Edisi Desember 2014 - permatabank.com · transportasi yang tumbuh 4,29%mom didorong oleh biaya ......

4
erkembangan Ekonomi Indonesia nflasi Didorong oleh Kenaikan Harga BBM flasi November 2014 mencapai 1,50%mom, meningkat dari 0,47%mom ada bulan sebelumnya. Peningkatan inflasi terutama bersumber dari naiknya flasi kelompok harga diatur pemerintah dan inflasi harga pangan. Secara hunan, inflasi pada November mencapai 6,23%yoy. flasi harga diatur pemerintah meningkat terutama didorong oleh kenaikan arga BBM bersubsidi, tarif angkutan darat dan tarif tenaga listrik (TTL). endorong inflasi pada bulan November antara lain adalah inflasi kelompok ansportasi yang tumbuh 4,29%mom didorong oleh biaya transportasi ejalan dengan kenaikan harga BBM bersubsidi. endorong inflasi lainnya adalah kelompok bahan pangan yang meningkat 15%mom bersumber dari kenaikan harga aneka cabai yang tinggi akibat usim kemarau. Lebih lanjut, kami memperkirakan dampak kenaikan harga BM akan berlangsung secara terkendali dan sementara sekitar tiga bulan, engan puncaknya pada bulan Desember 2014. Inflasi pada akhir tahun 2014 kan berada di kisaran 7%-7,5%. Sementara inflasi tahun 2015 diperkirakan kan kembali normal di kisaran 5%-5,5%. Inflasi November 2014 (%) M-on-M changes Sep-14 Oct-14 Nov-14 Food stuff -0,17 0,25 2,15 Prepared Food 0,51 0,43 0,71 Housing 0,77 1,04 0,49 Clothing -0,17 0,21 -0.08 Medical Care 0,29 0,60 0,43 Education 0,68 0,23 0,08 Transportation -0,24 0,16 4,29 General 0,27 0,47 1,50 Y-on-Y changes Sep-14 Oct-14 Nov-14 Food stuff 4,59 5,19 7,97 Prepared Food 6,53 6,63 6,79 Housing 5,57 6,37 6,18 Clothing 2,32 2,80 2,67 Medical Care 4,74 5,08 5,17 Education 4,21 4,13 4,13 Transportation 2,39 2,25 6,58 General 4,53 4,83 6,23 Source: Bloomberg & PermataBank Economic Research Edisi Desember 2014 * Data per tanggal 1 Desember 2014

Transcript of Edisi Desember 2014 - permatabank.com · transportasi yang tumbuh 4,29%mom didorong oleh biaya ......

Perkembangan Ekonomi Indonesia    Inflasi Didorong oleh Kenaikan Harga BBM    Inflasi November 2014 mencapai 1,50%mom, meningkat dari 0,47%mom pada bulan sebelumnya. Peningkatan inflasi terutama bersumber dari naiknya inflasi kelompok harga diatur pemerintah dan inflasi harga pangan. Secara tahunan, inflasi pada November mencapai 6,23%yoy.    Inflasi harga diatur pemerintah meningkat terutama didorong oleh kenaikan harga BBM bersubsidi, tarif angkutan darat dan tarif tenaga listrik (TTL). Pendorong inflasi pada bulan November antara lain adalah inflasi kelompok transportasi yang tumbuh 4,29%mom didorong oleh biaya transportasi sejalan dengan kenaikan harga BBM bersubsidi.    Pendorong inflasi lainnya adalah kelompok bahan pangan yang meningkat 2,15%mom bersumber dari kenaikan harga aneka cabai yang tinggi akibat musim kemarau. Lebih lanjut, kami memperkirakan dampak kenaikan harga BBM akan berlangsung secara terkendali dan sementara sekitar tiga bulan, dengan puncaknya pada bulan Desember 2014. Inflasi pada akhir tahun 2014 akan berada di kisaran 7%-7,5%. Sementara inflasi tahun 2015 diperkirakan akan kembali normal di kisaran 5%-5,5%.

