Draft Laptri TW I Setjen 2019 Update3 - Kemendag · 2020. 9. 9. · Manajemen Aset Negara (SIMAN)...
Transcript of Draft Laptri TW I Setjen 2019 Update3 - Kemendag · 2020. 9. 9. · Manajemen Aset Negara (SIMAN)...
i
i
iii
KATA PENGANTAR Sekretariat Jenderal, sebagai unit eselon I yang bertugas memberikan
dukungan manajemen implementasi SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah) dan Reformasi Birokrasi sehingga terwujud sistem kepemerintahan
yang baik (good governance) di lingkungan Kementerian Perdagangan, telah
menyusun Laporan Kinerja Triwulanan untuk dilaporkan kepada Menteri
Perdagangan dalam rangka memenuhi amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang SAKIP. Sistematika
penyusunan laporan ini telah berpedoman pada Keputusan Menteri Perdagangan
Nomor 794 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen SAKIP di
lingkungan Kementerian Perdagangan.
Sebagai salah satu dokumen SAKIP, Laporan Sekretariat Jenderal
Triwulan I tahun 2019 bertujuan untuk menilai tingkat
akuntabilitas/pertanggungjawaban atas kinerja hasil (outcome) dan keluaran
(output) terhadap penggunaan anggaran Sekretariat Jenderal selama periode
Januari-Maret 2019. Laporan Triwulanan merupakan bentuk evaluasai yang
dilakukan selama pelaksanaan program/kegiatan berlangsung (intermediate
evaluation) sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Sekretariat Jenderal
untuk dapat memenuhi setiap sasaran program dan kegiatan sesuai dengan
dokumen perencanaan yang telah disusun sebelumnya (Renstra, Renja dan
Perjanjian Kinerja).
Akhirnya, laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang terukur
sejauh mana realisasi indikator kinerja program dan kegiatan Sekretariat Jenderal
telah mencapai target sesuai dengan perencanaan. Sehingga pelaksanaan
program dan kegiatan yang akan datang menjadi lebih optimal dengan didukung
koordinasi yang baik antar unit eselon I di lingkungan Kementerian Perdagangan.
Jakarta, April 2019 Sekretaris Jenderal
iv
KARYANTO SUPRIH
v
vi
RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Triwulan I Tahun 2019 Sekretariat Jenderal merupakan sarana
pemantauan selama tiga bulan pertama pelaksanaan program dan kegiatan
sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2019. Sekretariat Jenderal
mempunyai peran strategis dalam mengoptimalkan pelaksanaan reformasi
birokrasi di lingkungan Kementerian Perdagangan melalui koordinasi pelaksanaan
tugas dan fungsi, serta seluruh pembinaan administrasi unit kerja kementerian
agar mengarah pada pencapaian tujuan dan sasaran organisasi secara efektif dan
efisien.
Tabel 1. Matriks Pengukuran Pencapaian Sasaran Program di Lingkungan Sekretariat Jenderal Periode Januari-Maret Tahun 2019
Sasaran Program Indikator Kinerja Program Target 2019
Triwulan I/2019 Prediksi Capaian
(%) Realisasi Capaian
(%) (1) (2) (3) (4) (5) (6)
Meningkatnya Dukungan Kinerja Layanan Publik 1
Persentase Efisiensi Hasil Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang Dilaksanakan Secara Elektronik
≥ 6% 25 6% 100
2 Persentase Penyelesaian Peraturan Perundang-undangan 95% 20 33,33 35,08
3 Persentase Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Informasi Publik
80 - - -
4 Persentase Sengketa Perdagangan Internasional yang diselesaikan
90% 30 9,4 % 10,44
Meningkatnya Transparansi, Akuntabilitas dan Integritas ASN Kemendag
5 Indeks Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan Skor 75 - - -
6 Opini BPK atas Kewajaran Laporan Keuangan WTP 100 - -
7
Penilaian Kemen PAN-RB atas Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Kementerian Perdagangan
Skor 75 100 - -
8 Penilaian atas evaluasi Pelaksanaan RKA Kementerian Perdagangan
86% 100 - -
Meningkatnya ketersediaan sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian
9
Indeks Kepuasan terhadap Sarana dan Prasarana di lingkungan Kementerian Perdagangan
Skor 78 - - -
vii
Sasaran Program Indikator Kinerja Program Target 2019
Triwulan I/2019 Prediksi Capaian
(%) Realisasi Capaian
(%) Perdagangan dan non aparatur di bidang Perdagangan
10 Persentase Database Master
Asset pada Sistem Informasi Manajemen Aset Negara (SIMAN)
75% - 76,13% 101,5
Keterangan: 1) Realisasi indikator kinerja merupakan data tahun sebelumnya
Dari ringkasan pencapaian kinerja di atas dapat dilihat bahwa masih banyak
indikator yang realisasi capaiannya belum bisa diukur karena data-data tersebut
baru dapat dihitung pada akhir tahun atau triwulan-triwulan selanjutnya. Hal ini
mengingat pada triwulan I pelaksanaan kegiatan baru dilakukan sehingga belum
terlihat hasil dan dampaknya terhadap kinerja Sekretariat Jenderal. Secara
keseluruhan terdapat tiga Sasaran Program Sekretariat Jenderal yang dijabarkan
ke dalam sepuluh Indikator Kinerja (IK) Program (lihat Tabel 1). Dari keseluruhan
Indikator Kinerja tersebut, sebanyak 4 IK yang realisasi capaiannya sudah dapat
dihitung, IK lainnya baru dapat diukur di triwulan berikutnya. Untuk dapat
memenuhi target realisasi di akhir tahun 2019 maka perlu dipersiapkan
perencanaan yang matang dan dilakukan koordinasi dengan seluruh stakeholders
terkait, kendala dan permasalahan perlu diselesaikan dan diatur sedemikian rupa
sehingga dapat mengoptimalkan kinerja bersangkutan agar di akhir tahun
anggaran dapat sesuai target.
Sementara itu, target realisasi kinerja penyerapan anggaran Sekretariat
Jenderal Kementerian Perdagangan pada triwulan I tahun 2018 adalah 8 persen
dari keseluruhan pagu anggaran. Namun, sampai dengan akhir triwulan I tahun
2019 realisasi penyerapan anggaran Sekretariat Jenderal telah mencapai
Rp121.447.420.836,- atau sekitar 14,28 persen dari keseluruhan pagu anggaran
Sekretariat Jenderal pada tahun 2019.
viii
ix
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................................. iii
RINGKASAN EKSEKUTIF ......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xi
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan ............................................................................................................ 2
BAB II AKUNTABILITAS KINERJA .......................................................................... 5
A. Capaian Kinerja ................................................................................................................... 5
Sasaran Program 1: "Meningkatnya Dukungan Kinerja Layanan Publik " ..................... 5
Sasaran Program 2: "Meningkatnya Transparansi, Akuntabilitas dan Integritas ASN"19
Sasaran Program 3: "Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana aparatur Kementerian Perdagangan dan non aparatur di bidang perdagangan" ........ 33
B. Akuntabilitas Keuangan ...................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB III. PENUTUP .................................................................................................... 37
LAMPIRAN ................................................................................................................. 39
Lampiran I: Lembar Perjanjian Kinerja ............................................................................ 41
Lampiran II: Matriks Pengukuran Pencapaian Sasaran Program Sekretariat Jenderal ................................................................................................................................... 47
Lampiran III: Matriks Pengukuran Pencapaian Kinerja Unit Kerja Sekretariat Jenderal ................................................................................................................................... 53
x
xi
DAFTAR TABEL Tabel 1. Matriks Pengukuran Pencapaian Kinerja Program Sekretariat Jenderal s.d. Triwulan I (Januari-Maret) Tahun 2019 ...................................................................................... vi Tabel 2. Indeks Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan Tahun 2017 dan 2018 . 20 Tabel 3. Survei Internal Terhadap Integritas Organisasi ............ Error! Bookmark not defined. Tabel 4. Nilai Total Evaluasi Kinerja Aspek Implementasi dan Aspek Manfaat RKA Kementerian Perdagangan Tahun 2018 Per Program ............................................................ 26 Tabel 5. Penilaian Evaluasi Kementerian Perdagangan ........................................................ 29 Tabel 6. Tabel Realisasi Penyerapan Anggaran Sekretariat Jenderal Tahun 2019 .......... 35
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Sasaran Reformasi Birokrasi dan Delapan Area Perubahan ............................... 1 Gambar 2. Gran Dhika Hotel, Semarang, Provinsi Jawa Tengah ........................................... 9 Gambar 3. Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah ............. 10 Gambar 4. Proses Penyusunan Laporan Keuangan Kemendag Tahun 2018 di Bandung tanggal 17 – 21 Februari 2019 ................................................................................................... 25 Gambar 5. Rapat Penyusunan Perjanjian Kinerja Tahun 2019 ............................................. 30 Gambar 6. Rapat Finalisasi Laporan Kinerja Kementerian Perdagangan ........................... 31 Gambar 7. Rapat Finalisasi Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan ................................................................................................................................. 32
xii
1
Sumber: Roadmap Reformasi Birokrasi Kemendag Tahun 2015-2019
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sekretariat Jenderal merupakan Unsur Pembantu Pimpinan (Menteri) dalam
organisasi Kementerian yang mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi
pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada
seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 7 tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara. Jabaran
tugas tersebut secara implisit memosisikan peran strategis Sekretariat Jenderal
dalam lingkungan Kementerian Perdagangan sebagai pelaksana sekaligus monitor
berjalannya reformasi birokrasi.
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi 2015 – 2019 merupakan penguatan dari
pelaksanaan reformasi birokrasi tahapan sebelumnya, di mana Kementerian
Perdagangan telah melanjutkan langkah-langkah konkret perbaikan kualitas
birokrasi melalui tiga sasaran strategis reformasi birokrasi, yaitu:
1. Birokrasi yang bersih dan akuntabel;
2. Birokrasi yang efektif dan efisien; dan
3. Birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas.
Gambar 1. Sasaran Reformasi Birokrasi dan Delapan Area Perubahan
2
Sesuai roadmap Reformasi Birokrasi Nasional, untuk mewujudkan ketiga
sasaran sebagaimana disebutkan di atas, maka telah ditetapkan 8 area perubahan
birokrasi, yaitu: (1) mental aparatur; (2) pengawasan; (3) akuntabilitas; (4)
kelembagaan; (5) tatalaksana; (6) SDM Aparatur Sipil Negara; (7) peraturan
perundang-undangan; dan (8) pelayanan publik. Pada hakikatnya, inti perubahan
reformasi birokrasi adalah perubahan mental aparatur pada pola pikir (mindset) dan
budaya kerja (cultureset) dengan didukung sistem lain yang berkaitan (Gambar 1).
Area perubahan tersebut menjadi target output dan outcome pada seluruh kegiatan
organisasi di lingkungan Kementerian Perdagangan. Optimalisasi pelaksanaan
reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Perdagangan didukung oleh
komitmen para pimpinan tinggi dan seluruh jajarannya. Lebih lanjut, pembentukan
kelompok kerja area perubahan dilakukan guna memastikan perubahan terjadi di
seluruh lingkungan Kementerian Perdagangan.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Perdagangan RI Nomor 794/M-
DAG/KEP/8/2015 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di lingkungan Kementerian Perdagangan,
implementasi SAKIP diterapkan bertingkat secara top-to-down, mulai dari tingkat
Kementerian sampai dengan individu dalam organisasi serta dilaksanakan secara
berkala dan berkelanjutan. Lebih lanjut lagi, Kepmendag 749/2015 mengamanatkan
kepada setiap unit kerja Eselon I di Kementerian Perdagangan untuk melakukan
kegiatan pemantauan dan pelaporan kinerja di lingkungan Kementerian
Perdagangan dengan menyampaikan Laporan Kinerja Triwulanan (I, II, dan III) dan
Laporan Kinerja Tahunan.
B. Maksud dan Tujuan Proses pemantauan merupakan kegiatan pengumpulan data dan pengukuran
kemajuan atau progress atas pelaksanaan program dan kegiatan, serta pencapaian
kinerja dari setiap unit kerja di lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian
Perdagangan. Proses pemantauan atas kinerja dan program dilaksanakan secara
berkelanjutan dan berkala secara periodik, yaitu triwulanan. Tujuan dari proses
pemantauan melalui penyusunan laporan triwulanan adalah untuk memastikan dan
mengendalikan keserasian pelaksanaan program dan kegiatan dengan
3
perencanaan, tujuan dan sasaran yang tertuang dalam Program kerja Sekretariat
Jenderal Kementerian Perdagangan. Dengan demikian, proses pelaksanaan
program dan kegiatan dapat berjalan baik sesuai dengan rencana dan dapat diambil
suatu tindakan perbaikan dan pencegahan untuk mengatasi apabila terjadi
penyimpangan terhadap target indikator kinerja.
Dalam rangka mendukung misi dan tujuan Kementerian Perdagangan,
Sekretariat Jenderal bertanggung jawab untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan
yang baik di sektor perdagangan, dengan rincian sasaran sebagai berikut:
Sasaran 1. Meningkatnya Dukungan Kinerja Layanan Publik
Pada tingkat Kementerian, sasaran pertama yang ingin dicapai oleh unit
Sekretariat Jenderal adalah meningkatnya dukungan kinerja layanan publik.
Keberhasilan dari sasaran ini dapat diukur melalui 4 (empat) indikator sebagai
berikut:
1. Persentase Efisiensi Hasil Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang
dilaksanakan Secara Elektronik;
2. Persentase penyelesaian peraturan perundang-undangan;
3. Persentase Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Informasi
Publik; dan
4. Persentase Penanganan Sengketa Perdagangan Internasional yang
diselesaikan.
