EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD...

125
i EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP PONDOK MODERN SELAMET KENDAL PADA MATERI POKOK SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA TAHUN 2010/2011 Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi Disusun oleh: MULI’ATUNNI’AM 63811016 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Transcript of EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD...

i

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER

(NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN PESERTA

DIDIK KELAS VIII SMP PONDOK MODERN SELAMET KENDAL

PADA MATERI POKOK SISTEM PEREDARAN DARAH

PADA MANUSIA TAHUN 2010/2011

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Disusun oleh:

MULI’ATUNNI’AM

63811016

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

ii

KEMENTERIAN AGAMA R.I.

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH

Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang

Telp. 024-7601295 Fax 7615387

PENGESAHAN

Naskah skripsi dengan:

Judul : Efektifitas Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)

Terhadap Keaktifan Dan Hasil Belajar Kelas VIII SMP

Pondok Modern Selamat Kendal Pada Materi Pokok Sistem

Peredaran Darah Pada Manusia Tahun 2010-2011.

Nama : Muli’atunni’am

NIM : 063811016

Jurusan : Tadris Biologi

Program Studi : Tadris Biologi

telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo Semarang dan dapat diterima sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Biologi.

Semarang, 13 Juni 2011

DEWAN PENGUJI

Ketua,

Drs. Achmad Suja’i, M.Ag

NIP:19511005 197612 1 001

Sekretaris,

Nur Khasanah, S.Pd., M.Kes

NIP.1975111 320050 1 2001

Penguji I,

Dr. Ruswan, M.A.

NIP: 19680424 199303 1 004

Penguji II,

Lianah, M.Pd.

NIP: 13191497 300000 2000

Pembimbing I,

Nur Khasanah, S.Pd., M.Kes.

NIP.1975111 320050 1 2001

Pembimbing II,

Drs. Wahyudi, M.Pd.

NIP: 19680314 199503 1001

iii

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka Telp/ Fax (024)7601295, 7615387

NOTA PEMBIMBING Semarang, 08 April 2011

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo Semarang

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan :

Judul : Efektifitas Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Terhadap

Keaktifan Dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Pondok

Modern Selamet Kendal Pada Materi Pokok Sistem Peredaran Darah

Tahun 2010/2011

Nama : Muli’atunni’am

NIM : 063811016

Jurusan : Tadris Biologi

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosah.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Pembimbing I

Nur Khasanah, S. Pd. M.Kes

NIP.1975111 320050 1 2001

iv

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka Telp/ Fax (024)7601295, 7615387

NOTA PEMBIMBING Semarang, 08 April 2011

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo Semarang

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan :

Judul : Efektifitas Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Terhadap

Keaktifan Dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Pondok

Modern Selamet Kendal Pada Materi Pokok Sistem Peredaran Darah

Tahun 2010/2011

Nama : Muli’atunni’am

NIM : 063811016

Jurusan : Tadris Biologi

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosah.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Pembimbing II

Drs. Wahyudi, M. Pd

v

ABSTRAK

Muli’atunni’am (NIM: 063811016), Efektifitas Pembelajaran Numbered Head

Together (NHT) Terhadap Keaktifan Dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII

SMP Pondok Modern Selamet Kendal Pada Materi Pokok Sistem Peredaran

Darah Manusia.

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui: Apakah pembelajaran

Numbered Head Together (NHT) lebih efektif dari pada pembelajaran

konvensional (ceramah) terhadap keaktifan dan hasil belajar biologi kelas VIII

SMP Pondok Modern Selamet Kendal pada materi pokok sistem peredaran darah

manusia.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

eksperimen dengan desain true experimental design. Bentuk design true

experimental dalam penelitian ini adalah pretest-postest control group design.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Pondok Modern

Selamet Kendal. Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling. Sampel

dalam penelitian ini yaitu kelas VIII B sebagai kelas eksperimen, kelas VIII C

sebagai kelas kontrol dan kelas VIII E sebagai kelas uji coba. Dalam penelitian ini

kedua kelompok diberi pre test untuk mengetahui keadaan awal. Selanjutnya pada

kelompok eksperimen diberi perlakuan berupa pembelajaran biologi dengan

menggunakan pembelajaran Numbered Head Together (NHT) sedangkan pada

kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional (ceramah) pada materi

pokok sistem peredaran darah pada manusia. Dan saat pembelajaran berlangsung

keaktifan peserta didik diamati. Setelah pembelajaran selesai, kelompok

eksperimen maupun kelompok kontrol diberi tes akhir yang sama. Tes akhir dan

hasil observasi keaktifan inilah yang digunakan untuk mengetahui pengaruh

model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar dan

keaktifan peserta didik.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode tes,

metode observasi, dan metode dokumentasi. Metode tes digunakan untuk

memperoleh data tentang hasil belajar, metode observasi digunakan untuk

mengamati keaktifan dalam proses pembelajaran, sedangkan metode dokumentasi

digunakan untuk memperoleh gambaran umum dan data peserta didik. Instrumen

tes sebelum digunakan, untuk mendapatkan data yang obyektif terlebih dahulu di

lakukan uji coba untuk pengujian validitas, reabilitas, daya beda dan tingkat

kesukaran.

Data hasil penelitian yang terkumpul, dianalisis dengan menggunakan

teknik analisis statistik. Pengujian hipotesis menggunakan analisis uji-t. Rata-rata

hasil belajar kelompok eksperimen postes adalah 70,09 dan kelompok kontrol

adalah 60,46 berdasarkan uji perbedaan rata-rata pihak kanan, diperoleh hasil

belajar thitung = 4,460 dan tabel = 1,67. Karena thitung > tabel, berarti Ho di tolak.

karena hasil belajar kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol

yang tidak mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran Numbered

Head Together (NHT), maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

Numbered Head Together (NHT) berpengaruh positif terhadap hasil belajar

biologi materi pokok sistem peredaran darah pada manusia siswa kelas VIII SMP

Pondok Modern Selamet Kendal.

vi

TRANSLITERASI ARAB LATIN

Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam skripsi ini berpedoman pada

SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor:

158/1987 dan Nomor: 0543b/Untuk1987. Penyimpangan penulisan kata sandang

(al-) disengaja secara konsisten agar sesuai teks Arabnya.

{t ط A ا

{z ظ B ب

‘ ع T ت

Gh غ |s ث

F ف j ج

Q ق {h ح

K ك kh خ

L ل d د

M م |z ذ

Dan ن r ر

W و z ز

H ه s س

’ ء sy ش

Y ي {s ص

{d ض

Bacaan madd: Bacaan diftong:

a> = a panjang اَو = au

i> = I panjang اَي = a u> = u panjang

vii

DEKLARASI (PERNYATAAN)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Muli’atunni’am

NIM : 063811016

Jurusan/Program Studi : Tadris Biologi

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi

ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.

Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran orang lain kecuali informasi

yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan sumbernya.

Semarang, 08 April 2011

Deklarator,

Muli’atunni’am

NIM. 063811016

viii

MOTTO

βr&uρ }§øŠ ©9 Ç≈ |¡Σ M∼ Ï9 āωÎ) $tΒ 4 të y™ ∩⊂∪ ¨βr&uρ …çµuŠ ÷èy™ t∃ôθy™ 3“ t� ム∩⊆⊃∪

§Ν èO çµ1t“ øgä† u!# t“ yfø9 $# 4’nû ÷ρF{ $# ∩⊆⊇∪

39. Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah

diusahakannya,

40. Dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).

41. Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling

sempurna.1(Qs. An-Najm : 39-41).

1 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Bandung: CV. Diponegoro,

2005), hlm. 421-422

ix

PERSEMBAHAN

Dengan keikhlasan hati yang diiringi rasa syukur kehadirat Ilahi Robbi, karya

ilmiah ini penulis persembahkan untuk:

1. Ayahanda Bp. Moh.Fadhilah dan ibunda tercinta Ibu Siti Aisyah serta ibu

Wiwik Wuryanti, yang selalu ikhlas mencurahkan kasih sayang, bimbingan,

perhatian dan do’anya untukku.

2. Keluarga besarku tercinta, terima kasih atas perhatian serta dukungan

semangat baik moral, material maupun spiritual.

3. The Big Family of Biologi ‘06, yang selalu kompak dalam menempuh

perjuangan di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

4. Kakak-kakak dan adik-adikku tadris biologi yang telah membantu dan semoga

tetap semangat untuk mengembangkan dan memajukan tadris biologi.

5. Segenap jajaran staf guru dan karyawan SMP Pondok Modern Selamet

Kendal.

6. Sahabat-sahabat ku (Fitri, Aki, Murni, Fathul, Eka, Aida dan sahabat-sahabat

lain yang tidak bias saya sebutkan) yang selalu sedia memberikan motivasi

dan dorongan.

7. Untuk semua yang: “yang selalu memberi arti”.

Semoga Allah swt membalas budi baik semuanya. Amiin…

x

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan mengucap Alhamdulillahirobbil’alamin, penulis panjatkan syukur

kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah pada setiap

ciptaan-Nya. Tak lupa salawat serta salam penulis sanjungkan kepada nabi agung

Muhammad SAW atas syafa’at yang diberikan kepada seluruh umatnya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Efektifitas Pembelajaran

Numbered Head Together (NHT) terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar Peserta

Didik Kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet Kendal Pada Materi Pokok Sistem

Peredaran Darah Tahun 2010/2011.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak lepas dari bantuan dan peran

serta dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ucapkan terima kasih kepada:

1) Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Dr. Suja’i, M. Ag.

2) Ketua Jurusan Tadris MIPA dan Bahasa Inggris IAIN Walisongo Semarang

Drs. Wahyudi, M. Pd

3) Ketua Prodi Biologi Jurusan Tadris MIPA Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang Hj. Nur Khasanah, S.Pd, M. Kes.

4) Pembimbing I (Hj. Nur Khasanah, S.Pd., M. Kes) dan pembimbing II (Bp

Wahyudi, M .Pd) yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada

penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5) Dosen Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang

telah memberikan bekal ilmu selama menjadi mahasiswa di IAIN Walisongo

Semarang.

6) Kepala SMP Pondok Modern Selamet Kendal Bp Abdul Muid, S.S yang telah

membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian.

7) Sukron Munir, S.Pd, guru mata pelajaran Biologi kelas VIII SMP Pondok

Modern Selamet Kendal yang telah membantu penulis dalam melaksanakan

penelitian.

8) Peserta didik kelas VIII SMP Pondok Moden Selamet Kendal yang telah

membantu kelancaran pelaksanaan penelitian.

xi

9) Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuan, dorongan serta bimbingan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada

beliau-beliau yang telah bersedia membantu. Atas kebijaksanaannya kepada

penulis dalam penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan

penulisan di masa yang akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi

ini bermanfaat dan memberikan masukan bagi pembaca.

Semarang, 08 April 2011

Penulis,

Muli’atunni’am

063811016

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii

ABSTRAK ....................................................................................................... v

TRANSLITERASI ARAB LATIN …………………………………………... vi

HALAMAN DEKLARASI ............................................................................. vii

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 3

C. Penegasan Istilah……………………………………………………. 4

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 6

BAB II: LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori ............................................................................... 8

1. Belajar dan Pembelajaran …………………………. .................. 8

2. Keaktifan …………………. ...................................................... 11

3. Hasil belajar ................................................................................ 13

4. Model Pembelajaran Kooperatif ................................................. 18

5. Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) ........................ 21

6. Materi Pokok Sistem Perdaran Darah ......................................... 23

7. Penerapan Pembelajaran Numbered Head Together pada

Pembelajaran Biologi ................................................................. 36

xiii

B. Penelitian yang Relevan ................................................................ .. 39

C. Pengajuan Hipotesis ...................................................................... .. 40

BAB III: METODE PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian ............................................................................. 42

B. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................... 42

C. Rancangan Penelitian ....................................................................... 43

D. Variabel Penelitian ............................................................................ 44

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 44

F. Teknik Analisis Data ........................................................................ 45

BAB IV: HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................ 51

B. Pengujian Hipotesis .......................................................................... 51

C. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 58

D. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 60

BAB V: SIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 62

B. Saran ................................................................................................. 62

C. Penutup ............................................................................................. 63

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Eritrosit (sel darah merah) ........................................................ 25

Gambar 2.2 Pembuluh Darah Arteri, Vena dan Kapiler .............................. 27

Gambar 2.3 Sel Darah Merah ...................................................................... 29

Gambar 2.4 Sel Darah Putih ........................................................................ 30

Gambar 2.5 Skema Pembekuan Darah ........................................................ 31

Gambar 2.6 Peredaran darah ........................................................................ 32

Gambar 3.7 Pretest dan Postest .................................................................... 42

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif ................................... 20

Tabel 2.2 Golongan Darah ............................................................................. 34

Tabel 2.3 Kecocokan tranfusi darah ............................................................... 35

Tabel 4.1 Prosentase kesukaran butir soal ..................................................... 52

Table 4.2 Prosentase daya beda butir soal…………………………………… 53

Table 4.2 Prosentase daya beda butir soal…………………………………… 53

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar nama kelas uji coba.

2. Daftar nama kelompok eksperimen dan kontrol

3. Daftar nama kelompok NHT

4. Rubrik skor keaktifan peserta didik

5. Rekapitulasi keaktifan peserta didik

6. Nilai pretes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

7. Nilai postes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

8. Uji normalitas nilai pretes kelompok eksperimen.

9. Uji normalitas nilai pretes kelompok kontrol.

10. Uji homogenitas data pretes antara kelompok eksperimen dan kelompok

control.

11. Uji perbedaan 2 rata-rata pretes antara kelompok eksperimen dan kelompok

control.

12. Uji normalitas nilai postes kelompok eksperimen.

13. Uji normalitas nilai postes kelompok kontrol.

14. Uji homogenitas data hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok

control.

15. Uji perbedaan 2 rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok control.

16. Hasil Analisis validitas, reliabilitas, daya perbedaan dan indeks kesukaran soal

17. Perhitungan validitas tes.

18. Perhitungan reabilitas tes.

19. Perhitungan tingkat kesukaran soal.

20. Perhitungan daya beda soal.

21. Kisi-kisi soal uji coba

22. Soal uji coba

23. Jawaban soal uji coba

24. Soal pretest dan postes

25. Jawaban soal pretest postes

26. Soal NHT dan jawabannya

xvii

27. RPP kelas eksperimen

28. RPP kelas control.

29. Lampiran lain-lain

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada dasarnya pendidikan merupakan proses pengembangan potensi

manusia baik fisik maupun psikis. Dalam diri manusia terdapat beberapa

potensi (fitrah), dimana potensi-potensi tersebut tidak dapat berkembang

dengan baik tanpa adanya proses pengembangan dengan kegiatan

pendidikan. Dan untuk menghadapi era kompetensi sekarang ini. Pendidikan

perlu mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik agar mampu

bertindak atau belajar secara mandiri, memiliki pengetahuan yang mantap

dan mampu berkomunikasi dengan orang lain dengan baik. Oleh karena itu

keaktifan peserta didik untuk belajar mandiri dan mampu menyampaikan

temuannya kepada orang lain perlu dilatih dan dikembangkan agar

perubahan positif tersebut dapat menjadikan peseta didik mampu bersaing

dan mampu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi secara mandiri.

Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran dapat merangsang dan

mengembangkan bakat yang dimilikinya, berfikir kritis dan dapat

memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan. Untuk dapat

mengaktifkan peserta didik. Pengajar dapat merekayasa pembelajaran secara

sistematis, sehingga merangsang keaktifan peserta didik dalam

pembelajaran.1 Oleh sebab itu dalam pembelajaran guru sebaiknya

menggunakan suatu strategi pembelajaran yang membuat peserta didik

banyak beraktivitas.

Untuk menjadikan peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran

dan dapat mengembangkan kemampuan untuk belajar mandiri,

menyampaikan temuan serta berkomunikasi dengan orang lain, maka pola

pembelajaran yang selama ini berlangsung haruslah diubah. Pola tipe

pembelajaran yang terjadi sekarang ini adalah peserta didik hanya sebagai

1 Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta: Gaung Persada Press,2007),

hlm.77

1

2

objek pembelajaran yang mengakibatkan peserta didik bersifat dan hanya

berpusat pada guru (teacher centered)2.

Pembelajaran yang demikian ini sudah saatnya untuk diubah. Peserta

didik haruslah lebih aktif dalam pembelajaran. Agar tujuan pembelajaran

tercapai, maka guru perlu memilih model pembelajaran yang tepat, guru

hendaknya memilih atau menggunakan strategi pendekatan, dan metode

yang sesuai dengan materi yang melibatkan peserta didik aktif dalam

belajar, baik secara mental, fisik, maupun sosial. Sehingga kemahiran dalam

menguasai materi yang diharapkan dapat dioptimalisasikan.

Berdasarkan observasi awal di kelas VIII SMP Pondok Modern

Selamet Kendal diketahui hampir 80 % proses pembelajaran terpusat pada

guru dan siswa kurang terlibat secara aktif dalam pembelajaran, selain itu

hasil belajar siswa kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet Kendal pada

materi sistem peredaran darah kurang optimal. Hal ini disebabkan guru

dalam menyampaikan materi kurang adanya variasi metode dan media

pembelajaran, sehingga proses pembelajaran terkesan monoton dan kurang

melibatkan siswa secara aktif.

Pada saat ini banyak dikembangkan model-model pembelajaran.

Model-model pembelajaran tersebut sangat bergantung pada tujuan yang

akan di capai oleh guru. Salah satu model pembelajaran yang dapat meng

akomodasi kepentingan untuk mengkolaborasi pengembangan diri di dalam

proses pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif Numbered Head

Together (NHT).

Model pembelajaran kooperatif menerapkan ide bahwa peserta didik

bekerjasama untuk belajar dan bertanggung jawab terhadap pembelajaran

teman sekelompoknya dan juga sekaligus bertanggungjawab atas

pembelajaran untuk dirinya sendiri. Pembelajaran kooperatif terjadi ketika

peserta didik bekerja sama dalam kelompok kecil (kelompok belajar)untuk

saling membantu dalam belajar. Sehingga menciptakan sebuah resolusi

2 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Surabaya:

Prestasi Pustaka, 2009) hlm 41

3

pembelajaran di kelas, dengan tidak ada lagi sebuah kelas yang sunyi selama

proses pembelajaran3.

Numebered Heads Together (NHT) merupakan model pembelajaran

kooperatif yang dapat merangsang pola interaksi dan keaktifan peserta didik,

karena setiap peserta didik mempunyai tanggung jawab secara individual

terhadap pembelajaran dalam diskusi kelompok, sehingga menjadikan

peserta didik selalu siap dan tidak lagi bergantung pada temannya.

Dalam Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT).

Peserta didik dikelompokkan dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri

dari 4-5 peserta didik dan diberi nomor. Selanjutnya dalam pembelajaran ini

peserta didik diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan anggota kelompok

dalam memecahkan masalah, menyampaikan temuannya, bertanggung

jawab dalam menyelesaikan tugasnya serta membantu kelompok lain dalam

menyelesaikan masalah melalui tanggapan. Sehingga peserta didik

diharapkan dapat memahami dan menerapkan konsep serta dapat lebih aktif

dalam pembelajaran.

