 3 2 3 3 11 11 2 3 5 5 2 1 3 3 3 3 4 10 10 2 2 1 2 7 7 4 2 3 4 3 3 19 19 4 4 2 3 4 4 5 5 4 35 35 90 tinggi

95 RSA 3 2 3 2 10 10 4 3 7 7 2 4 6 6 4 4 2 10 10 1 3 2 3 9 9 2 2 1 3 2 3 13 12 5 5 1 5 5 5 5 5 5 41 41 96 tinggi

96 RJ 4 2 2 3 11 11 4 2 6 6 4 2 6 6 3 3 2 8 8 3 3 3 3 12 12 2 3 5 4 4 5 23 23 4 4 3 4 2 3 4 4 4 32 32 98 sedang

97 RP 3 3 3 4 13 13 3 2 5 5 4 2 6 6 4 2 4 10 10 2 1 1 2 6 6 3 2 4 3 3 2 17 17 4 4 2 4 4 4 5 5 5 37 37 94 tinggi

98 SZ 2 3 3 3 11 11 2 3 5 5 3 2 5 5 2 2 4 8 8 3 2 2 1 8 8 4 4 4 2 3 3 20 20 5 4 2 5 4 4 5 3 3 35 35 92 tinggi

99 YR 3 2 3 2 10 10 4 2 6 6 4 2 6 6 4 2 2 8 8 2 2 1 2 7 7 1 3 2 3 2 3 14 14 4 4 2 4 4 4 5 5 5 37 37 88 tinggi

100 YAP 2 1 2 2 7 7 1 4 5 5 2 4 6 6 2 3 4 9 9 3 1 3 5 12 12 1 3 1 2 3 1 11 11 5 5 5 3 5 2 5 5 3 38 38 88 tinggi

137 133 144 128 123 145 127 119 135 117 138 111 81 107 111 140 138 136 148 142 126 193 169 117 169 151 145 202 192 181

246

60.22 58.44 54.67

542542

263263

246410

830830

57.78 45.56 61.48 75.01

62.22

15191519 420060.22 58.44 54.67 57.78 45.56 61.48 75.01

390390

410

Page 169: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

151

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 ADD 1 2 2 2 7 7 2 2 4 4 2 2 4 4 2 3 2 7 7 2 3 3 2 10 10 3 3 3 2 3 3 17 17 2 3 2 1 3 3 2 2 2 20 20 69 rendah

2 A 2 1 2 2 7 7 2 2 4 4 3 3 6 6 1 3 1 5 5 3 1 3 3 10 10 2 3 1 3 3 3 15 15 3 3 1 1 1 1 4 3 3 20 20 67 rendah

3 DF 2 2 2 2 8 8 3 2 5 5 2 2 4 4 2 2 2 6 6 2 1 2 1 6 6 3 4 2 2 4 2 17 17 3 2 2 2 2 2 3 2 2 20 20 66 rendah

4 FR 2 1 3 2 8 8 2 2 4 4 3 2 5 5 3 3 4 10 10 2 2 2 2 8 8 1 2 1 3 3 1 11 11 3 2 1 2 2 2 3 3 3 21 21 67 rendah

5 IW 3 2 2 2 9 9 4 1 5 5 1 2 3 3 3 3 2 8 8 2 2 3 3 10 10 1 3 2 3 2 3 14 14 3 2 1 2 1 3 3 3 3 21 21 70 rendah

6 SG 3 2 2 2 9 9 3 2 5 5 3 2 5 5 3 2 2 7 7 3 2 2 1 8 8 2 2 1 3 2 3 13 13 3 3 3 3 2 2 3 2 3 24 24 71 rendah

7 AP 2 2 2 2 8 8 2 3 5 5 3 3 6 6 1 2 1 4 4 2 2 1 2 7 7 1 3 1 2 3 1 11 11 3 2 3 2 3 3 2 2 3 23 23 64 rendah

8 ANJ 1 2 1 3 7 7 2 2 4 4 2 3 5 5 2 2 3 7 7 3 2 2 3 10 10 2 4 3 2 2 2 15 15 3 2 2 3 2 2 2 1 2 19 19 67 rendah

9 MSH 3 1 2 1 7 7 2 3 5 5 3 3 6 6 3 3 3 9 9 2 1 2 2 7 7 3 3 2 4 2 2 16 16 3 3 1 3 2 3 3 3 3 24 24 74 rendah

10 SWZ 3 2 2 3 10 10 2 3 5 5 2 2 4 4 3 3 4 10 10 2 2 3 1 8 8 1 3 2 3 3 3 15 15 3 3 3 2 3 3 3 4 1 25 25 77 rendah

22 17 20 21 24 22 24 24 23 26 24 23 18 23 20 19 30 18 27 27 23 29 25 19 21 21 24 28 25 25

