EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk...

119
ii EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT DAN EKSTRAK DAGING BUAH ASAM JAWA DENGAN KOMPOSISI 20,7% : 9,3% PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Helen Tanujaya NIM: 068114133 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010

Transcript of EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk...

Page 1: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

ii

EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT DAN EKSTRAK DAGING BUAH ASAM JAWA DENGAN KOMPOSISI 20,7% : 9,3%

PADA MENCIT BETINA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Helen Tanujaya NIM: 068114133

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2010

Page 2: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

iii

EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT DAN EKSTRAK DAGING BUAH ASAM JAWA DENGAN KOMPOSISI 20,7% : 9,3%

PADA MENCIT BETINA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Helen Tanujaya NIM: 068114133

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2010

Page 3: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

iv

16 Februari 2010

Page 4: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

v

Page 5: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

vi

‘‘Jikalau kamu tinggal di dalam AKU dan FirmanKu tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya’’

Yohanes 15 :7

Kupersembahkan karya ini untuk Jesus Christ ,atas kasih karunia,berkat dan tuntunanNYA di

sepanjang hidupku Orang tuaku atas doa, biaya, kasih sayang dan

pengorbanannya Kakak dan Adik tersayang

Seseorang yang telah dan akan selalu mengisi hatiku Sahabat, teman sepelayan dan teman komsel di GKA

Para dosen dan teman-teman seperjuangan di angkatan 2006 Farmasi USD

Serta almamaterku

Page 6: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

vii

Page 7: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

viii

PRAKATA

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas berkat dan

anugrah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.

Adapun skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana strata 1 (S1) Program Studi Ilmu Farmasi (S.Farm)

Dalam proses penyusunan skripsi ini tentunya sangat tidak mudah. Penulis

mendapat banyak bantuan pikiran, tenaga, semangat, doa dan dana agar akhirnya

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu dengan kerendahan hati

penulis ingin berterima kasih kepada berbagai pihak yang banyak membantu

penulis antara lain :

1. Rita Suhadi, M.Si, Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

2. Ipang Djunarko, S.Si.,Apt. selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

3. Yohanes Dwiatmaka, M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan

masukan, kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Drs. Mulyono, Apt. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan,

kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Orang tuaku untuk segala doa, bimbingan, dana, nasehat, tuntunan dan

semangatnya .

6. Kakak dan adikku atas dukungannya.

Page 8: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

ix

7. Andri Okti Agung atas dukungan, semangat, doa, harapan, hiburan,

perhatian, kasih sayang, dan cinta yang diberikan.

8. Tim kerja kunyit-asam, teman seperjuangan skipsi; Esti Nugraheni dan

Fidela Antonisca Nitasari atas kebersamaan dan kekompakkan dalam

menyelesaikan rangkaian penelitian ini. Semoga semua suka duka ini dapat

terkenang selamanya.

9. Sahabat terbaikku; Donny, Audy, Tina atas doa, dukungan, semangat dan

hiburannya selama penyusunan naskah skripsi ini.

10. Teman-teman sepelayanan; cie Chen, ko Bany, ko Hengky, Jesica, Adil,

Rio, dan teman lain atas doa dan semangatnya.

11. PKS tercinta mami Lily dan teman-teman komsel GKA lain; Dewi, Nia,

mba Weli, mba Monic, cie Vina, cie Ester, cie Evelyn, cie Vita, cie Liana,

Ayu, atas doa, semangat, hiburan dan dukungannya selama ini.

12. Teman-teman PosKes KotaBaru; ko Feri, mas Ronny, mas Donald, mas

Rizky, cie Ratna, Kevin, Ayu, Aming, Maria, Dita, Nila, Diana, drg. Anton,

dr. Ady, dr. Ita, dr. Tita, dr. Erik, dr. Verdy, atas kerjasama, pengalaman,

pembelajaran berbagai ilmu dan nilai-nilai kehidupan selama ini yang sangat

berguna bagi penulis. Suka duka yang telah kita jalani ini akan menjadi

suatu goresan cerita yang indah.

13. Saudaraku David Christiansen yang telah memberi wejangan, dukungan,

dorongan, semangat dan doa dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 9: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

x

14. Anak-anak FKK 2006 atas perjuangannya, khususnya teman kelompok

praktikum dan kelompok makalah; Dewi, Tanti, Oline, Citra P., Cita, Citra

D., Riri, Yustine, Jeffry serta ketua kelas abadi Felix.

15. Teman-teman wakil PCE 2009 USD: mas Ronny, mas Donald, mba Vita,

mba Christina, ko Feri, Cita, Ayu juga Diana, atas pengalaman berharga

berjuang bersama kalian untuk mengharumkan nama Sanata Dharma di ITB

Bandung.

16. Para laboran; mas Parjiman, mas Heru, mas Kayat, mas Yuwono, mas

Wagiran, mas Sigit, mas Andre serta laboran-laboran yang lain atas

bantuannya selama penulis menyelesaikan penelitian di laboratorium dan

selama penyusunan laporan akhir.

17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan

keterbatasan karena ketidaksempurnaan pengetahuan penulis. Oleh karena itu

penulis dengan kerendahan hati mengharapkan adanya saran dan kritik yang

membangun yang berguna bagi penelitian selanjutnya. Demikian, semoga skripsi

ini dapat berguna bagi para pembaca sekalian. Tuhan memberkati.

Penulis

Page 10: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

xi

Page 11: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

xii

INTISARI

Penelitian ini merupakan pengujian efek dan daya analgesik campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam Jawa komposisi 20,7% : 9,3%. Sebelumnya telah dilakukan pengujian daya analgesik campuran ekstrak tersebut komposisi 20% : 10%, didapat dosis efektif 2730 mg/Kg BB dan % penghambatan geliat 71,90%, kemudian dilakukan optimasi komposisi kunyit asam dan didapat komposisi optimum 20,7% : 9,3% (Fadeli, 2008).

Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental murni dengan rancangan penelitian acak lengkap, pola satu arah. Metode yang digunakan adalah metode rangsang kimia. Sebanyak 30 ekor mencit betina, dibagi 5 kelompok: kontrol negatif (aquadest), kontrol positif (Asetosal 91 mg/Kg BB), dan 3 kelompok peringkat dosis campuran ekstrak rimpang kunyit kering dan ekstrak asam Jawa kental yaitu 1365, 2730, dan 5460 mg/Kg BB. Tiga puluh menit kemudian mencit diinduksi asam asetat 1% (25 mg/Kg BB). Geliat diamati selama 60 menit. Jumlah kumulatif geliat diubah menjadi bentuk persentase penghambatan geliat. Data yang diperoleh dianalisis statistik dengan One-way ANOVA dilanjutkan uji Scheffe taraf kepercayaan 95%.

Persentase penghambatan geliat campuran ekstrak kunyit asam komposisi 20,7%: 9,3% pada ketiga peringkat dosis 1365, 2730, dan 5460 mg/Kg BB berturut-turut 6,80 %, 22,00%, dan -22,80%. Dari ketiga peringkat dosis tersebut tidak ada yang memiliki efek analgesik (Anonim, 1991). Kata kunci: rimpang kunyit, buah asam Jawa, ekstrak, metode rangsang kimia, daya analgesik, efek analgesik

Page 12: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

xiii

ABSTRACT

This research is test about analgesic effect and capacity of combination between the extract of turmeric rhizome and tamarind with the composition 20,7% : 9,3%. Combination between the extract of turmeric rhizome and tamarind with the composition of 20% turmeric rhizome extract and 10% tamarind extract was reported as having percentase protection of writhing about 71,90% at the effective dosage 2730 mg/Kg BB, whereas calculation of optimum formula compotition was reported 20,7% : 9,3% (Fadeli, 2008).

This is a pure experimental research with one-way pattern, random, complete research design. The method used is chemistry stimulant method. Approximately 30 female mice were divided randomly into 5 groups. They were; negative control given aquadest, positive control given Asetosal 91 mg/Kg BB, and three group of combination extract of dry turmeric rhizome and the stickiness extract of tamarind dosages, there were 1365, 2730 and 5460 mg/Kg BB. Thirty minutes later the mice were inducted acetate acid 1% dosage 25 mg/Kg BB. The behavior emerged then were being observed for 60 minutes. After that, the total of behavior cumulative was changed into the form of barrier percentage toward the behavior. Then the data achieved was analyzed statistically with One-way ANOVA and continued with Scheffe test which might be trusted up to 95%.

Percentase protection of writhing of the combination between the extract of turmeric rhizome and tamarind with the composition of 20,7% turmeric rhizome extract and 9,3% tamarind extract in three group dosages; 1365, 2730, and 5460 mg/Kg BB consecutively 6,80 %, 22,00%, and -22,80%. There are no analgesic effect found three group dosages above (Anonim, 1991).

Key words : turmeric rhizome, tamarind, extract, chemistry stimulant method, analgesic capacity, analgesic effect

Page 13: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

xiv

DAFTAR ISI Halaman

HALAMAN JUDUL....................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS........................................

vii

PRAKATA...................................................................................................... viii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA......................................................... xi

INTISARI........................................................................................................ xii

ABSTRACT...................................................................................................... xiii

DAFTAR ISI................................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL........................................................................................... xix

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xx

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xxii

BAB I. PENGANTAR.................................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................................... 1

1. Permasalahan......................................................................................... 4

2. Keaslian penelitian................................................................................. 4

3. Manfaat yang diharapkan....................................................................... 6

a. Manfaat teoritis.................................................................................. 6

b. Manfaat praktis.................................................................................. 6

Page 14: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

xv

B. Tujuan Penelitian........................................................................................ 6

1. Tujuan umum.......................................................................................... 6

2. Tujuan khusus......................................................................................... 6

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA............................................................ 7

A. Obat Tradisional......................................................................................... 7

B. Kunyit......................................................................................................... 8

1. Keterangan botani.................................................................................. 8

2. Kandungan kimia................................................................................... 8

3. Kegunaan............................................................................................... 8

4. Kurkumin............................................................................................... 9

C. Asam Jawa................................................................................................ 11

1. Keterangan botani................................................................................... 11

2. Kandungan kimia.................................................................................... 11

3. Kegunaan................................................................................................ 12

D. Ekstrak........................................................................................................ 12

E. Komposisi Campuran Ekstrak Rimpang Kunyit dan Daging

Buah Asam Jawa.............................................................................................

13

F. Nyeri........................................................................................................... 15

1. Definisi nyeri........................................................................................... 15

2. Klasifikasi nyeri...................................................................................... 15

3. Reseptor nyeri........................................................................................ 16

4. Teori pengontrolan nyeri......................................................................... 17

5. Prostaglandin........................................................................................... 18

Page 15: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

xvi

6. proses penghantaran nyeri....................................................................... 22

G. Analgetik.................................................................................................... 25

1. Analgetika non narkotik.......................................................................... 25

2. Analgetika narkotik................................................................................ 26

H. Asetosal...................................................................................................... 27

I. Metode Pengujian Efek Analgesik.............................................................. 29

J. Kromatografi Lapis Tipis………………………………………………....

K. Landasan Teori...........................................................................................

34

35

L. Hipotesis..................................................................................................... 37

BAB III. METODE PENELITIAN................................................................ 38

A. Jenis dan Rancangan Penelitian................................................................. 38

B. Variabel dan Definisi Operasional............................................................. 38

1. Variabel utama....................................................................................... 38

2. Variabel pengacau.................................................................................. 38

3. Definisi operasional............................................................................... 39

C. Bahan Penelitian......................................................................................... 41

1. Bahan..................................................................................................... 41

2. Bahan kimia........................................................................................... 41

D. Alat atau Instrumen Penelitian................................................................... 42

1. Alat uji geliat.......................................................................................... 42

2. Lain-lain................................................................................................. 42

3. Alat identifikasi senyawa kurkumin dengan

Kromatografi Lapis Tipis...........................................................................

42

Page 16: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

xvii

E. Tata Cara Penelitian.................................................................................... 42

1. Pengumpulan barang.............................................................................. 42

2. Pembuatan larutan CMC Na 1%............................................................ 43

3. Pembuatan suspensi asetosal.................................................................. 43

4. Pembuatan asam asetat 1%.................................................................... 44

5. Pembuatan campuran ekstrak rimpang kunyit dan

daging buah asam Jawa komposisi 20,7% : 9,3%.....................................

44

6. Penetapan kriteria geliat......................................................................... 45

7. Penetapan kadar dan dosis asam asetat.................................................. 46

8. Penetapan selang waktu pemberian rangsang........................................ 47

9. Penetapan dosis dan kadar asetosal........................................................ 48

10. Penetapan dosis ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah

asam Jawa komposisi 20,7% : 9,3%.........................................................

50

11. Seleksi hewan uji................................................................................. 51

12. Perlakuan hewan uji............................................................................. 51

13. Identifikasi senyawa kurkumin dalam ekstrak rimpang kunyit

dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) .................................................

52

F. Tata Cara Analisis Hasil............................................................................. 52

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................... 54

A. Efek Analgesik Campuran Ekstrak Rimpang Kunyit dan Daging Buah

Asam Jawa dengan Komposisi 20,7% : 9,3% ................................................

54

B. Daya Analgesik Campuran Ekstrak Rimpang Kunyit dan Daging Buah

Asam Jawa Komposisi 20,7% : 9,3% ............................................................

61

Page 17: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

xviii

C. Identifikasi Senyawa Kurkumin dalam Ekstrak Rimpang Kunyit dengan

Kromatografi Lapis Tipis (KLT)....................................................................

63

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 67

A. Kesimpulan................................................................................................ 67

B. Saran........................................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 69

LAMPIRAN.................................................................................................... 72

BIOGRAFI PENULIS.................................................................................... 98

Page 18: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

xix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Rata-rata jumlah kumulatif geliat, % penghambatan geliat pada

kelompok perlakuan terhadap kontrol negatif dan kontrol posistif.............

54

Tabel II. Ringkasan analisis variansi satu arah % penghambatan

geliat terhadap kontrol negatif pada kelompok perlakuan..........................

57

Tabel III. Hasil analisis uji Scheffe % penghambatan geliat terhadap

kontrol negatif pada kelompok perlakuan...................................................

58

Tabel IV. Hasil pengembangan KLT ekstrak kering rimpang kunyit dan

warna yang tampak di bawah sinar UV 254 dan 365..................................

64

Page 19: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

xx

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kunyit (Curcuma longa L.) (Annies, 2000)............................. 8

Gambar 2. Struktur senyawa kurkumin (Majeed, 1995).............................

Gambar 3. Struktur kimia demetoksikurkumin, dan

bisdemetoksikurkumin (Cashman, 2008)…………………………………

9

10

Gambar 4. Buah asam Jawa (Tamarindus indica, Linn)

(Maguire, 2008)...........................................................................................

11

Gambar 5. Diagram metabolime arachidonat (Rang et al., 2003)……...... 20

Gambar 6. Transmisi nyeri dan transformasi sinyal nyeri

(Mutschler dan Derrendorf, 1995)...............................................................

22

Gambar 7. Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa

nyeri serta inhibisi nyeri endogen (Mutschler, 1986)..................................

24

Gambar 8. Penghambatan sintesis eicosanoid oleh

Analgetika (Rang et al., 2003)……………………………….....................

Gambar 9. Struktur molekul asetosal…………………..............................

26

27

Gambar 10. Diagram batang rata-rata % penghambatan geliat terhadap

kontrol negatif pada kelompok perlakuan...................................................

56

Gambar. 11. Bagan kriteria efek nyeri (Anonim, 1991)

dan (Vogel, 2002)…………………………………………………………

59

Gambar 12. Diagram batang rata-rata % penghambatan geliat terhadap

kontrol positif pada kelompok perlakuan....................................................

62

Page 20: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

xxi

Gambar 13. Bercak kurkumin di bawah sinar UV 365 dengan fase gerak

kloroform : etanol : asam asetat (95:4:1 v/v) dan fase diam silica gel GF

254………………………………………………………………………...

63

Gambar 14. Hasil kromatogram KLT dari Kunyit (Curcuma longa) dan

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) pada fase gerak kloroform : etanol :

asam asetat (95:4:1 v/v) dan di bawah sinar UV 365 (Wagner, 1984)…...

65

Page 21: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran I. Surat keterangan pemakaian hewan uji mencit Swiss............. 73

Lampiran II. Dokumentasi.......................................................................... 74

Lampiran III. Jumlah geliat hewan uji setelah pemberian asam asetat

pada kelompok perlakuan campuran ekstrak kunyit dan daging buah

asam Jawa komposisi 20,7% : 9,3 % dan hasil analisisnya.......................

78

Lampiran IV. Data % penghambatan terhadap kontrol negatif dan hasil

analisis statistiknya pada perlakuan campuran ekstrak kunyit dan daging

buah asam Jawa komposisi 20,7% : 9,3 % ………………………............

84

Lampiran V. Data % penghambatan terhadap kontrol positif dan hasil

analisis statistiknya pada perlakuan campuran ekstrak kunyit dan daging

buah asam Jawa komposisi 20,7% : 9,3 % …………………………........

Lampiran VI. Perhitungan persamaan Simplex Lattice Design………..…

Lampiran VII. Data respon persentase penghambatan geliat untuk

mencari komposisi optimum ekstrak kunyit : asam………………………

89

94

97

Page 22: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Nyeri merupakan respon langsung terhadap kejadian/peristiwa yang tidak

menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan, seperti luka,

inflamasi, atau kanker (Rang et al., 2003). Timbulnya rasa nyeri ini menyebabkan

seseorang berusaha menyembuhkan rasa nyeri yang menggangu aktivitas.

