Durpo 3 Maret 2013

14
1 PENDAHULUAN Catatan Komunikasi Rohani tahun 2013 ini, merupakan kumpulan dawuh para Kudus, yang diterima oleh bapak Pujono melalui penglihatan ataupun pendengaran selama tahun 2013. Dawuh yang dimaksud dapat berupa pengajaran/ firman/ sabda ataupun komunikasi kami keluarga Durpo dengan yang Kudus (tentunya melalui bapak Pujono). Penulisan dilakukan oleh bapak J. Darmono bersama bapak A. Sumeri Chandra dan dibantu oleh anggota Durpo lainnya . Pencatatan berdasarkan waktu (tanggal, bulan dan tahun) kejadian dan ditulis apa-adanya, namun tidak semua dapat tercatat karena kelambatan mencatat apa yang didengar, keterbatasan waktu dan ingatan penulis. Catatan Komunikasi Rohani tahun 2013 ini, diperuntukan khusus bagi anggota Durpo (kalangan terbatas/sendiri)

description

Menyepi di gua Tritis Wonosari, nguri uri wiyosan Dalem

Transcript of Durpo 3 Maret 2013

Page 1: Durpo 3 Maret 2013

1

PENDAHULUAN

Catatan Komunikasi Rohani tahun 2013 ini, merupakan kumpulan dawuh para Kudus, yang diterima oleh bapak Pujono melalui

penglihatan ataupun pendengaran selama tahun 2013.

Dawuh yang dimaksud dapat berupa pengajaran/ firman/ sabda ataupun komunikasi kami keluarga Durpo dengan yang Kudus

(tentunya melalui bapak Pujono).

Penulisan dilakukan oleh bapak J. Darmono bersama bapak A. Sumeri Chandra dan dibantu oleh

anggota Durpo lainnya.

Pencatatan berdasarkan waktu (tanggal, bulan dan tahun) kejadian dan ditulis apa-adanya, namun tidak semua dapat tercatat karena kelambatan mencatat apa yang didengar, keterbatasan waktu dan

ingatan penulis.

Catatan Komunikasi Rohani tahun 2013 ini, diperuntukan khusus bagi anggota Durpo (kalangan terbatas/sendiri)

Page 2: Durpo 3 Maret 2013

2

3 Maret 2013

Tanggal 3 Maret, adalah wiyosan Dalem (ulang tahun) Gusti Yesus.Gusti Yesus hadir di dunia pada tanggal 3 bulan Maret tahun -3 (SM), hal ini disampaikan pada kami tanggal 3 Maret 2006 saat menjawab pertanyaan pak Darmono tentang kelahiran-Nya. Jawaban-Nya; “Aku lahir dino Sebtu legi. Yen ono kono tanggal 28 Rabiulawal, tahune telu sadurunge Masehi. Aku lahir ono bulak ombo kang tanpa wates. Wektu lahir mung ono wong loro karo bundamu, kaya bayi umur telung sasai (= Aku lahir pada hari Sabtu legi, kalo disana –Israel tanggal 28 Rabiulawal, tahunnya tiga sebelum Masehi. Aku lahir di padang gurun yang luas – tanpa batas. Waktu lahir hanya berdua dengan bundamu, seperti bayi umur tiga bulan).

“Kena apa kowe sumelang yen nurut Aku? Sasi masehi bisa berubah, yen etungan wulan ora. Sebtu legi iku tegese Sebtu iku dino sabat, legi iku dino kapisan, dina pertama” (mengapa kamu kawatir kalo menurut Aku? Bulan Masehi dapat berubah, kalo hitungan bulan (bulan jawa) tidak berubah. Sabtu – hari sabat, legi- hari pertama) “Sasi Maret srengenge ana tengah-tengah, nek kowe arep ngengeti aku ya tanggal telu maret. Yen kowe arep seneng-seneng, ya neng sasi Desember. Golekono tanggal 3 Maret sebtu legi. Aku mijil ing bengi adi, kira-kira jam sepuluh bengi, sebab etungan dina bulan dudu nganggo Masehi” (bulan maret matahari ada ditengah-tengah garis katulistiwa, kalo kamu akan memperingati aku ya tanggal 3 Maret, kalo kamu mau senang-senang ya di bulan Desember. Aku lahir dimalam hari yang suci, kira-kira jam sepeluh malam, sebab hitungan hari bulan tidak memakai Masehi)

