EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA...

155
EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA KARYAWAN DI PERUSAHAAN PABRIK SEPATU CV. KAKANG PRABU, KP. KATOMAS, TIGARAKSA TANGERANG BANTEN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Hajrul Aswad Harahap NIM: 1113052000022 JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M/ 1439 H

Transcript of EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA...

Page 1: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM

MENINGKATKAN ETOS KERJA KARYAWAN

DI PERUSAHAAN PABRIK SEPATU CV. KAKANG PRABU,

KP. KATOMAS, TIGARAKSA TANGERANG BANTEN

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Hajrul Aswad Harahap

NIM: 1113052000022

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M/ 1439 H

Page 2: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil
Page 3: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil
Page 4: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil
Page 5: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

i

ABSTRAK

Hajrul Aswad Harahap. 1113052000022. “Efektivitas Bimbingan Rohani Islam

Dalam Meningkatkan Etos Kerja Karyawan di Kp. Katomas, Tigaraksa

Tangerang Banten”. Dibawah Bimbingan Bapak Abdul Azis M.Psi

Pada dasarnya bekerja bukan hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan

hidup, tapi bekerja adalah bagian dari ibadah kepada Allah yang harus dipertanggung

jawabkan oleh manusia sendiri. Tercatat ada Delapan perusahaan yang bangkrut di

Tahun 2017, salah satu penyebabnya karena pengelolaan perusahaan yang tidak baik,

banyak terjadi kecurangan dan karyawan bekerja tidak memiliki etos seperti

penyelewengan. Sama halnya yang terjadi di perusahaan pabrik sepatu CV. Kakang

Prabu yang pernah mengalami kebangkrutan pada tahun 2014, dan penyebabnya yaitu

banyaknya penyelewengan barang, karyawan bekerja tidak memiliki etos sehingga

apa yang dikerjakan karyawan tidak maksimal dan berefek pada perusahaan pabrik

sepatu yang mengalami kebangkrutan.

Penelitian ini dilakukan di Kp. Katomas Kecamatan Tigaraksa Kabupaten

Tangerang Banten terhitung mulai dari tanggal 13 September 2017 sampai dengan

tanggal 17 April Januari 2018. Perumusan masalah dalam penelitian ini mengenai

bagaimana proses bimbingan rohani,bagaimana metode bimbingan rohani dalam

meningkatkan etos kerja karyawan di Kp. Katomas, dan efektifkah bimbingan rohani

dalam meningkatkan etos kerja karyawan di Kp. Katomas Kecamatan Tigaraksa

Kabupaten Tangerang Banten. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif

dengan desain deskriftif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan suatu bimbingan dapat

dilihat dari terlaksananya bimbingan sesuai fungsinya yaitu, sebagai sumber yang

memberikan pemahaman, sebagai upaya pencegahan dengan memberikan arahan dan

membantu individu dalam memecahkan masalah sesuai dengan ajaran agama Islam.

efek dari kegiatan bimbingan rohani terhadap karyawan dilihat dari dua aspek yaitu

perasaan dan perilaku, perasaan yang dialami karyawan setelah mengikuti kegiatan

bimbingan rohani yaitu menjadikan agama sebagai motivasi, dengan agama karyawan

lebih tekun beribadah, ikhlas dalam bekerja, jujur dan bersyukur dengan pekerjaan

mereka saat ini, sama halnya dengan perilaku karyawan setelah mengikuti bimbingan

rohani yaitu terlihat dari etos kerja mereka seperti semangat dalam bekerja, on time

masuk kerja, mengarahkan, hubungan komunikasi yang lebih baik. bimbingan rohani

efektif dalam meningkatkan etos kerja karyawan terlihat pada kinerja mereka seperti

bekerja dengan penuh tanggung jawab, tingkat kepatuhan yang tinggi, bekerjasama

dengan sesama karyawan, penghasilan bukanlah tujuan akhir. Hasil penelitian yang

diperoleh adalah kegiatan bimbingan rohani sangat efektif dalam meningkatkan etos

kerja karyawan di perusahaan pabrik sepatu CV. Kakang Prabu Kp. Katomas

Tigaraksa.

Kata kunci: Efektivitas, Bimbingan Rohani, Etos Kerja

Page 6: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

ii

KATA PENGANTAR

بسم اهلل الّر حمن الّر حيم

Puji dan syukur tak henti-hentinya penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu

Wata’ala, atas limpahan rahmat karunia serta kasih-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “EFEKTIVITAS BIMBINGAN

ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA KARYAWAN DI

PERUSAHAAN PABRIK SEPATU CV. KAKANG PRABU, KP.

KATOMAS, TIGARAKSA TANGERANG BANTEN”.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat

memperoleh gelar Sarjana Sosial bagi mahasiswa program S1 pada program studi

Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa

skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga

pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa

hormat mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang telah memberikan bantuan moril maupun materil secara langsung maupun

tidak langsung kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai,

terutama kepada yang saya hormati:

1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi.

2. Suparto, M.Ed., Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, serta Dr. Roudhonah, M.Ag selaku

Wakil Dekan Bidang Adkum Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Page 7: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

iv

Komunikasi, serta Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

3. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam yang selalu memberikan motivasi kepada penulis.

4. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam.

5. Abdul Aziz M.Psi, Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang sudah sangat

membantu penulis menyelesaikan karya ilmiah skripsi ini.

6. Bapak/Ibu Dosen dan staff dilingkungan Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu

Komunikasi yang telah memberikan banyak ilmu.

7. Teristimewa kepada kedua OrangTua Ayah dan Ibu yang sangat penulis

cintai yang selalu mendo’akan, memberikan motivasi dan pengorbanannya

dari segi moril dan materil kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

8. Buat abang Syawal Basri Pandapotan (Sutan Naposo Harahap), adik

Nazmi Handayani dan Mawaddah yang selalu menjadi motivasi dan

penyemangat penulis.

9. Buat sahabat–sahabat penulis M. Ridhoan, Niko, M. Taufiq, Sondi

Silalahi, Sahrul Iman, Al-muzani, Khoirul Muslim, Hary Handiman,

Mujahidin dan tidak lupa juga seluruh teman-teman, kakak dan adik

seperjuangan penulis terima kasih atas dukungan dan doanya.

10. Untuk Nur Intan Rambe S.Pd yang selalu setia memberikan motivasi

kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

iv

11. Keluarga Besar Himblab Raya Jakarta yang tidak bisa penulis sebutkan

satu persatu, yang senantiasa memberikan semangat kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

12. Seluruh keluarga besar BPI terimakasih buat dukungan dan doanya kepada

penulis semoga persaudaraan yang kita jalin selama ini dapat terus terjaga

dengan baik.

13. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu penulis

dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang

telah membantu dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

kita semua.

Ciputat, 23 Mei 2018

Hajrul Aswad Harahap

Page 9: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK........................................................................................... i

KATA PENGANTAR......................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1

B. Pembatasan Masalah

1. Batasan Masalah....................................................................... 5

2. Rumusan Masalah ................................................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian...................................................................... 5

2. Manfaat Penelitian.................................................................... 6

D. Tinjauan Kepustakaan.................................................................... 6

E. Sistematika Penulisan..................................................................... 8

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Efektivitas.................................................................. 10

1. Pengertian Efektivitas............................................................... 10

2. Pengukuran Efektivitas............................................................. 11

B. Bimbingan Rohani........................................................................ 13

1. Pengertian Bimbingan.............................................................. 13

2. Pengertian Rohani.................................................................... 15

3. Pengertian Bimbingan Rohani.................................................. 18

4. Tujuan Bimbingan Rohani........................................................ 19

Page 10: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

vi

5. Fungsi Bimbingan Rohani........................................................ 21

6. Metode Bimbingan Rohani...................................................... 24

C. Etos Kerja..................................................................................... 30

1. Pengertian Etos Kerja............................................................... 30

2. Pengertian Efektivitas Bimbingan Rohani Dalam Meningkatkan Etos

Kerja Karyawan........................................................................ 33

3. Faktor-faktor Etos Kerja........................................................... 33

4. Etos kerja muslim..................................................................... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1. Pendekatan Penelitian................................................................ 44

2. Subjek dan Objek Penelitian...................................................... 45

3. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................. 45

4. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 45

5. Teknik Analisis Data ................................................................ 46

6. Sumber Data ............................................................................. 47

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN TEMUAN LAPANGAN DAN

ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum Perusahaan .................................................. 48

1. Sejarah ..................................................................................... 48

2. Visi dan Misi ........................................................................... 50

3. Aktivitas Bimbingan Rohani .................................................... 50

Page 11: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

vii

4. Struktur Organisasi .................................................................. 52

B. Hasil Temuan Lapangan dan Analisis Data

....................................................................................................... 54

1. Deskripsi Informan: Pembimbing ............................................ 54

2. Deskripsi Informan: karyawan ................................................. 56

3. Proses Bimbingan rohani.......................................................... 62

4. Metode Bimbingan Rohani Dalam Meningkatkan Etos Kerja

Karyawan.................................................................................. 68

5. Efektivitas Bimbingan Rohani Dalam Meningkatkan Etos Kerja Karyawan

.................................................................................................. 74

C. Pembahasan............................................................................ 81

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 84

B. Saran .............................................................................................. 85

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia pada dasarnya memiliki potensi yaitu secara alami maupun

intervensi, dengan potensi yang ada manusia akan bekerja untuk memenuhi

kebutuhan jasmani dan rohani dan saling membutuhkan antara satu dengan

yang lainnya di kehidupan masyarakat.

Untuk memenuhi kebutuhan jasmani manusia harus bekerja dengan

sendirinya. Bekerja merupakan bagian dari cara manusia beribadah kepada

Allah, dan bekerja tidak hanya semata untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

akan tetapi bekerja adalah bentuk pertanggung jawaban manusia terhadap

dirinya sendiri dan rasa syukur manusia terhadap apa yang diciptakan-Nya.

Maka dari itu kedua kebutuhan tersebut (jasmani & rohani) harus dipenuhi

agar semua yang dilakukan tidak sia-sia dan mendapatkan ridho-Nya. Ibadah

bermakna melakukan ketaatan dalam mencapai keridhaan Allah SWT dan

mengharapkan Pahala-Nya di akhirat.1 Dalam memenuhi kebutuhan rohani

agama adalah cara manusia mengenal rohaninya yang berkaitan dengan hati

nuraninya.

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

mengabdi kepada-Ku”. (Adz Dzariyat: 56)

Persoalan etos kerja ini perlu diperhatikan yang seharusnya setiap

karyawan ingin merasakan ketentraman, kenyamanan serta kebahagiaan

dalam hidupnya baik itu bekerja maupun dalam bermasyarakat (sosial),

dan pada kenyataannya karyawan tertekan ditempat kerjanya, merasa tidak

nyaman dan tidak memiliki etos dalam bekerja. Dari persoalan tersebut

berdampak pada perusahaan yang berakibat menurunnya penghasilan

pabrik, produktivitas menurun dan bahkan perusahaan sampai mengalami

kebangkarutan. Dengan beragama, manusia dapat hidup dengan aman,

1 Hasby As-shiddiqy, Kuliah Ibadah, (Jakarta: Bulan Bintang, 9145), Cet. 1, h. 4

Page 13: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

2

tentram dan bahagia. Agama adalah petunjuk kebenaran dan sumber moral

bagi kehidupan manusia serta memiliki nilai-nilai untuk pribadi maupun

sosial. Tercatat ada Delapan perusahaan yang bangkrut di Tahun 2017,

salah satu penyebabnya karena pengelolaan perusahaan yang tidak baik

dan karyawan bekerja tidak memiliki etos.2

Salah satu aspek yang menentukan dalam suatu pekerjaan ialah

faktor kematangan mental, kemantapan rohaniah atau persiapan bathin,

kebulatan tekad dan kemauan keras (azam). Bagaimanapun modernnya

alat-alat kerja dan teknologi yang canggih, jika pekerja-pekerja memiliki

mental dan semangat yang rapuh, maka tujuan pekerjaan tidak akan

tercapai. Membangun mental (kejiwaan) diperlukan berwujud lebih dahulu

menyongsong kebangunan fisik material. Dengan kata lain bahwa

Membangun fisik material tidak akan terlaksana dan berwujud jika para

pelaku pembangunan tidak memiliki kesiapan mental.3

Manusia diciptakan dengan berbagai kelengkapan subjektif dan

objektif untuk bekerja. Anatomi manusia ciptaan Allah dilengkapi dengan

anggota-anggota tubuh yang memang praktis untuk bekerja, terutama

kedua tangan, kaki, pancaindera dan lain-lain. Allah SWT

menganugerahkan akal pikiran, sebagai tuntunan, pedoman dan petunjuk

melalui risalah yang dibawa Nabi SAW, dalam risalah yang mengandung

pedoman hidup yang lengkap dan lurus terdapat pula etos kerja, berupa

pedoman dan tuntunan dalam bekerja supaya karyanya sukses dan berkah.

Etos kerja yang datang dari Allah Pencipta dan Penguasa alam raya yang

paling tepat dan yang hak, karena tiada lagi keterampilan dan pengaturan

dari makhluk manapun yang mampu menandinginya.4

2 Diakses melalui situs, http://kabar24.bisnis.com/read/20171228/16/721762/ini-daftar-

perusahaan-yang-pailit-sepanjang-2017, di upload pada tanggal 28 Desember 2018 Pukul 12:37

Wib oleh: Deliana Pradhita Sari. Diakses pada tanggal 14 Juli 2018 Pukul. 01:45 Wib 3 Hamzah Ya‟qub, Etos Kerja Islami, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1992), Cet. 1, h.

71. 4 Hamzah Ya‟qub, Etos Kerja Islami, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1992), Cet. 1, h. 1.

Page 14: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

3

“Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta

orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan

dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang

nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”.

(At-Taubah: 105)

Tumbuhnya kesadaran akan spritualitas di dunia kerja akhir-akhir

ini menjadi salah satu tema penting di berbagai negara dan menjadi

perhatian serius di berbagai bidang organisasi/perusahaan. Seperti yang

yang terjadi di perusahaan pabrik sepatu CV. Kakang Prabu para

karyawan mulai mencari kebutuhan rohani di kehidupan kerja dan

berusaha memaknainya dalam berbagai bentuk.

Untuk memiliki komitmen yang kuat terhadap perusahaan,

karyawan harus menerapkan etos kerja yang islami dalam menjalankan

tugasnya. Baik dalam organisasi tempat bekerja maupun dalam

kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil suatu kepercayaan seorang

muslim, bahwa kerja mempunyai kaitan dengan tujuan hidupnya, yaitu

memperoleh perkenan dari Allah Swt. Berkaitan dengan ini, penting untuk

ditegaskan pada dasarnya, Islam adalah agama amal atau kerja (praxis).

Inti ajarannya bahwa hamba mendekati dan berusaha memperoleh ridha

Allah melalui kerja atau amal shaleh, dan dengan memurnikan sikap

penyembahan hanya kepada Nya. (Irham dan Nurcholis).5

Bekerja adalah segala aktivitas dinamis dan mempunyai tujuan

untuk memenuhi kebutuhan tertentu (jasmani dan rohani), dan di dalam

mencapai tujuannya, dia berupaya dengan penuh kesungguhan untuk

5 Putri Mauliza, Rusli Yusuf, Roli Ilhamsyah, Jurnal Perspektif Ekonomi Darussalam

Volume 2 Nomor 2, September 2016 ISSN. 2502-6976, h. 188, diakses melalui situs

jurnal.unsyiah.ac.id/JPED/article/download/6693/5482 pada tanggal 27 desember 2017

Page 15: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

4

mewujudkan prestasi yang optimal sebagai bukti pengabdian dirinya

kepada Allah.6

Bimbingan rohani yang diadakan perusahaan pabrik sepatu ini

diharapkan dapat menumbuhkan etos kerja, meningkatkan kepedulian

terhadap sesama masyarakat (hablumminannas), agar para karyawan sadar

akan kewajibannya yaitu menjadi hamba Allah yang taat dengan

melaksanakan segala perintahnya dan kewajibannya sebagai karyawan

yaitu bekerja dengan penuh tanggung jawab dan peduli kepada sesama

manusia.

Melihat dari uraian diatas, betapa pentingnya melibatkan

kehidupan agama dalam kehidupan individu. Sehingga perusahaan

berusaha untuk memfasilitasi kehidupan rohaniyah karyawan yaitu,

dengan memberikan fasilitas-fasilitas keagamaan individu.

Selain tempat kerja atau mencari rezeki, perusahaan pun dapat

menjadi lapangan dalam membentuk ketahanan spritual dan akhlak mulia.

Menurut Musa Asyari “terbentuknya kepribadian yang baik tidak hanya

ditentukan oleh kualitas pendidikan dan prestasi yang berhubungan dengan

propesi dan dunia kerja, akan tetapi ditentukan juga oleh faktor-faktor

yang berhubungan „dengan inner life-nya, suasana batin dan semangat

hidup yang bersumber kepada iman. Maka dari itu, salah satu hal yang

dicari sebagai sumber untuk menumbuhkan motivasi kerja adalah agama.7

Kepedulian perusahaan terhadap agama salah satunya dibuktikan

dengan dibentuknya pembinaan rohani terhadap karyawan yaitu kegiatan

keagamaan. Dan kegiatan ini diharapkan berdampak pada Etos Kerja

karyawan, sehingga memiliki ketahanan spritual, dan akhlak yang mulia

yang dapat diwujudkan pada pelaksanaan tugas karyawan terhadap

perusahaan itu sendiri.

Berdasarkan dari latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk

mengetahui Efektivitas Bimbingan Rohani Islam dalam meningkatkan

6 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Isalmi, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002),

Cet. I, h. 27 7 Musa Asyari, Etos Kerja dan Pembangunan Ekonomi Umat, (Jogjakarat: Lesfi, 1997),

Cet. I, h.35.

Page 16: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

5

produktivitas kerja karyawan yang dilaksanakan di kantor atau perusahaan

dalam bentuk karya ilmiah yang berjudul “Efektivitas Bimbingan

Rohani Islam Dalam Meningkatkan Etos Kerja Karyawan di

Perusahaan Pabrik Sepatu CV. KAKANG PRABU, Kp. Katomas,

Tigaraksa Banten”.

B. Identifikasi Masalah

Persoalan etos kerja

1. Kebijakan perusahaan

2. Sistem kerja

3. Kondisi rohani karyawan

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan skripsi ini tidak mengalami perluasan masalah

dan melebar topik permasalahan, maka penulis perlu membuat batasan

masalah yang akan dibahas, pembatasan tersebut dibatasi yaitu

“Efektivitas Bimbingan Rohani Islam Dalam Meningkatkan Etos Kerja

Karyawan di Perusahaan Pabrik Sepatu CV. KAKANG PRABU,

Tigaraksa Tangerang Banten”.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis uraikan

perumusan masalah pada skripsi ini dalam bentuk pertanyaan:

a. Efektifkah bimbingan rohani dalam meningkatkan etos kerja karyawan

di perusahaan Pabrik Sepatu?

b. Bagaimana proses pelaksanaan bimbingan rohani dalam meningkatkan

etos kerja karyawan

c. Bagaimana metode bimbingan rohani dalam meningkatkan Etos kerja

karyawan di perusahaan pabrik sepatu?

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui keefektifan bimbingan rohani Islam dalam

meningkatkan etos kerja karyawan di perusahaan pabrik sepatu.

Page 17: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

6

b. Untuk mengetahui proses pelaksanaan bimbingan rohani dalam

meningkatkan etos kerja karyawan.

c. Untuk mengetahui metode bimbingan rohani islam dalam

meningkatkan etos kerja karyawan di perusahaan pabrik sepatu.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Praktis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangsih pemikiran yang akan menjadi bahan masukan kepada

Perusahaan Pabrik Sepatu dalam melakukan bimbingan rohani

Islam sehingga kebutuhan rohani dan jasmani karyawan terpenuhi.

b. Manfaat Akademis

Secara akademis hasil penelitian ini dapat menjadi bahan

acuan untuk para penyuluh dan diharapkan dapat memberikan

kontribusi bagi pengembangan keilmuan dan kurikulum khususnya di

Jurusan Bimbangan dan Penyuluhan Islam.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis sebelumnya mengadakan

penelitian lebih lanjut kemudian menyusun menjadi suatu karya ilmiah, maka

langkah awal yang penulis tempuh adalah mencari informasi serta

mengumpulkan terlebih dahulu terhadap objek penelitian yang penulis ambil

untuk dijadikan sebuah karya ilmiah tujuannya adalah untuk mengetahui

apakah objek yang penulis teliti ini sebelumnya sudah ada yang

melaksanakan penelitian dalam sebuah karya ilmiah.

Tinjauan pustaka yang penulis telusuri:

1. “Pengaruh Pembinaan Rohani Islam Terhadap Motivasi Kerja

Karyawan di PT. United Tractors Tbk, Cakung Jakarta Timur”, yang

disusun oleh Titian Wahyu, 108052000008, mahasiswa Jurusan

Bimbangan dan Penyuluhan Islam tahun 2013. Penelitian dalam skripsi ini

menjelaskan pengaruh pembinaan rohani islam terhadap motivasi kerja

karyawan di PT. United Tractors Tbk. Metode yang digunakan adalah

metode penelitian kuantitatif dimana dalam penelitian ini penulis

menggunakan teori pembinaan rohani islam dan motivasi kerja untuk

Page 18: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

7

melihat seberapa besar pengaruh pembinaan rohani terhadap motivasi

kerja karyawan yang menjadi bagian dari program PT. United Tractors

Tbk.

2. “Efektivitas Bimbingan Rohani Dalam Menumbuhkan Etos Kerja

Personil Komando Pendidikan Angkatan Udara (KODIKAU)”, yang

disusun oleh Fenti Agustias Hasibuan, 10805200006, mahasiswi Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam tahun 2013. Adapun penelitian tersebut

menjelaskan tentang efektivitas bimbingan rohani dalam menumbuhkan

etos kerja personil komando pendidikan angkatan udara. Metodologi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, dimana subjeknya adalah

efektivitas bimbingan rohani islam dan objeknya adalah efektivitas

bimbingan rohani islam dalam menumbuhkan etos kerja personil komando

pendidikan angkatan udara. Penelitian ini mendeskripsikan pelaksanaan

dan kegiatan bimbingan rohani di komando angkatan udara dan efek

bimbingan rohani terhadap personil komando.

3. “Pengaruh Bimbingan Rohani Mental Islam Terhadap Pemahaman

dan Kesadaran Keagamaan Anggota di Markas Korps Brimob

Kelapadua Depok”, yang disusun oleh Irhamna Romadlon,

108052000001, mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam

tahun 2013. Adapun penelitian dari skripsi ini menjelaskan pengaruh

bimbingan rohani mental islam terhadap pemahaman dan kesadaran

keagamaan anggota di Markas Korps Brimob Kelapdaua Depok. Metode

penelitian yang digunakan adalah metodologi kuantitatif. Dalam

penelitian ini penulis menggunakan teori pembinaan rohani mental islam

dan pemahaman dan kesadaran beragama. Adapun tujuan dari penelitian

ini untuk melihat apakah pembinaan rohani mental islam berpengaruh

terhadap pemahaman kesadaran beragama anggota Brimob di Markas

Korps Brimob Kelapadua Depok.

4. “Peran Pembimbing Rohani Islam Dalam Menumbuhkan Etos Kerja

Pada Warga Binaan Sosial (WBS) Di Panti Sosial Bina Insan Bangun

Daya 2 Ceger Jakarta Timur”, yang disusun oleh Haula Sofiana,

1110052000018, mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam,

Page 19: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

8

tahun 2014. Penelitian dalam skripsi ini berfokus pada peran pembimbing

rohani dalam menumbuhkan etos kerja.

Berbeda dari pembahasan-pembahasan skripsi diatas, skripsi kali

ini lebih memfokuskan pada Efektivitas Bimbingan Rohani Dalam

Meningkatkan Etos Kerja Karyawan di perusahaan pabrik sepatu CV.

Kakang Prabu.

F. Sistematika Penulisan

Pada penulisan skripsi, penulis berpedoman dan mengacu kepada

buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi)

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Untuk memudahkan

penulisan, maka penulis membagi pembahasan penelitian ini menjadi lima

bab dan setiap bab terdapat sub-bab dengan sistematika penulisan sebagai

berikut:

BAB I: Pendahuluan

Bab pendahuluan merupakan uraian umum dari skripsi ini. Isinya

menjelaskan latar belakang masalah penulisan, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian.

BAB II: Tinjauan Teoritis

Dalam bab ini membahas secara detail tentang pengertian

efektivitas, pengukuran efektivitas, pengertian bimbingan rohani,

tujuan bimbingan rohani, fungsi bimbingan rohani, metode

bimbingan rohani, pengertian etos kerja, faktor mempengaruhi etos

kerja, dan ciri etos kerja muslim.

BAB III: Metodologi Penelitian

Bab ini membahas metodologi yang digunakan, subjek dan objek

penelitian, waktu dan tempat penelitian, teknik pengumpulan data

dan teknik analisis data.

BAB IV: Gambaran Umum dan Hasil Penelitian

Bab ini memaparkan sejarah perusahaan, profil perusahaan,

struktur organisasi dan visi dan misi perusahaan. Dan bab ini

memaparkan pembahasan inti dari hasil penelitian, yang berisi

Page 20: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

9

mengungkap secara detail tentang efektivitas bimbingan rohani

dalam meningkatkanetos kerja karyawan.

BAB V: Penutup

Sebagaimana lazimnya dalam sebuah laporan hasil penelitian,

dalam bab ini berisikan mengenai kesimpulan dan implementasi

yang merupakan dari rumusan masalah yang diajukan pada bab

pertama dan saran-saran.

Page 21: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

10

BAB II

Kajian Teori

A. Efektivitas

1. Pengertian Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata efektif yang menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia yaitu: ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya)

manjur atau mujarab (tentang obat); dapat membawa hasil; berhasil guna

(tentang usaha, tindakan) mangkus; mulai berlaku (tentang undang-

undang, peraturan).1

Kata efektif berasal dari bahasa inggris yaitu effective yang berarti

berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah

populer mendefenisikan efektivitas sebagai ketetapan penggunaan, hasil

guna atau menunjang tujuan. Efektivitas adalah suatu ukuran yang

menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah

tercapai. Dimana makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi

efektivitasnya.2

Beberapa pakar menjelaskan tentang efektivitas antara lain:

1. Sumanth, menjelaskan bahwa efektif adalah seberapa baik tujuan yang

dapat dicapai, merupakan prestasi yang dicapai dibandingkan dengan

yang mungkin dicapai, dengan tetap mempertahankan mutu.

2. Stoner, menjelaskan efektivitas adalah konsep yang luas mencakup

berbagai faktor di dalam maupun diluar organisasi, yang berhubungan

dengan tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha untuk mencapai

tujuan atau sasaran organisasi.3

3. Suharto, menerangkan efektivitas merupakan keterangan yang

artinya ukuran hasil tugas atau keberhasilan dalam pencapaian

tujuan.4

1 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ed. 3, Cet. IV

(Jakarta: Balai {Pustaka, 2007), h. 284 2 Hidayat, Efektivitas Dalam Kinerja Karyawan, (Yogyakarta: Gajah Mada University

Press, 1986), h. 30 3 Darsono, Tjatjuk Siswandoko, Manajemen Sumber Daya Manusia Abad 21, (Jakarta:

Nusantara Consulting, 2011), h. 196. 4 Hasan Shadly, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1990), h. 207.

Page 22: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

11

Menurut H. Emerson dalam buku Soewarno Handayaningrat

menjelaskan bahwa efektifitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya

sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, jelasnya apabila

sasaran atau tujuan telah tercapai sesuai dengan yang direncanakan

sebelumnya adalah efektif. Jadi apabila tujuan atau sasaran itu tidak

sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, maka pekerjaan itu tidak

efektif. 5

Dari pengertian diatas menurut para ahli penulis mendefenisikan

efektivitas adalah sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik untuk

mencapai suatu tujuan yang sudah direncanakan dengan tujuan yang telah

ditetapkan.

2. Pengukuran Efektivitas

Adapun kriteria atau ukuran mengenai pencapaian tujuan efektif atau

tidak, sebagaimana dikemukakan oleh S.P. Siagian (1978: 77) yaitu:6

a. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, hal ini dimaksudkan supaya

karyawan dalam pelaksanaan tugas mencapai sasaran yang terarah dan

tujuan organisasi dapat tercapai.

b. Kejelasan strategi pencapain tujuan, telah diketahui bahwa strategi adalah

“pada jalan” yang dikuti dalam melakukan berbagai upaya dalam

mencapai sasaran-sasaran yang ditentukan agar para implementer tidak

tersesat dalam pencapaian tujuan organisasi.

c. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap, berkaitan dengan

tujuan yang hendak dicapai dan strategi yang telah ditetapkan artinya

kebijakan harus mampu menjembatani tujuan-tujuan dengan usaha-usaha

pelaksanaan kegiatan operasional.

d. Perencanaan yang matang, pada hakekatnya berarti memutuskan

sekarang apa yang dikerjakan oleh organisasi dimasa depan.

e. Penyusunan program yang tepat suatu rencana yang baik masih perlu

dijabarkan dalam program-program pelaksanaan yang tepat sebab apabila

5 Soewarno Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen, (Jakarta: Haji

Masagung, 1990), Cet. X, h. 16. 6 http://dansite.wordpress.com/2009/03/28/pengertian-efektivitas/, diakses pada tanggal 09

Agustus 2017.

Page 23: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

12

tidak, para pelaksanaan akan kurang memilki pedoman bertindak dan

bekerja.

f. Tersedianya sarana dan prasaran kerja, salah satu indikator efektivitras

organisasi adalah kemampuan bekerja secara produktif. Dengan sarana

dan prasarana yang tersedia dan mungkin disediakan oleh oragnisasi.

g. Pelaksanaan yang efektif dan efisien, bagaimana pun baiknya suatu

program apabila tidak dilaksanakan secara efektif dan efisien maka

organisasi tersebut tidak akan mencapai sasarannya, karena dengan

pelaksanaan organisasi semakin didekatkan pada tujuannya.

h. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik mengingat

sifat manusia yang tidak sempurna maka efektivitas organisasi menuntut

terdapatnnya sistem pengawasan dan pengendalian.

Pengukuran efektivitas menurut FX Suwarto upaya mengukur sejauh

mana tingkat keefektifan, terdapat 3 pendekatan dalam hal pengukuran, yaitu:

a. Pendekatan tujuan yang menekankan pada pentingnya pencapaian tujuan

sebagai kriteria penilaian keefektifan. Pendekatan ini digunakan secara

luas dalam usaha mengevaluasi dan mengukur tingkat keefektifan, dalam

praktek pendekatan menurut tujuan yang banyak digunakan adalah

manajemen berdasarkan sasaran (manajemen by objektif) adalah suatu

program yang mencakup tujuan-tujuan yang ditentukan secara

partisipatif, untuk suatu kurun waktu tertentu dengan umpan balik

mengenai kemajuan-kemajuan tujuan organisasi tersebut.

b. Pendekatan teori sistem, yaitu pendekatan yang menekakankan

pentingnya adaptasi tuntutan ekstern sebagai kriteria penilaian

keefektifan dalam pendekatan teori sistem ini dapat dilihat secara intern

dan ekstern, intern yaitu dengan cara melihat bagaimana manfaat orang

dan organisasi, sedangkan ekstern yaitu dapat menghubungkan transaksi

organisasi dengan orang atau lembaga lain.

c. Pendekatan teori multipel kontituensi, yaitu organisasi dapat dikatakan

efektif bila dapat terpenuhi tuntutan dari konstitusi yang terdapat dalam

Page 24: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

13

lingkungan organisasi, yaitu konstituensi yang menjadi pendukung

kelanjutan eksistensi organisasi tersebut.7

untuk mencapai tujuan efektivitas harus didukung oleh beberapa

faktor:

a. Peningkatan kemampuan SDM: meningkatkan loyalitas, memperbaiki

perilaku etis, desentraliasi, mengelola konflik budaya dan konflik

kepentingan.

b. Peningkatan alat kerja: inovasi teknologi

c. Perbaikan metode kerja: riset ilmu

d. Kecukupan modal: meningkatkan modal permanen

e. Penyesuaian sasaran kerja: bertumpu pada kebutuhan konsumen

f. Perbaikan kualitas terus-menerus: kemampuan SDM, alat kerja, metode

kerja, dan produk.

g. Peningkatan produktivitas terus menerus: memperbesar output dan

reduksi biaya, manajemen mutu terpadu, dan mengadakan rekaya ulang.

h. Tanggap terhadap perubahan lingkungan nasional, regional, dan global.

B. Pengertian Bimbingan Rohani

1. Bimbingan

Secara etimologi (harfiah), kata bimbingan merupakan terjemahan

dari bahasa inggris “Guidance” yang berarti; menunjukkan, memberikan

jalan, menuntun, bantuan, arahan, pedoman dan petunjuk. Pengertian yang

lebih utuh dari kata bimbingan adalah usaha membantu orang lain dengan

mengungkapkan dan membangkitkan potensi yang dimilikinya. Sehingga

dengan potensi itu, ia akan memilki kemampuan untuk mengembangkan

dirinya secara wajar dan optimal, yakni dengan cara memahami dirinya,

mengenal lingkungannya, mengarahkan dirinya, mampu mengambil

keputusan untuk hidupnya, dan dengannya ia akan dapat mewujudkan

7 FX. Suwanto, Perilaku Organisasi, (Yogyakarta: Universitas Atmajaya Yogya, 1999),

Cet. ke -1, h. 5-8.