Pengobatan tradisional lebih dipilih oleh masyarakat sebagai pertolongan pertama

untuk pengobatan. Pengobatan ini dipilih karena khasiatnya telah terbukti secara

turun-menurun oleh masyarakat dan efek sampingnya lebih kecil dibanding obat

sintetis. Menurut Keputusan Menkes RI No. 0584/MENKES/SK/VI/1995, obat

tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa tumbuhan, bahan hewan,

bahan mineral, sediaan sarian (galanik) atau campuran dari bahan tersebut, yang

secara turun-temurun, dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam

masyarakat (Anonim, 1995b).

Salah satu produk obat tradisional atau jamu yang sering digunakan

masyarakat adalah jamu kunyit asam, yaitu perpaduan antara perasan rimpang

kunyit dan buah asam Jawa. Jamu kunyit asam ini sangat terkenal di kalangan

masyarakat sehingga beberapa industri obat tradisional mencoba membuat jamu

kunyit asam ini menjadi jamu instan yang dapat langsung dapat dikonsumsi tanpa

harus meracik. Biasanya masyarakat menggunakan jamu kunyit asam untuk

mengurangi rasa nyeri, karena kandungan zat warna kuning yang disebut

Page 23: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

2

kurkuminoid sebanyak 5% (meliputi kurkumin 50-60%, monodemetoksikurkumin

dan bisdemetoksikurkumin). Dari ketiga senyawa kurkuminoid tersebut,

kurkumin merupakan komponen terbesar (Anonim, 2008). Kurkumin memiliki

kemampuan untuk menghambat aktivasi mediator nyeri yaitu melalui ikatan

dengan enzim siklooksigenase-2 dan lipooksigenase (Bengmark, 2006).

Penggunaan obat tradisional di kalangan masyarakat secara umum dapat

dipercaya menyembuhkan, tetapi dalam kenyataannya masyarakat belum

mengetahui seberapa besar efek yang ditimbulkan dari penggunaan obat-obat

tradisional tersebut. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan menguji daya

anlagesik campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam Jawa

yang merupakan bahan baku dalam pembuatan jamu kunyit asam instan “SM”.

Sebelumnya telah dilakukan penelitian terdahulu yaitu penelitian daya analgesik

dari campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam Jawa dengan

komposisi 20% : 10% dan optimasi komposisi menggunakan metode simplex

lattice design (Fadeli, 2008). Pada penelitian ini dilakukan uji daya analgesik dari

campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam Jawa dengan

komposisi 20% : 10% pada tiga peringkat dosis yaitu 1365 mg/Kg BB, 2730

mg/Kg BB dan 5460 mg/Kg BB dan dari ketiga peringkat dosis tersebut diperoleh

dosis efektif 2730 mg/Kg BB yaitu dosis yang setara dengan 2x dosis terapi

manusia atau dosis dua bungkus jamu kunyit asam instan “SM” dan diperoleh

persentase penghambatan nyeri sebesar 71,90%. Pada pengujian daya analgesik

menggunakan rangsang kimia adanya efek analgesik dinyatakan dengan persen

penghambatan sebesar ≥ 50% (Anonim, 1991), jadi dapat dikatakan bahwa

Page 24: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

3

kelompok perlakuan dosis 2730 mg/Kg BB memiliki efek analgesik. Tetapi dosis

2730 mg/Kg BB merupakan 2x dosis terapi pada manusia, artinya agar dapat

memberikan efek analgesik, maka jamu diminum 2 bungkus. Namun jika

diminum pada dosis 1365 mg/Kg BB (dosis yang setara dengan dosis 1 bungkus

jamu kunyit asam instan “SM”) dan komposisi 20% : 10% belum dapat

memberikan daya analgesik yang optimum. Oleh karena itu penelitian ini

berlanjut pada pencarian komposisi optimum dari ekstrak rimpang kunyit : ekstrak

daging buah asam Jawa, karena itu dilakukan uji daya analgesik pada dosis 2730

mg/Kg BB dengan 4 komposisi lain yaitu (25% : 5%), (15% : 15%), (10% : 20%),

dan (5% : 25%). Dari data persentase penghambatan geliat keempat komposisi

tersebut diperoleh persamaan SLD : Y = 59,69 (A) + 34,73 (B) + 65,28 (A) (B),

yang dapat digunakan untuk memprediksi komposisi optimum dari campuran

kedua ekstrak tersebut. Dari persamaan inilah didapat komposisi optimum

campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam Jawa adalah

20,7% : 9,3%, yang kemudian oleh peneliti dilanjutkan pengujian daya

analgesiknya secara in vivo.

Dalam penelitian ini digunakan metode rangsang kimia karena metode ini

direkomendasikan sebagai metode awal untuk skrining mengenai efek analgesik

suatu senyawa uji (Vogel, 2002). Dalam penelitian ini senyawa uji yang dimaksud

adalah campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam Jawa

dengan komposisi 20,7% : 9,3%.

Page 25: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

4

1. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas,

maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut ini:

a. Apakah campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam

Jawa dengan komposisi 20,7% : 9,3% memiliki efek analgesik pada dosis

terapi 1365 mg/Kg BB dan berapa besarnya?

b. Apakah campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam

Jawa dengan komposisi 20,7% : 9,3% memiliki daya analgesik pada dosis

terapi 1365 mg/Kg BB dan berapa besarnya?

2. Keaslian penelitian

Sepengetahuan penulis, penelitian mengenai uji daya analgesik dari

rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam Jawa, juga mengenai kunyit dan

asam itu sendiri, yang telah dilakukan sebelumnya adalah:

a. Daya Analgesik dari Campuran Ekstrak Rimpang Kunyit dan Ekstrak

Daging Buah Asam Jawa dengan Komposisi 20% : 10% dan Optimasi

Komposisi Menggunakan Metode Simplex Lattice Design (Fadeli, 2008),

dan disimpulkan bahwa dosis efektif dari campuran ekstrak rimpang

kunyit dan ekstrak daging buah asam Jawa adalah 2730 mg/Kg BB yang

menghasilkan daya analgesik sebesar 71,90%. Dari hasil prediksi

berdasarkan Simplex Lattice Design, komposisi campuran 20,7% : 9,3%

adalah campuran yang optimum karena dapat menghasilkan %

penghambatan sebesar 65,91579% pada dosis 2730 mg/Kg BB.

Page 26: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

5

b. Uji Daya Analgesik Jamu Kunyit Asam Instan dan Jamu Kunyit Asam

Ramuan Segar pada Mencit Putih Betina (Rahmawati, 2009), dan

disimpulkan bahwa jamu kunyit asam instan memiliki daya analgesik

yaitu pada dosis 4.550 mg/Kg BB sebesar 46,25%; 9.100 mg/Kg BB

sebesar 45,90%; dan 18.200 mg/Kg BB sebesar 70,68%. Pada jamu

ramuan segar, daya analgesik yang dimiliki yaitu pada dosis 1.365 mg/Kg

BB sebesar 37,00%; 2.730 mg/Kg BB sebesar 46,43%; dan 5.460 mg/Kg

BB sebesar 49,57%. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa jamu

kunyit asam instan dan ramuan segar tidak memiliki perbedaan daya

analgesik.

c. Keamanan dan Aktivitas Antiinflamasi dari Kurkumin : Komponen dari

Tumeric (Curcuma longa) (Chainani-wu, 2003), yang disimpulkan bahwa

kurkumin terbukti aman dan terbukti menunjukkan aktivitas antiinflamasi

pada 6 subjek uji. Kurkumin menunjukkan aktivitas antiinflamasi dengan

menghambat molekul-molekul yang berperan dalam reaksi inflamasi.

d. Optimasi Penetapan Kadar Parasetamol Tercampur Kunyit Asam dalam

Plasma Darah secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Aplikasi

Metode Panjang Gelombang Berganda (Erlinda, 2005) dan disimpulkan

bahwa spektrofotometri ultraviolet dengan aplikasi metode panjang

gelombang berganda dapat digunakan untuk optimasi kadar parasetamol

tercampur kunyit asam dalam plasma darah dengan presisi, akurasi, LOD,

LOQ serta spesifisitas yang baik.

Page 27: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

6

3. Manfaat yang diharapkan

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi bagi

pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang kefarmasian yaitu

mengenai penggunaan obat tradisional yang berkhasiat sebagai analgesik,

salah satunya yaitu campuran ekstrak kunyit dan asam.

b. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

masyarakat luas mengenai dosis efektif penggunaan campuran ekstrak

kunyit asam yang dapat menunjukkan efek dan daya analgesik.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menambah informasi

mengenai khasiat campuran ekstrak kunyit dan asam yang dapat digunakan

sebagai analgesik atau penghilang rasa sakit.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui ada tidaknya efek analgesik pada campuran ekstrak rimpang

kunyit dan ekstrak daging buah asam Jawa dengan komposisi 20,7% : 9,3%

dosis terapi 1365 mg/Kg BB dan seberapa besar efek yang dimiliki.

b. Mengetahui ada tidaknya daya analgesik pada campuran ekstrak rimpang

kunyit dan ekstrak daging buah asam Jawa dengan komposisi 20,7% : 9,3%

dosis terapi 1365 mg/Kg BB dan seberapa besar daya yang dimiliki.

Page 28: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

7

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Obat Tradisional

Obat tradisional merupakan produk yang dibuat dari bahan alam yang

jenis dan sifat kandungannya sangat beragam sehingga untuk menjamin mutu

obat tradisional diperlukan cara pembuatan yang baik dengan lebih

memperhatikan proses produksi dan penanganan bahan baku (Anonim, 2007a).

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa tumbuhan, bahan

hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galanik) atau campuran dari bahan

tersebut, yang secara turun-temurun, dan diterapkan sesuai dengan norma yang

berlaku dalam masyarakat (Anonim, 1995b).

Dengan adanya perkembangan jenis produk obat bahan alam tidak hanya

dalam bentuk Obat Tradisional (Jamu), tetapi juga dalam bentuk Obat Herbal

Terstandar dan Fitofarmaka (Anonim, 2007a). Obat Herbal Terstandar (OHT)

yaitu sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya

secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah distandarisasi.

Fitofarmaka yaitu sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan

khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik, bahan baku dan

produk jadinya telah distandarisasi (Anonim, 2007a).

Page 29: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

8

B. Kunyit

Gambar 1. Kunyit (Curcuma longa L.) (Annies, 2000)

1. Keterangan Botani

Kunyit (Curcuma longa Linn.) atau C domestica Val. Termasuk ke

dalam famili Zingiberaceae. Tanaman ini dikenal dengan nama daerah kunyir,

koneng temen, kunir, cahang, hunik, kunyik, atau kurlai. Nama asingnya

tumeric. Nama simplisia Curcumae longae Rhizoma (Anonim, 2008).

2. Kandungan Kimia

Rimpang kunyit mengandung pati atau amilum, gom dan getah. Minyak

atsiri juga memberi aroma harum dan rasa khas pada umbinya. Kunyit

mengandung kurkumin (Zat berwarna kuning dan turunannya yang berwarna

kuning yang meliputi demetoksikurkumin dan bisdemetoksikurkumin),

turmeron, zingiberen, turmerol (minyak turmerin, yang menyebabkan rasa

aromatis dan wangi kunyit), fellandren, kamfer, curcumon, lemak, pati, damar-

damaran (Anonim, 2000a).

3. Kegunaan

Kunyit dapat digunakan untuk mengatasi penyakit antara lain

diabetes melitus, tifus, usus buntu, disentri, sakit keputihan, haid tidak lancar,

Page 30: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

9

perut mulas saat haid, memperlancar ASI, amandel, berak lendir, morbili,

cangkrang (Waterproken) (Anonim, 2005b).

Berdasarkan Farmakope Cina, umbi akar kunyit dipakai sebagai obat

sakit dada dan perut, lengan sakit, sakit pada saat haid, luka-luka dan borok.

Kunyit dianggap sangat mujarab untuk menyembuhkan haid yang tidak teratur,

melancarkan aliran darah, melarutkan gumpalan darah dan dijadikan resep

untuk mengobati sakit perut, dada dan punggung (Anonim, 2000a).

4. Kurkumin

Kurkumin merupakan senyawa kandungan utama tanaman kunyit.

Kurkumin murni sangat sulit diperoleh langsung dari kunyit karena sering kali

tercampur dengan dua turunannya yaitu demetoksikurkumin dan

bisdemetoksikurkumin (Bone dan Mills, 2000).

Gambar 2. Struktur senyawa kurkumin (Majeed, 1995)

Keterangan gambar: 1. Parahydroxyl groups 2. Keto groups 3. Double bonds

Tiga kurkuminoid utama yang telah diisolasi dari kunyit adalah

kurkumin, demetoksikurkumin, dan bisdemetoksikurkumin. Ketiganya

Page 31: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

10

memberikan warna kuning pada Curcuma domestica, terutama pada

rhizomanya.

Gambar 3. Struktur kimia demetoksikurkumin, dan bisdemetoksikurkumin (Cashman, 2008)

Kurkuminoid merupakan bahan aktif penting yang bertanggung jawab

atas aktifitas biologis dari kunyit. Aktifitas utama kurkuminoid adalah sebagai

antiinflamasi. Gugus-gugus hidroksi pada kurkumin sangat penting peranannya

dalam aktivitas antiinflamasi (Majeed, 1995).

Kurkumin memiliki kemampuan untuk menghambat aktivasi mediator

nyeri yaitu melalui ikatan dengan enzim siklooksigenase-2 dan lipooksigenase

(Bengmark, 2006).

Senyawa kurkumin adalah pigment yang yang dapat terlarut dalam

minyak, tidak larut dalam air, dalam pH yang asam atau netral, tetapi larut

dalam pH basa. Kurkumin stabil dalam suhu tinggi dan dalam suasana asam,

tetapi tidak stabil dalam suasana basa atau di daerah dengan intensitas cahaya

tinggi. The European Commission Directive 95/45/EC menjelaskan bahwa

Page 32: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

11

pelarut yang cocok untuk mengekstraksi kurkumin adalah; acetone, karbon

dioksida, etil asetat, diklorometan, n-butanol, metanol, etanol, and hexane

(Stankovic, 2004).

C. Asam Jawa

Gambar 4. Buah asam Jawa (Tamarindus indica, Linn) (Maguire, 2008)

1. Keterangan Botani

Asam Jawa (Tamarindus indica, Linn.) dari familia Leguminosae

merupakan sebuah kultivar daerah tropis dan termasuk tumbuhan berbuah

polong (Anonim, 2005a).

2. Kandungan Kimia

Daging buahnya mengandung bermacam-macam asam (seperti: asam

tartrat, asam malat, asam sitrat, asam suksinat, asam asetat, pektin, dan gula

invert) (Soedibyo, 1998).

Pada daun mengandung flavonoid, yang juga bersifat anti radang.

Senyawa ini juga membantu pengeluaran keringat (Anonim, 2007b).

Page 33: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

12

3. Kegunaan

Asam Jawa dapat digunakan untuk mengobati antara lain asma, batuk,

demam, sakit panas, reumatik, sakit perut, morbili, alergi, sariawan, luka baru,

eksim, bengkak akibat disengat lipan/lebah (Anonim, 2005a).

Daging buah asam Jawa berkhasiat sebagai laksan. Adapun kegunaannya

adalah untuk mencegah dan mengatasi nyeri haid (jika dicampur bersama

kunyit),demam, eksem, kegemukan, pencahar (berkurang khasiatnya bila

dimasak), sakit perut, sariawan, wasir dam rematik (obat luar) (Soedibyo,

1998).

D. Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi

senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut

yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau

serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah

ditetapkan (Anonim, 2000b).

Ekstrak tumbuhan obat yang dibuat dari simplisia nabati dapat dipandang

sebagai bahan awal, bahan antara atau bahan produk jadi. Ekstrak sebagai bahan

awal dianalogkan dengan komoditi bahan baku obat yang dengan teknologi

fitofarmasi diproses menjadi produk jadi. Ekstrak sebagai bahan antara berarti

masih menjadi bahan yang dapat diproses lagi menjadi fraksi-fraksi, isolat

senyawa tunggal ataupun tetap sebagai campuran dengan ekstrak lain. Ekstrak

Page 34: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

13

sebagai produk jadi berarti ekstrak yang berada dalam sediaan obat jadi siap

digunakan oleh penderita (Anonim, 2000b).

E. Komposisi Campuran Ekstrak Rimpang Kunyit dan

Daging Buah Asam Jawa

Pada penelitian Daya Analgesik dari Campuran Ekstrak Rimpang Kunyit

dan Ekstrak Daging Buah Asam Jawa dengan Komposisi 20% : 10% dan

Optimasi Komposisi Menggunakan Metode Simplex Lattice Design (Fadeli,

2008), dilakukan uji daya analgesik dari campuran ekstrak rimpang kunyit dan

ekstrak daging buah asam Jawa komposisi 20% : 10% pada tiga peringkat dosis

yaitu 1365, 2730, dan 5460 mg/Kg BB dan dari ketiga peringkat dosis tersebut

diperoleh dosis efektif 2730 mg/Kg BB dengan % penghambatan geliat sebesar

71,90%. Penelitian kemudian berlanjut pada pencarian komposisi optimum dari

ekstrak rimpang kunyit : ekstrak daging buah asam Jawa, karena itu dilakukan uji

daya analgesik pada dosis 2730 mg/Kg BB dengan 4 komposisi lain yaitu (25% :

5%), (15% : 15%), (10% : 20%), dan (5% : 25%). Dari data persentase

penghambatan geliat keempat komposisi tersebut diperoleh persamaan melalui

perhitungan metode SLD sebagai berikut;

Y = 59,69 (A) + 34,73 (B) + 65,28 (A) (B)

Keterangan : Y : % penghambatan geliat A : komposisi ekstrak rimpang kunyit B : komposisi ekstrak daging buah asam Jawa

Page 35: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

14

Berdasarkan perhitungan dengan metode Fhitung didapatkan hasil bahwa

persamaan SLD untuk % penghambatan geliat dari campuran ekstrak rimpang

kunyit dan ekstrak daging buah asam jawa regresi. Fhitung yang diperoleh adalah

sebesar 3,9549, sedangkan F tabel yang diperoleh adalah 3,222, sehingga Fhitung

lebih besar daripada F tabel yang berarti ada regresi. Hal ini berarti persamaan

yang diperoleh dengan metode SLD dapat digunakan untuk menghitung

komposisi campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam jawa

yang mempunyai daya analgesik (Fadeli, 2008).

