EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum...

110
ii EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN (Ruellia tuberosa Linn.) PADA MENCIT JANTAN TERINDUKSI PARASETAMOL: KAJIAN TERHADAP AKTIVITAS SERUM ALANIN-AMINOTRANSFERASE (ALT) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Stephanie Gunawan NIM : 038114070 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007

Transcript of EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum...

Page 1: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

ii

EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN

(Ruellia tuberosa Linn.) PADA MENCIT JANTAN TERINDUKSI

PARASETAMOL: KAJIAN TERHADAP AKTIVITAS SERUM

ALANIN-AMINOTRANSFERASE (ALT)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Stephanie Gunawan

NIM : 038114070

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

Page 2: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

iii

Page 3: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

iv

Page 4: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

v

Page 5: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

vi

PRAKATA

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skipsi berjudul “Efek Hepatoprotektif Infusa

Daun Ceplikan (Ruellia tuberosa Linn.) Terhadap Mencit Jantan Terinduksi

Parasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Farmasi (S.Farm.) program studi farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan maupun penyusunan skripsi ini,

tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu, saat ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yang maha Penyayang atas kasih dan karunia-Nya.

2. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma.

3. Ibu dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes., sebagai pembimbing utama atas

bimbingan, arahan, kesabaran, waktu, dan kesediaannya.

4. Bapak Drs. Mulyono, Apt., sebagai dosen penguji atas kesediaan, waktu, ide,

dan sarannya.

5. Bapak Yosef Wijoyo, M.Si., Apt., sebagai dosen penguji atas kesediaan,

waktu, ide, saran, dan informasinya.

6. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Apt., sebagai pembimbing awal atas ide, saran,

semangat dan doanya.

Page 6: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

vii

7. Bapak Ipang Djunarko, S.Si., Apt., yang telah bersedia memberikan

konsultasi, ide dan waktunya.

8. Bapak Ign. Y. Kristio Budiasmoro, M.Si., yang telah bersedia mendeterminasi

tanaman ceplikan.

9. Hendro Gunawan (Papi), Susi Anggraeni (Mami), dan Rudi Sukamto (Koko)

yang selalu mendukung dan menyemangati sampai dengan selesainya skripsi

ini.

10. Essie, teman, partner kerja sedari awal kuliah sampai skripsi, saudara,

sahabatku.

11. Sisar yang selalu sabar mengantar dan menunggu.

12. Para sahabatku: Dessy, Hani, Milo, Nia, Silih, dan Endah, atas dukungan dan

persahabatan kalian.

13. Mas Par, Mas Heru, dan Mas Kayat yang sangat membantu selama penelitian.

14. Teman-teman seperjuangan di Laboratorium lantai dua: Shyu, Tata, Punto,

Jeppi, Yeyen, Shinta, Syuryach, Angga, Galleah, Agnes, Nia.

15. Kelompok praktikum D atas kenangan selama ini.

16. Erika Hikaru Spears dan Karina Metasari atas kenangan kalian.

17. Bapak dan ibu dosen Fakultas Farmasi atas ilmunya.

18. Anin yang telah meluangkan pulsa dan waktunya.

19. Soca atas kameranya.

20. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membatu selama penyusunan skripsi ini.

Page 7: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

viii

Penulis menyadari tidak ada sesuatu pun yang sempurna termasuk skripsi ini

tidaklah lepas dari kesalahan. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran daari para

pembaca demi pengembangan skripsi ini dan perkembangan ilmu farmasi.

Yogyakarta, 27 Juli 2007

Penulis

Page 8: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

ix

Page 9: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

x

INTISARI

Pemakaian obat yang berasal dari tanaman obat di Indonesia dewasa ini sudah mulai berkembang. Hal ini sangat tepat untuk diterapkan di Indonesia karena Indonesia termasuk negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang kaya. Maka muncullah pemikiran untuk membuktikan kemampuan infusa daun ceplikan menurunkan aktivitas serum ALT pada kerusakan hati mencit jantan akibat pembeian parasetamol, di mana ceplikan (juga dikenal dengan nama pletekan) dikenal sebagai obat kencing batu dan penurun kadar glukosa dalam darah.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. Sejumlah tiga puluh lima ekor mencit jantan dibagi secara acak menjadi tujuh kelompok perlakuan. Kelompok I sebagai kontrol negatif, diberikan CMC-Na. Kelompok II sebagai kontrol positif, diberikan parasetamol dosis hepatotoksik (berdasarkan hasil orientasi). Kelompok III sebagai kontrol perlakuan diberi infusa daun ceplikan dosis tertinggi (3333,3 mg/kgBB). Kelompok IV-VII diberi perlakuan infusa daun ceplikan secara peroral masing-masing dengan peringkat dosis 987,7; 1481,5; 2222,2; dan 3333,3 mg/kgBB selama enam hari berturut-turut kemudian pada hari ketujuh diberi parasetamol dosis hepatotoksik. Hewan uji kemudian diambil darahnya dari sinus orbitalis mata selang 24 jam pemberian parasetamol untuk kemudian diukur aktivitas serum ALT-nya. Data serum ALT yang didapat dianalisis dengan uji Kolmogorov Smirnov untuk melihat distribusi datanya, jika didapatkan distribusi data yang normal analisis dilanjutkan dengan uji One Way ANOVA dan uji LSD, dan jika didapatkan distribusi data yang tidak normal analsis dilanjutkan dengan uji Krukal Wallis dan uji Mann Whitney.

Dari penelitian ini didapatkan bahwa infusa daun ceplikan dosis 2222,2 dan 3333,3 mg/kgBB mampu menurunkan aktivitas serum ALT pada kerusakan hati mencit jantan akibat pemberian parasetamol.

Kata kunci : Ruellia tuberosaLinn., Hepatoprotektif, Parasetamol

Page 10: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

xi

ABSTRACT

The use of medicines that come from the medicinal plants in Indonesia recently have started to expand. This is very precise to be applied in Indonesia because Indonesia is inclusive of state owning rich of variety involve. Hence emerge the opinion to prove the ability of ceplikan leaves infusion degrade the activity of ALT serum of male mice liver damage by paracetamol induced, where ceplikan (is also recognized by the name of pletekan) known as urine drug petrify and decrease glucose rate in blood.

This research was performed following a pure experimental research with complete random design pattern. A number of thirty five male mice divided random become seven treatment group. Group I as negative control, given by CMC-Na. Group II as positive control, given by acetaminophen of hepatotoxic dose (pursuant to orient result). Group III as treatment control given the highest dose of ceplikan leaves infusion ( 3333,3 mg/kgBB). Group IV-VII given the treatment of ceplikan leaves infusion each orally by dose level 987,7; 1481,5; 2222,2; and 3333,3 mg/kgBB during six day successively then given acetaminophen of hepatotoxic dose on the seventh. Then the animal test's blood are taken from sine of orbitalis eye certain period 24 hour of acetaminophen gave to measured it's ALT serume activity. Data of serum ALT got to be analysed with Kolmogorov Smirnov test to see its data distribution, if got a normal data distribution analyse continued with One Way ANOVA test and LSD test, and if got an abnormal data distribution analyse continued with Krukal Wallis test and Mann Whitney test.

From this research got that ceplikan leaves infusion dose 2222,2 and 3333,3 mg/kgBB able to degrade the activity of ALT serum of male mice liver damage by paracetamol induced.

Keyword : Ruellia tuberosaLinn., hepatoprotective, acetaminophen

Page 11: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v

PRAKATA .......................................................................................................... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. ix

INTISARI ........................................................................................................... x

ABSTRACT .......................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xix

BAB I PENGANTAR ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

1. Rumusan masalah ............................................................................. 4

2. Keaslian penelitian ............................................................................ 4

3. Manfaat penelitian ............................................................................ 5

B. Tujuan penelitian .................................................................................... 5

1. Tujuan umum .................................................................................... 5

2. Tujuan khusus ................................................................................... 5

Page 12: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

xiii

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ................................................................. 6

A. Tanaman ceplikan ......................................................................................... 6

B. Infusa ............................................................................................................. 7

C. Anatomi dan fisiologi hati.............................................................................. 8

D. Kerusakan hati ................................................................................................ 10

E. Hepatotoksin ................................................................................................... 11

F. Parasetamol ..................................................................................................... 12

G. Tes laboratorium pada penyakit hati .............................................................. 15

H. Metode uji antihepatotoksin ........................................................................... 17

I. Polifenol ........................................................................................................ 18

J. Keterangan empiris ....................................................................................... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 20

A. Jenis dan rancangan penelitian ...................................................................... 20

B. Variabel-variabel penelitian .......................................................................... 20

C. Alat dan bahan penelitian .............................................................................. 21

D. Subjek uji ..................................................................................................... 22

E. Tatacara penelitian ........................................................................................ 22

1. Pengumpulan bahan ................................................................................ 22

2. Determinasi tanaman ceplikan ................................................................ 22

3. Pembuatan simplisia daun ceplikan ........................................................ 23

4. Pembuatan infusa daun ceplikan ............................................................. 23

5. Pembuatan suspensi parasetamol 1% ...................................................... 23

6. Uji pendahuluan ...................................................................................... 23

Page 13: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

xiv

7. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji ............................................... 25

8. Pembuatan serum .................................................................................... 25

9. Pengukuran aktivitas serum ALT ........................................................... 26

F. Analisis hasil ................................................................................................. 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 29

A. Determinasi tanaman ceplikan ...................................................................... 29

B. Uji pendahuluan ............................................................................................ 29

1. Penetapan dosis hepatotoksik parasetamol ............................................. 29

2. Penetapan waktu pencuplikan darah ....................................................... 32

3. Penetapan lama pemejanan infusa daun ceplikan ................................... 34

C. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji ..................................................... 37

1. Kontrol negatif CMC-Na ........................................................................ 37

2. Kontrol positif hepatotoksin ................................................................... 38

3. Kontrol positif infusa dosis tertinggi ...................................................... 38

4. Kelompok perlakuan ............................................................................... 39

D. Rangkuman pembahasan .............................................................................. 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 46

A. Kesimpulan ................................................................................................... 46

B. Saran.............................................................................................................. 46

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 47

LAMPIRAN ........................................................................................................ 50

Page 14: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

xv

DAFTAR TABEL

Tabel I Prosedur penetapan aktivitas serum ALT berdasarkan Anonim

(2006d) .............................................................................................. 26

Tabel II Data aktivitas serum ALT akibat pemberian parasetamol dosis 225;

230; 237,5; dan 250 mg/kgBB pada jam ke 24 ................................. 30

Tabel III Perbedaan nilai aktivitas serum ALT setelah pemberian

parasetamol dosis 225; 230; dan 237,5 mg/kgBB pada jam ke 24

berdasarkan uji Mann Whitney .......................................................... 30

Tabel IV Data aktivitas serum ALT setelah pemberian parasetamol dosis

237,5 mg/kgBB pada jam ke 24 dan 48 ............................................ 32

Tabel V Perbedaan nilai aktivitas serum ALT setelah pemberian

parasetamol dosis 237,5 mg/kgBB pada jam ke 24 dan 48

berdasarkan uji T ............................................................................... 33

Tabel VI Data aktivitas serum ALT setelah pemejanan infusa daun ceplikan

selama 2, 4, 6, dan 8 hari .................................................................. 34

Tabel VII Persen perbedaan nilai aktivitas serum ALT mencit terinduksi

parasetamol edngan praperlakuan infusa daun ceplikan selama 2, 4,

6, dan 8 hari berdasarkan uji Mann

Whitney.............................................................................................. 35

Tabel VIII Persen proteksi setelah praperlakuan infusa daun ceplikan dosis

2222,2 mg/kgBB selama 2, 4, 6, dan 8 hari pada mencit hantan

terinduksi parasetamol ...................................................................... 35

Page 15: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

xvi

Tabel IX Data aktivitas serum ALT setelah pemejanan infusa daun ceplikan

dosis 987,7; 1481,5; 2222,2; dan 3333,3 mg/kgBB selama 6 hari

berturut-turut terhadap mencit jantan terinduksi parasetamol dosis

237,5 mg/kgBB dengan waktu pencuplikan 24 jam ......................... 39

Tabel X Persen perbedaan nilai aktivitas serum ALT praperlakuan infusa

daun ceplikan dosis 987,6; 1481,5; 2222,2; dan 3333,3 mg/kgBB

selama 6 hari berturut-turut pada mencit jantan terinduksi

Parasetamol dosis 237,5 mg/kgBB ................................................... 42

Tabel XI Data aktivitas serum ALT mencit jantan setelah pemejanan CMC

Na (kontrol negatif), parasetamol (kontrol positif), infusa daun

ceplikan dosis tertinggi (kontrol positif), dan setelah praperlakuan

infusa daun ceplikan dosis 987,7; 1481,5; 2222,2; dan 3333,3

mg/kgBB selama 6 hari berturut-turut terhadap parasetamol dosis

237,5 mg/kgBB dengan waktu pencuplikan 24 jam ......................... 59

Tabel XII Persen proteksi setelah praperlakuan infusa daun ceplikan selama 6

hari berturut-turut pada mencit jantan terinduksi parasetamol ......... 60

Page 16: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur mikroskopik hati .............................................................. 8

Gambar 2 Struktur parasetamol ...................................................................... 12

Gambar 3 Lobus hati normal (kiri) dan lobus hati yang mengalami

kerusakan nekrosis sentrilobuler (kanan) ....................................... 13

Gambar 4 Mekanisme metabolisme parasetamol dalam tubuh....................... 14

Gambar 5 Beberapa struktur senyawa yang termasuk polifenol .................... 15

Gambar 6 Diagram batang aktivitas serum ALT setelah pemberian

parasetamol dosis 225; 230; dan 237,5 mg/kgBB pada jam ke 24 27

Gambar 7 Grafik aktivitas serum ALT setelah pemberian parasetamol dosis

237,5 mg/kgBB pada jam 24 dan 48 .............................................. 33

Gambar 8 Grafik aktivitas serum ALT setelah pemejanan infusa daun

ceplikan selama 2, 4, 6, dan 8 hari ................................................. 37

Gambar 9 Diagram batang aktivitas serum ALT setelah pemejanan infusa

daun ceplikan dosis 987,7; 1481,5; 2222,2; dan 3333,3 mg/kgBB

selama 6 hari berturut-turut terhadap mencit jantan terinduksi

parasetamol dosis 237,5 mg/kgBB dengan waktu pencuplikan 24

jam .................................................................................................. 40

Gambar 10 Diagram batang aktivitas serum ALT kontrol negatif, kontrol

hepatotoksin, kontrol positif infusa dosis tertinggi, dan setelah

pemejanan infusa daun ceplikan dosis 987,7; 1481,5; 2222,2; dan

3333,3 mg/kgBB selama 6 hari berturut-turut terhadap terhadap

Page 17: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

xviii

parasetamol dosis 237,5 mg/kgBB dengan waktu pencuplikan 24

jam .................................................................................................. 44