Page 25: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

14

kehidupan yang baik, berguna, dan bermanfaat di masa kini dan masa yang

akan datang.8

Dr. Rachman Natawidjaja menyatakan “Bimbingan adalah suatu

proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara

berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya

sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara

wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga,

dan masyarakat serta kehidupan umumnya. Dengan demikian, ia dapat

mengecap kebahagiaan hidup dan dapat memberikan sumbangan yang

berarti bagi kehidupan masyarakat umumnya.9

Menurut Djumhur dan Moh. Surya, mengatakan bimbingan yaitu

suatu pemberian bantuan yang terus menerus, sistematis kepada individu

dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan

untuk memahami dirinya sendiri (Self Understanding), kemampuan untuk

mengarahkan diri sendiri (Self Direction), dan kemampuan untuk

merealisir diri sendiri (Self Realization), sesuai dengan potensi atau

kemampuan dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungannya, baik

lingkungan keluarga maupun masyarakat.10

Menurut Crow & Crow, bimbingan adalah bantuan yang diberikan

oleh seseorang, baik pria maupun wanita yang memiliki pribadi yang baik

dan berpendidikan yang memadai kepada seseorang individu dari setiap

usia dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri,

mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihan sendiri, dan

memikul bebannya sendiri.11

Arthur Jones, memberikan batasan, bimbingan adalah suatu

bantuan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dalam membuat

pilihan-pilihan dan penyesuaian-penyesuaian serta dalam membuat

pemecahan masalah. Tujuan bimbingan adalah membantu menumbuhkan

8 M. lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h. 6. 9 Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: Amzah 2010), Cet I, h.6

10 M. lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h. 7. 11

Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: Amzah 2010), Cet I, h.5.

Page 26: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

15

kebebasan serta kemampuannya agar menjadi individu yang bertanggung

jawab terhadap dirinya sendiri.12

Bimo Walgito, memberikan batasan mengenai bimbingan adalah

bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekelompok

individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di

dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu-individu itu

dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.13

Bimbingan disamakan atau disejajarkan artinya dengan

penyuluhan, yakni suatu usaha memberikan bantuan, baik bantuan yang

berupa benda, nasihat, atau petunjuk informasi. Jadi, apabila seseorang

sudah memberikan bantuan berarti ia telah memberikan bimbingan atau

penyuluhan.14

Dari beberapa pendapat diatas penulis dapat mendefenisikan

bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang terus menerus

kepada individu maupun kelompok dalam memecahkan masalah yang

dihadapinya sesuai dengan potensi atau kemampuan dalam mencapai

penyesuaian diri dengan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat,

dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan

pribadi dan kemanfaatan sosial.

2. Rohani

secara etimologis rohani berasal dari bahasa arab yaitu روحانى yang

mempunyai arti “mental”.15

Adapun secara terminologi defenisi rohani

terkait erat dengan defenisi ruh sebagaiman di uraikan Samudra berikut

ini:

“ruh adalah bagian yang halus dari susunan kehalusan manusia yang

memiliki kecenderungan kepada sifat-sifat Allah. Wujud dari ruh secara

riil pada jasmani ialah dalam bentuk sifat/akhlak atau perilaku manusia

yang baik sesuai pandangan Al-Qur‟an. Sedangkan kata rohani menunjuk

kepada bendanya yaitu tubuh roh itu sendiri. Kedua kata tersebut yakni ruh

12

Ibid, h.53. 13

Ibid, h.53. 14

Ibid, h.53. 15

Azhari Aziz Samudra, Eksistensi Rohani ManusiaI (Jakarta: Yayasan Majel‟is Taklim

HDH, 2004), h. 92.

Page 27: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

16

dan rohani pada prinsipnya bermakna sama. Allah meniupkan ruh dan

sekaligus dengan inti hidup dan kecerdasan kepada setiap rohani manusia.

Dengan kata lain, setiap manusia yang hidup, masing-masing memiliki ruh

beserta inti hidup dan kecerdasan.16

Istilah ruh yang diucapkan dalam pergaulan sosial sehari-hari

sering disamakan dengan roh atau rohani. Kata rohani sendiri biasanya

dilawankan dengan jasmani, sehingga kedua kata ini merupakan dua aspek

yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia yang memang

mengandung dua unsur tersebut. Rohani adalah spiritual yang berkaitan

dengan rasa batin yang tidak nampak dan tidak bisa diukur dengan kualitas

kebendaan, meskipun kualitas batin itu sendiri dapat saja muncul dari

benda-benda. Sedangkan jasmani adalah aspek fisik-materill yang bersifat

kebendaan. Ia dalam konteks jasmani-rohani adalah tubuh atau badan yang

kasat mata.17

Sebenarnya, dalam penggunaan kata “ruh” dan roh terdapat

perbedaan. Istilah “ruh” sering mengandung atau dekat maknanya dengan

jiwa atau semangat. Sedangkan kata roh dikonotasikan dengan nyawa yang

terdapat pada manusia. Ia yang dapat menyebabkan seseorang hidup atau

mati. Demikian juga kata roh itu dalam penggunaan sehari-hari sering

diartikan dengan roh manusia yang berada di alam ghaib atau akhirat.18

Dengan demikian kata ruh, roh, dan rohani banyak digunakan

dalam percakapan sehari-hari dengan pengertian yang berbeda-beda.

Pertanyaan yang sering muncul kemudian adalah apakah perbedaan antara

ruh dan roh dengan nyawa atau jiwa? Dalam bahasa Inggris, ruh atau roh

itu diterjemahkan sebagai “spirit”, sedangkan nyawa atau jiwa itu

diterjemahkan sebagai “soul”. Mengacu kepada al-Qur‟an, spirit itu

merupakan terjemahan dari kata “al-ruh”, sedangkan jiwa atau nyawa dari

kata “al-Nafs”.19

16

Azhari Aziz Samudra, Eksistensi Rohani ManusiaI (Jakarta: Yayasan Majelis Taklim

HDH, 2004), h. 92-93. 17

Ahmad Khalil, Merengkuh Bahagia Dialog Al-Qur’an, Tasawuf, dan Psikologi, (Malang:

UIN-Malang Press, 2007), Cet. I, h. 116 18

Ibid, h. 116 19

Ibid, h. 116

Page 28: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

17

Struktur ruhani merupakan aspek psikologis dari struktur

kepribadian manusia. Aspek ini tercipta dari alam amar Allah yang

sifatnya ghaib. Ia diciptakan untuk menjadi substansi sekaligus esensi

kepribadian manusia. Eksistensinya tidak hanya di alam imateri, tetapi

juga di alam materi (setelah bergabung dengan fisik), sehingga ia lebih

dulu dan lebih abadi adanya daripada struktur jasmani. Naturnya suci dan

mengejar pada dimensi-dimensi spiritual. Kedirian dan kesendiriannya

mampu bereksistensi meskipun sifatnya di dunia imateri. Suatu tingkah

laku “ruhani” dapat terwujud dengan kesendirian struktur ruhani. Tingkah

laku menjadi aktual apabila struktur ruhani menyatu dengan struktur

jasmani.20

Menurut Jamaludin Kafie, dalam bukunya “Psikologi Dakwah”

menjelaskan rohani adalah bagian dari yang ghoib, dengan roh ini manusia

dapat mengenal dirinya sendiri dan mengenal Tuhan, serta menyadari

keberadaan orang lain (berkepribadian, berkebutuhan, dan

berkeprimanusiaan), serta tanggung jawab atas segala tingkah lakunya.21

Pembangunan mental, tak mungkin tanpa menanamkan jiwa agama

pada tiap-tiap orang, karena agamalah yang memberikan dari luar atau

polisi yang mengawasi atau mengontrolnya. Karena setiap kali terpikir

atau tertarik hatinya kepada hal-hal yang tidak dibenarkan oleh agamanya,

taqwanya akan menjaga dan menahan dirinya dari kemungkinan jatuh

kepada perbuatan-perbuatan yang kurang baik.22

Mental yang sehat ialah yang iman dan taqwanya kepada Allah

SWT dan mental yang beginilah yang akan membawa perbaikan hidup

dalam masyarakat dan bangsa.23

Implikasi struktur ruhani dalam psikologi kepribadian islam di

antaranya: pertama, aspek periodesasi kepribadian manusia, bahwa rentang

kehidupan manusia tidak sebatas pada kehidupan dunia, tetapi terdapat

20

Abdul Mujib, Kepribadian Dalam Psikologi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2007),

Cet. II, h.117. 21

Jamaludin Kafie, Psikologi Dakwah, (Surabaya: Penerbit Indah, 1993), h. 16. 22

Zakiyah Darajat, Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Mental, (Jakarta: Bulan Bintang,

1975), Cet.III, h. 40.

23

Zakiyah Darajat, Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Mental, (Jakarta: Bulan

Bintang, 1975), Cet.III, h. 41

Page 29: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

18

kehidupan lain sebelum dan sesudah kehidupan dunia. Ada-sebelum-dunia

merupakan alam perjanjian (mitsaq) atau alam alastu (the day of alastu),

sedang ada-sesudah-dunia merupakan alam pembalasan (yawm al-din)

atau alam akhirat. Kedua, aspek konstruksi kepribadian manusia. Ditinjau

dari sudut konstruksi kebutuhan hidup, ruh manusia membutuhkan agama.

Agama merupakan „hidangan‟ ruhani yang dapat membimbing kehidupan

manusia ke arah fitrah aslinya, yaitu suci dan rindu akan kehadiran Allah

SWT. Ia berasal dari-Nya dan selanjutnya dengan agama ia dapat kembali

dan diterima secara radhiyah dan mardhiyah oleh-Nya. Eksistensi ruh

manusia sangat tergantung pada aktualisasi keberagamaannya. Tanpa

agama maka kehidupan manusia hanya seonggok tulang, daging, kulit dan

organ-organ biologisnya.24

Menurut Prof. H.M. Arifin. M.Ed, Bimbingan dan Penyuluh

Agama adalah bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan, baik

lahiriah maupun batiniah, yang menyangkut kehidupan, dimasa kini dari

masa mendatang. Bantuan tersebut berupa pertolongan bidang mental

spritual. Dengan maksud agar orang yang bersangkutan mampu mengatasi

kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri melalui

dorongan dari kekuatan iman, dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa.25

3. Pengertian Bimbingan Rohani

Menurut Lismidar, pada dasarnya bimbingan rohani merupakan

aktualisasi teologi yang dimanifestasikan dalam suatu kegiatan manusia

beriman sebagai makhluk sosial yang dilaksanakan secara teratur untuk

membina dan mengarahkan manusia, agar akidahnya mantap,

keyakinannya kokoh, bertambah taqwa kepada Allah SWT, taat

melaksanakan ibadah dan memantapkan kesadaran beragama, sehingga

dapat membawa seseorang menjadi lebih tenang dalam permasalahan, dan

jauh dari rasa cemas.26

24

Abdul Mujib, Kepribadian Dalam Psikologi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2007),

Cet. II, h.122 25

H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT.

Golden Terayon Press1998), Cet. VI, h. 2. 26

Lismidar, “Tuntunan Rohani Islam Dalam Memenuhi Kebutuhan Spritual Pasien”,

Dalam Makalah Penataran Dakwah ke Rumah Sakit (Jakarta: 1993), h.1

Page 30: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

19

Dari beberapa pendapat diatas penulis dapat mendefenisikan bahwa

bimbingan rohani adalah proses pemberian bantuan yang terus menerus

kepada individu maupun kelompok agar dalam memenuhi kebutuhannya

yaitu jasmani dan rohani (mental spritual) manusia dapat menjalankan

hidupnya dengan selaras dan seimbang (harmonisasi) untuk), sesuai

dengan ajaran agama sehingga tecapainya kehidupan bahagia dunia dan

akhirat.

4. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Rohani

a. Tujuan bimbingan rohani

Dalam melaksanakan bimbingan rohani terhadap individu

maupun kelompok, terlebih dahulu si pembimbing mengetahui tujuan

dan fungsi dari pelaksanaan bimbingan rohani dilakukan agar

mendapatkan hasil yang baik sesuai apa yang direncanakan.

Samsul Munir Amin, secara umun dan luas program

bimbingan dilaksanakan dengan tujuan:

1. Membantu individu dalam mencapai kebahagiaan hidup pribadi.

2. Membantu individu dalam mencapai kehidupan yang efektif dan

produktif dalam masyarakat.

3. Membantu individu dalam mencapai hidup bersama dengan

individu-individu yang lain.

4. Membantu individu dalam mencapai harmoni antara cita-cita dan

kemampuan yang dimilikinya.27

Menurut Drs. H.M. Arifin, M.Ed., tujuan bimbingan agama

adalah sebagai berikut “Bimbingan dan penyuluhan agama

dimaksudkan untuk memabantu si terbimbing supaya memiliki

religious reference (sumber pegangan keagamaan) dalam memecahkan

problem. Bimbingan dan penyuluhan agama yang ditujukan kepada

27

Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: Amzah 2010), Cet I,

h.38-39.

Page 31: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

20

membantu si terbimbing agar dengan kesadaran serta kemampuannya

bersedia mengamalkan ajaran agamanya.28

Menurut Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan tujuan

bimbingan terkait dengan aspek karir:

1. Memiliki pemahaman diri (kemampuan dan minat) yang terkait

dengan pekerjaan.

2. Memiliki sifat positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja

dalam bidang apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi

dirinya, dan sesuai dengan norma agama.

3. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan

cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang

dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan

kesejahteraan kerja.

4. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang

kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang

sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial

ekonomi.

5. Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir.

Apabila seorang siswa bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia

senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan

yang relevan dengan karir keguruan tersebut.

6. Mengenal keterampilan, kemampuan dan minta. Keberhasilan atau

kenyamanan dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh kemampuan

dan minat yang dimiliki. Oleh karena itu, setiap orang perlu

memahami kemampuan dan minatnya, dalam bidang pekerjaan apa

dia mampu, dan apakah dia berminat terhadap pekerjaan tersebut.29

Menurut M. Lutfi, tujuan bimbingan adalah

1. Melakukan bimbingan dan penyuluhan (konseling) mengenai tata

cara pengalaman Islam, memahami dan melaksanakan ajaran Islam

28

Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: Amzah 2010), Cet I, h.

39 29

Syamsu Yusuf, A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan & Konseling, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2006) Cet. II, h. 15

Page 32: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

21

dengan benar, sesuai dengan ketentuan al-Qur‟an dan sunnah

Rasul-Nya.

2. Membantu mengatasi dan memecahkan masalah yang timbul

sebagai efek dari interaksi personel dan kelompok (keluarga)

dengan pendekatan Islam .

3. Membantu mengatasi dan memecahkan masalah psikologis

keluarga dan komunitas muslim, karena adanya masalah internal

keluarga yang terjadi pada salah satu anggota keluarga itu; dengan

menerapkan konseling dan psiko-terapi Islam.

4. Memabantu mengatasi dan memecahkan masalah mental/kejiwaan

individu dan keluarga yang timbul karena penyakit fisik yang

dideritanya, seperti depresi yang dialami pasien rumah sakit, maka

bimbingan dan penyuluhan bertujuan memeberikan terapi terhadap

mentalnya, sehingga dapat mempercepat penyembuhan sakit fisik

yang dideritanya.

5. Membantu mengatasi dan memecahkan masalah mental/spritual

yang dialami penyandang masalah-masalah sosial (pathologis) dan

cacat fisik pada lembaga-lembaga rehabilitasi sosial, seperti tuna

netra, ketergantungan zat adiktif (narkoba), wanita tuna susila

(WTS) dan sebagainya.

6. Membantu mengatasi dan memecahkan masalah mental/spritual

yang dialami para tahanan (narapidana) dirumah tahanan (rutan)

dan lembaga pemasyarakatan (lapas). Serta pembinaan mental bagi

anak jalanan (anjal), panti jompo dan masalah sosial yang lainnya.

7. Dan memberikan bimbingan atau konseling bagi karyawan, tenaga

kerja dan prajurit guna meningkatkan kinerja dan produktivitas

kerja dengan pendekatan Islam.30

b. Fungsi bimbingan rohani

Fungsi bimbingan:

30

M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 98-99.

Page 33: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

22

1. Pemahaman, yaitu membantu peserta didik agar memiliki

pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya

(pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan

pemahaman ini. Individu diharapakan mampu

mengembangkanpotensi dirinya dengan lingkungan secara dinamis

dan konstruktif.

2. Preventif, yaitu upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi

berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk

mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik. Melalui

fungsi ini, konselor memeberikan bimbingan kepada siswa tentang

cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang

membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan

adalah layanan orientasi, informasi dan bimbingan kelompok.

3. Pengembangan, yaitu konselor senantiasa berupaya untuk

menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi

perkembangan siswa.

4. Perbaikan (penyembuhan), yaitu fungsi bimbingan yang bersifat

kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan

kepada siswa yang telah mengalami masalah, baik menyangkut

aspek pribadi, sosial, belajart, maupun karir. Teknik yang dapat

digunakan ialah konseling, dan remedial teaching.

5. Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu

memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan

memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan

minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.

6. Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan

khususnya konselor, guru atau dosen untuk mengadaptasikan

program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat,

kemampuan dan kebutuhan individu. Dengan menggunakan

informasi yang memadai mengenai individu.

7. Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu

agar dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif

Page 34: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

23

terhadap program pendidikan, peraturan sekolah, atau norma

agama.31

Fungsi bimbingan secara tradisional dapat digolongkan kepaada

tiga fungsi:

1. Remedial atau rehabilitasi

Secara historis bimbingan dan konseling lebih banyak

memberikan penekanan pada fungsi remedial karena sangat

dipengaruhi oleh psikologi klinik dan psikiatri. Peranan remedial

berfokus pada masalah:

a. Penyesuaian diri

b. Menyembuhkan masalah psikologi yang dihadapi

c. Mengembalikan kesehatan mental dan mengatasi gangguan

emosional.

2. Fungsi edukatif/pengembangan

a. Membantu membangkitkan keterampilan-keterampilan dalam

kehidupan

b. Mengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalah hidup

c. Membantu meningkatkan kemampuan menghadapi transisi

dalam kehidupan

d. Untuk keperluaan jangka pendek, bimbingan memabantu

individu-individu menjelaskan nilai-nilai, menjadi lebih tegas,

mengendalikan kecemasan, meningkatkan keterampilan

komunikasi antarpribadi, memutuskan arah hidup, menghadapi

kesepian, dan semacamnya.

3. Fungsi preventif

Fungsi ini membantu individu agar dapat berupaya aktif

untuk melakukan pencegahan sebelum mengalami berbagai

masalah kejiwaan karena kurangnya perhatian. Upaya preventif

meliputi pengembangan berbagai strategi dan program yang dapat

31

Syamsu Yusuf, A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan & Konseling, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2006) Cet. II, h. 16-17

Page 35: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

24

digunakan untuk mencoba mengantisipasi dan menghindari risiko-

risiko hidup yang tidak perlu terjadi.

5. Metode Bimbingan Rohani

Metode dalam pengertian harfiah adalah jalan yang harus dilalui

untuk mencapai suatu tujuan, karena kata metode berasal dari kata meta

yang berarti melalui dan hodos berarti jalan.32

Ada beberapa metode yang lazim dipakai dalam Bimbingan dan

Penyuluhan Agama:

a. Metode Wawancara

adalah salah satu cara memperoleh fakta-fakta kejiwaan yang

dapat dijadikan bahan pemetaan tentang bagaimana sebenarnya hidup

kejiwaan anak bimbing pada saat tertentu yang memerlukan bantuan.

b. Metode Group Guidance (bimbingan kelompok)

Bimbingan kelompok yaitu cara pengungkapan jiwa/batin serta

pembinaannya melalui kegiatan kelompok, seperti ceramah, diskusi,

seminar, simposium, atau dinamika kelompok (group dinamics).

Metode ini menghendaki agar setiap anak bimbingan melakukan

komunikasi timbal balik dengan teman-temannya, melakukan hubungan

interpersonel satu sama lain dan bergaul melalui kegiatan-kegiatan yang

bermanfaat bagi peningkatan pembinaan pribadi masing-masing. Dalam

proses bimbingan kelompok ini pembimbing dan penyuluh agama

hendaknya mengarahkan minat dan perhatian mereka tentang hidup

kebersamaan dan saling tolong menolong dalam memecahkan

permasalahan bersama yang menyangkut kepentingan mereka bersama.

Disamping itu, pembimbing dan penyuluh agama juga hendaknya

mengendalikan dan mengamati setiap anak bimbing apakah mereka

bersikap pasif ataukah aktif terlibat didalam kegiatan kelompok. Bila

ternyata ada yang tidak aktif dalam mengikuti kegiatan kelompok,

maka dicatat dan dilain waktu anak tersebut dipanggil untuk

32

H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT.

Golden Terayon Press1998), Cet. VI, h. 136

Page 36: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

25

diwawancarai mengapa bersikap demikian, untuk selanjutnya dibantu

mengatasi kesulitan-kesulitan yang menghambat kegiatannya.

c. Metode Nondirektif (metode yang tidak mengarah)

Metode ini dapat dibagi menjadi dua macam yaitu:

1. Client-centered, yaitu cara pengungkapan tekanan batin yang

dirasakan menjadi penghambat kemajuan belajar anak bimbing

dengan sistem pancingan yang berupa satu dua pertanyaan yang

terarah. Selanjutnya, anak bimbing (dalam hal ini) disebut client

diberi kesempatan seluas-luasnya untuk menceritakan segala

peristiwa yang menekan batin yang disadari menjadi hambata

jiwanya.

2. Metode direktif, yaitu cara mengungkapkan tekanan perasaan yang

menghambat perkembangan perasaan yang menyebabkan

hambatan dan ketegangan, dengan cara client centered, yang

diperdalam dengan permintaan/persyaratan yang motivatif dan

persuasif (meyakinkan) untuk mengingat-ingat, serta didorong

untuk berani mengungkap perasaan tertekan sampai akar-akarnya.

Dengan demikian, anak bimbing dapat terlepas dari penderitaan

batin yang bersifat obsesif (yang menyebabkan iya terpaku pada

hal-hal yang menekan batinnya). Jadi, kedudukan pembimbing

sama dengan posisi seorang pastur yang memberikan biecht

(ampunan) dosa-dosa kliennya dengan mendengarkan

pengaduan/pengakuan mereka atas perbuatan dosa yang pernah

dilakukan dengan cara yang tidak bersifat imperatif (wajib). Akan

tetapi hanya berupa anjuran-anjuran yang tidak mengikat. Proses

pelaksanaan metode client-centered ini dipergunakan dalam proses

counseling.

d. Metode psikoanalitis (penganalisisan psikis)

Metode ini berasal dari teori teori psikonalisa Freud yang

dipergunakan untuk mengungkapkan segala tekanan perasaan terutama

perasaan yang tidak disadari. Menurut teori ini, manusia yang

senantiasa mengalami kegagalan usaha dalam mengejar cita-cita atau

Page 37: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

26

keinginan, menyebabkan timbulnya perasaan tertekan yang makin lama

makin membengkak. Bilamana tumpukan perasaan gagal tersebut tidak

dapat diselesaikan, maka akan mengendap ke dalam lapisan bawah

sadarnya. Pada saat tertentu, perasaan tertekan ini dapat mencul

kembali ke permukaan dalam berbagai bentuk, antara lain berupa

mimpi-mimpi yang menyenangkan atau yang mengerikan, atau tingkah

laku yang serba salah tidak sengaja atau disadarinya,

Untuk memperoleh data-data tentang jiwa tertekan bagi

penyembuhan klien tersebut diperlukan metode psikoanalisis, yaitu

menganalisis gejala tingkah laku baik melalui mimpi atau tingkah laku

yang serba salah tersebut dengan menitik beratkan pada perhatian

berulang.

e. Metode Direktif

Metode ini lebih bersifat mengarahkan anak bimbing untuk

berusaha mengatasi kesulitan yang dihadapi pengarahan yang diberikan

kepada anak bimbing ialah dengan memberikan secara langsung

jawaba-jawaban terhadap permasalahan yang menjadi sumber kesulitan

yang dihadapi/dialami anak bimbing.

Metode ini selain dipakai oleh para counselor pendidikan atau

counselor agama juga banyak digunakan oleh para dokter umum,

dokter jiwa (psycheater), penyuluh sosial (social worker) serta oleh

para ahli hukum (lawyer) dalam mencari data-data pribadi klien sebagi

bahan informasi untuk membantu menyelesaikan pemecahan problema

yang dihadapi.33

Menurut Samsul Munir Amin metode bimbingan Agama:

a. Metode Interview (Wawancara)

Interview (wawancara) informasi merupkan suatu alat untuk

memperoleh fakta/data/informasi dari murid secara lisan, jadi terjadi

pertemuan dibawah empat mata dengan tujuan mendapatkan data

yang diperlukan untuk bimbingan.

33

H. M, Umar, Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2001)

Cet. II, h. 137-143.

Page 38: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

27

Wawancara informatif dapat dibedakan atas wawancara yang

terencana (structured interview) dan wawancara yang tidak

terencana (nonstructured interview). Dalam wawancara yang

terencana, isi dan bentuk pertanyaan-pertanyaan telah dipikirkan

sebelumnya; demikian pula urutan dari hal-hal yang akan

ditanyakan. Interview dapat menggunakan suatu daftar pertanyaan

sebagai pedoman. Memang lebih baik menggunakan suatu daftar

pertanyaan sebagai pedoman. Memang lebih baik digunakan

wawancara yang terencana. Untuk menghemat waktu, interview

dapat mendasarkan pertanyaannya atas kuisioner yang telah diisi

beberapa waktu sebelumnya, dengan demikian wawancara berfungsi

sebagai pelengkap pada kuesioner. Apabila klien belum mampu

untuk mengisi suatu kuesioner, informasi harus diperoleh hanya

melalui wawancara.

b. Group Guidance (bimbingan kelompok)

Dengan menggunakan kelompok, pembimbing dan konseling

akan dapat mengembangkan sikap sosial, sikap memahami peranan

anak bimbing dalam lingkungannya menurut penglihatan orang lain

dalam kelompok itu (role reception) karena ia ingin mendapatkan

pandangan baru tentang dirinya dari orang lain serta hubungannya

dengan orang lain. Dengan deimikian, melalui metode kelompok ini

dapat timbul kemungkinan diberikannya group therapy

(penyembuhan gangguan jiwa melalui kelompok) yang fokusnya

berbeda dengan konseling. Terapi tersebut dapat diwujudkan dengan

penciptaan situasi kebersamaan hak secara cohesiveness

(keterikatan) antara satu sama lain maupun secara peresapan batin

melalui peragaan panggung dari contoh tingkah laku atau peristiwa

(dramatisasi). Homerooms atau diskusi kelompok, rapat-rapat,

keagamaan, karyawisata, sosio-drama dan psikodrama, dan

sebagainya sangat penting bagi tujuan tesebut.

c. Client Centered Method (metode yang dipusatkan pada keadaan

klien)

Page 39: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

28

Metode ini sering juga disebut nondirective (tidak

mengarahkan). Dalam metode ini terdapat dasar pandangan bahwa

klien sebagai makhluk yang bulat yang memiliki kemampuan

berkembang sendiri dan sebagai pencari kemantapan diri sendiri (self

consistency).

Metode ini menurut Dr. Wiliam E. Hulme dan Wayne K.

Climer lebih cocok untuk dipergunakan oleh pastoral counselor

(penyuluh agama). Karena counselor akan lebih dapat memahami

kenyataan penderitaan klien yang biasanya bersumber pada perasaan

dosa yang banyak menimbulkan perasaan cemas, konflik kejiwaan,

dan gangguan jiwa lainnya. Dengan memperoleh insight dalam

dirinya berarti menemukan pembebasan dari penderitaannya.

d. Directive Counseling

Directive counseling sebenarnya merupakan bentuk

psikoterapi yang paling sederhana, karena konselor, atas dasar

metode ini, secara langsung memberikan jawaban-jawaban terhadap

problem yang oleh klien disadari menjadi sumber kecemasannya.

Metode ini tidak hanya dipergunakan oleh para counselor, melainkan

juga digunakan oleh para guru, dokter, social worker, ahli hukum,

dan sebagainya, dalam rangka usaha mencari tahu tentang keadaan

diri klien. Dengan mengetahui keadaan masing-masing klien

tersebut, konselor dapat memberikan bantuan pemecahan problem

yang dihadapi. Apabila problemnya menyangkut penyakit jiwa yang

serius, konselor melakukan refferal (pelimpahan) atau

mengirimkannya kepada psikiater (dokter jiwa).

Metode ini berlawanan dengan metode nondirectif atau client

centered, dimana konselor dalam interview nya, berada didalam

situasi bebas. Klien diberi kesempatan mencurahkan segala tekanan

batin sehingga akhirnya mampu menyadari tentang kesulitan-

kesulitan yang diderita. Dengan demikian, peranan konselor

hanyalah merefleksikan kembali segala tekanan batin atau perasaan

yang diderita klien. Jadi, konselor hanya bersikap menerima dan

Page 40: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

29

menaruh perhatian terhadap penderitaan klien serta mendorongnya

untuk mengembangkan kemampuannya sendiri mengatasi problem

tanpa adanya paksaan mengikuti nasihat konselor.

e. Educative Method (metode pencerahan)

Metode ini sebenarnya hampir sama dengan metode client

centered diatas, hanya bedanya terletak pada usaha mengorek

sumber perasaan yang menjadi beban tekanan batin klien serta

mengaktifkan kekuatan/tenaga kejiwaan klien (potensi dinamis)

melalui pengertian tentang realitas situasi yang dialami olehnya.

Metode ini diperkenalkan oleh Dr. Seward Hiltner dalam

bukunya “pastoral counseing”. Hiltner menggambarkan bahwa

counseling agama itu sebagai suatu “turning the corner”, yakni

counseling Agama perlu membelokkan sudut pandang klien yang

dirasakan sebagai permasalahan hidupnya kepada sumber kekuatan

konflik batin, kemudian mencerahkan konflik tersebut serta

memberikan “insight” ke arah pengertian mengapa ia merasakan

konflik itu. Dengan demikian, klien akan mengerti dan memahami

sudut pandang baru serta posisi baru dimana ia berada. Hiltner jelas

mendasarkan metodenya tersebut pada prinsip-prinsip ilmu jiwa

dinamik (kekuatan pendorong dalam diri manusia) seperti nafsu dan

motivasi.

f. Psychoanalysis method

Metode psikoanalisis juga terkenal di dalam konseling yang

mula-mula diciptakan oleh Sigmund Freud. Metode ini berpangkal

pada pandangan bahwa semua manusia itu jika pikiran dan

perasaannya tertekan oleh kesadaran dan perasaan atau motif-motif

tertekan tersebut tetap masih aktif mempengaruhi segala tingkah

lakunya meskipun mengendap didalam alam ketidaksadaran (Das

Es) yang disebutnya “Verdrongen Complexen”.

Page 41: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

30

C. Etos kerja

1. Pengertian Etos Kerja

Etos yang berasal dari kata Yunani, dapat mempunyai arti sebagai

sesuatu yang diyakini, cara berbuat, sikap serta persepsi terhadap nilai

bekerja. Dari kata ini lahirlah apa yang disebut dengan “ethic” yaitu,

pedoman, moral dan perilaku, atau dikenal pula etiket yang artinya

bersopan santun.34

Etos berasal dari bahasa yunani (ethos) yang memberikan arti

sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini

tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan

masyarakat. Etos dibentuk oleh berbagai kebiasaan, pengaruh budaya,

serta sistem nilai yang diyakininya. Dari kata etos ini, dikenal pula etika,

etiket yang hampir mendekati pada pengertian akhlak atau nilai-nilai yang

berkaitan dengan baik buruk (moral), sehingga dalam etos tersebut

terkandung gairah atau semangat yang amat kuat untuk mengerjakan

sesuatu secara optimal, lebih baik, dan bahkan berupaya untuk mencapai

kualitas kerja yang sesempurna mungkin.35

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia etos adalah pandangan

hidup yang khas dari suatu golongan sosial. Sedang etos kerja adalah

semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu

kelompok.36

Sejalan dengan itu Franz Magnis-Suseno berpendapat bahwa etos

adalah semangat dan sikap batin tetap seseorang atau sekelompok orang

sejauh di dalamnya termuat tekanan moral dan nilai-nilai moral tertentu.

Sedang Clif-ford Geertz mengartikan etos sebagai sikap yang mendasar

terhadap diri dan dunia yang dipancarkan hidup.37

34 Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim, (Jakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995),

Cet. II, h. 25 35 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Isalmi, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002),

Cet. I, h.15 36 Sudirman Tebba, Bekerja Dengan Hati Bagaimana Membangun Etos Kerja Dengan

Spritualitas Religius, (Jakarta: Pustaka IrVan, 2009) Cet. II, h. 11

Ibid, h. 11

Page 42: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

31

Etos kerja muslim dapat didefenisikan sebagai sikap kepribadian

yang melahirkan keyakinan yang sangat mendalam bahwa bekerja itu

bukan saja untuk memuliakan dirinya, menampakkan kemanusiaannya,

melainkan sebagai suatu menifestasi dari amal saleh dan mempunyai nilai

ibadah yang sangat luhur.38

Islam mengajarkan bahwa dalam menunaikan pekerjaan harus

didasari dengan hati yang sabar, ikhlas, amanah, dan istiqomah

(Sastrahidaya dalam Budhiarto).