Melalui persamaan di atas dapat juga diketahui data hasil respon

penelitian, dimana hasil ini dapat digunakan untuk mengetahui campuran

optimum ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam Jawa yang

menghasilkan efek analgesik optimum. Berdasarkan data yang diperoleh,

komposisi optimum ekstrak rimpang kunyit : ekstrak daging buah asam Jawa

adalah 69% : 31% dari 100% campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak

daging buah asam Jawa. Komposisi yang digunakan merupakan campuran dari

ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam Jawa sebanyak 30%,

sehingga komposisi ekstrak rimpang kunyit : ekstrak daging buah asam Jawa yang

memberikan efek analgesik optimum adalah 20,7% : 9,3%. Komposisi ini

memberikan daya analgesik sebesar 65,91579% jika diminum pada dosis 2730

mg/Kg BB (Fadeli, 2008).

Page 36: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

15

F. Nyeri

1. Definisi nyeri

Nyeri merupakan respon langsung terhadap kejadian/peristiwa yang

tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan, seperti

luka, inflamasi, atau kanker (Rang et al., 2003).

2. Klasifikasi nyeri

Nyeri menurut tempat terjadinya dibagi atas nyeri somatik dan nyeri

dalaman (viseral) (Mutschler, 1986).

Nyeri somatik dibagi lagi atas 2 kualitas yaitu nyeri permukaan dan

nyeri dalam, nyeri dapat berasal dari kulit, otot persendian, tulang atau dari

jaringan ikat. Apabila rangsang bertempat dalam kulit maka rasa yang terjadi

disebut nyeri permukaan, sebaliknya nyeri yang berasal dari otot, persendian

tulang dan jaringan ikat disebut nyeri dalam (Mutschler, 1986).

Nyeri dalaman (viseral) atau nyeri perut mirip dengan nyeri dalam sifat

menekannya dan reaksi vegetatif yang menyertainya. Nyeri ini terjadi antara

lain pada tegangan organ perut, kejang otot polos, aliran darah kurang dan

penyakit yang disertai radang (Mutschler, 1986).

Nyeri timbul jika rangsang mekanik, termal, kimia, atau listrik

melampaui suatu nilai ambang tertentu (nilai ambang nyeri) dan karena itu

menyebabkan kerusakan jaringan dengan pembebasan yang disebut senyawa

nyeri. Seperti telah disebutkan, rangsang yang cukup untuk menimbulkan rasa

nyeri ialah kerusakan jaringan atau gangguan metabolisme jaringan. Di sini

senyawa tubuh sendiri dibebaskan dari sel-sel yang rusak, yang disebut zat

Page 37: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

16

nyeri (mediator nyeri), yang menyebabkan perangsangan reseptor nyeri

(Mutschler, 1986).

3. Reseptor nyeri

Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima

rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah

ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat

yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga nociceptor, secara

anatomis reseptor nyeri (nociceptor) ada yang bermielin dan ada juga yang

tidak bermielin dari syaraf perifer (Tamsuri, 2007).

Berdasarkan letaknya, nociceptor dapat dikelompokkan dalam

beberapa bagaian tubuh yaitu pada kulit (Cutaneus), somatik dalam (deep

somatic), dan pada daerah viseral, karena letaknya yang berbeda-beda inilah,

nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda (Tamsuri, 2007).

Nociceptor cutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang

berasal dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan.

Reseptor jaringan kulit (Cutaneus) terbagi dalam dua komponen yaitu :

a. Serabut A delta

Merupakan serabut komponen cepat (kecepatan tranmisi 6-30 m/det)

yang memungkinkan timbulnya nyeri tajam yang akan cepat hilang apabila

penyebab nyeri dihilangkan.

Page 38: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

17

b. Serabut C

Merupakan serabut komponen lambat (kecepatan tranmisi 0,5 m/det)

yang terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya bersifat tumpul

dan sulit dilokalisasi (Tamsuri, 2007).

Struktur reseptor nyeri somatik dalam meliputi reseptor nyeri yang

terdapat pada tulang, pembuluh darah, syaraf, otot, dan jaringan penyangga

lainnya. Karena struktur reseptornya kompleks, nyeri yang timbul merupakan

nyeri yang tumpul dan sulit dilokalisasi (Tamsuri, 2007).

Reseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor viseral, reseptor ini meliputi

organ-organ viseral seperti jantung, hati, usus, ginjal, dan sebagainya. Nyeri

yang timbul pada reseptor ini biasanya tidak sensitif terhadap pemotongan

organ, tetapi sangat sensitif terhadap penekanan, iskemia dan inflamasi

(Tamsuri, 2007).

4. Teori pengontrolan nyeri (Gate control theory)

Teori gate control dari Melzack dan Wall (1965) mengusulkan bahwa

impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan di

sepanjang sistem saraf pusat. Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri

dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah

pertahanan tertutup. Upaya menutup pertahanan tersebut merupakan dasar

teori menghilangkan nyeri.

Suatu keseimbangan aktivitas dari neuron sensori dan serabut kontrol

desenden dari otak mengatur proses pertahanan. Neuron delta-A dan C

melepaskan substansi C melepaskan substansi P untuk mentranmisi impuls

Page 39: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

18

melalui mekanisme pertahanan. Selain itu, terdapat mekanoreseptor, neuron

beta-A yang lebih tebal, yang lebih cepat yang melepaskan neurotransmiter

penghambat. Apabila masukan yang dominan berasal dari serabut beta-A,

maka akan menutup mekanisme pertahanan. Diyakini mekanisme penutupan

ini dapat terlihat saat seorang perawat menggosok punggung klien dengan

lembut. Pesan yang dihasilkan akan menstimulasi mekanoreseptor, apabila

masukan yang dominan berasal dari serabut delta A dan serabut C, maka akan

membuka pertahanan tersebut dan klien mempersepsikan sensasi nyeri.

Bahkan jika impuls nyeri dihantarkan ke otak, terdapat pusat korteks yang

lebih tinggi di otak yang memodifikasi nyeri. Alur saraf desenden melepaskan

opiat endogen, seperti endorfin dan dinorfin, suatu pembunuh nyeri alami

yang berasal dari tubuh. Neuromedulator ini menutup mekanisme pertahanan

dengan menghambat pelepasan substansi P. Tehnik distraksi, konseling dan

pemberian plasebo merupakan upaya untuk melepaskan endorfin (Potter,

2005).

5. Prostaglandin

Prostaglandin bertanggung jawab terhadap jalannya berbagai respon

fisiologi beberapa diantaranya adalah inflamasi, tekanan darah, demam dan

nyeri. Semua PG mempunyai kerangka karbon dengan 20 C, 5 cincin dengan

C7 memiliki substituen asam karboksilat dan C8 memiliki substituen

hidrokarbon. Prostaglandin disintesis dari asam arakidonat, 20 C asam lemak

dengan 4 cis ikatan rangkap. Asam arakidonat kembali disintesis dari asam

Page 40: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

19

linoleat (asam linoleat tidak dapat disintesis oleh mamalia, karena itu penting

dimasukkan ke dalam diet) (Bruice, 1998).

PGE2 sangat menonjol pada respon inflamasi dan dia adalah mediator

timbulnya demam. Efek dari PGE2 tergantung pada tiga reseptor mana yang

diduduki oleh prostanoid. Efek utama dari 3 reseptor PGE2 :

a. Reseptor EP1 : kontraksi otot polos pada bronchial dan GIT

b. Reseptor EP2 : relaksasi pada otot polos bronchial, vascular dan GIT

c. Reseptor EP3 : menghambat sekresi asam lambung, meningkatkan sekresi

mucus lambung, kontraksi otot polos GIT dan uterus, menghambat

lipolisis dan pelepasan neurotransmitter autonomic (Rang et al., 2003).

Istilah “Prostanoid” meliputi prostaglandins (PGs) dan thromboxanes

(TXs) (Rang et al., 2003).

PGF2α beraksi di reseptor FP yang ditemukan pada otot polos dan

corpus luteum. Efek utama pada manusia adalah kontraksi uterus. PGD2

diturunkan dari sel mast dan beraksi pada reseptor DP. Efek utamanya adalah

vasodilatasi dan inhibisi agregrasi platelet (Rang et al., 2003).

Page 41: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

20

Gambar 5. Diagram Metabolisme Arachidonat (Rang et al., 2003)

Keterangan: PGI2= prostacyclin; TX= thromboxane; LT= leukotriene; HETE = hidroxyeicosatetraenoid acid; HPETE = hidroperoxyeicosatetraenoid

acid; PAF= platelet-activating factor

Pada mamalia, prekusor utama eicosanoid adalah asam arakidonat

(asam 5,8,11,14-eicosatetraenoic), suatu asam lemak tak jenuh dengan 20

gugus karbon yang mengandung 4 ikatan rangkap. Pada kebanyakan tipe sel,

asam arakidonat diesterifikasi dalam cadangan fosfolipid dan konsentrasi

asam bebas rendah (Rang et al., 2003).

Fosfolipid

FosfolipaseA

Asam arakidonat

LTA4

LTB4 (kemotaksin)

LTC4

(bronkokonstriktor) LTD4

LTE4

Siklik endoperoksid

Siklooksigenase

5-siklooksigenase

5-HPETE

Tromboksan A2 (trombotik, vasokonstriktor)

PGI2 (vasodilator, hiperalgesik, menghambat agregasi platelet

PGE2 (vasodilator, hiperalsik)

PGD2 (menghambat agregasi platelet,

vasodilator)

PGF2α (bronkokon-striksi, kontraksi myometrial

12-lipoksigenase

15-lipoksigenase

12- HETE

Lipoksin A dan B

Page 42: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

21

Tidak seperti histamin, mereka tidak ditemukan di jaringan,

eicosanoids diturunkan melalui jalur lain dari fosfolipid. Eicosanoid terlibat

dalam mengatur proses fisiologi dan beberapa diantaranya merupakan

mediator dan modulator yang sangat penting dalam reaksi inflamasi.

Eicosanoid utama adalah prostaglandin, thromboxan, dan leukotrien,

meskipun derivat arakidonat yang lain seperti lipoxin juga dihasilkan (Rang et

al., 2003).

Pada kebanyakan zat, initial dan rate-limiting step dalam sintesis

eicosanoid adalah pembebasan arakidonat, bisa dengan one-step atau proses

two-step, dari fosfolipid dengan enzim fosfolipase A2 (PLA2). Enzim ini

menghasilkan tidak hanya asam arakidonat tapi juga lysogliseril-

phosporilcholine (lyso-PAF), prekusor dari platelet activating factor, mediator

inflamasi lainnya (Rang et al., 2003).

Cytosolic PLA2 diaktifkan (sejak asam arakidonat dibebaskan) dari

fosforilasi. Kejadian ini merupakan respon yang menandakan transduksi dari

beberapa stimulus, seperti aksi trombin pada platelet, C5a pada neutrofil,

bradikinin pada fibroblast dan reaksi antigen-antibodi pada sel mast.

Kerusakan sel juga menyebabkan proses aktivasi (Rang et al., 2003).

Page 43: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

22

Asam arakidonat bebas dimetabolisme melalui beberapa jalur:

a. Melalui fatty acid cyclo-oxygenase (COX) terdiri dari 2 bentuk : COX-1

dan COX-2, enzim inilah yang memulai biosintesis asam arakidonat

menjadi prostaglandin dan thromboxan.

b. Melalui berbagai macam lypoxygenase yang memulai sintesis dari

leukotrien, lipoxi dan senyawa lain.

6. Proses penghantaran nyeri

Impuls nyeri yang diterima dari permukaan reseptor nyeri (nociceptor)

ditransmisikan oleh serabut saraf A delta yang bermielin dan serabut saraf C

yang tidak bermielin menuju spinal cord (Mutschler dan Derrendorf, 1995).

Gambar 6. Transmisi nyeri dan transformasi sinyal nyeri

(Mutschler dan Derrendorf, 1995)

Rangsangan atau noksius

Kerusakan jaringan

Pelepasan : H+ (pH <6) K+ (>20mmol/l) Asetilkolin Serotonin Histamin

Pembentukkan (misalnya: bradikinin)

prostaglandin

Sensibilisasi reseptor

Nyeri kronis Nyeri awal

Page 44: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

23

Proses penghantaran nyeri adalah sebagai berikut: potensial aksi

(impuls nosiseptif) yang terbentuk pada reseptor nyeri diteruskan melalui

serabut saraf aferen ke dalam akar dorsal sumsum tulang belakang. Di tempat

ini juga terjadi refleks somatik dan vegetatif awal melalui interneuron serta

penghambatan nyeri menurun pada serabut aferen. Serabut-serabut yang

berakhir dalam daerah formatio reticularis menimbulkan reaksi vegetatif.

Tempat kontak yang lain adalah thalamus opticus. Di sini impuls diteruskan

ke gyrus postcontralis (celah sentral belakang), tempat lokalisasi nyeri, juga

ke sistem limbik yang terlibat dalam penilaian nyeri. Kemudian otak kecil dan

otak besar sama-sama melakukan reaksi perlindungan dan reaksi menghindar

yang terkoordinasi. (Mutschler, 1986).

Page 45: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

24

Proses terjadinya nyeri adalah sebagai berikut;

Keterangan

: impuls penghantaran nyeri yang meningkat : reaksi nyeri

: inhibisi nyeri endogen

Gambar 7. Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta inhibisi nyeri endogen (Mutschler, 1986)

Rangsang nyeri

Lokalisasi nyeri

Korteks

Reseptor

Pembebasan mediator

Talamus optik

Formasio retikularis

Sumsum tulang Refleks

Reaksi vegetatif

Otak kecil

Reaksi pertahanan

Sistem limbik

Penilaian nyeri

Rasa nyeri

Page 46: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

25

G. Analgetik

Analgetika adalah senyawa yang dalam dosis terapeutik meringankan atau

menekan rasa nyeri, tanpa memiliki kerja anestesi umum. Berdasarkan potensi

kerja, mekanisme kerja, dan efek samping analgetika dibedakan dalam dua

kelompok:

1. Analgetika non narkotik

Analgetika yang berkhasiat lemah (sampai sedang) atau non narkotik,

bekerja terutama pada perifer dengan sifat antipiretika dan kebanyakan juga

mempunyai sifat antiinflamasi dan antireumatik (Mutschler, 1986).

Obat-obat ini meringankan rasa nyeri tanpa menurunkan kesadaran

dan tidak menyebabkan ketergantungan seperti penggunaan analgetika

narkotik. Analgetika non-narkotik terdiri dari senyawa golongan salisilat, non-

salisilat (seperti asetaminophen), dan nonsteroidal anti-inflamatory drugs

(NSAIDs). Obat ini digunakan untuk mengatasi nyeri ringan hingga sedang

(Roach, 2004).

Page 47: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

26

Gambar 8. Penghambatan sintesis eicosanoid oleh analgetika (Rang et al., 2003)

2. Analgesik narkotik

Golongan ini disebut juga golongan analgesik opiat. Meskipun

memperlihatkan berbagai efek farmakodinamik yang lain, obat golongan ini

Fosfolipid

FosfolipaseA

Asam arakidonat

LTA4

LTB4 (kemotaksin)

LTC4

(bronkokonstriktor) LTD4

LTE4

Siklik endoperoksid

Siklooksigenase

5-siklooksigenase

5-HPETE

Tromboksan A2 (trombotik, vasokonstriktor)

PGI2 (vasodilator, hiperalgesik, menghambat agregasi platelet

PGE2 (vasodilator, hiperalsik)

PGD2 (menghambat agregasi platelet,

vasodilator)

PGF2α (bronkokon-striksi, kontraksi myometrial

12-lipoksigenase

15-lipoksigenase

12- HETE

Lipoksin A dan B

Inhibitor fosfolipid kortikosteroid

NSAID,

Inhibitor lipoksigenase

Antagonis TXA2

Inhibitor sintesis

Antagonis PG

Antagonis reseptor leukotrien

Page 48: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

27

hanya digunakan terutama untuk meredakan atau menghilangkan rasa nyeri

(Anonim, 1995a). Obat ini bekerja di pusat dengan cara menempati reseptor-

reseptor nyeri pada susunan saraf pusat. Obat golongan ini diindikasikan

untuk kondisi nyeri yang sangat hebat misalnya akibat kecelakaan dan nyeri

setelah operasi (Mutschler, 1986).

H. Asetosal

Gambar 9. Struktur molekul asetosal

Asetosal memiliki pemerian hablur putih, umumnya seperti jarum atau

lempengan tersusun, atau serbuk hablur putih, tidak berbau atau berbau lemah.