Berdasar uraian latar belakang di atas, maka peneliti merasa perlu

melakukan penelitian dengan judul “Efektifitas Pembelajaran Numbered

Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar dan keaktifan Peserta Didik

Kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet Kendal Pada Materi Pokok

Sistem Peredaran Darah Tahun Pelajaran 2010/2011”

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka yang menjadi

pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah : Apakah model

Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) lebih efektif dari

Pembelajaran konvensional (ceramah) terhadap hasil belajar dan keaktifan

peserta didik kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet Kendal pada materi

pokok sistem peredaran darah pada manusia?

3 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, hlm 41

4

C. PENEGASAN ISTILAH

1. Efektifitas

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, efektif berarti baik, hasilnya,

tepat, benar dapat membawa hasil dan berhasil guna.4 Jadi yang

dimaksud dengan efektifitas adalah suatu yang dapat membawa hasil

atau keberhasilan dalam mencapai tujuan.

2. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang bernaung

dalam teori kontruktivis yang menginginkan peserta didik untuk aktif

dalam pembelajaran kelompok.5

3. Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together (NHT)

Pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together (NHT)

merupakan teknik pembelajaran yang dikembangkan oleh Spencer

Kagan (1992). Pembelajaran ini membagi siswa dalam kelompok kecil

yang terdiri dari 3-4 orang dengan masing-masing siswa mendapat

nomor 1-5 untuk mendiskusikan tugas yang diberikan guru.

4. Hasil belajar Biologi

Untuk memperoleh hasil belajar perlu adanya evaluasi hasil

belajar, yaitu keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan

informasi), pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat

keputusan tentang tingkat hasil belajar dalam upaya mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan.

Hasil adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjuk sesuatu

yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu usaha. Bila dikaitkan

dengan belajar berarti hasil di sini menunjukkan sesuatu yang dicapai oleh

seseorang yang belajar dalam selang waktu tertentu.

Hasil belajar di sini yang dimaksud pada dasarnya adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

4 Departemen pendidikan Nasional, kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga (Jakarta

: Balai pustaka,2005),hlm.284 5 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi, halm.41

5

pengalaman belajarnya, yang dinyatakan dengan angka dan diukur dengan

tes hasil belajar.

Benyamin Bloom mengatakan ada tiga aspek hasil belajar, yang

meliputi :

a) Kognitif (intelektual)

b) Afektif (sikap dan nilai)

c) Psikomotor (kemampuan/keterampilan bertindak/berperilaku).

Aspek kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang

terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan (ingatan), pemahaman,

aplikasi, analisis dan evaluasi. Aspek afektif berkenaan dengan sikap, yang

terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian,

organisasi, dan internalisasi. Aspek psikomotorik berkenaan dengan hasil

belajar keterampilan dan kemampuan bertindak6.

5. Keaktifan

Keaktifan menurut kamus bahasa Indonesia adalah kegiatan.7

Keaktifan dalam penelitian ini yaitu kegiatan belajar peserta didik.

Keaktifan belajar adalah kegiatan peserta didik yang dilakukan dalam

proses belajar mengajar. Dalam melakukan aktivitas belajar seseorang

akan berinteraksi dengan sumber-sumber belajar baik yang sengaja

dirancang maupun yang dimanfaatkan.

6. Sistem Peredaran Darah Pada Manusia

Sistem Peredaran darah Pada Manusia merupakan salah satu

materi dalam KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan) untuk mata

pelajaran Biologi yang dipelajari peserta didik kelas VIII di tingkat

SLTP atau sejenisnya.

Sistem peredaran darah terdiri dari darah dan alat peredaran darah.

Darah terdiri dari bagian yang berupa cairan dan bagian yang berupa sel-

6 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja

Rosdakarya,1999) Cet V1,hlm 22-23. 7 Tim penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai

pustaka, 2005)cet.3, hlm.23

6

sel darah. Alat peredaran darah terdiri dari jantung dan pembuluh darah.

Pembuluh darah meliputi pembuluh darah arteri, vena dan pembuluh

darah kapiler.8

D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mendapatkan hasil pengujian empiris di lapangan sejauh mana

efektifitas pelaksanaan model Numbered Heads Together (NHT)

dalam pembelajaran sistem peredaran darah di kelas VIII SMP

Pondok Modern Selamet Kendal tahun ajaran 2010/2011.

b. Untuk membuktikan implikasi model Numbered Heads Together

(NHT) terhadap keaktifan peserta didik dalam pembelajaran sistem

peredaran darah di kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet Kendal

tahun ajaran 2010/2011.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagi peserta didik

Dalam mengikuti proses belajar mengajar peserta didik dapat

menerapkan prinsip kerjasama dalam kelompoknya serta dapat

meningkat hasil belajar.

b. Bagi guru

Guru memperoleh inovasi dengan model pembelajaran yang lebih

efektif dalam pembelajaran biologi dan sebgai bahan untuk

meningkatkan kualitas pengajaran biologi di sekolah.

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan berharga bagi

sekolah dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan proses

pembelajaran biologi yang lebih efektif

8 Istamar Syamsuri, dkk, IPA Biologi untuk SMP Kelas VIII, (Jakarta: Erlangga, 2007),

hlm.102

7

d. Bagi peneliti

Peneliti memperoleh data yang dapat menjawab permasalahan yang

ada dan mendapat pengalaman menerapkan pembelajaran kooperatif

model Numbered Heads Together (NHT) yang dapat diterapkan

dikemudian hari saat sudah menjadi guru.

8

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. LANDASAN TEORI

1. Belajar dan Pembelajaran

a. Belajar

Belajar merupakan kegiatan yang terjadi pada semua orang

tanpa mengenal batas usia dan berlangsung seumur hidup (long live

educational).1 Sudjana berpendapat, belajar adalah suatu proses

yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.

Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam

berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap

dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta

perubahan aspek–aspek yang ada pada individu yang belajar. Selain

itu menurut Crobach di dalam bukunya Educational Psychology

menyatakan bahwa:

Learning is shown by a change in behavior as a result of

experience (belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari

pengalaman) (Crobach, 1954: 47). Jadi menurut Crobach belajar

yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam

mengalami itu peserta didik mempergunakan panca indranya.2

Sejalan dengan perubahan paradigma dalam belajar, belajar

tidak efektif jika anak duduk dengan manis di kelas sementara guru

menjejali anak dengan berbagai hal, namun belajar saat ini memiliki

kecenderungan dengan istilah belajar aktif yang merupakan suatu

pendekatan dalam pengelolaan sistem pembelajaran melalui cara-

cara belajar yang aktif menuju belajar yang mandiri. Untuk dapat

1 Iskandar, Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru), (Ciputat: Gaung Persada

Press, 2009), hlm. 106

2 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rajawali Press, 2010), hlm. 231

9

mencapai hal tersebut, kegiatan pembelajaran dirancang sedemikian

rupa agar bermakna bagi siswa. Belajar yang bermakna terjadi bila

siswa berperan secara aktif dalam proses belajar dan akhirnya

mampu memutuskan apa yang akan diajari.

Belajar aktif merupakan perkembangan dari teori Dewey

Learning by Doing. Dewey tidak menyukai role learning ”belajar

dengan menghafal”. Dewey menerapkan prinsip-prinsip learning by

doing, yaitu bahwa siswa perlu terlibat dalam proses belajar secara

spontan. Keingintahuan siswa akan hal-hal yang belum diketahuinya

mendorong keterlibatan secara aktif dalam suatu proses belajar.

Menurut Dewey, guru berperan untuk menyediakan sarana bagi

siswa untuk dapat belajar. Dengan peran serta siswa dan guru dalam

belajar aktif, akan tercipta suatu pengalaman belajar yang bermakna.

Belajar aktif mengandung berbagai kiat yang berguna untuk

menumbuhkan kemampuan belajar aktif pada diri siswa dan

menggali potensi siswa dan guru untuk sama-sama berkembang dan

berbagi pengetahuan, keterampilan serta pengalaman.3

Dalam belajar aktif, peserta didik tidak hanya sekedar

mendengar, tetapi lebih dari itu, peserta didik harus membaca,

menulis, diskusi dan terlibat dalam pemecahan masalah yang

dihadapi. Proses pembelajaran tidak hanya mencakup aspek kognitif

(pengetahuan), tetapi juga emosional, sosial, fisik, dan spiritual.

Dengan demikian, pembelajaran aktif akan bermuara pada

peningkatan kemampuan untuk merasakan (emotions), menyadari

(awarenesses) dan bertindak (actions). Peserta didik dapat

memadukan keseluruhan dari proses belajar. Mulai dari mengalami

(experiencing), mengungkapkan (publishing), menggeneralisasi

(generalizing), hingga menerapkan (applying).

3 Asep Jihad, dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo,

2009), hlm. 2-11

10

Dengan belajar aktif, peserta didik turut serta dalam semua

proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga

melibatkan fisik. Sehingga peserta didik akan merasakan suasana

yang lebih menyenangkan dan akhirnya hasil belajar dapat tercapai

secara maksimal.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar

aktif bersifat edukatif, pengembangan, terapeutik dan rekreaktif.

Bersifat edukatif karena peserta didik dipandu untuk menyadari

adanya kebutuhan untuk menambah pengetahuan mengenai konsep

baru. Bersifat pengembangan dimaksudkan guna mengembangkan

dan meningkatkan karakteristik-karakteristik yang dinalai positif

(baik dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik). Pada saat

peserta didik melakukan aktivitas experiencing (pengalami), peserta

didik terlibat secara total dalam melakukan kegiatan yang dirancang

untuk menunjang penjelasan materi yang akan disampaikan. Pada

tahap ‘publishing’ guru menunjukkan hal-hal yang sudah dilakukan,

difikirkan, dan dirasakan. Diskusi dan generalisasi dari kelompok

kecil ke peristiwa dalam kehidupan sehari-sehari akan memperlebar

kesadaran (awarenesses) peserta didik sehingga terjadi peningkatan

karakteristik-karakteristik positif dan akan mengurangi perilaku-

perilaku negatif sebagai proses terapeutik. Bersifat rekreatif, karena

pembelajaran aktif menekankan pada penyegaran kembali,

pengkreasian, sosialisasi dan melatih keterampilan baru.

b. Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari

kombinasi dua aspek, yaitu belajar tertuju kepada apa yang harus

dilakukan oleh siswa, mengajar berorientasi pada apa yang harus

dilakukan oleh guru. Dengan kata lain, pembelajaran pada

hakikatnya merupakan proses komunikasi antara peserta didik

dengan pendidik dalam rangka perubahan sikap (Suherman, 1992).

Karena itu baik konseptual maupun operasional konsep-konsep

11

komunikasi dan perubahan sikap akan selalu melekat pada

pembelajaran. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang

memudahkan siswa untuk mempelajari sesuatu yang bermanfaat

seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup

serasi dengan sesama atau suatu hasil belajar yang diinginkan.4

Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang

mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta

didik belajar secara aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas

pembelajaran. Dengan asumsi peserta didik adalah orang yang

sudah mampu berpikir kritis, dan mampu membedakan mana yang

baik dan tidak baik untuk diri mereka. Disamping itu peserta didik

juga dapat menggunakan kemampuan otak mereka dalam belajar

tanpa harus dipaksa. Dengan alasan tersebut guru dapat melakukan

pembelajaran aktif, sehingga dengan pembelajaran aktif peserta

didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran,

tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Sehingga

peserta akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga

hasil belajar dapat dimaksimalkan.5

Pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran adalah

pendidik (perorangan dan /atau kelompok) serta peserta didik

(perorangan dan /atau kelompok) yang berinteraksi edukatif antara

satu dengan lainnya. Isi kegiatan adalah bahan (materi) belajar yang

bersumber dan kurikulum suatu program pendidikan. Proses

kegiatan adalah langkah-langkah atau tahapan yang dilalui pendidik

dan peserta didik dalam pembelajaran.6

4 Asep Jihad, dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran,, hlm.12

5 Hisyam Zaini, Bermawy Munthe dan Sekar Ayu Aryni, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta : Pustaka Insan Madani, 2008), hlm.xiv

6 Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komuniksi Antar Peserta

Didik,(Yogyakrta: Pustaka Pelajar, 2009).hlm.14

12

2. Keaktifan

Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah

tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada

keaktifan, inilah yang menjadikan keaktifan merupakan prinsip yang

sangat penting dalam interaksi belajar mengajar.

Setiap peserta didik yang melakukan belajar harus aktif sendiri.

Ia berusaha dengan kemampuannya sendiri untuk melakukan

pengamatan, melakukan penyelidikan, dan mendapatkan pengalaman.

Sehingga dapat dikatakan tanpa ada keaktifan, maka proses belajar tidak

mungkin terjadi.7 Dengan demikian jelas bahwa dalam kegiatan belajar,

peserta didik harus aktif berbuat atau dengan kata lain belajar sangat

membutuhkan keaktifan peserta didik agar berlangsung baik. Penilaian

proses belajar mengajar terutama adalah melihat sejauh mana keaktifan

peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar. Keaktifan peserta

didik dapat dilihat sebagai berikut.8:

a. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.

b. Terlibat dalam pemecahan masalah

c. Bertanya kepada peserta didik lain atau kepada guru apabila tidak

memahami persoalan yang dihadapinya.

d. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk

pemecahan masalah.

e. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru.

f. Melatih diri dalam memecahkan soal masalah.

g. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah

diperolehnya dalam menyampaikan tugas atau persoalan yang

dihadapi.

7 Sardiman, AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, hlm. 95

8 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Rosdakarya,2009) cet. XV, hlm.61

13

Untuk dapat menimbulkan keaktifan belajar pada diri peserta

didik, maka guru diantaranya dapat melaksanakan perilaku-perilaku

berikut :9

a. Menggunakan multimedia dan multi metode

b. Memberikan tugas secara individu dan kelompok

c. Memberikan kesempatan pada peserta didik melaksanakan

eksperimen dalam kelompok kecil

d. Memberikan tugas untuk membaca bahan belajar, mencatat hal-

hal yang kurang jelas.

e. Mengadakan tanya jawab.

Paul B. Diendrich membuat suatu daftar yang berisi macam-

macam kegiatan peserta didik yang antara lain dapat digolongkan

sebagai berikut :10

a. Visual activities, seperti membaca, memperhatikan gambar,

demonstrasi dan sebagainya.

b. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, mei

menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,

mengeluarkan pendapat dan sebagainya.

c. Listening activities, seperti mendengarkan, seperti mendengarkan

uraian, percakapan, musik, pidato dan sebagainya.

d. Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, menyalin dan

sebagainya.

e. Mental activities, seperti menanggapi, mengingat, menganalisa,

dan sebagainya.

9 Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rhineka Cipta 2006), cet.3,

hlm. 62-63

10 Sardiman, AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, hlm.99

14

3. Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang

membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”.11 Pengertian hasil (product)

menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau

proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.

Sedangkan belajar merupakan proses dalam diri individu yang

berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam

perilakunya. Dengan demikian hasil belajar adalah hasil yang dicapai

dari proses belajar-mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan.

Sedangkan menurut Nana Syaodih Sukmadinata, hasil belajar

merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial

atau kapasitas yang dimiliki seseorang.12 Jadi hasil belajar adalah

perwujudan kemampuan akibat perubahan perilaku yang dilakukan oleh

usaha pendidikan. Kemampuan di sini menyangkut domain kognitif,

afektif dan psikomotorik. Hasil belajar atau perubahan perilaku yang

menimbulkan kemampuan dapat berupa hasil utama pengajaran

(instructional effect) maupun hasil sampingan pengiring (nurturant

effect).

Menurut Bloom Cs, beserta para penerus gagasan-gagasannya

pada garis besarnya telah mengklasifikasikan tujuan pengajaran kedalam

3 ranah (tiranah) yaitu: Ranah Kognitif, Ranah Afektif dan Ranah

Psikomotorik.13

11 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), cet. I, hlm. 44.

12 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 102.

13 Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: PT. Reneka Cipta, 1991), hlm. 41.

15

a. Ranah Kognitif (cognitive domain) meliputi 6 kategori yaitu:14

1) Mengingat (recall)

Tujuan instruksional pada level ini menuntut siswa untuk

mampu mengingat (recall) informasi yang telah diterima

sebelumnya, seperti misalnya: fakta, terminologi, rumus, strategi,

pemecahan masalah, dan sebagainya.

2) Mengerti

Kategori pemahaman dihubungkan dengan kemampuan

untuk menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah diketahui

dengan kata-kata sendiri. Dalam hal ini siswa diharapkan

menerjemahkan, atau menyebutkan kembali yang telah

didengarkan dengan kata-kata sendiri.

3) Memakai

Penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan

atau menerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi

yang baru, serta memecahkan berbagai masalah yang timbul

dalam kehidupan sehari-hari.

4) Menganalisis

Analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi,

memisahkan membedakan komponen-komponen atau elemen

suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesis atau kesimpulan,

dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ada

tidaknya kontradiksi. Dalam hal ini siswa diharapkan

menunjukkan hubungan di antara berbagai gagasan dengan cara

membandingkan gagasan tersebut dengan standar, prinsip atau

prosedur yang telah dipelajari.

5) Menilai

Menilai merupakan level ke 5 menurut revisi Anderson,

yang mengharapkan siswa mampu membuat penilaian dan

14 Martinis Yamin, Paradigma Pendidikan Kontruktivistik Implementasi KTSP & UU.

No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), hlm. 34.

16

keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda

dengan menggunakan kriteria tertentu. Jadi evaluasi di sini lebih

condong ke bentuk penilaian biasa dari pada sistem evaluasi.

6) Mencipta

Mencipta di sini diartikan sebagai kemampuan seseorang

dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur

pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih

menyeluruh.

b. Ranah kemampuan sikap (Affective Domain) meliputi 5 kategori

secara hirarkis;15

1) Menerima (Receiving) atau memperhatikan. Jenjang pertama ini

akan meliputi sifat sensitif terhadap adanya eksistensi suatu

phenomena tertentu atas suatu stimulus dan kesadaran yang

merupakan perilaku kognitif. Termasuk di dalamnya juga

keinginan untuk menerima atau memperhatikan.

2) Merespon (Responding). Dalam jenjang ini anak didik dilibatkan

secara puas dalam suatu subjek tertentu, phenomena atau suatu

kegiatan sehingga ia akan mencari-cari dan menambah kepuasan

dan bekerja dengannya atau terlibat di dalamnya.

3) Penghargaan, pada level ini perilaku anak didik adalah konsisten

dan stabil, tidak hanya dalam persetujuan terhadap suatu nilai

tetapi juga pemilihan terhadapnya dan keterkaitannya pada suatu

pandangan atau ide tertentu.