Etos menyangkut semangat hidup, termasuk semangat kerja,

menuntut ilmu pengetahuan dan meningkatkan keterampilan agar dapat

membangun kehidupan yang lebih baik dimasa depan. Manusia tidak

dapat memperbaiki hidupnya tanpa semangat kerja, pengetahuan dan

keterampilan yang memadai tentang pekerjaan. Maka dari itu Islam

mempunyai pandang yang sangat positif terhadapa etos kerja.

Etos bukan sekedar bergerak atau bekerja, melainkan kepribadian

yang bermuatan moral dan menjadikan landasan moralnya tersebut sebagai

dirinya mengisi dan menggapai makna hidup yang diridhai-Nya,

menggapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat, sehingga etos kerja

berkaitan dengan semangat, kejujuran, dan kepiawaian dalam bidangnya

(profesional).39

Menurut Max Weber “kerja tidaklah sekedar pemenuhan

kebutuhan saja, tetapi kerja tugas yang suci. Pensucian kerja, (atau

perlakuan terhadap kerja sebagai suatu usaha keagamaan yang akan

menjamin kepastian dalam diri akan keselamatan).40

Dalam etos tersebut, ada semacam semangat untuk

menyempurnakan segala sesuatu dan menghindari segala kerusakan

(fasad) sehingga setiap pekerjaannya diarahkan untuk mengurangi bahkan

menghilangkan sama sekali cacat dari hasil pekerjaannya (no single

38 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Isalmi, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002),

Cet. I, h. 27 39 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Isalmi, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002),

Cet. I, h. 24 40

Taufiq Abdullah, Agama Etos Kerja dan Perkembangan Ekonomi, (Jakarta:

LP3ES,1993), Cet. V, h. 9

Page 43: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

32

defect). Sikap seperti ini dikenal dengan ihsan, sebagaimana Allah

menciptakan manusia dalam bentuknya yang paling sempurna (fi ahsani

taqwin). Senada dengan kata ihsan, di dalam al-Qur‟an kita temukan pula

kata itqan yang berarti proses pekerjaan yang sangat sungguh-sungguh,

akurat, dan sempurna (an-Naml: 88). Akibatnya secara muslim yang

memiliki kepribadian qur‟ani pastilah akan menunjukkan etos kerja yang

bersikap dan berbuat serta menghasilkan segala sesuatu seolah sangat

bersungguh-sungguh dan tidak pernah mengerjakan sesuatu setengah hati

(mediocre). Dengan etos kerja yang bersumber dari keyakinan qur‟an ada

semacam keterpanggilan yang sangat kuat dari lubuk hatinya.

Etos kerja muslim adalah semangat untuk menapaki jalan lurus. Di

dalam hal mengambil keputusan pun, para pemimpin pemegang amanah,

termasuk para hakim, harus berlandaskan pada etos jalan lurus tersebut,

sebagaimana Dawud sewaktu ia diminta untuk memutuskan perkara yang

adil dan harus didasarka pada nilai-nilai kebenaran.41

Artinya: ketika mereka masuk (menemui) Daud lalu ia terkejut karena

kedatangan) mereka. mereka berkata: "Janganlah kamu merasa takut;

(Kami) adalah dua orang yang berperkara yang salah seorang dari Kami

berbuat zalim kepada yang lain; Maka berilah keputusan antara Kami

dengan adil dan janganlah kamu menyimpang dari kebenaran dan

tunjukilah Kami ke jalan yang lurus. (Q.S Shaad: 22)

Etos bukan sekedar bergerak atau bekerja, melainkan kepribadian

yang bermuatan moral dan menjadikan landasan moralnya tersebut sebagai

dirinya mengisi dan menggapai makna hidup yang diridhai-Nya,

41 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Isalmi, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002),

Cet. I, h. 22

Page 44: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

33

menggapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat, sehingga etos kerja

berkaitan dengan semangat, kejujuran, dan kepiawaian dalam bidangnya

(profesional). Ali bin Abi Thalib r.a, berkata, „mencukupkan diri dengan

sesuatu yang berada ditanganmu adalah lebih kusukai bagimu daripada

usahamu memperoleh apa yang ada di tangan orang lain. Pahitnya

kegagalan untuk memiliki sesuatu adalah lebih manis daripada meminta-

minta kepada orang lain. Pekerjaan tangan yang paling sederhana

sekalipun, demi mempertahankan harga diri, jauh lebih utama daripada

kekayaan yang disertai penyelewangan.42

Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa etos kerja

adalah sikap, keyakinan dan pandangan hidup akan nilai kerja, yang

dibentuk oleh dimensi internal dan eksternal. Dimensi internal adalah

sesuatu yang berasal dari dalam diri, sedang dimensi eksternal adalah

bentukan dari luar, baik itu keluarga, masyarakat, budaya.

2. Pengertian Efektivitas Bimbingan Rohani Dalam Meningkatkan Etos

Kerja

Dari pengertian dari keseluruhan teori yang telah dikemukakan

para ahli penulis menyimpulkan bahwa efektivitas bimbingan rohani

dalam meningkatkan etos kerja adalah keberhasilan dalam mencapai suatu

tujuan yaitu proses pemberian bantuan yang terus menerus kepada

individu maupun kelompok agar dalam memenuhi kebutuhannya yaitu

jasmani dan rohani (mental spritual) manusia dapat menjalankan hidupnya

dengan selaras dan seimbang (harmonisasi) pandangan hidup akan nilai

kerja sesuai dengan ajaran agama sehingga tecapainya kehidupan bahagia

dunia dan akhirat.

3. Faktor yang Mempengaruhi Etos Kerja

Dalam pembentukannya, etos kerja dipengaruhi oleh banyak faktor

potensial. Cherrington (dalam Hill: 1996) memaparkan bahwa etos kerja

adalah norma budaya yang menempatkan nilai-nilai positif untuk

melakukan pekerjaan yang baik. Hal ini mengacu pada keyakinan bahwa

42 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Isalmi, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002),

Cet. I, h. 24

Page 45: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

34

kerja memiliki nilai penting di dalamnya. Braude (dalam Hill,

1996).memaparkan bahwa faktor lain yang mampu membentuk

pembentukan etos kerja adalah sosialisasi yang tampak pada lingkungan

kerja.43

Sebagaimana layaknya norma budaya lainnya, keterikatan individu

akan etos kerjanya terpengaruh pada pengalaman sosialnya selama masa

kanak-kanak dan masa remajanya, yakni melalui interaksinya dengan

keluarga, teman dan juga orang yang lebih dewasa darinya.

Tasmara memaparkan bahwa etos dibentuk oleh berbagai

kebiasaan, pengaruh budaya serta sistem nilai yang diyakini.44

Miller &

Form (dalam Asifudin) memaparkan bahwa etos kerja dipengaruhi oleh

faktor usia, jenis kelamin dan latar belakang pendidikan; dan dalam

disertasinya, Asifudin menyimpulkan bahwa etos kerja dapat dipengaruhi

oleh dimensi individual, sosial, lingkungan alam dan juga dimensi

transedental. Yang dimaksud dimensi transendental adalah dimensi yang

melampaui batas-batas nilai materi; yakni dengan menjadikan kerja

sebagai satu bentuk ibadah.45

Asy‟ari mengungkapkan pembentukan dan penguatan etos kerja

tidak semata-mata ditentukan oleh kualitas pendidikan dan prestasi yang

berhubungan dengan profesi dan dunia kerja. Tetapi ditentukan juga oleh

faktor-faktor yang berhubungan erat dengan inner life, suasana batin dari

semangat hidup yang bersumber dari keyakinan atau keimanan.46

4. Ciri Etos Kerja Muslim

a. Memiliki Jiwa Kepemimpinan (leadership)

Berulang kali kita membaca istilah “khalifah fil ardhi” yang

berarti pemimpin, subjek, pengambil keputusan atau yang aktif

berperan.Memimpin berarti mengambil peran secara aktif untuk

43 Sari Narulita, Etos Kerja Dalam Islam, Vol IV, No. 1, 2008, h. 56. Universitas Negeri

Jakarta. Di akses melalui situs http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jsq/article/view/2411 44 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Isalmi, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002),

Cet. I, h.15 45

Sari Narulita, Etos Kerja Dalam Islam, Vol IV, No. 1, 2008, h. 57. Universitas Negeri

Jakarta. Di akses melalui situs http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jsq/article/view/2411 46

Musa Asyari, Etos Kerja dan Pembangunan Ekonomi Umat, (Jogjakarat: Lesfi, 1997),

Cet. I, h.35.

Page 46: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

35

mempengaruhi orang lain, agar orang lain tersebut dapat berbuat

sesuai dengan keinginannya.

Kepemimpinan berarti kemampuan untuk mengambil posisi dan

sekaligus memainkan peran (role), sehingga kehadiran dirinya

memberikan pengaruh pada lingkungannya. Seorang pemimpin adalah

seorang yang mempunyai personalitas yang tinggi. Dia larut dalam

keyakinan tetapi tidak segan untuk menerima kritik, bahkan mengikuti

apa yang terbaik.

b. Selalu Berhitung

Sebagaimana Rasulullah bersabda dengan ungkapannya yang

paling indah: “Bekerjalah untuk duniamu, seakan-akan engkau akan

hidup selama-selamanya dan beribadahlah untuk akhirat seakan-akan

engkau akan mati besok”.

Umar bin Khattab pernah berkata: “Maka hendaklah kamu

menghitung dirimu sendiri, sebelum datang hari dimana engkau yang

akan diperhitungkan dan hal ini sejalan dan senapas dengan firman

Allah yang bersabda: “hendaklah kamu menghitung diri hari ini untuk

mempersiapkan hari esok” (Q.S 59: 18).

Setiap langkah dalam kehidupannya selalu memperhitungkan

segala aspek dan resikonya (what if principle) dan tentu saja sebuah

perhitungan yang rasional, tidak percaya dengan tahayul apalagi

segala macam mistik atribut kemusyrikan. Komitmen pada janji dan

disiplin pada waktu merupakan citra seorang muslim sejati. Didalam

bekerja dan berusaha, akan tampaklah jejak seorang muslim yang

selalu teguh pendirian, tepat janji dan berhitung dengan waktu.

c. Menghargai Waktu

Waktu baginya adalah rahmat yang tiada terhitung nilainya.

Baginya pengertian terhadap makna waktu merupakan rasa tanggung

jawab yang sangat besar. Sehingga sebagai konsekuensi logisnya dia

menjadikan waktu sebagai wadah produktivitas. Ada semacam bisikan

Page 47: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

36

dalam jiwanya jangan lewatkan barang sedikit pun kehidupan ini

tanpa memberi arti.

Secara sangat sederhana salah satu bukti mengaktualkan ayat

Al-Qur‟an yang berkaitan dengan waktu tersebut tampaklah bahwa

setiap muslim adalah manusia yang senang menyusun jadwal harian

mampu merencanakan pekerjaan dan program-programnya. Itulah

sebanya, setiap muslim seharusnya memiliki buku agenda kerja, dan

agenda atau catatan harian seorang muslim itu, sarat dengan berbagai

catatan yang menunjukkan kesadaran terhadap waktu.

Seorang mujahid adalah tipikal manusia yang sangat

memperhatikan waktu. Baginya waktu adalah sehelai kertas

kehidupan yang harus ditulis dengan deretan kalimat kerja dan

prestasi. Dia akan merasakan kehampaan yang luar biasa apabila

waktu yang dilaluinya tidak diisi dengan kreasi, kalimat kerjanya

terputus atau bahkan dia akan merasakan kekosongan jiwa, apabila

ada waktu yang kosong serta tidak mempunyai nilai apa pun.

d. Dia tidak pernah merasa puas berbuat kebaikan

Karena merasa puas di dalam berbuat kebaikan adalah tanda-

tanda kematian kreatifitas. Sebab itu sebagai konsekuensi logisnya,

tipe seorang mujahid itu akan tampak dari semangat juangnya, yang

tak mengenal lelah, tidak ada kamus menyerah, pantang surut apalagi

terbelenggu dalam kemalasan yang nista.

Sekali dia berniat, tak ada satu benteng menghalanginya, tak ada

samudera yang menakutkannya. Keberanian yang berjodoh dengan

ilmu yang tajam diarahkannya untuk membuahkan prestasi amaliah.

b. Hidup berhemat dan efisien

Orang yang berhemat adalah orang yang mempunyai pandangan

jauh kedepan:

Page 48: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

37

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan

hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya

untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah,

Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S

Al-Hasyr: 18)

Dia berhemat bukanlah dikarenakan ingin menumpuk kekayaan,

sehingga melahirkan sifat kikir individualitis. Tetapi berhemat

dikarenakan ada satu reserver, bahwa tidak selamanya waktu itu

berjalan secara lurus, ada up and down, sehingga berhemat berarti

mengestimasikan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang.

c. Memiliki jiwa wiraswasta (entrepreneurship)

Dia memiliki semangat wiraswasta yang tinggi, tahu

memikirkan segala fenomena yang ada di sekitarnya, merenung dan

kemudian bergelora semangatnya untuk mewujudkan setiap

perenungan batinnya dalam bentuk yang nyata dan realistis nuraninya

sangat halus dan tanggap terhadap lingkungan dan setiap tindakannya

diperhitungkan dengan laba rugi, manfaat atau mudharat.

Bukankah sejarah Rasulullah , telah membuktikan betapa Rasul

mengikuti jejak kaum quraisy untuk berniaga ke Syam dan kemudian

betapa Rasul menjadi pengembala, seakan-akan sebuah latihan

panjang dari Rasul untuk mendapatkan makna entrepeneur dan

kepemimpinan.

Sungguh sangat bijak apabila kita mau menyimak dan

mengahayati dengan penuh rasa tanggung jawab akan sabda

Page 49: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

38

Rasulullah yang mengatakan “sesungguhnya Allah sangat cinta

kepada seorang mukmin yang berpenghasilan).

d. Memiliki insting bertanding & bersaing

Semangat bertanding merupakan sisi lain dari citra seorang

muslim yang memiliki semangat jihad. Panggilan untuk bertanding

dalam segala lapangan kebajikan dan meraih prestasi, dihayatinya

dengan penuh rasa tanggung jawab sebagai panggilan Allah dan

sekaligus sebagai pembuktian ayat Quraniah yang telah menggoreskan

kalam-Nya yang sangat motivatif sebagaimana firman-Nya:

Artinya: dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia

menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat)

kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan

kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa

atas segala sesuatu (Q.S Al-Baqarah: 148).

Sebagai seorang yang ingin menjadi the winner dalam setiap

pertandingan dia selalu melakukan latihan, menjaga seluruh kondisi

yang dimilikinya serta sangat kritis untuk menghitung aset dirinya.

Karena lebih baik dia mengetahui dan mengakui kelemahan sebagai

persiapan untuk bangkit daripada dia bertarung tanpa mengetahui

potensi diri, karena hal itu sama saja dengan seorang yang bertindak

nekad, spekulatif.

Harus disadari dengan penuh keyakinan yang mendalam bahwa

keuletan dan kegigihan adalah fitrah diri setiap pribadi manusia,

sehingga sikap malas dan kehilangan adalah satu kondisi yang

melawan fitrah kemanusiaannya dan mengkhianati misinya sebagai

seorang khalifah fil ardhi. Seoarng mujahid dan ciri pribadi muslim

yang mempunyai etos kerja islami tidak pernah menyerah pada

Page 50: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

39

kegagalan. Kalau dia tersumgkur karena kegagalan maka segeralah

dia bagkit untuk melawan lebih tangguh dan keluar sebagai

pemenang.

e. Keinginan untuk mandiri (independent)

Keyakinan akan nilai Tauhid penghayatannya terhadap ikrar

iyyaka na’budu, menyebabkan setiap pribadi muslim yang memiliki

semangat jihad sebagai etos kerjanya, adalah jiwa yang merdeka.

Semangat jihad ini melahirkan sejuta kebahagiaan yang diantaranya

ialah kebahagiaan untuk memperoleh hasil dan usaha atas karsa dan

karya yang dibuahkan dari dirinya sendiri. Dia merasa risi apabila

memperoleh sesuatu secara gratis. Merasa tak bernilai apabila

menikmati sesuatu tanpa bertegang otot bermandika keringat.

Kemadirian bagi dirinya adalah lambang perjuangan sebuah semangat

jihad yang sangat mahal harganya.

Salah satu identitas seorang muslim adalah kemampuan dirinya

untuk tampil sebagai khalifah fil ardhi dan bahkan harus tampil

menjadi syuhada‟alan naas, menjadi pilar-pilar kebenaran yang kokoh.

f. Haus untuk memiliki sifat keilmuwan

Setiap peribadi muslim diajarkan untuk mampu membaca

environment dari mulai yang makro (dirinya sendiri) sampai pada

yang makro (universe) dan bahkan memasuki ruang yang lebih hakiki

yaitu metafisik, falsafah keilmuan dengan menempatkan dirinya pada

posisi sebagai subjek yang mampu berpikir radikal (radix

artinya=akar), yaitu mempertanyakan, menyangsikan dan kemudian

mengambil kesimpulan untuk memperkuat argumentasi keimanannya.

Seorang yang mempunyai wawasan keilmuan tidak pernah

cepat menerima sesuatu sebagai taken for granted karena sifat

pribadinya yang kritis dan tak pernah mau menjadi kerbau yang jinak,

yang hanya mau manut kemana hidungnya ditarik. Dia sadar bahwa

dirinya tidak boleh ikut-ikutan tanpa pengetahuan karena seluruh

potensi dirinya sesuatu saat akan diminta pertanggung jawaban dari

Allah SWT.

Page 51: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

40

Artinya: dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak

mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,

penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan

jawabnya (Q.S Al-Isra’: 36).

Seorang mujahid adalah seorang yang haus dahaga untuk

mencicipi ilmu, karena dia sadar bahwa Rasulullah mewajibkan

kepada setiap muslimin dan muslimat untuk untuk mencari dan

menggali imu mulai dari buaian dan sampai di liang lahat bahkan

demi ilmu dia tidak peduli sejauh mana tempat yang harus ditempuh,

walau ke negeri cina sekali pun dan sifat kritis dan objektivitasnya

pun menyebabkan dia tidak melihat siapa yang mengatakan, selama

yang dikatakannya adalah ilmu dan kebenaran dia akan timba dan

resapkan.

g. Berwawasan makro- Universal

Dengan memiliki wawasan makro, seorang muslim menjadi

manusia yang bijaksana. Mampu membuat pertimbangan yang tepat,

serta setiap keputusannya lebih mendekati kepada tingkat presisi

(ketepatan) yang terarah dan benar. Wawasannya yang luas ini,

mendorong dirinya lebih realistis dalam membuat perencanaan dan

tindakan. Dia jabarkan strategi tindakannya, dia jelaskan arah dan

tujuannya dan kemudian menukik pada tindakan-tindakan operasional

yang membumi. Think globally but act locally.

Dia tidak pernah merasa puas hanya karena telah selesai shalat,

tetapi sehabis shalat sehabis mengisi energi batin itu, dia kemudian

bertebaran di muka bumi (fantasiruu fil ardhi) untuk meraih karunia

Allah. Hidupnya tidak mau terpenjarakan oleh status quo, oleh adat

kebiasaan yang menghambat dinamika pencariannya.

Page 52: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

41

h. Memperhatikan kesehatan dan gizi

Dia sangat memperhatikan sabda Rasulullah “sesungguhnya

jasadmu mempunyai hak atas dirimu”, yang tentu saja

konsekuensinya harus dipelihara dan diperhatikan sesuai dengan

ukuran-ukuran normatif kesehatan.

Mana mungkin kita akan mempunyai kekuatan apabila tubuh

tidak kita pelihara dengan baik. Padahal semuanya bisa menjadi indah

dan berbagai ilham akan terlahirkan apabila ditunjang dengan

kekuatan jasmani. Etos kerja pribadi muslim adalah etos yang sangat

erat kaitannya dengan cara dirinya memlihara kebugaran dan

kesegaran jasmaninya.

i. Ulet, pantang menyerah

Keuletan merupakan modal yang sangat besar didalam

menghadapi segala macam tantangan atau tekanan (pressure) sebab

sejarah membuktikan betapa banyaknya bangsa-bangsa yang

mempunyai sejarah pahit akhirnya dapat keluar dengan berbagai

inovasi, kohesivitas kelompok dan mampu memberikan prestasi yang

tinggi bagi lingkungannya.

Sikap istiqamah, kerja keras, tangguh dan ulet akan tumbuh

sebagai bagian dari kepribadian diri kita seandainya kita mampu dan

gemar hidup dalam tantangan (challenge). Kalau toh misalnya

dianggap hidup tidak ada lagi tantangan maka terasa betapa hidup

menjadi monoton, jenuh, dan tentu saja prestasi pun akan menurun.

Menyadari hal ini maka seorang muslim yang mempunyai etos kerja,

berupaya untuk membuat tantangan, target, dan arah kemana mereke

harus menuju.

j. Berorientasi pada produktivitas

Seorang muslim itu seharusnya sangat menghayati makna yang

difirmankan Allah yang dengan sangat tegas melarang sikap mubazzir

karena sesungguhnya kemubaziran itu adalah benar-benar temannya

syetan.

Page 53: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

42

Dengan penghayatan ini tumbuhlah sikap konsekuen dalam

bentuk perilaku yang selalu mengarah pada cara kerja yang efisien

(hemat energi). Sikap seperti ini merupakan modal dasar dalam upaya

untuk menjadikan dirinya sebagai manusia yang selalu berorientasi

kepada nilai-nilai produktif.

Dengan demikian, dia selalu berhitung efisien artinya selalu

membuat perbandingan antara jumlah keluaran (performance)

dibandingkan dengan energi (waktu, tenaga) yang dia keluarkan

(produktivitas=keluaran yang dihasilkan berbanding dengan

masukkan dalam bentuk waktu dan energi).

k. Memperkaya jaringan silaturahmi

Kualitas silaturahmi yang dinyatakan dalam bentuk sambung

rasa yang dinamis dapat memberikan dampak yang sangat luas.

Apalagi dunia bisnis adalah dunia relasi, sebuah jaringan kegiatan

yang membutuhkan lebih banyak informasi dan komunikasi. Sebab itu

tidak ada alasan sedikit pun bagi seorang muslim untuk mengisolasi

diri dari tatanan pergaulan sosial. Tidak ada satu argumentasi yang

nalar yang dapat kita terima apabila ada seorang muslim yang cuci

tangan dan gemuruhnya dinamika sosial. Keberadaan seorang muslim

bukanlah dalam dunia sunyi melepaskan tanggung jawab sosial

dengan segala implikasinya.

Apabila dikaitkan dengan dunia usaha silaturahmi yang dihayati

dengan kesadaran ibadah serta keahlian berkomunikasi bukan saja

menghasilkan pengalaman tetapi juga secara gradual dapat

menciptakan lingkaran pengaruh serta melahirkan sebuah ikatan

kepentingan yang saling menguntungkan (overlapping of interset)

dengan jaringan sosial yang bertambah luas.

Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa silturahmi

mempunyai tiga sisi yang sangat menguntungkan bagi kita yaitu

pertama: memberikan nilai ibadah, kedua, apabila dilakukan dengan

kualitas akhlak yang mulia akan memberikan impresi bagi orang lain

sehingga dikenang, dicatat dan dibicarakan oleh banyak orang

Page 54: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

43

(mungkin ini pula yang disebut dengan panjang umum) dan yang

ketiga, bahwa silaturahmi dapat memberikan satu alur informasi yang

memberikan peluang dan kesempatan usaha.

Page 55: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

44

BAB III

Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Metode yang Digunakan

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk

mengamati suatu fenomena, mengumpulkan informasi dan menyajikan hasil

penelitian yang menunjukkan bahwa pelaksanaan penelitian ini memang

terjadi secara alamiah, apa adanya dalam situasi normal yang tidak

dimanipulasi keadaan dan kondisinya, tetapi menekankan kepada setiap

deskripsi secara alami dan peneliti terlibat langsung dilokasi penelitian.

Creswell, menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu proses

penelitian ilmiah yang lebih dimaksudkan untuk memahami masalah-masalah

manusia dalam konteks sosial dengan menciptakan gambaran menyeluruh

dan kompleks yang disajikan. Melaporkan pandangan terperinci dari para

sumber informasi, serta dilakukan setting yang alamiah tanpa adanya

intervensi apa pun dari peneliti.1

Meleong, penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian,

misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain sebagainya. Secara

holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada

suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai

metode.2

Dari defenisi yang saya kemukakan tersebut terdapat beberapa poin

penting yang mendasari defenisi tersebut. Pertama, ilmiah yang berarti bahwa

penelitian kualitatif dapat dipertanggung jawabkan keabsahannya dan dapat

dipercaya kesahihannya (validitas dan reabilitasnya), dapat bersifat objektif

sekaligus subjektif. Kedua, konteks sosial yang berarti bahwa dalam

penelitian kualitatif, fenomena yang diteliti merupakan satu kesatuan antara

subjek dan lingkungan sosialnya.

1 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Salemba Humanika,

2010) , Cet. III, h. 8. 2 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Salemba Humanika,

2010) , Cet. III, hal. 9.

Page 56: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

45

2. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek penelitian

Adapun subjek penelitian ini adalah 1 pembimbing rohani, 3

karyawan pabrik sepatu.

b. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah efektivitas bimbingan rohani dalam

meningkatkan etos kerja karyawan.

3. Waktu dan Tempat Penelitian

a. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan selama 8 bulan terhitung mulai dari

tanggal 13 September 2017 sampai dengan tanggal 17 April Januari

2018.

b. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pabrik Sepatu CV. Kakang Prabu

Banten yang beralamat di Jln. Ki Mas Laeng, Kp. Katomas Rt/Rw 01/01,

No.01 Tigaraksa-Tangerang

4. Teknik pengumpulan Data

a. Wawancara

Menurut meleong mendefinisikan wawancara adalah percakapan

dengan maksud tertentu. Percakapan yang dilakukan oleh dua pihak,

yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan

terwawancara (interviewe) yang memberikan jawaban atas pertanyaan

tersebut.3 Dedy Mulyana menambahkan wawancara merupakan suatu

alat pengumpulan data informasi langsung tentang beberapa jenis data.

Wawancara, merupakan bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan

seseorang yang ingin mendapatkan informasi dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.4 Dalam penelitian ini

penulis langsung mewawancarai karyawan pabrik sepatu dalam rangka

untuk mengetahui apakah bimbingan rohani efektif dalam meningkatkan

produktivitas kerja.

3 Haris Hardiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta:

Salemba Humanika, 2010), h. 118. 4 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rosada, 2010), h. 180.

Page 57: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

46

b. Observasi

Pada penelitian ini pengumpulan data akan dilakukan

menggunakan teknik observasi dimana penulis melakukan pengamatan

langsung terhadap fenomena yang ada atau situasi yang erat kaitannya

dengan tujuan penelitian pada saat kegiatan bimbingan rohani.

Cartwright & Cartwight mendefenisikan observasi adalah sebagai

suatu proses melihat, mengamati, dan mencermati serta merekam perilaku

secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu5. Sugioni menambahkan

dalam bukunya, observasi adalah mengadakan kunjungan dan pengamatan

secara langsung terhadap objek (karyawan pabrik) yang akan diteliti serta

pendekatan yang sistematis. Melalui observasi, peneliti belajar tentang

perilaku dan makna dari perilaku tersebut.6

c. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan pada penelitian ini bertujuan untuk

pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen, yakni

menggunakan data-data dan sumber-sumber yang ada hubungannya

dengan masalah yang dibahas. Sedangkan data-data ini, penulis peroleh

dari profile company, arsip-arsip maupun diktat-diktat yang berhubungan

dengan masalah di Perusahaan Pabrik Sepatu.

5. Teknik analisis data

Miles dan Huberman, dalam Salim dkk mengemukakan bahwa aktivitas

dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas,

dan datanya sampai jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction,

data display, dan conclusion drawing/verification.7 Selanjutnya menurut

Spradley teknik analisis data disesuaikan dengan tahapan dalam penelitian.

Pada tahap penjelajahan dengan teknik pengumpulan data grand tour

5 Haris Hardiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta:

Salemba Humanika, 2010), h. 131. 6 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitaf, Kualitatif dan R & D, (Bandung: ALFABETA,

2007), h. 226. 7 Salim dan Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Citapustaka Media,

2011), h. 147.

Page 58: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

47

question, analisis data dilakukan dengan analisis domain. Pada tahap

menentukan fokus analisis data dilakukan dengan analisis taksonomi. Pada

tahap selection, analisis data dilakukan dengan analisis komponensial.

Selanjutnya untuk sampai menghasilkan judul dilakukan dengan analisis tema.

Data yang telah diorganisasikan kedalam suatu pola dan membantu

kategorinya. Maka data diolah menggunakan analisis data dan model Miles

dan Huberman yaitu:

1. Reduksi data

Reduksi data bertujuan untuk memudahkan membuat kesimpulan

terhadap data yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian.

2. Penyajian data

Penyajian data merupakan kesimpulan informasi tersusun yang

berkemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

3. Penarikan kesimpulan

Setelah data terkumpul dari lokasi penelitian melalui wawancara,

observasi dan dokumen. Maka proses selanjutnya adalah penarikaan

kesimpulan verifikasi.

6. Sumber data

a. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari pihak-pihak

terkait yang berhubungan dengan penelitian ini, dengan berupa

wawancara ataupun hal yang lainnya.

b. Data Skunder

Yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung, data ini berupa

dokumen-dokumen, buku-buku, jurnal, serta sumber-sumber lain yang

dapat menunjang kelengkapan data penelitian.

Page 59: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

48

BAB IV

Gambaran Umum Lembaga dan Temuan Lapangan dan Analisis Data

A. Gambaran Umum Lembaga

1. Sejarah singkat Pabrik CV. Kakang Prabu

Cv. Kakang prabu merupakan sebuah perusahaan swasta yang

bergerak dibidang manufaktur yang didirikan pada tahun 2003 dengan

status perusahaan terbatas. Pada awalnya perusahaan ini berdiri dinamakan

CIR (Cikupa Inti Rubber) dibawah dua kepemimpinan atas nama bapak

Muhammad Dahlan dan bapak Endang.

Awalnya pabrik ini berdiri dengan melihat kondisi masyarakat

sekitar yang pada saat itu kebanyakan dari mereka pengangguran sehingga

perekonomian mereka pun sulit, sedangkan pendidikan masyarkat

kebanyakan dari mereka tamatan SMP sehingga sulit bagi masyarakat

untuk mendapatkan pekerjaan. Maka dari itu salah satu visi misi pabrik

CV. Kakang Prabu adalah Mengangkat harkat dan martabat hidup

masyarakat.

Awalnya CIR ini memproduksi autsol sepatu saat itu belum

mempunyai karyawan sama sekali, karyawannya masih bapak Dahlan dan

bapak Endang. Dalam 2 tahun CIR berkembang dan mempunyai karyawan

sebanyak 20 orang, mulai membuat komponen sepatu seperti lilitan sol

dan langsung dipasarkan selama 1 tahun, berhubung customer banyak

yang ga bayar akhirnya CIR memutuskan untuk memproduksi sepatu

sendiri dalam waktu 3 tahun.

CIR mencoba bikin sepatu Fulkanis dan tipe sepatu yang

diproduksi yaitu sepatu anak sekolah. Pada tahun 2007 CIR semakin

berkembang dan dikenal banyak orang hingga memiliki 1700 karyawan,

CIR mulai memproduksi sepatu Allstar dan sepatu orderan sesuai yang

diinginkan pelanggan. Seiring berjalannya waktu CIR mengalami

kebangkrutan pada tahun 2014.

Page 60: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

49

“Dulu pabrik sepatu ini penghasilannya sampai milyaran Lae

(panggilan si penulis dipabrik) dan karyawannya pun sampai ribuan

itu saking majunya pabrik ini, nah penghasilan dari pabrik itu

dipakai untuk hura-hura sama pimpinan, beliau membangun rumah

mewah setelah itu karyawan diundang kerumahnya untuk

memperlihatkan kekayaannya, terus buat acara dangdutan dan

karyawan disuguhin minum-minuman yang memabukkan dan acara

yang dibuat pimpinan terus-terusan itu tadi cuma untuk

memperlihatkan kekayaannya dan rumah mewahnya kepada

karyawa terus karaokean 3 dalam sehari-hari akibat dari itu banyak

karyawan yang kecanduan dengan minum-minuman itu sehingga

berefek pada kinerja karyawan, yaitu malas-malasan. Belum lagi dari

karyawannya, pernah karyawan setiap pulang kerja bawa sepatu

tanpa sepengatahuan pihak pabrik, dan karyawan yang memakai

Narkoba ini diketahui setelah seluruh karyawan melakukan tes urin

ternyata ada sekitar 30 karyawan yang memakai, setelah saya

mengetahui, saya mengambil kebijakan setiap karyawan yang seperti

ini saya pecat. Nah tahun 2014 itu lah awal kebangkrutan pabrik ini,

langsung habis bangkrut semua efeknya langsung kepada karyawan

yang tidak mempunyai mata pencaharian akibat pengangguran. Dari

situlah saya ingatkan beliau dalam mengelola suatu perusahaan tidak

bisa seperti itu dan ini bagian dari teguran Allah kepada kita kalau

saya bicara pada saat itu waktu dia masih punya banyak harta dia

tidak akan mendengarkan saya, semenjak itu beliau sadar bertaubat

dan berguru dengan salah satu kyai di Tigaraksa sampai sekarang.