Page 18: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat pengesahan determinasi ........................................................ 50

Lampiran 2 Gambar tanaman ceplikan .............................................................. 51

Lampiran 3 Foto vitalab mikro .......................................................................... 52

Lampiran 4 Leaflet reagen DyaSys ALAT (GPT) FS* ..................................... 53

Lampiran 5 Foto hati kontrol negatif CMC-Na ………………………………. 55

Lampiran 6 Foto hati kontrol hepatotoksin …………………………………... . 56

Lampiran 7 Foto hati kontrol infusa dosis tertinggi ………………………….. 57

Lampiran 8 Perhitungan dosis infusa daun ceplikan (Ruellia tuberosa Linn.) . 58

Lampiran 9 Konversi dosis infusa daun ceplikan yang mampu menurunkan

aktivitas serum ALT pada kerusakan hati mencit jantan akibat

pemberian parasetamol ke manusia ............................................... 59

Lampiran 10 Tabel XI. Data aktivitas serum ALT mencit jantan stelah

pemejanan CMC Na (kontrol negatif), parasetamol (kontrol

positif), infusa daun ceplikan dosis tertinggi (kontrol positif), dan

setelah pemejanan infusa daun ceplikan dosis 987,7; 1481,5;

2222,2; dan 3333,3 mg/kgBB selama 6 hari berturut-turut

terhadap mencit jantan terinduksi parasetamol dosis 237,5

mg/kgBB dengan waktu pencuplikan 24 jam ................................ 60

Lampiran 11 Tabel XII. Persen efek hepatoprotektif setelah pemejanan infusa

daun ceplikan selama 6 hari berturut-turut + parasetamol dosis

237,5 mg/kgBB .............................................................................. 61

Page 19: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

xx

Lampiran 12 Hasil analisis Kolmogorov Smirnov yang dilanjutkan dengan uji

Kruskal Wallis dan uji Mann Whitney pada penetapan dosis

hepatotoksik parasetamol ............................................................... 62

Lampiran 13 Hasil analisis Kolmogorov Smirnov yang dilanjutkan dengan uji

T pada penetapan waktu pencuplikan darah .................................. 68

Lampiran 14 Hasil analisis Kolmogorov Smirnov yang dilanjutkan dengan uji

Kruskal Wallis dan uji Mann Whitney pada penetapan lama

pemejanan infusa daun ceplikan .................................................... 70

Lampiran 15 Hasil analisis Kolmogorov Smirnov yang dilanjutkan dengan uji

Kruskal Wallis dan uji Mann Whitney pada perlakuan hewan uji . 76

Page 20: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Dalam proses fisiologis, hati berperan dalam sebagian besar metabolisme dan

mempunyai sejumlah fungsi dalam tubuh, diantaranya yaitu detoksifikasi obat,

penyimpanan glikogen, dan sintesis protein plasma. Hati juga menghasilkan empedu

yang penting untuk pencernaan. Hati mempunyai kapasitas cadangan yang besar, dan

hanya dengan 10 – 20% jaringan yang berfungsi, hati mampu mempertahankan

kehidupan (Price and Wilson, 1994).

Mengingat pentingnya fungsi hati bagi kelangsungan hidup, sudah

sepantasnya diberikan perhatian besar terhadap penanggulangan penyakit pada hati.

Kerusakan hati dapat disebabkan oleh mikroorganisme maupun senyawa kimia

(Price and Wilson, 1994). Hingga saat ini belum ditemukan obat yang secara spesifik

dapat mengatasi hepatitis. Menurut Donatus (1992), kelangkaan obat hepatitis

kemungkinan berhubungan dengan kerumitan sasaran terapi dan keidealan obat

hepatitis tersebut.

Sasaran terapi hepatitis dikaji dari aspek kuratif, preventif, dan suportif.

Aspek kuratif meliputi penghilangan virus penyebab, penanggulangan radang, dan

perangsangan regenerasi sel. Aspek preventif meliputi pencegahan komplikasi,

pencegahan kekambuhan, dan perlindungan hati dari aneka hepatotoksin. Aspek

suportif meliputi pengelolaan menu makanan, pemasokan sumber energi,

pembangkit energi, dan pengelolaan keaktifan fisik. Idealnya, obat hepatitis mampu

1

Page 21: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

2

memperlihatkan ketiga aspek tersebut (Donatus, 1992). Oleh sebab itu, untuk

mendapatkan obat hepatitis yang ideal tidaklah mudah, perlu dilakukan penelitian,

salah satunya adalah dengan menggunakan obat-obatan yang berasal dari alam.

Parasetamol merupakan analgesik-antipiretik yang sering digunakan oleh

masyarakat. Penggunaan parasetamol yang melebihi dosis dapat menyebabkan

kerusakan hati. Hepatotoksisitas dapat terjadi pada pemberian dosis tunggal 10 – 15

g (200 – 250 mg/kgBB) parasetamol. Parasetamol merupakan salah satu senyawa

model yang dapat digunakan untuk menggambarkan kerusakan hati bilamana

diberikan pada dosis yang berlebih (Donatus, 2001).

Masyarakat Indonesia telah mengenal dan menggunakan obat tradisional

sejak dulu. Beberapa tahun terakhir ini, terapi penyembuhan penyakit dengan

menggunakan tanaman obat tradisional berdasarkan pengalaman empirik yang turun-

temurun belakangan ini mulai berkembang. Hal ini dikarenakan Indonesia kaya akan

tanaman obat sehingga bahan mudah diperoleh, dan cara penggunaannya pun mudah.

Daun dan akar Ruellia tuberosa Linn. mengandung saponin, di samping itu

daunnya juga mengandung polifenol dan akarnya mengandung flavonoid (Anonim,

2006a). Berdasarkan senyawa-senyawa yang terkandung di dalamnya, tanaman

ceplikan dapat digunakan sebagai obat untuk kencing batu (Anonim, 2006a), anti

inflamasi (De Jesus and Rodriguez, 2002), dan dapat digunakan untuk menurunkan

kadar glukosa darah (Ismayani, 2004). Pada umumnya masyarakat menggunakannya

dalam bentuk rebusan. Dalam daun ceplikan terkandung polifenol yang mempunyai

aktivitas antioksidan. Antioksidan adalah senyawa-senyawa yang melindungi sel dari

efek berbahaya radikal bebas oksigen reaktif (Sofia, 2004 cit Purwandani, 2005).

Page 22: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

3

Berdasarkan pengertian tersebut kemungkinan polifenol yang terkandung dalam

daun ceplikan dapat bersifat sebagai hepatoprotektor. Oleh sebab itu penulis tertarik

untuk melakukan penelitian apakah senyawa-senyawa tersebut mampu menurunkan

aktivitas serum ALT pada kerusakan hati mencit jantan akibat pemberian

parasetamol. Penelitian mengenai tanaman ceplikan masih sangat jarang, padahal

tanaman ini banyak ditemukan dimana-mana bahkan sebagian besar masyarakat

menganggap tanaman ceplikan adalah tanaman liar.

Page 23: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

4

1. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan, maka

permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah infusa daun ceplikan mampu

menurunkan aktivitas serum ALT pada kerusakan hati mencit jantan yang

diakibatkan pemberian parasetamol?

2. Keaslian Penelitian

Penelitian yang menggunakan daun ceplikan pernah dilakukan oleh Sutinah

(1986) tentang isolasi dan identifikasi senyawa golongan flavonoid dari bunga

Ruellia tuberosa Linn., De Jesus and Rodriguez (2002) tentang efek anti inflamasi

daun Ruellia tuberosa Linn., dan Ismayani (2004) tentang efek hipoglikemi rebusan

daun pletekan (Ruellia tuberosa Linn.) pada tikus putih jantan terbebani glukosa

dengan metode spektrofotometri visibel.

Adapun hasil penelitian dari Sutinah adalah bahwa dalam bunga Ruellia

tuberosa Linn. terdapat senyawa glikosida flavon; dari De Jesus and Rodriguez

diperoleh hasil adalah bahwa daun Ruellia tuberosa Linn. Mempunyai khasiat

sebagai obat anti inflamasi; dan dari penelitian Ismayani diperoleh hasil bahwa

rebusan daun pletekan (Ruellia tuberosa Linn.) mempunyai efek hipoglikemik.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya karena

penelitian ini melihat aspek lain yaitu kemampuan infusa daun ceplikan (Ruellia

tuberosa Linn.) dalam menurunkan aktivitas serum ALT pada kerusakan hati mencit

jantan yang diakibatkan pemberian parasetamol.

Page 24: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

5

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

kefarmasian, ilmu kedokteran, dan pengetahuan masyarakat tentang obat-obat

tradisional khususnya tanaman ceplikan.

b. Manfaat praktis

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi kepada

masyarakat tentang kemampuan infusa daun ceplikan dalam menurunkan aktivitas

serum ALT pada kerusakan hati pada mencit yang diakibatkan pemberian

parasetamol.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang

obat tradisional terutama tentang tanaman ceplikan.

2. Tujuan khusus

Penelitian ini dilakukan untuk medapatkan bukti bahwa infusa daun ceplikan

mampu menurunkan aktivitas serum ALT pada kerusakan hati mencit jantan akibat

pemberian parasetamol.

Page 25: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

6

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Tanaman Ceplikan

1. Sinonim

Ruellia tuberosa Linn. (Anonim, 2006a)

2. Nama daerah

Di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan nama ceplikan, pletekan (Jawa)

(Anonim, 2006a).

3. Klasifikasi tanaman ceplikan

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Bangsa : Solanales

Suku : Acanthaceae

Marga : Ruellia

Jenis : Ruellia tuberosa Linn.

(Anonim, 2006a)

4. Morfologi tanaman

Tanaman ceplikan termasuk dalam habitus terna, semusim, tinggi 0,4 – 0,9

m. Batang tegak, pangkal sedikit berbaring, bersegi, masif, dan berwarna hijau. Daun

tunggal, bersilang berhadapan, berbentuk solet, ujung membulat, pangkal runcing,

tepi bergigi, panjang 6 – 18 cm, lebar 3 – 9 cm, licin, pertulangan menyirip, dan

6

Page 26: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

7

berwarna hijau. Bunga majemuk, bentuk payung, tumbuh diketiak daun, terdiri 1 –

15 bunga, kelopak 2 – 3 cm, benang sari melekat pada tabung mahkota berjumlah 4,

dasar mahkota membentuk tabung, ujung berlekuk 5, panjang 3,5 – 5 cm, dan

berwarna ungu. Buah kotak, lonjong, kering, berbiji banyak, panjang 2 – 3 cm,

membuka dengan 2 katup, dan berwarna hijau. Biji bulat, kecil, dan berwarna coklat.

Akar tunggang, membentuk umbi, dan berwarna coklat (Anonim, 2006a).

5. Kandungan kimia

Daun: saponin dan polifenol.

Akar: saponin dan flavonoid.

(Anonim, 2006a)

6. Khasiat dan kegunaan

Khasiat: obat sakit kencing batu (Anonim, 2006a), anti inflamasi (De Jesus and

Rodriguez, 2002), dan penurun kadar glukosa darah (Ismayani, 2004).

B. Infusa

1. Definisi

Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengektraksi simplisia

nabati dengan air pada suhu 90°C selama 15 menit dan infusa yang mengandung

bukan bahan berkhasiat keras dibuat dengan menggunakan 10% simplisia

(Anonim, 1995).

2. Pembuatan

Simplisia dicampur dengan air secukupnya, dipanaskan di atas tangas air

selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 90°C sambil sesekali diaduk.

Page 27: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

8

Kemudian diserkai selagi panas dengan kain flanel, dan ditambahkan air panas

secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infusa yang dikehendaki

(Anonim, 1995).

C. Anatomi dan Fisiologi Hati

Hati merupakan organ dalam terbesar pada tubuh manusia. Pada manusia

dewasa, berat hati sekitar 1,3 kg dan merupakan organ lunak, berwarna merah muda

kecoklatan yang berbentuk seperti boomerang. Secara anatomi, letaknya dalam tubuh

adalah di bawah diafragma, sebelah kanan atas rongga perut (Fox, 2004).

Gambar 1. Struktur mikroskopik hati (Chandrasoma and Taylor, 1995)

Darah yang masuk ke hati berasal dari dua sumber yaitu hepatic artery

(membawa darah dari sirkulasi sistemik) dan portal vein (membawa darah langsung

dari saluran pencernaan). Darah keluar dari hati melalui hepatic vein dan melalui

empedu, pembuluh hepatik, dan kemudian melewati pembuluh empedu biasa hingga

usus halus, atau melalui cystic duct menuju kantong empedu untuk penyimpanan.

Page 28: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

9

Sel-sel hati tersusun atas bentuk heksagonal yang disebut lobulus. Sel-sel epitel

disebut hepatosit menyebar dari central vein (yang sebenarnya merupakan cabang

dari hepatic vein). Kolom hepatosit berada diantara saluran yang disebut sinusoid

yang dibatasi oleh sel-sel endotelial yang sangat permeabel dan mengandung sel-sel

fagositik yang disebut sel Kupffer (Stine and Brown, 1996).

Menurut Fox (2004), fungsi hati yaitu:

a. memproduksi dan mensekresi empedu. Hati memproduksi empedu 250 – 1500

ml per hari. Unsur pokok empedu adalah pigmen empedu (bilirubin), garam

empedu, fosfolipid (sebagian besar lesitin), kolesterol, dan ion-ion inorganik.

b. detoksifikasi. Hati dapat mengekskresi hormon, mendetoksifikasi obat, dan

molekul biologis aktif yang lain dari darah dengan (1) ekskresi senyawa-senyawa

dalam empedu; (2) fagositosis melalui sel-sel Kupffer; (3) perubahan kimia dari

molekul-molekul tersebut dalam hepatosit.

c. berperan dalam metabolisme karbohidrat: gluconeogenesis (pembentukan

glukosa dari asam amino, laktat, atau gliserol); glycogenolysis (pembentukan

glukosa dari glikogen); glycogenesis (pembentukan glikogen dari glukosa); dan

pemecah insulin dan hormon lainnya.

d. hati juga berperan dalam metabolisme lipid: mensintesis kolesterol dan

memproduksi trigliserida.

e. memproduksi faktor-faktor koagulasi.

Page 29: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

10

D. Kerusakan Hati

Menurut Treinen and Moslen (2001), beberapa macam kerusakan hati, yaitu:

a. steatosis atau perlemakan hati, secara biokimia digambarkan sebagai suatu

peningkatan jumlah lipid hepatik atau pada hepatosit terkandung lemak yang

berlebih. Perlemakan hati dapat dikarenakan beberapa penyebab, diantaranya

adalah: hati kelebihan suplai asam lemak bebas, gangguan pada siklus

trigliserida, peningkatan sintesis atau esterifikasi asam lemak, penurunan oksidasi

asam lemak, penurunan sintesis apoprotein, dan penurunan sintesis atau sekresi

very low density lipoprotein (VLDL).

b. kematian sel, sel hati dapat mati melalui dua cara, nekrosis atau apoptosis.