HASIL PRETEST

JMLKRITERIATOT

Efikasi Diri

TOT

Mampu Meraih Apa Yang

Diinginkan TOT

6∑

7∑

Optimis

TOT

Analisis Penyebab

MasalahTOT

10.25

8.89 10.22 10.67 10.81 9.33 10.67

8.89 10.2 10.7 10.81 9.33 144217

Empati

3∑

217 69210.72

10.72

8080

4646

4848

7373

8410.6784

144

5∑

4∑

TOTNo Nama

Regulasi emosi

TOT

Pengend

alian

impuls1∑

2∑

Page 170: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

152

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 ADD 3 3 2 3 11 11 2 2 4 4 2 3 5 4 3 2 3 8 8 3 4 4 3 14 14 4 3 4 4 4 4 23 23 3 4 3 3 3 4 3 4 3 30 30 95 sedang

2 A 3 3 4 4 14 14 3 3 6 6 2 2 4 4 3 3 2 8 8 4 3 4 4 15 15 3 3 3 4 4 3 20 20 3 4 3 3 1 1 4 4 4 27 27 94 Sedang

3 DF 2 3 2 3 10 10 2 2 4 4 3 3 6 5 4 3 2 9 9 4 3 4 4 15 15 4 4 2 2 4 2 18 18 3 4 4 3 4 4 4 4 2 32 32 94 Sedang

4 FR 2 4 4 2 12 12 3 2 5 5 2 2 4 4 4 4 4 12 12 2 4 4 4 14 14 4 2 2 3 4 2 17 17 4 4 4 4 2 2 4 4 4 32 32 96 Sedang

5 IW 4 3 4 3 14 14 1 2 3 3 4 3 7 5 4 4 2 10 10 4 4 4 4 16 16 4 4 4 2 3 4 21 21 4 4 2 4 4 3 2 4 4 31 31 102 Tinggi

6 SG 4 4 4 2 14 14 3 2 5 5 3 2 5 5 4 3 3 10 10 3 2 4 2 11 11 4 2 3 3 3 3 18 18 3 3 3 3 3 2 4 3 4 28 28 91 sedang

7 AP 4 4 4 4 16 16 3 3 6 6 2 3 5 5 5 4 2 11 11 4 4 4 4 16 16 4 4 5 2 3 4 22 22 5 4 2 4 4 3 2 4 4 32 32 108 Tinggi

8 ANJ 4 3 4 3 14 14 2 3 5 5 2 2 4 4 4 4 4 12 12 4 3 3 4 14 14 4 4 3 4 4 4 23 23 4 4 3 4 1 4 4 4 4 32 32 104 Tinggi

9 MSH 4 4 4 2 14 14 3 3 6 6 2 3 5 5 4 4 4 12 12 4 2 4 4 14 14 5 4 4 5 4 4 26 26 4 3 2 4 2 4 4 4 4 31 31 108 Tinggi

10 SWZ 5 1 4 4 14 14 2 2 4 4 2 3 5 5 4 4 2 10 10 4 3 4 3 14 14 5 5 2 4 5 1 22 22 4 4 2 4 2 2 3 2 1 24 24 93 Sedang

35 32 36 30 24 24 24 26 39 35 28 36 32 39 36 41 35 32 33 38 31 37 38 28 36 26 29 34 37 34

HASILPOSTTEST

15.95

14.59

299323 98514.78 10.67 11.11 15.11 15.89 15.56 14.77

102114

143161

210233

16.89 17.89 17.26

50

16.44 10.67 11.11

133133

4848

50

TOT

Optimis

TOT

Analisis

penyebab

masalah JML KRITERIA

1∑

2∑

3∑

4

TOT

Empati

TOT

Efikasi diri

TOT

Mampu meraih apa yang diinginkan

5

TOT

∑6

∑7

No Nama

Regulasi emosi

TOT

Pengendalian

impuls

Page 171: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

153

KETERAMPILAN ATTENDING

A. Pengantar

Tingkah laku attending sangat berkaitan dengan rasa hormat konselor

terhadap konseli yang harus ditampakkan ketika perhatian secara penuh diberikan

kepada konseli. Tingkah laku attending sangat penting dalam semua komunikasi

positif anatar individu. Keterampilan ini dapat dipelajari dan harus ditampakkan

oleh konselor dalam proses pelayanan-pelayanan yang diberikan. Melalui

berbagai contoh dan parktik yang cukup, setahap demi setahap keterampilan ini

dpata dikuasai oleh peserta pelatihan.

