Sustainable Energy in Asia -2025 by Low Rank Coal Up-gradation in Indonesia
DWCP Indonesia 2020 - 2025 01...DWCP Indonesia 2020 - 2025 5 Program Pekerjaan Layak Nasional untuk...
Transcript of DWCP Indonesia 2020 - 2025 01...DWCP Indonesia 2020 - 2025 5 Program Pekerjaan Layak Nasional untuk...
DWCP Indonesia 2020 - 2025 01
DWCP Indonesia 2020 - 2025 1
03
04
06
07
07
08
10
12
14
16
17
20
22
24
26
30
32
34
38
40
DAFTAR SINGKATAN
01 u PENDAHULUAN
02 u KONTEKS NEGARA
2.1 Konteks Pembangunan
2.2 Tantangan Pekerjaan yang Layak
2.2.1 Dialog Sosial, Kondisi Kerja Layak dan Kepatuhan Ketenagakerjaan
2.2.2 Penciptaan Lapangan Kerja dan Ketenagakerjaan Muda
2.2.3 Meningkatkan Perlindungan untuk Kelompok Pekerja Rentan
2.3 Manfaat Komparatif ILO
03 u PRIORITAS NEGARA DAN HASIL PROGRAM NEGARA
Prioritas Negara 1: Dialog Sosial Efektif yang Mempromosikan Usaha Berkelanjutan dan Kesejahteraan Pekerja
Hasil 1: Hubungan Industrial yang Efektif untuk Meningkatkan Kondisi Kerja dan Produktivitas Tenaga Kerja
Hasil 2: Peningkatan Kepatuhan Tenaga Kerja dan Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Hasil 3: Kebijakan Pengupahan yang Efektif untuk Mempromosikan Upah yang Adil dan Layak melalui Peningkatan Penetapan Upah Minimum dan Praktik Penetapan Upah
Prioritas Negara 2: Penciptaan Lapangan Kerja dan Ketenagakerjaan Muda
Hasil 1: Peningkatan Program Kebijakan Pengembangan Keterampilan dan Tata Kelola Pasar Tenaga Kerja untuk Meningkatkan Kemampuan Kerja Kaum Muda
Hasil 2: Promosi Perusahaan yang Berkelanjutan melalui Akses yang Lebih Baik ke Sumber Daya, Produktivitas yang Lebih Tinggi dan Praktik Tempat Kerja yang Lebih Baik
Prioritas Negara 3: Meningkatkan Perlindungan bagi Kelompok Pekerja yang Rentan
Hasil 1: Sistem Jaminan Sosial yang Inklusif dan Dikelola dengan Lebih Baik untuk Semua Pekerja
Hasil 2: Perlindungan Sosial yang Inklusif dan Peningkatan Aksesibilitas Layanan
u Daftar Isi
DWCP Indonesia 2020 - 20252
04 u PERENCANAAN IMPLEMENTASI, MANAJEMEN, PEMANTAUAN, PELAPORAN DAN PENGATURAN EVALUASI
4.1 Pengaturan dan Pemantauan Kinerja, termasuk Peran Konstituen ILO
4.2 Pengaturan Evaluasi
4.3 Risiko dan Asumsi
05 u PERENCANAAN PENDANAAN
06 u ADVOKASI DAN RENCANA KOMUNIKASI
LAMPIRAN 1 Matriks Hasil Program Pekerjaan Layak Nasional (DWCP)
42
43
43
44
46
48
50
u Daftar Isi
DWCP Indonesia 2020 - 2025 3
u Daftar Singkatan
APEKSI Asosiasi Pemerintah Kota Indonesia
Apindo Asosiasi Pengusaha Indonesia
APRM Pertemuan Regional Asia dan Pasifik
Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
BP2MI Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia
BNSP Badan Nasional Sertifikasi Profesi
BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
BWI Better Work Indonesia
Desmigratif Desa Migran Produktif
DK3N Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional
DPN Dewan Pengupahan Nasional
DWCP Program Pekerjaan Layak Nasional
ILO Organisasi Perburuhan Internasional
IPM Indeks Pembangunan Manusia
K3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja
KEMENDES Kementerian Desa
KPS Kemitraan Pemerintah Swasta
LSGSC Standar Perburuhan dalam Rantai Pasokan Global
NEET Tidak dalam Pekerjaan, Pendidikan atau Pelatihan
OJK Otoritas jasa keuangan
P2K3 Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa
PDB Produk Domestik Bruto
PKB Perjanjian Kerja Bersama
PPTV Pendidikan Pelatihan Teknis dan Vokasi
PROMISE IMPACT
Mempromosikan usaha kecil dan mikro melalui peningkatan akses pelaku wirausaha terhadap layanan keuangan
RBTC Kerjasama Teknis Anggaran Reguler
RPJMN Rencana Pembangunan Nasional Jangka Menengah
SCORE Kesinambungan Daya Saing dan Tanggung Jawab Perusahaan
SDG Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
STEM Sains, Teknologi, Teknik dan Matematika
TIK Teknologi Informasi dan Komunikasi
UKM Usaha Kecil dan Menengah
UM Upah minimum
UMKM Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
UNCG Kelompok Komunikasi PBB
UNCT Tim Negara PBB
UNDAF Kerangka Bantuan Pembangunan PBB
UNHCR Komisariat Tinggi PBB untuk Pengungsi
UNSDCF Kerangka Kerja Sama Pembangunan Berkelanjutan PBB
UU Undang-Undang
WIND Perbaikan Kerja pada Pembangunan Lingkungan
WISCON Perbaikan Kerja pada Situs Konstruksi Kecil
WISE Perbaikan Kerja pada Usaha Kecil
DWCP Indonesia 2020 - 20254
01PENDAHULUAN
DWCP Indonesia 2020 - 2025 5
Program Pekerjaan Layak Nasional untuk Indonesia (DWCP) ini merupakan DWCP ketiga di Indonesia yang berlangsung dari periode 2020 hingga 2025. DWCP sebelumnya dirampungkan pada 2015 dan evaluasi diadakan dengan konstituen tripartit. Dialog dan konsultasi untuk DWCP baru dimulai pada 2016, dan pada pertemuan konsultasi tingkat tinggi pada Juni 2016, konstituen tripartit menyepakati tiga prioritas utama:
1. Dialog sosial efektif yang mempromosikan usaha berkelanjutan dan kesejahteraan pekerja
2. Penciptaan lapangan kerja dan ketenagakerjaan kaum muda
3. Meningkatkan perlindungan bagi kelompok pekerja yang rentan
Diskusi tripartit berikutnya dilakukan pada Desember 2017 di mana para konstituen mendiskusikan rincian prioritas terkait dengan keluaran dan hasil. Rancangan pertama DWCP diedarkan di antara para konstituen tripartit untuk mendapatkan masukan pada Juli-Agustus 2018. Para pakar teknis ILO menyempurnakan rancangan tersebut antara bulan November 2018 dan Maret 2019. Mengingat proses sistem Satu PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) dalam mendukung pemerintah dan masyarakat Indonesia yang berjalan sejak 2019, Kantor iLO Jakarta perlu memastikan rancangan DWCP ini sejalan dengan rancangan Kerangka Kerja Sama PBB untuk Pembangunan yang Berkelanjutan (UNSDCF) 2021-2025. Pemerintah Indonesia dan Tim Negara PBB telah menandatangani UNSDCF pada April 2020.
DWCP ini akan berkontribusi pada prioritas target pembangunan nasional dan global. Hal ini akan membantu upaya mencapai UNSDCF 2021-2025, khususnya Hasil 1: Masyarakat yang hidup di Indonesia, terutama mereka yang berisiko tertinggal sangat jauh, diberdayakan untuk memenuhi potensi pengembangan manusia sebagai anggota masyarakat yang plural, toleran, inklusif dan adil, serta terbebas dari diskriminasi gender dan semua bentuk diskriminasi lainnya. Hasil 2: Lembaga dan masyarakat berkontribusi secara lebih efektif untuk mendorong nilai tambah yang lebih besar dan transformasi ekonomi yang inklusif. Program lima tahun ini selaras dengan inisiatif kebijakan nasional utama seperti Making Indonesia 4.0 dan Peta Jalan Kebijakan Pengembangan Vokasi di Indonesia 2017-2025. Ini
juga akan memantik upaya untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG), terutama Tujuan 8.
Rencana Pembangunan Nasional Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024 mengartikulasikan visi dan misi Presiden dan Pemerintah sejalan dengan Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan sebagai intinya. Indonesia tidak hanya berkomitmen penuh untuk menerapkan SDG, tetapi juga bertekad untuk menjadi pelopor dan panutan dalam upaya membentuk masyarakat yang lebih adil, makmur dan damai. Sebanyak 105 dari 118 target SDG yang paling sesuai dengan Indonesia telah dimasukkan ke dalam RPJMN 2020-2024. RPJMN menciptakan kaitan penting antara dimensi sosial, ekonomi dan lingkungannya. Yang paling utama, RPJMN bertujuan memajukan sumber daya manusia yang berkualitas dan kompetitif secara signifikan sebagai landasan menuju ekonomi yang lebih maju, tangguh, produktif dan kompetitif. Pendidikan, pengembangan keterampilan dan kesehatan manusia yang baik memberikan katalisator bagi transformasi ekonomi, di samping teknologi dan inovasi sebagai penggerak perubahan industri 4.0.
DWCP akan mendukung implementasi Deklarasi Bali yang diadopsi pada Pertemuan Regional Asia dan Pasifik (APRM) ke-16 ILO. APRM ditutup dengan seruan kepada pemerintah, organisasi pekerja dan pengusaha di wilayah tersebut agar menggalang upaya mendorong pertumbuhan yang inklusif, keadilan sosial dan pekerjaan yang layak. Deklarasi tersebut menguraikan tindakan kebijakan yang berkaitan dengan penciptaan pekerjaan yang lebih layak, menanggapi dampak teknologi terhadap pengusaha dan pekerja, migrasi yang aman, tindakan terhadap pekerja anak dan pekerja paksa, mempersempit kesenjangan yang melebar dan berbagi peningkatan produktivitas serta membangun ketahanan terhadap konflik dan bencana. Dokumen yang diadopsi juga mempromosikan tindakan yang termasuk mengenali dan memaksimalkan potensi pekerjaan yang layak dari rantai pasokan global dan peluang yang timbul dari investasi, perdagangan dan perusahaan multinasional, meningkatkan perlindungan sosial, dialog sosial dan tripartisme, dan memperkuat lembaga pasar tenaga kerja termasuk pengawasan tenaga kerja.
01 Pendahuluan
DWCP Indonesia 2020 - 20256
02KONTEKS NEGARA
DWCP Indonesia 2020 - 2025 7
Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 260 juta, Indonesia merupakan negara terpadat keempat di dunia. Indonesia memiliki populasi muda dan berpotensi untuk memanfaatkan dividen demografisnya hingga tahun 2030. Produk domestik bruto tahunan lebih dari US$ 1 triliun menjadikan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara.
Berkat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan setelah krisis keuangan Asia tahun 1998, perluasan kesempatan kerja melampaui pertumbuhan angkatan kerja selama dasawarsa terakhir. Faktanya, lapangan kerja meningkat sebesar 21,6 juta antara tahun 2009 dan 2019 sedangkan angkatan kerja tumbuh sebesar 19,7 juta selama periode yang sama. Akibatnya, tingkat pengangguran turun menjadi 5,3 persen pada 2019, setengah dari yang semula terjadi pada 2006. Peningkatan kualitas pekerjaan (seperti pertumbuhan lapangan kerja formal) lebih bergradasi dibandingkan dengan peningkatan luar biasa dalam lapangan kerja.
Dalam tiga dasawarsa terakhir, lanskap pembangunan Indonesia terus membaik dengan kemajuan nyata di berbagai indikator sosial ekonomi. Negara ini telah melihat peningkatan yang signifikan dalam indeks pembangunan manusia (IPM). Peringkat 111se di antara 189 negara dan dengan skor IPM 0,70, Indonesia dikategorikan dalam kelompok negara "pembangunan manusia tinggi".1
Peningkatan dalam pembangunan manusia bertepatan dengan penurunan yang signifikan dalam proporsi orang yang hidup di bawah garis kemiskinan. Sementara lebih dari 24 persen populasi hidup dalam kemiskinan pada 1998, tingkat kemiskinan telah menurun menjadi 9,4 persen pada 2019. Ketimpangan pendapatan, yang diukur dengan Koefisien Gini, setelah meningkat dari 0,37 pada 2009 menjadi 0,41 pada 2012, sekali lagi mulai turun mencapai 0,38 pada Maret 2019.2
u 2.1 Konteks Pembangunan
u 2.2 Tantangan Pekerjaan Layak
Terlepas dari pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja yang kuat, tantangan pekerjaan yang layak tetap ada karena kondisi ekonomi makro yang menguntungkan dan peningkatan jumlah pekerjaan yang tersedia tidak secara otomatis meningkatkan kualitas pekerjaan dan standar hidup. Mengubah sifat pekerjaan (contohnya pekerja pada platform daring), ketidakcocokan keterampilan, informalitas, cakupan jaminan sosial yang tidak mencukupi dan menurunnya posisi tawar pekerja merupakan beberapa faktor kunci yang melemahkan
hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan dengan promosi pekerjaan yang layak. Dalam hal ini, memenuhi tantangan pekerjaan yang layak adalah memulihkan hubungan dan menciptakan pekerjaan yang berkualitas. Selain itu, konstituen menyoroti masalah kelompok pekerja rentan yang cenderung tertinggal dalam proses pembangunan. Mereka menekankan pentingnya mekanisme perlindungan yang efektif untuk kelompok pekerja yang rentan. Konstituen tripartit sepakat untuk memperkuat dialog sosial agar dapat menemukan solusi yang
1 UNDP Human Development Report 20192 Susenas, BPS Indonesia
02 Konteks Nasional
DWCP Indonesia 2020 - 20258
layak untuk masalah pasar tenaga kerja saat ini secara tepat waktu dan memperkuat upaya untuk mereformasi lembaga pasar tenaga kerja (misalnya peraturan, sistem pengembangan keterampilan, jaminan sosial) karena berbagai faktor (misalnya kemajuan teknologi) yang muncul dan menantang pekerjaan yang layak. Bagian berikut ini mengulas tantangan dalam mewujudkan pekerjaan layak sesuai dengan tiga bidang fokus DWCP ini.
2.2.1 Dialog Sosial, Kondisi Kerja yang Layak dan Kepatuhan Tenaga Kerja
u DIALOG SOSIAL, HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PERUNDINGAN BERSAMA
Menurut pendaftaran serikat pekerja pada 2016 yang diterbitkan oleh pemerintah, ada 14 konfederasi, 115 federasi di tingkat nasional, dan 7.294 serikat pekerja di tingkat perusahaan. Total keanggotaan serikat mencapai 2.717.961 anggota. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memiliki satu kantor nasional, 34 kantor provinsi dan 315 kantor kabupaten. Keanggotaan keseluruhan adalah 14.000 perusahaan. Dalam hal dialog sosial, sebuah lembaga kerja sama tripartit nasional didirikan dan secara aktif mendiskusikan berbagai masalah yang berkaitan dengan hubungan industri dan masalah pasar tenaga kerja yang lebih luas. Ada 33 (dari 34 provinsi) lembaga kerjasama tripartit di tingkat provinsi dan 377 (dari 514 kabupaten) di tingkat kabupaten. Jumlah lembaga kerjasama bipartit di tingkat perusahaan, wajib untuk perusahaan dengan 50 pekerja atau lebih, adalah sebanyak 16.657. Jumlah perjanjian kerja bersama (PKB) yang terdaftar adalah 13.624 pada 2017.
Mengingat pentingnya upaya mitra sosial untuk secara kolektif menghadapi tantangan kontemporer yang menghadapi dunia kerja dan meningkatkan kondisi kerja, konstituen tripartit berkomitmen untuk memperkuat kapasitas mereka melakukan diskusi, negosiasi
dan perundingan agar dapat menemukan dan menyepakati solusi yang layak serta menerapkannya. Memang, mereka menyadari perlunya meningkatkan kualitas perundingan bersama di Indonesia guna memastikan bahwa pekerja dan pengusaha dapat bernegosiasi dan mencapai kesepakatan tentang kondisi kerja mengingat proses bisnis dan lingkungan terus berkembang dan cara kita bekerja berubah.
Juga diperlukan upaya untuk mempromosikan kebebasan berserikat di Indonesia. Pekerja memperoleh manfaat dari kesempatan untuk membentuk serikat pekerja dan menghadirkan suara kolektif tentang kondisi kerja mereka seiring dengan perkembangan sifat pekerjaan. Dengan meningkatnya persaingan regional dikarenakan liberalisasi perdagangan dan sistem rantai pasokan global, pengusaha juga dapat memperoleh manfaat dari tenaga kerja yang kompetitif jika mereka berinvestasi dalam hubungan industri yang baik dan keterampilan tenaga kerja.
ILO terutama melalui proyek Better Work Indonesia (BWI) telah mendukung peningkatan kapasitas pekerja dan pengusaha untuk meningkatkan dialog sosial terutama perjanjian kerja bersama dalam hal kuantitas dan kualitas. Hal ini juga mempromosikan forum kerja sama bipartit yang efektif di tingkat perusahaan. BWI berfokus pada sektor garmen dan alas kaki, dan hanya dapat mencakup sejumlah kecil perusahaan. Peningkatan seperti ini tetap diperlukan untuk menghasilkan dampak yang lebih besar serta mencakup sektor lain.
u KEPATUHAN KETENAGAKERJAAN DAN K3
Indonesia telah meratifikasi 20 Konvensi ILO hingga tahun 2018, termasuk delapan Konvensi Mendasar dan dua Konvensi Tata Kelola. Proses peninjauan Undang-Undang (UU) Ketenagakerjaan sedang berjalan dengan tujuan merevisi tiga UU ketenagakerjaan utama, yaitu UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, UU No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial dan Undang-
02 Konteks Nasional
DWCP Indonesia 2020 - 2025 9
Undang (UU) No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja. Proses peninjauan dimotivasi oleh keputusan tahun-tahun sebelumnya oleh Mahkamah Konstitusi yang telah membuat sebagian dari teks-teks hukum ini ketinggalan zaman.
Indonesia menghadapi tantangan unik dan sulit dalam kepatuhan hukum perburuhan karena jumlah tenaga kerja yang besar dan tersebar di 34 provinsi serta ribuan pulau. Pengawas ketenagakerjaan menjadi garis depan pemerintah dalam upaya menjaga kondisi kerja yang layak bagi semua perempuan dan laki-laki di Indonesia. Kendati perkembangan sumber daya manusia dan institusi baru-baru ini positif, kapasitas inspektorat tetap relatif rendah dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja dan pertumbuhan yang cepat dan modernisasi, serta diversifikasi kegiatan ekonomi. Tantangan penting lainnya adalah desentralisasi sistem pengawasan di seluruh negeri yang telah mengurangi kapasitas otoritas pengawasan pusat dalam menerapkan kebijakan dan praktik pengawasan secara seragam di seluruh provinsi. Diperlukan pendekatan strategis untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan ketenagakerjaan. Hal ini dapat memanfaatkan intervensi pelengkap guna memperkuat kepatuhan di tempat kerja, seperti penegakan hukum, peningkatan kesadaran, kemitraan sosial dan hubungan industri yang efektif.
