e Library Stikes Nani Hasanuddin Saribungap 108 1 Artikel 8
description
Transcript of e Library Stikes Nani Hasanuddin Saribungap 108 1 Artikel 8
-
Volume 1 Nomor 4 Tahun 2012 ISSN : 2302-1721 1
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGANDENGAN KEJADIAN DEMAM THYPOID DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASSI-KASSI MAKASSAR
Sari Bunga1, Pajeriaty2, Sri Darmawan3
1STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3STIKES Nani Hasanuddin Makassar
ABSTRAK
Demam thypoid merupakan penyakit infeksi yang biasanya diikuti dengan demam, sakit kepala dan ruam, yang paling sering disebabkan oleh Salmonella typhi. Mekipun jarang ditemui, demam tifoid dapat disebabkan oleh Salmonella Paratyphi. Demam tifoid yang disebabkan oleh salmonella paratyphi menyebabkan penyakit demam tifoid yang lebih ringan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara status gizi,pengetahuan,personal hygiene dengan kejadian demam thypoid di wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Makassar. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif korelasional dengan metode cross sectional,populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang menderita penyakit demam thypoid sebanyak 101 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling, didapatkan 50 responden sesuai dengan kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner.Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan komputer program microsoft excel dan program statistik (SPSS) versi 16.0. Analisis data mencakup analisis univariat dengan mencari distribusi frekuensi, analisis bivariat dengan uji statistic (uji chisquare)untuk mengetahui hubungan antar variable. Hasil analisis bivariat didapatkan hubungan antara status gizi dengan kejadian demam thypoid (p=0,001), terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kejadian demam thypoid (p=0,001), dan terdapat hubungan antara personal higiene dengan kejadian demam thypoid (p=0,001).Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara status gizi, pengetahuan, personal hygiene dengan kejadian demam thypoid di wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Makassar. Kata Kunci : Kejadian demam thypoid, Status Gizi, Pengetahuan dan Personal Hygiene.
PENDAHULUAN Salah satu penyakit infeksi sistemik akut
yang banyak dijumpai di berbagai belahan dunia hingga saat ini adalah demam tifoid dan dalam empat dekade terakhir, demam tifoid telah menjadi masalah kesehatan global bagi masyarakat dunia.. Munculnya daerah endemik demam tifoid dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, peningkatan urbanisasi, rendahnya kualitas pelayanan kesehatan, kurangnya suplai air, buruknya sanitasi, dan tingkat resistensi antibiotik yang sensitif untuk bakteri Salmonella typhi, seperti kloramfenikol, ampisilin, trimetoprim, dan ciprofloxcacin.(Dimas,2010)
Demam Tifoid merupakan penyakit infeksi yang biasanya diikuti dengan demam, sakit kepala dan ruam, yang paling sering disebabkan oleh Salmonella typhi dan merupakan suatu penyakit pada saluran pencernaan yang sering menyerang anak-anak bahkan juga orang dewasa serta merupakan penyakit endemik (penyakit yang
selalu ada di masyarakat sepanjang waktu walaupun dengan angka kejadian yang kecil). (Adi, 2012)
Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah kasus demam tifoid di seluruh dunia mencapai 16-33 juta penderita, dengan 500.000 hingga 600.000 kematin tiap tahunnya. Negara yang paling tinggi terkena demam tipus adalah negara di kawasan Asia Tengah (Pakistan, Bangladesh, India) dan Asia Tenggara (Indonesia dan Vietnam). (WHO, 2011)
Kasus penderita demam tiphus atau tifoid di Indonesia grafiknya terus meningkat. Setiap tahunnya sekitar 50.000 orang meninggal dari jumlah penderita tifoid antara 350-810 orang per 100.000 populasi penduduk Indonesia. (Sarwono Prawirohardjo, 2010)
Di Indonesia rata-rata terdapat 900.000 kasus, 91 % pada umur 3-19 tahun dengan 20.000 kematian setiap tahun. Penyakit ini ditandai dengan panas tinggi dan persisten 7-10 hari, disertai sakit kepala, malaise,
-
Volume 1 Nomor 4 Tahun 2012 ISSN : 2302-1721 2
gangguan efekasi (obstipasi atau diare). (Sarwono Prawirohardjo, 2010)
Penyakit Demam Tifoid (Typhoid fever) merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica, khususnya turunannya yaitu Salmonella Typhi terutama menyerang bagian saluran pencernaan. Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang selalu ada di masyarakat (endemik) di Indonesia, mulai dari usia balita, anak-anak dan dewasa. (Profil Kesehatan, 2009)