B. Tujuan

Setelah mengikuti pelatihan bagian ini, peserta pelatihan diharapkan:

1) Mampu membedakan perilaku attending nonverbal yang efektif dengan

tingkah laku attending nonverbal yang tidak efektif.

2) Mampu mengkomunikasikan tingkah laku attending nonverbal yang

afektif.

C. Materi

Attending adalah pemberi perhatian fisik kepada orang lain. Attending juga

berarti mendengarkan dengan menggunakan seluruh tubuh kita. Attending

merupakan komunikasi nonverbal yang yang menunjukkan bahwa konselor

memberikan perhatian secara penuh terhadap lawan bicara yang sedang berbicara.

Keterampilan attending meliputi: keterlibatan postur tubuh, gerakan tubuh secara

tepat, kontak mata, dan lingkungan yang nyaman.

1. Keterlibatan Tubuh

Bahasa tubuh sering kali ”berbicara lebih keras” dari pada bahasa verbal.

Suatu komunikasi menjadi lebih kuat jika konselor menampilkan sikap tubuh

yang rileks tetapi penuh perhatian dan siap siaga mendengarkan pembicaraan

konseli, agak condong kedepan menghadap konseli dengan tetap menjaga situasi

dan posisi diri yang terbuka dalam jarak yang tepat dari konseli. Seorang

pendengar yang baik mengkomunikasikan perhatiannya melalui ekspresi tubuh

yang rileks selama pembicaraan berlangsung. Ekspresi rileks mengandung pesan

bahwa ”Saya merasa nyaman bersamamu dan saya menerima anda”. Sedangkan

Page 172: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

154

kesiap-siagaan perhatian yang ditunjukkan melalui ekspresi tubuh menunjukkan

bahwa, ”Saya merasa apa yang anda ceritakan adalah penting, dan saya sungguh

memahami anda”. Perpaduan antara kedua pesan tubuh tersebut menghasilkan

aktivitas mendengarkan yang efektif.

Posisi tubuh konselor yang sedikit condong ke depan ke arah konseli,

mengkomunikasikan pesan bahwa konselor memberikan perhatian yang lebih

besar. Sebaliknya, posisi tubuh yang condong ke belakang bersandar pada kursi

dipandang kurang memberikan perhatian kepada konseli. Pandangan dengan

muka lurus menghadap kearah konseli akan membantu konselor

mengkomunikasikan bahwa konselor melibatkan diri secara penuh dalam

pembicaraan konseli.

Hal penting lain yang perlu diperhatikan adalah menjaga posisi tubuh tetap

terbuka dengan tidak menyilangkan kaki dan atau menyilangkan tangan. Kaki

yang disilangkan, atau tangan yang bersidakep (menyilang rapat kedua tangan)

dapat meng- (salah satu contoh bukan attanding) gambarkan ketertutupan atau

sikap bertahan. Jarak antara konselor dengan konseli juga perlu diperhatikan.

Jarak yang terlalu dekat atau terlalu jauh akan mengganggu komunikasi karena

konseli merasa kurang nyaman. Meskipun demikian jarak yang paling nyaman

antara konselor dan konseli sangat tergantung dari budaya masing-masing. Oleh

karena itu konselor seyogyanya mencermati dan peka terhadap ekspresi atau

sinyal yang ditunjukkan oleh konseli terkait dengan jarak yang diambil oleh

konselor dari konseli. Pada umumnya, jarak 90 – 100 cm adalah jarak yang

nyaman bagi kebanyakan masyarakat.

2. Gerak Tubuh secara Tepat

Gerak tubuh yang tepat merupakan bagian utama dari aktivitas

mendengarkan dengan baik. Seorang konselor yang sedang mendengarkan

konselinya tetapi tanpa diikuti dengan gerakan tubuh akan tampak kaku, dingin,

dan terasa adanya jarak yang jauh. Sebaliknya konselor yang menyertakan

gerakan-gerakan aktif saat mendengarkan konseli (bukan gerakan gelisah atau

gerakan grogi) akan dimaknai sebagai konselor yang bersahabat, dan hangat. Pada

umumnya orang lebih suka berbicara dengan pendengar yang gerakan tubuhnya

Page 173: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

155

tidak kaku dan tidak terpaku. Meskipun demikian, hindari gerakan-gerakan tubuh

dan mimik wajah yang merusak. Konselor yang baik menggerakkan tubuhnya

dalam merespon klien yang sedang berbicara kepadanya.