Sasaran 2. Meningkatnya Transparansi, Akuntabilitas dan Integritas ASN Kementerian Perdagangan
Sasaran kedua yang ingin dicapai adalah Meningkatnya Transparansi,
Akuntabilitas dan Integritas ASN Kemendag. Indikator yang digunakan untuk
mengukur keberhasilan dari pencapaian sasaran ini adalah sebagai berikut:
1. Indeks Reformasi Birokrasi di Kementerian Perdagangan;
2. Opini BPK atas Kewajaran Laporan Keuangan Kementerian Perdagangan;
4
3. Penilaian Atas Evaluasi Pelaksanaan RKA Kementerian Perdagangan;
4. Penilaian Kementerian PAN-RB atas Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (AKIP) Kementerian Perdagangan.
Sasaran 3. Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana aparatur Kementerian Perdagangan dan non aparatur di bidang perdagangan
Sasaran terakhir yang ingin dicapai adalah Meningkatnya ketersediaan
sarana dan prasarana aparatur Kementerian Perdagangan dan nonaparatur di
bidang perdagangan. Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan dari
pencapaian sasaran ini adalah sebagai berikut:
1. Indeks Kepuasan terhadap Sarana dan Prasarana di lingkungan Kementerian
Perdagangan;
2. Persentase Database Master Asset pada Sistem Informasi Manajemen Aset
Negara (SIMAN).
5
BAB II AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Pengukuran tingkat capaian kinerja Sekretariat Jenderal Triwulan I Tahun 2019
dilakukan dengan membandingkan antara target dengan realisasi dari masing-masing
Indikator Kinerja (IK) selama periode tersebut. Hasil dari perbandingan tersebut akan
diperoleh persentase pencapaian target.
Sasaran Program 1: Meningkatnya Dukungan Kinerja Layanan Publik
Sasaran Program Indikator Kinerja Target 2019
Kinerja s.d. Triwulan I
Prediksi Capaian
(%) Realisasi % Capaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Meningkatnya Dukungan Kinerja Layanan Publik 1
Persentase Efisiensi Hasil Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang Dilaksanakan Secara Elektronik
≥ 6% 25 6% 100
2 Persentase Penyelesaian Peraturan Perundang-undangan 95% 20 33,33% 35,08
3 Persentase Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Informasi Publik
80 - - -
4 Persentase Penanganan Sengketa Perdagangan Internasional
90% 30 9,4% 10,44
6
IK-1: Persentase Efisiensi Hasil Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang Dilaksanakan Secara Elektronik
Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah telah memberikan pemenuhan nilai manfaat yang sebesar-besarnya
(value for money) dan kontribusi dalam peningkatan penggunaan produk dalam
negeri, peningkatan peran Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Usaha Menengah serta
pembangunan berkelanjutan. Pada triwulan I Tahun Anggaran 2019 ini efisiensi hasil
pengadaan barang/jasa secara elektronik telah mencapai target kinerja yang
ditetapkan. Jumlah pengadaan barang/jasa yang telah dilaksanakan oleh Unit
Layanan Pengadaan (ULP) melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)
sebanyak lima puluh empat paket dengan jumlah pagu Rp187.452.205.331,- dan
realisasinya sebesar Rp96.753.976.596,- sehingga nilai efisiensi berjumlah total
Rp9.864.147.804,- atau sebesar 6%. Dengan kata lain persentase capaian pada
triwulan I tahun 2019 telah melampaui prediksi pada dokumen Perjanjian Kinerja dan
memenuhi target tahun 2019.
Dalam rangka persiapan pelaksanaan tender untuk Tahun Anggaran 2019 dan
untuk menyamakan persepsi Kelompok Kerja (Pokja) agar proses pengadaan berjalan
sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018, pada tanggal 25 Januari
2019 diselenggarakan Rapat Evaluasi Pokja Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan
Kementerian Perdagangan.
Selain itu, dalam rangka merespon Surat Edaran Nomor 2 Tahun 2019 tentang
Percepatan Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang dikeluarkan oleh
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) yang dibuat dengan
maksud dan tujuan untuk mendorong percepatan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (PBJP) melalui implementasi penyusunan, pengumuman dan
pelaksanaan Rencana Umum Pengadaan (RUP) serta percepatan digitalisasi proses
PBJP dan pencatatan atas hasil pengadaan barang/jasa, ULP menyelenggarakan
Forum Konsultansi Peningkatan Kompetensi Pokja ULP dan Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah pada tanggal 18 Maret
2019. Kegiatan ini dihadiri oleh ketua dan anggota Pokja dan PPK dari seluruh satker
di Kementerian Perdagangan.
7
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Pasal 88 huruf a menyatakan
bahwa Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan wajib dijabat oleh Pengelola Pengadaan
Barang/Jasa paling lambat 31 Desember 2020. Menindaklanjuti aturan ini, ULP
melalui Biro Organisasi dan Kepegawaian telah mendaftarkan dua orang Pokja untuk
mengikuti Inpassing Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa (PPBJ),
namun hanya satu orang yang dinyatakan lulus.
Meskipun capaian indikator kinerja ini melampaui prediksi pada Perjanjian
Kinerja, masih ditemui beberapa kendala dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa
dan fungsi ULP diantaranya:
1. Belum adanya himbauan kepada Satker untuk segera mengumumkan RUP pada
SiRUP mengingat banyak satker yang belum menginput RUP;
2. Mendorong pemanfaatan SPSE versi 4.3 dan katalog elektronik kepada Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) dan Pejabat Pengadaan;
3. Kurangnya motivasi Pokja untuk menjadi Jabatan Fungsional PPBJ.
Dari pengkajian terhadap kendala tersebut telah dilakukan evaluasi dan
rencana perbaikan, antara lain:
1. Koordinasi internal Sekretariat Jenderal antara Biro Umum dengan Pusat Data
dan Sistem Informasi (PDSI) selaku pengelola LPSE untuk menindaklanjuti secara
efektif dan berkelanjutan melalui penyelenggaraan sosialisasi dan asistensi
pengisian Rencana Umum Pengadaan (RUP) barang/jasa pada aplikasi SiRUP
yang dipertegas kembali dengan Surat Edaran Sekretaris Jenderal serta
melibatkan pihak Inspektorat Jenderal;
2. Melakukan kampanye pemanfaatan SPSE versi 4.3 dan katalog elektronik untuk
mempercepat pelaksanaan pengadaan barang/jasa. Dalam hal barang/jasa yang
dibutuhkan belum ada dalam katalog elektronik, maka pelaksanaan pengadaan
dilakukan menggunakan metode pemilihan penyedia selain e-purchasing
sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
3. Melakukan sosialisasi dan menginformasikan pentingnya Jabatan Fungsional
PPBJ untuk menunjang pelaksanaan pengadaan barang/jasa di Lingkungan
Kementerian Perdagangan.
8
IK-2: Persentase Penyelesaian Peraturan Perundang-undangan
Realisasi Indikator Kinerja Penyelesaian Peraturan Perundang-undangan pada
triwulan I tahun 2019 yaitu sebesar 33,33%. Bila dibandingkan dengan target akhir
tahun 2019 yang sebesar 95%, maka persentase capaian pada triwulan I tahun 2019
telah mencapai 35,08%. Capaian ini lebih besar dari prediksi capaian pada Perjanjian
Kinerja yaitu sebesar 20%. Prestasi ini dapat diraih karena Sekretariat Jenderal
senantiasa melakukan langkah yang terencana dan sistematis untuk menyelesaikan
rancangan peraturan perundang-undangan. Hingga akhir triwulan I tahun 2019 jumlah
peraturan yang sudah diselesaikan mencapai 27 peraturan.
Meskipun capaian kinerja pada triwulan I - 2019 telah melampaui prediksi,
masih terdapat kendala yang dihadapi oleh Sekretariat Jenderal dalam mengejar
target Indikator Kinerja Penyelesaian Peraturan Perundang-undangan, yaitu
kurangnya sumber daya manusia untuk melakukan pembahasan dan evaluasi
rancangan peraturan perundang-undangan di Kementrian Perdagangan. Hal ini
menyebabkan pelaksanaan percepatan kegiatan/realisasi anggaran menjadi
terhambat, karena langkah Sekretariat Jenderal berjalan bersamaan dengan
banyaknya penyusunan peraturan perundang-undangan pada unit-unit di lingkungan
Kementerian Perdagangan. Selain koordinasi internal, Sekretariat Jenderal juga harus
menyesuaikan jadwal dengan penyusunan perundang-undangan antar K/L dan Rapat
Harmonisasi di Kementerian Hukum dan HAM serta Kementerian Sekretariat Negara
dan Kementerian Sekretariat Kabinet.
Dalam rangka mendukung pencapaian target Indikator Kinerja ini, Sekretariat
Jenderal Kementerian Perdagangan telah melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
1. Pembahasan Peraturan Menteri Bidang Perdagangan Dalam Negeri
Kegiatan penyusunan dan pembahasan rancangan peraturan perundang-
undangan di bidang perdagangan dalam negeri yang dilaksanakan pada triwulan I
tahun 2019 adalah Rancangan Peraturan Menteri Perdagangan tentang
Standardisasi Bidang Perdagangan di Bandung (21 Maret 2019) dan Cirebon (29
Maret 2019).
9
2. Pembahasan Peraturan Menteri Bidang Perdagangan Luar Negeri
Kegiatan penyusunan dan pembahasan rancangan peraturan perundang-
undangan di bidang perdagangan luar negeri yang dilaksanakan pada triwulan I
tahun 2019 diantaranya adalah:
a. Rancangan Peraturan Menteri Perdagangan tentang Ketentuan Impor Produk
Tertentu di Kota Semarang pada tanggal 28 Februari 2019.
b. Rancangan Peraturan Menteri Perdagangan tentang Ketentuan Impor Produk
Hortikultura di Kota Bandung pada tanggal 25 Maret 2019.
Gambar 2. Kegiatan Pembahasan Peraturan Menteri Bidang Perdagangan Luar Negeri
3. Evaluasi Peraturan Perundang-undangan Perdagangan Dalam Negeri
Kegiatan Evaluasi Peraturan Perundang-undangan di Bidang Perdagangan Dalam
Negeri dilaksanakan untuk mengevaluasi implementasi Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2014 tentang Perdagangan yang diadakan di Bandung (20 Maret 2019)
dan Cirebon (28 Maret 2019).
4. Evaluasi Peraturan Perundang-undangan Perdagangan Luar Negeri
Kegiatan Evaluasi Peraturan Perundang-undangan di Bidang Perdagangan Luar
Negeri pada triwulan I tahun 2019 telah dilaksanakan sebanyak 2 kali, yaitu: di
Semarang (29 Februari 2019) dan Bandung (26 Maret 2019). Kegiatan evaluasi
dilakukan terhadap beberapa pokok pengaturan dari pasal-pasal dalam Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, yaitu:
10
• Pasal 42 sampai dengan Pasal 44 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014
tentang Perdagangan terkait Kebijakan Umum di Bidang Ekspor;
• Pasal 45 sampai dengan Pasal 48 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014
tentang Perdagangan terkait Kebijakan Umum di Bidang Impor;
• Pasal 49 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan terkait
Perizinan di Bidang Ekspor dan Impor;
• Pasal 50 sampai dengan Pasal 54 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014
tentang Perdagangan terkait Larangan dan Pembatasan di Bidang Ekspor dan
Impor;
• Pasal 67 sampai dengan Pasal 72 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014
tentang Perdagangan terkait Perlindungan dan Pengamanan Perdagangan;
• Pasal 74 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan terkait
Pembinaan Ekspor;
• Pasal 75 sampai dengan Pasal 81 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014
tentang Perdagangan terkait Promosi Dagang; dan
• Pasal 82 sampai dengan Pasal 87 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014
tentang Perdagangan terkait Kerja Sama Perdagangan Internasional.
Gambar 3. Kegiatan Evaluasi Peraturan Menteri Bidang Perdagangan Luar Negeri
11
IK-3: Persentase Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Informasi Publik
Setiap permohonan informasi yang masuk ke Kementerian Perdagangan akan
sepenuhnya dijawab, baik secara langsung ataupun diteruskan ke unit teknis terkait.
Permohonan informasi yang ditujukan kepada Kementerian Perdagangan akan
diterima oleh Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) pada Subbagian
Layanan Informasi Publik. Untuk informasi yang bersifat umum permohonan informasi
dapat dijawab langsung oleh pengelola. Sedangkan untuk pertanyaan bersifat teknis
akan diteruskan kepada pengelola informasi publik pada Unit Eselon I terkait untuk
selanjutnya ditanggapi kepada pemohon apabila pengelola pada Subbagian Layanan
Informasi Publik telah menerima tanggapan dari pengelola informasi publik pada Unit
Eselon I.
Permohonan informasi yang berasal dari berbagai kalangan masyarakat, antara
lain mahasiswa, akademisi, karyawan, profesional, perusahaan, dan LSM.
Permohonan informasi tersebut disampaikan melalui berbagai saluran informasi,
antara lain:
1) Surat elektronik: [email protected]
2) Aplikasi content management system (CMS)
3) Aplikasi Lapor! di portal www.lapor.go.id
4) Meja informasi (datang langsung)
5) Call center
Berdasarkan data, pemohon informasi banyak yang memanfaatkan saluran
CMS “Kontak Kami” yang tersedia pada website resmi Kementerian Perdagangan.
Data identitas masyarakat yang melakukan permohonan informasi melalui saluran
tersebut akan tercatat dalam sistem database pemohon informasi publik. Tim
Pelayanan Informasi Publik kemudian menggunakan database tersebut untuk
menyebarkan kuesioner survei melalui e-mail.
