Edisi 182
description
Transcript of Edisi 182
ISSN: 1412-890X
Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014
Tentang SebuahTentang SebuahTentang SebuahTentang SebuahTentang SebuahPerubahanPerubahanPerubahanPerubahanPerubahan
PengembanganPengembanganPengembanganPengembanganPengembanganKurikulum di UNPKurikulum di UNPKurikulum di UNPKurikulum di UNPKurikulum di UNP
Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014
Surat Kabar Kampus Univers i tas Negeri PadangSurat Kabar Kampus Univers i tas Negeri PadangSurat Kabar Kampus Univers i tas Negeri PadangSurat Kabar Kampus Univers i tas Negeri PadangSurat Kabar Kampus Univers i tas Negeri Padang STT No. 519 SKK/DITJEN PPG/STT/1979, Internat ional Standard Seria l Number ( ISSN): Internat ional Standard Seria l Number ( ISSN): Internat ional Standard Seria l Number ( ISSN): Internat ional Standard Seria l Number ( ISSN): Internat ional Standard Seria l Number ( ISSN): 1412-890X,PelindungPelindungPelindungPelindungPelindung: Rektor UNP: Prof. Dr. Phil Yanuar Kiram, PenasehatPenasehatPenasehatPenasehatPenasehat: Pembantu Rektor III UNP: Dr. Syahrial Bakhtiar, M.Pd., Penanggung JawabPenanggung JawabPenanggung JawabPenanggung JawabPenanggung Jawab: Prof. Dr. Ermanto, M.Hum.,Dewan AhliDewan AhliDewan AhliDewan AhliDewan Ahli: Aai Syafitri, Faeza Rezi S, Mardho Tilla, Wezia Prima Zolla, Ismeirita, Rahmi Jaerman, Winda Yevita Dewi, Ariyanti Staf AhlStaf AhlStaf AhlStaf AhlStaf Ahli: Konsultasi PsikologiKonsultasi PsikologiKonsultasi PsikologiKonsultasi PsikologiKonsultasi Psikologi: NikenHartati, S.Psi., M.A., Konsultasi Agama Konsultasi Agama Konsultasi Agama Konsultasi Agama Konsultasi Agama: Dr. Ahmad Kosasih, M.A., Konsultasi KesehatanKonsultasi KesehatanKonsultasi KesehatanKonsultasi KesehatanKonsultasi Kesehatan: dr. Pudia M. Indika, Kritik Cerpen: Kritik Cerpen: Kritik Cerpen: Kritik Cerpen: Kritik Cerpen: M. Ismail Nasution, S.S., M.A., KritikKritikKritikKritikKritikPuisPuisPuisPuisPuisi: Zulfadhli, S.S., M.A., Pemimpin Umum Pemimpin Umum Pemimpin Umum Pemimpin Umum Pemimpin Umum: Jefri Rajif, Pemimpin RedaksiPemimpin RedaksiPemimpin RedaksiPemimpin RedaksiPemimpin Redaksi: Meri Susanti, Pemimpin UsahaPemimpin UsahaPemimpin UsahaPemimpin UsahaPemimpin Usaha: Novi Yenti, Bendahara Umum Bendahara Umum Bendahara Umum Bendahara Umum Bendahara Umum: Gumala Resti Halin,Kepala Penelitian dan PengembanganKepala Penelitian dan PengembanganKepala Penelitian dan PengembanganKepala Penelitian dan PengembanganKepala Penelitian dan Pengembangan: Liza Roza Lina, SekretarisSekretarisSekretarisSekretarisSekretaris: Juliana Murti, Redaktur Pelaksana Redaktur Pelaksana Redaktur Pelaksana Redaktur Pelaksana Redaktur Pelaksana: Wahida Nia Elfiza, Redaktur BeritaRedaktur BeritaRedaktur BeritaRedaktur BeritaRedaktur Berita: Media Rahmi, FitriAziza, Redaktur TulisanRedaktur TulisanRedaktur TulisanRedaktur TulisanRedaktur Tulisan: Ranti Maretna Huri, Redaktur Bahasa Sastra dan BudayaRedaktur Bahasa Sastra dan BudayaRedaktur Bahasa Sastra dan BudayaRedaktur Bahasa Sastra dan BudayaRedaktur Bahasa Sastra dan Budaya: Yola Sastra, Redaktur Artistik dan OnlineRedaktur Artistik dan OnlineRedaktur Artistik dan OnlineRedaktur Artistik dan OnlineRedaktur Artistik dan Online: Edo Febrianto, LayouterLayouterLayouterLayouterLayouter: DoniFahrizal, FotograferFotograferFotograferFotograferFotografer: Ratmiati, ReporterReporterReporterReporterReporter: Fidia Oktarisa(NA), Wici Elvinda Rahmaddina, Redda Wanti, Novarina Tamril, Staf Penelitian dan Pengembangan Staf Penelitian dan Pengembangan Staf Penelitian dan Pengembangan Staf Penelitian dan Pengembangan Staf Penelitian dan Pengembangan: SriGusmurdiah, Sirkulasi dan PercetakanSirkulasi dan PercetakanSirkulasi dan PercetakanSirkulasi dan PercetakanSirkulasi dan Percetakan: Sonya Putri, Kesekretariatan dan Perlengkapan:Kesekretariatan dan Perlengkapan:Kesekretariatan dan Perlengkapan:Kesekretariatan dan Perlengkapan:Kesekretariatan dan Perlengkapan: Khadijah Ramadhanti, Iklan: Iklan: Iklan: Iklan: Iklan: Suci Larassaty, Reporter Junior: Reporter Junior: Reporter Junior: Reporter Junior: Reporter Junior: SabrinaKhairissa, Yulia Eka Sari, Rizka Wahyuni, Hera Gusmayanti, Ermiati Harahap, Hari Jimi Akbar, Resti Febriani, Rival Mulyadi, Neki Sutria, Putri Rahmi, Windy Nurul Alifa,Kurniati Ramadhani, Siti Ayuna Penerbit: Penerbit: Penerbit: Penerbit: Penerbit: SKK Ganto UNP, Alamat: Alamat: Alamat: Alamat: Alamat: Gedung PKM UNP Ruang G 65 Universitas Negeri PadangGedung PKM UNP Ruang G 65 Universitas Negeri PadangGedung PKM UNP Ruang G 65 Universitas Negeri PadangGedung PKM UNP Ruang G 65 Universitas Negeri PadangGedung PKM UNP Ruang G 65 Universitas Negeri Padang, Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar.Kode pos 25131. Laman webLaman webLaman webLaman webLaman web: http://ganto.or.idhttp://ganto.or.idhttp://ganto.or.idhttp://ganto.or.idhttp://ganto.or.id, Post-elPost-elPost-elPost-elPost-el::::: [email protected]@[email protected]@[email protected], Percetakan:Percetakan:Percetakan:Percetakan:Percetakan: Unit Percetakan PT. Genta Singgalang Press (Isi di luar pertanggungjawabanpercetakan), Tarif iklan:Tarif iklan:Tarif iklan:Tarif iklan:Tarif iklan: Rp1.500,- (permilimeter kolom-hitam putih), Rp3.000,- (permilimeter kolom full colour), 1/4 halaman belakang Rp1.000.000,- (full colour), IklanBaris Rp1.000,- (perbaris). Redaksi menerima tulisan berupa artikel, esei, feature, cerpen, resensi buku, puisi, dan bentuk tulisan kritis lainnya dari sivitas akademika UNP.Redaksi berhak menyunting tulisan tanpa mengubah esensinya. Tulisan yang masuk menjadi hak redaksi dan yang tidak dimuat akan dikembalikan atau menjadi bahan edisiberikutnya. Setiap tulisan yang dimuat akan diberi imbalan/uang lelah semestinya.
+ Optimalisasi Penerapan Kurikulum- Optimalkan dengan optimal!
+ Maling tertangkap di Al-Azhar- Jangan tangkap saya, Pak.
+ Pemilu Badunsanak Kurang Peminat- Kurang eksis sih.
Sebuah waktu, datang dan pergi. Dalam peralihan-
nya, selalu ada perlintasan tanggung jawab, ada bertang-
gung jawab, menanggungjawabi, pertanggungjawaban,
dan sekelumit bentuk-bentuk dari improvisasi tanggung
jawab itu sendiri.
Tanggung jawab bersifat kodrati, yakninya sebuah
keadaan yang sudah menjadi bagian hidup manusia.
Adalah sebuah kemutlakan bahwa setiap manusia dibe-
bani dengan tanggung jawab. Apabila dikaji dengan
lebih lagi, tanggung jawab itu adalah kewajiban yang
harus dipikul sebagai ciri manusia beradab.
Sekarang, Kru SKK Ganto sedang dalam masa
transisi, perpindahan tanggung jawab, biasa disebut
dengan masa bayangan. Pada masa ini, seluruh kru
yang akan melenggang ke depan akan banyak belajar
mengenai proses bertanggung jawab dalam menjalani
amanah yang akan dipercayakan.
Dan dengan modal tanggung jawab yang telah
disematkan tersebut, untuk edisi kali
ini, SKK Ganto menghadirkan laporan
mengenai kurikulum yang diterapkan
di UNP. Selain itu, juga ada informasi
dan masalah yang ada di kawasan kam-
pus dan berita kegiatan yang diadakan
Unit Kegiatan Mahasiswa selingkungan
UNP. Untuk informasi lebih lengkap,
silakan kunjungi portal berita SKK
Ganto di http://www.ganto.or.id. Untukberita kegiatan yang tidak termuat cetak,
bisa diakses di halaman website tersebut.Selain kegiatan keredaksian, SKK
Ganto juga tetap melaksanakan kegiatan
lainnya untuk tetap mendukung lancar-
nya jalan organisasi. Pengujung Sep-
tember lalu, SKK Ganto mengutus
seorang Kru untuk mengikuti Pelatihan
Jurnalistik Tingkat Nasional yang
diadakan oleh Lembaga Pers Mahasiswa Suara USU
Universitas Sumatra Utara, Medan.
Kemudian, SKK Ganto baru saja berhasil meng-
angkat sebuah acara minat bakat yang bertema Dengan
Menulis “5 cm” Menuju Mimpi bersama Donny
Dhirgantoro pada 13 September 2014 lalu.
Dalam mempererat jalinan emosi di antara peng-
ampu bahtera serta para sesepuh yang telah terlebih
dahulu pernah menggerakkan jalannya organisasi,
Kru SKK Ganto menggelar sebuah acara keakraban,
bertema “Idul Adha Ceria” di sekretariat SKK Ganto.Dalam setiap kata yang terucap dan salah yang
tiada bertuan, segenap Kru SKK Ganto menyampaikan
permohon maaf kepada pembaca setia. Kritik dan
saran selalu kami tunggu untuk baiknya kita semua
dalam balutan hangat sebuah ikatan sebagai keluarga
besar, yakninya Universitas Negeri Padang. Selamat
membaca. Gest.
2
Dalam sejarahnya, kurikulum sebagai ‘ruh’ sebuah
pendidikan selalu mengalami perubahan. Perubahan itu
tak terlepas dari kebutuhan masyarakat sebagai konsumen
dari produk pendidikan yang juga selalu berubah-ubah.
Kebutuhan masyarakat itu tidak hanya berupa sumber
daya manusia yang tanggap terhadap IPTEK, melainkan
juga sumber daya manusia yang berkarakter dan mampu
mengatasi kompleksnya permasalahan sosial yang sedang
terjadi di tengah masyarakat. Maka, untuk memenuhi
kebutuhan konsumennya, lembaga pendidikan tinggi
sebagai pencetak sumber daya manusia berkualitas, mau
tidak mau harus berinovasi agar lulusannya tetap terpakai.
Salah satu caranya adalah dengan melakukan perubahan
atau penggantian kurikulum.
Belakangan ini, tersebutlah kurikulum berbasis
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) sebagai
kurikulum terbaru yang dicanangkan pemerintah untuk
perguruan tinggi. Kurikulum baru ini muncul sebagai
jawaban atas kurikulum sebelumnya yang dianggap tidak
lagi relevan dengan kondisi masyarakat saat ini. Oleh
sebab itu, kurikulum baru ini pun diharapkan dapat
menghasilkan lulusan yang berkarakter dan berdaya guna
di tengah-tengah kemajuan peradaban yang sangat pesat.
Dalam hal ini, Universitas Negeri Padang (UNP) sebagai
salah satu lembaga pendidikan tinggi juga tidak mau
ketinggalan dalam mengaplikasikannya. UNP pun mulai
menjalankan kurikulum berbasis KKNI sejak 2012. Sedangkan
untuk penerapannya baru terealisasi 2013 lalu.
Sekarang, hampir satu setengah tahun berlalu. Berbagai
persoalan pun ditemui dalam penerapannya. Mulai dari
kurangnya sosialisasi, kesimpangsiuran informasi, sampai
ke hal-hal teknis yang menghambat penerapan kurikulum
itu sendiri. Namun, untuk masa transisi, hal ini bukanlah
sebuah anomali. Masa transisi butuh adaptasi—dan juga
butuh waktu. Seluruh komponen yang terlibat di dalamnya
harus saling bersinergi dan mengerti. Mahasiswa, dosen,
birokrat, dan pemangku kebijakan lainnya harus saling
mendukung dan bekerja sama, serta mencari solusi untuk
menyempurnakan pelaksanaan kurikulum ini.
Seluruh masyarakat UNP harus berkontribusi. Karena
masalah ini tidak hanya masalah petinggi kampus, tetapi
masalah bagi seluruh komponen yang ada di UNP.
Dengan adanya kontribusi dan dukungan dari seluruh
sivitas akademika, niscaya apa yang dicita-citakan dari
kurikulum ini dapat tercapai. Dengan demikian UNP
dapat menghasilkan sumber daya manusia yang
berkarakter dan berdaya guna di dalam kehidupan
masyarakat. Dan jika semua usaha telah dilakukan secara
maksimal, sekarang tinggal menunggu waktu. Berikan
kesempatan kepada waktu untuk menjawab segala rencana
dan upaya yang telah kita usahakan.
Jika dibandingkan dengan beberapa universitas di
Indonesia, Universitas Negeri Padang (UNP) tampak
sudah lebih maju dalam pengembangan kurikulum
tiap program studi. Kegiatan pengembangan kurikulum
di UNP sudah mulai dilaksanakan sejak 2012 lalu dan
mulai diterapkan pada mahasiswa tahun masuk 2013.
Kurikulum harus dipahami sebagai satuan utuh dan
terpadu antara dokumen (curriculum plan) dengankegiatan nyata pembelajaran (actual curriculum). Doku-
men dapat dipahami secara sederhana sebagai profil
lulusan, capaian tujuan yang akhirnya ditunjukkan
dalam bentuk daftar mata kuliah, silabus, satuan aca-
ra perkuliahan (SAP), dan sebagainya, sedangkan kegiat-
an nyata dapat dipahami sebagai proses pembelajar-
an, penciptaan suasana pembelajaran, dan evaluasi.
Kurikulum yang dikembangkan harus mengacu
kepada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI),
yakni kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi
yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengin-
tegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatih-
an kerja, serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian
pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur
pekerjaan di berbagai sektor. KKNI merupakan perwu-
judan mutu dan jati diri Bangsa Indonesia terkait de-
ngan sistem pendidikan dan pelatihan nasional yang
dimiliki.
Dalam pengembangan kurikulum pendidikan ting-
gi, UNP jelas telah menetapkan konsep lulusan yang
termuat dalam visi dan misi universitas. Konsep ter-
sebut selanjutnya akan terwujud sebagai profil lulusan.
Profil lulusan harus ditetapkan dengan mengacu pa-
da rumusan mutu lulusan dan relevansi. Hal itu
akan dapat dicapai melalui serangkaian proses pen-
didikan yang bemutu, baik untuk pendidikan akademik
maupun pendidikan profesi.
Hal yang menjadi cita-cita UNP adalah kurikulum
tiap program studi dapat diakses oleh semua orang
melalui jaringan internet. Untuk mewujudkan hal itu,
perlu pula pemanfaatan Information and CommunicationTechnology (ICT). Hal ini dapat dilakukan pula melalui
pengembangan Learning Management System (LMS) atau
sistem majemen belajar yang diwujudkan dalam bentuk
tersedianya silabus, SAP, dan bahan ajar secara elektronis.
Untuk pencapaian LMS, UNP telah berupaya me-
ngembangkan perangkat keras dan perangkat lunak;
mengembangkan metode dan materi perkuliahan
secara online; meningkatkan kemampuan dosen dalam
hal ICT, dan sebagainya. Upaya UNP ini jelaslah
memiliki sasaran akhir untuk peningkatan kualitas
lulusan secara berkelanjutan. (Eto)
Foto Bersama: Kru, RJ, beserta sesepuh foto bersama pada acara “IdulAdha Ceria” di sekretariat SKK Ganto, Padang, Selasa (8/10). f/Ratmiati
Dewasa DiniDewasa DiniDewasa DiniDewasa DiniDewasa Dini
SKK Ganto menerima surat pembaca baik berupa
keluhan, kritikan, saran, dan permasalahan tentang
lingkungan sekitar UNP. Surat pembaca dapat
dikirimkan melalui e-mail: [email protected] dapat diantar ke redaksi SKK Ganto, Gedung
Pusat Kegiatan Mahasiswa Ruang G65 UNP dengan
melampirkan kartu identitas; KTP atau KTM.
Oleh Hera Gusmayanti
Mahasiswa Sastra Indonesia TM 2012
Koperasi Pegawai UNP
Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) UNP sebaiknya
lebih disosialisasikan lagi. Banyak masyarakat UNP yang
tidak mengetahui keberadaannya. Padahal koperasi tersebut
menawarkan berbagai kebutuhan dengan harga yang jauh
lebih murah dibandingkan kedai-kedai di sekitar UNP.
Liria Lase, Mahasiswa FIP
Toilet Balai Bahasa
Sejak ruang belajar dipindahkan ke Balai Bahasa, kami
mengalami kesulitan untuk buang air karena toilet yang
tersedia hanya satu dan sering tidak ada airnya. Sedangkan
jika menumpang di Al-Azhar tidak bisa karena toiletnya
hanya dibuka saat jam salat. Mohon perhatiannya. Terima
kasih.
Sabrina Khairissa, Mahasiswa FBS
Denah Lokasi UNP
Sebaiknya di depan gerbang UNP disediakan atau dipajang
denah lokasi UNP. Sebab kebanyakan tamu-tamu atau
mahasiswa baru tidak tahu lokasi yang akan dituju. Dengan
demikian mereka tidak akan kebingungan lagi untuk mencari
bangunan-bangunan yang ada di dalam lingkungan kampus.
Yudi Andika, Mahasiswa FT
Parkiran MKU
Saya berharap parkiran di MKU dibenahi lagi. Masih
banyak tumpukan batu dan besi yang tajam di sana. Saya
pun kewalahan untuk memarkirkan dan mengeluarkan mo-
tor. Selain itu alangkah baik lagi jika ada juru parkir yang
dapat mengatur dalam memarkirkan motor.
Annisa Iman Sari, Mahasiswa FBS
Toilet FT Butuh Perhatian
Saya melihat fasilitas toilet di Fakultas Teknik (FT) sedikit
sekali. Toilet hanya ada di musala dan gedung yang bertingkat
saja. Hal itu menyulitkan mahasiswa yang tidak kuliah di
sana. Selain itu, toiletnya juga sangat gelap. Saya berharap
semoga toilet tersebut dapat dikelola dengan baik dan
maksimal.
Nova Sari, Mahasiswa FT
Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014
Tiada kesejukan yang tak
menenangkan. Serupa anak yang
sering membahagiakan. Mereka
datang dengan segala bentuk
keceriaan. Suatu hal yang
terkadang tak mampu terjelaskan
oleh beberapa bentuk peng-
ungkapan seorang manusia. Dalam
kesempurnaannya, kanak-kanak
sering diagung-agungkan
sebagai masa yang paling
menyenangkan dengan segala
kompleksitasnya.
Tidak seperti masa
dewasa, saat kanak-kanak
seseorang tidak punya beban
pikiran. Yang terpikir hanya
bermain. Sebab bermain itu
menyenangkan. Maka tiada
hari tanpa bermain. Demikian-
lah dunia kanak-kanak.
Secara psikologis, masa kanak-
kanak merupakan periode
perkembangan dari bayi hingga
usia lima atau enam tahun. Masa
ini nantinya akan terus berlanjut
sampai usia sekolah dasar sebelum
beralih ke masa remaja.
Anak yang sehat tumbuh secara
bertahap, baik secara fisik
maupun mental. Di masa inilah
segala nilai-nilai, baik nilai agama,
moral, sosial, dan nilai pendidikan
akademik harus ditanamkan
dalam diri setiap anak.
Begitu juga dengan anak In-
donesia sebagai harapan dan masa
depan bangsa. Jika anak Indone-
sia tumbuh dengan baik dan
cerdas, maka baik dan cerdas
pulalah bangsa ini ke depannya.
Namun, jika anak tidak tumbuh
dengan baik dan mentalnya rusak,
maka hancurlah masa depan
negara ini.
Kiranya hal inilah yang
sedang menghantui perasaan
setiap orang tua saat ini. Mengapa
tidak, melihat kondisi anak-anak
Indonesia sekarang, terselip rasa
khawatir dengan nasib bangsa
ini ke depan.
Belakangan, masyarakat
sedang dihebohkan dengan istilah
“dewasa dini”. Dewasa dini
merupakan keadaan saat seorang
anak tumbuh lebih cepat, baik
secara fisik maupun mental,
melampaui usianya. Secara fisik
anak-anak yang dewasa dini
mengalami masa pubertas lebih
cepat dari usia rata-rata, yaitu
usia 10 tahun. Padahal normalnya
usia pubertas anak adalah 13-14
tahun. Secara mental, keadaan ini
sangat meresahkan. Anak Indo-
nesia sekarang bersikap seperti
orang dewasa.
Hal ini terbukti dari banyak-
nya anak usia sekolah dasar yang
sudah mengenal istilah pacaran,
menyanyikan lagu-lagu cinta
milik orang dewasa, bahkan yang
lebih miris ada anak-anak yang
kecanduan rokok dan video porno.
Dulunya, menyanyikan lagu cinta
orang dewasa juga tidak pernah—
waktu itu lagu anak-anak memang
banyak tersedia. Dunia anak-anak
dulu memang sebenar-benarnya
dunia anak-anak. Namun kini,
dunia tersebut tak lagi ditemukan.
Sesungguhnya fenomena-
fenomena seperti itu memberikan
dampak buruk bagi kualitas anak-
anak Indonesia. Berdasarkan
penelitian-penelitian yang telah
dilakukan, terbukti bahwa
semakin awal seorang anak
memasuki masa pubertas,
resiko mereka mengalami
gangguan kesehatan fisik
dan mental juga semakin
besar. Sedangkan, sebagian
besar anak yang mengalami
masa puber yang ‘normal’
tidak akan mengalami efek
negatif tersebut.
Fakta ini membuka kembali
mata kita bahwa betapa bahayanya
fenomena itu untuk keberlang-
sungan eksistensi bangsa. Apa
jadinya jika sebuah negara
“melahirkan” generasi muda
dengan yang mental tidak sehat.
Tentunya harapan akan ide-ide
briliant dari generasi tersebut
menjadi isapan jempol belaka.
Sudah sepatutnya perhatian
terhadap dunia anak-anak lebih
ditingkatkan. Sebab pengawasan
tumbuh kembang anak merupakan
kewajiban bersama. Karena apapun
ceritanya proses pertumbuhan
mereka adalah hal terpenting.
Mereka adalah sebuah harapan.
Seorang yang akan meneruskan
cita-cita bangsa. Jangan sampai
sang generasi muda lebih dulu
rusak sebelum sempat tumbuh,
bercita-cita, apalagi berkarya.
3
Tumbuh kembang
anak merupakan
kewajiban bersama. Karena
apapun ceritanya proses
pertumbuhan mereka adalah hal
terpenting. Jangan sampai sang
generasi muda lebih dulu rusak
sebelum sempat tumbuh,
bercita-cita, apalagi
berkarya.
Grafis: Hari Jimi Akbar
KKKKKurikulum Barurikulum Barurikulum Barurikulum Barurikulum Baru Ituu Ituu Ituu Ituu Itu
Berbasis KKNIBerbasis KKNIBerbasis KKNIBerbasis KKNIBerbasis KKNIPersiapan kurikulum berbasis KKNI sudah jalan dari beberapa tahun yang lalu, harapannyapelaksanan kurikulum ini tidak sekadar harapan.
Oleh Wahida Nia Elfiza/Sri Gusmurdiah dan Meri Susanti/Yola Sastra
Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014
Pagi itu, sekitar pukul 07.30
WIB, beberapa Dosen
Jurusan Teknik Pertam-
bangan Fakultas Teknik (FT)
Universitas Negeri Padang (UNP)
telah berada di Ruang Sidang
Teknik Pertambangan, Senin (15/
4/2013). Dosen yang telah hadir
duduk melingkar mengelilingi
meja bertaplak biru tua yang di
ruangan tersebut. Hari itu, mereka
akan melaksanakan lokakarya
yang membahas tentang kuri-
kulum program Strata 1 (S1) dan
Diploma 3 (D3) Jurusan Teknik
Pertambangan, untuk menindak-
lanjuti kurikulum berbasis
Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI) yang akan
dipakai oleh mahasiswa baru
tahun akademik 2013. Setelah
semua dosen hadir, lokakarya pun
dimulai.
Lokakarya yang dipimpin oleh
Drs. Bambang Heriyadi, M.T.,
Ketua Jurusan Teknik Pertam-
bangan itu berlangsung hingga
pukul 15.20 WIB. Pada akhirnya
lokakarya itu menghasilkan
keputusan bahwa kurikulum
berbasis KKNI siap dirampung-
kan di Jurusan Teknik Pertam-
bangan. Salah satu perubahan
yang akan dilakukan seiring
lahirnya kurikulum baru tersebut
yaitu adanya penambahan atau
pengurangan mata kuliah, serta
bobot satuan kredit semester (SKS)
untuk mata kuliah yang menga-
lami perubahan pada kurikulum
berbasis KKNI.
Selain lokakarya yang dilaku-
kan oleh dosen Jurusan Teknik
Pertambangan, berbagai persiapan
lainnya juga digencarkan di UNP.
Salah satunya persiapan yang
dilakukan di Fakultas Ekonomi
(FE). Berdasarkan keterangan
Koordinator Program D3 FE,
Perengki Susanto, S.E, M.Sc., fa-
kultas ini telah melakukan per-
siapan untuk penerapan kurikulum
berbasis KKNI semenjak 2012 yang
lampau. Persiapan dilakukan de-
ngan cara mengadakan workshopuntuk semua dosen yang difasi-
litasi oleh UNP dan dibiayai oleh
Islamic Development Bank (IDB).
Pelatihan telah dilakukan sebanyak
lima sampai enam kali. “Baik da-
lam bentuk seminar nasional mau-
pun workshop yang diadakan se-
tiap semesternya,” ujar Perengki
ketika ditemui di ruangannya,
Kamis (9/10).
Selain itu, Perengki juga me-
nyampaikan bahwa untuk tingkat
program studi (prodi), workshopdilaksanakan dalam bentuk pe-
ngembangan kurikulum prodi de-
ngan mengundang pakar, baik dari
pusat maupun dari UNP sendiri.
“Rata-rata semua dosen di FE su-
dah paham mengenai kurikulum
berbasis KKNI dengan adanya
pelatihan-pelatihan ini,” tambah-
nya.
Lebih lanjut, Perengki juga
menjelaskan bahwa dengan
adanya kurikulum berbasis KKNI,
mahasiswa lebih dituntut untuk
belajar tuntas. Sebab, pada kuri-
kulum yang sekarang, jumlah SKS-
nya mencapai 9 SKS untuk satu
mata kuliah, berbeda dengan kuri-
kulum dahulu yang hanya 3 SKS.