Nekrosis ditandai dengan bentuk sel yang bergelombang, kebocoran, disintegrasi

nuclear, dan influks pada sel yang radang. Apoptosis ditandai dengan penyusutan

ukuran sel, fragmentasi nuclear, dan tidak terjadi inflamasi.

c. kolestasis, secara biokimia digambarkan dengan penurunan jumlah serum yang

terdapat dalam empedu, terutama garam empedu dan bilirubin. Ketika ekskresi

empedu pigmen bilirubin kekuning-kuningan rusak, pigmen ini terakumulasi di

kulit dan mata, menyebabkan jaundice, dan masuk ke urin, menyebabkan urin

berwarna kuning kecoklatan atau coklat gelap.

e. sirosis, merupakan bentuk kerusakan hati yang terkadang berakibat fatal, tahap

kerusakan hati yang kronis. Sirosis digambarkan dengan akumulasi jaringan

serabut dalam jumlah besar, khususnya serabut kolagen, sebagai respon terhadap

kerusakan atau inflamasi. Sirosis bersifat irreversibel, memiliki prognosis yang

Page 30: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

11

lemah untuk bertahan, dan biasanya merupakan akibat keterulangan dari tidak

terlindunginya hati dari bahan kimia yang bersifat toksik.

E. Hepatotoksin

Obat atau senyawa kimia yang dapat menyebabkan kerusakan hati dapat

dibedakan menjadi 2, yaitu:

1. hepatotoksin teramalkan (intrinsik)

Merupakan obat atau senyawa kimia yang pada dasarnya mempunyai sifat

toksik terhadap sel hati. Contoh hepatotoksin teramalkan yang dapat menimbulkan

kerusakan nekrosis hepatoseluler adalah racun jamur (Amanita phalloides),

aflatoksin, karbontetraklorida, kloroform, parasetamol, dan lain sebagainya

(Chandrasoma and Taylor, 1995).

2. hepatotoksin tak teramalkan (idiosinkratik)

Merupakan obat atau senyawa kimia yang pada dasarnya bersifat tidak toksik

terhadap hati akan tetapi toksisitas timbul akibat reaksi idiosinkrasi yang hanya

terjadi pada orang-orang tertentu. Contoh hepatotoksin tak teramalkan yang dapat

menimbulkan kerusakan nekrosis hepatoseluler masif adalah halotan, isoniasid,

metildopa, dan lain sebagainya (Chandrasoma and Taylor, 1995).

Page 31: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

12

F. Parasetamol

NHCOCH3

OH

Gambar 2. Struktur Parasetamol (Anonim, 1995)

Parasetamol berbentuk serbuk hablur, berwarna putih, tidak berbau dan

rasanya sedikit pahit (Anonim, 1995). Parasetamol digunakan secara luas sebagai

analgesik. Nama kimia parasetamol adalah N-acetyl-p-aminophenol (APAP). Dalam

dosis terapi, parasetamol mempunyai profil keamanan yang sangat baik, tetapi jika

digunakan dalam dosis yang berlebihan dapat mengakibatkan hepatotoksisitas

(Tucker, 2003). Efek toksik parasetamol dapat mengakibatkan nekrosis sentrilobuler

pada hati (Lee, 1995; Wilmana, 2002). Hepatotoksisitas parasetamol dapat terjadi

pada pemberian dosis tunggal 10 – 15 gram (200 – 250 mg/kgBB) (Wilmana, 2002).

Hepatotoksisitas parasetamol menyebabkan peningkatan serum ALT hingga

mencapai 5000 u/l (Zimmerman, 1978).

Parasetamol mengalami biotransformasi di hati, sebagian besar terkonjugasi

dengan asam glukuronat dan sulfat. Dan kurang lebih 5% parasetamol dimetabolisme

oleh sitokrom P450 (CYP2E1 dan CYP1A2) menjadi metabolit yang reaktif yaitu N-

asetil-p-benzokuinon-imin (NAPBKI) (DiPiro, 2005; Panteghini and Van Solinge,

2006). NAPBKI bersifat elektrofilik dan didetoksifikasi oleh glutation. Glutation

adalah suatu senyawa nukleofilik yang terdapat dalam hepatosit dan mempunyai

Page 32: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

13

gugus sulfhidril yang mampu menkonjugasi NAPBKI menjadi konjugat merkapturat

yang kemudian diekskresi melalui urin (Dollery, 1999; DiPiro, 2005).

Pada kondisi overdosis akut parasetamol, persediaan sulfat tidak memadai

untuk mengkonjugasi seluruh parasetamol sehingga lebih banyak parasetamol yang

dimetabolisme oleh sitokrom P450, dengan demikian jumlah glutation yang

digunakan untuk mendetoksifikasi metabolit reaktif juga tidak memadai. Kemudian

NAPBKI bereaksi dengan gugus sulfidril lain yang terdapat dalam hepatoselular

seperti sitosol, dinding sel, dan retikulum endoplasma. Hal ini mengakibatkan

nekrosis sentrilobuler hepatik (DiPiro, 2005).

Gambar 3. Lobus hati normal (kiri) dan lobus hati yang mengalami kerusakan nekrosis sentrilobuler (kanan) (Chandrasoma and Taylor, 1995)

Page 33: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

14

NHCOCH3

O

NHCOCH3

OH

NHCOCH3

ONCOCH3

O

intermediettoksik

glutation makromolekulsel hati

NHCOCH3

OH

GSH

NHCOCH3

OH

makromolekul sel hati

kematian selasam merkapturat

konjugasiglukuronida

konjugasisulfat

parasetamol

S

O

OH

O

C6H9O6

N-asetil-p-benzokuinon-imin

Gambar 4. Mekanisme Metabolisme Parasetamol dalam Tubuh (Klaasen, 2001)

Page 34: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

15

G. Tes Laboratorium Pada Penyakit Hati

Adapun macam-macam tes laboratorium kimia darah dan darah rutin untuk

mengetahui fungsi hati, yaitu:

a. Alanin-aminotransferase (ALT)

Alanin-aminotransferase (ALT) dulu bernama glutamat-piruvat transaminase

(GPT) (Widmann, 1992). Alanin-aminotransferase merupakan suatu enzim yang

diproduksi dalam hepatosit. Jumlah ALT dalam darah meningkat pada kondisi

dimana hepatosit rusak atau mati (Worman, 1998).

b. Aspartat-aminotransferase (AST)

Aspartat-aminotransferase (AST) dulu bernama glutamat-oksaloasetat

transaminase (GOT) (Widmann, 1992). Aspartat-aminotransferase ditemukan dalam

hepatosit, miocardial muscles, otot skeletal, otak, dan ginjal (Tietze, 2004).

c. Alkalin-fosfatase (ALP)

Alkalin-fosfatase adalah enzim yang paling sering diukur untuk menyatakan

adanya obstruksi saluran empedu. ALP terdapat di saluran empedu dan epitel hati

dan juga dalam osteoblas sebagai sel-sel pembentuk tulang baru, dalam usus, tubulus

proksimal ginjal, placenta, dan dalam kelenjar susu yang sedang memproduksi susu.

Jadi kadar ALP juga meningkat pada pembentukan tulang yang aktif, wanita hamil,

pada beberapa macam disfungsi usus, dan beberapa jenis infark ginjal (Widmann,

1992).

d. Gamma-glutamil transpeptidase (GGT)

Gamma-glutamil transpeptidase (GGT) terdapat dalam sel-sel hepatobiliary,

pancreatic, dan ginjal (Tietze, 2004). Peningkatan GGT dipicu oleh obat-obatan,

Page 35: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

16

termasuk alkohol, dan aktivitas serumnya mungkin meningkat pada peminum berat

meskipun peminum tersebut tidak mengalami kerusakan hati atau inflamasi

(Worman, 1998).

e. Bilirubin

Bilirubin merupakan salah satu hasil perombakan hem. Bilirubin pasca

hepatik yang terkonjugasi bereaksi cepat dalam tes-tes yang biasa dipakai disebut

bilirubin direk, dan bilirubin pre-hepatik yang tak terkonjugasi atau terikat protein

disebut bilirubin indirek (Widmann, 1992).

f. Albumin

Albumin merupakan protein utama yang beredar dalam aliran darah. Albumin

disintesis oleh hati dan disekresikan ke dalam darah. Rendahnya konsentrasi serum

albumin mengindikasikan fungsi hati yang buruk (Worman, 1998).

Hipoalbuminemia tidak selalu disebabkan oleh penyakit hati (Widmann, 1992).

Jumlah albumin bisa rendah pada kondisi yang berbeda (selain penyakit hati) yaitu

pada kondisi malnutrisi, beberapa penyakit ginjal, dan pada kondisi lain yang jarang

terjadi (Worman, 1998).

g. Laktat dehidrogenase (LDH)

Laktat dehidrogenase (LDH) adalah enzim yang mengkatalisis perubahan

reversibel laktat ke piruvat. LDH terdapat di dalam hati, jantung, otak, eritrosit,

ginjal, otot skeletal, dan ileum. Karena LDH tersebar begitu luas dalam bermacam-

macam jaringan, maka peningkatan LDH adalah sangat non-spesifik (Widmann,

1992).

Page 36: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

17

h. Prothrombin time (PT)

Banyak faktor pembekuan darah yang dihasilkan di hati. Prothrombin time

adalah tipe faktor pembekuan darah yang digunakan untuk tes di laboratorium dan

akan memanjang jika konsentrasi faktor pembeku darah yang dihasilkan oleh hati

menurun (Worman, 1998).

i. Platelet count

Platelet adalah sel darah yang paling kecil yang termasuk dalam faktor

pembekuan darah. Pada penyakit hati yang kronis, platelet count biasanya menurun

(Worman, 1998).

H. Metode Uji Antihepatotoksin

Salah satu uji penting yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi terjadinya

kerusakan hati di laboratorium adalah uji enzim serum. Alanin-aminotransferase

(ALT) adalah salah satu enzim yang secara spesifik terdapat di hati. Jika terjadi

nekrosis, maka aktivitas serum ALT dapat meningkat menjadi 10 – 1000 kali lipat

dari harga normal. Pada keadaan nekrosis, sel hati akan pecah sehingga enzim ALT

yang terdapat di dalam sel hati keluar dan masuk ke dalam aliran darah (Zimmerman,

1978). Adapun prinsip uji enzim serum ALT adalah sebagai berikut:

Page 37: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

18

CH3

HC NH2

COO-

+

COO-

C

CH2

O

CH2

COO-

COO-

HC NH2

CH2

CH2

COO-

+ C

CH3

O

COO-

L-Alanin 2-Oksoglutarat L-Glutamat Piruvat

ALT

(Pathegini and Van Solinge, 2006)

CH3

C O

COO-

+ NADH + HLDH

CH3

CHOH

COO-

+ NAD

Piruvat Laktat

(Colombo and Peheim, 1981)

L-Alanin dan laktat dehidrogenase (LDH) terdapat dalam reagen 1, sedangkan 2-

Oksoglutarat dan NADH terdapat dalam reagen 2 (Anonim, 2006b).

I. Polifenol

Menurut Arts and Hollman (2005), polifenol merupakan senyawa yang

mempunyai tanda khas yaitu memiliki banyak gugus fenol dalam molekulnya. Secara

umum, polifenol digolongkan menjadi beberapa golongan, yaitu: tanin, kumarin dan

glikosidanya, antrakuinon dan glikosidanya, naptokuinon dan glikosidanya, flavon

dan glikosidanya, dan antosianidin dan antosianin. Berdasarkan beberapa penelitian,

polifenol berperan sebagai antioksidan. Aktivitas antioksidan polifenol dapat

Page 38: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

19

mengurangi resiko penyakit jantung dan sebagai antiinflamasi. Adapun beberapa

struktur dasar polifenol adalah sebagai berikut:

HO

HO

HO

OH

O

HO OH

OH

OHOCO

O COOH

HO

Asam gallat Resorcinol Asam Ellagat

Gambar 5. Beberapa stuktur senyawa yang termasuk polifenol (Evans, 1989; Arts dan Hollman, 2005)

J. Keterangan Empiris

Penelitian ini sifatnya “trial and error” untuk mendapatkan pengetahuan

empiris tentang kemampuan infusa daun ceplikan menurunkan aktivitas serum ALT

pada kerusakan hati mencit jantan akibat pemberian parasetamol.

Page 39: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

20

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan

menggunakan rancangan penelitian acak lengkap pola searah.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data yang dapat

membuktikan kemampuan infusa daun ceplikan menurunkan aktivitas serum ALT

pada kerusakan hati hewan uji akibat pemberian parasetamol.

B. Variabel-variabel Penelitian

1. Variabel utama

a. Variabel bebas : dosis infusa daun ceplikan. Dosis infusa daun ceplikan adalah

sejumlah (g) simplisia daun ceplikan tiap satuan kg berat badan subyek uji yang

bersangkutan.

b. Variabel tergantung : kerusakan hati yang dilihat dari peningkatan aktivitas

serum ALTnya.

2. Variabel pengacau terkendali

a. Subyek uji : mencit jantan galur Swiss, berat badan 20 – 30 gram, umur 2 – 3

bulan, dan diperoleh dari laboratorium Farmakologi dan Toksikologi, Fakultas

Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

b. Bahan uji : daun ceplikan dalam kondisi yang masih segar dan berwana hijau.

20

Page 40: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

21

3. Variabel pengacau tak terkendali

Keadaan patologis hewan uji.

C. Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat Penelitian

a. seperangkat alat gelas (Pyrex)

b. panci lapis alumunium

c. heater (Thermolyne, Cimarec 2)

d. timbangan elektrik (Mettler Toledo, tipe AB 204, Switzerland)

e. spuit per oral dan syringe 3 cc (Terumo® Syringe)

f. pipa kapiler (Brand, Micro haematocrit, Cat. No. 7493 11)

g. vitalab mikro (Microlab 200, Merck)

h. sentrifuse (Heraus Christ, Labofuge A)

i. kamera (Canon, PowerShot tipe A620)

2. Bahan penelitian

a. Bahan uji yang diujikan adalah daun ceplikan dalam bentuk infusa. Daun

ceplikan yang masih segar dan berwarna hijau ini dipetik dari daerah

Kutoarjo, Jawa Tengah pada bulan Oktober 2006. Infusa daun ceplikan

berwarna hijau kecoklatan.

b. Senyawa hepatotoksin yang digunakan adalah parasetamol murni, berwarna

putih, tidak berbau, dan terasa pahit. Parasetamol didapat dari Laboratorium

Page 41: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

22

Farmakologi dan Toksikologi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

c. CMC-Na sebagai pensuspensi hepatotoksin parasetamol (CMC-Na ini

merupakan produksi Brataco Chemica).

d. Aquades sebagai kontrol negatif dan aquabides sebagai pencuci kolom vitalab

mikro yang diperoleh dari Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

e. Pereaksi siap pakai (kit) DyaSis ALAT (ALT) FS* without pyridoxal-5-

phosphate (Dyasis, Germany) untuk mengukur aktivitas ALT serum.

