EFEKTIFITAS PENERAPAN PROGRAM PELATIHAN … filemasyarakat miskin. Salah satu contoh program...

18
Jurnal Pendidikan Riama ISSN 2089-287X (Media Cetak) Vol. 3 No. 02. 2018 156 | Page JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan EFEKTIFITAS PENERAPAN PROGRAM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DALAM UPAYA PENGENTASKAN KEMISKINAN DI DESA LEBAKWANGI KECAMATAN ARJASARI KABUPATEN BANDUNG Oleh Oki Prayogi 1) e-mail: [email protected] Abstrak Peningkatan angka garis kemiskinan di Indonesia menyebabkan bertambahnya penduduk miskin sebesar 120 ribu jiwa. Garis kemiskinan penduduk perkotaan ditetapkan sebesar Rp. 308.826 per kapita per bulan dan penduduk miskin perdesaan sebesar Rp. 275.779 per kapita per bulan. Dengan perhitungan uang tersebut dapat dibelanjakan untuk memenuhi konsumsi setara dengan 2.100 kalori per kapita per hari, ditambah dengan pemenuhan kebutuhan pokok minimum lainnya, seperti sandang, kesehatan, pendidikan, transportasi. Dalam upaya pengentasan kemiskinan, pemerintah maupun pihak swasta membuat program yang dapat membantu masyarakat miskin agar tercapai pembangunan yang berkelanjutan melalui social capital. Salah satu contoh program pengentasan kemiskinan adalah pelatihan kewirausahaan yang dilakukan di desa Lebakwangi kepada kaum petani penggarap. Progam ini berupa pelatihan budi daya lele sangkuriang mulai dari pemilihan bibit unggul hingga pemasaran. Jumlah penduduk yang di bawah garis kemiskinan di desa Lebakwangi pada tahun 2014 sebanyak 3794 ribu jiwa. Sebagian dari penduduk miskin ini diikutsertakan dalam program pelatihan budidaya lele ini bisa meningkatkan perekonomian masyarakat. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sequential explanatory, yaitu mengumpulkan dan menganalisis data kuantitatif kemudian mengumpulkan dan menganalisis data kualitatif. Pada penelitian kualitatif merujuk pada pendekatan Leiden Ethosystems dengam menggunakan participant view (PV), sedangkan pada penelitian kuantitatif digunakan statistic untuk menganalisis dan menghitung efektifitas penerapan program pelatihan kewirausahaan di desa Lebakwangi. Penelitian ini dilakukan terhadap 37 responden yang menjadi peserta program pelatihan kewirausahaan. Variabel yang akan diteliti adalah penerapan program latihan kewirausahaan. Variabel yang akan diteliti adalah penerapan program pelatihan kewirausahaan di desa Lebakwangi yang dilakukan oleh BEST Community Development dengan dua variabel control yaitu program pemberdayaan dari pemerintah dan program pemberdayaan dari CSR perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program pelatihan kewirausahaan yang dilakukan oleh BEST Community Development cukup efektif dalam mengentaskan kemiskinan di desa Lebakwangi Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung dibandingkan dengan program pemberdayaan dari pemerintah maupun dari CSR perusahaan. Kata Kunci: pengentasan kemiskinan, pelatihan, kewirausahaan, pemberdayaan A. PENDAHULUAN Data BPS melalui hasil Susenas pada akhir tahun 2013, garis kemiskinan penduduk perkotaan ditetapkan sebesar Rp. 308.826 per kapita per bulan dan penduduk miskin perdesaan sebesar Rp. 275.779 per kapita per bulan. Dengan perkiraan uang tersebut dapat dibelanjakan untuk memenuhi konsumsi setara

Transcript of EFEKTIFITAS PENERAPAN PROGRAM PELATIHAN … filemasyarakat miskin. Salah satu contoh program...

Page 1: EFEKTIFITAS PENERAPAN PROGRAM PELATIHAN … filemasyarakat miskin. Salah satu contoh program pengentasan kemiskinan adalah pelatihan kewirausahaan yang dilakukan di desa Lebakwangi

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 02. 2018

156 | P a g e

JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

EFEKTIFITAS PENERAPAN PROGRAM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DALAM

UPAYA PENGENTASKAN KEMISKINAN DI DESA LEBAKWANGI

KECAMATAN ARJASARI KABUPATEN BANDUNG

Oleh

Oki Prayogi1)

e-mail: [email protected]

Abstrak

Peningkatan angka garis kemiskinan di Indonesia menyebabkan bertambahnya

penduduk miskin sebesar 120 ribu jiwa. Garis kemiskinan penduduk perkotaan

ditetapkan sebesar Rp. 308.826 per kapita per bulan dan penduduk miskin perdesaan

sebesar Rp. 275.779 per kapita per bulan. Dengan perhitungan uang tersebut dapat dibelanjakan untuk memenuhi konsumsi setara dengan 2.100 kalori per kapita per hari,

ditambah dengan pemenuhan kebutuhan pokok minimum lainnya, seperti sandang,

kesehatan, pendidikan, transportasi. Dalam upaya pengentasan kemiskinan, pemerintah maupun pihak swasta membuat program yang dapat membantu masyarakat miskin agar

tercapai pembangunan yang berkelanjutan melalui social capital. Salah satu contoh

program pengentasan kemiskinan adalah pelatihan kewirausahaan yang dilakukan di desa Lebakwangi kepada kaum petani penggarap. Progam ini berupa pelatihan budi

daya lele sangkuriang mulai dari pemilihan bibit unggul hingga pemasaran. Jumlah

penduduk yang di bawah garis kemiskinan di desa Lebakwangi pada tahun 2014

sebanyak 3794 ribu jiwa. Sebagian dari penduduk miskin ini diikutsertakan dalam program pelatihan budidaya lele ini bisa meningkatkan perekonomian masyarakat.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sequential explanatory,

yaitu mengumpulkan dan menganalisis data kuantitatif kemudian mengumpulkan dan menganalisis data kualitatif. Pada penelitian kualitatif merujuk pada pendekatan Leiden

Ethosystems dengam menggunakan participant view (PV), sedangkan pada penelitian

kuantitatif digunakan statistic untuk menganalisis dan menghitung efektifitas penerapan

program pelatihan kewirausahaan di desa Lebakwangi. Penelitian ini dilakukan terhadap 37 responden yang menjadi peserta program

pelatihan kewirausahaan. Variabel yang akan diteliti adalah penerapan program latihan

kewirausahaan. Variabel yang akan diteliti adalah penerapan program pelatihan kewirausahaan di desa Lebakwangi yang dilakukan oleh BEST Community Development

dengan dua variabel control yaitu program pemberdayaan dari pemerintah dan program

pemberdayaan dari CSR perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program pelatihan kewirausahaan yang

dilakukan oleh BEST Community Development cukup efektif dalam mengentaskan

kemiskinan di desa Lebakwangi Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung dibandingkan

dengan program pemberdayaan dari pemerintah maupun dari CSR perusahaan.