Asetosal stabil di udara kering, di dalam udara lembab secara bertahap terhidrolisa

menjadi asam salisilat dan asam asetat. Asetosal sukar larut dalam air, mudah

larut dalam etanol, larut dalam kloroform dan eter, agak sukar larut dalam eter

mutlak (Anonim, 1995a).

Indikasi dari asetosal salah satunya untuk mengobati nyeri ringan sampai

sedang, inflamasi, demam, rheumatoid arthritis, demam reumatik, osteoatrhritis,

dan gout (dosis tinggi) (Lacy, et al., 2006).

Dosis pemberian asetosal pada anak dan dewasa diuraikan sebagai berikut;

anak: analgesik dan antipiretik: oral, rektal: 10-15 mg/Kg/dosis setiap 4-6 jam,

dosis maksimal sehari 4 gram; antiinflamasi: oral: dosis permulaan: 60-90

Page 49: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

28

mg/Kg/hari dalam dosis terbagi; dosis pemeliharaan: 80-100 mg/Kg/hari dalam

dosis terbagi setiap 6-8 jam. Dewasa: analgesik dan antipiretik : oral, rektal: 325-

650 mg setiap 4-6 jam, dosis maksimal sehari 4 gram; antiinflamasi: oral: dosis

permulaan: 2,4-3,6 gram/hari dalam dosis terbagi; dosis pemeliharaan: 3,6-5,4

gram/hari (Lacy, et al., 2006).

Asetosal bekerja dengan menghambat aktivitas prostaglandin G/H

sintetase atau yang dikenal lazim sebagai enzim siklooksigenase. Enzim

siklooksigenase merupakan katalisator pada tahap pertama pembentukan

prostaglandin dan tromboksan dari asam arakidonat. Enzim siklooksigenase

terdiri dari dua isoenzim yaitu siklooksigenase I dan siklooksigenase II. Asetosal

relatif lebih selektif terhadap enzim siklooksigenase tipe I. Pada enzim

siklooksigenase tipe I, asetosal bekerja dengan mengasetilasi gugus hidroksil serin

pada posisi 529 dari rantai polipeptida sehingga dapat menghambat masuknya

substrat dari sisi enzim akibat rintangan sterik sehingga menyebabkan hilangnya

aktivitas enzim secara irreversibel. Dengan hilangnya aktivitas enzim

sklooksigenase maka pembentukan mediator nyeri dapat dihambat sehingga nyeri

yang dirasakan dapat berkurang. Asetosal juga dapat menghambat aktivitas enzim

siklooksigenase tipe II dengan cara berbeda yaitu dengan cara mengubah produk

asam arakidonat yang seharusnya Prostaglandin G1 menjadi asam 15

hidroksieisosatetraenoik (Dollery, 1999).

Page 50: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

29

I. Metode Pengujian Efek Analgesik

Metode-metode pengujian aktivitas analgesik dilakukan dengan menilai

kemampuan zat uji untuk menekan atau menghilangkan rasa nyeri yang

diinduksikan pada hewan percobaan, yang meliputi induksi secara mekanik,

termik, elektrik, dan secara kimia. Metode pengujian dengan induksi nyeri secara

mekanik lebih sesuai untuk mengevaluasi obat-obat analgesik kuat. Pada

umumnya daya kerja analgesik dinilai pada hewan dengan mengukur besarnya

peningkatan stimulus nyeri yang harus diberikan sampai ada respon nyeri atau

jangka waktu ketahanan hewan terhadap stimulus nyeri atau juga frekuensi respon

nyeri (Anonim,1991).

Berdasarkan jenis analgetika, metode pengujian efek analgesik dibagi

menjadi dua, yaitu ;

1. Golongan analgetika non narkotika

a. Metode induksi kimia

Pada metode ini digunakan rangsang kimia berupa zat kimia yang

secara intraperitoneal pada mencit yang sudah diberi senyawa uji secara oral

pada selang waktu tertentu. Zat kimia yang biasa digunakan untuk

memberikan respon berupa nyeri yaitu fenilkuinon. Respon nyeri pada

mencit adalah geliat berupa kontraksi perut disertai tarikan kedua kaki

belakang dan perut menempel pada lantai. Geliat diamati setiap 5 menit

selama 1 jam. Pemberian analgesik akan mengurangi rasa nyeri sehingga

jumlah geliat yang terjadi berkurang. Metode rangsang kimia ini merupakan

metode yang sederhana, mudah dilakukan, dan cukup peka untuk pengujian

Page 51: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

30

senyawa-senyawa yang memiliki daya analgesik lemah. Adanya

kemampuan menghambat geliat tidak hanya terjadi karena senyawa uji

memiliki efek analgesik tetapi juga bisa terjadi karena senyawa uji memiliki

efek antihistamin, parasimpatomimetik, atau simpatomimetik. Oleh karena

itu untuk membuktikan adanya efek analgesik dari senyawa uji, perlu

dilakukan uji analgesik dengan metode lain yang lebih spesifik sperti

rektodolorimetri dan podolorimetri (Turner, 1965).

Daya analgesik dapat dievaluasi menggunakan persamaan Handersot

dan Forsaith, yaitu :

% penghambatan terhadap geliat = 100 - [(P/K)x 100]

Keterangan : P = jumlah kumulatif geliat hewan uji setelah pemberian obat yang telah

ditetapkan K = jumlah rata-rata geliat hewan uji kelompok kontrol

(Turner, 1965).

Metode rangsang kimia dapat digunakan untuk uji analgesik baik

pusat ataupun tepi. Metode ini telah digunakan oleh banyak peneliti dan

dapat direkomendasikan sebagai metode awal untuk skrining.

Bagaimanapun metode ini dapat mengatakan bahwa obat-obat seperti

clonidine dan haloperidol juga menunjukkan aktivitas analgesik pada

metode ini. Karena kurangnya spesifisitas metode ini, perlu diperhatikan

adanya interpretasi hasil metode ini dengan hasil metode-metode lain.

Meskipun demikian telah ada hubungan yang baik antara potensi analgesik

dan pengujian dengan geliat sebelumnya (Vogel, 2002).

Page 52: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

31

b. Metode pedolorimeter

Metode ini dilakukan dengan cara menempatkan mencit yang sudah

diberi senyawa uji pada tempat yang sudah berarus listrik dengan tegangan

20 volt. Respon mencit yang ditimbulkan berupa suara mencicit.

Pengukuran dialkukan setiap 10 menit selama 1 jam. Senyawa uji yang

mempunyai daya analgesik dapat menaikkan tegangan untuk dapat

menimbulkan teriakan mencit (Turner, 1965).

c. Metode rektodolometer

Pada metode ini hewan uji tikus diletakkan dalam sebuah kandang

yang dibuat khusus dengan menggunakan alas tembaga yang kemudian

dihubungkan dengan sebuah gulungan yang berfungsi sebagai penginduksi.

Ujung lain dari gulungan tersebut dihubungkan dengan silinder elektroda

tembaga. Pada gulungan bagian atas terdapat suatu konduktor yang

dihubungkan dengan suatu voltmeter yang sensitif untuk dapat mengubah

0,1 volt. Respon berupa suara teriakan tikus dapat ditimbulkan dengan

pemberian tegangan sebesar 1 sampai 2 volt (Turner, 1965).

2. Golongan analgetika narkotika

a. Metode jepitan ekor

Metode ini dilakukan dengan cara meletakkan mencit yang sudah

diberi senyawa uji dengan dosis tertentu secara subkutan atau intravena 30

menit sebelumnya pada jepitan arteri yang dilapisi karet tipis selama 30

Page 53: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

32

detik. Mencit yang tidak diberi analgetika akan berusaha terus untuk

melepaskan diri dari kekangan tersebut, sedangkan mencit yang diberi

analgetika akan mengabaikan kekangan tersebut (Turner, 1965).

b. Metode rangsang panas

Metode ini dilakukan dengan cara menempatkan mencit yang sudah

diberi senyawa uji di atas pelat panas (hot plate) yang bersuhu 50º-55º C.

Mencit memberikan respon berupa mengangkat, menjilat telapak kakinya,

melompat. Hewan uji yang dibutuhkan tiap kelompok yaitu 5 ekor. Metode

ini paling sederhana dan efisien. Evaluasi: efek analgesik dinyatakan positif

jika waktu reaksi setelah pemberian obat lebih besar dari 30 detik yang

tejadi paling sedikitnya satu kali, atau apabila paling sedikitnya tiga kali

pembacaan memperlihatkan waktu reaksi yang sama dengan atau lebih besar

dari 3 kali rata-rata waktu reaksi kelompok kontrol negatif (Anonim, 1991).

c. Metode pengukuran tekanan

Alat yang digunakan pada metode ini menggunakan dua buah syringe

yang dihubungkan pada kedua ujungnya, bersifat elastis, fleksibel, serta

terdapat pipa plastik yang diisi dengan cairan. Sisi dari pipa dihubungkan

dengan manometer. Syringe yang pertama diletakkan dengan posisi vertikal

dengan ujungnya menghadap ke atas. Ekor tikus diletakkan di bawah

penghisap syringe. Ketika tekanan diberikan pada syringe kedua, maka

tekanan akan terhubung pada sistem hidrolik pada syringe yang pertama lalu

Page 54: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

33

pada ekor tikus. Tekanan sama pada syringe kedua akan meningkatkan

tekanan pada ekor tikus, sehingga akan menimbulkan respon dan akan

terbaca pada manometer. Respon tikus yang pertama adalah meronta-ronta

kemudian akan mengeluarkan suara (mencicit) sebagai tanda kesakitan

(Turner, 1965).

d. Metode potensi petidin

Metode ini dilakukan dengan cara menyuntikkan petidin dengan dosis

2,4 mg/Kg BB dan 8 mg/Kg BB secara berturut-turut pada suatu kelompok

hewan uji dan petidin dosis tunggal, senyawa lain dan substansi lain yang

akan diteliti dengan dosis 25% dari LD50 pada kelompok hewan uji yang

lain. Persen daya analgesik dihitung dengan metode rangsang panas. Metode

ini memerlukan hewan uji yang cukup banyak (Turner, 1965).

e. Metode antagonis nalorfin

Metode ini dilakukan dengan cara memberikan senyawa uji dengan

dosis toksik dan diikuti pemberian nalorpin dengan dosis 0,5-10,0 mg/Kg

BB secara intravena pada hewan uji berupa mencit, tikus, atau anjing.

Segera setelah itu efek puncak dapat diamati. Nalorpin dapat menggantikan

ikatan morfin dengan reseptornya sehingga meniadakan efek analgesik

morfin dan obat analgesik lain yang mempunyai mekanisme kerja yang

sama (Turner, 1965).

Page 55: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

34

f. Metode kejang oksitosin

Oksitosin merupakan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitori

posterior, yang dapat menyebabkan kontraksi uterin sehingga menimbulkan

kejang pada tikus. Hewan uji yang digunakan yaitu tikus betina dengan berat

badan 120-140 mg diberi estrogen dengan penanaman 15 mg dietilstilbestrol

secara subkutan pada paha hewan uji. Setelah 10 minggu, hewan uji siap

untuk tes daya analgesik.

Senyawa yang akan diuji diberikan secara subkutan 15 menit sebelum

pemberian secara intraperitoneal 2 unit oksitosin (dosis ED50). Persen

penurunan kejang dideterminasi dan ED50 dapat diperkirakan (Turner,

1965).

g. Metode pencelupan pada air panas

Metode ini dilakukan dengan cara mencelupkan ekor mencit pada air

bertemperatur 58oC, dimulai 15 menit setelah diinjeksikan substansi yang

diuji secara intraperitoneal. Pencelupan diulang setiap 30 menit. Respon

mencit terlihat pada sentakan ekornya untuk menghindari air panas (Turner,

1965).

J. Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) digunakan pada pemisahan zat secara

cepat, dengan menggunakan zat penyerap berupa serbuk halus yang dilapiskan

serba rata pada lempeng kaca. Lempeng yang dilapis, dapat dianggap sebagai

Page 56: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

35

”kolom kromatografi terbuka” dan pemisahan didasarkan pada penyerapan,

pembagian atau gabungannya, tergantung dari jenis zat penyerap dan cara

pembuatan lapisan zat penyerap dan jenis pelarut. Kromatografi lapis tipis dengan

peneyerap penukar ion dapat digunakan untuk pemisahan senyawa polar

(Anonim, 1989).

Perbandingan jarak perambatan suatu zat terhadap jarak perambatan fase

bergerak dihitung dari titik penetesan larutan zat, dinyatakan sebagai Rf zat

tersebut. Harga Rf mutlak sukar ditetapkan, karena harga Rf yang diperoleh

tergantung dari kondisi percobaan. Harga Rf tersebut sangat berguna untuk

identifikasi pendahuluan zat kimia. Identifikasi pemastian dilakukan dengan

menggunakan zat pembanding kimia. Jika zat yang diperiksa sama dengan zat

pembanding kimia, maka hasil kromatogram zat yang diperiksa akan memberikan

warna dan mempunyai harga Rf yang sama dengan zat pembanding kimia

(Anonim, 1989).

K. Landasan Teori

Nyeri merupakan respon langsung terhadap kejadian/peristiwa yang tidak

menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan, seperti, luka,

inflamasi, atau kanker (Rang et al., 2003). Nyeri timbul jika rangsang mekanik,

termal, kimia atau listrik melampaui suatu nilai ambang batas tertentu (nilai

ambang nyeri) dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan dengan pembebasan

yang disebut mediator nyeri yang bermanifestasi pada timbulnya rasa sakit.

Page 57: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

36

Salah satu metode pengujian efek analgesik golongan non narkotika

adalah metode induksi kimia. Pada metode ini menggunakan rangsang kimia yaitu

asam asetat yang diberikan secara intraperitoneal pada mencit yang telah diberi

senyawa uji dengann rentang waktu yang telah ditentukan. Metode ini sering

digunakan karena sederhana, mudah dilakukan, dan cukup peka untuk menguji

senyawa-senyawa uji yang tergolong analgesik lemah. Daya analgesik dari

senyawa uji dapat dievaluasi menggunakan persen penghambatan terhadap geliat.

Jamu kunyit asam merupakan kombinasi antara ekstrak rimpang kunyit

dan ekstrak buah asam Jawa. Campuran digunakan untuk mengatasi rasa nyeri,

khususnya nyeri haid pada wanita. Rimpang kunyit mengandung senyawa aktif

yang memiliki aktifitas farmakologis yaitu kurkuminoid. Kurkuminoid terdiri dari

kurkumin, demetoksikurkumin, bisdemetoksikurkumin. Kurkuminoid merupakan

bahan aktif penting yang bertanggung jawab atas aktifitas biologis dari efek

antiinflamasi. Berdasarkan penelitian Bengmark, (2006) diperoleh bahwa

kurkumin memiliki kemampuan untuk menghambat aktivasi mediator nyeri yaitu

melalui ikatan dengan enzim siklooksigenase-2 dan lipooksigenase, sehingga

perubahan asam arakidonat menjadi eicosanoid sebagai mediator kimiawi tidak

terjadi. Oleh karena itu, rangsang nyeri dapat dihambat dan rasa nyeri dapat

ditekan. Senyawa kurkumin stabil dalam suasana asam. Buah asam Jawa

mengandung senyawa-senyawa asam seperti asam tartrat, asam malat dan asam

sitrat yang dapat menstabilkan kurkumin dalam kunyit. Oleh karena itu kunyit dan

asam dapat dikombinasikan menjadi jamu yang berefek anti nyeri.

Page 58: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

37

L. Hipotesis

Campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak buah asam Jawa dengan

komposisi 20,7% : 9,3% dan dosis terapi 1365 mg/Kg BB memiliki efek dan

daya analgesik pada mencit betina yang diinduksi asam asetat.

Page 59: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental murni dengan

menggunakan rancangan acak lengkap pola satu arah.

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel utama

Variable penelitian ini meliputi :

a. Variabel bebas : dosis campuran estrak rimpang kunyit dan ekstrak daging

buah asam Jawa.

b. Variabel tergantung : jumlah geliat mencit betina selama 60 menit yang

menggambarkan besarnya daya penghambatan senyawa uji terhadap induksi

asam asetat.

2. Variabel pengacau

a. Variabel pengacau terkendali :

1) subyek uji : mencit betina galur Swiss

2) umur subyek : 2-3 bulan

3) berat badan : 20-30 gram

4) keadan subyek uji : sehat

Page 60: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

39

5) jalur pemberian :

a) campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak buah asam Jawa, asetosal

dan aquadest : per oral

b) asam asetat : intraperitoneal

6) asal ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak buah asam Jawa: PT. Sidomuncul,

Semarang

b. Variabel pengacau tak terkendali :

1) Keadaan patologis mencit.

2) Kemampuan absorbsi mencit terhadap ekstrak kunyit dan asam

3) Kemampuan mencit dalam menahan rasa sakit

3. Definisi operasional

a. Dosis: sejumlah milligram ekstrak rimpang kunyit kering dan ekstrak buah

asam Jawa kental per kilogram berat badan dari campuran ekstrak rimpang

kunyit dan buah asam Jawa dengan komposisi campuran ekstrak 20,7% :

9,3% yang dilarutkan dalam aquadest dan diberikan secara oral.

b. Campuran ekstrak kunyit asam : campuran ekstrak kering rimpang kunyit

dan ekstrak kental daging buah asam Jawa yang dilarutkan dalam aquadest.

c. Pelarut : air yang digunakan untuk melarutkan ekstrak kering rimpang kunyit

dan ekstrak kering daging buah asam Jawa.

d. Penyari : penyari yang digunakan oleh Industri Obat Tradisional Sido

Muncul untuk menyari konstituen aktif pada jamu Kunyit Asam.