Responden kemudian menilai berbagai indikator terkait kepuasan pelayanan,
yaitu: kemudahan persyaratan permohonan informasi publik, kesopanan dan
keramahan petugas pelayanan, kejelasan informasi yang diberikan petugas
12
pelayanan, kesesuaian persyaratan pelayanan informasi dengan jenis
pelayanannya, waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan informasi, keadilan
untuk mendapatkan pelayanan informasi, kewajaran biaya fotokopi, ketepatan
pelaksanaan terhadap jadwal pelayanan, kenyamanan fasilitas ruang tunggu,
tampilan situs web Kementerian Perdagangan, kecepatan akses situs web
Kemendag, kepuasan masyarakat berdasarkan sistem pelayanan dan kesesuaian
maklumat pelayanan informasi. Pada akhir survei, responden diminta untuk
memberikan kritik dan saran guna perbaikan layanan selanjutnya.
Survei tingkat kepuasan masyarakat di triwulan I belum dapat kami laporkan
dikarenakan Survei Tingkat Kepuasan Masyarakat dilakukan selama dua periode.
Periode I berlangsung Januari s/d Juni 2019 dan periode II berlangsung Juli s/d
Desember 2019. Bulan Januari s/d Maret 2019 (Triwulan I) hingga saat ini masih
dalam proses pengumpulan data. Sedangkan bulan April s/d Juni baru akan
dilakukan proses perhitungan dan hasil dari survei tersebut.
Adapun langkah yang dilakukan oleh Sekretariat Jenderal Kementerian
Perdagangan untuk memaksimalkan pelayanan informasi publik adalah sebagai
berikut:
1. Meningkatkan koordinasi kepada seluruh unit Eselon I untuk mendorong
percepatan penyampaian jawaban atas informasi informasi yang disampaikan
melalui PPID dan sinkronisasi pelayanan informasi publik;
2. Menunjuk person-in-charge PPID di setiap satuan kerja dan unit pelaksana teknis
dan dibakukan dalam surat keputusan Menteri Perdagangan.
3. Mendorong setiap satuan kerja dan unit pelaksana untuk bertanggungjawab
dalam memenuhi dokumen publik di unit kerja terkait;
4. Mengadakan knowledge sharing secara rutin antarpertugas yang melayani UPTP
dan Layanan Informasi Publik untuk memberikan pendalaman pemahaman dan
pengetahuan, khususnya terkait peraturan terbaru.
5. Meningkatkan kapasitas dan keterampilan dalam pengelolaan pelayanan
informasi publik di Kementerian Perdagangan melalui pelatihan/diklat;
6. Mengembangkan database informasi berupa peraturan/kebijakan terbaru dari
seluruh unit di lingkungan Kemendag yang dapat diakses oleh seluruh petugas
13
Layanan Informasi Publik.
7. Membuat aplikasi pelayanan informasi publik secara mobile agar dapat
meminimalisir pelayanan secara tatap muka.
8. Melakukan benchmark ke PPID kementerian/lembaga lain untuk menjadi acuan
peningkatan kualitas pelayanan informasi publik di Kementerian Perdagangan;
9. Meningkatkan pengelolaan informasi publik melalui telepon (call center) dengan
menyediakan sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan pelayanan informasi
melalui telepon.
10. Membuat Frequently Asked Question (FAQ) mengenai informasi-informasi yang
sering ditanyakan oleh masyarakat.
Salah satu kegiatan yang dilakukan diantaranya pemuktakhiran daftar informasi
publik dan daftar informasi yang dikecualikan Kementerian Perdagangan. Saat ini
prosesnya telah sampai di permohonan data unit-unit kerja perihal penyampaian
pendataan ulang dari data lama. Setelah itu data yang masuk akan dikoreksi kembali
oleh masing-masing unit kerja di Kementerian Perdagangan untuk finalisasi.
Dalam pelaksanan pelayanan informasi publik, terdapat kendala internal dan
eksternal yang dihadapi oleh Sekretariat Jenderal khususnya Biro Hubungan
Masyarakat selaku unit pelaksana. Kendala tersebut antara lain:
1. Belum optimalnya fungsi jejaring kehumasan dalam membantu pertukaran data
dan informasi. Untuk meningkatkan fungsi tersebut, Biro Humas akan
meningkatkan peran serta jejaring kehumasan di seluruh unit di lingkungan
Kementerian Perdagangan;
2. Belum tersedianya sistem informasi yang terkoneksi dengan seluruh unit Eselon I
di Kementerian Perdagangan untuk memudahkan koordinasi;
3. Belum meratanya pemahaman atas keterbukaan informasi publik pada unit Eselon
I, sehingga layanan informasi publik dan penanganan keberatan belum sesuai
dengan UU Keterbukaan Informasi Publik;
4. Keterbatasan jumlah Petugas Pelayanan Informasi yang bertugas di Call Center
Kementerian Perdagangan, dimana hanya terdapat petugas dari Biro Humas,
Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri dan Direktorat Jenderal
Perdagangan Luar Negeri.
14
Adapun langkah yang telah dilakukan guna mengatasi masalah dan kendala
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan koordinasi kepada seluruh unit Eselon I untuk mendorong
percepatan penyampaian jawaban atas informasi-informasi yang disampaikan
melalui PPID dan sinkronisasi pelayanan informasi publik;
2. Menunjuk person-in-charge PPID di setiap satuan kerja dan unit pelaksana teknis
dan dibakukan dalam surat keputusan Menteri Perdagangan;
3. Mendorong setiap satuan kerja dan unit pelaksana untuk bertanggung jawab
dalam memenuhi dokumen publik di unit kerja terkait;
4. Mengadakan knowledge sharing secara rutin antar pertugas yang melayani UPTP
dan Layanan Informasi Publik untuk memberikan pendalaman pemahaman dan
pengetahuan, khususnya terkait peraturan terbaru;
5. Meningkatkan kapasitas dan keterampilan dalam pengelolaan pelayanan
informasi publik di Kementerian Perdagangan melalui pelatihan/diklat;
6. Mengembangkan database informasi berupa peraturan/kebijakan terbaru dari
seluruh unit di lingkungan Kemendag yang dapat diakses oleh seluruh petugas
Layanan Informasi Publik;
7. Membuat aplikasi pelayanan informasi publik secara mobile agar dapat
meminimalisir pelayanan secara tatap muka;
8. Melakukan benchmark ke PPID kementerian/lembaga lain untuk menjadi acuan
peningkatan kualitas pelayanan informasi publik di Kementerian Perdagangan;
9. Meningkatkan pengelolaan informasi publik melalui telepon (call center) dengan
menyediakan sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan pelayanan informasi
melalui telepon;
10. Membuat Frequently Asked Question (FAQ) mengenai informasi-informasi yang
sering ditanyakan oleh masyarakat.
15
IK-4: Persentase Sengketa Perdagangan Internasional yang Diselesaikan
Sampai dengan bulan Maret 2019 Biro Advokasi Perdagangan telah terlibat
dalam sembilan sengketa perdagangan dengan anggota WTO lainnya. Dari sembilan
kasus tersebut, satu kasus Indonesia bertindak sebagai penggugat (complainant)
sedangkan delapan kasus lainnya Indonesia berperan sebagai pihak ketiga. Dalam
kasus yang melibatkan Indonesia sebagai penggugat tahapan yang telah tercapai
adalah penyampaian second written submission (SWS) yang berarti 85% dari
keseluruhan proses penyelesaian sengketa perdagangan internasional. Sedangkan,
pada delapan kasus yang melibatkan Indonesia sebagai pihak ketiga masih dalam
tahapan awal, yaitu pembentukan panel (realisasi = 0%). Sehingga, secara rata-rata
penanganan sengketa perdagangan internasional yang diselesaikan oleh Sekretariat
Jenderal Kementerian Perdagangan pada triwulan I tahun 2019 sebesar 9,4%.
Sehingga, persentase capaian indikator kinerja ini pada triwulan I - 2019 baru
mencapai 10,44% dari keseluruhan target tahun 2019. Nilai capaian ini masih di
bawah prediksi yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Sekretriat Jenderal Tahun
2019, yaitu sebesar 30% pada triwulan I. Dengan sisa waktu yang masih cukup
panjang (9 bulan), Sekretariat Jenderal meyakini akan mampu untuk mengejar target
tahun 2019, yaitu sebesar 90%.
Berikut daftar sengketa perdagangan Indonesia yang ditagani oleh Biro
Advokasi Perdagangan (Rovodag) sepanjang bulan Januari – Maret 2019:
1. DS 529 – Australia — Anti-Dumping Measures on A4 Copy Paper
Sengketa DS 529 berawal pada saat Indonesia meyakini bahwa Australia
telah keliru memutuskan adanya eksistensi Particular Market Situation (PMS)
sebagai akibat kebijakan Indonesia mengenai pelarangan ekspor kayu bulat.
Terhadap hal tersebut Indonesia menganggap Australia melanggar Pasal 2.2,
2.2.1.1, 2.4 dan 9.3 (chapeau) ADA serta Pasal IV:2 GATT 1994 karena
menggunakan metode PMS.
Setelah Panel terbentuk pada April 2018, Pemerintah Indonesia menghadiri
pertemuan substantif pertama (first substantive meeting) pada bulan Desember
2018. Biro Advokasi Perdagangan memberikan pendampingan dan layanan
advokasi dalam rangka pelaksanaan FSM sengketa DS 529.
16
2. DS 543 - United States — Tariff Measures on Certain Goods from China
Sengketa yang melibatkan AS dan China ini dimulai saat AS menaikan tarif
berbagai produk impor dari China dengan tujuan mengurangi defisit perdagangan
AS dengan China. China berpandangan bahwa kebijakan ini dapat berdampak
terhadap nilai perdagangan dan akses pasar China ke AS sehingga China
memutuskan untuk menggugat kebijakan US ke WTO.
Keterlibatan Indonesia sebagai pihak ke-3 dalam kasus ini adalah bertujuan
untuk memantau situasi dari sengketa perdagangan antara kedua negara dengan
aktifitas perdagangan paling aktif serta untuk mengantisipasi pengenaan kebijakan
yang sama terhadap produk-produk ekspor Indonesia. Dalam kasus ini, Rovodag
membantu menyiapkan submisi pihak ketiga Pemerintah Indonesia untuk
menyampaikan posisinya terhadap isu ini. Submisi pihak ketiga untuk kasus ini
sudah disampaikan oleh capaian kinerja Rovodag untuk sengketa ini adalah
100%.
3. DS 544, DS 548, DS 550. DS 551, DS 552, DS 554, DS 556, DS 564 – United States — Certain Measures on Steel and Aluminium Products
Kasus sengketa ini melibatkan AS dengan delapan Anggota WTO lainnya
yaitu China, India, Kanada, Meksiko, Norwegia, Rusia, Swiss, dan Turki dimana
AS menaikan tarif impor untuk produk baja dan aluminium dari Negara-negara
tersebut dengan alasan kepentingan keamanan Negara. Alasan kenaikan tarif
tersebut tidak dapat diterima oleh Negara yang terkena dampak dan menggugat
AS ke WTO.
Keterlibatan Indonesia dalam sengketa tersebut bertujuan memantau
perkembangan kebijakan AS tersebut untuk mengantisipasi terkenanya akses
produk baja dan aluminium Indonesia di pasar AS. Dalam kasus ini, Rovodag
membantu menyiapkan submisi pihak ketiga Pemerintah Indonesia untuk
menyampaikan posisinya terhadap isu ini. Submisi pihak ketiga untuk kasus ini
sudah disampaikan oleh Rovodag dengan capaian kinerja 100%.
4. DS 557 Additional Duties on Certain Products from the United States
17
Kasus sengketa ini merupakan dampak dari keberatan AS atas tindakan
retaliasi yang dilakukan Kanada berkaitan dengan kebijakan pengenaan tarif baja
dan aluminium AS.
Keterlibatan Indonesia dalam sengketa ini bertujuan untuk memantau
perkembangan kebijakan AS guna mengantisipasi terkenanya akses produk baja
dan aluminium Indonesia di pasar AS. Dalam kasus ini, Rovodag membantu
menyiapkan submisi pihak ketiga Pemerintah Indonesia untuk menyampaikan
posisinya terhadap isu ini. Submisi pihak ketiga untuk kasus ini sudah
disampaikan oleh Rovodag dengan capaian kinerja 100%.
5. DS 558 Additional Duties on Certain Products from the United States
Kasus sengketa ini merupakan dampak dari keberatan AS atas tindakan
retaliasi yang dilakukan China berkaitan dengan kebijakan pengenaan tarif baja
dan aluminium AS.
Keterlibatan Indonesia dalam sengketa ini bertujuan untuk memantau
perkembangan kebijakan AS guna mengantisipasi terkenanya akses produk baja
dan aluminium Indonesia di pasar AS. Dalam kasus ini, Rovodag membantu
menyiapkan submisi pihak ketiga Pemerintah Indonesia untuk menyampaikan
posisinya terhadap isu ini. Submisi pihak ketiga untuk kasus ini sudah
disampaikan oleh capaian kinerja Rovodag sebesar 100%.
6. DS 559 Additional Duties on Certain Products from the United States
Kasus sengketa ini merupakan dampak dari keberatan AS atas tindakan
retaliasi yang dilakukan EU berkaitan dengan kebijakan pengenaan tarif baja dan
aluminium AS.