Inflasi November 2014 (%)   M-on-M changes Sep-14 Oct-14 Nov-14

Foodstuff -0,17 0,25 2,15

Prepared Food 0,51 0,43 0,71

Housing 0,77 1,04 0,49

Clothing -0,17 0,21 -0.08

Medical Care 0,29 0,60 0,43

Education 0,68 0,23 0,08

Transportation -0,24 0,16 4,29

General 0,27 0,47 1,50

Y-on-Y changes

Sep-14 Oct-14 Nov-14

Foodstuff 4,59 5,19 7,97

Prepared Food 6,53 6,63 6,79

Housing 5,57 6,37 6,18

Clothing 2,32 2,80 2,67

Medical Care 4,74 5,08 5,17

Education 4,21 4,13 4,13

Transportation 2,39 2,25 6,58

General 4,53 4,83 6,23 Source: Bloomberg & PermataBank Economic Research

Edisi Desember 2014  * Data per tanggal 1 Desember 2014  

Neraca perdagangan Oktober tercatat surplus    Neraca perdagangan bulan Oktober 2014 mencatat surplus USD 0,02 miliar setelah pada bulan sebelumnya mengalami defisit sebesar USD 0,26 miliar. Kinerja positif tersebut terutama didukung oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang meningkat dari USD 0,77 miliar pada September menjadi USD 1,13 miliar pada Oktober.    Peningkatan surplus neraca nonmigas terutama didukung oleh kenaikan ekspor nonmigas. Peningkatan ekspor nonmigas didorong oleh kenaikan ekspor CPO seiring kenaikan ekspor manufaktur, seperti ekspor produk otomotif, mesin/peralatan listrik, mesin-mesin/pesawat mekanik serta perhiasan/permata. Peningkatan surplus neraca perdagangan tersebut juga dipengaruhi oleh turunnya impor nonmigas, seiring dengan melambatnya permintaan domestik. Impor nonmigas tercatat menurun dari USD 11,89 miliar pada September menjadi USD 11,75 miliar pada Oktober, terutama karena turunnya impor mesin dan peralatan mekanik, mesin dan peralatan listrik, dan kendaraan bermotor dan bagiannya. Perbaikan neraca perdagangan tertahan oleh meningkatnya defisit neraca migas. Defisit neraca migas mengalami peningkatan menjadi sebesar USD 1,11 miliar pada Oktober dari USD 1,03 miliar di September 2014, terutama karena turunnya ekspor minyak mentah. Penurunan ekspor minyak tersebut sejalan dengan menyusutnya lifting minyak nasional di Oktober 2014 menjadi 712 ribu barel per hari dari 895 ribu barel per hari.    Secara keseluruhan, defisit neraca transaksi berjalan diperkirakan akan tercatat defisit 3,1% dari PDB pada keseluruhan tahun 2014 ini.   Kebijakan moneter Bank Indonesia tetap ketat Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI rate tetap di level 7.75% pada bulan Desember karena tingkat suku bunga tersebut masih konsisten untuk memastikan tekanan inflasi jangka pendek pasca kebijakan realokasi subsidi BBM yang ditempuh Pemerintah akan tetap terkendali dan temporer sehingga akan kembali normal di kisaran 5%-5,5% pada 2015. Pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2014 diperkirakan masih melambat    Pertumbuhan ekonomi kuartal III-2014 tercatat 5,01% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2014 sebesar 5,12% (yoy). Untuk tiga kuartal pertama tahun 2014 pertumbuhan ekonomi tercatat 5,11%. Realisasi pertumbuhan PDB ini sejalan dengan perkiraan Bank Indonesia bahwa pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2014 akan cenderung berada dalam batas bawah kisaran 5,1%-5,5%.   Pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2014 diperkirakan masih melambat meskipun akan bertahap membaik di kuartal I-2015. Konsumsi diperkirakan sedikit melambat pada kuartal IV-2014, terutama didorong oleh masih melambatnya konsumsi pemerintah sejalan dengan program penghematan dan melambatnya konsumsi rumah tangga sebagai dampak dari kenaikan inflasi. Konsumsi akan kembali meningkat lebih tinggi pada kuartal I-2015 didorong oleh kenaikan konsumsi Pemerintah seiring dengan membesarnya ruang fiskal. Meningkatnya pertumbuhan konsumsi tersebut akan mendorong kenaikan investasi baik bangunan maupun nonbangunan.