Page 61: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

40

e. Uji analgesik : proses menilai kemampuan campuran ekstrak rimpang kunyit

dan ekstrak daging buah asam Jawa dalam menekan atau menghilangkan

rasa nyeri yang diinduksi pada hewan percobaan.

f. Populasi : mencit betina galur Swiss, umur 2-3 bulan, berat badan 20-30

gram.

g. Keadaan patologis mencit : keaadaan fisik mencit yang bebas dari penyakit

tumor.

h. Geliat : respon gerakan mencit setelah induksi asam asetat dimana mencit

menarik kedua kaki belakangnya ke belakang, mengempiskan perutnya

sehingga permukaan perut menempel pada alas tempat berpijak mencit

tersebut.

i. Peringkat Dosis : yang dimaksud sebagai berikut;

Peringkat Dosis I : 1365 mg/Kg BB

Peringkat Dosis II : 2730 mg/Kg BB

Peringkat Dosis III : 5460 mg/Kg BB

j. Komposisi campuran ekstrak : komposisi campuran ekstrak dengan

perbandingan ekstrak rimpang kunyit dan daging buah asam Jawa (20,7% :

9,3%).

k. Efek analgesik : kemampuan senyawa uji untuk menghambat geliat

dibandingkan dengan kontrol negatif.

l. Daya analgesik : kemampuan senyawa uji untuk menghambat geliat

dibandingkan dengan kontrol positif.

Page 62: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

41

C. Bahan Penelitian

1. Bahan

a. Hewan uji

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini berupa mencit betina,

galur Swiss, berat 20-30 gram, umur 2-3 bulan, yang diperoleh dari Pusat

Perkembangan Hewan Percobaan Universitas Gajah Mada Yogyakarta

b. Ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam Jawa.

Bahan uji yang digunakan berupa ekstrak cair rimpang kunyit dan

ekstrak cair daging buah asam Jawa yang diperoleh dari PT. Sidomuncul,

Semarang.

2. Bahan kimia

A. Uji geliat

1) 0,4 gram asetosal (kualitas farmasetis).

2) 2 gram CMC Na (kualitas farmasetis).

3) 1 mL asam asetat (kualitas pro analisis).

B. Identifikasi senyawa kurkumin dengan Kromatografi Lapis Tipis

1) Plat silica gel GF 254.

2) Kertas saring untuk menjenuhkan bejana pengembang.

3) 1 mL metanol (kualitas pro analisis).

4) 0,6 mL etanol (kualitas pro analisis).

5) 14,25 mL klorofom (kualitas pro analisis).

6) 0,15 mL asam asetat (kualitas pro analisis).

Page 63: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

42

D. Alat atau Instrumen Penelitian

Peralatan yang digunakan :

1. Alat uji geliat

a. Kotak kaca tempat pengamatan geliat

b. Stopwatch (Olympic).

c. Jarum yang digunakan untuk pemberian per oral, berupa jarum yang

ujungnya berbentuk bulat dan berlubang di bagian tengah.

d. Spuit injeksi yang memiliki ujung runcing dan digunakan untuk pemberian

secara intraperitoneal dengan merek Terumo.

2. Lain-lain

a. Neraca analitik merek Mettler Toledo.

b. Neraca merek Mettler Toledo

c. Alat-alat gelas merek Pyrex.

3. Alat identifikasi senyawa kurkumin dengan Kromatografi Lapis Tipis

a. Bejana pengembang dengan penutup.

b. Mikropipet.

E. Tata Cara Penelitian

1. Pengumpulan bahan

a. Bahan uji yang digunakan yaitu ekstrak kunyit dan daging buah asam Jawa

yang diperoleh dari PT Sidomuncul, Semarang pada bulan November 2009.

b. Bahan kimia yang digunakan yaitu: etanol, asetosal, CMC Na, aquadest dan

asam asetat diperoleh dari Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi,

Page 64: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

43

sedangkan kloroform, etanol dan methanol pro analisis diperoleh dari

Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia, Fakultas Farmasi, Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Pembuatan larutan CMC Na 1%

Larutan CMC Na 1% dibuat dengan cara menimbang dengan seksama 1,0

g serbuk CMC Na kemudian ditaburkan di atas air panas sedikit demi sedikit

hingga mengembang sambil diaduk. Setelah terbentuk larutan kemudian

dimasukkan dalam labu ukur 100,0 mL dan ditambah aquadest hingga 100,0 mL

lalu digojog.

3. Pembuatan suspensi asetosal

Asetosal yang digunakan sebagai kontrol positif ditimbang seksama

sebanyak 364 mg dan disuspensikan ke dalam suspensi CMC Na 1% volume

100,0 mL.

Perhitungan konsentrasi:

V x C = D x BB

0,5 mL x C = 91 mg/Kg BB x 20 g

C = 3,64 mg/mL

Page 65: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

44

4. Pembuatan asam asetat 1% b/v

Larutan asam asetat ini dibuat dari larutan asam asetat glasial 100% v/v

dengan pengenceran yang dibuat dengan cara mengambil sebanyak 1,0 mL asam

asetat 100% kemudian diencerkan dengan aquadest hingga volume 100,0 mL

menggunakan labu ukur 100,0 mL.

Perhitungan konsentrasi:

V x C = D x BB

0,5 mL x C = 25 mg/Kg BB x 20 g

C = 1 mg/mL

C = 1 % b/v

5. Pembuatan campuran ekstrak rimpang kunyit dan daging buah asam Jawa

komposisi 20,7% : 9,3%

Ekstrak cair rimpang kunyit dan daging buah asam Jawa dari PT SM

dikentalkan dengan cara diuapkan di atas waterbath hingga suhu kurang lebih

65oC dilakukan di Laboratorium Farmakognosi, Fakultas Farmasi, Universitas

Gajah Mada. Setelah semua pelarut menguap, ekstrak kering kunyit dan ekstrak

kental asam Jawa disimpan dalam lemari es di bagian bawah. Ekstrak kering

rimpang kunyit dan ekstrak kental daging buah asam Jawa ditimbang dengan

komposisi tertentu hingga didapat konsentrasi yang diinginkan.

Page 66: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

45

Konsentrasi campuran ekstrak rimpang kunyit dan daging buah asam Jawa

komposisi 20,7% : 9,3% yang akan dibuat :

V x C = D x BB

0,5 mL x C = 5.460 mg/Kg BB x 20 g

C = 218,4 mg/mL

Jadi untuk membuat 25 mL campuran ekstrak rimpang kunyit dan asam

Jawa 20,7% : 9,3%, ditimbang ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah

asam Jawa dengan komposisi berikut:

Kunyit : 3,7675 gram

Asam Jawa : 1,6855 gram

kemudian dilarutkan dalam 25 mL aquadest panas, aduk homogen sampai semua

serbuk kunyit dan ekstrak kental daging buah asam Jawa terlarut.

6. Penetapan kriteria geliat

Respon yang diamati pada uji daya analgesik ini berupa geliat. Kriteria

geliat perlu ditetapkan untuk mendapatkan geliat yang hampir sama. Pedoman

gerakan mencit yang dianggap sebagai geliat adalah apabila mencit menarik

kedua kaki belakang ke belakang, dengan mengempiskan perutnya sehingga

permukaan perut menempel pada alas tempat berpijak mencit itu, yaitu alas pada

kotak kaca tempat pengamatan. Respon geliat yang timbul merupakan akibat dari

pemberian asam asetat yang bersifat mengiritasi jaringan dan diberikan secara

Page 67: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

46

intraperitoneal. Adanya jaringan yang rusak mengakibatkan timbulnya rasa sakit

dan mencit memberikan respon geliat.

7. Penetapan kadar dan dosis asam asetat

Menurut Williamson (1996) asam asetat kadar 1-3 % digunakan sebagai

irritant yang menyebabkan nyeri pada pengujian daya analgesik dengan metode

geliat. Sumber lain menyebutkan bahwa asam asetat 1% sudah dapat

menimbulkan geliat yang cukup banyak selama pengamatan (Putra, 2004).

Penetapan dosis asam asetat menggunakan tiga peringkat dosis, yaitiu 25 mg/Kg

BB, 50 mg/Kg BB, dan 100 mg/Kg BB. Sebanyak sembilan ekor hewan uji,

mencit betina, galur Swiss, berat 20-30 gram, umur 2-3 bulan yang telah

dipuasakan ± 18-22 jam dibagi ke dalam 3 kelompok. Masing-masing kelompok

terdiri dari 3 ekor mencit diinjeksi secara intraperitoneal dengan asam asetat 1%

berturut-turut dengan dosis 25 mg/Kg BB, 50 mg/Kg BB, dan 100 mg/Kg BB

untuk tiap kelompoknya. Setelah itu diamati geliatnya selama 60 menit dan dicatat

jumlah geliat tiap 5 menit. Kelompok dosis yang menunjukkan jumlah geliat

paling banyak digunakan sebagai kontrol negatif, yaitu yang memberikan jumlah

geliat yang tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak akan menyulitkan

pengamatan (Fadeli, 2008).

Hasil dari penetapan dosis asam asetat yang menggunakan 3 peringkat

dosis, yaitu 25, 50 dan 100 mg/Kg BB, masing-masing menunjukkan hasil

berturut-turut 141, 85, dan 64, kemudian dari hasil analisis variansi satu arah pada

penetapan dosis efektif asam asetat diperoleh probabilitasnya 0,104 lebih besar

Page 68: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

47

dari 0,05 (p ≥ 0,05) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara

ketiga kelompok tersebut. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa asam asetat

dosis 25 mg/Kg BB sudah dapat memberikan rangsang nyeri yang cukup baik,

terlihat dari respon geliat yang dihasilkan, sehingga dosis ini dipilih sebagai

penginduksi nyeri untuk percobaan selanjutnya (Fadeli, 2008).

8. Penetapan selang waktu pemberian rangsang

Penetapan selang waktu pemberian rangsang bertujuan untuk mengetahui

waktu zat uji memberikan efek analgesik secara optimal. Rentang waktu yang

diujikan adalah 5, 10, 15 dan 30 menit. Sebanyak sembilan ekor hewan uji, mencit

betina, galur Swiss, berat 20-30 gram, umur 2-3 bulan yang telah dipuasakan ±

18-22 jam dibagi ke dalam 3 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 3

ekor mencit diinjeksi secara intraperitoneal dengan asam asetat 1% menggunakan

dosis efektif asam asetat yang diperoleh dari penetapan dosis asam asetat dengan

selang waktu 5, 10, 15 dan 30 menit (Fadeli, 2008).

Data yang diperoleh berupa % penghambatan terhadap geliat berturut-turut

dari selang waktu 5, 10, 15 dan 30 menit yaitu 84,29%, 41,37%, 74,87% dan

63,35%. Dari hasil uji statistik ketiga % penghambatan diperoleh probabilitasnya

0,269 lebih besar dari 0,05 (p ≥ 0,05) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat

perbedaan antara keempat kelompok tersebut. Jadi dapat disimpulkan selang

waktu yang dipilih adalah 30 menit karena pada selang waktu ini respon geliat

yang diperoleh tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit. Respon geliat yang

Page 69: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

48

diperoleh juga dengan ketelitian (nilai SE) yang lebih baik dari 5, 10, dan 15

menit yaitu 2,92 Selain itu, 30 menit adalah waktu onset asetosal (Fadeli, 2008).

9. Penetapan dosis dan kadar asetosal

Dosis asetosal yang digunakan dalam penelitian ini adalah dosis lazim 500

mg. Jika dikonversikan pada mencit maka dosisnya dihitung sebagai berikut:

Berat badan manusia Indonesia = 50 Kg

Faktor konversi pedoman manusia Eropa 70 Kg = 70/50 x 500 mg = 700 mg

Sehingga perhitungan konversi ke dosis mencit adalah sebagai berikut;

Dosis pada manusia 70 Kg = 700 mg

Konversi dari manusia ke mencit 20 g = 0,0026 x 700 mg

= 1,82 mg/20 gram BB

Dosis pada mencit = x 1,82 mg/Kg BB

= 91 mg/Kg BB

Untuk menetapkan dosis asetosal digunakan tiga peringkat dosis yaitu 45,5

mg/Kg BB, 91 mg/Kg BB, dan 182 mg/Kg BB. Dalam penetapan dosis asetosal

digunakan 9 ekor mencit yang dibagi dalam tiga kelompok. Masing-masing

kelompok terdiri dari 3 ekor mencit, galur Swiss, berat 20-30 gram, umur 2-3

bulan yang telah dipuasakan ± 18-22 jam sebelumnya. Tiap-tiap kelompok diberi

suspensi asetosal dengan tiga peringkat dosis. Kemudian mencit diinjeksi dengan

asam asetat secara intraperitoneal dengan selang waktu yang paling efektif dari

penetapan waktu waktu pemberian asam asetat yaitu 10 menit dan menggunakan

dosis yang paling efektif dari penetapan dosis asam asetat yaitu 25 mg/Kg BB.

Page 70: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

49

Geliat mencit yang timbul diamati selama 60 menit dengan dicatat jumlah

geliatnya tiap 5 menit. Kelompok dosis yang paling efektif digunakan sebagai

kontrol positif (Fadeli, 2008).

Hasil yang diperoleh berupa data % penghambatan terhadap geliat yang

berturut-turut sesuai urutan dosis 45,5 mg/Kg BB, 91 mg/Kg BB, dan 182 mg/Kg

BB sebagai berikut 38,75%, 44,51%, dan 89,53%. Kemudian ketiga data persen

penghambatan terhadap geliat pada setiap dosis diuji secara statistik variansi satu

arah untuk mengetahui terdapat perbedaan atau tidak. Dari hasil statistik diperoleh

probabilitasnya adalah 0,015 lebih kecil dari 0,05 (p≤ 0,05) yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan antara ketiga kelompok tersebut. Selanjutnya data diuji

lagi dengan menggunakan uji Scheffe dengan taraf kepercayaan 95 % untuk

mengetahui ada tidaknya perbedaan yang bermakna diantara. Dari hasil uji

Scheffe dengan taraf kepercayaan 95 % menunjukkan bahwa dosis 182 mg/Kg BB

berbeda bermakna dengan dosis 45 dan 91 mg/Kg BB, sedangkan dosis 45 mg/Kg

BB berbeda tidak bermakna dengan dosis 91 mg/Kg BB. Dari hasil analisis

tersebut dipilih asetosal dengan dosis 91 mg/Kg BB karena pada dosis tersebut

diperoleh respon geliat dengan ketelitian yang lebih baik dari dosis 45 mg/Kg BB

dan 182 mg/Kg BB. Selain itu, dosis 182 mg/Kg BB sudah menimbulkan

toksisitas. Dosis 182 mg/Kg BB dipilih karena menyesuaikan dengan perhitungan

peringkat dosis (Fadeli, 2008).

Page 71: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

50

10. Penetapan dosis campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah

asam Jawa komposisi 20,7% : 9,3%

Penetapan dosis campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging

buah asam Jawa berdasarkan komposisi ekstrak kunyit : asam ( 20,7% : 9,3% )

(Fadeli, 2008) dalam jamu kunyit asam instan produksi PT. “SM”.

Kunyit : 20,7% x 25 g = 5,175 g

Asam : 9,3% x 25 g = 2,325 g

Sehingga dosis untuk manusia dewasa (50 Kg) adalah 7,5 g/50 Kg BB.

Supaya dosis tersebut dapat dikonversikan ke mencit, maka dihitung dosis untuk

manusia 70 Kg sebagai berikut:

Dosis untuk manusia 70 Kg = 70 Kg/50 Kg x 7,5 g

= 10,5 g

Jika dosis tersebut dikonversikan ke mencit 20 g dengan angka konversi

0,0026 maka diperoleh sebagai berikut:

Dosis mencit 20 g = 10,5 g/70 Kg BB x 0,0026

= 0,0273 g/20g BB

= 27,3 mg/20g BB

= 1365 mg/Kg BB

Dosis 1365 mg/Kg BB merupakan dosis terapi. Dalam penelitian ini

ditetapkan 3 peringkat dosis, dengan cara menentukan kelipatannya. Angka

kelipatan yang digunakan sebesar 2 kalinya, sehingga diperoleh 3 peringkat dosis

yaitu 1365 mg/Kg BB, 2730 mg/Kg BB, 5460 mg/Kg BB.

Page 72: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

51

11. Seleksi hewan uji

Hewan uji yang digunakan yaitu mencit putih betina galur Swiss, berat 20-

30 gram, umur 2-3 bulan. Semua hewan uji dipelihara dengan kondisi perlakuan

yang sama meliputi: pakan, minum, kandang, dan alasnya. Sebelum digunakan

dalam percobaan, semua hewan uji diadaptasikan terlebih dahulu dengan kondisi

yang sama selama 1 minggu. Bila akan digunakan dalam perlakuan, hewan uji

dipuasakan terlebih dahulu selama ± 18-22 jam tanpa diberi makan, tetapi tetap

diberi minum. Hal ini bertujuan untuk mengurangi variasi akibat adanya makanan.