Keterlibatan Indonesia dalam sengketa ini bertujuan untuk memantau
perkembangan kebijakan AS guna mengantisipasi terkenanya akses produk baja
dan aluminium Indonesia di pasar AS. Dalam kasus ini, Rovodag membantu
menyiapkan submisi pihak ketiga Pemerintah Indonesia untuk menyampaikan
posisinya terhadap isu ini. Submisi pihak ketiga untuk kasus ini sudah
disampaikan oleh Rovodag dengan capaian kinerja 100%.
7. DS 560 Additional Duties on Certain Products from the United States
18
Kasus sengketa ini merupakan dampak dari keberatan AS atas tindakan
retaliasi yang dilakukan Meksiko berkaitan dengan kebijakan pengenaan tarif baja
dan aluminium AS.
Keterlibatan Indonesia dalam sengketa ini bertujuan untuk memantau
perkembangan kebijakan AS guna mengantisipasi terkenanya akses produk baja
dan aluminium Indonesia di pasar AS. Dalam kasus ini, Rovodag membantu
menyiapkan submisi pihak ketiga Pemerintah Indonesia untuk menyampaikan
posisinya terhadap isu ini. Submisi pihak ketiga untuk kasus ini sudah
disampaikan oleh Rovodag dengan capaian kinerja 100%.
8. DS 561 Additional Duties on Certain Products from the United States
Kasus sengketa ini merupakan dampak dari keberatan AS atas tindakan
retaliasi yang dilakukan EU berkaitan dengan kebijakan pengenaan tariff baja dan
aluminium AS.
Keterlibatan Indonesia dalam sengketa ini bertujuan untuk memantau
perkembangan kebijakan AS guna mengantisipasi terkenanya akses produk baja
dan aluminium Indonesia di pasar AS. Dalam kasus ini, Rovodag membantu
menyiapkan submisi pihak ketiga Pemerintah Indonesia untuk menyampaikan
posisinya terhadap isu ini. Submisi pihak ketiga untuk kasus ini sudah
disampaikan oleh Rovodag dengan capaian kinerja 100%.
9. DS 566 - Additional Duties on Certain Products from the United States
Kasus sengketa ini merupakan dampak dari keberatan AS atas tindakan
retaliasi yang dilakukan Rusia berkaitan dengan kebijakan pengenaan tariff baja
dan aluminium AS.
Keterlibatan Indonesia dalam sengketa ini bertujuan untuk memantau
perkembangan kebijakan AS guna mengantisipasi terkenanya akses produk baja
dan aluminium Indonesia di pasar AS. Dalam kasus ini, Rovodag membantu
menyiapkan submisi pihak ketiga Pemerintah Indonesia untuk menyampaikan
posisinya terhadap isu ini. Submisi pihak ketiga untuk kasus ini sudah
disampaikan oleh Rovodag dengan capaian kinerja 100%.
19
Sasaran Program 2: Meningkatnya Transparansi, Akuntabilitas dan Integritas ASN
Sasaran Program Indikator Kinerja Program Target Kinerja
2019
Kinerja s.d. Triwulan I Prediksi Capaian
(%) Realisasi %
Capaian (1) (2) (3) (4) (5) (6)
Meningkatnya Transparansi, Akuntabilitas dan Integritas ASN Kemendag
5 Indeks Reformasi Birokrasi di Kementerian Perdagangan Skor 75 - - -
6 Opini BPK atas Kewajaran Laporan Keuangan WTP 100 - -
7
Penilaian Kemen PAN-RB atas Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Kementerian Perdagangan
Skor 75 100 - -
8 Penilaian atas evaluasi Plekasanaan RKA Kementerian Perdagangan
86% 100 - -
IK-5: Indeks Reformasi Birokrasi di Kementerian Perdagangan
Sesuai dengan periode penilaian pelaksanaan Reformasi Birokrasi (RB) oleh
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN-
RB), Indeks RB Kementerian Perdagangan (Kemendag) Tahun 2019 baru akan
dipublikasikan pada triwulan I tahun 2020. Sehingga realisasi dan capaian kinerja
indeks ini belum dapat diukur pada triwulan I tahun 2019. Selama periode 2015 hingga
akhir triwulan I - 2019 Kementerian Perdagangan khususnya Sekretariat Jenderal
telah berkoordinasi baik secara internal maupun eksternal dalam rangka memastikan
kemajuan pelaksanaan program RB di lingkungan Kementerian Perdagangan.
Sehingga pada akhirnya terwujud birokrasi yang bersih, akuntabel, efektif dan efisien,
serta mampu memberikan pelayanan publik yang semakin membaik.
Evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi oleh Kemen PAN-RB difokuskan
pada upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Kementerian Perdagangan dan
bertujuan untuk memberikan saran perbaikan dalam rangka meningkatkan kualitas
pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Perdagangan. Adapun
perkembangan hasil evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi di Kementerian
Perdagangan selama periode tahun 2015 - 2018 adalah sebagai berikut:
20
Tabel 2. Indeks Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan Tahun 2017 dan 2018
NO KOMPONEN PENILAIAN BOBOT NILAI
2017 2018 I KOMPONEN PENGUNGKIT 1 Manajemen Perubahan 5,00 3,99 3,50 2 Penataan Peraturan Perundang-undangan 5,00 3,13 3,18 3 Penataan dan Penguatan Organisasi 6,00 4,18 4,18 4 Penataan Tatalaksana 5,00 3,88 3,51 5 Penataan Sistem Manajemen SDM 15,00 13,19 13,05 6 Penguatan Akuntabilitas 6,00 3,85 3,92 7 Penguatan Pengawasan 12,00 7,40 7,77 8 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 6,00 4,31 4,27 Total Komponen Pengungkit (A) 60,00 43,93 43,38 II KOMPONEN HASIL 1 Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Organisasi 20,00 15,21 14,07 2 Pemerintah yang Bersih dan Bebas KKN 10,00 8,21 8,98 3 Kualitas Pelayanan Publik 10,00 7,772 8,05 Total Komponen Hasil (B) 40,00 31,14 31,10 INDEKS REFORMASI BIROKRASI (A+B) 100,00 75,07 74,48
Sumber: Surat Menteri PAN dan RB Tanggal 31 Desember 2018 Nomor B/153/M.RB.06/2018 Hal Hasil Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Tahun 2018 Kementerian Perdagangan
Kementerian Perdagangan selama ini telah melakukan berbagai upaya untuk
meningkatkan pelaksanaan RB, baik di tingkat kementerian maupun unit kerja di
lingkungan Kementerian Perdagangan. Upaya tersebut dirasakan telah cukup
memberikan hasil positif, yang terlihat dari adanya berbagai perubahan untuk
memperbaiki kondisi pelaksanaan RB Kemendag, seperti:
1. Setiap pokja memiliki Rencana Kerja detail dan telah menyusun Road Map RB
2016-2019 dilengkapi dengan hasil dan ukuran keberhasilan;
2. Sistem/mekanisme pengendalian penyusunan sebagian besar produk hukum
telah berjalan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan;
3. Dalam upaya mewujudkan organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran,
Kementerian Perdagangan telah melakukan evaluasi yang telah disetujui oleh
Kementerian PAN dan RB untuk kemudian ditetapkan melalui Peraturan
Menteri Perdagangan Nomor 08 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Perdagangan;
4. Beberapa unit Eselon I dan II pada Kementerian Perdagangan juga mengalami
perubahan nomenklatur serta penguatan tugas dan fungsi. Penataan dilakukan
pada sembilan UPT berupa penajaman tugas dan fungsi di bidang
21
kemetrologian serta standardisasi dan pengendalian mutu, dengan tidak
menambah struktur baru;
5. Dalam meningkatkan sinergi dan koordinasi antar unit kerja, Kementerian
Perdagangan telah memiliki peta proses bisnis di tingkat lembaga dan unit
kerja. Peta proses bisnis ini telah dijabarkan dalam SOP;
6. Kementerian Perdagangan telah mengimplementasikan e-government dalam
lingkup internal secara terintegrasi melalui intranet yang menggunakan satu
login yang di dalamnya sudah mencakup sistem perencanaan kinerja dan
penganggaran, sistem database kepegawaian, e-nodin, e-disposisi.
Penyimpanan arsip juga sudah menggunakan TI sehingga memudahkan
dalam pengelolaan arsip;
7. Seluruh informasi publik sudah dapat diakses oleh stakeholder melalui Content
Management System/Menu Website (CMS), SMS – Public Service Direct
Response (PSDR) Mendag, Email [email protected], LAPOR!,
surat langsung (melalui layanan Meja Informasi), telepon/faksimili, dan monev
pelaksanaan kebijakan keterbukaan informasi publik dilakukan secara
bulanan;
8. Perencanaan kebutuhan pegawai telah dilakukan berdasarkan analisis jabatan
dan analisis beban kerja sesuai dengan ketentuan peraturan yang ada.
Perhitungan kebutuhan jabatan fungsional sebagai pelaksana tugas pokok dan
menunjang kinerja utama organisasi telah dihitung;
9. Rekrutmen pegawai baik untuk CPNS maupun untuk pengisian jabatan
pimpinan tinggi dilakukan secara terbuka dan kompetitif untuk mendapatkan
pegawai dan pejabat yang kompeten;
10. Standar kompetensi ditetapkan secara formal dan telah digunakan sebagai
acuan untuk asesmen kepada sebagian besar pegawai termasuk Pejabat
Fungsional Penera. Untuk meningkatkan kompetensi pegawai telah dilakukan
perencanaan kebutuhan pelatihan melalui identifikasi kebutuhan pelatihan
melalui asesmen dan FGD antar unit kerja. Dan untuk meningkatkan
kompetensi telah dilakukan pelatihan sesuai rencana;
11. Kementerian Perdagangan telah melakukan upaya untuk membangun budaya
kinerja di dalam instansi antara lain:
22
a. Menginisiasi penyusunan cascading kinerja sampai dengan eselon IV
untuk mengkaitkan dengan kinerja jabatan di atasnya;
b. Pengukuran pencapaian kinerja sudah dilakukan setiap bulan sebagai
dasar dalam memberikan tunjangan kinerja;
c. Hasil penilaian kinerja telah dijadikan pertimbangan untuk
pengembangan karier pegawai.
12. Penerapan aturan disiplin sudah berjalan dengan baik, dan sudah dijadikan
dasar dalam pemberian tunjangan kinerja kepada pegawai;
13. Telah ada upaya untuk membangun budaya kerja positif di dalam instansi
melalui pemberian semacam reward kepada pegawai yang dinilai berprestasi
dan memiliki disiplin yang bagus misalnya pemberian beasiswa;
14. Sistem informasi kepegawaian telah dikelola dengan baik dan datanya telah
dimutakhirkan secara berkala serta digunakan untuk mendukung pengambilan
keputusan di bidang kepegawaian;
15. Terdapat penilaian WTA untuk menumbuhkan ketertiban dan semangat
integritas di unit kerja. Juga penanganan pengaduan telah dikelola secara baik;
16. Kementerian Perdagangan telah memiliki berbagai kebijakan standar
pelayanan pada setiap jenis layanan. Standar pelayanan telah dimaklumatkan
dan dilengkapi dengan SOP. Selain itu dilakukan perbaikan ataupun
peninjauan ulang terhadap standar pelayanan dan SOP yang telah
bersertifikasi ISO 9001:2008 serta informasi pelayanannya mudah diakses
oleh pengguna layanan melalui berbagai aplikasi dan secara online, serta
adanya pelayanan yang sudah terintegrasi dengan baik;
17. Telah memiliki unit pengelola pengaduan (BPPEI) yang mengacu dalam
prosedur mutu ISO 9001, setiap pengaduan yang masuk dikelola langsung
oleh Bidang Tata Operasional Seksi Program dan Evaluasi, didukung oleh
setiap direktorat dalam melayani setiap ketidakpuasan terhadap pelayanan.
Pengaduan dapat juga disampaikan melalui unit kerja karena memiliki fungsi
untuk menangani pengaduan yang dilakukan oleh pelaku usaha dan
masyarakat/pengguna layanan;
23
18. Dalam memberikan pelayanan, Kemendag telah memanfaatkan teknologi
informasi dan berbagai inovasi seperti INATRADE pelayanan perijinan ekspor
dan impor secara online melalui situs web INATRADE
(http://inatrade.kemendag.go.id), yang terintegrasi dengan unit layanan
internal, termasuk dengan sistem Indonesia National Single Window (INSW)
sejak tahun 2007;
19. Pimpinan telah terlibat dalam penguatan akuntabilitas kinerja dari perencanaan
sampai pelaporan capaian kinerja. Penerapan teknologi informasi dalam
pengukuran kinerja, dan pemutakhiran data kinerja telah dilakukan secara
berkala.
Terlepas dari upaya-upaya yang telah dilakukan oleh seluruh pegawai dan unit-
unit kerja di lingkungan Kementerian Perdagangan di bawah koordinasi Sekretariat
Jenderal dan pembinaan Inspektorat Jenderal, beberapa hal terkait pelaksanaan RB
Kemendag masih memiliki ruang untuk ditingkatkan lagi, diantaranya adalah:
1. Sosialisasi dan internalisasi atas berbagai kebijakan dan rencana
pelaksanaan reformasi birokrasi Kementerian Perdagangan lebih banyak
dilakukan pada tingkat Kementerian Perdagangan saja, sedangkan pada
tingkat unit kerja pelaksanaan reformasi birokrasi belum banyak dilakukan;
2. Kementerian Perdagangan belum sepenuhnya dapat merumuskan definisi
kinerja dengan baik sampai kepada unit kerja terendah;
3. Pelaksanaan reformasi birokrasi yang berjalan di lingkungan Kementerian
Perdagangan masih dilakukan secara sendiri-sendiri oleh setiap kelompok
kerja (pokja) dari delapan area perubahan reformasi birokrasi;
4. Penggunaan e-government dalam pemberian pelayanan masih dapat
ditingkatkan lagi sehingga kualitasnya dapat memenuhi harapan stakeholders;
5. Kementerian Perdagangan belum memiliki unit kerja yang mendapat predikat
Wilayah Bebas dari Korupsi/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBK/WBBM).