“Hal ini akan memicu pembela-
jaran menjadi lebih baik, dan
mahasiswa tidak perlu lagi mem-
pelajari banyak ragam mata ku-
liah,” ungkapnya.
Sama halnya dengan Perengki,
Ketua Jurusan Kimia Fakultas Ma-
tematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam (FMIPA) UNP, Dra. Androm-
eda, M.Si. juga mengatakan bahwa
kurikulum berbasis KKNI me-
mang telah disosialisasikan di
UNP sejak 2011 yang lampau. Na-
mun pembentukan tim pengem-
bangannya dilakukan pada 2012,
sehingga kurikulum ini baru di-
rampungkan pada 2013, dan masih
menuju tahun kedua untuk perja-
lanannya di UNP. “Kurikulum ini
diberlakukan semenjak mahasiswa
tahun masuk 2013 dan sesudahnya,”
ujarnya, Selasa (7/10).
Sejalan dengan pelaksanaan
kurikulum berbasis KKNI ini,
Andromeda juga menyampaikan
bahwa dalam penerapannya kuri-
kulum ini belum berjalan mak-
simal. Meskipun telah dilakukan
sosialisasi dan koordinasi mulai
dari tingkat pusat, universitas, fa-
kultas, jurusan, hingga prodi, na-
mun penerapan kurikulum ini di-
pandang terlalu tergesa-gesa,
sehingga perbaikan, pengembang-
an dan pelaksanaannya belum
sempurna. “Masih ada beberapa
silabus dan sinopsis mata kuliah
yang belum selesai dirancang,”
ungkapnya.
Demikian beberapa bentuk
persiapan dari fakultas, jurusan,
dan prodi yang ada di UNP dalam
rangka penerapan kurikulum ber-
basis KKNI. Sebelumnya, kampus
kuning ini menggunakan Kuri-
kulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Keputusan tentang pelak-
sanaan kurikulum ini tertuang da-
lam Peraturan Presiden Republik
Indonesia (Pepres) nomor 8 tahun
2012 tentang KKNI. Salah satunya,
pada pasal 1 ayat 1 yang menya-
takan bahwa, “Kerangka Kualifi-
kasi Nasional Indonesia, yang se-
lanjutnya disingkat KKNI, adalah
kerangka perjenjangan kualifikasi
kompetensi yang dapat menyan-
dingkan, menyetarakan, dan
mengintegrasikan antara bidang
pendidikan dan bidang pelatihan
kerja, serta pengalaman kerja
dalam rangka pemberian penga-
kuan kompetensi kerja sesuai de-
ngan struktur pekerjaan di berba-
gai sektor.”
Kurikulum berbasis KKNI ini
pertama kali diterapkan di
UNP sejak satu setengah ta-
hun yang lalu, bertepatan
dengan semester ganjil
Januari-Juli 2013. Pelaksana-
annya seiring dengan ram-
pungnya kurikulum baru
yang diterapkan di tingkat
pendidikan dasar dan mene-
ngah yaitu Kurikulum 2013,
yang awalnya mengguna-
kan Kurikulum Tingkat Sa-
tuan Pendidikan (KTSP). Se-
hingga kurikulum berbasis
KKNI ini disebut-sebut
sebagai Kurikulum 2013.
Sejalan dengan berbagai
persiapan yang dilakukan
oleh pihak sivitas akade-
mika UNP dalam rangka
penerapan kurikulum
berbasis KKNI tersebut, ma-
hasiswa sebagai salah satu
unsur di dalamnya juga di-
tuntut untuk melakukan hal
yang sama. Seperti yang di-
sampaikan oleh Pembantu
Dekan I Fakultas Ilmu Pen-
didikan (FIP) UNP Dra.
Nelvia Adi, M.Pd.. Menurut
Nelvia, mahasiswa perlu di-
biasakan untuk melakukan
aktivitas pendidikan di
kampus sesuai dengan
tuntutan kurikulum berbasis
KKNI. Dalam proses perkuliahan,
mahasiswa harus memiliki pe-
ngetahuan dan pemahaman ber-
kaitan dengan kurikulum tersebut.
Selain itu, mahasiswa juga harus
mencari sendiri informasi-infor-
masi terkait, baik dari internet
atau pun dari buku. “Selain mem-
biasakan diri, mahasiswa juga ha-
rus mau memburu informasi,”
ungkapnya, Jumat (10/10).
Sehubungan dengan kesiapan
mahasiswa, menuju tahun kedua
terealisasinya kurikulum berbasis
KKNI, masih banyak mahasiswa
UNP yang belum mengetahui
tentang kurikulum yang sedang
digunakan ini. Salah satunya
Maifil Eka Putra, Mahasiswa Ju-
rusan Teknologi Pendidikan TM
2013. Eka mengatakan bahwa ia
hanya mengetahui kalau kuri-
kulum yang sedang diterapkan
di UNP sekarang adalah Kuri-
kulum 2013, bukan kurikulum
berbasis KKNI. “Saya baru kali
ini mendengarnya,” ujar Eka yang
kala itu tengah duduk di lobbyFIP UNP, Kamis (16/10). Kendati
pernah mengikuti seminar inter-
national tentang kurikulum saat
masih berada di semester dua
yang lalu, Eka mengaku bahwa
materi yang ia dapatkan saat itu
bukanlah tentang kurikulum ber-
basis KKNI, melainkan mengenai
penerapan Kurikulum 2013. “Saat
itu pemateri tidak menyinggung
sama sekali tentang kurikulum
berbasis KKNI,” tambahnya.
Menyikapi hal tersebut, Eka
berharap agar kurikulum berbasis
KKNI yang diterapkan di UNP
ini lebih disosialisasikan dan
pelaksanaannya lebih dimaksimal-
kan lagi. Khususnya sosialisasi
dan persiapan dari dosen. “Untuk
pelaksanaannya, dosen harus lebih
paham dan bisa memberikan yang
terbaik,” harapnya.
Laporan Kru SKK Ganto
Laporan4
Lokakarya: Dosen Jurusan Teknik Pertambangan FT UNP mengadakan lokakarya di Ruang Sidang Jurusan Teknik Pertambangan dalam mempersiapkan penerapankurikulum berbasis KKNI, Senin (15/4/2013). f/doc.
Laporan5
Optimalisasi POptimalisasi POptimalisasi POptimalisasi POptimalisasi Penerenerenerenereneraaaaapan Kpan Kpan Kpan Kpan Kurikulumurikulumurikulumurikulumurikulum
Ujung tombak kurikulum berbasis KKNI itu adalah prodi danjurusan, dengan adanya usaha yang maksimal akan melahirkanlulusan yang dibutuhkan pasaran.
Oleh Wahida Nia Elfiza/Sri Gusmurdiah dan Meri Susanti/Yola Sastra
Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014
Pada 2010 lalu, Prof. Dr.
Festiyed, M.S., Asisten II
Direktur Pascasarjana Uni-
versitas Negeri Padang (UNP),
terpilih sebagai ketua Kurikulum
Berbasis Kerangka Kualifikasi
National Indonesia (KKNI) di
UNP. Terpilihnya Festiyed sebagai
ketua, membuatnya harus bertolakke Jakarta untuk menjemput
kurikulum tersebut. Keberangka-
tannya didanai oleh Islamic De-
velopment Bank (IDB) yang
sebelumnya telah bekerja sama
dengan UNP untuk pembangunan
fisik dan juga nonfisik. Usai
mengikuti berbagai kegiatan
penalaran, pelatihan, dan
pembekalan tentang kurikulum
berbasis KKNI, Festiyed kembali
ke UNP dengan harapan bisa
menerapkan acuan pendidikan
yang baru di kampus kuning.
Kembalinya Festiyed ke UNP
mendapat sambutan baik dari
sivitas akademika. Secara
bergiliran, Festiyed melakukan
sosialisasi dan menjadi pemateri
seminar untuk tujuh fakultas yang
ada di UNP. Tidak hanya itu, di
tingkat jurusan dan prodi pun
tidak sedikit yang meminta
Festiyed untuk mengisi berbagai
seminar tentang kurikulum
berbasis KKNI ini.
Namun, selang beberapa se-
mester setelah adanya sosialisasi
tersebut di UNP, realisasinya
belum berjalan maksimal. Hal ini
disebabkan oleh penerapan
kurikulum yang tidak merata di
berbagai jurusan dan prodi.
“Secara teori kita telah maksimal,
tapi praktisnya yang masih
lemah,” ujar Festiyed ketika
ditemui di ruangannya, Kamis (17/
10).
Selain itu, Festiyed juga
mengatakan bahwa kurikulum
berbasis KKNI memang diterap-
kan dalam lingkup universitas,
tetapi dalam praktiknya ter-
gantung kepada jurusan dan prodi
yang akan menerapkan kurikulum
itu sendiri. “Mulai dari perenca-
naan hingga pelaksanaan,”
tambahnya.
Apa yang disampaikan
Festiyed tersebut dibenarkan oleh
Anton Komaini, S.Si., M.Pd..
Dosen Prodi Ilmu Keolahragaan
Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK)
UNP ini mengatakan bahwa
untuk Jurusan Kesehatan dan
Rekreasi memang belum diterap-
kan kurikulum tersebut. Penye-
babnya adalah banyak staf
pengajar yang masih bingung
tentang penerapan kurikulum ini.
“Rekan-rekan saya masih banyak
yang belum paham, jadi belum
diterapkan,” ujarnya, Rabu (1/10).
Selain itu, Anton juga
menyampaikan kalau ia kurang
setuju dengan diterapkannya
kurikulum berbasis KKNI. Sebab
menurutnya, jika hanya metode
pembelajaran saja yang lebih
ditekankan, maka tidak harus
merubah kurikulum. “Mungkin
hanya perlu evaluasi dan
perbaikan, serta penambahan
sarana dan prasarana,” ungkapnya.
Sama halnya dengan Anton,
Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
(FBS) UNP, Prof. Dr. M. Zaim,
M.Hum., juga mengatakan bahwa
penerapan kurikulum berbasis
KKNI belum sempurna. Pasalnya,
pemahaman sivitas akademika
UNP tentang kurikulum ini masih
beragam, sehingga penerapannya
pun belum maksimal. “Kurikulum
yang dibuat belum seragam di
tingkat universitas,” ujarnya, Rabu
(8/10).
Namun, apa yang disampaikan
oleh Anton dan Zaim ditanggapi
berbeda oleh Ketua Jurusan
Bimbingan dan Konseling (BK)
FIP UNP, Dr. Daharnis, M.Pd.,
Kons.. Daharnis mengatakan
bahwa penerapan kurikulum
berbasis KKNI di Jurusan BK telah
berjalan maksimal. Karena, BK
sendiri telah memberikan
informasi dan bimbingan kepada
dosen beserta mahasiswa.
“Sosialisasi telah kami lakukan,”
ujarnya, Rabu (1/10).
Selain itu, Darnis juga
mengatakan bahwa tidak ada
kendala dengan penerapan
kurikulum ini. Sebab, seluruh
dosen dan mahasiswa BK saling
berkoordinasi dalam melaksa-
nakannya. Hal tersebut juga
didukung dengan adanya SMS
Info untuk dosen dan mahasiwa
BK, “Sejauh ini kami belum
menemukan masalah yang
berarti,” ungkapnya.
Senada dengan Darnis, Dekan
Fakultas Teknik (FT) UNP, Prof.
Dr. Ganefri, M.Pd., Ph.D., juga
mengatakan hal yang sama.
Menurut Ganefri, pelaksanaan
kurikulum berbasis KKNI telah
berjalan maksimal di UNP. Hanya
saja, untuk FT sendiri masih
terkendala oleh sarana dan
prasarana, khususnya peralatan
untuk pratikum mahasiswa.
“Secara umum, kurikulum ini
sudah berjalan baik,” ujarnya,
Senin (13/10).
Menanggapi berbagai perma-
salahan tersebut, Pembantu Rektor
I UNP, Prof. Dr. Agus Irianto
membenarkan bahwa penerapan
kurikulum ini belum sempurna.
Menurut Agus, pelaksanaan
kurikulum harus bertahap.
“Kemarin masih ada sedikit
kekurangan dalam hal teknis,” ujar
Agus ketika ditemui di ruangan-
nya, Senin (13/10).
Selain itu, Agus juga menam-
bahkan bahwa kurikulum berbasis
KKNI dalam pelaksanannnya
memang dirancang dan disusun
langsung oleh jurusan dan prodi.
Pada awalnya, masing-masing
jurusan dan prodi harus
menetapkan learning outcome
Sarana dan Prasana: Beberapa gedung di Fakulta Bahasa dan Seni sudah dihancurkankan, rencananya padatahun 2015 mendatang akan dibangun gedung kuliah empat lantai, pembangunan ini juga salah satu upaya untukmendukung pelaksanaan kurikulum berbasis KKNI dari segi penyediaan sarana dan prasarana, Selasa (19/9). f/Rahmi*
4%
Target KKNI: Pemasangan kokarde kepada mahasiswa baru sebagai peserta PKKMB 2014 oleh Dekan FIK di GORUNP, seiring berjalannya kurikulum 2013 mahasiswa tahun masuk 2014 akan tetap menjalankan kurikulum 2013yang berbasis KKNI. Maba 2014 merupakan salah satu target pelaksanaan kurikulum ini, Kamis (21/8). f/Ratmiati
dari jurusan dan prodinya. Setelah
itu, learning outcome yang telah
ditetapkan tersebut dijabarkan
menjadi mata kuliah yang
nantinya akan dilaksanakan dalam
perkuliahan yang disertai dengan
bobot-bobot tertentu yang telah
ditetapkan. “Untuk mata kuliah
pun, kami meminta prodi yang
menyusunnya”, tambah Agus.
Selain penetapan learning out-come dan penyusunan mata
kuliah, setiap jurusan dan prodi
juga diminta untuk berkoordinasi
secara nasional dengan jurusan
dan prodi lain. Sebab, jika jurusan
dan prodi sudah berjalan dengan
baik dan bisa mengadakan
pertemuan tingkat nasional, maka
jurusan dan prodi tersebut dapat
merumuskan core dan outcomedari jurusan dan prodinya. “Jadi,
prodi yang sama secara nasional
dapat merumuskan mata kuliah
atau topik apa saja yang harus
diberikan kepada mahasiswa,”
terangnya.
Selanjutnya, Agus menjelaskan
bahwa pada kurikulum ini pola
berpikir mahasiswa dalam belajar
akan diubah. Mahasiswa dituntut
untuk berpikir induktif, yaitu
menemukan sendiri jawaban atas
fenomena yang dijumpainya. “Jadimahasiswa tidak hanya menunggu
apa yang dikatakan dosen,”
jelasnya.
Ia juga berharap agar kuri-
kulum ini berjalan lancar di UNP,
sehingga lulusan UNP nantinya
mempunyai potensi yang benar-
benar sesuai dengan learning
outcome sebagaimana yang telah
ditetapkan. “Semoga learning
outcome yang dirumuskan sesuai
dengan kebutuhan, sehingga
lulusan kita tidak sia-sia,”
tutupnya.
Laporan Kru SKK Ganto
Laporan6
KKNI dan Masa KKKNI dan Masa KKKNI dan Masa KKKNI dan Masa KKKNI dan Masa Kuliah 5 uliah 5 uliah 5 uliah 5 uliah 5 TTTTTahunahunahunahunahun
Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014
PrPrPrPrPro Ko Ko Ko Ko Kontrontrontrontrontra Masa Studi 5 a Masa Studi 5 a Masa Studi 5 a Masa Studi 5 a Masa Studi 5 TTTTTahunahunahunahunahun
Kurikulum merupakan seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional,
(Undang-undang nomor 20 tahun 2003).
Sebagai acuan dari setiap jenjang
pendidikan, kurikulum selalu berubah
sejalan dengan maksud dan tujuan dari
sistem pendidikan yang diterapkan. Seperti
halnya UNP, sekarang tengah menerapkan
kurikulum berbasis Kerangka Nasional
Indonesia (KKNI). Seberapa jauh kurikulum
berbasis KKNI ini telah terlaksana di UNP?
Ikuti wawancara reporter Ganto, MeriSusanti dan Yola Sastra bersama
Pembantu Rektor I UNP, Prof. Dr. AgusIrianto.
Apa yang melatarbelakangi kurikulumselalu berganti?
Kurikulum itu berubah karena
perkembangan ilmu dan bisa berubah 2
tahun sekali. Jadi kalau ada perubahan
dan perbaikan, itu wajar saja. Perubahan
kurikulum adalah kebutuhan. Karena
adanya perubahan-perubahan ilmu,
teknologi, bahkan masyarakat itu sendiri
juga berubah. Kita kan ingin meluluskan
sarjana yang terjun ke masyarakat. Jika
masyarakatnya sudah berubah sedangkan
lulusan kita masih model lama, mana bisa
laku.
Sudah sejauh mana pelaksanaankurikulum berbasis KKNI di UNP?
Terhitung tahun 2012, kita pun
menggarap kerangka kurikulum sesuai
acuan. Lalu, pada tahun 2013, kita
himbaukan kepada seluruh sivitas
akademika UNP untuk menjalankan
kerangka yang telah dibuat tersebut.
Meminta prodi untuk menetapkan learn-ing outcome dari masing-masing prodi
serta dijabarkan menjadi mata kuliah
lengkap dengan bobotnya. Untuk mata
kuliah, kita minta kepada prodi untuk
menyusunnya secara langsung. Kurikulum
berbasis KKNI ini, pada 2012 sudah
disosialisasikan ke seluruh prodi yang ada
di UNP. Sebagian besar dari prodi sudah
menerapkannya tahun 2012. Dan untuk
yang belum, kita kembangkan lagi. Kita
sempurnakan kurikulum tersebut dengan
meminta (rancangan kurikulum) yang
sudah jadi, walaupun sebagian ada yang
belum selesai semua. Dan tahun ini kita
minta kepada seluruh prodi untuk
menyelesaikan semuanya.
Bagaimana tanggapan Anda terhadapPermendikbud nomor 49 mengenai batasmasa kuliah menjadi lima tahun?
Sebelumnya saya pernah mengikuti
rapat tentang keputusan SBMPTN dengan
seluruh PR I se-Indonesia. Kami bertemu
Oleh Wahida Nia Elfiza/Sri Gusmurdiah dan Meri Susanti/Yola Sastra
Kuliah maksimal lima tahun lahirkan mahasiswa sukseskuliah dan organisasi?
Tertanggal 9 Juni 2014, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI,
Mohammad Nuh menetapkan Per-
aturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Permendikbud) Republik Indonesia no-
mor 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional
Perguruan Tinggi. Menindaklanjuti hal itu,
maka pada 11 Juni 2014 ketetapan tersebut
telah diundangkan di Jakarta. Peraturan
ini ditandatangani oleh Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia, Amir Syamsudin.
Setelah momen pengesahan, maka muncul-
lah Salinan Permendikbud nomor 49 tahun
2014 tentang Standar Na-sional Perguruan
Tinggi yang telah dijamin kesesuaiannya
dengan peraturan asli oleh Kepala Biro
Hukum dan Organisasi Kemen-terian
Pendidikan dan Kebudayaan, Ani Nurdiani
Azizah.
Pada salinan Permendikbud itu, dari
situs www.its.ac.id, terdapat 6 BAB dan 65
pasal yang membangun peraturan tersebut.
Lalu, menilik lebih lanjut pada BAB II, ba-
gian keempat, pasal 17 ayat ketiga dan
lebih spesifik pada bagian d tertuang sebuahperaturan, yaitu bagi mahasiswa Diploma
4 (D4) dan Strata 1 (S1), memiliki masa
studi selama empat sampai lima tahun.
Lahirnya peraturan itu ternyata belum
disambut dengan serta merta oleh sebagian
mahasiswa Universitas Negeri Padang
(UNP). Sikap tersebut ditunjukkan oleh
salah satu Mahasiswa Jurusan Geografi
TM 2010, Dandi Arianto Pelly. Menurut
Dandi, masa kuliah yang diperpendek men-
jadi 5 tahun akan menghambat kreativitas
mahasiswa, sedangkan bobot Satuan Kredit
Semester (SKS) yang dibebankan masih
sama. Hal ini juga akan membuat mahasis-
wa fokus dengan perkuliahan dan melupa-
kan organisasi. “Saya kurang setuju dengan
pera-turan ini,” ujarnya, Selasa (7/10).
Senada dengan Dandi, Andika Putra
juga merasakan hal yang sama. Mahasis-
wa Teknik Pertambangan TM 2011 ini meng-
aku terkejut dan masih mempertanyakan
tentang peraturan tersebut. Menurutnya,
hal-hal yang membedakan antara masa
studi selama lima tahun atau lebih, belum
begitu jelas. Selain itu, mahasiswa yang
terlambat menyelesaikan masa studinya
belum tentu disebabkan oleh nilai akademik
yang rendah. “Pemerintah seharusnya
mengkaji hal ini terlebih dahulu,” ujar
Ketua Umum Pusat Pengembangan Ilmiah
dan Penelitian Mahasiswa, Jumat (3/10).
Namun, berbeda halnya dengan Heru
Setiawan, Mahasiswa Jurusan Teknik Elek-
tronika TM 2011. Heru setuju jika peraturan
ini diterapkan di UNP. Menurutnya,
peraturan tersebut sudah ideal karena akan
membuat mahasiswa lebih terpacu dan
bersemangat lagi untuk kuliah. Selain itu,
kurangnya minat mahasiswa dalam beror-
ganisasi menurutnya tidak ada kaitannya
dengan batas kuliah lima tahun. “Jika me-
mang mahasiswa memiliki niat yang
benar, organisasi tidak akan mengganggu
kuliahnya,” ungkapnya, Rabu (1/10).
Januar Sahri juga tidak keberatan jika
peraturan tersebut diterapkan di UNP.
Menurutnya, peraturan ini punya sisi posi-
tif dan sisi negatif, tergantung kepada di-
ri pribadi mahasiswa yang menjalaninya.
Jika mahasiswa memang bersungguh-sung-
guh untuk kuliah, organisasi tidak akan
jadi penghalang untuk bisa wisuda tepat
pada waktunya. “Karena, mahasiswa harus
bisa membagi waktu dengan baik,” ujar
Mahasiswa Prodi Ilmu Keolahragaan TM
2014 ini, Jumat (3/10).
Dukungan terhadap peraturan menteri
mengenai kuliah batas lima tahun, juga
terlihat dari kalangan Staf Pengajar UNP,
salah satunya Dr. Azwir Anhar, M.Si., Dosen
Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), setuju
dengan peraturan tersebut. Menurutnya,
lamanya waktu kuliah mahasiswa hanya
akan merugikan pihak universitas. Karena
semakin lama waktu kuliah yang diberikan,
maka mahasiswa akan santai untuk
melakukan perkuliahan. “Hal ini akan
menyebabkan akreditasi universitas
menjadi rendah,” ujarnya, Jumat (3/10).
Selain itu, Azwir juga mengatakan
bahwa diperpendeknya masa kuliah tidak
akan berpengaruh terhadap keaktifan
mahasiswa dalam berorganisasi. Malahan
dengan waktu yang diperpendek,
mahasiswa akan lebih semangat untuk
berkuliah. “Mahasiswa itu harus sukses
kuliah dan organisasi,” tutupnya.
Laporan Kru SKK Ganto
karena ketidakpuasan terhadap Permen-
dikbud nomor 49 tersebut. Saya juga sudah
pernah komplain langsung ke Dirjen
mengenai masalah ini. Sebab untuk UNP,
peraturan ini memang belum bisa diterap-
kan, karena rata-rata nilai mahasiswanya
saat tes seleksi SBMPTN hanya berkisar
70-an. Berbeda dengan perguruan tinggi
terkemuka di Indonesia yang nilainya di
atas rata-rata. Saya meminta peraturan ini
untuk ditinjau kembali, karena masa
tenggangnya pun 2 tahun. Jika peraturannya
keluar tahun ini, maka penerapannya baru
akan benar-benar diberlakukan pada 2016.
Bagaimana seharusnya mahasiswamenyikapi peraturan itu?
Ini kan baru akan berlaku 2016. Jadi
bagi mahasiswa lama tidak berlaku. Tetapi
kalau saya menjadi mahasiswa tidak mau
kuliah itu lama-lama. Cepat selesai itu
menguntungkan. Saya heran banyak maha-
siswa menunggu yang untuk mendapatkan
dispensasi. Buang waktu. Saya menghimbau
mahasiswa supaya tidak menunggu sampai
batas waktu akhir. As soon as possiblebetter than late. Cepat itu lebih baik
daripada lambat.
Prof. Dr. Agus Irianto
Ormawa: Salah satu organisasi mahasiswa (Ormawa) tengah melakukan kegiatan di ruanganPKM UNP, Jumat (25/4). f/doc.
Laporan7
Nilai dan Kebajikan Sebuah Pendidikan
Kurikulum Baru di UNPKurikulum Baru di UNPKurikulum Baru di UNPKurikulum Baru di UNPKurikulum Baru di UNP
Drs. Zulfa Eff. Uli Ras, M.Pd.(Dosen Pendidikan Teknik
Bangunan)
Dandi Arianto Pelly(Wakil Gubernur BEM FIS)
Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014
Ade Syafrinaldo(Mahasiswa
Pendidikan
Matematika TM
2014)
Meri SusantiPemimpin Redaksi SKK Ganto 2014
Tercatat sejarah dikarenakan tulisan adalah
salah satu impiannya.
Twitter: @mheri_mazhra
Blog: www.merisusanti10.wordpress.com
Kurikulum baru memiliki dampak tersendiri bagi mahasiswa.
Mahasiswa benar-benar terpaku pada kurikulum sebelumnya.
Mereka sedikit kewalahan dengan penerapan
kurikulum ini. Di sini mahasiswa memang
dituntut mandiri. Selain itu, kurikulum ini
lebih mengutamakan kepada sikap mahasiswa
atau yang diharapkan. Mungkin disebabkan
karena masih adanya bias dari kurikulum
sebelumnya. Saya pun masih canggung
dengan kurikulum baru ini.
Secara konsep, sebenarnya kurikulum baru ini bagus. Dengan
adanya kurikulum ini, mahasiswa tidak tergantung kepada dosen
lagi, tetapi lebih ke bagaimana cara mereka untuk mengembangkan
dirinya baik di dalam maupun di luar kampus. Begitu pula dengan
kemungkinan untuk diterapkan di UNP. Namun, penerapan tersebut
sebaiknya belum saat ini karena sosialisasinya yang masih
kurang. Terlebih lagi karena sekarang masih dalam masa transisi.
Sebelum diterapkan, akan lebih baik jika kampus meriset
terlebih dahulu pendapat mahasiswa terkait penerapan kebijakan
baru ini. Setuju atau tidakkah mereka dengan kebijakan baru
ini. Karena bagaimanapun juga, mahasiswalah yang akan
menjalankannya. Seandainya diterapkan juga sekarang, dan hasilnya
tidak sesuai harapan, mungkin perlu dibentuk konsep yang baru.
Yang menguntungkan bagi semua pihak, baik itu mahasiswa, kampus,
maupun pemerintah.
Kurikulum diibaratkan
sebagai jantung dan
hatinya pendidikan.
Kurikulum meru-
pakan kunci pen-
didikan. Kuri-
kulum disusun
dengan mem-
pertimbangkan
lulusan sebuah
institusi pendi-
dikan sehingga
menghasilkan lulus-
an yang berkualitas.
Untuk mencapai tujuan
tersebut, biasanya kurikulum ini
tidak diganti tetapi hanya direvisi.