12. Perlakuan hewan uji

Hewan uji yang digunakan dalan penelitian ini hanya terdiri dari kelompok

perlakuan. Pada kelompok perlakuan, hewan uji dibagi secara acak menjadi lima

kelompok meliputi: kelompok I yaitu kelompok kontrol negatif, kelompok II yaitu

kelompok kontrol positif diberi asetosal 91 mg/Kg BB, kelompok III-V yaitu

kelompok perlakuan diberi ekstrak kunyit dan daging buah asam Jawa dengan tiga

peringkat dosis berturut-turut yaitu 1365 mg/Kg BB, 2730 mg/Kg BB, 5460

mg/Kg BB secara per oral. Tiga peluh menit kemudian setelah pemberian ekstrak

kunyit dan daging buah asam Jawa, hewan uji diinjeksi dengan asam asetat 1%,

dosis 25 mg/Kg BB secara intraperitoneal. Penentuan daya analgesik atau

penghambatan terhadap geliat dilakukan dengan pengamatan respon nyeri berupa

geliat pada hewan uji akibat pemberian asam asetat tersebut. Data yang diperoleh

berupa jumlah kumulatif geliat kemudian dihitung persen penghambatan terhadap

geliat, yaitu:

Page 73: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

52

% penghambatan terhadap rangsang = 100 – [(P/K) x 100]

Perubahan persen penghambatan geliat terhadap asetosal dosis 91 mg/Kg BB

sebagai kontrol positif pada tiap kelompok perlakuan dihitung dengan rumus:

% perubahan penghambatan rangsang = x100

Keterangan:

P = % penghambatan terhadap geliat pada setiap kelompok perlakuan Kp = rata-rata % penghambatan terhadap geliat pada kelompok kontrol positif

13. Identifikasi senyawa kurkumin dalam ekstrak rimpang kunyit dengan

Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Timbang 0,1 gram serbuk rimpang kunyit, dilarutkan dalam 1 mL metanol

lalu ditotolkan pada fase diam silica gel GF 254 sebanyak 5 mikroliter, kemudian

dikembangkan dalam fase gerak kloroform : etanol : asam asetat (95:4:1 v/v).

Deteksi dengan sinar UV 254 dan 365. Bandingkan dengan standar kurkumin

(Wagner, 1984).

F. Tata Cara Analisis Hasil

Data yang diperoleh dianalisis dengan Kolmogorov-Smirnov untuk

melihat distribusi data. Data terdistribusi normal maka dilanjutkan dengan

ANAVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% kemudian dilanjutkan dengan

uji Scheffe untuk melihat perbedaan antar kelompok bermakna (p ≤ 0,05) atau

tidak bermakna (p ≥ 0,05).

Data hasil uji daya analgesik campuran ekstrak rimpang kunyit dan daging

buah asam Jawa dianalisis dengan uji Scheffe dengan taraf kepercayaan 95%

Page 74: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

53

untuk melihat perbedaan antar kelompok perlakuan dan antara kelompok

perlakuan dengan kelompok kontrol, dengan faktor dan dosis campuran ekstrak

rimpang kunyit dan daging buah asam.

Page 75: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

54

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Efek Analgesik Campuran Ekstrak Rimpang Kunyit dan Daging

Buah Asam Jawa dengan Komposisi 20,7% : 9,3%

Efek analgesik dari campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging

buah asam Jawa dengan perbandingan 20,7% : 9,3% dapat dievaluasi dari persen

penghambatan geliat terhadap kontrol negatif seperti pada tabel berikut;

Tabel I. Rata-rata jumlah kumulatif geliat, % penghambatan geliat pada kelompok perlakuan terhadap kontrol negatif dan kontrol posistif

Kelompok perlakuan

Rata-rata jumlah kumulatif geliat

(X ± SE)

Rata-rata % penghambatan geliat

terhadap kontrol negatif (X ± SE)

Rata-rata % penghambatan geliat

terhadap kontrol positif (X ± SE)

KN 41,67 ± 1,82 0,00 ± 4,37 -100,00 ± 5,17 b KP 6,50 ± 2,04 b 84,40 ± 4,91b 0,00 ± 5.82

CEKA I 38,83 ± 5,32 btb 6,80 ± 12,78btb -91,94 ± 15.14 b CEKA II 32,50 ± 4,51 btb 22,00 ± 10,84btb -73,93 ± 12.84 b CEKA III 51,17 ± 7,09 btb -22,80 ± 17,01 btb -127,01 ± 20,15 b

Keterangan : X : Rata-rata SD : Standard Deviasi KN : Kontrol Negatif (Aquadest 25 g/Kg BB) KP : Kontrol Positif (Asetosal 91 mg/Kg BB) CEKA I : Campuran Ekstrak rimpang Kunyit dan ekstrak daging buah

Asam Jawa (20,7% :9,3%) 1365 mg/Kg BB CEKA II : Campuran Ekstrak rimpang Kunyit dan ekstrak daging buah

Asam Jawa (20,7% : 9,3%) 2730 mg/Kg BB CEKA III : Campuran Ekstrak rimpang Kunyit dan ekstrak daging buah

Asam Jawa (20,7% :9,3%) 5460 mg/Kg BB b : Berbeda bermakna (p ≤ 0,05) btb : Berbeda tidak bermakna (p ≥ 0,05)

Page 76: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

55

Subyek uji yang digunakan yaitu mencit betina galur Swiss umur 2-3

bulan. Respon yang diamati berupa geliat yang menunjukkan rasa nyeri yang

dialami mencit akibat induksi asam asetat. Sementara itu pemberian senyawa

yang mempunyai aktivitas analgesik akan menekan atau mengurangi rasa nyeri

sehingga geliat yang timbul semakin sedikit. Respon geliat diamati tiap 5 menit

selama 60 menit setelah pemberian asam asetat.

Dari data pada tabel I, terlihat bahwa jumlah geliat berbanding terbalik

dengan % penghambatan terhadap geliat. Semakin banyak geliat berarti semakin

kecil % penghambatan senyawa uji terhadap geliat.

Data yang diperoleh berupa jumlah kumulatif geliat pada tiap kelompok

perlakuan. Jumlah kumulatif geliat diubah dalam bentuk % penghambatan

terhadap geliat menurut persamaan;

% penghambatan terhadap rangsang = 100 – [(P/K) x 100]

Keterangan: P : jumlah kumulatif geliat K : rata-rata jumlah kumulatif geliat dari kelompok konrol negatif sehingga diperoleh data % penghambatan pada tabel I dan dilanjutkan analisis

secara statistik dengan variansi satu arah dan dengan uji Scheffe dengan taraf

kepercayaan 95 %.

Dari data hasil penelitian, diketahui % penghambatan geliat terhadap

kontrol negatif dari ketiga peringkat dosis yaitu; dosis 1365 mg/Kg BB sebesar

6,80%, dosis 2730 mg/Kg BB sebesar 22,00%, dan dosis 5460 mg/Kg BB sebesar

-22,80%. Data % penghambatan geliat terhadap kontrol negatif dapat

menggambarkan besarnya efek analgesik dari campuran ekstrak rimpang kunyit

Page 77: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

56

dan daging buah asam Jawa komposisi 20,7% : 9,3% dibandingkan dengan

kontrol negatif. Jadi dari ketiga peringkat dosis, ditemukan peringkat dosis kedua

yaitu 2730 mg/Kg BB menunjukkan efek analgesik yang paling besar yaitu

sebesar 22,00%. Dosis 2730 mg/Kg BB setara dengan dosis 2 bungkus jamu

kunyit asam instan “SM”, sedangkan dosis pertama 1365 mg/Kg BB yang setara

dengan dosis sebungkus jamu kunyit asam instan “SM” hanya menunjukkan efek

analgesik sebesar 6,80%.

Rata-rata % penghambatan geliat terhadap kontrol negatif pada kelompok

perlakuan dapat pula berupa diagram batang berikut

Gambar 10. Diagram batang rata-rata % penghambatan geliat terhadap

kontrol negatif pada kelompok perlakuan Keterangan : ppptkn : persentase penghambatan geliat terhadap kontrol

negatif aquadest : kontrol negatif (Aquadest 25 g/Kg BB) asetosal 91 mg/Kg BB : kontrol positif (Asetosal 91 mg/Kg BB) dosis CEKA 1365 mg/Kg BB : Campuran Ekstrak rimpang Kunyit dan daging

buah Asam Jawa (20,7% : 9,3%) 1365 mg/Kg BB dosis CEKA 2730 mg/Kg BB : Campuran Ekstrak rimpang Kunyit dan daging

buah Asam Jawa (20,7% : 9,3%) 2730 mg/Kg BB dosis CEKA 5460 mg/Kg BB : Campuran Ekstrak rimpang Kunyit dan daging

buah Asam Jawa (20,7% : 9,3%) 5460 mg/Kg BB

Page 78: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

57

Data % penghambatan geliat terhadap kontrol negatif pada setiap

kelompok perlakuan diuji secara statistik variansi satu arah untuk mengetahui

terdapat perbedaan atau tidak.

Tabel II. Ringkasan analisis variansi satu arah % penghambatan geliat

terhadap kontrol negatif pada kelompok perlakuan Sumber variansi Jumlah

kuadrat Derajat bebas

Rata-rata kuadrat

F hitung Probabilitas

Antar perlakuan 39233,322 4 9808,330 13,329 0.000 Error dalam percobaan

(dalam kelompok) 18397,212 25 735,888

Dari hasil uji statistik (tabel II) diperoleh probabilitasnya lebih kecil dari

0,05 (p ≤ 0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antar kelompok

tersebut. Selanjutnya data diuji lagi dengan uji Scheffe dengan taraf kepercayaan

95 % untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan bermakna di antara kelompok

perlakuan. Hasil uji Scheffe (tabel III) menunjukkan bahwa kelompok kontrol

negatif berbeda tidak bermakna dengan semua kelompok perlakuan (ketiga

peringkat dosis) yang menunjukkan semua hasil persentase penghambatan geliat

dari ketiga peringkat dosis setara dengan persentase penghambatan geliat kontrol

negatif, sedangkan kelompok kontrol positif berbeda bermakna dengan semua

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol negatif. Sementara itu tidak terdapat

perbedaan bermakna antara ketiga peringkat dosis kelompok perlakuan atau dapat

dikatakaan persentase penghambatan geliat terhadap kontrol negatif yang

ditunjukkan dari ketiga peringkat dosis ini setara satu sama lain.

Page 79: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

58

Tabel III. Hasil analisis uji Scheffe % penghambatan geliat terhadap kontrol negatif pada kelompok perlakuan

Kelompok perlakuan

KN KP CEKA I CEKA II CEKA III

KN - b btb btb btb KP b - b b b

CEKA I btb b - btb btb CEKA II btb b btb - btb CEKA III btb b btb btb -

Keterangan : b : Berbeda bermakna (p ≤ 0,05) btb : Berbeda tidak bermakna (p ≥ 0,05) KN : Kontrol Negatif (Aquadest 25 g/Kg BB) KP : Kontrol Positif (Asetosal 91 mg/Kg BB) CEKA I : Campuran Ekstrak rimpang Kunyit dan ekstrak daging buah

Asam Jawa (20,7% :9,3%) 1365 mg/Kg BB CEKA II : Campuran Ekstrak rimpang Kunyit dan ekstrak daging buah

Asam Jawa (20,7% : 9,3%) 2730 mg/Kg BB CEKA III : Campuran Ekstrak rimpang Kunyit dan ekstrak daging buah

Asam Jawa (20,7% :9,3%) 5460 mg/Kg BB

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pada dosis 1365 mg/Kg

BB campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam Jawa dengan

perbandingan 20,7% : 9,3% sudah memiliki efek analgesik. Jika ditemukan dosis

efektif yang diperoleh dari penelitian ini adalah dosis 1365 mg/Kg BB maka hasil

penelitian yang diperoleh dapat digunakan untuk pengembangan komposisi dari

jamu kunyit asam ”SM” yang diharapkan memiliki efek analgesik yang optimum

pada dosis satu bungkus yaitu dosis 1365 mg/Kg BB.

Dari data persentase penghambatan geliat ketiga peringkat dosis campuran

ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam Jawa (20,7% : 9,3%) yaitu;

1365 mg/Kg BB, 2730 mg/Kg BB, dan 5460 mg/Kg BB, berturut-turut memliki

persentase penghambatan geliat sebesar 6,80%, 22,00%, dan -22,80%. Pada dosis

Page 80: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

59

% penghambatan geliat

% penghambatan geliat

A B

DC

ketiga (5460mg/Kg BB) ditemukan hasil persentase penghambatan geliat bernilai

negatif yang berarti campuran ekstrak rimpang kunyit dan daging buah asam Jawa

pada dosis ketiga tidak dapat menhambat terjadinya geliat tetapi justru memicu

terjadinya geliat. Dari data ketiga peringkat dosis tersebut ternyata kesemuanya

tidak memiliki efek analgesik karena suatu senyawa dikatakan memiliki efek

analgesik jika memiliki % penghambatan ≥ 50% terhadap kelompok kontrol

negatif (Anonim, 1991). Sedangkan persen penghambatan asetosal sebesar

84,40% yang beerarti asetosal memiliki efek analgesik karena %

penghambatannya lebih besar dari pada 50%. Tetapi menurut Vogel (2002), suatu

senyawa dikatakan masih memiliki efek analgesik yang tergolong lemah bila

persentase penghambatan geliatnya kurang dari 70%, jadi dapat dikatakan

menurut Vogel (2002), campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah

asam Jawa (20,7% : 9,3%) pada dosis 1365 mg/Kg BB dan 2730 mg/Kg BB

masih memiliki efek analgesik yang lemah.

0 50 100 0 70 100

Keterangan: A: tidak memiliki efek analgesik (Anonim, 1991) B: memiliki efek analgesik (Anonim, 1991) C: memiliki efek analgesik lemah (Vogel, 2002) D: memiliki efek analgesik kuat (Vogel, 2002)

Gambar 11. Bagan kriteria efek nyeri (Anonim, 1991) dan (Vogel, 2002)

Page 81: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

60

Persentase penghambatan geliat pada dosis 2730 mg/Kg BB sebesar

22,00% dan tidak memiliki efek analgesik karena menunjukkan persentase

penghambatan geliat kurang dari 50% (Anonim, 1991), ini tidak sesuai bila

dibandingkan hasil penelitian ”Daya Analgesik dari Campuran Ekstrak Rimpang

Kunyit dan Ekstrak Daging Buah Asam Jawa dengan Komposisi 20% : 10% dan

Optimasi Komposisi Menggunakan Metode Simplex Lattice Design” (Fadeli,

2008) sebelumnya, yang secara teoritis mengungkapkan bahwa dari hasil prediksi

berdasarkan Simplex Lattice Design, komposisi campuran ekstrak rimpang kunyit

dan ekstrak daging buah asam Jawa 20,7% : 9,3% adalah campuran yang

optimum karena dapat menghasilkan efek analgesik yang ditunjukkan dengan

nilai % penghambatan geliat sebesar 65,91579 % pada dosis 2730 mg/Kg BB.

Penyimpangan ini dapat dikarenakan adanya perbedaan pada proses

pembuatan yaitu pada cara pengentalan ekstark cair rimpang kunyit dan daging

buah asam Jawa, pada penelitian ini ekstrak cair rimpang kunyit dan daging buah

asam Jawa dari ”SM” dikentalkan dengan cara diuapkan di atas waterbath hingga

suhu kurang lebih 65oC kemudian penyimpanannya di dalam lemari es bawah,

sedang berdasarkan Fadeli (2008) ekstrak cair rimpang kunyit dan ekstrak daging

buah asam Jawa dari ”SM” dikentalkan dengan vakum evaporator pada suhu

kurang dari 50oC dan ditambah pengeringan dengan oven dengan suhu dijaga

tidak boleh lebih dari 50oC pula selama beberapa hari tetapi tetap dijaga tidak

hangus kemudian ekstrak kering dalam cawan petri ditutup dengan aluminium foil

dan disimpan di dalam toples berisi silica yang dapat melindungi dari lembab dan

cahaya, sehingga dapat saja kadar zat aktif berkhasiat yang dikandung berbeda.

Page 82: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

61

Ada banyak faktor lain yang mempengaruhi penyimpangan hasil yang

terjadi selain cara ekstraksi, di antaranya bahan baku sendiri yang memang

berbeda karakteristiknya untuk setiap nomor batch yang berbeda, jadi bahan

ekstrak cair rimpang kunyit maupun asam Jawa yang sama-sama diterima dari PT

SM dapat berbeda untuk setiap nomor batchnya. Perlu adanya suatu identifikasi

lebih lanjut kandungan kurkumin secara kualitatif yang dikandung tiap-tiap batch

bahan, sehingga dapat dibandingkan secara benar antara bahan dengan batch yang

berbeda dan kandungan zat aktif kurkumin yang berbeda pula.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada dosis 1365 mg/Kg

BB campuran ekstrak rimpang kunyit dan asam Jawa komposisi 20,7% : 9,3%,

yang merupakan dosis 1 bungkus jamu kunyit asam instan ”SM”, tidak

menunjukkan efek analgesik, karena menunjukkan % daya penghambatan geliat

kurang dari 50% (Anonim, 1991), yaitu sebesar 6,80 %, begitu pula hasil yang

ditunjukkan pada dosis 2730 mg/Kg BB dan 5460 mg/Kg BB. Tetapi menurut

Vogel (2002), ekstrak rimpang kunyit dan asam Jawa komposisi 20,7% : 9,3%,

pada dosis 1365 dan 2730 mg/Kg BB memiliki efek analgesik yang lemah karena

menunjukkan menunjukkan % daya penghambatan geliat kurang dari 70%.