Penyakit ini endemik diseluruh daerah di provinsi ini dan merupakan penyakit infeksi terbanyak keempat yang di laporkan dari seluruh 24 kabupaten di sul-sel, demam thypoid merupakan penyebab terpenting terjadinya septisemia terkait komunitas dengan insiden rate yang dilaporkan melebihi 2500/100.000 penduduk. (Depkes RI, 2008)
Pada daerah endemic gejala klinik sering terjadi multidrug resisten sehingga pasien akan kelihatan lebih toksik dengan gangguan kesadaran, hepatomegali, DIC, dan komplikasi lainnya. Infeksi akut akan mengalami komplikasi sebesar 10, bergantung pada kondisi klinik dan kualitas perawatan yang ada.(Sarwono Prawirohardjo, 2010)
Berdasarkan data yang diperoleh di rekam medic di Puskesmas Kassi-kassi Makassar jumlah insiden demam thypoid pada tahun 2009 yaitu 402 pasien, pada tahun 2010 yaitu 722 pasien, pada tahun 2011 yaitu 489 pasien dan pada tahun 2012 pada bulan januari-februari terdapat 101 pasien demam thypoid. Hal tersebut menunjukkan masih tingginya insiden penyakit demam thypoid di kota Makassar, maka dari itu peneliti ingin mengetahui factor-faktor yang berhubungan dengan penyakit thypoid di wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Makassar. (Puskesmas Kassi-Kassi Makassar) BAHAN DAN METODE Lokasi, populasi, dan sampel penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-kassi Makassar pada bulan April sampai bulan Mei tahun 2012.
Populasi Penelitian adalah semua pasien yang mengalami penyakit demam thypoid di Wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Makassar, dengan jumlah pasien demam thypoid pada tahun 2012 pada bulan januari-februari sebanyak 101 orang Penentuan jumlah besar sampel dengan
menggunakan rumus didapatkan 50 responden sesuai dengan kriteria inklusi.
Jumlah responden di Wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Makassar yang sesuai dengan kriteria inklusi sebanyak 50 orang diambil dengan menggunakan rumus, Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 50responden. 1) Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah
sebagai berikut : a) Pasien dengan diagnosa positif demam
thypoid b)Pasien yang bersedia menjadi
responden peneliti 2) Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah :
a) Pasien dengan diagnosa tidak positif demam thypoid
b) Pasien yang tidak bersedia menjadi responden peneliti
Pengumpulan data Pengumpulan data dengan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari tempat penelitian, yaitu bagian rekam medik di Puskesmas Kassi-kassi Makassar, data primer dari quisioner dan lembar observasi. Pengolahan data dilakukan dengan: 1. Editing yaitu dilakukan penyuntingan data
yang telah terkumpul dengan memeriksakan kelengkapan pengisian, kejelasan pengisian dan adanya kesalahan.
2. Coding adalah proses pemberian kode pada tiap variabel dengan tujuan untuk setiap jawaban responden.
3. Entri data yaitu setelah dilakukan editing dan koding dilanjutkan dengan pengelompokan data ke dalam master tabel atau database computer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana menurut sifat sifat yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian.
4. Prosesing adalah proses analisa data yang telah terbentuk angka menggunakan master tabel atau perangkat lunak (software) computer.
5. Cleaning adalah memeriksa kembali data yang telah di entri ke dalam computer untuk memastikan kebenaran data.
Analisis data
Setelah data terkumpul kemudian ditabulasi dalam tabel dengan variabel yang hendak diukur.Analisa data dilakukan melalui tahap editing, koding, tabulasi dan uji statistik.Analisis univariat dilakukan dengan menggunakan analisis distribusi frekuensi.
Menggunakan bantuan program SPSS for windows 16,0. Melalui tahapan-tahapan,
-
Volume 1 Nomor 4 Tahun 2012 ISSN : 2302-1721 3
kemudian data dianalisis dengan menggunakan metode uji statistik univariat dilakukan untuk variabel tunggal yang dianggap terkait dengan penelitian dan analisis bivariat untuk melihatdistribusi atau hubungan beberapa variabel yang dianggap terkait dengan menggunakan uji chisquare.
Analisis data dilakukan dengan pengujian hipotesis Nol (Ho) atau hipotesis yang akan ditolak. Dengan menggunakan uji chi-square. Batas kemaknaan = 0,05, Ho ditolak jika p < 0,05 dan Ho diterima jika p > 0,05.
Jika p < (0,05) maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima yang berarti ada hubungan antara aktivitas fisik dan status gizi dengan kadar glukosa darah sewaktu pada penderita diabetes melitus.