D. Subjek Uji

Hewan uji yang digunakan yaitu mencit jantan galur Swiss, berat badan 20 –

30 gram, umur 2 – 3 bulan, diperoleh dari laboratorium Farmakologi dan

Toksikologi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

E. Tatacara Penelitian

1. Pengumpulan Bahan

Bahan uji yang digunakan adalah daun ceplikan yang masih segar, berwarna

hijau yang dipetik di daerah Kutoarjo, Jawa Tengah.

2. Determinasi tanaman ceplikan (Ruellia tuberosa Linn.)

Determinasi tanaman ceplikan (Ruellia tuberosa Linn.) dilakukan dengan

mencocokkan ciri-ciri tanaman ceplikan dengan buku acuan determinasi. Buku acuan

Page 42: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

23

determinasi yang digunakan ada dua, yaitu (1) Van Stenis (2002) dan (2) Backer and

Bakhuizen Van den Brink (1965).

3. Pembuatan simplisia daun ceplikan

Daun ceplikan dicuci bersih di bawah air mengalir. Setelah bersih daun

diangin-anginkan hingga daun tidak tampak basah lagi kemudian untuk

mengoptimalkan pengeringan, pengeringan dilakukan dengan menggunakan oven

pada suhu 50 – 60°C. Setelah kering daun dirajang dan diserbuk.

4. Pembuatan infusa daun ceplikan

Konsentrasi infusa daun ceplikan yang digunakan adalah 10%. Sejumlah (g)

simplisia daun ceplikan dicampur dengan air secukupnya, dipanaskan di atas tangas

air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 90°C sambil sesekali diaduk.

Kemudian diserkai selagi panas dengan kain flanel, dan ditambahkan air panas

secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infusa yang dikehendaki.

5. Pembuatan suspensi parasetamol 1%

Suspensi parasetamol 1% dibuat dengan cara mensuspensi sejumlah gram

parasetamol yang ditimbang seksama ke dalam CMC 1% hingga konsentrasi yang

ditetapkan.

6. Uji pendahuluan

a. Penetapan dosis hepatotoksik parasetamol

Berdasarkan penelitian (Donatus, 1994 cit Madona, 2004) dosis 200 – 300

mg/kgBB sudah memberikan efek hepatotoksik pada mencit bila diberikan secara per

oral. Dosis hepatotoksik yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan

orientasi. Dengan menggunakan 5 kelompok orientasi dengan 4 peringkat dosis yang

Page 43: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

24

berbeda, kelompok I kontrol negatif CMC-Na, kelompok II dengan dosis 225

mg/kgBB; kelompok III dengan dosis 230 mg/kgBB; kelompok IV dengan dosis

237,5 mg/kgBB; kelompok V dengan dosis 250 mg/kgBB kemudian aktivitas serum

ALT-nya diukur 24 jam setelah pemejanan.

b. Penetapan waktu pencuplikan darah

Untuk mendapatkan waktu pencuplikan darah dilakukan orientasi dengan 2

kelompok waktu. Dosis hepatotoksin yang digunakan adalah 237,5 mg/kgBB.

Kelompok I dan II diberi hepatotoksin, kelompok I 24 jam setelah pemberian

hepatotoksin diukur aktivitas serum ALT-nya dan kelompok II 48 jam setelah

pemberian hepatotoksin diukur aktivitas serum ALT-nya.

c. Penetapan lama pemenjanan infusa daun ceplikan

Untuk mendapatkan lama waktu pemejanan daun ceplikan dilakukan

orientasi dengan empat kelompok hari. Dosis infusa yang digunakan adalah 2222,2

mg/kgBB. Kelompok I dipejankan infusa selama dua hari berturut-turut, pada hari

ketiga dipejankan senyawa hepatotoksin dan aktivitas serum ALT-nya diukur 24 jam

setelah pemejanan senyawa hepatotoksin; kelompok II dipejankan infusa selama

empat hari berturut-turut, pada hari kelima dipejankan senyawa hepatotoksin dan

aktivitas serum ALT-nya diukur 24 jam setelah pemejanan senyawa hepatotoksin;

kelompok III dipejankan infusa selama enam hari berturut-turut, pada hari ketujuh

dipejankan senyawa hepatotoksin dan aktivitas serum ALT-nya diukur 24 jam

setelah pemejanan senyawa hepatotoksin; kelompok IV dipejankan infusa selama

delapan hari berturut-turut, pada hari kesembilan dipejankan senyawa hepatotoksin

Page 44: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

25

dan aktivitas serum ALT-nya diukur 24 jam setelah pemejanan senyawa

hepatotoksin.

7. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji

Sejumlah 35 ekor mencit jantan dibagi secara acak ke dalam tujuh kelompok

masing-masing kelompok berisi lima ekor. Kelompok I (kontrol negatif) dipejankan

aquades ad libitium. Kelompok II (kontrol positif) dipejankan suspensi parasetamol

dosis 237,5 mg/kgBB. Setelah 24 jam (hasil orientasi) mencit diambil darahnya

melalui sinus orbitalis mata kemudian diambil serumnya dan ditetapkan aktivitas

serum ALT-nya. Kelompok III (kontrol positif) diberi infusa daun ceplikan dengan

dosis tertinggi (3333,3 mg/kgBB). Kelompok IV diberi infusa daun ceplikan dosis

987,7 mg/kgBB, kelompok V diberi infusa daun ceplikan dosis 1481,5 mg/kgBB,

kelompok VI diberi infusa daun ceplikan dosis 2222,2 mg/kgBB, dan kelompok VII

diberi infusa daun ceplikan dosis 3333,3 mg/kgBB. Pemberian infusa daun ceplikan

dilakukan selama enam hari berturut-turut secara per oral, kemudian pada hari ke

tujuh kelompok perlakuan ini diberi parasetamol dosis hepatotoksik sebesar 237,5

mg/kgBB. Setelah 24 jam hewan uji diambil darahnya melalui sinus orbitalis mata

kemudian diambil serumnya untuk diukur aktivitas serum ALT-nya.

8. Pembuatan serum

Darah mencit diambil melalui sinus orbitalis mata dan ditampung dalam

evendrof, kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 3500 rpm selama 10 menit dan

diambil supernatannya (serum).

Page 45: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

26

9. Pengukuran aktivitas Serum ALT

Alat yang digunakan untuk menganalisis aktivitas serum ALT adalah vitalab-

mikro. Pada analisis fotometri aktivitas serum ALT ini dilakukan sejumlah pereaksi

seperti yang tersaji pada tabel I.

Tabel I. Prosedur Penetapan Aktivitas Serum ALT berdasarkan Anonim (2006b)

Serum atau plasma 10µl

Larutan NaCl 0,9% 90µl

Reagen1 1000µl

Vortex

Reagen 2 250µl

Campur dan baca penurunan serapan dalam 1 menit

Adapun komponen dari reagen 1 adalah TRIS (pH 7,15), L-Alanin, dan LDH (laktat

dehidrogenase) dan komponen dari reagen 2 adalah 2-oksaglutarat dan NADH.

Aktivitas enzim dibaca pada panjang gelombang 340nm, suhu 37°C, dengan

faktor koreksi -1745. Aktivitas serum ALT dinyatakan dalam u/l. Pengukuran

aktivitas serum ALT dilakukan di laboratorium Farmakologi-Toksikologi, Fakultas

Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

F. Analisis Hasil

1. Penetapan dosis hepatotoksik parasetamol

Data serum ALT dianalisis dengan uji Kolmogorov Smirnov untuk melihat

distribusi data tiap kelompok. Jika didapat distribusi data yang normal maka analisis

dilanjutkan dengan analisis pola searah (One Way ANOVA) dengan taraf kepercayaan

95% yang dilanjutkan dengan uji LSD untuk mengetahui perbedaan masing-masing

Page 46: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

27

kelompok. Tetapi jika didapat distribusi data yang tidak normal, analisis dilanjutkan

dengan analisis non parametrik yaitu uji Kruskal Wallis untuk melihat perbedaan

aktivitas serum ALT antar kelompok. Selanjutnya diuji dengan uji Mann Whitney

untuk melihat perbedaan tiap kelompok.

2. Penetapan waktu pencuplikan darah

Data serum ALT dianalisis dengan uji Kolmogorov Smirnov untuk melihat

distribusi data tiap kelompok. Jika didapatkan distribusi normal, maka analisis

dilanjutkan dengan uji T untuk melihat perbedaan kedua kelompok.

3. Penetapan lama pemejanan infusa daun ceplikan

Data serum ALT dianalisis dengan uji Kolmogorov Smirnov untuk melihat

distribusi data tiap kelompok. Jika didapat distribusi data yang normal maka analisis

dilanjutkan dengan analisis pola searah (One Way ANOVA) dengan taraf kepercayaan

95% yang dilanjutkan dengan uji LSD untuk mengetahui perbedaan masing-masing

kelompok. Tetapi jika didapat distribusi data yang tidak normal, analisis dilanjutkan

dengan analisis non parametrik yaitu uji Kruskal Wallis untuk melihat perbedaan

aktivitas serum ALT antar kelompok. Selanjutnya diuji dengan uji Mann Whitney

untuk melihat perbedaan tiap kelompok.

4. Perlakuan hewan uji

Data serum ALT dianalisis dengan uji Kolmogorov Smirnov untuk melihat

distribusi data tiap kelompok. Jika didapat distribusi data yang normal maka analisis

dilanjutkan dengan analisis pola searah (One Way ANOVA) dengan taraf kepercayaan

95% yang dilanjutkan dengan uji LSD untuk mengetahui perbedaan masing-masing

kelompok. Tetapi jika didapat distribusi data yang tidak normal, analisis dilanjutkan

Page 47: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

28

dengan analisis non parametrik yaitu uji Kruskal Wallis untuk melihat perbedaan

aktivitas serum ALT antar kelompok. Selanjutnya diuji dengan uji Mann Whitney

untuk melihat perbedaan tiap kelompok.

Page 48: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

29

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Determinasi Tanaman Ceplikan (Ruellia tuberosa Linn.)

Hasil determinasi menunjukkan bahwa tanaman yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Ruellia tuberosa Linn. Hasilnya adalah sebagai berikut:

1b – 2b – 3b – 4b – 6b – 7b – 9b – 10b – 11b – 12b – 13b – 14b – 16a (golongan 10)

239b – 243b – 244b – 248b – 249b – 250b – 266b – 267b – 273b – 276b – 278b –

279b – 282b – 283b – 284b – 285b - .................................................115. Achantaceae

1a – 2b – 7a – 8b – 10a – 11b – 13b – 14b – 16a - ......................................10. Ruellia

1................................................................................................. Ruellia tuberosa Linn.

Surat pengesahan determinasi dapat dilihat pada lampiran 1. Foto tanaman

ceplikan dapat dilihat pada lampiran 2.

B. Uji Pendahuluan

1. Penetapan dosis hepatotoksik parasetamol

Penetapan dosis hepatotoksik parasetamol ini mempunyai tujuan yaitu untuk

mengetahui besar kisaran dosis parasetamol yang dapat menyebabkan derajat

kerusakan hati yang tertinggi dilihat dari peningkatan aktivitas serum ALT. Peringkat

dosis yang digunakan dalam penetapan dosis hepatotoksik ini adalah 225; 230;

237,5; dan 250 mg/kgBB. Peringkat dosis ini ditentukan berdasarkan dosis

hepatotoksik parasetamol adalah 200 – 300 mg/kgBB (Donatus, 1994). Data aktivitas

serum ALT akibat pemberian parasetamol dapat dilihat pada tabel II.

29

Page 49: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

30

Tabel II. Data aktivitas serum ALT akibat pemberian parasetamol dosis 225; 230; 237,5; 250 mg/kgBB pada jam ke 24

Nilai Aktivitas Serum ALT mencit ke-

Dosis Hepatotoksik Parasetamol

1 2 3 Dosis 225 mg/kgBB 250 u/l 110 u/l 110 u/l Dosis 230 mg/kgBB 180 u/l 650 u/l 440 u/l Dosis 237,5 mg/kgBB 4670 u/l 5690 u/l 4150 u/l Dosis 250 mg/kgBB 14030 u/l 10100 u/l Mati

Berdasarkan hasil yang didapatkan, tampak bahwa peningkatan aktivitas

serum ALT dosis 250 mg/kgBB paling tinggi, namun pada dosis tersebut juga terjadi

kematian hewan uji sehingga dosis ini tidak disertakan pada analisis selanjutnya.

Data yang didapatkan diuji dengan uji Kolmogorov Smirnov untuk melihat distribusi

data pada tiap kelompok. Dan didapatkan distribusi data yang normal sehingga

analisis dilanjutkan dengan uji One Way ANOVA tapi ternyata varian data tidak

homogen, padahal salah satu syarat untuk analisis dengan uji One Way ANOVA

adalah varian data harus homogen. Oleh sebab itu, analisis dilanjutkan dengan uji

Kruskal Wallis untuk melihat perbedaan pada semua kelompok dan kemudian untuk

melihat perbedaan antara kelompok satu dengan kelompok lainnya dilakukan analisis

dengan uji Mann Whitney. Rangkuman hasil analisis statistik dapat dilihat pada tabel

III dan analisis statistiknya dapat dilihat pada lampiran 12.