B. Daya Analgesik Campuran Ekstrak Rimpang Kunyit dan Daging

Buah Asam Jawa dengan Komposisi 20,7% : 9,3%

Pada tabel I terlihat bahwa daya analgesik campuran ekstrak rimpang

kunyit dan ekstrak daging buah asam Jawa dibandingkan dengan asetosal sebagai

kontrol positif pada ketiga peringkat dosis 1365 mg/Kg BB, 2730 mg/Kg BB, dan

5460 mg/Kg BB berturut-turut adalah -91,94% -73,93% -127,01%. Persentase

Page 83: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

62

daya analgesik untuk ketiga peringkat dosis berbeda bermakna dibandingkan

dengan asetosal. Hal ini menunjukkan bahwa campuran ekstrak rimpang kunyit

dan ekstrak daging buah asam Jawa pada ketiga peringkat dosis tidak memiliki

daya analgesik bila dibandingkan dengan kontrol positif asetosal.

Rata-rata % penghambatan geliat terhadap kontrol positif pada kelompok

dapat pula berupa diagram batang (gambar 12) yang menggambarkan bahwa

kelompok aquadest (kontrol negatif) dan 3 kelompok peringkat dosis lain tidak

memiliki daya analgesik dibanding dengan kontrol positif asetosal dosis 91

mg/Kg BB karena persentase penghambatan geliatnya terhadap kontrol positif

berbeda bermakna.

Gambar 12. Diagram batang rata-rata % penghambatan geliat terhadap

kontrol positif pada kelompok perlakuan Keterangan : ppptkn : persentase penghambatan geliat terhadap kontrol

negatif aquadest : kontrol negatif (Aquadest 25 g/Kg BB) asetosal 91 mg/Kg BB : kontrol positif (Asetosal 91 mg/Kg BB) dosis CEKA 1365 mg/Kg BB : Campuran Ekstrak rimpang Kunyit dan daging

buah Asam Jawa (20,7% : 9,3%) 1365 mg/Kg BB dosis CEKA 2730 mg/Kg BB : Campuran Ekstrak rimpang Kunyit dan daging

buah Asam Jawa (20,7% : 9,3%) 2730 mg/Kg BB dosis CEKA 5460 mg/Kg BB : Campuran Ekstrak rimpang Kunyit dan daging

buah Asam Jawa (20,7% : 9,3%) 5460 mg/Kg BB

Page 84: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

63

C. Identifikasi Senyawa Kurkumin dalam Ekstrak Rimpang Kunyit

dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Untuk memastikan apakah di dalam ekstrak kering rimpang kunyit masih

mengandung senyawa aktif kurkumin, peneliti kemudian melanjutkan

indentifikasi secara kualitatif senyawa kurkumin pada ekstrak kering rimpang

kunyit dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT).

Hasil bercak dari Kromatografi Lapis Tipis (KLT) kurkumin di bawah

sinar UV 365 terlihat pada gambar 13 berikut.

Gambar 13. bercak kurkumin di bawah sinar UV 365 dengan fase gerak kloroform : etanol : asam asetat (95:4:1 v/v) dan fase diam silica gel GF 254

Page 85: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

64

Berikut tabel yang menunjukkan hasil KLT ekstrak kering rimpang kunyit

beserta warna yang tampak di bawah sinar UV 254 dan 365;

Tabel IV. Hasil pengembangan KLT ekstrak kering rimpang kunyit dan warna yang tampak di bawah sinar UV 254 dan 365

Rf

Warna yang tampak Replikasi 1

(totolan kanan)

Replikasi 2

(totolan kiri) UV 254 UV 365

Rf 1 = 0,55 Rf 1 = 0,55 Kuning terang kehijauan

Kuning terang kehijauan

Rf 2 = 0,35 Rf 2 = 0,35 Kuning terang kehijauan

Kuning terang kehijauan

Rf 3 = 0,23 Rf 3 = 0,22 Kuning terang kehijauan

Kuning terang kehijauan

Dari hasil bercak pengembangan ekstrak temulawak (Curcuma

xanthorrhiza) dan ekstrak kunyit (Curcuma longa) pada fase gerak kloroform :

etanol : asam asetat (95:4:1 v/v) diperoleh hasil bercak dengan fluorescent kuning

terang yang tampak di bawah sinar UV 365. Pada ekstrak temulawak tampak

kandungan utamanya yaitu kurkumin pada Rf 0,6 dan juga mengandung

demetoksikurkumin pada Rf 0,5. Sedangkan pada ekstrak kunyit selain

mengandung kurkumin pada Rf 0,6, demetoksikurkumin pada Rf 0,5 juga

mengandung bisdemetoksikurkumin pada Rf sekitar 0,38 (Wagner, 1984).

Page 86: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

65

A B

C

Gambar 14. Hasil kromatogram KLT dari Kunyit (Curcuma longa) dan Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) pada fase gerak kloroform : etanol :

asam asetat (95:4:1 v/v) dan di bawah sinar UV 365 (Wagner, 1984) Keterangan: 5 : hasil bercak dari Kunyit 6 : hasil bercak dari Temulawak T2 : standard kurkumin T3 : standard bisdemetoksikurkumin A : kurkumin B : demetoksikurkumin C : bisdemetoksikurkumin

Dari hasil KLT peneliti diperoleh 3 bercak yang dapat diduga sebagai

bercak kukumin (paling atas), diikuti demetoksikurkumin (tengah) dan

bisdemetoksikurkumin (paling bawah). Dapat dikatakan bahwa identifikasi ini

dapat digunakan sebagai identifikasi bahwa serbuk kering tersebut merupakan

serbuk kunyit (Curcuma longa), karena bercak yang ditunjukkan ada 3 bercak

sesuai literatur (Wagner, 1984). Rf dari senyawa yang diduga merupakan

kurkumin berturut-turut adalah 0,55, 0,35, dan 0,23 pada replikasi pertama atau

Page 87: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

66

totolan sebelah kanan, dan 0,55, 0,35, dan 0,22 pada replikasi kedua atau totolan

sebelah kiri. Nilai Rf standar kurkumin dari literatur Wagner, (1984) menunjukkan

nilai 0,6 dengan sistem KLT (terdiri dari fase gerak kloroform : etanol : asam

asetat (95:4:1 v/v) dan fase diam silica gel GF 254) yang sama. Senyawa dengan

Rf 0,55 dapat diduga sebagai senyawa kurkumin, karena nilai Rf yang hampir

sama dalam KLT dapat menunjukkan senyawa dengan kepolaran yang sama.

Sedangkan warna bercak yang ditunjukkan dari fluorescent pada sinar UV 365

juga menunjukkan warna kuning terang sama seperti pada literatur. Jadi dapat

dikatakan ekstrak kering rimpang kunyit masih mengandung senyawa kurkumin

secara kualitatif.

Page 88: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa;

1. Efek analgesik yang dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif dari

campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam Jawa

dengan komposisi 20,7%: 9,3% pada dosis terapi 1365 mg/Kg BB sebesar

6,80 %, pada dosis 2730 mg/Kg BB sebesar 22,00%, dan pada dosis 5460

mg/Kg BB sebesar -22,80%. Dari ketiga peringkat dosis 1365 mg/Kg BB,

2730 mg/Kg BB, dan 5460 mg/Kg BB campuran ekstrak rimpang kunyit

dan ekstrak daging buah asam Jawa dengan komposisi 20,7% : 9,3% tidak

ada yang memiliki efek analgesik kerena persentase penghambatan

geliatnya kurang dari 50% (Anonim, 1991), tetapi dapat disebut memiliki

efek analgesik lemah menurut Vogel (2002).

2. Daya analgesik dari campuran ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging

buah asam Jawa dengan komposisi 20,7% : 9,3% pada dosis terapi 1365

mg/Kg BB sebesar -91,94%, pada dosis 2730 mg/Kg BB sebesar -73,93%,

dan pada dosis 5460 mg/Kg BB sebesar -127,01% dari ketiga peringkat

dosis tidak ada yang menunjukkan daya analgesik dibandingkan dengan

asetosal sebagai kontrol positif.

Page 89: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

68

B. Saran

Dari kesimpulan penelitian ini, kemudian perlu disarankan dilakukannya

modifikasi cara pengentalan ekstrak cair rimpang kunyit dan daging buah asam

Jawa dan identifikasi lebih lanjut kandungan kurkumin secara kuantitatif pada

penelitian selanjutnya sehingga diketahui berapa kandungan kurkumin yang

optimal yang dapat menimbulkan efek analgesik.

Page 90: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

69

DAFTAR PUSTAKA

Annies, 2000, Turmeric (Curcuma longa L.), http://www.anniesremedy.com, diakses pada tanggal 21 Desember 2009

Anonim, 1989, Materi Medika Indonesia, Jilid V, 528, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 1991, Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Uji

Klinik, Kelompok Kerja Ilmiah Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica, Jakarta

Anonim, 1995a, Farmakope IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

Jakarta Anonim, 1995b, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

0584/MENKES/SK/VI/1995 tentang Sentra Pengembangan dan Penerapan pengobatan Tradisional, Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Anonim, 2000a, KUNYIT (Curcumae domestica Val.), http://www.asiamaya.com,

diakses pada tanggal 21 Desember 2009 Anonim, 2000b, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Cetakan

Pertama, 5-6, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,Direktorat Jenderal POM, Direktorat Pengawasan Obat Tradisional, Jakarta

Anonim, 2005a, Asam Jawa, http://www.iptek.net.id, diakses pada tanggal 21

Desember 2009 Anonim, 2005b, Kunyit, http://www.iptek.net.id, diakses pada tanggal 21

Desember 2009 Anonim, 2007a, Keputusan Menteri kesehatan republik Indonesia

No.381/menes/SK/III/2007 tentang Kebijakan Obat Tradisional Nasional, Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Anonim, 2007b, Tamarindus indica – Tamarind, http://www.tropilab.com,

diakses pada tanggal 21 Desember 2009 Anonim, 2008, Tanaman Obat - Kunyit, http://www.tanamanobat.com, diakses

pada tanggal 21 Desember 2009 Bengmark, S., 2006, The Effect of Curcumin (Active Substance of Turmeric) on

the Acetic-Acid Induced Visceral Nociception in Rats, 314, Pakistan Journal of Biological Science

Page 91: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

70

Bone, K. dan Mills, S., 2000, Principles and Practice of Phytotherapy, 569, 571,

Churchill Livingstone, New York Bruice, P.Y., 1998, Organic Chemistry, second edition, 1039-1045, Prentice Hall

Inc, New Jersey Cashman, 2008, BMC Neuroscience, http://www.biomedcentral.com, diakses

pada tanggal 21 Desember 2009 Chainani-wu, 2003, Safety and Anti-Inflammatory Activity of Curcumin: A

Component of Tumeric (Curcuma longa), http://www.liebertonline.com, diakses pada tanggal 21 Desember 2009

Dollery, C., 1999, Therapeutic Drugs, 2nd Edition, A216-A218, Churchill

Livinstone,London Erlinda, E., 2005, Optimasi Penetapan Kadar Parasetamol Tercampur Kunyit

Asam dalam Plasma Darah secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Aplikasi Metode Panjang Gelombang Berganda, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Fadeli,Y., 2008, Daya Analgesik dari Campuran Ekstrak Rimpang Kunyit dan

Ekstrak Daging Buah Asam Jawa dengan Komposisi 20% : 10% dan Optimasi Komposisi Menggunakan Metode Simplex Lattice Design, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Govindarajan, V. S., 1980, Turmeric-Chemistry, 199-301, Technology and

Quality, CRC Crit. ReV. Food Sci. Nutr. 12 Katzung, B. G., 2001, Farmakologi Dasar dan Klinik, diterjemahkan oleh Sjabana

D., 545, Salemba Medika, Jakarta Lacy, C.F., Armstrong, L.L., Goldman, M.P., and Lance, L.L., 2006, Drug

Information Handbook, 14th Ed., 128-130, Lexicomp, Inc., USA Tierney Maguire, I., 2008, Tamarind, http://creativehousefl.com ,diakses pada tanggal 21

Desember 2009 Majeed, 1995, Curcuminoids Antioxidant Phytonutrients, 9, 24, 33-63, 67,

Nutrisciecs Publisher Inc, New Jersey Mutschler, E, 1986, Arzneimittewwirkungen, diterjemahkan oleh Widianto, M.B.

dan Ranti, A.S., dalam Dinamika Obat, edisi IV, 177-183, 193-197, Penerbit ITB, Bandung

Page 92: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

71

Mutschler, E., dan Derrendorf, H., 1995, Drug Action, 149-165, CRC Press, Stuttgart

Potter, 2005, Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik, 1502-1533, EGC, Jakarta

Puspitasari, A., 2007, Optimasi Ekstraksi bahan Alam, materi pada Pelatihan Ekstraksi dan Analisis Herbal, Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu, Universitas Gadjah Mada, 28–29 November 2007, Yogyakarta

Putra, A.D.K., 2004, Daya Analgesik Air Perasan Umbi Wortel (Daucus carota

L.) pada Mencit Putih Betina, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Rahmawati, I. k., 2009, Uji daya Analgesik Jamu Kunyit Asam Instan dan jamu

Kunyit Asam Ramuan Segar Pada Mencit Putih Betina, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Rang, H.P., Dale M.M., Ritter J.M.,and Moore P.K., 2003, Pharmacology, 5th

Edition, 562-572, Churchill Livingstone, London Roach, S. S., 2004, Introductory Clinical Pharmacology, 7th Edition, 150,

Lippincott Williams & Wilkins, New York Soedibyo, M., 1998, Alam Sumber Kesehatan-Manfaat dan Kegunaan, 230-231,

Balai Pustaka, Jakarta Stankovic, I., 2004, Curcumin: Chemical And Technical Assessment (CTA), 4-5,

http://ftp.fao.org/es/esn/jecfa/cta/CTA_61_Curcumin.pdf, diakses pada tanggal 21 Desember 2009

Tamsuri, A., 2007. Konsep dan penatalaksanaan nyeri, 1-63, EGC, Jakarta

Turner, R.A., 1965, Screening Methods in Pharmacology, 100–117, Academic Press, New York

Vogel, H.G., 2002, Drug Discovery and Evaluation, 716, Springer-Verlag, Berlin-

Heidelberg Wagner, H., Bladt, S., Zgainski, E.M., 1984, Plant Drug Analysis: A Thin Layer

Chromatography Atlas, 314-315, Springer-Verlag, Berlin-Heidelberg-New York-Tokyo

Page 93: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

72

LAMPIRAN

Page 94: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

73

Lampiran I. Surat Keterangan Pemakaian Hewan Uji Mencit Galur Swiss

Page 95: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

74

Lampiran II. Dokumentasi

Ekstrak kering rimpang kunyit hasil pengeringan dengan sistem waterbath

Ektrak kering rimpang kunyit hasil pengeringan dengan evaporator dan oven

Page 96: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

75

Ekstrak kental daging buah asam Jawa

Larutan campuran ekstrak rimpang kunyit dan daging buah asam Jawa komposisi 20,7% : 9,3% yang dilarutkan dalam aquadest

Page 97: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

76

Mencit tidak menggeliat

Geliat mencit yang diamati

Larutan campuran ekstrak kunyit asam yang dilarutkan dalam metanol

Page 98: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

77

Proses pengembangan larutan ekstrak kunyit asam dalam metanol dengan fase gerak kloroform : etanol : asam asetat (95:4:1 v/v)

Hasil bercak larutan ekstrak kunyit asam

Page 99: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

78

Lampiran III. Jumlah geliat hewan uji setelah pemberian asam asetat pada kelompok perlakuan campuran ekstrak kunyit

asam komposisi 20, 7% : 9,3% dan hasil analisisnya

Waktu (menit)

Aquadest Asetosal Dosis I (1365 mg/Kg BB) I II III IV V VI I II III IV V VI I II III IV V VI

0-5 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 4 0 0 5-10 1 10 5 3 10 3 0 2 0 0 0 0 15 16 12 7 2 8 10-15 0 7 8 8 9 3 0 4 1 3 0 0 10 13 5 3 5 8 15-20 8 0 4 8 7 5 1 0 0 6 2 0 10 7 0 5 6 5 20-25 2 1 5 5 7 6 1 0 0 1 0 2 4 5 0 6 4 3 25-30 5 1 3 6 7 7 0 0 0 2 1 0 9 0 0 2 6 2 30-35 7 3 1 0 0 5 0 0 0 0 1 1 1 2 1 1 2 2 35-40 7 6 2 3 2 3 0 2 0 0 0 0 1 6 0 3 1 2 40-45 2 4 4 2 3 2 0 0 0 0 1 0 4 1 0 2 1 1 45-50 4 1 1 0 2 2 0 1 0 0 1 0 0 0 0 2 3 0 50-55 4 4 2 1 1 2 0 2 0 0 1 0 1 3 0 2 2 1 55-60 0 5 4 0 0 5 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 2 1

TOTAL 40 43 39 36 49 43 2 12 2 13 7 3 55 53 21 38 34 32

Page 100: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

79

Waktu (menit)

Dosis II (2730 mg/Kg BB) Dosis III (5460 mg/Kg BB) I II III IV V VI I II III IV V VI

0-5 0 0 2 0 1 2 4 2 1 2 0 1 5-10 13 5 17 9 4 8 22 6 4 4 12 4 10-15 11 10 8 4 8 4 13 10 6 7 15 6 15-20 6 8 6 0 10 0 6 6 7 8 18 10 20-25 2 4 5 0 1 0 1 4 5 5 12 2 25-30 2 1 2 1 4 1 1 0 7 4 5 5 30-35 0 3 0 1 2 2 6 2 2 3 6 3 35-40 2 3 0 0 1 2 0 2 3 6 8 0 40-45 0 1 1 0 0 0 1 1 2 0 0 5 45-50 1 1 1 0 3 1 2 2 4 0 5 3 50-55 2 0 1 2 0 0 0 1 0 1 2 6 55-60 3 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 2

