EFEKTIVITAS GURU AKIDAH AKHLAK YANG TELAH DI SERTIFIKASI DALAM...

132
EFEKTIVITAS GURU AKIDAH AKHLAK YANG TELAH DI SERTIFIKASI DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS VIII MTS AN-NAJAH SESELA GUNUNGSARI LOMBOK BARAT TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh: JUNARI NIM: 15.1.13.1.180 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM 2017 i

Transcript of EFEKTIVITAS GURU AKIDAH AKHLAK YANG TELAH DI SERTIFIKASI DALAM...

EFEKTIVITAS GURU AKIDAH AKHLAK YANG TELAH DI SERTIFIKASI

DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS VIII MTS AN-NAJAH SESELA GUNUNGSARI LOMBOK BARAT

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Oleh:

JUNARI NIM: 15.1.13.1.180

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKU LTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM

2017

i

EFEKTIVITAS GURU AKIDAH AKHLAK YANG TELAH DI SERTIFIKASI

DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS VIII MTS AN-NAJAH SESELA GUNUNGSARI LOMBOK BARAT

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Skripsi Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram

Untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

JUNARI NIM: 15.1.13.1.180

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM

2017

ii

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi Junari, NIM. 15.1.13.1.180. yang berjudul “Efektivitas Guru Akidah Akhlak Yang Telah Di Sertifikasi Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Di Kelas VIII MTs An-Najah Sesela Gunungsari Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017” telah memenuhi syarat dan disetujui untuk di-munaqasyah-kan. Disetujui pada tanggal, 06 Maret 2017.

Di bawah bimbingan:

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. Baehaqi. M.Pd Dr. H.M. Zaki, M.Pd NIP. 196812311993031028 NIP. 197112311997031005

iii

iii

iv

iv

vi

vii

HALAMAN MOTTO

MOTTO :

Artinya:

“katakanlah (Muhammad), ‘Wahai kaumku! Berbuatlah menurut kedudukanmu, aku

pun berbuat (demikian). Kelak kamu akan mengetahui, siapa yang akan memperoleh tempat

(terbaik) di akhirat (nanti). Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan

beruntung”. (QS. Al-An’am : 135)1

1 Kementerian Agama RI, Terjemahan Tafsir Perkata, (Bandung: PT. Sygma Examedia

Arkanleema, 2010), h. 145

vii

viii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini saya persembahkan untuk orang-orang yang saya cintai :

1. Untuk kedua orang tuaku yang tercinta yang tidak pernah kenal lelah

dalam berjuang, memberikan kasih sayang, segala dukungan, cinta kasih,

dan do’anya

2. Untuk keluarga besarku, saya ucapkan banyak terima kasih atas dukungan

dan do’anya.

3. Untuk semua guru-guru dan dosen-dosenku, dengan kesabaran serta

keikhlasan hati telah menorehkan ilmu pengetahuan sehingga saya

mampu seperti saat ini.

4. Untuk sahabat-sahabatku tercinta di kelas E PAI, khususnya Laila,

Asyura, Lilis, Eny dan teman-teman kelas Akidah B khususnya Inda,

Santi, Fitri dan Nining terimaksih atas semua bantuan, motivasi dan

nasehatnya.

5. Untuk Almamaterku tercinta kampus putih IAIN Mataram.

viii

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum…War…Wab…

Alhamdulilahirobbil’alamin, puji syukur senantiasa peneliti panjatkan

kehadirat Allah SWT karena berkat nikmat kesehatan, kesempatan dan kekuatan yang

telah diberikan selama ini sehingga skripsi dengan judul “Efektivitas Guru Akidah

Akhlak yang telah disertifikasi dalam Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas VIII MTs

An-Najah Sesela Gunungsari Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017” dapat

terselesaikan dengan baik, (Insya Allah). Selanjutnya shalawat dan salam semoga

selalu tercurahkan kepada junjungan alam, Nabi Muhammad SAW beserta

keluarganya, sahabat-sahabatnya dan para pengikutnya, sampai akhir zaman.

Sejak mulai penulisan sampai dengan penyelesaian skripsi ini, tidak terlepas

dari bantuan berbagai pihak yang dengan ikhlas meluangkan waktunya untuk

memberikan bantuan dan dorongan serta motivasi guna penyelesaian skripsi ini.

Untuk itu peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. H. Baehaqi, M.Pd., selaku pembimbing I dan Bapak Dr. H.M.

Zaki, M.Pd., selaku pembimbing II atas bimbingan dan arahan serta saran-

saran yang telah diberikan selama penyusunan sampai dengan penyelesaian

skripsi ini.

2. Kepada para dosen Pendidikan Agama Islam yang telah mengajarkan peneliti

tentang banyak hal dari awal masuk perkuliahan sampai dengan sekarang.

ix

x

3. Bapak Dr. H. Maimun, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

4. Ibu Dr. Hj. Nurul Yakin, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan

5. Bapak Dr. Mutawali, M.Ag., selaku rektor IAIN Mataram

Kerabat-kerabat dekat dan rekan-rekan seperjuangan yang peneliti

banggakan. Semoga Allah SWT memberikan balasan dan limpahan keridhaan-Nya

atas apa yang telah diberikan kepada peneliti.

Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak yang berkompeten. Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum… war… wab…

Mataram,08 Maret 2017

Peneliti

x

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................. i

HALAMAN JUDUL ................................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................... iii

NOTA DINAS PEMBIMBING ............................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ............................................ v

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ................................................. vi

HALAMAN MOTTO .............................................................................. vii

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. viii

KATA PENGANTAR .............................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................. xi

ABSTRAK ................................................................................................ xvi

DAFTAR TABEL .................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xviii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

xi

xii

A. Konteks Penelitian.......................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ............................................................................. 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 6

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ........................................... 7

E. Telaah Pustaka................................................................................ 7

F. Kerangka Teoritik .......................................................................... 10

1. Efektivitas ............................................................................... 10

a. Pengertian Efektivitas ...................................................... 10

b. Ciri-ciri Efektivitas .......................................................... 11

c. Aspek-aspek Efektivitas ................................................... 12

d. Cara Mengukur Efektivitas .............................................. 13

2. Pembelajaran Akidah Akhlak ................................................. 14

a. Pengertian Pembelajaran Akidah Akhlak ......................... 14

b. Ciri-ciri Pembelajaran Akidah Akhlak .............................. 17

c. Ruang Lingkup Pembelajaran Akidah Akhlak.................. 18

d. Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak ............................... 19

3. Guru Sertifikasi ....................................................................... 20

a. Pengertian Guru Sertifikasi ............................................... 20

b. Kompetensi Guru Sertifikasi ............................................. 22

c. Keterampilan Dasar Mengajar Guru Sertifikasi ................ 25

d. Dasar Hukum Sertifikasi Guru .......................................... 29

G. Metode Penelitian .......................................................................... 30

xii

xiii

1. Pendekatan Penelitian .............................................................. 31

2. Kehadiran Peneliti .................................................................... 32

3. Lokasi Penelitian ...................................................................... 33

4. Sumber Data ............................................................................. 34

5. Prosedur Pengumpulan Data .................................................... 34

6. Teknik Analisis Data ................................................................ 37

7. Pengecekan Keabsahan Data ................................................... 38

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ......................................... 41

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................. 41

1. Sejaran Berdirinya MTs An-Najah Sesela .............................. 41

2. Letak Geografis MTs An-Najah Sesela .................................. 42

3. Visi dan Misi MTs An-Najah Sesela ...................................... 43

4. Struktur Organisasi MTs An-Najah Sesela ............................. 44

5. Keadaan Sarana dan Prasarana MTs An-Najah Sesela ........... 46

6. Keadaan Siswa MTs An-Najah Sesela .................................... 48

7. Data Keadaan Guru dan Pegawai MTs An-Najah Sesela ....... 49

B. Efektivitas Guru Akidah Akhlak yang telah di Sertifikasi dalam

Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas VIII MTs An-Najah .............. 52

1. Kualitas Pembelajaran .............................................................. 52

2. Tingkat kesesuaian pembelajaran ............................................ 59

3. Insentif ..................................................................................... 62

xiii

xiv

4. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan

pembelajaran ............................................................................ 65

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................ 67

BAB IV PENUTUP .................................................................................. 76

A. Kesimpulan..................................................................................... 76

B. Saran ............................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN -LAMPIRAN

xiv

xv

ABSTRAK

JUNARI. 2017. Efektivitas Guru Akidah Akhlak yang telah di Sertifikasi dalam Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas VIII MTs An-Najah Sesela. Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan PAI. IAIN Mataram. Pembimbing (I): Drs. H. Baehaqi, M.Pd. pembimbing (II): DR. H.M Zaki, M.Pd.

Kata Kunci: Efektivitas, Sertifikasi Guru, Pembelajaran. Sertifikasi merupakan salah satu kebijakan pemerintah untuk menghargai

pekerjaan atau profesi guru dengan memberikan sertifikat pendidik kepada para guru. Dengan memberikan tunjangan profesional kepada guru yang telah lulus uji sertifikasi, diharapkan dapat membantu untuk lebih meningkatkan kesejahteraan guru. Namun, seorang guru juga diharapkan mampu meningkatkan keprofesionalan serta keefektifannya dalam melaksanakan pembelajaran dalam kelas, sebagai bentuk keseimbangan antara hak dan kewajiban. Hal itu diwujudkan dengan meningkatkan keefektifannya dalam mengajar sehingga mampu menciptakan peserta didik yang memiliki kualitas serta berhasil dalam belajarnya.

Penelitian ini di desain dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan karakteristik deskriptif. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknis analisis data dengan langkah mereduksi data (merangkum atau memililih data yang penting), penyajian data dengan uraian singkat selanjutnya verifikasi atau penarikan kesimpulan awal dari hasil penelitian dan keabsahan data dengan cara triangulasi dan kecukupan referensi. Hasil penelitian bahwa: pertama kualitas pembelajaran atau kadar informasi yang disajikan oleh guru bersertifikasi tersebut masih sangat kurang karna hanya berpatokan kepada buku pegangan guru, kedua kesesuaian tingkat pembelajaran, kurangnya perhatian guru terhadap sebagian dari siswa menyebabkan guru kurang mengetahui kesiapan dari siswanya untuk menerima materi baru, ketiga insentif, kurangnya motifasi yang diberikan guru terhadap siswa sehingga sebagian siswa kurang dalam mengejakan tugas yang telah diberikan, dan keempat waktu, guru maupun siswa telah mampu menyelesaikan kegiatan pembelajaran dengan tepat waktu sesuai yang telah ditentukan oleh guru tersebut. Kesimpulannya bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersebut cukup baik akan tetapi masih banyak kekurangan-kekurangan yang terdapat jadi tugas guru harus terus mengasah kemampuannya untuk menerapkan pembelajaran yang berkualitas terhadap siswa siswinya.

xv

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Data sarana dan prasarana MTs An-Najah Sesela ......................... 46

Tabel 2.2 Data jumlah siswa MTs An-Najah Sesela ..................................... 48

Tabel 3.1 Data pengajar dan tata usaha MTs An-Najah Sesela ..................... 49

xvi

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur oeganisasi MTs An-Najah Sesela ................................ 45

xvii

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Manusia dan pendidikan layaknya dua sisi mata uang yang tidak dapat

dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Pendidikan merupakan bagian

yang sangat vital bagi perkembangan peradaban umat manusia. Wahyu

pertama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW

adalah perintah untuk membaca, seperti yang tertera dalam surah al-Alaq ayat

1-5 sebagai berikut:

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia

telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu lah yang paling pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahui”. (QS. Al-Alaq : 1-5)2

Pendidikan merubah manusia sehingga dapat membedakan mana yang

benar dan mana yang salah, pendidikan juga merubah manusia dari yang tidak

tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa. Betapa pentingnya

sebuah pendidikan itu, orang yang berpendidikan bisa membedakan antara

milik orang lain dengan kepunyaannya sendiri, betapa besar peran pendidikan

dalam kehidupan kita sehingga kita dapat membedakan mana yang baik dan

2 Kementerian Agama RI, Terjemahan Tafsir Perkata, (Bandung: PT. Sygma Examedia Arkanleema, 2010), h. 597

1

2

Pendidikan merupakan upaya mewariskan nilai yang akan menjadi

penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani kehidupan, sekaligus

memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia. Tanpa pendidikan, manusia

tidak akan mengalami kemajuan dalam kehidupan dan tidak akan mengalami

kegagalan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Di Indonesia, pendidikan akhlak sebenarnya sudah lama diterapkan

dalam proses pembelajaran. Akan tetapi, implementasi pendidikan akhlak

tersebut tidak dapat berjalan optimal karna beberapa hal. Pertama, kurang 2

terampilnya para guru menyelipkan pendidikan akhlak dalam proses

pembelajaran. Kedua, sekolah terlalu fokus mengejar target-target akademik

khususnya target lulus ujian nasional. Karena sekolah masih mementingkan

hal yang bersifat kognitif serta akademik saja, maka hal-hal yang bersifat

nonakademik seperti akhlak para peserta didiknya sebagai unsur utama

pendidikan akhlak tidak dihiraukan. Sebelum dunia mengalami krisis

moralitas yang tinggi, maka diharapkan kepada pihak sekolah terutama para

guru untuk menanamkan pendidikan akhlak yang baik kepada peserta

didiknya, sehingga pada akhirnya nanti dapat menciptakan manusia yang

berakhlak mulia.

Di dalam Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional telah menegaskan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

3

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.3

Jelas bahwa pembentukan karakter peserta didik merupakan salah satu

dari tujuan pendidikan nasional yaitu berakhlak mulia. Amanah dari Undang-

undang ini bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan

Indonesia yang cerdas, tetapi juga berkepribadian dan berbudi pekerti luhur,

sehingga akan menghasilkan generasi-generasi bangsa yang tidak hanya

cakap dalam ranah kognitif saja akan tetapi juga dalam ranah afektif serta

psikomotorik atau tingkah lakunya yang tidak lain dan tidak bukan adalah

berdasarkan nilai-nilai agama islam itu sendiri.

Peran lembaga pendidikan terutama disini adalah lembaga pendidikan

formal khususnya madrasah tsanawiyah sangat dipercaya mampu

menciptakan siswa-siswi atau manusia yang beragama, berakhlak mulia, serta

cerdas dan bijaksana dalam mengambil keputusan. Untuk mewujudkan hal

ini, perlu adanya atau dibutuhkan para guru yang profesional dalam

bidangnya masing-masing, khususnya guru akidah akhlak yang dipercaya

mampu membina akhlak dari peserta didik yang berdasarkan dengan norma-

norma agama. Dalam hal ini pemerintah telah melaksanakan program

sertifikasi guru yang merupakan terobosan dalam dunia pendidikan untuk

meningkatkan kualitas dan profesionalitas seorang guru.

Sertifikasi merupakan proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru

dan dosen, dimana sertifikat pendidikan tersebut merupakan sebuah bukti

formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai

3 UU No 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, (Yogyakarta: T.P. 2001), h. 221

4

tenaga profesional. Jadi sertifikasi guru merupakan suatu proses pemberian

pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan

pelayanan pendidikan pada suatu pendidikan tertentu setelah lulus uji

kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Jadi disini dapat

digaris bawahi bahwa seorang guru ketika telah lulus dalam mengikuti uji

kompetensi, maka seorang guru tersebut telah diakui oleh pemerintah

mengenai kemampuan serta kompetensi yang ia miliki, sehingga dapat

dikatakan sebagai guru profesional yang dapat mengemban tugasnya dengan

baik dan bertanggung jawab.

Guru yang profesional adalah guru yang berkualitas, berkompetensi,

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa, serta mampu memengaruhi

proses belajar siswa. “Guru sebagai arsitek perubahan perilaku peserta didik

dan sekaligus sebagai model panutan para peserta didik dituntut memiliki

kompetensi yang paripurna, seperti kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional”.4 Dengan

memiliki keempat kompetensi ini, guru akan mampu menciptakan suasana

belajar mengajar yang menyenangkan yang pada akhirnya akan menciptakan

output yang berkualitas.

Berdasarkan hasil observasi awal pada tanggal 28 April 2016 yang

telah dilakukan oleh peneliti, ditemukan data bahwa ada 55 orang guru yang

mengajar di MTs An-Najah Sesela, 30 diantaranya sudah bersertifikasi,

sementara guru yang mengajar akidah akhlak sebanyak tiga orang dan baru

4 Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika Aditama, 2012), h. 103-105

5

satu orang yang sudah bersertifikasi. Sejauh yang peneliti amati bahwa cara

mengajar guru bersertifikasi tersebut masih kurang dalam segi proses

pelaksanaan, dimana ketika ia masuk ke dalam kelas hanya melakukan

absensi dan membuka pelajaran dengan sedikit ulasan tentang apa yang akan

dipelajari pada saat itu, dan selanjutnya menyuruh siswa untuk belajar sendiri

tanpa pengawasan dari guru tersebut. Secara teoritis guru dituntut untuk

profesional dalam melakukan kegiatan pembelajaran baik yang terkait dengan

keterampilan membuka, melaksanakan maupun keterampilan menutup

pelajaran. Kondisi nyata guru akidah akhlak kelas VIII MTs An-Najah sesela

belum sepenuhnya memiliki keterampilan dalam kegiatan pembelajaran

berdasarkan landasan teori.5

Berdasarkan latar belakang kondisi nyata di atas, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul “Efektifitas guru akidah akhlak

yang telah di sertifikasi dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas VIII MTs

An-Najah Sesela Gunugsari Lombok Barat tahun pelajaran 2016/2017”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, tentang efektifitas guru akidah akhlak yang

telah disertifikasi dalam pelaksanaan pembelajaran, maka dapat disimpulkan

bahwa fokus penelitian ini yaitu:

Bagaimanakah efektivitas guru akidah akhlak yang telah di sertifikasi dalam

pelaksanaan pembelajaran di kelas VIII MTs An-Najah Sesela?

5 Observasi awal pada tanggal 28 April 2016

6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui seberapa besar efektivitas guru akidah khlak yang telah di

sertifikasi dalam proses pelaksanaan pembelajaran dalam kelas VIII di MTs

An-Najah Sesela Gunugsari Lombok barat tahun ajaran 2016/2017.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Secara Teoritis

a. Informasi yang didapat dari penelitian ini mampu menambah khasanah

ilmu pengetahuan terkait dengan pelaksanaan pembelajaran yang

dilakukan oleh guru akidah akhlak yang telah bersertifikasi.

b. Diharapkan untuk peneliti berikutnya bisa menjadi sumbangan

pemikiran dan tolak ukur kajian untuk meningkatkan mutu pendidikan

yang berkaitan dengan efektivitas guru sertifikasi dalam pelaksanaan

pembelajaran.

2. Manfaat Secara Praktis

a. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan rujukan dalam menilai keefektifan

program sertifikasi guru dengan melihat efektif atau tidaknya

pelaksanaaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang telah di

sertifikasi.

b. Bagi Guru

Penelitian ini dapat dijadikan rujukan agar guru lebih

meningkatkan profesionalitasnya dalam menjalankan tugasnya baik

7

merancang pembelajaran maupun memberikan pelajaran kepada

peserta didik agar pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan

efisien.

c. Bagi Siswa

Penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi siswa untuk

memberikan saran dan kritikan pada guru sertifikasi agar lebih

memperhatikan keefektifan mengajarnya dalam kelas.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

Sesuai dengan fokus yang diteliti, maka ruang lingkup penelitian

ini meliputi efektivitas guru akidah akhlak yang telah di sertifikasi dalam

pelaksanaan pembelajaran di kelas.

2. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs An-Najah Sesela Gunungsari

Lombok Barat. Alasan mengapa peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian di lokasi tersebut karna terdapat guru akidah akhlak yang telah

di sertifikasi dan kondisi nyata guru akidah akhlak kelas VIII MTs An-

Najah tersebut belum sepenuhnya memiliki keterampilan dalam kegiatan

pembelajaran berdasarkan landasan teori.

E. Telaah Pustaka

“Telaah pustaka dilakukan untuk menjelaskan posisi penelitian yang

sedang dilaksanakan di antara hasil-hasil penelitian atau buku-buku terdahulu

yang bertopik senada. Tujuannya adalah untuk menegaskan kebaruan,

8

orisinalitas, dan urgensi penelitian bagi pengembangan keilmuan terkait”. 6

Jadi untuk memperoleh gambaran umum dari data tentang efektivitas guru

akidah akhlak yang telah di sertifikasi dalam pelaksanaan pembelajaran di

kelas VIII MTs An-Najah Sesela Gunungsari, ada beberapa skripsi yang

meneliti tentang masalah yang sama yaitu sertifikasi guru sebagai bandingan

oleh peneliti. Berikut ini peneliti akan memaparkan beberapa skripsi yang

mengangkat masalah yang sama yaitu sertifikasi guru sebagai bahan

perbandingan untuk peneliti, sebagai berikut:

1. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Sertifikasi Guru Terhadap Evaluasi

Pembelajaran Fiqih Kelas VII di MTs Al-Aminiyah NW Bonjeruk

Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2009/2010” oleh Rumlah Hasanah.

2. Skripsi yang berjudul “Dampak Sertifikasi Guru PAI Terhadap

Perkembangan Pendidikan Peserta Didik di SMAN 1 Sape” oleh Murniati.

Dari pemaparan skripsi di atas, maka peneliti sangat ingin dan tertarik

untuk melanjutkan penelitian ini sebagaimana saran-saran penelitian

sebelumnya. Adapun berbedaan dan persamaan dari penelitian ini antara lain:

1. Perbedaan:

a. Skripsi yang disusun oleh Rumlah Hasanah menggunakan pendekatan

penelitian kuantitatif, sedangkan yang sekarang menggunakan

pendekatan penelitian kualitatif. Kemudian peneliti sebelumnya

meneliti guru fiqih yang bersertifikasi sekarang meneliti guru akidah

akhlak yang bersertifikasi. Selanjutnya penelitian sebelumnya

6 Tim Dosen IAIN Mataram, Pedoman Penulisan Skripsi, (Mataram: Tidak Diterbitkan, 2011), h. 16

9

dilaksanakan di NW Bonjeruk Lombok Tengah sedangkan yang

sekarang bertempat di An-Najah Sesela Gunugsari Lombok Barat.

b. Skripsi yang disusun oleh Murniati dilakukan di SMAN 1 Sape Kab.