Sedangkan jika p > (0,05) maka hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dan status gizi dengan kadar glukosa darah sewaktu pada penderita diabetes melitus. HASIL PENELITIAN 1. Hasil Analisis Univariat
Tabel 5.1 : Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin penderita demam thypoid di WilayahKerja Puskesmas Kassi-kassi Makassar 2012.
Jenis Kelamin Frekuensi %
Laki-laki 30 60,0 Perempuan 20 40,0 Total 50 100,0
Sumber : Data Primer 2012. Berdasarkan Tabel 5.1 dari 50
responden dapat diketahui jumlah responden tertinggi berada pada jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 30 responden (60,0%) dan terendah pada jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 20 responden (40,0%).
Tabel 5.2 : Distribusi responden
berdasarkan Umur penderita demam thypoid di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-kassi Makassar 2012.
Umur Frekuensi % 2-14 tahun 23 42,0 15-25 tahun 10 28,0 26-24 tahun 6 12,0 >35 tahun 11 18,0 Total 50 100,0
Sumber : Data Primer 2012.
Berdasarkan tabel 5.2dari 50 responden dapat diketahui jumlah responden tertinggi berada pada umur 2-14 tahun sebanyak 23 responden (42,0), di susul pada umur >35 tahun sebanyak 11 responden (18,0), pada umur 25-34 tahun sebanyak 6 responden (12,0) dan terendah pada umur 25-34 tahun sebanyak 6 responden (12,0).
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang apakah ada hubungan antara variabel independent dengan variabel dependen. a. Hubungan status gizi dengan kejadian
demam thypoid. Tabel 5.3 : Distribusi hubungan antara
status gizi dengan kejadian demam thypoid di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-kassi Makassar 2012.
Status Gizi
Kejadian Demam Thypoid
Beresiko Tidak beresiko Total
N % N % n % Baik 9 33,7 18 66,7 27 54,0
Kurang 18 78,3 5 21,7 23 46,0 Total 27 54,0 23 46,0 50 100
P value 0,001 Sumber : Data Primer 2012.
Berdasarkan tabel 5.3 dapat
diketahui bahwa dari 50 responden terdapat 27 reponden (54,0%) menderita demam thypoid dengan status gizi baik, 9 responden (33,3%) beresiko demam thypoid dan 18 responden (66,7%) tidak beresiko demam thypoid, Sedangkan dari 23 responden (46,0%) menderita demam thypoid dengan status gizi kurang, 18 responden (78,3%) beresiko demam thypoid dan 5 responden (21,7%) tidak beresiko demam thypoid.
Berdasarkan uji statistik Uji chi- Square diperoleh nilai P = 0,001. dengan demikian Ha diterima Ho ditolak dengan interpretasi ditemukannya hubungan kejadian demam thypoid
-
Volume 1 Nomor 4 Tahun 2012 ISSN : 2302-1721 4
terhadap status gizi di wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Makassar.
b.Hubungan pengetahuan dengan kejadian
demam thypoid. Tabel 5.4 : Distribusi hubungan antar
pengetahuan dengan Kejadian Demam thypoid di Wilayah Kerja Puskesmas kassi-kassi Makassar 2012.
Pengetahuan
Kejadian Demam Thypoid
Beresiko Tiidak Beresiko Total
N % N % n % Baik 13 56,5 14 51,9 27 54,0
Kurang 10 43,5 13 48,1 23 46,0 Total 23 46,0 27 54,0 50 100
P value 0,001 Sumber : Data Primer 2012.
Berdasarkan tabel 5.4 dapat
diketahui bahwa dari 50 responden terdapat 23 responden (54,0) menderita demam thypoid dengan pengetahuan baik, 13 responden (56,5%) beresiko demam thypoid, 14 responden (51,9 %) tidak beresiko demam thypoid sedangkan 23 responden (46,0) menderita demam thypoid dengan pengetahuan kurang, 10 responden (43,5 %) beresiko demam thypoid, 13 responden (48,1) tidak beresiko demam thypoid.
Berdasarkan uji statistik Uji chi Square diperoleh nilai P = 0, 001. Dengan demikian Ha diterima Ho ditolak dengan interpretasi ditemukannya hubungan kejadian demam thypoid dengan pengetahuan di wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Makassar.
c. Hubungan Personal hygiene dengan
kejadian demam thypoid. Tabel 5.5 : Distribusi hubungan antara
personal hygiene dengan Kejadian Demam Thypoid di Wilayah Kerja Puskesmas kassi-kassi Makassar 2012.