ILO telah memfasilitasi berbagai forum dan pengembangan kapasitas bagi pengawas ketenagakerjaan, yang baru-baru ini memperkenalkan pendekatan kepatuhan ketenagakerjaan strategis ILO untuk membantu meningkatkan prioritas pengawas dalam target dan masalah pengawasan, sementara pada saat yang sama memperluas intervensi dan kemitraannya. Pendekatan ini membantu memastikan bahwa sumber daya yang terbatas dari sistem pengawasan digunakan dengan efek maksimum dalam memenuhi komitmennya berdasarkan Konvensi ILO No. 81 tentang Inspeksi Ketenagakerjaan. Unsur-unsur pendekatan strategis ini muncul dalam Strategi Kementerian
Tenaga Kerja 2018 untuk memperkuat Pengawasan Ketenagakerjaan. Untuk selanjutnya mendukung pendekatan ini, ILO membantu pemerintah meningkatkan strategi kepatuhan di sektor perikanan Indonesia, yang mengarah pada adopsi rencana strategis dalam pengawasan ketenagakerjaan di provinsi-provinsi perikanan utama.
Mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (K3), kemampuan pengawas ketenagakerjaan dalam menangani masalah keselamatan dan kesehatan dan penegakan undang-undang merupakan bagian integral dari sistem pengawasan ketenagakerjaan yang moderen dan efektif, khususnya dalam lingkungan pertumbuhan yang cepat dan modernisasi proses industri. Salah satu tantangan yang signifikan adalah kurangnya pengetahuan K3 khusus di antara para pengawas serta kemampuan mereka untuk memberikan layanan K3 yang relevan dan tepat waktu bagi bisnis skala kecil. Untuk mengatasi masalah ini, dibutuhkan peningkatan keterampilan investigasi kecelakaan dan penyakit serta meningkatkan keahlian teknis di bidang-bidang tertentu melalui pengembangan profesional (misalnya kecelakaan industri besar, bahan kimia, peralatan pengangkat, boiler dan bejana tekan, masalah terkait gender, isu K3 yang berkaitan dengan maritim dan sebagainya).
Selain tanggung jawab pemerintah, kerangka kerja kolaboratif ini melibatkan mitra sosial di tingkat nasional dan regional, serta operasionalisasi efektif Komite K3 di tingkat perusahaan (P2K3). Upaya juga harus diarahkan untuk memperkuat kemampuan promosi dan penjangkauan melalui inisiatif di tingkat perusahaan dan melalui dimasukkannya kurikulum K3 dalam program pelatihan kejuruan untuk meningkatkan kesadaran K3 di kalangan pekerja muda dan pengusaha. Upaya ini sangat relevan mengingat bantuan teknis dan pengembangan kapasitas ILO terkait dengan ratifikasi Konvensi ILO tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, 2006 (No. 187) oleh Indonesia pada 2015.
02 Konteks Nasional
DWCP Indonesia 2020 - 202510
ILO khususnya melalui proyek SafeYouth@Work dan Youth4OSH meningkatkan kesadaran kaum muda tentang isu-isu K3 dan memperkuat peran Dewan K3 Nasional (DK3N) dalam mempromosikan K3 bagi pekerja muda dan pengusaha. ILO menerapkan program SCORE untuk meningkatkan produktivitas dan kondisi kerja, termasuk K3 di usaha kecil menengah (UKM). ILO bekerja sama dengan Kementerian Ketenagakerjaan juga memperluas pelatihan K3 bagi UKM melalui modul WISE, WISCON dan WIND. Better Work Indonesia (BWI) berkontribusi pada peningkatan K3 di sektor garmen dan alas kaki dengan memperkuat kapasitas P2K3.
u KEBIJAKAN UPAH YANG EFEKTIF
Bagian dari pekerjaan berupah tetap meningkat dari 28,1 persen menjadi 38,7 persen antara tahun 2006 dan 2016. Ada juga peningkatan pada pengusaha yang dibantu oleh staf tetap atau dibayar, tetapi kenaikannya sedikit, dari 3 persen pada 2006 menjadi 3,7 persen pada 2016. Secara nominal, rata-rata penghasilan bulanan pekerja meningkat dari Rp. 723.105 pada 2006 menjadi Rp. 2.284.115 pada 2016. Penghasilan bulanan pekerja di bidang keuangan, real estat dan layanan pendukung bisnis adalah yang tertinggi (Rp. 3,63 juta). Penghasilan bulanan terendah dihasilkan oleh pekerja di sektor pertanian, kehutanan dan perikanan.
Di semua sektor utama ekonomi, penghasilan rata-rata bulanan untuk perempuan hampir 19 persen lebih rendah dibandingkan pekerja laki-laki. Secara keseluruhan, laki-laki berpenghasilan (Rp. 2,44 juta) lebih banyak dari perempuan (Rp. 1,98 juta). Di sektor pertanian, perempuan berpenghasilan kurang dari 45 persen dibandingkan laki-laki. Karenanya penting bagi pemerintah dan mitra sosial untuk mengatasi kesenjangan upah berbasis gender dan mempromosikan upah yang adil bagi perempuan dan laki-laki.
Sebelum tahun 2016, sistem penetapan upah minimum (UM) Indonesia sangat terfragmentasi oleh demarkasi geografis dan sektoral dengan
koordinasi yang minim di tingkat pusat. Juga ada pandangan bahwa proses penetapan UM yang terdesentralisasi sangat dipolitisasi dan tidak memiliki pengambilan keputusan berbasis bukti, paling tidak karena masalah dengan pengumpulan dan analisis data. Kebutuhan untuk mengembangkan kapasitas pemantauan upah tercermin dalam rekomendasi dari Forum Konsolidasi Nasional Dewan Pengupahan dari seluruh Indonesia, yang dilakukan oleh Kementerian Tenaga Kerja pada Oktober 2017. Ini sejalan dengan peta jalan Dewan Pengupahan Nasional (DPN) mengenai pengembangan sistem upah nasional yang adil dan kompetitif yang mendorong pertumbuhan ekonomi (2018-2024). Ada juga kebutuhan untuk melakukan analisis penerapan Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015 dan kebijakan upah lainnya yang relevan sebagai percontohan untuk pemantauan tren upah. ILO telah membangun kapasitas dewan pengupahan nasional untuk memantau dan mengevaluasi efektivitas kebijakan pengupahan melalui Proyek Standar Ketenagakerjaan dalam Rantai Pasokan Global (LSGSC). Konstituen tripartit meminta ILO untuk memfasilitasi pengembangan sistem upah nasional.
2.2.2 Penciptaan Lapangan Kerja dan Ketenagakerjaan Muda
u IKHTISAR PEKERJAAN
Ada lebih dari 34 juta orang yang dipekerjakan pada 2016 dibandingkan dengan tahun 1996. Laju penciptaan lapangan kerja dalam dasawarsa terakhir (2006-2016) lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan dasawarsa sebelumnya (1996-2006) di mana hanya ada penambahan 11,9 juta pekerja. Tingkat pengangguran di Indonesia menurun drastis dari 10,3 persen pada 2006 menjadi 5,3 persen pada 2018. Penurunan tajam dalam tingkat pengangguran tercatat di kalangan perempuan, penurunan lebih dari 15 poin persentase. Di seluruh kelompok umur yang berbeda, pengangguran di kalangan kaum muda juga turun secara signifikan lebih dari 11 poin persentase yang juga jauh di atas penurunan
02 Konteks Nasional
DWCP Indonesia 2020 - 2025 11
keseluruhan 4,7 poin persentase di antara populasi usia kerja. Bagian dari pekerjaan yang rentan (seperti pekerja mandiri, pengusaha yang disokong oleh pekerja sementara) telah menurun. Seseorang juga dapat mengamati pertumbuhan jumlah pekerja dalam pekerjaan yang membutuhkan keterampilan. Bahkan, pangsa profesional dan teknisi dalam total pekerjaan meningkat dari 4,1 persen pada 2006 menjadi 7 persen pada 2016.
Dalam hal struktur ekonomi, perlambatan pertumbuhan manufaktur telah menggeser lapangan kerja ke perdagangan dan jasa. Karena produktivitas tenaga kerja dalam perdagangan dan jasa jauh lebih rendah dibandingkan manufaktur, pertumbuhan produktivitas tenaga kerja di Indonesia melambat. Sementara pertumbuhan pekerjaan manufaktur yang signifikan dicatat sebelum krisis keuangan tahun 1996, lebih sedikit pekerjaan diciptakan di sektor ini sejak tahun 2000. Banyak pekerja di sektor pertanian dan transportasi mengambil pekerjaan-pekerjaan dasar.
u KETENAGAKERJAAN MUDA MEMBUTUHKAN PERHATIAN
Sementara tingkat pengangguran keseluruhan relatif rendah, tingkat pengangguran kaum muda, sebesar 19,4 persen, masih cukup tinggi dibandingkan dengan rata-rata global sebesar 12,8 persen pada 2016. Bahkan negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah, kelompok pembanding untuk Indonesia, mempertahankan tingkat pengangguran kaum muda jauh lebih rendah (12,2 persen) daripada di Indonesia. Jumlah kaum muda mencapai lebih dari setengah jumlah pengangguran di Indonesia. Selain pengangguran, banyak anak muda yang tidak aktif. Bahkan, lebih dari 23 persen pemuda Indonesia masuk dalam kategori tidak dalam pekerjaan, pendidikan atau pelatihan (NEET). Tingkat NEET hampir setengah dari tingkat di Indonesia di beberapa negara tetangga seperti Vietnam, Thailand dan Malaysia.
u PENGEMBANGAN KETERAMPILAN
Kendati ada lebih banyak pekerja terampil di angkatan kerja dibandingkan sebelumnya, masih ada persentase besar (41 persen) dari mereka yang tidak pernah bersekolah atau hanya menyelesaikan sekolah dasar. Menurut laporan ILO3, pangsa pekerja yang tidak berpendidikan meningkat dari 10 persen pada 2006 menjadi 17 persen pada 2016. Dengan kata lain, jumlah pekerja yang memasuki pasar tenaga kerja dengan kualifikasi yang sesuai belum mengimbangi pertumbuhan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan yang lebih tinggi. Ketidakcocokan keterampilan semakin mengkhawatirkan mengingat terobosan teknologi baru-baru ini yang dapat mengotomatisasi tugas-tugas rutin. Banyak analis telah menunjukkan bahwa kemajuan dalam kecerdasan buatan dan robotika akan menciptakan redudansi pekerjaan. Dalam DWCP ini, pengembangan keterampilan ditempatkan sebagai alat utama untuk mengatasi ketenagakerjaan muda yang tinggi, khususnya di antara lulusan sekolah kejuruan. Hal ini sejalan dengan prioritas pemerintah untuk meningkatkan sumber daya manusia negara lima tahun ke depan.
u PEKERJAAN MASA DEPAN
Telah ada perkembangan pesat dalam teknologi digital dan platform daring, membuka jalan bagi niaga-el (e-commerce), ekonomi bersama, dan apa yang disebut ketenagakerjaan di dunia pertunjukan. Menurut sebuah penelitian, pada 2025 digitalisasi berpotensi menambah US$ 150 miliar bagi perekonomian Indonesia.4 Selain meningkatkan keluaran ekonomi, peningkatan teknologi menciptakan peluang baru bagi bisnis untuk melayani konsumen mereka dengan lebih baik.
Kelemahan dari peningkatan teknologi adalah banyak pekerjaan yang melibatkan tugas rutin mungkin hilang akibat mesin dan algoritma. Sebuah studi ILO menunjukkan bahwa lebih dari 60 persen pekerjaan bergaji di bidang elektronik, otomotif serta tekstil dan pakaian
02 Konteks Nasional
3 Indonesia Jobs Outlook 20174 McKinsey & Company. (2016). Unlocking Indonesia’s Digital Opportunity
DWCP Indonesia 2020 - 202512
berada dalam ancaman dan mungkin bisa hilang akibat otomatisasi di Indonesia.5 Perempuan lebih rentan terkena dampak perubahan. Ada konsensus umum bahwa pekerjaan yang membutuhkan lebih banyak keterampilan kognitif akan lebih diminati. Jika laju perubahan teknologi berlanjut atau dipercepat, pekerja perlu keterampilan ulang atau peningkatan keterampilan agar tetap dapat dipekerjakan. Pembelajaran seumur hidup dan pengembangan keterampilan bagi perempuan semakin penting.
u PERUSAHAAN YANG BERKELANJUTAN DAN PRAKTIK DI TEMPAT KERJA
Di perusahaan dan dunia kerja, dimensi sosial, ekonomi dan lingkungan dari pembangunan berkelanjutan adalah hal yang tak terpisahkan. Perusahaan yang berkelanjutan menyelaraskan pertumbuhan perusahaan dan penciptaan lapangan kerja yang produktif dan pekerjaan yang layak dengan tujuan pembangunan berkelanjutan. Proyek-proyek seperti SCORE dan Better Work Indonesia (BWI) telah berhasil mempromosikan gagasan perusahaan yang berkelanjutan dengan berfokus pada berbagai aspek pekerjaan yang layak, serta menargetkan perusahaan besar dan UKM. Promosi perusahaan yang berkelanjutan terus menjadi fokus DWCP ini, melanjutkan hasil-hasil sukses yang telah dicapai oleh DWCP sebelumnya. ILO mempromosikan pendekatan yang berkelanjutan dan berkelanjutan untuk pengembangan usaha.
2.2.3 Meningkatkan Perlindungan Bagi Kelompok Pekerja yang Rentan
u JAMINAN SOSIAL
Sistem perlindungan sosial Indonesia masih terus berkembang. Sejak amandemennya pada 2002, Konstitusi Indonesia mengakui hak semua orang atas jaminan sosial, dan tanggung jawab negara dalam pengembangan skema jaminan sosial. Kemajuan lebih lanjut termasuk diberlakukannya
UU Jaminan Sosial Nasional (UU No. 40/2004) dan UU Penyedia Layanan Jaminan Sosial (UU No. 24/2011) yang bertujuan memperluas cakupan jaminan sosial bagi seluruh populasi terhadap risiko dari kesehatan, kecelakaan kerja, usia tua dan kematian pencari nafkah. Pada 2014, skema jaminan sosial dikonsolidasikan ke dalam dua badan penyelenggara jaminan sosial publik: BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS telah melakukan upaya signifikan untuk memperluas cakupan jaminan sosial penduduk, meski mencakup pekerja dalam perekonomian informal masih tetap menjadi tantangan. Pada Desember 2018, rapat Komite Tripartit Nasional (Tripartit Nasional) membahas asuransi ketenagakerjaan dan sepakat untuk meninjau sistem jaminan sosial saat ini di Indonesia. Dalam hal ini, DWCP akan memberikan bantuan teknis pada asuransi ketenagakerjaan dan reformasi jaminan sosial.
u BENTUK-BENTUK BARU PEKERJAAN DI LUAR MEKANISME PERLINDUNGAN PEKERJA TRADISIONAL
Evolusi praktik manajemen dan kemajuan teknologi digital telah menantang gagasan tradisional tentang pekerjaan dan dengan demikian mekanisme perlindungan pekerja (seperti Kaidah Perburuhan, perlindungan sosial) yang mengandaikan hubungan kerja. Sebagai contoh, ada kekhawatiran yang berkembang terhadap platform daring karena mereka menghasilkan bentuk pekerjaan non-tradisional dan status hukum pekerja yang "menggunakan" platform yang bersifat ambigu. Perbedaan antara pekerja yang dipekerjakan, wiraswasta dan alih daya (outsourcing) menjadi kabur dalam kasus-kasus tertentu. Perkembangan ini menjadikannya semakin sulit untuk memastikan kepatuhan terhadap standar ketenagakerjaan dan penyediaan perlindungan sosial bagi pekerja. Kendati tidak ada solusi yang mudah, dialog nasional di Indonesia menegaskan bahwa kebijakan ketenagakerjaan dan ketenagakerjaan yang dibuat secara proaktif dan hati-hati dapat melindungi pekerjaan yang layak.
02 Konteks Nasional
5 International Labour Organization. (2016a). ASEAN in Transformation: how technology is changing enterprises and future work.
DWCP Indonesia 2020 - 2025 13
u PEKERJA MIGRAN LUAR NEGERI DAN DOMESTIK
Indonesia adalah sumber utama pekerja migran dan pekerja rumah tangga di Asia Tenggara. Berbeda dengan kontribusi mereka terhadap pembangunan ekonomi, pekerja migran dan pekerja rumah tangga rentan terhadap berbagai pelanggaran dan eksploitasi. Baru-baru ini, Pemerintah Indonesia telah merevitalisasi kebijakan migrasi tenaga kerjanya melalui penerbitan UU No. 18/2017 tentang Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. Ini harus diikuti oleh pengembangan kebijakan dan program yang efektif untuk tata kelola migrasi tenaga kerja, termasuk promosi praktik migrasi aman di semua tingkat, terutama di tingkat desa tempat mayoritas pekerja migran Indonesia berasal.
ILO telah berkontribusi untuk memperkuat tata kelola migrasi tenaga kerja di Indonesia, termasuk tata kelola pekerja rumah tangga yang pindah ke negara ini, serta pekerja migran Indonesia di luar negeri yang melayani sebagai pekerja rumah tangga dan nelayan misalnya. Selama DWCP sebelumnya, ILO telah menyediakan berbagai kegiatan pengembangan kapasitas untuk mempromosikan dan meningkatkan perlindungan pekerja rentan termasuk pekerja migran dan pekerja rumah tangga. Misalnya, melalui Proyek Pekerja Rumah Tangga, ILO telah berkontribusi untuk memperkuat kapasitas pemerintah dalam memberikan perlindungan yang lebih baik kepada pekerja rumah tangga, yang menghasilkan adopsi Peraturan Menteri No. 02/2015 tentang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga. Demikian pula, ILO telah lebih menarik perhatian serikat pekerja terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan pekerja migran dan pekerja rumah tangga, yang mengarah pada pembentukan unit khusus untuk pekerja rumah tangga dan migran di tingkat konfederasi, serta pembentukan serikat pekerja rumah tangga independen dan serikat pekerja migran.
u PEKERJA ANAK
Sementara kemajuan yang signifikan telah dibuat bagi masalah pekerja anak termasuk pembentukan Rencana Aksi Nasional Indonesia tentang Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak, sejumlah besar anak laki-laki dan perempuan masih rentan terhadap eksploitasi dalam bentuk terburuk dari pekerjaan untuk anak. Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen yang kuat terhadap penghapusan pekerja anak melalui ratifikasi Konvensi ILO No. 138 dan No. 182, serta diberlakukannya UU nasional, seperti UU No. 23/2002 tentang Perlindungan Anak dan UU No. 13/2003 tentang Tenaga kerja. Untuk mengimplementasikan komitmen tersebut, Peta Jalan menuju Indonesia Bebas Pekerja Anak pada 2022 dikembangkan sebagai dasar bagi pemerintah dan mitra sosial untuk mengatasi masalah pekerja anak. Untuk mencapai target tersebut, diperlukan sistem penarikan pekerja anak yang efektif dan peningkatan perlindungan bagi anak-anak.
u PEMBANGUNAN PEDESAAN, KETIDAKSETARAAN DAN SEKTOR INFORMAL
Dengan hampir 75 ribu desa, pembangunandan sosio-ekonomi dan penciptaan jumlahpekerjaan berkualitas yang memadai di daerahpedesaan menjadi prioritas Indonesia. Mengingatketenagakerjaan informal menjadi bagian besardari peluang pekerjaan pedesaan, upaya yangdilakukan harus mendorong pekerjaan yang layakdi daerah pedesaan dengan memfasilitasi transisidari perekonomian informal ke formal. Baru-baruini Indonesia menetapkan strategi pembangunanpedesaan yang terdesentralisasi denganpengadopsian UU No. 1/2014 mengenai Desa.
Peraturan perundangan ini memberikan kerangkakerja hukum terhadap kekuatan dan otoritasdesentralisasi serta alokasi anggaran negaradi tingkat desa yang bertujuan menciptakanpondasi yang kuat bagi tata kelola yang baikdan pembangunan ekonomi yang berkelanjutanmenuju masyarakat yang adil dan sejahtera.