4) Mengorganisasikan (Organization). Dalam jenjang ini anak didik

membentuk suatu sistem nilai yang dapat menuntun perilaku. ini

meliputi konseptualisasi dan mengorganisasikan

5) Mempribadi (Characterization). Pada tingkat terakhir sudah ada

internalisasi, nilai-nilai telah mendapatkan tempat pada diri

15 Asep Jihad dan Abdul Haris, , Evaluasi Pembelajaran,, hlm. 18.

17

individu, diorganisir ke dalam suatu sistem yang bersifat internal,

memiliki kontrol perilaku.

c. Ranah Psikomotorik (Psikomotorik Domain) meliputi 4 kategori yaitu

sebagai berikut :16

1) Gerakan seluruh badan (gross body movement). Gerakan seluruh

badan adalah perilaku seseorang dalam suatu kegiatan yang

memerlukan gerakan fisik secara menyeluruh. Contohnya yaitu

peserta didik sedang senam mengikuti irama musik.

2) Gerakan yang terkoordinasi (coordination movement). Yaitu

gerakan yang dihasilkan dari perpaduan antara fungsi salah satu

atau lebih indera manusia dengan salah satu anggota badan.

Contohnya yaitu seorang yang sedang berlatih menyetir.

3) Komunikasi nonverbal (nonverbal communication). Komunikasi

nonverbal adalah hal-hal yang berkenaan dengan komunikasi

yang menggunakan simbol-simbol atau isyarat, misalnya; isyarat,

dengan tangan, anggukan kepala, ekspresi wajah, dan lain-lain.

4) Kebolehan dalam berbicara (speech behaviors). Kebolehan

berbicara dalam hal-hal yang berhubungan dengan koordinasi

gerakan tangan atau gerakan badan lainnya dengan ekspresi muka

dan kemampuan berbicara. Contohnya yaitu perilaku seorang

yang sedang membaca deklamasi atau sajak.

Perubahan salah satu atau ketiga domain yang disebabkan oleh

proses belajar dinamakan hasil belajar. Hasil belajar dapat dilihat dari

ada tidaknya perubahan ketiga domain tersebut yang dialami peserta

didik setelah menjalani proses belajar.

Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar. Di

antara ketiga ranah, ranah kognitif yang paling banyak dinilai oleh para

guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan peserta didik dalam

menguasai materi pelajaran.

16 Martinis Yamin, Paradigma Pendidikan Kontruktivistik Implementasi KTSP & UU.

No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen,, hlm. 45.

18

4. Model Pembelajaran Kooperatif

a. Landasan Pemikiran

Pembelajaran kooperatif sesuai dengan fitrah manusia

sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang

lain. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran

yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif

berasal dari kata “kooperatif” yang artinya mengerjakan sesuatu

secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya

sebagai satu kelompok atau satu tim.

Slavin (1995) mengemukakan, “In cooperative learning

method, students work together in four member team to master

material initially presented by the teacher”.

Dari uraian tersebut dapat dikemukakan pembelajaran

kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar

dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6

orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih

bergairah dalam belajar.

b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Tujuan pembelajaran kooperatif adalah:17

1) Untuk meningkatkan partisipasi siswa

2) Memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan

dan membuat keputusan dalam kelompok

3) Memberikan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar

bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya

Pembentukan kelompok didasarkan agar peserta didik dapat

teratur dan saling bekerjasama dalam kelompok. Seperti dalam

firman Allah surat Al-Maidah ayat 2 sebagai berikut :

17 Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komuniksi Antar Peserta

Didik,, hlm. 42.

19

(#θ çΡuρ$ yès?uρ ’ n?tã Îh�É9 ø9 $# 3“ uθ ø)−G9 $#uρ ( Ÿωuρ (#θ çΡuρ$ yès? ’ n?tã ÉΟøOM}$# Èβ≡uρô‰ãè ø9 $#uρ 4 Artinya: “Dan tolong-menolonglah dalam kebajikan dan taqwa,

dan janganlah kamu tolong-menolong dalam berbuat

dosa dan pelanggaran”.18

Ayat di atas menunjukkan bahwa dianjurkan untuk saling

tolong-menolong dalam hal kebajikan. Kerja kelompok dapat

meningkatkan harga diri karena anggota kelompok merasa

pendapatnya diterima. Hubungan teman sebaya membuat mereka

merasa senang menikmati bagian dari proses belajar.

Menurut Triyanto dengan bekerja secara bersama atau

tolong- menolong untuk tujuan bersama, maka peserta didik akan

mengembangkan keterampilan berhubungan dengan sesama

manusia yang akan sangat bermanfaat bagi lingkungan di luar

sekolah19.

c. Lingkungan Belajar dan Sistem Pengelolaan

Pembelajaran kooperatif bertitik tolak pada pandangan John

Dewey dan Herbert Thelan yang menyatakan pendidikan dalam

masyarakat yang demokratis seyogyanya mengajarkan proses

demokratis secara langsung. Proses demokrasi dan peran aktif

merupakan ciri khas dari lingkungan pembelajaran kooperatif.

Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif adalah:20

1) Setiap anggota memiliki peran

2) Terjadi hubungan interaksi langsung antara peserta didik

3) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya

dan juga teman-teman sekelompoknya

18 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Bandung: Diponegoro, 2005),

hlm. 85

19 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, , hlm. 42

20 Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komuniksi Antar Peserta

Didik, hlm.27

20

4) Guru membantu mengembangkan ketrampilan-ketrampilan

interpersonal kelompok, dan

5) Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

d. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif adalah sebagai

berikut:21

Table 2.1 : Tabel langkah – langkah model pembelajaran

Fase Aktivitas/Kegiatan Guru

Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Fase 2 Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan

Fase 3 Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien

Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka

Fase 5 Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar siswa tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya

Fase 6 Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu maupun kelompok

21 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik., hlm 48-49

21

5. Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)

Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)

yaitu suatu pendekatan yang dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992)

untuk melibatkan lebih banyak peserta didik dalam menelaah materi

yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengetahui pemahaman

mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Sebagai gantinya guru

mengajukan pertanyaan kepada siswa dengan menggunakan empat

langkah :

a. Langkah 1, penomoran (numbering): guru membagi para peserta didik

menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 3 -5 orang

dan memberi mereka nomor 1-5, sehingga tiap peserta didik dalam

tim tersebut memiliki nomor yang berbeda.

b. Langkah 2, pengajuan pertanyaan: guru mengajukan suatu pertanyaan

kepada peserta didik. Pertanyaan dapat bervariasi dari yang bersifat

spesifik hingga yang bersifat umum,

c. Langkah 3, berpikir bersama (Head Together): para peserta didik

berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap

orang mengetahui jawaban tersebut,

d. Langkah 4, pemberian jawaban: guru menyebutkan suatu nomor dan

para peserta didik dari tiap kelompok dengan nomor yang sama

mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas

Tujuan dibentuk kelompok adalah untuk memberikan

kesempatan kepada semua peserta didik untuk dapat terlibat secara aktif

dalam proses berpikir dan kegiatan belajar dengan harapan bahwa

peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang

sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.

Untuk menerapkan model pembelajaran Numbered Head

Together (NHT) pada pembelajaran biologi dilakukan langkah-langkah :

a. Peserta didik dibagi dalam kelompok heterogen 4-5 orang. Setiap

peserta didik dalam kelompok mendapat nomor yang berbeda dari 1

sampai 5.

22

b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok

mengerjakannya. Guru berkeliling mengamati kerja kelompok.

c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan

semua anggota kelompoknya mengerjakan dan mengetahui

jawabannya.

d. Guru berperan sebagai fasilitator dan narasumber yang membantu

jika diperlukan

e. Guru memanggil salah satu nomor peserta didik dengan nomor yang

dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.

f. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor

lain.

Menomori peserta didik bersama pembelokkannya yaitu hanya

ada peserta didik yang mewakili kelompoknya tetapi sebelumnya tidak

diberi tahu siapa yang akan menjadi wakil kelompok tersebut.

Pembelokan tersebut memastikan keterlibatan total dari semua peserta

didik.

6. Materi Pokok Sistem Peredaran Darah

Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling

sempurna (fi ahsan taqwim). Sempurna dalam bentuk dan rupa.

Sempurna dalam derajatnya dibanding makhluk Tuhan yang lain.

Sebagaimana dinyatakan Allah dalam surat At-Tin ayat 4.

ô‰s)s9 $ uΖø)n=y{ z≈ |¡ΣM}$# þ’Îû Ç |¡ôm r& 5ΟƒÈθ ø)s? ∩⊆∪ ٢٢

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam

bentuk yang sebaik-baiknya”.

Manusia diciptakan dengan bentuk dan rupa yang sempurna.

Kesempurnaan penciptaan itu salah satunya yaitu Allah menciptakan

sistem transportasi dalam tubuh manusia dimana jantung sebagai alat

22 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Diponegoro,

2005), Cet. 10, hlm. 478.

23

pemompa, pembuluh sebagai jalan dan darah sebagai alat pengangkut

dalam tubuh manusia. Adanya alat transport ini darah dari jantung ke

seluruh tubuh Pada manusia, Terjadinya sistem transport tersebut

disebut Sistem peredaran darah atau sistem sirkulasi.

a. Pengertian Sistem Peredaran Darah

Sistem peredaran darah pada manusia adalah sistem

transport yang mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh

manusia. Darah membawa oksigen dan sari-sari makanan dari

jantung menuju seluruh tubuh untuk menghasilkan energi.

b. Fungsi Sistem Peredaran Darah

Sistem peredaran darah berfungsi untuk:23

1) Sebagai alat transport :

a) O2 dari paru-paru di angkut ke seluruh tubuh

b) CO2 di angkut dari seluruh tubuh ke paru-paru

c) Sari makanan di angkut dari jonjot usus ke seluruh jaringan

yang membutuhkan.

d) Zat sampah hasil metabolisme dari seluruh tubuh ke alat

pengeluaran.

e) Mengedarkan hormon dari kelenjar endokrin (kelenjar

buntu) ke bagian tubuh tertentu.

2) Sebagai pertahanan tubuh dari infeksi kuman

3) Menjaga keseimbangan suhu tubuh

c. Struktur Alat Peredaran Darah Pada Manusia

Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung

sebagai pusat peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah

itu sendiri.

23 Istamar Syamsuri, dkk, IPA Biologi untuk SMP Kelas VIII, (Jakarta: Erlangga, 2007),

hlm.105.

24

1. Jantung

Jantung merupakan organ pemompa yang besar yang

memelihara darah melalui seluruh tubuh.24 Jantung manusia

terletak di dalam rongga dada sebelah kiri, di atas diafragma.

Besar jantung masing-masing orang kira-kira sekepal

tangannya. Dari jantung darah diatur dan dialirkan melalui

pembuluh-pembuluh darah ke seluruh bagian tubuh.

Bagian luar jantung dilapisi oleh selaput yang disebut

perikardium. Jantung memiliki empat ruang, yaitu serambi kiri

(atrium kiri), serambi kanan (atrium kanan), bilik kiri ( ventrikel

kiri) dan bilik kanan (ventrikel kanan).

Gambar 2.1: Jantung manusia25

a) Serambi (atrium)

Merupakan ruangan tempat masuknya darah dari

pembuluh balik (vena). Serambi ada dua yaitu serambi kanan

dan serambi kiri. Atrium kanan (dexter) dan atrium kiri

(sinister) terdapat katup valvula bikuspidalis. Pada fetus antara

24 Evelyn C. Pearce, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, (Jakarta: PT Gramedia,

2006), hlm. 121

25Obat Propolis, “Penyakit Jantung Rematik”, http://obatpropolis.com/wp-content/

uploads/2010/10/Jantung_bagian_dalam.jpg, diakses 15 Juni 2011

25

atrium kanan dan atrium kiri terdapat lubang disebut foramen

ovale.

b) Bilik (Ventrikel)

Merupakan bagian jantung sebagai tempat masuknya

darah dari serambi jantung, kemudian mengalirkan melalui

arteri pulmonalis atau aorta. Diding ventrikel paling tebal dan

dinding ventrikel kiri lebih tebal dari pada ventrikel kanan.

Sebab kekuatan kontraksinya lebih besar agar darah mampu

beredara keseluruh tubuh.26

Pada jantung yang mengempis (kontraksi) maka

tekanan jantung menjadi maksimum disebut sistole. Keadaan

jantung yang relaksasi (mengendur) maksimum, maka tekanan

ruang jantung menjadi minimum disebut diastole.

Jantung manusia berdenyut kira-kira 70 – 80 kali setiap

menit, sehingga dalam sehari ± 100.000 kali. Pada bayi yang

baru lahir berdenyut ± 130 setiap menit. Umur 20 tahun ± 72 /

menit dan 45 tahun ± 75 / menit.

2. Pembuluh darah

Pembuluh darah merupakan bagian darah yang berfungsi

mengalirkan darah. Pembuluh darah pada manusia terdiri dari

pembuluh nadi (arteri), pembuluh balik (vena) dan pembuluh

kapiler. Dari ketiga pembuluh darah itu masing-masing memiliki

struktur dan fungsi yang berbeda-beda.27

a. Pembuluh balik (Vena)

Pembuluh balik (Vena) adalah pembuluh yang

membawa darah kembali ke jantung dan umumnya kaya

akan karbondioksida ( CO2). Vena memiliki cabang yang

lebih kecil yaitu venula. Venula berperan untuk menampung

26 Evelyn C. Pearce, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, hlm 123

27 Saktiyono,Sains Biologi SMP untuk Kelas VIII (Jakarta: Esis, 2004), hlm.151-157

26

darah dari kapiler. Pada saat jantung rileksasi (diastol), darah

dari tubuh dan paru-paru akan masuk ke jantung melalui

vena yang masuk jantung yaitu :

1) Vena kava

Vena kava bercabang menjadi pembuluh yang

lebih kecil yaitu vena. Vena kava terbagi menjadi dua,

vena kava inferior yang mengumpulkan darah dari badan

dan anggota gerak bawah dan vena kava superior yang

mengumpulkan darah dari kepala dan alat gerak atas.

Kedua pembuluh darah ini menuangkan isinya ke dalam

atrium kanan jantung

2) Vena Pulmonalis

Vena ini membawa darah yang mengandung O2

dari paru-paru ke serambi kiri jantung.

b. Pembuluh Nadi (Arteri )

Pembuluh nadi (arteri) bertugas membawa darah

yang berisi oksigen dari jantung ke seluruh tubuh. Arteri

yang lebih kecil disebut arteriola berperan untuk

mendistribusikan darah ke pembuluh kapiler. Ada dua

pembuluh nadi (arteri) yang melewati darah yaitu :

1) Pembuluh nadi besar (aorta)

Aorta adalah pembuluh darah yang dilewati darah

dari bilik kiri jantung menuju ke seluruh tubuh.

2) Pembuluh nadi paru-paru (arteri pulmonalis)

Pembuluh nadi paru-paru adalah pembuluh yang

dilewati darah dari bilik kanan menuju paru-paru

(pulmo).

c. Kapiler

Pembuluh kapiler adalah pembuluh darah yang

sangat kecil dan disitu arteriola berakhir dan venula mulai.

Kapiler menggabungkan arteri dan vena, terentang di

27

antaranya dan merupakan jalan lalu lintas antara makanan

dan bahan buangan. Di sini juga terjadi pertukaran gas dalam

cairan extraseluer atau interstisil. Kapiler membentuk jalinan

pembuluh darah dan bercabang-cabang di dalam sebagian

besar jaringan tubuh.28

Gambar 2.2: Pembuluh darah arteri, vena dan kapiler29

3. Darah

Darah manusia tersusun atas dua komponen, yaitu sel-sel

darah dan plasma darah (cairan darah). Sel darah adalah sel yang

hidup dan merupakan bagian darah yang padat. Sel darah terdiri

dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan

keping darah atau sel darah pembeku (trombosit).

Plasma darah merupakan bagian darah yang berbentuk

cair dan berwarna kekuning-kuningan pada darah. Diperkirakan

plasma darah berjumlah 55 % dari seluruh jumlah darah, dan

sisanya 45 % adalah sel-sel darah. Plasma darah terdiri dari 90

% air dan sisanya adalah zat terlarut.30

28 Evelyn C. Pearce, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, hlm 121

29Sri Meikarnawati, “Sistem Peredaran Darah Manusia, http://www.google.co.id/

http://biologigonz.blogspot.com/2010/03/aorta-arteri-vena-kapiler.html&usg.

30 Evelyn C. Pearce, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, hlm. 158

28

Begitu penting peran darah bagi tubuh manusia. Dalam

agama Islam darah haram untuk dimakan, seperti diterangkan

dalam surat Al- Maidah ayat 3 :

ôM tΒÌh� ãm ãΝä3ø‹ n=tæ èπtGøŠyϑø9 $# ãΠ ¤$!$#uρ ãΝøtm: uρ Í�ƒÌ“Ψσø: $# !$ tΒuρ ¨≅Ïδ é& Î�ö�tó Ï9 «!$# ϵ Î/ … ∩⊂∪

Artinya : “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah,,

daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas

nama selain Allah…..”

Darah diharamkan karena darah itu adalah tempat yang

paling baik untuk pertumbuhan bakteri-bakteri,31 selain itu darah

merupakan tempat pembuangan sisa metabolism dari semua sel

dalam tubuh yang harus dibuang ke tempat pembuangan. Ini

adalah beberapa hikmah yang dapat diambil dari ketetapan Allah

yang mengharamkan darah untuk dimakan.

a. Sel darah merah (Eritrosit)

Sel darah merah berupa cakram kecil bikonkaf,

cekung pada kedua sisinya, sehingga dilihat dari samping

nampak seperti dua buah bulan sabit yang saling bertolak

belakang.

Struktur terdiri atas pembungkus luar atau stroma,

berisi hemoglobin.32 Hemoglobin (Hb) ialah protein yang

kaya akan zat besi. Hemoglobin memungkinkan

pengangkutan oksigen dalam peredaran darah. Hb memiliki

senyawa pigmen hem yang mengandung besi ferro, berikatan

dengan globin. Setiap molekul Hb mengandung 4 atom besi

ferro, satu atom disetiap kelompok hem dan dapat berikatan

dengan 4 molekul oksigen.33

31Departemenn Agama RI, Kesehatan dalam Perspektif Al-qur’an (Tafsir Al-Quran

Tematik), (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an,2009), hlm.273-274

32 Evelyn C. Pearce, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, hlm. 133-134

33 Green, Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia, (Tanggerang : Binarupa Aksara, 2002), hlm. 21-22

29

Gambar 2.3: Sel - sel darah merah 34

b. Sel darah putih (Leukosit)

Leukosit mempunyai inti, setiap 1 mm3 mengandung

6000 – 9000 sel darah putih, bergerak bebas secara ameboid,

berfungsi melawan kuman secara fagositosis, dibentuk oleh

jaringan retikulo endothelium di sumsum tulang untuk

granulosit dan kelenjar limpha untuk agranulosit.

Sifat sel darah putih :

1) Amoeboid � dapat merubah bentuk

2) Fagositosit � dapat memakan terutama bakteri, virus,

parasit lainnya

Leukosit atau sel darah putih meliputi :

a) Granulosit : Merupakan sel darah putih yang

mengandung sitoplasma dan bergranula.

1) Neutrofil : Granula merah kebiruan, bersifat fagosit.

2) Basofil : Granula biru, fagosit. inti tidak jelas

apakah 2 (dua) atau lbh dari 2.