Bima sedangkan sekarang bertempat di MTs An-Najah Sesela

Gunungsari Kab. Lombok Barat. Kemudian sebelumnya meneliti guru

yang mengajar PAI (terpadu) yang bersertifikasi sedangkan sekarang

meneliti guru khusus akidah akhlak yang bersertifikasi. Lalu penelitian

sebelumnya fokus kepada perkembangan peserta didik dan penelitian

sekarang fokus kepada penerapan guru akidah akhlak.

2. Persamaan:

a. Penelitian yang dilakukan oleh Rumlah Hasanah dengan penelitian

yang dilakukan oleh peneliti sekarang sama-sama meneliti tentang

guru yang telah disertifikasi, kemudian sama-sama meneliti di MTs.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Murniati dengan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti sekarang sama-sama menggunakan pendekatan

penelitian kualitatif, kemudian sama-sama meneliti guru yang telah

disertifikasi.

10

F. Kerangka Teoritik

1. Efektivitas

a. Pengertian efektivitas

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, “efektif berarti baik,

hasilnya tepat, benar, dapat membawa hasil dan berhasil guna”. 7 Jadi

yang dimaksud dengan efektivitas adalah sesuatu yang dapat

membawa hasil dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Proses

pembelajaran dikatakan efektif apabila siswa yang dikehendaki untuk

belajar telah berhasil membawa sejumlah potensi kemudian

dikembangkan melalui kompetensi yang telah ditetapkan, sehingga

dalam kurun waktu tertentu kompetensi belajar dapat dicapai dengan

baik dan tuntas.

Handoko mengemukakan efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan Martoyo mendefinisikan efektivitas sebagai suatu kondisi atau keadaan dimana dalam memilih tujuan yang hendak dicapai dan sarana atau peralatan yang digunakan, disertai dengan kemampuan yang dimiliki adalah tepat, sehingga tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan hasil yang memuaskan.8

Berdasarkan dari beberapa definisi efektivitas diatas maka

dapat dipahami bahwa efektivitas adalah suatu pekerjaan yang dapat

dilaksanakan dengan tepat, membuahkan hasil yang maksimal sesuai

dengan tujuan yang telah di ditetapkan. Jadi efektivitas yang

dimaksudkan disini adalah bagaimana tingkat pencapaian keberhasilan

7 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka: 2005), h. 284

8 http://yunitaardha.blogspot.co.id/2012/04/kumpulan-teori-efektivitas.html di akses pada tanggal 12 Mei 2016 pukul 11.20

11

belajar siswa khususnya dalam pada mata pelajaran akidah akhlak

yang dilakukan oleh guru sertifikasi, apakah sudah efektik atau

berhasil guru tersebut melakukan pembelajaran sehingga menciptakan

peserta didik yang berhasil dalam proses pembelajarannya.

b. Ciri-ciri Efektivitas

Seorang guru akan dikatakan efektif apabila guru tersebut

dapat membangun kendali yang baik di minggu-minggu pertama

sekolah, kemudian melakukan segala sesuatu dengan tepat dan

konsisten serta mampu memengaruhi dan menyentuh kehidupan

siswa-siswanya dalam artian dapat memengaruhi proses belajarnya.

Jadi keefektifan proses pembelajaran itu akan terlihat jika guru yang

mengajar melakukan tugasnya dengan baik.

Menurut Harry Firman keefektifan program pembelajaran ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut: 1) Berhasil menghantarkan siswa mencapai tujuan-tujuan

intruksional yang telah ditetapkan. 2) Memberikan pengalaman belajar yang atraktif, melibatkan

siswa secara aktif sehingga menunjang pencapaian tujuan intruksional.

3) Memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar mengajar.9

Jadi dari ciri-ciri efektivitas diatas dapat dipahami bahwa

program pembelajaran yang baik adalah bagaimana guru tersebut

dapat menghantarkan peserta didik untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya, sehingga pada

9 https://ahmadmuhli.wordpress.com/2011/08/02/efektivitas-pembelajaran diakses pada hari senin tanggal 06 Juni 2016 pukul 14.46

12

akhirnya peserta didik mampu meraih hasil yang maksimal dalam

proses belajaranya.

c. Aspek-aspek Efektivitas

Efektivitas dapat dijelaskan bahwa efektivitas suatu program

dapat dilihat dari aspek-aspek antara lain:

1) Aspek tugas atau fungsi, yaitu lembaga dikatakan efektif jika melaksanakan tugas dan fungsinya, begitu juga suatu program pembelajaran akan efektif jika tugas dan fungsinya dapat dilaksanakan dengan baik dan peserta didik belajar dengan baik.

2) Aspek rencana atau program, yang dimaksud dengan rencana atau program disini adalah rencana pembelajaran yang terprogram, jika seluruh rencana dapat dilaksanakan maka rencana atau program tersebut dapat dikatakan efektif.

3) Aspek ketentuan dan peraturan, efektivitas suatu program juga dapat dilihat dari berfungsi atau tidaknya aturan yang telah dibuat dalam rangka menjaga berlangsungnya proses kegiatannya. Aspek ini mencakup aturan-aturan baik yang berhubungan dengan guru maupun yang berhubungan dengan peserta didik, jika aturan ini dilaksanakan dengan baik berarti ketentuan atau aturan telah berlaku secara efektif.

4) Aspek tujuan atau kondisi ideal, suatu program kegiatan pembelajaran dikatakan efektif dari sudut hasil jika tujuan atau kondisi ideal program tersebut dapat dicapai dengan baik. Penilaian aspek ini dapat dilihat dari prestasi yang dicapai oleh peserta didik.10

Suatu kegiatan pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila

telah memenuhi segala aspek-aspek dari efektivitas seperti yang telah

di jelaskan di atas. Maka perlu bagi sekolah khususnya guru ketika

mengajar memerhatikan apakah sudah tercapai aspek-aspek tersebut

atau belum sehingga proses pembelajaran yang akan diselenggarakan

berlangsung dengan baik dan efektif.

10 http://literaturbook.blogspot.co.id/2014/12/pengertian-efektivitas-dan-landasan.html di akses pada tanggal 12 Mei 2016 pukul 11.16

13

d. Cara mengukur efektivitas

Guru sebagai seseorang yang bertugas untuk mengajar serta

mendidik para murid-muridnya wajib memahami apakah pelajaran

atau pembelajaran yang selama ini mereka terapkan kepada anak

didiknya sudah efektif atau belum, hal ini sangat dirasa perlu karna

agar supaya dalam membelajarkan anak bisa sesuai dengan sasaran

dan maksimal. Seorang guru dituntut bukan hanya untuk mengajar

anak akan tetapi lebih dari itu, seorang guru juga harus bisa

memastikan bahwa transfer of knowledge yang ia lakukan benar-benar

efektif sehingga kepribadian dan kecerdasan siswa semakin

meningkat.

Keefektifan sebuah pembelajaran yang dilakukan oleh seorang

guru dapat diukur dengan menggunakan empat indikator, sebagai

berikut:

1) Kualitas pembelajaran (quality of insurance), yaitu seberapa besar kadar informasi yang disajikan sehingga siswa dengan mudah dapat mempelajarinya atau tingkat kesalahannya semakin kecil. Semakin kecil tingkat kesalahan yang dilakukan berarti semakin efektif pembelajaran. Penentuan tingkat keefektifan pembelajaran tergantung dengan pencapaian penguasaan tujuan pengajaran tertentu, biasanya di sebut ketuntasan belajar.

2) Kesesuaian tingkat pembelajaran (appropriate level of instruksion) yaitu sejauhmana guru memastikan tingkat kesiapan siswa dalam menerima materi baru.

3) Insentif yaitu seberapa besar usaha guru memotivasi siswa untuk menyelesaikan atau mengerjakan tugas-tugas dan mempelajari materi yang diberikan. Makin besar motivasi yang diberikan, makin besar pula keaktifan siswa. Dengan demikian pembelajaran akan efektif.

4) Waktu, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran akan efektif apabila

14

siswa dapat menyelesaikan pelajaran sesuai dengan waktu yang ditentukan.11

Dari keempat indikator tersebut, kita dapat mengukur seberapa

besar keefektifan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam kelas.

Ketika seorang guru melakukan pembelajaran tidak sesuai dengan

indikator yang telah ditetapkan sebagai ukuran pembelajaran tersebut

efektif atau tidak, maka guru tersebut bisa dikatakan masih kurang

dalam memahami apa saja yang menjadi kebutuhan para peserta

didiknya.

2. Pembelajaran Akidah Akhlak

a. Pengertian Pembelajaran Akidah Akhlak

Dalam pelaksanaan pembelajaran pada umumnya terdiri dari

guru dan siswa yang kemudian disebut dengan pengajar dan peserta

didik. Dengan kata lain pembelajaran itu adalah terjadinya komunikasi

efektif antara guru dan siswa.

Berikut ini akan dijelaskan tentang pembelajaran akidah akhlak

sebagai beriku: “Aqaid ialah jamak dari kata akidah, yang berarti

kepercayaan. Menurut syara’ kepercayaan (akidah) ialah iman yang

kokoh terhadap segala sesuatu”.12 Berarti akidah merupakan suatu

kepercayaan terhadap segala sesuatu yang dianggap benar.

Selanjutnya menganai akhlak merupakan “kata akhlak berasal dari

bahasa Arab yang sudah dijadikan bahasa indonesia yang diartikan

11 http://www.rijal09.com/2016/12/cara-mengukur-efektivitas-pembelajaran.html di

akses pada hari selasa tanggal 14 februari 2017 pukul 17:58 12

Muhammad Abdul Kadir Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2008), h. 115

15

juga sebagai tingkah laku, perangai atau kesopanan”.13 Jadi dari

pengertian diatas dapat diambil pengertian dari keduanya yaitu akidah

akhlak merupakan suatu kepercayaan yang kokoh pada sesuatu yang

dianggap benar yang kemudian dibuktikan dengan perbuatan yang

baik, seperti mengerjakan perintah dan menjauhi larangan dari Allah

SWT.

Selanjutnya, pembelajaran secara umumnya dijelaskan melalui

kutipan dibawah ini:

Secara teknis (berdasarkan kajian ilmu pembelajaran), pembelajaran menurut Joyce dan Weil adalah Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.14

Menurut Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional bahwa “pembelajaran adalah proses interaksi

peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar”.15

Berdasarkan pengertian tersebut menjadi jelas betapa

kompleksnya dimensi pembelajaran, karena pembelajaran mencakup

beberapa unsur, yaitu:

1) Ada kerangka konseptual atau desain sebelum pembelajaran dilaksanakan;

13 Mahjudin, Akhlak Tasawuf II, (Jakarta: Kalam Mulya, 2010), h. 1

14 Guntur Talajan, Menumbuhkan Kreativitas dan Prestasi Guru, (Yogyakarta: LaksBang PRESSindo, 2012), h. 52

15 UU No 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional…, h. 3

16

2) Ada prosedur yang sistematis yang ditempuh, artinya proses pembelajaran mengikuti urut-urutan tertentu yang bersifat procedural;

3) Ada pengalaman belajar yang diorganisasikan berdasarkan sintaks (sekuens) dan cakupan tertentu, baik sempit maupun luas;

4) Ada tujuan yang dirumuskan secara jelas, baik secara umum maupun secara khusus dalam bentuk standar kompetensi dan kompetensi dasar;

5) Keempat unsur tersebut dijadikan pedoman, terutama bagi pengajar dalam melaksanakan atau mempraktikkan pembelajaran;

6) Ada evaluasi yang menandai atau dijadikan indikator apakah pembelajaran yang dilaksanakan berhasil ataukah tidak berhasil, efisien ataukah boros, memiliki daya tarik ataukah tidak.16

Dari beberapa pengertian pembelajaran yang telah dipaparkan

di atas dapat dipahami bahwa pembelajaran merupakan sebuah proses

kegiatan yang terlebih dahulu di rancang atau direncanakan secara

sistematis yang kemudian dilaksanakan sesuai dengan yang telah

direncakan dengan tujuan tertentu dan orientasinya kepada siswa agar

terjadi belajar dalam dirinya serta membuahkan hasil yang maksimal

kepada siswa itu sendiri dimana siswa mampu mencapai tujuan yang

telah dibuat sebagai indikator keberhasilan pencapaian siswa dalam

proses pembelajarannya.

Dari uraian di atas telah dijelaskan mengenai pembelajaran

secara luas, dari sini dapat dipahami bahwa pembelajaran akidah

akhlak merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang sebelumnya

dengan sistematis, yang di dalamnya memuat kegiatan yang berkenaan

dengan pembinaan dan pembentukan akhlak peserta didiknya. Disini

16 Guntur Talajan, Menumbuhkan Kreativitas dan Prestasi Guru…, h. 52

17

terjadi interaksi antara guru dan siswa, dimana interaksi ini lebih

mengarah kepada pembinaan akhlak dari siswa-siswanya. Jadi,

pembelajaran akidah akhlak adalah proses interaksi antara guru dan

siswa yang mengarah kepada akhlak para peserta didiknya.

b. Ciri-ciri Pembelajaran Akidah Akhlak

Dari beberapa pengertian pembelajaran yang telah di paparkan

di atas, maka dapat dilihat beberapa ciri dari pembelajaran itu sendiri

secara umumnya yaitu: “(1) Merupakan upaya sadar dan disengaja, (2)

Pembelajaran harus membuat siswa belajar, (3) Tujuan harus

ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, dan (4)

Pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses maupun

hasilnya”.17

Jadi, pembelajaran dapat dikatakan berhasil dilakukan apabila

telah mencakup semua ciri atau karakteristik dalam pembelajaran

tersebut. Dari ciri-ciri pembelajaran tersebut memiliki tujuan yaitu

dapat membantu siswa memperoleh berbagai pengalaman, dan dari

pengalaman itulah perilaku siswa bertambah dimana tingkah laku ini

meliputi pengetahuan, keterampilan dan nilai atau norma yang dimana

akan menjadi tolak ukur atau pedoman baginya dalam sikap dan

perilakunya.

Dari ciri pembelajaran yang secara umum telah dipaparkan

diatas, maka disini lebih khususnya yaitu apa saja karakteristik atau

17 Eveline Siregar, Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2015), h. 13

18

ciri-ciri dari pembelajaran akidah akhlak itu sendiri yaitu

pembelajaran yang dapat memperbaiki akhlak peserta didik,

memfokuskan kepada perubahan tingkah laku, serta menjadikan

peserta didik taat beribadah kepada Allah.

Dari penjelasan di atas bahwa pembelajaran akidah akhlak

merupakan kegiatan yang di dalamnya memuat beberapa materi

tentang beriman kepada Allah, rasul serta menjalankan perintah dan

menjauhi larangan-Nya. Dari sini dapat dipahami bahwa pelaksanaan

pembelajaran akidah akhlak ini sangat menentukan bagaimana tingkah

laku peserta didik kepada sang pencipta, kepada orang yang lebih

dewasa serta tingkah laku terhadap sesamanya.

c. Ruang Lingkup Pembelajaran Akidah Akhlak

Dalam kegiatan pembelajaran terdapat ruang lingkup atau

batas-batas apa saja yang harus dipelajari untuk mencapai tujuan yang

telah dirancang sebelum pembelajaran tersebut dilakukan. Adapun

ruang lingkup dari pembelajaran akidah akhlak antara lain: “(1) iman

kepada kitab-kitab Allah, (2) iman kepada rasul Allah, (3) mukjizat

Allah SWT, (4) akhlak nabi Muhammad SAW, (5) akhlak terpuji

terhadap kehidupan sendiri dan kehidupan bersama, (6) akhlak tercela,

dan (7) rasul ulul azmi”.18

Dari ruang lingkup ini guru akan mengetahui batas yang harus

dipelajari oleh siswa atau yang akan ia ajarkan kepada siswanya. Jadi

18 Silabus pembelajaran Akidah Akhlak kelas VIII MTs An-Najah Sesela

19

pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak boleh keluar dari ruang

lingkup yang telah ditetapkan.

d. Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak

Setelah ruang lingkup atau yang di sebut dengan materi

pelajaran telah di tetapkan, maka selanjutnya adalah dirumuskan

tujuan dari dilaksanakannya pembelajaran dengan ruang lingkup

tersebut, dalam artian apa yang akan siswa dapatkan setelah

mempelajari materi-materi tersebut. Adapun tujuan dari pembelajaran

akidah akhlak kelas VIII ini antara lain sebagai berikut yaitu setelah

melakukan pembelajaran siswa diharapkan mampu:

1) Menjelaskan arti iman kepada kitab-kitab Allah SWT 2) Menunjukkan perbedaan kitab dan suhuf 3) Menunjukkan dalil perbedaan kitab dan suhuf 4) Menyebutkan nama kitab Allah yang diturunkan beserta rasul

yang menerimanya 5) Melafalkan dalil-dalil kitab Allah SWT 6) Menjelaskan secara singkat isi kandungan kitab-kitab Allah

SWT 7) Memiliki dan perilaku mencintai Al-Qur’an sebagai kitab

Allah SWT 8) Menyebutkan cara beriman kepada kitab Al-Qur’an 9) Menjelaskan arti iman kepada rasul-rasul Allah SWT 10) Menjelaskan perbedaan antara nabi dan rasul 11) Menunjukkan sifat-sifat yang wajib, sifat mustahil, sifat jaiz

bagi rasul 12) Menyebutkan nama rasulrasul Allah yang wajib diketahui 13) Menjelaskan hikmah beriman kepada rasul Allah 14) Menyebutkan nama rasul yang menerima suhuf dan kitab 15) Menjelaskan pengertian sifat-sifat wajib bagi rasul 16) Menyebutkan sifat-sifat wajib yang dimiliki rasul 17) Menunjukkan dalil tentang sifat wajib rasul 18) Mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sifat-sifat wajib

rasul 19) Menyebutkan pengertian mukjizat, karamah, maunah dan irhas 20) Menunjukkan dalil/firman Allah tentang mukjizat yang

diturunkan Allah SWT

20

21) Menyebutkan contoh mukjizat yang diberikan pada para rasul seperti nabi Ibrahim AS, nabi isa AS, nabi musa AS, nabi Muhammad SAW

22) Menunjukkan dalil tentang mukjizat Allah yang diberikan kepada rasul-Nya

23) Menyebutkan persamaan dan perbedaan antara karamah, maunah dan irhas

24) Menjelaskan manfaat karamah, maunah dan irhas bagi orang yang menerimanya19

Itulah beberapa tujuan dari pmbelajaran akidah akhlak kelas

VIII di MTs An-Najah Sesela Gunungsari. Dari sini dapat di lihat

bahwa setelah guru melaksanakan pembelajaran dalam kelas yang

akan di dapatkan oleh siswa adalah seperti yang telah di jelaskan di

atas, itulah yang akan dicapai oleh siswa setelah menerima pelajaran

dari guru dalam kelas.

3. Guru Sertifikasi

a. Pengertian Guru Sertifikasi

Dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tantang Guru dan

Dosen pasal 1 ayat (1) yang dimaksud dengan “guru adalah pendidik

profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membembing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,

dan pendidikan menengah”.20

Selanjutnya Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (6) yang dimaksud dengan “pendidik

adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,

19 Silabus pembelajaran Akidah Akhlak kelas VIII MTs An-Najah Sesela 20 UU No. 14 Tahun 2005, Guru dan Dosen, (Jakarta: Sinar Grafika, 2014), h. 3

21

konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator

dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta

berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan”.21

Dari beberapa definisi mengenai guru yang telah di paparkan

di atas, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa guru merupakan

seseorang yang senantiasa menyampaikan berbagai informasi kepada

peserta didik setiap saat tanpa memiliki rasa capek dan bosan dalam

rangka mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam diri peserta

didik.

Dalam Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen, dikemukakan bahwa “sertifikasi adalah proses pemberian

sertifikat pendidik untuk guru dan dosen”.22

Dari uraian di atas maka dapat diartikan bahwa guru sertifikasi

adalah sesorang yang sudah profesional dalam bidangnya masing-

masing, dimana ketika melaksanakan pembelajaran di dalam kelas ia

sudah menguasai keterampilan-keterampilan dasar mengajar guru,

karna jika guru bersertifikasi tidak menguasai keterampilan tersebut

maka dapat dikatakan sertifikat pendidik yang di dapatkannya hanya

sebagai slogan untuk mengais rejeki tanpa mau meningkatkan

keprofesionalannya dalam pelaksanaan pembelajaran khususnya

dalam kelas.

21 UU No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional…, h. 2 22 UU No. 14 Tahun 2005, Guru dan Dosen…, h. 4

22

Dapat dipahami bahwa guru sertifikasi merupakan guru yang

telah melakukan uji sertifikasi dan diberikan sertifikat pendidik oleh

pemerintah, dari pemberian sertifkat tersebut guru diharapkan mampu

menjadi pengajar dan pendidik yang profesional yang kemudian dapat

membimbing siswanya ke dalam potensi yang akan membawanya ke

dalam keberhasilan.

b. Kompetensi Guru Sertifikasi

Dalam sistem dan proses pendidikan manapun, guru tetap

memegang peranan penting. Para siswa tidak mungkin belajar sendiri

tanpa bimbingan guru yang mampu mengemban tugasnya dengan

baik. Dalam hal ini, guru harus memiliki kompetensi-kompetensi yang

dapat menunjang keberhasilan proses pembelajaran.