Sejak kami menerima dawuh Gusti Yesus bahwa tanggal 3 Maret adalah ultah Gusti Yesus, kami selalu memperingatinya bersama-sama keluarga Durpo, baik berdoa bersama disuatu tempat maupun berziarah ke gua Maria, ataupun dirumah masing-masing berdoa memuji dan memuliakan-Nya bersama keluarga.Tahun 2013 ini, rencananya pak Pujono ke Bandung tapi berhalangan, maka pada tanggal 27 Februari 2013 saya-Sumeri bertanya kepada Gusti melalui pak Pujono, apa yang sebaiknya yang dapat kami perbuat untuk memperingati ultah-Nya? Jawaban-Nya; “Sebaiknya ke gunung kidul saja.”

Saya menghubungi ke beberapa teman-teman Durpo, mereka tidak dapat ikut serta, maka saya sendiri tanggal 1 Maret pergi ke Jogja dan menginap dirumah pak Pujono.

Tanggal 2 maret 2013 sekitar pukul 09.00, saya, pak Pujono serta mas Semedi berangkat ke gua Maria Tritis Wonosari – gunung kidul

Page 3: Durpo 3 Maret 2013

3

sesuai dengan dhawuh Gusti. Pukul 11.00 sampailah kami di tempat tujuan. Kami beristirahat sejenak di rumah keluarga pak Miyat untuk menitipkan kendaraan dan tak lama kemudian saya dengan pak Pujono menuju lokasi jalan salib, sedangkan mas Semedi kembali lagi ke Jogja – beliau hanya mengantarkan kami saja, karena tahun yang lalu tanggal 4 Maret 2012 kami pernah kesasar. Trimakasih mas Semedi! Semoga Tuhan memberkatimu, Amiin.

Pukul 12,00. Kami memulai jalan salib, di awali dengan doa pembukaan. Pada saat tersebut terlihat oleh pak Pujono; 1 bh Lilin paskah yang menyala, lambang jago hitam mirip seperti lambang gereja GKI, serta kunci besar bewarna kuning.Suara yang terdengar “ Iki kuncine gawanen dhewe, iki diparengake saka renaning penggalih, gawanen kanggo sangu urip dalan padhang, berkahi sapodho-podho. Jago, lilin lan kunci – simbul awal pambuka antarane umat karo Sang Yang Widhi, dipun wakili dening jago, lilin lan kunci. Sang Yang Widhi dipun simbulaken Jago, Lilin, Kunci.”. (= ini kuncinya bawa saja sendiri, ini diberikan dengan sukacita/iklas, bawalah buat bekal hidup jalan terang, berkatilah sesama. Jago, lilin dan kunci – simbul awal pembukaan antara umat dengan Allah, diwakili oleh jago, lilin dan kunci. Allah disimbulkan sebagai jago /ayam jantan dewasa, lilin, kunci) Kemudian Terlihat Santo Petrus, dan terdengar suara “Mlakua tak tut ake” (= berjalanlah aku ikuti dari belakang)

Kami bertanya perihal kel. Durpo, jawaban-Nya; “Ono ganjelan siji, ketoke wiwit kurang kompak, kudu pindhah nggon, golek konco anyar semboyan anyar” (= Ada ganjelan satu, kelihatannya mulai tidak kompak, harus pindah tempat, mencari teman baru, semboyan baru)

Kami bertanya kalo pindah nggon – tempat, lokasi yang baik dimana? Jawaban-Nya; ‘Lokasi sing akeh pengikute di Bandung lan mencari versi baru.” (= Lokasi yang banyak pengikutnya di bandung dan mencari versi baru)

Versi baru yang bagaimana? Jawabannya; “Kita yang harus menyetir, tetap pada alkitab, jangan sampe melenceng. Kowe kudu bisa ngemong marang pengikut baru, awake dhewe kudu wani dadi wong tuwo dudu ateges sesepuh.” (= Kalian harus bisa membimbing kepada pengikut baru, kita harus berani jadi orang tua, bukan berarti sesepuh)

Siapa yang cocok untuk jadi sesepuh? Jawabannya; Apike pak Abraham.