02 Konteks Nasional
DWCP Indonesia 2020 - 202514
u 2.3 Keunggulan Komparatif ILO
ILO adalah satu-satunya lembaga PBB yang bersifat tripartit dengan perwakilan pemerintah, pengusaha dan pekerja. Keuntungan khusus ILO berasal dari tindakan tripartit untuk mempromosikan pekerjaan yang layak. Ini membanggakan 100 tahun kerja khusus dalam mempromosikan keadilan sosial. Memang, Deklarasi ILO 2008 tentang Keadilan Sosial untuk Globalisasi yang Adil menegaskan kembali empat tujuan strategis yang merupakan inti dari Agenda Pekerjaan Layak, yaitu:
u Mempromosikan pekerjaan dengan menciptakan lingkungan kelembagaan dan ekonomi yang berkelanjutan;
u Mengembangkan dan meningkatkan langkah-langkah perlindungan sosial - jaminan sosial dan perlindungan tenaga kerja - yang berkelanjutan dan disesuaikan dengan keadaan nasional;
u Mempromosikan dialog sosial dan tripartisme sebagai metode yang paling tepat untuk menerjemahkan pembangunan ekonomi
Untuk strategi ini, penting memperkuat kapasitasotoritas desa dan semua pemangku kepentinganterkait agar dapat mengonal dana dengan lebihbaik dan mencapai tujuan pembangunan desa.Membangun kapasitas Badan Usaha Milik Desa(BUMDes), misalnya, tentunya akan mendorongkegiatan ekonomi setempat di desa.
Menurut Badan Pusat Statisik (BPS), jumlahpekerja informal diperkirakan mencapai 58,4persen pada Februari 2017. Kendati pertumbuhanekonomi berjalan, masih menjadi tantanganuntuk mengurangi informalitas secara substantif.
menjadi kemajuan sosial, dan kemajuan sosial ke dalam pembangunan ekonomi; membuat lembaga hukum ketenagakerjaan efektif; dan memfasilitasi pembangunan konsensus tentang kebijakan nasional dan internasional yang sesuai dan berdampak pada strategi ketenagakerjaan dan pekerjaan yang layak; dan
u Menghormati, mempromosikan dan mewujudkan prinsip dan hak mendasar di tempat kerja.6
Konstituen ILO (pemerintah, pengusaha dan pekerja) memperdebatkan prinsip dan hak dasar di tempat kerja, menyusun dan mengadopsi standar perburuhan internasional. ILO memiliki mekanisme yang efektif untuk memantau Konvensi yang diratifikasi dan melindungi hak-hak pekerja. Indonesia telah meratifikasi semua Konvensi mendasar dan dua dari empat Konvensi tata kelola, yaitu Konvensi Pengawasan Ketenagakerjaan, 1947 (No. 81) dan Konvensi Konsultasi Tripartit, 1976 (No. 144).
02 Konteks Nasional
6 ILO. 2008 Declaration on Social Justice for a Fair Globalization. Available at http://www.ilo.org/global/about-the-ilo/mission-and-objectives/WCMS_099766/lang--en/index.htm accessed 20 October 2017.
Ini mengindikasikan pola pertumbuhanekonomi saat ini belum mampu menghasilkanjumlah pekerjaan formal yang memadai diIndonesia, yang membatasi kesempatan untukmeningkatkan kondisi kerja dan kehidupan.Memfasilitasi transisi dari ketenagakerjaaninformal ke formal membutuhkan intervensidalam berbagai bentuk, termasuk akses terhadapkeuangan, pasar dan layanan sosial sepertipendidikan dan perawatan kesehatan. DWCP inimemandu aksi tripartit yang mempromosikanpekerjaan yang layak dan produktif.
DWCP Indonesia 2020 - 2025 15
DWCP Indonesia 2020 - 202516
03PRIORITAS NEGARA DAN HASIL PROGRAM NEGARA
DWCP Indonesia 2020 - 2025 17
Karena dunia kerja telah mengalami perubahan yang cepat, semua pengusaha dan pekerja menghadapi ketidakpastian, yang pasti bertentangan dengan pekerjaan yang layak. Pilar pertama DWCP 2020-2025 ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas konstituen tripartit dalam melindungi dan mempromosikan pekerjaan yang layak di tengah evolusi dunia kerja yang pesat. Misalnya, dialog sosial dan hubungan industrial yang konstruktif memungkinkan para pemangku kepentingan untuk mencari solusi optimal terhadap masalah pasar tenaga kerja yang ada dan sedang muncul, yang merupakan prasyarat utama dalam mempromosikan pekerjaan yang layak di era perubahan yang cepat.
Selain itu, kepatuhan dan penegakan aturan dan peraturan yang disepakati termasuk standar perburuhan internasional memberikan jalan lain untuk mengejar pekerjaan yang layak. Lebih jauh, kebijakan pengupahan akan melawan tekanan ke bawah pada upah dan ketidaksetaraan pendapatan yang cenderung tumbuh tanpa intervensi yang tepat.
Di bawah DWCP 2020-2025 ini, konstituen ILO dan tripartit berkontribusi pada hasil-hasil prioritas berikut:
1. Hasil 1: Hubungan industrial yang efektif untuk meningkatkan kondisi kerja dan produktivitas tenaga kerja
2. Hasil 2: Peningkatan kepatuhan tenaga kerja dan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
3. Hasil 3: Kebijakan upah yang efektif untuk mempromosikan upah yang adil dan layak melalui peningkatan pengaturan upah minimum dan praktik penetapan upah
Hasil-hasil ini merespons Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 5.1 - Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan dan anak perempuan serta Tujuan 8.8 - Melindungi hak-hak pekerja dan mempromosikan lingkungan kerja yang aman dan sehat untuk semua. Keluaran ini akan berkontribusi pada Hasil 2 dari UNSDCF – Lembaga dan masyarakat berkontribusi secara lebih efektif untuk mendorong nilai tambah yang lebih besar dan transformasi ekonomi yang inklusif.
Teori Perubahan untuk Prioritas Nasional 1 disajikan di bawah ini (Gambar 1).
u Prioritas Negara 1:
Konstituen tripartit membahas prioritas nasional dan hasil program selama putaran konsultasi. Mereka berdebat Teori Perubahan untuk setiap bidang prioritas yang mengklarifikasi logika program ini dan mengusulkan kegiatan dalam mencapai tujuan akhir Pekerjaan Layak untuk Semua. Rincian prioritas nasional dijelaskan di bagian selanjutnya dari bab ini.
Dialog Sosial yang Efektif yang Mempromosikan Usaha Berkelanjutan dan Kesejahteraan Pekerja
03 Prioritas Negara dan Hasil Program Negara
DWCP Indonesia 2020 - 202518
Gambar 1. Teori Perubahan untuk Prioritas Nasional 1: Dialog sosial efektif yang mempromosikan usaha berkelanjutan dan kesejahteraan pekerja
03 Prioritas Negara dan Hasil Program Negara
Pelatihan negosiasi terhadap perundingan bersama untuk pekerja dan pengusaha
Kapasitas dan pengetahuan pekerja dan pengusaha yang memadai
Dewan kerja tripartityang fungsional
Organisasi pekerja dan pengusaha yang kuat
Sistem inspeksi ketenagakerjaan yang efektif
Pengadilan hubungan industrial yang efektif
Pengawas ketenagakerjaan yang kompeten dan berpengetahuan luas
Diagnosa dan analisis sistempenyelesaian sengketa
Pelatihan pengawas ketenagakerjaan di sektor perikanan, minyak kelapa sawit, garmen dan konstruksi
Meningkatkan kesadaran K3di kalangan muda
Mengembangkan kebijakan upah, pemantauan, serta alat dan pedoman kapasitas
Pelatihan untuk konstituen tripartit tentang sistem upah
Rencana strategis untukpengawas tenaga kerja
Petunjuk teknis tentang hubungan kerja
Peningkatan kapasitas pemerintah untuk mengembangkan kebijakan HI
Peningkatan partisipasi perempuan dalam kerjasama bipartit
Komite pengawas ketenagakerjaan triparti yang fungsional
Peningkatan kapasitas tripartit tentang K3
Peningkatan kapasitas anggota dewan upah nasional dan provinsi
Mediator yang kompeten dan berpengetahuan luas
Lembar kebijakan tentang sistem upah nasional
Peningkatan kapasitas terhadap pemberdayaan perempuan di serikat
Memfasilitasi dialog antara pengawas, pekerja dan pengusaha
Penilaian tentang dampak ketentuan struktur dan skala upah terhadap produktivitas kerja
Pelatihan untuk para mediator
Peningkatan data dan informasi K3 di sektor konstruksi
Peningkatan kapasitas K3 untukkonstituen tripartit
Hasil tingkat 1:1. Hubungan industrial yang efektif untuk meningkatkan kondisi kerja dan produktivitas tenaga
kerja2. Peningkatan kepatuhan tenaga kerja dan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (k3)3. Kebijakan upah yang efektif untuk upah yang layak
Dampak HasilAktivitas Asumsi
Hasil tingkat 2:1. Peningkatan kualitas dan kuantitas perjanjian
perundingan bersama2. Penguatan peran tripartit untuk secara efektif
menciptakan hubungan industrial yang sehat3. Sistem penyelesaian sengketa yang efektif4. Program dan kebijakan yang kuat tentang pencegahan
penanganan kecelakaan serta penyakit di tempat kerja5. Sistem upah minimum yang efektif6. Sistem upah yang efektif
DWCP Indonesia 2020 - 2025 19
Gambar 1. Teori Perubahan untuk Prioritas Nasional 1: Dialog sosial efektif yang mempromosikan usaha berkelanjutan dan kesejahteraan pekerja
03 Prioritas Negara dan Hasil Program Negara
Peningkatan peran tripartit dalam memengaruhi kebijakan
Peningkatan kualitas dan kuantitas perjanjian perundingan bersama
Sistem penyelesaian sengketa yang efektif
Sistem upah yang efektif
Sistem upah minimum yang efektif
Kebebasan berserikat dihargai semua pihak
Pekerja terampildan terdidik
Komitmen dari pemerintah, pekerja dan manajemen
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi
Lingkungan bisnis yang kondusif
Program dan kebijakan yang kuat tentang pencegahan dan penanganan kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja
Perundingan dengan itikad baik
Hubungan industrial yang efektif
Peningkatan kepatuhan dan keterampilan K3 tenaga kerja
Kebijakan upah yang efektif untuk upah yang layak
Tenaga kerja yang produktif
Bisnis yang menguntungkan dan memiliki reputasi baik
Bisnis yang berkelanjutan dan kesejahteraan pekerja di Indonesia
Penerapan undang-undang ketenagakerjaan yang efektif
DWCP Indonesia 2020 - 202520
u Hasil 1:Hubungan industrial yang efektif meningkatkan kondisi kerja dan produktivitas tenaga kerja
Meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan kondisi kerja merupakan motor penting dalam mempromosikan pekerjaan yang layak. Hubungan industrial yang sehat dan konstruktif telah terbukti kondusif untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Mereka juga membantu mendistribusikan keuntungan secara adil. Dalam hal ini, hubungan industrial yang efektif meningkatkan motor pekerjaan yang layak. Karenanya, Hasil 1 dari DWCP 2020-2025 akan memfasilitasi peningkatan hubungan industrial dan memperkuat sistem penyelesaian sengketa.
Jika dialog sosial bipartit atau tripartit di tingkat nasional, sektor dan perusahaan dilembagakan dan menjadi bagian dari budaya, ini akan menyediakan platform yang efektif bagi para pemangku kepentingan untuk mengidentifikasi dan menerapkan solusi yang dinegosiasikan bagi berbagai masalah terkait produktivitas, daya saing, kondisi kerja, kesetaraan, non-diskriminasi dan sebagainya. Jika ada sistem penyelesaian sengketa yang efektif, perselisihan akan diselesaikan tepat waktu dan mencegah hilangnya produktivitas. DWCP ini akan terus mendukung peningkatan kapasitas pekerja dan pengusaha melalui program pelatihan, sosialisasi dan promosi sehingga mereka dapat melakukan negosiasi dengan itikad baik dan melalui perundingan bersama. Sebagai tambahan, penekanan yang lebih besar akan ditempatkan pada mengejar tindak lanjut dalam menerapkan kesepakatan yang dicapai pada pertemuan tripartit dan bipartit.
Keluhan umum adalah kurangnya sistem penyelesaian sengketa yang efektif dan penegakan hukum. Salah satu pendekatan untuk mengatasi masalah ini adalah meningkatkan kualitas dan kompetensi administrasi ketenagakerjaan negara, termasuk meningkatkan jumlah mediator yang terlatih dan berkualitas serta pengawas ketenagakerjaan. Upaya ini akan mengarah pada pencegahan perselisihan industrial, sistem penyelesaian perselisihan yang lebih efektif, serta peningkatan kepatuhan terhadap peraturan ketenagakerjaan dan Konvensi ILO. Pendekatan lain adalah menginformasikan pekerja dan pengusaha tentang hak dan tanggung jawab mereka di bawah peraturan dan konvensi sehingga mereka dapat memantau dan memastikan bahwa peraturan-peraturan tersebut dihormati. DWCP akan terus memberikan pelatihan dan peningkatan kesadaran kepada pekerja, pengusaha dan pejabat pemerintah terkait.
03 Prioritas Negara dan Hasil Program Negara
DWCP Indonesia 2020 - 2025 21
Gambar 1.1
03 Prioritas Negara dan Hasil Program Negara
HU
BUN
GAN
IND
UST
RIA
L YA
NG
EFEK
TIF
UN
TUK
MEN
INGK
ATK
AN
KO
ND
ISI K
ERJA
DA
N P
ROD
UKT
IVIT
AS
TEN
AGA
KER
JA
Peni
ngka
tan
kual
itas
dan
kuan
titas
per
janj
ian
kerja
be
rsam
a de
ngan
itik
ad b
aik
Peru
baha
n ya
ng d
ihar
apka
n da
ri ko
ntrib
usi I
LOPe
ruba
han
yang
dih
arap
kan
dari
kont
ribus
i ILO
Peni
ngka
tan
pera
n tr
ipar
tit
untu
k se
cara
efe
ktif
men
cipt
akan
hu
bung
an in
dust
rial y
ang
seha
t
Sist
em p
enye
lesa
ian
seng
keta
ya
ng e
fekt
if
Duk
unga
n di
berik
an k
epad
a pe
kerja
dan
pen
gusa
ha u
ntuk
m
ener
apka
n pe
rund
inga
n de
ngan
itik
ad b
aik
dan
men
ingk
atka
n ku
alita
s se
rta
kuan
titas
per
janj
ian
kerja
be
rsam
a.
Has
il ya
ng s
igni
fikan
:
Pe
latih
an n
egos
iasi
te
rhad
ap p
erja
njia
n ke
rja
bers
ama
Pe
dom
an te
ntan
g pe
rund
inga
n de
ngan
iti
kad
baik
Pe
latih
an b
agi p
eker
ja
pere
mpu
an d
an
serik
at p
eker
ja u
ntuk
m
enin
gkat
kan
part
isip
asi
dala
m k
omite
bip
artit
dan
ne
gosi
asi
Duk
unga
n di
berik
an
kepa
da k
onst
ituen
trip
artit
un
tuk
men
ingk
atka
n ka
pasi
tas
dan
peng
etah
uan
peke
rja, p
engu
saha
, dan
pe
jaba
t pem
erin
tah
dala
m
men
gem
bang
kan
kebi
jaka
n da
n pr
ogra
m h
ubun
gan
indu
stria
l.
Has
il ya
ng s
igni
fikan
:
Pe
latih
an u
ntuk
pej
abat
pe
mer
inta
h ya
ng
bert
angg
ung
jaw
ab
dala
m u
rusa
n hu
bung
an
indu
stria
l di t
ingk
at
nasi
onal
dan
pro
vins
i
Pe
dom
an te
knis
tent
ang
hubu
ngan
ker
ja
Duk
unga
n di
berik
an k
epad
a ko
nsitu
en tr
ipar
tit u
ntuk
m
enin
gkat
kan
efek
tivita
s si
stem
pen
yele
saia
n se
ngke
ta.
Has
il ya
ng s
igni
fikan
:
D
iagn
osa
dan
sist
em
anal
isis
pen
yele
saia
n se
ngke
ta
Pe
latih
an u
ntuk
par
a m
edia
tor
Pe
rtem
uan
tekn
is d
enga
n pe
ngad
ilan
hubu
ngan
in
dust
rial
Stra
tegi
mit
igas
i dan
ris
iko
Ri
siko
ters
edia
nya
kons
titue
n tr
ipar
ti, k
husu
snya
pek
erja
dan
pe
ngus
aha
untu
k m
elak
ukan
pe
rund
inga
n de
ngan
itik
ad b
aik
haru
s di
miti
gasi
ses
uai d
enga
n ko
mitm
en (s
ecar
a te
rtul
is ji
kan
perlu
) dan
sas
aran
pen
erim
a m
anfa
at, y
akti
peke
rja d
an
peng
usah
a ak
an m
ener
apka
n pe
rund
inga
n de
ngan
itik
ad b
aik
Pr
ogra
m d
an k
egia
tan
haru
s di
mas
ukka
n da
lam
per
enca
naan
da
n st
rate
gi ja
ngka
men
enga
h Pe
mer
inta
h In
done
sia
Pe
rtum
buha
n ek
onom
i yan
g tin
ggi
dipe
rtah
anka
n un
tuk
men
cipt
akan
la
pang
an k
erja
yan
g m
emad
ai
El
emen
lain
dar
i pek
erja
an y
ang
laya
k: p
asar
tena
ga k
erja
dan
pe
rlind
unga
n so
sial
yan
g be
rfun
gsi
deng
an b
aik
Peng
gera
k ke
bija
kan
linta
s se
ktor
:1.
Sta
ndar
tena
ga k
erja
; 2. D
ialo
g so
sial
; 3. K
esem
pata
n ke
rja;
4. G
ende
r
DWCP Indonesia 2020 - 202522
u Hasil 2:Peningkatan kepatuhan ketenagakerjaan dan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja
Kepatuhan terhadap peraturan ketenagakerjaan serta keselamatan dan kesehatan kerja (K3) menjadi faktor penting yang memungkinkan untuk keberlanjutan bisnis dan kesejahteraan pekerja. Dengan kata lain, mereka adalah bagian yang menyatu dari pekerjaan yang layak karena memberikan perlindungan yang diperlukan bagi pekerja dan mengarahkan operasi bisnis agar berkelanjutan secara sosial. Konstituen tripartit sepakat untuk memajukan kedua aspek ini dengan meningkatkan sistem inspeksi ketenagakerjaan dan mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Hasil 2 ditujukan untuk berkontribusi dalam membangun kapasitas pengawas ketenagakerjaan dan membantu meningkatkan sistem pengawasan ketenagakerjaan dengan memfasilitasi dialog sosial tentang topik ini. Hal ini juga meningkatkan kapasitas konstituen tripartit dalam mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan memfasilitasi pengumpulan data dan informasi dalam pembuatan kebijakan K3 yang lebih baik dan berbasis bukti dan dengan melatih pengawas ketenagakerjaan, pekerja dan pengusaha. Perhatian khusus diberikan untuk meningkatkan kesadaran tentang K3 di kalangan pekerja muda yang lebih rentan mengalami cedera akibat pekerjaan dibandingkan pekerja berpengalaman yang lebih sadar akan bahaya di tempat kerja.
03 Prioritas Negara dan Hasil Program Negara
DWCP Indonesia 2020 - 2025 23
Gambar 1.2
03 Prioritas Negara dan Hasil Program Negara
PEN
INGK
ATA
N K
EPAT
UH
AN
TEN
AGA
KER
JA D
AN
PEN
ERA
PAN
KES
ELA
MAT
AN
DA
N K
ESEH
ATA
N K
ERJA
(K3)
Sist
em in
spek
si k
eten
agak
erja
an
yang
efe
ktif
Prog
ram
dan
keb
ijaka
n ya
ng k
uat t
enta
ng
penc
egah
an d
an p
enan
gana
n ke
cela
kaan
ke
rja s
erta
pen
yaki
t aki
bat k
erja
Duk
unga
n di
berik
an k
epad
a pe
ngaw
as k
eten
agak
erja
an
untu
k m
enin
gkat
kan
kapa
sita
s da
n pe
nget
ahua
n.