Kinerja Neraca Perdagangan Indonesia

Sumber: Bloomberg & PermataBank Economic Research

Kontributor Inflasi bulan Oktober 2014 (%)

Sumber : Bloomberg & PermataBank Economic Research

BI rate dan Inflasi (%)

Sumber : Bloomberg & PermataBank Economic Research

Berita Ekonomi : Desember 2014

Dari sisi eksternal, meskipun terjadi peningkatan ekspor manufaktur, secara keseluruhan pertumbuhan ekspor masih terbatas akibat masih tertekannya ekspor komoditas sejalan dengan melambatnya permintaan negara negara berkembang. Untuk keseluruhan tahun 2014, pertumbuhan ekonomi diperkirakan mendekati batas bawah kisaran 5,1-5,5%, namun kembali meningkat di kuartal I-2015 dan diperkirakan akan mencapai kisaran 5,4-5,8% pada 2015. Secara keseluruhan tahun 2014, pertumbuhan diperkirakan mencapai kisaran 5,0%-5,1% pada tahun 2014.  

Indonesia’s Real GDP Growth and Share by Expenditure

Sumber : Bloomberg & PermataBank Economic Research

Indonesia’s Real GDP Growth and Share by Industry

Sumber : BPS & PermataBank Economic Research

Macro Economic Indicators

Indicators 2010 2011 2012 2013 2014F 2015F

Inflation (%YoY) 6,96 3,79 4,30 8,38 7,50 5,50 Exchange Rate Eop (Rp/US$) 8.991 9.068 9.670 12.189 12.000 11.900 Current Account (% GDP) 0,70 0,20 -2,74 -3,30 -3,10 -2,80 Fiscal Balance (% GDP) -0,73 -1,14 -1,77 -2,23 -2,20 -1,80 Interest Rate BI Rate (%p.a) 6,50 6,00 5,75 7,50 7,75 8,00 Time Deposit 3 month (%p.a) 7,06 6,81 5,76 7,61 9,40 9,50 Lending rate working capital (%p.a) 12,83 12,18 11,50 12,12 12,80 12,90 Credit Growth (% YoY) 22,80 24,59 23,08 21,60 13,00 16,00 Deposit Growth (% YoY) 18,54 19,07 15,81 13,60 11,00 11,00 NPL Commercial Banks (%) 2,50 2,17 1,87 1,77 2,50 2,30 Car Sales (1000 Units) 765 894 1.116 1.220 1.250 1.250 Car Sales Growth (%) 57,33 16,93 24,84 9,31 1,71 0,00 Motorcycle Sales (1000 Units) 7.373 8.013 7.064 7.745 8.000 8.100 Motorcycle Sales Growth (%) 25,99 8,67 -11,83 9,63 3,29 1,25 Government Capital Exp. (Rp tn) 80,3 117,9 145,1 172,4 160,8 156,5 Unemployment Rate (%) 7,14 6,56 6,14 6,25 6,12 5,93 International Reserve (US$ bn) 96,2 110,1 112,8 99,4 111,0 116,0 GDP Growth (%) 6,22 6,49 6,26 5,78 5,10 5,30 Sumber : PermataBank Economic Research

Berita Ekonomi : Desember 2014

Rupiah cenderung melemah terhadap dollar AS karena rencana normalisasi kebijakan bank sentral AS  

Tren penguatan dolar AS sejalan dengan normalisasi kebijakan bank sentral AS memberikan tekanan pelemahan terhadap hampir semua mata uang dunia, termasuk Rupiah. Pada November 2014, rupiah secara point-to-point terdepresiasi sebesar 0,98% ke level 12.204 per dolar AS, sedangkan secara rata-rata rupiah masih mencatat pelemahan sebesar 0,21%mom ke level 12.167 per dolar AS, sejalan dengan melemahnya hampir semua mata uang dunia. Perbaikan neraca perdagangan dan terkendalinya inflasi pada bukan Oktober 2014 belum mampu mengimbangi kuatnya tekanan terhadap Rupiah dari penguatan dolar AS.  

Tekanan terhadap Rupiah terutama masih dipengaruhi oleh faktor eksternal yang dipicu kekhawatiran terhadap normalisasi kebijakan bank sentral AS. Kekhawatiran tersebut sejalan dengan terus berlanjutnya perbaikan ekonomi di AS, sehingga mendorong permintaan dollar AS dan menopang penguatan Dolar Indeks.

Dari faktor domestik tekanan terhadap rupiah tertahan oleh optimisme terhadap perekonomian ke depan pasca kebijakan reformasi subsidi yang dilakukan oleh Pemerintah. Kenaikan harga BBM bersubsidi oleh pemerintah pada 18 November 2014 dan optimisme terhadap pemerintahan menjadi sentimen positif yang menahan pelemahan rupiah lebih lanjut.