Menurut Undang-undang No 14 Tahun 2005 pasal 1 ayat (10)

bahwa yang dimaksud dengan “kompetensi adalah seperangkat

pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati,

dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas

keprofesionalannya”.23 Selanjutnya pasal 8 mengatakan bahwa “guru

wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,

sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.24 Kemudian masih saling

berkaitan pasal 10 ayat (1) mengatakan bahwa “kompetensi guru

sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 8 meliputi kompetensi

23 UU No. 14 Tahun 2005, Guru dan Dosen…, h. 4 24 Ibid., h. 8

23

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”.25

Merujuk dari undang-undang pasal 10 ayat (1) tersebut maka

dapat kita lihat bahwa guru yang telah melakukan uji sertifikasi

kemudian diberikan sertifikat pendidik maka guru tersebut telah dapat

di katakan guru yang profesional dalam bidangnya.

Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan penelitiannya

kepada keempat kompetensi tersebut seperti yang telah di sebutkan

dalam undang-undang pasal 10 ayat (1) yaitu kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi

profesional. Alasan peneliti merangkum keempat kompetensi ini karna

seorang guru yang telah di sertifikasi dapat diberikan sertifikat

pendidik apabila telah menguasai keempat kompetensi-kompetensi

tersebut. Disini keempat kompetensi ini wajib hukumnya dikusai oleh

guru sertifikasi, karna pada praktiknya guru yang telah di sertifikasi

tersebut harus mampu menjadi panutan bagi para peserta didik dari

berbagai sisi, baik itu keilmuannya, cara mengajarnya, cara

berinteraksi dengan lingkungannya dan sebagainya.

Telah diketahui bahwa kompetensi pedagagik merupakan

kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik dalam artian guru

harus mempunyai pemahaman tentang peserta didiknya, sehingga

pada saat guru melaksanakan pembelajaran dalam kelas, guru dapat

25 Ibid,. h. 9

24

mengatasi siswa bila mana siswa tersebut bermasalah dalam

belajarnya.

Kompetensi kepribadian merupakan sebuah kemampuan yang

meliputi cara berbicara, tutur kata, sopan santun, dewasa, bijaksana

dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak

mulia. Pentingnya kompetensi ini dikuasai oleh guru karna guru dapat

membentuk kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik.

Berikutnya adalah kompetensi sosial yang merupakan sebuah

kemampuan dimana guru sebagai bagian dari masyarakat, yang harus

mampu berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat, dapat

menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara baik, dapat

bergaul secara santun dan efektif dengan peserta didik, sesama guru,

dengan orang tua siswa serta berkomunikasi secara santun dengan

masyarakat sekitar madrasah.

Selanjutnya yaitu kompetensi profesional merupakan

kemampuan dimana guru wajib menguasai materi pembelajaran secara

luas dan mendalam sehingga dapat membimbing peserta didik untuk

memenuhi standar kompetensi dan tujuan pembelajaran yang telah di

tetapkan.

Jadi dapat dipahami dari uraian ini bahwa untuk menjadi

seorang guru yang profesional harus menguasai kompetensi-

kompetensi seperti yang telah dipaparkan di atas. Seorang guru yang

telah lulus uji sertifikasi belum tentu menguasai serta menerapkan

25

kompetensi-kompetensi tersebut dalam proses belajar mengajar. Itulah

mengapa pembelajaran dikatakan berhasil apabila guru yang mengajar

betul-betul adalah guru yang profesional dalam bidangnya, bukan

hanya sekedar mengajar akan tetapi juga mendidik peserta didik agar

menjadi manusia yang berakhlak mulia seperti dalam tujuan

pendidikan nasional.

c. Keterampilan Dasar Mengajar Guru Sertifikasi

Keterampilan dasar mengajar guru merupakan salah satu

kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru. Sebab tanpa

adanya keterampilan dasar mengajar pada guru, maka akan sulit

mencapai tujuan dan hasil belajar yang maksimal.

C. Turney mengemukakan delapan jenis keterampilan dasar mengajar esensial yang mendukung dan sangat menentukan keprofesionalan guru mengajar, yakni “keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, dan mengajar kelompok kecil dan perorangan”.26 Menurut Purwiro, keterampilan mengajar adalah suatu kemampuan mengajar yang harus dimiliki oleh seorang pendidik (guru) sehingga mampu menguasai substansi (isi materi pelajaran) pada bidang studi yang diampu atau diajarkan. Lebih jauh ia menjelaskan bahwa keterampilan mengajar guru merupakan suatu keterampilan yang dapat menunjang keberhasilan dalam proses atau kegiatan belajar mengajar.27

Jadi keterampilan dasar mengajar ini penting untuk dikuasai

dengan baik oleh seorang guru, karna keterampilan ini akan sangat

26 Achsanuddin, Program Pengalaman Lapangan: Wahana Pembentukan Profesionalitas Guru, (Mataram: LEPPIM IAIN Mataram, 2013), h. 41

27 Lalu Mukhtar dan Hully, Profesi Keguruan: Tuntutan Bagi Para Pendidik, (Mataram: Alam Tara Institute, 2012), h. 42

26

menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dalam kelas, karna

dari guru lah peserta didik mendapatkan pendidikan yang tidak di

dapatkan di luar sekolah seperti pendidikan dan ilmu pengetahuan. Di

bawah ini akan dikemukakan beberapa keterampilan dasar mengajar

guru profesional yang akan di teliti lebih lanjut oleh peneliti, sebagai

berikut:

1) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

Membuka dan menutup pelajaran adalah dua macam

kegiatan yang harus dilakukan oleh guru pada saat membuka dan

mengakhiri kegiatan pembelajaran. Kegiatan membuka pelajaran

dilakukan guru tidak hanya pada awal masuk kelas saja, akan

tetapi setiap kali masuk dalam sub pembahasan baru. Membuka

pelajaran tidak cukup hanya dengan sekali akan tetapi dilakukan

berkali-kali sesuai dengan berapa banyak indikator pencapaian

yang telah disusun oleh guru tersebut. Tidak hanya itu kegiatan

menutup juga penting dilakukan oleh guru mengingat suatu proses

pembelajaran tidak hanya dibuka saja akan tetapi juga harus

ditutup supaya siswa mengetahui bahwa pelajaran yang dilakukan

pada saat itu telah selesai, maka perlu untuk guru menguasai

keterampilan membuka dan menutup pelajaran ini. “Menutup

pelajaran ialah kegiatan yang harus dilakukan guru setiap

27

menjelang akhir pelajaran untuk mengakhiri kegiatan inti

pembelajaran”.28

Adapun komponen-komponen keterampilan membuka

pelajaran antara lain: “Menarik perhatian, membangkitkan

motivasi, memberikan acuan, membuat kaitan”.29 Komponen

keterampilan menutup pelajaran: “meninjau kembali,

mengevaluasi dan tindak lanjut”.30

2) Keterampilan Bertanya

Keterampilan bertanya adalah suatu keterampilan dasar

mengajar dimana guru mengajukan pertanyaan kepada siswa baik

secara lisan maupun tulisan serta individu atau kelompok.

“Bertanya adalah ucapan verbal yang meminta respon dari

seseorang untuk memperolh informasi tentang sesuatu hal yang

belum diketahui dan dimengerti oleh si penanya untuk ia

ketahui”. 31 Guru harus menguasai keterampilan bertanya ini

dengan baik, karna dapat dipastikan bahwa dalam setiap kegiatan

pembelajaran akan terjadi kegiatan atau proses tanya jawab

tersebut.

Adapun keterampilan bertanya ini terdiri dari dua yaitu

keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut.

Berikut adalah komponen-komponen dari keduanya. Komponen

28 Achsanuddin, Program Pengalaman Lapangan…, h. 68 29 Ibid., h. 70-71 30 Ibid., h. 71 31 Ibid., h. 42

28

keterampilan bertanya dasar yaitu: “kejelasan pertanyaan,

pemberian acuan, pemusatan pertanyaa, pemindahan giliran,

penyebaran pertanyaan, pemberian waktu berfikir, pemberian

tuntunan”.32 Komponen keterampilan beranya lanjut yaitu:

“mengubah tingkatan kognitif, mengatur urutan pertanyaan,

menggunakan pertanyaan pelacak, meningkatkan interaksi”.33

Dari penguasaan keterampilan ini, maka guru akan mampu

meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik, menemukan

jawaban sendiri, dan memperoleh pengetahuan lebih banyak.

Selain itu, guru juga harus tahu bagaimana teknik bertanya dengan

baik sehingga pertanyaan yang dilontarkan bisa dijawab oleh

keseluruhan siswa, tidak mengarah kepada siswa yang pinar saja,

oleh karna itu guru diharapkan menguasai keterampilan bertanya

ini agar dapat menciptakan suasana kelas yang ramai dengan

potensi-potensi siswa yang cerdas.

3) Keterampilan menjelaskan

Keterampilan menjelaskan merupakan salah satu

keterampilan yang ikut mendukung dan membentuk

keprofesionalan guru dalam mengajar, karna tanpa menguasai

keterampilan menjelaskan ini maka guru tidak akan bisa

menjelaskan materi pelajaran kepada siswa. Pada umumnya proses

pembelajaran di kelas sebagian besar adalah berbicara yang

32 Ibid., h. 47-48 33 Ibid., h. 49-51

29

dilakukan oleh guru maupun siswa, akan tetapi kebiasaan yang

terlihat adalah pembicaraan di dalam kelas didominasi oleh guru,

maka dari itu guru harus menguasai keterampilan ini agar dapat

menjelaskan materi yang akan ia ajarkan. Adapun tujuan dari

keterampilan ini secara keseluruhan adalah untuk membantu siswa

dalam memahami pelajaran. Adapun komponen dari keterampilan

ini adalah “merencanakan penjelasan yang meliputi isi pesan dan

penerima pesan, menyajikan penjelasan yang meliputi kejelasan,

penggunaan ilustrasi atau contoh dan balikan”.34

Keterampilan mengajar guru cukup banyak ragamnya, akan

tetapi karna yang diteliti adalah keprofesionalan guru dalam

mengajar maka peneliti hanya memilih tiga dari delapan

keterampilan dasar mengajar guru. Jika keterampilan mengajar ini

diterapkan dengan baik, akan dapat meningkatkan hasil

pembelajaran dan menciptakan output yang berkualitas, sehingga

guru akan diakui sebagai guru profesional yang telah benar-benar

melakukan uji sertifikasi yang tidak hanya mengharapkan

kenaikan gaji semata akan tetapi benar-benar ingin diakui

kualitasnya sebagai guru profesional.

d. Dasar Hukum Sertifikasi Guru

Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 8, menyatakan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

34 Ibid., h. 63-66

30

mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kemudian pasal 11 menyatakan bahwa:

1) Sertifikat pendidik sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 diberikan kepada guru yang telah memiliki persyaratan.

2) Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah.

3) Sertifikasi pendidik dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel.

4) Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikasi pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan peraturan pemerintah.35

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 Pasal 1 menyatakan:

1) Sertifikasi bagi guru dalam jabatan adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dalam jabatan.

2) Sertifikat sebagaimana yang dimaksud dengan ayat (1) dapat diikuti oleh guru dalam jabatan yang memiliki kualifikasi akademik S1 atau Diploma Empat (D-IV).

3) Sertifikasi guru dalam jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh penrguruan tinggi yang menyelenggarakan program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan.36

G. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah yang

dilakukan untuk mendapatkan sebuah data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu. Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk menghasilkan

sesuatu yang di inginkan. Suatu penelitian tidak mungkin dapat dilakukan

tanpa metode, karna dari metode tersebut penelitian akan menjadi terarah dan

dilakukan secara sistematis, dengan demikian sebuah penelitian akan dapat

menghasilkan data yang diinginkan.

Penelitian adalah merupakan proses ilmiah yang mencakup sifat formal dan intensif. Karakter formal dan intensif karna mereka terikat dengan

35 UU No. 14 Tahun 2005, Guru dan Dosen…, h. 8-9 36 Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran…, h. 134

31

aturan, urutan, maupun cara penyajiannya agar memperoleh hasil yang diakui dan barmanfaat bagi kehidupan manusia. Intensif dengan menerapkan ketelitian dan ketepatan dalam melakukan proses penelitian agar memperoleh hasil yang dapat dipertanggungjawabkan, memecahkan problem melalui hubungan sebab dan akibat, dapat diulang kembali dengan cara yang sama dan hasil sama.37

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian

kualitatif. Penelitian ini merupakan suatu konsep secara menyeluruh yang

didalamnya terdapat metode atau cara kerja tertentu. Menurut Stauss dan

Corbin seperti yang dikutip oleh Nusa Putra mendefinisikan istilah

penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai “ jenis penelitian yang

temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan

lainnya”. 38 Jadi penelitian kualitatif merupakan hasil dari pengamatan

peneliti yang dituangkan ke dalam bentuk kata atau kalimat yang disusun

secara sistematis dan menjadi satu kesatuan yang utuh.

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif dapat

diartikan sebagai “prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan

menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian

(seorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang

berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya”. 39

37 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 4

38 Nusa Putra, Nining Dwilestari, Penelitian Kualitatif: Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 66

39 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada University, 1998), h. 63

32

Alasan mengapa peneliti menggunakan pendekatan penelitian

kualitatif adalah supaya dapat memahami dan menguraikan informasi

yang disampaikan oleh responden ke dalam bentuk kata-kata atau

kalimat-kalimat yang pada akhirnya akan menghasilkan sebuah

kesimpulan yang menggambarkan keadaan sekolah, guru serta peserta

didik atau siswanya, dan lebih memerlukan pengamatan dari peneliti serta

untuk lebih dekat dengan responden sehingga ketika mengumpulkan

informasi lebih mudah dan tidak terlalu mendapatkan kesulitan.

2. Kehadiran Peneliti

Penelitian kualitatif ini memiliki ciri dimana peneliti merupakan

instrumen kunci, jadi dapat dipahami bahwa keberhasilan penelitian

dengan menggunakan pendekatan kualitatif ini sangat didukung oleh

kehadiran atau keberadaan si peneliti itu sendiri di dalam lapangan tempat

ia meneliti. Disini peneliti langsung terjun kelapangan tanpa campur

tangan dari orang lain. Adapun peran peneliti yang dikatakan sebagai

instrument kunci adalah peneliti melakukan penelitian secara langsung

tanpa bantuan orang lain, mengumpulkan data, kemudian setelah data

terkumpul maka langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi atau

mengelompokkan data, dan menjadi penentu penelitian di lapangan.

Kenapa di sini perlu kehadiran peneliti secara langsung di lapangan,

bukan karena untuk mempengaruhi subyek, akan tetapi supaya

mendapatkan data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan, karena

pendekatan penelitian kualitatif ini lebih mengutamakan si peneliti untuk

33

berbicara langsung kepada orang-orang yang dianggap menjadi bahan

untuk di teliti. Jika peneliti kurang berpartisipasi dalam lapangan, maka

tidak akan bisa mendapatkan informasi yang akurat, karna jika peneliti

hanya melakukan wawancara sekali saja informasi yang diberikan oleh

responden belum tentu dapat langsung diterima, karena bisa jadi dihari

berikutnya informasi yang diberikan oleh responden akan berbeda

tergantung dari situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan. Oleh karena

itu, kehadiran peneliti sangat mendukung keberlangsungan serta

keberhasilan penelitian tersebut. Maka dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan metode observasi, interview (wawancara) dan

dokumentasi.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Tsanawiyah An-Najah Sesela

Gunungsari Lombok Barat. Jalan Raya sesela kecamatan Gunungsari

kabupaten Lombok Barat. Secara geografis MTs An-Najah ini menempati

lokasi yang strategis dan dapat dijangkau dengan mudah, baik dengan

menggunakan alat tranportasi maupun oleh pejalan kaki. Peneliti memilih

lokasi tersebut dengan berbagai pertimbangan yaitu selain madrasah ini

merupakan madrasah tertua di daerah tersebut juga terdapat guru akidah

akhlak yang telah di sertifikasi. Kemudian kondisi nyata guru akidah

akhlak yang telah bersertifikasi di kelas VIII madrasah tersebut belum

sepenuhnya memiliki keterampilan dalam kegiatan pembelajaran

34

berdasarkan landasan teori. Itulah mengapa peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian di madrasah tersebut.

4. Sumber Data

Sumber data merupakan tempat ditemukannya data-data yang

akan ditulis. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah: (1) data

primer yaitu data yang diperoleh dari sumber utama. Disini yang menjadi

sumber utama adalah guru akidah akhlak yang telah di sertifikasi, dan (2)

data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua atau ketiga.

Data ini dapat diperoleh dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen

atau informasi yang berkaitan dengan fokus yang diteliti yaitu bagaimana

keefektifan guru akidah akhlak bersertifikasi dalam pelaksanaan

pembelajaran di kelas VIII MTs An-Najah. Disini sumbernya adalah

siswa dan siswi kelas VIII MTs An-Najah.

5. Prosedur Pengumpulan Data

a. Observasi atau pengamatan

Observasi adalah “melakukan pengamatan secara langsung

terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki, baik itu pengamatan

yang dilakukan di dalam situasi sebenarnya maupun situasi buatan

yang sengaja diadakan”. 40 Observasi ada dua macam: “ (1) observasi

partisipatif (langsung) yaitu peneliti terlibat langsung dan mengambil

bagian dalam situasi dari orang-orang yang di observasi, (2) observasi

40 Ahmad Usman, Mari Belajar Meneliti, (Yogyakarta: Indonesia, 2008), h. 283

35

non partisipatif (tidak langsung) yaitu peneliti tidak terlibat langsung

dalam situasi yang di observasi, tetapi hanya sebagai penonton”. 41

Sehubungan dengan data yang dicari adalah data tentang

bagaimana keefektifan cara mengajar atau pelaksanaan pembelajaran

yang dilakukan oleh guru sertifikasi dalam kelas maka disini peneliti

lebih menggunakan jenis observasi non partisipatif, alasannya karna

peneliti ingin secara langsung melihat bagaimana proses pelaksanaan

pembelajaran di dalam maupun di luar kelas. Artinya peneliti

melakukan pengamatan di dalam dan di luar kelas, dimana ketika

peneliti melakukan pengamatan di dalam kelas, peneliti hanya

mengamati saja tidak untuk ikut mengajar, hal ini dilakukan untuk

mendapatkan informasi atau gambaran yang akurat tentang data yang

dicari.

b. Interview (wawancara)

Interview merupakan “alat pengumpul informasi dengan cara

mengajukan sejumlah pernyataan secara lisan untuk dijawab secara

lisan pula. Ciri utama dari interview adalah kontak langsung dengan

tatap muka antara pencari informasi (interviewer) dan sumber

informasi (interviewee)”. 42

Interview atau wawancara terdiri dari beberapa jenis yaitu

“wawancara terstruktur, wawancara semiterstruktur dan wawancara

41 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 227-228

42 Amirul Hadi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: pustaka Setia, 2005), h.135

36

tak berstruktur”. 43 Jadi disini sehubungan dengan data yang dicari

adalah data tentang keefektifan guru bersertifikasi dalam pelaksanaan

pembelajaran maka peneliti menggunakan jenis wawancara tak

berstruktur. Sebelumnya telah dilakukan observasi non partisipatif

yaitu peneliti melakukan pengamatan baik di dalam maupun di luar

kelas, sebagai pendukung data yang telah di dapatkan dari hasil

observasi tersebut dilakukanlah wawancara yang jenisnya tak

berstruktur, jenis wawancara ini dipilih karna peneliti turun

kelapangan dengan tidak membawa pertanyaan yang telah di susun

sebelumnya, akan tetapi setelah melihat situasi dan kondisi tempat

penelitian itu berlangsung akan dengan sendirinya pertanyaan itu

muncul. Jadi disini peneliti tidak membuat pertanyaan terlebih dahulu

akan tetapi pertanyaan itu akan sesekali muncul setelah dilakukan

pengamatan.

c. Dokumentasi

Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa metode dokumentasi

adalah “suatu cara atau teknik pengumpulan data untuk menyelidiki

benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, catatan

harian dan lain-lain sebagainya”. 44 Jadi dalam hal ini, peneliti

mengambil data-data yang dibutuhkan seperti sejarah berdirinya,

struktur organisasinya, keadaan guru, siswa dan lain-lain.

43 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D…, h 233 44 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik), (Jakarta: PT. Bina

Aksara, 1986), h. 48

37

6. Teknik Analisis Data

Setelah melakukan berbagai prosedur atau langkah-langkah dalam

pengumpulan data, maka selanjutnya adalah menganalisis data-data yang

telah di peroleh dari berbagai cara yang telah digunakan dalam proses

pengumpulan data. Analisis dibutuhkan untuk menyusun data yang telah

di peroleh secara sistematis sehingga mudah untuk dipahami dan di

pertanggugjawabkan.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam ketegori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.45

Dalam menganalisis data peneliti menggunakan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu di catat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan kepada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Seduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti computer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.46

45 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D…, h. 244 46 Idib., h. 247

38

b. Penyajian data

Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya adalah

pemaparan atau penyajian data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian

data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan,

dan sejenisnya. Pemaparan data yang dilakukan dalam penelitian ini

berupa teks naratif. Sistematika pemaparan data mengikuti urutan

fokus penelitian dan dengan memperhatikan teknik analisis yang

dipergunakan.

c. Verifikasi

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bikti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang ditemukan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke palangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.47

7. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan data yang telah diperoleh maka

peneliti menggunkan beberapa teknik antara lain:

a. Triangulasi

Triangulasi adalah “ teknik pemeriksaan atau pengecekan

keabsahan data dengan menggunakan banyaknya sumber data, banyak

47 Ibid., h. 252

39

metode/teknik pengumpulan untuk konfirmasi data, banyak waktu dan

banyak penyidik atau investigator”. 48

Berikut akan dipaparkan beberapa jenis triangulasi, sebagai

berikut:

1) Triangulasi Sumber berarti membandingkan dan mengecek balik informasi atau data yang diperoleh dari sumber/informan yang berbeda.

2) Triangulasi metode berarti membandingkan dan mengecek kembali informasi atau data yang diperoleh dari metode pengumpulan data yang berbeda-beda.