Has
il ya
ng s
igni
fikan
:
Pe
latih
an u
ntuk
pe
ngaw
as
kete
naga
kerja
an
Pe
renc
anaa
n st
rate
gis
untu
k pe
ngaw
as
kete
naga
kerja
an,
term
asuk
di s
ekto
r te
rten
tu s
eper
ti pe
rikan
an
Duk
unga
n di
berik
an
kepa
da k
onst
ituen
tr
ipar
tit u
ntuk
m
enin
gkat
kan
kapa
sita
s da
n pe
nget
ahua
n da
lam
men
gem
bang
kan
prog
ram
dan
ke
bija
kan
insp
eksi
ke
tena
gake
rjaan
.
Has
il ya
ng s
igni
fikan
:
M
emfa
silit
asi d
ialo
g an
tara
pen
gaw
as,
peke
rja, d
an
peng
usah
a
Duk
unga
n di
berik
an k
epad
a ko
nstit
uen
trip
artit
e gu
na
men
ingk
atka
n ka
pasi
tas
dan
peng
etah
uan
untu
k m
engi
mpl
emen
tasi
kan
prog
arm
da
n ke
bija
kan
K3.
Has
il ya
ng s
igni
fikan
:
Pe
ning
kata
n da
ta d
an
info
rmas
i ten
tang
K3
di
sekt
or te
rten
tu s
eper
ti se
ktor
ko
nstr
uksi
Pr
ofil K
3 na
sion
al y
ang
berk
emba
ng
Pe
laih
an u
ntuk
pen
gaw
as
peke
rja, d
an p
engu
saha
te
ntan
g K3
M
enin
gkat
kan
kesa
dara
naka
n K3
khu
susn
ya b
agi k
aum
m
uda
Stra
tegi
mit
igas
i dan
ris
iko
Ri
siko
kes
edia
an k
onst
ituen
trip
artit
, kh
usus
nya
peke
rja d
an p
engu
saha
un
tuk
mem
atuh
i und
ang-
unda
ng
perb
uruh
an d
an K
3 ha
rus
dim
itiga
si
sesu
ai d
enga
n ko
mitm
en (s
ecar
a te
rtul
is ji
ka p
erlu
) dan
targ
et
pene
rima
man
faat
yak
ni p
eker
ja d
an
peng
usah
a ak
an m
ener
apka
n K3
se
rta
mem
atuh
i huk
um p
erbu
ruha
n
Pr
ogra
m d
an k
egia
tan
haru
s di
mas
ukka
n da
lam
per
enca
naan
da
n st
rate
gi ja
ngka
men
enga
h Pe
mer
inta
h In
done
sia
Pe
rtum
buha
n ek
onom
i yan
g tin
ggi
dipe
rtah
anka
n un
tuk
men
cipt
akan
la
pang
an k
erja
yan
g m
emad
ai
El
emen
-ele
men
lain
dar
i pek
erja
an
laya
k: p
asar
tena
ga k
erja
dan
pe
rlind
unga
n so
sial
ber
fung
si
deng
an b
aik
Peru
baha
n ya
ng d
ihar
apka
n da
ri ko
ntrib
usi I
LOPe
ruba
han
yang
dih
arap
kan
dari
kont
ribus
i ILO
Peng
gera
k ke
bija
kan
linta
s se
ktor
:1.
Sta
ndar
tena
ga k
erja
; 2. D
ialo
g so
sial
; 3. K
esem
pata
n ke
rja;
4. G
ende
r
DWCP Indonesia 2020 - 202524
u Hasil 3:Kebijakan pengupahan yang efektif untuk mempromosikan upah yang adil dan layak melalui peningkatan pengaturan upah minimum dan praktik penetapan upah
Hasil 3 berfokus pada upah, mekanisme utama distribusi kekayaan dan hasil produktivitas. Upah yang adil dan layak merupakan bagian yang menyatu dari usaha yang berkelanjutan dan kesejahteraan pekerja, dan karenanya efektivitas mekanisme penetapan upah memainkan peran kunci dalam pekerjaan yang layak. Di Indonesia, upah telah menjadi topik utama perundingan bersama dan debat kebijakan. Hasil ini bermaksud untuk memfasilitasi kebijakan upah yang efektif dan mempromosikan upah yang layak melalui peningkatan sistem upah minimum dan praktik penetapan upah di tingkat perusahaan dan sektor.
Peningkatan kapasitas anggota dewan pengupahan, pekerja dan perwakilan pengusaha adalah andalan strategi DWCP untuk meningkatkan sistem pengupahan. Misalnya, DWCP ini memperkuat kapasitas konstituen tripartit dalam memantau tren upah serta indikator sosial-ekonomi dan merumuskan kebijakan upah yang tepat berdasarkan dialog sosial. Ini juga meningkatkan kapasitas mitra sosial untuk bernegosiasi dan menentukan kompensasi dan manfaat yang adil. Saat ini banyak pekerja Indonesia berpenghasilan sekitar upah minimum dan karenanya penetapan upah minimum cenderung dibebankan secara politis. Di tahun-tahun mendatang, seiring terus bertumbuhnya perekonomian Indonesia, penetapan upah di atas upah minimum pada akhirnya akan menjadi topik penting perundingan bersama dan fokus kebijakan upah. Oleh karena itu, DWCP ini mempersiapkan konstituen tripartit untuk membangun mekanisme pengaturan upah yang adil.
03 Prioritas Negara dan Hasil Program Negara
DWCP Indonesia 2020 - 2025 25
Gambar 1.3
03 Prioritas Negara dan Hasil Program Negara
KEB
IJA
KA
N U
PAH
YA
NG
EFEK
TIF
UN
TUK
UPA
H L
AYA
K
Sist
em u
pah
min
imum
ya
ng e
fekt
if
Peru
baha
n ya
ng d
ihar
apka
n da
ri ko
ntrib
usi I
LOPe
ruba
han
yang
dih
arap
kan
dari
kont
ribus
i ILO
Sist
em u
pah
ya
ng e
fekt
if
Duk
unga
n di
berik
an k
epad
a ko
nstit
uen
trip
arti
untu
k m
enge
mba
ngka
n si
stem
up
ah m
inim
um.
Has
il ya
ng s
igni
fikan
:
Pe
latih
an u
ntuk
ang
gota
de
wan
upa
h na
sion
al
dan
prov
insi
Duk
unga
n di
berik
an
kepa
da k
onst
ituen
tr
ipar
tit u
ntuk
m
enge
mba
ngka
n si
stem
upa
h.
Has
il ya
ng s
igni
fikan
:
Pe
latih
an u
ntuk
pe
kerja
dan
pe
ngus
aha
tent
ang
peng
emba
ngan
st
rukt
ur d
an s
kala
up
ah
Pe
nila
ian
tent
ang
dam
pak
kete
ntua
n st
rukt
ur d
an s
kala
up
ah te
rhad
ap
prod
uktiv
itas
kerja
Duk
unga
n di
berik
an k
epad
a ko
nstit
uen
trip
artit
unt
uk
mem
anta
u si
stem
upa
h (m
inim
um).
Has
il ya
ng s
igni
fikan
:
M
enge
mba
ngka
n al
at d
an
pedo
man
pen
gupa
han
(min
imum
)
Pr
ofil K
3 na
sion
al y
ang
berk
emba
ng
Pe
latih
an u
ntuk
pem
erin
tah
dan
angg
ota
dew
an
peng
upah
an te
ntan
g pe
man
taua
n ke
bija
kan
peng
upah
an
Stra
tegi
mit
igas
i dan
ris
iko
Ri
siko
kes
edia
an k
onst
ituen
trip
arti,
kh
usus
nya
peke
rja d
an p
engu
saha
un
tuk
mem
atuh
i und
ang-
unda
ng
perb
uruh
an d
an K
3 ha
rus
dim
itiga
si
sesu
ai d
enga
n ko
mitm
en (s
ecar
a te
rtul
is ji
ka p
erlu
) dan
targ
et
pene
rima
man
faat
yak
ni p
eker
ja d
an
peng
usah
a ak
an m
ener
apka
n K3
se
rta
mem
atuh
i huk
um p
erbu
ruha
n
Pr
ogra
m d
an k
egia
tan
haru
s di
mas
ukka
n da
lam
per
enca
naan
da
n st
rate
gi ja
ngka
men
enga
h Pe
mer
inta
h In
done
sia
Pe
rtum
buha
n ek
onom
i yan
g tin
ggi
dipe
rtah
anka
n un
tuk
men
cipt
akan
la
pang
an k
erja
yan
g m
emad
ai
El
emen
-ele
men
lan
dari
peke
rjaan
la
yak:
pas
ar te
naga
ker
ja d
an
perli
ndun
gan
sosi
al b
erfu
ngsi
de
ngan
bai
k
Peng
gera
k ke
bija
kan
linta
s se
ktor
:1.
Sta
ndar
tena
ga k
erja
; 2. D
ialo
g so
sial
; 3. K
esem
pata
n ke
rja;
4. G
ende
r
DWCP Indonesia 2020 - 202526
Walaupun Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan selama 10 tahun terakhir, Indonesia menghadapi tantangan seperti defisit pekerjaan yang layak bagi perempuan dan kaum muda, ketidakcocokan keterampilan, ekonomi informal yang masih besar dan pertumbuhan produktivitas yang moderat dari usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Akibatnya, konstituen tripartit mengidentifikasi penciptaan lapangan kerja dan ketenagakerjaan muda sebagai salah satu prioritas DWCP ini.
Menyadari pertumbuhan yang kaya lapangan kerja dan inklusif, yang didukung dengan promosi perusahaan yang berkelanjutan, bahkan lebih penting dari sebelumnya di tengah berbagai perubahan yang terjadi di lingkungan bisnis dan dunia kerja karena berbagai faktor termasuk kemajuan teknologi dan globalisasi. Dalam konteks inilah, Pemerintah Indonesia meluncurkan Making Indonesia 4.0, sebuah rencana pengembangan lima sektor prioritas yang mencakup teknologi maju: Makanan dan minuman, otomotif, tekstil, elektronik dan bahan kimia.
Peta jalan ini juga mencakup 10 inisiatif nasional lintas sektoral7, termasuk kualitas sumber daya manusia setempat dan pemberdayaan pengusaha kecil dan menengah. Peta Jalan Kebijakan Pengembangan Vokasi di Indonesia 2017-2025 merupakan inisiatif pelengkap untuk mengurangi ketidakcocokan keterampilan.
Berdasarkan latar belakang ini, DWCP akan berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja dan ketenagakerjaan muda melalui dua hasil utama:
1. Hasil 1: Program dan kebijakan pengembangan keterampilan yang ditingkatkan dan tata kelola pasar tenaga kerja untuk peningkatan kemampuan kerja kaum muda
2. Hasil 2: Promosi perusahaan yang berkelanjutan melalui akses yang lebih baik ke sumber daya, produktivitas yang lebih tinggi dan praktik tempat kerja yang lebih baik
Hasil-hasil ini merespons Tujuan 8 Pembangunan Berkelanjutan (SDG): Mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, inklusif dan berkelanjutan, pekerjaan penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak untuk semua. Secara khusus, setiap hasil berkaitan dengan:
Hasil 1:
u Sasaran 8.5: Menjelang tahun 2030, mencapai pekerjaan penuh dan produktif serta pekerjaan layak untuk semua perempuan dan laki-laki, termasuk bagi kaum muda dan penyandang disabilitas, dan upah yang sama untuk pekerjaan yang bernilai sama
u Sasaran 8.6: Menjelang tahun 2020, secara substansial mengurangi proporsi kaum muda yang tidak berada dalam pekerjaan, pendidikan atau pelatihan
u Prioritas Negara 2:
Penciptaan Lapangan Pekerjaan dan Ketenagakerjaan Muda
7 Sepuluh prakarsa nasional lintas sektor dalam Peta Jalan Making Indonesia 4.0: (1) Meningkatkan arus barang; (2) Mengembangkan peta jalan untuk zona industri yang luas dan lintas sektor; (3) Meningkatkan standar keberlanjutan; (4) Memberdayakan usaha kecil dan menengah; (5) Mendorong infrastruktur digital nasional'; (6) Menarik investasi asing; (7) Mendorong kualitas sumber daya lokal; (8) Mendorong inovasi pengembangan ekosistem; (9) Merancang insentif untuk investasi dalam teknologi; dan (10) Menyelaraskan peraturan dan kebijakan.
03 Prioritas Negara dan Hasil Program Negara
DWCP Indonesia 2020 - 2025 27
Untuk Hasil 2:
u Sasaran 8.2: Mencapai tingkat produktivitas ekonomi yang lebih tinggi melalui diversifikasi, peningkatan teknologi dan inovasi, termasuk melalui fokus pada sektor bernilai tambah tinggi dan padat karya
u Sasaran 8.3: Mempromosikan kebijakan yang berorientasi pengembangan yang mendukung kegiatan produktif, penciptaan lapangan kerja yang layak, kewirausahaan, kreativitas dan inovasi serta mendorong formalisasi dan pertumbuhan UMKM, termasuk melalui akses atas layanan keuangan;
Kedua keluaran ini akan berkontribusi pada Hasil 2 dari UNSDCF - Lembaga dan masyarakat berkontribusi secara lebih efektif untuk mendorong nilai tambah yang lebih besar dan transformasi ekonomi yang inklusif.
Teori Perubahan untuk Prioritas Nasional 2 serta Hasil 1 dan Hasil 2 disajikan di bawah ini.
03 Prioritas Negara dan Hasil Program Negara
DWCP Indonesia 2020 - 202528
Gambar 2. Teori perubahan untuk Prioritas Nasional 2: Penciptaan lapangan kerja dan ketenagakerjaan muda
03 Prioritas Negara dan Hasil Program Negara
Pelatihan proyeksi dan metodologi pasar tenaga kerja
Informasi bursa kerja sektoral berdasarkan prioritas industri (kebutuhan, jenis pekerjaan, dan data)
Inventarisasi dan analisis kebijakan pasar tenaga kerja
Pangkalan data pekerjaan dan persyaratan keterampilan di sektor TI dan otomotif
Dukungan untuk Jejaring Bisnis dan Disabilitas Indonesia
Uji coba bursa kerja inklusif di 2 kota, bekerja sama dengan APEKSI
Pelatihan ulang keterampilan pekerja di sektor ritel dan garmen
Program percontohan untuk partisipasi perempuan di Sektor STEM
Uji coba program magang yang mumpuni
Peningkatan pemahaman tentang Manajemen Kerja Sosial di LKM
Pelatihan koperasi pekerja untuk serikat pekerja
Program peningkatan kepatuhan dan keselamatan kerja di sektor perkebunan
Berbagi pengetahuan tentang kesempatan kerja (forum & lokakarya)
Pemetaan keterampilan untuk kerja berkelanjutan berdasarkan sektor (2 sektor)
Pelatihan bisnis berkelanjutan di tempat kerja pada sektor industri utama (alat, model, ToT)
Program di dukung oleh Pemerintah
Elemen lain dari pekerjaan yang layak; perlindungan sosial, hak, dialog sosial berfungsi dengan baik
Pelatihan SCORE untuk 200 UKM, 700 pekerja dan manajer
Masukan dan analisis kebijakan, integrasi masalah ketenagakerjaan, keterampilan & Pekerjaan Masa Depan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Penyediaan layanan non-keuangan kepada klien LKM
Proyek percontohan/dukungan pada sistem, kebijakan, dan program layanan ketenagakerjaan dalam satu zona industri
Proyeksi pasar tenaga kerja yang lebih baik
Sistem informasi Bursa Tenaga Kerja berfungsi secara efektif
Sistem Informasi Bursa Kerja pasif berfungsi secara efektif untuk pengambilan keputusan
Kiosk 3-in-1 dan Bursa Kerja yang berfungsi secara daring
Layanan ketenagakerjaan yang efektif dan efisien
Peningkatan hubungan dengan lembaga pelatihan
Lembaga pelatihan publik yang lebih baik dan inklusif
Program yang efektif untuk kelompok rentan
Program yang efektif untuk pekerja yang telah ada
Peningkatan kapasitas UMKM dalam manajemen keuangan
Program yang efektif untuk pekerja baru
Koperasi pekerja yang efektif dan fungsional
Konstituen tripartit memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang pasar tenaga kerja di masa mendatang
Pangkalan data indeks produktivitas di sektor tertentu
Bursa Kerja yang inklusif
Meningkatnya keterampilan pekerja/pengangguran yang ada
Peningkatan kapasitas petugas EPS
Indonesia Jobs Outlook
Peningkatan partisipasi sektor swasta
DWCP Indonesia 2020 - 2025 29
Gambar 2. Teori perubahan untuk Prioritas Nasional 2: Penciptaan lapangan kerja dan ketenagakerjaan muda
03 Prioritas Negara dan Hasil Program Negara
Tata Kelola Pasar Tenaga Kerja berfungsi dengan baik
Program pengembangan keterampilan yang efektif
Ketersediaan pekerja terampil
Ketersediaan masukan yang berkualitas
Peningkatan keamanan di tempat kerja
Strategi dan kebijakan untuk meningkatkan produktivitas
Akses sumber daya keuangan yang memadai
Peningkatan kesejahteraan pekerja
Praktik tempat kerja yang lebih baik
Akses sumber daya yang lebih baik
Produktivitas yang lebih tinggi
Mengurangi ketidakcocokan keterampilan
Mengaktifkan kebijakan pengembangan keterampilan
Meningkatkan kemampuan kerja kaum muda
Pekerjaan yang layak bagi kaum muda
Penghasilan berkelanjutan untuk kaum muda di Indonesia
Perusahaan yang berkelanjutan
Pertumbuhan ekonomi tinggi
Kualitas pendidikan
Lingkungan yang mendukung untuk bisnis
Hasil tingkat 1:1. Program & kebijakan pengembangan
keterampilan yang meningkat; serta tata kelola bursa tenaga kerja untuk meningkatkan kemampuan kerja bagi kaum muda
2. Promosi perusahaan yang berkelanjutan melalui akses sumber daya yang lebih baik, produktivitas yang lebih tinggi, serta praktik di tempat kerja yang lebih baik
Hasil tingkat 2:1. Tata kelola dan sistem bursa kerja yang lebih
baik yang merespon lebih baik terhadap perkembangan dunia kerja yang cepat
2. Program dan kebijakan pengembangan keterampilan yang inklusif dan tepat sasaran
3. Peningkatan kapasitas konsituten tripartit dan pemangku kepentingan dalam memberikan dukungan kepada UMKM terkait produktivitas, praktik tempat kerja yang baik, kelestarian lingkungan, serta hubungan dengan perusahaan besar dan perusahaan multinasional
4. Peningkatan kapasitas konstituen triparti dan pemangku kepetingan dalam memberikan dukungan kepada UMKM terkait akses layanan keuangan dan non-keuangan serta manajemen kerja sosial
Dampak Hasil
Kegiatan Asumsi
DWCP Indonesia 2020 - 202530
u Hasil 1:Program dan kebijakan pengembangan keterampilan yang ditingkatkan dan tata kelola pasar tenaga kerja untuk meningkatkan kemampuan kerja kaum muda
Dengan dinamika baru dan transformasi besar di dunia kerja karena evolusi teknologi yang cepat, kesiapan keterampilan tenaga kerja sangat penting. Beberapa tantangan pekerjaan yang layak di Indonesia berasal dari ketidakmampuan sistem pengembangan keterampilan saat ini dalam menanggapi dengan cepat permintaan perubahan keterampilan. Selain itu, pasar tenaga kerja Indonesia memberikan ruang bagi peningkatan inklusivitas. Oleh karena itu, DWCP ini bermaksud untuk meningkatkan relevansi permintaan dari sistem pengembangan keterampilan dan untuk meningkatkan inklusivitas program pelatihan dalam mempromosikan pekerjaan yang layak, terutama di kalangan kaum muda.