Page 4: Durpo 3 Maret 2013

4

Pada saat bersamaan terlihat seorang laki-laki naik kuda, mbagek-ake menyapa slamat datang) pada kami berdua, dan kemudian kembali.Selanjutnya terlihat segogolong (nasi yang dicetak bulat), suara yang terdengar “berkatKu kanggo kowe sakkloron” (= berkatKu untuk kalian berdua)

Pemberhentian I ….Yesus dihukum matiTerlihat bulan purnama dan bulus, kami bertanya apa artinya? suara yang terdengar “ Bulan purnama – padhang jingglang, gampang lakumu, becik sakabehe, sumebar kaweruhe, longko anane, becik uripe. Bulus – lakumu mengko mulus, ora ono alangan” (= Bulan purnama – terang benderang, mudah jalanmu, semuanya baik, tersebar pengetahuan rohaninya, langka adanya, baik kehidupannya. Bulus – perjalanmu nanti mulus, tidak ada halangan)Catatan; Simbul bulan purnama dan bulus (ibu kang mulus), selama ini kami menafsirkan simbulnya Bunda Maria, rupanya saat ini bukan demikian.Kemudian terlihat, bapak-bapak memakai kaos putih bersarung kotak-kotak, membopong bayi. Suara yang terdengar “Kowe rak wis ngerti karepe! (=kamu kan sudah mengerti maksudnya!) Kemudian diberikan kepada kami, dan kami terima secara rohani, kemudian bapak tersebut pergi meninggalkan kami.Selanjutnya terlihat, rumah baru seperti tempat berdoa, diluar rumah terlihat ada banyak sandal. Kami bertanya apa maksudnya? Tapi tidak ada jawaban.

Perhentian II …. Yesus memanggul salibTerlihat sebuah gelang emas, suara yang terdengar; “ Yang pertama untuk pengikat dan kedua – sesuwunan ingkang adi, lalu menjadi ageman, menjadi perhiasan. (= yang pertama untuk pengikat, dan kedua permohonan yang rohani, lalu menjadi kelengkapan pakaian, menjadi perhiasan)

Kami menanyakan tulisan apa dalam memanggul salib? Tulisan yang terlihat “GAMA’” artinya apa ? Jawaban-Nya; “GAMA – Jaringan / komplotan atau jaringan / kumpulan orang-orang pendoa. Durpo termasuk kuwi (= ini), malah sak dhuwure (= lebih tinggi tingkatannya). Selain terlihat gelang emas juga terlihat sukma/rohnya pak Darmono yang mengikuti kami dari kejahuan.

Perhentian III …. Yesus jatuh untuk pertama kaliTerlihat bintang segi enam. Kami heran melihatnya dan bertanya apa maknanya? Terdengar suara; “ Mijil lan menang (= lahir dan menang), soko lakon (= dari cerita), bisa mengalahkan hal-hal yang negatip – murung , hina, kuciwo.”“ Nek kuwe arep metu dadi pemenang kudu iso mengalahkan keegoan, ketajaman kepada hatimu, antara lain isine mung kuciwo, mung kekerasan, didakwa ning ora nyoto, di polo

Page 5: Durpo 3 Maret 2013

5

amargo diarani durjono” (= kalo kamu ingin keluar sebagai pemenang, harus bisa mengalahkan keegoan. ketajaman kepada hatimu, antara lain; isinya hanya kecewa, hanya kekerasan. didakwa tapi tidak benar, dianiaya karena didakwa berbuat jahat).”Kemudian terlihat tunggul, suara yang terdengar;“Tunggul ora bakal ilang, ora bakal sirna. (= Tunggul/tonggak tidak bakalan hilang / sirna). Tunggul – tetenger ono kene ngemu teges kodrat” (= Tunggul – tanda, dalam hal ini punya arti Kodrat.)Kami bertanya pengertian Kodrat, Jawaban-Nya; “ Kodrat – tercipta, Garis. Kodrat – timbul kaentho-entho ngemu teges dicocok-ake karo kahanan/ kedadean kang dilakoni (= kodrat – timbul rekayasa yang maksudnya dicocokan dengan suasana / kejadian yang dialami), contohnya – Ya pantes kalau Gusti Yesus bangkit karena anak Allah, atau Ya pantes (= layak) kalau Gusti Yesus munggah swargo (= naik ke sorga), karena asale soko swargo.”