3) Triangulasi teknik berarti membandingkan data dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu di cek dengan observasi, dokumentasi atau kuesioner.49

Jadi dari ketiga jenis triangulasi ini, peneliti menggunakan dua

saja yaitu triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Alasannya adalah

karna dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa sumber

oleh karnanya peneliti akan membandingkan sumber yang telah

digunakan dengan sumber-sumber yang lain. Selanjutnya dalam

penelitian ini peneliti menggunakan prosedur pengumpulan data

dengan observasi, wawancara dan dokumentasi, jadi dari ketiga ini

peneliti akan mengecek atau membandingkan masing-masing data

yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi

tersebut.

48 Nurul Ulfatin, Metode Kualitatif di Bidang Pendidikan: Toeri dan Aplikasinya, (Malang: Bayumedia Publishing, 2013), h. 271

49 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D…, h. 274

40

b. Kecukupan referensi

“Kecukupan referensi adalah bukti-bukti sebagai bukti

pendukung untuk membuktikan data yang ditemukan peneliti”. 50

Bahan tersebut antara lain catatan di lapangan, transkrip wawancara,

alat bantu perekem dan lain-lain.

50 Sugeng Pujilaksono, Metode Penelitian Komunikasi Kualitattif, (Malang: Kelompok Intrans Publishing, 2015), h. 274

41

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya MTs An-Najah Sesela

Yayasan pondok pesantren Al-Halimy ini merupakan pondok

pesantren yang di dirikan oleh TGH Abdul Halim pada tahun 1984, TGH

Abdul Halim ini merupakan pendiri sekaligus perintis dari pondok

pesantren tersebut. Alasan beliau mendirikan ponpes tersebut pada

awalnya merupakan alasan yang sama dengan pendiri ponpes-ponpes

yang lain yaitu ingin memberikan layanan pendidikan untuk masyarakat

setempat yang pada masa itu masyarakat disana merupakan masyarakat

yang kekurangan pendidikan, didirikanlah ponpes tersebut untuk

menciptakan masyarakat yang berpendidikan. Status tanah yayasan ini

merupakan tanah wakaf yang luasnya 775 m2 dan luas bangunan 335 m2.

Madrasah tsanawiyah An-Najah ini berdiri pada tahun 1970 dan langsung

diresmikan pada tahun itu juga, madrasah ini sudah mengalami tiga kali

pergantian pemimpin yaitu yang pertama adalah Ilyas yang menjabat pada

tahun 1972 sampai dengan tahun 2000, kedua atas nama H. Syukri yang

menjabat mulai dari tahun 2000 hingga 2010 dan yang ketiga adalah H.

Junaedi, S.Pdi yang menjabat dari tahun 2010 hingga sekarang.51

51 Wawancara dengan Ahmad Muhalli, S.Pdi selaku guru di MTs An-Najah, tanggal 07 November 2016 pukul 09.48

42

2. Letak Geografis MTs An-Najah Sesela

MTs An-Najah Sesela berlokasi ditempat yang sangat strategis,

yaitu dipinggir Jalan Raya Sesela, Kec. Gunungsari, Lombok Barat. MTs

An-Najah sesela, secara geografis termasuk sekolah yang mempunyai

letak di tepi jalur transportasi umum sehingga mudah di jangkau oleh

setiap anggota masyarakat yang ingin menyekolahkan putra-putrinya.

Sebagai gambaran tambahan, Siswa-siswi MTs. An-Najah Sesela Kebun

Indah tidak hanya terdiri dari anggota masyarakat setempat, melainkan

datang dari berbagai kabupaten dan kota baik Lombok Barat, Lombok

Utara maupun dari luar seperti Sumbawa, Bali, Jawa, yang ada di wilah

Indonesia.

Secara administratif, letak geografis MTs An-Najah sesela adalah

Jarak dari Kecamatan gunungsari < 1 km arah utara, Jarak Ibukota

Kabupaten Lombok Barat ± 10 km arah selatan, dan jarak dari Ibukota

Propinsi Nusa Tenggara Barat (Kodya Mataram) ± 4 km arah selatan.

Adapun batas wilayah MTs An-Najah Sesela Gunungsari Lombok Barat

sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Jalan Raya dan dusun Sesela Kebun

Indah.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan sungai dan persawahan

c. Sebelah Timur berbatasan dengan perumahan penduduk Sesela Kebun

Indah RT. 09.

43

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Perumahan Penduduk Trong Tawah

Desa Sesela Kec. Gunungsari Lobar Barat.52

3. Visi dan Misi MTs An-najah Sesela

Madrasah tsanawiyah An-Najah ini tidak berbeda jauh dengan

madrasah atau sekolah-sekolah lainnya yang ingin mewujudkan apa yang

menjadi cita-cita dari dibangunnya madrasah tersebut serta keinginan atau

harapan dari masyarakatnya. Hal ini dirumuskan dalam bentuk visi dan

misi madrasah tersebut yaitu:

a. Visi

Mewujudkan santri yang berprestasi, terampil dan berakhlak mulia

berdasarkan iman dan taqwa.

b. Misi

1) Mengoptimalkan pembelajaran, perbaikan dan pengayaan serta

bimbingan secara efektif dan efisien.

2) Membantu Santriwan dan Santriwati untuk mengembangkan

potensi diri dan sifat kemandirian.

3) Menumbuhkembangkan minat dan kreatifitas Santriwan dan

Santriwati melalui program ekstrakurikuler.

4) Menumbuhkan rasa tanggung jawab sehingga dapat membina

Santriwan dan Santriwati secara efektif sesuai dengan bakat dan

kreatifitas yang dimiliki.

52 Dokumentasi. Letak geografis MTs An-Najah Sesela. Dikutip 30 Oktober 2016

44

5) Menciptakan dan menjadikan lingkungan sekolah yang aman,

bersih, indah dan harmonis serta saling menghargai satu sama lain.

6) Mengoptimalkan pengamalan akhlaq mulia bagi semua warga

madrasah.53

4. Struktur Organisasi MTs An-Najah Sesela

Sebagaimana suatu lembaga organisasi, struktur organisasi harus

ada sebagai gambaran bahwa suatu lembaga tersebut terorganisasi atau

terkelola dengan baik dengan pembagian tugas dalam lembaga tersebut.

Demikian pula dengan lembaga pendidikan formal sudah seharusnya ada

pembentukan struktur organisasi tersebut. Untuk lebih jelasnya struktur

organisasi MTs An-Najah Sesela ini berikut disajikan dengan bagan

organisasi sebagai berikut:

53 Dokumentasi. Visi dan Misi MTs An-Najah. Di kutip tanggal 30 Oktober 2016

45

Gambar 2.1 Struktur Organisasi

Madrasah Tsanawiyah An-Najah Sesela54

54 Dokuntasi. Struktur Organisasi MTs An-Najah. Dikutip tanggal 30 Oktober 2016

46

5. Keadaan Sarana dan Prasarana MTs An-Najah Sesela

Sarana dan prasarana sebagai lingkungan fisik tempat belajar

meliputi keadaan ruangan, rata ruang dan berbagai situasi fisik yang ada

di sekitar kelas atau sekitar tempat berlangsungnya proses belajar

mengajar, sarana dan prasarana ini dapat menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi situasi belajar.

Untuk memperlancar proses pembelajaran yang dilaksanakan, MTs

An-Najah Sesela didukung oleh fasilitas-fasilitas penunjang yang turut

memberikan kontribusi besar atas suksesnya pendidikan yang dijalankan.

Sarana dan prasarana fisik yang di miliki MTs An-Najah Sesela berupa

gedung tempat belajar, ruang kantor kepala madrasah, ruang guru, ruang

TU, ruang kelas, ruang BP, ruang osis, ruang UKS, perpustakaan, lab

komputer, aula serta beberapa sarana fisik lainnya.

Secara sistematis, uraian tentang fasilitas penunjang pelaksanaan

pendidikan di MTs An-Najah Sesela dipaparkan dalam tabel sebagai

berikut:

Tabel 2.1 Data Sarana dan Prasarana MTs.An-Najah Sesela Kebun Indah55

NO FASILITAS JUMLAH KET 1 2 3 4

FASILITAS GEDUNG 1 2 3 4 5

Ruang Kamad Ruang Guru Ruang Tata usaha Ruang Belajar Ruang BP

1 lokal 1 lokal 1 lokal 9 lokal 1 lokal

Kondisi baik Kondisi baik Kondisi baik Kondisi baik Kondisi baik

55 Dokumentasi. Data sarana dan prasarana MTs An-Najah. Dikutip tanggal 30 Oktober 2016

47

6 7 8 9 10 11 12 13

Ruang Osis Ruang UKS Perpustakaan Lab.Komputer Gudang Aula Kamar Kecil/WC Ruang Penjaga

1 lokal 1 lokal 1 lokal 1 lokal 1 lokal

1 lokal 7 kamar 1 kamar

Kondisi baik Kondisi baik Kondisi baik Kondisi baik Kondisi baik Kondisi baik Kondisi baik 1 & rusak 6 Kondisi Baik

NO FASILITAS JUMLAH KET

1 2 3 4

FASILITAS MEUBELAR

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Meja Kepala Madrasah Meja Guru Meja Tata Usaha Korsi dan Meja Siswa Meja BP Meja Osis Rak Buku Meja Komputer Lemari Kelas Lemari Guru Lemari TU Kursi Tamu

1 Buah 1 Buah 5 Buah 350 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 14 Buah 6 Buah 1 Buah 2 Buah 2 Stel

Kondisi Baik Kondisi Baik Kondisi baik Kondisi baik Kondisi baik Kondisi baik Kondisi baik Kondisi baik Kondisi baik Kondisi baik Kondisi baik Kondisi baik

FASILITAS ELEKTRONIK DAN PERLENGKAPAN PRAKTIKUM

1 2 3 4 5 6 7 8

Peralatan Peraktikum IPA Komputer Printer TV Tip Rekorder Alat Seni Jam dinding

1 Perangkat 1 Perangkat 14 Buah 8 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Set 5 Buah

Kondisi baik Kondisi baik Kondisi baik 4 K. Baik & 4 Rusak Kondisi baik Kondisi baik Kondisi baik Kondisi Baik

Dari tabel pertama ini dapat dilihat bahwa sebagian besar sarana

dan prasarana atau fasilitas dari MTs An-Najah ini berkondisi baik dan

layak untuk digunakan.

48

6. Keadaan Siswa MTs An-Najah Sesela

Dalam proses belajar mengajar, siswa menduduki peran yang cukup

penting dalam rangka mengukur bermutu atau tidaknya suatu pendidikan.

Oleh karna itu, peran aktif dari peserta didik mutlak di perlukan dalam

proses belajar mengajar dalam kelas.

Salah satu komponen dasar dalam suatu lembaga pendidikan adalah

siswa, mereka akan menentukan besar kecilnya atau berkembang tidaknya

suatu lembaga pendidikan itu sendiri, karna pada dasarnya peserta

didiklah yang menjadi obyek pendidikan, sebab jika peserta didik tidak

ada maka proses belajar mengajar pun tidak akan dapat dilaksanakan.

Sebagai sebuah lembaga pendidikan formal, MTs. An-Najah sesela

merekrut santriwan dan santriwati dari berbagai wilayah yang ada di

Lombok Barat, Bali dan pulau jawa yang ada di Indonesia. Secara lebih

rinci paparan tentang keadaan Santriwan dan Santriwati MTs An-Najah

Sesela dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel 2.2 Data Jumlah Siswa MTs An-Najah Sesela 2015/201656

Kls VII

Jml Kls VIII

Jml Kelas IX

Jml Total

Jumlah 1+2+3 L P L P L P

122 104

226 83 72 155 92 99 191 572

Dari tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah siswa di MTs

An-Najah Sesela secara keseluruhan berjumlah 572 yang terdiri dari laki-

56 Dokuntasi. Data keadaan siswa. Dikutip tanggal 30 Oktober 2016

49

laki sebanyak 297 orang dan perempuan sebanyak 275 orang yang terbagi

dalam 24 kelas yaitu 9 kelas untuk kelas VII, 7 kelas untuk kelas VIII dan

8 kelas untuk kelas IX.

7. Data Keadaan Guru dan Pegawai MTs An-Najah Sesela

Untuk menyukseskan tujuan dan target yang diinginkan, MTs.An-

Najah Sesela memiliki tenaga pengajar dan tata usaha yang profesional

dibidangnya masing-masing. Untuk lebih jelasnya, berikut dipaparkan

tenaga pengajar dan tata usahawan di Madrasah Tsanawiyah An-Najah

Sesela dalam bentuk tabel berikut.

Tabel 3.1 Data Pengajar dan Tata Usaha MTs An-Najah Sesela57

N0 Nama Guru L/P Jabatan

Mulai Bertugas

Mata Pelajaran

1 Drs.Tgh.Munajib Khalid L Pembina Yayasan 1 Juli 1984 Qur’an Hadits 2 TGH.Suhaely, S.Pd.I L Pembina 1 Juli 1984 Aqidah Akhlaq 3 TGH.M.Rasyidi,S.Pd.I L Pembina 1 Juli 1986 Bahasa Arab 4 A.Mutammam,Lc.MA L Ketua Yayasan 1 Juli 1996 Seni Budaya 5 H.Junaedi, M.Pd.I L Kepala MTs.An 1 Juli 1990 SKI

N0 Nama Guru L/P

Jabatan Mulai Bertugas

Mata Pelajaran

6 Asmuin, S.Pd.I L Kepala TU MTs.An 1 Juli 1990 Bahasa

Indonesia

7 M.Tauhid, A.Md L Bendahara MTs.An 1 Juli 1994 Aqidah Akhlaq

8 Ahmad Mahali, S.Pd.I L Guru Tetap Yayasan (GTY)

1 Juli 1990 SKI

9 Ach. Humaidi, S.Pdi L Guru Tetap Yayasan (GTY)

1 Juli 1992 Al-Qur’An Hadis

10 Drs. H. Syukri L Wali Kelas 1 Juli 1992 Fiqih

11 Drs. H. Akhyarudin L Guru Tetap Yayasan (GTY)

1 Juli 1986 Fiqih

57 Dokumentasi, file. Data pengajar dan tata usaha MTs An-Najah. Dikutip tanggal 30 Oktober 2016

50

12 Mashul L Waka Sarana Prasarana

1 Juli 1996 Mulok

13 Kazwini, S. Hum L Waka Kurikulum 1 Juli 2005 Bahasa Inggris 14 H.Faedullah, SS L Waka Kesiswaan 1 Juli 2007 Bahasa Inggris 15 Samsul Rizal, S.Pdi L Wali kelas 1 Juli 2007 Akidah akhlak 16 Sunawir, S.HI L Waka Humas 1 Juli 2007 PKn/IPS

17 Ahmad Sujai, S.Pdi L Guru Tetap Yayasan (GTY)

1 Juli 1993 Seni Budaya/SKI

18 H. Wari Zakadiny, S.Pdi L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2000 Fiqih

19 Syaekhudin, S.Pdi L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2006 Matematika

20 Syaeful Bohari, S.Pdi L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2006 Mulok

21 Munawir S.Pdi L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2008 BK

22 Ahmad Ripai L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 1997 Keterampilan

23 Mujiburrahman, S.Pdi L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2007 Seni budaya

24 Sanusi, S.Pd L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2004 Penjas

25 Akhmad Hasimudin, S.Pdi

L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2006 Nahwu/Sharef

26 Ahmad Ilham,S.Pd Wali Kelas 1 Juli 2006 Bahasa Inggris

N0 Nama Guru L/P

JABATAN Mulai Bertugas

Mata Pelajaran

27 Khairil Anwar, S.Pd.I L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2000 Qur’an Hadits

28 Ruslan, S.Pd.I L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2007 Penjas

29 Suardi, S.Pd.I L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 1998 S B K

30 Mirsani, Lc L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 1995 Muhadatsah

31 Hadrian, S.HI L Wali Kelas 1 Juli 2003 I P S

32 Ziaurrahman, S.Pd L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2010 Matematika

33 Burhanudin, S.Pd.I L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2010

Pengembangan diri

34 Muzakkir, S.Pd.I L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2009

Pengembangan diri

35 Saefurrahman, SE L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 208 Tikom

51

36 Supratman, S.Pd L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2009

Bahasa Indonesia

37 Pathul Karim, S.Ag L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2000

Bahasa Indonesia

38 Fauzul Azmi, S.Pd.I L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2009 Ilmu Fara-id

39 Dra.Hj.Hikmah P Guru Tetap Yayasan (GTY) / Wali Kelas

1 Juli 2000 Bahasa Arab

40 Marhamah, S.Pd.I P Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 198 Nahu/Sharef

41 Sabtiyah, S.Pd.I P Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 1994

Pengembangan diri

42 Chusnul Chotimah,S.Hum P Laboran 1 Juli 2005 Tikom

43 Siti Rusmiati, S.Pd P Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2003 Bahasa Inggris

44 Sadrahwati, S.Pd.I Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2004 Matematika

45 Tazreiyah, S.Pd.I Staf Tata Usaha 1 Juli 2004 Bahasa Indonesia

46 Nurul Azmi, S.Pd.I Staf Tata Usaha 1 Juli 2004 I P S

47 Novita Sasmida, S.Pd Guru Tetap Yayasan (GTY) / Wali Kelas

1 Juli 2008 I P A

N0 Nama Guru L/P Jabatan

Mulai Bertugas

Mata Pelajaran

48 Baiq Hilmiatun, S.Pd Guru Tetap Yayasan (GTY) / Wali Kelas

1 Juli 2006 I P A

49 Fauziah, S.Pd.I Guru Tetap Yayasan (GTY) / Wali Kelas

1 Juli 2006 Bahasa Indonesia

50 Musyawarah, S.Pd.I P Guru Tetap Yayasan (GTY) / Wali Kelas

1 Juli 2009 PKn

51 Isni Hamdiana, S.Pd P Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2009 Matematika

52 Baitirrohi, S.Pd P Guru Tetap Yayasan (GTY) / Wali Kelas

1 Juli 2000 I P S

53 Yuyun Arini, SE P Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2009 I P S

54 Lutfiani, A.Md P Guru Tetap Yayasan (GTY)

1 Juli 2009 PKn

55 Zaenab, S.Pd P Guru Tetap Yayasan (GTY)

1 Juli 2009 I P A

52

B. Efektivitas guru akidah akhlak yang telah disertifikasi dalam

pelaksanaan pembelajaran di kelas VIII MTs An-Najah

Hakikatnya, sertifikasi guru merupakan salah satu program pemerintah

dalam rangka meningkatkan kualitas serta kreativitas para guru untuk mampu

melaksanakan atau mengaktualisasikan potensi dirinya dan mampu

melaksanakan tugasnya sebagai guru yang telah disertifikasi secara lebih

optimal dan maksimal dalam rangka melaksanakan pembelajaran yang

bermutu dan berkualitas.

Terkait dengan fokus penelitian yaitu efektivitas guru akidah akhlak

yang telah disertifikasi dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, maka

seperti yang telah tercantum dalam teori yaitu ada empat indikator untuk

mengukur keefektifan suatu pembelajaran yang diterapkan guru dalam kelas

antara lain yaitu kualitas pembelajaran, kesesuaian tingkat pembelajaran,

insentif dan waktu. Berdasarkan hal tersebut, jadi keempat indikator

efektivitas inilah yang akan diperdalam oleh peneliti.

Berdasarkan data yang ditemukan dalam proses penelitian, yaitu dari

hasil observasi dan wawancara maupun dokumentasi yang berkenaan dengan

efektivitas guru bersertifikasi dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Kualitas pembelajaran.

Kualitas pembelajaran yang dimaksud disini adalah seberapa besar

kadar informasi yang disajikan oleh guru besertifikasi ketika ia mengajar

dalam kelas sehingga peserta didik dapat dengan mudah memahami

53

tentang apa yang mereka pelajari. Dalam hal ini Samsul Rizal selaku guru

akidah akhlak yang telah disertifikasi di MTs An-Najah Sesela

mengatakan bahwa “kualitas pembelajaran merupakan suatu prestasi yang

diraih oleh guru ketika mengajar dalam kelas, artinya kami sebagai guru

mampu membuat suasana kelas menjadi aktif dan memberikan

kenyamanan belajar bagi para siswa”.58

Guru tersebut berpemahaman bahwa kualitas pembelajaran itu

dilihat dari kemampuan guru membuat suasana kelas menjadi aktif dan

dapat memberikan kenyamanan belajar bagi peserta didiknya. Selanjutnya

ia mengaemukakan:

Informasi yang saya sampaikan kepada para siswa tidak terluput dari materi yang ada dalam buku paket pegangan guru, mengapa saya lakukan demikian, karna supaya para siswa tidak merasa kebingungan ketika membaca buku paketnya, artinya semua apa yang saya jelaskan semuanya terdapat di dalam buku tersebut.59

Jadi disini dapat disimpulkan bahwa kadar informasi yang guru

tersebut sampaikan ketika mengajar dalam kelas berpatokan pada buku

pegangan guru. Peneliti memahami alasan dari guru tersebut, akan tetapi

disini kualitas pembelajaran yang dimaksud adalah seberapa besar kadar

informasi yang guru tersebut sajikan dan berikan kepada siswa, dimana

siswa dapat dengan mudah mempelajari dan memahami secara luas dan

mendalam apa yang sedang mereka pelajari. Jadi ketika guru hanya

berdiam dengan menggunakan satu buku saja maka dapat dipastikan

58 Wawncara, Samsul Rizal, S.Pdi (guru akidah akhlak yang telah disertifikasi kelas VIII),

tanggal 27 Maret 2017, pukul 13.51 59

Wawncara, Samsul Rizal, S.Pdi (guru akidah akhlak yang telah disertifikasi kelas VIII),

tanggal 27 Maret 2017, pukul 13.57

54

pengetahuan siswa hanya sampai disitu saja tidak secara meluas, karna

mereka hanya berpatokan menggunakan buku yang mereka pegang.