3) Eosinofil : Granula merah, fagosit.

b) Agranulosit : Merupakan sel darah putih yang

sitoplasmanya tidak bergranula , terdapat sebagai :

1) Monosit : Inti besar, bersifat fagosit, dapat bergerak

cepat.

34Ulil Lielliawati, “Belajarlah dari Sel Darah Merah” http://lielliawati.

blogspot.com/2008/10/ belajarlah-dari-sel-darah-merah.html, di akses 15 Juni 2011.

30

2) Limphosit: Inti sebuah, intinya hampir sebesar selnya

sendiri, untuk imunitas, tidak dapat bergerak35.

Gambar 2.4: Sel darah putih.36

c. Keping darah (Trombosit)

Trombosit adalah sel kecil-kecil kira-kira sepertiga

ukuran sel darah. Peranannya penting dalam penggumpalan

darah.37 Trombosit mengumpul dan pecah di tempat luka,

atau sel-sel itu bersentuhan dengan permukaan asing.

Penggumpalan trombosit dapat menghentikan pendarahan

dengan membentuk sumbat trombosit.

Pembekuan darah (koagulasi), teory klasik mengenai

pembekuan darah menyatakan bahwa pembekuan darah

terjadi dalam tiga tahap.38

Tahap 1. Pembentukan tromboplastin (trombokinase)

Tahap 2. Perubahan protrombin menjdi trombin oleh

tromboplastin dengan Ca++

35 Evelyn C. Pearce, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, hlm.214.

36Teuku Fakhrizal,S.Pd “Sel Darah Putih”, http://tfakhrizalspd.files.wordpress.com

/http://tfakhrizalspd.wordpress.com/2009/07/09/sel-darah-putih/&usg, 15 Juni 2011.

37 Evelyn C. Pearce, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, hlm. 137

38 Green, Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia, hlm. 45-137

31

Jantung (bilik kanan) � paru-paru � jantung (serambi kiri)

Jantung (bilik kiri) � seluruh tubuh � jantung (serambi kanan)

Tahap 3. Perubahan fibrinogen oleh trombin menjadi

fibrin.

Pemecahan trombin Tromboplastin

Kerusakan jaringan Protrombin + tromboplastin + Ca++ trombin

Fibrinogen + trombin fibrin

Gambar 2.5 : Skema proses pembekuan darah39

d. Peredaran Darah

Peredaran darah manusia termasuk peredaran darah tertutup

karena darah selalu beredar di dalam pembuluh darah. Setiap kali

beredar melewati jantung dua kali, sehingga disebut sebagai

peredaran darah ganda. Pada peredaran darah ganda dikenal sistem

peredaran kecil dan peredaran darah besar.

1) Peredaran Darah Kecil

Peredaran darah kecil adalah peredaran darah yang dimulai

dari jantung menuju paru-paru, kemudian kembali lagi ke jantung.

2) Peredaran Darah Besar

Peredaran darah besar ialah peredaran darah dari bilik kiri

jantung ke seluruh tubuh, kemudian kembali ke serambi kanan

jantung. Bilik kiri jantung berkontraksi memompa darah kaya

oksigen. Darah tersebut keluar dari jantung melalui aorta kemudian

ke seluruh tubuh, kecuali ke paru-paru.

39 Green, Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia, hlm. 46

32

Gambar 2.6: Peredaran darah besar40

e. Golongan Darah

Terdapat 3 sistem penggolongan darah pada manusia :

1) Sistem MN :

Landsteiner dan Levine 1927 menemukan antigen –M dan

atau antigen – N dalam darah orang. Tetapi serum darah orang

tidak mengandung zat anti terhadap antigen ini, sehingga tidak

perlu dikhawatirkan tentang kemungkinan terjadinya aglutinasi

(penggumpalan) di waktu melakukan transfusi darah.

Berdasarkan tes darah dengan menggunakan antiserum –M

dan –N yang dibuat lewat kelinci, orang dibedakan atas :41

a) Mereka yang bergolongan -M memiliki antigen-M dalam

eritrosit yang ditentukan oleh alel LM dalam kromosom

sehingga memiliki genotip LM LM

40Wawan Junaidi, “Sistem Peredaran Darah”, http://wawan-junaidi. Blogspot

.com/2009/08/peredaran-darah-manusia.html&usg=, diakses 15 Juni 2011

41 Suryo, Genetika Manusia, 2008, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press), cet.9, hlm. 131-132

33

b) Mereka yang bergolongan -N memiliki antigen-N dalam

eritrosit yang ditentukan oleh alel LN dalam kromosom sehingga

memiliki genotip LN LN.

c) Mereka yang bergolongan -M memiliki antigen-M dan antigen

–N dalam eritrosit yang ditentukan oleh alel LM dalam

kromosom sehingga memiliki genotip LM LN.

2) Sistem ABO

Pada tahun 1900, seorang dokter Wina (Austria) bernama

Karl Lasteiner membedakan darah manusia menjadi empat

golongan, yaitu golongan darah A, golongan darah B, golongan

darah AB, dan golongan darah O. Penggolongan ini dikenal sistem

penggolongan darah ABO. Pembagian golongan darah ini

berdasarkan perbedaan aglutinogen (antigen) dan aglutinin

(antibodi) yang terkandung dalam darah.. antigen terdapat pada

membran permukaan sel darah merah. Antibodi terdapat di dalam

plasma darah.42

Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis

antigen (aglutinogen) dan antibodi (agglutinin) yang terkandung

dalam darahnya, sebagai berikut:

a) Seseorang yang mempunyai aglutinogen A pada sel darahnya,

dan aglitinin β pada plasmanya, maka digolongkan dalam

golongan darah A.

b) Seseorang yang mempunyai aglutinogen B pada sel darahnya,

dan aglitinin α pada plasmanya, digolongkan dalam golongan

darah B.

c) Seseorang yang mempunyai aglutinogen A dan B pada sel

darahnya, dan tidak memiliki aglitinin, maka digolongkan

dalam golongan darah AB.

42 Istamar Syamsuri, dkk, IPA Biologi untuk SMP Kelas VIII, hlm.113-114

34

d) Seseorang yang tidak pempunyai aglutinogen A dan B pada sel

darahnya, tapi memiliki aglitinin β dan α. Maka digolongkan

dalam golongan darah O.

e)

Golongan darah Aglutinogen Aglutinin

A A β (beta)

B B α ( alfa)

AB A dan B Tidak ada

O Tidak ada β dan α

Tabel 2.2 : Tabel golongan darah43

3) Sistem Rhesus

Pada tahun 1940 ditemukan suatu golongan darah lain yang

penting dan disebut faktor Rhesus atau sistem Rhesus. Di samping

aglutinogen A dan B, terdapat tiga aglutinogen lain C,D dan E

yang berkaitan dengan sel darah merah. D merupakan aglutinogen

yang terpenting, yang bila ada, maka sel disebut Rhesus positif.

Dan yang tidak mempunyai aglutinogen D disebut Rhesus negatif.

Terdapat semua kombinasi golongan O, A, B, AB dengan Rhesus

positif dan negatif . berbeda dengan sistem ABO, tidak selalu

ditemukan adanya aglutinin Rhesus (anti-D). Tetapi seseorang

dengan Rhesus negatif, dapat membentuk anti-D setelah

mengalami sensitisasi oleh darah Rhesus positif. Maka transfusi

dapat diberikan seperti di bawah ini :

Rh - Rh +

43 Green, Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia, (Tanggerang :Binarupa Aksara,2009),

editor. Dr. Lyndon Saputra, hlm. 114

35

Dengan lebih ringkas, penderita dengan Rhesus positif dapat

menerima darah dari golongan manapun. Penderita dengan Rhesus

negatif akan mengalami sensitisasi bila mendapat darah dengan

golongan yang salah.44

Tabel.2.3: Kecocokan transfusi45

Gol Darah Resipien

Donor harus

AB+ Golongan darah mana pun

AB- O- A- B- AB-

A+ O- O+ A- A+

A- O- A-

B+ O- O+ B- B+

B- O- B-

O+ O- O+

O- O-

Keterangan:

AB+ = golongan darah AB rhesus +

AB- = golongan darah AB rhesus –

A+ = golongan darah A rhesus +

A - = golongan darah A rhesus –

B + = golongan darah B rhesus +

B - = golongan darah B rhesus –

O+ = golongan darah O rhesus +

O - = golongan darah O rhesus –

7. Kelainan atau Penyakit Pada Sistem Peredaran Darah

1) Hemofili

Hemophilia adalah penyakit darah sukar membeku akibat faktor

keturunan (genetis). Jika terjadi luka, darah akan mengucur terus

44 Green, Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia, hlm. 36-38

45http://id.wikipedia.org/wiki/ Golongan_darah,golongan_darah&action, diunduh pada hari selasa, 23 September 2010,19:03

36

sehingga penderita dapat mengalami kekurangan darah, bahkan

dapat menyebabkan kematian.

2) Anemia

Penyakit kurang darah, akibat kandungan Hb rendah, kurangnya

eritrosit atau menurunnya volume darah dari normal.

3) Leukimia

Leukimia disebut juga Kanker darah. Leukemia adalah kanker pada

sel sumsum tulang yang menghasilkan sel darah putih.

4) Thalasemia

Rendahnya daya ikat eritrosit terhadap O2 karena kegagalan

pembentukan hemoglobin (eritrosit pecah). Penyakit ini genetis.

5) Sklerosis

Pengerasan pembuluh nadi akibat endapan senyawa lemak atau zat

kapur.

6) Jantung koroner

Jantung koroner disebabkan oleh penyumbatan atau Penyempitan

arteri koroner pada jantung, sehingga suplai darah ke jantung

menjadi berkurang.

7) Varises

Pelebaran pembuluh vena dan umumnya di betis, sedang yang di

anus disebut ameien (hemoroit).

8) Hipertensi : Tekanan darah tinggi.

9) Hipotensi : Tekanan darah rendah..46

46 Joko Sumarsono, Sri Utami, Yulianto, Sri Wiyati, Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/

MTS Kelas VIII, (Surakarta : Teguh Karya, 2006), hlm.95-96

37

B. Penerapan Pembelajaran Numbered Head Together Pada Pembelajaran

Biologi

Biologi sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan alam (IPA)

berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, dalam

konsep pembelajaran biologi. Kegiatan pembelajaran biologi dilakukan

dengan mengaitkan antara pengembangan diri dengan proses pembelajaran

di kelas melalui pengalaman – pengalaman belajar yang inovatif, menantang,

dan menyenangkan.

Penerapan pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada

materi sistem peredaran darah dapat ditempuh dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

a. Sebelum pokok bahasan sistem peredaran darah diberikan pada peserta

didik, dibentuk kelompok yang heterogen berdasarkan nilai harian yang

diperoleh pada materi sebelumnya dengan masing-masing kelompok

beranggotakan 4-5 peserta didik yang mendapat nomor 1-5.

b. Masing–masing kelompok mendapat lembar soal NHT yang berisikan

soal sistem peredaran darah. Salah satunya yaitu :

Rani secara tidak sengaja terluka di bagian tangan. Dari lukanya

keluar darah yang deras. Pembuluh darah apakah yang terluka? Sesaat

kemudian, pendarahan rani tidak kunjung berhenti sehingga darah terus-

menerus keluar. Penyakit apakah yang diderita rani? Karena darah terus

menerus keluar rani kekurangan darah dan harus transfusi darah. Golongan

darah rani AB, kira-kira golongan darah apa sajakah yang dapat

didonorkan pada rani? Dan bagaimana mengetahui darah seseorang itu AB

dan bukan O.

Jawab :

1) Pembuluh darah nadi / arteri

2) Hemofilia : penyakit yang darah sukar membeku

3) Donor untuk AB : A, B, AB, O

38

4) Bila sel darah merah seseorang tidak mengandung aglutinogen, maka

golongan darah orang tersebut adalah O, namun jika memiliki

aglutinogen A dan B, maka darahnya adalah AB

c. Peserta didik mendiskusikan atau bertukar pendapat tentang

penyelesaian dari soal bersama kelompoknya, dan setiap anggota harus

mengetahui jawabannya.

d. Guru memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peserta didik untuk

terlibat aktif dalam diskusi.

e. Guru memanggil nomor 4 dan peserta didik dengan nomor yang

dipanggil berdiri, guru dapat meminta peserta didik menulis di depan

kelas dan mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

f. Peserta didik yang lain diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan

terhadap jawaban tersebut.

g. Guru memanggil nomor yang lain untuk mempresentasikan jawaban dari

soal, sehingga semua peserta didik dapat berperan aktif dalam

menyelesaikan soal.

h. Guru meluruskan jawaban peserta didik yang kurang tepat dan

memberikan jawaban yang benar.

i. Guru memberikan lembar soal individu untuk mengetahui sejauh mana

pemahaman peserta didik terhadap materi tersebut.

j. Guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan materi tentang

sistem peredaran darah

k. Guru menutup pelajaran.

Langkah–langkah Pembelajaran dengan model Numbered Head

Together pada materi sistem peredaran darah di atas menuntut peran aktif

peserta didik dalam proses pembelajaran agar mereka dapat memahami

konsep materi secara baik sehingga dapat mengerjakan soal dengan benar.

Peserta didik mencari sendiri arti dari yang mereka pelajari dan

bertanggungjawab terhadap hasil belajarnya karena setiap nomor yang

diterima oleh peserta didik akan mempunyai kesempatan yang sama untuk

dipanggil oleh guru. Maka secara tidak langsung peserta didik harus ikut

39

aktif dalam diskusi untuk mencari jawaban dan mengetahui dari hasil diskusi

ketika nomor mereka dipanggil.

Dalam membentuk kefahaman peserta didik pada system peredaran

darah dengan pembelajaran kooperatif Numbered Head Together dapat lebih

jelas dan mudah, karena mereka terlibat secara langsung dalam pembinaan

pengetahuan baru dan dalam hal ini adalah materi system peredaran darah.

Saat belajar dengan mengalami langsung apa yang sedang dipelajari akan

mengaktifkan lebih banyak indera dari pada hanya mendengarkan orang

lain/guru menjelaskan. Kita belajar hanya 10% dari apa yang kita baca, 20%

dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang

dilihat dan didengar, 70% dari apa yang dikatakan dan 90% dari yang

dikatakan dan dilakukan.47

Dengan NHT dapat menciptakan suasana pembelajaran biologi yang

menyenangkan sehingga peserta didik tidak merasa bosan dan selain itu juga

dengan NHT dapat meningkatkan proses kerjasama antar peserta didik

dalam mengerjakan soal, sehingga peserta didik benar-benar belajar tidak

hanya secara individu tetapi juga secara kolaboratif agar semua anggota

kelompoknya mampu memahami materi pelajaran.

Dengan demikian pembelajaran Numbered Head Together

merupakan model pembelajaran yang membantu peserta didik dalam

menemukan konsep materi dengan cara berdiskusi dengan anggota

kelompoknya sehingga lebih mengena dan mudah diingat oleh peserta didik

karena mereka ikut serta dalam menemukan konsep sistem peredaran darah

C. Penelitian yang Relevan

1. Skripsi Lailia Nuryani, UNNES dengan judul ”Meningkatkan Aktivitas

Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan

Menggunakan Model Numbered Heads Together (NHT)” menyatakan

47 Martinis Yamin, & Bansu I Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual

Siswa, (Jakarta : Gaung Persada Press, 2009), hlm.53-54

40

bahwa model NHT dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

peserta didik pada pelajaran pengelolaan lingkungan.

2. Skripsi Laila Isyatun Haniyati, UNNES dengan judul ”Efektifitas

Model Pembelajaran NHT Termodifikasi Pada Sub Konsep Sistem

Reproduksi Manusia” menyatakan bahwa model NHT Termodivikasi

efektif diterapkan pada pembelajaran sistem reproduksi.

3. Skripsi Sulistyowati, UNNES dengan judul ” Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together Pada Materi

Sistem Ekskresi Manusia Di SMA Negeri 2 Rembang”, menyatakan

bahwa pembelajaran kooperatif NHT dalam pembelajaran materi sistem

ekskresi manusia dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

4. Skripsi Ainun Nihayah, IAIN Walisongo Semarang dengan judul

”Upaya Meningkatkan hasil Belajar Biologi melalui Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Pada

Materi Pokok Virus di kelas X MA Negereri 02 Pati Tahun 2009-2010”

menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tiepe

Numbered Heads Together mampu meningkatkan aktivitas belajar

peserta didik kelas XI MAN 02 Pati, ditunjukkan dengan prosentase

peningkatan aktivitas belajar siswa dari hasil observasi dimana siklus I

sebesar 65.40%, siklus II sebesar 76.27% dan Siklus III 82.33%.

Dari kajian penelitian yang telah diteliti tersebut, peneliti ingin

melakukan penelitian model Numbered Heads Together (NHT) yang

diterapkan pada materi lain yaitu pada materi sistem peredaran darah

pada manusia, dengan judul “Efektifitas Pembelajaran Numbered Heads

Together (NHT) Terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar Peserta Didik

Kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet Kendal Pada Materi Pokok

Sistem Peredaran Darah Pada Manusia Tahun Pelajaran 2010/2011.

41

D. HIPOTESIS

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

yang diajukan dalam penelitian.48 Hipotesis dalam penelitian ini yaitu

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) lebih efektif

dari pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar dan keaktifan peserta

didik SMP Pondok Modern Selamet Kendal kelas VIII pada materi pokok

sistem peredaran darah pada manusia.

48 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabet,

2008), hlm.64

42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Apakah model pembelajaran

Numbered Heads Together (NHT) lebih efektif dari pada pembelajaran

konvensional (ceramah) terhadap keaktifan dan hasil belajar peserta didik

kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet Kendal pada materi pokok sistem

peredaran darah pada manusia.

B. Waktu, Tempat dan Karakteristik Penelitian

1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan bulan Oktober–November 2010, Bertempat

di SMP Pondok Modern Selamet Kendal.

2. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek / subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.1 Populasi dalam

penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet

Kendal tahun ajaran 2010-2011 yang terbagi menjadi sembilan kelas (A-I).

3. Sampel dan teknik pengambilan sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII B sebagai kelas

Eksperimen dan kelas VIII C sebagai kelas control. Sampel tersebut

diambil dengan teknik Cluster Random Sampling/ cluster sample. Teknik

ini adalah teknik pengambilan sampel acak sederhana dimana setiap

sampling unit terdiri dari kumpulan atau kelompok.2

1 Sugiono, Metode Penelitian Kuntitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung : Alfabeta,2008)

cet.4, hlm.80

2 Supranto, M.A, APU, Teknik Sampling untuk Survey dan Eksperimen, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2007), hlm. 226.

43

C. Rancangan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah true experimental

dengan Bentuk design true experimental dalam penelitian ini adalah pretest-

postest control group design. Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok

yang masing-masing dipilih secara rendom (R), kemudian diberi pretest untuk

mengetahui keadaan awal. Pengaruh perlakuan adalah (O2-O1)-(O4 –O3 ).

Gambar 3.1

Pretest-postest control group design 3

Keterangan :

R : Kelompok eksperimen dan kontrol murid diambil secara

random.