Pemberhentian IV ..... Yesus berjumpa dengan ibuNyaTerlihat alkitab terbuka serta gapura melengkung yang kiri-kanan ornamen nya bebatuan. Terdengar suara; “ Jalan salib babak ke II, memberi perhatian, dukungan semangat ojo nganti putus di jalan. Abot koyo ngopo kudu dilakoni sampai final. Ibu nganthi - nganti tekan purnaning carios (= Ibu menggandeng-memegangi tangan sampai pada akhir cerita). Lambang Alkitab ; sebab wus kaserat wonten alkitab (= sebab sudah tertulis dalam alkitab), “Anak manusia harus menderita, kudu sengsoro kangge meraih/gayuh kamulyan.”

Kami bertanya mengapa pemberhentian IV disebut Jalan salib babak ke II ?? Jawaban Bunda; “Pemberhentian ke I, II, III. Bunda Cuma memperhatikan, mulai ke IV bunda nganthi (menggandeng) sampai pemberhentian ke VII. Dari pemberhentian ke VIII, Bunda sudah mulai Iklas.”

Pemberhentian V …. Yesus ditolong oleh Simon dari KireneTerlihat orang laki-laki duduk bersila, tanpa pakai baju.

Pemberhentian VI …. Wajah Yesus diusap oleh VeronikaKami bertanya kepada Veronika, apa yang ada dibenaknya saat mengusap wajah Tuhan Yesus? Jawabannya; “Sing ono benak atiku, aku welas asih nyang sapodho-podho, ora mung ngusap pasuryane Gusti Yesus, ananging kanggo sapa bae kang nandhang. Iki salah sijining kesukaanku, bergembira aku, iku sing tak ungkape. Dadi yen kowe weruh lan sak orane bisa tumindak kayo aku laksanakno, luwih-luwih sedulur kang arep ora ono. (= Yang ada dibenak hatiku, aku berbelas kasih kepada sesama, bukan hanya mengusap wajah Tuhan Yesus saja, akan tetapi juga kepada siapa saja yang membutuhkan. Ini salah satu kesukaanku, kegembiraanku yang aku ungkapkan. Jadi

Page 6: Durpo 3 Maret 2013

6

kalau kamu mengetahui/melihat dan setidaknya bisa bertindak seperti aku – laksanakan!, lebih-lebih bagi orang yang akan meninggal.)Terlihat Tuhan Yesus hadir, tapi jauh jaraknya dan kelihatan kecil. Terdengar suara-Nya; “ Sembahahen Aku, jur lerenno ndisik – istirahat” Kami menyembahnya (secara rohani) dan diberkati.Kami tidak mengerti mengapa disuruh istirahat, padahal kami masih kuat untuk melanjutkannya, waktu sekitar pkl 3 sore, namun karena disuruh istirahat ya istirahat, ke- betulan juga belum makan siang, kami makan roti serta minum yang dibekali oleh ibu Pujono.

Pemberhentian VII …. Yesus jatuh untuk kedua kalinyaTerlihat telur di dalam cawan yang ada tatakannya, suara yang terdengar; “ pengertian iki kang isih kabungkus(= yang masih terbungkus), paribasane endhog iki (= contohnya telor ini). Dadi yen arep ngerti isine kudu wani mecah (= jadi kalo ingin tau isinya harus berani memecahkan), kudu wani kelangan, ben iso dirasakake kanggo awakmu dhewe lan kabeh kang butuh (= harus berani kehilangan, biar dapat dirasakan bagi dirimu sendiri dan semua yang membutuhkan).Yen barang kebuntel, ngemu pengertian bakal diudhari dening uwong (= Jika barang masih terbungkus, punya pengertian akan dibuka oleh manusia), sifate ora alami(= sifatnya tidak alami), ananging yen endhog kebungkus iku alami (= akan tetapi kalo telor terbungkus itu alami), dadi ora kabuntel nanging karacik / kacipto (= jadi bukan terbungkus tapi karacik / tercipta).”