Sekarang dicanangkanlah
kurikulum baru oleh pemerintah,
yaitu kurikulum berorientasi
kepada KKNI. Pada kurikulum
ini, lebih dituntut keaktifan
mahasiswa. Selain itu, kurikulum
baru juga lebih mengarah ke
pembentukan sikap mahasiswa
Pendidikan bertujuan untuk meng-
hilangkan segala sumber penderitaan rakyat
yang berupa kebodohan dan keterting-
galan. Dalam mencapai tujuan tersebut,
tak terlepas dari proses abadi dalam per-
baikan alam sekitar intelektual, emosional,
dan kemanusiaan dari manusia. Diperlukan
sebuah formulasi dan perbaikan-perbaikan
sudut padang demi tuaian hasil yang sesuai
dengan pemilik harapan besar dalam hal
tersebut. Salah satu formula yang terus
digalakkan pemerintah demi terwujudnya
proses perbaikan tersebut adalah dengan
terus menyesuaikan kurikulum sebagai ruh
pendidikan dengan perubahan tuntutan
zaman.
Socrates dan Nabi Muhammad SAW
pernah menyuarakan, bahwa moral atau
karakter adalah tujuan yang tidak bisa
dihindarkan dari dunia pendidikan. Tujuan
yang harus dicapai oleh pendidikan adalah
hal yang bernilai. Karena, nilai berfungsi
sebagai penggerak pendidikan. Ia seperti
jantung yang memompa darah ke seluruh
bagian tubuh. Oleh sebab itu, tujuan utama
pendidikan adalah untuk menghasilkan
kepribadian manusia yang matang secara
intelektual, emosional, dan spiritual. Fungsi
nilai yang tak mampu terbantahkan dalam
sebuah nilai yang bermoral.
Kompleksitas sebuah tujuan pendidikan
bermuara pada keinginan suatu luaran yang
berkualitas tinggi. Manusia layak pakai
untuk kegilaan zaman di masa yang akan
datang. Manusia berkualitas yang mampu
bersaing dengan diri sendiri dalam pe-
naklukan oleh kekejaman dunia masa
depan. Semakin menakutkan apabila
hitam putih pendidikan tidak dilan-
dasi sebuah karakter yang akan
membangun sebuah nilai.
Karena itulah, komponen
esensial manusia adalah
nilai dan kebajikan.
Gagalnya pendidikan
dalam membangun
manusia yang utuh perlu
ada kajian ulang me-
ngapa hal tersebut dapat
terjadi. Oleh manusia yang
bernilai dan baik dalam peradabannya.
Pemerintah selalu mempunyai solusi
ampuh untuk menjawab tantangan
perkembangan globalisasi dalam arusnya.
Belakangan ini berkembang wacana
pendidikan karakter yang akan diterapkan
di setiap satuan pendidikan.
Pendidikan karakter yang meng-
utamakan penanaman nilai-nilai. Penilaian
nilai-nilai pada zaman yang ketika
manusianya telah terpenjara oleh tujuan-
tujuan sekuler. Jika tidak dilakukan peru-
bahan dalam pengembangan konsep berka-
rakter, praktik pendidikan yang diapli-
kasikan hanya menyentuh kulit. Ia tidak
akan pernah menyentuh ruh yang menjadi
jantung pendidikan. Jika ruh pendidikan
hilang, anak didik yang dibentuk dalam
pendidikan pun akan menjadi manusia
yang kehilangan ruh.
Sesuai dengan peran yang harus di-
mainkan, kurikulum sebagai alat dan pe-
doman pendidikan, maka isi kurikulum
harus sejalan dengan tujuan pendidikan
itu sendiri. Tujuan yang harus dicapai oleh
pendidikan pada dasarnya mengkristal da-
lam pelaksanaan peran-
nya. Kurikulum
dipersiapkan dan
dikembangkan
untuk mencapai
tujuan pendidikan.
Makna dapat hidup
di masyarakat itu
bukan saja berhu-
bungan dengan ke-
mampuan peserta didik
untuk menginternalisasi
nilai atau hidup sesuai
dengan norma-norma
masyarakat akan tetapi juga
pendidikan harus berisi
tentang pemberian penga-
laman agar anak dapat
mengembangkan kemam-
puannya sesuai dengan
minat dan bakat mereka.
Dalam sistem pendidikan, kurikulum
merupakan komponen yang sangat penting,
sebab di dalamnya bukan hanya me-
nyangkut tujuan dan arah pendidikan saja
akan tetapi juga pengalaman belajar yang
harus dimiliki setiap siswa serta bagaimana
mengorganisasi pengalaman itu sendiri.
Dewasa ini, pendidikan merupakan hal
terpenting dalam kehidupan bermasyarakat.
Karena dengan pendidikan, masyarakat dapat
memperbaiki kualitas hidup. Hal ini diper-
kuat dengan semakin tinggi pendidikan yang
dipelajari maka terbuka kemungkinan
peningkatan wawasan ilmu pengetahuan dan
pengalaman dalam menyelesaikan masalah.
Perkembangan pendidikan tidak terlepas
dari yang namanya pondasi pendidikan,
yaitu kurukulum. Kurikulum merupakan
suatu cara untuk mengukur tingkat perkem-
bangan pendidikan, hal ini dapat diartikan
bahwa arah pendidikan kita tergantung
kurikulum yang dibuat. Dalam kurun wak-
tu belakangan ini kurikulum mengalami
banyak perubahan yang secara langsung
membawa dampak terhadap perkembangan
pendidikan di Indonesia. Perubahan yang
terjadi tidak terlepas dari perkembangan
secara global di dunia yang mau tidak
mau menuntut kita untuk menyesuaikan
dengan kebudayaan bangsa Indonesia
sehingga dapat meningkatkan daya beda
yang tiap daerah memiliki ciri khas
tertentu.
Sesuai dengan tujuan pendidikan yang
telah didengungkan oleh Socrates dan Nabi
Muhamad SAW. Dengan kuat, kurikulum
yang diberlakukan pada tahun 2013 ini
menjunjung tinggi karakter dalam pengem-
bangannya, memang harus dikembangkan
sedemikian mungkin. Kerena pada dasar-
nya, manusia yang terdidik dengan moral
yang tinggi adalah sebuah harapan dari
bangsa yang tengah mencoba merintis
perubahan. Sebuah hal yang memang harus
diformulasikan pemerintah untuk bisa
mencapai tujuan pendidikan yang bernilai
dan berkarakter. Mahasiswa sebagai lakon
dalam pergerakan kebaikan nilai sebuah
pendidikan memang harus ikut bekerja
sama dengan pemerintah dalam mewujud-
kan harapan besar pemerintah. Oleh sebuah
ide pendidikan yang bernilai, bermoral, dan
berkarakter. Adalah sebuah akhir yang akan
menjadi nyata apabila semua pihak yang
terlibat dalam pergulatan mimpi ini benar-
benar bekerja sama dengan keras untuk itu.
Tiada sebuah kemustahilan. Semua
adalah proses. Dan sebuah keputusan adalah
sudut pandang dari proses untuk mene-
mukan sebuah hasil.
tersebut. Nah, inilah kekurangan
kurikulum sebelumnya.
Dalam penerapannya,
kurikulum yang berlaku
saat ini harus dikait-
kan dengan kesiapan
lulusan kita. Siap atau
tidakkah lulusan kita
menghadapi lapa-
ngan kerja, terumata
untuk mahasiswa yang nantinya akan
menjadi calon guru. Jadi, diharapkan
pula penerapan kurikulum ini harus
sinkron dengan penerapan kurikum di
sekolah. Seandainya sudah mantap,
barulah diterapkan di UNP secepatnya.
Tentunya dengan harapan perubahan
kurikulum tidak menghambat studi
mahasiswa nantinya.
Grafis: Hari Jimi Akbar
8
In Memoriam Ady Rosa (1952-2014)Jika Anda mengalami masalah kesehatan,
silakan manfaatkan rubrik ini. Kirimkan surat
tentang masalah Anda kepada pengasuh rubrik
ini ke e-mail Ganto, [email protected] atau
Gedung PKM UNP Ruang G65 UNP. Setiap
pertanyaan harap dilengkapi dengan identitas.
Diasuh oleh:dr. Pudia M. Indika
Nyeri di Kepala Mestika Zed
Unit Kerja: Pensyarah dan Peneliti
PKSBE, Fakultas Ilmu Pendidikan
(FIP) UNP
e-mail: [email protected]
Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014
Akhir-akhir ini, kepala bagian belakang saya sering
terasa nyeri. Rasa nyeri semakin terasa ketika sedang
banyak pikiran. Selain itu dari pergelangan kaki hingga
ujung kaki juga terasa pegal-pegal. Apakah yang
menyebabkan saya merasakan rasa sakit seperti itu?
Penyakit apa yang sedang saya alami? Apakah hal-hal
yang saya rasakan itu masih dalam batas kewajaran atau
sesuatu yang perlu dikhawatirkan? Terima kasih. Wassalam.
Miftahul HidayahMahasiswa Jurusan Geografi TM 2012
Assalammualaikum Wr.Wb
Salam Sehat Miftahul
Nyeri kepala bagian belakang merupakan salah satu
dari gejala beberapa tipe sakit kepala (lihat Ganto Edisi
172). Gejala yang dirasakan lebih mendekati kepada Ten-sion Type Headache (TTH).
TTH adalah sakit kepala yang terasa seperti tekanan
atau ketegangan di dalam dan di sekitar kepala. Nyeri
kepala karena tegang yang menimbulkan nyeri akibat
kontraksi menetap otot-otot kulit kepala, dahi, dan leher
yang disertai dengan pelebaran pembuluh darah di luar
tengkorak kepala. Nyeri ditandai dengan rasa kencang
seperti pita di sekitar kepala dan nyeri tekan di daerah
kepala bagian belakang hingga leher.
TTH terbagi atas: (1) Infrequent episodic tension-type
headache, (2) Frequent episodic tension-type headache,(3) Chronic tension-type headache,, dan (4) Probable ten-
sion-type headache
Penyebab TTH antara lain: (1) ketegangan (tension)dan stres, (2) kelelahan (tiredness), (3) kecemasan (anietas),
(4) terlalu lama membaca, mengetik, atau konsentrasi
(eye strain), (5) posture yang buruk, (6) benturan pada
leher, dan (7) tekanan darah tinggi.
Mengobati Tension HeadacheTujuan pengobatan tension headache adalah untuk
mencegah serangan lebih lanjut dan mengurangi rasa
sakit yang dialami. Pencegahan tension headache meliputi:
1. Minum obat yang direkomendasikan oleh dokter
Anda, seperti penghilang rasa nyeri, relaksan otot, anti
depresi
2. Menghindari atau meminimalkan penyebab atau
pemicu tension headache3. Manajemen stres /latihan relaksasi.
Berikut ini beberapa tips tentang sakit kepala :
1. Menghangatkan leher dengan kompres maupun
botol
2. Menghela napas dalam secara teratur
3. Menghindari suara berisik yang dapat mencetuskan
tension headache4. Membiasakan diet rendah garam
5. Pola makan teratur
6. Hindarkan jenis makanan tertentu yang tubuh
tidak tahan menerimanya
7. Olahraga dan aktivitas fisik bisa mencegah
serangan sakit kepala atau mengatasi sakit kepala ringan
8. Istirahat yang cukup
Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati.
Siapapun dia dan setinggi apapun pangkatnya tetap
tidak bisa lari dari yang namanya kematian. Sebelum
maut menjemput, kehidupan tentulah akan terasa
bermakna jika dijalani dengan kesungguhan dan
kebaikan untuk orang lain. Adalah Drs. Ady Rosa,
M.Sn. Dosen FPBS Universitas Negeri Padang yang
telah lebih dulu berpulang pada Rabu, 16 Juli 2014,
pukul 03.10 WIB. Penyakit stroke yang menyerang
tubuhnya membuat ia harus dirawat di RS. Yos
Sudarso, Padang beberapa hari sebelum jiwanya
dipisahkan dari raganya.
Seperti biasa, penghormatan almamater diberikan
kepada almarhum dan jenazahnya sempat
disemayamkan di Rektorat UNP, dilepas serta
disalatkan di Masjid Al-Azhar UNP, Air Tawar, Padang
sebelum diantar ke peristirahatan terakhir.
Mendiang Ady Rosa asli putra Minangkabau,
dilahirkan di Jakarta pada 23 Juli 1952. Suami dari
Ibu Farida Idrus yang berprofesi sebagai guru SMK
4 Padang ini memiliki dua orang anak, Dipa Aditya
Rosa dan Dibya Prayasitta Somya Rosa. Ia tercatat
sebagai dosen tetap FPBS UNP dan kandidat doktor
Universiti Kebangsaan Malaysia.
Sepanjang karirnya, Ady Rosa dikenal sebagai
peneliti yang tekun, perupa, kurator seni, dan
instruktur desain kerajinan pada pelatihan kerajinan
daerah, serta aktif dalam pelbagai events budaya
nasional, a.l. “Festival Istiqlal” Jakarta pada 1995.
Keterlibatannya dalam pelbagai kegiatan itu membuat
dirinya menjadi dosen yang “sibuk” dalam rangka
untuk memenuhi panggilan tugas Tri Dharma
Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian, dan
pengabdian pada masyarakat).
Kontribusinya terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan tidaklah diragukan, khususnya di bidang
seni tato. Di dunia Internasional ia dikenal sebagai
ahli tato Indonesia satu-satunya. Penelitian Masternya
di Institut Teknologi Bandung (ITB) tentang “EksistensiTato sebagai Salah Satu Karya Senirupa Tradisional
Mentawai” (1994), dan karya-karyanya yang lain, sertakeahliannya yang unik itu membuat dirinya sering
diundang media dan lembaga penelitian, seperti LIPI
Jakarta. Beberapa penelitiannya yang lain adalah “Studi
Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Suku TerasingMentawai di Desa Sotboyak Kecamatan Siberut Utara”
(Depsos, 1995), “Fungsi dan Makna Tato SertaImplikasinya pada Perilaku Kehidupan Sosial Budaya
dalam Pembangunan” (Hibah Bersaing PT, 1997-1999),
dan “Kajian Semiotik dan Mitologis tentang Tato
Masyarakat Tradisional Kepulauan Mentawai” (1999).Ketekunannya dalam penelitian tato Mentawai
selama lebih sepuluh tahun tersebut membawa dirinya
terbiasa menelusuri kampung-kampung terpencil,
keluar masuk hutan Mentawai, khususnya Siberut.
Salah satu temuan penelitiannya mengatakan bahwa
tradisi seni tato Mentawai sebenarnya jauh lebih tua
usianya daripada tato Mesir, seperti yang telah dikenal
selama ini.
Ensiklopedi terkemuka dunia, Encyclopaedia Bri-
tannica, mencatat
bahwa tato tertua
ditemukan pada
mumi di Mesir
(1300 SM), tetapi
dalam penelitian-
nya Ady Rosa
mengatakan bah-
wa orang Men-
tawai sudah me-
nato badan me-
reka sejak Zaman
Logam (1500 SM -
500 SM). Tato ialah
lukisan pada ba-
gian organ tubuh
tertentu, atau se-
luruhnya. Tato
disebut juga seni
lukis tradisional,
sama halnya de-
ngan lukisan di gua zaman prasejarah, memiliki
makna simbolik bagi pelakunya, umumnya tekait
dengan dunia kehidupan masyarakatnya, status, kelas
sosial, dan jati diri serta makna sosiologis lainnya.
“Hal ini tentu amat beda fungsinya dengan trend
tato dikalangan pesepak bola atau selebritas akhir-
akhir ini. Para pesohor Indonesia
seperti Ayu Azhari, Yuni Arso,
Rebecca Tumewu, Jajang C. Noer,
Karenina, Dian Nitami, Anjasmara,
Cut Keke, Inneke Koesherawaty,
dan Ari Sihasale—untuk menyebut
sejumlah nama—juga bertato, tetapi
bagi mereka tato hanyalah sekadar
kesenangan, hobi, dan mengikuti
trend budaya pop. Berbeda dengantato tradisional, selain unik dan
dahsyat, juga sarat akan simbol dan
makna. Tetapi sayangnya, tato
tradisional ini terancam punah,”
kata Drs. Ady Rosa M.Sn. sekali
waktu (Kompas, 2/2/2001). Dengan
keahliannya di bidang inilah
membuat ia dijuluki oleh media
dan juga dosen-dosen di ITB sebagai “Jenderal Tato”.
Dua minggu sebelum kepergiannya, Pak Ady
sempat hadir untuk memberi dukungan dan semangat
kepada koleganya di Jurusan Seni Rupa, yang
mempresentasikan hasil penelitian S3-nya di
Pascasarajana Universitas Negeri Padang, di mana
saya menjadi salah seorang pengujinya. Tak ada
tanda-tanda kepergiannya yang begitu cepat. Hanya
saja kondisi fisiknya waktu itu tampak agak letih.
Sehabis sidang dia juga pernah mengatakan dengan
suara rendah kepada saya bahwa dia akan bertekad
untuk melanjutkan risetnya tentang seni tato Indo-
nesia, terutama di dua daerah lain, yaitu Dayak di
Kalimantan dan Sumba di Nusa Tenggara Barat.
Itulah perjumpaan terakhir saya dengan Pak Ady.
Meskipun keahlian kami berbeda satu sama lain,
sekali-sekali kami tetap saling menyapa dan beliau
juga pernah mampir ke pusat kajian saya, PKSB, FIS
UNP untuk bertukar pikiran. Kepergian Pak Ady
pastilah menjadi sebuah kehilangan bagi keluarga
termasuk komunitas akademik di UNP dan dunia
ilmu pengetahuan umumnya. Terlebih karena dia
adalah salah seorang dari sedikit pengajar UNP
yang memiliki reputasi ilmiah yang baik, dikenal
di dalam dan di luar kampusnya. Selamat jalan Pak
Jendral.
Buah dari setiap kerja keras dan ketekunan itulah
yang menghasilkan berbagai karya yang berkualitas.
Bukan malah menjadikan seseorang congkak akan
karya yang telah mereka rangkai. Seperti Ady Rosa
yang pergi dengan meninggalkan segudang karyanya
untuk diwariskan kepada para intelektualitas yang
ingin mengikuti jejaknya.
9
Generasi (Tanpa) Sejarah
Pertengkaran Orang Tua
Jika Anda mengalami masalah Psikologi, silahkan manfaatkan rubrik ini. Kirimkan surat tentang masalah Anda kepada pengasuh rubrik ini ke email Ganto,
[email protected] atau Gedung PKM UNP Ruang G 65 UNP. Setiap pertanyaan harap dilengkapi dengan identitas.
Bu, saya sering merasa tidak nyaman
ketika berada di rumah. Orang tua saya
sering sekali bertengkar. Padahal mereka
sudah tua. Selain itu mereka seharusnya
menjadi contoh yang baik bagi anak-
anaknya. Pertengkaran ini juga sering
disaksikan adik-adik saya yang masih
kecil. Saya takut hal ini berdampak
bagi psikologis mereka. Saya pun jadi
dilema karena tidak bisa berbuat apa-
apa. Apa yang harus saya lakukan
sebagai seorang anak dan kakak terhadap
masalah ini? Terima kasih.Linda Sari
Mahasiswa FBS UNP 2012
Saudari Linda yang baik, lingkungan
keluarga memang menjadi salah satu
aspek penunjang keberhasilan anak.
Energi-energi dari keluarga membentuk
emosi anak secara tidak langsung. Jika
orang tua bisa menjaga kestabilan emosi
saat berada di rumah akan menimbulkan
suasana nyaman bagi anak. Suasana nyaman
tersebut tentu menunjang perkembangan
psikologis anak ke arah yang lebih baik.
Dorongan keluarga tersebut akan kamu
pertanyakan saat menemukan kondisi
keluarga tidak pada keadaan seharusnya.
Orang tua yang sering bertengkar dan
tuntutan kamu sebagai anak serta kakak
yang harus menjadi penengah membuat
kamu bingung.
Beberapa hal yang bisa kamu lakukan
saat merasa tertekan ketika berada dalam
situasi tersebut:
Menyibukkan diri dengan lebihsering berada di luar rumah
Hal ini sebenarnya bukan termasuk ke
dalam pengelolaan stres yang baik, tetapi
lebih ke arah menghindar. Perilaku meng-
hindar ini tidak sampai ke tahap destruktif
dan berjalan ke arah yang negatif. Meng-
ikuti unit kegiatan kampus yang seuai de-
ngan yang kamu butuhkan, mungkin juga
akan membantu kamu mengalihkan per-
hatian sementara dari kemelut di rumah.
Menyalurkan hobiMenjalankan hobi adalah kegiatan yang
bisa membuat seorang merasa tenang dan
puas. Menyalurkan hobi bisa membuat
kamu memiliki kesibukan dan penyaluran
emosi secara positif. Saat hobi kamu tersa-
lurkan kamu akan merasa memiliki ke-
kuatan untuk menjalani masalah yang kamu
hadapi dan yakin bahwa Tuhan pasti mem-
punyai rencana yang terbaik.
Mencari social supportKamu perlu memilih beberapa teman
dekat yang mungkin kamu anggap dapat
menyemangati dan memberi kamu ke-
kuatan. Ketika kamu sedang benar-benar
berada dalam keadaan yang terpuruk, mere-
kalah yang akan mengingatkan dan menye-
mangatimu.
BerdoaPentingnya doa secara psikologis adalah
agar kita mendapat ketenangan dan dapat
melewati suatu kelepasan dari ketegangan
Novi Yenti
Tempat/Tanggal Lahir: Padang/
14 November 1992
Twitter: @opi_anok
Facebook: Novi Yenti
Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014
dan pergumulan (Gintings, 1999). Salah
satu hal yang membuat yakin akan
selesainya suatu masalah adalah dengan
berdoa. Doa mengubah cara pikirmu
terhadap masalah yang kamu alami.
Perbaiki hubungan dengan ayah-ibu dan saudara kamu
Saat kamu merasa ada masalah de-
ngan orang tuamu, sebagai anak dan
sebagai kakak, sudah semestinya kamu
menjadi pelindung bagi adik-adikmu.
Kamu dituntut untuk memberikan per-
hatian dan kasih sayang pada adik-
adikmu. Kamu juga bisa merekatkan
kembali hubungan ayah ibu kamu de-
ngan mengulang-ulang kenangan yang
kalian miliki.
Ingatlah kamu masih memiliki
saudara di bawah kamu yang masih
membutuhkan dorongan keluarga. Dan
ingat bahwa “Karena sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
(QS. Alam Nasyroh: 5)
Grafis: Hari Jimi Akbar
Indonesia patut bersyukur atas segenap
sejarah yang dimilikinya. Karena dari sejarah,
Indonesia bisa meraup banyak pelajaran yang
dijadikan acuan untuk kehidupan masa seka-
rang dan masa yang akan datang. Perjuangan
panjang masyarakat Nusantara dalam mem-
pertahankan tanah air seharusnya selalu di-
ingat dan diingatkan agar Bhineka Tunggal
Ika masih tetap terjaga.
Banyak tokoh yang patut dijadikan panu-
tan dalam kehidupan bernegara. Pemikiran-
pemikiran para tokoh terdahulu yang hidup
di zaman yang belum secanggih sekarang,
ternyata bisa menyatukan Indonesia yang
tidak satu daratan. Bahkan saat pendidikan
tidak semudah saat ini, pahlawan tanah air
mampu menanamkan semangat juang pada
generasi selanjutnya. Contohnya saja
Tuanku Imam Bonjol yang menggugah
naluri juang Mohammad Hatta untuk turut
campur tangan memerdekakan tanah Air.
Roeslan Abdul Ghani mengatakan,
ilmu sejarah ibarat penglihatan terhadap
tiga dimensi, yaitu penglihatan ke masa
silam, ke masa sekarang, dan ke masa
depan. Dengan demikian, mempelajari
peristiwa-peristiwa sejarah akan selalu
terkait dengan ‘waktu’ yang terus bergerak
dari masa sebelumnya ke masa-masa
berikutnya serta melahirkan peristiwa-
peristiwa baru yang saling terkait sehingga
perjalanan sejarah tidak pernah berhenti.
Peranan sejarah sangat penting dalam
kehidupan manusia sebab sejarah adalah
pengalaman manusia. Tanpa sejarah, manusia
tidak mempunyai pengetahuan tentang diri-
nya. Manusia yang demikian tidak mempu-
nyai memori atau ingatan, sehingga pada
dirinya tidak dapat dituntut suatu tanggung
jawab. Untuk itu, manusia yang punya rasa
tanggung jawab, biasanya menyadari kedu-
dukan sejarah sebagai suatu yang urgen
dalam kehidupan, terutama dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
Namun, pentingnya pelajaran sejarah se-
pertinya sudah lama diabaikan di negara
ini. Belakangan ini masyarakat dikejutkan
oleh pemberitaan televisi nasional mengenai
minimnya pengetahuan sejarah anggota DPR
RI.
Seorang publik figur muda yang juga
anggota DPR
tergagap-
g a g a p
ketika harus menjawab isi sumpah pemuda.
Ada juga siswa yang tidak tahu makna tiap
butir pancasila atau bahkan ada mahasiswa
menjawab tidak tahu saat rekan-nya bertanya
tentang gambar pahlawan yang tertera pada
lembaran rupiah. Selain itu, muncul pula
keprihatinan berbagai kalangan mengenai
hilangnya jati diri bangsa, KKN (Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme), separatisme, dan primordia-
lisme, serta banyak lagi lainnya.
Pengetahuan sejarah memang diberikan
pada siswa SD, SLTP, dan SLTA. Namun,
dirasa belum cukup. Pelajaran sejarah yang
terkandung dalam subpelajaran Ilmu Penge-
tahuan Sosial hanya dipelajari siswa dengan
waktu dua sampai tiga jam pelajaran. Selain
itu tidak ada lagi asupan pengetahuan sejarah
yang diberikan. Mungkin, jika tidak ada
upacara bendera setiap hari senin di sekolah,
Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 pun
dikhawatirkan akan membias.
Selain batasan waktu untuk pelajaran
sejarah, kurang jelinya pengajar dalam
memberikan penguasaan terhadap
pengetahuan sejarah juga menjadi alasan
rontoknya minat siswa terhadap sejarah.
Umumnya siswa menggambarkan sejarah
sebagai mata pelajaran yang menghafal
tanggal dari suatu kejadian. Orang tua
yang merupakan guru bagi generasi
muda Indonesia dalam lingkup
lingkungan rumah juga bertanggung
jawab atas fenomena ini. Seharusnya
orang tua dan guru saling bersinergi
dalam menumbuhkan minat anak
terhadap pengetahuan sejarah.
Dari fenomena tersebut, muncul
pertanyaan apakah karena sejarah
dianggap kurang penting menjadi
alasan kurangnya kesadaran sejarah
generasi muda sekarang? Lalu bagai-
mana usaha untuk meningkatkannya?
Revolusi kehidupan dari berba-
gai sisi memang mengubah pandang-
an masyarakat dari berbagai hal, salah
satunya pandangan terhadap sejarah. Tidak
dapat dipungkiri perkembangan zaman yang
semakin maju membuat manusia kadang
enggan melihat ke belakang. Hal ini pulalah
yang diprediksi menjadi penyebab sejarah
dianggap kurang penting oleh generasi muda.
Sebagai negara berkembang, Indonesia se-
layaknya menekankan kembali aspek sejarah
pada kehidupan masyarakat, khususnya pada
generasi muda. Terlebih saat ini sudah di-
kembangkan kurikulum yang berasaskan
karakter siswa. Pengetahuan sejarah sebaiknya
lebih diresapkan pada generasi muda yang
kelak akan menggantikan para pengemban
amanah rakyat.
Untuk itu, menanamkan kesadaran
sejarah bagi generasi muda lebih dari
sekadar retorika. Membangun kesadaran
sejarah bagi generasi muda harus dimulai
dari hulu ke hilir. Maksudnya memper-
siapkan teknik mengajar pengetahuan
sejarah pada siswa dengan meminimalisir
kekurangan yang terjadi sebelumnya.