Sehubungan dengan ini, peneliti juga telah melakukan wawancara

dengan beberapa siswi kelas VIII MTs An-Najah, Tawadi’ah misalnya

mengetakan “guru menjelaskan sesuai dengan isi buku yang kami pegang,

jarang bapak menjelaskan yang lain yang tidak ada dibuku”. 60 Hal senada

juga dikemukakan oleh Fiqi Ridho Rahmani “kalau masuk jam akidah

akhlak guru menerangkan seperti isi buku, kami tinggal membaca saja”.61

Dari hasil wawancara diatas sudah jelas bahwa guru akidah akhlak

ini ketika menjelaskan materi pelajaran hanya berpatokan pada satu buku

yaitu buku pegangannya saja.

Dalam hal ini peneliti telah melakukan observasi dari hasil

wawancara dengan guru maupun siswa diatas, dan hasil pengamatan

peneliti yaitu ketika guru bersertifikasi ini menjelaskan pelajaran di kelas

hanya berpatokan pada buku paket saja, dimana kebanyakan siswinya

langsung membaca di buku tersebut dan tidak mendengarkan penjelasan

dari gurunya karena pada dasarnya apa yang dijelskan sudah tercantum

semuanya dalam buku. Banyak siswi yang pasif dalam artian pengetahuan

yang mereka terima selama jam pelajaran akidah akhlak berlangsung

hanya sampai di buku itu saja tidak secara luas dan mendalam. Guru

bersertifikasi tersebut hanya menggunakan buku pegangan guru saja dan

60 Wawancara, Tawadi’ah (siswi kelas VIII

D MTs An-Najah), tanggal 27 Maret 2017, pukul

14.06 61

Wawancara, Fiqi Ridho Rahmani (siswi kelas VIIID MTs An-Najah), tanggal 27 Maret

2017, pukul 14.10

55

tidak menggunakan buku-buku lain yang relevan dengan materi pelajaran

yang sedang berlangsung untuk menambah pengetahuan para peserta

didiknya.62

Selanjutnya, mengenai langkah-langkah pembelajaran yang

diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, guru akidah akhlak

mengatakan:

Dalam proses pembelajaran saya menciptakan suasana kelas yang cukup aktif, siswa 80% aktif, sebagian besar siswa saya dalam kelas selalu melontarkan pertanyaan jika ada hal yang mereka tidak pahami. Dalam kegiatan membuka pelajaran, saya lebih banyak memberikan motifasi dan memberikan contoh perilaku yang dapat diikuti oleh siswa, karna pelajaran akidah akhlak merupakan mata pelajaran yang berkaitan dengan masalah bagaimana cara berperilaku kepada Allah dan sesama manusia. Lalu pada kegiatan melaksanakan, saya lebih menggunakan metode tanya jawab dan diskusi untuk memacu pemikiran siswa sehingga mereka bisa berekspresi semaksimal mungkin, sesekali saya mengajak mereka untuk belajar di luar kelas sehingga mereka tidak merasa jenuh. Dan kegiatan menutup saya menyimpulkan hasil diskusi dan mengucapkan salam.63

Dari ungkapan tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan

pembalajaran yang dilakukan oleh guru akidah akhlak yang telah di

sertifikasi ini cukup baik serta telah mengikuti urut-urutan dalam RPP

yang telah disusun sebelumnya.

Khiaratul Jinani salah satu siswi kelas VIII MTs An-Najah

mengatakan bahwa “kalau ustad rizal masuk selelu membawa salam dan

mengabsen kami semua, sering kami diajak belajar diaula sekolah terus

62 Observasi dari tanggal 30 Oktober 2016 s/d 27 Maret 2017

63 Wawancara dengan Samsul Rizal, S.Pdi (guru akidah akhlak yang telah di sertifikasi kelas VIII), tanggal 30 Oktober 2016, pukul 16.19

56

menyuruh kami untuk melihat ciptaan Allah”.64 Selanjutnya Habibatul

Jannah juga mengetakan hal yang serupa bahwa “biasanya selesai

menjelaskan bapak bertanya sama kita, terus bagi kelompok ngerjain

tugas”.65 Dari wawancara ini dapat diketahui bahwa guru akidah akhlak

tersebut telah melakukan pembelajaran sesuai dengan rancangan kegiatan

pembelajaran yang ia buat.

Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan

penelitian yang berkenaan dengan langkah pmbelajaran yang diterapkan

dalam pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yaitu ditemukan bahwa

pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru akidah akhlak yang

bersertifikasi cukup baik, guru akidah akhlak yang bersertifikasi dapat

membangun komunikasi yang baik dengan siswanya, akan tetapi banyak

siswa yang pasif karena materi yang dijelaskan tidak meluas karena hanya

berpatokan pada buku yang dimiliki oleh guru maupun siswa. Guru

tersebut sesekali mengajak siswa untuk belajar di aula madrasah,

kemudian memerintahkan siswa untuk mengamati ciptaan Allah SWT.66

Berdasarkan pada uraian diatas menunjukkan bahwa pelaksanaan

pembelajaran dalam kelas yang dilakukan oleh guru bersertifikasi ini

sudah baik, akan tetapi masih terdapat banyak sekali kekurangan.

Pembelajaran yang dilakukan belum dapat dikatakn efektif dan berkualitas

karna kadar informasi yang ia sajikan masih sangat minim dan kurang,

64 Wawancara, Khiaratul Jinani (siswi kelas VIII MTs An-Najah), tanggal 29 Maret 2017

pukul 14.11 65

Wawancara, Habibatul Jannah (siswi kelas VIII MTs An-Najah), tanggal 29 Maret 2017

pikul 14.20 66 Observasi, tanggal 06 November 2016, pukul 13.47

57

yang dapat mengakibatkan peserta didik mengetahui dan memahami hanya

sekedar isi dalam buku yang mereka gunakan.

Selanjutnya, peneliti mewawancarai beberapa siswi tentang

pemahaman mereka setelah diajarkan oleh guru akidah akhlak yang hanya

menggunakan satu buku yaitu buku pegangannya saja. Khiaratul Jinani

mengatakan “saya senang diajar sama ustad rizal karna cepat kita paham

dan kasih contohnya mudah dimengerti”.67 Kemudian Habibatul Jannah

juga mengatakan “saya juga senang diajar sama ustad rizal soalnya

nagajarnya bagus, cepat kita paham, yang dijelaskan semuanya ada

dibuku, terus kalau ada tugas cepat kita kerjaian karena kita sudah

mengerti”.68 Nida Uzzarafah mengemukakan hal yang bertolak belakang

dengan beberapa siswi yang lain, ia mengemukakan “saya senang diajar

sama ustad rizal, tapi malasnya itu kalau dia tidak melihat kita, saya

banyakan nunduk terus baca sendiri soalnya ustad ndak lihat kita”.69

Selanjutnya Hilyatun mengatakan “cara ngajar bapak bagus, cepat kita

ngerti, kalau dikasih tugas atau PR kita mudah mengerjakan”.70

Jadi dari hasil wawancara dar beberapa siswi kelas VIII tersebut

dipastikan bahwa kebanyakan siswa merasa senang ketika guru tersebut

mengajar, akan tetapi masih ada beberapa murid yang menyukai cara guru

67 Wawancara, Khiaratil Jinani (siswi kelas VIII MTs An-Najah), tanggal 29 Maret 2017

pukul 14.13 68

Wawancara, Habibatul Jannah (siswi kelas VIII MTs An-Najah), tanggal 29 Maret 2017

pukul 14.22 69

Wawancara, Nida Uzzarafah (siswi kelas VIII MTs An-Najah), tanggal 30 Maret 2017

pukul 13.50 70

Wawancara, Hilyatun (siswi kelas VIII MTs An-Najah), tanggal 30 Maret 2017 pukul

13.59

58

mengajar tapi dikarenakan guru tersebut tidak terlalu memperhatikannya

membuat ia menjadi kurang bersemangat dalam belajar.

Berkenaan dengan hal itu, peneliti membuktikannya dengan

observasi, dan hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata siswa bersemangat

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru akidah

akhlak tersebut, suasana kelas kadang-kadang aktif dan kadang pasif,

kebanyakan yang aktif adalah peserta didik yang terdapat dibarisan

pertama, kedua dan keempat, sedangkan yang terdapat dibarisan belakang

yaitu kelima dan keenam kebanyakan diam, hanya sesekali saja mereka

mengangkat tangan untuk bertanya”.71

Terlihat dari hasil pengamatan peneliti diatas bahwa guru akidah

akhlak ini dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi

sebagian besar siswanya, akan tetapi kekurangan dari guru tersebut adalah

tidak secara menyeluruh memperhatikan siswa, dimana sebagian siswa

merasa tidak diperhatikan dan mengantuk.

Berkenaan dengan hal ini, hasil pembelajaran yang didapatkan oleh

siswa cukup memuaskan berdasarkan perkataan guru yang bersangkutan

bahwa “rata-rata nilai siswa bagus, mereka sudah bisa mencapai tujuan

pembelajar dan standar nilai yang telah ditetapkan. Rata-rata siswa

mendapatkan nilai 80 pada saat ulangan kemarin, dan ketika saya

mengadakan ulangan harian siswa rata-rata mendapatkan nilai 75

71 Observasi, tanggal 29 Maret 2017

59

keatas”.72 Dari hasil wawancara ini menunjukkan bahwa guru telah

mampu membuat siswa mencapai tujuan intruksional yang telah

ditetapkan, dan membuat siswa berhasil dalam proses belajarnya. Sejalan

dengan ini peneliti melakukan dokumentasi hasil ulangan harian siswa,

dan benar adanya bahwa nilai yang siswa dapatkan rata-rata 75. Jadi dapat

dipastikan bahwa guru tersebut telah mampu membuat siswa berhasil

dalam mencapai tujuan intruksional walaupun buku yang ia gunakan

ketika mengajar hanya berpatokan pada buku pegangan guru saja, tapi

sudah mampu membuat siswa mendapatkan hasil yang bagus dalam proses

belajarnya.

2. Kesesuaian tingkat pembelajaran.

Dalam penelitian ini, yang dimaksudkan dengan kesesuain tingkat

pembelajaran yaitu sejauhmana guru memastikan tingkat kesiapan siswa

dalam menerima materi baru. Ketika guru ingin mengetahui kesiapan

siswa dalam menerima pelajaran yang akan ia ajarkan, guru harus

mengetahui dulu apa yang menjadi keinginan siswanya, disinilah

kompetensi pedagogik guru diperlihatkan, dimana kompetensi tersebut

merupakan salah satu yang harus dikuasai oleh guru ketika dalam kelas

karena kompetensi ini merupakan kemampuan dimana guru menguasai

hal-hal yang berkenaan dengan peserta didik.

Sehubungan dengan ini peneliti telah melakukan observasi yang

berkenaan dengan kesiapan siswa dalam menerima pelajaran yaitu ketika

72 Wawancara, Samsul Rizal, S.Pdi, tanggal 30 Maret 2017 pukul 14.50

60

guru masuk kelas, ia membuka pelajaran dengan mengucapkan salam,

mengabsen dan memberikan sedikit gambaran serta motivasi untuk siswa

yang berkaitan dengan materi yang akan ia ajarkan.73

Sehubungan dengan ini peneliti juga telah melakukan wawancara

dengan beberapa siswi kelas VIII, misalnya Mayani mengatakan bahwa

“setiap guru masuk, pasti absen dulu, setelah itu bapak ngasih nasehat

terus langsung ngajar”.74 Hal senada juga disampaikan oleh Nisa Fitri

“ustad rizal setelah mengabsen, dia menjelaskan tentang pelajaran yang

akan dipelajari sekarang tapi sedikit saja, terus sering kasih kita nasehat,

nanti pas dia sudah bertanya sama kita sudah paham baru dia menjelaskan

semuanya”.75

Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa ketika guru masuk kelas ia

selalu mengabsen siswanya untuk mengetahui siapa yang hadir dan tidak

hadir, kemudian ia memberikan nasehat kepada siswanya atau yang

disebut dengan motivasi sehingga siswa dapat memahami apa yang akan ia

ajarkan pada saat itu. Akan tetapi dalam hal ini terdapat beberapa siswa

yang kurang siap dan kurang bersemangat dalam menerima materi yang

guru tersebut ajarkan, hal tersebut telah dijelaskan dibawah ini:

Saya merasa malas dan mengantuk, soalnya bapak itu tidak terlalu memperhatikan kita yang dibelakang, banyakan kita tidur dan main-main.76

73 Observasi, 26 Februari 2017

74 Wawancara, Mayani (siswi kelas VIII MTs An-Najah), tanggal 30 Maret 2017 pukul 13.39

75 Wawancara, Nisa Fitri (siswi kelas VIII MTs An-Najah), tanggal 30 Maret 2017 pukul

14.00 76

Wawancara dengan Huzaematul Hurairah (siswa kelas VIII A MTs An-Najah), tanggal 10

November 2016

61

Saya kadang-kadang tidak semangat kalau masuk jam pelajaran akidah akhlak soalnya selalu diceramahi, terus matanya hanya melihat mereka yang duduk di depan saja, sekali-kali kita dilihat langsung ditanya.77 Saya merasa senang mengikuti mata pelajaran akidah akhlak, karena selalu termotivasi dengan kata-katanya, kalau saya ditanya saya bisa menjawab. Cara ngajar bapak itu bagus.78

Dari uraian di atas, dapat dipastikan bahwa guru tersebut tidak

menguasai kelas dan tidak menguasai ilmu tentang peserta didik atau

dengan kata lain tidak menguasai kompetensi pedagogik. Walaupun guru

tersebut sudah mengajar dengan baik akan tetapi ia tidak tahu apa yang

menjadi keinginan dari sebagian siswanya. Ia pun tidak bisa mengetahui

kesiapan dari keseluruhan siswanya dalam menerima pelajaran yang ia

ajarkan karena ia hanya memusatkan perhatiannya kepada sebagian siswa

saja. Dalam hal ini peneliti telah mewawancarai guru yang bersangkutan,

sebagai berikut:

Ketika membuka pelajaran saya memotivasi siswa untuk mengetahui kesiapannya dalam menerima materi yang akan saya ajarkan. Motivasi tersebut tentunya berkaitan dengan materi yang akan saya ajarkan pada saat itu. Secara keseluruhan saya memerhatikan siswa, saya melibatkan siswa secara menyeluruh dalam proses pembelajaran.79

Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti ditemukan bahwa

guru akidah akhlak bersertifikasi ini melakukan absensi dan memberikan

gambaran serta motivasi untuk siswa yang berkaitan dengan materi yang

akan ia ajarkan. akan tetapi perhatian guru tersebut tidak menyeluruh

77 Wawancara dengan Mei Yunda Rahmani (siswa kelas VIII A MTs An-Najah), tanggal 10

November 2016 78

Wawancara dengan Martina Alfiana (siswi kelas VIII A MTs An-Najah) tanggal 10

November 2016 79

Wawancara dengan Samsul Rizal, S.Pdi (guru Akidah Akhlak yang bersertifikasi kelas

VIII), tanggal 30 Oktober 2016, pukul 16.19

62

kepada keseluruhan siswanya, perhatiannya hanya ditujukan kepada siswa

yang duduk dibarisan pertama dan kedua, hasilnya banyak siswa yang

mengantuk karena merasa tidak diperhatikan oleh gurunya.80

Dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh

peneliti, dapat dipahami pahwa guru akidah akhlak bersertifikasi tersebut

memang memberikan apersepsi yang baik terhadap peserta didiknya,

namun perhatiannya tidak secara menyeluruh terhadap semua peserta

didiknya, perhatiannya hanya ditujukan terhadap siswi-siswi yang duduk

di bangku terdepan, sedangkan yang duduk di belakang jarang sekali

diperhatikan, dengan kata lain guru tersebut tidak mengetahui kesiapan

peserta didiknya secara menyeluruh, ia hanya mengetahui kesiapan dari

sebagian siswanya saja, hasilnya siswa banyak yang malas dan mengantuk

dalam kelas karna merasa tidak diperhatikan oleh gurunya.

3. Insentif.

Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada

semua orang dan berlangsung seumur hidup yaitu sejak masih bayi bahkan

semasih dalam kandungan sampai liang lahat. Salah satu pertanda bahwa

seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku

dalam dirinya. Hal tersebut menyangkut perubahan yang bersifat

pengetahuan yaitu dari yang tidak tahu menjadi tahu, dan perubahan

keterampilan yaitu dari yang tidak bisa menjadi bisa serta perubahan yang

menyangkut nilai dan sikapnya. suatu proses pembelajaran harusnya

80 Observasi, 26 Februari 2017

63

memberi peluang agar terciptanya suasana kelas yang efektif dan

pembelajaran yang efektif pula. Maksudnya adalah proses dimana peserta

didik dapat memperoleh pengalaman bermakna membangun pengetahuan

secara aktif yang difasilitasi oleh guru akidah akhlak yang bersertifikasi

secara terencana, teratur, dan sistematis.

Insentif yang dimaksudkan disini adalah seberapa besar guru

memotivasi siswa untuk menyelesaikan atau mengerjakan tugas-tugas dan

mempelajari materi yang telah diberikan.

Jadi sehubungan dengan itu peneliti telah melakukan wawancara

dengan guru dan siswi sebagai berikut:

Setiap kali saya memberikan tugas kepada para siswa, saya akan memberikan sebuah motivasi mengenai orang yang berhasil ditandai dengan kerajinan dan ketekunannya dalam belajar. Ketika disuruh mengumpulkan tugasnya para siswa disiplin dan tidak ada yang tidak mengumpulkan tugas.81

Dapat dipahami bahwa guru tersebut selalu menyelipkan kata-kata

motivasi untuk para siswanya untuk membangkitkan semangat mereka

dalam mengerjakan tugas. Seperti yang telah dikemukakan oleh Fia

Maulidi Aulia Rahmani bahwa “guru selalu memberikan motivasi kepada

kita untuk mengerjakan tugas dengan baik walaupun masih banyak

salahnya”. 82 Serupa dengan itu Khiaratul Jinani juga mengatakan bahwa

“saya senang diajar sama ustad rizal karena selalu ngasih kita motivasi

81 Wawancara, Samsul Rizal, S.Pdi (guru akidah akhlak yang telah disertifikasi kelas VIII),

tanggal 27 Maret 2017, pukul 14.00 82

Wawancara, Fia Maulidi Aulia Rahmani (siswa kelas VIII MTs An-Najah), tanggal 27

Maret 2017

64

supaya kita semangat untuk mengerjakan tugas”.83 Berbanding terbalik

dengan yang lain, Eni Handayani mengatakan bahwa “guru memberikan

motivasi tapi untuk yang di depan saja, saya yang dibelakang tidak dilihat,

makanya saya kalau ngerjain tugas selalu ngumpulinnya di akhir-akhir”.84

Dari hasil wawancara diatas, dapat dilihat bahwa guru selalu

memberikan motivasi kepada siswanya, akan tetapi kelemahan dari guru

ini ketika memberikan motivasi tersebut perhatiannya hanya tertuju untuk

siswa yang di depannya saja tidak secara menyeluruh.

Hal ini juga didukung oleh hasil observasi yang dilakukan peneliti

yaitu guru bersertifikasi tersebut memang baik dalam melakukan proses

belajar mengajar, ia sering kali memberikan kata-kata motivasi yang

membuat para siswa bersemangat untuk belajar dan mengerjakan

tugasnya, akan tetapi kekurangan yang dimiliki yaitu perhatiannya hanya

kepada satu saja dalam artian ia memang memberikan motivasi setiap kali

membuka pelajaran dan pada saat memberikan tugas, namun ketika ia

memberikan motivasi tersebut perhatiannya tidak menyeluruh melainkan

hanya pada siswa yang duduk dibarisan depannya saja.85

Jadi dari uraian tersebut dapat dipastikan bahwa guru akidah akhlak

ini melaksanakan pembelajarn dalam kelas dengan sangat baik, akan tetapi

masih terdapat kekurangan dari berbagai segi. Oleh karena iru, diharapkan

guru untuk selalu meningkatkan kualitas mengajarnya agar memberikan

83 Wawancara, Khiaratul Jinani (siswi kelas VIII MTs An-Najah), tanggal 27 Maret 2017

84 Wawancara, Eni Handayani (siswi kelas VIII Mts An-Najah), tanggal 27 Maret 2017

85 Observasi tanggal 26 Februari 2017

65

proses pembelajaran yang atraktif kepada siswa serta dapat melihat

siswanya secara keseluruhan.

4. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan pembelajaran.

Waktu yang dimaksudkan disini adalah seberapa lama waktu yang

dibutuhkan untuk guru maupun siswa dalam menyelesaikan kegiatan

pembelajaran tersebut sehingga tercapai tujuan-tujuan intruksional yang

telah di tetapkan.

Sehubungan dengan itu peneliti telah melakukan wawancara

dengan guru yang bersangkutan, sebagai berikut:

Saya sudah merencanakan waktu untuk saya maupun siswa menyelesaikan kegiatan pembelajaran dalam RPP. Untuk satu bab pembahasan saya berikan waktu tiga sampai empat kali pertemuan untuk menyelesaikan materi tergantung dari banyak dan sedikitnya materi tersebut, dan ketika saya mengajar saya berusaha untuk menggunakan waktu yang telah saya buat untuk menyelesaikan materi yang saya ajarkan pada pertemuan itu, hasilnya siswa dapat menyelesaikan dengan waktu yang telah ditentukan dengan saya melakukan evaluasi untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran. Hasilnya Alhamdulillah para siswa berhasil.86

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa waktu yang dibutuhkan

oleh para peserta didik untuk menyelesaikan kegiatan pembelajaran sudah

sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Ketika bab pembahasan

sebelumnya sudah selesai maka guru bersertifikasi ini melakukan evaluasi

untuk mengetahui tuntas atau tidaknya bab pembehasan tersebut, setelah

itu baru ia melanjutkan ke bab pembahasan yang baru.

86 Wawancara, Samsul Rizal,S.Pdi (guru akidah akhlak yang telah disertifikasi kelas VIII),

tanggal 26 Februari 2017

66

Hasil observasi peneliti yaitu guru bersertifikasi ini melakukan

tanya jawab serta melakukan tes baik lisan maupun tulisan sebelum masuk

pada bab pembahasan yang baru, kemudian di akhir pembahasan ia

memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah.87

Jadi dapat disimpulkan bahwa guru akidah akhlak bersertifikasi ini

telah menggunakan waktu sesuai dengan yang telah ditentukan untuk

menuntaskan pembelajaran dan menuntun siswa untuk mencapai tujuan

pembelajaran sehingga siswa dapat memperoleh nilai yang memuaskan.