24
Dalam rangka meningkatkan kualitas birokrasi dan menumbuhkan budaya
kinerja di lingkungan Kementerian Perdagangan, tindak lanjut ke depan yang akan
dilakukan oleh Sekretariat Jenderal adalah sebagai berikut:
1. Melakukan review atas Road Map Reformasi Birokrasi di lingkungan
Kementerian Perdagangan dengan menetapkan prioritas perbaikan. Road
Map ini sebaiknya juga terintegrasi dengan Renstra Kementerian
Perdagangan 2020-2024 serta selaras dengan Road Map Reformasi Birokrasi
Nasional 2020-2024 yang akan ditetapkan oleh Kementerian PAN-RB;
2. Menyusun rencana kerja agen perubahan yang telah dibentuk dan mendorong
percepatan pelaksanaannya sehingga langkah-langkah perbaikan yang
diperlukan untuk memberikan kontribusi terhadap perubahan mindset aparatur
dapat terwujud;
3. Mewajibkan setiap atasan langsung melakukan supervisi, coaching, dan
konseling secara berkala kepada masing-masing bawahannya yang bertujuan
untuk membangun budaya kinerja secara berkelanjutan;
4. Memperkuat penerapan sistem integritas, antara lain dengan melakukan
evaluasi atas efektifitas penerapan kebijakan whistle blowing system serta
menetapkan langkah-langkah perbaikan sesuai hasil evaluasi tersebut;
5. Review atas SOP pelayanan ke arah yang lebih baik dan diimplementasikan
secara optimal agar tetap terjaga perbaikan secara berkesinambungan;
6. Melakukan penilaian/pembimbingan terhadap unit kerja yang merupakan core
business yang telah ditetapkan sebagai unit zona integritas sehingga terdapat
unit yang mendapatkan predikat wilayah bebeas dari korupsi dan wilayah
birokrasi bersih dan melayani.
IK-6: Opini BPK atas Kewajaran Laporan Keuangan
Opini Badan Pemeriksa Keuangan (Opini BPK) merupakan pernyataan
profesional pemeriksa/auditor mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan
dalam laporan keuangan yang didasarkan pada empat kriteria yakni kesesuaian
dengan standar akuntansi pemerintahan, kecukupan pengungkapan (adequate
disclosures), kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan efektivitas
25
sistem pengendalian intern. Menurut standar audit, ada empat jenis opini sesuai
tingkat kewajarannya, yaitu: Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), Wajar Dengan
Pengecualian (WDP), Tidak Wajar (TW), dan Tidak Memberikan Pendapat (TMP).
Sampai dengan triwulan I tahun 2019, Kinerja atas Laporan Keuangan
Kementerian Perdagangan Tahun 2018 masih dalam proses penilaian oleh BPK.
Opini BPK atas Laporan Keuangan baru akan dipublikasikan pada triwulan II tahun
2019, sehingga realisasi dan capaian kinerja indeks ini belum dapat diukur pada
triwulan I tahun 2019. Selama periode tahun 2015 hingga akhir triwulan I - 2019
Sekretariat Jenderal telah berkoordinasi baik secara internal maupun eksternal dalam
rangka meningkatkan kualitas laporan keuangan di lingkungan Kementerian
Perdagangan.
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan untuk mempertahankan opini WTP,
salah satunya adalah proses penyusunan Laporan Keuangan Kementerian
Perdagangan Tahun 2018 yang dilakukan di Pusat Pengembangan Sumber Daya
Kemetrologian (PPSDMK), Bandung tanggal 17 – 21 Februari 2019
Gambar 4. Proses Penyusunan Laporan Keuangan Kemendag Tahun 2018 di Bandung tanggal 17 – 21 Februari 2019
IK-7: Penilaian Atas Evaluasi Pelaksanaan RKA Kementerian Perdagangan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214 Tahun 2017 tentang Pengukuran dan
Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian/Lembaga mengatur metode pengukuran kinerja program dan anggaran
yang dilihat dari berbagai aspek, yaitu: aspek implementasi, aspek manfaat, dan
aspek konteks. Pengukuruan aspek implementasi anggaran merupakan reformulasi
26
dari berbagai komponen, yaitu: penyerapan anggaran, konsistensi pencairan, capaian
output, dan efisiensi penggunaan anggaran.
Secara umum, hasil evaluasi kinerja atas pelaksanaan RKA Kementerian
Perdagangan berdasarkan perhitungan Aspek Implementasi dan Aspek Manfaat telah
melewati target 85%, yaitu 89,42% dengan kategori “Baik” dan persentase capaian
105,2%. Kinerja tersebut meningkat dibandingkan dengan nilai hasil evaluasi RKA
tahun 2017 dan 2016 masing-masing sebesar 86,90% dan 86,19%. Adapun rincian
hasil evaluasi atas pelaksanaan anggaran dari sepuluh program di Kementerian
Perdagangan, sebagai berikut:
Tabel 3. Nilai Total Evaluasi Kinerja Aspek Implementasi dan Aspek Manfaat RKA Kementerian Perdagangan Tahun 2016 - 2018 Per Program
NO PROGRAM NILAI EVALUASI
KATEGORI 2016 2017 2018
1 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya 97,11 93,72 94,73 SANGAT BAIK
2 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Perdagangan 83,85 91,67 94,04 SANGAT BAIK
3 Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri 90,05 92,81 89,09 SANGAT BAIK
4 Peningkatan Perdagangan Luar Negeri 86,26 94,66 89,86 SANGAT BAIK 5 Peningkatan Kerjasama Perdagangan
Internasional 81,44 92,26 94,29 SANGAT BAIK
6 Pengawasan dan Peningkatan Aparatur Kementerian Perdagangan 91,77 76,40 95,51 CUKUP
7 Pengembangan Ekspor Nasional 67,16 75,26 65,72 CUKUP 8 Peningkatan Efesiensi Pasar Komoditi 94,50 78,30 97,09 CUKUP 9 Pengkajian dan Pengembangan
Kebijakan Perdagangan 81,08 94,70 95,43 SANGAT BAIK
10 Peningkatan Perlindungan Konsumen 90,73 94,32 95,02 SANGAT BAIK TOTAL 86,19 86,90 89,42 BAIK
Sumber: Biro Perencanaan, Sekretariat Jenderal Kemendag
Dari tabel di atas dapat dijelaskan dari sepuluh program Kementerian
Perdagangan, terdapat tujuh program yang mengalami peningkatan dan tiga program
yang mengalami sedikit penurunan, yaitu:
1. Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya yang pada tahun 2017 sebesar
93,72 dan di tahun 2018 naik menjadi 94,73;
27
2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Perdagangan pada
tahun 2017 mendapat nilai 91,67 pada tahun 2018 naik menjadi 94,04;
3. Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasional pada tahun 2017 mendapat
nilai 92,26 pada tahun 2018 naik menjadi 94,29;
4. Pengawasan dan Peningkatan Aparatur Kementerian Perdagangan pada tahun
2017 mendapat nilai 76,40 dan pada tahun 2018 naik menajdi 95,51;
5. Peningkatan Efisiensi Pasar Komoditi pada tahun 2017 mendapat nilai 78,30 dan
pada tahun 2018 naik menajdi 97,09;
6. Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan pada tahun 2017
mendapat nilai 94,70 dan pada tahun 2018 naik menjadi 95,43;
7. Peningkatan Perlindungan Konsumen pada tahun 2017 mendapat nilai 94,32 dan
pada tahun 2018 naik menjadi 95,02.
8. Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri pada Tahun 2017 mendapat nilai
92,81 sedangkan pada tahun 2018 menurun menjadi 89,09;
9. Peningkatan Perdagangan Luas Negeri pada tahun 2017 mendapat nilai 94,66
sedangkan pada tahun 2018 menurun menjadi 89,86;
10. Dan terakhir Pengembangan Ekspor Nasional pada tahun 2017 mendapat nilai
75,26 sedangkan pada tahun 2018 menurun menjadi 65,72.
Gambar 5. Rapat Finalisasi Laporan Hasil Evaluasi Pelaksanaan RKA Kementerian Perdagangan Tahun 2019
28
Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan pada triwulan I – 2019 dalam rangka
peningkatan nilai hasil evaluasi RKA Kementerian Perdagangan adalah Rapat
Finalisasi Laporan Hasil Evaluasi Pelaksanaan RKA Kementerian Perdagangan
Tahun 2019. Kegiatan tersebut telah dilaksanakan di Hotel Jayakarta Jakarta pada
tanggal 13 Februari 2019 dengan mengundang seluruh Sekretariat Unit Eselon I
Kemendag dan satker Sekretariat Jenderal, serta menghadirkan narasumber dari
Kementerian Keuangan dan Bappenas.
IK-8: Penilaian Kementerian PAN-RB atas Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Kementerian Perdagangan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Kementerian
Perdagangan, dengan koordinasi Sekretariat Jenderal, telah mengimplementasikan
SAKIP dalam pelaksanaan program dan kegiatan organisasi, serta pencapaian tujuan,
hasil (outcome) dan keluaran (output) dalam rangka terwujudnya pemerintahan yang
berorientasi kepada hasil (result oriented government).
Sesuai dengan periode penilaian pelaksanaan Evaluasi SAKIP oleh
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN-
RB), Nilai SAKIP Kementerian Perdagangan (Kemendag) Tahun 2019 baru akan
dipublikasikan pada triwulan I tahun 2020. Sehingga realisasi dan capaian kinerja nilai
ini belum dapat diukur pada triwulan I tahun 2019.
Pada tahun 2018, hasil evaluasi SAKIP Kementerian Perdagangan
memperoleh nilai 74,04 atau predikat BB (Sangat Baik), sesuai dengan Surat Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Republik Indonesia Nomor
B/816/M.AA.05/2018. Penilaian tersebut menunjukan tingkat efektivitas dan efisiensi
penggunaan anggaran sudah baik jika dikaitkan dengan capaian kinerja. Hal ini
disebabkan oleh pembangunan budaya kinerja birokrasi dan penyelenggaraan
pemerintahan yang berorientasi pada hasil di Kementerian Perdagangan sudah
berjalan dengan sangat baik. Nilai SAKIP 74,04 sudah mendekati target akhir Renstra
Kemendag 2015 – 2019 dengan persentase capaian 98,72% (target 2019 = nilai 75).
29
Sehingga, dengan dukungan seluruh stakeholders Kementerian Perdagangan dan
koordinasi oleh Sekretariat Jenderal nilai SAKIP Kemendag pada tahun ini sangat
mungkin untuk memenuhi target Renstra. Adapun, rincian perkembangan nilai SAKIP
Kemendag dari tahun 2017 - 2018 adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Penilaian Evaluasi SAKIP Kementerian Perdagangan, 2017 - 2018
No. Komponen Yang Dinilai Bobot Nilai 2017 2018
A Perencanaan Kinerja 30 22,93 23,02 B Pengukuran Kinerja 25 15,82 15,96 C Pelaporan Kinerja 15 12,21 12,28 D Evaluasi Internal 10 7,90 7,95 E Capaian Kinerja 20 14,18 14,84 Nilai Hasil Evaluasi 100 73,04 74,04
Tingkat Akuntabilitas Kinerja BB BB
Sumber: Kementerian PAN-RB
Sekretariat Jenderal selama ini telah melakukan berbagai upaya untuk
meningkatkan akuntabilitas kinerja di lingkungan Kementerian Perdagangan, yang
terlihat dari berbagai hasil positif sebagai berikut:
1. Penerapan budaya kinerja di lingkungan Kementerian Perdagangan telah berjalan
dengan baik dengan melakukan review kinerja secara berjenjang dan berkala
untuk memastikan target kinerja dapat tercapai;
2. Kementerian Perdagangan telah menyusun background study rencana strategis
untuk melakukan penataan isu-isu strategis di bidang perdagangan dengan
menerima masukan dari stakeholders;
3. Kementerian Perdagangan sudah mengembangkan tools untuk melakukan
pengukuran kinerja organisasi secara berjenjang sehingga meningkatkan
keandalan informasi capaian kinerja organisasi;
4. Monitoring dan evaluasi tindak lanjut hasil evaluasi SAKIP sehingga terdapat
kepastian bahwa sasaran dan rekomendasi telah ditindaklanjuti oleh setiap unit
kerja;
5. Komitmen seluruh pimpinan unit kerja dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi
capaian kinerja pada setiap jenjang organisasi secara periodik.
30
Dalam rangka mendukung pencapaian target nilai SAKIP 75 pada akhir
tahun 2019, Sekretariat Jenderal telah melakukan beberapa kegiatan pada triwulan
I - 2019, diantaranya adalah:
1. Penyusunan Perjanjian Kinerja Kementerian Perdagangan Tahun 2019
Kegiatan penyusunan Perjanjian Kinerja di lingkungan Kementerian
Perdagangan Tahun 2019 (dari tingkat Menteri hingga Pejabat Eselon IV)
dilaksanakan sebagai wujud nyata komitmen antara atasan dan bawahan, atau
antara pemberi tanggung jawab dengan penerima tanggung jawab untuk
meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur.
Dokumen Perjanjian Kinerja tersebut merupakan dasar penilaian keberhasilan
maupun kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, serta
sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi (reward and punishment).