Memperdalam pemahaman kita tentang kemungkinan dampak teknologi baru dan perubahan struktur ekonomi pada pekerjaan adalah langkah penting dalam merencanakan program pendidikan dan pelatihan. Sistem informasi pasar tenaga kerja yang andal dapat menangkap tanda-tanda awal perubahan di pasar tenaga kerja yang dapat direspons oleh pembuat kebijakan dan mitra sosial secara proaktif. Pada saat yang sama, mengingat kesulitan dalam mengantisipasi kebutuhan keterampilan masa depan dan keterbatasan metodologis dalam memperkirakan permintaan keterampilan masa depan, sangat penting untuk membangun sistem pengembangan keterampilan fleksibel yang dengan cepat beradaptasi dengan perubahan dalam kebutuhan keterampilan. Memperdalam kemitraan industri-pendidikan dan pelatihan teknis dan vokasi, meningkatkan kualitas dan hasil kerja lembaga pendidikan dan pelatihan vokasi, serta pengembangan keterampilan keuangan menjadi tugas-tugas prioritas di Indonesia.
Selain itu, memfasilitasi akses kelompok orang yang kurang beruntung dalam pengembangan keterampilan dan pekerjaan adalah fokus utama lain dari hasil ini. Memang, kebijakan pengembangan keterampilan dapat meningkatkan inklusivitas karena pelatihan dapat mengurangi ketidakseimbangan atau ketidaksetaraan yang ada di pasar tenaga kerja. Misalnya, sementara keterampilan yang terkait dengan Sains, Teknologi, Teknik dan Matematika (STEM) memainkan peran penting dalam mendorong inovasi dan kreativitas yang semakin krusial dalam perekonomian saat ini, perempuan kurang terwakili dalam pekerjaan STEM. Untuk mengambil contoh lain, orang-orang di daerah perdesaan dirugikan dalam akses ke lembaga pendidikan dan pelatihan vokasi. Penggunaan pendidikan jarak jauh yang lebih besar dapat mengurangi tantangan ini. Karenanya, DWCP ini mengimplementasikan intervensi yang ditargetkan untuk mengatasi kesenjangan gender dan kesenjangan perkotaan-perdesaan ini dalam akses ke pelatihan dan pekerjaan.
Produk pengetahuan berdasarkan informasi pasar kerja dan analisis mendukung pengambilan keputusan konstituen dan membantu mempromosikan pekerjaan yang produktif dan layak untuk semua. DWCP ini akan melanjutkan analisis pasar tenaga kerja untuk mempromosikan dialog sosial berbasis bukti dalam perumusan kebijakan dan program ketenagakerjaan yang efektif dan inklusif. Dialog dan koordinasi dengan para pemangku kepentingan utama akan memastikan bahwa program dan kegiatan di bawah DWCP ini selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah baru 2019-2024 dan prioritas pemerintah lainnya.
03 Prioritas Negara dan Hasil Program Negara
DWCP Indonesia 2020 - 2025 31
Gambar 2.1
03 Prioritas Negara dan Hasil Program Negara
PRO
GRA
M &
KEB
IJA
KA
N P
ENGE
MBA
NGA
N K
ETER
AM
PILA
N Y
AN
G M
ENIN
GKAT
SER
TA T
ATA
KEL
OLA
BU
RSA
TEN
AGA
KER
JA U
NTU
K M
ENIN
GKAT
KA
N K
EMA
MPU
AN
KER
JA K
AUM
MU
DA
Tata
kel
ola
dan
sist
em b
ursa
ker
ja y
ang
lebi
h ba
ik y
ang
mer
espo
ns le
bih
baik
terh
adap
pe
rkem
bang
an d
unia
ker
ja y
ang
cepa
t
Peru
baha
n ya
ng d
ihar
apka
n da
ri ko
ntrib
usi I
LOPe
ruba
han
yang
dih
arap
kan
dari
kont
ribus
i ILOPr
ogra
m d
an k
ebija
kan
peng
emba
ngan
ket
eram
pila
n ya
ng
inkl
usif
dan
tepa
t sas
aran
Duk
unga
n di
berik
an k
epad
a ko
nstit
uen
trip
artit
unt
uk
men
ingk
atka
n pe
nget
ahua
n da
n un
tuk
lebi
h m
emah
ami
dam
pak
dari
peru
baha
n te
knol
ogi y
ang
cepa
t te
rhad
ap p
asar
tena
ga k
erja
di
mas
a m
enda
tang
.
Has
il ya
ng s
igni
fikan
:
Fo
rum
dan
loka
kary
a te
ntan
g ke
sem
pata
n ke
rja
Indo
nesi
a Jo
bs O
utlo
ok
Pem
etaa
n kt
eram
pila
n un
tuk
peke
rjaan
be
rkel
anju
tan
berd
asar
kan
sekt
or (2
se
ktor
)
Duk
unga
n di
berik
an k
epad
a ko
nsti-
tuen
trip
artit
unt
uk m
enin
gkat
kan
tata
ke
lola
pas
ar te
naga
ker
ja d
an s
ecar
a ef
ektif
men
ingk
atka
n fu
ngsi
sis
tem
in
form
asi p
asar
tena
ga k
erja
.
Has
il ya
ng s
igni
fikan
:
Pr
oyek
per
cont
ohan
.duk
unga
n pa
da s
iste
m, k
ebija
kan,
dan
pr
ogra
m la
yana
n ke
tena
gake
rjaan
da
lam
sat
u zo
na in
dust
ri
Inve
ntar
isas
i dan
ana
lisis
keb
ijaka
n te
naga
ker
ja
Info
rmas
i bur
sa k
erja
sek
tora
l be
rdas
arka
n pr
iorit
as in
dust
ri pr
iorit
as (k
ebut
uhan
, jen
is
peke
rjaan
, dan
dat
a)
Pang
kala
n da
ta te
ntan
g pe
kerja
an
dan
pers
yara
tan
kete
ram
pila
n di
se
ktor
TI d
an o
tom
otif
Duk
unga
n di
berik
an k
epad
a ko
nstit
uen
trip
artit
unt
uk
men
ingk
atka
n ef
ektifi
tas
prog
ram
pe
ngem
bang
an k
eter
ampi
lan
bagi
ka
um m
uda,
kel
ompo
k re
ntan
, dan
pe
kerja
yan
g te
lah
ada.
Has
il ya
ng s
igni
fikan
:
U
ji co
ba p
rogr
am m
agan
g ya
ng
berk
ualit
as
Pela
tihan
ula
ng k
eter
ampi
lan
peke
rja d
i sek
tor r
itel d
an
garm
en
Prog
ram
per
cont
ohan
unt
uk
part
isip
asi p
erem
puan
di s
ekto
r ST
EM
Uji
coba
bur
sa k
erja
inkl
usif
di
2 ko
ta, b
eker
ja s
ama
deng
an
APEK
SI
Duk
unga
n un
tuk
Jarin
gan
Bisn
is
dan
Dis
abili
tas
Indo
nesi
a
Stra
tegi
mit
igas
i dan
ris
iko
Ke
sedi
aan
kons
titue
n tr
ipar
tit, k
husu
snya
pe
mer
inta
h da
lam
m
enin
gkat
kan
prog
ram
uji
coba
ser
ta m
enin
gkat
kan
jang
kaua
n
Pr
ogra
m d
an k
egia
tan
haru
s di
mas
ukka
n da
lam
per
enca
naan
dan
st
rate
gi ja
ngka
men
enga
h Pe
mer
inta
h In
done
sia
Pe
rtum
buha
n ek
onom
i ya
ng ti
nggi
dip
erta
hank
an
untu
k m
enci
ptka
n la
pang
an k
erja
yan
g m
emad
ai
El
emen
lain
dar
i ker
ja-
kerja
yan
g la
yak:
pe
rlind
unga
n so
sial
, hak
, di
alog
sos
ial b
erfu
ngsi
de
ngan
bai
kPe
ngge
rak
kebi
jaka
n lin
tas
sekt
or:
1. K
esem
pata
n ke
rja;
2. K
elom
pok
rent
an; 3
. Kau
m m
uda
DWCP Indonesia 2020 - 202532
u Hasil 2:Promosi perusahaan yang berkelanjutan melalui akses yang lebih baik ke sumber daya, produktivitas yang lebih tinggi dan praktik tempat kerja yang lebih baik
Hasil 2 akan mengatasi kelemahan sisi permintaan dengan mempromosikan perusahaan yang berkelanjutan, yang pada gilirannya akan meningkatkan peluang kerja yang layak bagi kaum muda. DWCP ini akan terfokus pada beberapa tantangan khusus dalam mempromosikan perusahaan yang berkelanjutan melalui: (1) perusahaan pendukung, terutama UMKM dan koperasi, di sektor-sektor prioritas dengan menyebar praktik bisnis yang baik dan berkelanjutan; dan (2) meningkatkan akses UMKM ke sumber daya dan layanan. Intervensi di bawah Hasil 2 ini dibangun berdasarkan proyek kerjasama pembangunan yang telah berhasil mendukung produktivitas UMKM dan meningkatkan akses usaha kecil terhadap pendanaan.
Mengingat besarnya jumlah UMKM dan koperasi, DWCP akan menargetkan peningkatan kapasitas konstituen tripartit yang membantu UMKM dan koperasi menjadi lebih produktif dan berkelanjutan. Ini termasuk peningkatan kesadaran tentang praktik manajemen yang efektif yang membantu meningkatkan produktivitas, meningkatkan akses ke pasar, mengurangi dampak lingkungan dari operasi bisnis dan memastikan tempat kerja yang aman dan sehat. Dukungan ini akan menguntungkan perusahaan dan pekerja.
Aspek penting lain dari kelayakan UMKM dan koperasi adalah akses terhadap keuangan. Menyediakan layanan keuangan dan non-keuangan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan memulai usaha, serta modal kerja dan investasi perusahaan yang ada, memperkuat kapasitas ekonomi dalam memanfaatkan peluang bisnis dan mengubahnya menjadi pekerjaan yang produktif dan pekerjaan yang layak. Lembaga keuangan mikro dapat memainkan peran penting dalam hal ini.
03 Prioritas Negara dan Hasil Program Negara
DWCP Indonesia 2020 - 2025 33
Gambar 2.2
03 Prioritas Negara dan Hasil Program Negara
PRO
MO
SI B
ERK
ELA
NJU
TAN
MEL
ALU
I AKS
ES S
UM
BER
DAYA
YA
NG
LEBI
H B
AIK
, PR
OD
UKT
IVIT
AS
YAN
G LE
BIH
TIN
GGI D
AN
PRA
KTIK
DI T
EMPA
T K
ERJA
YA
NG
LEBI
H B
AIK
Peni
ngka
tan
kapa
sita
s ko
nstit
uen
trip
arti
dan
pem
angk
u ke
pent
inga
n da
lam
mem
berik
an d
ukun
gan
kepa
da U
MKM
te
rkai
t pro
dukt
ivita
s, p
rakt
ik te
mpa
t ker
ja y
ang
baik
, ke
lest
aria
n lin
gkun
gan,
ser
ta h
ubun
gan
deng
an p
erus
ahaa
n be
sar d
an m
ultin
asio
nal
Peni
ngka
tan
kapa
sita
s ko
nstit
uen
trip
artit
dan
pe
man
gku
kepe
ntin
gan
dala
m m
embe
rikan
duk
unga
n ke
pada
UM
KM te
rkai
t aks
es la
yana
n ke
uang
an d
an n
on-
keua
ngan
, ser
ta m
anaj
emen
ker
ja s
osia
l
Duk
unga
n di
berik
an k
epad
a ko
nstit
uen
trip
artit
unt
uk m
enin
gkat
kan
kese
jaht
eraa
n pe
kerja
, kes
elam
atan
dan
pro
dukt
ivita
s di
te
mpa
t ker
ja d
alam
ling
kup
dan
iklim
bis
nis
yang
teru
s be
ruba
h.
Has
il ya
ng s
igni
fikan
:
Pe
latih
an S
CORE
unt
uk 2
00 U
KM, 7
00
peke
rja d
an m
anaj
er
Pr
ogra
m p
enin
gkat
an k
epat
uhan
dan
ke
sela
mat
an k
erja
di s
ekto
r per
kebu
nan
Pe
latih
an b
isni
s be
rkel
anju
tan
di te
mpa
t ke
rja p
ada
sekt
or in
dust
ri ut
ama
(ala
t, m
odel
, pel
atih
an u
ntuk
pel
atih
)
Pe
latih
an k
oper
asi p
eker
ja u
ntuk
ser
ikat
pe
kerja
Pa
ngka
lan
data
inde
ks p
rodu
ktiv
itas
di
sekt
or-s
ekto
r ter
tent
u
Duk
unga
n di
berik
a ke
pada
kon
stitu
en
trip
artit
, UM
KM, l
emba
ga k
euan
gan
mik
ro
dan
otor
itas
keua
ngan
tent
ang
akse
s la
yana
n ke
uang
an d
an n
on-k
euan
gan,
ser
ta
man
ajem
en k
erja
sos
ial.
Has
il ya
ng s
igni
fikan
:
Pe
laks
anaa
n la
yana
n no
n ke
uang
an b
agi
para
klie
n le
mba
ga k
euan
gan
mik
ro
Pe
ning
kata
n pe
mah
aman
men
gena
i M
anaj
emen
Ker
ja S
osia
l dal
am le
mba
ga
keua
ngan
mik
ro
Stra
tegi
mit
igas
i dan
ris
iko
Ri
siko
kes
edia
an k
onst
ituen
tr
ipar
tit, k
husu
snya
pem
erin
tah
dala
m m
enin
gkat
kan
prog
ram
uj
i cob
a da
n ja
ngka
uan
haru
s di
miti
gasi
mel
alui
kon
sulta
si
trip
artit
pad
a ta
hap
desa
in s
erta
m
ekan
ism
e pe
man
taua
n tr
ipar
tit
di s
elur
uh ta
hap
impl
emen
tasi
Pr
ogra
m d
an k
egia
tan
haru
s di
mas
ukka
n da
lam
per
enca
naan
da
n st
rate
gi ja
ngka
men
enga
h Pe
mer
inta
h In
done
sia
Li
ngku
ngan
yan
g m
emad
ai a
gar
bisn
is y
ang
dila
ksan
akan
ole
h Pe
mer
inta
h/m
itra
lain
nya
men
jadi
le
bih
kond
usif
El
emen
lain
dar
i pek
erja
an y
ang
laya
k: p
erlin
dung
an s
osia
l, ha
k,
dial
og s
osia
l ber
fung
si d
enga
n ba
ik
Peng
gera
k ke
bija
kan
linta
s se
ktor
: 1. K
eber
lanj
utan
; 2. U
MKM
Peru
baha
n ya
ng d
ihar
apka
n da
ri ko
ntrib
usi I
LOPe
ruba
han
yang
dih
arap
kan
dari
kont
ribus
i ILO
DWCP Indonesia 2020 - 202534
Pekerja harus dilindungi dari situasi kerja yang: menyangkal prinsip dan hak mendasar di tempat kerja; mempertaruhkan nyawa, kesehatan, kebebasan, martabat manusia atau keamanan pekerja; atau yang memiskinkan sebuah rumah tangga. Perlindungan sosial dapat memainkan peran penting dalam membebaskan orang dari ketakutan akan kemiskinan dan kekurangan, memenuhi janji-janji Deklarasi Hak Asasi Manusia universal.
Perluasan perlindungan sosial, yang didasarkan pada landasan perlindungan sosial dasar, merupakan bagian yang hilang dalam globalisasi yang lebih adil dan inklusif. Hal ini dapat membantu pekerja menyesuaikan keterampilan mereka untuk mengatasi kendala yang menghalangi partisipasi penuh mereka dalam lingkungan ekonomi dan sosial yang berubah, berkontribusi pada peningkatan sumber daya manusia serta merangsang produktivitas yang lebih besar.
Dalam 20 tahun terakhir, Indonesia telah membuat kemajuan yang signifikan dalam mempromosikan perlindungan sosial bagi pekerja, termasuk kelompok rentan. DWCP ini akan mendukung realisasi perlindungan sosial yang efektif dan inklusif untuk semua, yang mencakup kelompok rentan seperti perempuan, anak-anak, pekerja migran, pekerja rumah tangga, penyandang disabilitas, orang yang hidup dengan HIV, nelayan dan pekerja perdesaan, serta promosi transisi dari informal ke perekonomian formal.
Untuk lima tahun ke depan, konstituen ILO di Indonesia setuju untuk terfokus pada bidang hasil prioritas berikut:
1. Hasil 1: Sistem jaminan sosial yang inklusif dan dikelola dengan lebih baik untuk semua pekerja
2. Hasil 2: Perlindungan sosial inklusif dan aksesibilitas layanan yang ditingkatkan
Hasil-hasil ini menanggapi Tujuan 1.3 Pembangunan Berkelanjutan (SDG) tentang sistem perlindungan sosial dan Tujuan 8.7 tentang memberantas kerja paksa, perbudakan moderen, perdagangan manusia dan pekerja anak.
Keluaran ini akan berkontribusi pada Hasil 1 dari UNSDCF - Masyarakat yang hidup di Indonesia, terutama mereka yang berisiko tertinggal sangat jauh, diberdayakan untuk memenuhi potensi pengembangan manusia sebagai anggota masyarakat yang plural, toleran, inklusif dan adil, serta terbebas dari diskriminasi gender dan semua bentuk diskriminasi lainnya.