87 Observasi tanggal 26 Februari 2017

67

BAB III

PEMBAHASAN

Efektivitas guru akidah akhlak yang telah disertifikasi dalam

pelaksanaan pembelajaran di kelas VIII MTs An-Najah Sesela

Gunungsari Lombok Barat

Sertifikasi merupakan proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru

dan dosen, dimana sertifikat pendidikan tersebut merupakan sebuah bukti

formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai

tenaga profesional. Jadi sertifikasi guru merupakan suatu proses pemberian

pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan

pelayanan pendidikan pada suatu pendidikan tertentu setelah lulus uji

kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Jadi disini dapat

digaris bawahi bahwa seorang guru ketika telah lulus dalam mengikuti uji

kompetensi, maka seorang guru tersebut telah diakui oleh pemerintah

mengenai kemampuan serta kompetensi yang ia miliki, sehingga dapat

dikatakan sebagai guru profesional yang dapat mengemban tugasnya dengan

baik dan bertanggung jawab.

Guru yang profesional adalah guru yang berkualitas, berkompetensi,

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa, serta mampu memengaruhi

proses belajar siswa. “Guru sebagai arsitek perubahan perilaku peserta didik

dan sekaligus sebagai model panutan para peserta didik dituntut untuk

memiliki kompetensi yang paripurna, seperti kompetensi pedagogik,

68

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional”.88

Dengan memiliki keempat kompetensi ini, guru akan mampu menciptakan

suasana belajar mengajar yang menyenangkan yang pada akhirnya akan

menciptakan output yang berkualitas.

Guru dikatakan efektif apabila telah mampu menghantarkan siswa

untuk mencapai tujuan-tujuan intruksional yang telah ditetapkan, memberikan

pengalaman belajar yang atraktif, melibatkan siswa secara aktif sehingga

menunjang tercapainya tujuan intruksional tersebut dan memiliki sarana-

sarana yang menunjang terlaksananya proses belajar mengajar.

Jadi sehubungan dengan efektivitas guru akidah akhlak yang telah

disertifikasi dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, seperti yang telah

dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa ada empat indikator untuk mengukur

keefektifan pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam kelas, yaitu

kualitas pembelajaran dimana ini artinya yaitu seberapa besar kadar informasi

yang disajikan oleh guru sehingga siswa dapat dengan mudah untuk belajar,

kesesuaian tingkat pembelajaran yaitu sejauhmana guru memastikan tingkat

kesiapan siswa dalam menerima materi baru, insentif yaitu usaha guru dalam

memotivasi siswa untuk mengerjakan tugas-tugas dan mempalajari materi

yang telah diberikan, dan waktu yaitu waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan kegiatan pembelajaran.

Indikator yang pertama yaitu kualitas pembelajaran yaitu kadar

informasi yang disajikan oleh guru ketika mengajar dalam kelas. Pada saat

88 Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran…, h. 103-105

69

peneliti mengumpulkan data dengan cara observasi baik di dalam maupun

diluar kelas pada saat guru bersertifikasi tersebut mengajar, informasi yang

disajikan oleh guru tersebut hanya berpaku kepada buku pelajaran pegangan

guru, dimana ketika menjelaskan materi ia memang menguasai materi

tersebut akan tetapi informasi yang ia berikan atau yang dijelaskan hanya

berpatokan pada isi buku itu saja, tidak secara luas dijelaskan seperti dengan

menggunakan buku-buku lain yang relevan dengan pembahasan tersebut,

akan tetapi ia seringkali mengkaitkan penjelasannya dengan kehidupan

sehari-hari, serta peserta didik rata-rata cepat memahami dari apa yang ia

ajarkan tersebut dan peserta didik pun mendapatkan hasil yang memuaskan.

Pembelajaran merupakan interaksi antara guru dan siswa pada suatu

lingkungan belajar, yang dimana pembelajaran tersebut akan menghasilkan

suatu prestasi bagi siswa ketika siswa tersebut berhasil dalam mencapai

tujuan intruksional yang telah ditetapkan. Untuk mencapai dan mewujudkan

hal tersebut maka siswa membutuhkan informasi-informasi yang sangat

banyak dan luas kaitannya dengan materi pelajaran akidah akhlak. Disini

guru tidak hanya dituntut untuk menguasai materi, akan tetapi juga

menyajikan informasi yang banyak serta luas untuk diberikannya kepada

siswa sehingga siswa dapat dengan mudah mempelajarinya serta memahami

apa yang sedang ia pelajari.

Seperti yang telah dikatakan oleh Mulyasa bahwa “peserta didik

memiliki rasa ingin tahu, dan memiliki potensi untuk memenuhi rasa ingin

70

tahunya”.89 Oleh karena itu, tugas guru yang paling utama adalah menyajikan

dan memberikan informasi sebanyak-banyaknya serta seluas-luasnya yang

dikemas secara menarik agar tumbuh minatnya untuk belajar serta terpenuhi

rasa ingin tahunya.

Indikator kedua adalah kesesuaian tingkat pembelajaran yaitu

sejauhmana guru memastikan tingkat kesiapan siswa untuk belajar dan

menerima materi baru. Seperti yang telah dipaparkan dalam paparan data dan

temuan di bab sebelumnya bahwa ada beberapa kendala yang dihadapi oleh

guru yang telah disertifikasi antara lain siswa mengantuk, serta malas belajar.

Disini dapat diketahui bahwa ketika guru masuk kelas dan memulai proses

belajar mengajar tidak mengetahui seberapa besar kesiapan siswa untuk

belajar. Pada dasarnya guru tersebut mengajar sudah mengikuti urut-urutan

dari RPP yang telah disusun sebelumnya, yaitu pada saat kegiatan membuka

ia mengucapkan salam, mengabsen, dan mengkondisikan kelas, akan tetapi

tidak melihat kesiapan dari keseluruhan siswinya sehingga sebagian siswi

mengalami ngantuk dan malas untuk belajar dikarenakan perhatiannya hanya

tertuju pada siswa yang duduk di depan saja.

“Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara

keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Peristiwa belajar

mengajar banyak berakar pada berbagai pandangan dan konsep. Oleh karna

89 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru…, h. 54

71

itu, perwujudan proses belajar mengajar dapat terjadi dalam berbagai

model”.90

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan oleh guru agar dapat

terjadi proses perolehan ilmu pengetahuan, pengalaman, dan tabi’at serta

pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik itu sendiri. Dengan

kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar

terjadi belajar dalam dirinya. Akan tetapi jika tidak ada kesiapan dalam diri

peserta didik untuk menerima materi pelajaran yang diberikan oleh guru

maka tugas guru yaitu membangkitkan motivasi belajar siswa, menyiapkan

mental mereka untuk menerima pelajaran yang akan ia ajarkan dengan cara

memberikan motivasi kepada siswa sebelum pelajaran dimulai.

Disini guru berperan sebagai fasilitator, dimana guru adalah “to

facilitate of learning (memberi kemudahan belajar)”,91 maksudnya adalah

ketika guru mengajar tidak hanya menceramahi atau mengajar saja akan

tetapi lebih demokratis, jujur dan terbuka serta siap dikritik oleh peserta

didiknya sehingga ketika guru menerapakan sikap yang seperti itu maka

peserta didikpun akan merasa terbuka terhadap gurunya dan dapat secara suka

rela menerima materi yang akan diajarkan oleh guru tersebut.

Sedikitnya terdapat sembilan resep yang harus diperhatikan dan diamalkan guru, agar pembelajaran berhasil memperhatikan perbedaan peserta didik: (1) kurangi metode ceramah, (2) berikan tugas yang berbeda bagi setiap peserta didik, (3) kelompokkan peserta didik berdasarkan kemampuannya, (4) perkaya bahan dari berbagai sumber aktual dan menarik, (5) hubungi specialist bila ada peserta didik yang mempunyai kelainan, (6) gunakan prosedur yang bervariasi dalam

90 Moh. Uzer Usman, Menjadi guru Profesional…, h. 4

91 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru…, h. 54

72

penilaian, (7) pahami perkembangan peserta didik, (8) kembangkan situasi belajar yang memungkinkan seetiap peserta didik bekerja dengan kemampuan masing-masing pada tiap pembelajaran, dan (9) libatkan peserta didik dalam berbagai kegiatan seoptimal mungkin.92

Karna masih terdapat kendala seperti yang telah disebutkan

sebelumnya, maka pembelajaran yang dilakukan oleh guru bersertifikasi

tersebut belum bisa dikatakan efektif karna belum mampu untuk menyiapkan

siswa dalam memulai proses pembelajaran dalam kelas secara menyeluruh.

Indikator ketiga adalah insentif yaitu usaha guru memotivasi siswa

untuk menyelesaikan atau mengerjakan tugas-tugas dan mempelajari materi

yang telah diberikan.

Seperti yang telah tercantum dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP)

pasal 28 bahwa guru merupakan agen pembelajaran yang perannya sebagai

fasilitator, motivator, pemacu dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta

didik.93 Disini guru berperan sebagai motivator bagi peserta didiknya.

Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi dan

meningkatkan kualitas pembelajaran, karna peserta didik akan belajar dengan

sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi. Oleh karna itu,

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, guru harus mampu

membangkitkan motivasi belajar peserta didik sehingga dapat mencapai

tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

“Callahan dan Clark mengemukakan bahwa motivasi adalah tenaga

pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu

92 Ibid…, h. 56

93 Ibid…, h. 53

73

tujuan tertentu. Dengan motivasi akan tumbuh dorongan untuk melakukan

sesuatu dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan”.94

Sebagai motivator guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar, dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: (1) peserta didik akan bekerja keras kalau memiliki minat dan perhatian terhadap pekerjaannya, (2) memberikan tugas yang jelas dan dapat dimengerti, (3) memberikan penghargaan terhadap hasil kerja dan prestasi peserta didik, (4) menggunakan hadiah, dan hukuman secara efektif dan tepat guna, dan (5) memberikan penilaian dengan adil dan transparan.95

Jadi dapat dipahami bahwa semakin besar guru memberikan motivasi

kepada peserta didiknya, maka akan semakin aktif siswa dikelas serta secara

otomatis pembelajaran yang berlangsung dapat dikatakan efektif

dilaksanakan karna telah mampu menghartarkan siswa untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan.

Seperti data yang ditemukan oleh peneliti dalam proses pengumpulan

data melalui observasi bahwa guru tersebut memang rajin memberikan

motivasi, akan tetapi ketika ia memberikan motivasi tersebut perhatiannya

hanya tertuju kepada siswa yang duduk paling depan, sedangkan yang

dibelakang tidak dihiraukan, akhirnya siswa merasa malas dan mengantuk

karna tidak diperhatikan oleh gurunya.

Sehubungan dengan hal tersebut dapat dipahami bahwa masih

kurangnya motivasi yang diberikan oleh guru tersebut, itulah kenapa terdapat

kendala atau masalah yang dihadapi guru bersertifikasi tersebut ketika ia

melakukan pembelajaran dalam kelas seperti yang telah dijelaskan

sebelumnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran belum efektif

94 Ibid…, h. 58

95 Ibid…, h. 59

74

dilakukan dikarenakan kurangnya motivasi yang diberikan oleh guru

sehingga peserta didik merasa kurang bersemangat dalam menyelesaikan

tugas yang diberikan oleh guru tersebut.

Indikator yang keempat adalah waktu yaitu seberapa banyak waktu

yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan pembelajaran tersebut.

Sebuah kegiatan pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila waktu yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan pembelajaran tersebut telah sesuai

dengan waktu yang telah ditentukan.

Pembelajaran akan efektif apabila siswa dapat menyelesaikan pelajaran

sesuai dengan waktu yang ditentukan. Jadi disini belajar itu ditentukan oleh

waktu, dimana ketika siswa telah mampu menyelesaikan segala aspek dalam

kegiatan belajar mengajar sampai dengan evaluasi dilakukan sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan maka pembelajaran tersebut sudah efektif

dilakuakan.

Waktu merupakan salah satu unsur terpenting dalam mengefektifkan

suatu kegiatan pembelajaran. Seorang guru ketika mendesain sebuah kegiatan

pembelajaran pastinya akan mempertimbangkan seberapa lama waktu yang

dibutuhkan oleh guru maupun siswa dalam menyelesaikan satu materi dalam

satu semester. Ketika semua telah dirancang dan penerapannya kurang baik

maka gagallah sebuah rancangan pembelajaran tersebut. Sebaliknya, ketika

semuanya telah dirancang dengan baik dan diterapkan dengan baik pula maka

berhasillah sebuah rancangan pembelajaran tersebut.

75

Mengenai waktu yang dibutuhkan siswa untuk menyelesaikan kegiatan

pembelajaran, seperti yang telah diamati oleh peneliti bahwa peserta didik

telah mampu menyelesaikan kegiatan pembelajaran tepat waktu seperti yang

telah ditentukan oleh guru bersertifikasi tersebut yang telah ditentukannya

melalui rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP. Dalam RPP yang

dibuatnya setiap pertemuan diberikan waktu selama 2x40 menit yaitu satu

jam 20 menit dan setiap bab pembehasan tergantung dari banyaknya sub bab

yang akan dilampaui oleh siswa.

Efektivitas suatu kegiatan pembelajaran akan ditentukan oleh

bagaimana guru tersebut mengajar. Artinya, ketika guru mengajar dalam

kelas, sangat berpengaruh dan berperan penting dalam berhasil atau tidaknya

sebuah kegiatan pembelajaran. Karna guru merupakan unsur utama

pembelajran, tanpa adanya guru untuk menjelaskan suatu materi, maka

peserta didik tidak akan dapat memahami materi yang ia pelajari walaupun ia

membaca buku. Jadi peran guru dalam hal ini sangatlah penting, karna

pembelajaran dapat dikatakan berhasil dilakukan ketika guru telah mampu

mengemban tanggung jawabnya dengan baik.

Jadi dari keempat indikator efektivitas yang telah dipaparkan diatas

dapat dipastikan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru

akidah akhlak yang telah disertifikasi ini belum dapat dikatakan efektif karna

kekurangan dalam berbagai hal, terutama masih terdapatnya kendala-kendala,

kadar informasi yang disajikan masih sangat kurang, serta kurang

memberikan motivasi terhadap peserta didiknya.

76

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dari BAB I sampai dengan BAB III mengenai

efektivitas guru akidah akhlak yang telah disertifikasi dalam pelaksanaan

pembelajaran di kelas, setelah diukur dengan menggunakan empat indikator

efektivitas dapat disimpulkan bahwa, guru akidah akhlak yang telah

disertifikasi melaksanakan pembelajaran dengan baik, akan tetapi belum

efektif karna masih terdapat berbagai kekurangan seperti, masih kurangnya

informasi yang diberikannya kepada siswa, tidak menguasai kelas, belum

mampu melihat kesiapan dari peserta didiknya dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran dan menerima materi baru, serta kurangnya motivasi yang

secara keseluruhan diberikan kepada peserta didik. Akan tetapi dari berbagai

kekurangan tersebut ia mampu menyelesaikan kegiatan pembelajaran dengan

tepat waktu. Jadi, pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru akidah

akhlak yang telah disertifikasi ini belum dapat dikatakan efektif secara

keseluruhan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memperoleh banyak informasi

baik dari observasi, wawancara maupun dokumentasi, maka peneliti

mengajukan beberapa saran yaitu antara lain:

77

1. Bagi guru

Bagi guru yang telah disertifikasi untuk dapat meningkatkan kualitas

belajar mengajar, karna itu merupakan tujuan dari sertifikasi guru yang

dikeluarkan oleh kementerian pendidikan, serta mempertahankan kualitas

hasil pembelajaran siswa pada rumpun bidang studi akidah akhlak, maka

guru akidah akhlak di MTs An-Najas Sesela perlu untuk selalu

mengembangkan kemampuan, keterampilan serta kompetensinya.

2. Bagi sekolah

Hendaknya menyiapkan fasilitas yang memadai untuk para guru

yang akan melakukan pembelajaran, agar terwujud sekolah yang bermutu

dan berkualitas dalam menghadapi kemajuan di dunia pendidikan.

1

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Usman, 2008, Mari Belajar Meneliti, Yogyakarta-Indonesia Amirul Hadi, 2005, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia Departemen Pendidikan Nasional, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:

Balai Besar E. Mulyasa, 2013, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya Eveline Siregar, Hartini Nara, 2015, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia

Indonesia Hadari Nawawi, 1998, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah

Mada University Kementrian Agama RI, 2010, Terjemahan Tafsir Perkata, Bandung: PT. Sygma

Examedia Arkanleema Murniati, 2015, Dampak Sertifikasi Guru PAI terhadap Perkembangan

Pendidikan Peserta Didik di SMAN 1 Sape, Skripsi: IAIN Bima Nanang Hanafiah, Cucu Suhana, 2012, Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung:

Refika Aditama Nurul Ulfatin, 2013, Metode Kualitatif di Bidang Pendidikan: Toeri dan

Aplikasinya, Malang: Bayumedia Publishing Nusa Putra, Ninin Dwilestari, 2012, Penelitian Kualitatif: Pendidikan Anak Usia

Dini, Jakarta: Rajawali Pers Rumlah Hasanah, 2011, Pengaruh Sertifikasi Guru Terhadap Evaluasi

Pembelajaran Fiqih Kelas VII di MTs Al-Aminiyah NW Bonjeruk Lombok Tengah, Skripsi: IAIN Mataram

Sugeng Pujilaksono, 2015, Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif, Malang:

Kelompok Intrans Publishing Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung:

Alfabeta Suharsimi Arikunto, 1986, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek),

jakarta: PT. Bina Aksara

2

Sukardi, 2014, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya, Jakarta: Bumi Aksara

Tim Dosen IAIN Matarm, 2011, Pedoman Penulisan Skripsi, Mataram: Tidak

Diterbitkan UU NO. 14 Tahun 2005, 2014, Guru dan Dosen, Jakarta: Sinar Grafika UU NO. 20 Tahun 2003, 2011, Sistem Pendidikan Nasional, Yogyakarta http://literaturbook.blogspot.co.id/2014/12/pengertian-efektivitas-dan-landasan.html di

akses pada tanggal 12 Mei 2016 pukul 11.16 http://yunitaardha.blogspot.co.id/2012/04/kumpulan-teori-efektivitas.html di akses pada

tanggal 12 Mei 2016 pukul 11.20 http://www.rijal09.com/2016/12/cara-mengukur-efektivitas-pembelajaran.html di akses

pada hari selasa tanggal 14 Februari 2017 pukul 17.58 Lalu Mukhtar dan Hully, 2012, Profesi Keguruan: Tuntutan Bagi Para Pendidik,

Mataram: Alam Tara Institute Achsanuddin, 2013, Program pengalaman lapangan: Wahana Pembentukan

Profesionalitas Guru, Mataram: LEPPIM IAIN Mataram Moh. Uzer Usman, 2013, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya Guntur Talajan, 2012, Menumbuhkan Kreativitas dan Prestasi Guru, Yogyakarta:

LaksBang PREESindo https://ahmadmuhli.wordress.com/2011/08/02/efektivitas-pembelajaran di akses

pada hari senin tanggal 6 juni 2016 pukul 14.46 Muhammad Abdul Kadir Ahmad, 2008, Metodologi Pengajaran Agama Islam,

Jakarta: Rineka Cipta Mahjudin, 2010, Akhlak Tasawuf II, Jakarta: Kalam Mulya

3

LAMPIRAN -LAMPIRAN

1

PROFIL MADRASAH

1. Nama Madrasah : Madrasah Tsanawiyah An-Najah Sesela 2. Nomor Statitik : 12 12 52 01 00 24 3. Akreditasi Madrasah : 57/AKR.MTs./B/IV/2006 4. Alamat Lengkap Madrasah : Jln. Raya Sesela

Desa/Kecamatan : Sesela Gunungsari Kab/Kota : Lombok Barat Provinsi : Nusa Tenggara Barat No.Telp/Hp : 081907296043

5. NPWP Madrasah : 0.589.914.1-911.000 6. Nama Kepala Madrasah : H.Junaedi, M.Pd.I 7. No.Telp/Hp : 081907296043 8. Nama Yayasan : Yayasan Pendidilam Pondok Pesanytren Al-

Halimy. 9. Alamat Yayasan : Kebun Indah, Sesela Gunungsari, Lombok

Barat. 10. No.Telp/Hp Yayasan : 087865111197 11. No.Akta Pendirian Yayasan : 71/24 Januari 1984 12. Status Tanah : Yayasan ( Wakap ) 13. Luas Tanah : 775 m2 14. Luas Bangunan : 335 m2

15. Jarak Kepusat Ibu Kota Provinsi : 1 – 4 Km 16. Jarak Kepusat Kabupaten/Kodya : 1 – 4 Km 17. Pusat Kecamatan : < 1 Km 18. Jarak Ke Kanwil Kemenag : 1 – 4 Km 19. Jarak Ke Kandepag : 1 – 10 Km

Letak Geografis MTs.An-Najah Sesela

MTs.An-Najah Sesela berlokasi ditempat yang sangat strategis, yaitu dipinggir Jalan Raya Sesela, Kec.Gunungsari, Lombok Barat. MTs.An-Najah sesela, secara geografis termasuk sekolah yang mempunyai letak di tepi jalur transportasi umum sehingga mudah di jangkau oleh setiap anggota masyarakat yang ingin menyekolahkan putra-putrinya. Sebagai gambaran tambahan, Siswa-siswi MTs. An-Najah Sesela Kebun Indah tidak hanya terdiri dari anggota masyarakat setempat, melainkan datang dari

KEMENTRIAN AGAMA YAYASAN PENDIDIKAN PONPES AL-HALIMY

“ MADRASAH TSANAWIYAH AN -NAJAH “ Sesela Gunungsari Lobar NTB 83551Telp.081907288355

Website : http: //www.mtsannajah blogspot.com.Email: [email protected]

2

berbagai kabupaten dan kota baik Lombok Barat, Lombok Utara maupun dari luar seperti Sumbawa, Bali, Jawa, yang ada di wilah Indonesia.