“Karacik, ono unsur kepengin ngerti rahasiane utawa pengin ngerti mecah, pengin racikane hal isine. Karacik / kacipto nunggu waktu. Wani mecah – berani berbagi.”Kami bertanya, perbedaan karacik dengan kacipto. Jawaban-Nya; “loro-lorone bener”. (= dua-duanya benar). “ Karacik / kacipto – nunggu wektu, wani mecah – berani berbagi”“ Sing siji kok pecah secara akal/kemauan. Mecah sendiri – krono kesabaran (= perlu kesabaran), isine podho, maknane podho. Sing siji karepe uwong (= yang satu keinginan manusia), sijine karepe dhawuh / keyakinan (= satunya berdasarkan sabda / keyakinan),”

Berikutnya terlihat Tumpeng kecil (tanpa lauk-pauk) diatas lepek. Suara yang terdengar; “Yen wis dadi gunungan tegese wis dadi barang kasunyatan, wis diolah, wis kanggo cecawisan khusus. Ono kene ngemu teges persembahan kang adi, beda karo suguhan biasa.” (= Bila sudah jadi gunungan bermakna sudah menjadi barang yang nyata, sudah diolah/ dimasak , sudah layak buat persembahan khusus. Disini punya arti persesembahan yang kudus/rohani, beda dengan suguhan biasa)“Jalan salibmu wong loro iki digambarake tumpeng cilik, tegese kowe soko ngomah wis duwe maksud arep mengeti Gusti Yesus mijil tanggal 3 maret ono papan kene, dadi kowe mrene iki kan ora mlaku-mlaku .”

Page 7: Durpo 3 Maret 2013

7

(= Jalan salib kalian berdua ini digambarkan tumpeng kecil, artinya kamu dari rumah sudah punya maksud/niat akan memperingati Kelahiran Gusti Yesus tanggal 3 Maret di tempat ini – Gua Maria Tritis. Jadi kamu kemari ini bukan jalan-jalan / rekreasi)

Kami bertanya apa bedanya dengan tahun yang lalu (3 Maret 2012) di Ganjuran?. Jawaban-Nya; “Neng kono karo jalan-jalan, tapi neng kene kok angkah / widak.” (= Disana sambil jalan-jalan, tetapi disini kamu niati).

Memang saya-Sumeri dan pak Pujono saat itu pergi ke Ganjuran hanya ngisi waktu, siapa tau ada dhawuh dari Gusti. Memang tahun lalu, sebelum tanggal 3 Maret 2012 kami mendapat dhawuh Gusti untuk berdoa dirumah saja. Malamnya kami berdoa bersama (saya, bpk/ibu Pujono serta anaknya-Jonatan) dan paginya pkl 9 , saya dan pak Pujono ke Ganjuran. Jadi memang tidak khusus untuk memperingati ULTAH Gusti di Ganjuran. Pemberhentian VIII …. Yesus menghibur para perempuanTerlihat tampah, orang sedang napeni sesuatu pake tampah. Suara yang terdengar; “Hidup memang sulit dan berat, meskipun sudah didalam wewengkon-ajaran Tuhan, ternyata masih campur baur, baik – jelek, pantes – belum pantes, berguna – tak berguna, jagal lan pandum awor dadi siji mulo perlu dipilah (= Jagal; mencari sesuatu dengan memaksa, pandum; mencari sesuatu dengan bekerja. Jagal dan pandum bercampur baur, maka perlu dipilah-pilah).”Kami bertanya, kami ini masuk dimana? Jaawaban-Ny; “Kamu melu sing abot.” Selanjutnya terlihat Pisang mateng satu sisir. Suara yang terdengar; “ Suaramu pantes di doli – di ler sopo bae bisa mundhut”. (= Suaramu pantes untuk didengarkan, ditulis agar siapa saja bisa mengambil/membaca )

Pemberhentian IX .... Yesus jatuh untuk ketiga kalinyaTerlihat; seorang Imam/Pastor memakai jubah dengan ikat pinggang hitam. Kami menanyakan identitiasnya, jawabannya; Pastor Van Beardj Hottq Sx, dari Padang, sekitar tahun 1830. Harapannya bagi kami “mugo-mugo bisa dadi tetunggul” (= semoga bisa jadi pemimpin)

Pemberhentian X …. Pakaian Yesus ditanggalkanTerlihat; Es lilin, suara terdengar; “ wis anyep, wis adhem, wis lerem, ora duwe utang, ora duwe tanggungan. Semua diterima dengan ikhlas, lapang dada, rendah hati.