Setelah kebangkrutan itu saya kemudian meyakinkan beliau untuk

merintis kembali pabrik sepatu dari nol dan saya siap menjadi

penanggungjawab untuk memajukan pabrik sepatu. Karena kita

kasihan melihat masyarakat sekitar yang menggantungkan

perekonomian mereka kepada pabrik.1”

Dengan kondisi pabrik yang sudah bangkrut, bapak Dahlan

memberanikan diri merintis kembali pabrik sepatu, namun keberanian

untuk merintis kembali pabrik sepatu tidak lepas dari dorongan bapak Aef

(Direktur Operasional) yang siap menjadi penanggung jawab untuk

memajukan pabrik tersebut. Nama pabrik pun berubah menjadi CV. Edi

Jaya Makmur dibawah kepemimpinan bapak Muhammad Dahlan sendiri

yang berlokasi di kec. Tigaraksa, Kab. Tangerang, Prov. Banten. CV. Edi

Jaya kembali memproduksi sepatu dengan tipe yang berbeda, kali ini

pabrik memproduksi sepatu ranning dan sepatu futsal. CV. Edi Jaya

kembali berganti nama menjadi CV. Kakang Prabu masih dengan lokasi

1 Wawancara dengan Bapak Aef (Direktur Operasional) pada tanggal 30 januari 2018.

Page 61: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

50

yang sama dan berkembang sampai saat ini dan memproduksi bermacam

sepatu seperti Adidas, Allstar, Fans.

2. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan

Adapun visi dan misi CV. Kakang Prabu yaitu:

a. Mengangkat harkat dan martabat hidup masyarakat Tangerang.

b. Membangun ekonomi masyarakat tangerang yang mandiri.

c. Menciptakan lapangan kerja, dan menyerap tenaga kerja yang

kemampuannya dibawah standar perusahaan.

d. Membangun silaturahmi antara pengarajin dan pemerintah yang

berkaitan di bidang ekonomi.

e. Mengembangkan program pemerintah, khususnya usaha kecil dan

menengah.

f. Mengangkat dan meneruskan produk lokal yang telah berjalan

dimasyarakat tangerang.

3. Aktivitas Bimbingan Rohani

Aktivitas bimbingan rohani di pabrik CV. Kakang Prabu

dilaksanakan seminggu 2 kali setiap malam rabu dan malam jum’at

dimulai dari pukul 20.00-21.00 wib. Untuk kegiatan malam selasa, dibuka

dengan shalawat setelah shalawatan ngaji kitab kuning dan ditutup dengan

doa. Kegiatan malam juma’at, terlebih dahulu baca yasin berjamaah

setelah itu ngaji kitab kuning.

Kegiatan bimbingan rohani lainnya infaq dari karyawan dan infaq

ini dipungut dari karyawan 2000 perduaminggu, infaq ini dikeluarkan

setahun dalam sekali setiap bulan Muharram. Infaq diberikan kepada

mereka yang membutuhkan seperti anak yatim dan orang miskin yang

berada di lingkungan sekitar khususnya.

Kegiatan bimbingan rohani selanjutnya yaitu, Tour Religi, kegiatan

tersebut para karyawan berziarah kemakam-makam ulama dan ini

dilaksanakan satu tahun sekali di setiap akhir tahun yaitu pada bulan

desember. Kegiatan ini sebagai wadah untuk silaturahmi kepada sesama

Page 62: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

51

karyawan, antara pimpinan dan karyawan agar lebih dekat lagi layaknya

seperti keluarga.

Ketiga kegiatan rohani ini tidak diwajibkan para karyawan

mengikutinya dan tidak pula ada unsur paksaan dari pihak perusahaan

untuk mengikuti kegiatan ini. Hanya saja pabrik memfasilitasi kegiatan

ibadah ini untuk mengajak para karyawan dalam hal kebaikan yang

tujuannya adalah karyawan bisa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan,

bisa memenuhi kebutuhan spritual, meningkatkan etos kerja dan

mendapatkan motivasi kerja, dan mepererat tali silaturahmi. Penggagas

dari kegiatan rohani adalah Bapak Aef posisi beliau di pabrik sebagai

Direktur Operasional.

Page 63: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

52

4. Struktur Organisasi

Bagan 1. Struktur organisasi

Uraian dari masing-masing bagian struktur organisasi sebagai berikut:

1. Owner

- Sebagai pemilik perusahaan. Owner juga bertanggung jawab terhadap

keberlangsungan perusahaan dan memimpin jalannya perusahaan.

2. Direktur Operasional

- Sebagai Yang memegang kendali perusahaan agar berjalan dengan lancar

- Mengupayakan dalam pencapaian target yang diminta

3. Manajer Operasional

- Bertanggung jawab untuk berlangsungnya proses di lantai produksi

- Mengupayakan pencapaian target yang diminta

Owner

M. Dahlan

Direktur Operasional

Syariffudin

Manajer Operasional

Jaenal

Development

Rohman

Administrasi

Siti & Eti

Rekan

Development

Kepala Regu

Stockfit

Kepala Regu

Sablon Kepala Regu

Sewing

Kepala Regu

Cutting Kepala Regu

Assembling

Operator Operator Operator Operator Operator

Page 64: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

53

4. Development

- Bertugas untuk merancang produk yang akan dibuat olehpabrik hingga

dalam bentuk sampel yang sesuai dengan aslinya.

5. Administrasi

- Bertugas untuk mengatur segala keuangan mulai dari pembelian bahan

baku berupa material yang dibutuhkan hingga penjualan produk, jadi

bertanggung jawab dalam mengatur dan mengkoordinasikan seluruh

pencatatan dan pembukuan.

6. Kepala Regu

- Bertugas untuk mengawasi proses produksi yang sedang berlangsung dan

memberikan bantuan baik secara teori maupun praktek bagi operator

dilapangan agar proses dapat dilaksanakan dengan baik.

Page 65: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

54

B. Hasil Temuan Lapangan dan Pembahasan

1. Temuan Umum dan Analisis Data

Dalam bab ini penulis akan memaparkan hasil temuan lapangan

yang penulis dapatkan selama melakukan penelitian di Pabrik Sepatu

CV. Kakang Prabu. Hasil temuan lapangan yang akan penulis paparkan

diantaranya, identifikasi subyek penelitian, identifikasi objek penelitian

dan analisis efektivitas bimbingan rohani dalam meningkatkan etos kerja

karyawan.

Ustadz KH. Baidowi, Bapak Aef, Ibu Iyoh dan Bapak Tata adalah

informan dalam penelitian ini. Ustadz KH. Baidowi berprofesi sebagai

pembimbing dan Bapak Aef berprofesi sebagai Direktur Operasional, Ibu

Iyoh dan Bapak Tata berprofesi sebagai karyawan.

No Nama Usia Jabatan Pendidikan

1 Ustadz H. Ahmad

Ubaidillah 43 thn Pembimbing rohani

Formal SD

Lanjut

pesantren salafi

2 Bapak Syariffuddin 51 thn Manager pabrik Pesantren

3 Ibu Siti Sumaroh 48 thn Karyawan pabrik SMA

4 Bapak Tata 40 thn Karyawan pabrik SD

Tabel 1. Pembimbing dan terbimbing

a. Data Informan

1. Subjek I Pembimbing

Ustadz KH. Baidowi berprofesi sebagai pembimbing di

pabrik sepatu CV. Kakang Prabu. Umur beliau sekarang 43 tahun

dan beliau lulusan dari salah satu Pondok Pesantren yang berada

di tigaraksa. Beliau mengawali dakwahnya pada tahun 2006

setelah baliau menikah dan ketika itu beliau dipercaya dengan

salah satu kyai untuk mengisi pengajian disalah satu majlis dan

kyai itu adalah mertua beliau sendiri, itu awal dari beliau

Page 66: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

55

berdakwah. Beliau dikenal para karyawan adalah seorang

pembimbing (ustadz) yang sangat sederhana dan

berwibawa,beliau sangat mengerti dan memahami kondisi dari

karyawan ketika memberikan bimbingan, tidak heran para

karyawan menyukai cara beliau dalam menyampaikan materi

bimbingan sehingga materi yang disampaikan mudah dipahami

jamaah.

Kegiatan bimbingan rohani yang beliau sampaikan

berbentuk pengajian, dan untuk materinya diambil dari kitab-kitab

kuning yang umumnya adalah fiqh, hadits, al-Qur’an dan tafsir.

Dalam pembahasan materi beliau lebih memfokuskan pada

bagian ubudiyah nya(ibadah), karena menurut beliau ketika

berbicara ibadah didalamnya akan membahas kebutuhan jasmani

(lahiriyah) dan kebutuhan rohani (bathiniyah).

“Antara jasmani dan rohani harus seimbang seiring sejalan,

kalau manusia mengutamakan jasmani dan rohaninya tidak diisi

manusia mau jadi apa hidupnya percuma dan akan sia-sia,

begitu sebaliknya mengutamakan rohani (ukhrawi) tidak baik

juga. Maka dari itu antara jasmani dan rohani ini harus seimbang

karena kedua-duanya bagian dari kewajiban dan kita harus bisa

bagi waktu ibadah dan bekerja, ibadah adalah bagian dari

pengabdian kita kepada Allah sebagai hamba yang taat dan

bekerja adalah bagian dari tanggung jawab kita sebagai manusia

untuk memenuhi setiap kebutuhan, nah saya memberikan

pemahaman seperti itu karyawan agar mereka bekerja tidak

hanya mengejar materi saja tapi ibadah kita pun harus terpenuhi.

Makanya saya sangat apresiasi sekali pabrik ini karena bukan

hanya kondisi masyarakatnya saja yang mereka perhatikan dan

mereka penuhi tapi kondisi karyawannya sendiri pun yaitu

kebutuhan rohaninya mereka perhatikan dan dipenuhi yaitu

dengan memfasilitasi kegiatan agama yang mana ini menjadi

bagian ibadah rutin karyawan”.2

Menurut Ustadz KH. Baidowi betapa pentingnya

melibatkan agama dalam suatu pekerjaan, karena agama adalah

salah satu cara untuk membentengi diri dari perbuatan-perbuatan

buruk. Hubungan agama dalam suatu pekerjaan ialah bagaimana

2 Wawancara dengan Ustadz Baidowi pada tanggal 27 januari 2018 pukul 11.00 WIB

Page 67: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

56

seseorang bertanggung jawab terhadap apa yang dikerjakannya,

jujur dan amanah sehingga mampu mencapai apa yang

diinginkan dari perusahaan, ini bagian dari etos kerja dan

Rasulullah sendiri sudah mencontohkan itu ketika beliau

berdagang ke negeri syam dengan penuh rasa tanggung jawab,

jujur dan amanah sehingga mampu memikat hati seorang wanita

kaya raya yaitu Khadijah. Majunya suatu perusahaan itu bukan

karena mesinnya yang modern dan canggih, tapi karena

karyawannya memiliki etos dan mampu bekerja dengan

maksimal tanpa adanya tekanan dari pihak manapun khususnya

dari pihak perusahaan itu sendiri.

2. Subjek II Terbimbing yaitu karyawan yang bekerja dipabrik

sepatu CV. Kakang Prabu

Dalam penelitian ini penulis membatasi terbimbing, guna

mempermudah penulis untuk melakukan penelitian. Disini

penulis memilih terbimbing sebagai informan yaitu, bapak Aef

sebagai Direktur Operasional, ibuk Iyoh dan bapak Tata sebagai

karyawan. Alasan penulis memilih informan tersebut karena

hasil dari observasi dan wawancara penulis informan yang

terpilih ini adalah karyawan yang paling aktif dalam mengikuti

kegiatan bimbingan rohani dan sekaligus sebagai karyawan yang

paling mempunyai semangat kerja dan paling bertanggung

jawab terhadap apa yang dikerjakannya setelah mengikuti

kegiatan bimbingan rohani.

a) Bapak Aef

Bapak Aef adalah berprofesi sebagai direktur

operasional di pabrik sepatu CV. Kakang Prabu. Sebelum

menjadi direktur operasional di pabrik sepatu CV. Kakang

Prabu, sepak terjang beliau di dunia perusahaan pabrik sudah

sangat luas karena sebelum menjadi direktur operasional di

pabrik CV. Kakang Prabu beliau terlebih dahulu menjadi

Page 68: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

57

karyawan dipabrik-pabrik lain. Bapak Aef lahir pada tahun

1973 di Kp. Katomas tigaraksa, riwayat pendidikan beliau

terakhir adalah tamat pesantren di Tangerang. Setelah tamat

pesantren beliau pengangguran sangat lama sekali sampai

keluarga beliau sendiri gerah melihat kondisi bapak Aef yang

pengangguran. Pada akhirnya bapak Aef memutuskan untuk

terjun kedunia pabrik dimana awalnya beliau menjadi

menjadi seorang karyawan disalah satu pabrik yang berada di

Vietnam, setelah 6 tahun bekerja sebagai karyawan di pabrik

sepatu yang berada di Vietnam beliau memutuskan untuk

kembali ke kampung halaman dan beliau dipercaya sebagai

Direktur Operasional dipabrik sepatu CV. Kakang Prabu.

Bapak Aef adalah salah seorang yang berpengaruh

dipabrik sepatu, beliau tegas dan ramah kepada karyawan

juga peduli terhadap kesejahteraan masyarakat “kita berada

disini berkat kepedulian bapak Aef terhadap karyawan, beliau

benar-benar memikirkan kesejahteraan karyawan, waktu

pabrik bangkrut ditahun 2014 beliau berdiri paling depan

untuk membangkitkan kembali pabrik ini, itu semua karena

melihat kondisi karyawan pada saat pabrik bangkrut banyak

karyawan yang pengangguran sehingga mata pencaharian

karyawan hilang beliaupun siap menjadi penanggung jawab

sepenuhnya dan bisa meyakinkan bapak Dahlan untuk

merintis kembali pabrik sepatu”.3 beliau adalah salah satu

penggagas kegiatan rohani yang ditujukan kepada karyawan.

“Bekerja itu bukan hanya mengejar finansial semata tapi

ketika kita bekerja itu harus merasa nyaman dan ikhlas, nah

ini semua diawali dengan niat agar bekerja kita bernilai

ibadah. Waktu saya masih SD saya diajarkan guru apabila

mengerjakan sesuatu harus pake niat agar kerja kita bernilai

ibadah, dan ketika kita bekerja merasa nyaman dan ikhlas, itu

yang menjadi pegangan saya sampai sekarang. Saya bekerja

3 Wawancara dengan bapak Engkar (Secuirity) pada tanggal 4 januari pukul 11.55 WIB

Page 69: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

58

dipabrik satu penghasilannya Cuma 20.000 tapi saya merasa

nyaman ketika bekerja dan ikhlas menjalaninya, saya bekerja

dipabrik dua penghasilannya 200.000 tpi saya selalu tertekan

terus dari atasan sehingga saya pun tidak ikhlas dalam

bekerja nah tentu saya memilih bekerja yang penghasilannya

Cuma 2000 tapi saya nyaman disitu. Seperti itu saya selalu

mempertimbangkan terlebih dahulu apabila saya ingin

bekerja. Karena percuma kita bekerja hanya sekedar

mengejar finansial semua akan sia-sia sehebat apapun kita

bekerja tetap Dia yang menentukan keadaan kita, kita hanya

berusaha dan tidak lupa berdoa begitu ajaran agama. Saya

buat program kegiatan Rohani untuk karyawan, dimana

dengan adanya program ini dapat meningkatkan kepercayaan

diri, kejujuran dan keikhlasan karyawan dalam bekerja

sehingga dapat memajukan pabrik ini bersama-sama, karena

pabrik ini bagian dari matapencaharian kami seperti itu saya

memberikan pemahaman untuk karyawan dan untuk

mencapai itu semua (tanggung jawab, kepercayaan diri,

kejujuran dan keikhlasan) pabrik perlu memfasilitasi kegiatan

agama yang ini untuk menambah wawasan keagamaan

karyawan dan bisa menerapkannya dalam dunia kerja selain

itu guna mempererat tali silaturahim antara sesama karyawan

dan atasan. Adapun bentuk kegiatan bimbingan rohani yaitu,

pengajian mingguan, sedekah dari karyawan biasanya ini

disalurkan setiap satu tahun sekali yaitu pada 10 Muharram.

Kegiatan ini tidak diwajibkan kepada karyawan, karena

apabila diwajibkan khawatirnya karyawan merasa tertekan

karena dipaksa, kita kan nggak tahu mereka senang apa

nggak dengan kegiatan ini, terlebih lagi ini kan kegiatan

ibadah jadi kita harus ikhlas melaksanakannya. Jadi biarkan

kesadaran dari mereka untuk mengikuti kegiatan rohani ini

namun saya tidak pernah bosan untuk mengajak mereka

mengikuti kegiatan ini. Selain itu pabrik juga memberikan

reeward kepada karyawan bagi mereka yang rajin dan tidak

pernah izin atau absen”.4

Menurut pak Aef selaku Direktur Operasional bahwa

bimbingan rohani dapat mempengaruhi kinerja karyawan.

dan alasan beliau menggagas program bimbingan rohani ialah

selain dapat meningkatkan etos kerja karyawan juga dapat

memenuhi kebutuhan rohani karyawan yaitu beribadah

kepada Allah SWT. Namun pabrik juga memberikan reeward

4 Wawancara dengan Bapak Aef (Direktur Operasional) pada tanggal 30 Januari pukul

16.00 WIB

Page 70: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

59

bagi karyawan yang dinilai rajin dan tidak sering absen.

Sebagai penopang semangat karyawan dalam bekerja.

b) Ibu Iyoh

Ibu Iyoh lahir di Jakarta pada tahun 1972 beliau

berprofesi sebagai penanggung jawab matrial dan cutting

dipabrik sepatu. Latar belakang pendidikan beliau sampai

SMA di Tangerang jurusan perdagangan. Mulai bekerja

dipabrik pada tahun 2012, saat itu masih berprofesi sebagai

karyawan biasa dan kemudian diangkat jadi penanggung

jawab bagian Matrial dan Cutting setelah pabrik melihat

semangat dan tanggung jawab beliau dalam bekerja. Ibuk

Iyoh adalah salah satu karyawan yang sangat aktif dalam

mengikuti kegiatan bimbingan rohani. Awalnya beliau hanya

mencoba mengikuti kegiatan yang dilaksanakan pabrik

tersebut karena ini bagian program yang difasilitasi pabrik,

namun setelah mengikuti kegiatan bimbingan rohani beliau

merasa mengetahui banyak tentang hubungan agama dalam

pekerjaan dan maka dari itu beliaupun rutin mengikuti

kegiatan bimbingan rohani.

“Awalnyanya saya mengikuti kegiatan ini karena bagian dari

kegiatan pabrik, saya coba untuk mengikuti pengajiannya

walaupun karyawan tidak diwajibkan untuk mengikutinya,

dan setelah saya mengikuti baru saya paham tujuan dari

diadakannya kegiatan ini yaitu saya semakin sadar ternyata

bekerja bukan hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan

lahiriyah saja akan tetapi dengan bekerja pun bisa bernilai

ibadah ketika dilakukan dengan niat dan keikhlasan, dan

ternyata agama menuntut kita untuk bertanggung jawab

dalam setiap pekerjaan yang kita kerjakan dan kejujuran kita

dalam bekerja. Dan menurut saya sangat bagus sekali

kegiatan seperti ini diterapkan didunia kerja seperti pabrik-

pabrik dan diperusahaan lainnya, karena kegiatan ini akan

berdampak positif pada kinerja karyawan dan lebih bagusnya

lagi kalau istilah agamanya mah Hablumminannas dan

Hablumminallah nya terpenuhi, bukan hanya itu saja

pemimpin pun ikut mempengaruhi kinerja karyawan, seperti

kita dipabrik ini antara karyawan dan atasan sudah seperti

Page 71: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

60

keluarga dekat, pemimpin langsung turun kebawah

membantu dan mengajari kita bahkan beliau juga langsung

bekerja apabila ada karyawan yang tidak masuk, jadi

karyawan malu sendiri apabila malas-malasan bekerja karena

pemimpin aja langsung ikut bekerja, berbeda seperti

pimpinan-pimpinan perusahaan lainnya”.5

Menurut Ibu Iyoh kegiatan seperti ini sangat bagus

apabila diterapkan didunia kerja karena akan berpengaruh

pada kinerja karyawan khususnya Ibuk Iyoh sendiri yang

sudah merasakan langsung dampak dari kegiatan bimbingan

rohani ini yaitu beliau semakin bersemangat dan bertanggung

jawab dengan pekerjaannya yang ia tekuni sekarang terlebih

lagi beliau diangkat menjadi penangung jawab gudang

Matrial dan Cutting bukan hanya itu peran pemimpin dalam

perusahaan pun sangat berpengaruh.

c) Bapak Tata

Bapak Tata lahir pada tahun 1975 di Kp. Katomas

tigaraksa. Hasil dari observasi penulis beliau adalah salah

satu karyawan yang aktif dalam mengikuti bimbingan rohani

Mulai bekerja di pabrik CV. Kakang Prabu pada tahun 2010

dan beliau sudah berkeluarga. Salah satu karyawan yang

paling lama bekerja dipabrik dan beliau bekerja dibagian

Matrial dan Cutting. Sebelum adanya program rohani beliau

adalah salah satu karyawan yang malas, seperti sering datang

terlambat dan sering izin. Beliau peminum-minuman keras

yang aktif dan efek dari minum-minuman keras yang

menyebabkan beliau jadi malas dalam beraktivitas,

penghasilan dari selama ia bekerja pun lebih banyak

digunakan untuk membeli minuman tersebut. Sebelum

mengikuti bimbingan beliau menyadari bahwa bekerja itu

hanya untuk memenuhi kebutuhan jasmani saja yaitu untuk

5 Wawancara dengan Ibuk Iyoh (karyawan) pada tanggal 26 Januari 2018 pukul 09:28

WIB

Page 72: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

61

memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan penghasilan beliau

banyak digunakan hanya untuk poya-poya dalam

kesehariannya sedangkan beliau sudah punya keluarga.

Setelah adanya program bimbingan rohani yang difasilitasi

pabrik pak Tata pun mencoba untuk mengikutinya dengan

harapan agar diri dan kehidupannya berubah menjadi lebih

baik.

“yah saya benar karyawan dipabrik sepatu ini, saya bekerja

disini kurang lebih sudah 8 tahun. Program bimbingan rohani

dimulai pada tahun 2014. Sebelum program ini ada dipabrik

sepatu, saya termasuk karyawan yang malas dan sering izin,

penyebab yaitu saya sering minum-minuman keras yang

akibatnya ini berefek pada aktivitas saya sehari-hari yaitu

bekerja. Nah pada tahun 2014 program bimbingan rohani

diadakan oleh pabrik dan penggagas utamanya adalah Bapak

Aef sendiri selaku Direktur Operasional. Saya sangat antusias

dengan kegiatan ini, karena dengan adanya program seperti

ini saya berharap bisa mengubah diri dan kehidupan saya

menjadi lebih baik. Enaknya lagi kita difasilitasi oleh pabrik

dan karyawan hanya mengikuti kegiatannya. Setelah saya

mengikuti kegiatan bimbingan rohani ada perubahan dari diri

saya ketika saya menyadari kalau kerja bukan hanya

mengejar materi saja tapi didalamnya ada nilai ibadah juga.

Saya rutin mengikuti kegiatan ini tapi kalau saya terlalu lelah

baru saya libur. Perubahan dari diri saya setelah mengikuti

kegiatan bimbingan rohani yaitu minum-minuman mulai saya

tinggalkan perlahan dan saya mulai belajar bertanggung

jawab terhadap apa yang saya kerjakan, Alhamdulilah saya

pun mulai aktif dan tidak pernah izin selama tidak keperluan

diluar kerja. Dan tahun kemaren saya dapat Reeward dari

pabrik sebagai karyawan yang paling aktif dan tidak pernah

izin. Saya senang mengikuti kegiatannya karena bisa

menyadarkan saya dan bisa lebih bertanggung jawab lagi

dalam bekerja”.6

Menurut bapak Tata kegiatan bimbingan rohani

sangat mempengaruhi kehidupan pribadinya, terlebih lagi

beliau semakin paham dengan agama bahwa bekerja dan

ibadah memang suatu keharusan dalam Islam. Menurut ibuk

Iyoh selaku penanggung jawab dibagian matrial dan cutting

6 Wawancara dengan Bapak Tata (karyawan) pada tanggal 25 januari 2018 pukul 15.00

WIB

Page 73: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

62

“Benar bahwasanya bapak Tata ini setelah mengikuti

kegiatan bimbingan rohani ada perubahan ketika ia bekerja

dari biasanya dulunya bekerja malas-malasan berbanding

terbalik dengan yang sekarang sangat rajin dan lebih

bertanggung jawab, pak Tata ini juga salah satu karyawan

yang paling aktif mengikuti kegiatan bimbingan rohani”.7

Dan menurut Bapak Aef selaku Direktur Operasional “bapak

Tata ini salah satu karyawan yang mendapatkan Reeward dari

pabrik sebagai karyawan yang rajin tidak pernah izin dan

absen, baru pertama kali ini dia mendapatkan reeward selama

menjadi karyawan dipabrik. Dulunya pak Tata ini salah

karyawan malas dipabrik ini, sekarang dia sudah berubah

semenjak dia mengikuti kegiatan bimbingan rohani

dipabrik”.8 Menurut Ibu Iyoh dan Bapak Aef bahwasanya pak

Tata mengalami perubahan dalam bekerja setelah iya

mengikuti kegiatan bimbingan rohani.

Dari beberapa keterangan diatas penulis

menyimpulkan, bahwa bimbingan rohani dapat meningkatkan

etos kerja karyawan dan sekaligus pengingat atau penegur

karyawan ketika mereka malas dan lalai dalam bekerja. Tidak

hanya itu karyawan juga mampu meningkatkan ibadahnya

sebagai bentuk pengabdian mereka Allah SWT.

b. Proses Bimbingan Rohani Dalam Meningkatkan Etos Kerja

Untuk mengetahui dan mengukur keefektifan bimbingan

rohani yang paling utama harus diketahui yaitu proses yang dilalui

karyawan sebelum dan sesudah mengikuti bimbingan rohani untuk

dijadikan perbandingan dan melihat apakah bimbingan rohani efektif

atau tidak. Dalam proses bimbingan rohani penulis akan menjelaskan

2 tahapan yang harus diketahui untuk memberikan penjelasan proses

7 Wawancara dengan Ibu Iyoh pada tanggal 25 januari 2018 pukul 09:28 WIB

8 Wawancara dengan Bapak Aef pada tanggal 30 januari 2018 pukul 16.00 WIB

Page 74: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

63

yang dilalui karyawan, yaitu sebelum mengikuti kegiatan bimbingan

rohani, setelah mengikuti kegiatan bimbingan rohani, dan selama

mengikuti kegiatan bimbingan rohani:

1. Pra Bimbingan Rohani

Untuk mengetahui keefektifan suatu bimbingan harus

melihat dari proses dan yang dialami si terbimbing yaitu pra dan

pasca mengikuti bimbingan untuk dijadikan perbandingan

apakah bimbingan rohani efektif atau tidak.

Banyak karyawan tidak mengetahui bahwa bekerja

adalah bagian dari ibadah, sehingga melalaikan ibadah yang

sudah menjadi kewajiban mereka. Ibadah adalah bagian dari

cara manusia untuk memenuhi kebutuhan rohani dan salah satu

benteng untuk menghindarkarkan diri dari perbuatan tercela.

Kurangnya kebutuhan rohani berefek pada diri sendiri dan

pekerjaan. Banyak karyawan yang melalaikan kebutuhan rohani

sehingga mereka mudah frustasi, kurang percaya diri, tidak jujur

terhadap orang lain, tidak pernah merasa puas dengan apa yang

dimilikinya (kurang bersyukur) sehingga berefek pada pekerjaan

mereka yaitu banyak melakukan kecurangan dipabrik.

Setiap karyawan mempunyai permasalahan dan

keresahan dalam bekerja, Beragam macam permasalahan yang

dialami karyawan baik kepada diri sendiri maupun kepada

pekerjaan yang dilakukannya. Banyak karyawan sebelum

mengikuti kegiatan bimbingan rohani mereka melakukan

kecurangan, malas-malasan ketika bekerja, sering izin, datang

tidak tepat pada waktunya dan bolos. Seperti yang diungkapkan

bapak Tata:

“Sangat berbeda bang, itu tadi bang sebelumnya itu hasil dari

kerja saya itu ngga jelas kemana perginya, mungkin habis

keminum-minuman, kalau kegiatan kita seperti itu setelah

bekerja terus minum-minum kan timbul rasa malas dalam

bekerja dan itu yang saya alami. Nah setelah saya mengikuti ada

Page 75: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

64

perubahan dari dalam diri saya karena saya mengetahui ternyata

kegiatan sehari-hari kita mempengaruhi kita dalam bekerja”.9

Hal serupa juga diungkapkan oleh ibu Iyoh selaku

karyawan pabrik sepatu:

“sebelumnya saya bekerja itu malas-malasan ketika bekerja

tidak bersemangat dan giliran gajian saya paling semangat dan

ibadah sayapun sering bolong-bolong”.10

2. Selama Mengikuti Bimbingan Rohani dan Pasca Bimbingan

Rohani

Proses selanjutnya yang dilalui karyawan adalah setelah

mengikuti bimbingan rohani apakah bimbingan rohani dapat

mengubah perilaku buruk karyawan menjadi baik dan dapat

memberi motivasi kepada karyawan yaitu untuk mengukur

keefektifan bimbingan rohani.

Dalam proses bimbingan rohani sangat tidak mudah

untuk mengubah kebiasaan buruk menjadi baik, butuh waktu

lama untuk mengubahnya. Setelah kegiatan bimbingan rohani

berjalan, sebagian karyawan tidak langsung menerima dan

menikmati kegiatan tersebut, mereka harus membiasakan diri

dan menerima kegiatan tersebut sebagai wadah untuk

menambah wawasan dan pengetahuan keagamaan mereka.

Proses yang dijalani Selama karyawan mengikuti

bimbingan yaitu mengikuti kegiatan bimbingan seperti

pengajian, infaq dari karyawan dan tour religi yang sudah

difasilitasi pabrik.

Output pasca bimbingan menimbulkan dua

perubahan dari diri karyawan yaitu perubahan yang terjadi

pada rohani: ibadah meningkat, jujur, bersyukur dengan

pekerjaan yang mereka tekuni, dan perubahan jasmani:

9 Wawancara dengan Bapak Tata (karyawan) pada tanggal 25 januari 2018 pukul 15.00

WIB

10 Wawancara dengan Ibuk Iyoh (karyawan) pada tanggal 26 Januari 2018pukul 09:28

WIB

Page 76: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

65

mendapatkan pengetahuan keagamaan, bekerja lebih semangat

dan maksimal, selalu on time seperti yang diungkapkan ibu

Iyoh:

“Alhamdulilah setelah saya mengikuti baru saya paham tujuan

dari diadakannya kegiatan ini yaitu saya semakin sadar ternyata

bekerja bukan hanya sekedar mencari nafkah aja, tapi kerja

adalah suatu anjuran dalam agama kita yang kelak akan kita

pertanggung jawabkan, dan saya tahu setelah menghikuti

bimbingan bahwa kerja ini salah satu bagian dari ibadah ketika

dilakukan dengan niat dan ikhlas, dan saya juga belajar kalau

agama menuntut kita untuk bertanggung jawab dalam setiap

pekerjaan yang kita kerjakan dan kejujuran kita dalam bekerja,

dengan pengetahuan saya yang terbatas ini saya mulai sadar

yang dulunya shalat saya bolong-bolong sekarang insyaallah

ibadahnya rajin terus bekerja pun lebih nyaman dan ikhlas”.11

Hal serupa juga diungkapkan bapak Tata:

“Nah setelah saya mengikuti ada perubahan dari dalam diri saya

karena saya mengetahui ternyata kegiatan sehari-hari kita

mempengaruhi kita dalam bekerja. Yang dulunya malas

Alhamdulilah sekarang tidak ada lagi malas-malasan dalam

bekerja, terus ibadah saya yang dulunya tidak pernah sama

sekali kalau sekarang Alhamdulilah sekarang sudah rajin

berjamaah dan syukyurnya lagi bang tahun kemaren saya dapat

reeward dari pabrik sebagai karyawan yang tidak pernah absen

heheheh”.12

Tema 1: Bekerja harus ikhlas karena bekerja adalah bagian dari

ibadah

Islam sangat mendorong manusia untuk bekerja dan

berusaha dalam mencari kesejahteraan hidup dalam kemuliaan

dan tidak menjadi beban orang lain. Islam juga memberi

kebebasan dalam memilih pekerjaaan yang sesuai dengan

kemampuan. Namun, Islam mengatur batasan-batasan dalam

meletakkan prinsip-prinsip dan menetapkan nilai-nilai yang

11

Wawancara dengan Ibuk Iyoh (karyawan) pada tanggal 26 Januari 2018pukul 09:28

WIB

12 Wawancara dengan Bapak Tata (karyawan) pada tanggal 25 januari 2018 pukul 15.00

WIB

Page 77: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

66

harus dijaga oleh seorang muslim, agar kemudian aktifitas

bekerjanya benar-benar dipandang Allah sebagai kegiatan

ibadah. Allah memuliakan manusia yang giat bekerja, mandiri

karena dengan bekerja kebutuhan manusia akan terpenuhi dan

ini merupakan bentuk pertanggungjawaban manusia kepada

dirinya sendiri.