Dalam bulan Desember ini, USD/IDR diperkirakan akan bergerak dengan rentang 12.000-12.500, dengan kecenderungan turun didorong oleh permintaan dollar AS yang meningkat untuk pembayaran hutang luar negeri pemerintah dan pembayaran repatriasi keuntungan perusahaan multinasional.

Sumber : Bloomberg & PermataBank Economic Research

EUR/USD Bank sentral Zona Euro (ECB) tidak merubah kebijakan moneternya pada pertemuan minggu lalu seiring bank sentral menantikan hasil fasilitas pinjaman murah LTRO tahap II yang dilakukan pada hari Kamis. Hasil LTRO yang rendah dapat mendorong ECB untuk bergegas melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut. Presiden ECB Draghi telah mengisyaratkan tidak akan membiarkan inflasi berada di level rendah untuk waktu yang lama. ECB tengah bersiap untuk meluncurkan kebijakan QE secepatnya pada pertemuan Januari demi hindari perekonomian Zona Euro jatuh ke jurang resesi dan deflasi. Outlook kebijakan ECB masih dovish namun investor sepertinya masih harus mencermati kondisi perekonomian zona-euro untuk mengkaji seberapa cepat ECB akan meluncurkan kebijakan QE. EUR/USD diperkirakan akan bergerak di rentang 1.2300-1.2450. GBP/USD Sterling diperdagangkan lebih tinggi terhadap dollar AS setelah Gubernur Bank of England Mark Carney mengatakan inflasi cenderung akan turn di bawh 1%. Yang mengikis harapan kenaikan suku bunga pada tahun depan. Sterling terus bergerak lebih rendah sejak Juli, terutama akibat penyesuain ekspektasi pasar tentang kenaikan pertama suku bunga. Saat in pasar memprediksi kenaikan baru akan terjadi pada akhir tahun depan atau awal tahun 2016,dibandingkan prediksi sebelumnya pada awal tahun 2015. GBP/USD diperkirakan akan bergerak di rentang 1.5500-1.5800. AUD/USD Penurunan harga komoditas dan merosotnya investasi di sektor pertambangan membuat ekonomi Australia tumbuh di bawah ekspektasi di kuartal ketiga, dan memberikan tekanan bagi bank sentral Australia untuk memangkas suku bunga. Namun demikian, bank sentral Australia masih mempertahankan tingkat suku bunga pada rekor terendah untuk mendorong perekonomian yang sedang berjuang menghadapai nilai tukar dollar Australia yang tinggi dan penurunan harga komoditas ekspor. Bank sentra Australia telah mempertahankan tingkat suku bunga 2,5% dalam 16 bulan beruntun. RBA mempertahankan tingkat suku bunga untuk mendorong industri domestik, dengan tingkat pengangguran berada di level tertinggi 11 tahun, dan rendahnya kenaikan gaji membuat inflasi lemah. AUD/USD diperkirakan akan bergerak di rentang 0.82-0.85. USD/JPY Yen Menyentuh $120 Untuk Pertama Kali Sejak Juli 2007. Yen menyentuh 120 per dollar AS untuk pertama kalinya sejak Juli 2007 menyusul keputusan pembuat kebijakan untuk menambah stimulus dan menunda kenaikan pajak konsumsi, yang menyoroti resiko akan memburuknya perekonomian. Sementara itu, Yen didorong sentimen positif oleh spekulasi bahwa pengetatan aturan kredit di China mungkin akan menghambat pertumbuhan ekonomi global, yang memacu permintaan untuk safe haven. USD/JPY diperkirakan akan bergerak di rentang 118.00-120.00.

   

Analisa Valas : Desember 2014

This document is issued by Global Markets PT. Bank Permata, Tbk. (PermataBank) for information and private circulation purpose only. It does not constitute any offer, proposal, recommendation or solicitation to any person to enter into any transaction or adopt any hedging, trading or investment strategy, nor does it constitute any prediction of likely future movement in rates or prices or any representation that any such future movement will not exceed those shown in any illustration. All reasonable care has been taken in preparing this document, no responsibility or liability is accepted for error, omissions, negligence, and/or inaccuracy of fact or for any opinion expressed herein. Opinion, projection and estimates are subject to change without notice. PermataBank and/or its members of Board of Director and Commissioners, employees, affiliates, agents and/or its advisors disclaims any and all responsibility or liability relating to or resulting from the use of this documents whatsoever which may be brought against or suffered by any person as a result of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this document. You are advised to make your own independent judgment with respect to any matter contained herein, by fully aware of any consequences obtained on said judgment.