Kata Kunci: pengentasan kemiskinan, pelatihan, kewirausahaan, pemberdayaan

A. PENDAHULUAN

Data BPS melalui hasil Susenas pada akhir tahun 2013, garis kemiskinan

penduduk perkotaan ditetapkan sebesar Rp. 308.826 per kapita per bulan dan

penduduk miskin perdesaan sebesar Rp. 275.779 per kapita per bulan. Dengan

perkiraan uang tersebut dapat dibelanjakan untuk memenuhi konsumsi setara

Page 2: EFEKTIFITAS PENERAPAN PROGRAM PELATIHAN … filemasyarakat miskin. Salah satu contoh program pengentasan kemiskinan adalah pelatihan kewirausahaan yang dilakukan di desa Lebakwangi

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 02. 2018

157 | P a g e

JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

dengan 2.100 kalori per hari, ditambah dengan pemenuhan kebutuhan pokok

minimum lainnya, seperti sandang, kesehatan, pendidikan, transportasi. Angka

garis kemiskinan ini lebih tinggi bila disbanding dengan angka tahun 2012 yang

hanya sekitar Rp. 277.382 per kapita per bulan untuk pendudukn perkotaan dan

Rp. 240.441 bagi penduduk perdesaan. Dengan meningkatnya garis kemiskinan

tersebut menyebabkan bertambahnya penduduk miskin di Indonesia sebear 120

ribu jiwa. Berikut ini adalah data kemiskinan di Indonesia dari tahun 1970-2013.

Dalam upaya untuk mengentaskan kemiskinan banyak sekali upaya

pemerintah maupun swasta untuk membuat program pemberdayaan kepada

masyarakat miskin. Salah satu contoh program pengentasan kemiskinan adalah

pelatihan kewirausahaan yang dilakukan di desa Lebakwangi kepada kaum petani

penggarap, progam ini berupa pelatihan budi daya lele sangkuriang mulai dari

pemilihan bibit unggul, pembesaran sampai dengan pemasaran.

Berikut ini adalah data penduduk di desa Lebakwangi Kecamatan Arjasari

Kabupaten Bandung.

Tabel 1..2 Data Penduduk Miskin di Desa Lebakwangi

No. Tahun Jumlah/Orang Jenis Pekerjaan

1.

2.

3.

2012

2013

2014

2978

3214

3794

Buruh tani, petani penggarap tanah,

buruh bangunan

Berdasarkan data di atas maka dapat kita ketahui bahwa jumlah penduduk

yang di bawah garis kemiskinan pada tahun 2014 sebanyak 3794 ribu jiwa.

Sebagian dari penduduk miskin ini diikutsertakan dalam program pelatihan

budidaya lele yang pada intinya adalah bagaimana pelatihan budidaya lele ini,

peserta pelatihan dapat menambah pemahaman dan pengetahuan mengenai cara

melakukan budidaya lele yang baik dan benar. Tetapi pemahaman dan

pengetahuan ini pada gilirannya harus bisa dilaksanakan secara langsung oleh

masyarakat peserta pelatihan dan akan diberikan bantuan modal.

Pelatihan kewirausahaan ini bertujuan untuk program pengentasan

kemiskinan. Program ini diharapkan dapat membangkitkan perekonomian

keluarga. Modal kerja untuk program ini juga dapat disediakan oleh pihak yang

diajak kerjasama untuk program ini, seperti CSR perusahaan-perusahaan atau

BMT yang ada di sekitar daerah Bandung. Kemudian makanan jadi ini akan

Page 3: EFEKTIFITAS PENERAPAN PROGRAM PELATIHAN … filemasyarakat miskin. Salah satu contoh program pengentasan kemiskinan adalah pelatihan kewirausahaan yang dilakukan di desa Lebakwangi

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 02. 2018

158 | P a g e

JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

dibantu pemasarannya ke daerah kota Bandung dan sekitarnya. Program pelatihan

kewirausahaan ini dilakukan oleb BEST Community Development.

BEST Community Development (CD) didirikan pada tahun 2006. Lahir

sebagai sebuah lembaga non pemerintahan (NGO) independen di bawah Yayasan

Mitra Pemberdayaan Indonesia yang bergerak dalam bidang pengembangan

masyarakat. BEST CD merupakan lembaga outsource dari salah satu Baitulmaal.

Baitulmaal tersebut berperan sebagai lembaga keuangan bagi BEST CD di dalam

melakukan Kegiatan pemgembangan masyarakat. Pada mulanya Baitulmaal

tersebutu memberikan program beasiswa prestatif bagi beberapa orang

mahasiswa. Beasiswa ini mengharuskan setiap penerimanya untuk aktif di daeraha

masing-masing.