Ikhlas dalam bekerja, yaitu meniatkan aktifitas

bekerjanya tersebut untuk mencari ridha Allah dan beribadah

kepada-Nya. Niat sangat penting dalam bekerja, jika pekerjaan

ingin bernilai ibadah maka niat harus hadir dalam hati. Mencari

nafkah adalah sebuah kewajiban. Islam adalah agama fitrah,

yang sesuai dengan kebutuhan manusia, diantaranya adalah

kebutuhan jasmani dan salah satu cara untuk memenuhinya,

manusia harus bekerja. Namun dalam melakukan pekerjaan

rutinitas, manusia tidak boleh melalaikan kewajiban utnuk

memenuhi kebutuhan rohaninya yaitu beribadah kepada Allah

(shalat, puasa dan lain-lain), dan kebutuhan ini adalah bagian

dari penghambaan manusia kepada Allah SWT. Hal ini

diungkapkan oleh bapak Aef:

“menurut saya bekerja itu bukan hanya mengejar finansial

semata tapi ketika kita bekerja itu harus merasa nyaman dan

ikhlas, nah ini semua diawali dengan niat agar bekerja kita

bernilai ibadah. Waktu saya masih SD saya diajarkan guru

apabila mengerjakan sesuatu harus pake niat agar kerja kita

bernilai ibadah, dan ketika kita bekerja merasa nyaman dan

ikhlas, itu yang menjadi pegangan saya sampai sekarang. Dan

pengalaman ini juga yang saya berikan kepada karyawan dengan

membuat kegiatan bimbingan rohani”.13

Hal serupa juga diungkapkan oleh ibu Iyoh:

“setelah mengikuti kegiatan bimbingan rohani saya semakin

ikhlas dan menikmati pekerjaan saya yang sekarang, dan

ternyata segala sesuatunya apabila dikerjakan dengan ikhlas

dan dinikmati akan terasa senang aswad”.

13 Wawancara dengan bapak Aef pada hari selasa, tanggal 30 januari 2017, pukul 16.00

WIB

Page 78: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

67

Bagan 1. Tahap Proses Bimbingan Rohani Yang Dialami Karyawan

Pra bimbingan Malas bekerja

Bolos kerja

Masuk kerja tidak

tepat waktu

Tidak jujur

selama bimbingan Mengikuti kegiatan

bimbingan

Pengajian

mingguan

Tour religi

Infaq

karyawan

pasca bimbingan Perubahan

jasmani Semangat kerja

On time

Pengetahuan

keagamaan

Perubahan

rohani Ibadah

meningkat

jujur

Ikhlas bekerja

Page 79: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

68

c. Metode Bimbingan Rohani Dalam Meningkatkan Etos Kerja

Karyawan

Bimbingan Rohani adalah salah satu bagian dari program

pabrik sepatu yang ditujukan kepada karyawan, dimana pabrik

sepatu adalah sebagai fasilitator dan karyawan adalah tujuan dari

diadakannya kegiatan. Pabrik sepatu memberikan fasilitas

keagamaan untuk para karyawan, dimana dengan adanya kegiatan ini

diharapkan para karyawan dapat menambah pengetahuan keagamaan

sehingga keimanan dam ketaqwaan mereka semakin meningkat serta

dapat mengaplikasikannya dalam dunia kerja dan sekaligus menjadi

motivasi dalam bekerja.

Kegiatan bimbingan rohani yang menjadi program dipabrik

sepatu adalah infaq dari karyawan, tour Religi dan pengajian yang

dilaksanakan setiap dua kali seminggu. Kegiatan ini tidak diwajibkan

kepada karyawan untuk mengikutinya, karena ini bagian dari ibadah

jadi bagi karyawan yang ikhlas dan memiliki kesadaran diri saja

yang mengikutinya namun tidak ditekankan kepada karyawan,

kahwatirnya kegiatan ini menjadi beban buat sebagian karyawan,

pabrik hanya mengajak serta memfasilitasi karyawan untuk

beribadah sehingga menjadikan hidup karyawan ke arah yang lebih

baik, dalam bekerja maupun beribadah. Hal ini diungkapkan bapak

Aef:

“Karena apabila diwajibkan, khawatirnya karyawan merasa

tertekan karena dipaksa juga untuk mengikuti kegiatan ini, kita kan

engga tahu mereka senang apa engga dengan kegiatan ini, terlebih

lagi ini kegiatan ibadah jadi semua yang mengikutinya harus

dengan hati yang ikhlas mengikutinya tanpa ada paksaan. Jadi saya

membiarkan kesadaran dari mereka untuk mengikuti kegiatan

bimbingan rohani ini namun saya tidak pernah bosan untuk

mengajak dan mengingatkan mereka untuk selalu mengikuti

kegiatan ini”.14

14

Wawancara dengan bapak Aef pada hari selasa, tanggal 30 januari 2018, jam 16.00 wib

Page 80: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

69

Tema 1: Pengajian kegiatan yang paling efektif untuk

meningkatkan etos kerja.

Adapun kegiatan bimbingan rohani untuk menigkatkan etos

kerja karyawan dipabrik sepatu adalah kegiatan pengajian, yaitu

ceramah menyampaikan materi keagamaan. Materi bimbingan

rohani yang dibahas diambil dari kitab kuning yaitu Fiqh (fathul

mu’in), Hadits (nashoibul ibad), dan Tafsir al-Qur’an (jalalain).

Bimbingan rohani dilaksanakan setiap 2 kali dalam seminggu yaitu

malam rabu dan malam jum’at, waktu bimbingan rohani dimulai

dari ba’da isya sampai jam 21.00 wib, tempat pelaksanaan

bimbingan malam selasa dilakukan di Mushalla Nurul Ikhwan

tepatnya di dekat pabrik sepatu dan malam jum’at dilaksanakan

dirumah bapak Aef selaku Direktur Operasional.

Kegiatan bimbingan rohani yang dilaksanakan pada malam

rabu yaitu sebelum masuk ke pembahasan kitab para jama’ah

diawali dengan membaca shalawat bersama-sama setelah itu

dilanjutkan dengan mengaji kitab kuning dan setelah membahas

materi yang disampaikan pembimbing kemudian dibuka sesi tanya

jawab dari karyawan serta ditutup dengan doa. Untuk pengajian

yang dilaksanakan pada malam jumat sebelum masuk ke materi

bimbingan rohani diawali dengan membaca yassin secara

berjama’ah dilanjut dengan tahlil dan doa setelah itu pembahasan

materi bimbingan rohani dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab

dari karyawan dan diakhiri dengan doa.

Tujuan dari pengajian ini adalah para karyawan dapat

memahami materi bimbingan yang disampaikan serta dapat

mengaplikasikannya kedalam dunia kerja dan ibadah karyawan pun

semakin meningkat. Ketika melakukan bimbingan diperlukan

pemilihan materi, karena materi yang disampaikan akan menambah

pengetahuan dan mempengaruhi diri karyawan.

Page 81: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

70

Dari ketiga kegiatan bimbingan rohani yang menjadi bagian

dari program pabrik, bahwa kegiatan pengajian adalah yang paling

efektif untuk meningkatkan etos kerja karyawan. Ceramah

merupakan bimbingan secara langsung dengan menyampaikan

materi secara lisan didepan para karyawan yang mengikuti kegiatan

bimbingan rohani. Dalam kegiatan ini karyawan langsung

mendapatkan materi keagamaan dari pembimbing sehingga mereka

mendapatkan pengetahuan agama. Dengan pengetahuan agama

yang didapat mereka selama mengikuti kegiatan bimbingan rohani

kesadaran diri dari karyawan semakin meningkat bahwa ibadah dan

bekerja adalah suatu kewajiban yang harus dipertanggungjawabkan

manusia. Hal ini diungkapkan oleh bapak Tata:

“kalau sejauh ini yang paling mempangaruhi kerja saya ya kegiatan

pengajian itu, dari kegiatan pengajian ini saya banyak

mendapatkan pengetahuan tentang agama yang dulunya memang

saya jauh dari agama dan kurang memahami, tidak hanya itu

kegiatan pengajian ini pun mendorong semangat saya untuk

bekerja”.15

Tema 2: Metode pengajian yaitu ceramah dan diskusi

Metode tidak hanya bicara cara yang dipakai pembimbing

ketika melakukan bimbingan, tapi bagaimana dengan metode

tersebut terbimbing bisa memahami materi yang disampaikan

sehingga hasil dari bimbingan berefek pada kehidupan sehari-hari

si terbimbing. Sukses tidaknya suatu bimbingan tergantung metode

yang digunakan pembimbing ketika melakukan bimbingan.

Dalam menyampaikan materi bimbingan rohani seorang

pembimbing harus memiliki metode, hal ini diyakini untuk

mempermudah pembimbing dalam melakukan bimbingan sehingga

jamaah dapat memahami materi yang disampaikan dan tujuan

mereka untuk mengikuti bimbingan rohani pun tercapai. Tidak

hanya itu metode ini juga dapat memberikan kenyamanan bagi

15

Hasil wawancara dengan bapak Tata pada hari kamis, tanggal 25 januari 2017, jam 15.00

Page 82: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

71

jamaah yang mengikuti bimbingan, karena dengan merasa nyaman

terbimbing akan mudah untuk memahami materi yang

disampaikan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dari

pembimbing dan karyawan ialah pembimbing menggunakan

metode Group Guidance (bimbingan kelompok) atau metode

langsung, dan output nya adalah dapat mengubah perilaku,

menambah pengetahuan keagamaan, dan memotivasi kinerja

karyawan sehingga kerja dan ibadah karyawan meningkat. Metode

yang digunakan ini diyakini mempermudah pembimbing dalam

melakukan bimbingan dan mempermudah karyawan dalam

memahami materi yang disampaikan. Beberapa metode bimbingan

yang diterapkan pembimbing ketika melakukan bimbingan

menggunakan metode Group Guidance (bimbingan kelompok)

yaitu:

1. Metode ceramah, bahwa pembimbing menyampaikan materi

secara langsung kepada karyawan, dengan bantuan media

berupa microfon. Metode langsung secara kelompok dilakukan

dengan memberikan tausyiah, shalawatan dan membaca surat

yassin. Dan metode ini juga sebagai bentuk bersosialisasi

karyawan dan sekaligus mempererat tali silaturahmi antara

sesama karyawan.

2. Metode diskusi, yaitu interaksi antara karyawan dan

pembimbing dimana para karyawan diberikan waktu untuk

bertanya. setelah pembimbing selesai menyampaikan materinya

para karyawan diberikan waktu untuk bertanya sekitaran tentang

agama atau menyampaikan keluh kesahnya dalam bekerja.

Metode ini juga guna menambah wawasan pengetahuan para

karyawan tentang keagamaan dan membantu untuk

meningkatkan etos kerja karyawan.

Page 83: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

72

Metode yang digunakan dalam melakukan bimbingan

langsung diungkapkan oleh ustadz Baidowi sebagai

pembimbing dipabrik sepatu. Adapun ungkapan Ustadz

Baidowi mengenai metode bimbingan

“Kalau untuk metode sudah pasti ada ya, Cuma kalau untuk

metode secara spesifik saya juga kurang paham apakah saya

punya metode tersendiri atau tidak. Yah intinya mah sama

dengan ustadz-ustadz yang lain juga bang, seperti yang

terapkan disini setelah saya selesai membahas materi saya

memberikan jamaah waktu untuk bertanya”.16

Hal senada juga diungkapkan oleh ibuk Iyoh sebagai

karyawan pabrik sepatu:

“yah metodenya itu kita ngaji dulu membahas kitab yang

sudah disediakan ustadznya dan setelah membahas materi

sebelum doa kita dipersilahkan untuk bertanya mengenai apa

saja baik itu keluhan diri kita ataupun seputar pembahasan,

udah cuma itu saya tahu tentang metode”.17

Dalam melakukan bimbingan tidak melulu harus

monoton, pembimbing harus mengetahui kondisi dari si

terbimbing saat mengikuti bimbingan, agar materi pembimbing

sampai dan dapat dipahami mereka. Seperti yang dilakukan

pembimbing pabrik sepatu, saat melakukan bimbingan rohani

kepada karyawan pembimbing memperbolehkan jamaah

(karyawan) untuk merokok sambil ngopi dan pabrik juga

menyediakan makanan untuk karyawan, dengan alasan karena

karyawan bekerja satu harian dan saat mengikuti kegiatan

bimbingan akan merasa kelelahan. Maka dari itu untuk

menghilangkan rasa ngantuk dan jenuh mereka saat mengikuti

kegiatan ini pembimbing memperbolehkan karyawan merokok

dan makan yang sebagian karyawan laki-lakinya adalah

perokok berat, dengan cara seperti ini para karyawan selalu

16

Wawancara dengan Ustadz Baidowi pada hari sabtu, tanggal 27 januari 2018, pukul

11.05 WIB 17

Wawancara dengan ibuk Iyoh pada hari kamis, tanggal 25 januari 2017, pukul 09.28

WIB

Page 84: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

73

bersemangat untuk mengikuti bimbingan dan menikmati

kegiatan bimbingan ini. Hal ini diungkapkan oleh bapak Tata

“Kalau metode khusus tidak ada, mungkin yang saya jelasin

barusan itu bagian dari metode khusus ustadznya, kan jarang

ustadz yang bolehin jamaah ngerokok kalau lagi waktu ngaji

karena ustadznya memahami kondisi jamaah yang seharian

bekerja jadi kecapekan dan mudah ngantuk untuk

menghilangkan ngantuknya kita yaitu dengan merokok dan

ngopi dan ini khusus bagi jamaah yang perokok hehehe”18

.

Bagan 4. Metode Bimbingan

18

Wawancara dengan bapak Tata pada hari kamis, tanggal 25 januari 2018, jam 15.00

pukul WIB.

Bimbingan Rohani Pengajian Ibadah

Aqidah

Akhlak

Metode

bimbingan Ceramah

Diskusi

Output

Menambah pengetahuan

keagamaan Motivasi kerja Etos kerja dan ibadah

meningkat

Page 85: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

74

d. Efektivitas Bimbingan Rohani Dalam meningkatkan Etos Kerja

Karyawan

Pembahasan efektivitas dijelaskan bahwa efektivitas adalah

kemampuan untuk mencapai suatu tujuan atau target sesuai dengan

yang telah direncanakan, dengan kata lain adanya suatu perubahan

dari suatu kegiatan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

Cara mengukur efektivitas diantaranya dengan pendekatan

tujuan, pengukuran pendekatan tujuan adalah yang menekankan

pada pentingnya pencapaian tujuan sebagai kriteria penilaian

keefektifan.19

Untuk mengetahui keefektifan bimbingan rohani

dalam meningkatkan etos kerja karyawan terlebih dahulu harus

mengetahui tujuan utama dari suatu kegiatan yang akan dikaji

keefektifitasannya, agar terlihat dahulu kriteria-kriteria yang

menunjang pencapaian tujuan.

Adapun tujuan bimbingan rohani untuk meningkatkan etos

kerja karyawan di pabrik sepatu yaitu:

1. Memenuhi kebutuhan spritual yaitu beribadah untuk

meningkatkan keimanan dan ketaqwaan.

2. Meningkatkan etos kerja dan memberikan motivasi kerja untuk

karyawan.

3. Membina akhlak karyawan

4. Mempererat tali silaturahmi antara sesama karyawan.

Melihat dari tujuan bimbingan rohani yang dilakukan pabrik

terhadap karyawan, hasil observasi dan wawancara yang dilakukan

penulis bahwa kegiatan bimbingan rohani sudah sangat lama

dilaksanakan dipabrik sepatu, Adapun kegiatan bimbingan rohani

yang diberikan kepada karyawan sudah sangat efektif untuk

meningkatkan etos kerja karyawan sehingga menghasilkan suatu

tujuan yang ingin dicapai.

19

FX. Suwanto, Perilaku Organisasi, (Yogyakarta: Universitas Atmajaya Yogya, 1999), Cet. ke -

1, h. 5.

Page 86: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

75

Berbicara tentang efektivitas pertama dilihat dari tujuan yang

ingin dicapai dengan adanya program bimbingan rohani terhadap

karyawan, kemudian dilihat dari bentuk kegiatan bimbingan

rohaninya dan setelah melihat tujuan yang ingin dicapai dengan

adanya kegiatan bimbingan rohani dan bentuk kegiatannya baru

dilihat dari ada tidaknya efek yang diberikan kepada karyawan

setelah mengikuti bimbingan rohani.

Tema 1: perubahan self pasca bimbingan rohani yaitu ibadah rajin

dan bekerja lebih baik dan bersemangat.

Agama menjadi sesuatu yang sangat bernilai bagi seseorang

ketika menghadapi kesulitan-kesulitan dalam menjalani

kehidupannya, karena agama memberikan panduan untuk

bertindak sesuai dengan kebaikan-kebaikan yang terkandung

ajaran-Nya. Motivasi yang bersumber dari nilai-nilai agama

mendukung seseorang untuk melakukan yang terbaik bagi sesama,

karyawan menyadari bahwa dengan pengetahuan agama mereka

lebih mensyukuri dengan apa yang mereka kerjakan saat ini.

Bimbingan rohani memberikan pengetahuan bahwa agama dapat

dijadikan sebagai motivasi dalam bekerja, dengan ibadah bekerja

akan lebih bermakna dan mendapat ridho-Nya.

Pekerjaan menuntut hasil yang maksimal, maka dari itu

dibutuhkan suatu kerjasama yang baik antara satu dengan

karyawan yang lainnya dalam mencapai tujuan. Keterbukaan

dalam bekerjasama merupakan suatu proses komunikasi melalui

hubungan sosial yang tercipta dan dilakukan oleh seseorang dalam

menyelesaikan suatu kesulitan yang sedang dihadapinya. Salah

satu cara karyawan untuk bisa bekerjasama terlebih dahulu

membangun emosional hal itu terlihat mulai dari mulai masuk

bekerja sampai waktu pulang, yang dilakukan mereka adalah

berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya sehingga pekerjaan

Page 87: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

76

yang mereka lakukan maksimal dan karyawan terlihat bahagia dan

senang dengan apa yang mereka kerjakan.

Bimbingan rohani akan dikatakan berhasil apabila mampu

mencapai suatu tujuan yang sudah ditentukan. Pasca bimbingan

rohani ada dua perubahan yang terjadi pada diri karyawan yaitu

perasaan yang dialami karyawan yaitu giat beribadah kepada

Allah,mewujudkan nilai-nilai agama, ikhlas bekerja, bersyukur atas

apa yang dikerjakan saat ini dan perilaku yaitu, semangat dalam

bekerja, keterbukaan dalam bekerja sama, mengarahkan dan mau

menerima masukan dan kritikan, menyatu dengan kehidupan

masyarakat yang berdampak positif pada kinerja karyawan yaitu

bekerja dengan penuh tanggung jawab, memiliki rasa pengabdian

yang tinggi, silaturahmi terjaga.

Hal berikut dapat dilihat dari kinerja karyawan dan

ibadahnya, bahwa dalam keseharian mereka bekerja selalu datang

tepat waktu dengan, tidak ada yang malas-malasan, saling

berkomunikasi antara yang satu dengan karyawan yang lainnya.

Sama halnya dengan ibadah, setelah istirahat para karyawan

bergegas untuk menunaikan shalat dzuhur, tempat shalatnya

sebagian dirumah masing-masing dan ada juga shalat dimushallah

yang disediakan pabrik. Keberhasilan kegiatan bimbingan rohani

sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan ini seperti yang

diungkapkan salah satu karyawan:

“Sangat berbeda bang, itu tadi bang sebelumnya itu hasil dari kerja

saya itu ngga jelas kemana perginya, mungkin habis keminum-

minuman, kalau kegiatan kita seperti itu setelah bekerja terus

minum-minum kan timbul rasa malas dalam bekerja dan itu yang

saya alami. Nah setelah saya mengikuti ada perubahan dari dalam

diri saya karena saya mengetahui ternyata kegiatan sehari-hari kita

mempengaruhi kita dalam bekerja. Yang dulunya malas

Alhamdulilah sekarang tidak ada lagi malas-malasan dalam

bekerja, terus ibadah saya yang dulunya ti dak pernah sama sekali

kalau sekarang Alhamdulilah sekarang sudah rajin berjamaah dan

Page 88: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

77

syukurnya lagi bang tahun kemaren saya dapat reeward dari pabrik

sebagai karyawan yang tidak pernah absen heheheh”.20

Hal serupa diungkapkan Ibuk Iyoh salah satu karyawan

yang rutin mengikuti kegiatan bimbingan rohani:

“Alhamdulilah setelah saya mengikuti baru saya paham tujuan dari

diadakannya kegiatan ini yaitu saya semakin sadar ternyata bekerja

bukan hanya sekedar mencari nafkah aja, tapi kerja adalah suatu

anjuran dalam agama kita yang kelak akan kita pertanggung

jawabkan, dan saya tahu setelah menghikuti bimbingan bahwa

kerja ini salah satu bagian dari ibadah ketika dilakukan dengan niat

dan ikhlasa melakukannya, dan saya juga belajar kalau agama

menuntut kita untuk bertanggung jawab dalam setiap pekerjaan

yang kita kerjakan dan kejujuran kita dalam bekerja, dengan

pengetahuan saya yang terbatas ini saya mulai sadar yang dulunya

shalat saya bolong-bolong sekarang insyaallah ibadahnya rajin

terus bekerja pun lebih nyaman dan ikhlas”.21

Tema 2: Bimbingan rohani efektif dalam meningkatkan etos kerja.

Bimbingan rohani merupakan aktualisasi teologi yang

dimanifestasikan dalam suatu kegiatan manusia beriman sebagai

makhluk sosial yang dilaksanakan secara teratur untuk membina

dan mengarahkan manusia, agar akidahnya mantap, keyakinannya

kokoh, bertambah taqwa kepada Allah SWT, taat melaksanakan

ibadah dan memantapkan kesadaran beragama, sehingga dapat

membawa seseorang menjadi lebih tenang dalam permasalahan,

dan jauh dari rasa cemas.22

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari manusia harus

bekerja, manusia melakukan kegiatan (aktivitas) karena adanya

kesadaran dan kemauan mencari nafkah untuk kebutuhan

hidupnya. Dengan motivasi kerja yang tinggi dan semangat kerja

membuat setiap individu siap meningkatkan semangat dalam

bekerja. Seseorang yang memiliki semangat dalam bekerja tentulah

20

Wawancara dengan bapak Tata pada hari kamis, tanggal 25 januari 2018, pukul 15.00

WIB. 21

Wawancara dengan ibuk Iyoh pada hari kamis, tanggal 25 januari 2017, pukul 09.28

WIB 22

Lismidar, “Tuntunan Rohani Islam Dalam Memenuhi Kebutuhan Spritual Pasien”,

Dalam Makalah Penataran Dakwah ke Rumah Sakit (Jakarta: 1993), h.1

Page 89: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

78

tidak mudah putus asa ketika berhadapan dengan suatu kesulitan,

bahkan orang tersebut akan berusaha mengatasi hal yang menjadi

kendala ketika ia berusaha mencapai tujuan hidupnya. Semangat

dalam bekerja terwujud pada kemampuan karyawan mengelola

perasaan secara positif melalui pengendalian diri ketika berada

dalam situasi sulit dan menjadikannya sebagai motivasi untuk

bekerja semangat dan penuh tanggung jawab.

Bekerja dan kesadaran bekerja mempunyai dua dimensi

yang berbeda menurut takaran seorang muslim, bahwa makna

hakikat bekerja adalah fitrah manusia yang secara niscaya sudah

seharusnya demikian dan manusia hanya bisa memanusiakan

dirinya lewat bekerja, setiap muslim tidaklah akan bekerja hanya

sekedar untuk bekerja dan mendapatkan gaji atau sekedar mencari

gengsi supaya tidak disebut pengangguran, kesadaran bekerja

secara produktif lalu di landasi semangat tauhid dan tanggung

jawab ulluhiyah serta motivasi untuk meraih nilai bekerja yang

lebih bermakna, merupakan salah satu ciri khas dari karakter atau

kepribadian seorang muslim dalam bekerja.23

Dalam bekerja seorang karyawan juga harus mendapatkan

keamanan dan rasa nyaman, agar memotivasi kinerja karyawan

sehingga dapat meningkatkan etos kerja mereka. Rasa aman dan

rasa nyaman tidak hanya didapat dalam suatu pekerjaan, namun

faktor utama yang memberikan rasa aman dan rasa nyaman adalah

diri sendiri yaitu beribadah kepada Allah.

Bimbingan rohani yang didadakan pabrik sepatu sudah

sangat efektif dalam meningkatkan etos kerja karyawan, hal ini

terlihat dari tujuan diadakannya program bimbingan yang sudah

disebutkan diatas dan efeknya pada karyawan terlihat dari kinerja

mereka sehari-hari seperti datang tepat waktu, tidak ada lagi

penyelewengan barang, izin ketika ada halangan dan dalam bekerja

23

Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim, (Jakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995), Cet.

II, h. 20

Page 90: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

79

selalu bersemangat. Hal serupa diungkapkan oleh pimpinan pabrik

sepatu:

“Sangat efektif, buktinya karyawan pabrik yaitu bapak tata setelah

mengikuti bimbingan rohani ibadahnya makin rajin begitu juga

dengan kerjanya, dan tahun kemaren bapak Tata ini mendapatkan

reeward dari pabrik sebagai karyawan yang paling rajin dan tidak

pernah absen”.24

Hal senada juga diungkapkan oleh bapak Tata sebagai

karyawan sekaligus yang merasakan dampak dari kegiatan

bimbingan rohani1

“Efektif sekali khususnya saya yang sudah mengalami, karena

akan mempengaruhi kepribadian saya dalam bekerja”.25

Berdasarkan penjelasan diatas dapat dilihat bahwa

bimbingan rohani yaitu adanya perubahan dari kinerja karyawan

yang sebelumnya malas-malasan, sering absen dan setelah

mengikuti bimbingan rohani para karyawan lebih giat beribadah

dan bekerja selalu bersemangat.

24

Wawancara dengan bapak Aef pada hari selasa, tanggal 30 januari 2017, pukul 16.00

WIB 25

Wawancara dengan bapak Tata pada hari kamis, tanggal 25 januari 2018, pukul 15.00

WIB.

Page 91: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

80

Bagan 5. Hasil bimbingan rohani

Efektivitas bimbingan rohani

dalam meningkatkan etos

kerja

pengajian

Metode

Ceramah dan

diskusi

Agama sebagai

pandangan

hidup

- Menjalankan ibadah

- Ikhlas bekerja

- Bersyukur memiliki

pekerjaan

- Jujur

- Mewujudkan nilai-nilai

agama

Karakter

Positif

Etos Kerja Meningkat

- Semangat dalam bekerja

- Keterbukaan dalam

bekerja sama

- Saling memahami setiap

karyawan

- Berbagi pengetahuan

- Mengarahkan dan mau

menerima masukan atau

kritikan

Output

- Bekerja dengan penuh

tanggung jawab

- Tingkat kepatuhan yang

tinggi

- Hubungan komunikasi

yang lebih baik

- Penghasilan bukanlah

tujuan akhir

- Kebutuhan jasmani dan

rohani terpenuhi

Perubahan Self

Page 92: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

81

2. Pembahasan

Setelah penulis memaparkan hasil penelitian dan analisis,

kemudian ada pembahasan guna mempermudah pembaca dalam

memahami isi skripsi ini. Proses adalah jalannya suatu peristiwa dari

awal sampai akhir atau masih berjalan tentang suatu perbuatan, pekerjaan

dan tindakan.26

Ada 3 tahap proses dilalui karyawan yang menjadi alasan

mereka dan pabrik untuk membentuk dan mengikuti suatu program yang

disebut bimbingan rohani. Proses pertama yang dilalui yaitu pra

bimbingan, Ibadah adalah bagian dari cara manusia untuk memenuhi

kebutuhan rohani dan salah satu benteng untuk menghindarkarkan diri

dari perbuatan tercela. Kurangnya kebutuhan rohani berefek pada diri

sendiri dan pekerjaan. Banyak karyawan yang melalaikan kebutuhan

rohani sehingga mereka mudah frustasi, kurang percaya diri, tidak jujur

terhadap orang lain, tidak pernah merasa puas dengan apa yang

dimilikinya (kurang bersyukur), jika dilihat dari rohaninya.

Kurangnya kebutuhan rohani karyawan berefek pada pekerjaan

mereka yaitu banyak melakukan kecurangan dipabrik. Beragam macam

permasalahan yang dialami karyawan baik kepada diri sendiri maupun

kepada pekerjaan yang dilakukannya. Banyak karyawan sebelum

mengikuti kegiatan bimbingan rohani mereka melakukan kecurangan,

malas-malasan ketika bekerja, sering izin, datang tidak tepat pada

waktunya dan bolos dimana sebelum adanya bimbingan rohani sebagian

karyawan melakukan kecurangan dalam bekerja dipabrik sepatu, dilihat

dari jasmaninya.

Proses selanjutnya yaitu selama bimbingan, proses ini adalah

setelah adanya bimbingan yang dilaksanakan dipabrik sepatu. Dimana

tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan etos kerja karyawan,

memenuhi kebutuhan rohani mereka yaitu beribadah kepada-Nya dan

26

Badudu JS, M. Zain Sutan, Kamus Bahasa Indonesia diposting oleh Agung pada hari

selasa tanggal 15 maret 2011 diakses pada tanggal 20 mei 2018 melalui teori-

ilmupemerintahan.blogspot.co.id/2011/03/pengertian-proses.html?m=1.

Page 93: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

82

dapat menyambung silaturahmi kepada antara sesama karyawan dan

atasan pabrik sepatu

Proses yang terakhir yaitu pasca bimbingan, ini yang disebut

hasil (output). Setelah mengikuti bimbingan rohani adakah peningkatan

dari kinerja karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Dan

perubahan dari diri mereka yang dulunya malas-malasan, bolos, tidak

bersemangat ketika bekerja menjadi sebaliknya yaitu selalu on time

masuk kerja, tidak pernah bolos, semangat kerja dan ibadah mereka

meningkat.

Menurut Prof. H.M. Arifin. M.Ed, Bimbingan dan Penyuluh

Agama adalah bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan, baik

lahiriah maupun batiniah, yang menyangkut kehidupan, dimasa kini dari

masa mendatang. Bantuan tersebut berupa pertolongan bidang mental

spritual. Dengan maksud agar orang yang bersangkutan mampu

mengatasi kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya

sendiri melalui dorongan dari kekuatan iman, dan takwa kepada Tuhan

yang Maha Esa.27

Seorang pembimbing harus memiliki metode dalam

menyampaikan materi, guna mempermudah karyawan untuk memahami

materi yang disampaikan pembimbing.

Metode dalam pengertian harfiah adalah jalan yang harus dilalui

untuk mencapai suatu tujuan, karena kata metode berasal dari kata meta

yang berarti melalui dan hodos berarti jalan.28

Metode juga menentukan keberhasilan suatu bimbingan, dimana

dengan adanya metode yang dimiliki pembimbing dapat menumbuhkan

rasa nyaman sehingga karyawan dapat memahami materi yang

disampaikan bagi mereka yang mengikuti kegiatan bimbingan rohani.

Seperti yang dilakukan pembimbing diperusahaan pabrik sepatu CV.

Kakang Prabu, ustadz H. Baidowi memiliki metode yang membuat para

27

H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT.

Golden Terayon Press1998), Cet. VI, h. 2. 28

H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT.

Golden Terayon Press1998), Cet. VI, h. 136

Page 94: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

83

karyawan merasa cukup nyaman dalam mengikuti kegiatan bimbingan

rohani sehingga mereka memahami materi yang disampaikan

pembimbing.

Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh

target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar

presentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya.29

Efektivitas hanya mengkaji output, ketika membicarakan

efektivitas kita tidak memperdulikan berapa banyak sumber daya yang

dibutuhkan. Tidak perduli berapa banyak inp ut berupa waktu, energi

maupun bahan yang dibutuhkan, ukuran efektivitas hanyalah jumlah

output yang dihasilkan, makin banyak output yang layak dari sejumlah

output yang dihasilkan maka dikatakan efektif.

Dilihat dari pasca bimbingan rohani karyawan, bahwa program

bimbingan rohani diperusahaan pabrik sepatu sangat efektif dalam

meningkatkan etos kerja karyawan, tidak hanya dari segi kinerja, ibadah

karyawan pun semakin meningkat.