Pembelajaran sejarah merupakan
proses yang bermakna bagi siswa, bukan
sekadar menghapal angka tahun dan peris-
tiwa saja. Dengan menjadikan pelajaran
sejarah menjadi sesuatu yang bermakna,
siswa diharapkan memiliki keterikatan
dengan masa lalunya untuk diambil pela-
jarannya di masa depan. Dari sanalah
muncul kesadaran sejarah bagi anak-anak
muda sebagai calon pemimpin bangsa.
Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014
Feature10
Misteri Hilangnya Si Pora-pora
Pernah dalam sejarah kehidupan,mereka mencapai kejayaan.
Menikmati limpahan rahmat Tuhan.Kemudian hilang tergerus waktu.
Sekarang tak lagi pagi, sore telahmenjelang, untuk menjemput malam.
Wanita Penjinak Api
Tak peduli siang atau malam, jikasirine telah berbunyi maka Bang Yoslangsung menuju lokasi kebakaran.
Malam itu, Yosie Anita yang
kerap dipanggil Bang Yos
bersama rekan satu regunya
tengah berjaga, shift malam, demikian
mereka menyebutnya. Mendapat shiftmalam, berarti Bang Yos dan rekan-rekan
sesama pasukan pemadam kebakaran harus
siap siaga mulai dari jam tujuh malam
hingga jam tujuh pagi jikalau nanti ada
panggilan pemadaman. Tak disangka, pada
dini harinya, sirine pun berbunyi, pertanda
adanya peristiwa kebakaran. Mereka pun
langsung bergegas menuju ke lokasi
terjadinya kebakaran.
Rutinitas seperti ini telah digeluti Bang
Yos sejak 2003. Saat itu, perempuan 33
tahun ini hanya berstatus sebagai relawan.
Empat tahun kemudian Bang Yos diangkat
menjadi Pegawai Negeri Sipil di Dinas
Pemadam Kebakaran Kota Padang.
Sebelum itu, pada tahun 2005, Bang Yos
telah diangkat pula menjadi Pegawai
Daerah MPD.
Hingga saat ini, Bang Yos merupakan
satu-satunya anggota pemadam kebakaran
perempuan yang ada di Sumatera Barat.
Perempuan pemberani ini dikenal lebih
suka berteman dengan laki-laki daripada
dengan perempuan. Faktanya, walaupun
perempuan, Yosie tidak pernah dibedakan
dari rekan-rekan lainnya dalam bertugas.
Ia selalu disamaratakan dengan pemadam
yang lainnya. Pernah ketika bertugas pada
tahun 2009 karena bergegas menuju lokasi
kebakaran, Yosie terjepit di pintu mobil
pemadam kebakaran. Walaupun sakit,
Yosie yang terkenal dengan sifat tomboy-
nya ini tetap melanjutkan tugas untuk
bertarung melawan si jago merah.
Dalam menjalankan tugasnya,
perempuan kelahiran 8 Mei 1981 ini
mendapatkan dukungan penuh dari suami
dan anaknya. Bahkan anak laki-lakinya
yang masih berumur 3,5 tahun dari hasil
pernikahan dengan Putra Akmal, turut
mengingatkan Yosie jika sirine tanda
kebakaran berbunyi, meskipun hal itu
berarti anaknya harus dititipkan pada
tetangga sebelah. Sedangkan suaminya
terkadang ikut serta bergabung sebagai
relawan pemadam kebakaran.
Tak hanya dari suami dan anak
saja. Dukungan juga didapatkan Yosie
dari kedua orang tuanya, Syari dan
Nurjani. Kedua orang tuanya tidak
menghalangi pilihan hidupnya itu.
Mereka merestui apapun yang anak-
anaknya kerjakan, asalkan itu masih
dalam hal kebaikan. Orang tuanya
bangga dengan apa yang telah ia miliki
saat ini. Meski demikian, Yosie belum
merasa puas sebelum kedua orang
tuanya menunaikan rukun Islam yang
kelima, naik haji.
Sekarang, menjadi pemadam
kebakaran tidak hanya menjadi profesi
bagi anak kelima dari enam bersaudara
ini. Bagi Yosie, memadamkan
kebakaran telah menjadi bagian dari
jiwanya. Bahkan jika kebakaran terjadi
di luar jam kerjanya, ia akan tetap
turut serta memadamkannya tak peduli
siang atau malam. “Itu sudah merasuk ke
jiwa saya,” akunya.
Bagaimanapun juga, apapun yang
dilakukan Yosie saat ini tidak bisa terlepas
dari peran Yosie sebagai seorang istri dan
ibu yang disayangi oleh keluarganya. Jika
saat bekerja ia adalah seorang pemadam
kebakaran yang handal, maka di rumah
Yosie adalah idola keluarga yang selalu
men-support-nya.
Oleh Sonya Putri
Perempuan Tangguh: Yosie Anita sedang bersama anaknya saat ditemui di Kantor PemadamKebakaran Kota Padang, Kamis (2/10). Hingga saat ini, Yosie Anita merupakan satu-satunyapemadam kebakaran wanita di Sumatera Barat. f/Sonya
Sebuah pagi di penghujung September
2014. Kecamatan Ajibata, Kabupaten
Toba Samosir, Sumatera Utara, masih
hidup dalam dimensinya. Oleh sebuah jalan
takdir yang pernah dilewatkan melalui peran
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
Sumatera Utara, mengantarkan warga se-
tempat pada nasib masing-masing. Pada 2003
lalu, sebanyak 4.500 benih ikan bilih yang
diangkut dari Danau Singkarak, Sumatera
Barat, ditabur dan dikembangbiakkan di
Danau Toba yang kemudian diberi nama
pora-pora.
Terhitung dari tahun 2005-2008, perairan
tempat bermuaranya sebanyak 191 sungai ini,
si pora-pora berkembang dengan pesat—
melimpah ruah. “Saking banyaknya, ikan-ikan
tersebut menyambangi kita saat mendekatinya,”
terang Ramlan Tampubolan, pengusaha pora-
pora bernostalgia dengan masa lalunya.
Saat berburu keterangan kepada pengu-
saha dan nelayan pora-pora, teras Mes Peme-
rintah Kabupaten Tapanuli Utara, seketika
ramai oleh pergiliran tanya jawab terkait
misteri hilangnya pora-pora di perairan yang
memiliki panjang 100 km dan lebar 30 km
ini. Dengan tawa yang tertahan, Ramlan
mencoba mengurai cerita, masih tentang
kejayaan masa lalu yang kini tinggal kena-
ngan. Seketika ada gurau yang sulit dilupa-
kan, lalu sesal menyeruak di antaranya.
Dalam canda yang masih mencoba mem-
bangunkan kenangan, tentang produksi me-
limpah dan tentang roda perekonomian yang
bergerak dengan pesatnya. Waktu itu, sebagai
pengusaha pribumi penggagas crispy pora-pora. Dengan usaha yang dirintisnya, harga
jual pora-pora meningkat dari Rp500-Rp1.000
per kg menjadi Rp4.000 per kg. Hingga membuat
semua kalangan diuntungkan dengan
keberadaan pora-pora, bahkan mencapai titik
kepuasan tertinggi. “Umpamanya, sekali kirim
bisa dapat setumpuk emas,” jelas Ramlan.
Dalam nostalgia memoar tersebut, seorang
perempuan yang juga pernah merasakan jayanya
menjadi seorang nelayan ini pun ikut berkisah.
Adalah Siska Neggolan, seorang ibu yang
memiliki delapan orang anak ini dulunya
merupakan seorang penangkap ikan.
Diakui Siska, pengambilan ikan pada masa
lalu memang dalam jumlah besar, mencapai
50 kg dalam satu jala dan hampir seluruh
warga terlibat dalam partisipasi ini. “Bayangkan
saja, berapa banyak ikan yang mereka keruk
jika punya banyak jala,” sesalnya.
Serta, beberapa isu alam lainnya turut
menyeimbangi sesal yang terpancar. Masih
ada beberapa hal yang menguap ke permukaan
sebagai deret akibat penyebab hilangnya pora-
pora. Ikan bawal sebagai predator pun menjadi
alasan tersendiri bagi warga, namun hal tersebut
belum pasti adanya.
Tentang keberadaan PT Aquafarm, bagi
mereka, perusahaan budidaya ikan nila pena-
naman modal asing dari Swiss ini tak ikut
mencemari Danau Toba. Sehingga tidak ikut
menjadi dalang penyebab hilangnya pora-pora.
“Bahkan, menguntungkan dengan merekrut
banyak tenaga kerja,” terangnya lebih lanjut.
Kepala lurah daerah Ajibata, B. Doloksaribu,
S.H., dengan terang-terangan mengakui
keterlambatannya dalam mengatasi pengerukan
berlebihan pada pora-pora ini. Bahkan nelayan
mengeruk hingga 100 ton per hari, terutama di
tiga titik penghasil pora-pora terbesar, yaitu
Samosir, Toba Samosir, dan Simalungun.
Isu pencemaran yang disebabkan oleh
perusahaan raksasa milik Swiss pun menjadi
penolakan tersendiri baginya. Menurutnya, PT
Aquafarm tak ada sangkut pautnya dengan
hilangnya eksistensi pora-pora. “Kalau pun
iya, kita harus berbuat apa?” pasrahnya.
Untuk membangkitkan masyarakat dari
keterpurukan, pemerintah telah berupaya
memberikan pelatihan pengolahan hasil tangkap
Danau Toba serta berbagai penyuluhan mengenai
pemanfaatan kekayaan alam sekitar Danau
Toba.
Walau misteri di balik hilangnya eksistensi
sang primadona Danau Toba ini belum terpe-
cahkan, pemerintah terus berupaya untuk me-
ngembalikan pora-pora ke tengah kehidupan
ekonomi masyarakat. Dengan pertimbangan
ke depan, agar masyarakat mampu memerangi
nafsu dalam pengeksploitasian pora-pora. Karena
bagaimana pun, masyarakat tak boleh hanya
memikirkan kepuasan hidup sesaat dan bersama
untuk saling menjaga agar pora-pora yang
tersisa tidak benar-benar menghilang dari
perairan Toba ini.
Danau Toba: Untuk mendatangkan kembali pora-pora di perairan Danau Toba, pemerintahberupaya membuatkan kawasan penangkaran di beberapa muara sungai di kawasan DanauToba, Medan, Sabtu (27/9).f/Doc.
Oleh Meri Susanti
11
Amanah untuk yang MudaRamo-ramo si kumbang jati, katik
endah pulang bakudo, patahtumbuah hilang baganti, pusako
lakek ka nan mudo.
Berlomba-lomba dalam Beradiwiyata
Sebanyak 213 dari 697 sekolah diKota Padang telah terdaftar sebagai
sekolah Adiwiyata.
Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014
Waktu i tu har i Minggu,
namun SMPN 18 Padang tetap
ramai. Sejumlah siswa terlihat se-
dang latihan baris-berbaris. Di sudut lain
sejumlah siswa tampak membawa keran-
jang sampah ke sekeliling sekolah sambil
memunguti sampah-sampah yang mere-
ka temukan. Ukuran keranjang sampah
yang tidak sebanding dengan ukuran tubuh
mereka, membuat anak-anak itu membawa-
nya dengan bergotong-royong. Apalagi de-
ngan kondisi keranjang yang penuh dengan
sampah basah. Bertindak seperti pemulung,
mereka berjalan dengan tertatih-tatih. Rupa-
nya siswa yang baru menduduki kelas VII
tersebut tengah melaksanakan kegiatan
ekstrakurikuler (ekskul) yang bernama
Sobat Bumi.
Ekskul Sobat Bumi yang mulai dilaksa-
nakan 2013 lalu ini, juga melibatkan maha-
siswa dari salah satu universitas di Kota
Padang. Ekskul ini diadakan dalam rangka
mendukung Program Adiwiyata SMPN 18
Padang. Sebagai sekolah yang baru menjadi
Sekolah Adiwiyata sejak Maret 2014 lalu,
SMPN 18 harus bisa mengejar keterting-
galannya dari sekolah lain yang telah lama
menjadi sekolah Adiwiyata. Bahkan bebe-
rapa di antaranya telah meraih penghargaan
sebagai Sekolah Adiwiyata Mandiri tahun
2013, seperti SDN 01 Sei Sapih dan penghar-
gaan Sekolah Adiwiyata Nasional 2013,
seperti MTsN Parak Laweh. “Kami juga
ingin Adiwiyata di sekolah ini berprestasi
di kancah nasional,” ujar Erdawati M.Pd.,
Kons., Ketua Adiwiyata SMPN 18 Padang,
Sabtu (11/10).
Sekolah Adiwiyata merupakan sekolah
yang telah menerapkan program sekolah
peduli dan berbudaya lingkungan. Bertujuan
untuk menjadikan sekolah sebagai tempat
pembelajaran dan penyadaran warga seko-
lah, sehingga menjadi pribadi yang ber-
tanggung jawab dalam upaya penyelamatan
lingkungan hidup dan pembangunan berke-
lanjutan. Di Kota Padang, Sekolah Adiwiyata
ini pertama kali dilombakan tahun 2007.
Saat itu hanya sepuluh sekolah yang berpar-
tisipasi. Berselang 5 tahun, jumlah Seko-
lah Adiwiyata Padang meningkat drastis.
Hingga sekarang, 213 sekolah telah terdaf-
tar sebagai Sekolah Adiwiyata, yang terdiri
atas tingkat sekolah dasar, sekolah mene-
ngah pertama dan sekolah menengah atas.
Dari semua Sekolah Adiwiyata yang
terdaftar, delapan sekolah telah meraih
penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata
Mandiri dan tujuh sekolah sebagai Sekolah
Adiwiyata Nasional. “Perbedaannya, kalau
Sekolah Adiwiyata Mandiri telah membina
sekolah lain,” terang Kepala Bidang Pe-
ngembangan Komunikasi dan Kelembagaan
Lingkungan Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan Daerah Kota Padang, Titin
Masfetrin, Rabu (15/10).
Untuk mewujudkan Sekolah Adiwiyata
berprestasi, dukungan seluruh komponen
sekolah sangat diperlukan. Titin menje-
laskan beberapa poin penting dalam peni-
laian Sekolah Adiwiyata, di antaranya kebi-
jakan sekolah dan kurikulum yang mendu-
kung kegiatan peduli lingkungan. Tak
hanya itu, partisipasi siswa dalam melibat-
kan masyarakat juga menjadi pertimbangan.
Sarana dan prasarana yang dapat men-
dukung kebersihan dan keindahan ling-
kungan sekolah, seperti tong sampah
terpilah dan bank sampah juga merupakan
poin penting penilaian Sekolah Adiwiyata.
“Adiwiyata sangat penting untuk sekolah
terutama dalam menumbuhkan kesadaran
untuk peduli terhadap lingkungan sekolah,
keluarga, dan masyarakat,” tutur Titin.
Balai-balai adat Nagari Padang Laweh
Malalo, Kecamatan Batipuh Selatan,
Tanah Datar tampak lebih ramai dari
biasanya. Di depan pintu utama berdiri
stand talempong yang dimainkan oleh para
pemuda. Suara talempong tersebut saling
bersahutan membentuk nada indah khas
Minangkabau. Di sudut kiri ruangan, ibu-
ibu tengah sibuk mempersiapkan makanan,
sedangkan ninik mamak dan para datuak
telah siap dengan saluak pangulu, yaitutopi khas datuak serta kain sarung yang
terselempang di bahunya. Anak-anak
berseragam biru putih juga tampak
memadati halaman balai adat tersebut,
berebut tempat terdepan untuk menyak-
sikan upacara malewakan gala (peresmian
gelar) penghulu pucuk suku Sikumbang.
Anak-anak berseragam biru putih ini
tidak sedang menyaksikan upacara
pengangkatan datuak untuk tugas
sekolahnya, tidak pula sekadar ikut-ikutan
meramaikan suasana di tengah jam istirahat
sekolah, namun lebih dari itu. Datuak
yang sedang diresmikan gelarnya itu adalah
teman sepermainan mereka. Muhammad
Rezi yang sekarang bergelar
Datuak Majo Lelo adalah teman
bermain kelereng, teman sekelas
mereka di SMP Negeri 4 Padang
Laweh, dan teman berenang di
tepian Danau Singkarak.
Sekarang Rezi telah berubah
status menjadi penghulu, yaitu
urang nan dituokan salangkah,
ditinggikan sarantiang. Tidakhanya menjadi penghulu biasa,
namun teman mereka adalah
penghulu pucuk, yaitu kepala
dari semua datuak di suku
Sikumbang. “Kami datang untuk
memberikan dukungan,” ucap
Fajrul, salah seorang teman Rezi.
Datuak Sati, penghulu yang
dituakan di Nagari Padang
Laweh, mengatakan bahwa
diangkatnya Rezi sebagai
penghulu karena pergiliran gelar
penghulu di dalam kaum
bertepatan jatuhnya pada ranji
keluarga Rezi, serta tidak adanya
laki-laki dewasa lain dalam
kaum tersebut yang menetap di
kampung. Menurut Datuak Sati
memang tidak dilarang penghulu yang
diangkat adalah orang yang sedang
merantau, akan tetapi untuk penghulu
pucuk hendaklah orang yang menetap di
kampung. Karena memang berdiri
penghulu adalah di dekat anak kemenakan
dan di atas sako jo pusako (harta pusaka)
yang berada di kampung. Berdasarkan hal
tersebut, setelah bermufakat dengan semua
kaum maka disepakatilah Rezi sebagai
pengganti penghulu sebelumnya yang telah
meninggal. “Patah tumbuh hilang berganti,
gelar pusaka jatuh kepada yang muda,”
ungkapnya.
Lebih lanjut, Datuak Sati berharap
dengan pengangkatan gelar datuak ini dapat
mengubah pola pikir generasi muda bahwa
adat tidak hanya dijalankan oleh kaum
tua, tetapi adat merangkul semua lapisan
masyarakat, mulai yang muda hingga yang
tua. Belakangan kaum muda Minang banyak
yang salah persepsi. Menganggap adat itu
kuno dan hanya milik kaum tua. Padahal
kaum mudalah yang diharapkan untuk
terus melestarikan adat dan budaya
Minangkabau. “Generasi muda harus
melestarikan adat,” tutupnya.
Oleh Media Rahmi
Oleh Rizka Wahyuni
Datuk Cilik: Datuak Majo Lelo yang baru diangkat berfoto dengan penghulu kaum lainnya usai upacaramalewakan gala, Minggu (14/9). f/Doc.
Adiwiyata: Foto bersama siswa SMPN 18 Padang foto bersama usai mengadakan aksi bijakplastik di GOR Agus Salim, Minggu (27-4). aksi tersebut merupakan bagian dari program adiwiyatasekolah tersebut. f/doc.
Fokus
Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014
12
Pembekalan Wawasan KebangsaanPembekalan Wawasan KebangsaanPembekalan Wawasan KebangsaanPembekalan Wawasan KebangsaanPembekalan Wawasan Kebangsaan
Panjat Tali: Peserta krida FMIPA 2014 sedang melakukan outbond panjat tali yangdipandu oleh anggota Komando Resor Militer 032/Wirabraja, Batalyon Infanteri 133/Yuda Sakti., Sabtu (11/10). f/Rahmi*
Outbond: Mahasiswa baru FMIPA mengikuti outbond jembatan tali kagiatan PembekalanWawasan Kebangsaan bagi mahasiswa baru, Sabtu (11/10). f/Rahmi*
Uji nyali: Peserta krida Fakultas Ekonomi 2014 mengikuti tantangan uji nyali denganmenyebrangi jembatan tali dua pada acara outbond yang berlokasi di sungai sampingPerpustakaan Pusat UNP, Minggu (12/10). f/Rahmi*
PBB: Intruktur dari Batalyon Infanteri 133, Komando Resor Militer 032 memberikanlatihan baris-berbaris pada mahasiswa baru 2014, Minggu (12/10).f/Rahmi*
“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabutSemeru dari akarnya, Berikan aku 10 pemuda, niscaya
akan kuguncangkan dunia.” — Bung Karno. Dibutuhkanseribu orang tua untuk mencabut Gunung Semeru dariakarnya, namun hanya butuh sepuluh orang pemuda
untuk mengguncang dunia, mengenalkan bangsaIndonesia. Pemuda yang dimaksud adalah pemuda
yang cinta dan sadar akan bangsanya. Salah satu upayayang dilakukan Universitas Negeri Padang untuk
mencetak pemuda yang kenal akan bangsanya adalahdengan memberikan pembekalan wawasan
kebangsaan kepada mahasiswa baru peserta Krida 2014,Sabtu–Minggu (11–12/10). Kegiatan ini melibatkan 3
fakultas yaitu, Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam, Fakultas Bahasa dan Seni, dan
Fakultas Ekonomi.Fotografer SKK Ganto pun ikut mengabadikan moment
menarik dari kegiatan ini.
Foto & Teks Foto: Putri RahmiDesain & Tata Letak: Hari Jimi Akbar dan Resti Febriani
Tampilkan Bakat: Peserta krida musik Fakultas Bahasa dan Seni 2014 menampilkankarya mereka pada acara penutupan krida Fakultas di Teater Tertutup FBS, Minggu (12/10). f/Rahmi*
Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktoebr 2014
13
PPPPPemilu emilu emilu emilu emilu BaBaBaBaBadunsanakdunsanakdunsanakdunsanakdunsanakKurang PKurang PKurang PKurang PKurang Peminateminateminateminateminat
Pemilu Badunsanak: Mahasiswa FT sedang melakukan pemilihan presiden dan wakil presidenBEM Universitas Negeri Padang (UNP) periode 2014-2015 di belakang Ruang Serbaguna(RSG), pemilihan dilakukan secara E-voting, Selasa (30/9). f/Rahmi*
KKKKKKKKKKJJJJJaaaaadi Fdi Fdi Fdi Fdi Fakultakultakultakultakultaaaaasssss
Kilas
Sisa Reruntuhan: Beberapa dinding sisa reruntuhan Jurusan Bahasa Inggris ditulis dengancoretan menyentil, Selasa (14/10). f/Rahmi*
Tidak Diindahkan: Sejumlah pengemudi kendaraan roda empat tidak menghiraukan planglarangan melewati jalan akses menuju MKU, Sabtu (11/10). f/Rahmi*
Jurusan KK: Aktivitas mahasiswa di Jurusan KK masih terlihat seperti biasanya menjelangdijadikan fakultas, Selasa (14/10). f/Rahmi*
Jurusan Kesejahteraan Keluarga (KK) Uni
versitas Negeri Padang (UNP) akhirnya
disetujui menjadi Fakultas Pariwisata
dan Perhotelan. Dulunya Jurusan KK berada
di bawah naungan Fakultas Teknik (FT)
UNP. Fakultas ini akan diisi oleh lima
program studi (prodi), yaitu Strata 1 (S1)
Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Di-
ploma 4 (D4) Manajemen Perhotelan, D4
Tata Rias, D3 Tata Boga, dan D3 Tata
Busana. Dengan kelima prodi tersebut KK
memiliki lebih dari 1.000 mahasiswa. Hal
inilah yang menjadi salah satu modal KK
untuk menjadi fakultas.
Dekan FT, Prof. Dr. Ganefri, M.Pd.
Ph.D., dalam sambutannya pada Wisuda
ke-101 UNP, Sabtu (27/9) mengatakan
bahwa UNP baru saja menerima surat
izin pendirian fakultas baru dari Dirjen
Dikti untuk Fakultas Pariwisata dan
Perhotelan. Senada dengan hal tersebut
Ketua Jurusan KK, Dra. Ernawati, M.Pd.,
dalam perayaan hari jadi KK yang ke-47,
Selasa (23/9) lalu mengungkapkan bahwa
dengan umur yang memasuki 47 tahun
ini, KK sudah layak untuk menjadi fakultas.
Mengenai bangunan yang akan
digunakan, Ernawati mengatakan masih
akan menggunakan Jurusan KK.
Sekarang tengah menunggu persetujuan
dari Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara, terkait pendanaan struktur
fakultas dan staf pengajar. FakultasPariwisata dan Perhotelan ini akan
diresmikan pada Semester Genap Tahun
Ajar 2014/2015. Selanjutnya Ernawati
berharap dengan berdirinya Fakultas
Pariwisata dan Perhotelan akan
membuat staf pengajar dan mahasiswa
lebih baik lagi dibandingkan saat
menjadi jurusan. “Semoga lebih maju
lagi,” ujar Ernawati.
Untuk memperoleh izin pendirian
fakultas ini, sebelumnya seluruh Ketua
Jurusan KK dari 12 Lembaga Pendidikan
Tenaga Keguruan (LPTK) di Indonesia
telah membuat kesepakatan pada tanggal
12 Juli 2010 di Surabaya. Saat itu semua
ketua jurusan berencana menjadikan
Jurusan KK di 12 LPTK sebagai fakultas.
Namun, dari semua Jurusan KK yang
ada, hanya lima di antaranya yang
memenuhi syarat, salah satunya adalah
UNP. Novi, Jimi*
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
Universitas Negeri Padang (UNP)
telah dilaksanakan serempak di semua
fakultas pada Selasa (30/9). Sama seperti
tahun lalu, pemilu Badunsanak 2014 ma-
sih menggunakan sistem e-voting. Dari
situs resmi e-voting diketahui sebanyak5.031 Mahasiswa UNP turut berpartisipasi
dalam pesta demokrasi tersebut, menu-
run hingga 50% lebih dari tahun lalu
yang mencapai 10.818 pemilih.
Menurut Amelia Anggaraini, Mahasiswa
Jurusan Bimbingan dan Konseling TM 2011,
antusiasme mahasiswa kurang pada pemilu
kali ini. Ia tidak memilih karena tidak me-
ngenal sosok calon presiden yang akan di-
pilih. “Saya takut memilih orang yang salah,
sebab saya tidak mengenal calon presiden
yang akan naik,” ujarnya, Selasa (30/9).
Musi Jauhari selaku Ketua Panitia
Pemilihan Umum, mengatakan berku-
rangnya jumlah pemilih dikarenakan
sistem yang digunakan berbeda dengan
tahun sebelumnya. Tahun ini, PPU men-
canangkan program one vote, one PCbagi mahasiswa yang memilih di luar
tempat pemungutan suara (TPS) yang
disediakan. Ini berarti gadget atau laptopdi luar TPS hanya bisa memilih satu kali.
Program ini dimaksudkan untuk menghin-
dari kecurangan dan mengantisipasi terjadi-
nya konflik.
Lebih lanjut, Musi menjelaskan bahwa
masih ada beberapa poin yang perlu diper-
baiki dari pelaksaan pemilu kali ini. Menu-
rutnya, sosialisasi dan fasilitas masih per-
lu perbaikan. Di beberapa fakultas, seper-
ti Fakultas Ilmu Sosial dan Fakultas Bahasa
dan Seni tidak ada koneksi internet, sehing-
ga Panitia Pemungutan Suara harus menye-
diakan modem.
Galant Victory dan Rahmad Satriawan
muncul sebagai pemenang dalam perta-
rungan demokrasi tersebut. Wakil presiden
mahasiswa terpilih, Rahmad Satriawan,
menyatakan visi mereka adalah menjadikan
BEM UNP sebagai motor penggerak me-
nuju UNP yang kolaboratif, inovatif, terde-
pan, dan aspiratif.
Selanjutnya ketua umum Majelis Perwa-
kilan Mahasiswa, Febrian Toni, berharap
presiden mahasiswa terpilih dapat merang-
kul semua mahasiswa UNP. Suci, Hera*
Grafis: Edo Febrianto
14
Cermin DiriJika Anda mengalami masalah keagamaan,
silakan manfaatkan rubrik ini. Kirimkan surat
tentang masalah Anda kepada pengasuh rubrik
ini ke e-mail Ganto, [email protected] atau
Gedung PKM UNP Ruang G 65 UNP. Setiap
pertanyaan harap dilengkapi dengan identitas.