Di dalam perjalanannya, ada beberapa orang mahasiswa yang tidak dapat

aktif di daerah, sehingga pihak Baitulmaal memberikan solusi untuk memberikan

Kegiatan pengabdian berupa bimbingan belajar di daerah Tegal. Setelah berjalan

beberapa waktu, ternyata program bimbingan belajar tersebut tetap bertahan dan

mendapat sambutan positif dari masyarakat karena membantu anak-anak di dalam

belajar. Pada akhirnya, para mahasiswa yang semula hanya menjalankan program

demi kelangsungan beasiswa prestatif yang mereka dapatkan kemudian

mengusulkan agar dibuat lembaga legal yang dapat menaungi berbagai Kegiatan

pengabdian dan pengembangan masyarakat. Maka, dibentuklah Best CD sebagai

wadah yang menaungi Kegiatan tersebut. Berdasarkan penjelasan dan

permasalahan yang telah diuraikan, maka penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui efektifitas penerapan program pelatihan kewirausahaan dalam upaya

pengentasan kemiskinan di Desa Lebakwangi Kecamatan Arjasari Kabupaten

Bandung.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas program pelatihan

kewirausahaan yang diterapkan di desa Lebakwangi Kec. Arjasari terhadap

pengentasan kemiskinan.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:

Page 4: EFEKTIFITAS PENERAPAN PROGRAM PELATIHAN … filemasyarakat miskin. Salah satu contoh program pengentasan kemiskinan adalah pelatihan kewirausahaan yang dilakukan di desa Lebakwangi

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 02. 2018

159 | P a g e

JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

1. Peneliti

a. Dijadikan sarana untuk menambah wawasan mengenai program pelatihan

kewirausahaan dalam upaya pengentasan kemiskinan.

b. Memberikan gambaran tentang efektifitas penerapan program pelatihan

kewirausahaan yang dapat bertanggungjawabkan untuk bahan penelitian

lebih lanjut.

2. Lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan

a. penelitian yang dilakukan dapat dijadaikan bahan pembelajaran bagi

lembaga-lembaga dalam perencanaan pembuatan program-program

pemberdayaan masyarakat.

3. Pemerintah

a. Dapat menjadi pembelajaran untuk membuat program pemberdayaan yang

lebih efektif dalam upaya mengentaskan kemiskinan.

b. Menjadi acuan bagi pemerintah yang bertujuan agar program

pemberdayaan kepada masyarakat dapat lebih efektif.

4. Perusahaan

a. Menambah wawasan kepada perusahaan-perusahaan yang memiliki

departemen CSR untuk melakukan pemberdayaan masyarakat yang

efektif.

b. Memberikan pedoman bagi perusahaan dalam pembuatan program

pemberdayaan masyarakat.

B. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixed methods.

Metode penelitian ini merupakan penggabungan dua bentuk penelitian yang telah

ada sebelumnya yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Menurut

Cresswell (2010), penelitian gabungan merupakan pendekatan penelitian yang

mengkombinasikan antara penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif.

Menurut pendapat Sigiyono (2012) menyatakan bahwa metode penelitian

kombinasi (mixed methods) adalah suatu metode penelitian yang

mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode kuantitatif dengan

metode kualitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegiatan

penelitian sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliable dan

Page 5: EFEKTIFITAS PENERAPAN PROGRAM PELATIHAN … filemasyarakat miskin. Salah satu contoh program pengentasan kemiskinan adalah pelatihan kewirausahaan yang dilakukan di desa Lebakwangi

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 02. 2018

160 | P a g e

JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

objektif. Adapun yang menjadi strategi-strategi dalam mixed methods, Menurut

Cresswell (2011) yaitu 1) strategi metode campuran sekuensial (sequential mixed

methods); 2) strategi metode campuran konkuren (concurrent mixed methods); 3)

metode campuran transformatif (transformative mixed methods).

Desain Penelitian

Jenis desain penelitian pada penelitian mixed methods dibagi menjadi tiga

yaitu sequential explanatory designs, sequential exploratory designs, dan

concurrent triangulation design.

Lokasi, Waktu dan Objek Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di desa Lebakwangi Kecamatan Arjasari

Kabupaten Bandung. Desa tersebut adalah desa yang menerima program pelatihan

kewirausahaan dari BEST CD. Program pelatihan kewirausahaan ini dimulai pada

tahun 2013. Desa Lebakwangi terletak 16,5 km dari kota Bandung. Penelitian

dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2015 dengan objek penelitian program

pelatihan kewirausahaan Best Community Development.

Variabel Penelitian dan Operasional Variabel

Variabel Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah penelitian ini, maka dapat ditetapkan tiga

jenis variabel dengan keterangan sebagai berikut (Sugiyono, 2011):

a. Variabel independen atau disebut juga variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi suatu sebab terjadinya perubahan atau timbulnya variabel

terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Program Pelatihan

Kewirausahaan Best Community Development (X1)\

b. Variabel control merupakan variabel yang ikut mempengaruhi variabel lain

(terikat) yang dibuat sama dan terkendali. Variabel control pada penelitian ini

adalah Program Pemerintah (X2) dan program CSR Perusahaan (X3).

c. Variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

terjadi akibat pengaruh dari variabel bebas. Variabel dependen pada penelitian

ini adalah upaya pengentasan kemiskinan di desa Arjasari (Y).

Operasional Variabel

Operasionalisasi variabel merupakan pemberian pengertian atau defenisi

terhadap suatu variabel dengan cara memberikan spesialisasikan kegiatan yang

Page 6: EFEKTIFITAS PENERAPAN PROGRAM PELATIHAN … filemasyarakat miskin. Salah satu contoh program pengentasan kemiskinan adalah pelatihan kewirausahaan yang dilakukan di desa Lebakwangi

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 02. 2018

161 | P a g e

JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

diperlukan untuk mengukur nilai variabel tersebut (Nazir, 1983). Kuisioner adalah

alat yang akan digunakan sebagai instrument dalam penelitian ini. Jawaban yang

akan disediakan dalam kuisioner tersebut adalah lima alternatif jawaban atas

setiap item pertanyaan, dimana setiap jawaban tersebut memiliki skor yang

berbeda satu sama lain. Semakin tinggi skor jawaban dari responden pada

penelitian ini memberikan keterangan bahwa responden tersebut memiliki positif

terhadap objek yang diteliti. Pemberian skor pada jawaban tersebut akan

menggunakan skala Likert, sebagai berikut:

Tabel 3.2 Skala Likert

Skor Keterangan

1 Memiliki arti sangat tidak tidak setuju/sangat tidak bermanfaat/sangat

mengecewakan/sangat tidak puas

2 Memiliki arti tidak setuju/tidak bermanfaat/mengecewakan/tidak puas

3 Memiliki arti ragu-ragu/cukup bermanfaat/biasa saja

4 Memiliki arti setuju/bermanfaat/memuaskan

5 Memiliki arti sangat setuju/sangat bermanfaat/sangat memuaskan

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian yaitu seluruh

peserta program pelatihan kewirausahaan.