Untuk mendukung tersusunnya dokumen Perjanjian Kinerja yang
berkualitas dan akuntabel, Sekretariat Jenderal telah melakukan koordinasi dan
serangkaian rapat dengan seluruh unit kerja di lingkungan Kementerian
Perdagangan. Puncak dari koordinasi tersebut adalah diselenggarakannya
Rapat Finalisasi Perjanjian Kinerja Kementerian Perdagangan Tahun 2019
pada tanggal 14 Januari 2019 di Ruang Rapat Biro Perencanaan, Kementerian
Perdagangan.
Gambar 6. Rapat Finalisasi Penyusunan Perjanjian Kinerja Kementerian Perdagangan Tahun 2019
31
2. Penyusunan Laporan Kinerja Kementerian Perdagangan Tahun 2019
Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap
instansi pemerintah, sehingga diperlukan pengembangan dan penerapan
sistem pertanggungjawaban yang tepat dan jelas sehingga penyelenggaraan
kepemerintahan dapat berdaya guna dan berhasil guna, serta bebas dari KKN.
Untuk menilai sampai sejauh mana keberhasilan dan kendala dalam
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, maka perlu disusun Laporan Kinerja
(Lapkin) Kementerian Perdagangan. Tujuan penyusunan Laporan Kinerja
Kementerian Perdagangan Tahun 2019 adalah sebagai bentuk
pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian
Perdagangan dalam pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan di bidang
perdagangan, sehingga setiap tantangan dan permasalahan dapat segera
ditindaklanjuti dengan komprehensif dan terintegrasi.
Pada triwulan I – 2019, Sekretariat Jenderal telah melaksanakan
serangkaian kegiatan penyusunan Laporan Kinerja Kementerian Perdagangan
Tahun 2019. Rapat Finalisasi Laporan Kinerja Kementerian Perdagangan
Tahun 2019 dilaksanakan pada hari Senin, 15 April 2019 di Hotel Grand
Mercure Harmoni Jakarta, dengan mengundang seluruh perwakilan Sekretariat
Unit Eselon I dan menghadirkan evaluator SAKIP dari Kementerian PAN-RB.
Gambar 7. Rapat Finalisasi Laporan Kinerja Kementerian Perdagangan Tahun 2019
32
3. Penyusunan Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2019
Sama halnya dengan Laporan Kinerja Kementerian Perdagangan,
Sekretariat Jenderal sebagai unit eselon I yang bertanggung jawab dalam
pelaksanaan SAKIP dan RB di lingkungan Kementerian Perdagangan juga
harus menyusun Laporan Kinerja sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja
unit-unit eselon II di lingkungan sekretariat jenderal. Tujuan penyusunan
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2019 adalah melaporkan
pencapaian hasil atas pelaksanaan tusi (tugas dan fungsi) dan
program/kegiatan Sekretariat Jenderal, serta mempertanggungjawabkan
pemanfaatan anggaran yang sudah dialokasikan selama satu tahun anggaran.
Pada triwulan I – 2019, telah diselenggarakan Rapat Finalisasi Laporan Kinerja
Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan Tahun 2019 yang dilaksanakan
pada tanggal 28 Februari 2019 bertempat di Four Points Hotel, Thamrin,
Jakarta. Pada rapat tersebut diundang perwakilan dari seluruh Unit Eselon II
Setjen dan Auditor dari Inspektorat Pembina Unit Setjen sebagai narasumber.
Gambar 8. Rapat Finalisasi Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2019
33
Sasaran Program 3: Meningkatnya Ketersediaan Sarana dan Prasarana
Aparatur Kementerian Perdagangan dan Non-Aparatur di Bidang Perdagangan"
Sasaran Program Indikator Kinerja Program Target Kinerja
2019
Kinerja s.d. Triwulan I Prediksi Capaian
(%) Realisasi %
Capaian (1) (2) (3) (4) (5) (6)
Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana aparatur Kementerian Perdagangan dan non aparatur di bidang perdagangan
9 Indeks Kepuasan terhadap Sarana dan Prasarana di lingkungan Kemendag
Skor 78 - - -
10 Persentase Database Master Asset pada Sistem Informasi Manajemen Aset Negara (SIMAN)
75% - 76,13% 101,5
IK-9: Indeks Kepuasan terhadap Sarana dan Prasarana di lingkungan Kemendag
Indeks kepuasan terhadap sarana dan prasarana di lingkungan Kementerian
Perdagangan dihitung dengan metode survei. Survei akan dilaksanakan satu kali pada
tahun ini untuk mengukur tingkat kepuasan stakeholders terhadap layanan publik
(sarana dan prasarana) yang diberikan oleh Sekretariat Jenderal Kementerian
Perdagangan. Pada triwulan I - 2019 masih dilakukan pengumpulan data dan
identifikasi layanan apa saja yang akan menjadi fokus utama dan survei yang akan
dilakukan.
Beragamnya layanan dan stakeholders Sekretariat Jenderal menjadi tantangan
tersendiri bagi Sekretariat Jenderal untuk melaksanakan survei tingkat kepuasan
stakeholders. Melihat banyaknya layanan yang dilakukan, tentu tidak semua layanan
yang diadakan oleh Sekretariat Jenderal akan tercakup dalam survei tahun ini. Oleh
karenanya pada triwulan awal ini Sekretariat Jenderal masih melakukan identifikasi
untuk menentukan survei dan metode yang akan dilaksanakan.
IK-10: Persentase Database Master Asset pada Sistem Informasi Manajemen Aset Negara (SIMAN)
Penghitungan persentase database master asset pada aplikasi Sistem
Manajemen Aset Negara (SIMAN) dilakukan sebagai upaya untuk memotret sejauh
mana data yang tersaji sedekat mungkin sesuai dengan kondisi riil di lapangan
34
mengenai keberadan dan kondisi fisiknya. Pada triwulan I - 2019 telah disepakati oleh
seluruh satker di lingkungan Kementerian Perdagangan bahwa terdapat penambahan
aset yang akan diunggah dalam SIMAN sehingga aset negara yang dipotret adalah:
1. kendaraan;
2. tanah;
3. gedung dan bangungan;
4. bangunan air;
5. alat berat;
6. aset tak berwujud; dan
7. aset dengan nilai > Rp 100 juta.
Hingga akhir tahun 2018, persentase database master asset telah mencapai
76,13% dan belum terdapat penambahan data di sistem hingga saat ini. Dengan
realisasi tersebut, persentase capaian kinerja sampai dengan triwulan I - 2019 telah
mencapai 101,5%.
Dalam rangka mendukung pencapaian target kinerja tahun 2019, telah
dilakukan beberapa kegiatan pada triwulan I -2019, yaitu:
1. Peningkatan pemahaman pengelolaan dan penataan aset;
2. Revaluasi Aset Kementerian. Saat ini tengah dilakukan penilaian ulang aset
seluruh kementerian. Dengan berkoordinasi dengan Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) dan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan
saat ini tengah dilakukan perbaikan formulir revaluasi aset. Tujuan dari revaluasi
aset adalah untuk memperbaiki data nilai aset Barang Milik Negara (BMN) di
lingkungan Kementerian Perdagangan agar sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya di lapangan. Kegiatan awal ini merupakan persiapan kegiatan
mendatang yang diharapkan akan menghasilkan perbaikan database master
asset.
35
B. Realisasi Anggaran Sekretariat Jenderal memperoleh alokasi anggaran sebesar
Rp850.744.901.000,- dengan perincian sebanyak Rp763.288.435.000,- dialokasikan
untuk Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Kementerian Perdagangan, serta sisanya sebesar Rp87.456.466.000,- dialokasikan
untuk pelaksanaan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Kementerian Perdagangan.
Target penyerapan anggaran Sekretariat Jenderal sampai dengan Maret 2019
adalah Rp106.343.112.625,- atau sebesar 8% dari keseluruhan pagu anggaran. Dari
target tersebut yang telah direalisasikan pada triwulan I - 2019 adalah sebesar
Rp121.447.420.836,- atau sekitar 14,28% dari pagu anggaran Sekretariat Jenderal.
Selanjutnya, realisasi penyerapan anggaran Sekretariat Jenderal sampai
dengan triwulan I tahun 2019 berdasarkan berdasarkan jenis kegiatan dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 5. Tabel Realisasi Penyerapan Anggaran Sekretariat Jenderal Tahun 2019
NO PROGRAM PAGU APBN-P (Rp)
PREDIKSI CAPAIAN
TW I
REALISASI ANGGARAN
(Rp)
% CAPAI
AN
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Peningkatan Pengelolaan Perencanaan 28.783.142.000 23 2.973.792.757 10,33
2 Pengmbangan Sumber Daya Manusia dan Organisasi
16.700.000.000 7 2.017.912.322 12,08
3 Peningkatan Pengelolaan Keuangan 95.500.000.000 15 18.310.265.177 19,17
4 Pembinaan Adminitrasi dan Pelayanan Pelaksanaan Tugas Kementerian Perdagangan
64.000.000.000 12 9.742.295.967 15,22
5 Penyusunan Perangkat dan Pelayanan Hukum Bidang Perdagangan
9.700.000.000 6 1.257.330.015 12,96
6 Pengelolaan Pendidikan dan Pelatihan 36.000.000.000 9 6.026.206.812 16,74
7 Pengelolaan Pendidikan / Pelatihan Fungsional dan Teknis Kemetrologian
31.800.000.000 10 4.662.323.800 14,66
8 Peningkatan Pelayanan Informasi Publik 20.000.000.000 6 2.611.868.906 13,06
9 Penanganan Isu Strategis Perdagangan Lintas Sektor
6.000.000.000 6 1.120.287.574 18,67
10 Penyelidikan Kasus Dumping dan Subsidi 9.000.000.000 9 1.038.675.127 11,54
11 Peningkatan Penyelidikan Tindakan Pengamanan (Safeguards)
8.500.000.000 9 1.360.266.101 16,00
12 Penyelenggaraan Kantor Dagang Ekonomi 75.961.164.000 13 16.721.692.902 22,01
36
NO PROGRAM PAGU APBN-P (Rp)
PREDIKSI CAPAIAN
TW I
REALISASI ANGGARAN
(Rp)
% CAPAI
AN
Indonesia di Taiwan 13 Penyelenggaraan Atase Perdagangan 63.558.880.000 6 2.772.679.107 4,36
14 Penyelenggara Akademi Metrologi 6.500.000.000 6 3.422.417.429 52,65
15 Penguatan Lembaga Perlindungan Konsumen Nasional
20.000.000.000 11 2.701.045.088 13,51
16 Pelayanan Advokasi Perdagangan Internasional
14.200.000.000 6 1.784.566.269 12,57
17 Pengembangan Sistem Informasi Perdagangan
67.804.909.000 5 5.693.263.665 8,40
18 Pengelolaan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional dan Teknis Penguji Mutu Barang
6.600.000.000 6 896.671.069 13,59
19 Penyelenggara Pusat Promosi Perdagangan (ITPC)
182.680.340.000 12 35.893.832.807 19,65
20 Peningkatan Pengelolaan Sarana dan Prasaran 87.456.466.000 - 370.534.450 0,42
JUMLAH 850.744.901.000 8 121.447.420.836 14,28
Sumber: emon.kemendag.go.id
37
BAB III PENUTUP
Meskipun beberapa indikator kinerja belum dapat diukur realisasinya pada
triwulan I tahun 2019, secara umum pencapaian kinerja Sekreteriat Jenderal
Kementerian Perdagangan telah berjalan pada jalur yang semestinya. Sehingga
diharapkan pada akhir tahun 2019 seluruh target indikator kinerja pada Perjanjian
Kinerja Sekretariat Jenderal (Perkin Setjen) dapat terpenuhi.
Namun demikian, masih dapat ditemui beberapa kendala teknis yang dihadapi
Sekretariat Jenderal dalam pelaksanaan program dan kegiatan-nya selama triwulan I -
2019, yaitu: (1) kendala eksternal khususnya kerjasama atau hubungan dengan
institusi pemerintah terkait lainnya dalam mendukung pencapaian target Perkin Setjen;
(2) keterbatasan Sumber Daya Manusia, khususnya pada Jabatan Fungsional
Tertentu, seperti Pengelola Pengadaan Barang/Jasa (PPBJ) dan Perancang
Peraturan Perundang-undangan; (3) pemanfaatan aplikasi dalam membantu
pelaksanaan kegiatan di lingkungan Kementeridan Perdagangan dirasa belum
optimal; dan (4) pemahaman para pegawai terhadap implementasi SAKIP dan
Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Perdagangan masih perlu ditingkatkan
lagi.
Menindaklanjuti kendala-kendala yang ditemui di atas, maka dibutuhkan
koordinasi/kerjasama secara kontinyu dan komprehensif antar unit organisasi di
lingkungan Kementerian Perdagangan dan antar instansi pemerintah lainnya untuk
mewujudkan capaian kinerja yang optimal. Selain itu, perlu penguatan komitmen dari
seluruh pimpinan unit kerja untuk mengoptimalkan pelaksanaan monitoring dan
evaluasi yang berkelanjutan terhadap hasil evaluasi SAKIP dan RB di Kementerian
Perdagangan.
Akhir kata, Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan
Triwulan I 2019 sebagai salah satu instrumen monitoring dan evaluasi kinerja dapat
dipergunakan dengan sebaik-baiknya untuk perbaikan kinerja pada periode-periode
mendatang.