29

Hidayat, Efektivitas Dalam Kinerja Karyawan, (Yogyakarta: Gajah Mada University

Press, 1986), h. 30

Page 95: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

84

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan uraian yang telah dikemukakan oleh penulis

terkait dengan penilitian yang berjudul efektivitas bimbingan rohani dalam

meningkatkan etos kerja karyawan, maka penulis menarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Bimbingan rohani adalah salah satu kegiatan dari pabrik sepatu, dimana

kegiatan ini ditujukan kepada seluruh karyawan yang bekerja di

perusahaan pabrik sepatu. Kegiatan ini tidak diwajibkan kepada karyawan

untuk mengikutinya, karena menurut bapak Aef selaku penggagas

kegiatan bimbingan rohani sekaligus sebagai Direktur Operasional di

pabrik sepatu “bahwa kegiatan seperti ini jangan diwajibkan kepada

karyawan karena akan memberikan tekanan bagi mereka sendiri karena

merasa dipaksa, bimbingan rohani ini kegiatan ibadah jadi karyawan harus

ikhlas mengikutinya tanpa ada paksaan, namun saya tidak pernah bosan

untuk mengajak para karyawan mengikuti kegiatan rohani ini demi

kebaikan bersama”. Adapun bimbingan rohani yang dilaksanakan di

pabrik sepatu yaitu berbentuk pengajian seperti baca shalawat bersama,

ngaji yassin bersama dan membahas kitab kuning yang disampaikan oleh

pembimbing. Metode yang digunakan pembimbing agar bimbingan rohani

yang dilakukan efektif yaitu metode bimbingan kelompok (group

guidance) yang didalamnya metode ceramah dan diskusi, dimana setelah

si pembimbing menyampaikan materi (ceramah) kemudian dilanjutkan

dengan tanya jawab antara karyawan dan pembimbing (diskusi).

Bimbingan rohani selanjutnya yaitu, infaq dari karyawan yang kemudian

akan disalurkan kepada masyarakat sekitar yang kurang mampu tepatnya

pada 10 Muharram, dan bimbingan rohani yang terakhir yaitu Tour Religi

ini dilaksanakan setiap satu tahun sekali.

2. Kegiatan bimbingan rohani selain menambah pengetahuan dan wawasan

tentang keagamaan, bimbingan rohani juga dapat meningkatkan etos kerja

Page 96: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

85

karyawan. Kegiatan ini juga menambah semangat karyawan untuk

beribadah dan bekerja.

3. Setelah mengikuti kegiatan bimbingan rohani, karyawan merasakan

adanya perubahan dari diri baik perasaan maupun perilaku mereka yaitu

meningkatnya ibadah, ikhlas bekerja, jujur, bertanggung jawab, on time

masuk kerja. Dari keterangan ini bisa disimpulkan bahwa bimbingan

rohani telah efektif.

B. Saran

Setelah lama penulis melakukan penelitian hingga dapat

menyimpulkan mengenai efektivitas bimbingan rohani dalam

meningkatkatkan etos kerja karyawan, maka penulis mempunyai beberapa

saran sebagai berikut:

1. Sebaiknya mushalla yang berada dipabrik hendaknya di renovasi kembali

dan dibesarkan agar karyawan merasa nyaman dalam beribadah dan

ketika melaksanakan kegiatan bimbingan rohani mushalla yang berada di

pabrik bisa digunakan.

2. Waktu bimbingan rohaninya sebaiknya dilaksanakan diwaktu libur agar

karyawan yang mengikuti kegiatan merasa nyaman dan dapat menerima

materi yang disampaikna pembimbing.

3. Kesulitan teori tentang bimbingan rohani dalam meningkatkan etos kerja

karyawan adalah problem utama dalam menganalisis penelitian ini, akan

tetapi dalam penelitian ini, penulis benar-benar berusaha semaksimal

mungkin untuk menjelaskan bimbingan rohani dalam meningkatkan etos

kerja karyawan dengan mengacu pada teori yang ada.

4. Peneliti mengakui dengan kesadaran penuh bahwa masih banyak

kekurangan dalam penelitian ini sehingga keterbatasan dalam penelitian

tersebut diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk menggali lebih

mendalam dengan fenomena sama atau berbeda sehingga mampu

menemukan suatu hal yang baru sebagai pembanding dengan penelitian

ini.

Page 97: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

Daftar Pustaka

Abdullah, Taufik, 1993, Agama Etos Kerja dan Perkembangan Ekonomi, Jakarta:

CV Rajawali.

Arifin, 1976, Psikologi Dan Beberapa Aspek Kehidupan Rohaniyah Manusia,

Jakarta: Bulan Bintang.

Arifin, H.M, 1998, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama,

Jakarta: PT. Golden Terayon Press.

As-shiddiqy, Hasby,1945, Kuliah Ibadah, Jakarta: Bulan Bintang.

Asyari, Musa , 1997, Etos Kerja dan Pembangunan Ekonomi Umat, Jogjakarat:

Lesfi.

Aziz Samudra, Azhari, 2004, Eksistensi Rohani Manusia, Jakarta: Yayasan

Majelis Taklim HDH.

Arikunto,Suharsimi, 2002, Prosedur Pendidikan Suatu Pendekatan Praktek,

Jakarta: Rineka Cipta.

Creswell, John W, 2010, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed, Yoyakarta: Pustaka Pelajar.

Darsono, Siswandoko, Tjatjuk, 2011, Manajemen Sumber Daya Manusia Abad

21, Jakarta: Nusantara Consulting.

Darajat, Zakiyah, 1975, Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Mental, Jakarta:

Bulan Bintang.

Departemen P dan K, 1990, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka.

Hardiansyah, Haris, 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-ilmu

Sosial, Jakarta: Salemba Humanika.

Handayaningrat, Soewarno, 1990, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan

Manajemen, jakarta: Haji Masagung.

Hidayat, 1986, Efektivitas Dalam Kinerja Karyawan, Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Kafie, Jamaludin, 1993, Psikologi Dakwah, Surabaya: Penerbit Indah.

Kartono, Kartini, Psikologi Sosial Perusahaan Dan Industri, Jakarta: CV

Rajawali.

Page 98: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

Khalil,Ahmad, 2007, Merengkuh Bahagia Dialog Al-Qur’an Tasawuf dan

Psikologi, Malang: UIN-Malang Press.

Lutfi, M, 2008, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam,

Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah.

Lismidar, 1993 “Tuntunan Rohani Islam Dalam Memenuhi Kebutuhan Spritual

Pasien”, Dalam Makalah Penataran Dakwah ke Rumah Sakit, Jakarta.

Maslow, H. Abraham, 1993, Motivasi dan Kepribadian, Jakarta: Midas Surya

Grafindo.

Moleong, J.Lexy, 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mujib, Abdul, 2007, Kepribadian Dalam Psikologi Islam, Jakarta: PT. Raja

Grafindo.

Mulyana, Deddy, 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rosada.

Munir Amin, Samsul, 2010, Bimbingan dan Konseling Islam, Jakarta: Amzah.

Mu’awanah, Elfi, Hidayah, Rifa, 2009, Bimbingan Konseling Islami di Sekolah

Dasar, Jakarta: PT. Bumi Karsa.

Poerwandari, E. Kristi, 2013, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku

Manusia, Depok: LPSP3 UI

Salim dan Syahrum, 2011, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:

Citapustaka Media.

Shadly, Hasan, 1990, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta: Gramedia.

Sugiono, 2007, Metode Penelitian Kuantitaf, Kualitatif dan R & D, Bandung:

ALFABETA.

Suwanto, FX, 1999 Perilaku Organisasi, Yogyakarta: Universitas Atmajaya

Yogya.

Tasmara,Toto, 2002, Membudayakan Etos Kerja Islami, Jakarta: Gema Insani

Press.

Tasmara, Toto, 1995, Etos Kerja Pribadi Muslim, Jakaarta: PT. Dana Bhakti

Wakaf.

Tebba, Sudirman, 2009, Bekerja Dengan Hati Bagaimana Cara Membangun Etos

Kerja Dengan Spritualitas Religius, Jakarta: Pustaka IrVan.

Page 99: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2007, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka.

Umar, H.M, Sartono, 2001, Bimbingan dan Penyuluhan, Bandung: CV. Pustaka

Setia

Yatim Riyanto, 2010, Metodologi Penelitian Pendidikan Surabaya: SIC.

Ya’qub, Hamzah, 1992, Etos Kerja Islami, Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya.

Yusuf, Burhanuddin, 2015, Manajemen Sumber Daya Manusia di Lembaga

Keuangan Syariah Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Yusuf, Syamsul, Nurihsan, Juntika, 2006, Landasan Bimbingan & Konseling,

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Zainal Arifin, Isep, 2009, Bimbingan Dan Penyuluhan Islam Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Page 100: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil
Page 101: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil
Page 102: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

Blue Print observasi penelitian di Pabrik Sepatu untuk penyuluh

Nama: Ustadz Ubaidillah

Usia: 43 tahun

Jenis kelamin: Laki-laki

No Aspek Pertanyaan

1 Waktu dan tempat

penyuluhan

1. Pelaksanaan bimbingan rohani berapa kali dilakukan

terhadap karyawan? Apakah mingguan atau bulanan?

2. Tempat pelaksanaan kegiatan bimbingan rohani

dilakukan?

3. Berapakah peserta bimbingan rohani?

4. Sudah berapa lama bapak menjadi pembibing di pabrik

sepatu?

2 Materi Penyuluhan

1. Bagaimana cara bapak menyampaikan materi bimbingan

rohani?

2. Apa saja materi bimbingan rohani yang bapak berikan

kepada karyawan?

3. Apa materi pokok yang selalu bapak berikan?

4. Materi pokok yang bapak berikan untuk meningkatkan

etos kerja karyawan?

5. Materi penunjang bimbingan rohani dalam meningkatkan

etos kerja karyawan?

6. Materi penting dan penunjang untuk meningkatkan etos

kerja karyawan?

3 Metode bimbingan rohani

1. Metode apa saja yang bapak berikan ketika melakukan

bimbingan rohani?

2. Metode pendekatan yang bapak lakukan ketika melakukan

bimbingan rohani terhadap karyawan?

3. Adakah metode khusus yang bapak berikan untuk

melakakukan bimbingan rohani terhadap karyawan?

4. Apa kegiatan bimbingan rohani untuk menigkatkan etos

kerja diperusahaan?

5. Apa tujuan bapak dalam melakukan bimbingan rohani?

6. Fungsi dari bimbingan rohani dilakukan terhadap

Page 103: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

karyawan menurut bapak?

4 Keberhasilan bimbingan

rohani

1. Apa yang bapak harapkan dari karyawan setelah

melakukan bimbingan rohani?

2. Ukuran keberhasilan bimbingan rohani menurut bapak?

3. Apa saja kendala dan hambatan yang dihadapi bapak

selama melakukan bimbingan rohani?

5 Efektif bimbingan rohani

1. Menurut bapak apakah setiap karyawan harus memiliki

etos kerja?

2. Setelah dilakukan bimbingan rohani adakah peningkatan

yang terlihat dari kinerja karyawan?

3. Bagaimana bapak mengukur apakah bimbingan rohani

efektif dalam meningkatkan etos kerja karyawan?

4. Menurut bapak efektifkah program bimbingan rohani untuk

meningkatkan etos kerja karyawan?

Page 104: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

Pedoman pengumpulan data

Blue Print wawancara penelitian terhadap karyawan

Nama:

Umur:

Jenis kelamin:

Alamat:

No Aspek Keterangan proses penyuluhan

1 Waktu dan tempat

penyuluhan

1. Sudah berapa lama anda menjadi karyawan di pabrik

sepatu?

2. Sudah berapa lama anda mengikuti bimbingan rohani?

3. Berapakah peserta bimbingan rohani yang anda

ketahui?

4. Tempat pelaksanaan dilakukannya bimbingan rohani?

2 Materi penyuluhan

1. Apa saja materi bimbingan rohani yang diberikan

pembimbing kepada anda?

2. Apa materi pokok pembimbing yang anda suka?

3. Apa materi bimbingan rohani yang mempengaruhi

etos kerja anda?

4. Apakah anda memahami materi bimbingan rohani

yang disampaikan pembimbing?

5. Kesulitan anda dalam memahami penyampaian

pembimbing?

6. Apa saja kegiatan bimbingan rohani di perusahaan

pabrik sepatu?

3 Metode bimbingan

1. Apa anda menyukai metode yang diberikan

pembimbing?

2. Apakah ada metode khusus yang diberikan

pembimbing yang anda sukai?

3. Tujuan anda mengikuti kegiatan bimbingan rohani?

4 Keberhasilan bimbingan

1. Apa yang anda harapkan setelah mengikuti bimbingan

rohani?

2. Sebelum dan setelah mengikuti bimbingan rohani

apakah ada perbedaan yang anda rasakan ketika

bekerja?

3. Apa saja hambatan yang anda rasakan selama

mengikuti bimbingan rohani?

5 Efektif bimbingan rohani

1. Menurut anda apakah bimbingan rohani efektif

diterapkan di dunia kerja?

2. Menurut anda apakah setiap karyawan harus memiliki

etos kerja?

3. Adakah peningkatan dari segi kinerja setelah anda

mengikuti bimbingan rohani?

Page 105: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

Verbatim Wawancara Dengan Informan

Nama: Bapak Aef

Usia: 51 thn

Jenis kelamin: Laki-laki

Alamat: Kp. Katomas, Kec. Tigaraksa

Pekerjaan: Karyawan dipabrik sepatu CV. Kakang Prabu

Hari/Tanggal wawancara: selasa, 30 januari 2017

Waktu: 16.00 wib

Lokasi wawancara: Dipabrik sepatu

Dalam verbatim ini memakai nama ini sial agar memperjelas wawancara yaitu A (aswad)

disini sebagai peneliti sedangka B sebagai informan (Bapak Aef)

Hasil Wawancara Interpretasi Tema

A: Assalamualaikum pak, baru nyampek ni

pak?

B: Waalaikumsalam, dari pabrik yang satu lagi

lae, ada karyawan yang g masuk, jadi saya

gantikan. Kamu udah ada aja disini (sambil turun

dari mobil).

A: hehehe iya pak mau ketemu bapak ini.

Emang bapak yang menggantikan karyawan

kalau lagi ga masuk?

B: iya lae kalau saya nggak sibuk, saya gantikan

daripada nggak ada yang ngerjain. Kamu mau

ngapain? (lae disini panggilan si peneliti karena

asal si peneliti dari medan).

A: mau wawancarain bapak hehehe, masih

sibuk bapak ini?

B: oh mau wawancara, udah nggak lae.

A: bisa kita mulai wawancaranya pak?

B: ayo silahkan dimulai lae

A: diawali dengan usia ya pak hehehe.usia

bapak sekarang berapa?

B: usia sekarang 48 tahun

A: riwayat pendidikan bapak?

B: Pendidikan saya terakhir itu pesantren, setelah

tamat pesantren saya menganggur selama 2 tahun

lamanya, sampai keluarga saya gerah melihat

keadaan saya yang pengangguran karena disuruh

melanjutkan sekolah saya nggak mau lagi, dan

akhinya saya memutuskan untuk kerja dipabrik

sepatu, saya juga sering ikut seminar

kewirausahaan dan seminar motivator untuk

menambah semangat saya untuk bekerja.

Page 106: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

A: Sudah berapa lama bapak berada di pabrik

sepatu ini?

B: Saya mulai bekerja di pabrik ini pada tahun

2009, dan saat itu posisi saya dipabrik langsung

diangkat sebagai Direktur Operasional.

A: kok bisa bapak langsung diposisikan

sebagai Direktur Operasional?

B: karena pengalaman saya yang sudah bertahun-t

ahun jadi karyawan diluar pabrik ini, malahan

pabrik tempat saya bekerja sebagai karyawan

lebih besar dari sini lae.

A: bapak pernah juga merasakan yang

namanya jadi karyawan?

B: sebelum saya menjadi direktur disini, saya

sudah menjadi karyawan dipabrik luar, tidak

mudah lae untuk jadi yang sekarang ini perlu

perjuangan dan semangat lae, salah satu pabrik

tempat saya bekerja yaitu perusahaan pabrik

sepatu di vietnam.

A: oh berarti pak kalau pengalaman bekerja

dipabrik sepatu sudah banyak la ya pak?

B: wah udah banyak lae, udah dipabrik mana aja

saya bekerja.

A: luar biasa pak pengalaman kerjanya.tadi

saya sempat ngobrol-ngobrol dengan karyawan

pak saya tanya kekaryawan siapa yang punya

ide tentang kegiatan bimbingan rohani, terus

mereka jawab bapak Aef, apa benar bapak

penggagas kegiatan bimbingan rohani di

pabrik sepatu ini?

B: Yah benar, karena menurut saya sangat penting

diadakannya bimbingan rohani untuk karyawan

karena dapat menambah pengetahuan agama

mereka agar bekerja dengan ikhlas sehingga apa

yang dikerjakan mereka tidak sia-sia dan

mendapat ridho Allah, juga bisa memberi motivasi

kepada karyawan sehigga etos kerja kayawan

yang disini itu meningkat.

A: Kenapa bapak sampai kepikiran untuk

membuat kegiatan bimbingan rohani?

B: menurut saya bekerja itu bukan hanya mengejar

finansial semata tapi ketika kita bekerja itu harus

merasa nyaman dan ikhlas, nah ini semua diawali

dengan niat agar bekerja kita bernilai ibadah.

Waktu saya masih SD saya diajarkan guru apabila

mengerjakan sesuatu harus pake niat agar kerja

kita bernilai ibadah, dan ketika kita bekerja

merasa nyaman dan ikhlas, itu yang menjadi

pegangan saya sampai sekarang. Dan pengalaman

ini juga yang saya berikan kepada karyawan

Bekerja dengan ikhlas

Bekerja harus dengan

ikhlas karena bekerja

bukan hanya untuk

memenuhi kebutuhan

sehari-hari, tapi bekerja

juga bagian dari ibadah.

Page 107: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

dengan membuat kegiatan bimbingan rohani.

A: apa aja kegiatan bimbingan rohani yang

menjadi bagian program pabrik pak?

B: disini ada tiga yang menjadi program

bimbingan rohani untuk kita semua yang bekerja

disini, pertama pengajian ini yang dilaksanakan

setiap dua kali dalam seminggu setiap malam rabu

dan malam jumat, terus infaq dari karyawan ini

setiap perduaminggu kita keluarkan Cuma

Rp.2000 nah infaq dibagikan setiap tanggal 10

Muharram untuk anak yatim dan orang miskin

dilingkungan sekitar pabrik, terus yang terakhir

tour religi kegiatan ini kita dengas semua

karyawan berziarah ke makam-makam ulama

kalau ini dilaksanakan setiap akhir tahun sekalian

kita liburan.

A: apa alasan bapak memilih ketiga kegiatan

ini sebagai kegiatan bimbingan rohani?

B: saya memilih 3 kegiatan karena menuruta saya

ketiga kegiatan ini bisa mempengaruhi kehidupan

pribadi saya dan semua karyawan. Seperti infaq,

saya mengajak semua karyawan bahwa berbagi itu

tidak harus menunggu banyak dengan infaq yang

sedikit dari karyawan pun dapat bermanfaat bagi

lingkungan sekitar khususnya. Terus tour religi ini

kita jalan-jalan liburan bersama-sama yaitu

berziarah kemakam-makam ulama, menurut saya

selain kegiatan ini dapat meningkatkan ibadah kita

(dengan selalu mengingat kematian) juga dapat

mempererat silaturahmi antara kita sesama

pekerja.

A: apakah bapak mengikuti kegiatan

bimbingan rohani ini?

B: Saya mengikuti kegiatannya, karena saya yang

membuat kegiatan bimbingan rohani ini jadi saya

harus memberi contoh kepada karyawan agar

mereka juga bersemangat mengikutinya terlebih

lagi ini tidak diwajibkan kepada karyawan untuk

mengikutinya.

A: kenapa kegiatan ini tidak bapak wajibkan

aja untuk diikuti oleh karyawan?

B: karena apabila diwajibkan, khawatirnya

karyawan merasa tertekan karena dipaksa juga

untuk mengikuti kegiatan ini, kita kan engga tahu

mereka senang apa engga dengan kegiatan ini,

terlebih lagi ini kegiatan ibadah jadi semua yang

mengikutinya harus dengan hati yang ikhlas

mengikutinya tanpa ada paksaan. Jadi saya

membiarkan kesadaran dari mereka untuk

mengikuti kegiatan bimbingan rohani ini namun

Page 108: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

saya tidak pernah bosan untuk mengajak dan

mengingatkan mereka untuk selalu mengikuti

kegiatan ini.

A: Berapakah peserta bimbingan rohani yang

bapak ketahui?

B: yahhh kan jamaah nya karyawan lae kadang

ramai kadang sepi.

A: ramai sepi jamaah nya bapak tahu berapa

orang?

B: itu mah yang nyatet bu siti lae, mana mungkin

saya juga yang ngurus dan nyatet jamaah yang

hadir dan tidak.

A: hehehe iya pak. Tempat pelaksanaan

dilakukannya bimbingan rohani dimana pak?

B: Di mushalla Nurul Ikhwan dekat pabrik dan

dirumah saya sendiri

A: itu mushalla pabrik pak?

B: bukan lae itu mushalla masyarakat disini cuma

kita izin makenya, kalau mushalla pabrik itu yang

dibelakang pabrik karena terlalu kecil makanya

kita make mushalla masyarakat. Emang kamu

belum lihat mushalla nya lae?

A: udah pak, udah shalat disitu juga pak

B: ha itu kamu udah tau kan

A: hehehe iya pak. Waktu pelaksanaan

bimbingan rohaninya kapan aja pak?

B: Setiap malam rabu dan malam jumat.

A: untuk materi yang disampaikan ustadznya

pak, yang nentuin dari pihak pabrik atau

tergantung ustadznya?

B: untuk materi sepenuhnya kita serahkan sama

ustadznya, cuma kita pesan sesuai dengan

kebutuhan karyawan.

A: kan bapak mengikuti kegiatan ini juga, jadi

apa saja materi bimbingan rohani yang

diberikan pembimbing kepada karyawan pak?

B: Materi yang diberikan ustadznya campuran,

kan ustadznya membahas kitab kuning jadi materi

yang disampaikan itu mengenai hadits, fiqh dan

tafsir al-qur’an

A: apa bapak tau nama kitab-kitab nya?

B: kalau saya tidak lupa nama kitabnya, fathul

mu’in, duratun nasihin dan tafsir jalalain.

A: dari sekian banyak materi yang

disampaikan, apa materi pokok pembimbing

yang bapak suka?

B: Materi pokok yang saya suka yaitu materi yang

membahas masalah ubudiyah.

A: menurut bapak apa ada materi bimbingan

rohani yang disampaikan untuk meningkatkan

Page 109: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

etos kerja karyawan?

B: Semuanya menurut saya mempengaruhi karena

ketika membahas suatu materi ustadznya selalu

mengaitkan antara ibadah dan pekerjaan

A: bapak sendiri memahami materi bimbingan

rohani yang disampaikan pembimbing?

B: Insyaallah paham lah lae

A: apa ada kesulitan bapak dan karyawan

dalam memahami materi yang disampaikan

pembimbing?

B: Insyaallah sejauh ini tidak ada kesulitan kita

lae.

A: apa metode yang digunakan ustadznya pak

ketika menyampaikan materi?

B: metode yang digunakan ustadznya model

pengajian gitu lae, setelah itu tar ada tanya jawab

diakhir.

A: Apa bapak menyukai metode yang

diterapkan pembimbing?

B: kalau saya paham dengan materi yang

disampaikan ustadznya, yah saya suka-suka aja

dengan metode yang dipakai ustadznya.

A: Apakah ada metode khusus yang diberikan

pembimbing untuk menyampaikan materi

kepada karyawan pak?

B: Metode nya sama aja dengan ustadz yang lain

yaitu kita ngaji dan diakhir nanti ada tanya jawab.

ustdz yang menjadi pembimbing disini mengerti

cara jamaah agar tidak bosan sehingga jamaah

merasa nyaman ini menurut saya seperti kita bebas

merokok terus bagi yang mau minum dan makan

silahkan, kebetulan pabrik menyediakan makanan

dan minumannya.

A: apa tujuan bapak mengadakan program

bimbingan rohani untuk karyawan?

B: saya buat program ini untuk karyawan, dan

program ini karyawan dapat meningkatkan ibadah,

kepercayaan dirinya meningkat, lebih bertanggung

jawab terhadap apa yang dikerjakannya, serta jujur

dan ikhlas dalam bekerja sehingga dapat

memajukan pabrik ini bersama-sama, karena

pabrik ini bagian dari mata pencaharian bersama.

seperti itu juga saya memberikan pemahaman

kepada karyawan agar mereka giat mengikuti

kegiatan ini. Dilain sisi saya juga udah

menganggap mereka sebagai keluarga lae,

makanya kalau lagi habis matrial tidak ada yang

mau dikerjakan saya tetap memasukkan karyawan

dan tidak saya liburkan.

A: kenapa bapak membuat kebijakan seperti

Pengajian disertai tanya

jawab dari karyawan

Bimbingan rohani untuk

meningkatkan ibadah,

kepercayaan diri jujur dan

ikhlas serta bertanggung

jawab.

Ceramah berbentuk

pengajian dan tanya jawab

dari karyawan kepada

pembimbing

Dengan adanya bimbingan

rohani diharap karyawan

lebih bisa meningkatkan

ibadah, kepercayaan diri

jujur dan ikhlas serta

bertanggung jawab dalam

bekerja.

Page 110: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

itu?

B: karena saya mikirnya gini lae, kalau mereka

libur, mereka itu tidak ada penghasilan lain selain

disini terus kalau penghasilan karyawan tidak ada

mereka mau makan apa, jadi saya berusaha tetap

memasukkan mereka supaya mereka tetap

berpenghasilan dalam satu hari itu, tapi saya buat

ship nya supaya mereka bergantian masuknya.

A: luar biasa pak, saya disini bukan hanya

sekedar menyelesaikan skripsi saya, tapi disini

saya dapat belajar bagaimana jadi seorang

pemimpin yang bertanggung jawab dan adil.

A: apa yang bapak harapkan dari karyawan

dengan adanya kegiatan bimbingan rohani?

B: yah harapannya karyawan bisa mengikuti

kegiatan bimbingan rohani ini dimana dan dapat

menambah wawasan keagamaan karyawan

sehingga adanya perubahan dari diri pribadi

menjadi lebih baik kemudian berefek pada

pekerjaan yaitu bertanggung jawab, jujur dan

semakin bersemangat.

A: Apa saja hambatan yang bapak rasakan

selama pelaksanaan kegiatan bimbingan

rohani?

B: Insyaallah tidak ada hambatan menurut saya

selama mengikuti kegiatan bimbingan rohani.

A: Menurut bapak apakah bimbingan rohani

efektif dalam meningkatkan kinerja?

B: Sangat efektif, buktinya karyawan pabrik yaitu

bapak tata setelah mengikuti bimbingan rohani

ibadahnya makin rajin begitu juga dengan

kerjanya, dan tahun kemaren bapak Tata ini

mendapatkan reeward dari pabrik sebagai

karyawan yang paling rajin dan tidak pernah

absen.

A: emang bapak tata ini karyawan seperti apa

pak sebelum adanya kegiatan bimbingan

rohani?

B: bapak tata ini salah satu karyawan yang paling

lama disini, sebelum dia mengikuti kegiatan

bimbingan rohani, bapak tata ini terkenal dosen

yang paling malas, sering izin dan bolos juga.

A: Oh gitu ya pak, jadi setelah mengikuti

bimbingan rohani ada perubahan pak dari

bapak tata ini?

B: nah setelah sering mengikuti kegiatan

bimbingan rohani alhamdulilah ada perubahan

dari cara bekerja bapak tata yang saya lihat,

seperti sekarang sudah rajin tidak pernah absen

dan izin juga.

Menambah wawasan dan

pengetahuan keagamaan

karyawan serta

meningkatkan semangat

kerja karyawan.

Bimbingan rohani dapat

mempengaruhi kinerja

karyawan dari yang buruk

hingga menjadi lebih baik

dalam bekerja.

Bimbingan rohani selain

dapat menambah wawasan

dan pengetahuan

keagamaan karyawan juga

dapat meningkatkan

semangat kerja dan lebih

bertanggung jawab

terhadap kerjaan.

Bimbingan rohani efektif

untuk meningkatkan etos

kerja

Page 111: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

A; dari mana bapak tahu kalau bapak tata ini

berubah cara bekerjanya dari yang malas ke

yang rajin dan penyebanya itu setelah

mengikuti kegiatan bimbingan rohani?

B: kan saya melihat langsung, saya itu sering

turun kelapangan untuk membantu karyawan

makanya saya tahu mana karyawan yang malas

dan mana yang rajin.

A: oh gitu ya pak. tadi bapak bilang karyawan

yang mendapat reeward, apakah pabrik

memberikan reeward kepada karyawan?

B: iya kita memberikan reeward kepada karyawan

yang rajin dan tidak sering izin, penilaiannya kita

lakukan dalam setahun, jadi diakhir tahun itu ada

kategori karyawan yang rajin yang akan kita

berikan hadiah dan salah satunya bapak tata ini

termasuk orang yang mendapatkan reeward dari

pabrik.

A: menurut bapak apakah setiap karyawan

harus memiliki etos kerja?

B: karyawan itu harus memiliki etos, kalau

karyawan tidak memiliki etos bagaimana dia mau

menyelesaikan kerjaannya, kan etos kerja ini

bagaimana kita bertanggung jawab dan jujur

terhadap apa yang kita kerjakan dan paling utama

juga harus bersemangat.

A: menurut bapak apakah kegiatan bimbingan

rohani ini dapat meningkatkan etos kerja

karyawan?

B: insyaallah kegiatan ini dapat meningkatkan

etos kerja karyawan, karena didalam bimbingan

rohani ini meraka diberikan pencerahan oleh

ustadz bahwasanya kerja itu bukan hanya sekedar

memenuhi kebutuhan hidup saja tapi kerja pun

bisa bernilai ibadah, dan karena saya meyakini

bahwa kegiatan bimbingan rohani ini dapat

meningkatkan etos kerja makanya saya buat untuk

karyawan.

A: Adakah peningkatan kinerja karyawan

setelah mengikuti bimbingan rohani yang

bapak lihat?

B: pasti ada, bukan hanya kinerja saja yang

semakin meningkat tapi silaturrahmi kita pun

sekarang semakin baik dan terjaga.

A: baik pak, terimakasih atas waktunya pak,

dan sudah memberikan saya motivasi dan

mengajarkan saya bagaimana jiwa seorang

pemimpin. Maaf ya pak kalau ada tingkah laku

saya yang kurang berkenan dihati bapak dan

maaf juga pak sudah mengganggu waktu

Pabrik memberikan reeward

kepada karyawan yang rajin

dan tekun

Bekerja harus dengan etos

Bimbingan rohani dapat

meningkatkan etos kerja

karyawan

Salah satu penyemangat

karyawan dalam bekerja

yaitu pabrik memberikan

reeward bagi karyawan

yang dan tekun dalam

bekerja.

Etos bagian dari etika

dalam bekerja, setiap

karyawan harus memiliki

etos, karena etos

bagaimana karyawan

bertanggung dengan apa

yang dikerjakannya.

Semakin karyawan

memahami bahwa kerja

adalah bagian dari ibadah

maka etos kerja mereka

pun meningkat.

Page 112: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

bapak hehehe.

B: iya ga papa, mudah-mudahan skripsi mu

dipermudah lae, terus kalau nanti udah sukses

jangan lupa main kesini kau lae. Tetap semangat,

kan udah jauh-jauh kau lae dari medan ke jakarta

jadi harus berhasil ingat orang tua dikampung.

A: Amiin ya Allah, iya pak insyallah pak

makasih ya pak.

Page 113: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

Temuan tema yang muncul pada informan bapak Aef

Tema Sub Kategori

Bekerja harus dengan ikhlas karena bekerja

bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari, tapi bekerja juga bagian dari

ibadah.

Dengan bimbingan rohani karyawan tahu

bahwa bekerja juga bagian dari ibadah

Ceramah berbentuk pengajian dan tanya

jawab dari karyawan kepada pembimbing. Pengajian yang diakhir ada sesi tanya jawab

Adanya bimbingan rohani diharap karyawan

lebih bisa meningkatkan ibadah, kepercayaan

diri jujur dan ikhlas serta bertanggung jawab

dalam bekerja.

Harapan setelah mengikuti bimbingan rohani

yaitu etos kerja karyawan semakin

meningkat.

Bimbingan rohani efektif dalam

meningkatkan etos kerja.

Selain menambah pengetahuan agama juga

dapat meningkatkan semangat kerja.

Bimbingan rohani dapat mempengaruhi

kinerja karyawan dari yang buruk ke yang

menjadi lebih baik dalam bekerja.

Kinerja karyawan semakin baik setelah

mengikuti bimbingan rohani.

Salah satu penyemangat karyawan dalam

bekerja yaitu pabrik memberikan reeward

bagi karyawan yang dan tekun dalam bekerja.

Reeward juga sebagai motivasi dalam

bekerja.

Etos bagian dari etika dalam bekerja, setiap

karyawan harus memiliki etos, karena etos

bagaimana karyawan bertanggung dengan

apa yang dikerjakannya.

Dengan etos kinerja karyawan akan lebih

baik.

Semakin karyawan memahami bahwa kerja

adalah bagian dari ibadah maka etos kerja

mereka pun meningkat.