Tabel III. Perbedaan nilai aktivitas serum ALT setelah pemberian parasetamol dosis 225; 230; dan 237,5 mg/kgBB pada jam ke 24 berdasarkan uji Mann

Whitney % perbedaan terhadap kelompok Kel Dosis

Hepatotoksik Parasetamol

Nilai rata-rata aktivitas serum ALT ± SE (u/l)

1 2 3

1 225 mg/kgBB 156,7 ± 46,7 - (-) 63,0 (bt) (-) 90,8 (b) 2 230 mg/kgBB 423,3 ± 135,9 (+) 170,1 (bt) - (-) 91,2 (b) 3 237,5 mg/kgBB 4836,7 ± 510,0 (+) 96,8 (b) (+) 1042,6 (b) -

Page 50: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

31

Keterangan : (b) = berbeda bermakna (p < 0,05) (bt) = berbeda tidak bermakna (p > 0,05) (-) = mengalami penurunan (+) = mengalami peningkatan

0500

100015002000250030003500400045005000

aktivitas serum ALT

(U/l)

225 230 237,5

dosis (mg/kgBB)

Gambar 6. Diagram Batang Aktivitas Serum ALT setelah Pemberian Parasetamol dosis 225; 230; dan 237,5 mg/kgBB pada jam ke 24

Dari tabel III dan gambar 6 tampak bahwa kelompok dosis 237,5 mg/kgBB

mengalami peningkatan aktivitas serum ALT yang lebih tinggi (4836,7 ± 510,0 u/l)

dibanding kelompok dosis 225 mg/kgBB (156,7 ± 46,7 u/l) maupun kelompok dosis

230 mg/kgBB (423,3 ± 135,9 u/l). Menurut Zimmerman (1978), jika hati mengalami

nekrosis maka akan terjadi peningkatan aktivitas serum ALT mencapai 10 – 100 kali

lipat. Berdasarkan tolok ukur tersebut, aktivitas serum ALT kelompok dosis 237,5

mg/kgBB mengalami peningkatan hingga lebih dari 30 kali lipat bila dibandingkan

dengan kontrol negatif CMC-Na (153,3 ± 4,0 u/l) dan merupakan peningkatan

aktivitas serum ALT yang paling tinggi dibandingkan mencit pada kelompok dosis

yang lain. Disamping itu, berdasarkan tolok ukur tersebut juga bisa disimpulkan

Page 51: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

32

bahwa tingkat kerusakan hati yang terjadi pada mencit yang telah diberi parasetamol

dosis 237,5 mg/kgBB mengalami nekrosis hati. Dan berdasarkan analisis statistik,

perbedaan kelompok parasetamol dosis 237,5 mg/kgBB terhadap kelompok

parasetamol dosis 225 dan 230 mg/kgBB adalah berbeda bermakna. Oleh sebab itu,

dosis hepatotoksin yang digunakan dalam penelitian ini adalah 237,5 mg/kgBB.

2. Penetapan waktu pencuplikan darah

Setelah didapatkan dosis hepatotoksik parasetamol yang akan digunakan

dilakukan penetapan waktu pencuplikan darah. Penetapan waktu pencuplikan darah

mempunyai tujuan yaitu untuk menentukan waktu pencuplikan darah yang

menunjukkan selang waktu yang dibutuhkan untuk mencapai peningkatan aktivitas

serum ALT yang paling optimal. Dosis hepatotoksin yang digunakan adalah 237,5

mg/kgBB. Waktu pencuplikan yang digunakan adalah 24 dan 48 jam. Data aktivitas

serum yang didapatkan dapat dilihat pada tabel IV.

Tabel IV. Data aktivitas serum ALT setelah pemberian parasetamol dosis 237,5 mg/kgBB pada jam ke 24 dan 48

Nilai Aktivitas Serum ALT mencit ke- Jam ke- 1 2 3

24 4670 u/l 5690 u/l 4150 u/l 48 360 u/l 410 u/l 260 u/l

Data yang didapatkan diuji dengan uji Kolmogorov Smirnov untuk melihat

distribusi data tiap kelompok. Didapatkan distribusi data yang normal, maka analisis

dilanjutkan dengan uji T untuk mengetahui perbedaan kedua kelompok. Rangkuman

hasil analisis statistik dapat dilihat pada tabel V dan analisis statistiknya dapat dilihat

pada lampiran 13.

Page 52: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

33

Tabel V. Perbedaan nilai aktivtas serum ALT setelah Pemberian Parasetamol dosis 237,5 mg/kgBB pada jam ke 24 dan 48 berdasarkan uji T

Keterangan : (b) = berbeda bermakna (p < 0,05) (bt) = berbeda tidak bermakna (p > 0,05) (-) = mengalami penurunan (+) = mengalami peningkatan

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

24 48

jam ke-

aktiv

itas

seru

m A

LT (u

/l)

Gambar 7. Grafik Aktivitas Serum ALT setelah Pemberian Parasetamol dosis 237,5 mg/kgBB pada jam ke 24 dan 48

Dari tabel V dan gambar 7, tampak bahwa peningkatan aktivitas serum ALT

dengan waktu pencuplikan 24 jam (4836,7 ± 452,3 u/l) lebih tinggi dibanding

aktivitas serum ALT dengan waktu pencuplikan 48 jam (343,3 ± 44,1 u/l) dan secara

statistik perbedaan kedua kelompok adalah berbeda bermakna (p < 0,05). Jadi, waktu

pencuplikan 24 maupun 48 jam menunjukkan bahwa waktu pencuplikan

mempengaruhi peningkatan aktivitas serum ALT. Oleh sebab itu, dalam penelitian

ini digunakan waktu pencuplikan 24 jam.

% perbedaan terhadap kelompok Kel Jam ke

Nilai rata-rata aktivitas serum ALT ± SE (u/l)

1 2

1 24 4836,7 ± 452,3 - (+) 1308,9 (b) 2 48 343,3 ± 44,1 (-) 92,9 (b) -

Page 53: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

34

3. Penetapan lama pemejanan infusa daun ceplikan

Penetapan lama pemejanan infusa daun ceplikan bertujuan untuk mengetahui

waktu yang dibutuhkan oleh infusa daun ceplikan untuk dapat menurunkan aktivitas

serum ALT yang paling besar. Karena diharapkan dengan penurunan yang paling

besar maka infusa akan mempunyai daya proteksi yang paling besar pula terhadap

hati.

Adapun kelompok waktu yang digunakan untuk menentukan lama waktu

pemejanan infusa daun ceplikan adalah 2, 4, 6, dan 8 hari, dan dosis infusa yang

digunakan adalah 2222,2 mg/kgBB. Data aktivitas serum ALT setelah pemejanan

infusa daun ceplikan selama 2, 4, 6, dan 8 hari dapat dilihat pada tabel VI.

Tabel VI. Data Aktivitas Serum ALT Setelah Pemejanan Infusa Daun Ceplikan selama 2, 4, 6, dan 8 hari

Nilai Aktivitas Serum ALT mencit ke- Lama pemejanan

1 2 3

2 hari 12250 U/L 10570 U/L 11650 U/L

4 hari 6990 U/L 8410 U/L 12310 U/L

6 hari 2540 U/L 2280 U/L 2440 U/L

8 hari 3490 U/L 4670 U/L 2720 U/L

Data yang didapatkan diuji dengan uji Kolmogorov Smirnov untuk melihat

distribusi data pada tiap kelompok. Dan didapatkan distribusi data yang normal

sehingga analisis dilanjutkan dengan uji One Way ANOVA tapi ternyata varian data

tidak homogen, padahal salah satu syarat untuk analisis dengan uji One Way ANOVA

adalah varian data harus homogen. Oleh sebab itu, analisis dilanjutkan dengan uji

Kruskal Wallis untuk melihat perbedaan pada semua kelompok dan kemudian untuk

melihat perbedaan antara kelompok satu dengan kelompok lainnya dilakukan analisis

Page 54: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

35

dengan uji Mann Whitney. Rangkuman hasil penurunan aktivitas serum ALT setelah

pemejanan infusa daun ceplikan selama 2, 4, 6, dan 8 hari dapat dilihat pada tabel

VII dan analisis statistiknya dapat dilihat pada lampiran 14.

Tabel VII. Persen perbedaan nilai aktivitas serum ALT mencit terinduksi parasetamol dengan praperlakuan infusa daun ceplikan selama 2, 4, 6, dan 8

hari berdasarkan uji Mann Whitbney % perbedaan terhadap kelompok

Kel Lama

pemejanan infusa

Nilai rata-rata aktivitas

serum ALT ± SE (u/l)

I II III IV

I 2 hari 11490 ± 491,5 - (+) 24,4 (bt)

(+) 374,8 (b)

(+) 216,8 (b)

II 4 hari 9236,7 ± 1590,4

(-) 19,6 (bt)

- (+) 281,6 (b)

(+) 154,7 (b)

III 6 hari 2420 ± 75,7 (-) 78,9 (b)

(-) 73,8 (b)

- (-) 33,3 (b)

IV 8 hari 3626,7 ± 567,0 (-) 68,4 (b)

(-) 60,7 (b)

(+) 49,7 (b)

-

Keterangan : (b) = berbeda bermakna (p < 0,05) (bt) = berbeda tidak bermakna (p > 0,05) (-) = mengalami penurunan (+) = mengalami peningkatan

Tabel VIII. Persen proteksi setelah praperlakuan infusa daun ceplikan dosis 2222,2 mg/kgBB selama 2, 4, 6, dan 8 hari pada mencit jantan terinduksi

parasetamol Kelompok

(hari) n Nilai rata-rata aktivitas

serum ALT ± SE (U/L) % Efek Proteksi

2 3 11490 ± 491,5 (-) 137,7

4 3 9236,7 ± 1590,4 (-) 91,0

6 3 2420 ± 75,7 (+) 50,0

8 3 3626,7 ± 567,0 (+) 25,0

Berdasarkan data yang didapatkan (tabel VIII), pada lama pemejanan infusa

selama 2 hari (11490 ± 491,5 u/l) dan 4 hari (9236,7 ± 1590,4 u/l) tampak terjadi

peningkatan aktivitas serum ALT bila dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin

(4836,7 ± 510,0 u/l). Penyebab terjadinya peningkatan serum ALT ini kemungkinan

Page 55: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

36

pada pemakaian jangka pendek infusa daun ceplikan belum dapat memberikan

proteksi terhadap kerusakan hati akibat pemberian parasetamol. Pada lama

pemejanan infusa selama 6 hari (2420 ± 75,7 u/l) dan 8 hari (3626,7 ± 567,0 u/l)

terjadi penurunan aktivitas serum ALT bila dibandingkan dengan kontrol

hepatotoksin (4836,7 ± 510,0 u/l), berarti pada pemakaian selama 6 dan 8 hari infusa

daun ceplikan sudah dapat memberikan proteksi terhadap kerusakan hati akibat

pemberian parasetamol.

Pada tabel VIII tampak bahwa pemejanan infusa selama 6 hari dapat

menurunkan aktivitas serum ALT hingga 50% dan pemejanan infusa selama 8 hari

dapat menurunkan aktivitas serum ALT hingga 25%. Dan berdasarkan analisis

statistik juga terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok pemejanan infusa

selama 6 hari dan 8 hari, jadi lama pemejanan memberikan pengaruh yang berarti

pada penurunan aktivitas serum ALT. Lama waktu pemejanan infusa daun ceplikan

untuk dapat memberikan proteksi paling besar diantara kelompok hari pemejanan

yang lain terhadap kerusakan hati akibat pemberian parasetamol dengan maksimal

adalah 6 hari. Grafik perbedaan lama pemejanan infusa terhadap kemampuan

menurunkan aktivitas serum ALT dapat dilihat pada gambar 8.

Page 56: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

37

-150

-100

-50

0

50

100

2 hari 4 hari 6 hari 8 hari

lama pemejanan infusa

% p

rote

ksi

Gambar 8. Grafik Aktivitas Serum ALT setelah Pemejanan Infusa Daun Ceplikan Selama 2, 4, 6, dan 8 hari

C. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji

1. Kontrol Negatif CMC-Na

Tujuan digunakan kontrol negatif adalah sebagai kelompok pembanding hati

yang tidak mengalami kerusakan. Perlakuan pada kontrol negatif yang digunakan

adalah CMC-Na karena CMC-Na merupakan pensuspensi parasetamol. Disamping

itu juga dapat dilihat apakah kerusakan hati hanya diakibatkan oleh parasetamol saja

ataukah pensuspensinya juga mengakibatkan kerusakan hati.

Nilai aktivitas serum ALT kontrol negatif pemberian CMC-Na adalah 153,3

± 4 u/l. Nilai tersebut dianggap sebagai nilai aktivitas serum ALT yang normal. Dan

jika dilihat secara makroskopis (lampiran 5), hati berwarna merah kecoklatan dan

tidak terdapat bintik-bintik putih dipermukaannya.

Page 57: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

38

2. Kontrol Positif Hepatotoksin

Tujuan digunakannya kontrol positif adalah untuk membandingkan

peningkatan nilai aktivitas serum ALT pada hati yang mengalami kerusakan akibat

pemberian hepatotoksin (parasetamol).

Nilai aktivitas serum ALT yang dihasilkan setelah pemberian parasetamol

dosis 237,5 mg/kgBB adalah 4836,7 ± 315,3 u/l. Sedangkan, nilai aktivitas serum

ALT kontrol negatif pemberian CMC-Na 1% adalah 153,3 ± 5,8 u/l. Bila nilai

aktivitas serum ALT kedua kelompok tersebut dibandingkan maka perbedaan nilai

aktivitas serum ALT mengalami peningkatan sebesar 3054,4%, nilai ini

menunjukkan perbedaan yang bermakna. Dilihat dari persentase perbedaan tersebut

dapat disimpulkan bahwa parasetamol menyebabkan kerusakan hati.

Dilihat secara makroskopis (lampiran 6), hati berwarna merah kecoklatan dan

terdapat bintik-bintik putih pada permukaan hati.

3. Kontrol Positif Infusa Daun Ceplikan Dosis Tertinggi

Pada kelompok ini, mencit diberi infusa daun ceplikan selama 6 hari berturut-

turut dan pada jam ke-24 setelah pemenjanan infusa hari ke-6 nilai aktivitas serum

ALT mencit diukur. Tujuan dilakukan kontrol positif infusa daun ceplikan dosis

tertinggi ini adalah untuk mengetahui toksisitas infusa daun ceplikan.

Nilai aktivitas serum ALT kontrol positif infusa daun ceplikan dosis tertinggi

ini adalah 136 ± 2,4 U/L. Perbedaan nilai aktivitas serum ALT kontrol positif infusa

daun ceplikan dosis tertinggi dengan kontrol negatif CMC-Na adalah 9,5%, nilai ini

menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna. Dan jika dilihat secara makroskopis

Page 58: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

39

(lampiran 7), hati berwarna merah kecoklatan dan tidak terdapat bintik-bintik putih

dipermukaannya.

4. Kelompok Perlakuan

Pada kelompok perlakuan ini terdapat 4 kelompok perlakuan yaitu, kelompok

I diberi infusa daun ceplikan dosis 987,7 mg/kgBB, kelompok II diberi infusa daun

ceplikan dosis 1481,5 mg/kgBB, kelompok III diberi infusa daun ceplikan dosis

2222,2 mg/kgBB, dan kelompok IV diberi infusa daun ceplikan dosis 3333,3

mg/kgBB. Data aktivitas serum ALT setelah pemejanan infusa daun ceplikan dosis

987,7; 1481,5; 2222,2; dan 3333,3 mg/kgBB selama 6 hari berturut-turut terhadap

parasetamol dosis 237,5 mg/kgBB dengan waktu pencuplikan 24 jam dapat dilihat

pada tabel IX.