38
39
LAMPIRAN
40
41
Lampiran I: Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2019
42
43
44
45
46
Lampiran II: Pengukuran Pencapaian Sasaran Program Sekretariat Jenderal Triwulan I - 2019
49
1. Program Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Perdagangan NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM TARGET
2019
KINERJA TRIWULAN I/2019
PREDIKSI CAPAIAN (%) REALISASI CAPAIAN
(%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Meningkatnya Dukungan Kinerja Layanan Publik
Persentase Efisiensi Hasil Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang Dilaksanakan Secara Elektronik ≥ 6% 25 6% 100
Persentase Penyelesaian Peraturan Perundang-undangan 95% 20 33,33% 35,08
Persentase Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Informasi Publik 80 - - -
Persentase Sengketa Perdagangan Internasional yang diselesaikan 90% 30 9,4% 10,44
2 Meningkatnya Transparansi, Akuntabilitas dan Integritas ASN Kementerian Perdagangan
Indeks Reformasi Birokrasi Kementerian Perdagangan Skor 75 - - -
Opini BPK atas Kewajaran Laporan Keuangan WTP 100 - - Penilaian Kemen PAN-RB atas Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Kementerian Perdagangan
Skor 75 100 - -
Penilaian atas evaluasi Pelaksanaan RKA Kementerian Perdagangan 86% 100 - -
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Perdagangan NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM TARGET
2018
KINERJA TRIWULAN I/2019
PREDIKSI CAPAIAN (%) REALISASI CAPAIAN
(%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Meningkatnya Ketersediaan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Perdagangan dan Non Aparatur di Bidang Perdagangan
Indeks Kepuasan terhadap Sarana dan Prasarana di lingkungan Kementerian Perdagangan
Skor 78 - - -
Persentase Database Master Asset pada Sistem Informasi Manajemen Aset Negara (SIMAN) 75% - 76,13% 101,5
NO KEGIATAN ANGGARAN (Rp)
KINERJA TRIWULAN I/2019 PREDIKSI
CAPAIAN (%) REALISASI
(Rp) CAPAIAN (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Peningkatan Pengelolaan Perencanaan 28.783.142.000 23 2.973.792.757 10,33
2 Pengmbangan Sumber Daya Manusia dan Organisasi 16.700.000.000 7 2.017.912.322 12,08
3 Peningkatan Pengelolaan Keuangan 95.500.000.000 15 18.310.265.177 19,17
4 Pembinaan Adminitrasi dan Pelayanan Pelaksanaan Tugas Kementerian Perdagangan 64.000.000.000 12 9.742.295.967 15,22
5 Penyusunan Perangkat dan Pelayanan Hukum Bidang Perdagangan 9.700.000.000 6 1.257.330.015 12,96
6 Pengelolaan Pendidikan dan Pelatihan 36.000.000.000 9 6.026.206.812 16,74
7 Pengelolaan Pendidikan / Pelatihan Fungsional dan Teknis Kemetrologian
31.800.000.000 10 4.662.323.800 14,66
8 Peningkatan Pelayanan Informasi Publik 20.000.000.000 6 2.611.868.906 13,06
51
NO KEGIATAN ANGGARAN (Rp)
KINERJA TRIWULAN I/2019 PREDIKSI
CAPAIAN (%) REALISASI
(Rp) CAPAIAN (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
9 Penanganan Isu Strategis Perdagangan Lintas Sektor 6.000.000.000 6 1.120.287.574 18,67
10 Penyelidikan Kasus Dumping dan Subsidi 9.000.000.000 9 1.038.675.127 11,54
11 Peningkatan Penyelidikan Tindakan Pengamanan (Safeguards) 8.500.000.000 9 1.360.266.101 16,00
12 Penyelenggaraan Kantor Dagang Ekonomi Indonesia di Taiwan 75.961.164.000 13 16.721.692.902 22,01
13 Penyelenggaraan Atase Perdagangan 63.558.880.000 6 2.772.679.107 4,36
14 Penyelenggara Akademi Metrologi 6.500.000.000 6 3.422.417.429 52,65
15 Penguatan Lembaga Perlindungan Konsumen Nasional 20.000.000.000 11 2.701.045.088 13,51
16 Pelayanan Advokasi Perdagangan Internasional 14.200.000.000 6 1.784.566.269 12,57
17 Pengembangan Sistem Informasi Perdagangan 67.904.909.000 5 5.693.263.665 8,40
18 Pengelolaan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional dan Teknis Penguji Mutu Barang 6.600.000.000 6 896.671.069 13,59
19 Penyelenggara Pusat Promosi Perdagangan (ITPC) 182.680.340.000 12 35.893.832.807 19,65
20 Peningkatan Pengelolaan Sarana dan Prasarana 87.456.466.000 - 370.534.450 0,42
Jumlah 850.744.901.000 8 121.447.420.836 14,28
Lampiran III: Pengukuran Pencapaian Kinerja Unit Kerja Sekretariat Jenderal Triwulan I - 2019
55
1. BIRO PERENCANAAN
FORMULIR PENGUKURAN PENCAPAIAN KINERJA
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Biro Perencanaan Tahun Anggaran : Triwulan I - 2019
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Prediksi Capaian (%)
Realisasi (s.d. Tw I)
Capaian (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) Meningkatnya efektivitas Perencanaan, Penganggaran, Koordinasi, dan Kerjasama Kementerian Perdagangan
Penilaian evaluasi Pelaksanaan RKA Kementerian Perdagangan Skor 85 100 - -
Penilaian MenPAN atas hasil evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Kementerian Perdagangan
Skor 75 100 - -
Persentase Kerjasama yang Dimanfaatkan oleh Unit Terkait 100% - - -
Persentase Dokumen Koordinasi Antar Lembaga Negara dan Pemerintah yang Dimanfaatkan oleh Pimpinan Kementerian Perdagangan
100% - - -
Terwujudnya Dukungan Layanan Teknis dan Adminitrasi Biro Perencanaan yang Berkualitas
Jumlah Pejabat Fungsional Perencana yang Terpenuhi Angka Kreditnya sesuai dengan Kebutuhan
48 Orang 45 - -
Nilai Wilayah Tertib Administrasi Skor > 70-80 (Baik) - - -
Output Target Kinerja Fisik (%)
Anggaran Kinerja Keuangan (%)
Rencana Tw I Realisasi Tw I Rencana Tw I Realisasi Tw I (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 Layanan 25 - 845.100.000 20 -
Layanan Perencanaan 1 Layanan 25 36,00 18.225.832.000 - 8,00
Layanan Pemantauan dan Evaluasi 1 Layanan 25 40,00 4.757.668.000 20 9,38
Layanan Dukungan Manajemen Satker 1 Layanan 25 36,00 696.464.000 - 4,01
Layanan Perkantoran 12 Layanan 25 36,00 4.258.078.000 20 12,66
57
2. BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN
FORMULIR PENGUKURAN PENCAPAIAN KINERJA
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Biro Organisasi dan Kepegawaian Tahun Anggaran : 2019
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Prediksi Capaian (%)
Realisasi (s.d Tw I)
% Capaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6) Meningkatnya Kompetensi dan Kinerja Pegawai Kemendag yang Profesional dan Memiliki Integritas
Jumlah SOP Makro yang disusun dan disempurnakan sesuai tugas dan fungsi
4 Dokumen 50 2 Dokumen 50
Nilai WTA 78 Nilai 6 78 Nilai 100
Persentase Kepuasan Pegawai terhadap Pelayanan Kepegawaian
87% 25 87% 100
Persentase kesesuaian penempatan pegawai dengan persyaratan jabatan
92% 25 92% 100
Persentase PNS Kementerian Perdagangan yang memiliki kategori “Baik”
93% 25 93% 100
Skor Capaian area perubahan, penataan dan penguatan organisasi
5 Nilai 25 5 Nilai 100
Output Target Kinerja Fisik (%)
Anggaran Kinerja Keuangan (%)
Rencana s.d Tw I
Realisasi s.d Tw I
Rencana s.d Tw I
Realisasi s.d Tw I
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Layanan Manajemen Organisasi 4 Dokumen 2 Dokumen 2
Dokumen 101.070.000 50 226.868.373
Layanan Perkantoran 78 Nilai 78 Nilai 78 Nilai 7.686.758.000 6 630.343.117
Layanan Manajemen SDM 87 Persen 87 Persen 87 Persen 1.024.489.000 25 929.362.172
Layanan Manajemen SDM 92 Persen 92 Persen 92 Persen 5.894.419.000 25 13.350.000
Layanan Manajemen SDM 93 Persen 93 Persen 93 Persen 1.271.114.000 25 -
Layanan Reformasi Birokrasi 12 Bulan 3Bulan 3Bulan 722.150.000 25 264.471.620
59
3. BIRO KEUANGAN
FORMULIR PENGUKURAN PENCAPAIAN KINERJA
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Biro Keuangan Tahun Anggaran : 2019
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Prediksi Capaian (%)
Realisasi (s.d Tw I)
% Capaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6) Terwujudnya tertib adminitrasi keuangan dan barang milik Negara (BMN) Kementerian Perdagangan uang transparan dan akutabel
Persentase Kepatuhan unit kerja terhadap penyusunan laporan keuangan
90 Persen 15 15 % 16,67
Persentase pengelola keuangan yang bebas dari temuan material
100 Persen 15 - -
Persentase penyerapan anggaran Kementerian Perdagangan
90 Persen 15 11,76 % 13,07
Persentase penyelesaian pengelolaan BMN Kementerian Perdagangan
90 Persen 15 - -
Penyelenggaraan tertib adminitrasi unit kerja
Nilai WTA 72 Nilai 15 - -
Output Target Kinerja Fisik (%)
Anggaran Kinerja Keuangan (%)
Rencana s.d Tw I
Realisasi s.d Tw I
Rencana s.d Tw I
Realisasi s.d Tw I
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Layanan Manajemen Keuangan 1 Layanan 15 - 3.852.758.000 15 19,35 Layanan Manajemen BMN 1 Layanan 15 - 1.110.390.000 15 19,64 Layanan Sarana dan Prasarana Internal
1 Layanan 15 - 277.000.000 15 -
Layanan Dukungan Manajemen Satker
1 Layanan 15 - 1.156.502.000 15 10,19
Layanan Perkantoran 12 Bulan 15 - 88.717.517.000 15 15,08
61
4. BIRO UMUM
FORMULIR PENGUKURAN PENCAPAIAN KINERJA
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Biro Umum Tahun Anggaran : 2019
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Prediksi Capaian (%)
Realisasi (s.d Tw I)
% Capaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6) Efektifitas dan Efisiensi Pelayanan Ketatausahaan dan Kerumahtanggaan
Indeks Kepuasan terhadap ketersediaan sarana dan prasarana di lingkungan Kemendag
Skor 78 - - -
Persentase standar efisensi hasil pengadaan barang/jasa pemerintah 6% 25 6% 100
Efektifitas Layanan dan Dukungan dalam Pengelolaan Saran dan Prasarana
Persentase database master asset pada Sistem Informasi Manajemen Aset Negara (SIMAN)
75% - 76,13% 101,5
Jumlah penambahan luas lahan tanah yang tersedia untuk mendukung kegiatan operasional perkantoran Kemendag Kemendag (m2)
649,35 M2 100 - -
Output Target Kinerja Fisik (%)
Anggaran Kinerja Keuangan (%)
Rencana s.d Tw I
Realisasi s.d Tw I
Rencana s.d Tw I
Realisasi s.d Tw I
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Layanan Umum 1 Layanan 20 0 116.449.939.000 20 9,6 Layanan Umum 1 Layanan 15 100 1.632.452.000 15 11,03 Layanan Manajemen BMN 1 Layanan 30 0 1.318.550.000 30 5,75 Layanan Saranan dan Prasarana 1 Layanan 100 0 25.000.000.000 100 0
5. BIRO HUKUM FORMULIR PENGUKURAN PENCAPAIAN KINERJA
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Biro Hukum Tahun Anggaran : 2019
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Prediksi Capaian (%)
Realisasi (s.d Tw I)
% Capaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6) Meningkatnya efektifitas penyusunan kebijakan dan peraturan perundang-undangan bidang perdagangan
Persentase peraturan perundang-undangan yang ditetapkan
95% 20 33,33% 35.08
Jumlah jabatan fungsional perancang peraturan perundang-undangan yang tepenuhi angka kreditnya
2 Orang - - -
Pemberian pelayanan dan bantuan hokum, pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum
Persentase pelayanan dan bantuan hokum yang ditangani
100 persen 20 20% 20
Rata-rata waktu penyelesaian legal opinion
20 Hari 100 20 Hari 100
Terlaknsanaya penyelenggaraan tertib adminitrasi unit kerja
Nilai predikat WTA 75 Nilai - - -
Output Target Kinerja Fisik (%)
Anggaran Kinerja Keuangan (%)
Rencana s.d Tw I
Realisasi s.d Tw I
Rencana s.d Tw I
Realisasi s.d Tw I
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Layanan Hukum 1 Layanan 25 25 8.254.696.000 6.77 11.94 Layanan Perkantoran 12 Bulan 25 25 1.445.304.000 6.77 14.94
63
6. BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT
FORMULIR PENGUKURAN PENCAPAIAN KINERJA
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Biro Humas Tahun Anggaran : 2019
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Prediksi Capaian (%)
Realisasi (s.d Tw I)
% Capaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6) Meningkatnya Persepsi Positif Kementerian Perdagangan di Mata Publik
Persentase kepuasan pengguna Layanan Informasi Publik Kementeria Perdagangan
80 Persen - - -
Persentase Opini positif pemberitaan Kementerian Perdagangan di Media
70 Persen - - -
Persentase SDM jabatan fungsional Pustakawan dan Pranata Humah yang terpenuhi angka kreditnya sesuai dengan kebutuhan
70 Persen - - -