Wawasan dan pengetahuan agama dapat

meningkatkan etos kerja karyawan.

Page 114: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

Verbatim Wawancara Dengan Informan

Nama: Ustadz H. Ahmad Ubaidillah

Umur: 43 thn

Jenis kelamin: perempuan

Alamat: Kp. Katomas, Kec. Tigaraksa

Pekerjaan: Karyawan dipabrik sepatu CV. Kakang Prabu

Hari/Tanggal wawancara: 27 januari 2018

Waktu: 10.45 wib

Lokasi wawancara: Dipabrik sepatu

Dalam verbatim ini memakai nama ini sial agar memperjelas wawancara yaitu A (aswad)

disini sebagai peneliti sedangkan U sebagai informan (Ustadz Baidowi)

Page 115: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

No Aspek Pertanyaan

1 Waktu dan tempat

penyuluhan

A: Assalamualaikum, (penulis bersama teman didepan rumah

Ustadz baidowi)?

U: Waalaikumsalam, ayo silahkan masuk bang (abang panggilan

peneliti disini)

A: afwan ustadz telat datengnya

U: iya bang ga papa, santai aja bang aswad (sambil tersenyum)

A: hehehe iya ustadz

U: pada ngopi engga ini bang?

A: udah ustadz, ga usah repot-repot ustadz.

U: engga papa bang, engga ngerepotim kok, ngopi aja ya. umi

buatin kopi tiga ada tamu kita ni dari medan (memberitahu istri)

A: waduh ustadz jadi engga enak saya ustadz, saya yang

butuh ustadz tapi malah saya yang ngerepotin ustadz (sambil

tersenyum).

U: hehehe ya udah bang engga papa kan Cuma kopi doang

A: hehehe iya ustadz makasih ni ustadz udah menerima saya

dan teman saya

U: iya bang, saya juga senang kalau ada mahasiswa yang datang

kerumah saya, jadi ada teman ngobrol.

A: hehehe iya ustazd. Sekarang lagi engga ada kegiatan

ustadz?

U: ada bang tar jam 1 mau ngisi pengajian dikampung tetangga,

makanya saya minta abang datangnya sekarang, soalnya tar jam 1

dan untuk beberapa minggu kedepan saya penuh jadwal bang,

khawatir engga ada waktu untuk ketemu abang.

A: hehehe iya ustadz. Padat jadwal ngisi pengajian ya ustadz?

U: yah gitu la bang, selagi orang masih membutuhkan kita, harus

kita bantu kalau kita bisa membantunya

A: gitu ya ustadz

U: iya bang

A: ustadz boleh kita mulai wawancaranya ustadz hehehe?

U: ayo bang sok atuh dimulai saja

Page 116: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

A: baik ustadz

A: nama ustadz?

U: H. Ubaidillah cuma panggilan keseharian saya ustadz baidowi

A: usia ustadz sekarang berapa?

U: saya kelahiran 1973 bang, untuk usia saya sekarang saya engga

tahu soalnya engga pernah saya hitung-hitung usia saya hehehe

A: hehehe baik ustadz entar saya yang hitung usia ustadz

sekarang berapa hahaha

A: ustadz pelaksanaan bimbingan rohani berapa kali

dilakukan terhadap karyawan?

U: 2 kali dalam seminggu malam rabu dan malam jumat

A: menurut ustadz apakah bimbingan rohani dilakukan 2 kali

dalam seminggu cukup untuk menambah wawasan karyawan

tentang keagamaan?

U: untuk jamaah yang sasarannya karyawan menurut saya cukup

karena terlalu sering pun mereka mengikuti kegiatan bimbingan

rohani akan menimbulkan rasa bosan bagi karyawan sendiri

A: untuk tempat pelaksanaan kegiatan bimbingan rohani

dilakukan dimana aja ustadz?

U: tempat pelaksanaan nya dirumah bapak Aef dan Mushalla

sekitar pabrik

A: Berapakah peserta bimbingan rohani?

U: Tidak menentu kadang banyak, kadang sedikit

A: tidak menentunya seperti apa ustadz, sedikit dan

banyaknya jamaah karyawan yang hadir kira-kira berapa

ustadz?

U: saya untuk jamaah nya tidak terlalu memperhatikan bang

berapa orang yang hadir dalam kegiatan bimbingan rohani, jadi

saya ga bisa jawab bang

A: baik ustadz. Sudah berapa lama ustadz menjadi pembibing

di pabrik sepatu?

U: Kalau untuk berceramah saya sudah dari tahun 2006, tapi kalau

untuk mengisi bimbingan rohani untuk karyawan saya sudah dari

Page 117: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

tahun 2014

2 Materi Penyuluhan

A: Bagaimana cara ustadz menyampaikan materi bimbingan

rohani yang sasarannya karyawan?

U: Saya sampaikan aja gitu seperti menyampaikan materi ke

jamaah lainnya, cuma kalau kita kan modelnya ngaji.

A: Apa saja materi bimbingan rohani yang bapak berikan

kepada karyawan?

U: Kalau untuk materi biasanya membahas kitab fiqh (Fathul

Mu’in), hadits (Duratun Nasihin), Al-Qur’an dan tafsir (Jalalain).

A: kenapa ustadz memilih materi dari kitab-kitab pilihan

yang diatas?

U: saya kalau ngaji lebih enak menggunakan kitab bang, biar

materi yang disampaikan tidak acak-acakan dan mempermudah

jamaah juga memahami materi karena materi yang disampaikan

berkesinambungan

A: Apa materi pokok yang selalu ustadz berikan?

U: tidak ada kalau untuk materi pokok, tapi kitab yang pilih itu

kebanyakan materinya berkenaan tentang U’budiyah, dan ketika

membahas masalah ubudiyah didalamnya kita akan membahas 2

kebutuhan yaitu jasmani dan rohani bang aswad

A: ada materi pokok yang ustadz berikan untuk

meningkatkan etos kerja karyawan?

U: Emang kalau secara khusus membahas tentang etos kerja

mungkin belum, kita ngikutin jalur isi kitab yang ada, ditengah-

tengah baru kita masukin pembahasan tentang kebutuhan lahiriyah

dan batiniah dan disitulah baru masuk pembahasan tentang etos

kerja.

A: apa ada materi penunjang bimbingan rohani dalam

meningkatkan etos kerja karyawan yang ustadz sampaikan?

U: Materi penunjangnya hadits, kan Rasulullah sudah

memberitahu setiap apa yang kita kerjakan itu harus dibarengi

dengan niat dan Insya Allah kerjanya pun akan bernilai Ibadah,

dan yang paling saya utamakan kepada karyawan yaitu shalat 5

waktu harus diutamakan ditengah kesibukan kita, dan itu yang

harus dipahami karyawan terlebih dahulu.

A: menurut ustadz dengan materi yang ustadz pilih untuk

Page 118: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

disampaikan kepada jamaah yang sasarannya karyawan,

apakan akan meningkatkan etos kerja karyawan?

U: insyaalah bang jamaah menerima apa yang saya sampaikan dan

menerepkannya dalam kehidupan sehari-hari, dan saya juga tidak

punya hak untuk memaksa mereka untuk mengikuti apa yang

sudah saya sampaikan, saya sudah menyampaikan dan mengajak

mereka dalam hal kebaikan selebihnya itu dikembalikan kepada

mereka yang mengikuti kegiatan ini bang apa mereka mau

menerapkannya dalam kehidupan sehar-hari atau tidak tapi

mudah-mudahan aja bang mereka bisa mngikutinya tidak hanya

dalam majlis aja tapi diluar majlis juga.

3 Metode bimbingan rohani

A: untuk metode ustadz, biasanya kan setiap ustadz

mempunyai metode tersendiri dalam menyampaikan ceramah

atau materi pengajian, apakah ustadz memiliki metode

tersindiri dalam melakukan bimbingan rohani?

U: Kalau untuk metode sudah pasti ada ya, Cuma kalau untuk

metode secara spesifik saya juga kurang paham apakah saya punya

metode tersendiri atau tidak. Yah intinya mah sama dengan

ustadz-ustadz yang lain juga bang, seperti yang terapkan disini

setelah saya selesai menyampaikan materi saya memberikan

jamaah waktu untuk bertanya.

A: kalau untuk pertanyaan apakah ustadz khususkan dengan

pembahasan materi atau jamaah bebas bertanya tentang

materi apa aja?

U: karena jamaah nya karyawan saya bebaskan mereka bertanya

tentang apa aja, dan bahkan apabila mempunyai keluhan tentang

pekerjaan pun saya tidak melarang mereka untuk

mengutarakannya, jadi kita ini sistem nya fleksibel bang hehehe.

A: Metode pendekatan apa yang ustadz lakukan ketika

melakukan bimbingan rohani terhadap karyawan?

U: saya mah tidak ada metode pendekatan bang dengan mereka,

ngalir aja gitu seperti bergaul dengan mereka biar mereka juga

Page 119: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

tidak terlalu segan dengan saya.

A: Adakah metode khusus yang ustadz berikan untuk

melakakukan bimbingan rohani terhadap karyawan?

U: Kalau metode secara khusus saya tidak ada bang, Cuma saya

sesuaikan dengan kondisi jamaah karyawannya. Selama kita ngaji

itu bagi bapak-bapak kalau mereka mau merokok sambil ngopi

tidak saya larang dan bagi kaum ibu kalau mau minum juga saya

tidak larang , karena saya mengerti kondisi mereka yang memang

sudah lelah dalam bekerja seharian penuh, mungkin itu salah cara

saya.

A: terus bagaimana dengan jamaah ibu-ibu ustadz, apakah

mereka tidak terganggu dengan asap rokok bapak-bapak?

U: sejauh ini mereka tidak ada mengeluh, karena untuk tempat

ibu-ibu juga kan beda dengan bapak-bapak engga disatuin biar

mereka juga nyaman dalam mengikuti bimbingan rohani.

A: sejauh yang ustadz ketahui apa saja kegiatan bimbingan

rohani untuk menigkatkan etos kerja diperusahaan?

U: Kalau untuk kegiatannya yang saya tahu pengajian ini doang

bang

A: oh iya ustadz, baiklah

A: selanjutnya apakah ustadz mempunyai tujuan dalam

melakukan bimbingan rohani?

U: saya diamanahi bang untuk mengisi bimbigan rohani dalam

bentuk pengajian, tugas saya hanya menyampaikan materi dimana

dengan adanya kegiatan ini bisa menambah pengetahuan

keagamaan mereka serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-

hari, serta mengingatkan dan mengajak para karyawan agar kita

semua tahu, bahwasanya tidak hanya kebutuhan jasmani saja yang

harus kita penuhi tapi rohani juga. Antara jasmani dan rohani

harus seimbang seiring sejalan, kalau kita mengutamakan jasmani

rohani nya tidak diisi gimana jadinya hidup kita, begitu sebaliknya

kalau kita mengutamakan rohani (ukhrawi) jasmani (duniawi) kita

abaikan tidak baik juga jadi keduanya harus saling melengkapi

Page 120: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

biar selaras.

A: Fungsi dari bimbingan rohani dilakukan terhadap

karyawan menurut ustadz?

U: Fungsinya agar kita sama-sama melaksanakan dan

meningkatkan ibadah kita kepada Allah dengan begitunya Insya

Allah dua kebutuhan kita itu akan terpenuhi. Karena bekerja pun

bagian dari ibadah dan itu sudah Rasulullah contohkan kepada

kita, bagaimana harus bertanggung jawab terhadap sesuatu dan

disiplin dalam segala hal.

4 Keberhasilan bimbingan

rohani

A: Apa yang ustadz harapkan dari karyawan setelah

melakukan bimbingan rohani?

U: Yah kalau untuk harapan dari saya dengan adanya kegiatan

seperti ini mereka semakin meningkatkan ibadah dan cara bekerja

mereka di pabrik, itu kan Cuma sebatas harapan saya aja bang

semua dikembalikan kepada mereka apakah bisa menerapkannya

atau tidak.

A: Ukuran keberhasilan bimbingan rohani menurut ustadz

seperti apa?

U: Ukuran keberhasilan bimbingan rohani itu menurut saya,

ibadah mereka semakin meningkat dan kerjanya pun semakin

bersemangat bang

A: Apa saja kendala dan hambatan yang dihadapi ustadz

selama melakukan bimbingan rohani?

U: Kalau untuk kendalanya dari saya tidak ada, mungkin dari

karyawannya kadang masuk kadang tidak dan itu saya maklumi

karena kondisi mereka yang memang pekerja mungkin kelelahan

dan itu tidak bisa saya paksakan.

5 Efektif bimbingan rohani

A: Menurut ustadz apakah setiap karyawan harus memiliki

etos kerja?

U: Harus itu, karena etos kerja itu kan bagaimana kita bertanggung

jawab terhadap sesuatu, disiplin dalam segala hal dan jujur dalam

bekerja.

A: Setelah dilakukan bimbingan rohani adakah peningkatan

Page 121: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

yang terlihat dari kinerja karyawan?

U: Sejauh ini Alhamdulilah mereka selalu bekerja dengan

bersemangat tidak ada yang mengeluh, selalu tepat waktu, dan ini

semua tidak terlepas dari peran pimpinan pabrik yang selalu aktif

untuk mengontrol dan terjun langsung untuk memberikan bantuan

kekaryawan bagi mereka yang kesulitan dalam pekerjaan. Ini saya

tahu dari hasil ngobrol-ngobrol dengan pimpinan nya

A: apakah ustadz melihat langsung perubahan dari karyawan

setelah mengikuti kegiatan bimbingan rohani?

U: untuk perubahan perilaku mereka dalam bekerja tidak, karena

saya kan tidak mengikuti keseharian mereka ketika bekerja, dan

saya juga ketemu mereka cuma waktu pengajian saja.

A: Bagaimana ustdaz mengukur apakah bimbingan rohani

efektif dalam meningkatkan etos kerja karyawan?

U: Itu terlihat dari kinerja dan ibadah mereka,

A: Menurut ustadz efektifkah program bimbingan rohani

untuk meningkatkan etos kerja karyawan?

U: Sangat efektif sekali karena semakin mereka mengetahui

agama semakin kuat pula benteng diri mereka dari perbuatan-

perbuatan yang buruk dan ini bagian dari amar ma’ruf nahi

munkar.

A: apa tanggapan ustadz terhadap pabrik setelah mengetahui

adanya kegiatan bimbingan rohani terhadap karyawan?

U: iyah pertama saya apresiasi sekali bang, karena pabrik tidak

hanya memenuhi kebutuhan jasmani saja tapi kebutuhan rohani

pun mereka peduli dengan mengadakan kegiatan bimbingan rohani

ini, yang saya tahu juga bang bahwa kebanyakan dari

karyawannya kebanyakan orang yang tidak sekolah dan ekonomi

nya sulit, nah adanya pabrik ini yaitu untuk mensejahterakan

masyarakat sekitar ini karena sulitnya bagi mereka mendapatkan

lapangan pekerjaan.

A: seberapa penting ustadz ibadah dalam bekerja?

U: waduh sangat penting sekali bang, coba kita lihat al-quran ayat

Page 122: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

10 yang bunyinya

apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan

carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu

beruntung.

Nah disini Allah sudah menjelaskan kepada kita hambanya, bahwa

setelah menunaikan ibadah baru kemudian para manusia

bertaburan dimuka bumi dalam artian mencari rezeki yang halal

dan Allah juga memberitahu supaya kita selalu mengingatnya

dalam keadaan apapun dan dimanapun supaya kita menjadi orang

yang beruntung, itulah kenapa antara kebutuhan jasmani dan

rohani harus seimbang bang seiring sejalan karena keduanya

saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya.

A: oh iya ustadz. Mungkin untuk pertanyaan wawancara

sudah cukup ustadz, makasih banyak ustadz sudah

meluangkan waktunya dan sekaligus menyediakan kopi buat

kita ustadz hehehe, maaf ya ustadz sudah merepotkan ustadz

dan mengganggu aktivitas ustdz.

U: iya bang sama-sama, engga merepotkan kok bang. Makanya

saya ajak abang ketemu sekarang takutnya ga bisa ketemu bang

untuk beberapa hari kedepannya.

A: iya ustadz makasih ustadz, kalau ada salah mohon

dimaafkan ya ustadz, mudah-mudahan silaturahmi ini

berlanjut ustadz Amiin

U: iya bang, jangan bosan bang main kesini, kalau abang mau

main datang aja bang kesini pintu terbuka lebar hehehe, iya bang

Amiin

A: Ustadz saya sama teman sekalian izin mau pulang ke

ciputat ni ustadz

U: oh langsung pulang ke ciputat bang, iya bang hati-hati dijalan

Page 123: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

ya bang.

A: iya ustadz. Assalamualaikum (salam sambil cium tangan)

U: Waalaikumsalam

Page 124: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

Temuan Tema Yang Muncul Pada Informan Ustadz Baidowi

Tema Sub Kategori

Bimbingan rohani yang dilakukan dua kali

dalam seminggu dapat menambah wawasan

dan pengetahuan keagamaan karyawan.

Bimbingan rohani yang dilakukan dua kali

dalam seminggu menambah wawasan dan

pengetahuan keagamaan karyawan.

Materi yang diambil dari kitab lebih

cenderung membahas masalah ubudiyah.

Kitab pilihan yang dijadikan bahan materi

pembimbing cenderung lebih membahas

masalah ubudiyah.

Metode yang digunakan adalah berceramah

dan diskusi, yaitu tanya jawab antara

karyawan dan pembimbing.

Mengaji dan diskusi adalah bagian dari

metode pembimbing dalam menyampaikan

materi.

Untuk pendekatan kepada karyawan tidak

ada metode khusus, hanya bergaul seperti

biasa dengan karyawan agar tidak ada jarak

antara karyawan dengan pembimbing.

Dengan bergaul kepada karyawan dapat

mempermudah si pembimbing melakukan

bimbingan rohani.

Kegiatan bimbingan rohani dapat menambah

pengetahuan keagamaan serta

menerapkannya kedalam dunia kerja

khususnya kehidupan sehari-hari karyawan.

Pengetahuan keagamaan yang didapat

karyawan bisa diterapkan kedalam dunia

kerja.

Fungsi bimbingan rohani yaitu untuk

menambah wawasan dan pengetahuan

keagamaan karyawan sehingga ibadah dan

etos kerjanya meningkat.

Fungsi untuk menambah wawasan dan

pengetahuan agama.

kegiatan bimbingan rohani dapat

meningkatkan ibadah dan menambah

semangat karyawan dalam bekerja.

Ibadah meningkat dan semangat kerja

karyawan juga meningkat (lebih bertanggung

jawab).

Tanggung jawab, disiplin dan jujur adalah

bagian dari etos kerja.

Disiplin,jujur adalah bagian dari tujuan

bimbingan rohani.

Kegiatan bimbingan rohani membawa

pengaruh positif untuk karyawan, karena

setelah mengikuti kegiatan bimbingan rohani

karyawan tidak pernah lagi terlambat (selau

tepat waktu).

Adanya kegiatan bimbingan rohani karyawan

lebih disiplin dalam bekerja.

Cara mengukur bimbingan rohani yaitu

terlihat dari kinerja dan ibadah karyawan

semakin meningkat.

kinerja dan ibadah meningkat.

Semakin karyawan memahami tentang

agama, maka semakin meningkat etos kerja

karyawan karena mereka semakin

mengetahui mana yang baik dan yang buruk

yang harus dilakukan, sehingga terhindar dari

perbuatan tercela.

Materi bimbingan rohani yang didapat

karyawan, menghindarkan mereka dari

perbuatan yang buruk seperti, malas-

malasan, tidak tepat waktu, tidak jujur dan

yang lain.

Antara ibadah dan kinerja harus seimbang Kerja adalah bagian dari ibadah yang harus

Page 125: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

karena keduanya saling mengisi antara satu

sama yang lainnya, dimana kerja akan

menjadi ibadah ketika dilandasi dengan niat.

dilaksanakan manusia.

Page 126: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

Verbatim Wawancara Dengan Informan

Nama: bapak Tata

Umur: 40 thn

Jenis kelamin: laki-laki

Alamat: Kp. Katomas, Kec. Tigaraksa

Pekerjaan: Karyawan dipabrik sepatu CV. Kakang Prabu

Hari/Tanggal wawancara: kamis, 25 januari 2017

Waktu: 15.00 wib

Lokasi wawancara: Dipabrik sepatu

Dalam verbatim ini memakai nama ini sial agar memperjelas wawancara yaitu A (aswad)

disini sebagai peneliti sedangka T sebagai informan (bapak Tata).

Hasil Wawancara Interpretasi Tema

A: Assalamualaikum pak (sambil

salaman cium tangan)?

T: Waalaikumsalam

A: lagi ga ada kerjaan ni pak?

T: udah selesai bang, gini kalau bahan

matrial habis kita cepat selesai kerjanya

A: untuk semua karyawan pak yang

udah selesai kerjanya?

T: engga, Cuma karyawan yang bagian

matrial aja.

A: terus apa lagi yang mau dikerjain ni

pak?

T: udah engga ada, udah selesai tinggal

pulang aja ni bang.

A: oh gitu ya pak, berarti udah engga

sibuk dong ini pak hehehe

T: iya udah santai-santai ni (sambil

merokok)

A: kalau gitu boleh saya minta

waktunya pak untuk wawancara?

T: wawancara tentang apa ni, ah ngeri saya

bang kalau wawancara-wawancara ini

hahahaha (sambil bercanda)

A: kan saya penelitian disini pak, jadi

saya butuh karyawan yang siap untuk

diwawancarai sebagai data untuk

skripsi saya pak. Wawancaranya terkait

bimbingan rohani dan efeknya

terhadap kinerja bapak

T: hehehe, ya udah silahkan diwawancarai,

tapi saya menjawabnya semampu saya aja

ya

Page 127: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

A: hehehe iya pak berdasarkan

pengalaman bapak aja

T: oke bang

A: boleh tahu nama bapak?

T: nama panggilan aja bang, Tata

A: baik pak hehehe. Umur bapak

sekarang berapa pak?

T: umur saya sekarang 42 tahun

A: rumah bapak dimana?

T: Ini dibelakang pabrik jarak 5 rumah la

dari pabrik ini.

A: Berarti asli orang sini pak?

T: iya saya asli orang sini

A: Sudah berapa lama bapak menjadi

karyawan di pabrik ini?

T: Saya masuk dari tahun 2010 sampai

sekarang, berarti saya sudah 8 tahun

bekerja disini.

A: kan bapak salah satu karyawan lama

disini, banyak dong kesan-kesan bapak

selama kerja disini?

T: banyak salah satunya saya ini karyawan

yang paling malas dipabrik ini, sering izin

dan engga masuk tanpa izin juga sering,

dan ini sebenarnya kesan yang buruk bang.

A: oh gitu ya pak. saya wawancara tadi

dengan bapak aef pak, kata beliau

dipabrik ini ada kegiatan bimbingan

rohani nya?

T: iya betul, disini ada kegiatan bimbingan

rohaninya.

A: apa aja kegiatan agamanya pak

dipabrik ini?

T: kegiatannya itu ada infak dari kita para

Karyawan biasanya itu perorang dalam

dua minggu Rp.2000, terus setiap di akhir

tahun itu kita ada namanya tour religi

biasanya ini kita ziarah kemakam-makam

ulama, dan yang terakhir itu kita ada

pengajian setiap seminggu dua kali

dilaksanakan.

A: apakah bapak mengikuti kegiatan

bimbingan rohani ini?

T: iya saya mengikutinya.

A: Sudah berapa lama bapak mengikuti

bimbingan rohani?

T: Mulainya diadakan kegiatan bimbingan

rohani saya sudah ikut yaitu dari tahun

2014

A: selama bapak mengikuti kegiatan

Kegiatan bimbingan rohani

untuk karyawan.

Pabrik mengadakn kegiatan

bimbingan rohani untuk

para karyawan

Page 128: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

bimbingan rohani berapa peserta

bimbingan rohani yang mengikuti

kegiatan ini yang bapak ketahui?

T: Yah namanya karyawan ya, yang

bekerja dari pagi sampai sore ada yang

capek dan lain sebagainya. Jadi yang hadir

untuk pengajian kadang ramai kadang

sepi, dan saya juga tidak terlalu

memperhatikan jumlah karyawan yang

hadir

A: bapak sendiri apakah sering

mengikuti kegiatan bimbingan rohani?

T: Alhamdulilah saya rutin mengikuti

kegiatan bimbingan rohani

A: untuk kegiatannya kapan aja pak

dilaksanakan?

T: setiap malam rabu dan malam jumat

rutinnya, kalau kegiatan yang lain kaya

tour religi itu biasanya setiap akhir tahun

diadakan terus infaq setiap duaminggu

sekali ini dikeluarkan setiap bulan

muharram.

A: Tempat pelaksanaan dilakukannya

bimbingan rohani dimana aja pak?

T: Dirumah pak aef setiap malam jumat

dan dimushalla setiap malam selasa.

A: selama mengikuti bimbingan bapak

tahu tentang materi yang disampaikan

pembimbing?

T: tahu secara umum aja bang

A: Apa saja materi bimbingan rohani

yang diberikan pembimbing kepada

bapak?

T: Disitu kita ngaji kitab kuning mulai dari

fiqh, hadits dan tafsir, tapi untuk nama-

nama kitabnya saya kurang tau karena lupa

(sambil nyengir)

A: Apa ada materi pokok pembimbing

yang bapak suka?

T: untuk saya sendiri materi yang

disampaikan pembimbing semuanya suka

dan Tidak ada materi pokok dalam

pembahasan karena kan kita ngikutin kitab

jadi sesuai judul yang ada dikitab.

A: Apa materi bimbingan rohani yang

mempengaruhi etos kerja bapak?

T: Kalau untuk materi tok tidak ada, Cuma

materi yang berkaitan ada seperti

pembahasan tentang ubudiyah.

A: sejauh ini apakah bapak memahami

Page 129: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

materi bimbingan rohani yang

disampaikan pembimbing?

T: Sedikit banyaknya mah memahami la

bang

A: Kesulitan bapak dalam memahami

penyampaian pembimbing?

T: Kesulitannya kadang terlalu lelah

bekerja jadi kalau sudah lelah bawaannya

ngantuk mau tidur mulu, jadi ketinggalan

materi dan yang disampaikan pun tidak

paham.

A: hampir sama alasan bapak dengan

ibuk iyoh tadi kesulitannya yaitu

kadang ngantuk ketika ustadz

menyampaikan materi

T: ya iya la bang, namanya juga karyawan

bekerja satu harian malamnya ya

kelelahan, tapi karena keinginan belajar itu

ada makanya tetap semangat untuk

mengikutinya.

A: luar biasa semangat belajarnya ya

pak!!

T: itu karena kurangnya pengetahuan saya

tentang agama bang, makanya semangat

belajarnya tinggi, tapi mau gimana lagi

mendingan saya terlambat belajarnya

daripada tidak sama sekali belajar agama.

Kayak abang sekarang sedang menuntut

ilmu harus semangat belajarnya, jangan

sampai ada kata-kata menyesal keluara dari

mulut bang seperti yang saya alami

sekarang.

A: iya pak, makasih pak atas

motivasinya dan mau mengingatkan

saya. Disini saya bukan hanya sekedar

menyelesaikan tugas skripsi, tapi disini

saya banyak belajar dari pengalaman

bapak dan karyawan lainnya.

A: metode ustadz dalam menyampaikan

materi yang bapak ketahui apa?

T: yah selama ini yang saya lihat, metode

yang dipakai ustadznya, ceramah dengan

menyampaikan materi dan setelah itu baru

jamaah diberi waktu untuk bertanya.

A: dari ketiga kegiatan rohani tadi pak,

kegiatan mana yang paling

mempengaruhi kinerja bapak?

T: kalau sejauh ini yang paling

mempangaruhi kerja saya ya kegiatan

pengajian itu, dari kegiatan pengajian ini

Lelah membuat penghambat

karyawan dalam memahami

materi.

Dari ketiga kegiatan bimbingan

rohani, pengajian paling efektif

untuk meningkatkan etos kerja

Ketika karyawan kelelahan

sulit bagi mereka untuk

memahami materi yang

disampaikan ustadz.

Pengajian adalah kegiatan

yang paling efektif untuk

meningkatkan etos kerja.

Page 130: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

saya banyak mendapatkan pengetahuan

tentang agama yang dulunya memang saya

jauh dari agama dan kurang memahami,

tidak hanya itu kegiatan pengajian ini pun

mendorong semangat saya untuk bekerja.

A: terus untuk kegiatan rohani yang

lainnya pak bagaiman?

T: kalau kegiatan lain seperti infaq itu

mengajarkan saya untuk berbagi kepada

sesama, terus tour religi selain berziarah

kemakam-makam ulama juga mempererat

silaturahim kita sesama karyawan.

A: oh gitu ya pak. Yang pengajian pak,

apa bapak menyukai metode yang

diberikan pembimbing?

T: Suka banget untuk metode ustadznya,

karena beliau memahami kondisi para

jamaah, seperti kita laki-laki ngerokok dan

ngopi sambil dengarin ustadz, nah ini

menurut saya bagian dari metode

ustadznya gimana caranya agar jamaah

tidak bosan dan tidak mengantuk, dan

setelah pengajian kita disuguhin makanan,

saya juga engga tahu apa ini bagian dari

metode apa engga hehehe.

A: Apakah ada metode khusus yang

diberikan pembimbing yang bapak

sukai?

T: Kalau metode khusus tidak ada,

mungkin yang saya jelasin barusan itu

bagian dari metode khusus ustadznya, kan

jarang ustadz yang bolehin jamaah

ngerokok kalau lagi waktu ngaji karena

ustadznya memahami kondisi jamaah yang

seharian bekerja jadi kecapekan dan mudah

ngantuk untuk menghilangkan ngantuknya

kita yaitu dengan merokok dan ngopi dan

ini khusus bagi jamaah yang perokok

hehehe.

A: Tujuan bapak mengikuti kegiatan

bimbingan rohani?

T: Kalau untuk tujuan yah bang, saya itu

dari dulu orang yang ngga jelas bang,

intinya mah saya itu jauh dari agama

misalnya minum-minum saya sering jadi

hasil dari saya bekerja itu tidak ada dan

efeknya pada pekerjaan yang sering

malas-malasan, jadi tujuannya untuk

merubah diri aja menjadi lebih baik dan

kebetulan pabrik memfasilitasi itu.

Dalam menyampaikan materi

metode yang digunakan adalah

berceramah dan diskusi.

Ingin merubah diri menjadi lebih

baik.

Metode yang digunakan

ustadz dalam

menyampaikan materi yaitu

metode ceramah dan

diskusi.

Keinginan setelah mengikuti

bimbingan rohani ingin

menjadi lebih baik dalam

Page 131: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

A: terus setelah bapak mengikuti

kegiatan bimbingan rohani ada

perubahan dari diri bapak?

T: Alhamdulilah ada bang, saya semakin

rajin bekerja dan beribadah.

A: nah apa harapan bapak setelah

mengikuti bimbingan rohani?

T: Yang saya harapkan diri saya bisa

kehidupan menjadi lebih baik udah itu aja.

A: Sebelum dan setelah mengikuti

bimbingan rohani apakah ada

perbedaan yang bapak rasakan ketika

bekerja?

T: Sangat berbeda bang, itu tadi bang

sebelumnya itu hasil dari kerja saya itu

ngga jelas kemana perginya, mungkin

habis keminum-minuman, kalau kegiatan

kita seperti itu setelah bekerja terus

minum-minum kan timbul rasa malas

dalam bekerja dan itu yang saya alami.

Nah setelah saya mengikuti ada perubahan

dari dalam diri saya karena saya

mengetahui ternyata kegiatan sehari-hari

kita mempengaruhi kita dalam bekerja.

Yang dulunya malas Alhamdulilah

sekarang tidak ada lagi malas-malasan

dalam bekerja, terus ibadah saya yang

dulunya tidak pernah sama sekali kalau

sekarang Alhamdulilah sekarang sudah

rajin berjamaah dan syukyurnya lagi bang

tahun kemaren saya dapat reeward dari

pabrik sebagai karyawan yang tidak pernah

absen heheheh.

A: Alhamdulilah pak saya ikut senang

mendengarnya. Apa ada hambatan

bapak selama mengikuti bimbingan

rohani?

T: Hambatannya kadang malas karena dari

satu harian itu kan bekerja jadi capek

ngantuk itu kadang yang jadi hambatan

untuk ngikutin pengajiannya.

A: Menurut bapak apakah bimbingan

rohani efektif diterapkan di dunia

kerja?

T: Efektif sekali khususnya saya yang

sudah mengalami, karena akan

mempengaruhi kepribadian kita dalam

bekerja

A: mempengaruhi kepribadian seperti

apa pak?

Sebelum mengikuti bimbingan

rohani kerjanya berantakan dan

hasil dari kerja tidak keliatan,

karena digunakan untuk

bersenang-senang. Setelah

mengikuti bimbingan rohani

kerja pun lebih teratur dan lebih

baik.

Bimbingan rohani sangat efektif.

menjalani kehidupan.

perubahan dari diri setelah

mengikuti bimbingan rohani

yaitu ibadah rajin dan

bekerja lebih baik dan

bersemangat.

Bimbingan rohani

mempengaruhi kepribadian

karyawan dalam bekerja.