Sebaliknya konselor yang tidak efektif, melakukan gerakan-gerakan untuk

merespon hal-hal yang tidak terkait dengan pembicaraan konseli, misalnya

memainkan pensil atau kunci, memainkan uang logam, gugup dan gelisah,

mengetuk-ngetukkan jari, mematah-matahkan (menggeretakkan) tulang jari-

jemari secara terus menerus duduk beringsut, secara terus menerus memindah-

mindahkan kaki menyilang, duduk dengan satu kaki diangkat dan ditumpangkan

pada kaki lainnya sambil digerak-gerakkan. Ketika seseorang sedang berbicara

kepadanya, konselor juga tidak boleh melakukan hal-hal yang dapat merusak

suasana seperti, menonton televisi, menggelengkan atau menganggukkan kepala

kepada orang lain yang lewat, mengerjakan aktivitas lain seperti membaca koran,

dan menyiapkan makanan atau minuman.

3. Kontak Mata

Kontak mata yang efektif mengekspresikan minat dan keinginan untuk

mendengarkan orang lain. Kontak mata mencakup pemusatan pandangan mata

secara lembut pada pembicara dan kadang-kadang memindahkan pandangan dari

wajah konseli ke bagian tubuh lainnya misalnya tangan, dan kemudian kembali ke

wajah, lalu kontak mata terjadi lagi. Kontak mata tidak terjadi jika konselor

memandang jauh atau membuang pandandangan dari konseli, memandang wajah

konseli dengan pandangan kosong, dan konselor menghindari tatapan mata

konseli. Kontak mata memungkinkan konseli menyadari penerimaan konselor

terhadap diri konseli beserta pesan-pesan dan keluhan-keluhan yang disampaikan

konseli. Kontak mata membantu konseli untuk menggambar-kan betapa amannya

dia bersama dengan konselor.

Demikian pula konselor, melalui kontak mata konselor dapat menangkap

makna yang lebih mendalam dari berbagai hal yang disampaikan konseli

kepadanya. Kontak mata bisa diibaratkan sebagai ”jendela” untuk melihat

pengalaman dan dunia pribadi yang mendalam dari konseli. Kemampuan untuk

memiliki kontak mata yang baik merupakan bagian penting dan pokok dari

komunikasi antar individu. Kontak mata merupakan salah satu keterampilan

Page 174: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

156

mendengarkan yang efektif. Kontak mata yang buruk mungkin menjadi pertanda

dari sebuah ketidak-acuhan atau ketidak-tertarikan.

3. Lingkungan yang nyaman

Attending menuntut pemberian perhatian kepada orang lain. Hal ini tidak

mungkin terjadi dalam lingkungan yang bising, hiruk pikuk, dan kacau. Radio,

televisi dan sejenisnya bisa menjadi pengganggu, oleh karena itu perlu dimatikan.

Demikian juga dering telephon.

D. KETERAMPILAN BEREMPATI

A. Pengantar

Empati merupakan salah satu kunci untuk dapat meningkatkan kualitas

komunikasi antar individu. Empati berarti konselor dapat merasakan secara

mendalam apa yang dirasakan oleh konseli tanpa kehilangan identitas dirinya.

Keterampilan berempati dapat dipelajari. Konselor dapat memahami perasaan-

perasaan konseli dengan melihat raut wajah dan bahasa isyarat tubuh, serta

dengan mencermati bahasa verbalnya. Sejak kecil manusia telah mengenal emosi-

emosi dasar seperti rasa senang/bahagia, sedih, marah, terkejut, jijik, dan takut.

Selain terdapat kesamaan antar budaya, cara-cara individu mengekspresikan

perasaan-perasaan tersebut juga memiliki keunikan.

B. Tujuan

Setelah mengikuti sesi pelatihan ini diharapkan peserta mampu: 1.

Mengidentifikasi perasaan-perasaan orang lain. 2. Merespon secara empatik

perasaan-perasaan yang diungkapkan oleh orang lain.