Secara administrative, letak geografis MTs.An-Najah sesela adalah Jarak dari Kecamatan gunungsari < 1 km arah utara, Jarak Ibukota Kabupaten Lombok Barat ± 10 km arah selatan, dan jarak dari Ibukota Propinsi Nusa Tenggara Barat (Kodya Mataram) ± 4 km arah selatan.

Adapun batas wilayah MTs.An-Najah Sesela Gunungsari Lombok Barat sebagai berikut

: e. Sebelah Utara berbatasan dengan Jalan Raya dan dusun Sesela Kebun Indah. f. Sebelah Selatan berbatasan dengan sungai dan persawahan g. Sebelah Timur berbatasan dengan perumahan penduduk Sesela Kebun Indah RT. 09. h. Sebelah Barat berbatasan dengan Perumahan Penduduk Trong Tawah Desa Sesela

Kec. Gunungsari Lobar Barat.

Visi, Misi dan Tujuan a. Visi Mewujudkan Santri yang ber prestasi, terampil dan berakhlaq mulia bersasarkan Iman dan Taqwa. b. Misi 1. Mengoptimalkan pembelajaran, perbaikan dan pengayaan serta bimbingan

secara efektif dan efisien. 2. Membantu Santriwan dan Santriwati untuk mengembangkan potensi diri dan

sifat kemandirian 3. Menumbuhkembangkan minat dan kreatifitas Santriwan dan Santriwati melalui

program ekstrakurikuler; 4. Menumbuhkan rasa tanggung jawab sehingga dapat membina Santriwan dan

Santriwati secara efektif sesuai dengan bakat dan kreatifitas yang dimiliki; 5. Menciptakan dan menjadikan lingkungan sekolah yang aman, bersih, indah dan

harmonis serta saling menghargai satu sama lain. 6. Mengoptimalkan pengamalan akhlaq mulia bagi semua warga Madrasah.

Tujuan 1. Jangka Pendek

a) Meningkatkan minat dan semangat belajar siswa dan menerpkan metode PAKEM (Pembelajaran Akitif, Kreatif, Efektif dan menyenangkan)

b) Meningkat perolehan nilai UN rata-rata minimal 5.50 – 7.00 2. Jangka Menengah

Meningkatkan Nilai rata-rata minimal 7.00 3. Jangka Panjang

Mencetak siswa siswi yang taat beribadah, baik kepada orang tua, masyarakat, agama, nusa dan bangsa yang mempunyai dasar ailmu pengetahuan yang kuat dalam bidang IMTAQ maupun IPTEK.

3

Sarana dan Prasaran MTs.An-Najah Sesela.

Untuk memperlancar proses pembelajaran yang dilaksanakan, MTs.An-Najah Sesela didukung oleh fasilitas-fasilitas penunjang yang turut memberikan kontribusi besar atas suksesnya pendidikan yang dijalankan. Sarana dan prasarana fisik yang di miliki MTs.An-Najah Sesela berupa gedung tempat belajar, ruang kantor kepala madrasah, ruang guru, ruang TU, ruang kelas, ruang BP, ruang osis, ruang UKS, perpustakaan, lab computer, aula serta beberapa sarana fisik lainnya.

Secara sekematis, uraian tentang fasilitas penunjang pelaksanaan pendidikan di MTs.An-Najah Sesela dipaparkan dalam table sebagai berikut :

Data Sarana dan Prasarana MTs.An-Najah Sesela Kebun Indah

NO FASILITAS JUMLAH KET

1 2 3 4 FASILITAS GEDUNG

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

Ruang Kamad

Ruang Guru

Ruang Tata usaha

Ruang Belajar

Ruang BP

Ruang Osis

Ruang UKS

Perpustakaan

Lab.Komputer

Gudang

Aula

Kamar Kecil/WC

Ruang Penjaga

1 lokal

1 lokal

1 lokal

9 lokal

1 lokal

1 lokal

1 lokal

1 lokal

1 lokal

1 lokal

1 lokal

7 kamar

1 kamar

Kondisi baik

Kondisi baik

Kondisi baik

Kondisi baik

Kondisi baik

Kondisi baik

Kondisi baik

Kondisi baik

Kondisi baik

Kondisi baik

Kondisi baik

Kondisi baik 1& rusak 6

Kondisi Baik

NO FASILITAS JUMLAH KET

1 2 3 4

FASILITAS MEUBELAR

1

2

3

4

Meja Kepala Madrasah

Meja Guru

Meja Tata Usaha

Korsi dan Meja Siswa

1 Buah

1 Buah

5 Buah

350 Buah

Kondisi Baik

Kondisi Baik

Kondisi baik

Kondisi baik

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Meja BP

Meja Osis

Rak Buku

Meja Komputer

Lemari Kelas

Lemari Guru

Lemari TU

Kursi Tamu

1 Buah

1 Buah

1 Buah

14 Buah

6 Buah

1 Buah

2 Buah

2 Stel

Kondisi baik

Kondisi baik

Kondisi baik

Kondisi baik

Kondisi baik

Kondisi baik

Kondisi baik

Kondisi baik

FASILITAS ELEKTRONIK DAN PERLENGKAPAN PRAKTIKUM

1

2

3

4

5

6

7

8

Peralatan Peraktikum

IPA

Komputer

Printer

TV

Tip Rekorder

Alat Seni

Jam dinding

1 Perangkat

1 Perangkat

14 Buah

8 Buah

1 Buah

1 Buah

1 Set

5 Buah

Kondisi baik

Kondisi baik

Kondisi baik

4 K. Baik & 4 Rusak

Kondisi baik

Kondisi baik

Kondisi baik

Kondisi Baik

Siswa/Santri

Dalam proses belajar mengajar, siswa menduduki peranan yang sangat penting, karena siswa juga ikut menjadi tolak ukur bermutu atau tidaknya suatu lembaga pendidikan. Oleh karena itu keberadaan dan pran aktif siswa mutlak di perlukan dalam proses pembelajaran. Sebagai sebuah lembaga pendidikan formal, MTs. An-Najah sesela merekrut santriwan/santriwati dari berbagai wilayah yang ada di Lombok Barat, Bali dn pulau jawa yang ada di Indonesia. Secara lebih rinci paparan tentang keadaan Santriwan dan Santriwati MTs.An-Najah Sesela dapat di lihat pada table berikut :

5

Data Jumlah Siswa MTs.An-Najah Sesela 2015/2016

KLS VII JM L

KLS VIII JML

KELAS IX JML

TOTAL JUMLA

H 1+2+3 L P L P L P

122 104 226 83 72 155 92 99 191 572

Dari keterangan yang terdapat dalm tabel No. 2 di atas, dapatlah diketahui bahwa jumlah siswa kelas VII-IX MTa. An-Najah Sesela Kecamatan Gunungsari mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Dari sini dapatlah dinilai bahwa MTs. An-Najah Sesela Kecamatan Gunungsari mengalami perkembangan yang cukup baik.

Hal yang perlu diperjelas juga dalam penelitian ini, bahwa penyebaran Santriwan dan Santriwati bila telah selesai Ujian Sekolah dan Ujian Nasional serta dinyatakan lulus, sebagian Masuk MA. An-Njah Sesela, Pondok Khusus Al-Halimy, SMKN 1 Gunungsari, MAN 1, MAN 2 Mataram dan sekolah yang maju di Wilayah Lombok barat.

Tenaga Edukatif dan Tata Usaha

Untuk menyukseskan tujuan dan target yang diinginkan, MTs.An-Najah Sesela memiliki tenaga pengajar dan tata usaha yang professional dibidangnya masing-masing. Untuk lebih jelasnya, berikut dipaparkan tenaga pengajar dan tata usahawan di Madrasah Tsanawiyah An-Najah Sesela dalam bentuk tabel berikut. Data Tenaga Pengajar dan Tenaga Tata Usaha Madrasah Tsanawiyah An-Najah Sesela Tahun Pelajaran 2015/2016

N0 NAMA GURU L/P

JABATAN MULAI

BERTUGAS

MATA PELAJARAN

1 Drs.TGH.Munajib Khalid

L Pembina Yayasan 1 Juli 1984 Qur’an Hadits

2 TGH.Suhaely, S.Pd.I L Pembina 1 Juli 1984 Aqidah Akhlaq

3 TGH.M.Rasyidi, S.Pd.I

L Pembina 1 Juli 1986 Bahasa Arab

4 A.Mutammam,Lc.MA L Ketua Yayasan 1 Juli 1996 Seni Budaya

5 H.Junaedi, M.Pd.I L Kepala MTs.An 1 Juli 1990

SKI

6

N0 NAMA GURU L/P

JABATAN MULAI

BERTUGAS

MATA PELAJARAN

6 Asmuin, S.Pd.I L Kepala TU MTs.An 1 Juli 1990 Bahasa Indonesia

7 M.Tauhid, A.Md L Bendahara MTs.An 1 Juli 1994 Aqidah Akhlaq

8 Ahmad Mahali, S.Pd.I L Guru Tetap Yayasan (GTY)

1 Juli 1990 SKI

9 L Guru Tetap Yayasan (GTY)

1 Juli 1992 Fiqih

10 L Wali Kelas 1 Juli 1992 Fiqih

11 L Guru Tetap Yayasan (GTY)

1 Juli 1986 Mulok

12 L Waka Sarana Prasarana

1 Juli 1996 Bahasa Inggris

13 L Waka Kurikulum 1 Juli 2005 Bahasa Inggris

14 L Waka Kesiswaan 1 Juli 2007 Aqidah Akhlaq

15 L Wali kelas 1 Juli 2007 PKn

16 L Waka Humas 1 Juli 2007 Fiqih

17 L Guru Tetap Yayasan (GTY)

1 Juli 1993 Khulashoh

18 L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2000 Ilmu Fara-id

19 L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2006 Nahwu/Sharef

20 L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2006 Qur,an Hadits

21 L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2008 Keterampilan

22 L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 1997 S B K

23 L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2007 Setap TU

24 L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2004 Muhadatsah

25 L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2006 Nahwu/Sharef

26 Ahmad Ilham,S.Pd Wali Kelas 1 Juli 2006

Bahasa Inggris

7

N0 NAMA GURU L/P

JABATAN MULAI

BERTUGAS

MATA PELAJARAN

27 Khairil Anwar, S.Pd.I L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2000 Qur’an Hadits

28 Ruslan, S.Pd.I L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2007 Penjas

29 Suardi, S.Pd.I L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 1998 S B K

30 Mirsani, Lc L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 1995 Muhadatsah

31 Hadrian, S.HI L Wali Kelas 1 Juli 2003 I P S

32 Ziaurrahman, S.Pd L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2010 Matematika

33 Burhanudin, S.Pd.I L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2010

Pengembangan diri

34 Muzakkir, S.Pd.I L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2009

Pengembangan diri

35 Saefurrahman, SE L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 208 Tikom

36 Supratman, S.Pd L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2009 Bahasa Indonesia

37 Pathul Karim, S.Ag L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2000 Bahasa Indonesia

38 Fauzul Azmi, S.Pd.I L Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2009 Ilmu Fara-id

39 Dra.Hj.Hikmah P Guru Tetap Yayasan (GTY) / Wali Kelas 1 Juli 2000 Bahasa Arab

40 Marhamah, S.Pd.I P Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 198 Nahu/Sharef

41 Sabtiyah, S.Pd.I P Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 1994

Pengembangan diri

42 Chusnul Chotimah, S.Hum

P Laboran 1 Juli 2005 Tikom

43 Siti Rusmiati, S.Pd P Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2003 Bahasa Inggris

44 Sadrahwati, S.Pd.I Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2004 Matematika

45 Tazreiyah, S.Pd.I Staf Tata Usaha 1 Juli 2004 Bahasa Indonesia

46 Nurul Azmi, S.Pd.I Staf Tata Usaha 1 Juli 2004 I P S

47 Novita Sasmida, S.Pd Guru Tetap Yayasan (GTY) / Wali Kelas 1 Juli 2008 I P A

8

N0 NAMA GURU L/P

JABATAN MULAI

BERTUGAS

MATA PELAJARAN

48 Baiq Hilmiatun, S.Pd Guru Tetap Yayasan (GTY) / Wali Kelas 1 Juli 2006 I P A

49 Fauziah, S.Pd.I Guru Tetap Yayasan (GTY) / Wali Kelas 1 Juli 2006 Bahasa Indonesia

50 Musyawarah, S.Pd.I P Guru Tetap Yayasan (GTY) / Wali Kelas

1 Juli 2009 PKn

51 Isni Hamdiana, S.Pd P Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2009 Matematika

52 Baitirrohi, S.Pd P Guru Tetap Yayasan (GTY) / Wali Kelas 1 Juli 2000 I P S

53 Yuyun Arini, SE P Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2009 I P S

54 Lutfiani, A.Md P Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2009 PKn

55 Zaenab, S.Pd P Guru Tetap Yayasan (GTY) 1 Juli 2009 I P A

9

Gambar 1 Struktur Organisasi MTs.An-Najah Sesela

--------------

Keterangan :

--------- Hubungan Konsultasi

Hubungan Komando

Hubungan Kordinasi

KEMENAG LOBAR

YAYASAN PP.AL-HALIMY

KETUA KOMITE KAMAD

Ruslan, S.Pd.I H.Junaedi, M.Pd.I

KABAG TU

A s m u i n

BENDAHARA

M. Tauhid

BAG. KESISWAAN BAG.KURIKULUM BAG.PRASARANA BAG HUMAS/KSM

KORDINATOR BKI WALI KELAS

OSIS SISWA/SANTRI

A.Mahally, S.Pd.I Guru-Guru

Samsul Rizal, S.Pd.I H.Faedulloh, SS Kazwini, S.Hum H.Wari Zakadini,S.Pd.I

10

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

EFEKTIVITAS GURU AKIDAH AKHLAK YANG TELAH DI SERTIFIKASI DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DALAM KELAS VIII MTS AN -NAJAH SESELA

GUNUNGSARI LOMBOK BARAT TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Sumber Data : Guru Akidah Akhlak yang telah di Sertifikasi

Peneliti : Junari

1. Berapa jumlah jam ngajar bapak selama satu minggu? 2. Apakah bapak membuat perencanaan atau program terlebih dahulu sebelum

melaksanakan sebuah pembelajaran dalam kelas? 3. Bagaimana langkah pembelajaran yang bapak terapkan di dalam kelas ketika

melaksanakan pembelajaran? 4. Kendala-kendala apa saja yang bapak hadapi ketika melaksanakan pembelajaran

dalam kelas? 5. Apa solusi yang bapak lakukan untuk mengatasi kendala yang terjadi dalam kelas

ketika melakukan pembelajaran? 6. Bagaimana tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran yang bapak

terapkan di dalam kelas? 7. Dalam proses belajar mengajar dalam kelas, apakah bapak melibatkan siswa secara

aktif dalam proses pembelajaran tersebut? 8. Apakah sekolah memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar mengajar

tersebut? 9. Apakah bapak melakukan evaluasi pembelajaran setiap memasuki bab pembahasan

baru atau pada saat ulangan saja?

Sumber Data : Siswa-siswi Kelas VIII MTs An -Najah

Peneliti : Junari

1. Apa yang kamu rasakan ketika masuk jam pelajaran akidah akhlak? 2. Apakah di dalam mengikuti pelajaran akidah akhlak kamu selalu bertanya atau aktif

dalam kelas? 3. Apakah hanya di guru akidah akhlak saja kamu bertanya atau berlaku di semua guru?

11

PEDOMAN OBSERVASI

EFEKTIVITAS GURU AKIDAH AKHLAK YANG TELAH DI SERTIFIKASI DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DALAM KELAS VIII MTS AN -NAJAH SESELA

GUNUNGSARI LOMBOK BARAT TAHUN PELAJARAN 2016/2017

1. Mengamati bagaimana langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru akidah akhlak

yang telah di sertifikasi dalam pelaksanaan pembelajaran dalam kelas

2. Mengamati apa saja kendala-kendala yang dihadapi oleh guru akidah akhlak yang

telah di sertifikasi ketika melaksanakan pembelajaran dalam kelas serta solusi

mengatasinya

3. Mengamati bagaimana tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran yang di

terapkan oleh guru akidah akhlak bersertifikasi

4. Mengamati keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar dalam kelas 5. Mengamati sarana-sarana yang dimiliki oleh sekolah yang menunjang proses

berlangsungnya pembelajaran dalam kelas 6. Mengamati bagaimana cara guru bersertifikasi tersebut melakukan evaluasi belajar

dalam kelas

12

PENGEMBANGAN SILABUS

Satuan Pendidikan : Madrasah Tsanawiyah Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak Kelas/Semester : VIII/ 1

Standar

Kompetisi Kompetisi Dasar Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu Sumber & Bahan

1. Meningkatkan keimanan kepada Kitab-kitab Allah SWT.

1.1.Menjelaskan pengertian beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT. 1..2. Menunjukkan nama-nama kitab Allah SWT yang diturunkan kepada para Raul-Nya. 1..3. Menampilkan sikap mencintai Al Qur’an sebagai kitab Allah SWT.

• Menjelaskan arti iman kepada kitab-kitab Allah SWT. • Menunjukkan perbedaan kitab dan suhuf. • Menunjukkan dalil perbedaan kitab dan suhuf. • Menyebutkan nama kitab Allah yang diturunkan beserta Rasul yang menerimanya. • Melafalkan dalil-dalil kitab Allah SWT. • Menjelaskan secara singkat isi kandungan kitab-kitab Allah SWT. • Memiliki dan perilaku mencintai Al Qur’an sebagai kitab Allah SWT. • Menyebutkan cara beriman kepada kitab Al Qur’an.

• Kitab-kitab Allah SWT.

• Siswa dapat mengartikan iman kepada kitab-kitab Allah SWT. • Siswa dapat membedakan antara kitab dan suhuf. • Melafalkan dalil perbedaan kitab dan suhuf.

• Siswa dapat menyebutkan nama kitab-kitab Allah serta Nabi yang menerimanya. • Siswa dapat melafalkan dalil yang berhubungan dengan kitab-kitab Allah SWT. • Siswa dapat menceritakan secara singkat isi kitab-kitab Allah SWT. • Siswa dapat menunjukkan perilaku mencintai Al Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. • Siswa dapat menyebutkan cara beriman kepada kitab sucu Al Qur’an.

• Tertulis • Lisan • Responsif

6x40 menit • Buku paket Akidah Akhlak • Al Qur’an dan terjemahannya.

13

Standar Kompetisi Kompetisi Dasar Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu

Sumber & Bahan

2. Meningkatkan keimanan kepada Rasul-rasul Allah SWT.

2.1Menjelaskan pengertian beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT. 2.2 Menunjukkan nama-nama Rasul yang wajib diketahui. 2.3 Menjelaskan sifat-sifat wajib bagi Rasul Allah. 2.4 Meneladani sifat-sifat wajib bagi Rasul Allah

• Menjelaskan arti iman kepada Rasul-rasul Allah SWT. • Menjelaskan perbedaan antara Nabi dan Rasul. • Menunjukkan sifat-sifat yang wajib, sifat mustahil, sifat jaiz bagi Rasul. • Menyebutkan nama Rasul-rasul Allah yang wajib diketahui. • Menjelaskan hikmah beriman kepada Rasul Allah. • Menyebutkan nama Rasul yang menerima suhuf dan kitab. • Menjelaskan pengertian sifat-sifat wajib bagi Rasul. • Menyebutkan sifat-sifat wajib yang dimiliki Rasul. • Menunjukkan dalil tentang sifat wajib Rasul. • Mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sifat-sifat wajib Rasul.

• Iman kepada Rasul Allah SWT.

• Menjelaskan arti beriman kepada para Rasul-rasul Allah. • Siswa dapat membedakan antara Nabi dan Rasul. • Siswa dapat menyebutkan sifat wajib, mustahil dan jaiz bagi Rasul Allah.

• Menyebutkan nama Rasul-

rasul yang wajib diketahui sebanyak 25 Rasul. • Siswa dapat menyebutkan fungsi beriman kepada Rasul Allah. • Menyebutkan nama Rasul yang menerima suhuf dan kitab.

• Siswa dapat menjelaskan arti

sifat wajib Rasul. • Siswa dapat menyebutkan sifat wajib yang harus dimiliki Rasul Allah. • Siswa dapat melafalkan dalil-dalil yang berhubungan dengan sifat-sifat wajib Rasul. • Siswa dapat berperilaku dan bersikap mencontoh sifat-sifat wajib Rasul.

• Tertulis • Lisan • Responsif

4x40 Menit

• Buku paket Akidah Akhlak • Al Qur’an dan terjemahannya.

14

Standar Kompetisi Kompetisi Dasar Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu

Sumber & Bahan

3. Memahami mukjizat dan kejadian luar biasa lainnya..

3.1Menjelaskan pengertian mukjizat dan kejadian luar biasa lainnya (Karamah, Maunah dan Irhas). 3.2 Menunjukkan contoh mukjizat yang diberikan kepada para Rasul-Nya. 3.3Menunjukkan persamaan dan perbedaan Karamah, Maunah dan Irhas.

• Menyebutkan pengertian Mukjizat, Karamah, Maunah dan Irhas. • Menunjukkan dalil/firman Allah tentang Mukjizat yang diturunkan Allah SWT.

• Menyebutkan contoh

mukjizat yang diberikan pada para Rasul seperti Nabi Ibrahim AS, Nabi Musa AS, Nabi Isa AS, Nabi Muhammad SAW. • Menunjukkan dalil tentang mukjizat Allah yang diberikan kepada Rasul-Nya..

• Menyebutkan persamaan dan perbedaan antara Karamah, Maunah dan Irhas. • Menjelaskan manfaat Karamah, Maunah dan Irhas bagi orang yang menerimanya.