Sistem DemokrasiRanti Maretna Huri
Mahasiswa Sastra Indonesia
TM 2012
Twitter: @Ranhuri
Facebook: Ranti Maretna Huri
Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014
Diasuh oleh:Dr. Ahmad Kosasih, M.A.
Dimensi kehidupan selalu menawarkan beberapa
pilihan untuk segera dijadikan sebuah keyakinan.
Sebagai insani yang berpijak pada belantara sang
pencipta, pemilik lakon kehidupan sering lupa dengan
esensi keberadaannya sebagai seorang hamba. Banyak
hal yang hilang, kemudian tumbuh berganti dengan
keangkuhan. Masih dalam kelupaan, terkadang sang
manusia lebih sering merasa puas dengan tirani, lalu
terasingkan oleh kejamnya sebuah akhir yang
menggelapkan.
Mereka yang tak pernah memiliki pondasi
kehidupan sebagai makhluk Tuhan, selalu goyah
ketika berpijak, dan bahkan selalu merasa hidup
dalam sebuah dunia yang gelap. Dalam dunia yang
setiap orangnya masih meraba-raba. Mencoba,
mengulang, lalu memformulasikan sebuah cara. Dan
akhirnya tidak menemukan denyut nurani. Tidak
merasakan sentuhan kasih dan tidak melihat sorot
mata persahabatan yang tulus.
Beberapa praduga pun bermunculan, hingga
tersebutlah, bahwa mungkin saja mereka telah
melupakan Tuhan. Dalam hal ini, manusia mungkin
saja tengah mengalami krisis moral. Hilang kendali
dalam berpijak, tak lagi teguh dengan keyakinan,
dan seolah telanjang dari balutan akhlak bagi
riasan diri. Dalam hidupnya, di setiap sudut
sebuah tampakan, selalu ada pembatas
yang harus dipagarkan pada diri. Untuk
mewawas diri agar tak lepas dari
kendali. Lost control, hingga
membuat semua membaur dalam
hitamnya sebuah kegelapan.
Realitas kini, dunia yang
menyeret manusia di dalamnya
kepada ambang krisis perilaku
dan moralitas. Dalam nyatanya
pun, manusia tak luput tergerus
oleh lalu lintas sebuah perada-
ban. Hingga menghasilkan
sebuah krisis. Krisis yang
menimbulkan begitu banyak
ketidakseimbangan di dalam
kehidupan. Terutama manusia
sebagai lakon pengisi karakter
kemanusiaan sebagai masya-
rakat yang tentunya sama
sekali tidak menyampaikan
pesan kebahagiaan kepada
umat manusia. Dan kebaha-
giaan seakan menjadi hal
abstrak yang tak tersampaikan. Hal ini berujung
pada penyimpangan pemikiran. Lalu hilang menjadi
sebuah ilusi yang nanti menimbulkan kesesatan.
Menimbulkan aura-aura pikiran negatif dan bersarang
dalam otak. Membeku dan kemudian menjadikan
hal tersebut tercatat abadi sebagai sebuah sikap yang
mencerminkan diri.
Tiada lagi pengharapan pada kemunculan
prasangka baik, jika diri sudah dibaluti dengan
pandangan buruk dan keterpurukan yang teramat
dalam. Model kepribadian yang memadukan segala
bentuk kefrustasian, prasangka-prasangka tak meng-
enakkan, juga munculnya antagonisme dalam
pendidikan moral.
Keadaan serupa ini tentu saja mengkhawatirkan.
Mendatangkan ketakutan yang berlebih hingga, lagi,
mengantarkan manusianya kelembah kesesatan yang
nyata. Keadaan ini, menjadi sebab utama yang dapat
mengantarkan umat kepada bentuk dunia, di mana
tak lagi mengenal diri, terutama Tuhannya dalam
perputaran waktu dan beberapa bentuk kemesraan
lainnya dengan Tuhan. Manusia bisa saja nantinya
memelihara penyakit syubhat dan syahwat, yang
bersumber dari kelemahan akal dan jiwa. Semakin
menjauhkan manusia dari agama Allah.
Realitas yang begitu memprihatinkan ini telah
diprediksikan oleh Rasulullah saw. dalam haditsnya:
Dari Said Al-Khudri, dari Nabi saw bersabda: “Kamu
pasti akan meng-
ikuti sunah perjal-anan orang sebe-
lumnya, sejengkaldemi sejengkal,
sehasta demi se-hasta hingga walau-
pun mereka masuklubang biawak
kamu akan mengi-kutinya” (H.R.
Bukhari dan Mus-
lim). Bahwasannya
kehidupan ingar
bingar di dunia
telah membawa
manusia pada jalan
yang sudah tak lagi
dikenali. Jauh dari
hubungan sosial
yang baik, pun
dengan kedekatan pada Illahi. Nilai-nilai Islam yang
mencakup semua sektor kehidupan manusia, perlu
ditanamkan kembali.
Tersebutlah akhlak, suatu tingkah laku
yang harus terpelihara dalam diri manusia.
Perangai baik yang tidak hanya diperbuat
sekali saja, namun harus dilakukan secara
berulang-ulang hingga menjadi sebuah
kebiasaan berbudi luhur nan terpuji.
Akhlak mestilah didamba dan
dijadikan sebagai bunga diri. Perias
dalam setiap kebiasaan-kebiasaan
pribadi. Serta menjadikannya
seumpama sinar dalam setiap
amalan dan tingkah laku.
Akhlak dipelihara berupa
pagar yang akan melindungi
diri manusia dari tindak-
tanduk di luar batasan
agama. Entah itu pengaruh
dari kehidupan dunia
yang semakin lama
semakin tak terjangkau
oleh diri, pun dengan
pribadi yang masih
belum cukup puas men-
dapatkan kefanaan
dunia, hingga ingin
meminta lebih, lagi dan
lagi. Di sini lah akhlak memainkan perannya.
Perlindungan oleh akhlak yang sesungguhnya timbul
dari dalam diri insani. Proteksi untuk menghadapi
kehidupan zaman yang semakin lama kian buram
saja. Tentu saja akhlak berbudi yang semestinya
sudah tertanam sedari dini.
Adapun akhlak ialah sebuah penerangan dalam
hidup. Penuntun jalan-jalan yang telah menggelap di
dunia, hingga manusia dapat beranjak dari sebuah
keadaan kelam menuju pencerahan jiwanya. Kembali
pada tujuan yang menjadi muara segala kehidupan
makhluk di dunia, yaitu Yang Maha Esa.
Allah dalam surahnya berfirman, “Maka,
barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidakada kekhawatiran atas mereka, dan tidak pula mereka
bersedih hati.” (Q.S. Al-Baqarah: 38). Kenyataannya,
Allah telah menyebutkan dalam ayat di atas,
bahwasannya akan menghapus seluruh kegelisahan
yang besarang dalam diri manusia. Segala keduniawian
yang melunturkan keyakinan untuk melangkahkan
diri pada kehidupan yang dipunya. Hanya saja manusia
perlu kembali menuju jalan Allah, berbalutkan iman
dan akidah yang dipupuk melalui akhlak luhur.
Sejatinya manusialah yang cenderung bergerak
perlahan-lahan menjauhi agama dan Tuhannya. Karena
Allah tak pernah meninggalkan hambanya, entah itu
dalam kebajikannya, sekalipun terpuruk dalam
kepekatan dunia.
Assalamu’alaikum, Wr. Wb. Saya ingin bertanya
mengenai sistem demokrasi di Indonesia. Nabi
mencontohkan bentuk pemerintahan Khilafah. Organisasi
seperti HTI, FPI, bahkan ISIS mengagungkan sistem tersebut
dan menolak sistem demokrasi seperti yang kita gunakan
di negara saat ini. Apakah sistem demokrasi seperti
sekarang memang buruk untuk diterapkan oleh umat
Islam? Doni Fahrizal
Mahasiswa Akuntansi TM 2011
Ananda Doni Fahrizal!
Baik Al-Qur‘an maupun hadis sebagai sumber pokok
ajaran Islam tidak menyebutkan secara eksplisit tentang
bentuk negara dan sistem pemerintahan. Persoalan bentuk
negara dan sistem pemerintahan diputuskan melalui ijtihad
ulama. Ijtihad tersebut berpijak pada prinsip-prinsip yang
terkandung dalam Al-Qur‘an dan hadis serta tujuan syari’ah
(maqashid al-syari’ah) yaitu memelihara lima hajat/
kebutuhan manusia, yaitu nyawa, akal, harta, keturunan/
kehormatan, dan akidah.
Terkait dengan bentuk negara, apakah kerajaan atau
republik, demikian pula bentuk pemerintahan, apakah
sistem monarki, demokrasi, atau yang lainnya tergantung
pada situasi dan kondisi yang cocok dengan bangsa yang
bersangkutan, asalkan terwujud maqashid syari’ah tersebut.
Adapun negara yang pertama berdiri di dalam Islam
adalah Negara Madinah yang dipimpin langsung oleh
Rasulullah sejak hijrah ke Madinah. Karena Rasulullah
masih hidup, saat itu semua kekuasaan dipegang oleh
beliau karena orang lain juga tidak mau mendahului
dalam mengambil keputusan atau bertindak.
Meskipun demikian, Rasulullah tetap menggunakan
prinsip-prinsip musyawarah sebagaimana firman Allah
yang artinya: “...dan bermusyawarahlah dengan mereka
dalam urusan itu, kemudian apabila kamu telahmembulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yangbertawakkal kepada-Nya.” (Q.S.3:159).
“...dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi)seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan
mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka;dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami
berikan kepada mereka.” (Q.S.42:38).
Sebenarnya setiap sistem pasti ada plus dan minusnya,
dan buruk atau baiknya juga tidak sepenuhnya ditentukan
oleh sistem tetapi juga pribadi orang-orangnya. Mengenai
pertanyaan, manakah yang baik untuk dipakai apakah
sistem khilafah seperti yang dijelaskan di atas atau sistem
demokrasi ditentukan oleh sejauh mana tercapainya
maqashid syari’ah seperti dikemukakan di atas.
Namun, sistem khilafah sebagaimana yang diidealkan
oleh sebagian gerakan-gerakan Islam kontemporer dewasa
ini, yakni agar umat Islam sedunia berada di bawah satu
kepemimpinan, akan berhadapan dengan banyak persoalan.
Antara lain, sistem pemilihan/pengangkatan, misalnya
siapa memilih siapa, batas-batas wilayah secara geografis,
pusat pemerintahan, dan sistem pemerintahan yang akan
mengelola sedemikian banyak umat dan sebagainya.
Wallahu a’lam bishshawab!
Grafis: Edo Febrianto
15
Mahasiswa dan Demokrasi Pancasila
Siti Ayuna
Mahasiswa Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia TM 2013
Email: [email protected]
Fb: Siti Ayuna.73
Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014
Tsai Lun: Penemu Kertas
Dalam menjalankan peran sebagai agen
yang diharapkan untuk membawa bangsa
pada perubahan yang dicita-citakan,
mahasiswa dituntut tak hanya menjadi
objek, tetapi juga menjadi subjek yang
akan meneruskan tugas tersebut. Posisi
mahasiswa harus sudah mengarah pada
pencetus perubahan, pengontrol sosial,
kekuatan atau gerakan pengubah, juga
teladan pengamalan moral bagi masyarakat
secara umum. Pun sejarah Indonesia telah
mencatat, mahasiswa adalah pahlawan
terhadap hak-hak masyarakat kala
penjatuhan rezim orde baru dulu. Idealnya,
mahasiswa merupakan motor
penggerak perubahan
sehingga mahasiswa
mampu berada sedikit di
depan masyarakat dengan
segala kesempatan dan
kelebihan yang dimiliki-
nya.
Sebagai agen penggerak, maha-
siswa harus dapat bergerak secara inde-
penden, sesuai dengan idealisme dan
pengamalan, serta pengetahuaan ilmu yang
dimiliki oleh mahasiswa. Demikian pula
dengan situasi perpolitikan Indonesia saat
ini yang dapat dikatakan tak kunjung
membaik. Tatanan kehidupan politik secara
demokrasi yang dibangun pascareformasi
1998 selama kurang lebih 16 tahun masih
dibumbui dengan gejolak-gejolak
kebimbangan. Dalam pelaksanaannya selalu
saja menimbulkan pertentangan di sana-
sini. Nah, di sini mahasiswa dituntut turut
memainkan perannya sebagaimana
mestinya.
Bertolak dari sistem perpolitikan saat
ini, perkembangan demokrasi di Indone-
sia masih mengarah pada masa reformasi
yang lalu. Pemikiran sistem demokrasi
masyarakat tersusun atas komunitas-
komunitas kecil, sehingga mempengaruhi
keadaan, situasi, dan kondisi dalam politik.
Kedudukan mahasiswa sebagai pengontrol
kebijakan dalam sistem berdemokrasi
ialah mengawasi dan mengendalikan, juga
menerapkan nilai-nilai pancasila sesuai
dengan sila-sila yang tertera pada lima
butir pancasila.
Demokrasi adalah suatu bentuk
pemerintahan, yakni kekuasan berada di
tangan rakyat melalui
perwakilan yang
dipilih oleh
r a k y a t .
Aspirasi dan harapan
kehidupan berbangsa dan
bernegara disalurkan kepada
para wakil rakyat bertujuan terciptanya
keseimbangan antara pemerintah dengan
rakyat.
Dalam sistem berdemokrasi, seluruh
warga negara memiliki kebebasan untuk
ikut berpartisipasi dalam pengambilan
kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah.
Begitupun dengan mahasiswa, mereka juga
tergolong dan harus ikut serta berpartisipasi
aktif untuk memajukan perkembangan In-
donesia melalui demokrasi yang baik pula.
Selain berperan menjaga dan memperbaiki
nilai dan norma sosial dalam masyarakat,
demi tercipta jalan yang baik bagi
demokrasi di Indonesia.
Demokrasi yang dianut oleh bangsa
Indonesia adalah demokrasi pancasila.
Sistem demokrasi pancasila berpedoman
pada nilai-nilai historis dalam pancasila
sebagai ideologi negara. Di setiap nilai
yang terkandung dalam masing-masing
sila, digunakan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan demokrasi di Indonesia.
Demokrasi pancasila memiliki prinsip yang
sedikit berbeda dengan demokrasi pada
umumnya, karena demokrasi pancasila
telah mengalami adaptasi dalam
penyesuaian prinsip yang
dianut bangsa Indonesia.
Sebab, sistem peme-
rintahan yang dija-
lankan berdasarkan
konstitusi UUD
1945.
Dalam pelak-
sanaannya, demo-
krasi pancasila ini
haruslah dijalankan
berdasarkan kons-
titusi. Singkatnya,
demokrasi pancasila
merupakan kompetisi
berbagai ide dan cara
untuk menyelesaikan
masalah. Baik antara peme-
rintah dan semua warga negara harus
ikut andil secara bersama-sama dalam
melaksanakan demokrasi pancasila, dan
berpartisipasi dalam menjamin hak-hak
asasi dari setiap warga negara. Adanya
pemilu secara berkesinambungan, dan juga
perlindungan terhadap kaum minoritas juga
menjadi salah satu hal yang harus
diperhatikan oleh pemerintah, demi
terciptanya suatu kesetaraan antara kaum
minoritas dan kaum mayoritas.
Peran aktif mahasiswa dalam
menerapkan dunia politik yang menjejah
di ruang lingkup sekarang harus dijalankan
kembali. Jangan sampai posisi mahasiswa
yang dinilai kuat, adakalanya dimanfaatkan
Kederhanaan suatu benda bukanlah
penentu seberapa makna yang mampu
dihasilkannya. Kebermaanfaatan suatu
benda, ada kalanya lahir dari benda
yang sepele. Sebut saja kertas, benda
tipis yang rentan rusak. Sekilas, jika
diperhatikan, kertas hanyalah benda
biasa. Namun, di balik kesederhanaan-
nya itu, kertas sebagai media utama
untuk menulis, merupakan penyumbang
terbesar dalam peradabaan manusia. Kertas
adalah revolusi baru dalam dunia penulisan.
Kertas didapatkan melalui pengompresan
serat. Biasanya serat yang digunakan adalah
serat yang bersifat alami dan mengandung
selulosa dan hemiselulosa. Lazimnya, kertas
yang digunakan pada zaman sekarang terbuat
dari serat kayu dan bambu yang telah diolah
dan ditambah dengan bahan lainnya.
Sebelum kertas ditemukan, tulisan dan
prasasti biasanya dituliskan pada tablet bam-
bu atau potongan sutera. Namun, karena
harga sutera yang mahal dan beratnya bambu,
kedua benda tersebut tentu tidak nyaman
digunakan sebagai sarana untuk menulis.
Adanya kertas saat ini tidak lepas dari
campur tangan dan jasa penemunya. Ada-
lah Tsai Lun, seorang berkebangsaan Tiong-
hoa yang hidup di masa Dinasti Han di
Cina abad ke-1 dan ke-2 Masehi, yang
pertama kali menemukan kertas. Tsai Lun
yang bernama lengkap Cai Jingzhong lahir
di Guiyang (sekarang di wilayah Provinsi
Hunan). Sebelum ia menguncang Cina
dengan temuannya, Tsai Lun adalah seorang
kasim Cina yang bekerja sebagai pegawai
negara pada pengadilan kekaisaran.
Awalnya, Tsai Lun berinovasi mencip-
takan kertas dengan serat bambu yang
banyak dijumpai di Cina. Kemudian ia
membuat kertas dari kulit kayu murbei.
Bagian dalamnya direndam di air dan
dipukul-pukul sehingga seratnya lepas.
Rendaman itu juga berupa bahan seperti
rami, kain bekas, dan jala ikan. Setelah
menjadi bubur, bahan ini ditekan hingga
tipis dan dijemur. Lalu jadilah kertas, meski-
pun mutunya masih belum sebagus seka-
rang. Tsai Lun pun melakukan perbaikan
secara signifikan dengan menstandarisasi-
kan pembuatan kertas melalui penambahan
bahan-bahan baru yang penting ke dalam
komposisinya. Percobaannya akhirnya ber-
hasil pertama kali pada tahun 105 Masehi.
Tsai Lun kemudian mempersembah-
kan contoh kertas yang telah ia temukan
pada Kaisar Dinasti Han, yaitu Kaisar He
Ti. Penemuan yang menghebohkan itu
membuat kaisar sangat girang. Sebagai
imbalan atas penemuannya, Tsai Lun
mendapatkan kenaikan pangkat dan ge-
lar kebangsawanan menjadi seorang cu-
kong. Sejak saat itu, kertas digunakan
secara luas di Cina. Bangsa Cina menye-
but kertas hasil ciptaan Tsai Lun ini
dengan “Kertas Bangsawan Tsai”.
Tetapi sayang, hidup dari sang pene-
mu kertas berakhir tragis. Kekayaan
yang didapatkan membawa Tsai Lun
bergabung dengan komplotan anti is-
tana. Akhirnya Tsai Lun pun harus dike-
luarkan dari istana dan menerima gan-
jaran atas perbuatannya. Karena takut
akan hukuman penjara yang dijatuhkan
padanya, Tsai Lun pun bunuh diri.
Untuk mengenang jasa Tsai Lun,
akhirnya pemerintah, tepatnya saat pe-
merintahan Kaisar Fei Zhu dari Dinasti
Song, mendirikan sebuah kuil di daerah
Chengdu. Kuil ini adalah tanda penghor-
matan sekaligus monumen untuk menge-
nang jasa dari sang penemu kertas.
Kurniati Rahmadani (dari berbagaisumber).
oleh pihak-pihak yang memiliki
kepentingan seperti halnya kepentingan
politik, demi kebutuhan sepihak. Karena
sejatinya, mahasiswa adalah kaum yang
berpijak pada idealisme mereka dan
membuka mata juga peka terhadap
realitas masyarakat saat ini.
Mahasiswa haruslah mampu
memberikan sumbangsih berharga
terhadap pelaksanaan demokrasi ini. Pun
dalam mempersiapkan diri untuk
menyongsong dunia politik dan sanggup
mengajak masyarakat untuk ikut
berpartisipasi dalam berdemokrasi
dengan baik. Mahasiswa dan demokrasi
pancasila berarti satu kesatuan yang
akan saling terkait dalam proses kinerja
yang utuh, baik itu dari segi politiknya
ataupun segi-segi yang lain. Jadi, selama
proses demokrasi masih berlanjut
mengitari, maka di situlah kemampuan
mahasiswa dalam menerapkan cara
berpolitik yang harus ditunjukkan.
Grafis: Hari Jimi Akbar
Teropong16
Dies NatDies NatDies NatDies NatDies NatalisalisalisalisalisKurang SosialisasiKurang SosialisasiKurang SosialisasiKurang SosialisasiKurang Sosialisasi
PuskPuskPuskPuskPuskom Benahiom Benahiom Benahiom Benahiom BenahiHotHotHotHotHotssssspot pot pot pot pot UNPUNPUNPUNPUNP
Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014
RRRRRenovenovenovenovenovaaaaasisisisisiLaboratLaboratLaboratLaboratLaboratorium FMIPorium FMIPorium FMIPorium FMIPorium FMIPAAAAA
Sebanyak 33 ruangan yang
terdiri atas Laboratorium Biologi,
Fisika, dan Kimia Fakultas Mate-
matika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(FMIPA) Universitas Negeri Padang
(UNP) tengah mengalami perom-
bakan. Renovasi yang bertajuk Pro-
yek 100 hari Kerja ini dimulai seki-
tar Pertengahan Agustus lalu untuk
memperbaiki bagian laboratorium
yang rusak karena gempa pada
2009 silam. Bagian laboratorim
yang direnovasi tersebut meliputi
bagian fisik seperti atap atau loteng
yang bocor, plafon-plafon yang
rusak, pipa-pipa yang bocor, wa-ter closet yang tersumbat, dan kayu-
kayu yang telah dimakan rayap.
Pembantu Dekan II FMIPA, Drs.
H. Yarman, M.Pd. mengatakan bah-
wa seharusnya perbaikan labora-
torium ini telah dimulai sejak tahun
2010 lalu. Namun, karena terken-
dala dana dan kurangnya koor-
dinasi antara pekerja di lapangan
dan pengawas, pembangunan
sempat terhenti selama beberapa
tahun. Hingga akhirnya pada bulan
Mei lalu, dana turun dan pem-
bangunan kembali dilanjutkan sela-
ma 100 hari ke depan atau hingga
akhir tahun ini.
Pembangunan laboratorium
Biologi diperkirakan selesai pada
akhir tahun 2014, sedangkan untuk
laboratorium Fisika dan Kimia akan
menyusul tahun depan. “Jadi untuk
sekarang perbaikan laboratorium
Fisika dan Kimia tengah mengatasi
hal-hal yang vital terlebih dahulu,”
terang Yarman, Rabu (15/10).
Namun, proses renovasi labora-
torium ini mendapat komentar mir-
ing dari beberapa mahasiswa.
Wulandari, Mahasiswa Pendidikan
Kimia TM 2013 mengaku kurang
konsentrasi selama praktikum
karena perbaikan menimbulkan
suara yang cukup berisik.
“Praktikum jadi tidak konsentrasi,”
ungkap Wulandari.
Hal senada juga diungkapkan
Yulastri W.P, Mahasiswa Jurusan
Biologi TM 2012.Yulastri menga-
takan bahwa salah satu praktikum
terpaksa dipindahkan ke ruangan
lain karena laboratorium dirombak.
Namun demikian ia berharap
renovasi laboratorium ini cepat
selesai. “Semoga sarana dan pra-
sarana laboratorium juga lebih
lengkap,” harapnya, Kamis (9/10).
Ranti, Sabrina*
Dies Natalis UNP: Rektor UNP didampingi Wali Kota Padang, MahyeldiAnsyarullah (kanan) serta kepala Humas UNP, Drs. Amril Amir, M.Pd.(kiri) pada pembukaan Dies Natalis UNP ke-60, Sabtu (6/9). f/Jimi*
Semenjak Agustus lalu, Unit
Pelayanan Teknis Pusat Kompu-
ter (Puskom) Universitas Negeri
Padang (UNP) telah melakukan
pemasangan ulang dan penam-
bahan hotspot (titik akses internet)
di area kampus pusat. Hotspotyang semula hanya 50 titik di-
tambah menjadi 128 titik. Semua-
nya tersebar di seluruh area
kampus. Penambahan ini dilaku-
kan karena jumlah mahasiswa
yang semakin banyak sehingga
membuat titik-titik untuk meng-
akses internet yang tersedia tidak
sebanding dengan jumlah
mahasiswa.
Sampai saat ini, hotspot baru
yang sudah diaktifkan semenjak
Senin (29/9) masih dalam tahap
uji coba. Titik-titik yang terpasang
saat ini bersifat roaming, artinya
mahasiswa bisa online di mana
saja dengan menggunakan
Nomor Induk Mahasiswa tanpa
harus mengubah password.
Dari 128 titik hotspot yang
dipasang, 115 titik dipasang di
fakultas-fakultas, Gelanggang
Olahraga (GOR), masjid kampus,
dan gedung perkuliahan Mata
Kuliah Umum (MKU), selebihnya,
13 titik lagi akan dipasang di In-formation and Communication
Technologies (ICT) atau gedungrektorat lama.
Hal tersebut dijelaskan oleh
Kepala Subbagian Tata Usaha
Puskom, Yosefrizal, S.Kom.,
M.Kom.. Menurutnya saat ini
Puskom telah melakukan pe-
masangan ulang dan penambahan
jumlah hotspot di semua fakul-
tas. Selain itu juga dilakukan
pemasangan hotspot baru di GOR,
MKU, masjid, dan Pusat Kegiatan
Mahasiswa. “Untuk kampus
cabang, dalam waktu dekat ini
belum ada agenda untuk
pemasangan hotspot,” jelas Yosef,
Rabu (1/10).
Selanjutnya Yosef menjelaskan
bahwa untuk saat ini kecepatan
akses sudah mencapai 768 kbps,
bahkan bisa mencapai 1 mbps.
Puskom akan terus melakukan
pelayanan yang terbaik dan
menyediakan aplikasi-aplikasi
untuk dosen dan mahasiswa. Di
samping itu, ia juga berpesan
kepada mahasiswa untuk tetap
menjaga kerahasiaan password.
“Supaya nanti tidak disalah-
gunakan oleh pihak yang tidak
bertanggung jawab,” tegasnya.Terkait dengan pemasangan dan
pembenahan hotspot ini, Hariselmi,
Mahasiswa Pendidikan Teknik
Informatika dan Komputer TM 2012,
mengatakan sekarang sudah sangat
mudah terhubung ke jaringan internet
yang ada di kampus karena
bandwith-nya sudah cepat. Ia punberharap semua mahasiswa dapat
memanfaatkannya untuk keperluan
kuliah. “Jangan untuk facebook-an
saja,” tutupnya, Selasa (7/10). Jefri,Nia*
PPPPPembembembembembangunan Tangunan Tangunan Tangunan Tangunan Terkerkerkerkerkendala Kendala Kendala Kendala Kendala KontrakontrakontrakontrakontraktttttorororororPembangunan besar-besaran
delapan gedung di Universitas
Negeri Padang (UNP) yang
merupakan kerja sama antara
UNP dengan Islamic Develop-
ment Bank (IDB), belum bisa
terlaksanakan pada tahun ini. Hal
ini terjadi karena terkendala pada
pengadaan kontraktor pem-
bangunan.
Sebelumnya Prof. Ganefri,
Ph.D., selaku Ketua Proyek IDB
UNP mengatakan bahwa pem-
bangunan kemungkinan akan
dilakukan pada bulan Oktober
tahun ini. Namun, setelah
dikonfirmasi ulang, ternyata
proses pembangunan delapan
gedung tersebut baru akan dimulai
pada 31 Januari 2015 mendatang.