C. Materi

Empati merupakan kemampuan untuk memahami pribadi orang lain sebaik dia

memahami dirinya sendiri. Tingkah laku empatik merupakan salah satu

keterampilan mendengarkan dengan penuh pemahaman (mendengarkan secara

aktif). Seorang konselor hendaknya dapat menerima secara tepat makna dan

perasaan-perasaan konselinya. Konselor yang empatik mampu ”merayap di bawah

kulit konseli” dan melihat dunia melalui mata konseli, mampu mendengarkan

Page 175: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

157

konseli dengan tanpa prasangka dan tidak menilai (jelek), dan mampu

mendengarkan cerita konseli dengan baik. Konselor yang empatik dapat

merasakan kepedihan konseli tetapi dia tidak larut terhanyut karenanya. Dengan

demikian konselor yang empatik mampu membaca tanda-tanda (isyarat, gesture,

mimik) yang menggambarkan keadaan psikologis dan emosi yang sedang dialami

orang lain. Orang yang empatik mampu merespon secara tepat kebutuhan-

kebutuhan orang lain tanpa kehilangan kendali.

Sebagian individu terampil menginter-pretasikan ekspresi non verbal (ekspresi

wajah, nada suara, bahasa tubuh), dan pikiran serta perasaan orang lain. Semen-

tara, orang lain tidak mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut se-

hingga tidak mampu menempatkan diri- nya dalam “diri orang lain”, tidak dapat

memperkirakan apa yang sedang orang lain rasakan, dan tidak dapat

memperkirakan apa yang orang lain senang lakukan. Hal demikian tentu sangat

merugikan hubungan personal dengan orang lain. Individu dengan empati yang

rendah, cenderung mengulangi pola-pola tingkah laku yang sama yang tidak

menyenangkan orang lain, dan cenderung menyamaratakan perasaan dan

keinginan orang lain.

Empati berbeda dengan simpati dan antipati. Apati berarti tidak peduli dan tidak

melibatkan perasaan atau tidak menaruh minat dan perhatian terhadap seseorang

atau beberapa orang. Seseorang yang apati terhadap sesuatu biasanya tidak mau

melibatkan diri, dan biasanya memberikan pesan non verbal yang mengisaratkan

ketidakpedulian seperti ”Apa peduliku”, ”Ah, itu masalahmu, bukan urusanku”,

dan lain sebagainya. Dalam masyarakat moderen seperti sekarang ini, kita

memang perlu bersikap apati untuk orang-orang tertentu. keterampilan

mendengarkan dengan penuh pemahaman (mendengarkan secara aktif). Seorang

konselor hendaknya dapat menerima secara tepat makna dan perasaan-perasaan

konselinya. Konselor yang empatik mampu ”merayap di bawah kulit konseli” dan

melihat dunia melalui mata konseli, mampu mendengarkan konseli dengan tanpa

prasangka dan tidak menilai (jelek), dan mampu mendengarkan cerita konseli

dengan baik. Konselor yang empatik dapat merasakan kepedihan konseli tetapi

dia tidak larut terhanyut karenanya. Dengan demikian konselor yang empatik

mampu membaca tanda-tanda (isyarat, gesture, mimik) yang menggambarkan

Page 176: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

158

keadaan psikologis dan emosi yang sedang dialami orang lain. Orang yang

empatik mampu merespon secara tepat kebutuhan-kebutuhan orang lain tanpa

kehilangan kendali.

Sebagian individu terampil menginter-pretasikan ekspresi non verbal (ekspresi

wajah, nada suara, bahasa tubuh), dan pikiran serta perasaan orang lain. Semen-

tara, orang lain tidak mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut se-

hingga tidak mampu menempatkan diri- nya dalam “diri orang lain”, tidak dapat

memperkirakan apa yang sedang orang lain rasakan, dan tidak dapat

memperkirakan apa yang orang lain senang lakukan. Hal demikian tentu sangat

merugikan hubungan personal dengan orang lain. Individu dengan empati yang

rendah, cenderung mengulangi pola-pola tingkah laku yang sama yang tidak

menyenangkan orang lain, dan cenderung menyamaratakan perasaan dan

keinginan orang lain.

Empati berbeda dengan simpati dan antipati. Apati berarti tidak peduli dan tidak

melibatkan perasaan atau tidak menaruh minat dan perhatian terhadap

seseorang atau beberapa orang. Seseorang yang apati terhadap sesuatu

biasanya tidak mau melibatkan diri, dan biasanya memberikan pesan non

verbal yang mengisaratkan ketidakpedulian seperti ”Apa peduliku”, ”Ah, itu

masalahmu, bukan urusanku”, dan lain sebagainya. Dalam masyarakat

moderen seperti sekarang ini, kita memang perlu bersikap apati untuk orang-

orang tertentu.

Apati

“Aku tak peduli” Empati

“Nampaknya kamu

benar-benar sedih hari

ini.”

Simpati

”Kasihan kamu....”

”Itu masalahmu, bukan

urusanku!”

”Kelihatannya kamu

benar-benar kecewa

karenanya.”