O1 : Hasil belajar pretes kelas eksperimen

O3 : Hasil belajar pretes kelas kontrol

O2 : Hasil belajar kelompok siswa setelah mengikuti

pembelajaran dengan model pembelajaran Numbered Heads

Together (NHT)

O4 : Hasil belajar kelompok siswa dengan ceramah.

X : Treatment pada kelompok eksperimen diberi treatment, yaitu

pembelajaran dengan menggunakan model Numbered Heads

Together (NHT).

D. Variabel dan Indikator Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah:4

a. Variabel bebas (independent variable )

Yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini yang

3 Sugiono, Metode Penelitian Kuntitatif, Kualitatif dan R&D, hlm.75-76

4 Sugiono, Metode Penelitian Kuntitatif, Kualitatif dan R&D, hlm 85-86

R O1 X O2

R O3 O4

44

menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran Numbered Heads

Together (NHT) dengan Indikator :

1) Memiliki tujuan

2) Melibatkan peran serta peserta didik

3) Belajar berkelompok

4) Pemberian nomor pada masing-masing peserta didik

b. Variabel terikat ( dependent variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi

akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikat

adalah keaktifan dan hasil belajar peserta didik kelas VIII SMP Pondok

Modern Selamet Kendal. Untuk menegetahui hasil belajar diperoleh dari

hasil post-test dan keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses

pembelajaran dengan model NHT ini, maka dibuat beberapa aspek

pengamatan yang meliputi :

1) Melakukan kerja sama kelompok

2) Memperhatiakan dan mendengarkan penjelasan dari guru atau teman

3) Mengajukan pertanyaan

4) Mengemukakan pendapat

5) Menjawab pertanyaan

6) Memberikan tanggapan dari pertanyaan guru atau teman

7) Mencatat materi / penjelasan guru dan teman

8) Menyimpulkan kegiatan pembelajaran

9) Tidak melakukan aktivitas yang dapat mengganggu kegiatan belajar

mengajar

10) Membaca LDS / buku materi

E. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

45

1. Metode Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan ( pengambilan data ) untuk

memotret seberapa jauh efek tindakan yang telah mencapai sasaran dengan

menggunakan alat indra.5 Jadi metode observasi dalam penelitian ini

digunakan untuk mengamati atau memotret keaktifan belajar peseta didik

dalam pembelajaran dengan model Numbered Head Together (NHT)

2. Metode dokumentasi

Metode pengumpulan data yang kedua yaitu metode dokumentasi.

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen

rapat, agenda, dan sebagainya.6 Metode ini digunakan untuk memperoleh

data nama peserta didik yang termasuk populasi dan sampel penelitian serta

bukti kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

3. Tes

Tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar. Bentuk

tes yang digunakan berupa tes obyektif (multiple choice) dengan 4 pilihan

dan hanya satu pilihan yang benar.7 Metode ini digunakan untuk

memperoleh data hasil belajar siswa pada materi pokok sistem peredaran

darah pada manusia yang dilakukan dengan tes.

F. Teknik Analisis Data

Dalam analisis data yang terkumpul dari penelitian ini, peneliti

menggunakan teknik analisis data kuantitatif yang meliputi uji coba butir soal,

uji normalitas, uji homogenitas dan analisis uji kesamaan dua rata-rata atau uji

beda.

5 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),

hlm 45

6Sugiono, Metode Penelitian Kuntitatif, Kualitatif dan R&D, hlm. 231.

7Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 53.

46

1. Validitas butir soal

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrument. Suatu alat ukur dikatakan valid apabila

tes tersebut mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu

instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya

instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.8

Pengajuan validitas menggunakan rumus sebagai berikut .9

Dimana

rpbi : Koefisien biseral

Mp : Rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal

Mt : Rata-rata skor total

St : Standart deviasi skor total

p : Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal

q : Proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal

2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul

data karena instrumen tersebut sudah baik. Pengujian reliabilitas

menggunakan rumus: 10

−= ∑

2

2

11)1( t

t

S

PiqiS

n

nr

Dimana :

r11 : Koefisien reliabilitas tes

n : Banyaknya butir item

1 : Bilangan konstan

8Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 168.

9Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),

hlm. 79.

10 Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung:Alfabet, 2007), hlm.359

47

St2 : Varian total

Pi : Proporsi test yang menjawab dengan betul butir item yang

bersangkutan

qi : Proporsi test yang jawaban nya salah, atau : qi = 1 - Pi

∑piqi : Jumlah dari hasil perkalian antara pi dengan qi

3. Indeks Kesukaran

Butir-butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir

item yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan

tidak pula terlalu mudah, dengan kata lain derajat kesukaran item itu

adalah sedang atau cukup.11

Angka indeks kesukaran item dapat diperoleh

dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Dubois, yaitu:12

JS

BP =

Dimana:

P : Indeks kesukaran

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul

JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria yang digunakan:

P < 0,30 Terlalu sukar

0,30 ≤ 0,70 Cukup (sedang)

P > 0,70 Terlalu mudah

4. Daya pembeda

Daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item hasil belajar

untuk dapat membendakan antara test yang berkemampuan tinggi , dengan

test yang kemampuannya rendah. Besarnya angka yang menunjukkan daya

pembeda soal disebut indeks diskriminasi. Semakin tinggi indeks daya

pembeda soal berarti semakin mampu soal tersebut membedakan antara

peserta didik yang pandai dengan peserta didik yang kurang pandai.

11

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 207.

12Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, hlm. 208.

48

Rumus yang digunakan untuk mencari daya pembeda soal dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:13

B

B

A

A

J

B

J

BD −=

Dimana :

D : Indeks diskriminasi

JA : Banyaknya peserta kelompok atas

JB : Banyaknya peserta kelompok bawah

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab

benar

Kriteria yang digunakan dalam menentukan daya pembeda adalah:

P < 0,0 jelek sekali

Ø p < 0,20 lemah sekali (jelek)

0,20 p < 0,40 cukup (sedang)

0,40 p < 0,70 baik

0,70 p < 1,00 baik sekali.

5. Uji normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dengan

Chi kuadrat ( 2χ ). Rumus Chi kuadrat adalah sebagai berikut:14

∑−

−=

k

i h

ho

f

ff

1

2 )(χ

Dimana:

2χ : Chi kuadrat

fo : Frekuensi yang diobservasi

fh : Frekuensi yang diharapkan

13

Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, hlm. 218.

14Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, hlm. 104.

49

Langkah-langkah yang ditempuh dalam uji normalitas data dengan Chi

kuadrat adalah sebagai berikut: 15

a. Menentukan jumlah kelas interval, untuk menguji normalitas dengan Chi

kuadrat ini, jumlah kelas interval ditetapkan 6. Hal ini sesuai dengan

bidang yang ada pada kurva normal baku.

b. Menentukan panjang kelas interval:

interval) kelasjumlah 6

terkecildata - terbesar data Kelas Panjang =

c. Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi sekaligus tabel penolong

untuk menghitung harga Chi kuadrat hitung.

d. Menghitung fh (frekuensi yang diharapkan), cara menghitung fh

didasarkan pada prosentase luas tiap bidang kurva normal dikalikan

jumlah data observasi (jumlah individu dalam sampel).Memasukkan

harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh, sekaligus menghitung harga-

harga (fo – fh)2 dan

h

h

f

ff 2

0 )( − menjumlahkan nya. Harga

h

h

f

ff 2

0 )( −

merupakan harga Chi kuadrat ( 2χ ) hitung.

e. Membandingkan harga Chi kuadrat hitung dengan Chi kuadrat tabel.

Bila harga Chi kuadrat hitung lebih kecil dari harga Chi kuadrat tabel,

maka distribusi data dinyatakan normal, dan bila lebih besar dinyatakan

tidak normal.

6. Uji homogenitas

Uji homogenitas sampel dilakukan untuk mengetahui seragam

tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama.

Pengujian homogenitas data dilakukan dengan uji varians. Adapun

langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Menghitung rata-rata ( )x

b. Menghitung varians (S2) dengan rumus:

15

Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, hlm. 80.

50

( ))1(

22

2

−= ∑ ∑

nn

xxnS

ii

c. Menghitung F dengan rumus

kecilvarian ter

besarVarian ter F=

d. Membandingkan Fhitung dengan Ftabel ½ a (nb-1)(nk-1) dan dk=(k-1).

Apabila Fhitung < Ftabel maka data berdistribusi homogen.

Analisis tahap akhir digunakan untuk membuat interpretasi lebih

lanjut. Analisis tahap akhir meliputi analisis data hasil observasi keaktifan

peserta didik dan uji hipotesis.

7. Analisis data hasil observasi keaktifan peserta didik

Data dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Membuat rekapitulasi hasil observasi keaktifan peserta didik

b. Menentukan criteria keaktifan peserta didik dengan parameter

c. Penilaian tingkat keaktifan peserta didik secara klasikal ditentukan

dengan menghitung prosentase keaktifan peserta didik keseluruhan

selama pembelajaran.

8. Uji Hipotesis

Hipotesis dapat diuji dengan menggunakan rumus uji t pihak kanan

yang digunakan untuk menentukan adanya pengaruh positif model

pembelajaran Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar

peserta didik. Data yang digunakan adalah data hasil tes setelah diberi

perlakuan.

Kriteria pengujian adalah Ho diterima. Jika thitung < ttabel. jika thitung >

ttabel maka Ha diterima, artinya hasil belajar dengan menggunakan model

pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada kelompok

eksperimen lebih baik dari pada hasil belajar belajar kelompok kontrol

yang menggunakan model pembelajaran konvensional (ceramah). Ini

berarti model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) berpengaruh

positif terhadap keaktifan dan hasil belajar peserta didik.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Hasil penelitian dan pembahasan pada bab ini adalah hasil studi

lapangan untuk memperoleh data dengan teknik observasi dan tes setelah

dilakukan suatu pembelajaran yang berbeda antara kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Apakah model

pembelajaran Numbered Head Together (NHT) lebih efektif dari pada

pembelajaran konvensional (ceramah) terhadap keaktifan dan hasil belajar

biologi kelas SMP Pondok Modern Selamet Kendal pada materi pokok sistem

peredaran darah pada manusia.

Penelitian ini dilakukan pada dua kelompok yaitu kelas eksperimen

dan kelas kontrol. Kegiatan ini dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan

November di SMP Pondok Modern Selamet Kendal denga sampel penelitian

kelas VIII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII C sebagi kelas kontrol.

Sebelum kegiatan penelitian ini dilaksanakan, peneliti menentukan

materi pelajaran dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Materi

yang dipilih adalah sistem peredaran darah pada manusia. Pembelajaran yang

digunakan pada kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran

Numbered Head Together (NHT), sedangkan kelompok kontrol dengan

metode ceramah.

B. Pengujian Hipotesis

Analisis data hasil belajar dan keaktifan dalam penelitian ini yaitu

analisis uji coba, analisis hasil belajar dan analisis keaktifan peserta didik.

1. Analisis Uji Coba

Analisis uji coba yang digunakan untuk menganalisis tes sebagai

instrumen dalam penelitian ini. Hasil analisis butir soal adalah sebagai

berikut:

51

52

a. Analisis Validitas Tes

Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid tidaknya item-

item tes soal. Soal yang tidak valid akan di drop (dibuang) dan tidak

digunakan. Item yang valid berarti item tersebut dapat

merepresentasikan materi terpilih yaitu sistem peredaran darah pada

manusia. Berdasarkan Perhitungan validitas soal terdapat di lampiran

7.

b. Analisis Reliabilitas

Setelah uji validitas dilakukan, selanjutnya dilakukan uji

reliabilitas pada instrumen tersebut. Uji reliabilitas digunakan untuk

mengetahui tingkat konsistensi jawaban instrumen. Instrumen yang

baik secara akurat memiliki jawaban konsisten untuk kapanpun

instrumen itu disajikan.

Berdasarkan hasil perhitungan konsisten reliabilitas butir soal 1

diperoleh r11 = 0,465. Pada taraf signifikansi 5%, dengan N = 32,

diperoleh ttabel = 0.367. Karena rhitung > rtabel, maka dapat

disimpulkan bahwa butir item tersebut valid. Perhitungan reliabilitas

soal terdapat di lampiran 8.

c. Analisis Indeks Kesukaran

Uji indeks kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat

kesukaran soal itu apakah sedang, sukar atau mudah. Berdasarkan hasil

perhitungan koefisien indeks kesukaran butir soal diperoleh :

Tabel 4.1 Prosentase kesukaran butir soal

No Kriteria Nomor Soal Jumlah

(∑) (%)

1

2

3

Sukar

Cukup

(sedang)

Mudah

18

1,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13

,14,15,16,17,19,20,22,23,2

4,25,27,28,29,30

2,8,21.

2

26

3

3,3 %

86 %

10 %

Perhitungan indeks kesukaran butir soal terdapat di lampiran 9.

53

d. Analisis Daya Beda

Berdasarkan hasil perhitungan daya beda butir soal diperoleh

hasil sebagai berikut:

Tabel 4.2 Prosentase daya beda butir soal

No Kriteria Nomor Soal Jumlah

(∑)

Prosentase

(%)

1

2

3

4

Baik

Cukup

Jelek

Sangat jelek

1,7,10,11,19,23.16

2,3,4,5,6,8,9,12,13,14,

15,21,22,24,25,27,29,

30

17,18,26

28.

7

18

3

1

23 %

60%

10 %

3,3%

Perhitungan analisis daya beda terdapat di lampiran 10.

2. Analisis Hasil Belajar

Setelah instrumen penelitian yang berupa tes diujicobakan dan

dianalisis kemudian dilakukan pengujian hipotesis dari data hasil belajar.

a. Hasil nilai awal

Hasil nilai awal kelas kontrol dan kelas eksperimen disajikan dalam

tabel berikut :

Kelas Rata-rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi

Eksperimen 47,71 30 64

Kontrol 50,97 30 68

Tabel 4.3 : Hasil nilai awal

b. Uji Normalitas Awal

Pengujian kenormalan distribusi populasi digunakan uji chi

kuadrat. Nilai awal yang digunakan untuk menguji normalitas

distribusi f adalah nilai pretest peserta didik kelas VIII B dan VIII C

54

SMP Pondok Modern Selamet Kendal materi pokok sistem peredaran

darah pada manusia.

Tabel 4.4 : Normalitas nilai awal

Sumber Variasi Kelas eksperimen Kelas kontrol

2χ hitung 4,6799 3,5662

2χ table 7,81 7,81

Dk 3 3

Kriteria Normal Normal

Berdasarkan perhitungan uji normalitas diperoleh untuk

kelompok eksperimen 2χ hitung = 4,67 untuk kelompok kontrol 2χ hitung

= 3,566 dan dengan α =5% dan Dk = 6-3 = 3 di tabel distribusi

frekuensi Chi kuadrat didapat 2χ (0,95)(3) = 7,81, maka dapat

dikatakan bahwa data untuk populasi pada penelitian ini yaitu

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal

karena 2χ hitung < 2χ tabel. Perhitungan selengkapnya terdapat pada

lampiran 15.

c. Uji Homogenitas Awal

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui seragam

tidaknya variasi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama

pada nilai awal.

Tabel 4.5 : Homogenitas nilai awal

Kelas Varians Dk Fhitung Ftabel

Kontrol 106,4403 35

1,009

1,99

Eksperimen 105,4866 34

55

Dari perhitungan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

diperoleh Fhitung= 1,009 Dengan α = 5% dan dk pembilang = nb-1, dk

penyebut = nk-1 diperoleh Ftabel = 1,99. Karena F hitung berada pada

daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua

kelompok tersebut homogen karena mempunyai varians yang sama.

Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 14.

d. Uji perbedaan dua rata-rata

Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui

apakah kelompok eksperimen dan kontrol mempunyai rata-rata yang

tidak berbeda pada tahap awal ini. Rata-rata kedua kelompok

dikatakan tidak berbeda apabila tabel < thitung < ttabel. Dengan taraf

signifikansi α = 5%, dk = 34+ 35- 2 = 67. Peluang = 1- α2

1 dari daftar

distribusi t didapat ttabel = 1.99. Dari perhitungan diperoleh thitung = -

1,317 Karena thitung < ttabel maka Ho diterima sehingga dapat dikatakan

bahwa rata-rata kedua kelompok tidak ada perbedaan. Artinya

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai kondisi yang

sama. Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 16.

3. Analisis Tahap Akhir

a. Hasil nilai akhir

Kelas Rata-rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi

Eksperimen 70,09 44 86

Kontrol 60,46 44 80

Tabel 4.6 : hasil nilai akhir

b. Uji normalitas hasil belajar (post-test)

Untuk uji normalitas hasil belajar nilai yang digunakan adalah

nilai post test peserta didik kelas VIII SMP pondok modern selamet

Kendal pada materi pokok sistem peredaran darah pada manusia.

56

Tabel 4.7: Normalitas nilai akhir

Sumber Variasi Kelas eksperimen Kelas kontrol

2χ hitung 5,4837 2,5419

2χ table 7,81 7,81

Dk 3 3

Kriteria Normal Normal

Berdasarkan perhitungan uji normalitas diperoleh untuk

kelompok eksperimen 2χ hitung = 5,4 dan kelompok kontrol 2χ hitung =

2,5 , dengan α = 5% dan dk = 6-3 = 3 di tabel distribusi frekuensi Chi

kuadrat didapat 2χ (0,95)(3) = 7,815, maka ber distribusi normal

karena 2χ hitung < 2χ tabel. Perhitungan selengkapnya terdapat pada

lampiran 18.

c. Uji homogenitas nilai post test

Nilai yang digunakan untuk menguji homogenitas hasil belajar

adalah nilai post-test peserta didik VIII SMP Pondok Modern Selamet

Kendal pada materi pokok sistem peredaran darah pada manusia.

Tabel 4.8 : homogenitas nilai akhir

Kelas Varians Dk Fhitung Ftabel

Kontrol 77,9025 35

1,066

1,99

Eksperimen 83,0526 34

Berdasarkan perhitungan uji homogenitas hasil belajar

diperoleh kelompok eksperimen dan kontrol Fhitung = 1,066, sedangkan

dengan α = 5% dan dk = k-1 diperoleh Ftabel = 1,99. Karena F hitung

berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat dikatakan kedua

kelompok homogen, karena mempunyai varians yang sama.

Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 19.

57

d. Uji Perbedaan rata-rata hasil belajar

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji

perbedaan dua rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Uji t yang digunakan adalah uji t satu pihak yaitu pihak kanan.

Sedangkan nilai yang digunakan adalah nilai post-test.

Dengan taraf signifikansi α = 5%, dk = n1+ n2-2 = 39. Peluang

= 1-α = 1-0,05 = 0,95 dari daftar distribusi t didapat ttabel =1,979

Berdasarkan perhitungan hasil penelitian diperoleh thitung =

4,460 dan ttabel = 1,67. Kriteria pengujian Ho diterima jika thitung < ttabel.

Karena pada penelitian ini thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha

diterima. Artinya hasil belajar kelompok eksperimen lebih baik dari

pada kelompok kontrol. Perhitungan selengkapnya terdapat pada

lampiran 20.

4. Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran

Kektifan yang diamati dalam penelitian ini adalah keaktifan peserta

didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Adapun keaktifan yang

diamati meliputi:

a. Melakukan kerja sama kelompok

b. Memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dari guru atau teman

c. Mengajukan pertanyaan

d. Mengemukakan pendapat

e. Menjawab pertanyaan

f. Memberikan tanggapan dari pertanyaan teman

g. Mencatat materi

h. Menyimpulkan kegiatan pembelajaran

i. Tidak melakukan kegiatan yang dapat mengganggu kegiatan belajar

mengajar

j. Membaca bahan ajar (LDS,buku, LKS)

Data hasil pengamatan keaktifan peserta didik dalam penelitian ini

ditunjukkan dalam tabel berikut :

58

Tabel 4.9 : Persentase keaktifan peserta didik

Dari data yang ditunjukkan pada tabel di atas keaktifan pesrta

didik pada kelas kontrol pada pertemuan pertama 32,45% dan pertemuan

kedua 43,5% dengan rata-rata 37,96%, sedangkan keaktifan peserta didik

eksperimen pertemuan pertama 77,13 dan pertemuan kedua 86,1% dengan

rata-rata 81,62. Hal ini menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik pada

kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol sehingga dengan kata

lain pembelajaran NHT lebih dapat mengaktifkan peserta didik dalam

proses pembelajaran dari pada pembelajaran konvensional. Untuk lebih

lengkapnya dapat dilihat dalam lampiran 5.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan data hasil belajar dan keaktifan peserta didik dalam

penelitian ini. Pengetahuan awal diketahui dari nilai pre-test dan pengetahuan

akhir diperoleh dari nilai post-test peserta didik kelas VIII B dan VIII C

Pondok Modern Selamet Kendal semester I materi pokok sistem peredaran

darah.

Hasil test awal pada kelas VIII C (kontrol) dan kelas VIII B

(eksperimen) menunjukkan ttabel =1.99 dan thitung = -1.317. Karena thitung

< tabel maka Ho diterima atau dengan kata lain rata-rata kedua kelompok

tidak ada perbedaan (homogen). Hal ini berarti sampel berasal dari kondisi

atau keadaan awal yang sama.

Pertemuan ke-

Perentase Tingkat Keaktifan Peserta Didik

Eksperimen Kontrol

1 77,13 32,43

2 86,1 43,5

Rata-rata 81,62 37,96

59

Selanjutnya kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan perlakuan

yang berbeda dalam mempelajari materi pokok sistem peredaran darah. Dalam

kelas kontrol pembelajaran dengan menggunakan model konvensional

(ceramah), sedangkan kelas eksperimen menggunakan numbered head

together (NHT). Setelah pembelajaran selesai kelas kontrol dan eksperimen

diberi tes akhir yang sama.

Dari hasil tes akhir yang telah dilakukan diperoleh rata-rata hasil belajar

kelompok eksperimen adalah 70,09 sedangkan rata-rata hasil belajar

kelompok kontrol adalah 60,46. Berdasarkan uji perbedaan rata-rata satu

pihak yaitu uji pihak kanan diperoleh thitung = 4,460 dan ttabel = 1,99 Karena

thitung > ttabel berarti Ho ditolak, artinya bahwa hasil belajar kedua kelompok

tersebut berbeda secara nyata atau signifikan. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol,

maka pembelajaran NHT lebih efektif dari pada pembelajaran konvensional.

Selain hasil belajar di atas, keaktifan peserta didik dalam setiap tahap

diamati untuk memperoleh data tentang keaktifan peserta didik saat proses

belajar mengajar berlangsung, baik pada kelas kontrol maupun kelas

eksperimen.

Dari hasil pengamatan atau observasi keaktifan peserta didik saat proses

belajar mengajar berlangsung menunjukkan keaktifan peserta didik pada kelas

kontrol 37,96 %, sedangkan kelas eksperimen 81,62%. Persentase keaktifan

tersebut menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik saat proses belajar

dengan model numbered head together lebih tinggi dari pada kelas kontrol

yang menggunakan pembelajaran konvensional.

Hasil belajar dan keaktifan peserta didik pada kelas ekperimen lebih

tinggi dari kelas kontrol karena dengan pembelajaran NHT memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama saat belajar dan

menemukan penyelesaian dari masalah yang ada, selain itu peserta didik

diajak untuk lebih aktif dan mampu berinteraksi dengan peserta didik yang

lain.

Dalam pembelajaran NHT peserta didik dapat berdiskusi, bertanya, dan

menanggapi jawaban dari yang lainnya. Dengan berdiskusi peserta didik

60

senang belajar bersama teman karena dapat saling aktif bertukar pendapat,

membagi ide-ide, aktif mencari informasi dengan membaca dan

mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Dengan cara belajar yang

bervariasi peserta didik tidak merasa bosan dan lebih bersemangat dalam

belajar. Sehingga materi pelajaran lebih mudah diserap oleh peserta didik.

Confucius mengatakan ada tiga konsep belajar aktif yaitu :

1. what I hear, I forget (apa yang saya dengar , saya lupa)

2. what I see, I remember (apa yang saya lihat , saya ingat)

3. what I do, I understand (apa yang saya lakukan, saya paham)1.

Sehingga dengan keterlibatan peserta didik dalam mempelajari konsep

dalam suatu kelompok akan mempermudah peserta didik untuk memahami

konsep tersebut dibandingkan peserta didik kelas kontrol yang hanya diam,

melihat dan mendengarkan guru menjelaskan konsep tersebut. Pembelajaran

yang demikian cenderung monoton dan membosankan karena kurang

mengikutsertakan peserta didik dalam proses pembelajaran.

D. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini pasti terjadi banyak

kendala dan hambatan. Hal tersebut bukan karena faktor kesengajaan,

melainkan terjadi karena adanya keterbatasan dalam melakukan penelitian.

Adapun keterbatasan yang dialami peneliti dalam penelitian ini adalah

1. Pengukuran penelitian yang hanya hasil belajar biologi materi pokok

sistem peredaran darah pada manusia, tidak mengukur pada peningkatan

hasil belajar.

2. Dan juga pelaksanaan pembelajaran Numbered Head Together (NHT)

hanya pada materi sistem peredaran darah.

3. Selain itu, tempat penelitian hanya terbatas di SMP Pondok Modern

Selamet Kendal, sehingga apabila dilakukan di sekolah lain, hasil

penelitian ini dimungkinkan berbeda.

1 Melvin l. Silberman, Active learning, 10 Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta : Pustaka Insan

Mandiri), 2007.hlm.1

61

Demikianlah beberapa keterbatasan penelitian ini. Untuk selanjutnya

pelaksanaan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) tidak

terbatas pada hasil belajar biologi materi pokok sistem peredaran darah pada

manusia saja, melainkan dapat ditetapkan pada materi biologi lain yang

dianggap sesuai dengan model pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan

adanya tindak lanjut dari model pembelajaran Numbered Head Together

(NHT) sehingga mampu menggiring pengetahuan guru dalam memudahkan

pemahaman peserta didik dalam menuntut ilmu

61

BAB V

KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

Numbered Head Together (NHT) kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet

Kendal pada Sistem Peredaran Darah Manusia yaitu:

1. Dari pembahasan diketahui rata-rata kelas eksperimen 70.09 dan kelas

kontrol 60,46 dan uji perbedaan rata-rata pihak kanan, diperoleh hasil

belajar t hitung = 4,460 dan t tabel = 1,67 jadi Ho ditolak yang artinya hasil

belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Sehingga

pembelajaran NHT lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar dari

pada model konvensional (ceramah)

2. Selain itu pembelajaran NHT juga efektif untuk meningkatkan keaktifan

peserta didik dalam pembelajaran sistem peredaran darah. Hal ini

ditunjukkan dengan tingkat keaktifan peserta didik pada kelompok kontrol

37.965 % sedangkan kelompok eksperimen 81.62 %. Sehingga dengan

kata lain kelompok eksperimen lebih tinggi tingkat keaktifannya.

B. SARAN-SARAN

Dari kesimpulan penelitian yang dilakukan, peneliti memberikan saran

yang ditujukan untuk pihak-pihak yang berkepentingan antara lain: Bagi para

Pendidik dapat menerapkan model Pembelajaran Numbered Heads Together

(NHT) pada materi pelajaran dan pokok bahasan lain yang nantinya

diharapkan mampu meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran

sehingga mampu menanamkan belajar mandiri. Selain itu Penerapan Numbered

Heads Together (NHT) perlu dikembangkan pada konsep lain yang mempunyai

permasalahan yang sama.

62

C. PENUTUP

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang

telah memberikan kekuatan, hidayah dan taufik-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak bisa lepas dari

kesalahan dan kekeliruan. Hal ini semata-mata merupakan keterbatasan ilmu

dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak demi

perbaikan yang akan datang untuk mencapai kesempurnaan. Akhirnya penulis

hanya berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya

dan pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Dasar-asar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Bandung: CV. Diponegoro,

2005.

Departemen pendidikan Nasional, kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga,

Jakarta: Balai Pustaka, 2005.

Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta :Rhineka Cipta 2006, cet.3.

Evelyn C. Pearce, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta: PT Gramedia,

2006.

http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://adedq.files.wordpress.com/2007/09/13

/jantung-dan-pembuluh

http://www.google.co.id/http://biologigonz.blogspot.com/2010/03/aorta-arteri-vena-

kapiler. html&usg.

http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.becomehealthynow.com/images/

organs/cells/http://lielliawati.blogspot.com/2008/10/belajarlah-dari-sel-darah-

merah.

http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://tfakhrizalspd.files.wordpress.com/http:

//tfakhrizalspd.wordpress.com/2010/07/09/sel-darah-putih/&usg

http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/08/peredaran-darah-manusia.html&usg=

http://id.wikipedia.org/wiki/Golongan_darah,golongan_darah&action,diunduh pada

hari selasa, 23 September 2010,19: 03

Isjoni, M.Si,Ph.D, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komuniksi

Antar Peserta Didik, Yogyakrta: Pustaka Pelajar, 2009.

Iskandar, M.Pd, Psikologi Pendidikan ( sebuah Orientasi Baru), Ciputat: Gaung

Persada (GP) Press, 2009.

J.H Green, Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia, Tanggerang: Binarupa Aksara,

2002.

Jihad, Asep, M.Pd dan Dr.Abdul Haris, M.Sc, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta:

Multi Pressindo, 2009.

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, cet. I.

Rohani, Ahmad dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: PT. Reneka

Cipta, 1991.

Sardiman, AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,Jakarta: CV Rajawali,

2006.cet VI

Saktiyono, Sains Biologi SMP untuk Kelas VIII ,Jakarta: Esis, 2004.

Sumarsono, Joko, Sri Utami, Yulianto, Sri Wiyati, Ilmi Pengatahuan Alam Untuk

SMP/ MTS Kelas VIII, Surakarta: Teguh Karya, 2006.

Supranto, M.A, APU, Teknik Sampling untuk Survey dan Eksperimen, Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2007.

Suryo, Genetika Manusia, Yogyakarta : Gajah Mada Universiti Press, 2008, cet.9,

Syamsuru, Istamar dkk, IPA Biologi untuk SMP Kelas VIII, Jakarta: Erlangga, 2007.

Soemanto,Wasty. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998.

Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1999, Cet V1.

Sugiono, Metode Penelitian Kuntitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,

2008, cet.4.

----------, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabet, 2007.

Suryabrata,Sumadi. Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rajawali Press, 2010.

Syaodih, Nana Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2003.

Tim penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

pustaka, 2005, cet.3.

Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,

Surabaya: Prestasi Pustaka, 2009.

Yamin, Martinis, M.Pd, Kiat Membelajarkan Siswa, Jakarta: Gaung Persada

Press,2007.

--------- & Bansu I Ansari, M.Pd, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual

Siswa, Jakarta: Gaung Persada Press, 2009.

---------, Paradigma Pendidikan Kontruktivistik Implementasi KTSP & UU. No. 14

Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Jakarta: Gaung Persada Press, 2008.

Zaini, Hisyam, bermawy Munthe dan sekar ayu aryni, Strategi Pembelajaran Aktif,

Yogyakarta : Pustaka Insan Madani, 2008.

Lampiran 1

DAFTAR KELAS UJI COBA

Kelas : VIII E

No Nama

1 Aditya Ahsin M

2 Agung Nur Qonita

3 Ananda M Iqbal

4 Athfal.C

5 Bangun Satria

6 Diana Putri. J

7 Dyah Saraswati

8 Fatimah Nur Amalia

9 Feni Fitriani.P

10 Fijay Afif Fauzi

11 Fionita Yuliani Devi

12 Fuhad A Najib

13 Habibatul Ulya

14 Ishak M

15 Istiana Dina Frita

16 Intan Chasanah

17 Ita Elita CH

18

Khansa Hanna

Islamica

19 Khoirudin Nur Alif

20 Laila Nur H

21 Layyinatus Syifa A

22 Machelina

23 M. Fahrul Al Falazi

24 M. Nur Azzam

25 Muhammad Aghna H

26 Oki Hendrawan

27 Puji Nurul Hikmah

28 Putri Nur H

29 Rizal D. Syifa

30 Taufik Soni F

31 Ratna Mustika

32 Yuni Nur Azizah

Lampiran 2

DAFTAR ABSEN PESERTA DIDIK

Kelas : VIII C Kelas : VIII B

No Nama

No Nama

1 Abdul Malik 1 Arina Hidayah

2 Ahmad Fatah Maulana 2 Meira Sita Dewi

3

Alamudin Bahrul

Atho' 3 Hilman Syah D

4 Anis Sudarti 4 Abdul Aziz

5 Anisa Surahmah 5 Lutfi Agung P

6 Aqdiyah Hanif Sabila 6 Nadhi Khusaini

7 Aulinadia Kholifasati 7 A. Syaifullah R

8

Budi Muhammad

Yusuf 8 Ibnu Hanif

9 Dika Dwi Hapsari 9 Eli Novia

10 Estiana Cinta Dewi 10 Ela Untari

11 Febdy Danu P 11 Iklal Achmad

12 Firdinsyah 12 M.Adli Zaim

13 Hendi Irawan 13 Aisyah Hanna

14 Hesti Setia Wenti 14 Fiqih Dwi Aryani

15 Iqbal Nazer 15 Salafudin

16 Isnaya Fahmi 16 Didik Hidayat

17

M. Akbar Ujung

Negoro 17 M.Asrifudin

18

Muhammad Arinal

Haq 18 Nur Rahmat Malik

19 M. Farhan Navis 19 Hanifah

20 Muhammad Fikri 20 M.Ristiawan

21 Muhammad Mahsus 21 Satria Java S

22 M.Najib Lutfi 22 Riky Dwi Kristiyanto

23 Muhammad Rosikin 23 Septian Adi P

24 M.Zainal Ibad 24 Rojib Sulistyanto

25 Maulana Yususf 25 M. Alif Miftakhur R

26 Nur Hayati 26 Rif'an Musyafa

27 Nur Rahman Najib 27 Ariyanto

28 Rijal Ali 28 Sri Lestari

29 Rizal Alifin 29 Mitha Alifiah

30 Rizky Darmawan 30 Feri Zulfahmi

31 Rona Rofifah 31 Tri Putro Wibowo

32 Siti Nurul Hikmah 32 M.Nur Kholik

33 Tri Aji Prabowo 33 Nurul Faizah

34 Tyas Ayu Kusumawati 34 Khuswatun Nur K

35 Ufita Al Ariza

Lampiran 3

Daftar Kelompok NHT Kelas Eksperimen

Kelompok A Kelompok B Kelompok C

Arina Hidayah Nadhi Khusaini Iklal Achmad

Meira Sita

Dewi A. Syaifullah R M.Adli Zaim

Hilman Syah D Ibnu Hanif Aisyah Hanna

Abdul Aziz Eli Novia Fiqih Dwi Aryani

Lutfi Agung P Ela Untari Salafudin

Kelompok D Kelompok E Kelompok F

Didik Hidayat Satria Java S M. Alif Miftakhur R

M.Asrifudin Zuhairina Rif'an Musyafa

Nur Rahmat

Malik

Riky Dwi

Kristiyanto Ariyanto

Hanifah Septian Adi P Sri Lestari

M.Ristiawan Rojib Sulistyanto Mitha Alifiah

Kelompok G

Feri Zulfahmi

Tri Putro Wibowo

M.Nur Kholik

Nurul Faizah

Khuswatun Nur K

Lampiran 4

RUBRIK SKOR KEAKTIFAN PESERTA DIDIK

No Aspek yang Diamati Skor

1

Melakukan

kerja sama

a

Bekerja sama dalam kelompok yang

terstruktur, tidak bergurau 4

b

Bekerja sama dalam kelompok yang

terstruktur, bergurau 3

c

Bekerja sama dalam kelompok tdk

terstruktur, tidak bergurau 2

d

Bekerja sama dalam kelompok tdk

terstruktur, bergurau 1

2

Memperhatiakan dan mendengarkan penjelasan dari guru dan

teman

a Memperhatiakan dengan serius 4

b

Memperhatiakan dengan sedikit

bergurau 3

c Memperhatiakan dengan bergurau 2

d Tidak memperhatiakan penjelasan 1

3 Mengajukan perrtanyaan

a

Bertanya sesuai dengan materi, jelas,

membutuhkan analisis 4

b

Bertanya sesuai dengan materi, jelas,

tdk membutuhkan analisis 3

c

Bertanya sesuai dengan materi, tidak

jelas 2

d Bertanya tidak sesuai dengan materi 1

4 Mengemukakan pendapat

a

Pendapat sesuia denga materi, runtut,

mudah dipahami 4

b

Pendapat sesuia denga materi, tidak

runtut 3

c

Pendapat sesuia denga materi, tidak

mudah dipahami 2

d Pendapat tidak sesuai denga materi 1

5 Menjawab pertanyaan

a

Menjawab pertanyaan dengan benar,

jelas, lengkap 4

b

Menjawab pertanyaan dengan benar,

jelas, tidak lengkap 3

c

Menjawab pertanyaan dengan benar,

tidak jelas 2

d Menjawab pertanyaan salah 1

6 Meberikan tanggapan dari pertanyaan guru atau teman

a

Menanggapi sesuai dengan materi ,

benar 4

b

Menanggapi sesuai dengan materi ,

kurang benar 3

c

Menanggapi sesuai dengan materi ,

tidak benar 2

d

Menanggapi tidak sesuai dengan

materi 1

7 Mencatat materi / pernjelasan guru dan teman

a

Mencatat sesuai dengan materi,

lengkap, rapih 4

b

Mencatat sesuai dengan materi,

lengkap, tidak rapih 3

c

Mencatat sesuai dengan materi, tidak

lengkap 2

d Mencatat tidak sesuai dengan materi 1

8 Menyimpulkan kegiatan pembelajaran

a

Membuat kesimpulan dengan benar

dan jelas 4

b

Membuat kesimpulan dengan benar

dan tidak jelas 3

c

Membuat kesimpulan dengan kurang

benar dan jelas 2

d tidak membuat kesimpulan 1

9

Tidak melakukan aktivitas yang dapat mengganggu kegitan

belajar mengajar

a Menghapus papan tulis 4

b Membantu membagikan lembar tugas 3

c Membantu menyiapka alat tulis guru 2

d diam tenang di bangku 1

10 Membaca LDS / buku materi

a Sangat aktif membaca 4

b Aktif membaca 3

c Cukup aktif membaca 2

d Kurang membaca 1

Lampiran 5

REKAPITULASI OBSERVASI KEAKTIFAN PESERTADIDIK

Pokok bahasan : sistem Peredaran darah

Kelas : VIII C ( Kontrol

)

Isilah kolom aspek pengamatan dengan memberi nilai berupa angka sesuai dengan rubrik

pengamatan dan berdasarkan keadaan sebenarnya !