Personal Higiene
Kejadian Demam Thypoid
Beresiko Tiidak Beresiko Total
N % N % n % Baik 9 39,1 14 60,9 27 54,0 Kurang 18 66,7 9 33,3 23 46,0 Total 27 54,0 23 46,0 50 100 P value 0,001 Sumber : Data Primer 2012.
Berdasarkan tabel 5.5dapat diketahui bahwa dari 50 reponden terdapat 27 responden (54,0) menderita demam thypoid menyatakan personal higiene baik, 9 responden (39,1%) beresiko demam thypoid, 14 responden (60,9 %) tidak beresiko demam thypoid sedangkan 23 responden (46,0) menderita demam thypoid menyatakan personal higiene kurang, 18 responden (66,7 %) beresiko demam thypoid, 9 responden (33,3) tidak beresiko demam thypoid.
Berdasarkan uji statistik Uji chi Square diperoleh nila P = 0, 001. Dengan demikian Ha diterima Ho ditolak dengan interpretasi ditemukannya hubungan kejadian demam thypoid dengan pengetahuan di wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Makassar.
PEMBAHASAN 1. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian
Demam Thypoid. Berdasarkan tabel 5.3 menunjukan
bahwa 27 responden (54,0%) menyatakan status gizi baik,Sedangkan dari 23 responden (46,0%) menyatakan status gizi kurang. Dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,001 (p < 0,05). Ini berarti ada hubungan yang bermakna antara kejadian demam thypoid dengan status gizi.
Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Anandi di manaAda hubungan antara asupan energi dari makanan rumah sakit dengan perubahan status gizi (r = 0,77; p = 0,000) dan juga ada hubungan antara asupan protein dari makanan rumah sakit dengan perubahan status gizi (r = 0,53; p = 0,005). Analisis multivariat menunjukkan bahwa asupan energi dari makanan rumah sakit dan lama rawat inap merupakan variabel yang berhubungan dengan perubahan status gizi (r = 0,93; R2 = 87,2 % dan p = 0,000) . Jadi Semakin baik asupan energi dari makanan rumah sakit maka semakin baik perubahan status gizinya.(Anandi 2007)
2. Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Demam Thypoid
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukan bahwa 23 responden (46,0%) menyatakan pengetahuan baik, Sedangkan dari 27 responden (54,0%) sesuai menyatakan pengetahuan kurang. Dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,001 (p < 0,05). Ini berarti ada
-
Volume 1 Nomor 4 Tahun 2012 ISSN : 2302-1721 5
hubungan yang bermakna antara kejadian demam typoid dengan pengetahuan.
Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang di lakukan suhaemi di mana ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian demam thypoid, berdasarkan hasil statistiknya yang di peroleh nilai p = 0,032. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang memiliki tingkat pengetahuan kurang mempunyai peluang lebih besar untuk menderita demam thypoid di bandingkan dengan orang yang memiliki tingkatv pengetahuan yang baik mengenai demam thypoid. (Suhaemi, 2010)
Perilaku hidup sehat tentu didasarkan pada tingkat pengetahuan dan pendidikan seseorang, akan tetapi hidup sehat juga bisa di nikmati dengan baik bagi masyarakat yang sadar akan pentingnya hidup bersih dan sehat walaupun tingkat pengetahuan dan pendidikan rendah tetapi didukung oleh kesadaran, pemahaman yang tinggi, serta mengetahui bahwa hidup sehat dapat menunjang. (Suhaemi, 2010)
Pengetahuan mempunyai hubungan terhadap masalah kesehatankarena beberapa factor yang mempengaruhi masalah kesehatan diantaranya pengetahuan, sehingga jika pengetahuan kurang tentang demam thypoid maka kemungkinan terjadinya demam thypoid akan lebih besar. ( Adhi, 2010)
3. Hubungan Personal Higiene dengan Kejadian Demam Thypoid
Berdasarkan tabel 5.5 menunjukan bahwa 23 responden (46,0%) menyatakan personal higiene baik, Sedangkan dari 27responden (54,0%) menyatakan personal higiene kurang. Dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,001 (p < 0,05). Ini berarti ada hubungan yang bermakna antara tingkat kejadian demam thypoid dengan personal hygiene.
Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Aris dengan judul hubungan sanitasi lingkungan dan personal hygiene pada kejadian demam thypoid di puskesmas bobot sari purbalingga dengan jumlah sampel 45 orang dari hasil uji X2 menunjukkan faktor personal higiene berhubungan dengan kejadiaan demam tifoid. (Aris 2006)
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada penelitian ini, yaitu untuk mengetahui Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian demam thypoid di Wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Makassar, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Ada hubungan antara kejadian demam
thypoid dengan status gizi di wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Makassar.