”Sungguh saya sangat

mengkhawatirkanmu.”

Page 177: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

159

KETERAMPILAN BERTANYA

A. Pengantar

Keterampilan bertanya merupakan salah satu bagian penting dari suatu dialog

antara konselor dengan konseli. Pertanyaan yang baik sangat membantu konseli

dalam memperoleh pemahaman tentang berbagai hal yang menjadi dan atau

terkait dengan topik pembicaraan. Cara-cara mengajukan pertanyaan yang baik

membutuhkan keterampilan. Pelatihan ini memberikan kesempatan kepada anda

untuk belajar menguasai keterampilan tersebut.

B. Materi

Dalam komunikasi antara konselor dan konseli, konselor dapat membantu

konseli untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik dengan mengajukan

pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan

yang memungkinkan konseli memberikan jawaban secara terbuka dan luas.

Pertanyaan terbuka dapat membantu konseli menggali dirinya guna memperoleh

pemahaman diri yang lebih baik. Melalui penggunaan pertanyaan terbuka,

konselor juga mengkomunikasikan minatnya untuk membantu konseli dalam

mengeksplorasi diri. Pertanyaan terbuka dapat diungkapkan misalnya dengan

”Apa yang anda pikirkan ketika merenung sendirian?” ”Bagaimana perasaan anda

ketika dia meninggalkan anda?” ”Apa rencana anda selanjutnya?”.

Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang biasanya dapat dijawab dengan

jawaban ya atau tidak, atau dijawab dengan satu dua kata. Beberapa contoh

pertanyaan tertutup adalah, ”Ketika ibumu meninggal kamu berusia berapa

tahun?” ”Apakah anda merasa kesal atas perlakuan yang anda terima?” ”Berapa

jumlah saudara kandungmu?”. Pertanyaan tertutup cenderung memutus

pembicaraan. Pertanyaan tertutup lebih menekankan pada isi pembicaraan yang

faktual dari pada memperhatikan perasaan. Jika konselor menginginkan konseli

berbicara banyak tentang berbagai hal, penggunaan pertanyaan tertutup kurang

tepat. Meskipun demikian, jika konselor menginginkan konseli memberikan suatu

jawaban yang singkat dan jelas, pertanyaan tertutup tepat digunakan. Pertanyaan

Page 178: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

160

tertutup sering kali menimbulkan kesan pada konseli bahwa konselor kurang

menaruh perhatian kepada konseli.

KETERAMPILAN KONFRONTASI

Materi

Konfrontasi adalah usaha sadar konselor untuk mengemukakan kembali dua

pesan atau lebih yang saling bertentangan yang disampaikan konseli. Konfrontasi

merupakan salah satu respon konselor yang sangat membantu konseli. Jika

disampaikan secara tepat, konfrontasi memungkinkan konselor mengemukakan

dua pesan ganda konseli (pesan yang berlawanan) tanpa menimbulkan kemarahan

dan sikap bertahan konseli terhadap konselor. Konfrontasi akan membantu konseli

untuk menyadari dan menghadapi berbagai pikiran, perasaan dan kenyataan yang

terjadi pada dirinya, yang ingin disembunyikan atau diingkarinya. Konfrontasi

juga membantu konseli untuk mencapai kesesuaian (congruency), yaitu suatu

keadaan dimana kata-kata konseli sesuai dengan tingkah lakunya. Konselor perlu

melakukan konfrontasi apabila pada diri konseli didapati adanya: 1) pertentangan

antara apa yang dia katakan dengan apa yang dia lakukan, 2) pertentangan antara

dua perkataan yang disampaikan dalam waktu yang berbeda, 3) pertentangan

antara perasaan yang dia katakan dengan tingkah laku yang tidak mencerminkan

perasaan tersebut. Dalam praktiknya, konfrontasi diungkapkan melalui kalimat

gabungan yang mengandung dua kondisi yang kontradiktif seperti, ”Anda

mengatakan bahwa anda senang bersekolah di sekolahmu, tetapi anda sering

membolos”; ”Nanda mengatakan sangat senang dengan keputusan orang tua,

tetapi Nanda menangis”; ”Tadi kamu katakan bahwa kamu tidak mencintainya,

tetapi baru saja kamu juga mengatakan bahwa kamu tidak bisa hidup tanpa dia.”

Konfrontasi digunakan hanya melalui kata-kata yang merupakan penyimpulan

dari perkataan, dan atau perbuatan konseli. Dengan kata lain, konfrontasi

mendiskripsikan pesan konseli, mengobservasi tingkah laku konseli, dan bukti-

bukti lain yang sedang terjadi pada konseli. Konfrontasi tidak boleh berisikan

tuduhan, penilaian, atau pemecahan masalah.