Teori Perubahan untuk Prioritas Nasional 3 disajikan di bawah ini.
u Prioritas Negara 3:
Meningkatkan Perlindungan bagi Kelompok Pekerja yang Rentan
03 Prioritas Negara dan Hasil Program Negara
DWCP Indonesia 2020 - 2025 35
DWCP Indonesia 2020 - 202536
Gambar 3. Teori perubahan untuk Prioritas Nasional 3: Meningkatkan perlindungan bagi kelompok pekerja yang rentan
03 Prioritas Negara dan Hasil Program Negara
Model alternatif penarikan pekerja anak
Ketersediaan data dan informasi tentang jumlah, sektor, dan tantangan ekonomi formal maupun informal
Hasil tinjauan dan studi tentang transisi dari ekonomi informal ke formal, termasuk ekonomi pedesaan
Peningkatan kapasitas konstituen tripartit tentang tata kelola migrasi tenaga kerja
Dialog konsultatif oleh konstituen tripartit
Upaya pemerintah untuk menghapuskan pekerja anak
Sistem penarikan pekerja anak yang efektif
Peningkatan kapasitas pemerintah dalam pengelolaan pembangunan desa
Pelatihan investasi ketenagakerjaan intensif dan pemberdayaan ekonomi pedesaan
Dialog konsultatif oleh konstituen tripartit
Pemahaman yang sama tentang definisi ekonomi formal dan informal
Peningkatan akses jaminan sosial terhadap pekerja rentan
Memperkuat kapasitas pemerintah dan mitra sosial dalam meningkatkan perlindungan serta penyediaan hak pekerja
Program jaminan kesehatan sosial inklusif untuk semua
Ketersediaan kerangka kerja dan program kebijakan yang dapat diakses oleh kelompok pekerja rentan
Penyediaan layanan inklusif dari agen jaminan sosial tenaga kerja
Pengetahuan yang memadai dari para pembuat kebijakan tentang perubahan di dunia kerja yang cepat (Industri 4.0)
Cakupan perlindungan sosial yang diperluas untuk semua penerima upah dan yang bukan penerima upah
Meninjau dan menyelaraskan skema perlindungan sosial inklusif untuk semua pekerja
Tinjauan dan studi tentang asuransi pengangguran dan tunjangan kehamilan
Dialog kebijakan tentang skema perlindungan sosial di IR 4.0
Dialog konsultatif oleh konsituen tripartit tentang perluasan perlindungan sosial
Hasil tingkat 1:1. Sistem jaminan sosial yang inklusif dan dikelola lebih baik untuk semua pekerja2. Perlindungan sosial dan peningkatan akses layanan yang inklusif
Dampak
Hasil
Kegiatan
AsumsiHasil tingkat 2:1. Peningkatan akses jaminan sosial untuk pekerja rentan2. Peningkatan kapasitas tripartit untuk meningkatkan perlindungan pekerja dan penyediaan hak
secara efektif3. Perlindungan sosial yang inklusif dan efektif untuk semua pekerja4. Peningkatan kualitas dan kuantitas layanan perlindungan yang dapat diakses pekerja rentan
Aksi oleh konstituen tripartit
Peningkatan kapasitas pemangku kepentingan nasiona dan lokal dalam mengembangkan kebijakan migrasi tenaga kerja
Pusat sumber daya migran yang berfungsi dengan baik (MRC) sebagai layanan dukungan terpadu untuk migrasi pekerja yang adil
DWCP Indonesia 2020 - 2025 37
Gambar 3. Teori perubahan untuk Prioritas Nasional 3: Meningkatkan perlindungan bagi kelompok pekerja yang rentan
03 Prioritas Negara dan Hasil Program Negara
Peningkatan perlindugan untuk anak
Peningkatan perlindungan terhadap pekerja migran
Perlindungan sosial dan peningkatan akses layanan yang inklusif
Meningkatnya jumlah perusahaan formal
Perlindungan sosial untuk semua
Peningkatan kualitas dan kuantitas layanan perlindungan yang dapat diakses untuk kelompok rentan
Peningkatan cakupan perlindungan sosial untuk semua pekerja
Kebijakan dan program tentang migrasi tenaga kerja yang efektif
Kebijakan dan program yang efektif untuk pembangunan desa
Mempromosikan migrasi aman di tingkat desa
Peningkatan jumlah perusahaan milik desa
Peningkatan formalisasi perusahaan informal
Peningkatan cakupan dan sistem jaminan sosial yang inklusif
Ketersediaan dokumen kebijakan pada transisi peta jalan dari ekonomi informal ke formal
Program didukung oleh Pemerintah
Implementasi berbagai skema perlindungan sosial untuk anak
DWCP Indonesia 2020 - 202538
u Hasil 1:Sistem jaminan sosial yang inklusif dan dikelola dengan lebih baik untuk semua pekerja
Hasil 1 akan membahas dua tantangan yang dihadapi sistem jaminan sosial Indonesia: cakupan sederhana dari kelompok pekerja yang rentan di bawah skema jaminan sosial; dan mengubah sifat pekerjaan, yang cenderung membatasi jangkauan sistem jaminan sosial tradisional yang menandai hubungan pemberi kerja-pekerja. Dengan mengatasi dua masalah ini, mereka bermaksud untuk memperluas cakupan skema jaminan sosial dan mendukung perlindungan kelompok pekerja yang rentan.
Pertama, DWCP memfasilitasi tindakan tripartit untuk meningkatkan akses pekerja rentan terhadap jaminan sosial dalam hal kualitas (misalnya layanan tambahan seperti asuransi pekerjaan dan tunjangan kehamilan) dan kuantitas (misalnya perluasan cakupan). Tindakan yang direncanakan termasuk peningkatan kapasitas konstituen tripartit dan promosi dialog sosial berdasarkan hasil studi yang terfokus. Hasil ini meneliti kelayakan dan mengeksplorasi pembentukan asuransi ketenagakerjaan dan tunjangan kehamilan. Bagian ini juga meninjau skema jaminan sosial yang ada dan mengidentifikasi strategi untuk memperluas cakupannya ke semua penerima upah dan bukan penerima upah.
Kedua, Hasil 1 bermaksud untuk meningkatkan kapasitas konstituen tripartit untuk memahami evolusi dunia kerja dan dampaknya terhadap jaminan sosial. Memang, perkembangan pesat teknologi baru-baru ini, yang dikenal sebagai Industri 4.0, melahirkan transformasi pekerjaan dan hubungan kerja yang substansial dan cepat. Pemerintah dan mitra sosial perlu mengantisipasi tantangan penyediaan perlindungan sosial dan mengambil tindakan holistik serta inovatif yang diperlukan sehingga jaminan sosial tidak akan dikompromikan. Karenanya, DWCP akan terus menyediakan peningkatan kapasitas konstituen tripartit dan mempromosikan dialog kebijakan tentang skema perlindungan sosial.
03 Prioritas Negara dan Hasil Program Negara
DWCP Indonesia 2020 - 2025 39
Gambar 3.1
03 Prioritas Negara dan Hasil Program Negara
SIST
EM J
AM
INA
N S
OSI
AL
YAN
G IN
KLU
SIF
DAN
DIK
ELO
LA D
ENGA
N L
EBIH
BA
IK U
NTU
K SE
MUA
PEK
ERJA
Peni
ngka
tan
akse
s ja
min
an s
osia
l un
tuk
peke
rja re
ntan
Peru
baha
n ya
ng d
ihar
apka
n da
ri ko
ntrib
usi I
LOPe
ruba
han
yang
dih
arap
kan
dari
kont
ribus
i ILO
Peni
ngka
tan
kapa
sita
s tr
ipar
tit u
ntuk
m
enin
gkat
kan
perli
ndun
gan
peke
rja
dan
peny
edia
an h
ak s
ecar
a ef
ektif
Duk
unga
n di
berik
an k
epad
a ko
nstit
uen
trip
artit
unt
uk
men
ingk
atka
n ef
ektiv
itas
dan
caku
pan
prog
ram
ser
ta
impl
emen
tasi
jam
inan
so
sial
.
Has
il ya
ng s
igni
fikan
:
Ti
njau
an d
an s
tidu
asur
ansi
pen
gang
gura
n da
n tu
njan
gan
keha
mila
n
D
ialo
g ko
nsul
tatif
ole
h ko
nstit
uen
trip
artit
te
ntan
g pe
rluas
an
perli
ndun
gan
sosi
al
Duk
unga
n di
berik
an u
ntuk
m
empe
rkua
t kap
asita
s pe
mer
inta
h da
lam
m
enge
mba
ngka
n ke
rang
ka
kerja
dan
pro
gram
ke
bija
kan
yang
dap
at
di a
kses
ole
h ke
lom
pok
peke
rja re
ntan
.
Has
il ya
ng s
igni
fikan
:
Pe
ning
kata
n ka
pasi
tas
untu
k ko
nstit
uen
tent
ang
perli
ndun
gan
peke
rja
Ti
njau
an d
an
harm
onis
asi s
kem
a pe
rlind
unga
n so
sial
un
tuk
sem
ua p
eker
ja
yang
inkl
usif
Duk
unga
n di
berik
an u
ntuk
m
empe
rkua
t kap
asita
s pe
mer
inta
h da
n m
itra
sosi
al
dala
m m
enga
ntis
ipas
i pe
nyed
iaan
per
lindu
ngan
so
sial
di e
ra in
dust
ri 4.
0.
Has
il ya
ng s
igni
fikan
:
D
ialo
g ke
bija
kan
tent
ang
skem
a pe
rlind
unga
n so
sial
di e
ra in
dusr
i 4.0
Stra
tegi
mit
igas
i dan
ris
iko
Pr
ogra
m d
an k
egia
tan
haru
s di
mas
ukka
n da
lam
per
enca
naan
da
n st
rate
gi ja
ngka
men
enga
h Pe
mer
inta
h In
done
sia
Pe
rtum
buha
n ek
onom
i yan
g tin
ggi
dipe
rtah
anka
n un
tuk
men
cipt
akan
la
pang
an k
erja
yan
g m
emad
ai
Be
raga
m s
kem
a pe
rlind
unga
n so
sial
un
tuk
anak
dila
ksan
akan
den
gan
baik
Peng
gera
k ke
bija
kan
linta
s se
ktor
:1.
Sta
ndar
tena
ga k
erja
; 2. D
ialo
g so
sial
; 3. K
esem
pata
n ke
rja;
4. G
ende
r
DWCP Indonesia 2020 - 202540
u Hasil 2:Perlindungan sosial yang inklusif dan peningkatan aksesibilitas layanan
Hasil ini berfokus pada peningkatan perlindungan sosial dan ketersediaan layanan untuk segmen populasi yang rentan yang mencakup pekerja anak, pekerja informal, pekerja perdesaan dan migran. Peningkatan perlindungan terhadap kelompok-kelompok pekerja yang rentan ini berkontribusi pada promosi pekerjaan yang layak di segmen-segmen pasar tenaga kerja yang terpinggirkan. DWCP ini mengambil pendekatan yang dibuat khusus untuk mendukung setiap kelompok karena kebutuhan dan tantangan yang mereka hadapi berbeda-beda.
Mengenai pekerja anak, DWCP ini akan memberikan saran teknis tentang model intervensi penarikan pekerja anak alternatif. Hal ini akan dikonsultasikan melalui dialog nasional dengan konstituen tripartit dan pemain kunci lainnya guna mendukung upaya pemerintah untuk mencapai sasaran Peta Jalan Pekerja Anak.
Mengenai informalitas dan pekerjaan di perdesaan, DWCP ini berfokus pada transisi dari ekonomi informal ke formal sesuai Rekomendasi ILO No. 204 tentang topik ini dan pengembangan ekonomi lokal. Ini akan membangun kapasitas pemerintah dan mitra sosial dalam pembangunan perdesaan yang efektif, termasuk pelatihan pengembangan infrastruktur padat karya. Intervensi pada bagian ini berkontribusi untuk membalikkan tren peningkatan ketimpangan pendapatan di Indonesia karena dapat meningkatkan peluang pasar tenaga kerja untuk pekerja di daerah pedesaan serta bagi mereka yang mengambil pekerjaan informal, pekerjaan sambilan dan bentuk pekerjaan tidak tetap lainnya.
Pada pekerja migran, Hasil ini akan meningkatkan kapasitas pemangku kepentingan nasional dan lokal dalam mengembangkan kebijakan migrasi tenaga kerja yang efektif dan memperkuat pusat sumber daya pekerja migran yang merupakan layanan dukungan terpadu untuk migrasi tenaga kerja yang adil. Ini akan dilakukan melalui serangkaian kegiatan pengembangan kapasitas bagi konstituen tripartit pada berbagai tema tata kelola migrasi tenaga kerja.
03 Prioritas Negara dan Hasil Program Negara
DWCP Indonesia 2020 - 2025 41
Gambar 3.2
03 Prioritas Negara dan Hasil Program Negara
SIST
EM J
AM
INA
N S
OSI
AL
YAN
G IN
KLU
SIF
DAN
DIK
ELO
LA D
ENGA
N L
EBIH
BA
IK U
NTU
K SE
MUA
PEK
ERJA
Peni
ngka
tan
akse
s ja
min
an s
osia
l un
tuk
peke
rja re
ntan
Peru
baha
n ya
ng d
ihar
apka
n da
ri ko
ntrib
usi I
LOPe
ruba
han
yang
dih
arap
kan
dari
kont
ribus
i ILO
Peni
ngka
tan
kapa
sita
s tr
ipar
tit u
ntuk
m
enin
gkat
kan
perli
ndun
gan
peke
rja
dan
peny
edia
an h
ak s
ecar
a ef
ektif
Duk
unga
n di
berik
an k
epad
a pe
mer
inta
h da
n m
itra
sosi
al
untu
k m
enin
gkat
kan
kapa
sita
s m
erek
a da
lam
mer
umus
kan
kebi
jaka
n da
n pr
ogra
m
perli
ndun
gan
sosi
al y
ang
inkl
usif.
Has
il ya
ng s
igni
fikan
:
Ti
njau
an d
an a
nalis
is
prog
ram
pen
arik
an p
eker
ja
anak
yan
g te
lah
ada
Pe
rum
usan
mod
el
pena
rikan
pek
erja
ana
k al
tern
atif
mel
alui
dia
log
kons
ulta
tif d
enga
n ko
nstit
uen
trip
artit
Ka
jian/
stud
i ten
tang
tran
sisi
da
ri ek
onom
i inf
orm
al k
e fo
rmal
, ter
mas
uk e
kono
mi
pede
saan
Duk
unga
n di
berik
an
kepa
da p
emer
inta
h un
tuk
men
gem
bang
kan
kebi
jaka
n da
n pr
ogra
m p
emba
ngun
an
pede
saan
yan
g ef
ektif
.
Has
il ya
ng s
igni
fikan
:
Pe
ning
kata
n ka
pasi
tas
pem
erin
tah
dala
m
pem
bang
unan
des
a
Pe
latih
an in
vest
asi
kete
naga
kerja
an d
an
pem
berd
ayaa
n ek
onom
i pe
desa
an s
ecar
a in
tens
if
Pe
ning
kata
n ka
pasi
tas
otor
itas
desa
dal
am
kebi
jaka
n da
n pr
ogra
m
desa
Duk
unga
n di
berik
an k
epad
a ko
nsitu
en tr
ipar
tit u
ntuk
m
empe
rkua
t tat
a ke
lola
mig
rasi
ya
ng a
man
dan
adi
l.
Has
il ya
ng s
igni
fikan
:
Pe
ning
kata
n ka
pasi
tas
kons
titue
n tr
ipar
tit te
ntan
g ta
ta k
elol
a m
igra
si te
naga
ke
rja
D
ukun
gan
tekn
is k
epad
a pe
man
gku
kepe
ntin
gan
nasi
onal
dan
loka
l dal
am
men
gem
bang
kan
kebi
jaka
n m
igra
si te
naga
ker
ja y
ang
efek
tif
D
ukun
gan
tekn
is u
ntuk
m
empe
rkua
t lay
anan
du
kung
an te
rpad
u te
ntan
g m
igra
si te
naga
ker
ja
sehi
ngga
am
an d
an a
dil
Stra
tegi
mit
igas
i dan
ris
iko
Ri
siko
kes
edia
an k
onst
ituen
tr
ipar
tit, k
husu
snya
pem
erin
tah
untu
k m
enge
mba
ngka
n ro
adm
ap tr
ansi
si d
ari i
nfor
mal
ke
form
al h
arus
dik
uran
gi
deng
an m
emfa
silit
asi
kons
titue
n tr
ipar
tit d
alam
m
enge
mba
ngka
n do
kum
en
kebi
jaka
n
Pr
ogra
m d
an k
egia
tan
haru
s di
mas
ukka
n da
lam
pe
renc
anaa
n da
n st
rate
gi
jang
ka m
enen
gah
Pem
erin
tah
Indo
nesi
a
Pe
rtum
buha
n ek
onom
i yan
g tin
ggi d
iper
taha
nkan
unt
uk
men
cipt
akan
lapa
ngan
ker
ja
yang
mem
adai
Be
raga
m s
kem
a pe
rlind
unga
n so
sial
unt
uk a
nak
dila
ksan
akan
de
ngan
bai
kPe
ngge
rak
kebi
jaka
n lin
tas
sekt
or:
1. S
tand
ar te
naga
ker
ja; 2
. Dia
log
sosi
al; 3
. Ker
ja p
aksa
; 4. G
ende
r
DWCP Indonesia 2020 - 202542
04PERENCANAAN IMPLEMENTASI, MANAJEMEN, PEMANTAUAN, PELAPORAN DAN PENGATURAN EVALUASI
DWCP Indonesia 2020 - 2025 43
Penerapan, pemantauan dan evaluasi DWCP (2020-25) yang efektif di Indonesia akan bergantung pada koordinasi dan kolaborasi erat antara berbagai lembaga pemerintah, mitra sosial dan pemangku kepentingan lainnya di tingkat nasional, provinsi dan lokal. Karena alasan ini, Komite Pengarah yang terdiri dari konstituen tripartit akan dibentuk pada awal pelaksanaan DWCP dengan tugas memandu tindakan tripartit dan meninjau kemajuan menuju pencapaian hasil yang diharapkan dari program. ILO juga akan menjalin kerjasama erat dengan badan-badan PBB lainnya di bawah UNSDCF yang mengoordinasikan upaya-upaya PBB untuk mendukung prioritas pembangunan nasional dan mempercepat pencapaian Tujuan-tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). ILO bersama-sama dengan konstituen tripartitnya dengan hati-hati memantau evolusi berbagai faktor sosial ekonomi dan, jika perlu, Komite Pengarah diharapkan melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk program-program ini selama pelaksanaan DWCP.
Sebagai kerangka kerja ILO, pemerintah dan mitra sosial dalam memenuhi tujuan pembangunan bersama, konstituen DWCP ILO akan menjadi mitra pelaksana di semua bidang prioritas, termasuk melalui partisipasi dalam mekanisme tata kelola seperti Komite Penasihat Proyek/Program. Untuk alasan ini, DWCP akan mendukung pengembangan kelembagaan dan peningkatan kapasitas konstituen ILO, menangkap kebutuhan spesifik mereka di tingkat nasional dan desentralisasi, dan mendukung serta mengembangkan lebih lanjut lembaga tripartit dan mekanisme dialog sosial. Hal ini akan mengambil pendekatan terkoordinasi untuk pengembangan kapasitas kelembagaan, termasuk pelatihan yang dilakukan di Pusat Pelatihan Internasional di Turin.
u 4.1 Pengaturan dan Pengaturan Pemantauan Kinerja, termasuk Peran Konstituen ILO
04 Perencanaan Implementasi, Manajemen, Pemantauan, Pelaporan dan Pengaturan Evaluasi
u 4.2 Pengaturan Evaluasi
Sedapat mungkin, indikator hasil akan dikumpulkan pada tingkat dampak, berdasarkan teori perubahan yang telah dikembangkan dalam DWCP ini. Pengalaman dan pembelajaran yang diperoleh melalui penerapan DWCP akan didokumentasikan serta praktik yang baik dan inovatif akan didokumentasikan dan dibagikan. Sebagai bagian dari pemantauan penerapan
DWCP oleh Komite Pengarah tripartit secara berkelanjutan, evaluasi formal akan dilakukan oleh ILO bersama dengan konstituen tripartit. Kontribusi proyek DWCP tunduk pada evaluasi terpisah sebagaimana dipandu oleh kebijakan evaluasi ILO. Hasil evaluasi proyek tersebut akan dimasukkan dalam pemantauan dan pelaporan DWCP.
DWCP Indonesia 2020 - 202544
Risiko dan asumsi telah diidentifikasi dalam diagram rantai hasil dan dapat disesuaikan berdasarkan evolusi faktor risiko selama implementasi. Penyesuaian besar diperkirakan terutama setelah pemilihan presiden pada 2019. Pemerintah akan mengumumkan rencana pembangunan jangka menengah untuk negara setelah pemilihan.
Mencapai hasil DWCP akan tergantung pada asumsi berikut:
u Komitmen dan kolaborasi yang berkelanjutan dari pemerintah dan mitra sosial untuk mencapai Hasil yang disepakati;
u Dialog sosial yang berkelanjutan dan konstruktif di antara para pemangku kepentingan dan keinginan mereka untuk menerapkan solusi yang disepakati;
u Kondisi sosial ekonomi yang berkelanjutan; dan
u Mobilisasi sumber daya yang efektif karena Indonesia masih menghadapi kesenjangan sumber daya manusia dan keuangan dalam memajukan Agenda Pekerjaan Layak sementara donor mengurangi prioritas mereka untuk mendukung negara-negara berpenghasilan menengah termasuk Indonesia.