Sampel Penelitian

Sampel penelitian ini adala seluruh peserta latihan kewirausahaan BEST

Community Development yang sudah memiliki kolam sendiri berjumlah 37

orang.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sequential

explanatory ini dilakukan dengan cara berurutan. Data yang diambil baik data

kualitatif maupun data kuantitatif akan saling menunjang satu sama lain.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi,

wawancara, kuesioner/angket, studi dokumenter.

Instrumen Penelitian

Instrument Penelitian yang digunakan adalah lembar observasi, lembar

wawancara mendalam, lembar kuesioner dan dokumen. Instrument utama dalam

penelitian ini adalah peneliti sendiri yang dibantu dan didukung oleh instrument

Page 7: EFEKTIFITAS PENERAPAN PROGRAM PELATIHAN … filemasyarakat miskin. Salah satu contoh program pengentasan kemiskinan adalah pelatihan kewirausahaan yang dilakukan di desa Lebakwangi

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 02. 2018

162 | P a g e

JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

lainnya. Untuk metode kualitatif, peneliti menggunakan instrumen lembar

wawancara dan lembar observasi.

Analisis Data

Analisis Kuantitatif

Untuk mengetahui jawaban dari rumusan penelitian efektifitas penerapan

program pelatihan kewirausahaan maka akan dilakukan dengan menggunakan alat

bantu kuisioner dengan teknik analisis deskriptif. Analisa statistika deskriptif ini

dibutuhkan untuk mengolah data yang diperoleh dari kuisioner yang diperoleh

dari responden kemudian disederhanakan dengan tujuan agar mudah dipahami.

Data yang sudah didapatkan dari kuisioner akan diolah dengan alat bantu

elektronik atau software yang dapat mengolah data statistic yaitu Statistical

Package for Social Science (SPSS) versi 22. SPSS juga digunakan untuk

melakukan uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini.

Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji Validitas

Rumus yang digunakan untuk mengukur validitas kuisioner ini adalah

Rumus Bevariate Pearson, dengan dasar pengambilan keputusan adalah:

a. Jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel, maka item pertanyaan

kuisioner tersebut dinyatakan valid.

b. Jika nilai r hitung lebih kecil dari nilai r tabel, maka item pertanyaan

kuisioner tersebut dinyatakan tidak valid.

𝑟 =∑𝑥𝑦 −

(∑𝑥)(∑𝑦)𝑛

√(∑𝑥2 −(∑𝑥)2

𝑛 ) (∑𝑦2 −(∑𝑦)2

𝑛 )

Gambar 3.1 Rumus Bivariate Pearson

Uji Reliabilitas

Alat ukur yang digunakan mengukur nilai reliabilitas dari seluruh item

pertanyaan yang terdapat dalam kuisioner ini adalah uji Alpha Cronbach. Uji

reliabilitas ini digunakan untuk menguji seberapa reliabel seluruh item variabel

yang ada. Dasar pengambilan keputusan pada uji reliabilitas ini adalah:

a. Jika alpha (α) > 90%, maka reliabilitas sempurna.

b. Jika antara (α) 70%-90%, maka reliabilitas tinggi.

Page 8: EFEKTIFITAS PENERAPAN PROGRAM PELATIHAN … filemasyarakat miskin. Salah satu contoh program pengentasan kemiskinan adalah pelatihan kewirausahaan yang dilakukan di desa Lebakwangi

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 02. 2018

163 | P a g e

JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

c. Jika antara (α) 50%-70%, maka reliabilitas sedang (moderat).

d. Jika antara (α) < 50%, maka reliabilitas rendah.

α =(𝐾

𝐾−1) (

𝑠𝑟2−∑𝑠𝑡

2

𝑠𝑥2 )

Gambar 3.2 Rumus Uji Reliabilitas

Analisis Data Kualitatif

Analisis data yang dilaksanakan dalam penelitian ini digunakan dua

pendekatan, yaitu pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Menurut miles dan

Hubernas, data kualitatif diperoleh dari data reduction, data display dan

conclusion drawing/verification (Sugiyono, 2012). Analisis deskriptif kualitatif

didukung oleh hasil wawancara mendalam. Setelah menganalisis data kemudian

dilanjutkan dengan keabsahan data kualitatif yaitu dengan cara triangulasi

(membandingkan informasi dari informan yang satu dengan informan yang lain).

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Wilayah Penelitian

Lokasi penelitian yang berjudul “Efektifitas Program Pelatihan

Kewirausahaan dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan di Desa Lebakwangi

Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung” berada di Kabupaten Bandung, provinsi

Jawa Barat. Desa tersebut memiliki luas daerah 316.717 Ha/m2, dataran dengan

ketinggian 600 m di atas permukaan laut yang terbagi menjadi 5 dusun, 14 rukun

warga dan 63 rukun tetangga.

Desa lebakwatngi berbatasan langsung dengan beberapa wilayah sebagai

berikut:

Batas sebelah utara : Desa Wargaluyu

Batas sebelah selatan : Desar Arjasari

Batas sebelah barat : Desa Baros/Batukarut

Batas sebelah timur : Desa Tarajusari

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa Lebakwangi memiliki jumlah penduduk 11.610 jiwa, yang tersebar

kedalam 14 wilayah RW dengan perincian sebagai berikut:

Page 9: EFEKTIFITAS PENERAPAN PROGRAM PELATIHAN … filemasyarakat miskin. Salah satu contoh program pengentasan kemiskinan adalah pelatihan kewirausahaan yang dilakukan di desa Lebakwangi

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 02. 2018

164 | P a g e

JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

Tabel 4.1 Penduduk Desa Lebakwango

No Jumlah Jumlah Kepala Keluarga

Menurut Jenis Kelamin

Jumlah Jiwa dalam Keluarga

Menurut Jenis Kelamin

RW RT L P Jumlah L P Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

1

2

3

4

5

6

7

8

9 10

11

12

13

14

5

5

5

5

3

5

5

4

6 6

4

3

8

3

281

275

252

216

123

186

207

106

130 153

210

88

240

66

92

47

37

32

23

31

32

17

6 19

40

11

11

1

373

322

289

248

146

217

239

123

136 172

250

99

251

67

764

612

521

478

258

369

466

288

282 405

472

197

536

147

789

639

578

453

274

375

466

221

304 367

459

188

542

133

1553

1251

1159

931

532

771

932

449

586 772

931

385

1078

280

Jumlah2 67 2533 399 2932 5822 5788 11610

Tabel 4.2 Mata Pencaharian Masyarakat Lebakwangi

No. Mata Pencaharian Jumlah

1.