Selanjutnya terlihat Karung beras atau hasil bumi. Suara terdengar; “Usungen, jupuken ora bakal entek.” (= Angkat dan ambilah tidak bakal habis).Terlihat; banyak orang yang lewat, dengan gerakan seperti permisi numpang lewat. Serta terlihat ada orang datang menggendong orang sakit. minta diobati.

Page 8: Durpo 3 Maret 2013

8

Pemberhentian XI …. Yesus disalibkanTerlihat; Kami dikasih baju warna putih masih terbungkus dalam plastik dan sabuk hitam. Suara yang terdengar; “ Jatahmu wis ono, panganggonmu wis ono. Karyamu di tompa, dongamu katampi.” Sabuk – kenang-kenangan jalan salib tahun ini. Baju– jangkepe prakaryan saka Gusti, ateges pantes nampi bebungah, ono karahayon.” (= Jatahmu sudah ada, tempatmu sudah ada, karyamu diterima, doamu diterima. Sabuk - kenang-kenangan jalan salib tahun ini. Baju – Kelengkapan karya dari Tuhan, yang berarti pantas menerima karunia sukacita, ada keselamatan)Selain baju dan sabuk, kami dikalungi Rosario warna putih, namun yang ngasih tidak kelihatan.

Pemberhentian XII …. Yesus wafat di salibDalam perhentian ke XII ini, kami masing-masing berdoa untuk keselamatan saudara/i yang telah meninggal. Terdengar suara; “Tulisen uwong sing kok suwunke”. (= Tulislah orang-orang yang kamu mintakan/doakan)Kami menulis secara rohani nama-nama saudara/i yang kami doakan, menulisnya di dikaki salib sebelah kanan salib Tuhan Yesus. Kemudian terlihat; Meja + taplak + buku tamu + pulpen. Terdengar suara; “Tulisen jenenge wong sing disuwunake” (= Tulislah nama-nama orang yang dimintakan/didoakan)Catatan – kami heran kenapa diminta lagi menuliskan nama orang yang didoakan – mungkin salah tempat menulisnya, sebab yang pertama kami menulis dikaki salib penjahat yang disebelah kanan Tuhan Yesus.Terlihat; Gembok hitam “GLOBE”, Terdengar suara yang meminta seseorang yang tidak kelihatan; “ Gembok-e buka-en wong loro kuwi arep nginep”. (= Bukalah gemboknya. Orang dua ini mau menginap)

Tidak terasa waktu telah menunjukkan pkl. 17.00, sudah 5 jam (pkl 12.00 s/d 17.00) kami melaksanakan/menghayati serta mengenang peristiwa penyaliban Tuhan Yesus. Kami istirahat sejenak merenungkan dhawuh Gusti di beberapa pemberhentian, setelah berbersih diri kami menuju ke lokasi Gua Maria dimana masih banyak orang kerja untuk merehab gua serta beberapa panitia penyelenggara Novena ST Perawan Maria yang dilaksanakan pada esok hari Minggu tanggal 4 Maret 2013. dan dilanjutkan Misa Kudus yang dipersembah-kan oleh Romo Y. Aristanto Hari Setiawan, MSF. Pkl. 18.00, kami masing-masing berdoa Rosario didepan patung Bunda Maria, sekitar pkl 19.00, datang sekitar 15 orang mahasiwa dari Dili – Timtim, setelah mereka selesei berdoa di depan patung Bunda Maria, kami bincang-bincang sejenak, kemudian mereka kembali ke Jogja dan kamipun melanjutkan doa Rosario lagiPkl. 23.15 datang rombongan sekitar 25 mudika paroki Pugeran, yang baru saja selesei melaksanakan jalan salib serta berdoa didepan patung Bunda Maria. Kami ngobrol kesana-kemari terutama perihal

Page 9: Durpo 3 Maret 2013

9

rohani, pkl 23.30 sebagian besar mereka pamit pulang ke pondok-an dan ada 4 mudika yang ingin dan antosias untuk meneruskan obrolan sebelumnya. Pkl. 24.00 mereka pamit pulang menyusul kawan-kawannya yang duluan pergi.