Penyelenggaraan tertib adminitrasi unit kerja
Nilai WTA 70 Nilai - - -
Output Target Kinerja Fisik (%)
Anggaran Kinerja Keuangan (%)
Rencana s.d Tw I
Realisasi s.d Tw I
Rencana s.d Tw I
Realisasi s.d Tw I
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Layanan Hubungan Masyarakat dan Komunikasi
2 Laporan - - 14.315.464.000 20 32.91
Layanan Sarana dan Prasaran 1 Layanan - - 1.053.000.000 20 -
Layanan Dukungan Manajemen Satker
1 Layanan - - 874.953.000 20 10.13
Layanan Perkantoran 12 Bulan - - 3.756.583.000 20 20.76
7. BIRO ADVOKASI PERDAGANGAN
FORMULIR PENGUKURAN PENCAPAIAN KINERJA
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Biro Advokasi Perdagangan Tahun Anggaran : 2019
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Prediksi Capaian (%)
Realisasi (s.d. Tw I) % Capaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6) Meningatnya layanan advokasi perdagangan internasionalyang sesuai dengan kaidah-kaidah hokum nasional dan internasional
Persentase opini hukum/analisa hukum/dokumen hokum lainnya yang dimanfaatkan oleh stakeholder
90% 20 25% 27,78
Terselesaikannya penanganan sengketa perdagangan internasional antara Indonesia dengan negara mitra dagang
Persentase penanganan sengketa perdagangan Internasional
90% 20 9,4% 10,44
Terwujudnya pelayanan advokasi hokum yang bermanfaat bagi stakeholder
Persentase kepuasan stakeholder atas layanan advokasi perdagangan internasional
90% - - -
Penyelenggaraan tertib adminitrasi unit kerja
Nilai WTA
Nilai 70 - - -
Output Target Kinerja Fisik (%) Anggaran Kinerja Keuangan (%)
65
Rencana s.d Tw I
Realisasi s.d Tw I
Rencana s.d Tw I
Realisasi s.d Tw I
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Layanan Advokasi dalam rangka negosiasi perjanjian perdagangan Internasional
7 Laporan
20
20 3.960.782.000 20 18,80
Layanan advokasi dalam rangka implementasi dan dokumentasi hukum perdagangan internasional Layanan advokasi dalam rangka penanganan sengketa perdagangan internasional
3 Laporan 20 8 6.122.032.000 20 7,59
Layanan pemutakhiran basis data terkait perjanjian perdagangan internasional
1 Laporan 10 12 1.555.624.000 20 11,78
Layanan Internal (Overhead) 1 Laporan 20 18 2.561.562.000 20 17,10 Layanan Perkantoran
8. PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERDAGANGAN
FORMULIR PENGUKURAN PENCAPAIAN KINERJA
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perdagangan Tahun Anggaran : 2019
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Prediksi Capaian (%)
Realisasi (s.d Tw I)
% Capaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6) Terwujudnya SDM sektor Perdagangan yang kompeten
Nilai Wilayah Tertib Administrasi (WTA) 70 Nilai - - -
Persentase keberhasilan SDM sektor perdagangan terhadap pelaksanaan diklat perdagangan
81 Persen 21 22,48 27,75
Persentase SDM sektor perdagangan yang terpenuhi standar kompetensinya sesuai ketentuan yang telah ditetapkan
83 Persen - - -
67
Output Target
Kinerja Fisik (%)
Anggaran
Kinerja Keuangan (%)
Rencana s.d Tw I
Realisasi s.d Tw I
Rencana s.d Tw I
Realisasi s.d Tw I
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Nilai Wilayah Tertib Adminitrasi (WTA) Layanan Sarana dan Prasarana Internal Pusdiklat Perdagangan
1 Layanan 100 100 1.354.640.000 10 8,69
Layanan Sarana dan Prasarana Internal Balai Diklat PMB
1 Layanan 100 100 510.000.000 10 -
Layanan Dukungan Manajemen Satker Pusdiklat Perdagangan
1 Layanan 100 100 2.741.016.000 10 9,82
Layana Dukungan Manajemen Satker Balai Diklat Penguji Mutu Barang
1 Layanan 100 100 1.202.013.000 10 15,21
Layanan Perkantoran Pusdiklat Perdagangan 1 Layanan 100 100 20.278.919.000 10 18,68
Layanan Perkantoran Balai Diklat PMB 1 Laynan 100 100 554.297.000 10 21,21
Persentase Keberhasilan SDM Sektor Perdagangan terhadap Pelaksanaan Diklat Perdagangan
Pelaksanaan Diklat Aparatur 457 Peserta 13,13 13,13 6.502.400.000 10 6,05 Pelaksanaan Diklat Non Aparatur 720 Peserta 26,17 26,17 3.166.150.000 10 17,20
Pelaksanaan Diklat Penguji Mutu Barang 405 Peserta 16,79 16,79 2.332.313.000 10 9,10
Output Target
Kinerja Fisik (%)
Anggaran
Kinerja Keuangan (%)
Rencana s.d Tw I
Realisasi s.d Tw I
Rencana s.d Tw I
Realisasi s.d Tw I
Persentase SDM Sektor Perdagangan yang terpenuhi Standar Kompetensinya sesuai ketentuan yang telah ditetapkan Tindaklanjut dan Pendampingan Pasca Pelatihan Aparatur
1 Kegiatan - - 225.066.000 - -
Tindaklanjut dan Pendampingan Pasca Pelatihan Aparatur
1 Kegiatan - - 86.467.000 - -
Monitoring dan Evaluasi Pelatihan Penguji Mutu Barang
1 Kegaitan - - - - -
69
9. PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA KEMETROLOGIAN
FORMULIR PENGUKURAN PENCAPAIAN KINERJA
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Pusat Pengembangan SDM Kemetrologian Tahun Anggaran : 2019
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Prediksi Capaian (%)
Realisasi (s.d Tw I)
% Capaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6) Meningkatnya kuantitas dan kualitas pengembangan Sumber Daya di Bidang Kemetrologian
Prosentase hasil pengembangan teknologi di bidang kemetrologian yang dimanfaatkan atau diterapkan
75 Persen - - -
Prosentase kerjasama kemetrologian yang ditindaklanjuti
70 Persen - - -
Prosentase SDM Kemetrologian yang meningkat kompetensinya
80 Persen 25 - -
Prosentase Mahasiswa yang Lulus Tepat Waktu
55 Persen - - -
Pengelolaan tata usaha dan rumah tangga yang efektif
Nilai Predikat WTA 70 Nilai - - -
Output Target Kinerja Fisik (%)
Anggaran Kinerja Keuangan (%)
Rencana s.d Tw I
Realisasi s.d Tw I
Relisasi s.d Tw I
Capaian s.d Tw I
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Layanan Pengembangan Teknologi Kemetrologian 4 Laporan 25 - 561.593.000 - -
Layanan Kerjasama Sumber Daya Kemetrologian 12 Laporan 25 - 1.182.874.000 107.644.600 9,10
Layanan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemetrologian 1010 Orang 25 176 Orang 8.971.722.000 869.960.634 9,70
Layanan Pendidikan Vokasi Kemetrologian 200 Orang 25 149 Orang 6.476.120.000 3.459.065.229 53,41
Layanan Internal Layanan Internal 10 Laporan - 20.896.354.000 4.805.993.441 23,00
71
10. KOMITE PENGAMANAN PERDAGANGAN INDONESIA
FORMULIR PENGUKURAN PENCAPAIAN KINERJA
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia Tahun Anggaran : 2019
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Prediksi Capaian (%)
Realisasi (s.d Tw I)
% Capaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6) Meningkatnya kualitas penyelidikan tindakan pengamanan perdagangan (Safeguard) sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Jumlah penanganan penyelidikan tindakan pengamanan perdagangan (Safeguard)
5 Penanganan 25 2 40
Output Target Kinerja Fisik (%)
Anggaran Kinerja Keuangan (%)
Rencana s.d Tw I
Realisasi s.d Tw I
Rencana s.d Tw I
Realisasi s.d Tw I
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Penanganan penyelidikan tindakan pengamanan perdagangan (Safeguard)
5 penanganan 25 10,20
4.484.222.000 25 16,00
Layanan perkantoran 12 bulan 25 22,48 4.015.778.000 25 16,00
11. PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI
FORMULIR PENGUKURAN PENCAPAIAN KINERJA
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Pusat Data dan Informasi Tahun Anggaran : 2019
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Prediksi Capaian (%)
Realisasi (s.d Tw I)
% Capaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6) Mewujudkan SDM TIK yang berkinerja
Jumlah Pranata Komputer dan Statistisi Kementerian Perdagangan yang memiliki angka kredit sesuai ketentuan
38 persen 20 - -
Penyelenggaraan tertib adminitrasi unit kerja Nilai Predikat WTA 85 Nilai 20 - -
Terwujudnya pelayanan TIK dan data yang berkualitas
Persentase kepuasan stakeholder terhadap pelayanan TIK dan data 85 persen 20 - -
Terwujudnya tata kelola TIK yanh handal dan terpadu
Jumlah kebijakan dan perencanaan di bidang TIK yang diimplementasikan di lingkungan Kementerian Perdagangan
2 Peraturan 20 - -
Jumlah sistem TIK di Lingkungan Kementerian Perdagangan yang terintegrasi
10 aplikasi 20 - -
73
Output Target Kinerja Fisik (%)
Anggaran Kinerja Keuangan (%)
Rencana s.d Tw I
Realisasi s.d Tw I
Rencana s.d Tw I
Realisasi s.d Tw I
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Layanan SDM TIK dan statistisi 38 persen - - 164.204.000 20 - Layanan Internal, Layanan Sarana dan Prasarana Internal, Layanan LPSE
85 Nilai - - 3.788.429.000 20 -
Layanan Data dan Informasi 85 Persen - - 3.279.703.000 20 - Layanan TIK 2 Peraturan - - 9.826.659.000 20 - Layanan TIK 10 Applikasi - - 50.745.914.000 20 -
12. PUSAT PENANGANAN ISU STRATEGIS
FORMULIR PENGUKURAN PENCAPAIAN KINERJA
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Pusat Penanganan Isu Strategis Tahun Anggaran : 2019
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Prediksi Capaian (%)
Realisasi (s.d Tw I)
% Capaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6) Tersedianya rekomendasi sebagai bahan perumusan penanganan isu-isu strategis lintas sektor yang berdampak terhadap perdagangan
Jumlah rekomendasi penanganan isu-isu strategis lintas sektor yang berdampak terhadap perdagangan
12 Dokumen 25 4Dokumen 25
Mewujudkan efektifitas penanganan isu-isu strategis lintas sektor yang berdampak terhadap perdagangan
Persentase rekomendasi penanganan isu strategis lintas sektor yang ditindaklanjuti oleh Stakeholder
70 Persen - - -
Output Target Kinerja Fisik (%)
Anggaran Kinerja Keuangan (%)
Rencana s.d Tw I
Realisasi s.d Tw I
Rencana s.d Tw I
Realisasi s.d Tw I
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Rekomendasi Penanganan Isu Strategis Lintas Sektor yang Berdampak terhadap Perdagangan
12 Rekomendasi
25 25 2.882.877.000 20 22,44
Laporan Penanganan Isu Strategis Lintas Sektor yang Berdampak terhadap Perdagangan
12 Laporan - - 1.776.783.000 10 10,31
Layanan Perkantoran 1 Layanan 25 25 1.340.340.000 20 22,60
75
13. BADAN PERLINDUNGAN KONSUMEN NASIONAL
FORMULIR PENGUKURAN PENCAPAIAN KINERJA
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Badan Perlindungan Konsumen Nasional Tahun Anggaran : 2019
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Prediksi Capaian (%)
Realisasi (s.d Tw I)
% Capaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6) Tersusunnya Saran dan Pertimbangan Kepada Pemerintah Dalam Upaya Mengembangkan Perlindungan Konsumen Di Indonesia
Jumlah Saran dan Pertimbangan Kepada Pemerintah
12 Rekomendasi
8,3 - -
Mendorong Berkembangnya Lembaga Perlindungan Konsumen yang Unggul di Bidang Perlindungan Konsumen
Jumlah Lembaga Perlindungan Konsumen yang Diberdayakan
40 Lembaga - 3 Lembaga 3,75
Output Target Kinerja Fisik (%)
Anggaran Kinerja Keuangan (%)
Rencana s.d Tw I
Realisasi s.d Tw I
Rencana s.d Tw I
Realisasi s.d Tw I
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Saran dan Pertimbangan Kepada Pemerintah
20 Rekomendasi
8,3 13 5.096.608.000 8,3 6,3
Lembaga Perlindungan Konsumen yang Diberdayakan
80 Lembaga - 3,75 1.525.660.000 - 8,15
Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 Layanan 8,3 47 463.090.000 8,3 41,97 Layanan Perkantoran 1 Layanan 10 6,65 3.082.145.000 10 6,65
14. KOMITE ANTI DUMPING INDONESIA
FORMULIR PENGUKURAN PENCAPAIAN KINERJA
Unit Kerja Eselon II / Satuan Kerja : Komite Anti Dumping Indonesia Tahun Anggaran : 2019
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target Prediksi Capaian (%)
Realisasi (s.d Tw I)
% Capaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6) Melakukan penanganan Anti Dumping/Tindakan Sesuai dengan Ketentuan Anti Dumping/Tindakan Imbalan yang berlaku
Penanganan Penyelidikan Anti Dumping/TIndakan Imbalan
8 Kasus 25 - -
Output Target Kinerja Fisik (%)
Anggaran Kinerja Keuangan (%)
Rencana s.d Tw I
Realisasi s.d Tw I
Rencana s.d Tw I
Realisasi s.d Tw I
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Penanganan Anti Dumping dan TIndakan Imbalan
8 Kasus - - 4.237.178.000 - -
Layanan Perkantoran 12 Bulan - - 4.762.822.000 - -