Delapan gedung tersebut, antara
lain University Centre, Audito-
rium, Integrated Laboratory, In-tegrated Classroom, Student Cen-
tre, Training Centre, BussinessCentre dan ICT Centre.
Mengenai hal ini, Ganefri
menjelaskan bahwa proses
pembangunan kedelapan gedung
tersebut akan dilakukan secara
simultan dengan kontraktor yang
sama. Kontraktor dipilih ber-
dasarkan beberapa kriteria, yaitu
perusahaan yang pernah menger-
jakan nilai kontrak minimal 80%
dari nilai kontrak UNP, tidak
dalam kondisi blacklist, memiliki
cukup tenaga ahli, dan pernah
mengerjakan pekerjaan sejenis.
“Nah, mencari kontraktornya
inilah yang sulit,” ujarnya, Jumat
(3/10).
Menjelang pembangunan
dilaksanakan, pihak UNP tengah
berkoordinasi dengan IDB untuk
mencari kontraktor pembangunan.
Sampai saat ini, UNP telah
memiliki sepuluh perusahaan
kontraktor yang bersaing, yang
telah diusulkan ke IDB. Hanya
saja, sekarang UNP masih
menunggu surat tidak keberatan
dari IDB mengenai satu kontraktor
yang terpilih untuk proyek ini
nantinya. “Di sini kita hanya
bertindak sebagai pengusul. Semua
peraturan tersebut mengikuti IDB
Guideline Only” jelas Ganefri,
Senin (13/10).
Terkait dengan sistem pelak-
sanaannya, pembangunan akan
dibagi menjadi tiga zona.
Pembagian zona ini bertujuan
agar lalu lintas di UNP tidak
terganggu. Nantinya, setiap zona
akan dipagar seluruhnya agar
proses perkuliahan tetap berjalan
seperti semestinya. Zona A
ber lokas i di seki tar Biro
Administrasi Akademik dan
Kemahasiswaan lama, zona B
berlokasi di lapangan rektorat,
dan zona C berlokasi di Fakultas
Ilmu Sosial.
Pembangunan delapan gedung
ini dicanangkan akan selesai
dalam waktu 365 hari. Dalam
selang waktu tersebut, pem-
bangunan gedung-gedung di UNP
diselenggarakan dengan satu
perusahaan kontaktor yang ben-efit. Ganefri berharap warga UNP
dapat membantu dalam menyuk-
seskan pembangunan ini mes-
kipun proses perkuliahan mungkin
akan sedikit terganggu. “Saya
mohon dukungan dari semua
pihak agar semuanya bisa berjalan
dengan lancar,” harapnya, Jumat
(3/10). Ana, Rival*
Animo mahasiswa terhadap
peringatan hari jadi Universitas
Negeri Padang (UNP) tampaknya
masih kurang. Penyebabnya
ditenggarai oleh penyebaran
informasi yang kurang merata.
Hal ini terlihat pada acara Dies
Natalis UNP ke-60 yang dilak-
sanakan pada 1-13 September lalu.
Tidak semua mahasiswa UNP
yang tahu tentang keberlang-
sungan acara ini. Hanya beberapa
kalangan saja yang terlibat.
Padahal menurut Prof. Dr. Phil.
Yanuar Kiram dalam sambutannya
pada pembukaan Dies Natalis,
perayaan ini diadakan untuk
meningkatkan apresiasi, silatu-
rahmi, dan kreasi seni mahasiswa.
Syarif Hidayat, Mahasiswa
Pendidikan Bahasa Inggris tahun
masuk (TM) 2010, mengaku tidak
tahu tentang perayaan hari ulang
tahun UNP ini. “Saya tidak
mendengar berlangsungnya acara
Dies Natalis UNP,” ungkapnya,
Rabu (1/10).
Begitu pula dengan Lel Fitri
Mahasiswa Biologi TM 2013.
Menurutnya, penyebaran infor-
masi tentang pelaksanaan Dies
Natalis ini masih kurang. Lel
mengaku tidak melihat pamflet
atau sejenisnya mengenai
informasi acara tersebut di
fakultasnya. Namun, menurut Lel
temannya sempat melihat surat
undangan festival lagu dangdut
yang merupakan rangkaian acara
dari Dies Natalis. “Kalau saya
tahu acara ini hanya melalui
pamflet dan spanduk yang
terpajang di Gelanggang Olahraga
(GOR) UNP,” ujarnya, Jumat (27/
9).
Ketua Hubungan Masyarakat
(Humas) UNP, Drs. Amril Amir,
M.Pd., mengatakan bahwa
penyebaran informasi yang
dilakukan oleh Humas hanya
dalam skala universitas. Sedang-
kan di tingkat fakultas pemberian
informasi di lakukan oleh
Pembantu Dekan III melalui
Pengenalan Kehidupan Kampus
bagi Mahasiswa Baru (PKKMB)
dan Krida. Sebab, waktu pelaksa-
naan acaranya tepat setelah kedua
kegiatan tersebut usai. “Ke-
banyakan mahasiswa yang tahu
informasi ini hanya panitia PKKMB
dan Krida, serta mahasiswa baru
saja,” tambahnya, Jumat (3/10).
Lebih lanjut Amril mengharapkan
agar persiapan acara Dies Natalis ini
lebih baik lagi. Sehingga perayaan
hari ulang tahun UNP berlangsung
lebih meriah. “Kalau bisa waktu
pelaksanaan Dies Natalis berdekatan
dengan acara UNP lainnya, sehinngga
persiapannya dilakukan secara
bersamaan,” tutupnya. Edo, Windy*
Teropong17
Animo MahasiswaAnimo MahasiswaAnimo MahasiswaAnimo MahasiswaAnimo MahasiswaMasuk UKM MeningkatMasuk UKM MeningkatMasuk UKM MeningkatMasuk UKM MeningkatMasuk UKM MeningkatAnimo mahasiswa Universitas Ne-
geri Padang (UNP) untuk mengikuti
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) meng-
alami peningkatan. Hal ini terlihat
dari jumlah pendaftar pada open re-
cruitment (OR) yang diadakan PusatPengembangan Ilmiah dan Penelitian
Mahasiswa (PPIPM), 27 Agustus s/d 12
September 2014. Tahun ini pendaftarPPIPM mencapai 405, naik 125 pen-daftar daripada tahun lalu. “Tahun iniyang mendaftar jauh meningkat diban-
dingkan tahun sebelumnya,” ujar Ketua
PPIPM Andika Putra, Senin (29/9).
Begitu pula dengan Unit Kegiatan
Kesenian (UKKes) yang melakukan OR
terhitung sejak 1 September 2014. OR
dilakukan dalam tiga gelombang de-
ngan tiap-tiap gelombang memiliki
waktu selama dua minggu. “Memasuki
gelombang ketiga, pendaftar sudah se-
banyak 200 orang,” ungkap Ichsan Pria
Darma, Ketua Umum UKKes, Sabtu
(11/10). Ichsan juga menambahkan bah-
wa jumlah mahasiswa yang mendaftar
meningkat dari hari ke hari.
Peningkatan jumlah pendaftar juga
terjadi pada Koperasi Mahasiswa
(KOPMA) yang melakukan OR sejak
22 September hingga 5 Oktober 2014.
Hal ini terlihat dari jumlah peserta
yang mendaftar telah melebihi kuota
yang disediakan. Kuota yang disedia-
kan hanya 100 orang, sedangkan yang
mendaftar mencapai 140 orang. “Pen-
daftar tahun lalu hanya 125 orang,”
ujar Nadia Davici, salah satu Anggota
LantLantLantLantLantai Dua Al-Azharai Dua Al-Azharai Dua Al-Azharai Dua Al-Azharai Dua Al-AzharPPPPPerlu Perlu Perlu Perlu Perlu Perberberberberbaikanaikanaikanaikanaikan
Masjid Raya Al-Azhar sebagai sarana yang
disediakan bagi mahasiswa dan masyarakat
di lingkungan Universitas Negeri Padang (UNP)
untuk beribadah, saat ini tengah mengalami
kebocoran pada lantai dua. Tetesan air sering
jatuh dari lantai yang terbuat dari semen itu
dan membuat lapisan luarnya rusak. Besi-besi
penyangganya pun terlihat dari bawah.
Kebocoran yang tepat berada di atas saf
perempuan ini membuat karpet masjid basah.
Sebuah baskom besar pun diletakkan untuk
menampung tetesan air sebagai penanggu-
langan sementara. Hal ini menyebabkan jamaah
perempuan terganggu. “Baskom itu menggang-
gu pemandangan, tikarnya basah, dan saf
terputus saat salat jamaah,” keluh Widya
Pratiwi Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia dan Daerah TM 2012, Kamis (2/10).
Jamaah lainnya, Rani
Selvia, juga menyampaikan
keluhannya terhadap masa-
lah tersebut. “Air dari lantai
2 yang bocor membuat tikar
jadi berbau,” ujar Mahasiswa
Jurusan Biologi TM 2011 ini.
Menurut Rani, kondisi mas-
jid yang seperti ini perlu
segera diperbaiki.
Menanggapi hal tersebut
Ketua Pengurus Masjid Al-
Azhar, Sukardi, menjelaskan
bahwa kebocoran berasal dari
tempat wudu perempuan di
lantai dua. Air dari tempat
wudu perempuan itulah yang
meresap ke dalam semen
sehingga lama-kelamaan
bocor. “Air yang diserap semen bukan yang mengalir
hari ini, tetapi bisa saja air sepuluh hari lalu,”
ujarnya saat ditemui di Gedung Lembaga Pengabdian
Masyarakat UNP, Jumat (10/10).
Lebih lanjut Sukardi menjelaskan bahwa
untuk perbaikan mesjid, jika dilakukan secara
manual akan memakan biaya miliaran rupiah.
Oleh sebab itu, saat ini tengah dicari metode
perbaikan dengan menggunakan teknologi, se-
hingga tidak dibongkar semua.
Kemudian Sukardi mengimbau kepada
seluruh jamaah Masjid Al-Azhar UNP agar
memakai fasilitas dengan baik dan benar serta
menggunakannya sesuai dengan tuntutan
agama. Karena, seharusnya jamaah bersyukur
atas seluruh fasilitas yang telah disediakan.
“Oleh karena itu, sayangilah masjid,” tutupnya.
Gumala, Eka*
Maling di Al-AzharMaling di Al-AzharMaling di Al-AzharMaling di Al-AzharMaling di Al-AzharTTTTTererererertttttangkapangkapangkapangkapangkap
Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014
Keheningan Masjid Al-Azhar Universitas
Negeri Padang (UNP) seketika gaduh oleh
kepanikan jamaah yang kehilangan barang
bawaan ketika salat, Kamis pagi (16/10).
Berdasarkan penuturan Taufik Hidayat,
pengurus masjid, kejadian ini bermula saat
mobil Mahasiswa Pascasarjana UNP yang berasal
dari Pekanbaru memasuki pelataran masjid
untuk salat subuh. Setelah itu, seorang
pengendara sepeda motor juga datang dan
memarkirkan motornya di sebelah kiri masjid.
Anehnya, pengendara ini tidak langsung salat,
namun langsung menuju ke arah pintu toilet
wanita. Di sana pengendara ini berdiri
menghadap ke luar seperti sedang menunggu
seseorang.
Menurut korban yang tidak ingin disebutkan
namanya, saat itu kondisi masjid sedang sepi.
Jamaah wanita sudah tidak ada lagi selain
penumpang mobil tersebut, sedangkan pada
saf laki-laki masih terlihat beberapa orang
yang sedang mengaji dan tidur-tiduran. Korban
merasa situasi masjid aman, kemudian mening-
galkan tasnya di saf paling belakang sambil
mengecas handphone (HP) sebelum salat karena
kondisi masjid yang sepi. Saat itu semua
penumpang mobil salat secara serentak
sehingga tidak ada yang mengawasi barang-
barang di belakang. Mereka baru menyadari
kehilangan ini saat akan bersiap-siap mening-
galkan masjid. Barang-barang yang hilang ter-
sebut adalah 3 unit HP, 1 unit gadget, 2 buahcincin emas, 2 kartu ATM, dan uang sejumlah
1 juta rupiah. “Jika ditotalkan kurang lebih 17
juta rupiah,” jelas korban, Kamis (16/10).
Mendengar pengaduan ini, pengurus masjid
langsung melihat rekaman closed circuit tele-vision (CCTV) dan menemukan bahwa barang-
barang tersebut dicuri oleh seorang laki-laki
yang tadinya sempat berdiri di dekat toilet
perempuan. Pencuri itu beraksi saat semua
jamaah sedang salat. Pada CCTV ini wajah
dan gerak-gerik pelaku sangat jelas terlihat.
Selain itu juga terlihat bahwa pencuri
meninggalkan motornya di halaman masjid
usai melancarkan aksinya. Menyadari hal itu,
pengurus langsung menghubungi Kepolisian
Sektor Padang Utara dan Satpam UNP.
Beberapa jam setelah pencurian, pelaku
kembali untuk mengambil motor yang diting-
galkan. Namun, polisi dan satpam sudah siaga
menunggu dan langsung menangkap sang
pencuri saat itu juga. “Kami langsung
menangkapnya ketika pelaku mendekati
motornya,” ungkap Donny Andhika salah seorang
satpam yang juga terlibat dalam proses
penangkapan.
Setelah dibekuk, pelaku pun langsung
dibawa ke kantor polisi untuk dimintai kete-
rangan. Atas kejadian ini, garim masjid
mengimbau kepada jamaah agar lebih berhati-
hati dengan barang bawaannya. Barang-barang
hendaknya dibawa kemanapun bila tidak ada
yang menjaganya. “Bila perlu saat salat tas
diletakkan di samping, walaupun di masjid tidak
ada jamaah lain,” tutup Taufik. Ayu*
Usaha Kopma, Sabtu (11/10).
Peningkatan antusiasme mahasiswa
untuk masuk UKM ini merupakan ja-
waban atas minimnya jumlah maha-
siswa yang terdaftar sebagai anggota
UKM dan ormawa, yakni hanya 6%
dari 35.000 lebih mahasiswa UNP. Hal
ini juga merupakan salah dampak dari
penekanan yang diberikan pihak biro-
krat terhadap UK dan ormawa agar
lebih giat dalam meningkatkan jum-
lah anggota. “Penekanan kami berikan
kepada UK dan ormawa pada rapat-
rapat yang melibatkan mereka,” tutur
Erman A, S.Pd. selaku Kasubag Minat
Penalaran dan Informasi Kemaha-
siswaan, Senin (6/10). Lebih lanjut,
Erman menyampaikan jika UK dan
ormawa tidak meningkatkan jumlah
anggotanya, maka dengan terpaksa UK
yang jumlah anggotanya sedikit harus
dinonaktifkan.
Untuk lebih jelasnya, Erman me-
nyebutkan 13 UKM dan 2 ormawa di
UNP, antara lain Resimen Mahasiswa,
Unit Kegiatan Komunikasi dan Penyi-
aran Kampus, PPIPM, Wadah Pengka-
jian dan Pengembangan Sosial Politik,
Mahasiswa Pencinta Alam dan Ling-
kungan Hidup, Pramuka, Unit Kegiatan
Olahraga, KOPMA, UKKes, Unit Ke-
giatan Film dan Fotografi, Unit Ke-
giatan Kerohanian, Korps Suka Rela
Palang Merah Indonesia, SKK Ganto,Majelis Permusyawaratan Mahasiswa
dan Badan Eksekutif Mahasiswa. Doni,Neki*
SisSisSisSisSistttttem Krem Krem Krem Krem Kredit Pedit Pedit Pedit Pedit Poinoinoinoinoinuntuk Mahasiswauntuk Mahasiswauntuk Mahasiswauntuk Mahasiswauntuk Mahasiswa
Sejak tahun 2010, Fakultas Teknik
(FT) Universitas Negeri Padang (UNP)
telah memberlakukan sistem kredit
poin bagi mahasiswanya. Sistem kredit
poin yang ini merujuk kepada buku
panduan khusus yang diberikan kepada
mahasiswa mengenai kegiatan-kegiatan
dan proses pemberian poin. Kasubag
Kemahasiswaan FT Muhammad Arifin,
S.Pd., M.Pd. menjelaskan bahwa poin
yang harus dicapai mahasiswa Strata
1 sebanyak 100 poin sedangkan untuk
mahasiswa Diploma III, yaitu 80 poin.
Yang menjadi sumber kegiatannya bisa
berupa acara tingkat fakultas, nasional,
maupun internasional. Selain menjadi
salah satu persyaratan wisuda, kredit
poin ini juga menjadi patokan bagi
mahasiswa untuk menerima beasiswa
yang ada di FT. “Jika skor TOEFL-nya
sudah melebihi angka 400, maka
mahasiswa sudah mengantongi 50
poin,” jelasnya, Jumat (17/10).
Sejalan dengan FT, Fakultas Bahasa
Sastra (FBS) dan Fakultas Ilmu Pendi-
dikan (FIP) UNP juga mulai menca-
nangkan sistem tersebut. Dekan FBS,
Prof. Dr. M. Zaim, M.Hum., mengata-
kan bahwa sistem kredit poin ini me-
mang akan diberlakukan di FBS untuk
mahasiswa baru tahun masuk 2014.
“Sistem ini belum ada SK-nya, namun
drafnya sudah ada,” ungkapnya, Rabu
(8/10).
Zaim menjelaskan sebagaimana
adanya suplemen atau surat keterangan
pendukung mengenai prestasi akademik
yang dicapai selama kuliah, mahasiswa
diharapkan berperan aktif dalam semua
kegiatan, tidak hanya kurikuler namun
ektrakurikuler juga. Hal ini akan
menjadi salah satu faktor pendukung
bagi mahasiswa untuk bisa menemukan
peluang pekerjaan setelah wisuda. “Aba-
aba mengenai suplemen ini sudah ada
dari kementerian, tapi kapan dimulainya
belum ditetapkan,” jelasnya.
Pembantu Dekan III FIP, Drs.
Syahril, M.Pd. juga mengungkapkan
bahwa setiap kegiatan mahasiswa yang
bernilai positif di luar kegiatan kuri-
kuler akan disuplemenkan. Untuk pene-
tapan sistem kredit poin di FIP belum
ditentukan berapa jumlah poin yang
harus dikumpulkan mahasiswa. Namun
pengumpulan sertifikat-sertifikat
kegiatan ekstrakurikuler oleh maha-
siswa akan menjadi faktor pendukung
bagi mahasiswa nantinya untuk seleksi
penerimaan beasiswa, termasuk nan-
tinya sertifikat PKKMB dan KRIDA.
“Dengan adanya sistem ini mahasiswa
nantinya akan berperan aktif dalam
setiap kegiatan yang diselenggarakan
fakultas,” harapnya, Senin (13/10).
Redda, Ermi*
Masih Bocor: Sebuah baskom diletakkan pada salah satu saf perempuansebagai penanggulangan sementara dari kebocoran lantai 2 Masjid Al-Azhar UNP, Minggu (12/10). f/Rahmi*
Inter18
FT UNP
Mengatasi Solusi Energi
Tutorial Islam UNP
Pembukaan Tutorial PAI
UNP
Alek Gadang UNP
HMI UNP
Plus Minus Pilkada
UPT-MKU UNP
Pendidikan Karakter
Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014
ORIMASINAL PPIPM
UKKPK UNP
PPIPM
Lomba InternalPembaharuandan Perubahan
BEM FIK
Mengusung visi Pem-baharuan dan Perubahan,
Pengurus Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM) FIK UNP
yang dilantik pada 3 Juni
2014 lalu tengah berusaha
mewujudkan program kerja
yang telah dirancang. Pro-
gram kerja tersebut
antara lain
mengadakan
Latih-an Ke-
penulisan
Manajemen
Ma-hasiswa
(6-7/9), De-
kan Cup ca-
bang sepakbo-
la, Kejuaraan Bola
Basket se-UNP, Seminar
Nasional Manajemen Olah-
raga, Krida dan Kemah Bakti
Mahasiswa, pelatihan baris
berbaris, serta study tour
ke Yogyakarta.
Untuk menjalankan pro-
gram kerja tersebut, orga-
nisasi yang beranggota 20
orang ini melaksanakan up-grading untuk peningkatan
mutu berorganisasi pada
Sabtu-Minggu (11-12/10).
Meskipun banyak ke-
giatan, BEM FIK tetap ber-
prestasi. Pada 2014 ini, ang-
gota BEM FIK terpanggil
mengikuti Pelatnas Asean
Games di Inceon dan men-
dapat juara III untuk kategori
sepak takraw. Selain itu, BEM
FIK juga mengikuti Kejuara-
an Nasional Kriket di Ci-
bubur. Tahun ini, BEM
FIK pun menda-
pat pengharga-
an dari Pela-
tih Timnas In-
donesia U-19
Indra Syafri,
penghargaan
Ikatan Mahasis-
wa Olahraga In-
donesia dari Men-
teri Pemuda dan Olahra-
ga, dan penghargaan Pelatih-
an Jurnalistik dari Dekan FIK.
Ketua BEM FIK, Romi
Candra, mengatakan ke
depannya akan mengupa-
yakan pembaharuan dan
perubahan dalam men-
ciptakan FIK yang lebih ber-
kualitas, serta terus menge-
pakkan sayap hingga akhir
kepengurusan. “Kita harus
menciptakan sejarah baru
dan lebih jaya,” ujarnya,
Minggu (12/10). Windy*
Kuliah UmumFMIPA UNP
Fakutas Teknik (FT)
UNP mengadakan semi-
nar untuk mahasiswa
penerima beasiswa Bidik-
misi di Ruang Serba Guna
(RSG) FT, Jumat (3/10).
Seminar ini menda-
tangkan Prof. Dr. Suryo
Purwono. M.Sc. Ph.D.
yang merupakan Dosen
Universitas Gajah Mada
sebagai pemateri.
Khairul Anwar selaku
ketua pelaksana dari semi-
nar yang bertema EnergiTerbarukan Sebagai Salah
Satu Solusi untuk Meng-
atasi Solusi Energi MasaDepan ini mengatakan
bahwa selain mendapatkan
ilmu baru seminar juga
dapat membantu maha-
siswa untuk membuat
Program Kreativitas
Mahasiswa. Nur Atika
seorang peserta seminar
mengatakan bahwa semi-
nar ini penting karena kita
dapat mengetahui peng-
ganti bahan bakar jika
energi yang ada saat ini
habis. Kurnia*
UNP selenggarakan
wisuda ke-101 di Gelang-
gang Olahraga (GOR)
UNP, Sabtu (27/9). Pada
periode ini, jumlah
mahasiswa yang diwisuda
sebanyak 3.513 orang.
Prof. Dr. Phil. Yanuar
Kiram selaku Rektor UNP
menyampaikan wisuda
kali ini adalah momen
yang bertepatan dengan
Dies Natalis UNP ke-60.
Setelah keluar dari UNP
wisudawan harus tetap
menjalin komunikasi
dengan pihak kampus.
“Tunjukkanlah karakter
serta integritas yang
kuat,” ujarnya.
Acara ini juga dihadiri
oleh Wakil Gubernur
Sumatera Barat (Sumbar)
Muslim Kasim. Dalam
sambutannya Muslim
memberikan apresiasi
karena telah ikut serta
memajukan pembangun-
an di Sumbar. “Terima
kasih telah menyumbang-
kan dedikasinya untuk
Sumbar,” ujarnya. Rival*
Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI) Komisariat
Ilmu Sosial UNP seleng-
garakan seminar nasional
dan diskusi panel di Aula
Pascasarjana UNP, Jumat
(26/9). Acara bertema PlusMinus Pilkada Langsung
atau Diwakili ini dihadirilebih dari 300 peserta dari
berbagai fakultas dan
Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM). Seminar ini
menghadirkan Bupati
Kerinci Dr. Ardi Rozal,
M.Si., Anggota DPRD
Sumatera Barat Sabar As,
S.Ag, dan Dosen Ilmu
Sosial dan Politik Aldri
Frinaldi, S.H., M.Hum.
sebagai pemateri.
Hendra Naldi, S.S.,
M.Hum. selaku Ketua
Jurusan Sejarah FIS UNP
mengatakan dengan acara
ini mahasiswa akan tahu
apa yang harus dilakukan
dalam mengawal undang-
undang pilkada. “Di
sanalah posisi mahasiswa
sebagai civil society,”ujarnya. Doni, Resti*
Unit Kegiatan Komu-
nikasi dan Penyiaran
Kampus (UKKPK) UNP
adakan pembukaan lomba
internal XXI di Ruang
Mata Kuliah Umum
NB302, Sabtu (20/09).
Bertemakan Dream and
Action , lomba yang
berlangsung dua hari (20-
21/09) ini diikuti oleh 90
peserta yang terdiri atas
65 anggota muda dan 15
orang anggota biasa.
Acara ini bertujuan untuk
mengevaluasi kemam-
puan anggota UKKPK
yang telah dilatih selama
beberapa minggu ter-
akhir. Adapun lomba
terdiri atas tiga bidang
yaitu jurnalistik, protokol,
dan penyiaran radio.
Pembina UKKPK,
Havid Ardi , S .Pd. ,
M.Hum., mengingatkan
pemenang untuk tidak
cepat puas. “Kita baru
boleh bangga jika telah
menang pada lomba
eksternal,” ucapnya.
Ranti, Eka*
Pusat Pengembangan
Ilmiah dan Penelitian
Mahasiswa (PPIPM)
adakan Orientasi Masa
Seleksi dan Pengenalan
(ORIMASINAL) di Teater
Tertutup Fakultas Bahasa
dan Seni (FBS) UNP,
Minggu (21/9). Acara
bertema MewujudkanPresiden RI (Precious,
Scientific and Differentof Research Institution)
ini diperuntukan bagi ma-
hasiswa yang ingin berga-
bung dengan PPIPM. Pe-
serta pun diberi materi
tentang pengenalan orga-
nisasi PPIPM, pembuatan
makalah, pembuatan Pro-
gram Kreatif Mahasiswa
(PKM), dan pengarahan
dari tim penilai.
Renda Arianto Maha-
siswa Pendidikan Teknik
Elektro TM 2013 mengata-
kan alasannya bergabung
dengan PPIPM adalah
untuk menambah wawas-
an tentang organisasi dan
keahlian menulis karya
ilmiah. Resti*, Neki*
Pembukaan Tutorial
Islam Pendidikan Agama
Islam (PAI) diseleng-
garakan di Masjid Al-
Azhar, Minggu (21/9).
Acara yang mengusung
tema Dari Tutorial untukUNP Menuju Kampus
Intelektual dan Relegiusmenghadirkan Drs. Ardi,
M. Si., Miftahul Khair S.
Si, M.Sc., Cipto Hardianto
S.Pd., dan Ardiles seba-
gai pemateri.
Acara dengan peserta
300 orang ini dibuka oleh
Rendra selaku Ketua
Umum Tutorial. Ia ber-
harap semoga peserta tu-
tor dapat menggali ilmu
sebanyak-banyaknya dari
pemateri dan pembim-
bing tutorial. “Agar pe-
serta dapat menambah
wawasan keislamannya,”
ungkapnya. Selanjutnya
Ketua UKK UNP, Ardian
Perkasa Mawan juga
mengharapkan agar acara
ini dapat menjadi ajang
silahturahmi. Kurnia*,Windy*
Unit Pelaksana Teknis
Mata Kuliah Umum gelar
seminar nasional bertajuk
Pendidikan Karakter Ber-
basis Nilai-nilai Religius,Berbahasa Santun, dan
Berbudaya Sopan di GrandInna Muara Hotel, Sabtu
(27/9).
Pemateri pada semi-
nar ini, yaitu Dosen dan
Guru Besar Universitas
Merdeka Malang Prof.