Tabel IX. Data Aktivitas Serum ALT Setelah Pemejanan Infusa Daun Ceplikan dosis 987,7; 1481,5; 2222,2; dan 3333,3 mg/kgBB selama 6 hari berturut-turut terhadap Mencit Jantan Terinduksi Parasetamol dosis 237,5 mg/kgBB dengan

waktu pencuplikan 24 jam Dosis Infusa n Rata-rata Aktivitas Serum

ALT ± SE % Proteksi

987,7 mg/kgBB 5 8916 ± 404,4 U/L -92,2%

1481,5 mg/kgBB 5 6652 ± 304,3 U/L -43,4%

2222,2 mg/kgBB 5 2374 ± 173,4 U/L 48,8%

3333,3 mg/kgBB 5 584 ± 75,9 U/L 87,4%

Data yang didapatkan diuji dengan uji Kolmogorov Smirnov untuk melihat

distribusi data pada tiap kelompok. Didapatkan distribusi data yang normal sehingga

analisis dilanjutkan dengan uji One Way ANOVA tapi ternyata varian data tidak

homogen, padahal salah satu syarat untuk analisis dengan uji One Way ANOVA

adalah varian data harus homogen. Oleh sebab itu, analisis dilanjutkan dengan uji

Kruskal Wallis untuk melihat perbedaan pada semua kelompok dan kemudian untuk

Page 59: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

40

melihat perbedaan antara kelompok satu dengan kelompok lainnya dilakukan analisis

dengan uji Mann Whitney. Hasil analisis statistik tersebut dapat dilihat pada lampiran

15.

-100-80-60-40-20

020406080

100

% proteksi

987,7 1481,5 2222,2 3333,3

dosis infusa daun ceplikan (mg/kgBB)

Gambar 9. Diagram Batang Aktivitas Serum ALT setelah Pemejanan Infusa Daun Ceplikan Dosis 987,7; 1481,5; 2222,2; dan 3333,3 mg/kgBB selama 6 hari berturut-turut terhadap terhadap Mencit Jantan Terinduksi Parasetamol dosis

237,5 mg/kgBB dengan waktu pencuplikan 24 jam

Berdasarkan data yang didapatkan (tabel IX), pada pemejanan infusa dosis

987,4 dan 1481,5 mg/kgBB tampak terjadi peningkatan aktivitas serum ALT bila

dibandingkan dengan kontrol positif. Penyebab terjadinya peningkatan serum ALT

ini kemungkinan pada pemakaian dosis rendah infusa daun ceplikan belum dapat

memberikan proteksi terhadap kerusakan hati akibat pemberian parasetamol.

Pemejanan infusa dosis 987,7 mg/kgBB dapat meningkatkan aktivitas serum ALT

hingga 92,2% dan pemejanan infusa dosis 1481,5 dapat meningkatkan aktivitas

serum ALT hingga 43,4% bila dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin. Pada

pemejanan infusa dosis 2222,2 dan 3333,3 mg/kgBB terjadi penurunan aktivitas

Page 60: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

41

serum ALT bila dibandingkan dengan kontrol positif. Pemejanan infusa dosis 2222,2

mg/kgBB dapat menurunkan aktivitas serum ALT hingga 48,8% dan pemejanan

infusa dosis 3333,3 mg/kgBB dapat menurunkan aktivitas serum ALT hingga 87,4%

bila dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin. Berarti, pada dosis 2222,2 dan

3333,3 mg/kgBB infusa daun ceplikan mampu memberikan proteksi terhadap

kerusakan hati akibat pemberian parasetamol.

Terjadinya peningkatan aktivitas serum ALT pada kelompok perlakuan

infusa dosis 987,7 dan 1481,5 mg/kgBB kemungkinan karena adanya senyawa yang

terkandung dalam infusa daun ceplikan yang dapat menginduksi sitokrom P450 atau

menghambat pengikatan NAPBKI dengan glutation. Hal ini mengakibatkan

meningkatnya jumlah NAPBKI yang berikatan dengan makromolekul sel yang

ditunjukkan oleh peningkatan aktivitas serum ALT.

Terjadinya penurunan aktivitas serum ALT pada mencit yang terinduksi

parasetamol ini kemungkinan karena adanya aktivitas antioksidan dari senyawa

polifenol yang terdapat dalam daun ceplikan. Kemungkinan mekanisme penurunan

aktivitas serum ALT yang terjadi ini karena aktivitas senyawa polifenol yang

terdapat dalam infusa daun ceplikan mampu meningkatkan jumlah glutation. Oleh

sebab itu, mekanisme perusakan sel hati oleh N-asetil-p-benzokuinon-imin

(NAPBKI) bisa dihambat.

Perbandingan aktivitas serum ALT kontrol negatif, kontrol positif

parasetamol, kontrol positif dosis tertinggi infusa daun ceplikan, dan setelah

pemejanan infusa daun ceplikan dosis 987,7; 1481,5; 2222,2; dan 3333,3 mg/kgBB

Page 61: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

42

selama 6 hari berturut-turut terhadap parasetamol dosis 237,5 mg/kgBB dengan

waktu pencuplikan 24 jam dapat dilihat pada tabel IX.

Tabel X. Persen perbedaan nilai aktivitas serum ALT praperlakuan infusa daun ceplikan dosis 987,6; 1481,5; 2222,2; dan 3333,3 mg/kgBB selama 6 hari

berturut-turut pada mencit jantan terinduksi Parasetamol dosis 237,5 mg/kgBB % perbedaan terhadap kelompok

kel n

Nilai rata-rata

aktivitas serum ALT ± SE (u/l)

I II III IV V VI VII

I 5 136 ± 4,0 -

(-) 97,1 (b)

0 (bt) (-)

6455,9 (b)

(-) 4791,2

(b)

(-) 94,3 (b)

(-) 76,7 (b)

II 5 4640 ± 315,3

(+)3311,8 (b) - (+)3311,8

(b)

(-) 48,0 (b)

(-) 30,2 (b)

(+) 95,5 (b)

(+) 694,5 (b)

III 5 136 ± 2,4 0 (bt)

(-) 97,1 (b)

- (-)

98,5 (b)

(-) 98,0 (b)

(-) 94,3 (b)

(-) 76,7 (b)

IV 5 8916 ± 404,4

(+)6455,9 (b)

(+)92,2 (b)

(+)6455,9 (b) - (+)34,0

(b) (+)275,6

(b) (+)1426,7

(b)

V 5 6652 ± 304,3

(+)4791,1 (b)

(+)43,4 (b)

(+)4791,1 (b)

(-) 25,4 (b)

- (+)180,2 (b)

(+)1039,0 (b)

VI 5 2374 ± 173,4

(+)1645,6 (b)

(+)48,8 (b)

(+)1645,6 (b)

(-) 73,4 (b)

(-) 64,3 (b)

- (+) 306,5 (b)

VII 5 584 ± 75,9

(+)329,4 (b)

(-) 87,4 (b)

(+)329,4 (b)

(-) 93,4 (b)

(-) 91,2 (b)

(-) 75,4 (b) -

Keterangan:

I : Kelompok kontrol negatif

II : Kelompok kontrol hepatotoksin

III : Kelompok kontrol positif infusa dosis tertinggi

IV : Kelompok perlakuan infusa dosis 987,7 mg/kgBB + parasetamol dosis

237,5 mg/kgBB

Page 62: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

43

V : Kelompok perlakuan infusa dosis 1481,5 mg/kgBB + parasetamol dosis

237,5 mg/kgBB

VI : Kelompok perlakuan infusa dosis 2222,2 mg/kgBB + parasetamol dosis

237,5 mg/kgBB

VII : Kelompok perlakuan infusa dosis 3333,3 mg/kgBB + parasetamol dosis

237,5 mg/kgBB

01000

20003000

4000

50006000

7000

80009000

Aktivitas Serum ALT

(U/L)

1 2 3 4 5 6 7

Kelompok Perlakuan

Gambar 10. Diagram Batang Aktivitas Serum ALT Kontrol Negatif, Kontrol Hepatotoksin, Kontrol Positif Infusa Dosis Tertinggi, dan Setelah Pemejanan

Infusa Daun Ceplikan Dosis 987,7; 1481,5; 2222,2; dan 3333,3 mg/kgBB selama 6 hari berturut-turut pada Mencit Jantan Terinduksi Parasetamol dosis 237,5

mg/kgBB dengan waktu pencuplikan 24 jam

D. Rangkuman Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah infusa daun ceplikan

mampu menurunkan aktivitas serum ALT pada kerusakan hati akibat pemberian

parasetamol. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tampak peningkatan nilai

aktivitas serum ALT pada penggunaan infusa dosis rendah dan pada jangka pendek.

Hal ini mungkin disebabkan pada penggunaan infusa daun ceplikan dosis rendah dan

Page 63: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

44

jangka pendek belum dapat memberikan proteksi terhadap kerusakan hati akibat

pemberian parasetamol. Dan pada penggunaan infusa dosis tinggi dan pada jangka

panjang terjadi penurunan nilai aktivitas serum ALT. Hal ini berarti pada

penggunaan infusa daun ceplikan dosis tinggi dan jangka panjang dapat memberikan

proteksi terhadap kerusakan hati akbibat pemberian parasetamol.

Peningkatan aktivitas serum ALT setelah praperlakuan infusa daun ceplikan

kemungkinan karena adanya senyawa yang terkandung dalam infusa daun ceplikan

yang dapat menginduksi sitokrom P450 atau menghambat pengikatan NAPBKI

dengan glutation. Hal ini mengakibatkan meningkatnya jumlah NAPBKI yang

berikatan dengan makromolekul sel yang ditunjukkan oleh peningkatan aktivitas

serum ALT.

Penurunan aktivitas serum ALT setelah praperlakuan infusa daun ceplikan

diduga karena adanya kandungan polifenol yang mempunyai khasiat sebagai

antioksidan yang mampu meningkatkan jumlah glutation dalam hati. Dengan

meningkatnya jumlah glutation maka jumlah NAPBKI yang berikatan dengan

makromolekul sel semakin sedikit.

Nilai aktivitas serum ALT kelompok perlakuan dosis 987,7 mg/kgBB adalah

8916 ± 404,4 u/l; nilai aktivitas serum ALT kelompok perlakuan 1481,5 mg/kgBB

adalah 6652 ± 304,3 u/l; nilai aktivitas serum ALT kelompok perlakuan 2222,2

mg/kgBB adalah 2374 ± 173,4 u/l; dan nilai aktivitas serum ALT kelompok

perlakuan 3333,3 mg/kgBB adalah 584 ± 75,9 u/l. Dilihat dari nilai aktivitas serum

ALT kelompok perlakuan tersebut dapat disimpulkan bahwa dosis 3333,3 mg/kgBB

(dosis tertinggi) dapat menurunkan nilai aktivitas serum ALT yang lebih besar

Page 64: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

45

dibanding kelompok perlakuan yang lain. Adapun persen proteksi infusa daun

ceplikan terhadap kerusakan hati mencit jantan akibat pemberian parasetamol dosis

987,7; 1481,5; 2222,2; dan 3333,3 mg/kgBB secara berturut-turut adalah -92,2%; -

43,4%; 48,8%; dan 87,4%. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa infusa daun

ceplikan dosis 2222,2 dan 3333,3 mg/kgBB mampu menurunkan aktivitas serum

ALT hepatotoksin parasetamol.

Page 65: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

46

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis data, dapat ditarik kesimpulan bahwa infusa daun ceplikan

dosis 2222,2 dan 3333,3 mg/kgBB mampu menurunkan aktivitas serum ALT pada

kerusakan hati mencit jantan akibat pemberian parasetamol.

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang:

1. kandungan kimia yang pasti di dalam infusa daun ceplikan yang dapat

meningkatkan maupun menurunkan efek hepatoprotektor daun ceplikan.

2. kisaran dosis efektif infusa daun ceplikan untuk dapat memberikan efek

hepatoprotektif.

3. uji histopatologi hati mencit untuk melihat efek hepatoprotektor infusa daun

ceplikan secara mikroskopis.

4. uji keteratogenikan infusa daun ceplikan.

5. uji analgesik infusa daun ceplikan.

46

Page 66: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

47

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, 9, 649, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 2006a, Ruellia tuberosa L., http

://bebas.vlsm.org/v12/artikel/ttg_tanaman_obat/depkes/buku4/4-079.pdf. Diakses pada 29 April 2006.

Anonim, 2006b, ALAT (GPT) FS*, Diagnostic Systems International, DiaSys

Diagnostic Systems GmbH, Alte Strasse 9, 65558 Holzheim, Germany. Arts, I. C. and P. C. Hollman, 2005, Polyphenols and Disease Risk in Epidemiologic

Studies, Am J Clin Nutr, 81, 317 – 325. Backer, C. A., and Bakhuizen Van den Brink, R. C., 1965, Flora of Java, volume II,

557, N. V. P. Noordhoff, The Netherlands. Bruneton, J., 1999, Pharmacognosy: Phytochemistry Medical Plants, diterjemahkan

oleh Caroline K. Hatton, 2nd edition, 227 – 243, 671 – 677, Lavoisier, France.

Chandrasoma, P., and Taylor, C. R., 1995, Concise Pathology, 2nd edition, 621, 629,

FRC Path Prentice Hall International, USA. Colombo, J. P., and Peheim, E., 1981, 1981, Liver, in Richterich, R., Colombo, J. P.,

(Eds.), Clinical Chemistry, 606 – 610, John Wiley & Sons, USA. De Jesus, S., and Rodriguez, E., 2002,

http://labs.plantbio.cornell.edu/cubl./emanv4p54b.html. Diakses pada 29 April 2006.

DiPiro, J. T., Talbert, R. L., Yee, G.I., Matzke, G.R., Wells, B.G., and Posey, L.M.,

2005, Pharmacotherapy A Pathopysiologic Approach, I edition, 133, McGraw Hill Companies, United States of America.

Dollery, C., 1999, Therapeutic Drugs, 19 – 21, 2nd edition, Harcourt Brace and

Company Ltd., United Kingdom. Donatus, I. A., 1992, Peran Fitofarmaka Dalam Upaya Pengobatan Hepatitis,

Kumpulan Naskah Lengkap Simposium Nasional Hepatitis, Yogyakarta.

Page 67: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

48

Donatus, I. A., 1994, Antaraksi Kurkumin dengan Parasetamol: Kajian Terhadap Aspek Farmakologi dan Toksikologi Perubahan Hayati Parasetamol, Disertasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Donatus, I. A., 2001, Toksikologi Dasar, 200 – 202, Laboratorium Farmakologi dan

Toksikologi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Evans, W. C., 1989, Trease and Evans’ Pharmacognosy, 13th edition, 378 – 423, El

BS., London. Fox, S. I., 2004, Human Physiology, 8th edition, 575 – 580, McGraw-Hill, New

York. Ismayani, S., 2004, Efek Hipoglikemi Rebusan Daun Pletekan (Ruellia tuberosa

Linn.) pada Tikus Putih Jantan Terbebani Glukosa dengan Metode Spektrofotometri Visibel, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Klaasen, C. D., 2001, Principles of Toxicology and Treatment of Poisoning, in

Hardman, J. G., Limbird, L. E., Goodman and Gilman’s The Pharmacological Basis of Therapeutics, 10th edition, McGraw-Hill Companies, United States of America.