2.

3.

4

5.

6.

7.

8.

Petani

a. petani pemilik tanah

b. petani penggarap

c. buruh tani peternak

pengrajin/industri kecil

buruh industri

buruh bangunan

pedagang

jasa pengangkutan

PNS/TNI POLRI

664

1764

1245 124

9

2241

785

202

3

367

Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Lebakwangi

No. Tingkat Pendidikan Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Belum Sekolah

Tidak tamat sekolah dasar

Tamat SD/sederajat

Tamat SMP/ sederajat

Tamat SMA/sederajat

Tamat akademik/sederajat

Tamat perguruan tinggi/sederajat Buta huruf

1065

274

1317

1087

972

163

79 68

(Sumber: Arsip Lebakwangi, 2015)

Tabel 4.4 Pengurus Pemerintah Desa Lebakwangi

No. Tingkat Pendidikan Jabatan

1 H. Ade Tiana Kepala Desa

2 Entang Hidayat Sekretaris Desa

3 Amid K Kaur Umum

4 U. Dupaman Kaur Keuangan

5 Hartanto Kasi BEM

6 Ade Sabdi Kasi Kamtib

7 H. Sutia Kasi KR

8 Imam Kadus 1

Page 10: EFEKTIFITAS PENERAPAN PROGRAM PELATIHAN … filemasyarakat miskin. Salah satu contoh program pengentasan kemiskinan adalah pelatihan kewirausahaan yang dilakukan di desa Lebakwangi

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 02. 2018

165 | P a g e

JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

9 Odang Kadus 2

10 Komar R.S Kadus 3

11 Tatang Kadus 4

(Sumber: Arsip Lebakwangi, 2015)

Sejarah Best Community Development (BEST CD)

Best Community Development didirikan pada tahun 2006. Lahir sebagai

suatu lembaga non pemerintahan (NGO) independen di bawah Yayasan Mitra

Pemberdayaan Indonesia yang bergerak dalam bidang pengembangan masyarakat.

BEST CD merupakan lembaga oursource dari salah satu Baitul Mal. Baitul Mal

tersebut berperan sebagai lembaga funder bagi BEST CD di dalam melakukan

Kegiatan pengembagan masyarakat.

Pada mulanya Baitul Mal tersebut memberikan program beasiswa prestatif

bagi beberapa orang mahasiswa. Beasiswa ini mengharuskan setiap penerimanya

untuk aktif di daerah masing-masing. Di dalam perjalanannya, ada beberapa

orang mahasiswa yang tidak aktif di daerah, sehingga pihak Baitul Mal

memberikan solusi untuk memberikan kegiatna pengabdian berupa bimbingan

belajar di wilayah Tegal. Setelah berjalan beberapa waktu, ternyata program

bimbingan belajar tersebut tetap bertahan dan mendapat sambutan positif dari

masyarakat karena membantu anak-anak di dalam belajar.

Akhirnya, para mahasiswa yang semulanya hanya menjalankan program

demi kelangsungan beasiswa prestatif yang mereka dapatkan kemudian

mengusulkan agar dibuat lembaga legal yang dapat menaungi berbagai Kegiatan

pengabdian dan pengembangan masyarakat. Maka, dibentuklah Best CD sebagai

wadah yang menaungi Kegiatan tersebut.

Program-progam Best CD

Adapun yang menjadi program Best CD meliputi program pendidikan

alternatif pra sekolah (PAPS), program beasiswa, program pelatihan

kewirausahaan, progam pemberdayaan ekonomi, program tanggap bencana,

program sosial, program go green, sumber dana program Best CD. Berikut ini

adalah perbedaan sumber dana program Best CD:

Tabel 4.5 Sumber Dana Program-Program Best CD

CSR Donasi Umat Koperasi

Pemerintah mewajibkan

perusahaan menyisihkan 2%

dari laba bersih tahun

sebelumnya, dan bagi

Sedekah, zakat, infak dan yang

lainnya juga merupakan dana

yang dikelola oleh Best CD

dalam upaya pengentasan

Best CD juga memiliki

naungan lembaga keuangan

yaitu koperasi dan berasaskan

syariat islam yaitu BMT Mitra

Page 11: EFEKTIFITAS PENERAPAN PROGRAM PELATIHAN … filemasyarakat miskin. Salah satu contoh program pengentasan kemiskinan adalah pelatihan kewirausahaan yang dilakukan di desa Lebakwangi

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 02. 2018

166 | P a g e

JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

BUMN yang tidak

mendapatkan laba, besaran

biaya ditetapkan persentase

tertentu dari laba bersih

perusahaan

kemiskinan melalui program-

program yang mendukung

pemberdayaan masyarakat

Swadaya yang mendukung

program-program Best CD.

(Sumber: Arsip Best CD, 2015)

Best CD memiliki beberapa program pemberdayaan yang sudah

dijalankan. Program tersebut mencakup pendidikan, budidaya, ekonomi mikro,

pelatihan, go green, charity dan character building. Adapun persyaratan yang

diperlukan untuk menjadi peserta pelatihan Best Community Development adalah

sebagai berikut:

a. Memiliki penghasilan maksimal Rp. 1.000.000,- per bulan atau sesuai dengan

batas garis kemiskinan dan tidak memiliki penghasilan tetap.

b. Termasuk WNI (Warga Negara Indonesia)

c. Bersedia dilakukan survei dan pendekatan secara mendalam oleh pihak Best

CD.

d. Memiliki potensi dan prospek untuk dikembangkan.

e. Belum memiliki persyaratan perbankan.