DWCP juga membayangkan risiko tertentu pada berbagai tahap penerapannya. Ketika asumsi yang disebutkan di atas tidak terpenuhi (misalnya kondisi sosial ekonomi memburuk, dialog sosial tidak dihormati), risiko muncul dan mempengaruhi kelancaran pelaksanaan program.
DWCP akan membuat ketentuan untuk mengurangi risiko-risiko ini dengan memperkuat mekanisme tata kelola dan pemantauan (misalnya Komite Pengarah dan pertemuan tripartit) serta dengan membangun kapasitas konstituen tripartit. Tata kelola tripartit membantu memantau risiko-risiko ini secara berkala dan segera melakukan penyesuaian yang diperlukan.
u 4.3 Risiko dan Asumsi
04 Perencanaan Implementasi, Manajemen, Pemantauan, Pelaporan dan Pengaturan Evaluasi
DWCP Indonesia 2020 - 2025 45
DWCP Indonesia 2020 - 202546
05RENCANA PENDANAAN
DWCP Indonesia 2020 - 2025 47
PDB per kapita Indonesia terus meningkat, dari US$ 857 pada 2000 menjadi US$ 3,603 pada 2016. Angka ini telah menjadikan Indonesia sebagai negara dengan perekonomian terbesar ke-10 di dunia dalam hal paritas daya beli, dan anggota G-208. Dengan status negara berpenghasilan menengah yang sedang tumbuh ini, bantuan pembangunan terus menurun dan perlahan-lahan beralih dari hibah menjadi pinjaman. Tidak seperti DWCP sebelumnya, terbukti bahwa DWCP ini akan kurang bergantung pada hibah kerjasama pembangunan dalam kegiatan dan program pembiayaan.
Untuk ILO dan konstituen tripartitnya, sangat penting bahwa DWCP ini selaras dengan prioritas nasional sehingga sumber daya dapat dimobilisasi secara internal. Kepemilikan yang lebih kuat dari konstituen tripartit untuk penerapan dan pemantauan DWCP juga penting.
Dalam konteks ini, semakin penting untuk memanfaatkan sumber pendanaan non-tradisional seperti Kemitraan Publik dan Swasta dengan perusahaan sektor swasta dan yayasan. ILO memiliki dua proyek KPS di Indonesia dan melanjutkan upayanya untuk mengidentifikasi mitra pendanaan yang sepaham dari sektor swasta. Selanjutnya, UNSDCF 2021-2025 baru sedang dikembangkan.
ILO perlu memainkan peran utama untuk mengembangkan proposal terpadu di bidang-bidang di mana ILO diidentifikasi sebagai pemain utama. Contohnya, ILO mengimplementasikan proyek bersama dengan UNHCR dan mendukung integrasi para pengungsi di masyarakat setempat dengan membangun keterampilan kewirausahaan mereka.
Beberapa tindakan yang diharapkan dalam DWCP dapat diimplementasikan oleh konstituen dengan dana mereka sendiri. Untuk hal ini, ILO akan membantu pemerintah dan mitra sosialnya dalam merancang strategi dan rencana aksi, serta memberikan saran teknis tentang alokasi anggaran.
Selain itu, ILO menyediakan uang bibit melalui sumber daya kerjasama teknis anggaran reguler (RBTC) sendiri dan mengembangkan catatan konsep yang akan diedarkan kepada lembaga donor dan mitra pembangunan sesuai bidang minat mereka. Kantor Regional ILO untuk Asia dan Pasifik dan Tim Pekerjaan yang Layak di Bangkok dan departemen terkait di Kantor Pusat Jenewa pun akan berkontribusi untuk mendanai penerapan implementasi DWCP karena beberapa tindakan dapat dicakup di dalam proyek-proyek global atau regional.
05 Rencana Pendanaan
8 Source: http://www.worldbank.org/en/country/indonesia/overview
DWCP Indonesia 2020 - 202548
06RENCANA ADVOKASI DAN KOMUNIKASI
DWCP Indonesia 2020 - 2025 49
Rencana advokasi dan komunikasi dimulai dengan manajemen pengetahuan dan strategi berbagi informasi. ILO akan membuat dokumen DWCP ini dan publikasi ILO lainnya yang terkait dengan DWCP tersedia bagi publik baik dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris. Konstituen ILO, mitra terkait dan pemangku kepentingan dan masyarakat luas akan mendapatkan akses luas terhadap materi-materi terkait DWCP.
Semua program dan proyek di bawah ILO di Indonesia akan mendokumentasikan praktik baik dan kisah mengenai dampaknya, serta menyebarluaskannya melalui saluran komunikasi dan platform berbagi pengetahuan yang ada. Dokumen-dokumen ini menunjukkan pendekatan dan pencapaian praktis dalam mewujudkan pekerjaan yang layak untuk semua di negara ini.
ILO akan memanfaatkan saluran komunikasinya dengan sebaik-baiknya, seperti situs resminya, akun media sosial dan materi komunikasi lainnya untuk menyebarluaskan kegiatan dan hasil DWCP secara teratur. Selain itu, ILO Jakarta memanfaatkan partisipasinya dalam Kelompok Komunikasi PBB (UNCG) Indonesia (di bawah naungan Strategi Komunikasi UNCT) untuk meningkatkan profil publik DWCP.
06 Rencana Advokasi dan Komunikasi
DWCP Indonesia 2020 - 202550
u LAMPIRAN 1 Matriks hasil DWCP
Dampak/Prioritas pembangunan nasional/Kerangka kerja regional/TBP dan target TBP:
Transformasi Ekonomi bertujuan untuk memfasilitasi percepatan peralihan menuju industri 4.0, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan partisipasi ekonomi perempuan, yang mengarah kepada perekonomian yang lebih terpadu secara global dan bernilai tambah tinggi
Prioritas 1 DWCP
Prioritas Strategis (Prioritas 2 UNSDCF): Transformasi Ekonomi
Fokus pekerjaan yang layak (Prioritas 1 DWCP): Dialog sosial yang efektif yang mempromosikan bisnis berkelanjutan dan kesejahteraan pekerja
Hasil Data awal (tahun)
Indikator Kinerja(terpilah)
Target(akhir program)
Sumber/ Kemendes
Pernyataan Asumsi
Hasil 1.1Hubungan industrial yang efektif untuk meningkatkan kondisi kerja dan produktivitas
Hasil 2 UNSDCF - Lembaga dan masyarakat berkontribusi lebih efektif untuk memajukan transformasi ekonomi yang bernilai tambah tinggi dan inklusif
Keluaran 1.1.1Mitra nasional telah meningkatkan kapasitas teknis untuk
Bukti peningkatan kapasitas teknis untuk: 1) merumus-kan; 2) menerapkan strategi masa depan yang: 1) inklusif dan/atau 2) kaya lapangan pekerjaan
Laporan evaluasi, laporan evaluasi program nasional
(TBP 8.5.2) Tingkat pengangguran menurut jenis kelamin dan usia. Referensi silang: Tingkat partisipasi tenaga kerja menurut jenis kelamin
• Program dan kegiatan harus dimasukkan ke dalam perencanaan dan strategi jangka menengah Pemerintah Indonesia
• Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dipertahankan untuk penciptaan lapangan kerja yang memadai
• Elemen lain dari pekerjaan yang layak: pasar tenaga kerja dan perlindungan sosial berfungsi dengan baik
SDG National Voluntary Report
Keluaran P&A 1.4 Penguatan undang-undang (UU) dialog sosial dan hubungan industrial, proses, dan lembaga hubungan kerja
Keluaran P&A 6.3Peningkatan kapasitas negara-negara anggota untuk membuat UU, kebijakan dan tindakan yang responsif gender untuk dunia kerja yang bebas dari kekerasan dan pelecehan
Keluaran P&A 2.1Peningkatan kapasitas negara anggota untuk meratifikasi standar ketenagakerjaan internasional
DWCP Indonesia 2020 - 2025 51Lampiran 1
Hasil Data awal (tahun)
Indikator Kinerja(terpilah)
Target(akhir program)
Sumber/ Kemendes
Pernyataan Asumsi
Hasil 1.2Peningkatan kepatuhan tenaga kerja dan penerapan K3
Kontribusi ILO:u Peningkatan
kapasitas dalam merumuskan dan melak-sanakan kebijakan dan strategi hubungan industrial
Kontribusi ILO:u Tripartit
meningkat-kan kapasitas dalam keterampilan perundingan dan penyele-saian perseli-sihan
Indikator lainnya:u Jumlah rencana aksi dan/
atau pedoman yang diadopsi (tingkat nasional atau sektoral) tentang hubungan industrial yang dilaksanakan dan dipantau oleh konstituen tripartit
Indikator lainnya:u Meningkatnya kuantitas
dan kualitas Perjanjian Kerja Bersama (PKB) berdasarkan perundingan yang berlandaskan itikad baik
u Jumlah mediator yang dilatih dalam keterampilan mediasi dan hubungan industrial untuk meningkatkan layanan mediasi
Tidak ada konsensus tripartit tentang rencana aksi nasional untuk memajukan hubungan industrial
Kumpulan pelatih untuk perundingan PKB yang terdaftar di Kemnaker, Apindo, konfederasi dan ILO (sekitar 100 pelatih)
Jumlah PKB saat ini berdasarkan data Kemnaker tahun 2017 adalah 13,829
3 rencana aksi dan/atau pedoman yang diadopsi oleh tripartit
3 implementasi pemantauan
10% peningkatan jumlah PKB sejak data awal pada 2017, pada 2025Kumpulan pelatih ini akan berfungsi secara efektif
Laporan proyek, evaluasi/laporan pemantauan
(TPB 8.8.1) Tingkat frekuensi kecelakaan kerja yang fatal dan non-fatal, menurut jenis kelamin danstatus migran
SDG National Voluntary Report
merumuskan dan menerap-kan strategi masa depan (Industri 4.0, ekonomi sirkular) yang inklusif dan kaya lapangan pekerjaan (Keluaran UNSDCF 2.1)
Keluaran 1.1.2Sektor swasta, serikat pekerja, OMS dan pemerintah daerah telah meningkat-kan kapasitas untuk mempro-mosikan kebija-kan inklusi dan non-diskrimi-natif di tempat kerja (Keluaran UNSDCF 2.9)
Bukti peningkatan kapasitas: 1) sektor swasta; 2) serikat pekerja; 3) LSM; dan 4) pemerintah daerah untuk mempromosikan kebijakan inklusi dan non-diskriminatif di tempat kerja
Laporan evaluasi, laporan evaluasi program nasional
DWCP Indonesia 2020 - 202552 Lampiran 1
Hasil Data awal (tahun)
Indikator Kinerja(terpilah)
Target(akhir program)
Sumber/ Kemendes
Pernyataan Asumsi
Hasil 2 UNSDCF - Lembaga dan masyarakat berkontribusi secara lebih efektif untuk memajukan transforma-si ekonomi yang bernilai tambah dan inklusif
Indikator lainnya:
Keluaran P&A 7.2Peningkatan kapasitas negara anggota untuk me-mastikan kondisi kerja yang aman dan sehat
Keluaran P&B 7.1Peningkatan kapasitas negara anggota untuk memastikan penghormatan, pemajuan dan perwujudan prinsip dan hak mendasar di tempat kerja
Keluaran P&A 1.3Peningkatan kapasitas kelembagaan administrasi tenaga kerja
Keluaran 1.2.1Instansi pemerintah, sektor swasta, dan pemangku kepentingan lainnya telah meningkatkan kapasitas dalam membuat dan mempengaruhi kebijakan, UU, budaya dan praktik bisnis untuk mendukung kesetaraan gen-der, lingkungan ramah anak dan hak-hak pekerja di tempat kerja (Keluaran UN-SDCF 2.6)
Bukti peningkatan kapasitas: 1) mengembangkan kebijakan; dan 2) mempengaruhi kebijakan, perundang-undangan, budaya dan praktik bisnis yang mendukung kesetaraan gender, lingkungan ramah anak dan hak-hak pekerja di tempat kerja.
Laporan evaluasi, laporan evaluasi program nasional
Kontribusi ILO:u Peningkatan
kapasitas konstituen tripartit dalam mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta peningkatan pembuatan kebijakan K3 berbasis bukti
Indikator lainnya:u Jumlah rencana
kepatuhan strategis yang diadopsi di tingkat provinsi dengan keterlibatan mitra sosial
u Program K3 Nasional diadopsi dan dilaksanakan untuk mengurangi frekuensi kecelakaan kerja fatal dan non-fatal
Ada 2 rencana provinsi yang diadopsiTidak ada keterlibatan tripartit dalam perencanaan kepatuhan strategis
3 perencanaan kepatuhan strategis diadopsi di tingkat provinsi dengan keterlibatan mitra sosial3 implementasi pemantauan
Laporan proyek, evaluasi/laporan pemantauan
DWCP Indonesia 2020 - 2025 53Lampiran 1
Hasil Data awal (tahun)
Indikator Kinerja(terpilah)
Target(akhir program)
Sumber/ Kemendes
Pernyataan Asumsi
Hasil 1.3Kebijakan pengupahan yang efektif untuk mempro-mosikan upah yang adil dan layak melalui perbaikan penetapan upah minimum dan praktik penetapan upah
Survei Angkatan Kerja Februari 2020: upah/gaji bersih bulanan untuk pekerja dan buruh laki-laki adalah Rp. 3.184.084, yang jauh lebih tinggi dibandingkan perempuan yang berpenghasilan Rp. 2.454.023
Kontribusi ILO:u Peningkatan
kapasitas pengawas ketenagak-erjaan untuk layanan K3
Indikator lainnya:u Jumlah pengawas
yang dilatih tentang keterampilan pengawasan dan K3
uJumlah pekerja dan pengusaha yang dilatih tentang K3 dan penerapannya di tempat kerja
Jumlah total pengawas adalah 1576, dan masih terjadi kekurangan pengawas spesialis. Ada kebutuhan untuk meningkatkan jumlah dan kapasitas pengawas untuk memastikan penegakan hukum demi kepatuhan
Sekitar 200 pengawas dilatih di tingkat provinsi yang dipilih
Laporan proyek, evaluasi/laporan pemantauan
(TBP 8.5.1): Penghasilan rata-rata per jam pekerja perempuan dan laki-laki, menurut pekerjaan, usiadan penyandang disabilitas
SDG National Voluntary Report,Biro Pusat Statistik (BPS)
Keluaran 1.2.2Layanan dukungan (kesehatan kerja, tes HIV dan layanan rujukan, kontrak sosial) dan peluang mata pencarian bagi pengungsi, pekerja migran, pencari suaka, penyandang disabilitas telah meningkat (Keluaran UNSDCF 2.8)
Bukti peningkatan layanan dukungan: 1) kesehatan kerja; 2) tes HIV; 3) layanan rujukan; 4) kontrak sosial; dan 5) peluang mata pen-carian bagi: a) pengungsi, b) pekerja migran; c) pencari suaka; dan d) penyandang disabilitas
Laporan evaluasi, laporan evaluasi program nasional
DWCP Indonesia 2020 - 202554 Lampiran 1
Hasil Data awal (tahun)
Indikator Kinerja(terpilah)
Target(akhir program)
Sumber/ Kemendes
Pernyataan Asumsi
Hasil 2 UNSDCF - Lembaga dan masyarakat berkontribusi lebih efektif un-tuk memajukan transformasi ekonomi yang bernilai tambah tinggi dan inklusif
Indikator lainnya:
Keluaran P&A 7.3Peningkatan kapasitas negara anggota untuk menetapkan upah yang memadai dan mempromosikan waktu kerja yang layak
Keluaran P&A 4.4Peningkatan kapasitas negara anggota dan perusahaan untuk membuat kebijakan dan tindakan yang mempromosikan penyelarasan praktik bisnis dengan pekerjaan yang layak dan pendekatan yang berpusat pada orang untuk pekerjaan masa depan
Keluaran 1.3.1Mitra nasional telah meningkatkan kapasitas teknis untuk merumuskan dan menerap-kan strategi masa depan (Industri 4.0, ekonomi sirkular) yang inklusif dan kaya lapangan pekerjaan (Keluaran UNSDCF 2.1)
Bukti peningkatan kapasitas teknis untuk: 1) merumuskan; 2) menerapkan strategi masa depan yang: 1) inklusif dan/atau 2) kaya lapangan pekerjaan
Laporan evaluasi, laporan evaluasi program nasional
Kontribusi ILO:u Memperkuat
kapasitas konstituen tripartit dalam memantau tren upah terkait dengan indikator sosio-ekonomi dan merumuskan kebijakan pengupahan yang sesuai berdasarkan dialog sosial
Indikator lainnya:u Dampak upah minimum
dianalisis melalui sistem pemantauan yang dibentuk oleh konstituen tripartit
Tidak ada sistem pemantauan yang tersedia untuk menganalisis dampak dari upah minimum
u Sistem pemantauan tripartit tersedia dan berfungsi
u Laporan penilaian dampak pada upah minimum melalui sistem pemantauan tersedia setidaknya setahun sekali
Laporan proyek, evaluasi/laporan pemantauan
DWCP Indonesia 2020 - 2025 55Lampiran 1
Hasil Data awal (tahun)
Indikator Kinerja(terpilah)
Target(akhir program)
Sumber/ Kemendes
Pernyataan Asumsi
Hasil 1.3Kebijakan pengupahan yang efektif untuk mempro-mosikan upah yang adil dan layak melalui perbaikan penetapan upah minimum dan praktik penetapan upah
Survei Angkatan Kerja Februari 2020: upah/gaji bersih bulanan untuk pekerja dan buruh laki-laki adalah Rp. 3.184.084, yang jauh lebih tinggi dibandingkan perempuan yang berpenghasilan Rp. 2.454.023
Kontribusi ILO:u Peningkatan
kapasitas mitra sosial untuk berunding dan menentukan kompensasi yang adil serta sejahtera
Indikator lainnya:u Penerbitan kebijakan
penetapan upah yang mempromosikan perundingan bipartit
Kebijakan tentang struktur dan skala upah tersedia
Setidaknya 2 peraturan diterbitkan dan/atau direvisi, yang mempromosikan penetapan upah non-diskriminasi melalui perundingan bipartit di tingkat perusahaan dan sektor
Laporan proyek, evaluasi/laporan pemantauan
(TBP 8.5.1): Penghasilan rata-rata per jam pekerja perempuan dan laki-laki, menurut pekerjaan, usiadan penyandang disabilitas
Laporan Voluntary National SDG,Biro Pusat Statistik (BPS)
Keluaran 1.3.2Sektor swasta, serikat pekerja, OMS dan pemerintah daerah telah meningkatkan kapasitas untuk mempro-mosikan kebijakan inklusi dan non-diskriminatif di tempat kerja (Keluaran UNSDCF 2.9)
Bukti peningkatan kapasitas: 1) sektor swasta; 2) serikat pekerja; 3) OMS; dan 4) pemerintah daerah untuk mempromosikan kebijakan inklusi dan non-diskriminatif di tempat kerja
Laporan evaluasi, laporan evaluasi program nasional
DWCP Indonesia 2020 - 202556 Lampiran 1
Dampak/Prioritas pembangunan nasional/Kerangka kerja regional/TBP dan target TBP:
Transformasi Ekonomi bertujuan untuk memfasilitasi percepatan peralihan menuju industri 4.0, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan partisipasi ekonomi perempuan, yang mengarah kepada perekonomian ekonomi yang lebih terpadu secara global dan bernilai tambah tinggi
Prioritas 2 DWCP
Prioritas Strategis (Prioritas 2 UNSDCF): Transformasi Ekonomi
Fokus pekerjaan yang layak (Prioritas 2 DWCP): Penciptaan Lapangan Kerja dan Pekerjaan bagi Kaum Muda
Hasil Data awal (tahun)