2. Ada hubungan antara tingkat kejadian demam thypoid dengan pengetahuan di wilayah kerja Puskesmas Kassi-kassi Makassar.
3. Ada hubungan antara tingkat kejadian demam thypoid dengan personal hygiene di Wilayah kerja Puskesmas kassi-kassi Makassar.
SARAN
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut: 1. Di harapkan Pihak Puskesmas Kassi-kassi
Makassar, sebagai pemberi pelayanan diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang telah diberikan.
2. Untuk Peneliti selanjutnya agar meningkatkan jumlah sampel yang akan di teliti dan area penelitian diperluas agar hasil penelitian yang diperoleh dapat digeneralisikan.
DAFTAR PUSTAKA Adi Firmansyah, 2012. Demam Thypoid. (Online) http://seribupijakan.blogspot.com//2012/01. Diakses tanggal 19
Maret 2012 Adi Gunawan, 2010.Demam Thypoid. (Online)http://mediainfopintar.blogspot.com/2010/05/jurnal-penelitian-
demam thypoid.html. Diakses tanggal 20 Juli 2012 Aris Suyono,2006.Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Higiene Perorangan dengan Kejadian Demam Thypoid di
Puskesmas Bobotsari Kabupaten Purbalingga. Skripsi tidak di terbitkan. : Ilmu Keperawatan .
-
Volume 1 Nomor 4 Tahun 2012 ISSN : 2302-1721 6
Anandi Iedha Retnani, 2007.Hubungan Asupan Makanan ari Rumah Sakit dengan Perubahan Status Gizi Anak Penderita Demam Thypoid di Rumah Sakit.Skripsi tidak di terbitkan : Program Studi Ilmu Gizi Universita di Ponegoro Semarang
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT.Gramedia Pustaka Utama: Jakarta Arisman, MB. 2009. EGC : Jakarta Astri Sulastri Prasasti, 2011. Demam Thypoid. (Online) http://asprasasti.blogspot.com//2012/05. Diakses tanggal
19 Maret 2012 Dimas Satya Hendarta,2010. Demam thypoid. (Online) http://medicine.uii.ac.id/index.php/Artikel/Demam-
Tifoid.html. Diakses tanggal 10 September 2012 Depkes Ri, 2008.Epidemiologi Demam Thypoid. (Online) http://manossa.blogspot.com//2012/01. Diakses tanggal
19 Maret 2012 Ilfa,2010.Definisi Umur. (Online) http;//bidan-ilfa.blogspot.com/2010/01/definisi-umur.html. Diakses tanggal 21
Mei 2012 Endang L.Achadi. 2010. Gizi dan kesehatan masyarakat. Jakarta. Esty Nugraheny. 2010. Asuhan Kebidanan Pathologi. Pustaka Rihama:Yogyakarta Ferry Efendy,Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas.Salemba Medika : Jakarta Fitryan,2011. Penanganan Demam Thypoid Pada Praktetk Sehari-hari. (Online).
http//www.tnol.co.id/id/bugar/9821.html. di akses 16 Maret 2012 Hidayat,2008.Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta Mary E.Beck. 2011. Ilmu Gizi dan Diet. CV.Andi Offset : Yogyakarta Nursalam.2009.Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta Puskesmas Kassi-kassi Makassar, 2012.Profil Kesehatan Puskesmas Kassi-Kassi Profil Kesehatan, 2009. Situasi Upaya Kesehatan. (Online) http://datinkessulsel.wordpres.com. Diakses tanggal
18 Maret 2012 Rizky, 2011. Asuhan Keperawatan Demam Thypoid. (Online) http://rizkycundinknursingscence.blogspot.com.
Diakses tanggal 19 Maret 2012 Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta.Bandung Suhaemi, 2010. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian demam thypoid di Rumah sakit Syekh Yusuf
Makassar.Universitas Islam Negeri Makassar. Saryono,Anggriyana Tri Widianti. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia. Nuha Medika: Jakarta. Sarwono Prawihardjo.2010.Ilmu Kebidanan.PT.Bina Pustaka: Jakarta Sodikin. 2011. Asuhan Keperawatan Anak Sistem Gastrointestinal dan HepatobilierSalemba Medika: Jakarta Who, 2012. Demam thypoid (Online). Http : //www.healthnsmart.com/kesehatan-Keluarga/waspadai-demam
thypoid. Diakses tanggal 16 Maret 2012 Wawan A, Dkk.2010. Teori dan pengukuran pengetahuan,sikap,perilaku manusia. Nuha Medika : Jakarta