Tinggal kami berdua (saya-sumeri dan pak Pujono), kami doa Rosario kembali sampe dengan pkl 01.00 tanggal 4 Maret, Suasana sepi serta tidak terlihat yang Kudus, kami istirahat/tidur dibangku panjang dan terbangun pkl. 06.00

4 Maret 2013Pagi-pagi setelah berbersih diri, kami berdoa Rosario sambil menunggu pkl. 09.00 untuk turut serta dalam doa Novena St Perawan Maria pengantara segala Rahmat.Pkl. 09.30 Novena dimulai dan berakhir pkl.10.00, dilanjutkan Perayaan Ekaristi yang dipersembah-kan oleh Romo Y. Aristanto Hari Setiawan, MSF. sampai dengan pkl. 11.30Pada saat Ekaristi terlihat oleh pak Pujono, “suster SJEBHA” dari Dubai, “suster karmel “TINITO VINISIA” dari Belgia serta seorang Romo bule yang tidak berkenan menyampaikan identitasnya.

Setelah mulai kosong, kami menuju ke patung Bunda Maria untuk berpamitan Di akhir doa saya melihat dengan matahati ada seorang ibu yang turut berdoa di depan Bunda, untuk meyakinkan hal tersebut saya tanya ke pak Pujono, ternyata penglihatan saya benar namanya bu Sulastri, anak pakdhe saya yang meninggal sekitar dua tahun yang lalu, dia minta didoakan agar jiwanya selamat. Pak Pujo mendahului berdoa, setelah selesai giliran saya berdoa, selesai doa almarhumah bilang “matur suwun dik Meri, ayo mulih bareng-bareng ” (= Trimakasih dik Meri, ayo pulang sama-sama) selanjutnya dia naik keatas !. PUJI TUHAN !!! Trimakasih Gusti Yesus, Engkau mengabulkan doa kami. Terpujilah Engkau selama-lamanya.! Amin.Saya menangis bahagia! Saya percaya almarhumah benar bu Sulastri, karena semasa masih hidup, beliau bila memanggil saya selalu dengan ucapan “dik Meri”. Sebagai wong ndeso, hanya beberapa orang yang panggil saya demikian, rasanya panggilan tersebut penuh dengan penghargaan (belakangan baru saya ketahui bahwa hari itu adalah bertepatan dengan 1000 harinya bu Sulastri),

Sekitar pkl 13,00, kami pulang ke Jogja dan mampir ke rumah orang tua mas Semedi untuk bersilahturami, mengingat keluarga tersebut merupakan minoritas dikampungnya. Mereka sungguh bersukacita, malah mereka berkeinginan agar anaknya terpanggil untuk menjadi pelayan-Nya. Amiin !!! Silahturami kami akhiri dengan doa dan berkat. Pkl. 17.00 kami sampe dirumah pak Pujono, selain ada ibu dan

Page 10: Durpo 3 Maret 2013

10

Jonatan, juga ada mas Jose - pelajar SMA Van Lith yang lagi live-in dirumah keluarga ini.Setelah santap malam yang telah disediakan oleh bu Pujono, kami bertiga (saya, pak Pujono serta Jose) berdoa Rosario, bu Pojono pergi latihan Koor digereja, sedangkan Jonatan masih sibuk dibelakang. Saat kami berdoa, terlihat oleh pak Pujono sekuntum mawar kuning di depan saya, mawar putih didepan Jose dan mawar merah didepan pak Pujono. Jose tidak sampai tuntas doa rosarionya karena akan latihan koor bersama Jonatan, tinggalah kami berdua meneruskan Rosario. Setelah selesai Rosario, saya bilang ke pak Pujo, saya melihat lagi rohya bu Sulastri, lalu kami berdoa lagi untuk keselamatannya. Selesei doa bu Sulastri berkata “Trimakasih dik Meri” dan dia seperti naik tangga keatas. Selamat jalan yu Tri!!! Doaku menyertaimu, kasih Tuhan Yesus besertamu mengantar ketempat yang penuh kebahagian – tanpa siksa, Amiin.