Lee, W. M., 1995, Drug-Induced Hepatotoxicity, The New England Journal of

Medicine, 333, 1118 – 1127. Madona, V., 2004, Efek Hepatoprotektif Sari Umbi Wortel (Daucus carota L.) Tipe

Imperator, Chantenay, dan Nantes pada Mencit Jantan Terinduksi Parasetamol, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Panteghini, M., and Van Solinge, W. W., 2006, Enzymes, in C. A. Burtis, E. R.

Ashwood, D. E. Bruns, Tietz Textbook of Clinical Chemistry and Molecular Diagnostic, 604 – 606, El Sevier Inc., United States of America.

Price, S. A., and Wilson, L. M., 1994, Pathophysiology, diterjemahkan oleh Adji

Dharma, Ed. 4, 426 – 457, EGC, Jakarta. Purwandani, Y. L., 2005, Efek Hepatoprotektif Ekstrak Etanol Daging Buah Makuto

Dewo (Phaleria macrocarpa (Sheff.) Boerl.) Pada Mencit Jantan Terinduksi Parasetamol, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Sofia, D., 2004, Antioksidan dan Radikal Bebas, http://Chem-is-try.org/?sect.

Diakses pada 29 April 2006.

Page 68: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

49

Stine, K. E., and Brown, T. M., 1996, Principles of Toxicology, 149, Lewis Publisher, USA.

Sutinah, S., 1986, Isolasi dan Identifikasi Senyawa Golongan Flavonoid dari Bunga

Ruellia tuberosa Linn, Penelitian Tanaman Obat di Beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya.

Treinen, M., and Moslen, 2001, Toxic Responses of The Liver, Casarett and

Doull’s. Toxicology: The Basic Science of Poison, 476 – 478, McGraw-Hill, New York.

Tietze, K. J., 2004, Clinical Skills for Pharmacist A Patient-Focused Approach,

second edition, 116 – 117, Mosby Inc., Missouri. Tucker, J., 2003, Acetaminophen Toxicity, http ://www.emedicine.com/cgi-

bin/foxweb.exe/screen@d:\em\ga?book=ped&authorid=1729&topicid7. Diakses pada 10 Oktober 2006.

Van Stenis, C. G. G. J, Bloembergen, S., and Eyma, P. J., 2002, Flora,

diterjemahkan oleh Moeso Surjowinoto, Soenarto Hardjosuwarno, Soerjo Sodo Adisewojo, Wibisono, Margono Partodidjojo, dan Soemantri Wirjahardja, cetakan 8, 378 – 382, PT. Pradnya Paramitha, Jakarta.

Widmann, F. K., 1992, Clinical Interpretation of Laboratory Tests, diterjemahkan

oleh Kresno, S. B., Gandasoebrata, R., Latu, J., edisi 9, 301 – 341, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Wilmana, P. F., 2002, Analgesik – Antipiretik Analgesik Anti-Inflamasi Nonsteroid

dan Obat Pirai, Farmakologi dan Terapi, edisi 4, 214 – 215, Gaya Baru, Jakarta.

Worman, H. J., 1998, Common Laboratory Test in Liver Diseases, http

://cpmcnet.columbia.edu/www/search.cgi?/dept/gi/labtests.html. Diakses pada 29 April 2006.

Zimmermann, H. J., 1978, Hepatotoxicity, 49, 93 – 99, 167 – 171, 178 – 179, 236 –

237, 259, Appleton Century Croft, New York.

Page 69: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

50

Lampiran 1

Surat Pengesahan Determinasi

Page 70: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

51

Lampiran 2

Gambar Tanaman Ceplikan

Page 71: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

52

Lampiran 3

Foto Vitalab Mikro (Merck® Mikrolab 200)

Page 72: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

53

Lampiran 4

Leaflet reagen DyaSys ALAT (GPT) FS*

Page 73: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

54

Page 74: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

55

Lampiran 5

Foto hati kontrol negatif CMC-Na

(hati difoto dengan kamera 7,1 megapiksel)

Hasil cropping foto hati kontrol negatif CMC-Na

Page 75: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

56

Lampiran 6

Foto hati kontrol hepatotoksin

(hati difoto dengan kamera 7,1 megapiksel)

Hasil cropping foto hati kontrol hepatotoksin

Page 76: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

57

Lampiran 7

Foto hati kontrol infusa dosis tertinggi

(hati difoto dengan kamera 7,1 megapiksel)

Hasil cropping foto hati kontrol hepatotoksin

Page 77: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

58

Lampiran 8

Perhitungan dosis infusa daun ceplikan (Ruellia tuberosa Linn)

Konsentrasi infusa daun ceplikan yang digunakan adalah 10% (Anonim, 1995).

Perhitungan dosis tertinggi pada mencit 30 g adalah sebagai berikut:

Dosis infusa = kgBB 0,03

ml 1 x ml g/100 10BB

V x C=

= 3333,3 mg/kgBB

Didapat dosis tertinggi infusa daun ceplikan pada mencit 30 g adalah 3333,3

mg/kgBB. Dari dosis ini dibuat 4 peringkat dosis dengan kelipatan 1,5 yaitu 987,7;

1481,5; 2222,2; dan 3333,3 mg/kgBB.

Page 78: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

59

Lampiran 9

Konversi dosis infusa daun ceplikan yang mampu menurunkan aktivitas serum

ALT pada kerusakan hati mencit jantan akibat pemberian parasetamol ke

manusia

Dosis infusa daun ceplikan yang mampu menurunkan akivitas serum ALT pada

kerusakan hati mencit jantan akibat pemberian parasetamol adalah 2222,2 dan

3333,3 mg/kgBB. Maka konversi dosis tersebut pada manusia dengan berat badan 70

kg adalah :

Dosis 2222,2 mg/kgBB Dosis 3333,3 mg/kgBB

= 2222,2 mg/1000 gBB = 3333,3 mg/1000 gBB

= 44,4 mg/20 gBB = 66,6 mg/20 gBB

= 44,4 mg x 387,9 = 66,6 mg x 387,9

= 17222,8 mg/70 kgBB = 25834,1 mg/70 kgBB

= 17,2 g/70 kgBB = 25,8 g/70 kgBB

Page 79: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

60

Lampiran 10

Tabel XI. Data aktivitas serum ALT mencit jantan setelah pemejanan CMC Na (kontrol negatif), parasetamol (kontrol positif), infusa daun ceplikan dosis tertinggi (kontrol positif), dan setelah praperlakuan infusa daun ceplikan dosis 987,7; 1481,5; 2222,2; dan 3333,3 mg/kgBB selama 6 hari berturut-turut terhadap parasetamol dosis 237,5 mg/kgBB dengan waktu pencuplikan 24 jam Kelompok I II III IV V VI VII

130 4670 140 9060 6860 2540 730

140 5690 140 8300 5660 2280 430

130 4150 140 10400 7360 2440 450

130 3860 130 8130 7090 1780 510

Serum

ALT(U/L)

150 4830 130 8690 6290 2830 800

Rata-rata 136 4640 136 8916 6652 2374 584

SE 4,0 315,3 2,4 404,4 304,3 173,4 169,6

Keterangan: I : Kelompok kontrol negatif CMC Na

II : Kelompok kontrol positif parasetamol

III : Kelompok kontrol negatif infusa daun ceplikan dosis tertinggi

IV : Kelompok perlakuan infusa daun ceplikan dosis 987,7 mg/kgBB +

parasetamol dosis 237,5 mg/kgBB

V : Kelompok perlakuan infusa daun ceplikan dosis 1481,5 mg/kgBB +

parasetamol dosis 237,5 mg/kgBB

VI : Kelompok perlakuan infusa daun ceplikan dosis 2222,2 mg/kgBB +

parasetamol dosis 237,5 mg/kgBB

VII : Kelompok perlakuan infusa daun ceplikan dosis 3333,3 mg/kgBB +

parasetamol dosis 237,5 mg/kgBB

Page 80: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

61

Lampiran 11

Tabel XII. Persen proteksi setelah praperlakuan infusa daun ceplikan selama 6 hari berturut-turut pada mencit jantan terinduksi parasetamol

Kelompok Persen proteksi (%)

I -92,2

II 43,4

III 48,8

IV 87,4

Keterangan:

I : Kelompok perlakuan infusa daun ceplikan dosis 987,7 mg/kgBB selama 6

hari berturut-turut + parasetamol dosis 237,5 mg/kgBB

II : Kelompok perlakuan infusa daun ceplikan dosis 1481,5 mg/kgBB selama 6

hari berturut-turut + parasetamol dosis 237,5 mg/kgBB

III : Kelompok perlakuan infusa daun cepliksn dosis 2222,2 mg/kgBB selama 6

hari berturut-turut + parasetamol dosis 237,5 mg/kgBB

IV : Kelompok perlakuan infusa daun ceplikan dosis 3333,3 mg/kgBB selama 6

hari berturut-turut + parasetamol dosis 237,5 mg/kgBB

Rumus perhitungan persentase efek hepatoprotektif:

%100lparasetamo kontrol rata-rata ALT

perlakuan rata-rata ALT-lparasetamo positif kontrol rata-rata ALT×

Page 81: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

62

Lampiran 12

Hasil Analisis Kolmogorov Smirnov yang dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis

dan uji Mann Whitney pada Penetapan Dosis Hepatotoksik Parasetamol

NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ALT N 3

Mean 153.33Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 5.774

Absolute .385Positive .385

Most Extreme Differences

Negative -.282Kolmogorov-Smirnov Z .667Asymp. Sig. (2-tailed) .766

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ALT N 3

Mean 156.67Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 80.829

Absolute .385Positive .385

Most Extreme Differences

Negative -.282Kolmogorov-Smirnov Z .667Asymp. Sig. (2-tailed) .766

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Page 82: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

63

NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ALT N 3

Mean 423.33Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 235.443

Absolute .195Positive .183

Most Extreme Differences

Negative -.195Kolmogorov-Smirnov Z .338Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ALT N 3

Mean 4836.67Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 783.411

Absolute .251Positive .251

Most Extreme Differences

Negative -.195Kolmogorov-Smirnov Z .435Asymp. Sig. (2-tailed) .992

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Oneway

Descriptives ALT

N Mean Std.

Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean

Minimum

Maximum

Lower Bound

Upper Bound

kontrol CMC 3 153.33 5.774 3.333 138.99 167.68 150 160dosis 225 3 156.67 80.829 46.667 -44.12 357.46 110 250dosis 230 3 423.33 235.443 135.933 -161.54 1008.21 180 650dosis 237.5 2 5180.00 721.249 510.000 -1300.16 11660.16 4670 5690Total 11 1141.82 2016.174 607.899 -212.67 2496.30 110 5690

Page 83: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

64

Test of Homogeneity of Variances ALT

Levene Statistic df1 df2 Sig.

24.190 3 7 .000 ANOVA ALT

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 40005363.

636 3 13335121.212 144.902 .000

Within Groups 644200.000 7 92028.571

Total 40649563.636 10

NPar Tests Kruskal-Wallis Test Ranks dosis N Mean Rank ALT kontrol CMC 3 4.00 dosis 225 3 3.33 dosis 230 3 7.67 dosis 237.5 3 11.00 Total 12

Test Statistics(a,b) ALT Chi-Square 8.805 df 3 Asymp. Sig. .032

a Kruskal Wallis Test b Grouping Variable: dosis

Page 84: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

65

NPar Tests Mann-Whitney Test Ranks dosis N Mean Rank

Sum of Ranks

ALT kontrol CMC 3 4.00 12.00 dosis 225 3 3.00 9.00 Total 6

Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U 3.000Wilcoxon W 9.000Z -.674Asymp. Sig. (2-tailed) .500Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .700(a)

a Not corrected for ties. b Grouping Variable: dosis

NPar Tests Mann-Whitney Test Ranks dosis N Mean Rank Sum of Ranks ALT kontrol CMC 3 2.00 6.00 dosis 230 3 5.00 15.00 Total 6

Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 6.000Z -1.993Asymp. Sig. (2-tailed) .046Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100(a)

a Not corrected for ties. b Grouping Variable: dosis

Page 85: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

66

NPar Tests Mann-Whitney Test Ranks dosis N Mean Rank Sum of Ranks ALT kontrol CMC 3 2.00 6.00 dosis 237.5 3 5.00 15.00 Total 6

Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 6.000Z -1.993Asymp. Sig. (2-tailed) .046Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100(a)

a Not corrected for ties. b Grouping Variable: dosis

NPar Tests Mann-Whitney Test Ranks dosis N Mean Rank Sum of RanksALT dosis 225 3 2.33 7.00 dosis 230 3 4.67 14.00 Total 6

Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U 1.000Wilcoxon W 7.000Z -1.550Asymp. Sig. (2-tailed) .121Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .200(a)

a Not corrected for ties. b Grouping Variable: dosis

Page 86: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

67

NPar Tests Mann-Whitney Test Ranks dosis N Mean Rank Sum of Ranks ALT dosis 225 3 2.00 6.00 dosis 237.5 3 5.00 15.00 Total 6

Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 6.000Z -1.993Asymp. Sig. (2-tailed) .046Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100(a)

a Not corrected for ties. b Grouping Variable: dosis

NPar Tests Mann-Whitney Test Ranks dosis N Mean Rank Sum of Ranks ALT dosis 230 3 2.00 6.00 dosis 237.5 3 5.00 15.00 Total 6

Test Statistics(b) ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 6.000Z -1.964Asymp. Sig. (2-tailed) .048Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100(a)

a Not corrected for ties. b Grouping Variable: dosis

Page 87: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

68

Lampiran 13

Hasil Analisis Kolmogorov Smirnov yang dilanjutkan dengan uji T pada

Penetapan Waktu Pencuplikan Darah

NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ALT N 3

Mean 4836.67Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 783.411

Absolute .251Positive .251

Most Extreme Differences

Negative -.195Kolmogorov-Smirnov Z .435Asymp. Sig. (2-tailed) .992

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ALT N 3

Mean 343.33Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 76.376

Absolute .253Positive .196

Most Extreme Differences

Negative -.253Kolmogorov-Smirnov Z .438Asymp. Sig. (2-tailed) .991

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Page 88: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

69

T-Test Group Statistics

waktu N Mean Std. Deviation Std. Error Mean ALT 24 jam 3 4836.67 783.411 452.303 48 jam 3 343.33 76.376 44.096

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed) Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper ALT Equal

variances assumed

6.105 .069 9.887 4 .001 4493.333 454.447 3231.586 5755.081

Equal variances not assumed

9.887 2.038 .009 4493.333 454.447 2572.544 6414.123

Page 89: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

70

Lampiran 14

Hasil Analisis Kolmogorov Smirnov yang dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis dan

uji Mann Whitney pada Penetapan lama pemenjanan infusa daun ceplikan

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ALT N 3

Mean 11490.00Normal Parametersa,b Std. Deviation 851.352

Absolute .241Positive .193

Most Extreme Differences

Negative -.241Kolmogorov-Smirnov Z .418Asymp. Sig. (2-tailed) .995

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ALT N 3

Mean 9236.67Normal Parametersa,b Std. Deviation 2754.657

Absolute .285Positive .285

Most Extreme Differences

Negative -.207Kolmogorov-Smirnov Z .493Asymp. Sig. (2-tailed) .968

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Page 90: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

71

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ALT N 3

Mean 2420.00Normal Parametersa,b Std. Deviation 131.149

Absolute .227Positive .190

Most Extreme Differences

Negative -.227Kolmogorov-Smirnov Z .394Asymp. Sig. (2-tailed) .998

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ALT N 3

Mean 3626.67Normal Parametersa,b Std. Deviation 982.157

Absolute .222Positive .222

Most Extreme Differences

Negative -.189Kolmogorov-Smirnov Z .385Asymp. Sig. (2-tailed) .998

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Oneway Test of Homogeneity of Variances ALT

Levene Statistic df1 df2 Sig.