No Nama Aspek yang diamati Jumlah Kriteria

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SB B C K

1 Abdul Malik 0 4 0 0 0 0 4 0 1 0 9 √

2

Ahmad Fatah

Maulana 0 1 0 0 0 0 4 0 1 1 7 √

3

Alamudin Bahrul

Atho' 0 1 3 1 0 0 4 0 3 0 12 √

4 Anis Sudarti 0 3 3 0 0 0 4 0 1 3 14 √

5 Anisa Surahmah 0 3 0 0 0 0 4 0 4 2 13 √

6

Aqdiyah Hanif

Sabila 0 1 0 0 0 0 4 0 1 0 6 √

7

Aulinadia

Kholifasati 0 3 2 2 0 0 4 4 1 3 19 √

8

Budi Muhammad

Yusuf 0 4 2 0 0 0 4 0 1 1 12 √

9 Dika Dwi Hapsari 0 4 0 2 0 0 4 0 1 0 11 √

10

Estiana Cinta

Dewi 0 3 0 1 0 0 3 0 1 2 10 √

11 Febdy Danu P 0 3 1 0 0 0 4 4 1 0 13 √

12 Firdinsyah 0 3 0 1 0 1 3 0 1 1 10 √

13 Hendi Irawan 0 1 2 1 0 0 2 0 3 0 9 √

14 Hesti Setia Wenti 0 4 1 4 3 0 4 0 1 1 18 √

15 Iqbal Nazer 0 1 0 0 0 0 4 0 1 0 6 √

16 Isnaya Fahmi 0 2 0 3 0 0 2 0 4 2 13 √

17

M. Akbar Ujung

Negoro 0 1 1 1 3 0 2 0 1 0 9 √

18

Muhammad

Arinal Haq 0 3 0 0 0 0 4 0 1 2 10 √

19 M. Farhan Navis 0 1 1 0 0 0 3 0 4 0 9 √

20 Muhammad Fikri 0 1 0 3 0 0 4 0 1 1 10 √

21

Muhammad

Mahsus 0 1 0 1 0 0 2 0 1 0 5 √

22 M.Najib Lutfi 0 4 0 1 3 0 4 0 4 0 16 √

23

Muhammad

Rosikin 0 1 1 0 0 0 4 4 1 3 14 √

24 M.Zainal Ibad 0 2 0 1 0 0 4 0 1 0 8 √

25 Maulana Yususf 0 4 0 0 0 1 4 0 2 2 13 √

26 Nur Hayati 0 1 0 0 3 0 4 0 1 0 9 √

27

Nur Rahman

Najib 0 1 0 0 0 0 3 0 2 3 9 √

28 Rijal Ali 0 3 0 2 0 0 4 0 1 0 10 √

29 Rizal Alifin 0 4 0 0 0 0 3 0 1 0 8 √

30 Rizky Darmawan 0 1 0 0 0 0 4 3 1 2 11 √

31 Rona Rofifah 0 3 3 0 3 1 4 0 1 0 15 √

32 Siti Nurul Hikmah 0 3 0 1 0 0 4 0 1 2 11 √

33 Tri Aji Prabowo 0 1 0 0 0 0 3 0 1 3 8 √

34

Tyas Ayu

Kusumawati 0 3 1 0 0 0 4 3 2 0 13 √

35 Ufita Al Ariza 0 4 0 2 0 0 3 0 1 1 11 √

Jumlah 0 0

Persentase 0%

LEMBAR SOAL UJI COBA

Mata Pelajaran : BIOLOGI

Hari / Tanggal :

Petunjuk Umum

1. Isikan identitas anda ke dalam lembar jawaban yang telah tersedia

2. Tersedia waktu 60 menit untuk mengerjakan soal tersebut

3. Jumlah soal sebanyak 25 butir, setiap soal terdapat 4 pilihan ganda

4. Periksa dan baca soal-soal sebelum anda menjawabnya

5. Tanyakan pada guru apabila terdapat soal yang belum jelas

6. Periksalah pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru

Pilihlah jawaban berikut dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c

atau d. !

1. Sistem peredaran darah manusia terdiri atas alat-alat berikut ini . . .

a. Jantung – ginjal – hati c. Jantung – pembuluh darah – darah

b. Jantung – paru-paru d. Jantung – ginjal – paru-paru

2. Warna merah pada darah manusia disebabkan oleh adanya . . .

a. Fibrinogen c. Plasma darah

b. Hemoglobin d. Serum darah

3. Golongan darah A memiliki : . . .

a. Aglutinogen A dan aglutinin b

b. Aglutinogen B dan aglutinin a

c. Aglutinogen A dan B tanpa aglutinin

d. Aglutinin a dan b tanpa aglutinogen

4. Ciri-ciri pembuluh darah :

1) Letaknya dekat permukaan tubuh

2) Jika terluka darah mngucur deras

3) Katup di sepanjang pembuluh

4) Jika terluka darah hanya menetes

5) Dinding tebal, kuat dan elastis

Manakah yang merupakan ciri pembuluh balik (vena) . . .

a. 1,2 dan 3 c. 2,4 dan 5

b. 1,3 dan 4 d. 3,4 dan 5

5. Manakah yang merupakan fungsi sel darah putih ?

a. Membunuh kuman-kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh

b. Melakukan pembekuan darah jika terjadi luka

c. Mengangkut sari-sari makan ke seluruh tubuh

d. Mengangkut oksigen ke seluruh tubuh

6. Dalam proses pembekuan darah, yang mengubah fibrinogen menjadi benang-

benang fibrin adalah . . .

a. Thrombin c. Vitamin K

b. Kalsium d. Trombokinase

7. Manakah pernyataan berikut ini yang benar mengenai bilik jantung . . .

a. Bilik hanya memompa darah kaya oksigen

b. Bilik hanya memompa darah kaya karbondioksida

c. Bilik jantung berdinding lebih tebal dari pada serambi jantung

d. Bilik jantung berdinding lebih tipis dari pada serambi jantung

8. Dalam sistem transportasi, jantung berfungsi sebagai . . .

a. Pengangkut darah c. Memompa darah

b. Penyaring darah d. Pembentuk darah

9. Urutan aliran darah pada sistem peredaran darah kecil yang benar adalah . . .

a. Jantung – seluruh tubuh – paru-paru

b. Jantung – seluruh tubuh – jantung

c. Jantung – paru-paru - seluruh tubuh

d. Jantung –paru-paru - jantung

10. Peredaran darah manusia di sebut peredaran darah ganda (rangkap) karena . . .

a. Sekali beredar darah melewati jantung dua kali

b. Memiliki pembuluh nadi dan pembuluh balik

c. Darah selalu beredar di dalam pembuluh

d. Jantung memiliki empat ruangan

11. Fungsi sistem peredaran darah manusia adalah sebagai berikut, kecuali . . .

a. Mengangkut sari makanan ke dalam sel tubuh

b. Menghasilkan Karbondioksida

c. Mengatur suhu tubuh

d. Menetralkan racun

12. Bagian darah yang mengangkut sari makanan adalah . . .

a. Keping darah c. Sel darah merah

b. sitoplasma d. Sel darah putih

13. Bila sel darah merah seseorang tidak mengandung aglutinogen, maka

golongan darah orang tersebut adalah . . .

a. O c. B

b. A d. AB

14. Jika sel darah putih di dalam tubuh seseorang semakin meningkat dan

jumlahnya tidak terkendali, maka di sebut menderita . . .

a. Hemophilia c. Thalasemia

b. Anemia d. Leukimia

15. Ciri-ciri sel darah :

1) Bentuknya tidak beraturan

2) Memakan kuman

3) Mengandung hemoglobin

4) Tidak ber inti

Manakah yang merupakan ciri sel darah merah . . .

a. 1 dan 2 c. 2 dan 4

b. 1 dan 3 d. 3 dan 4

16. Bila agglutinin A bertemu dengan aglutinogen A maka akan terjadi . . .

a. Penerimaan darah c. Peredaran darah

b. Donor darah d. Penggumpalan darah

17. Seseorang yang menderita anemia disebabkan oleh kekurangan . . .

a. Sel darah putih dan sel darah merah

b. Keeping-keping darah dan zat besi

c. Sel darah merah dan zat besi

d. Sel darah putih dan keeping darah

18. Bagian dari sel darah yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh karena dapat

membunuh kuman penyakit yang masuk adalah . . .

a. Plasma darah c. Sel darah putih

b. Sel darah merah d. Trombosit

19. Dalam sistem peredaran darah tersebut darah melewati jantung sebanyak….

a. 1 kali b. 2 kali c. 3 kali d. 4 kali

20. Kelainan menurun yang menyebabkan pendarahan pada seseorang tidak dapat

membeku atau sukar membeku di sebut . . .

a. Leukemia c. Hemofilia

b. Thalasemia d. Anemia

21. Bahan-bahan berikut berperan dalam proses pembekuan darah, kecuali . . .

a. Keeping darah c. Ion Ca

b. Fibrinogen d. Ion Na

22. Fungsi pembuluh kapiler adalah….

a. Tempat pertukaran zat antara darah dan sel tubuh

b. Mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh

c. Mengalirkan darah dari tubuh kembali ke jantung

d. Menyediakan O2 ke seluruh tubuh dan membersihkan tubuh dari hasil

metabolism

23. Golongan darah resipien universal adalah golongan darah . . .

a. A c. AB

b. B d. O

24. Di bawah ini yang merupakan komponen darah, adalah . . .

a. Plasma darah dan sel-sel darah c. Cairan

b. Protein d. Karbohidrat

25. Penyakit berikut yang berhubungan dengan gangguan/kelainan pada sistem

peredaran darah pada manusia, kecuali….

a. Hipertensi c. anemia

b. Hemofili d. konstipasi/sembelit

26. Peredaran darah pada manusia melalui lintasan . . .

a. Bilik kiri – tubuh – atrium kanan

b. Bilik kiri – paru-paru – bilik kiri

c. Atrium kanan – tubuh – bilik kiri

d. Atrium kanan – paru-paru – bilik kiri

27. Golongan darah A hanya dapat di donor kan kepada orang yang ber golongan

darah . .

a. A, AB dan O c. A dan AB

b. A, AB dan B d. A dan O

28. Sebelum diedarkan, darah yang kaya akan….dari paru-paru, secara berurutan

masuk ke dalam jantung, yaitu pada ruang….lalu ke….untuk dipompa ke

seluruh tubuh

a. O2 – serambi kiri – bilik kiri c. O2 – serambi kanan – bilik kanan

b. CO2 – serambi kiri – bilik kiri d. CO2 - serambi kanan – bilik kanan

29. Pembuluh darah arteri yang membawa darah miskin oksigen adalah . . .

a. Arteri ginjal c. Aorta

b. Arteri hepar d. Arteri paru-paru

30. Pembuluh balik paru-paru di lalui darah yang mengangkut…..

a. Oksigen dari jantung c. Oksigen ke jantung

b. Karbondioksida dari jantung d. Karbondioksida ke jantung

LEMBAR JAWABAN

1. C 6. A 11. 6 16. D 21. D 26. A

2. B 7. C 12. C 17. C 22. A 27. C

3. A 8. C 13. A 18. C 23. C 28. A

4. B 9. D 14. D 19. B 24. A 29. D

5. A 10. A 15. D 20. C 25. D 30. C

LEMBAR SOAL

Mata Pelajaran : BIOLOGI

Hari / Tanggal :

Petunjuk Umum

1. Isikan identitas anda ke dalam lembar jawaban yang telah tersedia

2. Tersedia waktu 60 menit untuk mengerjakan soal tersebut

3. Jumlah soal sebanyak 25 butir, setiap soal terdapat 4 pilihan ganda

4. Periksa dan baca soal-soal sebelum anda menjawabnya

5. Tanyakan pada guru apabila terdapat soal yang belum jelas

6. Periksalah pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru

Pilihlah jawaban berikut dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c

atau d !

1. Sistem peredaran darah manusia terdiri atas alat-alat berikut ini . . .

a. Jantung – ginjal – hati c. Jantung – pembuluh darah

– darah

b. Jantung – paru-paru d. Jantung – ginjal – paru-paru

2. Warna merah pada darah manusia disebabkan oleh adanya . . .

a. Fibrinogen c. Plasma darah

b. Hemoglobin d. Serum darah

3. Golongan darah A memiliki : . . .

a. Aglutinogen A dan aglutinin b

b. Aglutinogen B dan aglutinin a

c. Aglutinogen A dan B tanpa aglutinin

d. Aglutinin a dan b tanpa aglutinogen

4. Ciri-ciri pembuluh darah :

1) Letaknya dekat permukaan tubuh

2) Jika terluka darah mngucur deras

3) Katup di sepanjang pembuluh

4) Jika terluka darah hanya menetes

5) Dinding tebal, kuat dan elastis

Manakah yang merupakan ciri pembuluh balik (vena) . . .

a. 1,2 dan 3 c. 2,4 dan 5

b. 1,3 dan 4 d. 3,4 dan 5

5. Manakah yang merupakan fungsi sel darah putih ?

a. Membunuh kuman-kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh

b. Melakukan pembekuan darah jika terjadi luka

c. Mengangkut sari-sari makan ke seluruh tubuh

d. Mengangkut oksigen ke seluruh tubuh

6. Dalam proses pembekuan darah, yang mengubah fibrinogen menjadi benang-

benang fibrin adalah . . .

a. Thrombin c. Vitamin K

b. Kalsium d. Trombokinase

7. Manakah pernyataan berikut ini yang benar mengenai bilik jantung . . .

a. Bilik hanya memompa darah kaya oksigen

b. Bilik hanya memompa darah kaya karbondioksida

c. Bilik jantung berdinding lebih tebal dari pada serambi jantung

d. Bilik jantung berdinding lebih tipis dari pada serambi jantung

8. Dalam sistem transportasi, jantung berfungsi sebagai . . .

a. Pengangkut darah c. Memompa darah

b. Penyaring darah d. Pembentuk darah

9. Urutan aliran darah pada sistem peredaran darah kecil yang benar adalah . . .

a. Jantung – seluruh tubuh – paru-paru

b. Jantung – seluruh tubuh – jantung

c. Jantung – paru-paru - seluruh tubuh

d. Jantung –paru-paru - jantung

10. Peredaran darah manusia di sebut peredaran darah ganda (rangkap) karena . . .

a. Sekali beredar darah melewati jantung dua kali

b. Memiliki pembuluh nadi dan pembuluh balik

c. Darah selalu beredar di dalam pembuluh

d. Jantung memiliki empat ruangan

11. Fungsi sistem peredaran darah manusia adalah sebagai berikut, kecuali . . .

a. Mengangkut sari makanan ke dalam sel tubuh

b. Menghasilkan Karbondioksida

c. Mengatur suhu tubuh

d. Menetralkan racun

12. Bagian darah yang mengangkut sari makanan adalah . . .

a. Keping darah c. Sel darah merah

b. Sitoplasma d. Sel darah putih

13. Bila sel darah merah seseorang tidak mengandung aglutinogen, maka

golongan darah orang tersebut adalah . . .

a. O c. B

b. A d. AB

14. Jika sel darah putih di dalam tubuh seseorang semakin meningkat dan

jumlahnya tidak terkendali, maka di sebut menderita . . .

a. Hemophilia c. Thalasemia

b. Anemia d. Leukimia

15. Ciri-ciri sel darah :

1) Bentuknya tidak beraturan

2) Memakan kuman

3) Mengandung hemoglobin

4) Tidak ber inti

Manakah yang merupakan ciri sel darah merah . . .

a. 1 dan 2 c. 2 dan 4

b. 1 dan 3 d. 3 dan 4

16. Bila agglutinin A bertemu dengan aglutinogen A maka akan terjadi . . .

a. Penerimaan darah c. Peredaran darah

b. Donor darah d. Penggumpalan darah

17. Seseorang yang menderita anemia disebabkan oleh kekurangan . . .

a. Sel darah putih dan sel darah merah

b. Keeping-keping darah dan zat besi

c. Sel darah merah dan zat besi

d. Sel darah putih dan keeping darah

18. Bagian dari sel darah yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh karena dapat

membunuh kuman penyakit yang masuk adalah . . .

a. Plasma darah c. Sel darah putih

b. Sel darah merah d. Trombosit

19. Kelainan menurun yang menyebabkan pendarahan pada seseorang tidak dapat

membeku atau sukar membeku di sebut . . .

a. Leukemia c. Hemofilia

b. Thalasemia d. Anemia

20. Bahan-bahan berikut berperan dalam proses pembekuan darah, kecuali . . .

a. Keeping darah c. Ion Ca

b. Fibrinogen d. Ion Na

21. Golongan darah resipien universal adalah golongan darah . . .

a. A c. AB

b. B d. O

22. Di bawah ini yang merupakan komponen darah, adalah . . .

a. Plasma darah dan sel-sel darah c. Cairan

b. Protein d. Karbohidrat

23. Peredaran darah pada manusia melalui lintasan . . .

a. Bilik kiri – tubuh – serambi kanan

b. Bilik kiri – paru-paru – bilik kiri

c. Serambi kanan – tubuh – bilik kiri

d. Serambi kanan – paru-paru – bilik kiri

24. Golongan darah A hanya dapat di donor kan kepada orang yang ber golongan

darah . .

a. A, AB dan O c. A dan AB

b. A, AB dan B d. A dan O

25. Pembuluh darah arteri yang membawa darah miskin oksigen adalah . . .

a. Arteri ginjal c. Aorta

b. Arteri hepar d. Arteri paru-paru

Lembar Jawaban

1. C 11. B 21. C

2. B 12. C 22. A

3. A 13. D 23. A

4. B 14. D 24. C

5. A 15. D 25. D

6. A 16. D

7. C 17. C

8. C 18. C

9. D 19. C

10. A 20. D

KISI – KISI UJI COBA

Satuan Pendidikan : SMP Jumlah Soal : 25 Butir

Kelas / Semester : VIII / I Waktu : 60 Menit

Mata Pelajaran : BIOLOGI Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Materi Pokok : Sistem peredaran darah pada manusia

Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia

Kompetensi

dasar

Materi

Pokok Indikator

Pokok

Pembahasan

Nomor

Soal

Bentuk

tes

Kunci Jawaban

Mendeskrips

ikan sistem

peredaran

darah pada

manusia dan

hubungannya

dengan

kesehatan.

Sistem

peredaran

darah

pada

manusia

1. Menyebutkan fungsi

system peredaran

darah pada manusia.

2. Menjelaskan struktur

organ penyusun

sistem peredaran

darah pada manusia.