Page 179: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

161

KETERAMPILAN MERANGKUM

Materi

Dalam proses konseling seringkali konseli mengemukakan berbagai isi

hatinya dan terkadang tidak fokus pada satu persoalan tertentu. Tidak jarang pula

konseli mencampur-baurkan antara masalah sebagai fakta dengan masalah yang

berkembang sebagai akibat dari penafsiran atau persepsi mereka terhadap masalah

faktual tersebut. Persepsi konseli terhadap masalah inilah yang membuat respon

konseli unik. Dengan kata lain, suatu masalah yang sama akan dihayati secara

berbeda-beda oleh dua orang atau lebih. Kadang kala masalah akan terasa menjadi

lebih besar akibat penghayatan individu yang berlebihan terhadap masalah

tersebut. Meskipun demikian, seorang konselor tidak boleh memberikan penilaian

(judgment) atas persepsi konseli seperti ”Ah itu kan hanya perasaanmu saja”,

”Kamu kok cengeng sih, begitu aja dibesar-besarkan”.

Seorang konselor harus penuh perhatian kepada konseli. Dalam proses

komunikasi konseling, konselor harus dapat menangkap pikiran-pikiran dan

perasaan-perasaan penting yang diekspresikan oleh konseli. Pada saat yang sama

konselor juga dituntut mampu memberikan umpan balik (feed back) kepada

konseli pada bagian-bagian yang penting dan sekaligus memberikan kesempatan

kepada konseli untuk memperoleh kesadaran baru terhadap masalah yang sedang

dihadapinya. Untuk mampu melakukan hal-hal tersebut keterampilan merangkum,

perlu dikuasai oleh seorang konselor.

Merangkum dalam komunikasi konseling adalah aktivitas konselor

mengungkapkan kembali pokok-pokok pikiran dan perasaan yang diungkapkan

konseli. Dalam suatu dialog yang panjang antara konseli dan konselor, banyak

pokok-pokok pikiran dan perasaan konseli yang diungkapkan secara ”berserakan”.

Konselor harus mencermati pokok-pokok pikiran dan perasaan tersebut,

mengingat dalam hati, mengidentifikasi dalam hati, lalu pada saat yang tepat

mengungkapkan kembali kepada konseli dengan gaya bahasa konselor sendiri.

Ketepatan konselor membuat rangkuman akan menumbuhkan kesan pada konseli

bahwa konseli diperhatikan, didengarkan kata-katanya, dipahami, dan diterima

Page 180: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

162

kehadirannya oleh konselor. Perlu diingat bahwa kata-kata untuk mengawali

rangkuman perlu ditata dengan baik sehingga tidak ada kesan konselor

menghakimi. Beberapa kata yang dapat digunakan untuk mengawali suatu

rangkuman misalnya: ”Saya mendengar bahwa anda benar-benar

mengatakan...........”, ”Hal yang anda katakan mengesankan bahwa........”, ”Makna

yang ada dibalik hal-hal yang anda ungkapkan adalah........”, ”Makna yang ada

dibalik ungkapan perasaan anda adalah.......”, ”Poin-poin penting yang anda

kemukakan adalah.....”.

Melalui pelatihan-pelatihan pada sessi ini, keterampilan merangkum akan

dapat anda kuasai dengan baik. Ikutilah dengan seksama berbagai kegiatan dan

latihan yang dipandu oleh fasilitator, dan jangan malu mencoba.

KETERAMPILAN BERPERILAKU GENUIN

Materi

Dalam suatu komunikasi antara konselor dengan konseli, ketidak jujuran atau

menutup-nutupi berbagai perasaan yang berkecamuk dalam diri konselor

seyogyanya dihilangkan. Konselor harus memancarkan kejujuran dan keterbukaan

terhadap konseli. Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana jika dalam diri

konselor muncul perasaan tidak suka kepada konseli, haruskah perasaan itu secara

jujur dikemukakan kepada konseli? Akankah kejujuran tersebut merusak

hubungan antar pribadi?. Kejujuran konselor harus disampaikan atau

diekspresikan secara tepat sehingga tidak melukai hati konseli. Sebagai konselor,

sebelum anda dapat mengekspresikan perasaan-perasaan anda, anda harus

menyadari adanya perasaan-perasaan tersebut. Untuk mengomunikasikan

keterbukaan dan kejujuran kepada konseli, pertama kali anda harus menguasai diri

dan perasaan-perasaan anda, sadar diri siapa diri anda beserta pikiran-pikiran dan