Kasuwi Saiban, M.Ag.,
Dosen Universitas Negeri
Jakarta Dr. Achmad Rid-
wan, M.Si., Dosen Hu-
kum Universitas Islam
Yogyakarta Dr. Rohidin,
M.Ag., Pembantu Rektor
I UNP Prof. Dr. Agus
Irianto, dan Dosen Agama
Islam UNP Dr. Fuady An-
war, M.Ag..
Wakil Ketua Pelaksana
Seminar, Drs. Nasrul HS.,
M.Ag., mengatakan tujuan
seminar ini adalah mena-
namkan nilai-nilai agama
dalam pembinaan karak-
ter agar tercapai kampus
yang religius. Sastra
Mengusung tema StemCell dan Pemanfaatan-
nya, Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam
(FMIPA) UNP menyeleng-
garakan kuliah umum
bersama Indra Bachtiar,
Ph.D., Rabu (24/9). Acara
yang digelar di Ruang C-
15 dan C-18 ini bertujuan
untuk mengenalkan stem
cell kepada mahasiswa.
Stem cell adalah sel yang
belum memiliki bentuk
tetapi bisa berdiferensiasi
menjadi sel apa pun.
Kuliah umum ini
dihadiri oleh seluruh
dosen maupun mahasiswa
yang tergabung dalam
Jurusan Biologi FMIPA
UNP. Dr. Azwir Azhar,
M.Si. selaku Ketua Jurusan
Biologi berharap agar
mahasiswa memanfaatkan
kesempatan ini untuk
menggali ilmu lebih
dalam tentang stem celldan peranannya dalam
bidang kesehatan.. Risa*,Windy*
OSN Pertamina 2014
UNP adakan Olim-
piade Sains Nasional
(OSN) Pertamina di
Gelanggang Olahraga
(GOR) UNP untuk per-
tama kalinya, Kamis (25/
9). Bertema Inovasi SobatBumi untuk Masa Depan
Generasi, acara ini diikutioleh 1.562 mahasiswa
UNP yang berasal dari
Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam
(FMIPA) dan Fakultas
Teknik (FT) UNP.
Dalam sambutannya,
Dr. Amril, M.Si., Pem-
bantu Dekan (PD) III
FMIPA sekaligus Ketua
Pelaksana OSN Pertamina
2014 UNP, mengatakan
antusias mahasiswa da-
lam mengikuti OSN 2014
patut dibanggakan. “Mu-
dah-mudahan ada yang
lulus di tingkat provinsi,”
harapnya. Selanjutnya PD
I FMIPA, Dr. Yuzkifli,
S.Pd., M.Si. berharap OSN
ini akan membuat Per-
tamina semakin melirik
UNP. Ranti, Windy*
UNP
Cantik Selamanya
Unit Kegiatan Ke-
rohanian (UKK) UNP
Divisi Kemuslimahan
mengadakan Talkshow
and Hijab Class di Audi-
torium Prof. Kamaluddin,
Fakultas Ekonomi (FE),
Sabtu (11/10). Talkshowbertema Cantik Se-
lamanya ini mengundang
Fitri Aulia, seorang fash-
ion designer muslimah,
sebagai pembicara.
Dalam materinya Fitri
Aulia memberi inspirasi
kepada seluruh muslimah
yang datang untuk tetap
berpenampilan modis
namun tetap syar’i .“Cantik yang sesung-
guhnya itu harus berasal
dari luar dan dalam,”
ungkapnya.
Ayu Lestari yang
mewakili ketua ke-
muslimahan mengatakan
ini merupakan rangkaian
acara terakhir dari
Muslimah Expo yang
telah dilaksanakan selama
dua hari, Jumat-Sabtu (10-
11/10). Suci, Sabrina*
UKK UNP
62.8%
9.94%
17.79%
9.45%
11.8%
45.2%
28.03%
`14.9%34.4%
5.26%
11.1%
49.3%
47.5%
24.48%
11.4%
16.1%
2. Apakah Anda setuju diterapkan UU Pilkada oleh DPRD? a. sangat setuju
b. setuju
c. kurang setuju
d. tidak setuju5. Menurut Anda, apa solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan ini?
a. UU Pilkada harus dikaji kembali.
b. SBY segera menurunkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang atau Perppu.
c. UU Pilkada harus dibatalkan.
d. UU Pilkada harus diterapkan.
3. Bagaimana tanggapan Anda jika UU Pilkada olehDPRD benar-benar diterapkan?
a. Bentuk kemunduran demokrasi di Indonesia.
b. Meningkatkan tindakan KKN di Indonesia.
c. Menghemat uang negara.
d. Merupakan salah satu solusi untuk mendapatkan
pemimpin yang lebih baik.
4. Bagaimana tanggapan Anda melihat pro dan kontra mengenai UU Pilkada ini?a. Wajar saja karena UU Pilkada lahir di atas kepentingan sebagian golongan.
b. Wajar saja karena UU Pilkada juga tidak didukung oleh SBY.
c. Apa salahnya pilkada oleh DPRD dicoba dulu.
d. Wajar saja karena UU Pilkada oleh DPRD menimbulkan banyak kebingungan di kalangan
masyarakat.
Mahasiswa dan RUU PilkadaMahasiswa dan RUU PilkadaMahasiswa dan RUU PilkadaMahasiswa dan RUU PilkadaMahasiswa dan RUU Pilkada
Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014
Hai pembaca setia Ganto!
Rancangan Undang-undang Pemilihan Kepala Daerah (RUU Pilkada)
oleh Dewan Perwakilan Kepala Daerah (DPRD) telah disahkan pada
25 September 2014 lalu. Dengan lahirnya UU Pilkada oleh DPRD,
maka pilkada yang selama ini mengandung asas dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat terancam hilang. Dalam kenyataan di
lapangan, UU Pilkada ini mengandung kontroversi. Hal ini dibuktikan
dengan pandangan-pandangan yang muncul di tengah-tengah lapisan
masyarakat Indonesia.
Seputar Mahasiswa19
1. Apakah Anda mengetahui informasi UU Pilkada oleh DPRD? a. sangat tahu
b. tahu
c. kurang tahu
d. tidak tahu
5.57%
18.6%
30.25%
45.5%
Undang-undang seumpama
kompas kehidupan. Ia
merupakan landasan bagi
diri pribadi dan kelompok dalam
bertindak di sebuah daerah hukum
tertentu. Jika demikian, sebuah
undang-undang diharapkan mam-
pu menjadi sebuah acuan yang
ideal baik secara teoritis maupun
secara praktis, agar tidak menim-
bulkan kebingungan serta peno-
lakan bagi objek pelaksana un-
dang-undang. Namun pada kali
ini, penolakan tersebut sedikit ba-
nyaknya telah terjadi pada Un-
dang-undang pemilihan kepala
daerah (UU Pilkada). Pasalnya un-
dang-undang yang telah disahkan
pada tanggal 25 September 2014
tersebut telah mengubah kebijak-
an demokrasi di Indonesia yang
telah diterapkan semenjak masa
reformasi hingga sekarang, yaitu
Pilkada oleh rakyat akhirnya beru-
bah haluan menjadi Pilkada oleh
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD).
Memang, perubahan zaman
tak dapat dielakan, segala perma-
salahan seharusnya jadi pembe-
lajaran, segala agenda harus diren-
canakan, pilkada oleh rakyat bisa
jadi telah menorehkan banyak
kisah hitam dalam perjalanan
demokrasi Indonesia, seperti poli-
tik uang, pemimpin yang tidak
berkopetensi, penghamburan uang
negara dan segala permasalahan
lainnya. Namun apakah permasa-
lahan tersebut dapat teratasi de-
ngan UU pilkada oleh DPRD?
Disadari atau tidak, segala ke-
bijakan pasti ada resikonya, dam-
pak positif dan negatif jelas ber-
main di sana. Lalu, apakah ke-
bijakan untuk mengesahkan UU
pilkada oleh DPRD ini telah mem-
perhitungkan segala aspek? Di saat
rakyat merongrong mengenai ke-
bijakan ini, seharusnya pemerintah
segera intropeksi diri, apakah ke-
bijakan yang diambil demi kepen-
tingan rakyat dan negara, atau
hanya bisikan beberapa ke-lompok
yang berkepentingan.
Banyaknya, penolakan terha-
dap UU pilkada oleh DPRD adalah
wujud pemberontakan rak-yat ter-
hadap pemerintahnya. Dengan la-
hirnya kebijakan pilkada oleh
DPRD, sedikit banyaknya te-lah
menggerus optimisme rakyat ter-
hadap pemerintahan yang sela-
ma ini di kontrol oleh pantauan
mata mareka sendiri. Bisa jadi
dengan kebijakan ini sikap apatis
dari rakyat semakin membludak.
Pada akhirnya mereka tidak tahu
siapa yang berdiri didepan me-
reka, siapa yang tengah melayani
mereka, dan siapa yang tengah
meminta mereka.
Pilkada oleh DPRD ini bu-
kanlah pertama kalinya tercatat
dalam sejarah demokrasi Indone-
sia, namun telah ada sebuah catatn
yang mencatatkan bahwa pernah
di Indonesia suatu tindakan yang
dituduh sebagai tindakan yang
tidak demokratis yakninya kebia-
saan politik Orde Baru yang po-
ngah saat mengalami kejayaan
selama 32 Tahun yang dipimpin
oleh Soeharto, seorang militer
yang kerap dijuluki Presiden
Otoriter oleh banyak peneliti bi-
dang politik. Pada masa rezim
Orde Baru ini berkuasa, Kepala
Daerah adalah merupakan jatahuntuk sekelompok orang dekat
dan segolongan dengan Soeharto,
saat itu pejabatnya banyak yang
berasal dari rezim militer. Lalu
seiring bergulirnya zaman, masa
reformasi pun bersinar hingga
sekarang. Dan pemilihan pemim-
pin di pascareformasi selalu ber-
pegang pada prinsip dari rakyat,
oleh rakyat dan untuk rakyat.
Mungkin, pengambil kebija-
kan punya pandangan lain dengan
UU pilkada oleh DPRD ini, dan
semoga saja semuanya atas per-
timbangan yang matang dan tidak
dipengaruhi emosi pribadi. Lau,
dari pengesahan UU pilkada dan
penerapannya yang kabarnya akan
diterapkan pada pilkada-pilkada
setelah tahun 2014 banyak harapan
yang tercurah dari rakyat. Hal
ini dibuktikan dengan hasil poll-
ing yang disebarkan oleh Sub-
divisi Penelitian dan Pengem-
bangan (Litbang) Lembaga Pers
Mahasiswa (LPM) Surat Kabar
Kampus Ganto Universitas Negeri
Padang (UNP) terkait dengan UU
pilkada. Polling yang disebarkan
berupa angket yang terdiri dari
5 pertanyaan kepada 650 maha-
siswa di UNP, dengan metode
random sampling dan respondendiambil secara accidentil.
Dari jumlah tersebut, sebanyak
62,8 persen responden berharap UU
pilkada oleh DPRD harus dikaji
kembali, meskipun ada responden
yang menyarankan agar UU
pilkada ini segera diterapkan na-
mun saran tersebut tidak mencapai
angka 10 persen. Hal tersebut dapat
menggambarkan bahwsanya UU
pilkada ini masih belum berkenan
di hati rakyat.
Munculnya harapan pengkajian
ulang terhadap UU pilkada dise-
babkan oleh banyaknya kebi-
ngungan-kebingungan di benak
masyarakat. Hal ini juga terlihat
dari hasil polling, bahwasanya
49,3% responden menjawab demi-
kian, setelah itu disusul oleh ang-
gapan bahawasanya UU pilkada
oleh DPRD lahir diatas kepen-
tingan sebagian golongan seba-
nyak 34,4 persen.
Anggapan yang muncul hen-
daknya menjadi perhatian dan bi-
sa memotivasi pengambil kebijak-
an untuk menepis dugaan-dugaan
negatif tersebut. Karena pada haki-
katnya pemimpin adalah pelayan.
Pelayan bagi rakyatnya dan secara
otomatis rakyat adalah raja. Jangan
sampai kebijakan yang diambil
penguasa menyebakan kemarahan
dari rajanya (rakyat). Karena ketika
rakyat marah, maka negara bagai-
kan di ujung tanduk. Jauh dari
kenyamanan, keamanan, dan
kesejahteraan, dan pada akhirnya
penguasa hanya akan menjadi hu-
jatan bagi rakyatnya sendiri. dan
bukankah karena hal ini, kas
negara bisa tergerus kembali?
Resensi20
Meminta KeadilanPemerintah Langit
Perang Pemikiran
Judul : Semar Gugat di Temanggung
Penulis : Mohamad Sobary
Penerbit : PT Gramedia
Cetakan : I, Juni 2014
Tebal : xvi + 274 Halaman
Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014
Judul : Burung-burung Rantau
Penulis : Y. B. Mangunwijaya
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : Agustus 2014
Tebal : 406 Halaman
Judul : 34 Prinsip Etis Jurnalisme Lingkungan
Penulis : Agus Sudibyo
Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
Cetakan : I, Agustus 2014
Tebal : 200 Halaman
Resensiator: Edo FebriantoMahasiswa Teknik Pertambangan
TM 2011
“...betapa manusia adalah satu-satunya
makhluk dunia yang serba kurang.Menghadapi burung dia tidak bisa terbang.
Menghadapi ikan dia tidak bisa menangberenang dalam air. Berpacu dengan kuda
dia kalah. Melawan badak dia lemah;kemampuan tubuh untuk dapat menembus
tanah nyaris nol bila disuruh melawantikus atau ular. Tetapi manusia punya otak,
dan inilah yang dimanfaatkan sampai seldan sarafnya setuntas mungkin....” (hal
238).
Sesempurnanya, manusia dibandingkan
makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya, tetap
saja manusia adalah makhluk paling rapuh.
Perkara manusia, dengan beragam
kerumitan yang menyertainya, kadang
berujung pada konflik mendalam, gejolak
batin, dan pertempuran pikiran. Namun
di balik semua itu, manusia mempunyai
akal dan budi, yang pada akhirnya akan
membantu manusia itu keluar dari
permasalahannya.
Letnan Jenderal Wiranto, seorang
mantan duta besar—juga gerilyawan 45,
hidup dengan istri dan kelima anak-anaknya
yang memiliki pemikiran bertentangan
antara satu dengan yang lainnya. Putri
pertama mereka, Anggraini, sejak kecil
sudah kentara watak dan nafsu
kemandiriannya. Begitu juga dengan
Wibowo, anak kedua yang berotak
cemerlang, merupakan lulusan Sarjana
Fisika Nuklir dan Astro-Fisika. Adiknya,
Letkol Candra, seorang instruktur pesawat
jet pemburu di Madiun. Selanjutnya
Marineti, seorang Sarjana Antropologi dan
sosiawati yang idealis. Serta si bungsu,
Edi yang menempuh jalan pengganguran,
juga seorang morfinis dan heroinis. Kelima
saudara ini lahir dar i generas i
pascakemerdekaan. Mereka menjelajah
dunia masing-masing dengan cara mereka
tersendiri. Kelimanya merupakan burung-
burung rantau yang seolah tidak lagi
merasa terikat sebagai orang Indonesia.
Di samping pertentangan pikiran yang
sering mengudara, pun perselisihan
berawal dari si bungsu Edi, yang jalan
pikirannya tak pernah selaras, terutama
dengan ayahnya. Berakibat pada ia memilih
dunia gelap sebagai jalan hidupnya dan
berujung kepada kematian. Salah satu
dampak dari keinginan dan cara berpikir
yang ditentang oleh sang ayah. Bukti
bahwa ia tak menggunakan logika dan
akal sebagaimana seharusnya.
Burung-burung Rantau oleh Y. B.
Mangunwijaya, menggambarkan tentang
kedalaman pikiran-pikiran tokoh, yang
sempat memicu konflik pada rumah
tersebut. Meskipun demikian, peran
pemikiran tersebut reda seiring waktunya.
Perlu perjalanan panjang untuk sebuah
pemikiran baru yang bermuara pada
penyelesaian.
Resensiator: Khadijah RamadhantiMahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia TM 2012
Jika keadilan tak bisa diharapkan dari
penguasa di bumi, maka tak ada caralain, rakyat menggugat secara simbolis,
meminta keadilan kepada “pemerintahlangit.” — Mohamad Sobary.
Pernah dalam sejarah, kretek begitu
diagungkan pada zamannya. Bahkan kretek
bukan sekadar punya sejarah, malahan
kretek adalah sejarah itu sendiri. Kretek
mengandung kompleksitas dan kedalam-
an makna yang ekspresif maupun simbolis-
nya di dalam kebudayaan.
Kretek merupakan penjalin solidaritas.
Kretek pernah melambangkan sebuah kehar-
monisan. Dia pernah hadir dalam kebersa-
maan. Dalam sebuah pergaulan, kretek per-
nah menyatukan, antara si pemilik dan pe-
nikmat lainnya. Menyatukan sulutan untuk
sebuah kenyamanan. Milik pribadi ini tiba-
tiba menjadi milik bersama atas nama keber-
samaan.
Namun, lain halnya dengan pemerintah.
Mereka terus memformulasikan pergerakan
untuk menggulung kebudayaan ini. Kehidup-
an perdagangan ini seolah dimatikan. Karena
pasaran kretek pribumi telah mengalahkan
rokok putih di negerinya. Oleh sebab itu,
aturan demi aturan mulai bermunculan.
Semua bermuara pada sebuah kiblat yang
mengarah pada perang dagang nan mema-
tikan di tingkat dunia. Lagi, uang dan jabatan
berkuasa di atas kuatnya konspirasi asing.
Dalam permasalahannya, kebijakan im-
por tembakau cenderung semakin besar.
Adanya paket sebab-akibat dari peraturan
pemerintah yang menekankan bahwa pro-
duk kretek harus rendah nikotin—pera-
turan yang mengharuskan produk kretek
dibuat dengan bahan tembakau impor.
Sebuah bukti bahwa konspirasi asing
s anga t l ah
kuat.
Katanya
demi kese-
hatan masya-
rakat. Mereka
berdalih, tidak
ada uang di
balik program kesehatan itu. Namun
tiada sangka, tentang sebuah kebenaran di
balik semua dalihan tersebut. Seorang ahli
Biologi Prof. Sutiman, bersama ahli Fisika
Ibu Gretha membuktikan bahwa kretek itu
sehat. Kretek sehat tersebut mengandung
protein, asam amino yang menggantikan
sel-sel tubuh yang mati, dan banyak zat
bagus lainnya.
Tak hanya itu saja, banyak lagi hal
lain yang membuat para petani tembakau
bungkam. Pembungkaman yang berujung
kemarahan, kejengkelan, dan kefrustasian
terhadap pemerintah. Telah lama mereka
melakukan protes, bahkan semenjak per-
aturan tersebut masih berupa rencana.
Tetapi tak pernah didengar. Para petinggi
itu membisu. Mereka menggugat secara
simbolis, meminta keadilan kepada
“pemerintah langit”.
Mohamad Sobary, dalam Semar Gugatdi Temanggung menuntut keadilan kepada
penguasa pertiwi. Untuk mendengarkan
aspirasi rakyatnya. Tidak hanya membiar-
kan para petani itu merasa berbicara dengan
tembok-tembok tebal birokrasi—walaupun
memang dikondisikan untuk selalu tebal.
Maraknya persoalan lingkungan dari
hulu hingga hilir telah menghiasi kese-
harian manusia. Mulai dari masalah keru-
sakan hutan akibat pertambangan dan in-
dustri, kerusakan sumber air, banjir, keru-
sakan ekosistem, masalah politik, pertanian,
medis, hingga teknologi menjadi topik
yang populer belakangan ini. Masalah ling-
kungan berhubungan dengan hajat hidup
banyak orang. Karena itu, masalah ling-
kungan ini memerlukan penanganan khusus
dalam menyelesaikan kasusnya.
Pers pada dasarnya adalah agen pengon-
trol dan pejuang kepentingan publik. Pers
juga menjadi agen penyalur informasi dari
dan untuk masyarakat. Secara garis besar
dapat disimpulkan bahwa pers dalam kese-
hariannya menjadikan kepentingan umum
di atas segalanya. Dan penyelamatan ling-
kungan hidup adalah bagian dari kepen-
tingan umum itu.
Jurnalisme ling-
kungan sebagai
salah satu cabang
pers dan media
yang memberita-
kan masalah ling-
kungan, diharap-
kan mengangkat
fakta-fakta dan
memberi banyak
masukan bagi solusi
persoalan lingkung-
an. Pers harus mam-
pu menangkap ba-
nyaknya inis iat i f masyarakat
dalam memecahkan persoalan lingkungan.
Intinya jurnalisme lingkungan menyam-
paikan seruan kepada semua pihak untuk
berpartisipasi dalam penyelamatan ling-
kungan, baik dalam bentuk tindakan nyata
maupun ide dan solusi.
Media massa secara moral
mempunyai tanggung jawab
untuk memberitakan kasus
hingga tuntas, terutama jika
media itu sendiri yang memulai
pemberitaan tersebut. Pers ha-
rus menuntaskan kasus yang
dimulainya—dan terlanjur
menyedot perhatian khala-
yak—dengan selalu berpegang
pada Kode Etik Jurnalstik.
Apalagi bila kasus itu me-
nyangkut hajat hidup orang
banyak, nama baik perorang-
an, atau kelompok tertentu.
Istilahnya, “Kau yang mulai,
kau pula yang mengakhiri.”
Namun, dalam pelaksana-
annya, banyak jurnalis yang
bersikap “lempar kasus tinggalkan tanda
tanya”. Jurnalis memberitakan kasus
kerusakan lingkungan, pencemaran, dan
ketidakadilan terhadap warga ke ruang
publik secara menggebu-gebu dalam
beberapa waktu, menyedot perhatian
publik, menciptakan kontroversi, namun
tidak mengawal kasusnya hingga tuntas.
Sebelum kebenaran tentang suatu kasus
terungkap, pers keburu beranjak pada kasus
lain yang lebih aktual, sehingga kebenaran
kasus tetap menggantung dan publik tidak
mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang
dilemparkan pers.
Agus Sudibyo dalam 34 Prinsip EtisJurnalisme Lingkungan memberikan
panduan praktis bagaimana seharusnya
jurnalisme lingkungan bekerja. Menurutnya,
dalam konteks jurnalisme lingkungan
banyak rambu yang harus diperhatikan
oleh jurnalis. Jurnalisme lingkungan
bukanlah pemberitaan model sekali muat,
kemudian selesai. Namun, berperan dalam
jangka panjang dengan kontinuitas
peliputan. Dalam konteks itulah buku ini
sangat bermanfaat sebagai seruan kepada
semua jurnalis untuk selalu menjunjung
etika jurnalistik, khususnya untuk jurnalis
lingkungan hidup.
Resensiator:Rizka WahyuniMahasiswa Pendidikan Biologi
TM 2013
Etika dalam Jurnalisme Lingkungan
Cerpen21
Kasam
Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014
Oleh:M. Ismail Nasution, S.S., M.A. Cerpen Padat Alur
Dalam “Kasam”,
pengarang seolah-olah
menjadi seorang tokoh
yang berdiri di antara
para tokoh cerita. Ia ada di antara orang
yang melayat, mengantarkan ke pandam
pekuburan, bahkan sampai dengan ikut
melepaskan tokoh utama kembali ke
daerah rantauannya. Hal itu tampak dari
gaya tuturan penamaan tokoh. Pengarang
menjadi pengisah (narator) yang
memosisikan dirinya sebagai pengamat
yang menceritakan tragedi itu kepada
orang lain. Ia menjadi ‘penguping’ yang
selalu ingin tahu dengan apa yang dialami
oleh semua tokoh terutama yang terlibat
langsung dengan konflik. Seluruh gerak-
gerik tokoh selalu diperhatikan.
Pengarang menjadi narator tepat dalam
cerpen itu karena membuat alur menjadi
padat. Kepadatan itu menyebabkan cerita
langsung menukik ke dalam konflik
sehingga dapat memunculkan efek
khusus. Dari awal cerita, pembaca lang-
sung disuguhkan dengan tragedi bahkan
sampai berakhir cerita tetap klimaks.
Jika seandainya, pengarang menjadi
pelaku maka alur akan berlaku normatif
sehingga sukar untuk dipenggal karena
kelonggarannya. Akibatnya, cerita tidak
langsung menukik ke dalam puncak
konflik karena harus diantarkan dengan
peristiwa-peristiwa awal (perkenalan).
Memang, pola seperti ini memiliki
kelemahan karena menuntut pembaca
untuk memikirkan sendiri maksud
pengarang. Sementara itu, di lain pihak,
pembaca belum tentu memiliki penga-
laman yang sama. Faktor tersebut akan
membuat teks itu asing bagi pembaca
karena konstruksi cerita yang tidak utuh.
Cerpen “Kasam” berisi tentang cerita
perebutan harta warisan dengan latar
budaya Minangkabau. Elemen itu
refleksikan melalui nama-nama tokoh,
tempat, dan istilah warisan itu sendiri,
pusako. Cerpen itu mengingatkan saya
akan novel Warisan yang ditulis olehChairul Harun pada era 80-an. Pokok
permasalahannya sama, konflik muncul
karena perebutan pusako. Chairul Harun
menceritakan konflik itu secara detail
dengan konteks budaya yang sama kultur
Minangkabau.
Kemudian, di dalam cerpen pengarang
menguraikan konflik langsung kepada
titik klimaks. Pembaca diberikan
kebebasan untuk menduga sendiri bagian
awal cerita. Oleh sebab itu, cerpen
“Kasam” barangkali hasil kondensasi dari
novel pengarang periode 80-an itu. Hal
tersebut sesuai pula dengan kapasitasnya
sebagai cerita pendek.
Sebagai karya seni, karya sastra
tidak hanya mengandung unsur hiburan
tetapi juga memberikan manfaat.
Pengertian hiburan berarti tidak
membosankan atau memberikan
kesenangan sedangkan bermanfaat
mengarah pada pernyataan tidak
membuang-buang waktu atau bukan
hanya kegiatan iseng belaka. Dalam hal
itu, ia perlu mendapat perhatian serius.
Keduanya bersifat dialektis, ketika
menghibur ia ‘mengajarkan sesuatu’.
Sebaliknya, ketika mengajarkan sesuatu
adalah sebuah proses maka di dalamnya
terdapat hiburan. Dalam hiburan ada
manfaat dan manfaat itu pada akhirnya
memberikan hiburan.
Tubuh yang kini terbujur kaku
di atas rumah gadang itu adalah
milik Tek Kiah. Orang-orang naik
ke atas rumah, lalu duduk di
sekitar mayat Tek Kiah. Ada yang
terus membacakan Quran. Ada
pula yang setengah berbisik.
“Ke mana Si Niar tak tampak
batang hidungnya. Padahal, Tek
Kiah kakak kandungnya sendiri,”
bisik Tek Siar pada Ni Suma. Tek
Siar dan Ni Suma adalah karib
sepesukuan bagi Tek Kiah. Kedua
orang itu memang suka bergunjing.
Malah, suami atau iparnya sendiri
dipergunjingkannya juga.
“Entahlah, kita kan sudah sama-
sama tahu, sejak perebutan sawah
pusako itu, mereka tak lagi bersa-
paan,” sela Ni Suma berbisik.
Tak lama berselang, anak Tek
Kiah yang dari rantau datang.
Orang-orang di halaman berdiri
menyambut kedatangan Harun
dan Numi dengan penuh air mata.
Yang pertama sekali menyambut
kedatangan dua kakak beradik
itu Pak Jorong dan Datuk Rajo
Gadang. Pak Jorong lantas mema-
pah Numi yang sudah melemas,
ke atas rumah gadang. Se-dangkan
Datuak Rajo Gadang mengawal
Harun yang berusaha tegar.