Indikator Kinerja(terpilah)
Target(akhir program)
Sumber/ Kemendes
Pernyataan Asumsi
Hasil 2.1Peningkatan program dan kebijakan pengembang-an keteram-pilan, dan tata kelola pasar tenaga kerja untuk meningkatkan kemampuan kerja kaum muda
• Indikator target TBP 8.5.2: pengurangan 1 poin persentase pada 2023
• Indikator target SDG 8.6.1: pengurangan 2,5 poin persentase pada 2023
• Indikator target SDG 8.5.2: pengurangan 1 poin persentase pada 2023
• Indikator data awal TBP 8.5.2: 10,20% (2015)
• Indikator data awal TBP 8.6.1: 26,04% (2015)
• Indikator data awal TBP SDG 8.5.2: 10,20% (2015)
Hasil 2 UNSDCF - Lembaga dan masyarakat berkontribusi lebih efektif untuk memaju-kan transfor-masi ekonomi yang bernilai tambah tinggi dan inklusif
(TBP 8.5.2) Tingkat pengangguran menurut jenis kelamin dan usia. Referensi silang: Tingkat partisipasi tenaga kerja menurut jenis kelamin
(TBP 8.6.1) Proporsi orang muda (usia 15-24 tahun) tidak dalam pendidikan, pekerjaan ataupelatihan
• Program dan kegiatan harus dimasukkan ke dalam perencanaan dan strategi jangka menengah Pemerintah Indonesia
• Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dipertahankan untuk penciptaan lapangan kerja yang memadai
• Elemen lain dari pekerjaan yang layak: pasar tenaga kerja dan perlindungan sosial berfungsi dengan baik
SDG National Voluntary Report
Indikator lainnya:
Keluaran P&A 5.1Peningkatan kapasitas konstituen ILO dalam men-gidentifikasi ketidaksesuaian keterampilan saat ini dan mengantisipasi kebutuhan keterampilan di masa depan
Keluaran P&A 5.2Peningkatan kapasitas negara anggota dalam memperkuat keterampilan dan kebijakan pembelajaran seumur hidup, model tata kelola dan sistem pembiayaan
Keluaran P&B 5.3Peningkatan kapasitas konstituen ILO dalam merancang dan
DWCP Indonesia 2020 - 2025 57Lampiran 1
Hasil Data awal (tahun)
Indikator Kinerja(terpilah)
Target(akhir program)
Sumber/ Kemendes
Pernyataan Asumsi
Kontribusi ILO:u Peningkatan
yang sesuai permintaan dan sistem pengem-bangan keteram-pilan;
u Peningkatan inklusivitas program pelatihan untuk mempro-mosikan pekerjaan yang layak, terutama di kalangan kaum muda
Indikator lainnya:u Pusat pengembangan
keterampilan dan pusat layanan ketenagakerjaan berjalan baik
u Informasi pasar tenaga kerja yang andal dan tepat waktu untuk pengembangan kebijakan dan program telah tersedia
u Tidak ada data pusat layanan ketenaga-kerjaan yang sudah berjalan baik
u Proyeksi ketenaga-kerjaan tidak dapat diandalkan dan tepat waktu
u Inventaris dan analisis kebi-jakan pasar tenaga kerja tidak tersedia
u Informasi pasar kerja sektoral pada sektor prioritas tidak tersedia
u Setidaknya 2 pusat layanan ketenaga-kerjaan telah ditingkatkan dan pedoman praktik yang baik telah dibuat
u Bantuan teknis dalam menghasil-kan proyeksi ketenaga-kerjaan telah tersedia
u Inventaris dan analisis kebijakan pasar tenaga kerja tersedia bagi pembuat kebijakan
u Informasi pasar tenaga kerja sektoral tentang TIK dan sektor maritim telah tersedia
Laporan proyek, evaluasi/laporan pemantauan
Keluaran 2.1.1Peningkatan sistem pengembangan pelatihan, keterampilan dan pendidikan publik untuk memastikan bahwa kompetensi pencari kerja sesuai dengan kebutuhan industri (Keluaran UNSDCF 2.2)
Bukti peningkatan: 1) sistem pelatihan dan pengem-bangan keterampilan dan pendidikan publik untuk memastikan kompetensi pencari kerja sesuai dengan kebutuhan pasar kerja
Laporan evaluasi, laporan evaluasi program nasional
menyampaikan pilihan pembelajaran yang inovatif, fleksibel dan inklusif, mencakup pembelajaran berbasis kerja dan magang yang berkualitas
Keluaran P&A 3.5Peningkatan kapasitas negara-negara anggota dalam merumuskan dan menerapkan program pasar kerja dan layanan ketenagakerjaan untuk transisi ke pekerjaan yang layak selama masa hidup, dengan fokus khusus pada pekerja muda dan tua
DWCP Indonesia 2020 - 202558 Lampiran 1
Hasil Data awal (tahun)
Indikator Kinerja(terpilah)
Target(akhir program)
Sumber/ Kemendes
Pernyataan Asumsi
Kontribusi ILO:u Akses ke
pekerjaan, terutama untuk kelompok orang yang kurang beruntung (seperti perempuan, kaum muda, penyandang disabilitas), ditingkatkan melalui meminima-lisasi ketidak-sesuaian keterampilan
uPeningkatan kesempatan kerja bagi kelompok terpinggir-kan, terma-suk bagi penyandang disabilitas
Indikator lainnya:u Model pemagangan
yang berkualitas diterapkan
u Peningkatan kesempatan kerja bagi kelompok terpinggirkan, termasuk bagi penyandang disabilitas
u Model pe-magangan berkualitas nasional (yang didukung oleh ILO) dilak-sanakan hanya di 1 sektor
u Informasi tentang per-mintaan akan keterampilan di sektor TIK hanya tersedia sebagian
u Bursa kerja tidak inklusif
u Tidak ada pusat pelati-han umum (BLK) yang sepenuhnya inklusif
u Partisipasi perempuan dalam pelati-han kejuruan terkait STEM terbatas (data tidak tersedia)
u Model pe-magangan berkualitas nasional (yang didukung oleh ILO) dilaksanakan setidaknya di 3 sektor
u Informasi tentang permintaan keterampilan di sektor TIK sudah tersedia dan telah dianalisis
u Setidaknya diadakan 2 bursa kerja yang inklusif yang dapat direplikasi oleh pemerintah
u Akses bagi penyandang disabilitas ditingkatkan di setidaknya di 3 pusat pela-tihan umum (BLK)
u Setidaknya 200 perempuan menerima pelatihan untuk peker-jaan yang berhubungan dengan STEM
Keluaran 2.1.2Perempuan memiliki keterampilan dan kapasitas yang meningkat dalam STEM sehingga dapat berpartisipasi dalam pasar kerja dan untuk mempromo-sikan kebija-kan yang mendukung hak-hak mereka di tempat kerja (Keluaran UNSDCF 2.7)
Bukti peningkatan: 1) keterampilan dan kapasitas dalam STEM; % partisipasi dalam pasar kerja dan mempromosikan kebijakan yang mendukung hak mereka sendiri di tempat kerja
Laporan evaluasi, laporan evaluasi program nasional
DWCP Indonesia 2020 - 2025 59Lampiran 1
Hasil Data awal (tahun)
Indikator Kinerja(terpilah)
Target(akhir program)
Sumber/ Kemendes
Pernyataan Asumsi
Hasil 2.2Promosi perusahaan yang berkelanjutan melalui akses yang lebih baik ke sumber daya, produktivitas tinggi dan praktik tempat kerja yang lebih baik
Indikator target TPB 8.3.1: dikurangi 2 poin persentase pada 2023
Indikator data awal TPB 8.3.1: Laki-laki: 32,30%, Perempuan 37,90% (2015)
Hasil 2 UNSDCF - Lembaga dan masyarakat berkontribusi lebih efektif untuk memaju-kan transfor-masi ekonomi yang bernilai tambah tinggi dan inklusif
(TPB 8.2.1) Tingkat pertumbuhan tahunan PDB riil per orang yang bekerja
(TPB 8.3.1)Proporsi pekerjaan informal di pekerjaan non-pertanian, menurut jenis kelamin
SDG National Voluntary Report
Indikator lainnya:
(Keluaran P&A 4.2 Penguatan kapasitas perusahaan dalam mengadopsi model bisnis, teknologi dan teknik baru untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan
Keluaran P&A 4.1 Peningkatan kapasitas negara-negara anggota untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kewirausahaan dan perusahaan yang berkelanjutan
Keluaran P&A 4.4 Peningkatan kapasitas negara-negara anggota dan perusahaan dalam mengembangkan kebijakan dan langkah-langkah yang mempromosikan penyelarasan praktik bisnis dengan pekerjaan yang layak dan pendekatan yang berpusat pada manusia untuk pekerjaan masa depan
Keluaran 2.2.1Peningkatan dalam layanan perusahaan dan keuangan, lingkungan bisnis yang mendukung, dan kapabilitas perusahaan lokal dalam rangka meningkatkan produktivitas dan memenuhi kepatuhan (Keluaran UNSDCF 2.5)
Bukti peningkatan kemampuan perusahaan lokal untuk: 1) meningkatkan produktivitas; dan 2) memenuhi persyaratan kepatuhan pasar global
Laporan evaluasi, laporan evaluasi program nasional
DWCP Indonesia 2020 - 202560 Lampiran 1
Hasil Data awal (tahun)
Indikator Kinerja(terpilah)
Target(akhir program)
Sumber/ Kemendes
Pernyataan Asumsi
Kontribusi ILO:u Peningkatan
akses ke sumber daya dalam mem-promosikan perusahaan yang berke-lanjutan
Laporan proyek, evaluasi/laporan peman-tauan
Indikator lainnya:u Peningkatan akses ke
sumber daya keuangan, terutama untuk UMKM
u Kondisi kerja membaik, terutama untuk UMKM
u Kapasitas UMKM dalam pengelolaan keuangan terbatas (data tidak tersedia)
u Koperasi pekerja yang diinisiasi oleh serikat pekerja tidak berjalan baik (data tidak tersedia)
u Pengukuran produktivitas di tingkat pe-rusahaan tidak tersedia
u Kepatuhan ter-hadap peratur-an K3 minim dan program keselamatan kerja di sektor perkebunan tidak efektif
u Setidaknya 1 program atau proyek untuk meningkat-kan kapasitas UMKM dalam pengelolaan keuangan
u Pelatihan SCORE UMKM untuk 200 UKM, 700 pekerja dan manajer/pen-gelola
u Program percontohan pengukuran produktivitas di perusahaan, pembinaan dan konsultasi perusahaan dilakukan
u Setidaknya 1 program per-contohan atau proyek untuk meningkatkan kepatuhan dan keselamatan kerja di sektor perkebunan telah dilak-sanakan
Keluaran 2.2.1Peningkatan dalam layanan perusahaan dan keuangan, lingkungan bisnis yang mendukung, dan kapabilitas perusahaan lokal dalam rangka meningkatkan produktivitas dan memenuhi kepatuhan (Keluaran UNSDCF 2.5)
Bukti peningkatan kemampuan perusahaan lokal untuk: 1) meningkatkan produktivitas; dan 2) memenuhi persyaratan kepatuhan pasar global
Laporan evaluasi, laporan evaluasi program nasional
DWCP Indonesia 2020 - 2025 61Lampiran 1
Dampak/Prioritas pembangunan nasional/Kerangka kerja regional/TBP dan target TBP:
Pembangunan Manusia Inklusif yang mencakup modal manusia dan pembangunan sosial, mendorong kesetaraan dan kohesi sosial, serta mengatasi kesenjangan dalam kesehatan, ketahanan pangan dan gizi, sanitasi air dan higienitas, pendidikan, pengembangan keterampilan dan perlindungan sosial.
Prioritas 3 DWCP
Prioritas Strategis (Prioritas 1 UNSDCF): Pembangunan Manusia yang Inklusif
Fokus pekerjaan yang layak (Prioritas 3 DWCP): Meningkatkan perlindungan bagi kelompok pekerja yang rentan
Hasil Data awal (tahun)
Indikator Kinerja(terpilah)
Target(akhir program)
Sumber/ Kemendes
Pernyataan Asumsi
Keluaran 3.1Sistem jaminan sosial yang inklusif dan dikelola dengan lebih baik untuk semua pekerja
Hasil 1 UNSDCF - Masyarakat yang tinggal di Indonesia, terutama yang berisiko tertinggal paling jauh, diberdayakan untuk memenuhi potensi pembangunan manusia sebagai anggota masyarakat yang majemuk, toleran, inklusif, dan adil, terbebas dari diskriminasi gender dan segala bentuk diskriminasi lainnya
(TPB 1.3.1)Proporsi populasi yang tercakup oleh sistem/landasan perlindungan sosial, berdasarkan jenis kelamin, pembedaan anak-anak, pengangguran, lanjut usia, penyandang disabilitas, perempuan hamil, bayi baru lahir, korban kecelakaan kerja dan orang miskin serta rentan
• Program dan kegiatan harus dimasukkan ke dalam perencanaan dan strategi jangka menengah Pemerintah Indonesia
• Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dipertahankan untuk penciptaan lapangan kerja yang memadai
• Elemen lain dari pekerjaan yang layak: pasar tenaga kerja dan perlindungan sosial berjalan dengan baik
SDG National Voluntary Report
Keluaran P&A 8.3Peningkatan kapasitas negara anggota untuk mengintegrasikan perlindungan sosial dalam tanggapan kebijakan yang komprehensif demi mendukung dan melindungi pekerja dan pemberi kerja selama masa transisi kehidupan dan kerja mereka
(Keluaran P&A 3.4Peningkatan kapasitas konstituen ILO dalam mempromosikan masyarakat yang damai, stabil, dan tangguh melalui pekerjaan yang layak
DWCP Indonesia 2020 - 202562 Lampiran 1
Hasil Data awal (tahun)
Indikator Kinerja(terpilah)
Target(akhir program)
Sumber/ Kemendes
Pernyataan Asumsi
Kontribusi ILO:u Peningkatan
kapasitas pemangku kepentin-gan dalam merumuskan dan melak-sanakan ke-bijakan serta program perlindun-gan sosial
u Peningkatan kapasitas tri-partit dalam mening-katkan per-lindungan pekerja
Laporan proyek, evaluasi/laporan pemantauan
Indikator lainnya:u Rekomendasi
tentang asuransi pengangguran dan tunjangan melahirkan disampaikan kepada pemangku kepentingan nasional berdasarkan masukan konsultatif dari konstituen tripartit
u Jumlah penerima upah dan non-upah yang ditanggung oleh BPJS Ketenagakerjaan meningkat
u Jumlah kebijakan program untuk mendorong transisi dari informalitas ke formal
u Tinjauan nasional ten-tang asuransi penganggu-ran, ekonomi informal dan tunjangan melahirkan tidak tersedia
u 50,5 juta pekerja ditang-gung oleh BPJS Ketenagaker-jaan pada 2018
u Kertas kebija-kan tentang tunjangan persalinan telah tersedia
u Tinjauan ten-tang asuransi pengangguran telah tersedia
u Kertas po-sisi tentang peta jalan transisi dari informalitas ke perekonomian formal telah tersedia
u Target BPJS Ketenagaker-jaan: 70 juta pekerja pada 2021 dan 80% pekerja formal pada 2022
Keluaran 3.1.1Pemerintah di tingkat nasional dan daerah telah memperkuat kapasitas kelembagaan dan komitmen mereka untuk melaksanakan sistem perlindungan sosial dengan sumber daya yang baik dengan fokus khusus pada kelompok penduduk yang paling rentan dan terpinggirkan (Keluaran UNSDCF 1.1)
Bukti menguatnya kapasitas pemerintah pusat dan daerah dalam melaksanakan sistem perlindungan sosial dengan sumber daya yang baik
Laporan evaluasi, laporan evaluasi program nasional
DWCP Indonesia 2020 - 2025 63Lampiran 1
Hasil Data awal (tahun)
Indikator Kinerja(terpilah)
Target(akhir program)
Sumber/ Kemendes
Pernyataan Asumsi
Hasil 3.2Perlindungan sosial yang inklusif dan aksesibilitas layanan yang ditingkatkan
Hasil 1 UNSDCF - Masyarakat yang tinggal di Indonesia, terutama yang berisiko tertinggal paling jauh, diberdayakan untuk memenuhi potensi pembangunan manusia sebagai anggota masyarakat yang majemuk, toleran, inklusif, dan adil, terbebas dari diskriminasi gender dan segala bentuk diskriminasi lainnya
(TPB 10.7.2) Jumlah negara yang telah menerapkan kebijakan migrasi yang terkelola dengan baik
(TPB 8.7.1) Berkurangnya proporsi dan jumlah anak usia 5-17 tahun yang terlibat dalam pekerja anak, menurut jenis kelamin dan usia)
SDG National Voluntary Report
Indikator lainnya:
Keluaran P&A 7.5 Peningkatan kapasitas konstituen dalam mengembangkan kerangka kerja, lembaga, dan layanan migrasi yang adil dan efektif untuk melindungi pekerja migran
Keluaran P&A 3.2 Peningkatan kapasitas negara-negara anggota dalam merumuskan dan menerapkan kebijakan dan strategi untuk menciptakan pekerjaan yang layak dalam perekonomian pedesaan
Keluaran 2.2.1Peningkatan dalam layanan perusahaan dan keuangan, lingkungan bisnis yang mendukung, dan kapabilitas perusahaan lokal dalam rangka meningkatkan produktivitas dan memenuhi kepatuhan (Keluaran UNSDCF 2.5)
Bukti menguatnya kapasitas pemerintah pusat dan daerah dalam melaksanakan sistem perlindungan sosial dengan sumber daya yang baik
Laporan evaluasi, laporan evaluasi program nasional
DWCP Indonesia 2020 - 202564
Hasil Data awal (tahun)
Indikator Kinerja(terpilah)
Target(akhir program)
Sumber/ Kemendes
Kontribusi ILO:u Peningkatan
kualitas dan kuantitas layanan yang dapat diakses oleh pekerja yang rentan
uBerkurang-nya kebera-daan pekerja anak dengan partisipasi aktif dari konstituen tripartit
uKebijakan yang lebih baik dalam mempro-mosikan pekerjaan yang layak di daerah pedesaan
Laporan proyek, evaluasi/laporan pemantauan
Indikator lainnya:u Jumlah kebijakan migrasi
tenaga kerja untuk mempromosikan migrasi yang aman dan adil, termasuk perempuan pekerja migran, rumah tangga dan nelayan
u Jumlah pekerja anak yang berkurang
u Jumlah pejabat pemerintah dan mitra sosial yang dilatih tentang kebijakan dan program yang efektif untuk pembangunan desa/pedesaan
u UU No. 18/2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia
u Program pemerintah terkait migrasi dan reintegrasi yang aman yang dinamai DESMIGRATIF di 100 desa percontohan telah diluncur-kan
u Peta Jalan Bebas Pekerja Anak pada 2022
u Survei Pekerja Anak 2009, tidak ada data pekerja anak yang telah diperbarui
u UU No. 6/2014 tentang Desa
u Kebijakan desentralisasi pembangunan pemerintah ke tingkat desa melalui Program Dana Desa
u Panduan Sumber Daya Kebijakan ILO tentang Pembangunan Pedesaan
u Sedikitnya 4 instrumen kebijakan/peraturan pelaksanaan teknis hingga UU pekerja migran yang baru telah diterbitkan
u 2 pusat sumber daya migran telah didirikan
u Setidaknya tinjauan tentang model penarikan pekerja anak sudah tersedia
u Statistik pekerja anak yang diperbarui telah tersedia
u Setidaknya 4 sesi peningkatan kapasitas untuk pember-dayaan ekonomi pedesaan telah dilakukan
Lampiran 1
DWCP Indonesia 2020 - 2025 65Lampiran 1
DWCP Indonesia 2020 - 202566