• Mukjizat Allah SWT.

• Siswa dapat mengartikan Mukjizat, Karamah, Maunah dan Irhas. • Siswa dapat memberi contoh Mukjizat, Karamah, Maunah dan Irhas. • Siswa dapat melafalkan dalil tentang Mukjizat Allah yang kepada Rasul-Nya. • Siswa dapat menunjukkan contoh Mukjizat yang diberikan kepada Nabi Ibrahim AS, Nabi Musa AS, Nabi Isa AS, Nabi Muhammad SAW. • Siswa dapat melafalkan dalil tentang Mukjizat Nabi Ibrahim As, Nabi Musa As, Nabi Isa AS, Nabi Muhammad SAW.

• Siswa dapat menyebutkan persamaan dan perbedaan antara Karamah, Maunah dan Irhas. • Siswa dapat menyebutkan manfaat orang yang menerima Karamah, Maunah dan Irhas .

• Tertulis • Lisan • Responsif

8x40 Menit

• Buku paket Akidah Akhlak • Al Qur’an dan terjemahannya.

15

Standar Kompetisi Kompetisi Dasar Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu

Sumber & Bahan

4. Memahami perilaku kehidupan Nabi Muhammad SAW.

4.1Menjelaskan kisah Nabi Muhammad SAW. 4.2 Menunjukkan sifat-sifat utama Nabi Muhammad SAW yang patut diteladani.

• Menjelaskan riwayat singkat kehidupan Nabi Muhammad SAW. • Menjelaskan pengertian akhlak Nabi Muhammad SAW beserta dalilnya. • Menyebutkan akhlak terpuji yang dimiliki Nabi Muhammad SAW. • Menunjukkan dalil bahwa akhlak Nabi Muhammad SAW adalah Al Qur’an. • Memberi contoh perbuatan sebagai orang yang meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW.

• Akhlak Nabi Muhammad SAW.

• Siswa dapat menceritakan riwayat singkat kehidupan Nabi Muhammad SAW.

• Siswa menjelaskan arti akhlak Nabi Muhammad SAW, beserta dalilnya. Al Ah’zab 21 (HR. Ahmat dan Baihaqi). • Siswa dapat menyebutkan contoh akhlak terpuji yang dimiliki Nabi Muhammad SAW. • Siswa melafalkan dalil bahwa akhlak Nabi Muhammad adalah Al Qur’an surat Az Zuhruf ayat 43. • Siswa dapat mendata contoh akhlak Nabi Muhammad SAW dalam Al Qur’an. • Siswa dapat bersikap dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari dengan meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW.

• Tertulis • Lisan • Responsif

6x40 Menit

• Buku paket Akidah Akhlak • Al Qur’an dan terjemahannya. • Perikehidupan Muhammad SAW.

16

PENGEMBANGAN SILABUS

Satuan Pendidikan : Madrasah Tsanawiyah Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak Kelas/Semester : VIII/ 2

Standar Kompetisi Kompetisi Dasar Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber & Bahan

5. Menerapkan perilaku terpuji pada diri sendiri.

5.1Menjelaskan macam-macam perilaku terpuji pada diri sendiri. 5.2 Menampilkan contoh-contoh perilaku: inovatif, kreatif, produktif, kooperatif, kompetitif, percaya diri, tekad yang tinggi, sustainability, ekspresif. 5.3 Membiasakan perilaku terpuji dalam kehidupan sehari-hari.

• Menjelaskan pengertian akhlak terpuji. • Menunjukkan ciri-ciri orang yang berakhlak terpuji. • Menunjukkan dalil aqli dan naqli akhlak terpuji.

• Mengklasifikasikan nilai-

nilai akhlak terpuji. • Menunjukkan nilai sikap dan perilaku akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari.

• Terbiasa berakhlak terpuji terhadap diri sendiri dan kehidupan bersama.

• Akhlak terpuji terhadap kehidupan sendiri dan kehidaupan bersama.

• Siswa dapat menunjukkan materi yang berhubungan dengan akhlak terpuji terhadap diri sendiri dan kehidupan bersama. • Siswa menjelaskan arti akhlak terpuji. • Siswa menyebutkan ciri-ciri orang yang berakhlak terpuji. • Siswa melafalkan dan menuliskan dalil naqli dan aqli akhlak terpuji. • Siswa mengkualifikasikan perilaku terpuji (inovatif, kreatif, produktif, kooperatif, kompetitif, percaya diri, tekad yang tinggi, pandai, cermat dan teliti, komunikatif, ekspresif). • Siswa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari akhlak terpuji terhadap diri sendiri dan kehidupan bersama.

• Tertulis • Lisan • Responsif

10x40 Menit

• Buku paket Akidah Akhlak • Al Qur’an dan terjemahannya.

17

Standar Kompetisi Kompetisi Dasar Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber & Bahan 6. Menghindari

perilaku tercela pada diri sendiri.

6.1Menjelaskan tentang perilaku tercela pada diri sendiri (pasif, rendah diri dan tidak punya pendirian). 6.2 Menjelaskan ciri-ciri perilaku tercela pada diri sendiri. 6.3 Terbiasa menjauhi akhlak tercela.

• Menyebutkan arti akhlak tercela (pasif, rendah diri dan tidak punya pendirian). • Menunjukkan ciri-ciri akhlak tercela (pasif, rendah diri dan tidak punya pendirian). • Menunjukkan dalil naqli dan aqli akhlak tercela.

• Menyebutkan akibat yang timbul oleh sifat tercela.

• Menyebutkan cara menghindarkan diri dari sifat tercela.

• Akhlak tercela.

• Siswa dapat menyebutkan macam-macam perilaku tercela pada diri sendiri. • Siswa dapat menjelaskan arti akhlak tercela (pasif, rendah diri dan tidak punya pendirian). • Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri orang yang memiliki akhlak tercela. • Siswa dapat menunjukkan dalil naqli tentang akhlak tercela. • Siswa dapat menyebutkan akibat-akibat yang ditimbulkan oleh sifat tercela. • Siswa dapat menyebutkan cara-cara untuk menghindarkan diri dari sifat tercela.

• Tertulis • Lisan • Responsif

8x40 Menit • Buku paket Akidah Akhlak • Al Qur’an dan terjemahannya.

18

Standar Kompetisi Kompetisi Dasar Indikator Materi Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber & Bahan

7. Memahami sifat-sifat Raul Ulul Azmi.

7.1Menjelaskan pengertian Ulul Azmi. 7.2 Menunjukkan nama-nama Rasul Ulul Azmi. 7.3 Menjelaskan sifat-sifat Rasul Ulul Azmi.

• Menyebutkan arti dari Rasul Ulul Azmi. • Menunjukkan dalil tentang Rasul Ulul Azmi. • Menyebutkan hikmah dari kisah Rasul Ulul Azmi.

• Menyebutkan nama-nama Rasul yang memperoleh julukan Ulul Azmi. • Menyebutkan tingkat kesabaran Ulul Azmi.

• Menyebutkan sifat-sifat Rasul yang memperoleh julukan Ulul Azmi.

• Rasul Ulul Azmi.

• Siswa dapat menyebutkan arti Rasul ulul Azmi. • Siswa dapat melafalkan dengan menuliskan dalil tentang Rasul Ulul Azmi. • Siswa dapat menyebutkan hikmah dari kisah Rasul Ulul Azmi.

• Siswa dapat menyebutkan

nama-nama Rasul yang memperoleh julukan Ulul Azmi. • Siswa dapat menyebutkan tingkat kesabaran Ulul Azmi.

• Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat Rasul yang memperoleh julukan Ulul Azmi.

• Tertulis • Lisan • Responsif

10x40 Menit

• Buku paket Akidah Akhlak • Al Qur’an dan terjemahannya.

19

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata pelajaran : Aqidah Akhlak

Kelas / semester : VIII / Ganjil

Waktu : 2 X 40 Menit

Standar kompetensi : Memahami perilaku kehidupan Nabi Muhammad SAW.

Kompetensi dasar : 4.1. Menjelaskan kisah Nabi Muhammad SAW.

Materi pokok : Akhlak Nabi Muhammad SAW.

Indikator :

• Menjelaskan riwayat singkat peri kehidupan Nabi Muhammad SAW.

• Menjelaskan pengertian akhlak Nabi Muhammad SAW beserta dalilnya.

Kegiatan Belajar mengajar

a. Kegiatan awal

• Guru dan siswa memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan

Basmallah dan kemudian berdoa sebelum memulai pelajaran.

• Siswa menyiapkan buku Aqidah Akhlak.

• Secara bersama membaca materi tentang kitab-kitab Allah SWT selama 5-10 menit.

• Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan diajarkan dengan kompetensi

dasar yang akan dicapai.

b. Kegiatan inti

1) Eksplorasi

• Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang riwayat singkat peri

kehidupan Nabi Muhammad SAW. Guru mengawali dengan mengajukan

pertanyaan, Contoh : siapa yang dapat menceritakan riwayat Nabi Muhammad

SAW ?

• Guru meminta siswa membaca dalil yang berhubungan dengan akhlak Nabi

Muhammad SAW.

2) Konsolidasi Pembelajaran

• Guru menunjuk seorang siswa yang dapat menceritakan riwayat singkat peri

kehidupan Nabi Muhammad SAW.

20

• Setelah para siswa membaca secara klasikal, guru menunjuk siswa yang akan

menjelaskan arti akhlak Nabi Muhammad SAW beserta dalilnya, Surat Al Ahzab

ayat 21 dan HR ahmad dan Baihaqi.

c. Kegiatan akhir / Penutup

• Guru meminta para siswa memahami dan mengerti kisah hidup Nabi Muhammmad

SAW dan arti akhlak serta dalil Al Qur’an yang berkaitan dengan akhlak Rasulullah

SAW.

• Guru mengakhiri/menutup pelajaran dengan membaca Hamdallah/doa.

• Guru mengucapkan salam kepada siswa, sebelum keluar kelas dan siswa menjawab

salam.

d. Sumber dan bahan

• Buku Aqidah Akhlak

• Al Quran dan terjemahan

• Buku peri kehidupan Nabi Muhammad SAW (Rasulullah SAW).

21

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata pelajaran : Aqidah Akhlak

Kelas / semester : VIII / Ganjil

Waktu : 2 X 40 Menit

Standar kompetensi : Memahami perilaku kehidupan Nabi Muhammad SAW.

Kompetensi dasar : 4.2. Menunjukkan sifat-sifat utama Nabi Muhammad SAW

yang patut diteladani.

Materi pokok : Akhlak Nabi Muhammad SAW.

Indikator :

• Menyebutkan akhlak terpuji yang dimiliki Nabi Muhammad SAW.

• Menunjukkan dalil bahwa akhlak Nabi Muhammad SAW adalah Al Qur’an.

• Mengidentifikasi beberapa akhlak Nabi Muhammad SAW dalam Al Qur’an.

• Memberi contoh perbuatan sebagai orang yang meneladani akhlak Nabi Muhammad

SAW.

Kegiatan Belajar mengajar

a. Kegiatan awal

• Guru dan siswa memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan

Basmallah dan kemudian berdoa sebelum memulai pelajaran.

• Siswa menyiapkan buku Aqidah Akhlak.

• Secara bersama membaca materi tentang kitab-kitab Allah SWT selama 5-10 menit.

• Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan diajarkan dengan kompetensi

dasar yang akan dicapai.

b. Kegiatan inti

1) Eksplorasi

• Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang contoh akhlak terpuji

yang dimiliki Nabi Muhammad SAW. Guru mengajukan pertanyaan. Contoh

:Sebutkan sifat-sifat terpuji yang dimiliki Rasulullah..

• Siapakah yang dapat melafalkan dalil bahwa akhlak Nabi Muhammad SAW

adalah Al Qur’an.

• Guru meminta siswa untuk mengidentifikasi akhlak Nabi Muhammad dalam Al

Qur’an.

22

• Guru meminta siswa memberi contoh perbuatan sebagai orang yang meneladani

akhlak Nabi Muhammad SAW.

2) Konsolidasi Pembelajaran

• Guru menunjuk salah seorang siswa untuk menyebutkan sifat-sifat terpuji yang

dimiliki Nabi Muhammad SAW.

• Guru meminta salah seorang siswa melafalkan dalil tentang Al Qur’an sebagai

akhlak Nabi Muhammad SAW.

• Setelah para siswa membaca secara klasikal, guru menunjuk siswa untuk

mengidentifikasi akhlak Nabi Muhammad dalam Al Qur’an dan meminta siswa

mendemonstrasikan contoh perbuatan/sikap orang yang meneladani akhlak Nabi

Muhammad SAW.

c. Kegiatan akhir / Penutup

• Guru meminta agar siswa sekali lagi membaca tentang akhlak terpuji yang dimiliki

Nabi Muhammad SAW.

• Guru meminta agar siswa dapat bersikap dan berperilaku dengan meneladani sifat

terpuji yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

• Guru mengakhiri/menutup pelajaran tersebut dengan membaca hamdallah/doa.

• Guru mengucapkan salam kepada siswa, sebelum keluar kelas dan siswa menjawab

salam.

d. Sumber dan bahan

• Buku Aqidah Akhlak kelas VIII

• Al Quran dan terjemahan

23

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata pelajaran : Aqidah Akhlak

Kelas / semester : VIII / Genap

Waktu : 2 X 40 Menit

Standar kompetensi : Menerapkan perilaku terpuji pada diri sendiri.

Kompetensi dasar : 5.1. Menjelaskan macam-macam perilaku terpuji pada diri

sendiri.

Materi pokok : Akhlak terpuji terhadap diri sendiri dan kehidupan bersama.

Indikator :

• Menjelaskan pengertian akhlak terpuji.

• Menunjukkan ciri-ciri orang yang berakhlak terpuji..

• Menunjukkandalil naqli dan aqli akhlak terpuji.

Kegiatan Belajar mengajar

a. Kegiatan awal

• Guru dan siswa memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan

Basmallah dan kemudian berdoa sebelum memulai pelajaran.

• Siswa menyiapkan buku Aqidah Akhlak.

• Secara bersama membaca materi tentang kitab-kitab Allah SWT selama 5-10 menit.

• Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan diajarkan dengan kompetensi

dasar yang akan dicapai.

b. Kegiatan inti

1) Eksplorasi

• Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang akhlak. Guru mengawali

dengan mengajukan beberapa pertanyaan. Contoh : Jelaskan arti akhlak terpuji.

• Siapakah diantara kalian yang dapat menunjukkan ciri-ciri orang yang berakhlak

terpuji.

• Guru meminta siswa untuk membaca dalil yang berhubungan dengan akhlak terpuji.

2) Konsolidasi Pembelajaran

• Guru menunjuk seorang siswa untuk menjelaskan arti akhlak terpuji.

24

• Setelah para siswa membaca secara klasikal, guru menunjuk siswa untuk

mengelompokkan akhlak terpuji (inovatif, kreatif, produktif, kooperatif, kompetitif,

percaya diri, tekad yang tinggi, sustainability, komunikatif, ekspresif).

• Menuliskan dalil naqli tentang sifat terpuji.

c. Kegiatan akhir / Penutup

• Guru meminta agar para siswa sekali lagi untuk membaca akhlak terpuji.

• Guru meminta siswa agar menghapal ciri-ciri orang yang berakhlak terpuji dan dalil

naqlinya.

• Guru mengakhiri/menutup pelajaran dengan membaca hamdallah/doa.

• Guru mengucapkan salam kepada siswa, sebelum keluar kelas dan siswa menjawab

salam.

d. Sumber dan bahan

• Buku Aqidah Akhlak kelas VIII

• Al Quran dan terjemahan

25

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata pelajaran : Aqidah Akhlak

Kelas / semester : VIII / Genap

Waktu : 4 X 40 Menit

Standar kompetensi : Menghindari perilaku tercela pada diri sendiri.

Kompetensi dasar : 6.1. Menjelaskan tentang perilaku tercela pada diri sendiri.

Materi pokok : Akhlak tercela.

Indikator :

• Menyebutkan arti akhlak tercela.

• Melafalkan dalil tentang akhlak tercela.

Kegiatan Belajar mengajar

a. Kegiatan awal

• Guru dan siswa memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan

Basmallah dan kemudian berdoa sebelum memulai pelajaran.

• Siswa menyiapkan buku Aqidah Akhlak.

• Secara bersama membaca materi tentang kitab-kitab Allah SWT selama 5-10 menit.

• Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan diajarkan dengan kompetensi

dasar yang akan dicapai.

b. Kegiatan inti

1) Eksplorasi

• Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang sifat tercela, guru

mengawali dengan mengajukan beberapa pertanyaan. Contoh : Sebutkan arti akhlak

tercela (Mazmumah).

• Siapakah diantara kalian yang tahu arti pasif, rendah diri dan tidak punya pendirian.

• Guru meminta siswa untuk membaca dalil yang berkaitan dengan sifat tercela.

2) Konsolidasi Pembelajaran

• Guru menunjuk seorang siswa yang dapat mengartikan sifat-sifat tercela tentang pasif,

rendah diri dan tidak punya pendirian.

• Setelah para siswa membaca secara klasikal, guru menunjuk siswa untuk menuliskan

dalil naqli tentang sifat tercela.

26

c. Kegiatan akhir / Penutup

• Guru meminta agar para siswa sekali lagi untuk membaca sifat-sifat tercela.

• Guru meminta siswa rajin mengulang pelajaran tentang akhlak tercela.

• Guru mengakhiri/menutup pelajaran dengan membaca hamdallah/doa.

• Guru mengucapkan salam kepada siswa, sebelum keluar kelas dan siswa menjawab

salam.

d. Sumber dan bahan

• Buku Aqidah Akhlak

• Al Quran dan terjemahan

27

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata pelajaran : Aqidah Akhlak

Kelas / semester : VIII / Genap

Waktu : 2 X 40 Menit

Standar kompetensi : Menghindari perilaku tercela pada diri sendiri.

Kompetensi dasar : Menjelaskan ciri-ciri perilaku tercela pada diri sendiri.

Materi pokok : Akhlak tercela.

Indikator :

• Menunjukkan ciri-ciri akhlak tercela.

• Menunjukkan dalil aqli dan naqli tentang akhlak tercela.

• Menyebutkan akibat yang ditimbulkan akibat akhlak tercela.

Kegiatan Belajar mengajar

a. Kegiatan awal

• Guru dan siswa memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan

Basmallah dan kemudian berdoa sebelum memulai pelajaran.

• Siswa menyiapkan buku Aqidah Akhlak.

• Secara bersama membaca materi tentang kitab-kitab Allah SWT selama 5-10 menit.

• Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan diajarkan dengan kompetensi

dasar yang akan dicapai.

b. Kegiatan inti

1) Eksplorasi

• Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang ciri-ciri akhlak tercela,

guru mengawali dengan mengajukan beberapa pertanyaan. Contoh : Sebutkan ciri-ciri

akhlak tercela.

• Siapakah diantara kalian yang dapat menyebutkan dalil tentang sifat tercela.

• Guru meminta siswa untukmenyebutkan akibat yang ditimbulkan oleh akhlak tercela.

2) Konsolidasi Pembelajaran

• Guru menunjuk siswa yang dapat menyebutkan ciri-ciri sifat tercela, beserta dalilnya.

28

• Setelah para siswa membaca secara klasikal, guru menunjuk siswa untuk

menyebutkan akibat yang ditimbulkan oleh akhlak tercela.

c. Kegiatan akhir / Penutup

• Guru meminta agar para siswa sekali lagi untuk membaca ciri-ciri akhlak tercela.

• Guru meminta siswa rajin mengulang pelajaran tentang akhlak tercela.

• Guru mengakhiri/menutup pelajaran dengan membaca hamdallah/doa.

• Guru mengucapkan salam kepada siswa, sebelum keluar kelas dan siswa menjawab

salam.

d. Sumber dan bahan

• Buku Aqidah Akhlak

• Al Quran dan terjemahan

29

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata pelajaran : Aqidah Akhlak

Kelas / semester : VIII / Genap

Waktu : 2 X 40 Menit

Standar kompetensi : Menghindari perilaku tercela pada diri sendiri.

Kompetensi dasar : Terbiasa menjauhi akhlak tercela.

Materi pokok : Akhlak tercela.

Indikator :

• Menyebutkan cara menghindarkan diri dari sifat tercela.

Kegiatan Belajar mengajar

a. Kegiatan awal

• Guru dan siswa memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan

Basmallah dan kemudian berdoa sebelum memulai pelajaran.

• Siswa menyiapkan buku Aqidah Akhlak.

• Secara bersama membaca materi tentang kitab-kitab Allah SWT selama 5-10 menit.

• Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan diajarkan dengan kompetensi

dasar yang akan dicapai.

b. Kegiatan inti

1) Eksplorasi

• Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang cara menjauh dari akhlak

tercela, guru mengawali dengan mengajukan beberapa pertanyaan. Contoh : Sebutkan

cara-cara menghindarkan diri dari akklak tercela.

• Siapakah diantara kalian yang dapat menyebutkan dalil tentang sifat tercela.

• Guru meminta siswa untukmenyebutkan akibat yang ditimbulkan oleh akhlak tercela.

2) Konsolidasi Pembelajaran

• Guru menunjuk siswa yang dapat menyebutkan ciri-ciri sifat tercela, beserta dalilnya.

• Setelah para siswa membaca secara klasikal, guru menunjuk siswa untuk

menyebutkan cara untuk menghindarkan diri dari akhlak yang tercela.

30

c. Kegiatan akhir / Penutup

• Guru meminta agar para siswa sekali lagi untuk membaca tentang cara menjauhi

akhlak tercela.

• Guru meminta siswa rajin mengulang pelajaran tentang akhlak tercela.

• Guru mengakhiri/menutup pelajaran dengan membaca hamdallah/doa.

• Guru mengucapkan salam kepada siswa, sebelum keluar kelas dan siswa menjawab

salam.

d. Sumber dan bahan

• Buku Aqidah Akhlak

• Al Quran dan terjemahan

31

32

33

34

35