Tak tahan lagi, dua kakak bera-
dik itu meraung tegang ketika
dilihatnya tubuh ibunya yang su-
dah tertutup kain panjang. Or-
ang-orang tak banyak bicara. Ada
yang berusaha membujuk-bujuk,
namun sia-sia. Mereka betul-betul
sudah kehilangan junjungan. Kalau
ada yang bertanya ke mana suami
Tek Kiah, lelaki itu sudah lama
tak pulang. Sejak puluhan tahun
yang lalu malah. Mungkin juga
sejak Harun dan Numi masih
kecil. Mati pun lelaki itu sungguh
tak tahu kuburnya di mana. Sesat
pun tak tahu rimbanya di mana.
Bagi mereka, ayahnya itu me-
mang sudah mati. Kalau pun ma-
sih hidup sampai seka-rang, mere-
ka tetap menganggapnya mati.
Tengah hari pecah, lalu o-
rang-orang memandikan jenazah
Tek Kiah. Harun turut serta
memandikannya. Sedangkan
Numi dengan air mata yang tak
kunjung reda, turut pula
memandikan jenazah ibunya.
Sesekali ia jatuh pingsang. Lalu
orang-orang mere-bahkan
dirinya di dalam bilik.
Di perjalanan menu-ju
pandam perku-buran
yang melintasi rumah Si
Niar, Numi berusaha
tegar. Ia melihat rumah
itu tertutup rapat. Ter-
kunci. Jendelanya pun
dira-patkannya. Orang-
orang yang mengangkat
keranda terus bertakbir dan
melangkah semakin cepat. Numi
yang dipapah ka-kaknya, Harun,
mencela melihat rumah Si Niar.
Betapa ibu-ibu yang turut pula
mengawalnya mengalihkan
pandangan Numi dari rumah Si
Niar. Setelah jenazah Tek Kiah
tertanam, Pak Jorong dan Datuk
Rajo Gadang menasihati Harun
dan Numi agar tetap tabah.
Di perjalanan menuju pulang,
tiba-tiba orang-orang yang ber-
jalan berarak-arak terkejut. Sumi
tiba-tiba meronta.
“Akan kubunuh kalian seke-
luarga. Hutang nyawa dibayar
nyawa. Sekarang kalian se-nang
kan Ibuku telah mati? Aku sum-
pahi kalian mati terhina. Mati
kalian! Mati!” bentak Numi di
pekarangan rumah Si Niar yang
sama sekali tak menampakkan
tanda-tanda kehidupan di
dalamnya.
Harun sigap mencoba untuk
menenangkan adiknya yang su-
dah tak terkendali lagi. Ia bawa
adiknya pulang. Meskipun hatinya
pun remuk redam. Kali ini semua
luapan emosi Numi semakin
membuncah. Beberapa orang pun
juga berusaha membujuk Numi
untuk pulang. Pak Jorong dan
Datuk Rajo Gadang kembali
memberikan nasihat pada dua
kakak beradik itu di atas rumah
gadang.
Rumah gadang yang masih
beraroma air mandi Tek Kiah itu
kian sunyi. Pak Jorong dan Datuk
Rajo Gadang membawa Harun bi-
cara keluar rumah gadang. Sedang-
kan Numi mengurung diri di
dalam bilik tengah.
“Jangan biarkan dia bermenung
berlama-lama. Usapkan ini ke ke-
ning dan hidungnya kalau dia
kembali berontak,” kata Datuk Rajo
Gadang sambil menyelipkan bung-
kusan kain putih yang terikat.
“Kalau butuh sesuatu datang
saja ke rumah, anggaplah kami
ini orang tuamu juga,” tambah
Pak Jorong menghibur Harun.
Lalu Pak Jorong dan Datuk
Rajo Gadang pamit pulang. Maka,
rumah gadang semakin terasa
hening. Kesedihan Harun bertaut-
taut dan semakin berlarut-larut,
mengingat ia tak sempat pulang
menemani ibunya yang terbaring
lemas. Selama sakit, hanya Tek
Mi, sepupu kandung Tek Kiah,
yang mengurusi sawah, meng-
urusi keperluan, dan mendengar-
kan keluh kesah Tek Kiah. Pernah
Tek Kiah bercerita pada Tek Mi
tentang sakitnya. Kalau sudah ma-
lam tiba, dadanya sesak, kepalanya
terasa seakan mau pecah. Tek Kiah
sempat pula bercerita pada Tek
Mi tentang mimpinya bertemu
Amak yang menyuruhnya ber-
baikan dengan Si Niar, adiknya.
Sedangkan Harun dan Numi,
hanya me-ngirim-kan uang
seadanya dari rantau. Bagaimana
ti-dak, kehidupan mere-ka saja
di Pekanbaru pun tak bisa
dibilang senang. Susah.
Pelik.
Malam ketujuh,
orang-orang datang
bertakziah ke rumah
mendiang Tek Kiah.
Kali ini Numi sudah
mulai tampak tabah.
Harun pun demikian. Ia
sudah sedikit tenang
sekarang. Kebiasaan orang di
Kampung Tanjung Alam kalau
bertakziah disediakan makan.
Siang harinya, ibu-ibu sepesukuan
membantu Numi memasak,
sampai memban-tu menghidang-
kannya. Setelah selesai mendoa,
orang-orang di-persilakan makan.
***
Harun dan Numi tak mungkin
berlama-lama di kampung. Se-
dangkan mereka sudah sepekan
lebih izin bekerja. Kini, tibalah
saatnya mereka pamit kembali
ke Pekanbaru. Kepada Tek Mi
mereka izin pamit. Mereka me-
mesankan agar sawah tetap di-
garap Tek Mi dan suaminya Pak
Sidi. Hasil panennya bisa di-kirim
saja. Tak lupa, mereka menyelip-
kan sedikit uang ke tangan Tek
Mi sebagai rasa terima kasih.
Saat mereka hendak menung-
gu Pelita, bus yang akan mereka
tumpangi di pinggir jalan, sese-
orang berteriak memanggil-
manggil mereka dari kejauhan.
Ada yang seperti menjemput
mereka. Rupanya Si Pengkok, te-
tangga Si Niar. Harun mengham-
piri Si Pengkok, sedangkan Numi
tetap berdiri di situ dengan Tek
Mi sambil duduk menanti ke-
datangan Pelita yang akan menam-
bang ke Pekanbaru. Dengan napas
tersengal, Si Pengkok berbisik.
“Si Niar sakit parah. Etekmu.
Sekarang tak bisa bicara. Tak bisa
bangun dari tempat tidurnya.
Jenguklah dia sebentar. Dia terus
menyebut-nyebut nama kalian,”
bisik Si Pengkok yang masih
tersengal-sengal.
“Maaf, tidak bisa, sampaikan
saja kami sudah berangkat ke
Pekan.”
“Ada apa, Da?” tanya Numi
penasaran.
“Ah tidak, tidak ada apa-apa.
Tunggu saja di sana,” sahut Harun
berahasia.
“Pergilah, sebelum Numi
mendengarnya. Sampaikan saja
maaf kami,” kata Harun pada Si
Pengkok.
Benar saja, Pelita yang melaju
dari arah atas berhenti tepat di
depan mereka. Tek Mi membantu
mengantarkan barang-barang
mereka ke atas Pelita. Harun me-
ninggalkan Si Pengkok dan segera
menaiki Pelita yang sudah menan-
tinya. Pelita berjalan dan mereka
saling melambaikan tangan.
Ketika Pelita sudah berjalan agak
jauh, seseorang tiba-tiba datang
lagi dari arah Si Pengkok tadi
berlari, rupanya Si Pendi.
“Mana Harun dan Numi?”tanya
Si Pendi.
“Ada apa, Pendi?” tanya
Si Pengkok terkejut.
“Si Niar sudah dulu.”
Grafis: Hari Jimi Akbar
Oleh Rio Rinaldi
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Pascasarjana UNP
Sastra Budaya22
KapalKapalKapalKapalKapal
Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014
Oleh Suci Larassaty
(Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2012)
Bocor kecil bisa menenggelamkan
kapal yang besar. — NN
Seabad yang lalu, pernah dalam seja-
rah tercatat bahwa sebuah kapal super
mewah dan istimewa pada eranya, teng-
gelam di perairan Atlantik Utara. Kapal
itu RMS Titanic. Badan kapal sengaja
dibuat dengan baja yang kuat sehingga
mampu melawan guncangan badai.
Selain itu, kapal juga dirancang khusus
agar dapat berlayar tanpa tenggelam—
meskipun 4 kompartemennya bocor.
Namun apa mau dikata, RMS Titanic
tetap tenggelam setelah menabrak
gunung es dan menewaskan 1.514 dari
2.224 penumpang.
Kiranya, peristiwa tersebut dapat
dijadikan pelajaran. Kemewahan dan
kekuatan belum tentu bisa menjamin
sebuah keselamatan. Sebagus dan sekuat
apapun kapal, tetap saja akan tenggelam
jika ada bagian komponennya yang rusak.
Sebuah kapal akan berlayar baik bila semua
yang berada di dalamnya merasa siap
untuk menerjang berbagai rintangan selama
perjalanan. Nahkoda yang baik belum tentu
dapat menyelamatkan kapal tanpa bantuan
awak kapal dan penumpang. Sebuah kapal
akan berlayar dengan baik bila semua
ikut berperan dan menjaga dalam perja-
lanan. Mampu bertahannya sebuah kapal
di perairan tidak dapat diukur dari
kemewahan yang dimiliki, melainkan dari
kemampuan semua awak yang terlibat
dalam menahkodainya hingga sampai ke
tempat tujuan.
Dalam sebuah pelayaran, banyak sekali
tantangan dan rintangan yang harus dihadapi.
Seorang nahkoda sebagai pemimpin pelayaran
harus peka terhadap semua bahaya yang mung-
kin akan ditemui dalam perjalanan. Nahkoda
bertanggung jawab untuk membawa seluruh
awak dan penumpangnya ke tempat yang
dituju dengan selamat.
Demikian juga halnya dengan kepemim-
pinan, sebuah negara dapat diibaratkan sebagai
kapal. Seorang pemimpin bertanggung jawab
atas negara yang dipimpinnya. Pemimpin yang
baik adalah pemimpin yang peka dan tanggap
terhadap hal-hal yang dapat merusak bagian
negara. Rusaknya suatu bagian negara akan
berpengaruh terhadap bagian lainnya. Dan
bila sudah banyak bagian dari negara yang
ikut rusak, maka kehancuran akan semakin
dekat. Oleh sebab itu, agar dapat terhindar
dari kehancuran, bagian negara yang rusak
tentu harus diperbaiki terlebih dahulu. Di
sinilah ketanggapan sang pemimpin
dibutuhkan.
Namun, nasib sebuah negara tidak
bisa diserahkan kepada pemimpinnya
saja. Sebuah negara bergantung pada
seluruh komponen yang ada di
dalamnya. Bagian-bagian tentu
tersebut menjadi sebuah sistem yang
kuat dan kokoh bila semua bagian-
nya dapat bekerja sama dengan apik.
Kehebatan seorang pemimpin akan
luntur jika anggota yang ada di
dalamnya tidak bisa sal ing
membantu dalam bekerja sama.
Negara yang hebat tidak hanya
karena memiliki seorang pemimpin
yang hebat. Tapi negara hebat adalah
negara yang semua elemennya bersatu
untuk mewujudkan suatu tujuan.
Seperti halnya kapal, sebuah kapal
akan oleng jika tidak ada keseimbangan.
Seperti itulah sebuah negara dan
kepemimpinan. Sebuah negara akan hebat
bila masyarakat yang ada di dalamnya
dapat satu suara menggapai satu tujuan.
SajakSajakSajakSajakSajak
Bak Kuda
Waktu adalah pacuan dalam perut yang memberinya sepasang jarak antara harilalu dengan kecut. Bak kuda masa kecil yang dipelihara utuh dalam ingatan.Bak kuda penurut dan Tuan palacak bak kuda pandai itu. Dahulu, ketikazaman masih ditunggang (ia kerap beranggapan bahwa usia adalah kitab). Dipekan Baso dua kali seminggu bak kuda nomor satu, larinya memacu petir tidakdirem dan pandai melenggang meniru gadis-gadis menari di panggung atapbolong dengan derap yang meratap dari jarak yang hampir. Dari Padang Tarokmelulu ia kekang kendali ke jalan lurus sekencang angin melenyapkan telapakzaman sebelah, mendongkak kakinya dari Ampuh ke Simpang Sangka keSimpang Canduang dan simpang ketiga yang ia tandai sebagai kandangkeduanya tempat ia belajar mengenal nama Tuhan, Tuhan seluruh kuda. Biaropekan Rabu Sabtu adalah gelanggang pacuan hingga betis Marapi yangberwarna biru. Di mulut perasaian serupa gunung dihadapan dan pada bebanselalu di tanggungkan sebuah pelukan bagai jantung putih yang dibungkusdalam dadanya. Berteduh ia di balai gelombang keempat yang turunmenjadikan kota dan kabupatennya merah segar. Merah yang lebih nyala,merah daging orang muda. Dari rimbun batang Gurah, di batang perak peleraisegala suntuk, di balai rindang emas segala kutuk, bak kuda tahan lecut adalahbak kuda perut kosong yang alpa. Ia lupa sagu, jurai rumput-rumput gajah,daun baling-baling pucuk ubi, air terkepung daun keladi dan segala dedaunanyang hijau di mata kacamata bak kuda buta itu. Bak kuda berkata “hei tuanpalacak, kematianku adalah kepandaianmu itu!”. Sekali beristirahat Bak kuda inginmati. Sebab pundaknya yang rusak berat belum sempat di buat orang jepangatau cina, semenjak itulah urat-uratnya mulai dilipat. Dicuci, dan disetrikasebelum ditumpunya dalam sebuah laci di perutnya. Bak kuda hendak menjadikerbau, ia berkehendak menjadi nama baru bagi negeri besarnya, tentu sajadengan tanduk yang ia pesan pada pandai besi di sebelah kampungsipenunggang angan-angan. Serupa dalam omong orang tua ompong padanya.Bahwa negerinya terlahir dari pertarungan omong kosong. si penunggang angindan segala penunggang ingin bak kuda kaki terkilir itu terlalu mengaduh sunyipadanya. Sehingga bak kuda berangan tidak sampai bak kuda terjatuh danpatah tungkai, ia selesaiakan segala sakit dengan menyebut sebuah kematianakan bermula dari kaca mata bak kuda.
“Hey tuan palacak, kematianmu adalah kepandaianku tentunya!” Bak kuda melacak
penunggang pandai, bak kuda masa kecil ia mendongkak keluar dari ingatan.
RK Serunai Laut, September 2014
Kumbang Sayap-Bagai
“Di reruntuh kelopak aku berteduh, kemudian matiserupa kumbang sayap rapuh!”
Ia potong pergelangan sayap-bagai pasang kepadakumbang lelaki yang nikahi si pacar sebagai restu dandoa paling kabul. Lewat keping air mata sayap-bagaiadalah sebuah solitude, genap kantuk juga akan sembuholehnya. Dengan sayap-bagai tangan ia petik tujuhtangkai hujan untuk si pacar, ia sunting di lipatantubuh satu-satu. tubuh baginya hanya sepotong kepala.Selebihnya ia tidak sebut apa-apa. Dengan sayap-bagai iagenggam sebuah purnama penuh, gelombang laut besaria benam di jantung, kemudian hidup hanya berjalanantara nelangsa dan gelap baginya.
“Hanya saja kumbang aku memadu, singgah di mekarmana saja kumau!”
Kumbang sayap-bagai malam dalam telepon genggam. Dikamarnya aku bersarang, menyimak pecahan-pecahanpercakapan. Barangkali hanya tengkar yang tidak hirukdarinya. Serupa percakapan si tukang cerita dengankekasih banyaknya, ketika ia lapar dan membujuk agarsi pacar mengajaknya kencan dan membayar. Kemudiania hadiahi sebuah prosa sederhana;
“Kelak akan ku bangun sebuah rumah dengan jumlahpintu melebihi jendela, dan tiap pasak juga kuncinyakuserah padamu.”
Ia adalah kumbang sayap-bagai gombal besar yangbangun ketika matahari tegak lurus. Kumbang nafsi.Kumbang yang belum lulus sekolah kumbang. Kumbangpembaca sastra. Sastra kumbang. Baginya waktu hanyamemanjakan sepi dan tugasnya adalah menikmatinya.Sampai waktu benar menutup matanya sendiri.
Ia kumbang yang berkisah dengan sayap-bagai.Kumbang yang diam-diam aku menulisnya. Setelah sipacar yang sebenarnya tidak ia cintai lagi menikah. Danaku teringat si tukang cerita yang memotongpergelangan tangan dan menghadiahkan potongantangan kepada si pacar di hari pernikahan dalam sebuahcerita. Ia manusia bukan kumbang-bagai. Tetapi mau apasaja disebut, jangankan madu hendak di hisap, kelopakhanya menumbuhkan senyap, dan bunga akan tumbuhmekar di luar musim.
Aku curiga ia-bagai si tukang cerita kumbang sayap-
bagai ada.
Noktah, September 2014
Kumpulan PuisiRobby W.Riyodi
Robby W. Riyodi lahir di Balai Gurah, Ampek-Angkek,
Kabupaten Agam. Aktif berkegiatan di RK Serunai Laut dan
KSST Noktah. Selain itu juga merupakan mahasiswa
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNP.
23
Bersatu dan Berprestasi dalam SeniBersatu dan Berprestasi dalam SeniBersatu dan Berprestasi dalam SeniBersatu dan Berprestasi dalam SeniBersatu dan Berprestasi dalam Seni
Bermula dariBermula dariBermula dariBermula dariBermula dariKesalahanKesalahanKesalahanKesalahanKesalahan
Oleh Dewi SyafrinaMahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia dan DaerahTM 2011
“Suatu kesalahan tidaklah menjadikesalahan, kecuali Anda menolak untuk
memperbaikinya”. — Orlando Aloysius
Battisa
Sesuatu yang salah harus dibenarkan.
Tetapi yang menjadi permasalahannya,
apakah mudah mengubah yang salah
menjadi benar? Jawabannya tentu tidak.
Untuk hal yang dinilai salah akan
menjadi benar jika secara perlahan
diubah dengan berbagai tindakan yang
mengarah pada hal yang benar. Atau
istilah lainnya perbaikan.
Perbaikan tidak hanya dilakukan
pada material fisik saja, seperti peralatan
rumah tangga, gedung, dan sebagainya.
Pribadi seseorang juga perlu perbaikan.
Manusia memang awalnya diciptakan
tanpa beban hidup. Tetapi, dengan segala
perjalanan yang dilalui sepanjang
hidupnya pasti akan menemukan suatu
masalah dan menciptakan beberapa
kesalahan—meskipun sejatinya tak ada
yang menginginkan terjadi kesalahan
dalam hidupnya. Lalu, apa jadinya jika
seseorang tidak melakukan perbaikan
setelah melakukan kesalahan? Tentunya
akan menjadi terbiasa untuk men-
ciptakan kesalahan lainnya.
Contohnya dalam hal mengerjakan
tugas bagi kalangan mahasiswa.
Alangkah baiknya jika tugas tersebut
dikerjakan beberapa hari sebelum
dikumpulkan. Namun, kebanyakan
mereka baru akan mulai mengerjakan-
nya sehari sebelum dikumpulkan atau
malam harinya. Terkadang, mahasiswa
terbiasa mengulur waktu, melakukan
sesuatu saat mendekati deadline. Jika
belum deadline, maka tugas tersebut
belum akan dikerjakan, bahkan
diabaikan. Apakah ini akan menjadi
tradisi yang dibiarkan mendarah daging?
Mari kita renungkan kembali.
Kebiasaan yang buruk tersebut bisa
menciptakan kesalahan yang tak terlihat
karena hanya memiliki pengaruh kecil.
Seperti, tidak selesainya kewajiban pada
waktu yang telah ditetapkan. Namun,
jika hal ini terus berlanjut, maka akan
menimbulkan masalah dan berujung
pada kesalahan yang lebih besar.
Sekarang, hal tersebut mungkin masih
bisa dimaklumi. Barangkali, masih
dianggap wajar karena masih dalam
gejolak jiwa muda. Namun, jika hal seperti
ini terbawa hingga ke dunia kerja, bisa
jadi dalam jangka waktu tertentu akan
merugikan perusahaan. Dan tak menutup
kemungkinan akan bermuara pada
pemberhentian karena dianggap lalai.
Kita sering memandang sepele
kesalahan-kesalahan kecil. Tapi
bagiamanapun juga hal itu tetap saja
sebuah kesalahan. Dan pada hakikatnya
semua tahu—barangkali juga mengerti—
bahwa kesalahan kecil jika terus
dibiarkan akan terus berkembang dan
membesar hingga tak mampu lagi untuk
mengatasinya.
Mimpi MembuatMimpi MembuatMimpi MembuatMimpi MembuatMimpi MembuatKita HidupKita HidupKita HidupKita HidupKita Hidup
Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014
Menang-kalah itu biasa. Yang penting
adalah pengalaman, relasi, dan sadar bahwa
berseni tidak sembarang berekspresi.
Kota Padang masih berembun, bahkan
azan subuh pun belum berkumandang
ketika kontingen Sumatera Barat untuk
Pekan Seni Mahasiswa Indonesia Tingkat
Nasional (PEKSIMINAS) XII sampai di Ban-
dara Internasional Minangkabau. Ada bang-
ga dan tanggung jawab tinggi yang dirasa-
kan saat pesawat pagi itu mengantarkan
kami menuju Palangka Raya, Kalimantan
Tengah.
Terdapat 15 tangkai lomba yang diikuti.
Di antaranya lomba vocal group, nyanyipop tunggal, lagu dangdut tunggal, keron-
cong tunggal, seriosa tunggal, tari, baca
puisi, monolog, penulisan cerpen, penulisan
puisi, penulisan lakon, desain poster, lukis,
fotografi, dan komik strip.
Rintik hujan menyambut kedatangan kami
di Bandar Udara Tjilik Riwut. Bersyukur de-
ngan hujan yang turun karena membuat
kami terbebas dari kabut asap yang kabarnya
sedang meraja di Palangka Raya. Hotel Melati
Wisata menjadi tempat penginapan kami
selama sembilan hari ke depan.
Tari Rampai Nusantara menjadi pem-
buka PEKSIMINAS XII pada 14 September
2014. Panggung silih berganti diramaikan
oleh para penari yang membawakan tarian
dari seluruh Indonesia. Melihat begitu ba-
nyak budaya Indonesia yang ditampilkan,
kami semakin bangga menjadi anak Indo-
nesia. Bahkan di sini disatukan oleh seni
dan berjuang dengan seni demi nama
provinsi.
Banyak hal yang bisa didapatkan. Selain
teman baru, pengalaman dan suasana baru,
pengetahuan tentang seni juga bertambah.
Ternyata berseni itu tidak sekadar mem-
bebaskan diri dengan sesuatu yang belum
tentu dimiliki orang lain. Mengekspresikan
diri dengan seni tetap ada caranya, ada
aturannya. Untuk menghasilkan karya seni
yang berkualitas dibutuhkan pengetahuan
dan teknik yang tepat.
Ketika geladi resik, yel-yel “Sumatera
Barat! I’m the best! You’re the best! Youand I are the best!” mampu membakar
semangat kami yang akan berkompetisi
tiga hari setelah itu. Setiap malam menjelang
perlombaan, penginapan tidak pernah
hening. Dari setiap sudut terdengar peserta
yang berlatih membaca puisi, menari,
menyanyi, monolog, dan vocal group.Perlombaan dalam PEKSIMINAS XII
dilaksanakan pada hari yang sama, di
tempat yang berbeda. Ketika satu per satu
peserta turun dari bus, peserta yang lain
meneriakkan kata-kata penyemangat. Ada
rasa haru ketika semua sahabat menye-
matkan harapan mereka di pundak.
Rasa lega sekaligus harap-harap cemas
hinggap setelah lepas dari hari perlombaan.
Namun kecemasan kembali muncul ketika
tiba saatnya menghadiri acara penutupan.
Satu per satu juara per tangkai lomba pun
diumumkan. Sumatera Barat berhasil me-
raih juara I monolog, juara II dangdut
putra, juara harapan II tari, juara harapan
II pop hiburan putra, dan juara harapan II
lukis. Namun, juara umum I diraih oleh
kontingen Jawa Timur, juara umum II
diraih oleh kontingen Jawa Tengah, dan
juara umum III diraih oleh kontingen DKI
Jakarta. Ada kekecewaan, tetapi tersemat
pula kebanggaan.
Sabtu, 20 September 2014 pukul 14.00
WIB kami meninggalkan Bandar Udara
Tjilik Riwut. Semoga suatu saat nanti kami
berkesempatan untuk kembali ke Kaliman-
tan. Kalah bukan berarti menyerah. Keka-
lahan tahun ini akan menjadi pelajaran
untuk tahun berikutnya.
Oleh Resti Febriani
(Mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro TM 2013)-- Fauzul Aufa, M.App Ling. --
Opening Ceremony: Tari Rampai Nusantara dengan meriah ditampilkan pada pembukaanPEKSIMINAS XII di Palangka Raya, Minggu (14/9). f/doc.
Sederhana namun berkelas, begitulah
pemikiran dari seorang dosen muda Jur-
usan Bahasa Inggris, Fauzul Aufa. Putra
kelahiran Padang ini memiliki segudang
prestasi semasa kuliahnya. Lulus dengan
predikat cum laude dengan indeks prestasinyaris sempurna, 3.96 selama empat se-
tengah tahun, tak menghalanginya untuk
mengukir prestasi di kampus almama-
ternya, Universitas Negeri Padang (UNP).
Mewakili organisasi mahasiswa Pusat
Pengembangan Ilmiah dan Penelitian
Mahasiswa (PPIPM), penyuka warna cok-
lat, merah, hitam, dan biru ini menjuarai
berbagai perlombaan, seperti meraih
peringkat pertama Karya Tulis Ilmiah
tahun 2004. Kemudian pada tahun 2005
ia mengikuti Pelayanaan Kebangsaan
dan lagi-lagi berhasil menyabet pering-
kat pertama. Selain itu, Aufa juga meru-
pakan utusan dari UNP pada event Maha-
siswa Berprestasi Nasional tahun 2006.
Beliau mencapai tahap final yang saat
itu menyisakan 15 dari 100 orang peserta.
“Mimpi yang membuat kita hidup,”
kata-kata inilah penyemangat dari pria
yang hobi memasak ini. Setelah
menamatkan kuliah Strata 1 di UNP,
Aufa melanjutkan mimpinya untuk
kuliah ke luar negeri. Meski sempat
mengalami kegagalan saat mendaftar
di dua perguruan tinggi di Amerika
Serikat dan Australia, ia tak pernah
menyerah. Akhirnya perjuangan pun
terbayar setelah berhasil lulus di Uni-versity of Queensland, Australia.
Semasa kuliah di Australia, Aufa
tetap berprestasi. Aufa mendapatkan
penghargaan Dean’s Award atas
pencapaiannya sebagai Top 5% Student
atau 5% mahasiswa yang mendapatkan
nilai terbaik dengan mengalahkan pelajar
asing lainnya, . Selain itu ia juga aktif
dalam kegiatan organisasi, yaitu Uni-
versity Queensland Indonesia StudentAssociation (UQISA) yang bergerak di
bidang sosial. Di UQISA ia ditempatkan
pada divisi Hubungan Masyarakat.
Di luar kampus, pria yang ramah
ini juga pernah menyibukkan diri dengan
berwirausaha. Berangkat dari hobi
memasaknya, ia bersama teman-teman
satu apartemen membuka usaha cater-ing dengan memasak dan menjual
masakan Minang dan Jawa.
“Kita harus beda dari orang lain,”
jawabnya mengenai tips dalam meraih
kesuksesan. Hanya niat, usaha dan doa
dari orang tua yang mendorong
tekadnya untuk terus maju. SabrinaKhairissa*
Iklan24
Edisi No. 182/Tahun XXV/September-Oktober 2014