TOTAL 42 37 44 18 34 20 56 37 42 41 84 47

Page 101: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

80

Hasil statistik jumlah geliat NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

geliat

N 30

Normal Parametersa,,b Mean 34.1333

Std. Deviation 18.57461

Most Extreme Differences Absolute .164

Positive .098

Negative -.164

Kolmogorov-Smirnov Z .897

Asymp. Sig. (2-tailed) .397

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Means

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

geliat * kelompok 30 83.3% 6 16.7% 36 100.0%

Page 102: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

81

Report

Geliat

kelompok Mean N Std. Deviation

aquadest 41.6667 6 4.45720

asetosal 91 mg/Kg BB 6.5000 6 5.00999

dosis CEKA 1365 mg/Kg

BB

38.8333 6 13.04479

dosis CEKA 2730 mg/Kg

BB

32.5000 6 11.05893

dosis CEKA 5460 mg/Kg

BB

51.1667 6 17.35992

Total 34.1333 30 18.57461

Oneway

ANOVA

Geliat

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 6811.467 4 1702.867 13.329 .000

Within Groups 3194.000 25 127.760

Total 10005.467 29

Page 103: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

82

Multiple Comparisons

geliat

Scheffe

(I)

kelompok (J) kelompok

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

aquadest asetosal 91 mg/Kg BB 35.16667* 6.52585 .001 13.4886 56.8447

dosis CEKA 1365 mg/Kg

BB

2.83333 6.52585 .996 -18.8447 24.5114

dosis CEKA 2730 mg/Kg

BB

9.16667 6.52585 .741 -12.5114 30.8447

dosis CEKA 5460 mg/Kg

BB

-9.50000 6.52585 .715 -31.1780 12.1780

asetosal

91 mg/Kg

BB

Aquadest -35.16667* 6.52585 .001 -56.8447 -13.4886

dosis CEKA 1365 mg/Kg

BB

-32.33333* 6.52585 .001 -54.0114 -10.6553

dosis CEKA 2730 mg/Kg

BB

-26.00000* 6.52585 .013 -47.6780 -4.3220

dosis CEKA 5460 mg/Kg

BB

-44.66667* 6.52585 .000 -66.3447 -22.9886

dosis

CEKA

1365

mg/Kg BB

Aquadest -2.83333 6.52585 .996 -24.5114 18.8447

asetosal 91 mg/Kg BB 32.33333* 6.52585 .001 10.6553 54.0114

dosis CEKA 2730 mg/Kg

BB

6.33333 6.52585 .916 -15.3447 28.0114

dosis CEKA 5460 mg/Kg

BB

-12.33333 6.52585 .483 -34.0114 9.3447

dosis

CEKA

2730

mg/Kg BB

Aquadest -9.16667 6.52585 .741 -30.8447 12.5114

asetosal 91 mg/Kg BB 26.00000* 6.52585 .013 4.3220 47.6780

dosis CEKA 1365 mg/Kg

BB

-6.33333 6.52585 .916 -28.0114 15.3447

dosis CEKA 5460 mg/Kg

BB

-18.66667 6.52585 .119 -40.3447 3.0114

dosis

CEKA

Aquadest 9.50000 6.52585 .715 -12.1780 31.1780

asetosal 91 mg/Kg BB 44.66667* 6.52585 .000 22.9886 66.3447

Page 104: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

83

Homogeneous Subsets

geliat

Scheffea

Kelompok N

Subset for alpha = 0.05

1 2

asetosal 91 mg/Kg BB 6 6.5000

dosis CEKA 2730 mg/Kg BB 6 32.5000

dosis CEKA 1365 mg/Kg BB 6 38.8333

Aquadest 6 41.6667

dosis CEKA 5460 mg/Kg BB 6 51.1667

Sig. 1.000 .119

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000.

5460

mg/Kg BB

dosis CEKA 1365 mg/Kg

BB

12.33333 6.52585 .483 -9.3447 34.0114

dosis CEKA 2730 mg/Kg

BB

18.66667 6.52585 .119 -3.0114 40.3447

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 105: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

84

Lampiran IV. Data % penghambatan terhadap kontrol negatif dan hasil analisis statistiknya pada perlakuan campuran ekstrak kunyit asam komposisi 20, 7% : 9,3%

REPLIKASI KELOMPOK PERLAKUAN

Aquadest Asetosal Dosis I (1365 mg/Kg BB)

Dosis II (2730 mg/Kg BB) Dosis III (5460 mg/Kg BB)

I 4,00 95,20 -32,00 -0,80 -34,40

II -3,20 95,20 -27,20 11,20 11,20

III 6,40 71,20 49,60 -5,60 -0.80

IV 13,60 68,80 8,80 56,80 1,60

V -17,60 83,20 18,40 18,40 -101,60

VI -3,20 92,80 23,20 52,00 -12,80

X+ SD 0,00 + 10,70 84,40 + 12,02 6,80 + 31,31 22,00 + 26,54 -22,80 + 41,66

Page 106: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

85

Hasil statistik persentase penghambatan geliat terhadap kontrol negatif NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

ppgtkn

N 30

Normal Parametersa,,b Mean 18.0810

Std. Deviation 44.57869

Most Extreme Differences Absolute .164

Positive .164

Negative -.098

Kolmogorov-Smirnov Z .897

Asymp. Sig. (2-tailed) .397

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Means

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

ppgtkn * kelompok 30 83.3% 6 16.7% 36 100.0%

Report

Ppgtkn

kelompok Mean N Std. Deviation

aquadest .0019 6 10.69766

asetosal 91 mg/Kg BB 84.4003 6 12.02354

dosis CEKA 1365 mg/Kg BB 6.8008 6 31.30723

dosis CEKA 2730 mg/Kg BB 22.0007 6 26.54095

dosis CEKA 5460 mg/Kg BB -22.7990 6 41.66380

Total 18.0810 30 44.57869

Page 107: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

86

Oneway ANOVA

ppgtkn

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 39233.322 4 9808.330 13.329 .000

Within Groups 18397.212 25 735.888

Total 57630.534 29

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

ppgtkn

Scheffe

(I) kelompok (J) kelompok

Mean

Difference (I-

J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

aquadest asetosal 91 mg/Kg BB -84.39840* 15.66193 .001 -136.4254 -32.3714

dosis CEKA 1365 mg/Kg

BB

-6.79890 15.66193 .996 -58.8259 45.2281

dosis CEKA 2730 mg/Kg

BB

-21.99873 15.66193 .741 -74.0257 30.0282

dosis CEKA 5460 mg/Kg

BB

22.80093 15.66193 .715 -29.2260 74.8279

asetosal 91 mg/Kg BB aquadest 84.39840* 15.66193 .001 32.3714 136.4254

dosis CEKA 1365 mg/Kg

BB

77.59950* 15.66193 .001 25.5725 129.6265

dosis CEKA 2730 mg/Kg

BB

62.39967* 15.66193 .013 10.3727 114.4266

dosis CEKA 5460 mg/Kg

BB

107.19933* 15.66193 .000 55.1724 159.2263

Page 108: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

87

dosis CEKA 1365 mg/Kg

BB

aquadest 6.79890 15.66193 .996 -45.2281 58.8259

asetosal 91 mg/Kg BB -77.59950* 15.66193 .001 -129.6265 -25.5725

dosis CEKA 2730 mg/Kg

BB

-15.19983 15.66193 .916 -67.2268 36.8271

dosis CEKA 5460 mg/Kg

BB

29.59983 15.66193 .483 -22.4271 81.6268

dosis CEKA 2730 mg/Kg

BB

aquadest 21.99873 15.66193 .741 -30.0282 74.0257

asetosal 91 mg/Kg BB -62.39967* 15.66193 .013 -114.4266 -10.3727

dosis CEKA 1365 mg/Kg

BB

15.19983 15.66193 .916 -36.8271 67.2268

dosis CEKA 5460 mg/Kg

BB

44.79967 15.66193 .119 -7.2273 96.8266

dosis CEKA 5460 mg/Kg

BB

aquadest -22.80093 15.66193 .715 -74.8279 29.2260

asetosal 91 mg/Kg BB -107.19933* 15.66193 .000 -159.2263 -55.1724

dosis CEKA 1365 mg/Kg

BB

-29.59983 15.66193 .483 -81.6268 22.4271

dosis CEKA 2730 mg/Kg

BB

-44.79967 15.66193 .119 -96.8266 7.2273

Page 109: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

88

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets

ppgtkn

Scheffea

kelompok N

Subset for alpha = 0.05

1 2

dosis CEKA 5460 mg/Kg BB 6 -22.7990

aquadest 6 .0019

dosis CEKA 1365 mg/Kg BB 6 6.8008

dosis CEKA 2730 mg/Kg BB 6 22.0007

asetosal 91 mg/Kg BB 6 84.4003

Sig. .119 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000.

Page 110: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

89

Lampiran V. Data % penghambatan terhadap kontrol positif dan hasil analisis statistiknya pada perlakuan campuran ekstrak kunyit asam komposisi 20, 7% : 9,3%

REPLIKASI KELOMPOK PERLAKUAN

Aquadest Asetosal Dosis I (1365 mg/Kg BB)

Dosis II (2730 mg/Kg BB) Dosis III (5460 mg/Kg BB)

I -95,25 12,80 -137,91 -100,95 -140,76

II -103,79 12,80 -132,23 -86,73 -86,73

III -92,42 -15,64 -41,23 -106,63 -100,95

IV -83,88 -18,48 -89,57 -32,70 -98,10

V -120,85 -1,42 -78,20 -78,20 -220,38

VI -103,79 9,95 -72,51 -38,39 -115,16

X+ SD -100,00 + 12,68 0,00 + 14,25 -91,94 + 37,09 -73,93 + 31,45 -127,01 + 49,36

Page 111: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

90

Hasil statistik persentase penghambatan geliat terhadap kontrol positif NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

ppgtkp

N 30

Normal Parametersa,,b Mean -78.5771

Std. Deviation 52.81837

Most Extreme Differences Absolute .164

Positive .164

Negative -.098

Kolmogorov-Smirnov Z .897

Asymp. Sig. (2-tailed) .397

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Means

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

ppgtkp * kelompok 30 83.3% 6 16.7% 36 100.0%

Page 112: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

91

Report

Ppgtkp

kelompok Mean N Std. Deviation

aquadest -99.9977 6 12.67496

asetosal 91 mg/Kg BB .0005 6 14.24568

dosis CEKA 1365 mg/Kg BB -91.9420 6 37.09371

dosis CEKA 2730 mg/Kg BB -73.9330 6 31.44676

dosis CEKA 5460 mg/Kg BB -127.0132 6 49.36460

Total -78.5771 30 52.81837

Oneway

ANOVA

Ppgtkp

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 55077.124 4 13769.281 13.329 .000

Within Groups 25826.499 25 1033.060

Total 80903.623 29

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

ppgtkp

Scheffe

(I) kelompok (J) kelompok

Mean

Difference (I-

J) Std. Error Sig.

95% Confidence

Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

aquadest asetosal 91 mg/Kg BB -99.99817* 18.55676 .001 -161.6414 -38.3550

dosis CEKA 1365 mg/Kg BB -8.05567 18.55676 .996 -69.6989 53.5875

dosis CEKA 2730 mg/Kg BB -26.06467 18.55676 .741 -87.7079 35.5785

Page 113: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

92

dosis CEKA 5460 mg/Kg BB 27.01550 18.55676 .715 -34.6277 88.6587

asetosal 91 mg/Kg

BB

aquadest 99.99817* 18.55676 .001 38.3550 161.6414

dosis CEKA 1365 mg/Kg BB 91.94250* 18.55676 .001 30.2993 153.5857

dosis CEKA 2730 mg/Kg BB 73.93350* 18.55676 .013 12.2903 135.5767

dosis CEKA 5460 mg/Kg BB 127.01367* 18.55676 .000 65.3705 188.6569

dosis CEKA 1365

mg/Kg BB

aquadest 8.05567 18.55676 .996 -53.5875 69.6989

asetosal 91 mg/Kg BB -91.94250* 18.55676 .001 -153.5857 -30.2993

dosis CEKA 2730 mg/Kg BB -18.00900 18.55676 .916 -79.6522 43.6342

dosis CEKA 5460 mg/Kg BB 35.07117 18.55676 .483 -26.5720 96.7144

dosis CEKA 2730

mg/Kg BB

aquadest 26.06467 18.55676 .741 -35.5785 87.7079

asetosal 91 mg/Kg BB -73.93350* 18.55676 .013 -135.5767 -12.2903

dosis CEKA 1365 mg/Kg BB 18.00900 18.55676 .916 -43.6342 79.6522

dosis CEKA 5460 mg/Kg BB 53.08017 18.55676 .119 -8.5630 114.7234

dosis CEKA 5460

mg/Kg BB

aquadest -27.01550 18.55676 .715 -88.6587 34.6277

asetosal 91 mg/Kg BB -127.01367* 18.55676 .000 -188.6569 -65.3705

dosis CEKA 1365 mg/Kg BB -35.07117 18.55676 .483 -96.7144 26.5720

dosis CEKA 2730 mg/Kg BB -53.08017 18.55676 .119 -114.7234 8.5630

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets

Ppgtkp

Scheffea

kelompok N

Subset for alpha = 0.05

1 2

dosis CEKA 5460 mg/Kg BB 6 -127.0132

aquadest 6 -99.9977

dosis CEKA 1365 mg/Kg BB 6 -91.9420

dosis CEKA 2730 mg/Kg BB 6 -73.9330

asetosal 91 mg/Kg BB 6 .0005

Sig. .119 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Page 114: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

93

Ppgtkp

Scheffea

kelompok N

Subset for alpha = 0.05

1 2

dosis CEKA 5460 mg/Kg BB 6 -127.0132

aquadest 6 -99.9977

dosis CEKA 1365 mg/Kg BB 6 -91.9420

dosis CEKA 2730 mg/Kg BB 6 -73.9330

asetosal 91 mg/Kg BB 6 .0005

Sig. .119 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000.

Page 115: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

94

Lampiran VI. Perhitungan Persamaan Simplex Lattice Design

Keterangan :

A = komposisi ekstrak rimpang Kunyit

B = komposisi ekstrak daging buah asam Jawa

Y = respon (daya penghambatan) Kunyit-Asam

Y untuk 100 % A = 59,69 %

Y untuk 100 % B = 34,73 %

Y untuk 50% A : 50 % B = 63,53 %

1. F1 : 100 % A

A = 1

B = 0

Y = a (A) +b (B) + ab (A) (B)

59,69 = a (1) + b (0) + ab (1) (0)

a = 59,69

Page 116: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

95

2. F5 : 100 % B

A = 0

B = 1

Y = a (A) +b (B) + ab (A) (B)

34,73= a (0) + b (1) + ab (0) (1)

b = 34,73

3. F3 : 50 % A dan 50 % B

A = 0,5

B = 0,5

Y = a (A) + b (B) + ab (A)

63,53 = 59,69 x (0,5) + 34,73 x (0,5) + ab (0,5) (0,5)

63,53 = 29,8 45 + 17,365 + ab (0,25)

63,53 = 47,21 + ab (0,25)

16,32 = ab (0,25)

ab = 65,28

Jadi persamaan SLD :

Y = 59,69 (A) + 34,73 (B) + 65,28 (A) (B)

Page 117: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

96

Berdasarkan persamaan SLD yang didapat, perhitungan respon untuk formula :

1 F2 : 75 % A dan 25 % B

A= 0,75

B= 0,25

Y = 59,69 (A) + 34,73 (B) + 65,28 (A) (B)

Y = 59,69 x (0,75) + 34,73 x (0,25) + 65,28 (0,75) (0,25)

Y = = 44,77 + 8,68 + 12,24

Y = 65,69 %

Menurut percobaan = 71,90%

2. F4 : 25 % A dan 75 % B

A = 0,25

B = 0,75

Y = 59,69 (A) + 34,73 (B) + 65,28 (A) (B)

Y = 59,69 x (0,25) + 34,73 x (0,75) + 65,28 (0,25) (0,75)

Y = 14,92 + 26,05 + 12,24

Y = 53,21 %

Menurut percobaan : 41,19 %

Page 118: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

97

Lampiran VII. Data respon persentase penghambatan geliat untuk mencari

komposisi optimum ekstrak kunyit : asam

Page 119: EFEK DAN DAYA ANALGESIK DARI CAMPURAN EKSTRAK … · PADA MENCIT BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi

98

BIOGRAFI PENULIS

Penulis lahir pada tanggal 9 September 1987 di

Yogyakarta. Lahir dari Ayah bernama Simon

Tanujaya dan Ibu bernama Sandra Ratna Dewi,

memiliki dua saudara laki-laki. Penulis telah

menyelesaikan masa studinya di TK Tarakanita pada

tahun 1992 sampai tahun 1993, SD Tarakanita

Yogyakarta pada tahun 1993 sampai dengan tahun

1999, SLTP Stella Duce 1 Yogyakarta pada tahun 1999 sampai dengan tahun

2002, kemudian penulis melanjutkan sekolah di SMA Bopkri Satu Yogyakarta

pada tahun 2002 sampai dengan 2005 dan kuliah di Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2006 sampai tahun 2010

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif sebagai asisten Praktikum

Farmakognosi Fitokimia 1 dan 2 (2008/2009), asisten Farmakologi Dasar,

Mikrobiologi (2008/2009) dan Toksikologi Dasar (2009/2010). Penulis juga aktif

dalam berbagai kegiatan kepanitiaan, dan dalam kegiatan sosial di Pos Kesehatan

Kotabaru.