Page 132: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

T: yah itu saya yang dulunya pemalas

sekarang sudah engga.

A: kenapa bisa berubah secepat itu pak?

T: tidak cepat juga bang, butuh proses

untuk merubah perilaku yang buruk ke

yang baik, saya mengikuti bimbingan

rohani ini dari pertama kali diadakan yaitu

pada tahun 2014 dan diri saya tidak

langsung berubah, butuh waktu dua tahun

untuk menyadari bahwa yang saya

kerjakan selama ini tidak baik dan

merugikan diri saya dan pabrik juga. Nah

setelah mengikuti kegiatan ini perlahan-

lahan saya semakin sadar bahwa yang saya

lakukan selama ini salah dan tidak

memberi manfaat apapun kepada saya.

A: Menurut bapak apakah setiap

karyawan harus memiliki etos kerja?

T: Harus lah siapa pun orangnya harus

mempunyai etos dalam bekerja

A: Adakah peningkatan dari segi

kinerja setelah bapak mengikuti

bimbingan rohani?

T: Yah peningkatannya itu buktinya saya

dapat Reeward dari perusahaan, tapi bukan

sombong ya bang (sambil senyum).

A: oh iya pak (sambil tersenyum)

A: makasih ya pak sudah berkenan

untuk diwawancarai, mudah-mudahan

kedepannya kita jadi lebih baik pak.

T: iya sama-sama bang, dan sukses juga

buat skripsinya bang biar cepat selesai

hehehe.

A: Amiin ya Allah makasih pak, saya

juga sekalian pulang ni pak

T: ok bang sama-sama

A: Assalamualaikum pak (sambil

mencium tangan)

T: waalaikumsalam.

Setiap karyawan harus memiliki

etos.

Ada peningkatan setelah

mengikuti bimbingan rohani.

Dalam bekerja karyawan

harus memiliki etos

sehingga dapat mencapai

target yang diinginkan

pabrik.

Setelah mengikuti

bimbingan rohani ada

peningkatan dari segi

kinerja.

Page 133: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

Temuan tema yang muncul pada informan bapak Tata

Tema Sub Kategori

Pabrik mengadakan kegiatan bimbingan

rohani untuk para karyawan.

Karyawan difasilitasi kegiatan bimbingan

rohani untuk menambah pengetahuan

keagamaan.

Ketika karyawan kelelahan sulit bagi mereka

untuk memahami materi yang disampaikan

ustadz.

Kendala dalam memahami materi yaitu

kelelahan dalam mengikuti bimbingan rohani

Pengajian adalah kegiatan yang paling efektif

untuk meningkatkan etos kerja.

Pengajian adalah salah satu dari tiga kegiatan

rohani yang paling efektif.

Metode yang digunakan ustadz dalam

menyampaikan materi yaitu metode ceramah

dan diskusi.

Metode yang dipakai yaitu metode ceramah

dan diskusi

Keinginan setelah mengikuti bimbingan

rohani ingin menjadi lebih baik dalam

menjalani kehidupan.

Adanya perubahan dari perilaku yang buruk

ke perilaku yang lebih baik.

perubahan dari diri setelah mengikuti

bimbingan rohani yaitu ibadah rajin dan

bekerja lebih baik dan bersemangat.

Bekerja dengan tekun dan bersemangat serta

ibadah meningkat.

Bimbingan rohani mempengaruhi

kepribadian karyawan dalam bekerja.

Bimbingan rohani membawa dampak yang

positif kepada karyawan dalam bekerja.

Dalam bekerja karyawan harus memiliki etos

sehingga dapat mencapai target yang

diinginkan pabrik.

Etos bagian dari kerja sehingga tidak

terpisahkan dari kehidupan seorang

karyawan.

Setelah mengikuti bimbingan rohani ada

peningkatan dari segi kinerja.

Bimbingan rohani memberikan pengetahuan

keagamaan kepada karyawan sehingga

karyawan memahami bahwa kerja adalah

bagian dari ibadah.

Page 134: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil
Page 135: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

CATATAN OBSERVASI

A. Catatan observasi pada informan bapak Tata

Pada hasil observasi informan bapak Tata yang dimulai dari tanggal 1 desember

sampai tanggal 31 januari 2018. Peneliti menyajikan dengan cara merangkum hasil

keseluruhan hasil observasi yakni dimulai dari lokasi tempat observasi yang berbeda-beda,

kondisi tempat wawancara, gambaran dan penampilan subjek, dan ringkasan sikap informan

selama jalannya wawancara. Peneliti menggunakan observasi natural dan partisipan dengan

tujuan menggali secara keseluruhan terkait tujuan penelitian. Alasan peneliti merangkum dan

menyajikan demikian adalah agar lebih mempermudah pembaca dalam memahmi tema-tema

besar hasil interpretasi observasi.

Hasil Observasi Tema

Lingkungan pabrik cukup ramai dipenuhi dengan

masyarakat sekitar dan para kyai, rumah

masyarakat dan pabrik saling berdekatan. Situasi

dan kondisi lingkungan yang baik yang sebenarnya

sangat mendukung para karyawan untuk lebih

menguasai pengetahuan tentang agama, karena

dilingkungan tersebut masih banyak para ustadz

dan kyai. Untuk bapak Tata sendiri adalah

karyawan yang sangat ramah dan baik dalam

berprilaku dan bertutur kata kepada semua

karyawan, bapak Tata juga salah satu orang yang

dipercaya dipabrik ketika karyawan lain mengalami

kesulitan dalam mengerjakan sesuatu. Saat

bimbingan rohani pun bapak Tata sangat antusias

mengikuti kegiatan tersebut dengan secangkir kopi

dan rokok yang selalu menemani beliau untuk

menghilangkan ngantuk saat mengikuti kegiatan,

dan bapak Tata juga terlihat aktif ketika diberi

Bapak Tata orang yang baik dan

ramah, dan beliau juga sangat care

terhadap karyawan lainnya. Salah satu

karyawan yang sangat antusias

mengikuti kegiatan bimbingan rohani.

Page 136: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

kesempatan untuk bertanya.

Setiap karyawan punya kerjaan masing-masing

yang sudah ditentukan oleh pabrik sesuai dengan

kemampuan karyawan sendiri, namun karyawan

juga dituntut untuk bisa mengerjakan pekerjaan

yang lain. Suasana kebersamaan karyawan sangat

akrab sekali, saat mau masuk pabrik pada pagi hari

ketika para karyawan saling bertemu dan bertatap

muka mereka saling bersalaman, saat sedang

bekerja pun mereka saling bercanda antara satu

sama lainnya namun tidak menghambat pekerjaan

meraka, dan ketika mau pulang pun mereka

bersalaman dengan wajah yang ceria. Dan suasana

keakraban dan kekeluargaan ini tidak hanya

dilakukan para karyawan namun pimpinan pabrik

pun ikut menikmati suasana kekeluargaan ini.

Suasana keakraban dipabrik antara

sesama karyawan seperti keluarga yang

sangat dekat, tidak hanya itu pimpinan

pabrik pun menerapkan suasana

kekeluargaan itu dengan karyawan lain

yaitu dengan bercanda bareng

karyawan dan membuat kegiatan Studi

Tour.

Selama penulis melakukan penelitian, sikap

informan terhadap penulis sangat baik dengan

ekspresi wajah yang selalu tersenyum, intonasi

suara informan pun tidak keras tidak pelan juga

tidak menggebu-gebu dan jelas dalam

menyampaikan sesuatu. Dan informan juga yang

mendampingi penulis selama melakukan penelitian

dipabrik atas rekomendasi bapak Aef selaku

Direktur Operasional. Informan juga cukup terbuka

dengan penulis mengenai pengalaman hidupnya.

Sikap informan terhadap penulis baik

dan ramah.

Tempat wawancara dipabrik sepatu, tepatnya

didepan pintu masuk ruang matrial, saat wawancara

informan sedang dalam istirahat selesai bekerja.

Ketika wawancara berlangsung suasana pabrik

cukup berisik karena suara mesin cutting namun

tidak menghambat jalannya wawancara. Saat

wawancara informan memakai baju kaos hitam

Tempat dipabrik, dengan suasana yang

berisik mesin cutting.

Page 137: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

celana jeans dan memakai topi sambil merokok

selama wawancara berlangsung.

Page 138: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

Verbatim Wawancara Dengan Informan

Nama: ibuk iyoh

Umur: 48 thn

Jenis kelamin: perempuan

Alamat: Kp. Katomas, Kec. Tigaraksa

Pekerjaan: Karyawan dipabrik sepatu CV. Kakang Prabu

Hari/Tanggal wawancara: kamis, 26 januari 2017

Waktu: 09.28 wib

Lokasi wawancara: Dipabrik sepatu

Dalam verbatim ini memakai nama ini sial agar memperjelas wawancara yaitu A (aswad)

disini sebagai peneliti sedangka I sebagai informan (ibuk iyoh)

Hasil Wawancara Interpretasi Tema

A: Assalamualaikum ibu?

I: Waalaikumsalam aswad

A: ibu apa kabar?

I: Alhamdulilah sehat selalu dan bahagia

hehehe

A: Alhamdulilah bu (sambil tersenyum)

A: Ibu lagi sibuk ini?

I: Yah Cuma sibuk gitu-gitu aj aswad, karena

matrial udah habis aja ini jadi ngga terlalu

sibuk lah.

A: emang biasanya ini gudang matrial

seperti apa bu?

I: biasanya ini gudang mah penuh dengan

barang-barang matrial, sekarang lagi sepi aja

karena bos belum belanja

I: Oyah kamu dari kampus mana aswad?

A: dari UIN Jakarta bu

I: oh, sekarang ada juga yang lagi penelitian

disini

A: dari kampus mana bu?

I: dari kampus UNPAM

A: oh kampus UNPAM bu, saya tau itu bu

karena dekat dari kampus saya bu. Cewek

apa cowok bu?

I: cewek, Cuma dia masih baru penelitian

A: oh iya lah bu.

A: Kalau ibu ngga sibuk sekarang saya

mau wawancara bu, boleh ngga bu?

(sambil tersenyum)

Page 139: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

I: wawancara tentang apa ini aswad, kalau

tentang pabrik lebih baik langsung ke ibu siti

aja (ibu siti sebagai Administrasi di pabrik)

biar jelas, soalnya kalau ibu ngga terlalu tahu

menahu tentang pabrik ini.

A: Ngga bu, ini terkait pribadi ibu aja sih,

kan disini ada kegiatan bimbingan rohani,

jadi saya mau wawancara terkait

bimbingan rohani dan efek dari setelah ibu

mengikuti bimbingan rohani terhadap

kinerja ibu.

I: oh kalau itu boleh, ayo sok dipersilahkan

hehehe

A: siap bu hehehehe

A: ibu namanya siapa

I: buat aja ibu iyoh, itu nama artis ibu hehehe

A: ibu artis juga disini ya (sambil ketawa

keduanya)

A: usia ibu sekarang berapa?

I: alhamdulilah udah 46 sekarang

A: jadi karyawan ibu sudah berapa lama

disini?

I: Sudah 6 tahun saya bekerja disini, mulai

bekerja pada tahun 2012

A: waduh lama juga ya bu sudah bekerja

disini

I: yah gitu la aswad namanya juga betah

bekerja disini

A: apa yang membuat ibu betah bekerja

disini?

I: yang saya rasakan ini pabrik beda aja dari

pabrik-pabrik lainnya, disini kita bekerja

sudah seperti saudara. Kita bekerja tetap

bekerja sesuai dengan peraturan yang

ditetapkan pabrik, tapi tidak terlalu ketat

masih bisa bercanda sesama karyawan bahkan

sama pak aef juga sebagai pimpinan kita

sering bercanda, terus boleh jajan waktu jam

kerja yang penting pekerjaan kita tidak

terkendala makanya karyawan disini ada

betah, pabrik seperti ini ngga bakalan dapat

dipabrik lain aswad.

A: oh gitu ya bu, luar biasa bu

A: terus dipabrik ini kata pak aef ada

kegiatan rohani ya bu?

I: iya Alhamdulilah pabrik membuat kegiatan

bimbingan rohani untuk karyawan.

A: ibu sering mengikuti kegiatan

bimbingan rohani ini?

I: alhamdulilah sering, kalau saya ngga terlalu

Pabrik CV. Kakang prabu

berbeda dengan pabrik lain

dari cara bekerjanya.

Karyawan merasa nyaman

dengan cara kerja yang

diterapkan pabrik.

karyawan lebih merasa

nyaman bekerja dipabrik

CV. Kakang prabu,

karena dipabrik ini

karyawan bekerja tidak

terlalu tertekan dan

peraturannya pun tidak

terlalu ketat.

Page 140: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

capek saya usahain ikut kegiatan bimbingan

rohani.

A: Sudah berapa lama ibu mengikuti

bimbingan rohani?

I: Dari 2014 saya sudah mengikuti kegiatan

A: Untuk peserta bimbingan rohani yang

ibu ketahui?

I: Tidak menentu kadang ramai kadang sepi

A: Biasanya tempat pelaksanaan

dilakukannya bimbingan rohani dimana

bu?

I: Dirumah pak aef setiap malam jumat dan

dimushalla setiap malam selasa

A: Apa saja kegiatan agamanya di

perusahaan pabrik sepatu ini bu?

I: Untuk kegiatannya ada pengajian mingguan,

infaq dari karyawan Rp.2000 perduaminggu

dan Tour Religi.

A: selama ibu mengikuti bimbingan rohani

Apa saja materi yang diberikan

pembimbing yang ibu ketahui?

I: kalau materinya banyak ada fiqh, tafsir

sekalian belajar baca al-quran dan hadits

A: Apakah ada materi pokok yang

disampaikan pembimbing yang ibu suka?

I: Untuk keseluruhan semuanya saya suka

karena saling berkaitan pembahasannya, tapi

itu juga tergantung ustadz nya yang

memberikan penjelasan kepada jamaah. Kalau

ustadz Abdillah ini emang jelas

menyampaikan materi

A: Apakah ada materi bimbingan rohani

yang mempengaruhi etos kerja ibu?

I: Menurut saya Semuanya mempengaruhi

etos kerja saya. Materi yang disampaikan

ustadznya melalui kitab pembahasannya

sesuai dengan alur kitab bab perbab materi

yang disampaikan tidak kemana-mana

misalnya hari ini materi nya tentang ibadah

besok juga masih pembahasan ibadah juga

ngalir gitu, kita yang mengikuti kegiatan

tersebut mudah memahami materinya, dan

tergantung orang juga sih cara memahami

materi yang disampaikan.

A: Apakah ibu memahami materi

bimbingan rohani yang disampaikan

pembimbing?

I: Insyaallah sedikit-sedikit memahami apa

yang disampaikan ustadz nya hehehe

A: apakah ada kesulitan ibu dalam

Semua materi yang

disampaikan mempengaruhi

etos kerja, karena saling

berkaitan.

Materi pembahasan juga

mempengaruhi etos kerja

Page 141: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

memahami materi yang disampaikan

pembimbing?

I: Kesulitannya mungkin karena ngajinya

malam ya, kalau siang sampai sore itu kan kita

kerja jadi malamnya udah kelelahan terus

mudah ngantuk.

A:Ketika ibu mengikuti kegiatan

bimbingan, apakah ada metode ustadznya

dalam menyampaikan materi bu?

I: yah metodenya itu kita ngaji dulu

membahas kitab yang sudah disediakan

ustadznya dan setelah membahas materi

sebelum doa kita dipersilahkan untuk bertanya

mengenai apa saja baik itu keluhan diri kita

ataupun seputar pembahasan, udah cuma itu

saya tahu tentang metode.

A: Apa ibu menyukai metode yang

diberikan pembimbing?

I: Selama saya mengikuti pengajian saya suka-

suka aja dengan cara mengajarnya, karena

ustadz nya juga memahami kondisi kita para

karyawan. Pengajian itu Cuma 1 jam, sebelum

ngaji kita baca dzikir dan shalawat terlebih

dahulu setelah itu baru mulai ngaji

A: Apakah ada metode khusus yang

diberikan pembimbing yang ibu sukai?

I: Tidak ada metode khusus yang saya lihat

dari ustadz, dan kesuluruhannya saya suka-

suka aja dengan cara ustadz menyampaikan

materi.

A: dari ketiga kegiatan bimbingan rohani

tadi buk, kagiatan mana yang

mempengaruhi etos kerja ibuk?

I: kalau yang saya rasakan sih, setelah saya

mendapatkan pengetahuan dari pengajian

bahwa kerja dan ibadah adalah dua kebutuhan

yang harus dipenuhi manusia.

A: terus buk, untuk kegiatan lainnya

apakah tidak mempengaruhi eots kerja

ibuk?

I: kalau seperti infaq itukan lebih mengajarkan

kita untuk berbagi kepada setiap orang yang

membutuhkan.

A: Apa ada tujuan ibu ketika mengikuti

kegiatan bimbingan rohani?

I: Awalnya karena ini bagian dari kegiatan

pabrik saya coba untuk mengikuti

pengajiannya walaupun karyawan tidak wajib

mengikutinya, dan setelah saya mengikuti

Metode yang dipakai ceramah

dan diskusi.

Tujuan bimbingan rohani

menyadarkan karyawan bahwa

bekerja bukan hanya sekedar

memenuhi kebutuhan sehari-

hari, tapi bisa bernilai ibadah

Metode yang digunakan

dalam menyampaikan

materi yaitu ceramah dan

diskusi mempermudah

karyawan dalam

memahami materi.

Semua karyawan yang

mengikuti kegiatan

bimbingan rohani

mempunyai tujuan yang

sama yaitu agar ibadah

dan kinerja mereka

Page 142: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

baru saya paham tujuan dari diadakannya

kegiatan ini yaitu saya semakin sadar ternyata

bekerja bukan hanya sekedar untuk memenuhi

kebutuhan lahiriyah saja akan tetapi bekerja

pun bernilai ibadah ketika dilakukan dengan

niat dan keikhlasan.

A: berarti setelah ibu mengikuti kegiatan

bimbingan ini baru ibu tau manfaat dan

tujuannya ya bu?

I: iya aswad seperti itu la.

A: Apa ada harapan ibu setelah mengikuti

bimbingan rohani?

I: kan awalnya saya Cuma ikut-ikut aja

kegiatan ini, nah setelah saya mengikutinya

dan saya pun memahami materi yang

disampaikan, setelah itu baru ada keinginan

dari diri saya.

A: terus apa keinginan dan harapan ibu

setelah mengikuti kegiatan ini?

I:yah keinginan saya adanya perubahan dari

dalam diri saya, ibadah meningkat dan

bekerjapun semakin bersemangat

A: nah setelah mengikuti kegiatannya,

apakah ibu merasakan adanya perubahan

dari diri ibu dan tercapainya keinginan ibu

setelah mengikuti kegiatan bimbingan

rohani ini?

I: Alhamdulilah setelah saya mengikuti baru

saya paham tujuan dari diadakannya kegiatan

ini yaitu saya semakin sadar ternyata bekerja

bukan hanya sekedar mencari nafkah aja, tapi

kerja adalah suatu anjuran dalam agama kita

yang kelak akan kita pertanggung jawabkan,

dan saya tahu setelah menghikuti bimbingan

bahwa kerja ini salah satu bagian dari ibadah

ketika dilakukan dengan niat dan ikhlas, dan

saya juga belajar kalau agama menuntut kita

untuk bertanggung jawab dalam setiap

pekerjaan yang kita kerjakan dan kejujuran

kita dalam bekerja, dengan pengetahuan saya

yang terbatas ini saya mulai sadar yang

dulunya shalat saya bolong-bolong sekarang

insyaallah ibadahnya rajin terus bekerja pun

lebih nyaman dan ikhlas.

A: Sebelum dan setelah mengikuti

bimbingan rohani apakah ada perbedaan

yang ibu rasakan ketika bekerja?

I: Ada, sebelumnya saya bekerja itu malas-

malasan ketika bekerja tidak bersemangat dan

giliran gajian saya paling semangat dan ibadah

juga.

Dengan kegiatan ini dapat

merubah diri karyawan

seperti ibadah meningkat dan

kerjapun semakin

bersemangat.

Adanya peningkatan seperti

ibadah tidak bolong-bolong

dan lebih bertanggung jawab

terhadap apa yang dikerjakan.

Ikhlas dengan apa yang

semakin baik.

Bimbingan rohani dapat

meningkatkan ibadah dan

memotivasi kerja

karyawan agar lebih

bersemangat.

Ibadah yang tadinya

bolong-bolong sekarang

sudah tidak.

Lebih menikmati dan

Page 143: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

sayapun sering bolong-bolong, setelah

mengikuti kegiatan bimbingan rohani saya

semakin ikhlas dan menikmati pekerjaan saya

yang sekarang, dan ternyata segala sesuatunya

apabila dikerjakan dengan ikhlas dan

dinikmati akan terasa senang aswad.

A: Apa saja hambatan yang ibu rasakan

selama mengikuti bimbingan rohani?

I: Mungkin kalau untuk hambatannya karena

kita bekerja dari pagi sampai malam ya aswad,

kadang kita kelelahan selesai bekerja jadi

malamnya malas untuk menghadiri

pengajiannya.

A: Menurut ibu sendiri setelah merasakan

efek dari kegiatan bimbingan rohani ini

apakah bimbingan rohani efektif

diterapkan di dunia kerja?

I: Bagus sangat efektif sekali

A: Menurut ibu apakah setiap karyawan

harus memiliki etos kerja?

I: Haruslah, semua karyawan harus memiliki

etos kerja, karena etos kerja bukan hanya

semangat dalam bekerja saja tapi tanggung

jawab dan disiplin.

A: pertanyaan terakhir ni bu hehe, adakah

peningkatan dari segi kinerja setelah ibu

mengikuti bimbingan rohani?

I: Kalau peningkatannya saya juga tidak tahu

ya, karena masing-masing punya tugas

sendiri, mungkin meningkatnya kalau sebelum

mengikuti pangajian banyak mengeluh, kalau

sekarang lebih menikmati pekerjaan dan

ikhlas.

A: oh gitu ya bu. Makasih ya bu sudah

meluangkan waktunya dan berkenan untuk

diwawancarai (sambil tersenyum)

I: iya sama-sama aswad, ngga papa saya juga

ngerasain kok diposisi kamu, karena anak

saya juga kuliah dan sekarang udah selesai,

cuma kan pernah diposisi seperti kamu,

makanya anak-anak yang penelitian disini

saya senang dan insyaallah selama saya bisa

bantu akan saya bantu.

A: iya bu, makasih banyak ni bu sekali lagi

karena udah mengerti bu (sambil

tersenyum dan salaman mencium tangan si

ibu).

dikerjakan sekarang.

Bimbingan rohani sangat

efektif apabila diterapkan

didunia kerja.

Tidak mengeluh lagi dan lebih

ikhlas dengan apa yang

dikerjakan sekarang.

mensyukuri apa yang

dikerjakan saat ini.

Bimbingan rohani sangat

efektif dalam

meningkatkan etos kerja

karyawan

tidak pernah mengeluh

lagi saat bekerja.

Page 144: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil
Page 145: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

Temuan tema yang muncul pada informan ibuk iyoh

Tema Sub Kategori

karyawan lebih merasa nyaman bekerja

dipabrik CV. Kakang prabu, karena dipabrik

ini karyawan bekerja tidak terlalu tertekan

dan peraturannya pun tidak terlalu ketat.

Sistem yang diterapkan dipabrik adalah

kekeluargaan sehingga tidak ada tekanan dari

pihak pabrik dan atasan. Karyawan tidak

bebas dan tidak juga terikat dalam hal

pekerjaan, namun tidak ada hambatan dan

kendala dalam penyelesaian pekerjaan

Materi yang disampaikan saling berkaitan

mempermudah pemahaman karyawan dalam

memahami materi serta dapat

mengaplikasikan nya dalam kehidupan

sehari-hari.

materi yang disampaikan sesuai dengan alur

kitab yang berkesinambungan mempermudah

karyawan memahami materi.

Metode yang digunakan dalam

menyampaikan materi yaitu ceramah dan

diskusi mempermudah karyawan dalam

memahami materi.

Metode ceramah dan diskusi mempermudah

karyawan dalam memahami materi karena

ada feedback dari karyawan, misalnya ketika

para karyawan bingung dan kurang

memahami materi karyawan bisa langsung

menanyakan ke pembimbing.

Semua karyawan yang mengikuti kegiatan

bimbingan rohani mempunyai tujuan yang

sama yaitu agar ibadah dan kinerja mereka

semakin baik.

Dengan adanya bimbingan rohani ibadah dan

kinerja karyawan semakin baik.

Bimbingan rohani dapat meningkatkan

ibadah dan memotivasi kerja karyawan agar

lebih bersemangat.

dengan materi yang dipahami karyawan

dapat meningkatkan ibadah dan memotivasi

karyawan agar lebih bersemangat dalam

bekerja.

Ibadah yang tadinya bolong-bolong sekarang

sudah tidak.

Kegiatan bimbingan rohani menyadarkan

karyawan untuk lebih giat lagi beribadah,

agar mempermudah rezeki.

Lebih menikmati dan mensyukuri apa yang

dikerjakan saat ini.

Setelah mengikuti bimbingan rohani

karyawan lebih bersyukur dan lebih

menikmati apa yang dikerjakan saat ini.

Bimbingan rohani sangat efektif dalam

meningkatkan etos kerja karyawan

Adanya bimbingan rohani meningkatkan etos

kerja karyawan.

tidak pernah mengeluh lagi saat bekerja. Bekerja selalu bersemangat dan tidak pernah

mengeluh.

Page 146: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

CATATAN OBSERVASI

A. Catatan observasi pada informan ibu Iyoh

Pada hasil observasi informan ibu Iyoh yang dimulai dari tanggal 1 desember sampai

tanggal 31 januari 2018. Peneliti menyajikan dengan cara merangkum hasil keseluruhan hasil

observasi yakni dimulai dari lokasi tempat observasi yang berbeda-beda, kondisi tempat

wawancara, gambaran dan penampilan subjek, dan ringkasan sikap informan selama jalannya

wawancara. Peneliti menggunakan observasi natural dan partisipan dengan tujuan menggali

secara keseluruhan terkait tujuan penelitian. Alasan peneliti merangkum dan menyajikan

demikian adalah agar lebih mempermudah pembaca dalam memahmi tema-tema besar hasil

interpretasi observasi.

Hasil Observasi Tema

Tempat ibu Iyoh bekerja diruang matrial dan

cutting dan sekaligus penanggung jawab tugas

tersebut. Keseharian ibu Iyoh bekerja yaitu ngecek

bahan-bahan matrial dan memantau karyawan yang

di gudang matrial dan cutting. Ibu Iyoh adalah

orang yang ramah, peduli dan pengertian terhadap

sesama. Ibu Iyoh juga salah satu karyawan yang

aktif dalam mengikuti kegiatan bimbingan rohani

dan juga rajin beribadah ditengah-tengah bekerja.

Ibu Iyoh adalah orang yang ramah

peduli dan rajin beribadah.

Keseharian ibu Iyoh mengontrol karyawan bagian

matrial dan cutting. Keakraban dan kebersamaan

antara karyawan sangat dapat dirasakan layaknya

seperti keluarga, dan bahkan kebersamaan antara

karyawan dan pimpinan pun sangat terasa begitu

akrab.

Kebersamaan antara karyawan dan

pimpinan sangat akrab

Sikap informan terhadap penulis ketika melakukan

penelitian sangat baik dan ramah beliau begitu

respect terhadap orang lain, khususnya penulis

Sikap informan terhadap penulis baik

dan ramah dan sangat respect.

Page 147: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

sendiri. Beliau juga ikut mendampingi penulis

ketika melakukan penelitian dan salah satu

karyawan yang paling penulis repotkan namun

ekspresi wajah informan tetap tersenyum dengan

suara yang lembut dan ramah. Mata informan

terlihat biasa-biasa saja ketika melihat penulis dan

informan juga cukup terbuka kepada penulis.

Tempat wawancara dilakukan tepatnya didalam

gudang matrial menggunakan meja dengan taplak

warna merah dan duduk dibangku saling

berhadapan. Saat wawancara tidak suara yang

berisik yang mengganggu jalannya wawancara

karena waktu karyawan istirahat saat wawancara

berlangsung. Informan menggunakan baju putih

bercorak biru dengan menggunakan hijab warna

biru dan celana berwarna hitam.

Tempat dipabrik, dengan suasana yang

berisik mesin cutting.

Page 148: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

CATATAN OBSERVASI

A. Catatan observasi pada informan bapak Tata

Pada hasil observasi informan bapak Tata yang dimulai dari tanggal 1 desember

sampai tanggal 31 januari 2018. Peneliti menyajikan dengan cara merangkum hasil

keseluruhan hasil observasi yakni dimulai dari lokasi tempat observasi yang berbeda-beda,

kondisi tempat wawancara, gambaran dan penampilan subjek, dan ringkasan sikap informan

selama jalannya wawancara. Peneliti menggunakan observasi natural dan partisipan dengan

tujuan menggali secara keseluruhan terkait tujuan penelitian. Alasan peneliti merangkum dan

menyajikan demikian adalah agar lebih mempermudah pembaca dalam memahmi tema-tema

besar hasil interpretasi observasi.

Hasil Observasi Tema

Lingkungan pabrik cukup ramai dipenuhi dengan

masyarakat sekitar dan para kyai, rumah

masyarakat dan pabrik saling berdekatan. Situasi

dan kondisi lingkungan yang baik yang sebenarnya

sangat mendukung para karyawan untuk lebih

menguasai pengetahuan tentang agama, karena

dilingkungan tersebut masih banyak para ustadz

dan kyai. Untuk bapak Tata sendiri adalah

karyawan yang sangat ramah dan baik dalam

berprilaku dan bertutur kata kepada semua

karyawan, bapak Tata juga salah satu orang yang

dipercaya dipabrik ketika karyawan lain mengalami

kesulitan dalam mengerjakan sesuatu. Saat

bimbingan rohani pun bapak Tata sangat antusias

mengikuti kegiatan tersebut dengan secangkir kopi

dan rokok yang selalu menemani beliau untuk

menghilangkan ngantuk saat mengikuti kegiatan,

dan bapak Tata juga terlihat aktif ketika diberi

Bapak Tata orang yang baik dan

ramah, dan beliau juga sangat care

terhadap karyawan lainnya. Salah satu

karyawan yang sangat antusias

mengikuti kegiatan bimbingan rohani.

Page 149: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

kesempatan untuk bertanya.

Setiap karyawan punya kerjaan masing-masing

yang sudah ditentukan oleh pabrik sesuai dengan

kemampuan karyawan sendiri, namun karyawan

juga dituntut untuk bisa mengerjakan pekerjaan

yang lain. Suasana kebersamaan karyawan sangat

akrab sekali, saat mau masuk pabrik pada pagi hari

ketika para karyawan saling bertemu dan bertatap

muka mereka saling bersalaman, saat sedang

bekerja pun mereka saling bercanda antara satu

sama lainnya namun tidak menghambat pekerjaan

meraka, dan ketika mau pulang pun mereka

bersalaman dengan wajah yang ceria. Dan suasana

keakraban dan kekeluargaan ini tidak hanya

dilakukan para karyawan namun pimpinan pabrik

pun ikut menikmati suasana kekeluargaan ini.

Suasana keakraban dipabrik antara

sesama karyawan seperti keluarga yang

sangat dekat, tidak hanya itu pimpinan

pabrik pun menerapkan suasana

kekeluargaan itu dengan karyawan lain

yaitu dengan bercanda bareng

karyawan dan membuat kegiatan Studi

Tour.

Selama penulis melakukan penelitian, sikap

informan terhadap penulis sangat baik dengan

ekspresi wajah yang selalu tersenyum, intonasi

suara informan pun tidak keras tidak pelan juga

tidak menggebu-gebu dan jelas dalam

menyampaikan sesuatu. Dan informan juga yang

mendampingi penulis selama melakukan penelitian

dipabrik atas rekomendasi bapak Aef selaku

Direktur Operasional. Informan juga cukup terbuka

dengan penulis mengenai pengalaman hidupnya.

Sikap informan terhadap penulis baik

dan ramah.

Tempat wawancara dipabrik sepatu, tepatnya

didepan pintu masuk ruang matrial, saat wawancara

informan sedang dalam istirahat selesai bekerja.

Ketika wawancara berlangsung suasana pabrik

cukup berisik karena suara mesin cutting namun

tidak menghambat jalannya wawancara. Saat

wawancara informan memakai baju kaos hitam

Tempat dipabrik, dengan suasana yang

berisik mesin cutting.

Page 150: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

celana jeans dan memakai topi sambil merokok

selama wawancara berlangsung.

Page 151: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

Gambar. i

Pengajian Karyawan

Gambar ii

Wawancara dengan karyawan I

Page 152: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

Gambar iii

Setelah wawancara dengan karyawan II

Gambar iv

Penulis bersama pembimbing

Page 153: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

Gambar v

Wawancara dengan pembimbing

Gambar vi

Bersama Manager Pabrik

Page 154: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

Gambar vii

Diruangan Administrasi pabrik bersama ibu Siti & ibu Eti

Gambar viii

Presentasi di depan seluruh leader pabrik sepatu

Page 155: EFEKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40782/1/HAJRUL ASWAD... · kesehariannya. Etos kerja dalam Islam hasil

Gamabar ix

Potho bersama karyawan