4.931 3 8 .032

Page 91: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

72

ANOVA ALT

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 171427133

.333 3 57142377.778 24.591 .000

Within Groups 18589533.333 8 2323691.667

Total 190016666.667 11

NPar Tests

Kruskal-Wallis Test Ranks Pemejanan N Mean Rank ALT 2 hari 3 10.00 4 hari 3 9.00 6 hari 3 2.00 8 hari 3 5.00 Total 12

Test Statisticsa,b ALT Chi-Square 9.462 df 3 Asymp. Sig. .024

a Kruskal Wallis Test b Grouping Variable: Pemejanan

NPar Tests

Mann-Whitney Test Ranks Pemejanan N Mean Rank Sum of Ranks ALT 2 hari 3 4.00 12.00 4 hari 3 3.00 9.00 Total 6

Page 92: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

73

Test Statisticsb ALT Mann-Whitney U 3.000 Wilcoxon W 9.000 Z -.655 Asymp. Sig. (2-tailed) .513 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .700a

a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Pemejanan

NPar Tests

Mann-Whitney Test Ranks Pemejanan N Mean Rank Sum of Ranks ALT 2 hari 3 5.00 15.00 6 hari 3 2.00 6.00 Total 6

Test Statisticsb ALT Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 6.000 Z -1.964 Asymp. Sig. (2-tailed) .036 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100 a

a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Pemejanan

NPar Tests

Mann-Whitney Test Ranks Pemejanan N Mean Rank Sum of Ranks ALT 2 hari 3 5.00 15.00 8 hari 3 2.00 6.00 Total 6

Page 93: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

74

Test Statisticsb ALT Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 6.000 Z -1.964 Asymp. Sig. (2-tailed) .048 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100 a

a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Pemejanan

NPar Tests

Mann-Whitney Test Ranks Pemejanan N Mean Rank Sum of Ranks ALT 4 hari 3 5.00 15.00 6 hari 3 2.00 6.00 Total 6

Test Statisticsb ALT Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 6.000 Z -1.964 Asymp. Sig. (2-tailed) .048 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100 a

a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Pemejanan

NPar Tests

Mann-Whitney Test Ranks Pemejanan N Mean Rank Sum of Ranks ALT 4 hari 3 5.00 15.00 8 hari 3 2.00 6.00 Total 6

Page 94: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

75

Test Statisticsb ALT Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 6.000 Z -1.964 Asymp. Sig. (2-tailed) .046 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100 a

a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Pemejanan

NPar Tests

Mann-Whitney Test Ranks Pemejanan N Mean Rank Sum of Ranks ALT 6 hari 3 2.00 6.00 8 hari 3 5.00 15.00 Total 6

Test Statisticsb ALT Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 6.000 Z -1.964 Asymp. Sig. (2-tailed) .048 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100 a

a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Pemejanan

Page 95: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

76

Lampiran 15

Hasil Analisis Kolmogorov Smirnov yang dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis

dan uji Mann Whitney pada Perlakuan hewan uji

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ALT N 5

Mean 136.00Normal Parametersa,b Std. Deviation 8.944

Absolute .349Positive .349

Most Extreme Differences

Negative -.251Kolmogorov-Smirnov Z .780Asymp. Sig. (2-tailed) .577

a Test distribution is Normal. b Calculated from data. NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ALT N 5

Mean 4640.00Normal Parametersa,b Std. Deviation 704.982

Absolute .194Positive .194

Most Extreme Differences

Negative -.134Kolmogorov-Smirnov Z .433Asymp. Sig. (2-tailed) .992

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Page 96: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

77

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ALT N 5

Mean 136.00Normal Parametersa,b Std. Deviation 5.477

Absolute .367Positive .263

Most Extreme Differences

Negative -.367Kolmogorov-Smirnov Z .822Asymp. Sig. (2-tailed) .510

a Test distribution is Normal. b Calculated from data. NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ALT N 5

Mean 8916.00Normal Parametersa,b Std. Deviation 904.340

Absolute .237Positive .237

Most Extreme Differences

Negative -.192Kolmogorov-Smirnov Z .529Asymp. Sig. (2-tailed) .942

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ALT N 5

Mean 6652.00Normal Parametersa,b Std. Deviation 680.346

Absolute .220Positive .149

Most Extreme Differences

Negative -.220Kolmogorov-Smirnov Z .492Asymp. Sig. (2-tailed) .969

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Page 97: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

78

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ALT N 5

Mean 2374.00Normal Parametersa,b Std. Deviation 387.789

Absolute .204Positive .137

Most Extreme Differences

Negative -.204Kolmogorov-Smirnov Z .457Asymp. Sig. (2-tailed) .985

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ALT N 5

Mean 584.00Normal Parametersa,b Std. Deviation 169.647

Absolute .269Positive .269

Most Extreme Differences

Negative -.205Kolmogorov-Smirnov Z .601Asymp. Sig. (2-tailed) .863

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Oneway

Descriptives ALT

95% Confidence Interval for Mean

N

Mean

Std. Deviation

Std. Error

Lower Bound

Upper Bound

Minimum

Maximum

kontrol CMC Na 5 136.00 8.944 4.000 124.89 147.11 130 150kontrol parasetamol 5 4640.00 704.982 315.278 3764.65 5515.35 3860 5690kontrol dosis tertinggi 5 136.00 5.477 2.449 129.20 142.80 130 140dosis 987.7 5 8916.00 904.340 404.433 7793.11 10038.89 8130 10400dosis 1481.5 5 6652.00 680.346 304.260 5807.24 7496.76 5660 7360dosis 2222.2 5 2374.00 387.789 173.424 1892.50 2855.50 1780 2830dosis 3333.3 5 584.00 169.647 75.868 373.36 794.64 430 800Total 35 3348.29 3307.214 559.021 2212.22 4484.35 130 10400

Page 98: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

79

Test of Homogeneity of Variances ALT

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3.996 6 28 .005

ANOVA ALT

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 364052817

.143 6 60675469.524 217.034 .000

Within Groups 7827880.000 28 279567.143

Total 371880697.143 34

NPar Tests

Kruskal-Wallis Test Ranks Perlakuan N Mean Rank ALT kontrol CMC Na 5 5.30 kontrol parasetamol 5 23.20 kontrol dosis tertinggi 5 5.70 dosis 987.7 5 33.00 dosis 1481.5 5 27.80 dosis 2222.2 5 18.00 dosis 3333.3 5 13.00 Total 35

Test Statisticsa,b ALT Chi-Square 32.788 df 6 Asymp. Sig. .000

a Kruskal Wallis Test b Grouping Variable: Perlakuan

Page 99: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

80

NPar Tests

Mann-Whitney Test Ranks Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks ALT kontrol CMC Na 5 3.00 15.00 kontrol

parasetamol 5 8.00 40.00

Total 10 Test Statisticsb ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.643Asymp. Sig. (2-tailed) .008Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008 a

a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Perlakuan

NPar Tests

Mann-Whitney Test Ranks Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks ALT kontrol CMC Na 5 5.30 26.50 kontrol dosis tertinggi 5 5.70 28.50 Total 10

Test Statisticsb ALT Mann-Whitney U 11.500Wilcoxon W 26.500Z -.231Asymp. Sig. (2-tailed) .817Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .841 a

a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Perlakuan

Page 100: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

81

NPar Tests

Mann-Whitney Test Ranks Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks ALT kontrol CMC Na 5 3.00 15.00 dosis 987.7 5 8.00 40.00 Total 10

Test Statisticsb ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.643Asymp. Sig. (2-tailed) .008Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008 a

a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Perlakuan

NPar Tests

Mann-Whitney Test Ranks Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks ALT kontrol CMC Na 5 3.00 15.00 dosis 1481.5 5 8.00 40.00 Total 10

Test Statisticsb ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.643Asymp. Sig. (2-tailed) .008Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008 a

a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Perlakuan

Page 101: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

82

NPar Tests

Mann-Whitney Test Ranks Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks ALT kontrol CMC Na 5 3.00 15.00 dosis 2222.2 5 8.00 40.00 Total 10

Test Statisticsb ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.643Asymp. Sig. (2-tailed) .008Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008 a

a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Perlakuan

NPar Tests

Mann-Whitney Test Ranks Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks ALT kontrol CMC Na 5 3.00 15.00 dosis 3333.3 5 8.00 40.00 Total 10

Test Statisticsb ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.643Asymp. Sig. (2-tailed) .008Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008 a

a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Perlakuan

Page 102: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

83

NPar Tests

Mann-Whitney Test Ranks Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks ALT kontrol parasetamol 5 8.00 40.00 kontrol dosis tertinggi 5 3.00 15.00 Total 10

Test Statisticsb ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.652Asymp. Sig. (2-tailed) .008Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008 a

a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Perlakuan

NPar Tests

Mann-Whitney Test Ranks Perlakuan N

Mean Rank Sum of Ranks

ALT kontrol parasetamol 5 3.00 15.00 dosis 987.7 5 8.00 40.00 Total 10

Test Statisticsb ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.611Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008 a

a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Perlakuan

Page 103: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

84

NPar Tests

Mann-Whitney Test Ranks Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks ALT kontrol parasetamol 5 3.20 16.00 dosis 1481.5 5 7.80 39.00 Total 10

Test Statisticsb ALT Mann-Whitney U 1.000Wilcoxon W 16.000Z -2.402Asymp. Sig. (2-tailed) .016Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .016 a

a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Perlakuan

NPar Tests

Mann-Whitney Test Ranks Perlakuan N Mean Rank Sum of RanksALT kontrol parasetamol 5 8.00 40.00 dosis 2222.2 5 3.00 15.00 Total 10

Test Statisticsb ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.611Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008 a

a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Perlakuan

Page 104: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

85

NPar Tests

Mann-Whitney Test Ranks Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks ALT kontrol parasetamol 5 8.00 40.00 dosis 3333.3 5 3.00 15.00 Total 10

Test Statisticsb ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.611Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008 a

a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Perlakuan

NPar Tests

Mann-Whitney Test Ranks Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks ALT kontrol dosis tertinggi 5 3.00 15.00 dosis 987.7 5 8.00 40.00 Total 10

Test Statisticsb ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.652Asymp. Sig. (2-tailed) .008Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008 a

a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Perlakuan

Page 105: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

86

NPar Tests

Mann-Whitney Test Ranks Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks ALT kontrol dosis tertinggi 5 3.00 15.00 dosis 1481.5 5 8.00 40.00 Total 10

Test Statisticsb ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.652Asymp. Sig. (2-tailed) .008Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008 a

a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Perlakuan

NPar Tests

Mann-Whitney Test Ranks Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks ALT kontrol dosis tertinggi 5 3.00 15.00 dosis 2222.2 5 8.00 40.00 Total 10

Test Statisticsb ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.652Asymp. Sig. (2-tailed) .008Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008 a

a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Perlakuan

Page 106: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

87

NPar Tests

Mann-Whitney Test Ranks Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks ALT kontrol dosis tertinggi 5 3.00 15.00 dosis 3333.3 5 8.00 40.00 Total 10

Test Statisticsb ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.652Asymp. Sig. (2-tailed) .008Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008 a

a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Perlakuan

NPar Tests

Mann-Whitney Test Ranks Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks ALT dosis 987.7 5 8.00 40.00 dosis 1481.5 5 3.00 15.00 Total 10

Test Statisticsb ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.611Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008 a

a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Perlakuan

Page 107: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

88

NPar Tests

Mann-Whitney Test Ranks Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks ALT dosis 987.7 5 8.00 40.00 dosis 2222.2 5 3.00 15.00 Total 10

Test Statisticsb ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.611Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008 a

a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Perlakuan

NPar Tests

Mann-Whitney Test Ranks Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks ALT dosis 987.7 5 8.00 40.00 dosis 3333.3 5 3.00 15.00 Total 10

Test Statisticsb ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.611Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008 a

a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Perlakuan

Page 108: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

89

NPar Tests

Mann-Whitney Test Ranks Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks ALT dosis 1481.5 5 8.00 40.00 dosis 2222.2 5 3.00 15.00 Total 10

Test Statisticsb ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.611Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008 a

a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Perlakuan

NPar Tests

Mann-Whitney Test Ranks Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks ALT dosis 1481.5 5 8.00 40.00 dosis 3333.3 5 3.00 15.00 Total 10

Test Statisticsb ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.611Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008 a

a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Perlakuan

Page 109: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

90

NPar Tests

Mann-Whitney Test Ranks Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks ALT dosis 2222.2 5 8.00 40.00 dosis 3333.3 5 3.00 15.00 Total 10

Test Statisticsb ALT Mann-Whitney U .000Wilcoxon W 15.000Z -2.611Asymp. Sig. (2-tailed) .009Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008 a

a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Perlakuan

Page 110: EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN CEPLIKAN fileParasetamol: Kajian Terhadap Serum Alanin-aminotransferase (ALT)” dengan baik. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama lengkap Stephanie Gunawan. Penulis

lahir di kota Wonosobo, provinsi Jawa Tengah, sebagai

anak pertama dari dua bersaudara, anak dari pasangan

Hendro Gunawan dan Susi Anggraeni. Penulis telah

menyelesaikan pendidikan di TK Kristen Wonosobo (1989

– 1991), SD Kristen 03 Wonosobo (1991 – 1997), SLTP

Negri I Wonosobo (1997 – 2000), dan SMU Stella Duce I

Yogyakarta (2000 – 2003). Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke Perguruan

Tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2003.

Selama menempuh pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, penulis mempunyai pengalaman sebagai asisten untuk praktikum

Farmakognosi Fitokimia II, Patologi Klinik, Toksikologi, dan Biofarmasetika.