3. Menjelaskan sistem

peredaran darah pada

manusia

4. Mengidentifikasi

golongan darah pada

manusia

5. Mengidentifikasi

kelainan atau penyakit

system peradaran

darah pada manusia

1. Sel-sel darah

dan

fungsinya.

2. Alat-alat sistem

peredaran

darah manusia

3. Sistem

peredaran darah

manusia

4. Penggolongan

darah

5. Kelainan atau

penyakit sistem

peredaran darah

2,5,6,12

,15,18,2

0,22

1,4,7,25

8,9,10,1

1,23,

3,13,16,

21,24

14,17,1

9,

Pilihan

ganda

Pilihan

ganda

Pilihan

ganda

Pilihan

ganda

Pilihan

ganda

B,A,A,C,D,C,D,A

B,C,D

C,B,C,D

C,D,A,B,A

A,D,D,C,C

D,C,C

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMP Pondok Modern Selamet Kendal

Mata Pelajaran : IPA (Biologi)

Kelas / Semester : VIII

Alokasi Waktu : 2 JP (2 X40 menit)

I. Standar Kompetensi

1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia

II. Kompetensi Dasar

1.6 Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya

dengan kesehatan

III. Indikator

o Menyebutkan contoh kelainan atau penyakit pada sistem peredaran

darah

o Mengidentifikasi penyakit yang menyerang sistem peredaran darah

IV. Tujuan Pembelajaran

o Peserta didik dapat menyebutkan contoh kelainan atau penyakit pada

sistem peredaran darah

o Peserta didik dapat mengidentifikasi penyakit yang menyerang sistem

peredaran darah

V. Materi Ajar

Sistem peredaran darah pada manusia

VI. Metode Pembelajaran

Numbered Heads Together (NHT)

VII. Skenario Pembelajaran

Kegiatan Alokasi

Waktu

• Kegiatan Awal

1. Guru membuka pertemuan dengan salam

2. appersepsi : leli didiagnosa menderita hipertensi. Berpakah

tekanan darah disebut hipertensi?

10 menit

3. Guru menuliskan judul ”darah dan kelainan atau penyakit pada

sistem peredaran darah”

• Kegiatan Inti

1. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok yang

beranggotakan 3 - 5 orang dan memberi mereka nomor,

sehingga tiap siswa dalam tim tersebut memiliki nomor yang

berbeda.

2. Guru membagikan LDS kepada masing-masing kelompok untuk

dikerjakan bersama-sama.

3. Guru membimbing dan memantau siswa saat melakukan diskusi

kelompok

4. Guru menyebutkan satu nomor dan peserta didik dari tiap

kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan

menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.

5. Guru memberikan apresiasi atas hasil diskusi siswa

6. Penegasan materi oleh guru

• Kegiatan Akhir

1. Peserta didik merangkum materi dengan bimbingan guru

2. Guru mengadakan evaluasi dengan memberikan soal postest

3. Guru menutup pertemuan dengan salam.

55 menit

15 menit

VIII. Alat dan Sumber Belajar

1. Alat : kapur, penghapus , black bord, LDS

2. Sumber Belajar

Dr.Mikrojuddin.Abdullah,M.Si dkk.IPA Terpadu SMP&MTs kls

VIII/I.2007.Jakarta :Erlangga

Istamar Syamsuri,dkk.IPA Biologi SMP kls VIII/I.2006.Jakarta : Erlangga

IX. Penilaian

a. Teknik Penilaian : Tes Lisan

b. Teas Tindakan : Keaktifan siswa di kelas

c. Soal / Instrumen : Aspek Penguasaan Konsep ( kognitif)

Kendal, Oktober 2010

Mengetahui,

Guru Mapel Peneliti

IPA (biologi)

Sukron Munir, S.Pd Muli’atunni’am

NIM.063811016

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMP Pondok Modern Selamet Kendal

Mata Pelajaran : IPA (Biologi)

Kelas / Semester : VIII

Alokasi Waktu : 2 JP (2 X40 menit)

I. Standar Kompetensi

1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia

II. Kompetensi Dasar

1.6 Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya

dengan kesehatan.

III. Indikator

o Menyebutkan fungsi darah pada sistem peredaran darah manusia

o Menjelaskan organ penyusun sistem peredaran darah pada manusia

o Menggambarkan peredaran darah pada manusia

o Mengidentifikasi golongan darah pada manusia

o Mengidentifikasi penyakit yang menyerang sistem peredaran darah

IV. Tujuan Pembelajaran

o Peserta didik dapat menyebutkan fungsi darah pada sistem peredaran

darah pada manusia.

o Peserta didik dapat menjelaskan macam organ penyusun sistem

peredaran darah serta fungsinya.

o Peserta didik dapat menggambarkan peredaran darah pada manusia.

o Peserta didik dapat mengidentifikasi penggolongan darah pada manusia

o Peserta didik dapat mengidentifikasi penyakit yang menyerang sistem

peredaran darah

V. Materi Ajar

Sistem peredaran darah pada manusia

VI. Metode Pembelajaran

Numbered Heads Together (NHT)

VII. Skenario Pembelajaran

Kegiatan Alokasi

Waktu

• Kegiatan Awal

1.Guru membuka pertemuan dengan salam

2.Appersepsi : tahukah kamu saat kamu siapa yang bertugas

mengedarkan sari-sari makanan keseluruh tubuh kita?

3. Guru menuliskan judul ” pada sistem peredaran darah pada

manusia”

• Kegiatan Inti

1. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok yang

beranggotakan 3 - 5 orang dan memberi mereka nomor, sehingga

tiap siswa dalam tim tersebut memiliki nomor yang berbeda

2. Guru membagikan LDS kepada masing-masing kelompok untuk

dikerjakan bersama-sama.

3. Guru membimbing dan memantau siswa saat melakukan diskusi

kelompok

4. Guru menyebutkan satu nomor dan peserta didik dari tiap

kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan

menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.

5. Guru memberikan apresiasi atas hasil diskusi siswa

6. Penegasan materi oleh guru

• Kegiatan Akhir

1. Peserta didik merangkum materi dengan bimbingan guru

2. Guru mengadakan evaluasi dengan memberikan soal

3. Guru menutup pertemuan dengan salam.

10

menit

55

menit

15

menit

VIII. Alat dan Sumber Belajar

1. Alat : kapur, penghapus , black bord, LDS

2. Sumber Belajar

Dr.Mikrojuddin.Abdullah,M.Si dkk.IPA Terpadu SMP&MTs kls

VIII/I.2007.Jakarta :Erlangga

Istamar Syamsuri,dkk.IPA Biologi SMP kls VIII/I.2006.Jakarta : Erlangga

IX. Penilaian

a. Teknik Penilaian : Tes Lisan

b. Tes Tindakan : Keaktifan siswa di kelas

c. Soal / Instrumen : Aspek Penguasaan Konsep ( kognitif)

Semarang, Oktober 2010

Mengetahui,

Guru Mapel Peneliti

IPA (biologi)

Sukron Munir, S.Pd Muli’atunni’am

NIM.063811016

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMP Pondok Modern Selamet Kendal

Mata Pelajaran : IPA (Biologi)

Kelas / Semester : VIII

Alokasi Waktu : 2 JP (2 X40 menit)

I. Standar Kompetensi

1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia

II. Kompetensi Dasar

1.6 Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya

dengan kesehatan.

III. Indikator

o Menyebutkan contoh kelainan atau penyakit pada sistem peredaran darah

o Mengidentifikasi penyakit yang menyerang sistem peredaran darah

IV. Tujuan Pembelajaran

o Peserta didik dapat menyebutkan contoh kelainan atau penyakit pada

sistem peredaran darah

o Peserta didik dapat mengidentifikasi penyakit yang menyerang sistem

peredaran darah

V. Materi Ajar

Sistem peredaran darah pada manusia

VI. Metode Pembelajaran

Ceramah interaktif

VII. Skenario Pembelajaran

Kegiatan Alokasi

Waktu

• Kegiatan Awal

1. Guru membuka pertemuan dengan salam

2. appersepsi : leli didiagnosa menderita hipertensi. Berpakah

tekanan darah disebut hipertensi?

3. Guru menuliskan judul ”kelainan atau penyakit pada sistem

10 menit

peredaran darah”

• Kegiatan Inti

1. Guru meminta peserta didik menyebutkan beberapa contoh

penyakit sistem peredaran.

2. Guru menjelaskan penyebab penyakit sistem peredaran

darah.

• Kegiatan Akhir (10 menit)

a. Siswa diberi kesempatan bertanya tentang materi

pembahasan yang belum dimengerti

b. Guru menyimpulkan yang telah disampaikan

c. Salam

55 menit

15 menit

VIII. Alat dan Sumber Belajar

1. Alat : kapur, penghapus , black bord, LDS

2. Sumber Belajar

Dr.Mikrojuddin.Abdullah,M.Si dkk.IPA Terpadu SMP&MTs kls

VIII/I.2007.Jakarta :Erlangga

Istamar Syamsuri,dkk.IPA Biologi SMP kls VIII/I.2006.Jakarta : Erlangga

IX. Penilaian

a. Teknik Penilaian : Tes Lisan

b. Teas Tindakan : Keaktifan siswa di kelas

c. Soal / Instrumen : Aspek Penguasaan Konsep ( kognitif)

Semarang, November 2010

Mengetahui,

Guru Mapel Peneliti

IPA (biologi)

Sukron Munir, S.Pd Muli’atunni’am

NIM.063811016

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMP Pondok Modern Selamet

Mata Pelajaran : IPA (Biologi)

Kelas / Semester : VIII

Alokasi Waktu : 2 JP (2 X40 menit)

I. Standar Kompetensi

1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia

II. Kompetensi Dasar

1.6 Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya

dengan kesehatan.

III. Indikator

o Menyebutkan contoh kelainan dan penyakit pada sistem peredaran darah

o Mengidentifikasi penyakit yang menyerang sistem peredaran darah

IV. Tujuan Pembelajaran

o Peserta didik dapat menyebutkan contoh kelainan dan penyakit pada

sistem peredaran darah

o Peserta didik dapat mengidentifikasi penyakit yang menyerang sistem

peredaran darah

V. Materi Ajar

Sistem Peredaran Darah

VI. Metode Pembelajaran

Ceramah interaktif

VII. Skenario Pembelajaran

Kegiatan Alokasi

Waktu

• Kegiatan Awal

4. Guru membuka pertemuan dengan salam

5. Appersepsi :

6. Guru menuliskan judul ”kelainan atau penyakit pada sistem

peredaran darah”

10 menit

• Kegiatan Inti

3. Guru menyampaikan dan menjelaskan tentang sub materi yang

akan di sampaikan, yang meliputi :

a. Darah :

1) Komponen darah

2) Fungsi darah

b. Alat peredaran darah (jantung dan pembuluh darah)

c. Sistem peredaran darah pada manusia (sistem peredaran

besar-kecil dan sistem peredaran darah ganda dan tertutup).

4. Guru memberi tugas/pekerjaan rumah secara individu kepada

siswa tentang pokok bahasan yang sedang dipelajari.

5. Guru meminta siswa untuk mempelajari pokok bahasan

pertemuan berikutnya.

• Kegiatan Akhir

4. Guru mengadakan evaluasi denga memberikan soal

5. Untuk memantapkan pemahaman siswa diminta membuat resum

mengenai materi yang telah dibahas.

6. Guru menutup pertemuan dengan salam.

55 menit

15 menit

VIII. Alat dan Sumber Belajar

1. Alat : kapur, penghapus , black bord, LDS

2. Sumber Belajar

Dr.Mikrojuddin.Abdullah,M.Si dkk.IPA Terpadu SMP&MTs kls

VIII/I.2007.Jakarta :Erlangga

Istamar Syamsuri,dkk.IPA Biologi SMP kls VIII/I.2006.Jakarta : Erlangga

IX. Penilaian

a. Teknik Penilaian : Tes Lisan

b. Teas Tindakan : Keaktifan siswa di kelas

c. Soal / Instrumen : Aspek Penguasaan Konsep ( kognitif)

Kendal, Juli 2010

Mengetahui,

Guru Mapel Peneliti

IPA (biologi)

Sukron Munir, S.Pd Muli’atunni’am

NIM.063811016

Aktifitas diskusi dalam pembelajaran

Peserta didik berpikir bersama untuk menyelesaikan soal NHT

Aktifitas diskusi dalam pembelajaran Numbered Head Together

Peserta didik berpikir bersama untuk menyelesaikan soal NHT

Numbered Head Together

Peserta didik berpikir bersama untuk menyelesaikan soal NHT

Guru sebagai fasilitator dan memberikan dorongan kepada peserta

didik untuk berperan aktif

Peserta didik dengan nomor yang ditunjuk mempresentasikan hasil

diskusi di depan kelasjawabannya di depan kelas

Guru sebagai fasilitator dan memberikan dorongan kepada peserta

didik untuk berperan aktif

Peserta didik dengan nomor yang ditunjuk mempresentasikan hasil

diskusi di depan kelasjawabannya di depan kelas

Guru sebagai fasilitator dan memberikan dorongan kepada peserta

Peserta didik dengan nomor yang ditunjuk mempresentasikan hasil

Peserta didik diberi kesmpatan untuk menanggapi jawaban dari

teman

Evaluai dengan soal individu untuk mengetahui tingkat pemahaman

peserta didik

Peserta didik diberi kesmpatan untuk menanggapi jawaban dari

Evaluai dengan soal individu untuk mengetahui tingkat pemahaman

Peserta didik diberi kesmpatan untuk menanggapi jawaban dari

Evaluai dengan soal individu untuk mengetahui tingkat pemahaman

Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Pilihan Ganda

Materi Sistem Peredaran Darah

Rumus

Keterangan:

IK : Indeks kesukaran

JBA : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas

JBB : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah

JSA : Banyaknya siswa pada kelompok atas

JSB : Banyaknya siswa pada kelompok bawah

Kriteria

Interval IK Kriteria

IK = 0,00 Terlalu sukar

0,00 < IK < 0,30 Sukar

0,30 < IK < 0,70 Sedang

0,70 < IK < 1,00 Mudah

IK = 1,00 Terlalu mudah

Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.

Kelompok Atas Kelompok Bawah

No Kode Skor No Kode Skor 1 U-11 1 1 U-14 0

2 U-07 1 2 U-20 0

3 U-15 1 3 U-12 0

4 U-27 1 4 U-31 0

5 U-19 1 5 U-25 1

6 U-03 1 6 U-06 1

7 U-24 1 7 U-10 1

8 U-29 1 8 U-26 0

9 U-05 1 9 U-17 0

10 U-23 0 10 U-32 0

11 U-08 1 11 U-09 1

12 U-13 0 12 U-02 0

13 U-21 1 13 U-18 0

14 U-28 0 14 U-22 1

15 U-01 1 15 U-30 1

16 U-16 1 16 U-04 0

Jumlah 13 Jumlah 6

IK = 13 + 6

32

= 0,59

Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai tingkat kesukaran yang sedang

BA

BA

JSJS

JBJB IK

+

+=

Perhitungan Daya Pembeda Soal

Materi Sistem Peredaran Darah

1. Soal Pilihan Ganda

Rumus

Keterangan:

DP : Daya Pembeda

JBA : Jumlah yang benar pada

JBB : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah

JSA : Banyaknya siswa pada kelompok atas

Kriteria

Interval DP

DP <

0,00 < DP <

0,20 < DP <

0,40 < DP <

0,70 < DP <

Perhitungan

Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung

dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.

Kelompok Atas

No Kode

1 U-11

2 U-07

3 U-15

4 U-27

5 U-19

6 U-03

7 U-24

8 U-29

9 U-05

10 U-23

11 U-08

12 U-13

13 U-21

14 U-28

15 U-01

16 U-16

Jumlah

DP = 13

16

Perhitungan Daya Pembeda Soal

Materi Sistem Peredaran Darah

ATAU

Daya Pembeda

Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas

Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah

Banyaknya siswa pada kelompok atas

Interval DP Kriteria

0,00 Sangat jelek

0,20 Jelek

0,40 Cukup

0,70 Baik

1,00 Sangat Baik

Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung

dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.

Kelompok Atas Kelompok Bawah

Skor No

1 1

1 2

1 3

1 4

1 5

1 6

1 7

1 8

1 9

0 10

1 11

0 12

1 13

0 14

1 15

1 16

13 Jumlah

6

16

Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah

Kriteria

Sangat jelek

Jelek

Cukup

Sangat Baik

Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung

Kelompok Bawah

Kode Skor

U-14 0

U-20 0

U-12 0

U-31 0

U-25 1

U-06 1

U-10 1

U-26 0

U-17 0

U-32 0

U-09 1

U-02 0

U-18 0

U-22 1

U-30 1

U-04 0

Jumlah 6

= 0,44

Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai daya pembeda baik

No Validitas Daya Pembeda

rpbis ttabel Kriteria DP Kriteria

1 0,322 0,320 Valid 0,438 Baik

2 0,384 0,320 Valid 0,375 Cukup

3 0,496 0,320 Valid 0,250 Cukup

4 0,403 0,320 Valid 0,375 Cukup

5 0,388 0,320 Valid 0,250 Cukup

6 0,321 0,320 Valid 0,375 Cukup

7 0,429 0,320 Valid 0,438 Baik

8 0,384 0,320 Valid 0,375 Cukup

9 0,421 0,320 Valid 0,250 Cukup

10 0,410 0,320 Valid 0,500 Baik

11 0,369 0,320 Valid 0,500 Baik

12 0,397 0,320 Valid 0,375 Cukup

13 0,447 0,320 Valid 0,375 Cukup

14 0,410 0,320 Valid 0,250 Cukup

15 0,353 0,320 Valid 0,250 Cukup

16 0,369 0,320 Valid 0,500 Baik

17 0,455 0,320 Valid 0,188 Jelek

18 0,368 0,320 Valid 0,188 Jelek

19 0,53 0,320 Valid 0,44 Baik

20 0,40 0,320 Valid 0,25 Cukup

21 0,05 0,320 Tidak 0,25 Cukup

22 0,40 0,320 Valid 0,38 Cukup

23 0,22 0,320 Tidak 0,50 Baik

24 0,39 0,320 Valid 0,31 Cukup

25 0,42 0,320 Valid 0,25 Cukup

26 0,28 0,320 Tidak 0,13 Jelek

27 0,45 0,320 Valid 0,38 Cukup

28 0,10 0,320 Tidak -0,06 Sangat jelek

29 0,37 0,320 Valid 0,31 Cukup

30 0,16 0,320 Tidak 0,25 Cukup

DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN

Nama : Muli’atunni’am

NIM : 063811016

Tempat Tanggal Lahir : Kendal, 24 Nopember 1988

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Desa Sukodadi RT 07/02 Kangkung - Kendal

Jenjang Pendidikan :

1. MI Sendang Kulon Kendal Lulus Tahun 2000

2. SMP Pondok Modern Selamet Kendal Lulus Tahun 2003

3. MA Salafiyah Syafi’iyah Seblak Jombang Lulus Tahun 2006

4. IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama

Islam Masuk Tahun 2006

Demikian daftar riwayat pendidikan ini saya buat dengan sebenarnya :

Semarang, 20 Juni 2010

Penulis

Muli’atunni’am

NIM : 063811016