Berikut ini merupakan langkah-langkah prosedur pemberian pinjaman

program pelatihan kewirausahaan:

Gambar 4.5 Prosedur Pelatihan dan Pemberian Pinjaman

ASSESMENT

SURVEY

PEMENUHAN SYARAT

YA

TIDAK

PEMBERIAN PINJAMAN

MULAI PELATIHAN

PENDAFTARAN

PESERTA

Biodata Calon

Peserta lengkap

Page 12: EFEKTIFITAS PENERAPAN PROGRAM PELATIHAN … filemasyarakat miskin. Salah satu contoh program pengentasan kemiskinan adalah pelatihan kewirausahaan yang dilakukan di desa Lebakwangi

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 02. 2018

167 | P a g e

JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

Untuk menjadi peserta pelatihan program pelatihan kewirausahaan Best

CD, calon peserta harus memenuhi syarat yang sudah ditetapkan. Pertama yang

dilakukan adalah proses assestment atau penilaian terhadap calon peserta

kemudian proses yang kedua adalah survey atau mengunjungi secara langsung

kondisi dari calon peserta, yang ketiga adalah proses pemenuhan syarat-syarat

calon peserta yang jika sudah terpenuhi, maka akan dilakukan proses pendaftaran.

Setelah proses pendaftaran dilanjutkan dengan proses pelatihannya sebelumnya

diberikannya pinjaman modal.

Dalam mendukung perkembangan dari masyarakat, program pelatihan

kewirausahaan memberikan program-program pendampingan yang dapat

membantu peserta untuk berkembang. Program tersebut seperti program pinjaman

modal, program pelatihan, program peningkatan motivasi dan spiritual, program

bantuan akses pemasaran dan pembinaan.

Berdasarkan hasil wawancara, didapatkan karakteristik usia responden.

Dari 37 orang responden, responden yang berusia 20-30 ada 9 orang, usia antara

31-40 ada 19 orang, usia 41-50 ada 5 orang dan usia di atas 51 berjumlah 4 orang.

Berdasarkan jenis kelamin dari 37 responden, ada 11 orang perempuan dan 26

orang berjenis kelamin pria. Dari segi pendidikan ada 11 orang pada tingkat SD,

ada 8 orang tingkat SMP dan 12 orang pada tingkat SMA.

Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif dari kuisioner dapat digunakan untuk menjawab

rumusan masalah, data yang diperoleh dari hasil kuisioner para peserta akan

diproses dengan menggunakan alat bantu hitung statistika kemudian analisis data

tersebut dapat memberikan jawaban atas permasalahan yang ada. Analisis data

kuisioner yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6 Tahapan Analisis

No. Tahapan Analisis Data

1 Analisis Regresi Linear Berganda

2 Analisis Korelasi Berganda

3 Analisis Determinasi

4 Uji Koefisien Regresi (Uji F)

5 Uji Koefisien Partial (Uji t)

Regresi linear berganda ini digunakan untuk mengetahui pengaruh suatu

variabel (yang lebih dari satu) terhadap variabel lainnya. Variabel pada penelitian

Page 13: EFEKTIFITAS PENERAPAN PROGRAM PELATIHAN … filemasyarakat miskin. Salah satu contoh program pengentasan kemiskinan adalah pelatihan kewirausahaan yang dilakukan di desa Lebakwangi

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 02. 2018

168 | P a g e

JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

ini adalah program pelatihan kewirausahaan, program pemberdayaan dari

pemerintah, dan program CSR perusahaan dan seberapa efektif pengaruhnya

terhadap pengentasan kemiskinan. Hasil pengolahan data kuisioner dengan

menggunakan aplikasi SPSS v22 untuk memudahkan menganalisis data dan

pengambilan keputusan.

Tabel 4.7 Data Kuisioner

No. ID

Peserta

X1 X2 X3 Y1 No. ID

Peserta

X1 X2 X3 Y1

1 PSTBCD01 15 6 5 13 20 PSTBCD020 11 7 8 9

2 PSTBCD02 13 6 5 11 21 PSTBCD021 13 6 6 11

3 PSTBCD03 12 8 8 10 22 PSTBCD022 13 5 5 15

4 PSTBCD04 13 6 6 11 23 PSTBCD023 12 5 5 11

5 PSTBCD05 13 8 9 15 24 PSTBCD024 12 9 9 10

6 PSTBCD06 17 7 5 12 25 PSTBCD025 14 8 5 12

7 PSTBCD07 11 5 6 10 26 PSTBCD026 13 6 5 11

8 PSTBCD08 10 5 5 9 27 PSTBCD027 12 9 9 10

9 PSTBCD09 11 6 8 11 28 PSTBCD028 13 8 7 11

10 PSTBCD010 9 6 5 9 29 PSTBCD029 15 4 7 11

11 PSTBCD011 12 8 8 13 30 PSTBCD30 15 8 9 14

12 PSTBCD012 13 5 5 10 31 PSTBCD031 11 8 5 12

13 PSTBCD013 14 7 8 12 32 PSTBCD032 13 6 6 11

14 PSTBCD014 13 8 9 11 33 PSTBCD033 13 5 5 15

15 PSTBCD015 13 7 7 13 34 PSTBCD034 11 5 4 11

16 PSTBCD016 15 8 8 11 35 PSTBCD035 13 9 9 10

17 PSTBCD017 10 5 5 10 36 PSTBCD036 14 8 5 12

18 PSTBCD018 14 8 9 13 37 PSTBCD037 13 6 5 11

19 PSTBCD019 16 8 6 11

Hasil penjumlahan dari kuisioner di atas akan digunakan untuk proses

pengolahan menggunakan uji regresi linear ganda, maka hasilnya sebagai berikut:

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std Error of

The Estimate

1 .396a .157 .080 1.56965

a. predictors (Consttant) X3, X1, X2

Model Sum of

Squares

df Mean Square F Sig

1 Regression

Residual

Total

15.127

81.306

96.432

3

33

36

5.042

2.464

2.047 .126b

a. dependent variable Y1

b. predictors (constant) X3, X1, X2

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig

1 (Constant)