perasaan-perasaan yang ada pada diri anda. Kemampuan ini meliputi bagaimana

anda belajar membedakan berbagai perasaan yang hinggap dalam diri tanpa harus

menyangkalnya atau menutup-nutupinya. Jika anda merasa bahagia, anda dapat

Page 181: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

163

menyadari bahwa anda bahagia, atau ketika anda merasa marah, anda dapat

menyadari adanya kemarahan anda tersebut. Untuk berlatih mengekspresikan

keaslian atau kejujuran atau kesejatian perasaan dan pikiran, anda perlu belajar

membedakan antara respon-respon yang tidak responsif, respon yang tidak

genuin, dan respon yang genuin. Sebagai contoh, dalam situasi dimana konseli

mengemukakan ”Saya jengkel dan kesal kepada kakak saya”; respon yang tidak

responsif adalah ”Kamu harus benar-benar menyukai kakakmu”, ”Kamu harus

hormat kepada kakakmu”. Respon yang tidak genuin terhadap pernyataan konseli

misalnya: ”Anda membuat pernyataan yang memalukan tentang kakakmu”.

Sedangkan pernyataan yang genuin dapat diungkapkan melalui pernyataan

berikut, ”Jika anda jengkel dan kesal kepada kakak anda, saya rasa tidak mudah

untuk berpisah darinya dan pergi meninggalkan rumah”.

KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH

Materi

Pemecahan masalah akan menjadi efektif apabila konseli dan konselor telah

mengeksplorasi dan memahami seluruh dimensi dari masalah. Jika dimensi-

dimensi masalah telah ditemukan, konseli kemudian didorong untuk taat

melakukan perubahan tingkah laku. Seorang konselor hendaknya mampu

mendengarkan inti ungkapan konseli yang merupakan pokok-pokok masalah yang

perlu dibantu untuk dipecahkan.

Beberapa cara dapat dilakukan untuk membantu memecahkan masalah.

Penggunaan keterampilan komunikasi (misalnya keterampilan mendengarkan)

merupakan salah satu cara yang dapat digunakan. Pada banyak kasus,

keterampilan komunikasi saja tidak cukup. Beberapa konseli membutuhkan

bantuan yang memerlukan teknik-teknik pemecahan masalah.

Page 182: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

164

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Kelas :

Alamat :

Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta mengetahui tentang tujuan dan

manfaat penelitian yang berjudul “EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING

SEBAYA DALAM MENINGKATKAN RESILIENSI TERHADAP KONFLIK DIRI

PESERTA DIDIK KELAS XII SMA NEGERI 12 BANDAR LAMPUNG TAHUN

AJARAN 2016/2017”

Saya menyatakan bersedia / tidak bersedia diikutsertakan sebagai responden

dalam penelitian ini. Saya memahami penelitian ini tidak akan merugikan saya

dan saya akan mematuhi segala ketentuan dalam penelitian ini. Saya percaya yang

saya sampaikan ini dijamin kerahasiaannya dan kebenarannya.

Bandar lampung, 2016

Peneliti Responden

Nurul „Aini ……………………

NPM. 1211080082

Page 183: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

165

LEMBAR PERSETUJUAN

MENJADI KONSELOR SEBAYA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Kelas :

Alamat :

Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta mengetahui tentang tujuan dan

manfaat penelitian yang berjudul “EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING

SEBAYA DALAM MENINGKATKAN RESILIENSI TERHADAP KONFLIK DIRI

PESERTA DIDIK KELAS XII SMA NEGERI 12 BANDAR LAMPUNG TAHUN

AJARAN 2016/2017”

Saya menyatakan bersedia / tidak bersedia diikutsertakan mengikuti pelatihan

dan menjadi konselor sebaya dalam penelitian ini. Saya memahami penelitian ini

tidak akan merugikan saya dan saya akan mematuhi segala ketentuan dalam

penelitian ini. Saya percaya yang saya sampaikan ini dijamin kerahasiaannya dan

kebenarannya.

Bandar lampung,

2016

Peneliti Konselor sebaya

Nurul „Aini ……………………

NPM. 1211080082

Page 184: EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING SEBAYA DALAM …repository.radenintan.ac.id/511/1/GABUNGAN_SEMUA_(Repaired).pdf · Seluruh Staff Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Instutut Agama Islam

166

DOKUMENTASI KEGIATAN

Kegiatan pelatihan konselor sebaya

Kegiatan Pemberian Materi Tentang Resiliensi

Kegiatan Layanan Konseling Sebaya