Selanjutnya kami berdua mereview catatan komunikasi kami saat jalan salib di Tritis , point-point mana yang kurang jelas maksudnya kami tanyakan kembali pada Gusti serta hal-hal baru yang ada hubungannya, antara lain;

1. Diberkati – Hidup didalam perlindungan-Nya - Seperti ada kekuatan magic yang menguatkan sehingga orang itu hidup dalam perlindungan yang memberi berkat

2. Rahmat – Rahmat itu kuasa yang manjing banjur dadi kemampuan atau kekuatan hal-hal yang bertentangan dengan kekuatan jahat (= Rahmat itu kuasa/kekuatan dari Allah yang masuk dalam diri seseorang kemudian menjadi kemampuan atau kekuatan hal-hal yang bertentangan dengan kuasa jahat). Contoh: Tinggalkanlah pikiranmu yang olo ateges tinggalkan ngen-ngenmu sing olo. Nek bisa, ateges ono Rahmat Tuhan neng kowe. (= Tinggalkanlah pikiranmu yang jahat dalam arti angan-angan yang jahat. Kalau bisa, berarti ada Rahmat Tuhan didalam kamu)

3. Maha Rahim – Sang Maha Rahim iku kowe ora oleh ndelok, ora oleh ngetke opo meneh demok/demek. (= Sang Maha Rahim itu, kalian tidak boleh melihat, apa lagi menjamah)Rahim – Tulus, kekal, nyaman, abadi, suci langgengRahim ibu – indah, nyaman, penuh kebahangatan, kedamaian, bahagia. (cara rasane menungso/ menurut secara ukuran manusia.)

4. Gua Maria Tritis – dinamakan Gua Monco Warno, sopo bae sing nyenyuwun, sing sowan diparengake, ora jalaran agomo utowo keyakinan Poncowarno utawi pepak. (= Siapa saja yang memohon, yang menghadap diperbolehkan; bukan karena agama atau keyakinan)

Page 11: Durpo 3 Maret 2013

11

5. Kami bertanya, kalau berdoa di Gua Poncowarno apakah doanya dikabulkan? Jawaban-Nya; “Gusti ora ngendikake keberhasilan tapi Gusti ngendiko kaleresan. Ukuran keberhasilan masih memakai ngongso & mekso. Tapi kalo lerese itu ada unsur ikhlas dan kehendak Tuhan sehingga leres tumrape manungso kalian paweh tumrap AllahSabar ngemu teges tlaten melaksanakan, buktine tekan dino iki isih melaksanakan panyuwunan, meskipun gua-nya pindah-pindah. (= Tuhan tidak membicarakan keberhasilan doa tetapi berbicara kebetulan. Ukuran keberhasilan masih memakai usaha dan paksa tetapi kalau leres/betul/benar ada unsur ikhlas/pasrah dan kehendak Tuhan sehingga “leres” bagi manusia dan pemberian dari Allah. Sabar berarti telaten melaksanakan, buktinya sampai hari ini masih melaksanakan permohonan, meskipun guanya pindah-pindah).

6. Ada tidak orang yang baru ziarah doanya terkabul??? Jawaban-Nya; “Ora biso diarani mengkono, sing bener mergo wis kaleres, memang sudah target. (= Tidak bisa disebut demikian, yang benar karena sudah sesuai kehendak-Nya, memang sudah waktunya)

Komunikasi rohani kami akhiri walaupun masih sore, kami ngantuk dan lelah. Trimaksih Tuhan!, Engkau telah menerima dan menyertai kami dalam rangka Ultah-Mu yang ke 2016 (3Maret tahun minus 3) semoga berkat-Mu melimpah pada kami yang mengagumi-Mu. Amiiin.Tak lupa juga kami menyampaikan trimakasih pada bapa Santo Petrus serta para Kudus yang menemani kami dari awal sampai akhir selama kami di Gua Maria Poncowarno - Tritis