X1

X2

X3

6.405

.369

.084

-.054

2.190

.160

.252

.209

.381

.072

-.055

2.924

2.312

.333

-.260

.006

.027

.071

.796

Page 14: EFEKTIFITAS PENERAPAN PROGRAM PELATIHAN … filemasyarakat miskin. Salah satu contoh program pengentasan kemiskinan adalah pelatihan kewirausahaan yang dilakukan di desa Lebakwangi

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 02. 2018

169 | P a g e

JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

Gambar 4.7 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis Korelasi Ganda Model R R Square Adjusted R

Square

Std Error of

The Estimate

1 .396a .157 .080 1.56965

a. predictors (Consttant) X3, X1, X2

Gambar 4.8 Hasil Model Summary Analisis Regresi

Analisis determinasi jika R2 = 0, maka tidak ada sedikitpun persentase

sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Apabila

nila R2 = 1, maka presentase pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen sempurna. Berdasarkan R2 yang didapatkan dari hasil analisis regresi

sebesar 0,157 atau 15,7% (Gambar 4.7). nilai tersebut menunjukkan besar

persentase pengaruh variabel independen secara bersamaan terhadap variabel

dependen adalah sebesar 15,7%. Berdaasarkan hasil regresi di atas (Gambar 4.6)

diketahui bahwa nilai F adalah 2,047 (F hitung).

Tingkat keyakinan yang digunakan dalam tahap pengujian ini sebesar

95%, maka α = 5% = 0,05. Nilai df 1=3 (jumlah variabel-1) dan df 2 = 33 (jumlah

responden – jumlah variabel independen-1), maka didapatkan nilai F tabel =

2,890. Dengan demikian, nilai F hitung (2,047) < nilai F tabel (2,890), sehingga

kesimpulan yang dapat diambil adalah tidak ada pengaruh signifikan antara X1,

X2, X3 secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Y1). Untuk menguji

masing-masing variabel independen digunakan nilai t hitung dari hasil analisis

regresi sebelumnya (gambar 4.6).

Coefficientsa

Model

Unstandarddized

Coefficients

Standard

Coefficients

T

Sig. B Error Beta

1 (Constant)

X1

X2

X3

6.405

.369

.084

-.054

2.190

.160

.252

.209

.381

.072

-.055

2.924

2.312

.333

-.260

.006

.027

.741

.796

Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif dilakukan berdasarkan hasil dari wawancara mendalam.

Program pelatihan kewirausahaan ini sangat berarti bagi masyarakat Lebakwangi

karena dengan adanya program ini masyarakat merasa dibantu untuk

mengembangkan kehidupan mereka ke arah yang lebih baik.

Page 15: EFEKTIFITAS PENERAPAN PROGRAM PELATIHAN … filemasyarakat miskin. Salah satu contoh program pengentasan kemiskinan adalah pelatihan kewirausahaan yang dilakukan di desa Lebakwangi

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 02. 2018

170 | P a g e

JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

Perbandingan Hasil Analisis Kuantitatif dan Kualitatif

No. Analisis Kuantitatif Analisis Kualitati

1 Variabel X1 (program pelatihan

kewirausahaan) berpengaruh signifikan

terhadap variabel Y, sedangkan X2 dan X3

tidak berpengaruh terhadap variabel Y.

Peserta sebanyak 91,8% (34 responden)

peserta akan tetap mengikuti program ini

sesuai dengan perencanaan dan sebanyak

8,3% (3 responden) menyatakan bahwa

mereka akan melihat kondisi ke depannya.

2 Variabel independen (X1, X2, X3) memiliki kekuatan yang rendah yang memiliki nilai

(R=0,396) dengan variabel dependen secara

bersama-sama

Masyarakat sangat mudah melakukan pinjaman dari program pelatihan

kewirausahaan ini karena syarat-syarat

yang diberikan oleh pihak Best CD tidak

sebanyak syarat yang diberikan oleh

lembaga keuangan formal atau perbankan

3 Besar persentase pengaruh variabel

independen (X1, X2, X3) terhadap variabel

Y secara bersamaan adalah 15,7%

Pendampilangan yang dilakukan oleh

pihak Best CD ini memberikan rasa

nyaman dan aman bagi masyarakat

sehingga mereka merasa seperti keluarga.

Prinsip pendekatan yang dilakukan

bertujuan agar masyarakat dapat

mengembangkan usaha mereka tanpa merasa memiliki beban pinjaman modal.

4 Dengan nilai F hitung (2,047) < nilai F tabel

(2,890) sehingga kesimpulan yang dapat

diambil adalah tidak ada pengaruh signifikan

(X1, X2, X3) secara bersama-sama terhadap

variabel dependen (Y1)

Sebanyak 100% responden menyatakan

pernah mendapatkan bantuan dari CSR

perusahaan, tetapi sebanyak 43% saja

yang mendapatkan pendampingan pada

usaha mereka jadi tidak setiap CSR

perusahan melakukan pendampingan

hingga akhir program yang berlangsung di

desa Lebakwangi. Selain itu sebanyak

32,4% (12 orang) responden tidak

mendapatkan pelatihan apapun dari pihak CSR perusahaan, mereka hanya diminta

untuk mengutarakan usaha apa yang

hendak mereka lakukan.

5 Hanya variabel independen X1 (program

pelatihan kewirausahaan best CD) yang

berpengaruh signifikan terhadap variabel Y

(pengentasan kemiskinan)

Hampir seluruh responden (95%)

menyatakan bahwa mereka akan

mengikuti rangkaian pelatihan yang

dilakukan, hanya sebanyak 5% (2 orang)

yang merasa ragu akan hal tersebut.

Alasan mereka ragu-ragu karena mereka

ingin melihat perkembangan bisnis usaha

mereka sampai sejauhmana dapat

berkembang, jadi sebanyak 95% (35orang) merasa puas akan manfaat yang

mereka dapatkan ketika mengikuti

program pelatihan kewirausahaan ini.

D. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasaran hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

beberapa poni sebagai berikut:

Page 16: EFEKTIFITAS PENERAPAN PROGRAM PELATIHAN … filemasyarakat miskin. Salah satu contoh program pengentasan kemiskinan adalah pelatihan kewirausahaan yang dilakukan di desa Lebakwangi

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 02. 2018

171 | P a g e

JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

1. Melalui hasil analisis kuantitatif yang diperoleh dari data kuisioner responden,

dapat diketahui:

a. Program pelatihan kewirausahaan efektif terhadap pengentasan

kemiskinan di desa Lebakwangi atau memiliki pengaru yang signifikan

terhadap pengentasan kemiskinan jika dibandingkan dengan program

pemerintah dan program CSR perusahaan yang pernah ada di desa

tersebut.

b. Memberikan penjelasan bahwa variabel indepden (X1, X2, X3) tidak

mempengaruhi variabel dependen (Y) secara bersamaan.

c. Menunjukkan hubungan antar masing-masing variabel independen (X1,

X2, X3) yang rendah sehingga menyebabkan tidak adanya signifikan

yang tinggi hubungan antara variabel-variabel tersebut.

d. Variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen hanya variabel X1, yaitu program pelatihan kewirausahaan.

2. berdasarkan analisis kualitatif melalui wawancara mendalam diketahui bahwa:

a. Menurut para responden, mereka merasakan banyak sekali manfaat dari

program ini karena masyarakat juga diberikan akses pemasaran yang

cukup mudah dan baik. Hampir seluruh responden menyatakan bahwa

mereka akan mengikuti rangkaian pelatihan yang dilakukan, hanya

sebanyak 5% (2 orang) yang merasa ragu akan hal tersebut. Alasan mereka

ingin melihat perkembangan bisnis mereka berkembang, sebanyak 95%

(35 orang) merasa puas akan manfaat yang mereka dapatkan melalui

program ini.

b. Pendampingan yang dilakukan oleh pihak Best CD memberikan rasa

nyaman dan aman bagi masyaraat sehingga mereka merasa seperti

keluarga.

2. Saran

Adapun saran kepada pemerintah maupun pihak swasta yang dapat

memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat sebagai berikut:

1. Program pelatihan kewirausahaan perlu menambah dana untuk dikelola agar

lebih banyak masyarakat dan desa yang dapat menerima bantuan guna

melakukan pengembangan masyarakat yang berkelanjutan.

Page 17: EFEKTIFITAS PENERAPAN PROGRAM PELATIHAN … filemasyarakat miskin. Salah satu contoh program pengentasan kemiskinan adalah pelatihan kewirausahaan yang dilakukan di desa Lebakwangi

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 02. 2018

172 | P a g e

JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

2. Pemerintah harus meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat karena

seluruh masyarakat miskin di Indonesia adalah tanggung jawab dari

pemerintah.

3. Pihak swasta juga perlu meningkatkan kinerja dan performa dari departemen

CSR masing-masing perusahaan demi membantu pemerintah dalam

pengentasan kemiskinan.

REFERENSI

Achmadi, N. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara

Ala, A.B. 1981. Kemiskinan dan Strategi Memerangi Kemiskinan. Yogyakarta:

Liberty

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Tindakan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta

Bappenas. 2005. Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan. Sekretariat

Kelompok Kerja Perencanaan Makro Penanggulangan Kemiskinan,

Bappenas, Komite Penanggulangan Kemiskinan.

Cheng, M. & Christiawan, Y.J. 2011. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social

Responsibility Terhadap Abnormal Return. Jurnal Akuntansi dan

Keuangan.

Creswll, J.W. 2011. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Crow, G., & Allan, G. 1994. Community Life: An Introduction to Local Social

Relations. New York: Hemel Hemptead: Harvester Wheatsheaf New York,

USA

Denzin, & Lincoln. 2009. Handook of Qualitative Research. Yogyakarta: Pustaka

Belajar

Einsiedel, L.A. 1968. Succes and Failure of Some Community Development

Project in Batanggas. University of the Philippines: A Community

Development Research Counsiel.

Frisancho, V., Karlan, D., & Valdivia, M. 2008. Busienss Training for

Microfinance Clients: How it Matters and for Whom? PMMA Working

Paper (2008)-11, 18-19

Page 18: EFEKTIFITAS PENERAPAN PROGRAM PELATIHAN … filemasyarakat miskin. Salah satu contoh program pengentasan kemiskinan adalah pelatihan kewirausahaan yang dilakukan di desa Lebakwangi

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 02. 2018

173 | P a g e

JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

Habib, M., & Jubb, C. 2013. NGO, Social Capital dan Microfinance: A

Conceptual Model. OIDO International Journal of Sustainable

Development, 75

Karlan, D.S., & Valdivia, M. 2006. Teaching Entrepreneurship: Impact of

Business Training on Microfinance Clients and Institutions, Center

Discussion Paper, 18-19

Kartasasmita, G. 1977. Pemberdayaan Masyarakat: Konsep Pembangunan yang

berakar pada masyarakat. Jakarta: Bappenas

Kotler, P., & Lee, N. 2005. Corporate Social Responsibility-Doing the Most Good

for Your Company and Cause. New Jersey: John Wiley and Sons Inc.

Mathews, M.R. 1995. Social and Environment Accounting: A Practical

Demonstration of Ethical Concern? Journal of Business Ethics

Mc. Kenzie, D., & Woodruff, C. 2012. What Are We Learning from Business

Training and Entrepreneurship Evaluations around the Developing

World? Policy Research Working Paper, 23

Soekanto, S. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Steers, R.M. 1985. Efektivitas Organisasi Perusahaan. Jakarta: Erlangga

Sogiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:

Alfabeta

Sukmadinata, N.S. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Tan, H., & Avecedo, G,L. 2005. Evaluating Training Programs for Small and

Medium Enterprises, World Bank Policy Research Working Paper, 14-15

Tashakkori, A., & Teddlie, C. 2010. Mixed Methodoloy (Mengkombinasikan

Pendekatan Kualitas dan Kuantitas). Yogyakarta: Pustaka Belajar

Wibisono, Y. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik: Fascho

Publishing